IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA KONSEP VIRUS DENGAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST (Penelitian Deskriptif Kuantitatif di Kelas X SMA Negeri 74 Jakarta) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Endah Lestari 1110016100066 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 ABSTRAK Endah Lestari, 1110016100066, Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep Virus dengan Menggunakan Three-Tier Test. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui persentase miskonsepsi siswa kelas X SMAN 74 Jakarta pada konsep Virus. Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2014 – November 2014. Metode Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Pemilihan populasi target menggunakan teknik random sampling empat sekolah di Jakarta Selatan, populasi terjangkau menggunakan teknik purposive samping yaitu sekolah yang menganggap sulitnya konsep Virus dan pemilihan sampel menggunakan random sampling. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahapan yaitu tahap pembuatan instrumen dan tahap pelaksanaan penelitian. Pada tahapan pembuatan instrumen dilaksanakan di SMAN 66 Jakarta dan pada tahap pelaksanaan penelitian dilaksanakan di SMAN 74 Jakarta sebanyak 96 siswa kelas X. Instrumen yang digunakan adalah ThreeTier Test. Hasil pembuatan soal diperoleh 15 soal valid dengan validitas sebesar 0,70 dan reliabilitas sebesar 0,537. Hasil analisis menunjukan 25,9% siswa paham konsep, 52,78% mengalami miskonsepsi dengan false positive sebesar 27,7% dan false negative sebesar 25% dan 21,2% siswa tidak paham konsep. Siswa mengalami miskonsepsi false positive mengenai sejarah penemuan virus, identifikasi ciri, ukuran dan bentuk virus serta menjelaskan reproduksi virus. Siswa mengalami miskonsepsi false negative mengenai cara mengetahui ukuran tubuh virus dan menafsirkan kasus berdasarkan fakta. Sedangkan siswa tidak paham mengenai cara pencegahan infeksi virus dengan vaksin polio dan cara pembiakan virus.Berdasarkan analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa Three-Tier Test efektif digunakan untuk mengetahui dan membedakan siswa paham, miskonsepsi dan tidak paham melalui tier ketiga berupa tingkat keyakinan. Kata kunci : Miskonsepsi, Three-Tier Test, Deskriptif Kuantitatif i ABSTRACT Endah Lestari, 1110016100066, Identification misconceptionon the Concept Virusby Using Three-Tier Test. Thesis, Department of Biology Education, Department of Education Natural Science, Faculty of Science and Teaching MT, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. This research aims to identify and determine the percentage of tenth graders misconceptions at SMAN 74 Jakarta on Virus concept. The research was conducted in October 2014 - November 2014. The research method used is descriptive quantitative. The sample selection of the target population using random sampling techniques are four schools in South Jakarta, affordable population using purposive technique that is beside the school which considers the difficulty of Virus concept and selection of samples using random sampling. This research was conducted in two stages, first stage is instrument making and second stage is implementation of research. At the stage of the manufacture of instruments carried at SMAN 66 Jakarta and at the implementation stage of research conducted at SMAN 74 Jakarta, 96 students of class X. The instrument used was a Three-Tier Test. Results obtained 15 questions about the making of a valid with validity of 0.70 and reliability of 0.537. Results of the analysis showed 25.9% of the students understand the concept, 52.78% had misconceptions with false positive by 27.7% and false negative by 25% and 21.2% of students do not understand the concept. Students experience a false positive misconceptions about the history of the discovery of the virus, identifying characteristics, size and shape of the virus as well as explain the reproduction of the virus. Students experiencing false negative misconceptions about how to determine the size of the virus body and interpret the case based on the facts. While students do not understand about how to prevent infection with the polio vaccine and virus propagation method. Based on the analysis of data obtained showed that the Three-Tier Test effectively used to identify and distinguish the students understand, misconceptions and do not understand through the third tier of the level of confidence. Keywords: Misconceptions, Three-Tier Test, Quantitative Descriptive ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya. Shalawat serta salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa perubahan ke zaman yang penuh dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga penulis berhasil menyelesaikan Skripsi yang berjudul Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep Virus dengan Mengguankaan Three-Tier Test. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir dalam rangka menyelesaikan studi strata 1 (S1) untuk memperoleh gelar sarjana pedidikan (S.Pd) yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan bimbingannya. Dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Baiq Hana Susanti, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan. 3. Dr.Zulfiani M.Pd., Ketua Prodi Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan. 4. Nengsih Juanengsih, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan menyelesaikan skripsi. 5. Meiry Fadilah Noor, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan menyelesaikan skripsi. 6. Drs. H. Suhari, Kepala SMAN 66 Jakarta Selatan dan seluruh guru SMAN 66 yang telah membantu dalam proses penelitian skripsi berlangsung. 7. Dra. Hj. Sartiwi, Guru Bidang Studi Biologi kelas X SMAN 66 Jakarta selatan, yang telah memberikan bimbingan dan araha selama terlaksananya penelitian skripsi. iii 8. Dra. Carol Titaley, Kepala SMAN 74 Jakarta Selatan dan seluruh guru SMAN 74 yang telah membantu dalam proses penelitian skripsi berlangsung. 9. Dra. Nurwenda, Guru Bidang Studi Biologi kelas X SMAN 74 Jakarta selatan, yang telah memberikan bimbingan dan araha selama terlaksananya penelitian skripsi. 10. Bapak Saidi dan Ibu Tailah, orang tua penulis yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan senantiasa mendoakan keberhasilan penulis dan memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. 11. Seluruh teman-teman seperjuangan Desi Anawati, Garnis Rahayu H, Abu Hasan, Dewanti Hasriani, Hesty octafiana, Bayuda Lukman, Rosihan Anwar, M. Fuad Fahrudin, Fikri Ramdhoni, Faridatul Amaniya, Woro Puspito. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara langsung maupu tidak langsung dari lubuk hati yang paling dalam saya ucapkan terima kasih. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya da para pembaca pada umumnya. Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Jakarta, Februari 2015 Penulis iv DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ........................................................................................................ i ABSTRACK ....................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi BAB I BAB II : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................. 5 C. Pembatasan Masalah ............................................................. 5 D. Perumusan Masalah .............................................................. 5 E. Tujuan Penelitian ................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian ................................................................ 6 : KAJIAN TEORITIK A. Pengetahuan, Prakonsep, Konsep Biologi dan Pemahaman Konsep ................................................................................ 7 1. Pengetahuan ................................................................... 7 2. Prakonsep ....................................................................... 8 3. Konsep ........................................................................... 9 4. Pemahaman Konsep ....................................................... 11 B. Miskonsepsi ......................................................................... 12 1. Definisi Miskonsepsi ...................................................... 12 2. Sumber dan Penyebab Miskonsepsi ............................... 14 3. Cara Megidentifikasi Miskonsepsi ................................ 15 4. Cara Mengatasi Miskonsepsi ......................................... 17 5. Identifikasi Miskonsepsi dengan tes diagnostik Three-Tier test ................................................................ 19 6. Kelebihan Three-Tier Test ............................................. 24 v C. Tinjauan Konsep Materi Virus ............................................. 25 D. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................. 28 E. Kerangka Pikir ..................................................................... 30 BAB III : METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian................................................. 32 B. Metode dan Desain Penelitian ................................................ 32 C. Populasi dan Sampel .............................................................. 36 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 37 E. Instrumen Pengumpulan Data ............................................... 38 F. Kalibrasi Instrumen ............................................................... 39 1. Uji Validitas ..................................................................... 39 a. Validitas Isi ................................................................ 40 b. Validitas Konstruk ..................................................... 40 1) Validitas Butir Soal ............................................. 40 2) Validitas Korelasi Tingkat kepercayaan .............. 41 2. Reliabilitas ....................................................................... 43 3. Uji Daya Beda ................................................................. 44 4. Uji Tingkat Kesukaran...................................................... 45 5. Hasil Interview Klinikal .................................................. 46 6. Hasil Pertanyaan Terbuka (Open-ended) ........................ 48 G. Teknik Analisis data .............................................................. 50 BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .................................................................... 53 B. Pembahasan .......................................................................... 56 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................... 72 B. Saran .................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 73 LAMPIRAN ..................................................................................................... 76 vi DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Tingkatan dan Deskripsi Struktur Kognitif......................................... 8 Tabel 2.2 Kriteria Pengelompokkan Tingkat Pemahaman Siswa ...................... 14 Tabel 2.3 Cara Mengatsi Miskonsepsi ............................................................... 17 Tabel 2.3 Identifikasi Three-tier Test Miskonsepsi dan Tidak Paham Konsep .. 24 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal yang Digunakan pada Three-tier Test Konsep Virus . 36 Tabel 3.2 Hasil Validitas Pearson Product Moment dengan Spss 17 ............... 39 Tabel 3.3 Hasil Validitas Korelasi Tigkat Kepercayaan dan Skor 2 (Spss 17) . 41 Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................ 43 Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Daya Pebeda dengan Excel ................................. 43 Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran dengan Anates ...................... 44 Tabel 3.7 Hasil Wawancara Klinikal ................................................................ 44 Tabel 3.8 Hasil Pertanyaan Terbuka ................................................................. 46 Tabel 3.9 Kriteria Pengelompokkan Skor 1 ...................................................... 49 Tabel 3.10 Kriteria Pengelompokkan Skor 2 ..................................................... 49 Tabel 3.11 Kriteria Pengelompokkan Skor 3 ..................................................... 49 Tabel 3.12 Kriteria Pegelompokkan Miskonsepsi dan Tidak Tahu Konsep ...... 50 Tabel 4.1 Persentase Siswa Jawaban Benar Tingkat1,2 dan 3 ........................... 51 Tabel 4.2 Persentase Soal Nomor 1 ................................................................... 57 Tabel 4.3 Persentase Soal Nomor 2 ................................................................... 59 Tabel 4.4 Persentase Soal Nomor 3 ................................................................... 60 Tabel 4.5 Persentase Soal Nomor 4 ................................................................... 60 Tabel 4.6 Persentase Soal Nomor 5 ................................................................... 61 Tabel 4.7 Persentase Soal Nomor 6 ................................................................... 62 Tabel 4.8 Persentase Soal Nomor 7 ................................................................... 63 Tabel 4.9 Persentase soal Nomor 8 .................................................................... 64 Tabel 4.10 Persentase Soal Nomor 9 ................................................................. 64 Tabel 4.11 Persentase Soal Nomor 10 ............................................................... 65 Tabel 4.12 Persentase Soal Nomor 11 ............................................................... 66 Tabel 4.13 Persentase Soal Nomor 12 ............................................................... 67 vii Tabel 4.14 Persentase Soal Nomor 13 ............................................................... 67 Tabel 4.15 Persentase Soal Nomor 14 ............................................................... 68 Tabel 4.16 Persentase Soal Nomor 15 ............................................................... 68 viii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pikir ............................................................................... 31 Gambar 3.1 Alur Penelitian ................................................................................ 33 Gambar 3.2 Alur Pembuatan Three-Tier Test .................................................... 39 Gambar 3.3 Scattegram Korelasi Tingkat Kepercayaan dan Skor 2 ................. 43 Gambar 4.1 Grafik Persentase Miskonsepsi, Tidak Paham dan Paham Konsep Berdasarkan Kelas Konsep Virus ..................................... 54 Gambar 4.2 Grafik Persentase Perbandingan Skor Jawaban Benar .................... 55 Gambar 4.3 Grafik Persentase false positive, false negative, Tidak Paham dan Paham Konsep Virus per Butir Soal ...................................... 56 Gambar 4.5 Jawaban soal three-tier test Nomor Lima ...................................... 61 Gambar 4.6 Jawaban soal three-tier test Nomor Enam .................................... 62 Gambar 4.7 Jawaban soal three-tier test Nomor 10........................................... 65 ix DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampirn 1. RPP yang Digunakan Guru Mata Pelajaran dalam Kegiatan Pembelajaran Konsep Virus........................................................... 77 Lampiran 2. Kisi-Kisi Wawancara Guru Bidang Studi Biologi ........................ 95 Lampiran 3. Hasil Wawancara Guru Bidang Studi Biologi .............................. 96 Lampiran 4. Kisi-Kisi Wawancara Klinikal Siswa SMAN 66 Jakarta ............. 99 Lampiran 5. Hasil Wawancara Klinikal Siswa X MIA 2 SMAN 66 Jakarta .... 101 Lampiran 6. Validitas Soal Open-ended (Pertanyaan Terbuka) ........................ 123 Lampiran 7. Validitas Soal Three-tier Test siswa X MIA 3 SMAN 66 ............ 158 Lampiran 8. Hasil Validitas Konstruk Soal Three-tier Test ............................. 205 Lampiran 9. Hasil Reliabilitas Soal Three-tier Test ........................................... 172 Lampiran 10. Hasil Uji Daya beda Soal Three-tier Test .................................... 176 Lampiran 11. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Three-tier Test (Anates) ........ 178 Lampiran 12. Soal Three-tier test ...................................................................... 180 Lampiran 13. Hasil Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMAN 74 Jakarta ............ 186 Lampiran 14. Uji Referensi ................................................................................ 205 Lampiran 15. Surat-surat .................................................................................... 211 Lampiran 16. Foto-foto Kegiatan ....................................................................... 213 x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 bahwa standar kompetensi kelulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan kelulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Standar kompetensi kelulusan digunakan untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuain antara standar kompetensi lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode.1 Penilaian dilakukan pada tahap evaluasi yang merupakan tahap akhir dan bersifat penting bagi setiap proses pembelajaran dan pelatihan. Siswa akan mengetahui kemampuannya secara jelas sehingga siswa dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Kegiatan evaluasi dianggap sangat penting bagi guru, karena dari hasil evaluasi dapat digunakan untuk menunjukkan ketercapaian pembelajaran.2 Oleh karena itu dalam evaluasi dibutuhkan suatu alat atau instrumen untuk mempermudah guru mengukur pencapaian tujuan pembelajaran.3 Menurut BNSP standar kompetensi dan kompetensi dasar salah satu tujuan mata pelajaran Biologi SMA/MA adalah mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi. Selain kemampuan berpikir, pengembangan penguasaan konsep dan prinsip biologi memiliki keterkaitan dengan IPA lainnya, dalam mengembangkan 1 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 201, Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. 2 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), h. 103. 3 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), h. 40. 1 2 pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri.4 Dalam jurnal Sencar dan Eryilmaz, mata pelajaran Biologi menempati tempat ke-4 sebagai mata pelajaran favorit sebanyak 15% setelah Matematika (34%), Fisika (16%), Kimia (11%) dan mata pelajaran lain (24%).5 Persentase yang diperoleh dapat menjelaskan bahwa Biologi sebagai salah satu mata pelajaran sains yang tidak mudah bagi siswa, karena selain harus menghafal siswa juga dituntut untuk memahami konsep, terutama pada konsep-konsep yang bersifat abstrak, yaitu konsep yang tidak bisa dilihat secara langsung prosesnya oleh siswa. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Salah satu penilaian hasil belajar adalah penilaian kognitif yang dilakukan setelah siswa mempelajari suatu kompetensi dasar diakhir semester dan jenjang satuan pendidikan.6 Menurut Supartini dan Djamarah dalam Suwarto menyebutkan bahwa rendahnya prestasi belajar yang diperoleh dari proses pembelajaran dikarenakan siswa mengalami kesulitan belajar.7 Berdasarkan penjelasan mengenai hasil dan kesulitan belajar dapat dikatakan bahwa rendahnya hasil belajar di karenakan belum tercapainya kompetensi dasar yang ditetapkan dengan nilai di bawah KKM, hal inilah yang dapat disebut sebagai kesulitan belajar. Kesulitan belajar perlu didiagnostik untuk dapat menemukan letak dan jenis kesulitan yang dihadapai siswa dalam pembelajaran agar dapat dilakukan perbaikan. Analisis kesulitan belajar dapat dilakukan dengan tes, salah satu tes Analisis yang digunakan untuk melihat kesalahpahaman atau miskonsepsi pada suatu konsep yang berisi konsep yang dirasa sulit oleh siswa.8 Menurut Mehrens dan Lehmann tes diagnostik yang baik dapat memberikan gambaran yang akurat mengenai miskonsepsi yang dimiliki siswa berdasarkan informasi kesalahan yang 4 BSNP, Standar Isi, 2014, (http://bsnp-indonesia.org) Selen Sencar & Ali Eryilmaz, Factor Mediating the Effect of Gender on Ninth-Grade Turkish Students’ Misconception Concerning Electric Circuit, Journal of Research in Science Teaching, Vol. 41, 2004, p. 606. 6 Masnur Muslich, Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, (Jakarta: PT Refika Aditama, 2011), h.38. 7 Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka belajar. h. 87. 8 Ibid, h. 94. 5 3 dibuatnya.9 Kesulitan belajar siswa perlu diketahui, diperbaiki atau bahkan dihilangkan, untuk mengetahui kesulitan belajar dilakukan pada konsep yang dianggap sulit. Kesulitan belajar dapat diketahui melalui tes diagnostik yang dapat mengukur kesalahpahaman atau miskonsepsi siswa. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 2 sekolah negeri di SMAN 66 dan SMAN 74 Jakarta Selatan, pada kelas XI menunjukan bahwa sekitar 57,58% murid menganggap virus merupakan konsep yang tidak mudah, terutama pada sub bab reproduksi dan klasifikasi. Sulitnya konsep virus bagi siswa dibuktikan dengan rendahnya nilai ulangan harian siswa yaitu 64,74 dengan nilai kelulusan 7,5. Virus lebih kecil dan lebih sederhana dibandingkan bakteri dan prokarita, virus tidak memiliki struktur dan mekanisme metabolisme dan tidak dapat bereproduksi atau melaksanakan aktivitas metabolisme di luar sel inang.10 Struktur tubuh virus, metabolisme dan reproduksi yang tidak dapat dilihat oleh mata tanpa alat bantu khusus dapat menyebabkan terbentuknya pemikiran abstrak pada diri siswa. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru Biologi di SMAN 66 dan SMAN 74, peneliti memperoleh informasi bahwa siswa memperoleh kesulitan dalam mempelajari konsep virus terutama pada sub bab yang menjelaskan klasifikasi dan reproduksi virus. Menurut pengalaman mengajar selama 25 tahun ibu Nurwenda selaku tenaga pengajar atau guru di SMAN 74 Jakarta mengatakan pada umumnya kesalahpahaman atau miskonsepsi terjadi karena, siswa kurang banyak membaca buku, siswa hanya bergantung pada internet tanpa membacanya. Konsep ini meliputi sejarah penemuan virus, struktur virus, cara hidup virus, reproduksi virus, klasifikasi virus, peranan virus, pencegahan, pertahanan tubuh terhadap serangan virus dan prion. Berdasarkan penjelasan yang diberikan, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyebab kesulitan belajar karena kesalahpahaman atau miskonsepsi dalam pembelajaran Biologi konsep Virus. Menurut Kaltakci & Didis miskonsepsi terjadi pada setiap individu dan Hammer menyatakan beberapa 9 Ibid, h. 174 Neil A. Campbell. et al., Biologi, (Jakarta: Erlangga., 2008), Edisi Kedelapan Jilid 1, h. 412. 10 4 hal tentang miskonsepsi yaitu: miskonsepi yang terjadi dapat mempengaruhi pengetahuan kognitif siswa, miskonsepsi terjadi apabila pola pemikiran siswa berbeda dengan para ahli, miskonsepsi dapat mempengaruhi bagaimana siswa memahami penjelasan ilmiah dan miskonsepsi harus diatasi, dihindari dan dihilangkan untuk mencapai konsepsi yang sesuai dengan para ahli.11 Pada penelitian ini miskonsepsi akan diidentifikasi menggunakan tes diagnostik Three-Tier Test. Three-Tier Test yang digunakan pada penelitian ini dikembangkan oleh Haki Pesman dan Ali Eryilmaz dalam jurnalnya yang berjudul ”Development of a Three-Tier Test to Asses Misconception About Simple Electric Circuit “. Hasil penelitian tersebut dijelaskan materi yang digunakan dalam bentuk Three-Tier Test sangat mudah digunakan oleh guru SMA karena sangat akurat dalam mengukur miskonsepsi siswa, dapat memantau kemajuan atau efektifitas pembelajaran kerena nilai yang dihasilkan valid dan reliabel sehingga dapat mengukur pemahaman kualitatif siswa, dapat memperkirakan persentase tidak paham konsep (lack of knowledge) dari masing-masing soal dan dapat membedakan miskonsepsi dan tidak paham konsep (lack of knowledge) ditambah dengan soal dua tahap (two-tier) sebelumnya.12 Haki Pesman dan Ali Eryilmaz membagi miskonsepsi menjadi dua kategori yaitu false positive dan false negative, berdasarkan jurnal Hestenes dan Halloun false positive mengartikan bahwa siswa kurang paham (deficiency understanding) dan false negative mengartikan bahwa siswa sedikitnya informasi yang diperoleh siswa (less information).13 Miskonsepsi yang terjadi karena kurang atau sedikitnya pemahaman siswa disebabkan oleh diri siswa, guru dan cara mengajar.Kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep Virus dapat menyebabkan miskonsepsi atau siswa tidak tahu tentang materi yang diajarkan. Identifikasi miskonsepsi pada konsep Virus dapat meggunakan Three-Tier Test sehingga dapat membedakan siswa yang mengalami miskonsepsi ataupun tidak paham konsep. 11 Derya Kaltakci & Ali Eryilmaz, Identifying Pre-Service Physics Teacher Misconseption with Three-Tier Tests, Journal of Secondary Science/Math, tt, p. 1. 12 Haki Pesman & Ali Eryilmaz, Development of a Three-Tier Test to Asses Misconception About Simple Electric Circuit, The Journal of Education Research, 2010, p. 217. 13 David Hestenes & Ibrahim Halloun., Interpreting the force concept Inventory a Response to Huffman and Heller, Article appeared in the Physics Teacher, 1995, p. 6 5 Sehingga, penulis tertarik mengidentifikasi miskonsepsi yang mungkin muncul pada konsep Virus dengan penelitian yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep Virus dengan Menggunakan Three-Tier Test “. Dengan mengetahui kondisi miskonsepsi pada konsep Virus, peneliti berharap para guru dapat mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi hambatan tersebut. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa masih tergolong rendah dalam konsep Virus 2. Berdasarkan hasil wawancara guru dan hasil survei siswa menganggap konsep Virus sulit sehingga menyebabkan randahnya hasil belajar. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti pad hal-hal berikut ini: 1. Penggunaan Instrumen yang digunakan hanya memuat materi konsep Virus. 2. Identifikasi miskonsepsi hanya dilakukan pada siswa kelas X MIA di SMAN 74 Jakarta, berdasarkan hasil pembentukan soal Three-tier Test di SMAN 66 Jakarta. 3. Penelitian hanya menggunakan instrumen Three-Tier Test yang dikembangkan oleh Haki pesman dan Ali Eryilmaz. 4. Berdasarkan Jurnal yang dikembangkan oleh Haki pesman dan Ali Eryilmaz wawancara dilakukan pada soal tingkat pertama (tier pertama). D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah adalah: 6 1. Bagaimanakah miskonsepsi siswa kelas X MIA SMAN 74 Jakarta yang terindentifikasi pada konsep Virus menggunakan Three-Tier Test? 2. Berapa besarkah persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep Virus? E. Tujuan Penelitian Tujuan dari Penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kondisi miskonsepsi siswa kelas X MIA SMAN 74 Jakarta pada konsep Virus menggunakan Three-Tier Test. 2. Mengetahui persentase siswa kelas X MIA SMAN 74 Jakarta yang mengalami miskonsepsi pada konsep Virus. F. Manfaat Penelitiaan Hasil Penelitian penggunaan instrumen Three-Tier Test ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh guru dan peserta didik : 1. Bagi peneliti, merupakan pengalaman yang sangat berarti sebagai bekal untuk meningkatkan kemampuan dalam perbaikan miskonsepsi peserta didik proses pembelajaran dengan konsep Virus. 2. Bagi guru : a. Membantu guru dalam mengetahui ada tidaknya miskonsepsi pada peserta didik dalam konsep Virus. b. Membantu guru dalam menyiapkan proses pembelajaran pada konsep Virus sehingga dapat meminimalkan terjadinya miskonsepsi pada peserta didik. BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pengetahuan, Prakonsepsi, Konsep dan Pemahaman Konsep 1. Pengetahuan Istilah pengetahuan berdasarkan tata bahasa memiliki kata dasar tahu yang memiliki arti mengerti setelah melihat suatu objek, sehingga pengetahuan dapat diartikan segala sesuatu yang dapat diketahui dengan menggunakan alat indra.1 Menurut Suparno pengetahuan dibentuk (dikonstruksi) oleh diri siswa dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu pengetahuan adalah konstruksi siswa atau mahasiswa sendiri (tentu saja dengan bantuan guru, pendidik atau dosen), meskipun diberi bahan atau pelajaran yang sama siswa dapat membangun pengetahuan yang berbeda dengan yang diingkan guru.2 Menurut Bloom, pengetahuan berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan ingatan, yaitu segala sesuatu yang terekam dalam otak.3 Siswa memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman sehari-hari. Pengetahuan yang terbentuk dalam diri siswa akan membentuk sebuah pengalaman, sehingga terbentuklah ingatan yang akan tertanam pada diri siswa. Piaget menjelaskan bahwa pengetahuan diperoleh melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses memperoleh informasi tentang lingkungan dan memasukkannya dalam struktur pengetahuan, yang disebut skema. Sedangkan, akomodasi adalah proses perubahan struktur pengetahuan siswa. Piaget menggunakan istilah equilibration (keseimbangan) dalam menyeimbangkan antara asimilasi dan akomodasi. Pengalaman membangun 1 Pusat Bahasa Depdiknas RI, KBBI Daring, 2015, (http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php). 2 Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan konsep dalam Pendidikan fisika. (Jakarta: PT Grasindo, 2005), h. 30-31. 3 Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta Cet, 2009), h,64-67. 7 8 struktur kognitif anak melalui permasalahan atau ketidakseimbangan, struktur pengetahuan yang dimiliki tidak sama dengan pengalaman yang dimiliki anak. Permasalahan kognitif ini menciptakan struktur atau skema baru dan equilibration (keseimbangan) akan terbentuk dari pengalaman (input) dan pengetahuan (internal structure).4 Piaget juga menjelaskan bagaimana struktur kognitif dibangun:5 Tabel 2.1 Tingkatan dan Deskripsi Struktur Kognitif Deskripsi Pengetahuan diperoleh dan disusun melalui daya tanggap sensorik dan aktivitas motorik. Skema melibatkan tindakan dibandingkan simbolis. Praoperasional Pengetahuan diperoleh dan disusun melalui simbol (symbolic (2-7 tahun) behavior) dan kata-kata, tapi skema berdasarkan intuisi dibandingkan logika atau pemikiran. Operasional Pengetahuan diperoleh dari struktur simbolik dan logika, tapi konkrit (nyata) skema terbatas hanya pada objek dan kejadian nyata. (7-11 tahun) Operasional Pengetahuan diperoleh dan sisusun secara simbolis dan logis, formal (11 dan dugaan sementara digunakan untuk menghasilkan tahun keatas) kemungkinan yang terjasi pada situasi tertentu. Tingkatan Sensorimotor (0-2 tahun) Pengetahuan merupakan proses awal pembelajaran siswa mengetahui suatu hal yang diperoleh melalui pengalaman sehari-hari melalui proses asimilasi atau informasi awal, sehingga terbentuk sebuah akomodasi dengan informasi lainnya sehinnga akan membentuk keseimbangan (equilibration) yang terekam pada otak. Pembentukan pengetahuan awal siswa dari proses melihat, mendengar, merasakan dan memahami lingkungan sekitar tanpa adanya pengajaran formal disebut sebagai prakonsepsi. 2. Prakonsepsi Menurut Al-Rubayea dalam jurnal Yasin Kutluay menjelaskan bahwa sebelum siswa mendapatkan pengajaran di kelas siswa sudah memiliki pemikiran mengenai kehidupan yang ada di sekitar mereka. Prakonsepsi membantu siswa 4 James P. Byrnes, Cognitive Deveploment and Learning, ( America: Pearson and AB, 2009), Third Edition, h. 16-18. 5 R.Charlesworth, Karen. K Lind, Math and Science for Young Children, (Canada: Wadsworth, 2013), Seventh Edition, h. 9-11. 9 memahami keadaan sekitar mereka, kadangkala prakonsepsi yang terbentuk tidak sesuai dengan kenyataan ilmiah. Pemikiran yang dimiliki siswa sebelum mendapatkan pembelajaran disebut dengan pengetahuan awal atau prakonsepsi.6 Menurut Paul Suparno prakonsepsi adalah suatu konsep awal tentang suatu bahan sebelum siswa mengikuti pelajaran formal di bawah bimbingan guru. Konsep awal yang sudah dimiliki siswa sering kali mengandung miskonsepsi. Prakonsepsi dapat diperoleh dari orangtua, teman, awal sekolah, dan pengalaman di lingkungan. Siswa dengan prakonsepsi menunjukan bahwa pikiran anak sejak lahir tidak diam, tetapi terus aktif untuk memahami sesuatu. Menurut Piaget pikiran anak terus menyesuaikan diri dengan situasi, sehingga dapat mengerti suatu masalah. Berdasarkan pengalaman ini, pendidikan formal oleh guru hanya merupakan sebagian kecil dari proses pembentukan pengetahuan karena, dalam pengertian kontruktivime proses kontruksi anak terus berjalan sejak anak lahir.7 Prakonsepsi merupakan dasar utama atau bahan yang dijadikan tolak ukur kemampuan siswa dalam pembelajaran, sehingga mempermudah mengetahui sejauh mana diperolehnya. siswa memahami Pengetahuan awal konsep berdasarkan dalam kehidupan pengalaman sehari-hari yang banyak mengandung objek pengamatan Biologi seperti tumbuhan dan hewan disebut dengan konsep Biologi. 3. Konsep Konsep adalah suatu gagasan abstrak yang digeneralisasikan dari contoh yang bersifat spesifik, pengajaran konsep meliputi penggunaan contoh yang banyak dan mahir. Tennyson dan Park dalam Robert E. Slavin mengusulkan agar guru mengikuti tiga aturan ketika menyajikan konsep yaitu: berikan contoh dari mudah hingga sulit, contoh yang dipilih berbeda satu dengan lainnya dan dapat membandingkan serta membedakan masing-masing contoh.8 Konsep adalah bagian dari penjelasan ilmiah, konsep seperti pengkodean dan mencari merupakan 6 Yasin Kutluay, “Diagnosis Of Eleventh Grade Students’ Misconceptionsabout Geometric Optic By A Three-Tier Test”, Tesis Master, Middle East, Technical University, Turkey, 2005, p.1. 