tindak tutur pada iklan radio di yogyakarta skripsi

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
`TINDAK
TUTUR PADA IKLAN RADIO DI YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh :
Elisabet Arie Wijayanti
NIM : 101224037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria,
orang tua, Bapak Antonius Kiswanto dan Ibu Victoria Prastiwi ,
dan anakku tersayang.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTO
Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan,
bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
(Luk 18:1)
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan
menerimanya.
(Mat 21:22)
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
(Flp 4:13)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,08 Agustus 2017
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Elisabet Arie Wijayanti
NIM
: 101224037
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang berjudul:
TINDAK TUTUR PADA IKLAN RADIO DI YOGYAKARTA
Dengan demikian, saya memberikan hak kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, dan
mempublikasikannya melalui internet maupun media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 08 Agustus 2017
Yang menyatakan,
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus karena
melalui berkat dan penyertaan-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Penulisan skripsi
ini bertujuan memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak skripsi ini tidak
dapat segera selesai. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan dan motivasi selama proses
penyelesaian skripsi ini kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Ibu Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum selaku Ketua Program Studi PBSI
beserta seluruh dosen PBSI yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Pranowo, M.Pd
selaku dosen pembimbing yang selalu
ramah selama penyusunan skripsi.
4. Bapak Robertus Marsidiq selaku Staf administrasi Program Studi PBSI USD
yang telah banyak membantu menyelesaikan keperluan administrasi selama
perkuliahan hingga penyelesaian skripsi.
5. Segenap dosen PBSI yang telah membagikan ilmu dan pengalaman selama
penulis menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.
6. Yang utama, kedua orang tuaku, Bapak Antonius Kiswanto dan Ibu Victoria
Prastiwi.
7. Sahabatku Theresia Ika Bonieta yang telah mendukung penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
8. Semua pihak yang telah membantu dan tidak saya sebutkan satu persatu pada
kesempatan ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena,
itu diharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi.
Yogyakarta, 28 Juli 2017
Elisabet Arie Wijayanti
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
Wijayanti, Elisabet Arie. 2017. “Tindak Tutur Pada Iklan Radio Di Yogyakarta.
Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, FKIP
Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi, ciri, dan efek
komunikasi yang terdapat pada tuturan iklan radio. Hal yang melatar belakangi
penelitian ini adalah adanya keinginan peneliti untuk mengungkapkan maksudmaksud tersirat dalam sebuah percakapan,khususnya percakapan antara penutur
dalam iklan radio. Sumber data penelitian ini dari iklan setiap stasiun radio di
Yogyakarta. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif.
Data penelitian ini dikumpulkan berdasarkan hasil penyimakan pada media
radio yang dilakukan oleh peneliti. Data yang diteliti dalam penelitian ini adalah
tuturan-tuturan lisan yang telah ditranskrip dalam bentuk tulisan. Data tersebut secara
berturut-turut diidentifikasi, diklasifikasi, dan dideskripsikan berdasarkan teori
pragmatik. Hasil dari penelitian ini , ialah (1) terdapat lima bentuk tuturan yang
digunakan dalam iklan, yaitu deklaratif, interogatif, imperatif, eksklamasi, dan
empatik; (2) ciri dari kebahasaan pragmatik; (3) fungsi komunikatif percakapan yang
terdapat dalam iklan radio adalah untuk mengajak dan menyuruh pendengar supaya
membeli dan mengkonsumsi produk iklan. Fungsi tindak tutur dalam penelitian ini
terdapat pada bentuk kalimat asertif, direktif, ekspresif, dan komisif.
Penelitian ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Hasil penelitian ini
adalah (1) penggunakan bentuk deklaratif tidak langsung ini merupakan bentuk
tindak tutur yang dominan dalam varian iklan yang diteliti; (2) ciri pragmatik yang
digunakan secara umum adalah tuturan persuasif, sedangkan pada iklan layanan
masyarakat tuturan yang digunakan adalah bahasa slogan; (3) penggunaan fungsi
tindak tutur komisif selalu berhubungan dengan bentuk tuturan deklaratif tak
langsung. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model
untuk mengoptimalkan pemakaian bahasa oleh pengiklan untuk menarik minat
konsumen. Bagi masyarakat secara umum, penelitian ini dapat dijadikan salah satu
pedoman untuk menangkap maksud-maksud tuturan percakapan pada sebuah iklan.
Selain itu penelitian ini menjadi salah satu sumber referensi baru bagi peneliti lain
yang akan melakukan penelitian sejenis dengan menggunakan dasar-dasar pragmatik.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
Wijayanti, Elisabet Arie. 2017. “Speech Acts On Radio Advertising In
Yogyakarta.Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language Education and
Literature Study Program, Faculty of Teacher Training and Education,
Sanata Dharma University.
This research was aimed to describe forms, functions, characteristics, and
communicative effects of spoken radio advertisements. The researcher based this
research on expressing the implicit meaning of spoken radio advertisements. The
data of this research were taken from some spoken radio advertisements in
Yogyakarta. This research was classified as qualitative research.
The data of this study were collected based on the results of the observation
on the radio media conducted by the researchers. The data studied in this research are
spoken words that have been transcribed in written form. The data are consecutively
identified, classified, and described based on pragmatic theory. The results of this
study are (1) there are five forms of speech used in advertising, namely declarative,
interrogative, imperative, exclamation, and empathic; (2) the characteristic of
pragmatic language; (3) the communicative function of the conversations contained
in radio advertisements is to invite and instruct listeners to buy and consume
advertising products. The function of speech acts in this research is in assertive,
directive, expressive, and commissive phrases.
This research provides benefits for various parties. The results of this study are (1)
the use of this indirect declarative form is the dominant form of speech acts in the ad
variant studied; (2) the commonly used pragmatic feature is persuasive speech,
whereas in public service announcements the slogan language is used; (3) the use of
commissive speech acts is always associated with an indirect form of declarative
speech. The results of this study can be used as an alternative model to optimize the
use of language by advertisers to attract consumer interest. For the public in general,
this research can be one of the guidelines to capture the intentions of speech
conversation in an advertisement. In addition, this study became one of the new
reference sources for other researchers who will conduct similar research using
pragmatic basics.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... ......... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................ii
HALAMAN SUSUNAN PANITIA PENGUJI .......................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................iv
HALAMAN MOTO....................................................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..............................................vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...............................................vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................viii
ABSTRAK..................................................................................................................ix
ABSTRACT..................................................................................................................x
DAFTAR ISI .............................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 7
1.5 Batasan Istilah ...................................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................... 9
2.1 Penelitian Relevan ................................................................................................ 9
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2.2 Teori Pragmatik ...................................................................................................10
2.3 Bentuk dan Wujud Iklan ..................................................................................... 13
2.3.1 Bentuk Tururan Iklan ........................................................................... 13
2.3.2 Wujud Iklan.......................................................................................... 14
2.3.3 Ciri-ciri Pragmatik dalam Tuturan Teks Iklan .................................... 16
2.3.4 Fungsi Tindak Tutur............................................................................. 17
2.3.5 Teori Tindak Tutur .............................................................................. 20
2.3.6 Aspek-aspek Tindak Tutur ................................................................... 22
2.3.7 Pengertian Iklan ................................................................................... 24
2.4. Kerangka Berfikir .............................................................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 29
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................................... 30
3.2 Sumber Data ........................................................................................................ 31
3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 32
3.4 Teknik Analisis Data ......................................................................................... . 32
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN........................................................... 34
4.1 Deskripsi Data ..................................................................................................... 34
4.2 Analisis Data ....................................................................................................... 34
4.2.1. Wujud dan Bentuk Tuturan ..............................................................................35
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
4.2.1.1 Bentuk dan Wujud Tuturan Deklaratif.............................................. 35
4.2.1.2 Bentuk dan Wujud Tuturan Intrerogatif .......................................... 39
4.2.1.3 Bentuk dan Wujud Tuturan Imperatif............................................... 46
4.2.1.4 Bentuk dan Wujud Iklan Empatik .....................................................52
4.2.1.5 Bentuk dan Wujud Iklan Eksklamasi ................................................55
4.2.2. Ciri Kebahasan Iklan ......................................................................................58
4.2.3. Fungsi Tindak Tutur ........................................................................................61
4.2.3.1 Fungsi Tuturan Asertif ......................................................................62
4.2.3.2 Fungsi Tuturan Direktif .................................................................... 63
4.2.3.3 Fungsi Tututran Ekspresif .................................................................65
4.2.3.4 Fungsi Tuturan Komisif ................................................................... 66
4.3 Pembahasan .........................................................................................................70
4.3.1 Wujud dan Bentuk Tuturan ..............................................................................70
4.3.2 Ciri Kebahasan Iklan .........................................................................................71
4.3.3 Fungsi Tindak Tutur .........................................................................................72
BAB V PENUTUP
............................................................................................... 74
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 74
5.2 Saran .................................................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................76
LAMPIRAN NASKAH IKLAN .............................................................................78
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa dan manusia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, dalam
arti keduanya berhubungan erat. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling
penting bagi manusia karena dengan bahasa manusia dapat mengekspresikan apa
yang ada dalam pikiran atau gagasannya. Agar komunikasi dapat berlangsung
dengan baik, manusia harus menguasai keterampilan berbahasa. Tarigan (1986 : 2)
menyatakan bahwa keterampilan berbahasa meliputi empat macam, yaitu
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan
bahasa mempunyai hubungan yang erat dan konsep berpikir yang mendasari bahasa.
Bahasa seseorang mencerminkan pikiran, semakin terampil seseorang berbahasa
semakin cerah dan jelas pula pikirannya.
Kridalaksana (1984 : 28) berpendapat bahwa bahasa adalah sistem lambang
arbiter yang digunakan untuk bekerja sama, berinteraksi, atau mengidentifikasikan
diri. Meningkatkan bahasa sebagai lambang makna dalam bahasa lisan lambang itu
diwujudkan dalam bentuk tindak ujar dan dalam bahasa tulis wujud simbol tulisan
dan keduanya memiliki tempat masing – masing. Baik bahasa lisan maupun tulisan
digunakan manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi secara langsung, misalnya
ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Sedang yang melalui media, contoh iklan di
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
televisi, siaran di radio, penulisan opini atau artikel di majalah, surat kabar, dan lain
– lain.
Bahasa lisan dan tertulis dapat diungkapkan atau diwujudkan dengan
menggunakan berbagai sarana, sarana yang digunakan untuk merealisasikan tuturan
tersebut dapat diungkapkan melalui media massa, yakni melalui media elektronik
maupun media cetak. Media massa sebagai sarana komunikasi tidak hanya berarti
pemberitahuan, namun
berarti
pula pengumuman, penerangan,
penjelasan,
penyuluhan, perintah, intruksi, nasehat, ajakan, rayuan, dan sebagainya (Effendi,
1986:61).
Media elektronik adalah media massa yang digunakan dalam komunikasi
secara lisan. Media elektronik dapat berupa radio, televisi, telephon dan sebagainya.
Media elektronik seperti radio dan televisi memiliki sifat begitu terdengar dan
terlihat hilang tidak membekas. Oleh sebab itu, alat komunikasi bahasa tutur yang
digunakan harus membekas pada ingatan, menarik, dan tidak mudah hilang dari
pendengar dan penyimak.
Peran media massa tidak lepas dari komunikasi, komunikasi mempunyai
fungsi yang bersifat purposif, mengandung maksud dan tujuan tertentu, dan
dirancang untuk menghasilkan efek, pengaruh, atau akibat pada lingkungan para
penyimakdan para pembicara (Tarigan, 1990:140). Komunikasi sebagai alat
publikasi tidak bisa lepas dari pengaruh ajaran bahas. Di dalam komunikasi yang
wajar dapat diasumsi bahwa seorang penutur mengartikulasi tuturan dengan maksud
untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada mitra tuturnya. Tujuan terjalinnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
komunikasi agar mitra tutur dapat memahami apa yang dikomunikasikan tersebut.
Penutur harus berusaha agar tuturanya selalu relevan dengan konteks, jelas dan
mudah di pahami, padat dan ringkas, dan selalu pada persoalan, sehingga tidak
menghabiskan waktu layan bicaranya. Tuturan harus mudah dupahamidan diingat
oleh mitra tutur.
Pada bahasa iklan, para produsen bebas menggunakan bahasa sesuka mereka
untuk menarik pemirsa atau pembaca agar produk yang diiklankan itu laku. Dengan
kejadian itu mungkin saja akan efek bahasa iklan yang digunakan oleh produsen
untuk memasarkan dagangannya yang memiliki daya pengaruh berbeda dengan
manusia yang satu dengan manusia yang lainnya, bahasa yang terdapat pada iklan
dapat mengandung tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Hal ini dapat terjadi
karena di dalam mengatakan suatu kalimat, seorang tidak semata-mata mengatakan
sesuatu dengan kalimat itu, akan tetapi di dalam pengucapan kalimat juga
menindakan sesuatu (Purwo, 1990;19).
Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi antara produsen dan
konsumen. Tujuan sebuah iklan adalah untuk memperkenalkan dan menawarkan
produk. Pada umumnya iklan dirancang sedemikian rupa untuk menarik perhatian
konsumen agar membeli atau menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan. Untuk
itu, peran bahasa sangatlah penting. Dengan bahasa yang menarik, indah dan sesuai
dengan sasaran yang hendak dicapai akan lebih mudah dimengerti. Bahasa di dalam
iklan radio dan televisi selama ini yang disiarkan dan sitayangkan tidak bisa lepas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dari tindak tutur atau tindak ujar sebagai alatnya. Hal ini berpengaruh terhadap
keragaman jenis tuturan yang digunakan.
Kajian dalam pragmatik ini di fokuskan pada wacana iklan berbahasa
Indonesia di radio. Iklan berbahsa Indonesia di radio sangat efektif karena mudah
dijangkau dan didengar oleh konsumen di mana saja dan kapan saja. Oleh sebab itu
bentuk tuturan dalam iklan yang disiarkan di radio harus mampuh menarik perhatian
pendengar dan dapat menimbulkan kesan yang tidak mudah hilang dari ingatan
pendengar selaku konsumen.
Iklan dalam penelitian ini adalah pesan-pesan penawaran produk barang atau
jasa dari produk yang ditunjukan kepada masyarakt atau konsumen melalui media
tertentu. Media yang digunakan dalm penelitian ini adalah radio. Khususnya iklan
yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia.
Iklan yang disiarkan melalui media menurut segi komursialnya dapat
digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu; (1) iklan pemberitahuan tentang
lowongan pekerjaan, penerimaan siswa baru, tender dan (2) iklan perniaga yang
menawarkan barang dagangan dan jasa (Arifin, 1992;15). Pada penelitian ini akan
dibahas iklan perniaga dan iklan layanan masyarakat.
Bahasa yang digunakan dalam naskah iklan radio dibuat menarik agar
menimbulkan daya pengaruh bagi pendengar. Kesan itulah yang membuat peneliti
tertarik untuk mengkaji pemakaian bahasa pada iklan radio dengan judul “Tindak
Tutur Lokusi pada Iklan Radio: Suatu Kajian Secara Pragmatik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Adapun radio di Yogyakarta yang akan dijadikan objek penelitian iklan
tersebut merupakan radio swasta terbaik, jangkauannya luas, pendengarnya pun
cukup banyak sehingga mengundang minat banyak pemasang iklan dalam rangka
mengenalkan produk – produknya. Apabila dengan banyaknya pemasangan iklan di
radio, peneliti mempunyai banyak pilihan iklan – iklan yang dapat dijadikan sebagai
bahan penelitian.
Berikut ini contoh kutipan iklan perniaga yang menawarkan barang dagangan
yang terdapat di Radio yang menggunakan tindak tutur berbahasa Indonesia, yang
berfungsi persuasive dengan produk atau jasa yang ditawarkan.
Iklan Fatigon
Konteks
Karyawati
Karyawan
: (dua orang karyawan kantor yang sedang duduk bersebelahan
di dalam kantor)
: sorry, kemarin aku sibuk, kerjaan menumpuk, badan capek,
pegal-pegal,otot kaku-kaku.”
: minum fatigon pagi dan sore biar kerjaan tuntas, bangun
tidur badan enak.”
Tuturan yang diucapkan oleh seorang karyawan yang dianjurkan kepada
karyawati yang terlambat kekantor adalah tuturan “minum fatigon pagi dan sore.”
Seorang karyawan menganjurkan karyawati untuk mengkonsumsi fatigon untuk
memulihkan stamina yang hilang dan badan terasa bugar kembali. Ciri konteks yang
melekat pada tuturan tersebut disampaikan dengan nada rendah dan tekanan jatuh
pada kata minum. Bagi karyawati, tuturan tersebut memberi efek pada dirinya untuk
mengkonsumsi fatigon seperti yang dianjurkan kartawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Berdasarkan uraian di muka, penelitian terhadap wacana iklan berbahasa
Indonesia
dilakukan
untuk
membahas
penggunaan
tindak
tutur
dengan
mengidentifikasi tindak tutur yang digunakan dalam wacana media Radio.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian dalam latar belakang masalah, dapatlah dirumuskan masalah penelitian
yaitu :
1. Bagaimanakah wujud dan bentuk-bentuk tuturan yang digunakan dalam iklan
radio?
2. Ciri-ciri kebahasaan seperti apakah yang digunakan dalam iklan radio?
3. Bagaimana fungsi tindak tutur yang digunakan dalam iklan radio?
1.3. Tujuan
Sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, peneliti
ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan wujud dan bentuk-bentuk tuturan yang digunakan dalam
iklan radio.
2. Mendeskripsikan ciri-ciri bentuk tuturan yang digunakan dalam iklan
radio
3. Mendeskripsikan fungsi tindak tutur yang digunakan dalam iklan radio.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk kepentingan perkembangan ilmu bahasa
khususnya ilmu pragmatik.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para pengguna bahasa,
khususnya para penulis iklan radio dalam mengoptimalkan pemakaian bahasa.
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya referensi tentang telaah
linguistik. Penelitian ini dapat mengetahui penerapan aspek-aspek pragmatik
serta pemanfaatan bahasa yang digunakan oleh pengiklan untuk menarik minat
konsumen agar tertarik dengan produk yang ditawarkan.
1.5. Batasan Istilah
1. Tindak tutur
Secara bahasa, tindak tutur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:
1058) berarti langkah atau perbuatan, tindak tutur pula dapat diartikan ucapan, kata,
perkataan. Dari dua pengertian tersebut tindak tutur dapat diartikan sebagai
perbuatan memproduksi tuturan atau ucapan. Oleh Tarigan (1986 : 36) dijelaskan
bahwa tindak tutur atau tuturan yang dihasilkan oleh manusia dapat berupa ucapan.
Ucapan dianggap sebagai sesuatu bentuk kegiatan atau tindak ujar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Wacana
Menurut Rustono (1999: 53), wacana adalah satuan kebahasaan yang
unsurnya terlengkap yang tersusun dari kalimat atau kalimat-kalimat, baik lisan
maupun tertulis, yang berbentuk suatu pengertian yang serasi dan terpadu, baik
dalam pengertian maupun dalam manifestasi fonestisme.
3. Iklan
Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi
seorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu produk atau jasa, untuk
mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan publik untuk berpikir atau
betindak sesuai dengan keinginan sepasang iklan (Pattic, 1993).
4. Radio
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara
modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini
melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa
yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut
(seperti molekul udara).
5.Pragmatik
Pragmatik adalah pemahaman fungsi bahasa dengan mengkaitkan bahasa
pada konteksnya. Tarigan (1986: 34) menjelaskan mengenai pengertian pragmatik,
yaitu telaah umum mengenai bagaimana caranya konteks mempengaruhi cara
menafsirkan kalimat. Telaah mengenai bagaimana cara melakukan sesuatu dengan
memanfaatkan kalimat-kalimat adalah telaah mengenai tindak ujar (speech acts)
yang harus menyadari benar-benar betapa pentingnya konteks ucapan/ungkapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian yang Relevan
Penelitian ini relevan dengan beberapa penelitian yang pernah ada. Pertama,
skripsi yang berjudul “Analisis Tindak Tutur Ilokusi dalam Iklan Radio di Jember”
oleh Didik Mulyanto tahun 2012. Didik (2012) meneliti tindak tutur ilokusi yang
terdapat dalam iklan radio di Jember. Penelitian ini memiliki persamaan dengan
penelitian yang penulis rancang, yaitu sama-sama meneliti tindak tutur iklan.
