PENGGUNAAN ANALOGI SEBAGAI METODA RANCANG ARSITEKTUR Lucia Ina Trisjanti Hari Purnomo Muhammad Faqih Jurusan Arsitektur S2 – ITS bidang keahlian Perancangan Arsitektur [email protected] ABSTRAK Arsitektur adalah merupakan media komunikasi visual antara sang perancang (dalam hal ini adalah arsitek) dengan pengguna serta pengamat bangunan tersebut. Didalam mengkomunikasikan hasil rancangannya, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang arsitek, salah satunya adalah melalui penggunaan Analogi. Tetapi uraian yang menjabarkan secara lengkap mengenai apa dan bagaimanakah analogi itu masih sangat terbatas. Untuk itu akan dikaji mengenai apakah analogi itu, apakah manfaat analogi, apakah ciriciri analogi serta bagaimana cara menganalogikan sesuatu. Diharapkan melalui kajian ini Analogi dapat digunakan sebagai salah satu saluran kreativitas bagi seorang Arsitek untuk mengkomunikasikan hasil rancangannya. Kata kunci : Analogi, Metoda, Arsitektur. ABSTRACT Architecture is a visual communication media between an Architect and user and also building observer. There are some methods for architect to communicate his design, one of them is an analogy approach. But literature about that analogy is very limited. For that reason, in this paper would be studied about what is analogy, the benefit of analogy, characteristic of analogy and how to analog something. Hopefully, by this analogy studied, could be used as one of creativity channel for Architect to communicate his design. Key word : Analogy, Method, Architecture. Pendahuluan Proses Analogi adalah proses yang membantu kita untuk menafsirkan suatu hal baru dan tidak biasa, dengan menggunakan pengalaman-pengalaman umum yang diperoleh di masa lalu atau yang telah kita miliki sebelumnya. Dalam dunia arsitektur, penggunaan metoda analogi bukanlah merupakan suatu hal baru, metoda analogi mulai tahap yang paling awal dalam proses berarsitektur digunakan sebagai landasan berpikir untuk menghadirkan suatu karya arsitektur, dan juga digunakan sebagai landasan dalam melakukan pengkajian dan penelitian terhadap arsitektur. Metoda analogi sangat bermanfaat dalam memberikan gambaran tentang konfigurasi yang berkaitan dengan pengalaman masa lalu atau konfigurasi yang berkaitan dengan budaya lokal atau budaya-budaya yang telah populer, yaitu dengan melakukan pencampuran antara ide-ide baru dengan pengalaman masa lalu yang diungkapkan dalam 1 wujud gambaran, sehingga akan terjadi dialektika antara bentuk dan figure(gambaran). Bentuk sebagai konfigurasi kemurnian ide, sedangkan figure(gambaran) disini sebagai konfigurasi yang menggunakan metode analogi untuk memberikan gambaran yang mudah dimengerti dan dipahami oleh masyarakat berdasarkan pengalaman masa lalunya. Metodologi Menggunakan metode deskriptif, akan dilakukan kajian literatur mengenai analogi menurut beberapa pakar arsitektur, untuk selanjutnya hasil kajian tersebut akan dirangkum untuk mendapatkan penjelasan yang sistematis mengenai apa dan bagaimana analogi tersebut. Hasil & Pembahasan I. Kajian Analogi menurut Karina Moraes Zarzar (Zarzar, 2008 : 8-15) Zarzar menjelaskan penggunaan preseden di dalam proses desain kreatif arsitektur. Preseden merupakan kajian dari suatu konsep, dasar atau kasus yang telah ada yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menemukan konsep baru yang sejenis. Disini digunakan pengandaian berupa analogi atau metafora atau mimesis untuk menjelaskan fenomena, memecahkan masalah, standar penilaian dan identitas dari preseden tersebut. Ketiga pengandaian tersebut sering digunakan untuk menggambarkan adanya persamaan karakteristik dari dua hal ang berbeda dan ketiganya mempunyai pengertian