identifikasi miskonsepsi pada konsep virus dengan

advertisement
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA KONSEP VIRUS
DENGAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST
(Penelitian Deskriptif Kuantitatif di Kelas X SMA Negeri 74 Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Endah Lestari
1110016100066
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015




ABSTRAK
Endah Lestari, 1110016100066, Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep Virus
dengan Menggunakan Three-Tier Test. Skripsi, Program Studi Pendidikan
Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui persentase
miskonsepsi siswa kelas X SMAN 74 Jakarta pada konsep Virus. Penelitian ini
dilaksanakan pada Oktober 2014 – November 2014. Metode Penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Pemilihan populasi target menggunakan
teknik random sampling empat sekolah di Jakarta Selatan, populasi terjangkau
menggunakan teknik purposive samping yaitu sekolah yang menganggap sulitnya
konsep Virus dan pemilihan sampel menggunakan random sampling. Penelitian
ini dilaksanakan dalam dua tahapan yaitu tahap pembuatan instrumen dan tahap
pelaksanaan penelitian. Pada tahapan pembuatan instrumen dilaksanakan di
SMAN 66 Jakarta dan pada tahap pelaksanaan penelitian dilaksanakan di SMAN
74 Jakarta sebanyak 96 siswa kelas X. Instrumen yang digunakan adalah ThreeTier Test. Hasil pembuatan soal diperoleh 15 soal valid dengan validitas sebesar
0,70 dan reliabilitas sebesar 0,537. Hasil analisis menunjukan 25,9% siswa paham
konsep, 52,78% mengalami miskonsepsi dengan false positive sebesar 27,7% dan
false negative sebesar 25% dan 21,2% siswa tidak paham konsep. Siswa
mengalami miskonsepsi false positive mengenai sejarah penemuan virus,
identifikasi ciri, ukuran dan bentuk virus serta menjelaskan reproduksi virus.
Siswa mengalami miskonsepsi false negative mengenai cara mengetahui ukuran
tubuh virus dan menafsirkan kasus berdasarkan fakta. Sedangkan siswa tidak
paham mengenai cara pencegahan infeksi virus dengan vaksin polio dan cara
pembiakan virus.Berdasarkan analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa
Three-Tier Test efektif digunakan untuk mengetahui dan membedakan siswa
paham, miskonsepsi dan tidak paham melalui tier ketiga berupa tingkat
keyakinan.
Kata kunci : Miskonsepsi, Three-Tier Test, Deskriptif Kuantitatif
i




ABSTRACT
Endah Lestari, 1110016100066, Identification misconceptionon the Concept
Virusby Using Three-Tier Test. Thesis, Department of Biology Education,
Department of Education Natural Science, Faculty of Science and Teaching MT,
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
This research aims to identify and determine the percentage of tenth graders
misconceptions at SMAN 74 Jakarta on Virus concept. The research was
conducted in October 2014 - November 2014. The research method used is
descriptive quantitative. The sample selection of the target population using random
sampling techniques are four schools in South Jakarta, affordable population using
purposive technique that is beside the school which considers the difficulty of Virus
concept and selection of samples using random sampling. This research was conducted
in two stages, first stage is instrument making and second stage is implementation
of research. At the stage of the manufacture of instruments carried at SMAN 66
Jakarta and at the implementation stage of research conducted at SMAN 74
Jakarta, 96 students of class X. The instrument used was a Three-Tier Test.
Results obtained 15 questions about the making of a valid with validity of 0.70
and reliability of 0.537. Results of the analysis showed 25.9% of the students
understand the concept, 52.78% had misconceptions with false positive by 27.7%
and false negative by 25% and 21.2% of students do not understand the concept.
Students experience a false positive misconceptions about the history of the
discovery of the virus, identifying characteristics, size and shape of the virus as
well as explain the reproduction of the virus. Students experiencing false negative
misconceptions about how to determine the size of the virus body and interpret the
case based on the facts. While students do not understand about how to prevent
infection with the polio vaccine and virus propagation method. Based on the
analysis of data obtained showed that the Three-Tier Test effectively used to
identify and distinguish the students understand, misconceptions and do not
understand through the third tier of the level of confidence.
Keywords: Misconceptions, Three-Tier Test, Quantitative Descriptive
ii




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya. Shalawat serta salam terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang membawa perubahan ke zaman yang penuh dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga penulis berhasil menyelesaikan
Skripsi yang berjudul Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep Virus dengan
Mengguankaan Three-Tier Test.
Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir dalam rangka menyelesaikan studi
strata 1 (S1) untuk memperoleh gelar sarjana pedidikan (S.Pd) yang diajukan
kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan
bimbingannya. Dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis menyampaikan
terima kasih kepada :
1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Baiq Hana Susanti, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan.
3.
Dr.Zulfiani M.Pd., Ketua Prodi Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan.
4.
Nengsih Juanengsih, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah membimbing
dan menyelesaikan skripsi.
5.
Meiry Fadilah Noor, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah membimbing
dan menyelesaikan skripsi.
6.
Drs. H. Suhari, Kepala SMAN 66 Jakarta Selatan dan seluruh guru SMAN 66
yang telah membantu dalam proses penelitian skripsi berlangsung.
7.
Dra. Hj. Sartiwi, Guru Bidang Studi Biologi kelas X SMAN 66 Jakarta
selatan, yang telah memberikan bimbingan dan araha selama terlaksananya
penelitian skripsi.
iii




8.
Dra. Carol Titaley, Kepala SMAN 74 Jakarta Selatan dan seluruh guru
SMAN 74 yang telah membantu dalam proses penelitian skripsi berlangsung.
9.
Dra. Nurwenda, Guru Bidang Studi Biologi kelas X SMAN 74 Jakarta
selatan, yang telah memberikan bimbingan dan araha selama terlaksananya
penelitian skripsi.
10. Bapak Saidi dan Ibu Tailah, orang tua penulis yang senantiasa mencurahkan
kasih sayang dan senantiasa mendoakan keberhasilan penulis dan
memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama
proses penyelesaian skripsi ini.
11. Seluruh teman-teman seperjuangan Desi Anawati, Garnis Rahayu H, Abu
Hasan, Dewanti Hasriani, Hesty octafiana, Bayuda Lukman, Rosihan Anwar,
M. Fuad Fahrudin, Fikri Ramdhoni, Faridatul Amaniya, Woro Puspito.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara langsung
maupu tidak langsung dari lubuk hati yang paling dalam saya ucapkan terima
kasih.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya da para
pembaca pada umumnya.
Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Jakarta, Februari 2015
Penulis
iv




DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................
i
ABSTRACK .......................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .............................................................
5
C. Pembatasan Masalah .............................................................
5
D. Perumusan Masalah ..............................................................
5
E. Tujuan Penelitian ...................................................................
6
F. Manfaat Penelitian ................................................................
6
: KAJIAN TEORITIK
A. Pengetahuan, Prakonsep, Konsep Biologi dan Pemahaman
Konsep ................................................................................
7
1. Pengetahuan ...................................................................
7
2. Prakonsep .......................................................................
8
3. Konsep ...........................................................................
9
4. Pemahaman Konsep ....................................................... 11
B. Miskonsepsi ......................................................................... 12
1. Definisi Miskonsepsi ...................................................... 12
2. Sumber dan Penyebab Miskonsepsi ............................... 14
3. Cara Megidentifikasi Miskonsepsi ................................ 15
4. Cara Mengatasi Miskonsepsi ......................................... 17
5. Identifikasi Miskonsepsi dengan tes diagnostik
Three-Tier test ................................................................ 19
6. Kelebihan Three-Tier Test ............................................. 24
v




C. Tinjauan Konsep Materi Virus ............................................. 25
D. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................. 28
E. Kerangka Pikir ..................................................................... 30
BAB III
: METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat Penelitian................................................. 32
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................ 32
C. Populasi dan Sampel .............................................................. 36
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 37
E. Instrumen Pengumpulan Data ............................................... 38
F. Kalibrasi Instrumen ............................................................... 39
1. Uji Validitas ..................................................................... 39
a. Validitas Isi ................................................................ 40
b. Validitas Konstruk ..................................................... 40
1) Validitas Butir Soal ............................................. 40
2) Validitas Korelasi Tingkat kepercayaan .............. 41
2. Reliabilitas ....................................................................... 43
3. Uji Daya Beda ................................................................. 44
4. Uji Tingkat Kesukaran...................................................... 45
5. Hasil Interview Klinikal .................................................. 46
6. Hasil Pertanyaan Terbuka (Open-ended) ........................ 48
G. Teknik Analisis data .............................................................. 50
BAB IV
: HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................... 53
B. Pembahasan .......................................................................... 56
BAB V
: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................... 72
B. Saran .................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 73
LAMPIRAN ..................................................................................................... 76
vi




DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tingkatan dan Deskripsi Struktur Kognitif.........................................
8
Tabel 2.2 Kriteria Pengelompokkan Tingkat Pemahaman Siswa ...................... 14
Tabel 2.3 Cara Mengatsi Miskonsepsi ............................................................... 17
Tabel 2.3 Identifikasi Three-tier Test Miskonsepsi dan Tidak Paham Konsep .. 24
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal yang Digunakan pada Three-tier Test Konsep Virus . 36
Tabel 3.2 Hasil Validitas Pearson Product Moment dengan Spss 17 ............... 39
Tabel 3.3 Hasil Validitas Korelasi Tigkat Kepercayaan dan Skor 2 (Spss 17) . 41
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................ 43
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Daya Pebeda dengan Excel ................................. 43
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran dengan Anates ...................... 44
Tabel 3.7 Hasil Wawancara Klinikal ................................................................ 44
Tabel 3.8 Hasil Pertanyaan Terbuka ................................................................. 46
Tabel 3.9 Kriteria Pengelompokkan Skor 1 ...................................................... 49
Tabel 3.10 Kriteria Pengelompokkan Skor 2 ..................................................... 49
Tabel 3.11 Kriteria Pengelompokkan Skor 3 ..................................................... 49
Tabel 3.12 Kriteria Pegelompokkan Miskonsepsi dan Tidak Tahu Konsep ...... 50
Tabel 4.1 Persentase Siswa Jawaban Benar Tingkat1,2 dan 3 ........................... 51
Tabel 4.2 Persentase Soal Nomor 1 ................................................................... 57
Tabel 4.3 Persentase Soal Nomor 2 ................................................................... 59
Tabel 4.4 Persentase Soal Nomor 3 ................................................................... 60
Tabel 4.5 Persentase Soal Nomor 4 ................................................................... 60
Tabel 4.6 Persentase Soal Nomor 5 ................................................................... 61
Tabel 4.7 Persentase Soal Nomor 6 ................................................................... 62
Tabel 4.8 Persentase Soal Nomor 7 ................................................................... 63
Tabel 4.9 Persentase soal Nomor 8 .................................................................... 64
Tabel 4.10 Persentase Soal Nomor 9 ................................................................. 64
Tabel 4.11 Persentase Soal Nomor 10 ............................................................... 65
Tabel 4.12 Persentase Soal Nomor 11 ............................................................... 66
Tabel 4.13 Persentase Soal Nomor 12 ............................................................... 67
vii




Tabel 4.14 Persentase Soal Nomor 13 ............................................................... 67
Tabel 4.15 Persentase Soal Nomor 14 ............................................................... 68
Tabel 4.16 Persentase Soal Nomor 15 ............................................................... 68
viii




DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ............................................................................... 31
Gambar 3.1 Alur Penelitian ................................................................................ 33
Gambar 3.2 Alur Pembuatan Three-Tier Test .................................................... 39
Gambar 3.3 Scattegram Korelasi Tingkat Kepercayaan dan Skor 2 ................. 43
Gambar 4.1 Grafik Persentase Miskonsepsi, Tidak Paham dan Paham
Konsep Berdasarkan Kelas Konsep Virus ..................................... 54
Gambar 4.2 Grafik Persentase Perbandingan Skor Jawaban Benar .................... 55
Gambar 4.3 Grafik Persentase false positive, false negative, Tidak Paham
dan Paham Konsep Virus per Butir Soal ...................................... 56
Gambar 4.5 Jawaban soal three-tier test Nomor Lima ...................................... 61
Gambar 4.6 Jawaban soal three-tier test Nomor Enam .................................... 62
Gambar 4.7 Jawaban soal three-tier test Nomor 10........................................... 65
ix




DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampirn 1. RPP yang Digunakan Guru Mata Pelajaran dalam Kegiatan
Pembelajaran Konsep Virus........................................................... 77
Lampiran 2. Kisi-Kisi Wawancara Guru Bidang Studi Biologi ........................ 95
Lampiran 3. Hasil Wawancara Guru Bidang Studi Biologi .............................. 96
Lampiran 4. Kisi-Kisi Wawancara Klinikal Siswa SMAN 66 Jakarta ............. 99
Lampiran 5. Hasil Wawancara Klinikal Siswa X MIA 2 SMAN 66 Jakarta .... 101
Lampiran 6. Validitas Soal Open-ended (Pertanyaan Terbuka) ........................ 123
Lampiran 7. Validitas Soal Three-tier Test siswa X MIA 3 SMAN 66 ............ 158
Lampiran 8. Hasil Validitas Konstruk Soal Three-tier Test ............................. 205
Lampiran 9. Hasil Reliabilitas Soal Three-tier Test ........................................... 172
Lampiran 10. Hasil Uji Daya beda Soal Three-tier Test .................................... 176
Lampiran 11. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Three-tier Test (Anates) ........ 178
Lampiran 12. Soal Three-tier test ...................................................................... 180
Lampiran 13. Hasil Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMAN 74 Jakarta ............ 186
Lampiran 14. Uji Referensi ................................................................................ 205
Lampiran 15. Surat-surat .................................................................................... 211
Lampiran 16. Foto-foto Kegiatan ....................................................................... 213





x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun
2013 bahwa standar kompetensi kelulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan kelulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Standar kompetensi kelulusan digunakan untuk mengetahui ketercapaian dan
kesesuain antara standar kompetensi lulusan dan lulusan dari masing-masing
satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu
perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam
setiap periode.1
Penilaian dilakukan pada tahap evaluasi yang merupakan tahap akhir dan
bersifat penting bagi setiap proses pembelajaran dan pelatihan. Siswa akan
mengetahui kemampuannya secara jelas sehingga siswa dapat memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Kegiatan evaluasi dianggap sangat penting
bagi guru, karena dari hasil evaluasi dapat digunakan untuk menunjukkan
ketercapaian pembelajaran.2 Oleh karena itu dalam evaluasi dibutuhkan suatu alat
atau instrumen untuk mempermudah guru mengukur pencapaian tujuan
pembelajaran.3
Menurut BNSP standar kompetensi dan kompetensi dasar salah satu tujuan
mata pelajaran Biologi SMA/MA adalah mengembangkan kemampuan berpikir
analitis, induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi.
Selain kemampuan berpikir, pengembangan penguasaan konsep dan prinsip
biologi memiliki keterkaitan dengan IPA lainnya, dalam mengembangkan
1
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 201, Tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
2
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010),
h. 103.
3
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), h.
40.
1
2
pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri.4 Dalam jurnal Sencar dan
Eryilmaz, mata pelajaran Biologi menempati tempat ke-4 sebagai mata pelajaran
favorit sebanyak 15% setelah Matematika (34%), Fisika (16%), Kimia (11%) dan
mata pelajaran lain (24%).5 Persentase yang diperoleh dapat menjelaskan bahwa
Biologi sebagai salah satu mata pelajaran sains yang tidak mudah bagi siswa,
karena selain harus menghafal siswa juga dituntut untuk memahami konsep,
terutama pada konsep-konsep yang bersifat abstrak, yaitu konsep yang tidak bisa
dilihat secara langsung prosesnya oleh siswa.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajar. Salah satu penilaian hasil belajar adalah penilaian kognitif
yang dilakukan setelah siswa mempelajari suatu kompetensi dasar diakhir
semester dan jenjang satuan pendidikan.6 Menurut Supartini dan Djamarah dalam
Suwarto menyebutkan bahwa rendahnya prestasi belajar yang diperoleh dari
proses
pembelajaran
dikarenakan
siswa
mengalami
kesulitan
belajar.7
Berdasarkan penjelasan mengenai hasil dan kesulitan belajar dapat dikatakan
bahwa rendahnya hasil belajar di karenakan belum tercapainya kompetensi dasar
yang ditetapkan dengan nilai di bawah KKM, hal inilah yang dapat disebut
sebagai kesulitan belajar.
Kesulitan belajar perlu didiagnostik untuk dapat menemukan letak dan jenis
kesulitan yang dihadapai siswa dalam pembelajaran agar dapat dilakukan
perbaikan. Analisis kesulitan belajar dapat dilakukan dengan tes, salah satu tes
Analisis yang digunakan untuk melihat kesalahpahaman atau miskonsepsi pada
suatu konsep yang berisi konsep yang dirasa sulit oleh siswa.8 Menurut Mehrens
dan Lehmann tes diagnostik yang baik dapat memberikan gambaran yang akurat
mengenai miskonsepsi yang dimiliki siswa berdasarkan informasi kesalahan yang
4
BSNP, Standar Isi, 2014, (http://bsnp-indonesia.org)
Selen Sencar & Ali Eryilmaz, Factor Mediating the Effect of Gender on Ninth-Grade Turkish
Students’ Misconception Concerning Electric Circuit, Journal of Research in Science Teaching,
Vol. 41, 2004, p. 606.
6
Masnur Muslich, Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, (Jakarta: PT Refika Aditama,
2011), h.38.
7
Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
belajar. h. 87.
8
Ibid, h. 94.
5
3
dibuatnya.9 Kesulitan belajar siswa perlu diketahui, diperbaiki atau bahkan
dihilangkan, untuk mengetahui kesulitan belajar dilakukan pada konsep yang
dianggap sulit. Kesulitan belajar dapat diketahui melalui tes diagnostik yang dapat
mengukur kesalahpahaman atau miskonsepsi siswa.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 2 sekolah negeri di SMAN 66
dan SMAN 74 Jakarta Selatan, pada kelas XI menunjukan bahwa sekitar 57,58%
murid menganggap virus merupakan konsep yang tidak mudah, terutama pada sub
bab reproduksi dan klasifikasi. Sulitnya konsep virus bagi siswa dibuktikan
dengan rendahnya nilai ulangan harian siswa yaitu 64,74 dengan nilai kelulusan
7,5. Virus lebih kecil dan lebih sederhana dibandingkan bakteri dan prokarita,
virus tidak memiliki struktur dan mekanisme metabolisme dan tidak dapat
bereproduksi atau melaksanakan aktivitas metabolisme di luar sel inang.10
Struktur tubuh virus, metabolisme dan reproduksi yang tidak dapat dilihat oleh
mata tanpa alat bantu khusus dapat menyebabkan terbentuknya pemikiran abstrak
pada diri siswa.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru Biologi di
SMAN 66 dan SMAN 74, peneliti memperoleh informasi bahwa siswa
memperoleh kesulitan dalam mempelajari konsep virus terutama pada sub bab
yang menjelaskan klasifikasi dan reproduksi virus. Menurut pengalaman mengajar
selama 25 tahun ibu Nurwenda selaku tenaga pengajar atau guru di SMAN 74
Jakarta mengatakan pada umumnya kesalahpahaman atau miskonsepsi terjadi
karena, siswa kurang banyak membaca buku, siswa hanya bergantung pada
internet tanpa membacanya. Konsep ini meliputi sejarah penemuan virus, struktur
virus, cara hidup virus, reproduksi virus, klasifikasi virus, peranan virus,
pencegahan, pertahanan tubuh terhadap serangan virus dan prion.
Berdasarkan penjelasan yang diberikan, perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai penyebab kesulitan belajar karena kesalahpahaman atau
miskonsepsi dalam pembelajaran Biologi konsep Virus. Menurut Kaltakci &
Didis miskonsepsi terjadi pada setiap individu dan Hammer menyatakan beberapa
9
Ibid, h. 174
Neil A. Campbell. et al., Biologi, (Jakarta: Erlangga., 2008), Edisi Kedelapan Jilid 1, h. 412.
10
4
hal tentang miskonsepsi yaitu: miskonsepi yang terjadi dapat mempengaruhi
pengetahuan kognitif siswa, miskonsepsi terjadi apabila pola pemikiran siswa
berbeda dengan para ahli, miskonsepsi dapat mempengaruhi bagaimana siswa
memahami penjelasan ilmiah dan miskonsepsi harus diatasi, dihindari dan
dihilangkan untuk mencapai konsepsi yang sesuai dengan para ahli.11
Pada penelitian ini miskonsepsi akan diidentifikasi menggunakan tes
diagnostik Three-Tier Test. Three-Tier Test yang digunakan pada penelitian ini
dikembangkan oleh Haki Pesman dan Ali Eryilmaz dalam jurnalnya yang berjudul
”Development of a Three-Tier Test to Asses Misconception About Simple Electric
Circuit “. Hasil penelitian tersebut dijelaskan materi yang digunakan dalam
bentuk Three-Tier Test sangat mudah digunakan oleh guru SMA karena sangat
akurat dalam mengukur miskonsepsi siswa, dapat memantau kemajuan atau
efektifitas pembelajaran kerena nilai yang dihasilkan valid dan reliabel sehingga
dapat mengukur pemahaman kualitatif siswa, dapat memperkirakan persentase
tidak paham konsep (lack of knowledge) dari masing-masing soal dan dapat
membedakan miskonsepsi dan tidak paham konsep (lack of knowledge) ditambah
dengan soal dua tahap (two-tier) sebelumnya.12
Haki Pesman dan Ali Eryilmaz membagi miskonsepsi menjadi dua kategori
yaitu false positive dan false negative, berdasarkan jurnal Hestenes dan Halloun
false positive mengartikan bahwa siswa kurang paham (deficiency understanding)
dan false negative mengartikan bahwa siswa sedikitnya informasi yang diperoleh
siswa (less information).13 Miskonsepsi yang terjadi karena kurang atau sedikitnya
pemahaman siswa disebabkan oleh diri siswa, guru dan cara mengajar.Kurangnya
pemahaman siswa terhadap konsep Virus dapat menyebabkan miskonsepsi atau
siswa tidak tahu tentang materi yang diajarkan. Identifikasi miskonsepsi pada
konsep Virus dapat meggunakan Three-Tier Test sehingga dapat membedakan
siswa yang mengalami miskonsepsi ataupun tidak paham konsep.
11
Derya Kaltakci & Ali Eryilmaz, Identifying Pre-Service Physics Teacher Misconseption with
Three-Tier Tests, Journal of Secondary Science/Math, tt, p. 1.
12
Haki Pesman & Ali Eryilmaz, Development of a Three-Tier Test to Asses Misconception
About Simple Electric Circuit, The Journal of Education Research, 2010, p. 217.
13
David Hestenes & Ibrahim Halloun., Interpreting the force concept Inventory a Response to
Huffman and Heller, Article appeared in the Physics Teacher, 1995, p. 6
5
Sehingga, penulis tertarik mengidentifikasi miskonsepsi yang mungkin
muncul pada konsep Virus dengan penelitian yang berjudul “Identifikasi
Miskonsepsi pada Konsep Virus dengan Menggunakan Three-Tier Test “.
Dengan mengetahui kondisi miskonsepsi pada konsep Virus, peneliti berharap
para guru dapat mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi hambatan
tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka permasalahan
dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa masih tergolong rendah dalam konsep Virus
2. Berdasarkan hasil wawancara guru dan hasil survei siswa menganggap konsep
Virus sulit sehingga menyebabkan randahnya hasil belajar.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis membatasi permasalahan yang
akan diteliti pad hal-hal berikut ini:
1. Penggunaan Instrumen yang digunakan hanya memuat materi konsep Virus.
2. Identifikasi miskonsepsi hanya dilakukan pada siswa kelas X MIA di SMAN
74 Jakarta, berdasarkan hasil pembentukan soal Three-tier Test di SMAN 66
Jakarta.
3. Penelitian hanya menggunakan instrumen Three-Tier Test yang dikembangkan
oleh Haki pesman dan Ali Eryilmaz.
4. Berdasarkan Jurnal yang dikembangkan oleh Haki pesman dan Ali Eryilmaz
wawancara dilakukan pada soal tingkat pertama (tier pertama).
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah adalah:
6
1. Bagaimanakah miskonsepsi siswa kelas X MIA SMAN 74 Jakarta yang
terindentifikasi pada konsep Virus menggunakan Three-Tier Test?
2. Berapa besarkah persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep
Virus?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kondisi miskonsepsi siswa kelas X MIA SMAN 74 Jakarta pada
konsep Virus menggunakan Three-Tier Test.
2. Mengetahui persentase siswa kelas X MIA SMAN 74 Jakarta yang mengalami
miskonsepsi pada konsep Virus.
F. Manfaat Penelitiaan
Hasil Penelitian penggunaan instrumen Three-Tier Test ini diharapkan dapat
dimanfaatkan oleh guru dan peserta didik :
1. Bagi peneliti, merupakan pengalaman yang sangat berarti sebagai bekal untuk
meningkatkan kemampuan dalam perbaikan miskonsepsi peserta didik proses
pembelajaran dengan konsep Virus.
2. Bagi guru :
a. Membantu guru dalam mengetahui ada tidaknya miskonsepsi pada peserta
didik dalam konsep Virus.
b. Membantu guru dalam menyiapkan proses pembelajaran pada konsep Virus
sehingga dapat meminimalkan terjadinya miskonsepsi pada peserta didik.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Pengetahuan, Prakonsepsi, Konsep dan Pemahaman Konsep
1.
Pengetahuan
Istilah pengetahuan berdasarkan tata bahasa memiliki kata dasar tahu yang
memiliki arti mengerti setelah melihat suatu objek, sehingga pengetahuan dapat
diartikan segala sesuatu yang dapat diketahui dengan menggunakan alat indra.1
Menurut Suparno pengetahuan dibentuk (dikonstruksi) oleh diri siswa dengan
lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu pengetahuan adalah konstruksi siswa atau
mahasiswa sendiri (tentu saja dengan bantuan guru, pendidik atau dosen),
meskipun diberi bahan atau pelajaran yang sama siswa dapat membangun
pengetahuan yang berbeda dengan yang diingkan guru.2
Menurut Bloom, pengetahuan berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan
dengan ingatan, yaitu segala sesuatu yang terekam dalam otak.3 Siswa
memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman sehari-hari. Pengetahuan yang
terbentuk dalam diri siswa akan membentuk sebuah pengalaman, sehingga
terbentuklah ingatan yang akan tertanam pada diri siswa.
Piaget menjelaskan bahwa pengetahuan diperoleh melalui dua proses yaitu
asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses memperoleh informasi tentang
lingkungan dan memasukkannya dalam struktur pengetahuan, yang disebut
skema. Sedangkan, akomodasi adalah proses perubahan struktur pengetahuan
siswa. Piaget
menggunakan istilah
equilibration
(keseimbangan)
dalam
menyeimbangkan antara asimilasi dan akomodasi. Pengalaman membangun
1
Pusat
Bahasa
Depdiknas
RI,
KBBI
Daring,
2015,
(http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php).
2
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan konsep dalam Pendidikan fisika. (Jakarta: PT
Grasindo, 2005), h. 30-31.
3
Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta Cet, 2009), h,64-67.
7
8
struktur kognitif anak melalui permasalahan atau ketidakseimbangan, struktur
pengetahuan yang dimiliki tidak sama dengan pengalaman yang dimiliki anak.
Permasalahan kognitif ini menciptakan struktur atau skema baru dan equilibration
(keseimbangan) akan terbentuk dari pengalaman (input) dan pengetahuan
(internal structure).4 Piaget juga menjelaskan bagaimana struktur kognitif
dibangun:5
Tabel 2.1 Tingkatan dan Deskripsi Struktur Kognitif
Deskripsi
Pengetahuan diperoleh dan disusun melalui daya tanggap
sensorik dan aktivitas motorik. Skema melibatkan tindakan
dibandingkan simbolis.
Praoperasional Pengetahuan diperoleh dan disusun melalui simbol (symbolic
(2-7 tahun)
behavior) dan kata-kata, tapi skema berdasarkan intuisi
dibandingkan logika atau pemikiran.
Operasional
Pengetahuan diperoleh dari struktur simbolik dan logika, tapi
konkrit (nyata) skema terbatas hanya pada objek dan kejadian nyata.
(7-11 tahun)
Operasional
Pengetahuan diperoleh dan sisusun secara simbolis dan logis,
formal (11
dan dugaan sementara digunakan untuk menghasilkan
tahun keatas) kemungkinan yang terjasi pada situasi tertentu.
Tingkatan
Sensorimotor
(0-2 tahun)
Pengetahuan merupakan proses awal pembelajaran siswa mengetahui suatu
hal yang diperoleh melalui pengalaman sehari-hari melalui proses asimilasi atau
informasi awal, sehingga terbentuk sebuah akomodasi dengan informasi lainnya
sehinnga akan membentuk keseimbangan (equilibration) yang terekam pada otak.
Pembentukan pengetahuan awal siswa dari proses melihat, mendengar, merasakan
dan memahami lingkungan sekitar tanpa adanya pengajaran formal disebut
sebagai prakonsepsi.
2.
Prakonsepsi
Menurut Al-Rubayea dalam jurnal Yasin Kutluay menjelaskan bahwa
sebelum siswa mendapatkan pengajaran di kelas siswa sudah memiliki pemikiran
mengenai kehidupan yang ada di sekitar mereka. Prakonsepsi membantu siswa
4
James P. Byrnes, Cognitive Deveploment and Learning, ( America: Pearson and AB, 2009),
Third Edition, h. 16-18.
5
R.Charlesworth, Karen. K Lind, Math and Science for Young Children, (Canada: Wadsworth,
2013), Seventh Edition, h. 9-11.
9
memahami keadaan sekitar mereka, kadangkala prakonsepsi yang terbentuk tidak
sesuai dengan kenyataan ilmiah. Pemikiran yang dimiliki siswa sebelum
mendapatkan pembelajaran disebut dengan pengetahuan awal atau prakonsepsi.6
Menurut Paul Suparno prakonsepsi adalah suatu konsep awal tentang suatu
bahan sebelum siswa mengikuti pelajaran formal di bawah bimbingan guru.
Konsep awal yang sudah dimiliki siswa sering kali mengandung miskonsepsi.
Prakonsepsi dapat diperoleh dari orangtua, teman, awal sekolah, dan pengalaman
di lingkungan. Siswa dengan prakonsepsi menunjukan bahwa pikiran anak sejak
lahir tidak diam, tetapi terus aktif untuk memahami sesuatu. Menurut Piaget
pikiran anak terus menyesuaikan diri dengan situasi, sehingga dapat mengerti
suatu masalah. Berdasarkan pengalaman ini, pendidikan formal oleh guru hanya
merupakan sebagian kecil dari proses pembentukan pengetahuan karena, dalam
pengertian kontruktivime proses kontruksi anak terus berjalan sejak anak lahir.7
Prakonsepsi merupakan dasar utama atau bahan yang dijadikan tolak ukur
kemampuan siswa dalam pembelajaran, sehingga mempermudah mengetahui
sejauh
mana
diperolehnya.
siswa
memahami
Pengetahuan
awal
konsep
berdasarkan
dalam
kehidupan
pengalaman
sehari-hari
yang
banyak
mengandung objek pengamatan Biologi seperti tumbuhan dan hewan disebut
dengan konsep Biologi.
3.
Konsep
Konsep adalah suatu gagasan abstrak yang digeneralisasikan dari contoh yang
bersifat spesifik, pengajaran konsep meliputi penggunaan contoh yang banyak dan
mahir. Tennyson dan Park dalam Robert E. Slavin mengusulkan agar guru
mengikuti tiga aturan ketika menyajikan konsep yaitu: berikan contoh dari mudah
hingga sulit, contoh yang dipilih berbeda satu dengan lainnya dan dapat
membandingkan serta membedakan masing-masing contoh.8 Konsep adalah
bagian dari penjelasan ilmiah, konsep seperti pengkodean dan mencari merupakan
6
Yasin Kutluay, “Diagnosis Of Eleventh Grade Students’ Misconceptionsabout Geometric
Optic By A Three-Tier Test”, Tesis Master, Middle East, Technical University, Turkey, 2005, p.1.
7
Suparno, op. cit., h. 34-35.
8
Robert E.Slavin. Psikologi Pendidikan teori dan Praktik. ( Jakarta: PT Indeks, 2008), h.299.
10
bagian dari penjelasan psikologi untuk mengetahui cara seseorang mengingat.9
Menurut Piaget konsep tidak memiliki tujuan prosedur yang bersifat
mengarahkan, hanya dalam bentuk pemahaman yang melibatkan berbagai hal dan
aspek yang terdapat didalamnya, seharusnya konsep terbentuk dengan cara
abstraksi. Proses abstraksi memerlukan waktu dan banyak pengalaman dengan
benda di berbagai situasi yang berbeda.10
Menurut Amin dalam Achmad Ansori konsep merupakan suatu gagasan atau
ide yang didasarkan pada pengalaman tertentu yang relevan dan dapat
digeneralisasikan, konsep yang akan terbentuk apabila dua atau lebih objek
dibedakan berdasarkan ciri-ciri umum, bentuk atau sifat-sifatnya. Menurut
Achmad Zanuar konsep tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan satu sama
lain dalam suatu sistem dinamik yang disebut sistem konseptual, contohnya
konsep ekosistem terdiri atas konsep-konsep tumbuhan, hewan, sinar matahari,
jaring-jaring makanan, siklus materi, aliran energi dan faktor-faktor lingkungan.11
Sama halnya dengan konsep virus yang digunakan dalam penelitian akan
berhubungan dengan ciri tubuh virus, cara hidup dan bereproduksi virus,
klasifikasi virus, peranan virus dalam kehidupan, pencegahan dan pengobatan
infeksi virus, pembiakan virus, viroid dan prion.
Pemahaman peserta didik diperoleh dari pemahamannya terhadap suatu
konsep atau materi yang dipelajari. Menurut Sund and Trowbridge dalam jurnal
Achmad Ansori konsep suatu objek diperoleh dari hasil persepsi terhadap gejalagejala alam, karena persepsi tersebut diperoleh pemahaman konseptual tentang
objek tersebut, contohnya dari hasil persepsi terhadap macam-macam bentuk meja
akan diperoleh pemahaman konseptual tentang meja.12 Menurut Suparno suatu
konsep diperoleh dari hasil konstruktivisme siswa terhadap pengetahuannya
dengan melakukan kontak dengan lingkungan, tantangan dan bahan yang
dipelajari.13
9
Byrnes, op, cit., p. 311.
Ibid, p. 15.
11
Achmad Z. Ansori, “ Miskonsepsi dalam Pembelajaran Sains di Madrasah Ibtidaiyah”,
Jurnal Edukasi, tt, h. 3.
12
Ibid.
13
Suparno, op. cit., h. 30.
10
11
Pengertian-pengertian mengenai konsep biologi dari paragraf sebelumnya
dapat disimpulkan sebagai suatu pemikiran atau pemahaman tentang suatu objek
biologi
yang bersifat abstrak yang diperoleh dari suatu pengalaman dengan
menggunakan alat indra.
4.
Pemahaman Konsep
Webster dalam buku Joel J. Mintzes et al, mendefinisikan pemahaman
sebagai kekuatan untuk membuat suatu pengalaman sehingga mudah dimengerti
sesuai dengan konsep yang tepat. Seseorang bisa dikatakan paham atau memiliki
pemahaman bila:14
a.
Pemahaman yang kita bangun sesuai dengan pemahaman yang dimiliki orang
lain.
b.
Perbedaan pandangan atau pemahaman yang dimiliki oleh diri sendiri
menemui titik temu.
c.
Penjelasan yang diberikan tidak memerlukan dalil atau teori.
d.
Pandangan yang diberikan dapat didukung oleh standar konseptual dan
metodologi paradigma ilmiah yang berlaku.
Pemahaman adalah proses dari pembelajaran bermakna, pembelajaran
bermakna adalah dasar untuk memahami proses terjadinya pengetahuan.15
Menurut teori Ausubel pembelajaran bermakna berbeda dengan pembelajaran di
luar kepala (hafalan), untuk belajar secara bermakna siswa harus memilih
pengetahuan baru untuk konsep yang benar dengan pengetahuan yang mereka
miliki sebelumnya. Sedangkan pembelajaran di luar kepala (hafalan) pengetahuan
baru diperoleh secara sederhana dengan ingatan secara verbal dan acak, dalam
penggabungannya pada struktur pengetahuan yang dimiliki tidak memperhatikan
pengetahuan yang dimilikinya.16
14
Joel J. Mintzes, et. al., Assessing Science Understanding, (California: Elsevier Academic
Press, 2005), h. 42.
15
Ibid., h. 8.
16
Joseph D. Novak, D. Bob Gowin, Learning How to Leearn, (America: Cambridgae
University Press, 1984), p. 7.
12
Pemahaman konsep bertujuan untuk melihat pemikiran seseorang, tidak
hanya melihat tentang apa yang diketahui tapi juga bagaimana cara berpikir
mengenai informasi yang dibangun, terorganisir, disimpan, diambil dan
dimanipulasi. Penilaian pemahaman konseptual seperti kaca atau kamera yang
dapat menangkap dan mengevalusi gambaran individu atau kelompok mengenai
pengetahuan dan gambaran mengenai suatu konsep pada waktu tertentu.17
Dengan demikian siswa dikatakan mengerti atau paham ketika konstruksi
atau pembangunan pemikiran yang dimilikinya sesuai dengan konsep yang
terdapat dalam ilmu ilmiah. Pemahaman dapat menyebabkan siswa memiliki
pembelajaran
yang bermakna mengenai
suatu
konsep, dengan
adanya
pembelajaran bermakna siswa dapat memilih pengetahuan baru yang sesuai
dengan konsep yang dimiliki para ahli.
Pembelajaran bermakna diperoleh siswa memalui beberapa tahapan. Pertama
berasal dari pengetahuan siswa, pengetahuan diperoleh dari proses asimilasi
(melihat, mendengar dan merasakan) serta akomodasi sebagai pencampuran atas
beberapa informasi yang diperoleh mengenai suatu konsep. Setelah pengetahuan
terbentuk siswa memiliki pengertian awal mengenai suatu konsep sebelum
terjadinya pembelajaran formal disebut prakonsepsi. Konsep adalah pemikiran
atau gagasan mengenai suatu objek dari contoh yang dilihat dari hasil proses
perolehan pengetahuan (asimilasi dan akomodasi), seringkali konsep yang dilihat
oleh siswa mengenai gejala-gejala yang terjadi di alam dan makhluk hidup yang
ada disekitar lingkungan sehingga, dapat disebut konsep biologi. Meskipun
demikian seringkali persepsi yang berasal dari pengetahuan awal siswa tidak
sesuai dengan dalil atau teori ilmiah, sehingga terjadi ketidakseimbangan yang
dapat menyebabkan kesalahpahaman atau miskonsepsi.