Bedanya, Didik meneliti tindak tutur iklan secara keseluruhan, sedangkan yang
penulis teliti lebih spesifik lagi yaitu bentuk, ciri, fungsi dan efek yang terjadi pada
iklan. Sumber data penelitian sama, Didik meneliti iklan di radio, sedangkan penulis
juga meneliti iklan di radio. Subjek dan objek penelitian ini berbeda dengan yang
diteliti penulis. Objek penelitian yang akan penulis teliti adalah bentuk tuturan, ciri
tuturan, fungsi, dan efek komunikatif yang terjadi pada iklan. Teori yang digunakan
oleh penulis juga berbeda. Penulis menggunakan teori dari Rahardi dalam bukunya
yang berjududl pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Kedua, skripsi berjudul “Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif pada Rubrik Kriing
Solopos (Sebuah Tinjauan Pragmatik)” oleh Jamilatun tahun 2011. Jamilatun (2011)
meneliti tindak tutur direktif dan ekspresif. Penelitian ini khusus mengaji tindak tutur
direktif dan ekspresif pada rubrik Kriing Solopos. Meski sama-sama meneliti tindak
tutur, penelitian ini tentu memiliki banyak perbedaan dari penelitian yang penulis
rancang, baik perbedaan dari sumber data, subjek, maupun objek penelitian.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Penelitian Jamilatun mengenai tindak tutur direktif sedangkan penulis meneliti lebih
terperinci mengenai bentuk tuturan yang terjadi pada iklan. Teori yang digunakan
hampir sama yaitu menggunakan teori dari Kunjana, R dalam bukunya Pragmatik:
Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Ketiga, skripsi berjudul “Tindak Tutur dalam Iklan di Radio 105,8 Delta FM
Medan” oleh Rina Deslilah Tampubalon tahun 2013. Rina (2013) meneliti jenis
tindak tutur (lokusi, ilokusi, dan perlokusi) dan tindak tutur representatif, direktif,
ekspresif, ekspresif. Objek penelitian ini memiliki persamaan dengan yang penulis
teliti yaitu meneliti fungsi tindak tutur (representatif, komisif, direktif, ekspresif,
direksi). Bedanya, selain fungsi tindak tutur, Rina juga meneliti jenis tindak tutur,
sedangkan penelitian yang penulis rancang adalah penelitian mengenai fungsi,ciri,
efek dan bentuk tindak tutur. Jadi, terdapat perbedaan objek penelitian yang
dilakukan oleh Rina dengan objek penelitian yang penulis rancang. Perbedaan juga
terletak pada sumber data dan subjek penelitian.
2.2 Teori Pragmatik
Menurt Ihsan (2011: 21), menjelaskan bahwa pragmatik adalah ilmu yang
mempelajari tentang penggunaan bahasa pada situasi dan konteks yang sebenarnya
apa adanya. Bahasa dilihat dari segi fungsinya sesuai dengan konteks pada saat
diucapkan dan tidak hanya dari segi bentuk kata dan tata bahasanya. Tarigan (1986:
34) menjelaskan mengenai pengertian pragmatik, yaitu telaah umum mengenai
bagaimana caranya konteks mempengaruhi cara menafsirkan kalimat. Telaah
mengenai bagaimana cara melakukan sesuatu dengan memanfaatkan kalimat-kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
adalah telaah mengenai tindak ujar (speech acts) yang harus menyadari benar-benar
betapa pentingnya konteks ucapan/ungkapan. Wijana (1996: 1) menyatakan bahwa
pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara
eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi.
Pragmatik mempelajari makna secara eksternal. Makna yang dikaji oleh pragmatik
adalah makna yang terikat konteks.
Hubungan bahasa dan konteks itu dijelaskan pula oleh Levinson (melalui
Nababan, 1987: 2) yang mendefinisikan pragmatik sebagai kajian dari hubungan
bahasa
dan
konteks
yang
mendasari
penjelasan
pengertian
bahasa.
“Pengertian/pemahaman bahasa” yang dimaksudkan tersebut adalah menunjuk
kepada fakta bahwa untuk mengerti sesuatu ungkapan/ujaran bahasa diperlukan juga
pengertian di luar makna kata dan hubungan tata bahasanya, yakni hubungannya
dengan konteks pemakaiannya. Levinson juga mendefinisikan pragmatik sebagai
kajian tentang kemampuan pemakai bahasa mengaitkan kalimat-kalimat dengan
konteks-konteks yang sesuai bagi kalimat-kalimat itu.
Pragmatik dipengaruhi oleh situasi ujar yang melingkupi tuturan tersebut.
Aspek-aspek situasi ujar menurut Leech (1993: 19),
a. Yang menyapa (penyapa) atau yang disapa (pesapa)
Untuk membedakan antara fenomena pragmatis dan fenomena semantis
adalah adanya penyapa dan pesapa. Secara umum, penyapa sering disebut dengan
penutur dan pesapa disebut dengan petutur atau lawan tutur. Dalam fenomena
pragmatis harus ada penutur, yaitu orang orang yang memberikan tuturan dan
petutur atau lawan tutur adalah orang yang menjadi sasaran pesan si penutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Konteks sebuah tuturan
Konteks diartikan sebagai aspek-aspek yang berhubungan dengan
lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan. Akan tetapi, Leech mengartikan
konteks sebagai suatu pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh
penutur dan petutur yang membantu petutur menafsirkan makna tuturan.
c. Tujuan sebuah tuturan
Leech berpendapat bahwa sering sekali lebih berguna untuk memakai
istilah tujuan atau fungsi daripada makna yang dimaksud atau maksud penutur
mengucapkan sesuatu. Di dalam pragmatik berbicara merupakan aktivitas yang
berorientasi pada tujuan (goal oriented activities).
d. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau kegiatan: tindak ujar
Tata bahasa berurusan dengan maujud-maujud statis yang abstrak, seperti
kalimat (dalam sintaksis) dan proposisi (dalam semantik) sedangkan pragmatik
berurusan dengan tindak-tindak atau performansi-performansi verbal yang terjadi
dalam situasi dan waktu tertentu. Dengan demikian pragmatik menangani bahasa
pada tingkatan yang lebih konkret daripada tata bahasa.
e. Tuturan sebagai produk tindak verbal
Selain sebagai tindak ujar atau tindak verbal itu sendiri, dalam pragmatik
kata „tuturan‟ dapat digunakan dalam arti yang lain, yaitu sebagai produk suatu
tindak verbal (bukan tindak verbal itu sendiri). Sebagai contoh kalimat
“Rambutmu wis dawa.” Dapat ditafsirkan sebagai pernyataan atau perintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.3 Bentuk Tuturan dan Wujud Iklan
2.3.1
Bentuk- Bentuk Tuturan
Kunjana. R, dalam bukunya yang berjudul Pragmatik : Kesantunan Imperatif
Bahasa Indonesia mengisyaratkan bahwa strategi penyampaian pembedaan kalimat
berdasarkan bentuk dan nilai komunikatifnya. Bentuk tuturan tersebut dapat
diwujudkan dengan tuturan bermodus deklaratif, interogatif, imperatif, eksklamatif,
dan empatik. Bentuk tuturan dapat dibedakan menjadi 5 yaitu berita (deklaratif),
tanya (interogatif), perintah (imperatif), eksklamatif, dan empatik.
1) Berita (Deklaratif)
Kalimat
deklaratif
dalam
Bahasa
Indonesia
mengandung
maksud
memberitahukan sesuatu kepada si mitra tutur. Sesuatu yang diberitakan kepada
mitra tutur itu lazimnya, merupakan pengungkapan suatu peristiwa atau suatu
kejadian. Kalimat deklaratif dalam bahasa Indonesia dapat merupakan tuturan
langsung dan dapat pula merupakan tuturan tidak langsung.
2) Tanya (Interogatif)
Kalimat interogatif dalah kalimat yang mengandung maksud menanyakan
sesuatu kepada mitra tutur. Dengan kata lain, apabila seorang penututr bermaksud
mengetahui jawaban terhadap sesuatu hal atau suatu keadaan, penutur akan bertutur
dengan menggunakan kalimat interogatif kepada si mitra tutur. Berdasarkan
fungsinya, kalimat tanya berfungsi untuk menanyakan.
3)
Perintah (Imperatif)
Kalimat imperatif adalah kalimat yang mengandung maksud memerintah atau
meminta agar si mitra tutur melakukan suatu sebagaimana diinginkan si penututr.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia dapat berkisar antara suruhan yang sangat
keras atau kasar sampai dengan permohonan yang sangat halus dan santun.
Berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat ini mengharapkan tanggapan
yang berupa tindakan dari lawan bicara. Kalimat imperatif bahasa Indonesia dapat
diklasifikasikan secara formal menjadi lima macam, yakni (1) kalimat imperatif
biasa, (2) imperatif permintaan, (3) imperatif pemberian izin (4) imperatif ajakan,
dan (5) imperatif suruhan.
4) Rasa Kagum (Eksklamasi)
Kalimat eksklamasi adalah kalimat yang dimaksudkan untuk menyatakan
rasa kagum. Karena kalimat eksklamatif menggambarkan suatu keadaan yang
mengundang kekaguman, biasanya, kalimatnya ini disusun dari kalimat deklaratif
yang berpredikat ajektiva.
5) Penekanan Khusus (Empatik)
Kalimat empatik adalah kalimat yang didalamnya terkandung maksud
memberikan penekanan khusus. Dalam bahasa Indonesia penekanan khusus itu
biasanya dikenakan pada bagian subjek kalimat.
2.3.2
Wujud Iklan
Hasil penelitian ini mencakup bentuk tindak tutur iklan, sebagai contoh yang
merupakan wujud tuturan iklan pada bentutuk tuturan deklaratif dan mempunyai
fungsi tuturan komisif adalah iklan Pond’s yaitu sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Data Iklan Pond’s Age Miracle
A: Buat ulang tahunmu yang ke 31 ( memberikan boneka).
B: Udah enggak kali.
A: Tapi kamu masih pakai pelembab biasa kan?
B: Kan biar tetap cerah.
A: Usia 30 butuh lebih dari sekadar pelembab biasa
N: Sekarang kusam, nanti bisa menjadi hitam dan kerutan. Ganti pelembab biasamu
ke Pond’s Age Miracle. Untuk tampak hingga 10 tahun lebih muda. Pond’s Age
Miracle
TA: Wajah tampak hingga 10 tahun lebih muda
(A= Artis 1, B= Artis 2, N= Narator)
Konteks: Percakapan antara dua orang perempuan tentang kosmetik yang seharusnya
dipakai saat usia memasuki umur 30an tahun. A menegur B yang masih memakai
pelembab biasa di umurnya yang ke 31. A menyarankan B untuk memakai Pond’s
Age Miracle untuk mencegah kerutan dan membuat wajah tampak hingga 10 tahun
lebih muda.
Dalam wacana di atas ini sesuai dengan pernyataan bahwa bentuk tindak
tutur adalah deklaratif tidak langsung. Iklan di atas bermaksud meminta pendengar
untuk menggunakan Pond’s Age Miracle. Sesuai dengan maksudnya, tindak tutur
yang dinyatakan di atas disebut tindak tutur meminta. Tindak tutur tersebut
diwujudkan dengan tuturan bermodus deklaratif. Karena diwujudkan dengan tuturan
bermodus deklaratif, bentuk tindak tutur meminta tersebut berupa tuturan bermodus
deklaratif. Iklan di atas seharusnya digunakan untuk memberitahukan, tetapi
digunakan untuk memerintah secara halus. Dapat dikatakan bahwa iklan di atas
digunakan dalam makna tidak sebenarnya (makna tidak literal), sehingga bentuk
tindak tutur tersebut adalah deklaratif tidak langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Fungsi tindak tutur di atas adalah komisif. Dalam konteks pertuturan di atas,
dapat ditafsirkan bahwa tuturan di atas berfungsi, bermaksud, atau bertujuan untuk
mengusulkan produk Pond’s Age Miracle kepada pendengar iklan. Jadi, secara
singkat dapat dikatakan bahwa fungsi tindak tutur tersebut adalah untuk
mengusulkan. Selanjutnya, karena berfungsi untuk mengusulkan, tindak tutur
tersebut dapat disebut tindak tutur mengusulkan atau menawarkan. Dengan kata lain,
berdasarkan fungsinya, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur mengusulkan
atau menawarkan. Tindak tutur yang mendorong penutur melakukan sesuatu seperti
halnya mengusulkan tergolong tindak tutur komisif.
2.3.3
Ciri-ciri Pragmatik dalam Tuturan Teks Iklan
Ciri –ciri dari teks iklan ditinjau segi pragmatik, yaitu sebagai berikut:
1. Kalimat yang digunakan berupa kalimat slogan. Kalimat slogan dalam teks
iklan menjadi bagian yang penting, sebab pembaca akan mudah mengingat slogan
tersebut dan menjadi tertarik. Slogan sama halnya dengan motto, yang dapat dengan
mudahnya melekat pada pikiran seseorang. Slogan dapat pula diartikan sebagai
semboyan mengenai produk, baik jasa maupun barang yang ditawarkan. Slogan
terdiri dari berbagai jenis, yang bergantung pada produk yang ditawarkan produsen.
2. Kalimat dalam teks iklan bersifat membujuk atau dinamakan dengan
persuasif.
Selain penggunaan slogan, kalimat yang digunakan dalam teks iklan merupakan
kalimat yang bersifat persuasif. Tujuannya untuk membujuk atau mengajak pembaca
agar tertarik. Ketertarikan dari pembaca akan mendorong mereka untuk membeli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
produk, baik barang atau jasa tersebut. Kalimat persuasif yang bisa dituliskan dalam
teks iklan, dibuat seunik mungkin. Penjelasan di atas menujukkan bahwa kalimat
slogan dan kalimat persuasif menjadi ciri-ciri kebahasaan yang penting dalam suatu
teks iklan. Pembaca akan menjadi tertarik dan penasaran terhadap barang maupun
jasa yang ditawarkan.
2.3.4
Fungsi Komunikatif Iklan
Setiap bentuk tuturan pada iklan memiliki makna dan fungsi berbagai macam,
untuk itu dari penjelasan yang diperoleh melalui makna dan fungsi iklan maka
terdapat juga efek komunikasi yang terjadi secara tidak langsung terhadap setiap
iklan yang ada. Searle (1983) menggolongkan tindak tutur ilokusi dalam aktivitas
bertutur itu kedalam lima macam bentuk tuturan yang masing-masing memiliki
fungsi komunikatifnya sendiri-sendiri. Kelima macam bentuk tuturan yang
menunjukkan fungsi-fungsi komunikatif tersendiri tersebut dapat dirangkum dan
disebutkan satu demi satu sebagai berikut :
a.
Asertif (assertives) yakni bentuk tutur yang mengikat penutur pada
kebenaran proposi yang diungkapkan, misalnya saja : menyatakan
(stating), menyarankan (suggesting), membual (boasting), mengeluh
(complaining), dan mengklaim (claiming).
b. Direktif (Directives) yakni bentuk tutur yang dimaksudkan penututrnya
untuk membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan
tertentu, misalnya saja memesan (ordering), memerintah (commanding),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
memohon (requesting), menasehati (advising), dan merekomendasi
(recommending).
c.
Ekspresif (expressives) adalah bentuk tuturan yang berfungsi untuk
menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penututr terhaadap suatu
keadaan, misalnya saja berterima kasih (thanking), memberi selamat
(congratulating), meminta maaf (pardoning), menyalahkan (blaming),
memuji (praising), dan berbela sungkawa (condoling).
d. Komisif (Commissives) yakni bentuk tutur yang berfungsi untuk
menyatakan janji atau penawaran, misalnya saja berjanji (promising),
bersumpah (vowing), dan menawarkan sesuatu (offering).
e.
Deklarasi (declarations) yakni bentuk tutur yang menghubungkan isi
tuturan dengan kenyataannya, misalnya berpasrah (resigning), memecat
(dismissing)
membaptis
mengangkat
(appointing),
(christening)
membari
mengucilkan
nama
(naming),
(excommunicating),
dan
menghukum (sentencing).
Satu hal sangat mendasar yang kiranya perlu sekali untuk dicatat dari
penggolongan tindak tutur ke dalam bentuk-bentuk tuturan menurut tokoh bahasa
yang sangat ternama ini adalah, bahwa ternyata satu tindak tutur dalam sebuah
pertuturan dapat memiliki maksud dan fungsi yang bermacam-macam. Berbeda
dengan Searle(1983) yang membuat pengelompokkan demikian itu, pakar lain
seperti misalnya Leech (1983) dan Blum-Kulka (1987), justru menyatakan hal yang
berbalikan, yakni bahwa satu maksud atau satu fungsi bahasa dapat dinyatakan
dengan bentuk tuturan yang bermacam-macam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Tindakan menyuruh (commanding) misalnya saja, akan dapat dinyatakan
dengan berbagai macam cara seperti misalnya, (1) dengan kalimat imperative (tutup
pintu itu!), (2) dengan kalimat perfomatif eksplisit (saya minta saudara menutup
pintu itu!), (3) dengan kalimat perfomatif berpagar (sebenarnya saya mau minta
saudara menutup pintu itu.), (4) dengan penyataan keharusan (Saudara harus
menutup pintu itu), (5) dengan penyataan keinginan (Saya ingin pintu itu ditutup?),
(6) dengan rumusan saran (bagaimana kalau pintu itu ditutup?), (7) dengan
persiapan pertanyaan (Saudara dapat menutup pintu itu?), (8) dengan isyarat yang
kuat (Dengan pintu seperti itu, saya kedinginan), dan (9) dengan isyarat halus ( Saya
mengigil kedinginan).
Dari berbagai macam cara menyatakan suruh di atas dapat disimpulkan
adanya dua hal yang amat mendasar, dalam pembicaraan tindak-tindak tutur ini,
yakni (1) adanya tuturan yang sifatnya langsung dan (2) adanya tuturan yang pada
hakikatnya memang berciri tidak langsung. Tingkat kelangsungan sebuah tuturan
dapat diukur berdasarkan besar kecilnya jarak tempuh. Adapun yang dimaksud
dengan jarak tempuh dalam hal ini adalah jarak antara titik ilokusi yang secara
konseptual berada di dalam diri si penutur, dengan titik tujuan ilokusi yang terdapat
dalam diri si mitra tuturnya. Semakin jauh jarak tempuhnya, akan semakin tidak
langsunglah tuturan itu. Demikian sebaliknya, semakin dekat jarak tempuhnya akan
semakin langsunglah tuturan tersebut.
Selain itu, tingkat kelangsungan sebuah tuturan dapat pula diukur
berdasarkan kejelasan pragmatiknya. Adapun yang dimaksud dengan kejelasan
pragmatikya adalah kenyataan bahwa semakin tembus pandang maksud sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
tuturan akan semakin langsunglah maksud tuturan yang dimunculkan itu. Sebaliknya,
semakin tidak tembus pandang maksud sebuah tuturan akan semakin tidak
langsunglah maksud dari tuturan itu. Apabila kejelasan pragmatik tersebut dikaitkan
dengan kesantunan berbahasa, maka semakin jelas maksud tuturan akan semakin
tidak santunlah tuturan yang digunakan itu. Demikian sebaliknya, semakin tidak
tembus pandang maksud tuturan, akan menjadi semakin santunlah tuturan yang
digunakan itu. Dengan perkataan lain, penggolongan tindak tutur kedalam bentukbentuk tutur itu sangat memungkinkan dapat terus teridentifikasinya peringkat
kesantunan sebuah tuturan didalam kegiatan bertutur yang sesungguhnya didalam
masyarakat.
2.3.5
Teori Tindak Tutur
John R.Searle (1983) dalam buku speech Acts : An Essay in The Philosophy
of Language menyatakan bahwa dalam praktik penggunaan bahasa di masyarakat,
terdapat setidaknya tiga macam tindak tutur yang harus dipahami bersama. Ketiga
macam tindak tutur didalam pemakaian bahasa yang sesungguhnya di masyarakat
tersebut secara berturut-turut dapat disebutkan sebagai berikut ini : (1) tindak lokusi
atau locutionary act, (2) ilokusi atau
ilocutionary act, dan (3) perlokusi
atau perlocutionary act. Satu per satu, setiap wujud tindak tutur itu dijelaskan pada
bagian berikut:
1. Tindak Tutur Lokusi
Tindak tutur lokusi adalah tindak bertutur dengan kata, frasa, dan kalimat
sesuai dengan makna yang dikandung oleh kata, frasa, dan kalimat itu. Tindak tutur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
ini dapat disebut sebagai The act of saying something. Dalam tindak lokusioner tidak
dipermasalahkan maksud dan fungsi tuturan yang disampaikan oleh si penututur.
Jadi misalnya saja tuturan yang berbunyi tanganku gatal, semata-mata hanya
dimaksudkan untuk memberitahu pihak si mitra tutur bahwa pada saat
dimunculkannya tuturan tersebut tangan si penutur sedang dalam keadaan sakit gatal.
Demikian juga tuturan ada ular, semata-mata untuk menunjukkan bahwa ditempat
itu ada binatang melata sangat berbahaya yang disebut ular.
2. Tindak Tutur Ilokusi
Tindak tutur ilokusi adalah tindak melakukan sesuatu dengan maksud dan
fungsi yang tertentu pula. Tindak tutur semacam ini dapat dikatakan sebagai the act
of doing something. Tuturan tanganku gatal yang diucapkan oleh seorang penututr,
bukan semata-mata dimaksudkan untuk memberitahu kepada sang mitra tutur bahwa
pada saat dituturkannya tuturan tersebut rasa gatal sedang menyerang dan bersarang
ada lengan tangan si penututur. Namun lebih dari semuanya itu, bahwa penututur
menginginkan si mitra tutur melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan rasa
gatal pada tangan atau lengannya itu. Misalnya saja, mengambilkan obat penghilang
rasa gatal dan sebagainya. Tuturan ada ular, juga mengimplikasikan daya tertentu
yang berkaitan dengan keberadaan binatang melata, yakni ular yang dapat sangat
membahayakan itu. Bisa saja orang lalu mengambil sebatang pohon atau cabang
pohon tertentu untuk membunuh binatang ular yang dapat sangat berbahaya itu.
3.
