jurusan pendidikan ekonomi fakultas ekonomi universitas

advertisement
PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN KOMUNIKASI PADA KOMPETENSI DASAR
MENERIMA DAN MENYAMPAIKAN INFORMASI DI SMK
MUHAMMADIYAH 1 WELERI
SKRIPSI
Untuk Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi
Universitas Negeri Semarang
Latifah Milatillah
7101409113
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGARI SEMARANG
2013
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Murwatiningsih, M. M
Nina Oktarina, S. Pd. M. Pd.
NIP. 195201231980032001
NIP. 19810072003122002
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
Dra. Nanik Suryani, M. Pd.
NIP. 195604211985032001
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depanSiiding Penelitian Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:
Hari
:
Tanggal
:
Penguji Skripsi
Drs. H. Muhsim, M. Si.
NIP. 195411011980031002
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Murwatiningsih, M. M
Nina Oktarina, S. Pd. M. Pd.
NIP. 195201231980032001
NIP. 19810072003122002
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Dr. S. Martono, M. Si
NIP. 196603081989011001
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa tulisan di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan karya tulisan orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat pada skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti
skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang,
Latifah Milatillah
NIM. 7101409113
iv
Juli 2013
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Orang-orang yang suka berkata
jujur mendapatkan tiga hal, yaitu
kepercayaan,
cinta,
dan
rasa
hormat. (Sayidina Ali bin Abi
Thalib).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kepada Almarhum Abah saya,
yang
telah
memberikan
kasih
sayang, doa, dan nasehat.
2. Kepada Ummi saya yang selalu
mendoakan
dan
memberikan
motivasi.
3. Kepada ketiga kakak saya dan
keluarga atas segala dukungan.
4. Almamaterku UNNES
v
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis penjatkan kehadirat Allah AWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Penerapan Model Think
Pair
Share
untuk
Meningkatkan
Keterampilan
Komunikasi
pada
Kompetensi Dasar Menerima dan Manyampaikan Informasi di SMK
Muhammadiyah 1 Weleri” dalam rangka menyelesaikan studi Stata I untuk
mencapai gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung, maka dalam kesempatan
ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang,
yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi stata satu di
Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.
3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
4. Dr. Murwatiningsih, M. M., Dosen Pembimbing I yang dalam penuh
kesabaran membimbing, membantu dan memberi dorongan dalam penulisan
skripsi ini.
5. Nina Oktarina, S. Pd. M. Pd., Dosen Pembimbing II yang dengan penuh
kesabaran memberikan bimbingan, bantuan dan dorongan dalam penulisan
skripsi ini.
6. Drs. H. Muhsin, M. Si., Dosen Penguji yang
yang telah memberikan
pertanyaan, saran, serta masukan pada skripsi ini.
7. Drs. Wahid Asy’ari Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Weleri yang
telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.
8. Andaru Werdayanti, S. Pd., Guru mata pelajaran komunikasi yang telah
membatu dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini
vi
9. Sahabat-sahabat mahasiswa yang telah member motivasi dan membantu
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT member balasan atas semua kebaikan yang telah
diberikan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis yang
lain pada kususnya dan bagi pembaca atau pihak-pihak yang berkepentingan pada
skripsi ini pada umumnya.
Semarang,
Juli 2013
Latifah Milatillah
7101409113
vii
SARI
Latifah Milatillah. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share dalam
Meningkatkan Keterampilan Komunikasi pada Kompetensi Dasar Menerima dan
Menyampaikan Informasin di SMK Muhammadiyah 1 Weleri kelas X AP. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Dr.
Murwatiningsih, M. M. Pembimbing II. Nina Oktarina S, Pd. M, Pd. 203 lembar.
Kata kunci : Think Pair Share, Keterampilan Komunikasi.
Pelaksanaan pembelajaran kompetensi dasar menerima dan menyampaikan
informasi kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri kurang maksimum. Siswa terlihat
kurang aktif dalam pelaksanaan pembelajaran. Siswa terlihat kurang terampil dan terlihat
kaku dalam presentasi. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah dengan model
Think Pair Share dapat meningkatkan keterampilan komunikasi siswa kelas X AP SMK
Muhammadiyah 1 Weleri? Tujuan prnrlitian untuk mengetahui penerapan model Think
Pair Share dalam meningkatkan keterampilan komunikasi siswa kelas X AP SMK
Muhammadiyah 1 Weleri.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus meliputi empat
tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Subyek penelitian adalah
siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri yang berjumlah 40 siswa. Data
keterampilan diperoleh dari tes keterampilan komunikasi yang dilaksanakan pada setiap
siklus. Data keakifan siswa dan kinerja guru dari lembar observasi. Siswa dinyatakan
terampil dalam berkomunikasi apabila siswa mendapat skor sejumlah dalam persentase
81,24% - 62,50%.
Hasil penelitian bahwa penggunaan model Think Pair Share dapat meningkatkan
keterampilan komunikasi siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri. Dilihat pada
siklus I persentase kumulatif keterampilan komunikasi siswa mencapai 66,91% yang
masuk dalam kategori mampu, dan untuk ketuntasan hasil belajar yaitu 57,5%.
Sedangkan suklus II persentase kumulatif keterampilan komunikasi mengalami
peningkatan menjadi 79% yang masuk dalam kategori mampu, dan untuk ketuntasan
hasil belajarnya yaitu 80%.
Simpulannya terdapat peningkatan keterampilan komunikasi siswa, aktifitas
siswa, kinerja guru, dan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Think
Pair Share, maka penulis dapat mengajukan saran sebagai berikut:1) bagi siswa
diharapkan bias lebih tenang dalam kegiatan proses pembelajaran, 2). Bagi guru dapat
memberikan variasi model pembelajaran lain pada mata pelajaran komunikasi di
kompetensi dasar berikutnya, 3). Bagi sekolah dapat mengembangkan model
pembelajaran lainnya yang sesuai, 4). Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat
diajadikan sebagai acuan dalam melakukan menelitian selanjutnya dengan
menambah variasi dalam penggunakan model pembelajaran dan menambah media
atau alat batu.
viii
ABSTRACT
Milatillah Latifah. 2013. Application of Think Pair Share Learning Model to
Improve Communication Skills in the Basic Competence Receiving and
Delivering Informasin at SMK Muhammadiyah 1 Weleri class X AP. Final
project. Department of Economic Education. Semarang State University. First
Advisor Dr..Murwatiningsih, M. M. Second Advisor Nina Oktarina S, Pd. M, Pd.
203 pages.
Keywords: Think Pair Share, Communication Skills
Implementation of learning basic competence to receive and give
information off class X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri less maximum. The
students less active in the implementation of learning. The students were less
skilled and looks stiff when presentation. The problem of thr research is whhat is
the Think Pair Share models can improve the communication skills of the skill of
the students class X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri? The object of the
research to determine the application of Think Pair Share models in improving the
communication skills of the students class X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri.
The classroom research consist of two cycles. Each of cycle has four
phases: are planning, implementation, observation and reflection. Subjects of the
research is the students class X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri consist of 40
students. The result obtained from communication skills test are executed in every
cycles. The result of students active and teacher performance from observation
sheet. The Students expressed active in communicating if thr student get score of
81.24% - 62.50%.
Based on the results of research that uses models Think Pair Share can
improve the communication skills of students of class X AP SMK
Muhammadiyah 1 Weleri. Seen in the first cycle of communication skills
cumulative percentage reached 66.91% of students who fall into the category
capable of, and for mastery of learning outcomes is 57.5%. While the cumulative
percentage suklus II communication skills increased to 79% in the category of
able, and for mastery of learning outcomes is 80%.
The conclusion there is an increase in communication skills of students,
student activities, teacher performance, and student learning through the
application of Think Pair Share models of learning, then the writer can submit
suggestions as follows: 1) for the expected bias quieter students in learning
activities, 2). For teacher learning model can provide another variation on the
subjects of communication in the following core competencies, 3). For schools to
develop other appropriate learning model, 4). For researchers the results of this
study can be used as a reference in future studies to increase the variation in the
use of teaching models and adds the media or stone tools.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN .....................................................................
iii
PERTANYAAN .............................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................
v
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vi
SARI ................................................................................................................ viii
ABSTRACT .....................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... . 1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................
10
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................
11
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................
11
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Belajar ........................................................................ 13
2.1.1 Pengertian Belajar .................................................................... 13
2.1.2 Prinsip-prinsip Belajar .............................................................. 15
x
2.2 Pengertian Hasil Belajar ....................................................................
18
2.3 Penelitian Tindakan Kelas .................................................................
20
2.3.1 Model Kooperatif .....................................................................
21
2.3.2 Model Pembelajaran Think Pair Share ....................................
22
2.3.3 Metode Pembelajaran ...............................................................
24
2.4 Penelitian Terdahulu ..........................................................................
25
2.5 Teori Komunikasi … ..........................................................................
28
2.6 Kurikulum dan Kompetensi Dasar ....................................................
30
2.7 Kerangka Berfikir ..............................................................................
34
2.8 Hipotesis … ........................................................................................
38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Subyek Penelitian ………………………………………… 39
3.2 Faktor yang Diteliti ……………………………………………………. 40
3.3 Rencana Penelitian ............................................................................
40
3.3.1 Prosedur Pelaksanaan Siklus I ………………………….………. 41
3.3.1.1 Perencanaan …………………………………………...….. 41
3.3.1.2 Pelaksanaan .....................................................................
42
3.3.1.3 Pengamatan ……………………………………………...… 43
3.3.1.4 Refleksi …………………………..……………………….. 44
3.3.2 Prosedur Pelaksanaan Siklus II …………………………….…… 44
3.3.2.1 Perencanaan …………………………………..…………… 44
3.3.2.2 Pelaksanaan .....................................................................
44
3.3.2.3 Pengamatan ………….…………………………………… 45
xi
3.3.2.4 Refleksi ……………………….………………………….. 45
3.4 Metode Pengumpulan Data ………………………………………….. 45
3.4.1 Metode Dokumentasi …………………..……………………… 45
3.4.2 Metode Tes ………………………………..…………………… 46
3.4.3 Metode Observasi ……………………………..……………….. 46
3.5 Uji Kualitas Instrumen ………………………………...…………….
46
3.5.1 Validitas ……………………………………….....……………
47
3.5.2 Reliabilitas ………………………………………….………..… 48
3.5.3 Tingkat Kesukaran …………………………………………….
49
3.5.4 Analisis Daya Pembeda ………………………………………..
51
3.6 Metode Analisis Data …………………………………….………….
52
3.6.1 Analisis Data Kualitatif …………………………….………….. 53
3.6.2 Analisis Data Kualitatif ………………………….…………….. 53
3.7 Indikator Keberhasilan …………………………….…..…………….. 55
BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ………………………………………………………. 57
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ……………………………. 57
4.1.2 Kondisi Awal Siswa …………………………………………… 58
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus I ………………………...……………… 60
4.1.3.1 Perencanaan.............................……………………….…… 60
4.1.3.2 Pelaksana.........................................……………………… 60
4.1.3.3 Pengamatan......................………………..……………….. 62
4.1.3.3.1 Keterampilan Komunikasi Siswa Siklus I……….... 62
xii
4.1.3.3.2 Aktivitas Siswa Siklus I ………………………...... 72
4.1.3.3.3 Kinerja Guru Siklus I ………………………......… 80
4.1.3.3.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I ………………………. 83
4.1.3.4 Refleksi ……………………………………………..…… 84
4.1.4 Hasil Penelitian siklus II ……………………………..………… 86
4.1.4.1 Perencanaan ………………………………...……………. 87
4.1.4.2 Pelaksanaan ………………………………...…………….. 87
4.1.4.3 Pengamatan ………………………………………………. 89
4.1.4.3.1 Keterampilan Komunikasi Siswa Siklus II ………. 89
4.1.4.3.2 Aktivitas Siswa Siklus II ……….……………..…… 99
4.1.4.3.3 Kinerja Guru Siklus II…. ....................................... 106
4.1.4.3.4 Hisil Belajar Siswa Siklus II ................................. 108
4.1.4.4 Refleksi ……………………………...………………….. 109
4.1.5 Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II …………. 111
4.1.5.1 Keterampilan Komunikasi Siswa Siklus I dan Siklus II.... 111
4.1.5.2 Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ………………...… 113
4.1.5.3 Hasil Evaluasi Siklua I dan Siklus II ……………………. 115
4.1.5.4 Kinerja Guru Siklus I dan Siklus II .................................. 115
4.2 Pembahasan ....................................................................................... 116
4.2.1 Keterampilan Komunikasi ....................................................... 118
4.2.2 Aktivitas Siswa .......................................................................... 120
4.2.3 Kinerja Guru .............................................................................. 122
4.2.4 Hasil Belajar ............................................................................ 123
xiii
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan .................................................................................... 125
5.2 Saran .......................................................................................... 126
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 127
LAMPIRAN ..................................................................................................... 129
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Kemampuan Berkomunikasi ...................................................
2
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................
26
Tabel 3.1 Uji Coba Validitas Instrumen Penelitian ........................................
47
Tabel 3.2 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal ..........................................
50
Tabel 3.3 Hasil Analisis Daya Beda ................................................................
52
Tabel 4.1 Data Kemampuan Keterampilan Komunikasi ................................
63
Tabel 4.2 Keterampilan Komunikasi Kumulatif Siklus II .............................
71
Tabel 4.3 Data Kemampuan Berkomunikasi Siklus I .....................................
71
Tabel 4.4 Data Aktivitas Siswa Siklus I .........................................................
73
Tabel 4.5 Aktivitas Kumulatif Siswa Siklus I .................................................
80
Tabel 4.6 Kinerja Guru Siklus I ......................................................................
81
Tabel 4.7 Hasil Tes Evaluasi Siklus I .............................................................
83
Tabel 4.8 Data Keterampilan Komunikasi Siklus II .......................................
90
Tabel 4.9 Keterampilan Komunikasi Kumulatif Suklus II ............................. .
98
Tabel 4.10 Data Kemampuan Berkomunikasi Siklus II .................................
98
Tabel 4.11 Data Aktivitas Siswa Siklus II ...................................................... 100
Tabel 4.12 Aktivitas Kumulatif Siswa Siklus II ............................................. 105
Tabel 4.13 Kinerja Guru Siklus II ................................................................... 106
Tabel 4.14 Hasil Tes Evaluasi Siklus II .......................................................... 109
Tabel 4.15 Perbandingan Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I dan Siklus II 111
Tabel 4.16 Perbandingan Keterampilan Mendengarkan Siswa Siklus I dan
xv
Siklus II ............................................................................................................ 112
Tabel 4.17 Perbandingan Keterampilan Menulis Siswa Siklus I dan Siklus II 113
Tabel 4.18 Perbandingan Aktivitas Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II ........ 113
Tabel 4.19 Perbandingan Aktivitas Kognitif Siswa Siklus I dan Siklus II ..... 114
Tabel 4.20 Perbandingan Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II …………...… 115
Tabel 4.21 Hasil Peningkatan Keterampilan Komunikasi Siklus I
dan Siklus II. .................................................................................................... 119
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ......................................................................
39
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas .............................................
41
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Siswa ...................................................................... 130
Lampiran 2 Silabus… ...................................................................................... 132
Lampiran 3 Materi Pembelajaran .................................................................... 133
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.................... 141
Lampiran 5 Daftar Kelompok Siklus I............................................................ 146
Lampiran 6 Daftar Topik Diskusi Siklus I ...................................................... 147
Lampiran 7 Soal Evaluasi Siklus I .................................................................. 148
Lampiran 8 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ........................................ 152
Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ................................ 153
Lampiran 10 Lembar Pedoman Observasi Guru Siklus I ............................... 154
Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ............... 156
Lampiran 12 Daftar Kelompok Siklus II ........................................................ 162
Lampiran 13 Daftar Topik Diskusi Siklus II .................................................. 163
Lampiran 14 Soal Evaluasi Siklus II ............................................................... 164
Lampiran 15 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ..................................... 168
Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivtas Siswa Siklus II .............................. 169
Lampiran 17 Lembar Pedoman Observasi Guru Siklus II .............................. 170
Lampiran 18 Tabulasi Data Aktivitas Siswa Siklus I ..................................... 172
Lampiran 19 Tabulasi Data Aktivitas Siswa Siklus II .................................... 174
Lampiran 20 Data Aktivitas Per Aspek Siklus I dan Siklus II ....................... 176
Lampiran 21 Data Aktivitas Per Kategori Aspek Siklus I dan Siklus II ........ 177
xviii
Lampiran 22 Data Tabulasi Keterampilan Komunikasi Siklus I ................... 178
Lampiran 23 Data Tabulasi Keterampilan Komunikasi Siklus II ................... 180
Lampiran 24 Keterampilan Komunikasi Rata-rata Kumulatif Siklus I dan
Siklus II .................................................................................... 182
Lampiran 25 Keterampilan Komunikasi Per Aspek Siklus I ........................... 183
Lampiran 26 Keterampilan Komunikasi Per Aspek Siklus II ........................ 184
Lampiran 27 Keterampilan Berbicara Siklus I ............................................... 185
Lampiran 28 Keterampian Mendengar Siklus I .............................................. 187
Lampiran 29 Keterampilan Menulis Siklus I .................................................. 189
Lampiran 30 Keterampilan Berbicara Siklus II .............................................. 191
Lampiran 31 Keterampilan Mendengar Suklus II .......................................... 193
Lampiran 32 Keterampilan Menulis Siklus II ................................................ 195
Lampiran 33 Daftar Nilai Siklus I ................................................................... 197
Lampiran 34 Daftar Nilai Siklus II ................................................................. 199
Lampiran 35 Tabel Analisis Data Perhitungan Validitas, Daya Pembeda, Tingkat
Kesukaran, Reliabilitas Soal Uji Coba Instrumen .......................................... 201
Lampiran 36 Dokumentasi Penelitian ............................................................. 205
xix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan
Nasional
menyatakan
bahwa
pendidikan
merupakan
tenaga
profesional. Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesioanal mempunyai
visi terwujud penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip
profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama sebagai setiap warga negara
dalam memperoleh pendidikan yang bermutu.
Pendidikan berasal dari bahasa yunani “paedagogik”yang terbentuk dari
kata “pais”yang bearti anak dan ”again” yang bearti membimbing. Maka dari itu
arti kata dapat didefinisikan secara laksial bahwa pendidikan adalah bimbingan
atau pertolongan yang diberikan kepada anak oleh orang dewasa secara sengaja
agar anak menjadi dewasa. Dalam pengertian ini maka pendidikan adalah sarana
pewarisan keterampilan hidup sehingga keterampilan yang telah ada pada satu
generasi dapat dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi sesudahnya sesuai
dengan dinamika tantangan hidup yang dihadapi oleh anak (Purwanto, 2013:19).
Menurut Tim Dosen FIP IKIP Malang, dalam Purwanto (2013:19) menyatakan
bahwa pendidikan adalah “usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai
dengan nilai-nilai dalam masyarakan dan kebudayaan”. Menurut Zainal Aqib
(2009:13) menyatakan bahwa “penelitaian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu
1
2
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam
sebuah kelas”.
Selama
ini
pembelajaran
komunikasi
disekolah
masih
terkesan
konvensional. Guru masih menggunakan metode ceramah dan penugasan secara
tertulis. Kenyataan dilapangan tersebut, menjadi salah satu kendala dan hambatan
bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan berkomunikasi secara maksimal. Oleh
karena itu, diperlukan kerjasama antara guru dan siswa dalam pengolahan kelas
karena proses pembelajaran tidak akan lepas dari peran guru dan siswa, sehingga
siswa dapat berkomunikasi sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan pada mata pelajaran
menerima dan menyampaikan informasi, peneliti memperoleh data kemampuan
berkomunikasi dalam mata pelajaran komunikasi yang telah peneliti rekap pada
tabel berikut :
Tabel 1.1
Data Kemampuan Berkomunikasi
Kelas
X AP
Jumlah
Siswa
40
Keterampilan Berbicara
Sangat
Mampu
2
Mampu
3
Cukup
Kurang
Mampu
Mampu
17
19
Sumber (Data Hasil Observasi, 2013)
Pembelajaran komunikasi, dalam kelas masih banyak siswa yang kurang
terampil dalam menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Karena
mereka sudah terbiasa menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari
sehingga mereka merasa kaku dan rancu dalam penggunaan bahasa Indonesia
yang formal. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa hanya sedikit siswa
3
yang mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Dari tabel diatas dapat
diketahui hanya ada 2 siswa yang termasuk dalam katerogi sangat mampu, dan
hanya ada 3 siswa yang mampu berkomunikasi dengan baik, 17 siswa cukup
mampu, dan 19 siswa tidak mampu. Karena itu, keterampilan menerima dan
menyampaikan informasi pada siswa harus ditingkatkan agar hasil belajar siswa
juga dapat meningkat.
Keterampikan berkomunikasi merupakan keterampilan dasar yang harus
dipraktikkan. Titik tumpu pembelajaran bahasa bukan pada pengetahuan bahasa,
melainkan pada kemampuan menggunakan bahasa untuk keperluan komunikasi.
Dengan demikian, siswa dapat menerapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Faktor pengajar (guru) memegang peranan penting dalam pembelajaran.
Fungsi dan kedudukan pengajar didalam kelas tidak dapat digantikan oleh media
lain seperti televisi, internet, radio, dan lain-lain. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tidak sepenuhnya dapat menggantikan kedudukan pengajar, tetapi
sangat menunjang proses pembelajaran. Dengan kata lain, peran pengajar masih
dominan dalam kegiatan interaksi dikelas.
Pengajar bertugas sebagai fasilitator dan motivator belajar. Sebagai
fasilitator, pengajar berperan untuk memberi kemudahan belajar bagi siswa.
Tugas pengajar sebagai motivator, yaitu pengajar tidak hanya menyampaikan
materi pembelajaran, tetapi juga membimbing dan memberi motivasi siswa. Siswa
hendaknya selalu dirangsang untuk bertanya, berfikir kritis, dan mengemukakan
pendapat. Guru harus mampu mendorong siswa berfikir dan menciptakan situasi
agar siswa terdorong dan bersedia berbicara. Guru harus dapat menciptakan
4
lingkungan kelas yang kondusif dan menyenangkan, sehingga siswa merasa
nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran.
Kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi memerlukan
suatu keterampilan berbahasa dan berbicara, mendengar,menulis, dan membaca.
Dalam keterampilan tersebut yang diperhatikan adalah pilihan kata dan santun
berbahasa, kefokusan, kerapian tulisan dan sistematika yang jelas, serta ketelitian
dalam membaca yang mengakibatkan kelancaran dalam berbicara dan
berkomunikasi dengan orang lain. Namun disini peneliti akan menfokuskan pada
keterampilan bicara pada siswa. Dalam hal ini diperlukan faktor penunjang
efektifitas berbicara, yaitu faktor kebahasaan (verbal) dan nonkebahasaan
(nonverbal). Faktor kebahasaan (verbal) meliputi ketepatan ucapan, pilihan kata,
ketepatan sasaran pembicara, serta kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi.
Faktor nonkebahasaan (nonverbal) meliputi sikap, pandangan, kesediaan
menghargai pendapat, ketepatan gerak-gerak dan mimik wajah, kenyaringan
suara, kelancaran,relevansi atau penalaran, dan penguasaan topik.
Kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi, ada beberapa
indikator yang harus dicapai siswa. Indikator-indikator tersebut, adalah (1)
prosedur dan format yang relevan dapat diindentifikasi, (2) Tulisan draf,
disampaikan untuk mendapatkan persetujuan sesuai dengan batas watu, (3)
mendapatkan bantuan atau umpan balik agar keterampilan berkomunikasi dapat
dikembangkan. Penguasaan keterampilan berkomunikasi pada siswa kelas X di
SMK Muhammadiyah 1 Weleri belum maksimal. Hal itu sesuai dengan
5
keterangan yang diperoleh dari guru kelas X yang menyatakan bahwa tiap-tiap
indikator dalam kompetensi tersebut terdapat beberapa kelemahan.
Indikator yang pertama, yaitu siswa dituntut mampu mengidentifikasi
prosedur dan format yang relevan. Pada indikator ini, kelemahan yang dialami
siswa yaitu, kesulitan dalam memahami prosedur dan format yang benar dalam
suatu informasi. Siswa terkadang hanya mendengarkan atau membaca sekilas
mengenai informasi yang diberikan. Sehingga informasi yang didapatkan siswa
kurang menyeluruh kurang sesuai dengan informasi sebenarnya.
Indikator yang kedua, yaitu tulisan draf disampaikan untuk mendapatkan
persetujuan sesuai dengan batas waktu. Pada indikator ini, kelemahan yang
dialami siswa, yaitu kurangnya menguasai topik informasi sehingga saat
menuliskan suatu informasi banyak yang mengalami kesulitan disamping itu juga
sumber informasi yang kurang beragam membuat siswa kurang referensi
informasi mengenai topik yang akan dibahas. Selain itu juga masih banyak terlihat
siswa yang meniru pekerjaan temannya.
Indikator yang ketiga, siswa mendapatkan bantuan atau umpan balik agar
keterampilan berkomunikasi dapat dikembangkan. Kelemahan yang dialami siswa
pada indikator ini, yaitu kurang menguasai topik atau tema yang diberikan dan
kesulitan dalam mengungkapkan masalah dengan menggunakan bahasa Indonesia
seutuhnya karena pergaulan dirumah maupun disekolah, siswa yang bersangkutan
terbiasa menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu ketika
memberikan umpan balik siswa juga sering meniru komentar yang disampaikan
oleh temannya. Selain lemahnya siswa dalam pencapaian indikator, hal-hal yang
6
menyebabkan rendahnya keterampilan komunikasi adalah kurangnya rasa percaya
diri dan keberanian dalam mengungkapkan pendapat. Siswa lebih terbiasa
mengungkapkan pendapatnya dengan cara menulis dari pada diungkapkan secara
lisan. Kepercayaan diri dan keberanian tampil didepan kelas untuk berbicara
bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun temurun. Namun,
kemampuan berbicara secara formal memerlukan latihan dan pengetahuan atau
bimbingan yang intensif. Dalam rangka mencapai kompetensi dasar ini, maka
dalam penelitian tindakan kelas ini penulis menerapkan model pembelajaran think
pair share dengan metode diskusi kelompok.
Model pembelajaran think pair share merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk
berfikir, merespon, dan saling membantu satu sama lain. Kegiatan kelompok
kooperatif atau kolaboratif melibatkan sesama siswa bekerja bersama-sama. Kerja
kelompok akan mendorong keaktifan siswa dalam menghadapi secara langsung
pokok bahasan yang diajarkan serta bagaimana memecahkan masalah yang ada
(Trianto 2002:18).
Berdasarkan rincian yang sudah dijelaskan diatas diharapkan dengan
menggunakan model pembelajaran think pair share dapat menarik, memotivasi,
dan meningkatkan keterampilan siswa dalam menanggapi suatu persoalan. Oleh
karena
itu,
peneliti
akan
melakukan
penelitian
mengenai
peningkatan
keterampilan berkomunikasi dalam menerima dan menyampaikan pendapat secara
lisan dengan model pembelajaran think pair share pada siswa kelas X program
7
keahlian Administrasi Perkantoran SMK Muhammadiyan 1 Weleri Kabupaten
Kendal.
Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara yang dilakukan peneliti
seperti yang sudah peneliti jelaskan diatas, banyak faktor yang mempengaruhi
proses pembelajaran tersebut. Faktor yang mempengaruhi ada tiga, yaitu faktor
guru, siswa, dan sekolah. Faktor dari guru, diantaranya model pembelajaran yang
dipakai kurang menarik dan guru terlalu membatasi topik diskusi. Faktor dari
siswa, antara lain kesulitan dalam pemilihan kata, kurangnya kepercayaan diri,
kurangnya keberanian, dan kurang menguasai topik diskusi atau pembicaraan
yang akan disampaikan. Faktor dari sekolah, antara yaitu fasilitas dan sarana
pembelajaran yang kurang mendukung untuk melaksanakan pembelajaran
komunikasi secara maksimal.
Faktor dari guru yang pertama, yaitu metode pembelajaran yang dipakai
kurang menarik. Selama ini, guru masih menggunakan metode klasikal dalam
pembelajaran komunikasi. Salah satunya adalah metode ceramah dan penugasan
secara tertulis. Pada kenyataannya, metode tersebut kurang efektif dan tidak
sesuai untuk pembelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan
menyampaikan informasi. Siswa tidak mendapatkan pengalaman belajar dan
hanya mendapat teori, sehingga kompetensi yang diharapkan belum tercapai.
Salah satu cara untuk mengatasinya, yaitu dengan memperbaiki teknik
pembelajaran, karena keberhasilan sebuah pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
kreatifitas guru dalam mengelola kelas. Guru hendaknya membuat kelompokkelompok kecil agar siswa dapat berdiskusi mengenai apa yang akan mereka
8
sajikan didepan kelas, kemudian menyampaikan pendapatnya dengan nyaman dan
berani tanpa rasa takut, malu, dan grogi.
Faktor dari guru yang kedua, yaitu guru membatasi topik diskusi.
Seringkali guru membatasi topik diskusi atau pembicaraan pada siswa, walaupun
tidak sesuai dengan minat siswa. Hasilnya, pembelajaran yang berlangsung
kurang obtimal karena kurang memberi kebebasan kepada siswa untuk
mengungkapkan dan mengekspresikan gagasannya. Salah satu cara yang dapat
dilakukan guru untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan memberikan
beragam pilihan yang tidak asing bagi siswa dan menarik untuk didiskusikan.
Faktor dari siswa yang pertama, yaitu siswa mengalami kesulitan dalam
pemilihan kata. Hal ini terjadi karena siswa kurang terbiasa menggunakan bahasa
Indonesia. Selama ini, siswa sudah terbiasa menggunakan bahasa Jawa saat
berbicara dengan temannya. Oleh sebab itu, siswa harus dibiasakan berbicara
menggunakan bahasa Indonesia dengan guru ataupun dengan teman-teman
sebayanya. Minimal saat mata pelajaran bahasa Indonesia berlangsung, hal
tersebut dimaksudkan agar melatih siswa agar lancar berbahasa Indonesia.
Faktor dari siswa yang kedua, yaitu kurangnya kepercayaan diri. Siswa
merasa kurang percaya diri apabila ditunjuk untuk berbicara didepan kelas.
Masalah ini terjadi karena siswa kurang berlatih. Siswa merasa malu dan takut
untuk berbicara didepan kelas, sehingga guru harus menunggu sampai siswa
tersebut bersedia maju walaupn dengan kondisi gerogi. Oleh karena itu, guru
harus memotivasi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih berbicara
didepan kelas maupun dilingkungan sekitar dalam kehidupannya sehari-hari.
9
Faktor dari siswa yang terakir, yaitu kurangnya penguasaan topik yang
didiskusikan. Selama ini, pembelajaran komunikasi dalam menerima dan
menyampaikan informasi masih menggunakan metode ceramah. Oleh karena itu,
siswa kurang berfikir kreatif, sehingga topik diskusi kurang dikuasai. Penguasaan
topik yang baik akan menumbuhkan keberanian dan kelancaran dalam
menyampaikan informasi. Dengan demikian, topik ini sangat penting bahkan
merupakan faktor utama dalam penyampaian informasi.
Faktor dari sekolah, yaitu fasilitas dan sarana pembelajaran yang kurang
dibenahi. Fasilitas pembelajaran komunikasi, seperti tersedianya LCD disekolah
tetapi kondisinya kurang baik dan terbilang sangat terbatas. Sehingga fasilitas
yang ada kurang mendukung pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, guru
hendaknya kreatif dalam menciptakan kelas yang kondusif dan menyenangkan
agar proses pembelajaran komunikasi tetap berjalan dengan baik. Dan pihak
sekolah juga harus bersedia menganggarkan dana untuk perbaikan atau
pembaruan fasilitas dan sarana prasarana sekolah untuk kepentingan media
pembelajaran guna kelancaran proses belajar mengajar.
Kelemahan diatas merupakan suatu masalah strategi pembelajaran kelas
yang penting dan mendesak untuk dipecahkan. Sehingga pemilihan strategi
pembelajaran harus disesuaikan dengan sub pokok bahasan pembelajaran dan
karekteristik siswa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, sebagai alternatif
dapat diterapkan model pembelajaran think pair share.
Berdasarkan barbagai faktor penyebab yang muncul, maka permasalahan
yang peneliti bahas dalam laporan hasil penelitian ini adalah faktor dari guru,
10
yaitu mengenai model pembelajaran yang digunakan. Rendahnya keterampilan
komunikasi dalam menerima dan menyampaikan informasi pada kelas X program
keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Muhammadiyah 1 Weleri Kabupaten
Kendal direncanakan dapat diatasi dengan menggunakan model pembelajaran
think pair share.
Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti bermaksud mengadakan
penelitian dengan judul “Penerapan Model Think Pair Share untuk
Meningkatkan
Keterampilan
Komunikasi
pada
Kompetensi
Dasar
Menerima dan Menyampaikan Informasi DI SMK Muhammadiyah 1
Weleri”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Adakah peningkatan keterampilan komunikasi dan hasil belajar siswa
kelas X AP AMK Muhammadiyah 1 Weleri setelah mengikuti kompetensi
dasar menerima dan menyampaikan informasi mengunakan model
pembelajaran think pair share ?
2. Adakah peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru kelas X AP SMK
Muhammadiyah 1 Weleri setelah mengikuti kompetensi dasar menerima
dan menyampaikan informasi menggunakan model pembelajaran think
pair share?
11
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui adakah peningkatan keterampilan komunikasi dan hasil
belajar siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri setelah
mengikuti kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi
menggunakan model pembelajaran think pair share.
2. Untuk mengetahui adakah peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru
kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri setelah mengikuti kompetensi
dasar menerima dan menyampaikan informasi menggunakan model
pembelajaran think pair share.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu :
1.
Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi
penelitian pembelajaran komunikasi selanjutnya. Hasil yang dibahas
dalam penelitian ini dapat menjadi gambaran secara konseptual terhadap
guru untuk memberikan alternatif melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang kreatif dan menyenangkan bagi peserta didik.
2.
Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini bermanfaat memberikan umpan balik
bagi guru, siswa, sekolah, dan peneliti.
12
a.
Bagi Guru
Penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk mengadakan perbaikan
dalam pembelajaran komunikasi, sehingga pembelajaran dikelas lebih
menarik dan menyenangkan. Selain itu, dapat juga memberikan masukan
atau informasi
untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam
berkomunikasi.
b.
Bagi Siswa
Pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan model think pair share
ini akan memicu motivasi siswa untuk lebih aktif dan percaya diri dalam
menerima dan menyampaikan informasi didepan kelas, sehingga suasana
kelas akan menjadi lebih menyenangkan.
c.
Bagi Sekolah
Penelitian ini juga bermanfaat bagi sekolah, dengan adanya penelitian ini
pihak sekolah dapat mengembangkan model pembelajaran think pair
share untuk digunakan pada kompetensi dasar lainnya dan pada semua
mata pelajaran, tetapi harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi
disekolah. Model pembelajaran think pair share diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
d. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk melatih berfikir secara ilmiah dengan berdasarkan
pada disiplin ilmu yang diperoleh di bangku kuliah khususnya yang
berhubungan dengan penerapan model pembelajaran think pair share.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Konsep Dasar Belajar
2.1.1
Pengertian Belajar
Pengertian belajar dikemukakan oleh Slameto (2010:2) yang menyatakan
bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Perubahan
yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena
itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan
dalam arti belajar. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata
dalam seluruh aspek tingkah laku.
Belajar bukan hanya mengingat, “belajar adalah kegiatan individu
memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah
bahan belajar” (Mudjiono, 2006:295). Jadi belajar adalah suatu kegiatan individu
untuk memperoleh pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang belum dipelajari
setiap individu, dan ada suatu perubahan pada individu tersebut. Sebelumnya
tidak mengetahui dengan belajar jadi mengetahui.
Keterampilan
motorik
banyak
berhubungan
dengan
kesanggupan
menggunakan gerakan anggota badan, sehingga memiliki rangkaian urutan
13
14
gerakan yang teratur, luwes, tepat, cepat, dan lancar. “Keterampilan adalah
kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi
secara mulus dan sesuai dengan keahlian untuk mencapai hasil tertentu” Reber
dalam Muhibbin (2007:121). Karena keterampilan dibutuhkan keahlian dalam
melakukan kemampuan yang dimiliki setiap individu, karena keterampilan
tersebut harus menghilangkan karya yang tersusun rapi.
