PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI i `TINDAK TUTUR PADA IKLAN RADIO DI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh : Elisabet Arie Wijayanti NIM : 101224037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, orang tua, Bapak Antonius Kiswanto dan Ibu Victoria Prastiwi , dan anakku tersayang. iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI v MOTO Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. (Luk 18:1) Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya. (Mat 21:22) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (Flp 4:13) v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta,08 Agustus 2017 vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Elisabet Arie Wijayanti NIM : 101224037 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang berjudul: TINDAK TUTUR PADA IKLAN RADIO DI YOGYAKARTA Dengan demikian, saya memberikan hak kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, dan mempublikasikannya melalui internet maupun media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 08 Agustus 2017 Yang menyatakan, vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI viii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus karena melalui berkat dan penyertaan-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini bertujuan memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat segera selesai. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan motivasi selama proses penyelesaian skripsi ini kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Ibu Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum selaku Ketua Program Studi PBSI beserta seluruh dosen PBSI yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. 3. Bapak Prof. Dr. Pranowo, M.Pd selaku dosen pembimbing yang selalu ramah selama penyusunan skripsi. 4. Bapak Robertus Marsidiq selaku Staf administrasi Program Studi PBSI USD yang telah banyak membantu menyelesaikan keperluan administrasi selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi. 5. Segenap dosen PBSI yang telah membagikan ilmu dan pengalaman selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma. 6. Yang utama, kedua orang tuaku, Bapak Antonius Kiswanto dan Ibu Victoria Prastiwi. 7. Sahabatku Theresia Ika Bonieta yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi. 8. Semua pihak yang telah membantu dan tidak saya sebutkan satu persatu pada kesempatan ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena, itu diharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi. Yogyakarta, 28 Juli 2017 Elisabet Arie Wijayanti viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ix ABSTRAK Wijayanti, Elisabet Arie. 2017. “Tindak Tutur Pada Iklan Radio Di Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, FKIP Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi, ciri, dan efek komunikasi yang terdapat pada tuturan iklan radio. Hal yang melatar belakangi penelitian ini adalah adanya keinginan peneliti untuk mengungkapkan maksudmaksud tersirat dalam sebuah percakapan,khususnya percakapan antara penutur dalam iklan radio. Sumber data penelitian ini dari iklan setiap stasiun radio di Yogyakarta. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Data penelitian ini dikumpulkan berdasarkan hasil penyimakan pada media radio yang dilakukan oleh peneliti. Data yang diteliti dalam penelitian ini adalah tuturan-tuturan lisan yang telah ditranskrip dalam bentuk tulisan. Data tersebut secara berturut-turut diidentifikasi, diklasifikasi, dan dideskripsikan berdasarkan teori pragmatik. Hasil dari penelitian ini , ialah (1) terdapat lima bentuk tuturan yang digunakan dalam iklan, yaitu deklaratif, interogatif, imperatif, eksklamasi, dan empatik; (2) ciri dari kebahasaan pragmatik; (3) fungsi komunikatif percakapan yang terdapat dalam iklan radio adalah untuk mengajak dan menyuruh pendengar supaya membeli dan mengkonsumsi produk iklan. Fungsi tindak tutur dalam penelitian ini terdapat pada bentuk kalimat asertif, direktif, ekspresif, dan komisif. Penelitian ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Hasil penelitian ini adalah (1) penggunakan bentuk deklaratif tidak langsung ini merupakan bentuk tindak tutur yang dominan dalam varian iklan yang diteliti; (2) ciri pragmatik yang digunakan secara umum adalah tuturan persuasif, sedangkan pada iklan layanan masyarakat tuturan yang digunakan adalah bahasa slogan; (3) penggunaan fungsi tindak tutur komisif selalu berhubungan dengan bentuk tuturan deklaratif tak langsung. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model untuk mengoptimalkan pemakaian bahasa oleh pengiklan untuk menarik minat konsumen. Bagi masyarakat secara umum, penelitian ini dapat dijadikan salah satu pedoman untuk menangkap maksud-maksud tuturan percakapan pada sebuah iklan. Selain itu penelitian ini menjadi salah satu sumber referensi baru bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis dengan menggunakan dasar-dasar pragmatik. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI x ABSTRACT Wijayanti, Elisabet Arie. 2017. “Speech Acts On Radio Advertising In Yogyakarta.Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language Education and Literature Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University. This research was aimed to describe forms, functions, characteristics, and communicative effects of spoken radio advertisements. The researcher based this research on expressing the implicit meaning of spoken radio advertisements. The data of this research were taken from some spoken radio advertisements in Yogyakarta. This research was classified as qualitative research. The data of this study were collected based on the results of the observation on the radio media conducted by the researchers. The data studied in this research are spoken words that have been transcribed in written form. The data are consecutively identified, classified, and described based on pragmatic theory. The results of this study are (1) there are five forms of speech used in advertising, namely declarative, interrogative, imperative, exclamation, and empathic; (2) the characteristic of pragmatic language; (3) the communicative function of the conversations contained in radio advertisements is to invite and instruct listeners to buy and consume advertising products. The function of speech acts in this research is in assertive, directive, expressive, and commissive phrases. This research provides benefits for various parties. The results of this study are (1) the use of this indirect declarative form is the dominant form of speech acts in the ad variant studied; (2) the commonly used pragmatic feature is persuasive speech, whereas in public service announcements the slogan language is used; (3) the use of commissive speech acts is always associated with an indirect form of declarative speech. The results of this study can be used as an alternative model to optimize the use of language by advertisers to attract consumer interest. For the public in general, this research can be one of the guidelines to capture the intentions of speech conversation in an advertisement. In addition, this study became one of the new reference sources for other researchers who will conduct similar research using pragmatic basics. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL......................................................................................... ......... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................ii HALAMAN SUSUNAN PANITIA PENGUJI .......................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................iv HALAMAN MOTO....................................................................................................v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..............................................vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...............................................vii KATA PENGANTAR ............................................................................................viii ABSTRAK..................................................................................................................ix ABSTRACT..................................................................................................................x DAFTAR ISI .............................................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 6 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 7 1.5 Batasan Istilah ...................................................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................... 9 2.1 Penelitian Relevan ................................................................................................ 9 xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xii 2.2 Teori Pragmatik ...................................................................................................10 2.3 Bentuk dan Wujud Iklan ..................................................................................... 13 2.3.1 Bentuk Tururan Iklan ........................................................................... 13 2.3.2 Wujud Iklan.......................................................................................... 14 2.3.3 Ciri-ciri Pragmatik dalam Tuturan Teks Iklan .................................... 16 2.3.4 Fungsi Tindak Tutur............................................................................. 17 2.3.5 Teori Tindak Tutur .............................................................................. 20 2.3.6 Aspek-aspek Tindak Tutur ................................................................... 22 2.3.7 Pengertian Iklan ................................................................................... 24 2.4. Kerangka Berfikir .............................................................................................. 26 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 29 3.1 Jenis Penelitian .................................................................................................... 30 3.2 Sumber Data ........................................................................................................ 31 3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 32 3.4 Teknik Analisis Data ......................................................................................... . 32 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN........................................................... 34 4.1 Deskripsi Data ..................................................................................................... 34 4.2 Analisis Data ....................................................................................................... 34 4.2.1. Wujud dan Bentuk Tuturan ..............................................................................35 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xiii 4.2.1.1 Bentuk dan Wujud Tuturan Deklaratif.............................................. 35 4.2.1.2 Bentuk dan Wujud Tuturan Intrerogatif .......................................... 39 4.2.1.3 Bentuk dan Wujud Tuturan Imperatif............................................... 46 4.2.1.4 Bentuk dan Wujud Iklan Empatik .....................................................52 4.2.1.5 Bentuk dan Wujud Iklan Eksklamasi ................................................55 4.2.2. Ciri Kebahasan Iklan ......................................................................................58 4.2.3. Fungsi Tindak Tutur ........................................................................................61 4.2.3.1 Fungsi Tuturan Asertif ......................................................................62 4.2.3.2 Fungsi Tuturan Direktif .................................................................... 63 4.2.3.3 Fungsi Tututran Ekspresif .................................................................65 4.2.3.4 Fungsi Tuturan Komisif ................................................................... 66 4.3 Pembahasan .........................................................................................................70 4.3.1 Wujud dan Bentuk Tuturan ..............................................................................70 4.3.2 Ciri Kebahasan Iklan .........................................................................................71 4.3.3 Fungsi Tindak Tutur .........................................................................................72 BAB V PENUTUP ............................................................................................... 74 5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 74 5.2 Saran .................................................................................................................. 75 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................76 LAMPIRAN NASKAH IKLAN .............................................................................78 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa dan manusia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, dalam arti keduanya berhubungan erat. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting bagi manusia karena dengan bahasa manusia dapat mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran atau gagasannya. Agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik, manusia harus menguasai keterampilan berbahasa. Tarigan (1986 : 2) menyatakan bahwa keterampilan berbahasa meliputi empat macam, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan bahasa mempunyai hubungan yang erat dan konsep berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikiran, semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula pikirannya. Kridalaksana (1984 : 28) berpendapat bahwa bahasa adalah sistem lambang arbiter yang digunakan untuk bekerja sama, berinteraksi, atau mengidentifikasikan diri. Meningkatkan bahasa sebagai lambang makna dalam bahasa lisan lambang itu diwujudkan dalam bentuk tindak ujar dan dalam bahasa tulis wujud simbol tulisan dan keduanya memiliki tempat masing – masing. Baik bahasa lisan maupun tulisan digunakan manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi secara langsung, misalnya ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Sedang yang melalui media, contoh iklan di 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 televisi, siaran di radio, penulisan opini atau artikel di majalah, surat kabar, dan lain – lain. Bahasa lisan dan tertulis dapat diungkapkan atau diwujudkan dengan menggunakan berbagai sarana, sarana yang digunakan untuk merealisasikan tuturan tersebut dapat diungkapkan melalui media massa, yakni melalui media elektronik maupun media cetak. Media massa sebagai sarana komunikasi tidak hanya berarti pemberitahuan, namun berarti pula pengumuman, penerangan, penjelasan, penyuluhan, perintah, intruksi, nasehat, ajakan, rayuan, dan sebagainya (Effendi, 1986:61). Media elektronik adalah media massa yang digunakan dalam komunikasi secara lisan. Media elektronik dapat berupa radio, televisi, telephon dan sebagainya. Media elektronik seperti radio dan televisi memiliki sifat begitu terdengar dan terlihat hilang tidak membekas. Oleh sebab itu, alat komunikasi bahasa tutur yang digunakan harus membekas pada ingatan, menarik, dan tidak mudah hilang dari pendengar dan penyimak. Peran media massa tidak lepas dari komunikasi, komunikasi mempunyai fungsi yang bersifat purposif, mengandung maksud dan tujuan tertentu, dan dirancang untuk menghasilkan efek, pengaruh, atau akibat pada lingkungan para penyimakdan para pembicara (Tarigan, 1990:140). Komunikasi sebagai alat publikasi tidak bisa lepas dari pengaruh ajaran bahas. Di dalam komunikasi yang wajar dapat diasumsi bahwa seorang penutur mengartikulasi tuturan dengan maksud untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada mitra tuturnya. Tujuan terjalinnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 komunikasi agar mitra tutur dapat memahami apa yang dikomunikasikan tersebut. Penutur harus berusaha agar tuturanya selalu relevan dengan konteks, jelas dan mudah di pahami, padat dan ringkas, dan selalu pada persoalan, sehingga tidak menghabiskan waktu layan bicaranya. Tuturan harus mudah dupahamidan diingat oleh mitra tutur. Pada bahasa iklan, para produsen bebas menggunakan bahasa sesuka mereka untuk menarik pemirsa atau pembaca agar produk yang diiklankan itu laku. Dengan kejadian itu mungkin saja akan efek bahasa iklan yang digunakan oleh produsen untuk memasarkan dagangannya yang memiliki daya pengaruh berbeda dengan manusia yang satu dengan manusia yang lainnya, bahasa yang terdapat pada iklan dapat mengandung tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Hal ini dapat terjadi karena di dalam mengatakan suatu kalimat, seorang tidak semata-mata mengatakan sesuatu dengan kalimat itu, akan tetapi di dalam pengucapan kalimat juga menindakan sesuatu (Purwo, 1990;19). Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi antara produsen dan konsumen. Tujuan sebuah iklan adalah untuk memperkenalkan dan menawarkan produk. Pada umumnya iklan dirancang sedemikian rupa untuk menarik perhatian konsumen agar membeli atau menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan. Untuk itu, peran bahasa sangatlah penting. Dengan bahasa yang menarik, indah dan sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai akan lebih mudah dimengerti. Bahasa di dalam iklan radio dan televisi selama ini yang disiarkan dan sitayangkan tidak bisa lepas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 dari tindak tutur atau tindak ujar sebagai alatnya. Hal ini berpengaruh terhadap keragaman jenis tuturan yang digunakan. Kajian dalam pragmatik ini di fokuskan pada wacana iklan berbahasa Indonesia di radio. Iklan berbahsa Indonesia di radio sangat efektif karena mudah dijangkau dan didengar oleh konsumen di mana saja dan kapan saja. Oleh sebab itu bentuk tuturan dalam iklan yang disiarkan di radio harus mampuh menarik perhatian pendengar dan dapat menimbulkan kesan yang tidak mudah hilang dari ingatan pendengar selaku konsumen. Iklan dalam penelitian ini adalah pesan-pesan penawaran produk barang atau jasa dari produk yang ditunjukan kepada masyarakt atau konsumen melalui media tertentu. Media yang digunakan dalm penelitian ini adalah radio. Khususnya iklan yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia. Iklan yang disiarkan melalui media menurut segi komursialnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu; (1) iklan pemberitahuan tentang lowongan pekerjaan, penerimaan siswa baru, tender dan (2) iklan perniaga yang menawarkan barang dagangan dan jasa (Arifin, 1992;15). Pada penelitian ini akan dibahas iklan perniaga dan iklan layanan masyarakat. Bahasa yang digunakan dalam naskah iklan radio dibuat menarik agar menimbulkan daya pengaruh bagi pendengar. Kesan itulah yang membuat peneliti tertarik untuk mengkaji pemakaian bahasa pada iklan radio dengan judul “Tindak Tutur Lokusi pada Iklan Radio: Suatu Kajian Secara Pragmatik”. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 Adapun radio di Yogyakarta yang akan dijadikan objek penelitian iklan tersebut merupakan radio swasta terbaik, jangkauannya luas, pendengarnya pun cukup banyak sehingga mengundang minat banyak pemasang iklan dalam rangka mengenalkan produk – produknya. Apabila dengan banyaknya pemasangan iklan di radio, peneliti mempunyai banyak pilihan iklan – iklan yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian. Berikut ini contoh kutipan iklan perniaga yang menawarkan barang dagangan yang terdapat di Radio yang menggunakan tindak tutur berbahasa Indonesia, yang berfungsi persuasive dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Iklan Fatigon Konteks Karyawati Karyawan : (dua orang karyawan kantor yang sedang duduk bersebelahan di dalam kantor) : sorry, kemarin aku sibuk, kerjaan menumpuk, badan capek, pegal-pegal,otot kaku-kaku.” : minum fatigon pagi dan sore biar kerjaan tuntas, bangun tidur badan enak.” Tuturan yang diucapkan oleh seorang karyawan yang dianjurkan kepada karyawati yang terlambat kekantor adalah tuturan “minum fatigon pagi dan sore.” Seorang karyawan menganjurkan karyawati untuk mengkonsumsi fatigon untuk memulihkan stamina yang hilang dan badan terasa bugar kembali. Ciri konteks yang melekat pada tuturan tersebut disampaikan dengan nada rendah dan tekanan jatuh pada kata minum. Bagi karyawati, tuturan tersebut memberi efek pada dirinya untuk mengkonsumsi fatigon seperti yang dianjurkan kartawan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 Berdasarkan uraian di muka, penelitian terhadap wacana iklan berbahasa Indonesia dilakukan untuk membahas penggunaan tindak tutur dengan mengidentifikasi tindak tutur yang digunakan dalam wacana media Radio. 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian dalam latar belakang masalah, dapatlah dirumuskan masalah penelitian yaitu : 1. Bagaimanakah wujud dan bentuk-bentuk tuturan yang digunakan dalam iklan radio? 2. Ciri-ciri kebahasaan seperti apakah yang digunakan dalam iklan radio? 3. Bagaimana fungsi tindak tutur yang digunakan dalam iklan radio? 1.3. Tujuan Sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, peneliti ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan wujud dan bentuk-bentuk tuturan yang digunakan dalam iklan radio. 2. Mendeskripsikan ciri-ciri bentuk tuturan yang digunakan dalam iklan radio 3. Mendeskripsikan fungsi tindak tutur yang digunakan dalam iklan radio. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis Penelitian ini bermanfaat untuk kepentingan perkembangan ilmu bahasa khususnya ilmu pragmatik. 2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para pengguna bahasa, khususnya para penulis iklan radio dalam mengoptimalkan pemakaian bahasa. Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya referensi tentang telaah linguistik. Penelitian ini dapat mengetahui penerapan aspek-aspek pragmatik serta pemanfaatan bahasa yang digunakan oleh pengiklan untuk menarik minat konsumen agar tertarik dengan produk yang ditawarkan. 1.5. Batasan Istilah 1. Tindak tutur Secara bahasa, tindak tutur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 1058) berarti langkah atau perbuatan, tindak tutur pula dapat diartikan ucapan, kata, perkataan. Dari dua pengertian tersebut tindak tutur dapat diartikan sebagai perbuatan memproduksi tuturan atau ucapan. Oleh Tarigan (1986 : 36) dijelaskan bahwa tindak tutur atau tuturan yang dihasilkan oleh manusia dapat berupa ucapan. Ucapan dianggap sebagai sesuatu bentuk kegiatan atau tindak ujar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 2. Wacana Menurut Rustono (1999: 53), wacana adalah satuan kebahasaan yang unsurnya terlengkap yang tersusun dari kalimat atau kalimat-kalimat, baik lisan maupun tertulis, yang berbentuk suatu pengertian yang serasi dan terpadu, baik dalam pengertian maupun dalam manifestasi fonestisme. 3. Iklan Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu produk atau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan publik untuk berpikir atau betindak sesuai dengan keinginan sepasang iklan (Pattic, 1993). 4. Radio Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara). 5.Pragmatik Pragmatik adalah pemahaman fungsi bahasa dengan mengkaitkan bahasa pada konteksnya. Tarigan (1986: 34) menjelaskan mengenai pengertian pragmatik, yaitu telaah umum mengenai bagaimana caranya konteks mempengaruhi cara menafsirkan kalimat. Telaah mengenai bagaimana cara melakukan sesuatu dengan memanfaatkan kalimat-kalimat adalah telaah mengenai tindak ujar (speech acts) yang harus menyadari benar-benar betapa pentingnya konteks ucapan/ungkapan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Penelitian ini relevan dengan beberapa penelitian yang pernah ada. Pertama, skripsi yang berjudul “Analisis Tindak Tutur Ilokusi dalam Iklan Radio di Jember” oleh Didik Mulyanto tahun 2012. Didik (2012) meneliti tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam iklan radio di Jember. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang penulis rancang, yaitu sama-sama meneliti tindak tutur iklan. Bedanya, Didik meneliti tindak tutur iklan secara keseluruhan, sedangkan yang penulis teliti lebih spesifik lagi yaitu bentuk, ciri, fungsi dan efek yang terjadi pada iklan. Sumber data penelitian sama, Didik meneliti iklan di radio, sedangkan penulis juga meneliti iklan di radio. Subjek dan objek penelitian ini berbeda dengan yang diteliti penulis. Objek penelitian yang akan penulis teliti adalah bentuk tuturan, ciri tuturan, fungsi, dan efek komunikatif yang terjadi pada iklan. Teori yang digunakan oleh penulis juga berbeda. Penulis menggunakan teori dari Rahardi dalam bukunya yang berjududl pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Kedua, skripsi berjudul “Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif pada Rubrik Kriing Solopos (Sebuah Tinjauan Pragmatik)” oleh Jamilatun tahun 2011. Jamilatun (2011) meneliti tindak tutur direktif dan ekspresif. Penelitian ini khusus mengaji tindak tutur direktif dan ekspresif pada rubrik Kriing Solopos. Meski sama-sama meneliti tindak tutur, penelitian ini tentu memiliki banyak perbedaan dari penelitian yang penulis rancang, baik perbedaan dari sumber data, subjek, maupun objek penelitian. 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 Penelitian Jamilatun mengenai tindak tutur direktif sedangkan penulis meneliti lebih terperinci mengenai bentuk tuturan yang terjadi pada iklan. Teori yang digunakan hampir sama yaitu menggunakan teori dari Kunjana, R dalam bukunya Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Ketiga, skripsi berjudul “Tindak Tutur dalam Iklan di Radio 105,8 Delta FM Medan” oleh Rina Deslilah Tampubalon tahun 2013. Rina (2013) meneliti jenis tindak tutur (lokusi, ilokusi, dan perlokusi) dan tindak tutur representatif, direktif, ekspresif, ekspresif. Objek penelitian ini memiliki persamaan dengan yang penulis teliti yaitu meneliti fungsi tindak tutur (representatif, komisif, direktif, ekspresif, direksi). Bedanya, selain fungsi tindak tutur, Rina juga meneliti jenis tindak tutur, sedangkan penelitian yang penulis rancang adalah penelitian mengenai fungsi,ciri, efek dan bentuk tindak tutur. Jadi, terdapat perbedaan objek penelitian yang dilakukan oleh Rina dengan objek penelitian yang penulis rancang. Perbedaan juga terletak pada sumber data dan subjek penelitian. 2.2 Teori Pragmatik Menurt Ihsan (2011: 21), menjelaskan bahwa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan bahasa pada situasi dan konteks yang sebenarnya apa adanya. Bahasa dilihat dari segi fungsinya sesuai dengan konteks pada saat diucapkan dan tidak hanya dari segi bentuk kata dan tata bahasanya. Tarigan (1986: 34) menjelaskan mengenai pengertian pragmatik, yaitu telaah umum mengenai bagaimana caranya konteks mempengaruhi cara menafsirkan kalimat. Telaah mengenai bagaimana cara melakukan sesuatu dengan memanfaatkan kalimat-kalimat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 adalah telaah mengenai tindak ujar (speech acts) yang harus menyadari benar-benar betapa pentingnya konteks ucapan/ungkapan. Wijana (1996: 1) menyatakan bahwa pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi. Pragmatik mempelajari makna secara eksternal. Makna yang dikaji oleh pragmatik adalah makna yang terikat konteks. Hubungan bahasa dan konteks itu dijelaskan pula oleh Levinson (melalui Nababan, 1987: 2) yang mendefinisikan pragmatik sebagai kajian dari hubungan bahasa dan konteks yang mendasari penjelasan pengertian bahasa. “Pengertian/pemahaman bahasa” yang dimaksudkan tersebut adalah menunjuk kepada fakta bahwa untuk mengerti sesuatu ungkapan/ujaran bahasa diperlukan juga pengertian di luar makna kata dan hubungan tata bahasanya, yakni hubungannya dengan konteks pemakaiannya. Levinson juga mendefinisikan pragmatik sebagai kajian tentang kemampuan pemakai bahasa mengaitkan kalimat-kalimat dengan konteks-konteks yang sesuai bagi kalimat-kalimat itu. Pragmatik dipengaruhi oleh situasi ujar yang melingkupi tuturan tersebut. Aspek-aspek situasi ujar menurut Leech (1993: 19), a. Yang menyapa (penyapa) atau yang disapa (pesapa) Untuk membedakan antara fenomena pragmatis dan fenomena semantis adalah adanya penyapa dan pesapa. Secara umum, penyapa sering disebut dengan penutur dan pesapa disebut dengan petutur atau lawan tutur. Dalam fenomena pragmatis harus ada penutur, yaitu orang orang yang memberikan tuturan dan petutur atau lawan tutur adalah orang yang menjadi sasaran pesan si penutur. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 b. Konteks sebuah tuturan Konteks diartikan sebagai aspek-aspek yang berhubungan dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan. Akan tetapi, Leech mengartikan konteks sebagai suatu pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan petutur yang membantu petutur menafsirkan makna tuturan. c. Tujuan sebuah tuturan Leech berpendapat bahwa sering sekali lebih berguna untuk memakai istilah tujuan atau fungsi daripada makna yang dimaksud atau maksud penutur mengucapkan sesuatu. Di dalam pragmatik berbicara merupakan aktivitas yang berorientasi pada tujuan (goal oriented activities). d. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau kegiatan: tindak ujar Tata bahasa berurusan dengan maujud-maujud statis yang abstrak, seperti kalimat (dalam sintaksis) dan proposisi (dalam semantik) sedangkan pragmatik berurusan dengan tindak-tindak atau performansi-performansi verbal yang terjadi dalam situasi dan waktu tertentu. Dengan demikian pragmatik menangani bahasa pada tingkatan yang lebih konkret daripada tata bahasa. e. Tuturan sebagai produk tindak verbal Selain sebagai tindak ujar atau tindak verbal itu sendiri, dalam pragmatik kata „tuturan‟ dapat digunakan dalam arti yang lain, yaitu sebagai produk suatu tindak verbal (bukan tindak verbal itu sendiri). Sebagai contoh kalimat “Rambutmu wis dawa.” Dapat ditafsirkan sebagai pernyataan atau perintah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 2.3 Bentuk Tuturan dan Wujud Iklan 2.3.1 Bentuk- Bentuk Tuturan Kunjana. R, dalam bukunya yang berjudul Pragmatik : Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia mengisyaratkan bahwa strategi penyampaian pembedaan kalimat berdasarkan bentuk dan nilai komunikatifnya. Bentuk tuturan tersebut dapat diwujudkan dengan tuturan bermodus deklaratif, interogatif, imperatif, eksklamatif, dan empatik. Bentuk tuturan dapat dibedakan menjadi 5 yaitu berita (deklaratif), tanya (interogatif), perintah (imperatif), eksklamatif, dan empatik. 1) Berita (Deklaratif) Kalimat deklaratif dalam Bahasa Indonesia mengandung maksud memberitahukan sesuatu kepada si mitra tutur. Sesuatu yang diberitakan kepada mitra tutur itu lazimnya, merupakan pengungkapan suatu peristiwa atau suatu kejadian. Kalimat deklaratif dalam bahasa Indonesia dapat merupakan tuturan langsung dan dapat pula merupakan tuturan tidak langsung. 2) Tanya (Interogatif) Kalimat interogatif dalah kalimat yang mengandung maksud menanyakan sesuatu kepada mitra tutur. Dengan kata lain, apabila seorang penututr bermaksud mengetahui jawaban terhadap sesuatu hal atau suatu keadaan, penutur akan bertutur dengan menggunakan kalimat interogatif kepada si mitra tutur. Berdasarkan fungsinya, kalimat tanya berfungsi untuk menanyakan. 3) Perintah (Imperatif) Kalimat imperatif adalah kalimat yang mengandung maksud memerintah atau meminta agar si mitra tutur melakukan suatu sebagaimana diinginkan si penututr. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 Kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia dapat berkisar antara suruhan yang sangat keras atau kasar sampai dengan permohonan yang sangat halus dan santun. Berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat ini mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari lawan bicara. Kalimat imperatif bahasa Indonesia dapat diklasifikasikan secara formal menjadi lima macam, yakni (1) kalimat imperatif biasa, (2) imperatif permintaan, (3) imperatif pemberian izin (4) imperatif ajakan, dan (5) imperatif suruhan. 4) Rasa Kagum (Eksklamasi) Kalimat eksklamasi adalah kalimat yang dimaksudkan untuk menyatakan rasa kagum. Karena kalimat eksklamatif menggambarkan suatu keadaan yang mengundang kekaguman, biasanya, kalimatnya ini disusun dari kalimat deklaratif yang berpredikat ajektiva. 5) Penekanan Khusus (Empatik) Kalimat empatik adalah kalimat yang didalamnya terkandung maksud memberikan penekanan khusus. Dalam bahasa Indonesia penekanan khusus itu biasanya dikenakan pada bagian subjek kalimat. 2.3.2 Wujud Iklan Hasil penelitian ini mencakup bentuk tindak tutur iklan, sebagai contoh yang merupakan wujud tuturan iklan pada bentutuk tuturan deklaratif dan mempunyai fungsi tuturan komisif adalah iklan Pond’s yaitu sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 Data Iklan Pond’s Age Miracle A: Buat ulang tahunmu yang ke 31 ( memberikan boneka). B: Udah enggak kali. A: Tapi kamu masih pakai pelembab biasa kan? B: Kan biar tetap cerah. A: Usia 30 butuh lebih dari sekadar pelembab biasa N: Sekarang kusam, nanti bisa menjadi hitam dan kerutan. Ganti pelembab biasamu ke Pond’s Age Miracle. Untuk tampak hingga 10 tahun lebih muda. Pond’s Age Miracle TA: Wajah tampak hingga 10 tahun lebih muda (A= Artis 1, B= Artis 2, N= Narator) Konteks: Percakapan antara dua orang perempuan tentang kosmetik yang seharusnya dipakai saat usia memasuki umur 30an tahun. A menegur B yang masih memakai pelembab biasa di umurnya yang ke 31. A menyarankan B untuk memakai Pond’s Age Miracle untuk mencegah kerutan dan membuat wajah tampak hingga 10 tahun lebih muda. Dalam wacana di atas ini sesuai dengan pernyataan bahwa bentuk tindak tutur adalah deklaratif tidak langsung. Iklan di atas bermaksud meminta pendengar untuk menggunakan Pond’s Age Miracle. Sesuai dengan maksudnya, tindak tutur yang dinyatakan di atas disebut tindak tutur meminta. Tindak tutur tersebut diwujudkan dengan tuturan bermodus deklaratif. Karena diwujudkan dengan tuturan bermodus deklaratif, bentuk tindak tutur meminta tersebut berupa tuturan bermodus deklaratif. Iklan di atas seharusnya digunakan untuk memberitahukan, tetapi digunakan untuk memerintah secara halus. Dapat dikatakan bahwa iklan di atas digunakan dalam makna tidak sebenarnya (makna tidak literal), sehingga bentuk tindak tutur tersebut adalah deklaratif tidak langsung. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 Fungsi tindak tutur di atas adalah komisif. Dalam konteks pertuturan di atas, dapat ditafsirkan bahwa tuturan di atas berfungsi, bermaksud, atau bertujuan untuk mengusulkan produk Pond’s Age Miracle kepada pendengar iklan. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa fungsi tindak tutur tersebut adalah untuk mengusulkan. Selanjutnya, karena berfungsi untuk mengusulkan, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur mengusulkan atau menawarkan. Dengan kata lain, berdasarkan fungsinya, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur mengusulkan atau menawarkan. Tindak tutur yang mendorong penutur melakukan sesuatu seperti halnya mengusulkan tergolong tindak tutur komisif. 2.3.3 Ciri-ciri Pragmatik dalam Tuturan Teks Iklan Ciri –ciri dari teks iklan ditinjau segi pragmatik, yaitu sebagai berikut: 1. Kalimat yang digunakan berupa kalimat slogan. Kalimat slogan dalam teks iklan menjadi bagian yang penting, sebab pembaca akan mudah mengingat slogan tersebut dan menjadi tertarik. Slogan sama halnya dengan motto, yang dapat dengan mudahnya melekat pada pikiran seseorang. Slogan dapat pula diartikan sebagai semboyan mengenai produk, baik jasa maupun barang yang ditawarkan. Slogan terdiri dari berbagai jenis, yang bergantung pada produk yang ditawarkan produsen. 2. Kalimat dalam teks iklan bersifat membujuk atau dinamakan dengan persuasif. Selain penggunaan slogan, kalimat yang digunakan dalam teks iklan merupakan kalimat yang bersifat persuasif. Tujuannya untuk membujuk atau mengajak pembaca agar tertarik. Ketertarikan dari pembaca akan mendorong mereka untuk membeli PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 produk, baik barang atau jasa tersebut. Kalimat persuasif yang bisa dituliskan dalam teks iklan, dibuat seunik mungkin. Penjelasan di atas menujukkan bahwa kalimat slogan dan kalimat persuasif menjadi ciri-ciri kebahasaan yang penting dalam suatu teks iklan. Pembaca akan menjadi tertarik dan penasaran terhadap barang maupun jasa yang ditawarkan. 2.3.4 Fungsi Komunikatif Iklan Setiap bentuk tuturan pada iklan memiliki makna dan fungsi berbagai macam, untuk itu dari penjelasan yang diperoleh melalui makna dan fungsi iklan maka terdapat juga efek komunikasi yang terjadi secara tidak langsung terhadap setiap iklan yang ada. Searle (1983) menggolongkan tindak tutur ilokusi dalam aktivitas bertutur itu kedalam lima macam bentuk tuturan yang masing-masing memiliki fungsi komunikatifnya sendiri-sendiri. Kelima macam bentuk tuturan yang menunjukkan fungsi-fungsi komunikatif tersendiri tersebut dapat dirangkum dan disebutkan satu demi satu sebagai berikut : a. Asertif (assertives) yakni bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposi yang diungkapkan, misalnya saja : menyatakan (stating), menyarankan (suggesting), membual (boasting), mengeluh (complaining), dan mengklaim (claiming). b. Direktif (Directives) yakni bentuk tutur yang dimaksudkan penututrnya untuk membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan tertentu, misalnya saja memesan (ordering), memerintah (commanding), PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 memohon (requesting), menasehati (advising), dan merekomendasi (recommending). c. Ekspresif (expressives) adalah bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penututr terhaadap suatu keadaan, misalnya saja berterima kasih (thanking), memberi selamat (congratulating), meminta maaf (pardoning), menyalahkan (blaming), memuji (praising), dan berbela sungkawa (condoling). d. Komisif (Commissives) yakni bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran, misalnya saja berjanji (promising), bersumpah (vowing), dan menawarkan sesuatu (offering). e. Deklarasi (declarations) yakni bentuk tutur yang menghubungkan isi tuturan dengan kenyataannya, misalnya berpasrah (resigning), memecat (dismissing) membaptis mengangkat (appointing), (christening) membari mengucilkan nama (naming), (excommunicating), dan menghukum (sentencing). Satu hal sangat mendasar yang kiranya perlu sekali untuk dicatat dari penggolongan tindak tutur ke dalam bentuk-bentuk tuturan menurut tokoh bahasa yang sangat ternama ini adalah, bahwa ternyata satu tindak tutur dalam sebuah pertuturan dapat memiliki maksud dan fungsi yang bermacam-macam. Berbeda dengan Searle(1983) yang membuat pengelompokkan demikian itu, pakar lain seperti misalnya Leech (1983) dan Blum-Kulka (1987), justru menyatakan hal yang berbalikan, yakni bahwa satu maksud atau satu fungsi bahasa dapat dinyatakan dengan bentuk tuturan yang bermacam-macam. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 Tindakan menyuruh (commanding) misalnya saja, akan dapat dinyatakan dengan berbagai macam cara seperti misalnya, (1) dengan kalimat imperative (tutup pintu itu!), (2) dengan kalimat perfomatif eksplisit (saya minta saudara menutup pintu itu!), (3) dengan kalimat perfomatif berpagar (sebenarnya saya mau minta saudara menutup pintu itu.), (4) dengan penyataan keharusan (Saudara harus menutup pintu itu), (5) dengan penyataan keinginan (Saya ingin pintu itu ditutup?), (6) dengan rumusan saran (bagaimana kalau pintu itu ditutup?), (7) dengan persiapan pertanyaan (Saudara dapat menutup pintu itu?), (8) dengan isyarat yang kuat (Dengan pintu seperti itu, saya kedinginan), dan (9) dengan isyarat halus ( Saya mengigil kedinginan). Dari berbagai macam cara menyatakan suruh di atas dapat disimpulkan adanya dua hal yang amat mendasar, dalam pembicaraan tindak-tindak tutur ini, yakni (1) adanya tuturan yang sifatnya langsung dan (2) adanya tuturan yang pada hakikatnya memang berciri tidak langsung. Tingkat kelangsungan sebuah tuturan dapat diukur berdasarkan besar kecilnya jarak tempuh. Adapun yang dimaksud dengan jarak tempuh dalam hal ini adalah jarak antara titik ilokusi yang secara konseptual berada di dalam diri si penutur, dengan titik tujuan ilokusi yang terdapat dalam diri si mitra tuturnya. Semakin jauh jarak tempuhnya, akan semakin tidak langsunglah tuturan itu. Demikian sebaliknya, semakin dekat jarak tempuhnya akan semakin langsunglah tuturan tersebut. Selain itu, tingkat kelangsungan sebuah tuturan dapat pula diukur berdasarkan kejelasan pragmatiknya. Adapun yang dimaksud dengan kejelasan pragmatikya adalah kenyataan bahwa semakin tembus pandang maksud sebuah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 tuturan akan semakin langsunglah maksud tuturan yang dimunculkan itu. Sebaliknya, semakin tidak tembus pandang maksud sebuah tuturan akan semakin tidak langsunglah maksud dari tuturan itu. Apabila kejelasan pragmatik tersebut dikaitkan dengan kesantunan berbahasa, maka semakin jelas maksud tuturan akan semakin tidak santunlah tuturan yang digunakan itu. Demikian sebaliknya, semakin tidak tembus pandang maksud tuturan, akan menjadi semakin santunlah tuturan yang digunakan itu. Dengan perkataan lain, penggolongan tindak tutur kedalam bentukbentuk tutur itu sangat memungkinkan dapat terus teridentifikasinya peringkat kesantunan sebuah tuturan didalam kegiatan bertutur yang sesungguhnya didalam masyarakat. 2.3.5 Teori Tindak Tutur John R.Searle (1983) dalam buku speech Acts : An Essay in The Philosophy of Language menyatakan bahwa dalam praktik penggunaan bahasa di masyarakat, terdapat setidaknya tiga macam tindak tutur yang harus dipahami bersama. Ketiga macam tindak tutur didalam pemakaian bahasa yang sesungguhnya di masyarakat tersebut secara berturut-turut dapat disebutkan sebagai berikut ini : (1) tindak lokusi atau locutionary act, (2) ilokusi atau ilocutionary act, dan (3) perlokusi atau perlocutionary act. Satu per satu, setiap wujud tindak tutur itu dijelaskan pada bagian berikut: 1. Tindak Tutur Lokusi Tindak tutur lokusi adalah tindak bertutur dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai dengan makna yang dikandung oleh kata, frasa, dan kalimat itu. Tindak tutur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 ini dapat disebut sebagai The act of saying something. Dalam tindak lokusioner tidak dipermasalahkan maksud dan fungsi tuturan yang disampaikan oleh si penututur. Jadi misalnya saja tuturan yang berbunyi tanganku gatal, semata-mata hanya dimaksudkan untuk memberitahu pihak si mitra tutur bahwa pada saat dimunculkannya tuturan tersebut tangan si penutur sedang dalam keadaan sakit gatal. Demikian juga tuturan ada ular, semata-mata untuk menunjukkan bahwa ditempat itu ada binatang melata sangat berbahaya yang disebut ular. 2. Tindak Tutur Ilokusi Tindak tutur ilokusi adalah tindak melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi yang tertentu pula. Tindak tutur semacam ini dapat dikatakan sebagai the act of doing something. Tuturan tanganku gatal yang diucapkan oleh seorang penututr, bukan semata-mata dimaksudkan untuk memberitahu kepada sang mitra tutur bahwa pada saat dituturkannya tuturan tersebut rasa gatal sedang menyerang dan bersarang ada lengan tangan si penututur. Namun lebih dari semuanya itu, bahwa penututur menginginkan si mitra tutur melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan rasa gatal pada tangan atau lengannya itu. Misalnya saja, mengambilkan obat penghilang rasa gatal dan sebagainya. Tuturan ada ular, juga mengimplikasikan daya tertentu yang berkaitan dengan keberadaan binatang melata, yakni ular yang dapat sangat membahayakan itu. Bisa saja orang lalu mengambil sebatang pohon atau cabang pohon tertentu untuk membunuh binatang ular yang dapat sangat berbahaya itu. 3. Tindak Tutur Perlokusi Tindak tutur perlokusi adalah tindak menumbuhkan pengaruh (effect) kepada diri sang mitra tutur. Tindak tutur semacam ini dapat disebut dengan the act effecting PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 someone. Tuturan tanganku gatal, misalnya saja, dapat dignakan untuk menumbuhkan pengaruh (effect) rasa takut kepada si mitra tutur. Rasa takut itu muncul, misalnya saja, karena orang yang sedang menututurkan tuturan itu berprofesi sebagai seorang tukang pukul yang pada keseharian hidupnya sangat erat dengan kegiatan memukul atau melukai orang lain yang menjadi lawan atau mangsanya. Tuturan ada ular, seperti yang disampaikan didepan, dapat digunakan untuk menimbulkan efek takut pada seorang anak kecil yang terus menerus bermain dihalaman rumah hingga sore hari, tidak mau segera pulang untuk mandi, dan seterusnya. Akhir-akhir ini juga ada berita, bahwa dikota tertentu ada seorang jagal manusia yang memakan daging manusia. Nama si jagal manusia itu bisa juga digunakan untuk memberikan efek rasa takut pada anak-anak kecil yang suka bermain hingga larut sore, seperti yang terjadi pada contoh tuturan ada ular yang disampaikan di atas tadi. 2.3.6 Aspek – Aspek Situasi Tutur Penutur dan mitra tutur dalam berkomunikasi hendaknya memperhatikan aspek situasi tutur agar tercipta adanya saling pengertian. Aspek situasi tutur menurut Leech (1996 : 19-21) yaitu (1) penutur dan mitra tutur, (2) konteks tuturan, (3) tindak tutur sebagai bentuk tindakan atau kegiatan, (4) tujuan tuturan, (5) tuturan sebagai produk tindak verbal. Aspek-aspek situasi tutur antara lain: 1. Penutur dan Mitra Tutur Penutur adalah orang yang bertutur, mencangkup pembicaraan atau penulis. Sementara itu, mitra tutur adalah orang yang menjadi sasaran sekaligus kawan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 penutur dan mitra tutur dilakukan secara berganti, mencangkup pendengar atau pembicara. Bila tuturan pembicara dikomunikasikan dengan media lisan, maka penulis dikomunikasikan dengan media tulisan. Aspek – aspek yang berkaitan dengan penutur dan lawan tutur ini adalah usia, latar belakang sosial ekonomi, jenis kelamin, tingkat keakraban, dan sebagainya. 2. Konteks Tuturan Konteks tuturan adalah komponen situasi tutur yang mencakup semua aspek fisik atau latar sosial yang relevan dengan tuturan yang bersangkutan. Aspek fisik disebut koteks, sedangkan latar sosial disebut konteks. Konteks merupakan semua latar belakang pengetahuan yang dipahami bersama oleh penutur di dalam menafsirkan maksud yang ingin dinyatakan oleh penutur. 3. Tujuan Tuturan Tujuan tuturan adalah apa yang ingin dicapai penutur dengan melakukan tindakan bertutur. Semua tuturan orang normal memiliki tujuan, oleh karenanya tidak mungkin ada tuturan yang tidak mengungkapkan suatu tujuan. 4. Tindak tutur sebagai bentuk tindakan atau kegiatan Maksud dari aspek ini adalah tindak tutur merupakan tindakan yang kongkret dari penutur dan mitra tutur disesuaikan dengan waktu dan tempat pengutaraanya. Ketika sebuah tuturan dalam peristiwa komunikasi mempunyai tujuan, maka penelitian terhadap tuturan tersebut merupakan usaha untuk merekonstruksi tindakan-tindakan yang menjadi tujuan penutur kepada mitra tuturnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 5. Tuturan sebagai produk tindak verbal Tuturan yang dihasilkan berupa ujaran atau tindakan verbal dengan bentukbentuk kalimat yang diujarkan dan tulisan. Selain sebagai tindak ujar atau tindak verbal itu sendiri, dalam pragmatik kata tuturan dapat pula sebagai produk tindak verbal. 2.3.7 Pengertian Iklan A. Pengertian Iklan Dari definisi itu dapat disimpulkan bahwa periklanan meliputi segenap seperangkat yang adapat memuat atau membawa pesan – pesan penjualan kepada para calon pembeli (Jefkin, 1995: 84). Oleh berbagai kalangan, iklan memiliki pengertian yang berbeda-beda. Menurut Wright (1978), iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan, serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif. B. Jenis Iklan Bitter (1986) membagi iklan menjadi dua jenis, yaitu iklan standar dan iklan layanan masyarakat. Iklan standar atau biasa disebut iklan komersil adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang, jasa, pelayanan untuk konsumen melalui media periklanan. Kategori yang kedua adalah iklan layanan masyarakat, yaitu iklan yang bersifat non-profit. Iklan ini berupaya mencari keuntungan yang bersifat sosial, bukan keuntungan komersial secara langsung. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 Selain itu, ada jenis iklan yaitu Corporate Advertising. Iklan yang bertujuan membangun citra suatu perusahaan yang pada akhirnya diharapkan juga membangun citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Alo Liliweri (1992) mempunyai pendapat sendiri tentang pembagian jenis-jenis iklan. Ia membaginya dalam dua kelompok besar, yaitu pembagian secara umum dan pembagian secara khusus. C. Iklan Berdasarkan Tujuan 1. Iklan Komersial Iklan komersial disebut pula iklan bisnis bertujuan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, taanya peningkatan penjualan dimana sasaran pesan yang dituju adalah untuk seseorang atau lembaga yang akan mengolah dan atau menjual produk yang diiklankan tersebut kepada konsumen akhir. Iklan komersial dapat dibagi dalam tiga jeis iklan, yaitu iklan untuk konsumen, untuk bisnis dan iklan untuk pofesional. 2. Iklan Non Komersial( Iklan Layanan Masyarakat) Iklan yang digunakan untuk menyampaikan informasi, mempersuasi atau menidik khalayak dimana tujuan akhir bukan keuntungan ekonomi melainkan keuntungan sosial D. Iklan Berdasarkan Fungsinya 1). Iklan Informasi adalah menitikberatkan isinya sebagai sebuah informasi untuk khalayak. 2). Iklan Persuasi adalah menitikberatkan pada upaya mempengaruhi khalayak untuk melakukan sesuatu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 3). Iklan Mendidik adalah menitikberatkan pada tujuan mendidik khalayak, agar khalayak mengerti dan mempunyai pengetahuan terhadap sesuatu. 4). Iklan Hiburan adalah dibuat untuk keperluan hiburan semata 2.3 Kerangka Berfikir Dalam penelitian ini mengambil beberapa iklan di radio yang berada di Yogyakarta karena cara bertutur pengiklanan tersebut akan sangat berpengarauh pada bentuk-bentuk tuturan yang diberikan dari produk iklan dan pendengarnya. Karena alasan tersebut, peneliti berasumsi bahwa bentuk bahasa yang digunakan dalam pembuatan iklan tersebut apabila dianalisis bentuknya akan mendapatkan hasil yang berupa makna yang terkandung dalam setiap tuturan iklan . Penelitian ini juga menggunakan beberapa teori, yaitu teori dari Seale (1983) yang menggolongkan aktivitas bertutur itu dalam bentuk tuturan yang menunjukkan fungsi-fungsinya. Fungsi tuturan tersebut dapat ditunjukkan dalam bentuk sebagai berikut yaitu asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi. Selain menggunakan teori dari (Searle) untuk mendapatkan fungsi komunikatifnya, peneliti juga menggunakan teori dari (Kunjana) untuk dapat mengidentifikasi macam-macam bentuk tuturan. Selain teori Seale (1983) dalam kaitan ini Rahardi, mengisyaratkan bahwa strategi penyampaian tindak tutur atau bentuk tindak tutur dapat diwujudkan dengan tuturan bermodus deklaratif, interogatif, imperatif, eksklamatif, dan empatik. Bentuk-bentuk tuturan tersebut dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri tuturan yang digunakan pada setiap iklan. Ciri yang dianalisis dalam penelitian ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 adalah ciri dari kebahasaan yang akan digunakan dalam bahasa dari tuturan iklan tersebut. Teori-teori ini akan saling melengkapi untuk mengupas dan mengategorikan bentuk-bentuk tuturan, ciri-ciri, dan fungsi tuturan dalam iklan bagi pendengarnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 Deklaratif (berita Interogratif (tanya) Tuturan iklan-iklan radio di Yogyakarta Bentuk-bentuk tuturan : Imperatif (perintah) Eksklamatif (rasa kagum) Empatik (penekanan khusus) kalimat slogan. Ciri-ciri kebahasaan : Kalimat persuasif. Menyarankan ,menyatakan, (asertif), Memerintah, menasehati, merekomendasi ( direktif), Fungsi tuturan pada iklan: Memuji (ekspresif), Menawarkan ( komisif), dan deklarasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang berkaitan dengan data yang tidak berupa angkaangka tetapi berupa kualitas bentuk-benuk variabel yang berwujud tuturan sebagai data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang sifat-sifat individu, keadaan, gejala, dari kelompok tertentu yang diamati (Moleong, 1994;6). Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena data penelitian berupa bentuk-bentuk verbal bahasa, yaitu berupa tuturan dalam wacana iklan berbahasa Indonesia di Radio di Yogyakarta. Selain pendekatan kualitatif juga digunakan pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif adalah suatu pendekatan yang berupaya mengungkapkan sesuatu secara apa adanya (Sudaryanto, 1992;62). Pada dasarnya fakta yang ada atau fenomena yang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan sifatnya seperti potret, yaitu paparan seperti metode deskriptif yaitu dalam pemberian tidak mempertimbangkan benar salahnya penggunaan bahasa oleh penutur-penuturnya. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah paparan tindak tutur yang digunakan secara apa adanya. 29 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 3.2 Sumber Data Penelitian Data dalam penelitian ini adalah tuturan yang dinyatakan dalam sejumlah naskah iklan di Radio Yogyakarta yang diduga mengandung tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Subroto (1992 : 34), sumber data adalah semua informasi dari iklan radio yang harus dicari atau dikumpulkan dan dipilah oleh peneliti. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah iklan yang disiarkan melalui media radio. Data dalam penelitian ini, mengambil iklan yang disiarkan oleh 24 stasiun radio di Yogyakarta yang diduga memiliki aspek tindak tutur dan bentuk tuturan. Berikut adalah daftar stasiun radio di Daerah Istimewa Yogyakarta: No 01 Nama Radio Arma Sebelas FM Frekuensi 87,9 02 Q Radio 88,3 03 04 I-Radio Jiz FM 88,7 89,5 05 06 07 Sasando FM UTY Medari FM Best FM 90,3 90,7 91,5 08 MBS FM 92,7 09 Megaswara 93,8 10 Radio Persatuan Bantul Yasika 94,2 11 95,4 Nama Iklan Tabungan Emas, Teh Javana, Maga Delivery, Bio Activa, Fair and Lovely Joglo Ndeso, Kanusol, Bong supit Suryono, Tribun Jogja, Ajeng Mebel. Internet Indihome, Ramai Mall Teh Javana, Mie Sedap, Top Kopi, Undian Permen WOODS Anggur Colosom Bandung Gordyn Kartu Tekomsel, Bio Active, Balpirik Obat Herbavomit, Layanan Masyarakat (Narkoba), Oskadon SP, Jaya Dewi dekor, Beras merk “Hotel”, Resto Galeri Jati Kuno, IKIP PGRI Wates, Kartu Tekomsel, Umroh PT. Madinah Iman wisata, Obat Puspita Raja Herbal, Wisma Kusuma Hotel Sarimi isi 2 Mie Sedap With Curry, Morina King PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 No 12 13 14 15 Frekuensi 95,8 97,0 97,4 97,8 16 Nama Radio Prambos Sindo Trijaya FM Sonora FM EMC STAR Family FM Pop FM Yogyakarta 17 GCD FM 98,6 18 Vedac FM 99,0 19 Star Jogja 101,3 20 21 Eltira FM female Radio 102,1 103,7 22 Rakosa FeMale Radio 105,3 23 24 Geronimo Radio Egatama FM 106,1 107,7 98,2 Nama Iklan Sms Berkendara/Trotoar, CLANDYS GROSIR Clandys Grosir Jamu Tetes HG, Teh Rumput Teki, Jus Tombo Loro Kartu Tekomsel, Bio7, STMIK AKAKOM, SPS Motor, ARISTA Catering, Visel Phone, Windi’s Fried Chiken, Operasi Katarak Gratis, Karaoke Inul Vista Minuman ALE-ALE Markisa, Gebyar Undian Kopi ABC, Tora Bika Susu Toko Mebel Klidon, Undian Penggadaian, Apotik UII Farma, Ajeng Mebel, Sate Ngaglik, Pengobatan Tradisional Enggal Dhangan Tabungan Sutra Bank BPD DIY Tribun Jogja Iklan Masyarakat (pembayaran pajak) Clandys Grosir, Harisma Komputer Service, Angkringan Gajah Pion Tabungan BCA Bio active Data stasiun radio dan iklan-iklan di atas terdapat nama iklan yang sama pada beberapa radio, berikut adalah penjelasan pada stasiun radio yang menyiarkan nama iklan yang sama. Arma Sebelas FM, dengan contoh beberapa iklan yaitu Tabungan emas, Teh Javana, Maga Delivery, Bio activa, Fair and Lovely. Stasiun radio kedua adalah Q Radio dengan contoh iklan Joglo Ndeso, Kanusol, Bong Supit Suryono, Tribun Jogja, dan Ajeng mebel. Stasiun ketiga adalah I-Radio dengan contoh iklan Bio 7 dan beberapa iklan yang sama seperti Fair and Lovely dan Teh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 Javana tersiar pada stasiun radio yang berbeda. Iklan Fair and Lovely dan Teh Javana tesiar pada stasiun Q Radio dan I-Radio, untuk itu peneliti hanya akan mengambil contoh salah satu iklan yang sama pada satu stasiun radio. 3.3 Teknik Pengumpulan Data 1. Peneliti melakukan perekaman terhadap iklan berbahasa Indonesia di radio yaitu merekam penggunaan bahasa. 2. Peneliti melakukan teknik simak untuk mendapatkan hasil transkrip naskah iklan-iklan radio. 3. Peneliti melakukan pencatatan (transkip), sehingga data yang semula berwujud lisan menjadi data yang berwujud tertulis. Pencatatan ini berlangsung saat iklan disiarkan dari tanggal 22 Februari sampai 21 Maret 2016. Hasil pencatatan data penelitian ini Data dikelompokan berdasarkan bentuk-bentuk, ciri, fungsi tuturan dan efek komunikasi yang terjadi pada setiap iklan. 4. Peneliti menginventarisasikan data tersebut. 