Tindak Tutur Perlokusi
Tindak tutur perlokusi adalah tindak menumbuhkan pengaruh (effect) kepada
diri sang mitra tutur. Tindak tutur semacam ini dapat disebut dengan the act effecting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
someone. Tuturan tanganku gatal, misalnya saja, dapat dignakan untuk
menumbuhkan pengaruh (effect) rasa takut kepada si mitra tutur. Rasa takut itu
muncul, misalnya saja, karena orang yang sedang menututurkan tuturan itu
berprofesi sebagai seorang tukang pukul yang pada keseharian hidupnya sangat erat
dengan kegiatan memukul atau melukai orang lain yang menjadi lawan atau
mangsanya. Tuturan ada ular, seperti yang disampaikan didepan, dapat digunakan
untuk menimbulkan efek takut pada seorang anak kecil yang terus menerus bermain
dihalaman rumah hingga sore hari, tidak mau segera pulang untuk mandi, dan
seterusnya. Akhir-akhir ini juga ada berita, bahwa dikota tertentu ada seorang jagal
manusia yang memakan daging manusia. Nama si jagal manusia itu bisa juga
digunakan untuk memberikan efek rasa takut pada anak-anak kecil yang suka
bermain hingga larut sore, seperti yang terjadi pada contoh tuturan ada ular yang
disampaikan di atas tadi.
2.3.6
Aspek – Aspek Situasi Tutur
Penutur dan mitra tutur dalam berkomunikasi hendaknya memperhatikan
aspek situasi tutur agar tercipta adanya saling pengertian. Aspek situasi tutur menurut
Leech (1996 : 19-21) yaitu (1) penutur dan mitra tutur, (2) konteks tuturan, (3) tindak
tutur sebagai bentuk tindakan atau kegiatan, (4) tujuan tuturan, (5) tuturan sebagai
produk tindak verbal. Aspek-aspek situasi tutur antara lain:
1. Penutur dan Mitra Tutur
Penutur adalah orang yang bertutur, mencangkup pembicaraan atau penulis.
Sementara itu, mitra tutur adalah orang yang menjadi sasaran sekaligus kawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
penutur dan mitra tutur dilakukan secara berganti, mencangkup pendengar atau
pembicara. Bila tuturan pembicara dikomunikasikan dengan media lisan, maka
penulis dikomunikasikan dengan media tulisan. Aspek – aspek yang berkaitan
dengan penutur dan lawan tutur ini adalah usia, latar belakang sosial ekonomi, jenis
kelamin, tingkat keakraban, dan sebagainya.
2. Konteks Tuturan
Konteks tuturan adalah komponen situasi tutur yang mencakup semua aspek
fisik atau latar sosial yang relevan dengan tuturan yang bersangkutan. Aspek fisik
disebut koteks, sedangkan latar sosial disebut konteks. Konteks merupakan semua
latar belakang pengetahuan yang dipahami bersama oleh penutur di dalam
menafsirkan maksud yang ingin dinyatakan oleh penutur.
3. Tujuan Tuturan
Tujuan tuturan adalah apa yang ingin dicapai penutur dengan melakukan
tindakan bertutur. Semua tuturan orang normal memiliki tujuan, oleh karenanya tidak
mungkin ada tuturan yang tidak mengungkapkan suatu tujuan.
4. Tindak tutur sebagai bentuk tindakan atau kegiatan
Maksud dari aspek ini adalah tindak tutur merupakan tindakan yang kongkret
dari penutur dan mitra tutur disesuaikan dengan waktu dan tempat pengutaraanya.
Ketika sebuah tuturan dalam peristiwa komunikasi mempunyai tujuan, maka
penelitian terhadap tuturan tersebut merupakan usaha untuk merekonstruksi
tindakan-tindakan yang menjadi tujuan penutur kepada mitra tuturnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
5. Tuturan sebagai produk tindak verbal
Tuturan yang dihasilkan berupa ujaran atau tindakan verbal dengan bentukbentuk kalimat yang diujarkan dan tulisan. Selain sebagai tindak ujar atau tindak
verbal itu sendiri, dalam pragmatik kata tuturan dapat pula sebagai produk tindak
verbal.
2.3.7
Pengertian Iklan
A. Pengertian Iklan
Dari definisi itu dapat disimpulkan bahwa periklanan meliputi segenap
seperangkat yang adapat memuat atau membawa pesan – pesan penjualan kepada
para calon pembeli (Jefkin, 1995: 84). Oleh berbagai kalangan, iklan memiliki
pengertian yang berbeda-beda. Menurut Wright (1978), iklan merupakan suatu
proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran
yang membantu menjual barang, memberikan layanan, serta gagasan atau ide-ide
melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif.
B. Jenis Iklan
Bitter (1986) membagi iklan menjadi dua jenis, yaitu iklan standar dan iklan
layanan masyarakat. Iklan standar atau biasa disebut iklan komersil adalah iklan
yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang, jasa, pelayanan
untuk konsumen melalui media periklanan. Kategori yang kedua adalah iklan
layanan masyarakat, yaitu iklan yang bersifat non-profit. Iklan ini berupaya mencari
keuntungan yang bersifat sosial, bukan keuntungan komersial secara langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Selain itu, ada jenis iklan yaitu Corporate Advertising. Iklan yang bertujuan
membangun citra suatu perusahaan yang pada akhirnya diharapkan juga membangun
citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Alo
Liliweri (1992) mempunyai pendapat sendiri tentang pembagian jenis-jenis iklan. Ia
membaginya dalam dua kelompok besar, yaitu pembagian secara umum dan
pembagian secara khusus.
C. Iklan Berdasarkan Tujuan
1. Iklan Komersial
Iklan komersial disebut pula iklan bisnis bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan ekonomi, taanya peningkatan penjualan dimana sasaran pesan yang
dituju adalah untuk seseorang atau lembaga yang akan mengolah dan atau menjual
produk yang diiklankan tersebut kepada konsumen akhir. Iklan komersial dapat
dibagi dalam tiga jeis iklan, yaitu iklan untuk konsumen, untuk bisnis dan iklan
untuk pofesional.
2. Iklan Non Komersial( Iklan Layanan Masyarakat)
Iklan yang digunakan untuk menyampaikan informasi, mempersuasi atau
menidik khalayak dimana tujuan akhir bukan keuntungan ekonomi melainkan
keuntungan sosial
D. Iklan Berdasarkan Fungsinya
1). Iklan Informasi adalah menitikberatkan isinya sebagai sebuah informasi
untuk khalayak.
2). Iklan Persuasi adalah menitikberatkan pada upaya mempengaruhi
khalayak untuk melakukan sesuatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3). Iklan Mendidik adalah menitikberatkan pada tujuan mendidik khalayak,
agar khalayak mengerti dan mempunyai pengetahuan terhadap sesuatu.
4). Iklan Hiburan adalah dibuat untuk keperluan hiburan semata
2.3 Kerangka Berfikir
Dalam penelitian ini mengambil beberapa iklan di radio yang berada di
Yogyakarta karena cara bertutur pengiklanan tersebut akan sangat berpengarauh pada
bentuk-bentuk tuturan yang diberikan dari produk iklan dan pendengarnya. Karena
alasan tersebut, peneliti berasumsi bahwa bentuk bahasa yang digunakan dalam
pembuatan iklan tersebut apabila dianalisis bentuknya akan mendapatkan hasil yang
berupa makna yang terkandung dalam setiap tuturan iklan .
Penelitian ini juga menggunakan beberapa teori, yaitu teori dari Seale
(1983) yang menggolongkan aktivitas bertutur itu dalam bentuk tuturan yang
menunjukkan fungsi-fungsinya. Fungsi tuturan tersebut dapat ditunjukkan dalam
bentuk sebagai berikut yaitu asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi.
Selain menggunakan teori dari (Searle) untuk mendapatkan fungsi
komunikatifnya, peneliti juga menggunakan teori dari (Kunjana) untuk dapat
mengidentifikasi macam-macam bentuk tuturan. Selain teori Seale (1983) dalam
kaitan ini Rahardi, mengisyaratkan bahwa strategi penyampaian tindak tutur atau
bentuk tindak tutur dapat diwujudkan dengan tuturan bermodus deklaratif,
interogatif, imperatif, eksklamatif, dan empatik.
Bentuk-bentuk tuturan tersebut dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri
tuturan yang digunakan pada setiap iklan. Ciri yang dianalisis dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
adalah ciri dari kebahasaan yang akan digunakan dalam bahasa dari tuturan iklan
tersebut.
Teori-teori
ini
akan
saling
melengkapi
untuk
mengupas
dan
mengategorikan bentuk-bentuk tuturan, ciri-ciri, dan fungsi tuturan dalam iklan bagi
pendengarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Deklaratif (berita
Interogratif (tanya)
Tuturan iklan-iklan radio di Yogyakarta
Bentuk-bentuk
tuturan :
Imperatif (perintah)
Eksklamatif (rasa kagum)
Empatik (penekanan
khusus)
kalimat slogan.
Ciri-ciri kebahasaan :
Kalimat persuasif.
Menyarankan ,menyatakan,
(asertif),
Memerintah, menasehati,
merekomendasi ( direktif),
Fungsi tuturan pada
iklan:
Memuji (ekspresif),
Menawarkan ( komisif),
dan deklarasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif adalah pendekatan yang berkaitan dengan data yang tidak berupa angkaangka tetapi berupa kualitas bentuk-benuk variabel yang berwujud tuturan sebagai
data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang sifat-sifat individu,
keadaan, gejala, dari kelompok tertentu yang diamati (Moleong, 1994;6). Peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif karena data penelitian berupa bentuk-bentuk
verbal bahasa, yaitu berupa tuturan dalam wacana iklan berbahasa Indonesia di
Radio di Yogyakarta.
Selain
pendekatan
kualitatif
juga
digunakan
pendekatan
deskriptif.
Pendekatan deskriptif adalah suatu pendekatan yang berupaya mengungkapkan
sesuatu secara apa adanya (Sudaryanto, 1992;62). Pada dasarnya fakta yang ada atau
fenomena yang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang
dihasilkan sifatnya seperti potret, yaitu paparan seperti metode deskriptif yaitu dalam
pemberian tidak mempertimbangkan benar salahnya penggunaan bahasa oleh
penutur-penuturnya. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah paparan
tindak tutur yang digunakan secara apa adanya.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3.2 Sumber Data Penelitian
Data dalam penelitian ini adalah tuturan yang dinyatakan dalam sejumlah
naskah iklan di Radio Yogyakarta yang diduga mengandung tindak tutur lokusi,
ilokusi, dan perlokusi. Subroto (1992 : 34), sumber data adalah semua informasi dari
iklan radio yang harus dicari atau dikumpulkan dan dipilah oleh peneliti. Adapun
sumber data dalam penelitian ini adalah iklan yang disiarkan melalui media radio.
Data dalam penelitian ini, mengambil iklan yang disiarkan oleh 24 stasiun radio di
Yogyakarta yang diduga memiliki aspek tindak tutur dan bentuk tuturan. Berikut
adalah daftar stasiun radio di Daerah Istimewa Yogyakarta:
No
01
Nama Radio
Arma Sebelas FM
Frekuensi
87,9
02
Q Radio
88,3
03
04
I-Radio
Jiz FM
88,7
89,5
05
06
07
Sasando FM
UTY Medari FM
Best FM
90,3
90,7
91,5
08
MBS FM
92,7
09
Megaswara
93,8
10
Radio Persatuan
Bantul
Yasika
94,2
11
95,4
Nama Iklan
Tabungan Emas, Teh Javana,
Maga Delivery, Bio Activa,
Fair and Lovely
Joglo Ndeso, Kanusol, Bong
supit Suryono, Tribun Jogja,
Ajeng Mebel.
Internet Indihome, Ramai Mall
Teh Javana, Mie Sedap, Top
Kopi, Undian Permen
WOODS
Anggur Colosom
Bandung Gordyn
Kartu Tekomsel, Bio Active,
Balpirik
Obat Herbavomit, Layanan
Masyarakat (Narkoba),
Oskadon SP, Jaya Dewi dekor,
Beras merk “Hotel”,
Resto Galeri Jati Kuno, IKIP
PGRI Wates, Kartu Tekomsel,
Umroh PT. Madinah Iman
wisata, Obat Puspita Raja
Herbal, Wisma Kusuma Hotel
Sarimi isi 2
Mie Sedap With Curry, Morina
King
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
No
12
13
14
15
Frekuensi
95,8
97,0
97,4
97,8
16
Nama Radio
Prambos
Sindo Trijaya FM
Sonora FM
EMC STAR Family
FM
Pop FM Yogyakarta
17
GCD FM
98,6
18
Vedac FM
99,0
19
Star Jogja
101,3
20
21
Eltira FM
female Radio
102,1
103,7
22
Rakosa FeMale Radio
105,3
23
24
Geronimo
Radio Egatama FM
106,1
107,7
98,2
Nama Iklan
Sms Berkendara/Trotoar,
CLANDYS GROSIR
Clandys Grosir
Jamu Tetes HG, Teh Rumput
Teki, Jus Tombo Loro
Kartu Tekomsel, Bio7, STMIK
AKAKOM, SPS Motor,
ARISTA Catering, Visel
Phone, Windi’s Fried Chiken,
Operasi Katarak Gratis,
Karaoke Inul Vista
Minuman ALE-ALE Markisa,
Gebyar Undian Kopi ABC,
Tora Bika Susu
Toko Mebel Klidon, Undian
Penggadaian, Apotik UII
Farma, Ajeng Mebel, Sate
Ngaglik, Pengobatan
Tradisional Enggal Dhangan
Tabungan Sutra Bank BPD
DIY
Tribun Jogja
Iklan Masyarakat (pembayaran
pajak)
Clandys Grosir, Harisma
Komputer Service, Angkringan
Gajah
Pion Tabungan BCA
Bio active
Data stasiun radio dan iklan-iklan di atas terdapat nama iklan yang sama
pada beberapa radio, berikut adalah penjelasan pada stasiun radio yang menyiarkan
nama iklan yang sama. Arma Sebelas FM, dengan contoh beberapa iklan yaitu
Tabungan emas, Teh Javana, Maga Delivery, Bio activa, Fair and Lovely. Stasiun
radio kedua adalah Q Radio dengan contoh iklan Joglo Ndeso, Kanusol, Bong Supit
Suryono, Tribun Jogja, dan Ajeng mebel. Stasiun ketiga adalah I-Radio dengan
contoh iklan Bio 7 dan beberapa iklan yang sama seperti Fair and Lovely dan Teh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Javana tersiar pada stasiun radio yang berbeda. Iklan Fair and Lovely dan Teh Javana
tesiar pada stasiun Q Radio dan I-Radio, untuk itu peneliti hanya akan mengambil
contoh salah satu iklan yang sama pada satu stasiun radio.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Peneliti melakukan perekaman terhadap iklan berbahasa Indonesia di radio
yaitu merekam penggunaan bahasa.
2. Peneliti melakukan teknik simak untuk mendapatkan hasil transkrip naskah
iklan-iklan radio.
3. Peneliti melakukan pencatatan (transkip), sehingga data yang semula
berwujud lisan menjadi data yang berwujud tertulis. Pencatatan ini
berlangsung saat iklan disiarkan dari tanggal 22 Februari sampai 21 Maret
2016. Hasil pencatatan data penelitian ini Data dikelompokan berdasarkan
bentuk-bentuk, ciri, fungsi tuturan dan efek komunikasi yang terjadi pada
setiap iklan.
4. Peneliti menginventarisasikan data tersebut.
3.4 Teknis Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada
kajian analisis deskriptif. Analisis deskriptif yang dimaksud adalah analisis dengan
merinci dan menjelaskan secara panjang lebar keterkaitan data penelitian kedalam
bentuk kalimat (Nurastuti, 2007:103). Langkah-langkah teknik analisis data tersebut
adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
1. Tahap Klasifikasi Data Iklan
Pada tahap klasifikasi data ini, penulis mengklasifikasikan iklan yang
terdiri dari 5 iklan jamu, 5 iklan makanan, 5 iklan obat-obatan, 5 iklan tempat
pengobatan, 5 iklan minuman, 15 iklan lainnya sesuai dengan persamaan produk
yang ditawarkan.
2. Tahap Identifikasi Data Iklan
Peneliti selanjutnya mengidentifikasi data iklan kedalam bentuk-bentuk
tuturan tersebut menjadi bentuk tuturan yang mengisyaratkan bahwa strategi
penyampaian tindak tutur atau fungsi tindak tutur dapat diwujudkan dengan
tuturan deklaratif, interogatif, imperatif, eksklamatif, dan empatik.
3. Tahap Penafsiran Data Iklan
Peneliti menefsirkan data yang kredibilitasnya terpenuhi pada akhrnya
menemukan teori.
4. Tahap Pelaporan Analisis Data Iklan.
Peneliti menjelaskan mengenai data yang diperoleh melalui bentukbentuk tuturan dengan tuturan bermodus deklaratif, interogatif, imperatif,
eksklamatif, dan empatik. Sehingga peneliti dapat menemukan efek komunikatif
tuturan iklan yang dapat dijelaskan dalam bentuk asertif, direktif, ekspresif,
komisisf, atau deklaratif. yang digunakan dalam wacana iklan radio di
Yogyakarta dari menginterprestasi aspek-aspek tuturan dan analisis cara
penyampaian iklan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah tuturan yang terdapat dari
berbagai stasiun radio. Data diambil dari penelitian yang telah dilakukan pada 22
Februari sampai 21 Maret 2016. Terdapat
67 iklan dari
24 stasiun radio di
Yogyakarta dalam penelitian ini.
Data iklan setiap stasiun radio menyiarkan beberpa iklan yang sama sehingga
peneliti hanya menggunakan satu data iklan dari beberapa stasiun yang
menyiarkanya. Data iklan yang sama disiarkan pada stasiun yang berbeda yaitu
Tabungan emas, Teh Javana, Maga Delivery, Bio activa, Fair and Lovely, Joglo
Ndeso, Kanusol, Bong Supit Suryono, Tribun Jogja, Ajeng mebel, dan Bio 7.
Sedangkan stasiun yang menyiarkan iklan sama yaitu Arma Sebelas Fm, Q-Radio, IRadio, Sindo Fm, Sonora, Rakosa Female, dan Etagama Fm. Dari 67 iklan hanya 41
iklan yang berbeda pada setiap stasiun radio di Yogyakarta.
4.2. Analisis Data
Peneliti menganalisis dari data berdasarkan metodologi penelitian, data yang
terkumpul diklasifikasikan. Dari data klasifikasi kemudian diidentifikasi sesuai
dengan teori bentuk, ciri, fungsi, dan efek. Klasifikasi data tersebut telah
teridentifikasi berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan di atas dan
penafsiran data iklan dipaparkan sebagai berikut.
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
4.2.1. Wujud dan Bentuk Tuturan
4.2.1.1. Wujud dan Bentuk Tuturan Deklaratif
Kalimat
deklaratif
dalam
bahasa
indonesia
mengandung
maksud
memberitahukan sesuatu kepada si mitra tutur (Leech dalam Rahardi, 2008: 74-75).
Sesuatu yang diberitakan kepada mitra tutur itu lazimnya, merupakan pengungkapan
suatu peristiwa atau suatu kejadian. Kalimat deklaratif dalam bahasa Indonesia dapat
merupakan tuturan langsung dan dapat pula merupakan tuturan tidak langsung.
1. Peristiwa tutur
: “bener mboten sakit mboten medal getih e, soale ngagem
metode hipnotis koyo wong turu, tangi-tangi pun rampung.”
Simbah
: “bener kandane simbah to!” (bersama) Bong Supit
SURYONO ora loro, ora loro,betul, betul,betul”
Simbah dan anak :“Bong Supit SURYONO ora loro, ora loro,
betul, betul,betul”
(Bong supit SURYONO, pop FM)
Anak-anak
Konteks : Anak-anak umumnya takut disunat karena membayarngkan darah dan
rasa sakit yang ditimbulkan. Pengalaman seorang anak yang tidak merasakan
sakit saat disunat membenarkan perkataan kakek bahwa suna di bong supit
Suryono tidak akan merasakan sakit.
2. Peristiwa tutur
(nyanyi) mie sedap semuanya suka, semuanya suka dari lidah turun kehati
Laki
: ”ya, pastilah, mie sedap kan bahan dan bumbunya segar, mienya
kenyal, kriuk-kriuk gorengnya renyah, perfect kari kental dan segar
jeruk nipis mie sotonya waoow bikin semua puas sedapnya. Mie
sedap pertama dan satu-satunya di Indonesia mie instant peraih ISO
2000 jelas berkualitas internasional, yuks makan mie sedap!
(nyanyi) Kualitas mie sedap terpercaya, yang kuah goreng dan
karinya, pelopor inovasi rasa, semua puas sedapnya.
(Mie Sedap, Jiz Fm)
Konteks : mie sedap disukai semua orang. orang pasti suka mie sedap karena
bahan dan bumbunya segar. Mie sedap memiliki banyak rasa, baik mie goreng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
maupun soto mie. Mie berkualitas internasional peraih ISO 2000 sehingga
terpercaya baik kualitas maupun rasanya.
3. Peristiwa tutur
Operator: ”pagi Tribun jogja sepirit baru DIY Jateng usaha Anda ingin dikenal
luas, dilihat ribuan pasang mata, dan dicari ribuan orang? Rubik Tribun
Jogja jual beli solusinya cukup 25.000 per3 baris per3 hari danganngan
laris manis. Terdapat pula rubrik karier bagi pendengar sibuk mencari
lowongan kerja, rubrik otomotif dan rubrik property yang lengkap dan
sesuai kriteria Anda. Tribun jogja jual beli solusi Anda berpromosi
untuk pasang iklan bias datang ke kantor jalan Jendral Sudirman no 52
Jogyakarta baratnya toko buku Gramedia atau hubungi 0274 557687.