yang hampir sama, sehingga perbedaan tidak dapat ditemukan pada “artinya” (what it is), tetapi pada “fungsi atau tujuannya” (what it does). Analogi Menurut Keith J. Holyoak dan Paul Thagard (dalam Zarzar, 2008 : 9) analogi dapat digunakan dengan bermacam cara, salah satunya adalah sebagai alat komunikasi seseorang didalam mengekspresikan pemikirannya secara tidak langsung. Jika kita menganalogikan dua buah benda, kita akan melihat kemiripannya, dengan kata lain suatu benda analog dengan benda lainnya jika mereka mempunyai beberapa kesamaan, analogi yang berbeda dapat terjadi pada benda yang sama tergantung latar belakang dan tujuan seseorang didalam mempersepsikannya. Menurut Holyoak dan Thagard (dalam Zarzar, 2008 : 11) pemikiran secara analogi mempunyai tiga hal dasar yaitu kesamaan, struktur/susunan dan kegunaan. Analogi ditekankan untuk mengidentifikasi struktur/susunan parallel antara sumber dan benda obyek. Setiap elemen benda obyek harus terhubung dengan hanya satu elemen pada sumber (dan sebaliknya). Kata “analogi” digunakan jika berhubungan dengan pemindahan karakteristik dari suatu sumber ke suatu obyek/proses. Dua jenis pemindahan karakteristik pada analogi adalah : 1. Hanya pada konfigurasi elemen-elemennya. Sebagai contoh adalah the piloti of savage hut dari Le Corbusier, disini konfigurasi dari piloti telah dipindahkan. Tetapi sifat materialnya tidak. Yang dimaksud dengan piloti of savage hut adalah sejenis konstruksi panggung yang digunakan pada gubug pemburu (savage hut). Dimana dengan konstruksi panggung tersebut, lantai dasar bangunan hanya berupa kolom-kolom, sedangkan bangunan yang bersifat massif berdiri di atas kolom-kolom tersebut, sehingga tidak mengganggu/merusak kondisi tanah aslinya. Tetapi kolom-kolom pangguna yang pada bangunan aslinya terbuat dari kayu, pada bangunan hasil karya LC kolom-kolomnya terbuat dari beton. Hal ini merupakan upaya LC dalam menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara bangunan dengan lingkungannya. Konfigurasi piloti ini telah banyak 2 diterapkan pada desain-desain LC, antara lain Maison Citrohan, Villa Savoye dan lainlain. Gambar 1. Pemindahan konfigurasi piloti pada Villa Savoye (Sumber : Le Corbusier, Wikipedia, 2011) 2. Penggunaan struktur/susunan yang tidak sama dengan fungsi sumbernya Jika pemindahan karakteristik struktur digunakan maka beberapa aspek formal juga dipindahkan, terutama yang berkaitan dengan diagram gaya dan penggunaan material. Contoh : Pada desain-desain arsitek Calatrava, terlihat penggunaan struktur yang sama pada beberapa proyek yang berbeda. Seperti penggunaan struktur “busur dan penggantung” pada Lusitania Bridge, Spanyol dan penggunaan “busur dan penggantung” pada atap Tenerife Exhibition Hall, Tenerife. Pada Lusitania Bridge “busur dan penggantung” digunakan untuk memindahkan orang dari suatu titik ke titik yang lain, sedangkan “busur dan penggantung” pada Tenerife Exhibition Hall digunakan untuk menggantung atap. Gambar 2. Struktur busur dan penggantung pada Lusitania Bridge dianalogikan pada struktur atap Tenerife Exhibition Hall 1992 (Sumber : www.karinazarzar.com, 2010) Metafora Juga seperti analogi, dalam kamus Collins Cobuild (dalam Zarzar, 2008 : 9), metafora dideskripsikan sebagai cara imajinatif didalam menggambarkan sesuatu dengan mengarahkan kepada benda lainnya yang mempunyai kesamaan kualitas yang ingin diekspresikan. Dalam hal ini analogi dan metafora merupakan sinonim, tetapi metafora digunakan lebih kepada sesuatu yang melambangkan. 