PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI PADA KOMPETENSI DASAR MENERIMA DAN MENYAMPAIKAN INFORMASI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 WELERI SKRIPSI Untuk Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang Latifah Milatillah 7101409113 JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGARI SEMARANG 2013 i PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada: Hari : Tanggal : Pembimbing I Pembimbing II Dr. Murwatiningsih, M. M Nina Oktarina, S. Pd. M. Pd. NIP. 195201231980032001 NIP. 19810072003122002 Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Dra. Nanik Suryani, M. Pd. NIP. 195604211985032001 ii PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini telah dipertahankan di depanSiiding Penelitian Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada: Hari : Tanggal : Penguji Skripsi Drs. H. Muhsim, M. Si. NIP. 195411011980031002 Pembimbing I Pembimbing II Dr. Murwatiningsih, M. M Nina Oktarina, S. Pd. M. Pd. NIP. 195201231980032001 NIP. 19810072003122002 Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi Dr. S. Martono, M. Si NIP. 196603081989011001 iii PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa tulisan di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan karya tulisan orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat pada skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Semarang, Latifah Milatillah NIM. 7101409113 iv Juli 2013 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO: Orang-orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal, yaitu kepercayaan, cinta, dan rasa hormat. (Sayidina Ali bin Abi Thalib). PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Kepada Almarhum Abah saya, yang telah memberikan kasih sayang, doa, dan nasehat. 2. Kepada Ummi saya yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi. 3. Kepada ketiga kakak saya dan keluarga atas segala dukungan. 4. Almamaterku UNNES v KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis penjatkan kehadirat Allah AWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Penerapan Model Think Pair Share untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi pada Kompetensi Dasar Menerima dan Manyampaikan Informasi di SMK Muhammadiyah 1 Weleri” dalam rangka menyelesaikan studi Stata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung, maka dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi stata satu di Universitas Negeri Semarang. 2. Dr. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 4. Dr. Murwatiningsih, M. M., Dosen Pembimbing I yang dalam penuh kesabaran membimbing, membantu dan memberi dorongan dalam penulisan skripsi ini. 5. Nina Oktarina, S. Pd. M. Pd., Dosen Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, bantuan dan dorongan dalam penulisan skripsi ini. 6. Drs. H. Muhsin, M. Si., Dosen Penguji yang yang telah memberikan pertanyaan, saran, serta masukan pada skripsi ini. 7. Drs. Wahid Asy’ari Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Weleri yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini. 8. Andaru Werdayanti, S. Pd., Guru mata pelajaran komunikasi yang telah membatu dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini vi 9. Sahabat-sahabat mahasiswa yang telah member motivasi dan membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT member balasan atas semua kebaikan yang telah diberikan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis yang lain pada kususnya dan bagi pembaca atau pihak-pihak yang berkepentingan pada skripsi ini pada umumnya. Semarang, Juli 2013 Latifah Milatillah 7101409113 vii SARI Latifah Milatillah. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share dalam Meningkatkan Keterampilan Komunikasi pada Kompetensi Dasar Menerima dan Menyampaikan Informasin di SMK Muhammadiyah 1 Weleri kelas X AP. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Dr. Murwatiningsih, M. M. Pembimbing II. Nina Oktarina S, Pd. M, Pd. 203 lembar. Kata kunci : Think Pair Share, Keterampilan Komunikasi. Pelaksanaan pembelajaran kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri kurang maksimum. Siswa terlihat kurang aktif dalam pelaksanaan pembelajaran. Siswa terlihat kurang terampil dan terlihat kaku dalam presentasi. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah dengan model Think Pair Share dapat meningkatkan keterampilan komunikasi siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri? Tujuan prnrlitian untuk mengetahui penerapan model Think Pair Share dalam meningkatkan keterampilan komunikasi siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri yang berjumlah 40 siswa. Data keterampilan diperoleh dari tes keterampilan komunikasi yang dilaksanakan pada setiap siklus. Data keakifan siswa dan kinerja guru dari lembar observasi. Siswa dinyatakan terampil dalam berkomunikasi apabila siswa mendapat skor sejumlah dalam persentase 81,24% - 62,50%. Hasil penelitian bahwa penggunaan model Think Pair Share dapat meningkatkan keterampilan komunikasi siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri. Dilihat pada siklus I persentase kumulatif keterampilan komunikasi siswa mencapai 66,91% yang masuk dalam kategori mampu, dan untuk ketuntasan hasil belajar yaitu 57,5%. Sedangkan suklus II persentase kumulatif keterampilan komunikasi mengalami peningkatan menjadi 79% yang masuk dalam kategori mampu, dan untuk ketuntasan hasil belajarnya yaitu 80%. Simpulannya terdapat peningkatan keterampilan komunikasi siswa, aktifitas siswa, kinerja guru, dan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Think Pair Share, maka penulis dapat mengajukan saran sebagai berikut:1) bagi siswa diharapkan bias lebih tenang dalam kegiatan proses pembelajaran, 2). Bagi guru dapat memberikan variasi model pembelajaran lain pada mata pelajaran komunikasi di kompetensi dasar berikutnya, 3). Bagi sekolah dapat mengembangkan model pembelajaran lainnya yang sesuai, 4). Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat diajadikan sebagai acuan dalam melakukan menelitian selanjutnya dengan menambah variasi dalam penggunakan model pembelajaran dan menambah media atau alat batu. viii ABSTRACT Milatillah Latifah. 2013. Application of Think Pair Share Learning Model to Improve Communication Skills in the Basic Competence Receiving and Delivering Informasin at SMK Muhammadiyah 1 Weleri class X AP. Final project. Department of Economic Education. Semarang State University. First Advisor Dr..Murwatiningsih, M. M. Second Advisor Nina Oktarina S, Pd. M, Pd. 203 pages. Keywords: Think Pair Share, Communication Skills Implementation of learning basic competence to receive and give information off class X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri less maximum. The students less active in the implementation of learning. The students were less skilled and looks stiff when presentation. The problem of thr research is whhat is the Think Pair Share models can improve the communication skills of the skill of the students class X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri? The object of the research to determine the application of Think Pair Share models in improving the communication skills of the students class X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri. The classroom research consist of two cycles. Each of cycle has four phases: are planning, implementation, observation and reflection. Subjects of the research is the students class X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri consist of 40 students. The result obtained from communication skills test are executed in every cycles. The result of students active and teacher performance from observation sheet. The Students expressed active in communicating if thr student get score of 81.24% - 62.50%. Based on the results of research that uses models Think Pair Share can improve the communication skills of students of class X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri. Seen in the first cycle of communication skills cumulative percentage reached 66.91% of students who fall into the category capable of, and for mastery of learning outcomes is 57.5%. While the cumulative percentage suklus II communication skills increased to 79% in the category of able, and for mastery of learning outcomes is 80%. The conclusion there is an increase in communication skills of students, student activities, teacher performance, and student learning through the application of Think Pair Share models of learning, then the writer can submit suggestions as follows: 1) for the expected bias quieter students in learning activities, 2). For teacher learning model can provide another variation on the subjects of communication in the following core competencies, 3). For schools to develop other appropriate learning model, 4). For researchers the results of this study can be used as a reference in future studies to increase the variation in the use of teaching models and adds the media or stone tools. ix DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii PERTANYAAN ............................................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi SARI ................................................................................................................ viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... . 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 10 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 11 1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Belajar ........................................................................ 13 2.1.1 Pengertian Belajar .................................................................... 13 2.1.2 Prinsip-prinsip Belajar .............................................................. 15 x 2.2 Pengertian Hasil Belajar .................................................................... 18 2.3 Penelitian Tindakan Kelas ................................................................. 20 2.3.1 Model Kooperatif ..................................................................... 21 2.3.2 Model Pembelajaran Think Pair Share .................................... 22 2.3.3 Metode Pembelajaran ............................................................... 24 2.4 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 25 2.5 Teori Komunikasi … .......................................................................... 28 2.6 Kurikulum dan Kompetensi Dasar .................................................... 30 2.7 Kerangka Berfikir .............................................................................. 34 2.8 Hipotesis … ........................................................................................ 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subyek Penelitian ………………………………………… 39 3.2 Faktor yang Diteliti ……………………………………………………. 40 3.3 Rencana Penelitian ............................................................................ 40 3.3.1 Prosedur Pelaksanaan Siklus I ………………………….………. 41 3.3.1.1 Perencanaan …………………………………………...….. 41 3.3.1.2 Pelaksanaan ..................................................................... 42 3.3.1.3 Pengamatan ……………………………………………...… 43 3.3.1.4 Refleksi …………………………..……………………….. 44 3.3.2 Prosedur Pelaksanaan Siklus II …………………………….…… 44 3.3.2.1 Perencanaan …………………………………..…………… 44 3.3.2.2 Pelaksanaan ..................................................................... 44 3.3.2.3 Pengamatan ………….…………………………………… 45 xi 3.3.2.4 Refleksi ……………………….………………………….. 45 3.4 Metode Pengumpulan Data ………………………………………….. 45 3.4.1 Metode Dokumentasi …………………..……………………… 45 3.4.2 Metode Tes ………………………………..…………………… 46 3.4.3 Metode Observasi ……………………………..……………….. 46 3.5 Uji Kualitas Instrumen ………………………………...……………. 46 3.5.1 Validitas ……………………………………….....…………… 47 3.5.2 Reliabilitas ………………………………………….………..… 48 3.5.3 Tingkat Kesukaran ……………………………………………. 49 3.5.4 Analisis Daya Pembeda ……………………………………….. 51 3.6 Metode Analisis Data …………………………………….…………. 52 3.6.1 Analisis Data Kualitatif …………………………….………….. 53 3.6.2 Analisis Data Kualitatif ………………………….…………….. 53 3.7 Indikator Keberhasilan …………………………….…..…………….. 55 BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ………………………………………………………. 57 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ……………………………. 57 4.1.2 Kondisi Awal Siswa …………………………………………… 58 4.1.3 Hasil Penelitian Siklus I ………………………...……………… 60 4.1.3.1 Perencanaan.............................……………………….…… 60 4.1.3.2 Pelaksana.........................................……………………… 60 4.1.3.3 Pengamatan......................………………..……………….. 62 4.1.3.3.1 Keterampilan Komunikasi Siswa Siklus I……….... 62 xii 4.1.3.3.2 Aktivitas Siswa Siklus I ………………………...... 72 4.1.3.3.3 Kinerja Guru Siklus I ………………………......… 80 4.1.3.3.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I ………………………. 83 4.1.3.4 Refleksi ……………………………………………..…… 84 4.1.4 Hasil Penelitian siklus II ……………………………..………… 86 4.1.4.1 Perencanaan ………………………………...……………. 87 4.1.4.2 Pelaksanaan ………………………………...…………….. 87 4.1.4.3 Pengamatan ………………………………………………. 89 4.1.4.3.1 Keterampilan Komunikasi Siswa Siklus II ………. 89 4.1.4.3.2 Aktivitas Siswa Siklus II ……….……………..…… 99 4.1.4.3.3 Kinerja Guru Siklus II…. ....................................... 106 4.1.4.3.4 Hisil Belajar Siswa Siklus II ................................. 108 4.1.4.4 Refleksi ……………………………...………………….. 109 4.1.5 Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II …………. 111 4.1.5.1 Keterampilan Komunikasi Siswa Siklus I dan Siklus II.... 111 4.1.5.2 Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ………………...… 113 4.1.5.3 Hasil Evaluasi Siklua I dan Siklus II ……………………. 115 4.1.5.4 Kinerja Guru Siklus I dan Siklus II .................................. 115 4.2 Pembahasan ....................................................................................... 116 4.2.1 Keterampilan Komunikasi ....................................................... 118 4.2.2 Aktivitas Siswa .......................................................................... 120 4.2.3 Kinerja Guru .............................................................................. 122 4.2.4 Hasil Belajar ............................................................................ 123 xiii BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan .................................................................................... 125 5.2 Saran .......................................................................................... 126 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 127 LAMPIRAN ..................................................................................................... 129 xiv DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Data Kemampuan Berkomunikasi ................................................... 2 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 26 Tabel 3.1 Uji Coba Validitas Instrumen Penelitian ........................................ 47 Tabel 3.2 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal .......................................... 50 Tabel 3.3 Hasil Analisis Daya Beda ................................................................ 52 Tabel 4.1 Data Kemampuan Keterampilan Komunikasi ................................ 63 Tabel 4.2 Keterampilan Komunikasi Kumulatif Siklus II ............................. 71 Tabel 4.3 Data Kemampuan Berkomunikasi Siklus I ..................................... 71 Tabel 4.4 Data Aktivitas Siswa Siklus I ......................................................... 73 Tabel 4.5 Aktivitas Kumulatif Siswa Siklus I ................................................. 80 Tabel 4.6 Kinerja Guru Siklus I ...................................................................... 81 Tabel 4.7 Hasil Tes Evaluasi Siklus I ............................................................. 83 Tabel 4.8 Data Keterampilan Komunikasi Siklus II ....................................... 90 Tabel 4.9 Keterampilan Komunikasi Kumulatif Suklus II ............................. . 98 Tabel 4.10 Data Kemampuan Berkomunikasi Siklus II ................................. 98 Tabel 4.11 Data Aktivitas Siswa Siklus II ...................................................... 100 Tabel 4.12 Aktivitas Kumulatif Siswa Siklus II ............................................. 105 Tabel 4.13 Kinerja Guru Siklus II ................................................................... 106 Tabel 4.14 Hasil Tes Evaluasi Siklus II .......................................................... 109 Tabel 4.15 Perbandingan Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I dan Siklus II 111 Tabel 4.16 Perbandingan Keterampilan Mendengarkan Siswa Siklus I dan xv Siklus II ............................................................................................................ 112 Tabel 4.17 Perbandingan Keterampilan Menulis Siswa Siklus I dan Siklus II 113 Tabel 4.18 Perbandingan Aktivitas Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II ........ 113 Tabel 4.19 Perbandingan Aktivitas Kognitif Siswa Siklus I dan Siklus II ..... 114 Tabel 4.20 Perbandingan Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II …………...… 115 Tabel 4.21 Hasil Peningkatan Keterampilan Komunikasi Siklus I dan Siklus II. .................................................................................................... 119 xvi DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ...................................................................... 39 Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ............................................. 41 xvii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Nama Siswa ...................................................................... 130 Lampiran 2 Silabus… ...................................................................................... 132 Lampiran 3 Materi Pembelajaran .................................................................... 133 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.................... 141 Lampiran 5 Daftar Kelompok Siklus I............................................................ 146 Lampiran 6 Daftar Topik Diskusi Siklus I ...................................................... 147 Lampiran 7 Soal Evaluasi Siklus I .................................................................. 148 Lampiran 8 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ........................................ 152 Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ................................ 153 Lampiran 10 Lembar Pedoman Observasi Guru Siklus I ............................... 154 Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ............... 156 Lampiran 12 Daftar Kelompok Siklus II ........................................................ 162 Lampiran 13 Daftar Topik Diskusi Siklus II .................................................. 163 Lampiran 14 Soal Evaluasi Siklus II ............................................................... 164 Lampiran 15 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ..................................... 168 Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivtas Siswa Siklus II .............................. 169 Lampiran 17 Lembar Pedoman Observasi Guru Siklus II .............................. 170 Lampiran 18 Tabulasi Data Aktivitas Siswa Siklus I ..................................... 172 Lampiran 19 Tabulasi Data Aktivitas Siswa Siklus II .................................... 174 Lampiran 20 Data Aktivitas Per Aspek Siklus I dan Siklus II ....................... 176 Lampiran 21 Data Aktivitas Per Kategori Aspek Siklus I dan Siklus II ........ 177 xviii Lampiran 22 Data Tabulasi Keterampilan Komunikasi Siklus I ................... 178 Lampiran 23 Data Tabulasi Keterampilan Komunikasi Siklus II ................... 180 Lampiran 24 Keterampilan Komunikasi Rata-rata Kumulatif Siklus I dan Siklus II .................................................................................... 182 Lampiran 25 Keterampilan Komunikasi Per Aspek Siklus I ........................... 183 Lampiran 26 Keterampilan Komunikasi Per Aspek Siklus II ........................ 184 Lampiran 27 Keterampilan Berbicara Siklus I ............................................... 185 Lampiran 28 Keterampian Mendengar Siklus I .............................................. 187 Lampiran 29 Keterampilan Menulis Siklus I .................................................. 189 Lampiran 30 Keterampilan Berbicara Siklus II .............................................. 191 Lampiran 31 Keterampilan Mendengar Suklus II .......................................... 193 Lampiran 32 Keterampilan Menulis Siklus II ................................................ 195 Lampiran 33 Daftar Nilai Siklus I ................................................................... 197 Lampiran 34 Daftar Nilai Siklus II ................................................................. 199 Lampiran 35 Tabel Analisis Data Perhitungan Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, Reliabilitas Soal Uji Coba Instrumen .......................................... 201 Lampiran 36 Dokumentasi Penelitian ............................................................. 205 xix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan merupakan tenaga profesional. Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesioanal mempunyai visi terwujud penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama sebagai setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu. Pendidikan berasal dari bahasa yunani “paedagogik”yang terbentuk dari kata “pais”yang bearti anak dan ”again” yang bearti membimbing. Maka dari itu arti kata dapat didefinisikan secara laksial bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan kepada anak oleh orang dewasa secara sengaja agar anak menjadi dewasa. Dalam pengertian ini maka pendidikan adalah sarana pewarisan keterampilan hidup sehingga keterampilan yang telah ada pada satu generasi dapat dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi sesudahnya sesuai dengan dinamika tantangan hidup yang dihadapi oleh anak (Purwanto, 2013:19). Menurut Tim Dosen FIP IKIP Malang, dalam Purwanto (2013:19) menyatakan bahwa pendidikan adalah “usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakan dan kebudayaan”. Menurut Zainal Aqib (2009:13) menyatakan bahwa “penelitaian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu 1 2 pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas”. Selama ini pembelajaran komunikasi disekolah masih terkesan konvensional. Guru masih menggunakan metode ceramah dan penugasan secara tertulis. Kenyataan dilapangan tersebut, menjadi salah satu kendala dan hambatan bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan berkomunikasi secara maksimal. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara guru dan siswa dalam pengolahan kelas karena proses pembelajaran tidak akan lepas dari peran guru dan siswa, sehingga siswa dapat berkomunikasi sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan pada mata pelajaran menerima dan menyampaikan informasi, peneliti memperoleh data kemampuan berkomunikasi dalam mata pelajaran komunikasi yang telah peneliti rekap pada tabel berikut : Tabel 1.1 Data Kemampuan Berkomunikasi Kelas X AP Jumlah Siswa 40 Keterampilan Berbicara Sangat Mampu 2 Mampu 3 Cukup Kurang Mampu Mampu 17 19 Sumber (Data Hasil Observasi, 2013) Pembelajaran komunikasi, dalam kelas masih banyak siswa yang kurang terampil dalam menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Karena mereka sudah terbiasa menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka merasa kaku dan rancu dalam penggunaan bahasa Indonesia yang formal. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa hanya sedikit siswa 3 yang mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Dari tabel diatas dapat diketahui hanya ada 2 siswa yang termasuk dalam katerogi sangat mampu, dan hanya ada 3 siswa yang mampu berkomunikasi dengan baik, 17 siswa cukup mampu, dan 19 siswa tidak mampu. Karena itu, keterampilan menerima dan menyampaikan informasi pada siswa harus ditingkatkan agar hasil belajar siswa juga dapat meningkat. Keterampikan berkomunikasi merupakan keterampilan dasar yang harus dipraktikkan. Titik tumpu pembelajaran bahasa bukan pada pengetahuan bahasa, melainkan pada kemampuan menggunakan bahasa untuk keperluan komunikasi. Dengan demikian, siswa dapat menerapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Faktor pengajar (guru) memegang peranan penting dalam pembelajaran. Fungsi dan kedudukan pengajar didalam kelas tidak dapat digantikan oleh media lain seperti televisi, internet, radio, dan lain-lain. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak sepenuhnya dapat menggantikan kedudukan pengajar, tetapi sangat menunjang proses pembelajaran. Dengan kata lain, peran pengajar masih dominan dalam kegiatan interaksi dikelas. Pengajar bertugas sebagai fasilitator dan motivator belajar. Sebagai fasilitator, pengajar berperan untuk memberi kemudahan belajar bagi siswa. Tugas pengajar sebagai motivator, yaitu pengajar tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran, tetapi juga membimbing dan memberi motivasi siswa. Siswa hendaknya selalu dirangsang untuk bertanya, berfikir kritis, dan mengemukakan pendapat. Guru harus mampu mendorong siswa berfikir dan menciptakan situasi agar siswa terdorong dan bersedia berbicara. Guru harus dapat menciptakan 4 lingkungan kelas yang kondusif dan menyenangkan, sehingga siswa merasa nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran. Kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi memerlukan suatu keterampilan berbahasa dan berbicara, mendengar,menulis, dan membaca. Dalam keterampilan tersebut yang diperhatikan adalah pilihan kata dan santun berbahasa, kefokusan, kerapian tulisan dan sistematika yang jelas, serta ketelitian dalam membaca yang mengakibatkan kelancaran dalam berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain. Namun disini peneliti akan menfokuskan pada keterampilan bicara pada siswa. Dalam hal ini diperlukan faktor penunjang efektifitas berbicara, yaitu faktor kebahasaan (verbal) dan nonkebahasaan (nonverbal). Faktor kebahasaan (verbal) meliputi ketepatan ucapan, pilihan kata, ketepatan sasaran pembicara, serta kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi. Faktor nonkebahasaan (nonverbal) meliputi sikap, pandangan, kesediaan menghargai pendapat, ketepatan gerak-gerak dan mimik wajah, kenyaringan suara, kelancaran,relevansi atau penalaran, dan penguasaan topik. Kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi, ada beberapa indikator yang harus dicapai siswa. Indikator-indikator tersebut, adalah (1) prosedur dan format yang relevan dapat diindentifikasi, (2) Tulisan draf, disampaikan untuk mendapatkan persetujuan sesuai dengan batas watu, (3) mendapatkan bantuan atau umpan balik agar keterampilan berkomunikasi dapat dikembangkan. Penguasaan keterampilan berkomunikasi pada siswa kelas X di SMK Muhammadiyah 1 Weleri belum maksimal. Hal itu sesuai dengan 5 keterangan yang diperoleh dari guru kelas X yang menyatakan bahwa tiap-tiap indikator dalam kompetensi tersebut terdapat beberapa kelemahan. Indikator yang pertama, yaitu siswa dituntut mampu mengidentifikasi prosedur dan format yang relevan. Pada indikator ini, kelemahan yang dialami siswa yaitu, kesulitan dalam memahami prosedur dan format yang benar dalam suatu informasi. Siswa terkadang hanya mendengarkan atau membaca sekilas mengenai informasi yang diberikan. Sehingga informasi yang didapatkan siswa kurang menyeluruh kurang sesuai dengan informasi sebenarnya. Indikator yang kedua, yaitu tulisan draf disampaikan untuk mendapatkan persetujuan sesuai dengan batas waktu. Pada indikator ini, kelemahan yang dialami siswa, yaitu kurangnya menguasai topik informasi sehingga saat menuliskan suatu informasi banyak yang mengalami kesulitan disamping itu juga sumber informasi yang kurang beragam membuat siswa kurang referensi informasi mengenai topik yang akan dibahas. Selain itu juga masih banyak terlihat siswa yang meniru pekerjaan temannya. Indikator yang ketiga, siswa mendapatkan bantuan atau umpan balik agar keterampilan berkomunikasi dapat dikembangkan. Kelemahan yang dialami siswa pada indikator ini, yaitu kurang menguasai topik atau tema yang diberikan dan kesulitan dalam mengungkapkan masalah dengan menggunakan bahasa Indonesia seutuhnya karena pergaulan dirumah maupun disekolah, siswa yang bersangkutan terbiasa menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu ketika memberikan umpan balik siswa juga sering meniru komentar yang disampaikan oleh temannya. Selain lemahnya siswa dalam pencapaian indikator, hal-hal yang 6 menyebabkan rendahnya keterampilan komunikasi adalah kurangnya rasa percaya diri dan keberanian dalam mengungkapkan pendapat. Siswa lebih terbiasa mengungkapkan pendapatnya dengan cara menulis dari pada diungkapkan secara lisan. Kepercayaan diri dan keberanian tampil didepan kelas untuk berbicara bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun temurun. Namun, kemampuan berbicara secara formal memerlukan latihan dan pengetahuan atau bimbingan yang intensif. Dalam rangka mencapai kompetensi dasar ini, maka dalam penelitian tindakan kelas ini penulis menerapkan model pembelajaran think pair share dengan metode diskusi kelompok. Model pembelajaran think pair share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berfikir, merespon, dan saling membantu satu sama lain. Kegiatan kelompok kooperatif atau kolaboratif melibatkan sesama siswa bekerja bersama-sama. Kerja kelompok akan mendorong keaktifan siswa dalam menghadapi secara langsung pokok bahasan yang diajarkan serta bagaimana memecahkan masalah yang ada (Trianto 2002:18). Berdasarkan rincian yang sudah dijelaskan diatas diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran think pair share dapat menarik, memotivasi, dan meningkatkan keterampilan siswa dalam menanggapi suatu persoalan. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian mengenai peningkatan keterampilan berkomunikasi dalam menerima dan menyampaikan pendapat secara lisan dengan model pembelajaran think pair share pada siswa kelas X program 7 keahlian Administrasi Perkantoran SMK Muhammadiyan 1 Weleri Kabupaten Kendal. Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara yang dilakukan peneliti seperti yang sudah peneliti jelaskan diatas, banyak faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran tersebut. Faktor yang mempengaruhi ada tiga, yaitu faktor guru, siswa, dan sekolah. Faktor dari guru, diantaranya model pembelajaran yang dipakai kurang menarik dan guru terlalu membatasi topik diskusi. Faktor dari siswa, antara lain kesulitan dalam pemilihan kata, kurangnya kepercayaan diri, kurangnya keberanian, dan kurang menguasai topik diskusi atau pembicaraan yang akan disampaikan. Faktor dari sekolah, antara yaitu fasilitas dan sarana pembelajaran yang kurang mendukung untuk melaksanakan pembelajaran komunikasi secara maksimal. Faktor dari guru yang pertama, yaitu metode pembelajaran yang dipakai kurang menarik. Selama ini, guru masih menggunakan metode klasikal dalam pembelajaran komunikasi. Salah satunya adalah metode ceramah dan penugasan secara tertulis. Pada kenyataannya, metode tersebut kurang efektif dan tidak sesuai untuk pembelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi. Siswa tidak mendapatkan pengalaman belajar dan hanya mendapat teori, sehingga kompetensi yang diharapkan belum tercapai. Salah satu cara untuk mengatasinya, yaitu dengan memperbaiki teknik pembelajaran, karena keberhasilan sebuah pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kreatifitas guru dalam mengelola kelas. Guru hendaknya membuat kelompokkelompok kecil agar siswa dapat berdiskusi mengenai apa yang akan mereka 8 sajikan didepan kelas, kemudian menyampaikan pendapatnya dengan nyaman dan berani tanpa rasa takut, malu, dan grogi. Faktor dari guru yang kedua, yaitu guru membatasi topik diskusi. Seringkali guru membatasi topik diskusi atau pembicaraan pada siswa, walaupun tidak sesuai dengan minat siswa. Hasilnya, pembelajaran yang berlangsung kurang obtimal karena kurang memberi kebebasan kepada siswa untuk mengungkapkan dan mengekspresikan gagasannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan memberikan beragam pilihan yang tidak asing bagi siswa dan menarik untuk didiskusikan. Faktor dari siswa yang pertama, yaitu siswa mengalami kesulitan dalam pemilihan kata. Hal ini terjadi karena siswa kurang terbiasa menggunakan bahasa Indonesia. Selama ini, siswa sudah terbiasa menggunakan bahasa Jawa saat berbicara dengan temannya. Oleh sebab itu, siswa harus dibiasakan berbicara menggunakan bahasa Indonesia dengan guru ataupun dengan teman-teman sebayanya. Minimal saat mata pelajaran bahasa Indonesia berlangsung, hal tersebut dimaksudkan agar melatih siswa agar lancar berbahasa Indonesia. Faktor dari siswa yang kedua, yaitu kurangnya kepercayaan diri. Siswa merasa kurang percaya diri apabila ditunjuk untuk berbicara didepan kelas. Masalah ini terjadi karena siswa kurang berlatih. Siswa merasa malu dan takut untuk berbicara didepan kelas, sehingga guru harus menunggu sampai siswa tersebut bersedia maju walaupn dengan kondisi gerogi. Oleh karena itu, guru harus memotivasi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih berbicara didepan kelas maupun dilingkungan sekitar dalam kehidupannya sehari-hari. 9 Faktor dari siswa yang terakir, yaitu kurangnya penguasaan topik yang didiskusikan. Selama ini, pembelajaran komunikasi dalam menerima dan menyampaikan informasi masih menggunakan metode ceramah. Oleh karena itu, siswa kurang berfikir kreatif, sehingga topik diskusi kurang dikuasai. Penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan keberanian dan kelancaran dalam menyampaikan informasi. Dengan demikian, topik ini sangat penting bahkan merupakan faktor utama dalam penyampaian informasi. Faktor dari sekolah, yaitu fasilitas dan sarana pembelajaran yang kurang dibenahi. Fasilitas pembelajaran komunikasi, seperti tersedianya LCD disekolah tetapi kondisinya kurang baik dan terbilang sangat terbatas. Sehingga fasilitas yang ada kurang mendukung pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, guru hendaknya kreatif dalam menciptakan kelas yang kondusif dan menyenangkan agar proses pembelajaran komunikasi tetap berjalan dengan baik. Dan pihak sekolah juga harus bersedia menganggarkan dana untuk perbaikan atau pembaruan fasilitas dan sarana prasarana sekolah untuk kepentingan media pembelajaran guna kelancaran proses belajar mengajar. Kelemahan diatas merupakan suatu masalah strategi pembelajaran kelas yang penting dan mendesak untuk dipecahkan. Sehingga pemilihan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan sub pokok bahasan pembelajaran dan karekteristik siswa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, sebagai alternatif dapat diterapkan model pembelajaran think pair share. Berdasarkan barbagai faktor penyebab yang muncul, maka permasalahan yang peneliti bahas dalam laporan hasil penelitian ini adalah faktor dari guru, 10 yaitu mengenai model pembelajaran yang digunakan. Rendahnya keterampilan komunikasi dalam menerima dan menyampaikan informasi pada kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Muhammadiyah 1 Weleri Kabupaten Kendal direncanakan dapat diatasi dengan menggunakan model pembelajaran think pair share. Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Think Pair Share untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi pada Kompetensi Dasar Menerima dan Menyampaikan Informasi DI SMK Muhammadiyah 1 Weleri” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Adakah peningkatan keterampilan komunikasi dan hasil belajar siswa kelas X AP AMK Muhammadiyah 1 Weleri setelah mengikuti kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi mengunakan model pembelajaran think pair share ? 2. Adakah peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri setelah mengikuti kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi menggunakan model pembelajaran think pair share? 11 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui adakah peningkatan keterampilan komunikasi dan hasil belajar siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri setelah mengikuti kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi menggunakan model pembelajaran think pair share. 2. Untuk mengetahui adakah peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri setelah mengikuti kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi menggunakan model pembelajaran think pair share. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian pembelajaran komunikasi selanjutnya. Hasil yang dibahas dalam penelitian ini dapat menjadi gambaran secara konseptual terhadap guru untuk memberikan alternatif melaksanakan kegiatan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan bagi peserta didik. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini bermanfaat memberikan umpan balik bagi guru, siswa, sekolah, dan peneliti. 12 a. Bagi Guru Penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk mengadakan perbaikan dalam pembelajaran komunikasi, sehingga pembelajaran dikelas lebih menarik dan menyenangkan. Selain itu, dapat juga memberikan masukan atau informasi untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi. b. Bagi Siswa Pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan model think pair share ini akan memicu motivasi siswa untuk lebih aktif dan percaya diri dalam menerima dan menyampaikan informasi didepan kelas, sehingga suasana kelas akan menjadi lebih menyenangkan. c. Bagi Sekolah Penelitian ini juga bermanfaat bagi sekolah, dengan adanya penelitian ini pihak sekolah dapat mengembangkan model pembelajaran think pair share untuk digunakan pada kompetensi dasar lainnya dan pada semua mata pelajaran, tetapi harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi disekolah. Model pembelajaran think pair share diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. d. Bagi Peneliti Sebagai sarana untuk melatih berfikir secara ilmiah dengan berdasarkan pada disiplin ilmu yang diperoleh di bangku kuliah khususnya yang berhubungan dengan penerapan model pembelajaran think pair share. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Pengertian belajar dikemukakan oleh Slameto (2010:2) yang menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar bukan hanya mengingat, “belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar” (Mudjiono, 2006:295). Jadi belajar adalah suatu kegiatan individu untuk memperoleh pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang belum dipelajari setiap individu, dan ada suatu perubahan pada individu tersebut. Sebelumnya tidak mengetahui dengan belajar jadi mengetahui. Keterampilan motorik banyak berhubungan dengan kesanggupan menggunakan gerakan anggota badan, sehingga memiliki rangkaian urutan 13 14 gerakan yang teratur, luwes, tepat, cepat, dan lancar. “Keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keahlian untuk mencapai hasil tertentu” Reber dalam Muhibbin (2007:121). Karena keterampilan dibutuhkan keahlian dalam melakukan kemampuan yang dimiliki setiap individu, karena keterampilan tersebut harus menghilangkan karya yang tersusun rapi. Melakukan gerakan mata dan tangan merupakan salah satu aspek belajar keterampilan. “Aspek utama belajar motorik adalah terciptanya otomatisme melakukan gerakan” (Sudjana, 2009:49). Belajar motorik merupakan kemahiran intelektual dan sikap, sebab dalam belajar motorik bukan hanya menggerakan anggota badan saja, tetapi sangat memerlukan pemahaman dan penguasaan yang benar sesuai dengan prosedur yang harus dilakukan. Kegiatan belajar keterampilan harus dilakukan secara tepat agar dapat memberikan hasil yang maksimal. Perencanaan suatu proses belajar sangat diperlukan sehingga kegiatan belajar akan lebih menyenangkan. Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri seseorang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya (Arsyad, 2010:1). 15 2.1.2 Prinsip-prinsip Belajar Setelah mempelajari uraian-uraian yang terdahulu, maka calon guru/ pembimbing seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto (2010:27) dibedakan menurut situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap siswa secara individual dan susunan tersebut adalah : a. Berdasarkan persyaratan yang diperlukan untuk belajar 1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional. 2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional. 3. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif. 4. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. b. Sesuai hakikat belajar 1. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya. 2. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. 16 3. Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respon yang diharapkan. c. Situasi materi/ bahan yang harus dipelajari 1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memilih struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. 2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya. d. Syarat keberhasilan belajar 1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang. 2. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/ keterampilan/ sikap itu mendalam pada siswa. Menurut Gagne dalam Winkel (2007:111) terdapat lima kategori belajar yang disusun tidak berdasarkan suatu urutan hierarkis, dimana jenis belajar yang satu menjadi landasan bagi jenis barang lainnya. Kelima kategori belajar yang dikemukanan oleh Gagne adalah : 1. Informasi Verbal (Verbal Information) Maksudnya ialah pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat digunakan dalam bentuk bahasa, lisan dan tertulis. Pengetahuan itu diperoleh dari sumber yang menggunakan bahasa juga, lisan atau tertulis. 17 2. Keterampilan Intelektual (Intellectual Skill) Maksudnya ialah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkunagan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, kususnya konsep dan berbagai lambang/ simbol (huruf, angka, kata, gambar). 3. Pengetahuan Kegiatan Kognitif (Cognitive Strategy) Kemampuan ini merupakan suatu kemahiran yang berbeda sifat dengan kategori kemahiran intelektual. Orang yang memiliki kemampuan ini, dapat menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, kususnya jika sedang belajar dan berfikir. 4. Keterampilan Motorik (Motor Skill) Orang yang memiliki keterampilan motorik, mampu melakukan serangkaian gerak-gerik jasmani dalam urusan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu. Ciri khas dari kemampuan motorik ialah otomatisme, yaitu rangkaian gerak-gerik berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan supel, tanpa dibutuhkan banyak refleksi tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa diikuti urutan gerak-gerik tertentu. 5. Sikap (Atitude) Sikap merupakan kemampuan intelektual yang berperan sekali dalam mengambil tindakan, lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak. Orang yang memiliki sikap, kelas mampu untuk memilih secara tegas diantara beberapa kemungkinan. Orang yang bersikap tertentu, 18 cenderung menerima atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu, berguna/ berharga baginya atau tidak. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ada lima hal yang berkaitan dengan belajar seseorang antara lain informasi ferbal, keterampilan intelektual, pengetahuan kegiatan kognitif, keterampilan motorik, dan sikap. 2.2 Pengertian Hasil Belajar Proses pembelajaran akan memberikan suatu perubahan pada siswa yang bisa dilihat dari hasil belajar. “Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar” (Anni, 2006 :5). Jadi hasil belajar adalah suatu yang diperoleh setelah mengalami kegiatan belajar. Kesimpulan Kingsley dalam Sudjana (2009:45) “membagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu 1) keterampilan dan kebiasaan; 2) pengetahuan dan pengertian; 3) sikap dan cita”. Hasil belajar dapat dilihat dari perubahan siswa, keterampilan semakin meningkat bertambahnya pengetahuan, sikap yang lebih baik. Geirlach dan Elly dalam Rafa’i (2011:85) mengemukakan pengertian hasil belajar sebagai berikut : Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Oleh karena itu, apabila peserta didik mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam peserta didik, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserata didik setelah melakukan kegiatan belajar dirumuskan dalam tujuan peserta didik. Tujuan peserta didik merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukan bahwa belajar telah terjadi. Menurut Suprijono (2012:5) maksud dari hasil belajar adalah “pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan 19 keterampilan”. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar seperti kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motovasi, serta cara belajar. Sedangkan yang berasal dari luar dirinya yaitu seprti lingkungan, sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu (Slameto 2010:54-72). a. Faktor Intern Adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, meliputi faktor jasmani, psikologi, dan kelelahan. Faktor jasmani terdiri dari kesehatan yaitu proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Faktor psikologis terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. Faktor kelelahan, siswa dapat belajar dengan baik harus menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. b. Faktor Ekstern Adalah faktor yang ada diluar individu, faktor yang berpengaruh pada belajr dapat dikelompokan menjadi 3 faktor yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Fator sekolah terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa denga siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, dan metode belajar. Faktor masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. Berdasarkan beberapa pengertian hasil belajar, maka dapat disimpulkan bahwa maksud dari hasil belajar adalah hasil pencapaian peserta didik yang berupa perubahan tingkah laku yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa 20 dan faktor dari luar diri siswa. Pernyataan tentang apa yang diinginkan pada diri peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman belajar. Hasil belajar komunikasi dengan menggunakan model think pair share dapat dilihat dari perubahan kelancaran berbahasa dan berbicara siswa dalam menyampaikan informasi melalui beberapa sumber media informasi yang telah dijadikan sumber informasi. Sehingga hasil belajar akan terlihat secara otomatis. 2.3 Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Namanya sendiri sebetulnya sudah menunjukan isi yang terkandung didalamnya. Menurut ZainalAqib (2009:12) dalam bukunya Penelitian Tindakan Kelas ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, yaitu: a. Penelitian yaitu merupakan kegiatan mencari suatu obyek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. b. Tindakan yaitu sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. c. Kelas merupakan tempat sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru. Batasan yang ditulis untuk pengertian tentang kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahami secara luas oleh umum dengan “ruangan tempat guru mengajar”. Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar, kelompok orang yang sedang belajar dapat kerja dilab, lapangan oleh raga, workshop dan lain-lain. Menurut Jean Mc Niff (via Suroso 2009:29) dalam buku Menyusun Penelitian Tindakan Kelas (Acep Yoni, 2012: 7) menyatakan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru 21 sendiri”. Menurut Suharsimi (2006:3) menyatakan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan”. Dengan demikian penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran dikelas atau peningkatan kualitas program secara keseluruhan (Suharsimi, 2006:4). 2.3.1 Medel Kooperatif Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompk sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto, 2009:56). Pada dasarnya pembelajaran kooperatif merupakan suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur bekerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Belajar kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Sebagai tambahan, belajar kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat 22 dicapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi (Slavin, 1995) dalam Trianto (2009:57). Sedangkan Johnson dan Johnson (1994) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, terdapat bebrapa variasi dari model tersebut. Setidak-tidaknya ada empat pendekatan yang seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif. Yaitu STAD, JIGSAW, TGT, Investigasi Kelompok, Pendekatan Struktur yang meliputi Think Pair Share (TPS) dan Numbered Head Together (NHT). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model kooperatif tipe think pair share (TPS). 2.3.2 Model Pembelajaran Think Pair Share Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa. Strategi ini pertama kali dikembangkan oleh Flang Lyman dan kolegannya di Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berfikir, untuk memproses dan saling membantu (Trianto, 2009:132). Model pembelajaran ini dikembangkan untuk membangun kelas sebagai komunikasi belajar yang menghargai semua kemampuan siswa. Hal ini 23 disebabkan model pembelajaran think pair share semua siswa dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan apa yang mereka pahami. Dengan adanya model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatakn hasil belajar siswa. Menurut pendapat La Iru (2012: 60) dalam melaksanakan model pembelajaran think pair share terdiri dari tiga fase, yaitu: 1. Berpikir (thinking) yaitu guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir. 2. Berpasangan (pairing) selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang diberikan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 menit untuk berpasangan. 3. Berbagi (sharing) pada langkah akhir, guru meminta pasanganpasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan. Tahapan model pembelajaran think pair share ini guru meminta siswa untuk memikirkan suatu topik, berpasangan dengan siswa lain, dan untuk kemudian berbagi ide dengan seluruh kelas. Dalam pembelajaran ini ada bebrapa kelebihan dan kelemahannya. Menurut Ibrahim, dkk (2000:6) kelebihannya adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan model pembelajaran think pair share menurut siswa menggunakan waktunya untuk mengerjakan tugas atau permasalahan yang diberikan guru diawal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu memahami sub pokok bahasan dengan baik sebelum menyampaikan pada pertemuan berikutnya. 24 b. Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran think pair share diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa lebih baik. c. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, model think pair share akan lebih menarik dan tidak monoton. d. Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model pembelajaran konvensional siswa yang aktiv dikelas hanyalah siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat menerima materi yang disampaikan guru, sedangkan siswa lain sebagai pendengar. Dengan pembelajaran think pair share dapat diminimalisir sebab semua siswa terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh guru. e. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam pembelajaran belajar mengajar yaitu diraih oleh siswa. Dalam model pembelajaran think pair share perkembangan hasil belajar siswa diidentifikasi secara bertahap, sehingga pada akhir pembelajaran hasil diperoleh lebih optimal. f. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem kerjasama diterapkan untuk bekerjasama dalam tim sehingga dapat menerima bila pendapatnya tidak diterima. Kelemahan model pembelajaran think pair share adalah “pembelajaran yang baru diketahui, kemudian yang dapat timbul adalah sejumlah siswa bingung, sehingga kelihatan tidak percaya diri, dan saling mengganggu antar siswa” (Ibrahim, 2000:8). 2.3.3 Metode Pembelajaran Metode pembelajaran dideskripsikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat implementatif. Dengan perkataan lain, metode yang dipilih oleh masing-masing guru adalah sama, tetapi mereka menggunakan teknik yang berbeda (Hamzah, 2009: 2). 25 Pengertian Metode pembelajaran menurut Helmiati (2012: 57) adalah “Prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran”. Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabatan dari pendekatan. Suatu pendekatan dapat dijabarkan dalam berbagai metode pembelajaran yang difokuskan kepencapaian tujuan. Ada beberapa metode yang selama ini telah dikenal seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen, karya wisata, dan seterusnya. Dari berbagai macam metode yang ada peneliti menggunakan metode diskusi untuk menunjang proses pembelajaran. Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dirikan oleh suatu keterkaitan pada suatu topik atau pokok pertanyaan atau masalah dimana para peserta diskusi berusaha untuk mencapai suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama maupun pemecahan terhadap suatu masalah dengan mengemukakan sejumlah data dan argumentasi (Helmiati, 2012:66). Menurut Trianto (2009:121) diskusi yaitu “interaksi antar siswa dan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Tetapi yang perlu dipahami, bahwa diskusi merupakan titik sentral dalam suatu aspek pembelajaran, maka diskusi kelas merupakan pendekatan yang berbeda dalam suatu pembelajaran. Dengan kata lain, interaksi antar siswa-guru, siswa-siswa dalam proses pembelajaran sangat ditentukan oleh bagaimana proses diskusi kelas optimalisasi. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan anak 26 dalam pemecahan konsep dan keterampilan memecahkan suatu masalah (Helmiati, 2012: 66). 2.4 Penelitian Terdahulu Menurut Suharsimi (2006:44), mejelaskan didalam mengadakan studi pendahuluan mungkin ditemukan bahwa orang lain sudah berhasil memecahkan masalah yang ia ajukan sehingga tidak ada lagi gunanya ia berusaha meneliti. Mungkin juga ia mengetahui hal-hal yang relevan dengan masalahnya sehingga memperkuat keinginan untuk meneliti karena justru orang lain masih mempermasalahkannya. Dengan adanya penelitian terdahulu maka dapat menghemat tenaga dan biaya, selain itu calon peneliti dapat menjadi lebih jelas permalahannya. Dari pendapat diatas maka peneliti mengumpulakan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan sebagai referensi. Dari penelitian terdahulu dapat dirinci pada tabel berikut : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu N Judul o Penelitaian 1 Peneliti Variabel Penelitian Bebas Terikat Hasil Belajar Efect of Peni Cooperative Students Penerapan Implamentatio Arianti learning on Learning model n Cooperative (2011) Think Pair Achievement pembelajaran Learning on Shaire kooperatif Think Pair (TPS) tipe Think Share Type Pair Shaire (TPS) Towards (TPS) Students memberikan 27 Learning pengaruh Achievement of yang Class X at signifikan SMA NEGERI terhadap 8 hasil belajar SURAKARTA ranah afektif dan ranak psikomotor tetapi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kognitif siswa 2 Optimalisasi Aninditya Strategi Meningkatka Strategi Sri Cooperative n Kompetensi penelitian Cooperative Nugraheni Learning menyimpulak Berbicara Hasil Learming an terdapat Think Pair peningkatan Share (TPS) kualitas Untuk pembelajaran Meningkatkan (baik secara Kompetensi proses Berbicara maupun Siswa Kelas V hasil) pada MI keterampilan berbicara siswa kelas V Madrasah 28 Ibtidaiyah Pucangan, Kartasura, Sukoharjo 3 CETLs: Nik Azlina Think Pair Collaborative Hasil Supporting (2010) Share Activities penelitian Techniquies (CETLs) menyebutkan Collaborative Activities bahwa ada Among peningkatan Students and hasil belajar Teachers dengan Through the pembelajaran Use of Think kooperatif Pair Share menggunaka Techniques n pendekatan think pai share. 4 Penerapan Nina Penerapan Meningkatka Hasil Think Pair Septiana Think Pair n Hasil penelitian Share (TPS) dan Budi Share Belajar menyatakan dalam Handoyo bahwa pembelajaran aktivitas Kooperatif belajar siswa untuk setelah Meningkatkan penerapan Prestasi TPS dalam Belajar pembelajaran Geografi koooperatif mengalami 29 peningkatan. Berdasarkan penelitian terdahulu pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran think pair share dapat meningkatkan hasil belajar. Sehingga peneliti meyakini bahwa penelitian ini akan berhasil karena telah didukung oleh beberapa penelitian terdahulu yang menyatakan berhasil menggunakan medel pembelajara think pair share. 2.5 Teori Komunikasi Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, communication yaitu sama makna. Maksudnya komunikasi terjadi jika antara orang-orang yang terlibat ada kesamaan makna mengenai sesuatu yang disampaikan ( Euis Honiatri, 2004:13). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan balai pustaka, 2002, komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Beberapa pengartian komunikasi menurut para ahli, antara lain sebagai berikut: 30 1. Menurut Mc. Farland, dalam buku Administrasi Perkantoran Modern karya The Liang Gie, komunikasi adalah proses interaksi atau hubungan saling pengertian satu sama lain antara manusia. 2. Menurut Keith Davis, dalam bukunya Human Relation at Work, komunikasi adalah proses jalur informasi dan pengertian dari seseorang ke orang lain. 3. Menurut Dr. Phil Astrid S. Susanto, dalam bukunya Komunikasi dalam Teori dan Praktik, komunikasi adalah proses pengoperan lambinglambang yang mengandung arti. 4. Menurut Colin Cherry seseorang ahli kognitif dari inggris, dalam bukunya On Human Communication (1957), komunikasi adalah sebuah proses di mana setiap pihak saling menggunakan informasi dengan tujuan untuk mencapai pengertian yang sama tentang masalah yang penting bagisemua pihak. 5. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi adalah pengiriman pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat, sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi dapat pula bearti hubungan atau kontak. 6. Dalam Ensiklopedia Administrasi, komunikasi adalah suatu proses penyampaian ide dari sumber berita ke satu tempat tujuan. 7. Dalam Kamus Administrasi Perkantoran, komunikasi adalah penyampaian warta yang mengandung macam-macam keterangan dari seseorang kepada orang lain. 31 Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu proses kegiatan penyampaian warta/pesan/informasi yang mengandung arti dari satu pihak kepada pihak lain dalam usaha untuk mendapatkan saling pengertian. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari komunikasi adalah untuk mendapatkan saling pengertian (Endang Sri R, 2011:8). 2.6 Kurikulum dan Kompetensi Dasar Menerima dan Menyampaikan Informasi Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidiakan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (Mulyasa, 2009:19). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah ide tentang pengembangan kurikulum yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan (Mulyasa, 2009:21). Pengembangan KTSP dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta komite sekolah dan dewan pendidikan. Secara khusus tujuann diterapkannya KTSP adalah untuk: 1). Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, pengelolaan dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia. 2). Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam 32 keputusan bersama. 3). Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai (Mulyasa, 2009:22) Mata diklat komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi merupakan materi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK Muhammadiyah 1 Weleri Kabupaten Kendal kelas X dengan Standar Kompetensi “Mengaplikasikan Keterampilan dasar Komunikasi” dengan kompetensi dasar sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi Proses Komunikasi, 2) Menerima dan Menyampaikan Informasi, 3) Memilih Media Komunikasi, materi yang dipelajari adalah media komunikasi, fungsi media komunikasi, macammacam media komunikasi. Komunikasi merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting dimiliki oleh setiap siswa SMK, terutama pada jurusan Administrasi Perkantoran, karena pada dasarnya siswa AP dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan baik ketika magang ataupun setelah lulus dari SMK. Jika setiap siswa menguasai keterampilan komunikasi secara lisan maupun tertulis akan memudahkan ketika dia berada ditempat kerja yang sebenarnya. Oleh sebab itu, sangatlah penting lulusan SMK memiliki keterampilan berkomunikasi dengan baik. Dengan mempelajari materi komunikasi peserta didik akan lebih memahami pentingnya berkomunikasi dengan baik yang dapat juga diterapkan pada kehidupan mereka sehari-hari. Mata pelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi memiliki beberapa aspek yang berkaitan dengan keterampilan komunikasi yaitu meliputi keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan, dan keterampilan menulis. 33 Keterampilan berbicara adalah suatu hal yang penting dan perlu dikuasai oleh seseorang yang berkarir sebagai pengajar, tenaga penjual, konsiltan, atau menduduki jabatan-jabatan yang dalam kesehariannya memerlukan ketrampilan berkomunikasi atau berbicara dengan orang lain. Baik untuk menjual gagasan/ide kepada atasan, rekan, ataupun pelanggan, member penjelasan/instruksi kerja (Sri Endang R, 2004:40). Keterampilan berbicara memiliki beberapa ketuntuan penilaian dari faktor verbal dan non verbal. Faktor verbal meliputi ketepatan ucapan, pilihan kata, ketepatan sasaran pembicara, kesesuaiantekanan volume, nada, sendi, dan durasi. Sedangkan untuk faktor non verbal meliputi sikap, pandangan, kesediaan menghargai pendapat, ketepatan gerak-gerak dan mimik wajah, kenyaringan suara, kelancaran, relevan/penalaran, dan penguasaan topik (Euis Honiatri,2004:44). Keterampilan mendengarkan merupakan aspek komunikasi yang penting, karena merupakan kebutuhan seseorang dalam berinteraksi dan akan selalu melakukan komunikasi dengan orang lain, sebab jika semua ingin berbicara dalam rangka bertukar informasi , tidak aka nada orang yang mendengarkan, dengan demikian harus ada yang berbicara dan ada yang mendengarkan. Seseorang menjadi pendengar yang baik, akan mampu membangun ruang dialog yang sehat dan produktif. Keterampilan mendengarkan membutuhkan waktu dan proses serta diperlukan latihan-latihan. Cara meningkatkan keterampilan mendengarkan yaitu: 34 1. Berikan orang lain kesempatan berbicara, memberikan kesempatan orang lain untuk berbicara paling tidak separuh dari seluruh waktu yang disampaikan untuk berbicara. Sebagai pembicara tidak boleh mendominasi seluruh pembicaraan. 