Tribun Jogja sepirit baru DIY dan Jateng
(Tribun jogja, Q-radio)
Konteks: Banyak orang menginginkan media yang murah untuk waktu promosi,
banyak orang yang mencari pekerjaan, banyak orang yang mencari property,
otomotif dan sebagainya. Tribun Jogja merupakan koran yang murah untuk
beriklan, memberi informasi jual beli segala produk dan jasa. Tribun Jogja
memberikan semangat baru untuk berbisnis dengan layanan iklan murah di
Tribun Jogja.
4. Peristiwa tutur
Operatur :”Jaya dewi dekor yang berpengalaman sejak 1978 terlengkap dan up to
date jangan tentukan pilihan anda di tempat lain, sebelum anda
bandingkan di Jaya Dewi. Jaya Dewi juga melayani untuk instansi dan
perkantoran, perumahan, hotel, rumah sakit, kampus dan lain-lain. Jaya
Dewi ada di jalan bayangkara 56 dan jalan malioboro no 91 telefon
589524/582580.”
(Jaya Dewi Dekor, MBS Fm)
Konteks : Ada banyak toko yang menyediakan berbagai macam barang untuk
dekorasi ruangan, tetapi hanya Jaya Dewi Dekor yang paling berpengalaman
dalam menyediakan kebutuhan dekor untuk berbagai keperluan
seperti perkantoran, perumahan, hotel, rumah sakit, kampus dan lain-lain.
Meskipun banyak toko yang menjual dekor, pembeli akan selalu datang ke Jaya
Dewi Dekor yang terletak di jalan Malioboro.
5. Peristiwa tutur
Laki 1 : (nyanyi) “Minum anggur kolesom cap orang tua pun jadi sehat dan
bersemangat. Minum kolesom cap orang tua, pun untuk capek dan kurang
tenaga. Anggur kolesom cap orang tua dasyat dan kuat tahan lama minum
saja satu sloki kolesom cap orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Laki : “ minum anggur kolesom sehat semanagat dan tahan lama.”
(Anggur kolesom, Sasando Fm)
Konteks : Aktivitas sehari-hari membuat badan terasa capek dan kurang
bertenaga serta kurang bersemangat. Anggur kolesom cap orang tua mampu
menjadikan tubuh sehat kembali, bersemangat, kuat dan tahan lama. Cukup
hemat hanya dengan minum satu sloki setiap hari agar tubuh selalu kuat dan
tahan lama.
6. Peristiwa tutur
Laki 1
:” palupi mengadakan bakti sosial operasi katarak gratis.”
Laki 2
: “gratis!”
Laki 1
:” operasi katarak ditangani oleh dokter senior spesialis mata dengan
operasi tanpa jahitan langsung dipasang lensa. Operasi katarak ini
dipersiapkan untuk 1500 penderita secara gratis.”
Laki 2
:” gratis!”
Laki 3
:” para peminat datang langsung di kodim magelang 15 dan 16
september untuk pendaftaran, operasi akan dilakukan di Rs magelang mulai
17 september didukung oleh mabes TNI, Kodam Diponegoro, New vision
Singapura, dan help misi Amerika. Informasi hubungi 081375739040 ajak
semua saudara dan teman penderita katarak jangan lewatkan kesempatan
ini untuk 1500 penderita katarak. Gratis.”
Laki 2
:” gratis!”
(Operasi Katarak Gratis, Pop Fm)
Konteks : Banyak penderita katarak yang mendapat kesempatan operasi gratis
dengan layanan yang profesional dan berkualitas karena ditangani di RS
Magelang dan didukung oleh organisasi sosial dari Singapura dan Amerika
Serikat. Orang-orang yang ingin operasi katarak perlu segera mendaftarkan diri
atau mengajak orang yang menderita katarak untuk segera mendaftar karena
kesempatan gratis ini hanya disediakan bagi 1500 penderita katarak saja.
7. Peristiwa tutur
Wanita :” duaa, sarimi ayam kremes, pilih yang pasti aja. Mie goreng ayam
kremes, sarimi, sarimi isi dua.
Laki
:” ini baru ayam kremes yang mantap, sarimi isi dua mie goreng ayam
kremes, seabrek isinya, nyangkres kremesnya, super mantap rasanya.”
Wanita
:” sarimi ayam kremes, super nyangkres kremesnya, super mantep
rasanya. Sarimi, sarimi isi dua. Biar gak kecewa, jangan asal pilih ayam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kremes, pilih sarimi isi dua, mie goreng ayam kremes. Sarimi, sarimi isi
dua, super nyangkres kremesnya, rasanya super mantap.”
(Sarimi Isi 2, Radio Persatuan Bantul Fm)
Konteks : Mie goreng rasa baru yaitu rasa ayam kremes dari Sarimi dengan rasa yang
mantap pasti tidak mengecewakan. Oleh karena itu, orang yang menginginkan mie
goreng ayam kremes hanya memilih Sarimi karena ada kemasan Sarimi isi dua.
Tujuh peristiwa tuturan di atas menggunakan bentuk tuturan deklaratif yaitu
bentuk tuturan dengan maksud memberitahukan suatu peristiwa atau kejadian.
Pemberitahuan tersebut ada yang bersifat tidak langsung, yaitu ditujukan kepada
mitra tutur, ada pula yang bersifat langsung yaitu langsung memberitahukan
peristiwa tanpa melalui suatu dialog. Sifat langsung ini tampak pada peristiwa tutur
dalam iklan Tribun Jogja dan iklan Jaya Dewi Dekor.
Termasuk sifat langsung juga tampak iklan Anggur kolesom, Mie Sedap,
Sarimi dan
Operasi Katarak Gratis. Tindak tutur pada beberapa iklan ini
diwujudkan dengan tuturan bermodus deklaratif. Karena diwujudkan dengan tuturan
bermodus deklaratif, maka bentuk tindak tutur meminta tersebut berupa tuturan
bermodus deklaratif. Tuturan tersebut seharusnya digunakan untuk memberitakan
tetapi digunakan untuk memerintah secara halus (meminta). Karena itu, tuturan
tersebut digunakan dalam makna tidak sebenarnya, bukan makna sebenarnya (makna
literal) sehingga dapat dikatakan bahwa tuturan tersebut berupa tuturan deklaratif
tidak langsung (Rahardi, 2002).
Sifat tidak langsung tampak pada tuturan iklan bong supit. Pada data iklan
Bong Supit Suryono memberikan informasi mengenai jasa supit dengan cara yang
modern tanpa rasa sakit yang selama ini menjadi momok bagi anak-anak yang takut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
akan rasa sakit. Maka pada iklan Bong Supit ini menyajikan tuturan yang mengajak
anak-anak untuk tidak takut pada rasa sakit saat disunat. Dari tuturan iklan Bong
Supit ini juga memberikan perlokusi bahwa menjalankan adat istiadat sunat dengan
dibantu alat-alat canggih menjadi semakin mudah dan aman.
Dalam wacana di atas ini sesuai dengan pernyataan bahwa bentuk tindak
tutur adalah deklaratif karena iklan di atas bermaksud memberitahukan pendengar
dengan menggunakan kalimat tak langsung. Sesuai dengan maksudnya, tindak tutur
yang dinyatakan di atas disebut tindak tutur meminta. Tindak tutur tersebut
diwujudkan dengan tuturan bermodus deklaratif. Karena diwujudkan dengan tuturan
bermodus deklaratif, bentuk tindak tutur meminta tersebut berupa tuturan bermodus
deklaratif. Iklan di atas seharusnya digunakan untuk memberitahukan, tetapi
digunakan untuk memerintah secara halus. Dapat dikatakan bahwa iklan di atas
digunakan dalam makna tidak sebenarnya (makna tidak literal), sehingga bentuk
tindak tutur tersebut adalah deklaratif tidak langsung.
4.2.1.2. Wujud dan Bentuk Tuturan Interogatif
Kalimat interogatif adalah kalimat yang mengandung maksud menanyakan
sesuatu kepada mitra tutur. Sasangka (1989: 127) mengemukakan bahwa kalimat
interogatif adalah kalimat yang isinya berwujud pertanyaan, supaya yang bertanya
diberi tahu mengenai apa yang ditanyakan. Kalimat ini biasanya menggunakan katakata tanya. Apabila seorang penutur bermaksud mengetahui jawaban terhadap
sesuatu hal atau suatu keadaan, penututr akan bertutur dengan menggunakan kalimat
interogatif kepada si mitra tutur. Berdasarkan fungsinya, kalimat tanya berfungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
untuk menanyakan. Berikut ini adalah data iklan yang termasuk dalam bentuk
introgatif :
8. Peristiwa tutur
Mbak 1 :” cuci muka kok sambil selfie sih?”
Mbak 2 : “biar dapet smartphone.”
Mbak 1 :” hah, kok bisa?
Mbak 2 :”iya,”
Mbak 1 :’’ hem, wajahmu kan bersih dan cerah, aku?”
Mbak 2 :” makanya cuci muka jangan pakai air aja, pakai Fair and Lovely facial
foam baru dengan langkah ahli kecantikan.”
Mbak 2 :” ikuti ya, tuang Fair and Lovely di tangan,tempel kedua tangan di
muka,dan buat gerakan sekali putaran. Lalu setengah putaran di pipi,
menyilang sekitar hidung dan pipi, putar-putar, pijat dan bilas untuk
wajah bersih dan cerah seketika. siap deh ikut lomba selfi abcd”
Mbak 1:” oo,,jadi ini rahasiamu.”
( Fair And Lovely, Arma Sebelas FM)
Koteks : Wanita dengan wajah bersih bersinar pasti karena menggunakan Fair
and Lovely karena cara penggunaannya yang mudah. Selain itu, Fair and Lovely
berkualitas sangat bagus karena juga menjadi pilihan para ahli kecantikan. Bagi
wanita yang menggunakan Fair and Lovely juga dapat ikut lomba foto selfie
sekaligus untuk menunjukkan wajah yang bersih dan cerah.
9. Peristiwa tutur
Mbak 1
:” hari ini kita makan di luar yuks.”
Mas 1
:”boleh sih, kamu tau tempat yang enak?”
Mbak 1
:”itu lho JOGLO Ndeso tempatnya Bu Berta menunya macemmacem, enak-enak, terus tempatnya keren. Banyak tanaman sayur
dan buah segar yang ditanam ala hidroponik, kamu pasti betah
disana.”
Mas 1
:”waow,yuk lest’s go!”
(Joglo Ndeso, Q Radio)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Konteks : Kuliner telah menjadi gaya hidup sehingga untuk urusan makan tidak
cukup hanya dimasak sendiri di rumah. Untuk mendapatkan tempat kuliner yang
menyediakan makanan yang enak di tempat yang nyaman dan keren dikelilingi
tanaman segar , orang-orang pergi ke Joglo Ndeso.
10. Peristiwa tutur
Bapak :” ma, udah dapet tempat belum untuk acara pertemuan keluarga kita?”
: ’’ udah donk pa, pas banget untuk kumpul keluarga.”
Ibu
Bapak: ” oya? Dimana ?
:” jati kuno resto, ini resto konsep baru pa di jogja, resto galeri, kita bisa
menikmati hidangan sambil melihat koleksi furniture antik dari kayu jati
kuno yang juga bisa dibeli lho!”
Ibu
Bapak :” wah, asiik tu, trus menu andalannya apa ma?”
:” ada sop buntut haji agus, ada iga bakar, menu kesukaan papa kan, ada
juga minumam mojatijito dan masih banyak lagi.”
Ibu
Bapak :” okay papa sejutu banget sama pilihan mama.”
(Jati Kuno Resto, Megaswara FM)
Konteks : Makan bersama keluarga tidak melulu di rumah. Banyak keluarga yang
memilih makan bersama di luar karena pilihan menunya lebih banyak, lebih nyaman,
lebih praktis. Demi menjaga keakraban dalam keluarga, banyak keluarga yang
mengadakan pertemuan atau makan bersama di Resto Galeri. Resto ini meruapkan
satu-satunya resto dengan konsep baru yaitu menikmati hidangan sambil menikmati
koleksi furniture antik dari kayu jati kuno. Menu andalan yang ditawarkan di resto
ini sop buntut dan iga bakar serta minuman yang membuat penasaran orang untuk
mencobanya yaitu minumam mojatijito.
11. Peristiwa tutur
Bapak
Ibu
:” pesta pernikahan anak kita sudah beres?”
:” sudah to pak, udah boking ARISTA cattering wedding organaizer selain
menunya lengkap, bersih higienis, harga terjangkau, dijamin halal.”
Bapak
:” yo,,wes. Nyicil ayem nek wes pesen di ARISTA cattering.”
( Arista Caterring, Pop Fm)
Konteks : sebuah pestaa pernikahan pasti lekat hubungannya dengan makanan,
dan jaman sekarang orang tidak ingin repot dengan segala persiapannya,
sehingga banyak membuang waktu untuk menjaga kesehatan karena kesibukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
saat persiapan, banyak orang yang menggunakan jasa event organizer untuk
menghemat waktu dan tenaga. Semua urusan pernikahan menjadi beres setelah
diserahkan kepada ARISTA cattering wedding organizer sehingga orang tua yang
akan menikahkan anaknya menjadi tenang.
12. Peristiwa tutur
Perempuan 1:” ada apa rame-rame?”
Perempuan 2:” woii,, saya kan selebritis.”
Perempuan 3:” ini lho “wing” nya,gurih,enak.
Perempuan 1:”Wee..Windi’s friend chiken sini. Enak iki sampai tulangnya roso
bumbune, pokok e gurih-gurih nyoe, enak!”
( Windi’s Friend chiken, Pop Fm)
Konteks : Makanan yang enak selalu rame dikunjungi orang, termasuk chiken
gurih dan enak yang disajikan di Windi’s Friend chiken. Chicken terasa enak
karena bumbunye meresap sampai ke tulang sehingga banyak orang senang
menikmatinya.
13. Peristiwa tutur
Bapak :”bu..”
Ibu
:”apa sih itu pak?”
Bapak :”ini lho ada yang baru!”
Ibu
:”iya, yang baru itu apa?”
Bapak :”namanya MORINGA KING.”
Ibu
:” MORINGA KING?”
Bapak :” iya betul bu, yang ini lebih mantap karena isinya lebih komplit.”
Ibu
:”ooo, ya?”
Bapak :”ada daun kelor, mengkudu, bunga rosella, temulawak.”
Ibu
:” berarti khasiatnya lebih banyak donk pak?”
Bapak :” oo, jelas Bu! Stroke, hipertensi, gagal ginjal, gula darah, insyaallah
kalau mau usaha dan rutin minum MORINGA KING pasti bakalan cepet
sehat. Karena MORINGA KING lebih enak dikonsumsi dan lebih praktis,
bahkan lebih higienis, bersih, yang pasti halal.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Ibu
:” apa tadi namanya pak?”
Bapak :” MORINGA KING
(Moringa King, Yasika Fm)
Konteks : Banyak penyakit yang sekarang ini menyerang organ manusia seiring
dengan usia yang terus bertambah tua. Untuk menyembuhkan penyakit, tidak harus
datang ke dokter karena berbagai ramuan herbal sudah banyak tersedia dan praktis
untuk diminum. Orang-orang yang ingin sehat dengan minum ramuan herbal lebih
senang dengan Moringa King karena berkhasiat, lebih enak dikonsumsi dan lebih
praktis, bahkan lebih higienis, bersih, dan halal.
14. Peristiwa tutur
Perempuan 1:”kamu minum apa?”
Perempuan 2 :” teh rumput teki, mengatasi keputihan, memperlancar haid,
membersihkan lemak dalam rahim, membuat kesat organ
kewanitaan, menjadikannya wangi, dan bisa diminum ibu hamil,
menyusui serta para remaja putri. Karena teh rumput teki dari
bahan alami maka sisa ampasnya bisa digunakan untuk masker
wajah dan menghilangkan flek atau pengaruh KB serta jerawat.”
(Teh Rumput Teki, EMC Star Family Fm)
Konteks : para wanita sangatlah dekat dengan kecantikan terutama yang
membutuhkan perawatan intensif adalah pada organ kewanitaan dan masalahmasalah yang ada di area tersebut. Untuk mendapatkan kecantikan dan kesehatan,
wanita dianjurkan untuk minum teh rumput teki karena memiliki banyak manfaat
bagi kesehatan wanita.
15. Peristiwa tutur
: “pak-pak”
: “opo to bu?
: ”ibu iki pengen sate, nanging sate sing enak kui ngendi yo pak? La
saiki sing adol sate ki akeh banget je?”
Bapak : “pancen saiki akeh sing adol sate Bu, tur sing tak ngerteni sing
kondang ket tahon 1980 ki yo mung kae. Sate Ngaglik kae lho bu!”
Ibu
: ”ngendi kui nggone, opo yo enak tenan?”
Bapak
: “walah ibu kok o maido lho. Yo pancen enak tenan wong bapak ki
langganan ning kono sue. Sate Ngaglik kui ono ning jalan Kaliurang km
10 ngarep kecamatan Ngaglik rasane enak tur murah regane.”
Ibu
: ”wah cocok kui pak.”
(sate Ngaglik, Vedac Fm)
Konteks : Sate telah menjadi makanan yang disukai banyak orang sehingga banyak
pula orang yang berjualan sate. Penggemar sate akan tahu penjual sate yang enak
Ibu
Bapak
Ibu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
yaitu Sate Ngaglik yang sudah berjualan sejak tahun 1980 di depan kantor kecamatan
Ngaglik.
16. Peristiwa tutur
Papa :” kita mau kemana ma?”
Mama : ” udah papa tenang aja, kita ke tempat makan yang unik dan menunya
mantap, ada lodeh terong, asem-asem jowo,oseng-oseng lompong, osengoseng ginjer, lauknya macam-macam sate dan gorengan. Ada juga wedang
teh gajah, jahe susu, jajanan pasarnya ada ketan srundeng, cimol, klepon,
pokoknya komplit deh pa.”
Papa : ” wah gitu ya?”
Mama: ”nah, nah gimana? Asyik kan tempatnya tuh ada joglonya juga.”
Papa :” ooo, ini kan angkringan gajah, papa kan sering ke sini.” Eemmm,,
menunya mantap ya ma?”
Mama :” hayo jawab dulu papa sering ke sini sama siapa? Huummb..!!”
(Angkringan Gajah, Rakosa Fm)
Konteks : Banyak orang masih senang pada masakan maupun jajanan tradisional.
Selain mengenang masa kecil, juga dapat mengingatkan akan makanan dan minuman
tradisi. Orang bisa menikmati masakan maupun jajanan tradisional di Angkringan
Gajah karena menunya enak, mantap dan tempatnya yang nyaman.
17. Peristiwa tutur
Laki : “bentar pak, sering ke clandys grosir ya pak ya?
Bapak
:” iya ini, ngantar istri kebetulan istri sedang hamil, di sini lengkap
dan bagus-bagus modelnya.”
Laki :” maaf, Bu, ee sama adek ya,, adek.. kenapa Bu memilih belanja di clandys
grosir bu? “
Ibu
:” ya, apa ya, komplit,murah”
Laki :” oo, gitu.”
(Clandy’s Grosir, Sindo Trijaya FM)
Konteks : kebutuhan untuk perlengkapan bayi sangatlah banyak dan bermacammacam sehingga untuk menghemat waktu banyak orang memilih satu tempat yang
sudah menyediakan banyak kebutuhan perlengkapan yang dibutuhkan. Orang-orang
memilih ke clandys grosir karena lengkap, murah dan banyak modelnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Peristiwa tuturan nomor 8 sampai nomor 17
di atas dilihat dari
pernyataannya merupakan bentuk tindak tutur interogratif. Kalimat di atas
terkandung maksud menanyakan sesuatu untuk mengetahui sebuah jawaban. Sesuai
dengan maksudnya tindak tutur tersebut termasuk dalam bentuk tindak tutur
interogatif. Tuturan tersebut diwujudkan dengan tuturan introgatif karena bentuk
tindak tutur berupa pertanyaan yang membutuhkan jawaban.
A.A. Fokker (1978: 77) membedakan kalimat interogatif menjadi dua
macam, yaitu: 1) pertanyaan untuk diakui atau untuk diingkari dan 2) pertanyaan
untuk meminta keterangan. Dilihat dari dua kategori ini, iklan yang menggunakan
pertanyaan untuk meminta keterangan tampak pada iklan Fair And Lovely, Joglo
Ndeso, Jati Kuno Resto, Arista Caterring, Windi’s Friend chiken, dan iklan Moringa
King. Tuturan iklan yang menggunakan pertanyaan untuk meminta penegasan
berupa pengakuan maupun diingkari tampak pada iklan Clandy’s Grosir, dan iklan
Angkringan Gajah.
Sebagai contoh, pada iklan tentang restoran gajah, tuturan bermaksud
menanyakan sesuatu mengapa pendengar iklan menggunakan restoran tersebut
sebagai tempat makan, yaitu dengan menggunakan kalimat “nah, gimana? Asyik kan
tempatnya uh ada joglonya juga.” Sesuai dengan maksudnya, tindak tutur yang
dinyatakan iklan tersebut disebut tindak tutur bertanya dengan pertanyaan. Tindak
tutur tersebut diwujudkan dengan tuturan bermodus introgratif. Karena diwujudkan
dengan tuturan bermodus introgratif, bentuk tindak tutur bertanya tersebut berupa
tuturan bermodus introgratif. Iklan tersebut seharusnya digunakan dalam makna
sebenarnya, sehingga dapat dikatakan bahwa tuturan tersebut berupa tuturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
introgratif.
