PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI JENIS-JENIS TINDAK TUTUR DAN PENANDA KESANTUNAN IKLAN KOMERSIAL MEDIA LUAR RUANGAN DI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun Oleh: Leo Agung Nova Tri Haryanto NIM 07 1224 057 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI JENIS-JENIS TINDAK TUTUR DAN PENANDA KESANTUNAN IKLAN KOMERSIAL MEDIA LUAR RUANGAN DI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun Oleh: Leo Agung Nova Tri Haryanto NIM 07 1224 057 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI JENIS-JENIS TINDAK TUTUR DAN PENANDA KESANTUNAN IKLAN KOMERSIAL MEDIA LUAR RUANGAN DI YOGYAKARTA Oleh: Leo Agung Nova Tri Haryanto 07 1224057 Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing I Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. 29 November 2012 Dosen Pembimbing II 29 November 2012 II PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI JENIS-JENIS TINDAK TUTUR DAN PENANDA KESANTUNAN PADA IKLAN KOMERSIAL MEDIA LUAR RUANGAN DI YOGYAKARTA Dipersembahkan dan disusun oleh: Leo Agung Nova Tri Haryanto 07 1224057 Telah dipertahankan di hadapan Panitia Pengllji Skripsi pada tanggal 3 Desember 2012 dan dinyatakan telah memenllhi syrat Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd. Sekretaris : Rishe Pumama Dewi, S.Pd., M.Hum. Angota 1 : Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. Anggota2 : Drs. J. Prapta Diharja, SJ., M.Hum. Anggota 3 : Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. ·(1~····· ~ .. ~ . Yogyakarta, 3 Desember 20) 2 111 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEMBAHAN Terima kasih untuk Allah Bapa dan Bunda Maria di Surga. Kedua orang tuaku Fransiskus Asisi Maryanto dan Ermina Sumiasih, yang dengan penuh kesabaran, kasih sayang mendidik dan membesarkanku hingga saat ini. Kedua kakakku Climentin Retno Purwaningsih & Petrus Kanisius Wiyoga dan Agnes Dwi Susanti & Yohanes Diky yang senantiasa menyayangiku dan selalu memeberikan apa yang terbaik untukku. Kedua keponakanku Gabriel Posenti Widi Nugroho dan Serverinus Loresa Gunatama. Teman yang selalu dihati Veronika Tuwin Rahayu yang selalu menemani disaat suka maupun duka, serta bersama-sama berjuang menempuh pendidikan ini. Teman-teman yang sama-sama berjuang, yang sudah berhasil maupun yang sedang dalam proses. iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTO “Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku” (2 Tim 4: 17) Pusatkan dirimu pada hari ini Lakukan tugasmu hari ini Petiklah buah kebahagiaan Dan kegembiraan Yang diberikan Tuhan padamu hari ini “Langkah pertama untuk menentukan langkah berikutnya” v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 3 Desember 2012 Nova Tri Haryanto Vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJlJAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dhanna: nama : Leo Agung Nova Tri Haryanto, nomor mahasiswa : 07 1224057, demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dhanna karya ilmiah saya yang berjudul: JENlS-JENIS TINDAK TUTUR DAN PENANDA KESANTUNAN IKLAN KOMERSIAL ? MEDIA LUAR RUANGAN DI YOGYAKARTA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dhanna hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 3 Desember 2012 vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Haryanto, Leo Agung Nova Tri. 2012. Jenis-Jenis Tindak Tutur dan Penanda Kesantunan Iklan Komersial Media Luar Ruangan di Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif, sebab penelitian ini berusaha mendeskripsikan data yang berupa kata-kata. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik baca dan catat. Analisis data dilakukan dengan langkah pertama, menggolongkan data ke dalam jenis-jenis tindak tutur dan pola kesantunan. Kedua, mendeskripsikan data sesuai dengan jenis tindak tutur dan tingkat kesantunan berdasarkan kriteria kesantunan. Penelitian ini berusaha menjawab dua masalah, yakni: (a) Jenis-jenis tindak tutur apa sajakah yang terdapat dalam tuturan iklan komersial di media luar ruangan di Yogyakarta? dan (b) Penanda-penanda kesantunan apa sajakah yang terdapat pada tindak tutur iklan komersial di media luar ruangan di Yogyakarta? Hasil analisis data, telah menemukan tiga jenis tindak tutur yang terdapat pada iklan komersial bermedia luar ruangan dengan jumlah data 85 iklan. Ketiga tindak tutur tersebut dapat diperinci menjadi tindak tutur langsung literal berjumlah 4 iklan, tindak tutur tidak langsung literal berjumlah 18 iklan, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal berjumlah 61 iklan. Penanda-penanda kesantunan pada iklan komersial yaitu pemakaian diksi, pemakaian keterangan modalitas, dan penggunaan gaya bahasa. Pemakaian diksi sebagai penanda tingkat kesantunan terdiri dari pemilihan kata berkonotasi halus, berkonotasi netral, dan berkonotasi kasar. Pemakaian keterangan modalitas terdiri dari modalitas pengingkaran, modalitas kepastian, modalitas larangan, dan modalitas ajakan. Gaya bahasa yang terdapat dalam iklan komersial adalah epizeuksis (repitisi), perumpamaan, dan hiperbola. Terdapat tiga tingkat kesantunan dari tuturan iklan komersial berdasarkan kriteria yang dibuat oleh penulis yaitu sangat santun, santun dan kurang santun. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bahasa yang digunakan dalam pembuatan iklan komersial bermedia luar ruangan di Yogyakarta masih memperhatikan kesantunan dalam berbahasa. Karena dari hasil analisis data, hanya ditemukan tiga iklan komersial yang kurang santun. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT Haryanto, Leo Agung Nova Tri. 2012. Types of Speech Act and Politeness Makers on The Outdoor Media Commercial Advertisement in Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : PBSID, FKIP, USD. This study belongs to descriptive research because the data in this research are presented in the form of words. The data gathering method used in this research is note taking and library research. The first step of data analysis technique is done by classifying the data into types of speech act and pattern of politeness. The second step is to describe the data in accordance with the type of speech act and degree of politeness based on the politeness criteria. This research is aimed at answering two problems, namely: (a) what kind of speech act is used in the outdoor media commercial advertisement in Yogyakarta? And (b) what politeness device is used in the outdoor media commercial advertisement in Yogyakarta? The data finding found three types of speech act used in eighty-five outdoor media commercial advertisement. Those three speech act were classified in the following: four advertisements use literal direct speech act, eighteen advertisements use literal indirect speech act, and 61 advertisements use non-literal indirect speech act. The politeness devices used in the commercial advertisements are the use of diction, modal information, and the style of language. The use of diction as the politeness degree device consists of the choosing of polite connotation words, neutral connotation words, and impolite connotation words. The use of modal information consist of denial modal, certainty modal, prohibition modal, and invitation modal. The language styles found in the advertisement are repetitions, parables, hyperboles. There are three politeness degrees found, which are very polite, polite, and less polite. Based on the study, the language used in the making of the outdoor media commercial advertisement in Yogyakarta still pays attention to the language politeness. From the data analysis there are only three less polite commercial advertisement found. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat, pertolongan, dan pendampingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Jenis-Jenis Tindak Tutur dan Penanda Kesantunan Iklan Komersial Media Luar Ruangan Di Yogyakarta. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, maka perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik yang secara langsung maupun tidak langsung. Penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Ketua Program Studi PBSID, dan Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi PBSID Universitas Sanata Dharma. 3. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., selaku dosen pembimbing pertama dan Drs. J. Prapta Diharja, S.J., M.Hum., selaku dosen pembimbing kedua yang dengan penuh kesabaran membimbing dan selalu memberi semangat kepada penulis. 4. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., dan para dosen PBSID yang dengan sabar, semangat, dan setia mendidik penulis selama belajar di Program Studi PBSID. 5. Robertus Marsidiq selaku staf sekretariat Program Studi PBSID yang ikut membantu kelancaran skripsi ini. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Keluarga terkasih yang senantiasa memberi kasih sayang, Ayah dan ibuku tercinta Fransiskus Asisi Maryanto dan Ermina Sumiasih, kakak-kakakku tersayang Climentin Retno Purwaningsih dan Agnes Dwi Susanti yang selalu memberi dukungan besar untuk menyelesaikan skripsi ini. 7. Teman setiaku yang juga menjadi teman berbagi suka dan duka, Veronika Tuwin Rahayu, yang selalu juga memberi kesabaran, kasih sayang serta semangat, kritik dan saran agar skripsi ini baik adanya. 8. Teman-teman PBSID angkatan 2007 Yakubus Didit Setiawan, Boniferson Ndoen, Yohanes Angga, Endarto Yudho, dan Evensius Dimas. Serta temanteman yang lain yang sudah mendukung dan membatu saya. xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv MOTTO ............................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIHAN KARYA ....................................................... vi PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................................ vii ABSTRAK .........................................................................................................viii ABSTRACT ....................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ...................................................................................... x DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5 D. Ruang Lingkup ....................................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6 F. Batasan Istilah ........................................................................................ 7 G. Sistematika Penelitian ............................................................................ 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 10 B. Kajian Pustaka ....................................................................................... 12 1. Tindak Ujar ...................................................................................... 12 2. Jenis-Jenis Tindak Tutur .................................................................. 15 a. Tindak tutur langsung ................................................................ 15 b. Tindak tutur tidak langsung ........................................................ 16 c. Tindak tutur literal ...................................................................... 18 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Tindak tutur ltidak literal ............................................................ 18 3. Interaksi Berbagai Tindak Tutur....................................................... 19 a. Tindak tutur langsung literal ...................................................... 19 b. Tindak tutur tidak langsung literal.............................................. 20 c. Tindak tutur langsung tidak literal ............................................. 20 d. Tindak tutur tidak langsung tidak literal..................................... 20 4. Teori Kesantunan .............................................................................. 21 a. Prinsip kerja sama Grice ............................................................. 23 b. Prinsip kesantunan Leech ........................................................... 24 c. Penentu kesantunan faktor kebahasaan ...................................... 26 1) Pemakaian diksi .................................................................... 26 2) Keterangan modalitas ........................................................... 29 3) Gaya bahasa .......................................................................... 30 d. Kriteria kesantunan berbahasa .................................................... 32 5. Teori Periklanan ............................................................................... 34 a. Pengertian iklan .......................................................................... 34 b. Media iklan ................................................................................. 35 c. Jenis-jenis iklan ......................................................................... 36 d. Fungsi iklan ................................................................................ 39 C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 42 B. Data dan Sumber Data ........................................................................... 42 C. Instrumen Penelitian .............................................................................. 43 D. Objek Penelitian .................................................................................... 44 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 44 F. Teknik Analisis Data ............................................................................. 45 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ........................................................................................ 47 B. Hasil Analisis Data ................................................................................ 47 1. Jenis-Jenis Tindak Tutur pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan ............................................................................................ 48 a. Tindak Tutur Langsung Literal pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan .......................................................................... 48 b. Tindak Tutur Tidak Langsung Literal pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan ................................................................. 51 1) Modus kalimat berita sebagai persuasi ................................. 52 2) Modus kalimat saran sebagai persuasi.................................. 56 3) Modus kalimat tanya sebagai persuasi ................................. 59 c. Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan ...................................... 60 2. Jenis-Jenis Penanda Kesantunan pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan ....................................................................... 65 a. Pemakaian Diksi sebagai Penanda Tingkat Kesantunan pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan .............................. 65 1) Pilihan kata konotatif bermakna halus ................................ 66 2) Pilihan kata konotatif bermakna netral ................................ 68 3) Pilihan kata konotatif kasar ................................................. 70 b. Pemakaian Modalitas pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan................................................................... 71 1) Pemakaian modalitas deontik .............................................. 71 2) Pemakaian modalitas intenasional ........................................ 72 c. Pemakaian Gaya Bahasa sebagai Penanda Tingkat Kesantunan pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan ........... 73 1) Epizeuksis ............................................................................. 74 2) Hiperbola ............................................................................. 75 3) Perumpamaan ....................................................................... 76 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI C. Pembahasan ........................................................................................... 77 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 98 B. Saran ...................................................................................................... 99 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................100 LAMPIRAN .....................................................................................................102 DAFTAR RIWAYAT HIDUP xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita sering menjumpai berbagai iklan di media cetak, tv, radio, dan di luar ruangan. Dalam pengemasan iklan sangat bervariasi, sehingga iklan terkesan menarik. Bahasa dan pemilihan gambar pada iklan dibuat sebagus mungkin. Kebebasan dalam pembuatan iklan tersebut memiliki nilai positif dan negatif. Nilai positif dari kebebasan pembuatan iklan, antara lain untuk memberikan informasi, menghibur bagi para pendengar atau pembaca, menambah kreatifitas dalam berimajinasi, menambah pengetahuan, dan menjadikan suatu inspirasi. Nilai negatif dari kebebasan beriklan antara lain dapat menjatuhkan perusahaan lain dengan persaingan yang tidak sehat, misalnya dalam iklan komersial yang menjelek-jelekan atau menjatuhkan produk lain dengan menggunakan bahasa yang tidak santun. Iklan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu iklan standar dan iklan layanan masyarakat. Iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang, jasa, pelayanan untuk konsumen melalui media iklan. Sedangkan iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk menyampaikan informasi, mempengaruhi atau mendidik khalayak dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 tujuan akhir untuk mendapatkan keuntungan sosial bukan ekonomi (Rendra Widyatama, 2005: 104). Fungsi sesungguhnya dari iklan adalah mempengaruhi pembaca atau pendengar. Iklan termasuk persuaif (Keraf, 1985: 118), artinya bentuk pengungkapan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan seperti yang dikehendaki pembicara pada waktu ini dan akan mendatang. Iklan yang dapat mempengaruhi pembaca atau pendengar tidak lepas dari pemilihan kata atau bahasa yang digunakan. Dalam dunia pendidikan, iklan adalah salah satu materi pembelajaran yang wajib dipelajari oleh siswa, khususnya pada jenjang SMP/MTS dalam kompetensi menulis. Iklan memiliki kesamaan dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak umum. Peneliti sering menemukan iklan yang masih munggunakan bahasa yang kurang santun, sehingga dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti iklan komersial. Iklan komersial dapat dikatakan salah satu bentuk komunikasi masyarakat yang secara tidak langsung memiliki tujuan komersil. Pemilihan kata dalam iklan sebaiknya diperhatikan. Selain menggunakan kata-kata yang memikat pembaca sebaiknya menggunakan kata-kata yang santun sehingga terjalin hubungan yang baik dalam berkomunikasi. Seperti contoh di bawah ini merupakan salah satu iklan yang kurang tepat dalam memilih kata. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 (Jl. Colombo Depok Seleman Yogyakarta depan gedung Rektorat UNY) Contoh iklan di atas merupakan salah satu dari sekian banyak iklan komersial yang masih kurang santun dalam pemilihan kata. Pada kalimat “esia MELEK TARIF SADAR SINYAL”, terdapat kata “MELEK” sehingga terdengar kurang santun. Di bawah ini merupakan salah satu dari tindak tutur dalam iklan komersial. (Jl. Colombo Depok Seleman Yogyakarta depan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY) Contoh iklan di atas terdapat kalimat “SATU KLIK KE BANYAK APLIKASI”. Tinda tutur dari kalimat ini termasuk tindak tutur tidak langsung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 dan tindak tutur tidak literal. Tuturan tersebut tidak langsung karena tuturan tersebut menggunakan modus kalimat berita dengan maksud memerintah atau persuasi. Tuturan tersebut tidak literal karena hanya dengan menuliskan klik pembaca tahu apa yang dimaksud yaitu facebook, twitter, chating, dan email. Tindak tutur dari kalimat iklan tersebut merupakan kalimat berita sebagai lokusi (berupa ujaran yang dihasilkan seorang penutur) dan ilokusi (maksud yang terkandung dalam ujaran) dari iklan komersial tersebut adalah persuasi. Dari kedua contoh di atas peneliti tertarik untuk mencermati jenis-jenis tindak tutur yang terdapat dalam iklan komersial dan penanda kesantunan bahasa yang dipakai. Penelitian yang berjudul “Jenis-Jenis Tindak Tutur dan Penanda Kesantunan Iklan Komersial Media Luar Ruangan di Yogyakarta” didasarkan atas beberapa alasan. Pertama, peneliti ingin mengetahui seberapa banyak iklan komersial yang santun dalam berbahasa. Kedua, data iklan komersial belum ada yang meneliti. Ketiga, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat kompetensi dasar yang membahas periklanan. Keempat, peneliti menggunakan obyek penelitian iklan komersial karena iklan tersebut mudah dijumpai di setiap tempat. Selain itu, iklan komersial sering menggunakann bahasa-bahasa yang manarik perhatian pembaca, juga iklan komersial dekat dengan kehidupan masyarakat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 B. Rumusan Masalah Bertolak dari tindak tutur dan penanda kesantunan iklan komersial yang telah dijelaskan di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut. 1. Jenis-jenis tindak tutur apa sajakah yang terdapat dalam tuturan iklan komersial bermedia luar ruangan di Yogyakarta? 