7 Suparno, op. cit., h. 34-35. 8 Robert E.Slavin. Psikologi Pendidikan teori dan Praktik. ( Jakarta: PT Indeks, 2008), h.299. 10 bagian dari penjelasan psikologi untuk mengetahui cara seseorang mengingat.9 Menurut Piaget konsep tidak memiliki tujuan prosedur yang bersifat mengarahkan, hanya dalam bentuk pemahaman yang melibatkan berbagai hal dan aspek yang terdapat didalamnya, seharusnya konsep terbentuk dengan cara abstraksi. Proses abstraksi memerlukan waktu dan banyak pengalaman dengan benda di berbagai situasi yang berbeda.10 Menurut Amin dalam Achmad Ansori konsep merupakan suatu gagasan atau ide yang didasarkan pada pengalaman tertentu yang relevan dan dapat digeneralisasikan, konsep yang akan terbentuk apabila dua atau lebih objek dibedakan berdasarkan ciri-ciri umum, bentuk atau sifat-sifatnya. Menurut Achmad Zanuar konsep tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan satu sama lain dalam suatu sistem dinamik yang disebut sistem konseptual, contohnya konsep ekosistem terdiri atas konsep-konsep tumbuhan, hewan, sinar matahari, jaring-jaring makanan, siklus materi, aliran energi dan faktor-faktor lingkungan.11 Sama halnya dengan konsep virus yang digunakan dalam penelitian akan berhubungan dengan ciri tubuh virus, cara hidup dan bereproduksi virus, klasifikasi virus, peranan virus dalam kehidupan, pencegahan dan pengobatan infeksi virus, pembiakan virus, viroid dan prion. Pemahaman peserta didik diperoleh dari pemahamannya terhadap suatu konsep atau materi yang dipelajari. Menurut Sund and Trowbridge dalam jurnal Achmad Ansori konsep suatu objek diperoleh dari hasil persepsi terhadap gejalagejala alam, karena persepsi tersebut diperoleh pemahaman konseptual tentang objek tersebut, contohnya dari hasil persepsi terhadap macam-macam bentuk meja akan diperoleh pemahaman konseptual tentang meja.12 Menurut Suparno suatu konsep diperoleh dari hasil konstruktivisme siswa terhadap pengetahuannya dengan melakukan kontak dengan lingkungan, tantangan dan bahan yang dipelajari.13 9 Byrnes, op, cit., p. 311. Ibid, p. 15. 11 Achmad Z. Ansori, “ Miskonsepsi dalam Pembelajaran Sains di Madrasah Ibtidaiyah”, Jurnal Edukasi, tt, h. 3. 12 Ibid. 13 Suparno, op. cit., h. 30. 10 11 Pengertian-pengertian mengenai konsep biologi dari paragraf sebelumnya dapat disimpulkan sebagai suatu pemikiran atau pemahaman tentang suatu objek biologi yang bersifat abstrak yang diperoleh dari suatu pengalaman dengan menggunakan alat indra. 4. Pemahaman Konsep Webster dalam buku Joel J. Mintzes et al, mendefinisikan pemahaman sebagai kekuatan untuk membuat suatu pengalaman sehingga mudah dimengerti sesuai dengan konsep yang tepat. Seseorang bisa dikatakan paham atau memiliki pemahaman bila:14 a. Pemahaman yang kita bangun sesuai dengan pemahaman yang dimiliki orang lain. b. Perbedaan pandangan atau pemahaman yang dimiliki oleh diri sendiri menemui titik temu. c. Penjelasan yang diberikan tidak memerlukan dalil atau teori. d. Pandangan yang diberikan dapat didukung oleh standar konseptual dan metodologi paradigma ilmiah yang berlaku. Pemahaman adalah proses dari pembelajaran bermakna, pembelajaran bermakna adalah dasar untuk memahami proses terjadinya pengetahuan.15 Menurut teori Ausubel pembelajaran bermakna berbeda dengan pembelajaran di luar kepala (hafalan), untuk belajar secara bermakna siswa harus memilih pengetahuan baru untuk konsep yang benar dengan pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya. Sedangkan pembelajaran di luar kepala (hafalan) pengetahuan baru diperoleh secara sederhana dengan ingatan secara verbal dan acak, dalam penggabungannya pada struktur pengetahuan yang dimiliki tidak memperhatikan pengetahuan yang dimilikinya.16 14 Joel J. Mintzes, et. al., Assessing Science Understanding, (California: Elsevier Academic Press, 2005), h. 42. 15 Ibid., h. 8. 16 Joseph D. Novak, D. Bob Gowin, Learning How to Leearn, (America: Cambridgae University Press, 1984), p. 7. 12 Pemahaman konsep bertujuan untuk melihat pemikiran seseorang, tidak hanya melihat tentang apa yang diketahui tapi juga bagaimana cara berpikir mengenai informasi yang dibangun, terorganisir, disimpan, diambil dan dimanipulasi. Penilaian pemahaman konseptual seperti kaca atau kamera yang dapat menangkap dan mengevalusi gambaran individu atau kelompok mengenai pengetahuan dan gambaran mengenai suatu konsep pada waktu tertentu.17 Dengan demikian siswa dikatakan mengerti atau paham ketika konstruksi atau pembangunan pemikiran yang dimilikinya sesuai dengan konsep yang terdapat dalam ilmu ilmiah. Pemahaman dapat menyebabkan siswa memiliki pembelajaran yang bermakna mengenai suatu konsep, dengan adanya pembelajaran bermakna siswa dapat memilih pengetahuan baru yang sesuai dengan konsep yang dimiliki para ahli. Pembelajaran bermakna diperoleh siswa memalui beberapa tahapan. Pertama berasal dari pengetahuan siswa, pengetahuan diperoleh dari proses asimilasi (melihat, mendengar dan merasakan) serta akomodasi sebagai pencampuran atas beberapa informasi yang diperoleh mengenai suatu konsep. Setelah pengetahuan terbentuk siswa memiliki pengertian awal mengenai suatu konsep sebelum terjadinya pembelajaran formal disebut prakonsepsi. Konsep adalah pemikiran atau gagasan mengenai suatu objek dari contoh yang dilihat dari hasil proses perolehan pengetahuan (asimilasi dan akomodasi), seringkali konsep yang dilihat oleh siswa mengenai gejala-gejala yang terjadi di alam dan makhluk hidup yang ada disekitar lingkungan sehingga, dapat disebut konsep biologi. Meskipun demikian seringkali persepsi yang berasal dari pengetahuan awal siswa tidak sesuai dengan dalil atau teori ilmiah, sehingga terjadi ketidakseimbangan yang dapat menyebabkan kesalahpahaman atau miskonsepsi. 17 Mintzes, op cit., p. 202. 13 B. Miskonsepsi 1. Definisi Miskonsepsi Siswa datang ke kelas dengan banyak pemikiran informal atau konsep intuisi yang tidak sama dengan konsep ilmiah yang dikatakan oleh para ahli. Siswa mempertahankan konsep yang mereka miliki bahkan setelah mempelajari konsep formal di kelas. Permasalahan antara konsep informal siswa dan konsep yang diajarkan menyebabkan siswa mengubah atau melupakan konsep yang tepat. Karena konsep intiusi siswa menyimpang dari konsep ilmiah, konsep intuisi inilah yang disebut miskonsepsi.18 Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima pakar dalam suatu bidang, kemudian dikatakan bahwa miskonsepsi sebagai suatu kesalahan dan hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep.19 Hasan Sahid dan Bilal mengatakan bahwa miskonsepsi adalah suatu pengertian yang tidak sesuai dengan dengan kenyataan ilmiah.20 Fowler dan Jaoude menyatakan bahwa yang dimaksud dengan miskonsepsi adalah pengertian tentang suatu konsep yang tidak tepat, salah dalam menggunakan konsep nama, salah dalam mengklasifikasikan contohcontoh konsep, keraguan terhadap konsep-konsep yang berbeda, tidak tepat dalam menghubungkan berbagai macam konsep dalam susunan hirarkinya atau pembuatan generalisasi suatu konsep yang berlebihan atau kurang jelas.21 Menurut Hammer dalam jurnal Haki Pesman dan Ali Eryilmaz menyebutkan bahwa miskonsepsi adalah struktur kognitif yang dapat berubah, mempengaruhi pemahaman siswa terhadap konsep-konsep ilmiah dan harus diatasi sehingga siswa dapat belajar konsep ilmiah secara efektif.22 Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan, maka miskonsepsi dapat diartikan sebagai pengertian atau pemahaman yang tidak sesuai dengan 18 Byrnes, op. cit., p. 311. Suparno, op. cit., h. 4. 20 Hasan Sahin & Bilal, Developing Three-Tier Misconception Test About Regular Circular Motion, Journal of Education, 2011, p. 278-292. 21 Ansori, op. cit., h. 5. 22 Haki Pesman & Ali eryilmaz, Development of a Three-Tier Test to Asses Misconception About Simple Electric Circuit, The Journal of Education Research, 2010, p. 208. 19 14 pengertian atau teori yang dimiliki oleh para ilmuan. Siswa yang mengalami miskonsepsi akan terus menanamkan konsep yang salah mengenai suatu pengetahuan dalam pengetahuan kognitifnya sehingga diperlukan penelusuran lebih jauh mengenai sumber dan penyebab miskonsepsi. 2. Sumber dan Penyebab Miskonsepsi Alasan utama siswa memiliki miskonsepsi adalah banyaknya konsep ilmiah yang memerlukan abstraksi atau pengamatan.23 Miskonsepsi terjadi pada semua bidang sains, seperti fisika, kimia, biologi dan antariksa. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat terjadi selama proses pembelajan. Menurut Paul Suparno adanya konsep awal (prakonsepsi), kemampuan, tahap perkembangan, minat, cara berpikir, dan teman lain yang dibawa siswa ke kelas formal. Faktor yang disebabkan oleh guru dapat berupa ketidakmampuan guru, kurangnya penugasan bahan, cara mengajar yang tidak tepat atau sikap guru dalam berelasi dengan siswa kurang baik. Konteks, seperti budaya, agama, bahasa sehari-hari juga mempengaruhi miskonsepsi siswa.24 Menurut Ansori yang menyebabkan miskonsepsi adalah bentuk-bentuk pengalaman sehari-hari yang dibawa murid ke sekolah. Tidak melibatkan secara langsung dalam situasi percobaan.25 Secara skematis, penyebab miskonsepsi dapat dilihat pada tabel berikut:26 Tabel 2.2 Kriteria Pengelompokan Tingkat Pemahaman Siswa Sebab Utama Sebab Khusus Siswa 1. Prakonsepsi 2. Pemikiran asosiatif 3. Pemikiran humanistik 4. Reasoning yang tidak lengkap 5. Intuisi yang salah 6. Tahap perkembangan kognitif siswa 7. Kemampuan siswa 8. Minat belajar siswa 23 Byrnes, op. cit., p.313 Suparno, op.cit., h. 29. 25 Ansori, op. cit., h. 7-8. 26 Suparno, op.cit., h 53. 24 15 Sebab Utama Guru Buku Teks Konteks Cara Mengajar Sebab Khusus 1. Tidak menguasai bahan, tidak kompeten 2. Bukan lulusan dari bidangnya 3. Tidak memberikan kesempatan siswa untuk memberikan gagasan 4. Hubungan guru dan siswa yang tidak baik 1. Penjelasan yang tidak tepat 2. Salah menuliskan rumus 3. Tingkat kesulitan buku cukup tinggi bagi siswa 4. Demi menarik pembaca, terkadang buku sains fiksi menyimpang dari konsepnya 5. Kartun sering memuat miskonsepsi 1. Pengalaman siswa 2. Bahasa sehari-hari berbeda 3. Teman diskusi yang salah 4. Keyakinan dan agama 5. Penjelasan orang lain yang keliru 6. Konteks hidup siswa 7. Kondisi perasaan siswa 1. Hanya ceramah dan menulis 2. Tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa 3. Tidak mengoreksi PR yang salah 4. Model analogi 5. Model praktikum 6. Model diskusi 7. Model demonstrasi yang sempit 8. Non-multiple intellegences Terdapat banyak sumber dan penyebab miskonsepsi, miskonsepsi dapat terjadi karena diri siswa, guru, maupun lingkungan sekitar. Miskonsepsi perlu di diketahui, diperbaiki maupun dihilangkan, maka dibutuhkan alat diagnostik dalam mengidentifikasi miskonsepsi. 3. Cara Mengidentifikasi Miskonsepsi Sebelum membantu untuk mengentaskan permasalahan miskonsepsi yang terjadi pada siswa, perlu diketahui terlebih dahulu darimana asal miskonsepsi tersebut, barulah kita dapat melakukan identifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Banyak siswa membangun pemahaman dan konsep dari sebuah kejadian atau fenomena ilmiah dengan apa yang mereka lihat melalui indra penglihatan, pemahaman yang diperoleh dari proses melihat tidak sesuai dengan pemahaman 16 yang dimiliki ilmu science secara umum. Hasilnya ketidakpahaman atau konsep lain yang terbentuk, jika tidak diperbaiki akan tertanam dalam struktur kognitif siswa dan mengganggu pembelajaran berikutnya. Akibatnya, siswa akan mengalami kesulitan dalam menerima informasi baru dalam struktur kognitif, sehingga terbentuklah pemahaman yang tidak tepat dari konsep baru yang akan mereka terima. 27 Perbaikan yang dilakukan pada pendidikan science pada umumnya lebih menekankan pada isi kurikulum dibandingkan prosedur penilaian yang baru berupa tes diagnostik. Tes diagnostik digunakan di awal atau di akhir pada suatu topik pembelajaran sehingga dapat membantu guru untuk memahami seberapa jauh pemahaman siswa dan mengetahui letak miskonsepsi siswa pada suatu topik pembelajaran.28 Tes diagnostik adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya miskonsepsi pada siswa berikut ini adalah beberapa alat deteksi yang sering digunakan oleh para peneliti antara lain:29 Pertama peta konsep, yaitu menghubungkan antara konsep dengan konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok yang disusun secara hierarki dan jelas dalam mengungkap miskonsepsi siswa karena miskonsepsi siswa dapat dilihat dengan hubungan antara satu konsep dengan konsep lainnya benar atau salah. Kedua, tes multiple choice dengan reasoning terbuka, yaitu penggunaan tes pilihan berganda dengan pertanyaan terbuka dan siswa harus menjawab atau menulis alasan mereka. Dengan memilih satu jawaban antara pilihan salah yang diberikan dapat mengartikan miskonsepsi yang terjadi Ketiga, tes esai tertulis, dari tes ini akan diketahui miskonsepsi yang dibawa siswa setelah itu dapat dilakukan wawancara untuk mengetahui tentang miskonsepsi tersebut. Keempat wawancara wiagnosis, yaitu mengetahui miskonsepsi siswa sekaligus penyebabnya. Melalui wawancara dapat dipahami pola pikir siswa. 27 David F. Treagust, “Diagnostic assassment in science as a means to improving teaching, learning and retention”, UniServe Science Assessment Symposium Proceedings, 2006, p.1. 28 Ibid., p.6. 29 Suparno, op.cit., h 121-129. 17 Kelima diskusi dalam kelas, melalui diskusi akan diungkapkan gagasangagasan para siswa tentang konsep yang telah diajarkan atau yang hendak diajarkan, dari diskusi tersebut dapat dideteksi apakah gagasan mereka itu tepat atau tidak. Keenam praktikum dengan tanya jawab, yaitu guru memberikan pertanyaan tentang bagaimana konsep yang dimiliki siswa dan menjelaskan praktikum tersebut dengan tanya jawab antara guru dengan siswa dapat mendeteksi siswa memiliki miskonsepsi atau tidak. Pada penelitian digunakan tes diagnostik Three-Tier Test untuk mengetahui sebab permasalahan yang dialami siswa terutama mengenai konsep virus. ThreeTier Test adalah tes diagnostik berlapis tiga tingkat yang terdiri dari pilihan ganda pada tingkat pertama, alasan memilih pada tingkat kedua dan tingkat keyakinan jawaban pertanyaan pertama dan kedua pada tingkat ketiga. 4. Cara Mengatasi Miskonsepsi Miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat terjadi karena sebab utama yang bersal dari diri siswa, guru, buku teks, konteks dan cara mengajar. Miskonsepsi perlu diketahui dan dihilangakan agar terjadi pembelajaran yang bermakna. Secara skematis, cara mengatasi miskonsepsi dapat dilihat pada tabel berikut:30 Tabel 2.3 Cara Mengatasi Miskonsepsi Sebab utama Sebab khusus Kiat mengatasi siswa Prakonsepsi Dihadapkan pada kenyataan Pemikiran asosiatif Dihadapkan pada kenyataan dan peristiwa anomal Pemikiran humanistik Dihadapkan pada kenyataan dan anomali Reasoning tidak lengkap Dilengkapi dihadapkan pada kenyataan Intuisi yang salah Dihadpkan pada kenyataan anomali asionalitas Perkembangan kognitif Diajar sesuai level perkembangan siswa mulai dengan yang konkret, baru kemudian yang abstrak Kemampuan siswa Dibantu pela-pelan proses 30 Suparno, op.cit., h 81. 18 Sebab utama Sebab khusus Siswa Minat belajar siswa Guru pengajar Buku teks Konteks Cara mengajar Kiat mengatasi motivasi kegunaan fisika vanasi pembelajaraan Belajar lagi lulusan bidang fisika Memberi waktu siswa untuk mengungkapkan gagasan secara lisan atau tertulis Relasi yang enak akrab humor Dikoreksi dan dibenarkan Dikoreksi secara teliti Disesuaikan dengan level siswa Dilatih oleh guru cara menggunakan teks Dibenarkan Tidak menguasai bahan Tidak memberi waktu siswa untuk mengungkapkan gagasan Relasi guru siswa jelek Penjelasan keliru Salah tulis Level kesulitan tulisan Siswa tidak tau tahu menggunakan buku teks Buku fisika sains keliru konsep Kartun salah konsep Dikoreksi Pengalaman siswa keliru Dihadapkan pada pengalaman baru sesuai konsep fisika. Bahasa sehari-hari berbeda Dijelaskan perbedaannya dengan contoh Teman diskusi keliru Mengungkapkan hasil dan dikritisi guru Kenyakinan agama Dijelaskan perbedaannya Hanya ceramah dan Dirangsang dengan pertanyaan. menulis Langsung ke bentuk Memulai dengan gejala nyata baru matematika rumus. Tidak mengungkapkan Guru memberi kesempatan siswa miskonsepsi siswa mengungkapkan gagasan PR tidak dikoreksi Dikoreksi cepat dan ditunjukkan salahnya. Model analogi Ditunjukkan kemungkinan salah konsep. Model praktikum Diungkapkan hasilnya dan deberi komentar. Model diskusi Diungkapkan hasilnya dan diberi komentar. Non multiple intellgen Multiple intelligen Penelitian yang dilakukan hanya didasarkan pada miskonsepsi yang terjadi karena siswa dan buku teks yang digunakan, setelah melakukan penelusuran buku teks biologi yang digunakan dalam pembelajaran (Biologi SMA/MA kelas X kurikulum 2013) dengan membandingkan dua buku teks lainnya (Campbell dan 19 Biologi kelas X kurikulum KTSP) disimpulkan tidak terdapat faktor yang desebabkan karena buku teks yang digunakan. Dari itu miskonsepsi yang terjadi banyak terdapat pada diri siswa, meskipun demikian miskonsepsi pada konsep Virus dapat diperbaiki mengingat pentingnya konsep Virus dalam aplikasi kehidupan sehari-hari. 5. Identifikasi Miskonsepsi dengan tes diagnostik Three-Tier Test Banyak instrumen diagnostik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada siswa. Salah satunya adalah melakukan wawancara, dengan melakukan wawancara guru dapat mengetahui informasi kemampuan kognitif dan alasan bebas yang diberikan siswa. Menurut Derya Kaltakci dan Ali Eryilmaz terdapat beberapa teknik wawancara yang telah dilakukan adalah Piagetian Clinical Interview (PCI), Interview-About-Instances (IAI), Interview-About-Event (IAE), Prediction-Observation-Explanation (POE), Individual Demostration Interview (IDI) dan Teaching Experiment (TE). 31 Menurut Ayla Cetin Dindar dan Omer Geban wawancara dapat memberikan informasi lebih detail mengenai gambaran atau pemikiran lain yang dimiliki oleh siswa mengenai suatu konsep, tetapi banyak waktu dibutuhkan untuk mengetahui miskonsepsi dari banyak siswa32 Tes diagnostik pilihan ganda memang dapat diberikan oleh sejumlah besar individu, tetapi tidak dapat menyelidiki respon siswa. Jika hanya tes pilihan ganda yang bersifat one-tier dapat diartikan secara berlebihan, karena siswa dianggap tidak memiliki kemampuan dengan melihat jawaban salah yang dikerjakan siswa. Jawaban salah siswa dari soal pilihan ganda belum tentu menunjukan bahwa siswa mengalami tidak tahu konsep (lack knowledge).33 Kekurangan yang dimiliki tes diagnostik pilihan ganda (one-tier test) dilengkapi oleh tes diagnostik two-tier test yang dikembangkan oleh Treagust dan Chen. 31 Derya Kaltakci & Ali Eryilmaz, Identifying Pre-Service Physics Teacher Misconseption with Three-Tier Tests, Journal of Secondary Science/Math, tt, p. 2. 32 Ayla C. Dindar & Omar Geban, Development of a Three-tier test to Assess High School Students Understanding of Acid and Bases, Journal of Procedia Social and Science, 2011, p. 600. 33 Derya Kaltakci & Ali Eryilmaz, op. cit., p. 2. 20 Two-Tier Test yang dikembangkan terdiri dari dua tahapan, tahap pertama berupa pilihan ganda dan tahap kedua berupa pertanyaan alasan dari tahapan pertama. Griffard dan Wandersee dalam Yasin Kutluay menyebutkan bahwa TwoTier Test tidak dikembangkan dengan mempertimbangkan ingatan ataupun pemikiran siswa, oleh karena itu mereka menyatakan seharusnya soal yang dibuat didasarkan pada proposisi ilmiah yang benar dari peta konsep yang telah digunakan dalam desain tes, soal benar-benar dapat mendiagnosis kesalahan dalam kerangka konseptual dibandingkan hafalan teori. Mereka juga menegaskan bahwa hasil tes menunjukan presentasi miskonsepsi yang terlalu tinggi karena ketidaktahuan tidak dapat dibedakan dari miskonsepsi.34 Setelah Two-Tier Test dikembangkanlah Three-Tier Test sebagai instrumen diagnostik oleh Eryilmaz dan Surmeli di samping dua tingkatan pertama mereka membuat keyakinan siswa tentang jawaban mereka pada tier ketiga. Presentasi miskonsepsi tinggi yang dimaksud oleh Griffard dan Wandersee dijelaskan oleh Eryilmaz dan Sumerli dalam jurnal Yasin Kutluay hasil penelitian menunjukan bahwa 46% siswa mengalami miskonsepsi pada tingkat pertama, 27% miskonsepsi pada tingkat pertama dan kedua, dan 18% miskonsepsi pada tingkat pertama, kedua dan ketiga. Tingginya persentase yang diperoleh menunjukan tingginya miskonsepsi pada Two-Tier Test tanpa dapat dibedakan antara miskonsepsi dan tidak tahu (lack of knowledge).35 Setelah itu tes dengan tiga tingkatan (Three-Tier Test) digunakan oleh banyak peneliti lain. Berdasarkan penelitian Derya Kaltakci & Ali Eryilmaz Three-Tier Test diberikan kepada calon guru fisika yang akan mengajar di SMA, tahapan pengembangan Three-Tier Test yang dikembangkan adalah sebagai berikut:36 Melakukan wawancara, wawancara dilakukan dan disesuaikan dengan peserta a. yang akan diteliti. Pada tahap ini miskonsepsi secara umum pada suatu topik dapat ditemukan karena dengan wawancara peserta diberikan waktu untuk berpikir, untuk menguraikan jawaban dan alasan mereka, dan juga 34 Kutluay, op, cit., p.2. Ibid., p.19. 36 Derya Kaltakci & Ali Eryilmaz, op. cit., p. 2. 35 21 memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mendapatkan informasi secara mendalam. Tes open-ended atau tes terbuka, digunakan untuk mengetahui kemampuan b. peserta secara umum dan untuk membuat pengecoh pada tahap kedua pada soal Three-Tier Test. Instrumen Three-Tier Test lalu diukur validitas dan reabilitasnya oleh c. peneliti, dan tes diberikan kira-kira selama 30-35 pada hari yang berbeda. Berdasarkan penelitian Hasan Sahin dan Bilal pengembangan istrumen Three-Tier Test diterapkan pada konsep gerak melingkar beraturan. Tahapan pengembangan instrumennya adalah sebagai berikut:37 a. Tahap pertama adalah membuat pertanyaan pertama atau tingkat pertama berupa tes pilihan ganda yang berisi pertanyaan konseptual. Pada fase ini item tes memiliki lima pilihan jawaban. b. Tahap kedua adalah melakukan wawancara kepada 10 siswa, hasil dari wawancara digunakan untuk membuat pertanyaan kedua atau tingkat kedua. Tahap kedua terdiri dari pilihan ganda dan memiliki jawaban yang bersifat terbuka untuk menjawab alasan jawaban atas pertanyaan pertama, siswa menulis apapun yang mereka suka. Pada fase ini ada delapan pilihan Termasuk pertanyaan yang bersifat terbuka. c. Tahap ketiga adalah berupa pertanyaan keyakinan jawaban siswa yang terdiri dari dua pernyataan yaitu yakin atau tidak. Sri Budiningsih menggunakan instrumen Three-Tier Test untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa kelas X SMA pada konsep listrik dinamis. Pengembangan instrumen Three-Tier Test yang digunakan oleh Sri Budiningsih merupakan penyederhanaan penelitian dan pengembangan yang yang dikemukakan oleh Borg dan Gall dalam Sukmadinata, tahapannya adalah sebagai berikut:38 a. Studi pendahuluan, pada tahap studi pendahuluan terdiri dari studi kepustakaan dan survei lapangan. 37 Sahin, op. cit., h. 278. Sri Budiningsih, “Pengembangan Instrumen Diagnostik Three-Tier Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Listrik Dinamis Siswa Kelas X SMA”, Jurnal Edukasi, tt, h. 2. 38 22 b. Pengembangan produk, pada tahap pengembangan produk terdiri dari lima kegiatan yaitu identifikasi tujuan tes dan ruang lingkup materi, penyusunan kisi-kisi tes, penulisan butir soal, validasi oleh ahli dan revisi I. c. Uji coba produk, pada tahap uji coba produk terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu uji coba butir soal, analisis butir soal dan revisi II. Butir soal yang memenuhi kriteria valid dan reliabel diterapkan kepada siswa untuk mengetahui miskonsepsi. Berdasarkan jurnal yang berjudul Development of a Three-tier test to Assess High School Students Understanding of Acid and Bases yang dikembangkan oleh Ayla C. Dindar dan Omer Geban menjelaskan pengembangan instrumennya dengan menggunakan tiga tahapan yaitu:39 a. Melakukan wawancara terhadap 12 murid SMA yang terdiri dari enam wanita dan enam laki-laki dengan tingkat pengetahuan tinggi, sedang dan rendah. Wawancara dalam penelitan deskriptif kualitatif adalah hal yang penting karena keharusan keterlibatan peneliti dan penghayatan terhadap permasalahan dan subjek penelitian sehingga, dapat dikatakan bahwa peneliti adalah subjek penelitian. b. Menggunakan open-ended question berupa 10 pertanyaan bedasarkan hasil wawancara tentang konsep yang mewakili konsep asam dan basa, dengan menggunakan 111 siswa SMA yang terdiri dari 65 wanita dan 46 laki-laki. c. Langkah terakhir adalah menggunakan hasil pertanyaan open-ended question untuk membuat instrumen berupa tes diagnostik Three-Tier Test, yang terdiri dari tiga tahapan tahap pertama berupa tes pilihan ganda, tahap kedua adalah alasan jawaban atas langkah pertama dan ketiga adalah confidence tier atau keyakinan atas jawaban langkah pertama dan kedua untuk mengetes validitas soal diteliti oleh empat ahli pendidikan kimia dan dua guru kimia. Pada penelitian ini digunakan instrumen Three-Tier Test yang dikembangkan oleh Haki Pesman dan Ali Eryilmaz yang berjudul , Development of a Three-tier 39 Ayla C. Dindar & Omar geban, op. cit., p. 601. 23 test to Assess Misconseption About Simple Electric Circuit menjelaskan cara pengembangan Three-Tier Test sebagai berikut:40 a. Wawancara, jenis wawancara yang yang digunakan adalah wawancara klinikal. Ketika wawancara ditampilkan contoh, kartu bergambar dan beberapa diagram, setelah itu barulah pewawancara memberikan pertanyaan. Terdiri dari 15 pertanyaan, lima pertanyaan dengan skala likert 1-4 ( 1 sangat menarik dan 4 sangat tidak menarik) dan 10 pertanyaan dengan skala 1-3 (1 tidak pernah dan 3 sering) b. Open ended question atau pertanyaan terbuka, dibangun berdasarkan hasil dari wawancara. Beberapa pertanyaan yang diajukan pada pertanyaan terbuka ini diambil dari beberapa pertanyaan yang diajukan dalam wawancara. Pada tahap ini digunakan 99 siswa SMA. c. Pembuatan instrumen Three-Tier Test, dengan menggunakan hasil dari wawancara dan pertanyaan terbuka. Three Tier Test yang dihasilkan sebanyak 12 soal mengenai SECDT. Soal tahap pertama adalah pilihan ganda, tahap kedua berisi beberapa alasan jawaban soal pertama dengan satu pilihan kosong dan ketiga adalah keyakinan atas jawaban kedua soal sebelumnya. Setelah soal Three-Tier Test selesai dibuat dan diujikan kepada 124 siswa siswa. Three-Tier Test yang dikembangkan Haki Pesman dan Ali Eryilmaz dapat membedakan antara miskonsepsi dan tidak tahu konsep (lack of knowledge). Jenis miskonsepsi juga dibedakan menjadi false positive dan false negative. Menurut Hestenes dan Halloun false posiitve adalah jawaban benar yang diberikan oleh siswa dengan konsep ilmiah yang salah, sedangkan false negative adalah jawaban yang salah yang diberikan oleh siswa dengan konsep yang benar.41 Semua miskonsepsi dapat dikatakan kesalahan (error) tetapi suatu kesalahan (errror) belum tentu dikatakan miakonsepsi, karena beberapa kesalahan (error) adalah tidak paham konsep (lack of knowledge). Miskonsepsi terjadi apabila siswa menjawab salah pada tingkat pertama, benar pada tingkat kedua dan yakin dengan 40 41 Haki Pesman & Ali Eryilmaz, op. cit., pp. 209-211. Ibid. 24 jawaban yang diberikan. Tingkat keyakinan yang terdapat pada tingkat ketigalah yang membedakan antara two-tier dan pilihan ganda. Miskonsepsi terjadi apabila siswa menjawab yakin pada respon yang diberikan pada tingkat ketiga (confident level).42 Siswa dengan miskonsepsi dan tidak paham konsep (lack of knowledge) diidentifikasi sebagai berikut: Tabel 2.4 Identifikasi Three-Tier Test Miskonsepsi dan Tidak Paham Konsep (lack of knowledge) No. Tier 1 Tier 2 Tier 3 Kategori 1. Benar Benar Yakin Paham (mengerti konsep) 2. Benar Benar Tidak yakin Tidak paham konsep (lack of knowledge) 3. Benar Salah Yakin Miskonsepsi (False positive) 4. Benar Salah Tidak yakin Tidak paham konsep (lack knowledge) 5. Salah Benar Yakin Miskonsepsi (False negative) 6. Salah Benar Tidak yakin Tidak paham konsep (lack of knowledge) 7. Salah Salah Yakin Miskonsepsi (False negative) 8. Salah Salah Tidak yakin Tidak paham konsep (lack of knowledge) 6. Kelebihan Three-Tier Test Kelebihan Three-Tier Test adalah sangat efektif dalam menilai pemahaman siswa dibandingkan tes pilihan ganda konvensional karena Three Tier Test dapat membedakan konsepsi alternatif dari kurangnya pengetahuan melalui analisis tingkatan, Three-Tier Test lebih mudah dan cepat untuk menilai pemahaman siswa jika dibandingkan dengan two-tier, dapat memberikan informasi kepada guru baik pengetahuan dan pemahaman siswa sebelumnya serta pemahaman mereka tentang konsep setelah melakukan tes.43 Menurut Eryilmaz dan Surmeli dalam jurnal Haki Pesman Three Tier Test merupakan kombinasi antara two tier dan CRI, dengan menggunakan Three Tier Test dapat diketahui persentase miskonsepsi false positive dan false negative selain itu dengan adanya tier ketiga dapat dibedakan antara miskonsepsi dan tidak paham konsep (lack of knowledge).44 Namun, pada penelitian ini, pembuatan Three-Tier Test dimodifikasi menjadi lebih sederhana, mengingat penelitian ini adalah penelitian mahasiswa Strata 1. 42 Kutluay, op.cit., p. 19. Dindar, op. cit., p. 603. 44 Haki Pesman & Ali Eryilmaz, op. cit., p. 209. 43 25 C. Tinjauan Konsep Materi Virus 1. KD dan Indikator Materi Virus Konsep Virus adalah konsep yang diajarkan di kelas X-MIA Sekolah Menengah Atas pada semester Ganjil. Adapun Kompetensi Dasar dan Indikator pembelajaran untuk konsep Virus adalah sebagai berikut: Kompetensi Dasar : 3.3 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat. Indikator : 3.3.1 Menjelaskan sejarah penemuan virus. 3.3.2 Menggambarkan struktur virus. 3.3.3 Membandingkan struktur tubuh virus satu dengan virus yang lain berdasarkan gambar tubuh virus. 3.3.4 Mengidentifikasi ciri-ciri, ukuran, dan bentuk virus. 3.3.5 Menjelaskan cara hidup virus 3.3.6 Menjelaskan reproduksi virus. 3.3.7 Menjelaskan kasus-kasus dalam kehidupan sebagai dampak negatif dan positif dari virus. 3.3.8 Menjelaskan cara pencegahan dan pengobatan infeksi virus. 3.3.9 Menjelaskan cara pembiakan virus. 2. Kajian Materi Virus. Konsep Virus tediri dari beberapa sub bab sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu sejarah penemuan virus, ciri-ciri tubuh virus, cara hidup dan reproduksi virus, klasifikasi virus, peranan virus dalam kehidupan, pencegahan dan pengobatan infeksi virus, pembiakan virus, viroid dan Prion. Virus ditemukan sekitar akhir abad ke 19, penelitian yang dilakukan para ahli adalah sebagai berikut:45 45 Neil A. Campbell. et al., Biologi, (Jakarta: Erlangga., 2008), Edisi Kedelapan Jilid 1, h. 413. 26 Pertama, Adolf Mayer pada tahun 1883, seorang ilmuan Jerman. Menemukan bahwa ia bisa menularkan penyakit mosaik yang terdapat pada tanaman tembakau, dengan menggosokan getah yang diekstrasi dari daun berpenyakit ke tanaman yang sehat. Kedua, Dimitri Ivanowsky ahli biologi Rusia. Menyaring getah dari daun tembakau yang terinfeksi dengan filter yang dirancang untuk menahan bakteri, hasilnya tanaman tembakau sehat tetap terinfeksi. Ketiga, Martinus Beijerinck ahli botani Belanda, agen penginfeksi dalam getah yang difilter dapat bereproduksi dan tidak dapat dibiakkan pada medium nutrien dalam tabung reaksi atau cawan petri. Beijerinck disebut sebagai ilmuan pertama yang menyuarakan konsep Virus. Keempat, Wendell Stanley pada tahun 1935 ilmuan Amerika. Mengkristalisasi partikel penginfeksi dan saat ini dikenal dengan TMV (tobacco misaic virus. Menurut Campbell virus paling kecil berdiameter 20 nm lebih kecil dari ribosom dan virus terbesar hanya dengan berdiameter beberapa ratus nanometer nyaris tidak tampak dibawah mikroskop.46 Menurut Irnaningtyas virus lebih kecil dan lebih sederhana dari bakteri ukuran tubuhnya antara 20 nm-300 nm (1 nm= 1/ 1000000 mm), virus terbesar memiliki ukuran 150-300 nm.47 Menurut Istamar virus dapat lolos dari saringan keramik sedangkan bakteri tidak, tubuh virus terdiri dari kapsid dan asam nukleat, dan ada beberapa virus yang memiliki strukrur tambahan , misalnya pada bakteriofag atau fag yang menyerang bakteri memiliki kepala, ekor dan serabut ekor.48 Berdasarkan ketiga buku yang digunakan virus hidup didalam sel hidup organisme tertentu yang cocok sehingga disebut parasit intraseluller obligat. Bila sel hidup yang ditumpangi virus mati maka virus pun akan mati, sel yang ditumpangi virus disebut sel inang. Reproduksi virus terdiri dari lima tahap, yaitu tahap adsorbsi, tahap penetrasi, tahap sintesis (eklifase), tahap pematangan dan tahap lisis. Siklus litik terjadi apabila pertahanan sel inang lebih lemah 46 Ibid. Irnaningtyas, Biologi SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 53. 48 Istamar Syamsuri, Biologi, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 53. 