Leech (dalam Rahardi, 2008:74-75) mengatakan bahwa tuturan
interogatif adalah tuturan yang mengandung maksud menanyakan sesuatu kepada si
mitra tutur. Menurut Arifin et al. (1992:55), iklan dapat mempromosikan barang atau
membujuk dengan bertanya kepada masyarakat sasaran. Pertanyaan itu tidak
perludijawab karena jawabannya sudah ada dalam wacana iklan itu sendiri.
Berdasarkan iklan di atas bentuk tindak tutur yang terdapat pada iklan di atas
adalah introgratif. Iklan di atas bermaksud bertanya dengan pertanyaan utntuk
mendapatkan
sebuah
jawaban
yang
meyakinkan
pendengar
iklan
untuk
menggunakan produk dari Clandy’s Grosir, yaitu dengan menggunakan kalimat
“bentar pak, sering ke Clandy’s Grosir ya pak?”. Sesuai dengan maksudnya, tindak
tutur yang dinyatakan iklan tersebut disebut tindak tutur bertanya. Tindak tutur
tersebut diwujudkan dengan tuturan bermodus introgratif. Karena diwujudkan
dengan tuturan bermodus introgratif, bentuk tindak tutur bertanya tersebut berupa
tuturan bermodusintrogratif. Iklan di atas dapat dikatakan bahwa bentuk tuturan
tersebut berupa tuturan introgratif. Bentuk iklan di atas adalah bentuk introgatif
sehingga makna yang terkandung dalam iklan di atas adalah memberikan salah satu
jawaban bukti dari konsumen bahwa pada produk tersebut sudah banyak pelanggan
dan terpercaya kualitasnya oleh masyarakat.
4.2.1.3. Wujud dan Bentuk Tuturan Imperatif
Kalimat imperatif adalah kalimat yang mengandung maksud memerintah atau
meminta agar si mitra tutur melakukan suatu sebagaimana diinginkan si penututr.
Kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia dapat berkisar antara suruhan yang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
keras atau kasar sampai dengan permohonan yang sangat halus dan santun.
Berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat ini mengharapkan tanggapan
yang berupa tindakan dari lawan bicara. Kalimat imperatif bahasa Indonesia dapat
diklasifikasikan secara formal menjadi lima macam, yakni (1) kalimat imperatif
biasa, (2) imperatif permintaan, (3) imperatif pemberian izin (4) imperatif ajakan,
dan (5) imperatif suruhan.
18. Peristiwa tutur
Ibu
Bapak
Ibu
:”bangun pak”
:” baru mimpi dapat pajero sport, smartphone kok malah dibangunin,
pripun to sampean niku?”
:” oalah pak, la kok mesakke nemen to sampean ini wes to gak usah
mimpi kalau mau dapet mobil, sepeda motor atau smartphone baru,
mbok ya ikut aja undian berhadiah tabungan sutra dan sutra emas dari
BPD DIY.”
(Tabungan Sutra BPD, Star Fm)
Konteks : semakin banyak orang menginginkan barang-barang tersier secara mudah
dan murah, semakin pesat perkembangan teknologi sehingga banyak orang tertuntut
untuk memilikinya. Bagi sebagian orang, kebutuhan akan mobil masih menjadi
impian, tetapi impian akan menjadi kenyataan apabila rajin menabung di BPD DIY.
19. Peristiwa tutur
Mas : “iya ni ya, maunya tuh aku ngikutin, tapi tau sendiri kan? Kita nih
senengnya ngebut promo.”
Mbak :”ayok ke HARISMA sapa tau yang kamu butuhkan lagi promo minggu
ini.”
(Harisma Computer, Rakosa Female radio)
Konteks : perkembangan pesat media elektronik sangatlah cepat, sehingga
bagaimanapun caranya harus dapat memilikinya. Bagi orang yang ingin mendapat
barang murah dapat membeli di Harisma yang sedang mengadakan promo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
20. Peristiwa tutur
Bapak :”berhenti! saudara yang paling depan sebelah kiri, keluar barisan.!Nama
saudara?”
Jono
:” Jono pak!”
Bapak
:”dengar aba-aba lakukan dengan benar.!”
Jono
:” siap Pak!”
Bapak
:” Maju jalan,grak!”
Jono
:”maaf Pak, ada mata ikan ditelapak kaki saya, sakitnya bukan main
pak!”
Bapak
:” mata ikan kok dipelihara, pakai KANUSOL, nih. Selain buat mata
ikan, KANUSOL juga cocok buat kutil dan kapalan.”
Operator
:”Kanusol efektif atasi mata ikan, kutil dan kapalan.”
Bapak
:” saudara Jono, sudah sembuh?”
Jono
:”Siap Pak berkat KANUSOL.”
Bapak
:” maju jalan, grak!”
Operator :” Kanusol efektif atasi mata ikan, kutil dan kapalan,agar lebih efektif
oleskan KANUSOL, kemudian tutup dengan pester.! Oles tutup
beres.”
(Kanusol, Q Radio Fm)
Koteks : sakit yang dirasakan pada telapak kaki sehingga membuat semua aktivitas
maupun konsentrasi menjadi buyar karena terkendala dengan rasa sakit tersebut.
Terutama pada telapak kaki yang termasuk hal pokok untuk melakukan aktivitas
kemana-mana. Orang yang sakit karena mata ikan, kutil dan kapalan lebih suka
menggunakan Kanuso karena cepat menyembuhkan sakit mata ikan, kutil dan
kapalan.
21. Peristiwa tutur
Laki1
:” duh, gak jalan-jalan gini padahal dah lampu hijau. Haa.. trotoar
sepi tuh, lewat situ aja ah?”(tiiinn tiinn) permisi-permisi numpang
lewat, buru-buru nih..!”
Perempuan
:”eeh..ehh..kok lewat trotoar sih, kan trotoar buat pejalan kaki!
Udah jelas ada rambunya”
Laki 1
:” ya tapi kan ini jalan umum!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
:” iya ini jalan umum, tapi buat pejalan kaki bukan buat kendaraan
bermotor!”
Perempuan
Perempuan 2 :” heh. Kaula muda pejalan kaki juga punya hak lho, menurut
undang-undang nomor 22 th 2009 tentang lalu lintas dan angkutan
jalan, setiap melakukan perbuatan yang mengakibatkan gangungan
pada fungsi rambu lalu lintas dan fasilitas pejalan kaki bisa
dipidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banya
250.000 rupiah lho.”
Laki 1
:” yaudah deh kalau mobil saya tuntun di trotoar boleh gak?”
(Hak Pengguna Trotoar, Prambos Fm)
Konteks : semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor sering membuat macet.
Saat orang menghadapi kemacetan sering mengendarai motor di trotoar yang
dikhususkan bagi pejalan kaki. Tindakan menggunakan trotoar untuk berkendara
terbukti telah mengganggu banyak pejalan kaki. Untuk itu, pemerintah telah
mengeluarkan UU yang mengatur lalu lintas yang juga melarang fasilitas pejalan
kaki diganggu oleh pengendara bermotor. Bagi pelanggar tentu akan mendapat
sangsi denda.
22. Peristiwa tutur
Ibu
: “ ini kopinya”
Bapak
: “trima kasih bu”
Ibu
: “ eh, pak, sudah bayar pajak bumi dan bangunan tahun ini belum ya
pak ya?”
Bapak
: ”waduh bapak lupa bu, untung ibu mengingatkan.”
Ibu
: “ya sudah sana, bapak bayar dari pada nanti kena denda, oiya jangan
lupa ini lho! surat pemberitahuan pajak hutang-hutangnya dibawa
lho pak!”
Bapak
: “Iya bu, bapak segera berangkat untuk membayar pbb”
(Pembayaran Pajak, Female Radio)
Konteks : sebagai warga negara yang baik dan bijak maka perlu memenuhi hak dan
kewajiban sebagai warga negara yaitu dengan membayar PBB tepat waktu. Namun,
banya orang yang lupa sehingga telat membayar. Bagi orang yang terlambat
membayar akan dikenai denda.
23. Peristiwa tutur
penyiar 1 : “isi lagi dong”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
penyiar 2 : “stop narkoba jangan lakukan itu sudah banyak jiwa yang sekarat
banyak korban yang tak tertolong jangan lakukan yang akan membuatmu
menderita jangan coba-coba gunakan narkoba katakan tidak pada narkoba.”
(Layanan Masyarakat Narkoba, MBS Fm)
Konteks : penggunaan narkoba di masyarakat semakin banyak dan membuat semakin
banyak orang yang menggunakan narkoba kemudian justru menderita dan meninggal
dunia. Karena itu, narkoba harus ditolak.
Bentuk iklan di atas adalah bentuk imperatif dan fungsi dari tuturan iklan
di atas termasuk dalam fungsi tindak tutur direktif, sehingga makna yang
terkandung dalam iklan di atas adalah mengikuti tindakan, ajakan atau program
yang disampaikan dalam iklan. Istilah imperatif lazim digunkan untuk menunjuk
salah satu tipe kalimat bahasa Indonesia, yakni kalimat imperatif atau perintah.
Keraf dalam Rahardi (2005:2) mendefinisikan bahwa kalimat perintah sebagai
kalimat yang digunakan untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu.
Contohnya, tuturan pada iklan larangan menggunakan narkoba dan iklan
ajakan untuk membayar PBB. Tuturan pada iklan Tabungan emas bermaksud
meminta pendengar iklan untuk menggunakan Tabungan emas, tetapi dengan
cara halus yaitu dengan menggunakan kalimat “Daftar aja di program tabungan
emas pegadaian...”Sesuai dengan maksudnya, tindak tutur yang dinyatakan iklan
tersebut disebut tindak tutur meminta agar pendengar mendaftar di Tabungan
emas. Tindak tutur tersebut diwujudkan dengan tuturan bermodus imperatif.
Karena diwujudkan dengan tuturan bermodus imperatif, bentuk tindak tutur
meminta tersebut berupa tuturan bermodus imperatif. Tuturan dalam iklan
tersebut digunakan dalam makna sebenarnya atau makna literal, sehingga dapat
dikatakan bahwa tuturan tersebut berupa tuturan imperatif langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Fungsi tindak tutur iklan di atas adalah direktif. Dalam konteks pertuturan
di atas, dapat ditafsirkan bahwa tuturan iklan di atas berfungsi, bermaksud, atau
bertujuan untuk meminta pendengar iklan menggunakan tabungan emas sebagai
tempat investaasi yang baik untuk masa depan. Jadi, secara singkat dapat
dikatakan bahwa fungsi tindak tutur tersebut adalah untuk meminta. Selanjutnya,
karena berfungsi untuk meminta, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur
meminta atau permintaan. Dengan kata lain, berdasarkan fungsinya, tindak tutur
tersebut dapat disebut tindak tutur meminta atau permintaan. Tindak tutur yang
menghendaki lawan tutur melakukan sesuatu seperti halnya permintaan tergolong
tindak tutur direktif.
Iklan KANUSOL bermaksud memerintah atau meminta pendengar iklan
untuk menggunakan obat Kanusol, tetapi dengan cara halus yaitu dengan
menggunakan kalimat :” mata ikan kok dipelihara, pakai KANUSOL,nih. Selain
buat mata ikan, KANUSOL juga cocok buat kutil dan kapalan.” Sesuai dengan
maksudnya, tindak tutur yang dinyatakan iklan tersebut disebut tindak tutur
memerintah atau meminta mengobati mata ikan dengan Kanusol. Tindak tutur
tersebut diwujudkan dengan tuturan bermodus imperatif. Karena diwujudkan
dengan tuturan bermodus imperatif, bentuk tindak tutur meminta atau
memerintah tersebut berupa tuturan bermodus imperatif. Tuturan dalam iklan
tersebut digunakan dalam makna sebenarnya atau makna literal, sehingga dapat
dikatakan bahwa tuturan tersebut berupa tuturan imperatif
Fungsi tindak tutur iklan di atas adalah direktif. Dalam konteks pertuturan
di atas, dapat ditafsirkan bahwa tuturan iklan di atas berfungsi, bermaksud, atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
bertujuan untuk meminta pendengar iklan menggunakan Kanusol untuk mata
iklan dan kapalan. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa fungsi tindak tutur
tersebut adalah untuk meminta. Selanjutnya, karena berfungsi untuk meminta,
tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur meminta atau permintaan. Dengan
kata lain, berdasarkan fungsinya, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur
meminta atau permintaan. Tindak tutur yang menghendaki lawan tutur
melakukan sesuatu seperti halnya permintaan tergolong tindak tutur direktif.
Bentuk iklan di atas adalah bentuk imperatif. Bentuk imperatif digunakan
untuk menyatakan perintah, ajakan, permintaan atau permohonan (Wijana
(1996:32). Fungsi dari tuturan iklan di atas termasuk dalam fungsi tindak tutur
direktif, sehingga makna yang terkandung dalam iklan di atas adalah segera
mengatasi permasalahan sepele agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Menghimbau masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dalam hal-hal kecil
untuk mengurangi adanya penyakit pada bagian tubuh yang kurang diperhatikan
dan dianggp tidak penting untuk dijaga kebersihannya.
4.2.1.4. Wujud dan Bentuk Tuturan Empatik
Kalimat empatik adalah kalimat yang didalamnya terkandung maksud
memberikan penekanan khusus. Dalam bahasa Indonesia penekanan khusus itu
biasanya dikenakan pada bagian subjek kalimat. Berikut adalah data iklan yang
termasuk dalam bentuk iklan empatik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
24. Peristiwa tutur
Laki 1
:” beberapa bulan ini aku ngerasa tidak enak badan melulu.”
Laki 2
:” sudah diobati belum?”
Laki 1
:” sudah, aku sudah coba kemana-mana, udah minum segala macem
tapi sampai sekarang belum sembuh-sembuh, samai frustasi ngrasain
sakit gini.”
Laki 2
:” udah pernah ngrasain BIO7? Nah coba deh minum BIO7 kemarin
mamaku juga kayak kamu, sakit-sakitan gitu. Tiap hari ngeluh
badanya gak enak, trus aku cobain jamu tetes BIO7 baru konsumsi
beberapa hari saja udah kerasa khasiatnya. Sekarang mama udah
sehat, gak pernah sakit-sakitan lagi dan gak pernah ngeluh lagi.”
Laki 1
:” oh ya,, kalau gitu aku mau juga.”
(Jamu BIO7, POP Fm)
Konteks: penyakit yang tidak sembuh-sembuh kadang membuat orang putus asa
sehingga merasa jenuh untuk berobat. Tapi ada orang yang sudah sakit cukup lama
akan segera sembuh setelah minum Bio7 selama beberapa hari saja.
25. Peristiwa tutur
Operator
Laki-laki
: ”harum dan kualitasnya warisan budaya kekayaan Indonesia,
pesonanya diraja rasa khas negeri tercinta di dalam teh baru
JAVANA.”
: ”baru teh JAVANA, teh kebaggaan Indonesia dari semua pucuk
daun teh hanya 10% yang dipilih adalah pucuk teh paling berkualitas
dahulu hanya untuk para raja, sekarang ada di teh JAVANA diproses
dengan aroma discovery sistem menjaga rasa dan aroma saat pertama
kali disedu.”
(Teh Javana, Jiz Fm)
Konteks : Minum teh sudah menjadi tradisi di Indonesia sejak masa raja-raja. Teh
yang disuguhkan untuk raja merupakan teh pilihan berkualitas seperti teh Javana.
Teh Javana ibarat minuman para raja yang diproses dengan aroma discovery sistem
menjaga rasa dan aroma saat pertama kali diseduh.
Tuturan pada iklan Javana di atas ini sesuai dengan pernyataan bahwa bentuk
tindak tutur adalah empatik. Kalimat iklan di atas yang didalamnya terkandung
maksud memberikan penekanan khusus atau kalimat penegas (empatik) (Rahardi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2005: 74). Dalam bahasa Indonesia penekanan khusus itu biasanya dikenakan pada
bagian subjek kalimat. Subjek dalam iklan tersebut adalah Teh Javana yang dengan
penekanan khususnya adalah discovery sistem. Tindak tutur di atas termasuk dalam
tindak tutur empatik yang memberikan penekanan khusus pada produk iklan tersebut.
Dalam konteks pertuturan pada iklan Teh , dapat dikatakan bahwa tuturan di
atas berfungsi, bermaksud, atau bertujuan untuk mengusulkan produk teh Javana
kepada pendengar iklan sebagai minuman yang menyegarkan. Jadi, secara singkat
dapat dikatakan bahwa fungsi tindak tutur tersebut adalah untuk mengusulkan.
Selanjutnya, karena berfungsi untuk mengusulkan, tindak tutur tersebut dapat disebut
tindak tutur mengusulkan atau menawarkan. Dengan kata lain, berdasarkan
fungsinya, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur mengusulkan atau
menawarkan produk olahan baru dengan kualitas lebih baik. Tindak tutur yang
mendorong penutur melakukan sesuatu seperti halnya menawarkan sesuatu tergolong
tindak tutur komisif.
Pada iklan Teh Javana memaparkan bahwa minuman teh merupakan
minuman yang menjadi wajib dikonsumsi setiap orang sehingga teh yang dikelola
dengan baik akan menghasilkan rasa yang lebih nikmat. Tuturan iklan yang diutaran
oleh laki-laki : ”baru teh JAVANA, teh kebaggaan Indonesia dari semua pucuk daun
teh hanya 10% yang dipilih adalah pucuk teh paling berkualitas dahulu hanya untuk
para raja, sekarang ada di teh JAVANA diproses dengan aroma discovery system
menjaga rasa dan aroma saat pertama kali disedu.” menunjukkan bahwa mempunyai
aspek ilokusi agar masyarakat yang terhadulu tidak dapat mengkonsumsi teh,
melainkan hanya para raja saja yang dapat mengkonsumsi maka sekarang dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
adanya buatan teh ini dapat dikonsumsi semua kalangan masyarakat tanpa
memandang status. Teh yang sengaja dibuat lebih nikmat membuat masyarakat
mencintai budaya minum teh. Ilokusi tuturan “teh kebanggaan Indonesia dari semua
pucuk daun teh…” juga mengimplikasikan daya tertentu yang berkaitan dengan daun
teh atau kebun teh, agar kebun teh yang luas yang dimiliki selalu dirawat dan
dilestarikan. Kemudian menimbulkan pengaruh juga pada ekonomi masyarakat
pedesaan yang menggantungkan hidup pada hasil perkebunan teh, agar para ilmuan
dipabrik dapat bekerja sama untuk dapat selalu menggunakan daun teh produksi
dalam negeri sendiri.
4.2.1.5. Wujud dan Bentuk Tuturan Eklamasi
Kalimat eksklamasi adalah kalimat yang dimaksudkan untuk menyatakan
rasa kagum. Karena kalimat eksklamatif menggambarkan suatu keadaan yang
mengundang kekaguman, biasanya kalimatnya ini disusun dari kalimat deklaratif
yang predikatnya adjektiva. Berikut adalah data iklan yang menggunakan kalimat
eksklamasi :
26. Peristiwa tutur
Mbak
Ibu
Mbak
Ibu
:” MAGA delivery service”
:” wah MAGA,waa pesanannya langsung datang.”
:” iya bu, kami memberikan pelayanan cepat untuk delivery service
yang tersedia di MAGA jalan Panjaitan dan MAGA Sidoarum
Godean.”
:” ah, jadi makin cinta sama MAGA.”
(Maga Delivery Service, arma sebelas FM).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Konteks : orang jaman sekarang selalu menginginkan pelayanan yang cepat, mudah,
dan murah. Kebutuhan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari hari harus terpenuhi
dalam waktu yang singkat. Orang yang ingin layanan cepat datang dan praktis dapat
pesan di MAGA delivery service.
27. Peristiwa tutur
Laki 1 : ”menurutmu hitam itu apa?”
Laki 2 : ”tapi menurut gue hitam itu berani”
Laki 3 : ”bagi gue sih hitam itu kuat.”
Laki 4 : ”kalau gue hitam itu cool.”
Laki 5 :”gua bilang sih, hitam itu mantap”
Laki 6 :”yang gue rasa hitam itu pasti top, TOP coffe, kopi gula. TOP coffe, kopi
gula aromanya nikmat, kopinya kental dan gulanya yang pas
menghasilkan cita rasa kopi hitam khas Indonesia. Hitam itu TOP, pasti
TOP kopi, kopi gula, mantap! Ini arti kenikmatan kopi hitam yang
sebenarnya. Aromanya berani, nikmatnya gak mau berhenti.”
All : ”hitam itu TOP! TOP kopi, kopi gula.”
Laki 7 : ”TOP kopi itu kopinya orang indonesia.”
(TOP Coffe, Jiz FM)
Konteks : Kopi merupakan minuman yang banyak disukai di Indonesia. TOP kopi
disukai banyak laki-laki. TOP kopi disukai karena kopi gula aromanya nikmat,
kopinya kental dan gulanya yang pas menghasilkan cita rasa kopi hitam khas
Indonesia.
28. Peristiwa tutur
Laki
: ”nyari apa princess”
Syahrini
: ”mie SEDAP WHITE CURRY baru.”
Laki
: ”hemmb beda harum curry nya.”
Syahrini
: ”iya, keciumkan wangi rempah-rempahnya, gurih, cremmy.”
Laki
: ”iya.”
Syahrini
: ”lhoh, lhoh, kamu kok makan white curry saya?”