2. Berikan perhatian penuh, berusaha tetap fokus pada apa yang tengah dibicarakan berikan perhatian penuh dan tidak perlu merasa terganggu oleh penampilan atau gangguan percakapan orang lain di sekitar. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang ssangat penting dalam aspek kehidupan sehari-hari, tidak hanya dilingkungan kerja, tetapi juga penting dalam kehidupan di masyarakat, karena dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tidak dengan tatap muka dengan orang lain serta untuk mengekspresikan gagasan, pemikiran, pendapat,dan perasaan yang dimiliki orang (Sri Endang, 2011:38). Menurut Sri Endang (2011:39) keterampilan menulis harus selalu memperhatikan aspek- aspek yang sesuai dengan standar tulisan yang baik dan mebar, yaitu meliputi: 1. Kejelasan penulisan, tulisan yang akan ditulis harus selalu diperhatikan tentang kejelasan tulisan, karena tulisan tersebut juga akan dibaca oleh orang lain, sehingga tulisan yang baik harus terlihat rapid an sebagai pembaca tidak kesusahan dalam membaca tulisan yang dituliskan. 2. Adnya pesan, penyampain pesan dalam suatu tulisan sangat bermanfaat bagi pembacam, sehingga pembaca akan menemukan sisi positif dari suatu tulisan. 35 3. Sistematika tulisan, runtutan penulisan harus sesuai dengan urutan yang akan disajikan dalam tulisan, karena hal tersebut akan memudahkan pembaca dalam memahami isi tulisan. Berdasarkan teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan komunikasi yaitu meliputi keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan, dan keterampilan menulis. Sehingga teori tersebut dijadikan peneliti sebagai landasan penilaian dalam meneliti peningkatan keterampilan komunikasi di SMK Muhammadiyan 1 Weleri. 2.7 Kerangka Berfikir Keterampilan berkomuniaksi dalam menerima dan menyampaikan informasi pada siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri Kabupaten Kendal belum memuaskan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari guru, siswa, dan sekolah. Salah satu faktor yang berpengaruh yaitu dari guru, penggunaan model pembelajaran yang masih monoton, kurang bervariasi yang masih mengandalkan pembelajaran berceramah, dan kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Upaya untuk mengatasi hal tersebut, penulis menerapkan model pembelajara think pair share. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan pada kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi, karena kompetensi dasar tersebut menuntut siswa untuk lebih aktif. Sehingga siswa dapat berlatih berpikir dan merespon serta saling membantu satu sama lain. Model pembelajaran ini memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan 36 orang lain. Keunggulan lain dari pembelajaran kooperatif ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. Model pembelajaran ini dipilih oleh penulis karena metode ini dapat membantu siswa dalam bepikir kritis ketika melihat suatu masalah, sehingga siswa dapat memberikan pendapat dan saran pemecahan tentang masalah yang diamati. Materi pembelajaran yang digunakan dalam model pembelajaran think pair share tidak terbatas pada materi satu buku saja, tetapi juga dapat bersumber dari masalah-masalah yang terdapat didalam lingkungan sekitar. Masalah yang terdapat didalam lingkungan sekitar memberikan efek bagi pembacanya. Efek inilah yang nantinya dijadikan ide dalam memberikan saran pemecahan bagi siswa. Penerapan model pembelajaran think pair share cocok digunakan pada pembelajaran kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi. Materi tersebut selain bersifat teoritis juga aplikatif dimana siswa dituntut untuk dapat memahami informasi yang diterima dan untuk kemudian disampaikan, informasi yang berbobot adalah informasi yang tepat untuk disampaikan kepada siswa lain. Penggunaan model pembelajaran ini memudahkan guru untuk mengatur siswa. Model think pair share jumlah pasangan masing-masing dua orang, sehingga meminimalisir siswa yang tidak aktif dan gaduh. Langkah-langkah model think pair share 1. Think (berpikir secara individual). Pada tahap think, guru mengajukan suatu pertanyaan yang dikaitkan dengan pelajaran, dan siswa diminta untuk berpikir secara mandiri. Kelebihan dari tahap ini adalah adanya “think time” atau waktu berpikir yang memberikan 37 kesempatan kepada siswa untuk berfikir. 2. Pair (berpasangan dengan teman sebangku), guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan jawaban bersama. 3. Share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas) pada langkah ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi hasil pemikiran mereka dengan pesangan lain atau dengan seluruh kelas. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, bagan kerangka berfikir dapat digambarkan sebagai berikut : 38 Guru 1. Metode Pembelajaran yang dipakai hanya metode konfensional (ceramah). 2. Guru membatasi topik diskusi. Siswa 1. Siswa Kesulitan dalam pemilihan kata 2. Kurangnya percaya diri pada siswa 3. Kurangnya penguasaan topik yang didiskusikan Keterampilan Berbicara Verbal: Kelancaran berbicara, ketepatan pilihan kata dan tata bahasa, ketepatan penekanan suara, nada dan durasi. Nonverbal: Sikap tenang dan tidak kaku, cara berdiri dan sikap badan, gerakan kepala, ekspresi muka, gerakan kepala, ekspresi muka, pandangan mta, dan gerak badan/ gesture Kompetensi Dasar Menerima dan Menyampaikan Informasi Materi ini menuntut siswa untuk lebih aktif dalam penyampaian informasi maupun tanggapan terhadap informasi yang diterima Keterampilan Menulis - Memberikan kesempatan berbicara pada orang lain - Fokus memperhatikan orang lain berbicara Keterampilan Menulis Kerapian dan kejelasan tulisan, penyampaian pesan, penalaran isi tulisan. Penerapan Model Think Pair Share Langkah-langkah Pembelajaran Think Pair Share 1. Think (berfikir secara Gambar individual). Pada tahapBerfikir think , guru mengajukan suatu 2.1 Kerangka pertanyaan yang kaitannya dengan pembelajaran, dan siswa diminta untuk berfikir secara mandiri. 2. Pair (berpasangan dengan teman), guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan topik yang telah diberikan yang telah difikirkan secara individual. 3. Share (berbagi informasi dengan pasangan lain atau seluruh kelas) pada langkah ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi hasil satu pemikiran mereka dengan pasangan lain atau seluruh audien kelas. Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi dan Hasil Belajar Gambar 2.2 Kerangka Berfikir 39 Gambar 2.2 Kerangka berfikir menerangkan penerapan model think pair share dapat meningkatkat keterampilan berkomunikasi, siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri Kabupaten Kendal pada mata pelajara komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi. 2.8 Hipotesis 1. Ada peningkatan keterampilan komunikasi dan hasil belajar siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri setelah mengikuti pembelajaran pada kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi menggunakan model pembelajaran think pair share. 2. Ada peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri setelah memgikuti pembelajaran pada kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi menggunakan model pembelajaran think pair share. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Weleri yang beralamat di Jalan KH. A. Dahlan 46 Weleri Kabupaten Kendal Jawa Tengah. SMK Muhammadiyah 1 Weleri memiliki tiga kelas jurusan Administrasi Perkantoran, yaitu kelas X, XI, dan XII. Subjek penelitian ini adalah pada kelas X jurusan Administrasi Perkantoran yang berjumlah 40 siswa. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti terlihat hasil skor keterampilan komunikasi siswa dalam kompetensi dasar menerima dan meyampaikan informasi sangat rendah yang berdampak pada nilai hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Jean Mc Niff (via Suroso 2009:29) dalam buku Menyusun Penelitian Tindakan Kelas (Acep Yoni, 2012: 7) menyatakan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri”. Menurut Suharsimi (2006:3) menyatakan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan”. Dengan demikian penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran dikelas atau peningkatan kualitas program secara keseluruhan (Suharsimi, 2006:4). 39 40 3.2 Faktor yang Diteliti Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah faktor siswa, faktor, guru, dan faktor keterampilan komunikasi pada siswa. Yang rinciannya sebagai berikut: 1. Faktor siswa Kegiatan belajar dengan menggunakan model pembelajaran think pair share, peneliti ingin mengetahui seberapa besar persentase peningkatan keterampilan siswa dalam berkomunikasi. 2. Faktor guru Materi pembelajaran yang disiapkan dan strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru, aktivitas guru dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan model think pair share apakah sudah sesuai dengan langkahlangkah yang ditulis pada rencana pembelajaran. 3. Faktor keterampilan siswa Keterampilan berkomunikasi siwa pada mata pelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi yang dicapai setelah diberikan model think pair share, apakah sudah meningkat atau belum. 3.3 Rencana Penelitian Tahap perencanaan ini peneliti melakukan kegiatan membuat perencanaan pembelajaran. Dengan adanya perencanaan, tindakan pembelajaran yang dilakukan akan lebih bermakna, terarah, dan sistematis. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau clssroom action research. Menurut Suharsimi 41 (2009:3) “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu perencanaan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”. Suharsimi (2009:16) menjelaskan bahwa ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut. Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan ? Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus namun jika dalam kedua siklus ini belum terjadi peningkatan sesuai yang diharapkan atau sesuai kriteria keberhasilan sehingga dilaksanakan siklus berikutnya. 3.3.1 Pelaksanaan Siklus I 3.3.1.1 Perencanaan Kegiatan perencanaan terdiri dari kegiatan identifikasi masalah dan formasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan. Kemudian setelah langkahlangkah persiapan dilakukan maka akan masuk pada tahap perencanaan yaitu tahap mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelanjaran. 42 Tahap persiapan ini berupa kegiatan guru menanyakan kabar siswa, memberikan penjelasan yang akan dilaksanakan, dan manfaaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Langkah-langkah persiapan yang dilakukan meliputi: a. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi. b. Mempersiapkan keperluan yang dibutuhkan seperti memilih beberapa tema informasi yang akan diberikan kepada siswa secara acak. c. Membuat lembar observasi mengenai kemampuan komunikasi siswa dalam pembelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi. d. Mempersiapkan lembar soal beserta lembar jawaban tes evaluasi hasil belajar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model think pair share diakhir siklus I. e. Mempersiapkan tema baru yang akan digunakan peneliti untuk pertemuan berikutnya. 3.3.1.2 Pelaksanaan Tahap pelaksanaan, yaitu tahap melakukan kegiatan pembelajaran menerima dan menyampaikan informasi pada mata pelajaran komunikasi. Tahap ini meliputi beberapa bagian, antara lain: a. Guru memberikan contoh komunikasi yang baik dalam menerima dan menyampaikan informasi dengan memperhatikan aspek isi informasi, cara berbicara dan penggunaan bahasa. 43 b. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang pembelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi. c. Guru memberikan tema atau topik informasi yang sesuai dengan materi yang sedang dipelajari. d. Setiap siswa diminta untuk mengidentifikasi tema atau topik tersebut secara mandiri untuk beberapa saat, sesuai rentang waktu yang diberikan oleh guru. e. Setiap siswa diminta untuk berpasangan dengan siswa lain sesuai absen atau dengan teman sebangku atau secara acak, untuk dapat mendiskusikan isi informasi dari permasalahan yang telah dipikirkan. f. Guru memimpin diskusi kelas, kemudian tiap pasangan mengemukakan hasil diskusi tersebut didepan kelas kepada teman-teman yang lain. g. Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkap siswa, disini guru bertugas memberi penguatan dan menyimpulkan materi yang telah didiskusikan. h. Guru menutup kegiatan belajar mengajar. 3.3.1.3 Pengamatan Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian adalah pembelajaran model think pair sshare untuk mengetahui keterampilan komunikasi pada siswa. Tahap ini peneliti mengamati aktivitas siswa dalam mendengarkan dan memberikan umpan balik terhadap respon yang diberikan oleh guru serta menilai hasil praktik berkomunikasi dengan model think pair share. 44 3.3.1.4 Refleksi Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan dan tes. Refleksi pada siklus I dilaksanakan setelah pengamatan selesai. Selanjutnya, hasil refleksi ini digunakan untuk mengetahui berhasil tidaknya yang dilakukan dan untuk menarik kesimpulan yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki perencanaan ulang pada siklus II. 3.3.2 Prosedur Penelitian Siklus II Pelaksanaan siklus II sama seperti siklus I. Hasil yang diperoleh pada siklus I digunakan sebagai refleksi untuk menindak lanjuti pelaksanaan penelitian pada siklus II dengan upaya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I. Proses penelitian tindakan kelas dalam siklus II melalui tahapan sebagai berikut 3.3.2.1 Perencanaan Adapun rencana yang akan dilakukan pada siklus II adalah membuat perencanaan yang dikembangkan dari hasil siklus I dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I. 3.3.2.2 Pelaksanaan Tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah memberikan tambahan materi dengan asosiasi berurutan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dari siklus I. Sikuls II ini terdiri dari kegiatan identifikasi masalah yang masih terjadi pada siklus I dan solusi yang diperbaiki apabila ada kekurangan pada siklus I. 45 3.3.2.3 Pengamatan Observasi dilakukan sendiri pada saat melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran think pair share. Kemajuan dan kelemahan pada siklus I muncul pada siklus II menjadi pusat sasaran dalam observasi. Pengamatan yang dilakukan yaitu sejauh mana pembelajaran think pair share berpengaruh besar terhadap perkembangan keterampilan komunikasi pada siswa setelah pembelajaran think pair share diterapkan. 3.3.2.4 Refleksi Pada akhir siklus II ini dievaluasi mengenai tindakan – tindakan yang sudah dilakukan. Yaitu merefleksi hasil evaluasi belajar komunikasi siswa pada siklus II untuk mengetahui perkembangan yang telah dicapai selama proses pembelajaran berlangsung, dan peningkatan keterampilan berkomunikasi dalam menerima dan menyampaikan informasi. 3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.2 Motode Dokumentasi “Merode dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data nama peserta didik yang termasuk dalam subjek penelitian serta data yang terkait dalam pembelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi (Silabus, RPP) dan data lain yang menunjang. Seperti yang dikemukakan Suharsimi (2006:231) “metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”. 46 3.4.3 Metode Tes “Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan” (Suharsimi, 2009:53). Metode ini digunakan untuk menggunakan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tes ini dilakukan pada akhir setiap siklus tindakan kelas yaitu pada akhir siklus I dan siklus II. Tes tertulis, diberikan untuk mengetahui kemampuan siswa pada siklus I dan siklus II. 3.4.4 Metode Observasi Metode ini digunakan untuk mengamati seberapa besar aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Cara yang dilakukan adalah melengkapi format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku pada saat proses belajar. Apakah ada peningkatan keterampilan komunikasi yang berdampak positif pada hasil belajar dan aktifitas siswa serta kinerja guru pada saat proses pembelajaran berlangsung setelah ditepkannya model pembelajaran think pair share . 3.5 Uji Kualitas Instrumen Penyusunan butir-butir soal didasarkan atas kisi-kisi soal yang telah disesuaikan dengan landasan teori yang dikaji. Setelah soal disusun, butir-butir soal tersebut diujicobakan terhadap sejumlah siswa untuk mengetahui validitas dan reliabilitas sehingga dengan kriteria-kriteria tertentu dapat ditentukan butir instrumen yang dapat digunakan dan yang tidak dapat digunakan. 47 3.5.1 Validitas Menurut Suharsimi (2006:160), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dinyatakan valid jika hasil korelasi skor tiap butir soal lebih besar dengan nilai tabel, begitu juga sebaliknya. Masing-masing item akan dibandingkan dengan r tabel, degan kriteria: 1) Apabila rhitung > rtabel (0,320) maka item soal valid 2) Apabila rhitung < rtabel (0,320) maka item soal tidak valid Uji validitas pada 25 soal dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut : Tabel 3.1 Tabel Uji Coba Validitas Instrumen Soal Evaluasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Corrected Item-Total Correlation 0.501 0.468 0.560 0.400 0.443 0.555 0.465 0.457 0.476 0.348 0.578 0.446 0.448 0.398 0.470 0.212 0.502 0.647 0.704 0.053 rtabel Kriteria 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid TIDAK Valid Valid Valid TIDAK 48 21 22 23 24 25 0.560 0.320 0.698 0.320 0.446 0.320 0.454 0.320 0.202 0.320 Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian 2013 Valid Valid Valid Valid TIDAK Berdasarkan perhitungan tersebut menunjukan bahwa rhitung > rtabel yaitu N = 25 adalah 0,320, dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrument dalam penelitian ini adalah 25 item soal tetapi terdapat tiga item soal yang tidak valid, sehingga tiga item soal yang tidak valid tersebut tidak digunakan dalam penelitian ini, karena sudah terwakili dengan item pertanyaan lain yang masih satu indikator, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang valid ( 22 item soal ) dapat digunakan dalam penelitian pengambilan data. 3.5.2 Reliabilitas “Reliabilitas adalah bahwa satu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik” (Suharsimi, 2006:178). Reliabilitas berkenaan apakah suatu tes dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah dicapai. Suatu tes dapat dikatakan reliabel apabila memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda. Untuk menghitung reliabilitas instrumen digunakan rumus (Suharsimi, 2006:100), sebagai berikut : r11 S2 k k 1 pq S2 49 Keterangan : r 11 = Reliabilitas Instrumen k = Banyaknya Butir Soal = Jumlah dari pq S2 = Varians soal (Suharsimi, 2006:100) Hasil perhitungan r11 yang diperoleh selanjutnya dikonsultasikan dengan rtabel. Apabila r11 lebih besar dari r tabel maka instrumen dikatakan reliabel. Berdasarkan tabel analisis ujicoba diperoleh : r11 = r 11 = 0,842 Pada α = 5% dengan N = 40 diperoleh rtabel = 0,320 Kerena r11 > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa instrumen soal evaluasi tersebut reliabel. 3.5.3 Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar, karena soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha dalam pemecahannya. Soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk memecahkannya. Tingkat kesukaran soal ditentukan dengan rumus: 50 keterangan: P : Indeks kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab itu dengan betul JS : Jumlah seluruh peserta tes (Arikunto, 2009:210) Kriteria yang menunjukkan tingkat kesukaran soal adalah: 0,00 < P ≤ 0,30 maka dikategorikan soal sukar 0,30 < P ≤ 0,70 maka dikategorikan soal sedang 0,70 < P ≤ 1,00 maka dikategorikan soal mudah Hasil analisis tingkat kesukaran soal pada uji coba soal diperoleh 4 soal dikaterogrikan sukar, 18 soal dikategorikan sedang dan 3 soal dikategorikan mudah. Hasil analisis tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Kriteria Nomor soal Jumlah Mudah 12,15,17 3 Sedang 1,2,3,4,6,8,9,10,11,13,14, 16,18,19,20,23,24,25 18 Sukar 5,7,21,22 4 3.5.4 keterangan Nomor soal 12,15, dan 17 dipakai semua. Nomor soal 1,2,3,4,6,8,10,11, 13,14,18,19,23,24 di pakai kecuali nomor 16,20, dan 25. Nomor soal 5,7,21,22 dipakai semua. Analisis Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan 51 tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: dengan Keterangan: D : daya beda soal (indeks diskriminasi). PA : proposi peserta didik kelompok atas yang menjawab benar. PB : proposi peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar. JA : banyaknya peserta kelompok atas. JB : banyaknya peserta kelompok bawah. BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar. BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar. Kriteria soal-soal yang dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya pembedanya diklasifikasikan sebagai berikut: 0,00 < D ≤ 0,20 maka daya pembedanya jelek. 0,20 < D ≤ 0,40 maka daya pembedanya cukup. 0,40 < D ≤ 0,70 maka daya pembedanya baik. 0,70 < D ≤ 1,00 maka daya pembedanya baik sekali. Bila D negatif berarti semua tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknnya dibuang saja (Arikunto 2009:218). 52 Hasil analisis daya pembeda pada uji coba instrumen dapat dilihat dalam tabel 3.3. Tabel 3.3 Hasil Analisis Daya Pembeda Kriteria Nomor soal Jumlah Keterangan - - - 6 Dipakai Baik sekali Baik 2,3,4,11,13,14,18,19 Cukup 1,5,6,7,8,9,10,12,15,16, 17,21,22,23,24 15 Nomor soal 1,5,6,7,8,9,10,12,15,17,21, 22,23,24 kecuali nomor soal 16. Jelek 20,25 2 Nomor soal 20 dan 25 tidak digunakan. 3.6 Metode Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara kuantitatif dan kualitatif. Tujuan metode analisis data ini yaitu untuk mengetahui secara terperinci cara memperoleh data dan perkembangan hasil penelitian. Pengolahan data hasil dari analisis data merupakan jawaban terhadap permasalahan serta untuk memberikan petunjuk tercapai tidaknya tujuan penelitian. 3.6.1 Analisis data Kualitatif Teknik analisis data kuantitatif digunakan untk menganalisis data dengan tujuan, mengetahui nilai hasil belajar kognitif maupun afektisf siswa setelah mengikuti pembelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi. Data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar siswa dan hasil tes keterampilan siswa pada siklus I dan siklus II. Data kuantitatif (nilai hasil 53 belajar siswa dan skor keterampilan komunikasi) yang dapat dianalisis secara deskriptif. 3.6.2 Analisis Data Kuantitatif Data analisis kualitatif yaitu data berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap terhadap model pembelajaran yang baru digunakan (afektif), aktifitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya dapat dianalisis secara kualitatif. Data yang dihitung dengan menggunakan teknik kualitatif adalah sebagai berikut : a. Data keterampilan siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Nilai = x 100% (Arikunto, 2009:133) Keterangan : Skor 4 jika skor yang diperoleh 81,25% - 100% Skor 3 jika skor yang diperoleh 62,50% - 81,24% Skor 2 jika skor yang diperoleh 43,74% - 62,49% Skor 1 jika skor yang diperoleh 25% - 43,73% b. Data aktivitas siswa dihitung dengan rumus : Nilai = x 100% 54 Keterangan : Skor 4 jika skor yang diperoleh 81,25% - 100% Skor 3 jika skor yang diperoleh 62,50% - 81,24% Skor 2 jika skor yang diperoleh 43,74% - 62,49% Skor 1 jika skor yang diperoleh 25% - 43,73% c. Data Kinerja Guru dihitung dengan rumus : Nilai = x 100% d. Data nilai hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus : Tingkat penguasaan = x 100% e. Data ketuntasan belajar Ketuntasan dihitung dengan menggunakan rumus deskriptif persentase sebagai berikut : %= Keterangan : n = nilai yang diperoleh N = jumlah nilai total (skor ideal) % = persentase yang diperoleh (Ali, 1987:184 ) 55 Merekapitulasi nilai ulangan harian sebelum dilakukan tindakan dan nilai tes akhir siklus I dan siklus II. Hasil perbandingan siklus I dan siklus II memberikan gambaran mengenai persentase peningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi pada mata pelajaran komunikasi dengan menggunakan model pembelajaran think pair share. 3.7 Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan aktivitas siswa dikemukakan oleh Mulyasa (2006:99) “dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat aktif, baik fisik, maupun sosial dalam proses pembelajaran” Ketuntasan hasil belajar yang dikemukakan oleh Mulyasa (2006:90) yaitu “keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal sekurang-kurangnya 85% dari peserta didik”. Seorang siswa dikatakan tuntas apabila siswa tersebut telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan positif keterampilan komunikasi maupun hasil belajar yang dapat dilihat dari skor nilai keterampilan komunikasi dan nilai hasil belajar siswa yang mencapai KKM. Dan target penelitian ini adalah siswa dalam kelas penelitian mencapai ketuntasan belajar secara klasikal sebanyak 75%. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Weleri. Sekolah ini terletak di Jalan KH. A. Dahlan No. 46, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal. Berdiri tahun 1987 di kecamatan Weleri Kabupaten Kendal, sebuah kota kecamatan yang strategis di kabupaten Kendal, karena frekuensi perdagangan yang cukup tinggi disamping arus lalu lintas Semarang- Jakarta dan Yogyakarta – Jakarta lewat Sukorejo – Weleri, dengan nomor statistik sekolah 343032412003. Sekolah ini letaknya sangat strategis yaitu berada dipinggir jalan, sekolah ini tidak berada di kota besar namun mudah dijangkau kendaraan apapun termasuk angkot sebagai sarana transportasi siswa dan guru untuk menuju ke sekolah, dikarenakan rata-rata siswa disekolah ini berasal dari luar daerah weleri bahkan kabupaten Kendal. Sekolah ini pertama kali menerima siswa baru sebanyak 3 kelas yang jumlah siswanya 148. Tiap tahun jumlah siswa yang mendaftar melebihi jumlah siswa yang akan diterima tiap tahun yaitu tiga kelas, namun sejak tahun 1994/1995 jumlah siswa yang akan diterima ditetapkan sebanyak 4 kelas dengan jumlah pendaftar yang juga melebihi jumlah yang dibutuhkan. SMK Muhammadiyah 1 Weleri memiliki tiga program studi yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, dan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak). 57 58 Sekolah ini sangat menjunjung tinggi arti kedisiplinan, hal ini tercermin pada lingkungan sekolah yang rapi dengan tingkat kebersihan yang baik, sehingga menambah motivasi belajar siswa dan apabila ada yang dengan sengaja membuang sampah disembarang tempat akan mendapat peringatan dan sanksi dari guru. SMK Muhammadaiyah 1 Weleri ini juga sudah menggunakan teknologi yang modern terbukti ketika siswa masuk sekolah setiap siswa diwajibkan untuk absen yang menggunakan sidik jari dari masing-masing siswa, sehingga kedisiplinan waktu sekolah akan tetap terjaga. 4.1.2 Kondisi Awal Siswa Kondisi awal siswa adalah kondisi awal dimana siswa belum menggunakan model pembelajaran think pair share. Kondisi awal diambil dari data tes keterampilan berbicara pada mata pelajaran Komunikasi. Hasil tes keterampilan ini dibutuhkan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyampaikan informasi kepada orang lain secara lisan sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas. Hasil tes tersebut juga digunakan peneliti sebagai acuan refleksi awal untuk menunjukan perencanaan tindakan kelas. Hasil tes keterampilan berbicara sebelum menggunakan model think pair share menunjukan bahwa tidak ada siswa yang sangat terampil dalam keterampilan berbicara, namun ada sekitar 2 siswa tergolong sangat mampu dengan persentase 5%, kemudian 3 siswa yang dapat digolongkan dalam kategori mampu dalam keterampilan berbicara dengan persentase 7,5%, 17 siswa tergolong kurang mampu dengan persentase 42,5%, dan 19 siswa tergolong tidak mampu dengan persentase 47,5%. Hal ini menunjukan bahwa kurang dari 59 setengah jumlah siswa kelas X AP belum memiliki keterampilan berbicara dalam menyampaikan informasi secara lisan. Refleksi sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas dapat dilihat dari hasil pengamatan dikelas yang menunjukan bahwa belum seluruh siswa dikelas dapat fokus terhadap materi pelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan dikelas X AP dalam pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan metode ceramah yaitu mendengarkan informasi langsung dari guru. Masih banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru, hanya beberapa siswa yang aktif mengajukan pertanyaan, karena banyak siswa yang belum siap dengan kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian mengakibatkan pemahaman siswa terhadap materi kurang. Ketika diadakan tes berbicara banyak sekali siswa yang tidak menghiraukan temannya yang sedang menyampaikan informasi didepan kelas, sehingga kelas tampak ramai dan kurang tenang. Keadaan yang demikian perlu diadakan tindakan sebagai upaya untuk mengontrol dan meningkatkan aktivitas siswa sehingga siswa dapat lebih aktif dalam bertanya maupun memberikan tanggapan, dan dapat lebih fokus pada materi pelajaran. Berdasarkan kondisi dan data awal tersebut diperlukan adanya tindakan untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berbicara didepan kelas. Langkah yang diambil dalam penelitian ini yaitu dengan menerapkan model pembelajaran think pair share yang diharapkan dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan akan membawa dampak positif untuk kedepannya. 60 Hasil penelitian yang akan dipaparkan dalam bab ini merupakan hasil penelitian pada siklus I, dan siklus II. Hasil penelitian siklus I dan siklus II merupakan hasil tes dan hasil non tes siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri Kabupaten Kendal dalam kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi pada mata pelajaran komunikasi setelah siswa menerapkan model think pair share. 4.1.3 Hasil Penelitian Siklus I Penelitian siklus I merupakan penelitian yang memberlakukan tindakan awal dengan menerapkan model think pair share. Penelitian siklus I bertujuan untuk memperbaiki dan memecahkan permasalahan yang muncul selama pembelajaran menerima dan menyampaikan informasi pada mata pelajaran komunikasi. Pada siklus I kegiatan pembelajaran dilakukan dengan beberapa tahap, tahapan-tahapan tersebut meliputi : 4.1.3.1 Perencanaan Pada tahap perencanaan guru menyusun rencana pembelajaran, lembar aktivitas siswa, lembar aktivitas guru, serta topik atau tema materi yang akan diberikan kepada siswa untuk kemudian didiskusikan, serta lembar penilaian keterampilan berkomunikasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tertulis dan pos tes evaluasi hasil belajar. 