Melakukan gerakan mata dan tangan merupakan salah satu aspek belajar
keterampilan. “Aspek utama belajar motorik adalah terciptanya otomatisme
melakukan gerakan” (Sudjana, 2009:49). Belajar motorik merupakan kemahiran
intelektual dan sikap, sebab dalam belajar motorik bukan hanya menggerakan
anggota badan saja, tetapi sangat memerlukan pemahaman dan penguasaan yang
benar sesuai dengan prosedur yang harus dilakukan. Kegiatan belajar
keterampilan harus dilakukan secara tepat agar dapat memberikan hasil yang
maksimal. Perencanaan suatu proses belajar sangat diperlukan sehingga kegiatan
belajar akan lebih menyenangkan.
Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri
seseorang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi
antara seseorang dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, belajar dapat
terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah
belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang itu yang
mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
keterampilan, dan sikapnya (Arsyad, 2010:1).
15
2.1.2 Prinsip-prinsip Belajar
Setelah mempelajari uraian-uraian yang terdahulu, maka calon guru/
pembimbing seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar,
yaitu prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang
berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual.
Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto (2010:27) dibedakan menurut
situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap siswa secara individual dan
susunan tersebut adalah :
a.
Berdasarkan persyaratan yang diperlukan untuk belajar
1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi aktif,
meningkatkan
minat
dan
membimbing
untuk
mencapai
tujuan
instruksional.
2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat
pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
3. Belajar
perlu
lingkungan
yang
menantang
dimana
anak
dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
4. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
b.
Sesuai hakikat belajar
1. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
2. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.
16
3. Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian yang satu
dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang
diharapkan.
Stimulus
yang diberikan menimbulkan respon
yang
diharapkan.
c.
Situasi materi/ bahan yang harus dipelajari
1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memilih struktur,
penyajian
yang
sederhana,
sehingga
siswa
mudah
menangkap
pengertiannya.
2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan
tujuan instruksional yang harus dicapainya.
d.
Syarat keberhasilan belajar
1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar
dengan tenang.
2. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/
keterampilan/ sikap itu mendalam pada siswa.
Menurut Gagne dalam Winkel (2007:111) terdapat lima kategori belajar
yang disusun tidak berdasarkan suatu urutan hierarkis, dimana jenis belajar yang
satu menjadi landasan bagi jenis barang lainnya. Kelima kategori belajar yang
dikemukanan oleh Gagne adalah :
1.
Informasi Verbal (Verbal Information)
Maksudnya ialah pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat digunakan
dalam bentuk bahasa, lisan dan tertulis. Pengetahuan itu diperoleh dari
sumber yang menggunakan bahasa juga, lisan atau tertulis.
17
2.
Keterampilan Intelektual (Intellectual Skill)
Maksudnya ialah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkunagan hidup
dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, kususnya konsep dan
berbagai lambang/ simbol (huruf, angka, kata, gambar).
3.
Pengetahuan Kegiatan Kognitif (Cognitive Strategy)
Kemampuan ini merupakan suatu kemahiran yang berbeda sifat dengan
kategori kemahiran intelektual. Orang yang memiliki kemampuan ini, dapat
menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, kususnya jika
sedang belajar dan berfikir.
4.
Keterampilan Motorik (Motor Skill)
Orang yang memiliki keterampilan motorik, mampu melakukan serangkaian
gerak-gerik jasmani dalam urusan tertentu, dengan mengadakan koordinasi
antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu. Ciri khas dari
kemampuan motorik ialah otomatisme, yaitu rangkaian gerak-gerik
berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan supel, tanpa
dibutuhkan banyak refleksi tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa
diikuti urutan gerak-gerik tertentu.
5.
Sikap (Atitude)
Sikap merupakan kemampuan intelektual yang berperan sekali dalam
mengambil tindakan, lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk
bertindak. Orang yang memiliki sikap, kelas mampu untuk memilih secara
tegas diantara beberapa kemungkinan. Orang yang bersikap tertentu,
18
cenderung menerima atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian
terhadap objek itu, berguna/ berharga baginya atau tidak.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ada lima hal yang
berkaitan dengan belajar seseorang antara lain informasi ferbal, keterampilan
intelektual, pengetahuan kegiatan kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.
2.2 Pengertian Hasil Belajar
Proses pembelajaran akan memberikan suatu perubahan pada siswa yang
bisa dilihat dari hasil belajar. “Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar” (Anni, 2006 :5). Jadi
hasil belajar adalah suatu yang diperoleh setelah mengalami kegiatan belajar.
Kesimpulan Kingsley dalam Sudjana (2009:45) “membagi menjadi tiga macam
hasil belajar yaitu 1) keterampilan dan kebiasaan; 2) pengetahuan dan pengertian;
3) sikap dan cita”. Hasil belajar dapat dilihat dari perubahan siswa, keterampilan
semakin meningkat bertambahnya pengetahuan, sikap yang lebih baik.
Geirlach dan Elly dalam Rafa’i (2011:85) mengemukakan pengertian hasil
belajar sebagai berikut :
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik
setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan
perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik.
Oleh karena itu, apabila peserta didik mempelajari pengetahuan tentang
konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa
penguasaan konsep. Dalam peserta didik, perubahan perilaku yang harus
dicapai oleh peserata didik setelah melakukan kegiatan belajar dirumuskan
dalam tujuan peserta didik. Tujuan peserta didik merupakan deskripsi
tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang
menunjukan bahwa belajar telah terjadi.
Menurut Suprijono (2012:5) maksud dari hasil belajar adalah “pola-pola
perbuatan,
nilai-nilai,
pengertian-pengertian,
sikap-sikap,
apresiasi
dan
19
keterampilan”. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan
beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari
dalam diri orang yang belajar seperti kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan
motovasi, serta cara belajar. Sedangkan yang berasal dari luar dirinya yaitu seprti
lingkungan, sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi dapat
digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,
sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu (Slameto
2010:54-72).
a. Faktor Intern
Adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,
meliputi faktor jasmani, psikologi, dan kelelahan. Faktor jasmani terdiri
dari kesehatan yaitu proses belajar seseorang akan terganggu jika
kesehatan seseorang terganggu. Faktor psikologis terdiri dari intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. Faktor kelelahan,
siswa dapat belajar dengan baik harus menghindari jangan sampai terjadi
kelelahan dalam belajarnya.
b. Faktor Ekstern
Adalah faktor yang ada diluar individu, faktor yang berpengaruh
pada belajr dapat dikelompokan menjadi 3 faktor yaitu : faktor keluarga,
faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga terdiri dari cara
orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
Fator sekolah terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa denga siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, dan metode
belajar. Faktor masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat,
mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
Berdasarkan beberapa pengertian hasil belajar, maka dapat disimpulkan
bahwa maksud dari hasil belajar adalah hasil pencapaian peserta didik yang
berupa perubahan tingkah laku yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa
20
dan faktor dari luar diri siswa. Pernyataan tentang apa yang diinginkan pada diri
peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman belajar. Hasil belajar komunikasi
dengan menggunakan model think pair share dapat dilihat dari perubahan
kelancaran berbahasa dan berbicara siswa dalam menyampaikan informasi
melalui beberapa sumber media informasi yang telah dijadikan sumber informasi.
Sehingga hasil belajar akan terlihat secara otomatis.
2.3 Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR)
dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Namanya sendiri
sebetulnya sudah menunjukan isi yang terkandung didalamnya. Menurut
ZainalAqib (2009:12) dalam bukunya Penelitian Tindakan Kelas ada tiga kata
yang membentuk pengertian tersebut, yaitu:
a. Penelitian yaitu merupakan kegiatan mencari suatu obyek, menggunakan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat
dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan yaitu sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus
kegiatan.
c. Kelas merupakan tempat sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru. Batasan yang ditulis
untuk pengertian tentang kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk
melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahami secara luas oleh umum
dengan “ruangan tempat guru mengajar”. Kelas bukan wujud ruangan
tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar, kelompok orang
yang sedang belajar dapat kerja dilab, lapangan oleh raga, workshop dan
lain-lain.
Menurut Jean Mc Niff (via Suroso 2009:29) dalam buku Menyusun
Penelitian Tindakan Kelas (Acep Yoni, 2012: 7) menyatakan bahwa “Penelitian
Tindakan Kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru
21
sendiri”. Menurut Suharsimi (2006:3) menyatakan bahwa “penelitian tindakan
kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan”. Dengan demikian penelitian tindakan kelas merupakan salah satu
cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan
pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran dikelas atau
peningkatan kualitas program secara keseluruhan (Suharsimi, 2006:4).
2.3.1
Medel Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran
ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan
memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.
Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan
masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompk
sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto, 2009:56).
Pada dasarnya pembelajaran kooperatif merupakan suatu sikap atau perilaku
bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur bekerja
sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana
keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota
kelompok itu sendiri. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar
dalam kelompok.
Belajar kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk belajar dan
bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Sebagai tambahan, belajar
kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat
22
dicapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi
(Slavin, 1995) dalam Trianto (2009:57). Sedangkan Johnson dan Johnson (1994)
menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan
belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara
individu maupun secara kelompok.
Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, terdapat
bebrapa variasi dari model tersebut. Setidak-tidaknya ada empat pendekatan yang
seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan
model pembelajaran kooperatif. Yaitu STAD, JIGSAW, TGT, Investigasi
Kelompok, Pendekatan Struktur yang meliputi Think Pair Share (TPS) dan
Numbered Head Together (NHT). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
model kooperatif tipe think pair share (TPS).
2.3.2
Model Pembelajaran Think Pair Share
Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi
siswa. Strategi ini pertama kali dikembangkan oleh Flang Lyman dan kolegannya
di Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa
think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk mengendalikan kelas
secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat
memberi siswa lebih banyak waktu berfikir, untuk memproses dan saling
membantu (Trianto, 2009:132).
Model pembelajaran ini dikembangkan untuk membangun kelas sebagai
komunikasi belajar yang menghargai semua kemampuan siswa. Hal ini
23
disebabkan model pembelajaran think pair share semua siswa dituntut untuk
mengemukakan pendapatnya sesuai dengan apa yang mereka pahami. Dengan
adanya model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatakn hasil belajar
siswa.
Menurut pendapat La Iru (2012: 60) dalam melaksanakan model
pembelajaran think pair share terdiri dari tiga fase, yaitu:
1. Berpikir (thinking) yaitu guru mengajukan pertanyaan atau masalah
yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan
waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah.
Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan
bukan bagian berpikir.
2. Berpasangan (pairing) selanjutnya guru meminta siswa untuk
berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh.
Interaksi selama waktu yang diberikan dapat menyatukan jawaban jika
suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila
suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru
memberi waktu tidak lebih dari 4 menit untuk berpasangan.
3. Berbagi (sharing) pada langkah akhir, guru meminta pasanganpasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka
bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke
pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan
mendapat kesempatan untuk melaporkan.
Tahapan model pembelajaran think pair share ini guru meminta siswa
untuk memikirkan suatu topik, berpasangan dengan siswa lain, dan untuk
kemudian berbagi ide dengan seluruh kelas. Dalam pembelajaran ini ada bebrapa
kelebihan dan kelemahannya. Menurut Ibrahim, dkk (2000:6) kelebihannya
adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan model
pembelajaran think pair share menurut siswa menggunakan waktunya
untuk mengerjakan tugas atau permasalahan yang diberikan guru
diawal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu memahami sub
pokok bahasan dengan baik sebelum menyampaikan pada pertemuan
berikutnya.
24
b. Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran think pair share
diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga
hasil belajar siswa lebih baik.
c. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran,
model think pair share akan lebih menarik dan tidak monoton.
d. Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model pembelajaran
konvensional siswa yang aktiv dikelas hanyalah siswa tertentu yang
benar-benar rajin dan cepat menerima materi yang disampaikan guru,
sedangkan siswa lain sebagai pendengar. Dengan pembelajaran think
pair share dapat diminimalisir sebab semua siswa terlibat dengan
permasalahan yang diberikan oleh guru.
e. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam pembelajaran belajar
mengajar yaitu diraih oleh siswa. Dalam model pembelajaran think
pair share perkembangan hasil belajar siswa diidentifikasi secara
bertahap, sehingga pada akhir pembelajaran hasil diperoleh lebih
optimal.
f. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem
kerjasama diterapkan untuk bekerjasama dalam tim sehingga dapat
menerima bila pendapatnya tidak diterima.
Kelemahan model pembelajaran think pair share adalah “pembelajaran
yang baru diketahui, kemudian yang dapat timbul adalah sejumlah siswa bingung,
sehingga kelihatan tidak percaya diri, dan saling mengganggu antar siswa”
(Ibrahim, 2000:8).
2.3.3
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dideskripsikan sebagai cara yang digunakan guru,
yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan
tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat
implementatif. Dengan perkataan lain, metode yang dipilih oleh masing-masing
guru adalah sama, tetapi mereka menggunakan teknik yang berbeda (Hamzah,
2009: 2).
25
Pengertian Metode pembelajaran menurut Helmiati (2012: 57) adalah
“Prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam
pencapaian tujuan pembelajaran”. Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran
merupakan jabatan dari pendekatan. Suatu pendekatan dapat dijabarkan dalam
berbagai metode pembelajaran yang difokuskan kepencapaian tujuan. Ada
beberapa metode yang selama ini telah dikenal seperti metode ceramah, tanya
jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen, karya wisata, dan seterusnya. Dari
berbagai macam metode yang ada peneliti menggunakan metode diskusi untuk
menunjang proses pembelajaran.
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dirikan oleh suatu
keterkaitan pada suatu topik atau pokok pertanyaan atau masalah dimana para
peserta diskusi berusaha untuk mencapai suatu keputusan atau pendapat yang
disepakati bersama maupun pemecahan terhadap suatu masalah dengan
mengemukakan sejumlah data dan argumentasi (Helmiati, 2012:66).
Menurut Trianto (2009:121) diskusi yaitu “interaksi antar siswa dan siswa
atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau
memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Tetapi yang perlu dipahami,
bahwa diskusi merupakan titik sentral dalam suatu aspek pembelajaran, maka
diskusi kelas merupakan pendekatan yang berbeda dalam suatu pembelajaran.
Dengan kata lain, interaksi antar siswa-guru, siswa-siswa dalam proses
pembelajaran sangat ditentukan oleh bagaimana proses diskusi kelas optimalisasi.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan anak
26
dalam pemecahan konsep dan keterampilan memecahkan suatu masalah
(Helmiati, 2012: 66).
2.4 Penelitian Terdahulu
Menurut Suharsimi (2006:44), mejelaskan didalam mengadakan studi
pendahuluan mungkin ditemukan bahwa orang lain sudah berhasil memecahkan
masalah yang ia ajukan sehingga tidak ada lagi gunanya ia berusaha meneliti.
Mungkin juga ia mengetahui hal-hal yang relevan dengan masalahnya sehingga
memperkuat keinginan untuk meneliti karena justru orang lain masih
mempermasalahkannya. Dengan adanya penelitian terdahulu maka dapat
menghemat tenaga dan biaya, selain itu calon peneliti dapat menjadi lebih jelas
permalahannya.
Dari pendapat diatas maka peneliti mengumpulakan penelitian-penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan sebagai
referensi. Dari penelitian terdahulu dapat dirinci pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
N
Judul
o
Penelitaian
1
Peneliti
Variabel Penelitian
Bebas
Terikat
Hasil
Belajar
Efect of
Peni
Cooperative Students
Penerapan
Implamentatio
Arianti
learning on Learning
model
n Cooperative
(2011)
Think Pair Achievement
pembelajaran
Learning on
Shaire
kooperatif
Think Pair
(TPS)
tipe Think
Share Type
Pair Shaire
(TPS) Towards
(TPS)
Students
memberikan
27
Learning
pengaruh
Achievement of
yang
Class X at
signifikan
SMA NEGERI
terhadap
8
hasil belajar
SURAKARTA
ranah afektif
dan ranak
psikomotor
tetapi tidak
memberikan
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
hasil belajar
kognitif siswa
2
Optimalisasi
Aninditya
Strategi
Meningkatka
Strategi
Sri
Cooperative n Kompetensi
penelitian
Cooperative
Nugraheni
Learning
menyimpulak
Berbicara
Hasil
Learming
an terdapat
Think Pair
peningkatan
Share (TPS)
kualitas
Untuk
pembelajaran
Meningkatkan
(baik secara
Kompetensi
proses
Berbicara
maupun
Siswa Kelas V
hasil) pada
MI
keterampilan
berbicara
siswa kelas V
Madrasah
28
Ibtidaiyah
Pucangan,
Kartasura,
Sukoharjo
3
CETLs:
Nik Azlina
Think Pair
Collaborative Hasil
Supporting
(2010)
Share
Activities
penelitian
Techniquies
(CETLs)
menyebutkan
Collaborative
Activities
bahwa ada
Among
peningkatan
Students and
hasil belajar
Teachers
dengan
Through the
pembelajaran
Use of Think
kooperatif
Pair Share
menggunaka
Techniques
n pendekatan
think pai
share.
4
Penerapan
Nina
Penerapan
Meningkatka
Hasil
Think Pair
Septiana
Think Pair
n Hasil
penelitian
Share (TPS)
dan Budi
Share
Belajar
menyatakan
dalam
Handoyo
bahwa
pembelajaran
aktivitas
Kooperatif
belajar siswa
untuk
setelah
Meningkatkan
penerapan
Prestasi
TPS dalam
Belajar
pembelajaran
Geografi
koooperatif
mengalami
29
peningkatan.
Berdasarkan penelitian terdahulu pada tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa dengan menggunakan model pembelajaran think pair share dapat
meningkatkan hasil belajar. Sehingga peneliti meyakini bahwa penelitian ini akan
berhasil karena telah didukung oleh beberapa penelitian terdahulu yang
menyatakan berhasil menggunakan medel pembelajara think pair share.
2.5
Teori Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, communication yaitu sama
makna. Maksudnya komunikasi terjadi jika antara orang-orang yang terlibat ada
kesamaan makna mengenai sesuatu yang disampaikan ( Euis Honiatri, 2004:13).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan balai pustaka, 2002, komunikasi
adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Beberapa pengartian komunikasi menurut para ahli, antara lain sebagai
berikut:
30
1. Menurut Mc. Farland, dalam buku Administrasi Perkantoran Modern
karya The Liang Gie, komunikasi adalah proses interaksi atau hubungan
saling pengertian satu sama lain antara manusia.
2. Menurut Keith Davis, dalam bukunya Human Relation at Work,
komunikasi adalah proses jalur informasi dan pengertian dari seseorang ke
orang lain.
3. Menurut Dr. Phil Astrid S. Susanto, dalam bukunya Komunikasi dalam
Teori dan Praktik, komunikasi adalah proses pengoperan lambinglambang yang mengandung arti.
4. Menurut Colin Cherry seseorang ahli kognitif dari inggris, dalam bukunya
On Human Communication (1957), komunikasi adalah sebuah proses di
mana setiap pihak saling menggunakan informasi dengan tujuan untuk
mencapai pengertian yang sama tentang masalah yang penting bagisemua
pihak.
5. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi adalah
pengiriman pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang
tepat, sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi dapat
pula bearti hubungan atau kontak.
6. Dalam Ensiklopedia Administrasi, komunikasi adalah suatu proses
penyampaian ide dari sumber berita ke satu tempat tujuan.
7. Dalam Kamus Administrasi Perkantoran, komunikasi adalah penyampaian
warta yang mengandung macam-macam keterangan dari seseorang kepada
orang lain.
31
Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu proses kegiatan penyampaian
warta/pesan/informasi yang mengandung arti dari satu pihak kepada pihak lain
dalam usaha untuk mendapatkan saling pengertian. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari komunikasi adalah untuk mendapatkan saling
pengertian (Endang Sri R, 2011:8).
2.6
Kurikulum dan Kompetensi Dasar Menerima dan Menyampaikan
Informasi
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan
bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidiakan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dasar yang dikembangkan
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (Mulyasa, 2009:19).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah ide tentang
pengembangan kurikulum yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah
dan satuan pendidikan (Mulyasa, 2009:21). Pengembangan KTSP dilakukan oleh
guru, kepala sekolah, serta komite sekolah dan dewan pendidikan.
Secara khusus tujuann diterapkannya KTSP adalah untuk:
1).
Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, pengelolaan dan memberdayakan sumberdaya yang
tersedia. 2). Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
32
keputusan bersama. 3). Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan
pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai (Mulyasa, 2009:22)
Mata diklat komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan
informasi merupakan materi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) SMK Muhammadiyah 1 Weleri Kabupaten Kendal kelas X dengan
Standar Kompetensi “Mengaplikasikan Keterampilan dasar Komunikasi” dengan
kompetensi dasar sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi Proses Komunikasi, 2)
Menerima dan Menyampaikan Informasi, 3) Memilih Media Komunikasi, materi
yang dipelajari adalah media komunikasi, fungsi media komunikasi, macammacam media komunikasi. Komunikasi merupakan salah satu keterampilan yang
sangat penting dimiliki oleh setiap siswa SMK, terutama pada jurusan
Administrasi Perkantoran, karena pada dasarnya siswa AP dituntut untuk dapat
berkomunikasi dengan baik ketika magang ataupun setelah lulus dari SMK. Jika
setiap siswa menguasai keterampilan komunikasi secara lisan maupun tertulis
akan memudahkan ketika dia berada ditempat kerja yang sebenarnya. Oleh sebab
itu, sangatlah penting lulusan SMK memiliki keterampilan berkomunikasi dengan
baik. Dengan mempelajari materi komunikasi peserta didik akan lebih memahami
pentingnya berkomunikasi dengan baik yang dapat juga diterapkan pada
kehidupan mereka sehari-hari.
Mata
pelajaran
komunikasi
kompetensi
dasar
menerima
dan
menyampaikan informasi memiliki beberapa aspek yang berkaitan dengan
keterampilan komunikasi yaitu meliputi keterampilan berbicara, keterampilan
mendengarkan, dan keterampilan menulis.
33
Keterampilan berbicara adalah suatu hal yang penting dan perlu dikuasai
oleh seseorang yang berkarir sebagai pengajar, tenaga penjual, konsiltan, atau
menduduki jabatan-jabatan yang dalam kesehariannya memerlukan ketrampilan
berkomunikasi atau berbicara dengan orang lain. Baik untuk menjual gagasan/ide
kepada atasan, rekan, ataupun pelanggan, member penjelasan/instruksi kerja (Sri
Endang R, 2004:40).
Keterampilan berbicara memiliki beberapa ketuntuan penilaian dari faktor
verbal dan non verbal. Faktor verbal meliputi ketepatan ucapan, pilihan kata,
ketepatan sasaran pembicara, kesesuaiantekanan volume, nada, sendi, dan durasi.
Sedangkan untuk faktor non verbal meliputi sikap, pandangan, kesediaan
menghargai pendapat, ketepatan gerak-gerak dan mimik wajah, kenyaringan
suara,
kelancaran,
relevan/penalaran,
dan
penguasaan
topik
(Euis
Honiatri,2004:44).
Keterampilan mendengarkan merupakan aspek komunikasi yang penting,
karena merupakan kebutuhan seseorang dalam berinteraksi dan akan selalu
melakukan komunikasi dengan orang lain, sebab jika semua ingin berbicara dalam
rangka bertukar informasi , tidak aka nada orang yang mendengarkan, dengan
demikian harus ada yang berbicara dan ada yang mendengarkan. Seseorang
menjadi pendengar yang baik, akan mampu membangun ruang dialog yang sehat
dan produktif.
Keterampilan mendengarkan membutuhkan waktu dan proses serta
diperlukan latihan-latihan. Cara meningkatkan keterampilan mendengarkan yaitu:
34
1. Berikan orang lain kesempatan berbicara, memberikan kesempatan orang
lain untuk berbicara paling tidak separuh dari seluruh waktu yang
disampaikan untuk berbicara. Sebagai pembicara tidak boleh mendominasi
seluruh pembicaraan.
2. Berikan perhatian penuh, berusaha tetap fokus pada apa yang tengah
dibicarakan berikan perhatian penuh dan tidak perlu merasa terganggu
oleh penampilan atau gangguan percakapan orang lain di sekitar.
Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
ssangat penting dalam aspek kehidupan sehari-hari, tidak hanya dilingkungan
kerja, tetapi juga penting dalam kehidupan di masyarakat, karena dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tidak dengan tatap muka dengan
orang lain serta untuk mengekspresikan gagasan, pemikiran, pendapat,dan
perasaan yang dimiliki orang (Sri Endang, 2011:38).
Menurut Sri Endang (2011:39) keterampilan menulis harus selalu
memperhatikan aspek- aspek yang sesuai dengan standar tulisan yang baik dan
mebar, yaitu meliputi:
1. Kejelasan penulisan, tulisan yang akan ditulis harus selalu diperhatikan
tentang kejelasan tulisan, karena tulisan tersebut juga akan dibaca oleh
orang lain, sehingga tulisan yang baik harus terlihat rapid an sebagai
pembaca tidak kesusahan dalam membaca tulisan yang dituliskan.
2. Adnya pesan, penyampain pesan dalam suatu tulisan sangat bermanfaat
bagi pembacam, sehingga pembaca akan menemukan sisi positif dari suatu
tulisan.
35
3. Sistematika tulisan, runtutan penulisan harus sesuai dengan urutan yang
akan disajikan dalam tulisan, karena hal tersebut akan memudahkan
pembaca dalam memahami isi tulisan.
Berdasarkan teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan
komunikasi yaitu meliputi keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan,
dan keterampilan menulis. Sehingga teori tersebut dijadikan peneliti sebagai
landasan penilaian dalam meneliti peningkatan keterampilan komunikasi di SMK
Muhammadiyan 1 Weleri.
2.7 Kerangka Berfikir
Keterampilan berkomuniaksi dalam menerima dan menyampaikan
informasi pada siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri Kabupaten
Kendal belum memuaskan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor
dari guru, siswa, dan sekolah. Salah satu faktor yang berpengaruh yaitu dari guru,
penggunaan model pembelajaran yang masih monoton, kurang bervariasi yang
masih mengandalkan pembelajaran berceramah, dan kurang melibatkan siswa
dalam proses pembelajaran.
Upaya untuk mengatasi hal tersebut, penulis menerapkan model
pembelajara think pair share. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share
merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan pada kompetensi dasar
menerima dan menyampaikan informasi, karena kompetensi dasar tersebut
menuntut siswa untuk lebih aktif. Sehingga siswa dapat berlatih berpikir dan
merespon serta saling membantu satu sama lain. Model pembelajaran ini
memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan
36
orang lain. Keunggulan lain dari pembelajaran kooperatif ini adalah optimalisasi
partisipasi siswa.
Model pembelajaran ini dipilih oleh penulis karena metode ini dapat
membantu siswa dalam bepikir kritis ketika melihat suatu masalah, sehingga
siswa dapat memberikan pendapat dan saran pemecahan tentang masalah yang
diamati. Materi pembelajaran yang digunakan dalam model pembelajaran think
pair share tidak terbatas pada materi satu buku saja, tetapi juga dapat bersumber
dari masalah-masalah yang terdapat didalam lingkungan sekitar. Masalah yang
terdapat didalam lingkungan sekitar memberikan efek bagi pembacanya. Efek
inilah yang nantinya dijadikan ide dalam memberikan saran pemecahan bagi
siswa.
Penerapan model pembelajaran think pair share cocok digunakan pada
pembelajaran kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi. Materi
tersebut selain bersifat teoritis juga aplikatif dimana siswa dituntut untuk dapat
memahami informasi yang diterima dan untuk kemudian disampaikan, informasi
yang berbobot adalah informasi yang tepat untuk disampaikan kepada siswa lain.
Penggunaan model pembelajaran ini memudahkan guru untuk mengatur siswa.
Model think pair share jumlah pasangan masing-masing dua orang, sehingga
meminimalisir siswa yang tidak aktif dan gaduh.
Langkah-langkah model think pair share 1. Think (berpikir secara
individual). Pada tahap think, guru mengajukan suatu pertanyaan yang dikaitkan
dengan pelajaran, dan siswa diminta untuk berpikir secara mandiri. Kelebihan dari
tahap ini adalah adanya “think time” atau waktu berpikir yang memberikan
37
kesempatan kepada siswa untuk berfikir. 2. Pair (berpasangan dengan teman
sebangku), guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai
apa yang telah dipikirkan. Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan
jawaban bersama. 3. Share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh
kelas) pada langkah ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi
hasil pemikiran mereka dengan pesangan lain atau dengan seluruh kelas.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, bagan kerangka berfikir dapat
digambarkan sebagai berikut :
38
Guru
1. Metode Pembelajaran
yang dipakai hanya
metode konfensional
(ceramah).
2. Guru membatasi topik
diskusi.
Siswa
1. Siswa Kesulitan
dalam pemilihan kata
2. Kurangnya percaya
diri pada siswa
3. Kurangnya
penguasaan topik
yang didiskusikan
Keterampilan Berbicara
Verbal: Kelancaran berbicara, ketepatan pilihan
kata dan tata bahasa, ketepatan penekanan suara,
nada dan durasi.
Nonverbal: Sikap tenang dan tidak kaku, cara
berdiri dan sikap badan, gerakan kepala, ekspresi
muka, gerakan kepala, ekspresi muka,
pandangan mta, dan gerak badan/ gesture
Kompetensi Dasar
Menerima dan
Menyampaikan Informasi
Materi ini menuntut siswa
untuk lebih aktif dalam
penyampaian
informasi
maupun tanggapan terhadap
informasi yang diterima
Keterampilan
Menulis
- Memberikan
kesempatan
berbicara pada
orang lain
- Fokus
memperhatikan
orang lain
berbicara
Keterampilan
Menulis
Kerapian dan
kejelasan
tulisan,
penyampaian
pesan,
penalaran
isi
tulisan.
Penerapan Model Think Pair Share
Langkah-langkah Pembelajaran Think Pair Share
1. Think (berfikir secara Gambar
individual).
Pada tahapBerfikir
think , guru mengajukan suatu
2.1 Kerangka
pertanyaan yang kaitannya dengan pembelajaran, dan siswa diminta untuk berfikir
secara mandiri.
2. Pair (berpasangan dengan teman), guru meminta siswa untuk berpasangan dan
mendiskusikan topik yang telah diberikan yang telah difikirkan secara individual.
3. Share (berbagi informasi dengan pasangan lain atau seluruh kelas) pada langkah ini
guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi hasil satu pemikiran
mereka dengan pasangan lain atau seluruh audien kelas.
Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi dan Hasil Belajar
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
39
Gambar 2.2 Kerangka berfikir menerangkan penerapan model think pair
share dapat meningkatkat keterampilan berkomunikasi, siswa kelas X AP SMK
Muhammadiyah 1 Weleri Kabupaten Kendal pada mata pelajara komunikasi
kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi.
2.8
Hipotesis
1. Ada peningkatan keterampilan komunikasi dan hasil belajar siswa kelas X
AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri setelah mengikuti pembelajaran pada
kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi menggunakan
model pembelajaran think pair share.
2. Ada peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru kelas X AP SMK
Muhammadiyah 1 Weleri setelah memgikuti pembelajaran pada
kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi menggunakan
model pembelajaran think pair share.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Weleri yang beralamat
di Jalan KH. A. Dahlan 46 Weleri Kabupaten Kendal Jawa Tengah. SMK
Muhammadiyah 1 Weleri memiliki tiga kelas jurusan Administrasi Perkantoran,
yaitu kelas X, XI, dan XII. Subjek penelitian ini adalah pada kelas X jurusan
Administrasi Perkantoran yang berjumlah 40 siswa. Berdasarkan hasil observasi
awal yang dilakukan peneliti terlihat hasil skor keterampilan komunikasi siswa
dalam kompetensi dasar menerima dan meyampaikan informasi sangat rendah
yang berdampak pada nilai hasil belajar siswa.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Jean
Mc Niff (via Suroso 2009:29) dalam buku Menyusun Penelitian Tindakan Kelas
(Acep Yoni, 2012: 7) menyatakan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas merupakan
bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri”. Menurut Suharsimi
(2006:3) menyatakan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan”. Dengan demikian
penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru
untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan pendidikan yang harus
diselenggarakan dalam konteks pembelajaran dikelas atau peningkatan kualitas
program secara keseluruhan (Suharsimi, 2006:4).
39
40
3.2
Faktor yang Diteliti
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah faktor siswa, faktor, guru,
dan faktor keterampilan komunikasi pada siswa. Yang rinciannya sebagai berikut:
1.
Faktor siswa
Kegiatan belajar dengan menggunakan model pembelajaran think pair share,
peneliti
ingin
mengetahui
seberapa
besar
persentase
peningkatan
keterampilan siswa dalam berkomunikasi.
2.
Faktor guru
Materi pembelajaran yang disiapkan dan strategi pembelajaran yang
diterapkan oleh guru, aktivitas guru dalam melakukan pembelajaran dengan
menggunakan model think pair share apakah sudah sesuai dengan langkahlangkah yang ditulis pada rencana pembelajaran.
3.
Faktor keterampilan siswa
Keterampilan berkomunikasi siwa pada mata pelajaran komunikasi
kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi yang dicapai
setelah diberikan model think pair share, apakah sudah meningkat atau
belum.
3.3
Rencana Penelitian
Tahap perencanaan ini peneliti melakukan kegiatan membuat perencanaan
pembelajaran. Dengan adanya perencanaan, tindakan pembelajaran yang
dilakukan akan lebih bermakna, terarah, dan sistematis. Penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas atau clssroom action research. Menurut Suharsimi
41
(2009:3) “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu perencanaan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama”.
Suharsimi (2009:16) menjelaskan bahwa ada beberapa ahli yang
mengemukakan model penelitian tindakan kelas dengan bagan yang
berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun model
dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus namun
jika dalam kedua siklus ini belum terjadi peningkatan sesuai yang diharapkan atau
sesuai kriteria keberhasilan sehingga dilaksanakan siklus berikutnya.
3.3.1
Pelaksanaan Siklus I
3.3.1.1 Perencanaan
Kegiatan perencanaan terdiri dari kegiatan identifikasi masalah dan
formasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan. Kemudian setelah langkahlangkah persiapan dilakukan maka akan masuk pada tahap perencanaan yaitu
tahap mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelanjaran.
42
Tahap persiapan ini berupa kegiatan guru menanyakan kabar siswa, memberikan
penjelasan yang akan dilaksanakan, dan manfaaat yang diperoleh siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Langkah-langkah persiapan yang
dilakukan meliputi:
a.
Pembuatan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
Komunikasi
kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi.
b.
Mempersiapkan keperluan yang dibutuhkan seperti memilih beberapa tema
informasi yang akan diberikan kepada siswa secara acak.
c.
Membuat lembar observasi mengenai kemampuan komunikasi siswa dalam
pembelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan
informasi.
d.
Mempersiapkan lembar soal beserta lembar jawaban tes evaluasi hasil belajar.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
menggunakan model think pair share diakhir siklus I.
e.
Mempersiapkan tema baru yang akan digunakan peneliti untuk pertemuan
berikutnya.
3.3.1.2 Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan, yaitu tahap melakukan kegiatan pembelajaran
menerima dan menyampaikan informasi pada mata pelajaran komunikasi. Tahap
ini meliputi beberapa bagian, antara lain:
a.
Guru memberikan contoh komunikasi yang baik dalam menerima dan
menyampaikan informasi dengan memperhatikan aspek isi informasi, cara
berbicara dan penggunaan bahasa.
43
b.
Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang pembelajaran komunikasi
kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi.
c.
Guru memberikan tema atau topik informasi yang sesuai dengan materi yang
sedang dipelajari.
d.
Setiap siswa diminta untuk mengidentifikasi tema atau topik tersebut secara
mandiri untuk beberapa saat, sesuai rentang waktu yang diberikan oleh guru.
e.