Laki
: ”hah, hehe, maaf habis menggoda banget sih princess.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
: ”begitu fenomenal creamy white curry, bikin lidah menari-nari,
mau makan, mau makan. Mie sedap white curry.”
Syahrini
(Mie Sedap White Curry, Yasika FM)
Konteks : mie yang sedap adalah mie yang banyak rasa dan kualitas bagus, banyak
masyarakat membutuhkan inovasi rasa lain dengan yang lain. Rasa istimewa dan
kaya rempah-rempah hanya ada di Mie Sedap White Curry. Kalangan atas seperti
arti pun senang pada Mie Sedap White Curry.
29. Peristiwa tutur
Bapak : “kau bener-bener istri yang cakap, cakap mengatur keuangan, cakap
juga mengatur rumah aku bersyukur lho pnya istri seperti kamu.”
Ibu
: “ah papa ini aku jadi tersanjung lho pa.”
Bapak
: “Bener lho ma dengan kondisi ekonomi kita yang sederhana ini, aku
sama sekali gak nyangka kalau rumah kita terkesan mewah begini.”
Ibu
: “Papa ini semua berkat desaign gordyn yang aku beli di bandung
gordyn kemarin, itu yg beralamat di jalan kaliurang km 10,6 no. 9
Gentan. Harganya juga terjangkau kok pa, karena untuk ukur dan
pasangnya gratis coba kalau suruh tukang, mesti bayar berapa lagi kita.”
Bapak
: “Sayang, kamu memang istri pilihan, aku sayang padamu.”
Ibu
: “Ah masak si pa?”
(Bandung gordyn, UTY FM Medari)
Konteks : Orang menginginkan rumah yang terkesan indah, bagus dan mewah.
Keinginan untuk mendapatkan rumah yang tampak mewah dapat diwujudkan dengan
desain gordyn yang bagus. Istri maupun ibu rumah tangga yang dapat mengatur
rumahnya menjadi terkesan mewah akan semakin dicintai oleh suaminya. Gordyn
dengan desain mewah namun murah dan dipasangkan secara gratis hanya didapatkan
di Bandung gordyn. Bandung gordyn menjadi pilihan ibu yang pandai mengatur
keuangan keluarga.
Bentuk tindak tutur yang terdapat pada iklan Bandung gordyn di atas adalah
eklamasi. Kalimat eklamatif adalah kalimat yang dimaksudkan untuk menyatakan
rasa kagum. Karena kalimat eklamatif menggambarkan suatu keadaan yang
mengundang kekaguman, biasanya, kalimat ini disusun dari kalimat deklaratif yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
berpredikat adjektiva. Tindak tutur eklamatif (pengungkapan emosi, rasa)
dimaksudkan untuk mempengaruhi pendengar agar tertarik untuk merasakan hal
yang sama sehingga memutuskan untuk membeli (Mulyana, 2015: 42).
Iklan Bandung Gordyn Design di atas bermaksud menyatakan rasa kagum
kepada pendengar karena menggunakan dari produkmya, yaitu dengan menggunakan
kalimat “Papa ini semua berkat desaign gordyn yang aku beli di bandung gordyn
kemarin, itu yg beralamat di jalan kaliurang km 10,6 No. 9 Gentan. Harganya juga
terjangkau kok pa, karena untuk ukur dan pasangnya gratis coba kalau suruh tukang,
mesti bayar berapa lagi kita”. Sesuai dengan maksudnya, tindak tutur yang
dinyatakan iklan tersebut disebut tindak tutur .eklamasi. Tindak tutur tersebut
diwujudkan dengan tuturan bermodus eklamasi. Karena diwujudkan dengan tuturan
bermodus eklamasi, bentuk tindak tutur yang menyatakan rasa kagum tersebut
berupa tuturan bermodus eklamasi.
4.2.2. Ciri Kebahasaan Iklan
Berdasarkan data iklan di atas yang telah dianalisis, secara umum objek
kajian penelitian ini adalah iklan bisnis dan iklan layanan masyarakat, maka bentuk
tuturan-tuturannya sangat representatif dalam rangka memaparkan produkproduknya. Pemaparan ciri kebahasaan yang terdapat dalam iklan bisnis secara
umum mengunakan tuturan yang persuasif sehingga dapat menimbulkan pendengar
menjadi tertarik dan selalu memilih produknya untuk memenuhi kebutuhan seharihari.
Sifat persuasif dalam iklan sejalan dengan penjelasan Vestergaard dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Schroder (dalam Widyatama 2011:29) mengemukakan bahwa iklan memiliki lima
tujuan yaitu: menarik perhatian, membangkitkan minat, merangsang hasrat,
menciptakan keyakinan, dan melahirkan tindakan (membeli barang/jasa).
Kalimat persuasif adalah kalimat yang bertujuan meyakinkan dan membujuk
pembaca agar melaksanakan atau menerima gagasan penulis terhadap suatu hal.
Terdapat beberapa kalimat persuasif yang terdapat pada iklan produk tersebut, salah
satunya adalah : “murah, cepat dan handal”. Keraf (2004: 118) mengatakan bahwa
persuasif sebagai suatu seni verbal yang bertujuan meyakinkan agar melakukan
sesuatu yang dikehendaki pada waktu itu atau pada waktu yang akan datang.
Ungkapan persuasif merupakan satuan bahasa yang bertujuan untuk meyakinkan
pembaca atau konsumen untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki sehingga
menimbulkan kepercayaan pada konsumen atau pembaca mengenai iklan atau
produk yang dipersuasikan.
Pada iklan layanan masyarakat ciri kebahasaan yang digunakan adalah
menggunakan slogan.
Suyanto (2005:139 ) mengemukakan bahwa slogan
merupakan pernyataan standar yang mudah diterima dibenak konsumen. Slogan
mempunyai dua fungsi utama, yaitu untuk menjaga keberlangsungan serangkaian
iklan dalam kampanye dan untuk menyederhanakan sebuah strategi pesan periklanan
pada pernyataan positioning agar menjadi ringkas, dapat diulang, menarik perhatian,
dan mudah diingat.
Penggunaan kalimat persuasif dan slogan pada iklan
sebagaimana tampak pada peristiwa tuturan nomor 30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
30.
Peristiwa tutur :
Mas : “iya ni ya, maunya tuh aku ngikutin, tapi tau sendiri kan? Kita nih
senengnya ngebut promo.”
Mbak :”ayok ke HARISMA sapa tau yang kamu butuhkan lagi promo
minggu ini.”
(Harisma Computer, Rakosa Female radio)
9. Peristiwa tutur :
Mbak 1
:”itu lho JOGLO Ndeso tempatnya Bu Berta menunya
macem-macem, enak-enak, terus tempatnya keren. Banyak tanaman sayur
dan buah segar yang ditanam ala hidroponik, kamu pasti betah disana.”
Mas 1
:”waow,yuk lest’s go!”
(Joglo Ndeso)
5. Peristiwa tutur :
Laki : “ minum anggur kolesom sehat semanagat dan tahan lama.”
(Anggur Kolesom, Sasando Fm)
Data (30), dan (9) merupakan iklan bisnis yang menggunakan ciri kebahasaan
persuasif yang mengajak pendengar untuk mendatangi atau berlangganan pada toko
tersebut di atas. Pada tuturan yang menekankan pada kaata “ayok”, “Yuks”, dan
“minum” adalah bukti dari ciri tuturan persuasif atau ajakan. Sedangkan iklan pada
data (5) lebih menonjolkan slogan: “sehat semangat dan tahan lama.” Pada iklan,
bahasanya distrategikan agar berdaya persuasi, yaitu mempengaruhi masyarakat agar
tertarik dan membeli. Sehubungan dengan tujuan tersebut, Jeffkin (dalam Kasali,
1995: 9) mengemukakan bahwa advertising aims to persuade people to buy (iklan
bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat untuk membeli (produk).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Iklan layanan masyarakat memiliki ciri kebahasaan yang berbeda dengan iklan
bisnis, namun tetap ada unsur persuasinya seperti tampak pada peristiwa tutur
berikut.
34. Peristiwa tutur :
penyiar 2 : “stop narkoba jangan lakukan itu sudah banyak jiwa yang
sekarat banyak korban yang tak tertolong jangan lakukan yang
akan membuatmu menderita jangan coba-coba gunakan
narkoba katakan tidak pada narkoba.”
(iklan layanan masyarakat, narkoba)
Data (34) merupakan salah satu iklan masyarakat yang menggunakan ciri
kebahasaan dengan slogan. Tuturan yang terdapat pada iklan layanan masyarakat di
atas menggunakan ciri “stop...” yakni slogan yang digunakan untuk mengajak
masyarakat untuk tidak menggunakan narkoba. Meskipun dalam bentuk tuturan yang
berbeda-beda, ciri dari kebahasaan teks iklan di atas pada penelitian ini pada
dasarnya adalah mengajak, menyuruh dan membujuk pendengar untuk mengikuti
dan menggunakan produk yang ditawarkan. Sifat mengajak menunjukkan adanya ciri
persuasif dalam iklan layanan masyarakat.
4.2.3. Fungsi Tindak Tutur
Setiap bentuk tuturan pada iklan memiliki makna dan fungsi berbagai macam,
untuk itu dari penjelasan yang diperoleh melalui makna dan fungsi iklan maka
terdapat juga efek komunikasi yang terjadi secara tidak langsung terhadap setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
iklan yang ada. Setiap bentuk tuturan dalam iklan memiliki fungsi masing-masing.
Fungsi tindak tutur pada peristiwa tutur yang diteliti dapat dipilah menjadi lima yaitu
fungsi
asertif (assertives), direktif (directives), ekspresif (expressives), komisif
(commissives), dan fungsi deklarasi (declarations).
4.2.3.1. Fungsi Tuturan Asertif (assertives)
Asertif (assertives) yakni bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran
proposisi yang diungkapkan, misalnya saja: menyatakan (stating), menyarankan
(suggesting), membual (boasting), mengeluh (complaining), dan mengklaim
(claiming). Leech (dalam Sudaryat, 2009: 140) kalimat asertif adalah kalimat yang
berfungsi untuk mengekspresikan kebenaran informasi. Kebenaran kalimat memiliki
tiga macam perwujudan, yakni kalimat analitis, yang kebenaran isinya berada di
dalam untaian kata-katanya; kalimat kontradiktif, yang kebenaran isi kalimatnya
bertolak belakang dengan isi untaian kata-katanya; dan kalimat sintesis, yang
kebenaran isi kalimatnya bergantung kepada fakta yang ada di luar bahasa. Fungsi
asertif tampak pada peristiwa tutur nomor 30.
30. Peristiwa tutur
: “bener mboten sakit mboten medal getih e, soale ngagem
metode hipnotis koyo wong turu, tangi-tangi pun rampung.”
Simbah
: “bener kandane simbah to!” (bersama) Bong Supit
SURYONO ora loro, ora loro,betul, betul,betul”
Simbah dan anak :“Bong Supit SURYONO ora loro, ora loro,
betul, betul,betul”
(Bong supit SURYONO, pop FM)
Anak-anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Konteks : Anak-anak umumnya takut disunat karena membayarngkan darah dan rasa
sakit yang ditimbulkan. Pengalaman seorang anak yang tidak merasakan sakit saat
disunat membenarkan perkataan kakek bahwa suna di bong supit Suryono tidak akan
merasakan sakit.
Dalam konteks pertuturan pada iklan Bong Supit dapat dikatakan bahwa
tuturan di atas berfungsi, bermaksud, atau bertujuan untuk menyarankan tempat
perusahaan untuk sunat kepada pendengar iklan. Jadi, secara singkat dapat dikatakan
bahwa fungsi tindak tutur tersebut adalah untuk menyarankan. Selanjutnya, karena
berfungsi untuk menyarankan, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur
menyarankan. Dengan kata lain, berdasarkan fungsinya, tindak tutur tersebut dapat
disebut tindak tutur asertif. Tindak tutur yang mendorong penutur melakukan sesuatu
seperti halnya menyarankan tergolong tindak tutur asertif.
Bentuk iklan di atas adalah bentuk deklaratif dan fungsi dari tuturan iklan di
atas termasuk dalam fungsi tindak tutur asertif, sehingga makna yang terkandung
dalam iklan di atas adalah untuk mengurangi rasa trauma pada anak yang harus
memenuhi adat istiadat yang ada dan harus melakukan sunat sebagai salah satu cara
menjaga kesehatan maka ditawarkan dalam iklan di atas bahwa dengan melakukan
sunat tidaklah sakit, dari pada menggunakan jasa yang lain yang belum terbukti
kebenarannya.
4.2.3.2. Fungsi Tuturan Direktif (Directives)
Direktif (Directives) yakni bentuk tutur yang dimaksudkan penututrnya untuk
membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan tertentu, misalnya saja
memesan (ordering), memerintah (commanding), memohon (requesting), menasehati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
(advising), dan merekomendasi (recommending). Tindak tutur direktif disebut juga
tindak tutur impisiotif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra
tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu (Rustono 1999 : 38).
Contoh fungsi direktif tampak pada peristiwa tutur nomor 17.
17. Peristiwa tutur
Laki : “bentar pak, sering ke clandys grosir ya pak ya?
Bapak
:” iya ini, ngantar istri kebetulan istri sedang hamil, disini lengkap dan
bagus-bagus modelnya.”
Laki :” maaf, Bu, ee sama adek ya,, adek.. kenapa Bu memilih belanja di clandys
grosir bu? “
Ibu
:” ya, apa ya, komplit,murah”
Laki :” oo, gitu.”
(Clandy’s Grosir, Sindo Trijaya FM)
Konteks : kebutuhan untuk perlengkapan bayi sangatlah banyak dan bermacammacam sehingga untuk menghemat waktu banyak orang memilih satu tempat
yang sudah menyediakan banyak kebutuhan perlengkapan yang dibutuhkan.
Orang-orang memilih ke clandys grosir karena lengkap, murah dan banyak
modelnya.
Fungsi tindak tutur iklan di atas adalah direktif. Fungsi direktif merupakan
fungsi yang diacu oleh maksud tuturan di dalam pemakaiannya agar mitra tuturnya
melakukan tindakan seperti yang disebutkan didalam tuturanya (Rustono, 2000:99).
Dalam konteks pertuturan di atas, dapat ditafsirkan bahwa tuturan iklan di atas
berfungsi, bermaksud, atau bertujuan untuk meminta pendengar iklan menggunakan
produk dari Clandy’s Grosir untuk memenuhi kebutuhan anak dibawah umur yang
sudah lengkap tersedia di toko tersebut. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
fungsi tindak tutur tersebut adalah untuk meminta. Selajutnya, karena berfungsi
untuk meminta, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur meminta atau
permintaan. Tindak tutur yang menghendaki lawan tutur melakukan sesuatu seperti
halnya permintaan tergolong tindak tutur direktif.
4.2.3.3. Fungsi Tuturan Ekspresif (expressives)
Ekspresif (expressives) adalah bentuk tuturan yang berfungsi untuk
menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penututr terhaadap suatu keadaan,
misalnya saja berterima kasih (thanking), memberi selamat (congratulating),
meminta maaf (pardoning), menyalahkan (blaming), memuji (praising), dan berbela
sungkawa (condoling). Contoh fungsi ekepresif ini tampak pada peristiwa tutur
nomor 41.
41.Peristiwa tutur
Bapak : “kau bener-bener istri yang cakap, cakap mengatur keuangan, cakap
juga mengatur rumah aku bersyukur lho pnya istri seperti kamu.”
Ibu
: “ah papa ini aku jadi tersanjung lho pa.”
Bapak
: “Bener lho ma dengan kondisi ekonomi kita yang sederhana ini, aku
sama sekali gak nyangka kalau rumah kita terkesan mewah begini.”
Ibu
: “Papa ini semua berkat desaign gordyn yang aku beli di bandung
gordyn kemarin, itu yg beralamat di jalan kaliurang km 10,6 no. 9
Gentan. Harganya juga terjangkau kok pa, karena untuk ukur dan
pasangnya gratis coba kalau suruh tukang, mesti bayar berapa lagi kita.”
Bapak
: “Sayang, kamu memang istri pilihan, aku saying padamu.”
Ibu
: “Ah masak si pa?”
(Bandung gordyn, UTY FM Medari)
Konteks : Orang menginginkan rumah yang terkesan indah, bagus dan mewah.
Keinginan untuk mendapatkan rumah yang tampak mewah dapat diwujudkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dengan desain gordyn yang bagus. Istri maupun ibu rumah tangga yang dapat
mengatur rumahnya menjadi terkesan mewah akan semakin dicintai oleh
suaminya. Gordyn dengan desain mewah namun murah dan dipasangkan secara
gratis hanya didapatkan di Bandung gordyn. Bandung gordyn menjadi pilihan ibu
yang pandai mengatur keuangan keluarga.
Fungsi tindak tutur iklan di atas adalah ekspresif. Tutur ekspresif adalah
tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi
tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu (Rustono 1999: 39). Dalam konteks
pertuturan di atas, dapat ditafsirkan bahwa tuturan iklan di atas berfungsi,
bermaksud, atau bertujuan untuk memuji iklan agar pendengar iklan menggunakan
produk dari Bandung Gordyn. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa fungsi
tindak tutur tersebut adalah untuk memuji atau menyatakan rasa kagum. Selajutnya,
karena berfungsi untuk memuji, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur
ekspresif. Dengan kata lain, berdasarkan fungsinya, tindak tutur tersebut dapat
disebut tindak tutur ekspresif.
4.2.3.4. Fungsi Tuturan Komisif (Commissives)
Komisif (Commissives) yakni bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan
janji atau penawaran, misalnya saja berjanji (promising), bersumpah (vowing), dan
menawarkan sesuatu (offering). Fungsi komisif tampak pada peristiwa tuturan nomor
15 dan 16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
15. Peristiwa tutur
: “pak-pak”
: “opo to bu?
: ”ibu iki pengen sate, nanging sate sing enak kui ngendi yo pak? La
saiki sing adol sate ki akeh banget je?”
Bapak : “pancen saiki akeh sing adol sate Bu, tur sing tak ngerteni sing
kondang ket tahon 1980 ki yo mung kae. Sate Ngaglik kae lho bu!”
Ibu
: ”ngendi kui nggone, opo yo enak tenan?”
Bapak
: “walah ibu kok o maido lho. Yo pancen enak tenan wong bapak ki
langganan ning kono sue. Sate Ngaglik kui ono ning jalan Kaliurang km
10 ngarep kecamatan Ngaglik rasane enak tur murah regane.”
Ibu
: ”wah cocok kui pak.”
(sate Ngaglik, Vedac Fm)
Konteks : Sate telah menjadi makanan yang disukai banyak orang sehingga banyak
pula orang yang berjualan sate. Penggemar sate akan tahu penjual sate yang enak
yaitu Sate Ngaglik yang sudah berjualan sejak tahun 1980 di depan kantor kecamatan
Ngaglik.
Ibu
Bapak
Ibu
16 Peristiwa tutur
Papa :” kita mau kmn ma?”
Mama : ” udah papa tenang aja, kita ketempat makan yang unik dan menunya
mantap, ada lodeh terong, asem-asem jowo,oseng-oseng lompong, osengoseng ginjer, lauknya macam-macam sate dan gorengan. Ada juga wedang
teh gajah, jahe susu, jajanan pasarnya ada ketan srundeng, cimol, klepon,
pokoknya komplit deh pa.”
Papa : ” wah gitu ya?”
Mama: ”nah, nah gimana? Asyik kan tempatnya tuh ada joglonya juga.”
Papa :” ooo, ini kan angkringan gajah, papa kan sering kesini.” Eemmm,,
menunya mantap ya ma?”
Mama :” hayo jawab dulu papa sering kesini sama siapa? Huummb..!!”
(Angkringan Gajah, Rakosa Fm)
Konteks : Banyak orang masih senang pada masakan maupun jajanan tradisional.
Selain mengenang masa kecil, juga dapat mengingatkan akan makanan dan minuman
tradisi. Orang bisa menikmati masakan maupun jajanan tradisional di Angkringan
Gajah karena menunya enak, mantap dan tempatnya yang nyaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tindak tutur komisif berfungsi mengikat penuturnya untuk melaksanakan
apa yang disebutkan di dalam tuturannya dan mengajak pendengar untuk
mengikutinya (Rustono 1999:39). Peristiwa tuturan di atas berfungsi, bermaksud,
atau bertujuan untuk mengajak pendengar untuk membeli, menggunakan produk
yang diperbincangkan dalam peristiwa tutur. Jadi, secara singkat dapat dikatakan
bahwa fungsi tindak tutur tersebut adalah untuk mengajak. Selanjutnya, karena
berfungsi untuk mengusulkan, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur
mengusulkan atau menawarkan. Dengan kata lain, berdasarkan fungsinya, tindak
tutur tersebut dapat disebut tindak tutur mengusulkan atau menawarkan.
Dalam konteks pertuturan pada iklan Sate dapat dikatakan bahwa tuturan di
atas berfungsi, bermaksud, atau bertujuan untuk mengusulkan Sate Ngaglik sebagai
tempat yang paling nikmat rasa satenya pada pendengar iklan. Jadi, secara singkat
dapat dikatakan bahwa fungsi tindak tutur tersebut adalah untuk mengusulkan.
Selanjutnya, karena berfungsi untuk mengusulkan, tindak tutur tersebut dapat disebut
tindak tutur mengusulkan atau menawarkan. Dengan kata lain, berdasarkan
fungsinya, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur mengusulkan atau
menawarkan. Tindak tutur yang mendorong penutur melakukan sesuatu seperti
halnya mengusulkan tergolong tindak tutur komisif.