2. Penanda-penanda kesantunan apa sajakah yang terdapat pada tindak tutur iklan komersial bermedia luar ruangan di Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua tujuan yang harus dicapai yaitu. 1. Mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur yang terdapat dalam tuturan iklan komersial bermedia luar ruangan di Yogyakarta. 2. Mendeskripsikan penanda-penanda kesantunan yang terdapat pada tindak tutur iklan komersial bermedia luar ruangan di Yogyakarta. D. Ruang Lingkup Penelitian ini memiliki lima ruang lingkup di antaranya: 1. Penelitian ini hanya mendeskripsikan tindak tutur dan penanda kesantunan berbahasa dalam iklan komersial di luar ruangan. 2. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 3. Iklan yang diteliti hanya iklan komersial di luar ruangan dan berbahasa Indonesia. 4. Tempat sasaran yang diteliti oleh peneliti adalah dekat pusat perbelanjaan, di jalan-jalan utama, dan perempatan jalan. 5. Iklan yang diteliti hanya di Propinsi Yogyakarta yang meliputi kota Madya Yogyakarta, Wates, Sleman, Bantul, dan Wonosari. E. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat bagi para pembaca. Beberapa manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut. 1. Memberikan sumbangan bagi penelitian pragmatik, khususnya dalam bentuk jenis-jenis tindak tutur dan tingkat kesantunan berbahasa pada iklan komersial. 2. Menambah wawasan bagi pembaca mengenai tindak tutur dan kesantunan berbahasa. 3. Hasil dari penelitian ini jika ditinjau dari dunia pendidikan, diharapkan sebagai acuan guru bahasa Indonesia dalam pelajaran ketrampilan menulis khususnya dalam menulis kalimat dengan menggunakan kalimat yang santun khususnya pada saat pembuatan iklan. 4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan perbandingan, dan informasi untuk penelitian selanjutnya. sebagai referensi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 F. Batasan Istilah 1. Tindak tutur Tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan atau ujaran (Yule, 2006: 82). 2. Tindak tutur langsung Tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang terbentuk dari suatu kalimat yang difungsikan secara konvensional (Putu Wijaya dan Rohmadi, 2009: 28) 3. Tindak tutur tidak langsung Tindak tutur tidak langsung adalah tuturan yang berbeda dengan modus kalimatnya (Nadar, 2009: 19). 4. Tindak tutur literal Tindak tutur literal adalah tindak tutur yang maksudnya sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya (Wijaya, 2009: 31). 5. Tindak tutur tidak literal Tindak tutur tidak literal adalah tindak tutur yang maksudnya tidak sama dengan atau berlawanan dengan makna kata-kata yang menyusunnya (Wijaya, 2009: 31). 6. Kesantunan Kesantunan berasal dari kata dasar santun. Dalam KBBI (2007: 997) santun berarti halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya); sabar dan tenang; sopan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 7. Kesantunan berbahasa Santun berbahasa adalah struktur bahasa yang disusun oleh penutur atau penulis agar tidak menyinggung perasaan pendengar atau pembaca (Pranowo, 2009: 4). Kesantunan berbahasa dalam penelitian adalah kegiatan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan halus dalam iklan komersial bermedia luar ruangan. 8. Iklan komersial Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa (Madjadikara, 2004: 17) 9. Media luar ruangan (outdoor media) Media periklanan yang berupa spanduk (banner), papan reklame (billboard), poster, neon sign, umbul-umbul, baliho dan sebagainya yang terdapat di luar ruangan (Madjadikara, 2004: 12). G. Sistematika Penyajian Sistematika penyajian skripsi dijabarkan menjadi 5 (lima) hal, yaitu (1) Pendahuluan, (2) Landasan Teori, (3) Metodologi Penelitian, (4) Hasil Penelitian dan Pembahasan, (5) Penutup. Bab I adalah pendahuluan, yang berisi beberapa sub bab, yaitu (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) ruang lingkup, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, (6) pembatasan istilah, dan (7) sistematika penyajian. Ketujuh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 hal tersebut yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian tentang “Tindak Tutur dan Penanda Kesantunan Iklan Komersial Di Media Luar Ruangan”. Bab II adalah landasan teori, yang berisi tiga pokok bahasan, yaitu (1) penelitian terdahulu yang relevan, (2) kajian pustaka , dan (3) kerangka teori. Kajian hasil penelitian yang terdahulu haruslah memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan. Semua teori berkaitan dan menjadi landasan penelitian. Bab III metodologi penelitian, yang berisi enam hal yaitu (1) jenis penelitian, (2) data dan sumber data, (3) instrumen penelitian, (4) objek penelitian, (5) teknik pengumpulan data, dan (6) teknik analisis data. Bab IV hasil dan pembahasan, yang berisi tiga hal yaitu (1) deskripsi data, (2) hasil analisis data, dan (3) pembahasan. Bab V penutup, yang berisi dua hal yaitu (1) kesimpulan dan (2) saran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Terdapat dua penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Yoani Juita Sumarsini (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Tindak Tutur dalam Iklan Kosmetik Di Televisi”. Penelitian ini mengkaji tuturan pada iklan kecantikan yang ditayangkan di stasiun televisi SCTV selama bulan Januari sampai Februari 2010. Penelitian bersifat kualitatif. Ada tiga masalah yang dipecahkan dari penelitian Yoani Juita Sumarsini antara lain. Pertama, bagaimanakah lokusi dalam iklan kosmetik di televisi? Kedua, bagaimanakah ilokusi dalam iklan kosmetik di televisi? Ketiga, bagaimanakah perlokusi dalam iklan kosmetik di televisi? Dalam penelitian ini terdapat kemiripan dalam pendekatan yang digunakan. Penelitian Yoani Juita Sumarsini (2010) menggunakan pendekatan pragmatik dan menganalisis tindak tutur. Analisis data dilakukan dengan mentode refrensial dan pragmatis. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Beata Prima Equatoria Panantun (2011) yang berjudul “Jenis-Jenis Tindak Tutur dan Pola Kesantunan dalam Novel “9 Matahari””. Penelitian ini berusaha menjawab dari dua masalah antar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 lain. Pertama, tindak tutur apa sajakah yang terdapat dalam novel “9 Matahari”? dan kedua, pola kesantunan apa sajakah yang terdapat dalam novel “9 Matahari”? Data dalam penelitian ini terdapat dalam novel “9 Matahari”. Sumber data dari penelitian ini berupa tuturan yang ada dalam novel “9 Matahari”. Relevansi dari penelitian pertama skripsi Yoani Juita Sumarsini (2010) dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah sama-sama bersifat penelitian deskriptif kualitatif yang meneliti sebuah iklan. Penelitian tersebut menggunakan teknik yang sama dengan penelitian yang sedang dilakukan yakni teknik catat. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis wacana iklan, sehingga penelitian tersebut masih memiliki relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini. Perbedaan dalam penelitian yang sedang dilakukan adalah objek yang diteliti. Dalam penelitian yang sedang dilakukan, peneliti mengkaji semua iklan komersial tidak sebatas iklan kosmetik, sedangkan penelitian Yoani Juita Sumarsini (2010) meneliti iklan kosmetik yang ada di stasiun televisi SCTV. Perbedaan lain dalam penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti adalah media yang digunakan pada iklan. Relevansi dari penelitian kedua, skripsi Beata Prima Equatoria Panantun (2011) dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah keduanya bersifat penelitian deskriptif kualitatif yang meneliti tindak tutur dan kesantunan berbahasa. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mendapatkan inspirasi untuk mencoba melakukan penelitian yang sejenis, untuk menganalisis tindak tutur dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 kesantunan berbahasa dalam iklan yang berbahasa Indonesia bermedia luar ruangan. Perbedaan dari penelitian Beata Prima Equatoria Panantun (2011) dengan penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti adalah data yang diteliti. Dalam penelitian ini, iklan yang digunakan adalah iklan komersil sedangkan pada penelitian Beata Prima Equatoria Panantun (2011) menggunakan novel yang berjudul 9 Matahari. B. Kajian Pustaka Mulyana (2005: 79) membagi kajian pragmatik menjadi empat hal, yaitu dieksis, tindak ujar, praanggapan, dan implikatur. Tindak ujar atau tindak tutur merupakan salah satu dari kajian pragmatik. 1. Tindak Ujar Pragmatik merupakan salah satu cabang yang mempelajari tentang ujaran atau daya ujar untuk apa ujaran dibuat atau dilakukan (Gunarwan, 1994: 84). Pragmatik adalah studi yang mendasarkan analisisnya pada konteks. Konteks yang dimaksud adalah segala latar belakang pengetahuan yang dimiliki bersama oleh penutur dan mitra tutur serta yang menyertai dan mewadahi sebuah penuturan (Rahardi, 2005: 50). Konteks tuturan adalah konteks dalam semua aspek fisik atau seting sosial yang relevan dari tuturabersangkutan (Wijana, 1996: 11). Konteks dapat berupa tempat, waktu, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 suasana, dan lawan tutur. Dalam iklan omersial konteks dapat berupa tempat, gambar, dan warna yang digunakan. Tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan atau ujaran (Yule, 2006: 82). Austin (1962) menyebutkan bahwa pada dasarnya pada saat orang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu (via Nadar, 2009: 11). Sorang guru bertanya “Wah kelas ini panas gak sih?” kepada muridnya di kelas dengan suasana kelas pengap. Pertanyaan tersebut bukan semata-mata untuk dimintai pendapat atau bertanya, tetapi merupakan suatu perintah untuk membuka jendela. Menurut Austin 1962 (via Gunarwan, 1994: 84) membedakan tiga jenis tindakan yang berkaitan dalam ujaran. Ketiga jenis tersebut adalah tindak lokusioner, tindak ilokusioner, dan tindak perlokusioner. Tindak lokusioner berupa ujaran yang dihasilkan seorang penutur. Tindak ilokusioner berupa maksud yang terkandung dalam ujaran. Tindak perlokusioner berupa efek yang ditimbulkan dari ujaran tersebut. Berikut di bawah ini adalah penerapan lokusioner, ilokusioner, dan perlokusioner berdasarkan iklan layanan masyarakat. (Perempatan Jl. Ring Road Barat Concong Catur Depok Sleman Yogyakarta) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 Contoh : “Castrol Power 1 Melesat Lebih Cepat” Lokusioner : Kata Castrol Power 1 dalam tuturan di atas merupakan kata benda, kata melesat pada tuturan di atas merupakan kata kerja, kata lebih merupakan kata keterangan, dan kata cepat merupakan kata sifat. Ilokusioner : Ujaran di atas memiliki makna tersirat yaitu dengan menggunakan oli Castrol Power 1 kendaraan akan lebih bertenaga. Perlokusioner : Efek dari tuturan “Castrol Power 1 Melesat Lebih Cepat” terhadap mitra tutur adalah pembaca membeli dan mengganti oli kendaraannya dengan oli Castrol Power 1. Searle 1975 (via Gunarwan, 1994: 84) mengategorikan tindak ujar berdasarkan pengertian tindak ujar atau tindak tutur menjadi lima. Kelima jenis tindak ujar tersebut adalah: a. Representatif (asertif) Representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas apa yang dikatakannya. Contoh ujarannya dapat berbentuk menyatakan, menyebutkan, melaporkan, menunjukkan, dan menyebutkan. b. Derektif Derektif adalah tindak ujaran yang dilakukan penuturnya dengan maksud agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan di dalam ujaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 itu. Contoh ujarannya dapat berbentuk menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan, dan menantang. c. Ekspresif Ekspresif adalah tindak ujaran yang dilakukan dengan maksud agar ujaran diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam ujaran itu. Contoh ujarannya dapat berbentuk memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik, dan mengeluh. d. Komisif Komisif adalah tindak ujaran yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebut di dalam ujarannya. Contoh ujarannya dapat berbentuk berjanji, bersumpah, mengancam, dan menolak. e. Deklarasi Deklarasi adalah tindak ujaran yang dilakukan si penutur dengan maksud untuk menciptakan hal atau keadaan yang baru. Contoh ujarannya dapat berbentuk memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, dan meminta maaf. 2. Jenis-Jenis Tindak Tutur Yule (2006: 159) membagi tindak tutur berdasarkan strukturnya menjadi dua yaitu tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 Berikut di bawah ini penjelasan dari pembagian tindak tutur berdasarkan strukturnya. a. Tindak tutur langsung Yule (2006: 95) menyatakan bahwa tindak tutur langsung akan terbentuk apabila ada hubungan langsung antara bentuk struktural (deklaratif, introgratif, imperatif) dengan fungsi komunikasi umum (pernyataan, pertanyaan, perintah atau permohonan). Nadar juga sependapat dengan Putu Wijana dan Rohmadi. Menurut Putu Wijana dan Rohmadi (via Nadar, 2009: 18) menyatakan bahwa tindak tutur langsung merupakan tuturan yang sesuai dengan modus kalimatnya, misalnya kalimat berita untuk memberitakan, kalimat perintah untuk menyuruh, kalimat tanya untuk menanyakan sesuatu. b. Tindak tutur tidak langsung Menurut Yule (2006: 96) jika suatu tuturan ada hubungannya dengan struktur (deklaratif, interogratif, dan imperatif) dengan komunikasi umum (menanyakan, pertanyaan, dan perintah atau permohonan), maka terdapat suatu tindak tutur tidak langsung. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan tersebut, Yule menyatakan bahwa bentuk deklaratif yang digunakan untuk membuat suatu permohonan disebut tindak tutur tidak langsung. Menurut Nadar (2009: 19) tindak tutur tidak langsung adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 tuturan yang berbeda dengan modus kalimatnya. Maksud dari tindak tutur tidak langsung dapat beragam dan tergantung pada konteksnya. Menurut Wijana (2009: 29-30), tuturan yang diutarakan secara tidak langsung biasanya tidak dapat dijawab secara langsung, tetapi segera harus dilaksanakan maksud yang terimplikasikan di dalamnya. Misalnya pada iklan komersial dibawah ini. (Perempatan Jl. Ring Road Barat Concong Catur Depok Sleman Yogyakarta) Pada iklan komersial di atas terdapat kalimat “Castrol Power 1 Melesat Lebih Cepat”. Kalimat tersebut secara tidak langsung digunakan untuk mempengaruhi pembaca supaya menggunakan oli mesin Castrol power 1 dengan modus kalimat berita. Dari uraian di atas skema penggunaan modus kalimat dalam kaitannya dengan kelangsungan tindak tutur menurut Wijana (2009: 30) dapat digambarkan sebagai berikut. Di bawah ini merupakan skema penggunaan modus kalimat. Tindak Tutur Modus Berita Langsung Memberitakan Tidak langsung Menyuruh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 Tanya Bertanya Menyuruh Perinta Memerintah - Skema di atas menunjukan bahwa kalimat perintah tidak dapat digunakan untuk mengutarakan secara tidak langsung. Di samping itu, menurut Nadar (2009: 19) ada tindak tutur yang mempunyai makna sesuai dan tidak sesuai dengan kata-kata yang menyusunnya, yakni tindak tutur literal dan tindak tutur tidak literal. 1) Tindak tutur literal Menurut Wijana (2009: 31), tindak tutur literal adalah tindak tutur yang maksudnya sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya. Bila ada tuturan “Penyayi itu suaranya bagus” memang diutarakan untuk memuji penyanyi yang dibicarakan, oleh karena itu tuturan tersebut tindak tutur literal. Nadar (2009: 31) memberikan contoh lain. Misalnya ada seorang yang telah makan tiga piring nasi dengan lauknya dan orang tersebut mengatakan “Saya kenyang”. Dapat dikatakan orang tersebut benar-benar mengatakan demikian. Tindak tutur tersebut merupakan tindak tutur literal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 2) Tindak tutur tidak literal Menurut Wijana (2009: 31) tindak tutur tidak literal adalah tindak tutur yang maksudnya tidak sama dengan atau berlawanan dengan makna kata-kata yang menyusunnya. Tindak tutur tidak literal mempunyai maksud menyindir, memerintah, mengkritik ataupun memohon kepada lawan tuturnya. Mengenai tindak tutur tidak literal, Nadar (2009:20) memberikan contoh. Tuturan “Saya senang sekali dengan ujian bahasa Inggris tadi” tuturan tersebut diucapkan oleh mahasiswa yang tidak pernah lulus ujian bahasa Inggris dan lemah sekali dalam perkuliahan. Tuturan tersebut bukan tuturan yang sesuai dengan yang dimaksudkan penuturnya sehingga tuturan tersebut termasuk tindak tutur tidak literal. 3. Interaksi Berbagai Jenis Tindak Tutur Menurut Wijana terdapat dua tindak tutur yaitu tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung, sedangkan menurut Nandar terdapat tindak tutur literal dan tindak tutur tidak literal. Dari dua pendapat tersebut tersebut jika diinteraksikan maka akan menjadi tindak tutur langsung literal, tindak tutur tidak langsung literal, tindak tutur langsung tidak literal, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 a. Tindak tutur langsung literal Tindak tutur langsung literal adalah tindak tutur yang dituturkan dengan modus tuturan dan makna yang sama dengan maksud pengutaranya (Wijana, 2009: 32). Maksud memerintah disampaikan dengan kalimat perintah, memberitakan dengan kalimat berita, menanyakan sesuatu dengan kalimat tanya. b. Tindak tutur tidak langsung literal Tindak tutur tidak langsung literal adalah tindak tutur yang diungkapkan dengan modus kalimat yang tidak sesuai dengan maksud pengutaraannya, tetapi makna kata-katanya sesuai dengan apa yang dimaksudkan penutur (Wijana, 2009: 32). Dalam tindak tutur ini maksud memerintah diutarakan dengan kalimat berita atau kalimat tanya. c. Tindak tutur langsung tidak literal Tindak tutur langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat yang sesuai dengan maksud tuturan, tetapi kata-kata yang menyusunnya tidak memiliki makna yang sama dengan maksud penuturnya (Wijana, 2009: 34). Maksud memerintah di ungkapkan dengan modus kalimat perintah, dan maksud menginformasikan dengan kalimat berita. Hal lain yang perlu diketahui adalah kalimat tanya tidak dapat digunakan untuk mengutarakan tindak tutur langsung tidak literal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 d. Tindak tutur tidak langsung tidak literal Tindak tutur tidak langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat dan makna kalimat yang tidak sesuai dengan maksud yang hendak diutarakan (Wijana, 2009: 35). Pendapat Wijana sama dengan pendapat Subagyo (2003: 7-71) Tindak tutur tidak langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat dan makna kalimat yang tidak sesuai dengan maksud yang hendak diutarakan. Tindak tutur tidak langsung tidak literal dapat berupa kalimat perintah dengan modus kalimat sindiran. 4. Teori Kesantunan Selain kita menggunakan bahasa yang baik dan benar, sebaiknya kita juga memperhatikan kesantunan dalam bertutur. Struktur bahasa yang santun adalah struktur bahasa yang disusun oleh penutur atau penulis agar tidak menyinggung pendengar atau pembaca (Pranowo, 2009: 4). Berdasarkan pendapat Pranowo tersebut kesantunan berbahasa itu penting untuk diterapkan, karena dalam kesantunan berbahasa kita dapat menjaga relasi dan menghormati mitra tutur kita. Sebelum kita melakukan tindak tutur dengan mitra tutur, terlebih dahulu kita harus memiliki penilaian positif terhadap mitra tutur kita. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 Tujuan utama dari kesantunan adalah menjaga hubungan sosial yang harmonis. Menurut Pranowo ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar mampu berbahasa santun dan komunikatif (2009: 23). a. Berbahasa santun dapat menggunakan bahasa verbal (untuk bahasa tulis) dan dapat pula dibantu dengan bahasa nonverbal (untuk bahasa lisan). b. Bahasa santun tidak harus menggunakan bahasa baku, tetapi gunakan bahasa yang sesuai ragamnya (bahasa yang baik). c. Gunakan diksi yang memang sudah berbentuk santun atau memiliki “aura kesantunan” (seperti: mohon, berkenan, dan mohon maaf). d. Bertutur mengenai topik yang juga diminati dan dimengerti oleh mitra tutur. e. Buatlah mitra tutur tertarik dengan tuturan penutur sehingga mereka lebih mudah memahami maksud tuturan. f. Kenali diri mitra tutur dengan benar, terutama berkaitan dengan identitas pribadi dan kesenangannya. g. Ciptakan konteks situasi yang kondusif bagi mitra tutur agar atensi mitra tutur terfokus pada penutur. Fraser memiliki tiga definisi tentang kesantunan (via Kuswanti, 1994: 88) yang pertama, kesantunan adalah properti atau bagian dari ujaran (bukan ujaran itu sendiri. Kedua, pendengarlah yang menentukan santun tidaknya ujaran. Ketiga, kesantunan dikaitkan dengan hak dan kewajiban penutur. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 Berdasarkan ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahawa kesantunan berbahasa dapat diukur berdasarkan hak dan kewajiban penutur terhadap mitra tuturnya. Perlu diingat dalam kesantunan berbahasa yang paling penting adalah menyangkut apa yang boleh diujarkan dan bagaimana cara menyampaikan ujarannya. Kesantunan berbahasa didasari oleh sikap hormat oleh penutur terhadap mitra tuturnya yang berupa kesantunan dalam penggunaan bahasa. Berikut ini adalah teori-teori yang berkaitan dengan kesantunan berbahasa. a. Prinsip kerja sama Grice Prinsip kerja sama Grice pada dasarnya memberikan landasan mengapa manusia dapat saling berkomunikasi. Komunikasi tersebut diwujudkan kedalam maksim. Maksim tersebut adalah peryataan ringkas yang mengandung ajaran atau kebenaran umum tentang sifat-sifat manusia. Grice membagi menjadi empat maksim, yaitu sebagai berikut (via Yule, 2006: 64). 