17
Mintzes, op cit., p. 202.
13
B. Miskonsepsi
1.
Definisi Miskonsepsi
Siswa datang ke kelas dengan banyak pemikiran informal atau konsep intuisi
yang tidak sama dengan konsep ilmiah yang dikatakan oleh para ahli. Siswa
mempertahankan konsep yang mereka miliki bahkan setelah mempelajari konsep
formal di kelas. Permasalahan antara konsep informal siswa dan konsep yang
diajarkan menyebabkan siswa mengubah atau melupakan konsep yang tepat.
Karena konsep intiusi siswa menyimpang dari konsep ilmiah, konsep intuisi inilah
yang disebut miskonsepsi.18
Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak
sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima pakar dalam suatu
bidang, kemudian dikatakan bahwa miskonsepsi sebagai suatu kesalahan dan
hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep.19 Hasan Sahid dan Bilal
mengatakan bahwa miskonsepsi adalah suatu pengertian yang tidak sesuai dengan
dengan kenyataan ilmiah.20 Fowler dan Jaoude menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan miskonsepsi adalah pengertian tentang suatu konsep yang tidak tepat,
salah dalam menggunakan konsep nama, salah dalam mengklasifikasikan contohcontoh konsep, keraguan terhadap konsep-konsep yang berbeda, tidak tepat dalam
menghubungkan berbagai macam konsep dalam susunan hirarkinya atau
pembuatan generalisasi suatu konsep yang berlebihan atau kurang jelas.21
Menurut Hammer dalam jurnal Haki Pesman dan Ali Eryilmaz menyebutkan
bahwa miskonsepsi adalah struktur kognitif yang dapat berubah, mempengaruhi
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep ilmiah dan harus diatasi sehingga
siswa dapat belajar konsep ilmiah secara efektif.22
Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan, maka miskonsepsi
dapat diartikan sebagai pengertian atau pemahaman yang tidak sesuai dengan
18
Byrnes, op. cit., p. 311.
Suparno, op. cit., h. 4.
20
Hasan Sahin & Bilal, Developing Three-Tier Misconception Test About Regular Circular
Motion, Journal of Education, 2011, p. 278-292.
21
Ansori, op. cit., h. 5.
22
Haki Pesman & Ali eryilmaz, Development of a Three-Tier Test to Asses Misconception
About Simple Electric Circuit, The Journal of Education Research, 2010, p. 208.
19
14
pengertian atau teori yang dimiliki oleh para ilmuan. Siswa yang mengalami
miskonsepsi akan terus menanamkan konsep yang salah mengenai suatu
pengetahuan dalam pengetahuan kognitifnya sehingga diperlukan penelusuran
lebih jauh mengenai sumber dan penyebab miskonsepsi.
2.
Sumber dan Penyebab Miskonsepsi
Alasan utama siswa memiliki miskonsepsi adalah banyaknya konsep ilmiah
yang memerlukan abstraksi atau pengamatan.23 Miskonsepsi terjadi pada semua
bidang sains, seperti fisika, kimia, biologi dan antariksa. Miskonsepsi yang terjadi
pada siswa dapat terjadi selama proses pembelajan.
Menurut Paul Suparno adanya konsep awal (prakonsepsi), kemampuan, tahap
perkembangan, minat, cara berpikir, dan teman lain yang dibawa siswa ke kelas
formal. Faktor yang disebabkan oleh guru dapat berupa ketidakmampuan guru,
kurangnya penugasan bahan, cara mengajar yang tidak tepat atau sikap guru
dalam berelasi dengan siswa kurang baik. Konteks, seperti budaya, agama, bahasa
sehari-hari juga mempengaruhi miskonsepsi siswa.24 Menurut Ansori yang
menyebabkan miskonsepsi adalah bentuk-bentuk pengalaman sehari-hari yang
dibawa murid ke sekolah. Tidak melibatkan secara langsung dalam situasi
percobaan.25 Secara skematis, penyebab miskonsepsi dapat dilihat pada tabel
berikut:26
Tabel 2.2 Kriteria Pengelompokan Tingkat Pemahaman Siswa
Sebab Utama
Sebab Khusus
Siswa
1. Prakonsepsi
2. Pemikiran asosiatif
3. Pemikiran humanistik
4. Reasoning yang tidak lengkap
5. Intuisi yang salah
6. Tahap perkembangan kognitif siswa
7. Kemampuan siswa
8. Minat belajar siswa
23
Byrnes, op. cit., p.313
Suparno, op.cit., h. 29.
25
Ansori, op. cit., h. 7-8.
26
Suparno, op.cit., h 53.
24
15
Sebab Utama
Guru
Buku Teks
Konteks
Cara Mengajar
Sebab Khusus
1. Tidak menguasai bahan, tidak kompeten
2. Bukan lulusan dari bidangnya
3. Tidak memberikan kesempatan siswa untuk
memberikan gagasan
4. Hubungan guru dan siswa yang tidak baik
1. Penjelasan yang tidak tepat
2. Salah menuliskan rumus
3. Tingkat kesulitan buku cukup tinggi bagi siswa
4. Demi menarik pembaca, terkadang buku sains
fiksi menyimpang dari konsepnya
5. Kartun sering memuat miskonsepsi
1. Pengalaman siswa
2. Bahasa sehari-hari berbeda
3. Teman diskusi yang salah
4. Keyakinan dan agama
5. Penjelasan orang lain yang keliru
6. Konteks hidup siswa
7. Kondisi perasaan siswa
1. Hanya ceramah dan menulis
2. Tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa
3. Tidak mengoreksi PR yang salah
4. Model analogi
5. Model praktikum
6. Model diskusi
7. Model demonstrasi yang sempit
8. Non-multiple intellegences
Terdapat banyak sumber dan penyebab miskonsepsi, miskonsepsi dapat
terjadi karena diri siswa, guru, maupun lingkungan sekitar. Miskonsepsi perlu di
diketahui, diperbaiki maupun dihilangkan, maka dibutuhkan alat diagnostik dalam
mengidentifikasi miskonsepsi.
3.
Cara Mengidentifikasi Miskonsepsi
Sebelum membantu untuk mengentaskan permasalahan miskonsepsi yang
terjadi pada siswa, perlu diketahui terlebih dahulu darimana asal miskonsepsi
tersebut, barulah kita dapat melakukan identifikasi miskonsepsi yang terjadi pada
siswa. Banyak siswa membangun pemahaman dan konsep dari sebuah kejadian
atau fenomena ilmiah dengan apa yang mereka lihat melalui indra penglihatan,
pemahaman yang diperoleh dari proses melihat tidak sesuai dengan pemahaman
16
yang dimiliki ilmu science secara umum. Hasilnya ketidakpahaman atau konsep
lain yang terbentuk, jika tidak diperbaiki akan tertanam dalam struktur kognitif
siswa dan mengganggu pembelajaran berikutnya. Akibatnya, siswa akan
mengalami kesulitan dalam menerima informasi baru dalam struktur kognitif,
sehingga terbentuklah pemahaman yang tidak tepat dari konsep baru yang akan
mereka terima. 27
Perbaikan yang dilakukan pada pendidikan science pada umumnya lebih
menekankan pada isi kurikulum dibandingkan prosedur penilaian yang baru
berupa tes diagnostik. Tes diagnostik digunakan di awal atau di akhir pada suatu
topik pembelajaran sehingga dapat membantu guru untuk memahami seberapa
jauh pemahaman siswa dan mengetahui letak miskonsepsi siswa pada suatu topik
pembelajaran.28 Tes diagnostik adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi adanya miskonsepsi pada siswa berikut ini adalah beberapa alat
deteksi yang sering digunakan oleh para peneliti antara lain:29
Pertama peta konsep, yaitu menghubungkan antara konsep dengan konsep
dan menekankan gagasan-gagasan pokok yang disusun secara hierarki dan jelas
dalam mengungkap miskonsepsi siswa karena miskonsepsi siswa dapat dilihat
dengan hubungan antara satu konsep dengan konsep lainnya benar atau salah.
Kedua, tes multiple choice dengan reasoning terbuka, yaitu penggunaan tes
pilihan berganda dengan pertanyaan terbuka dan siswa harus menjawab atau
menulis alasan mereka. Dengan memilih satu jawaban antara pilihan salah yang
diberikan dapat mengartikan miskonsepsi yang terjadi
Ketiga, tes esai tertulis, dari tes ini akan diketahui miskonsepsi yang dibawa
siswa setelah itu dapat dilakukan wawancara untuk mengetahui tentang
miskonsepsi tersebut.
Keempat wawancara wiagnosis, yaitu mengetahui miskonsepsi siswa
sekaligus penyebabnya. Melalui wawancara dapat dipahami pola pikir siswa.
27
David F. Treagust, “Diagnostic assassment in science as a means to improving teaching,
learning and retention”, UniServe Science Assessment Symposium Proceedings, 2006, p.1.
28
Ibid., p.6.
29
Suparno, op.cit., h 121-129.
17
Kelima diskusi dalam kelas, melalui diskusi akan diungkapkan gagasangagasan para siswa tentang konsep yang telah diajarkan atau yang hendak
diajarkan, dari diskusi tersebut dapat dideteksi apakah gagasan mereka itu tepat
atau tidak.
Keenam praktikum dengan tanya jawab, yaitu guru memberikan pertanyaan
tentang bagaimana konsep yang dimiliki siswa dan menjelaskan praktikum
tersebut dengan tanya jawab antara guru dengan siswa dapat mendeteksi siswa
memiliki miskonsepsi atau tidak.
Pada penelitian digunakan tes diagnostik Three-Tier Test untuk mengetahui
sebab permasalahan yang dialami siswa terutama mengenai konsep virus. ThreeTier Test adalah tes diagnostik berlapis tiga tingkat yang terdiri dari pilihan ganda
pada tingkat pertama, alasan memilih pada tingkat kedua dan tingkat keyakinan
jawaban pertanyaan pertama dan kedua pada tingkat ketiga.
4.
Cara Mengatasi Miskonsepsi
Miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat terjadi karena sebab utama yang
bersal dari diri siswa, guru, buku teks, konteks dan cara mengajar. Miskonsepsi
perlu diketahui dan dihilangakan agar terjadi pembelajaran yang bermakna.
Secara skematis, cara mengatasi miskonsepsi dapat dilihat pada tabel berikut:30
Tabel 2.3 Cara Mengatasi Miskonsepsi
Sebab utama
Sebab khusus
Kiat mengatasi
siswa
Prakonsepsi
Dihadapkan pada kenyataan
Pemikiran asosiatif
Dihadapkan pada kenyataan dan
peristiwa anomal
Pemikiran humanistik
Dihadapkan pada kenyataan dan
anomali
Reasoning tidak lengkap
Dilengkapi dihadapkan pada
kenyataan
Intuisi yang salah
Dihadpkan
pada
kenyataan
anomali asionalitas
Perkembangan
kognitif Diajar sesuai level perkembangan
siswa
mulai dengan yang konkret, baru
kemudian yang abstrak
Kemampuan siswa
Dibantu pela-pelan proses
30
Suparno, op.cit., h 81.
18
Sebab utama
Sebab khusus
Siswa
Minat belajar siswa
Guru
pengajar
Buku teks
Konteks
Cara
mengajar
Kiat mengatasi
motivasi kegunaan fisika vanasi
pembelajaraan
Belajar lagi lulusan bidang fisika
Memberi waktu siswa untuk
mengungkapkan gagasan secara
lisan atau tertulis
Relasi yang enak akrab humor
Dikoreksi dan dibenarkan
Dikoreksi secara teliti
Disesuaikan dengan level siswa
Dilatih
oleh
guru
cara
menggunakan teks
Dibenarkan
Tidak menguasai bahan
Tidak memberi waktu
siswa
untuk
mengungkapkan gagasan
Relasi guru siswa jelek
Penjelasan keliru
Salah tulis
Level kesulitan tulisan
Siswa tidak tau tahu
menggunakan buku teks
Buku fisika sains keliru
konsep
Kartun salah konsep
Dikoreksi
Pengalaman siswa keliru
Dihadapkan pada pengalaman
baru sesuai konsep fisika.
Bahasa sehari-hari berbeda Dijelaskan perbedaannya dengan
contoh
Teman diskusi keliru
Mengungkapkan
hasil
dan
dikritisi guru
Kenyakinan agama
Dijelaskan perbedaannya
Hanya
ceramah
dan Dirangsang dengan pertanyaan.
menulis
Langsung
ke
bentuk Memulai dengan gejala nyata baru
matematika
rumus.
Tidak
mengungkapkan Guru memberi kesempatan siswa
miskonsepsi siswa
mengungkapkan gagasan
PR tidak dikoreksi
Dikoreksi cepat dan ditunjukkan
salahnya.
Model analogi
Ditunjukkan kemungkinan salah
konsep.
Model praktikum
Diungkapkan hasilnya dan deberi
komentar.
Model diskusi
Diungkapkan hasilnya dan diberi
komentar.
Non multiple intellgen
Multiple intelligen
Penelitian yang dilakukan hanya didasarkan pada miskonsepsi yang terjadi
karena siswa dan buku teks yang digunakan, setelah melakukan penelusuran buku
teks biologi yang digunakan dalam pembelajaran (Biologi SMA/MA kelas X
kurikulum 2013) dengan membandingkan dua buku teks lainnya (Campbell dan
19
Biologi kelas X kurikulum KTSP) disimpulkan tidak terdapat faktor yang
desebabkan karena buku teks yang digunakan. Dari itu miskonsepsi yang terjadi
banyak terdapat pada diri siswa, meskipun demikian miskonsepsi pada konsep
Virus dapat diperbaiki mengingat pentingnya konsep Virus dalam aplikasi
kehidupan sehari-hari.
5.
Identifikasi Miskonsepsi dengan tes diagnostik Three-Tier Test
Banyak instrumen diagnostik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
miskonsepsi pada siswa. Salah satunya adalah melakukan wawancara, dengan
melakukan wawancara guru dapat mengetahui informasi kemampuan kognitif dan
alasan bebas yang diberikan siswa. Menurut Derya Kaltakci dan Ali Eryilmaz
terdapat beberapa teknik wawancara yang telah dilakukan adalah Piagetian
Clinical Interview (PCI), Interview-About-Instances (IAI), Interview-About-Event
(IAE), Prediction-Observation-Explanation (POE), Individual Demostration
Interview (IDI) dan Teaching Experiment (TE). 31 Menurut Ayla Cetin Dindar dan
Omer Geban wawancara dapat memberikan informasi lebih detail mengenai
gambaran atau pemikiran lain yang dimiliki oleh siswa mengenai suatu konsep,
tetapi banyak waktu dibutuhkan untuk mengetahui miskonsepsi dari banyak
siswa32
Tes diagnostik pilihan ganda memang dapat diberikan oleh sejumlah besar
individu, tetapi tidak dapat menyelidiki respon siswa. Jika hanya tes pilihan ganda
yang bersifat one-tier dapat diartikan secara berlebihan, karena siswa dianggap
tidak memiliki kemampuan dengan melihat jawaban salah yang dikerjakan siswa.
Jawaban salah siswa dari soal pilihan ganda belum tentu menunjukan bahwa
siswa mengalami tidak tahu konsep (lack knowledge).33 Kekurangan yang dimiliki
tes diagnostik pilihan ganda (one-tier test) dilengkapi oleh tes diagnostik two-tier
test yang dikembangkan oleh Treagust dan Chen.
31
Derya Kaltakci & Ali Eryilmaz, Identifying Pre-Service Physics Teacher Misconseption with
Three-Tier Tests, Journal of Secondary Science/Math, tt, p. 2.
32
Ayla C. Dindar & Omar Geban, Development of a Three-tier test to Assess High School
Students Understanding of Acid and Bases, Journal of Procedia Social and Science, 2011, p. 600.
33
Derya Kaltakci & Ali Eryilmaz, op. cit., p. 2.
20
Two-Tier Test yang dikembangkan terdiri dari dua tahapan, tahap pertama
berupa pilihan ganda dan tahap kedua berupa pertanyaan alasan dari tahapan
pertama. Griffard dan Wandersee dalam Yasin Kutluay menyebutkan bahwa TwoTier Test tidak dikembangkan dengan mempertimbangkan ingatan ataupun
pemikiran siswa, oleh karena itu mereka menyatakan seharusnya soal yang dibuat
didasarkan pada proposisi ilmiah yang benar dari peta konsep yang telah
digunakan dalam desain tes, soal benar-benar dapat mendiagnosis kesalahan
dalam kerangka konseptual dibandingkan hafalan teori. Mereka juga menegaskan
bahwa hasil tes menunjukan presentasi miskonsepsi yang terlalu tinggi karena
ketidaktahuan tidak dapat dibedakan dari miskonsepsi.34
Setelah Two-Tier Test dikembangkanlah Three-Tier Test sebagai instrumen
diagnostik oleh Eryilmaz dan Surmeli di samping dua tingkatan pertama mereka
membuat keyakinan siswa tentang jawaban mereka pada tier ketiga. Presentasi
miskonsepsi tinggi yang dimaksud oleh Griffard dan Wandersee dijelaskan oleh
Eryilmaz dan Sumerli dalam jurnal Yasin Kutluay hasil penelitian menunjukan
bahwa 46% siswa mengalami miskonsepsi pada tingkat pertama, 27%
miskonsepsi pada tingkat pertama dan kedua, dan 18% miskonsepsi pada tingkat
pertama, kedua dan ketiga. Tingginya persentase yang diperoleh menunjukan
tingginya miskonsepsi pada Two-Tier Test tanpa dapat dibedakan antara
miskonsepsi dan tidak tahu (lack of knowledge).35 Setelah itu tes dengan tiga
tingkatan (Three-Tier Test) digunakan oleh banyak peneliti lain.
Berdasarkan penelitian Derya Kaltakci & Ali Eryilmaz Three-Tier Test
diberikan kepada calon guru fisika yang akan mengajar di SMA, tahapan
pengembangan Three-Tier Test yang dikembangkan adalah sebagai berikut:36
Melakukan wawancara, wawancara dilakukan dan disesuaikan dengan peserta
a.
yang akan diteliti. Pada tahap ini miskonsepsi secara umum pada suatu topik
dapat ditemukan karena dengan wawancara peserta diberikan waktu untuk
berpikir, untuk menguraikan jawaban dan alasan mereka, dan juga
34
Kutluay, op, cit., p.2.
Ibid., p.19.
36
Derya Kaltakci & Ali Eryilmaz, op. cit., p. 2.
35
21
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mendapatkan informasi secara
mendalam.
Tes open-ended atau tes terbuka, digunakan untuk mengetahui kemampuan
b.
peserta secara umum dan untuk membuat pengecoh pada tahap kedua pada
soal Three-Tier Test.
Instrumen Three-Tier Test lalu diukur validitas dan reabilitasnya oleh
c.
peneliti, dan tes diberikan kira-kira selama 30-35 pada hari yang berbeda.
Berdasarkan penelitian Hasan Sahin dan Bilal pengembangan istrumen
Three-Tier Test diterapkan pada konsep gerak melingkar beraturan. Tahapan
pengembangan instrumennya adalah sebagai berikut:37
a.
Tahap pertama adalah membuat pertanyaan pertama atau tingkat pertama
berupa tes pilihan ganda yang berisi pertanyaan konseptual. Pada fase ini
item tes memiliki lima pilihan jawaban.
b.
Tahap kedua adalah melakukan wawancara kepada 10 siswa, hasil dari
wawancara digunakan untuk membuat pertanyaan kedua atau tingkat kedua.
Tahap kedua terdiri dari pilihan ganda dan memiliki jawaban yang bersifat
terbuka untuk menjawab alasan jawaban atas pertanyaan pertama, siswa
menulis apapun yang mereka suka. Pada fase ini ada delapan pilihan
Termasuk pertanyaan yang bersifat terbuka.
c.
Tahap ketiga adalah berupa pertanyaan keyakinan jawaban siswa yang terdiri
dari dua pernyataan yaitu yakin atau tidak.
Sri
Budiningsih
menggunakan
instrumen
Three-Tier
Test
untuk
mengidentifikasi miskonsepsi siswa kelas X SMA pada konsep listrik dinamis.
Pengembangan instrumen Three-Tier Test yang digunakan oleh Sri Budiningsih
merupakan
penyederhanaan
penelitian
dan
pengembangan
yang
yang
dikemukakan oleh Borg dan Gall dalam Sukmadinata, tahapannya adalah sebagai
berikut:38
a.
Studi pendahuluan, pada tahap studi pendahuluan terdiri dari studi
kepustakaan dan survei lapangan.
37
Sahin, op. cit., h. 278.
Sri Budiningsih, “Pengembangan Instrumen Diagnostik Three-Tier Untuk Mengidentifikasi
Miskonsepsi Listrik Dinamis Siswa Kelas X SMA”, Jurnal Edukasi, tt, h. 2.
38
22
b.
Pengembangan produk, pada tahap pengembangan produk terdiri dari lima
kegiatan yaitu identifikasi tujuan tes dan ruang lingkup materi, penyusunan
kisi-kisi tes, penulisan butir soal, validasi oleh ahli dan revisi I.
c.
Uji coba produk, pada tahap uji coba produk terdiri dari tiga kegiatan utama
yaitu uji coba butir soal, analisis butir soal dan revisi II. Butir soal yang
memenuhi kriteria valid dan reliabel diterapkan kepada siswa untuk
mengetahui miskonsepsi.
Berdasarkan jurnal yang berjudul Development of a Three-tier test to Assess
High School Students Understanding of Acid and Bases yang dikembangkan oleh
Ayla C. Dindar dan Omer Geban menjelaskan pengembangan instrumennya
dengan menggunakan tiga tahapan yaitu:39
a.
Melakukan wawancara terhadap 12 murid SMA yang terdiri dari enam wanita
dan enam laki-laki dengan tingkat pengetahuan tinggi, sedang dan rendah.
Wawancara dalam penelitan deskriptif kualitatif adalah hal yang penting
karena
keharusan
keterlibatan
peneliti
dan
penghayatan
terhadap
permasalahan dan subjek penelitian sehingga, dapat dikatakan bahwa peneliti
adalah subjek penelitian.
b.
Menggunakan open-ended question berupa 10 pertanyaan bedasarkan hasil
wawancara tentang konsep yang mewakili konsep asam dan basa, dengan
menggunakan 111 siswa SMA yang terdiri dari 65 wanita dan 46 laki-laki.
c.
Langkah terakhir adalah menggunakan hasil pertanyaan open-ended question
untuk membuat instrumen berupa tes diagnostik Three-Tier Test, yang terdiri
dari tiga tahapan tahap pertama berupa tes pilihan ganda, tahap kedua adalah
alasan jawaban atas langkah pertama dan ketiga adalah confidence tier atau
keyakinan atas jawaban langkah pertama dan kedua untuk mengetes validitas
soal diteliti oleh empat ahli pendidikan kimia dan dua guru kimia.
Pada penelitian ini digunakan instrumen Three-Tier Test yang dikembangkan
oleh Haki Pesman dan Ali Eryilmaz yang berjudul , Development of a Three-tier
39
Ayla C. Dindar & Omar geban, op. cit., p. 601.
23
test to Assess Misconseption About Simple Electric Circuit menjelaskan cara
pengembangan Three-Tier Test sebagai berikut:40
a.
Wawancara, jenis wawancara yang yang digunakan adalah wawancara
klinikal. Ketika wawancara ditampilkan contoh, kartu bergambar dan
beberapa diagram, setelah itu barulah pewawancara memberikan pertanyaan.
Terdiri dari 15 pertanyaan, lima pertanyaan dengan skala likert 1-4 ( 1 sangat
menarik dan 4 sangat tidak menarik) dan 10 pertanyaan dengan skala 1-3 (1
tidak pernah dan 3 sering)
b.
Open ended question atau pertanyaan terbuka, dibangun berdasarkan hasil
dari wawancara. Beberapa pertanyaan yang diajukan pada pertanyaan terbuka
ini diambil dari beberapa pertanyaan yang diajukan dalam wawancara. Pada
tahap ini digunakan 99 siswa SMA.
c.
Pembuatan instrumen Three-Tier Test, dengan menggunakan hasil dari
wawancara dan pertanyaan terbuka. Three Tier Test yang dihasilkan sebanyak
12 soal mengenai SECDT. Soal tahap pertama adalah pilihan ganda, tahap
kedua berisi beberapa alasan jawaban soal pertama dengan satu pilihan
kosong dan ketiga adalah keyakinan atas jawaban kedua soal sebelumnya.
Setelah soal Three-Tier Test selesai dibuat dan diujikan kepada 124 siswa
siswa.
Three-Tier Test yang dikembangkan Haki Pesman dan Ali Eryilmaz dapat
membedakan antara miskonsepsi dan tidak tahu konsep (lack of knowledge). Jenis
miskonsepsi juga dibedakan menjadi false positive dan false negative. Menurut
Hestenes dan Halloun false posiitve adalah jawaban benar yang diberikan oleh
siswa dengan konsep ilmiah yang salah, sedangkan false negative adalah jawaban
yang salah yang diberikan oleh siswa dengan konsep yang benar.41
Semua miskonsepsi dapat dikatakan kesalahan (error) tetapi suatu kesalahan
(errror) belum tentu dikatakan miakonsepsi, karena beberapa kesalahan (error)
adalah tidak paham konsep (lack of knowledge). Miskonsepsi terjadi apabila siswa
menjawab salah pada tingkat pertama, benar pada tingkat kedua dan yakin dengan
40
41
Haki Pesman & Ali Eryilmaz, op. cit., pp. 209-211.
Ibid.
24
jawaban yang diberikan. Tingkat keyakinan yang terdapat pada tingkat ketigalah
yang membedakan antara two-tier dan pilihan ganda. Miskonsepsi terjadi apabila
siswa menjawab yakin pada respon yang diberikan pada tingkat ketiga (confident
level).42 Siswa dengan miskonsepsi dan tidak paham konsep (lack of knowledge)
diidentifikasi sebagai berikut:
Tabel 2.4 Identifikasi Three-Tier Test Miskonsepsi dan Tidak Paham Konsep
(lack of knowledge)
No. Tier 1 Tier 2
Tier 3
Kategori
1.
Benar Benar Yakin
Paham (mengerti konsep)
2.
Benar Benar Tidak yakin Tidak paham konsep (lack of knowledge)
3.
Benar Salah Yakin
Miskonsepsi (False positive)
4.
Benar Salah Tidak yakin Tidak paham konsep (lack knowledge)
5.
Salah Benar Yakin
Miskonsepsi (False negative)
6.
Salah Benar Tidak yakin Tidak paham konsep (lack of knowledge)
7.
Salah Salah Yakin
Miskonsepsi (False negative)
8.
Salah Salah Tidak yakin Tidak paham konsep (lack of knowledge)
6.
Kelebihan Three-Tier Test
Kelebihan Three-Tier Test adalah sangat efektif dalam menilai pemahaman
siswa dibandingkan tes pilihan ganda konvensional karena Three Tier Test dapat
membedakan konsepsi alternatif dari kurangnya pengetahuan melalui analisis
tingkatan, Three-Tier Test lebih mudah dan cepat untuk menilai pemahaman
siswa jika dibandingkan dengan two-tier, dapat memberikan informasi kepada
guru baik pengetahuan dan pemahaman siswa sebelumnya serta pemahaman
mereka tentang konsep setelah melakukan tes.43 Menurut Eryilmaz dan Surmeli
dalam jurnal Haki Pesman Three Tier Test merupakan kombinasi antara two tier
dan CRI, dengan menggunakan Three Tier Test dapat diketahui persentase
miskonsepsi false positive dan false negative selain itu dengan adanya tier ketiga
dapat dibedakan antara miskonsepsi dan tidak paham konsep (lack of
knowledge).44 Namun, pada penelitian ini, pembuatan Three-Tier Test
dimodifikasi menjadi lebih sederhana, mengingat penelitian ini adalah penelitian
mahasiswa Strata 1.
42
Kutluay, op.cit., p. 19.
Dindar, op. cit., p. 603.
44
Haki Pesman & Ali Eryilmaz, op. cit., p. 209.
43
25
C. Tinjauan Konsep Materi Virus
1.
KD dan Indikator Materi Virus
Konsep Virus adalah konsep yang diajarkan di kelas X-MIA Sekolah
Menengah Atas pada semester Ganjil. Adapun Kompetensi Dasar dan Indikator
pembelajaran untuk konsep Virus adalah sebagai berikut:
Kompetensi Dasar : 3.3
Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan
tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek
kesehatan masyarakat.
Indikator
: 3.3.1 Menjelaskan sejarah penemuan virus.
3.3.2 Menggambarkan struktur virus.
3.3.3 Membandingkan struktur tubuh virus satu dengan
virus yang lain berdasarkan gambar tubuh virus.
3.3.4 Mengidentifikasi ciri-ciri, ukuran, dan bentuk virus.
3.3.5 Menjelaskan cara hidup virus
3.3.6 Menjelaskan reproduksi virus.
3.3.7 Menjelaskan kasus-kasus dalam kehidupan sebagai
dampak negatif dan positif dari virus.
3.3.8 Menjelaskan cara
pencegahan dan pengobatan
infeksi virus.
3.3.9 Menjelaskan cara pembiakan virus.
2.
Kajian Materi Virus.
Konsep Virus tediri dari beberapa sub bab sesuai dengan kurikulum 2013
yaitu sejarah penemuan virus, ciri-ciri tubuh virus, cara hidup dan reproduksi
virus, klasifikasi virus, peranan virus dalam kehidupan, pencegahan dan
pengobatan infeksi virus, pembiakan virus, viroid dan Prion.
Virus ditemukan sekitar akhir abad ke 19, penelitian yang dilakukan para ahli
adalah sebagai berikut:45
45
Neil A. Campbell. et al., Biologi, (Jakarta: Erlangga., 2008), Edisi Kedelapan Jilid 1, h. 413.
26
Pertama, Adolf Mayer pada tahun 1883, seorang ilmuan Jerman. Menemukan
bahwa ia bisa menularkan penyakit mosaik yang terdapat pada tanaman tembakau,
dengan menggosokan getah yang diekstrasi dari daun berpenyakit ke tanaman
yang sehat.
Kedua, Dimitri Ivanowsky ahli biologi Rusia. Menyaring getah dari daun
tembakau yang terinfeksi dengan filter yang dirancang untuk menahan bakteri,
hasilnya tanaman tembakau sehat tetap terinfeksi.
Ketiga, Martinus Beijerinck ahli botani Belanda, agen penginfeksi dalam
getah yang difilter dapat bereproduksi dan tidak dapat dibiakkan pada medium
nutrien dalam tabung reaksi atau cawan petri. Beijerinck disebut sebagai ilmuan
pertama yang menyuarakan konsep Virus.
Keempat,
Wendell
Stanley
pada
tahun
1935
ilmuan
Amerika.
Mengkristalisasi partikel penginfeksi dan saat ini dikenal dengan TMV (tobacco
misaic virus.
Menurut Campbell virus paling kecil berdiameter 20 nm lebih kecil dari
ribosom dan virus terbesar hanya dengan berdiameter beberapa ratus nanometer
nyaris tidak tampak dibawah mikroskop.46 Menurut Irnaningtyas virus lebih kecil
dan lebih sederhana dari bakteri ukuran tubuhnya antara 20 nm-300 nm (1 nm= 1/
1000000 mm), virus terbesar memiliki ukuran 150-300 nm.47 Menurut Istamar
virus dapat lolos dari saringan keramik sedangkan bakteri tidak, tubuh virus terdiri
dari kapsid dan asam nukleat, dan ada beberapa virus yang memiliki strukrur
tambahan , misalnya pada bakteriofag atau fag yang menyerang bakteri memiliki
kepala, ekor dan serabut ekor.48
Berdasarkan ketiga buku yang digunakan virus hidup didalam sel hidup
organisme tertentu yang cocok sehingga disebut parasit intraseluller obligat. Bila
sel hidup yang ditumpangi virus mati maka virus pun akan mati, sel yang
ditumpangi virus disebut sel inang. Reproduksi virus terdiri dari lima tahap, yaitu
tahap adsorbsi, tahap penetrasi, tahap sintesis (eklifase), tahap pematangan dan
tahap lisis. Siklus litik terjadi apabila pertahanan sel inang lebih lemah
46
Ibid.
Irnaningtyas, Biologi SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 53.
48
Istamar Syamsuri, Biologi, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 53.
47
27
dibandingkan daya infeksi virus, sehingga menyebabkan pecah dan matinya sel
inang. Virus yang mampu bereproduksi dengan siklus litik disebut virus virulen.
Sedangkan siklus lisogenik terjadi apabila sel inang memiliki pertahanan yang
lebih baik dibandingkan daya infeksi virus sehingga sel inang tidak pecah dan
dapat bereproduksi secara normal. DNA fag berinteraksi ke dalam kromosom sel
inang membentuk profag. Virus yang bereproduksi dengan siklus lisogenik dan
litik disebut virus temperat.
Menurut sistem ICTV (International Committee an Taxonomy of viruses),
terdapat tiga tingkatan takson dalam klasifikasi virus,yaitu famili menggunakan
akhiran –viridae, nama genus dengan akhiran –virus, dan nama spesies
menggunakan bahasa inggris dan diakhiri dengan –virus. Nama genus dan spesies
dicetak miring. Contohnya:49
Famili : Poxviridae.
Genus : Orthopaxvirus
Spesies: Variola virus (penyebab cacar).
Membuat antitoksin, melemahkan bakteri, jika DNA virus lisogenik masuk
ke dalam DNA bakteri patogen maka bakteri tersebut menjadi tidak berbahaya,
dan memproduksi vaksin.50 Rekayasa genetika, pemberantas serangga hama,
dengan pembiakkan virus dan disemprotkan pada serangga atau tanaman, dan
membuat perangkat elektronik.51
Penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus: gondongan, herpes, cacar
variola (smallpox), cacar air varisela (chickenpox) dan herpes zoster (shingles),
hepatitis, influenza dan parainfluenza, campak (morbili), AIDS, poliomielitis,
tumor, kanker, karsinoma, kutil, demam berdarah, chikungunya, ebola, flu
burung, SARS dan mata belek. Penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus:
rabies, penyakit mulut dan kaki, tetelo (NCD), tumor dan kutil. Penyakit pada
tumbuhan yang disebabkan oleh virus: tungro, mosaik, TYLC.
Usaha pencegahan terhadap infeksi virus dapat dilakukan dengan pemberian
vaksin dan pengobatannya dengan pemberian interferon dan kemoterapi antivirus.
49
Ibid., h. 60-61.
Syamsuri, op cit., h. 61-62.
51
Irnaningtyas, op cit., h. 61-62.
50
28
Virus hanya dikembangkan dalam sel hidup, dan perlu diisolasi dari sel inang
sebelum dikembangkan. Contohnya dikembangkan dalam telur yang fertil
(mengandung embrio) atau biakan sel suatu organisme secara in vitro (di luar
tubuh, didalam tabung kultur).52
Meskipun sangat kecil dan sederhana virus masih kalah dengan entitas-entitas
lain yang lebih kecil dan kalah kompleks, dikenal sebagai viroid dan prion,
menyebabkan penyakit viroid penyebab penyakit pada tanaman dan prion
penyebab penyakit pada hewan. Viroid adalah molekul RNA melingkar,
panjangnya hanya beberapa ratus nukleotida, viroid tidak mengkodekan protein.
Sedangkan prion adalah protein penginfeksi yang menyebabkan sejumlah
penyakit otak pada hewan.53
D. Hasil Penelitian yang Relevan
Haki
Pesman
dan
Ali
Eryilmaz
melakukan
penelitian
mengenai
pengembangan Three-Tier Test pada bidang fisika mengenai arus listrik (Electric
Circuit) dengan 12 soal yang terdiri dari pilihan ganda, alasan memilih soal
pertama dan keyakinan atas jawaban soal pertama dan kedua. Tes ini
dikembangkan dan diberikan kepada 124 siswa SMA. Teknik yang digunakan
adalah teknik kualitatif untuk menetapkan validitas dan beberapa teknik
kuantitatif. Berdasarkan hasil perhitungan reabilitas dengan menggunakan
conbrach alfa diperoleh angka 69 yang menunjukan bahwa tes valid dan
reliabel.54
David Hestenes dan Ibrahim Holloun melakukan penelitian mengenai konsep
kecepatan dalam fisika. Penelitian yang dilakukan dapat mengungkapkan false
positive dan false negative dalam soal, false positive terjadi ketika jawaban yang
diberikan benar dengan alasan yang salah dan false negative terjadi ketika
jawaban yang diberikan salah dengan alasan yang benar. Hasil penelitian
menyebutkan kemungkinan false negative dibawah 10%,
false negative
digunakan sebagai pengecoh. Menimimalkan false positive sangat sulit,
52
Ibid., h. 69-72.
Campbell, op cit., h.425.
54
Haki Pesman & Ali Eryilmaz, op cit., h. 208-217.
53
29
kemungkinan false positive adalah 20% jika memilih secara acak. Berdasarkan
hasil tes dan wawancara siswa, deskripsi pikiran siswa adalah (1) tidak dapat
membedakan konsep kecepatan dan percepatan, (2) tidak paham konsep
kecepatan secara umum dan (3) memiliki pemikiran yang tidak logis mengenai
konsep kecepatan dan gerakan.55
Ayla C. Dindar dan Omer Geban melakukan penelitian mengenai
pengembangan Three-Tier Test untuk mengukur miskonsepsi pada konsep asam
dan basa pada tahun 2011 dan hasil penelitiannya menyebutkan adanya hubungan
antara nilai langkah pertama dan kedua (two-tier) dengan langkah ketiga berupa
keyakinan siswa (confidence-tier) setelah dihitung dengan menggunakan
koefisien korelasi Pearson. Siswa SMA yang memiliki nilai test yang tinggi lebih
percaya diri dibandingkan dengan siswa dengan skor yang rendah, korelasi yang
digunakan adalah r = 45, n = 156, dan p < 000. Siswa yang memiliki nilai skor
yang rendah pada langkah pertama dan kedua serta yakin pada langkah ketiga
adalah siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep kimia asam dan basa.56
Sri Budiningsih, Muhardjito dan Asim melakukan penelitian pada siswa X
SMA 1 Turen pada konsep Listrik Dinamis dengan menggunakan Three-Tier Test
sebagai instrumen dan menyebutkan bahwa instrumen diagnostik Three-Tier Test
yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria valid dan reliabel untuk
menidentifikasi miskonsepsi. Hal ini dibuktikan dengan hasil validitas isi kepada
ahli diperoleh validitas isi sebesar 90%. Hasil analisis uji coba produk kepada
siswa diperoleh 28 butir soal memenuhi kriteria valid. Rata-rata validitas butir
soal sebesar 0,419 yang berarti instrumen diagnostik secara keseluruhan valid.