Pada iklan tersebut tuturan Ibu : ”ibu iki pengen sate, nanging sate sing enak
kui ngendi yo pak? La saiki sing adol sate ki akeh banget je?” bukan semata-mata
dimaksudkan untuk memberitahu kepada sang mitra tutur bahwa pada saat
dituturkannya tuturan la saiki saiki sing adol sate ki akeh banget, namun lebih dari itu
bahwa si penututur menginginkan si mitra tutur melakukan tindakan untuk memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dari berbagai banyak pilihan tempat yang menjual sate tetapi sekaligus membelikan
sate dari salah satu tempat yang menjadi pilihan dengan kualitas sate yang enak dan
tempat yang dapat dijangkau.
Fungsi tindak tutur iklan di atas adalah komisif. Dalam konteks pertuturan di
atas, dapat ditafsirkan bahwa tuturan iklan di atas berfungsi, bermaksud, atau
bertujuan untuk menawari pendengar iklan menggunakan restoran tersebut agar
pendengar mengetahui adanya restoran itu. Jadi, secara singkat dapat dikatakan
bahwa fungsi tindak tutur tersebut adalah untuk menawarkan. Selajutnya, karena
berfungsi untuk menawarkan, tindak tutur tersebut dapat disebut tindak tutur
menawarkan. Tindak tutur yang menghendaki lawan tutur melakukan sesuatu seperti
halnya menawarkan produk tersebut tergolong tindak tutur komisif.
Fungsi dari tuturan iklan di atas termasuk dalam fungsi tindak tutur komisif,
sehingga makna yang terkandung dalam iklan di atas adalah mencoba menikmati
makanan olahan rumah, yang tersedia di restoran yang didekorasi seperti tempat
makan masyarakat kelas menengah ke bawah. Sehingga dengan adanya restoran
yang bentuknya seperti tempat makan sederhana tersebut, dapat menarik peminat
untuk mengubah cara pandang terhadap makanan angkringan yang kurang enak
menjadi lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
4.3. Pembahasan
4.3.1. Wujud dan Bentuk Tuturan
Bentuk tuturan dalam iklan meskipun tidak menggunakan kata pemberitahuan,
kata perintah maupun kata ajakan dapat menunjukkan tuturan tersebut bertujuan
membujuk untuk membeli produk atau melakukan suatu hal. Apabila dilihat dari
konteks dapat lebih jelas diketahui sebagai suatu bentuk tuturan perintah atau ajakan.
Bentuk tuturan secara pragmatik dapat dipilah ke dalam 5 bentuk tuturan yaitu:
berita (deklaratif), tanya (interogatif), perintah (imperatif), eksklamatif, dan tuturan
empatik.
Kalimat
deklaratif
dalam
bahasa
indonesia
mengandung
maksud
memberitahukan sesuatu kepada si mitra tutur (Leech dalam Rahardi, 2008: 74-75).
Bentuk tuturan dalam iklan lebih banyak menggunakan bentuk interogatif karena
iklan lebih banyak dikemas dalam bentuk dialog antara dua orang atau lebih. Bentuk
tuturan interogatif terkesan menceritakan suatu produk. Bentuk tuturan deklaratif
biasanya terdapat pada iklan dengan durasi yang pendek, sedikit percakapan, atau
bahkan hanya berupa pemberitaan oleh operator.
Sasangka (1989: 127) mengemukakan bahwa kalimat interogatif adalah
kalimat yang isinya berwujud pertanyaan, supaya yang bertanya diberi tahu
mengenai apa yang ditanyakan. A.A. Fokker (1978: 77) membedakan kalimat
interogatif menjadi dua macam, yaitu: 1) pertanyaan untuk diakui atau untuk
diingkari dan 2) pertanyaan untuk meminta keterangan.
Leech (dalam Rahardi, 2008:74-75) mengatakan bahwa tuturan interogatif
adalah tuturan yang mengandung maksud menanyakan sesuatu kepada si mitra tutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Menurut Arifin et al. (1992:55), iklan dapat mempromosikan barang atau membujuk
dengan bertanya kepada masyarakat sasaran. Pertanyaan itu tidak perludijawab
karena jawabannya sudah ada dalam wacana iklan itu sendiri.
Keraf dalam Rahardi (2005:2) mendefinisikan bahwa kalimat imperatif
(perintah) sebagai kalimat yang digunakan untuk menyuruh orang lain melakukan
sesuatu. Bentuk imperatif digunakan untuk menyatakan perintah, ajakan, permintaan
atau permohonan (Wijana (1996:32). Kalimat empatik adalah kalimat yang
didalamnya terkandung maksud memberikan penekanan khusus, terkandung maksud
memberikan penekanan khusus atau kalimat penegas (empatik) (Rahardi, 2005: 74).
4.3.2. Ciri Kebahasaan
Pemaparan ciri kebahasaan yang terdapat dalam iklan bisnis secara umum
mengunakan tuturan yang persuasif sehingga dapat menimbulkan pendengar menjadi
tertarik dan selalu memilih produknya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Vestergaard dan Schroder (dalam Widyatama 2011:29) mengemukakan bahwa iklan
memiliki lima tujuan yaitu: menarik perhatian, membangkitkan minat, merangsang
hasrat, menciptakan keyakinan, dan melahirkan tindakan (membeli barang/jasa).
Pada iklan Bong supit SURYONO, di radio pop FM terdapat tuturan: “bener kandane
simbah to!” (bersama) Bong Supit SURYONO ora loro, ora loro,betul, betul,betul.”
Keraf (2004: 118) mengatakan bahwa persuasif sebagai suatu seni verbal
yang bertujuan meyakinkan agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pada waktu
itu atau pada waktu yang akan datang.
Pada iklan layanan masyarakat ciri
kebahasaan yang digunakan adalah menggunakan slogan. Contohnya dalam iklan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Layanan Masyarakat Anti Narkoba di radio MBS Fm: “katakan tidak pada narkoba.”
Suyanto (2005:139 ) mengemukakan bahwa slogan merupakan pernyataan standar
yang mudah diterima dibenak konsumen.
4.3.3. Fungsi Tindak Tutur
Fungsi tindak tutur pada peristiwa tutur dipilah menjadi lima yaitu fungsi
asertif
(assertives),
direktif
(directives),
ekspresif
(expressives),
komisif
(commissives), dan fungsi deklarasi (declarations). Leech (dalam Sudaryat, 2009:
140) kalimat asertif adalah kalimat yang berfungsi untuk mengekspresikan kebenaran
informasi. Tindak tutur direktif disebut juga tindak tutur impisiotif adalah tindak
tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang
disebutkan di dalam tuturan itu (Rustono 1999 : 38).
Tuturan ekspresif tampak pada tuturan iklan Gordyn di UTY FM Medari: “
kau bener-bener istri yang cakap, cakap mengatur keuangan, cakap juga mengatur
rumah aku bersyukur lho pnya istri seperti kamu.” Tutur ekspresif adalah tindak tutur
yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal
yang disebutkan di dalam tuturan itu (Rustono 1999: 39).
Fungsi direktif merupakan fungsi yang diacu oleh maksud tuturan di dalam
pemakaiannya agar mitra tuturnya melakukan tindakan seperti yang disebutkan
didalam tuturanya (Rustono, 2000:99). Fungsi tuturan ini tampak pada iklan
Clandy’s Grosir, Sindo Trijaya FM: “ngantar istri kebetulan istri sedang hamil,
disini lengkap dan bagus-bagus modelnya”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tindak tutur komisif berfungsi mengikat penuturnya untuk melaksanakan
apa yang disebutkan di dalam tuturannya dan mengajak pendengar untuk
mengikutinya (Rustono 1999:39). Fungsi ini tampak pada tuturan iklan Sate Ngaglik:
“Yo pancen enak tenan wong bapak ki langganan ning kono sue”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada subbab ini, peneliti menjelaskan data-data penelitian yang sudah
disajikan pada subbab sebelumnya. Penjelasan dalam subbab ini meliputi penjelasan
mengenai bentuk-bentuk tindak tutur yang didalamnya menjelaskan mengenai
bentuk tuturan bermodus deklaratif, introgatif, imperatif, eksklamasi,dan empatik
dengan menunjukkan fungsi-fungsi komunikatifnya. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa bentuk tindak tutur deklaratif tidak langsung merupakan
bentuk tindak tutur yang dominan dalam varian iklan yang diteliti. Penggunakan
bentuk deklaratif tidak langsung ini merupakan strategi yang dilakukan oleh
pembuat iklan untuk menawarkan produknya secara halus agar konsumen tidak
merasa dipaksa oleh pembuat iklan untuk membeli produknya.
2. Penggunakan ciri pragmatik dalam iklan ini dapat disimpulkan bahwa yang
digunakan secara umum adalah tuturan persuasif, sedang ciri pragmatif pada
iklan layanan masyarakat adalah penggunaan bahasa slogan.
3. Penggunaan fungsi tindak tutur komisif
selalu berhubungan dengan bentuk
tuturan deklaratif tak langsung. Hal ini wajar mengingat bahwa iklan tidak
sekadar menyampaikan informasi tentang suatu komoditas (benda atau jasa),
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
tetapi memiliki sifat mendorong dan membujuk agar khalayak sasaran menyukai
dan membeli produk yang diiklankan.
5.2. Saran
Penelitian mengenai bentuk-bentuk tuturan pada iklan secara perlahan namun
pasti konsumen yang bertindak sebagai pengguna langsung dari produk yang
ditawarkan oleh produsen akan selalu menggunakan dan mengkonsumsi produk iklan
tersebut yang dapat menimbulkan efek ketergantungan pada setiap produk iklan.
Hasil dari penelitian–penelitian tersebut diharapkan dapat didokumentasikan dan
dipublikasikan untuk masyarakat umum agar semua kalangan dapat memahami dan
mengerti mengenai bentuk-bentuk tuturan pada iklan beserta fungsi,
dan efek
perlokusi yang terdapat dalam iklan radio.
Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan keterangan sejelasnya
mengenai bentuk dan tujuan tindak tutur. Disarankan agar perlu dilakukan penelitian
lanjutan secara bertahap agar hasil yang diperoleh lebih luas dan mendalam dengan
menggunakan salah satu pendekatan yang tepat pada tuturan iklan radio. Pada
akhrnya penelitian ini dapat digunakan untuk acuan baik oleh produsen iklan,
mahasiswa, dan pemerhati bahasa khususnya kajian iklan dimedia radio.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Z., Zulkarnain, dan Jumariam. 1992. Pemakaian Bahasa dalam Iklan
Berita dan Papan Reklame, Jakarta: Departemen Pendidikan dan
kebudayaan.
Depdikbud. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article diakses tanggal 11 Februari
2017.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article diakses tanggal 11 Februari
2017.
Ihsan, Diemroh. 2011. Pragmatik, Analisis Wacana, dan Guru Bahasa. Palembang:
Universitas Sriwijaya.
Jamilatun. 2011. Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif pada Rubrik Kriing Solopos
(Sebuah Tinjauan pragmatik)”. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas.
Jefkin, Frank. 1995. Periklanan. Jakarta : Erlangga.
Kasali, Rhenald. 1995. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafity.
Keraf, Gorys. 2004. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: UI-Press.
Mulyana, “Dinamisasi Karakter Perempuan Jawa Modern dalam Iklan”, diksi Vol. :
23 No. 1 Maret 2015, 41-48
Mulyanto, Didik. 2012. Analisis Tindak Tutur Ilokusi dalam Iklan Radio di Jember.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article diakses tanggal 11 februari
2017.
Nababan, P.W.J. 1989. Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta:
Depdikbud.
Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ninda, Elissa. 2013. Bahasa Iklan. Jakarta. (google).
Pranowo. 2009. Berbahasa Secara Santun. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Purwo, Bambang Kaswanti. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa. Yogyakarta:
Kanisius.
Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
_______________ 2008. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Saearle (1969). Speech Acts: An Essay in the Philosophy of Language. Cambridge
University Press.
Septian, Ade. 2013. Jenis-jenis Iklan. Jakarta. (google).
Sudaryat, Yayat. 2009. Makna dalam Wacana. Bandung: CV. Yrama Widya.
Suyanto. 2005. Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia.
Yogyakarta: Andi.
Tampubolon, Rina Desliah. 2013. Tindak Tutur dalam Iklan di Radio 105,8 Delta
FM Medan.
Tarrigan, Hennri Guntur. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkara.
Widyatama, Rendra. 2011. Teknik Menulis Naskah Iklan. Yogyakarta: Cakrawala
Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2010. Analisis Wacana Pragmatik:
Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.
Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Penerbit Andi
Offset.
www.id.wikipedia.org/wiki/radio
Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LAMPIRAN NASKAH IKLAN
1. Peristiwa tutur :
Anak-anak
: “ bener mboten sakit mboten medal getih e,
soale ngagem metode hipnotis koyo wong
turu, tangi-tangi pun rampung.”
Simbah
: “ bener kandane simbah to!” (bersama)
Bong Supit SURYONO ora loro, ora
loro,betul, betul,betul”
Simbah dan anak
: “Bong Supit SURYONO ora loro, ora loro,
betul, betul,betul”
(Bong supit SURYONO, pop FM)
2. Peristiwa tutur :
Mbak
:” MAGA delivery service”
Ibu
:” wah MAGA,waa pesanannya langsung datang.”
Mbak
:” iya bu, kami memberikan pelayanan cepat untuk delivery
service yang tersedia di MAGA jalan Panjaitan dan MAGA
Sidoarum Godean.”
Ibu
:” ah, jadi makin cinta sama MAGA.”
(Maga Delivery Service, arma sebelas FM)
3. Peristiwa tutur :
Operator
:” pagi Tribun jogja sepirit baru DIY Jateng usaha
Anda ingin dikenal luas, dilihat ribuan pasang mata, dan dicari
ribuan orang? Rubik Tribun Jogja jual beli solusinya cukup 25.000
per3 baris per3 hari danganngan laris manis. Terdapat pula rubric
karier bagi pendengar sibuk mencari lowongan kerja, rubric otomotif
dan rubric property yang lengkap dan sesuai kriteria Anda. Tribun
jogja jual beli solusi Anda berpromosi untuk pasang iklan bias
datang ke kantor jalan Jendral Sudirman no 52 jogyakarta baratnya
took buku gramedia atau hubungi 0274 557687. Tribun jogja sepirit
baru DIY dan Jateng.
(Tribun jogja, Q-radio)
4. Peristiwa tutur :
Ibu
:”bangun pak”
Bapak
:” baru mimpi dapat pajero sport, smartphone kok
Malah dibangunin, pripun to sampean niku?”
Ibu
:” oalah pak, la kok mesakke nemen to sampean ini,
wes to gak usah mimpi kalau mau dapet mobil,
sepeda motor atau smartphone baru, mbok ya ikut
aja undian berhadiah tabungan sutra dan sutra emas
dari BPD DIY.”
(Tabungan Sutra BPD, Star Fm)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
5. Peristiwa tutur :
(bernyanyi) mie sedap semuanya suka, semuanya suka dari lidah turun kehati.
Laki
: ”ya, pastilah, mie sedap kan bahan dan bumbunya segar,
Mienya kenyal, kriuk-kriuk gorengnya renyah, perfect kari kental
dan segar jeruk nipis mie sotonya waoow bikin semua puas
sedapnya. Mie sedap pertama dan satu-satunya di Indonesia mie
instant peraih ISO 2000 jelas berkualitas internasional, yuks makan
mie sedap! (nyanyi) Kualitas mie sedap terpercaya, yang kuah
goreng dan karinya, pelopor inovasi rasa, semua puas sedapnya.
(Mie Sedap, Jiz Fm)
6. Peristiwa tutur :
Laki 1 : ”menurutmu hitam itu apa?”
Laki 2 : ”tapi menurut gue hitam itu berani”
Laki 3 : ”bagi gue sih hitam itu kuat.”
Laki 4 : ”kalau gue hitam itu cool.”
Laki 5 :”gua bilang sih, hitam itu mantap”
Laki 6 :”yang gue rasa hitam itu pasti top, TOP coffe, kopi gula. TOP coffe, kopi
gula aromanya nikmat, kopinya kental dan gulanya yang pas menghasilkan
cita rasa kopi hitam khas Indonesia. Hitam itu TOP, pasti TOP kopi, kopi
gula, mantap! Ini arti kenikmatan kopi hitam yang sebenarnya. Aromanya
berani, nikmatnya gak mau berhenti.”
All
: ”hitam itu TOP! TOP kopi, kopi gula.”
Laki 7 : ”TOP kopi itu kopinya orang indonesia.”
(TOP Coffe, Jiz FM)
7. Peristiwa tutur :
Laki
: ”nyari apa princess”
Syahrini
: ”mie SEDAP WHITE CURRY baru.”
Laki
: ”hemmb beda harum curry nya.”
Syahrini
: ”iya, keciumkan wangi rempah-rempahnya, gurih, cremmy.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Laki
: ”iya.”
Syahrini
: ”lhoh, lhoh, kamu kok makan white curry saya?”
Laki
: ”hah, hehe, maaf habis menggoda banget sih princess.”
Syahrini
: ”begitu fenomenal creamy white curry, bikin lidah menari-nari, mau
makan, mau makan. Mie sedap white curry.”
(Mie Sedap White Curry, Yasika FM)
8. Peristiwa tutur :
Mbak 1 : “ aku di kasih tau nilai ku jelek terus!”
Mbak 2 : “gara-gara kamu sering gak masuk ya?
Mbak 1 :”ya, mungkin abisnya gimana? Mag ku sering kambuh trus disekolah aku
juga sering vertigo jadi konsentrasiku terganggu.”
Mbak 2 : “nah, itu penyebabnya, dulu aku juga persis kayak kamu tapi setelah aku
rutin konsumsi Bio Activa sekarang konsentrasi belajarku gak terganggu,
nggak pernah bolos, dan nilaiku juga bagus.”
Mbak 1 :” Bio Activa?”
Mbak 2 :” iya,jamu tetes herbal alami itu, coba deh sapa tau cocok?”
Mbak 1 :’oke deh, aku minum Bio Activa.”
(Bio Activa, Arma sebelas FM)
9. Peristiwa tutur:
Mbak 1 :” cuci muka kok sambil selfie sih?”
Mbak 2 : “biar dapet smartphone.”
Mbak 1 :” hah, kok bisa?
Mbak 2 :”iya,”
Mbak 1 :’’ hemb, wajahmu kan bersih dan cerah, aku?”
Mbak 2 :” makanya cuci muka jangan pakai air aja, pakai Fair and Lovely facial
foam baru dengan langkah ahli kecantikan.”
Mbak 1 :” apa tu?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Mbak 2 :” ikuti ya, tuang Fair and Lovely di tangan,temple kedua tangan di
muka,dan buat gerakan sekali putaran. Lalu setengah putaran di pipi,
menyilang sekitar hidung dan pipi, putar-putar, pijat dan bilas untuk wajah
bersih dan cerah seketika. siap deh ikut lomba selfi abcd”
Mbak 1:” oo,,jadi ini rahasiamu.”
( Fair And Lovely, Arma Sebelas FM)
10.
Peristiwa tutur :
Bapak :” Bu, panggilkan tukang pijiet!”
:” kenapa to pah?”
Ibu
Bapak :” punggung sakit,,aduuh!”
:” sini biar mama yang mijitin. Pakai balpirik ekstra kuat.”
Ibu
Bapak :” waahhh.. langsung lega mah.”
Ibu
:” kalau mama lagi flu pakai balpirik ekstra wangi harum kayak pakai
parfum. Ada jasmine, lavender, dan rose. Untuk kerikan mama pakai balpirik
kayu putih.”
Bapak :” aahhh.. hangatnya pijat pakai balpirik.”
Ibu
:” sopo sik sing mijiti?”
( Balsem Balpirik, Best Fm)
11.
Mbak 1
Peristiwa tutur :
:” hari ini kita makan diluar yuks.”
Mas 1
:”boleh sih, kamu tau tempat yang enak?”
Mbak 1
:”itu lho JOGLO Ndeso tempatnya Bu Berta menunya macemmacem, enak-enak, terus tempatnya keren. Banyak tanaman sayur dan
buah segar yang ditanam ala hidroponik, kamu pasti betah disana.”
Mas 1
:”waow,yuk lest’s go!”
(Joglo Ndeso, Q Radio)
12. Peristiwa tutur :
Bapak :” ma, udah dapet tempat belum untuk acara pertemuan keluarga kita?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Ibu
:’’ udah donk pa, pas banget untuk kumpul keluarga.”
Bapak :” oya? Dimana ?
Ibu
:” jati kuno resto, ini resto konsep baru pa di jogja, resto galeri, kita bisa
menikmati hidangan sambil melihat koleksi furniture antik dari kayu jati kuno
yang juga bisa dibeli lho!”
Bapak :” wah, asiik tu, trus menu andalannya apa ma?”
Ibu
:” ada sop buntut haji agus, ada iga bakar, menu kesukaan papa kan, ada juga
minumam mojatijito dan masih banyak lagi.”
Bapak :” okay papa sejutu banget sama pilihan mama.”
(Jati Kuno Resto, Megaswara FM)
13. Peristiwa tutur :
Bapak :” pesta pernikahan anak kita sudah beres?”
Ibu
:” sudah to pak, udah boking ARISTA cattering wedding organaizer selain
menunya lengkap, bersih higienis, harga terjangkau, dijamin halal.”