Setiap siswa diminta untuk berpasangan dengan siswa lain sesuai absen atau
dengan teman sebangku atau secara acak, untuk dapat mendiskusikan isi
informasi dari permasalahan yang telah dipikirkan.
f.
Guru memimpin diskusi kelas, kemudian tiap pasangan mengemukakan hasil
diskusi tersebut didepan kelas kepada teman-teman yang lain.
g.
Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah
materi yang belum diungkap siswa, disini guru bertugas memberi penguatan
dan menyimpulkan materi yang telah didiskusikan.
h.
Guru menutup kegiatan belajar mengajar.
3.3.1.3 Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian adalah pembelajaran model
think pair sshare untuk mengetahui keterampilan komunikasi pada siswa. Tahap
ini peneliti mengamati aktivitas siswa dalam mendengarkan dan memberikan
umpan balik terhadap respon yang diberikan oleh guru serta menilai hasil praktik
berkomunikasi dengan model think pair share.
44
3.3.1.4 Refleksi
Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan dan tes. Refleksi pada
siklus I dilaksanakan setelah pengamatan selesai. Selanjutnya, hasil refleksi ini
digunakan untuk mengetahui berhasil tidaknya yang dilakukan dan untuk menarik
kesimpulan yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki
perencanaan ulang pada siklus II.
3.3.2
Prosedur Penelitian Siklus II
Pelaksanaan siklus II sama seperti siklus I. Hasil yang diperoleh pada
siklus I digunakan sebagai refleksi untuk menindak lanjuti pelaksanaan penelitian
pada siklus II dengan upaya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dan
kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I. Proses penelitian tindakan kelas
dalam siklus II melalui tahapan sebagai berikut
3.3.2.1 Perencanaan
Adapun rencana yang akan dilakukan pada siklus II adalah membuat
perencanaan yang dikembangkan dari hasil siklus I dengan memperbaiki
kekurangan-kekurangan pada siklus I.
3.3.2.2 Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah memberikan tambahan
materi dengan asosiasi berurutan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi
dari siklus I. Sikuls II ini terdiri dari kegiatan identifikasi masalah yang masih
terjadi pada siklus I dan solusi yang diperbaiki apabila ada kekurangan pada siklus
I.
45
3.3.2.3 Pengamatan
Observasi dilakukan sendiri pada saat melakukan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran think pair share. Kemajuan dan kelemahan
pada siklus I muncul pada siklus II menjadi pusat sasaran dalam observasi.
Pengamatan yang dilakukan yaitu sejauh mana pembelajaran think pair share
berpengaruh besar terhadap perkembangan keterampilan komunikasi pada siswa
setelah pembelajaran think pair share diterapkan.
3.3.2.4 Refleksi
Pada akhir siklus II ini dievaluasi mengenai tindakan – tindakan yang
sudah dilakukan. Yaitu merefleksi hasil evaluasi belajar komunikasi siswa pada
siklus II untuk mengetahui perkembangan yang telah dicapai selama proses
pembelajaran berlangsung, dan peningkatan keterampilan berkomunikasi dalam
menerima dan menyampaikan informasi.
3.4
Metode Pengumpulan Data
3.4.2
Motode Dokumentasi
“Merode dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data nama peserta
didik yang termasuk dalam subjek penelitian serta data yang terkait dalam
pembelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan
informasi (Silabus, RPP) dan data lain yang menunjang. Seperti yang
dikemukakan Suharsimi (2006:231) “metode dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”.
46
3.4.3
Metode Tes
“Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan” (Suharsimi, 2009:53). Metode ini digunakan untuk menggunakan
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tes ini dilakukan pada
akhir setiap siklus tindakan kelas yaitu pada akhir siklus I dan siklus II. Tes
tertulis, diberikan untuk mengetahui kemampuan siswa pada siklus I dan siklus II.
3.4.4
Metode Observasi
Metode ini digunakan untuk mengamati seberapa besar aktivitas siswa dan
kinerja guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Cara yang dilakukan
adalah melengkapi format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau
tingkah laku pada saat proses belajar. Apakah ada peningkatan keterampilan
komunikasi yang berdampak positif pada hasil belajar dan aktifitas siswa serta
kinerja guru pada saat proses pembelajaran berlangsung setelah ditepkannya
model pembelajaran think pair share
.
3.5
Uji Kualitas Instrumen
Penyusunan butir-butir soal didasarkan atas kisi-kisi soal yang telah
disesuaikan dengan landasan teori yang dikaji. Setelah soal disusun, butir-butir
soal tersebut diujicobakan terhadap sejumlah siswa untuk mengetahui validitas
dan reliabilitas sehingga dengan kriteria-kriteria tertentu dapat ditentukan butir
instrumen yang dapat digunakan dan yang tidak dapat digunakan.
47
3.5.1
Validitas
Menurut Suharsimi (2006:160), validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen
dinyatakan valid jika hasil korelasi skor tiap butir soal lebih besar dengan nilai
tabel, begitu juga sebaliknya. Masing-masing item akan dibandingkan dengan r
tabel, degan kriteria:
1) Apabila rhitung > rtabel (0,320) maka item soal valid
2) Apabila rhitung < rtabel (0,320) maka item soal tidak valid
Uji validitas pada 25 soal dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1 Tabel Uji Coba Validitas Instrumen Soal Evaluasi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Corrected Item-Total
Correlation
0.501
0.468
0.560
0.400
0.443
0.555
0.465
0.457
0.476
0.348
0.578
0.446
0.448
0.398
0.470
0.212
0.502
0.647
0.704
0.053
rtabel
Kriteria
0.320
0.320
0.320
0.320
0.320
0.320
0.320
0.320
0.320
0.320
0.320
0.320
0.320
0.320
0.320
0.320
0.320
0.320
0.320
0.320
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
TIDAK
Valid
Valid
Valid
TIDAK
48
21
22
23
24
25
0.560
0.320
0.698
0.320
0.446
0.320
0.454
0.320
0.202
0.320
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian 2013
Valid
Valid
Valid
Valid
TIDAK
Berdasarkan perhitungan tersebut menunjukan bahwa rhitung > rtabel yaitu
N = 25 adalah 0,320, dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrument dalam
penelitian ini adalah 25 item soal tetapi terdapat tiga item soal yang tidak valid,
sehingga tiga item soal yang tidak valid tersebut tidak digunakan dalam penelitian
ini, karena sudah terwakili dengan item pertanyaan lain yang masih satu indikator,
maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang valid ( 22 item soal ) dapat
digunakan dalam penelitian pengambilan data.
3.5.2
Reliabilitas
“Reliabilitas adalah bahwa satu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik”
(Suharsimi, 2006:178). Reliabilitas berkenaan apakah suatu tes dapat dipercaya
sesuai dengan kriteria yang telah dicapai. Suatu tes dapat dikatakan reliabel
apabila memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama
pada waktu atau kesempatan yang berbeda. Untuk menghitung reliabilitas
instrumen digunakan rumus (Suharsimi, 2006:100), sebagai berikut :
r11
S2
k
k
1
pq
S2
49
Keterangan :
r 11
= Reliabilitas Instrumen
k
= Banyaknya Butir Soal
= Jumlah dari pq
S2
= Varians soal
(Suharsimi, 2006:100)
Hasil perhitungan r11 yang diperoleh selanjutnya dikonsultasikan dengan
rtabel. Apabila r11 lebih besar dari r tabel maka instrumen dikatakan reliabel.
Berdasarkan tabel analisis ujicoba diperoleh :
r11
=
r 11
= 0,842
Pada α = 5% dengan N = 40 diperoleh rtabel = 0,320
Kerena r11 > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa instrumen soal evaluasi
tersebut reliabel.
3.5.3
Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar,
karena soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha dalam pemecahannya. Soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk memecahkannya. Tingkat
kesukaran soal ditentukan dengan rumus:
50
keterangan:
P
: Indeks kesukaran
B
: Banyaknya siswa yang menjawab itu dengan betul
JS
: Jumlah seluruh peserta tes
(Arikunto, 2009:210)
Kriteria yang menunjukkan tingkat kesukaran soal adalah:
0,00
< P ≤ 0,30 maka dikategorikan soal sukar
0,30
< P ≤ 0,70 maka dikategorikan soal sedang
0,70
< P ≤ 1,00 maka dikategorikan soal mudah
Hasil analisis tingkat kesukaran soal pada uji coba soal diperoleh 4 soal
dikaterogrikan sukar, 18 soal dikategorikan sedang dan 3 soal dikategorikan
mudah. Hasil analisis tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Kriteria
Nomor soal
Jumlah
Mudah
12,15,17
3
Sedang
1,2,3,4,6,8,9,10,11,13,14,
16,18,19,20,23,24,25
18
Sukar
5,7,21,22
4
3.5.4
keterangan
Nomor soal 12,15, dan
17 dipakai semua.
Nomor
soal
1,2,3,4,6,8,10,11,
13,14,18,19,23,24
di
pakai kecuali nomor
16,20, dan 25.
Nomor soal 5,7,21,22
dipakai semua.
Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan
51
tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah. Angka
yang
menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D.
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:
dengan
Keterangan:
D
: daya beda soal (indeks diskriminasi).
PA
: proposi peserta didik kelompok atas yang menjawab benar.
PB
: proposi peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar.
JA
: banyaknya peserta kelompok atas.
JB
: banyaknya peserta kelompok bawah.
BA
: banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar.
BB
: banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar.
Kriteria soal-soal yang dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya
pembedanya diklasifikasikan sebagai berikut:
0,00 < D ≤ 0,20 maka daya pembedanya jelek.
0,20 < D ≤ 0,40 maka daya pembedanya cukup.
0,40 < D ≤ 0,70 maka daya pembedanya baik.
0,70 < D ≤ 1,00 maka daya pembedanya baik sekali.
Bila D negatif berarti semua tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai
nilai D negatif sebaiknnya dibuang saja (Arikunto 2009:218).
52
Hasil analisis daya pembeda pada uji coba instrumen dapat dilihat dalam
tabel 3.3.
Tabel 3.3 Hasil Analisis Daya Pembeda
Kriteria
Nomor soal
Jumlah
Keterangan
-
-
-
6
Dipakai
Baik sekali
Baik
2,3,4,11,13,14,18,19
Cukup
1,5,6,7,8,9,10,12,15,16,
17,21,22,23,24
15
Nomor
soal
1,5,6,7,8,9,10,12,15,17,21,
22,23,24 kecuali nomor
soal 16.
Jelek
20,25
2
Nomor soal 20 dan 25
tidak digunakan.
3.6
Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara
kuantitatif dan kualitatif. Tujuan metode analisis data ini yaitu untuk mengetahui
secara terperinci cara memperoleh data dan perkembangan hasil penelitian.
Pengolahan data hasil dari analisis data merupakan jawaban terhadap
permasalahan serta untuk memberikan petunjuk tercapai tidaknya tujuan
penelitian.
3.6.1
Analisis data Kualitatif
Teknik analisis data kuantitatif digunakan untk menganalisis data dengan
tujuan, mengetahui nilai hasil belajar kognitif maupun afektisf siswa setelah
mengikuti
pembelajaran
komunikasi
kompetensi
dasar
menerima
dan
menyampaikan informasi. Data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar siswa dan
hasil tes keterampilan siswa pada siklus I dan siklus II. Data kuantitatif (nilai hasil
53
belajar siswa dan skor keterampilan komunikasi) yang dapat dianalisis secara
deskriptif.
3.6.2
Analisis Data Kuantitatif
Data analisis kualitatif yaitu data berupa informasi berbentuk kalimat yang
memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap
suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap terhadap model
pembelajaran yang baru digunakan (afektif), aktifitas siswa mengikuti pelajaran,
perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan
sejenisnya dapat dianalisis secara kualitatif.
Data yang dihitung dengan menggunakan teknik kualitatif adalah sebagai
berikut :
a. Data keterampilan siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Nilai =
x 100%
(Arikunto, 2009:133)
Keterangan :
Skor 4 jika skor yang diperoleh 81,25% - 100%
Skor 3 jika skor yang diperoleh 62,50% - 81,24%
Skor 2 jika skor yang diperoleh 43,74% - 62,49%
Skor 1 jika skor yang diperoleh 25% - 43,73%
b. Data aktivitas siswa dihitung dengan rumus :
Nilai =
x 100%
54
Keterangan :
Skor 4 jika skor yang diperoleh 81,25% - 100%
Skor 3 jika skor yang diperoleh 62,50% - 81,24%
Skor 2 jika skor yang diperoleh 43,74% - 62,49%
Skor 1 jika skor yang diperoleh 25% - 43,73%
c. Data Kinerja Guru dihitung dengan rumus :
Nilai =
x 100%
d. Data nilai hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus :
Tingkat penguasaan =
x 100%
e. Data ketuntasan belajar
Ketuntasan dihitung dengan menggunakan rumus deskriptif persentase
sebagai berikut :
%=
Keterangan :
n
= nilai yang diperoleh
N
= jumlah nilai total (skor ideal)
%
= persentase yang diperoleh
(Ali, 1987:184 )
55
Merekapitulasi nilai ulangan harian sebelum dilakukan tindakan dan nilai
tes akhir siklus I dan siklus II. Hasil perbandingan siklus I dan siklus II
memberikan gambaran mengenai persentase peningkatan hasil belajar siswa pada
kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi pada mata pelajaran
komunikasi dengan menggunakan model pembelajaran think pair share.
3.7 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan aktivitas siswa dikemukakan oleh Mulyasa
(2006:99) “dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas
apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik
terlibat aktif, baik fisik, maupun sosial dalam proses pembelajaran”
Ketuntasan hasil belajar yang dikemukakan oleh Mulyasa (2006:90) yaitu
“keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan
atau mencapai minimal sekurang-kurangnya 85% dari peserta didik”.
Seorang siswa dikatakan tuntas apabila siswa tersebut telah mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Penelitian tindakan kelas ini
dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan positif keterampilan komunikasi
maupun hasil belajar yang dapat dilihat dari skor nilai keterampilan komunikasi
dan nilai hasil belajar siswa yang mencapai KKM. Dan target penelitian ini adalah
siswa dalam kelas penelitian mencapai ketuntasan belajar secara klasikal
sebanyak 75%.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Weleri.
Sekolah ini terletak di Jalan KH. A. Dahlan No. 46, Kecamatan Weleri,
Kabupaten Kendal. Berdiri tahun 1987 di kecamatan Weleri Kabupaten Kendal,
sebuah kota kecamatan yang strategis di kabupaten Kendal, karena frekuensi
perdagangan yang cukup tinggi disamping arus lalu lintas Semarang- Jakarta dan
Yogyakarta – Jakarta lewat Sukorejo – Weleri, dengan nomor statistik sekolah
343032412003. Sekolah ini letaknya sangat strategis yaitu berada dipinggir jalan,
sekolah ini tidak berada di kota besar namun mudah dijangkau kendaraan apapun
termasuk angkot sebagai sarana transportasi siswa dan guru untuk menuju ke
sekolah, dikarenakan rata-rata siswa disekolah ini berasal dari luar daerah weleri
bahkan kabupaten Kendal. Sekolah ini pertama kali menerima siswa baru
sebanyak 3 kelas yang jumlah siswanya 148. Tiap tahun jumlah siswa yang
mendaftar melebihi jumlah siswa yang akan diterima tiap tahun yaitu tiga kelas,
namun sejak tahun 1994/1995 jumlah siswa yang akan diterima ditetapkan
sebanyak 4 kelas dengan jumlah pendaftar yang juga melebihi jumlah yang
dibutuhkan.
SMK Muhammadiyah 1 Weleri memiliki tiga program studi yaitu
Akuntansi, Administrasi Perkantoran, dan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak).
57
58
Sekolah ini sangat menjunjung tinggi arti kedisiplinan, hal ini tercermin pada
lingkungan sekolah yang rapi dengan tingkat kebersihan yang baik, sehingga
menambah motivasi belajar siswa dan apabila ada yang dengan sengaja
membuang sampah disembarang tempat akan mendapat peringatan dan sanksi
dari guru. SMK Muhammadaiyah 1 Weleri ini juga sudah menggunakan
teknologi yang modern terbukti ketika siswa masuk sekolah setiap siswa
diwajibkan untuk absen yang menggunakan sidik jari dari masing-masing siswa,
sehingga kedisiplinan waktu sekolah akan tetap terjaga.
4.1.2
Kondisi Awal Siswa
Kondisi awal siswa adalah kondisi awal dimana siswa belum
menggunakan model pembelajaran think pair share. Kondisi awal diambil dari
data tes keterampilan berbicara pada mata pelajaran Komunikasi. Hasil tes
keterampilan ini dibutuhkan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menyampaikan informasi kepada orang lain secara lisan sebelum dilakukan
penelitian tindakan kelas. Hasil tes tersebut juga digunakan peneliti sebagai acuan
refleksi awal untuk menunjukan perencanaan tindakan kelas.
Hasil tes keterampilan berbicara sebelum menggunakan model think pair
share menunjukan bahwa tidak ada siswa yang sangat terampil dalam
keterampilan berbicara, namun ada sekitar 2 siswa tergolong sangat mampu
dengan persentase 5%, kemudian 3 siswa yang dapat digolongkan dalam kategori
mampu dalam keterampilan berbicara dengan persentase 7,5%, 17 siswa
tergolong kurang mampu dengan persentase 42,5%, dan 19 siswa tergolong tidak
mampu dengan persentase 47,5%. Hal ini menunjukan bahwa kurang dari
59
setengah jumlah siswa kelas X AP belum memiliki keterampilan berbicara dalam
menyampaikan informasi secara lisan.
Refleksi sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas dapat dilihat dari
hasil pengamatan dikelas yang menunjukan bahwa belum seluruh siswa dikelas
dapat fokus terhadap materi pelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan dikelas X
AP dalam pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan metode ceramah
yaitu mendengarkan informasi langsung dari guru. Masih banyak siswa yang tidak
mendengarkan penjelasan guru, hanya beberapa siswa yang aktif mengajukan
pertanyaan, karena banyak siswa yang belum siap dengan kegiatan belajar
mengajar. Dengan demikian mengakibatkan pemahaman siswa terhadap materi
kurang. Ketika diadakan tes berbicara banyak sekali siswa yang tidak
menghiraukan temannya yang sedang menyampaikan informasi didepan kelas,
sehingga kelas tampak ramai dan kurang tenang. Keadaan yang demikian perlu
diadakan tindakan sebagai upaya untuk mengontrol dan meningkatkan aktivitas
siswa sehingga siswa dapat lebih aktif dalam bertanya maupun memberikan
tanggapan, dan dapat lebih fokus pada materi pelajaran.
Berdasarkan kondisi dan data awal tersebut diperlukan adanya tindakan
untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berbicara didepan kelas.
Langkah yang diambil dalam penelitian ini yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran think pair share yang diharapkan dapat meningkatkan peran aktif
siswa dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan akan membawa dampak
positif untuk kedepannya.
60
Hasil penelitian yang akan dipaparkan dalam bab ini merupakan hasil
penelitian pada siklus I, dan siklus II. Hasil penelitian siklus I dan siklus II
merupakan hasil tes dan hasil non tes siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1
Weleri Kabupaten Kendal dalam kompetensi dasar menerima dan menyampaikan
informasi pada mata pelajaran komunikasi setelah siswa menerapkan model think
pair share.
4.1.3
Hasil Penelitian Siklus I
Penelitian siklus I merupakan penelitian yang memberlakukan tindakan
awal dengan menerapkan model think pair share. Penelitian siklus I bertujuan
untuk memperbaiki dan memecahkan permasalahan yang muncul selama
pembelajaran menerima dan menyampaikan informasi pada mata pelajaran
komunikasi. Pada siklus I kegiatan pembelajaran dilakukan dengan beberapa
tahap, tahapan-tahapan tersebut meliputi :
4.1.3.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru menyusun rencana pembelajaran, lembar
aktivitas siswa, lembar aktivitas guru, serta topik atau tema materi yang akan
diberikan kepada siswa untuk kemudian didiskusikan, serta lembar penilaian
keterampilan berkomunikasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
berkomunikasi secara lisan maupun tertulis dan pos tes evaluasi hasil belajar.
4.1.3.2 Pelaksanaan
Tahap tindakan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran pada
siklus I yaitu mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses pembelajaran.
Guru memberikan apresiasi sebagai upaya memberikan rangsangan kepada siswa
61
agar siap dalam mengikuti proses pembelajaran dengan memberikan pertanyaan
yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan pada siklus I.
Kegiatan selanjutnya, guru menjelaskan poin-poin materi yang diajarkan
yaitu materi menerima dan menyampaikan informasi, selanjutnya proses
pembelajaran dilanjutkan dengan menerapkan model pembelajaran think pair
share. Langkah awal dari pembelajaran menggunakan model think pair share
adalah berfikir (think) siswa berfikir secara individu mengenai topik pembahasan
yang telah diberikan sebelum berdiskusi atau berpasangan, kemudian bertukar
(pair) siswa berpasangan dengan teman yang sudah ditentukan secara acak untuk
berdiskusi dan mengidentifikasi topik yang telah diberikan guru. Setiap kelompok
yang sudah diidentifikasi secara individu sebelumnya, sehingga siswa dapat
bertukar informasi dengan pasangan dan mengolah informasi tersebut. Setelah
siswa berdiskusi dan telah mendapatkan informasi dengan saling bertukar
informasi maka langkah yang terakhir adalah berbagi (share) yaitu siswa dituntut
untuk menyampaikan informasi yang telah diperoleh di depan kelas yang berupa
mempresentasikan informasi tersebut atas pemikiran dan hasil diskusi masingmasing pasangan didepan kelas.
Disini guru berperan untuk membimbing siswa mengemukakan ide dan
memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil
presentasi dari pasangan yang sudah mempresentasikan hasil diskusinya. Ketika
proses tanya jawab berlangsung, masih ada beberapa kelompok yang belum aktif
dan kurang memperhatikan saat teman kelompok lain sedang mempresentasikan
informasi yang telah diperoleh. Kegiatan ini masih terlihat beberapa siswa yang
62
mengobrol dengan siswa lain. Setelah diskusi tanya jawab selesai, guru dan siswa
melakukan konfirmasi dengan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
4.1.3.3 Pengamatan
Tahap
pengamatan
ini
dilakukan
untuk
memantau
pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan dan
dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan
aktivitas meliputi aktivitas siswa dan guru. Pengamatan siklus I diperoleh hasil
sebagai berikut :
4.1.3.3.1
Keterampilan Komunikasi Siswa Siklus I
Hasil tes keterampilan komunikasi siswa merupakan tes dalam hal
psikomotorik dalam hal berkomunikasi, disini peneliti akan menjabarkan hasil tes
psikomotorik siswa dalam komunikasi kompetensi dasar menerima dan
menyampaikan informasi. Hasil keterampilan komunikasi tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut :
63
Tabel 4.1
Data Keterampilan Komunkasi Siswa Siklus I dalam Ranah Psikomotorik
Kompetensi Dasar Menerima dan Menyampaikan Informasi
No
Aspek Penilaian
Skor
A
%
B
%
C
%
D
%
9
22,5
17
42,5
11
27,5
3
7,5
5
12,5
18
45
13
32,5
4
10
1
2,5
13
32,5
16
40
10
2,5
0
0
16
40
19
47,5
5
12,5
0
0
19
47,5
18
45
3
7,5
1
2,5
29
72,5
9
22,5
1
2,5
A. Keterampilan Berbicara
1
2
3
4
5
6
Kelancaran berbicara
Ketepatan pilihan kata
dan tata bahasa
Ketepatan penekanan
suara, nada dan irama
Ketepan volume dan
suara
Sikap tenang dan tidak
kaku
Cara berdiri dan sikap
badan
7
Gerakan kepala
2
5
15
37,5
19
47,5
4
10
8
Ekspresi muka
3
7,5
17
42,5
16
40
4
10
9
Pandangan mata
7
17,5
12
30
18
45
3
7,5
10
Gerak tangan / Gesture
6
15
22
55
10
25
2
5
34
8,5
180
45
149
37,5
16
40
12
30
Jumlah
37 9,25
B. Keterampilan Mendengarkan
Memberikan
1
kesempatan berbicara
kepada orang lain
12
30
0
0
64
Fokus dan
2
memperhatikan orang
8
20
26
65
6
15
0
0
20
25
42
52,5
18
22,5
0
0
17
42,5
13
32,5
4
10
6
15
yang berbicara
Jumlah
C. Keterampilan Menulis
1
Kerapian dan
kejelasan tulisan
2
Penyampaian pesan
8
20
26
65
4
10
2
5
3
Sistematika Penulisan
9
22,5
22
55
5
12,5
4
10
34 28,33
61
50,83
13
10,83 12
10
Jumlah
Sumber: Data Keterampilan Komunikasi berdasarkan ranah Psikomotorik Siswa
Siklus I, 2013
Keterangan :
A adalah skor 4
C adalah skor 2
B adalah skor 3
D adalah skor 1
Tabel
diatas
menunjukan
bahwa
kriteria
penilaian
keterampilan
komunikasi yaitu meliputi keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan
dan keterampilan menulis. Kriteria tersebut sesuai dengan kompetensi dasar yang
diajarkan yaitu menerima dan menyampaikan informasi mata pelajaran
komunikasi. Peneliti telah melakukan tes psikomotorik, dalam penilaian
keterampilan ini peneliti menekankan penilaian terhadap proses menuju keproses
peningkatan komunikasi yang akan berdampak peningkatan hasil belajar siswa.
Penjelasan mengenai penilaian komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
65
A. Aspek keterampilan berbicara.
1. Pertama adalah penilaian terhadap kelancaran berbicara siswa, dalam
penilaian siswa yang terlihat sangat lancar berbicara terlihat sebanyak
22,5% atau 9 siswa lancar dalam berbicara ketika presentasi, 42,5% atau
17 siswa lancar berbicara, 27,5% atau 11 siswa cukup lancar dalam
berbicara, dan 7,5% yaitu 3 siswa terlihat kurang lancar dalam berbicara
ketika presentasi.
2. Kedua adalah ketepatan pilihan kata dan tata bahasa dalam presentasi
terlihat yang sangat terampil sebanyak 12,5% atau 5 dapat memilih kata
dan menata bahasa dengan sangat baik terlihat teratur dan rapi saat
presentasi, dan ada 45% yaitu 18 siswa terlihat baik dalam pemilihan kata
dan bahasa, tersisa sebanyak 32,5% atau 13 siswa yang cukup baik dalam
pemilihan kata dan tata bahasa, dan terakhir tersisa 10% atau 4 siswa yang
terlihat kurang dapat memilih kalimat dan tata bahasa yang baik, sehingga
terlihat rancu dan tidak rapi.
3. Ketiga adalah ketepatan penekanan suara, nada, dan irama pada saat
presentasi dapat dilihat hanya sekitar 2,5% yaitu 1 siswa yang sangat
mampu menyesuaikan suara, nada, dan irama saat presentasi dimana ada
suatu penekanan penekan yang sesuai, sebanyak 32,5% atau 13 siswa yang
mampu dalam aspek ini, 40% atau 16 siswa yang cukup mampu, dan
sekitar 25% yaitu 10 siswa terlihat kurang mampu dalam penekananpenekanan suara, nada dan irama.
66
4. Keempat adalah ketepatan volume dan suara dalam presentasi, terlihat
dalam aspek sebagian besar siswa cukup mampu dalam menyesuaikan
volume berbicara ketika presentasi, terlihat sebanyak 40% atau 16 siswa
terlihat mampu, 47,5% atau 19 siswa cukup mampu, dan 12,5% yaitu 5
siswa terlihat kurang mampu dalam menyesuaikan volume suara saat
presentasi.
5. Kelima adalah sikap tenang dan tidak kaku dimana siswa terlihat rileks
dan tidak gerogi saat presentasi didepan kelas. Jika di presentasikan ada
sekitar 47,5% yaitu sebanyak 19 siswa terlihat mampu, 45% yaitu
sebanyak 18 siswa cukup mampu, dan 7,5% hanya 3 siswa terlihat kurang
mampu tenang dan terlihat gerogi saat presentasi.
6. Keenam adalah cara berdiri dan sikap badan ketika presentasi didepan
kelas, cara berdiri dan sikap badan dinilai dari ketenangan siswa saat
presentasi adalah sikap siswa yang tegap, menghadap ke audiens, tidak
melakukan gerakan-gerakan yang tidak sesuai. Dan aspek ini hanya sekitar
12,5% atau 5 siswa yang yang sangat mampu bersikap baik dan sesuai,
85% atau 34 siswa bersikap mampu, dan sisanya hanya 2,5% atau 1 siswa
yang bersikap cukup baik dan sesuai.
7. Ketujuh adalah gerakan kepala dimana siswa dapat bersikap tegap posisi
kepala lurus tidak menunduk, mendongak, ataupun menggeleng-gelengkan
kepala ketika presentasi. Jika dilihat dalam persentase ada sekitar 2,5%
atau 1 siswa yang bersikap sangat baik, 72,5% atau 29 siswa terlihat baik,
67
sedangkan sebanyak 22,5% atau 9 siswa cukup baik, dan sisanya hanya
2,5% atau 1 siswa kurang baik dalam bersikap saat presentasi.
8. Kedelapan adalah ekspresi muka, ekspresi muka atau biasa disebut mimik
wajah merupakan suatu ekspresi yang mampu berbicara dan meyakinkan
bahwa hal yang dibicarakan memang benar dan sesuai agar orang dapat
yakin dengan apa yang kita bicarakan. Dalam hal ini ekspresi muka
termasuk dalam penilaian komunikasi. Dalam aspek ini jika dilihat dalam
bentuk persentase sekitar 7,5% atau sebanyak 3 siswa yang sangat mampu
dalam menunjukan ekspresi muka atau mimik wajah yang sesuai dengan
apa yang dibicarakan, dan 42,5% atau 17 siswa mampu, sedangkan 40%
atau 16 siswa cukup mampu, dan sisanya hanya 10% atau 4 siswa terlihat
kurang mampu menunjukan ekspresi muka yang sesuai dengan apa yang
dibicarakan ketika presentasi didepan kelas.
9. Kesembilan adalah pandangan mata. Ketika presentasi siswa diwajibkan
dapat mengatur pandangan mata yaitu pandangan mata yang menyeluruh
kesemua audien, tidak hanya memandang pada satu titik pandang saja.
Demikian persentase aspek ini adalah 17,5% atau 7 siswa menunjukan
sikap yang sangat baik dalam memandang audien yaitu menyeluruh, 30%
atau 12 siswa bersikap baik, sedangkan siswa yang cukup baik dalam
mengatur pandangan mata ada sekitar 45% atau 18 siswa, dan sisanya
hanya 7,5% yaitu 3 siswa kurang dapat megatur pandangan mata dan
pandangannya hanya tertuju pada teks saja.
68
10. Kesepuluh adalah gerakan tangan atau gesture. Gerakan tangan
merupakan gerakan refleks yang dilakukan oleh seseorang ketika berbicara
atau presentasi, adanya gerakan tangan dapat memperindah gaya berbicara
seseorang. Jika dilihat dalam persentase dalam aspek ini peneliti melihat
15% atau sebanyak 6 siswa sangat baik dalam melakukan presentasi
dengan memberikan variasi gerakan tangan, dan 55% atau 22 siswa
terlihat baik hanya sesekali melakukan gerakan tangan, sedangkan 25%
yaitu 10 siswa yang hanya monoton tanpa ada variasi gerakan tangan atau
termasuk dalam kategori cukup mampu dan 5% atau 2 siswa yang masuk
dalam kategori kurang mampu.
B. Aspek keterampilan mendengarkan
1. Pertama adalah memberikan kesempatan berbicara kepada orang lain.
Aspek ini dinilai saat siswa bertindak sebagai audien dan tanya jawab,
apakah siswa memberikan kesempatan berbicara kepada orang lain atau
sebaliknya siswa selalu mendahului ketika orang lain sedang berbicara.
Hal ini dapat dilihat dalam persentase bahwa ada 30% atau 12 siswa dapat
bersikap sangat baik dalam memberikan kesempatan berbicara kepada
orang lain, 40% atau 16 siswa bersikap baik, dan sedangkan 12% yaitu 30
siswa bersikap cukup baik.
2. Kedua adalah fokus dan perhatian siswa terhadap siswa lain yang sedang
presentasi di depan kelas. Terlihat dalam persentase sebanyak 20% atau 8
siswa terlihat sangat fokus dalam mendengarkan materi yang disampaikan
oleh siswa lain, dan 65% atau 26 siswa fokus dalam mendengarkan materi,
69
sedangkan 15% atau 6 siswa terlihat cukup fokus dalam kegiatan
pembelajaran mendengarkan materi yang diberikan oleh temannya.
C. Aspek keterampilan menulis
1. Pertama adalah kerapian dan kejelasan tulisan. Aspek ini dinilai ketika
siswa mengumpulkan laporan hasil diskusi yang telah dilakukan, kerapian
dan kejelasan tulisan merupakan hal yang penting dalam kelancaran
berkomunikasi. Dan jika dilihat dalam persentase ada sekitar 42,5% atau
17 siswa sangat rapi dan jelas menuliskan laporan hasil diskusi, sedangkan
32,5% atau sejumlah 13 siswa sudah rapi dan jelas dalam penulisan
laporan hasil diskusi, dan 10% atau 4 siswa terlihat cukup rapi, sisanya
sebanyak 15% atau 6 siswa yang menuliskan laporan hasil diskusi secara
kurang rapi dan acak-acakan.
2. Kedua adalah penyampaian pesan. Dalam penulisan materi informasi
harus jelas termasuk adanya pesan yang disampaikan dapat dilihat dengan
persentase sebanyak 20% atau 8 siswa yang dapat memberikan pesan
sangat bagus sesuai dengan materi informasi yang didiskusikan, 65% atau
26 siswa sudah baik dalam memberikan pesan, sedangkan 10% atau 4
siswa cukup baik, dan sisanya hanya 5% atau 2 siswa yang kurang
memberikan pesan di laporan hasil diskusinya.
3. Ketiga adalah penalaran isi tulisan. Dalam penulisan informasi kata atau
kalimat yang ditulis haruslah masuk akan dan dapat dinalar sehingga
seseorang yang membaca pesan akan mudah memahami isi informasi.
Dalam ranah aspek keterampilan menulis ini jika dilihat dalam persentase
70
ada sekitar 22,5% atau 9 siswa sudah sangat mampu dalam memberikan
tulisan yang sesuai dengan logika atau mudah dinalar, sekitar 55% atau 22
siswa sudah mampu, sedangkan 12,5% atau 5 siswa cukup mampu, dan
sisanya hanya 10% atau 4 siswa kurang dapat menulis isi informasi yang
sesuai dan masuk akal.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan pada semua aspek
keterampilan sebagai berikut :
Aspek pertama yaitu aspek keterampilan berbicara siswa yang sangat
terampil dalam proses presentasi atau keterampilan berbicara 8,5%, 45% siswa
sudah terampil dalam berbicara, 37,5% siswa cukup terampil, dan sisa 9,25%
siswa tidak kurang dalam aspek berbicara atau presentasi di depan kelas.
Aspek yang ketiga yaitu keterampilan mendengarkan tercatat 25% siswa
sudah sangat terampil dalam mendengarkan dan fokus kepada pembicara, 52,5%
terlihat sudah terampil, 22,5% siswa cukup terampil dalam hal mendengarkan.
Aspek yang ketiga yaitu keterampilan menulis terlihat sebagian siswa
sudah terampil dalam aspek ini, hal ini dapat dilihat dari hasil laporan hasil
diskusi yang telah dikumpulkan, penilaian yang meliputi kerapian dan kejelasan
tulisan, penyampaian pesan, dan penalaran isi tulisan, terlihat 28,33% siswa
sangat terampil dalam penulisan, 50,83% siswa sudah terampil, 10,83% cukup
terampil, dan 10% siswa kurang terampil dalam aspek keterampilan menulis.