1) Maksim kuantitas Buatlah percakapan yang disampaikan kepada mitra tutur Anda secara informatif, sesuai dengan maksud pergantian percakapan yang sedang berlangsung. Jangan membuat percakapan lebih informatif dari yang diminta. Biasanya menggunakan ungkapan singkatnya, dengan kata lain, kalau boleh dikatakan, dan sebagainya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 2) Maksim kualitas Sampaikan infomasi secara benar adanya. Hindari tuturan yang Anda yakini salah. Jangan mengatakan informasi jika Anda tidak mempunyai bukti yang cukup. Biasanya menggunakan ungkapan setahu saya, kalau tidak salah dengar, katanya, dan lain sebagainya, 3) Maksim relevansi (hubungan) Informasi yang disampaikan hendaknya sesuai dengan atau situasi pembicara. Bahan atau topik yang berbeda dalam pembicaraan dapat menjadi relevan jika memiliki kaitannya. Uangkapan yang diguakan omong-omong, sambil lalu, dan lain sebagainya. 4) Maksim cara Hindari ungkapan yang tidak jelas dan mengandung ketaksaan. Buatlah percakapan menjadi singkat, dengan cara menhindari ungkapan yang tidak perlu di ungkapkan. Sedapat mungkin buatlah percakapan Anda secara urut dan teratur. Ungkapan yang digunakan biasanya diawali dengan menurut saya, bagaimana kalau, dan sebagainya. b. Prinsip kesantunan Leech Prinsip kesantunan yang dikemukakan oleh Leech (1983), merupakan prinsip yang dianggap paling lengkap dan paling sering PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 diterapkan dalam percakapan. Berikut ini adalah prinsip kesantunan yang dikemukakan oleh Leech (via Nadar, 2009: 30-31). 1) Maksim kebijaksanaan Maksim ini mewajibkan setiap peserta tindak tutur untuk meminimalkan kerugian orang lain, atau memaksimalkan keuntungan bagi orang lain. Dalam maksim ini diharapkan penutur menghilangkan rasa dengki, iri hati, dan sakit hati terhadap mitra tutur. 2) Maksim penerimaan (kedermawanan) Maksim ini mewajibkan setiap peserta tindak tutur untuk memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri, dan meminimalkan keuntungan bagi diri sendiri. Maksud sederhana dari maksim penerimaan adalah penutur lebih mengutamakan dan mendahulukan mitra tutur. 3) Maksim kemurahan (penghargaan) Maksim ini penutur diharapkan sopan tidak hanya pada waktu menyuruh dan menawarkan sesuatu, tetapi dalam menggungkapkan perasaan dan mengemukakan pendapatnya harus tetap menjaga kesopanan. Sopan dalam maksim ini adalah tidak mencaci, tidak selalu mengejek, dan tidak merendahkan mitra tutur. Dalam maksim ini berpusat pada mitra tutur. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 4) Maksim kerendahan hati Maksim kerendahan hati berpusat pada diri sendiri. Dalam maksim ini diharapkan peserta tindak tutur untuk memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri, dan meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. 5) Maksim kecocokan Maksim ini menggariskan setiap penutur dan lawan tutur untuk memaksimalkan kecocokan di antara mereka, dan meminimalkan ketidakcocokan di antara mereka. Tindakan menyangkal atau melawan dianggap kurang sopan dalam maksim ini. 6) Maksim kesimpatian Maksim ini mengharuskan setiap peserta tuturan untuk maksimalkan rasa simpati, dan meminimalkan rasa antipati kepada lawan tutur. Orang yang bersikap antipati terhadap orang lain, apa lagi bersikap sinis dan kasar terhadap orang lain dianggap orang tersebut tidak santun. c. Penentu Kesantunan Faktor Kebahasaan Faktor kebahasaan adalah faktor yang menyangkut segala unsur yang berkaitan dengan masalah bahasa, baik bahasa verbal maupun bahasa nonverbal. Faktor kebahasaan verbal yang dapat menentukan kesantunan tersebut adalah berupa diksi, modalitas, dan gaya bahasa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 1) Pemakaian diksi Faktor yang menentukan santun tidaknya pemakaian bahasa dapat ditentukan oleh faktor kebahasaan, yang dimaksud adalah segala unsur yang berkaitan dengan masalah bahasa, baik bahasa verbal maupun bahasa non verbal. Salah satunya adalah pemakaian diksi, ada beberapa diksi yang jika dipakai secara tepat dapat mengakibatkan pemakaian bahasa menjadi santun (Pranowo, 2009: 90). Perhatikan beberapa contoh berikut : a) Pada pembukaan gedung olah raga Gor Among Rogo di Sleman ini, kami mohon kesediaan Bapak berkenan untuk memotong pita. b) Kecelakaan kereta pada malam itu membawa korban 3 orang meninggal yaitu warga sipil. Pemilihan kata mohon, bapak dan berkenaan pada kalimat pertama memiliki kadar yang lebih santun dibandingkan menggunakan kata-kata minta, dia minta, begitu pula pada kalimat kedua, menggunkan kata-kata meninggal yang terdengar lebih santun dibanding menggunakan kata-kata mati atau tewas. Pranowo (2005: 104) mengemukakan pemakaian kata-kata tertentu sebagai pilihan kata (diksi) yang dapat mencerminkan rasa santun, misalnya. a) Gunakan kata “tolong” untuk meminta bantuan orang lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 b) Gunakan frasa “terima kasih” sebagai penghormatan atas kebaikan orang lain. c) Gunakan kata “maaf” untuk tuturan yang diperkirakan dapat menyinggung perasaan orang lain. d) Gunakan kata ”berkenan” untuk meminta kesediaan orang lain melakukan sesuatu. e) Gunakan kata “beliau” untuk menyebut orang ketiga yang dinilai lebih dihormati. f) Gunakan kata “Bapak/ Ibu” untuk menyebut orang kedua dewasa. 2) Keterangan modalitas Harimurti Kridalaksana (1986: 82), mengemukakan bahwa modalitas menerangkan sikap atau suasana pembicara yang menyangkut perbuatan, pristiwa, keadaan atau sifat. Keterangan modalitas sering juga disebut “kata warna”, yang berfungsi untuk mengubah keseluruhan arti sebuah kalimat. Berikut di bawah ini jenisjenis modalitas menurut pembagian Alwi. a) Modalitas internasional Dalam modalitas internasional terdiri atas menyatakan keinginan, harapan, ajakan, dan pembiaran (Alwi, 1992: 36). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 b) Modalitas epistemik Modalitas epistemik karena timbul sikap ketidak percayaan atau kekurangtahuan terhadap kebebenaran proposisi. Dalam modalitas apistemik terdiri atas kemungkinan, keteramalan, keharusan, dan kepastian (Alwi, 1992: 91) c) Modalitas deontik Modalitas deontik dikarenakan adanya permasalahan sikap pembicara. Dalam modalitas deontik terdiri atas dua hal yaitu izin dan perintah (Alwi, 1992: 169). d) Modalitas dinamik Dalam modalitas dinamik terdiri atas kemampuan dapat dinyatakan dengan dapat, bisa, mampun, dan sanggup (Alwi, 1992: 235). Berikut di bawah ini adalah makna yang berkaitan dengan setiap subkategori modalitas berikut leksikal yang mengungkapkannya (Alwi, 1992: 259-261). No 1 Makna Keinginan a. Kadar keinginan b. Kadar kemauan c. Kadar maksud Modalitas Internasional Pengungkapan Ingin, menginginkan, menghendaki, berhasrat, mengingini, berkeinginan, dan mendambakan. Mau, hendak, akan, bertekad, berketepatan. Mau, hendak, akan, bermaksud, berniat, berhajat, dan berkaul. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 2 3 d. Kadar keakanan Harapan (sama dengan pengungkapan modalitas untuk kadar kemauan dan maksud. Harap, harapan, mengharapkan, mengharap, berharap, doakan, mudahmudahan, moga-moga,dan semoga dan Ajak, mengajak, imbau, ayo, mari, dan mengimbau. 4 Ajakan pembiaran a. Ajakan b. Pembiaran Permintaan 1 Kemunginan 2 Keteramalan 3 4 Keharusan Kepastian 1. Izin 2 Perintah 1 Kemampuan Biar(lah) dan biarkan(lah). Sudilah, saya minta, saya mohon,silakan, coba, tolong, dan mohon. Modalita Epistemik Dapat, bisa, boleh, mungkin, barang kali, bisa saja, dan boleh saja. Akan, agaknya, tampaknya, nampaknya, rasanya, dan kelihatannya. Harus, mesti, wajib, perlu, dan patut. Pasti, tentu, tentunya, dipastikan, dan tentu saja. Modalitas Denotik Boleh, dapat, bisa, izinkan, perkenankan, dan perbolehkan Wajib, mesti, harus, jangan, larang, dilarang, dan tidak boleh. Modalitas Dinamik Dapat, bisa, mampu, dan sanggup. 3) Gaya bahasa Pemakaian gaya bahasa menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan pemakaian bahasa menjadi santun. Gaya bahasa adalah optimalisasi pemakaian bahasa dengan cara-cara tertentu untuk mengefektifkan komunikasi. a) Epizeuksis Gaya bahasa epizeuksis adalah gaya bahasa perulangan atau repitisi yang bersifat langsung. Repitisi yaitu perulangan bunyi, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai (Keraf, 1984: 127). b) Majas metafora Majas metafora banyak dipakai untuk menghaluskan pemakaian bahasa Indonesia agar terasa santun. Meskipun isi yang disampaikan keras, tetapi dengan dikatakan secara tidak langsung menggunakan gaya bahasa jenis metafora, tuturan yang keras itu menjadi tetap terasa santun. c) Majas personifikasi Majas personifikasi juga digunakan untuk mengoptimalkan pemakaian bahasa agar efektif dan terasa santun. Isi tuturannya kadang-kadang berupa kritikan, tetapi karena disampaikan secara tidak langsung dengan personifikasi, kritikan itu terasa tidak menyakitkan. d) Majas perumpamaan Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja dianggap sama dan sering juga kata “perumpamaan” disamakan dengan persamaan (Tarigan, 1985: 10). Penanda jenis perumpamaan biasanya menggunakan kata-kata PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 sebagai berikut, seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana, bagai, bagaikan, serupa dan lain-lain. e) Majas hiperbola Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan membesar-besarkan suatu hal (Keraf, 1985: 135). f) Majas eufemisme Eufemisme adalah salah satu jenis gaya bahasa perbandingan yang membandingkan dua hal dengan menggunakan perbandingan yang lebih halus. Hal ini dimaksudkan penutur tidak menyinggung perasaan mitra tutur, atau ungkapan-ungkapan yang halus untuk menggantikan ungkapan yang dapat dipersepsi menghina, menyinggung perasaan atau mensugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi mitra tutur. d. Kriteria kesantunan berbahasa Berdasarkan uraian teori kesantunan di atas, peneliti menemukan kriteria kesantunan berbahasa. Suatu tindak tutur dapat dikatakan santun apabila memenuhi kriteria sebagai berikut. 1) Tuturan yang digunakan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar. 2) Tuturan yang digunakan tidak menggunakan diksi yang kasar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 3) Tuturan yang digunakan tidak terdapat unsur ancaman. 4) Tuturan yang digunakan tidak ada unsur memaksa. Berikut di bawah ini adalah tabel kriteria kesantunan berbahasa. No 1 Tingkat Kesantunan Tuturan Iklan Komersials Dirancang arsitektur SS ternama Indonesia. 2 Pastikan motor injection Anda, S KS TS jangan salah pilih. 3 Esia melek tarif sadar sinyal. 4 - Keterangan tabel: SS : Sangat santun Tuturan sangat santun jika tuturan terdapat keempat kriteria, yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, tidak terdapat unsur ancaman, dan tidak ada unsur memaksa. S : Santun Tuturan santun jika tuturan hanya terdapat tiga kriteria, misalnya suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, dan tidak terdapat unsur ancaman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 KS : Kurang santun Tuturan kurang santun jika tuturan hanya terdapat dua kriteria, misalnya suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca dan pendengar dan tidak terdapat unsur ancaman. TS : Tidak santun Tuturan tidak santun jika tuturan hanya terdapat satu atau tidak sama sekali kriteria, misalnya suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar. 5. Teori Periklanan a. Pengertian iklan Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media dan ditujukan pada sebagian seluruh masyarakat. Menurut Riyanto (2001), periklanan diartikan sebagai keseluruhan proses yang meliputi persiapan, perencanan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan (via Rendra. 2005: 16). Menurut Rendra (2005: 17), dalam periklanan terdapat enam prinsip dasar yaitu sebagai berikut. 1) Adanya pesan tertentu. 2) Dilakukan oleh komuniktor (sponsor). 3) Dilakukan dengan cara non personal. 4) Disampaikan untuk khalayak tertentu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 5) Dalam penyampaian pesan tersebut, dilakukan dengan cara membayar. 6) Penyampaian pesan tersebut, mengharapkan dampak tertentu. b. Media iklan Sebuah iklan haruslah mememiliki media atau sarana untuk memuat apa yang ingin diiklankan. Menurut Madjadikara ada beberapa jenis media dalam periklanan, yaitu media cetak, media elektronik, dan media lainnya seperti media luar ruangan (2004: 11). Iklan komersial yang digunakan sebagai penelitian ini bermedia luar ruangan. Media luar ruangan menurut Madjadikara (2004: 12) adalah media periklanan yang berupa spanduk (benner), papan reklame (billboard), poster, neon box, umbul-umbul, baliho, papan nama took, balon udara, dan sebagainya yang terdapat di luar ruangan. Iklan komersial bermedia luar ruangan banyak kita jumpai di pinggir jalan dan juga perempatan jalan. Seperti di bawah ini contoh dari iklan komersial bermedia luar ruangan. (Jl. Colombo Depok Seleman Yogyakarta depan gedung Rektorat UNY) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 Dari salah satu contoh iklan komersial di atas, peneliti akan meneliti jenisjenis tindak tutur dan penanda kesantunan. c. Jenis-jenis iklan Menurut Binter (1986), secara umum iklan dibagi menjadi dua, yaitu iklan standar dan iklan layanan masyrakat (via Rendra. 2005: 65). Iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang, jasa, pelayanan untuk konsumen melalui media periklanan. Iklan layanan masyarakat (ILM) adalah iklan yang bersifat non-profit, maksudnya adalah iklan yang tidak mencari keuntungan secara komersil tetapi lebih ditekankan pada sosial. Berikut ini contoh dari iklan standar dan iklan layanan masyarat. Iklan strandar: Pilih Mutu, Pilih Mutiara “Genteng Mutiara Jl. Ring Road Barat Gamping” Iklan layanan masyarakat: Gunakan Sabuk Keselamatan Saat Mngemudi ”Polres Bantul dan Angggur Orang Tua Jl. Ring Road Barat Gamping” Perbedaan kedua iklan tersebut sangatlah mencolok jika dilihat dari pengertiannya. Bedasarkan tujuannya iklan standar bertujuan untuk merangsang pembeli atau pemakai, sedangkan iklan layanan masyarakat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 bertujuan untuk mendapatkan keuntungan berupa citra baik di tengah masyarakat. Iklan komersial memiliki tujuan mendapatkan keuntungan ekonomi, utamanya adalah peningkatan penjualan. Berdasarkan tujuannya iklan komersial dibagi menjadi tiga yaitu iklan untuk konsumen, untuk bisnis, dan untuk profesional (Rendra, 2005: 102 – 103). 1) Iklan konsumen Iklan konsumen dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan bisnis dimana pesan iklan ditujukan kepada konsumen akhir, yaitu pengguna terakhir suatu produk. Seseorang yang membeli produk dimana produk tersebut akan digunakan sendiri, maka ia akan disebut dengan konsumen pengguna terakhir. Misalnya, bayi adalah pengguna akhir dari produksi susu, pem pers, bedak bayi, minyak telon, mainan dan sebagainya. Berikut dibawah ini termasik iklan jenis iklan konsumen. a) Iklan kosmetik Iklan komersial yang berkaitan dengan kosmetik seperti alat-alat kecantikan, parawatan kecantikan, dan lain-lain. b) Iklan perumahan Iklan komersial yang menawarkan perumahan atau tempat hunian, seperti ruko, perumahan, apartemen, dan lain-lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 c) Iklan elektronik Iklan komersial yang menawarkan berupa barang-barang elektronik. d) Iklan kendaraan Iklan komersial yang menawarkan tentang berbagai kendaraan atau onderdil kendaraan. e) Iklan makanan dan minuman Iklan komersial yang menawarkan makanan dan minuman. f) Iklan jasa Iklan komersial yang menawarkan bukan dalam bentuk benda tetapi jasa seperti jasa asuransi, jasa bank, dan jasa lainnya. g) Iklan provider Iklan komersial yang menawarkan provider ponsel. h) Iklan pendidikan Iklan komersial yang berkaitan tentang pendidikan. 2) Iklan bisnis Iklan bisnis adalah iklan yang disampaikan dengan maksud mendapatkan keuntungan ekonomi dan sasaran pesan yang dituju adalah seseorang atau lembaga yang akan mengelola dan atau menjual produk yang akan diiklankan tersebut kepada konsumen akhir. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 Misalnya, pabrik yang akan mengelola kembali produk yang dibelinya untuk dibentuk menjadi produk baru lainnya guna dijual kepada pasar. 3) Iklan profesional Iklan profesional adalah iklan yang dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan bisnis dimana khalayak sasaran iklan adalah segmen khusus yaitu para profesional. Kaum profesional adalah kelompok orang yang memiliki pekerjaan spesifik misalnya, dokter, guru, pilot, pelaut, dan sebagainya. d. Fungsi iklan Secara prinsip fungsi iklan adalah menyajikan pesan yang dilakukan oleh komunikator secara non personal melalui media untuk di tinjau pada komunikan dengan cara menyebar. Menurut Monle Lee & Carla Johnson (2004, 10-11) fungsi iklan adalah sebagai berikut. 1) Periklanan menjalankan sebuah fungsi “informasi”. Iklan berfungsi untuk mengkomunikasikan informasi produk, ciri-ciri dan lokasi penjualannya. 2) Periklanan menjalankan sebuah fungsi “persuasi”. Iklan mencoba untuk membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 3) Periklanan menjalankan fungsi “pengingat”. Iklan terus menerus akan mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memperdulikan merek pesaingnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 C. Kerangka Berpikir Setelah mengkaji berbagai teori dan hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini, peneliti menyusun kerangka berbikir sebagai dasar untuk menganalisis masalah penelitian. Berikut di bawah ini skema kerangka berpikir dalam penelitian yang sedang dilakukan. Tuturan iklan komersial luar ruangan 1. 2. Rumusan Masalah Jenis-jenis tindak tutur apa sajakah yang terdapat dalam tuturan iklan komersial di media luar ruangan di Yogyakarta? Penanda-penanda kesantunan apa sajakah yang terdapat pada tindak tutur iklan komersial di media luar ruangan di Yogyakarta? Analisis data dilakuakan dengan 4 tahap yaitu, klasifikasi data, identifikasi data, pengkodean, dan deskripsi data. Teori yang digunakan untuk menganasis data Jenis-jenis tindak tutur menurut Putu Wijana & Rohmadi dibagi menjadi 4. (1) Tindak tutur langsung literal. (2) Tindak tutur tidak langsung literal. (3) Tindak tutur langsung tidak literal. (4) Tindak tutur tidak langsung tidak literal. Kesantunan berbahasa memiliki faktor penentu yaitu pemakaian diksi, keterangan modalitas, dan dan gaya bahasa. Kriteria dalam kesantunan berbahasa yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, tidak terdapat unsur ancaman, dan tidak ada unsur memaksa. Analisis tuturan dalam iklan komersial Kesimpulan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena pada langkah awal peneliti mengumpulkan fakta atau data. Dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan tentang jenis-jenis tindak tutur dan penanda kesantunan berbahasa dalam iklan komersial bermedia luar ruangan di Yogyakarta. B. Data dan Sumber Penelitian Data dalam penelitian kualitatif ini berupa tindak tutur iklan komersial dalam bentuk foto yang menggunakan bahasa Indonesia dan menggunakan media luar ruangan yang ada di Yogyakarta. Data diambil dalam bentuk foto yang didapatkan oleh peneliti sendiri, dalam arti peneliti sendiri yang melakukan kegiatan pengambilan foto iklan komersial bermedia luar ruangan. Moleong (2006:160) juga menjelaskan bahwa penggunaan foto untuk melengkapi sumber data besar sekali manfaatnya. Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga yang sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif. Sumber data yang dugunakan berupa tuturan iklan komersial. Peneliti memilih iklan komersial karena iklan tersebut mudah dijumpai di setiap tempat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 Selain itu, iklan komersial sering menggunakann bahasa-bahasa yang manarik perhatian pembaca. Iklan komersial juga dekat dengan kehidupan masyarakat. C. Instrumen Penelitian Peneliti adalah instrument dari penelitian ini. Menurut Moleong (2007: 168), yang dimaksud dengan peneliti sendiri adalah peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi si pelapor melaporkan hasil penelitiannya. Oleh karena itu, peneliti membuat langkah-langkah penelitian sebagai berikut. 1. Peneliti melakukan observasi ke tempat umum (jalan raya, pertokoan, dll) untuk menemukan iklan komersial berbahasa Indonesia yang menggunakan media luar luarangan. 2. Peneliti mengumpulkan data dengan cara memfoto iklan komersial tersebut menggunakan kamera. 3. Peneliti mencatat hal yang berkaitan dengan iklan komesial tersebut (tempat terdapat iklan komersial) ke dalam kertas sebagai catatan pendukung. 4. Peneliti menginventarisasi iklan komersial bedasarkan jenis-jenisnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 D. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah tuturan dari iklan komersial. Tuturan iklan komersial yang menjadi objek penelitian bermedia cetak yang ada di luar ruangan. E. Teknik Pengumpulan Data Menurut Arikunto (1990: 134), metode pengumpulan data adalah caracara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam sebuah penelitian, metode yang digunakan haruslah sesuai dengan tujuannya. Data-data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode penyimakan (observasi). Dalam penelitian ini, penyimakan dilakukan dengan mengamati pemakaian bahasa iklan komersial berbahasa Indonesia yang dikemukakan oleh pihak pengiklan dalam berbagai jenis media luar ruangan. Pelaksanaan metode simak diwujudkan dengan teknik sadap. Menurut Kesuma (2007: 47), teknik sadap adalah pelaksanaan metode simak dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang. Penggunaan bahasa yang disadap dapat berbentuk bahasa lisan dan bahasa tulisan. Penyadapan dalam penelitian ini dilakukan terhadap pemakaian bahasa Indonesia (tulis) dalam iklan komersial yang menggunakan media luar ruangan. Penyadapan dilakukan dengan mencari, menemukan, mengumpulkan iklan komersial berbahasa Indonesia dengan menggunakan media luar ruangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 Dalam pengumpulan data peneliti melakukan tiga tahapan yaitu, klasifikasi, identifikasi, dan deskripsi. Dalam pengumpulan data sebagai bahan penelitiannya, peneliti tidak membuat instrumen sendiri, karena data-data yang dibutuhkan sudah tersedia dalam bentuk dokumen yang berupa foto iklan komersial di daerah Yogyakarta. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik analisis data kualitatif. Menurut Hasan (2003:98), analisis kualitatif adalah analisis yang tidak menggunakan model matematika, model statistik, dan ekonometrik atau model-model tertentu lainnya. Data-data yang ada hanya akan diolah, diuraikan, dan ditafsirkan. Setelah data terkumpul langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah menganalisis data-data yang sudah ada dan mengklasifikasikannya. Dalam menganalisis data, langkah-langkah yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut. 1. Peneliti mengumpulkan tuturan iklan komersial bermedia cetak luar ruangan dalam. 2. Peneliti mengidentifikasi tindak tutur dan penanda kesantunan pada tuturan iklan komersial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 3. Peneliti menglasifikasikan data berupa tuturan iklan komersial dan memberi kode pada masing-masing temuan analisis yang mengandung tindak tutur dan penanda kesantunan. 4. Hasil analisis diperiksa ulang oleh pakar, yaitu dosen pembimbing. 5. Penafsiran terhadap data yang kredibilitasnya terpenuhi pada akhirnya menemukan teori. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA Data yang dianalisis merupakan tuturan yang diambil dari iklan komersial yang berada di luar ruangan di daerah Yogyakarta. Data iklan komersial yang berhasil dikumpulkan selama bulan Maret 2012 oleh peneliti, terdapat 85 iklan komersial yang terdapat jenis-jenis tindak tutur dan terdapat penanda kesantunan bahasa. Data yang akan dianalisis dirinci sebagai berikut. NO KODE JENIS IKLAN KOMERSIAL 1 A Iklan kosmetik (sebanyak 5 iklan) 2 B Iklan perumahan (sebanyak 6 iklan) 3 C Iklan elektronik (sebanyak 12 iklan) 4 D Iklan kendaraan (sebanyak 11 iklan) 5 E Iklan makanan dan minuman (sebanyak 11 iklan) 6 F Iklan jasa (sebanyak 10 iklan) 7 G Iklan provider (sebanyak 14 iklan) 8 H Iklan rokok (sebanyak 9 iklan) 9 I Iklan pendidikan (sebanyak 3 iklan) 10 J Iklan lain-lain (sebanyak 4 iklan) 47 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 B. HASIL ANALISIS DATA Hasil temuan ini disajikan dengan urutan sebagai berikut: (a) Jenis temuan, (b) Data tuturan iklan komersial, dan (c) Pemaknaan. Pembahasan lebih lanjut mengenai pengungkapan jenis-jenis tindak tutur dan penanda kesantunan dalam tuturan iklan komersial adalah sebagai berikut. 1. Jenis-Jenis Tindak Tutur pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan Pengungkapan jenis-jenis tindak tutur di dalam komunikasi dapat diwujudkan ke dalam empat macam, yaitu tindak tutur langsung, tindak tutur tidak langsung, tindak tutur literal, dan tindak tutur tidak literal. Keempat tindak tutur tersebut jika diinteraksikan maka akan menjadi tindak tutur langsung literal, tindak tutur tidak langsung literal, tindak tutur langsung tidak literal, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Sehubungan dengan ini, jenis tindak tutur dalam iklan komersial diungkapkan dengan tiga tindak tutur yakni tindak tutur langsung literal, tindak tutur tidak langsung literal, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Berikut ini rincian pembahasan. a. Tindak Tutur Langsung Literal dalam pada Komersial Media Luar Ruangan Tindak tutur langsung literal adalah tindak tutur yang dituturkan dengan modus tuturan dan makna yang sama dengan maksud pengutaranya (Putu Wijana dan Rohmadi, 2009: 32). Berikut di bawah ini iklan komersial dengan tindak tutur langsung literal. 48 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 (1) Sumber: Jl. Afandi Sleman Yogyakarta Konteks: Terdapat gambar berbagai hadiah seperti motor TV LED, dan HP yang canggih. Selain itu terdapat mascot Android dan berbagai jenis HP Samsung. Tuturan: “Beli ponsel Samsung dapatkan kejutan ribuan hadiah” (C.4) (2) Sumber: Jl. Afandi Sleman Yogyakarta Konteks: Terdapat gambar hadiah berupa TV LED, sound stereo set, dan HP Nokia. Selain itu juga terdapat gambar produk Nokia terbarunya. Tuturan: “Beli Nokia-nya dapatkan tanda cinta-nya” (C.7) (3) Sumber: Jl. Laksda Adi Sucipto Sleman Yogyakarta Konteks: Terdapat gambar dunia dan aliran susu dari langit yang membawa keluarga yang penuh semangat dan keceriaaan. 49 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 Tuturan: “Ayo, Indonesia minum susu cair segar dan raih prestasi dunia” (E.5) Tuturan (1) merupakan tindak tutur langsung literal. “Beli ponsel Samsung dapatkan kejutan ribuan hadiah” (C.4) merupakan kalimat ajakan dengan ditandai kata “dapatkan” pada kalimat tersebut. Konteksnya terdapat gambar berbagai hadiah seperti motor TV LED, dan HP yang canggih. Selain itu terdapat mascot Android dan berbagai jenis HP Samsung. Iklan (C.4) dinyatakan langsung karena tuturan tersebut sesuai dengan modus kalimatnya yaitu berupa ajakan. Kata “dapatkan” pada kalimat iklan komersial (C.4) tersebut merupakan ajakan untuk mendapatkan hadiah dengan membelian ponsel Samsung. Keliteralannya karena dengan membeli ponsel Samsung memang mendapatkan hadiah secara langsung. Tuturan (2) merupakan tindak tutur langsung literal. “Beli Nokia-nya dapatkan tanda cinta-nya” (C.7) merupakan kalimat ajakan dengan ditandai kata “dapatkan” pada kalimat tersebut. Konteksnya terdapat gambar hadiah berupa TV LED, sound stereo set, dan HP Nokia. Selain itu juga terdapat gambar produk Nokia terbarunya. Dinyatakan langsung karena tuturan tersebut sesuai dengan modus kalimatnya yaitu berupa ajakan. Kata “dapatkan” pada kalimat iklan komersial (C.7) tersebut merupakan ajakan untuk mendapatkan kejutan dengan membeli ponsel Nokia. Keliteralannya karena dengan membeli ponsel Nokia memang mendapatkan hadiah langsung. 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Tuturan (3) merupakan tindak tutur langsung literal. “Ayo, Indonesia minum susu cair segar dan raih prestasi dunia” (E.5) merupakan kalimat ajakan dengan ditandai modalitas kata “ayo” pada awal kalimat. Konteksnya terdapat gambar dunia dan aliran susu dari langit yang membawa keluarga yang penuh semangat dan keceriaaan. Dinyatakan langsung karena tuturan tersebut sesuai dengan modus kalimatnya yaitu berupa ajakan. Ajakan dari iklan komersial (E.5) supaya pembaca membeli dan meminum susu Ultra dengan melihat gambar keluarga yang penuh keceriaan dan semangat. Keliteralannya kerena susu dapat mencerdaskan anak sehingga dapat meraih prestasi. b. Tindak Tutur Tidak Langsung Literal pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan Tindak tutur tidak langsung literal adalah tindak tutur yang diungkapkan dengan modus kalimat yang tidak sesuai dengan maksud pengutraannya, tetapi makna kata-kata yang menyusunnya sesuai dengan apa yang dimaksudkan penutur (Putu Wijana dan Rohmadi, 2009: 32). Seperti yang diungkapkan Wijana langsung tidak langsungnya sebuah tuturan dapat dilihat dari modusnya. Dalam hal ini berikut bentuk-bentuk fungsi modus tuturan dalam iklan komersial luar ruangan. 51 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 1) Modus kalimat berita sebagai persuasi Tuturan dengan kalimat berita yang dapat digunakan pula sebagai persuasi juga ditemukan pada tuturan-tuturan berikut ini. Kalimat yang digunakan merupakan kalimat berita tetapi di dalamnya mengandung persuasi ditujukan pada subjek yang disebutkan dalam tuturan itu. (4) Sumber: Jl. Colombo Depok Seleman Yogyakarta depan Fakultas Ilmu Keolahragaan. Konteks : Terdapat tulisan kata “baru” dan terdapat gambar kemasan kondisioner Clear dengan back ground warna gelap. Tuturan: “Clear kondisioner menutrisi kulit kepala untuk rambut tak berketombe 10 X lebih kuat” (A.1) (5) Sumber: Perempatan Ring Road Barat Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Konteks: Terdapat gambar rumah yang minimalis tetapi tetap memperihatkan kemewahan dengan mobil yang diperkir di depan rumah. Tuturan: “Tersedia 4 unit ruko, 10 unit rumah” (B.2) 52 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 (6) Sumber: Jl. Afandi Sleman Yogyakarta Konteks: Terdapat gambar modem Smartfren disertai harga modem. Tuturan: “Puasnya internetan dengan Smartfren Modem EC1261-2” (C.11) (7) Sumber: Jl. Parangtritis, Km 11. Yogyakarta Konteks: Terdapat gambar jenis aki yang ditawarkan. Tuturan: “Aki GS Astra, nyamannya ekstra” (D.2) (8) Sumber: Perempatan Ring Road Barat Concdong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta Konteks: Terdapat gambar orang yang sedang balapan dengan macan tutul dan terdapat gambar produknya. Tuturan: “Castrol Power 1 melesat lebih cepat” (D.3) Tuturan (4) merupakan kalimat berita, dalam tuturan “Clear kondisioner menutrisi kulit kepala untuk rambut tak berketombe 10 X lebih kuat” (A.1) merupakan modus tuturan yang berupa kalimat berita 53 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 dengan maksud persuasi sehingga tuturan tesebut tidak langsung. Konteksnya terdapat tulisan kata “baru” dan terdapat gambar kemasan kondisioner Clear dengan back ground warna gelap. Persuasi dari tuturan tersebut ajakan supaya pembaca membeli produk, setelah melihat kemasannya yang baru. Keliteralan tuturan tersebut karena memang iklan komersial tersebut menginformasikan bahwa Clear salah satu konditioner rambut yang baik. Tuturan (5) merupakan kalimat berita. Tuturan “Tersedia 4 unit ruko, 10 unit rumah” (B.2) merupakan kalimat berita dengan maksud persuasi sehingga tuturan tersebut tidak langsung. Konteksnya terdapat gambar rumah yang minimalis tetapi tetap memperlihatkan kemewahan dengan mobil yang diperkir di depan rumah.Persuasi dari tuturan tersebut ajakan supaya pembaca membeli dan menempati perumahan yang ditawarkan dengan melihat gambar rumahnya. Keliteralan tuturan tersebut memang menawarkan 4 ruko dan dan 10 rumah. Tuturan (6) merupakan kalimat berita. Dalam tuturan “Puasnya internetan dengan Smartfren Modem EC1261-2” (C.11) merupakan kalimat berita dengan maksud persuasi sehingga tuturan tersebut tidak langsung. Konteksnya terdapat gambar modem Smartfren disertai harga modem. Persuasi dari tuturan tersebut ajakan supaya pembaca 54 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 membeli dan memakai produk Smartfren Modem EC1261-2 dengan harga yang cukup murah. Keliteralan tuturan tersebut karena memang menggunakan Smartfren Modem EC1261-2 aksesnya cepat dan cukup cepat sebagai kapasitas modem. Tuturan (7) merupakan kalimat berita, dalam tuturan “Aki GS Astra, nyamannya ekstra” (D.2) merupakan modus tuturan yang berupa kalimat berita dengan maksud persuasi sehingga tuturan tersebut tidak langsung. Konteksnya terdapat gambar aki yang ditawarkan. Persuasi dari tuturan tersebut berupa ajakan supaya pembaca membeli dan memakai produk aki GS Astra. Keliteralan tuturan tersebut karena memang aki GS Astra merupakan aki yang sudah terjamin kualitasnya. Tuturan (8) merupakan kalimat berita, “Castrol Power 1 melesat lebih cepat” (D.3) merupakan modus tuturan yang berupa kalimat berita dengan maksud persuasi sehingga tuturan tersebut tidak langsung. Konteksnya terdapat gambar orang yang sedang balapan dengan macan tutul dan terdapat gambar produknya. Persuasi dari tuturan tersebut merupakan ajakan supaya pembaca membeli dan memakai produk oli pelumas mesin dijamin pasti peforma motor semakin hebat. Keliteralan tuturan tersebut karena memang oli pelumas Castrol Power 1 yang sudah terjamin kualitasnya. 55 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 2) Modus kalimat saran sebagai persuasi Tuturan dengan tindak tutur tidak langsung literal ini menggunkan modus kalimat yang tidak sesuai dengan yang dituturkan. kalimat dengan modus kalimat saran dengan tujuan persuasi. (9) Sumber: Jl. Babarsari, Depok Sleman Yogyakarta Konteks: Terdapat model wanita cantik dengan gaun hitam berwajah kemilau yang sedang bergaya. Tuturan: ” Kulit cantik bagai bintang LBC solusinya…..”(A.5) (10) Sumber: Jl. Prof. Yohanes Perempatan Pom Bensin Sagan Konteks: Terdapat gambar foto keluarha yang sehat juga ceria dan alat gambar tensimeter. Tuturan: “Langkah bijak memantau tekanan darah secara teratur sebelum Anda sakit” (C.3) (11) Sumber: Jl. Kaliurang km 6 Sleman Yogyakarta Konteks: Terdapat gambar laptop dengan berbagai warna. 56 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 Tuturan: “Dapatkan produk terbaik AMD” (C.9) (12) Sumber: Jl. Solo kota Yogyakarta Konteks: Terdapat gambar wanita cantik dengan gaya sedang asik mendengarkan dan melihat TV dengan gamabar yang ada dalam TV berada di luar sehingga terasa nyata. Tuturan: “Power Tv solusi kita semua untuk sinyal bersih dan gambar jernih” (C.10) Tuturan (9) merupakan modus tuturan yang berupa kalimat saran dengan maksud persuasi sehingga tuturan tersebut tidak langsung. ”Kulit cantik bagai bintang LBC solusinya…..” (A.5) kalimat ini memang memberikan salah satu solusi untuk merawat kecantikan di LBC. Konteksnya terdapat model wanita cantik dengan gaun hitam berwajah kemilau yang sedang bergaya. Persuasi pada iklan komersial (A.5) ajakan supaya pembaca terpengaruh dan merawat kecantikan di LBC seperti gambar model yang ada di iklan. Keliteralan dalam iklan komersial ini memang LBC menawarkan salah satu solusi untuk merawat kecantikan kulit. Tuturan (10) merupakan modus tuturan yang berupa kalimat saran dengan maksud persuasi sehingga tuturan tersebut tidak langsung. “Langkah bijak memantau tekanan darah secara teratur 57 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 sebelum Anda sakit” (C.3) kalimat ini memberikan saran untuk selalu melihat dan mengontrol tekanan darah. Konteksnya terdapat gambar foto keluarga yang sehat juga ceria dan alat gambar tensimeter. Persuasi dari kalimat iklan komersial (C.3) adalah mempengaruhi pembaca supaya menggunakan digital tensi untuk mempermudah melihat tekanan darah. Tuturan ini termasuk jenis tuturan literal karena dalam tuturan ini memang memberikan solusi untuk mempermudah dalam pengecekan tekanan darah. Tuturan (11) “Dapatkan produk terbaik AMD” (C.9) merupakan modus tuturan yang berupa kalimat saran dengan maksud persuasi sehingga tuturan tersebut tidak langsung. Konteksnya terdapat gambar laptop dengan berbagai warna. Tuturan (C.9) menyarankan supaya pembaca mendapatkan produk terbaik Vision dan tuturan ini memberi perintah supaya pembaca juga membeli produk Vision karena banyak pilihannya. Persuasi dari tuturan (C.9) ajakan supaya pembaca membeli produk laptop Vision. Tuturan ini termasuk jenis tuturan literal karena tidak menggunakan kalimat kiasan dan memang menawarkan produk Vision. Tuturan (12) “Power Tv solusi kita semua untuk sinyal bersih dan gambar jernih” (C.10) merupakan modus tuturan yang berupa kalimat saran dengan maksud persuasi sehingga tuturan tersebut tidak 58 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 langsung. Tuturan (C.10) menyarankan mengganti tv lama dengan Power Tv dari Toshiba supaya sinyal kuat dan gambar yang jernih. Konteksnya terdapat gambar wanita cantik dengan gaya sedang asik mendengarkan dan melihat TV dengan gamabar yang ada dalam TV berada di luar sehingga terasa nyata. Persuasi dari tuturan (C.10) supaya pembaca terpengaruh dan membeli tv Toshiba karena kualitas gambar dan suaranya bagus. Tuturan ini termasuk jenis tuturan literal karena memberikan salah satu solusi untuk menikmati gambar jernih dan sinyal yang kuat. 3) Modus kalimat tanya sebagai persuasi Tuturan dengan tindak tutur tidak langsung literal ini menggunkan modus kalimat yang tidak sesuai dengan yang dituturkan. Tuturan dengan kalimat tanya yang dapat digunakan pula sebagai persuasi. (13) Sumber: Jl. Prof. Yohanes Perempatan Pom Bensin Sagan Konteks: Terdapat hasil proyektor yang jernih dan jelas juga terdapat dua jenis proyektor yang ditawarkan. Tuturan: “Masih pakai proyektor konvensional? Sekarang jamannya wide screen!!! Pakai Mitsubisi WXGA proyektor” (C.5) 59 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 Tuturan (13) “Masih pakai proyektor konvensional? Sekarang jamannya wide screen!!! Pakai Mitsubisi WXGA proyektor” (C.5) merupakan modus tuturan yang berupa kalimat tanya dengan maksud persuasi sehingga tuturan tersebut tidak langsung. Konteks: Terdapat hasil proyektor yang jernih dan jelas juga terdapat dua jenis proyektor yang ditawarkan.Dalam tuturan ini memang menanyakan mengenai proyektor, mengapa masih menggunakan proyektor yang konvensional. Persuasi dari tuturan (C.5) ajakan supaya membeli dan mengganti proyektor yang lebih canggih dengan Mitsubisi WXGA proyektor. Tuturan ini termasuk jenis tuturan literal karena dalam tuturan (C.5) memang manawarkan produk proyektor yang lebih moderen yaitu Mitsubisi WXGA proyektor. c. Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan Tindak tutur tidak langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat dan makna kalimat yang tidak sesuai dengan maksud yang hendak diutarakan (Subagyo, 2003: 70-71). Berikut ini data yang mengandung tindak tutur tidak langsung tidak literal. 