47 27 dibandingkan daya infeksi virus, sehingga menyebabkan pecah dan matinya sel inang. Virus yang mampu bereproduksi dengan siklus litik disebut virus virulen. Sedangkan siklus lisogenik terjadi apabila sel inang memiliki pertahanan yang lebih baik dibandingkan daya infeksi virus sehingga sel inang tidak pecah dan dapat bereproduksi secara normal. DNA fag berinteraksi ke dalam kromosom sel inang membentuk profag. Virus yang bereproduksi dengan siklus lisogenik dan litik disebut virus temperat. Menurut sistem ICTV (International Committee an Taxonomy of viruses), terdapat tiga tingkatan takson dalam klasifikasi virus,yaitu famili menggunakan akhiran –viridae, nama genus dengan akhiran –virus, dan nama spesies menggunakan bahasa inggris dan diakhiri dengan –virus. Nama genus dan spesies dicetak miring. Contohnya:49 Famili : Poxviridae. Genus : Orthopaxvirus Spesies: Variola virus (penyebab cacar). Membuat antitoksin, melemahkan bakteri, jika DNA virus lisogenik masuk ke dalam DNA bakteri patogen maka bakteri tersebut menjadi tidak berbahaya, dan memproduksi vaksin.50 Rekayasa genetika, pemberantas serangga hama, dengan pembiakkan virus dan disemprotkan pada serangga atau tanaman, dan membuat perangkat elektronik.51 Penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus: gondongan, herpes, cacar variola (smallpox), cacar air varisela (chickenpox) dan herpes zoster (shingles), hepatitis, influenza dan parainfluenza, campak (morbili), AIDS, poliomielitis, tumor, kanker, karsinoma, kutil, demam berdarah, chikungunya, ebola, flu burung, SARS dan mata belek. Penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus: rabies, penyakit mulut dan kaki, tetelo (NCD), tumor dan kutil. Penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh virus: tungro, mosaik, TYLC. Usaha pencegahan terhadap infeksi virus dapat dilakukan dengan pemberian vaksin dan pengobatannya dengan pemberian interferon dan kemoterapi antivirus. 49 Ibid., h. 60-61. Syamsuri, op cit., h. 61-62. 51 Irnaningtyas, op cit., h. 61-62. 50 28 Virus hanya dikembangkan dalam sel hidup, dan perlu diisolasi dari sel inang sebelum dikembangkan. Contohnya dikembangkan dalam telur yang fertil (mengandung embrio) atau biakan sel suatu organisme secara in vitro (di luar tubuh, didalam tabung kultur).52 Meskipun sangat kecil dan sederhana virus masih kalah dengan entitas-entitas lain yang lebih kecil dan kalah kompleks, dikenal sebagai viroid dan prion, menyebabkan penyakit viroid penyebab penyakit pada tanaman dan prion penyebab penyakit pada hewan. Viroid adalah molekul RNA melingkar, panjangnya hanya beberapa ratus nukleotida, viroid tidak mengkodekan protein. Sedangkan prion adalah protein penginfeksi yang menyebabkan sejumlah penyakit otak pada hewan.53 D. Hasil Penelitian yang Relevan Haki Pesman dan Ali Eryilmaz melakukan penelitian mengenai pengembangan Three-Tier Test pada bidang fisika mengenai arus listrik (Electric Circuit) dengan 12 soal yang terdiri dari pilihan ganda, alasan memilih soal pertama dan keyakinan atas jawaban soal pertama dan kedua. Tes ini dikembangkan dan diberikan kepada 124 siswa SMA. Teknik yang digunakan adalah teknik kualitatif untuk menetapkan validitas dan beberapa teknik kuantitatif. Berdasarkan hasil perhitungan reabilitas dengan menggunakan conbrach alfa diperoleh angka 69 yang menunjukan bahwa tes valid dan reliabel.54 David Hestenes dan Ibrahim Holloun melakukan penelitian mengenai konsep kecepatan dalam fisika. Penelitian yang dilakukan dapat mengungkapkan false positive dan false negative dalam soal, false positive terjadi ketika jawaban yang diberikan benar dengan alasan yang salah dan false negative terjadi ketika jawaban yang diberikan salah dengan alasan yang benar. Hasil penelitian menyebutkan kemungkinan false negative dibawah 10%, false negative digunakan sebagai pengecoh. Menimimalkan false positive sangat sulit, 52 Ibid., h. 69-72. Campbell, op cit., h.425. 54 Haki Pesman & Ali Eryilmaz, op cit., h. 208-217. 53 29 kemungkinan false positive adalah 20% jika memilih secara acak. Berdasarkan hasil tes dan wawancara siswa, deskripsi pikiran siswa adalah (1) tidak dapat membedakan konsep kecepatan dan percepatan, (2) tidak paham konsep kecepatan secara umum dan (3) memiliki pemikiran yang tidak logis mengenai konsep kecepatan dan gerakan.55 Ayla C. Dindar dan Omer Geban melakukan penelitian mengenai pengembangan Three-Tier Test untuk mengukur miskonsepsi pada konsep asam dan basa pada tahun 2011 dan hasil penelitiannya menyebutkan adanya hubungan antara nilai langkah pertama dan kedua (two-tier) dengan langkah ketiga berupa keyakinan siswa (confidence-tier) setelah dihitung dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson. Siswa SMA yang memiliki nilai test yang tinggi lebih percaya diri dibandingkan dengan siswa dengan skor yang rendah, korelasi yang digunakan adalah r = 45, n = 156, dan p < 000. Siswa yang memiliki nilai skor yang rendah pada langkah pertama dan kedua serta yakin pada langkah ketiga adalah siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep kimia asam dan basa.56 Sri Budiningsih, Muhardjito dan Asim melakukan penelitian pada siswa X SMA 1 Turen pada konsep Listrik Dinamis dengan menggunakan Three-Tier Test sebagai instrumen dan menyebutkan bahwa instrumen diagnostik Three-Tier Test yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria valid dan reliabel untuk menidentifikasi miskonsepsi. Hal ini dibuktikan dengan hasil validitas isi kepada ahli diperoleh validitas isi sebesar 90%. Hasil analisis uji coba produk kepada siswa diperoleh 28 butir soal memenuhi kriteria valid. Rata-rata validitas butir soal sebesar 0,419 yang berarti instrumen diagnostik secara keseluruhan valid. Reliabilitas tes sangat tinggi, yaitu sebesar 0,83. Taraf kesukaran instrumen diagnostik termasuk kriteria sedang, yaitu rata-rata taraf kesukaran sebesar 0,45. Daya pembeda instrumen diagnostik termasuk kriteria baik, yaitu rata-rata nilai daya pembeda sebesar 0,491. Hasil penerapan soal pada siswa kelas X-7 SMAN 1 55 David Hestenes & Ibrahim Halloun., Interpreting the force concept Inventory a Response to Huffman and Heller, Article appeared in the Physics Teacher, 1995, pp. 3-6. 56 Ayla C. Dindar, op. cit, h. 602-603. 30 Turen, sebesar 27,7% siswa mengalami miskonsepsi dan 23,1% tidak tahu konsep pada materi listrik dinamis.57 Riana Dewi Astari melakukan penelitian tentang Pengembangan Three Tier Test sebagai Instrumen dalam Identifikasi Miskonsepsi pada konsep Atom, Ion dan Molekul pada tahun 2012. Tes yang dikembangkan adalah 30 butir soal dan setelah mendapat tinjauan dan masukan dari peer reviewer, Dosen pembimbing dan Dosen ahli butir soal yang dapat digunakan adalah 23 butir soal. Three-Tier Test yang telah dikembangkan mempunyai kualitas Baik (B) menurut penilaian dalam penelitian 5 guru IPA SMP/MTS dengan skor 61,4 dari skor maksimal 75. Kesimpulannya, Three-Tier Test yang telah dikembangkan dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada konsep Atom, Ion dan Molekul.58 E. Kerangka Pikir Banyak konsep yang telah kita miliki sejak kecil. Kemudian konsep-konsep tersebut telah mengalami modifikasi karena pengalaman-pengalaman baru. Sama halnya dengan konsep Virus yang dipelajari, memiliki struktur tubuh dan cara reproduksi yang berbeda dengan makhluk sehinnga diperlukan pemahaman yang mendalam. Hal ini sejalan dengan pendapat Clement bahwa siswa sebenarnya sejak kecil telah mengkonsturksi konsep-konsep lewat pengalaman hidupnya, namun pengalaman mereka yang beraneka ragam sangat mewarnai miskonsepsi yang terjadi di kelas. Konsep-konsep awal yang dimiliki oleh siswa dapat sesuai dengan konsep ilmiah ataupun tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Perbedaan konsep awal dengan konsep ilmiah sangat berpengaruh pada perolehan pengetahuan tentang konsep berikutnya yang akan diserap oleh siswa, hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi.59 Ada kalanya perbedaan konsep awal siswa dengan konsep ilmiah dapat diubah dengan mudah, namun ada kalanya pula sulit untuk diubah.60 Namun 57 Budiningsih, op. cit., h.6. Riana D. Astari, “Pengembangan Three-Tier Test sebagai Instrumen dalam Identifikasi Miskosepsi Konsep Atom, Ion dan Molekul”, Skripsi S1 UIN Yogyakarta, 2012, h. 46. 59 Suparno, op. cit., h. 6-7. 60 Ibid., h. 31. 58 31 terkadang, guru enggan memperhatikan konsep awal yang dimiliki oleh siswa. Apabila konsep yang tidak tepat telah masuk ke dalam struktur kognitif siswa maka miskonsepsi dapat berlanjut terus-menerus dan dapat menyebabkan siswa terlambat menerima konsep yang baru dengan tepat. Sebelum guru membantu menangani miskonsepsi yang terjadi pada siswa, guru harus terlebih dahulu mengetahui penyebab terjadinya miskonsepsi tersebut. Setelah itu, guru dapat menentukan strategi pengajaran yang paling tepat untuk meminimalisasi terjadinya miskonsepsi. Cara yang digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada penelitian ini digunakan instrumen Three-Tier Test yang dikembangkan oleh Haki Pesman dan Ali Erylmaz. Asimilasi Akomodasi Pengetahuan Prakonsepsi Proses belajar mengajar Siswa paham Siswa tidak paham Miskonsepsi pada siswa Siswa terhambat dalam menerima pelajaran yang baru dan menemui masalah-masalah dalam belajar Penggunaan Three-Tier Test untuk identifikasi siswa paham, tidak paham dan miskonsepsi Gambar 2.1 Kerangka Pikir BAB III METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada pertengahan semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah berbeda yaitu tahap pembuatan instrumen dan tahap pelaksanaan penelitian. Tahap pembuatan instrumen (wawancara, open-ended question dan Three-Tier Test) dilaksanakan pada bulan 9 Oktober-21 November di SMAN 66 Jakarta yang beralamat di Jalan Bango III Pondok Labu, Cilandak. Sedangkan, tahap pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan 27 November di SMAN 74 Jakarta Selatan yang beralamat di Jalan Dharma Putra XI, Kebayoran Lama. B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang meneliti status, kondisi dan sistem pemikiran sekelompok manusia pada suatu peristiwa yang terjadi pada masa sekarang. Metode deskriptif dapat mendeskripsikan, menggambarkan atau melukiskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, dan sifat serta hubungan yang diteliti.1 2. Alur Penelitian Alur penelitian menyesuaikan alur yang dikembangkan oleh Haki Pesman dan Ali Eryilmaz. Penjelasan rincinya adalah sebagai berikut:2 1 Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h.54. Haki Pesman & Ali Eryilmaz, Development of a Three-Tier Test to Asses Misconception About Simple Electric Circuit, The Journal of Education Research, 2010, pp. 208-222. 2 32 33 Mengidentifikasi Masalah Merumuskan Masalah Tahap Persiapan Survei Melalui Angket dan Wawancara Guru Biologi Melakukan Wawancara Klinikal Kepada Beberapa Siswa SMA kelas X MIA Tahap Pembuatan Instrumen Melakukan Open-ended question (Pilihan Ganda Terbuka) Membuat Instrumen Three-tier test Tahap Pelaksanaan Penelitian Melakukan Penelitian dan Mengumpulkan Data Dengan Menggunakan Three-Tier Test Mengolah Dan Menganalisis Data Tahap Pengolahan dan analisis data Menarik Kesimpulan Menyusun Laporan Penelitian Gambar 3.1 Alur penelitian Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan utama yaitu tahap persiapan yang terdiri dari dua tahapan, tahap pembuatan instrumen yang terdiri dari empat tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pembuatan instrumen, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap pengolahan dan analisis data. a) Tahap persiapan Pertama, dilakukan observasi mengenai masalah yang sering timbul pada konsep tertentu di sekolah. Observasi dilakukan dengan wawancara dan survei. Pelaksanaan wawancara dengan guru bidang studi Biologi mengenai konsep yang dianggap sulit. Hasil wawancara dari guru Biologi (ibu Sartiwi guru di SMAN 66 34 dan ibu Nurwenda guru di SMAN 74) didapatkan bahwa konsep virus dianggap sulit oleh siswa, pada indikator ciri-ciri virus khususnya mengenai pengelompokkan dan reproduksi virus.3 Kesulitan siswa terlihat dari rendahnya nilai ulangan harian pada konsep virus di salah satu sekolah berkisar 64,74 dengan KKM 75. Survei dilakukan oleh 66 siswa/siswi di kelas XI SMA IPA yang sudah mendapatkan pelajaran Biologi di kelas X pada dua sekolah SMAN 66 dan SMAN 74 Jakarta. Hasil survei menunjukkan Virus menempati posisi pertama dibandingkan konsep lain yang terdapat pada kelas X semester Ganjil, penjabarannya adalah sebagai berikut: 31,80% Protista, 57,58% Virus, 4,5% Keanekaragaman Hayati, 4,5% Ruang Lingkup Biologi dan 1,5% menganggap tidak ada yang sulit dari pelajaran Biologi.4 Alasan terbanyak siswa memilih konsep Virus adalah terlalu banyak hafalan, klasifikasi ilmiah dan cara reproduksi yang berbeda dengan makhluk lain. Setelah diperoleh hasil wawancara dan survei dilakukanlah penelusuran literasi mengenai tes diagnostik untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Setelah menemukan beberapa sumber mengenai tes diagnostik, digunakan ThreeTier Test yang digunakan oleh Haki Pesman dan Ali Erylmaz. Pada tahap ini peneliti membuat indikator pembelajaran mengacu pada kurikulum 2013 dengan pertimbangan dan persetujuan dosen. b) Tahap pembuatan instrumen 1) Tahap pembuatan soal tingkat pertama (Wawancara) Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara klinikal atau wawancara klinis, wawancara klinis dilakukan dengan memilih konsep yang dianggap sulit oleh siswa. Keunggulan wawancara klinikal adalah dapat diperoleh latar belakang timbulnya miskonsepsi dan dimana siswa mendapatkan miskonsepsi tersebut.5 Membuat pertanyaan dengan pertimbangan dan persetujuan dosen.6 Pertanyaan 3 Lampiran 3, h. 95. Hasil survei. 5 Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka belajar, h. 82. 6 Lampiran 4, h. 99. 4 35 yang digunakan dan telah disetujui sebanyak 18 pertanyaan yang mencakup seluruh indikator, pertanyaan diberikan kepada 15 siswa. Siswa tersebut dipilih berdasarkan kemampuan yang dilihat dari nilai ulangan sebelumnya dan diperoleh siswa kelompok atas, tengah, dan bawah. Kelimabelas siswa tersebut dipilih dan dijadikan sebagai sampel dalam tahap wawancara mengenai konsep Virus. Wawancara dilakukan di kelas X MIA 2 di SMAN 66 Jakarta, kelas MIA adalah kelas dengan siswa peminatan IPA. Hasil wawancara dianalisis untuk dijadikan pilihan jawaban pada pertanyaan tingkat pertama berupa pada soal Three-Tier Test. Hasil analisis selanjutnya dipertimbangkan dan disetujui oleh dosen. 2) Tahap pembuatan soal tingkat kedua (open-ended question) Pilihan ganda yang sudah dibuat dan divalidasi dari hasil wawancara, diujikan kepada siswa. Pada soal pilihan ganda ini, siswa diminta memilih jawaban dan menuliskan alasan (alasan bebas) untuk setiap jawaban mereka. Soal yang digunakan sebanyak 43 soal yang mencangkup semua indikator. Tes ini adalah tes pilihan ganda beralasan bebas. Sampel yang digunakan dalam tahap ini adalah kelas X MIA 1 di SMAN 66 Jakarta, sebanyak 35 siswa/siswi. Alasan bebas pada jawaban siswa selanjutnya dianalisa dan dijadikan sebagai pilihan jawaban pada pertanyaan tingkat kedua (tier kedua). Setelah tingkat satu (pilihan ganda) dan tingkat dua (alasan memilih tingkat satu) selesai dibuat ditambahan satu alasan kosong pada pilihan jawaban pada tingkat dua dengan persetujuan dan pertimbangan dosen. 3) Tahap pembuatan soal tingkat ketiga (tes diagnostik Three-Tier Test) Pembuatan Tier ketiga dilakukan dengan memberikan tingkat keyakinan (confident level) terhadap soal tingkat pertama dan soal tingkat kedua. Diberikan dua tingkat keyakinan yaitu yakin dan tidak yakin pada setiap soal yang telah dibuat. Soal yang diujikan sebanyak 43 pada kelas X MIA 3 di SMAN 66 Jakarta sebanyak 32 siswa/siswai. Hasil tes dikalkulasi untuk mendapatkan data statistik. c) Tahap pelaksanaan penelitian Setelah Three-Tier Test diujikan di sekolah selanjutnya, di analisis validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal. Diperoleh 15 soal valid dan reliabel yang digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi. Identifikasi pada 36 tahap ini diberikan pada 96 siswa/siswi di kelas X MIA 2 di SMAN 74 Jakarta yang telah mempelajari konsep Virus. Agar tidak bias dengan retensi peneliti menginformasikan siswa akan dilaksanakan tes mengenai konsep Virus. d) Tahap Pengolahan dan analisis data Data hasil identifikasi diolah dan dianalisis berdasarkan skor yang ditetapkan pada jurnal Haki Pesman dan Ali Erylmaz. Krtiteria skor berdasarkan tingkat pertama, tingkat kedua dan tingkat ketiga (Tabel 3.9, Tabel 3.10, Tabel 3.11). Berdasarkan pengolahan dan analisis data, diambillah suatu kesimpulan mengenai penelitian yang telah dilakukan. C. Populasi dan Sampel Populasi target dalam penelitian di SMAN di Jakarta Selatan dengan populasi terjangkau di kelas X MIA di SMAN 66 Jakarta dan X MIA di SMAN 74 Jakarta yang sudah mempelajari konsep Virus. Siswa kelas X MIA di SMAN 66 dijadikan sampel pembuatan dan uji coba soal dan di SMAN 74 Jakarta dijadikan sampel untuk identifikasi miskonsepsi. Pemilihan sekolah yang dijadikan populasi target dipilih secara random sampling (SMAN di Jakarta Selatan) dan Populasi sekolah yang dijadikan populasi terjangkau dipilih dengan teknik purposive sampling yang merupakan penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.7 Pemilihan Populasi terjangkau di SMAN 66 dan 74 dipilih karena menganggap konsep Virus sulit berdasarkan hasil nilai ulangan harian, wawancara guru dan angket siswa kelas XI SMA IPA. Penentuan sampel yang digunakan dari dua sekolah tersebut sebagai berikut: 1. Sampel Pembuatan dan uji coba Sampel uji coba dilakukan di kelas X MIA SMAN 66 Jakarta. Tahap pertama pembuatan soal dengan wawancara dilakukan pada kelas X MIA 2 sebanyak 15 siswa/siswi, tahap kedua berupa pertanyaan terbuka dilakukan pada kelas X MIA 7 Syofian, Siregar, Statistika Deskripsi untuk Peneletian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Hal. 148. 37 1 sebanyak 35 siswa/siswi dan uji kalibrasi instrumen pada kelas X MIA 3 sebanyak 32 siswa/siswi. 2. Sampel pengambilan data Sempel pengambilan data dilakukan di kelas X MIA di SMAN 74 yang telah mendapatkan konsep Virus. Sampel yang digunakan dalam identifikasi siswa sebanyak 96 siswa/siswi. D. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam identifikasi miskonsepsi adalah tertulis dalam bentuk Three-Tier Test yang dibuat melalui tahapan wawancara klinis dan pertanyaan terbuka (open ended question). Berikut ini adalah penjelasannya: Non tes, Wawancara sebagai acuan pembuatan tingkat pertama .yang digunakan untuk mengetahui konsep yang dianggap sulit oleh siswa. Indikator yang digunakan dalam pembuatan meliputi indikator yang digunakan di sekolah SMAN 66 dan SMAN 74 jakarta. Pembuatan kisi-kisi soal dan materi virus mengacu pada tiga sumber buku buku Campbell (Biologi edisi kedelapan jilid satu) tahun 2010, Istamar Syamsuri (Bologi SMA KTSP standar isi) tahun 2006 dan Irnaningtyas (Biologi SMA kelas X kurikulum 2013). Soal ditentukan dengan cara nontes, data nontes diperoleh dari hasil wawancara klinikal yang digunakan untuk menentukan soal tingkat pertama Data Tes yang digunakan dalam penelitian adalah dalam bentuk Three-Tier Test dan pertanyaan (open-ended). Tes diagnostik Three-Tier Test terdiri dari tiga tahapan utama, tingkat pertama adalah pilihan ganda dengan empat pilihan (a,b,c dan d) pertanyaan mengenai konsep materi, tingkat kedua adalah soal penalaran mengenai alasan jawaban terhadap langkah pertama terdiri dari empat pilihan keyakinan ditambah satu keyakinan tambahan jika merasa tidak ada jawaban yang tersedia terhadap langkah pertama (a,b,c,d dan e), dan tingkat adalah confidence level atau pertanyaan keyakinan terhadap langkah pertama dan kedua terdiri dari dua pernyataan yaitu yakin atau tidak yakin. 38 E. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes diagnostik Three-Tier Test yang berfungsi untuk mengevaluasi kemampuan memahami dan mengidentifikasi miskonsepsi siswa. Soal yang dihasilkan dari hasil wawancara klinikal dan pertanyaan terbuka sebanyak 42 soal, 42 soal tersebut diukur validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukarannya. Soal yang digunakan dalam identifikasi miskonsepsi sebanyak 15 soal, indikator dan indikator soal yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal yang Digunakan pada Three-Tier Test Konsep Virus No. Indikator Indikator Soal Jenjang No Jumlah Kognitif Soal soal 1. Menjelaskan Menentukan virus yang C3 1 1 sejarah penemuan pertama kali ditemukan virus. 2. Menggambarkan Memperkirakan cara C2 2 2 struktur virus. mengetahui ukuran struktur tubuh virus Mengkategorikan struktur C5 3 tubuh virus 3. Membandingkan Membandingkan struktur C2 4 1 struktur tubuh virus tubuh virus satu dengan virus yang lain berdasarkan gambar tubuh virus. 4. Mengidentifikasi Mencirikan tubuh virus C2 5 2 ciri-ciri, ukuran, Menyelidiki perbedaan ciri C3 6 dan bentuk virus. tubuh virus dengan organisme lain 5. Menjelaskan cara Menyimpulkan tempat C2 7 1 hidup virus hidup virus 6. Menjelaskan Mengkategorikan siklus C2 8 2 reproduksi virus. yang terjadi pada virus Menganalisis dasar C4 9 klasifikasi virus 39 No. Indikator Indikator Soal 7. Menjelaskan kasuskasus dalam kehidupan sebagai dampak negatif dan positif dari virus. 8. Menjelaskan cara pencegahan dan pengobatan infeksi virus. 9. Menjelaskan cara pembiakan virus. Jenjang No Jumlah Kognitif Soal soal Menyelidiki ciri penyakit C3 10 3 ebola Menafsirkan kasus C6 11 berdasarkan fakta yang terjadi Memprediksi penyakit dan C6 12 virus yang menyebabkannya Menyebutkan cara C3 13 2 penggunaan vaksin polio Menentukan cara tubuh C3 14 bertahan dari serangan virus Menyimpulkan hasil C6 15 1 pembiakan virus JUMLAH SOAL 15 F. Kalibrasi Instrumen Tes yang digunakan untuk identifikasi miskonsepsi sebanyak 42 soal, soal dikalibrasi terlebih dahulu melalui uji validitas, uji reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal. Digunakan dua jenis uji validitas isi dan validitas konstruk, validitas konstruk meliputi validitas korelasi tingkat kepercayaan menggunakan pearson correlation dan uji validitas butir soal. Sehingga soal yang digunakan dalam identifikasi miskonsepsi sebanyak 15 soal, sesuai Gambar 3.2 dibawah ini: Three-tier test (42 soal) Kalibrasi Instrumen: 1. Validitas (isi, konstruk, butir soal) dengan Spss (pearson product moment) 2. Reliabilitas dengan Spss(cronbrach alfa) 3. Daya Beda dengan excel 4. Tingkat Kesukaran dengan Anates. Three-Tier Test (15) soal) Analisis ThreeTier Test Gambar 3.2 Alur pembuatan three-tier test 1. Uji validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat valid (kesahihan) suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai 40 validitas tinggi, dan sebaliknya dengan instrumen yang kurang valid.8 Uji validitas yang dilakukan disesuaikan dengan jurnal yang dikembangkan oleh Haki Pesman dan Ali Eryilmaz. a) Validitas Isi (Content Validity) Uji validitas yang dilakukan untuk mengukur soal adalah validitas isi (content validity). Validitas isi berkiatan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) dan penentuan validitas isi berkaitan dengan proses analisis logis.9 Validitas isi pada penelitian ini menggunakan dua dosen pembimbing. b) Validitas Konstruk (Construct Validity)10 Validitas yang mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. 11Validitas yang digunakan adalah validitas Product Moment yang dihitung menggunakan SPSS, dengan rumus: ( ( ( ) ) ( ( ) )( ( )( ) ) ( ) ) Keterangan: n = jumlah responden X =skor variabel (jawaban responden) Y = Skor total variabel untuk responden n Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan valid dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien validitas ( ) > dari , (jumlah soal, α =0,05 atau α =0,01 .12 Validitas butir soal Validitas butir soal atau validitas item dilakukan karena skor pada soal menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Soal memiliki validitas yang tinggi jika memiliki kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus korelasi diatas.13 8 Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 211 9 Siregar, op cit., h. 163 10 Lampiran 9, h. 158—171. 11 Siregar,loc cit. 12 Ibid., h. 164. 13 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), h. 90. 41 Tabel 3.2 Hasil Validitas Pearson Product Moment Dengan Spss 17 No.Soal Keterangan JML Nilai ( ) 2 3 5 7 9 10 14 16 25 31 33 34 37 38 41 8 11 15 20 21 23 24 28 29 35 1, 4, 6, 12, 13, 17, 18, 19, 22, 26, 27,30,32, 36, 39,40,42 .320 Valid Valid Valid Valid .318 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid -.106 Tidak valid -.054 Tidak valid .145 Tidak valid -.021 Tidak valid -.267 Tidak valid .217 Tidak valid .024 Tidak valid .252 Tidak valid .198 Tidak valid .125 Tidak valid Tidak dapat dihitung karena variabel konstan Jumlah 15 10 17 42 14 Keterangan: 5% = 0,04* 1% = 0,393** Validitas korelasi tingkat kepercayaan (confident level) dan skor 2 Derajat hubungan yang terjadi dinamakan korelasi, korelasi dapat dilihat melalui suatu hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Jika nilai suatu variabel naik sedangkan nilai suatu variabel turun, maka kedua variabel tersebut mempunyai korelasi negatif. Korelasi positif terjadi ketika naiknya nilai 14 Siregar, op cit., h. 316. 42 suatu variabel dan diikuti pula dengan naiknya nilai suatu variabel lain, atau menurunnya nilai suatu variabel dan diikuti pula dengan menurunnya nilai suatu variabel lain. Derajat atau tingkat hubungan antara dua variabel diukur dengan indeks korlasi disebut koefisien korelasi, koefisien korelasi tidak memperlihatkan adanya hubungan sebab dan akibat antara variabel-variabel yang diukur.Jika sepasang variabel kontinue, X dan Y, mempunyai korelasi, maka derajat korelasi dapat dicari dengan meggunakan koefisien korelasi Pearson. Rumus untuk koefisien korelasi Pearson adalah:15 √ Keterangan: r = sum of product = sumsquare dari variabel X = sumsquare dari variabel Y = koefisien korelasi spearman Rumus untuk , , adalah ( )( ( ) ( ) Keterangan: N = Jumlah pengamatan dari masing-masing variabel. X = (X-Ẋ ). Y = (Y-Ȳ ). Ẋ = mean dari variabel X. Ȳ = mean dari variabel Y. 15 Nazir, op cit., h. 450-451. ) 43 Tabel 3.3 Hasil Validitas Korelasi Tingkat Kepercayaan dan Skor 2 Dengan Spss 17 Validitas korelasi tingkat kepercayaan (confident level) dan skor 2 dengan hasil .537** lebih besar dari 0,39 dengan taraf signifikan 0,01 atau 1% dengan 42 soal artinya valid, dikatakan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat kepercayaan (confident level) dan skor 2. Gambar 3.3 scattergram korelasi tingkat kepercayaan (confident level) dan skor 2 2. Uji adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Uji digunakan dengan menggunakan alat ukur Internal Consistency. Pengujian ini digunakan untuk mengukur alat ukur cukup hanya sekali saja.16 Jenis yang 16 Siregar, op cit., h. 173-175. 44 digunakan adalah Alpha Cronbach yang dihitung menggunakan SPSS, dengan rumus: Menghitung nilai varians: ( ) Menentukan Realibilitas soal: ( )( ) Keterangan : N X = jumlah sampel = nilai skor yang dipilih K = jumlah butir pertanyaan Kriteria suatu instrumen penelitian menggunakan teknik ini, bila koefisien reabilitas ( dikatakan reliabel dengan ) > 0,6. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan cronbrach’s α pada spss 17, diperoleh r hitung sebesar .707 lebih besar dari 0,6 yang berarti soal dinyatakan reliabel dan dapat digunakan.17 3. Uji Daya Beda Soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Angka yang dapat mengukur perbedaan itu adalah daya pembeda atau indeks diskriminasi. Perhitungan daya beda dilakukan pada tahap uji instrumen dan dihitung berdasarkan data yang didapatkan dari uji reliabilitas pada 42 soal Three-Tier Test konsep Virus. Adapun perhitungan daya pembeda adalah menggunakan rumus:18 D 17 Lampiran 9, h. 172--175 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 212. 18 BA BB J A JB 45 Keterangan: J = jumlah peserta tes JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab salah Adapun klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Koefisien Kriteria DayaPembeda 0,00 - 0,20 Buruk 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Daya Beda Dengan Excel19 No. soal Keterangan JML Valid 1, 2, 4, 6, 8, 9, 12, 13, 15, 17, 18, 19, Buruk 26 2, 9 21, 22, 23, 24, 26, 27, 29, 30, 32,35, 36,39, 40, 42 3, 10, 28, 31 Cukup 7 3, 10, 31 5, 11, 16,20, 25, 38, 41 Baik 4 5, 16, 25,38,41 7, 14, 33, 34, 37, BaikSekali 5 7, 14, 33, 34, 37 JUMLAH 42 15 4. Uji Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran adalah penentuan kriteria soal termasuk mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab suatu soal, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal.20 Keterangan : I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir N = Banyaknya siswa memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan 19 Lampiran 10, h. 176-177. Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 135 20 46 Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Dengan Anates21 No. soal Keterangan JML Valid 1, 4, 6, 8, 12, 13, 17, 18, 19, 22, 23, Sangat Sukar 20 24, 26, 27, 30, 32, 36, 39, 40, 42 9,15,29,35 Sukar 4 9 3,5,7,10,14,16,20,21,25,28,31,33, Sedang 15 3, 5, 7, 10, 14, 34,37,38 16, 25, 31, 33, 34, 37, 38 2,41 Mudah 2 2, 41 11 Sangat Mudah 1 Jumlah 42 15 5. Hasil Interview Klinikal Tahap pertama dalam pembuatan soal three-tier test yang dikembangkan oleh Haki Pesman dan Ali Eryilmaz adalah interview klinikal. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai sejauh mana siswa mengusai konsep Virus yang telah dipelajari, siswa dipilih berdasarkan nilai ulangan sebelumnya dan dikelompokkan menjadi tiga tingkatan rendah, sedang dan tinggi. Digunakan 18 pertanyaan kepada 15 siswa kelas X MIA 2 dan sesuai dengan indikator yang digunakan disekolah.22 Hasil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi dijadikan acuan pembuatan tier pertama, digunakan tiga jawaban salah (a,b,c) dan satu jawaban benar (d). Tabel 4.1 menunjukan jawaban yang mengalami miskonsepsi dalam wawancara klinikal. Tabel 3.7 Hasil Wawanacara Klinikal Soal 1 2 Miskonsepsi Siswa menganggap bahwa dengan bersentuhan dapat menularkan bercak kuning Siswa beranggapan bahwa Meinjery adalah orang yang pertama kali menemukan virus yang ukurannya lebih kecil dari bakteri Siswa meganggap virus TMV ditemukan oleh Adolf Mayer. JML 1 1 1 Siswa menganggap bahwa bakteri lebih kecil dari virus 1 Siswa menganggap bahwa lumut adalah mikroorganisme 1 3 Siswa menganggap virus adalah sebuah sel uniseluller. 3 4 Siswa menganggap dengan melihat hanya melihat perbedaan morfologi pada bakteri dan virus Siswa menganggap dengan menggunakan mikroskop cahaya karena mikroskop dapat digunakan untuk melihat virus 6 21 22 Lampiran 11, h. 178-179. Lampiran 5, h. 101-122. 1 47 3 5 Siswa menganggap dengan cara membekukan virus dan bakteri karena yang dapat dibekukan hanya virus. Siswa menganggap virus dapat dilihat menggunakan mikroskop cahaya 6 Siswa beranggapan bahwa kapsid virus T tersusun atas lemak 1 8 Siswa beranggapan bahwa tubuh virus T terdiri dari RNA dan DNA 2 Siswa menganggap selubung ekor atau leher sebagai badan virus T. Siswa menganggap bahwa serabut ekor sebagai kaki virus T. 2 Siswa menganggap materi genetik (DNA) sebagai sel inang virus T. 2 Siswa beranggapan bahwa kapsid sebagai DNA 1 7 9 10 11 Siswa beranggapan bahwa kapsid atau kepala sebagai kapsul plasma Siswa lainnya menganggap bahwa semua virus memiliki bentuk yang sama Siswa menganggap bahwa cara reproduksi virus sama dengan makhluk lainnya yaitu dengan parasit dengan induknya dan bergantung pada makhluk lain. 3 4 Siswa menganggap virus dapat berkembang biak dan berpindah tempat 1 Siswa menganggap siklus lisogenik sama dengan siklus litik 1 Siswa menganggap bahwa reproduksi virus sama dengan makhluk hidup Siswa menganggap hasil anak dari siklus lisogenik sama dengan induknya Siswa menganggap hasil anak yang dihasilkan pada siklus litik berbeda dengan induk 1 6 2 Siswa menganggap bahwa virus menginfeksi bakteri terjadi pada penyakit influenza, ebola, HIV. 3 Siswa menganggap virus lebih kuat dari bakteri karena virus menyebabkan penyakit Siswa menganggap virus dapat memakan bakteri 1 1 48 Soal 12 13 15 16 18 19 6. Miskonsepsi JML Siswa menganggap penyakit TBC disebabkan oleh virus dan 5 Siswa menganggap semua penyakit disebabkan oleh virus. 1 Hampir seluruh siswa menjawab benar mengenai penyakit karena virus tetapi alasan yang diberikan tidak sesuai konsep ilmiah, alasan yang banyak dikemukakan adalah karena virus dapat menyerang tubuh manusia Siswa menganggap vaksin adalah antibodi Siswa menganggap vaksin digunakan untuk rekayasa genetika Siswa menganggap vaksin adalah vitamin 2 1 1 Siswa mengalami miskonsepsi dengan menganggap dengan bersentuhan dengan makhluk hidup yang terserang penyakit karena virus dapat menginfeksi makhluk lain yang sehat Siswa menganggap bahwa virus adalah sel, dan Siswa menganggap ilmuan mengembangbiakkan sel untuk mendapatkan virus baru Siswa menganggap ilmuan mengembangbiakkan virus dalam larutan. 1 Siswa menganggap viroid dan prion adalah sel virus yang masih berada dalam sel inang Siswa menganggap viroid adalah molekul penginfeksi DNA Siswa menganggap prion dan viroid adlah penyebab virus. 