4.1.3.2 Pelaksanaan Tahap tindakan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran pada siklus I yaitu mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses pembelajaran. Guru memberikan apresiasi sebagai upaya memberikan rangsangan kepada siswa 61 agar siap dalam mengikuti proses pembelajaran dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan pada siklus I. Kegiatan selanjutnya, guru menjelaskan poin-poin materi yang diajarkan yaitu materi menerima dan menyampaikan informasi, selanjutnya proses pembelajaran dilanjutkan dengan menerapkan model pembelajaran think pair share. Langkah awal dari pembelajaran menggunakan model think pair share adalah berfikir (think) siswa berfikir secara individu mengenai topik pembahasan yang telah diberikan sebelum berdiskusi atau berpasangan, kemudian bertukar (pair) siswa berpasangan dengan teman yang sudah ditentukan secara acak untuk berdiskusi dan mengidentifikasi topik yang telah diberikan guru. Setiap kelompok yang sudah diidentifikasi secara individu sebelumnya, sehingga siswa dapat bertukar informasi dengan pasangan dan mengolah informasi tersebut. Setelah siswa berdiskusi dan telah mendapatkan informasi dengan saling bertukar informasi maka langkah yang terakhir adalah berbagi (share) yaitu siswa dituntut untuk menyampaikan informasi yang telah diperoleh di depan kelas yang berupa mempresentasikan informasi tersebut atas pemikiran dan hasil diskusi masingmasing pasangan didepan kelas. Disini guru berperan untuk membimbing siswa mengemukakan ide dan memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi dari pasangan yang sudah mempresentasikan hasil diskusinya. Ketika proses tanya jawab berlangsung, masih ada beberapa kelompok yang belum aktif dan kurang memperhatikan saat teman kelompok lain sedang mempresentasikan informasi yang telah diperoleh. Kegiatan ini masih terlihat beberapa siswa yang 62 mengobrol dengan siswa lain. Setelah diskusi tanya jawab selesai, guru dan siswa melakukan konfirmasi dengan menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 4.1.3.3 Pengamatan Tahap pengamatan ini dilakukan untuk memantau pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan dan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan aktivitas meliputi aktivitas siswa dan guru. Pengamatan siklus I diperoleh hasil sebagai berikut : 4.1.3.3.1 Keterampilan Komunikasi Siswa Siklus I Hasil tes keterampilan komunikasi siswa merupakan tes dalam hal psikomotorik dalam hal berkomunikasi, disini peneliti akan menjabarkan hasil tes psikomotorik siswa dalam komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi. Hasil keterampilan komunikasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : 63 Tabel 4.1 Data Keterampilan Komunkasi Siswa Siklus I dalam Ranah Psikomotorik Kompetensi Dasar Menerima dan Menyampaikan Informasi No Aspek Penilaian Skor A % B % C % D % 9 22,5 17 42,5 11 27,5 3 7,5 5 12,5 18 45 13 32,5 4 10 1 2,5 13 32,5 16 40 10 2,5 0 0 16 40 19 47,5 5 12,5 0 0 19 47,5 18 45 3 7,5 1 2,5 29 72,5 9 22,5 1 2,5 A. Keterampilan Berbicara 1 2 3 4 5 6 Kelancaran berbicara Ketepatan pilihan kata dan tata bahasa Ketepatan penekanan suara, nada dan irama Ketepan volume dan suara Sikap tenang dan tidak kaku Cara berdiri dan sikap badan 7 Gerakan kepala 2 5 15 37,5 19 47,5 4 10 8 Ekspresi muka 3 7,5 17 42,5 16 40 4 10 9 Pandangan mata 7 17,5 12 30 18 45 3 7,5 10 Gerak tangan / Gesture 6 15 22 55 10 25 2 5 34 8,5 180 45 149 37,5 16 40 12 30 Jumlah 37 9,25 B. Keterampilan Mendengarkan Memberikan 1 kesempatan berbicara kepada orang lain 12 30 0 0 64 Fokus dan 2 memperhatikan orang 8 20 26 65 6 15 0 0 20 25 42 52,5 18 22,5 0 0 17 42,5 13 32,5 4 10 6 15 yang berbicara Jumlah C. Keterampilan Menulis 1 Kerapian dan kejelasan tulisan 2 Penyampaian pesan 8 20 26 65 4 10 2 5 3 Sistematika Penulisan 9 22,5 22 55 5 12,5 4 10 34 28,33 61 50,83 13 10,83 12 10 Jumlah Sumber: Data Keterampilan Komunikasi berdasarkan ranah Psikomotorik Siswa Siklus I, 2013 Keterangan : A adalah skor 4 C adalah skor 2 B adalah skor 3 D adalah skor 1 Tabel diatas menunjukan bahwa kriteria penilaian keterampilan komunikasi yaitu meliputi keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan dan keterampilan menulis. Kriteria tersebut sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan yaitu menerima dan menyampaikan informasi mata pelajaran komunikasi. Peneliti telah melakukan tes psikomotorik, dalam penilaian keterampilan ini peneliti menekankan penilaian terhadap proses menuju keproses peningkatan komunikasi yang akan berdampak peningkatan hasil belajar siswa. Penjelasan mengenai penilaian komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut : 65 A. Aspek keterampilan berbicara. 1. Pertama adalah penilaian terhadap kelancaran berbicara siswa, dalam penilaian siswa yang terlihat sangat lancar berbicara terlihat sebanyak 22,5% atau 9 siswa lancar dalam berbicara ketika presentasi, 42,5% atau 17 siswa lancar berbicara, 27,5% atau 11 siswa cukup lancar dalam berbicara, dan 7,5% yaitu 3 siswa terlihat kurang lancar dalam berbicara ketika presentasi. 2. Kedua adalah ketepatan pilihan kata dan tata bahasa dalam presentasi terlihat yang sangat terampil sebanyak 12,5% atau 5 dapat memilih kata dan menata bahasa dengan sangat baik terlihat teratur dan rapi saat presentasi, dan ada 45% yaitu 18 siswa terlihat baik dalam pemilihan kata dan bahasa, tersisa sebanyak 32,5% atau 13 siswa yang cukup baik dalam pemilihan kata dan tata bahasa, dan terakhir tersisa 10% atau 4 siswa yang terlihat kurang dapat memilih kalimat dan tata bahasa yang baik, sehingga terlihat rancu dan tidak rapi. 3. Ketiga adalah ketepatan penekanan suara, nada, dan irama pada saat presentasi dapat dilihat hanya sekitar 2,5% yaitu 1 siswa yang sangat mampu menyesuaikan suara, nada, dan irama saat presentasi dimana ada suatu penekanan penekan yang sesuai, sebanyak 32,5% atau 13 siswa yang mampu dalam aspek ini, 40% atau 16 siswa yang cukup mampu, dan sekitar 25% yaitu 10 siswa terlihat kurang mampu dalam penekananpenekanan suara, nada dan irama. 66 4. Keempat adalah ketepatan volume dan suara dalam presentasi, terlihat dalam aspek sebagian besar siswa cukup mampu dalam menyesuaikan volume berbicara ketika presentasi, terlihat sebanyak 40% atau 16 siswa terlihat mampu, 47,5% atau 19 siswa cukup mampu, dan 12,5% yaitu 5 siswa terlihat kurang mampu dalam menyesuaikan volume suara saat presentasi. 5. Kelima adalah sikap tenang dan tidak kaku dimana siswa terlihat rileks dan tidak gerogi saat presentasi didepan kelas. Jika di presentasikan ada sekitar 47,5% yaitu sebanyak 19 siswa terlihat mampu, 45% yaitu sebanyak 18 siswa cukup mampu, dan 7,5% hanya 3 siswa terlihat kurang mampu tenang dan terlihat gerogi saat presentasi. 6. Keenam adalah cara berdiri dan sikap badan ketika presentasi didepan kelas, cara berdiri dan sikap badan dinilai dari ketenangan siswa saat presentasi adalah sikap siswa yang tegap, menghadap ke audiens, tidak melakukan gerakan-gerakan yang tidak sesuai. Dan aspek ini hanya sekitar 12,5% atau 5 siswa yang yang sangat mampu bersikap baik dan sesuai, 85% atau 34 siswa bersikap mampu, dan sisanya hanya 2,5% atau 1 siswa yang bersikap cukup baik dan sesuai. 7. Ketujuh adalah gerakan kepala dimana siswa dapat bersikap tegap posisi kepala lurus tidak menunduk, mendongak, ataupun menggeleng-gelengkan kepala ketika presentasi. Jika dilihat dalam persentase ada sekitar 2,5% atau 1 siswa yang bersikap sangat baik, 72,5% atau 29 siswa terlihat baik, 67 sedangkan sebanyak 22,5% atau 9 siswa cukup baik, dan sisanya hanya 2,5% atau 1 siswa kurang baik dalam bersikap saat presentasi. 8. Kedelapan adalah ekspresi muka, ekspresi muka atau biasa disebut mimik wajah merupakan suatu ekspresi yang mampu berbicara dan meyakinkan bahwa hal yang dibicarakan memang benar dan sesuai agar orang dapat yakin dengan apa yang kita bicarakan. Dalam hal ini ekspresi muka termasuk dalam penilaian komunikasi. Dalam aspek ini jika dilihat dalam bentuk persentase sekitar 7,5% atau sebanyak 3 siswa yang sangat mampu dalam menunjukan ekspresi muka atau mimik wajah yang sesuai dengan apa yang dibicarakan, dan 42,5% atau 17 siswa mampu, sedangkan 40% atau 16 siswa cukup mampu, dan sisanya hanya 10% atau 4 siswa terlihat kurang mampu menunjukan ekspresi muka yang sesuai dengan apa yang dibicarakan ketika presentasi didepan kelas. 9. Kesembilan adalah pandangan mata. Ketika presentasi siswa diwajibkan dapat mengatur pandangan mata yaitu pandangan mata yang menyeluruh kesemua audien, tidak hanya memandang pada satu titik pandang saja. Demikian persentase aspek ini adalah 17,5% atau 7 siswa menunjukan sikap yang sangat baik dalam memandang audien yaitu menyeluruh, 30% atau 12 siswa bersikap baik, sedangkan siswa yang cukup baik dalam mengatur pandangan mata ada sekitar 45% atau 18 siswa, dan sisanya hanya 7,5% yaitu 3 siswa kurang dapat megatur pandangan mata dan pandangannya hanya tertuju pada teks saja. 68 10. Kesepuluh adalah gerakan tangan atau gesture. Gerakan tangan merupakan gerakan refleks yang dilakukan oleh seseorang ketika berbicara atau presentasi, adanya gerakan tangan dapat memperindah gaya berbicara seseorang. Jika dilihat dalam persentase dalam aspek ini peneliti melihat 15% atau sebanyak 6 siswa sangat baik dalam melakukan presentasi dengan memberikan variasi gerakan tangan, dan 55% atau 22 siswa terlihat baik hanya sesekali melakukan gerakan tangan, sedangkan 25% yaitu 10 siswa yang hanya monoton tanpa ada variasi gerakan tangan atau termasuk dalam kategori cukup mampu dan 5% atau 2 siswa yang masuk dalam kategori kurang mampu. B. Aspek keterampilan mendengarkan 1. Pertama adalah memberikan kesempatan berbicara kepada orang lain. Aspek ini dinilai saat siswa bertindak sebagai audien dan tanya jawab, apakah siswa memberikan kesempatan berbicara kepada orang lain atau sebaliknya siswa selalu mendahului ketika orang lain sedang berbicara. Hal ini dapat dilihat dalam persentase bahwa ada 30% atau 12 siswa dapat bersikap sangat baik dalam memberikan kesempatan berbicara kepada orang lain, 40% atau 16 siswa bersikap baik, dan sedangkan 12% yaitu 30 siswa bersikap cukup baik. 2. Kedua adalah fokus dan perhatian siswa terhadap siswa lain yang sedang presentasi di depan kelas. Terlihat dalam persentase sebanyak 20% atau 8 siswa terlihat sangat fokus dalam mendengarkan materi yang disampaikan oleh siswa lain, dan 65% atau 26 siswa fokus dalam mendengarkan materi, 69 sedangkan 15% atau 6 siswa terlihat cukup fokus dalam kegiatan pembelajaran mendengarkan materi yang diberikan oleh temannya. C. Aspek keterampilan menulis 1. Pertama adalah kerapian dan kejelasan tulisan. Aspek ini dinilai ketika siswa mengumpulkan laporan hasil diskusi yang telah dilakukan, kerapian dan kejelasan tulisan merupakan hal yang penting dalam kelancaran berkomunikasi. Dan jika dilihat dalam persentase ada sekitar 42,5% atau 17 siswa sangat rapi dan jelas menuliskan laporan hasil diskusi, sedangkan 32,5% atau sejumlah 13 siswa sudah rapi dan jelas dalam penulisan laporan hasil diskusi, dan 10% atau 4 siswa terlihat cukup rapi, sisanya sebanyak 15% atau 6 siswa yang menuliskan laporan hasil diskusi secara kurang rapi dan acak-acakan. 2. Kedua adalah penyampaian pesan. Dalam penulisan materi informasi harus jelas termasuk adanya pesan yang disampaikan dapat dilihat dengan persentase sebanyak 20% atau 8 siswa yang dapat memberikan pesan sangat bagus sesuai dengan materi informasi yang didiskusikan, 65% atau 26 siswa sudah baik dalam memberikan pesan, sedangkan 10% atau 4 siswa cukup baik, dan sisanya hanya 5% atau 2 siswa yang kurang memberikan pesan di laporan hasil diskusinya. 3. Ketiga adalah penalaran isi tulisan. Dalam penulisan informasi kata atau kalimat yang ditulis haruslah masuk akan dan dapat dinalar sehingga seseorang yang membaca pesan akan mudah memahami isi informasi. Dalam ranah aspek keterampilan menulis ini jika dilihat dalam persentase 70 ada sekitar 22,5% atau 9 siswa sudah sangat mampu dalam memberikan tulisan yang sesuai dengan logika atau mudah dinalar, sekitar 55% atau 22 siswa sudah mampu, sedangkan 12,5% atau 5 siswa cukup mampu, dan sisanya hanya 10% atau 4 siswa kurang dapat menulis isi informasi yang sesuai dan masuk akal. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan pada semua aspek keterampilan sebagai berikut : Aspek pertama yaitu aspek keterampilan berbicara siswa yang sangat terampil dalam proses presentasi atau keterampilan berbicara 8,5%, 45% siswa sudah terampil dalam berbicara, 37,5% siswa cukup terampil, dan sisa 9,25% siswa tidak kurang dalam aspek berbicara atau presentasi di depan kelas. Aspek yang ketiga yaitu keterampilan mendengarkan tercatat 25% siswa sudah sangat terampil dalam mendengarkan dan fokus kepada pembicara, 52,5% terlihat sudah terampil, 22,5% siswa cukup terampil dalam hal mendengarkan. Aspek yang ketiga yaitu keterampilan menulis terlihat sebagian siswa sudah terampil dalam aspek ini, hal ini dapat dilihat dari hasil laporan hasil diskusi yang telah dikumpulkan, penilaian yang meliputi kerapian dan kejelasan tulisan, penyampaian pesan, dan penalaran isi tulisan, terlihat 28,33% siswa sangat terampil dalam penulisan, 50,83% siswa sudah terampil, 10,83% cukup terampil, dan 10% siswa kurang terampil dalam aspek keterampilan menulis. Keterampilan siswa dalam komunikasi dapat kmulatifsebagai berikut akan dijelaskan dalam tabel 4.2 berikut : dilihat secara 71 Tabel 4.2 Keterampilan Komunikasi Siswa Kumulatif Siklus I dengan Menggunakan Model Think Pair Share No 1 Rentang Nilai Kategori Sangat Mampu 81,25% - 100% 2 3 4 Mampu 62,50% - 81,24% Cukup Mampu 43,74% - 62,49% KurangMampu 25% - 43,73% Jumlah Sumber : Data yang diolah 2013 Frekuensi 7 19 14 0 40 Bobot Skor Persentase Kumulatif % 581,66 17,5 X= 1373,33 47,5 721,66 35 66,91 0 (Mampu) 2676,66 100 Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa dalam pembelajaran siklus I sebagian besar siswa sudah sangat mampu dalam keterampilan komunikasi. Dalam persentasenya dapat diketahui bahwa 17,5% siswa sudah sangat mampu, 47,5% siswa masuk dalam kategori mampu, dan 35% siswa cukup mampu. Dengan jumlah persentase kumulatif yaitu 66,91 yang termasuk dalam kategori mampu. Berdasarkan hasil penilaian keterampilan komunikasi yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3 Kemampuan Berkomunkasi Keterampilan Komuniksi Kelas X AP Jumlah Siswa 40 Sangat Mamapu 7 Sumber : Data hasil penelitian 2013 Mampu 19 Cukup Kurang Mampu Mampu 14 0 72 Pembelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi dalam kelas X AP SMK Muhammadahyah 1 Weleri suudah ada perubahan yaitu meningkatnya keterampilan komunikasi setelah menerapkan model pembelajaran think pair share dibandingkan sebelum menggunakan model pembelajaran ini. Dapat dilihat pada tabel ada 7 anak yang sudah sangat mampu dalam berkomunikasi, 19 siswa sudah mampu, dan 14 siswa terlihat cukup mampu. Karena itu, keterampilan komunikasi harus dapat lebih ditingkatkan kembali agar semua siswa mampu berkomunikasi dengan baik. Dalam penelitian ini peneliti mentargetkan 75% siswa dari 40 siswa AP dapat berkomunikasi dengan baik dan benar, sehingga akan menimbulkan dampak positif terhadap hasil belajar maupun bekal masa depan siswa. Maka dari itu hasil pada siklus I ini perlu dilakukan perbaikan kembali agar terlihat peningkatan keterampilan yang sesuai dengan yang diharapkan, oleh karenanya peneliti akan melakukan proses siklus II. 4.1.3.4 Aktivitas Siswa Siklus I Melakukan Think Pair Share Hasil pengamatan siklus I dicatat dalam lembar observasi aktivitas siswa yang telah di persiapkan. Hasil observasi aktivitas siswa berdasarkan kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut : 73 Tabel 4.4 Data Aktivitas Siswa Siklus I Think Pair Share N o Kegiatan Skor A % B % C % D % 3 7,5 21 52,5 16 40 0 0 1 2,5 21 52,5 17 42,5 1 2,5 4 10 17 42,5 16 40 3 7,5 7 17,5 16 40 17 42,5 0 0 3 7,5 17 43 17 43 3 7,5 A. Afektif Siswa tertarik mendengarkan penjelasan 1 materi dengan menggunakan model Think Pair Share Siswa merespon materi 2 yang diberikan dengan model Think Pair Share Siswa mampu berfikir secara individu dalam 3 kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share Siswa dalam kondisi tenang saat berpasangan dalam 4 kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share Siswa terlihat saling bekerjasama dalam kegiatan 5 pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share 74 Jumlah 18 9 92 46 83 41 10 3,5 34 85 5 12,5 1 2,5 0 0 11 27,5 9 22,5 15 37,5 5 12,5 2 5 7 17,5 16 40 15 37,5 1 2,5 7 17,5 23 57,5 9 22,5 12 30 22 55 5 12,5 1 2,5 60 30 50 25 60 30 30 15 B. Kognitif Siswa mengumpulkan hasil 1 diskusi kelompok dengan tepat waktu Siswa mempresentasikan 2 hasil diskusi dengan baik dan tertib 3 Siswa berani mengajukan pertanyaan Siswa berani menjawab 4 pertanyaan dan memberikan tanggapan 5 Siswa dapat menyimpulkan materi yang telah dibahas Jumlah Sumber : Data Aktivitas Siswa Siklus I Sesudah TPS Keterangan : A adalah skor 4 C adalah skor 2 B adalah skor 3 D adalah skor 1 Berdasarkan tabel diatas pengamatan aktivitas siswa berdasarkan kegiatan pembelajaran didalam kelas pada siklus I sesudah think pair share dapat dijelaskan sebagai berikut : A. Aspek Afektif 1. Pertama adalah, ketertarikan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru yang menggunakan model think pair share dapat dilihat bahwa kondisi 75 kelas terlihat cukup tenang dan sebagian besar siswa dapat fokus memperhatikan guru dalam menjelaskan materi. Jika dipersentasekan terlihat 7,5% sebanyak 3 siswa terlihat sangat memperhatihan penjelasan guru, 52,5% sebanyak 21 siswa terlihat memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru, dan sisanya sebanyak 40% adalah 16 siswa terlihat cukup memperhatikan penjelasan guru. 2. Kedua adalah, mengenai respon siswa terhadap materi yang diberikan guru. Dalam proses pembelajaran dapat dilihat bahwa siswa cukup mampu merespon materi yang diberikan oleh guru ataupun saat kegiatan presentasi yang dilakukan oleh temannya, mereka yang bertindak sebagai audien dapat memberikan umpan balik atau respon mengenai materi yang disampaikan. Jika dilihat dari persentasenya yaitu 2,5% atau 4 siswa terlihat sangat merespon materi, 52,5% atau 21 siswa terlihat merespon materi, 42,5% atau 16 siswa yang terlihat cukup merespon materi, dan tersisa 7,5% sebanyak 3 siswa kurang merespon materi. 3. Ketiga adalah kemampuan berfikir siswa secara individu dalam kegiatan pembelajaran terlihat siswa cukup mampu berfikir dan mengumpulkan informasi secara individu, melalui beberapa media sumber informasi yang di gunakan. Jika dilihat dalam persentasenya terlihat 10% adalah 7 siswa yang sangat aktif dalam mencari dan berfikir secara individu, 42,5% sebanyak 17 siswa terlihat aktif, sisanya sebanyak 40% sebanyak 16 siswa cukup aktif berfikir secara individu dan kebanyakan mereka hanya 76 menjiplak materi dari temannya, dan sedangkan 7,5% atau 3 siswa terlihat kurang berfikir sendiri dengan materi yang telah diberikan. 4. Keempat adalah kondisi kelas yang terlihat tenang saat pembelajaran menggunakan model Think Pair Share hal tersebut terlihat ketika kegiatan pembelajaran berlangsung kondisi kelas telihat cukup tenang dan tidak ramai ketika berpasangan satu individu dan individu lain karena pasangan masing-masing adalah rekan sebangku, namun masih ada beberapa siswa yang kurang bisa tenang dalam kegitan ini. Jika di persentasekan dapat dilihat bahwa sebanyak 17,5% atau 7 siswa terlihat sangat tenang dalam berpasangan, tidak banyak berbicara atau bertingkah, 40% sebanyak 16 siswa terlihat tenang dalam berpasangan, dan siswanya sebanyak 42,5% sebanyak 17 siswa terlihat cukup tenang dan berbicara dengan teman yang lainnya. 5. Kelima adalah kejasama atau diskusi kelompok masing-masing di dalam kelas saat kegiatan pembelajaran berlangsung terlihat sebagian besar siswa dapat saling berdiskusi dengan baik dan saling bertukar informasi yang telah mereka dapatkan secara individu. Jika dilihat dari persentasenya adalah terlihat 7,5% adalah 3 siswa terlihat sangat aktif dalam berdiskusi, 43% sebanyak 17 siswa aktif dalam diskusi dan bertukar informasi, 43% sebanyak 17 siswa cukup aktif dalam berdiskusi kelompok atau bertukar informasi satu sama lain mereka hanya mengandalkan teman atau patner kelompoknya yang mencari informasi sendiri, dan sisanya sebanyak 7,5% 77 atau 3 siswa yang kurang aktif dalam berdiskusi mereka cenderung diam dan apa adanya dalam menyajikan informasi dalam materi yang diberikan. B. Aktivitas aspek kognitif 1. Pertama adalah ketepatan waktu dalam mengumpulkan laporan hasil diskusi kelompok sudah terlihat bagus, sebanyak 85% atau 34 siswa dapat mengumpulkan laporan secara sangat tepat waktu, sebanyak 12,5% atau 5 siswa tepat waktu, dan sisanya hanya 2,5% atau 1 siswa cukup mengumpulkan laporan tepat waktu. 2. Kedua adalah kemampuan siswa dalam mempresentasikan laporan hasil diskusi yang telah dikerjakan secara baik dan tertib, terlihat dalam aspek ini siswa sudah cukup baik dan tertib dalam mempresentasikan laporan hasil diskusi yang dikerjakan walaupun masih ada beberapa siswa yang terlihat kurang baik dalam presentasi. Jika di persentasekan terlihat 27,5% atau 11 siswa terlihat sangat baik dan tertib dalam presentasi, sedangkan 22,5% adalah 9 siswa baik dan tertib dalam presentasi, sisanya sebanyak 37,5% atau 15 siswa cukup baik dan tertib, dan 12,5% atau 5 siswa terlihat kurang baik dan kurang tertib dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. 3. Ketiga adalah keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan kepada teman yang telah mempresentasikan informasi hasil diskusi kelompok didepan kelas. Dalam aspek ini terlihat siswa masih banyak yang kurang berani dalam bertanya atau memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah disampaikan, persentasenya adalah 5% atau 2 siswa yang sangat 78 berani bertanya dan mengoreksi informasi yang disampaikan oleh temannya didepan kelas, sedangkan sebanyak 17,5% atau 7 siswa terlihat berani bertanya, sisanya sebanyak 40% adalah 16 siswa cukup berani bertanya, dan 37,5% atau 15 siswa hanya diam dan kurang berani bertanya maupun memberikan pendapat mengenai materi yang telah dipresentasikan oleh temannya. 4. Keempat adalah keberanian siswa saat menjawab pertanyaan yang diberikan audien mengenai materi yang telah dipresentasikan. Dalam aspek ini terlihat kebanyakan siswa kurang memahami materi yang telah dipresentasikan, mereka hanya menghafal kalimat-kalimat yang akan dibicarakan ketika didepan kelas, karena hal ini terlihat ketika ada beberapa pertanyaan yang diberikan audien mengenai materi yang dipresentasikan kebanyakan siswa tidak mampu menjawab dengan baik dan benar dan hanya 2,5% siswa atau 1 siswa yang sangat berani menjawab pertanyaan dengan baik dan jawaban sesuai dengan pertanyaannya, sebanyak 17,5% atau 7 siswa mampu dan berani menjawab pertanyaan, 57,5% atau 23 siswa cukup mampu dalam menjawab pertanyaan, dan sisanya sebanyak 22,5% atau 9 siswa kurang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan dan mereka cenderung diam. 5. Kelima adalah sebelum proses belajar berakhir guru dan siswa menyimpulkan materi secara bersama-sama, dan terlihat 30% yaitu 12 siswa ikut sangat aktif dalam menyimpulkan, 55% siswa atau 22 siswa mengikuti menyimpulkan materi, sedangkan 12,5% atau 5 siswa terlihat 79 cukup bisa mengikuti untuk menyimpulkan materi hasil presentasi, dan hanya 2,5% atau 1 siswa yang terlihat kurang aktif dan hanya diam saat menyimpulkan materi hasil presentasi dilaksanakan. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulan bahwa pada aspek pertama yaitu aspek afektif, siswa yang sangat aktif dalam pembelajaran menggunakan model think pair share hanya 9% dimana siswa dapat mengikuti, menerima, dan merespon pelajaran dengan sangat baik, sedangkan sebanyak 46% terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran, sisanya sebanyak 41% terlihat cukup aktif, dan 3,5% siswa terlihat kurang aktif ketika proses pembelajaran berlangsung. Aspek yang kedua atau aspek kognitif siswa terlihat sangat aktif sebanyak 30%, 25% terlihat aktif dimana siswa dapat mengumpulkan laporan hasil diskusi secara tepat waktu, mempresetasikan hasil diskusi, bertanya serta menjawab pertanyaan dengan baik, sedangkan 30% cukup aktif dalam pembelajaran, dan 15% siswa terlihat kurang aktif dalam proses pembelajara, hal tersebut terlihat ketika siswa banyak yang menyepelekan laporan hasil diskusi yang tidak tepat waktu dalam pengumpulan, dan saat presentasi maupun sesi tanya jawab berlangsung terlihat diam atau bahkan ramai sendiri, yang mengakibatkan kondisi kelas kurang tenang. Pengamatan aktivitas secara komulatif pada siklus I sesudah think pair share dapat dilihat dalam tabel 4.5 : 80 Tabel 4.5 Aktifitas Kumulatif Siswa Siklus I dengan Model Think Pair Share No Kategori Jumlah Siswa Persentae 1 Sangat Aktif 3 7,5% 2 Aktif 33 82,5% 3 Cukup Aktif 4 10% 4 Kurang Aktif 0 0% 40 100% JUMLAH Sumber: Data yang diolah 2013 Tebel 4.5 menunjukan bahwa dalam pembelajaran siklus 1 sebagaian besar siswa terlihat kurang aktif. Dapat dilihat pada gambar siswa yang aktif hanya 7,5% saja sedangkan siswa yang cukup aktif terbilang sangat banyak mencapai 82,5% dan siswa yang kuang aktif mencapai 10%. 4.1.3.3.3 Kinerja Guru Data hasil observasi kinerja guru digunakan untuk mengetahui kinerja guru selama proses belajar mengajar dengan menggunakan model think pair share. Pembelajaran kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I dapat dilihat pada tabel beriku: 81 Tabel 4.6 Kinerja Guru pada Pembelajaran Think Pair Share Siklus I No 1 Kegiatan Penilaian Keterampilan membuka pelajaran Menyampaikan apresiasi 4 2 Memotivasi Siswa 3 Kemampuan guru menyampaiakan tujuan dan indicator pembelajaran Kegiatan Inti Guru Kemampuan guru menyampaiakan materi menggunakan model Think Pair Share Interaksi guru dalam pembelajaran menggunakan model Think Pair Share Kemampuan guru dalam membagi kelompok siswa secara acak dengan memperhatikan kemampuan siswa Kemampuan guru dalam mengelola kelas agar tertib dan teratur Kemampuan guru dalam membimbing jalannya diskusi kelompok kelas Kemampuan guru dalam membimbing jalannya presentasi Guru membantu berjalannya proses tanya jawab 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kegiatan Penutup Mengevaluasi hasil presentasi di pembelajaran menggunakan model Think Pair Share Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil presentasi secara bersama yang telah dilakukan denganmenggunakan model Think Pair Share 4 2 Kategori Sangat Baik Sangat Baik Cukup Baik 3 Baik 3 Baik 3 Baik 3 Baik 2 2 2 Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik 3 Baik 4 Sangat Baik 82 Penilaian = = = 72,79 % Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa persentase kinerja guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model think pair share adalah sebesar 72,79%. Pada siklus I, kemampuan guru dalam membuka pelajaran secara klasikal sudah dilaksanakan dengan baik karena relevan dengan materi dan memberikan apresiasi, sehingga siswa tampak memperhatikan penjelasan dari guru. Kemampuan dalam mengontrol jalannya diskusi sudah terlihat baik karena guru dapat mengontrol siswa, walaupun masih terlihat ramai namun masih dapat dikendalikan oleh guru. Guru juga dapat membimbing siswa dalam menentukan kelompok sehingga tidak ada perbedaan dengan murid lainnya. Namun guru kurang memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa kurang bersemangat dalam belajar dan kurang dalam membimbing siswa dalam mengerjakan tugas. Kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran think pair share agak kaku, hal tersebt terjadi karena model pembelajaran ini merupakan model yang belum pernah digunakan oleh guru, sehingga guru banyak mengalami kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran tersebut, dalam kondisi yang seperti ini maka guru perlu melakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Meskipun demikian guru dapat mengakhiri pembelajaran tepat waktu dan mengendalikan kelas kembali. 83 4.1.3.3.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I Pelaksanaan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran think pair share membahas materi tentang komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi. Hasil belajar pada siklus I diperoleh dari hasil tes evaluasi siklus I yang dikerjakan secara individu yang dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus I. Tes yang digunakan adalah tes tertulis sebanyak 22 soal pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban. Data hasil belajar siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri kabupaten Kendal pada mata pelajaran komunikasi kompetesi dasar menerima dan menyampaikan informasi dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut : Tabel 4.7 Hasil Tes Evaluasi Siklus I No Hasil Tes Tes Evaluasi Siklus I 1 Nilai Tertinggi 94,5 2 Nilai Terendah 54 3 Rata-rata nilai 73,63 4 Jumlah siswa yang tuntas 23 5 Jumlah siswa yang tidak tuntas 17 6 Ketuntasan hasil belajar 57,5% Sumber : Data tes evaluasi siklus I Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai tertinggi pada siswa kelas X AP SMK Muhammadiyan 1 Weleri melalui komponen dasar menerima dan menyampaikan informasi siklus I adalah 94,5 dan nilai terendah adalah 54 dengan nilai rata-rata 73,63. Hasil tes evaluasi siklus I diperoleh persentase ketuntuasan belajar klasikal sebesar 57,5% dengan jumlah siswa 23 sedangkan 84 siswa yang belum tuntas sebanyak 17 siswa yang jika di persentasekan adalah sebanyak 42,5%. Pencapaian ketuntasan hasil belajar dengan penerapan model pembelajaran Think Pair Share sudah cukup baik yakni sebesar 57,5% namun belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu sebesar 75%, untuk itu perlu diadakan perbaikan pada siklus selanjutnya yakni siklus II. 4.1.3.4 Refleksi Berdasarkan hasil dari tes keterampilan komunikasi dan tes evaluasi pada siklus I target penelitian masih belum mencapai secara maksimal. Hal ini dapat diketahui dari hasil komulatif aspek tes keterampilan komunikasi siklus I mencapai nilai 73,16 yang termasuk kategori cukup mampu. Pencapaian hasil tes evaluasi siswa dapat dilihat berdasarkan hasil tes evaluasi akhir siklus I yaitu nilai ketuntasan hasil belajar mencapai 57,5%. Hasil pada siklus I ternyata masih belum mampu mencapai nilai maksimal sesuai dengan indikator keberhasilan yakni 75% dan nilai ketuntasan KKM sebesar 75. Kegagalan yang terjadi pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut : a. Dalam proses pembelajaran menggunakan model think pair share ada beberapa siswa yang ramai dan kurang memperhatikan materi yang diberikan oleh guru. b. Ketika siswa diberikan kesempatan berfikir (think) untuk menentukan isi informasi yang akan didiskusikan masih banyak siswa yang mengikuti temannya dan hanya diam saja bahkan mereka cenderung mengobrol sendiri dengan teman yang lainnya. 85 c. Ketika siswa berdiskusi dengan pasangan (pair), masih banyak siswa yang terlihat mengobrolkan pembicaraan yang tidak sesuai dengan topik yang diberikan dengan pasangan diskusinya. d. Ketika siswa berbagi (shere) didepan kelas, siswa masih terlihat kaku dan kurang percaya diri. e. Dimana siswa yang berperan sebagai audien yang seharusnya memperhatikan temannya presentasi malah siswa terlihat mengobrol dan bercanda dengan teman yang lain. f. Siklus I ini masih terlihat kekurangan pada keterampilan berbicara, dimana hasil rata-rata kumulatif skor kelas terlihat paling rendah yaitu 62,93%, sedangkan untuk keterampilan yang lain seperti keterampilan mendengarkan mencapai 75,62% dan untuk keterampilan menulis mencapai 74,37%. Solusi pembelajaran siklus I, akan diatasi dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Lebih jelas dalam menjelaskan tema atau topik diskusi, agar siswa lebih dapat memahami topik atau tema diskusi. b. Menjelaskan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa selama aktivitas pembelajaran menerima dan menyampaikan informasi dengan model think pair share, yaitu belum mampunya siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas, dan kesalahan yang sering muncul adalah kurang percaya dirinya mereka ketika berbicara didepan kelas. 