Bapak :” yo,,wes. Nyicil ayem nek wes pesen di ARISTA cattering.”
( Arista Caterring, Pop Fm)
14. Peristiwa tutur :
Perempuan 1:” ada apa rame-rame?”
Perempuan 2:” woii,, saya kan selebritis.”
Perempuan 3:” ini lho “wing” nya,gurih,enak.
Perempuan 1:”Wee..Windi’s friend chiken sini. Enak iki sampai tulangnya roso
bumbune, pokok e gurih-gurih nyoe, enak!”
( Windi’s Friend chiken, Pop Fm)
15.
Peristiwa tutur :
Operatur :”Jaya dewi dekor yang berpengalaman sejak 1978 terlengkap dan up to
date jangan tentukan pilihan anda ditempat lain, sebelum anda bandingkan
di Jaya Dewi. Jaya Dewi juga melayani untuk instansi dan perkantoran,
perumahan, hotel, rumah sakit, kampus dan lain-lain. Jaya Dewi ada di jalan
bayangkara 56 dan jalan malioboro no 91 telefon 589524/582580.”
(Jaya Dewi Dekor, MBS Fm)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
16. Peristiwa tutur :
Mas : “iya ni ya, maunya tuh aku ngikutin, tapi tau sendiri kan? Kita nih
senengnya ngebut promo.”
Mbak :”ayok ke HARISMA sapa tau yang kamu butuhkan lagi promo minggu ini.”
(Harisma Computer, Rakosa Female radio)
17. Peristia tutur :
Laki : “ lho demamnya kok semakin tinggi harus segera dikasih obat ini!”
Ibu
:” wah sudah jam segini, mana ada apotek buka?”
Laki : “ itu lho ke apotek UII farma saja, bukanya 24jam non stop, obatnya juga
terjamin mutunya dan ada lowongan pesan antar gratis tanpa biaya tambahan.”
(Apotik Uii Farma, Vedac Fm)
18.
Peristiwa tutur :
Bapak :”bu..”
Ibu
:”apa sih itu pak?”
Bapak :”ini lho ada yang baru!”
Ibu
:”iya, yang baru itu apa?”
Bapak :”namanya MORINGA KING.”
Ibu
:” MORINGA KING?”
Bapak :” iya betul bu, yang ini lebih mantap karena isinya lebih komplit.”
Ibu
:”ooo, ya?”
Bapak :”ada daun kelor, mengkudu, bunga rosella, temulawak.”
Ibu
:” berarti khasiatnya lebuh banyak donk pak?”
Bapak :” oo, jelas Bu! Stroke, hipertensi, gagal ginjal, gula darah, insallah kalau mau
usaha dan rutin minum MORINGA KING pasti bakalan cepet sehat. Karena
MORINGA KING lebih enak dikonsumsi dan lebih praktis, bahkan lebih
higienis, bersih, yang pasti halal.”
Ibu
:” apa tadi namanya pak?”
Bapak :” MORINA KING
(Moringa King, Yasika Fm)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
19. Peristiwa tutur :
Perempuan 1 :”kamu minum apa?”
Perempuan 2 :” teh rumput teki, mengatasi keputihan, memperlancar haid,
membersihkan lemak dalam rahim, membuat kesat organ kewanitaan,
menjadikannya wangi, dan bisa diminum ibu hamil, menyusui serta
para remaja putri. Karena teh rumput teki dari bahan alami maka sisa
ampasnya bisa digunakan untuk masker wajah dan menghilangkan
flek atau pengaruh KB serta jerawat.”
(Teh Rumput Teki, EMC Star Family Fm)
20.
Ibu
Bapak
Ibu
Peristiwa tutur :
: “pak-pak”
: “opo to bu?
: ”ibu iki pengen sate, nanging sate sing enak kui ngendi yo pak? La saiki
sing adol sate ki akeh banget je?”
Bapak : “pancen saiki akeh sing adol sate Bu, tur sing tak ngerteni sing kondang ket
tahon 1980 ki yo mung kae. Sate Ngaglik kae lho bu!”
Ibu
: ”ngendi kui nggone, opo yo enak tenan?”
Bapak : “walah ibu kok o maido lho. Yo pancen enak tenan wong bapak ki
langganan ning kono sue. Sate Ngaglik kui ono ning jalan Kaliurang km 10
ngarep kecamatan Ngaglik rasane enak tur murah regane.”
Ibu
: ”wah cocok kui pak.”
(sate Ngaglik, Vedac Fm)
21. Peristiwa tutur :
Papa :” kita mau kmn ma?”
Mama : ” udah papa tenang aja, kita ketempat makan yang unik dan menunya
mantap, ada lodeh terong, asem-asem jowo,oseng-oseng lompong, oseng-oseng
ginjer, lauknya macam-macam sate dan gorengan. Ada juga wedang teh gajah,
jahe susu, jajanan pasarnya ada ketan srundeng, cimol, klepon, pokoknya
komplit deh pa.”
Papa : ” wah gitu ya?”
Mama : ”nah, nah gimana? Asyik kan tempatnya tuh ada joglonya juga.”
Papa :” ooo, ini kan angkringan gajah, papa kan sering kesini.” Eemmm,, menunya
mantap ya ma?”
Mama :” hayo jawab dulu papa sering kesini sama siapa? Huummb..!!”
(Angkringan Gajah, Rakosa Fm)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
22. Peristiwa tutur :
Laki : “bentar pak, sering ke clandys grosir ya pak ya?
Bapak :” iya ini, ngantar istri kebetulan istri sedang hamil, disini lengkap dan bagusbagus modelnya.”
Laki :” maaf, Bu, ee sama adek ya,, adek.. kenapa Bu memilih belanja di clandys
grosir bu? “
Ibu
:” ya, apa ya, komplit,murah”
Laki :” oo, gitu.”
(Clandy’s Grosir, Sindo Trijaya FM)
23. Peristiwa tutur :
Ibu 1 : “pengen punya emas batangan, tapi harganya kok masih mahal ya?”
Ibu 2 : “ow, pengen punya emas batangan to, gampang ada cara mudah lho untuk
punya emas”
Ibu 1
:”ha? Gimana caranya? kasih tau donk!”
Ibu 2 : “daftar aja di program tabungan emas pegadaian, tinggal nabung dipegadaian
mulai dari 5000an saja bisa jadi emas lho! Sudah mudah, gampang lagi
prosesnya langsung daftar aja deh di pegadaian terdekat.”
(Tabungan emas, arma sebelas FM)
24. Peristiwa tutur :
Bapak :”berhenti! saudara yang paling depan sebelah kiri, keluar barisan.!Nama
saudara?”
Jono
:” Jono pak!”
Bapak :”dengar aba-aba lakukan dengan benar.!”
Jono
:” siap Pak!”
Bapak :” Maju jalan,grak!”
Jono
:”maaf Pak, ada mata ikan ditelapak kaki saya, sakitnya bukan main pak!”
Bapak :” mata ikan kok dipelihara, pakai KANUSOL,nih. Selain buat mata ikan,
KANUSOL juga cocok buat kutil dan kapalan.”
Operator :”Kanusol efektif atasi mata ikan, kutil dan kapalan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Bapak :” saudara Jono, sudah sembuh?”
Jono
:”Siap Pak berkat KANUSOL.”
Bapak :” maju jalan, grak!”
Operator :” Kanusol efektif atasi mata ikan, kutil dan kapalan,agar lebih efektif
oleskan KANUSOL, kemudian tutup dengan pester.! Oles tutup beres.”
(Kanusol, Q Radio Fm)
25.
Peristiwa tutur :
Operator
: ”harum dan kualitasnya warisan budaya kekayaan Indonesia, pesonanya
diraja rasa khas negeri tercinta didalam teh baru JAVANA.”
: ”baru teh JAVANA, teh kebaggaan Indonesia dari semua pucuk daun
teh hanya 10% yang dipilih adalah pucuk teh paling berkualitas dahulu
hanya untuk para raja, sekarang ada di teh JAVANA diproses dengan
aroma discovery sistem menjaga rasa dan aroma saat pertama kali
disedu.”
(Teh Javana, Jiz Fm)
Laki-laki
26. Peristiwa tutur :
Bapak : “kau bener-bener istri yang cakap, cakap mengatur keuangan, cakap juga
mengatur rumah aku bersyukur lho pnya istri seperti kamu.”
Ibu
: “ah papa ini aku jadi tersanjung lho pa.”
Bapak : “Bener lho ma dengan kondisi ekonomi kita yang sederhana ini, aku sama
sekali gak nyangka kalau rumah kita terkesan mewah begini.”
Ibu
: “Papa ini semua berkat desaign gordyn yang aku beli di bandung gordyn
kemarin, itu yg beralamat di jalan kaliurang km 10,6 no. 9 Gentan. Harganya
juga terjangkau kok pa, karena untuk ukur dan pasangnya gratis coba kalau
suruh tukang, mesti bayar berapa lagi kita.”
Bapak : “Sayang, kamu memang istri pilihan, aku saying padamu.”
Ibu
: “Ah masak si pa?”
(Bandung gordyn, UTY FM Medari)
27.
Ibu
Peristiwa tutur :
:” nduk?”
Anak :” dalem Bu?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Ibu
:”pegel-pegel wae rasane, ning awak yo teng greges lungkrah, ibu emoh mimik
obat nduk, ono tombo liyane po nduk sing enak, seger ning aman nggo organ
tubuh liyane. Kiro-kiro ngimpi ora nduk kepenginanne ibu iki?”
Anak :”ibu meniko lho, ayak-ayak mawon penjaluk e. eh tapi bu, ini bukan mimpi
bu. Jare kancaku tanggal 24 agustus besok radio IMC akan menjual Jus
kesehatan. Jarene iki jenenge jus Tombo Loro
ngoten bu. Semua jenis
penyakit bisa diterapi dengan mengkonsumsi jus kesehatan.”
Ibu
:” Allhamdullah akhirnya ibu iso menikmati jus kesehatan koyo ning tivi-tivi
kae nduk, ndang ibu tumbaske!”
(Jus Tombo Loro, EMC Star Family Fm)
28. Peristiwa tutur :
Laki 1 :” beberapa bulan ini aku ngerasa tidak enak badan melulu.”
Laki 2 :” sudah diobati belum?”
Laki 1 :” sudah, aku sudah coba kemana-mana, udah minum segala macem tapi
sampai sekarang belum sembuh-sembuh, samai frustasi ngrasain sakit gini.”
Laki 2 :” udah pernah ngrasain BIO7? Nah coba deh minum BIO7 kemarin mamaku
juga kayak kamu, sakit-sakitan gitu. Tiap hari ngeluh badanya gak enak, trus
aku cobain jamu tetes BIO7 baru konsumsi beberapa hari saja udah kerasa
khasiatnya. Sekarang mama udah sehat, gak pernah sakit-sakitan lagi dan gak
pernah ngeluh lagi.”
Laki 1 :” oh ya,, kalau gitu aku mau juga.”
(Jamu BIO7, POP Fm)
29. Peristiwa tutur :
Laki 1 : (nyanyi) “Minum anggur kolesom cap orang tua pun jadi sehat dan
bersemangat. Minum kolesom cap orang tua, pun untuk capek dan kurang
tenaga. Anggur kolesom cap orang tua dasyat dan kuat tahan lama minum saja
satu sloki kolesom cap orang tua.
Laki : “ minum anggur kolesom sehat semanagat dan tahan lama.”
(Anggur Colosom, Sasando Fm)
30. Peristiwa tutur :
Laki1
:” duh, gak jalan-jalan gini padahal dah lampu hijau. Haa.. trotoar sepi
tuh, lewat situ aja ah?”(tiiinn tiinn) permisi-permisi numpang lewat,
buru-buru nih..!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Perempuan
:”eeh..ehh..kok lewat trotoar sih, kan trotoar buat pejalan kaki! Udah
jelas ada rambunya”
Laki 1
:” ya tapi kan ini jalan umum!”
Perempuan
:” iya ini jalan umum, tapi buat pejalan kaki bukan buat kendaraan
bermotor!”
Perempuan 2 :” heh. Kaula muda pejalan kaki juga punya hak lho, menurut undangundang nomor 22 th 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, setiap
melakukan perbuatan yang mengakibatkan gangungan pada fungsi
rambu lalu lintas dan fasilitas pejalan kaki bisa dipidana kurungan
paling lama 1 bulan atau denda paling banya 250.000 rupiah lho.”
Laki 1 :” yaudah deh kalau mobil saya tuntun ditrotoar boleh gak?”
(Hak Pengguna Trotoar, Prambos Fm)
31.
Ibu
Peristiwa tutur :
:” besok kita mantu to?”
Bapak :” ibuu,, gak usah repot-repot.”
Ibu
:” ha trus kon sare neng di, omah e dewe ciut ngene kok?”
Bapak :” uwes bapak pesenke ono ing wisma Kusuma Hotel, hotel e apik resik
layananne ramah.”
Ibu
:” alamat e ngendi kui pak?”
Bapak :”iki lho kidul pasar wates.”
Ibu
:” lha trus sesok yen do ngasto mobil dewe?”
Bapak :” wes to, parkir e luas, tur aman.”
Ibu
:”la njur kabeh ono kono to pak le podo ngaso lan nginep?”
Bapak :” iyow, wisma Kusuma Hotel nyawis ake 30 kamar,malah ugo maringi
fasilitas gratis antar jemput sko wisma Kusuma Hotel menyang hotel
panggonane resepsi.”
Ibu
:” yo wes, nyicil ayem aku pak.”
(Wisma Kusuma Hotel, Megaswara Fm)
32.
Ibu
Peristiwa tutur :
: “ ini kopinya”
Bapak : “trima kasih bu”
Ibu
: “ eh, pak, sudah bayar pajak bumi dan bangunan tahun ini belum ya pak ya?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Bapak : ”waduh bapak lupa bu, untung ibu mengingatkan.”
Ibu
: “ya sudah sana, bapak bayar dari pada nanti kena denda, oiya jangan lupa ini
lho! surat pemberitahuan pajak hutang-hutangnya dibawa lho pak!”
Bapak : “Iya bu, bapak segera berangkat untuk membayar pbb”
(Pembayaran Pajak, Female Radio)
33. Peristiwa tutur :
Laki 1 :” palupi mengadakan bakti social operasi katarak gratis.”
Laki 2 : “gratis!”
Laki 1 :” operasi katarak ditangani oleh dokter senior spesialis mata dengan operasi
tanpa jahitan langsung dipasang lensa. Operasi katarak ini dipersiapkan untuk
1500 penderita secara gratis.”
Laki 2 :” gratis!”
Laki 3 :” para peminat datang langsung di kodim magelang 15 dan 16 september
untuk pendaftaran, operasi akan dilakukan di Rs magelang mulai 17 september
didukung oleh mabes TNI, Kodam Diponegoro, New vision Singapura, dan
help misi Amerika. Informasi hubungi 081375739040 ajak semua saudara dan
teman penderita katarak jangan lewatkan kesempatan ini untuk 1500 penderita
katarak. Gratis.”
Laki 2 :” gratis!”
(Operasi Katarak Gratis, Pop Fm)
34. Peristiwa tutur :
penyiar 1
: “isi lagi dong”
penyiar 2
: “stop narkoba jangan lakukan itu sudah banyak jiwa yang sekarat
banyak korban yang tak tertolong jangan lakukan yang akan membuatmu
menderita jangan coba-coba gunakan narkoba katakan tidak pada narkoba.”
(Layanan Masyarakat Narkoba, MBS Fm)
35.
Peristiwa tutur :
Ibu 1 :”alhamdullah mbak bojoku sudah tidak suka jajan di luar lagi.”
Ibu 2 :” maksudnya?”
Ibu 1 :” sekarang lebih suka makan dirumah.”
Ibu 2 :” rahasianya”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Ibu 1 :” iki lho, beras merk Hotel beras organic yang bikin sehat lahir batin,”
Ibu 2 :” beras merk Hotel?”
Ibu 1 :” iyo beras merk Hotel solusi hidup sehat, ada banyak lho macamnya.
Ibu 2 :” apa aja e?”
Ibu 1 :”Ada hitam organic,pandan wangi organic, beras kepala super barguno, beras
merah organic, beras sugar free alias bebas gula, dan beras susu.
(Beras Merk “Hotel”, MBS Fm)
36.
Peristiwa tutur :
Wanita :” duaa, sarimi ayam kremes, pilih yang pasti aja. Mie goreng ayam kremes,
sarimi, sarimi isi dua.
Laki
:” ini baru ayam kremes yang mantap, sarimi isi dua mie goreng ayam
kremes, seabrek isinya, nyangkres kremesnya, super mantap rasanya.”
Wanita
:” sarimi ayam kremes, super nyangkres kremesnya, super mantep
rasanya. Sarimi, sarimi isi dua. Biar gak kecewa, jangan asal pilih ayam
kremes, pilih sarimi isi dua, mie goreng ayam kremes. Sarimi, sarimi isi dua,
super nyangkres kremesnya, rasanya super mantap.”
(Sarimi Isi 2, Radio Persatuan Bantul Fm)
37.
Ibu
Peristiwa tutur :
:” wah, dari ale-ale?”
Laki
:” baru-baru ale-ale ada yang baru?”
Warga :” hah, ale-ale ada yang baru?”
Laki 1 :” siapkan dirimu untuk kesegaran ale-ale markisa yang baru, dengerin yuk
apa kata kotak tentang ale-ale markisa baru.”
Perempuan 1 :” gue tantri, ini baru markisa, ale-ale markisa, manis markisanya
boom. Gue langsung suka dari sruputan pertama.
Perempuan 2 :”Ini favorit kikan, manisnya campur seger penuh kejutan. Kalau elo
sel?
Laki 2 :” segernya gak habis-habis ngehitz abis.”
Laki 1 :” nikmati ale-ale markisa baru yang makin seru, rasa buah favorit Indonesia
meriah manisnya pecah serunya. Yang dari ale-ale emank selalu tak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
terkalahan, ale-ale markisa makin ahhhh, cobain serunya ale-ale markisa
baru!”
(Ale-Ale Markisa, GCD Fm)
38. Peristiwa tutur :
Perempuan
:” ada apa?”
Laki
:”pinjem duit donk?”
Perempuan
:” buat apa, bukanya kemarin udah dipinjemin ya?”
laki
:” buat ambil loundryan ni.”
Perempuan
:”aduh pak Hami, nih ya saya kasih tau ya mending pak hami
dengerin JIz Fm deh, terus ikutan WOODS bagi-bagi hadiah!”
Perempuan
:” jadi jangan lupa ya Pak?”
Laki
:” lupa, lupa apaan ni bu?”
Perempuan :” ya, jangan lupa kirim sebanyak-banyaknya biar peluang menangnya
lebih banyak.”
Laki
:” wah,,okay deh bu!”
(Undian Permen Woods,JIZ Fm)
39. Peristiwa tutur :
Perempuan 1 :” ada yang bisa di bantu?”
Perempuan 2 :” ah itu yang diposter program apa ya,?”
Perempuan 1 :” oh, itu program kemilau emas pegadian 2016 ibu, tahun ini
hadiahnya tambah besar lho. Paket emas dan paket umroh,ada hadiah
mobilnya juga bu.”
(Pegadaian Emas, Vedac Fm)
40.
Anak
Peristiwa tutur :
:” bapak mau kemana? pak, mau tak boncengin naik mobil po?”
Bapak
:”mau becak aja kok, mau beli pake apa?”
Anak
:” bli pakai poin lah!”
Bapak
:”beli tu pakai duit, jualan online mu omsetnya puluhan juta po?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Anak
:”wee.. bapak ikut yok, aku mau buka rekening baru diBCA, bisa tahapan,
tahapan gold, atau TAPRESS nanti dapet 5 point terus bisa dapet tambahan
point 10 kalau buka tahapan berjangka, kalau transaksi via E_banking bisa
pembayaran dan pembelian seperti bayar listrik, beli pulsa bisa dapet
tambahan point 2, makin sering pak, makin banyak pointku.”
Bapak
:” bisa buat bayar listrik, bayar-bayar via E-banking BCA dapet point
juga?”
Anak :” iya, nanti pointnya dihitung sama system sampai akhir periode program
saldo rata-rata minimal 500.000 ya pak. Ini berlaku di Jogja dan Solo
hadiahnya ada TV LED Samsung 8 inci, granpricenya Toyota Avanza veles
.”
Bapak
:”sampai kapan nduk?”
Anak
:”4 bulan aja Pak, dari Agustus- November 2016
www.BCA.co.id atau telfon hallo BCA 1500888.”
Bapak
:” yoh ke BCA!”
Anak
:” lhoh pak, mobil sapa itu kok medok banget?”
Bapak
:” bapak lah!”
infonya klik di
(Point Tabungan BCA, Geronimo Fm)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Biodata Penulis
Elisabet Arie Wijayanti lahir di Sleman, Yogyakarta,
tanggal 17 Januari 1992. Ia menyelesaikan pendidikan tingkat
sekolah dasar di SD Karitas Nandan Yogyakarta, pada tahun
2004. Kemudian ia melanjutkan studinya di SMP Aloysius
Denggung dan tamat pada tahun 2007. Pendidikan sekolah
menengah atas ditempuhnya di SMA Stella Duce 2
Yogyakarta, yang selesai pada tahun 2010. Setelah ia
menyelesaikan sekolah menengah atas, ia melanjutkan studi
S1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Masa pendidikan S1tersebut berakhir pada tahun
2017 dengan menyelesikan skripsi Tindak Tutur Pada Iklan
Radio Di Yogyakarta.
Download