60 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 (14) Sumber: Jl. Kaliurang km 4.5 Sleman Yogyakarta Konteks: Terdapat seorang ibu menggendong bayi dengan ekspresi tersenyum ceria. Tuturan: ”Kutemukan perawatan yang terbaik untuknya” (A.3) (15) Sumber: Jl. Wonosari Km 7,5 Muntab, Baturetno, Yogyakarta Konteks: Terdapat gambar rumah yang mewah dilengkapai dengan taman yang hijau disertai kolam renang dan penghuni yang terlihat damai. Tuturan: “ Dirancang arsitek ternama Indonesia” (B.1) (16) Sumber: Jl. Kaliurang km 5.6 Sleman Yogyakarta Konteks: Terdapat gambar botol Cocacola dengan butiran-butiran es yang terlihat dingin dan menyegarkan dan back ground berwarna merah sehingga terlihat sangat kontras. Tuturan: “Teman di saat galau” (E.4) 61 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 (17) Sumber: Jl. Colombo Depok Sleman Yogyakarta depan Fakultas Ilmu Keolahragaan Konteks: Terdapat gambar model wanita yang sedang tersipu dan pria yang sedang memohon dengan back groun rumput dengan bunga berbentu love. Tuturan: “Satu klik ke banyak aplikasi” (G.2) (18) Sumber: Jl. Colombo Depok Sleman Yogyakarta depan Gedung Rektorat Konteks: Terdapat gambar model wanita cantik yang tersenyum dengan menunjukkan kartu provider dan atlit binaraga Ade Rai dengan ekspresi garang. Tuturan: “Esia melek tarif sadar sinyal” (G.3) Tuturan (14) ”Kutemukan perawatan yang terbaik untuknya” (A.3) merupakan modus tuturan yang berupa kalimat berita dengan maksud persuasi sehingga tuturan tersebut tidak langsung. Konteksnya terdapat seorang ibu menggendong bayi dengan ekspresi tersenyum ceria. Informasi dalam tuturan tersebut menyatakan semua produk Zwitsal memang baik untuk bayi dan perawatannya terlihat model ibu dan bayinya sangat ceria. Persuasi dari tuturan ini ajakan supaya para pembaca membeli produk 62 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 tersebut. Tuturan tersebut tidak literal karena pada kalimat tersebut tidak disebutkan untuk siapa produk Zwitsal. Pembaca harus melihat konteks gambar yang tertera pada tuturan tersebut, sehingga pembaca tahu maksud dan tujuan dari iklan yang dibacanya. Tuturan (15) “Dirancang arsitek ternama Indonesia” (B.1) merupakan kalimat berita sekaligus juga persuasi. Dalam tuturan tersebut tedapat maksud ajakan supaya membeli dan menempati perumahan Laguna Spring Jogja. Konteksnya terdapat gambar rumah yang mewah dilengkapai dengan taman yang hijau disertai kolam renang dan penghuni yang terlihat damai. Tuturan (B.1) tidak literal karena tuturan tersebut tidak menyebut kondisi bangunan seperti desain, kekuatan bangunan, dan seperti apa bangunan itu. Dalam tuturan hanya dikatakan dirancang oleh arsitektur ternama di Indonesia. Dengan demikian diharapkan pembaca sudah dapat membayangkan kualitas dari perumahan tersebut pasti bagus selain itu pembaca dibantu gambar untuk mengimajinasi perumahan yang ditawarkan. Tuturan (16) “Teman di saat galau” (E.4) merupakan kalimat berita sekaligus juga persuasi. Konteksnya terdapat gambar botol Cocacola dengan butiran-butiran es yang terlihat dingin dan menyegarkan dan back ground berwarna merah sehingga terlihat sangat kontras. Dalam tuturan tersebut terdapat ajakan supaya pembaca membeli minuman ringan Coca Cola dengan gambar yang sangat menggoda. Tuturan tersebut tidak literal karena 63 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 tidak menyebutkan sama sekali produk atau maksud dari tuturan yang ada. Tuturan hanya tertulis “teman di saat galau” tanpa diketahu jenis produk yang ditawarkan. Tetapi dengan melihat konteksnya, pembaca memliki persepsi minuman bersoda Coca Cola dengan rasanya yang enak juga menyegarkan. Dengan melihat gambar pada iklan tersebut, tanpa disebutkan produk dari minuman, pembaca sudah mengerti maksud dari iklan tersebut. Tuturan (17) “Satu klik ke banyak aplikasi” (G.2) merupakan kalimat berita sekaligus juga persuasi. Konteksnya terdapat gambar model wanita yang sedang tersipu dan pria yang sedang memohon dengan back groun rumput dengan bunga berbentu love. Persuasi dalam tuturan tersebut ajakan supaya pembaca membeli provider XL. Tuturan (G.2) tidak literal karena hanya dengan menuliskan klik pembaca tahu apa yang dimaksud yaitu facebook, twitter, chating, dan email. Tuturan (19) “Esia melek tarif sadar sinyal” (G.3) merupakan kalimat berita sekaligus juga persuasi Berita dalam tuturan tersebut walaupun provaider CDMA Esia tetap tidak kalah murahnya dan sinyalnya tetap kuat seperti kartu GSM yang lainnya. Persuasi dari tuturan (G.3) mengajak pembaca jangan takut memakai dan menggunakan provaider CDMA seperti Esia. 64 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 2. Jenis-Jenis Penanda Kesantunan pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan Beberapa jenis penanda tingkat kesantunan ditemukan dari hasil analisis data ini yang menunjukkan tingkat kesantunan tuturan. Penanda merupakan sesuatu yang digunakan untuk memberi tanda, petunjuk, atau sifat khusus satuan kebahasaan yang menunjukkan kelas atau fungsinya. Tuturan yang ada dalam iklan komersial menggunakan berbagai tuturan untuk menyampaikan maksud. Pemilihan kata (diksi) merupakan salah satu hal yang terpenting dalam penyampaian maksud. Penanda tingkat kesantunan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kesantunan dalam kebahasaan yang meliputi kata, frasa, klausa dan kalimat. Penanda-penanda tingkat kesantunan yang ada pada iklan komersial bermedia luar rungan adalah sebagai berikut. a. Pemakaian Diksi sebagai Penanda Tingkat Kesantunan pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan Pilihan kata di dalam tuturan menentukan apakah pilihan kata tersebut dapat diterima atau membuat situasi menjadi tidak nyaman. Masalah pemilihan kata (diksi) menjadi hal yang penting, karena dengan tuturan yang tepat, makna yang tersimpan di dalam tuturan akan sampai kepada maksud yang hendak disampaikan. Seperti yang diungkapkan sebelumnya, pilihan kata dipakai untuk memperhalus tuturan, kata konotatif menunjuk pada makna yang bukan 65 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 sebenarnya. Dalam penelitianini ditemukan tiga konotatif atau makna yang bukan sebenarnya. Ketiga makna konotatif tesebut adalah makna konotatif halus, makna konotatif netral, dan makna konotatif kasar. Pilihan kata yang menentukan tingkat kesantunan sebuah iklan komersial ialah sebagai berikut. 1) Pilihan kata konotatif bermakna halus (19) Sumber: Jl. Wonosari Km 7,5 Muntab, Baturetno, Yogyakarta Konteks: Terdapat gambar rumah yang mewah dilengkapai dengan taman yang hijau disertai kolam renang dan penghuni yang terlihat damai. Tuturan: “ Dirancang arsitek ternama Indonesia” (B.1) (20) Sumber: Jl. Ring Road Barat depan rumah sakit JIH Yogyakarta Konteks: Terdapat pemandangan hutan cemara yang hijau dan indah disertai dengan sungai dan binatang beruang, penguin, kanguru, dan monyet. Selain itu juga terdapat gambar produk dari LG. Tuturan: “Pilihan sehat yang ramah lingkungan” (C.6) Iklan komersial (19) merupakan iklan perumahan. “ Dirancang arsitek ternama Indonesia” (B.1) kalimat tersebut menggunakan 66 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 pilihan kata “ternama” yang berkonotasi positif untuk menjaga kesantunan. Kata “ternama” tersebut memiliki arti orang yang sudah ahli dalam bidang merancang konstruksi bangunan. Jenis tindak tutur yang digunakan iklan komersial tersebut ialah tindak tutur tidak langsung tidak literal. Maksud dalam iklan komersial tersebut supaya pembaca tertarik untuk menempati dan membeli iklan perumahan tersebut. Dengan menggunakan modus kalimat berita yang maksud mempengaruhi dan perintah. Sesuai dengan kriteria tuturan ini tergolong sangat santun, karena terdapat keempat kriteria, yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, tidak terdapat unsur ancaman, dan tidak ada unsur memaksa. Iklan komersial (20) merupakan iklan elektronik dari produk LG. “Pilihan sehat yang ramah lingkungan” (C.6) kalimat pada iklan komersial tersebut menggunkan pilihan kata “ramah” pada frasa “ramah lingkungan” yang berkonotasi positif untuk menjaga kesantunan. Kata “ramah” dalam iklan komersial tersebut dapat diartikan bebas atau aman (tidak merusak). Frasa “ramah lingkungan” tidak merusak lingkungan dan bebas dari polusi udara. Jenis tindak tutur dalam iklan komersial ini adalah tindak tutur tidak langsung tidak literal. Dalam iklan ini terdapat perintah supaya pembaca membeli dan 67 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 menggunakan produk dari LG. Modus dari iklan komersial tersebut adalah kalimat saran dengan maksud perintah. Sesuai dengan kriteria, tuturan ini tergolong sangat santun, karena terdapat keempat kriteria, yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, tidak terdapat unsur ancaman, dan tidak ada unsur memaksa. 2) Pilihan kata konotatif bermakna netral (21) Sumber: Jl. Kaliurang km 5 Sleman Yogyakarta Konteks: Terdapat gambar artis Chelsea Olivia yang sedang senyum dan makan mie rebus dan gambar ayam yang sedang berbunyi juga mie yang sudah matang. Tuturan: “ Rasanya pok! Pok! Pok! Pok! Rasanya ayam spesial” (E.2) (22) Sumber: Jl. Colombo Depok Sleman Yogyakarta depan Fakultas Ilmu Keolahragaan Konteks : Terdapat gambar model wanita yang sedang tersipu dan pria yang sedang memohon dengan back groun rumput dengan bunga berbentu love. Tuturan: “Satu klik ke banyak aplikasi” (G.2) 68 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 Pilihan kata dalam iklan komersial (21) dan (22) dipersepsikan netral dan santun. Netral dalam konteks ini adalah kata-kata yang digunakan tidak mengandung nilai rasa kasar atau halus. Iklan komersial dengan kalimat “Rasanya pok! Pok! Pok! Pok! Rasanya ayam spesial”. Iklan (E.2) menggunakan kata “pok” yang mempunyai maksud makna tersendiri. Kata “pok” diambil dari suara ayam, dan dikonotasikan sebagai ayam atau daging ayam. Tuturan tersebut bermaksud rasa makanan tersebut memang asli rasa ayam. iklan komersial tersebut sebenarnya mempengaruhi dan memerintah pembaca untuk membeli dan mencobanya. Dengan demikian tujuan dari iklan komersial tersebut diungkapkan dengan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Sesuai dengan kriteria tuturan ini tergolong sangat santun karena terdapat keempat kriteria, yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, tidak terdapat unsur ancaman, dan tidak ada unsur memaksa. Iklan komersial “Satu klik ke banyak aplikasi” (G.2) terdapat kata “klik” sebagai pilihan kata yang digunakan. Kata “klik” diartikan sebagai memilih dengan cara menekan aplikasi. Iklan komersial ini menggunkan modus kalimat berita dengan maksud mempengaruhi pembaca. Dengan demikian maksud dari iklan komersial tersebut 69 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 diungkapkan dengan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Pilihan kata yang digunakan merupakan netral. Sesuai dengan kriteria tuturan ini tergolong sangat santun, karena terdapat keempat kriteria, yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, tidak terdapat unsur ancaman, dan tidak ada unsur memaksa. 3) Pilihan kata konotatif bermakna kasar (23) Sumber: Jl. Colombo Depok Sleman Yogyakarta depan Gedung Rektorat Konteks: Terdapat gambar model wanita cantik yang tersenyum dengan menunjukkan kartu provider dan atlit binaraga Ade Rai dengan ekspresi garang. Tuturan: “Esia melek tarif sadar sinyal” (G.3) Pilihan kata (23) dalam iklan komersial “Esia melek tarif sadar sinyal” (G.2) dipersepsikan kasar dan tidak santun. Pada iklan tersebut terdapat kata “ melek” yang terkesan kasar. Kata “melek” itu berarti jaga, tidak tidur, dan dapat melihat (KBBI, 2005: 316). Kata “melek” di sini dapat diganti dengan kata ”murah” supaya lebih santun. Iklan komersial ini menggunakan mudus kalimat berita dengan maksud supaya pembaca membeli dan meggunakan provider Esia. Dengan demikian maksud dari iklan komersial tersebut diungkapkan dengan 70 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 tindak tutur tidak langsung tidak literal. Konteksnya terdapat gambar model wanita cantik yang tersenyum dengan menunjukkan kartu provider dan atlit binaraga Ade Rai dengan ekspresi garang. Sesuai dengan kriteria tuturan ini tergolong kurang santun, karena hanya terdapat dua kriteria, yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, dan tidak ada unsur memaksa. b. Pemakaian Modalitas pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan Harimurti Kridalaksana (1986: 82), mengemukakan bahwa modalitas menerangkan sikap atau suasana pembicara yang menyangkut perbuatan, pristiwa, keadaan atau sifat. Dari hasil analisis data yang ditemukan terdapat tiga jenis modalitas yang turut menandai kesantunan iklan komersial, yaitu modalitas internasional dan modalitas denotik. 1) Pemakaian modalitas deontik Modalitas deontik dengan makna perintah dan diungkapkan dengan keterangan jangan, wajib, mesti, dan harus. Berikut dibawah ini iklan koemersial yang menggunakan keterangan jangan. (24) Sumber: Jl. Wonosari Km 6 71 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 Konteks: Terdapat gambar produk motor dan logo olah raga balap motor GP. Tuturan: “Pastikan motor injection Anda, jangan salah pilih!” (D.1) Iklan komersial (24) “Pastikan motor injection Anda, jangan salah pilih!” (D.1) menggunakan kata keterangan kata jangan. Jenis tindak tutur iklan komersial di atas adalah tindak tutur tidak langsung tidak literal. Lokusi dalam iklan tersebut adalah kalimat larangan sedangkan ilokusinya berupa persuasi supaya membeli dan menggunakan motor Yamaha. Keterangan larangan dengan kata jangan pada iklan komersial tersebut merupakan bentuk penegasan kata di belakangnya. Sesuai dengan kriteria tuturan ini tergolong santun walaupun terdapat larangan tetapi tidak ada unsur ancaman. Karena tuturan ini terdapat tiga kriteria, yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, dan tidak ada unsur memaksa. 2) Pemakaian modalitas intenasional Modalitas internasional dengan makna ajakan dan diungkapkan dengan keterangan mati, ayo, dan menghimbau. Berikut dibawah ini iklan koemersial yang menggunakan keterangan ayo. 72 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 (25) Sumber: Jl. Magelang Km 6.5, Mraen Ring Road Utara Konteks: Terdapat gambar model wanita cantik dengan bergaya memegang pena dan tersenyum penuh keberhasilan. Tuturan: “Ayo kuliah Mercu Buana lebih baik.” (I.2) Iklan komersial (25) “Ayo kuliah Mercu Buana lebih baik.” (I.2), menggunakan makna ajakan dengan kata keterangan ayo. Jenis tindak tutur iklan komersial di atas adalah tindak tutur langsung literal. lokusi dalam kalimat ini berupa kalimat ajakan, sedangkan ilokusinya berupa persuasi supaya kuliah di Universitas Mercu Buana. Makna ajakan dengan kata ayo pada iklan komersial tersebut merupakan bentuk penegasan kata di belakangnya. Sesuai dengan kriteria tuturan ini tergolong sangat santun, karena terdapat keempat kriteria, yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, tidak terdapat unsur ancaman, dan tidak ada unsur memaksa. c. Pemakaian Gaya Bahasa Sebagai Penanda Tingkat Kesantunan pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan Ditemukan ada tiga gaya bahasa yang digunakan dalam tuturan iklan komersial bermedia luar ruangan. Ketiga gaya bahasa tersebut yang 73 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 digunakan dalam tuturan iklan komersial adalah epizeuksis, hiperbola, dan perumpamaan. 1) Epizeuksis Gaya bahasa epizeuksis adalah gaya bahasa perulangan atau repitisi yang bersifat langsung. Repitisi yaitu perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai (Keraf, 1984: 127). Terdapat tiga iklan komersial yang menggunakan Gaya bahasa epizeuksis, ketiga iklan tersebut adalah sebagai berikut. (26) Sumber: Jl. Kaliurang km 5 Sleman Yogyakarta Konteks: Terdapat gambar artis Chelsea Olivia yang sedang senyum dan makan mie rebus dan gambar ayam yang sedang berbunyi juga mie yang sudah matang. Tuturan: “ Rasanya pok! Pok! Pok! Pok! Rasanya ayam spesial” (E.2) Iklan komersial (26) “Rasanya pok! Pok! Pok! Pok! Rasanya ayam spesial” (E.2) menggunakan kalimat berita dan menggunakan gaya bahasa epizeuksis. Rapitisi atau pengulangan dari iklan komersial (E.2) adalah pada kata “pok”. Kata “pok” ini diulang berfungsi untuk menegaskan maksud dari iklan komersial adalah mempertegas suara 74 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 ayam. Tindak tutur dari iklan komersial ini adalah tindak tutur tidak langsung tidak literal. Sesuai dengan kriteria tuturan ini tergolong sangat santun, karena terdapat keempat kriteria, yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, tidak terdapat unsur ancaman, dan tidak ada unsur memaksa. 2) Hiperbola Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan membesar-besarkan suatu hal (Keraf, 1984: 135). Terdapat dua iklan komersial yang menggunakan Gaya bahasa hiperbola, kedua iklan tersebut adalah sebagai berikut. (27) Sumber: Jl. Afandi Sleman Yogyakarta Konteks: Terdapat gambar berbagai hadiah seperti motor TV LED, dan HP yang canggih. Selain itu terdapat mascot Android dan berbagai jenis HP Samsung. Tuturan: “Beli ponsel Samsung dapatkan kejutan ribuan hadiah” (C.4) (28) Sumber: Jl. Prof. Yohanes Sagan Sleman Yogyakarta 75 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 Konteks: Terdapat gambar fighnyet dengan warna-warna cerah dan terdapat logo facebook. Tuturan: “Gratis facebook seumur hidup” (G.7) Iklan komersial (27) dan (38) keduanya menggunakan modus kalimat berita dan menggunakan gaya bahasa hiperbola. Terbukti dalam iklan komersial “Beli ponsel Samsung dapatkan kejutan ribuan hadiah” (C.4) dengan membeli ponsel Samsung maka pembeli mendapatkan ribuan hadiah, sedangkan dalam iklan komersial “Gratis facebook seumur hidup” (G.7) dengan menggunakan provider Tree (3) maka penggunakan dapat facebook seumur hidup. Kedua iklan komersial tersebut sangatlah berlebihan untuk mempengaruhi pembaca. Tindak tutur pada iklan komersial (C.4) tindak tutur tidak langsung literal, sedangkan dalam iklan komersial (G.7) tindak tutur tidak langsung tidak literal. kedua iklan tersebut memliki tujuan yaitu mempengaruhi pembaca dengan menggunakan kalimat yang mengandung gaya bahasa hiperbola. Kedua tuturan tersebut tergolong sangat santun, karena terdapat keempat kriteria, yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, tidak terdapat unsur ancaman, dan tidak ada unsur memaksa. 76 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 3) Perumpamaan Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja dianggap sama dan sering juga kata “perumpamaan” disamakan dengan persamaan (Tarigan, 1985: 10). Penanda jenis perumpamaan biasanya menggunakan kata-kata sebagai berikut, seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana, bagai, bagaikan, serupa dan lain-lain. Berikut iklan komersial yang menggunakan gaya bahasa perumpamaan. (29) Sumber: Jl. Babarsar, Depok Sleman Yogyakarta Konteks: Terdapat model wanita cantik dengan gaun hitam berwajah kemilau yang sedang bergaya. Tuturan: “Kulit cantik bagai bintang LBC solusinya…..”(A.5) Iklan komersial (29) “Kulit cantik bagai bintang LBC solusinya…..” (A.5), menggunakan modus kalimat saran dan menggunakan majas perumpamaan. Dalam kalimat pada iklan komersial (A.5) terdapat kata “bagai”, yang mengumpamakan kulit cantik bagai bintang. Tindak tutur pada iklan komersial tersebut adalah tindak tutur tidak langsung literal. Sesuai dengan kriteria tuturan ini tergolong sangat santun, karena terdapat keempat kriteria, yaitu suatu 77 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, tidak terdapat unsur ancaman, dan tidak ada unsur memaksa. C. Pembahasan Iklan merupakan segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media dan ditujukan pada seluruh masyarakat. Dalam bab pembahasan ini peneliti akan membahas jenis-jenis tindak tutur dan penanda kesantunan dalam iklan komersial. Hasil penelitian menemukan tiga jenis tindak tutur yaitu tindak tutur langsung literal, tindak tutur tidak langsung literal, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Penanda kesantunan yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu pemakaian diksi sebagai penanda tingkat kesantunan, pemakaian keterangan modalitas, dan pemakaian gaya bahasa sebagai penanda tingkat kesantunan. Tindak tutur langsung literal merupakan tindak tutur yang memiliki maksud memerintah disampaikan dengan kalimat perintah, memberitakan dengan kalimat berita, menanyakan sesuatu dengan kalimat tanya. Di bawah ini merupakan tindak tutur langsung literal (30) 78 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 Sumber: Jl. Magelang Km 6.5, Mraen Ring Road Utara Konteks: Terdapat gambar model wanita cantik dengan bergaya memegang pena dan tersenyum penuh keberhasilan. Tuturan: “Ayo kuliah Mercu Buana lebih baik.” (I.2) Tuturan (30) merupakan tindak tutu langsung literal. “Ayo kuliah Mercu Buana lebih baik” (I.2) merupakan kalimat ajakan dengan ditandai modalitas kata “ayo” pada awal kalimat. Dinyatakan langsung karena tuturan tersebut sesuai dengan modus kalimatnya yaitu berupa ajakan. Ajakan dari iklan komersial (I.2) supaya pembaca kuliah di unversitas Mercu Buana. Keliteralnya kerena Mercu Buana merupakan salah satu univesitas swasta yang tergolong baik. Tindak tutur tidak langsung literal adalah tindak tutur yang diungkapkan dengan modus kalimat yang tidak sesuai dengan maksud pengutraannya, tetapi makna kata-kata yang menyusunnya sesuai dengan apa yang dimaksudkan penutur (Putu Wijana dan Rohmadi, 2009: 32). (31) Sumber: Jl. Wonosari Km 6 Konteks : Terdapat gambar istana dengan boneka ratu dan pangeran dan terdapat juga foto-foto aksi-aksi pengunjung pada saat menikmati wahana. Tuturan: “Selamat datang di pusat rekreasi keluarga Kids Fun bermain sepuasnya di 19 wahana permainan yang fantastis.” (F.1) Iklan komersial (31) “Selamat datang di pusat rekreasi keluarga Kids Fun bermain sepuasnya di 19 wahana permainan yang fantastis.” (F.1) merupakan 79 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 salah satu iklan komersial yang tuturannya menggunakan tindak tutur tidak langsung literal. Iklan komersial (F.1) disebut tidak langsung karena menggunakan modus kalimat sapaan dengan maksud tujuannya adalah persuasi atau mengajak. Frasa “selamat datang” merupakan bukti sapaan. Sedangkan persuasi pada iklan (F.1) terdapat pada frasa “bermain sepuasnya dan fantastis” yang berarti Kids Fun salah satu tempat rekreasi yang tergolong lengkap wahana permainan sehingga anak-anak dan keluarga puas bermain dan berlibur. Menurut Nandar (2009: 19) tindak tutur tidak langsung adalah tuturan yang berbeda dengan modus kalimatnya, maka maksud dari tindak tutur tidak langsung dapat beragam dan tergantung pada konteksnya. Maksud dari iklan komersial (F.1) adalah Kids Fun salah satu tempat rekreasi yang tergolong lengkap wahana permainan sehingga anak-anak dan keluarga puas bermain dan berlibur. Keliteralannya adalah tempat rekreasi keluarga Kids Fun memiliki 19 wahana permain. Tindak tutur tidak langsung literal juga ditemukan pada contoh iklan komersial berikut ini. (32) Sumber: Jl. Laksda Adi Sucipto Sleman Yogyakarta Konteks: Terdapat gambar aki. Tuturan: ”Teknologi Aki MF untuk iklim tropis” (D.7) 80 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 Iklan komersial (32) merupakan tindak tutur tidak langsung literal. Ketidaklangsungan pada tuturan ”Teknologi Aki MF untuk iklim tropis” (D.7) karena menggunakan modus kalimat berita dengan tujuan atau maksud persuasi. ”Teknologi Aki MF untuk iklim tropis” merupakan kalimat berita yang memberitakan bahwa Aki MF Astra cocok untuk di negara tropis seperti di Indonesia. Oleh kerana itu iklan ini termasuk tuturan literal. Menurut PutuWijana dan Rohmadi (2009: 31), tindak tutur literal adalah tindak tutur yang maksudnya sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya. Persuasi dalam kalimat iklan ini, merupakan ajakan untuk membeli dan menggunakan Aki MF Astra, karena aki ini memang dibuat khusus untuk daerah tropis seperti Indenesia. Keliteralannya pada iklan ini tampak pada “Aki MF untuk iklim tropis”. Penelitian ini juga menemukan jenis tindak tutur tidak langsung tidak literal. Menurut Subagyo tindak tutur tidak langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat dan makna kalimat yang tidak sesuai dengan maksud yang hendak diutarakan (2003: 70-71). Berikut di bawah ini iklan komersial yang terdapat implikatur tindak tutur tidak langsung tidak literal. (33) Sumber: Jl. Colombo Depok Sleman Yogyakarta depan Gedung Rektorat 81 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 Konteks : Terdapat gambar topeng pria dan wanita tersenyum. Tuturan: “Yang lain bersandiwara, gue apa adanya!” (H.3) Iklan komersial (33) “Yang lain bersandiwara, gue apa adanya!” (H.3) merupakan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Ketidak langsungan tuturan (H.2) karena menggunakan modus kalimat berita dengan maksud persuasi. Ketidak langsungan tuturan tersebut terbukti kalimat tersebut menjelaskan kondisinya yaitu apa adanya! walaupun kalimat tersebut terdapat tanda baca seru. Ketidak literalannya terdapat pada kata “gue”. Kata “gue” ini memiliki makna yaitu rokok LA Lights itu sendiri bukan perokoknya. Terbukti bahwa iklan (H.3) merupakan tindak tutur tidak langsung tidak literal karena Menurut Subagyo tindak tutur tidak langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat dan makna kalimat yang tidak sesuai dengan maksud yang hendak diutarakan (2003: 70-71). Maksud dalam iklan (H.3) tersebut adalah Cita rasa dan bentuk dari rokok LA Lights dari dulu tidak akan berubah dan tetap sama. Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi para penikamat rokok membeli rokok LA Lights. Tindak tutur tidak langsung tidak literal juga ditemukan pada contoh iklan komersial berikut ini. (34) 82 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 Sumber: Jl. Wonosari Km 8, Yogyakarta Konteks : Terdapat gambar dua jin pria dan wanita yang sedang terbang menggendong manusia dengan ekspresi wajah pria ketakutan dan wanita sangat marah. Seting di depan rumah di pedesaan. Tuturan: “ Yang penting Heppiii…”(H.5) Iklan komersial (34) juga termasuk dalam tindak tutur tidak langsung tidak literal. “ Yang penting Heppiii…” (H.5) kalimat iklan komersial tersebut menggunakan modus kalimat berita dengan maksud dari kalimat tersebut mempengaruhi pembaca atau persuasi. Ketidak langsungan iklan komersial (H.3) karena dalam kalimat iklan tersebut menginformasikan bahwa bagaimanapun dan apapun keadaanya pasti tetap senang. Tetapi tujuannya adalah supaya pembaca membeli dan merokok Djarum 76. Ketidak literalannya terbukti pada kalimat “yang penting hepiii” tersebut sudah menjadi ciri khas atau semboyan Djarum 76, jadi pembaca sudah mendapatkan gambaran dengan sombayan yang dimaksud yaitu rokok Djarum 76. Menurut Putu Wijana dan Rohmadi (2009: 31) tindak tutur tidak literal adalah tindak tutur yang maksudnya tidak sama dengan atau berlawanan dengan makna kata-kata yang menyusunnya. Santun tidaknya pemakaian bahasa dapat dilihat setidaknya dari dua hal, yaitu pilihan kata (diksi) dan gaya bahasa (Pranowo, 2005: 16). Pranowo juga menjelaskan pilihan kata yang dimaksud adalah ketepatan pemakaian kata untuk mengungkapkan makna dan maksud dalam konteks tertentu sehingga menimbulkan efek tertentu kepada mitra tutur. Penanda kesantunan yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu pemakaian diksi sebagai penanda tingkat 83 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 kesantunan, pemakaian keterangan modalitas, dan pemakaian gaya bahasa sebagai penanda tingkat kesantunan. Pemilihan kata atau diksi dalam penelitian ini terdapat tiga penanda yaitu pilihan kata konotatif bermakna halus, pilihan kata konatatif bermakna netral, dan pilihan kata konotatif bermakna kasar. Berikut di bawah ini iklan komersial konotasi bermakna halus. (35) Sumber: Jl. Prof. Yohanes Perempatan Pom Bensin Sagan Konteks: Terdapat gambar foto keluarha yang ceria dan alat gambar tensimeter. Tuturan: “Langkah bijak memantau tekanan darah secara teratur sebelum Anda sakit” (C.3) Iklan komersial (35) merupakan iklan elektronik. “Langkah bijak memantau tekanan darah secara teratur sebelum Anda sakit” (C.3) kalimat iklan tersebut menggunakan pilihan kata “bijak” yang berkonotasi positif untuk menjaga kesantunan. Kata “bijak” menurut (KBBI, 2005: 88) adalah selalu menggunakan akal budinya. Penggunaan kata “bijak” dalam iklan ini supaya terkesan halus dalam kalimat iklan komersial (C.3). Menurut Pranowo, salah satunya adalah pemakaian diksi, ada beberapa diksi yang jika dipakai secara tepat dapat mengakibatkan pemakaian bahasa menjadi santun (2009: 90). Penggunaan diksi yang baik dan tepat dan tidak menyinggu pihak lain maka tuturan akan 84 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 semakin santun. Iklan komersial tersebut adalah tindak tutur tidak langsung literal. Sesuai dengan kriteria kalimat pada iklan (C.3) ini tergolong sangat santun, karena terdapat keempat kriteria, yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, tidak terdapat unsur ancaman, dan tidak ada unsur memaksa. (36) Sumber: Jl. Laksda Adi Sucipto Sleman Yogyakarta Konteks: Terdapat gambar botol Cocacola dengan butiran-butiran es yang terlihat dingin dan menyegarkan dan back ground berwarna merah sehingga terlihat sangat kontras. Tuturan: “Cinta pada tegukan pertama” (E.6) Iklan komersial (36) merupakan iklan minuman dengan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Iklan “Cinta pada tegukan pertama” (E.6) menggukan diksi “tegukan”. Kata “tegukan” dalam KBBI memiliki arti meminum air (2005: 541). Penggunaan kata “tegukan” dalam iklan ini terkesan halus dan membuat kalimat iklan tersebut semakin santun dan pembaca semakin tertarik dan suka dengan diksi yang digunakan. Menurut Pranowo (2005: 104), mengemukakan pemakaian kata-kata tertentu sebagai pilihan kata (diksi) yang dapat mencerminkan rasa santun. Selain memperindah kalimat iklan, kalimat tersebut membuat pembaca semakin penasaran dan yang jelas akan mencoba minuman 85 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 ringan Coca Cola. Sesuai dengan kriteria kalimat pada iklan (E.6) ini tergolong sangat santun, karena terdapat keempat kriteria, yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, tidak terdapat unsur ancaman, dan tidak ada unsur memaksa. (37) Sumber: Jl. Magelang km 7.5 Mlati Sleman Yogyakarta Konteks : Terdapat gambar artis Ayu Ting Ting yang sedang bersenderan di HP Samsung. Tuturan: “Bikin galaumu makin sik asik Samsung Champ Deluxe” (C.12) Iklan komersial (37), merupakan salah satu iklan komersial yang berkonotasi netral dan santun. Konotasi netral dalam hal ini sudah dijelaskan pada bagian analisis data pada pembahasan sebelumnya. Netral di sini tidak mengandung nilai rasa kasar ataupun halus. “Bikin galaumu makin sik asik Samsung Champ Deluxe” (C.12) dalam kalimat iklan komersial tersebut terdapat kata “sik asik” yang mempunyai maksud memang asik atau ceria. Menurut Pranowo (2009: 79), kata yang dikatakan secara implisit biasanya lebih santun dibandingkan dengan tuturan yang dikatakan secara eksplisit, terbukti pada kata “sik asik” mengandung makna tersembunyi yaitu dengan menggunakan Samsung Champ tidak ketinggalan jaman dan aplikasinya cukup komplit dengan ukuran 86 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 ponsel yang termasuk mini. Diharapkan pembaca dengan membaca iklan tersebut ingin memiliki dan melihat produk ponsel Samsung. Kata “sik asik” dipopulerkan oleh penyanyi dangdut yang sedang populer yaitu Ayu Ting Ting, sehingga dapat menarik perhatian pembaca. Sesuai dengan kriteria kalimat pada iklan (C.12) ini tergolong sangat santun, karena terdapat keempat kriteria, yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, tidak terdapat unsur ancaman, dan tidak ada unsur memaksa. (38) Sumber: Jl. Prof. Yohanes Perempatan Pom Bensin Sagan Konteks: Terdapat hasil proyektor yang jernih dan jelas juga terdapat dua jenis proyektor yang ditawarkan. Tuturan: “Masih pakai proyektor konvensional? Sekarang jamannya wide screen!!! Pakai Mitsubisi WXGA proyektor” (C.5) Iklan komersial (38) “Masih pakai proyektor konvensional? Sekarang jamannya wide screen!!! Pakai Mitsubisi WXGA proyektor” (C.5) merupakan iklan komersial yang berkonotasi kasar. Pada iklan (C.5) terdapat frasa “jamannya wide screen” yang terkesan kasar atau menyindir. Kata “jamannya wide screen” bermaksud mengkritik orang yang masih menggunakan proyektor konvensional. Menurut Pranowo (2009: 79), kata yang dikatakan secara implisit biasanya lebih santun dibandingkan dengan tuturan yang dikatakan secara eksplisit. Dalam hal ini tertulis jelas tanpa menggunakan kiasan penulis menuliskan secara langsung 87 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 yaitu “jamannya wide screen” sehingga menyinggung pembaca yang masih menggunakan proyektor konvensional. Dengan menyindir, pembaca diharapkan terbawa emosi untuk membeli produk yang terbaru yaitu Mitsubisi WXGA proyektor. Pilihan kata atau diksi dalam kalimat komersial (C.5) termasuk kasar dan prespektifnya kurang santun karena mengkritik dan menyindir. Seharusnya kalimat iklan tersebut berbunyi “Mitsubisi WXGA proyektor membuat kerja Anda semakin mudah dan sangat praktis”. Sehingga tidak ada pihak yang tersinggung dan kesantunan dalam berbahasa tetap terjaga. Sesuai dengan kriteria kalimat pada iklan (C.5) ini tergolong kurang santun, karena hanya terdapat dua kriteria, yaitu tidak terdapat unsur ancaman dan tidak ada unsur memaksa. Penggunaan kata berkonotasi kasar terdapat pada iklan komersial di bawah ini. (39) Sumber: Jl. Kaliurang km 6 Sleman Yogyakarta Konteks: Terdapat gambar model tiga wanita dan satu pria yang sedang asik bercengkrama dengan back ground berwarna biru. Tuturan: “Internetan makin asik, download makin kenyang!” (G.6) Iklan komersial (39), termasuk dalam pemihan kata pada kalimatnya tergolong berkonatasi kasar. “Internetan makin asik, download makin kenyang!” (G.6) terdapat kata “kenyang” sehingga terkesan kurang tepat. Seharusnya kata “kenyang” diganti dengan kata “sepuasnya”. Jika iklan tersebut berada di propinsi 88 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 Bali, kata “kenyang” dalam bahasa Bali sangat tabu, dan provider Tree bisa menjadi bahan tertawaan atau lelucon jika diplesetkan maknanya dan keluar dari konteks bahasa Indonesia. Walaupun demikian kata “kenyang” masih santun dalam konteks bahasa Indonesia. Sesuai dengan kriteria kalimat pada iklan (G.6) ini tergolong santun, karena hanya terdapat tiga kriteria, yaitu tidak terdapat unsur ancaman, tidak terdapat kata kasar, dan tidak ada unsur memaksa. Pemakaian modalitas juga mempengaruhi kesantunan tindak tutur dalam iklan komersial. Dalam tuturan iklan komersial ditemukan modalitas intenasinal dan deontik. Berikut iklan komersial yang terdapat modalitas intenasional dengan makan ajakan yang ditandai dengan keterangan ayo. (40) Sumber: Jl. Laksda Adi Sucipto Sleman Yogyakarta Konteks: Terdapat gambar dunia dan aliran susu dari langit yang membawa keluarga yang penuh semangat dan keceriaaan. Tuturan: “Ayo, Indonesia minum susu cair segar dan raih prestasi dunia” (E.5) Iklan komersial (40) yang terdapat makna ajakan yaitu terdapat kata “ayo”. “Ayo, Indonesia minum susu cair segar dan raih prestasi dunia” (E.5) dalam kalimat ini terdapat kata ajakan “ayo”, kata tersebut merupakan bentuk penegasan kata di belakangnya. Dalam penggunaan modalitas pada iklan 89 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 komersial di atas tidak ada kata yang berlebihan dan masih masuk dalam akal sehat sesuai dengan pendapat Pranowo (2009). Penegasan dalam kalimat tersebut mengajak supaya anak Indonesia untuk minum susu. Sesuai dengan kriteria kalimat pada iklan (E.5) ini tergolong sangat santun, karena terdapat keempat kriteria, yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, tidak terdapat unsur ancaman, dan tidak ada unsur memaksa. (41) Sumber: Jl. Wonosari Km 6 Konteks: Terdapat gambar produk motor dan logo olah raga balap motor GP. Tuturan: “Pastikan motor injection Anda, jangan salah pilih!” (D.1) Iklan komersial (41) merupakan iklan komersial kendaraan dan satusatunya iklan komersial yang terdapat modalitas deontik. “Pastikan motor injection Anda, jangan salah pilih!” (D.1) kalimat tersebut menggunakan kata “jangan” dengan makna larangan. Modalitas dengan kata keterangan “jangan” pada iklan komersial tersebut merupakan bentuk penegasan kata di belakangnya. Penegasan dalam kalimat tesebut jangan salah pilih motor injection. Persepsi iklan komersial di atas masih santun, walaupun terdapat kata larangan persepsi ini sekedar larangan buka ancaman. Menurut Pranowo (2009, 17-18) kata “jangan” 90 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 tidak santun karena memiliki persepsi ancaman. Sesuai dengan kriteria tuturan ini tergolong santun walaupun terdapat larangan tetapi tidak ada unsur ancaman. Karena kriteria tuturan pada iklan ini hanya tiga yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, dan tidak menggunakan diksi yang kasar. Gaya bahasa dalam membuat kalimat pada iklan komersial, merupakan salah satu penentu kesantunan dalam berbahasa. Penelitian ini menemukan tiga gaya bahasa yang terdapat pada kalimat iklan komersial. Berikut iklan komersial yang menggunakan gaya bahasa. (42) Sumber: Jl. Kaliurang km 5.5 Sleman Yogyakarta Konteks : Terdapat gambar makanan yang jual. Tuturan:”Satu harga satu rasa” (E.3) (43) Sumber: Jl. Magelang km 8.3 Sleman Yogyakarta Konteks : Terdapat gambar gajah yang sedang menginjak genteng dan gambar genteng dengan bebagai warna. Tuturan: “Pilih mutu, pilih Mutiara” (J.1) 91 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 Iklan komersial (42) merupakan iklan komersial makanan yang di dalam kalimatnya menggunakan gaya bahasa epizeuksis atau repitisi. Sudah dijelaskan pada analisis data gaya bahasa tersebut mengulang bunyi-bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam subuah konteks yang sesuai (Keraf, 1984: 127). “Satu harga satu rasa” kalimat iklan komersial (E.3) terdapat pengulangan kata yang diulang dalam iklan ini adalah kata “satu”. Pengulangan ini berfungsi untuk menegaskan semua harga masakan di rumah makan BEE’S itu serba Rp.5000. Sedangkan untuk iklan komesial (43) dengan tuturan “Pilih mutu, pilih Mutiara” (J.1) kata yang di ulangnya adalah kata “pilih”. Pengulangan ini berfungsi untuk menekankan supaya memilih genteng Mutiara untuk bahan bangunan rumah yang paling baik. Sesuai dengan kriteria kalimat pada iklan (E.3) dan (J.1) ini tergolong sangat santun, karena terdapat keempat kriteria, yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, tidak terdapat unsur ancaman, dan tidak ada unsur memaksa. (44) Sumber : Jl. Laksda Adi Sucipto Sleman Yogyakarta Konteks : Terdapat gambar negara Malaysia yang begitu meriah dipenuhi oleh kembang api dan gemerlap lampu hias yang 92 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 spektakuler. Selain itu juga terdapat kaum muda yang sedang menikmati liburan. Tuturan : “Berjuta pengalaman hanya di Malaysia.” (F.5) Iklan komersial (44) merupakan iklan jasa yang menggunakan gaya bahasa hiperbola. Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang pernyataannya membesar-besarkan atau berlebihan. Pada iklan komersial “Berjuta pengalaman hanya di Malaysia.” (F.5) terdapat frasa “berjuta pengalaman”. Frasa tersebut sangatlah berlebihan, yang dimaksud adalah pengalaman yang banyak dan menemukan sesuatu yang baru, terlalu banyaknya pengalaman maka menggunakan kata berjuta supaya lebih terkesan menarik. Penggunaan gaya basa hiperbola tersebut masih tergolong santun. Sesuai pendapat Pranowo (2009: 1819) penggunaan majas hiperbola yang tidak santun jika tuturan tersebut memiliki sifat negatif, sedangkan dalam iklan (F.5) tidak ada unsur negatif dalam penggunaan majas hiperbola. Sesuai dengan kriteria kalimat pada iklan (F.5) ini tergolong sangat santun, karena terdapat keempat kriteria, yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, tidak terdapat unsur ancaman, dan tidak ada unsur memaksa. (45) Sumber: Jl. Afandi Sleman Yogyakarta 93 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 Konteks : Terdapat gambar model artis Tukul Arwana yang sedang bermain internet lewat HP. Tuturan: “Super ampuh bayar sekali 24 jam gratis internetan, gratis sms, dan gratis nelpon” (G.12) Gaya bahasa hiperbola juga terdapat dalam iklan komersial (45) iklan ini adalah iklan provider. “Super ampuh bayar sekali 24 jam gratis internetan, gratis sms, dan gratis nelpon” (G.12) dalam kalimat iklan tersebut terdapat frasa “super ampuh”. Frasa tersebut tergolong gaya bahasa hiperbola karena terdapat unsur yang berlebihan. Kata “super” memiliki makna lebih dari yang lain atau luar biasa, sedangkan “ampuh” artinya memiliki kekuatan yang luar biasa. Oleh karena itu kedua kata jika digabungkan memiliki makna yang berlebihan atau membesar-besarkan. Penggunaan gaya bahasa hiperbola tergolong masih santun. Sesuai pendapat Pranowo (2009: 18-19) penggunaan majas hiperbola yang tidak santun jika tuturan tersebut memiliki sifat negatif, sedangkan dalam iklan (G.12) tidak ada unsur negatif dalam penggunaan majas hiperbola. Sesuai dengan kriteria kalimat pada iklan (G.12) tergolong sangat santun, karena terdapat keempat kriteria, yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, tidak terdapat unsur ancaman, dan tidak ada unsur memaksa. Penggunaan gaya bahasa perumpamaan dalam penelitian ini hanya menemukan satu iklan komersial. Iklan tersebut sudah dibahas pada analisis data. Berikut di bawah ini iklan komersial yang menggunakan gaya bahasa perumpamaan. 94 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 (46) Sumber: Jl. Babarsar, Depok Sleman Yogyakarta Konteks: Terdapat model wanita cantik dengan gaun hitam berwajah kemilau yang sedang bergaya. Tuturan: “Kulit cantik bagai bintang LBC solusinya…..”(A.5) Iklan komersial (46) merupakan satu-satunya iklan komersial yang menggunakan gaya bahasa perbandingan. “Kulit cantik bagai bintang LBC solusinya…..” kalimat pada iklan komersial (A.5) terdapat kata “bagai”. Kata “bagai” di dalam iklan kmersial ini membandingkan kulit cantik dengan bintang. Penggunaan gaya bahasa perbandingan dalam iklan komersial tersebut masih tergolong santun. Menurut Pranowo (2009: 20), penggunaan majas perumpamaan merupakan upaya untuk menyamarkan maksud atas dasar pertimbangan agar mitra tutur tidak merasa dipermalukan atau direndahkan di depan umum. Sesuai dengan kriteria kalimat pada iklan (A.5) ini tergolong sangat santun, karena terdapat keempat kriteria, yaitu suatu tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, tidak terdapat unsur ancaman, dan tidak ada unsur memaksa. 95 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 Di bawah ini merupakan tabel rincian jenis-jenis tindak tutur dalam iklan komersial bermedia luar ruangan. No Jenis-Jenis Tindak Tutur Jumlah Iklan 1 Tindak tutur langsung literal 4 iklan 2 Tindak tutur tidak langsung literal 18 iklan 3 Tindak tutur tidak langsung tidak literal 61 iklan Rincian tabel di atas jenis tuturan yang paling mendominasi adalah jenis tindak tutur tidak langsung tidak literal. Peneliti mengambil kesimpulan dengan menggunakan tindak tutur tidak langsung tidak literal maka tuturan tersebut akan semakin santun. Sesuai pendapat Pranowo menggunakan tuturan tidak langsung dan menggunakan kata-kata kiasan terasa lebih santun dibandingkan dengan tuturan yang diungkapkan secara langsung dan menggunakan kata-kata lugas (2009: 6). Berkaitan dengan penanda kesantunan dalam iklan komersial bermedia luar ruangan, berikut di bawah ini merupakan rincian dari penanda kesantunan dalam iklan komersial. No 1 2 Penanda Kesantunan Jumah Iklan Penggunaan diksi a. Konotasi bermakna halus a. 54 iklan b. Konotasi bermakna netral b. 7 iklan c. Konotasi bermakna kasar c. 7 iklan Penggunaan modalitas 96 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 a. Modalitas deontik - larangan a. 1 iklan b. Modalitas internasional 3 ajakan b. 2 iklan Penggunaan gaya bahasa a. Epizeusksis a. 5 iklan b. Hiperbola b. 8 iklan c. Perumpamaan c. 1 iklan Total 85 iklan Penggunaan konotasi bermakna halus lebih banyak ditemukan pada rincian penanda kesantunan iklan komersial di atas. Data ini menunjukkan bahasa yang digunakan dalam pembuatan iklan komersial bermedia luar ruangan di Yogyakarta masih memperhatikan kesantunan dalam berbahasa. 97 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 BAB V PENUTUP A. Keismpulan Pada bab sebelumnya telah diuraikan jenis-jenis tindak tutur dan penanda kesantunan dalam iklan komersial yang berada di luar ruangan di daerah Yogyakarta. Data iklan komersial yang dikumpulkan selama bulan Maret 2012. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Jenis-jenis tindak tutur dalam iklan komersial berbahasa Indonesia bermedia luar ruangan dalam penelitian ini terdapat tiga macam, yakni tindak tutur langsung literal, tindak tutur tidak langsung lieral, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal. 2. Jenis-jenis penanda lingual yang menunjukkan kesantunan sebuah iklan komersial yakni pemakaian diksi sebagai penanda tingkat kesantunan, pemakaian modalitas, dan pemakaian gaya bahasa sebagai penanda tingkat kesantunan. Pemakaian diksi sebagai penanda tingkat kesantunan terdiri dari pemilihan kata berkonotasi halus, berkonotasi netral, dan berkonotasi kasar. Pemakaian modalitas terdiri modalitas deontik dan modalitas intenasional. Gaya bahasa yang terdapat dalam iklan komersial adalah epizeuksis (repitisi), perumpamaan, dan hiperbola. 