86 c. Memberikan solusi atas kesulitan-kesulitan yang ditemui siswa selama mengikuti pembelajaran, yaitu dengan mengajak siswa untuk lebih serius lagi dalam mempresentasikan informasi hasil diskusi. d. Guru memberikan variasi pembelajaran agar siswa tidak terlihat bosan atau sibuk dengan hal lain yang bermanfaat dalam pembelajaran, seperti menambahkan media atau variasi pembelajaran lainnya. e. Guru mengacak kelompok siswa dan berbeda dari kelompok pada saat siklus I. Guru memilih antara siswa yang mendapat skor baik, sedang, dan kurang pada siklus I, hal ini bertujuan agar siswa yang mendapat nilai baik dapat berdiskusi dan bertukar pikiran dengan siswa yang mendapat skor sedang, agar semua siswa paham dan dapat lebih percaya diri dengan apa yang akan disampaiakan dalam presentasi. f. Mengkondisikan siswa dengan sebaik-baiknya selama pembelajaran berlangsung Pada tahapan refleksi siklis I dijadikan sebagai acuan untuk pelaksanaan siklus II dengan harapan hasilnya lebih baik dari sebelumnya. Dari kompnen aktivitas siswa, keterampilan komunikasi, kinerja guru, hingga evaluasi hasil belajar pada siklus I yang belum optimal, dan dengan adanya refleksi pada siklus I ini diharapkan pada siklus II hasilnya akan lebih dapat dioptimalkan. 4.1.4 Hasil Penelitian Siklus II Hasil tes kemampuan komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi pada siklus II merupakan hasil perbaikan dari siklus I. 87 Penilaian keterampilan komunikasi pada siklus II dilakukan dengan cara dan urutan yang sama dengan pelaksanaan penelitian pada siklus I. Kegiatan siklus II meliputi : refleksi hasil siklus I, perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 08 Mei dan Jumat, 10 Mei 2012 dengan alokasi waktu masing-masing 2 x 45 menit. 4.1.4.1 Perencanaan Pelaksanaan siklus II didasarkan pada siklus I, dilaksanakannya siklus II bertujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan maksimal dibanding siklus I. Tahap perencanaan guru melakukan langkah-langkah yaitu merumuskan tujuan yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran yaitu meningkatkan keterampilan komunikasi yang akan berdampak terhadap peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa. Adapun tujuan akademik difokuskan agar siswa dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75 dan ketuntasan klasikal sebesar 75%. Kegiatan yang dilakukan antara lain yaitu guru menyusun rencana pelaksanaaan pembelajaran (RPP), lembar aktivitas siswa, lembar aktivitas guru, serta topik atau tema materi yang akan diberikan kepada siswa untuk kemudian di diskusikan, lembar penilaian keterampilan berkomunikasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tertulis, serta soal post tes untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari, tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 22 butir soal. Guru berusaha untuk lebih menguasai model pembelajaran think pair share dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I. 4.1.4.2 Pelaksanaan 88 Tahap tindakan pada siklus II ini yang dilakukan guru selama proses pembelajaran yaitu mengkondisikan siswa agar siap mengukuti proses pembelajaran. Guru bertindak memberikan apresiasi kepada siswa supaya memberikan rangsangan kepada siswa agar siap dalam mengikuti proses pembelajaran dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan pada siklus II. Selanjutnya guru menjelaskan materi komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi, dan untuk selanjutnya proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model think pair share. Langkah awal dari pembelajaran menggunakan model think pair share adalah berfikir (think) siswa berfikir secara individu mengenai topik pembahasan yang telah diberikan sebelum berdiskusi atau berpasangan, kemudian bertukar (pair) siswa berpasangan dengan teman yang sudah ditentukan oleh guru yang sesuai dengan kemampuan siswa untuk berdiskusi dan mengidentifikasi topik yang telah diberikan guru yang sudah diidentifikasi secara individu sebelumnya, sehingga siswa dapat bertukar informasi dengan pasangan dan mengolah informasi tersebut. Setelah siswa berdiskusi dan telah mendapatkan informasi dengan saling bertukar maka langkah yang terahir adalah berbagi (share) yaitu siswa dituntut untuk menyampaikan informasi yang telah diperolah didepan kelas yang berupa mempresentasikan informasi tersebut atas pemikiran dan hasil diskusi masingmasing pasangan didepan kelas. Kondisi ini guru berperan sebagai pembimbing siswa dalam mengemukakan ide dan memberikan kesempatan kelompok lain untuk 89 menanggapi hasil presentasi temannya. Ketika presentasi telah selesai dilakukan akan diadakan proses tanya jawab antar siswa dengan siswa yang lainnya, dimana siswa yang bertindak sebagai audien berhak memberikan pertanyaan maupun tanggapan pada siswa yang telah melakukan presentasi, dan siswa yang telah mempresentasikan informasi hasil diskusi dituntut dapat menjawab ketika diberikan pertanyaan. Setelah proses tanya jawab berakhir maka guru dan siswa melakukan konfirmasi dengan menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 4.1.4.3 Pengamatan Tahap pengamatan merupakan fase yang bertujuan memperoleh data pengamatan terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru. 4.1.4.3.1 Keterampilan Komunikasi Siswa Siklus II Hasil tes keterampilan komunikasi siswa merupakan tes psikomotorik dalam hal berkomunikasi, disini peneliti akan menjabarkan hasil tes psikomotorik siswa dalam komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi. Hasil keterampilan komunikasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut : 90 Tabel 4.8 Data Keterampilan Komunkasi Siswa Siklus II dalam Ranah Psikomotorik Kompetensi Dasar Menerima dan Menyampaikan Informasi No Aspek Penilaian Skor A % B % C % D % 13 32,5 20 50 7 17,5 0 0 10 25 22 55 8 20 0 0 11 27,5 21 52,5 8 20 0 0 13 32,5 20 50 6 15 1 2,5 10 25 18 45 12 30 0 0 12 30 18 45 10 25 0 0 A. Keterampilan Berbicara 1 2 3 4 5 6 Kelancaran berbicara Ketepatan pilihan kata dan tata bahasa Ketepatan penekanan suara, nada dan irama Ketepan volume dan suara Sikap tenang dan tidak kaku Cara berdiri dan sikap badan 7 Gerakan kepala 10 25 21 52,5 8 20 1 2,5 8 Ekspresi muka 9 22,5 20 50 9 22,5 2 5 9 Pandangan mata 12 30 23 57,5 4 10 1 2,5 10 Gerak tangan / Gesture 13 32,5 18 45 7 17,5 2 5 79 19,75 7 1,75 Jumlah 113 28,25 201 50,25 B. Keterampilan Mendengarkan Memberikan 1 kesempatan berbicara 6 15 30 75 4 10 0 0 16 40 23 57,5 1 2,5 0 0 22 27,5 53 66,25 5 6,25 0 0 kepada orang lain Fokus dan 2 memperhatikan orang yang berbicara Jumlah 91 C. Keterampilan Menulis 1 Kerapian dan kejelasan tulisan 19 47,5 19 47,5 2 5 0 0 2 Penyampaian pesan 21 52,5 19 47,5 0 0 0 0 3 Sistematika Penulisan 20 50 19 47,5 1 2,5 0 0 60 50 57 47,5 3 2,5 0 0 Jumlah Sumber: Data Keterampilan Komunikasi berdasarkan ranah Psikomotorik Siswa Siklus I, 2013 Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa kriteria penilaian keterampilan komunikasi yaitu meliputi keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan dan keterampilan menulis. Kriteria tersebut sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan yaitu menerima dan menyampaikan informasi mata pelajaran komunikasi. Peneliti telah melakukan tes psikomotorik, dalam penilaian keterampilan ini peneliti menekankan penilaian terhadap proses menuju peningkatan komunikasi yang akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Penjelasan mengenai penilaian komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut: A. Aspek keterampilan berbicara 1. Pertama adalah kelancaran berbicara, dalam berkomunikasi berbicara adalah hal yang sangat utama oleh karena itu kelancaran berbicara merupakan penilaian yang utama dalam keterampilan komunikasi, dalam kenyataan pada siklus II siswa yang sudah sangat lancar dalam berbicara adalah sebanyak 32,5% yaitu 13 siswa yang sangat lancar dalam berbicara, sedangkan 50% atau 20 siswa lancar berbicara, dan sisanya 17,5% atau 7 siswa terlihat cukup lancar dalam berbicara. 92 2. Kedua adalah ketepatan dalam pemilihan kata dan tata bahasa yang baik dan benar. Dalam aspek ini siswa dituntut untuk lancar dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar terlihat 25% yaitu sebanyak 10 siswa sangat terampil dalam pemilihan kata dan kalimat yang sesuai, sedangkan 55% sebanyak 22 siswa terampil, dan 20% atau hanya 8 siswa terlihat cukup terampil dalam pemilihan ketepatan kata dan kalimat yang sesuai. 3. Ketiga adalah ketepatan dalam penekanan suara, nada dan irama dan berbicara. Dapat dilihat dalam bentuk persentase sekitar 27,5% atau 11 siswa sangat mampu memberikan jeda atau intonasi nada berbicara yang sesuai, sedangkan 52,5% yaitu 21 siswa masuk dalam kategori mampu, dan sisanya sekitar hanya 20% atau 8 siswa yang cukup terampil dalam memberikan intonasi jeda pada pembicaraannya. 4. Keempat adalah ketepatan volume dan suara, dalam aspek ini sudah ada peningkatan bahwa sebagian siswa sudah mulai terlihat percaya diri ketika presentasi dilakukan. Dapat dilihat dalam persentase sekitar 32,5% yaitu 13 siswa sudah sangat mampu mengatur volume berbicara yang sesuai dengan kondisi kelas, sedangkan 50% atau 20 siswa yang mampu, dan hanya 15% atau 6 siswa yang terlihat cukup mampu dalam mengatur volume suara ketika presentasi, sedangkan sisanya hanya 2,5% atau 1 siswa yang terlihat kurang mampu. 5. Kelima adalah adanya sikap tenang dan tidak kaku pada siswa saat presentasi dilakukan, pada aspek ini di siklus II siswa sudah mulai terlihat tidah gerogi lagi ketika shering di depan kelas siswa yang sangat luwes 93 atau tenang yaitu sebanyak 25% atau 10 siswa, dan sebanyak 45% atau 18 siswa mampu, sedangkan 30% atau hanya 12 siswa terlihat cukup mampu dan masih terlihat kaku dalam presentasi di depan kelas. 6. Keenam adalah cara berdiri dan sikap badan siswa ketika presentasi didepan kelas, dalam bersikap sebagian siswa sudah terlihat sangat baik ketika tampil didepan kelas, dan jika dilihat dalam persentase sebanyak 30% atau 12 siswa terlihat sangat baik dalam menampilkan diri didepan kelas, sedangkan 45% atau 18 siswa yang temasuk dalam baik, dan hanya 25% atau 10 siswa terlihat cukup baik dalam penampilan ketika presentasi didepan kelas. 7. Ketujuh adalah gerakan kepala yang sesuai dalam presentasi yang dilakukan, gerakan kepala merupakan gaya khas seseorang dalam berbicara yang akan menambah indahnya penampilan seseorang ketika menjadi seorang pembicara. Dalam aspek ini terlihat dalam bentuk persentase sebanyak 25% atau 10 siswa terlihat sudah sangat baik dalam memberikan variasi gerakan kepala dalam berbicara, sedangkan 25,5% atau 21 siswa termasuk dalam kategori baik, dan sisanya hanya 20% atau 8 siswa yang masuk dalam kategori cukup dalam memvariasi gaya berbicaranya, dan tersisa 2,5% atau 1 siswa yang terlihat kurang mampu. 8. Kedelapan adalah ekspresi muka ketika dalam berbicara, terlihat dalam bentuk persentase 22,5% atau 9 anak yang sudah sangat mampu memberikan ekspresi muka yang sesuai dengan apa yang dibicarakan sehingga dapat memberikan kepercayaan kepada audian terhadap 94 informasi yang disampaikan, sedangkan 50% yaitu sebanyak 20 siswa sudah baik, dan sisanya hanya 22,5% atau 9 siswa yang terlihat cukup mampu, dan sisanya hanya 5% atau 2 siswa yang masuk dalam kategori kurang mampu dalam memberikan ekspresi wajah ketika berbicara. 9. Kesembilan adalah pandangan mata ketika berbicara, dalam aspek ini pandangan mata dituntut untuk dapat memandang keseluruh audien agar semua audien dapat menerima informasi yang disampaikan, terlihat dalam persentase sebanyak 30% atau 12 siswa yang sangat baik dalam memandang audian dan terlihat menyeluruh, sedangkan 57,5% atau sebanyak 23 siswa masuk dalam kategori mampu, dan sisanya hanya 10% atau 4 siswa yang masuk dalam kategori cukup dan 2,5% atau 1 siswa yang terlihat kurang mampu dalam mengatur pandangan keaudien. 10. Kesepuluh adalah gerakan tangan atau gesture dalam presentasi, aspek ini dinilai karena gerakan tangan seseorang dalam berbicara juga merupakan gaya berbicara yang dapat meyakinkan dan memperindah tampilan seseorang ketika presentasi didepan umum. Terlihat dalam bentuk presentase 32,5% atau 13 siswa sangat bagus dalam melakukan gerakan tangan yang sesuai dengan apa yang dibicarakan, sedangakan 45% atau 18 siswa masuk dalam kategori baik, dan 17,5% atau 7 siswa telihat cukup baik, kemusian sisanya hanya 5% atau 2 siswa yang kurang mampu dalam presentasi menyampaikan informasi. B. Aspek Keterampilan Mendengarkan 95 1. Pertama adalah memberikan kesempatan berbicara kepada orang lain, aspek ini merupakan aspek yang sangat penting dalam komunikasi karena kita memberikan kesempatan orang lain berbicara merupakan suatu penghargaan kepada pembicara dan keuntungannya kita akan lebih memahami apa yang dibicarakannya. Pada aspek ini sudah sebagian besar siswa dengan sangat baik dapat memberikan kesempatan berbicara pada orang lain dengan persentase 15% atau 6 siswa, sedangkan sebanyak 75% atau 30 siswa terlihat masuk dalam kategori baik, dan sisanya hanya 10% atau 4 siswa yang terlihat cukup baik dalam bersikap meskipun mereka cenderung lebih sering menggoda temannya yang sedang presentasi didepan kelas. 2. Kedua adalah fokus dan memperhatikan yang sedang berbicara, dalam aspek ini siswa dituntut untuk dapat lebih fokus dan tenang ketika berperan sebagai audien sehingga tidak akan mengganggu siswa yang lain ketika presentasi. Dapat dilihat dalam persentase sebanyak 40% yaitu 16 siswa sudah sangat fokus ketika proses presentasi berlangsung, dan sedangkan 57,5% atau 23 siswa dapat fokus dalam proses presentasi berlangsung, dan sisanya hanya 2,5% atau 1 siswa yang cukup fokus dalam kegiatan pembelajaran. C. Aspek Keterampilan Menulis 1. Pertama adalah kerapian dan kejelasan tulisan ini dinilai dari hasil laporan diskusi siklus II yang terlihat siswa sudah sangat rapi dalam penulisan laporan sebanyak 47,5% atau 19 siswa sangat rapi dalam mengumpulkan 96 laporan hasil diskusi, sedangkan 47,5% aau 19 siswa dapat menulis dengan rapi, dan sisanya hanya 5% yaitu 2 siswa yang cukup rapi dapat menulis dengan rapi. 2. Kedua adalah penyampaian pesan dan isi laporan yang sesuai dengan topik diskusi, dalam aspek ini terlihat siswa sudah sebagian besar paham dengan apa yang dimaksud sehingga terlihat dalam persentase sebanyak 52,5% yaitu 21 siswa yang sangat terampil menuliskan pesan yang sesuai dengan topik, dan sisanya 47,5% yaitu 19 siswa yang terampil dalam menulis. 3. Ketiga adalah sistematika penulisan dalam laporan hasil diskusi yang dikumpulkan, dalam sistematika penulisan merupakan penilaian yang dilakukan agar siswa dapat menulis dengan baik sehingga informasi yang diberikan akan tertata rapi dan sitematis agar dapat memudahkan pembaca dalam membaca tulisan tersebut. Dalam aspek sebagian ini siswa sudah cukup baik dalam penulisan yang sesuai dengan sistematika terlihat dalam persentase sebanyak 50% yaitu 20 siswa sangat terampil, dan 47,5% atau 19 siswa yang terampil dalam penulisan laporan hasil diskusi yang telah dikumpulkan, dan sisanya hanya 2,5% atau 1 siswa yang termasuk dalam kategori cukup terampil. Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada aspek pertama yaitu aspek keterampilan mendengarkan, siswa yang sangat mampu adalah sebanyak 28,25%, dan 50,25% merupakan siswa yang mampu, sedangkan 19,75% siswa terlihat cukup mampu, dan terakhir tersisa 1,75% siswa kurang 97 mampu dalam keterampilan berbicara pada mata pelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi. Aspek kedua dalam keterampilan berkomunikasi adalah keterampilan mendengarkan, dalam keterampilan mendengarkan sebagian besar siswa sudah mampu mencapai skor yang baik sehingga berdampak kepada penilaian dan disisi lain juga menguntungakan kondisi kelas yang bias tenang dan tetap fokus ketika pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share berlangsung. Jika dilihat dari hasil penelitian, terlihat sekitar 27,5% siswa sudah sangat mampu dalam aspek ini, 66,25% siswa mampu dengan, dan sesanya 6,25% siswa yang cukup mampu dalam aspek keterampilan mendengarkan. Aspek ketiga adalah keterampilan menulis, dalam menulis siswa dituntut kerapian, pesan dan isi tulisan, dan sistematika tulisan dengan tujuan agar siswa dapat menuliskan informasi yang baik dengan tulisan yang baik agar dapat memudahkan pembaca dalam membaca tulisannya sehingga informasi yang diterima akan mudah dipahami pembaca. Dalam aspek ini sebagian siswa sudah cukup mampu dalam keterampilan mulis, terlihat 50% siswa mampu menulis dengan rapi, baik dan benar. 47,5% siswa terlihat mampu dengan, dan 2,5% siswa cukup mampu dalam menulis dengan rapi, baik dan benar. Keterampilan siswa dalam komunikasi dapat dilihat secara kumulatif sebagai berikut akan di jelaskan dalam tabel 4.9 98 Tabel 4.9 Keterampilan Komunikasi Siswa Kumulatif Siklus II dengan Menggunakan Model Think Pair Shar No Kategori 1 Sangat Mampu 2 3 4 Mampu Cukup Mampu Kurang Mampu Rentang Nilai Frekuensi 100% - 81,25% 19 1616,67 47,5 81,24% - 62,50% 14 1105 62,49% - 43,74% 7 43,74% - 25% 0 0 40 3148,33 100 Jumlah Sumber : Data yang diolah 2013 Bobot Skor % Persentase Komulatif X= 35 426,66 17,5 0 79 (Mampu) Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukan bahwa dalam pembelajaran siklus II sebagian besar siswa sudah sangat mampu dalam keterampilan komunikasi. Dalam presentasenya dapat diketahui bahwa 47,5% siswa sudah sangat mampu, 35% siswa masuk dalam kategori mampu, dan sisanya 17,5% siswa terlihat mampu. Kumulatif rerata pada siklus II dapat diperoleh sebesar 79 yang masuk dalam kategori mampu. Berdasarkan hasil penilaian keterampilan komunikasi yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai tabel 4.10 berikut : Tabel 4.10 Kemampuan Berkomunkasi Keterampilan Komunikasi Kelas Jumlah Siswa Sangat Mampu X AP 40 19 Sumber : Data hasil penelitian 2013 Mampu 14 Cukup Mampu 7 Kurang Mampu 0 99 Pembelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi dalam kelas X AP SMK Muhammadahyah 1 Weleri sudah ada perubahan yaitu meningkatnya keterampilan komunikasi setelah menerapkan model pembelajaran think pair share dibandingkan sebelum menggunakan model pembelajaran ini. Dapat dilihat pada tabel ada 19 siswa yang dapat dimasukan dalam kategori sangat mampu, 14 siswa masuk dalam kategori mampu, dan sisanya 7 siswa terdapat pada kategori cukup mampu. Berdasarkan berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa persentase keterampilan berkomunikasi mengalami peningkatan dari siklus I 66,83%, menjadi naik pada siklus II sebesar 78,83%. Sehingga kenaikan tersebut sudah memenuhi persentase klasikal yang ditargetkan dalam penelitian yaitu 75%. Dengan tercapainya indikator yang ditargetkan dapat diartikan penelitian akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya. 4.1.4.3.2 Aktivitas Siswa Siklus II Melakukan Think Pair Share Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II yang telah dicatat dalam lembar obsevasi aktivitas siswa siklus II sesudah melakukan think pair share yang sudah dipersiapkan. Maka hasil dari observasi aktivitas siswa dapat lebih dijelaskan pada tabel 4.11 berikut : 100 Tabel 4.11 Data Aktivitas Siswa Siklus II dengan Model Think Pair Share N o Kegiatan Skor A % B % C % D % 11 27,5 27 67,5 2 5 0 0 11 27,5 18 45 11 27,5 0 0 12 30 18 45 10 25 0 0 20 50 13 32,5 6 15 1 2,5 9 22,5 24 60 7 17,5 A. Afektif Siswa tertarik mendengarkan penjelasan 1 materi dengan menggunakan model Think Pair Share Siswa merespon materi 2 yang diberikan dg model Think Pair Share Siswa mampu berfikir secara individu dalam 3 kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share Siswa dalam kondisi tenang saat berpasangan 4 dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share Siswa terlihat saling 5 bekerjasama dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan 0 101 model Think Pair Share Jumlah 53 31,5 100 25 36 18 1 0,5 35 87,5 4 10 1 2,5 19 47,5 14 35 7 17,5 1 0 12 30 14 35 13 32,5 1 2,5 6 15 18 45 16 40 0 29 72,5 11 27,5 0 0 0 101 50,5 61 30,5 37 18,5 B. Kognitif Siswa mengumpulkan 1 hasil diskusi kelompok 0 dengan tepat waktu Siswa mempresentasikan 2 hasil diskusi dengan baik dan tertib 3 Siswa berani mengajukan pertanyaan Siswa berani menjawab 4 pertanyaan dan memberikan tanggapan Siswa dapat 5 menyimpulkan materi yang telah dibahas Jumlah 1 0,5 Sumber : Aktivitas siswa siklus II sesudah TPS Berdasarkan tabel diatas pengamatan aktivitas siswa berdasarkan ranah belajar pada siklus II sebelum Think Pair Share dapat dijelaskan sebagai berikut : A. Aspek afektif 1. Pertama adalah ketertarikan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru mengenai materi pembelajaran dengan menggunakan model think pair share. Dilihat dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa sebagian besar siswa sudah memiliki ketertarikan terhadap model pembelajaran ini, dapat diketahui dengan persentase sebanyak 27,55% 102 atau 11 siswa yang sangat tertarik dengan model pembelajaran ini, dan 67,5% atau 27 siswa terlihat tertarik, sedangkan hanya 5% yaitu 2 siswa yang terlihat cukup tertaring dengan model pembelajaran ini. 2. Kedua adalah respon siswa terhadap materi yang diberikan guru dengan menggunakan model pembelajaran think pair share. Terlihat dalam persentase 27,5% atau 11 siswa sudah sangat mampu merespon materi, sedangkan 45% atau 18 siswa terlihat merespon, dan sebanyak 27,5% atau 11 siswa terlihat cukup merespon meteri yang diberikan oleh guru. 3. Ketiga adalah kemampuan berfikir siswa secara individu saat diberikan tema atau topik yang akan didiskusikan. Terlihat dalam persentase 30% atau 12 siswa sangat mampu berfikir secara individu, sedangkan 45% atau 18 siswa mampu berfikir secara individu, dan 25% yaitu 10 siswa terlihat cukup mampu berfikir secara individu dalam berfikir untuk mencari informasi dari topik yang telah diberikan. 4. Keempat adalah kondisi kelas yang tenang saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran think pair share. Dalam aspek ini sebagian siswa sudah dapat tenang saat proses pembelajaran berlangsung, jika dilihat dari tabel diatas dalam bentuk persentasenya ada 50% atau 20 siswa yang sangat tenang dan memperhatikan pelajaran dengan baik, sedangkan sebanyak 32,5% yaitu 13 terlihat dapat tenang saat proses pembelajaran, dan 15% yaitu 6 siswa tampak cukup bisa tenang dalam proses pembelajaran, sisanya hanya 2,5% 103 yaitu 1 siswa yang kurang bisa tenang ketika proses pembelajaran berlangsung. 5. Kelima adalah kerjasama yang baik antar individu saat berdiskusi untuk mencari informasi berdasarkan topik yang telah ditentukan yang kemudian dipresentasikan didepan kelas. Sebagian siswa sudah dapat bekerja sama dengan baik saat berdiskusi, hal ini dapat dilihat dalam bentuk persentase bahwa ada 22,5% atau 9 siswa yang dapat bekerjasama dengan sangat baik, sedangkan 60% atau 24 siswa terlihat baik dalam bekerjasama, dan sisanya 17,5% atau 7 siswa cukup dapat bekerjasama dengan baik ketika berdiskusi mereka cenderung berceriata sendiri yang tidak susuai tema. B. Aspek Kognitif 1. Pertama adalah ketepatan waktu siswa dalam mengumpulkan laporan yang sudah didiskusikan. Dalam aspek ini siswa sudah tepat waktu dalam pengumpulan laporan, jika dipersentasikan ada sebanyak 87,5% atau 35 siswa yang sangat tepat waktu dalam mengumpulkan laporan, sedangkan 10% atau 4 siswa tepat waktu, dan sisanya hanya 2,5% atau 1 siswa yang cukup tepat waktu dalam mengumpulkan laporan hasil diskusi. 2. Kedua adalah presentasi laporan hasil diskusi. Dapat dilihat dalam persentase bahwa sebagian siswa sudah cukup baik dalam mempresentasikan laporan hasil diskusi, 47,5% atau 12 siswa sangat baik dalam mempresentasikan laporan hasil diskusi, sedangkan 35% yaitu 4 siswa baik dalam mempresentasikan, sadangkan sisanya 17,5% yaitu 7 siswa cukup baik dalam mempresentasikan laporan hasil diskusi. 104 3. Ketiga adalah keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan. Dalam proses bertanya terlihat siswa sudah sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan kepada rekan yang mempresentasikan laporannya. Terlihat dalam bentuk persentase sebanyak 30% atau 12 siswa sudah sangat baik dalam mengajuka pertanyaan, sedangkan 35% atau 14 siswa termasuk dalam kategori baik, 32,5% atau 13 siswa terlihat cukup baik dalam mengajukan pertanyaan, dan sisanya hanya 2,5% yaitu 1 siswa kurang berani mengajukan pertanyaan. 4. Keempat adalah keberanian siswa menjawab pertanyaan yang diberikan teman atau guru pada saat selesai mempresentasikan hasil diskusi. Sepertinya hal ini yang sangat sulit bagi siswa namun sebagian besar siswa sudah cukup mampu, terlihat dalam bentuk persentase hanya 15% yaitu 6 siswa yang sangat mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan padanya, sedangkan sebanyak 45% yaitu 18 siswa mampu dan baik dalam menjawab pertanyaan, dan 40% yaitu 16 siswa terlihat cukup mampu dalam menjawab pertanyaan. 5. Kelima adalah menyimpulan materi yang telah dibahas oleh guru dan siswa. Sebelum proses pembelajaran selesai guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, pada aspek ini sudah banyak siswa yang terlihat antusias dan aktif dalam menyimpulkan materi. Jika dipersentasekan sebanyak 72,5% yaitu 29 siswa sudah sangat aktif dalam menyimpulkan materi, dan sisanya 27,5% adalah 11 siswa yang aktif dalam menyimpulkan materi pembelajaran. 105 Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada aspek pertama yaitu aspek afektif siswa yang sangat aktif dalam proses pembelajaran berlangsung yaitu sekitar 26,5% siswa, 50% siswa terlihat aktif dalam proses pembelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share, dan 18% siswa terlihat cukup aktif, sedangkan sisanya sebesar 0,5% siswa terlihat kurang aktif ketika proses pembelajarn berlangsung. Aspek kedua adalah aspek kognitif siswa dalam proses pembelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi dengan menggunakan model pembelajaran think pair share, bahwa sekitar 50,5% siswa terlihat sangat aktif dalam proses pembelajaran, dan 30,5% siswa terlihat aktif. Sedangkan 18,5% siswa dalam aspek kognitif ini terlihat cukup aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran think pair share, dan sisanya sekitar 0,5% saja terlihat kurang aktif ketika dalam proses pembelajaran. Pengamatan aktivitas siswa yang telah dilakukan oleh peneliti dapat dilihat secara komulatif pada tabel 4.12 dibawah ini : Tabel 4.12 Aktivitas Kumulatif Siswa Siklus II dengan Model Think Pair Share No 1 2 3 4 Kategori Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif JUMLAH Sumber : Data yang diolah 2013 Jumlah Siswa 27 13 0 0 40 Persentase 67,5% 32,5% 0% % 100% 106 Berdasarkan tabel 4.12 diatas mengenai aktifitas siswa siklus II dengan model pembelajaran think pair share pada mata pelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi manunjukan bahwa dalam proses pembelajaran siklus II sebagian besar siswa sudah sangat aktif dalam mengikuti pembalajaran dengan menggunakan model think pair share. Dapat dilihat dalam tabel diatas bahwa siswa yang sangat aktif dan antusias dalam pembelajaran adalah sebanyak 67,5% siswa, sedangkan sisanya sebanyak 32,5% seswa aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model think pair share. 4.1.4.3.3 Kinerja Guru Data hasil kinerja guru digunakan untuk mengetahui kinerja guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan model think pair share. Kinerja guru dalam pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut : Tabel 4.13 Kinerja Guru pada Pembelajaran Think Pair Share Siklus II No 1 Kegiatan Penilaian Keterampilan membuka pelajaran Menyampaikan apresiasi 4 2 Memotivasi Siswa 3 Kemampuan guru menyampaiakan tujuan dan indicator pembelajaran Kegiatan Inti Guru Kemampuan guru menyampaiakan materi menggunakan model Think Pair Share Interaksi guru dalam pembelajaran menggunakan model Think Pair Share Kemampuan guru dalam membagi kelompok siswa secara acak dengan memperhatikan kemampuan siswa 4 5 6 7 Kemampuan guru dalam mengelola kelas agar tertib dan teratur 4 Kategori Sangat Baik Sangat Baik 3 Baik 3 Baik 4 Sangat Baik 4 Sangat Baik 3 Baik 107 8 Kemampuan guru dalam membimbing jalannya diskusi kelompok kelas 4 Sangat Baik 9 Kemampuan guru dalam membimbing jalannya presentasi 3 Baik 10 Guru membantu berjalannya proses tanya jawab 3 Baik Mengevaluasi hasil presentasi di pembelajaran menggunakan model Think Pair Share 3 Baik Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil presentasi secara bersama yang telah dilakukan denganmenggunakan model Think Pair Share 4 Sangat Baik Kegiatan Penutup 11 12 Penilaian = = = 87,5 % Berdasarkan tabel 4.13 diatas diketahui bahwa persentase kinerja guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model think pair share adalah sebesar 87,5%. Dapat dilihat pada siklus II kemampuan guru dalam membuka pelajaran secara klasikal sudah dilaksanakan dengan baik karena relevan dengan materi dan memberikan apresiasi maupun motivasi kepada siswa, sehingga siswa memperhatikan guru ketika guru menerangkan materi dengan menggunakan model think pair share. Kemampuan dalam mengontrol jalannya presentasipun sudah terlihat baik karena guru dapan mengontrol dan menenangkan siswa ketika siswa yang lain berperan sebagai audiens. Guru juga membimbing siswa dalam 108 menentukan kelompok hingga tidak ada perbedaan kelompok satu dengan yamg lainnya. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam menggunakan model pembelajaran think pair share dalam kegiatan belajar mengajar sudah baik. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui hasil kinerja guru bahwa ada peningkatan sebesar 14,59% dari 72,91% pada siklus I menjadi 87,5% pada siklus II. 4.1.4.3.4 Hasil Belajar Hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan dengan menggunakan model pembelajaran think pair share. Hasil tes evaluasi diperoleh setelah siswa mengerjakan tes evalusi pada siklus II. Hasil perhitungan nilai tes evaluasi pada siklus II dapat dilihat pada lampiran. Untuk mengetahui keberhasilan belajar pada tes evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut : Tabel 4.14 Hasil Tes Evaluasi Siklus II No Hasil Tes Tes Evaluasi Siklus II 95,45 1 Nilai Tertinggi 2 Nilai Terendah 63,63 3 Rata-rata Nilai 79,54 4 Jumlah Siswa yang Tuntas 32 5 Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 6 Ketuntasan Hasil Belajar (%) Sumber : Hasil Pengolahan Data Peneliti 2013 8 80 % Berdasarkan tabel 4.14 diatas dapat diketahui hasil tes evaluasi siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri Kabupaten Kendal mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Dapat lihat dari tabel bahwa nilai tertinggi pada 109 mata pelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi adalah 95,45 dan nilai terendah 63,63 dengan nilai rata-rata mencapai 79,2. Pada siklus II ini siswa yang mendapat nilai ketuntasan mencapai 31 siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah 9 siswa dengan persentase ketuntasan 77,5%. Dengan demikian hasil evaluasi siklus II sudah memenuhi presentase ketuntasan klasikan dengan target keberhasilan sebesar 75%. 