1 2 7 2 1 1 Pertanyaan Terbuka (Open-ended) Pertanyaan terbuka diberikan kepada 36 siswa/siswi kelas X MIA 1 di SMAN 66 jakarta. Tabel 4.2 menunjukan jumlah jawaban yang diberikan siswa. Jawaban dengan tanda (*) merupakan jawaban benar dalam pembuatan Three-Tier Test. Tabel 3.8 Hasil Pertanyaan Terbuka Soal 1 3 4 5 6 7 Miskonsepsi Siswa menganggap bahwa Adolf Mayer orang yang menemukan penyakit TMV Siswa menganggap bahwa: a. Pengukuran tubuh virus dilakukan dengan alat ukur b. Mikroskop cahaya dapat melihat organisme kecil Siswa menganggap bahwa: a. Kapsid merupakan selubung protein dalam bakteriofag b. Kapsomer terdapat di bawah didekat serabut ekor Siswa menggap bahwa: Di dalam kepala virus terdapat sel inang Siswa menganggap bahwa: a.Serabut ekor sebagai alat penyimpan dan ekor sebagai alat gerak b. Serabut ekor sebagai pembawa materi genetik da ekor sebagai alat injeksi Siswa menganggap bahwa: a.Virus memiliki selubung lemak b. Virus TMV memiliki DNA 49 Soal Miskonsepsi 8 Siswa menganggap bahwa: a. Virus dapat dilihat dengan alat indra b. Pemisahan bakteri dan virus dengan cara dibekukan c. Virus mati dengan antibiotik Siswa menganggap bahwa: a. virus adalah makhluk hidup yang tubuhnya dilindungi oleh kulit b. virus terdiri atas RNA & DNA c. virus butuh berdiam diri atau istirahat Siswa menganggap bahwa: a.virus adalah penyebab penyakit berbahaya b. virus tidak dapat dikristalkan Siswa menganggap bahwa: a. ciri morfologi virus merupakan perbedaan ciri dari adaptsi virus b. virus dapat bertahan jika terdapat DNA/ RNA Siswa menganggap bahwa: a. Virus tidak memiliki metabolisme tubuh b. DNA & RNA virus dibedakan dari kromosom Siswa menganggap bahwa: a. Sel inang terdapat di dalam tubuh virus. b. Sel inang sementara tidak dapat menginjeksi sejumlah spesies c. Satu virus dapat menginjeksi sel inang. Siswa menganggap bahwa: a. Virus selalu berhubungan dengan penyakit b. Cawan petri memiliki sel inang c. Nutrisi pada agar-agar merupakan makhluk hidup Siswa menganggap bahwa: Virus membawa penyakit yang berbeda Siswa menganggap bahwa: Pecahnya sel inang pada siklus litik disebabkan oleh fase absorbsi Siswa menganggap bahwa: Siswa menganggap bakteriofag dapat digunakan untuk menyerang virus Siswa menganggap bahwa: Pada siklus litik yang menyebabkan tubuh menjadi sakit adalah pada fase perakitan Siswa menganggap bahwa: Pada saat fase perakitan kapsid kosong Siswa menganggap bahwa: Pada siklus lisogenik dihasilkan populasi bakteri dalam jumlah besar Siswa menganggap bahwa: a. Siklus litik mengalami fase penggabungan dan lisogenik membentuk virion baru. b. Siklus litik dan lisogenik dibedakan berdasarkan terikat tidaknya kromosom Siswa menganggap bahwa: Papovirus dapat mencetak DNA sehingga dikatakan bahwa papovirus adalah virus yang memiliki asam nukleat RNA Siswa menganggap bahwa: Rahabdovirus adalah virus T Siswa menganggap bahwa: RNA pada tubuh virus sebagai penyerang protein sel inang. Siswa menganggap bahwa: Bakteri E.coli termasuk bakteriofag Bakteriofag adalah jenis bakteri yang hanya bisa hidup di sel inang Siswa menganggap bahwa: DBD disebabkan oleh flavivirus 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 22 24 26 27 28 29 50 Soal 32 33 36 37 41 42 43 44 Miskonsepsi Siswa menganggap bahwa: a.Gondongan disebabkan rhabdovirus b. Paramyxovirus penyebab penyakit campak Siswa menganggap bahwa: Penyakit ebola disebabkan oleh babi dan lingkungan yang tidak baik. Siswa menganggap bahwa: Ciri penyakit chikungunya ditandai dengan bercak merah pada tubuh disertai penurunan dan kenaikan suhu. Siswa menganggap bahwa: a. Kemoterapi dapat memperbaiki kelainan genetik b. Vaksin dapat memperbaiki kelainan genetik Siswa menganggap bahwa: Vaksin berasal dari protein yang dihasilkan hewan sebagai respon terhadap infeksi Siswa menganggap bahwa: a. Virus cacar dapat dibiakkan melalui larutan yang dikristalkan b. Pewarnaan dapat membiakkan virus cacar Siswa menganggap bahwa: Profag gabungan akan menghasilkan sifat gabungan kedua induk. Siswa menganggap bahwa: Virus merupakan gabungan dari viroid dan prion. Sesuai jurnal yang dikembangkan oleh Haki Pesman dan Ali Eryilmaz jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi pada open ended (pertanyaan terbuka digunakan sebagai pembuatan pengecoh alasan dari jawaban tier pertama. Digunakan tiga pengecoh (a,b dan c), satu jawaban benar (d) dan satu (e) pilihan jawaban kosong sehingga siswa dapat memberikan jawaban sesuai dengan pemahamannya. G. Teknik Analisa Data Data analisis secara kualitatif dalam arti diuraikan, dibandingkan, dikategorikan, disintesiskan, lalu disusun atau diurutkan secara sistematis.23 Data dari hasil Three-Tier Test dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui miskonsepsi pada konsep Virus yang terjadi pada siswa X SMA 74 Jakarta, berdasarkan penelitian yang dikembangkan oleh Haki Pesman dan Ali Eryilmaz. Penilaian dari tingkat pertama, kedua dan ketiga selanjutnya dianalisis dalam tiga tahapan. Istilah penilaian yang diberikan adalah skor, yang digunakan untuk 23 Nana S Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), cet.8, h. 148. 51 menghitung kalibrasi instrumen. Setiap jawaban benar pada tingkat satu dan dua diberi nilai 1, sedangkan salah diberikan nilai 0. Pada tingkat ketiga jika siswa yakin diberi nilai 1 dan tidak yakin 0. Adapun kriteria penskoran sebagai berikut: Tahap pertama, skor 1 hanya menghitung tingkat pertama pada soal pilihan ganda. Setiap jawaban yang benar pada tingkat pertama diberi nilai 1, sedangkan dengan kriteria skor: Tabel 3.9 Kriteria Pengelompokan Skor 1 Kriteria Skor 1 Benar 1 Salah 0 Tahap kedua, skor 2 dibuat dengan melihat tingkat pertama (pilihan ganda) dan tingkat kedua (alasan memilih jawaban pertama). Alasan yang tidak tepat pada tingkat kedua atau alasan yang tepat dengan kesalahan pada tingkat pertama memberikan penilaian terbaru di skor 2 yaitu pada Tabel 3.10: Tabel 3.10 Kriteria Pengelompokan Skor 2 Tingkat pertama Tingkat kedua Skor 2 Benar (1) Benar (1) 1 Benar (1) Salah (0) 0 Salah (0) Benar (1) 0 Salah (0) Salah (0) 0 Tahap ketiga, skor 3 dibuat dengan melihat semua jawaban yang diberikan pada setiap tingkatan (tingkat satu, dua dan tiga), penilain skor 3 yaitu pada Tabel 3.11: Tingkat pertama Benar (1) Benar (1) Benar (1) Benar (1) Salah (0) Salah (0) Salah (0) Salah (0) Tabel 3.11 Kriteria Pengelompokan Skor 3 Tingkat Skor 2 Tingkat ketiga kedua Benar (1) 1 Yakin (1) Benar (1) 1 Tidak yakin (0) Salah (0) 0 Tidak yakin (0) Salah (0) 0 Yakin (1) Salah (0) 0 Tidak yakin (0) Benar (1) 0 Tidak yakin (0) Benar (1) 0 Yakin (1) Salah (0) 0 Yakin (1) Skor 3 1 0 0 0 0 0 0 0 52 Analisis yang dilakukan sesuai dengan Tabel 3.6 untuk menentukan siswa miskonsepsi (false positive & false negative) dan siswa tidak tahu konsep (lack of knowledge) menggunakan teknik presentase berikut: Keterangan: P = persentase jumlah siswa pada paham konsep, tidak tahu konsep dan miskonsepsi (false positive &false negative). S = banyaknya siswa pada paham konsep, tidak tahu konsep dan miskonsepsi (false positive &false negative). Js = jumlah seluruh siswa peserta tes. Perthitungan menggunakan kriteria skor 3, dengan Miskonsepsi (false positive & false negative) dan tidak tahu konsep (lack of knowledge). Seperti yang sudah dijelaskan bahwa keunggulan Three-Tier Test adalah dapat membedakan miskonsepsi siswa berdasarkan miskonsepsi false positive dan false negative dan tidak tahu konsep (lack of knowledge), kriteria false positive, false negative dan tidak tahu konsep berdasarkan kriteria berikut:24 Tabel 3.12 Kriteria Pengelompokan miskonsepsi dan tidak tahu konsep (lack of knowledge) No. Tier 1 Tier 2 Tier 3 Kategori 1. Benar Benar Yakin Paham (mengerti konsep) 2. Benar Benar Tidak yakin Tidak paham konsep (lack of knowledge) 3. Benar Salah Yakin False positive 4. Benar Salah Tidak yakin Tidak paham konsep (lack of knowledge) 5. Salah Benar Yakin False negative 6. Salah Benar Tidak yakin Tidak paham konsep (lack of knowledge) 7. Salah Salah Yakin False negative 8. Salah Salah Tidak yakin Tidak paham konsep (lack of knowledge) 24 Haki pesman & Ali Eryilmaz, op cit., h.214-215 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil data tes objektif soal Three-Tier Test pada Tabel 4.1 menunjukkan masih banyak siswa menjawab salah dan yakin terhadap jawaban yang diberikannya. Hal tersebut dapat diartikan masih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep Virus. Tabel 4.1 Persentase Jawaban Benar Siswa Pada Tingkat 1, 2 dan 3 Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 A B C D Nomor Soal E (%) (%) (%) (%) 1.1 1 99* 0 0 1.2 45 40 3.1 9.4* 1.3 93* 7.3 2.1 8.3 31* 17 44 2.2 2.1 25 32* 32 2.3 90* 10 3.1 94* 5.2 0 1 3.2 59* 7.3 2.1 29 3.3 95* 5.2 4.1 18 66* 6.3 10 4.2 11 51* 14 20 4.3 84* 16 5.1 73* 27 0 0 5.2 31 1 24* 1 5.3 94* 6.3 6.1 9.4 68* 6.3 17 6.2 23 1 17* 22 6.3 69* 31 7.1 20 23 55* 2.1 7.2 55* 1 20 19 7.3 78* 22 8.1 83* 1 3.1 13 8.2 2.1 49 11 32* 8.3 94* 6.3 (%) 9 3.1 10 8.3 11 2.1 12 4.2 13 43 14 38 15 5.2 4.2 53 A B C D E (%) (%) (%) (%) (%) 9.1 68* 13 10 9.4 9.2 22 3.1 27 29* 9.3 89* 11 10.1 0 0 5.2 95* 10.2 35* 6.3 18 25 10.3 66* 34 11.1 39 27 32* 2.1 11.2 9.4 53* 22 10 11.3 76* 24 12.1 53* 29 3.1 15 12.2 14 19 59* 6.3 12.3 83* 17 13.1 15 49* 2.1 34 13.2 11 35 21 29* 13.3 63* 38 14.1 9.4 9.4 67* 15 14.2 14 8.3 66* 11 14.3 88* 13 15.1 1 52* 2.1 45 15.2 33 52 3.1 8.3* 15.3 36* 64 19 16 5.2 2.1 3.1 1 3.1 54 Soal terdiri dari tiga jenis yaitu pilihan ganda pada tingkat pertama, pilihan ganda dengan jawaban terbuka pada tingkat kedua dan tingkat kepercayaan (confident level). Tingkat pertama terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu A, B, C dan D. Tingkat kedua terdiri dari lima pilihan jawaban dengan empat pilihan tertutup (yang sudah diberikan ) dan satu jawaban bebas yang dapat ditulis sendiri oleh siswa. Sedangkan Tingkat ketiga yaitu tingkat kepercayaan diberikan dua pilihan keyakinan yaitu yakin (A) atau tidak yakin (B) atas jawaban yang diberikan pada tingkat pertama dan kedua. Persentase jawaban benar dengan alasan yang salah disertai kepercayaan yang tinggi terdapat pada soal nomor satu, lima, enam, dan delapan, sembilan dan 10. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yakin dengan alasan yang tidak sesuai dengan konsep Virus mengenai sejarah penemuan, ciri tubuh, perbedaan virus dengan organisme lain, reproduksi virus dan penyakit yang ditimbulkan oleh virus. Persentase kriteria siswa memberikan jawaban yang rendah pada tingkat pertama dan alasan pernyataan tinggi pada tingkat kedua serta keyakinan yang tinggi terjadi pada soal nomor dua,11 dan 12. Persentase dengan kriteria dimana siswa memberikan jawaban yang tinggi pada tingkat pertama dan pernyataan rendah pada tingkat kedua serta keyakinan yang rendah terjadi pada soal nomor 15. 1. Identifikasi Siswa Berdasarkan Kelas Persentase pilihan siswa dari tiga kategori yaitu miskonsepsi, paham dan tidak paham konsep. Adapun pengelompokkan pemahaman yang teridentifikasi di SMAN 74 Jakarta pada Gambar 4.1. Persentase 60 40 20 0 Miskonsepsi Tidak Paham Paham Gambar 4.1 Grafik Persentase Miskonsepsi, Tidak Paham dan Paham Konsep Kelas X SMAN 74 Jakarta Konsep Virus 55 Miskonsepsi memiliki tingkat persentase lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan paham dan ketidakpahaman terhadap konsep Virus (Gambar 4.1). Tingginya persentase miskonsepsi yang terjadi pada tiga kelas X MIA di SMAN 74 Jakarta menunjukkan siswa kurang paham atau sedikitnya informasi mengenai konsep Virus. 2. Identifikasi Berdasarkan Skor Perbandingan skor 1 diperoleh dari tingkat pertama (pilihan ganda), skor 2 diperoleh dari tingkat pertama dan kedua serta skor 3 diperoleh dari tingkat pertama, kedua dan tingkat keyakinan. Hasil rekapitulasi skor 1, skor 2 dan skor 3 dapat dilihat pada Gambar 4.2. Persentase 120 100 80 60 40 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor 1 95.96 30.3 90.91 63.64 70.71 65.66 53.54 80.81 65.66 91.92 31.31 51 47.47 64.65 50.51 Skor 2 9.091 27.27 54.55 38.38 20.2 14.14 51.52 28.28 20.2 34.34 27.27 50 21.21 63.64 4.04 Skor 3 9.091 26.26 50.51 32.32 17.17 8.081 41.41 25.25 19.19 17.17 15.15 47.47 13.13 58.59 3.03 Mean 63.6 30.94 25.59 Gambar 4.2 Grafik Persentase Perbandingan Skor Jawaban Benar Berdasarkan Gambar 4.2 pada skor 1 siswa rata-rata menjawab benar paling tinggi artinya, pada tingkat pertama (pilihan ganda) memiliki tingkat kesulitan rendah. Semakin naik tingkatannya maka jawaban siswa semakin rendah karena tingkat kesulitan semakin tinggi walaupun, tingkat pertama dan kedua memiliki persentase yang tidak jauh berbeda jika dibandingkan skor 1. Bentuk soal ThreeTier Test berbeda dengan tes pada umunya karena memiliki tiga tingkatan proses, akibatnya dibutuhkan pemikiran dan pemahaman sehingga waktu pengerjaan lebih lama. 3. Identifikasi Butir Kepahaman per Butir Soal Empat kategori kepahaman bila dianalisis dari 15 butir soal menunjukkan adanya dominasi. Miskonsepsi yang terbagi dua kategori yaitu false positive dan 56 false negative saling menonjol di setiap butir soal bila dibandingkan dengan dua kategori lainnya (paham dan tidak paham). Adapun sebaran persentase kategori Persentase perbutir soal terdapat pada Gambar 4.3. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 False negatif 1.042 58.33 5.208 25 26.04 22.92 33.33 14.58 False positif 81.25 4.167 38.54 25 50 36.46 2.083 53.13 Tidak paham 8.333 21.88 5.208 15.63 6.25 30.21 21.88 6.25 Paham 9.375 15.63 51.04 34.38 17.71 10.42 42.71 26.04 9 10 11 12 13 23.96 3.125 57.29 32.29 29.17 14 25 15 Mean 22.92 25 42.71 45.83 3.125 2.083 19.79 1.042 10.42 27.78 13.54 33.33 23.96 16.67 37.5 13.54 63.54 21.25 19.79 17.71 15.63 48.96 13.54 60.42 3.125 25.97 Gambar 4.3 Grafik Persentase false positive, false negative, Tidak Paham dan Paham Konsep Virus per Butir Soal Pada Gambar 4.3 false positive terjadi apabila tingkat pertama benar dan tingkat kedua salah dengan tingkat keyakinan yakin terhadap kedua jawaban, persentase tertinggi terjadi pada soal nomor 1 dan nomor 8 dengan nilai 81% dan 53%. Soal dengan tingkat tidak paham konsep tertinggi terjadi pada soal nomor 15 dengan persentase 64%. False negative tertinggi terjadi pada soal dengan nomor 2 dan 11 dengan nilai melebihi 50% jumlah siswa, false negative terjadi apabila tingkat pertama salah dan tingkat kedua benar atau tingkat pertama dan tingkat kedua salah dengan tingkat keyakinan yakin terhadap kedua jawaban. B. Pembahasan Identifikasi miskonsepsi siswa dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa setelah diperoleh informasi dalam pembelajaran. Identifikasi ini memberikan tiga kategori pemahaman yaitu paham konsep, tidak paham konsep dan miskonsepsi. Kategori miskonsepsi terbagi kembali menjadi dua kategori (false positive dan false negative) memberikan informasi kesalahan hasil asimilasi dan akomodasi siswa setelah proses pembelajaran. Hal ini dinyatakan Hestenes dan Halloun bahwa siswai kurang paham (deficiency understanding) bila false positive, sedangkan kurang pahamnya siswa yang disebabkan sedikitnya 57 informasi yang diperoleh (deficiency information) pada suatu konsep bila false negative.1 Terdapat beberapa penyebab terjadinya miskonsepsi pada siswa yaitu siswa, guru, buku teks, konteks, dan cara mengajar. Penelitian yang dilakukan dalam identifikasi miskonsepsi hanya dilihat melalui dua sudut pandang kesalahan pada siswa dan buku teks. Setelah membandingkan buku teks yang digunakan yaitu Biologi SMA/MA kelas X kurikulum 2013 dengan dua buku sumber lainnya yaitu Campbell dan Biologi kelas X kurikulum KTSP, diperoleh kesimpulan isi yang digunakan sudah sesuai. Fokus permasalahan dan penyebab terjadinya miskonsepsi siswa adalah pada diri siswa melalui buku Paul Suparno. Penjelasan lebih rinci mengenai paham, tidak paham dan miskonsepsi terpaparkan pada bahasan berikut ini. 1. Menjelaskan sejarah penemuan virus Pemahaman siswa pada indikator sejarah penemuan virus, terdapat pada butir soal nomor satu dengan indikator soal menentukan virus yang pertama kali ditemukan. Miskonsepsi yang terjadi pada soal ini tergolong sangat tinggi pada false positive dengan persentase 99% pada tingkat pertama, 9,4% pada tingkat kedua dan 93% pada tingkat ketiga. Miskonsepsi pada indikator ini sudah ditemukan pada saat tahap penyusunan soal Three-Tier Test tahap pertama yaitu wawancara (Lampiran 5 dan Tabel 3.7) dan pada tahap kedua (Lampiran 7 dan Tabel 3.8) yaitu pertanyaan terbuka (open ended question), siswa menganggap “Adolf Meyer adalah ilmuan pertama yang menemukan TMV dan virus TMV dapat ditularkan dengan bersentuhan”. Tabel 4.2 Persentase Soal Nomor 1 1 No. Kriteria Persentase 1. False positive 81,25 2. False negative 1,04 3. Tidak paham 8,33 4. Paham 9,38 David Hestenes & Ibrahim Halloun., Interpreting the force concept Inventory a Response to Huffman and Heller, Article appeared in the Physics Teacher, 1995, p. 6 58 Pada indikator soal nomor satu, siswa menjawab dengan kategori false positive terbesar pada pilihan B-B-A (46,75%). Siswa yang mengalami miskonsepsi false positive menganggap bahwa, “bercak kuning pada tanaman tembakau terjadi karena virus TMV sebagai jawaban benar yang diberikan pada tingkat pertama dengan alasan yang tidak seusai pada tingkat kedua tanaman tembakau sudah ditemukan sejak tahun 1883 serta meyakini jawaban yang diberikan. Kesalahan atau miskonsepsi false positive yang terjadi pada siswa dikarenakan siswa salah dalam memberikan alasan menjawab tingkat pertama, sehingga miskonsepsi disebabkan oleh penalaran siswa yang tidak lengkap atau salah, akibatnya siswa salah dalam menarik kesimpulan dan mengeneralisasikan pengetahuannya.2 2. Menggambarkan struktur virus Dua indikator soal yang digunakan mengetahui pemahaman siswa mengenai gambar struktur tubuh virus. Hasil pegamatan pada Tabel 4.1 mengungkapkan terjadinya miskonsepsi pada indikator ini, dibuktikan dengan persentase yang diperoleh. Indikator pertama, siswa dapat memperkirakan cara mengetahui ukuran dan struktur tubuh virus. Persentase siswa menjawab benar pada indikator ini tidak jauh berbeda pada tingkat pertama dan kedua sebesar 31% dan 32% dengan tingkat keyakinan sebesar 90%. Jika dilihat pada Tabel 4.3 false negative lebih besar dibandingkan false positive dan tidak paham konsep, hal ini membuktikan masih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi karena kurang paham mengenai indikator ukuran dan struktur tubuh virus. Miskonsepsi pada indikator ini ditemukan sejak awal pada tahap penyusuan soal Three-Tier Test, tahap pertama adalah wawancara (Lampiran 5 dan Tabel 3.7) siswa menganggap “virus dapat dilihat menggunakan pengamatan secara 2 Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan konsep dalam Pendidikan fisika. (Jakarta: PT Grasindo, 2005), h. 38. 59 morfologi dengan mikroskop cahaya serta pemisahan bakteri dan virus dengan pembekuan karena hanya virus yang dapat dikristalkan”. Miskonsepsi terjadi kembali pada tahap kedua (Lampiran 7 dan Tabel 3.8) penyusunan soal ThreeTier Test yaitu tahap pertanyaan terbuka (open ended question) siswa menganggap virus dapat mati dengan penggunaan antibiotik. Tabel 4.3 Persentase Soal Nomor 2 No. Kriteria Persentase 1. False positive 4,17 2. False negative 58,33 3. Tidak paham 10,42 4. Paham 27,08 Persentase Indikator soal nomor 2 pada Tabel 4.3 menjelaskan siswa mengalami miskonsepsi false negative, jawaban siswa terbesar pada pilihan D-BA sebesar 34,55% dengan kategori menjawab salah pada tingkat pertama, alasan yang salah pada tingkat kedua dan yakin pada tingkat ketiga. Miskonsepsi pada indikator ini siswa menganggap “pengukuran perbandingan tidak dapat digunakan dalam mengetahui ukuran tubuh virus” pilihan jawaban D-salah dengan alasan pengukuran tubuh virus harus dilakukan dengan alat ukur pilihan jawaban Bsalah. Siswa mengalami miskonsepsi humanistik yaitu cara pandang siswa yang memandang benda dari sudut pandang manusiawi, benda dan situasi yag dipikirkan seperti pengalaman dan tingkah laku manusia yang masih hidup sehingga tidak sesuai.3 Dalam hal ini siswa menganggap virus seperti manusia yang membutuhkan alat ukur untuk mengetahui ukuran tubuhnya. Indikator kedua, siswa dapat mengkategorikan struktur tubuh virus. Persentase siswa berdasarkan Tabel 4.1 menjawab benar pada tingkat pertama dan kedua berkisar 94% dan 59% dengan tingkat keyakinan 95%, hubungan false positive dan tingkat keyakinan yang tinggi menyebabkan siswa paham pada konsep. 3 Ibid., h. 36-37. 60 Tabel 4.4 Persentase Soal Nomor 3 3. No. Kriteria Persentase 1. False positive 38,54 2. False negative 5,21 3. Tidak paham 5,21 4. Paham 51,04 Membandingkan struktur tubuh virus satu dengan virus yang lain berdasarkan gambar tubuh virus. Siswa dapat membedakan ukuran tubuh virus dengan makhluk lain maka, digunakan soal nomor empat. Hasil yang diperoleh berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persentase 15% antara tingkat pertama dan kedua, sedikitnya selisih persentase menunjukkan banyak siswa yang paham mengenai indikator ini. Tabel 4.5 Persentase Soal Nomor 4 4. No. Kriteria Persentase 1. False positive 25 2. False negative 25 3. Tidak paham 15,63 4. Paham 34,38 Mengidentifikasi ciri-ciri, ukuran, dan bentuk virus. Dua indikator soal yang digunakan untuk mengidentifikasi ciri-ciri, ukuran dan bentuk virus yaitu soal nomor lima dan soal nomor enam. Indikator soal nomor lima, siswa dapat mencirikan tubuh virus. Pada Tabel 4.1 diperoleh bahwa siswa menjawab benar pada tingkat pertama dan kedua sebesar 73% dan 24% dengan tingkat keyakinan 94%. Tingginya tingkat pertama menyebabkan siswa mengalami miskonsepsi false positive. Pada soal nomor lima terdapat perbedaan dari soal sebelumnya pada soal ini siswa lebih banyak memiliki pilihan jawaban E pada tingkatan kedua, pilihan E merupakan pilihan jawaban bebas yang dapat dipilih siswa untuk memperkuat alasan menjawab tingkat pertama. 61 Gambar 4.6 Jawaban soal three-tier test Nomor Lima Pada soal ini ditemukan miskonsepsi baru mengenai konsep Virus melalui jawaban yang diberikan pada pilihan E, yaitu: a. Dua siswa menjawab virus berkembangbiak dengan litik dan lisogenik agar dapat memperbanyak koloni. b. Tiga siswa menjawab virus dapat berkembangbiak secara seksual dan aseksual. c. 26 siswa menjawab virus adalah makhluk hidup yang dapat bereproduksi dan berkembang biak. Tabel 4.6 Persentase Soal Nomor 5 No. Kriteria Persentase 1. False positive 50 2. False negative 26,04 3. Tidak paham 6,25 4. Paham 17,71 Indikator nomor lima siswa mengalami miskonsepsi false positive, jawaban siswa terbanyak pada pilihan A-E-A sebesar 87,5%. Siswa memberikan jawaban benar pada tingkat pertama pilihan jawaban A, dengan alasan menggunakan jawaban yang berasal dari diri siswa yang salah pilihan jawaban E dan yakin terhadap jawaban yang diberikan. Siswa mengalami miskonsepsi pemikiran humanistik, dengan menganggap virus sebagai makhluk hidup yang dapat bereproduksi. 62 Indikator soal nomor enam, siswa dapat menyelidiki perbedaan ciri tubuh virus dengan organisme lain. Persentase pada Tabel 4.1 pada tingkat pertama dan kedua sebesar 68% dan 17% dengan tingkat keyakinan 69%, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi false positive. Sama halnya dengan nomor lima pada soal nomor enam ini siswa banyak memilih pilihan jawaban E sebesar 38%. Gambar 4.7 Jawaban soal three-tier test Nomor Enam Pada soal ini ditemukan miskonsepsi mengenai konsep virus melalui jawaban yang diberikan pada pilihan E, siswa menjawab virus dapat berkembang biak di sel mati. Tabel 4.7 Persentase Soal Nomor 6 No. Kriteria Persentase 1. False positive 36,46 2. False negative 22,92 3. Tidak paham 31,25 4. Paham 9,38 Pada indikator soal nomor enam siswa mengalami miskonsepsi false positive, siswa menjawab pilihan B-E-A sebesar 60%. Siswa mengalami miskonsepsi tidak lengkap atau salah karena siswa menganggap virus hanya dapat berkembangbiak dalam sel hidup dengan alasan yang salah dan beragam pilihan jawaban E. 63 5. Menjelaskan cara hidup virus Digunakan satu indikator soal pada soal nomor tujuh. Indikator soal yang terdapat pada nomor tujuh adalah siswa dapat menyimpulkan tempat hidup virus. Hasil persentase yang diperoleh pada Tabel 4.1 terdapat persamaan persentase antar tingkat pertama dan kedua yaitu sebesar 55% dengan tingkat keyakinan 78%. Dari Tabel 4.1 dan Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa siswa paham dalam menjelaskan cara hidup virus. Tabel 4.8 Persentase Soal Nomor 7 6. No. Kriteria Persentase 1. False positive 2,08 2. False negative 33,33 3. Tidak paham 21,88 4. Paham 42,71 Menjelaskan reproduksi virus Indikator ini digunakan dua indikator soal pada nomor delapan dan sembilan. Berdasarkan pengamatan Tabel 4.2 diperoleh soal nomor delapan dan sembilan memiliki persentase lebih tinggi pada tingkat pertama dibandingkan dengan tingkat kedua dengan tingkat keyakinan yang tinggi yaitu, melebihi 80%. Sehingga dapat dikatakan pada indikator ini siswa mengalami miskonsepsi false positive dibuktikan pada Tabel 4.9 dan 4.10. Pada indikator soal nomor 8 siswa mengalami miskonsepsi, sebelumnya miskonsepsi siswa pada indikator ini sudah ditemukan pada saat penyusunan soal Three-Tier Test tahap pertama (Lampiran 5 dan Tabel 3.7) yaitu wawancara, siswa menganggap hasil reproduksi virus secara litik menghasilkan anakan yang berbeda dengan induk dan reproduksi yang dilakukan virus sama dengan makhluk hidup lain. Pada tahap kedua (Lampiran 7 dan Tabel 3.8) penyusunan soal ThreeTier Test yaitu pertanyaan terbuka siswa kembali mengalami miskonsepsi dengan meganggap bahwa “fase perakitan pada bakteriofag yang menyerang virus di siklus litik menyebabkan tubuh menyebabkan tubuh menjadi sakit dan pecahnya sel inang pada siklus litik diakibatkan adanya fase absorbsi pada siklus hidup virus”. 64 Tabel 4.9 Persentase Soal Nomor 8 No. Kriteria Persentase 1. False positive 53,13 2. False negative 14,58 3. Tidak paham 6,25 4. Paham 26,04 Siswa yang mengalami miskonsepsi false positive pada indikator soal nomor delapan menjawab A-B-A sebanyak 74,51%. Siswa mengalami miskonsepsi intuisi yang salah yaitu miskonsepsi yang berasal dari perasaan diri seseorang, yang terjadi secara spontan mengungkapkan sikap atau gagasan. 4 Siswa meyakini bahwa terbentuknya virus baru karena pecah dan matinya sel inang yang disebut sebagai siklus litik pilihan jawaban A-benar disebabkan oleh sel inang tidak memiliki pertahanan yang baik pilihan jawaban B-salah. Pada indikator soal nomor sembilan mengenai klasifikasi virus, hampir seluruh siswa menjawab benar pada tahap wawancara dan pertanyaan terbuka. Miskonsepsi yang terjadi mungkin disebabkan siswa kurang teliti dalam membaca soal. Tabel 4.10 Persentase Soal Nomor 9 No. Kriteria Persentase 1. False positive 42,71 2. False negative 23,96 3. Tidak paham 12,5 4. Paham 19,79 Indikator nomor sembilan kembali mengalami miskonsepsi false positive, siswa menjawab A-A-A sebanyak 46,34%. Miskonsepsi yang terjadi disebabkan intuisi siswa yang salah, yang meyakini bahwa virus tidak diklasifikasikan berdasarkan cara geraknya di alam bebas pilihan jawaban A-benar, dengan alasan virus tidak menyebar di alam bebas pilihan jawaban salah A-salah . Siswa 4 Ibid., h. 38-39. 65 mengkaitkan jawaban pada tingkatan pertama dengan tingkat kedua sehingga disebut miskonsepsi intuisi. 7. Menjelaskan kasus-kasus dalam kehidupan sebagai dampak negatif dan positif dari virus. Indikator ini digunakan tiga indikator soal pada nomor 10, 11 dan 12 Indikator soal nomor 10, siswa dapat menyelidiki ciri penyakit Ebola. Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh persentase tingkat pertama dan kedua sebesar 95% dan 35% dengan tingkat keyakinan 66%. Tingginya pesentase tingkat pertama menjelaskan bahwa siswa mengami miskonsepsi false positive. Indikator soal nomor 10 membahas mengenai isu penyakit yang sedang marak terjadi yaitu penyakit Ebola. Miskonsepsi pada indikator soal ini sudah terjadi pada saat penyusunan soal Three-Tier Test tahap pertama dan kesatu yaitu wawancara dan pertanyaan terbuka siswa menganggap Ebola disebabkan karena virus yang menginfeksi bakteri. Gambar 4.8 Jawaban soal three-tier test Nomor 10 Tabel 4.11 Persentase Soal Nomor 10 No. Kriteria Persentase 1. False positive 44,79 2. False negative 3,13 3. Tidak paham 34,38 4. Paham 17,71 66 Kebanyakan siswa mengalami miskonsepsi false positive, dengan pilihan terbanyak D-D-A sebanyak 46,51%. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa di indikator soal nomor 10 merupakan miskonsepsi prakonsep, miskonsepsi awal saat membaca dan memahami soal. Siswa diberikan soal mengenai ciri penyakit ebola pilihan jawaban D, siswa menjawab alasan berdasarkan pernyataan yang diberikan pada soal. Indikator soal nomor 11, siswa menafsirkan kasus berdasarkan fakta yang terjadi. Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh persentase tingkat pertama dan kedua sebesar 32% dan 53% dengan tingkat keyakinan 53%. Tingginya persentase tingkat kedua dan tingkat keyakinan 53% diartikan bahwa siswa mengalami miskonsepsi false negative. Miskonsepsi yang terjadi pada indikator soal nomor 11 disebabkan karena siswa salah menjawab konsep pada tingkat pertama mengenai penyebaran flu burung hingga menjadi suatu epidemi pada manusia. Tabel 4.12 Persentase Soal Nomor 11 No. Kriteria Persentase 1. False positive 3,13 2. False negative 57,29 3. Tidak paham 23,96 4. Paham 15,63 Siswa mengalami miskonsepsi false negative, pilihan jawaban terbanyak terjadi pada pilihan A-B-A sebesar 38,18%. Miskonsepsi terjadi karena perkembangan kognitif siswa yang tidak sesuai dengan apa yang sudah dipelajari, biasanya terjadi pada bahan yang abstrak sehingga siswa sulit menangkap dan sering salah mengerti tentang konsep.5 Siswa meyakini agar virus H5N1 dapat menyebabkan suatu epidemi pada manusia, virus harus mampu berevolusi dengan cepat pilihan jawaban A-salah dengan alasan karena virus dapat mengalami mutasi dan penyebaran yang cepat pilihan jawaban B-benar. Indikator soal nomor 12 siswa dapat memprediksi penyakit dan virus yang menyebabkannya. Tabel 4.1 diperoleh persentase tingkat pertama dan kedua 5 Ibid., h. 39. 67 sebesar 53% dan 59% dengan tingkat keyakinan 83%. Selisih 6% dan tingkat keyakinan tinggi dapat dikatakan siswa paham dalam memprediksi penyakit dan virus yang menyebabkannya. Tabel 4.13 Persentase Soal Nomor 12 8. No. Kriteria Persentase 1. False positive 2,08 2. False negative 32,29 3. Tidak paham 16,67 4. Paham 48,96 Menjelaskan cara pencegahan dan pengobatan infeksi virus. Pada indikator ini digunakan dua indikator soal nomor 13 dan 14 Indikator soal nomor 13, siswa dapat menyebutkan cara penggunaan vaksin Polio. Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh persentase tingkat pertama dan kedua sebesar 49% dan 29% dengan tingkat keyakinan 63%. Selisih 20% antara tingkat pertama dan kedua dengan tingkat keyakinan tinggi, dapat disimpulkan siswa mengalami tidak paham konsep mengenai cara penggunaan vaksin polio. Ketidakpahaman siswa mengenai vaksin terlihat pada tahap penyusanan soal Three-Tier Test tahap pertama yaitu wawancara, siswa menganggap vaksin sebagai antibodi dan tahap pertanyaan terbuka siswa menganggap vaksin virus cacar dapat dibuat melalui pengkristalan, pewarnaan dan dengan protein hewan. Tabel 4.14 Persentase Soal Nomor 13 No. Kriteria Persentase 1. False positive 19,79 2. False negative 29,17 3. Tidak paham 37,5 4. Paham 13,54 Indikator soal nomor 14, siswa dapat menentukan cara tubuh bertahan dari serangan virus. Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh persentase tingkat pertama dan kedua sebesar 67% dan 66% dengan tingkat keyakinan 88%. Selisih 1% antara tingkat pertama dan kedua yang tergolong rendah dengan tingkat keyakinan yang 68 tinggi dapat disimpulkan bahwa siswa paham cara pertahanan tubuh dalam melawan kuman penyakit. Tabel 4.15 Persentase Soal Nomor 14 9. No. Kriteria Persentase 1. False positive 1,04 2. False negative 25 3. Tidak paham 13,54 4. Paham 60,42 Menjelaskan cara pembiakan virus Indikator soal pada nomor 15, siswa dapat menyimpulkan hasil pembiakkan virus. Pada Tabel 4.1 diperoleh persentase tingkat pertama dan kedua sebesar 52% dan 8,3% dengan tingkat keyakinan 36%. Perbedaan persentase yang signifikan pada tingkat pertama dan kedua dengan tingkat keyakinan dibawah 50% menyebabkan siswa banyak yang mengalami tidak paham mengenai cara pembiakkan virus. Ketidakpahaman yang terjadi pada indikator soal ini diperkuat dengan adanya miskonsepsi siswa dalam menjelaskan cara reproduksi dan pembuatan vaksin. Tabel 4.16 Persentase Soal Nomor 15 No. Kriteria Persentase 1. False positive 10,42 2. False negative 22,92 3. Tidak paham 63,54 4. Paham 3,13 Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari perhitungan persentase keseluruhan (Gambar 4.4) dan analisis indikator soal diatas, siswa paham mengenai konsep virus pada indikator soal nomor 3, 4, 7, 12 dan 14. Paham konsep terjadi apabila persentase antara tingkat pertama dan kedua dibawah 40% dengan tingkat keyakinan yang tinggi yaitu diatas 70%. Tidak paham konsep virus terjadi pada indikator soal 13 mengenai cara penggunaan vaksin polio dan 15 mengenai cara pembiakan virus. Tidak paham konsep terjadi apabila tingkat 69 pertama memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan tingkat kedua dengan persentase tingkat keyakinan dibawah 69%. Berdasarkan Gambar 4.1 menunjunkkan siswa lebih banyak mengalami miskonsepsi sebesar 52,78%. Berdasarkan analisis indikator soal miskonsepsi pada konsep virus dibagi menjadi dua yaitu miskonsepsi false positive dan miskonsepsi false negative. Miskonsepsi false positive terjadi pada indikator soal nomor satu mengenai sejarah penemuan virus; nomor lima dan enam mengenai identifikasi ciri ukuran dan bentuk virus; nomor delapan dan sembilan mengenai reproduksi virus dan 10 mengenai penyakit ebola. Miskonsepsi false positive terjadi apabila persentase tingkat pertama lebih besar dibandingkan tingkat kedua dengan tingkat keyakinan diatas 69%. Miskonsepsi false negative terjadi pada indikator soal nomor dua mengenai cara mengetahui ukuran tubuh virus dan 11 mengenai kasus berdasarkan fakta. Miskonsepsi false negative terjadi apabila persentase tingkat pertama lebih rendah dibandingkan tingkat kedua dengan persentase tingkat keyakinan diatas 69%. Pembelajaran bermaknalah yang menyebabkan pemahaman pada diri siswa sehingga dapat membuat siswa mengerti mengenai suatu konsep. Pembelajaran bermakna terjadi apabila pengolahan informasi baru dalam pikiran siswa terkait dengan pengetahuan yang dipelajari sebelumnya.6 Miskonsepsi bisa terjadi karena pemahaman awal siswa (pra konsepsi) yang salah dan seberapa baik kemampuan atau konsep itu dipelajari. Bahan yang dihafal tidak mungkin dialihkan ke situasi baru tidak peduli seberapa mendalam konsep itu dikuasi.7 Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa Three-Tier Test efektif dalam identifikasi miskonsepsi dengan soal yang valid dan reliabel. Identifikasi miskonsepsi siswa dikelompokkan menjadi false positive dan false negative disertai dengan identifikasi siswa yang tidak paham dan paham konsep (Gambar 4.3). Jawaban benar dikelompokkan menjadi skor 1, skor 2 dan skor 3 (Gambar 4.2). 