Reliabilitas tes sangat tinggi, yaitu sebesar 0,83. Taraf kesukaran instrumen
diagnostik termasuk kriteria sedang, yaitu rata-rata taraf kesukaran sebesar 0,45.
Daya pembeda instrumen diagnostik termasuk kriteria baik, yaitu rata-rata nilai
daya pembeda sebesar 0,491. Hasil penerapan soal pada siswa kelas X-7 SMAN 1
55
David Hestenes & Ibrahim Halloun., Interpreting the force concept Inventory a Response to
Huffman and Heller, Article appeared in the Physics Teacher, 1995, pp. 3-6.
56
Ayla C. Dindar, op. cit, h. 602-603.
30
Turen, sebesar 27,7% siswa mengalami miskonsepsi dan 23,1% tidak tahu konsep
pada materi listrik dinamis.57
Riana Dewi Astari melakukan penelitian tentang Pengembangan Three Tier
Test sebagai Instrumen dalam Identifikasi Miskonsepsi pada konsep Atom, Ion
dan Molekul pada tahun 2012. Tes yang dikembangkan adalah 30 butir soal dan
setelah mendapat tinjauan dan masukan dari peer reviewer, Dosen pembimbing
dan Dosen ahli butir soal yang dapat digunakan adalah 23 butir soal. Three-Tier
Test yang telah dikembangkan mempunyai kualitas Baik (B) menurut penilaian
dalam penelitian 5 guru IPA SMP/MTS dengan skor 61,4 dari skor maksimal 75.
Kesimpulannya, Three-Tier Test yang telah dikembangkan dapat digunakan untuk
mengidentifikasi miskonsepsi pada konsep Atom, Ion dan Molekul.58
E. Kerangka Pikir
Banyak konsep yang telah kita miliki sejak kecil. Kemudian konsep-konsep
tersebut telah mengalami modifikasi karena pengalaman-pengalaman baru. Sama
halnya dengan konsep Virus yang dipelajari, memiliki struktur tubuh dan cara
reproduksi yang berbeda dengan makhluk sehinnga diperlukan pemahaman yang
mendalam. Hal ini sejalan dengan pendapat Clement bahwa siswa sebenarnya
sejak kecil telah mengkonsturksi konsep-konsep lewat pengalaman hidupnya,
namun pengalaman mereka yang beraneka ragam sangat mewarnai miskonsepsi
yang terjadi di kelas. Konsep-konsep awal yang dimiliki oleh siswa dapat sesuai
dengan konsep ilmiah ataupun tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Perbedaan
konsep awal dengan konsep ilmiah sangat berpengaruh pada perolehan
pengetahuan tentang konsep berikutnya yang akan diserap oleh siswa, hal inilah
yang dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi.59
Ada kalanya perbedaan konsep awal siswa dengan konsep ilmiah dapat
diubah dengan mudah, namun ada kalanya pula sulit untuk diubah.60 Namun
57
Budiningsih, op. cit., h.6.
Riana D. Astari, “Pengembangan Three-Tier Test sebagai Instrumen dalam Identifikasi
Miskosepsi Konsep Atom, Ion dan Molekul”, Skripsi S1 UIN Yogyakarta, 2012, h. 46.
59
Suparno, op. cit., h. 6-7.
60
Ibid., h. 31.
58
31
terkadang, guru enggan memperhatikan konsep awal yang dimiliki oleh siswa.
Apabila konsep yang tidak tepat telah masuk ke dalam struktur kognitif siswa
maka miskonsepsi dapat berlanjut terus-menerus dan dapat menyebabkan siswa
terlambat menerima konsep yang baru dengan tepat. Sebelum guru membantu
menangani miskonsepsi yang terjadi pada siswa, guru harus terlebih dahulu
mengetahui penyebab terjadinya miskonsepsi tersebut. Setelah itu, guru dapat
menentukan strategi pengajaran yang paling tepat untuk meminimalisasi
terjadinya miskonsepsi. Cara yang digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi
siswa pada penelitian ini digunakan instrumen Three-Tier Test
yang
dikembangkan oleh Haki Pesman dan Ali Erylmaz.
Asimilasi
Akomodasi
Pengetahuan
Prakonsepsi
Proses belajar mengajar
Siswa paham
Siswa tidak paham
Miskonsepsi pada siswa
Siswa terhambat dalam menerima pelajaran yang
baru dan menemui masalah-masalah dalam belajar
Penggunaan Three-Tier Test untuk identifikasi siswa paham, tidak paham dan
miskonsepsi
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada pertengahan semester Ganjil
Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah berbeda yaitu
tahap pembuatan instrumen dan tahap pelaksanaan penelitian. Tahap pembuatan
instrumen (wawancara, open-ended question dan Three-Tier Test) dilaksanakan
pada bulan 9 Oktober-21 November di SMAN 66 Jakarta yang beralamat di Jalan
Bango III Pondok Labu, Cilandak. Sedangkan, tahap pelaksanaan penelitian
dilaksanakan pada bulan 27 November di SMAN 74 Jakarta Selatan yang
beralamat di Jalan Dharma Putra XI, Kebayoran Lama.
B. Metode dan Desain Penelitian
1.
Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah metode yang meneliti status, kondisi dan sistem
pemikiran sekelompok manusia pada suatu peristiwa yang terjadi pada masa
sekarang. Metode deskriptif dapat mendeskripsikan, menggambarkan atau
melukiskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, dan sifat
serta hubungan yang diteliti.1
2. Alur Penelitian
Alur penelitian menyesuaikan alur yang dikembangkan oleh Haki Pesman
dan Ali Eryilmaz. Penjelasan rincinya adalah sebagai berikut:2
1
Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h.54.
Haki Pesman & Ali Eryilmaz, Development of a Three-Tier Test to Asses Misconception
About Simple Electric Circuit, The Journal of Education Research, 2010, pp. 208-222.
2
32
33
Mengidentifikasi Masalah
Merumuskan Masalah
Tahap
Persiapan
Survei Melalui Angket dan Wawancara Guru Biologi
Melakukan Wawancara Klinikal Kepada Beberapa Siswa SMA kelas X MIA
Tahap
Pembuatan
Instrumen
Melakukan Open-ended question (Pilihan Ganda Terbuka)
Membuat Instrumen Three-tier test
Tahap
Pelaksanaan
Penelitian
Melakukan Penelitian dan Mengumpulkan Data
Dengan Menggunakan Three-Tier Test
Mengolah Dan Menganalisis Data
Tahap
Pengolahan
dan analisis
data
Menarik Kesimpulan
Menyusun Laporan Penelitian
Gambar 3.1 Alur penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan utama yaitu tahap persiapan
yang terdiri dari dua tahapan, tahap pembuatan instrumen yang terdiri dari empat
tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pembuatan instrumen, tahap pelaksanaan
penelitian dan tahap pengolahan dan analisis data.
a)
Tahap persiapan
Pertama, dilakukan observasi mengenai masalah yang sering timbul pada
konsep tertentu di sekolah. Observasi dilakukan dengan wawancara dan survei.
Pelaksanaan wawancara dengan guru bidang studi Biologi mengenai konsep yang
dianggap sulit. Hasil wawancara dari guru Biologi (ibu Sartiwi guru di SMAN 66
34
dan ibu Nurwenda guru di SMAN 74) didapatkan bahwa konsep virus dianggap
sulit
oleh
siswa,
pada
indikator
ciri-ciri
virus
khususnya
mengenai
pengelompokkan dan reproduksi virus.3 Kesulitan siswa terlihat dari rendahnya
nilai ulangan harian pada konsep virus di salah satu sekolah berkisar 64,74 dengan
KKM 75.
Survei dilakukan oleh 66 siswa/siswi di kelas XI SMA IPA yang sudah
mendapatkan pelajaran Biologi di kelas X pada dua sekolah SMAN 66 dan
SMAN 74 Jakarta. Hasil survei menunjukkan Virus menempati posisi pertama
dibandingkan konsep lain yang terdapat pada kelas X semester Ganjil,
penjabarannya adalah sebagai berikut: 31,80% Protista, 57,58% Virus, 4,5%
Keanekaragaman Hayati, 4,5% Ruang Lingkup Biologi dan 1,5% menganggap
tidak ada yang sulit dari pelajaran Biologi.4 Alasan terbanyak siswa memilih
konsep Virus adalah terlalu banyak hafalan, klasifikasi ilmiah dan cara reproduksi
yang berbeda dengan makhluk lain.
Setelah diperoleh hasil wawancara dan survei dilakukanlah penelusuran
literasi mengenai tes diagnostik untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Setelah menemukan beberapa sumber mengenai tes diagnostik, digunakan ThreeTier Test yang digunakan oleh Haki Pesman dan Ali Erylmaz. Pada tahap ini
peneliti membuat indikator pembelajaran mengacu pada kurikulum 2013 dengan
pertimbangan dan persetujuan dosen.
b) Tahap pembuatan instrumen
1) Tahap pembuatan soal tingkat pertama (Wawancara)
Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara klinikal atau wawancara
klinis, wawancara klinis dilakukan dengan memilih konsep yang dianggap sulit
oleh siswa. Keunggulan wawancara klinikal adalah dapat diperoleh latar belakang
timbulnya miskonsepsi dan dimana siswa mendapatkan miskonsepsi tersebut.5
Membuat pertanyaan dengan pertimbangan dan persetujuan dosen.6 Pertanyaan
3
Lampiran 3, h. 95.
Hasil survei.
5
Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
belajar, h. 82.
6
Lampiran 4, h. 99.
4
35
yang digunakan dan telah disetujui sebanyak 18 pertanyaan yang mencakup
seluruh indikator, pertanyaan diberikan kepada 15 siswa. Siswa tersebut dipilih
berdasarkan kemampuan yang dilihat dari nilai ulangan sebelumnya dan diperoleh
siswa kelompok atas, tengah, dan bawah. Kelimabelas siswa tersebut dipilih dan
dijadikan sebagai sampel dalam tahap wawancara mengenai konsep Virus.
Wawancara dilakukan di kelas X MIA 2 di SMAN 66 Jakarta, kelas MIA adalah
kelas dengan siswa peminatan IPA. Hasil wawancara dianalisis untuk dijadikan
pilihan jawaban pada pertanyaan tingkat pertama berupa pada soal Three-Tier
Test. Hasil analisis selanjutnya dipertimbangkan dan disetujui oleh dosen.
2) Tahap pembuatan soal tingkat kedua (open-ended question)
Pilihan ganda yang sudah dibuat dan divalidasi dari hasil wawancara,
diujikan kepada siswa. Pada soal pilihan ganda ini, siswa diminta memilih
jawaban dan menuliskan alasan (alasan bebas) untuk setiap jawaban mereka. Soal
yang digunakan sebanyak 43 soal yang mencangkup semua indikator.
Tes ini adalah tes pilihan ganda beralasan bebas. Sampel yang digunakan
dalam tahap ini adalah kelas X MIA 1 di SMAN 66 Jakarta, sebanyak 35
siswa/siswi. Alasan bebas pada jawaban siswa selanjutnya dianalisa dan dijadikan
sebagai pilihan jawaban pada pertanyaan tingkat kedua (tier kedua). Setelah
tingkat satu (pilihan ganda) dan tingkat dua (alasan memilih tingkat satu) selesai
dibuat ditambahan satu alasan kosong pada pilihan jawaban pada tingkat dua
dengan persetujuan dan pertimbangan dosen.
3) Tahap pembuatan soal tingkat ketiga (tes diagnostik Three-Tier Test)
Pembuatan Tier ketiga dilakukan dengan memberikan tingkat keyakinan
(confident level) terhadap soal tingkat pertama dan soal tingkat kedua. Diberikan
dua tingkat keyakinan yaitu yakin dan tidak yakin pada setiap soal yang telah
dibuat. Soal yang diujikan sebanyak 43 pada kelas X MIA 3 di SMAN 66 Jakarta
sebanyak 32 siswa/siswai. Hasil tes dikalkulasi untuk mendapatkan data statistik.
c)
Tahap pelaksanaan penelitian
Setelah Three-Tier Test diujikan di sekolah selanjutnya, di analisis validitas,
reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal. Diperoleh 15 soal valid dan
reliabel yang digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi. Identifikasi pada
36
tahap ini diberikan pada 96 siswa/siswi di kelas X MIA 2 di SMAN 74 Jakarta
yang telah mempelajari konsep Virus. Agar tidak bias dengan retensi peneliti
menginformasikan siswa akan dilaksanakan tes mengenai konsep Virus.
d) Tahap Pengolahan dan analisis data
Data hasil identifikasi diolah dan dianalisis berdasarkan skor yang ditetapkan
pada jurnal Haki Pesman dan Ali Erylmaz. Krtiteria skor berdasarkan tingkat
pertama, tingkat kedua dan tingkat ketiga (Tabel 3.9, Tabel 3.10, Tabel 3.11).
Berdasarkan pengolahan dan analisis data, diambillah suatu kesimpulan mengenai
penelitian yang telah dilakukan.
C. Populasi dan Sampel
Populasi target dalam penelitian di SMAN di Jakarta Selatan dengan populasi
terjangkau di kelas X MIA di SMAN 66 Jakarta dan X MIA di SMAN 74 Jakarta
yang sudah mempelajari konsep Virus. Siswa kelas X MIA di SMAN 66
dijadikan sampel pembuatan dan uji coba soal dan di SMAN 74 Jakarta dijadikan
sampel untuk identifikasi miskonsepsi.
Pemilihan sekolah yang dijadikan populasi target dipilih secara random
sampling (SMAN di Jakarta Selatan) dan Populasi sekolah yang dijadikan
populasi terjangkau dipilih dengan teknik purposive sampling yang merupakan
penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu.7 Pemilihan Populasi terjangkau di SMAN 66 dan 74 dipilih karena
menganggap konsep Virus sulit berdasarkan hasil nilai ulangan harian, wawancara
guru dan angket siswa kelas XI SMA IPA. Penentuan sampel yang digunakan dari
dua sekolah tersebut sebagai berikut:
1.
Sampel Pembuatan dan uji coba
Sampel uji coba dilakukan di kelas X MIA SMAN 66 Jakarta. Tahap pertama
pembuatan soal dengan wawancara dilakukan pada kelas X MIA 2 sebanyak 15
siswa/siswi, tahap kedua berupa pertanyaan terbuka dilakukan pada kelas X MIA
7
Syofian, Siregar, Statistika Deskripsi untuk Peneletian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Hal.
148.
37
1 sebanyak 35 siswa/siswi dan uji kalibrasi instrumen pada kelas X MIA 3
sebanyak 32 siswa/siswi.
2.
Sampel pengambilan data
Sempel pengambilan data dilakukan di kelas X MIA di SMAN 74 yang telah
mendapatkan konsep Virus. Sampel yang digunakan dalam identifikasi siswa
sebanyak 96 siswa/siswi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam identifikasi miskonsepsi adalah tertulis dalam
bentuk Three-Tier Test yang dibuat melalui
tahapan wawancara klinis dan
pertanyaan terbuka (open ended question). Berikut ini adalah penjelasannya:
Non tes, Wawancara sebagai acuan pembuatan tingkat pertama .yang
digunakan untuk mengetahui konsep yang dianggap sulit oleh siswa. Indikator
yang digunakan dalam pembuatan meliputi indikator yang digunakan di sekolah
SMAN 66 dan SMAN 74 jakarta. Pembuatan kisi-kisi soal dan materi virus
mengacu pada tiga sumber buku buku Campbell (Biologi edisi kedelapan jilid
satu) tahun 2010, Istamar Syamsuri (Bologi SMA KTSP standar isi) tahun 2006
dan Irnaningtyas (Biologi SMA kelas X kurikulum 2013). Soal ditentukan dengan
cara nontes, data nontes diperoleh dari hasil wawancara klinikal yang digunakan
untuk menentukan soal tingkat pertama
Data Tes yang digunakan dalam penelitian adalah dalam bentuk Three-Tier
Test dan pertanyaan (open-ended). Tes diagnostik Three-Tier Test terdiri dari tiga
tahapan utama, tingkat pertama adalah pilihan ganda dengan empat pilihan (a,b,c
dan d) pertanyaan mengenai konsep materi, tingkat kedua adalah soal penalaran
mengenai alasan jawaban terhadap langkah pertama terdiri dari empat pilihan
keyakinan ditambah satu keyakinan tambahan jika merasa tidak ada jawaban yang
tersedia terhadap langkah pertama (a,b,c,d dan e), dan tingkat adalah confidence
level atau pertanyaan keyakinan terhadap langkah pertama dan kedua terdiri dari
dua pernyataan yaitu yakin atau tidak yakin.
38
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes diagnostik Three-Tier
Test
yang
berfungsi
untuk
mengevaluasi
kemampuan
memahami
dan
mengidentifikasi miskonsepsi siswa. Soal yang dihasilkan dari hasil wawancara
klinikal dan pertanyaan terbuka sebanyak 42 soal, 42 soal tersebut diukur
validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukarannya. Soal yang digunakan
dalam identifikasi miskonsepsi sebanyak 15 soal, indikator dan indikator soal
yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal yang Digunakan pada Three-Tier Test Konsep Virus
No.
Indikator
Indikator Soal
Jenjang No Jumlah
Kognitif Soal soal
1. Menjelaskan
Menentukan virus yang
C3
1
1
sejarah penemuan pertama kali ditemukan
virus.
2. Menggambarkan
Memperkirakan
cara
C2
2
2
struktur virus.
mengetahui ukuran struktur
tubuh virus
Mengkategorikan struktur
C5
3
tubuh virus
3. Membandingkan
Membandingkan
struktur
C2
4
1
struktur tubuh virus tubuh virus
satu dengan virus
yang
lain
berdasarkan
gambar
tubuh
virus.
4. Mengidentifikasi
Mencirikan tubuh virus
C2
5
2
ciri-ciri,
ukuran, Menyelidiki perbedaan ciri
C3
6
dan bentuk virus.
tubuh
virus
dengan
organisme lain
5. Menjelaskan cara Menyimpulkan
tempat
C2
7
1
hidup virus
hidup virus
6. Menjelaskan
Mengkategorikan
siklus
C2
8
2
reproduksi virus.
yang terjadi pada virus
Menganalisis
dasar
C4
9
klasifikasi virus
39
No.
Indikator
Indikator Soal
7. Menjelaskan kasuskasus
dalam
kehidupan sebagai
dampak negatif dan
positif dari virus.
8. Menjelaskan cara
pencegahan
dan
pengobatan infeksi
virus.
9. Menjelaskan cara
pembiakan virus.
Jenjang No Jumlah
Kognitif Soal
soal
Menyelidiki ciri penyakit
C3
10 3
ebola
Menafsirkan
kasus
C6
11
berdasarkan fakta yang
terjadi
Memprediksi penyakit dan
C6
12
virus yang menyebabkannya
Menyebutkan
cara
C3
13 2
penggunaan vaksin polio
Menentukan cara tubuh
C3
14
bertahan dari serangan virus
Menyimpulkan
hasil
C6
15 1
pembiakan virus
JUMLAH SOAL
15
F. Kalibrasi Instrumen
Tes yang digunakan untuk identifikasi miskonsepsi sebanyak 42 soal, soal
dikalibrasi terlebih dahulu melalui uji validitas, uji reliabilitas, daya beda dan
tingkat kesukaran soal. Digunakan dua jenis uji validitas isi dan validitas
konstruk, validitas konstruk meliputi validitas korelasi tingkat kepercayaan
menggunakan pearson correlation dan uji validitas butir soal. Sehingga soal yang
digunakan dalam identifikasi miskonsepsi sebanyak 15 soal, sesuai Gambar 3.2
dibawah ini:
Three-tier test
(42 soal)
Kalibrasi Instrumen:
1. Validitas (isi, konstruk, butir soal) dengan
Spss (pearson product moment)
2. Reliabilitas dengan Spss(cronbrach alfa)
3. Daya Beda dengan excel
4. Tingkat Kesukaran dengan Anates.
Three-Tier
Test (15)
soal)
Analisis
ThreeTier Test
Gambar 3.2 Alur pembuatan three-tier test
1.
Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat valid
(kesahihan) suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
40
validitas tinggi, dan sebaliknya dengan instrumen yang kurang valid.8 Uji validitas
yang dilakukan disesuaikan dengan jurnal yang dikembangkan oleh Haki Pesman
dan Ali Eryilmaz.
a)
Validitas Isi (Content Validity)
Uji validitas yang dilakukan untuk mengukur soal adalah validitas isi (content
validity). Validitas isi berkiatan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi
(konsep) dan penentuan validitas isi berkaitan dengan proses analisis logis.9
Validitas isi pada penelitian ini menggunakan dua dosen pembimbing.
b) Validitas Konstruk (Construct Validity)10
Validitas yang mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. 11Validitas
yang digunakan adalah validitas Product Moment yang dihitung menggunakan
SPSS, dengan rumus:
(
( (
)
)
(
(
) )( (
)(
)
)
(
) )
Keterangan:
n = jumlah responden
X =skor variabel (jawaban responden)
Y = Skor total variabel untuk responden n
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan valid dengan menggunakan
teknik ini, bila koefisien validitas (
) > dari
, (jumlah soal, α =0,05 atau α
=0,01 .12
Validitas butir soal
Validitas butir soal atau validitas item dilakukan karena skor pada soal
menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Soal memiliki validitas yang
tinggi jika memiliki kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan
dengan korelasi sehingga untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus
korelasi diatas.13
8
Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 211
9
Siregar, op cit., h. 163
10
Lampiran 9, h. 158—171.
11
Siregar,loc cit.
12
Ibid., h. 164.
13
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012),
h. 90.
41
Tabel 3.2 Hasil Validitas Pearson Product Moment Dengan Spss 17
No.Soal
Keterangan
JML
Nilai ( )
2
3
5
7
9
10
14
16
25
31
33
34
37
38
41
8
11
15
20
21
23
24
28
29
35
1, 4, 6, 12, 13, 17, 18, 19, 22,
26, 27,30,32, 36, 39,40,42
.320
Valid
Valid
Valid
Valid
.318
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
-.106
Tidak valid
-.054
Tidak valid
.145
Tidak valid
-.021
Tidak valid
-.267
Tidak valid
.217
Tidak valid
.024
Tidak valid
.252
Tidak valid
.198
Tidak valid
.125
Tidak valid
Tidak dapat dihitung karena
variabel konstan
Jumlah
15
10
17
42
14
Keterangan:
5% = 0,04*
1% = 0,393**
Validitas korelasi tingkat kepercayaan (confident level) dan skor 2
Derajat hubungan yang terjadi dinamakan korelasi, korelasi dapat dilihat
melalui suatu hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Jika nilai
suatu variabel naik sedangkan nilai suatu variabel turun, maka kedua variabel
tersebut mempunyai korelasi negatif. Korelasi positif terjadi ketika naiknya nilai
14
Siregar, op cit., h. 316.
42
suatu variabel dan diikuti pula dengan naiknya nilai suatu variabel lain, atau
menurunnya nilai suatu variabel dan diikuti pula dengan menurunnya nilai suatu
variabel lain. Derajat atau tingkat hubungan antara dua variabel diukur dengan
indeks korlasi disebut koefisien korelasi, koefisien korelasi tidak memperlihatkan
adanya hubungan sebab dan akibat antara variabel-variabel yang diukur.Jika
sepasang variabel kontinue, X dan Y, mempunyai korelasi, maka derajat korelasi
dapat dicari dengan meggunakan koefisien korelasi Pearson. Rumus untuk
koefisien korelasi Pearson adalah:15
√
Keterangan:
r
= sum of product
= sumsquare dari variabel X
= sumsquare dari variabel Y
= koefisien korelasi spearman
Rumus untuk
,
,
adalah
(
)(
(
)
(
)
Keterangan:
N = Jumlah pengamatan dari masing-masing variabel.
X = (X-Ẋ ).
Y = (Y-Ȳ ).
Ẋ = mean dari variabel X.
Ȳ = mean dari variabel Y.
15
Nazir, op cit., h. 450-451.
)
43
Tabel 3.3 Hasil Validitas Korelasi Tingkat Kepercayaan dan Skor 2 Dengan Spss
17
Validitas korelasi tingkat kepercayaan (confident level) dan skor 2 dengan
hasil
.537** lebih besar dari
0,39 dengan taraf signifikan 0,01 atau
1% dengan 42 soal artinya valid, dikatakan bahwa terdapat hubungan positif
antara tingkat kepercayaan (confident level) dan skor 2.
Gambar 3.3 scattergram korelasi tingkat kepercayaan (confident level) dan skor 2
2.
Uji
adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Uji
digunakan dengan menggunakan alat ukur Internal Consistency. Pengujian ini
digunakan untuk mengukur alat ukur cukup hanya sekali saja.16 Jenis yang
16
Siregar, op cit., h. 173-175.
44
digunakan adalah Alpha Cronbach yang dihitung menggunakan SPSS, dengan
rumus:
Menghitung nilai varians:
(
)
Menentukan Realibilitas soal:
(
)(
)
Keterangan :
N
X
= jumlah sampel
= nilai skor yang dipilih
K
= jumlah butir pertanyaan
Kriteria
suatu
instrumen
penelitian
menggunakan teknik ini, bila koefisien reabilitas (
dikatakan
reliabel
dengan
) > 0,6.
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan cronbrach’s α pada spss 17,
diperoleh r hitung sebesar .707 lebih besar dari 0,6 yang berarti soal dinyatakan
reliabel dan dapat digunakan.17
3. Uji Daya Beda
Soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan kelompok siswa yang
berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Angka yang dapat mengukur
perbedaan itu adalah daya pembeda atau indeks diskriminasi. Perhitungan daya
beda dilakukan pada tahap uji instrumen dan dihitung berdasarkan data yang
didapatkan dari uji reliabilitas pada 42 soal Three-Tier Test konsep Virus. Adapun
perhitungan daya pembeda adalah menggunakan rumus:18
D
17
Lampiran 9, h. 172--175
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 212.
18
BA BB

J A JB
45
Keterangan:
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab salah
Adapun klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda
Koefisien
Kriteria
DayaPembeda
0,00 - 0,20
Buruk
0,21 – 0,40
Cukup
0,41 – 0,70
Baik
0,71 – 1,00
Baik Sekali
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Daya Beda Dengan Excel19
No. soal
Keterangan JML
Valid
1, 2, 4, 6, 8, 9, 12, 13, 15, 17, 18, 19, Buruk
26
2, 9
21, 22, 23, 24, 26, 27, 29, 30, 32,35,
36,39, 40, 42
3, 10, 28, 31
Cukup
7
3, 10, 31
5, 11, 16,20, 25, 38, 41
Baik
4
5, 16, 25,38,41
7, 14, 33, 34, 37,
BaikSekali
5
7, 14, 33, 34, 37
JUMLAH
42
15
4.
Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah penentuan kriteria soal termasuk mudah, sedang
dan sukar. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan
siswa dalam menjawab suatu soal, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat
soal.20
Keterangan :
I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir
N = Banyaknya siswa memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan
19
Lampiran 10, h. 176-177.
Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 135
20
46
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Dengan Anates21
No. soal
Keterangan
JML
Valid
1, 4, 6, 8, 12, 13, 17, 18, 19, 22, 23, Sangat Sukar
20
24, 26, 27, 30, 32, 36, 39, 40, 42
9,15,29,35
Sukar
4
9
3,5,7,10,14,16,20,21,25,28,31,33, Sedang
15
3, 5, 7, 10, 14,
34,37,38
16, 25, 31, 33,
34, 37, 38
2,41
Mudah
2
2, 41
11
Sangat Mudah 1
Jumlah
42
15
5.
Hasil Interview Klinikal
Tahap pertama dalam pembuatan soal three-tier test yang dikembangkan oleh
Haki Pesman dan Ali Eryilmaz adalah interview klinikal. Wawancara ini
dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai sejauh mana siswa mengusai
konsep Virus yang telah dipelajari, siswa dipilih berdasarkan nilai ulangan
sebelumnya dan dikelompokkan menjadi tiga tingkatan rendah, sedang dan tinggi.
Digunakan 18 pertanyaan kepada 15 siswa kelas X MIA 2 dan sesuai dengan
indikator yang digunakan disekolah.22 Hasil jawaban siswa yang mengalami
miskonsepsi dijadikan acuan pembuatan tier pertama, digunakan tiga jawaban
salah (a,b,c) dan satu jawaban benar (d). Tabel 4.1 menunjukan jawaban yang
mengalami miskonsepsi dalam wawancara klinikal.
Tabel 3.7 Hasil Wawanacara Klinikal
Soal
1
2
Miskonsepsi
Siswa menganggap bahwa dengan bersentuhan dapat menularkan bercak
kuning
Siswa beranggapan bahwa Meinjery adalah orang yang pertama kali
menemukan virus yang ukurannya lebih kecil dari bakteri
Siswa meganggap virus TMV ditemukan oleh Adolf Mayer.
JML
1
1
1
Siswa menganggap bahwa bakteri lebih kecil dari virus
1
Siswa menganggap bahwa lumut adalah mikroorganisme
1
3
Siswa menganggap virus adalah sebuah sel uniseluller.
3
4
Siswa menganggap dengan melihat hanya melihat perbedaan morfologi pada
bakteri dan virus
Siswa menganggap dengan menggunakan mikroskop cahaya karena mikroskop
dapat digunakan untuk melihat virus
6
21
22
Lampiran 11, h. 178-179.
Lampiran 5, h. 101-122.
1
47
3
5
Siswa menganggap dengan cara membekukan virus dan bakteri karena yang
dapat dibekukan hanya virus.
Siswa menganggap virus dapat dilihat menggunakan mikroskop cahaya
6
Siswa beranggapan bahwa kapsid virus T tersusun atas lemak
1
8
Siswa beranggapan bahwa tubuh virus T terdiri dari RNA dan DNA
2
Siswa menganggap selubung ekor atau leher sebagai badan virus T.
Siswa menganggap bahwa serabut ekor sebagai kaki virus T.
2
Siswa menganggap materi genetik (DNA) sebagai sel inang virus T.
2
Siswa beranggapan bahwa kapsid sebagai DNA
1
7
9
10
11
Siswa beranggapan bahwa kapsid atau kepala sebagai kapsul plasma
Siswa lainnya menganggap bahwa semua virus memiliki bentuk yang sama
Siswa menganggap bahwa cara reproduksi virus sama dengan makhluk lainnya
yaitu dengan parasit dengan induknya dan bergantung pada makhluk lain.
3
4
Siswa menganggap virus dapat berkembang biak dan berpindah tempat
1
Siswa menganggap siklus lisogenik sama dengan siklus litik
1
Siswa menganggap bahwa reproduksi virus sama dengan makhluk hidup
Siswa menganggap hasil anak dari siklus lisogenik sama dengan induknya
Siswa menganggap hasil anak yang dihasilkan pada siklus litik berbeda dengan
induk
1
6
2
Siswa menganggap bahwa virus menginfeksi bakteri terjadi pada penyakit
influenza, ebola, HIV.
3
Siswa menganggap virus lebih kuat dari bakteri karena virus menyebabkan
penyakit
Siswa menganggap virus dapat memakan bakteri
1
1
48
Soal
12
13
15
16
18
19
6.
Miskonsepsi
JML
Siswa menganggap penyakit TBC disebabkan oleh virus dan
5
Siswa menganggap semua penyakit disebabkan oleh virus.
1
Hampir seluruh siswa menjawab benar mengenai penyakit karena virus tetapi
alasan yang diberikan tidak sesuai konsep ilmiah, alasan yang banyak
dikemukakan adalah karena virus dapat menyerang tubuh manusia
Siswa menganggap vaksin adalah antibodi
Siswa menganggap vaksin digunakan untuk rekayasa genetika
Siswa menganggap vaksin adalah vitamin
2
1
1
Siswa mengalami miskonsepsi dengan menganggap dengan bersentuhan
dengan makhluk hidup yang terserang penyakit karena virus dapat menginfeksi
makhluk lain yang sehat
Siswa menganggap bahwa virus adalah sel, dan
Siswa menganggap ilmuan mengembangbiakkan sel untuk mendapatkan virus
baru
Siswa menganggap ilmuan mengembangbiakkan virus dalam larutan.
1
Siswa menganggap viroid dan prion adalah sel virus yang masih berada dalam
sel inang
Siswa menganggap viroid adalah molekul penginfeksi DNA
Siswa menganggap prion dan viroid adlah penyebab virus.
1
2
7
2
1
1
Pertanyaan Terbuka (Open-ended)
Pertanyaan terbuka diberikan kepada 36 siswa/siswi kelas X MIA 1 di
SMAN 66 jakarta. Tabel 4.2 menunjukan jumlah jawaban yang diberikan siswa.
Jawaban dengan tanda (*) merupakan jawaban benar dalam pembuatan Three-Tier
Test.
Tabel 3.8 Hasil Pertanyaan Terbuka
Soal
1
3
4
5
6
7
Miskonsepsi
Siswa menganggap bahwa Adolf Mayer orang yang menemukan penyakit TMV
Siswa menganggap bahwa:
a. Pengukuran tubuh virus dilakukan dengan alat ukur
b. Mikroskop cahaya dapat melihat organisme kecil
Siswa menganggap bahwa:
a. Kapsid merupakan selubung protein dalam bakteriofag
b. Kapsomer terdapat di bawah didekat serabut ekor
Siswa menggap bahwa: Di dalam kepala virus terdapat sel inang
Siswa menganggap bahwa:
a.Serabut ekor sebagai alat penyimpan dan ekor sebagai alat gerak
b. Serabut ekor sebagai pembawa materi genetik da ekor sebagai alat injeksi
Siswa menganggap bahwa:
a.Virus memiliki selubung lemak
b. Virus TMV memiliki DNA
49
Soal
Miskonsepsi
8
Siswa menganggap bahwa:
a. Virus dapat dilihat dengan alat indra
b. Pemisahan bakteri dan virus dengan cara dibekukan
c. Virus mati dengan antibiotik
Siswa menganggap bahwa:
a. virus adalah makhluk hidup yang tubuhnya dilindungi oleh kulit
b. virus terdiri atas RNA & DNA
c. virus butuh berdiam diri atau istirahat
Siswa menganggap bahwa:
a.virus adalah penyebab penyakit berbahaya
b. virus tidak dapat dikristalkan
Siswa menganggap bahwa:
a. ciri morfologi virus merupakan perbedaan ciri dari adaptsi virus
b. virus dapat bertahan jika terdapat DNA/ RNA
Siswa menganggap bahwa:
a. Virus tidak memiliki metabolisme tubuh
b. DNA & RNA virus dibedakan dari kromosom
Siswa menganggap bahwa:
a. Sel inang terdapat di dalam tubuh virus.
b. Sel inang sementara tidak dapat menginjeksi sejumlah spesies
c. Satu virus dapat menginjeksi sel inang.
Siswa menganggap bahwa:
a. Virus selalu berhubungan dengan penyakit
b. Cawan petri memiliki sel inang
c. Nutrisi pada agar-agar merupakan makhluk hidup
Siswa menganggap bahwa:
Virus membawa penyakit yang berbeda
Siswa menganggap bahwa:
Pecahnya sel inang pada siklus litik disebabkan oleh fase absorbsi
Siswa menganggap bahwa:
Siswa menganggap bakteriofag dapat digunakan untuk menyerang virus
Siswa menganggap bahwa:
Pada siklus litik yang menyebabkan tubuh menjadi sakit adalah pada fase perakitan
Siswa menganggap bahwa:
Pada saat fase perakitan kapsid kosong
Siswa menganggap bahwa:
Pada siklus lisogenik dihasilkan populasi bakteri dalam jumlah besar
Siswa menganggap bahwa:
a. Siklus litik mengalami fase penggabungan dan lisogenik membentuk virion baru.
b. Siklus litik dan lisogenik dibedakan berdasarkan terikat tidaknya kromosom
Siswa menganggap bahwa:
Papovirus dapat mencetak DNA sehingga dikatakan bahwa papovirus adalah virus yang
memiliki asam nukleat RNA
Siswa menganggap bahwa:
Rahabdovirus adalah virus T
Siswa menganggap bahwa:
RNA pada tubuh virus sebagai penyerang protein sel inang.
Siswa menganggap bahwa:
Bakteri E.coli termasuk bakteriofag
Bakteriofag adalah jenis bakteri yang hanya bisa hidup di sel inang
Siswa menganggap bahwa:
DBD disebabkan oleh flavivirus
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
22
24
26
27
28
29
50
Soal
32
33
36
37
41
42
43
44
Miskonsepsi
Siswa menganggap bahwa:
a.Gondongan disebabkan rhabdovirus
b. Paramyxovirus penyebab penyakit campak
Siswa menganggap bahwa:
Penyakit ebola disebabkan oleh babi dan lingkungan yang tidak baik.
Siswa menganggap bahwa:
Ciri penyakit chikungunya ditandai dengan bercak merah pada tubuh disertai
penurunan dan kenaikan suhu.
Siswa menganggap bahwa:
a. Kemoterapi dapat memperbaiki kelainan genetik
b. Vaksin dapat memperbaiki kelainan genetik
Siswa menganggap bahwa:
Vaksin berasal dari protein yang dihasilkan hewan sebagai respon terhadap infeksi
Siswa menganggap bahwa:
a. Virus cacar dapat dibiakkan melalui larutan yang dikristalkan
b. Pewarnaan dapat membiakkan virus cacar
Siswa menganggap bahwa:
Profag gabungan akan menghasilkan sifat gabungan kedua induk.
Siswa menganggap bahwa:
Virus merupakan gabungan dari viroid dan prion.
Sesuai jurnal yang dikembangkan oleh Haki Pesman dan Ali Eryilmaz
jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi pada open ended (pertanyaan
terbuka digunakan sebagai pembuatan pengecoh alasan dari jawaban tier pertama.
Digunakan tiga pengecoh (a,b dan c), satu jawaban benar (d) dan satu (e) pilihan
jawaban kosong sehingga siswa dapat memberikan jawaban sesuai dengan
pemahamannya.
G. Teknik Analisa Data
Data analisis secara kualitatif dalam arti diuraikan, dibandingkan,
dikategorikan, disintesiskan, lalu disusun atau diurutkan secara sistematis.23 Data
dari hasil Three-Tier Test dianalisis secara deskriptif
untuk mengetahui
miskonsepsi pada konsep Virus yang terjadi pada siswa X SMA 74 Jakarta,
berdasarkan penelitian yang dikembangkan oleh Haki Pesman dan Ali Eryilmaz.