4.1.4.4 Refleksi Berdasarkan tes keterampilan tes evaluasi yang diperoleh pada siklus II menunjukan adanya peningkatan kearah positif. Penelitian pada siklus II telah memenuhi target penelitian yang diharapkan oleh peneliti. Hal ini terbukti dengan tercapai nya KKM yaitu sebesar 75 dan dan ketuntasan keterampilan sebesar 75%. Berdasarkan penelitian siklus II, diketahui bahwa peningkatan keterampilan berkomunikasi sebesar 79% yang terdiri dari dari 19 siswa termasuk dalam kategori sangat mampu, 14 siswa tergolong dalam kategori mampu dan 7 siswa termasuk dalam kategori cukup mampu. Sedangkan dalam hasil tes evaluasi diketahui pencapaian nilai rata-rata klasikal sebesar 79,2, berdasarkan rata-rata klasikal pada siklus II, dapat diketahui adanya peningkatan sebsar 5,68 atau sekitar 14,2% dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I yang hanya mencapai nilai rata-rata klasikal sekitar 73,63. Gambaran secara umum pelaksanaan siklus II sudah berjalan dengan baik, berikut akan dipaparkan keberhasilan penerapan model belajar think pair share pada siklus II: 110 a. Dalam pembelajaran terlihat sebagian besar siswa sudah dapat fokus dan memperhatikan penjelasan guru. b. Adanya penambahan media yang berupa media video, yang memperlihatkan video seorang pembicara dapat memotivasi siswa dan memberi gambaran pada siswa bahwa menjadi seorang pembicara yang baik ada seperti di video tersebut. c. Kombinasi pembgian kelompok dan yrutan presentasi sesuai dengan materi membatu siswa lebih mudah memahami materi atau informasi yang disampaikan. d. Ketika presentasi siswa sudah terlihat terampil dan lancar dalam berbicara menyampaikan informasi, bertanya, maupun menjawab pertanyaan yang di berikan. e. Siswa sudah terlihat lebih percaya diri dan luwes dalam mempresentasikan laporan hasil diskusi di depan kelas f. Siswa sudah terlihat terampil dalam berkomunikasi yang meliputi keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan, maupun keterampilan menulis. g. Siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran think pair share. h. Kondisi kelas sudah tampak tenang, adanya partisipasi siswa yang sudah lebih baik, dan siswa terlihat sungguh-sungguh dalam pengikuti pelajaran. i. Siswa tepat waktu dalam mengumpulkan laporan dan tepat waktu saat jalannya proses presentasi, dan sesi tanya jawab. 111 j. Guru dalam proses pembelajaran sudah baik, dan guru juga sudah sedikit memahami konsep think pair share dan mampu mengatur jalannya proses diskusi, presentasi, dan tanya jawab. k. Perhatian guru terhadap siswa ketika berkelompok dan berdiskusi sudah lebih baik dibandingkan pada saat siklus I. 4.1.5 Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II 4.1.5.1 Keterampilan Kumunikasi Siswa Siklus I dan siklus II Tabel 4.15 Perbandingan Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I dan Siklus II dengan Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share Skor Keterampilan 4 Sangat Terampil 3 Terampil 2 Cukup Terampil 1 Kurang Terampil Sumber: Data yang diolah 2013 Siklus I 8,5% 45% 37,5% 9,25% Siklus II 28,25% 50,25% 19,75% 1,75% Berdasarkan tabel 4.15 diatas dapat diketahui bahwa ada peningkatan keterampilan berbicara yang signifikan antara siklus I dan siklus II yang telah dilakukan oleh peneliti, dalam siklus I terlihat 8,5% siswa yang sangat terampil dalam keterampilan berbicara dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 28,25%, kemudian pada kategori terampil siklus I terlihat siswa sebanyak 45% dan meningkat pada siklus II menjadi 50,25%, sedangkan pada kategori cukup terampil ada sekitar 37,5% pada siklus I dan 19,75% pada siklus II, dan pada siklus I kategori kurang terampil hanya 9,25% dan pada siklus II mengalami penurunan menjadi 1,75%. 112 Tabel.4.16 Perbandingan Peningkatan Keterampilan Mendengarkan Siswa Siklus I dan Siklus II dengan Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share Skor Kategori Siklus I Siklus II 4 Sangat Terampil 25% 27,5% 3 Terampil 52,5% 66,25% 2 Cukup Terampil 22,5% 6,25% 1 Kurang Terampil 0% 0% Sumbe : Data Penelitian 2013 Berdasarkan tabel 2.16 diatas dapat disimpulkan bahwa ketrampilan mendengarkan pada siklus I dan siklus II mengalami perubahan yang positif, dalam tabel dijelaskan bahwa pada keterampilan berbicara terlihat pada siklus I 25% siswa terlihat sangat terampil dan mengalami peningkatan pada siklus II sebanyak 27,5%, kemudian pada kategori terampil pada siklus I mencapai 52,5% yang pada siklus II mengalami perubahan menjadi 53%, sedangkan untuk kategori cukup terampil pada siklus I ada sekitar 18% dan pada siklus II hanya 6,25%. Tabel 4.17 Pebandingan Peningkatan Keterampilan Menulis Siswa Siklus I dan Siklus II dengan Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share Skor Keterangan 4 Sangat Terampil 3 Terampil 2 Cukup Terampil 1 Kurang Terampil Sumber : Data penelitian 2013 Siklus I 28,3% 50,83% 10,83% 10% Siklus II 50% 47,5% 2,5% 0% Berdasarkan tabel 4.17 diatas dapat dilihat bahwa keterampilan menulis pada siswa mengalami perunahan yang positif, keterampilan menulis siswa yang sangat terampil sebesar 28,3% pada siklus I dan 50% pada siklus II, siswa yang 113 tergolong terampil sebesar 50,83% pada siklus I dan 47,5% pada siklus II, sedangkan bagi siswa yang cukup terampil pada siklus I ada 10,83% dan 2,5% pada siklus II, dan terahit kategori kurang terampil mencpai 10% dan mengalami perubahan positif pada siklus II menjadi 0%. 4.1.5.2 Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II dengan Model Think Pair Share. Tabel 4.18 Perbandingan Aktivitas Afektif Siswa pada Siklus I dan II Skor Kriteria 4 Sangat Aktif 3 Aktif 2 Cukup Aktif 1 Kurang Aktif Sumber : Data Observasi Siswa 2013 Siklus I 9% 46% 41% 4% Siklus II 31,5% 25% 18% 0,5% Berdasarkan tabel 4.18 diatas diketahui bahwa hasil observasi mengenai aktivitas afektif siswa mengalami perubahan yang positif terlihat siswa yang sangat aktif pada siklus I adalah 9% dan pada siklus ke sebesar 31,5%, kemudian untuk kategori siswa yang aktif terlihat pada siklus I sebesar 46% dan pada siklus II 25%, sedangkan pada kategori siswa yang cukup aktif terlihat pada siklus I sebesar 41% dan mengalami penurunan pada siklus II menjadi 18%, dan untuk kategori siswa yang kurang aktif pada siklus I terlihat 4% dan turun menjadi 0,5%. Tabel 4.19 Perbandingan Aktivitas Kognitif Siswa pada Siklus I dan Siklus II Skor Kategori 4 Sangat Aktif 3 Aktif 2 Cukup aktif 1 Kurang Aktif Sumber : Data observasi siswa 2013 Siklus I 30% 25% 30% 15% Siklus II 50,5% 30,5% 18,5% 0,5% 114 Berdasarkann tabel 4.19 diatas yang menjabarkan tentang perbandingan aktivitas siswa secara kognitif dapat disimpulkan bahwa ada perubahan yang positif antara siklus I dengan siklus II, sehingga dapat dijelaskan sebagai berikut bahwa siswa yang sangat aktif pada siklus I sekitar 30% dan pada siklus II sekitar 50,5%, aktivitas siswa yang aktif hanya 25% sedangkan pada siklus II mencapai 30,5%, kemudian untuk aktivitas siswa yang cukup aktif dalam pembelajaran mencapai 30% pada siklus I dan mengalami perubahan positif pada siklus II sebesar 18,5%, sedangkan untuk siswa yang kurang aktif pada siklus I yaitu 15% dan pada siklus II 0,55% 4.1.5.3 Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II Tabel 4.20 Perbandingan Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II No Hasil Tes Siklus I 1 Nilai Tertinggi 94,45 2 Nilai Terendah 54 3 Rata-rata Nilai 73,63 4 Jumlah Siswa yang Tuntas 23 5 Jumlah Siswa yang tidak Tuntas 17 6 Ketuntasan hasil belajar 57,5% Sumber : Hasil pengelolaan data peneliti 2013 Siklus II 94,45 63,63 79,45 32 8 80% Berdasarkan hasil perbandingan tes evaluasi diatas dapat dilihat bahwa adanya peningkatan yang cukup signifikan dari siklus I ke siklus II. Nilai tertinggi pada siklus I adalah 94,45 dan siklus ke II adalah 94,45, untuk nilai terendahnya adalah 54 pada siklus I dan mengalami peningkatan adalah 63,63. Kemudian untuk rata-rata nilai pada siklus I sebesar 73,63 yang mengalami peningkatan paa siklus II menjai 79,45. Sedangkan untuk jumlah siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 23 siswa dan siklus ke II 32 siswa, untuk jumlah siswa tidak tuntas 115 sebanyak 17 siswa pada siklus I dan 8 siswa pada siklus II. Terahir untuk ketuntasan klasikal hasil belajar pada siklus I sebanyak 57,5% yang mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 80%. 4.1.5.4 Kinerja Guru Kinerja guru selama proses pembelajaran siklus I guru terlihat tidak mengalami kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran think pair share, walaupun guru kadang masih terlihat agak kesulitan dalam mengajar karena model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran baru bagi guru. Dapat diketahui kinerja guru pada siklus I mencapai 72,91%, hal ini menunjukan pembelajaran yang berlangsung yang dilakukan guru termasuk dalam kriteria baik. Dalam siklus I kesulitan yang dialami guru yaitu mengkondisikan siswa ketika berkelompok. Sedangkan pada siklus II aktivitas guru terlihat meningkat, peningkatan yang dialami sebanyak 14,59%, sehingga menjadi 87,5% 4.2 Pembahasan Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan yaitu siklus I dan siklus I, masing-masing siklus dilakukan dengan prosedur yang berdasar melalui beberapa tahapan, yaitu tahap perencanaan, pengamatan, tindakan, dan terakhir refleksi. Siklus II dilakukan sebagai wujud perbaikan dari pembelajaran siklus I. hasil penelitian siklus I dan II dijaring menggunakan instrumen penjaring data, baik melalui tes keterampilan maupun tes evaluasi yang berupa soal evaluasi. Dari hasil kedua siklus tersebut diketahui peningkatan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan menggunakan model think pair share serta adanya 116 perubahan perilaku yang ditunjukan oleh siswa. Berikut ini uraian pelaksanaan perolehan data pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Penelitian pada sikus I, proses pembelajaran diawali dengan melakukan apresiasi dengan memberikan pertanyaan bimbingan kepada siswa untuk memancing dan mengarahkan siswa terhadap materi pembelajaran. Setelah itu guru menjelaskan tujuan dan manfaat bagi siswa mengenai kompetentensi dasar yang akan diajarkan. Kemudian selanjutnya guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan itu. Kegiatan selanjutnya, guru menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan selama pembelajaran berlangsung serta guru memperlihatkan tambahan media yang berupa media video yang sebagai contoh video seseorang pembicara, yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi siswa dalam berkomunikasi dengan baik sesuai dengan prosedur penilaian. Dalam pembelajaran guru diharuskan membimbing siswa untuk dapat mengetahui langkah-lagkah yang benar dalam berkomunikasi dengan baik. Serta siswa mengetahui langkah-langkah berkomunikasi dengan menggunakan model pembelajaran think pair share. Selanjutnya siswa diminta untuk menerapkan model pembelajaran think pair share saat pembelajaran komunikasi berlangsung. Siswa diminta untuk berfikir secara individu dengan tema yang telah diberikan, kemudian dilanjutkan dengan berpasangan dengan temannya dan dilanjukan berdiskusi yaitu mendiskusikan tema yang telah diberikan ketika siswa berfikir secara individu. Kemudian siswa menyerahkan laporan hasil diskusi yang telah dilaksanakan, dan laporan tersebut yang akan dinilai nantinya, sebagai nilai keterampilan menulis siswa. Langkah terakhir yang dilakukan siswa dalam 117 pembelajaran komunikasi dengan menggunakan model think pair share ini adalah berbagi, siswa dituntut untuk shering dan berbagi informasi kepada teman-teman yang lain dengan cara presentasi didepan kelas, yang dilanjutkan proses tanya jawab antara siswa yang presentasi dengan audien yang mendengarkan. Siswa yang berperan sebagai audiens akan dinilai sebagai nilai keterampilan mendengarkan ketika proses presentasi dan tanya jawab akan menjadi acuan penilaian dalam penilaian keteramplan berbicara. Dalam tes keterampilan pada siklus I ini peneliti dapat mengetahui tingkat kemampuan berkomunikasi siswa dalam mata pelajaran komunikasi kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi yang dimiliki siswa. Peneliti juga dapat mengetahui kelemahankelemahan yang dialami siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran siklus II hampir sama dengan proses pembelajaran siklus I, guru kembali mengkondisikan siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran komunikasi dengan menanyakan kembali materi yang lalu. Guru menjelaskan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran komunikasi. Guru meminta siswa untuk berfikir secara individu dengan memberikan topik atau tema sesuai dengan materi, dan siswa diminta untuk menerapkan model think pair share , kemudian siswa diharuskan untuk berpasangan dan berdiskusi kembali dengan teman pasangannya, dan selanjutnya siswa berikan waktu untuk presentasi dan berbagi informasi yang telah didapatkannya dengan teman-teman atau audien yang lain. Dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Adapun masalah yang dibahas 118 dalam penelitian ini yaitu peningkatan keterampilan berkomunikasi siswa kelas X AP SMK Muhammadiayah 1 Weleri Kabupaten Kendal. 4.2.1 Keterampilan Komunikasi Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada tindakan siklus I dan hasil tindakan siklus II. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua tahapan, yaitu siklus I dan siklus II. Pembahasan hasil penelitian ini meliputi hasil tes keterampilan komunikasi dari siklus I dan siklus II. Pembahasan hasil tes berpedoman pada perolehan skor yang dicapai siswa dalam tes keterampilan komunikasi yang meliputi (1) keterampilan berbicara; (2) keterampilan mendengarkan; dan (3) keterampilan menulis. Dari hasil ketiga aspek tersebut diakumulasikan menjadi satu untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Agar lebih jelas, berikut akan dipaparkan tabel perbandingan persentase hasil nilai skor siswa pada siklus I dan siklus II pada tabel 4.21 berikut : Tabel 4.21 Hasil Peningkatan Keterampilan Komunikasi Siklus I dan Siklus II. Rata-rata Kelas (%) Apek Penilaian SI S II Keterampilan 1 62,93 76,25 Berbicara Keterampilan 2 75,62 80 Mendengarkan Keterampilan 3 74,37 86,87 Menulis Sumber : Data yang dolah 2013 No Peningkatan Rata-rata Skor dari S I Ke S II 13,32 4,38 12,5 Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa hasil tes keterampilan komunikasi dengan menggunakan model pembelajaran think pair share dari siklus I ke siklus II mengalami perubahan positif yang berupa peningkatan keterampilan. 119 Terlihat pada aspek keterampilan berbicara mengalami peningkatan sebesar 13,32 dari siklus I rata-rata kelas 62,93 menjadi 76,25. Peningkatan ratarata kelas ini disebabkan karena pada pada siklus II siswa diberitahukan aspek apa saja yang menjadi penilaian ketika siswa berpresentasi di depan kelas, dan guru juga memberikan saran atau tips agar siswa lebih percaya diri, tidak kaku dan tidak gerogi ketika presentasi didepan kelas, serta guru menambahkan media video sebagai sarana untuk memberikan contoh cara berbicara yang baik, hal tersebut dilakukan agar dapat memotivasi siswa dalam peningkatan keterampilan berbicara. Dan pada kenyataannya memang ada peningkatan yang sangat baik pada aspek keterampilan berbicara. Terlihat pada aspek keterampilan mendengarkan juga mengalami peningkatan sebesar 4,38 dari 75,62 menjadi 80. Dalam aspek ini siswa sudah terlihat sangat antusias dalam aspek mendengarkan ketika presentasi diadakan, karena guru juga memberikan motivasi agar siswa lebih dapat menghargai pembicara, sehingga mereka yang berperan sebagai audien dapat tenang dan fokus dalam memperhatikan proses presentasi, serta tidak bercanda atau mengobrol dengan temannya dalam proses pembelajaran menggunakan model think pair share. Terlihat pada aspek keterampilan menulis keterampilan siswa juga terlihat meningkat sebesar 12,5 dari 74,37 menjadi 86,87. Dalam aspek menulis ini siswa sudah terlihat sangat terampil dalam menuliskan laporan. Dalam aspek ini guru sangat menekankan pada siswa agar dapat menuliskan laporan yang seesuai, jelas, 120 rapi, dan sistematis, sehingga akan memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi. 4.2.2 Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I aktivitas siswa sudah cukup baik dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model think pair share, siswa terlihat antusias pada kegiatan belajar mengajar dan siswa juga sudah mulai terlihat aktif walaupun masih ada beberapa siswa yang mengobrol dan bercanda dengan temannya. Kondisi siswa pada siklus I terdapat kekurangan diantaranya pada aspek afektif dimana siswa mampu tetap tenang ketika berpasangan dengan teman yang lain dan dan aspek afektif bertanya saat pembelajaran berlangsung. Kurang optimalnya penerapan model pembelajaran think pair share pada siklus I masih banyak didominasi pada siswa dalam keadaan tertib saat mencari pasangan kelompok masing-masing dan aktif bertanya saat pembelajaran berlangsung. Dari hasil tersebut kemudian peneliti melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran untuk melanjutkan pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II siswa sudah mulai terlihat lebih aktif mengikuti proses pembelajaran. Siswa semakin berani menyampaikan pendapat dan gagasan selama diskusi berlangsung. Keaktifan siswa dalam berdiskusi semakain meningkat. Siswa yang mempresentasikan hasil diskusi telah menampakkan sikap yang lebih percaya diri. Aktifitas siswa siklus I dan siklus II dengan model think pair share juga mengalami peningkatan yang dapat dilihat bahwa pada aspek afektif siswa yang sangat aktif mengalami peningkatan sebesar 22,5% dari 9% menjadi 31,5%, 121 sedangkan siswa yang aktif mengalami penurunan sebesar 21% dari 46% menjadi 25%, kamudian siswa yang cukup aktif mengalami penurunan sebanyak 23% dari 41% menjadi 18%, dan pada siswa yang terlihat kurang aktif juga mengalami penurunan sebanyak 3,5% dari 4% menjadi 3,5%. Hal tersebut menandakan bahwa adanya pengaruh yang positif dari pembelajaran dengan menggunakan model think pair share dan yang belum menggunakan. Aspek kognitif dalam siklus I dan siklus II juga mengalami perubahan yang positif dalam aspek ini siswa yang terlihat sangat aktif mengalami peningkatan sebanyak 20,5% dari 30% menjadi 50,5%, untuk siswa yang aktif mengalami peningkatan sebesar 5,5% dari 25% menjadi 30,5%, dan untuk siswa cukup aktif mengalami penurunan sebanyak 11,5% dari 30% menjadi 18,5%, sedangkan siswa yang kurang aktif terlihat mengalami penurunan sebanyak 14,5% dari 15% menjadi 0,5%. Artinya dalam siklus II aktivitas kognitif siswa mengalami peningkatan pada siklus I, dan aktivitas siswa dikelas sudah terlihat jauh lebih baik dari siklus I. 4.2.3 Kinerja Guru Selama proses penelitian dilakukan, hasil penilaian kinerja guru pada siklus I tidak terlalu mengalami kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran think pair share. Kinerja guru pada siklus I mencapai 72,91% hal ini menunjukan bahwa proses pembelajaran yang berlangsung yang dilakukan guru sudah masuk dalam kriteria baik. Masalah yang dialami guru dalam proses pembelajaran yaitu ketika penyampaian indikator dan tujuan pembelajaran, sedangkan pada kegiatan think pair share guru kurang tegas dalam mengendalikan siswa agar tetap tenang. 122 Kemudian pada siklus II terlihat kinerja guru mengalami perubahan yang positif, kinerja guru mengalami peningkatan sebanyak 14,59% yaitu pada siklus I sebanyak 72,91% menjadi 87,5%, dikarenakan kinerja guru pada siklus II ini sudah berupa perbaikan kinerja guru pada siklus I. 4.2.4 Hasil Belajar Pada siklus I pelaksanaan model pembelajara think pair share belum dapat berlangsung secara optimal. Hal ini disebabkan model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran baru di SMK Muhammadiyah 1 Weleri. Dikarenakan siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran ini, sehingga siswa kurang berani dalam menyampaikan pendapatnya, kerjasama dalam kelompok masih kurang dan ketepatan waktu mengerjakan soal diskusi terdapat beberapa siswa yang belum memanfaatkan waktu dengan baik pada penerapan model pembelajaran think pair share ini. Pada siklus II siswa sudah mengetahui model pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaraan mengalami peningkatan, terlihat bahwa siswa sudah berani mengemukakan pendapatnya, kerjasama kelompok meningkat dengan kekompakan dalam berdiskusi dengan mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas dengan baik dan sesuai dengan harapan guru dan peneliti. Faktor lain yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar pada siswa yaitu aktivitas siswa dan kinerja guru, aktivitas siswa dan kinerja guru yang baik maka akan menghasilkan penilaian keterampilan maupun hasil belajar menjadi baik dan meningkat. 123 Peningkatan hasil belajar pada siswa dapat diketahui melalui hasil tes evaluasi yang diberikan pada siswa disiklus I, hasil nilai rata-rata siswa sebesar 73,63 dan persentase ketuntasan klasikalnya adalah 57,5% dengan nilai tertinggi 94,5 dan nilai terendah 54, serta sebanyak 23 siswa yang tuntas dan sisanya sebanyak 17 siswa yang tidak tuntas, dengan KKM 75. Belum tercapainya indikator keberhasilan yakni 75% dikarenakan siswa masih bingung serta belum mengerti secara menyeluruh dengan model pembelajaran think pair share sehingga proses pembelajaran pada siklus I kurang optimal. Sedangkan analisis hasil evaluasi pada siklus II, terdapat peningkatan yang cukup baik terlihat hasil rata-rata kelas siswa meningkat menjadi 79,54 dan presentase ketuntasan klasikal 80% dengan nilai tertinggi 95,45 dan nilai terendah 63,63, serta sebanyak 32 siswa yang tuntas dan 8 siswa yang tidak tuntas. Keberhasilan pada siklus II dikarenakan siswa tampak bersemangat dan mulai paham dengan jalannya pembelajaran dengan model pembelajaran think pair share sehingga siswa terlihat sangat antusias dan giat dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Indikator penelitian ini sebesar 75% dan sudah tercapai pada siklus II sebesar 80%. Hasil belajar pada siklus II mencapai indikator keberhasil melebihi target yaitu sebesar 80% sehingga dapat diartikan bahwa penelitian dengan penerapan model pembelajran think pair share dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi yang bedampak baik pada hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran think pair share dapat dikatakan efektif digunakan sebagai salah satu strategi pembelajaran dalam 124 meningkatkan keterampilan komunikasi, aktivitas siswa, dan kinerja guru yang berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukan adanya peningkatan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi setelah dilakukan penelitian keterampilan komunikasi dengan menggunakan model pembelajaran think pair share pada siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri Kabupaten Kendal. Peningkatan kemampuan komunikasi dapat diketahui dari hasil siklus I dan siklus II. Skor rata-rata kumulatif komunikasi pada siklus I adalah 66,91% termasuk dalam kategori mampu, kemudian untuk rata-rata kelas hasil belajar mencapai 73,63 yang ketuntasan klasikalnya adalah 57,5%. Sedangkan pada siklus II terlihat ada peningkatan, dapat diketahui pada skor rata-rata kumulatif komunikasi mengalami peningkatan sebesar 12,09 sehingga menjadi 79%, untuk rata-rata kelas hasil belajar pada siklus II juga ada peningkatan menjadi 79,54 dengan ketuntasan klasikal sebesar 80%. 2. Hasil penelitian kelas menunjukan adanya perubahan aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran menggunanakan model pembelajaran think pair share. Perubahan ini disebabkan oleh sikap dan perilaku siswa serta kinerja guru pada proses pembelajaran yang semakin baik. Perubahan positif ini dibuktikan oleh hasil observasi pada lembar 125 126 observasi aktivitas siswa siklus I, kemudian lembar observasi siklus II dengan menggunakan model pembelajaran think pair share, serta lembar kinerja guru pada siklus I dan siklus II. 5.2 Saran Berdasarkan simpulan hasil tindakan kelas, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut : 1. Bagi siswa, siswa diharapkan lebih tertib dan tenang dalam mengikuti pembelajaran pada kompetensi dasar menerima dan menyampaikan informasi agar dapat lebih fokus pada materi yang diajarkan. 2. Bagi guru dapat memberikan variasi model pembelajaran lain pada mata pelajaran komunikasi di kompetensi dasar berikutnya, sehingga guru diharapkan memahami model pembelajaran lain yang lebih variatif. 3. Bagi sekolah dapat mengembangkan model pembelajaran think pair share untuk digunakan pada kompetensi dasar lainnya yang dapat diterapkan pada mata pelajaran yang sesuai, seperti mata pelajaran berbahasa atau mata pelajaran yang berkaitan dengan komunikasi. 4. Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya serta bisa menambah variasi dalam penggunakan model pembelajaran serta pada penelitian selanjutnya bisa menambah alat atau media yang lebih bervariasi agar pembelajaran menggunakan model think pair share dapat lebih variatif dan menarik bagi siswa yang akan membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. 127 DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad, 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Anni, Catharina Tri. 2006. Psikoligi Pendidikan. Semarang: Unnes Press. Arsyad, Azhar. 2010. Model Pembelajaran. Jakarta: Raya Grafindo Persada. Endang, Sri R, dkk. 2011. Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunkasi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Helmiati. 2012. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo. Honiatri, Euis. 2004. Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi SMK. Bandung: Armico. Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surapaya: UNESA Press. Mudjiono, Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka. Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. -------------. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rodakarya. Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rafa’I A, dan Catharina Tri. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press. Suharsimi, Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. ----------- 2009. Dasar-dasar Evalusi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. ----------- 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cempaka. Sudaryono. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 128 Sudjana, Nana dan Ahmad Ravai. 2010. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Biru Algensindo. --------------- 2010. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Biru Algensindo. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus. 2012. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Pustaka Grafika Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2009. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Uno, Hamzah B. 2009. Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Winkel, W. S. 2007. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Media Abadi. Yoni, Acep. 2012. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia. Zainal, Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Penerbit Yrama Widya. 129 LAMPIRAN 130 Lampiran 1 DAFTAR NAMA SISWA KELAS X AP SMK MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2012/ 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Nama Afni Af’idatuzzakiyah Ana Masrurih Anggita Risnawati Anik Mutazaroh Arifiana Imroatul Haque Dwi Nur Setyowati Efana Zulfatul Khaeroh Eli Listiana Elva Pratiwi Evi Yuliani Fia Indrianingsih Fuput Listiayani Henny Fridayanti Hikmatul Fatikah Indah Setiyaningsing Inkana Bella Kartikawati Kusmiasih Lailatul Kurniawati Lailil Mukaromah Lia Novita Liliana Rosa Linda Masruroh Maura Mega Yuniar Nila Mufidah Nur Anin Naimah Nur Azizah Purwanti Ratih Wijayanti Rohmatul Hikmawati Septa Fajar Yuniarti Jenis Kelamin P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P 131 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Siti Inawaroh Siti Lailatul Arofah Siti Nur Wakidah Tri Mulyani Tri Windayani Trias Kustianingsih Umaliyah Wakhidah Hidayati Yuni Maghfiroh L :0 P : 40 P P P P P P P P P 132 Lampiran 2 SILABUS NAMA SEKOLAH : SMK MUHAMMADIYAH 1 WELERI KELAS/ SEMESTER : X/ 2 STANDAR KOMPETENSI : Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi KODE KOMPETENSI : 118 Kompetensi Dasar 2. Menerima dan menyampaikan Informasi Indikator Prosedur dan format yang relevan diidentifikasi Tulisan draf, disampaikan untuk mendapatkan persetujuan sesuai dengan batas waktu Mendapatkan Materi Pembelajara n Komunik asi Teknik Menulis Kegiatan Pembelajaran Identifikasi prosedur dan format relevan Bantuan atau umpan balik dalam mengembangkan komunikasi Menerapkan keterampilan Penilaian Alokasi Waktu Tes unjuk kerja 2x45 menit Sumber Belajar Modul mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi penerbit Erlangga Model mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi SMK 133 bantuan atau umpan balik agar keterampilan berkomunikasi dapat dikembangkan berkomunikasi 134 Lampiran 3 MATERI SIKLUS I MENERIMA DAN MENYAMPAIKAN INFORMASI 1. Pengertian Informasi 1.1 Menurut Ahli a. Menurut Estabrook (1977: 245), informasi adalah suatu rekaman fenomena yan diamati atau bias juga berupa putusan-putusan yang dibuat. b. Menurut Robert G. Murdik (1973: 12), informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu banyak yang bearti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat yang akan dating. c. Menurut Gordon B. Davis (1974: 23), informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu banyak data yang penting bagi penerimanya dan mempunyai nilai nyata yang dapat direkayasa dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan dating. Penekanan Gordon B. Davis dan Robert G. Murdik pada pengertian informasi tersebut adalah bahwa informasi bermanfaat dalam pengambilan keputusan. d. Menurut George R. Terry, Ph.D (1962: 21), informasi adalah data penting untuk memberikan pengetahuan yang berguna. e. Menurut John G. Burch dan Felix R. Starter dalam bukunya Informasi System: Theoty and Practice (1974: 23), informasi adalah pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan f. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), informasi adalah penerangan; pemberitahuan; kabar atau berita tentang sesuatu; keseluruhan makna yang menunjang amanat yang terlihat di bagian-bagian amanat itu. 135 1.2 Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data/ fakta yang telah diolah, maupun penjelasan yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik maupun nonelektronik, yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik untuk masa sekarang atau masa yang akan dating. 1.3 Informasi yang ada dapat juga diolah untuk keperluan manajeman sesuai dengan unit kerjanya masing-masing. Informasi yang berkualitas memiliki beberapa kriteria, antara lain sebagai berikut: a. Akurat, yaitu informasi yang harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak boleh menyesatkan, dan penyampaian maksudnya harus jelas. b. Tepat pada waktunya, yaitu informasi yang disampaikan kepada penerima tidak boleh terlambat. c. Relevan, yaitu informasi harus berguna secara langsung atau mempunyai manfaat bagi pemakainya. d. Lengkap, yaitu informasi berisi data yang dibutuhkan. e. Jelas, yaitu isi informasi harus jelas sesuai dengan keperluan si pemakai. 