Keterampilan
siswa
dalam
komunikasi
dapat
kmulatifsebagai berikut akan dijelaskan dalam tabel 4.2 berikut :
dilihat
secara
71
Tabel 4.2
Keterampilan Komunikasi Siswa Kumulatif Siklus I dengan
Menggunakan Model Think Pair Share
No
1
Rentang
Nilai
Kategori
Sangat Mampu 81,25% - 100%
2
3
4
Mampu
62,50% - 81,24%
Cukup Mampu 43,74% - 62,49%
KurangMampu 25% - 43,73%
Jumlah
Sumber : Data yang diolah 2013
Frekuensi
7
19
14
0
40
Bobot
Skor
Persentase
Kumulatif
%
581,66 17,5
X=
1373,33 47,5
721,66 35
66,91
0
(Mampu)
2676,66 100
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa dalam pembelajaran
siklus I sebagian besar siswa sudah sangat mampu dalam keterampilan
komunikasi. Dalam persentasenya dapat diketahui bahwa 17,5% siswa sudah
sangat mampu, 47,5% siswa masuk dalam kategori mampu, dan 35% siswa cukup
mampu. Dengan jumlah persentase kumulatif yaitu 66,91 yang termasuk dalam
kategori mampu.
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan komunikasi yang diperoleh
maka dapat disimpulkan sebagai tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3
Kemampuan Berkomunkasi
Keterampilan Komuniksi
Kelas
X AP
Jumlah
Siswa
40
Sangat
Mamapu
7
Sumber : Data hasil penelitian 2013
Mampu
19
Cukup
Kurang
Mampu
Mampu
14
0
72
Pembelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan
informasi dalam kelas X AP SMK Muhammadahyah 1 Weleri suudah ada
perubahan yaitu meningkatnya keterampilan komunikasi setelah menerapkan
model pembelajaran think pair share dibandingkan sebelum menggunakan model
pembelajaran ini. Dapat dilihat pada tabel ada 7 anak yang sudah sangat mampu
dalam berkomunikasi, 19 siswa sudah mampu, dan 14 siswa terlihat cukup
mampu. Karena itu, keterampilan komunikasi harus dapat lebih ditingkatkan
kembali agar semua siswa mampu berkomunikasi dengan baik. Dalam penelitian
ini peneliti mentargetkan 75% siswa dari 40 siswa AP dapat berkomunikasi
dengan baik dan benar, sehingga akan menimbulkan dampak positif terhadap hasil
belajar maupun bekal masa depan siswa. Maka dari itu hasil pada siklus I ini perlu
dilakukan perbaikan kembali agar terlihat peningkatan keterampilan yang sesuai
dengan yang diharapkan, oleh karenanya peneliti akan melakukan proses siklus II.
4.1.3.4 Aktivitas Siswa Siklus I Melakukan Think Pair Share
Hasil pengamatan siklus I dicatat dalam lembar observasi aktivitas siswa
yang telah di persiapkan. Hasil observasi aktivitas siswa berdasarkan kegiatan
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut :
73
Tabel 4.4
Data Aktivitas Siswa Siklus I Think Pair Share
N
o
Kegiatan
Skor
A
%
B
%
C
%
D
%
3
7,5
21
52,5
16
40
0
0
1
2,5
21
52,5
17
42,5
1
2,5
4
10
17
42,5
16
40
3
7,5
7
17,5
16
40
17
42,5
0
0
3
7,5
17
43
17
43
3
7,5
A. Afektif
Siswa tertarik
mendengarkan penjelasan
1 materi dengan
menggunakan model Think
Pair Share
Siswa merespon materi
2
yang diberikan dengan
model Think Pair Share
Siswa mampu berfikir
secara individu dalam
3
kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan
model Think Pair Share
Siswa dalam kondisi tenang
saat berpasangan dalam
4
kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan
model Think Pair Share
Siswa terlihat saling
bekerjasama dalam kegiatan
5
pembelajaran dengan
menggunakan model Think
Pair Share
74
Jumlah
18
9
92
46
83
41
10
3,5
34
85
5
12,5
1
2,5
0
0
11
27,5
9
22,5
15
37,5
5
12,5
2
5
7
17,5
16
40
15
37,5
1
2,5
7
17,5
23
57,5
9
22,5
12
30
22
55
5
12,5
1
2,5
60
30
50
25
60
30
30
15
B. Kognitif
Siswa mengumpulkan hasil
1
diskusi kelompok dengan
tepat waktu
Siswa mempresentasikan
2
hasil diskusi dengan baik
dan tertib
3
Siswa berani mengajukan
pertanyaan
Siswa berani menjawab
4
pertanyaan dan memberikan
tanggapan
5
Siswa dapat menyimpulkan
materi yang telah dibahas
Jumlah
Sumber : Data Aktivitas Siswa Siklus I Sesudah TPS
Keterangan :
A adalah skor 4
C adalah skor 2
B adalah skor 3
D adalah skor 1
Berdasarkan tabel diatas pengamatan aktivitas siswa berdasarkan kegiatan
pembelajaran didalam kelas pada siklus I sesudah think pair share dapat
dijelaskan sebagai berikut :
A. Aspek Afektif
1. Pertama adalah, ketertarikan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru
yang menggunakan model think pair share dapat dilihat bahwa kondisi
75
kelas terlihat cukup tenang dan sebagian besar siswa dapat fokus
memperhatikan guru dalam menjelaskan materi. Jika dipersentasekan
terlihat 7,5% sebanyak 3 siswa terlihat sangat memperhatihan penjelasan
guru, 52,5% sebanyak 21 siswa terlihat memperhatikan materi yang
dijelaskan oleh guru, dan sisanya sebanyak 40% adalah 16 siswa terlihat
cukup memperhatikan penjelasan guru.
2. Kedua adalah, mengenai respon siswa terhadap materi yang diberikan
guru. Dalam proses pembelajaran dapat dilihat bahwa siswa cukup mampu
merespon materi yang diberikan oleh guru ataupun saat kegiatan
presentasi yang dilakukan oleh temannya, mereka yang bertindak sebagai
audien dapat memberikan umpan balik atau respon mengenai materi yang
disampaikan. Jika dilihat dari persentasenya yaitu 2,5% atau 4 siswa
terlihat sangat merespon materi, 52,5% atau 21 siswa terlihat merespon
materi, 42,5% atau 16 siswa yang terlihat cukup merespon materi, dan
tersisa 7,5% sebanyak 3 siswa kurang merespon materi.
3. Ketiga adalah kemampuan berfikir siswa secara individu dalam kegiatan
pembelajaran terlihat siswa cukup mampu berfikir dan mengumpulkan
informasi secara individu, melalui beberapa media sumber informasi yang
di gunakan. Jika dilihat dalam persentasenya terlihat 10% adalah 7 siswa
yang sangat aktif dalam mencari dan berfikir secara individu, 42,5%
sebanyak 17 siswa terlihat aktif, sisanya sebanyak 40% sebanyak 16 siswa
cukup aktif berfikir secara individu dan kebanyakan mereka hanya
76
menjiplak materi dari temannya, dan sedangkan 7,5% atau 3 siswa terlihat
kurang berfikir sendiri dengan materi yang telah diberikan.
4. Keempat adalah kondisi kelas yang terlihat tenang saat pembelajaran
menggunakan model Think Pair Share hal tersebut terlihat ketika kegiatan
pembelajaran berlangsung kondisi kelas telihat cukup tenang dan tidak
ramai ketika berpasangan satu individu dan individu lain karena pasangan
masing-masing adalah rekan sebangku, namun masih ada beberapa siswa
yang kurang bisa tenang dalam kegitan ini. Jika di persentasekan dapat
dilihat bahwa sebanyak 17,5% atau 7 siswa terlihat sangat tenang dalam
berpasangan, tidak banyak berbicara atau bertingkah, 40% sebanyak 16
siswa terlihat tenang dalam berpasangan, dan siswanya sebanyak 42,5%
sebanyak 17 siswa terlihat cukup tenang dan berbicara dengan teman yang
lainnya.
5. Kelima adalah kejasama atau diskusi kelompok masing-masing di dalam
kelas saat kegiatan pembelajaran berlangsung terlihat sebagian besar siswa
dapat saling berdiskusi dengan baik dan saling bertukar informasi yang
telah mereka dapatkan secara individu. Jika dilihat dari persentasenya
adalah terlihat 7,5% adalah 3 siswa terlihat sangat aktif dalam berdiskusi,
43% sebanyak 17 siswa aktif dalam diskusi dan bertukar informasi, 43%
sebanyak 17 siswa cukup aktif dalam berdiskusi kelompok atau bertukar
informasi satu sama lain mereka hanya mengandalkan teman atau patner
kelompoknya yang mencari informasi sendiri, dan sisanya sebanyak 7,5%
77
atau 3 siswa yang kurang aktif dalam berdiskusi mereka cenderung diam
dan apa adanya dalam menyajikan informasi dalam materi yang diberikan.
B. Aktivitas aspek kognitif
1. Pertama adalah ketepatan waktu dalam mengumpulkan laporan hasil
diskusi kelompok sudah terlihat bagus, sebanyak 85% atau 34 siswa dapat
mengumpulkan laporan secara sangat tepat waktu, sebanyak 12,5% atau 5
siswa tepat waktu, dan sisanya hanya 2,5% atau 1 siswa cukup
mengumpulkan laporan tepat waktu.
2. Kedua adalah kemampuan siswa dalam mempresentasikan laporan hasil
diskusi yang telah dikerjakan secara baik dan tertib, terlihat dalam aspek
ini siswa sudah cukup baik dan tertib dalam mempresentasikan laporan
hasil diskusi yang dikerjakan walaupun masih ada beberapa siswa yang
terlihat kurang baik dalam presentasi. Jika di persentasekan terlihat 27,5%
atau 11 siswa terlihat sangat baik dan tertib dalam presentasi, sedangkan
22,5% adalah 9 siswa baik dan tertib dalam presentasi, sisanya sebanyak
37,5% atau 15 siswa cukup baik dan tertib, dan 12,5% atau 5 siswa terlihat
kurang baik dan kurang tertib dalam mempresentasikan hasil diskusi
kelompok didepan kelas.
3. Ketiga adalah keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan kepada
teman yang telah mempresentasikan informasi hasil diskusi kelompok
didepan kelas. Dalam aspek ini terlihat siswa masih banyak yang kurang
berani dalam bertanya atau memberikan pertanyaan mengenai materi yang
telah disampaikan, persentasenya adalah 5% atau 2 siswa yang sangat
78
berani bertanya dan mengoreksi informasi yang disampaikan oleh
temannya didepan kelas, sedangkan sebanyak 17,5% atau 7 siswa terlihat
berani bertanya, sisanya sebanyak 40% adalah 16 siswa cukup berani
bertanya, dan 37,5% atau 15 siswa hanya diam dan kurang berani bertanya
maupun
memberikan
pendapat
mengenai
materi
yang
telah
dipresentasikan oleh temannya.
4. Keempat adalah keberanian siswa saat menjawab pertanyaan yang
diberikan audien mengenai materi yang telah dipresentasikan. Dalam
aspek ini terlihat kebanyakan siswa kurang memahami materi yang telah
dipresentasikan, mereka hanya menghafal kalimat-kalimat yang akan
dibicarakan ketika didepan kelas, karena hal ini terlihat ketika ada
beberapa pertanyaan yang diberikan audien mengenai materi yang
dipresentasikan kebanyakan siswa tidak mampu menjawab dengan baik
dan benar dan hanya 2,5% siswa atau 1 siswa yang sangat berani
menjawab pertanyaan dengan baik dan jawaban sesuai dengan
pertanyaannya, sebanyak 17,5% atau 7 siswa mampu dan berani
menjawab pertanyaan, 57,5% atau 23 siswa cukup mampu dalam
menjawab pertanyaan, dan sisanya sebanyak 22,5% atau 9 siswa kurang
mampu menjawab pertanyaan yang diberikan dan mereka cenderung diam.
5. Kelima adalah sebelum proses belajar berakhir guru dan siswa
menyimpulkan materi secara bersama-sama, dan terlihat 30% yaitu 12
siswa ikut sangat aktif dalam menyimpulkan, 55% siswa atau 22 siswa
mengikuti menyimpulkan materi, sedangkan 12,5% atau 5 siswa terlihat
79
cukup bisa mengikuti untuk menyimpulkan materi hasil presentasi, dan
hanya 2,5% atau 1 siswa yang terlihat kurang aktif dan hanya diam saat
menyimpulkan materi hasil presentasi dilaksanakan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulan bahwa pada aspek
pertama yaitu aspek afektif, siswa yang sangat aktif dalam pembelajaran
menggunakan model think pair share hanya 9% dimana siswa dapat mengikuti,
menerima, dan merespon pelajaran dengan sangat baik, sedangkan sebanyak 46%
terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran, sisanya sebanyak 41% terlihat cukup
aktif, dan 3,5% siswa terlihat kurang aktif ketika proses pembelajaran
berlangsung.
Aspek yang kedua atau aspek kognitif siswa terlihat sangat aktif sebanyak
30%, 25% terlihat aktif dimana siswa dapat mengumpulkan laporan hasil diskusi
secara tepat waktu, mempresetasikan hasil diskusi, bertanya serta menjawab
pertanyaan dengan baik, sedangkan 30% cukup aktif dalam pembelajaran, dan
15% siswa terlihat kurang aktif dalam proses pembelajara, hal tersebut terlihat
ketika siswa banyak yang menyepelekan laporan hasil diskusi yang tidak tepat
waktu dalam pengumpulan, dan saat presentasi maupun sesi tanya jawab
berlangsung terlihat diam atau bahkan ramai sendiri, yang mengakibatkan kondisi
kelas kurang tenang.
Pengamatan aktivitas secara komulatif pada siklus I sesudah think pair
share dapat dilihat dalam tabel 4.5 :
80
Tabel 4.5
Aktifitas Kumulatif Siswa Siklus I dengan
Model Think Pair Share
No
Kategori
Jumlah Siswa
Persentae
1
Sangat Aktif
3
7,5%
2
Aktif
33
82,5%
3
Cukup Aktif
4
10%
4
Kurang Aktif
0
0%
40
100%
JUMLAH
Sumber: Data yang diolah 2013
Tebel 4.5 menunjukan bahwa dalam pembelajaran siklus 1 sebagaian besar
siswa terlihat kurang aktif. Dapat dilihat pada gambar siswa yang aktif hanya
7,5% saja sedangkan siswa yang cukup aktif terbilang sangat banyak mencapai
82,5% dan siswa yang kuang aktif mencapai 10%.
4.1.3.3.3
Kinerja Guru
Data hasil observasi kinerja guru digunakan untuk mengetahui kinerja
guru selama proses belajar mengajar dengan menggunakan model think pair
share. Pembelajaran kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I
dapat dilihat pada tabel beriku:
81
Tabel 4.6
Kinerja Guru pada Pembelajaran Think Pair Share Siklus I
No
1
Kegiatan
Penilaian
Keterampilan membuka pelajaran
Menyampaikan apresiasi
4
2
Memotivasi Siswa
3
Kemampuan guru menyampaiakan tujuan dan
indicator pembelajaran
Kegiatan Inti Guru
Kemampuan guru menyampaiakan materi
menggunakan model Think Pair Share
Interaksi guru dalam pembelajaran menggunakan
model Think Pair Share
Kemampuan guru dalam membagi kelompok
siswa secara acak dengan memperhatikan
kemampuan siswa
Kemampuan guru dalam mengelola kelas agar
tertib dan teratur
Kemampuan guru dalam membimbing jalannya
diskusi kelompok kelas
Kemampuan guru dalam membimbing jalannya
presentasi
Guru membantu berjalannya proses tanya jawab
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kegiatan Penutup
Mengevaluasi hasil presentasi di pembelajaran
menggunakan model Think Pair Share
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
hasil presentasi secara bersama yang telah
dilakukan denganmenggunakan model Think
Pair Share
4
2
Kategori
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Cukup
Baik
3
Baik
3
Baik
3
Baik
3
Baik
2
2
2
Cukup
Baik
Cukup
Baik
Cukup
Baik
3
Baik
4
Sangat
Baik
82
Penilaian =
=
= 72,79 %
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa persentase kinerja guru
dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model think pair share
adalah sebesar 72,79%. Pada siklus I, kemampuan guru dalam membuka pelajaran
secara klasikal sudah dilaksanakan dengan baik karena relevan dengan materi dan
memberikan apresiasi, sehingga siswa tampak memperhatikan penjelasan dari
guru. Kemampuan dalam mengontrol jalannya diskusi sudah terlihat baik karena
guru dapat mengontrol siswa, walaupun masih terlihat ramai namun masih dapat
dikendalikan oleh guru.
Guru juga dapat membimbing siswa dalam menentukan kelompok
sehingga tidak ada perbedaan dengan murid lainnya. Namun guru kurang
memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa kurang bersemangat dalam
belajar dan kurang dalam membimbing siswa dalam mengerjakan tugas.
Kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran think pair share agak kaku,
hal tersebt terjadi karena model pembelajaran ini merupakan model yang belum
pernah digunakan oleh guru, sehingga guru banyak mengalami kesulitan dalam
menerapkan model pembelajaran tersebut, dalam kondisi yang seperti ini maka
guru perlu melakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Meskipun demikian guru
dapat mengakhiri pembelajaran tepat waktu dan mengendalikan kelas kembali.
83
4.1.3.3.4
Hasil Belajar Siswa Siklus I
Pelaksanaan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran think pair
share membahas materi tentang komunikasi kompetensi dasar menerima dan
menyampaikan informasi. Hasil belajar pada siklus I diperoleh dari hasil tes
evaluasi siklus I yang dikerjakan secara individu yang dilaksanakan pada akhir
pertemuan siklus I. Tes yang digunakan adalah tes tertulis sebanyak 22 soal
pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban.
Data hasil belajar siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri
kabupaten Kendal pada mata pelajaran komunikasi kompetesi dasar menerima
dan menyampaikan informasi dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.7
Hasil Tes Evaluasi Siklus I
No
Hasil Tes
Tes Evaluasi Siklus I
1
Nilai Tertinggi
94,5
2
Nilai Terendah
54
3
Rata-rata nilai
73,63
4
Jumlah siswa yang tuntas
23
5
Jumlah siswa yang tidak tuntas
17
6
Ketuntasan hasil belajar
57,5%
Sumber : Data tes evaluasi siklus I
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai tertinggi pada siswa
kelas X AP SMK Muhammadiyan 1 Weleri melalui komponen dasar menerima
dan menyampaikan informasi siklus I adalah 94,5 dan nilai terendah adalah 54
dengan nilai rata-rata 73,63. Hasil tes evaluasi siklus I diperoleh persentase
ketuntuasan belajar klasikal sebesar 57,5% dengan jumlah siswa 23 sedangkan
84
siswa yang belum tuntas sebanyak 17 siswa yang jika di persentasekan adalah
sebanyak 42,5%. Pencapaian ketuntasan hasil belajar dengan penerapan model
pembelajaran Think Pair Share sudah cukup baik yakni sebesar 57,5% namun
belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu sebesar 75%, untuk itu
perlu diadakan perbaikan pada siklus selanjutnya yakni siklus II.
4.1.3.4 Refleksi
Berdasarkan hasil dari tes keterampilan komunikasi dan tes evaluasi pada
siklus I target penelitian masih belum mencapai secara maksimal. Hal ini dapat
diketahui dari hasil komulatif aspek tes keterampilan komunikasi siklus I
mencapai nilai 73,16 yang termasuk kategori cukup mampu. Pencapaian hasil tes
evaluasi siswa dapat dilihat berdasarkan hasil tes evaluasi akhir siklus I yaitu nilai
ketuntasan hasil belajar mencapai 57,5%. Hasil pada siklus I ternyata masih belum
mampu mencapai nilai maksimal sesuai dengan indikator keberhasilan yakni 75%
dan nilai ketuntasan KKM sebesar 75.
Kegagalan yang terjadi pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Dalam proses pembelajaran menggunakan model think pair share ada
beberapa siswa yang ramai dan kurang memperhatikan materi yang diberikan
oleh guru.
b. Ketika siswa diberikan kesempatan berfikir (think) untuk menentukan isi
informasi yang akan didiskusikan masih banyak siswa yang mengikuti
temannya dan hanya diam saja bahkan mereka cenderung mengobrol sendiri
dengan teman yang lainnya.
85
c. Ketika siswa berdiskusi dengan pasangan (pair), masih banyak siswa yang
terlihat mengobrolkan pembicaraan yang tidak sesuai dengan topik yang
diberikan dengan pasangan diskusinya.
d. Ketika siswa berbagi (shere) didepan kelas, siswa masih terlihat kaku dan
kurang percaya diri.
e. Dimana siswa yang berperan sebagai audien yang seharusnya memperhatikan
temannya presentasi malah siswa terlihat mengobrol dan bercanda dengan
teman yang lain.
f. Siklus I ini masih terlihat kekurangan pada keterampilan berbicara, dimana
hasil rata-rata kumulatif skor kelas terlihat paling rendah yaitu 62,93%,
sedangkan untuk keterampilan yang lain seperti keterampilan mendengarkan
mencapai 75,62% dan untuk keterampilan menulis mencapai 74,37%.
Solusi pembelajaran siklus I, akan diatasi dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Lebih jelas dalam menjelaskan tema atau topik diskusi, agar siswa lebih dapat
memahami topik atau tema diskusi.
b. Menjelaskan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa selama aktivitas
pembelajaran menerima dan menyampaikan informasi dengan model think
pair share, yaitu belum mampunya siswa dalam mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas, dan kesalahan yang sering muncul adalah kurang
percaya dirinya mereka ketika berbicara didepan kelas.
86
c. Memberikan solusi atas kesulitan-kesulitan yang ditemui siswa selama
mengikuti pembelajaran, yaitu dengan mengajak siswa untuk lebih serius lagi
dalam mempresentasikan informasi hasil diskusi.
d. Guru memberikan variasi pembelajaran agar siswa tidak terlihat bosan atau
sibuk dengan hal lain yang bermanfaat dalam pembelajaran, seperti
menambahkan media atau variasi pembelajaran lainnya.
e. Guru mengacak kelompok siswa dan berbeda dari kelompok pada saat siklus
I. Guru memilih antara siswa yang mendapat skor baik, sedang, dan kurang
pada siklus I, hal ini bertujuan agar siswa yang mendapat nilai baik dapat
berdiskusi dan bertukar pikiran dengan siswa yang mendapat skor sedang,
agar semua siswa paham dan dapat lebih percaya diri dengan apa yang akan
disampaiakan dalam presentasi.
f. Mengkondisikan
siswa
dengan
sebaik-baiknya
selama
pembelajaran
berlangsung
Pada tahapan refleksi siklis I dijadikan sebagai acuan untuk pelaksanaan
siklus II dengan harapan hasilnya lebih baik dari sebelumnya. Dari kompnen
aktivitas siswa, keterampilan komunikasi, kinerja guru, hingga evaluasi hasil
belajar pada siklus I yang belum optimal, dan dengan adanya refleksi pada siklus I
ini diharapkan pada siklus II hasilnya akan lebih dapat dioptimalkan.
4.1.4
Hasil Penelitian Siklus II
Hasil tes kemampuan komunikasi kompetensi dasar menerima dan
menyampaikan informasi pada siklus II merupakan hasil perbaikan dari siklus I.
87
Penilaian keterampilan komunikasi pada siklus II dilakukan dengan cara dan
urutan yang sama dengan pelaksanaan penelitian pada siklus I. Kegiatan siklus II
meliputi : refleksi hasil siklus I, perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 08 Mei dan Jumat, 10 Mei 2012 dengan
alokasi waktu masing-masing 2 x 45 menit.
4.1.4.1 Perencanaan
Pelaksanaan siklus II didasarkan pada siklus I, dilaksanakannya siklus II
bertujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan maksimal dibanding siklus
I. Tahap perencanaan guru melakukan langkah-langkah yaitu merumuskan tujuan
yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran yaitu meningkatkan keterampilan
komunikasi yang akan berdampak terhadap peningkatan hasil belajar dan aktivitas
siswa. Adapun tujuan akademik difokuskan agar siswa dapat mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75 dan ketuntasan klasikal sebesar 75%.
Kegiatan yang dilakukan antara lain yaitu guru menyusun rencana pelaksanaaan
pembelajaran (RPP), lembar aktivitas siswa, lembar aktivitas guru, serta topik
atau tema materi yang akan diberikan kepada siswa untuk kemudian di
diskusikan, lembar penilaian keterampilan berkomunikasi untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tertulis, serta soal
post tes untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah
dipelajari, tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 22 butir soal. Guru berusaha
untuk lebih menguasai model pembelajaran think pair share dengan memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I.
4.1.4.2 Pelaksanaan
88
Tahap tindakan pada siklus II ini yang dilakukan guru selama proses
pembelajaran yaitu mengkondisikan siswa agar siap mengukuti proses
pembelajaran. Guru bertindak memberikan apresiasi kepada siswa supaya
memberikan rangsangan kepada siswa agar siap dalam mengikuti proses
pembelajaran dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan yang
berkaitan dengan materi yang akan disampaikan pada siklus II.
Selanjutnya guru menjelaskan materi komunikasi kompetensi dasar
menerima dan menyampaikan informasi, dan untuk selanjutnya proses
pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model think pair share.
Langkah awal dari pembelajaran menggunakan model think pair share adalah
berfikir (think) siswa berfikir secara individu mengenai topik pembahasan yang
telah diberikan sebelum berdiskusi atau berpasangan, kemudian bertukar (pair)
siswa berpasangan dengan teman yang sudah ditentukan oleh guru yang sesuai
dengan kemampuan siswa untuk berdiskusi dan mengidentifikasi topik yang telah
diberikan guru yang sudah diidentifikasi secara individu sebelumnya, sehingga
siswa dapat bertukar informasi dengan pasangan dan mengolah informasi tersebut.
Setelah siswa berdiskusi dan telah mendapatkan informasi dengan saling bertukar
maka langkah yang terahir adalah berbagi (share) yaitu siswa dituntut untuk
menyampaikan informasi yang telah diperolah didepan kelas yang berupa
mempresentasikan informasi tersebut atas pemikiran dan hasil diskusi masingmasing pasangan didepan kelas.
Kondisi
ini
guru
berperan
sebagai
pembimbing
siswa
dalam
mengemukakan ide dan memberikan kesempatan kelompok lain untuk
89
menanggapi hasil presentasi temannya. Ketika presentasi telah selesai dilakukan
akan diadakan proses tanya jawab antar siswa dengan siswa yang lainnya, dimana
siswa yang bertindak sebagai audien berhak memberikan pertanyaan maupun
tanggapan pada siswa yang telah melakukan presentasi, dan siswa yang telah
mempresentasikan informasi hasil diskusi dituntut dapat menjawab ketika
diberikan pertanyaan. Setelah proses tanya jawab berakhir maka guru dan siswa
melakukan konfirmasi dengan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
4.1.4.3 Pengamatan
Tahap pengamatan merupakan fase yang bertujuan memperoleh data
pengamatan terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru.
4.1.4.3.1
Keterampilan Komunikasi Siswa Siklus II
Hasil tes keterampilan komunikasi siswa merupakan tes psikomotorik
dalam hal berkomunikasi, disini peneliti akan menjabarkan hasil tes psikomotorik
siswa dalam komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan
informasi. Hasil keterampilan komunikasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8
berikut :
90
Tabel 4.8
Data Keterampilan Komunkasi Siswa Siklus II dalam Ranah Psikomotorik
Kompetensi Dasar Menerima dan Menyampaikan Informasi
No
Aspek Penilaian
Skor
A
%
B
%
C
%
D
%
13
32,5
20
50
7
17,5
0
0
10
25
22
55
8
20
0
0
11
27,5
21
52,5
8
20
0
0
13
32,5
20
50
6
15
1
2,5
10
25
18
45
12
30
0
0
12
30
18
45
10
25
0
0
A. Keterampilan Berbicara
1
2
3
4
5
6
Kelancaran berbicara
Ketepatan pilihan kata
dan tata bahasa
Ketepatan penekanan
suara, nada dan irama
Ketepan volume dan
suara
Sikap tenang dan tidak
kaku
Cara berdiri dan sikap
badan
7
Gerakan kepala
10
25
21
52,5
8
20
1
2,5
8
Ekspresi muka
9
22,5
20
50
9
22,5
2
5
9
Pandangan mata
12
30
23
57,5
4
10
1
2,5
10
Gerak tangan / Gesture
13
32,5
18
45
7
17,5
2
5
79
19,75
7 1,75
Jumlah
113 28,25 201 50,25
B. Keterampilan Mendengarkan
Memberikan
1
kesempatan berbicara
6
15
30
75
4
10
0
0
16
40
23
57,5
1
2,5
0
0
22
27,5
53
66,25
5
6,25
0
0
kepada orang lain
Fokus dan
2
memperhatikan orang
yang berbicara
Jumlah
91
C. Keterampilan Menulis
1
Kerapian dan kejelasan
tulisan
19
47,5
19
47,5
2
5
0
0
2
Penyampaian pesan
21
52,5
19
47,5
0
0
0
0
3
Sistematika Penulisan
20
50
19
47,5
1
2,5
0
0
60
50
57
47,5
3
2,5
0
0
Jumlah
Sumber: Data Keterampilan Komunikasi berdasarkan ranah Psikomotorik Siswa
Siklus I, 2013
Berdasarkan
tabel
diatas
menunjukan
bahwa
kriteria
penilaian
keterampilan komunikasi yaitu meliputi keterampilan berbicara, keterampilan
mendengarkan dan keterampilan menulis. Kriteria tersebut sesuai dengan
kompetensi dasar yang diajarkan yaitu menerima dan menyampaikan informasi
mata pelajaran komunikasi. Peneliti telah melakukan tes psikomotorik, dalam
penilaian keterampilan ini peneliti menekankan penilaian terhadap proses menuju
peningkatan komunikasi yang akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar
siswa. Penjelasan mengenai penilaian komunikasi dapat dijelaskan sebagai
berikut:
A. Aspek keterampilan berbicara
1. Pertama adalah kelancaran berbicara, dalam berkomunikasi berbicara
adalah hal yang sangat utama oleh karena itu kelancaran berbicara
merupakan penilaian yang utama dalam keterampilan komunikasi, dalam
kenyataan pada siklus II siswa yang sudah sangat lancar dalam berbicara
adalah sebanyak 32,5% yaitu 13 siswa yang sangat lancar dalam berbicara,
sedangkan 50% atau 20 siswa lancar berbicara, dan sisanya 17,5% atau 7
siswa terlihat cukup lancar dalam berbicara.
92
2. Kedua adalah ketepatan dalam pemilihan kata dan tata bahasa yang baik
dan benar. Dalam aspek ini siswa dituntut untuk lancar dalam berbahasa
Indonesia yang baik dan benar terlihat 25% yaitu sebanyak 10 siswa
sangat terampil dalam pemilihan kata dan kalimat yang sesuai, sedangkan
55% sebanyak 22 siswa terampil, dan 20% atau hanya 8 siswa terlihat
cukup terampil dalam pemilihan ketepatan kata dan kalimat yang sesuai.
3. Ketiga adalah ketepatan dalam penekanan suara, nada dan irama dan
berbicara. Dapat dilihat dalam bentuk persentase sekitar 27,5% atau 11
siswa sangat mampu memberikan jeda atau intonasi nada berbicara yang
sesuai, sedangkan 52,5% yaitu 21 siswa masuk dalam kategori mampu,
dan sisanya sekitar hanya 20% atau 8 siswa yang cukup terampil dalam
memberikan intonasi jeda pada pembicaraannya.
4. Keempat adalah ketepatan volume dan suara, dalam aspek ini sudah ada
peningkatan bahwa sebagian siswa sudah mulai terlihat percaya diri ketika
presentasi dilakukan. Dapat dilihat dalam persentase sekitar 32,5% yaitu
13 siswa sudah sangat mampu mengatur volume berbicara yang sesuai
dengan kondisi kelas, sedangkan 50% atau 20 siswa yang mampu, dan
hanya 15% atau 6 siswa yang terlihat cukup mampu dalam mengatur
volume suara ketika presentasi, sedangkan sisanya hanya 2,5% atau 1
siswa yang terlihat kurang mampu.
5. Kelima adalah adanya sikap tenang dan tidak kaku pada siswa saat
presentasi dilakukan, pada aspek ini di siklus II siswa sudah mulai terlihat
tidah gerogi lagi ketika shering di depan kelas siswa yang sangat luwes
93
atau tenang yaitu sebanyak 25% atau 10 siswa, dan sebanyak 45% atau 18
siswa mampu, sedangkan 30% atau hanya 12 siswa terlihat cukup mampu
dan masih terlihat kaku dalam presentasi di depan kelas.
6. Keenam adalah cara berdiri dan sikap badan siswa ketika presentasi
didepan kelas, dalam bersikap sebagian siswa sudah terlihat sangat baik
ketika tampil didepan kelas, dan jika dilihat dalam persentase sebanyak
30% atau 12 siswa terlihat sangat baik dalam menampilkan diri didepan
kelas, sedangkan 45% atau 18 siswa yang temasuk dalam baik, dan hanya
25% atau 10 siswa terlihat cukup baik dalam penampilan ketika presentasi
didepan kelas.
7. Ketujuh adalah gerakan kepala yang sesuai dalam presentasi yang
dilakukan, gerakan kepala merupakan gaya khas seseorang dalam
berbicara yang akan menambah indahnya penampilan seseorang ketika
menjadi seorang pembicara. Dalam aspek ini terlihat dalam bentuk
persentase sebanyak 25% atau 10 siswa terlihat sudah sangat baik dalam
memberikan variasi gerakan kepala dalam berbicara, sedangkan 25,5%
atau 21 siswa termasuk dalam kategori baik, dan sisanya hanya 20% atau
8 siswa yang masuk dalam kategori cukup dalam memvariasi gaya
berbicaranya, dan tersisa 2,5% atau 1 siswa yang terlihat kurang mampu.
8. Kedelapan adalah ekspresi muka ketika dalam berbicara, terlihat dalam
bentuk persentase 22,5% atau 9 anak yang sudah sangat mampu
memberikan ekspresi muka yang sesuai dengan apa yang dibicarakan
sehingga dapat memberikan kepercayaan kepada audian terhadap
94
informasi yang disampaikan, sedangkan 50% yaitu sebanyak 20 siswa
sudah baik, dan sisanya hanya 22,5% atau 9 siswa yang terlihat cukup
mampu, dan sisanya hanya 5% atau 2 siswa yang masuk dalam kategori
kurang mampu dalam memberikan ekspresi wajah ketika berbicara.
9. Kesembilan adalah pandangan mata ketika berbicara, dalam aspek ini
pandangan mata dituntut untuk dapat memandang keseluruh audien agar
semua audien dapat menerima informasi yang disampaikan, terlihat dalam
persentase sebanyak 30% atau 12 siswa yang sangat baik dalam
memandang audian dan terlihat menyeluruh, sedangkan 57,5% atau
sebanyak 23 siswa masuk dalam kategori mampu, dan sisanya hanya 10%
atau 4 siswa yang masuk dalam kategori cukup dan 2,5% atau 1 siswa
yang terlihat kurang mampu dalam mengatur pandangan keaudien.
10. Kesepuluh adalah gerakan tangan atau gesture dalam presentasi, aspek ini
dinilai karena gerakan tangan seseorang dalam berbicara juga merupakan
gaya berbicara yang dapat meyakinkan dan memperindah tampilan
seseorang ketika presentasi didepan umum. Terlihat dalam bentuk
presentase 32,5% atau 13 siswa sangat bagus dalam melakukan gerakan
tangan yang sesuai dengan apa yang dibicarakan, sedangakan 45% atau 18
siswa masuk dalam kategori baik, dan 17,5% atau 7 siswa telihat cukup
baik, kemusian sisanya hanya 5% atau 2 siswa yang kurang mampu dalam
presentasi menyampaikan informasi.
B. Aspek Keterampilan Mendengarkan
95
1. Pertama adalah memberikan kesempatan berbicara kepada orang lain,
aspek ini merupakan aspek yang sangat penting dalam komunikasi karena
kita memberikan kesempatan orang lain berbicara merupakan suatu
penghargaan kepada pembicara dan keuntungannya kita akan lebih
memahami apa yang dibicarakannya. Pada aspek ini sudah sebagian besar
siswa dengan sangat baik dapat memberikan kesempatan berbicara pada
orang lain dengan persentase 15% atau 6 siswa, sedangkan sebanyak 75%
atau 30 siswa terlihat masuk dalam kategori baik, dan sisanya hanya 10%
atau 4 siswa yang terlihat cukup baik dalam bersikap meskipun mereka
cenderung lebih sering menggoda temannya yang sedang presentasi
didepan kelas.