6 7 Robert E.Slavin. 2008. Psikologi Pendidikan teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks. h.249. Ibid., h. 301. 70 Menurut Hestenes dan Halloun dalam jurnal Haki Pesman menyebutkan bahwa salah satu keuntungan menggunakan Three-Tier Test adalah dapat memperkirakan persentase false positive dan false negative. 8 Pada Gambar 4.1 selisih persentase tidak paham konsep sebesar 5% dibandingkan false positive dan false negative. Berdasarkan Gambar 4.3, persentase false positive lebih besar dibandingkan persentase false negative, hal ini dikarenakan false positive sangat sulit atau bahkan false positive tidak bisa dihilangkan sama sekali. Soal pilihan ganda memiliki 20% kemungkinan terjadinya false positive, hal ini disebabkan karena siswa memiliki kesempatan untuk memberikan jawaban secara acak pada tes pilihan ganda. Selain itu, pengecoh yang kuat dapat memunculkan false positive pada siswa.9 Persentase false negative yang lebih rendah dari false positive menunjukkan false negative digunakan sebagai alat untuk siswa yang tidak teliti atau ceroboh.10 Tingkat pertama merupakan alasan tingginya false negative. Jawaban salah pada tingkat pertama bukan saja mengalami miskonsepsi false negative tetapi juga dapat dikatakan tidak paham konsep. Setiap jawaban salah dari siswa dalam tes bukan berarti siswa mengalami miskonsepsi, miskonsepsi terjadi jika siswa memberikan deskripsi yang salah untuk jawaban yang salah maka dapat disebut dengan miskonsepsi.11 Terjadinya tidak paham konsep mungkin disebabkan karena pengetahuan yang diperoleh siswa kurang membantu dalam memahami konsep Virus.12 Menurut Eryilmaz dan Sumeli dalam Kutluay untuk menerima adanya miskonsepsi pada siswa harus dapat menunjukan tingkat keyakinan siswa, karena jawaban tingkat pertama dan tingkat kedua ditentukan oleh ketidakpahaman. Untuk itu tingkat pertama dan kedua tidak dapat menentukan miskonsepsi tanpa 8 Haki Pesman& Alieryilmaz, Development of a Three-Tier Test to Asses Misconception About Simple Electric Circuit, The Journal of Education Research, 2010, p. 214. 9 Hestenes & Halloun, op, cit., p. 3. 10 Ibid. 11 Tuncay, H. Kübra, İlbilge., A Study on Misconceptions of Senior Class Students in Some Physics Topics and the Effect of the Technique Used in Misconception Studies, Journal of Turkish Science Education, 2012, p. 155. 12 Ibid. 71 adanya keyakinan pada tingkat ketiga. Kelebihan Three-Tier Test adalah dapat menentukan siswa yang tidak paham konsep.13 Perbandingan persentase rata-rata yang diperoleh antara skor 1 dan skor 2 (Gambar 4.2) adalah 32,53% dan perbandingan antara skor 2 dan skor 3 adalah 5,6%. Perbandingan presentase yang diperoleh dapat dikatakan bahwa soal memiliki pengecoh yang kuat. Berdasarkan hasil pengamatan sebesar 5,6% miskonsepsi hilang ketika skor berubah dari skor 2 ke skor 3, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki miskonsepsi pada skor 2 tidak dapat dikatakan pasti memiliki miskonsepsi pada perhitungan skor 3. Penurunan persentase miskonsepsi dapat dikaitkan dengan kurangnya pengetahuan yang dimiliki siswa. Tingginya persentase miskonsepsi mencapai 52,78% dua kali lipat dibandingkan paham dan tidak paham konsep, mengartikan bahwa belum tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar pelajaran Biologi menurut BNSP. Siswa belum dapat mengembangkan kemampuan berpikir analisis, induktif dan deduktif menggunakan konsep dan prinsip biologi khususnya pada konsep Virus. Hal ini desebabkan karena pemahaman siswa yang kurang dan sedikitnya informasi yang diperoleh. Miskonsepsi pada konsep Virus perlu diketahui sehingga dapat diperbaiki atau bahkan dihilangkan, mengingat pentingya konsep Virus pada kemajuan Bioteknologi modern dalam rekayasa genetika, pembuatan vaksin dan aplikasi lainnya. Penjelasan diatas membuktikan Three-Tier Test efektif dalam mengungkapkan miskonsepsi dan tidak paham konsep Virus. 13 Yasin Kutluay, “Diagnosis Of Eleventh Grade Students’ Misconceptionsabout Geometric Optic By A Three-Tier Test”, Tesis Master, Middle East, Technical University, Turkey, 2005, p.82. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa siswa mengalami miskonsepsi pada konsep Virus. Miskonsepsi yang terjadi sebesar 52,78 % dengan false negative sebesar 25% dan false positive sebesar 27,7%. Kelebihan Three-Tier Test adalah dapat mempersentasikan siswa yang tidak paham konsep, siswa tidak paham konsep sebesar 21,2%. Siswa mengalami miskonsepsi false positive mengenai sejarah penemuan virus, identifikasi ciri, ukuran dan bentuk virus serta menjelaskan reproduksi virus. Siswa mengalami miskonsepsi false negative mengenai cara mengetahui ukuran tubuh virus dan menafsirkan kasus berdasarkan fakta. Sedangkan siswa tidak paham mengenai cara pencegahan infeksi virus dengan vaksin polio dan cara pembiakan virus. B. Saran Dari hasil penelitian, maka peneliti memiliki saran: 1. Bagi pelajar dapat meningkatkan motivasi atau gairah dan semangat belajar untuk mendapatkan pembelajaran pada suatu konsep dengan benar. 2. Bagi guru dapat memperbaiki sistem pengajaran dan lebih aktif dalam dalam mengidentifikasi miskonsepsi atau kesulitan belajar peserta didik, sehingga dapat memberikan pembelajaran yang bermakna. Jika terdapat miskonsepsi pada konsep awal siswa mengenai konsep hendaknya guru menjelaskan kepada siswa mengenai konsep yang benar 3. Bagi peneliti hasil penelitian yang diperoleh dapat digunakan sebagai remediasi dalam menanggulangi miskonsepsi pada konsep Virus. 4. Bagi pembaca instrumen tes diagnostik Three-Tier Test dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk melakukan penelitian analisis miskonsepsi. 72 73 DAFTAR PUSTAKA Ansori, Achmad Z. “ Miskonsepsi dalam Pembelajaran Sains di Madrasah Ibtidaiyah”. Jurnal Edukasi. tt. Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, edisi 2. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012. Astari, Riana D. “Pengembangan Three-Tier Test sebagai Instrumen dalam Identifikasi Miskosepsi Konsep Atom, Ion dan Molekul”, skripsi S1 UIN Yogyakarta. 2012. tidak dipublikasikan. BSNP. Standar Isi. .www.bsnp-indonesia.org, 04 Januari 2014. Budiningsih, Sri. “Pengembangan Instrumen Diagnostik Three-tier Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Listrik Dinamis Siswa Kelas X SMA”, Jurnal Edukasi. tt. Byrnes, James P. Cognitive Deveploment and Learning Third Edition. America: Pearson and AB, 2009. Campbell, Neil A. Reece, Jane B. Urry, Lisa A. Cain, Michael L, dkk. Biologi edisi kedelapan jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2008. Charlesworth R., Lind Karen. K, Math and Science for Young Children Seventh Edition. Canada: Wadsworth, 2013. Dindar, Ayla C. and Geban, O. Development of a Three-tier test to Assess High School Students Understanding of Acid and Bases Journal of Procedia Social and Science. 2011. Hestenes , David and Halloun, Ibrahim. Interpreting the force concept Inventory a Response to Huffman and Heller. Article appeared in the Physics Teacher, 1995. Kaltakci, D. and Eryilmaz, A. Identifying Pre-Service Physics Teacher Misconseption with Three-Tier Tests, Journal of Secondary Science/Math. tt. Kutluay, Yasin. Diagnosis Of Eleventh Grade Students’ Misconceptionsabout Geometric Optic By A Three-Tier Test. Tesis Master. Middle East Technical University Turkey, 2005. 74 Mintzes, Joel J, Wandersee, James H, and Novak, Joseph D. Assessing Science Understanding. California: Elsevier Academic Press, 2005. Nazir, Moh. Metode Penelitian Cetakan Ketujuh. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. Novak, Joseph D and Gowin D. Bob. Learning How to Leearn. America: Cambridgae University Press, 1984. Pesman, Haki and Eryilmaz, Ali. Development of a Three-Tier Test to Asses Misconception About Simple Electric Circuit. The Journal of Education Research, 2010. Sahin, Hasan. and Bilal. Developing Three-Tier Misconception Test About Regular Circular Motion Journal of Education. 41, 2011. Sencar, Selen and Eryilmaz , Ali. Factor Mediating the Effect of Gender on NinthGrade Turkish Students’ Misconception Concerning Electric Circuit. Journal of Research in Science Teaching, Vol. 41, 2004. Siregar, Syofyan. Statiska Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali Press, 2010. Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks, 2008. Sudjana , Nana. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012. Suparno, Paul. Miskonsepsi dan Perubahan konsep dalam Pendidikan fisika. Jakarta: PT Grasindo, 2005. Suwarto. Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka belajar, 2013. Treagust, David F. Diagnostic Assessment in Science as a Means to Improving Teaching, Learning and Retention Journal of Science and Mathematics Centre. 2006. Tuncay, K. Hatice, and D. Ilbilge. A Study on Misconceptions of Senior Class Students in Some Physics Topics and the Effect of the Technique Used in Misconception Studies Journal of Turkish Science Education, 2012. 75 Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011. Zulfiani, Feronika, Tonih, dan Suartini , Kinkin. Strategi Pembelajaran Sains Cet. 1. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009. LAMPIRAN-LAMPIRAN 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 Lampiran: 2 KISI-KISI WAWANCARA GURU Aspek Pembelajaran Biologi Indikator Metode yang digunakan dalam pembelajaran biologi. Sumber bahan ajar (buku) yang digunakan dalam pembelajaran biologi. Konsep yang Dianggap Sulit Konsep yang dianggap sulit diajarkan dan dipahami oleh siswa. Kendala yang dihadapi pada pembelajaran konsep yang dianggap sulit. Metode yang digunakan dalam pembelajaran konsep yang dianggap sulit. Penggunaaan media dalam pembelajaran konsep yang dianggap sulit. Metode yang efektif dalam mengajarkan konsep yang dianggap sulit. Miskonsepsi pada Konsep yang Dianggap Sulit Diagnosis miskonsepsi. Subkonsep pada konsep yang sering dimiskonsepsikan oleh siswa. Faktor penyebab miskonsepsi yang dialami siswa. Upaya dalam mengatasi miskonsepsi siswa. 96 97 98 HASIL WAWANCARA Tanggal Narasumber wawancara 25 agustus Nurwenda 2014 Sekolah SMAN Jakarta Tanda tangan Stempel sekolah 74 P: “Metode apakah yang sering ibu gunakan dalam pembelajaran Biologi?” G: “Persentase, diskusi dan ceramah” P: “Buku apakah yang digunakan sebagai panduan pengajaran Biologi di kelas X?” G: “Irnayungtyas kurikulum 2013” P: “Konsep apakah yang dianggap sulit bagi siswa di kelas X semester ini bu?” G: “ Virus” P: “Pada konsep Virus, sub konsep apakah yang dianggap sulit bagi siswa?” G: “Sub konsep mengenai reproduksi dan klasifikasi virus” P: “Apakah yang membuat siswa mengalami kesalahpahaman dalam mempelajari konsep Virus?” G: “Siswa kurang membaca buku, siswa hanya bergantung pada internet dalam mencari tugas tanpa mengetaui kebenaran sumber di buku utama” P: “Menurut ibu media dan metode apakah yang paling efekftif dalam mempelajari konsep Virus?” G: “Ilustrasi gambar, video, animasi” 99 Lampiran : 4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Klinikal Sebagai Acuan Pembentuk Tier pertama Jenjang sekolah Mata Pelajaran Jumlah Pertanyaan Bentuk Wawancara Kompetensi Inti Kompetensi Dasar : SMAN : Biologi : 18 Pertanyaan : Klinikal : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. : 3.3 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat. No. 1. Indikator Menjelaskan sejarah penemuan virus 2. Menggambarkan virus. 3. 5. Membandingkan struktur tubuh virus satu dengan virus lain berdasarkan gambar. Mengidentifikasi ciri-ciri, ukuran dan bentuk virus. Menjelaskan cara hidup virus. 6. Menjelaskan reproduksi virus. 4. struktur tubuh Pertanyaan Wawancara Klinikal Bagaimanakah sejarah virus pertama kali ditemukan? Siapa sajakah tokoh yang berperan dalam proses penemuan virus? Jelaskan peranan masing-masing tokoh dalam penemuan virus! Sebutkanlah mikroorganisme yang kalian ketahui? Apakah virus termasuk dalam mikroorganisme? Jika iya mengapa virus dikatakan sebagai makhluk hidup? Jika tidak mengapa demikian? Gambarkan, Sebutkan dan jelaskan fungsi dari bagian-bagian virus yang anda ketahui! Apakah semua virus memiliki struktur tubuh yang sama seperti gambar yang anda buat? Jika berbeda apakah yang membuat perbedaan dari struktur tubuh virus? Dapatkah virus dan bakteri dibedakan? Jika iya bagaimana cara membedakan virus dan bakteri dalam suatu larutan? Dapatkah anda menyebutkan ciri-ciri tubuh yang dimiliki virus? Apakah virus dapat dilihat oleh mata telanjang? Jika tidak bagaimana cara kita dapat melihat virus? Bagaimanakah cara hidup virus? Adakah perbedaan cara hidup virus dengan makhluk hidup lain? Deskripsikanlah cara hidup virus! Bagaimanakah cara para ilmuan mengklasifikasikan virus? Dapatkah anda menyebutkan contoh klasifikasi virus? Perhatikanlah gambar dibawah ini! Sebutkan dan jelaskan siklus A dan Siklus B beserta huruf yang ditunjukan pada skema reproduksi virus diatas! dan Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 100 7. 8. 9. Menjelaskan kasus-kasus dalam kehidupan sebagai dampak negatif dan positif virus. Menjelaskan cara pencegahan dan pengobatan infeksi virus. Menjelaskan cara pembiakan virus bagaimanakah sifat virus baru yang dihasilkan? Dapatkah virus menginfeksi bakteri? Jika virus dapat menginfeksi bakteri, virus seperti apakah yang dapat menginfeksi bakteri? Berikanlah contohnya! Apakah semua penyakit yang terjadi pada manusia, hewan dan tumbuhan disebabkan oleh virus? Sebutkanlah beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh virus! Sebutkanlah beberapa contoh penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus? Apakah yang anda ketahui mengenai penyakit AIDS,SARS, flu burung hingga penyakit yang marak diberitakan seperti penyakit Ebola yang terjadi di Afrika. Mengapa penyakit-penyakit diatas tergolong berbahaya? Adakah cara yang digunakan agar virus memiliki manfaat bagi kehidupan manusia? Jika ada cara apakah yang dapat dilakukan? Salah satu teknologi yang digunakan dalam pemanfaatan virus adalah vaksin apakah yang dimaksud vaksin? Dapatkah vaksin berguna bagi kehidupan manusia? Sebutkanlah contoh penggunaan vaksin yang anda ketahui! Dapatkah virus hewan dan tumbuhan menyerang atau menginfeksi manusia? Jika ia apakah alasan yang mendasari pernyataan tersebut? Selain pencegahan dan pengobatan dari luar tubuh, dapatkan tubuh manusia melawan virus dalam dirinya? Jika iya bagaimana cara tubuh mempertahankan diri dari infeksi virus? Bagaimanakah cara virus dikembangbiakan? Apakah sifat yang dimiliki virus hasil biakan para ilmuan memiliki sifat yang sama dengan induk virus? Jika iya mengapa demikian? 11 12 13 14 15 16 17 18 Catatan: -Indikator yang digunakan disesuaikan dengan RPP yang digunakan di SMAN 66 & 74 Jakarta. -Buku acuan yang digunakan dalam pembuatan pertanyaan wawancara disuaikan dengan buku yang digunakan disekolah yaitu kurikulum 2013 penerbit erlangga, buku penunjang lain KTSP penerbit erlangga dan Biologi Campbell edisi kedelapan jilid 1. 101 Lampiran : 5 Hasil Wawancara Klinikal Siswa/Siswi SMAN 66 Jakarta Pertanyaan Nomor 1: Bagaimanakah sejarah virus pertama kali ditemukan? Siapa sajakah tokoh yang berperan dalam proses penemuan virus? Jelaskan peranan masing-masing tokoh dalam penemuan virus! Jawaban konsep yang benar: Virus ditemukan sekitar akhir abad ke 19, penelitian yang dilakukan para ahli adalah sebagai berikut: 1) Adolf Mayer pada tahun 1883, seorang ilmuan Jerman. Menemukan bahwa ia bisa menularkan penyakit mosaik yang terdapat pada tanaman tembakau, dengan menggosokan getah yang diekstrasi dari daun berpenyakit ke tanaman yang sehat. 2) Dimitri Ivanowsky ahli biologi Rusia. Menyaring getah dari daun tembakau yang terinfeksi dengan filter yang dirancang untuk menahan bakteri, hasilnya tanaman tembakau sehat tetap terinfeksi. 3) Martinus Beijerinck ahli botani Belanda, agen penginfeksi dalam getah yang difilter dapat bereproduksi dan tidak dapat dibiakkan pada medium nutrien dalam tabung reaksi atau cawan petri. Beijerinck disebut sebagai ilmuan pertama yang menyuarakan konsep virus. 4) Wendell Stanley pada tahun 1935 ilmuan Amerika. Mengkristalisasi partikel penginfeksi dan saat ini dikenal dengan TMV (tobacco misaic virus). (Neil A. Campbell., h. 413) No Nama Siswa/Siswi Jawaban Hasil Wawancara Klinikal Miskonsepsi yang terjadi pada siswa Nilai Atas 1. 2. Aldian Karim Aliefia HY 3. Alifah NS 4. 5. Annisa SL Ariq FR 6. Ridho I 7. Irma Primadha nti Khoirin Noviani 8. “Tidak Tahu” “Adolf Mayor: menemukan bercak kuning di tembakau, Dimitri: Menemukan bahwa jika ada daun yang ada bercak kuning dapat menjamur ke daun lain jika bersentuhan, Benjrink: menemukan bahwa yang menyebabkan adalah mikroorganisme kecil yang lulus melewati penyaring bakteri, Stenley: menamai virus” “Virus berasl dari bahasa latin yang berarti racun, penemuan virus pertama kali ditemukan oleh Adolf Mayer, Dimitri Ivanosky yang menyebutkan bahwa virus menular, M.Beijerink beranggapan bahwa virus berkembangbiak dan W.Stanley menemukan TMV virus pada tembakau” “Tokoh penemu virus adalah Adolf mayer, Dimitri I, Martinus B, dan Wandell S” “Tidak Tahu” Nilai Tengah “Tokoh penemu virus adlah Adolf mayer, D. Ivanosky, M. Beijerink, W. Stanley. Virus ditemukan oleh Adolf Mayer yang menemukan bercak kuning di daun tembakau” “Tidak Tahu” Siswa menganggap bahwa dengan bersentuhan dapat menularkan bercak kuning “Virus pertama kali ditemukan oleh Adolf mayer seorang ilmuan jerman pada tahun 1883 ia sedang meneliti penyakit mozaik pada tumbuhan bakau yang terdapat bercak pada daunnya, kemudian Dimiti seorang ilmuan Rusia tahun 1893, lalu Meinjery membuat cairan untuk diteteskan ke daun lain tapi tetap tidak bisa akhirnya Siswa beranggapan bahwa Meinjery adalah orang pertama yang menemukan virus yang ukurannya lebih kecil dari bakteri. 102 9. 10. Wijayant i Azzahra 11. Rafid Y 12. Riza M 13. Shaliena S Tasya DN 14. 15. Zaki I ia menyimpulkan bahwa itu adalah virus yang ukurannya lebih kecil dari bakteri” “Virus berasal dari bahasa latin yang artinya racun virus pertama kaliditemukan oleh Adollf Mayer, kemudian Dimitri” “Virus yang pertama kali ditemukan adalah virus Tobacco oleh Adolf Mayer, ketika terdpat mozaik pada daun di Jerman. Kemudian diteliti lagi oleh Dimitri sampai yang terakhir Wendell” Nilai Bawah “Pertama kali virus ditemukan oleh Adolf Meyer berupa bercak kuning pada tembakau, Ivanosky, Martinus B dan Stanley” “Virus adalah nama latin yang berarti racun. Pertama kali ditemukan oleh Adolf Meyer pada daun tembakau” “Pertama kali diteliti oleh Adolf Mayer dan terakhir oleh Wendell Stanley” “Virus pertama kali ditemukan oleh Adolf Mayer pada daun tembakau karena daun tersebut terdapat bercak kuning dan dapat menular ketika dioleskan pada daun sehat” “Penyakit pertama kali adalah virus bercak kuning pada daun tembakau yang menemukan adalah Adolf Mayer. Penelitian ini dilanjutkan oleh D. Ivanosky dengan membuat filtrat virus itu dan ditaruh pada daun sehat ternyata daun tertular. Lalu Martinus.B melalui ukuran tubuh ternyata ukurannya lebih kecil dibandingkan bakeri sehingga pada waktu itu saat dicoba pada alat filtrasi bakteri mikroorganisme itu lolos dari filtrasi. Lalu W.Stanley menyimpulkan itu dalah virus TMV (Tobaccco mosaic virus)” Siswa menganggap virus TMV pertama kali ditemukan oleh Adolf Mayer Pertanyaan Nomor 2: Sebutkanlah mikroorganisme yang kalian ketahui? Apakah virus termasuk dalam mikroorganisme? Jika iya mengapa virus dikatakan sebagai makhluk hidup? Jika tidak mengapa demikian? Jawaban konsep yang benar: Virus tidak dapat bereproduksi atau melaksanakan aktivitas metabolisme diluar sel inang, kebanyakan ahli biologi yang mempelajari virus saat ini mungkin akan setuju bahwa virus tidak hidup. Namun di wilayah abuabu antara bentuk kehidupan dan zat kimiawi. (Neil A. Campbell. Et al.,h. 412) Virus hanya akan menunjukan sifat-sifat makhluk hidup (misalnya bereproduksi) bila berada dalam organisme hidup lainnya. Itulah sebabnya sebagian ahli biologi menyetakan virus bukan merupakan makhluk hidup. Namun, sebagian ahli biologi lainnya menggolongkan virus sebagai makhluk hidup karena tubuhnya tersusun dari asam nukleat yang diselubungi protein dan mampu bereproduksi. (Irnaningtyas, h. 54) No. 1. Nama Siswa/Siswi Aldian Karim 2. 3. 4. Aliefia HY Alifah NS Annisa SL Jawaban Hasil Wawancara Klinikal Nilai Atas "Bakteri, plankton. Virus termasuk mikroorganisme karena di dalam virus terdapat bakteri" "Parasit, Virus (walaupun makhluk transisi), bakteri, lumut, algae dan jamur. Virus dapat dimasukkan kedalam mikroorganisme karena ukurannya yang sangat kecil dan hanya bisa dilihat oleh mikroskop elektron. Virus dapat digolongkan kedalam makhluk hidup karena dapat berkembang biak dan berkristalisasi" "Amoeba, plankton, hydra, virus. Virus termasuk dalam mikroorganisme karena virus dapat berkembang biak" "Bakteri, virus, jamur. Virus termasuk mikroorganisme karena virus bisa berkembang biak, tetapi juga bisa tidak karena virus Miskonsepsi yang terjadi pada siswa Siswa menganggap bahwa bakteri lebih kecil dari virus . Siswa menganggap bahwa lumut adalah mikroorganisme. 103 dapat dikristalkan (peralihan)" 5. Ariq FR 6. 7. Ridho I Irma Primadha nti 8. 9. Khoirin Noviani Wijayant i 10 . Azzahra 11 . 12 . 13 . 14 . Rafid Y Riza M Shaliena S Tasya DN 15 . Zaki I "Virus, protozoa, plankton. Virus termasuk mikroorganisme karena dapat berkembang biak" Nilai Tengah dalam "Virus, bakteri, parasit. Virus termasuk mikroorganisme karena virus dapat berkembang biak menambah jumlah atau keturunan" "Virus, protozoa, bakteri, fungi. Virus termasuk mikroorganisme karena virus dapat berkambang biak" "Plankton, bakteri, virus dan jamur. Virus termasuk mikroorganisme karena dapat berkembang biak, berkembang biak adalah salah satu ciri makhluk hidup maka virus dikatakan makhluk hidup" "Bakteri, jamur, virus, protozoa. Virus termasuk mikroorganisme karena mempunyai asam nukleat dan dapat bereproduksi" "Jamur, bakteri, amoeba, virus, protozoa. Virus termasuk mikroorganisme karena dapat berkembang biak atau bereproduksi" Nilai Bawah "Bakteri, plankton, kuman, virus. Virus termasuk mikroorganisme kerena virus dapat berkembang biak dan berpindah" "Kuman, bakteri, plankton dan virus. Virus termasuk mikroorganisme karena virus mudah dan dapat berkembang biak, dan dapat berpindah (menular)" "Bakteri, jamur, virus. Virus termasuk mikroorganisme dan juga makhluk hidup karena dapat berpindah tempat dan menular" "Bakteri, virus, protozoa, Fungi. Virus termasuk mikroorganisme karena dapat berkembang biak pada diri makhluk hidup yang dapat menyebabkan penyakit pada makhluk hidup" "Plasmodium, Euglena,Protozoa, Spora, HIV. Virus termasuk dalam mikroorganisme, karena virus dapat berkembang biak menjadi lebih banyak" Pertanyaan Nomor 3: Gambarkan, Sebutkan dan jelaskan fungsi dari bagian-bagian virus yang anda ketahui! Jawaban konsep yang benar: (Neil A. Campbell. Et al., h. 414) No. Jawaban Hasil Wawancara Klinikal Nama Siswa/Siswi Nilai Atas 1. Aldian Karim Miskonsepsi yang terjadi pada siswa 104 2. -Siswa beranggapan bahwa kapsid virus T tersusun atas lemak - siswa beranggapan bahwa tubuh virus T terdiri dari RNA dan DNA Aliefia HY 3. Alifah NS 4. Annisa SL 5. Ariq FR Nilai Tengah 6. -Siswa menganggap selubung ekor atau leher sebagai badan virus T. -siswa menganggap bahwa serabut ekor sebagai kaki virus T. Iqbal Ridho I 7. Siswa beranggapan bahwa kapsid atau kepala sebagai kapsul plasma Irma Primadhanti 8. Siswa beranggapan bahwa leher atau selubung ekor sebagai badan virus T Khoirin Noviani 105 9. Siswa menganggap materi genetik (DNA) sebagai sel inang virus T. Krisdiana Wijayanti 10. Siswa menganggap materi genetik (DNA) sebagai sel inang virus T. Azzahra Nilai Bawah 11. Siswa beranggapan kapsid sebagai DNA bahwa Rafid Y 12. Siswa beranggapan bahwa kapsid sebagai DNA, tanpa menggambar materi genetik. Riza M 13. -Siswa beranggapan bahwa leher atau selubung ekor sebagai badan virus T. - Siswa beranggapan bahwa serabut ekor adalah kaki virus T. Shaliena S 14. Tasya DN 15. -siswa menganggap bahwa virus adalah sel. -siswa menganggap bahwa materi genetik pada virus T adalah DNA dan RNA. Zaki I Pertanyaan Nomor 4: Apakah semua virus memiliki struktur tubuh yang sama seperti gambar yang anda buat? Jika berbeda apakah yang membuat perbedaan dari struktur tubuh virus? 106 Jawaban konsep yang benar: Bentuk tubuh virus bervariasi antara lain berbentuk batang, bulat, oval (peluru), filamen (benang), persegi banyak (polihedral) dan seperti huruf T. (Irnaningtyas,h. 53) No. Nama Siswa/Siswi Jawaban Hasil Wawancara Klinikal Miskonsepsi yang terjadi pada siswa Nilai Atas 1. Aldian Karim 2. Aliefia HY 3. Alifah NS 4. Annisa SL 5. Ariq FR 6. 7. Ridho I Irma Primadhanti 8. Khoirin Noviani 9. Wijayanti 10. Azzahra 11. Rafid Y 12. Riza M 13. Shaliena S "Semua struktur tubuh virus sama seperti yang saya buat" "sama, walaupun hanya bagian luar tetapi tidak dapat terlihat jelas materi genetik pada virus hanya terlihat kapsid, leher dan ekor" " tidak semua, karena virus memiliki bentuk yang bervariasi pipih, bulat dan panjang" 15. Zaki I semua Siswa menganggap jenis virus sama. semua semua "tidak semua, kerena bentuknya adala yang lonjong, pipih" "Tidak, kerana virus mempunyai bentuk lain seperti bentuk DNA yang berbeda" Nilai Tengah "tidak, karena ada virus yang seperti gambar yang saya buat ada juga yang tidak contohnya pada virus ebola yang bentuknya lonjong seperti tabung" "tidak semua karena, bentuk bentuk virus berbeda-beda ada yang bulat ada yang mirip laba-laba" "tidak semua, tidak tahu" "berbeda, karena sifat virus berbeda-beda dengan virus lain" "berbeda, karena sifat virus memiliki bentuk yang bervariasi" Nilai Bawah "berbeda, kerena banyak jenis kepalanya, bentuknya dan DNA nya" "tidak juga, terdapat perbedaan di kepala dan DNA" "tidak selalu, karena terkadang bentuk virus ada yang pipih" 14. Tasya DN Siswa menganggap jenis virus sama. Siswa menganggap jenis virus sama. "sama, karena kapsid, genetik dan ekornya sama" "struktur tubuh virus berbeda-beda, karena dapat penyebab penyakit karena virus berbeda-beda" Pertanyaan Nomor 5: Dapatkah virus dan bakteri dibedakan? Jika iya bagaimana cara membedakan virus dan bakteri dalam suatu larutan? Jawaban konsep yang benar: Serangan terhadap sebuah sel bakteri oleh banyak struktur yang menyerupai lolipop mini. Struktur –struktur ini, sejenis virus yang dinamakan bakteriofag T4, terlihat menginfeksi bakteri E.coli dalam SEM yang diwarnai. (Neil A. Campbell. Et al.,h. 412) Antibotik yang membantu kita pulih dari infeksi tidak berdaya melawan virus. Antibiotik membunuh bakteri dengan cara menghambat enzim-enzim yang dikodekan eukariota atau virus. (Neil A. Campbell. Et al.,h. 422) No. Nama Siswa/Siswi Jawaban Hasil Wawancara Klinikal Nilai Atas Miskonsepsi yang terjadi pada siswa 107 1. Aliefia HY "virus dan bakteri dapat dibedakan, tetapi saya tidak tahu alasannya" "virus dapat dibedakan dengan bakteri karena ukurannya berbeda, dengan menggunakan larutan berwarna hijau jika ukurannya lebih besar maka itu adalah bakteri dan bakteri dapat menempel pada virus" 3. Alifah NS "dapat, tidak tahu" 4. Annisa SL "dapat, dengan melihat bentuknya" Ariq FR "dapat, jika larutan itu dibekukan virus akan mengkristal sedangkan bakteri tidak dapat mengkristal" Nilai Tengah Aldian Karim 2. 5. 6. Ridho I "bisa, karena virus hampir tidak bisa dilihat hanya bisa dilihat dengan mikroskop" 7. Irma Primadhanti 8. Khoirin Noviani 9. Wijayanti 10. Azzahra 11. Rafid Y 12. Riza M 13. Shaliena S "bisa, virus mempunyai struktur tubuh yang lebih sederhana dibandingkan bakteri" "dapat, dengan menggunakan cawan petri lalu dikristalkan, virus bisa dikristalkan sedangkan bakteri tidak" Siswa menganggap meletakkan virus dan bakteri dalam larutan hijau lalu mengamati perbedaan morfologi virus dan bakteri. Siswa menganggap dengan membekukan larutan dapat membedakan bakteri dan virus. Siswa menganggap semua mikroskop dapat melihat virus Siswa menganggap dengan melihat perbedaan morfologi dapat membedakan virus dan bakteri. Siswa menganggap dengan membekukan larutan dapat membedakan bakteri dan virus. "iya, tidak tahu" "iya, jika bakteri bisa dibuktikan bila sesudah disaring larutan tidak ada bakterinya lagi, namun bila virus tetep ada dalam jumlah yang banyak" Nilai Bawah "dapat, cara membedakannya dengan melihat ukurannya karena bakteri lebih besar dan virus memiliki kepala, leher dan ekor" "dapat, dengan melihat bentuk yang terdapat pada mikroorganismenya jika virus maka memiliki ekor, leher, kepala" iya, kalau virus ukurannya lebih kecil dari bakteri, di dalam laruatan untuk membedakan virus dan bakteri harus memakai mikroskop dengan perbesaran 1000 kali karena virus berukuran sangat kecil" 14. Tasya DN "iya, kerena dapat dilihat bentuk, warna, ukurannya yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop" Zaki I "iya, kalau dalam larutan bakteri tidak dikristalkan sedangkan virus dapat dikristalkan" 15. dapat Siswa menganggap dengan melihat perbedaan morfologi dapat membedakan virus dan bakteri. Siswa menganggap dengan melihat perbedaan morfologi dapat membedakan virus dan bakteri. Siswa menganggap dengan melihat perbedaan morfologi dapat membedakan virus dan bakteri. Siswa menganggap dengan melihat perbedaan morfologi dapat membedakan virus dan bakteri dan melihatnya di mikroskop. Siswa menganggap dengan membekukan larutan dapat membedakan bakteri dan virus. Pertanyaan Nomor 6: Dapatkan anda menyebutkan ciri-ciri tubuh yang dimiliki virus? Jawaban konsep yang benar: Virus lebih kecil dan lebih sederhana dari bakteri ukuran tubuhnya antara 20nm-300nm (1 nm= 1/ 1000000 mm) dengan diameter 20 nm (lebih kecil dari ribosom). (Irnaningtyas,h. 53) Virus dapat dikristalkan, terdiri atas asam nukleat berselubung protein, tersusun atas DNA atau RNA. (Neil A. Campbell. Et al.,h. 413) Bentuk kapsid virus berbeda-beda, hidup sebagai parasit intraseluler obligat, virus memiliki kisaran inang yang lebih luas, tidak memiliki dinding sel, membran, inti, sitoplasma dan organel sel. (Irnaningtyas, h. 55-56) 108 No. Nama Siswa/Siswi 1. Aldian Karim 2. Aliefia HY 3. Alifah NS 4. Annisa SL 5. Ariq FR 6. 7. Ridho I Irma Primadhanti 8. Khoirin Noviani 9. Wijayanti 10. Azzahra 11. Rafid Y 12. Riza M 13. Shaliena S 14. Tasya DN 15. Zaki I Jawaban Hasil Wawancara Klinikal Nilai Atas " Kecil, bentuknya bervariasi, parasit dan menyebabkan penyakit" "Virus adalah makhluk transisi: yaitu makhluk hidup dan mati, berukuran kecil: dapat dilihat dengan mikroskop elektron (mikroskopis), uniselluler: bersel 1, dapat dikristalkan, dan tidak memiliki sitoplasma serta bagian-bagian tubuh layaknya makhluk hidup lain" Miskonsepsi yang terjadi pada siswa Siswa menyebutkan virus adalah sebuah sel uniseluller "Kecil, dapat dikristalkan, tubuhnya bervariasi, parasit" "Strukturnya sederhana, kecil, parasit, tidak memiliki plasma bervariasi" "bertubuh kecil, strukturnya sederhana, bersifat parasit dan bentuknya bervariasi" Nilai Tengah "Mikroorganisme, hidup sebagai parasit, tidak memiliki membran plasma, bisa mengkristal, jenis bervariasi, uniselluler" "dapat dikristalkan, struktur sederhana, bentuknya kecil, mempunyai membran plasma" "bentuknya sangat kecil, tidak bisa dilihat dengan mikroskop biasa, tidak dapat dilihat dengan mata telanjang dan bentuknya bervariasi" "berbentuk sangat kecil, dapat dikristalkan dan tidak mempunyai membran plasma" "kecil, tidak mempunyai membran plasma, bentuknya bervariasi, dapat dikristalkan" Nilai Bawah "sederhana, berbentuk kecil dan lebih kecil dari bakteri, memiliki kepala, leher dan ekor, tidak memiliki membran plasma, dapat dikristalkan dan bentuk virus bervariasi" "berukuran lebih kecil dari bakteri, sederhana, parasit, memiliki kepala, leher dan ekor,dapat dikristalkan, tidak memiliki membran plasma dan bentuknya bervariasi" "uniselluler, parasit, mikroskopis dan ukurannya sangat kecil" "berbentuk kecil, tidak memiliki plasma, berbentuk kristal, bervariasi, struktur virus sederhana, dan hidup sebagai parasit" "strukturnya sederhana, hidup sebagai parasit, dapat mengkristal, tubunya kecil,bentuk bervariasi, dan tidak memiliki membran plasma" Siswa menyebutkan virus adalah sebuah sel uniseluller Siswa menyebutkan virus adalah sebuah sel uniseluller Pertanyaan Nomor 7: Apakah virus dapat dilihat oleh mata telanjang? Jika tidak bagaimana cara kita dapat melihat virus? Jawaban konsep yang benar: Untuk mengetahui ukuran virus salah satu caranya adalah dengan observasi langsung menggunakan mikroskop elektron. (Irnaningtyas, h. 53) 109 No. Nama Siswa/ Siswi Miskonsepsi yang terjadi pada siswa Jawaban Hasil Wawancara Klinikal Nilai Atas 1. Alifah NS "Virus tidak dapat dilihat dengan mata, karena ukurannya yang sangat kecil" "Tidak, karena salah satu sifat virus mikroskopis yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron" "tidak, karena virus sangat kecil dan termasuk mikkroba yang harus dilihat dengan kaca pembesar atau mikroskop" Annisa SL tidak, karena sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan alat mikroskop" Aldian Karim 2. Aliefia HY 3. 