Penilaian dari tingkat pertama, kedua dan ketiga selanjutnya dianalisis dalam tiga
tahapan. Istilah penilaian yang diberikan adalah skor, yang digunakan untuk
23
Nana S Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2012), cet.8, h. 148.
51
menghitung kalibrasi instrumen. Setiap jawaban benar pada tingkat satu dan dua
diberi nilai 1, sedangkan salah diberikan nilai 0. Pada tingkat ketiga jika siswa
yakin diberi nilai 1 dan tidak yakin 0. Adapun kriteria penskoran sebagai berikut:
Tahap pertama, skor 1 hanya menghitung tingkat pertama pada soal pilihan
ganda. Setiap jawaban yang benar pada tingkat pertama diberi nilai 1, sedangkan
dengan kriteria skor:
Tabel 3.9 Kriteria Pengelompokan Skor 1
Kriteria
Skor 1
Benar
1
Salah
0
Tahap kedua, skor 2 dibuat dengan melihat tingkat pertama (pilihan ganda)
dan tingkat kedua (alasan memilih jawaban pertama). Alasan yang tidak tepat
pada tingkat kedua atau alasan yang tepat dengan kesalahan pada tingkat pertama
memberikan penilaian terbaru di skor 2 yaitu pada Tabel 3.10:
Tabel 3.10 Kriteria Pengelompokan Skor 2
Tingkat pertama Tingkat kedua Skor 2
Benar (1)
Benar (1)
1
Benar (1)
Salah (0)
0
Salah (0)
Benar (1)
0
Salah (0)
Salah (0)
0
Tahap ketiga, skor 3 dibuat dengan melihat semua jawaban yang diberikan
pada setiap tingkatan (tingkat satu, dua dan tiga), penilain skor 3 yaitu pada Tabel
3.11:
Tingkat
pertama
Benar (1)
Benar (1)
Benar (1)
Benar (1)
Salah (0)
Salah (0)
Salah (0)
Salah (0)
Tabel 3.11 Kriteria Pengelompokan Skor 3
Tingkat
Skor 2 Tingkat ketiga
kedua
Benar (1)
1
Yakin (1)
Benar (1)
1
Tidak yakin (0)
Salah (0)
0
Tidak yakin (0)
Salah (0)
0
Yakin (1)
Salah (0)
0
Tidak yakin (0)
Benar (1)
0
Tidak yakin (0)
Benar (1)
0
Yakin (1)
Salah (0)
0
Yakin (1)
Skor 3
1
0
0
0
0
0
0
0
52
Analisis yang dilakukan sesuai dengan Tabel 3.6 untuk menentukan siswa
miskonsepsi (false positive & false negative) dan siswa tidak tahu konsep (lack of
knowledge) menggunakan teknik presentase berikut:
Keterangan:
P = persentase jumlah siswa pada paham konsep, tidak tahu konsep dan miskonsepsi (false
positive &false negative).
S = banyaknya siswa pada paham konsep, tidak tahu konsep dan miskonsepsi (false positive
&false negative).
Js = jumlah seluruh siswa peserta tes.
Perthitungan menggunakan kriteria skor 3, dengan Miskonsepsi (false
positive & false negative) dan tidak tahu konsep (lack of knowledge). Seperti yang
sudah dijelaskan bahwa keunggulan Three-Tier Test adalah dapat membedakan
miskonsepsi siswa berdasarkan miskonsepsi false positive dan false negative dan
tidak tahu konsep (lack of knowledge), kriteria false positive, false negative dan
tidak tahu konsep berdasarkan kriteria berikut:24
Tabel 3.12 Kriteria Pengelompokan miskonsepsi dan tidak tahu konsep (lack of
knowledge)
No. Tier 1
Tier 2
Tier 3
Kategori
1.
Benar Benar
Yakin
Paham (mengerti konsep)
2.
Benar Benar
Tidak yakin Tidak paham konsep (lack of
knowledge)
3.
Benar Salah
Yakin
False positive
4.
Benar Salah
Tidak yakin Tidak paham konsep (lack of
knowledge)
5.
Salah
Benar
Yakin
False negative
6.
Salah
Benar
Tidak yakin Tidak paham konsep (lack of
knowledge)
7.
Salah
Salah
Yakin
False negative
8.
Salah
Salah
Tidak yakin Tidak paham konsep (lack of
knowledge)
24
Haki pesman & Ali Eryilmaz, op cit., h.214-215
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil data tes objektif soal Three-Tier Test pada Tabel 4.1
menunjukkan masih banyak siswa menjawab salah dan yakin terhadap jawaban
yang diberikannya. Hal tersebut dapat diartikan masih banyak siswa yang
mengalami miskonsepsi pada konsep Virus.
Tabel 4.1 Persentase Jawaban Benar Siswa Pada Tingkat 1, 2 dan 3
Nomor
Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
A
B
C
D
Nomor
Soal
E
(%)
(%)
(%)
(%)
1.1
1
99*
0
0
1.2
45
40
3.1
9.4*
1.3
93*
7.3
2.1
8.3
31*
17
44
2.2
2.1
25
32*
32
2.3
90*
10
3.1
94*
5.2
0
1
3.2
59*
7.3
2.1
29
3.3
95*
5.2
4.1
18
66*
6.3
10
4.2
11
51*
14
20
4.3
84*
16
5.1
73*
27
0
0
5.2
31
1
24*
1
5.3
94*
6.3
6.1
9.4
68*
6.3
17
6.2
23
1
17*
22
6.3
69*
31
7.1
20
23
55*
2.1
7.2
55*
1
20
19
7.3
78*
22
8.1
83*
1
3.1
13
8.2
2.1
49
11
32*
8.3
94*
6.3
(%)
9
3.1
10
8.3
11
2.1
12
4.2
13
43
14
38
15
5.2
4.2
53
A
B
C
D
E
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
9.1
68*
13
10
9.4
9.2
22
3.1
27
29*
9.3
89*
11
10.1
0
0
5.2
95*
10.2
35*
6.3
18
25
10.3
66*
34
11.1
39
27
32*
2.1
11.2
9.4
53*
22
10
11.3
76*
24
12.1
53*
29
3.1
15
12.2
14
19
59*
6.3
12.3
83*
17
13.1
15
49*
2.1
34
13.2
11
35
21
29*
13.3
63*
38
14.1
9.4
9.4
67*
15
14.2
14
8.3
66*
11
14.3
88*
13
15.1
1
52*
2.1
45
15.2
33
52
3.1
8.3*
15.3
36*
64
19
16
5.2
2.1
3.1
1
3.1
54
Soal terdiri dari tiga jenis yaitu pilihan ganda pada tingkat pertama, pilihan
ganda dengan jawaban terbuka pada tingkat kedua dan tingkat kepercayaan
(confident level). Tingkat pertama terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu A, B,
C dan D. Tingkat kedua terdiri dari lima pilihan jawaban dengan empat pilihan
tertutup (yang sudah diberikan ) dan satu jawaban bebas yang dapat ditulis sendiri
oleh siswa. Sedangkan Tingkat ketiga yaitu tingkat kepercayaan diberikan dua
pilihan keyakinan yaitu yakin (A) atau tidak yakin (B) atas jawaban yang
diberikan pada tingkat pertama dan kedua.
Persentase jawaban benar dengan alasan yang salah disertai kepercayaan yang
tinggi terdapat pada soal nomor satu, lima, enam, dan delapan, sembilan dan 10.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa yakin dengan alasan yang tidak sesuai dengan
konsep Virus mengenai sejarah penemuan, ciri tubuh, perbedaan virus dengan
organisme lain, reproduksi virus dan penyakit yang ditimbulkan oleh virus.
Persentase kriteria siswa memberikan jawaban yang rendah pada tingkat pertama
dan alasan pernyataan tinggi pada tingkat kedua serta keyakinan yang tinggi
terjadi pada soal nomor dua,11 dan 12. Persentase dengan kriteria dimana siswa
memberikan jawaban yang tinggi pada tingkat pertama dan pernyataan rendah
pada tingkat kedua serta keyakinan yang rendah terjadi pada soal nomor 15.
1.
Identifikasi Siswa Berdasarkan Kelas
Persentase pilihan siswa dari tiga kategori yaitu miskonsepsi, paham dan
tidak paham konsep. Adapun pengelompokkan pemahaman yang teridentifikasi di
SMAN 74 Jakarta pada Gambar 4.1.
Persentase
60
40
20
0
Miskonsepsi
Tidak Paham
Paham
Gambar 4.1 Grafik Persentase Miskonsepsi, Tidak Paham dan Paham Konsep
Kelas X SMAN 74 Jakarta Konsep Virus
55
Miskonsepsi memiliki tingkat persentase lebih tinggi dua kali lipat
dibandingkan paham dan ketidakpahaman terhadap konsep Virus (Gambar 4.1).
Tingginya persentase miskonsepsi yang terjadi pada tiga kelas X MIA di SMAN
74 Jakarta menunjukkan siswa kurang paham atau sedikitnya informasi mengenai
konsep Virus.
2.
Identifikasi Berdasarkan Skor
Perbandingan skor 1 diperoleh dari tingkat pertama (pilihan ganda), skor 2
diperoleh dari tingkat pertama dan kedua serta skor 3 diperoleh dari tingkat
pertama, kedua dan tingkat keyakinan. Hasil rekapitulasi skor 1, skor 2 dan skor 3
dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Persentase
120
100
80
60
40
20
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Skor 1 95.96 30.3 90.91 63.64 70.71 65.66 53.54 80.81 65.66 91.92 31.31 51 47.47 64.65 50.51
Skor 2 9.091 27.27 54.55 38.38 20.2 14.14 51.52 28.28 20.2 34.34 27.27 50 21.21 63.64 4.04
Skor 3 9.091 26.26 50.51 32.32 17.17 8.081 41.41 25.25 19.19 17.17 15.15 47.47 13.13 58.59 3.03
Mean
63.6
30.94
25.59
Gambar 4.2 Grafik Persentase Perbandingan Skor Jawaban Benar
Berdasarkan Gambar 4.2 pada skor 1 siswa rata-rata menjawab benar paling
tinggi artinya, pada tingkat pertama (pilihan ganda) memiliki tingkat kesulitan
rendah. Semakin naik tingkatannya maka jawaban siswa semakin rendah karena
tingkat kesulitan semakin tinggi walaupun, tingkat pertama dan kedua memiliki
persentase yang tidak jauh berbeda jika dibandingkan skor 1. Bentuk soal ThreeTier Test berbeda dengan tes pada umunya karena memiliki tiga tingkatan proses,
akibatnya dibutuhkan pemikiran dan pemahaman sehingga waktu pengerjaan
lebih lama.
3.
Identifikasi Butir Kepahaman per Butir Soal
Empat kategori kepahaman bila dianalisis dari 15 butir soal menunjukkan
adanya dominasi. Miskonsepsi yang terbagi dua kategori yaitu false positive dan
56
false negative saling menonjol di setiap butir soal bila dibandingkan dengan dua
kategori lainnya (paham dan tidak paham). Adapun sebaran persentase kategori
Persentase
perbutir soal terdapat pada Gambar 4.3.
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1
2
3
4
5
6
7
8
False negatif 1.042 58.33 5.208 25 26.04 22.92 33.33 14.58
False positif 81.25 4.167 38.54 25
50 36.46 2.083 53.13
Tidak paham 8.333 21.88 5.208 15.63 6.25 30.21 21.88 6.25
Paham
9.375 15.63 51.04 34.38 17.71 10.42 42.71 26.04
9
10
11
12
13
23.96 3.125 57.29 32.29 29.17
14
25
15 Mean
22.92 25
42.71 45.83 3.125 2.083 19.79 1.042 10.42 27.78
13.54 33.33 23.96 16.67 37.5 13.54 63.54 21.25
19.79 17.71 15.63 48.96 13.54 60.42 3.125 25.97
Gambar 4.3 Grafik Persentase false positive, false negative, Tidak Paham dan
Paham Konsep Virus per Butir Soal
Pada Gambar 4.3 false positive terjadi apabila tingkat pertama benar dan
tingkat kedua salah dengan tingkat keyakinan yakin terhadap kedua jawaban,
persentase tertinggi terjadi pada soal nomor 1 dan nomor 8 dengan nilai 81% dan
53%. Soal dengan tingkat tidak paham konsep tertinggi terjadi pada soal nomor
15 dengan persentase 64%. False negative tertinggi terjadi pada soal dengan
nomor 2 dan 11 dengan nilai melebihi 50% jumlah siswa, false negative terjadi
apabila tingkat pertama salah dan tingkat kedua benar atau tingkat pertama dan
tingkat kedua salah dengan tingkat keyakinan yakin terhadap kedua jawaban.
B. Pembahasan
Identifikasi
miskonsepsi
siswa
dilakukan
untuk
mengukur
tingkat
pemahaman siswa setelah diperoleh informasi dalam pembelajaran. Identifikasi
ini memberikan tiga kategori pemahaman yaitu paham konsep, tidak paham
konsep dan miskonsepsi. Kategori miskonsepsi terbagi kembali menjadi dua
kategori (false positive dan false negative) memberikan informasi kesalahan hasil
asimilasi dan akomodasi siswa setelah proses pembelajaran. Hal ini dinyatakan
Hestenes dan Halloun bahwa siswai kurang paham (deficiency understanding)
bila false positive, sedangkan kurang pahamnya siswa yang disebabkan sedikitnya
57
informasi yang diperoleh (deficiency information) pada suatu konsep bila false
negative.1 Terdapat beberapa penyebab terjadinya miskonsepsi pada siswa yaitu
siswa, guru, buku teks, konteks, dan cara mengajar. Penelitian yang dilakukan
dalam identifikasi miskonsepsi hanya dilihat melalui dua sudut pandang kesalahan
pada siswa dan buku teks. Setelah membandingkan buku teks yang digunakan
yaitu Biologi SMA/MA kelas X kurikulum 2013 dengan dua buku sumber lainnya
yaitu Campbell dan Biologi kelas X kurikulum KTSP, diperoleh kesimpulan isi
yang digunakan sudah sesuai. Fokus permasalahan dan penyebab terjadinya
miskonsepsi siswa adalah pada diri siswa melalui buku Paul Suparno. Penjelasan
lebih rinci mengenai paham, tidak paham dan miskonsepsi terpaparkan pada
bahasan berikut ini.
1.
Menjelaskan sejarah penemuan virus
Pemahaman siswa pada indikator sejarah penemuan virus, terdapat pada butir
soal nomor satu dengan indikator soal menentukan virus yang pertama kali
ditemukan. Miskonsepsi yang terjadi pada soal ini tergolong sangat tinggi pada
false positive dengan persentase 99% pada tingkat pertama, 9,4% pada tingkat
kedua dan 93% pada tingkat ketiga. Miskonsepsi pada indikator ini sudah
ditemukan pada saat tahap penyusunan soal Three-Tier Test tahap pertama yaitu
wawancara (Lampiran 5 dan Tabel 3.7) dan pada tahap kedua (Lampiran 7 dan
Tabel 3.8) yaitu pertanyaan terbuka (open ended question), siswa menganggap
“Adolf Meyer adalah ilmuan pertama yang menemukan TMV dan virus TMV
dapat ditularkan dengan bersentuhan”.
Tabel 4.2 Persentase Soal Nomor 1
1
No.
Kriteria
Persentase
1.
False positive
81,25
2.
False negative
1,04
3.
Tidak paham
8,33
4.
Paham
9,38
David Hestenes & Ibrahim Halloun., Interpreting the force concept Inventory a Response to
Huffman and Heller, Article appeared in the Physics Teacher, 1995, p. 6
58
Pada indikator soal nomor satu, siswa menjawab dengan kategori false
positive terbesar pada pilihan B-B-A (46,75%). Siswa yang mengalami
miskonsepsi false positive menganggap bahwa, “bercak kuning pada tanaman
tembakau terjadi karena virus TMV sebagai jawaban benar yang diberikan pada
tingkat pertama dengan alasan yang tidak seusai pada tingkat kedua tanaman
tembakau sudah ditemukan sejak tahun 1883 serta meyakini jawaban yang
diberikan.
Kesalahan atau miskonsepsi false positive yang terjadi pada siswa
dikarenakan siswa salah dalam memberikan alasan menjawab tingkat pertama,
sehingga miskonsepsi disebabkan oleh penalaran siswa yang tidak lengkap atau
salah, akibatnya siswa salah dalam menarik kesimpulan dan mengeneralisasikan
pengetahuannya.2
2.
Menggambarkan struktur virus
Dua indikator soal yang digunakan mengetahui pemahaman siswa mengenai
gambar struktur tubuh virus. Hasil pegamatan pada Tabel 4.1 mengungkapkan
terjadinya miskonsepsi pada indikator ini, dibuktikan dengan persentase yang
diperoleh.
Indikator pertama, siswa dapat memperkirakan cara mengetahui ukuran dan
struktur tubuh virus. Persentase siswa menjawab benar pada indikator ini tidak
jauh berbeda pada tingkat pertama dan kedua sebesar 31% dan 32% dengan
tingkat keyakinan sebesar 90%. Jika dilihat pada Tabel 4.3 false negative lebih
besar dibandingkan false positive dan tidak paham konsep, hal ini membuktikan
masih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi karena kurang paham
mengenai indikator ukuran dan struktur tubuh virus.
Miskonsepsi pada indikator ini ditemukan sejak awal pada tahap penyusuan
soal Three-Tier Test, tahap pertama adalah wawancara (Lampiran 5 dan Tabel
3.7) siswa menganggap “virus dapat dilihat menggunakan pengamatan secara
2
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan konsep dalam Pendidikan fisika. (Jakarta: PT
Grasindo, 2005), h. 38.
59
morfologi dengan mikroskop cahaya serta pemisahan bakteri dan virus dengan
pembekuan karena hanya virus yang dapat dikristalkan”. Miskonsepsi terjadi
kembali pada tahap kedua (Lampiran 7 dan Tabel 3.8) penyusunan soal ThreeTier Test yaitu tahap pertanyaan terbuka (open ended question) siswa
menganggap virus dapat mati dengan penggunaan antibiotik.
Tabel 4.3 Persentase Soal Nomor 2
No.
Kriteria
Persentase
1.
False positive
4,17
2.
False negative
58,33
3.
Tidak paham
10,42
4.
Paham
27,08
Persentase Indikator soal nomor 2 pada Tabel 4.3 menjelaskan siswa
mengalami miskonsepsi false negative, jawaban siswa terbesar pada pilihan D-BA sebesar 34,55% dengan kategori menjawab salah pada tingkat pertama, alasan
yang salah pada tingkat kedua dan yakin pada tingkat ketiga. Miskonsepsi pada
indikator ini siswa menganggap “pengukuran perbandingan tidak dapat digunakan
dalam mengetahui ukuran tubuh virus” pilihan jawaban D-salah dengan alasan
pengukuran tubuh virus harus dilakukan dengan alat ukur pilihan jawaban Bsalah.
Siswa mengalami miskonsepsi humanistik yaitu cara pandang siswa yang
memandang benda dari sudut pandang manusiawi, benda dan situasi yag
dipikirkan seperti pengalaman dan tingkah laku manusia yang masih hidup
sehingga tidak sesuai.3 Dalam hal ini siswa menganggap virus seperti manusia
yang membutuhkan alat ukur untuk mengetahui ukuran tubuhnya.
Indikator kedua, siswa dapat mengkategorikan struktur tubuh virus.
Persentase siswa berdasarkan Tabel 4.1 menjawab benar pada tingkat pertama dan
kedua berkisar 94% dan 59% dengan tingkat keyakinan 95%, hubungan false
positive dan tingkat keyakinan yang tinggi menyebabkan siswa paham pada
konsep.
3
Ibid., h. 36-37.
60
Tabel 4.4 Persentase Soal Nomor 3
3.
No.
Kriteria
Persentase
1.
False positive
38,54
2.
False negative
5,21
3.
Tidak paham
5,21
4.
Paham
51,04
Membandingkan struktur tubuh virus satu dengan virus yang lain
berdasarkan gambar tubuh virus.
Siswa dapat membedakan ukuran tubuh virus dengan makhluk lain maka,
digunakan soal nomor empat. Hasil yang diperoleh berdasarkan Tabel 4.1
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persentase 15% antara tingkat pertama
dan kedua, sedikitnya selisih persentase menunjukkan banyak siswa yang paham
mengenai indikator ini.
Tabel 4.5 Persentase Soal Nomor 4
4.
No.
Kriteria
Persentase
1.
False positive
25
2.
False negative
25
3.
Tidak paham
15,63
4.
Paham
34,38
Mengidentifikasi ciri-ciri, ukuran, dan bentuk virus.
Dua indikator soal yang digunakan untuk mengidentifikasi ciri-ciri, ukuran
dan bentuk virus yaitu soal nomor lima dan soal nomor enam. Indikator soal
nomor lima, siswa dapat mencirikan tubuh virus. Pada Tabel 4.1 diperoleh bahwa
siswa menjawab benar pada tingkat pertama dan kedua sebesar 73% dan 24%
dengan tingkat keyakinan 94%. Tingginya tingkat pertama menyebabkan siswa
mengalami miskonsepsi false positive. Pada soal nomor lima terdapat perbedaan
dari soal sebelumnya pada soal ini siswa lebih banyak memiliki pilihan jawaban E
pada tingkatan kedua, pilihan E merupakan pilihan jawaban bebas yang dapat
dipilih siswa untuk memperkuat alasan menjawab tingkat pertama.
61
Gambar 4.6 Jawaban soal three-tier test Nomor Lima
Pada soal ini ditemukan miskonsepsi baru mengenai konsep Virus melalui
jawaban yang diberikan pada pilihan E, yaitu:
a.
Dua siswa menjawab virus berkembangbiak dengan litik dan lisogenik agar
dapat memperbanyak koloni.
b.
Tiga siswa menjawab virus dapat berkembangbiak secara seksual dan
aseksual.
c.
26 siswa menjawab virus adalah makhluk hidup yang dapat bereproduksi dan
berkembang biak.
Tabel 4.6 Persentase Soal Nomor 5
No.
Kriteria
Persentase
1.
False positive
50
2.
False negative
26,04
3.
Tidak paham
6,25
4.
Paham
17,71
Indikator nomor lima siswa mengalami miskonsepsi false positive, jawaban
siswa terbanyak pada pilihan A-E-A sebesar 87,5%. Siswa memberikan jawaban
benar pada tingkat pertama pilihan jawaban A, dengan alasan menggunakan
jawaban yang berasal dari diri siswa yang salah pilihan jawaban E dan yakin
terhadap jawaban yang diberikan. Siswa mengalami miskonsepsi pemikiran
humanistik, dengan menganggap virus sebagai makhluk hidup yang dapat
bereproduksi.
62
Indikator soal nomor enam, siswa dapat menyelidiki perbedaan ciri tubuh
virus dengan organisme lain. Persentase pada Tabel 4.1 pada tingkat pertama dan
kedua sebesar 68% dan 17% dengan tingkat keyakinan 69%, sehingga dapat
disimpulkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi false positive. Sama halnya
dengan nomor lima pada soal nomor enam ini siswa banyak memilih pilihan
jawaban E sebesar 38%.
Gambar 4.7 Jawaban soal three-tier test Nomor Enam
Pada soal ini ditemukan miskonsepsi mengenai konsep virus melalui jawaban
yang diberikan pada pilihan E, siswa menjawab virus dapat berkembang biak di
sel mati.
Tabel 4.7 Persentase Soal Nomor 6
No.
Kriteria
Persentase
1.
False positive
36,46
2.
False negative
22,92
3.
Tidak paham
31,25
4.
Paham
9,38
Pada indikator soal nomor enam siswa mengalami miskonsepsi false positive,
siswa menjawab pilihan B-E-A sebesar 60%. Siswa mengalami miskonsepsi tidak
lengkap atau salah karena siswa menganggap virus hanya dapat berkembangbiak
dalam sel hidup dengan alasan yang salah dan beragam pilihan jawaban E.
63
5.
Menjelaskan cara hidup virus
Digunakan satu indikator soal pada soal nomor tujuh. Indikator soal yang
terdapat pada nomor tujuh adalah siswa dapat menyimpulkan tempat hidup virus.
Hasil persentase yang diperoleh pada Tabel 4.1 terdapat persamaan persentase
antar tingkat pertama dan kedua yaitu sebesar 55% dengan tingkat keyakinan
78%. Dari Tabel 4.1 dan Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa siswa paham dalam
menjelaskan cara hidup virus.
Tabel 4.8 Persentase Soal Nomor 7
6.
No.
Kriteria
Persentase
1.
False positive
2,08
2.
False negative
33,33
3.
Tidak paham
21,88
4.
Paham
42,71
Menjelaskan reproduksi virus
Indikator ini digunakan dua indikator soal pada nomor delapan dan sembilan.
Berdasarkan pengamatan Tabel 4.2 diperoleh soal nomor delapan dan sembilan
memiliki persentase lebih tinggi pada tingkat pertama dibandingkan dengan
tingkat kedua dengan tingkat keyakinan yang tinggi yaitu, melebihi 80%.
Sehingga dapat dikatakan pada indikator ini siswa mengalami miskonsepsi false
positive dibuktikan pada Tabel 4.9 dan 4.10.
Pada indikator soal nomor 8 siswa mengalami miskonsepsi, sebelumnya
miskonsepsi siswa pada indikator ini sudah ditemukan pada saat penyusunan soal
Three-Tier Test tahap pertama (Lampiran 5 dan Tabel 3.7) yaitu wawancara,
siswa menganggap hasil reproduksi virus secara litik menghasilkan anakan yang
berbeda dengan induk dan reproduksi yang dilakukan virus sama dengan makhluk
hidup lain. Pada tahap kedua (Lampiran 7 dan Tabel 3.8) penyusunan soal ThreeTier Test yaitu pertanyaan terbuka siswa kembali mengalami miskonsepsi dengan
meganggap bahwa “fase perakitan pada bakteriofag yang menyerang virus di
siklus litik menyebabkan tubuh menyebabkan tubuh menjadi sakit dan pecahnya
sel inang pada siklus litik diakibatkan adanya fase absorbsi pada siklus hidup
virus”.
64
Tabel 4.9 Persentase Soal Nomor 8
No.
Kriteria
Persentase
1.
False positive
53,13
2.
False negative
14,58
3.
Tidak paham
6,25
4.
Paham
26,04
Siswa yang mengalami miskonsepsi false positive pada indikator soal nomor
delapan menjawab A-B-A sebanyak 74,51%. Siswa mengalami miskonsepsi
intuisi yang salah yaitu miskonsepsi yang berasal dari perasaan diri seseorang,
yang terjadi secara spontan mengungkapkan sikap atau gagasan. 4 Siswa meyakini
bahwa terbentuknya virus baru karena pecah dan matinya sel inang yang disebut
sebagai siklus litik pilihan jawaban A-benar disebabkan oleh sel inang tidak
memiliki pertahanan yang baik pilihan jawaban B-salah.
Pada indikator soal nomor sembilan mengenai klasifikasi virus, hampir
seluruh siswa menjawab benar pada tahap wawancara dan pertanyaan terbuka.
Miskonsepsi yang terjadi mungkin disebabkan siswa kurang teliti dalam membaca
soal.
Tabel 4.10 Persentase Soal Nomor 9
No.
Kriteria
Persentase
1.
False positive
42,71
2.
False negative
23,96
3.
Tidak paham
12,5
4.
Paham
19,79
Indikator nomor sembilan kembali mengalami miskonsepsi false positive,
siswa menjawab A-A-A sebanyak 46,34%. Miskonsepsi yang terjadi disebabkan
intuisi siswa yang salah, yang meyakini bahwa
virus tidak diklasifikasikan
berdasarkan cara geraknya di alam bebas pilihan jawaban A-benar, dengan alasan
virus tidak menyebar di alam bebas pilihan jawaban salah A-salah . Siswa
4
Ibid., h. 38-39.
65
mengkaitkan jawaban pada tingkatan pertama dengan tingkat kedua sehingga
disebut miskonsepsi intuisi.
7.
Menjelaskan kasus-kasus dalam kehidupan sebagai dampak negatif dan
positif dari virus. Indikator ini digunakan tiga indikator soal pada
nomor 10, 11 dan 12
Indikator soal nomor 10, siswa dapat menyelidiki ciri penyakit Ebola.
Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh persentase tingkat pertama dan kedua sebesar
95% dan 35% dengan tingkat keyakinan 66%. Tingginya pesentase tingkat
pertama menjelaskan bahwa siswa mengami miskonsepsi false positive.
Indikator soal nomor 10 membahas mengenai isu penyakit yang sedang
marak terjadi yaitu penyakit Ebola. Miskonsepsi pada indikator soal ini sudah
terjadi pada saat penyusunan soal Three-Tier Test tahap pertama dan kesatu yaitu
wawancara dan pertanyaan terbuka siswa menganggap Ebola disebabkan karena
virus yang menginfeksi bakteri.
Gambar 4.8 Jawaban soal three-tier test Nomor 10
Tabel 4.11 Persentase Soal Nomor 10
No.
Kriteria
Persentase
1.
False positive
44,79
2.
False negative
3,13
3.
Tidak paham
34,38
4.
Paham
17,71
66
Kebanyakan siswa mengalami miskonsepsi false positive, dengan pilihan
terbanyak D-D-A sebanyak 46,51%. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa di
indikator soal nomor 10 merupakan miskonsepsi prakonsep, miskonsepsi awal
saat membaca dan memahami soal. Siswa diberikan soal mengenai ciri penyakit
ebola pilihan jawaban D, siswa menjawab alasan berdasarkan pernyataan yang
diberikan pada soal.
Indikator soal nomor 11, siswa menafsirkan kasus berdasarkan fakta yang
terjadi. Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh persentase tingkat pertama dan kedua
sebesar 32% dan 53% dengan tingkat keyakinan 53%. Tingginya persentase
tingkat kedua dan tingkat keyakinan 53% diartikan bahwa siswa mengalami
miskonsepsi false negative. Miskonsepsi yang terjadi pada indikator soal nomor
11 disebabkan karena siswa salah menjawab konsep pada tingkat pertama
mengenai penyebaran flu burung hingga menjadi suatu epidemi pada manusia.
Tabel 4.12 Persentase Soal Nomor 11
No.
Kriteria
Persentase
1.
False positive
3,13
2.
False negative
57,29
3.
Tidak paham
23,96
4.
Paham
15,63
Siswa mengalami miskonsepsi false negative, pilihan jawaban terbanyak
terjadi pada pilihan A-B-A sebesar 38,18%. Miskonsepsi terjadi karena
perkembangan kognitif siswa yang tidak sesuai dengan apa yang sudah dipelajari,
biasanya terjadi pada bahan yang abstrak sehingga siswa sulit menangkap dan
sering salah mengerti tentang konsep.5 Siswa meyakini agar virus H5N1 dapat
menyebabkan suatu epidemi pada manusia, virus harus mampu berevolusi dengan
cepat pilihan jawaban A-salah dengan alasan karena virus dapat mengalami
mutasi dan penyebaran yang cepat pilihan jawaban B-benar.
Indikator soal nomor 12 siswa dapat memprediksi penyakit dan virus yang
menyebabkannya. Tabel 4.1 diperoleh persentase tingkat pertama dan kedua
5
Ibid., h. 39.
67
sebesar 53% dan 59% dengan tingkat keyakinan 83%. Selisih 6% dan tingkat
keyakinan tinggi dapat dikatakan siswa paham dalam memprediksi penyakit dan
virus yang menyebabkannya.
Tabel 4.13 Persentase Soal Nomor 12
8.
No.
Kriteria
Persentase
1.
False positive
2,08
2.
False negative
32,29
3.
Tidak paham
16,67
4.
Paham
48,96
Menjelaskan cara pencegahan dan pengobatan infeksi virus. Pada
indikator ini digunakan dua indikator soal nomor 13 dan 14
Indikator soal nomor 13, siswa dapat menyebutkan cara penggunaan vaksin
Polio. Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh persentase tingkat pertama dan kedua
sebesar 49% dan 29% dengan tingkat keyakinan 63%. Selisih 20% antara tingkat
pertama dan kedua dengan tingkat keyakinan tinggi, dapat disimpulkan siswa
mengalami tidak paham konsep mengenai cara penggunaan vaksin polio.
Ketidakpahaman siswa mengenai vaksin terlihat pada tahap penyusanan soal
Three-Tier Test tahap pertama yaitu wawancara, siswa menganggap vaksin
sebagai antibodi dan tahap pertanyaan terbuka siswa menganggap vaksin virus
cacar dapat dibuat melalui pengkristalan, pewarnaan dan dengan protein hewan.
Tabel 4.14 Persentase Soal Nomor 13
No.
Kriteria
Persentase
1.
False positive
19,79
2.
False negative
29,17
3.
Tidak paham
37,5
4.
Paham
13,54
Indikator soal nomor 14, siswa dapat menentukan cara tubuh bertahan dari
serangan virus. Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh persentase tingkat pertama dan
kedua sebesar 67% dan 66% dengan tingkat keyakinan 88%. Selisih 1% antara
tingkat pertama dan kedua yang tergolong rendah dengan tingkat keyakinan yang
68
tinggi dapat disimpulkan bahwa siswa paham cara pertahanan tubuh dalam
melawan kuman penyakit.
Tabel 4.15 Persentase Soal Nomor 14
9.
No.
Kriteria
Persentase
1.
False positive
1,04
2.
False negative
25
3.
Tidak paham
13,54
4.
Paham
60,42
Menjelaskan cara pembiakan virus
Indikator soal pada nomor 15, siswa dapat menyimpulkan hasil pembiakkan
virus. Pada Tabel 4.1 diperoleh persentase tingkat pertama dan kedua sebesar 52%
dan 8,3% dengan tingkat keyakinan 36%. Perbedaan persentase yang signifikan
pada tingkat pertama dan kedua dengan tingkat keyakinan dibawah 50%
menyebabkan siswa banyak yang mengalami tidak paham mengenai cara
pembiakkan virus. Ketidakpahaman yang terjadi pada indikator soal ini diperkuat
dengan adanya miskonsepsi siswa dalam menjelaskan cara reproduksi dan
pembuatan vaksin.
Tabel 4.16 Persentase Soal Nomor 15
No.
Kriteria
Persentase
1.
False positive
10,42
2.
False negative
22,92
3.
Tidak paham
63,54
4.
Paham
3,13
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari perhitungan persentase
keseluruhan (Gambar 4.4) dan analisis indikator soal diatas,
siswa paham
mengenai konsep virus pada indikator soal nomor 3, 4, 7, 12 dan 14. Paham
konsep terjadi apabila persentase antara tingkat pertama dan kedua dibawah 40%
dengan tingkat keyakinan yang tinggi yaitu diatas 70%. Tidak paham konsep virus
terjadi pada indikator soal 13 mengenai cara penggunaan vaksin polio dan 15
mengenai cara pembiakan virus. Tidak paham konsep terjadi apabila tingkat
69
pertama memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan tingkat kedua dengan
persentase tingkat keyakinan dibawah 69%.
Berdasarkan Gambar 4.1 menunjunkkan siswa lebih banyak mengalami
miskonsepsi sebesar 52,78%. Berdasarkan analisis indikator soal miskonsepsi
pada konsep virus dibagi menjadi dua yaitu miskonsepsi false positive dan
miskonsepsi false negative. Miskonsepsi false positive terjadi pada indikator soal
nomor satu mengenai sejarah penemuan virus; nomor lima dan enam mengenai
identifikasi ciri ukuran dan bentuk virus; nomor delapan dan sembilan mengenai
reproduksi virus dan 10 mengenai penyakit ebola. Miskonsepsi false positive
terjadi apabila persentase tingkat pertama lebih besar dibandingkan tingkat kedua
dengan tingkat keyakinan diatas 69%. Miskonsepsi false negative terjadi pada
indikator soal nomor dua mengenai cara mengetahui ukuran tubuh virus dan 11
mengenai kasus berdasarkan fakta. Miskonsepsi false negative terjadi apabila
persentase tingkat pertama lebih rendah dibandingkan tingkat kedua dengan
persentase tingkat keyakinan diatas 69%.
Pembelajaran bermaknalah yang menyebabkan pemahaman pada diri siswa
sehingga dapat membuat siswa mengerti mengenai suatu konsep. Pembelajaran
bermakna terjadi apabila pengolahan informasi baru dalam pikiran siswa terkait
dengan pengetahuan yang dipelajari sebelumnya.6 Miskonsepsi bisa terjadi karena
pemahaman awal siswa (pra konsepsi) yang salah dan seberapa baik kemampuan
atau konsep itu dipelajari. Bahan yang dihafal tidak mungkin dialihkan ke situasi
baru tidak peduli seberapa mendalam konsep itu dikuasi.7
Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa Three-Tier Test efektif
dalam identifikasi miskonsepsi dengan soal yang valid dan reliabel. Identifikasi
miskonsepsi siswa dikelompokkan menjadi false positive dan false negative
disertai dengan identifikasi siswa yang tidak paham dan paham konsep (Gambar
4.3). Jawaban benar dikelompokkan menjadi skor 1, skor 2 dan skor 3 (Gambar
4.2).
6
7
Robert E.Slavin. 2008. Psikologi Pendidikan teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks. h.249.
Ibid., h. 301.
70
Menurut Hestenes dan Halloun dalam jurnal Haki Pesman menyebutkan
bahwa salah satu keuntungan menggunakan Three-Tier Test adalah dapat
memperkirakan persentase false positive dan false negative.
8
Pada Gambar 4.1
selisih persentase tidak paham konsep sebesar 5% dibandingkan false positive dan
false negative.
Berdasarkan Gambar 4.3, persentase false positive lebih besar dibandingkan
persentase false negative, hal ini dikarenakan false positive sangat sulit atau
bahkan false positive tidak bisa dihilangkan sama sekali. Soal pilihan ganda
memiliki 20% kemungkinan terjadinya false positive, hal ini disebabkan karena
siswa memiliki kesempatan untuk memberikan jawaban secara acak pada tes
pilihan ganda. Selain itu, pengecoh yang kuat dapat memunculkan false positive
pada siswa.9
Persentase false negative yang lebih rendah dari false positive menunjukkan
false negative digunakan sebagai alat untuk siswa yang tidak teliti atau ceroboh.10
Tingkat pertama merupakan alasan tingginya false negative. Jawaban salah pada
tingkat pertama bukan saja mengalami miskonsepsi false negative tetapi juga
dapat dikatakan tidak paham konsep. Setiap jawaban salah dari siswa dalam tes
bukan berarti siswa mengalami miskonsepsi, miskonsepsi terjadi jika siswa
memberikan deskripsi yang salah untuk jawaban yang salah maka dapat disebut
dengan miskonsepsi.11
Terjadinya tidak paham konsep mungkin disebabkan karena pengetahuan
yang diperoleh siswa kurang membantu dalam memahami konsep Virus.12
Menurut Eryilmaz dan Sumeli dalam Kutluay untuk menerima adanya
miskonsepsi pada siswa harus dapat menunjukan tingkat keyakinan siswa, karena
jawaban tingkat pertama dan tingkat kedua ditentukan oleh ketidakpahaman.