2. Kedua adalah fokus dan memperhatikan yang sedang berbicara, dalam
aspek ini siswa dituntut untuk dapat lebih fokus dan tenang ketika
berperan sebagai audien sehingga tidak akan mengganggu siswa yang lain
ketika presentasi. Dapat dilihat dalam persentase sebanyak 40% yaitu 16
siswa sudah sangat fokus ketika proses presentasi berlangsung, dan
sedangkan 57,5% atau 23 siswa dapat fokus dalam proses presentasi
berlangsung, dan sisanya hanya 2,5% atau 1 siswa yang cukup fokus
dalam kegiatan pembelajaran.
C. Aspek Keterampilan Menulis
1. Pertama adalah kerapian dan kejelasan tulisan ini dinilai dari hasil laporan
diskusi siklus II yang terlihat siswa sudah sangat rapi dalam penulisan
laporan sebanyak 47,5% atau 19 siswa sangat rapi dalam mengumpulkan
96
laporan hasil diskusi, sedangkan 47,5% aau 19 siswa dapat menulis
dengan rapi, dan sisanya hanya 5% yaitu 2 siswa yang cukup rapi dapat
menulis dengan rapi.
2. Kedua adalah penyampaian pesan dan isi laporan yang sesuai dengan topik
diskusi, dalam aspek ini terlihat siswa sudah sebagian besar paham dengan
apa yang dimaksud sehingga terlihat dalam persentase sebanyak 52,5%
yaitu 21 siswa yang sangat terampil menuliskan pesan yang sesuai dengan
topik, dan sisanya 47,5% yaitu 19 siswa yang terampil dalam menulis.
3. Ketiga adalah sistematika penulisan dalam laporan hasil diskusi yang
dikumpulkan, dalam sistematika penulisan merupakan penilaian yang
dilakukan agar siswa dapat menulis dengan baik sehingga informasi yang
diberikan akan tertata rapi dan sitematis agar dapat memudahkan pembaca
dalam membaca tulisan tersebut. Dalam aspek sebagian ini siswa sudah
cukup baik dalam penulisan yang sesuai dengan sistematika terlihat dalam
persentase sebanyak 50% yaitu 20 siswa sangat terampil, dan 47,5% atau
19 siswa yang terampil dalam penulisan laporan hasil diskusi yang telah
dikumpulkan, dan sisanya hanya 2,5% atau 1 siswa yang termasuk dalam
kategori cukup terampil.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada aspek
pertama yaitu aspek keterampilan mendengarkan, siswa yang sangat mampu
adalah sebanyak 28,25%, dan 50,25% merupakan siswa yang mampu, sedangkan
19,75% siswa terlihat cukup mampu, dan terakhir tersisa 1,75% siswa kurang
97
mampu dalam keterampilan berbicara pada mata pelajaran komunikasi
kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi.
Aspek kedua dalam keterampilan berkomunikasi adalah keterampilan
mendengarkan, dalam keterampilan mendengarkan sebagian besar siswa sudah
mampu mencapai skor yang baik sehingga berdampak kepada penilaian dan disisi
lain juga menguntungakan kondisi kelas yang bias tenang dan tetap fokus ketika
pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share berlangsung. Jika
dilihat dari hasil penelitian, terlihat sekitar 27,5% siswa sudah sangat mampu
dalam aspek ini, 66,25% siswa mampu dengan, dan sesanya 6,25% siswa yang
cukup mampu dalam aspek keterampilan mendengarkan.
Aspek ketiga adalah keterampilan menulis, dalam menulis siswa dituntut
kerapian, pesan dan isi tulisan, dan sistematika tulisan dengan tujuan agar siswa
dapat menuliskan informasi yang baik dengan tulisan yang baik agar dapat
memudahkan pembaca dalam membaca tulisannya sehingga informasi yang
diterima akan mudah dipahami pembaca. Dalam aspek ini sebagian siswa sudah
cukup mampu dalam keterampilan mulis, terlihat 50% siswa mampu menulis
dengan rapi, baik dan benar. 47,5% siswa terlihat mampu dengan, dan 2,5% siswa
cukup mampu dalam menulis dengan rapi, baik dan benar.
Keterampilan siswa dalam komunikasi dapat dilihat secara kumulatif
sebagai berikut akan di jelaskan dalam tabel 4.9
98
Tabel 4.9
Keterampilan Komunikasi Siswa Kumulatif Siklus II dengan Menggunakan
Model Think Pair Shar
No
Kategori
1
Sangat
Mampu
2
3
4
Mampu
Cukup
Mampu
Kurang
Mampu
Rentang
Nilai
Frekuensi
100% - 81,25%
19
1616,67 47,5
81,24% - 62,50%
14
1105
62,49% - 43,74%
7
43,74% - 25%
0
0
40
3148,33 100
Jumlah
Sumber : Data yang diolah 2013
Bobot
Skor
%
Persentase
Komulatif
X=
35
426,66 17,5
0
79
(Mampu)
Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukan bahwa dalam pembelajaran
siklus II sebagian besar siswa sudah sangat mampu dalam keterampilan
komunikasi. Dalam presentasenya dapat diketahui bahwa 47,5% siswa sudah
sangat mampu, 35% siswa masuk dalam kategori mampu, dan sisanya 17,5%
siswa terlihat mampu. Kumulatif rerata pada siklus II dapat diperoleh sebesar 79
yang masuk dalam kategori mampu.
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan komunikasi yang diperoleh
maka dapat disimpulkan sebagai tabel 4.10 berikut :
Tabel 4.10
Kemampuan Berkomunkasi
Keterampilan Komunikasi
Kelas
Jumlah
Siswa
Sangat
Mampu
X AP
40
19
Sumber : Data hasil penelitian 2013
Mampu
14
Cukup
Mampu
7
Kurang
Mampu
0
99
Pembelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan
informasi dalam kelas X AP SMK Muhammadahyah 1 Weleri sudah ada
perubahan yaitu meningkatnya keterampilan komunikasi setelah menerapkan
model pembelajaran think pair share dibandingkan sebelum menggunakan model
pembelajaran ini. Dapat dilihat pada tabel ada 19 siswa yang dapat dimasukan
dalam kategori sangat mampu, 14 siswa masuk dalam kategori mampu, dan
sisanya 7 siswa terdapat pada kategori cukup mampu.
Berdasarkan berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
persentase keterampilan berkomunikasi mengalami peningkatan dari siklus I
66,83%, menjadi naik pada siklus II sebesar 78,83%. Sehingga kenaikan tersebut
sudah memenuhi persentase klasikal yang ditargetkan dalam penelitian yaitu 75%.
Dengan tercapainya indikator yang ditargetkan dapat diartikan penelitian akan
dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
4.1.4.3.2
Aktivitas Siswa Siklus II Melakukan Think Pair Share
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II yang telah dicatat dalam
lembar obsevasi aktivitas siswa siklus II sesudah melakukan think pair share yang
sudah dipersiapkan. Maka hasil dari observasi aktivitas siswa dapat lebih
dijelaskan pada tabel 4.11 berikut :
100
Tabel 4.11
Data Aktivitas Siswa Siklus II dengan Model Think Pair Share
N
o
Kegiatan
Skor
A
%
B
%
C
%
D
%
11
27,5
27
67,5
2
5
0
0
11
27,5
18
45
11
27,5
0
0
12
30
18
45
10
25
0
0
20
50
13
32,5
6
15
1
2,5
9
22,5
24
60
7
17,5
A. Afektif
Siswa tertarik
mendengarkan penjelasan
1
materi dengan
menggunakan model
Think Pair Share
Siswa merespon materi
2
yang diberikan dg model
Think Pair Share
Siswa mampu berfikir
secara individu dalam
3
kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan
model Think Pair Share
Siswa dalam kondisi
tenang saat berpasangan
4
dalam kegiatan
pembelajaran dengan
menggunakan model
Think Pair Share
Siswa terlihat saling
5
bekerjasama dalam
kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan
0
101
model Think Pair Share
Jumlah
53
31,5
100
25
36
18
1
0,5
35
87,5
4
10
1
2,5
19
47,5
14
35
7
17,5
1
0
12
30
14
35
13
32,5
1
2,5
6
15
18
45
16
40
0
29
72,5
11
27,5
0
0
0
101
50,5
61
30,5
37
18,5
B. Kognitif
Siswa mengumpulkan
1
hasil diskusi kelompok
0
dengan tepat waktu
Siswa mempresentasikan
2
hasil diskusi dengan baik
dan tertib
3
Siswa berani mengajukan
pertanyaan
Siswa berani menjawab
4
pertanyaan dan
memberikan tanggapan
Siswa dapat
5
menyimpulkan materi
yang telah dibahas
Jumlah
1
0,5
Sumber : Aktivitas siswa siklus II sesudah TPS
Berdasarkan tabel diatas pengamatan aktivitas siswa berdasarkan ranah
belajar pada siklus II sebelum Think Pair Share dapat dijelaskan sebagai berikut :
A. Aspek afektif
1. Pertama adalah ketertarikan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru
mengenai materi pembelajaran dengan menggunakan model think pair
share. Dilihat dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti
bahwa sebagian besar siswa sudah memiliki ketertarikan terhadap model
pembelajaran ini, dapat diketahui dengan persentase sebanyak 27,55%
102
atau 11 siswa yang sangat tertarik dengan model pembelajaran ini, dan
67,5% atau 27 siswa terlihat tertarik, sedangkan hanya 5% yaitu 2 siswa
yang terlihat cukup tertaring dengan model pembelajaran ini.
2. Kedua adalah respon siswa terhadap materi yang diberikan guru dengan
menggunakan model pembelajaran think pair share. Terlihat dalam
persentase 27,5% atau 11 siswa sudah sangat mampu merespon materi,
sedangkan 45% atau 18 siswa terlihat merespon, dan sebanyak 27,5% atau
11 siswa terlihat cukup merespon meteri yang diberikan oleh guru.
3. Ketiga adalah kemampuan berfikir siswa secara individu saat diberikan
tema atau topik yang akan didiskusikan. Terlihat dalam persentase 30%
atau 12 siswa sangat mampu berfikir secara individu, sedangkan 45% atau
18 siswa mampu berfikir secara individu, dan 25% yaitu 10 siswa terlihat
cukup mampu berfikir secara individu dalam berfikir untuk mencari
informasi dari topik yang telah diberikan.
4. Keempat adalah kondisi kelas yang tenang saat proses pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran think pair share.
Dalam aspek ini sebagian siswa sudah dapat tenang saat proses
pembelajaran berlangsung, jika dilihat dari tabel diatas dalam bentuk
persentasenya ada 50% atau 20 siswa yang sangat tenang dan
memperhatikan pelajaran dengan baik, sedangkan sebanyak 32,5% yaitu
13 terlihat dapat tenang saat proses pembelajaran, dan 15% yaitu 6 siswa
tampak cukup bisa tenang dalam proses pembelajaran, sisanya hanya 2,5%
103
yaitu 1 siswa yang kurang bisa tenang ketika proses pembelajaran
berlangsung.
5. Kelima adalah kerjasama yang baik antar individu saat berdiskusi untuk
mencari informasi berdasarkan topik yang telah ditentukan yang kemudian
dipresentasikan didepan kelas. Sebagian siswa sudah dapat bekerja sama
dengan baik saat berdiskusi, hal ini dapat dilihat dalam bentuk persentase
bahwa ada 22,5% atau 9 siswa yang dapat bekerjasama dengan sangat
baik, sedangkan 60% atau 24 siswa terlihat baik dalam bekerjasama, dan
sisanya 17,5% atau 7 siswa cukup dapat bekerjasama dengan baik ketika
berdiskusi mereka cenderung berceriata sendiri yang tidak susuai tema.
B. Aspek Kognitif
1. Pertama adalah ketepatan waktu siswa dalam mengumpulkan laporan yang
sudah didiskusikan. Dalam aspek ini siswa sudah tepat waktu dalam
pengumpulan laporan, jika dipersentasikan ada sebanyak 87,5% atau 35
siswa yang sangat tepat waktu dalam mengumpulkan laporan, sedangkan
10% atau 4 siswa tepat waktu, dan sisanya hanya 2,5% atau 1 siswa yang
cukup tepat waktu dalam mengumpulkan laporan hasil diskusi.
2. Kedua adalah presentasi laporan hasil diskusi. Dapat dilihat dalam
persentase
bahwa
sebagian
siswa
sudah
cukup
baik
dalam
mempresentasikan laporan hasil diskusi, 47,5% atau 12 siswa sangat baik
dalam mempresentasikan laporan hasil diskusi, sedangkan 35% yaitu 4
siswa baik dalam mempresentasikan, sadangkan sisanya 17,5% yaitu 7
siswa cukup baik dalam mempresentasikan laporan hasil diskusi.
104
3. Ketiga adalah keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan. Dalam
proses bertanya terlihat siswa sudah sangat antusias dalam mengajukan
pertanyaan kepada rekan yang mempresentasikan laporannya. Terlihat
dalam bentuk persentase sebanyak 30% atau 12 siswa sudah sangat baik
dalam mengajuka pertanyaan, sedangkan 35% atau 14 siswa termasuk
dalam kategori baik, 32,5% atau 13 siswa terlihat cukup baik dalam
mengajukan pertanyaan, dan sisanya hanya 2,5% yaitu 1 siswa kurang
berani mengajukan pertanyaan.
4. Keempat adalah keberanian siswa menjawab pertanyaan yang diberikan
teman atau guru pada saat selesai mempresentasikan hasil diskusi.
Sepertinya hal ini yang sangat sulit bagi siswa namun sebagian besar siswa
sudah cukup mampu, terlihat dalam bentuk persentase hanya 15% yaitu 6
siswa yang sangat mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang
diberikan padanya, sedangkan sebanyak 45% yaitu 18 siswa mampu dan
baik dalam menjawab pertanyaan, dan 40% yaitu 16 siswa terlihat cukup
mampu dalam menjawab pertanyaan.
5. Kelima adalah menyimpulan materi yang telah dibahas oleh guru dan
siswa.
Sebelum
proses
pembelajaran
selesai
guru
dan
siswa
menyimpulkan hasil pembelajaran, pada aspek ini sudah banyak siswa
yang terlihat antusias dan aktif dalam menyimpulkan materi. Jika
dipersentasekan sebanyak 72,5% yaitu 29 siswa sudah sangat aktif dalam
menyimpulkan materi, dan sisanya 27,5% adalah 11 siswa yang aktif
dalam menyimpulkan materi pembelajaran.
105
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada aspek
pertama yaitu aspek afektif siswa yang sangat aktif dalam proses pembelajaran
berlangsung yaitu sekitar 26,5% siswa, 50% siswa terlihat aktif dalam proses
pembelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan
informasi dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share, dan 18%
siswa terlihat cukup aktif, sedangkan sisanya sebesar 0,5% siswa terlihat kurang
aktif ketika proses pembelajarn berlangsung.
Aspek kedua adalah aspek kognitif siswa dalam proses pembelajaran
komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan model pembelajaran think pair share, bahwa sekitar 50,5% siswa
terlihat sangat aktif dalam proses pembelajaran, dan 30,5% siswa terlihat aktif.
Sedangkan 18,5% siswa dalam aspek kognitif ini terlihat cukup aktif dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran think pair share, dan
sisanya sekitar 0,5% saja terlihat kurang aktif ketika dalam proses pembelajaran.
Pengamatan aktivitas siswa yang telah dilakukan oleh peneliti dapat dilihat
secara komulatif pada tabel 4.12 dibawah ini :
Tabel 4.12
Aktivitas Kumulatif Siswa Siklus II dengan Model Think Pair Share
No
1
2
3
4
Kategori
Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
JUMLAH
Sumber : Data yang diolah 2013
Jumlah Siswa
27
13
0
0
40
Persentase
67,5%
32,5%
0%
%
100%
106
Berdasarkan tabel 4.12 diatas mengenai aktifitas siswa siklus II dengan
model pembelajaran think pair share pada mata pelajaran komunikasi kompetensi
dasar menerima dan menyampaikan informasi manunjukan bahwa dalam proses
pembelajaran siklus II sebagian besar siswa sudah sangat aktif dalam mengikuti
pembalajaran dengan menggunakan model think pair share. Dapat dilihat dalam
tabel diatas bahwa siswa yang sangat aktif dan antusias dalam pembelajaran
adalah sebanyak 67,5% siswa, sedangkan sisanya sebanyak 32,5% seswa aktif
dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model think pair share.
4.1.4.3.3
Kinerja Guru
Data hasil kinerja guru digunakan untuk mengetahui kinerja guru selama
proses pembelajaran dengan menggunakan model think pair share. Kinerja guru
dalam pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut :
Tabel 4.13
Kinerja Guru pada Pembelajaran Think Pair Share Siklus II
No
1
Kegiatan
Penilaian
Keterampilan membuka pelajaran
Menyampaikan apresiasi
4
2
Memotivasi Siswa
3
Kemampuan guru menyampaiakan tujuan dan
indicator pembelajaran
Kegiatan Inti Guru
Kemampuan guru menyampaiakan materi
menggunakan model Think Pair Share
Interaksi
guru
dalam
pembelajaran
menggunakan model Think Pair Share
Kemampuan guru dalam membagi kelompok
siswa secara acak dengan memperhatikan
kemampuan siswa
4
5
6
7
Kemampuan guru dalam mengelola kelas agar
tertib dan teratur
4
Kategori
Sangat
Baik
Sangat
Baik
3
Baik
3
Baik
4
Sangat
Baik
4
Sangat
Baik
3
Baik
107
8
Kemampuan guru dalam membimbing jalannya
diskusi kelompok kelas
4
Sangat
Baik
9
Kemampuan guru dalam membimbing jalannya
presentasi
3
Baik
10
Guru membantu berjalannya proses tanya
jawab
3
Baik
Mengevaluasi hasil presentasi di pembelajaran
menggunakan model Think Pair Share
3
Baik
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
hasil presentasi secara bersama yang telah
dilakukan denganmenggunakan model Think
Pair Share
4
Sangat
Baik
Kegiatan Penutup
11
12
Penilaian =
=
= 87,5 %
Berdasarkan tabel 4.13 diatas diketahui bahwa persentase kinerja guru
dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model think pair share adalah
sebesar 87,5%. Dapat dilihat pada siklus II kemampuan guru dalam membuka
pelajaran secara klasikal sudah dilaksanakan dengan baik karena relevan dengan
materi dan memberikan apresiasi maupun motivasi kepada siswa, sehingga siswa
memperhatikan guru ketika guru menerangkan materi dengan menggunakan
model think pair share. Kemampuan dalam mengontrol jalannya presentasipun
sudah terlihat baik karena guru dapan mengontrol dan menenangkan siswa ketika
siswa yang lain berperan sebagai audiens. Guru juga membimbing siswa dalam
108
menentukan kelompok hingga tidak ada perbedaan kelompok satu dengan yamg
lainnya.
Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru
dalam menggunakan model pembelajaran think pair share dalam kegiatan belajar
mengajar sudah baik. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui hasil kinerja guru
bahwa ada peningkatan sebesar 14,59% dari 72,91% pada siklus I menjadi 87,5%
pada siklus II.
4.1.4.3.4
Hasil Belajar
Hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan dengan menggunakan
model pembelajaran think pair share. Hasil tes evaluasi diperoleh setelah siswa
mengerjakan tes evalusi pada siklus II. Hasil perhitungan nilai tes evaluasi pada
siklus II dapat dilihat pada lampiran. Untuk mengetahui keberhasilan belajar pada
tes evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut :
Tabel 4.14
Hasil Tes Evaluasi Siklus II
No
Hasil Tes
Tes Evaluasi Siklus II
95,45
1
Nilai Tertinggi
2
Nilai Terendah
63,63
3
Rata-rata Nilai
79,54
4
Jumlah Siswa yang Tuntas
32
5
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas
6
Ketuntasan Hasil Belajar (%)
Sumber : Hasil Pengolahan Data Peneliti 2013
8
80 %
Berdasarkan tabel 4.14 diatas dapat diketahui hasil tes evaluasi siswa kelas
X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri Kabupaten Kendal mengalami peningkatan
dibandingkan dengan siklus I. Dapat lihat dari tabel bahwa nilai tertinggi pada
109
mata pelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan
informasi adalah 95,45 dan nilai terendah 63,63 dengan nilai rata-rata mencapai
79,2. Pada siklus II ini siswa yang mendapat nilai ketuntasan mencapai 31 siswa,
sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah 9 siswa dengan persentase ketuntasan
77,5%. Dengan demikian hasil evaluasi siklus II sudah memenuhi presentase
ketuntasan klasikan dengan target keberhasilan sebesar 75%.
4.1.4.4 Refleksi
Berdasarkan tes keterampilan tes evaluasi yang diperoleh pada siklus II
menunjukan adanya peningkatan kearah positif. Penelitian pada siklus II telah
memenuhi target penelitian yang diharapkan oleh peneliti. Hal ini terbukti dengan
tercapai nya KKM yaitu sebesar 75 dan dan ketuntasan keterampilan sebesar 75%.
Berdasarkan penelitian siklus II, diketahui bahwa peningkatan keterampilan
berkomunikasi sebesar 79% yang terdiri dari dari 19 siswa termasuk dalam
kategori sangat mampu, 14 siswa tergolong dalam kategori mampu dan 7 siswa
termasuk dalam kategori cukup mampu. Sedangkan dalam hasil tes evaluasi
diketahui pencapaian nilai rata-rata klasikal sebesar 79,2, berdasarkan rata-rata
klasikal pada siklus II, dapat diketahui adanya peningkatan sebsar 5,68 atau
sekitar 14,2% dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I yang hanya
mencapai nilai rata-rata klasikal sekitar 73,63.
Gambaran secara umum pelaksanaan siklus II sudah berjalan dengan baik,
berikut akan dipaparkan keberhasilan penerapan model belajar think pair share
pada siklus II:
110
a. Dalam pembelajaran terlihat sebagian besar siswa sudah dapat fokus dan
memperhatikan penjelasan guru.
b. Adanya penambahan media yang berupa media video, yang memperlihatkan
video seorang pembicara dapat memotivasi siswa dan memberi gambaran
pada siswa bahwa menjadi seorang pembicara yang baik ada seperti di video
tersebut.
c. Kombinasi pembgian kelompok dan yrutan presentasi sesuai dengan materi
membatu siswa lebih mudah memahami materi atau informasi yang
disampaikan.
d. Ketika presentasi siswa sudah terlihat terampil dan lancar dalam berbicara
menyampaikan informasi, bertanya, maupun menjawab pertanyaan yang di
berikan.
e. Siswa sudah terlihat lebih percaya diri dan luwes dalam mempresentasikan
laporan hasil diskusi di depan kelas
f. Siswa sudah terlihat
terampil
dalam berkomunikasi
yang meliputi
keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan, maupun keterampilan
menulis.
g. Siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran think pair share.
h. Kondisi kelas sudah tampak tenang, adanya partisipasi siswa yang sudah lebih
baik, dan siswa terlihat sungguh-sungguh dalam pengikuti pelajaran.
i. Siswa tepat waktu dalam mengumpulkan laporan dan tepat waktu saat
jalannya proses presentasi, dan sesi tanya jawab.
111
j. Guru dalam proses pembelajaran sudah baik, dan guru juga sudah sedikit
memahami konsep think pair share dan mampu mengatur jalannya proses
diskusi, presentasi, dan tanya jawab.
k. Perhatian guru terhadap siswa ketika berkelompok dan berdiskusi sudah lebih
baik dibandingkan pada saat siklus I.
4.1.5
Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II
4.1.5.1 Keterampilan Kumunikasi Siswa Siklus I dan siklus II
Tabel 4.15
Perbandingan Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I dan
Siklus II dengan Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share
Skor
Keterampilan
4
Sangat Terampil
3
Terampil
2
Cukup Terampil
1
Kurang Terampil
Sumber: Data yang diolah 2013
Siklus I
8,5%
45%
37,5%
9,25%
Siklus II
28,25%
50,25%
19,75%
1,75%
Berdasarkan tabel 4.15 diatas dapat diketahui bahwa ada peningkatan
keterampilan berbicara yang signifikan antara siklus I dan siklus II yang telah
dilakukan oleh peneliti, dalam siklus I terlihat 8,5% siswa yang sangat terampil
dalam keterampilan berbicara dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi
28,25%, kemudian pada kategori terampil siklus I terlihat siswa sebanyak 45%
dan meningkat pada siklus II menjadi 50,25%, sedangkan pada kategori cukup
terampil ada sekitar 37,5% pada siklus I dan 19,75% pada siklus II, dan pada
siklus I kategori kurang terampil hanya 9,25% dan pada siklus II mengalami
penurunan menjadi 1,75%.
112
Tabel.4.16
Perbandingan Peningkatan Keterampilan Mendengarkan Siswa Siklus I dan
Siklus II dengan Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share
Skor
Kategori
Siklus I
Siklus II
4
Sangat Terampil
25%
27,5%
3
Terampil
52,5%
66,25%
2
Cukup Terampil
22,5%
6,25%
1
Kurang Terampil
0%
0%
Sumbe : Data Penelitian 2013
Berdasarkan tabel 2.16 diatas dapat disimpulkan bahwa ketrampilan
mendengarkan pada siklus I dan siklus II mengalami perubahan yang positif,
dalam tabel dijelaskan bahwa pada keterampilan berbicara terlihat pada siklus I
25% siswa terlihat sangat terampil dan mengalami peningkatan pada siklus II
sebanyak 27,5%, kemudian pada kategori terampil pada siklus I mencapai 52,5%
yang pada siklus II
mengalami perubahan menjadi 53%, sedangkan untuk
kategori cukup terampil pada siklus I ada sekitar 18% dan pada siklus II hanya
6,25%.
Tabel 4.17
Pebandingan Peningkatan Keterampilan Menulis Siswa Siklus I dan Siklus
II dengan Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share
Skor
Keterangan
4
Sangat Terampil
3
Terampil
2
Cukup Terampil
1
Kurang Terampil
Sumber : Data penelitian 2013
Siklus I
28,3%
50,83%
10,83%
10%
Siklus II
50%
47,5%
2,5%
0%
Berdasarkan tabel 4.17 diatas dapat dilihat bahwa keterampilan menulis
pada siswa mengalami perunahan yang positif, keterampilan menulis siswa yang
sangat terampil sebesar 28,3% pada siklus I dan 50% pada siklus II, siswa yang
113
tergolong terampil sebesar 50,83% pada siklus I dan 47,5% pada siklus II,
sedangkan bagi siswa yang cukup terampil pada siklus I ada 10,83% dan 2,5%
pada siklus II, dan terahit kategori kurang terampil mencpai 10% dan mengalami
perubahan positif pada siklus II menjadi 0%.
4.1.5.2 Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II dengan Model Think Pair
Share.
Tabel 4.18
Perbandingan Aktivitas Afektif Siswa pada Siklus I dan II
Skor
Kriteria
4
Sangat Aktif
3
Aktif
2
Cukup Aktif
1
Kurang Aktif
Sumber : Data Observasi Siswa 2013
Siklus I
9%
46%
41%
4%
Siklus II
31,5%
25%
18%
0,5%
Berdasarkan tabel 4.18 diatas diketahui bahwa hasil observasi mengenai
aktivitas afektif siswa mengalami perubahan yang positif terlihat siswa yang
sangat aktif pada siklus I adalah 9% dan pada siklus ke sebesar 31,5%, kemudian
untuk kategori siswa yang aktif terlihat pada siklus I sebesar 46% dan pada siklus
II 25%, sedangkan pada kategori siswa yang cukup aktif terlihat pada siklus I
sebesar 41% dan mengalami penurunan pada siklus II menjadi 18%, dan untuk
kategori siswa yang kurang aktif pada siklus I terlihat 4% dan turun menjadi
0,5%.
Tabel 4.19
Perbandingan Aktivitas Kognitif Siswa pada Siklus I dan Siklus II
Skor
Kategori
4
Sangat Aktif
3
Aktif
2
Cukup aktif
1
Kurang Aktif
Sumber : Data observasi siswa 2013
Siklus I
30%
25%
30%
15%
Siklus II
50,5%
30,5%
18,5%
0,5%
114
Berdasarkann tabel 4.19 diatas yang menjabarkan tentang perbandingan
aktivitas siswa secara kognitif dapat disimpulkan bahwa ada perubahan yang
positif antara siklus I dengan siklus II, sehingga dapat dijelaskan sebagai berikut
bahwa siswa yang sangat aktif pada siklus I sekitar 30% dan pada siklus II sekitar
50,5%, aktivitas siswa yang aktif hanya 25% sedangkan pada siklus II mencapai
30,5%, kemudian untuk aktivitas siswa yang cukup aktif dalam pembelajaran
mencapai 30% pada siklus I dan mengalami perubahan positif pada siklus II
sebesar 18,5%, sedangkan untuk siswa yang kurang aktif pada siklus I yaitu 15%
dan pada siklus II 0,55%
4.1.5.3 Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.20
Perbandingan Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II
No
Hasil Tes
Siklus I
1
Nilai Tertinggi
94,45
2
Nilai Terendah
54
3
Rata-rata Nilai
73,63
4
Jumlah Siswa yang Tuntas
23
5
Jumlah Siswa yang tidak Tuntas
17
6
Ketuntasan hasil belajar
57,5%
Sumber : Hasil pengelolaan data peneliti 2013
Siklus II
94,45
63,63
79,45
32
8
80%
Berdasarkan hasil perbandingan tes evaluasi diatas dapat dilihat bahwa
adanya peningkatan yang cukup signifikan dari siklus I ke siklus II. Nilai tertinggi
pada siklus I adalah 94,45 dan siklus ke II adalah 94,45, untuk nilai terendahnya
adalah 54 pada siklus I dan mengalami peningkatan adalah 63,63. Kemudian
untuk rata-rata nilai pada siklus I sebesar 73,63 yang mengalami peningkatan paa
siklus II menjai 79,45. Sedangkan untuk jumlah siswa yang tuntas pada siklus I
sebanyak 23 siswa dan siklus ke II 32 siswa, untuk jumlah siswa tidak tuntas
115
sebanyak 17 siswa pada siklus I dan 8 siswa pada siklus II. Terahir untuk
ketuntasan klasikal hasil belajar pada siklus I sebanyak 57,5% yang mengalami
peningkatan pada siklus II menjadi 80%.
4.1.5.4 Kinerja Guru
Kinerja guru selama proses pembelajaran siklus I guru terlihat tidak
mengalami kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran think pair share,
walaupun guru kadang masih terlihat agak kesulitan dalam mengajar karena
model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran baru bagi guru. Dapat
diketahui kinerja guru pada siklus I mencapai 72,91%, hal ini menunjukan
pembelajaran yang berlangsung yang dilakukan guru termasuk dalam kriteria
baik. Dalam siklus I kesulitan yang dialami guru yaitu mengkondisikan siswa
ketika berkelompok. Sedangkan pada siklus II aktivitas guru terlihat meningkat,
peningkatan yang dialami sebanyak 14,59%, sehingga menjadi 87,5%
4.2
Pembahasan
Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan yaitu siklus I dan siklus I,
masing-masing siklus dilakukan dengan prosedur yang berdasar melalui beberapa
tahapan, yaitu tahap perencanaan, pengamatan, tindakan, dan terakhir refleksi.
Siklus II dilakukan sebagai wujud perbaikan dari pembelajaran siklus I. hasil
penelitian siklus I dan II dijaring menggunakan instrumen penjaring data, baik
melalui tes keterampilan maupun tes evaluasi yang berupa soal evaluasi. Dari
hasil kedua siklus tersebut diketahui peningkatan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi dengan menggunakan model think pair share serta adanya
116
perubahan perilaku yang ditunjukan oleh siswa. Berikut ini uraian pelaksanaan
perolehan data pada prasiklus, siklus I, dan siklus II.
Penelitian pada sikus I, proses pembelajaran diawali dengan melakukan
apresiasi dengan memberikan pertanyaan bimbingan kepada siswa untuk
memancing dan mengarahkan siswa terhadap materi pembelajaran. Setelah itu
guru menjelaskan tujuan dan manfaat bagi siswa mengenai kompetentensi dasar
yang akan diajarkan. Kemudian selanjutnya guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan pada pertemuan itu. Kegiatan selanjutnya, guru menjelaskan hal-hal
yang
perlu
diperhatikan
selama
pembelajaran
berlangsung
serta
guru
memperlihatkan tambahan media yang berupa media video yang sebagai contoh
video seseorang pembicara, yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi siswa
dalam berkomunikasi dengan baik sesuai dengan prosedur penilaian. Dalam
pembelajaran guru diharuskan membimbing siswa untuk dapat mengetahui
langkah-lagkah yang benar dalam berkomunikasi dengan baik. Serta siswa
mengetahui langkah-langkah berkomunikasi dengan menggunakan model
pembelajaran think pair share. Selanjutnya siswa diminta untuk menerapkan
model pembelajaran think pair share saat pembelajaran komunikasi berlangsung.
Siswa diminta untuk berfikir secara individu dengan tema yang telah diberikan,
kemudian dilanjutkan dengan berpasangan dengan temannya dan dilanjukan
berdiskusi yaitu mendiskusikan tema yang telah diberikan ketika siswa berfikir
secara individu. Kemudian siswa menyerahkan laporan hasil diskusi yang telah
dilaksanakan, dan laporan tersebut yang akan dinilai nantinya, sebagai nilai
keterampilan menulis siswa. Langkah terakhir yang dilakukan siswa dalam
117
pembelajaran komunikasi dengan menggunakan model think pair share ini adalah
berbagi, siswa dituntut untuk shering dan berbagi informasi kepada teman-teman
yang lain dengan cara presentasi didepan kelas, yang dilanjutkan proses tanya
jawab antara siswa yang presentasi dengan audien yang mendengarkan. Siswa
yang berperan sebagai audiens akan dinilai sebagai nilai keterampilan
mendengarkan ketika proses presentasi dan tanya jawab akan menjadi acuan
penilaian dalam penilaian keteramplan berbicara. Dalam tes keterampilan pada
siklus I ini peneliti dapat mengetahui tingkat kemampuan berkomunikasi siswa
dalam mata pelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan
informasi yang dimiliki siswa. Peneliti juga dapat mengetahui kelemahankelemahan yang dialami siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Proses pembelajaran siklus II hampir sama dengan proses pembelajaran
siklus I, guru kembali mengkondisikan siswa agar siap dalam mengikuti
pembelajaran komunikasi dengan menanyakan kembali materi yang lalu. Guru
menjelaskan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
komunikasi. Guru meminta siswa untuk berfikir secara individu dengan
memberikan topik atau tema sesuai dengan materi, dan siswa diminta untuk
menerapkan model think pair share , kemudian siswa diharuskan untuk
berpasangan dan berdiskusi kembali dengan teman pasangannya, dan selanjutnya
siswa berikan waktu untuk presentasi dan berbagi informasi yang telah
didapatkannya dengan teman-teman atau audien yang lain.
Dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini bertujuan untuk menjawab
permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Adapun masalah yang dibahas
118
dalam penelitian ini yaitu peningkatan keterampilan berkomunikasi siswa kelas X
AP SMK Muhammadiayah 1 Weleri Kabupaten Kendal.
4.2.1 Keterampilan Komunikasi
Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada tindakan siklus I dan hasil
tindakan siklus II. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua tahapan,
yaitu siklus I dan siklus II. Pembahasan hasil penelitian ini meliputi hasil tes
keterampilan komunikasi dari siklus I dan siklus II. Pembahasan hasil tes
berpedoman pada perolehan skor yang dicapai siswa dalam tes keterampilan
komunikasi yang meliputi (1) keterampilan berbicara; (2) keterampilan
mendengarkan; dan (3) keterampilan menulis. Dari hasil ketiga aspek tersebut
diakumulasikan menjadi satu untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Agar
lebih jelas, berikut akan dipaparkan tabel perbandingan persentase hasil nilai skor
siswa pada siklus I dan siklus II pada tabel 4.21 berikut :
Tabel 4.21
Hasil Peningkatan Keterampilan Komunikasi Siklus I dan Siklus II.