3.4 Teknis Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada kajian analisis deskriptif. Analisis deskriptif yang dimaksud adalah analisis dengan merinci dan menjelaskan secara panjang lebar keterkaitan data penelitian kedalam bentuk kalimat (Nurastuti, 2007:103). Langkah-langkah teknik analisis data tersebut adalah : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 1. Tahap Klasifikasi Data Iklan Pada tahap klasifikasi data ini, penulis mengklasifikasikan iklan yang terdiri dari 5 iklan jamu, 5 iklan makanan, 5 iklan obat-obatan, 5 iklan tempat pengobatan, 5 iklan minuman, 15 iklan lainnya sesuai dengan persamaan produk yang ditawarkan. 2. Tahap Identifikasi Data Iklan Peneliti selanjutnya mengidentifikasi data iklan kedalam bentuk-bentuk tuturan tersebut menjadi bentuk tuturan yang mengisyaratkan bahwa strategi penyampaian tindak tutur atau fungsi tindak tutur dapat diwujudkan dengan tuturan deklaratif, interogatif, imperatif, eksklamatif, dan empatik. 3. Tahap Penafsiran Data Iklan Peneliti menefsirkan data yang kredibilitasnya terpenuhi pada akhrnya menemukan teori. 4. Tahap Pelaporan Analisis Data Iklan. Peneliti menjelaskan mengenai data yang diperoleh melalui bentukbentuk tuturan dengan tuturan bermodus deklaratif, interogatif, imperatif, eksklamatif, dan empatik. Sehingga peneliti dapat menemukan efek komunikatif tuturan iklan yang dapat dijelaskan dalam bentuk asertif, direktif, ekspresif, komisisf, atau deklaratif. yang digunakan dalam wacana iklan radio di Yogyakarta dari menginterprestasi aspek-aspek tuturan dan analisis cara penyampaian iklan tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah tuturan yang terdapat dari berbagai stasiun radio. Data diambil dari penelitian yang telah dilakukan pada 22 Februari sampai 21 Maret 2016. Terdapat 67 iklan dari 24 stasiun radio di Yogyakarta dalam penelitian ini. Data iklan setiap stasiun radio menyiarkan beberpa iklan yang sama sehingga peneliti hanya menggunakan satu data iklan dari beberapa stasiun yang menyiarkanya. Data iklan yang sama disiarkan pada stasiun yang berbeda yaitu Tabungan emas, Teh Javana, Maga Delivery, Bio activa, Fair and Lovely, Joglo Ndeso, Kanusol, Bong Supit Suryono, Tribun Jogja, Ajeng mebel, dan Bio 7. Sedangkan stasiun yang menyiarkan iklan sama yaitu Arma Sebelas Fm, Q-Radio, IRadio, Sindo Fm, Sonora, Rakosa Female, dan Etagama Fm. Dari 67 iklan hanya 41 iklan yang berbeda pada setiap stasiun radio di Yogyakarta. 4.2. Analisis Data Peneliti menganalisis dari data berdasarkan metodologi penelitian, data yang terkumpul diklasifikasikan. Dari data klasifikasi kemudian diidentifikasi sesuai dengan teori bentuk, ciri, fungsi, dan efek. Klasifikasi data tersebut telah teridentifikasi berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan di atas dan penafsiran data iklan dipaparkan sebagai berikut. 34 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 4.2.1. Wujud dan Bentuk Tuturan 4.2.1.1. Wujud dan Bentuk Tuturan Deklaratif Kalimat deklaratif dalam bahasa indonesia mengandung maksud memberitahukan sesuatu kepada si mitra tutur (Leech dalam Rahardi, 2008: 74-75). Sesuatu yang diberitakan kepada mitra tutur itu lazimnya, merupakan pengungkapan suatu peristiwa atau suatu kejadian. Kalimat deklaratif dalam bahasa Indonesia dapat merupakan tuturan langsung dan dapat pula merupakan tuturan tidak langsung. 1. Peristiwa tutur : “bener mboten sakit mboten medal getih e, soale ngagem metode hipnotis koyo wong turu, tangi-tangi pun rampung.” Simbah : “bener kandane simbah to!” (bersama) Bong Supit SURYONO ora loro, ora loro,betul, betul,betul” Simbah dan anak :“Bong Supit SURYONO ora loro, ora loro, betul, betul,betul” (Bong supit SURYONO, pop FM) Anak-anak Konteks : Anak-anak umumnya takut disunat karena membayarngkan darah dan rasa sakit yang ditimbulkan. Pengalaman seorang anak yang tidak merasakan sakit saat disunat membenarkan perkataan kakek bahwa suna di bong supit Suryono tidak akan merasakan sakit. 2. Peristiwa tutur (nyanyi) mie sedap semuanya suka, semuanya suka dari lidah turun kehati Laki : ”ya, pastilah, mie sedap kan bahan dan bumbunya segar, mienya kenyal, kriuk-kriuk gorengnya renyah, perfect kari kental dan segar jeruk nipis mie sotonya waoow bikin semua puas sedapnya. Mie sedap pertama dan satu-satunya di Indonesia mie instant peraih ISO 2000 jelas berkualitas internasional, yuks makan mie sedap! (nyanyi) Kualitas mie sedap terpercaya, yang kuah goreng dan karinya, pelopor inovasi rasa, semua puas sedapnya. (Mie Sedap, Jiz Fm) Konteks : mie sedap disukai semua orang. orang pasti suka mie sedap karena bahan dan bumbunya segar. Mie sedap memiliki banyak rasa, baik mie goreng PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 maupun soto mie. Mie berkualitas internasional peraih ISO 2000 sehingga terpercaya baik kualitas maupun rasanya. 3. Peristiwa tutur Operator: ”pagi Tribun jogja sepirit baru DIY Jateng usaha Anda ingin dikenal luas, dilihat ribuan pasang mata, dan dicari ribuan orang? Rubik Tribun Jogja jual beli solusinya cukup 25.000 per3 baris per3 hari danganngan laris manis. Terdapat pula rubrik karier bagi pendengar sibuk mencari lowongan kerja, rubrik otomotif dan rubrik property yang lengkap dan sesuai kriteria Anda. Tribun jogja jual beli solusi Anda berpromosi untuk pasang iklan bias datang ke kantor jalan Jendral Sudirman no 52 Jogyakarta baratnya toko buku Gramedia atau hubungi 0274 557687. Tribun Jogja sepirit baru DIY dan Jateng (Tribun jogja, Q-radio) Konteks: Banyak orang menginginkan media yang murah untuk waktu promosi, banyak orang yang mencari pekerjaan, banyak orang yang mencari property, otomotif dan sebagainya. Tribun Jogja merupakan koran yang murah untuk beriklan, memberi informasi jual beli segala produk dan jasa. Tribun Jogja memberikan semangat baru untuk berbisnis dengan layanan iklan murah di Tribun Jogja. 4. Peristiwa tutur Operatur :”Jaya dewi dekor yang berpengalaman sejak 1978 terlengkap dan up to date jangan tentukan pilihan anda di tempat lain, sebelum anda bandingkan di Jaya Dewi. Jaya Dewi juga melayani untuk instansi dan perkantoran, perumahan, hotel, rumah sakit, kampus dan lain-lain. Jaya Dewi ada di jalan bayangkara 56 dan jalan malioboro no 91 telefon 589524/582580.” (Jaya Dewi Dekor, MBS Fm) Konteks : Ada banyak toko yang menyediakan berbagai macam barang untuk dekorasi ruangan, tetapi hanya Jaya Dewi Dekor yang paling berpengalaman dalam menyediakan kebutuhan dekor untuk berbagai keperluan seperti perkantoran, perumahan, hotel, rumah sakit, kampus dan lain-lain. Meskipun banyak toko yang menjual dekor, pembeli akan selalu datang ke Jaya Dewi Dekor yang terletak di jalan Malioboro. 5. Peristiwa tutur Laki 1 : (nyanyi) “Minum anggur kolesom cap orang tua pun jadi sehat dan bersemangat. Minum kolesom cap orang tua, pun untuk capek dan kurang tenaga. Anggur kolesom cap orang tua dasyat dan kuat tahan lama minum saja satu sloki kolesom cap orang tua. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 Laki : “ minum anggur kolesom sehat semanagat dan tahan lama.” (Anggur kolesom, Sasando Fm) Konteks : Aktivitas sehari-hari membuat badan terasa capek dan kurang bertenaga serta kurang bersemangat. Anggur kolesom cap orang tua mampu menjadikan tubuh sehat kembali, bersemangat, kuat dan tahan lama. Cukup hemat hanya dengan minum satu sloki setiap hari agar tubuh selalu kuat dan tahan lama. 6. Peristiwa tutur Laki 1 :” palupi mengadakan bakti sosial operasi katarak gratis.” Laki 2 : “gratis!” Laki 1 :” operasi katarak ditangani oleh dokter senior spesialis mata dengan operasi tanpa jahitan langsung dipasang lensa. Operasi katarak ini dipersiapkan untuk 1500 penderita secara gratis.” Laki 2 :” gratis!” Laki 3 :” para peminat datang langsung di kodim magelang 15 dan 16 september untuk pendaftaran, operasi akan dilakukan di Rs magelang mulai 17 september didukung oleh mabes TNI, Kodam Diponegoro, New vision Singapura, dan help misi Amerika. Informasi hubungi 081375739040 ajak semua saudara dan teman penderita katarak jangan lewatkan kesempatan ini untuk 1500 penderita katarak. Gratis.” Laki 2 :” gratis!” (Operasi Katarak Gratis, Pop Fm) Konteks : Banyak penderita katarak yang mendapat kesempatan operasi gratis dengan layanan yang profesional dan berkualitas karena ditangani di RS Magelang dan didukung oleh organisasi sosial dari Singapura dan Amerika Serikat. Orang-orang yang ingin operasi katarak perlu segera mendaftarkan diri atau mengajak orang yang menderita katarak untuk segera mendaftar karena kesempatan gratis ini hanya disediakan bagi 1500 penderita katarak saja. 7. Peristiwa tutur Wanita :” duaa, sarimi ayam kremes, pilih yang pasti aja. Mie goreng ayam kremes, sarimi, sarimi isi dua. Laki :” ini baru ayam kremes yang mantap, sarimi isi dua mie goreng ayam kremes, seabrek isinya, nyangkres kremesnya, super mantap rasanya.” Wanita :” sarimi ayam kremes, super nyangkres kremesnya, super mantep rasanya. Sarimi, sarimi isi dua. Biar gak kecewa, jangan asal pilih ayam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 kremes, pilih sarimi isi dua, mie goreng ayam kremes. Sarimi, sarimi isi dua, super nyangkres kremesnya, rasanya super mantap.” (Sarimi Isi 2, Radio Persatuan Bantul Fm) Konteks : Mie goreng rasa baru yaitu rasa ayam kremes dari Sarimi dengan rasa yang mantap pasti tidak mengecewakan. Oleh karena itu, orang yang menginginkan mie goreng ayam kremes hanya memilih Sarimi karena ada kemasan Sarimi isi dua. Tujuh peristiwa tuturan di atas menggunakan bentuk tuturan deklaratif yaitu bentuk tuturan dengan maksud memberitahukan suatu peristiwa atau kejadian. Pemberitahuan tersebut ada yang bersifat tidak langsung, yaitu ditujukan kepada mitra tutur, ada pula yang bersifat langsung yaitu langsung memberitahukan peristiwa tanpa melalui suatu dialog. Sifat langsung ini tampak pada peristiwa tutur dalam iklan Tribun Jogja dan iklan Jaya Dewi Dekor. Termasuk sifat langsung juga tampak iklan Anggur kolesom, Mie Sedap, Sarimi dan Operasi Katarak Gratis. Tindak tutur pada beberapa iklan ini diwujudkan dengan tuturan bermodus deklaratif. Karena diwujudkan dengan tuturan bermodus deklaratif, maka bentuk tindak tutur meminta tersebut berupa tuturan bermodus deklaratif. Tuturan tersebut seharusnya digunakan untuk memberitakan tetapi digunakan untuk memerintah secara halus (meminta). Karena itu, tuturan tersebut digunakan dalam makna tidak sebenarnya, bukan makna sebenarnya (makna literal) sehingga dapat dikatakan bahwa tuturan tersebut berupa tuturan deklaratif tidak langsung (Rahardi, 2002). Sifat tidak langsung tampak pada tuturan iklan bong supit. Pada data iklan Bong Supit Suryono memberikan informasi mengenai jasa supit dengan cara yang modern tanpa rasa sakit yang selama ini menjadi momok bagi anak-anak yang takut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 akan rasa sakit. Maka pada iklan Bong Supit ini menyajikan tuturan yang mengajak anak-anak untuk tidak takut pada rasa sakit saat disunat. Dari tuturan iklan Bong Supit ini juga memberikan perlokusi bahwa menjalankan adat istiadat sunat dengan dibantu alat-alat canggih menjadi semakin mudah dan aman. Dalam wacana di atas ini sesuai dengan pernyataan bahwa bentuk tindak tutur adalah deklaratif karena iklan di atas bermaksud memberitahukan pendengar dengan menggunakan kalimat tak langsung. Sesuai dengan maksudnya, tindak tutur yang dinyatakan di atas disebut tindak tutur meminta. Tindak tutur tersebut diwujudkan dengan tuturan bermodus deklaratif. Karena diwujudkan dengan tuturan bermodus deklaratif, bentuk tindak tutur meminta tersebut berupa tuturan bermodus deklaratif. Iklan di atas seharusnya digunakan untuk memberitahukan, tetapi digunakan untuk memerintah secara halus. Dapat dikatakan bahwa iklan di atas digunakan dalam makna tidak sebenarnya (makna tidak literal), sehingga bentuk tindak tutur tersebut adalah deklaratif tidak langsung. 4.2.1.2. Wujud dan Bentuk Tuturan Interogatif Kalimat interogatif adalah kalimat yang mengandung maksud menanyakan sesuatu kepada mitra tutur. Sasangka (1989: 127) mengemukakan bahwa kalimat interogatif adalah kalimat yang isinya berwujud pertanyaan, supaya yang bertanya diberi tahu mengenai apa yang ditanyakan. Kalimat ini biasanya menggunakan katakata tanya. Apabila seorang penutur bermaksud mengetahui jawaban terhadap sesuatu hal atau suatu keadaan, penututr akan bertutur dengan menggunakan kalimat interogatif kepada si mitra tutur. Berdasarkan fungsinya, kalimat tanya berfungsi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 untuk menanyakan. Berikut ini adalah data iklan yang termasuk dalam bentuk introgatif : 8. Peristiwa tutur Mbak 1 :” cuci muka kok sambil selfie sih?” Mbak 2 : “biar dapet smartphone.” Mbak 1 :” hah, kok bisa? Mbak 2 :”iya,” Mbak 1 :’’ hem, wajahmu kan bersih dan cerah, aku?” Mbak 2 :” makanya cuci muka jangan pakai air aja, pakai Fair and Lovely facial foam baru dengan langkah ahli kecantikan.” Mbak 2 :” ikuti ya, tuang Fair and Lovely di tangan,tempel kedua tangan di muka,dan buat gerakan sekali putaran. Lalu setengah putaran di pipi, menyilang sekitar hidung dan pipi, putar-putar, pijat dan bilas untuk wajah bersih dan cerah seketika. siap deh ikut lomba selfi abcd” Mbak 1:” oo,,jadi ini rahasiamu.” ( Fair And Lovely, Arma Sebelas FM) Koteks : Wanita dengan wajah bersih bersinar pasti karena menggunakan Fair and Lovely karena cara penggunaannya yang mudah. Selain itu, Fair and Lovely berkualitas sangat bagus karena juga menjadi pilihan para ahli kecantikan. Bagi wanita yang menggunakan Fair and Lovely juga dapat ikut lomba foto selfie sekaligus untuk menunjukkan wajah yang bersih dan cerah. 9. Peristiwa tutur Mbak 1 :” hari ini kita makan di luar yuks.” Mas 1 :”boleh sih, kamu tau tempat yang enak?” Mbak 1 :”itu lho JOGLO Ndeso tempatnya Bu Berta menunya macemmacem, enak-enak, terus tempatnya keren. Banyak tanaman sayur dan buah segar yang ditanam ala hidroponik, kamu pasti betah disana.” Mas 1 :”waow,yuk lest’s go!” (Joglo Ndeso, Q Radio) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 Konteks : Kuliner telah menjadi gaya hidup sehingga untuk urusan makan tidak cukup hanya dimasak sendiri di rumah. Untuk mendapatkan tempat kuliner yang menyediakan makanan yang enak di tempat yang nyaman dan keren dikelilingi tanaman segar , orang-orang pergi ke Joglo Ndeso. 10. Peristiwa tutur Bapak :” ma, udah dapet tempat belum untuk acara pertemuan keluarga kita?” : ’’ udah donk pa, pas banget untuk kumpul keluarga.” Ibu Bapak: ” oya? Dimana ? :” jati kuno resto, ini resto konsep baru pa di jogja, resto galeri, kita bisa menikmati hidangan sambil melihat koleksi furniture antik dari kayu jati kuno yang juga bisa dibeli lho!” Ibu Bapak :” wah, asiik tu, trus menu andalannya apa ma?” :” ada sop buntut haji agus, ada iga bakar, menu kesukaan papa kan, ada juga minumam mojatijito dan masih banyak lagi.” Ibu Bapak :” okay papa sejutu banget sama pilihan mama.” (Jati Kuno Resto, Megaswara FM) Konteks : Makan bersama keluarga tidak melulu di rumah. Banyak keluarga yang memilih makan bersama di luar karena pilihan menunya lebih banyak, lebih nyaman, lebih praktis. Demi menjaga keakraban dalam keluarga, banyak keluarga yang mengadakan pertemuan atau makan bersama di Resto Galeri. Resto ini meruapkan satu-satunya resto dengan konsep baru yaitu menikmati hidangan sambil menikmati koleksi furniture antik dari kayu jati kuno. Menu andalan yang ditawarkan di resto ini sop buntut dan iga bakar serta minuman yang membuat penasaran orang untuk mencobanya yaitu minumam mojatijito. 11. Peristiwa tutur Bapak Ibu :” pesta pernikahan anak kita sudah beres?” :” sudah to pak, udah boking ARISTA cattering wedding organaizer selain menunya lengkap, bersih higienis, harga terjangkau, dijamin halal.” Bapak :” yo,,wes. Nyicil ayem nek wes pesen di ARISTA cattering.” ( Arista Caterring, Pop Fm) Konteks : sebuah pestaa pernikahan pasti lekat hubungannya dengan makanan, dan jaman sekarang orang tidak ingin repot dengan segala persiapannya, sehingga banyak membuang waktu untuk menjaga kesehatan karena kesibukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 saat persiapan, banyak orang yang menggunakan jasa event organizer untuk menghemat waktu dan tenaga. Semua urusan pernikahan menjadi beres setelah diserahkan kepada ARISTA cattering wedding organizer sehingga orang tua yang akan menikahkan anaknya menjadi tenang. 12. Peristiwa tutur Perempuan 1:” ada apa rame-rame?” Perempuan 2:” woii,, saya kan selebritis.” Perempuan 3:” ini lho “wing” nya,gurih,enak. Perempuan 1:”Wee..Windi’s friend chiken sini. Enak iki sampai tulangnya roso bumbune, pokok e gurih-gurih nyoe, enak!” ( Windi’s Friend chiken, Pop Fm) Konteks : Makanan yang enak selalu rame dikunjungi orang, termasuk chiken gurih dan enak yang disajikan di Windi’s Friend chiken. Chicken terasa enak karena bumbunye meresap sampai ke tulang sehingga banyak orang senang menikmatinya. 13. Peristiwa tutur Bapak :”bu..” Ibu :”apa sih itu pak?” Bapak :”ini lho ada yang baru!” Ibu :”iya, yang baru itu apa?” Bapak :”namanya MORINGA KING.” Ibu :” MORINGA KING?” Bapak :” iya betul bu, yang ini lebih mantap karena isinya lebih komplit.” Ibu :”ooo, ya?” Bapak :”ada daun kelor, mengkudu, bunga rosella, temulawak.” Ibu :” berarti khasiatnya lebih banyak donk pak?” Bapak :” oo, jelas Bu! Stroke, hipertensi, gagal ginjal, gula darah, insyaallah kalau mau usaha dan rutin minum MORINGA KING pasti bakalan cepet sehat. Karena MORINGA KING lebih enak dikonsumsi dan lebih praktis, bahkan lebih higienis, bersih, yang pasti halal.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 Ibu :” apa tadi namanya pak?” Bapak :” MORINGA KING (Moringa King, Yasika Fm) Konteks : Banyak penyakit yang sekarang ini menyerang organ manusia seiring dengan usia yang terus bertambah tua. Untuk menyembuhkan penyakit, tidak harus datang ke dokter karena berbagai ramuan herbal sudah banyak tersedia dan praktis untuk diminum. Orang-orang yang ingin sehat dengan minum ramuan herbal lebih senang dengan Moringa King karena berkhasiat, lebih enak dikonsumsi dan lebih praktis, bahkan lebih higienis, bersih, dan halal. 14. Peristiwa tutur Perempuan 1:”kamu minum apa?” Perempuan 2 :” teh rumput teki, mengatasi keputihan, memperlancar haid, membersihkan lemak dalam rahim, membuat kesat organ kewanitaan, menjadikannya wangi, dan bisa diminum ibu hamil, menyusui serta para remaja putri. Karena teh rumput teki dari bahan alami maka sisa ampasnya bisa digunakan untuk masker wajah dan menghilangkan flek atau pengaruh KB serta jerawat.” (Teh Rumput Teki, EMC Star Family Fm) Konteks : para wanita sangatlah dekat dengan kecantikan terutama yang membutuhkan perawatan intensif adalah pada organ kewanitaan dan masalahmasalah yang ada di area tersebut. Untuk mendapatkan kecantikan dan kesehatan, wanita dianjurkan untuk minum teh rumput teki karena memiliki banyak manfaat bagi kesehatan wanita. 