3 Sebagai contoh : pekerja „kerah putih‟ yang lebih melambangkan pekerja kantoran dan bukannya pekerja yang memakai baju berkerah putih, dalam hal ini melambangkan karakteristik sekelompok masyarakat dalam lingkungan bisnis tertentu. Mimesis Dalam bahasa jerman berarti tiruan. Hilde Heynen dalam Architecture and Modernity, A Critique (dalam Zarzar, 2008 : 9) menulis “Selama mimesis diartikan sebagai penggambaran atau reproduksi dari suatu benda nyata, maka akan sulit dilihat kehadirannya pada arsitektur. Mimesis akan dapat ditemukan jika seseorang mendefinisikan mimesis tidak hanya sekedar mengkopi, tetapi lebih mengarah pada persamaan dan perbedaan bentuk, pada pertalian atau hubungan antara dua buah benda. Kemudian Heynen mengekplornya pada ide mimesis dari Theodore Adorno, mengenai dua karakter seni. Menurut Adorno seni mempunyai dua karakter, yaitu heteronomous yang ditentukan oleh masyarakat dan autonomous yang berdasarkan pada hanya prinsipprinsip desain dari desainernya itu sendiri. Kata mimesis digunakan jika berbicara mengenai sikap pemindahan karakteristik dari suatu sumber ke suatu obyek/proses. Melalui mimesis, arsitektur mampu mempengaruhi seseorang untuk bereaksi sesuai yang diharapkan. Sebagai contoh Jewish Museum, Berlin karya Daniel Libeskind, dimana Libeskind menggunakan proses mimesis bintang David dalam autonomous momen untuk menghasilkan bentuk dari Jewish Museum., dia juga menggunakan mimesis untuk mempengaruhi secara psikologis agar seseorang tertarik masuk ke dalam bangunan tersebut. Gambar 3. Jewish Museum Berlin mimesis dari Bintang David (Sumber : www.daniel-libeskind.com, 2010) II. Kajian Analogi menurut Chris Abel (Abel, 1997 : 85-100) Analogi merupakan suatu alat untuk mengarahkan pemikiran, menyusun penelitian dan membandingkan suatu masalah yang tidak kita ketahui dengan mengibaratkannya dengan sesuatu yang telah kita kenal (Suha Ozkan dalam Abel, 1997 : ix) Menurut Chris Abel, analogi di dalam arsitektur digunakan seperti bahasa yang mempunyai fungsi (Abel, 1997 : 87-88): 4 1. Memperpanjang pengetahuan kita di dalam memahami arsitektur melalui penandaan dan pemaknaannya sebagai suatu bentuk dari suatu kebudayaan. 2. Merupakan suatu metoda yang dapat dipertanggungjawabkan dan teliti di dalam melakukan penyelidikan dunia arsitektur. 3. Sebagai suatu sistem komunikasi sosial di dalam menjelaskan produk arsitektural kepada lingkungannya. Analogi sebagai sarana untuk mengerti arsitektur akan sia-sia dan membingungkan jika cara yang digunakan tidak tepat, untuk itu harus benar-benar diteliti dahulu bagaimana sifat dasar dan fungsi dari karakter benda yang kita gunakan sebagai analogi. Terdapat 3 karakter analogi (Ian Barbour, dalam Abel, 1997 : 99-100) : 1. Positif Analogi : Sifat dasar dan fungsi antara dua ide yang berbeda terlihat jelas. 2. Negatif Analogi : Sifat dasar dan fungsi antara dua ide yang berbeda tidak jelas, sehingga diperlukan penjelasan mengenai perbedaannya. 3. Netral Analogi : Sifat dasar dan fungsi tidak spesifik diantara tiap ide yang berbeda, dalam hal ini perlu dicari lagi kesamaan dan perbedaan diantara keduanya. Penggunaan analogi membutuhkan suatu proses pendalaman di dalam melakukan penyelidikan subyek yang tidak dikenal untuk dapat dijelaskan melalui pengibaratan benda yang telah kita kenal. III. Kajian Analogi menurut Geoffrey Broadbent Hal fundamental dan menarik untuk dikembangkan yang dipaparkan oleh Broadbent adalah proses pencarian bentuk. Broadbent membagi pendekatan bentuk ke dalam 4 kategori (1980 : 25-54) : - Pragmatik : Pendekatan melalui tahap percobaan, trial and error. Penciptaan bentuk terjadi berawal dari material yang ada yang diolah menggunakan alat yang dimiliki dan disesuaikan dengan keadaan iklimnya. - Ikonik (selanjutnya dikembangkan menjadi tipologik) : Pendekatan melalui tradisi, kebiasaan yang telah umum