Rata-rata Kelas (%)
Apek
Penilaian
SI
S II
Keterampilan
1
62,93
76,25
Berbicara
Keterampilan
2
75,62
80
Mendengarkan
Keterampilan
3
74,37
86,87
Menulis
Sumber : Data yang dolah 2013
No
Peningkatan Rata-rata
Skor dari S I Ke S II
13,32
4,38
12,5
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa hasil tes keterampilan
komunikasi dengan menggunakan model pembelajaran think pair share dari
siklus I ke siklus II mengalami perubahan positif yang berupa peningkatan
keterampilan.
119
Terlihat pada aspek keterampilan berbicara mengalami peningkatan
sebesar 13,32 dari siklus I rata-rata kelas 62,93 menjadi 76,25. Peningkatan ratarata kelas ini disebabkan karena pada pada siklus II siswa diberitahukan aspek apa
saja yang menjadi penilaian ketika siswa berpresentasi di depan kelas, dan guru
juga memberikan saran atau tips agar siswa lebih percaya diri, tidak kaku dan
tidak gerogi ketika presentasi didepan kelas, serta guru menambahkan media
video sebagai sarana untuk memberikan contoh cara berbicara yang baik, hal
tersebut dilakukan agar dapat memotivasi siswa dalam peningkatan keterampilan
berbicara. Dan pada kenyataannya memang ada peningkatan yang sangat baik
pada aspek keterampilan berbicara.
Terlihat pada aspek keterampilan mendengarkan juga mengalami
peningkatan sebesar 4,38 dari 75,62 menjadi 80. Dalam aspek ini siswa sudah
terlihat sangat antusias dalam aspek mendengarkan ketika presentasi diadakan,
karena guru juga memberikan motivasi agar siswa lebih dapat menghargai
pembicara, sehingga mereka yang berperan sebagai audien dapat tenang dan fokus
dalam memperhatikan proses presentasi, serta tidak bercanda atau mengobrol
dengan temannya dalam proses pembelajaran menggunakan model think pair
share.
Terlihat pada aspek keterampilan menulis keterampilan siswa juga terlihat
meningkat sebesar 12,5 dari 74,37 menjadi 86,87. Dalam aspek menulis ini siswa
sudah terlihat sangat terampil dalam menuliskan laporan. Dalam aspek ini guru
sangat menekankan pada siswa agar dapat menuliskan laporan yang seesuai, jelas,
120
rapi, dan sistematis, sehingga akan memudahkan pembaca dalam mendapatkan
informasi.
4.2.2
Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I aktivitas siswa sudah cukup
baik dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model think pair share,
siswa terlihat antusias pada kegiatan belajar mengajar dan siswa juga sudah mulai
terlihat aktif walaupun masih ada beberapa siswa yang mengobrol dan bercanda
dengan temannya. Kondisi siswa pada siklus I terdapat kekurangan diantaranya
pada aspek afektif dimana siswa mampu tetap tenang ketika berpasangan dengan
teman yang lain dan dan aspek afektif bertanya saat pembelajaran berlangsung.
Kurang optimalnya penerapan model pembelajaran think pair share pada
siklus I masih banyak didominasi pada siswa dalam keadaan tertib saat mencari
pasangan kelompok masing-masing dan aktif bertanya saat pembelajaran
berlangsung. Dari hasil tersebut kemudian peneliti melakukan diskusi dengan
guru mata pelajaran untuk melanjutkan pembelajaran pada siklus II.
Pada siklus II siswa sudah mulai terlihat lebih aktif mengikuti proses
pembelajaran. Siswa semakin berani menyampaikan pendapat dan gagasan selama
diskusi berlangsung. Keaktifan siswa dalam berdiskusi semakain meningkat.
Siswa yang mempresentasikan hasil diskusi telah menampakkan sikap yang lebih
percaya diri.
Aktifitas siswa siklus I dan siklus II dengan model think pair share juga
mengalami peningkatan yang dapat dilihat bahwa pada aspek afektif siswa yang
sangat aktif mengalami peningkatan sebesar 22,5% dari 9% menjadi 31,5%,
121
sedangkan siswa yang aktif mengalami penurunan sebesar 21% dari 46% menjadi
25%, kamudian siswa yang cukup aktif mengalami penurunan sebanyak 23% dari
41% menjadi 18%, dan pada siswa yang terlihat kurang aktif juga mengalami
penurunan sebanyak 3,5% dari 4% menjadi 3,5%. Hal tersebut menandakan
bahwa adanya pengaruh yang positif dari pembelajaran dengan menggunakan
model think pair share dan yang belum menggunakan.
Aspek kognitif dalam siklus I dan siklus II juga mengalami perubahan yang
positif dalam aspek ini siswa yang terlihat sangat aktif mengalami peningkatan
sebanyak 20,5% dari 30% menjadi 50,5%, untuk siswa yang aktif mengalami
peningkatan sebesar 5,5% dari 25% menjadi 30,5%, dan untuk siswa cukup aktif
mengalami penurunan sebanyak 11,5% dari 30% menjadi 18,5%, sedangkan
siswa yang kurang aktif terlihat mengalami penurunan sebanyak 14,5% dari 15%
menjadi 0,5%. Artinya dalam siklus II aktivitas kognitif siswa mengalami
peningkatan pada siklus I, dan aktivitas siswa dikelas sudah terlihat jauh lebih
baik dari siklus I.
4.2.3
Kinerja Guru
Selama proses penelitian dilakukan, hasil penilaian kinerja guru pada
siklus I tidak terlalu mengalami kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran
think pair share. Kinerja guru pada siklus I mencapai 72,91% hal ini menunjukan
bahwa proses pembelajaran yang berlangsung yang dilakukan guru sudah masuk
dalam kriteria baik. Masalah yang dialami guru dalam proses pembelajaran yaitu
ketika penyampaian indikator dan tujuan pembelajaran, sedangkan pada kegiatan
think pair share guru kurang tegas dalam mengendalikan siswa agar tetap tenang.
122
Kemudian pada siklus II terlihat kinerja guru mengalami perubahan yang positif,
kinerja guru mengalami peningkatan sebanyak 14,59% yaitu pada siklus I
sebanyak 72,91% menjadi 87,5%, dikarenakan kinerja guru pada siklus II ini
sudah berupa perbaikan kinerja guru pada siklus I.
4.2.4
Hasil Belajar
Pada siklus I pelaksanaan model pembelajara think pair share belum dapat
berlangsung secara optimal. Hal ini disebabkan model pembelajaran ini
merupakan model pembelajaran baru di SMK Muhammadiyah 1 Weleri.
Dikarenakan siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran ini, sehingga siswa
kurang berani dalam menyampaikan pendapatnya, kerjasama dalam kelompok
masih kurang dan ketepatan waktu mengerjakan soal diskusi terdapat beberapa
siswa yang belum memanfaatkan waktu dengan baik pada penerapan model
pembelajaran think pair share ini. Pada siklus II siswa sudah mengetahui model
pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaraan mengalami peningkatan, terlihat bahwa siswa sudah berani
mengemukakan
pendapatnya,
kerjasama
kelompok
meningkat
dengan
kekompakan dalam berdiskusi dengan mempresentasikan hasil diskusi didepan
kelas dengan baik dan sesuai dengan harapan guru dan peneliti. Faktor lain yang
mempengaruhi peningkatan hasil belajar pada siswa yaitu aktivitas siswa dan
kinerja guru, aktivitas siswa dan kinerja guru yang baik maka akan menghasilkan
penilaian keterampilan maupun hasil belajar menjadi baik dan meningkat.
123
Peningkatan hasil belajar pada siswa dapat diketahui melalui hasil tes
evaluasi yang diberikan pada siswa disiklus I, hasil nilai rata-rata siswa sebesar
73,63 dan persentase ketuntasan klasikalnya adalah 57,5% dengan nilai tertinggi
94,5 dan nilai terendah 54, serta sebanyak 23 siswa yang tuntas dan sisanya
sebanyak 17 siswa yang tidak tuntas, dengan KKM 75. Belum tercapainya
indikator keberhasilan yakni 75% dikarenakan siswa masih bingung serta belum
mengerti secara menyeluruh dengan model pembelajaran think pair share
sehingga proses pembelajaran pada siklus I kurang optimal. Sedangkan analisis
hasil evaluasi pada siklus II, terdapat peningkatan yang cukup baik terlihat hasil
rata-rata kelas siswa meningkat menjadi 79,54 dan presentase ketuntasan klasikal
80% dengan nilai tertinggi 95,45 dan nilai terendah 63,63, serta sebanyak 32
siswa yang tuntas dan 8 siswa yang tidak tuntas. Keberhasilan pada siklus II
dikarenakan siswa tampak bersemangat dan mulai paham dengan jalannya
pembelajaran dengan model pembelajaran think pair share sehingga siswa terlihat
sangat antusias dan giat dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Indikator
penelitian ini sebesar 75% dan sudah tercapai pada siklus II sebesar 80%. Hasil
belajar pada siklus II mencapai indikator keberhasil melebihi target yaitu sebesar
80% sehingga dapat diartikan bahwa penelitian dengan penerapan model
pembelajran think pair share dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam
berkomunikasi yang bedampak baik pada hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa model
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran think pair share dapat
dikatakan efektif digunakan sebagai salah satu strategi pembelajaran dalam
124
meningkatkan keterampilan komunikasi, aktivitas siswa, dan kinerja guru yang
berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukan adanya peningkatan
kemampuan dan keterampilan berkomunikasi setelah dilakukan penelitian
keterampilan komunikasi dengan menggunakan model pembelajaran think
pair share pada siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri
Kabupaten Kendal. Peningkatan kemampuan komunikasi dapat diketahui
dari hasil siklus I dan siklus II. Skor rata-rata kumulatif komunikasi pada
siklus I adalah 66,91% termasuk dalam kategori mampu, kemudian untuk
rata-rata kelas hasil belajar mencapai 73,63 yang ketuntasan klasikalnya
adalah 57,5%. Sedangkan pada siklus II terlihat ada peningkatan, dapat
diketahui
pada
skor
rata-rata
kumulatif
komunikasi
mengalami
peningkatan sebesar 12,09 sehingga menjadi 79%, untuk rata-rata kelas
hasil belajar pada siklus II juga ada peningkatan menjadi 79,54 dengan
ketuntasan klasikal sebesar 80%.
2. Hasil penelitian kelas menunjukan adanya perubahan aktivitas siswa dan
kinerja
guru dalam
proses pembelajaran
menggunanakan model
pembelajaran think pair share. Perubahan ini disebabkan oleh sikap dan
perilaku siswa serta kinerja guru pada proses pembelajaran yang semakin
baik. Perubahan positif ini dibuktikan oleh hasil observasi pada lembar
125
126
observasi aktivitas siswa siklus I, kemudian lembar observasi siklus II
dengan menggunakan model pembelajaran think pair share, serta lembar
kinerja guru pada siklus I dan siklus II.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan hasil tindakan kelas, peneliti menyampaikan saran
sebagai berikut :
1. Bagi siswa, siswa diharapkan lebih tertib dan tenang dalam mengikuti
pembelajaran pada kompetensi dasar menerima dan menyampaikan
informasi agar dapat lebih fokus pada materi yang diajarkan.
2. Bagi guru dapat memberikan variasi model pembelajaran lain pada mata
pelajaran komunikasi di kompetensi dasar berikutnya, sehingga guru
diharapkan memahami model pembelajaran lain yang lebih variatif.
3. Bagi sekolah dapat mengembangkan model pembelajaran think pair share
untuk digunakan pada kompetensi dasar lainnya yang dapat diterapkan
pada mata pelajaran yang sesuai, seperti mata pelajaran berbahasa atau
mata pelajaran yang berkaitan dengan komunikasi.
4. Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam
melakukan penelitian selanjutnya serta bisa menambah variasi dalam
penggunakan model pembelajaran serta pada penelitian selanjutnya bisa
menambah alat atau media yang lebih bervariasi agar pembelajaran
menggunakan model think pair share dapat lebih variatif dan menarik bagi
siswa yang akan membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
127
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad, 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi.
Bandung: Angkasa.
Anni, Catharina Tri. 2006. Psikoligi Pendidikan. Semarang: Unnes Press.
Arsyad, Azhar. 2010. Model Pembelajaran. Jakarta: Raya Grafindo Persada.
Endang, Sri R, dkk. 2011. Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunkasi.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Helmiati. 2012. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo.
Honiatri, Euis. 2004. Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi SMK.
Bandung: Armico.
Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surapaya: UNESA
Press.
Mudjiono, Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
-------------. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rodakarya.
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rafa’I A, dan Catharina Tri. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES
Press.
Suharsimi, Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
----------- 2009. Dasar-dasar Evalusi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
----------- 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cempaka.
Sudaryono. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
128
Sudjana, Nana dan Ahmad Ravai. 2010. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar
Biru Algensindo.
--------------- 2010. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Biru Algensindo.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Pustaka Grafika
Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2009. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Uno, Hamzah B. 2009. Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Winkel, W. S. 2007. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
Yoni, Acep. 2012. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia.
Zainal, Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Penerbit Yrama Widya.
129
LAMPIRAN
130
Lampiran 1
DAFTAR NAMA SISWA
KELAS X AP SMK MUHAMMADIYAH 1 WELERI
TAHUN AJARAN 2012/ 2013
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Nama
Afni Af’idatuzzakiyah
Ana Masrurih
Anggita Risnawati
Anik Mutazaroh
Arifiana Imroatul Haque
Dwi Nur Setyowati
Efana Zulfatul Khaeroh
Eli Listiana
Elva Pratiwi
Evi Yuliani
Fia Indrianingsih
Fuput Listiayani
Henny Fridayanti
Hikmatul Fatikah
Indah Setiyaningsing
Inkana Bella
Kartikawati
Kusmiasih
Lailatul Kurniawati
Lailil Mukaromah
Lia Novita
Liliana Rosa
Linda Masruroh
Maura Mega Yuniar
Nila Mufidah
Nur Anin Naimah
Nur Azizah
Purwanti
Ratih Wijayanti
Rohmatul Hikmawati
Septa Fajar Yuniarti
Jenis Kelamin
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
131
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Siti Inawaroh
Siti Lailatul Arofah
Siti Nur Wakidah
Tri Mulyani
Tri Windayani
Trias Kustianingsih
Umaliyah
Wakhidah Hidayati
Yuni Maghfiroh
L
:0
P
: 40
P
P
P
P
P
P
P
P
P
132
Lampiran 2
SILABUS
NAMA SEKOLAH
: SMK MUHAMMADIYAH 1 WELERI
KELAS/ SEMESTER
: X/ 2
STANDAR KOMPETENSI
: Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi
KODE KOMPETENSI
: 118
Kompetensi
Dasar
2. Menerima
dan
menyampaikan
Informasi
Indikator
Prosedur dan format
yang relevan
diidentifikasi
Tulisan draf,
disampaikan untuk
mendapatkan
persetujuan sesuai
dengan batas waktu
Mendapatkan
Materi
Pembelajara
n
Komunik
asi
Teknik
Menulis
Kegiatan
Pembelajaran
Identifikasi
prosedur dan
format relevan
Bantuan atau
umpan balik dalam
mengembangkan
komunikasi
Menerapkan
keterampilan
Penilaian
Alokasi
Waktu
Tes unjuk
kerja
2x45 menit
Sumber Belajar
Modul
mengaplikasikan
Keterampilan Dasar
Komunikasi
penerbit Erlangga
Model
mengaplikasikan
Keterampilan Dasar
Komunikasi SMK
133
bantuan atau umpan
balik agar
keterampilan
berkomunikasi dapat
dikembangkan
berkomunikasi
134
Lampiran 3
MATERI SIKLUS I
MENERIMA DAN MENYAMPAIKAN INFORMASI
1. Pengertian Informasi
1.1 Menurut Ahli
a. Menurut Estabrook (1977: 245), informasi adalah suatu rekaman
fenomena yan diamati atau bias juga berupa putusan-putusan yang dibuat.
b. Menurut Robert G. Murdik (1973: 12), informasi adalah data yang telah
diolah menjadi suatu banyak yang bearti bagi penerimanya dan bermanfaat
dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat yang akan dating.
c. Menurut Gordon B. Davis (1974: 23), informasi adalah data yang sudah
diolah menjadi suatu banyak data yang penting bagi penerimanya dan
mempunyai nilai nyata yang dapat direkayasa dalam keputusan-keputusan
yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan dating. Penekanan
Gordon B. Davis dan Robert G. Murdik pada pengertian informasi tersebut
adalah bahwa informasi bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
d. Menurut George R. Terry, Ph.D (1962: 21), informasi adalah data penting
untuk memberikan pengetahuan yang berguna.
e. Menurut John G. Burch dan Felix R. Starter dalam bukunya Informasi
System: Theoty and Practice (1974: 23), informasi adalah pengumpulan
atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan
f. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), informasi adalah
penerangan; pemberitahuan; kabar atau berita tentang sesuatu; keseluruhan
makna yang menunjang amanat yang terlihat di bagian-bagian amanat itu.
135
1.2 Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang
mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data/ fakta yang telah diolah,
maupun penjelasan yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan
dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi secara elektronik maupun nonelektronik, yang
ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik untuk masa
sekarang atau masa yang akan dating.
1.3 Informasi yang ada dapat juga diolah untuk keperluan manajeman sesuai
dengan unit kerjanya masing-masing. Informasi yang berkualitas memiliki
beberapa kriteria, antara lain sebagai berikut:
a. Akurat, yaitu informasi yang harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan
tidak boleh menyesatkan, dan penyampaian maksudnya harus jelas.
b. Tepat pada waktunya, yaitu informasi yang disampaikan kepada
penerima tidak boleh terlambat.
c. Relevan, yaitu informasi harus berguna secara langsung atau mempunyai
manfaat bagi pemakainya.
d. Lengkap, yaitu informasi berisi data yang dibutuhkan.
e. Jelas, yaitu isi informasi harus jelas sesuai dengan keperluan si pemakai.
2. Ciri-ciri Informasi
Informasi mempunyai cirri-cici sebagai berikut:
a. Memiliki Nilai ( Benar atau Salah)
Informasi berhubungan dengan kenyataan atau tidak. Apabila informasi
salah tetapi penerima informasi memercayai, informasi itu sama seperti
informasi yang benar.
136
b. Baru
Data benar-benar baru dan segar bagi penerima informasi
c. Tambahan
Informasi memperbarui atau memberikan tambahan bagi informasi yang
telah ada.
d. Korektif
Informasi bersifat korektif terhadap informasi sebelumnya yang salah atau
kurang benar.
e. Penegas
Informasi mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan
terhadap suatu informasi semakin meningkat.
3. Jenis-jenis Informasi
3.1 Informasi dikelmpokan menjadi dua jenis, yaitu:
3.1.1
Informasi Lisan
Informasi lisan, yaitu informasi yang disampaikan scara lisan,
sehingga kebenaran faktanya tidak dapat dipertanggung jawabkan.
3.1.2
Informasi Terekam
Informasi terekam terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Informasi Ilmiah
Informasi ilmiah, yaitu rekaman informasi yang dirancang dan
diliput scara khusus, sehingga dapat bermanfaat untuk kepentingan
ilmiah dan penelitian dalam rangka pengembangan dunia ilmu
137
pengetahuan dan teknologi. Dalam informasi ilmiah, informasi
dibagi menjadi tiga, yaitu:
Informasi Primer
Informasi yang diterbitkan pertama kali dari penggagasnya atau
langsung dari sumbernya secara langsung lengkap, dan asli.
Informasi Sekunder
Informasi yang bertujuan untuk membuka informasi primer.
Informasi sekunder tidak dihasilkan dari sumber pertama sebagai
penggagas, tetapi hanya sebagai alat untuk menelaah lebih lanjut
keberadaan informasi primer.
Informasi Tersier
Keterangan atau tulisan-tulisan dari sumber tertentu yang dapat
digunakan untuk mengetahui atau menelusuri sumber-sumber
informasi sekunder.
3.1.3 Informasi Tidak Ilmiah
Informasi tidak ilmiah adalah informasi yang berupa rekaman
informasi biasa yang banyak terdapat dimana-mana. Seperti
informasi lowongan kerja, berita duka cita yang dimuat disurat
kabar, iklan komersil yang ada di surat kabar, dan lainsebagainya.
4. Fungsi Informasi
Fungsi informasi dapat berkembang sesuai dengan bidang yang disentuhnya.
Fungsi informasi yang utama adalah sebagai data dan fakta yang dapat
138
membuktikan suatu kebenaran, serta berbagai
penjelas hal-hal yang
sebelumnya masih diragukan. Dengan demikian, informasi memang
multifungsi, tidak hanya terbatas pada satu bidang saja, tetapi hamper ke
semua bidang, hanya manfaatnya berbeda, karena disesuaikan dengan kondisi
yang membutuhkannya.
Fungsi informasi adalah sebagai berikut:
a. Menambah pengetahuan atau mengurangi ketidak pastian informasi.
b. Memberikan suatu dasar untuk pengambilan keputusan.
c. Memberkan standar, aturan ukuran, dan aturan keputusan untuk
penentuan dan penyebaran tanda-tanda kesalahan, serta umpan balik
untuk mencapai jutuan.
5. Keguanaan Informasi
a. Tujuan Si Penerima
Apabila informasi bertujuan memberikan bantuan kepada si penerima,
informasi tersebut harus dapat membantu si penerima dalam usahanya.
b. Ketelitian Penyampaian dan Pengelolaan Data
Dalam penyampaian dan pengolahan data/ informasi, inti dan
pentingnya data/ informasi harus tetap dipertahankan.
c. Waktu
Informasikan yang disajikan harus benar-benar terbaru atau up to date.
d. Ruang dan Tempat
Ketersedian ruang dan tempat yang tepat agar penggunaan informasi
lebih terarah bagi si pemakai.
139
e. Bentuk Informasi
Informasi harus dapat dipergunakan secara efektif, menunjukan
hubungan-hubungan yang memerlukan perhatian dan menekankan
situai yang ada hubungannya.
f. Kata dan arti informasi harus jelas, hindari menimbulkan salah tafsir.
6. Sumber Informasi
Sumber informasi terdapat di mana-mana. Di mana ada suatu kejadian atau
peristiwa, disitulah akan timbul informasi. Sumber informasi lainnya antara
lain : buku tahunan, buku pedoman, direktori, kalender, buku biografi,
katalog, indeks, altas, dokumen pemerintahan, laporan hasil penelitian, dan
sumber-sumber informasi yang lainnya.
7. Cara Menerima dan Menyampaikan Informasi
Untuk dapat menerima dan menyampaikan informasi di tempat kerja,
seseorang harus dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Kelancaran
berkomunikasi ditempat kerja akan menunjang, kelancaran, dan lebih
memahami segala segiatan secara tepat, antara lain :
a. Keterampilan Membaca
Membca adalah upaya untuk mengerti atau memahami maksud dan arti
kata yang tercetak atau tulisan dengan tanda-tanda tertentu, seperti
lambing, huruf, kode, atau kata-kata. Manfaat membaca antara lain:
Memperluas wawasan, pengetahuan, dan pengalaman
Mengetahui nilai-nilai kehidupan, baik nilai moral, maupun spiritual.
Memahami lebih dalam materi yang disajikan dalam satu tulisan.
140
Dapat lebih cepat menerima saran untuk mengubah pola tingkah laku
dan dapat segera menerima perunaha.
Mengembangkan pola piker.
Mengembangkan kemampuan menulis dan membaca efektif.
Melancarkan berbicara karena menguasai susunan kalimat.
b. Keterampilan Mendengarkan
Dalam arti sempit : mendengarkan adalah usaha untuk memperoleh
suatu pengertian dengan menggunakan indera pendengar, sehingga
terbatas pada menerimaan pesan secara lisan.
Dalam arti luas : mendengarkan adalah usaha untuk memperoleh
pengertian dengan menggunakan indera pendengar dan kemampuan
pikiran untuk mengadakan interprestasi terhadap kritik atau pesan yang
diterima, baik secara lisan maupun tulisan.
c. Keterampilan Menulis
Menurut Trigan (Hasani, 2005:1) menulis adalah menurunkan atau
melukiskan lambing-lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipahami oleh sesorang. Orang lain dap membaca
lambing-lambang grafik tersebut kaloau ia memahaminya.
Menurut Syamsudin (Hasani, 2005:1), menulis adalah aktivitas
seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan pesanan secara
logis dan sistematis dalam bentuk tertulis, sehingga pesan tersebut
dapat dipahami oleh para pembaca.
141
Menurut Hasani (2005:2) menulis merupakan keterampilan berbahasa
yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung.
Ada juga beberapa ahli yang menyatakan bahwa menulis adalah suatu
kegiatan mentranskripsi, mengubah bunyi (verbal) menjadi tandatanda baca.
Menulis adalah mengemukakan beberpa gagasan (fakta dan opini) melalui
teks dengan menggunakan bahasa dan struktur artikel yang mudah
dimengerti orang lain, sehingga pesan yang disampaikan sesuai dengan
apa yang dimaksud oleh penulis.
d. Keterampilan Berbicara
Berbicara adalah kemampuan menggunakan pendapat atau pikiran dan
perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik berhadapan
langsung atau pun dengan jarak jauh. Berbicara merupakan suatu proses
penyampaian informasi, gagasan, ide, atau pemikiran diri pembicara
kepada pendengarnya. Informasi yang disampaikan secara lisan tersebut
dapat diterima oleh pendengar apabila pembicara pandai dan mampu
menampaikan informasi secara lisan.
142
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
1. Identitas Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan
: SMK Muhammadiyah 1 Weleri
Kelas
:X
Semester
:2
Program Keahlian
: Administrasi Perkantoran
Mata Pelajaran
: Komunikasi
Jumlah Pertemuan
: 2 x pertemuan
2. Standar Kompetensi
: Mengaplikasikan Keterampilan dasar Komunikasi
3. Kompetensi Dasar
: Menerima dan menyampaikan informasi
4. Indikator Pencapaian Kompetensi:
a. Pemahaman topik diskusi yang telah diberikan.
b. Berpasangan dengan salah satu teman dan mendiskusikan topik diskusi.
c. Menyampaikan informasi yang telah diperoleh di depan kelas.
5. Tujuan Pembelajaran:
a. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif terhadap suatu persoalan.
b. Siswa dapat berdiskusi ecara aktif dan saling berbagi informasi dengan
teman diskusinya.
c. Siswa dapat menyampaikan informasi didepan kelas dengan baik dan
lancer.
6. Materi Ajar:
Pertemuan ke-1:
a. Menjelaskan materi komunikasi yaitu menerima dan menyampaikan
informasi (terlampir)
b. Menjelaskan apa itu Think Pair Share dan tahap-tahapan yang akan
dilakukan.
c. Pembagian topik kepada siswa
143
d. Pembagian kelompok secara acak dilanjutkan berdiskusi.
e. Menyampaian materi atau topik yang telah didiskusikan
Pertemuan ke-2:
a. Pembagian topik diskusi
b. Pembagian kelompok secara acak dilanjutkan berbagi dan berdiskusi
dengan teman kelompoknya.
c. Penyampaian hasil diskusi
7. Alokasi Waktu: 4 x 45 menit.
8. Media dan Metode Pembelajaran:
a. Model Pembelajaran
: Think Pair and Share
b. Metode Pembelajaran
: Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi
9. Kegiatan Pembelajaran:
Pertemuan ke-1
Kegiatan
Pembuka
Alokasi
Aktivitas
Waktu
1. Guru memberi salam kepada peserta didik;
2. Guru
mempresensi
peserta
didik
pada
pertemuan ini;
5 menit
3. Guru mempersiapkan kondisi fisik kelas
(menyiapkan peralatan/media pembelajaran);
4. Guru
mengkomunikasikan
tujuan
pembelajaran dan hasil belajar yang akan
dicapai setiap peserta didik;
10 menit
Guru memberikan gambaran umum tentang
materi yang akan disampaikan.
Inti
1. Eksplorasi
a. Guru
menjelaskan
10 menit
pengertian
komunikasi
dengan model Think Pair Share
b. Guru menjelaskan model think pair share dan
penerapannya dalam pembelajaran.
144
2. Elaborasi
a. Guru menjelaskan peraturan-peraturan yang
harus
dilaksanakan
pada
saat
proses
pembelajaran.
b. Guru menyiapkan kondisi siswa untuk tenang 10 menit
dan konsentrasi pada saat proses pembelajaran.
c. Guru
membagikan
topik
sesuai
dengan
pelajaran kepada siswa secara individu
d. Tahap berpikir (thinking)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta 5 menit
untuk mencermati dan memikirkan topik yang
telah diberikan oleh guru
e. Tahap berpasangan (pairing)
Guru memberikan waktu kepada siswa untuk
saling berpasangan untuk kemudian bersama
sama
mendiskusikan
topik
yang
telah
diberikan.
Selama
siswa
bekerja
dalam
kelompok
pasangan, guru memantau tiap kelompok,
memberikan motivasi kepada kelompok yang
kurang
bersemangat
serta
mengarahkan/
mebantu siswa yang mengalami kesulitan.
Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menulis dan menyalin hasil diskusi.
f. Tahap berbagi (Sharing)
Guru memilih
kemudian
siswa
siswa
secara
acak
melaksanakan
untuk
tugasnya
sebagai penyampai informasi didepan kelas
berdasarkan topik yang telah didiskusikan.
Guru
memberikan
kesempatan
kepada
145
kelompok lain untuk berkomentar/ bertanya
kepada kelompok yang presentasi.
3. Konfirmasi
a. Guru memberikan umpan balik positif kepada
siswa
yang
berhasil
dalam
proses
pembelajarannya.
b. Guru membantu permasalahan yang dihadapi
peserta
didik
apabila
selama
proses
pembelajaran siswa mengalami kesulitan.
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
yang kurang berpartisipasi aktif pada saat
mengikuti pelajaran.
Penutup
1. Guru memberikan penguatan hasil kerja siswa
dan memotivasi agar bertanya tentang hal-hal
yang kurang jelas yang berhubungan dengan
pelajaran Komunikasi.
2. Guru bersama siswa merefleksi pembelajaran 5 menit
komunikasi dengan menggunakan model think
pair share.
Guru menutup pelajaran dengan salam.
10. Penilaian Keterampilan Komunikasi
No
Aspek Penilaian
Keterampilan Berbicara
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kelancaran berbicara
Ketepatan pilihan kata dan tata bahasa
Ketepatan penekanan suara, nada dan irama
Ketepan volume dan suara
Sikap tenang dan tidak kaku
Cara berdiri dan sikap badan
Gerakan kepala
Ekspresi muka
Pandangan mata
4
Skor
3
2
1
146
10
Gerak tangan / Gesture
Keterampilan Mendengarkan
11
12
Memberikan kesempatan berbicara kepada
orang lain
Fokus dan memperhatikan orang yang berbicara
Keterampilan Menulis
13
14
15
Kerapian dan kejelasan tulisan
Penyampaian pesan
Sistematika Penulisan
11. Penilaian
a. Teknik
: Tes
b. Bentuk Instrumen
: Pilihan ganda (terlampir)
12. Sumber Belajar
a. Buku MKDK (Mengaplikasikan Keteramplan Dasar Komunikasi) SMK.
Penerbit Armico
b. Buku MKDK (Mengaplikasikan Keteramplan Dasar Komunikasi) SMK.
Penerbit Erlangga.
Weleri,
April 2013
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Andaru Werdayanti, S.Pd.