4. 5. Ariq FR 6. Ridho I "tidak, kerena virus hanya dapat dilihat oleh mikroskop dengan perbesaran 1mm" Nilai Tengah Wijayanti "tidak, karena virus termasuk mikroorganisme yang hanya bisa dilihat menggunakan mikroskop" "tidak, karena ukurannya sangat kecil lebih kecil dari bakteri" "tidak, karena virus sangat kecil tidak dapat dilihat oleh mata telanjang" Azzahra "tidak, karena mikroskop" 8. Khoirin Noviani 9. Siswa beranggapan bahwa semua mikroskop dapat digunakan untuk melihat virus. Siswa beranggapan bahwa semua mikroskop dapat digunakan untuk melihat virus. "tidak, karena virus berukuran sangat kecil melebihi mikroorganisme lain" 7. Irma Primadhanti Siswa beranggapan bahwa kaca pembesar dan mikroskop sama. 10. virus hanya dpat dilihat dengan Siswa beranggapan bahwa semua mikroskop dapat digunakan untuk melihat virus. Siswa beranggapan bahwa semua mikroskop dapat digunakan untuk melihat virus. Nilai Bawah 11. Riza M "tidak dapat, karena virus lebih kecil dari bakteri dan sangat-sangat kecil sehingga butuh mikroskop" "tidak, karean virus lebih kecil dari bakteri, mikroskop biasa tidak dapat melihat virus" Shaliena S "tidak karena virus hanya dapat dilihat dengan alat khusus seperti mikroskop" Rafid Y 12. 13. 14. Tasya DN 15. Zaki I "tidak, karena hanya dapat dilihat dengan mikroskop karena ukuran virus yang kecil "iya, karena virus berukuran kecil (10 mili mikron) sehingga tidak dapat dilihat dnegan mata telanjang" Siswa beranggapan bahwa semua mikroskop dapat digunakan untuk melihat virus. Siswa beranggapan bahwa semua mikroskop dapat digunakan untuk melihat virus. Siswa beranggapan bahwa semua mikroskop dapat digunakan untuk melihat virus. Pertanyaan Nomor 8: Bagaimanakah cara hidup virus? Adakah perbedaan cara hidup virus dengan makhluk hidup lain? Deskripsikanlah cara hidup virus! Jawaban konsep yang benar: Virus hidup didalam sel hidup organisme tertentu yang cocok sehingga disebut parasit intraseluller obligat. Bila sel hidup yang ditumpangi virus mati maka virus pun akan mati, sel yang ditumpangi virus disebut sel inang. (Irnaningtyas, h. 56) No. Nama Siswa/Siswi Jawaban Hasil Wawancara Klinikal Miskonsepsi yang terjadi pada siswa 110 Nilai Atas 1. Aldian Karim 2. Aliefia HY 3. Alifah NS 4. Annisa SL 5. Ariq FR 6. Ridho I 7. 8. Irma Primadhanti Khoirin Noviani "Virus hidup sebagai parasit, tidak tahu" "virus berkembang biak sebagai parasit melalui siklus litik dan lisogenik, tidak sama dengan makhluk hidup lain karena sebagai parasit hanya bisa berkembang atau dikatakan makhluk hidup jika bertemu dengan inangnya" "dengan berparasit ke makhluk hidup . Berbeda, karena virus berkembang biak dengan cara berparasit dan makhluk hidup dengan cara bertelur, beranak dan melahirkan atau membelah diri" "Menempel di jaringan yang hidup seperti jaringan hewan, lalu berkembang biak di situ, tetapi sebagai parasit, cara hidup virus berbeda dengan makhluk lain karena cara hidup virus menumpang di sel dan jaringan hidup" "dengan cara parasit (bertempat hidup di suatu sel dan cara hidup virus dan makhluk hidup lain berbeda karena virus lebih bersifat parasit" Nilai Tengah "dengan cara parasit, yaitu menginfeksi suatu individu dengan cara litik dan lisogenik. Tidak ada perbedaan cara hidup virus dengan makhluk lain karena virus berkembang biak dengan parasit dengan induknya" "mengambil makanan dari makhluk lain (parasit). Berbeda karena makhluk hidup dapat mencarimakan sendiri, sedangkan virus hidup sebagai parasit yang hidupnya bergantung atau mengambil makanan dari makhluk lain" "parasit, virus hanya dapat berkembang biak pada sel inang" 9. Wijayanti 10. Azzahra 11. Rafid Y "bergantung atau parasit, sama dengan makhluk lain karena sama-sama bergantung pada makhluk lain" "dengan memakan atau mengambil semua yang ada pada daerah yang ditumpanginya karna virus merupakan makhluk parasit cara hidupnya sama dengan makhluk lain karena sama-sama membutuhkan makhluk lainnya untuk mendapatkan makanan" Nilai Bawah Riza M Shaliena S 14. Tasya DN 15. Zaki I Siswa menganggap bahwa cara hidup virus sama dengan makhluk lain karena bergantung dengan makhluk lain. Siswa menganggap bahwa cara hidup virus sama dengan makhluk lain karena bergantung dengan makhluk lain. "bereproduksi dengan menghinggapi makhluk dan berpindah-pindah, ada karena virus memiliki cara berkembang biak yang berbeda" 12. 13. Siswa menganggap bahwa cara hidup virus sama dengan makhluk lain karena virus hidup parasit dengan induknya. "menempel pada makhluk hidup, berpindah tempat, bereproduksi. Tidak terdapat perbedaan cara hidup virus dengan makhluk hidup lain" "virus hidup karena adalanya parsit, dan bisa berkembang biak. Cara hidup virus dan makhluk hidup sama karena virus juga bisa berkembang biak dan bisa berpindahpindah tempat" "virus hidup dengan cara parasit, terdapat perbedaan karena hanya dapat berkembang biak jika bertemu dengan inangnya" "sebagai parasit dan menempel pada suatu organisme. Tidak, karena virus berbeda hal itu disebabkan karena virus memerlukan organisme lain untuk menempel" Siswa menganggap bahwa cara hidup virus sama dengan makhluk lain karena bergantung dengan makhluk lain. Siswa menganggap virus dapat berkembang biak dan berpindah tempat. 111 Pertanyaan Nomor 9: Bagaimanakah cara para ilmuan mengklasifikasikan virus? Dapatkah anda menyebutkan contoh klasifikasi virus? Jawaban konsep yang benar: Dasar pengklasifikasian virus anatara lain: jenis asam nukleat, ukuran, morfologi, jenis simetri, jumlah kapsomer, ada tidaknya membran, ketentuan terhadap pengaruh kimia dan fisika, kandungan enzim, sifat imunologis, jenis sel inang, cara penularan dan simtomatologi (penyakit yang ditimbulkan). Menurut sistem ICTV (International Committe an Taxonomy of virsues), terdapat tiga tingkatan takson dalam klasifikasi virus,yaitu famili menggunakan akhiran –viridae, nama genus dengan akhiran –virus, dan nama spesies menggunakan bahasa inggris dan diakhiri dengan –virus. Nama genus dan spesies dicetak miring. Contohnya Famili : Poxviridae. Genus : Orthopaxvirus Spesies: Variola virus (penyebab cacar. (Irnaningtyas, h. 60-61) No. Nama Siswa/Siswi Jawaban Hasil Wawancara Klinikal Miskonsepsi yang terjadi pada siswa Nilai Atas 1. Aldian Karim 2. Aliefia HY 3. Alifah NS 4. Annisa SL 5. Ariq FR 6. "Tidak tahu" "berdasarkan kandungan virus dan inang yang diserangnya, contohnya: yang menyerang bakteri (menjadikan bakteri sebagai inang) adalah bakteriofag" "berdasarkan genusnya" "melalui penelitian, berdasarkan bentuk tubuhnya, kegunaan atau kerugiannya contohnya adalah Tobacco mosaic virus adalah virus pertama yang ditemukan" "berdasarkan seberapa besar efek kematiannya virus H1N1 sebagai virus mematikan" Nilai Tengah Ridho I Irma Primadhanti Khoirin Noviani "tidak tahu" 9. Wijayanti "berdasarkan famili, genus. Contohnya tidak tahu" 10. Azzahra "berdasarkan famili dan genusnya" Nilai Bawah 11. Rafid Y "berdasarkan steruktur tubuh dan DNA nya" 12. Riza M "tidak tahu" 13. Shaliena S Tasya DN "berdasarkan ciri-ciri dan penyakit yang ditimbulkan" "berdasarkan kandungan virus dan inang yang ditempati oleh virus" Zaki I "berdasarkan struktur tubuh (jenis virus)" 7. 8. 14. 15. "tidak tahu" "dari bentuk dan strukturnya" Pertanyaan Nomor 10: Sebutkan dan jelaskan siklus A dan Siklus B beserta huruf yang ditunjukan pada skema reproduksi virus diatas! dan bagaimanakah sifat virus baru yang dihasilkan? 112 Jawaban konsep yang benar: Sumber: http://sruel.blogspot.com/2012/11/fase-litik-dan-lisogenik-pada-virus.html. diakses 31 agustus 2014 pukul 18:24 Pada siklus litik sel inang akan pecah dan mati serta terbentuk virion-virion baru. Pada siklus lisogenik tidak terbentuk virion baru, sel inang mengandung profag, sel inang tidak rusak atau tidak mati, bahkan dapat membelah diri. (Irnaningtyas, h. 58-59) No. Nama Siswa/Siswi Jawaban Hasil Wawancara Klinikal Miskonsepsi yang terjadi pada siswa Nilai Atas 1. Aldian Karim 2. Aliefia HY 3. Alifah NS 4. Annisa SL 5. Ariq FR 6. 7. Ridho I Irma Primadhanti "Tidak tahu" "Siklus A: litik, 1) Absorbsi, 2) Injeksi, 3) Replikasi, 4) tersambung, 5) lisis dan siklus B: lisogenik 1) absorbsi, 2)injeksi, 3) aeovaga, 4) replikasi 5) mengikut litik. Virus baru yang dihasilkan sama dengan virus yang membuatnya karena komponennya sama (materi genetik). "Tidak tahu" "Siklus A: reproduksi 1) zigot, 2) sel ovum 3),4), 5) tidak tahu sifatnya berbeda dengan induk. Siklus B: tidak tahu, sifat anak sama dengan induk" "Siklus A: Litik, 1)Adsorbsi, 2)Injeksi (penetrasi), 3)tidak tahu, 4) Perakitan virion, 5)pematangan 6) sel inang pecah anak yang dihasilkan sama dengan induk. Siklus B: lisogenik 1) adsorbsi 2)injeksi (penetrasi) 7),8),9) tidak tahu, sifat yang dihasilkan berbeda dengan induk" Nilai Tengah ""Siklus A: litik 1)Adsorbsi, 2)Injeksi, 3)replikasi, 4)essambling, sifat anak yang dihasilkan dengan induk. Siklus B: lisogenik 1) adsorbsi, 2) Injeksi , 7)essambling 8)Replikasi, sifat anak yang dihasilkan sama dengan induk" "Siklus A: 1) adsorbsi, 2)injeksi, 3)replikasi, 4)referensi. Siklus B: tidak tahu" Siswa menganggap fase lisogenik seperti siklus litik. Siswa menganggap reproduksi virus sama dengan reproduksi makhluk lain. Siswa menganggap pada fase litik terdapat fase pematangan. -siswa menggap fase no 4 adalah essambling. -siswa menganggap anak yang dihasilkan pada fase lisogenik sama dengan induk. Siwa menganngap fase no 4 sebagai fase referensi. 113 8. Khoirin Noviani "Siklus A: litik 1) adsorbsi, 2)injeksi, 3)sintesis 4),5),6) tidak tahu sifat yang dihasilkan sperti induknya. Siklus B: lisogenik 1)adsorbsi, 7)injeksi, 8)sintesis 9),2) tidak tahu" Wijayanti "Siklus A: 1)pelengketan, 2)injeksi, 3)penetrasi, 4)replikasi, 5)pematangan, 6)lisis anak yang dihasilkan berbeda dengan induk atau bervariasi. Siklus B: lisogenik 1)plengketan, 7)penetrasi, 8)penyisipan profag DNA, 9) replikasi dan 2)profag memisahkan diri, anak yang dihasilkan sama dengan induk" 9. 10. Azzahra 11. Rafid Y 12. Riza M "Siklus A: litik 1) adsorbsi, 2)injeksi, 3)sintesis 4)replikasi,5)lisis sifat yang dihasilkan bervariasi. Siklus B: lisogenik 1)adsorbsi, 7)penetrasi, 8)penyisipan profag 9)replikasi anak yang dihasilkan sama dengan induk" Nilai Bawah "Siklus A: 1)adsorbsi, 2)injeksi, 3)penetrasi, 4)pematangan, 5)lisis sifat anak yang dihasilkan sama dengan induk. Siklus B: lisogenik 1) adsorbsi selebihnya tidak tahu, anak yang dihasilkan sama karena terbentuk virion-virion baru DNA" "Siklus A: 1)adsorbsi, 2)injeksi, 3), 4),5) selebihnya tidak tahu sifatnya sama dengan induk. Siklus B: lisogenik 1) adsorbsi selebihnya tidak tahu, anak yang dihasilkan sama karena terbentuk virion-virion baru DNA" 13.. Shaliena S Siklus A: gen 1)-5) tidak tahu, sifat yang dihasilkan beda dengan induknya. Siklus B: tidak tahu, sifatnya sama dengan induk" 14. Tasya DN 15. Zaki I "Siklus A: litik 1)adsorbsi, 2)injeksi, 3) replikasi, 4)essembling, 5) lisis sifat anaknya sama dengan induknya. Siklus B: lisogenik 1) adsorbsi, 7)injeksi, 8)cleovage, 9) replikasi sifat yang dihasilkan sama dengan induknya" "Siklus A: litik 1)adsorbsi, 2)injeksi, 3)penetrasi, 4)pematangan, 5) lisis sifat anaknya sama dengan induknya. Siklus B: lisogenik 1),7),8),9), terbentuk virion baru dari DNA" -Siswa menganggap sifat anak yang dihasilkan dari fase litik bervariasi atau berbeda dengan induk. -Siswa menganggap sifat anak yang dihasilkan dari fase lisogenik sama dengan induk. -Siswa menganggap sifat anak yang dihasilkan dari fase litik bervariasi atau berbeda dengan induk. -Siswa menganggap sifat anak yang dihasilkan dari fase lisogenik sama dengan induk. -Siswa menganggap sifat anak yang dihasilkan dari fase lisogenik sama dengan induk. -Siswa menganggap sifat anak yang dihasilkan dari fase lisogenik sama dengan induk. -Siswa menganggap sifat anak yang dihasilkan dari fase litik bervariasi atau berbeda dengan induk. -Siswa menganggap sifat anak yang dihasilkan dari fase lisogenik sama dengan induk. -siswa menganggap fase 4 adalah assembling -Siswa menganggap sifat anak yang dihasilkan dari fase lisogenik sama dengan induk. Pertanyaan Nomor 11: Dapatkah virus menginfeksi bakteri? Jika virus dapat menginfeksi bakteri, virus seperti apakah yang dapat menginfeksi bakteri? Berikanlah contohnya! Jawaban konsep yang benar: Kapsid yang paling kompleks ditemukan pada virus-virus yang menginfeksi bakteri yang disebut bakteriofag atau fag saja. Fag pertama yang dipelajari mencangkup tujuh macam penginfeksi bakteri E.coli. (Neil A. Campbell. Et al.,h. 414) No. Nama Siswa/Siswi Jawaban Hasil Wawancara Klinikal Nilai Atas Miskonsepsi yang terjadi pada siswa 114 1. Aldian Karim 2. Aliefia HY 3. Alifah NS 4. Annisa SL 5. Ariq FR 6. 7. 8. Ridho I Irma Primadhanti Khoirin Noviani -siswa menganggap penyakit HIV, AIDS dan ebola adalah "virus yang menginfeksi bakteri contohnya pada penyakit penyakit yang disebabkan oleh HIV, AIDS dan ebola" virus yang menginfeksi bakteri. "Bisa, karena bakteri merupakan makhluk hidup dan virus yang menjadikan bakteri sebagai inang disebut bakteriofag. "Dapat, virus yang lebih kuat dari bakteri, saya tidak tahu Siswa menganggap virus lebih contohnya" kuat dari bakteri Siswa menganggap penyakit influenza disebabkan karena "Dapat, karena bakteri sel hidup. Contohnya: influenza" virus yang menginfeksi bakteri. "dapat, karena bakteri lebih besar daripada virus contohnya: virus influenza menginfeksi bakteri E. Coli Nilai Tengah "bisa, karena DNA nya dapat menginfeksi inti si bakteri contohnya virus T dengan bakteri" "dapat, tidak tahu" "dapat, karena bakteri contohnya tidak tahu" 9. Wijayanti "tidak tahu" 10. Azzahra "tidak tahu" merupakan makhluk hidup Nilai Bawah 11. Rafid Y 12. Riza M 13. Shaliena S 14. Tasya DN 15. Zaki I "dapat, karena virus lebih kecil dari bakteri. Contohnya Siswa menganggap virus ada virus yang memakan bakteri" memakan bakteri bisa, kareana ukuran virus yang jauh lebih kecil dibandingkan bakteri" Siswa menganngap menginfeksi bakteri penyakit influenza karena "bisa, karena virus bersifat menular contonya: influenza" dapat menular. "dapat, karena bakteri merupakan makhluk hidup dan virus menjadikan bakteri sebagai inangnya" "dapat karena dalam struktur tubuh virus terdapat jarum peretas yang dapat menempel atau menginjeksi organisme" Pertanyaan Nomor 12: Apakah semua penyakit yang terjadi pada manusia, hewan dan tumbuhan disebabkan oleh virus? Sebutkanlah beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh virus! Jawaban konsep yang benar: Penyakit yang disebabkan oleh virus adalah sebagai berikut: a) Penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus: gondongan, herpes, cacar variola (smallpox), cacar air varisela (chickenpox) dan herpes zoster (shingles), hepatitis, influenza dan parainfluenza, campak (morbili), AIDS, poliomielitis, tumor, kanker, karsinoma, kutil, demam berdarah, chikungunya, ebola, flu burung, SARS, mata belek. b) Penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus: rabies, penyakit mulut dan kaki, tetelo (NCD), tumor dan kutil. c) Penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh virus: tungro, mosaik, TYLC. (Irnaningtyas,h. 62-68) dapat virus pada virus 115 No. Nama Siswa/Siswi 1. Aldian Karim 2. Aliefia HY 3. Alifah NS Jawaban Hasil Wawancara Klinikal Nilai Atas "virus adalah penyebab penyakit pada manusia, contohnya flu" "Tidak, karena virus adalah penyakit yang menular maka penyakit pun dapat berasal dari makhluk hidup itu sendiri. AIDS, HIV, Cacar" "Tidak, karena ada sebagian penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Contohnya: influenza, HIV, TBC, Herpes dan Cacar" 4. Annisa SL 5. Ariq FR "iya, contohnya: TBC, HIV, TMV" "Tidak, karena tidak semua penyakit tidak disebabkan oleh virus. Contohnya: Gondongan, herpes, AIDS, cacar air, flu babi, flu burung" Nilai Tengah 6. Ridho I 7. 8. Irma Primadhanti Khoirin Noviani 9. Wijayanti 10. Azzahra 11. Rafid Y 12. Riza M 13. Shaliena S "iya, karena virus dapat menginfeksi sebuah sel. Contohnya: influenza, AIDS, TBC" "tidak, karena virus dapat dijadikan sebagai antibodi. Penyakit yang disebabkan oleh virus influenza, HIV dan TBC" "iya, AIDS, influenza, ebola" "tidak, kareana tidak semua penyakit disebabkan oleh virus. Contohnya: influenza, ebola, HIV dan gondongan" "tidak karena tidak semua penyakit berasal dari virus. Contohnya: HIV, Influenza, TMV, ebola, polio" Nilai Bawah 15. Zaki I Siswa menganggap penyakit TBC disebabkan oleh virus. Siswa menganggap penyakit TBC disebabkan oleh virus. -siswa menganggap virus adalah sumber utama terjadinya semua penyakit. -siswa mengangap penyakit TBC disebabkan oleh virus Siswa menganggap penyakit TBC disebabkan oleh virus. Siswa menganggap semua penyakit disebabkan oleh virus. "tidak, karena dapat disebabkan oleh bakteri. Contohnya: TBC oleh bakteri" "tidak, karena penyakit yang menyerang makhluk hidup dapat disebabkan oleh bakteri contohnya AIDS, SARS" "tidak semua, karena biasanya penyakit yang terkena virus itu penyakitnya tidak biasa karena gampang menular, contohnya influenza dan HIV" 14. Tasya DN Miskonsepsi yang terjadi pada siswa "iya, karena virus dapat menyebabkan penyakit, contohnya influenza, HIV/AIDS, TBC dan pilek" "tidak, tidak semua penyakit disebabkan oleh virus, tetapi ada juga dari bakteri seperti TBC yang disebabkan Mycobacterium tuberculosa. Virus HIV penyebab penyakit AIDS, H1N1 penyebab flu babi" -siswa menganggap virus adalah sumber utama terjadinya semua penyakit. -siswa mengangap penyakit TBC disebabkan oleh virus Pertanyaan Nomor 13: Sebutkanlah beberapa contoh penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus? Apakah yang anda ketahui mengenai penyakit AIDS,SARS, flu burung hingga penyakit yang marak diberitakan seperti penyakit Ebola yang terjadi di Afrika. Mengapa penyakit-penyakit diatas tergolong berbahaya? Jawaban konsep yang benar: 116 Virus AIDS, SARS, flu burung dan ebola adalah jenis virus RNA, virus-virus ini dilengkapi dengan sejenis enzim yang disebut transkriptase balik, yang menstrapkisikan cetakan RNADNA, yang berlawanan arah dengan aliran biasa. (Neil A. Campbell. Et al.,h. 420) No. Nama Siswa/Siswi 1. Aldian Karim 2. Aliefia HY 3. Alifah NS 4. Annisa SL 5. Ariq FR 6. Ridho I 7. Irma Primadhanti 8. Khoirin Noviani 9. Wijayanti 10. Azzahra Jawaban Hasil Wawancara Klinikal Nilai Atas Miskonsepsi yang terjadi pada siswa "HIV, AIDS, Ebola, tidak tahu mengapa penyakit tersebut berbahaya" "AIDS oleh virus HIV, Ebola oleh virus Ebola dan SARS. Penyakit AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh kontak sensitif contohnya air liur, air seni dan hubungan intim" "AIDS, flu babi, flu burung. AIDS adalah penyakit yang berbahaya disebabkan oleh virus HIV, flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus H5N1 yang dikarenakan unggas terjangkit virus influenza dan Ebola saya tidak tahu" "HIV, flu burung, ebola. AIDS disebabkan karena virus HIV, cara penularannya dengancara seks pada penderita, SARS adalah penyakit yang sangat berbahaya, flu burung adalah virus yang terdapat di burung yang dapat ditularkan ke manusia jika manusia mengkonsumsi burung tersebut, dan ebola adalah virus yang menimbulkan penyakit dikulit seperti cacar atau bentol-bentol" "AIDS, flu babi, flu burung. AIDS adalah Aqcuired Immuno Difensiency Syndrome penyebabnya: jarum suntik digunakan secara bergantian, alat tindik digunakan secara bergantian dan seks bebas, flu burung disebabkan oleh virus H5N1 dan ebola menyerang peredaran darah" Nilai Tengah "Ebola, AIDS dan flu burung. AIDS merupakan penyakit dari virus HIV penyebab terjadinya AIDS dari pergaulan bebas dan penggunaan jarum suntik asal-asalan, flu burung disebabkan oleh virus H5N1 yang ditularkan unggas dan ebola desebabkan oleh virus ebola yang awalnya dari hewan ternak babi lalu menyebar sampai ke unta" "HIV/AIDS, TBC, kanker. AIDS, SARS ebola tidak tahu flu burung penyakit yang disebabkan oleh virus yang terdapat pada aves yang tidak dirawat" "SARS, AIDS, ebola, flu burung. AIDS adalah penyakit berbahaya dan mematikan yang disebabkan oleh virus HIV, SARS adalah penyakit yang berbahaya, flu burung adalah penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus yang terinfeksi dari burung yang sakit dan dapat mematikan, ebola adalah penyakit yang sangat berbahaya dan dapat mematikan lebih parah dari AIDS dan belum ada obatnya" "influenza, polio, AIDS. AIDS adalah penyakit berbahaya yang dapat menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang disebabkan oleh virus HIV, SARS adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan, flu burung adalah penyakit yang menyerang manusia akibat virus dari unggas yang terjangkit virus, ebola adalah penyakit menyerang yang menyerang tubuh manusia" "Polio, AIDS, ebola. AIDS adalah penyakit menular yang sangat berbahaya, penyakit ini berasal dari virus HIV yang -Siswa menganggap TBC adalah penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus. 117 menyerang kekebalan tubuh manusia, flu burung adalah penyakit yang menyerang tubuh manusia, ebola adalah penyakit yang menyerang tubuh manusia" Nilai Bawah 11. Rafid Y 12. Riza M 13. Shaliena S 14. Tasya DN 15. Zaki I "AIDS: penyakit yang ditimbulkan oleh virus HIV dan dapat menurunkan sistem imun tubuh, ebola, SARS disebabkan oleh virus, flu burung: penyakit yang dapat tertular melalui unggas" "HIV,AIDS,ebola, SARS, flu burung. AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan berbahaya karena belum terdapat obatnya, SARS tidak tahu dan flu burung adalah penyakit yang ditularkan oleh unggas , ebola tidak tahu" "AIDS, TBC, kanker. AIDS adalah penyakit kareana berhubungan seks dengan berganti-ganti pasangan seks sehingga muncul virus, SARS adalah penyakit, flu burung adalah penyakit karena bersentuhan atau berkontak langsungdengan burung yang sakit sehingga, virus dari burung tersebut menular ke manusia dan ebola tidak tahu" "TBC adalah penyakit batuk berdarah, AIDS penyakit yang disebabkan oleh virus HIV, ebola disebabkan oleh punuk unta, SARS penyakit berbahaya karena mematikan dan flu burung adalah penyakit flu dari unggas" "SARS penyakit yang desebabkan oleh virus, AIDS menyerang kekebalan tubuh, flu burung menyerang unggas yang dapat ditularkan kepada manusia dan ebola menyerang ke sel darah merah manusia" -Siswa menganggap TBC adalah penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus. -Siswa menganggap TBC adalah penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus. Pertanyaan Nomor 14: Adakah cara yang digunakan agar virus memiliki manfaat bagi kehidupan manusia? Jika ada cara apakah yang dapat dilakukan? Jawaban konsep yang benar: Beberapa manfaat virus antara lain: untuk memproduksi interferon, untuk pembuatan vaksin, bahan antibakterial, baham pembuatan insulin, untuk rekombinasi genetik, antibodi dalam serum darah (virus melawan virus) dan model mempelajari peristiwa-pertistiwa mengendalikan informasi genetik. (Irnan, Biologi SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.77) Membuat antitoksin, dengan siklus lisogenik menyambungkan DNA virus dengan DNA manusia yang mengontrol sintesis antitoksin (pelawan racun). Istamar Syamsuri, Biologi, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 61 No. 1. Nama Siswa/Siswi Aldian Karim 2. Aliefia HY 3. Alifah NS 4. Annisa SL 5. Ariq FR Jawaban Hasil Wawancara Klinikal Nilai Atas "Tidak tahu" "Ada, virus dapat diberi perlakuan agar menjadi bermanfaat contohnya: vaksin, polio dan antibiotik" "Ada, dengan membuat antibiotik, untuk rekayasa genetika dan vaksin" "Ada, dengan menjadikan virus sebagai antibiotik dan imunisasi" "virus dijadikan vaksin polio, dijadikan anti-toksin dan dijadikan antibiotik" Nilai Tengah Miskonsepsi yang terjadi pada siswa 118 6. 7. 8. Ridho I Irma Primadhanti Khoirin Noviani "ada, dengan cara melakukan penelitian atau research tentang virus seperti penggunaan antibiotik, antibodi, vaksin, lalu senjata biologi" "tidak tahu" "Ada, yaitu untuk proses pembentukan feses yang menjadi penyebab penyakit polio, imunisasi dan obat antibiotik" 9. Wijayanti "ada, tidak tahu" 10. Azzahra "iya, tidak tahu" Nilai Bawah 11. Rafid Y "caranya adalah dengan pembuatan vaksin" 12. Riza M "untuk membuat senjata biologis" 13. Shaliena S "ada,virus bisa di ubah menjadi imunisasi" 14. Tasya DN "ada, contohnya vaksin polio sebagai antibiotik" "ada yaitu dengan membuat vaksin, antibodi, antibiotik dan senjata biologis" 15. Zaki I Pertanyaan Nomor 15: Salah satu teknologi yang digunakan dalam pemanfaatan virus adalah vaksin apakah yang dimaksud vaksin? Dapatkah vaksin berguna bagi kehidupan manusia? Sebutkanlah contoh penggunaan vaksin yang anda ketahui! Jawaban konsep yang benar: Vaksin virus, adalah formula yang terbuat dari bagian tubuh virus, virus mati, atau virus hidup yang dinjeksikan kedalam tubuh manusia untuk memperoleh suatu sistem imun (kekebalan secara alamiah). Contohnya vaksin polio dengan mulut (oral) ataupun injeksi. (Irnaningtyas, h. 69-71) No. 1. Nama Siswa/Siswi Aldian Karim 2. Aliefia HY 3. Alifah NS 4. Annisa SL 5. Ariq FR 6. Ridho I 7. Irma Primadhanti Jawaban Hasil Wawancara Klinikal Nilai Atas "Tidak tahu" "vaksin adalah virus yang sudah diberi perlakuan, selain vaksin virus dapat digunakan untuk rekayasa untuk membuat antibodi kekebalan tubuh. Pengguanaan vaksin contohnya pada imunisasi yaitu dengan disuntikkan" "Vaksin adalah pemberian antibodi untuk makhluk hidup agar tidak terjangkit virus. Contohnya: vaksin unggas disuntik ke hewan dan vaksin manusia disuntik ke manusia" "Vaksin adalah cara penyembuhan untuk penderita penyakit tertentu sebagai pengebalan, vaksin dapat berguna bagi kehidupan manusia, contohnya tidak tahu" "vaksin adalah pemberian virus yang berfungsi sebagai kekebalan tubuh terhadap beberapa penyakit. Contohnya: vaksin polio (ditetesi ke mulut), vaksin campak, dan vaksin hepatitis B" Nilai Tengah "vaksin adalah pemberian antibiotik atau virus baik untuk membunuh bakteri jahat. Vaksin berguna bagi kehidupan manusia dengan menyuntikkan vaksin ke tubuh orang tersebut" "vaksin adalah cairan yang diberikan oleh makhluk hidup agar kebal terhadap virus. Vaksin berguna bagi Miskonsepsi yang terjadi pada siswa Siswa menganggap vaksin dapat digunakan untuk rakayasa genetika. Siswa menganggap adalah antibodi. vaksin Siswa menganggap adalah antibiotik. vaksin 119 8. Khoirin Noviani 9. Wijayanti 10. Azzahra 11. Rafid Y 12. Riza M 13. Shaliena S 14. Tasya DN 15. Zaki I kehidupan manusia caranya dengan disuntik contohnya: vaksin flu burung" "vaksin adalah untuk kekebalan tubuh dan berguna bagi manusia contohnya vaksin hepatitis" "vaksin adalah bibit penyakit yang dilemahkan sehingga tidak berbahaya lagi dan dapat merangsang tubuh membentuk antibodi. Contoh vaksin adalah vaksin polio, TBC" "vaksin itu dicampur pada virus tersebut sehingga dapat melemahkan virus sehingga tidak berbahaya lagi bagi manusia dan dapat mengubah virus tersebut menjadi antibodi, cara pemberian vaksin adalah disuntik contohnya: vaksin polio, TBC, BCG" Nilai Bawah "vaksin digunakan untuk mencegah penyakit, contohnya vaksin polio dan cacar" "vaksin adalah pencegah penyakit contohnya vaksin polio" "vaksin adalah obat pencegah atau pengkebal suatu penyakit yang akan masuk ke dalam tubuh, vaksin dapat bermanfaat bagi manusia karena dapat digunakan untuk mencegah penyakit yang parah contohnya adalah imunisasi" "vaksin adalah vitamin agar hewan jarang terkena penyakit atau manusia dan dapat menambah kekebalan tubuh. contoh vaksin polio, cara menggunakannya engan cara disuntikkan ke dalam tubuh manusia atau hewan" "vaksin adalah mencegah atau melemahkan virus yang terdapat dalam tubuh organisme atau sebagai antibodi dalam tubuh mikroorganisme. Contohnya adalah vaksin polio pada waktu kecil divaksisinasi" Siswa menganggap penyakit TBC disebabkan oleh virus sehingga dapat diatasi dengan vaksin. Siswa menganggap penyakit TBC disebabkan oleh virus sehingga dapat diatasi dengan vaksin. Siswa menganggap adalah sebuah vitamin. vaksin Pertanyaan Nomor 16: Dapatkah virus hewan dan tumbuhan menyerang atau menginfeksi manusia? Jika ia apakah alasan yang mendasari pernyataan tersebut? Jawaban konsep yang benar: Virus yang pada awalnya terjangkit pada hewan dapat menyerang manusia, hal tersebut memunculkan berbagai berbagai penyakit berbahaya yang sebelumnya jarang atau bahkan tidak diketahui. Tiga proses ikut berperan dalam kemunculan penyakit-penyakit virus adalah: pertama, mutasi virus yang sudah ada, penyebaran penyakit virus dari populasi manusia yang kecil dan terisolasi dan ketiga, penyebaran virus yang telah ada dari hewan. (Neil A. Campbell. Et al.,h. 423) *Sejauh ini belum ditemukan sumber adanya virus tumbuhan yang menginfeksi manusia. No. 1. Nama Siswa/Siswi Aldian Karim 2. Aliefia HY 3. Alifah NS Jawaban Hasil Wawancara Klinikal Nilai Atas "Tidak Tahu" "Bisa, contohnya: flu burung, pada flu burung materi genetik virus dapat menembus proteksi atau pertahanan dari tubuh manusia" "bisa, karena virus dapat menyerang siapa saja, hal itu mungkin diakibatkan antibodi orang yang diserang sedang rendah. Contohnya: flu burung atau flu babi Miskonsepsi yang terjadi pada siswa 120 yang menjangkit manusia" 4. Annisa SL 5. Ariq FR 6. Ridho I 7. Irma Primadhanti 8. Khoirin Noviani 9. Wijayanti 10. Azzahra 11. Rafid Y 12. Riza M 13. Shaliena S "dapat, contohnya penyakit takson kucing bisa menulari manusia" "bisa, virus dari hewan akan tertular ke manusia jika manusia berada dekat dengan hewan yang terjangkit penyakit" Nilai Tengah "bisa, karena virus zaman sekarang berevolusi dari yang bisa menyerang hewan/tumbuhan saja tetapi sudah bisa menginfeksi ke manusia" "dapat, karena virus dapat menyebar melalui udara contohnya: ayam yang menyebarkan virus flu burung melalui udara" "dapat, karena hewan dapat menyebarkan virus atau virus dpat menular ke makhluk hidup lainnya" "bisa, kerena saya sering melihat banyak manusia terkena flu burung" "iya, karena pada saar hewan sakit atau mati, hewan itu dapat menularkan virus melalui udara jadi pada saat kita meghirup udara yang terkontaminasi virus tersebut maka manusia itu tertular" Nilai Bawah "bisa, kareana virus dapat berpindah pindah melalui udara, contohnya flu burung yang menular dari burung ke manusia" "dapat, karena virus dapat berpindah melalui udara" "bisa, kareana virus bisa menyerang semua makhluk hidup dan dapat menular juga. Contohnya: flu burung, yang bukan berarti hanya burungnya yang terkena flu, tetapi juga manusia yang berada didekatnya dapat tertular" 14. Tasya DN 15. Zaki I "bisa, dengan cara bersentuhan dengan makhluk hidup yang terserang penyakit" "dapat, contohnya virus flu burung, suatu unggas mati dan dapat menular pada manusia contoh lainnya adalah rabies dengan hewan yang terkena rabies menggigit manusia" Siswa menganggap dengan bersentuhan dengan makhluk hidup yang terserang penyakit karena virus dapat menginfeksi makhluk lain yang sehat. Pertanyaan Nomor 17: Selain pencegahan dan pengobatan dari luar tubuh, dapatkan tubuh manusia melawan virus dalam dirinya? Jika iya bagaimana cara tubuh mempertahankan diri dari infeksi virus? Jawaban konsep yang benar: Pada dasarnya tubuh kita memiliki sistem imun, namun sistem imun yang ada terkadang tidak mampu melawan infeksi suatu jenis virus. (Irnaningtyas,h. 69) No. 1. Nama Siswa/Siswi Aldian Karim 2. Aliefia HY Jawaban Hasil Wawancara Klinikal Nilai Atas "Tidak Tahu" "Bisa, melalui antibodi terutama yang sudah diuji kekebalannya melalui manusia. Jika virus sudah menempel atau mencemari sel maka diperbaiki oleh Miskonsepsi yang terjadi pada siswa 121 3. Alifah NS 4. Annisa SL 5. Ariq FR 6. Ridho I 7. Irma Primadhanti 8. Khoirin Noviani 9. Wijayanti 10. Azzahra 11. Rafid Y 12. Riza M antibodi, jika antibodi bagus butuh waktu Sekitar 3-10 hari untuk melawan virus" "dapat, dalam diri manusia terdapat antibodi yang dapat menahan serangan penyakit" "ditubuh kita terdapat antibodi yang dapat melawan virus yang masuk ke dalam tubuh" "Bisa, karena adanya sistem antibodi atau kekebalan tubuh dengan mematikan sel-sel virus yang lemah" Nilai Tengah "bisa, tergantung pada antibodi di dalam manusia tersebut kuat atau lemah" "dapat, karena didalam tubuh manusia memiliki antibodi yang dapat melawan virus" "dapat, karena didalam tubuh manusia sudah terdapat antibodi, antibodi di dapat dari makanan bernutrisi yang kita konsumsi" "bisa, dengan cara memakan makanan bergizi dan menjaga kesehatan tubuh agar imun tubuh tidak lemah" "dapat, karena dalam tubuh manusia terdapat sel darah putih atau antibodinya yang dapat membunuh bibit penyakit itu dengan memakannya" Nilai Bawah bisa, dengan sel darah putih yang menyerang virus tersebut" "manusia memiliki antibodi yang berguna mempertahankan tubuh dari virus" 13. Shaliena S 14. Tasya DN 15 Zaki I "bisa, dengan mengetahui cara penularan virusnya" "bisa, karena manusia memiliki antibodi yang dapat melawan virus tersebut. Jika antibodi kita lemah. Maka virus akan menyerang tubuh" "dapat dengan sel darah putih yang melindungi tubuh manusia melawan kuman penyakit' Siswa menganggap dengan mengetahui sumber terjangkitnya penyakit dapat mempertahankan tubuh dari penyakit yang disebabkan oleh virus. Pertanyaan Nomor 18: Bagaimanakah cara virus dikembangbiakan? Apakah sifat yang dimiliki virus hasil biakan para ilmuan memiliki sifat yang sama dengan induk virus? Jika iya mengapa demikian? Jawaban konsep yang benar: Virus diisolasi dari sel inang sebelum dikembangbiakkan. Virus hanya dapat dikembangbiakkan di dalam sel hidup, misalnya di dalam telur yang fertil (mengandung embrio) atau biakan sel suatu organisme secara in-vitro akan memudahkan penanaman virus yang bari diisolasi dari sel inang dan pengendalian karakterisitk virus (Irnaningtyas,h. 72) No. Nama Siswa/Siswi Jawaban Hasil Wawancara Klinikal Nilai Atas 1. Aldian Karim " Virus dikembangbiakkan seperti bayi tabung" Aliefia HY "tidak tahu, sifatnya berbeda dari induknya karena sudah diberi obat oleh ilmuan" 2. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa Siswa menganggap virus seperti sel. Siswa menganggap ilmuan membiakkan virus untuk mendapatkan virus baru. 122 3. Alifah NS 4. Annisa SL 5. Ariq FR 6. 7. "dengan rekayasa genetika agar mendapatkan virus yang berguna. Sifat yang dihasilkan berbeda karena gen dari induknya pasti sudah dirubah" "melalui percobaan yang terus menerus sampai akhirnya ditemukan vaksin di virus" " virus dekembangbiakkan dengan cara menggabungkan 2 sel virus yang berbeda hasilnya si anak dari virus ini lebih menguntungkan bagi manusia dari pada induknnya" Nilai Tengah Ridho I "sifat virus yang dikembangkan ilmuan berbeda karena virus yang dihasilkan ilmuan dikembangkan khusus untuk pengobatan" Irma Primadhanti "tidak tahu" 8. 9. Khoirin Noviani "dengan cara memperbanyak atau replikasi virus" Wijayanti "tidak tahu" Azzahra "tidak tahu, tetapi anak yang dihasilkan berbeda karena tidak dihasilkan dari induk aslinya" Nilai Bawah 10. 11. Rafid Y "dengan mencampurkan larutan" Riza M "dengan membuat larutan dan mencampurkannya" Shaliena S "dengan cara mengkristalkan, karena virus dapat dikristalkan" 12. 13. 14. Tasya DN 15. Zaki I " dengan cara meneliti kembali, hasil yang dihasilkan oleh ilmuan berbeda dengan induknya' "dengan cara memilih virus-virus yang memiliki sifat tertentu, sifatnya berbeda karena telah ada campur tangan dengan manusia dan teknologi canggih yang dapat diatur sifat-sifatnya" Siswa menganggap membiakkan virus mendapatkan virus baru. ilmuan untuk Siswa menganggap membiakkan virus mendapatkan virus baru. ilmuan untuk Siswa menganggap virus sepserti makhluk hidup dapat mereplikasi dirinya sendiri. Siswa menganggap membiakkan virus mendapatkan virus baru. ilmuan untuk Siswa menganggap virus dapat dikembangbiakkan didalam larutan. Siswa menganggap virus dapat dikembangbiakkan didalam larutan. Siswa menganggap dengan mengkristalkan virus dapat mengembangbiakkan virus. Siswa menganggap ilmuan membiakkan virus untuk mendapatkan virus baru. Siswa menganggap ilmuan membiakkan virus untuk mendapatkan virus baru. 123 Lampiran : 6 Validitas Isi Rancangan Soal Tier pertama (Open ended) dan Jawaban Mata Pelajaran Jumlah Pertanyaan Kompetensi Inti Kompetensi Dasar No. 1. 2. Indikator : Biologi : 43 Pertanyaan : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan ras ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. : 3.3 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat. Indikator Soal Jenjang Kognitif C1 No Soal 1 Menentukan virus yang pertama kali ditemukan C3 2 Memperkirakan cara mengetahui ukuran struktur tubuh virus C2 3 Menjelaskan sejarah Menyebutkan ahli penemuan virus. biologi penemu virus TMV Menggambarkan struktur virus. Rancangan soal dan jawaban yang benar Kunci Seorang ahli biologi yang pertama kali mengetahui tanaman tembakau terserang organisme yang sangat kecil C selain bakteri adalah... a. Adolf Mayer b. Dimitri Ivanowsky c. Martinus Beijerinck d. Wendell Stanley Alasannya... Alasan yang tepat: karena dalam percobaannya agen penyakit mosaik tidak dapat dibiakkan pada medium nutrien Penularan penyakit pada tanaman tembakau pertama kali ditemukan oleh ilmuan jerman bernama Adolf B Mayer penyakit ini merugikan bagi tanaman, virus yang menyebabkan penyakit ini adalah... a. Orthomyxovirus b. TMV (tobacco mosaic virus) c. Flavivirus d. Togavirus Alasannya... Alasan yang tepat: karena virus ini menyebabkan bercak dan menghambat pertumbuhan tanaman tembakau Untuk mengetahui ukuran tubuh virus hal yang tidak dapat dilakukan adalah... B a. observasi menggunakan mikroskop elektron b. observasi menggunakan mikroskop cahaya c. filtrasi melalui selaput kolodion 124 Menentukan struktrur bagian dari selubung tambahan virus C3 4 Mengkategorikan struktur tubuh virus C3 5 Memilih struktur bagian tubuh virus C3 6 d. pengukuran perbandingan Alasannya... Alasan yang tepat: karena mikroskop cahaya tidak memiliki perbesaran yang cukup untuk melihat ukuran virus yang lebih kecil dari bakteri Selubung tambahan pada virus berpengaruh terhadap keganasan virus, selubung tambahan pada virus terdiri D dari... a. serabut ekor b. kapsid c. kapsomer d. sampul membran Alasannya... Alasan yang tepat: karena pada sampul membran terdapat glikoprotein sebagai reseptor untuk berpindah masuk ke dalam sel inang Perhatikan gambar berikut! A (Gunakanlah gambar dibawah ini untuk menjawab no.5 dan 6) Tentukan nomor 2 dan 6 pada gambar virus diatas... a. DNA dan kepala virus b. Kepala dan DNA virus c. Inang dan kapsid d. Inang dan kepala Alasannya... Alasan yang tepat: karena dalam kepala virus terdapat materi genetik (DNA) Pernyataan yang benar untuk nomor 3 dan 5 adalah... a. Nomor 3 berfungsi sebagai penyimpan dan nomor 5 berfungsi sebagai alat gerak virus. b. Nomor 3 berfungsi sebagai pembawa materi genetik dan nomor 5 berfungsi sebagai alat penginjeksi virus. c. Nomor 3 dan nomor 5 digunakan virus sebagai alat menempel dan tempat penginjeksian DNA ke sel C 125 3. 4. Membandingkan struktur tubuh virus satu dengan virus yang lain berdasarkan gambar tubuh virus. Mengidentifikasi ciriciri, ukuran, dan bentuk virus. Membandingkan struktur tubuh virus C2 7 Meramalkan cara memisahkan virus dan bakteri C3 8 Mencirikan tubuh virus C2 9 inang. d. Nomor 3 dan nomor 5 digunakan virus sebagai alat gerak agar bisa menempel pada sel inang. Alasannya... Alasan yang tepat: karena nomor 3 dan 5 adalah selubung dan serabut ekor terdapat lempengan dasar sebagai penginjeksi B A B Dari gambar virus diatas yang membedakan virus A dan B adalah... a. jenis asam nukleat virus b. bentuk kapsid virus c. materi genetik virus d. selubung tubuh virus Alasannya... Alasan yang tepat: karena fungsi kapsid adalah memberi bentuk virus, virus pada gambar A berbentuk helix dan gambar B berbentuk bulat Jika dalam suatu larutan terdapat bakteri dan virus, bagaimana cara memisahkan bakteri dan virus.... C a. melihat ukuran morfologi virus dan bakteri. b. membekukan larutan c. memasukan antibiotik d. memberikan pewarnaan pada larutan Alasannya... Alasan yang tepat: karena antibiotik tidak berdaya melawan virus, antibiotik membunuh bakteri dengan cara menghambat enzim spesifik untuk bakteri dan tidak berpengaruh pada enzim yang dikodekan oleh eukariota atau virus. Virus digolongkan ke dalam makhluk hidup karena memiliki ciri... A a. melakukan reproduksi b. memiliki DNA atau RNA c. memiliki selubung protein d. dapat dikristalkan 126 Menyelidiki perbedaan ciri tubuh virus dengan organisme lain C3 10 Menentukan ciri tubuh virus C3 11 Menyeleksi ciri tubuh virus dengan benar C6 12 Alasannya... Alasan yang tepat: karena virus merupakan parasit intraseluler obligat Ciri khas virus yang tidak terdapat pada organisme lain adalah... B a. hanya dapat dilihat dengan mikroskop b. hanya berkembang biak dalam sel hidup c. dapat bergerak bebas kemana pun d. hidup secara parasit Alasannya... Alasan yang tepat: karena virus tidak memiliki enzim dan ribosom untuk melakukan metabolisme dan sintesis protein sendiri Manakah di antara pernyataan berikut yang tidak sesuai dengan ciri morfologi virus... B a. virus dapat dikristalkan b. virus mempunyai nukleus c. virus memiliki DNA atau RNA d. virus memilki selubung protein Alasannya.. Alasan yang tepat: karena virus bukan sel dan tidak memiliki organel Perhatikan tabel dibawah ini! D Kelompok Jenis virus I DNA rantai ganda II DNA rantai tunggal III RNA rantai ganda IV RNA rantai tunggal positif V RNA rantai tunggal negatif VI RNA transkripsi balik VII DNA transkripsi balik Berikut adalah ciri-ciri virus yang sesuai dengan tabel diatas adalah... a. memiliki morfologi yang berbeda b. memiliki jenis kromosom berbeda c. memiliki metabolisme tubuh d. hanya terdiri dari DNA atau RNA Alasannya... Alasan yang tepat: karena virus hanya terdiri dari satu materi genetik 127 5. 6. Menjelaskan hidup virus Menjelaskan reproduksi virus. cara Menjelaskan keterbatasan virus dalam menginfeksiksi makhluk hidup C2 13 Menyimpulkan tempat hidup virus C2 14 Mengemukakan hasil reproduksi lisis C2 15 Mengkategorikan siklus yang terjadi pada virus C2 16 Memperkirakan hasil siklus lisogenik pada C2 17 Setiap tipe virus dapat menginfeksi sel dari ragam inang yang terbatas, contohnya virus rabies hanya dapat A menginfeksi sejumlah spesies mamalia. Keterbatasan sel inang virus disebut... a. kisaran inang b. sel inang c. inang sementara d. inang sesungguhnya Alasannya... Alasan yang tepat: karena evolusi sistem pengenalan virus dengan kesesuaian (lock and key). Lubang anak kunci antara protein permukaan virus dan molekul reseptor spesifik di sebelah luar sel. Virus tidak dapat hidup bebas melainkan harus hidup secara parasit dalam sel inang. Karena itu untuk C memelihara virus digunakan... a. cawan petri b. nutrisi agar-agar c. embrio telur ayam d. tikus mati Alasannya... Alasan yang tepat: karena embrio telur ayam adalah sel Bagaimanakah sifat virus baru yang dihasilkan dari tahap reproduksi lisis virus di dalam sel inang... D a. berbeda dengan induk virus b. sedikit berbeda dengan induk virus c. hampir sama dengan induk virus d. sama dengan induk virus Alasannya... Alasan yang tepat: karena terdapat asam nukleat untuk membawa informasi genetik virus Siklus yang terjadi pada reproduksi virus yang berlangsung secara cepat dan menyebabkan pecah dan matinya A sel inang karena terbentuknya virus baru disebut... a. litik b. absorbsi c. penetrasi d. lisogenik Alasannya... Alasan yang tepat: karena pecahnya sel inang Pada saat virus berada pada tahap lisogenik , mengapa tubuh tidak merasa sakit... C a. terjadi penggabungan DNA virus dan bakteri b. tidak terbentu virion baru 128 virus Menyimpulkan hasil yang terjadi pada siklus litik C2 18 Menunjukan tahap penetrasi pada siklus litik C4 19 c. bakteriofag masih terdapat pada sel d. bakteri dapat melawan virus Alasannya... Alasan yang tepat: karena sistem imun tidak dapat mendeteksi benda asing Ketika virus berada pada tahap litik mengapa tubuh kita merasa sakit, yang menyebabkan rasa sakit pada tubuh adalah... a. keluarnya virus dari sel b. virus menempel pada sel inang c. fag menginjeksikan DNA-nya ke sel inang d. terjadi perakitan virion Alasannya... Alasan yang tepat: karena sistem imun tubuh akan menganggap virus yang keluar dari sel sebagai benda asing Perhatikan skema dibawah ini! (Gunakan skema dibawah ini untuk menjawab soal19-21) 20 Fase yang menunjukkan virus menginjeksi materi genetik ke dalam sel inang sehingga kapsid protein virus menjadi kosong (mati) terjadi pada nomor... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Alasannya... Alasan yang tepat: karena fase nomor 2 disebut fase penetrasi, pada fase ini selubung ekor virus berkontraksi untuk membuat lubang yang menembus dinding dan membran Perhatikan pernyataan berikut: D Menyimpulkan C6 A B 129 tahapan yang terjadi pada siklus lisogenik hidup virus Mengurutkan fase yang terjadi pada siklus litik C3 21 Menyelidiki perbedaan siklus litik dan lisogenik C3 22 Merekontruksi hasil pemahaman melalui siklus lisogenik C5 23 1. Pada siklus ini DNA virus menyisip ke dalam kromosom bakteri melalui rekombinasi 2. Sebuah sel yang terinfeksi dapat dengan cepat menghasilkan populasi bakteri yang besar, yang membawa virus 3. Tidak membentuk virion baru 4. Virus dapat hidup bersama-sama dengan bakteri Pernyataan diatas merupakan ciri khusus dari siklus yang ditunjukan oleh ... a. Siklus A, lisogenik b. Siklus B, litik c. Siklus A, litik d. Siklus B, lisogenik Alasannya... Alasan yang tepat: karena siklus ini terjadi penyisipan DNA virus dan bakteri Urutan yang benar ditunjukan oleh nomor 1-2-3-4-5-6 adalah B a. adsorbi, perakitan, penetrasi, replikasi, sintesis dan lisis b. adsorbi,penetrasi, replikasi, sintesis, perakitan dan lisis c. sintesis, perakitan, lisis. adsorbi,penetrasi, dan replikasi d. perakitan , adsorbi,lisis, penetrasi, replikasi dan sintesis Alasannya... Alasan yang tepat: karena penempelan virus, injeksi materi genetik virus, penggandaan, sel membuat komponen virus, virus merakit tubuhnya yang terdiri dari kepala, ekor, dan serat ekor dan pelepasan ditandai pecahnya sel inang. Dibawah ini merupakan perbedaan antara siklus litik dan siklus lisogenik adalah... D No. Siklus litik Siklus lisogenik a. terdapat fase penggabungan terdapat fase perakitan b. terikat pada kromosom bakteri tidak terikat pada kromosom bakteri c. waktu yang dibutuhkan lama waktu yang dibutuhkan singkat d. menonaktifkan bakteri terlebih mengkombinasikan materi genetik bakteri dahulu dengan virus Alasannya... Alasan yang tepat: karena pada siklus litik virus menghasilkan lisozim dan pada siklus lisogenik salah satu gen profag mengkodekan protein yang mencegah transkripsi Virus tidak dapat berkembang biak dengan membelah diri seperti halnya mikroorganisme lain. Pembiakan C virus hanya terjadi di dalam sel hidup, salah satu pembiakan virus adalah siklus lisogenik. Dalam siklus tersebut terdapat istilah profage yang berarti... a. virus yang menyerang bakteri b. asam nukleat virus yang masuk ke sel bakteri 130 Menentukan jenis virus RNA C3 24 Menganalisis dasar klasifikasi virus C4 25 Memilih pasangan bentuk dan nama virus C4 26 c. asam nukleat virus yang bergabung dengan asam nukleat bakteri d. asam nukleat bakteri yang membentuk bagian-bagian tubuh virus Alasannya... Alasan yang tepat: karena ketika menjadi profage, DNA virus tidak aktif dan DNA virus menjadi satu dengan DNA bakteri, maka jika DNA bakteri melakukan replikasi profag juga ikut melakukan replikasi Virus dengan inti RNA yang dapat menjadi cetakan untuk membentuk kopi DNA disebut virus... C a. Tobacco mosaic virus b. Adenovirus c. Retrovirus d. Papovavirus Alasannya... Alasan yang tepat: karena retrovirus memiliki enzim transkriptase balik Diantara pernyataan mengenai dasar klasifikasi virus yang salah adalah... A a. bergeraknya virus di alam bebas b. jenis asam nukleat virus c. sifat immunologis virus d. kandungan enzim tertentu yang dimiliki Alasaannya... Alasan yang tepat: karena virus tidak dapat hidup sendiri, virus membutuhkan sel inang Pasangan nama virus dan strukturnya yang tepat adalah nomor... C Nama Gambar a. TMV virus b. Adenovirus c. Rhabdovirus d. poxvirus a. A dan B 131 7. Menjelaskan kasuskasus dalam kehidupan sebagai dampak negatif dan positif dari virus. Menganalisis fungsi enzim pada virus RNA C4 27 Menentukan virus yang menyerang bakteri C3 28 Menyesuaikan virus dengan penyakit yang ditimbulkan C3 29 b. A dan C c. B dan D d. C dan D Alasannya... Alasan yang tepat: karena secara morfologi adenovirus berbentuk polihedral dan papovavirus berbentok oval Virus dengan materi genetik RNA pada umumnya lebih ganas dibandingkan dengan virus dengan materi genetik DNA hal ini disebabkan karena virus RNA membutuhkan pasokannya sendiri atas enzim-enzim, enzim yang terdapat dalam virus RNA akan... a. enzim terbentuk dari genom dengan rantai tunggal b. enzim terbentuk dari genom dengan rantai ganda c. enzim menstranslasi mRNA virus menjadi protein d. enzim membantu merusak dinding inang Alasannya... Alasan yang tepat: karena RNA dan protein virus dapat mengkonstruksi diri menjadi virus-virus baru C A Berbagai makhluk hidup dapat diserang virus, misalnya manusia, hewan, tumbuhan dan bakteri. Virus yang menginfeksi bakteri E.coli dapat mengakibatkan kerugian bagi sel bakteri, virus penginfeksi bakteri disebut... a. bakteriofag b. profage c. temperate d. virulen Alasannya... Alasan yang tepat: karena virus menginfeksi bakteri Pasangan yang salah dari nama virus dan penyakit yang yang ditimbulkan adalah... Virus Penyakit yang ditimbulkan a. flavivirus influenza b. paramyxovirus campak c. poliovirus polio d. retrovirus aids Alasannya... Alasan yang tepat: karena flavivirus menimbulkan penyakit demam berdarah A 132 Menentukan tanaman dan virus yang terdapat pada tanaman C3 30 Mengurutkan terjadinya virus flu burung C3 31 Menentukan penyakit dan virus yang terdapat pada manusia C4 32 C Kemungkinan Tanaman dan penyakit yang disebabkan oleh virus apakah yang terjadi pada gambar diatas... a. Jeruk, NCD (newcastle disease) b. Tomat,TMV (tomato mosaic virus) c. Tembakau,TMV (tobacco mosaic virus) d. Tomat,TYLCV (tomato yellow leaf curl virus) Alasannya... Alasan yang tepat: karena terjadi bercak pada daun yang menendakan daun tembakau terjangkit virus TMV Perhatikan pernyataan dibawah ini! 1. Virus pada unggas menyerang babi 2. Virus H5N1 menyerang unngas 3. Timbulah gejala demam tinggi, batuk, sesak napas dan sakit perut 4. Virus pada babi menyerang manusia melalui saliva dan feses Urutkanlah proses terjadinya virus flu burung hingga menyerang tubuh manusia... a. 1-3-2-4 b. 1-2-3-4 c. 1-2-4-3 d. 2-1-4-3 Alasannya... Alasan yang tepat: karena dibutuhkan unggas dan babi sebagai perantara sebelum menginfeksi manusia D A Seseorang menderita infeksi pada kelenjar parotid dan dapat menular, penderita penyakit ini akan merasa nyeri ketika menelan makanan yang bersifat asam. Kemungkinan Penyakit dan virus apakah yang terjadi pada gambar diatas... a. gondongan oleh paramyxovirus b. gondongan oleh rhabdovirus c. tumor oleh morbillivirus 133 Menyelidiki ciri penyakit ebola C3 33 Merumuskan cara virus HIV masuk kedalam tubuh C5 34 d. tumor oleh papillomavirus Alasannya... Alasan yang tepat: karena terjadi pembengkakan dibelakang telinga Akhir-akhir dikabarkan terdapat penyakit di daerah Afrika yang menyebabkan demam pendarahan. Gejala yang ditimbulkan adalah demam, muntah-muntah, perdarahan hebat dan kegagalan sistem peredaran darah hingga kematian pada penderita dan hanya menyerang kera dan manusia, penyakit yang dimaksud adalah... a. flu burung b. cacar air c. herpes d. ebola Alasannya... Alasan yang tepat: karena virus menyerang sel darah putih makrofag dan fibrioblas Perhatikan gambar dibawah ini! 1 Menafsirkan kasus berdasarkan fakta yang terjadi C6 35 2 3 4 D C 5 Waktu yang diperlukan untuk penyebaran penyakit ini sekitar 10 tahun dan sangat merugikan manusia karena menyerang sistem imunitas. Jelaskan peristiwa masuknya virus berdasarkan gambar diatas... a. fase awal menunjukan fase penempelan virus dengan sel inang dengan proses eksositosis, hingga virus mengalami penggandaan dan lisis. b. fase awal ditandai dengan bergabungnya virus dengan membran sel darah putih, terjadi pembalikan materi genetik RNA menjadi DNA oleh enzim transkriptase balik c. fase awal virus berdifusi dengan membran plasma sel, lemak pada selubung virus disingkirkan sehingga lemak dan RNA virus terlepas, mereplikasi dan lisis. d. Fase awal virus menempel pada sel inang, mengubah materi genetik DNA menjadi RNA melalui enzim transkriptase balik. Alasannya... Alasan yang tepat: karena gambar menunjukan reproduksi HIV, retrovirus penyebab AIDS Virus H5N1 penyebab penyakit flu burung adalah penyakit hewan atau penyakit influenza yang menyerang unggas, berasal dari burung-burung yang melakukan migrasi. Pada kenyataan kasus yang terjadi flu burung dapat menyerang manusia, agar menyebabkan suatu wabah atau epidemi pada manusia virus H5N1 harus... a. mampu berevolusi dengan cepat C 134 8. Menjelaskan pencegahan cara dan Memprediksi penyakit dan virus yang menyebabkannya C6 36 Menentukan kelainan genetik dan cara mengatasinya C3 37 Menganalisis keuntungan vaksin dalam mengobati penyakit kanker C4 38 Menyebutkan cara penggunaan vaksin C3 39 b. memiliki pertahanan tubuh yang kuat c. mampu menular dari unggas ke manusia d. mampu menular ke semua organisme Alasannya... Alasan yang tepat: karena virus mengalami mutasi dan penyebaran Ditemukan suatu kasus penyakit dengan timbulnya rasa sakit pada pinggang, sendi, otot, bola mata, suhu A tubuh badan kembali normal setelah 5-6 hari dan dapat meningkat kembali sekitar 5-8 hari kemudian dan akan menimbulkan bercak-bercak merah. Dari kasus tersebut diperkirakan seseorng menderita... a. demam berdarah, flavivirus b. cacar variola, orthopoxvirus c. poliomielitis, poliovirus d. chikungunya, chikungunya Alasannya... Alasan yang tepat: karena gejala yang ditimbulkan adalah demam disertai bercak merah Salah satu peran menguntungkan virus untuk memperbaiki kelainan genetik contohnya ADD (adenosine C deanosine deficiency) yang menyebabkan seseorang tidak memiliki daya tahan tubuh karena tidak terdapat enzim AD (adenosine deaminase) adalah... a. interferon b. kemoterapi c. rekayasa genetik d. vaksin Alasannya... Alasan yang tepat: karena dalam rekayasa genetik dapat memperbaiki susunan basa nitrogen pada untaian DNA di dalam gen Dalam berita yang diterbitkan kompas 16 mei 2014 ditemukan bahwa virus campak dapat mengobati kanker B darah tipe multiple myeloma, jenis teknologi apakah yang digunakan pada kasus tersebut.... a. kemoterapi memasukan senyawa antivirus b. vaksin virus hidup yang dilemahkan c. interferon sebagai pengatur imunitas humoral d. antibiotik spesifik yang menyerang anti gen Alasannya... Alasan yang tepat: karena virus yang dilemahkan memiliki antigen yang hampir sama dengan virus liar, tetapi memiliki kemampuan patogen yang sangat lemah Vaksin yang dapat diberikan secara oral (melalui mulut) adalah vaksin untuk mencegah wabah penyakit... B a. cacar 135 pengobatan virus. 9. infeksi Menjelaskan cara pembiakan virus. polio Menentukan cara tubuh bertahan dari serangan virus C3 40 Menentukan teknologi dalam pengobatan penyakit yang disebabkan oleh virus C3 41 Menentukan cara membiakkan virus C3 42 Menyimpulkan hasil pembiakan virus C6 43 b. polio c. menimgitis d. TBC Alasannya... Alasan yang tepat: karena replikasi virus terjadi di saluran pencernaan Molekul protein yang dihasilkan oleh tubuh untuk melawan infeksi virus yaitu... C a. antitoksin b. antioksidan c. antibodi d. immunitas Alasannya... Alasan yang tepat: karena antibodi adalah daya tahan tubuh alami yang menyerang antigen (benda asing) Protein yang dihasilkan oleh hewan atau sel biakan sebagai respon terhadap infeksi virus untuk menghambat C replikasi virus dalam sel disebut... a. kemoterapi b. antibodi c. interferon d. vaksin Alasannya... Alasan yang tepat: karena interferon adalah subtansi yang disekresikan oleh sel yang terserang dan dapat membantu sel lain untuk menentang pengaruh virus penyerang Untuk membiakkan virus cacar yang akan digunakan untuk pembuatan vaksin dapat dibiakkan dalam... D a. larutan yang diberi warna b. larutan yang dikristalkan c. embrio ayam/ sel diploid manusia d. jaringan pada limfe anak sapi atau domba Alasannya... Alasan yang tepat: karena vaksin yang dihasilkan dari virus hidup yang dilemahkan Para sainstis telah menemukan cara untuk menyatukan bakteriofag dengan lapisan protein dari faga T2 dan B DNA dari faga T4. Seandainya faga gabungan ini menginfeksi bakteri, faga yang diproduksi sel inang akan memiliki... a. protein dari faga T2 dan DNA dari faga T2 b. protein dari faga T2 dan DNA dari faga T4 c. protein dari faga T4 dan DNA dari faga T4 d. protein campuran DNA dan protein kedua fag 136 Alasannya... Alasan yang tepat: karena ketika virus masuk ke sel inang, sel inang akan mencetak seperti yang diperintahkan oleh fag seperti membuat protein untuk makan dan pertumbuhan Soal dibuat berdasarkan acuan buku yang diterbitkan erlangga, antara lain: 1. Campbell. Biologi edisi kedelapan jilid 1. 2010. 2. Syamsuri, Istamar. Bologi SMA KTSP standar isi. 2006. 3. Irnaningtyas. Biologi SMA kelas X kurikulum 2013. 2013 137 Lampiran : 7 Validitas Isi Rancangan Soal Three Tier Test dan Jawaban Mata Pelajaran Jumlah Pertanyaan Kompetensi Inti Kompetensi Dasar No. 1. Indikator : Biologi : 43 Pertanyaan : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. : 3.3 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat. Indikator Soal Menjelaskan sejarah Menyebutkan ahli penemuan virus. biologi penemu virus TMV Menentukan virus yang pertama kali ditemukan Jenjang Kognitif C1 No Soal 1 C3 2 Rancangan soal dan jawaban yang benar Kunci Seorang ahli biologi yang pertama kali mengetahui tanaman tembakau terserang organisme yang sangat kecil selain bakteri adalah... a. Adolf Mayer b. Dimitri Ivanowsky c. Martinus Beijerinck d. Wendell Stanley Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. dalam percobaannya agen penyakit mosaik tidak dapat dibiakkan pada medium nutrien b. dalam percobaannya ia Membandingkan virus dengan mikroorganisme lain dan dibuktikan bahwa virus lebih kecil dari bakteri c. dapat membuktikan bahwa tanaman tembakau dapat terserang virus d. pengamatan yang dilakukan mengenai organisme yang sangat kecil yang menyerang tanaman e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin C –A-A Penularan penyakit pada tanaman tembakau pertama kali ditemukan oleh ilmuan jerman bernama Adolf Mayer penyakit ini merugikan bagi tanaman, virus yang menyebabkan penyakit ini adalah... a. Orthomyxovirus b. TMV (tobacco mosaic virus) c. Flavivirus B-D-A 138 d. Togavirus Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. adolf mayer meyatakan bahwa penyebab penyakit tembakau adalah tmv b. sejak tahun 1883 sudah dilakukan penelitian penyebab penyakit TMV c. merupakan virus yang merugikan bagi tanaman d. virus ini menyebabkan bercak dan menghambat pertumbuhan tanaman tembakau e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin 2. Menggambarkan struktur virus. Memperkirakan cara mengetahui ukuran struktur tubuh virus C2 3 Untuk mengetahui ukuran tubuh virus hal yang tidak dapat dilakukan adalah... a. observasi menggunakan mikroskop elektron b. observasi menggunakan mikroskop cahaya c. filtrasi melalui selaput kolodion d. pengukuran perbandingan Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. mikroskop elektron digunakan hanya untuk mengobservasi elektron b. pengukuran tubuh virus harus dilakukan dengan alat pengukuran c. mikroskop cahaya tidak memiliki perbesaran yang cukup untuk melihat ukuran virus yang lebih kecil dari bakteri d. virus tidak dapat difiltrasi dan virus tidak dapat dilihat dengan mata telanjang e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin B-C-A Menentukan struktrur bagian dari selubung tambahan virus C3 4 Selubung tambahan pada virus berpengaruh terhadap keganasan virus, selubung tambahan pada virus terdiri dari... a. serabut ekor b. kapsid c. kapsomer d. sampul membran Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. pada sampul membran terdapat glikoprotein sebagai reseptor b. kapsid merupakan selubung protein dalam bakteriofag c. pada sampul membran terdapat selubung tambahan d. kapsomer terdapat dibawah didekat serabut ekor e. ... D-A-A 139 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin Mengkategorikan struktur tubuh virus C3 5 Perhatikan gambar berikut! (Gunakanlah gambar dibawah ini untuk menjawab no.5 dan 6) A-A-A Tentukan nomor 2 dan 6 pada gambar virus diatas... a. DNA dan kepala virus b. Kepala dan DNA virus c. Inang dan kapsid d. Inang dan kepala Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. dalam kepala virus terdapat materi genetik (DNA) b. DNA ada didalam selubung kapsid c. didalam kepala virus terdapat sel inang d. kepala virus selalu diatas dan DNA terletak dikepala e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin Memilih struktur bagian tubuh virus C3 6 Pernyataan yang benar untuk nomor 3 dan 5 adalah... a. Nomor 3 berfungsi sebagai penyimpan dan nomor 5 berfungsi sebagai alat gerak virus. b. Nomor 3 berfungsi sebagai pembawa materi genetik dan nomor 5 berfungsi sebagai alat penginjeksi virus. c. Nomor 3 dan nomor 5 digunakan virus sebagai alat menempel dan tempat penginjeksian DNA ke sel inang. d. Nomor 3 dan nomor 5 digunakan virus sebagai alat gerak agar bisa menempel pada sel inang. Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. nomor 3 dan 5 digunakan untuk menyimpan sebagian DNA dan sebagai alat gerak C-D-A 140 b. nomor 3 dan 5 digunakan sebagai pembawa materi dari dalam kapsid dan alat gerak virus c. nomor 3 dan 5 sebagai pembawa materi genetik dan sebagai injeksi d. nomor 3 dan 5 sebagai selubung dan serabut ekor terdapat lempengan dasar sebagai penginjeksi e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? c. Yakin d. Tidak yakin 3. Membandingkan struktur tubuh virus satu dengan virus yang lain berdasarkan gambar tubuh virus. Membandingkan struktur tubuh virus C2 7 B-B-A A B Dari gambar virus diatas yang membedakan virus A dan B adalah... a. jenis asam nukleat virus b. bentuk kapsid virus c. materi genetik virus d. selubung tubuh virus Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. virus A memiliki selubung lemak dan B memiliki selubung protein b. virus pada gambar A berbentuk helix dan gambar B berbentuk bulat c. virus A memiliki DNA dan virus B memiliki RNA d. virus A kapsid memanjang dan virus B kapsid melingkar e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin Meramalkan cara memisahkan virus dan bakteri C3 8 Jika dalam suatu larutan terdapat bakteri dan virus, bagaimana cara memisahkan bakteri dan virus.... a. melihat ukuran morfologi virus dan bakteri. b. membekukan larutan c. memasukan antibiotik d. memberikan pewarnaan pada larutan Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. virus mati dengan enzim spesifik yang dihasilkan oleh antibiotic C-D-A 141 b. dengan cara melihat ukuran, jika virus mungkin lebih kecil dari bakteri c. virus dapat mati jika dibekukan dan bakteri tidak d. antibiotik hanya membunuh bakteri dengan cara menghambat enzim spesifik e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin 4. Mengidentifikasi ciriciri, ukuran, dan bentuk virus. Mencirikan tubuh virus C2 9 Virus digolongkan ke dalam makhluk hidup karena memiliki ciri... a. melakukan reproduksi b. memiliki DNA atau RNA c. memiliki selubung protein d. dapat dikristalkan Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. setiap makhluk hidup memiliki DNA atau RNA b. setiap makhluk hidup butuh perlindungan tubuh seperti kulit c. virus merupakan parasit intraseluler obligat d. makhluk hidup butuh berdiam diri atau istirahat e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin A-C-A Menyelidiki perbedaan ciri tubuh virus dengan organisme lain C3 10 Ciri khas virus yang tidak terdapat pada organisme lain adalah... a. hanya dapat dilihat dengan mikroskop b. hanya berkembang biak dalam sel hidup c. dapat bergerak bebas kemana pun d. hidup secara parasit Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. virus dapat menimbulkan penyakit berbahaya b. virus tidak dapat mengkristalkan diri c. virus hanya memiliki selubung protein dan DNA/RNA d. virus tidak memiliki enzim dan ribosom untuk melakukan metabolisme e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin B-D-A Menentukan ciri C3 11 Manakah di antara pernyataan berikut yang tidak sesuai dengan ciri morfologi virus... B-A-A 142 tubuh virus Menyeleksi ciri tubuh virus dengan benar a. virus dapat dikristalkan b. virus mempunyai nukleus c. virus memiliki DNA atau RNA d. virus memilki selubung protein Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. virus bukan sel dan tidak memiliki organel b. virus hanya memiliki asam nukleat didalam kepala c. merupakan pertahanan tubuh virus d. merupakan ciri dari adaptasi virus e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin C6 12 Perhatikan tabel dibawah ini! Kelompok I II III IV V VI VII D-C-A Jenis virus DNA rantai ganda DNA rantai tunggal RNA rantai ganda RNA rantai tunggal positif RNA rantai tunggal negatif RNA transkripsi balik DNA transkripsi balik Berikut adalah ciri-ciri virus yang sesuai dengan tabel diatas adalah... a. memiliki morfologi yang berbeda b. memiliki jenis kromosom berbeda c. memiliki metabolisme tubuh d. hanya terdiri dari DNA atau RNA Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. setiap virus memiliki RNA dan DNA yg berbeda b. DNA & RNA dibedakan dari kromosomnya c. virus hanya terdiri dari satu materi genetik d. virus tidak memiliki metabolisme tubuh e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin 143 b. Tidak yakin 5. 