dilakukan atau berdasarkan kesepakatan social. Dalam hal ini kondisi social dan budaya masyarakat setempat sangatlah berpengaruh. - Analogik : Pendekatan analogi alam, atau segala sesuatu (kerja tubuh manusia, teori fisika, dsb). Melalui proses analogi akan muncul bentuk visual baru berdasarkan bentuk visual yang telah dikenal sebelumnya. Breuil (1952) mengasumsikan bahwa proses analogi telah digunakan oleh manusia gua didalam mengenali bentukan-bentukan seperti yang terlihat pada pahatan-pahatan gua, jadi sebenarnya analogi merupakan suatu proses yang mendasar yang telah ada pada pikiran manusia. Bagaimanapun juga pemakaian analogi pertama pada bidang arsitektur terlihat pada bentuk pyramid kompleks pemakaman King Djoser di Saqqara dekat Memphis yang dibangun oleh Imhotep. Pyramid tersebut merupakan analogi dari Mastaba Tombs tetapi dalam skala yang jauh lebih besar. Penggunaan analogi juga terlihat pada dekorasi yang terpahat didalamnya yang berupa bentuk bunga teratai, kepala kobra dan sebagainya. - Kanonik/geometrik yang kemudian dikembangkan menjadi Sintaksis : Pendekatan system geometris, matematis, keteraturan, modul dsb. Yaitu digunakannya perbandingan Pythagoreans, proporsi Egyptian, geometri Plato dan sebagainya. Disini Broadbent menggunakan Analogi sebagai suatu mekanisme Synectics, yaitu proses untuk menterjemahkan analisa (mengenali suatu hal yang tidak biasa) menjadi sintesa (memandang suatu hal yang dikenal dengan cara yang berbeda). 5 Ada tiga type analogi : 1. ANALOGI PERSONAL : Desainer menempatkan dirinya sebagai salah satu aspek dalam masalah desain. Contoh : Jika saya adalah sebuah balok, apa yang saya rasakan, apa yang membebani saya, apa yang harus saya lakukan dan lain-lain. 2. ANALOGI LANGSUNG : Masalah desain dikaitkan dengan ilmu lainnya seperti seni, sains atau teknologi. Contoh : Brunel sedang menghadapi masalah dengan konstruksi bangunan di bawah air, kemudian dia meneliti perilaku cacing teredo yang menyelubungi badannya seperti tabung dan mengeborkan badannya tersebut ke dalam kayu. Dari perilaku cacing tersebut akhirnya Brunel menemukan ide tentang alat yang bisa dipakai turun ke dalam air sehubungan dengan masalah konstruksi bangunan di bawah air yang tengah dihadapinya. 3. SIMBOLIK ANALOGI : Desainer mencoba menemukan inti dari arti khusus pada masalah desain, biasanya secara verbal. Contoh : Lukisan Duchamp‟s nude descending staircase menggambarkan analogi simbolik dari ruang dan waktunya relativitas Einstein, dimana lukisan tersebut merepresentasikan gerakan tiga dimensional seseorang melalui empat dimensional waktu pada suatu gambar kanvas dua dimensional. Gambar 4. Duchamp‟s Nude descending a staircase (1911) (Sumber : Broadbent, 1980 : 351) Mekanisme Synectics dimulai dengan menceritakan masalah yang ada, dianalisa dan didiskusikan untuk dapat dimengerti, kemudian difokuskan pada satu masalah desain dan baru diputuskan jenis analogi yang dipakai. Dapat juga digunakan kombinasi dari ketiga analogi tersebut. (Broadbent, 1980: 349-353) IV. Kajian Analogi menurut Donna P. Duerk (Duerk, 1993 : 65-67) Pengertian analogi menurut kamus : Analogous(Kata Kerja) : Terdapat persamaan dalam fungsi dua buah benda tetapi tidak sama pada bentukannya. Contoh : Fungsi insang pada ikan sama dengan fungsi paru-paru pada mamalia. Analogy (Kata benda) :1. Berhubungan pada beberapa hal terutama pada fungsi atau posisi diantara dua benda yang tidak sama. 6 2. Dua benda dikatakan sama jika mempunyai kesamaan dalam beberapa hal, maka keduanya akan mempunyai kesamaan pula pada hal lainnya. Beberapa jenis Analogi yang digunakan oleh Duerk hampir sama dengan Broadbent, yaitu Analogi langsung, analogi personal dan analogi Simbolik, hanya saja disini Duerk menambahkan analogi yang keempat yaitu analogi Fantasi. 