Latifah Milatillah
NBM. 1105692
NIM. 7101409113
147
Lampiran 5
DAFATAR KELOMPOK
SIKLUS I
Kelompik 1
Kelompok 2
Kelompok 3
1. Afni Afidatuz Z
1. Anggraita R
2. Anik Mutazaroh
1. Arifiana Imroatul H
2. Dwi Nur setyowati
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
1. Efana Zulfatul K
2. Eli Listiana
Kelompok 7
1. Henny Fridayanti
2. Hikmatul Fatikhah
Kelompok 10
1. Elva Pratiwi
2. Evi Yuliani
Kelompok 8
1. Indah Setiyaningsih
2. Inkana Bella
1. Fia Indrianingsih
2. Fuput Listiani
Kelompok 9
1. Kertkawati
2. Kusmiasih
Kelompok 11
Kelompok 12
1. Lia Novita
2. Liliana Rosa
1. Linda Masruroh
2. Maura Mega Yuniar
Kelompok 14
Kelompok 15
1. Nur Azizah
2. Purwanti
1. Ratih Wijayanti
2. Rohyatul
Kelompok 16
Kelompok 17
Kelompok 18
1. Septa Fajar Yuniati
2. Siti Inawaroh
1. Siti Lailatul Arofah
2. Siti Nur Wakidah
1. Tri Mulyani
2. Trin Windiyani
Kelompok 19
Kelompok 20
1. Trias Kustianingsih
2. Umaliyah
1. Wkidah Hidayati
2. Yuni Maghfiroh
1. Lailatul Kurniawati
2. Lailil Mukaromah
Kelompok 13
1. Nila Mufida
2. Nur Anin Naimah
148
Lampiran 6
DAFTAR MASALAH ATAU TOPIK DISKUSI KELOMPOK SIKLUS I
Setiap kelompok membahas materi diskusi sebagai berikut :
1. Pengertian Informasi
2. Ciri-ciri Informasi
3. Jenis-jenis Informasi
4. Fungsi Informasi
5. Kegunaan Informasi
6. Sumber Informasi
7. Cara menerima informasi
8. Cara menyampaikan informasi
9. Keterampilan membaca ( manfaat membaca)
10. Cara dan proses menbaca
11. Tahapan keterampilan dam membaca
12. Keterampilan mendengarkan (pengertian mendengarkan)
13. Cara meningkatkan keterampilan mendengarkan
14. Keterampilan menulis (pengertian menulis)
15. Tujuan menulis dan manfaat menulis
16. Keterampilan berbicara ( pengertian berbicara)
17. Kemampuan berbicara secara efektif
18. Urutan berbicara (persiapan)
19. Urutan berbicara (penyajian dan teknik penyampaian)
20. Cara meningkatkan kualitas pembicara.
149
Lampiran 7
SOAL TES EVALUASI
SIKLUS I
1. Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang
bearti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
Pendapat tersebut diutarakan oleh…
a. Estabrook
b. Robert G. Murdik
c. Gordon B. Davis
d. George R. Terry
e. Burch dan Stater
2. Berikut ini yang termasuk cirri cirri informasi adalah…
a. Korektif
d. Lengkap
b. Ilmiah
e. Terekam
c. Tidak ilmiah
3. Berikiut ini yang termasuk tingkat kualitas informasi adalah…
a. Benar-salah
d. Penegas
b. Korektif
e. Tambahan
c. Relevan
4. Informasi tentang lowongan pekerjaan yang dimuat disurat kabar,
termasuk jenis informasi…
a. Akurat
d. Benar
b. Ilmiah
e. Lengkap
c. Tidak ilmiah
5. Informasi yang diterbitkan pertama kali dari sumbernya/penerbit secara
langsung, lengkap, dan asli disebut informasi…
a. Ilmiah
d. Tersier
b. Primer
e. Tidak ilmiah
c. Sekunder
150
6. Informasi yang tersimpan dalam buku atau majalah, indeks, kartu, catalog,
termasuk contoh jenis informasi…
a. Primer
d. Ilmiah
b. Sekunder
e. Tidak Ilmiah
c. Tersier
7. Fungsui informasi adalah…
a. Ketelitian penyampaian
b. Memberikan pengetahuan
c. Ruang dan tempat
d. Relevan
e. Penegas
8. Berikut ini, termasuk manfaat membaca, yaitu…
a. Pikiran terkonsentrasi
b. Memperluas pergaulan
c. Mengembangkan pola piker
d. Mengetahui isi buku
e. Dapat lancer mendengar
9. Tujuan menulis adalah…
a. Melatih untuk membantu suatu karangan
b. Dapat belajar menyusun karangan dengan baik
c. Meyakinkan para pembaca dan kebenaran gagasan yang diutarakan
d. Melatih kecepatan tanan dalam menulis
e. Untuk dapat mengetahui dan memahami sebuah karangan
10. Berikut ini yang merupakan cara untuk meningkatkan kualitan
pembicaraan, yaitu…
a. Membangkitkan partisipasi pendenganr
b. Berusaha sewajar mungkin
c. Tatap mata kelompok pendengar
d. Berdirilah yang tegap tapi tidak kaku
e. Membuat catatan-catatan yang dibicarakan
11. Komunikasi yang disampaikan dengan kata-kata saja akan membosankan
dan dapat menghambat proses komunikasi. Hambatan tersebut dinamakan
dengan hambatan …
151
a. Sematik
b. Jarak fisik
c. Ferbalistis
d. System sosial
e. Pengetahuan
12. Penggunaan bahasa yang memiliki makna ganda sering menimbulkan
kesalahanpahaman antera komunikan dan komunikator. Hal ini bearti
proses komunikasi tersebut mengalami hambatan yang disebabkan oleh
factor …
a. Sikap komunikan
d. Jarak Fisik
b. Semetik
e. Pengetahuan Komunikan
c. Sistem social
13. Televise merupakan salah satu jenis media komunikasi …
a. Visual
d. Cetak
b. Audio
e. Elektronik
c. Audio-Visual
14. Berikut yang merupakan fungsi media komunikasi adalah …
a. Menunjukan kemampuan komunikator
b. Menimbulkan kesalahpahaman
c. Memperjelas isi dan maksud informasi
d. Menumbuhkan rasa kekeluargaan
e. Memberikan kesempatan kepada komunikan
15. Alya sedang mempresentasikan materi tentang bagaimana menjadi
sekretaris yang baik dalam suatu kegiatan seminar. Dalam seminar
tersebut yang menjadi komunikan adalah…
a. Alya
d. LCD
b. Peserta seminar
e. Ruang Seminar
c. Bagaimana menjadi sekretaris yang baik
16. Faktor-faktor yang menghambat proses komunikasi adalah…
a. Prasangka yang tidak beralasan
b. Kesinambungn dan konsistensi
c. Kejelasan
d. Kepuasan
152
e. Saluran pengiriman berita
17. Salah satu fungsi dari media komunikasi adalah untuk …
a. Menunjukan kemampuan komunikator
b. Menimbulkan kesalah pahaman
c. Mempercepat proses penyampaian pesan
d. Menumbuhkan rasa kekeluargaan
e. Memberikan kesempatan kepada komunikan
18. Menurut Harold D. Laswell, fungsi media komunikasi, antara lain untuk
…
a. Mendidik
d. Pengawasan Sosial
b. Transmisi Kultural
e. Menghubungkan
c. Transmisi Kultural
19. Menurut Albert Mehrabian, dalam pembicaraan presentase kontribusi
penggunaan kata sebesar …
a. 7%
d. 50%
b. 35%
e. 55%
c. 45%
20. Salah satu kelebihan dari media kamunikasi visual adalah …
a. Informasi dapat diterima sesuai dengan kenyataan
b. Tidak membosankan
c. Dapat menyampaikan pesan secara langsung
d. Ada variasi
e. Biaya relative lebih murah
21. Suatu proses penyampaian warta/pesan/informasi, yang mengandung arti
dari satu pihak kepada pihak lain dalam usaha mendapatkan saling
pengertian, ini merupakan pengertian dari …
a. Komunikasi
d. Komunikator
b. Telekomunikasi
e. Korespondensi
c. Teleconferece
153
22. Gerak-gerik kebiasaan yang khas pada seseorang, misalnya gerak-gerakan
tangan yang dilakukan untuk menguatkan berita yang ingin disampaikan,
disebut …
a. Menerisme
d. Reflks
b. Verbalistis
e. context
c. Capability
154
Lampiran 8
KUNCI JAWABAN SOAL TEST
SIKLUS I
Nomer Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Jawaban
B
A
C
C
B
D
B
B
C
B
B
E
C
C
A
B
E
E
A
B
A
D
155
Lampiran 9
LEMBAR AKTIVITAS SISWA
SIKULUS I dengan Model Think Pair Share
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan
Tempat pelaksanaan
: SMK Muhammadiyah 1 Weleri
Hari/ Tanggal
:
Petunjuk Pengisian
:
1. Pusatkan perhatian anda pada perilaku siswa dikelas
2. Berilah skor pengamatan pada butir-butir indicator dengan cara mengisi jumlah
siswa yang aktiv pada kolom skor 4,3,2, dan 1.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kegiatan
Afektif
Siswa tertarik mendengarkan penjelasan materi dengan
menggunakan model Think Pair Share
Siswa merespon materi yang diberikan dg model Think Pair
Share
Siswa mampu berfikir secara individu dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share
Siswa dalam kondisi tenang saat berpasangan dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share
Siswa terlihat saling bekerjasama dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share
Kognitif
Siswa mengumpulkan hasil diskusi kelompok dengan tepat
waktu
Siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan baik dan tertib
Siswa berani mengajukan pertanyaan
Siswa berani menjawab pertanyaan dan memberikan
tanggapan
Siswa dapat menyimpulkan materi yang telah dibahas
Keterangan :
Skor 1 apabila kinerja tidak aktif 25% - 43,73%
Skor 2 apabila kinerja kurang aktif 43,74% - 62,49%
Skor 3 apabila kinerja cukup aktif 62,50% - 81,42%
4
Skor
3
2
1
156
Skor 4 apabila kinerja sangat aktif 81,25% - 100%
Nilai =
157
Lampiran 10
PEDOMAN OBSERVASI GURU
SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Komunikasi
Sekolah
: SMK Muhammadiyah 1 Weleri
Kelas
: X AP
Kompetensi Dasar
: Menerima dan Menyampaikan Informasi
Sikulus
: 1 (Satu)
Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan aspek yang diamati!
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Aspek yang diamati
Keterampilan membuka pelajaran
Menyampaikan apresiasi
Memotivasi siswa
Kemampuan guru menyampaikan tujuan
dan indikator pembelajaran
Kegiatan inti guru
Kemampuan guru menyampaikan materi
menggunakan model Think Pair Share
Interaksi guru dalam pembelajaran
menggunakan model Think Pair Share
Kemampuan guru dalam membagi
kelompok siswa secara acak dengan
memperhatikan kemampuan siswa
Kemampuan guru dalam mengelola
kelas agar tertib dan teratur
Kemampuan guru dalam membimbing
jalannya diskusi kelompok dikelas
Kemampuan guru dalam membimbing
jalannya presentasi
Guru membantu berjalannya proses
tanya jawab antar siswa
Kegiatan Penutup
Penilaian
Kategori
4
4
Sangat Baik
Sangat Baik
2
Cukup Baik
3
Baik
3
Baik
3
Baik
3
Baik
2
Cukup Baik
2
Cukup Baik
2
Cukup Baik
158
11
12
Mengevaluasi hasil di pembelajaran
dengan model Think Pair Share
Menyimpulkan bersama dengan siswa
mengenai
pembelajaran
dengan
menggunakan model Think Pair Share
Skor Maksimum : 12 x 4 = 48
Nilai =
=
= 72,91 %
Keterangan :
Skor 1 apabila kinerja kurang 25 % - 43,74%
Skor 2 apabila kinerja cukup 43,74% - 62,49%
Skor 3 apabila kinerja baik 62,50% - 81,24%
Skor 4 apabila kinerja sangat baik 81,25% - 100%
3
Baik
4
Sangat Baik
159
Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
1. Identitas Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan
: SMK Muhammadiyah 1 Weleri
Kelas
:X
Semester
:2
Program Keahlian
: Administrasi Perkantoran
Mata Pelajaran
: Komunikasi
Jumlah Pertemuan
: 2 x pertemuan
2. Standar Kompetensi
: Mengaplikasikan Keterampilan dasar Komunikasi
3. Kompetensi Dasar
: Menerima dan menyampaikan informasi
4. Indikator Pencapaian Kompetensi:
a. Pemahaman topik diskusi yang telah diberikan.
b. Berpasangan dengan salah satu teman dan mendiskusikan topik diskusi.
c. Menyampaikan informasi yang telah diperoleh di depan kelas.
5. Tujuan Pembelajaran:
a. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif terhadap suatu persoalan.
b. Siswa dapat berdiskusi ecara aktif dan saling berbagi informasi dengan
teman diskusinya.
c. Siswa dapat menyampaikan informasi didepan kelas dengan baik dan
lancer.
6. Materi Ajar:
Pertemuan ke-1:
a. Menjelaskan materi komunikasi yaitu menerima dan menyampaikan
informasi (terlampir)
b. Menjelaskan apa itu Think Pair Share dan tahap-tahapan yang akan
dilakukan.
c. Pembagian topik kepada siswa
160
d. Pembagian kelompok secara acak dilanjutkan berdiskusi.
e. Menyampaian materi atau topik yang telah didiskusikan
Pertemuan ke-2:
a. Pembagian topik diskusi
b. Pembagian kelompok secara acak dilanjutkan berbagi dan berdiskusi
dengan teman kelompoknya.
c. Penyampaian hasil diskusi
7. Alokasi Waktu: 4 x 45 menit.
8. Media dan Metode Pembelajaran:
a. Model Pembelajaran
: Think Pair and Share
b. Metode Pembelajaran
: Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi
9. Kegiatan Pembelajaran:
Pertemuan ke-1
Kegiatan
Pendahuluan
Alokasi
Aktivitas
Waktu
1. Guru memberi salam kepada peserta
didik;
2. Guru mempresensi peserta didik pada
pertemuan ini;
3. Guru mempersiapkan kondisi fisik kelas
(menyiapkan
peralatan/media 5 menit
pembelajaran);
4. Guru
mengkomunikasikan
tujuan
pembelajaran dan hasil belajar yang akan
dicapai setiap peserta didik;
5. Guru
memberikan
gambaran
umum
tentang materi yang akan disampaikan.
Inti
Eksplorasi
a. Guru menjelaskan pengertian komunikasi 5 menit
dengan model think pair share
161
10 menit
b. Guru menggunakan media sebagai
penunjang pembelajaran komunikasi
yang berupa media video, video yang
berupa seseorang pembicara.
c. Guru menjelaskan model think pair share
dan penerapannya dalam pembelajaran.
Elaborasi
a. Guru menjelaskan peraturan-peraturan
yang harus dilaksanakan pada saat proses 10 menit
pembelajaran.
b. Guru
kesalahan
menjelaskan
yang
kesalahan-
dilakukan
siswa
selama aktivitas pembelajaran dan
guru memberikan solusi berdasarkan
kesulitan-kesulitan yang dialami siswa
ketika
melaksanakan
praktik
komunikasi dengan model think pair
share pada siklus I.
c. Guru menyiapkan kondisi siswa untuk
tenang dan konsentrasi pada saat proses
pembelajaran.
d. Guru membagikan topik sesuai dengan
mata pelajaran kepada siswa secara
individu
e. Tahap berpikir (thinking)
Guru memberikan kesempatan kepada 10 menit
peserta
untuk
memikirkan
mencermati
topik
yang
dan
telah
162
diberikan oleh guru
f. Tahap berpasangan (pairing)
Guru membagi kelompok siswa
dengan memilih antara siswa yang
mendapat skor baik, sedang, dan
kurang pada siklus I.
Selama
siswa
bekerja
dalam
kelompok pasangan, guru memantau
tiap kelompok, memberikan motivasi
kepada
kelompok
bersemangat
mebantu
yang
mengarahkan/ 5 menit
serta
siswa
kurang
yang
mengalami
kesulitan.
Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menulis dan
menyalin hasil diskusi.
g. Tahap berbagi (Sharing)
Guru memilih siswa
yang akan
presentasi sesuai dengan urutan 35 menit
materi
sehingga
yang
siswa
dipresentasikan
lebih
mudah
memahami isi materi presentari
dari teman-temannya.
Guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk berkomentar/
bertanya
kepada
kelompok
yang 5 menit
presentasi.
Konfirmasi
a. Guru memberikan umpan balik positif
kepada siswa yang berhasil dalam proses
163
pembelajarannya.
c. Guru
membantu
permasalahan
yang
dihadapi peserta didik apabila selama
proses pembelajaran siswa mengalami
kesulitan.
d. Guru
memberikan
motivasi
kepada
peserta didik yang kurang berpartisipasi
aktif pada saat mengikuti pelajaran.
Penutup
1. Guru memberikan penguatan hasil kerja
siswa dan memotivasi agar bertanya tentang
hal-hal yang kurang jelas yang berhubungan
dengan pelajaran Komunikasi.
2. Guru
bersama
pembelajaran
siswa
merefleksi
komunikasi
5 menit
dengan
menggunakan model think pair share.
3. Guru menutup pelajaran dengan salam.
6. Penilaian Keterampilan Komunikasi
No
Aspek Penilaian
Keterampilan Berbicara
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kelancaran berbicara
Ketepatan pilihan kata dan tata bahasa
Ketepatan penekanan suara, nada dan irama
Ketepan volume dan suara
Sikap tenang dan tidak kaku
Cara berdiri dan sikap badan
Gerakan kepala
Ekspresi muka
Pandangan mata
Gerak tangan / Gesture
Keterampilan Mendengarkan
11
12
Memberikan kesempatan berbicara kepada
orang lain
Fokus dan memperhatikan orang yang berbicara
4
Skor
3
2
1
164
Keterampilan Menulis
13
14
15
Kerapian dan kejelasan tulisan
Penyampaian pesan
Sistematika Penulisan
7. Penilaian
c. Teknik
: Tes
d. Bentuk Instrumen
: Pilihan ganda (terlampir)
8. Sumber Belajar
c. Buku MKDK (Mengaplikasikan Keteramplan Dasar Komunikasi) SMK.
Penerbit Armico
d. Buku MKDK (Mengaplikasikan Keteramplan Dasar Komunikasi) SMK.
Penerbit Erlangga.
e. Guru menambahkan media video melalui LCD sebagai penunjang
pembelajaran agar lebih memotivasi siswa dalam berkomunikasi dengan
baik.
Weleri,
Mei 2013
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Andaru Werdayanti, S.Pd.
Latifah Milatillah
NBM. 1105692
NIM. 7101409113
165
Lampiran 12
DAFTAR KELOMPOK
SIKLUS II
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
1. Eli Listiana
2. Linda Masrurkeroh
1. Fia Indrianingsih
2. Lia Novita
1. Tri windayani
2. Fuput Listiyani
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
1. Laili Mukaromah
2. Siti Nur W
1. Nur Anin Naimah
2. Lailatul Kurniawati
1. Elva Pratiwi
2. Henny Fridayanti
Kelompok 7
Kelompok 8
Kelompok 9
1. Kusmiasih
2. Siti Inawaroh
1. Anik Mutazaroh
2. Rohyatul H
1. Septa Fajar Y
2. Maura Mega Y
Kelompok 10
Kelompok 11
Kelompok 12
1. Arifiana Imrotul H
2. Nur Azizah
1. Kartiawati
2. Ana Masruroh
1. Yuni Makhfiroh
2. Wakidah H
Kelompok 13
Kelompok 14
Kelompok 15
1. Umaliyah
2. Liliana Rosa
1. Evi Yuliani
2. Purwanti
1. Dwi Nur S
2. Indah Setyaningsih
Kelompok 16
Kelompok 17
Kelompok 18
1. Anggraita R
2. Ratih Wijayanti
1. Elva Pratiwi
2. Inkana Bella
1. Hikmatul F
2. Siti Lailatul A
Kelompok 19
Kelompok 20
1. Tri Mulyani
2. Trias Kustianingsih
1. Nila Mufidah
2. Afni Afidatuz Z
166
Lampiran 13
DAFTAR MASALAH ATAU TOPIK SIKLUS II
Setiap kelompok membahas materi diskusi sebagai berikut :
1. Pengertian Informasi
2. Ciri-ciri Informasi
3. Jenis-jenis Informasi
4. Fungsi Informasi
5. Kegunaan Informasi
6. Sumber Informasi
7. Cara menerima informasi
8. Cara menyampaikan informasi
9. Keterampilan membaca ( manfaat membaca)
10. Cara dan proses menbaca
11. Tahapan keterampilan dam membaca
12. Keterampilan mendengarkan (pengertian mendengarkan)
13. Cara meningkatkan keterampilan mendengarkan
14. Keterampilan menulis (pengertian menulis)
15. Tujuan menulis dan manfaat menulis
16. Keterampilan berbicara ( pengertian berbicara)
17. Kemampuan berbicara secara efektif
18. Urutan berbicara (persiapan)
19. Urutan berbicara (penyajian dan teknik penyampaian)
20. Cara meningkatkan kualitas pembicara.
167
Lampiran 14
SOAL TES EVALUASI
SIKLUS II
1. Komunikasi yang dsampaikan dengan kata-kata saja akan membosankan
dan dapat menghambat proses komunikasi. Hambatan tersebut dinamakan
dengan hambatan …
a. Semastik
d. Sistem social
b. Jarak fisik
e. Pengetahuan
c. Verbalitas
2. Televisi merupakan salah satu jenis media komunikasi …
a. Visual
d. cetak
b. Audio
e. Elektronik
c. Audio-Visual
3. Penggunaan bahasa yang memiliki mana ganda sering menimbulkan
kesalahpahaman antara komunikan dan komunikator. Hal ini bearti proses
komunikasi tersebut mengalami hambatan yang disebabkan oleh factor …
a. Sikap komunikan
d. Jarak Fisik
b. Sematik
e. Pengetahuan Komunikan
c. System social
4. Berikut ini yang merupakan fungsi media komunikasi adalah …
a. Menunjukan kemampuan komunikator
b. Menimbulkan kesalahpahaman
c. Memperjelas isi dan maksud informasi
d. Menumbuhkan rasa kekeluatgaan
e. Memberikan kesempatan kepada komunikan
5. Faktor-faktor yang dapat menghambat proses komunikasi adalah …
a. Prasangka yang tidak beralasan
b. Kesinambungan dan konsistensi
c. Kejelasan
d. Kepuasan seluruh pengiriman berita
168
6. Alya sedang mempresentasikan materi tentang bagaimana menjadi
sekretaris yang baik dalam kegiatan seminar. Dalam seminar tersebut yang
menjadi komunikan adalah …
a. Alya
d. LCD
b. Peserta seminar
e. ruang seminar
c. Bagaimana menjadi sekertaris yang baik
7. Salah satu fungsi media komunikasi adalah …
a. Menunjukan kemampuan komunikator
b. Menimbulkan kesalahpahaman
c. Mempercepat proses penyampaian pesan
d. Menumbuhkan rasa kekeluargaan
e. Member kesempatan kepada komunikan
8. Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang
bearti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
Pendapat tersebut diutarakan oleh …
a. Estabrook
d. Geoge R. Terry
b. Robert G. Murdik
e. Burch dan Strater
c. Gordon B. Davis
9. Berikut ini yang termasuk cirri-ciri informasi adalah …
a. Korektif
d. lengkap
b. Ilmiah
e. terekam
c. Tidak ilmiah
10. Berikut ini yang termasuk tingkat kualitas informasi adalah …
a. Benar-salah
d. penegas
b. Korektif
e. tanbahan
c. Relevan
11. Informasi tentang lowongan pekerjaan yang dimuat disurat kabar,
termasuk jenis informasi …
a. Akurat
d. benar
b. Ilmiah
e. tidak ilmiah
c. Sekunder
169
12. Informasi yang diterbitkan pertama kali dari sumbernya/ penerbit secara
langsung, termasuk contoh jenis informasi …
a. Ilmiah
d. tersier
b. Primer
e. tidak ilmiah
c. Sekunder
13. Informasi yang tersimpan dalam buku atau majalah, indeks, kartu, katalog,
termasuk contoh jenis informasi …
a. Primer
d. ilmiah
b. Sekunder
e. tidaj ilmiah
c. Tersier
14. Fungsi informasi adalah …
a. Ketelitian penyampaian
d. relevan
b. Memberikan pengetahuan
e. penegas
c. Ruang dan tempat
15. Berikut yang termasuk manfaat membaca ..
a. Pikiran terkonsentrasi
d. mengetahui isi buku
b. Memperluas pergaulan
e. dapat lancar mendengar
c. Mengembangkan pola pikir
16. Tujuan menulis adalah
a. Melatih untuk membuat suatu karangan
b. Dapat belajar menyusun karangan dengan baik
c. Meyakinkan para pembaca dan kebenaran gagasan yang diutarakan
d. Melatih kecepatan tentang dalam menulis
e. Untuk dapat mengetahui dan memahami sebuah karangan
17. Berikut ini
yang merupakan cara untuk
pembicaraan, yaitu …
a. Membangkitkan partisipasi pendengar
b. Berusaha sewajar mungkin
c. Tatap mata kelopak pendengar
d. Berdirilah yang tegak tapi tidak kaku
e. Mebuat catatan-catatan yang dibicarakn
meningkatkan kualitas
170
18. Menurut Harold D. Laswell, fungsi media komunikasi, antara lain untuk…
a. Mendidik
d. pengawasan social
b. Meyakinkan
e. menghubungkan
c. Transmisi cultural
19. Menurut Albert Mehrabian, dalam pembicaraan persentase kontribusi
penggunaan kata adalah …
a. 7 %
d. 50 %
b. 35 %
e. 55 %
c. 45 %
20. Salah satu kelebihan dari media komunikasi visual adalah …
a. Informasi dapat diterima sesuai dengan kenyataan
b. Tidak membosankan
c. Dapat menyampaikan pesan secara langsung
d. Ada variasi
e. Biaya relative lebih murah
21. Satu proses penyampaian warta/ pesan/ informasi, yang mengandung arti
dari satu pihak kepada pihak lain dalam usaha mendapatkan saling
perhatian, ini merupakan pengertian dari …
a. Komunkasi
d. komunikator
b. Telekomunikasi
e. korespondensi
c. Teleconterence
22. Gerak gerik kebiasaan yang khas pada seseorang, misalnya gerak gerakan
tangan yang dilakukan untuk menguatkan berita yang ingin disampaikan,
disebut …
a. Menerisme
d. reflex
b. Verbalistis
e. context
c. capability
171
Lampiran 15
KUNCI JAWABAN SOAL TES EVALUSI
SIKLUS II
Nomor Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Jawaban
B
C
E
C
B
A
E
B
A
C
C
B
D
B
C
C
E
E
A
B
A
D
172
Lampiran 16
LEMBAR AKTIVITAS SISWA
SIKULUS II dengan Model Think Pair Share
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan
Tempat pelaksanaan
: SMK Muhammadiyah 1 Weleri
Hari/ Tanggal
:
Petunjuk Pengisian
:
1. Pusatkan perhatian anda pada perilaku siswa dikelas
2. Berilah skor pengamatan pada butir-butir indicator dengan cara mengisi jumlah
siswa yang aktiv pada kolom skor 4,3,2, dan 1.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kegiatan
Afektif
Siswa tertarik mendengarkan penjelasan materi dengan
menggunakan model Think Pair Share
Siswa merespon materi yang diberikan dg model Think Pair
Share
Siswa mampu berfikir secara individu dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share
Siswa dalam kondisi tenang saat berpasangan dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share
Siswa terlihat saling bekerjasama dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share
Kognitif
Siswa mengumpulkan hasil diskusi kelompok dengan tepat
waktu
Siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan baik dan tertib
Siswa berani mengajukan pertanyaan
Siswa berani menjawab pertanyaan dan memberikan
tanggapan
Siswa dapat menyimpulkan materi yang telah dibahas
4
Skor
3
2
1
173
Keterangan :
Skor 1 apabila kinerja tidak aktif 25% - 43,73%
Skor 2 apabila kinerja kurang aktif 43,74% - 62,49%
Skor 3 apabila kinerja cukup aktif 62,50% - 81,42%
Skor 4 apabila kinerja sangat aktif 81,25% - 100
174
Lampiran 17
PEDOMAN OBSERVASI GURU
SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Komunikasi
Sekolah
: SMK Muhammadiyah 1 Weleri
Kelas
: X AP
Kompetensi Dasar
: Menerima dan Menyampaikan Informasi
Sikulus
: 1 (Satu)
Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan aspek yang diamati!
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Aspek yang diamati
Keterampilan membuka pelajaran
Menyampaikan apresiasi
Memotivasi siswa
Kemampuan guru menyampaikan tujuan dan
indikator pembelajaran
Kegiatan inti guru
Kemampuan guru menyampaikan materi
menggunakan model Think Pair Share
Interaksi
guru
dalam
pembelajaran
menggunakan model Think Pair Share
Kemampuan guru dalam membagi kelompok
siswa secara acak dengan memperhatikan
kemampuan siswa
Kemampuan guru dalam mengelola kelas
agar tertib dan teratur
Kemampuan guru dalam membimbing
jalannya diskusi kelompok dikelas
Kemampuan guru dalam membimbing
jalannya presentasi
Guru membantu berjalannya proses tanya
jawab antar siswa
Penilaian
Kategori
4
4
3
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
3
Baik
4
Sangat Baik
4
Sangat Baik
3
Baik
4
Sangaat Baik
3
Baik
3
Baik
175
11
12
Kegiatan Penutup
Mengevaluasi hasil di pembelajaran dengan
model Think Pair Share
Menyimpulkan bersama dengan siswa
mengenai
pembelajaran
dengan
menggunakan model Think Pair Share
Keterangan :
Skor 1 apabila kinerja kurang 25 % - 43,74%
Skor 2 apabila kinerja cukup 43,74% - 62,49%
Skor 3 apabila kinerja baik 62,50% - 81,24%
Skor 4 apabila kinerja sangat baik 81,25% - 100%
%=
Skoe maksimal = 12 x 4 = 48
%
=
=
=87,5%
3
Baik
4
Sangat Baik
176
Lampiran 18
DATA OBERSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I
No
Responden
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
R-1
R-2
R-3
R-4
R-5
R-6
R-7
R-8
R-9
R - 10
R - 11
R - 12
R - 13
R - 14
R - 15
R - 16
R - 17
R - 18
R - 19
R - 20
3
3
2
3
3
2
2
3
2
2
2
3
3
2
3
2
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
2
3
2
3
3
3
2
3
3
2
1
3
2
2
2
2
2
1
3
2
2
2
Aspek yang dinilai
4
5
6
7
2
3
4
4
2
2
4
2
3
2
4
4
2
2
4
4
2
3
4
3
2
2
4
2
2
2
4
1
3
3
4
1
4
3
4
2
2
2
4
1
2
1
4
2
2
2
4
2
3
2
4
4
2
2
4
4
2
3
4
4
2
2
4
3
2
3
4
2
2
2
4
2
1
1
4
3
3
3
3
3
8
2
2
2
1
1
2
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
2
1
2
9
3
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
1
2
1
1
2
10
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
2
4
4
4
Skor
Total
29
26
28
28
25
25
23
24
23
23
22
25
27
27
28
22
23
25
21
27
%
Katerangan
72.5
65
70
70
62.5
62.5
57.5
60
57.5
57.5
55
62.5
67.5
67.5
70
55
57.5
62.5
52.5
67.5
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Kurang
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Cukup
Cukup
Aktif
Cukup
Aktif
177
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
R - 21
R - 22
R - 23
R - 24
R - 25
R - 26
R - 27
R - 28
R - 29
R - 30
R - 31
R – 32
R – 33
R – 34
R – 35
R – 36
R – 37
R – 38
R – 39
R – 40
KATEGORI
3
3
2
2
3
2
4
3
3
3
4
3
2
2
3
3
4
2
3
3
2
3
3
1
2
2
3
2
2
3
4
3
2
3
3
2
2
2
2
2
3
2
3
3
2
3
4
3
3
2
3
2
3
4
2
3
3
1
4
4
3
4
3
3
3
2
4
2
3
3
3
3
2
2
3
2
3
3
4
3
2
4
2
3
2
4
3
3
3
1
3
4
3
3
2
3
2
3
3
2
3
2
3
4
4
3
3
2
2
4
2
2
2
1
3
4
2
4
4
4
3
3
2
1
3
3
1
4
3
1
4
4
3
4
3
2
4
2
2
4
1
3
4
2
2
4
4
2
4
2
1
4
3
2
4
2
3
4
4
4
Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
3
2
1
2
2
3
2
1
1
2
4
2
3
3
3
3
2
1
2
2
3
3
1
3
3
2
3
2
3
2
4
3
4
4
4
3
4
3
3
3
27
32
22
25
23
28
34
22
25
24
36
29
27
29
28
29
27
24
30
31
67.5
80
55
62.5
57.5
70
85
55
62.5
60
90
72.5
67.5
72.5
70
72.5
67.5
60
75
77.5
Aktif
Sangat Aktif
Cukup
Aktif
Cukup
Cukup
Sangat Aktif
Cukup
Aktif
Cukup
Sangat Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Cukup
Cukup
Cukup
3
33
4
0
178
Lampiran 19
DATA OBERSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II
No
Responden
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
R–1
R–2
R–3
R–4
R–5
R–6
R–7
R–8
R–9
R – 10
R – 11
R – 12
R – 13
R – 14
R – 15
R – 16
R – 17
R – 18
R – 19
R – 20
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
2
2
3
4
3
2
3
3
3
3
3
4
4
2
4
4
4
3
2
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
4
3
2
3
2
4
3
2
3
4
3
3
2
Aspek yang dinilai
4
5
6
7
3
3
4
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
2
2
4
3
4
3
4
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
3
2
4
4
4
3
1
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
4
4
3
3
4
4
2
3
3
4
3
4
3
4
2
2
4
4
3
3
3
4
3
8
4
4
4
3
1
3
3
2
4
4
3
3
4
2
3
2
2
3
2
4
9
3
4
3
3
2
2
3
4
4
3
3
2
3
3
3
2
2
3
2
4