98 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 3. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa bahasa yang digunakan dalam pembuatan iklan komersial bermedia luar ruangan di Yogyakarta masih memperhatikan kesantunan dalam berbahasa. B. Saran Penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengajukan beberapa saran bagi para peneliti selanjutnya terutama yang melakukan penelitian yang sejenis. Saran dari peneliti adalah sebagai berikut. 1. Penelitian ini hanya membahas jenis-jenis tindak tutur dan penanda lingual kesantunan pada iklan komersial bermedia luar ruangan. Peneliti ingin jika ada penelitian yang sama ada baiknya juga meneliti penanda nonlingual yang turut menetukan tingkat kesantunan iklan komersial. Karena dalam iklan komersial pasti disertai gambar. 2. Data yang diteliti sebaiknya tidak hanya iklan komersial bermedia luar ruangan tetapi masih ada data yang bermedia cetak yang terdapat di Koran atau elektronik yang berada pada televisi dan radio. 99 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan. 1992. Modalitas dalam Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius. Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta. Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia; Edisi 3. Jakarta: Balaipustaka. Gunarwan, Asim.1994. Kesantunan Negatif di Kalangan Dwibahasawan Indonesia-Jawa di Jakarta; Kajian Sosiopragmatik (dalam Bambang Kaswanti Purwo. Pellba 7). Yogyakarta Kanisius. ______________. 2005. Beberapa Prinsip dalam Komunikasi Verbal; Tinjauan Sosiolinguistik dan Pragmmatik (dalam Pranowo, dkk. Bahasa, Sastra dan Pengajarannya). Yogyakarta. Sanata DharmaUniversity Press. Hasan, Iqbal. 2003. Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Keraf, Gorys. 1985. Argumentasi dan Narasi. Flores: Nusa Indah. __________. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia. Kesuma, Tri Mastoko Jati. 2007. Pengantar Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Caravatikabooks. Kridalaksana, Harimurti. 1986. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Kuswanti, Purwo Bambang. 1994. Bahasa Budaya; Pellba 7. Yogyakarta: Kanisius. Lee, Monle & Carla Johson. 2004. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global. Jakarta. Perdana Media. Madjadikara, Agus. 2004. Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan. Jakarta: Garemedia. Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, Teddy dkk. Komunikasi Antar budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik.Yogyakarta: Graha Ilmu. Panantun, Beata Prima Equatoria. 2011 Jenis-Jenis Tindak Tutur dan Pola Kesantunan dalam Novel “9 Matahari”. Yogyakarta: PBSID, JPBS,FKIP, USD. Pranowo. 2009. Berbahasa Secara santun.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rahardi, Kunjona. 2005. Pragmatik, Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 Rani, Abdul, dkk. 2006. Analisis Wacana (Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian). Malang: Bayu Media. Subagyo, Ari. 2003. Reader: Pragmatik 1. Yogyakarta: PBSID Universitas Sanata Dharma. Sumarsini, Yoani Juita. 2010. Analisis Tindak Tutur dalam Iklan Kosmetik Di Televisi. Yogyakarta: PBSID, JPBS, FKIP, USD. Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa. Widyatama, Rendra. 2005. Pengantar Periklanan. Jakarta: Buana Pustaka Indonesia. Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset. Wijana, I Dewa Putu & Muhammad Rohmadi. 2009. Analisis Wacana Pragmatik: Kajian Teori dan Analasis. Surakarta: Yuma Pustaka. Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 Kode Iklan Komersial Kode A Iklan Kosmetik dan Kecantikan 1. Sumber : Jl. Colombo Depok Sleman Yogyakarta depan Fakultas Ilmu Keolahragaan Media : Baliho Konteks : Terdapat tulisan kata “baru” dan terdapat gambar kemasan kondisioner Clear dengan back ground warna gelap. Tuturan : “Clear kondisioner menutrisi kulit kepala untuk rambut tak berketombe 10X lebih kuat” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca memakai kondisioner Clear) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda` : Pemakaian diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 2. Sumber : Jl. Prof. Yohanes Perempatan Pom Bensin Sagan Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar model laki-laki tampan berjerawat di atas bibirnya dan disamarkan dengan tato dan back ground berwarna putih. Tuturan : “Nutupin jerawat kayak gini, bukan solusi” (Lokusi berupa kalimat kritikan, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca merawat wajah di rumah kecantikan Natasha) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pemakaian diksi berkonotasi halus Persepsi : Santun Sumber : Jl. Kaliurang km 4.5 Sleman Yogyakarta Media : Baliho 3. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 Konteks : Terdapat seorang ibu menggendong bayi dengan ekspresi tersenyum ceria. Tuturan : ”Kutemukan perawatan yang terbaik untuknya” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa para ibu menggunakan produk Zwitsal untuk bayinya ) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pemilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Solo kota Yogyakarta depan Gardena Mall Media : Baliho Konteks : Terdapat dua model wanita cantik berkulit dengan gaya 4. memperlihatkan kehalusan kulitnya dan terdapat kemasan produk Viva dengan berbagai jenis. Tuturan : “Perawatan maksimal dan sempurna itu harus!” (Lokusi berupa kalimat perintah, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca menggunakan produk Viva) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : pemilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Babarsar, Depok Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat model wanita cantik dengan gaun hitam berwajah 5. kemilau yang sedang bergaya. Tuturan : “Kulit cantik bagai bintang, LBC solusinya…..” (Lokusi berupa kalimat saran, Ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca merawat kecantikan di LBC) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Gaya bahasa perumpamaan Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 Kode B Iklan Perumahan 1. Sumber : Jl. Wonosari Km 7,5 Muntab, Baturetno, Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar rumah yang mewah dilengkapai dengan taman yang hijau disertai kolam renang dan penghuni yang terlihat damai. Tuturan : “ Dirancang arsitek ternama Indonesia” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli dan menempati rumah hunian Laguna Spring Jogja) Tindak tutur : Tndak tutur tidak langsung tidak literal 2. Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 Sumber : Perempatan Ring Road Barat Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar rumah yang minimalis tetapi tetap memperihatkan kemewahan dengan mobil yang diperkir di depan rumah. Tuturan : “Tersedia 4 unit ruko, 10 unit rumah” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli perumahan Pastika Hijau Damai Anggajaya) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Magelang km 5.8 Sleman Yogyakarta Media : Baliho 3. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 Konteks : Terdapat gamabar rumah yang megah dan diperindah dengan pepohonan juga dengan sauna yang cerah. Tuturan : “Lokasi strategis di tempat universitas ternama di Jogja” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca tinggal dan membeli perumahan di Pondok Permai Babarsari) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jongkang Surih Harjo Ngaglik Sleman Yogyakarta depan 4. Monjali Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar keluarga yang tersenyum memperlihatkan kebahagiaan dengan diperindah gambar gunung merapi yang hijau permai. Tuturan : “Hanya dengan Rp.0,- Anda bisa memiliki apartemen mewah” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca tinggal dan membeli di apartemen Mataram City) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Monjali Perempatan Monjali Ring Road Utara Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat dua bangunan berupa perumahan dan pusat kota 5. disertai tulisan 4 menit. Menggambarkan bahwa sangat dekat dengan pusat kota. Tuturan : “Area berkembang investasi menjulang” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca berinvestasi dengan membeli perumahan Vila Harmony Palagan) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 Persepsi : Sangat santun Sumber : Perempatan Kentungan Ring Road Utara Media : Baliho Konteks : Terdapat dua gambar bangunan berupa bangunan perumahan 6. secara keseleruhan dan tipe rumah dengan suasana yang segar dan cerah. Tuturan : ”Hunian Nyaman berinvestasi tinggi dekat UGM” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli rumah di perumahan Aryaguna Putra) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 Kode C Iklan Elektronik 1. Sumber : Jl. Wonosari Km 6 Media : Baliho Konteks : Terdapat logo Jogjatronik. Tuturan : “Jogjatronik pusatnya ITnya Jogja banyak pilihan dan harga terbaik” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusinya berupa pembaca membeli Jogjatronik) 2. Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun elektronik di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 Sumber : Jl. Colombo Depok Sleman Yogyakarta depan Fakultas Ilmu Keolahragaan Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar produk HP Samsung dengan dipenuhi dengan aplikasi-aplikasi terbaru yang tentunya sangat menarik. Tuturan : “Serunya gak pakek mahal” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca memakai dan membeli Samsung Galxy Young) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pemakaian diksi berkonotasi halus Persepsi : Santun Sumber : Jl. Prof. Yohanes Perempatan Pom Bensin Sagan Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar foto keluarga yang ceria dan alat gambar 3. tensimeter. Tuturan : “Langkah bijak memantau tekanan darah secara teratur sebelum Anda sakit” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 (Lokusi berupa kalimat saran, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca memakai Omnon Tensimeter Digital untuk mengetahui tekanan darah) Tindak tutur :Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Pemilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Afandi Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar berbagai hadiah seperti motor TV LED, dan 4. HP yang canggih. Selain itu terdapat mascot Android dan berbagai jenis HP Samsung. Tuturan : “Beli ponsel Samsung dapatkan kejutan ribuan hadiah” (Lokusi berupa kalimat ajakan, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli ponsel Samsung) Tindak tutur : Tindak tutur langsung literal Penanda : Gaya bahasa hiperbola Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 5. Sumber : Jl. Prof. Yohanes Perempatan Pom Bensin Sagan Media : Baliho Konteks : Terdapat hasil proyektor yang jernih dan jelas juga terdapat dua jenis proyektor yang ditawarkan. Tuturan : “Masih pakai proyektor konvensional? Sekarang jamannya wide screen!!! Pakai Mitsubisi WXGA proyektor” (Lokusi berupa kalimat tanya dan kalimat seru, ilokusi berupa persuasi, perlokusi berupa pembaca meninggalkan proyektor konvensional dan memakai yang lebih moderen dengan Mitsubisi WXGA) 6. Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi kasar Persepsi : Kurang santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 Sumber : Jl. Ring Road Barat depan rumah sakit JIH Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat pemandangan hutan cemara yang hijau dan indah disertai dengan sungai dan binatang beruang, penguin, kanguru, dan monyet. Selain itu juga terdapat gambar produk dari LG. Tuturan : “Pilihan sehat yang ramah lingkungan” (Lokusi berupa kalimat saran, ilokusi berupaka persuasi, perlokusi berupa pembaca menggunkan dan membeli produk LG) Tindak tutur : Tindak tuturan tidak langsung tidak literal Penanda : Pemilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Afandi Sleman Yogyakarta Media : Baliho 7. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 Konteks : Terdapat gambar hadiah berupa TV LED, sound stereo set, dan HP Nokia. Selain itu juga terdapat gambar produk Nokia terbarunya. Tuturan : “Beli Nokia-nya dapatkan tanda cinta-nya” (Lokusi berupa kalimat ajakan, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli Nokia Asha 303 dan 200) Tindak tutur : Tindak tutur langsung literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Afandi Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar koper dan bumi berbentuk love dengan peri 8. cinta juga gambar pesawat yang terbang. Selain itu terdapat juga tipe HP Sony Ericsson. Tuturan : “Beli ponsel android ini dan tentukan sendiri destinasi impian Anda” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, perlokusi berupa pembaca membeli ponsel Sony Ericsson dengan android dengan tipe Ray, Mini Pro, dan Mini) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Kaliurang km 6 Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar laptop dengan berbagai warna. Tuturan : “Dapatkan produk terbaik AMD” 9. (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli laptop di toko EL’S) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 10. Sumber : Jl. Solo kota Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar wanita cantik dengan gaya sedang asik mendengarkan dan melihat TV dengan gamabar yang ada dalam TV berada di luar sehingga terasa nyata. Tuturan : “Power Tv solusi kita semua untuk sinyal bersih dan gambar jernih” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, perlokusi berupa pembaca membeli Toshiba Power Tv) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 11. Sumber : Jl. Afandi Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar modem Smartfren disertai harga modem. Tuturan : “Puasnya internetan dengan Smartfren Modem EC1261-2” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli Smartfren Modem EC1261-2) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Magelang km 7.5 Mlati Sleman Yogyakarta Media : Baliho 12. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 Konteks : Terdapat gambar artis Ayu Ting Ting yang sedang bersenderan di HP Samsung. Tuturan : “Bikin galaumu makin sik asik Samsung Champ Deluxe” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi pembaca membeli ponsel Samsung Champ Deluxe) Tindak tutur :Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pemilihan diksi berkonotasi netral Persepsi : Sangat santun Kode D Iklan Kendaraan 1. Sumber : Jl. Wonosari Km 6 Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar produk motor dan logo olah raga balap motor GP. Tuturan : “Pastikan motor injection Anda, jangan salah pilih!” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 “Lokusi berupa kalimat larangan, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi pembaca membeli motor Yamaha Vixion” Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Modalitas deontik makna perintah Persepsi : Santun Sumber : Jl. Parangtritis, Km 11. Yogyakarta Media : Baliho (papan nama) Konteks : Terdapat gambar jenis aki yang ditawarkan. Tuturan : “Aki GS Astra, nyamannya ekstra” 2. “Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, perlokusi berupa pembaca menggunakan Aki GS Astra pada kendaraan bermotor Anda” Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122 3. Sumber : Perempatan Ring Road Barat Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar orang yang sedang balapan dengan macan tutul dan terdapat gambar produknya. Tuturan : “Castrol Power 1 melesat lebih cepat” “Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, perlokusi berupa pembaca memakai oli Castrol Power 1” Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Perempatan Ring Road Barat Condong Catur, Depok, 4. Sleman, Yogyakarta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar produk motor juga perubahan dari mesin, body samping dan depan, lampu depan, dan spidometer. Dengan gamabar pengukur bensin dengan tulisan irit 30%. Tuturan : “ Moi J semakin cepat semakin irit” “Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, perlokusi berupa pembaca membeli motor Yamaha Mio J” Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Gaya bahasa epizeuksis Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Afandi Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar anak muda yang sangat banyak berlarian 5. dan gambar motor. Tuturan : “Aku maju dengan pasti raih mimpi” “Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca menggunakan kendaraan Honda” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124 Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak litral Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Afandi Sleman Yogyakarta Media : Baliho 6. Konteks : Terdapat dua gambar orang mengendari motor sendirian dan yang satunya berboncengan, dengan seting tempat di jalan perumahan dengan suasana yang cerah. Tuturan : “Cinta Honda PGM-F1 cinta Indonesia” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, perlokusi berupa pembaca membeli produk Honda PGM-F1) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Gaya bahasa epizeuksis Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125 7. Sumber : Jl. Laksda Adi Sucipto Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar aki. Tuturan : ”Teknologi Aki MF untuk iklim tropis” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, perlokusi berupa pembaca menggunakan Aki MF GS Astra pada kendaraan bermotor) 8. Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126 Sumber : Jl. Solo kota Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar mobil truk, mobil box, dan mobil pik up. Tuturan : “Tenaga badak untung tambah banyak” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli Toyota Dyna Turbo Intercooler) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Magelang km 4.5 Rogoyudan Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar mobil berwarna hijau dengan back ground 9. batik berwarna biru. Tuturan : “Kepercayaan keluarga kebanggan Indonesia” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli mobil Suzuki APV Arena) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Monjali Yogyakarta depan PDAM Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar motor yang dibuka joknya dan di dalamnya 10. terdapat boneka beruang. Tuturan : “Karena hidup penuh dengan kejutan” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pemabaca membeli motor Honda Supra X 125) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128 11. Sumber : Jl. Magelang Km 6.5, Mraen Ring Road Utara Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar motor Scopy dengan berbagai warna ada putih, merah, biru, dan hitam. Tuturan : “Pelopor skuter matik retro-modern pertama di Indonesia” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli motor Honda Scoopy) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Kode E Iklan Makanan dan Minuman 1. Sumber : Jl. Afandi Sleman Yogyakarta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129 Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar model anak yang blepotan dengan susu di sekitar bibirnya dengan gaya membalikan gelas susu yang sudah habis. Tuturan : “Nestle Dancow tumbuh besar itu enak, kan?” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, perlokusi berupa pembaca membelikan anaknya susu Dancow) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi kasar Persepsi : Santun Sumber : Jl. Kaliurang km 5 Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar artis Chelsea Olivia yang sedang senyum 2. dan makan mie rebus dan gambar ayam yang sedang berbunyi juga mie yang sudah matang. Tuturan : “ Rasanya pok! Pok! Pok! Pok! Rasanya ayam spesial” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130 perlokusi berupa pembaca membeli Mie Sedap Instan rasa ayam spesial) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Gaya bahasa epizeuksis Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Kaliurang km 5.5 Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar makanan yang jual. Tuturan :”Satu harga satu rasa” 3. (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli makanan di BEE’S) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Gaya bahasa epizeuksis Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131 4. Sumber : Jl. Kaliurang km 5.6 Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar botol Cocacola dengan butiran-butiran es yang terlihat dingin dan menyegarkan dan back ground berwarna merah sehingga terlihat sangat kontras. Tuturan : “Teman di saat galau” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli minuman Coca Cola) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi netral Persepsi :Santun Sumber : Jl. Laksda Adi Sucipto Sleman Yogyakarta 5. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132 Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar dunia dan aliran susu dari langit yang membawa keluarga yang penuh semangat dan keceriaaan. Tuturan : “Ayo, Indonesia minum susu cair segar dan raih prestasi dunia” (Lokusi berupa kalimat ajakan, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca minum susu Ultra) Tindak tutur : Tindak tutur langsung tidak literal Penanda : Modalitas internasional bermakna ajakan Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Laksda Adi Sucipto Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar botol Cocacola dengan butiran-butiran es 6. yang terlihat dingin dan menyegarkan dan back ground berwarna merah sehingga terlihat sangat kontras. Tuturan : “Cinta pada tegukan pertama” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133 (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli Coca Cola) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pemilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Magelang km 4.5 Yogyakarta depan TVRI Media : Baliho “papan nama” Konteks : Terdapat gambar logo dari Bakpia 75 yang berbentuk segi 7. tiga merah di dalam kotak biru. Tuturan : “Bakpia Patuk 75 yang pertama sejak tahun 1948” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli Bakpia Patok 75) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134 8. Sumber : Jl. Magelang Km. 6 Sleman Yogyakarta depan Terminal Jombor Media :Baliho Konteks : Terdapat gambar cangkir berwana merah dengan uap panas. Tuturan : “Kalau bukan Kopi ABC pasti Cuma kopi biasa!” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli dan minum Kopi ABC) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Pemakaian diksi berkonotasi halus Persepsi : Kurang santun Sumber : Jl. Arteri Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar kemasan tepung bumbu yang baru. 9. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135 Tuturan : “Kini hadir dalam kemasan baru! Lebih berkualitas!” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli Tepung Bumbu Mama Suka) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi netral Persepsi : Santun Sumber : Jl. Ring Road Barat Demak Ijo Yogyakarta Media : Baliho “papan nama” Konteks : Terdapat gambar botol Cocacola yang berembun sehingga 10. terlihat menyegarkan dan back ground berwarna merah sehingga terlihat sangat kontras. Tuturan : “Botol dingin menggoda” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli Coca Cola) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136 Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Ring Road Utara, Gandok, Condong Catur, Sleman 11. Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar masakan yang terlihat enak dan terdapat logo halal. Tuturan : “Temukan rasa yang berbeda” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca makan di rumah makan Dapur Ibu) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsug tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137 Kode F Iklan Jasa 1. Sumber : Jl. Wonosari Km 6 Media : Baliho “papan nama” Konteks : Terdapat gambar istana dengan boneka ratu dan pangeran dan terdapat juga foto-foto aksi-aksi pengunjung pada saat menikmati wahana. Tuturan : “Selamat datang di pusat rekreasi keluarga Kids Fun bermain sepuasnya di 19 wahana permainan yang fantastis.” (Lokusi berupa kalimat sapaan, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca bermain dan berekreasi di Kids Fun Yogyakarta) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138 2. Sumber : Jl. Afandi Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar logo MNCTV dan bola dunia ditambah dengan efek kepala elang. Tuturan : “Segera dengar di Sindo Radio 97.00 FM Yogyakarta sumber informasi terpercaya.” (Lokusi berupa kalimat ajakan, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca mendengarkan Sindo Radio Yogyakarta) 3. Tindak tutur : Tindak tuturan tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139 Sumber : Jl. Afandi Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar model pria berada diruangan kantor yang sedang trasaksi dengan koleganya. Tuturan : “Bisnis lancar dengan nontifikasi SMS” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, perlokusi berupa pembaca menabung di BNI ) Tindak tutur: Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun 4. Sumber : Perempatan Ring Road Barat Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta Media : Umbul-umbul Konteks : Terdapat gambar model pria dengan menunjukan uang yang banya dan gambar kartun mobil yang sedang tersenyum. Tuturan : “Simas Mobil Bonus, tidak ada klaim uang kembali.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140 (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca mengasuransikan kendaraan di Simas Mobil) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung leteral Penanda : Pemakaian diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Laksda Adi Sucipto Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar negara Malaysia yang begitu meriah 5. dipenuhi oleh kembang api dan gemerlap lampu hias yang spektakuler. Selain itu juga terdapat kaum muda yang sedang menikmati liburan. Tuturan : “Berjuta pengalaman hanya di Malaysia.” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca menggunakan biro Tourism Malaysia jika ingin berlibur keluar negri) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141 Penanda : Gaya bahasa hiperbola Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Laksda Adi Sucipto Sleman Yogyakarta Media : Baliho “papan nama” Konteks : Terdapat gambar model wanita dengan membawa belanjaan 6. yang banyak. Tuturan : “Semua bayar ½ harga” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca datang dan membeli barang di Grand Stock Well Yogyakarta) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142 7. Sumber : Depan Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar kunci yang masih tertancap di lobangnya. Tuturan : “Bunga KPR BCA 8% fixed 55 bulan!” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa masyarakat menabung di bank BCA dan mengikuti program KPR BCA) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Laksda Adi Sucipto Km 8.5 Yogyakarta Media : Baliho 8. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143 Konteks : Terdapat gambar model lelaki seperti wirausaha yang tersenyum bangga dan orang yang sedang sibuk dengan ukmnya. Tuturan : “Hanya bank negeri sendiri yang mampu melayani semua sama baiknya.” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa masyarakat menabung di BRI) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi kasar Persepsi : Santun Sumber : Jl. Laksda Adi Sucipto Km 8.5 Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar seponsor yang mendukung dan diskon 40%. Tuturan : “Hanya dengan kartu kredit BRI” 9. (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa nasabah menggunakan kartu kredit BRI) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144 Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Ring Road Timur Maguwoharjo Depok Sleman 10. Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar model wanita yang sedang minikmati perawatan tubuh seperti pijatan. Tuturan : “Mewah, nyaman, terjangkau” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa masyarakat untuk merawat tubuh di Griya Bugar) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145 Koede G Iklan Provider 1. Sumber : Perempatan Kasongan Bantul Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar jam dengan angka dig anti nama sesorang dan back ground berwana hijau. Tuturan : “Nelpon puas seribu sejam berkali-kali” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa masyarakat menggunakan kartu Esia) 2. Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146 Sumber : Jl. Colombo Depok Sleman Yogyakarta depan Fakultas Ilmu Keolahragaan Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar model wanita yang sedang tersipu dan pria yang sedang memohon dengan back groun rumput dengan bunga berbentu love. Tuturan : “Satu klik ke banyak aplikasi” (Ilokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa masyarakat menggunakan kartu XL) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotatif netral Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Colombo Depok Sleman Yogyakarta depan Gedung 3. Rektorat Media : Baliho PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147 Konteks : Terdapat gambar model wanita cantik yang tersenyum dengan menunjukkan kartu provider dan atlit binaraga Ade Rai dengan ekspresi garang. Tuturan : “Esia melek tarif sadar sinyal” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca menggunakan kartu Esia) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotatif kasar Persepsi : kurang santun Sumber : Jl. Kaliurang km 4.4 Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar model wanita yang sedang asik main HP 4. dan di belakangnya terdapat parade marcing band dengan seting di tengah kota. Tuturan : “IM3 seru anti galau, seru sms dan internet sepuasnya” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148 (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa para pengguna ponsel menggunakan kartu IM3) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Kaliurang km 5.2 Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar model dua pria dan satu wanita dengan baju 5. identik berwarna merah yang sedang asik menelfon dan main HP. Tuturan : “Kartus AS gratis 30 jam berkali-kali” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pengguna ponsel menggunakan kartu AS) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Gaya bahasa hiperbola Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149 6. Sumber : Jl. Kaliurang km 6 Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar model tiga wanita dan satu pria yang sedang asik bercengkrama dengan back ground berwarna biru. Tuturan : “Internetan makin asik, download makin kenyang!” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca menggunakan kartu 3) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotatif kasar Persepsi : Santun Sumber : Jl. Prof. Yohanes Sagan Sleman Yogyakarta Media : Baliho 7. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150 Konteks : Terdapat gambar fighnyet dengan warna-warna cerah dan terdapat logo facebook. Tuturan : “Gratis facebook seumur hidup” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pengguna ponsel yang sering mengakses facebook menggunakan kartu Telkomsel khusus fecebook) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Gaya bahasa hiperbola Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Prof. Yohanes Sagan Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : 8. Terdapat gambar mascot Smartfren yang sedang memamerkan kartu providernya. Tuturan : “Smartfren anti lelet! Nelpon sepuasnya internet pasti ngebut!” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca menggunakan Smartfren dalam berkomunikasi) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151 Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Gaya bahasa hiperbola Persepsi : Santun Sumber : Jl. Afandi Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar balok yang berwarna-warni sehingga 9. membentuk pola ombak. Tuturan : “Pakai kartu Indosat, satu kartu untuk semua” (Lokusi berupa kalimat berita, Ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca menggunakan kartu Indosat” Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152 10. Sumber : Jl. Afandi Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar model artis Tukul Arwana yang sedang bermain internet lewat HP. Tuturan : “Super ampuh bayar sekali 24 jam gratis internetan, gratis sms, dan gratis nelpon” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca menggunakan kartu XL) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Gaya bahasa hiperbola Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153 11. Sumber : Jl. Afandi Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar artis Sule dan dua model pria asik nelpon dan wanita yang sedang sms. Tuturan : “Bebas galau 30 jam “ (Lokusi berupa kalimat berita, ilokus berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca menggunakan kartu AS) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Gaya bahasa hiperbola Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Monjali No. 145a Sleman Yogyakarta Media : Baliho 12. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154 Konteks : Terdapat gambar tiga model dua pria dan satu wanita dengan ekspresi penuh kebanggan menawarkan fasilitas yang diiklankan. Tuturan : “Komunikasi lengkap seharian dengan Indosat Mobile” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi perupa persuasi, dan perlokusi berupa pengguna ponsel menggunakan kartu Indosat Mobile) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Gaya bahasa hiperbola Persepsi : Sangat santun Sumber : Banguntapan Bantul Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar orang tanpa wajah dan di sampingnya 13. terdapat mobil Toyota Yaris berwarna merah dan hadiah lain seperti sepeda motor dan HP. Tuturan : “Juragan (kejutan rejeki pelanggan)” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155 (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca menggunakan kartu Simpati dan kartu AS) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsunng tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi netral Persepsi : Santun Sumber : Jl. Adi Sucipto Km 7 Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat tulisan dengan back ground berwarna kuning. Tuturan : “Internetan puas unlimited 2 GB Cuma Rp100 ribu/bulan” 14. (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca menggunakan kartu modem internetan Indosat M2) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi netral Persepsi : Santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156 Kode H Iklan Rokok 1. Sumber : Jl. Bantul Niten Km. 7 Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar tiga pria yang sedang bersepeda dengan gembira di jalan raya. Tuturan : “Asyiknya bensin mahal” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli rokok Sampoerna) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Santun Sumber : Jl. Bantul Dongkelan Bantul Yogyakarta Media : Sapanduk 2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157 Konteks : Terdapat gambar logo rokok dengan back ground berarna orange. Tuturan : “Tampil Slim gaya berkelas” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa para penikmat rokok membeli rokok Aroma Slim) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Colombo Depok Sleman Yogyakarta depan Gedung 3. Rektorat Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar topeng pria dan wanita tersenyum. Tuturan : “Yang lain bersandiwara, gue apadanya!” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa para penikmat rokok membeli rokok LA) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158 Penanda : Pilihan diksi berkonotasi kasar Persepsi : Santun Sumber : Jl. Kaliurang km 7 Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar seperti disain batik dan logo rokok. Tuturan : “Dji Sam Soe 99 tahun cita rasa legendaris” 4. (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa para penikmat rokok tetap membeli rokok Dji Sam Soe) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Wonosari Km 8 Yogyakarta Media : Baliho 5. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159 Konteks : Terdapat gambar dua jin pria dan wanita yang sedang terbang menggendong manusia dengan ekspresi wajah pria ketakutan dan wanita sangat marah. Seting di depan rumah di pedesaan. Tuturan : “ Yang penting Heppiii…” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli Djarum 76) Tindak Tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi netral Persepsi : Santun Sumber : Jl. Arteri Maguwohajo Depok Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar pria yang sedang mengulurkan tangan tanpa 6. diperlihatkan wajahnya. Tuturan : “Bangkitkan semangat sejati” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli rokok Sejati) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160 Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Ring Road Timur Blok O Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar pria yang melompat hendak memukul gong 7. dengan gambar batik berwana emas diblakangnya. Tuturan : “Dji Sam Soe kebanggaan atas karya sempurna” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca tetap merokok Dji Sam Soe) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Laksda Adi Sucipto km.7 Sleman Yogyakarta 8. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161 Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar model pria gagah dan tampan juga elegan. Tuturan : “Puncak prestasi diawali keinginan kuat dan kesungguhan hati” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, perlokusi berupa para perokok membeli rokok Diplomat) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Laksda Adi Sucipto km.6 Sleman Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar udang yang lucu di atas batu. Tuturan : “Yang lain ada maunya, gue apa adanya” 9. (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli rokok LA) Tindk tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak lietral Penanda : Pilihan diksi berkonotasi kasar Persepsi : Santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162 Kode I Iklan Pendidikan 1. Sumber : Jl. Laksda Adi Sucipto Km. 8 Yogyakarta Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar pria yang sedang menyelam yang masih terlihat sebagian wajahnya dengan mengangkat tangannya untuk mengkode ok atau bagus. Tuturan : “Bukan ilmu biasa” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca atau lulusan SMA dan sederajat untuk kuliah di Universitas Atma Jaya Yogyakarta) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pemakaian diksi berkonotasi kasar Persepsi : Santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163 2. Sumber : Jl. Magelang Km 6.5 Mraen Ring Road Utara Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar model wanita cantik dengan bergaya memegang pena dan tersenyum penuh keberhasilan. Tuturan : “Ayo kuliah, Mercu Buana lebih baik.” (Lokusi berupa kalimat ajakan, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca atau lulusan SMA dan sederajat untuk kuliah di Universitas Mercu Buana Yogyakarta) Tindak tutur : Tindak tutur langsung literal Penanda : Modalitas internasional bermakna ajakan Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Ring Road Gamping Kidul Media : Baliho 3. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164 Konteks : Terdapat gambar mahasiswi yang sedang belajar dan praktek di lab dan bangunan kampus. Tuturan : “Mencetak tenaga bidan profesional dan mandiri” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca atau lulusan SMA dan sederajat untuk kuliah di Akademi Kebindanan Yogyakarta) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Kode J Iklan Komersial Lain-Lain 1. Sumber : Jl. Magelang km. 8.3 Sleman Yogyakarta Media : Baliho “papan nama” Konteks : Terdapat gambar gajah yang sedang menginjak genteng dan gambar genteng dengan bebagai warna. Tuturan : “Pilih mutu, pilih Mutiara” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165 (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa menggunakan genteng Mutiara di saat membangun rumah) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Gaya bahasa epizeuksis Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Colombo Depok Sleman Yogyakarta depan Gedung 2. Rektorat Media : Baliho Konteks : Terdapat gambar orang mengendarai sepeda motor. Tuturan : “Bacaan paten untuk bikers keren dan komunitas beken” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa para bikers membaca dan membeli majalah Adira) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166 3. Sumber : Perempatan Ring Road Barat Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta Media : Spanduk Konteks : Terdapat gambar pola batik. Tuturan : “Batik Puspa Kencana melayani kulakan harga grosiran” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi berupa pembaca membeli batik di toko Batik Puspa Kencana) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun Sumber : Jl. Laksda Adi Sucipto Km 8.5 Yogyakarta Media : Baliho 4. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167 Konteks : Terdapat gambar spring bed lengkap dengan bantal dan bed cover. Tuturan : “Tidur nyaman, bangun segar” (Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi supaya membeli dan menggunakan Spring Bed Yuki) Tindak tutur : Tindak tutur tidak langsung tidak literal Penanda : Pilihan diksi berkonotasi halus Persepsi : Sangat santun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR RIWAYAT HIDUP Leo Agung Nova Tri Haryanto, dilahirkan di daerah Lampung Utara desa Tatakarya tanggal 10 November 1988. Ia menamatkan taman kanak-kanak di TK Dharma Wanita Purbasakti dan menamatkan pendidikan tingkat sekolah dasar di SDN 2 Tatakarya, Abung Surakarta, Lampung Utara. Melanjutkan ke SMP dan menamatkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Xaverius Kotabumi, Lampung Utara pada tahun 2004. Tiga tahun kemudian menamatkan pendidikan sekolah tingkat menengah atas di SMAN 1 Tumijajar, Tulangbawang Udik pada tahun 2007. Setelah lulus SMA, ia menempuh studi di Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Ia lulus dari Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah pada tahun 2012.