1. ANALOGI LANGSUNG : Digunakan untuk membandingkan suatu obyek dengan beberapa fungsi bangunan yang kita desain, dimana analogi tersebut digunakan untuk menstimulasi ide desain. Contoh : bagaimana suatu rumah menyerupai kucing yang sedang tidur, bagaimana suatu pabrik seperti ular yang mengigit ekornya, bagaiman sebuah kantor menyerupai sebuah komputer. Perbandingan-perbandingan tersebut digunakan untuk mengungkap aspek dari problem desain yang belum terpecahkan pada bagian riset project tersebut. Gambar 5. Contoh Analogi Langsung Proses pendinginan bangunan menyerupai sebuah pohon (Sumber : Duerk, 1993 : 66) 2. ANALOGI PERSONAL : Bergantung pada persepsi seseorang jika orang tersebut berada pada keadaan obyek yang didesain. Contoh : apa yang dilakukan seseorang didalam kabin pada musim dingin untuk menjaga supaya tetap hangat, apa yang dilakukan seseorang dalam gua untuk menikmati pemandangan, bagaimana cara seseorang yang berada di lembah untuk mendapatkan sinar matahari sebanyak-banyaknya. Gambar 6. Contoh Analogi Personal Bangunan yang berbaring disisi bukit (Sumber : Duerk, 1993 : 67) 7 3. ANALOGI SIMBOLIK : Merupakan suatu pengibaratan dari sesuatu yang sudah dikenal umum. Contoh : bentuk amphitheater seperti telapak tangan, Sydney Opera House seperti kapal yang sedang berlayar di pelabuhan, suatu kandang anjing seperti kotak penyimpanan yang menarik bagi anjing atau kucing. Gambar 7. Contoh Analogi Simbolik Bangunan seperti telapak tangan dan massa bangunan seperti telapak kaki (Sumber : Duerk, 1993 : 67) 4. ANALOGI FANTASI : Mengibaratkan keadaan yang indah atau ideal untuk menciptakan sumber ide bagi pemecahan masalah. Beberapa fiksi ilmiah menggunakan teknologi modern sebagai sumber idenya. Contoh : Kapal ruang angkasa dengan peralatan atomatisnya menggunakan sensor manusia untuk menggerakkan pintu, perisai penekan untuk melindungi diri dari pengacau, balok pengangkut untuk perpindahan cepat diantara tujuan dan lain-lain. Gambar 8. Contoh Analogi Fantasi Sebuah jendela mempunyai mekanisme seperti bunga tulip (Sumber : Duerk,1993 : 67) 8 V. Kajian Analogi menurut Wayne O. Attoe (Snyder, 1979 : 40-53) Dalam menganjurkan cara-cara khusus untuk memandang arsitektur, para ahli teori seringkali mendasarkan diri pada analogi-analogi. Berikut ini adalah beberapa analogi yang berulang-ulang digunakan oleh para ahli teori untuk menjelaskan arsitektur : A. ANALOGI MATEMATIS : Ilmu hitung dan geometri merupakan dasar penting bagi pengambilan keputusan dalam arsitektur. Bangunan-bangunan yang dirancang menurut bentuk-bentuk murni dan angka-angka primer atau lambang akan sesuai dengan tatanan alam semesta. “penampang emas” atau “nomor emas” paling sering disebut sebagai tuntunan yang tepat untuk rancangan arsitektur. Yaitu perbandingan 1 : 1,618. Gambar 9. Bentuk murni dan penampang emas (Sumber : Snyder, 1979 : 40, 41) B. ANALOGI BIOLOGIS : “Membangun adalah proses biologis…membangun bukanlah proses estetis”. Menurut Frank Lloyd Wright hal ini biasanya disebut sebagai “Organik” atau “Biomorfik”, bentuk ini memusatkan perhatian pada proses-proses pertumbuhan dan kemampuan-kemampuan pergerakan yang berkaitan dengan organisme-organisme. Arsitektur Organis/terpadu dari FLW memiliki empat karakteristik: a. Berkembang keluar dari dalam, selaras dengan kondisi-kondisi keberadaannya. b. Konstruksi terjadi dalam sifat-sifat bahan “dimana kaca digunakan sebagai kaca, batu sebagai batu, kayu sebagai kayu. c. Unsur-unsur suatu bangunan adalah terpadu. d. Menggambarkan waktu, tempat dan tujuan. Arsitektur biomorfis mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan berubah melalui perluasan, pergandaan, pemisahan, regenrasi dan perbanyakan. Ia dapat diubah guna menanggapi perubahan-perubahan lingkungan dan tuntutan-tuntutan dari dalam . Contoh analogi biomorfis : Kota yang dapat dimakan (Rudolf Doernach), struktur-struktur pneumatik bersel banyak (Fisher, Conoly dan Neumark), suatu unit kehidupan yang dapat berdiri sendiri disebut cuschicle yang dapat didukung di punggung si pemakai (Mike Webb), polong kehidupan (David Greene), balai untuk perjalanan (A. Stinco) dan kota berjalan (Ron Herron) (dalam Snyder 1979 : 42). 9 Gambar 10. Contoh Analogi Biologis Germany Pavillion, atap pneumatik suatu bangunan Ekspo yang dapat diubah, diperluas, digandakan, dipisah. (Sumber : arch.mcgill.ca), C. ANALOGI ROMANTIK : mendatangkan atau melancarkan tanggapan emosional dalam diri si pengamat, dilakukan dengan dua cara : yaitu menimbulkan asosiasi dengan melakukan rujukan pada alam, masa lalu, tempat-tempat eksotis, benda primitif atau asosiasi masa kanak-kanak dan melalui pernyataan yang dilebih-lebihkan dimana kita dapat terpengaruh oleh sarana-sarana yang benar-benar formal bila dilebih-lebihkan atau digunakan secara berlebih. Kita bisa ditakut-takuti, menjadi kawatir atau kagum karena penggunaan kontras, dorongan yang berlebih-lebihan, ukuran yang tidak biasa dan bentuk-bentuk tidak biasa yang dilakukan sang arsitek. Digunakan untuk membangkitkan tanggapan-tanggapan inderawi dalam diri pengamat. Gambar 11. Contoh Analogi Romantik Bangunan Taj Mahal menggambarkan rasa cinta seorang raja terhadap istrinya. (Sumber : argostar.wordpress.com) dan bangunan kastil kuno menggambarkan keseraman dan ketakutan.(Sumber : segmentnext.com) D. ANALOGI LINGUISTIK : bangunan dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada para pengamat dengan salah satu dari tiga cara sbb : - Model Tatabahasa : Arsitektur dianggap terdiri dari kata-kata yang ditata menurut aturan (tatabahasa dan sintaksis) yang memungkinkan masyarakat dalam suatu kebudayaan tertentu cepat memahami dan menafsirkan apa yang disampaikan oleh bangunan tersebut. 10 Gambar 12. Contoh Analogi Linguistik model Tatabahasa Rumah panggung kayu dipahami sebagai rumah tinggal di daerah tropis lembab (Sumber : rumah.com) - Model Ekspresionis : Bangunan dianggap sebagai suatu wahana yang digunakan arsitek untuk mengungkapkan sikapnya terhadap bangunan tersebut. Gambar 13. Contoh Analogi Linguistik model Ekspresionis Disney Concert Hall karya Gehry, sangat ekspresif dengan kurva stainlessnya. (Sumber : L.A. Philharmonic Ass. 2010) - Model Semiotik : Suatu bangunan merupakan suatu tanda penyampaian informasi mengenai apakah ia sebenarnya dan apa yang dilakukannya. Gambar 14. Contoh Analogi Linguistik model Semiotik Ducks and Sheds, bangunan mengambil bentuk dari apa yang ada didalamnya atau menampilkan tanda-tanda saja untuk menjelaskan maknanya. (Sumber : Venturi, 1972) 11 E. ANALOGI MEKANIK : Le Corbusier : Rumah adalah sebuah mesin yang dihuni. Bangunan seperti mesin-mesin seyogyanya menyatakan apa sesungguhnya mereka dan apa yang mereka lakukan, tidak menyembunyikan fakta-fakta ini dengan hiasan yang tidak relevan dalam bentuk gaya-gaya. Sebuah bangunan modern “harus setia pada diri sendiri, tembus pandang dan bersih dari kedustaan atau hal-hal sepele untuk menyesuaikan dengan dunia mekanisasi dan transportasi masa kini. Gambar 15. Contoh Analogi Mekanik Bangunan Menara Eifell memperlihatkan kejujuran strukturnya yang terdiri dari rangkaian besi tanpa bidang penutup dan hiasan (Sumber : blog.360dgrs.nl, 2010) F. ANALOGI PEMECAHAN MASALAH : Arsitektur adalah seni yang menuntut lebih banyak penalaran