10
4
4
4
4
3
3
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
Skor
Total
33
34
35
33
29
28
35
33
35
29
35
28
31
30
34
31
30
31
31
34
%
Katerangan
82.5
85
87.5
82.5
72.5
70
87.5
82.5
87.5
72.5
87.5
70
77.5
75
85
77.5
75
77.5
77.5
85
Sangat Aktif
Sangat Aktif
Sangat Aktif
Sangat Aktif
Cukup
Cukup
Sangat Aktif
Sangat Aktif
Sangat Aktif
Cukup
Sangat Aktif
Cukup
Sangat Aktif
Sangat Aktif
Sangat Aktif
Sangat Aktif
Cukup
Sangat Aktif
Sangat Aktif
Sangat Aktif
179
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
R – 21
R – 22
R – 23
R – 24
R – 25
R – 26
R – 27
R – 28
R – 29
R – 30
R – 31
R – 32
R – 33
R - 34
R - 35
R - 36
R - 37
R - 38
R - 39
R - 40
KATEGORI
3
3
4
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
4
3
2
3
4
3
2
4
4
3
2
2
3
4
3
2
3
4
2
2
3
2
3
3
3
2
3
4
3
4
4
4
3
3
2
3
4
3
3
3
2
3
2
2
2
4
2
3
2
3
4
3
2
3
3
4
3
4
3
3
2
4
3
4
3
2
3
3
4
2
3
2
2
4
3
3
2
4
2
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
3
2
4
3
2
4
3
3
4
3
3
4
4
2
4
4
3
4
4
2
4
3
2
4
3
2
4
3
3
4
3
3
4
2
4
4
3
2
2
3
2
4
2
4
Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
3
3
2
3
3
2
2
2
2
3
3
3
2
2
3
2
4
2
2
4
3
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
34
35
33
34
32
29
32
30
31
33
36
29
29
28
32
29
33
30
27
32
85
87.5
82.5
85
80
72.5
80
75
77.5
82.5
90
72.5
72.5
70
80
72.5
82.5
75
67.5
80
Sangat Aktif
Sangat Aktif
Sangat Aktif
Sangat Aktif
Sangat Aktif
Cukup
Sangat Aktif
Cukup
Sangat Aktif
Sangat Aktif
Sangat Aktif
Cukup
Cukup
Cukup
Sangat Aktif
Cukup
Sangat Aktif
Cukup
Cukup
Sangat Aktif
27
13
0
0
180
Lampiran 20
DATA OBSERVASI KEAKTIVAN SISWA PER ASPEK
SIKLUS I DENGAN MODEL TINK PAIR SHARE
Aspek yang dinilai
Skore
4
3
2
1
4
3
2
1
1
3
21
16
0
40
7.5
52.5
40
0
Afektif
Kognitif
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
4
7
3
34
11
2
1
12
21
17
16
17
5
9
7
7
22
17
16
17
17
1
15
16
23
5
1
3
0
3
0
5
15
9
1
40
40
40
40
40
40
40
40
40
2.5
10 17.5 7.5
85 27.5
5 2.5
30
52.5 42.5
40 42.5 12.5 22.5 17.5 17.5
55
42.5
40 42.5 42.5 2.5 37.5
40 57.5 12.5
2.5 7.5
0 7.5
0 12.5 37.5 22.5 2.5
DATA OBSERVASI KEAKTIVAN SISWA PER ASPEK
SIKLUS II DENGAN MODEL TINK PAIR SHARE
Aspek yang dinilai
Skore
4
3
2
1
4
3
2
1
1
11
27
2
0
40
27.5
67.5
5
0
Afektif
Kognitif
2
3
4
5
6
7
8
11
12
20
9
35
19
12
18
18
13
24
4
14
14
11
10
6
7
1
7
13
0
0
1
0
0
0
1
40
40
30
40
40
40
40
27.5
30
50 22.5 87.5 47.5
30
45
45 32.5
60
10
35
35
27.5
25
15 17.5 2.5 17.5 32.5
0
0 2.5
0
0
0 2.5
9
10
6
29
18
11
16
0
0
0
40
40
15 72.5
45 27.5
40
0
0
0
181
Lampiran 21
DATA OBSERVASI KEAKTIVAN SISWA PER KATEGORI ASPEK
SIKLUS I DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE
4
3
2
1
ASPEK YANG DINILAI
AFEKTIF
1
2
3
4
3
1
4
7
21
21
17
16
16
17
16
17
0
1
3
0
4
3
2
1
ASPEK YANG DINILAI
KOGNITIF
1
2
3
4
34
11
2
1
5
9
7
7
1
15
16
23
0
5
15
9
SKOR
SKOR
TOTAL
5
3
17
17
3
%
18
92
83
7
TOTAL
5
12
22
5
1
9
46
41.5
3.5
%
60
50
60
30
30
25
30
15
DATA OBSERVASI KEAKTIVAN SISWA PER KATEGORI ASPEK
SIKLUS II DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE
4
3
2
1
ASPEK YANG DINILAI
AFEKTIF
1
2
3
4
11
11
12
10
27
18
18
13
2
11
10
6
0
0
0
1
4
3
2
1
ASPEK YANG DINILAI
KOGNITIF
1
2
3
4
35
19
12
6
4
14
14
18
1
7
13
16
0
0
1
0
SKOR
SKOR
TOTAL
5
9
24
7
0
53
100
36
1
TOTAL
5
29
11
0
0
101
61
37
1
%
26.5
50
18
0.5
%
50.5
30.5
18.5
0.5
182
Lampiran 22
Data Tabulasi Keterampilan Berkomunikasi Siklus I
Kelas X AP SMK Muammadiyah 1 Weleri
Responden
R1
R2
R3
R4
R5
R6
R7
R8
R9
R 10
R 11
R 12
R 13
R 14
R 15
R 16
1
4
4
2
1
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
2
2
ASPEK YANG DINILAI
Keterampilan Berbicara
K Mendengar
K Menulis
2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12 13
14 15
3 3 3 3 3 3 3 4 4
3
4 4
4
3
3 2 3 3 3 2 2 4 4
4
2 3
3
3
3 2 2 2 3 3 2 2 3
3
3 4
3
1
1 1 1 2 3 1 1 2 2
2
3 3
3
3
4 4 2 3 3 3 3 4 3
3
2 3
3
3
2 3 2 3 3 2 3 3 2
4
3 2
3
4
2 2 2 2 1 3 2 1 2
2
3 3
3
3
3 3 3 3 3 4 4 3 3
4
4 4
3
3
4 2 1 3 3 3 2 1 3
4
3 3
3
4
4 2 3 2 2 2 3 3 4
3
3 2
3
2
3 3 2 2 3 2 3 4 3
3
2 2
3
3
2 2 2 3 3 3 2 2 2
2
2 3
2
3
3 3 3 3 3 2 4 4 3
4
3 4
3
3
2 2 2 2 4 4 4 3 2
2
3 4
3
2
2 2 3 2 3 2 1 2 3
3
4 4
1
1
3 3 2 2 2 1 1 1 2
4
3 3
3
3
Jumlah
%
Kategori
51
45
38
29
46
42
34
51
42
41
41
36
49
42
35
35
85
75
63.33
48.33
76.66
70
56.66
85
70
68.33
68.33
60
81.66
70
58.33
58.33
Sangat
Mampu
Cukup
Cukup
Mampu
Mampu
Cukup
Sangat
Mampu
Mampu
Mampu
Mampu
Sangat
Mampu
Cukup
Cukup
183
R 17
R 18
R 19
R 20
R 21
R 22
R 23
R 24
R 25
R 26
R 27
R 28
R 29
R 30
R 31
R 32
R 33
R 34
R 35
R 36
R 37
R 38
R 39
R 40
3
4
3
2
2
3
2
2
3
4
3
2
2
4
1
4
4
3
3
2
1
3
3
2
2
4
3
2
2
2
2
3
3
3
2
3
3
3
2
4
3
3
1
1
2
3
3
1
1
2
2
1
3
1
1
2
3
3
1
3
2
3
1
2
3
2
1
2
1
3
2
1
2
3
3
2
3
3
2
2
2
3
3
2
3
3
1
2
3
2
2
3
1
1
2
2
2
3
2
2
2
3
2
3
3
3
3
1
2
3
2
3
3
2
3
2
1
2
3
1
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
3
2
3
3
2
2
2
3
1
3
3
2
2
2
2
1
3
2
3
3
2
2
2
1
3
3
2
3
3
3
2
3
2
2
3
2
3
2
2
3
3
2
2
2
4
2
2
3
2
2
3
4
2
3
2
3
2
3
3
2
3
2
2
3
2
2
3
3
4
3
1
2
2
3
4
4
3
3
2
3
2
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
4
3
2
3
3
2
2
3
3
3
4
3
4
2
3
4
2
4
2
3
4
2
2
4
3
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
2
3
4
3
4
4
1
1
4
3
1
3
4
4
1
2
1
4
3
3
4
1
4
3
4
4
4
3
3
4
3
3
2
4
3
3
2
3
4
4
2
4
3
3
3
3
4
1
3
3
4
3
3
4
3
3
2
4
2
3
2
3
3
4
1
4
3
4
4
3
3
3
3
3
4
1
40
49
41
32
37
40
33
38
43
50
39
41
34
50
31
45
49
34
42
33
32
41
45
30
66.66
81.66
68.33
53.33
61.66
66.66
55
63.33
71.66
83.33
65
68.33
56.66
83.33
51.66
75
81.66
56.66
70
55
53.33
68.33
75
50
Mampu
Sangat
Mampu
Cukup
Cukup
Mampu
Cukup
Mampu
Mampu
Sangat
Mampu
Mampu
Cukup
Sangat
Cukup
Mampu
Sangat
Mampu
Mampu
Cukup
Cukup
Mampu
Mampu
Cukup
184
Lampiran 23
Data Tabulasi Keterampilan Berkomunikasi Siklus II
Kelas X AP SMK Muammadiyah 1 Weleri
Responden
R–1
R–2
R–3
R–4
R–5
R–6
R–7
R–8
R–9
R – 10
R – 11
R – 12
R – 13
R – 14
R – 15
R – 16
R – 17
1
4
3
3
3
4
3
3
4
3
2
3
2
4
3
2
3
3
ASPEK YANG DINILAI
Keterampilan Berbicara
K Mendengar
2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
4 3 2 3 3 3 3 3 3
3
4
3 4 3 3 2 3 2 4 4
3
3
2 2 3 3 4 3 3 4 3
4
3
3 4 4 3 4 2 3 3 4
4
3
3 3 3 2 3 3 3 4 4
3
4
3 4 3 3 3 3 2 3 3
4
4
3 3 3 4 4 3 3 3 3
3
3
3 4 4 3 3 3 4 4 4
3
3
3 3 3 4 3 3 3 3 3
3
4
2 3 2 2 3 2 2 3 2
2
3
2 2 4 4 3 3 3 3 4
3
4
2 2 3 2 2 2 2 2 1
3
2
4 3 4 3 2 3 4 4 3
3
4
3 2 4 4 4 4 4 3 4
3
4
3 2 2 2 3 2 2 3 2
2
3
3 3 3 4 4 4 3 3 3
3
3
3 4 4 3 2 3 3 3 3
4
4
K Menulis
13
14
3
4
3
4
3
3
4
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
3
3
3
4
3
2
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
15
4
3
3
3
4
4
3
2
3
3
3
4
3
4
3
4
3
Jumlah
%
Keterangan
49
47
46
51
50
49
48
52
48
37
48
35
52
53
37
51
50
81.66
78.33
76.66
85
83.33
81.66
80
86.66
80
61.66
80
58.33
86.66
88.33
61.66
85
83.33
Sangat
Mampu
Mampu
Sangat
Sangat
Sangat
Mampu
Sangat
Mampu
Cukup
Mampu
Cukup
Sangat
Sangat
Cukup
Sangat
Sangat
185
R – 18
R – 19
R – 20
R – 21
R – 22
R – 23
R – 24
R – 25
R – 26
R – 27
R – 28
R – 29
R – 30
R – 31
R – 32
R – 33
R – 34
R – 35
R – 36
R – 37
R – 38
R – 39
R – 40
4
3
2
3
4
2
4
3
4
3
3
4
4
2
3
4
3
4
3
3
4
2
3
3
3
2
3
4
3
4
3
3
3
3
3
4
2
4
4
2
4
2
3
4
3
4
3
3
2
4
3
2
3
4
4
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
2
3
3
3
4
3
3
4
1
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
4
3
2
2
2
3
3
4
3
4
2
3
2
2
3
3
4
3
3
2
4
2
3
3
2
3
2
2
4
4
3
4
4
2
4
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
2
2
4
3
2
4
3
2
4
3
3
3
3
1
3
4
4
3
4
4
3
4
4
2
2
2
3
3
4
3
3
3
2
1
4
2
3
2
3
4
3
4
4
3
3
4
1
2
3
3
3
3
3
3
3
4
2
4
2
4
4
3
3
3
4
3
4
4
3
1
2
3
3
3
3
4
2
3
4
2
3
2
4
3
2
3
4
3
2
4
4
1
3
3
3
4
3
3
3
2
2
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
4
4
4
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
2
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
53
52
37
49
47
37
51
46
52
48
47
48
53
46
53
54
48
49
37
36
51
48
48
88.33
86.66
61.66
81.66
78.33
61.66
85
76.66
86.66
80
78.33
80
88.33
76.66
88.33
90
80
81.66
61.66
60
85
80
80
Sangat
Sangat
Cukup
Sangat
Mampu
Cukup
Sangat
Mampu
Sangat
Mampu
Mampu
Mampu
Sangat
Mampu
Sangat
Sangat
Mampu
Sangat
Cukup
Cukup
Sangat
Mampu
Mampu
186
Lampiran 24
Keterampilan Komunikasi Kumulatif Siswa Siklus I
Kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri
No
1
2
3
4
Kategori
Sangat
Mampu
Mampu
Cukup
Mampu
Kurang
Mampu
Rentang
Nilai
Frekuensi
Bobot
Skor
%
100% - 81,25%
81,24% - 62,50%
7
19
581,66 17,5
1373,33 47,5
62,49% - 43,74%
14
721,66
35
43,74% - 25%
Jumlah
0
40
0
2676,66
0
100
Rata-Rata
Kelas
X = 2676,66
40
66,91
(Mampu)
Keterampilan Komunikasi Kumulatif Siswa Siklus II
Kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri
No
Kategori
Sangat
1 Mampu
2 Mampu
Cukup
3 Mampu
Kurang
4 Mampu
Jumlah
Rentang
Nilai
Frekuensi
Bobot
Skor
%
Rata-Rata
Kelas
100% - 81,25%
81,24% - 62,50%
19
14
1616,66
1105
47,5
35
40
62,49% - 43,74%
7
426,66
17,5
79
0
40
0
3148,33
0
43,74% - 25%
X = 3148,33
(Mampu)
187
Lampiran 25
DATA PENILAIAN KETERAMPILAN BERKOMUNISAKI PER ASPEK SIKLUS I
KELAS X AP SMK MUHAMMADIYAH 1 WELERI
SKOR
4
3
2
1
%
4
3
2
1
1
9
17
11
3
40
22.5
42.5
27.5
7.5
2
5
18
13
4
40
12.5
45
32.5
10
3
1
13
16
10
40
2.5
32.5
40
25
ASPEK PENILAIAN
KET. BERNICARA
4
5
6
7
8
9
0
0
1
2
3
7
16
19
29
15
17
12
19
18
9
19
16
18
5
3
1
4
4
3
40
40
40
40
40
40
0
0
2.5
5
7.5
17.5
40
47.5
72.5 37.5 42.5
30
47.5
45
22.5 47.5
40
45
12.5
7.5
2.5
10
10
7.5
10
6
24
10
0
40
15
60
25
0
KET.MEND KET. MENULIS
11
12
13
14
15
12
8
17
8
9
16
26
13
26
22
12
6
4
4
5
0
0
6
2
4
40
40
40
40
40
30
20 42.5
20 22.5
40
65 32.5
65
55
30
15
10
10 12.5
0
0
15
5
10
188
Lampiran 26
DATA PENILAIAN KETERAMPILAN BERKOMUNISAKI PER ASPEK SIKLUS I
KELAS X AP SMK MUHAMMADIYAH 1 WELERI
SKOR
4
3
2
1
%
4
3
2
1
1
13
20
7
0
40
32.5
50
17.5
0
2
10
22
8
0
40
25
55
20
0
3
11
21
8
0
40
27.5
52.5
20
0
ASPEK PENILAIAN
KET. BERNICARA
4
5
6
7
8
9
13
10
12
10
9
12
20
18
18
21
20
23
6
12
10
8
9
4
1
0
0
1
2
1
40
40
40
40
40
40
32.5
25
30
25 22.5
30
50
45
45 52.5
50
57.5
15
30
25
20 22.5
10
2.5
0
0
2.5
5
2.5
10
13
18
7
2
40
32.5
45
17.5
5
KET.MEND KET. MENULIS
11
12
13
14
15
6
16
19
21
20
30
23
19
19
19
4
1
2
0
1
0
0
0
0
0
40
40
40
40
40
15
40 47.5 52.5
50
75 57.5 47.5 47.5 47.5
10
2.5
5
0 2.5
0
0
0
0
0
189
Lampiran 27
Keterampilan Berbicara Siklus I
SMK Muhammadiyah 1 Weleri
Responden
R-1
R-2
R-3
R-4
R-5
R-6
R-7
R-8
R-9
R-10
R-11
R-12
R-13
R-14
R-15
R-16
R-17
R-18
R-19
R-20
R-21
R-22
R-23
R-24
R-25
R-26
R-27
R-28
R-29
R-30
R-31
R-32
R-33
1
4
4
2
1
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
2
2
3
4
3
2
2
3
2
2
3
4
3
2
2
4
1
4
4
2
3
3
3
1
4
2
2
3
4
4
3
2
3
2
2
3
2
4
3
2
2
2
2
3
3
3
2
3
3
3
2
4
3
Skor Per Indikator
3 4 5 6 7 8 9
3 3 3 3 3 3 4
2 3 3 3 2 2 4
2 2 2 3 3 2 2
1 1 2 3 1 1 2
4 2 3 3 3 3 4
3 2 3 3 2 3 3
2 2 2 1 3 2 1
3 3 3 3 4 4 3
2 1 3 3 3 2 1
2 3 2 2 2 3 3
3 2 2 3 2 3 4
2 2 3 3 3 2 2
3 3 3 3 2 4 4
2 2 2 4 4 4 3
2 3 2 3 2 1 2
3 2 2 2 1 1 1
1 2 2 3 2 3 2
2 3 3 3 3 3 2
2 3 2 3 2 2 4
1 2 2 3 2 2 2
3 3 2 3 3 2 2
1 3 3 3 2 1 3
1 2 2 3 3 3 2
2 2 3 2 2 3 2
3 2 3 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3 4
1 3 3 3 2 3 2
3 2 1 2 2 3 3
2 3 2 3 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3
1 1 2 3 1 2 2
2 2 3 2 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3
10
4
4
3
2
3
2
2
3
3
4
3
2
3
2
3
2
3
3
4
3
1
2
2
3
4
4
3
3
2
3
2
3
3
Jumlah
%
33
30
24
15
32
26
20
33
25
28
28
24
32
28
22
19
23
30
28
21
23
23
22
24
29
33
25
24
23
31
17
28
31
82.5
75
60
37.5
80
65
50
82.5
62.5
70
70
60
80
70
55
47.5
57.5
75
70
52.5
57.5
57.5
55
60
72.5
82.5
62.5
60
57.5
77.5
42.5
70
77.5
190
SKOR
R-34
R-35
R-36
R-37
R-38
R-39
R-40
4
3
2
1
3
3
2
1
3
3
2
1
9
17
11
3
3 2 2 2 3 2 2
1 1 2 3 3 2 3
1 2 3 2 2 2 2
2 1 1 1 2 2 2
3 3 1 2 2 1 3
3 2 2 3 3 3 3
1 1 2 1 2 2 2
Rata-rata Skor Kelas
2
3
2
2
3
2
2
ASPEK YANG DINILAI
KETERAMPILAN BERBICARA
2
3
4
5
6
7
8
9
5
1
0
0
1
2
3
7
18 13 16 19 29 15 17 12
13 16 19 18
9 19 16 18
4 10
5
3
1
4
4
3
1
3
3
3
3
3
3
10
6
24
10
0
22
24
21
17
24
27
18
55
60
52.5
42.5
60
67.5
45
62.94
TOTAL
%
34
180
149
37
8.5
45
37.25
9.25
191
Lampiran 28
Keterampilan Mendengar Siklus I
SMK Muhammadiyah 1 Weleri
Responden
R-1
R-2
R-3
R-4
R-5
R-6
R-7
R-8
R-9
R-10
R-11
R-12
R-13
R-14
R-15
R-16
R-17
R-18
R-19
R-20
R-21
R-22
R-23
R-24
R-25
R-26
R-27
R-28
R-29
R-30
R-31
R-32
R-33
Skor Per
Indikator
1
2
3
4
4
2
3
3
2
3
3
2
4
3
2
3
4
4
4
3
3
3
3
2
2
2
4
3
2
3
3
4
4
3
3
4
4
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
4
3
2
3
3
4
4
3
Jumlah
%
7
6
6
5
5
7
5
8
7
6
5
4
7
5
7
7
7
7
6
4
6
6
5
5
6
7
6
7
7
7
5
7
7
87.5
75
75
62.5
62.5
87.5
62.5
100
87.5
75
62.5
50
87.5
62.5
87.5
87.5
87.5
87.5
75
50
75
75
62.5
62.5
75
87.5
75
87.5
87.5
87.5
62.5
87.5
87.5
192
SKOR
R-34
R-35
R-36
R-37
R-38
R-39
R-40
4
3
2
1
2
3
4
3
2
3
3
2
4
3
2
4
2
3
Rata-rata Skor Kelas
5
7
5
5
7
6
5
62.5
87.5
62.5
62.5
87.5
75
62.5
75.625
ASPEK YANG DINILAI
KETERAMPILAN MENDENGARKAN
1
2
TOTAL
%
12
8
20
25
16
26
42
52.5
12
6
18
22.5
0
0
0
0
193
Lampiran 29
Keterampilan Menulis Siklis I
SMK Muhammadiyah 1 Weleri
Responden
R-1
R-2
R-3
R-4
R-5
R-6
R-7
R-8
R-9
R-10
R-11
R-12
R-13
R-14
R-15
R-16
R-17
R-18
R-19
R-20
R-21
R-22
R-23
R-24
R-25
R-26
R-27
R-28
R-29
R-30
R-31
R-32
R-33
R-34
Skor Per Indikator
1
2
3
4
4
3
3
3
3
4
3
1
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
2
3
2
2
3
3
3
2
3
4
3
3
4
3
2
4
1
1
3
3
3
4
3
3
4
4
4
1
3
3
1
3
3
4
2
2
3
4
4
1
3
2
3
3
3
4
2
2
4
3
3
1
4
3
2
4
4
1
2
1
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
4
1
3
3
Jumlah
%
11
9
8
9
9
9
9
10
10
7
8
8
10
9
6
9
10
12
7
7
8
11
6
9
8
10
8
10
4
12
9
10
11
7
91.66
75
66.66
75
75
75
75
83.33
83.33
58.33
66.66
66.66
83.33
75
50
75
83.33
100
58.33
58.33
66.66
91.66
50
75
66.66
83.33
66.66
83.33
33.33
100
75
83.33
91.66
58.33
194
4
3
4
4
4
3
SKOR
R-35
R-36
R-37
R-38
R-39
R-40
4
3
2
1
1
17
13
4
6
2
8
26
4
2
4
3
11
1
3
7
3
3
10
3
3
10
4
4
12
3
1
7
Rata-rata Skor Kelas
ASPEK YANG DINILAI
KETERAMPILAN MENULIS
3
TOTAL
9
34
22
61
5
13
4
12
91.66
58.33
83.33
83.33
100
58.33
74.375
%
28
51
11
10
195
Lampiran 30
Keterampilan Berbicara siklus II
SMK Muhammadiyah 1 Weleri
Responden
R-1
R-2
R-3
R-4
R-5
R-6
R-7
R-8
R-9
R-10
R-11
R-12
R-13
R-14
R-15
R-16
R-17
R-18
R-19
R-20
R-21
R-22
R-23
R-24
R-25
R-26
R-27
R-28
R-29
R-30
R-31
R-32
R-33
R-34
1
4
3
3
3
4
3
3
4
3
2
3
2
4
3
2
3
3
4
3
2
3
4
2
4
3
4
3
3
4
4
2
3
4
3
2
4
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2
4
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
4
3
3
3
3
3
4
2
4
4
2
Skor Per Indikator
3 4 5 6 7 8 9
3 2 3 3 3 3 3
4 3 3 2 3 2 4
2 3 3 4 3 3 4
4 4 3 4 2 3 3
3 3 2 3 3 3 4
4 3 3 3 3 2 3
3 3 4 4 3 3 3
4 4 3 3 3 4 4
3 3 4 3 3 3 3
3 2 2 3 2 2 3
2 4 4 3 3 3 3
2 3 2 2 2 2 2
3 4 3 2 3 4 4
2 4 4 4 4 4 3
2 2 2 3 2 2 3
3 3 4 4 4 3 3
4 4 3 2 3 3 3
3 4 3 4 4 4 3
3 3 4 4 3 3 3
2 3 2 2 2 3 3
4 4 3 4 4 3 3
3 1 2 3 3 2 4
2 3 2 2 3 1 2
3 3 3 3 3 4 4
4 3 3 2 3 2 2
4 4 4 3 1 3 4
3 4 3 3 3 2 4
4 3 3 3 4 3 3
3 3 2 3 4 4 3
3 4 4 3 3 3 3
3 3 2 3 4 4 4
4 3 3 4 4 4 3
3 4 3 4 3 3 4
4 3 2 3 4 3 4
10
3
4
3
4
4
3
3
4
3
2
4
1
3
4
2
3
3
3
4
2
3
4
2
3
2
4
3
2
3
4
3
2
4
4
Jumlah
%
31
31
30
33
32
30
32
36
31
23
31
20
34
35
23
33
31
35
33
23
34
30
22
34
27
34
31
31
32
35
30
34
36
32
77.5
77.5
75
82.5
80
75
80
90
77.5
57.5
77.5
50
85
87.5
57.5
82.5
77.5
87.5
82.5
57.5
85
75
55
85
67.5
85
77.5
77.5
80
87.5
75
85
90
80
196
SKOR
R-35
R-36
R-37
R-38
R-39
R-40
4
3
2
1
4
3
3
4
2
3
1
13
20
7
0
4 3 2 3 4 4 4
2 3 2 2 2 2 1
3 2 2 2 2 2 2
4 3 3 4 4 2 3
3 3 3 4 3 3 3
4 3 4 3 2 3 3
Rata-rata Skor Kelas
3
1
2
3
3
3
ASPEK YANG DINILAI
KETERAMPILAN BERBICARA
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 13 10 12 10
9 12
22 21 20 18 18 21 20 23
8
8
6 12 10
8
9
4
0
0
1
0
0
1
2
1
1
3
3
3
4
3
10
13
18
7
2
32
21
23
33
31
31
80
52.5
57.5
82.5
77.5
77.5
76.25
TOTAL
%
113
201
79
7
28.25
50.25
19.75
1.75
197
Lampiran 31
Keterampilan Mendengar Siklus II
SMK Muhammadiyah 1 Weleri
Responden
R-1
R-2
R-3
R-4
R-5
R-6
R-7
R-8
R-9
R-10
R-11
R-12
R-13
R-14
R-15
R-16
R-17
R-18
R-19
R-20
R-21
R-22
R-23
R-24
R-25
R-26
R-27
R-28
R-29
R-30
R-31
R-32
R-33
Skor per
Indikator
1
2
3
4
3
3
4
3
4
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
4
2
3
3
4
3
2
3
4
3
4
2
3
3
3
4
4
3
3
3
4
2
3
2
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
4
Jumlah
%
7
6
7
7
7
8
6
6
7
5
7
5
7
7
5
6
8
6
7
5
5
7
6
6
7
6
7
6
7
7
6
7
7
87.5
75
87.5
87.5
87.5
100
75
75
87.5
62.5
87.5
62.5
87.5
87.5
62.5
75
100
75
87.5
62.5
62.5
87.5
75
75
87.5
75
87.5
75
87.5
87.5
75
87.5
87.5
198
SKOR
R-34
R-35
R-36
R-37
R-38
R-39
R-40
4
3
2
1
3
3
3
3
3
3
2
3
3
4
3
3
3
4
Rata-rata Skor Kelas
6
6
6
5
7
6
7
ASPEK YANG DINILAI
KETERAMPILAN MENDENGARKAN
1
2
TOTAL
6
16
22
30
23
53
4
1
5
0
0
0
75
75
75
62.5
87.5
75
87.5
80
%
28
66
6.3
0
199
Lampiran 32
Keterampilan Menulis Siklus II
SMK Muhammadiyah 1 Weleri
Responden
R-1
R-2
R-3
R-4
R-5
R-6
R-7
R-8
R-9
R-10
R-11
R-12
R-13
R-14
R-15
R-16
R-17
R-18
R-19
R-20
R-21
R-22
R-23
R-24
R-25
R-26
R-27
R-28
R-29
R-30
R-31
R-32
R-33
Skor Per
Indikator
1
2
3
4
3
4
3
3
4
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
3
3
3
4
3
2
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
3
4
3
4
3
3
3
4
4
3
2
3
3
3
4
3
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
Jumlah
%
11
10
9
11
11
11
10
10
10
9
10
10
11
11
9
12
11
12
12
9
10
10
9
11
12
12
10
10
9
11
10
12
11
91.66
83.33
75
91.66
91.66
91.66
83.33
83.33
83.33
75
83.33
83.33
91.66
91.66
75
100
91.66
100
100
75
83.33
83.33
75
91.66
100
100
83.33
83.33
75
91.66
83.33
100
91.66
200
4
3
3
3
4
4
3
3
4
2
3
3
3
4
4
4
3
4
3
3
4
Rata-rata Skor Kelas
SKOR
R-34
R-35
R-36
R-37
R-38
R-39
R-40
4
3
2
1
1
19
19
2
0
10
11
10
8
11
11
10
83.33
91.66
83.33
66.66
91.66
91.66
83.33
86.87
ASPEK YANG DINILAI
KETERAMPILAN MENULIS
3
TOTAL
%
2
21
20
60
50
19
19
57
47.5
0
1
3
2.5
0
0
0
0
201
Lampiran 33
DAFTAR NILAI SIKLUS I
KELAS X AP SMK MUHAMMADIYAH 1 WELERI
TAHUN AJARAN 2013/2014
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
NAMA
Afni Afidatuz Zakiyah
Ana Masruroh
Anggita Riznawati
anik Mutazaroh
Arifiana Imroratul Haque
Dwi Nur Setyawati
Efana Zulfatul
Eli Listiana
Elva Pratiwi
Evi Yuliani
Fia Indrianingsih
Fiput Listiana
Henny Fridayanti
Hikmatul Fatikhah
Indah Setyaningsih
Inkana Bella
Kartikawati
Kusmiasih
Lailatul Kurniawati
Lailil Mukaromah
Lia Novita
Liliana Rosa
Linda Masruroh
Maura Mega Yuniar
Nila Mufidah
Nur Anin Naimah
Nur Azizah
Purwanti
Ratih Wijayanti
Rohyatul Hikmawati
Septa Fajar Yuniati
Benar
20
14
13
14
18
15
21
14
15
13
17
15
18
18
19
17
15
19
15
14
16
14
12
18
12
11
17
19
17
16
14
NILAI
90.90
63.63
59.09
63.63
81.81
68.18
95.45
63.63
68.18
59.09
77.27
68.18
81.81
81.81
86.36
77.27
68.18
86.36
68.18
63.63
72.72
63.63
54.54
81.81
54.54
50
77.27
86.36
77.27
72.72
63.63
KRITERIA
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
202
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Siti Inawaroh
Siti Lailatul Arofah
Siti Nur Wakidah
Tri Mulyani
Tri Windayani
Trias Kustianingsih
Umaliyah
Wakidah Hidayati
Yuni Maghfiroh
Rata-rata
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Presentase tuntas
presentase tidak tuntas
KKM
18
19
16
15
19
18
19
15
19
81.81
86.36
72.72
68.18
86.36
81.81
86.36
68.18
86.36
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
73.636
94.5
54
57.5
42.5
75
Weleri,
Mei 2013
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Andaru Werdayanti, S. Pd
Latifah Milatillah
NBM. 1105692
NIM. 7101409113
203
Lampiran 34
DAFTAR NILAI SIKLUS II
KELAS X AP SMK MUHAMMADIYAH 1 WELERI
TAHUN AJARAN 2013/2014
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
NAMA
Afni Afidatuz Zakiyah
Ana Masruroh
Anggita Riznawati
anik Mutazaroh
Arifiana Imroratul Haque
Dwi Nur Setyawati
Efana Zulfatul
Eli Listiana
Elva Pratiwi
Evi Yuliani
Fia Indrianingsih
Fiput Listiana
Henny Fridayanti
Hikmatul Fatikhah
Indah Setyaningsih
Inkana Bella
Kartikawati
Kusmiasih
Lailatul Kurniawati
Lailil Mukaromah
Lia Novita
Liliana Rosa
Linda Masruroh
Maura Mega Yuniar
Nila Mufidah
Nur Anin Naimah
Nur Azizah
Purwanti
Ratih Wijayanti
Rohyatul Hikmawati
Septa Fajar Yuniati
Benar
21
18
14
18
19
17
18
19
20
17
17
18
18
19
17
17
14
19
16
17
18
18
15
21
17
18
18
17
18
15
15
NILAI
95.45
81.81
63.63
81.81
86.36
77.27
81.81
86.36
90.90
77.27
77.27
81.81
81.81
86.36
77.27
77.27
63.63
86.36
72.72
77.27
81.81
81.81
68.18
95.45
77.27
81.81
81.81
77.27
81.81
68.18
68.18
KRITERIA
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
204
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Siti Inawaroh
Siti Lailatul Arofah
Siti Nur Wakidah
Tri Mulyani
Tri Windayani
Trias Kustianingsih
Umaliyah
Wakidah Hidayati
Yuni Maghfiroh
Rata-rata
Nilai tinggi
Nilai rendah
Persentase tuntas
Persentase tidak tuntas
KKM
18
17
16
19
17
18
19
15
18
81.81
77.27
72.72
86.36
77.27
81.81
86.36
68.18
81.81
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
79.54545
95.45
63.63
80
20
75
Weleri,
Mei 2013
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Andaru WErdayanti, S. Pd
Latifah Milatillah
NBM. 1105692
NIM. 7101409113
205
Lampirab 35
Tabel Analisis Data Perhitungan Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan ReliaBilitas Soal Ujicoba Instrumen
Kode
Respon
den
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
1
UC 29
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
2
UC 1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
3
UC 4
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
4
UC 5
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
5
UC 31
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
6
UC 6
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
7
UC 7
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
8
UC 2
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
9
UC 3
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
10
UC 8
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
11
UC 9
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
12
UC 32
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
13
UC 11
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
14
UC 13
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
15
UC 12
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
16
UC 14
1
0
0
1
0
1
0
0
0
17
UC 30
1
1
1
0
1
0
0
0
1
No
Butir soal
Y
Y2
1
22
484
1
1
21
441
1
1
0
21
441
1
1
1
1
21
441
1
1
0
1
1
21
441
1
1
1
1
1
1
19
361
1
0
1
1
1
1
0
19
361
1
1
0
0
0
1
0
1
18
324
1
1
1
0
0
0
1
1
0
17
289
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
16
256
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
15
225
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
15
225
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
14
196
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
14
196
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
13
169
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
13
169
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
13
169
206
UC 10
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
12
144
19
UC 17
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
12
144
20
UC 39
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
12
144
21
UC 15
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
10
100
22
UC 18
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
10
100
23
UC 28
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
10
100
24
UC 16
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
8
64
25
UC 19
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
8
64
26
UC 22
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
8
64
27
UC 23
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
9
81
28
UC 34
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
7
49
29
UC 20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
7
49
30
UC 21
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
7
49
31
UC 26
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
7
49
32
UC 25
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
7
49
33
UC 27
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
7
49
34
UC 37
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
7
49
35
UC 24
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
6
36
36
UC 36
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
6
36
37
UC 35
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
5
25
38
UC 33
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
4
16
39
UC 38
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
4
16
40
UC 40
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
4
16
SX
2
0
2
1
21
1
5
1
0
1
9
10
13
15
28
21
31
15
19
30
18
30
19
17
24
10
10
20
16
17
469
219961
VAL
IDIT
AS
18
207
SX²
p
q
SXY
rxy
rtabel
Kriteria
α²b
DAYA BEDA
BA
BB
JA
JB
D
2
0
0.
5
0
0
0.
5
0
0
2
8
9
0.
5
0
1
0.
3
2
2
1
0.
5
2
5
0.
4
7
5
2
9
7
0.
4
6
8
0.
3
2
v
al
id
v
al
id
0.
2
5
6
1
4
6
2
0
2
0
0.
4
0.
2
5
6
1
5
6
2
0
2
0
0.
4
1
5
0.
3
7
5
0.
6
2
5
2
1
8
0.
4
0
0
0.
3
2
1
0
0.
2
5
0
0.
7
5
0
1
5
9
0.
4
4
3
0.
3
2
1
9
0.
4
7
5
0.
5
2
5
2
8
3
0.
5
5
5
0.
3
2
val
id
v
al
id
v
al
id
v
al
id
0.2
56
0.
2
4
0.
1
9
2
0.
2
5
6
1
3
6
2
0
2
0
0.
3
21
0.5
25
0.4
75
30
7
0.5
60
0.3
2
16
5
20
20
0.5
50
1
2
3
2
0
2
0
0.
4
8
2
2
0
2
0
0.
3
10
13
15
28
21
31
15
19
30
18
30
19
17
24
10
10
20
16
17
k=
30
0.2
50
0.3
25
0.3
75
0.7
00
0.5
25
0.7
75
0.3
75
0.47
5
0.7
50
0.45
0
0.7
50
0.4
75
0.4
25
0.6
00
0.25
0
0.2
50
0.5
00
0.4
00
0.42
5
Spq
5.644375
0.7
50
0.6
75
0.6
25
0.3
00
0.4
75
0.2
25
0.6
25
0.52
5
0.2
50
0.55
0
0.2
50
0.5
25
0.5
75
0.4
00
0.75
0
0.7
50
0.5
00
0.6
00
0.57
5
S2
=
30.30705
1
16
1
19
9
22
6
36
3
30
9
40
4
22
3
266
39
6
234
39
9
29
3
27
5
28
7
170
18
3
28
3
23
6
221
r11
=
0.842
0.4
65
0.4
57
0.4
76
0.3
48
0.5
78
0.4
46
0.4
48
0.39
8
0.4
70
0.21
2
0.5
02
0.6
47
0.7
04
0.0
53
0.56
0
0.6
98
0.4
46
0.4
54
0.20
2
M
11.7
0.3
2
0.3
2
0.3
2
0.3
2
0.3
2
0.3
2
0.3
2
0.32
0.3
2
0.32
0.3
2
0.3
2
0.3
2
0.3
2
0.32
0.3
2
0.3
2
0.3
2
0.32
val
id
val
id
Va
lid
val
id
val
id
val
id
val
id
vali
d
val
id
TID
AK
val
id
val
id
val
id
TI
D
A
K
vali
d
val
id
val
id
val
id
TID
AK
0.1
92
0.2
25
0.2
4
0.2
15
0.2
56
0.1
79
0.2
4
0.25
6
0.1
92
0.25
4
0.1
92
0.2
56
0.2
51
0.2
46
0.19
2
0.1
92
0.2
56
0.2
46
0.25
1
9
9
11
17
16
19
12
14
18
12
19
15
14
12
9
9
14
11
10
1
4
4
11
5
12
3
5
12
6
11
4
3
12
1
1
6
5
7
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
0.4
00
0.2
50
0.3
50
0.3
00
0.5
50
0.3
50
0.4
50
0.45
0
0.3
00
0.30
0
0.4
00
0.5
50
0.5
50
0.0
00
0.40
0
0.4
00
0.4
00
0.3
00
0.15
0
22
208
Kriteria
TINGKAT KESUKARAN
BA + BB
N
IK
Kriteria
KRITERIA
SOAL
0
0
C
2
0
4
0
0.
5
0
0
S
e
d
a
n
g
D
ip
a
k
ai
5
0
B
2
1
4
0
0.
5
2
5
S
e
d
a
n
g
D
ip
a
k
ai
B
21
40
0.5
25
Se
da
ng
Di
pa
kai
5
0
B
1
5
4
0
0.
3
7
5
S
e
d
a
n
g
D
ip
a
k
ai
0
0
C
1
0
4
0
0.
2
5
0
S
u
k
ar
D
ip
a
k
ai
5
0
C
1
9
4
0
0.
4
7
5
S
e
d
a
n
g
D
ip
a
k
ai
C
C
C
C
B
C
B
B
C
C
C
B
B
J
C
C
C
C
J
10
13
15
28
21
31
15
19
30
18
30
19
17
24
10
10
20
16
17
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
0.2
50
0.3
25
0.3
75
0.7
00
0.5
25
0.7
75
0.3
75
0.47
5
0.7
50
0.45
0
0.7
50
0.4
75
0.4
25
0.6
00
0.25
0
0.2
50
0.5
00
0.4
00
0.42
5
Su
kar
Se
da
ng
Se
da
ng
Se
da
ng
Se
da
ng
M
ud
ah
Se
da
ng
Sed
ang
M
ud
ah
Sed
ang
M
ud
ah
Se
da
ng
Se
da
ng
Se
da
ng
Suk
ar
Su
kar
Se
da
ng
Se
da
ng
Sed
ang
Di
pa
kai
Di
pa
kai
Di
pa
kai
Di
pa
kai
Di
pa
kai
Di
pa
kai
Di
pa
kai
Dip
akai
Di
pa
kai
Dib
uan
g
Di
pa
kai
Di
pa
kai
Di
pa
kai
Di
bu
an
g
Dip
akai
Di
pa
kai
Di
pa
kai
Di
pa
kai
Dib
uan
g
207
Lampiran 36
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar Peneliti Menjelaskan Proses Pembelajaran yang Akan Digunakan
(Dok. Probadi)
Gambar Suasana Guru Menerangkan Meteri
(Dok. Pribadi)
208
Gambar Suasana Tahab Berfikir (Think)
(Dok.Pribadi)
Gambar Suasana Tahab Berpasangan (pair)
(Dok. Pribadi)
209
Gambar Suasana Siswa Sedang Diskusi Berpasangan (Pair)
(Dok.Pribadi)
Gambar Salah Satu Pasangan Siswa yang Sedang Berdiskusi
(Dok. Peneliti)
210
Gambar Salah Satu Siswa Sedang Presentasi tahab (share)
(Dok. Peneliti)
Gambar Foto Bersama Peneliti dan Siswa di Kelas
(Dok. Peneliti)
Download