Untuk itu tingkat pertama dan kedua tidak dapat menentukan miskonsepsi tanpa
8
Haki Pesman& Alieryilmaz, Development of a Three-Tier Test to Asses Misconception
About Simple Electric Circuit, The Journal of Education Research, 2010, p. 214.
9
Hestenes & Halloun, op, cit., p. 3.
10
Ibid.
11
Tuncay, H. Kübra, İlbilge., A Study on Misconceptions of Senior Class Students in Some
Physics Topics and the Effect of the Technique Used in Misconception Studies, Journal of Turkish
Science Education, 2012, p. 155.
12
Ibid.
71
adanya keyakinan pada tingkat ketiga. Kelebihan Three-Tier Test adalah dapat
menentukan siswa yang tidak paham konsep.13
Perbandingan persentase rata-rata yang diperoleh antara skor 1 dan skor 2
(Gambar 4.2) adalah 32,53% dan perbandingan antara skor 2 dan skor 3 adalah
5,6%. Perbandingan presentase yang diperoleh dapat dikatakan bahwa soal
memiliki pengecoh yang kuat. Berdasarkan hasil pengamatan sebesar 5,6%
miskonsepsi hilang ketika skor berubah dari skor 2 ke skor 3, sehingga dapat
dikatakan bahwa siswa yang memiliki miskonsepsi pada skor 2 tidak dapat
dikatakan pasti memiliki miskonsepsi pada perhitungan skor 3. Penurunan
persentase miskonsepsi dapat dikaitkan dengan kurangnya pengetahuan yang
dimiliki siswa.
Tingginya persentase miskonsepsi mencapai 52,78% dua kali lipat
dibandingkan paham dan tidak paham konsep, mengartikan bahwa belum
tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar pelajaran Biologi menurut
BNSP. Siswa belum dapat mengembangkan kemampuan berpikir analisis,
induktif dan deduktif menggunakan konsep dan prinsip biologi khususnya pada
konsep Virus. Hal ini desebabkan karena pemahaman siswa yang kurang dan
sedikitnya informasi yang diperoleh. Miskonsepsi pada konsep Virus perlu
diketahui sehingga dapat diperbaiki atau bahkan dihilangkan, mengingat
pentingya konsep Virus pada kemajuan Bioteknologi modern dalam rekayasa
genetika, pembuatan vaksin dan aplikasi lainnya. Penjelasan diatas membuktikan
Three-Tier Test efektif dalam mengungkapkan miskonsepsi dan tidak paham
konsep Virus.
13
Yasin Kutluay, “Diagnosis Of Eleventh Grade Students’ Misconceptionsabout Geometric
Optic By A Three-Tier Test”, Tesis Master, Middle East, Technical University, Turkey, 2005,
p.82.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa siswa mengalami
miskonsepsi pada konsep Virus. Miskonsepsi yang terjadi sebesar 52,78 %
dengan false negative sebesar 25% dan false positive sebesar 27,7%. Kelebihan
Three-Tier Test adalah dapat mempersentasikan siswa yang tidak paham konsep,
siswa tidak paham konsep sebesar 21,2%. Siswa mengalami miskonsepsi false
positive mengenai sejarah penemuan virus, identifikasi ciri, ukuran dan bentuk
virus serta menjelaskan reproduksi virus. Siswa mengalami miskonsepsi false
negative mengenai cara mengetahui ukuran tubuh virus dan menafsirkan kasus
berdasarkan fakta. Sedangkan siswa tidak paham mengenai cara pencegahan
infeksi virus dengan vaksin polio dan cara pembiakan virus.
B. Saran
Dari hasil penelitian, maka peneliti memiliki saran:
1. Bagi pelajar dapat meningkatkan motivasi atau gairah dan semangat belajar
untuk mendapatkan pembelajaran pada suatu konsep dengan benar.
2. Bagi guru dapat memperbaiki sistem pengajaran dan lebih aktif dalam dalam
mengidentifikasi miskonsepsi atau kesulitan belajar peserta didik, sehingga
dapat memberikan pembelajaran yang bermakna. Jika terdapat miskonsepsi
pada konsep awal siswa mengenai konsep hendaknya guru menjelaskan kepada
siswa mengenai konsep yang benar
3. Bagi peneliti hasil penelitian yang diperoleh dapat digunakan sebagai
remediasi dalam menanggulangi miskonsepsi pada konsep Virus.
4. Bagi pembaca instrumen tes diagnostik Three-Tier Test
dapat digunakan
sebagai pertimbangan untuk melakukan penelitian analisis miskonsepsi.
72
73
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, Achmad Z. “ Miskonsepsi dalam Pembelajaran Sains di Madrasah
Ibtidaiyah”. Jurnal Edukasi. tt.
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, edisi 2. Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2012.
Astari, Riana D. “Pengembangan Three-Tier Test sebagai Instrumen dalam
Identifikasi Miskosepsi Konsep Atom, Ion dan Molekul”, skripsi S1 UIN
Yogyakarta. 2012. tidak dipublikasikan.
BSNP. Standar Isi. .www.bsnp-indonesia.org, 04 Januari 2014.
Budiningsih, Sri. “Pengembangan Instrumen Diagnostik Three-tier Untuk
Mengidentifikasi Miskonsepsi Listrik Dinamis Siswa Kelas X SMA”,
Jurnal Edukasi. tt.
Byrnes, James P. Cognitive Deveploment and Learning Third Edition. America:
Pearson and AB, 2009.
Campbell, Neil A. Reece, Jane B. Urry, Lisa A. Cain, Michael L, dkk. Biologi
edisi kedelapan jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2008.
Charlesworth R., Lind Karen. K, Math and Science for Young Children Seventh
Edition. Canada: Wadsworth, 2013.
Dindar, Ayla C. and Geban, O. Development of a Three-tier test to Assess High
School Students Understanding of Acid and Bases Journal of Procedia
Social and Science. 2011.
Hestenes , David and Halloun, Ibrahim. Interpreting the force concept Inventory a
Response to Huffman and Heller. Article appeared in the Physics Teacher,
1995.
Kaltakci, D. and Eryilmaz, A. Identifying Pre-Service Physics Teacher
Misconseption with Three-Tier Tests, Journal of Secondary Science/Math.
tt.
Kutluay, Yasin. Diagnosis Of Eleventh Grade Students’ Misconceptionsabout
Geometric Optic By A Three-Tier Test. Tesis Master. Middle East
Technical University Turkey, 2005.
74
Mintzes, Joel J, Wandersee, James H, and Novak, Joseph D. Assessing Science
Understanding. California: Elsevier Academic Press, 2005.
Nazir, Moh. Metode Penelitian Cetakan Ketujuh. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.
Novak, Joseph D and Gowin D. Bob. Learning How to Leearn. America:
Cambridgae University Press, 1984.
Pesman, Haki and Eryilmaz, Ali. Development of a Three-Tier Test to Asses
Misconception About Simple Electric Circuit. The Journal of Education
Research, 2010.
Sahin, Hasan. and Bilal. Developing Three-Tier Misconception Test About
Regular Circular Motion Journal of Education. 41, 2011.
Sencar, Selen and Eryilmaz , Ali. Factor Mediating the Effect of Gender on NinthGrade Turkish Students’ Misconception Concerning Electric Circuit.
Journal of Research in Science Teaching, Vol. 41, 2004.
Siregar, Syofyan. Statiska Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali Press,
2010.
Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks,
2008.
Sudjana , Nana. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012.
Suparno, Paul. Miskonsepsi dan Perubahan konsep dalam Pendidikan fisika.
Jakarta: PT Grasindo, 2005.
Suwarto. Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka belajar, 2013.
Treagust, David F. Diagnostic Assessment in Science as a Means to Improving
Teaching, Learning and Retention Journal of Science and Mathematics
Centre. 2006.
Tuncay, K. Hatice, and D. Ilbilge. A Study on Misconceptions of Senior Class
Students in Some Physics Topics and the Effect of the Technique Used in
Misconception Studies Journal of Turkish Science Education, 2012.
75
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2011.
Zulfiani, Feronika, Tonih, dan Suartini , Kinkin. Strategi Pembelajaran Sains Cet.
1. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
Lampiran: 2
KISI-KISI WAWANCARA GURU
Aspek
Pembelajaran
Biologi
Indikator
Metode yang digunakan dalam pembelajaran biologi.
Sumber bahan ajar (buku) yang digunakan dalam
pembelajaran biologi.
Konsep yang
Dianggap Sulit
Konsep yang dianggap sulit diajarkan dan dipahami oleh
siswa.
Kendala yang dihadapi pada pembelajaran konsep yang
dianggap sulit.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran konsep yang
dianggap sulit.
Penggunaaan media dalam pembelajaran konsep yang
dianggap sulit.
Metode yang efektif dalam mengajarkan konsep yang
dianggap sulit.
Miskonsepsi pada
Konsep yang
Dianggap Sulit
Diagnosis miskonsepsi.
Subkonsep pada konsep yang sering dimiskonsepsikan
oleh siswa.
Faktor penyebab miskonsepsi yang dialami siswa.
Upaya dalam mengatasi miskonsepsi siswa.
96
97
98
HASIL WAWANCARA
Tanggal
Narasumber
wawancara
25 agustus Nurwenda
2014
Sekolah
SMAN
Jakarta
Tanda
tangan
Stempel
sekolah
74
P: “Metode apakah yang sering ibu gunakan dalam pembelajaran Biologi?”
G: “Persentase, diskusi dan ceramah”
P: “Buku apakah yang digunakan sebagai panduan pengajaran Biologi di kelas
X?”
G: “Irnayungtyas kurikulum 2013”
P: “Konsep apakah yang dianggap sulit bagi siswa di kelas X semester ini bu?”
G: “ Virus”
P: “Pada konsep Virus, sub konsep apakah yang dianggap sulit bagi siswa?”
G: “Sub konsep mengenai reproduksi dan klasifikasi virus”
P: “Apakah yang membuat siswa mengalami kesalahpahaman dalam mempelajari
konsep Virus?”
G: “Siswa kurang membaca buku, siswa hanya bergantung pada internet dalam
mencari tugas tanpa mengetaui kebenaran sumber di buku utama”
P: “Menurut ibu media dan metode apakah yang paling efekftif dalam
mempelajari konsep Virus?”
G: “Ilustrasi gambar, video, animasi”
99
Lampiran : 4
Kisi-kisi Pedoman Wawancara Klinikal Sebagai Acuan Pembentuk Tier pertama
Jenjang sekolah
Mata Pelajaran
Jumlah Pertanyaan
Bentuk Wawancara
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
: SMAN
: Biologi
: 18 Pertanyaan
: Klinikal
: 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
: 3.3 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat.
No.
1.
Indikator
Menjelaskan sejarah penemuan virus
2.
Menggambarkan
virus.
3.
5.
Membandingkan struktur tubuh
virus satu dengan virus lain
berdasarkan gambar.
Mengidentifikasi ciri-ciri, ukuran
dan bentuk virus.
Menjelaskan cara hidup virus.
6.
Menjelaskan reproduksi virus.
4.
struktur
tubuh
Pertanyaan Wawancara Klinikal
Bagaimanakah sejarah virus pertama kali ditemukan? Siapa sajakah tokoh yang berperan dalam proses penemuan
virus? Jelaskan peranan masing-masing tokoh dalam penemuan virus!
Sebutkanlah mikroorganisme yang kalian ketahui? Apakah virus termasuk dalam mikroorganisme? Jika iya
mengapa virus dikatakan sebagai makhluk hidup? Jika tidak mengapa demikian?
Gambarkan, Sebutkan dan jelaskan fungsi dari bagian-bagian virus yang anda ketahui!
Apakah semua virus memiliki struktur tubuh yang sama seperti gambar yang anda buat? Jika berbeda apakah yang
membuat perbedaan dari struktur tubuh virus?
Dapatkah virus dan bakteri dibedakan? Jika iya bagaimana cara membedakan virus dan bakteri dalam suatu larutan?
Dapatkah anda menyebutkan ciri-ciri tubuh yang dimiliki virus?
Apakah virus dapat dilihat oleh mata telanjang? Jika tidak bagaimana cara kita dapat melihat virus?
Bagaimanakah cara hidup virus? Adakah perbedaan cara hidup virus dengan makhluk hidup lain? Deskripsikanlah
cara hidup virus!
Bagaimanakah cara para ilmuan mengklasifikasikan virus? Dapatkah anda menyebutkan contoh klasifikasi virus?
Perhatikanlah gambar dibawah ini!
Sebutkan dan jelaskan siklus A dan Siklus B beserta huruf yang ditunjukan pada skema reproduksi virus diatas! dan
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
100
7.
8.
9.
Menjelaskan kasus-kasus dalam
kehidupan sebagai dampak negatif
dan positif virus.
Menjelaskan cara pencegahan dan
pengobatan infeksi virus.
Menjelaskan cara pembiakan virus
bagaimanakah sifat virus baru yang dihasilkan?
Dapatkah virus menginfeksi bakteri? Jika virus dapat menginfeksi bakteri, virus seperti apakah yang dapat
menginfeksi bakteri? Berikanlah contohnya!
Apakah semua penyakit yang terjadi pada manusia, hewan dan tumbuhan disebabkan oleh virus? Sebutkanlah
beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh virus!
Sebutkanlah beberapa contoh penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus? Apakah yang anda ketahui mengenai
penyakit AIDS,SARS, flu burung hingga penyakit yang marak diberitakan seperti penyakit Ebola yang terjadi di
Afrika. Mengapa penyakit-penyakit diatas tergolong berbahaya?
Adakah cara yang digunakan agar virus memiliki manfaat bagi kehidupan manusia? Jika ada cara apakah yang dapat
dilakukan?
Salah satu teknologi yang digunakan dalam pemanfaatan virus adalah vaksin apakah yang dimaksud vaksin?
Dapatkah vaksin berguna bagi kehidupan manusia? Sebutkanlah contoh penggunaan vaksin yang anda ketahui!
Dapatkah virus hewan dan tumbuhan menyerang atau menginfeksi manusia? Jika ia apakah alasan yang mendasari
pernyataan tersebut?
Selain pencegahan dan pengobatan dari luar tubuh, dapatkan tubuh manusia melawan virus dalam dirinya? Jika iya
bagaimana cara tubuh mempertahankan diri dari infeksi virus?
Bagaimanakah cara virus dikembangbiakan? Apakah sifat yang dimiliki virus hasil biakan para ilmuan memiliki
sifat yang sama dengan induk virus? Jika iya mengapa demikian?
11
12
13
14
15
16
17
18
Catatan:
-Indikator yang digunakan disesuaikan dengan RPP yang digunakan di SMAN 66 & 74 Jakarta.
-Buku acuan yang digunakan dalam pembuatan pertanyaan wawancara disuaikan dengan buku yang digunakan disekolah yaitu kurikulum 2013 penerbit erlangga, buku
penunjang lain KTSP penerbit erlangga dan Biologi Campbell edisi kedelapan jilid 1.
101
Lampiran : 5
Hasil Wawancara Klinikal Siswa/Siswi SMAN 66 Jakarta
Pertanyaan Nomor 1:
Bagaimanakah sejarah virus pertama kali ditemukan? Siapa sajakah tokoh yang berperan dalam proses
penemuan virus? Jelaskan peranan masing-masing tokoh dalam penemuan virus!
Jawaban konsep yang benar:
Virus ditemukan sekitar akhir abad ke 19, penelitian yang dilakukan para ahli adalah sebagai berikut:
1) Adolf Mayer pada tahun 1883, seorang ilmuan Jerman. Menemukan bahwa ia bisa menularkan penyakit
mosaik yang terdapat pada tanaman tembakau, dengan menggosokan getah yang diekstrasi dari daun
berpenyakit ke tanaman yang sehat.
2) Dimitri Ivanowsky ahli biologi Rusia. Menyaring getah dari daun tembakau yang terinfeksi dengan filter
yang dirancang untuk menahan bakteri, hasilnya tanaman tembakau sehat tetap terinfeksi.
3) Martinus Beijerinck ahli botani Belanda, agen penginfeksi dalam getah yang difilter dapat bereproduksi
dan tidak dapat dibiakkan pada medium nutrien dalam tabung reaksi atau cawan petri. Beijerinck disebut
sebagai ilmuan pertama yang menyuarakan konsep virus.
4) Wendell Stanley pada tahun 1935 ilmuan Amerika. Mengkristalisasi partikel penginfeksi dan saat ini
dikenal dengan TMV (tobacco misaic virus).
(Neil A. Campbell., h. 413)
No
Nama
Siswa/Siswi
Jawaban Hasil Wawancara Klinikal
Miskonsepsi yang terjadi pada
siswa
Nilai Atas
1.
2.
Aldian
Karim
Aliefia
HY
3.
Alifah
NS
4.
5.
Annisa
SL
Ariq FR
6.
Ridho I
7.
Irma
Primadha
nti
Khoirin
Noviani
8.
“Tidak Tahu”
“Adolf Mayor: menemukan bercak kuning di tembakau, Dimitri:
Menemukan bahwa jika ada daun yang ada bercak kuning dapat
menjamur ke daun lain jika bersentuhan, Benjrink: menemukan
bahwa yang menyebabkan adalah mikroorganisme kecil yang
lulus melewati penyaring bakteri, Stenley: menamai virus”
“Virus berasl dari bahasa latin yang berarti racun, penemuan virus
pertama kali ditemukan oleh Adolf Mayer, Dimitri Ivanosky yang
menyebutkan bahwa virus menular, M.Beijerink beranggapan
bahwa virus berkembangbiak dan W.Stanley menemukan TMV
virus pada tembakau”
“Tokoh penemu virus adalah Adolf mayer, Dimitri I, Martinus B,
dan Wandell S”
“Tidak Tahu”
Nilai Tengah
“Tokoh penemu virus adlah Adolf mayer, D. Ivanosky, M.
Beijerink, W. Stanley. Virus ditemukan oleh Adolf Mayer yang
menemukan bercak kuning di daun tembakau”
“Tidak Tahu”
Siswa menganggap bahwa dengan
bersentuhan dapat menularkan
bercak kuning
“Virus pertama kali ditemukan oleh Adolf mayer seorang ilmuan
jerman pada tahun 1883 ia sedang meneliti penyakit mozaik pada
tumbuhan bakau yang terdapat bercak pada daunnya, kemudian
Dimiti seorang ilmuan Rusia tahun 1893, lalu Meinjery membuat
cairan untuk diteteskan ke daun lain tapi tetap tidak bisa akhirnya
Siswa
beranggapan
bahwa
Meinjery adalah orang pertama
yang menemukan virus yang
ukurannya lebih kecil dari bakteri.
102
9.
10.
Wijayant
i
Azzahra
11.
Rafid Y
12.
Riza M
13.
Shaliena
S
Tasya
DN
14.
15.
Zaki I
ia menyimpulkan bahwa itu adalah virus yang ukurannya lebih
kecil dari bakteri”
“Virus berasal dari bahasa latin yang artinya racun virus pertama
kaliditemukan oleh Adollf Mayer, kemudian Dimitri”
“Virus yang pertama kali ditemukan adalah virus Tobacco oleh
Adolf Mayer, ketika terdpat mozaik pada daun di Jerman.
Kemudian diteliti lagi oleh Dimitri sampai yang terakhir
Wendell”
Nilai Bawah
“Pertama kali virus ditemukan oleh Adolf Meyer berupa bercak
kuning pada tembakau, Ivanosky, Martinus B dan Stanley”
“Virus adalah nama latin yang berarti racun. Pertama kali
ditemukan oleh Adolf Meyer pada daun tembakau”
“Pertama kali diteliti oleh Adolf Mayer dan terakhir oleh Wendell
Stanley”
“Virus pertama kali ditemukan oleh Adolf Mayer pada daun
tembakau karena daun tersebut terdapat bercak kuning dan dapat
menular ketika dioleskan pada daun sehat”
“Penyakit pertama kali adalah virus bercak kuning pada daun
tembakau yang menemukan adalah Adolf Mayer. Penelitian ini
dilanjutkan oleh D. Ivanosky dengan membuat filtrat virus itu dan
ditaruh pada daun sehat ternyata daun tertular. Lalu Martinus.B
melalui ukuran tubuh ternyata ukurannya lebih kecil
dibandingkan bakeri sehingga pada waktu itu saat dicoba pada
alat filtrasi bakteri mikroorganisme itu lolos dari filtrasi. Lalu
W.Stanley menyimpulkan itu dalah virus TMV (Tobaccco mosaic
virus)”
Siswa menganggap virus TMV
pertama kali ditemukan oleh Adolf
Mayer
Pertanyaan Nomor 2:
Sebutkanlah mikroorganisme yang kalian ketahui? Apakah virus termasuk dalam mikroorganisme? Jika iya
mengapa virus dikatakan sebagai makhluk hidup? Jika tidak mengapa demikian?
Jawaban konsep yang benar:
Virus tidak dapat bereproduksi atau melaksanakan aktivitas metabolisme diluar sel inang, kebanyakan ahli
biologi yang mempelajari virus saat ini mungkin akan setuju bahwa virus tidak hidup. Namun di wilayah abuabu antara bentuk kehidupan dan zat kimiawi. (Neil A. Campbell. Et al.,h. 412)
Virus hanya akan menunjukan sifat-sifat makhluk hidup (misalnya bereproduksi) bila berada dalam
organisme hidup lainnya. Itulah sebabnya sebagian ahli biologi menyetakan virus bukan merupakan makhluk
hidup. Namun, sebagian ahli biologi lainnya menggolongkan virus sebagai makhluk hidup karena tubuhnya
tersusun dari asam nukleat yang diselubungi protein dan mampu bereproduksi. (Irnaningtyas, h. 54)
No.
1.
Nama
Siswa/Siswi
Aldian
Karim
2.
3.
4.
Aliefia
HY
Alifah
NS
Annisa
SL
Jawaban Hasil Wawancara Klinikal
Nilai Atas
"Bakteri, plankton. Virus termasuk mikroorganisme karena di
dalam virus terdapat bakteri"
"Parasit, Virus (walaupun makhluk transisi), bakteri, lumut, algae
dan jamur. Virus dapat dimasukkan kedalam mikroorganisme
karena ukurannya yang sangat kecil dan hanya bisa dilihat oleh
mikroskop elektron. Virus dapat digolongkan kedalam makhluk
hidup karena dapat berkembang biak dan berkristalisasi"
"Amoeba, plankton, hydra, virus. Virus termasuk dalam
mikroorganisme karena virus dapat berkembang biak"
"Bakteri, virus, jamur. Virus termasuk mikroorganisme karena
virus bisa berkembang biak, tetapi juga bisa tidak karena virus
Miskonsepsi yang terjadi pada
siswa
Siswa menganggap bahwa bakteri
lebih kecil dari virus .
Siswa menganggap bahwa lumut
adalah mikroorganisme.
103
dapat dikristalkan (peralihan)"
5.
Ariq FR
6.
7.
Ridho I
Irma
Primadha
nti
8.
9.
Khoirin
Noviani
Wijayant
i
10
.
Azzahra
11
.
12
.
13
.
14
.
Rafid Y
Riza M
Shaliena
S
Tasya
DN
15
.
Zaki I
"Virus,
protozoa,
plankton.
Virus
termasuk
mikroorganisme karena dapat berkembang biak"
Nilai Tengah
dalam
"Virus, bakteri, parasit. Virus termasuk mikroorganisme karena
virus dapat berkembang biak menambah jumlah atau keturunan"
"Virus, protozoa, bakteri, fungi. Virus termasuk mikroorganisme
karena virus dapat berkambang biak"
"Plankton, bakteri, virus dan jamur. Virus termasuk
mikroorganisme karena dapat berkembang biak, berkembang biak
adalah salah satu ciri makhluk hidup maka virus dikatakan
makhluk hidup"
"Bakteri, jamur, virus, protozoa. Virus termasuk mikroorganisme
karena mempunyai asam nukleat dan dapat bereproduksi"
"Jamur, bakteri, amoeba, virus, protozoa. Virus termasuk
mikroorganisme karena dapat berkembang biak atau
bereproduksi"
Nilai Bawah
"Bakteri, plankton, kuman, virus. Virus termasuk mikroorganisme
kerena virus dapat berkembang biak dan berpindah"
"Kuman, bakteri, plankton dan virus. Virus termasuk
mikroorganisme karena virus mudah dan dapat berkembang biak,
dan dapat berpindah (menular)"
"Bakteri, jamur, virus. Virus termasuk mikroorganisme dan juga
makhluk hidup karena dapat berpindah tempat dan menular"
"Bakteri, virus, protozoa, Fungi. Virus termasuk mikroorganisme
karena dapat berkembang biak pada diri makhluk hidup yang
dapat menyebabkan penyakit pada makhluk hidup"
"Plasmodium, Euglena,Protozoa, Spora, HIV. Virus termasuk
dalam mikroorganisme, karena virus dapat berkembang biak
menjadi lebih banyak"
Pertanyaan Nomor 3:
Gambarkan, Sebutkan dan jelaskan fungsi dari bagian-bagian virus yang anda ketahui!
Jawaban konsep yang benar:
(Neil A. Campbell. Et al., h. 414)
No.
Jawaban Hasil Wawancara Klinikal
Nama
Siswa/Siswi
Nilai Atas
1.
Aldian Karim
Miskonsepsi yang terjadi pada
siswa
104
2.
-Siswa beranggapan bahwa
kapsid virus T tersusun atas
lemak
- siswa beranggapan bahwa
tubuh virus T terdiri dari RNA
dan DNA
Aliefia HY
3.
Alifah NS
4.
Annisa SL
5.
Ariq FR
Nilai Tengah
6.
-Siswa menganggap selubung
ekor atau leher sebagai badan
virus T.
-siswa menganggap bahwa
serabut ekor sebagai kaki virus
T.
Iqbal Ridho I
7.
Siswa beranggapan bahwa
kapsid atau kepala sebagai
kapsul plasma
Irma
Primadhanti
8.
Siswa beranggapan bahwa
leher atau selubung ekor
sebagai badan virus T
Khoirin Noviani
105
9.
Siswa menganggap materi
genetik (DNA) sebagai sel
inang virus T.
Krisdiana
Wijayanti
10.
Siswa menganggap materi
genetik (DNA) sebagai sel
inang virus T.
Azzahra
Nilai Bawah
11.
Siswa beranggapan
kapsid sebagai DNA
bahwa
Rafid Y
12.
Siswa beranggapan bahwa
kapsid sebagai DNA, tanpa
menggambar materi genetik.
Riza M
13.
-Siswa beranggapan bahwa
leher atau selubung ekor
sebagai badan virus T.
- Siswa beranggapan bahwa
serabut ekor adalah kaki virus
T.
Shaliena S
14.
Tasya DN
15.
-siswa menganggap bahwa
virus adalah sel.
-siswa menganggap bahwa
materi genetik pada virus T
adalah DNA dan RNA.
Zaki I
Pertanyaan Nomor 4:
Apakah semua virus memiliki struktur tubuh yang sama seperti gambar yang anda buat? Jika berbeda apakah
yang membuat perbedaan dari struktur tubuh virus?
106
Jawaban konsep yang benar:
Bentuk tubuh virus bervariasi antara lain berbentuk batang, bulat, oval (peluru), filamen (benang), persegi
banyak (polihedral) dan seperti huruf T. (Irnaningtyas,h. 53)
No.
Nama
Siswa/Siswi
Jawaban Hasil Wawancara Klinikal
Miskonsepsi yang terjadi pada
siswa
Nilai Atas
1.
Aldian Karim
2.
Aliefia HY
3.
Alifah NS
4.
Annisa SL
5.
Ariq FR
6.
7.
Ridho I
Irma
Primadhanti
8.
Khoirin Noviani
9.
Wijayanti
10.
Azzahra
11.
Rafid Y
12.
Riza M
13.
Shaliena S
"Semua struktur tubuh virus sama seperti yang saya buat"
"sama, walaupun hanya bagian luar tetapi tidak dapat
terlihat jelas materi genetik pada virus hanya terlihat
kapsid, leher dan ekor"
" tidak semua, karena virus memiliki bentuk yang
bervariasi pipih, bulat dan panjang"
15.
Zaki I
semua
Siswa menganggap
jenis virus sama.
semua
semua
"tidak semua, kerena bentuknya adala yang lonjong, pipih"
"Tidak, kerana virus mempunyai bentuk lain seperti
bentuk DNA yang berbeda"
Nilai Tengah
"tidak, karena ada virus yang seperti gambar yang saya
buat ada juga yang tidak contohnya pada virus ebola yang
bentuknya lonjong seperti tabung"
"tidak semua karena, bentuk bentuk virus berbeda-beda
ada yang bulat ada yang mirip laba-laba"
"tidak semua, tidak tahu"
"berbeda, karena sifat virus berbeda-beda dengan virus
lain"
"berbeda, karena sifat virus memiliki bentuk yang
bervariasi"
Nilai Bawah
"berbeda, kerena banyak jenis kepalanya, bentuknya dan
DNA nya"
"tidak juga, terdapat perbedaan di kepala dan DNA"
"tidak selalu, karena terkadang bentuk virus ada yang
pipih"
14.
Tasya DN
Siswa menganggap
jenis virus sama.
Siswa menganggap
jenis virus sama.
"sama, karena kapsid, genetik dan ekornya sama"
"struktur tubuh virus berbeda-beda, karena dapat penyebab
penyakit karena virus berbeda-beda"
Pertanyaan Nomor 5:
Dapatkah virus dan bakteri dibedakan? Jika iya bagaimana cara membedakan virus dan bakteri dalam suatu
larutan?
Jawaban konsep yang benar:
Serangan terhadap sebuah sel bakteri oleh banyak struktur yang menyerupai lolipop mini. Struktur –struktur
ini, sejenis virus yang dinamakan bakteriofag T4, terlihat menginfeksi bakteri E.coli dalam SEM yang diwarnai.
(Neil A. Campbell. Et al.,h. 412)
Antibotik yang membantu kita pulih dari infeksi tidak berdaya melawan virus. Antibiotik membunuh bakteri
dengan cara menghambat enzim-enzim yang dikodekan eukariota atau virus. (Neil A. Campbell. Et al.,h. 422)
No.
Nama
Siswa/Siswi
Jawaban Hasil Wawancara Klinikal
Nilai Atas
Miskonsepsi yang terjadi pada
siswa
107
1.
Aliefia HY
"virus dan bakteri dapat dibedakan, tetapi saya tidak
tahu alasannya"
"virus dapat dibedakan dengan bakteri karena
ukurannya berbeda, dengan menggunakan larutan
berwarna hijau jika ukurannya lebih besar maka itu
adalah bakteri dan bakteri dapat menempel pada virus"
3.
Alifah NS
"dapat, tidak tahu"
4.
Annisa SL
"dapat, dengan melihat bentuknya"
Ariq FR
"dapat, jika larutan itu dibekukan virus akan
mengkristal sedangkan bakteri tidak dapat mengkristal"
Nilai Tengah
Aldian Karim
2.
5.
6.
Ridho I
"bisa, karena virus hampir tidak bisa dilihat hanya bisa
dilihat dengan mikroskop"
7.
Irma
Primadhanti
8.
Khoirin
Noviani
9.
Wijayanti
10.
Azzahra
11.
Rafid Y
12.
Riza M
13.
Shaliena S
"bisa, virus mempunyai struktur tubuh yang lebih
sederhana dibandingkan bakteri"
"dapat, dengan menggunakan cawan petri lalu
dikristalkan, virus bisa dikristalkan sedangkan bakteri
tidak"
Siswa menganggap meletakkan
virus dan bakteri dalam larutan
hijau lalu mengamati perbedaan
morfologi virus dan bakteri.
Siswa
menganggap
dengan
membekukan
larutan
dapat
membedakan bakteri dan virus.
Siswa
menganggap
semua
mikroskop dapat melihat virus
Siswa menganggap dengan melihat
perbedaan
morfologi
dapat
membedakan virus dan bakteri.
Siswa
menganggap
dengan
membekukan
larutan
dapat
membedakan bakteri dan virus.
"iya, tidak tahu"
"iya, jika bakteri bisa dibuktikan bila sesudah disaring
larutan tidak ada bakterinya lagi, namun bila virus tetep
ada dalam jumlah yang banyak"
Nilai Bawah
"dapat, cara membedakannya dengan melihat
ukurannya karena bakteri lebih besar dan virus
memiliki kepala, leher dan ekor"
"dapat, dengan melihat bentuk yang terdapat pada
mikroorganismenya jika virus maka memiliki ekor,
leher, kepala"
iya, kalau virus ukurannya lebih kecil dari bakteri, di
dalam laruatan untuk membedakan virus dan bakteri
harus memakai mikroskop dengan perbesaran 1000 kali
karena virus berukuran sangat kecil"
14.
Tasya DN
"iya, kerena dapat dilihat bentuk, warna, ukurannya
yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop"
Zaki I
"iya, kalau dalam larutan bakteri tidak
dikristalkan sedangkan virus dapat dikristalkan"
15.
dapat
Siswa menganggap dengan melihat
perbedaan
morfologi
dapat
membedakan virus dan bakteri.
Siswa menganggap dengan melihat
perbedaan
morfologi
dapat
membedakan virus dan bakteri.
Siswa menganggap dengan melihat
perbedaan
morfologi
dapat
membedakan virus dan bakteri.
Siswa menganggap dengan melihat
perbedaan
morfologi
dapat
membedakan virus dan bakteri dan
melihatnya di mikroskop.
Siswa
menganggap
dengan
membekukan
larutan
dapat
membedakan bakteri dan virus.
Pertanyaan Nomor 6:
Dapatkan anda menyebutkan ciri-ciri tubuh yang dimiliki virus?
Jawaban konsep yang benar:
Virus lebih kecil dan lebih sederhana dari bakteri ukuran tubuhnya antara 20nm-300nm (1 nm= 1/ 1000000
mm) dengan diameter 20 nm (lebih kecil dari ribosom). (Irnaningtyas,h. 53)
Virus dapat dikristalkan, terdiri atas asam nukleat berselubung protein, tersusun atas DNA atau RNA. (Neil
A. Campbell. Et al.,h. 413)
Bentuk kapsid virus berbeda-beda, hidup sebagai parasit intraseluler obligat, virus memiliki kisaran inang
yang lebih luas, tidak memiliki dinding sel, membran, inti, sitoplasma dan organel sel. (Irnaningtyas, h. 55-56)
108
No.
Nama
Siswa/Siswi
1.
Aldian Karim
2.
Aliefia HY
3.
Alifah NS
4.
Annisa SL
5.
Ariq FR
6.
7.
Ridho I
Irma
Primadhanti
8.
Khoirin
Noviani
9.
Wijayanti
10.
Azzahra
11.
Rafid Y
12.
Riza M
13.
Shaliena S
14.
Tasya DN
15.
Zaki I
Jawaban Hasil Wawancara Klinikal
Nilai Atas
" Kecil, bentuknya bervariasi, parasit dan
menyebabkan penyakit"
"Virus adalah makhluk transisi: yaitu makhluk hidup
dan mati, berukuran kecil: dapat dilihat dengan
mikroskop elektron (mikroskopis), uniselluler: bersel
1, dapat dikristalkan, dan tidak memiliki sitoplasma
serta bagian-bagian tubuh layaknya makhluk hidup
lain"
Miskonsepsi yang terjadi pada
siswa
Siswa menyebutkan virus adalah
sebuah sel uniseluller
"Kecil, dapat dikristalkan, tubuhnya bervariasi, parasit"
"Strukturnya sederhana, kecil, parasit, tidak memiliki
plasma bervariasi"
"bertubuh kecil, strukturnya sederhana, bersifat parasit
dan bentuknya bervariasi"
Nilai Tengah
"Mikroorganisme, hidup sebagai parasit, tidak
memiliki membran plasma, bisa mengkristal, jenis
bervariasi, uniselluler"
"dapat dikristalkan, struktur sederhana, bentuknya
kecil, mempunyai membran plasma"
"bentuknya sangat kecil, tidak bisa dilihat dengan
mikroskop biasa, tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang dan bentuknya bervariasi"
"berbentuk sangat kecil, dapat dikristalkan dan tidak
mempunyai membran plasma"
"kecil, tidak mempunyai membran plasma, bentuknya
bervariasi, dapat dikristalkan"
Nilai Bawah
"sederhana, berbentuk kecil dan lebih kecil dari
bakteri, memiliki kepala, leher dan ekor, tidak
memiliki membran plasma, dapat dikristalkan dan
bentuk virus bervariasi"
"berukuran lebih kecil dari bakteri, sederhana, parasit,
memiliki kepala, leher dan ekor,dapat dikristalkan,
tidak memiliki membran plasma dan bentuknya
bervariasi"
"uniselluler, parasit, mikroskopis dan ukurannya sangat
kecil"
"berbentuk kecil, tidak memiliki plasma, berbentuk
kristal, bervariasi, struktur virus sederhana, dan hidup
sebagai parasit"
"strukturnya sederhana, hidup sebagai parasit, dapat
mengkristal, tubunya kecil,bentuk bervariasi, dan tidak
memiliki membran plasma"
Siswa menyebutkan virus adalah
sebuah sel uniseluller
Siswa menyebutkan virus adalah
sebuah sel uniseluller
Pertanyaan Nomor 7:
Apakah virus dapat dilihat oleh mata telanjang? Jika tidak bagaimana cara kita dapat melihat virus?
Jawaban konsep yang benar:
Untuk mengetahui ukuran virus salah satu caranya adalah dengan observasi langsung menggunakan
mikroskop elektron. (Irnaningtyas, h. 53)
109
No.
Nama Siswa/
Siswi
Miskonsepsi yang terjadi pada
siswa
Jawaban Hasil Wawancara Klinikal
Nilai Atas
1.
Alifah NS
"Virus tidak dapat dilihat dengan mata, karena
ukurannya yang sangat kecil"
"Tidak, karena salah satu sifat virus mikroskopis yang
hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron"
"tidak, karena virus sangat kecil dan termasuk mikkroba
yang harus dilihat dengan kaca pembesar atau
mikroskop"
Annisa SL
tidak, karena sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan
alat mikroskop"
Aldian Karim
2.
Aliefia HY
3.
4.
5.
Ariq FR
6.