daripada ilham, lebih banyak pengetahuan faktual daripada semangat. Mempunyai pendekatan rasionalis, logis, sistemik, parametrik analisis dan prosedurprosedur khusus. Merancang tidak dianggap sebagi proses intuitif yang bercirikan ilham saja, tetapi sebagai proses langkah demi langkah yang bergantung pada informasi yang padat. Mempunyai prosedur yang seksama dan terpadu, mempunyai prosedur minimum: analisis, sintesis dan evaluasi. Gambar 16. Contoh Analogi Pemecahan Masalah Diagram Christopher Jones dalam Design Methods (Sumber : Snyder, 1979 : 50) G. ANALOGI ADHOCIS : Menanggapi kebutuhan langsung dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh dan tanpa membuat rujukan pada suatu cita-cita. Tidak ada pedoman baku untuk mengukur rancangan, semua dapat dipakai. Menggunakan apa yang mudah didapat dan berbiaya murah. Analogi Adhocis banyak ditemui pada arsitektur tradisional yang menggunakan bahan setempat. 12 H. ANALOGI BAHASA POLA : Perancangan arsitektur merupakan tugas mengidentifikasi pola-pola baku kebutuhan-kebutuhan dan jenis-jenis baku dari tempattempat untuk memuaskan kebutuhan itu. Pendekatan tipologis/pola menganggap bahwa hubungan lingkungan-perilaku dapat dipandang dalam pengertian satuan-satuan yang digabungkan perancang untuk membuat sebuah bangunan atau suatu rona kota. Cth : Pondok Lansia (Christopher Alexander) I. ANALOGI DRAMATURGI : Lingkungan buatan sebagai pentas panggung, manusia memainkan peran, bangunan-bangunan merupakan rona panggung dan perlengkapan yang menunjang pegelaran panggung. Digunakan dengan dua cara : - Dari titik pandang para aktor, arsitek memperhatikan penyediaan alat-alat perlengkapan dan rona-rona yang diperlukan untuk memainkan suatu peranan tertentu. - Dari titik pandang dramawan, arsitek bertindak seperti dalang yang mengatur aksi dan pengarah gerak. Rangkuman : Dari beberapa kajian Analogi yang telah dibahas tersebut, dapat disarikan bahwa : 1. Menurut Holyoak & Thagard (dalam Zarzar, 2008), analogi merupakan pengandaian yang digunakan untuk menjelaskan adanya kemiripan dari dua hal yang berbeda. Terdapat tiga hal yang mendasari pemikiran analogi, yaitu kesamaan, struktur/susunan dan kegunaan. 2. Menurut Abel, analogi merupakan suatu bahasa untuk mengkomunikasikan arsitektur. Analogi bahasa dalam arsitektur mempunyai fungsi : Memberi pengertian arsitektur adalah suatu bentuk kebudayaan (identitas). Metoda dalam penyelidikan arsitektur Bahasa komunikasi sosial Menurut Ian Barbour (dalam Abel, 1997), untuk dapat menggunakan analogi maka harus diteliti dahulu bagaimana kesamaan dan perbedaan sifat dasar, fungsi dan karakter dari kedua benda yang akan dianalogikan. 3. Menurut Broadbent, analogi merupakan suatu proses untuk menterjemahkan analisa menjadi sintesa di dalam berarsitektur. Dari proses analogi akan muncul bentuk visual baru berdasarkan bentuk visual yang telah dikenal sebelumnya. 4. Menurut Duerk, analogi adalah suatu cara yang digunakan untuk membuat arsitektur. Membuat analogi dari dua benda adalah mencari persamaan dalam beberapa hal dari dua benda yang berbeda. 5. Menurut Attoe, analogi digunakan untuk menjelaskan arsitektur. Obyek rancangan telah ada dulu baru dianalisa memakai analogi yang mana. 13 Daftar Pustaka : Abel, Chris (1997), Architecture and Identity, Architectural Press, An imprint of Butterworth-Heinemann Broadbent, Geoffrey (1980), Design in Architecture Duerk, Donna P (1993), Architectural Programming, Van Nostrand reinhold Company, Inc - USA. Snyder, Catanese (1979), Introduction to Architecture, edisi terjemahan bahasa Indonesia, Erlangga Zarzar, K. Moraes and Guney, A. (2008), Understanding Meaningful Environments, IOS Press TU Delft 14