15. Peristiwa tutur : “pak-pak” : “opo to bu? : ”ibu iki pengen sate, nanging sate sing enak kui ngendi yo pak? La saiki sing adol sate ki akeh banget je?” Bapak : “pancen saiki akeh sing adol sate Bu, tur sing tak ngerteni sing kondang ket tahon 1980 ki yo mung kae. Sate Ngaglik kae lho bu!” Ibu : ”ngendi kui nggone, opo yo enak tenan?” Bapak : “walah ibu kok o maido lho. Yo pancen enak tenan wong bapak ki langganan ning kono sue. Sate Ngaglik kui ono ning jalan Kaliurang km 10 ngarep kecamatan Ngaglik rasane enak tur murah regane.” Ibu : ”wah cocok kui pak.” (sate Ngaglik, Vedac Fm) Konteks : Sate telah menjadi makanan yang disukai banyak orang sehingga banyak pula orang yang berjualan sate. Penggemar sate akan tahu penjual sate yang enak Ibu Bapak Ibu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 yaitu Sate Ngaglik yang sudah berjualan sejak tahun 1980 di depan kantor kecamatan Ngaglik. 16. Peristiwa tutur Papa :” kita mau kemana ma?” Mama : ” udah papa tenang aja, kita ke tempat makan yang unik dan menunya mantap, ada lodeh terong, asem-asem jowo,oseng-oseng lompong, osengoseng ginjer, lauknya macam-macam sate dan gorengan. Ada juga wedang teh gajah, jahe susu, jajanan pasarnya ada ketan srundeng, cimol, klepon, pokoknya komplit deh pa.” Papa : ” wah gitu ya?” Mama: ”nah, nah gimana? Asyik kan tempatnya tuh ada joglonya juga.” Papa :” ooo, ini kan angkringan gajah, papa kan sering ke sini.” Eemmm,, menunya mantap ya ma?” Mama :” hayo jawab dulu papa sering ke sini sama siapa? Huummb..!!” (Angkringan Gajah, Rakosa Fm) Konteks : Banyak orang masih senang pada masakan maupun jajanan tradisional. Selain mengenang masa kecil, juga dapat mengingatkan akan makanan dan minuman tradisi. Orang bisa menikmati masakan maupun jajanan tradisional di Angkringan Gajah karena menunya enak, mantap dan tempatnya yang nyaman. 17. Peristiwa tutur Laki : “bentar pak, sering ke clandys grosir ya pak ya? Bapak :” iya ini, ngantar istri kebetulan istri sedang hamil, di sini lengkap dan bagus-bagus modelnya.” Laki :” maaf, Bu, ee sama adek ya,, adek.. kenapa Bu memilih belanja di clandys grosir bu? “ Ibu :” ya, apa ya, komplit,murah” Laki :” oo, gitu.” (Clandy’s Grosir, Sindo Trijaya FM) Konteks : kebutuhan untuk perlengkapan bayi sangatlah banyak dan bermacammacam sehingga untuk menghemat waktu banyak orang memilih satu tempat yang sudah menyediakan banyak kebutuhan perlengkapan yang dibutuhkan. Orang-orang memilih ke clandys grosir karena lengkap, murah dan banyak modelnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 Peristiwa tuturan nomor 8 sampai nomor 17 di atas dilihat dari pernyataannya merupakan bentuk tindak tutur interogratif. Kalimat di atas terkandung maksud menanyakan sesuatu untuk mengetahui sebuah jawaban. Sesuai dengan maksudnya tindak tutur tersebut termasuk dalam bentuk tindak tutur interogatif. Tuturan tersebut diwujudkan dengan tuturan introgatif karena bentuk tindak tutur berupa pertanyaan yang membutuhkan jawaban. A.A. Fokker (1978: 77) membedakan kalimat interogatif menjadi dua macam, yaitu: 1) pertanyaan untuk diakui atau untuk diingkari dan 2) pertanyaan untuk meminta keterangan. Dilihat dari dua kategori ini, iklan yang menggunakan pertanyaan untuk meminta keterangan tampak pada iklan Fair And Lovely, Joglo Ndeso, Jati Kuno Resto, Arista Caterring, Windi’s Friend chiken, dan iklan Moringa King. Tuturan iklan yang menggunakan pertanyaan untuk meminta penegasan berupa pengakuan maupun diingkari tampak pada iklan Clandy’s Grosir, dan iklan Angkringan Gajah. Sebagai contoh, pada iklan tentang restoran gajah, tuturan bermaksud menanyakan sesuatu mengapa pendengar iklan menggunakan restoran tersebut sebagai tempat makan, yaitu dengan menggunakan kalimat “nah, gimana? Asyik kan tempatnya uh ada joglonya juga.” Sesuai dengan maksudnya, tindak tutur yang dinyatakan iklan tersebut disebut tindak tutur bertanya dengan pertanyaan. Tindak tutur tersebut diwujudkan dengan tuturan bermodus introgratif. Karena diwujudkan dengan tuturan bermodus introgratif, bentuk tindak tutur bertanya tersebut berupa tuturan bermodus introgratif. Iklan tersebut seharusnya digunakan dalam makna sebenarnya, sehingga dapat dikatakan bahwa tuturan tersebut berupa tuturan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 introgratif. Leech (dalam Rahardi, 2008:74-75) mengatakan bahwa tuturan interogatif adalah tuturan yang mengandung maksud menanyakan sesuatu kepada si mitra tutur. Menurut Arifin et al. (1992:55), iklan dapat mempromosikan barang atau membujuk dengan bertanya kepada masyarakat sasaran. Pertanyaan itu tidak perludijawab karena jawabannya sudah ada dalam wacana iklan itu sendiri. Berdasarkan iklan di atas bentuk tindak tutur yang terdapat pada iklan di atas adalah introgratif. Iklan di atas bermaksud bertanya dengan pertanyaan utntuk mendapatkan sebuah jawaban yang meyakinkan pendengar iklan untuk menggunakan produk dari Clandy’s Grosir, yaitu dengan menggunakan kalimat “bentar pak, sering ke Clandy’s Grosir ya pak?”. Sesuai dengan maksudnya, tindak tutur yang dinyatakan iklan tersebut disebut tindak tutur bertanya. Tindak tutur tersebut diwujudkan dengan tuturan bermodus introgratif. Karena diwujudkan dengan tuturan bermodus introgratif, bentuk tindak tutur bertanya tersebut berupa tuturan bermodusintrogratif. Iklan di atas dapat dikatakan bahwa bentuk tuturan tersebut berupa tuturan introgratif. Bentuk iklan di atas adalah bentuk introgatif sehingga makna yang terkandung dalam iklan di atas adalah memberikan salah satu jawaban bukti dari konsumen bahwa pada produk tersebut sudah banyak pelanggan dan terpercaya kualitasnya oleh masyarakat. 4.2.1.3. Wujud dan Bentuk Tuturan Imperatif Kalimat imperatif adalah kalimat yang mengandung maksud memerintah atau meminta agar si mitra tutur melakukan suatu sebagaimana diinginkan si penututr. Kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia dapat berkisar antara suruhan yang sangat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 keras atau kasar sampai dengan permohonan yang sangat halus dan santun. Berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat ini mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari lawan bicara. Kalimat imperatif bahasa Indonesia dapat diklasifikasikan secara formal menjadi lima macam, yakni (1) kalimat imperatif biasa, (2) imperatif permintaan, (3) imperatif pemberian izin (4) imperatif ajakan, dan (5) imperatif suruhan. 18. Peristiwa tutur Ibu Bapak Ibu :”bangun pak” :” baru mimpi dapat pajero sport, smartphone kok malah dibangunin, pripun to sampean niku?” :” oalah pak, la kok mesakke nemen to sampean ini wes to gak usah mimpi kalau mau dapet mobil, sepeda motor atau smartphone baru, mbok ya ikut aja undian berhadiah tabungan sutra dan sutra emas dari BPD DIY.” (Tabungan Sutra BPD, Star Fm) Konteks : semakin banyak orang menginginkan barang-barang tersier secara mudah dan murah, semakin pesat perkembangan teknologi sehingga banyak orang tertuntut untuk memilikinya. Bagi sebagian orang, kebutuhan akan mobil masih menjadi impian, tetapi impian akan menjadi kenyataan apabila rajin menabung di BPD DIY. 19. Peristiwa tutur Mas : “iya ni ya, maunya tuh aku ngikutin, tapi tau sendiri kan? Kita nih senengnya ngebut promo.” Mbak :”ayok ke HARISMA sapa tau yang kamu butuhkan lagi promo minggu ini.” (Harisma Computer, Rakosa Female radio) Konteks : perkembangan pesat media elektronik sangatlah cepat, sehingga bagaimanapun caranya harus dapat memilikinya. Bagi orang yang ingin mendapat barang murah dapat membeli di Harisma yang sedang mengadakan promo. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 20. Peristiwa tutur Bapak :”berhenti! saudara yang paling depan sebelah kiri, keluar barisan.!Nama saudara?” Jono :” Jono pak!” Bapak :”dengar aba-aba lakukan dengan benar.!” Jono :” siap Pak!” Bapak :” Maju jalan,grak!” Jono :”maaf Pak, ada mata ikan ditelapak kaki saya, sakitnya bukan main pak!” Bapak :” mata ikan kok dipelihara, pakai KANUSOL, nih. Selain buat mata ikan, KANUSOL juga cocok buat kutil dan kapalan.” Operator :”Kanusol efektif atasi mata ikan, kutil dan kapalan.” Bapak :” saudara Jono, sudah sembuh?” Jono :”Siap Pak berkat KANUSOL.” Bapak :” maju jalan, grak!” Operator :” Kanusol efektif atasi mata ikan, kutil dan kapalan,agar lebih efektif oleskan KANUSOL, kemudian tutup dengan pester.! Oles tutup beres.” (Kanusol, Q Radio Fm) Koteks : sakit yang dirasakan pada telapak kaki sehingga membuat semua aktivitas maupun konsentrasi menjadi buyar karena terkendala dengan rasa sakit tersebut. Terutama pada telapak kaki yang termasuk hal pokok untuk melakukan aktivitas kemana-mana. Orang yang sakit karena mata ikan, kutil dan kapalan lebih suka menggunakan Kanuso karena cepat menyembuhkan sakit mata ikan, kutil dan kapalan. 21. Peristiwa tutur Laki1 :” duh, gak jalan-jalan gini padahal dah lampu hijau. Haa.. trotoar sepi tuh, lewat situ aja ah?”(tiiinn tiinn) permisi-permisi numpang lewat, buru-buru nih..!” Perempuan :”eeh..ehh..kok lewat trotoar sih, kan trotoar buat pejalan kaki! Udah jelas ada rambunya” Laki 1 :” ya tapi kan ini jalan umum!” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 :” iya ini jalan umum, tapi buat pejalan kaki bukan buat kendaraan bermotor!” Perempuan Perempuan 2 :” heh. Kaula muda pejalan kaki juga punya hak lho, menurut undang-undang nomor 22 th 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, setiap melakukan perbuatan yang mengakibatkan gangungan pada fungsi rambu lalu lintas dan fasilitas pejalan kaki bisa dipidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banya 250.000 rupiah lho.” Laki 1 :” yaudah deh kalau mobil saya tuntun di trotoar boleh gak?” (Hak Pengguna Trotoar, Prambos Fm) Konteks : semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor sering membuat macet. Saat orang menghadapi kemacetan sering mengendarai motor di trotoar yang dikhususkan bagi pejalan kaki. Tindakan menggunakan trotoar untuk berkendara terbukti telah mengganggu banyak pejalan kaki. Untuk itu, pemerintah telah mengeluarkan UU yang mengatur lalu lintas yang juga melarang fasilitas pejalan kaki diganggu oleh pengendara bermotor. Bagi pelanggar tentu akan mendapat sangsi denda. 22. Peristiwa tutur Ibu : “ ini kopinya” Bapak : “trima kasih bu” Ibu : “ eh, pak, sudah bayar pajak bumi dan bangunan tahun ini belum ya pak ya?” Bapak : ”waduh bapak lupa bu, untung ibu mengingatkan.” Ibu : “ya sudah sana, bapak bayar dari pada nanti kena denda, oiya jangan lupa ini lho! surat pemberitahuan pajak hutang-hutangnya dibawa lho pak!” Bapak : “Iya bu, bapak segera berangkat untuk membayar pbb” (Pembayaran Pajak, Female Radio) Konteks : sebagai warga negara yang baik dan bijak maka perlu memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara yaitu dengan membayar PBB tepat waktu. Namun, banya orang yang lupa sehingga telat membayar. Bagi orang yang terlambat membayar akan dikenai denda. 23. Peristiwa tutur penyiar 1 : “isi lagi dong” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 penyiar 2 : “stop narkoba jangan lakukan itu sudah banyak jiwa yang sekarat banyak korban yang tak tertolong jangan lakukan yang akan membuatmu menderita jangan coba-coba gunakan narkoba katakan tidak pada narkoba.” (Layanan Masyarakat Narkoba, MBS Fm) Konteks : penggunaan narkoba di masyarakat semakin banyak dan membuat semakin banyak orang yang menggunakan narkoba kemudian justru menderita dan meninggal dunia. Karena itu, narkoba harus ditolak. Bentuk iklan di atas adalah bentuk imperatif dan fungsi dari tuturan iklan di atas termasuk dalam fungsi tindak tutur direktif, sehingga makna yang terkandung dalam iklan di atas adalah mengikuti tindakan, ajakan atau program yang disampaikan dalam iklan. Istilah imperatif lazim digunkan untuk menunjuk salah satu tipe kalimat bahasa Indonesia, yakni kalimat imperatif atau perintah. Keraf dalam Rahardi (2005:2) mendefinisikan bahwa kalimat perintah sebagai kalimat yang digunakan untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Contohnya, tuturan pada iklan larangan menggunakan narkoba dan iklan ajakan untuk membayar PBB. Tuturan pada iklan Tabungan emas bermaksud meminta pendengar iklan untuk menggunakan Tabungan emas, tetapi dengan cara halus yaitu dengan menggunakan kalimat “Daftar aja di program tabungan emas pegadaian...”Sesuai dengan maksudnya, tindak tutur yang dinyatakan iklan tersebut disebut tindak tutur meminta agar pendengar mendaftar di Tabungan emas. Tindak tutur tersebut diwujudkan dengan tuturan bermodus imperatif. Karena diwujudkan dengan tuturan bermodus imperatif, bentuk tindak tutur meminta tersebut berupa tuturan bermodus imperatif. Tuturan dalam iklan tersebut digunakan dalam makna sebenarnya atau makna literal, sehingga dapat dikatakan bahwa tuturan tersebut berupa tuturan imperatif langsung. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Fungsi tindak tutur iklan di atas adalah direktif. Dalam konteks pertuturan di atas, dapat ditafsirkan bahwa tuturan iklan di atas berfungsi, bermaksud, atau bertujuan untuk meminta pendengar iklan menggunakan tabungan emas sebagai tempat investaasi yang baik untuk masa depan. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa fungsi tindak tutur tersebut adalah untuk meminta. Selanjutnya, karena berfungsi untuk meminta, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur meminta atau permintaan. Dengan kata lain, berdasarkan fungsinya, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur meminta atau permintaan. Tindak tutur yang menghendaki lawan tutur melakukan sesuatu seperti halnya permintaan tergolong tindak tutur direktif. Iklan KANUSOL bermaksud memerintah atau meminta pendengar iklan untuk menggunakan obat Kanusol, tetapi dengan cara halus yaitu dengan menggunakan kalimat :” mata ikan kok dipelihara, pakai KANUSOL,nih. Selain buat mata ikan, KANUSOL juga cocok buat kutil dan kapalan.” Sesuai dengan maksudnya, tindak tutur yang dinyatakan iklan tersebut disebut tindak tutur memerintah atau meminta mengobati mata ikan dengan Kanusol. Tindak tutur tersebut diwujudkan dengan tuturan bermodus imperatif. Karena diwujudkan dengan tuturan bermodus imperatif, bentuk tindak tutur meminta atau memerintah tersebut berupa tuturan bermodus imperatif. Tuturan dalam iklan tersebut digunakan dalam makna sebenarnya atau makna literal, sehingga dapat dikatakan bahwa tuturan tersebut berupa tuturan imperatif Fungsi tindak tutur iklan di atas adalah direktif. Dalam konteks pertuturan di atas, dapat ditafsirkan bahwa tuturan iklan di atas berfungsi, bermaksud, atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 bertujuan untuk meminta pendengar iklan menggunakan Kanusol untuk mata iklan dan kapalan. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa fungsi tindak tutur tersebut adalah untuk meminta. Selanjutnya, karena berfungsi untuk meminta, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur meminta atau permintaan. Dengan kata lain, berdasarkan fungsinya, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur meminta atau permintaan. Tindak tutur yang menghendaki lawan tutur melakukan sesuatu seperti halnya permintaan tergolong tindak tutur direktif. Bentuk iklan di atas adalah bentuk imperatif. Bentuk imperatif digunakan untuk menyatakan perintah, ajakan, permintaan atau permohonan (Wijana (1996:32). Fungsi dari tuturan iklan di atas termasuk dalam fungsi tindak tutur direktif, sehingga makna yang terkandung dalam iklan di atas adalah segera mengatasi permasalahan sepele agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Menghimbau masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dalam hal-hal kecil untuk mengurangi adanya penyakit pada bagian tubuh yang kurang diperhatikan dan dianggp tidak penting untuk dijaga kebersihannya. 4.2.1.4. Wujud dan Bentuk Tuturan Empatik Kalimat empatik adalah kalimat yang didalamnya terkandung maksud memberikan penekanan khusus. Dalam bahasa Indonesia penekanan khusus itu biasanya dikenakan pada bagian subjek kalimat. Berikut adalah data iklan yang termasuk dalam bentuk iklan empatik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 24. Peristiwa tutur Laki 1 :” beberapa bulan ini aku ngerasa tidak enak badan melulu.” Laki 2 :” sudah diobati belum?” Laki 1 :” sudah, aku sudah coba kemana-mana, udah minum segala macem tapi sampai sekarang belum sembuh-sembuh, samai frustasi ngrasain sakit gini.” Laki 2 :” udah pernah ngrasain BIO7? Nah coba deh minum BIO7 kemarin mamaku juga kayak kamu, sakit-sakitan gitu. Tiap hari ngeluh badanya gak enak, trus aku cobain jamu tetes BIO7 baru konsumsi beberapa hari saja udah kerasa khasiatnya. Sekarang mama udah sehat, gak pernah sakit-sakitan lagi dan gak pernah ngeluh lagi.” Laki 1 :” oh ya,, kalau gitu aku mau juga.” (Jamu BIO7, POP Fm) Konteks: penyakit yang tidak sembuh-sembuh kadang membuat orang putus asa sehingga merasa jenuh untuk berobat. Tapi ada orang yang sudah sakit cukup lama akan segera sembuh setelah minum Bio7 selama beberapa hari saja. 25. Peristiwa tutur Operator Laki-laki : ”harum dan kualitasnya warisan budaya kekayaan Indonesia, pesonanya diraja rasa khas negeri tercinta di dalam teh baru JAVANA.” : ”baru teh JAVANA, teh kebaggaan Indonesia dari semua pucuk daun teh hanya 10% yang dipilih adalah pucuk teh paling berkualitas dahulu hanya untuk para raja, sekarang ada di teh JAVANA diproses dengan aroma discovery sistem menjaga rasa dan aroma saat pertama kali disedu.” (Teh Javana, Jiz Fm) Konteks : Minum teh sudah menjadi tradisi di Indonesia sejak masa raja-raja. Teh yang disuguhkan untuk raja merupakan teh pilihan berkualitas seperti teh Javana. Teh Javana ibarat minuman para raja yang diproses dengan aroma discovery sistem menjaga rasa dan aroma saat pertama kali diseduh. Tuturan pada iklan Javana di atas ini sesuai dengan pernyataan bahwa bentuk tindak tutur adalah empatik. Kalimat iklan di atas yang didalamnya terkandung maksud memberikan penekanan khusus atau kalimat penegas (empatik) (Rahardi, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 2005: 74). Dalam bahasa Indonesia penekanan khusus itu biasanya dikenakan pada bagian subjek kalimat. Subjek dalam iklan tersebut adalah Teh Javana yang dengan penekanan khususnya adalah discovery sistem. Tindak tutur di atas termasuk dalam tindak tutur empatik yang memberikan penekanan khusus pada produk iklan tersebut. Dalam konteks pertuturan pada iklan Teh , dapat dikatakan bahwa tuturan di atas berfungsi, bermaksud, atau bertujuan untuk mengusulkan produk teh Javana kepada pendengar iklan sebagai minuman yang menyegarkan. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa fungsi tindak tutur tersebut adalah untuk mengusulkan. Selanjutnya, karena berfungsi untuk mengusulkan, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur mengusulkan atau menawarkan. Dengan kata lain, berdasarkan fungsinya, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur mengusulkan atau menawarkan produk olahan baru dengan kualitas lebih baik. Tindak tutur yang mendorong penutur melakukan sesuatu seperti halnya menawarkan sesuatu tergolong tindak tutur komisif. Pada iklan Teh Javana memaparkan bahwa minuman teh merupakan minuman yang menjadi wajib dikonsumsi setiap orang sehingga teh yang dikelola dengan baik akan menghasilkan rasa yang lebih nikmat. Tuturan iklan yang diutaran oleh laki-laki : ”baru teh JAVANA, teh kebaggaan Indonesia dari semua pucuk daun teh hanya 10% yang dipilih adalah pucuk teh paling berkualitas dahulu hanya untuk para raja, sekarang ada di teh JAVANA diproses dengan aroma discovery system menjaga rasa dan aroma saat pertama kali disedu.” menunjukkan bahwa mempunyai aspek ilokusi agar masyarakat yang terhadulu tidak dapat mengkonsumsi teh, melainkan hanya para raja saja yang dapat mengkonsumsi maka sekarang dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 adanya buatan teh ini dapat dikonsumsi semua kalangan masyarakat tanpa memandang status. Teh yang sengaja dibuat lebih nikmat membuat masyarakat mencintai budaya minum teh. Ilokusi tuturan “teh kebanggaan Indonesia dari semua pucuk daun teh…” juga mengimplikasikan daya tertentu yang berkaitan dengan daun teh atau kebun teh, agar kebun teh yang luas yang dimiliki selalu dirawat dan dilestarikan. Kemudian menimbulkan pengaruh juga pada ekonomi masyarakat pedesaan yang menggantungkan hidup pada hasil perkebunan teh, agar para ilmuan dipabrik dapat bekerja sama untuk dapat selalu menggunakan daun teh produksi dalam negeri sendiri. 4.2.1.5. Wujud dan Bentuk Tuturan Eklamasi Kalimat eksklamasi adalah kalimat yang dimaksudkan untuk menyatakan rasa kagum. Karena kalimat eksklamatif menggambarkan suatu keadaan yang mengundang kekaguman, biasanya kalimatnya ini disusun dari kalimat deklaratif yang predikatnya adjektiva. Berikut adalah data iklan yang menggunakan kalimat eksklamasi : 26. Peristiwa tutur Mbak Ibu Mbak Ibu :” MAGA delivery service” :” wah MAGA,waa pesanannya langsung datang.” :” iya bu, kami memberikan pelayanan cepat untuk delivery service yang tersedia di MAGA jalan Panjaitan dan MAGA Sidoarum Godean.” :” ah, jadi makin cinta sama MAGA.” (Maga Delivery Service, arma sebelas FM). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 Konteks : orang jaman sekarang selalu menginginkan pelayanan yang cepat, mudah, dan murah. Kebutuhan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari hari harus terpenuhi dalam waktu yang singkat. Orang yang ingin layanan cepat datang dan praktis dapat pesan di MAGA delivery service. 27. Peristiwa tutur Laki 1 : ”menurutmu hitam itu apa?” Laki 2 : ”tapi menurut gue hitam itu berani” Laki 3 : ”bagi gue sih hitam itu kuat.” Laki 4 : ”kalau gue hitam itu cool.” Laki 5 :”gua bilang sih, hitam itu mantap” Laki 6 :”yang gue rasa hitam itu pasti top, TOP coffe, kopi gula. TOP coffe, kopi gula aromanya nikmat, kopinya kental dan gulanya yang pas menghasilkan cita rasa kopi hitam khas Indonesia. Hitam itu TOP, pasti TOP kopi, kopi gula, mantap! Ini arti kenikmatan kopi hitam yang sebenarnya. Aromanya berani, nikmatnya gak mau berhenti.” All : ”hitam itu TOP! TOP kopi, kopi gula.” Laki 7 : ”TOP kopi itu kopinya orang indonesia.” (TOP Coffe, Jiz FM) Konteks : Kopi merupakan minuman yang banyak disukai di Indonesia. TOP kopi disukai banyak laki-laki. TOP kopi disukai karena kopi gula aromanya nikmat, kopinya kental dan gulanya yang pas menghasilkan cita rasa kopi hitam khas Indonesia. 28. Peristiwa tutur Laki : ”nyari apa princess” Syahrini : ”mie SEDAP WHITE CURRY baru.” Laki : ”hemmb beda harum curry nya.” Syahrini : ”iya, keciumkan wangi rempah-rempahnya, gurih, cremmy.” Laki : ”iya.” Syahrini : ”lhoh, lhoh, kamu kok makan white curry saya?” Laki : ”hah, hehe, maaf habis menggoda banget sih princess.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 : ”begitu fenomenal creamy white curry, bikin lidah menari-nari, mau makan, mau makan. Mie sedap white curry.” Syahrini (Mie Sedap White Curry, Yasika FM) Konteks : mie yang sedap adalah mie yang banyak rasa dan kualitas bagus, banyak masyarakat membutuhkan inovasi rasa lain dengan yang lain. Rasa istimewa dan kaya rempah-rempah hanya ada di Mie Sedap White Curry. Kalangan atas seperti arti pun senang pada Mie Sedap White Curry. 29. Peristiwa tutur Bapak : “kau bener-bener istri yang cakap, cakap mengatur keuangan, cakap juga mengatur rumah aku bersyukur lho pnya istri seperti kamu.” Ibu : “ah papa ini aku jadi tersanjung lho pa.” Bapak : “Bener lho ma dengan kondisi ekonomi kita yang sederhana ini, aku sama sekali gak nyangka kalau rumah kita terkesan mewah begini.” Ibu : “Papa ini semua berkat desaign gordyn yang aku beli di bandung gordyn kemarin, itu yg beralamat di jalan kaliurang km 10,6 no. 9 Gentan. Harganya juga terjangkau kok pa, karena untuk ukur dan pasangnya gratis coba kalau suruh tukang, mesti bayar berapa lagi kita.” Bapak : “Sayang, kamu memang istri pilihan, aku sayang padamu.” Ibu : “Ah masak si pa?” (Bandung gordyn, UTY FM Medari) Konteks : Orang menginginkan rumah yang terkesan indah, bagus dan mewah. Keinginan untuk mendapatkan rumah yang tampak mewah dapat diwujudkan dengan desain gordyn yang bagus. Istri maupun ibu rumah tangga yang dapat mengatur rumahnya menjadi terkesan mewah akan semakin dicintai oleh suaminya. Gordyn dengan desain mewah namun murah dan dipasangkan secara gratis hanya didapatkan di Bandung gordyn. Bandung gordyn menjadi pilihan ibu yang pandai mengatur keuangan keluarga. Bentuk tindak tutur yang terdapat pada iklan Bandung gordyn di atas adalah eklamasi. Kalimat eklamatif adalah kalimat yang dimaksudkan untuk menyatakan rasa kagum. Karena kalimat eklamatif menggambarkan suatu keadaan yang mengundang kekaguman, biasanya, kalimat ini disusun dari kalimat deklaratif yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 berpredikat adjektiva. Tindak tutur eklamatif (pengungkapan emosi, rasa) dimaksudkan untuk mempengaruhi pendengar agar tertarik untuk merasakan hal yang sama sehingga memutuskan untuk membeli (Mulyana, 2015: 42). Iklan Bandung Gordyn Design di atas bermaksud menyatakan rasa kagum kepada pendengar karena menggunakan dari produkmya, yaitu dengan menggunakan kalimat “Papa ini semua berkat desaign gordyn yang aku beli di bandung gordyn kemarin, itu yg beralamat di jalan kaliurang km 10,6 No. 9 Gentan. Harganya juga terjangkau kok pa, karena untuk ukur dan pasangnya gratis coba kalau suruh tukang, mesti bayar berapa lagi kita”. Sesuai dengan maksudnya, tindak tutur yang dinyatakan iklan tersebut disebut tindak tutur .eklamasi. Tindak tutur tersebut diwujudkan dengan tuturan bermodus eklamasi. Karena diwujudkan dengan tuturan bermodus eklamasi, bentuk tindak tutur yang menyatakan rasa kagum tersebut berupa tuturan bermodus eklamasi. 4.2.2. Ciri Kebahasaan Iklan Berdasarkan data iklan di atas yang telah dianalisis, secara umum objek kajian penelitian ini adalah iklan bisnis dan iklan layanan masyarakat, maka bentuk tuturan-tuturannya sangat representatif dalam rangka memaparkan produkproduknya. Pemaparan ciri kebahasaan yang terdapat dalam iklan bisnis secara umum mengunakan tuturan yang persuasif sehingga dapat menimbulkan pendengar menjadi tertarik dan selalu memilih produknya untuk memenuhi kebutuhan seharihari. Sifat persuasif dalam iklan sejalan dengan penjelasan Vestergaard dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 Schroder (dalam Widyatama 2011:29) mengemukakan bahwa iklan memiliki lima tujuan yaitu: menarik perhatian, membangkitkan minat, merangsang hasrat, menciptakan keyakinan, dan melahirkan tindakan (membeli barang/jasa). Kalimat persuasif adalah kalimat yang bertujuan meyakinkan dan membujuk pembaca agar melaksanakan atau menerima gagasan penulis terhadap suatu hal. Terdapat beberapa kalimat persuasif yang terdapat pada iklan produk tersebut, salah satunya adalah : “murah, cepat dan handal”. Keraf (2004: 118) mengatakan bahwa persuasif sebagai suatu seni verbal yang bertujuan meyakinkan agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pada waktu itu atau pada waktu yang akan datang. Ungkapan persuasif merupakan satuan bahasa yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca atau konsumen untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki sehingga menimbulkan kepercayaan pada konsumen atau pembaca mengenai iklan atau produk yang dipersuasikan. Pada iklan layanan masyarakat ciri kebahasaan yang digunakan adalah menggunakan slogan. Suyanto (2005:139 ) mengemukakan bahwa slogan merupakan pernyataan standar yang mudah diterima dibenak konsumen. Slogan mempunyai dua fungsi utama, yaitu untuk menjaga keberlangsungan serangkaian iklan dalam kampanye dan untuk menyederhanakan sebuah strategi pesan periklanan pada pernyataan positioning agar menjadi ringkas, dapat diulang, menarik perhatian, dan mudah diingat. Penggunaan kalimat persuasif dan slogan pada iklan sebagaimana tampak pada peristiwa tuturan nomor 30. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 30. Peristiwa tutur : Mas : “iya ni ya, maunya tuh aku ngikutin, tapi tau sendiri kan? Kita nih senengnya ngebut promo.” Mbak :”ayok ke HARISMA sapa tau yang kamu butuhkan lagi promo minggu ini.” (Harisma Computer, Rakosa Female radio) 9. Peristiwa tutur : Mbak 1 :”itu lho JOGLO Ndeso tempatnya Bu Berta menunya macem-macem, enak-enak, terus tempatnya keren. Banyak tanaman sayur dan buah segar yang ditanam ala hidroponik, kamu pasti betah disana.” Mas 1 :”waow,yuk lest’s go!” (Joglo Ndeso) 5. Peristiwa tutur : Laki : “ minum anggur kolesom sehat semanagat dan tahan lama.” (Anggur Kolesom, Sasando Fm) Data (30), dan (9) merupakan iklan bisnis yang menggunakan ciri kebahasaan persuasif yang mengajak pendengar untuk mendatangi atau berlangganan pada toko tersebut di atas. Pada tuturan yang menekankan pada kaata “ayok”, “Yuks”, dan “minum” adalah bukti dari ciri tuturan persuasif atau ajakan. Sedangkan iklan pada data (5) lebih menonjolkan slogan: “sehat semangat dan tahan lama.” Pada iklan, bahasanya distrategikan agar berdaya persuasi, yaitu mempengaruhi masyarakat agar tertarik dan membeli. Sehubungan dengan tujuan tersebut, Jeffkin (dalam Kasali, 1995: 9) mengemukakan bahwa advertising aims to persuade people to buy (iklan bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat untuk membeli (produk). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 Iklan layanan masyarakat memiliki ciri kebahasaan yang berbeda dengan iklan bisnis, namun tetap ada unsur persuasinya seperti tampak pada peristiwa tutur berikut. 34. Peristiwa tutur : penyiar 2 : “stop narkoba jangan lakukan itu sudah banyak jiwa yang sekarat banyak korban yang tak tertolong jangan lakukan yang akan membuatmu menderita jangan coba-coba gunakan narkoba katakan tidak pada narkoba.” (iklan layanan masyarakat, narkoba) Data (34) merupakan salah satu iklan masyarakat yang menggunakan ciri kebahasaan dengan slogan. Tuturan yang terdapat pada iklan layanan masyarakat di atas menggunakan ciri “stop...” yakni slogan yang digunakan untuk mengajak masyarakat untuk tidak menggunakan narkoba. Meskipun dalam bentuk tuturan yang berbeda-beda, ciri dari kebahasaan teks iklan di atas pada penelitian ini pada dasarnya adalah mengajak, menyuruh dan membujuk pendengar untuk mengikuti dan menggunakan produk yang ditawarkan. Sifat mengajak menunjukkan adanya ciri persuasif dalam iklan layanan masyarakat. 4.2.3. Fungsi Tindak Tutur Setiap bentuk tuturan pada iklan memiliki makna dan fungsi berbagai macam, untuk itu dari penjelasan yang diperoleh melalui makna dan fungsi iklan maka terdapat juga efek komunikasi yang terjadi secara tidak langsung terhadap setiap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 iklan yang ada. Setiap bentuk tuturan dalam iklan memiliki fungsi masing-masing. Fungsi tindak tutur pada peristiwa tutur yang diteliti dapat dipilah menjadi lima yaitu fungsi asertif (assertives), direktif (directives), ekspresif (expressives), komisif (commissives), dan fungsi deklarasi (declarations). 4.2.3.1. Fungsi Tuturan Asertif (assertives) Asertif (assertives) yakni bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang diungkapkan, misalnya saja: menyatakan (stating), menyarankan (suggesting), membual (boasting), mengeluh (complaining), dan mengklaim (claiming). Leech (dalam Sudaryat, 2009: 140) kalimat asertif adalah kalimat yang berfungsi untuk mengekspresikan kebenaran informasi. Kebenaran kalimat memiliki tiga macam perwujudan, yakni kalimat analitis, yang kebenaran isinya berada di dalam untaian kata-katanya; kalimat kontradiktif, yang kebenaran isi kalimatnya bertolak belakang dengan isi untaian kata-katanya; dan kalimat sintesis, yang kebenaran isi kalimatnya bergantung kepada fakta yang ada di luar bahasa. Fungsi asertif tampak pada peristiwa tutur nomor 30. 30. Peristiwa tutur : “bener mboten sakit mboten medal getih e, soale ngagem metode hipnotis koyo wong turu, tangi-tangi pun rampung.” Simbah : “bener kandane simbah to!” (bersama) Bong Supit SURYONO ora loro, ora loro,betul, betul,betul” Simbah dan anak :“Bong Supit SURYONO ora loro, ora loro, betul, betul,betul” (Bong supit SURYONO, pop FM) Anak-anak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 Konteks : Anak-anak umumnya takut disunat karena membayarngkan darah dan rasa sakit yang ditimbulkan. Pengalaman seorang anak yang tidak merasakan sakit saat disunat membenarkan perkataan kakek bahwa suna di bong supit Suryono tidak akan merasakan sakit. Dalam konteks pertuturan pada iklan Bong Supit dapat dikatakan bahwa tuturan di atas berfungsi, bermaksud, atau bertujuan untuk menyarankan tempat perusahaan untuk sunat kepada pendengar iklan. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa fungsi tindak tutur tersebut adalah untuk menyarankan. Selanjutnya, karena berfungsi untuk menyarankan, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur menyarankan. Dengan kata lain, berdasarkan fungsinya, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur asertif. Tindak tutur yang mendorong penutur melakukan sesuatu seperti halnya menyarankan tergolong tindak tutur asertif. Bentuk iklan di atas adalah bentuk deklaratif dan fungsi dari tuturan iklan di atas termasuk dalam fungsi tindak tutur asertif, sehingga makna yang terkandung dalam iklan di atas adalah untuk mengurangi rasa trauma pada anak yang harus memenuhi adat istiadat yang ada dan harus melakukan sunat sebagai salah satu cara menjaga kesehatan maka ditawarkan dalam iklan di atas bahwa dengan melakukan sunat tidaklah sakit, dari pada menggunakan jasa yang lain yang belum terbukti kebenarannya. 4.2.3.2. Fungsi Tuturan Direktif (Directives) Direktif (Directives) yakni bentuk tutur yang dimaksudkan penututrnya untuk membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan tertentu, misalnya saja memesan (ordering), memerintah (commanding), memohon (requesting), menasehati PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 (advising), dan merekomendasi (recommending). Tindak tutur direktif disebut juga tindak tutur impisiotif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu (Rustono 1999 : 38). Contoh fungsi direktif tampak pada peristiwa tutur nomor 17. 17. Peristiwa tutur Laki : “bentar pak, sering ke clandys grosir ya pak ya? Bapak :” iya ini, ngantar istri kebetulan istri sedang hamil, disini lengkap dan bagus-bagus modelnya.” Laki :” maaf, Bu, ee sama adek ya,, adek.. kenapa Bu memilih belanja di clandys grosir bu? “ Ibu :” ya, apa ya, komplit,murah” Laki :” oo, gitu.” (Clandy’s Grosir, Sindo Trijaya FM) Konteks : kebutuhan untuk perlengkapan bayi sangatlah banyak dan bermacammacam sehingga untuk menghemat waktu banyak orang memilih satu tempat yang sudah menyediakan banyak kebutuhan perlengkapan yang dibutuhkan. Orang-orang memilih ke clandys grosir karena lengkap, murah dan banyak modelnya. Fungsi tindak tutur iklan di atas adalah direktif. Fungsi direktif merupakan fungsi yang diacu oleh maksud tuturan di dalam pemakaiannya agar mitra tuturnya melakukan tindakan seperti yang disebutkan didalam tuturanya (Rustono, 2000:99). Dalam konteks pertuturan di atas, dapat ditafsirkan bahwa tuturan iklan di atas berfungsi, bermaksud, atau bertujuan untuk meminta pendengar iklan menggunakan produk dari Clandy’s Grosir untuk memenuhi kebutuhan anak dibawah umur yang sudah lengkap tersedia di toko tersebut. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 fungsi tindak tutur tersebut adalah untuk meminta. Selajutnya, karena berfungsi untuk meminta, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur meminta atau permintaan. Tindak tutur yang menghendaki lawan tutur melakukan sesuatu seperti halnya permintaan tergolong tindak tutur direktif. 4.2.3.3. Fungsi Tuturan Ekspresif (expressives) Ekspresif (expressives) adalah bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penututr terhaadap suatu keadaan, misalnya saja berterima kasih (thanking), memberi selamat (congratulating), meminta maaf (pardoning), menyalahkan (blaming), memuji (praising), dan berbela sungkawa (condoling). Contoh fungsi ekepresif ini tampak pada peristiwa tutur nomor 41. 41.Peristiwa tutur Bapak : “kau bener-bener istri yang cakap, cakap mengatur keuangan, cakap juga mengatur rumah aku bersyukur lho pnya istri seperti kamu.” Ibu : “ah papa ini aku jadi tersanjung lho pa.” Bapak : “Bener lho ma dengan kondisi ekonomi kita yang sederhana ini, aku sama sekali gak nyangka kalau rumah kita terkesan mewah begini.” Ibu : “Papa ini semua berkat desaign gordyn yang aku beli di bandung gordyn kemarin, itu yg beralamat di jalan kaliurang km 10,6 no. 9 Gentan. Harganya juga terjangkau kok pa, karena untuk ukur dan pasangnya gratis coba kalau suruh tukang, mesti bayar berapa lagi kita.” Bapak : “Sayang, kamu memang istri pilihan, aku saying padamu.” Ibu : “Ah masak si pa?” (Bandung gordyn, UTY FM Medari) Konteks : Orang menginginkan rumah yang terkesan indah, bagus dan mewah. Keinginan untuk mendapatkan rumah yang tampak mewah dapat diwujudkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 dengan desain gordyn yang bagus. Istri maupun ibu rumah tangga yang dapat mengatur rumahnya menjadi terkesan mewah akan semakin dicintai oleh suaminya. Gordyn dengan desain mewah namun murah dan dipasangkan secara gratis hanya didapatkan di Bandung gordyn. Bandung gordyn menjadi pilihan ibu yang pandai mengatur keuangan keluarga. Fungsi tindak tutur iklan di atas adalah ekspresif. Tutur ekspresif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu (Rustono 1999: 39). Dalam konteks pertuturan di atas, dapat ditafsirkan bahwa tuturan iklan di atas berfungsi, bermaksud, atau bertujuan untuk memuji iklan agar pendengar iklan menggunakan produk dari Bandung Gordyn. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa fungsi tindak tutur tersebut adalah untuk memuji atau menyatakan rasa kagum. Selajutnya, karena berfungsi untuk memuji, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur ekspresif. Dengan kata lain, berdasarkan fungsinya, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur ekspresif. 4.2.3.4. Fungsi Tuturan Komisif (Commissives) Komisif (Commissives) yakni bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran, misalnya saja berjanji (promising), bersumpah (vowing), dan menawarkan sesuatu (offering). Fungsi komisif tampak pada peristiwa tuturan nomor 15 dan 16. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 15. Peristiwa tutur : “pak-pak” : “opo to bu? : ”ibu iki pengen sate, nanging sate sing enak kui ngendi yo pak? La saiki sing adol sate ki akeh banget je?” Bapak : “pancen saiki akeh sing adol sate Bu, tur sing tak ngerteni sing kondang ket tahon 1980 ki yo mung kae. Sate Ngaglik kae lho bu!” Ibu : ”ngendi kui nggone, opo yo enak tenan?” Bapak : “walah ibu kok o maido lho. Yo pancen enak tenan wong bapak ki langganan ning kono sue. Sate Ngaglik kui ono ning jalan Kaliurang km 10 ngarep kecamatan Ngaglik rasane enak tur murah regane.” Ibu : ”wah cocok kui pak.” (sate Ngaglik, Vedac Fm) Konteks : Sate telah menjadi makanan yang disukai banyak orang sehingga banyak pula orang yang berjualan sate. Penggemar sate akan tahu penjual sate yang enak yaitu Sate Ngaglik yang sudah berjualan sejak tahun 1980 di depan kantor kecamatan Ngaglik. Ibu Bapak Ibu 16 Peristiwa tutur Papa :” kita mau kmn ma?” Mama : ” udah papa tenang aja, kita ketempat makan yang unik dan menunya mantap, ada lodeh terong, asem-asem jowo,oseng-oseng lompong, osengoseng ginjer, lauknya macam-macam sate dan gorengan. Ada juga wedang teh gajah, jahe susu, jajanan pasarnya ada ketan srundeng, cimol, klepon, pokoknya komplit deh pa.” Papa : ” wah gitu ya?” Mama: ”nah, nah gimana? Asyik kan tempatnya tuh ada joglonya juga.” Papa :” ooo, ini kan angkringan gajah, papa kan sering kesini.” Eemmm,, menunya mantap ya ma?” Mama :” hayo jawab dulu papa sering kesini sama siapa? Huummb..!!” (Angkringan Gajah, Rakosa Fm) Konteks : Banyak orang masih senang pada masakan maupun jajanan tradisional. Selain mengenang masa kecil, juga dapat mengingatkan akan makanan dan minuman tradisi. Orang bisa menikmati masakan maupun jajanan tradisional di Angkringan Gajah karena menunya enak, mantap dan tempatnya yang nyaman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 Tindak tutur komisif berfungsi mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya dan mengajak pendengar untuk mengikutinya (Rustono 1999:39). Peristiwa tuturan di atas berfungsi, bermaksud, atau bertujuan untuk mengajak pendengar untuk membeli, menggunakan produk yang diperbincangkan dalam peristiwa tutur. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa fungsi tindak tutur tersebut adalah untuk mengajak. Selanjutnya, karena berfungsi untuk mengusulkan, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur mengusulkan atau menawarkan. Dengan kata lain, berdasarkan fungsinya, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur mengusulkan atau menawarkan. Dalam konteks pertuturan pada iklan Sate dapat dikatakan bahwa tuturan di atas berfungsi, bermaksud, atau bertujuan untuk mengusulkan Sate Ngaglik sebagai tempat yang paling nikmat rasa satenya pada pendengar iklan. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa fungsi tindak tutur tersebut adalah untuk mengusulkan. Selanjutnya, karena berfungsi untuk mengusulkan, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur mengusulkan atau menawarkan. Dengan kata lain, berdasarkan fungsinya, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur mengusulkan atau menawarkan. Tindak tutur yang mendorong penutur melakukan sesuatu seperti halnya mengusulkan tergolong tindak tutur komisif. Pada iklan tersebut tuturan Ibu : ”ibu iki pengen sate, nanging sate sing enak kui ngendi yo pak? La saiki sing adol sate ki akeh banget je?” bukan semata-mata dimaksudkan untuk memberitahu kepada sang mitra tutur bahwa pada saat dituturkannya tuturan la saiki saiki sing adol sate ki akeh banget, namun lebih dari itu bahwa si penututur menginginkan si mitra tutur melakukan tindakan untuk memilih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 dari berbagai banyak pilihan tempat yang menjual sate tetapi sekaligus membelikan sate dari salah satu tempat yang menjadi pilihan dengan kualitas sate yang enak dan tempat yang dapat dijangkau. Fungsi tindak tutur iklan di atas adalah komisif. Dalam konteks pertuturan di atas, dapat ditafsirkan bahwa tuturan iklan di atas berfungsi, bermaksud, atau bertujuan untuk menawari pendengar iklan menggunakan restoran tersebut agar pendengar mengetahui adanya restoran itu. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa fungsi tindak tutur tersebut adalah untuk menawarkan. Selajutnya, karena berfungsi untuk menawarkan, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur menawarkan. Tindak tutur yang menghendaki lawan tutur melakukan sesuatu seperti halnya menawarkan produk tersebut tergolong tindak tutur komisif. Fungsi dari tuturan iklan di atas termasuk dalam fungsi tindak tutur komisif, sehingga makna yang terkandung dalam iklan di atas adalah mencoba menikmati makanan olahan rumah, yang tersedia di restoran yang didekorasi seperti tempat makan masyarakat kelas menengah ke bawah. Sehingga dengan adanya restoran yang bentuknya seperti tempat makan sederhana tersebut, dapat menarik peminat untuk mengubah cara pandang terhadap makanan angkringan yang kurang enak menjadi lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 4.3. Pembahasan 4.3.1. Wujud dan Bentuk Tuturan Bentuk tuturan dalam iklan meskipun tidak menggunakan kata pemberitahuan, kata perintah maupun kata ajakan dapat menunjukkan tuturan tersebut bertujuan membujuk untuk membeli produk atau melakukan suatu hal. Apabila dilihat dari konteks dapat lebih jelas diketahui sebagai suatu bentuk tuturan perintah atau ajakan. Bentuk tuturan secara pragmatik dapat dipilah ke dalam 5 bentuk tuturan yaitu: berita (deklaratif), tanya (interogatif), perintah (imperatif), eksklamatif, dan tuturan empatik. Kalimat deklaratif dalam bahasa indonesia mengandung maksud memberitahukan sesuatu kepada si mitra tutur (Leech dalam Rahardi, 2008: 74-75). Bentuk tuturan dalam iklan lebih banyak menggunakan bentuk interogatif karena iklan lebih banyak dikemas dalam bentuk dialog antara dua orang atau lebih. Bentuk tuturan interogatif terkesan menceritakan suatu produk. Bentuk tuturan deklaratif biasanya terdapat pada iklan dengan durasi yang pendek, sedikit percakapan, atau bahkan hanya berupa pemberitaan oleh operator. Sasangka (1989: 127) mengemukakan bahwa kalimat interogatif adalah kalimat yang isinya berwujud pertanyaan, supaya yang bertanya diberi tahu mengenai apa yang ditanyakan. A.A. Fokker (1978: 77) membedakan kalimat interogatif menjadi dua macam, yaitu: 1) pertanyaan untuk diakui atau untuk diingkari dan 2) pertanyaan untuk meminta keterangan. Leech (dalam Rahardi, 2008:74-75) mengatakan bahwa tuturan interogatif adalah tuturan yang mengandung maksud menanyakan sesuatu kepada si mitra tutur. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 Menurut Arifin et al. (1992:55), iklan dapat mempromosikan barang atau membujuk dengan bertanya kepada masyarakat sasaran. Pertanyaan itu tidak perludijawab karena jawabannya sudah ada dalam wacana iklan itu sendiri. Keraf dalam Rahardi (2005:2) mendefinisikan bahwa kalimat imperatif (perintah) sebagai kalimat yang digunakan untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Bentuk imperatif digunakan untuk menyatakan perintah, ajakan, permintaan atau permohonan (Wijana (1996:32). Kalimat empatik adalah kalimat yang didalamnya terkandung maksud memberikan penekanan khusus, terkandung maksud memberikan penekanan khusus atau kalimat penegas (empatik) (Rahardi, 2005: 74). 4.3.2. Ciri Kebahasaan Pemaparan ciri kebahasaan yang terdapat dalam iklan bisnis secara umum mengunakan tuturan yang persuasif sehingga dapat menimbulkan pendengar menjadi tertarik dan selalu memilih produknya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Vestergaard dan Schroder (dalam Widyatama 2011:29) mengemukakan bahwa iklan memiliki lima tujuan yaitu: menarik perhatian, membangkitkan minat, merangsang hasrat, menciptakan keyakinan, dan melahirkan tindakan (membeli barang/jasa). Pada iklan Bong supit SURYONO, di radio pop FM terdapat tuturan: “bener kandane simbah to!” (bersama) Bong Supit SURYONO ora loro, ora loro,betul, betul,betul.” Keraf (2004: 118) mengatakan bahwa persuasif sebagai suatu seni verbal yang bertujuan meyakinkan agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pada waktu itu atau pada waktu yang akan datang. Pada iklan layanan masyarakat ciri kebahasaan yang digunakan adalah menggunakan slogan. Contohnya dalam iklan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 Layanan Masyarakat Anti Narkoba di radio MBS Fm: “katakan tidak pada narkoba.” Suyanto (2005:139 ) mengemukakan bahwa slogan merupakan pernyataan standar yang mudah diterima dibenak konsumen. 4.3.3. Fungsi Tindak Tutur Fungsi tindak tutur pada peristiwa tutur dipilah menjadi lima yaitu fungsi asertif (assertives), direktif (directives), ekspresif (expressives), komisif (commissives), dan fungsi deklarasi (declarations). Leech (dalam Sudaryat, 2009: 140) kalimat asertif adalah kalimat yang berfungsi untuk mengekspresikan kebenaran informasi. Tindak tutur direktif disebut juga tindak tutur impisiotif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu (Rustono 1999 : 38). Tuturan ekspresif tampak pada tuturan iklan Gordyn di UTY FM Medari: “ kau bener-bener istri yang cakap, cakap mengatur keuangan, cakap juga mengatur rumah aku bersyukur lho pnya istri seperti kamu.” Tutur ekspresif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu (Rustono 1999: 39). Fungsi direktif merupakan fungsi yang diacu oleh maksud tuturan di dalam pemakaiannya agar mitra tuturnya melakukan tindakan seperti yang disebutkan didalam tuturanya (Rustono, 2000:99). Fungsi tuturan ini tampak pada iklan Clandy’s Grosir, Sindo Trijaya FM: “ngantar istri kebetulan istri sedang hamil, disini lengkap dan bagus-bagus modelnya”. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 Tindak tutur komisif berfungsi mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya dan mengajak pendengar untuk mengikutinya (Rustono 1999:39). Fungsi ini tampak pada tuturan iklan Sate Ngaglik: “Yo pancen enak tenan wong bapak ki langganan ning kono sue”. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada subbab ini, peneliti menjelaskan data-data penelitian yang sudah disajikan pada subbab sebelumnya. Penjelasan dalam subbab ini meliputi penjelasan mengenai bentuk-bentuk tindak tutur yang didalamnya menjelaskan mengenai bentuk tuturan bermodus deklaratif, introgatif, imperatif, eksklamasi,dan empatik dengan menunjukkan fungsi-fungsi komunikatifnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa bentuk tindak tutur deklaratif tidak langsung merupakan bentuk tindak tutur yang dominan dalam varian iklan yang diteliti. Penggunakan bentuk deklaratif tidak langsung ini merupakan strategi yang dilakukan oleh pembuat iklan untuk menawarkan produknya secara halus agar konsumen tidak merasa dipaksa oleh pembuat iklan untuk membeli produknya. 2. Penggunakan ciri pragmatik dalam iklan ini dapat disimpulkan bahwa yang digunakan secara umum adalah tuturan persuasif, sedang ciri pragmatif pada iklan layanan masyarakat adalah penggunaan bahasa slogan. 3. Penggunaan fungsi tindak tutur komisif selalu berhubungan dengan bentuk tuturan deklaratif tak langsung. Hal ini wajar mengingat bahwa iklan tidak sekadar menyampaikan informasi tentang suatu komoditas (benda atau jasa), 74 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 tetapi memiliki sifat mendorong dan membujuk agar khalayak sasaran menyukai dan membeli produk yang diiklankan. 5.2. Saran Penelitian mengenai bentuk-bentuk tuturan pada iklan secara perlahan namun pasti konsumen yang bertindak sebagai pengguna langsung dari produk yang ditawarkan oleh produsen akan selalu menggunakan dan mengkonsumsi produk iklan tersebut yang dapat menimbulkan efek ketergantungan pada setiap produk iklan. Hasil dari penelitian–penelitian tersebut diharapkan dapat didokumentasikan dan dipublikasikan untuk masyarakat umum agar semua kalangan dapat memahami dan mengerti mengenai bentuk-bentuk tuturan pada iklan beserta fungsi, dan efek perlokusi yang terdapat dalam iklan radio. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan keterangan sejelasnya mengenai bentuk dan tujuan tindak tutur. Disarankan agar perlu dilakukan penelitian lanjutan secara bertahap agar hasil yang diperoleh lebih luas dan mendalam dengan menggunakan salah satu pendekatan yang tepat pada tuturan iklan radio. Pada akhrnya penelitian ini dapat digunakan untuk acuan baik oleh produsen iklan, mahasiswa, dan pemerhati bahasa khususnya kajian iklan dimedia radio. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 DAFTAR PUSTAKA Arifin, E. Z., Zulkarnain, dan Jumariam. 1992. Pemakaian Bahasa dalam Iklan Berita dan Papan Reklame, Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Depdikbud. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. http://download.portalgaruda.org/article.php?article diakses tanggal 11 Februari 2017. http://download.portalgaruda.org/article.php?article diakses tanggal 11 Februari 2017. Ihsan, Diemroh. 2011. Pragmatik, Analisis Wacana, dan Guru Bahasa. Palembang: Universitas Sriwijaya. Jamilatun. 2011. Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif pada Rubrik Kriing Solopos (Sebuah Tinjauan pragmatik)”. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas. Jefkin, Frank. 1995. Periklanan. Jakarta : Erlangga. Kasali, Rhenald. 1995. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafity. Keraf, Gorys. 2004. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: UI-Press. Mulyana, “Dinamisasi Karakter Perempuan Jawa Modern dalam Iklan”, diksi Vol. : 23 No. 1 Maret 2015, 41-48 Mulyanto, Didik. 2012. Analisis Tindak Tutur Ilokusi dalam Iklan Radio di Jember. http://download.portalgaruda.org/article.php?article diakses tanggal 11 februari 2017. Nababan, P.W.J. 1989. Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta: Depdikbud. Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ninda, Elissa. 2013. Bahasa Iklan. Jakarta. (google). Pranowo. 2009. Berbahasa Secara Santun. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 Purwo, Bambang Kaswanti. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Kanisius. Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. _______________ 2008. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Saearle (1969). Speech Acts: An Essay in the Philosophy of Language. Cambridge University Press. Septian, Ade. 2013. Jenis-jenis Iklan. Jakarta. (google). Sudaryat, Yayat. 2009. Makna dalam Wacana. Bandung: CV. Yrama Widya. Suyanto. 2005. Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia. Yogyakarta: Andi. Tampubolon, Rina Desliah. 2013. Tindak Tutur dalam Iklan di Radio 105,8 Delta FM Medan. Tarrigan, Hennri Guntur. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkara. Widyatama, Rendra. 2011. Teknik Menulis Naskah Iklan. Yogyakarta: Cakrawala Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2010. Analisis Wacana Pragmatik: Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. www.id.wikipedia.org/wiki/radio Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 LAMPIRAN NASKAH IKLAN 1. Peristiwa tutur : Anak-anak : “ bener mboten sakit mboten medal getih e, soale ngagem metode hipnotis koyo wong turu, tangi-tangi pun rampung.” Simbah : “ bener kandane simbah to!” (bersama) Bong Supit SURYONO ora loro, ora loro,betul, betul,betul” Simbah dan anak : “Bong Supit SURYONO ora loro, ora loro, betul, betul,betul” (Bong supit SURYONO, pop FM) 2. Peristiwa tutur : Mbak :” MAGA delivery service” Ibu :” wah MAGA,waa pesanannya langsung datang.” Mbak :” iya bu, kami memberikan pelayanan cepat untuk delivery service yang tersedia di MAGA jalan Panjaitan dan MAGA Sidoarum Godean.” Ibu :” ah, jadi makin cinta sama MAGA.” (Maga Delivery Service, arma sebelas FM) 3. Peristiwa tutur : Operator :” pagi Tribun jogja sepirit baru DIY Jateng usaha Anda ingin dikenal luas, dilihat ribuan pasang mata, dan dicari ribuan orang? Rubik Tribun Jogja jual beli solusinya cukup 25.000 per3 baris per3 hari danganngan laris manis. Terdapat pula rubric karier bagi pendengar sibuk mencari lowongan kerja, rubric otomotif dan rubric property yang lengkap dan sesuai kriteria Anda. Tribun jogja jual beli solusi Anda berpromosi untuk pasang iklan bias datang ke kantor jalan Jendral Sudirman no 52 jogyakarta baratnya took buku gramedia atau hubungi 0274 557687. Tribun jogja sepirit baru DIY dan Jateng. (Tribun jogja, Q-radio) 4. Peristiwa tutur : Ibu :”bangun pak” Bapak :” baru mimpi dapat pajero sport, smartphone kok Malah dibangunin, pripun to sampean niku?” Ibu :” oalah pak, la kok mesakke nemen to sampean ini, wes to gak usah mimpi kalau mau dapet mobil, sepeda motor atau smartphone baru, mbok ya ikut aja undian berhadiah tabungan sutra dan sutra emas dari BPD DIY.” (Tabungan Sutra BPD, Star Fm) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 5. Peristiwa tutur : (bernyanyi) mie sedap semuanya suka, semuanya suka dari lidah turun kehati. Laki : ”ya, pastilah, mie sedap kan bahan dan bumbunya segar, Mienya kenyal, kriuk-kriuk gorengnya renyah, perfect kari kental dan segar jeruk nipis mie sotonya waoow bikin semua puas sedapnya. Mie sedap pertama dan satu-satunya di Indonesia mie instant peraih ISO 2000 jelas berkualitas internasional, yuks makan mie sedap! (nyanyi) Kualitas mie sedap terpercaya, yang kuah goreng dan karinya, pelopor inovasi rasa, semua puas sedapnya. (Mie Sedap, Jiz Fm) 6. Peristiwa tutur : Laki 1 : ”menurutmu hitam itu apa?” Laki 2 : ”tapi menurut gue hitam itu berani” Laki 3 : ”bagi gue sih hitam itu kuat.” Laki 4 : ”kalau gue hitam itu cool.” Laki 5 :”gua bilang sih, hitam itu mantap” Laki 6 :”yang gue rasa hitam itu pasti top, TOP coffe, kopi gula. TOP coffe, kopi gula aromanya nikmat, kopinya kental dan gulanya yang pas menghasilkan cita rasa kopi hitam khas Indonesia. Hitam itu TOP, pasti TOP kopi, kopi gula, mantap! Ini arti kenikmatan kopi hitam yang sebenarnya. Aromanya berani, nikmatnya gak mau berhenti.” All : ”hitam itu TOP! TOP kopi, kopi gula.” Laki 7 : ”TOP kopi itu kopinya orang indonesia.” (TOP Coffe, Jiz FM) 7. Peristiwa tutur : Laki : ”nyari apa princess” Syahrini : ”mie SEDAP WHITE CURRY baru.” Laki : ”hemmb beda harum curry nya.” Syahrini : ”iya, keciumkan wangi rempah-rempahnya, gurih, cremmy.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 Laki : ”iya.” Syahrini : ”lhoh, lhoh, kamu kok makan white curry saya?” Laki : ”hah, hehe, maaf habis menggoda banget sih princess.” Syahrini : ”begitu fenomenal creamy white curry, bikin lidah menari-nari, mau makan, mau makan. Mie sedap white curry.” (Mie Sedap White Curry, Yasika FM) 8. Peristiwa tutur : Mbak 1 : “ aku di kasih tau nilai ku jelek terus!” Mbak 2 : “gara-gara kamu sering gak masuk ya? Mbak 1 :”ya, mungkin abisnya gimana? Mag ku sering kambuh trus disekolah aku juga sering vertigo jadi konsentrasiku terganggu.” Mbak 2 : “nah, itu penyebabnya, dulu aku juga persis kayak kamu tapi setelah aku rutin konsumsi Bio Activa sekarang konsentrasi belajarku gak terganggu, nggak pernah bolos, dan nilaiku juga bagus.” Mbak 1 :” Bio Activa?” Mbak 2 :” iya,jamu tetes herbal alami itu, coba deh sapa tau cocok?” Mbak 1 :’oke deh, aku minum Bio Activa.” (Bio Activa, Arma sebelas FM) 9. Peristiwa tutur: Mbak 1 :” cuci muka kok sambil selfie sih?” Mbak 2 : “biar dapet smartphone.” Mbak 1 :” hah, kok bisa? Mbak 2 :”iya,” Mbak 1 :’’ hemb, wajahmu kan bersih dan cerah, aku?” Mbak 2 :” makanya cuci muka jangan pakai air aja, pakai Fair and Lovely facial foam baru dengan langkah ahli kecantikan.” Mbak 1 :” apa tu?” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 Mbak 2 :” ikuti ya, tuang Fair and Lovely di tangan,temple kedua tangan di muka,dan buat gerakan sekali putaran. Lalu setengah putaran di pipi, menyilang sekitar hidung dan pipi, putar-putar, pijat dan bilas untuk wajah bersih dan cerah seketika. siap deh ikut lomba selfi abcd” Mbak 1:” oo,,jadi ini rahasiamu.” ( Fair And Lovely, Arma Sebelas FM) 10. Peristiwa tutur : Bapak :” Bu, panggilkan tukang pijiet!” :” kenapa to pah?” Ibu Bapak :” punggung sakit,,aduuh!” :” sini biar mama yang mijitin. Pakai balpirik ekstra kuat.” Ibu Bapak :” waahhh.. langsung lega mah.” Ibu :” kalau mama lagi flu pakai balpirik ekstra wangi harum kayak pakai parfum. Ada jasmine, lavender, dan rose. Untuk kerikan mama pakai balpirik kayu putih.” Bapak :” aahhh.. hangatnya pijat pakai balpirik.” Ibu :” sopo sik sing mijiti?” ( Balsem Balpirik, Best Fm) 11. Mbak 1 Peristiwa tutur : :” hari ini kita makan diluar yuks.” Mas 1 :”boleh sih, kamu tau tempat yang enak?” Mbak 1 :”itu lho JOGLO Ndeso tempatnya Bu Berta menunya macemmacem, enak-enak, terus tempatnya keren. Banyak tanaman sayur dan buah segar yang ditanam ala hidroponik, kamu pasti betah disana.” Mas 1 :”waow,yuk lest’s go!” (Joglo Ndeso, Q Radio) 12. Peristiwa tutur : Bapak :” ma, udah dapet tempat belum untuk acara pertemuan keluarga kita?” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 Ibu :’’ udah donk pa, pas banget untuk kumpul keluarga.” Bapak :” oya? Dimana ? Ibu :” jati kuno resto, ini resto konsep baru pa di jogja, resto galeri, kita bisa menikmati hidangan sambil melihat koleksi furniture antik dari kayu jati kuno yang juga bisa dibeli lho!” Bapak :” wah, asiik tu, trus menu andalannya apa ma?” Ibu :” ada sop buntut haji agus, ada iga bakar, menu kesukaan papa kan, ada juga minumam mojatijito dan masih banyak lagi.” Bapak :” okay papa sejutu banget sama pilihan mama.” (Jati Kuno Resto, Megaswara FM) 13. Peristiwa tutur : Bapak :” pesta pernikahan anak kita sudah beres?” Ibu :” sudah to pak, udah boking ARISTA cattering wedding organaizer selain menunya lengkap, bersih higienis, harga terjangkau, dijamin halal.” Bapak :” yo,,wes. Nyicil ayem nek wes pesen di ARISTA cattering.” ( Arista Caterring, Pop Fm) 14. Peristiwa tutur : Perempuan 1:” ada apa rame-rame?” Perempuan 2:” woii,, saya kan selebritis.” Perempuan 3:” ini lho “wing” nya,gurih,enak. Perempuan 1:”Wee..Windi’s friend chiken sini. Enak iki sampai tulangnya roso bumbune, pokok e gurih-gurih nyoe, enak!” ( Windi’s Friend chiken, Pop Fm) 15. Peristiwa tutur : Operatur :”Jaya dewi dekor yang berpengalaman sejak 1978 terlengkap dan up to date jangan tentukan pilihan anda ditempat lain, sebelum anda bandingkan di Jaya Dewi. Jaya Dewi juga melayani untuk instansi dan perkantoran, perumahan, hotel, rumah sakit, kampus dan lain-lain. Jaya Dewi ada di jalan bayangkara 56 dan jalan malioboro no 91 telefon 589524/582580.” (Jaya Dewi Dekor, MBS Fm) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 16. Peristiwa tutur : Mas : “iya ni ya, maunya tuh aku ngikutin, tapi tau sendiri kan? Kita nih senengnya ngebut promo.” Mbak :”ayok ke HARISMA sapa tau yang kamu butuhkan lagi promo minggu ini.” (Harisma Computer, Rakosa Female radio) 17. Peristia tutur : Laki : “ lho demamnya kok semakin tinggi harus segera dikasih obat ini!” Ibu :” wah sudah jam segini, mana ada apotek buka?” Laki : “ itu lho ke apotek UII farma saja, bukanya 24jam non stop, obatnya juga terjamin mutunya dan ada lowongan pesan antar gratis tanpa biaya tambahan.” (Apotik Uii Farma, Vedac Fm) 18. Peristiwa tutur : Bapak :”bu..” Ibu :”apa sih itu pak?” Bapak :”ini lho ada yang baru!” Ibu :”iya, yang baru itu apa?” Bapak :”namanya MORINGA KING.” Ibu :” MORINGA KING?” Bapak :” iya betul bu, yang ini lebih mantap karena isinya lebih komplit.” Ibu :”ooo, ya?” Bapak :”ada daun kelor, mengkudu, bunga rosella, temulawak.” Ibu :” berarti khasiatnya lebuh banyak donk pak?” Bapak :” oo, jelas Bu! Stroke, hipertensi, gagal ginjal, gula darah, insallah kalau mau usaha dan rutin minum MORINGA KING pasti bakalan cepet sehat. Karena MORINGA KING lebih enak dikonsumsi dan lebih praktis, bahkan lebih higienis, bersih, yang pasti halal.” Ibu :” apa tadi namanya pak?” Bapak :” MORINA KING (Moringa King, Yasika Fm) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 19. Peristiwa tutur : Perempuan 1 :”kamu minum apa?” Perempuan 2 :” teh rumput teki, mengatasi keputihan, memperlancar haid, membersihkan lemak dalam rahim, membuat kesat organ kewanitaan, menjadikannya wangi, dan bisa diminum ibu hamil, menyusui serta para remaja putri. Karena teh rumput teki dari bahan alami maka sisa ampasnya bisa digunakan untuk masker wajah dan menghilangkan flek atau pengaruh KB serta jerawat.” (Teh Rumput Teki, EMC Star Family Fm) 20. Ibu Bapak Ibu Peristiwa tutur : : “pak-pak” : “opo to bu? : ”ibu iki pengen sate, nanging sate sing enak kui ngendi yo pak? La saiki sing adol sate ki akeh banget je?” Bapak : “pancen saiki akeh sing adol sate Bu, tur sing tak ngerteni sing kondang ket tahon 1980 ki yo mung kae. Sate Ngaglik kae lho bu!” Ibu : ”ngendi kui nggone, opo yo enak tenan?” Bapak : “walah ibu kok o maido lho. Yo pancen enak tenan wong bapak ki langganan ning kono sue. Sate Ngaglik kui ono ning jalan Kaliurang km 10 ngarep kecamatan Ngaglik rasane enak tur murah regane.” Ibu : ”wah cocok kui pak.” (sate Ngaglik, Vedac Fm) 21. Peristiwa tutur : Papa :” kita mau kmn ma?” Mama : ” udah papa tenang aja, kita ketempat makan yang unik dan menunya mantap, ada lodeh terong, asem-asem jowo,oseng-oseng lompong, oseng-oseng ginjer, lauknya macam-macam sate dan gorengan. Ada juga wedang teh gajah, jahe susu, jajanan pasarnya ada ketan srundeng, cimol, klepon, pokoknya komplit deh pa.” Papa : ” wah gitu ya?” Mama : ”nah, nah gimana? Asyik kan tempatnya tuh ada joglonya juga.” Papa :” ooo, ini kan angkringan gajah, papa kan sering kesini.” Eemmm,, menunya mantap ya ma?” Mama :” hayo jawab dulu papa sering kesini sama siapa? Huummb..!!” (Angkringan Gajah, Rakosa Fm) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 22. Peristiwa tutur : Laki : “bentar pak, sering ke clandys grosir ya pak ya? Bapak :” iya ini, ngantar istri kebetulan istri sedang hamil, disini lengkap dan bagusbagus modelnya.” Laki :” maaf, Bu, ee sama adek ya,, adek.. kenapa Bu memilih belanja di clandys grosir bu? “ Ibu :” ya, apa ya, komplit,murah” Laki :” oo, gitu.” (Clandy’s Grosir, Sindo Trijaya FM) 23. Peristiwa tutur : Ibu 1 : “pengen punya emas batangan, tapi harganya kok masih mahal ya?” Ibu 2 : “ow, pengen punya emas batangan to, gampang ada cara mudah lho untuk punya emas” Ibu 1 :”ha? Gimana caranya? kasih tau donk!” Ibu 2 : “daftar aja di program tabungan emas pegadaian, tinggal nabung dipegadaian mulai dari 5000an saja bisa jadi emas lho! Sudah mudah, gampang lagi prosesnya langsung daftar aja deh di pegadaian terdekat.” (Tabungan emas, arma sebelas FM) 24. Peristiwa tutur : Bapak :”berhenti! saudara yang paling depan sebelah kiri, keluar barisan.!Nama saudara?” Jono :” Jono pak!” Bapak :”dengar aba-aba lakukan dengan benar.!” Jono :” siap Pak!” Bapak :” Maju jalan,grak!” Jono :”maaf Pak, ada mata ikan ditelapak kaki saya, sakitnya bukan main pak!” Bapak :” mata ikan kok dipelihara, pakai KANUSOL,nih. Selain buat mata ikan, KANUSOL juga cocok buat kutil dan kapalan.” Operator :”Kanusol efektif atasi mata ikan, kutil dan kapalan.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 Bapak :” saudara Jono, sudah sembuh?” Jono :”Siap Pak berkat KANUSOL.” Bapak :” maju jalan, grak!” Operator :” Kanusol efektif atasi mata ikan, kutil dan kapalan,agar lebih efektif oleskan KANUSOL, kemudian tutup dengan pester.! Oles tutup beres.” (Kanusol, Q Radio Fm) 25. Peristiwa tutur : Operator : ”harum dan kualitasnya warisan budaya kekayaan Indonesia, pesonanya diraja rasa khas negeri tercinta didalam teh baru JAVANA.” : ”baru teh JAVANA, teh kebaggaan Indonesia dari semua pucuk daun teh hanya 10% yang dipilih adalah pucuk teh paling berkualitas dahulu hanya untuk para raja, sekarang ada di teh JAVANA diproses dengan aroma discovery sistem menjaga rasa dan aroma saat pertama kali disedu.” (Teh Javana, Jiz Fm) Laki-laki 26. Peristiwa tutur : Bapak : “kau bener-bener istri yang cakap, cakap mengatur keuangan, cakap juga mengatur rumah aku bersyukur lho pnya istri seperti kamu.” Ibu : “ah papa ini aku jadi tersanjung lho pa.” Bapak : “Bener lho ma dengan kondisi ekonomi kita yang sederhana ini, aku sama sekali gak nyangka kalau rumah kita terkesan mewah begini.” Ibu : “Papa ini semua berkat desaign gordyn yang aku beli di bandung gordyn kemarin, itu yg beralamat di jalan kaliurang km 10,6 no. 9 Gentan. Harganya juga terjangkau kok pa, karena untuk ukur dan pasangnya gratis coba kalau suruh tukang, mesti bayar berapa lagi kita.” Bapak : “Sayang, kamu memang istri pilihan, aku saying padamu.” Ibu : “Ah masak si pa?” (Bandung gordyn, UTY FM Medari) 27. Ibu Peristiwa tutur : :” nduk?” Anak :” dalem Bu?” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 Ibu :”pegel-pegel wae rasane, ning awak yo teng greges lungkrah, ibu emoh mimik obat nduk, ono tombo liyane po nduk sing enak, seger ning aman nggo organ tubuh liyane. Kiro-kiro ngimpi ora nduk kepenginanne ibu iki?” Anak :”ibu meniko lho, ayak-ayak mawon penjaluk e. eh tapi bu, ini bukan mimpi bu. Jare kancaku tanggal 24 agustus besok radio IMC akan menjual Jus kesehatan. Jarene iki jenenge jus Tombo Loro ngoten bu. Semua jenis penyakit bisa diterapi dengan mengkonsumsi jus kesehatan.” Ibu :” Allhamdullah akhirnya ibu iso menikmati jus kesehatan koyo ning tivi-tivi kae nduk, ndang ibu tumbaske!” (Jus Tombo Loro, EMC Star Family Fm) 28. Peristiwa tutur : Laki 1 :” beberapa bulan ini aku ngerasa tidak enak badan melulu.” Laki 2 :” sudah diobati belum?” Laki 1 :” sudah, aku sudah coba kemana-mana, udah minum segala macem tapi sampai sekarang belum sembuh-sembuh, samai frustasi ngrasain sakit gini.” Laki 2 :” udah pernah ngrasain BIO7? Nah coba deh minum BIO7 kemarin mamaku juga kayak kamu, sakit-sakitan gitu. Tiap hari ngeluh badanya gak enak, trus aku cobain jamu tetes BIO7 baru konsumsi beberapa hari saja udah kerasa khasiatnya. Sekarang mama udah sehat, gak pernah sakit-sakitan lagi dan gak pernah ngeluh lagi.” Laki 1 :” oh ya,, kalau gitu aku mau juga.” (Jamu BIO7, POP Fm) 29. Peristiwa tutur : Laki 1 : (nyanyi) “Minum anggur kolesom cap orang tua pun jadi sehat dan bersemangat. Minum kolesom cap orang tua, pun untuk capek dan kurang tenaga. Anggur kolesom cap orang tua dasyat dan kuat tahan lama minum saja satu sloki kolesom cap orang tua. Laki : “ minum anggur kolesom sehat semanagat dan tahan lama.” (Anggur Colosom, Sasando Fm) 30. Peristiwa tutur : Laki1 :” duh, gak jalan-jalan gini padahal dah lampu hijau. Haa.. trotoar sepi tuh, lewat situ aja ah?”(tiiinn tiinn) permisi-permisi numpang lewat, buru-buru nih..!” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 Perempuan :”eeh..ehh..kok lewat trotoar sih, kan trotoar buat pejalan kaki! Udah jelas ada rambunya” Laki 1 :” ya tapi kan ini jalan umum!” Perempuan :” iya ini jalan umum, tapi buat pejalan kaki bukan buat kendaraan bermotor!” Perempuan 2 :” heh. Kaula muda pejalan kaki juga punya hak lho, menurut undangundang nomor 22 th 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, setiap melakukan perbuatan yang mengakibatkan gangungan pada fungsi rambu lalu lintas dan fasilitas pejalan kaki bisa dipidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banya 250.000 rupiah lho.” Laki 1 :” yaudah deh kalau mobil saya tuntun ditrotoar boleh gak?” (Hak Pengguna Trotoar, Prambos Fm) 31. Ibu Peristiwa tutur : :” besok kita mantu to?” Bapak :” ibuu,, gak usah repot-repot.” Ibu :” ha trus kon sare neng di, omah e dewe ciut ngene kok?” Bapak :” uwes bapak pesenke ono ing wisma Kusuma Hotel, hotel e apik resik layananne ramah.” Ibu :” alamat e ngendi kui pak?” Bapak :”iki lho kidul pasar wates.” Ibu :” lha trus sesok yen do ngasto mobil dewe?” Bapak :” wes to, parkir e luas, tur aman.” Ibu :”la njur kabeh ono kono to pak le podo ngaso lan nginep?” Bapak :” iyow, wisma Kusuma Hotel nyawis ake 30 kamar,malah ugo maringi fasilitas gratis antar jemput sko wisma Kusuma Hotel menyang hotel panggonane resepsi.” Ibu :” yo wes, nyicil ayem aku pak.” (Wisma Kusuma Hotel, Megaswara Fm) 32. Ibu Peristiwa tutur : : “ ini kopinya” Bapak : “trima kasih bu” Ibu : “ eh, pak, sudah bayar pajak bumi dan bangunan tahun ini belum ya pak ya?” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 Bapak : ”waduh bapak lupa bu, untung ibu mengingatkan.” Ibu : “ya sudah sana, bapak bayar dari pada nanti kena denda, oiya jangan lupa ini lho! surat pemberitahuan pajak hutang-hutangnya dibawa lho pak!” Bapak : “Iya bu, bapak segera berangkat untuk membayar pbb” (Pembayaran Pajak, Female Radio) 33. Peristiwa tutur : Laki 1 :” palupi mengadakan bakti social operasi katarak gratis.” Laki 2 : “gratis!” Laki 1 :” operasi katarak ditangani oleh dokter senior spesialis mata dengan operasi tanpa jahitan langsung dipasang lensa. Operasi katarak ini dipersiapkan untuk 1500 penderita secara gratis.” Laki 2 :” gratis!” Laki 3 :” para peminat datang langsung di kodim magelang 15 dan 16 september untuk pendaftaran, operasi akan dilakukan di Rs magelang mulai 17 september didukung oleh mabes TNI, Kodam Diponegoro, New vision Singapura, dan help misi Amerika. Informasi hubungi 081375739040 ajak semua saudara dan teman penderita katarak jangan lewatkan kesempatan ini untuk 1500 penderita katarak. Gratis.” Laki 2 :” gratis!” (Operasi Katarak Gratis, Pop Fm) 34. Peristiwa tutur : penyiar 1 : “isi lagi dong” penyiar 2 : “stop narkoba jangan lakukan itu sudah banyak jiwa yang sekarat banyak korban yang tak tertolong jangan lakukan yang akan membuatmu menderita jangan coba-coba gunakan narkoba katakan tidak pada narkoba.” (Layanan Masyarakat Narkoba, MBS Fm) 35. Peristiwa tutur : Ibu 1 :”alhamdullah mbak bojoku sudah tidak suka jajan di luar lagi.” Ibu 2 :” maksudnya?” Ibu 1 :” sekarang lebih suka makan dirumah.” Ibu 2 :” rahasianya” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 Ibu 1 :” iki lho, beras merk Hotel beras organic yang bikin sehat lahir batin,” Ibu 2 :” beras merk Hotel?” Ibu 1 :” iyo beras merk Hotel solusi hidup sehat, ada banyak lho macamnya. Ibu 2 :” apa aja e?” Ibu 1 :”Ada hitam organic,pandan wangi organic, beras kepala super barguno, beras merah organic, beras sugar free alias bebas gula, dan beras susu. (Beras Merk “Hotel”, MBS Fm) 36. Peristiwa tutur : Wanita :” duaa, sarimi ayam kremes, pilih yang pasti aja. Mie goreng ayam kremes, sarimi, sarimi isi dua. Laki :” ini baru ayam kremes yang mantap, sarimi isi dua mie goreng ayam kremes, seabrek isinya, nyangkres kremesnya, super mantap rasanya.” Wanita :” sarimi ayam kremes, super nyangkres kremesnya, super mantep rasanya. Sarimi, sarimi isi dua. Biar gak kecewa, jangan asal pilih ayam kremes, pilih sarimi isi dua, mie goreng ayam kremes. Sarimi, sarimi isi dua, super nyangkres kremesnya, rasanya super mantap.” (Sarimi Isi 2, Radio Persatuan Bantul Fm) 37. Ibu Peristiwa tutur : :” wah, dari ale-ale?” Laki :” baru-baru ale-ale ada yang baru?” Warga :” hah, ale-ale ada yang baru?” Laki 1 :” siapkan dirimu untuk kesegaran ale-ale markisa yang baru, dengerin yuk apa kata kotak tentang ale-ale markisa baru.” Perempuan 1 :” gue tantri, ini baru markisa, ale-ale markisa, manis markisanya boom. Gue langsung suka dari sruputan pertama. Perempuan 2 :”Ini favorit kikan, manisnya campur seger penuh kejutan. Kalau elo sel? Laki 2 :” segernya gak habis-habis ngehitz abis.” Laki 1 :” nikmati ale-ale markisa baru yang makin seru, rasa buah favorit Indonesia meriah manisnya pecah serunya. Yang dari ale-ale emank selalu tak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 terkalahan, ale-ale markisa makin ahhhh, cobain serunya ale-ale markisa baru!” (Ale-Ale Markisa, GCD Fm) 38. Peristiwa tutur : Perempuan :” ada apa?” Laki :”pinjem duit donk?” Perempuan :” buat apa, bukanya kemarin udah dipinjemin ya?” laki :” buat ambil loundryan ni.” Perempuan :”aduh pak Hami, nih ya saya kasih tau ya mending pak hami dengerin JIz Fm deh, terus ikutan WOODS bagi-bagi hadiah!” Perempuan :” jadi jangan lupa ya Pak?” Laki :” lupa, lupa apaan ni bu?” Perempuan :” ya, jangan lupa kirim sebanyak-banyaknya biar peluang menangnya lebih banyak.” Laki :” wah,,okay deh bu!” (Undian Permen Woods,JIZ Fm) 39. Peristiwa tutur : Perempuan 1 :” ada yang bisa di bantu?” Perempuan 2 :” ah itu yang diposter program apa ya,?” Perempuan 1 :” oh, itu program kemilau emas pegadian 2016 ibu, tahun ini hadiahnya tambah besar lho. Paket emas dan paket umroh,ada hadiah mobilnya juga bu.” (Pegadaian Emas, Vedac Fm) 40. Anak Peristiwa tutur : :” bapak mau kemana? pak, mau tak boncengin naik mobil po?” Bapak :”mau becak aja kok, mau beli pake apa?” Anak :” bli pakai poin lah!” Bapak :”beli tu pakai duit, jualan online mu omsetnya puluhan juta po?” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 Anak :”wee.. bapak ikut yok, aku mau buka rekening baru diBCA, bisa tahapan, tahapan gold, atau TAPRESS nanti dapet 5 point terus bisa dapet tambahan point 10 kalau buka tahapan berjangka, kalau transaksi via E_banking bisa pembayaran dan pembelian seperti bayar listrik, beli pulsa bisa dapet tambahan point 2, makin sering pak, makin banyak pointku.” Bapak :” bisa buat bayar listrik, bayar-bayar via E-banking BCA dapet point juga?” Anak :” iya, nanti pointnya dihitung sama system sampai akhir periode program saldo rata-rata minimal 500.000 ya pak. Ini berlaku di Jogja dan Solo hadiahnya ada TV LED Samsung 8 inci, granpricenya Toyota Avanza veles .” Bapak :”sampai kapan nduk?” Anak :”4 bulan aja Pak, dari Agustus- November 2016 www.BCA.co.id atau telfon hallo BCA 1500888.” Bapak :” yoh ke BCA!” Anak :” lhoh pak, mobil sapa itu kok medok banget?” Bapak :” bapak lah!” infonya klik di (Point Tabungan BCA, Geronimo Fm) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 Biodata Penulis Elisabet Arie Wijayanti lahir di Sleman, Yogyakarta, tanggal 17 Januari 1992. Ia menyelesaikan pendidikan tingkat sekolah dasar di SD Karitas Nandan Yogyakarta, pada tahun 2004. Kemudian ia melanjutkan studinya di SMP Aloysius Denggung dan tamat pada tahun 2007. Pendidikan sekolah menengah atas ditempuhnya di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, yang selesai pada tahun 2010. Setelah ia menyelesaikan sekolah menengah atas, ia melanjutkan studi S1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Masa pendidikan S1tersebut berakhir pada tahun 2017 dengan menyelesikan skripsi Tindak Tutur Pada Iklan Radio Di Yogyakarta.