Ridho I
"tidak, kerena virus hanya dapat dilihat oleh mikroskop
dengan perbesaran 1mm"
Nilai Tengah
Wijayanti
"tidak, karena virus termasuk mikroorganisme yang
hanya bisa dilihat menggunakan mikroskop"
"tidak, karena ukurannya sangat kecil lebih kecil dari
bakteri"
"tidak, karena virus sangat kecil tidak dapat dilihat oleh
mata telanjang"
Azzahra
"tidak, karena
mikroskop"
8.
Khoirin Noviani
9.
Siswa
beranggapan
bahwa
semua
mikroskop
dapat
digunakan untuk melihat virus.
Siswa
beranggapan
bahwa
semua
mikroskop
dapat
digunakan untuk melihat virus.
"tidak, karena virus berukuran sangat kecil melebihi
mikroorganisme lain"
7.
Irma
Primadhanti
Siswa beranggapan bahwa kaca
pembesar dan mikroskop sama.
10.
virus
hanya
dpat
dilihat
dengan
Siswa
beranggapan
bahwa
semua
mikroskop
dapat
digunakan untuk melihat virus.
Siswa
beranggapan
bahwa
semua
mikroskop
dapat
digunakan untuk melihat virus.
Nilai Bawah
11.
Riza M
"tidak dapat, karena virus lebih kecil dari bakteri dan
sangat-sangat kecil sehingga butuh mikroskop"
"tidak, karean virus lebih kecil dari bakteri, mikroskop
biasa tidak dapat melihat virus"
Shaliena S
"tidak karena virus hanya dapat dilihat dengan alat
khusus seperti mikroskop"
Rafid Y
12.
13.
14.
Tasya DN
15.
Zaki I
"tidak, karena hanya dapat dilihat dengan mikroskop
karena ukuran virus yang kecil
"iya, karena virus berukuran kecil (10 mili mikron)
sehingga tidak dapat dilihat dnegan mata telanjang"
Siswa
beranggapan
bahwa
semua
mikroskop
dapat
digunakan untuk melihat virus.
Siswa
beranggapan
bahwa
semua
mikroskop
dapat
digunakan untuk melihat virus.
Siswa
beranggapan
bahwa
semua
mikroskop
dapat
digunakan untuk melihat virus.
Pertanyaan Nomor 8:
Bagaimanakah cara hidup virus? Adakah perbedaan cara hidup virus dengan makhluk hidup lain?
Deskripsikanlah cara hidup virus!
Jawaban konsep yang benar:
Virus hidup didalam sel hidup organisme tertentu yang cocok sehingga disebut parasit intraseluller obligat.
Bila sel hidup yang ditumpangi virus mati maka virus pun akan mati, sel yang ditumpangi virus disebut sel
inang. (Irnaningtyas, h. 56)
No.
Nama
Siswa/Siswi
Jawaban Hasil Wawancara Klinikal
Miskonsepsi yang terjadi pada
siswa
110
Nilai Atas
1.
Aldian Karim
2.
Aliefia HY
3.
Alifah NS
4.
Annisa SL
5.
Ariq FR
6.
Ridho I
7.
8.
Irma
Primadhanti
Khoirin
Noviani
"Virus hidup sebagai parasit, tidak tahu"
"virus berkembang biak sebagai parasit melalui siklus litik
dan lisogenik, tidak sama dengan makhluk hidup lain
karena sebagai parasit hanya bisa berkembang atau
dikatakan makhluk hidup jika bertemu dengan inangnya"
"dengan berparasit ke makhluk hidup . Berbeda, karena
virus berkembang biak dengan cara berparasit dan
makhluk hidup dengan cara bertelur, beranak dan
melahirkan atau membelah diri"
"Menempel di jaringan yang hidup seperti jaringan hewan,
lalu berkembang biak di situ, tetapi sebagai parasit, cara
hidup virus berbeda dengan makhluk lain karena cara
hidup virus menumpang di sel dan jaringan hidup"
"dengan cara parasit (bertempat hidup di suatu sel dan cara
hidup virus dan makhluk hidup lain berbeda karena virus
lebih bersifat parasit"
Nilai Tengah
"dengan cara parasit, yaitu menginfeksi suatu individu
dengan cara litik dan lisogenik. Tidak ada perbedaan cara
hidup virus dengan makhluk lain karena virus berkembang
biak dengan parasit dengan induknya"
"mengambil makanan dari makhluk lain (parasit). Berbeda
karena makhluk hidup dapat mencarimakan sendiri,
sedangkan virus hidup sebagai parasit yang hidupnya
bergantung atau mengambil makanan dari makhluk lain"
"parasit, virus hanya dapat berkembang biak pada sel
inang"
9.
Wijayanti
10.
Azzahra
11.
Rafid Y
"bergantung atau parasit, sama dengan makhluk lain
karena sama-sama bergantung pada makhluk lain"
"dengan memakan atau mengambil semua yang ada pada
daerah yang ditumpanginya karna virus merupakan
makhluk parasit cara hidupnya sama dengan makhluk lain
karena sama-sama membutuhkan makhluk lainnya untuk
mendapatkan makanan"
Nilai Bawah
Riza M
Shaliena S
14.
Tasya DN
15.
Zaki I
Siswa menganggap bahwa cara
hidup virus sama dengan
makhluk lain karena bergantung
dengan makhluk lain.
Siswa menganggap bahwa cara
hidup virus sama dengan
makhluk lain karena bergantung
dengan makhluk lain.
"bereproduksi dengan menghinggapi makhluk dan
berpindah-pindah, ada karena virus memiliki cara
berkembang biak yang berbeda"
12.
13.
Siswa menganggap bahwa cara
hidup virus sama dengan
makhluk lain karena virus hidup
parasit dengan induknya.
"menempel pada makhluk hidup, berpindah tempat,
bereproduksi. Tidak terdapat perbedaan cara hidup virus
dengan makhluk hidup lain"
"virus hidup karena adalanya parsit, dan bisa berkembang
biak. Cara hidup virus dan makhluk hidup sama karena
virus juga bisa berkembang biak dan bisa berpindahpindah tempat"
"virus hidup dengan cara parasit, terdapat perbedaan
karena hanya dapat berkembang biak jika bertemu dengan
inangnya"
"sebagai parasit dan menempel pada suatu organisme.
Tidak, karena virus berbeda hal itu disebabkan karena
virus memerlukan organisme lain untuk menempel"
Siswa menganggap bahwa cara
hidup virus sama dengan
makhluk lain karena bergantung
dengan makhluk lain.
Siswa menganggap virus dapat
berkembang biak dan berpindah
tempat.
111
Pertanyaan Nomor 9:
Bagaimanakah cara para ilmuan mengklasifikasikan virus? Dapatkah anda menyebutkan contoh klasifikasi
virus?
Jawaban konsep yang benar:
Dasar pengklasifikasian virus anatara lain: jenis asam nukleat, ukuran, morfologi, jenis simetri, jumlah
kapsomer, ada tidaknya membran, ketentuan terhadap pengaruh kimia dan fisika, kandungan enzim, sifat
imunologis, jenis sel inang, cara penularan dan simtomatologi (penyakit yang ditimbulkan). Menurut sistem
ICTV (International Committe an Taxonomy of virsues), terdapat tiga tingkatan takson dalam klasifikasi
virus,yaitu famili menggunakan akhiran –viridae, nama genus dengan akhiran –virus, dan nama spesies
menggunakan bahasa inggris dan diakhiri dengan –virus. Nama genus dan spesies dicetak miring. Contohnya
Famili
: Poxviridae.
Genus
: Orthopaxvirus
Spesies: Variola virus (penyebab cacar.
(Irnaningtyas, h. 60-61)
No.
Nama
Siswa/Siswi
Jawaban Hasil Wawancara Klinikal
Miskonsepsi yang terjadi pada
siswa
Nilai Atas
1.
Aldian Karim
2.
Aliefia HY
3.
Alifah NS
4.
Annisa SL
5.
Ariq FR
6.
"Tidak tahu"
"berdasarkan kandungan virus dan inang yang
diserangnya, contohnya: yang menyerang bakteri
(menjadikan bakteri sebagai inang) adalah bakteriofag"
"berdasarkan genusnya"
"melalui penelitian, berdasarkan bentuk tubuhnya,
kegunaan atau kerugiannya contohnya adalah Tobacco
mosaic virus adalah virus pertama yang ditemukan"
"berdasarkan seberapa besar efek kematiannya virus
H1N1 sebagai virus mematikan"
Nilai Tengah
Ridho I
Irma
Primadhanti
Khoirin
Noviani
"tidak tahu"
9.
Wijayanti
"berdasarkan famili, genus. Contohnya tidak tahu"
10.
Azzahra
"berdasarkan famili dan genusnya"
Nilai Bawah
11.
Rafid Y
"berdasarkan steruktur tubuh dan DNA nya"
12.
Riza M
"tidak tahu"
13.
Shaliena S
Tasya DN
"berdasarkan ciri-ciri dan penyakit yang ditimbulkan"
"berdasarkan kandungan virus dan inang yang ditempati
oleh virus"
Zaki I
"berdasarkan struktur tubuh (jenis virus)"
7.
8.
14.
15.
"tidak tahu"
"dari bentuk dan strukturnya"
Pertanyaan Nomor 10:
Sebutkan dan jelaskan siklus A dan Siklus B beserta huruf yang ditunjukan pada skema reproduksi virus
diatas! dan bagaimanakah sifat virus baru yang dihasilkan?
112
Jawaban konsep yang benar:
Sumber: http://sruel.blogspot.com/2012/11/fase-litik-dan-lisogenik-pada-virus.html. diakses 31 agustus 2014
pukul 18:24
Pada siklus litik sel inang akan pecah dan mati serta terbentuk virion-virion baru. Pada siklus lisogenik tidak
terbentuk virion baru, sel inang mengandung profag, sel inang tidak rusak atau tidak mati, bahkan dapat
membelah diri. (Irnaningtyas, h. 58-59)
No.
Nama
Siswa/Siswi
Jawaban Hasil Wawancara Klinikal
Miskonsepsi yang terjadi pada
siswa
Nilai Atas
1.
Aldian Karim
2.
Aliefia HY
3.
Alifah NS
4.
Annisa SL
5.
Ariq FR
6.
7.
Ridho I
Irma
Primadhanti
"Tidak tahu"
"Siklus A: litik, 1) Absorbsi, 2) Injeksi, 3) Replikasi, 4)
tersambung, 5) lisis dan siklus B: lisogenik 1) absorbsi,
2)injeksi, 3) aeovaga, 4) replikasi 5) mengikut litik. Virus
baru yang dihasilkan sama dengan virus yang membuatnya
karena komponennya sama (materi genetik).
"Tidak tahu"
"Siklus A: reproduksi 1) zigot, 2) sel ovum 3),4), 5) tidak
tahu sifatnya berbeda dengan induk. Siklus B: tidak tahu,
sifat anak sama dengan induk"
"Siklus A: Litik, 1)Adsorbsi, 2)Injeksi (penetrasi), 3)tidak
tahu, 4) Perakitan virion, 5)pematangan 6) sel inang pecah
anak yang dihasilkan sama dengan induk. Siklus B:
lisogenik 1) adsorbsi 2)injeksi (penetrasi) 7),8),9) tidak
tahu, sifat yang dihasilkan berbeda dengan induk"
Nilai Tengah
""Siklus A: litik 1)Adsorbsi, 2)Injeksi, 3)replikasi,
4)essambling, sifat anak yang dihasilkan dengan induk.
Siklus B: lisogenik 1) adsorbsi, 2) Injeksi , 7)essambling
8)Replikasi, sifat anak yang dihasilkan sama dengan
induk"
"Siklus A: 1) adsorbsi, 2)injeksi, 3)replikasi, 4)referensi.
Siklus B: tidak tahu"
Siswa
menganggap
fase
lisogenik seperti siklus litik.
Siswa menganggap reproduksi
virus sama dengan reproduksi
makhluk lain.
Siswa menganggap pada fase
litik terdapat fase pematangan.
-siswa menggap fase no 4
adalah essambling.
-siswa menganggap anak yang
dihasilkan pada fase lisogenik
sama dengan induk.
Siwa menganngap fase no 4
sebagai fase referensi.
113
8.
Khoirin
Noviani
"Siklus A: litik 1) adsorbsi, 2)injeksi, 3)sintesis 4),5),6)
tidak tahu sifat yang dihasilkan sperti induknya. Siklus B:
lisogenik 1)adsorbsi, 7)injeksi, 8)sintesis 9),2) tidak tahu"
Wijayanti
"Siklus A: 1)pelengketan, 2)injeksi, 3)penetrasi,
4)replikasi, 5)pematangan, 6)lisis anak yang dihasilkan
berbeda dengan induk atau bervariasi. Siklus B: lisogenik
1)plengketan, 7)penetrasi, 8)penyisipan profag DNA, 9)
replikasi dan 2)profag memisahkan diri, anak yang
dihasilkan sama dengan induk"
9.
10.
Azzahra
11.
Rafid Y
12.
Riza M
"Siklus A: litik 1) adsorbsi, 2)injeksi, 3)sintesis
4)replikasi,5)lisis sifat yang dihasilkan bervariasi. Siklus
B: lisogenik 1)adsorbsi, 7)penetrasi, 8)penyisipan profag
9)replikasi anak yang dihasilkan sama dengan induk"
Nilai Bawah
"Siklus
A:
1)adsorbsi,
2)injeksi,
3)penetrasi,
4)pematangan, 5)lisis sifat anak yang dihasilkan sama
dengan induk. Siklus B: lisogenik 1) adsorbsi selebihnya
tidak tahu, anak yang dihasilkan sama karena terbentuk
virion-virion baru DNA"
"Siklus A: 1)adsorbsi, 2)injeksi, 3), 4),5) selebihnya tidak
tahu sifatnya sama dengan induk. Siklus B: lisogenik 1)
adsorbsi selebihnya tidak tahu, anak yang dihasilkan sama
karena terbentuk virion-virion baru DNA"
13..
Shaliena S
Siklus A: gen 1)-5) tidak tahu, sifat yang dihasilkan beda
dengan induknya. Siklus B: tidak tahu, sifatnya sama
dengan induk"
14.
Tasya DN
15.
Zaki I
"Siklus A: litik 1)adsorbsi, 2)injeksi, 3) replikasi,
4)essembling, 5) lisis sifat anaknya sama dengan induknya.
Siklus B: lisogenik 1) adsorbsi, 7)injeksi, 8)cleovage, 9)
replikasi sifat yang dihasilkan sama dengan induknya"
"Siklus A: litik 1)adsorbsi, 2)injeksi, 3)penetrasi,
4)pematangan, 5) lisis sifat anaknya sama dengan
induknya. Siklus B: lisogenik 1),7),8),9), terbentuk virion
baru dari DNA"
-Siswa menganggap sifat anak
yang dihasilkan dari fase litik
bervariasi atau berbeda dengan
induk.
-Siswa menganggap sifat anak
yang dihasilkan dari fase
lisogenik sama dengan induk.
-Siswa menganggap sifat anak
yang dihasilkan dari fase litik
bervariasi atau berbeda dengan
induk.
-Siswa menganggap sifat anak
yang dihasilkan dari fase
lisogenik sama dengan induk.
-Siswa menganggap sifat anak
yang dihasilkan dari fase
lisogenik sama dengan induk.
-Siswa menganggap sifat anak
yang dihasilkan dari fase
lisogenik sama dengan induk.
-Siswa menganggap sifat anak
yang dihasilkan dari fase litik
bervariasi atau berbeda dengan
induk.
-Siswa menganggap sifat anak
yang dihasilkan dari fase
lisogenik sama dengan induk.
-siswa menganggap fase 4
adalah assembling
-Siswa menganggap sifat anak
yang dihasilkan dari fase
lisogenik sama dengan induk.
Pertanyaan Nomor 11:
Dapatkah virus menginfeksi bakteri? Jika virus dapat menginfeksi bakteri, virus seperti apakah yang
dapat menginfeksi bakteri? Berikanlah contohnya!
Jawaban konsep yang benar:
Kapsid yang paling kompleks ditemukan pada virus-virus yang menginfeksi bakteri yang disebut bakteriofag
atau fag saja. Fag pertama yang dipelajari mencangkup tujuh macam penginfeksi bakteri E.coli. (Neil A.
Campbell. Et al.,h. 414)
No.
Nama
Siswa/Siswi
Jawaban Hasil Wawancara Klinikal
Nilai Atas
Miskonsepsi yang terjadi pada
siswa
114
1.
Aldian Karim
2.
Aliefia HY
3.
Alifah NS
4.
Annisa SL
5.
Ariq FR
6.
7.
8.
Ridho I
Irma
Primadhanti
Khoirin
Noviani
-siswa menganggap penyakit
HIV, AIDS dan ebola adalah
"virus yang menginfeksi bakteri contohnya pada penyakit penyakit yang disebabkan oleh
HIV, AIDS dan ebola"
virus yang menginfeksi bakteri.
"Bisa, karena bakteri merupakan makhluk hidup dan virus
yang menjadikan bakteri sebagai inang disebut
bakteriofag.
"Dapat, virus yang lebih kuat dari bakteri, saya tidak tahu Siswa menganggap virus lebih
contohnya"
kuat dari bakteri
Siswa menganggap penyakit
influenza disebabkan karena
"Dapat, karena bakteri sel hidup. Contohnya: influenza"
virus yang menginfeksi bakteri.
"dapat, karena bakteri lebih besar daripada virus
contohnya: virus influenza menginfeksi bakteri E. Coli
Nilai Tengah
"bisa, karena DNA nya dapat menginfeksi inti si bakteri
contohnya virus T dengan bakteri"
"dapat, tidak tahu"
"dapat, karena bakteri
contohnya tidak tahu"
9.
Wijayanti
"tidak tahu"
10.
Azzahra
"tidak tahu"
merupakan
makhluk
hidup
Nilai Bawah
11.
Rafid Y
12.
Riza M
13.
Shaliena S
14.
Tasya DN
15.
Zaki I
"dapat, karena virus lebih kecil dari bakteri. Contohnya Siswa menganggap virus
ada virus yang memakan bakteri"
memakan bakteri
bisa, kareana ukuran virus yang jauh lebih kecil
dibandingkan bakteri"
Siswa
menganngap
menginfeksi
bakteri
penyakit influenza karena
"bisa, karena virus bersifat menular contonya: influenza"
dapat menular.
"dapat, karena bakteri merupakan makhluk hidup dan virus
menjadikan bakteri sebagai inangnya"
"dapat karena dalam struktur tubuh virus terdapat jarum
peretas yang dapat menempel atau menginjeksi
organisme"
Pertanyaan Nomor 12:
Apakah semua penyakit yang terjadi pada manusia, hewan dan tumbuhan disebabkan oleh virus?
Sebutkanlah beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh virus!
Jawaban konsep yang benar:
Penyakit yang disebabkan oleh virus adalah sebagai berikut:
a) Penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus: gondongan, herpes, cacar variola (smallpox), cacar air
varisela (chickenpox) dan herpes zoster (shingles), hepatitis, influenza dan parainfluenza, campak (morbili),
AIDS, poliomielitis, tumor, kanker, karsinoma, kutil, demam berdarah, chikungunya, ebola, flu burung,
SARS, mata belek.
b) Penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus: rabies, penyakit mulut dan kaki, tetelo (NCD), tumor dan
kutil.
c) Penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh virus: tungro, mosaik, TYLC.
(Irnaningtyas,h. 62-68)
dapat
virus
pada
virus
115
No.
Nama
Siswa/Siswi
1.
Aldian Karim
2.
Aliefia HY
3.
Alifah NS
Jawaban Hasil Wawancara Klinikal
Nilai Atas
"virus adalah penyebab penyakit pada manusia, contohnya
flu"
"Tidak, karena virus adalah penyakit yang menular maka
penyakit pun dapat berasal dari makhluk hidup itu sendiri.
AIDS, HIV, Cacar"
"Tidak, karena ada sebagian penyakit yang disebabkan
oleh bakteri. Contohnya: influenza, HIV, TBC, Herpes
dan Cacar"
4.
Annisa SL
5.
Ariq FR
"iya, contohnya: TBC, HIV, TMV"
"Tidak, karena tidak semua penyakit tidak disebabkan
oleh virus. Contohnya: Gondongan, herpes, AIDS, cacar
air, flu babi, flu burung"
Nilai Tengah
6.
Ridho I
7.
8.
Irma
Primadhanti
Khoirin
Noviani
9.
Wijayanti
10.
Azzahra
11.
Rafid Y
12.
Riza M
13.
Shaliena S
"iya, karena virus dapat menginfeksi sebuah sel.
Contohnya: influenza, AIDS, TBC"
"tidak, karena virus dapat dijadikan sebagai antibodi.
Penyakit yang disebabkan oleh virus influenza, HIV dan
TBC"
"iya, AIDS, influenza, ebola"
"tidak, kareana tidak semua penyakit disebabkan oleh
virus. Contohnya: influenza, ebola, HIV dan gondongan"
"tidak karena tidak semua penyakit berasal dari virus.
Contohnya: HIV, Influenza, TMV, ebola, polio"
Nilai Bawah
15.
Zaki I
Siswa menganggap penyakit
TBC disebabkan oleh virus.
Siswa menganggap penyakit
TBC disebabkan oleh virus.
-siswa menganggap virus adalah
sumber utama terjadinya semua
penyakit.
-siswa mengangap penyakit
TBC disebabkan oleh virus
Siswa menganggap penyakit
TBC disebabkan oleh virus.
Siswa
menganggap
semua
penyakit disebabkan oleh virus.
"tidak, karena dapat disebabkan oleh bakteri. Contohnya:
TBC oleh bakteri"
"tidak, karena penyakit yang menyerang makhluk hidup
dapat disebabkan oleh bakteri contohnya AIDS, SARS"
"tidak semua, karena biasanya penyakit yang terkena virus
itu penyakitnya tidak biasa karena gampang menular,
contohnya influenza dan HIV"
14.
Tasya DN
Miskonsepsi yang terjadi pada
siswa
"iya, karena virus dapat menyebabkan penyakit,
contohnya influenza, HIV/AIDS, TBC dan pilek"
"tidak, tidak semua penyakit disebabkan oleh virus, tetapi
ada juga dari bakteri seperti TBC yang disebabkan
Mycobacterium tuberculosa. Virus HIV penyebab
penyakit AIDS, H1N1 penyebab flu babi"
-siswa menganggap virus adalah
sumber utama terjadinya semua
penyakit.
-siswa mengangap penyakit
TBC disebabkan oleh virus
Pertanyaan Nomor 13:
Sebutkanlah beberapa contoh penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus? Apakah yang anda ketahui
mengenai penyakit AIDS,SARS, flu burung hingga penyakit yang marak diberitakan seperti penyakit Ebola yang
terjadi di Afrika. Mengapa penyakit-penyakit diatas tergolong berbahaya?
Jawaban konsep yang benar:
116
Virus AIDS, SARS, flu burung dan ebola adalah jenis virus RNA, virus-virus ini dilengkapi dengan sejenis
enzim yang disebut transkriptase balik, yang menstrapkisikan cetakan RNADNA, yang berlawanan arah
dengan aliran biasa. (Neil A. Campbell. Et al.,h. 420)
No.
Nama
Siswa/Siswi
1.
Aldian Karim
2.
Aliefia HY
3.
Alifah NS
4.
Annisa SL
5.
Ariq FR
6.
Ridho I
7.
Irma
Primadhanti
8.
Khoirin
Noviani
9.
Wijayanti
10.
Azzahra
Jawaban Hasil Wawancara Klinikal
Nilai Atas
Miskonsepsi yang terjadi pada
siswa
"HIV, AIDS, Ebola, tidak tahu mengapa penyakit tersebut
berbahaya"
"AIDS oleh virus HIV, Ebola oleh virus Ebola dan SARS.
Penyakit AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh
kontak sensitif contohnya air liur, air seni dan hubungan
intim"
"AIDS, flu babi, flu burung. AIDS adalah penyakit yang
berbahaya disebabkan oleh virus HIV, flu burung adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus H5N1 yang
dikarenakan unggas terjangkit virus influenza dan Ebola
saya tidak tahu"
"HIV, flu burung, ebola. AIDS disebabkan karena virus
HIV, cara penularannya dengancara seks pada penderita,
SARS adalah penyakit yang sangat berbahaya, flu burung
adalah virus yang terdapat di burung yang dapat ditularkan
ke manusia jika manusia mengkonsumsi burung tersebut,
dan ebola adalah virus yang menimbulkan penyakit dikulit
seperti cacar atau bentol-bentol"
"AIDS, flu babi, flu burung. AIDS adalah Aqcuired
Immuno Difensiency Syndrome penyebabnya: jarum
suntik digunakan secara bergantian, alat tindik digunakan
secara bergantian dan seks bebas, flu burung disebabkan
oleh virus H5N1 dan ebola menyerang peredaran darah"
Nilai Tengah
"Ebola, AIDS dan flu burung. AIDS merupakan penyakit
dari virus HIV penyebab terjadinya AIDS dari pergaulan
bebas dan penggunaan jarum suntik asal-asalan, flu
burung disebabkan oleh virus H5N1 yang ditularkan
unggas dan ebola desebabkan oleh virus ebola yang
awalnya dari hewan ternak babi lalu menyebar sampai ke
unta"
"HIV/AIDS, TBC, kanker. AIDS, SARS ebola tidak tahu
flu burung penyakit yang disebabkan oleh virus yang
terdapat pada aves yang tidak dirawat"
"SARS, AIDS, ebola, flu burung. AIDS adalah penyakit
berbahaya dan mematikan yang disebabkan oleh virus
HIV, SARS adalah penyakit yang berbahaya, flu burung
adalah penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus
yang terinfeksi dari burung yang sakit dan dapat
mematikan, ebola adalah penyakit yang sangat berbahaya
dan dapat mematikan lebih parah dari AIDS dan belum
ada obatnya"
"influenza, polio, AIDS. AIDS adalah penyakit berbahaya
yang dapat menyerang sistem kekebalan tubuh manusia
yang disebabkan oleh virus HIV, SARS adalah penyakit
yang menyerang saluran pernapasan, flu burung adalah
penyakit yang menyerang manusia akibat virus dari
unggas yang terjangkit virus, ebola adalah penyakit
menyerang yang menyerang tubuh manusia"
"Polio, AIDS, ebola. AIDS adalah penyakit menular yang
sangat berbahaya, penyakit ini berasal dari virus HIV yang
-Siswa
menganggap
TBC
adalah penyakit berbahaya yang
disebabkan oleh virus.
117
menyerang kekebalan tubuh manusia, flu burung adalah
penyakit yang menyerang tubuh manusia, ebola adalah
penyakit yang menyerang tubuh manusia"
Nilai Bawah
11.
Rafid Y
12.
Riza M
13.
Shaliena S
14.
Tasya DN
15.
Zaki I
"AIDS: penyakit yang ditimbulkan oleh virus HIV dan
dapat menurunkan sistem imun tubuh, ebola, SARS
disebabkan oleh virus, flu burung: penyakit yang dapat
tertular melalui unggas"
"HIV,AIDS,ebola, SARS, flu burung. AIDS adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus dan berbahaya
karena belum terdapat obatnya, SARS tidak tahu dan flu
burung adalah penyakit yang ditularkan oleh unggas ,
ebola tidak tahu"
"AIDS, TBC, kanker. AIDS adalah penyakit kareana
berhubungan seks dengan berganti-ganti pasangan seks
sehingga muncul virus, SARS adalah penyakit, flu burung
adalah penyakit karena bersentuhan atau berkontak
langsungdengan burung yang sakit sehingga, virus dari
burung tersebut menular ke manusia dan ebola tidak tahu"
"TBC adalah penyakit batuk berdarah, AIDS penyakit
yang disebabkan oleh virus HIV, ebola disebabkan oleh
punuk unta, SARS penyakit berbahaya karena mematikan
dan flu burung adalah penyakit flu dari unggas"
"SARS penyakit yang desebabkan oleh virus, AIDS
menyerang kekebalan tubuh, flu burung menyerang
unggas yang dapat ditularkan kepada manusia dan ebola
menyerang ke sel darah merah manusia"
-Siswa
menganggap
TBC
adalah penyakit berbahaya yang
disebabkan oleh virus.
-Siswa
menganggap
TBC
adalah penyakit berbahaya yang
disebabkan oleh virus.
Pertanyaan Nomor 14:
Adakah cara yang digunakan agar virus memiliki manfaat bagi kehidupan manusia? Jika ada cara apakah
yang dapat dilakukan?
Jawaban konsep yang benar:
Beberapa manfaat virus antara lain: untuk memproduksi interferon, untuk pembuatan vaksin, bahan
antibakterial, baham pembuatan insulin, untuk rekombinasi genetik, antibodi dalam serum darah (virus melawan
virus) dan model mempelajari peristiwa-pertistiwa mengendalikan informasi genetik.
(Irnan, Biologi SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.77)
Membuat antitoksin, dengan siklus lisogenik menyambungkan DNA virus dengan DNA manusia yang
mengontrol sintesis antitoksin (pelawan racun).
Istamar Syamsuri, Biologi, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 61
No.
1.
Nama
Siswa/Siswi
Aldian Karim
2.
Aliefia HY
3.
Alifah NS
4.
Annisa SL
5.
Ariq FR
Jawaban Hasil Wawancara Klinikal
Nilai Atas
"Tidak tahu"
"Ada, virus dapat diberi perlakuan agar menjadi
bermanfaat contohnya: vaksin, polio dan antibiotik"
"Ada, dengan membuat antibiotik, untuk rekayasa genetika
dan vaksin"
"Ada, dengan menjadikan virus sebagai antibiotik dan
imunisasi"
"virus dijadikan vaksin polio, dijadikan anti-toksin dan
dijadikan antibiotik"
Nilai Tengah
Miskonsepsi yang terjadi pada
siswa
118
6.
7.
8.
Ridho I
Irma
Primadhanti
Khoirin
Noviani
"ada, dengan cara melakukan penelitian atau research
tentang virus seperti penggunaan antibiotik, antibodi,
vaksin, lalu senjata biologi"
"tidak tahu"
"Ada, yaitu untuk proses pembentukan feses yang menjadi
penyebab penyakit polio, imunisasi dan obat antibiotik"
9.
Wijayanti
"ada, tidak tahu"
10.
Azzahra
"iya, tidak tahu"
Nilai Bawah
11.
Rafid Y
"caranya adalah dengan pembuatan vaksin"
12.
Riza M
"untuk membuat senjata biologis"
13.
Shaliena S
"ada,virus bisa di ubah menjadi imunisasi"
14.
Tasya DN
"ada, contohnya vaksin polio sebagai antibiotik"
"ada yaitu dengan membuat vaksin, antibodi, antibiotik
dan senjata biologis"
15.
Zaki I
Pertanyaan Nomor 15:
Salah satu teknologi yang digunakan dalam pemanfaatan virus adalah vaksin apakah yang dimaksud vaksin?
Dapatkah vaksin berguna bagi kehidupan manusia? Sebutkanlah contoh penggunaan vaksin yang anda ketahui!
Jawaban konsep yang benar:
Vaksin virus, adalah formula yang terbuat dari bagian tubuh virus, virus mati, atau virus hidup yang
dinjeksikan kedalam tubuh manusia untuk memperoleh suatu sistem imun (kekebalan secara alamiah).
Contohnya vaksin polio dengan mulut (oral) ataupun injeksi.
(Irnaningtyas, h. 69-71)
No.
1.
Nama
Siswa/Siswi
Aldian Karim
2.
Aliefia HY
3.
Alifah NS
4.
Annisa SL
5.
Ariq FR
6.
Ridho I
7.
Irma Primadhanti
Jawaban Hasil Wawancara Klinikal
Nilai Atas
"Tidak tahu"
"vaksin adalah virus yang sudah diberi perlakuan,
selain vaksin virus dapat digunakan untuk rekayasa
untuk membuat antibodi kekebalan tubuh. Pengguanaan
vaksin contohnya pada imunisasi yaitu dengan
disuntikkan"
"Vaksin adalah pemberian antibodi untuk makhluk
hidup agar tidak terjangkit virus. Contohnya: vaksin
unggas disuntik ke hewan dan vaksin manusia disuntik
ke manusia"
"Vaksin adalah cara penyembuhan untuk penderita
penyakit tertentu sebagai pengebalan, vaksin dapat
berguna bagi kehidupan manusia, contohnya tidak tahu"
"vaksin adalah pemberian virus yang berfungsi sebagai
kekebalan tubuh terhadap beberapa penyakit.
Contohnya: vaksin polio (ditetesi ke mulut), vaksin
campak, dan vaksin hepatitis B"
Nilai Tengah
"vaksin adalah pemberian antibiotik atau virus baik
untuk membunuh bakteri jahat. Vaksin berguna bagi
kehidupan manusia dengan menyuntikkan vaksin ke
tubuh orang tersebut"
"vaksin adalah cairan yang diberikan oleh makhluk
hidup agar kebal terhadap virus. Vaksin berguna bagi
Miskonsepsi yang terjadi pada
siswa
Siswa menganggap vaksin dapat
digunakan
untuk
rakayasa
genetika.
Siswa
menganggap
adalah antibodi.
vaksin
Siswa
menganggap
adalah antibiotik.
vaksin
119
8.
Khoirin Noviani
9.
Wijayanti
10.
Azzahra
11.
Rafid Y
12.
Riza M
13.
Shaliena S
14.
Tasya DN
15.
Zaki I
kehidupan manusia caranya dengan disuntik contohnya:
vaksin flu burung"
"vaksin adalah untuk kekebalan tubuh dan berguna bagi
manusia contohnya vaksin hepatitis"
"vaksin adalah bibit penyakit yang dilemahkan
sehingga tidak berbahaya lagi dan dapat merangsang
tubuh membentuk antibodi. Contoh vaksin adalah
vaksin polio, TBC"
"vaksin itu dicampur pada virus tersebut sehingga dapat
melemahkan virus sehingga tidak berbahaya lagi bagi
manusia dan dapat mengubah virus tersebut menjadi
antibodi, cara pemberian vaksin adalah disuntik
contohnya: vaksin polio, TBC, BCG"
Nilai Bawah
"vaksin digunakan untuk mencegah penyakit,
contohnya vaksin polio dan cacar"
"vaksin adalah pencegah penyakit contohnya vaksin
polio"
"vaksin adalah obat pencegah atau pengkebal suatu
penyakit yang akan masuk ke dalam tubuh, vaksin
dapat bermanfaat bagi manusia karena dapat digunakan
untuk mencegah penyakit yang parah contohnya adalah
imunisasi"
"vaksin adalah vitamin agar hewan jarang terkena
penyakit atau manusia dan dapat menambah kekebalan
tubuh. contoh vaksin polio, cara menggunakannya
engan cara disuntikkan ke dalam tubuh manusia atau
hewan"
"vaksin adalah mencegah atau melemahkan virus yang
terdapat dalam tubuh organisme atau sebagai antibodi
dalam tubuh mikroorganisme. Contohnya adalah vaksin
polio pada waktu kecil divaksisinasi"
Siswa menganggap penyakit
TBC disebabkan oleh virus
sehingga dapat diatasi dengan
vaksin.
Siswa menganggap penyakit
TBC disebabkan oleh virus
sehingga dapat diatasi dengan
vaksin.
Siswa
menganggap
adalah sebuah vitamin.
vaksin
Pertanyaan Nomor 16:
Dapatkah virus hewan dan tumbuhan menyerang atau menginfeksi manusia? Jika ia apakah alasan yang
mendasari pernyataan tersebut?
Jawaban konsep yang benar:
Virus yang pada awalnya terjangkit pada hewan dapat menyerang manusia, hal tersebut memunculkan
berbagai berbagai penyakit berbahaya yang sebelumnya jarang atau bahkan tidak diketahui. Tiga proses ikut
berperan dalam kemunculan penyakit-penyakit virus adalah: pertama, mutasi virus yang sudah ada, penyebaran
penyakit virus dari populasi manusia yang kecil dan terisolasi dan ketiga, penyebaran virus yang telah ada dari
hewan. (Neil A. Campbell. Et al.,h. 423)
*Sejauh ini belum ditemukan sumber adanya virus tumbuhan yang menginfeksi manusia.
No.
1.
Nama
Siswa/Siswi
Aldian Karim
2.
Aliefia HY
3.
Alifah NS
Jawaban Hasil Wawancara Klinikal
Nilai Atas
"Tidak Tahu"
"Bisa, contohnya: flu burung, pada flu burung materi
genetik virus dapat menembus proteksi atau pertahanan
dari tubuh manusia"
"bisa, karena virus dapat menyerang siapa saja, hal itu
mungkin diakibatkan antibodi orang yang diserang
sedang rendah. Contohnya: flu burung atau flu babi
Miskonsepsi yang terjadi pada
siswa
120
yang menjangkit manusia"
4.
Annisa SL
5.
Ariq FR
6.
Ridho I
7.
Irma Primadhanti
8.
Khoirin Noviani
9.
Wijayanti
10.
Azzahra
11.
Rafid Y
12.
Riza M
13.
Shaliena S
"dapat, contohnya penyakit takson kucing bisa
menulari manusia"
"bisa, virus dari hewan akan tertular ke manusia jika
manusia berada dekat dengan hewan yang terjangkit
penyakit"
Nilai Tengah
"bisa, karena virus zaman sekarang berevolusi dari
yang bisa menyerang hewan/tumbuhan saja tetapi
sudah bisa menginfeksi ke manusia"
"dapat, karena virus dapat menyebar melalui udara
contohnya: ayam yang menyebarkan virus flu burung
melalui udara"
"dapat, karena hewan dapat menyebarkan virus atau
virus dpat menular ke makhluk hidup lainnya"
"bisa, kerena saya sering melihat banyak manusia
terkena flu burung"
"iya, karena pada saar hewan sakit atau mati, hewan itu
dapat menularkan virus melalui udara jadi pada saat
kita meghirup udara yang terkontaminasi virus tersebut
maka manusia itu tertular"
Nilai Bawah
"bisa, kareana virus dapat berpindah pindah melalui
udara, contohnya flu burung yang menular dari burung
ke manusia"
"dapat, karena virus dapat berpindah melalui udara"
"bisa, kareana virus bisa menyerang semua makhluk
hidup dan dapat menular juga. Contohnya: flu burung,
yang bukan berarti hanya burungnya yang terkena flu,
tetapi juga manusia yang berada didekatnya dapat
tertular"
14.
Tasya DN
15.
Zaki I
"bisa, dengan cara bersentuhan dengan makhluk hidup
yang terserang penyakit"
"dapat, contohnya virus flu burung, suatu unggas mati
dan dapat menular pada manusia contoh lainnya adalah
rabies dengan hewan yang terkena rabies menggigit
manusia"
Siswa menganggap dengan
bersentuhan dengan makhluk
hidup yang terserang penyakit
karena virus dapat menginfeksi
makhluk lain yang sehat.