6. Menjelaskan hidup virus Menjelaskan reproduksi virus. cara Menjelaskan keterbatasan virus dalam menginfeksiksi makhluk hidup C2 13 Setiap tipe virus dapat menginfeksi sel dari ragam inang yang terbatas, contohnya virus rabies hanya dapat menginfeksi sejumlah spesies mamalia. Keterbatasan sel inang virus disebut... a. kisaran inang b. sel inang c. inang sementara d. inang sesungguhnya Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. inang yang terdpat di dalam virus berbeda-beda b. evolusi sistem pengenalan virus dengan kesesuaian c. satu virus bisa menginjeksi beberapa inang d. inang sementara tidak dapat menginfeksi sejumlah spesies e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin A-B-A Menyimpulkan tempat hidup virus C2 14 Virus tidak dapat hidup bebas melainkan harus hidup secara parasit dalam sel inang. Karena itu untuk memelihara virus digunakan... a. cawan petri b. nutrisi agar-agar c. embrio telur ayam d. tikus mati Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. embrio telur ayam adalah sel b. virus berhubungan dengan penyakit c. cawan petri memiliki sel inang d. nutrisi agar-agar merupakan makhluk hidup e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin C-A-A Mengemukakan hasil reproduksi lisis C2 15 Bagaimanakah sifat virus baru yang dihasilkan dari tahap reproduksi lisis virus di dalam sel inang... a. berbeda dengan induk virus b. sedikit berbeda dengan induk virus c. hampir sama dengan induk virus d. sama dengan induk virus D-B-A 144 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. virus dapat bereplikasi b. terdapat asam nukleat untuk membawa informasi genetik virus c. sifat induk virus akan diturunkan ke virus baru saat bereproduksi d. virus membawa penyakit berbeda e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin Mengkategorikan siklus yang terjadi pada virus C2 16 Siklus yang terjadi pada reproduksi virus yang berlangsung secara cepat dan menyebabkan pecah dan matinya sel inang karena terbentuknya virus baru disebut... a. litik b. absorbsi c. penetrasi d. lisogenik Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. terdapat fase absorbsi (penempelan) b. sel inang tidak memiliki pertahanan yang baik c. litik adalah proses reproduksi virus d. mati dan pecahnya sel inang e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin A-D-A Memperkirakan hasil siklus lisogenik pada virus C2 17 Pada saat virus berada pada tahap lisogenik , mengapa tubuh tidak merasa sakit... a. terjadi penggabungan DNA virus dan bakteri b. tidak terbentu virion baru c. bakteriofag masih terdapat pada sel d. bakteri dapat melawan virus Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. sel kuat terhadap infeksi virus b. sistem imun tidak dapat mendeteksi benda asing c. bakteriofag dapat digunakan untuk menyerang virus d. sel inang memiliki daya tahan tubuh yang kuat e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin C-B-A 145 b. Tidak yakin Menyimpulkan hasil yang terjadi pada siklus litik C2 18 Ketika virus berada pada tahap litik mengapa tubuh kita merasa sakit, yang menyebabkan rasa sakit pada tubuh adalah... a. keluarnya virus dari sel b. virus menempel pada sel inang c. fag menginjeksikan DNA-nya ke sel inang d. terjadi perakitan virion Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. terjadi perusakan sel-sel yang telah di tembus virus b. virus mulai beroperasi menularkan penyakit di dalam sel inang c. virus akan menjalar melalui peredaran darah d. sistem imun tubuh akan menganggap virus baru sebagai benda asing e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin A-D-A Menunjukan tahap penetrasi pada siklus litik C4 19 Perhatikan skema dibawah ini! (Gunakan skema dibawah ini untuk menjawab soal19-21) B-D-A Fase yang menunjukkan virus menginjeksi materi genetik ke dalam sel inang sehingga kapsid protein virus menjadi kosong (mati) terjadi pada nomor... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. kapsid kosong pada silkus ke-4 146 b. terjadi peleburan virus menjadi dalam objek c. kapsid protein mati karena disalurkan ke sel inang d. pada fase ini selubung ekor virus berkontraksi menembus dinding e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin Menyimpulkan tahapan yang terjadi pada siklus lisogenik hidup virus C6 20 Perhatikan pernyataan berikut: 1. Pada siklus ini DNA virus menyisip ke dalam kromosom bakteri melalui rekombinasi 2. Sebuah sel yang terinfeksi dapat dengan cepat menghasilkan populasi bakteri yang besar, yang membawa virus 3. Tidak membentuk virion baru 4. Virus dapat hidup bersama-sama dengan bakteri Pernyataan diatas merupakan ciri khusus dari siklus yang ditunjukan oleh ... a. Siklus A, lisogenik b. Siklus B, litik c. Siklus A, litik d. Siklus B, lisogenik Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. siklus A adalah adsorbsi, menempelnya materi genetik virus b. virus menginjeksi materi genetik ke sel inang Virus menginjeksi materi genetik ke sel inang c. tidak menghasilkan keturunan d. terjadi penyisipan DNA virus dan bakteri e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin D-D-A Mengurutkan fase yang terjadi pada siklus litik C3 21 Urutan yang benar ditunjukan oleh nomor 1-2-3-4-5-6 adalah a. adsorbi, perakitan, penetrasi, replikasi, sintesis dan lisis b. adsorbi,penetrasi, replikasi, sintesis, perakitan dan lisis c. sintesis, perakitan, lisis. adsorbi,penetrasi, dan replikasi d. perakitan , adsorbi,lisis, penetrasi, replikasi dan sintesis Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. gambar menunjukkan virus merakit tubuhnya yang terdiri dari kepala, ekor, penempelan virus, injeksi materi genetik virus, penggandaan, sel membuat komponen virus,dan serat ekor dan pelepasan ditandai pecahnya sel inang b. gambar menunjukkan penempelan virus, injeksi materi genetik virus, penggandaan, sel membuat B-B-A 147 komponen virus, virus merakit tubuhnya yang terdiri dari kepala, ekor, dan serat ekor dan pelepasan ditandai pecahnya sel inang c. gambar menunjukkan sel membuat komponen virus, sel membuat komponen virus,dan serat ekor, pelepasan ditandai pecahnya sel inang, penempelan virus, injeksi materi genetik virus, penggandaan d. gambar menunjukkan sel membuat komponen virus, penempelan virus, pelepasan ditandai pecahnya sel inang, injeksi materi genetik virus, penggandaan, sel membuat komponen virus e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin Menyelidiki perbedaan siklus litik dan lisogenik C3 22 Dibawah ini merupakan perbedaan antara siklus litik dan siklus lisogenik adalah... No. Siklus litik Siklus lisogenik a. terdapat fase penggabungan terdapat fase perakitan b. terikat pada kromosom bakteri tidak terikat pada kromosom bakteri c. waktu yang dibutuhkan lama waktu yang dibutuhkan singkat d. menonaktifkan bakteri terlebih mengkombinasikan materi genetik bakteri dahulu dengan virus Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. dihasilkan lisozim pada siklus lisis dan pada siklus lisogenik salah satu gen profag mengkodekan protein yang mencegah transkripsi b. pada litik sel inang mati dan lisogenik inang tidak mati c. litik mengalami fase penggabungan dan lisogenik membentuk virion baru d. siklus litik dan lisogenik bergantung pada terikat tidaknya dengan kromosom e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin D-A-A Merekontruksi hasil pemahaman melalui siklus lisogenik C5 23 Virus tidak dapat berkembang biak dengan membelah diri seperti halnya mikroorganisme lain. Pembiakan virus hanya terjadi di dalam sel hidup, salah satu pembiakan virus adalah siklus lisogenik. Dalam siklus tersebut terdapat istilah profage yang berarti... a. virus yang menyerang bakteri b. asam nukleat virus yang masuk ke sel bakteri c. asam nukleat virus yang bergabung dengan asam nukleat bakteri d. asam nukleat bakteri yang membentuk bagian-bagian tubuh virus Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. terdapat tahapan pembelahan dari tahap sebelumnya b. penyerangan virus pada bakteri dan menyababkan bakteri mati C-D-A 148 c. asam nukleat termasuk profage d. ketika menjadi profage, DNA virus tidak aktif e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin 7. Menjelaskan kasuskasus dalam kehidupan sebagai dampak negatif dan positif dari virus. Menentukan jenis virus RNA C3 24 Virus dengan inti RNA yang dapat menjadi cetakan untuk membentuk kopi DNA disebut virus... a. Tobacco mosaic virus b. Adenovirus c. Retrovirus d. Papovavirus Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. RNA dapat menjadi cetakan DNA b. memiliki enzim transkriptase balik c. virus dapat mencetak RNA d. virus dapat mengkopi DNA e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin C-B-A Menganalisis dasar klasifikasi virus C4 25 Diantara pernyataan mengenai dasar klasifikasi virus yang salah adalah... a. bergeraknya virus di alam bebas b. jenis asam nukleat virus c. sifat immunologis virus d. kandungan enzim tertentu yang dimiliki Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. virus tdk menyebar di alam bebas b. virus hanya bergerak di dalam tubuh manusia c. dalam penggolongan tidak terdapat ciri tersebut d. virus tidak dapat hidup sendiri, virus membutuhkan sel inang e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin A-D-A Memilih pasangan bentuk dan nama C4 26 Pasangan nama virus dan strukturnya yang tepat adalah nomor... C-B-A 149 virus a. Nama TMV virus b. Adenovirus c. Rhabdovirus d. poxvirus Gambar a. A dan B b. A dan C c. B dan D d. C dan D Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. TMV berbentuk lonjong dan rhabdovirus berbentuk polihedral b. Adenovirus berbentuk polihedral dan Papovavirus berbentok oval c. Rhabdovirus adalah gambar T4 dan TMV berbrntuk batang d. Rhabdovirus berbentuk virus T dan Poxvirus berbentuk elips e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin Menganalisis fungsi enzim pada virus RNA C4 27 Virus dengan materi genetik RNA pada umumnya lebih ganas dibandingkan dengan virus dengan materi genetik DNA hal ini disebabkan karena virus RNA membutuhkan pasokannya sendiri atas enzim-enzim, enzim yang terdapat dalam virus RNA akan... a. enzim terbentuk dari genom dengan rantai tunggal b. enzim terbentuk dari genom dengan rantai ganda c. enzim menstranslasi mRNA virus menjadi protein d. enzim membantu merusak dinding inang Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. virus masuk ke rantai materi genetik dan merubah tubuh manusia b. fungsi RNA pada virus adalah meyerang protein asing c. enzim terdiri atas protein sehingga mampu mengahncurkan dinding inang C-D-A 150 d. RNA dan protein virus dapat mengkonstruksi diri menjadi virus-virus baru e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin Menentukan virus yang menyerang bakteri C3 28 A-A-A Berbagai makhluk hidup dapat diserang virus, misalnya manusia, hewan, tumbuhan dan bakteri. Virus yang menginfeksi bakteri E.coli dapat mengakibatkan kerugian bagi sel bakteri, virus penginfeksi bakteri disebut... a. bakteriofag b. profage c. temperate d. virulen Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. virus menginfeksi bakteri b. E. coli termasuk bakteriofage c. virulen bersifat merugikan d. jenis bakteri yang hanya bisa hidup di sel inang e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin Menyesuaikan virus dengan penyakit yang ditimbulkan C3 29 Pasangan yang salah dari nama virus dan penyakit yang yang ditimbulkan adalah... Virus Penyakit yang ditimbulkan a. flavivirus influenza b. paramyxovirus campak c. poliovirus polio d. retrovirus aids Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. penyebab penyakit AIDS adalah HIV b. Paramyxovirus virus penyakit gondongan c. flavivirus menimbulkan penyakit demam berdarah d. DBD disebabkan flavivirus e. ... A-C-A 151 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin Mengurutkan terjadinya virus flu burung C3 30 Menentukan penyakit dan virus yang terdapat pada manusia C4 31 Perhatikan pernyataan dibawah ini! 1. Virus pada unggas menyerang babi 2. Virus H5N1 menyerang unngas 3. Timbulah gejala demam tinggi, batuk, sesak napas dan sakit perut 4. Virus pada babi menyerang manusia melalui saliva dan feses Urutkanlah proses terjadinya virus flu burung hingga menyerang tubuh manusia... a. 1-3-2-4 b. 1-2-3-4 c. 1-2-4-3 d. 2-1-4-3 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? dibutuhkan unggas dan babi sebagai perantara sebelum menginfeksi manusia Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin D A-D-A Seseorang menderita infeksi pada kelenjar parotid dan dapat menular, penderita penyakit ini akan merasa nyeri ketika menelan makanan yang bersifat asam. Kemungkinan Penyakit dan virus apakah yang terjadi pada gambar diatas... a. gondongan oleh paramyxovirus b. gondongan oleh rhabdovirus c. tumor oleh morbillivirus d. tumor oleh papillomavirus Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. infeksi pada kelenjar paroid disebabkan oleh rhabdovirus b. Paramyxovirus menyebabkan campak c. Rhadovirus penyebab penyakit gondongan d. terjadi pembengkakan dibelakang telinga e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? 152 a. Yakin b. Tidak yakin Menyelidiki ciri penyakit ebola C3 32 Akhir-akhir dikabarkan terdapat penyakit di daerah Afrika yang menyebabkan demam pendarahan. Gejala yang ditimbulkan adalah demam, muntah-muntah, perdarahan hebat dan kegagalan sistem peredaran darah hingga kematian pada penderita dan hanya menyerang kera dan manusia, penyakit yang dimaksud adalah... a. flu burung b. cacar air c. herpes d. ebola Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. virus menyerang sel darah putih makrofag dan fibrioblas b. virus diawali dari orang Afrika yang bermigrasi c. virus ebola disebabkan oleh babi dan menyerang manusia d. terdapat ciri yang menyebabkan demam dan muntah e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin D-A-A Merumuskan cara virus HIV masuk kedalam tubuh C5 33 Perhatikan gambar dibawah ini! C-C-A 1 2 3 4 5 Waktu yang diperlukan untuk penyebaran penyakit ini sekitar 10 tahun dan sangat merugikan manusia karena menyerang sistem imunitas. Jelaskan peristiwa masuknya virus berdasarkan gambar diatas... a. fase awal menunjukan fase penempelan virus dengan sel inang dengan proses eksositosis, hingga virus mengalami penggandaan dan lisis. b. fase awal ditandai dengan bergabungnya virus dengan membran sel darah putih, terjadi pembalikan materi genetik RNA menjadi DNA oleh enzim transkriptase balik c. fase awal virus berdifusi dengan membran plasma sel, lemak pada selubung virus disingkirkan sehingga lemak dan RNA virus terlepas, mereplikasi dan lisis. d. Fase awal virus menempel pada sel inang, mengubah materi genetik DNA menjadi RNA melalui enzim transkriptase balik. Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. proses pertama virus menyerang atau menempel pada sel inang 153 b. virus menyerang sistem imunitas menandakan bahwa virus menyerang sel darah putih c. gambar menunjukan reproduksi HIV, retrovirus penyebab AIDS d. fase awal menunjukkan bahwa virus dapat berdifusi e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin Menafsirkan kasus berdasarkan fakta yang terjadi C6 34 Virus H5N1 penyebab penyakit flu burung adalah penyakit hewan atau penyakit influenza yang menyerang unggas, berasal dari burung-burung yang melakukan migrasi. Pada kenyataan kasus yang terjadi flu burung dapat menyerang manusia, agar menyebabkan suatu wabah atau epidemi pada manusia virus H5N1 harus... a. mampu berevolusi dengan cepat b. memiliki pertahanan tubuh yang kuat c. mampu menular dari unggas ke manusia d. mampu menular ke semua organisme Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. pertahanan tubuh kuat dapat bertahan hidup dicuaca ekstrim b. virus mengalami mutasi dan penyebaran yang terjadi secara cepat c. daya tahan tubuh kuat diperlukan untuk melawan infeksi virus d. virus dapat megalami evolusi dalam waktu yang singkat e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin C-B-A Memprediksi penyakit dan virus yang menyebabkannya C6 35 Ditemukan suatu kasus penyakit dengan timbulnya rasa sakit pada pinggang, sendi, otot, bola mata, suhu tubuh badan kembali normal setelah 5-6 hari dan dapat meningkat kembali sekitar 5-8 hari kemudian dan akan menimbulkan bercak-bercak merah. Dari kasus tersebut diperkirakan seseorng menderita... a. demam berdarah, flavivirus b. cacar variola, orthopoxvirus c. poliomielitis, poliovirus d. chikungunya, chikungunya Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. ciri yang ditimbulkan adalah ciri penyakit chikungunya b. terdapat ciri bercak-bercak merah seperti campak c. gejala yang ditimbulkan adalah demam disertai bercak merah d. cacar variola disebabkan virus orthopxvirus e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? A-C-A 154 a. Yakin b. Tidak yakin 8. Menjelaskan pencegahan pengobatan cara dan infeksi Menentukan kelainan genetik dan cara mengatasinya C3 36 Salah satu peran menguntungkan virus untuk memperbaiki kelainan genetik contohnya ADD (adenosine deanosine deficiency) yang menyebabkan seseorang tidak memiliki daya tahan tubuh karena tidak terdapat enzim AD (adenosine deaminase) adalah... a. interferon b. kemoterapi c. rekayasa genetik d. vaksin Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. kemoterapi dapat memperbaiki kelainan genetik b. rekayasa genetik dapat memperbaiki susunan basa nitrogen c. vaksin digunakan untuk memperkuat daya tahan tubuh d. dapat digunakan sebagai imunoterapi e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin C-B-A Menganalisis keuntungan vaksin dalam mengobati penyakit kanker C4 37 Dalam berita yang diterbitkan kompas 16 mei 2014 ditemukan bahwa virus campak dapat mengobati kanker darah tipe multiple myeloma, jenis teknologi apakah yang digunakan pada kasus tersebut.... a. kemoterapi memasukan senyawa antivirus b. vaksin virus hidup yang dilemahkan c. interferon sebagai pengatur imunitas humoral d. antibiotik spesifik yang menyerang anti gen Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. memiliki antigen yang hampir sama dengan virus liar b. dapat Memasukan senyawa antivirus c. dapat mengatur immunitas tubuh sel inang d. kemoterapi dapat mengobati banyak penyakit e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin B-A-A Menyebutkan cara penggunaan vaksin polio C3 38 Vaksin yang dapat diberikan secara oral (melalui mulut) adalah vaksin untuk mencegah wabah penyakit... a. cacar b. polio B-D-A 155 virus. c. menimgitis d. TBC Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. penyakit yang menyerang tulang b. virus dari paru-paru keluar melalui mulut c. agar tidak terasa sakit d. replikasi virus terjadi di saluran pencernaan e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin Menentukan cara tubuh bertahan dari serangan virus C3 39 Molekul protein yang dihasilkan oleh tubuh untuk melawan infeksi virus yaitu... a. antitoksin b. antioksidan c. antibodi d. immunitas Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. antitoksin dapat melawan racun yang dikeluarkan oleh virus b. antioksidan dapat menjaga daya tahan tubuh disegala cuaca c. antibodi adalah daya tahan tubuh alami yang menyerang antigen d. immunitas dapat melawan infeksi e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin C-C-A Menentukan teknologi dalam pengobatan penyakit yang disebabkan oleh virus C3 40 Protein yang dihasilkan oleh hewan atau sel biakan sebagai respon terhadap infeksi virus untuk menghambat replikasi virus dalam sel disebut... a. kemoterapi b. antibodi c. interferon d. vaksin Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. dapat membantu sel lain untuk menentang pengaruh virus penyerang b. dapat menghambat dengan cara memakan virus c. mematikan sel virus sehingga menghambat pertumbuhan virus d. kemoterapi dapat mematikan dan menghambat sel kanker e. ... C-A-A 156 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin 9. Menjelaskan cara pembiakan virus. Menentukan cara membiakkan virus C3 41 Untuk membiakkan virus cacar yang akan digunakan untuk pembuatan vaksin dapat dibiakkan dalam... a. larutan yang diberi warna b. larutan yang dikristalkan c. embrio ayam/ sel diploid manusia d. jaringan pada limfe anak sapi atau domba Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. embrio merupakan cikal bakal ayam b. virus dikembangbiakkan pada organisme hidup c. vaksin yang dihasilkan dari virus hidup yang dilemahkan d. sel hewan lebih baik dalam membiakkan virus e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin D-C-A Menyimpulkan hasil pembiakan virus C6 42 Para sainstis telah menemukan cara untuk menyatukan bakteriofag dengan lapisan protein dari faga T2 dan DNA dari faga T4. Seandainya faga gabungan ini menginfeksi bakteri, faga yang diproduksi sel inang akan memiliki... a. protein dari faga T2 dan DNA dari faga T2 b. protein dari faga T2 dan DNA dari faga T4 c. protein dari faga T4 dan DNA dari faga T4 d. protein campuran DNA dan protein kedua fag Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. hasil yang diperoleh adalah gabungan kedua induk b. terdapat fase gabungan dan hasil akan tercampur antara induk 1 dengan lainnya c. hasil reproduksinya menghasilkan protein d. sel inang akan mencetak seperti yang diperintahkan oleh fag e. ... Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin B-D-A 157 Soal dibuat berdasarkan acuan buku yang diterbitkan erlangga, antara lain: 1. 2. 3. Campbell. Biologi edisi kedelapan jilid 1. 2010. Syamsuri, Istamar. Bologi SMA KTSP standar isi. 2006. Irnaningtyas. Biologi SMA kelas X kurikulum 2013. 2013 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 Lampiran 11. Hasil Uji Daya beda soal Three-tier test 177 No.Soal BB JB PA JB BB PB D Total Betul 1 0 16 0 16 0 0 0 0 2 10 16 0,625 16 9 0,6 0,1 19 3 13 16 0,8125 16 9 0,6 0,3 22 4 0 16 0 16 0 0 0 0 5 13 16 0,8125 16 6 0,4 0,4 19 9 6 0 16 0 16 9 0,6 0,6 7 11 16 0,6875 16 0 0 0,7 11 8 1 16 0,0625 16 0 0 0,1 1 9 3 16 0,1875 16 3 0,2 0 6 10 6 16 0,375 16 1 0,1 0,3 7 11 10 16 0,625 16 1 0,1 0,6 11 14 12 0 16 0 16 14 0,9 0,9 13 0 16 0 16 0 0 0 0 14 11 16 0,6875 16 0 0 0,7 11 11 15 4 16 0,25 16 7 0,4 0,2 16 13 16 0,8125 16 5 0,3 0,5 18 17 0 16 0 16 6 0,4 0,4 6 18 0 16 0 16 0 0 0 0 19 0 16 0 16 0 0 0 0 20 7 16 0,4375 16 0 0 0,4 7 21 9 16 0,5625 16 8 0,5 0,1 17 14 22 0 16 0 16 14 0,9 0,9 23 2 16 0,125 16 0 0 0,1 2 24 1 16 0,0625 16 1 0,1 0 2 25 11 16 0,6875 16 1 0,1 0,6 12 0,1 2 26 0 16 0 16 2 0,1 27 0 28 7 16 0 16 0 0 0 0 16 0,4375 16 0 0 0,4 7 29 8 16 0,5 16 6 0,4 0,1 14 2 30 0 16 0 16 2 0,1 0,1 31 6 16 0,375 16 0 0 0,4 6 1 32 0 16 0 16 1 0,1 0,1 33 14 16 0,875 16 0 0 0,9 14 34 16 16 1 16 0 0 1 16 35 3 16 0,1875 16 4 0,3 36 0 16 0 16 3 0,2 0,1 0,2 37 15 16 0,9375 16 1 0,1 0,9 16 38 14 16 0,875 16 5 0,3 0,6 19 39 0 16 0 16 0 0 0 0 40 0 16 0 16 0 0 0 0 41 15 16 0,9375 16 8 0,5 0,4 23 42 0 16 0 16 0 0 0 0 7 3 178 Tingkat Kesukaran Jumlah subjek= 32 Butir soal= 42 Nama berkas D:\Skor 3.AUR No. Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 No. Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Tkt. Kesukaran Tafsiran 0,00 77,78 66,67 0,00 61,11 0,00 38,89 0,00 22,22 38,89 94,44 0,00 0,00 61,11 27,78 50,00 0,00 0,00 0,00 50,00 66,67 0,00 0,00 0,00 38,89 0,00 0,00 50,00 16,67 0,00 33,33 0,00 44,44 50,00 16,67 Sangat sukar Mudah Sedang Sangat sukar Sedang Sangat sukar Sedang Sangat sukar Sukar Sedang Sangat sukar Sangat sukar Sangat sukar Sedang Sukar Sedang Sangat sukar Sangat sukar Sangat sukar Sedang Sedang Sangat sukar Sangat sukar Sangat sukar Sedang Sangat sukar Sangat sukar Sedang Sukar Sangat sukar Sedang Sangat sukar Sedang Sedang Sukar 179 36 37 38 39 40 41 42 36 37 38 39 40 41 42 0,00 50,00 61,11 0,00 0,00 72,22 0,00 Sangat sukar Sedang Sedang Sangat sukar Sangat sukar Mudah Sangat sukar 180 THREE-TIER TEST UNTUK IDENTIFIKASI MISKONSEPSI KONSEP VIRUS PETUNJUK UMUM 1. Jumlah soal sebanyak 15 butir soal, waktu mengerjakan 60 menit. 2. Pilihlah satu jawaban yang tepat pada tahap (1). 3. Pilihlah satu alasan yang tepat pada tahap (2). Jika alasanmu tidak terdapat pada pilihan yang tersedia tulis sendiri pada point E yang disediakan. 4. Pada tahap (3), pilih (a) jika yakin terhadap jawabanmu pada dua tahap sebelumnya dan pilih (b) jika tidak yakin terhadap jawabanmu pada dua tahap sebelumnya. 5. Kerjakanlah semua soal yang ada. 1.1 Gejala penyakit pada tanaman tembakau ditemukan oleh ilmuan jerman bernama Adolf Mayer penyakit ini merugikan bagi tanaman, setalah diamati Martinus Beijerinck virus yang menyebabkan penyakit ini adalah... a. Orthomyxovirus b. TMV (tobacco mosaic virus) c. Flavivirus d. Togavirus 1.2 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. Adolf mayer menyatakan bahwa penyebab penyakit tembakau adalah tmv b. sejak tahun 1883 sudah dilakukan penelitian penyebab penyakit TMV c. merupakan virus yang merugikan bagi tanaman d. dalam percobaannya agen penyakit mosaik tidak dapat dibiakkan pada medium nutrien e. ... 1.3 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin 2.1 Untuk mengetahui ukuran tubuh virus hal yang tidak dapat dilakukan adalah... a. observasi menggunakan mikroskop elektron b. observasi menggunakan mikroskop cahaya c. filtrasi melalui selaput kolodion d. pengukuran perbandingan 2.2 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. mikroskop elektron digunakan hanya untuk mengobservasi elektron b. pengukuran tubuh virus harus dilakukan dengan alat pengukuran c. mikroskop cahaya tidak cukup untuk melihat ukuran virus d. virus tidak dapat difiltrasi dan virus tidak dapat dilihat dengan mata telanjang e. ... 2.3 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin UNTUK SMA KELAS X MIA/IIS 181 Perhatikan gambar berikut! (Gunakanlah gambar dibawah ini untuk menjawab no.5 dan 6) 3.1 Tentukan nomor 2 dan 6 pada gambar virus diatas... a. DNA dan kepala virus b. Kepala dan DNA virus c. Inang dan kapsid d. Inang dan kepala 3.2 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. dalam kepala virus terdapat materi genetik (DNA) b. dalam kepala virus terdapat kapsid dan DNA c. didalam kepala virus terdapat sel inang d. kepala virus selalu diatas dan DNA terletak dikepala e. ... 3.3 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin A B 4.1 Dari gambar virus diatas yang membedakan virus A dan B adalah... a. jenis asam nukleat virus b. bentuk kapsid virus c. materi genetik virus d. selubung tubuh virus 4.2 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. virus A memiliki selubung lemak dan B memiliki selubung protein b. virus pada gambar A berbentuk helix dan gambar B berbentuk bulat c. virus A memiliki DNA dan virus B memiliki RNA d. terdapat perbedaan selubung anatara virus A dan B e. ... 4.3 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin UNTUK SMA KELAS X MIA/IIS 182 5.1 Virus digolongkan ke dalam makhluk hidup karena memiliki ciri... a. melakukan reproduksi b. memiliki DNA atau RNA c. memiliki selubung protein d. dapat dikristalkan 5.2 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. setiap makhluk hidup memiliki DNA atau RNA b. setiap makhluk hidup butuh perlindungan tubuh seperti kulit c. virus dapat melakukan sintesis atau replikasi d. makhluk hidup butuh berdiam diri atau istirahat e. ... 5.3 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin 6.1 Ciri khas virus yang tidak terdapat pada organisme lain adalah... a. hanya dapat dilihat dengan mikroskop b. hanya berkembang biak dalam sel hidup c. dapat bergerak bebas kemana pun d. hidup secara parasit 6.2 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. virus dapat menimbulkan penyakit berbahaya b. virus tidak dapat mengkristalkan diri c. virus hanya memiliki selubung protein dan DNA/RNA d. virus tidak memiliki ribosom untuk melakukan metabolisme e. ... 6.3 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin 7.1 Virus tidak dapat hidup bebas melainkan harus hidup secara parasit dalam sel inang. Karena itu untuk memelihara virus digunakan... a. cawan petri b. nutrisi agar-agar c. embrio telur ayam d. tikus mati 7.2 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. embrio telur ayam adalah sel b. virus berhubungan dengan penyakit c. cawan petri memiliki sel inang d. nutrisi agar-agar merupakan makhluk hidup e. ... 7.3 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin UNTUK SMA KELAS X MIA/IIS 183 8.1 Siklus yang terjadi pada reproduksi virus yang berlangsung secara cepat dan menyebabkan pecah dan matinya sel inang karena terbentuknya virus baru disebut... a. litik b. absorbsi c. penetrasi d. lisogenik 8.2 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. terdapat fase absorbsi (penempelan) b. sel inang tidak memiliki pertahanan yang baik c. litik adalah proses reproduksi virus d. mati dan pecahnya sel inang e. ... 8.3 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin 9.1 Diantara pernyataan mengenai dasar klasifikasi virus yang salah adalah... a. bergeraknya virus di alam bebas b. jenis asam nukleat virus c. sifat immunologis virus d. kandungan enzim tertentu yang dimiliki 9.2 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. virus tidak menyebar di alam bebas b. virus hanya bergerak di dalam tubuh manusia c. dalam penggolongan tidak terdapat ciri tersebut d. virus tidak dapat hidup sendiri, virus membutuhkan sel inang e. ... 9.3 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin 10.1Akhir-akhir dikabarkan terdapat penyakit di daerah Afrika yang menyebabkan demam pendarahan. Gejala yang ditimbulkan adalah demam, muntah-muntah, perdarahan hebat dan kegagalan sistem peredaran darah hingga kematian pada penderita dan hanya menyerang kera dan manusia, penyakit yang dimaksud adalah... a. flu burung b. cacar air c. herpes d. ebola 10.2Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. virus menyerang sel darah putih makrofag dan fibrioblas b. virus diawali dari orang Afrika yang bermigrasi c. virus ebola disebabkan oleh babi dan menyerang manusia UNTUK SMA KELAS X MIA/IIS 184 d. terdapat ciri yang menyebabkan demam dan muntah e. ... 10.3Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin 11.1Virus H5N1 penyebab penyakit flu burung adalah penyakit hewan atau penyakit influenza yang menyerang unggas, berasal dari burung-burung yang melakukan migrasi. Pada kenyataan kasus yang terjadi flu burung dapat menyerang manusia, agar menyebabkan suatu wabah atau epidemi pada manusia virus H5N1 harus... a. mampu berevolusi dengan cepat b. memiliki pertahanan tubuh yang kuat c. mampu menular dari unggas ke manusia d. mampu menular ke semua organisme 11.2Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. pertahanan tubuh kuat dapat bertahan hidup dicuaca ekstrim b. virus mengalami mutasi dan penyebaran yang terjadi secara cepat c. daya tahan tubuh kuat diperlukan untuk melawan infeksi virus d. virus dapat megalami evolusi dalam waktu yang singkat e. ... 11.3Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin 12.1Ditemukan suatu kasus penyakit dengan timbulnya rasa sakit pada pinggang, sendi, otot, bola mata, suhu tubuh badan kembali normal setelah 5-6 hari dan dapat meningkat kembali sekitar 5-8 hari kemudian dan akan menimbulkan bercak-bercak merah. Dari kasus tersebut diperkirakan seseorng menderita... a. demam berdarah, flavivirus b. cacar variola, orthopoxvirus c. poliomielitis, poliovirus d. chikungunya, chikungunya 12.2Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. ciri yang ditimbulkan adalah ciri penyakit chikungunya b. terdapat ciri bercak-bercak merah seperti campak c. gejala yang ditimbulkan adalah demam disertai bercak merah d. cacar variola disebabkan virus orthopxvirus e. ... 12.3Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin 13.1Vaksin yang dapat diberikan secara oral (melalui mulut) adalah vaksin untuk mencegah wabah penyakit... a. cacar b. polio UNTUK SMA KELAS X MIA/IIS 185 c. menimgitis d. TBC 13.2Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. penyakit yang menyerang tulang b. virus dari paru-paru keluar melalui mulut c. agar tidak terasa sakit d. replikasi virus terjadi di saluran pencernaan e. ... 13.3Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin 14.1Molekul protein yang dihasilkan oleh tubuh untuk melawan infeksi virus yaitu... a. antitoksin b. antioksidan c. antibodi d. immunitas 14.2Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. antitoksin dapat melawan racun yang dikeluarkan oleh virus b. antioksidan dapat menjaga daya tahan tubuh disegala cuaca c. antibodi adalah daya tahan tubuh alami yang menyerang antigen d. immunitas dapat melawan infeksi e. ... 14.3Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin 15.1Para sainstis telah menemukan cara untuk menyatukan bakteriofag dengan lapisan protein dari faga T2 dan DNA dari faga T4. Seandainya faga gabungan ini menginfeksi bakteri, faga yang diproduksi sel inang akan memiliki... a. protein dari faga T2 dan DNA dari faga T2 b. protein dari faga T2 dan DNA dari faga T4 c. protein dari faga T4 dan DNA dari faga T4 d. protein campuran DNA dan protein kedua fag 15.2Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama? a. hasil yang diperoleh adalah gabungan kedua induk b. terdapat fase gabungan dan hasil akan tercampur antara induk 1 dengan lainnya c. hasil reproduksinya menghasilkan protein d. sel inang akan mencetak seperti yang diperintahkan oleh fag e. ... 15.3Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya? a. Yakin b. Tidak yakin UNTUK SMA KELAS X MIA/IIS 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 Lampiran 16. Foto-foto Kegiatan Foto-foto Kegiatan Penelitian Tahap Persiapan Wawancara guru Survei Mengenai Konsep yang Dianggap Sulit Tahap Pembuatan Instrumen di SMAN 66 Jakarta Wawancara Klinikal di kelas X MIA 2 Tes Pilihan Ganda Uji Coba Instrumen ThreeBeralasan Bebas (Open Tier Test di kelas X MIA 3 ended-question) kelas X MIA 1 Tahap Pelaksanaan Penelitian Identifikasi Miskonsepsi di SMAN 74 Jakarta Kelas X MIA 1 Kelas X MIA 2 Kelas X MIA 3 ENDAH LESTARI, lahir pada 6 Juli 1992 di Jakarta. Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Saidi dan Tailah. Setelah menempuh pendidikan formal di SDN 14 Pagi, SMPN 37 Jakarta, dan SMAN 97 Jakarta, penulis melanjutkan pendidikan S1 pada Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah pada tahun 2010. Pada Semester akhir tahun 2015, penulis telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep Virus Menggunakan Three-Tier Test” Data Pribadi Penulis: Nama : Endah Lestari Alamat : Jl. Damai Musyawarah Rt 011/Rw 03 No.50, Kelurahan Pondok Labu Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan, 12450 Email : [email protected] Facebook : [email protected]