Pertanyaan Nomor 17:
Selain pencegahan dan pengobatan dari luar tubuh, dapatkan tubuh manusia melawan virus dalam dirinya?
Jika iya bagaimana cara tubuh mempertahankan diri dari infeksi virus?
Jawaban konsep yang benar:
Pada dasarnya tubuh kita memiliki sistem imun, namun sistem imun yang ada terkadang tidak mampu
melawan infeksi suatu jenis virus. (Irnaningtyas,h. 69)
No.
1.
Nama
Siswa/Siswi
Aldian Karim
2.
Aliefia HY
Jawaban Hasil Wawancara Klinikal
Nilai Atas
"Tidak Tahu"
"Bisa, melalui antibodi terutama yang sudah diuji
kekebalannya melalui manusia. Jika virus sudah
menempel atau mencemari sel maka diperbaiki oleh
Miskonsepsi yang terjadi pada
siswa
121
3.
Alifah NS
4.
Annisa SL
5.
Ariq FR
6.
Ridho I
7.
Irma Primadhanti
8.
Khoirin Noviani
9.
Wijayanti
10.
Azzahra
11.
Rafid Y
12.
Riza M
antibodi, jika antibodi bagus butuh waktu Sekitar 3-10
hari untuk melawan virus"
"dapat, dalam diri manusia terdapat antibodi yang
dapat menahan serangan penyakit"
"ditubuh kita terdapat antibodi yang dapat melawan
virus yang masuk ke dalam tubuh"
"Bisa, karena adanya sistem antibodi atau kekebalan
tubuh dengan mematikan sel-sel virus yang lemah"
Nilai Tengah
"bisa, tergantung pada antibodi di dalam manusia
tersebut kuat atau lemah"
"dapat, karena didalam tubuh manusia memiliki
antibodi yang dapat melawan virus"
"dapat, karena didalam tubuh manusia sudah terdapat
antibodi, antibodi di dapat dari makanan bernutrisi
yang kita konsumsi"
"bisa, dengan cara memakan makanan bergizi dan
menjaga kesehatan tubuh agar imun tubuh tidak lemah"
"dapat, karena dalam tubuh manusia terdapat sel darah
putih atau antibodinya yang dapat membunuh bibit
penyakit itu dengan memakannya"
Nilai Bawah
bisa, dengan sel darah putih yang menyerang virus
tersebut"
"manusia
memiliki
antibodi
yang
berguna
mempertahankan tubuh dari virus"
13.
Shaliena S
14.
Tasya DN
15
Zaki I
"bisa, dengan mengetahui cara penularan virusnya"
"bisa, karena manusia memiliki antibodi yang dapat
melawan virus tersebut. Jika antibodi kita lemah. Maka
virus akan menyerang tubuh"
"dapat dengan sel darah putih yang melindungi tubuh
manusia melawan kuman penyakit'
Siswa menganggap dengan
mengetahui
sumber
terjangkitnya penyakit dapat
mempertahankan tubuh dari
penyakit yang disebabkan oleh
virus.
Pertanyaan Nomor 18:
Bagaimanakah cara virus dikembangbiakan? Apakah sifat yang dimiliki virus hasil biakan para ilmuan
memiliki sifat yang sama dengan induk virus? Jika iya mengapa demikian?
Jawaban konsep yang benar:
Virus diisolasi dari sel inang sebelum dikembangbiakkan. Virus hanya dapat dikembangbiakkan di dalam sel
hidup, misalnya di dalam telur yang fertil (mengandung embrio) atau biakan sel suatu organisme secara in-vitro
akan memudahkan penanaman virus yang bari diisolasi dari sel inang dan pengendalian karakterisitk virus
(Irnaningtyas,h. 72)
No.
Nama
Siswa/Siswi
Jawaban Hasil Wawancara Klinikal
Nilai Atas
1.
Aldian Karim
" Virus dikembangbiakkan seperti bayi tabung"
Aliefia HY
"tidak tahu, sifatnya berbeda dari induknya karena
sudah diberi obat oleh ilmuan"
2.
Miskonsepsi yang terjadi pada
siswa
Siswa menganggap virus seperti
sel.
Siswa
menganggap
ilmuan
membiakkan
virus
untuk
mendapatkan virus baru.
122
3.
Alifah NS
4.
Annisa SL
5.
Ariq FR
6.
7.
"dengan rekayasa genetika agar mendapatkan virus
yang berguna. Sifat yang dihasilkan berbeda karena
gen dari induknya pasti sudah dirubah"
"melalui percobaan yang terus menerus sampai
akhirnya ditemukan vaksin di virus"
"
virus
dekembangbiakkan
dengan
cara
menggabungkan 2 sel virus yang berbeda hasilnya si
anak dari virus ini lebih menguntungkan bagi manusia
dari pada induknnya"
Nilai Tengah
Ridho I
"sifat virus yang dikembangkan ilmuan berbeda karena
virus yang dihasilkan ilmuan dikembangkan khusus
untuk pengobatan"
Irma Primadhanti
"tidak tahu"
8.
9.
Khoirin Noviani
"dengan cara memperbanyak atau replikasi virus"
Wijayanti
"tidak tahu"
Azzahra
"tidak tahu, tetapi anak yang dihasilkan berbeda karena
tidak dihasilkan dari induk aslinya"
Nilai Bawah
10.
11.
Rafid Y
"dengan mencampurkan larutan"
Riza M
"dengan membuat larutan dan mencampurkannya"
Shaliena S
"dengan cara mengkristalkan, karena virus dapat
dikristalkan"
12.
13.
14.
Tasya DN
15.
Zaki I
" dengan cara meneliti kembali, hasil yang dihasilkan
oleh ilmuan berbeda dengan induknya'
"dengan cara memilih virus-virus yang memiliki sifat
tertentu, sifatnya berbeda karena telah ada campur
tangan dengan manusia dan teknologi canggih yang
dapat diatur sifat-sifatnya"
Siswa
menganggap
membiakkan
virus
mendapatkan virus baru.
ilmuan
untuk
Siswa
menganggap
membiakkan
virus
mendapatkan virus baru.
ilmuan
untuk
Siswa menganggap virus sepserti
makhluk hidup dapat mereplikasi
dirinya sendiri.
Siswa
menganggap
membiakkan
virus
mendapatkan virus baru.
ilmuan
untuk
Siswa menganggap virus dapat
dikembangbiakkan
didalam
larutan.
Siswa menganggap virus dapat
dikembangbiakkan
didalam
larutan.
Siswa
menganggap
dengan
mengkristalkan
virus
dapat
mengembangbiakkan virus.
Siswa
menganggap
ilmuan
membiakkan
virus
untuk
mendapatkan virus baru.
Siswa
menganggap
ilmuan
membiakkan
virus
untuk
mendapatkan virus baru.
123
Lampiran : 6
Validitas Isi Rancangan Soal Tier pertama (Open ended) dan Jawaban
Mata Pelajaran
Jumlah Pertanyaan
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
No.
1.
2.
Indikator
: Biologi
: 43 Pertanyaan
: 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan ras ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
: 3.3 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan
masyarakat.
Indikator Soal
Jenjang
Kognitif
C1
No
Soal
1
Menentukan virus
yang pertama kali
ditemukan
C3
2
Memperkirakan
cara mengetahui
ukuran struktur
tubuh virus
C2
3
Menjelaskan sejarah
Menyebutkan ahli
penemuan virus.
biologi penemu virus
TMV
Menggambarkan
struktur virus.
Rancangan soal dan jawaban yang benar
Kunci
Seorang ahli biologi yang pertama kali mengetahui tanaman tembakau terserang organisme yang sangat kecil
C
selain bakteri adalah...
a. Adolf Mayer
b. Dimitri Ivanowsky
c. Martinus Beijerinck
d. Wendell Stanley
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena dalam percobaannya agen penyakit mosaik tidak dapat dibiakkan pada medium nutrien
Penularan penyakit pada tanaman tembakau pertama kali ditemukan oleh ilmuan jerman bernama Adolf
B
Mayer penyakit ini merugikan bagi tanaman, virus yang menyebabkan penyakit ini adalah...
a. Orthomyxovirus
b. TMV (tobacco mosaic virus)
c. Flavivirus
d. Togavirus
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena virus ini menyebabkan bercak dan menghambat pertumbuhan tanaman tembakau
Untuk mengetahui ukuran tubuh virus hal yang tidak dapat dilakukan adalah...
B
a. observasi menggunakan mikroskop elektron
b. observasi menggunakan mikroskop cahaya
c. filtrasi melalui selaput kolodion
124
Menentukan
struktrur bagian
dari selubung
tambahan virus
C3
4
Mengkategorikan
struktur tubuh virus
C3
5
Memilih struktur
bagian tubuh virus
C3
6
d. pengukuran perbandingan
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena mikroskop cahaya tidak memiliki perbesaran yang cukup untuk melihat ukuran virus yang
lebih kecil dari bakteri
Selubung tambahan pada virus berpengaruh terhadap keganasan virus, selubung tambahan pada virus terdiri
D
dari...
a. serabut ekor
b. kapsid
c. kapsomer
d. sampul membran
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena pada sampul membran terdapat glikoprotein sebagai reseptor untuk berpindah masuk ke
dalam sel inang
Perhatikan gambar berikut!
A
(Gunakanlah gambar dibawah ini untuk menjawab no.5 dan 6)
Tentukan nomor 2 dan 6 pada gambar virus diatas...
a. DNA dan kepala virus
b. Kepala dan DNA virus
c. Inang dan kapsid
d. Inang dan kepala
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena dalam kepala virus terdapat materi genetik (DNA)
Pernyataan yang benar untuk nomor 3 dan 5 adalah...
a. Nomor 3 berfungsi sebagai penyimpan dan nomor 5 berfungsi sebagai alat gerak virus.
b. Nomor 3 berfungsi sebagai pembawa materi genetik dan nomor 5 berfungsi sebagai alat penginjeksi
virus.
c. Nomor 3 dan nomor 5 digunakan virus sebagai alat menempel dan tempat penginjeksian DNA ke sel
C
125
3.
4.
Membandingkan
struktur tubuh virus
satu dengan virus
yang
lain
berdasarkan gambar
tubuh virus.
Mengidentifikasi ciriciri, ukuran, dan
bentuk virus.
Membandingkan
struktur tubuh virus
C2
7
Meramalkan cara
memisahkan virus
dan bakteri
C3
8
Mencirikan tubuh
virus
C2
9
inang.
d. Nomor 3 dan nomor 5 digunakan virus sebagai alat gerak agar bisa menempel pada sel inang.
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena nomor 3 dan 5 adalah selubung dan serabut ekor terdapat lempengan dasar sebagai
penginjeksi
B
A
B
Dari gambar virus diatas yang membedakan virus A dan B adalah...
a. jenis asam nukleat virus
b. bentuk kapsid virus
c. materi genetik virus
d. selubung tubuh virus
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena fungsi kapsid adalah memberi bentuk virus, virus pada gambar A berbentuk helix dan
gambar B berbentuk bulat
Jika dalam suatu larutan terdapat bakteri dan virus, bagaimana cara memisahkan bakteri dan virus....
C
a. melihat ukuran morfologi virus dan bakteri.
b. membekukan larutan
c. memasukan antibiotik
d. memberikan pewarnaan pada larutan
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena antibiotik tidak berdaya melawan virus, antibiotik membunuh bakteri dengan cara
menghambat enzim spesifik untuk bakteri dan tidak berpengaruh pada enzim yang dikodekan oleh eukariota atau
virus.
Virus digolongkan ke dalam makhluk hidup karena memiliki ciri...
A
a. melakukan reproduksi
b. memiliki DNA atau RNA
c. memiliki selubung protein
d. dapat dikristalkan
126
Menyelidiki
perbedaan ciri
tubuh virus dengan
organisme lain
C3
10
Menentukan ciri
tubuh virus
C3
11
Menyeleksi ciri
tubuh virus dengan
benar
C6
12
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena virus merupakan parasit intraseluler obligat
Ciri khas virus yang tidak terdapat pada organisme lain adalah...
B
a. hanya dapat dilihat dengan mikroskop
b. hanya berkembang biak dalam sel hidup
c. dapat bergerak bebas kemana pun
d. hidup secara parasit
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena virus tidak memiliki enzim dan ribosom untuk melakukan metabolisme dan sintesis protein
sendiri
Manakah di antara pernyataan berikut yang tidak sesuai dengan ciri morfologi virus...
B
a. virus dapat dikristalkan
b. virus mempunyai nukleus
c. virus memiliki DNA atau RNA
d. virus memilki selubung protein
Alasannya..
Alasan yang tepat: karena virus bukan sel dan tidak memiliki organel
Perhatikan tabel dibawah ini!
D
Kelompok
Jenis virus
I
DNA rantai ganda
II
DNA rantai tunggal
III
RNA rantai ganda
IV
RNA rantai tunggal positif
V
RNA rantai tunggal negatif
VI
RNA transkripsi balik
VII
DNA transkripsi balik
Berikut adalah ciri-ciri virus yang sesuai dengan tabel diatas adalah...
a. memiliki morfologi yang berbeda
b. memiliki jenis kromosom berbeda
c. memiliki metabolisme tubuh
d. hanya terdiri dari DNA atau RNA
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena virus hanya terdiri dari satu materi genetik
127
5.
6.
Menjelaskan
hidup virus
Menjelaskan
reproduksi virus.
cara
Menjelaskan
keterbatasan virus
dalam
menginfeksiksi
makhluk hidup
C2
13
Menyimpulkan
tempat hidup virus
C2
14
Mengemukakan
hasil reproduksi
lisis
C2
15
Mengkategorikan
siklus yang terjadi
pada virus
C2
16
Memperkirakan
hasil siklus
lisogenik pada
C2
17
Setiap tipe virus dapat menginfeksi sel dari ragam inang yang terbatas, contohnya virus rabies hanya dapat
A
menginfeksi sejumlah spesies mamalia. Keterbatasan sel inang virus disebut...
a. kisaran inang
b. sel inang
c. inang sementara
d. inang sesungguhnya
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena evolusi sistem pengenalan virus dengan kesesuaian (lock and key). Lubang anak kunci
antara protein permukaan virus dan molekul reseptor spesifik di sebelah luar sel.
Virus tidak dapat hidup bebas melainkan harus hidup secara parasit dalam sel inang. Karena itu untuk
C
memelihara virus digunakan...
a. cawan petri
b. nutrisi agar-agar
c. embrio telur ayam
d. tikus mati
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena embrio telur ayam adalah sel
Bagaimanakah sifat virus baru yang dihasilkan dari tahap reproduksi lisis virus di dalam sel inang...
D
a. berbeda dengan induk virus
b. sedikit berbeda dengan induk virus
c. hampir sama dengan induk virus
d. sama dengan induk virus
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena terdapat asam nukleat untuk membawa informasi genetik virus
Siklus yang terjadi pada reproduksi virus yang berlangsung secara cepat dan menyebabkan pecah dan matinya
A
sel inang karena terbentuknya virus baru disebut...
a. litik
b. absorbsi
c. penetrasi
d. lisogenik
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena pecahnya sel inang
Pada saat virus berada pada tahap lisogenik , mengapa tubuh tidak merasa sakit...
C
a. terjadi penggabungan DNA virus dan bakteri
b. tidak terbentu virion baru
128
virus
Menyimpulkan
hasil yang terjadi
pada siklus litik
C2
18
Menunjukan tahap
penetrasi pada
siklus litik
C4
19
c. bakteriofag masih terdapat pada sel
d. bakteri dapat melawan virus
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena sistem imun tidak dapat mendeteksi benda asing
Ketika virus berada pada tahap litik mengapa tubuh kita merasa sakit, yang menyebabkan rasa sakit pada
tubuh adalah...
a. keluarnya virus dari sel
b. virus menempel pada sel inang
c. fag menginjeksikan DNA-nya ke sel inang
d. terjadi perakitan virion
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena sistem imun tubuh akan menganggap virus yang keluar dari sel sebagai benda asing
Perhatikan skema dibawah ini! (Gunakan skema dibawah ini untuk menjawab soal19-21)
20
Fase yang menunjukkan virus menginjeksi materi genetik ke dalam sel inang sehingga kapsid protein virus
menjadi kosong (mati) terjadi pada nomor...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena fase nomor 2 disebut fase penetrasi, pada fase ini selubung ekor virus berkontraksi untuk
membuat lubang yang menembus dinding dan membran
Perhatikan pernyataan berikut:
D
Menyimpulkan
C6
A
B
129
tahapan yang
terjadi pada siklus
lisogenik hidup
virus
Mengurutkan fase
yang terjadi pada
siklus litik
C3
21
Menyelidiki
perbedaan siklus
litik dan lisogenik
C3
22
Merekontruksi
hasil pemahaman
melalui siklus
lisogenik
C5
23
1. Pada siklus ini DNA virus menyisip ke dalam kromosom bakteri melalui rekombinasi
2. Sebuah sel yang terinfeksi dapat dengan cepat menghasilkan populasi bakteri yang besar, yang membawa
virus
3. Tidak membentuk virion baru
4. Virus dapat hidup bersama-sama dengan bakteri
Pernyataan diatas merupakan ciri khusus dari siklus yang ditunjukan oleh ...
a. Siklus A, lisogenik
b. Siklus B, litik
c. Siklus A, litik
d. Siklus B, lisogenik
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena siklus ini terjadi penyisipan DNA virus dan bakteri
Urutan yang benar ditunjukan oleh nomor 1-2-3-4-5-6 adalah
B
a. adsorbi, perakitan, penetrasi, replikasi, sintesis dan lisis
b. adsorbi,penetrasi, replikasi, sintesis, perakitan dan lisis
c. sintesis, perakitan, lisis. adsorbi,penetrasi, dan replikasi
d. perakitan , adsorbi,lisis, penetrasi, replikasi dan sintesis
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena penempelan virus, injeksi materi genetik virus, penggandaan, sel membuat komponen virus,
virus merakit tubuhnya yang terdiri dari kepala, ekor, dan serat ekor dan pelepasan ditandai pecahnya sel inang.
Dibawah ini merupakan perbedaan antara siklus litik dan siklus lisogenik adalah...
D
No.
Siklus litik
Siklus lisogenik
a.
terdapat fase penggabungan
terdapat fase perakitan
b.
terikat pada kromosom bakteri
tidak terikat pada kromosom bakteri
c.
waktu yang dibutuhkan lama
waktu yang dibutuhkan singkat
d.
menonaktifkan
bakteri
terlebih mengkombinasikan materi genetik bakteri
dahulu
dengan virus
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena pada siklus litik virus menghasilkan lisozim dan pada siklus lisogenik salah satu gen profag
mengkodekan protein yang mencegah transkripsi
Virus tidak dapat berkembang biak dengan membelah diri seperti halnya mikroorganisme lain. Pembiakan
C
virus hanya terjadi di dalam sel hidup, salah satu pembiakan virus adalah siklus lisogenik. Dalam siklus
tersebut terdapat istilah profage yang berarti...
a. virus yang menyerang bakteri
b. asam nukleat virus yang masuk ke sel bakteri
130
Menentukan jenis
virus RNA
C3
24
Menganalisis dasar
klasifikasi virus
C4
25
Memilih pasangan
bentuk dan nama
virus
C4
26
c. asam nukleat virus yang bergabung dengan asam nukleat bakteri
d. asam nukleat bakteri yang membentuk bagian-bagian tubuh virus
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena ketika menjadi profage, DNA virus tidak aktif dan DNA virus menjadi satu dengan DNA
bakteri, maka jika DNA bakteri melakukan replikasi profag juga ikut melakukan replikasi
Virus dengan inti RNA yang dapat menjadi cetakan untuk membentuk kopi DNA disebut virus...
C
a. Tobacco mosaic virus
b. Adenovirus
c. Retrovirus
d. Papovavirus
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena retrovirus memiliki enzim transkriptase balik
Diantara pernyataan mengenai dasar klasifikasi virus yang salah adalah...
A
a. bergeraknya virus di alam bebas
b. jenis asam nukleat virus
c. sifat immunologis virus
d. kandungan enzim tertentu yang dimiliki
Alasaannya...
Alasan yang tepat: karena virus tidak dapat hidup sendiri, virus membutuhkan sel inang
Pasangan nama virus dan strukturnya yang tepat adalah nomor...
C
Nama
Gambar
a. TMV virus
b.
Adenovirus
c.
Rhabdovirus
d.
poxvirus
a. A dan B
131
7.
Menjelaskan kasuskasus
dalam
kehidupan
sebagai
dampak negatif dan
positif dari virus.
Menganalisis
fungsi enzim pada
virus RNA
C4
27
Menentukan virus
yang menyerang
bakteri
C3
28
Menyesuaikan virus
dengan penyakit
yang ditimbulkan
C3
29
b. A dan C
c. B dan D
d. C dan D
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena secara morfologi adenovirus berbentuk polihedral dan papovavirus berbentok oval
Virus dengan materi genetik RNA pada umumnya lebih ganas dibandingkan dengan virus dengan materi
genetik DNA hal ini disebabkan karena virus RNA membutuhkan pasokannya sendiri atas enzim-enzim,
enzim yang terdapat dalam virus RNA akan...
a. enzim terbentuk dari genom dengan rantai tunggal
b. enzim terbentuk dari genom dengan rantai ganda
c. enzim menstranslasi mRNA virus menjadi protein
d. enzim membantu merusak dinding inang
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena RNA dan protein virus dapat mengkonstruksi diri menjadi virus-virus baru
C
A
Berbagai makhluk hidup dapat diserang virus, misalnya manusia, hewan, tumbuhan dan bakteri. Virus yang
menginfeksi bakteri E.coli dapat mengakibatkan kerugian bagi sel bakteri, virus penginfeksi bakteri disebut...
a. bakteriofag
b. profage
c. temperate
d. virulen
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena virus menginfeksi bakteri
Pasangan yang salah dari nama virus dan penyakit yang yang ditimbulkan adalah...
Virus
Penyakit yang ditimbulkan
a. flavivirus
influenza
b. paramyxovirus
campak
c. poliovirus
polio
d. retrovirus
aids
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena flavivirus menimbulkan penyakit demam berdarah
A
132
Menentukan
tanaman dan virus
yang terdapat pada
tanaman
C3
30
Mengurutkan
terjadinya virus flu
burung
C3
31
Menentukan
penyakit dan virus
yang terdapat pada
manusia
C4
32
C
Kemungkinan Tanaman dan penyakit yang disebabkan oleh virus apakah yang terjadi pada gambar diatas...
a. Jeruk, NCD (newcastle disease)
b. Tomat,TMV (tomato mosaic virus)
c. Tembakau,TMV (tobacco mosaic virus)
d. Tomat,TYLCV (tomato yellow leaf curl virus)
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena terjadi bercak pada daun yang menendakan daun tembakau terjangkit virus TMV
Perhatikan pernyataan dibawah ini!
1. Virus pada unggas menyerang babi
2. Virus H5N1 menyerang unngas
3. Timbulah gejala demam tinggi, batuk, sesak napas dan sakit perut
4. Virus pada babi menyerang manusia melalui saliva dan feses
Urutkanlah proses terjadinya virus flu burung hingga menyerang tubuh manusia...
a. 1-3-2-4
b. 1-2-3-4
c. 1-2-4-3
d. 2-1-4-3
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena dibutuhkan unggas dan babi sebagai perantara sebelum menginfeksi manusia
D
A
Seseorang menderita infeksi pada kelenjar parotid dan dapat menular, penderita penyakit ini akan merasa nyeri
ketika menelan makanan yang bersifat asam. Kemungkinan Penyakit dan virus apakah yang terjadi pada
gambar diatas...
a. gondongan oleh paramyxovirus
b. gondongan oleh rhabdovirus
c. tumor oleh morbillivirus
133
Menyelidiki ciri
penyakit ebola
C3
33
Merumuskan cara
virus HIV masuk
kedalam tubuh
C5
34
d. tumor oleh papillomavirus
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena terjadi pembengkakan dibelakang telinga
Akhir-akhir dikabarkan terdapat penyakit di daerah Afrika yang menyebabkan demam pendarahan. Gejala
yang ditimbulkan adalah demam, muntah-muntah, perdarahan hebat dan kegagalan sistem peredaran darah
hingga kematian pada penderita dan hanya menyerang kera dan manusia, penyakit yang dimaksud adalah...
a. flu burung
b. cacar air
c. herpes
d. ebola
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena virus menyerang sel darah putih makrofag dan fibrioblas
Perhatikan gambar dibawah ini!
1
Menafsirkan kasus
berdasarkan fakta
yang terjadi
C6
35
2
3
4
D
C
5
Waktu yang diperlukan untuk penyebaran penyakit ini sekitar 10 tahun dan sangat merugikan manusia karena
menyerang sistem imunitas. Jelaskan peristiwa masuknya virus berdasarkan gambar diatas...
a. fase awal menunjukan fase penempelan virus dengan sel inang dengan proses eksositosis, hingga virus
mengalami penggandaan dan lisis.
b. fase awal ditandai dengan bergabungnya virus dengan membran sel darah putih, terjadi pembalikan
materi genetik RNA menjadi DNA oleh enzim transkriptase balik
c. fase awal virus berdifusi dengan membran plasma sel, lemak pada selubung virus disingkirkan sehingga
lemak dan RNA virus terlepas, mereplikasi dan lisis.
d. Fase awal virus menempel pada sel inang, mengubah materi genetik DNA menjadi RNA melalui enzim
transkriptase balik.
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena gambar menunjukan reproduksi HIV, retrovirus penyebab AIDS
Virus H5N1 penyebab penyakit flu burung adalah penyakit hewan atau penyakit influenza yang menyerang
unggas, berasal dari burung-burung yang melakukan migrasi. Pada kenyataan kasus yang terjadi flu burung
dapat menyerang manusia, agar menyebabkan suatu wabah atau epidemi pada manusia virus H5N1 harus...
a. mampu berevolusi dengan cepat
C
134
8.
Menjelaskan
pencegahan
cara
dan
Memprediksi
penyakit dan virus
yang
menyebabkannya
C6
36
Menentukan
kelainan genetik
dan cara
mengatasinya
C3
37
Menganalisis
keuntungan vaksin
dalam mengobati
penyakit kanker
C4
38
Menyebutkan cara
penggunaan vaksin
C3
39
b. memiliki pertahanan tubuh yang kuat
c. mampu menular dari unggas ke manusia
d. mampu menular ke semua organisme
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena virus mengalami mutasi dan penyebaran
Ditemukan suatu kasus penyakit dengan timbulnya rasa sakit pada pinggang, sendi, otot, bola mata, suhu
A
tubuh badan kembali normal setelah 5-6 hari dan dapat meningkat kembali sekitar 5-8 hari kemudian dan
akan menimbulkan bercak-bercak merah. Dari kasus tersebut diperkirakan seseorng menderita...
a. demam berdarah, flavivirus
b. cacar variola, orthopoxvirus
c. poliomielitis, poliovirus
d. chikungunya, chikungunya
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena gejala yang ditimbulkan adalah demam disertai bercak merah
Salah satu peran menguntungkan virus untuk memperbaiki kelainan genetik contohnya ADD (adenosine
C
deanosine deficiency) yang menyebabkan seseorang tidak memiliki daya tahan tubuh karena tidak terdapat
enzim AD (adenosine deaminase) adalah...
a. interferon
b. kemoterapi
c. rekayasa genetik
d. vaksin
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena dalam rekayasa genetik dapat memperbaiki susunan basa nitrogen pada untaian DNA di
dalam gen
Dalam berita yang diterbitkan kompas 16 mei 2014 ditemukan bahwa virus campak dapat mengobati kanker
B
darah tipe multiple myeloma, jenis teknologi apakah yang digunakan pada kasus tersebut....
a. kemoterapi memasukan senyawa antivirus
b. vaksin virus hidup yang dilemahkan
c. interferon sebagai pengatur imunitas humoral
d. antibiotik spesifik yang menyerang anti gen
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena virus yang dilemahkan memiliki antigen yang hampir sama dengan virus liar, tetapi
memiliki kemampuan patogen yang sangat lemah
Vaksin yang dapat diberikan secara oral (melalui mulut) adalah vaksin untuk mencegah wabah penyakit...
B
a. cacar
135
pengobatan
virus.
9.
infeksi
Menjelaskan
cara
pembiakan virus.
polio
Menentukan cara
tubuh bertahan dari
serangan virus
C3
40
Menentukan
teknologi dalam
pengobatan
penyakit yang
disebabkan oleh
virus
C3
41
Menentukan cara
membiakkan virus
C3
42
Menyimpulkan
hasil pembiakan
virus
C6
43
b. polio
c. menimgitis
d. TBC
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena replikasi virus terjadi di saluran pencernaan
Molekul protein yang dihasilkan oleh tubuh untuk melawan infeksi virus yaitu...
C
a. antitoksin
b. antioksidan
c. antibodi
d. immunitas
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena antibodi adalah daya tahan tubuh alami yang menyerang antigen (benda asing)
Protein yang dihasilkan oleh hewan atau sel biakan sebagai respon terhadap infeksi virus untuk menghambat
C
replikasi virus dalam sel disebut...
a. kemoterapi
b. antibodi
c. interferon
d. vaksin
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena interferon adalah subtansi yang disekresikan oleh sel yang terserang dan dapat membantu
sel lain untuk menentang pengaruh virus penyerang
Untuk membiakkan virus cacar yang akan digunakan untuk pembuatan vaksin dapat dibiakkan dalam...
D
a. larutan yang diberi warna
b. larutan yang dikristalkan
c. embrio ayam/ sel diploid manusia
d. jaringan pada limfe anak sapi atau domba
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena vaksin yang dihasilkan dari virus hidup yang dilemahkan
Para sainstis telah menemukan cara untuk menyatukan bakteriofag dengan lapisan protein dari faga T2 dan
B
DNA dari faga T4. Seandainya faga gabungan ini menginfeksi bakteri, faga yang diproduksi sel inang akan
memiliki...
a. protein dari faga T2 dan DNA dari faga T2
b. protein dari faga T2 dan DNA dari faga T4
c. protein dari faga T4 dan DNA dari faga T4
d. protein campuran DNA dan protein kedua fag
136
Alasannya...
Alasan yang tepat: karena ketika virus masuk ke sel inang, sel inang akan mencetak seperti yang diperintahkan oleh
fag seperti membuat protein untuk makan dan pertumbuhan
Soal dibuat berdasarkan acuan buku yang diterbitkan erlangga, antara lain:
1. Campbell. Biologi edisi kedelapan jilid 1. 2010.
2. Syamsuri, Istamar. Bologi SMA KTSP standar isi. 2006.
3. Irnaningtyas. Biologi SMA kelas X kurikulum 2013. 2013
137
Lampiran : 7
Validitas Isi Rancangan Soal Three Tier Test dan Jawaban
Mata Pelajaran
Jumlah Pertanyaan
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
No.
1.
Indikator
: Biologi
: 43 Pertanyaan
: 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
: 3.3 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan
masyarakat.
Indikator Soal
Menjelaskan sejarah
Menyebutkan ahli
penemuan virus.
biologi penemu virus
TMV
Menentukan virus
yang pertama kali
ditemukan
Jenjang
Kognitif
C1
No
Soal
1
C3
2
Rancangan soal dan jawaban yang benar
Kunci
Seorang ahli biologi yang pertama kali mengetahui tanaman tembakau terserang organisme yang sangat kecil
selain bakteri adalah...
a. Adolf Mayer
b. Dimitri Ivanowsky
c. Martinus Beijerinck
d. Wendell Stanley
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. dalam percobaannya agen penyakit mosaik tidak dapat dibiakkan pada medium nutrien
b. dalam percobaannya ia Membandingkan virus dengan mikroorganisme lain dan dibuktikan bahwa virus
lebih kecil dari bakteri
c. dapat membuktikan bahwa tanaman tembakau dapat terserang virus
d. pengamatan yang dilakukan mengenai organisme yang sangat kecil yang menyerang tanaman
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
C –A-A
Penularan penyakit pada tanaman tembakau pertama kali ditemukan oleh ilmuan jerman bernama Adolf
Mayer penyakit ini merugikan bagi tanaman, virus yang menyebabkan penyakit ini adalah...
a. Orthomyxovirus
b. TMV (tobacco mosaic virus)
c. Flavivirus
B-D-A
138
d. Togavirus
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. adolf mayer meyatakan bahwa penyebab penyakit tembakau adalah tmv
b. sejak tahun 1883 sudah dilakukan penelitian penyebab penyakit TMV
c. merupakan virus yang merugikan bagi tanaman
d. virus ini menyebabkan bercak dan menghambat pertumbuhan tanaman tembakau
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
2.
Menggambarkan
struktur virus.
Memperkirakan
cara mengetahui
ukuran struktur
tubuh virus
C2
3
Untuk mengetahui ukuran tubuh virus hal yang tidak dapat dilakukan adalah...
a. observasi menggunakan mikroskop elektron
b. observasi menggunakan mikroskop cahaya
c. filtrasi melalui selaput kolodion
d. pengukuran perbandingan
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. mikroskop elektron digunakan hanya untuk mengobservasi elektron
b. pengukuran tubuh virus harus dilakukan dengan alat pengukuran
c. mikroskop cahaya tidak memiliki perbesaran yang cukup untuk melihat ukuran virus yang lebih kecil dari
bakteri
d. virus tidak dapat difiltrasi dan virus tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
B-C-A
Menentukan
struktrur bagian
dari selubung
tambahan virus
C3
4
Selubung tambahan pada virus berpengaruh terhadap keganasan virus, selubung tambahan pada virus terdiri
dari...
a. serabut ekor
b. kapsid
c. kapsomer
d. sampul membran
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. pada sampul membran terdapat glikoprotein sebagai reseptor
b. kapsid merupakan selubung protein dalam bakteriofag
c. pada sampul membran terdapat selubung tambahan
d. kapsomer terdapat dibawah didekat serabut ekor
e. ...
D-A-A
139
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
Mengkategorikan
struktur tubuh virus
C3
5
Perhatikan gambar berikut!
(Gunakanlah gambar dibawah ini untuk menjawab no.5 dan 6)
A-A-A
Tentukan nomor 2 dan 6 pada gambar virus diatas...
a. DNA dan kepala virus
b. Kepala dan DNA virus
c. Inang dan kapsid
d. Inang dan kepala
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. dalam kepala virus terdapat materi genetik (DNA)
b. DNA ada didalam selubung kapsid
c. didalam kepala virus terdapat sel inang
d. kepala virus selalu diatas dan DNA terletak dikepala
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
Memilih struktur
bagian tubuh virus
C3
6
Pernyataan yang benar untuk nomor 3 dan 5 adalah...
a. Nomor 3 berfungsi sebagai penyimpan dan nomor 5 berfungsi sebagai alat gerak virus.
b. Nomor 3 berfungsi sebagai pembawa materi genetik dan nomor 5 berfungsi sebagai alat penginjeksi
virus.
c. Nomor 3 dan nomor 5 digunakan virus sebagai alat menempel dan tempat penginjeksian DNA ke sel
inang.
d. Nomor 3 dan nomor 5 digunakan virus sebagai alat gerak agar bisa menempel pada sel inang.
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. nomor 3 dan 5 digunakan untuk menyimpan sebagian DNA dan sebagai alat gerak
C-D-A
140
b. nomor 3 dan 5 digunakan sebagai pembawa materi dari dalam kapsid dan alat gerak virus
c. nomor 3 dan 5 sebagai pembawa materi genetik dan sebagai injeksi
d. nomor 3 dan 5 sebagai selubung dan serabut ekor terdapat lempengan dasar sebagai penginjeksi
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
c. Yakin
d. Tidak yakin
3.
Membandingkan
struktur tubuh virus
satu dengan virus
yang
lain
berdasarkan gambar
tubuh virus.
Membandingkan
struktur tubuh virus
C2
7
B-B-A
A
B
Dari gambar virus diatas yang membedakan virus A dan B adalah...
a. jenis asam nukleat virus
b. bentuk kapsid virus
c. materi genetik virus
d. selubung tubuh virus
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. virus A memiliki selubung lemak dan B memiliki selubung protein
b. virus pada gambar A berbentuk helix dan gambar B berbentuk bulat
c. virus A memiliki DNA dan virus B memiliki RNA
d. virus A kapsid memanjang dan virus B kapsid melingkar
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
Meramalkan cara
memisahkan virus
dan bakteri
C3
8
Jika dalam suatu larutan terdapat bakteri dan virus, bagaimana cara memisahkan bakteri dan virus....
a. melihat ukuran morfologi virus dan bakteri.
b. membekukan larutan
c. memasukan antibiotik
d. memberikan pewarnaan pada larutan
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. virus mati dengan enzim spesifik yang dihasilkan oleh antibiotic
C-D-A
141
b. dengan cara melihat ukuran, jika virus mungkin lebih kecil dari bakteri
c. virus dapat mati jika dibekukan dan bakteri tidak
d. antibiotik hanya membunuh bakteri dengan cara menghambat enzim spesifik
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
4.
Mengidentifikasi ciriciri, ukuran, dan
bentuk virus.
Mencirikan tubuh
virus
C2
9
Virus digolongkan ke dalam makhluk hidup karena memiliki ciri...
a. melakukan reproduksi
b. memiliki DNA atau RNA
c. memiliki selubung protein
d. dapat dikristalkan
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. setiap makhluk hidup memiliki DNA atau RNA
b. setiap makhluk hidup butuh perlindungan tubuh seperti kulit
c. virus merupakan parasit intraseluler obligat
d. makhluk hidup butuh berdiam diri atau istirahat
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
A-C-A
Menyelidiki
perbedaan ciri
tubuh virus dengan
organisme lain
C3
10
Ciri khas virus yang tidak terdapat pada organisme lain adalah...
a. hanya dapat dilihat dengan mikroskop
b. hanya berkembang biak dalam sel hidup
c. dapat bergerak bebas kemana pun
d. hidup secara parasit
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. virus dapat menimbulkan penyakit berbahaya
b. virus tidak dapat mengkristalkan diri
c. virus hanya memiliki selubung protein dan DNA/RNA
d. virus tidak memiliki enzim dan ribosom untuk melakukan metabolisme
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
B-D-A
Menentukan ciri
C3
11
Manakah di antara pernyataan berikut yang tidak sesuai dengan ciri morfologi virus...
B-A-A
142
tubuh virus
Menyeleksi ciri
tubuh virus dengan
benar
a. virus dapat dikristalkan
b. virus mempunyai nukleus
c. virus memiliki DNA atau RNA
d. virus memilki selubung protein
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. virus bukan sel dan tidak memiliki organel
b. virus hanya memiliki asam nukleat didalam kepala
c. merupakan pertahanan tubuh virus
d. merupakan ciri dari adaptasi virus
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
C6
12
Perhatikan tabel dibawah ini!
Kelompok
I
II
III
IV
V
VI
VII
D-C-A
Jenis virus
DNA rantai ganda
DNA rantai tunggal
RNA rantai ganda
RNA rantai tunggal positif
RNA rantai tunggal negatif
RNA transkripsi balik
DNA transkripsi balik
Berikut adalah ciri-ciri virus yang sesuai dengan tabel diatas adalah...
a. memiliki morfologi yang berbeda
b. memiliki jenis kromosom berbeda
c. memiliki metabolisme tubuh
d. hanya terdiri dari DNA atau RNA
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. setiap virus memiliki RNA dan DNA yg berbeda
b. DNA & RNA dibedakan dari kromosomnya
c. virus hanya terdiri dari satu materi genetik
d. virus tidak memiliki metabolisme tubuh
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
143
b. Tidak yakin
5.
6.
Menjelaskan
hidup virus
Menjelaskan
reproduksi virus.
cara
Menjelaskan
keterbatasan virus
dalam
menginfeksiksi
makhluk hidup
C2
13
Setiap tipe virus dapat menginfeksi sel dari ragam inang yang terbatas, contohnya virus rabies hanya dapat
menginfeksi sejumlah spesies mamalia. Keterbatasan sel inang virus disebut...
a. kisaran inang
b. sel inang
c. inang sementara
d. inang sesungguhnya
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. inang yang terdpat di dalam virus berbeda-beda
b. evolusi sistem pengenalan virus dengan kesesuaian
c. satu virus bisa menginjeksi beberapa inang
d. inang sementara tidak dapat menginfeksi sejumlah spesies
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
A-B-A
Menyimpulkan
tempat hidup virus
C2
14
Virus tidak dapat hidup bebas melainkan harus hidup secara parasit dalam sel inang. Karena itu untuk
memelihara virus digunakan...
a. cawan petri
b. nutrisi agar-agar
c. embrio telur ayam
d. tikus mati
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. embrio telur ayam adalah sel
b. virus berhubungan dengan penyakit
c. cawan petri memiliki sel inang
d. nutrisi agar-agar merupakan makhluk hidup
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
C-A-A
Mengemukakan
hasil reproduksi
lisis
C2
15
Bagaimanakah sifat virus baru yang dihasilkan dari tahap reproduksi lisis virus di dalam sel inang...
a. berbeda dengan induk virus
b. sedikit berbeda dengan induk virus
c. hampir sama dengan induk virus
d. sama dengan induk virus
D-B-A
144
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. virus dapat bereplikasi
b. terdapat asam nukleat untuk membawa informasi genetik virus
c. sifat induk virus akan diturunkan ke virus baru saat bereproduksi
d. virus membawa penyakit berbeda
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
Mengkategorikan
siklus yang terjadi
pada virus
C2
16
Siklus yang terjadi pada reproduksi virus yang berlangsung secara cepat dan menyebabkan pecah dan matinya
sel inang karena terbentuknya virus baru disebut...
a. litik
b. absorbsi
c. penetrasi
d. lisogenik
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. terdapat fase absorbsi (penempelan)
b. sel inang tidak memiliki pertahanan yang baik
c. litik adalah proses reproduksi virus
d. mati dan pecahnya sel inang
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
A-D-A
Memperkirakan
hasil siklus
lisogenik pada
virus
C2
17
Pada saat virus berada pada tahap lisogenik , mengapa tubuh tidak merasa sakit...
a. terjadi penggabungan DNA virus dan bakteri
b. tidak terbentu virion baru
c. bakteriofag masih terdapat pada sel
d. bakteri dapat melawan virus
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. sel kuat terhadap infeksi virus
b. sistem imun tidak dapat mendeteksi benda asing
c. bakteriofag dapat digunakan untuk menyerang virus
d. sel inang memiliki daya tahan tubuh yang kuat
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
C-B-A
145
b. Tidak yakin
Menyimpulkan
hasil yang terjadi
pada siklus litik
C2
18
Ketika virus berada pada tahap litik mengapa tubuh kita merasa sakit, yang menyebabkan rasa sakit pada
tubuh adalah...
a. keluarnya virus dari sel
b. virus menempel pada sel inang
c. fag menginjeksikan DNA-nya ke sel inang
d. terjadi perakitan virion
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. terjadi perusakan sel-sel yang telah di tembus virus
b. virus mulai beroperasi menularkan penyakit di dalam sel inang
c. virus akan menjalar melalui peredaran darah
d. sistem imun tubuh akan menganggap virus baru sebagai benda asing
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
A-D-A
Menunjukan tahap
penetrasi pada
siklus litik
C4
19
Perhatikan skema dibawah ini! (Gunakan skema dibawah ini untuk menjawab soal19-21)
B-D-A
Fase yang menunjukkan virus menginjeksi materi genetik ke dalam sel inang sehingga kapsid protein virus
menjadi kosong (mati) terjadi pada nomor...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. kapsid kosong pada silkus ke-4
146
b. terjadi peleburan virus menjadi dalam objek
c. kapsid protein mati karena disalurkan ke sel inang
d. pada fase ini selubung ekor virus berkontraksi menembus dinding
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
Menyimpulkan
tahapan yang
terjadi pada siklus
lisogenik hidup
virus
C6
20
Perhatikan pernyataan berikut:
1. Pada siklus ini DNA virus menyisip ke dalam kromosom bakteri melalui rekombinasi
2. Sebuah sel yang terinfeksi dapat dengan cepat menghasilkan populasi bakteri yang besar, yang membawa
virus
3. Tidak membentuk virion baru
4. Virus dapat hidup bersama-sama dengan bakteri
Pernyataan diatas merupakan ciri khusus dari siklus yang ditunjukan oleh ...
a. Siklus A, lisogenik
b. Siklus B, litik
c. Siklus A, litik
d. Siklus B, lisogenik
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. siklus A adalah adsorbsi, menempelnya materi genetik virus
b. virus menginjeksi materi genetik ke sel inang Virus menginjeksi materi genetik ke sel inang
c. tidak menghasilkan keturunan
d. terjadi penyisipan DNA virus dan bakteri
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
D-D-A
Mengurutkan fase
yang terjadi pada
siklus litik
C3
21
Urutan yang benar ditunjukan oleh nomor 1-2-3-4-5-6 adalah
a. adsorbi, perakitan, penetrasi, replikasi, sintesis dan lisis
b. adsorbi,penetrasi, replikasi, sintesis, perakitan dan lisis
c. sintesis, perakitan, lisis. adsorbi,penetrasi, dan replikasi
d. perakitan , adsorbi,lisis, penetrasi, replikasi dan sintesis
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. gambar menunjukkan virus merakit tubuhnya yang terdiri dari kepala, ekor, penempelan virus, injeksi
materi genetik virus, penggandaan, sel membuat komponen virus,dan serat ekor dan pelepasan ditandai
pecahnya sel inang
b. gambar menunjukkan penempelan virus, injeksi materi genetik virus, penggandaan, sel membuat
B-B-A
147
komponen virus, virus merakit tubuhnya yang terdiri dari kepala, ekor, dan serat ekor dan pelepasan
ditandai pecahnya sel inang
c. gambar menunjukkan sel membuat komponen virus, sel membuat komponen virus,dan serat ekor,
pelepasan ditandai pecahnya sel inang, penempelan virus, injeksi materi genetik virus, penggandaan
d. gambar menunjukkan sel membuat komponen virus, penempelan virus, pelepasan ditandai pecahnya sel
inang, injeksi materi genetik virus, penggandaan, sel membuat komponen virus
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
Menyelidiki
perbedaan siklus
litik dan lisogenik
C3
22
Dibawah ini merupakan perbedaan antara siklus litik dan siklus lisogenik adalah...
No.
Siklus litik
Siklus lisogenik
a.
terdapat fase penggabungan
terdapat fase perakitan
b.
terikat pada kromosom bakteri
tidak terikat pada kromosom bakteri
c.
waktu yang dibutuhkan lama
waktu yang dibutuhkan singkat
d.
menonaktifkan
bakteri
terlebih mengkombinasikan materi genetik bakteri
dahulu
dengan virus
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. dihasilkan lisozim pada siklus lisis dan pada siklus lisogenik salah satu gen profag mengkodekan protein
yang mencegah transkripsi
b. pada litik sel inang mati dan lisogenik inang tidak mati
c. litik mengalami fase penggabungan dan lisogenik membentuk virion baru
d. siklus litik dan lisogenik bergantung pada terikat tidaknya dengan kromosom
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
D-A-A
Merekontruksi
hasil pemahaman
melalui siklus
lisogenik
C5
23
Virus tidak dapat berkembang biak dengan membelah diri seperti halnya mikroorganisme lain. Pembiakan
virus hanya terjadi di dalam sel hidup, salah satu pembiakan virus adalah siklus lisogenik. Dalam siklus
tersebut terdapat istilah profage yang berarti...
a. virus yang menyerang bakteri
b. asam nukleat virus yang masuk ke sel bakteri
c. asam nukleat virus yang bergabung dengan asam nukleat bakteri
d. asam nukleat bakteri yang membentuk bagian-bagian tubuh virus
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. terdapat tahapan pembelahan dari tahap sebelumnya
b. penyerangan virus pada bakteri dan menyababkan bakteri mati
C-D-A
148
c. asam nukleat termasuk profage
d. ketika menjadi profage, DNA virus tidak aktif
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
7.
Menjelaskan kasuskasus
dalam
kehidupan
sebagai
dampak negatif dan
positif dari virus.
Menentukan jenis
virus RNA
C3
24
Virus dengan inti RNA yang dapat menjadi cetakan untuk membentuk kopi DNA disebut virus...
a. Tobacco mosaic virus
b. Adenovirus
c. Retrovirus
d. Papovavirus
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. RNA dapat menjadi cetakan DNA
b. memiliki enzim transkriptase balik
c. virus dapat mencetak RNA
d. virus dapat mengkopi DNA
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
C-B-A
Menganalisis dasar
klasifikasi virus
C4
25
Diantara pernyataan mengenai dasar klasifikasi virus yang salah adalah...
a. bergeraknya virus di alam bebas
b. jenis asam nukleat virus
c. sifat immunologis virus
d. kandungan enzim tertentu yang dimiliki
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. virus tdk menyebar di alam bebas
b. virus hanya bergerak di dalam tubuh manusia
c. dalam penggolongan tidak terdapat ciri tersebut
d. virus tidak dapat hidup sendiri, virus membutuhkan sel inang
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
A-D-A
Memilih pasangan
bentuk dan nama
C4
26
Pasangan nama virus dan strukturnya yang tepat adalah nomor...
C-B-A
149
virus
a.
Nama
TMV virus
b.
Adenovirus
c.
Rhabdovirus
d.
poxvirus
Gambar
a. A dan B
b. A dan C
c. B dan D
d. C dan D
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. TMV berbentuk lonjong dan rhabdovirus berbentuk polihedral
b. Adenovirus berbentuk polihedral dan Papovavirus berbentok oval
c. Rhabdovirus adalah gambar T4 dan TMV berbrntuk batang
d. Rhabdovirus berbentuk virus T dan Poxvirus berbentuk elips
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
Menganalisis
fungsi enzim pada
virus RNA
C4
27
Virus dengan materi genetik RNA pada umumnya lebih ganas dibandingkan dengan virus dengan materi
genetik DNA hal ini disebabkan karena virus RNA membutuhkan pasokannya sendiri atas enzim-enzim,
enzim yang terdapat dalam virus RNA akan...
a. enzim terbentuk dari genom dengan rantai tunggal
b. enzim terbentuk dari genom dengan rantai ganda
c. enzim menstranslasi mRNA virus menjadi protein
d. enzim membantu merusak dinding inang
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. virus masuk ke rantai materi genetik dan merubah tubuh manusia
b. fungsi RNA pada virus adalah meyerang protein asing
c. enzim terdiri atas protein sehingga mampu mengahncurkan dinding inang
C-D-A
150
d. RNA dan protein virus dapat mengkonstruksi diri menjadi virus-virus baru
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
Menentukan virus
yang menyerang
bakteri
C3
28
A-A-A
Berbagai makhluk hidup dapat diserang virus, misalnya manusia, hewan, tumbuhan dan bakteri. Virus yang
menginfeksi bakteri E.coli dapat mengakibatkan kerugian bagi sel bakteri, virus penginfeksi bakteri disebut...
a. bakteriofag
b. profage
c. temperate
d. virulen
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. virus menginfeksi bakteri
b. E. coli termasuk bakteriofage
c. virulen bersifat merugikan
d. jenis bakteri yang hanya bisa hidup di sel inang
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
Menyesuaikan virus
dengan penyakit
yang ditimbulkan
C3
29
Pasangan yang salah dari nama virus dan penyakit yang yang ditimbulkan adalah...
Virus
Penyakit yang ditimbulkan
a. flavivirus
influenza
b. paramyxovirus
campak
c. poliovirus
polio
d. retrovirus
aids
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. penyebab penyakit AIDS adalah HIV
b. Paramyxovirus virus penyakit gondongan
c. flavivirus menimbulkan penyakit demam berdarah
d. DBD disebabkan flavivirus
e. ...
A-C-A
151
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
Mengurutkan
terjadinya virus flu
burung
C3
30
Menentukan
penyakit dan virus
yang terdapat pada
manusia
C4
31
Perhatikan pernyataan dibawah ini!
1. Virus pada unggas menyerang babi
2. Virus H5N1 menyerang unngas
3. Timbulah gejala demam tinggi, batuk, sesak napas dan sakit perut
4. Virus pada babi menyerang manusia melalui saliva dan feses
Urutkanlah proses terjadinya virus flu burung hingga menyerang tubuh manusia...
a. 1-3-2-4
b. 1-2-3-4
c. 1-2-4-3
d. 2-1-4-3
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
dibutuhkan unggas dan babi sebagai perantara sebelum menginfeksi manusia
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a.
Yakin
b.
Tidak yakin
D
A-D-A
Seseorang menderita infeksi pada kelenjar parotid dan dapat menular, penderita penyakit ini akan merasa nyeri
ketika menelan makanan yang bersifat asam. Kemungkinan Penyakit dan virus apakah yang terjadi pada
gambar diatas...
a. gondongan oleh paramyxovirus
b. gondongan oleh rhabdovirus
c. tumor oleh morbillivirus
d. tumor oleh papillomavirus
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. infeksi pada kelenjar paroid disebabkan oleh rhabdovirus
b. Paramyxovirus menyebabkan campak
c. Rhadovirus penyebab penyakit gondongan
d. terjadi pembengkakan dibelakang telinga
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
152
a. Yakin
b. Tidak yakin
Menyelidiki ciri
penyakit ebola
C3
32
Akhir-akhir dikabarkan terdapat penyakit di daerah Afrika yang menyebabkan demam pendarahan. Gejala
yang ditimbulkan adalah demam, muntah-muntah, perdarahan hebat dan kegagalan sistem peredaran darah
hingga kematian pada penderita dan hanya menyerang kera dan manusia, penyakit yang dimaksud adalah...
a. flu burung
b. cacar air
c. herpes
d. ebola
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. virus menyerang sel darah putih makrofag dan fibrioblas
b. virus diawali dari orang Afrika yang bermigrasi
c. virus ebola disebabkan oleh babi dan menyerang manusia
d. terdapat ciri yang menyebabkan demam dan muntah
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
D-A-A
Merumuskan cara
virus HIV masuk
kedalam tubuh
C5
33
Perhatikan gambar dibawah ini!
C-C-A
1
2
3
4
5
Waktu yang diperlukan untuk penyebaran penyakit ini sekitar 10 tahun dan sangat merugikan manusia karena
menyerang sistem imunitas. Jelaskan peristiwa masuknya virus berdasarkan gambar diatas...
a. fase awal menunjukan fase penempelan virus dengan sel inang dengan proses eksositosis, hingga virus
mengalami penggandaan dan lisis.
b. fase awal ditandai dengan bergabungnya virus dengan membran sel darah putih, terjadi pembalikan
materi genetik RNA menjadi DNA oleh enzim transkriptase balik
c. fase awal virus berdifusi dengan membran plasma sel, lemak pada selubung virus disingkirkan sehingga
lemak dan RNA virus terlepas, mereplikasi dan lisis.
d. Fase awal virus menempel pada sel inang, mengubah materi genetik DNA menjadi RNA melalui enzim
transkriptase balik.
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. proses pertama virus menyerang atau menempel pada sel inang
153
b. virus menyerang sistem imunitas menandakan bahwa virus menyerang sel darah putih
c. gambar menunjukan reproduksi HIV, retrovirus penyebab AIDS
d. fase awal menunjukkan bahwa virus dapat berdifusi
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
Menafsirkan kasus
berdasarkan fakta
yang terjadi
C6
34
Virus H5N1 penyebab penyakit flu burung adalah penyakit hewan atau penyakit influenza yang menyerang
unggas, berasal dari burung-burung yang melakukan migrasi. Pada kenyataan kasus yang terjadi flu burung
dapat menyerang manusia, agar menyebabkan suatu wabah atau epidemi pada manusia virus H5N1 harus...
a. mampu berevolusi dengan cepat
b. memiliki pertahanan tubuh yang kuat
c. mampu menular dari unggas ke manusia
d. mampu menular ke semua organisme
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. pertahanan tubuh kuat dapat bertahan hidup dicuaca ekstrim
b. virus mengalami mutasi dan penyebaran yang terjadi secara cepat
c. daya tahan tubuh kuat diperlukan untuk melawan infeksi virus
d. virus dapat megalami evolusi dalam waktu yang singkat
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
C-B-A
Memprediksi
penyakit dan virus
yang
menyebabkannya
C6
35
Ditemukan suatu kasus penyakit dengan timbulnya rasa sakit pada pinggang, sendi, otot, bola mata, suhu
tubuh badan kembali normal setelah 5-6 hari dan dapat meningkat kembali sekitar 5-8 hari kemudian dan
akan menimbulkan bercak-bercak merah. Dari kasus tersebut diperkirakan seseorng menderita...
a. demam berdarah, flavivirus
b. cacar variola, orthopoxvirus
c. poliomielitis, poliovirus
d. chikungunya, chikungunya
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. ciri yang ditimbulkan adalah ciri penyakit chikungunya
b. terdapat ciri bercak-bercak merah seperti campak
c. gejala yang ditimbulkan adalah demam disertai bercak merah
d. cacar variola disebabkan virus orthopxvirus
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
A-C-A
154
a. Yakin
b. Tidak yakin
8.
Menjelaskan
pencegahan
pengobatan
cara
dan
infeksi
Menentukan
kelainan genetik
dan cara
mengatasinya
C3
36
Salah satu peran menguntungkan virus untuk memperbaiki kelainan genetik contohnya ADD (adenosine
deanosine deficiency) yang menyebabkan seseorang tidak memiliki daya tahan tubuh karena tidak terdapat
enzim AD (adenosine deaminase) adalah...
a. interferon
b. kemoterapi
c. rekayasa genetik
d. vaksin
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. kemoterapi dapat memperbaiki kelainan genetik
b. rekayasa genetik dapat memperbaiki susunan basa nitrogen
c. vaksin digunakan untuk memperkuat daya tahan tubuh
d. dapat digunakan sebagai imunoterapi
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
C-B-A
Menganalisis
keuntungan vaksin
dalam mengobati
penyakit kanker
C4
37
Dalam berita yang diterbitkan kompas 16 mei 2014 ditemukan bahwa virus campak dapat mengobati kanker
darah tipe multiple myeloma, jenis teknologi apakah yang digunakan pada kasus tersebut....
a. kemoterapi memasukan senyawa antivirus
b. vaksin virus hidup yang dilemahkan
c. interferon sebagai pengatur imunitas humoral
d. antibiotik spesifik yang menyerang anti gen
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. memiliki antigen yang hampir sama dengan virus liar
b. dapat Memasukan senyawa antivirus
c. dapat mengatur immunitas tubuh sel inang
d. kemoterapi dapat mengobati banyak penyakit
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
B-A-A
Menyebutkan cara
penggunaan vaksin
polio
C3
38
Vaksin yang dapat diberikan secara oral (melalui mulut) adalah vaksin untuk mencegah wabah penyakit...
a. cacar
b. polio
B-D-A
155
virus.
c. menimgitis
d. TBC
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. penyakit yang menyerang tulang
b. virus dari paru-paru keluar melalui mulut
c. agar tidak terasa sakit
d. replikasi virus terjadi di saluran pencernaan
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
Menentukan cara
tubuh bertahan dari
serangan virus
C3
39
Molekul protein yang dihasilkan oleh tubuh untuk melawan infeksi virus yaitu...
a. antitoksin
b. antioksidan
c. antibodi
d. immunitas
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. antitoksin dapat melawan racun yang dikeluarkan oleh virus
b. antioksidan dapat menjaga daya tahan tubuh disegala cuaca
c. antibodi adalah daya tahan tubuh alami yang menyerang antigen
d. immunitas dapat melawan infeksi
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
C-C-A
Menentukan
teknologi dalam
pengobatan
penyakit yang
disebabkan oleh
virus
C3
40
Protein yang dihasilkan oleh hewan atau sel biakan sebagai respon terhadap infeksi virus untuk menghambat
replikasi virus dalam sel disebut...
a. kemoterapi
b. antibodi
c. interferon
d. vaksin
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. dapat membantu sel lain untuk menentang pengaruh virus penyerang
b. dapat menghambat dengan cara memakan virus
c. mematikan sel virus sehingga menghambat pertumbuhan virus
d. kemoterapi dapat mematikan dan menghambat sel kanker
e. ...
C-A-A
156
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
9.
Menjelaskan
cara
pembiakan virus.
Menentukan cara
membiakkan virus
C3
41
Untuk membiakkan virus cacar yang akan digunakan untuk pembuatan vaksin dapat dibiakkan dalam...
a. larutan yang diberi warna
b. larutan yang dikristalkan
c. embrio ayam/ sel diploid manusia
d. jaringan pada limfe anak sapi atau domba
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. embrio merupakan cikal bakal ayam
b. virus dikembangbiakkan pada organisme hidup
c. vaksin yang dihasilkan dari virus hidup yang dilemahkan
d. sel hewan lebih baik dalam membiakkan virus
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
D-C-A
Menyimpulkan
hasil pembiakan
virus
C6
42
Para sainstis telah menemukan cara untuk menyatukan bakteriofag dengan lapisan protein dari faga T2 dan
DNA dari faga T4. Seandainya faga gabungan ini menginfeksi bakteri, faga yang diproduksi sel inang akan
memiliki...
a. protein dari faga T2 dan DNA dari faga T2
b. protein dari faga T2 dan DNA dari faga T4
c. protein dari faga T4 dan DNA dari faga T4
d. protein campuran DNA dan protein kedua fag
Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. hasil yang diperoleh adalah gabungan kedua induk
b. terdapat fase gabungan dan hasil akan tercampur antara induk 1 dengan lainnya
c. hasil reproduksinya menghasilkan protein
d. sel inang akan mencetak seperti yang diperintahkan oleh fag
e. ...
Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
B-D-A
157
Soal dibuat berdasarkan acuan buku yang diterbitkan erlangga, antara lain:
1.
2.
3.
Campbell. Biologi edisi kedelapan jilid 1. 2010.
Syamsuri, Istamar. Bologi SMA KTSP standar isi. 2006.
Irnaningtyas. Biologi SMA kelas X kurikulum 2013. 2013
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
Lampiran 11. Hasil Uji Daya beda soal Three-tier test
177
No.Soal
BB
JB
PA
JB
BB
PB
D
Total Betul
1
0
16
0
16
0
0
0
0
2
10
16
0,625
16
9
0,6
0,1
19
3
13
16
0,8125
16
9
0,6
0,3
22
4
0
16
0
16
0
0
0
0
5
13
16
0,8125
16
6
0,4
0,4
19
9
6
0
16
0
16
9
0,6
0,6
7
11
16
0,6875
16
0
0
0,7
11
8
1
16
0,0625
16
0
0
0,1
1
9
3
16
0,1875
16
3
0,2
0
6
10
6
16
0,375
16
1
0,1
0,3
7
11
10
16
0,625
16
1
0,1
0,6
11
14
12
0
16
0
16
14
0,9
0,9
13
0
16
0
16
0
0
0
0
14
11
16
0,6875
16
0
0
0,7
11
11
15
4
16
0,25
16
7
0,4
0,2
16
13
16
0,8125
16
5
0,3
0,5
18
17
0
16
0
16
6
0,4
0,4
6
18
0
16
0
16
0
0
0
0
19
0
16
0
16
0
0
0
0
20
7
16
0,4375
16
0
0
0,4
7
21
9
16
0,5625
16
8
0,5
0,1
17
14
22
0
16
0
16
14
0,9
0,9
23
2
16
0,125
16
0
0
0,1
2
24
1
16
0,0625
16
1
0,1
0
2
25
11
16
0,6875
16
1
0,1
0,6
12
0,1
2
26
0
16
0
16
2
0,1
27
0
28
7
16
0
16
0
0
0
0
16
0,4375
16
0
0
0,4
7
29
8
16
0,5
16
6
0,4
0,1
14
2
30
0
16
0
16
2
0,1
0,1
31
6
16
0,375
16
0
0
0,4
6
1
32
0
16
0
16
1
0,1
0,1
33
14
16
0,875
16
0
0
0,9
14
34
16
16
1
16
0
0
1
16
35
3
16
0,1875
16
4
0,3
36
0
16
0
16
3
0,2
0,1
0,2
37
15
16
0,9375
16
1
0,1
0,9
16
38
14
16
0,875
16
5
0,3
0,6
19
39
0
16
0
16
0
0
0
0
40
0
16
0
16
0
0
0
0
41
15
16
0,9375
16
8
0,5
0,4
23
42
0
16
0
16
0
0
0
0
7
3
178
Tingkat Kesukaran
Jumlah subjek= 32
Butir soal= 42
Nama berkas D:\Skor 3.AUR
No. Butir Baru
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
No. Butir Asli
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Tkt. Kesukaran
Tafsiran
0,00
77,78
66,67
0,00
61,11
0,00
38,89
0,00
22,22
38,89
94,44
0,00
0,00
61,11
27,78
50,00
0,00
0,00
0,00
50,00
66,67
0,00
0,00
0,00
38,89
0,00
0,00
50,00
16,67
0,00
33,33
0,00
44,44
50,00
16,67
Sangat sukar
Mudah
Sedang
Sangat sukar
Sedang
Sangat sukar
Sedang
Sangat sukar
Sukar
Sedang
Sangat sukar
Sangat sukar
Sangat sukar
Sedang
Sukar
Sedang
Sangat sukar
Sangat sukar
Sangat sukar
Sedang
Sedang
Sangat sukar
Sangat sukar
Sangat sukar
Sedang
Sangat sukar
Sangat sukar
Sedang
Sukar
Sangat sukar
Sedang
Sangat sukar
Sedang
Sedang
Sukar
179
36
37
38
39
40
41
42
36
37
38
39
40
41
42
0,00
50,00
61,11
0,00
0,00
72,22
0,00
Sangat sukar
Sedang
Sedang
Sangat sukar
Sangat sukar
Mudah
Sangat sukar
180
THREE-TIER TEST UNTUK IDENTIFIKASI MISKONSEPSI
KONSEP VIRUS
PETUNJUK UMUM
1. Jumlah soal sebanyak 15 butir soal, waktu mengerjakan 60 menit.
2. Pilihlah satu jawaban yang tepat pada tahap (1).
3. Pilihlah satu alasan yang tepat pada tahap (2). Jika alasanmu tidak terdapat
pada pilihan yang tersedia tulis sendiri pada point E yang disediakan.
4. Pada tahap (3), pilih (a) jika yakin terhadap jawabanmu pada dua tahap
sebelumnya dan pilih (b) jika tidak yakin terhadap jawabanmu pada dua tahap
sebelumnya.
5. Kerjakanlah semua soal yang ada.
1.1 Gejala penyakit pada tanaman tembakau ditemukan oleh ilmuan jerman bernama
Adolf Mayer penyakit ini merugikan bagi tanaman, setalah diamati Martinus
Beijerinck virus yang menyebabkan penyakit ini adalah...
a. Orthomyxovirus
b. TMV (tobacco mosaic virus)
c. Flavivirus
d. Togavirus
1.2 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. Adolf mayer menyatakan bahwa penyebab penyakit tembakau adalah tmv
b. sejak tahun 1883 sudah dilakukan penelitian penyebab penyakit TMV
c. merupakan virus yang merugikan bagi tanaman
d. dalam percobaannya agen penyakit mosaik tidak dapat dibiakkan pada
medium nutrien
e. ...
1.3 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
2.1 Untuk mengetahui ukuran tubuh virus hal yang tidak dapat dilakukan adalah...
a. observasi menggunakan mikroskop elektron
b. observasi menggunakan mikroskop cahaya
c. filtrasi melalui selaput kolodion
d. pengukuran perbandingan
2.2 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. mikroskop elektron digunakan hanya untuk mengobservasi elektron
b. pengukuran tubuh virus harus dilakukan dengan alat pengukuran
c. mikroskop cahaya tidak cukup untuk melihat ukuran virus
d. virus tidak dapat difiltrasi dan virus tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
e. ...
2.3 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
UNTUK SMA KELAS X MIA/IIS
181
Perhatikan gambar berikut!
(Gunakanlah gambar dibawah ini untuk menjawab no.5 dan 6)
3.1 Tentukan nomor 2 dan 6 pada gambar virus diatas...
a. DNA dan kepala virus
b. Kepala dan DNA virus
c. Inang dan kapsid
d. Inang dan kepala
3.2 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. dalam kepala virus terdapat materi genetik (DNA)
b. dalam kepala virus terdapat kapsid dan DNA
c. didalam kepala virus terdapat sel inang
d. kepala virus selalu diatas dan DNA terletak dikepala
e. ...
3.3 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
A
B
4.1 Dari gambar virus diatas yang membedakan virus A dan B adalah...
a. jenis asam nukleat virus
b. bentuk kapsid virus
c. materi genetik virus
d. selubung tubuh virus
4.2 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. virus A memiliki selubung lemak dan B memiliki selubung protein
b. virus pada gambar A berbentuk helix dan gambar B berbentuk bulat
c. virus A memiliki DNA dan virus B memiliki RNA
d. terdapat perbedaan selubung anatara virus A dan B
e. ...
4.3 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
UNTUK SMA KELAS X MIA/IIS
182
5.1 Virus digolongkan ke dalam makhluk hidup karena memiliki ciri...
a. melakukan reproduksi
b. memiliki DNA atau RNA
c. memiliki selubung protein
d. dapat dikristalkan
5.2 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. setiap makhluk hidup memiliki DNA atau RNA
b. setiap makhluk hidup butuh perlindungan tubuh seperti kulit
c. virus dapat melakukan sintesis atau replikasi
d. makhluk hidup butuh berdiam diri atau istirahat
e. ...
5.3 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
6.1 Ciri khas virus yang tidak terdapat pada organisme lain adalah...
a. hanya dapat dilihat dengan mikroskop
b. hanya berkembang biak dalam sel hidup
c. dapat bergerak bebas kemana pun
d. hidup secara parasit
6.2 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. virus dapat menimbulkan penyakit berbahaya
b. virus tidak dapat mengkristalkan diri
c. virus hanya memiliki selubung protein dan DNA/RNA
d. virus tidak memiliki ribosom untuk melakukan metabolisme
e. ...
6.3 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
7.1 Virus tidak dapat hidup bebas melainkan harus hidup secara parasit dalam sel
inang. Karena itu untuk memelihara virus digunakan...
a. cawan petri
b. nutrisi agar-agar
c. embrio telur ayam
d. tikus mati
7.2 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. embrio telur ayam adalah sel
b. virus berhubungan dengan penyakit
c. cawan petri memiliki sel inang
d. nutrisi agar-agar merupakan makhluk hidup
e. ...
7.3 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
UNTUK SMA KELAS X MIA/IIS
183
8.1 Siklus yang terjadi pada reproduksi virus yang berlangsung secara cepat dan
menyebabkan pecah dan matinya sel inang karena terbentuknya virus baru
disebut...
a. litik
b. absorbsi
c. penetrasi
d. lisogenik
8.2 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. terdapat fase absorbsi (penempelan)
b. sel inang tidak memiliki pertahanan yang baik
c. litik adalah proses reproduksi virus
d. mati dan pecahnya sel inang
e. ...
8.3 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
9.1 Diantara pernyataan mengenai dasar klasifikasi virus yang salah adalah...
a. bergeraknya virus di alam bebas
b. jenis asam nukleat virus
c. sifat immunologis virus
d. kandungan enzim tertentu yang dimiliki
9.2 Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. virus tidak menyebar di alam bebas
b. virus hanya bergerak di dalam tubuh manusia
c. dalam penggolongan tidak terdapat ciri tersebut
d. virus tidak dapat hidup sendiri, virus membutuhkan sel inang
e. ...
9.3 Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
10.1Akhir-akhir dikabarkan terdapat penyakit di daerah Afrika yang menyebabkan
demam pendarahan. Gejala yang ditimbulkan adalah demam, muntah-muntah,
perdarahan hebat dan kegagalan sistem peredaran darah hingga kematian pada
penderita dan hanya menyerang kera dan manusia, penyakit yang dimaksud
adalah...
a. flu burung
b. cacar air
c. herpes
d. ebola
10.2Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. virus menyerang sel darah putih makrofag dan fibrioblas
b. virus diawali dari orang Afrika yang bermigrasi
c. virus ebola disebabkan oleh babi dan menyerang manusia
UNTUK SMA KELAS X MIA/IIS
184
d. terdapat ciri yang menyebabkan demam dan muntah
e. ...
10.3Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
11.1Virus H5N1 penyebab penyakit flu burung adalah penyakit hewan atau penyakit
influenza yang menyerang unggas, berasal dari burung-burung yang melakukan
migrasi. Pada kenyataan kasus yang terjadi flu burung dapat menyerang manusia,
agar menyebabkan suatu wabah atau epidemi pada manusia virus H5N1 harus...
a. mampu berevolusi dengan cepat
b. memiliki pertahanan tubuh yang kuat
c. mampu menular dari unggas ke manusia
d. mampu menular ke semua organisme
11.2Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. pertahanan tubuh kuat dapat bertahan hidup dicuaca ekstrim
b. virus mengalami mutasi dan penyebaran yang terjadi secara cepat
c. daya tahan tubuh kuat diperlukan untuk melawan infeksi virus
d. virus dapat megalami evolusi dalam waktu yang singkat
e. ...
11.3Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
12.1Ditemukan suatu kasus penyakit dengan timbulnya rasa sakit pada pinggang,
sendi, otot, bola mata, suhu tubuh badan kembali normal setelah 5-6 hari dan
dapat meningkat kembali sekitar 5-8 hari kemudian dan akan menimbulkan
bercak-bercak merah. Dari kasus tersebut diperkirakan seseorng menderita...
a. demam berdarah, flavivirus
b. cacar variola, orthopoxvirus
c. poliomielitis, poliovirus
d. chikungunya, chikungunya
12.2Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. ciri yang ditimbulkan adalah ciri penyakit chikungunya
b. terdapat ciri bercak-bercak merah seperti campak
c. gejala yang ditimbulkan adalah demam disertai bercak merah
d. cacar variola disebabkan virus orthopxvirus
e. ...
12.3Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
13.1Vaksin yang dapat diberikan secara oral (melalui mulut) adalah vaksin untuk
mencegah wabah penyakit...
a. cacar
b. polio
UNTUK SMA KELAS X MIA/IIS
185
c. menimgitis
d. TBC
13.2Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. penyakit yang menyerang tulang
b. virus dari paru-paru keluar melalui mulut
c. agar tidak terasa sakit
d. replikasi virus terjadi di saluran pencernaan
e. ...
13.3Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
14.1Molekul protein yang dihasilkan oleh tubuh untuk melawan infeksi virus yaitu...
a. antitoksin
b. antioksidan
c. antibodi
d. immunitas
14.2Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. antitoksin dapat melawan racun yang dikeluarkan oleh virus
b. antioksidan dapat menjaga daya tahan tubuh disegala cuaca
c. antibodi adalah daya tahan tubuh alami yang menyerang antigen
d. immunitas dapat melawan infeksi
e. ...
14.3Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
15.1Para sainstis telah menemukan cara untuk menyatukan bakteriofag dengan lapisan
protein dari faga T2 dan DNA dari faga T4. Seandainya faga gabungan ini
menginfeksi bakteri, faga yang diproduksi sel inang akan memiliki...
a. protein dari faga T2 dan DNA dari faga T2
b. protein dari faga T2 dan DNA dari faga T4
c. protein dari faga T4 dan DNA dari faga T4
d. protein campuran DNA dan protein kedua fag
15.2Apakah alasan jawaban anda pada pertanyaan pertama?
a. hasil yang diperoleh adalah gabungan kedua induk
b. terdapat fase gabungan dan hasil akan tercampur antara induk 1 dengan
lainnya
c. hasil reproduksinya menghasilkan protein
d. sel inang akan mencetak seperti yang diperintahkan oleh fag
e. ...
15.3Apakah anda yakin dengan jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya?
a. Yakin
b. Tidak yakin
UNTUK SMA KELAS X MIA/IIS
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
Lampiran 16. Foto-foto Kegiatan
Foto-foto Kegiatan Penelitian
Tahap Persiapan
Wawancara guru
Survei Mengenai Konsep yang Dianggap Sulit
Tahap Pembuatan Instrumen di SMAN 66 Jakarta
Wawancara Klinikal di
kelas X MIA 2
Tes Pilihan Ganda
Uji Coba Instrumen ThreeBeralasan Bebas (Open
Tier Test di kelas X MIA 3
ended-question) kelas X
MIA 1
Tahap Pelaksanaan Penelitian Identifikasi Miskonsepsi di SMAN 74 Jakarta
Kelas X MIA 1
Kelas X MIA 2
Kelas X MIA 3
ENDAH LESTARI, lahir pada 6 Juli 1992 di Jakarta.
Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara
dari pasangan Saidi dan Tailah. Setelah menempuh
pendidikan formal di SDN 14 Pagi, SMPN 37 Jakarta,
dan
SMAN
97
Jakarta,
penulis
melanjutkan
pendidikan S1 pada Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
pada tahun 2010. Pada Semester akhir tahun 2015,
penulis telah menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Identifikasi Miskonsepsi
Pada Konsep Virus
Menggunakan Three-Tier Test”
Data Pribadi Penulis:
Nama
: Endah Lestari
Alamat
: Jl. Damai Musyawarah Rt 011/Rw 03 No.50, Kelurahan Pondok
Labu Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan, 12450
Email
: [email protected]
Facebook
: [email protected]
Download