2. Ciri-ciri Informasi Informasi mempunyai cirri-cici sebagai berikut: a. Memiliki Nilai ( Benar atau Salah) Informasi berhubungan dengan kenyataan atau tidak. Apabila informasi salah tetapi penerima informasi memercayai, informasi itu sama seperti informasi yang benar. 136 b. Baru Data benar-benar baru dan segar bagi penerima informasi c. Tambahan Informasi memperbarui atau memberikan tambahan bagi informasi yang telah ada. d. Korektif Informasi bersifat korektif terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar. e. Penegas Informasi mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap suatu informasi semakin meningkat. 3. Jenis-jenis Informasi 3.1 Informasi dikelmpokan menjadi dua jenis, yaitu: 3.1.1 Informasi Lisan Informasi lisan, yaitu informasi yang disampaikan scara lisan, sehingga kebenaran faktanya tidak dapat dipertanggung jawabkan. 3.1.2 Informasi Terekam Informasi terekam terdiri dari dua jenis, yaitu: a. Informasi Ilmiah Informasi ilmiah, yaitu rekaman informasi yang dirancang dan diliput scara khusus, sehingga dapat bermanfaat untuk kepentingan ilmiah dan penelitian dalam rangka pengembangan dunia ilmu 137 pengetahuan dan teknologi. Dalam informasi ilmiah, informasi dibagi menjadi tiga, yaitu: Informasi Primer Informasi yang diterbitkan pertama kali dari penggagasnya atau langsung dari sumbernya secara langsung lengkap, dan asli. Informasi Sekunder Informasi yang bertujuan untuk membuka informasi primer. Informasi sekunder tidak dihasilkan dari sumber pertama sebagai penggagas, tetapi hanya sebagai alat untuk menelaah lebih lanjut keberadaan informasi primer. Informasi Tersier Keterangan atau tulisan-tulisan dari sumber tertentu yang dapat digunakan untuk mengetahui atau menelusuri sumber-sumber informasi sekunder. 3.1.3 Informasi Tidak Ilmiah Informasi tidak ilmiah adalah informasi yang berupa rekaman informasi biasa yang banyak terdapat dimana-mana. Seperti informasi lowongan kerja, berita duka cita yang dimuat disurat kabar, iklan komersil yang ada di surat kabar, dan lainsebagainya. 4. Fungsi Informasi Fungsi informasi dapat berkembang sesuai dengan bidang yang disentuhnya. Fungsi informasi yang utama adalah sebagai data dan fakta yang dapat 138 membuktikan suatu kebenaran, serta berbagai penjelas hal-hal yang sebelumnya masih diragukan. Dengan demikian, informasi memang multifungsi, tidak hanya terbatas pada satu bidang saja, tetapi hamper ke semua bidang, hanya manfaatnya berbeda, karena disesuaikan dengan kondisi yang membutuhkannya. Fungsi informasi adalah sebagai berikut: a. Menambah pengetahuan atau mengurangi ketidak pastian informasi. b. Memberikan suatu dasar untuk pengambilan keputusan. c. Memberkan standar, aturan ukuran, dan aturan keputusan untuk penentuan dan penyebaran tanda-tanda kesalahan, serta umpan balik untuk mencapai jutuan. 5. Keguanaan Informasi a. Tujuan Si Penerima Apabila informasi bertujuan memberikan bantuan kepada si penerima, informasi tersebut harus dapat membantu si penerima dalam usahanya. b. Ketelitian Penyampaian dan Pengelolaan Data Dalam penyampaian dan pengolahan data/ informasi, inti dan pentingnya data/ informasi harus tetap dipertahankan. c. Waktu Informasikan yang disajikan harus benar-benar terbaru atau up to date. d. Ruang dan Tempat Ketersedian ruang dan tempat yang tepat agar penggunaan informasi lebih terarah bagi si pemakai. 139 e. Bentuk Informasi Informasi harus dapat dipergunakan secara efektif, menunjukan hubungan-hubungan yang memerlukan perhatian dan menekankan situai yang ada hubungannya. f. Kata dan arti informasi harus jelas, hindari menimbulkan salah tafsir. 6. Sumber Informasi Sumber informasi terdapat di mana-mana. Di mana ada suatu kejadian atau peristiwa, disitulah akan timbul informasi. Sumber informasi lainnya antara lain : buku tahunan, buku pedoman, direktori, kalender, buku biografi, katalog, indeks, altas, dokumen pemerintahan, laporan hasil penelitian, dan sumber-sumber informasi yang lainnya. 7. Cara Menerima dan Menyampaikan Informasi Untuk dapat menerima dan menyampaikan informasi di tempat kerja, seseorang harus dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Kelancaran berkomunikasi ditempat kerja akan menunjang, kelancaran, dan lebih memahami segala segiatan secara tepat, antara lain : a. Keterampilan Membaca Membca adalah upaya untuk mengerti atau memahami maksud dan arti kata yang tercetak atau tulisan dengan tanda-tanda tertentu, seperti lambing, huruf, kode, atau kata-kata. Manfaat membaca antara lain: Memperluas wawasan, pengetahuan, dan pengalaman Mengetahui nilai-nilai kehidupan, baik nilai moral, maupun spiritual. Memahami lebih dalam materi yang disajikan dalam satu tulisan. 140 Dapat lebih cepat menerima saran untuk mengubah pola tingkah laku dan dapat segera menerima perunaha. Mengembangkan pola piker. Mengembangkan kemampuan menulis dan membaca efektif. Melancarkan berbicara karena menguasai susunan kalimat. b. Keterampilan Mendengarkan Dalam arti sempit : mendengarkan adalah usaha untuk memperoleh suatu pengertian dengan menggunakan indera pendengar, sehingga terbatas pada menerimaan pesan secara lisan. Dalam arti luas : mendengarkan adalah usaha untuk memperoleh pengertian dengan menggunakan indera pendengar dan kemampuan pikiran untuk mengadakan interprestasi terhadap kritik atau pesan yang diterima, baik secara lisan maupun tulisan. c. Keterampilan Menulis Menurut Trigan (Hasani, 2005:1) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh sesorang. Orang lain dap membaca lambing-lambang grafik tersebut kaloau ia memahaminya. Menurut Syamsudin (Hasani, 2005:1), menulis adalah aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan pesanan secara logis dan sistematis dalam bentuk tertulis, sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh para pembaca. 141 Menurut Hasani (2005:2) menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Ada juga beberapa ahli yang menyatakan bahwa menulis adalah suatu kegiatan mentranskripsi, mengubah bunyi (verbal) menjadi tandatanda baca. Menulis adalah mengemukakan beberpa gagasan (fakta dan opini) melalui teks dengan menggunakan bahasa dan struktur artikel yang mudah dimengerti orang lain, sehingga pesan yang disampaikan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh penulis. d. Keterampilan Berbicara Berbicara adalah kemampuan menggunakan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik berhadapan langsung atau pun dengan jarak jauh. Berbicara merupakan suatu proses penyampaian informasi, gagasan, ide, atau pemikiran diri pembicara kepada pendengarnya. Informasi yang disampaikan secara lisan tersebut dapat diterima oleh pendengar apabila pembicara pandai dan mampu menampaikan informasi secara lisan. 142 Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I 1. Identitas Mata Pelajaran Satuan Pendidikan : SMK Muhammadiyah 1 Weleri Kelas :X Semester :2 Program Keahlian : Administrasi Perkantoran Mata Pelajaran : Komunikasi Jumlah Pertemuan : 2 x pertemuan 2. Standar Kompetensi : Mengaplikasikan Keterampilan dasar Komunikasi 3. Kompetensi Dasar : Menerima dan menyampaikan informasi 4. Indikator Pencapaian Kompetensi: a. Pemahaman topik diskusi yang telah diberikan. b. Berpasangan dengan salah satu teman dan mendiskusikan topik diskusi. c. Menyampaikan informasi yang telah diperoleh di depan kelas. 5. Tujuan Pembelajaran: a. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif terhadap suatu persoalan. b. Siswa dapat berdiskusi ecara aktif dan saling berbagi informasi dengan teman diskusinya. c. Siswa dapat menyampaikan informasi didepan kelas dengan baik dan lancer. 6. Materi Ajar: Pertemuan ke-1: a. Menjelaskan materi komunikasi yaitu menerima dan menyampaikan informasi (terlampir) b. Menjelaskan apa itu Think Pair Share dan tahap-tahapan yang akan dilakukan. c. Pembagian topik kepada siswa 143 d. Pembagian kelompok secara acak dilanjutkan berdiskusi. e. Menyampaian materi atau topik yang telah didiskusikan Pertemuan ke-2: a. Pembagian topik diskusi b. Pembagian kelompok secara acak dilanjutkan berbagi dan berdiskusi dengan teman kelompoknya. c. Penyampaian hasil diskusi 7. Alokasi Waktu: 4 x 45 menit. 8. Media dan Metode Pembelajaran: a. Model Pembelajaran : Think Pair and Share b. Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi 9. Kegiatan Pembelajaran: Pertemuan ke-1 Kegiatan Pembuka Alokasi Aktivitas Waktu 1. Guru memberi salam kepada peserta didik; 2. Guru mempresensi peserta didik pada pertemuan ini; 5 menit 3. Guru mempersiapkan kondisi fisik kelas (menyiapkan peralatan/media pembelajaran); 4. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang akan dicapai setiap peserta didik; 10 menit Guru memberikan gambaran umum tentang materi yang akan disampaikan. Inti 1. Eksplorasi a. Guru menjelaskan 10 menit pengertian komunikasi dengan model Think Pair Share b. Guru menjelaskan model think pair share dan penerapannya dalam pembelajaran. 144 2. Elaborasi a. Guru menjelaskan peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan pada saat proses pembelajaran. b. Guru menyiapkan kondisi siswa untuk tenang 10 menit dan konsentrasi pada saat proses pembelajaran. c. Guru membagikan topik sesuai dengan pelajaran kepada siswa secara individu d. Tahap berpikir (thinking) Guru memberikan kesempatan kepada peserta 5 menit untuk mencermati dan memikirkan topik yang telah diberikan oleh guru e. Tahap berpasangan (pairing) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk saling berpasangan untuk kemudian bersama sama mendiskusikan topik yang telah diberikan. Selama siswa bekerja dalam kelompok pasangan, guru memantau tiap kelompok, memberikan motivasi kepada kelompok yang kurang bersemangat serta mengarahkan/ mebantu siswa yang mengalami kesulitan. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menulis dan menyalin hasil diskusi. f. Tahap berbagi (Sharing) Guru memilih kemudian siswa siswa secara acak melaksanakan untuk tugasnya sebagai penyampai informasi didepan kelas berdasarkan topik yang telah didiskusikan. Guru memberikan kesempatan kepada 145 kelompok lain untuk berkomentar/ bertanya kepada kelompok yang presentasi. 3. Konfirmasi a. Guru memberikan umpan balik positif kepada siswa yang berhasil dalam proses pembelajarannya. b. Guru membantu permasalahan yang dihadapi peserta didik apabila selama proses pembelajaran siswa mengalami kesulitan. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang berpartisipasi aktif pada saat mengikuti pelajaran. Penutup 1. Guru memberikan penguatan hasil kerja siswa dan memotivasi agar bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas yang berhubungan dengan pelajaran Komunikasi. 2. Guru bersama siswa merefleksi pembelajaran 5 menit komunikasi dengan menggunakan model think pair share. Guru menutup pelajaran dengan salam. 10. Penilaian Keterampilan Komunikasi No Aspek Penilaian Keterampilan Berbicara 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kelancaran berbicara Ketepatan pilihan kata dan tata bahasa Ketepatan penekanan suara, nada dan irama Ketepan volume dan suara Sikap tenang dan tidak kaku Cara berdiri dan sikap badan Gerakan kepala Ekspresi muka Pandangan mata 4 Skor 3 2 1 146 10 Gerak tangan / Gesture Keterampilan Mendengarkan 11 12 Memberikan kesempatan berbicara kepada orang lain Fokus dan memperhatikan orang yang berbicara Keterampilan Menulis 13 14 15 Kerapian dan kejelasan tulisan Penyampaian pesan Sistematika Penulisan 11. Penilaian a. Teknik : Tes b. Bentuk Instrumen : Pilihan ganda (terlampir) 12. Sumber Belajar a. Buku MKDK (Mengaplikasikan Keteramplan Dasar Komunikasi) SMK. Penerbit Armico b. Buku MKDK (Mengaplikasikan Keteramplan Dasar Komunikasi) SMK. Penerbit Erlangga. Weleri, April 2013 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Peneliti Andaru Werdayanti, S.Pd. Latifah Milatillah NBM. 1105692 NIM. 7101409113 147 Lampiran 5 DAFATAR KELOMPOK SIKLUS I Kelompik 1 Kelompok 2 Kelompok 3 1. Afni Afidatuz Z 1. Anggraita R 2. Anik Mutazaroh 1. Arifiana Imroatul H 2. Dwi Nur setyowati Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 1. Efana Zulfatul K 2. Eli Listiana Kelompok 7 1. Henny Fridayanti 2. Hikmatul Fatikhah Kelompok 10 1. Elva Pratiwi 2. Evi Yuliani Kelompok 8 1. Indah Setiyaningsih 2. Inkana Bella 1. Fia Indrianingsih 2. Fuput Listiani Kelompok 9 1. Kertkawati 2. Kusmiasih Kelompok 11 Kelompok 12 1. Lia Novita 2. Liliana Rosa 1. Linda Masruroh 2. Maura Mega Yuniar Kelompok 14 Kelompok 15 1. Nur Azizah 2. Purwanti 1. Ratih Wijayanti 2. Rohyatul Kelompok 16 Kelompok 17 Kelompok 18 1. Septa Fajar Yuniati 2. Siti Inawaroh 1. Siti Lailatul Arofah 2. Siti Nur Wakidah 1. Tri Mulyani 2. Trin Windiyani Kelompok 19 Kelompok 20 1. Trias Kustianingsih 2. Umaliyah 1. Wkidah Hidayati 2. Yuni Maghfiroh 1. Lailatul Kurniawati 2. Lailil Mukaromah Kelompok 13 1. Nila Mufida 2. Nur Anin Naimah 148 Lampiran 6 DAFTAR MASALAH ATAU TOPIK DISKUSI KELOMPOK SIKLUS I Setiap kelompok membahas materi diskusi sebagai berikut : 1. Pengertian Informasi 2. Ciri-ciri Informasi 3. Jenis-jenis Informasi 4. Fungsi Informasi 5. Kegunaan Informasi 6. Sumber Informasi 7. Cara menerima informasi 8. Cara menyampaikan informasi 9. Keterampilan membaca ( manfaat membaca) 10. Cara dan proses menbaca 11. Tahapan keterampilan dam membaca 12. Keterampilan mendengarkan (pengertian mendengarkan) 13. Cara meningkatkan keterampilan mendengarkan 14. Keterampilan menulis (pengertian menulis) 15. Tujuan menulis dan manfaat menulis 16. Keterampilan berbicara ( pengertian berbicara) 17. Kemampuan berbicara secara efektif 18. Urutan berbicara (persiapan) 19. Urutan berbicara (penyajian dan teknik penyampaian) 20. Cara meningkatkan kualitas pembicara. 149 Lampiran 7 SOAL TES EVALUASI SIKLUS I 1. Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang bearti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Pendapat tersebut diutarakan oleh… a. Estabrook b. Robert G. Murdik c. Gordon B. Davis d. George R. Terry e. Burch dan Stater 2. Berikut ini yang termasuk cirri cirri informasi adalah… a. Korektif d. Lengkap b. Ilmiah e. Terekam c. Tidak ilmiah 3. Berikiut ini yang termasuk tingkat kualitas informasi adalah… a. Benar-salah d. Penegas b. Korektif e. Tambahan c. Relevan 4. Informasi tentang lowongan pekerjaan yang dimuat disurat kabar, termasuk jenis informasi… a. Akurat d. Benar b. Ilmiah e. Lengkap c. Tidak ilmiah 5. Informasi yang diterbitkan pertama kali dari sumbernya/penerbit secara langsung, lengkap, dan asli disebut informasi… a. Ilmiah d. Tersier b. Primer e. Tidak ilmiah c. Sekunder 150 6. Informasi yang tersimpan dalam buku atau majalah, indeks, kartu, catalog, termasuk contoh jenis informasi… a. Primer d. Ilmiah b. Sekunder e. Tidak Ilmiah c. Tersier 7. Fungsui informasi adalah… a. Ketelitian penyampaian b. Memberikan pengetahuan c. Ruang dan tempat d. Relevan e. Penegas 8. Berikut ini, termasuk manfaat membaca, yaitu… a. Pikiran terkonsentrasi b. Memperluas pergaulan c. Mengembangkan pola piker d. Mengetahui isi buku e. Dapat lancer mendengar 9. Tujuan menulis adalah… a. Melatih untuk membantu suatu karangan b. Dapat belajar menyusun karangan dengan baik c. Meyakinkan para pembaca dan kebenaran gagasan yang diutarakan d. Melatih kecepatan tanan dalam menulis e. Untuk dapat mengetahui dan memahami sebuah karangan 10. Berikut ini yang merupakan cara untuk meningkatkan kualitan pembicaraan, yaitu… a. Membangkitkan partisipasi pendenganr b. Berusaha sewajar mungkin c. Tatap mata kelompok pendengar d. Berdirilah yang tegap tapi tidak kaku e. Membuat catatan-catatan yang dibicarakan 11. Komunikasi yang disampaikan dengan kata-kata saja akan membosankan dan dapat menghambat proses komunikasi. Hambatan tersebut dinamakan dengan hambatan … 151 a. Sematik b. Jarak fisik c. Ferbalistis d. System sosial e. Pengetahuan 12. Penggunaan bahasa yang memiliki makna ganda sering menimbulkan kesalahanpahaman antera komunikan dan komunikator. Hal ini bearti proses komunikasi tersebut mengalami hambatan yang disebabkan oleh factor … a. Sikap komunikan d. Jarak Fisik b. Semetik e. Pengetahuan Komunikan c. Sistem social 13. Televise merupakan salah satu jenis media komunikasi … a. Visual d. Cetak b. Audio e. Elektronik c. Audio-Visual 14. Berikut yang merupakan fungsi media komunikasi adalah … a. Menunjukan kemampuan komunikator b. Menimbulkan kesalahpahaman c. Memperjelas isi dan maksud informasi d. Menumbuhkan rasa kekeluargaan e. Memberikan kesempatan kepada komunikan 15. Alya sedang mempresentasikan materi tentang bagaimana menjadi sekretaris yang baik dalam suatu kegiatan seminar. Dalam seminar tersebut yang menjadi komunikan adalah… a. Alya d. LCD b. Peserta seminar e. Ruang Seminar c. Bagaimana menjadi sekretaris yang baik 16. Faktor-faktor yang menghambat proses komunikasi adalah… a. Prasangka yang tidak beralasan b. Kesinambungn dan konsistensi c. Kejelasan d. Kepuasan 152 e. Saluran pengiriman berita 17. Salah satu fungsi dari media komunikasi adalah untuk … a. Menunjukan kemampuan komunikator b. Menimbulkan kesalah pahaman c. Mempercepat proses penyampaian pesan d. Menumbuhkan rasa kekeluargaan e. Memberikan kesempatan kepada komunikan 18. Menurut Harold D. Laswell, fungsi media komunikasi, antara lain untuk … a. Mendidik d. Pengawasan Sosial b. Transmisi Kultural e. Menghubungkan c. Transmisi Kultural 19. Menurut Albert Mehrabian, dalam pembicaraan presentase kontribusi penggunaan kata sebesar … a. 7% d. 50% b. 35% e. 55% c. 45% 20. Salah satu kelebihan dari media kamunikasi visual adalah … a. Informasi dapat diterima sesuai dengan kenyataan b. Tidak membosankan c. Dapat menyampaikan pesan secara langsung d. Ada variasi e. Biaya relative lebih murah 21. Suatu proses penyampaian warta/pesan/informasi, yang mengandung arti dari satu pihak kepada pihak lain dalam usaha mendapatkan saling pengertian, ini merupakan pengertian dari … a. Komunikasi d. Komunikator b. Telekomunikasi e. Korespondensi c. Teleconferece 153 22. Gerak-gerik kebiasaan yang khas pada seseorang, misalnya gerak-gerakan tangan yang dilakukan untuk menguatkan berita yang ingin disampaikan, disebut … a. Menerisme d. Reflks b. Verbalistis e. context c. Capability 154 Lampiran 8 KUNCI JAWABAN SOAL TEST SIKLUS I Nomer Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Jawaban B A C C B D B B C B B E C C A B E E A B A D 155 Lampiran 9 LEMBAR AKTIVITAS SISWA SIKULUS I dengan Model Think Pair Share Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Tempat pelaksanaan : SMK Muhammadiyah 1 Weleri Hari/ Tanggal : Petunjuk Pengisian : 1. Pusatkan perhatian anda pada perilaku siswa dikelas 2. Berilah skor pengamatan pada butir-butir indicator dengan cara mengisi jumlah siswa yang aktiv pada kolom skor 4,3,2, dan 1. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kegiatan Afektif Siswa tertarik mendengarkan penjelasan materi dengan menggunakan model Think Pair Share Siswa merespon materi yang diberikan dg model Think Pair Share Siswa mampu berfikir secara individu dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share Siswa dalam kondisi tenang saat berpasangan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share Siswa terlihat saling bekerjasama dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share Kognitif Siswa mengumpulkan hasil diskusi kelompok dengan tepat waktu Siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan baik dan tertib Siswa berani mengajukan pertanyaan Siswa berani menjawab pertanyaan dan memberikan tanggapan Siswa dapat menyimpulkan materi yang telah dibahas Keterangan : Skor 1 apabila kinerja tidak aktif 25% - 43,73% Skor 2 apabila kinerja kurang aktif 43,74% - 62,49% Skor 3 apabila kinerja cukup aktif 62,50% - 81,42% 4 Skor 3 2 1 156 Skor 4 apabila kinerja sangat aktif 81,25% - 100% Nilai = 157 Lampiran 10 PEDOMAN OBSERVASI GURU SIKLUS I Mata Pelajaran : Komunikasi Sekolah : SMK Muhammadiyah 1 Weleri Kelas : X AP Kompetensi Dasar : Menerima dan Menyampaikan Informasi Sikulus : 1 (Satu) Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan aspek yang diamati! No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Aspek yang diamati Keterampilan membuka pelajaran Menyampaikan apresiasi Memotivasi siswa Kemampuan guru menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran Kegiatan inti guru Kemampuan guru menyampaikan materi menggunakan model Think Pair Share Interaksi guru dalam pembelajaran menggunakan model Think Pair Share Kemampuan guru dalam membagi kelompok siswa secara acak dengan memperhatikan kemampuan siswa Kemampuan guru dalam mengelola kelas agar tertib dan teratur Kemampuan guru dalam membimbing jalannya diskusi kelompok dikelas Kemampuan guru dalam membimbing jalannya presentasi Guru membantu berjalannya proses tanya jawab antar siswa Kegiatan Penutup Penilaian Kategori 4 4 Sangat Baik Sangat Baik 2 Cukup Baik 3 Baik 3 Baik 3 Baik 3 Baik 2 Cukup Baik 2 Cukup Baik 2 Cukup Baik 158 11 12 Mengevaluasi hasil di pembelajaran dengan model Think Pair Share Menyimpulkan bersama dengan siswa mengenai pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share Skor Maksimum : 12 x 4 = 48 Nilai = = = 72,91 % Keterangan : Skor 1 apabila kinerja kurang 25 % - 43,74% Skor 2 apabila kinerja cukup 43,74% - 62,49% Skor 3 apabila kinerja baik 62,50% - 81,24% Skor 4 apabila kinerja sangat baik 81,25% - 100% 3 Baik 4 Sangat Baik 159 Lampiran 11 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II 1. Identitas Mata Pelajaran Satuan Pendidikan : SMK Muhammadiyah 1 Weleri Kelas :X Semester :2 Program Keahlian : Administrasi Perkantoran Mata Pelajaran : Komunikasi Jumlah Pertemuan : 2 x pertemuan 2. Standar Kompetensi : Mengaplikasikan Keterampilan dasar Komunikasi 3. Kompetensi Dasar : Menerima dan menyampaikan informasi 4. Indikator Pencapaian Kompetensi: a. Pemahaman topik diskusi yang telah diberikan. b. Berpasangan dengan salah satu teman dan mendiskusikan topik diskusi. c. Menyampaikan informasi yang telah diperoleh di depan kelas. 5. Tujuan Pembelajaran: a. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif terhadap suatu persoalan. b. Siswa dapat berdiskusi ecara aktif dan saling berbagi informasi dengan teman diskusinya. c. Siswa dapat menyampaikan informasi didepan kelas dengan baik dan lancer. 6. Materi Ajar: Pertemuan ke-1: a. Menjelaskan materi komunikasi yaitu menerima dan menyampaikan informasi (terlampir) b. Menjelaskan apa itu Think Pair Share dan tahap-tahapan yang akan dilakukan. c. Pembagian topik kepada siswa 160 d. Pembagian kelompok secara acak dilanjutkan berdiskusi. e. Menyampaian materi atau topik yang telah didiskusikan Pertemuan ke-2: a. Pembagian topik diskusi b. Pembagian kelompok secara acak dilanjutkan berbagi dan berdiskusi dengan teman kelompoknya. c. Penyampaian hasil diskusi 7. Alokasi Waktu: 4 x 45 menit. 8. Media dan Metode Pembelajaran: a. Model Pembelajaran : Think Pair and Share b. Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi 9. Kegiatan Pembelajaran: Pertemuan ke-1 Kegiatan Pendahuluan Alokasi Aktivitas Waktu 1. Guru memberi salam kepada peserta didik; 2. Guru mempresensi peserta didik pada pertemuan ini; 3. Guru mempersiapkan kondisi fisik kelas (menyiapkan peralatan/media 5 menit pembelajaran); 4. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang akan dicapai setiap peserta didik; 5. Guru memberikan gambaran umum tentang materi yang akan disampaikan. Inti Eksplorasi a. Guru menjelaskan pengertian komunikasi 5 menit dengan model think pair share 161 10 menit b. Guru menggunakan media sebagai penunjang pembelajaran komunikasi yang berupa media video, video yang berupa seseorang pembicara. c. Guru menjelaskan model think pair share dan penerapannya dalam pembelajaran. Elaborasi a. Guru menjelaskan peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan pada saat proses 10 menit pembelajaran. b. Guru kesalahan menjelaskan yang kesalahan- dilakukan siswa selama aktivitas pembelajaran dan guru memberikan solusi berdasarkan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa ketika melaksanakan praktik komunikasi dengan model think pair share pada siklus I. c. Guru menyiapkan kondisi siswa untuk tenang dan konsentrasi pada saat proses pembelajaran. d. Guru membagikan topik sesuai dengan mata pelajaran kepada siswa secara individu e. Tahap berpikir (thinking) Guru memberikan kesempatan kepada 10 menit peserta untuk memikirkan mencermati topik yang dan telah 162 diberikan oleh guru f. Tahap berpasangan (pairing) Guru membagi kelompok siswa dengan memilih antara siswa yang mendapat skor baik, sedang, dan kurang pada siklus I. Selama siswa bekerja dalam kelompok pasangan, guru memantau tiap kelompok, memberikan motivasi kepada kelompok bersemangat mebantu yang mengarahkan/ 5 menit serta siswa kurang yang mengalami kesulitan. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menulis dan menyalin hasil diskusi. g. Tahap berbagi (Sharing) Guru memilih siswa yang akan presentasi sesuai dengan urutan 35 menit materi sehingga yang siswa dipresentasikan lebih mudah memahami isi materi presentari dari teman-temannya. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk berkomentar/ bertanya kepada kelompok yang 5 menit presentasi. Konfirmasi a. Guru memberikan umpan balik positif kepada siswa yang berhasil dalam proses 163 pembelajarannya. c. Guru membantu permasalahan yang dihadapi peserta didik apabila selama proses pembelajaran siswa mengalami kesulitan. d. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang berpartisipasi aktif pada saat mengikuti pelajaran. Penutup 1. Guru memberikan penguatan hasil kerja siswa dan memotivasi agar bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas yang berhubungan dengan pelajaran Komunikasi. 2. Guru bersama pembelajaran siswa merefleksi komunikasi 5 menit dengan menggunakan model think pair share. 3. Guru menutup pelajaran dengan salam. 6. Penilaian Keterampilan Komunikasi No Aspek Penilaian Keterampilan Berbicara 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kelancaran berbicara Ketepatan pilihan kata dan tata bahasa Ketepatan penekanan suara, nada dan irama Ketepan volume dan suara Sikap tenang dan tidak kaku Cara berdiri dan sikap badan Gerakan kepala Ekspresi muka Pandangan mata Gerak tangan / Gesture Keterampilan Mendengarkan 11 12 Memberikan kesempatan berbicara kepada orang lain Fokus dan memperhatikan orang yang berbicara 4 Skor 3 2 1 164 Keterampilan Menulis 13 14 15 Kerapian dan kejelasan tulisan Penyampaian pesan Sistematika Penulisan 7. Penilaian c. Teknik : Tes d. Bentuk Instrumen : Pilihan ganda (terlampir) 8. Sumber Belajar c. Buku MKDK (Mengaplikasikan Keteramplan Dasar Komunikasi) SMK. Penerbit Armico d. Buku MKDK (Mengaplikasikan Keteramplan Dasar Komunikasi) SMK. Penerbit Erlangga. e. Guru menambahkan media video melalui LCD sebagai penunjang pembelajaran agar lebih memotivasi siswa dalam berkomunikasi dengan baik. Weleri, Mei 2013 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Peneliti Andaru Werdayanti, S.Pd. Latifah Milatillah NBM. 1105692 NIM. 7101409113 165 Lampiran 12 DAFTAR KELOMPOK SIKLUS II Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 1. Eli Listiana 2. Linda Masrurkeroh 1. Fia Indrianingsih 2. Lia Novita 1. Tri windayani 2. Fuput Listiyani Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 1. Laili Mukaromah 2. Siti Nur W 1. Nur Anin Naimah 2. Lailatul Kurniawati 1. Elva Pratiwi 2. Henny Fridayanti Kelompok 7 Kelompok 8 Kelompok 9 1. Kusmiasih 2. Siti Inawaroh 1. Anik Mutazaroh 2. Rohyatul H 1. Septa Fajar Y 2. Maura Mega Y Kelompok 10 Kelompok 11 Kelompok 12 1. Arifiana Imrotul H 2. Nur Azizah 1. Kartiawati 2. Ana Masruroh 1. Yuni Makhfiroh 2. Wakidah H Kelompok 13 Kelompok 14 Kelompok 15 1. Umaliyah 2. Liliana Rosa 1. Evi Yuliani 2. Purwanti 1. Dwi Nur S 2. Indah Setyaningsih Kelompok 16 Kelompok 17 Kelompok 18 1. Anggraita R 2. Ratih Wijayanti 1. Elva Pratiwi 2. Inkana Bella 1. Hikmatul F 2. Siti Lailatul A Kelompok 19 Kelompok 20 1. Tri Mulyani 2. Trias Kustianingsih 1. Nila Mufidah 2. Afni Afidatuz Z 166 Lampiran 13 DAFTAR MASALAH ATAU TOPIK SIKLUS II Setiap kelompok membahas materi diskusi sebagai berikut : 1. Pengertian Informasi 2. Ciri-ciri Informasi 3. Jenis-jenis Informasi 4. Fungsi Informasi 5. Kegunaan Informasi 6. Sumber Informasi 7. Cara menerima informasi 8. Cara menyampaikan informasi 9. Keterampilan membaca ( manfaat membaca) 10. Cara dan proses menbaca 11. Tahapan keterampilan dam membaca 12. Keterampilan mendengarkan (pengertian mendengarkan) 13. Cara meningkatkan keterampilan mendengarkan 14. Keterampilan menulis (pengertian menulis) 15. Tujuan menulis dan manfaat menulis 16. Keterampilan berbicara ( pengertian berbicara) 17. Kemampuan berbicara secara efektif 18. Urutan berbicara (persiapan) 19. Urutan berbicara (penyajian dan teknik penyampaian) 20. Cara meningkatkan kualitas pembicara. 167 Lampiran 14 SOAL TES EVALUASI SIKLUS II 1. Komunikasi yang dsampaikan dengan kata-kata saja akan membosankan dan dapat menghambat proses komunikasi. Hambatan tersebut dinamakan dengan hambatan … a. Semastik d. Sistem social b. Jarak fisik e. Pengetahuan c. Verbalitas 2. Televisi merupakan salah satu jenis media komunikasi … a. Visual d. cetak b. Audio e. Elektronik c. Audio-Visual 3. Penggunaan bahasa yang memiliki mana ganda sering menimbulkan kesalahpahaman antara komunikan dan komunikator. Hal ini bearti proses komunikasi tersebut mengalami hambatan yang disebabkan oleh factor … a. Sikap komunikan d. Jarak Fisik b. Sematik e. Pengetahuan Komunikan c. System social 4. Berikut ini yang merupakan fungsi media komunikasi adalah … a. Menunjukan kemampuan komunikator b. Menimbulkan kesalahpahaman c. Memperjelas isi dan maksud informasi d. Menumbuhkan rasa kekeluatgaan e. Memberikan kesempatan kepada komunikan 5. Faktor-faktor yang dapat menghambat proses komunikasi adalah … a. Prasangka yang tidak beralasan b. Kesinambungan dan konsistensi c. Kejelasan d. Kepuasan seluruh pengiriman berita 168 6. Alya sedang mempresentasikan materi tentang bagaimana menjadi sekretaris yang baik dalam kegiatan seminar. Dalam seminar tersebut yang menjadi komunikan adalah … a. Alya d. LCD b. Peserta seminar e. ruang seminar c. Bagaimana menjadi sekertaris yang baik 7. Salah satu fungsi media komunikasi adalah … a. Menunjukan kemampuan komunikator b. Menimbulkan kesalahpahaman c. Mempercepat proses penyampaian pesan d. Menumbuhkan rasa kekeluargaan e. Member kesempatan kepada komunikan 8. Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang bearti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Pendapat tersebut diutarakan oleh … a. Estabrook d. Geoge R. Terry b. Robert G. Murdik e. Burch dan Strater c. Gordon B. Davis 9. Berikut ini yang termasuk cirri-ciri informasi adalah … a. Korektif d. lengkap b. Ilmiah e. terekam c. Tidak ilmiah 10. Berikut ini yang termasuk tingkat kualitas informasi adalah … a. Benar-salah d. penegas b. Korektif e. tanbahan c. Relevan 11. Informasi tentang lowongan pekerjaan yang dimuat disurat kabar, termasuk jenis informasi … a. Akurat d. benar b. Ilmiah e. tidak ilmiah c. Sekunder 169 12. Informasi yang diterbitkan pertama kali dari sumbernya/ penerbit secara langsung, termasuk contoh jenis informasi … a. Ilmiah d. tersier b. Primer e. tidak ilmiah c. Sekunder 13. Informasi yang tersimpan dalam buku atau majalah, indeks, kartu, katalog, termasuk contoh jenis informasi … a. Primer d. ilmiah b. Sekunder e. tidaj ilmiah c. Tersier 14. Fungsi informasi adalah … a. Ketelitian penyampaian d. relevan b. Memberikan pengetahuan e. penegas c. Ruang dan tempat 15. Berikut yang termasuk manfaat membaca .. a. Pikiran terkonsentrasi d. mengetahui isi buku b. Memperluas pergaulan e. dapat lancar mendengar c. Mengembangkan pola pikir 16. Tujuan menulis adalah a. Melatih untuk membuat suatu karangan b. Dapat belajar menyusun karangan dengan baik c. Meyakinkan para pembaca dan kebenaran gagasan yang diutarakan d. Melatih kecepatan tentang dalam menulis e. Untuk dapat mengetahui dan memahami sebuah karangan 17. Berikut ini yang merupakan cara untuk pembicaraan, yaitu … a. Membangkitkan partisipasi pendengar b. Berusaha sewajar mungkin c. Tatap mata kelopak pendengar d. Berdirilah yang tegak tapi tidak kaku e. Mebuat catatan-catatan yang dibicarakn meningkatkan kualitas 170 18. Menurut Harold D. Laswell, fungsi media komunikasi, antara lain untuk… a. Mendidik d. pengawasan social b. Meyakinkan e. menghubungkan c. Transmisi cultural 19. Menurut Albert Mehrabian, dalam pembicaraan persentase kontribusi penggunaan kata adalah … a. 7 % d. 50 % b. 35 % e. 55 % c. 45 % 20. Salah satu kelebihan dari media komunikasi visual adalah … a. Informasi dapat diterima sesuai dengan kenyataan b. Tidak membosankan c. Dapat menyampaikan pesan secara langsung d. Ada variasi e. Biaya relative lebih murah 21. Satu proses penyampaian warta/ pesan/ informasi, yang mengandung arti dari satu pihak kepada pihak lain dalam usaha mendapatkan saling perhatian, ini merupakan pengertian dari … a. Komunkasi d. komunikator b. Telekomunikasi e. korespondensi c. Teleconterence 22. Gerak gerik kebiasaan yang khas pada seseorang, misalnya gerak gerakan tangan yang dilakukan untuk menguatkan berita yang ingin disampaikan, disebut … a. Menerisme d. reflex b. Verbalistis e. context c. capability 171 Lampiran 15 KUNCI JAWABAN SOAL TES EVALUSI SIKLUS II Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Jawaban B C E C B A E B A C C B D B C C E E A B A D 172 Lampiran 16 LEMBAR AKTIVITAS SISWA SIKULUS II dengan Model Think Pair Share Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Tempat pelaksanaan : SMK Muhammadiyah 1 Weleri Hari/ Tanggal : Petunjuk Pengisian : 1. Pusatkan perhatian anda pada perilaku siswa dikelas 2. Berilah skor pengamatan pada butir-butir indicator dengan cara mengisi jumlah siswa yang aktiv pada kolom skor 4,3,2, dan 1. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kegiatan Afektif Siswa tertarik mendengarkan penjelasan materi dengan menggunakan model Think Pair Share Siswa merespon materi yang diberikan dg model Think Pair Share Siswa mampu berfikir secara individu dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share Siswa dalam kondisi tenang saat berpasangan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share Siswa terlihat saling bekerjasama dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share Kognitif Siswa mengumpulkan hasil diskusi kelompok dengan tepat waktu Siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan baik dan tertib Siswa berani mengajukan pertanyaan Siswa berani menjawab pertanyaan dan memberikan tanggapan Siswa dapat menyimpulkan materi yang telah dibahas 4 Skor 3 2 1 173 Keterangan : Skor 1 apabila kinerja tidak aktif 25% - 43,73% Skor 2 apabila kinerja kurang aktif 43,74% - 62,49% Skor 3 apabila kinerja cukup aktif 62,50% - 81,42% Skor 4 apabila kinerja sangat aktif 81,25% - 100 174 Lampiran 17 PEDOMAN OBSERVASI GURU SIKLUS II Mata Pelajaran : Komunikasi Sekolah : SMK Muhammadiyah 1 Weleri Kelas : X AP Kompetensi Dasar : Menerima dan Menyampaikan Informasi Sikulus : 1 (Satu) Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan aspek yang diamati! No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Aspek yang diamati Keterampilan membuka pelajaran Menyampaikan apresiasi Memotivasi siswa Kemampuan guru menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran Kegiatan inti guru Kemampuan guru menyampaikan materi menggunakan model Think Pair Share Interaksi guru dalam pembelajaran menggunakan model Think Pair Share Kemampuan guru dalam membagi kelompok siswa secara acak dengan memperhatikan kemampuan siswa Kemampuan guru dalam mengelola kelas agar tertib dan teratur Kemampuan guru dalam membimbing jalannya diskusi kelompok dikelas Kemampuan guru dalam membimbing jalannya presentasi Guru membantu berjalannya proses tanya jawab antar siswa Penilaian Kategori 4 4 3 Sangat Baik Sangat Baik Baik 3 Baik 4 Sangat Baik 4 Sangat Baik 3 Baik 4 Sangaat Baik 3 Baik 3 Baik 175 11 12 Kegiatan Penutup Mengevaluasi hasil di pembelajaran dengan model Think Pair Share Menyimpulkan bersama dengan siswa mengenai pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share Keterangan : Skor 1 apabila kinerja kurang 25 % - 43,74% Skor 2 apabila kinerja cukup 43,74% - 62,49% Skor 3 apabila kinerja baik 62,50% - 81,24% Skor 4 apabila kinerja sangat baik 81,25% - 100% %= Skoe maksimal = 12 x 4 = 48 % = = =87,5% 3 Baik 4 Sangat Baik 176 Lampiran 18 DATA OBERSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I No Responden 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R - 10 R - 11 R - 12 R - 13 R - 14 R - 15 R - 16 R - 17 R - 18 R - 19 R - 20 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 1 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 Aspek yang dinilai 4 5 6 7 2 3 4 4 2 2 4 2 3 2 4 4 2 2 4 4 2 3 4 3 2 2 4 2 2 2 4 1 3 3 4 1 4 3 4 2 2 2 4 1 2 1 4 2 2 2 4 2 3 2 4 4 2 2 4 4 2 3 4 4 2 2 4 3 2 3 4 2 2 2 4 2 1 1 4 3 3 3 3 3 8 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 9 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 10 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 Skor Total 29 26 28 28 25 25 23 24 23 23 22 25 27 27 28 22 23 25 21 27 % Katerangan 72.5 65 70 70 62.5 62.5 57.5 60 57.5 57.5 55 62.5 67.5 67.5 70 55 57.5 62.5 52.5 67.5 Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Aktif Aktif Aktif Aktif Cukup Cukup Aktif Cukup Aktif 177 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 R - 21 R - 22 R - 23 R - 24 R - 25 R - 26 R - 27 R - 28 R - 29 R - 30 R - 31 R – 32 R – 33 R – 34 R – 35 R – 36 R – 37 R – 38 R – 39 R – 40 KATEGORI 3 3 2 2 3 2 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 1 4 4 3 4 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 2 4 2 3 2 4 3 3 3 1 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 4 3 3 2 2 4 2 2 2 1 3 4 2 4 4 4 3 3 2 1 3 3 1 4 3 1 4 4 3 4 3 2 4 2 2 4 1 3 4 2 2 4 4 2 4 2 1 4 3 2 4 2 3 4 4 4 Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif 3 2 1 2 2 3 2 1 1 2 4 2 3 3 3 3 2 1 2 2 3 3 1 3 3 2 3 2 3 2 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 27 32 22 25 23 28 34 22 25 24 36 29 27 29 28 29 27 24 30 31 67.5 80 55 62.5 57.5 70 85 55 62.5 60 90 72.5 67.5 72.5 70 72.5 67.5 60 75 77.5 Aktif Sangat Aktif Cukup Aktif Cukup Cukup Sangat Aktif Cukup Aktif Cukup Sangat Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Cukup Cukup Cukup 3 33 4 0 178 Lampiran 19 DATA OBERSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II No Responden 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 R–1 R–2 R–3 R–4 R–5 R–6 R–7 R–8 R–9 R – 10 R – 11 R – 12 R – 13 R – 14 R – 15 R – 16 R – 17 R – 18 R – 19 R – 20 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 2 3 2 4 3 2 3 4 3 3 2 Aspek yang dinilai 4 5 6 7 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 1 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 3 4 2 2 4 4 3 3 3 4 3 8 4 4 4 3 1 3 3 2 4 4 3 3 4 2 3 2 2 3 2 4 9 3 4 3 3 2 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 4 10 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 Skor Total 33 34 35 33 29 28 35 33 35 29 35 28 31 30 34 31 30 31 31 34 % Katerangan 82.5 85 87.5 82.5 72.5 70 87.5 82.5 87.5 72.5 87.5 70 77.5 75 85 77.5 75 77.5 77.5 85 Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Cukup Cukup Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Cukup Sangat Aktif Cukup Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Cukup Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif 179 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 R – 21 R – 22 R – 23 R – 24 R – 25 R – 26 R – 27 R – 28 R – 29 R – 30 R – 31 R – 32 R – 33 R - 34 R - 35 R - 36 R - 37 R - 38 R - 39 R - 40 KATEGORI 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 2 4 4 3 2 2 3 4 3 2 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 2 2 4 2 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3 4 2 3 2 2 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 3 2 4 3 2 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4 3 2 2 3 2 4 2 4 Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 4 2 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 34 35 33 34 32 29 32 30 31 33 36 29 29 28 32 29 33 30 27 32 85 87.5 82.5 85 80 72.5 80 75 77.5 82.5 90 72.5 72.5 70 80 72.5 82.5 75 67.5 80 Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Cukup Sangat Aktif Cukup Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Cukup Cukup Cukup Sangat Aktif Cukup Sangat Aktif Cukup Cukup Sangat Aktif 27 13 0 0 180 Lampiran 20 DATA OBSERVASI KEAKTIVAN SISWA PER ASPEK SIKLUS I DENGAN MODEL TINK PAIR SHARE Aspek yang dinilai Skore 4 3 2 1 4 3 2 1 1 3 21 16 0 40 7.5 52.5 40 0 Afektif Kognitif 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 4 7 3 34 11 2 1 12 21 17 16 17 5 9 7 7 22 17 16 17 17 1 15 16 23 5 1 3 0 3 0 5 15 9 1 40 40 40 40 40 40 40 40 40 2.5 10 17.5 7.5 85 27.5 5 2.5 30 52.5 42.5 40 42.5 12.5 22.5 17.5 17.5 55 42.5 40 42.5 42.5 2.5 37.5 40 57.5 12.5 2.5 7.5 0 7.5 0 12.5 37.5 22.5 2.5 DATA OBSERVASI KEAKTIVAN SISWA PER ASPEK SIKLUS II DENGAN MODEL TINK PAIR SHARE Aspek yang dinilai Skore 4 3 2 1 4 3 2 1 1 11 27 2 0 40 27.5 67.5 5 0 Afektif Kognitif 2 3 4 5 6 7 8 11 12 20 9 35 19 12 18 18 13 24 4 14 14 11 10 6 7 1 7 13 0 0 1 0 0 0 1 40 40 30 40 40 40 40 27.5 30 50 22.5 87.5 47.5 30 45 45 32.5 60 10 35 35 27.5 25 15 17.5 2.5 17.5 32.5 0 0 2.5 0 0 0 2.5 9 10 6 29 18 11 16 0 0 0 40 40 15 72.5 45 27.5 40 0 0 0 181 Lampiran 21 DATA OBSERVASI KEAKTIVAN SISWA PER KATEGORI ASPEK SIKLUS I DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE 4 3 2 1 ASPEK YANG DINILAI AFEKTIF 1 2 3 4 3 1 4 7 21 21 17 16 16 17 16 17 0 1 3 0 4 3 2 1 ASPEK YANG DINILAI KOGNITIF 1 2 3 4 34 11 2 1 5 9 7 7 1 15 16 23 0 5 15 9 SKOR SKOR TOTAL 5 3 17 17 3 % 18 92 83 7 TOTAL 5 12 22 5 1 9 46 41.5 3.5 % 60 50 60 30 30 25 30 15 DATA OBSERVASI KEAKTIVAN SISWA PER KATEGORI ASPEK SIKLUS II DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE 4 3 2 1 ASPEK YANG DINILAI AFEKTIF 1 2 3 4 11 11 12 10 27 18 18 13 2 11 10 6 0 0 0 1 4 3 2 1 ASPEK YANG DINILAI KOGNITIF 1 2 3 4 35 19 12 6 4 14 14 18 1 7 13 16 0 0 1 0 SKOR SKOR TOTAL 5 9 24 7 0 53 100 36 1 TOTAL 5 29 11 0 0 101 61 37 1 % 26.5 50 18 0.5 % 50.5 30.5 18.5 0.5 182 Lampiran 22 Data Tabulasi Keterampilan Berkomunikasi Siklus I Kelas X AP SMK Muammadiyah 1 Weleri Responden R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R 10 R 11 R 12 R 13 R 14 R 15 R 16 1 4 4 2 1 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 ASPEK YANG DINILAI Keterampilan Berbicara K Mendengar K Menulis 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 4 4 4 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 4 3 1 1 1 1 2 3 1 1 2 2 2 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 4 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 2 1 3 3 3 2 1 3 4 3 3 3 4 4 2 3 2 2 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 2 2 2 2 4 4 4 3 2 2 3 4 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 3 3 4 4 1 1 3 3 2 2 2 1 1 1 2 4 3 3 3 3 Jumlah % Kategori 51 45 38 29 46 42 34 51 42 41 41 36 49 42 35 35 85 75 63.33 48.33 76.66 70 56.66 85 70 68.33 68.33 60 81.66 70 58.33 58.33 Sangat Mampu Cukup Cukup Mampu Mampu Cukup Sangat Mampu Mampu Mampu Mampu Sangat Mampu Cukup Cukup 183 R 17 R 18 R 19 R 20 R 21 R 22 R 23 R 24 R 25 R 26 R 27 R 28 R 29 R 30 R 31 R 32 R 33 R 34 R 35 R 36 R 37 R 38 R 39 R 40 3 4 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 2 4 1 4 4 3 3 2 1 3 3 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 1 1 2 3 3 1 1 2 2 1 3 1 1 2 3 3 1 3 2 3 1 2 3 2 1 2 1 3 2 1 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 1 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 1 2 3 2 3 3 2 3 2 1 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 1 3 3 2 2 2 2 1 3 2 3 3 2 2 2 1 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 4 2 2 3 2 2 3 4 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 4 3 1 2 2 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4 2 3 4 2 4 2 3 4 2 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 1 1 4 3 1 3 4 4 1 2 1 4 3 3 4 1 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 2 3 4 4 2 4 3 3 3 3 4 1 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4 2 3 2 3 3 4 1 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 1 40 49 41 32 37 40 33 38 43 50 39 41 34 50 31 45 49 34 42 33 32 41 45 30 66.66 81.66 68.33 53.33 61.66 66.66 55 63.33 71.66 83.33 65 68.33 56.66 83.33 51.66 75 81.66 56.66 70 55 53.33 68.33 75 50 Mampu Sangat Mampu Cukup Cukup Mampu Cukup Mampu Mampu Sangat Mampu Mampu Cukup Sangat Cukup Mampu Sangat Mampu Mampu Cukup Cukup Mampu Mampu Cukup 184 Lampiran 23 Data Tabulasi Keterampilan Berkomunikasi Siklus II Kelas X AP SMK Muammadiyah 1 Weleri Responden R–1 R–2 R–3 R–4 R–5 R–6 R–7 R–8 R–9 R – 10 R – 11 R – 12 R – 13 R – 14 R – 15 R – 16 R – 17 1 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 2 4 3 2 3 3 ASPEK YANG DINILAI Keterampilan Berbicara K Mendengar 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 2 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 4 4 3 3 3 3 4 3 4 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 2 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 K Menulis 13 14 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 15 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 Jumlah % Keterangan 49 47 46 51 50 49 48 52 48 37 48 35 52 53 37 51 50 81.66 78.33 76.66 85 83.33 81.66 80 86.66 80 61.66 80 58.33 86.66 88.33 61.66 85 83.33 Sangat Mampu Mampu Sangat Sangat Sangat Mampu Sangat Mampu Cukup Mampu Cukup Sangat Sangat Cukup Sangat Sangat 185 R – 18 R – 19 R – 20 R – 21 R – 22 R – 23 R – 24 R – 25 R – 26 R – 27 R – 28 R – 29 R – 30 R – 31 R – 32 R – 33 R – 34 R – 35 R – 36 R – 37 R – 38 R – 39 R – 40 4 3 2 3 4 2 4 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 2 4 2 3 4 3 4 3 3 2 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 1 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 2 2 3 3 4 3 4 2 3 2 2 3 3 4 3 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 4 4 3 4 4 2 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 2 4 3 2 4 3 2 4 3 3 3 3 1 3 4 4 3 4 4 3 4 4 2 2 2 3 3 4 3 3 3 2 1 4 2 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 1 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 1 2 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 2 4 3 2 3 4 3 2 4 4 1 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 53 52 37 49 47 37 51 46 52 48 47 48 53 46 53 54 48 49 37 36 51 48 48 88.33 86.66 61.66 81.66 78.33 61.66 85 76.66 86.66 80 78.33 80 88.33 76.66 88.33 90 80 81.66 61.66 60 85 80 80 Sangat Sangat Cukup Sangat Mampu Cukup Sangat Mampu Sangat Mampu Mampu Mampu Sangat Mampu Sangat Sangat Mampu Sangat Cukup Cukup Sangat Mampu Mampu 186 Lampiran 24 Keterampilan Komunikasi Kumulatif Siswa Siklus I Kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri No 1 2 3 4 Kategori Sangat Mampu Mampu Cukup Mampu Kurang Mampu Rentang Nilai Frekuensi Bobot Skor % 100% - 81,25% 81,24% - 62,50% 7 19 581,66 17,5 1373,33 47,5 62,49% - 43,74% 14 721,66 35 43,74% - 25% Jumlah 0 40 0 2676,66 0 100 Rata-Rata Kelas X = 2676,66 40 66,91 (Mampu) Keterampilan Komunikasi Kumulatif Siswa Siklus II Kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Weleri No Kategori Sangat 1 Mampu 2 Mampu Cukup 3 Mampu Kurang 4 Mampu Jumlah Rentang Nilai Frekuensi Bobot Skor % Rata-Rata Kelas 100% - 81,25% 81,24% - 62,50% 19 14 1616,66 1105 47,5 35 40 62,49% - 43,74% 7 426,66 17,5 79 0 40 0 3148,33 0 43,74% - 25% X = 3148,33 (Mampu) 187 Lampiran 25 DATA PENILAIAN KETERAMPILAN BERKOMUNISAKI PER ASPEK SIKLUS I KELAS X AP SMK MUHAMMADIYAH 1 WELERI SKOR 4 3 2 1 % 4 3 2 1 1 9 17 11 3 40 22.5 42.5 27.5 7.5 2 5 18 13 4 40 12.5 45 32.5 10 3 1 13 16 10 40 2.5 32.5 40 25 ASPEK PENILAIAN KET. BERNICARA 4 5 6 7 8 9 0 0 1 2 3 7 16 19 29 15 17 12 19 18 9 19 16 18 5 3 1 4 4 3 40 40 40 40 40 40 0 0 2.5 5 7.5 17.5 40 47.5 72.5 37.5 42.5 30 47.5 45 22.5 47.5 40 45 12.5 7.5 2.5 10 10 7.5 10 6 24 10 0 40 15 60 25 0 KET.MEND KET. MENULIS 11 12 13 14 15 12 8 17 8 9 16 26 13 26 22 12 6 4 4 5 0 0 6 2 4 40 40 40 40 40 30 20 42.5 20 22.5 40 65 32.5 65 55 30 15 10 10 12.5 0 0 15 5 10 188 Lampiran 26 DATA PENILAIAN KETERAMPILAN BERKOMUNISAKI PER ASPEK SIKLUS I KELAS X AP SMK MUHAMMADIYAH 1 WELERI SKOR 4 3 2 1 % 4 3 2 1 1 13 20 7 0 40 32.5 50 17.5 0 2 10 22 8 0 40 25 55 20 0 3 11 21 8 0 40 27.5 52.5 20 0 ASPEK PENILAIAN KET. BERNICARA 4 5 6 7 8 9 13 10 12 10 9 12 20 18 18 21 20 23 6 12 10 8 9 4 1 0 0 1 2 1 40 40 40 40 40 40 32.5 25 30 25 22.5 30 50 45 45 52.5 50 57.5 15 30 25 20 22.5 10 2.5 0 0 2.5 5 2.5 10 13 18 7 2 40 32.5 45 17.5 5 KET.MEND KET. MENULIS 11 12 13 14 15 6 16 19 21 20 30 23 19 19 19 4 1 2 0 1 0 0 0 0 0 40 40 40 40 40 15 40 47.5 52.5 50 75 57.5 47.5 47.5 47.5 10 2.5 5 0 2.5 0 0 0 0 0 189 Lampiran 27 Keterampilan Berbicara Siklus I SMK Muhammadiyah 1 Weleri Responden R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 1 4 4 2 1 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 4 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 2 4 1 4 4 2 3 3 3 1 4 2 2 3 4 4 3 2 3 2 2 3 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 Skor Per Indikator 3 4 5 6 7 8 9 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 4 2 2 2 3 3 2 2 1 1 2 3 1 1 2 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 1 3 2 1 3 3 3 3 4 4 3 2 1 3 3 3 2 1 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 4 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 4 2 2 2 4 4 4 3 2 3 2 3 2 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 4 1 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 1 3 3 3 2 1 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3 3 2 3 2 3 2 1 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 1 1 2 3 1 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 10 4 4 3 2 3 2 2 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 1 2 2 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 Jumlah % 33 30 24 15 32 26 20 33 25 28 28 24 32 28 22 19 23 30 28 21 23 23 22 24 29 33 25 24 23 31 17 28 31 82.5 75 60 37.5 80 65 50 82.5 62.5 70 70 60 80 70 55 47.5 57.5 75 70 52.5 57.5 57.5 55 60 72.5 82.5 62.5 60 57.5 77.5 42.5 70 77.5 190 SKOR R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 4 3 2 1 3 3 2 1 3 3 2 1 9 17 11 3 3 2 2 2 3 2 2 1 1 2 3 3 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 3 1 2 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 1 1 2 1 2 2 2 Rata-rata Skor Kelas 2 3 2 2 3 2 2 ASPEK YANG DINILAI KETERAMPILAN BERBICARA 2 3 4 5 6 7 8 9 5 1 0 0 1 2 3 7 18 13 16 19 29 15 17 12 13 16 19 18 9 19 16 18 4 10 5 3 1 4 4 3 1 3 3 3 3 3 3 10 6 24 10 0 22 24 21 17 24 27 18 55 60 52.5 42.5 60 67.5 45 62.94 TOTAL % 34 180 149 37 8.5 45 37.25 9.25 191 Lampiran 28 Keterampilan Mendengar Siklus I SMK Muhammadiyah 1 Weleri Responden R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 Skor Per Indikator 1 2 3 4 4 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 4 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 Jumlah % 7 6 6 5 5 7 5 8 7 6 5 4 7 5 7 7 7 7 6 4 6 6 5 5 6 7 6 7 7 7 5 7 7 87.5 75 75 62.5 62.5 87.5 62.5 100 87.5 75 62.5 50 87.5 62.5 87.5 87.5 87.5 87.5 75 50 75 75 62.5 62.5 75 87.5 75 87.5 87.5 87.5 62.5 87.5 87.5 192 SKOR R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 4 3 2 1 2 3 4 3 2 3 3 2 4 3 2 4 2 3 Rata-rata Skor Kelas 5 7 5 5 7 6 5 62.5 87.5 62.5 62.5 87.5 75 62.5 75.625 ASPEK YANG DINILAI KETERAMPILAN MENDENGARKAN 1 2 TOTAL % 12 8 20 25 16 26 42 52.5 12 6 18 22.5 0 0 0 0 193 Lampiran 29 Keterampilan Menulis Siklis I SMK Muhammadiyah 1 Weleri Responden R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 Skor Per Indikator 1 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 2 4 1 1 3 3 3 4 3 3 4 4 4 1 3 3 1 3 3 4 2 2 3 4 4 1 3 2 3 3 3 4 2 2 4 3 3 1 4 3 2 4 4 1 2 1 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 1 3 3 Jumlah % 11 9 8 9 9 9 9 10 10 7 8 8 10 9 6 9 10 12 7 7 8 11 6 9 8 10 8 10 4 12 9 10 11 7 91.66 75 66.66 75 75 75 75 83.33 83.33 58.33 66.66 66.66 83.33 75 50 75 83.33 100 58.33 58.33 66.66 91.66 50 75 66.66 83.33 66.66 83.33 33.33 100 75 83.33 91.66 58.33 194 4 3 4 4 4 3 SKOR R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 4 3 2 1 1 17 13 4 6 2 8 26 4 2 4 3 11 1 3 7 3 3 10 3 3 10 4 4 12 3 1 7 Rata-rata Skor Kelas ASPEK YANG DINILAI KETERAMPILAN MENULIS 3 TOTAL 9 34 22 61 5 13 4 12 91.66 58.33 83.33 83.33 100 58.33 74.375 % 28 51 11 10 195 Lampiran 30 Keterampilan Berbicara siklus II SMK Muhammadiyah 1 Weleri Responden R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 1 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 2 4 3 2 3 3 4 3 2 3 4 2 4 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 2 Skor Per Indikator 3 4 5 6 7 8 9 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 4 3 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 3 1 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 2 2 4 4 4 3 1 3 4 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 4 10 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 4 1 3 4 2 3 3 3 4 2 3 4 2 3 2 4 3 2 3 4 3 2 4 4 Jumlah % 31 31 30 33 32 30 32 36 31 23 31 20 34 35 23 33 31 35 33 23 34 30 22 34 27 34 31 31 32 35 30 34 36 32 77.5 77.5 75 82.5 80 75 80 90 77.5 57.5 77.5 50 85 87.5 57.5 82.5 77.5 87.5 82.5 57.5 85 75 55 85 67.5 85 77.5 77.5 80 87.5 75 85 90 80 196 SKOR R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 4 3 2 1 4 3 3 4 2 3 1 13 20 7 0 4 3 2 3 4 4 4 2 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 Rata-rata Skor Kelas 3 1 2 3 3 3 ASPEK YANG DINILAI KETERAMPILAN BERBICARA 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 10 12 10 9 12 22 21 20 18 18 21 20 23 8 8 6 12 10 8 9 4 0 0 1 0 0 1 2 1 1 3 3 3 4 3 10 13 18 7 2 32 21 23 33 31 31 80 52.5 57.5 82.5 77.5 77.5 76.25 TOTAL % 113 201 79 7 28.25 50.25 19.75 1.75 197 Lampiran 31 Keterampilan Mendengar Siklus II SMK Muhammadiyah 1 Weleri Responden R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 Skor per Indikator 1 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 2 3 4 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 Jumlah % 7 6 7 7 7 8 6 6 7 5 7 5 7 7 5 6 8 6 7 5 5 7 6 6 7 6 7 6 7 7 6 7 7 87.5 75 87.5 87.5 87.5 100 75 75 87.5 62.5 87.5 62.5 87.5 87.5 62.5 75 100 75 87.5 62.5 62.5 87.5 75 75 87.5 75 87.5 75 87.5 87.5 75 87.5 87.5 198 SKOR R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 4 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 Rata-rata Skor Kelas 6 6 6 5 7 6 7 ASPEK YANG DINILAI KETERAMPILAN MENDENGARKAN 1 2 TOTAL 6 16 22 30 23 53 4 1 5 0 0 0 75 75 75 62.5 87.5 75 87.5 80 % 28 66 6.3 0 199 Lampiran 32 Keterampilan Menulis Siklus II SMK Muhammadiyah 1 Weleri Responden R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 Skor Per Indikator 1 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 Jumlah % 11 10 9 11 11 11 10 10 10 9 10 10 11 11 9 12 11 12 12 9 10 10 9 11 12 12 10 10 9 11 10 12 11 91.66 83.33 75 91.66 91.66 91.66 83.33 83.33 83.33 75 83.33 83.33 91.66 91.66 75 100 91.66 100 100 75 83.33 83.33 75 91.66 100 100 83.33 83.33 75 91.66 83.33 100 91.66 200 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 Rata-rata Skor Kelas SKOR R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 4 3 2 1 1 19 19 2 0 10 11 10 8 11 11 10 83.33 91.66 83.33 66.66 91.66 91.66 83.33 86.87 ASPEK YANG DINILAI KETERAMPILAN MENULIS 3 TOTAL % 2 21 20 60 50 19 19 57 47.5 0 1 3 2.5 0 0 0 0 201 Lampiran 33 DAFTAR NILAI SIKLUS I KELAS X AP SMK MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 NAMA Afni Afidatuz Zakiyah Ana Masruroh Anggita Riznawati anik Mutazaroh Arifiana Imroratul Haque Dwi Nur Setyawati Efana Zulfatul Eli Listiana Elva Pratiwi Evi Yuliani Fia Indrianingsih Fiput Listiana Henny Fridayanti Hikmatul Fatikhah Indah Setyaningsih Inkana Bella Kartikawati Kusmiasih Lailatul Kurniawati Lailil Mukaromah Lia Novita Liliana Rosa Linda Masruroh Maura Mega Yuniar Nila Mufidah Nur Anin Naimah Nur Azizah Purwanti Ratih Wijayanti Rohyatul Hikmawati Septa Fajar Yuniati Benar 20 14 13 14 18 15 21 14 15 13 17 15 18 18 19 17 15 19 15 14 16 14 12 18 12 11 17 19 17 16 14 NILAI 90.90 63.63 59.09 63.63 81.81 68.18 95.45 63.63 68.18 59.09 77.27 68.18 81.81 81.81 86.36 77.27 68.18 86.36 68.18 63.63 72.72 63.63 54.54 81.81 54.54 50 77.27 86.36 77.27 72.72 63.63 KRITERIA Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas 202 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Siti Inawaroh Siti Lailatul Arofah Siti Nur Wakidah Tri Mulyani Tri Windayani Trias Kustianingsih Umaliyah Wakidah Hidayati Yuni Maghfiroh Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Presentase tuntas presentase tidak tuntas KKM 18 19 16 15 19 18 19 15 19 81.81 86.36 72.72 68.18 86.36 81.81 86.36 68.18 86.36 Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas 73.636 94.5 54 57.5 42.5 75 Weleri, Mei 2013 Guru Mata Pelajaran Peneliti Andaru Werdayanti, S. Pd Latifah Milatillah NBM. 1105692 NIM. 7101409113 203 Lampiran 34 DAFTAR NILAI SIKLUS II KELAS X AP SMK MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 NAMA Afni Afidatuz Zakiyah Ana Masruroh Anggita Riznawati anik Mutazaroh Arifiana Imroratul Haque Dwi Nur Setyawati Efana Zulfatul Eli Listiana Elva Pratiwi Evi Yuliani Fia Indrianingsih Fiput Listiana Henny Fridayanti Hikmatul Fatikhah Indah Setyaningsih Inkana Bella Kartikawati Kusmiasih Lailatul Kurniawati Lailil Mukaromah Lia Novita Liliana Rosa Linda Masruroh Maura Mega Yuniar Nila Mufidah Nur Anin Naimah Nur Azizah Purwanti Ratih Wijayanti Rohyatul Hikmawati Septa Fajar Yuniati Benar 21 18 14 18 19 17 18 19 20 17 17 18 18 19 17 17 14 19 16 17 18 18 15 21 17 18 18 17 18 15 15 NILAI 95.45 81.81 63.63 81.81 86.36 77.27 81.81 86.36 90.90 77.27 77.27 81.81 81.81 86.36 77.27 77.27 63.63 86.36 72.72 77.27 81.81 81.81 68.18 95.45 77.27 81.81 81.81 77.27 81.81 68.18 68.18 KRITERIA Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas 204 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Siti Inawaroh Siti Lailatul Arofah Siti Nur Wakidah Tri Mulyani Tri Windayani Trias Kustianingsih Umaliyah Wakidah Hidayati Yuni Maghfiroh Rata-rata Nilai tinggi Nilai rendah Persentase tuntas Persentase tidak tuntas KKM 18 17 16 19 17 18 19 15 18 81.81 77.27 72.72 86.36 77.27 81.81 86.36 68.18 81.81 Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas 79.54545 95.45 63.63 80 20 75 Weleri, Mei 2013 Guru Mata Pelajaran Peneliti Andaru WErdayanti, S. Pd Latifah Milatillah NBM. 1105692 NIM. 7101409113 205 Lampirab 35 Tabel Analisis Data Perhitungan Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan ReliaBilitas Soal Ujicoba Instrumen Kode Respon den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 UC 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 UC 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 UC 4 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 4 UC 5 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 5 UC 31 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 6 UC 6 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 7 UC 7 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 UC 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 UC 3 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 10 UC 8 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 11 UC 9 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 12 UC 32 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 13 UC 11 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 14 UC 13 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 15 UC 12 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 16 UC 14 1 0 0 1 0 1 0 0 0 17 UC 30 1 1 1 0 1 0 0 0 1 No Butir soal Y Y2 1 22 484 1 1 21 441 1 1 0 21 441 1 1 1 1 21 441 1 1 0 1 1 21 441 1 1 1 1 1 1 19 361 1 0 1 1 1 1 0 19 361 1 1 0 0 0 1 0 1 18 324 1 1 1 0 0 0 1 1 0 17 289 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 16 256 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 15 225 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 15 225 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 14 196 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 14 196 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 13 169 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 13 169 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 13 169 206 UC 10 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 12 144 19 UC 17 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 12 144 20 UC 39 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 12 144 21 UC 15 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 10 100 22 UC 18 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 10 100 23 UC 28 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 10 100 24 UC 16 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 8 64 25 UC 19 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 8 64 26 UC 22 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 8 64 27 UC 23 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 9 81 28 UC 34 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 7 49 29 UC 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 7 49 30 UC 21 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 7 49 31 UC 26 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 7 49 32 UC 25 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 7 49 33 UC 27 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 7 49 34 UC 37 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 7 49 35 UC 24 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 6 36 36 UC 36 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 6 36 37 UC 35 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 5 25 38 UC 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 4 16 39 UC 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 16 40 UC 40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 4 16 SX 2 0 2 1 21 1 5 1 0 1 9 10 13 15 28 21 31 15 19 30 18 30 19 17 24 10 10 20 16 17 469 219961 VAL IDIT AS 18 207 SX² p q SXY rxy rtabel Kriteria α²b DAYA BEDA BA BB JA JB D 2 0 0. 5 0 0 0. 5 0 0 2 8 9 0. 5 0 1 0. 3 2 2 1 0. 5 2 5 0. 4 7 5 2 9 7 0. 4 6 8 0. 3 2 v al id v al id 0. 2 5 6 1 4 6 2 0 2 0 0. 4 0. 2 5 6 1 5 6 2 0 2 0 0. 4 1 5 0. 3 7 5 0. 6 2 5 2 1 8 0. 4 0 0 0. 3 2 1 0 0. 2 5 0 0. 7 5 0 1 5 9 0. 4 4 3 0. 3 2 1 9 0. 4 7 5 0. 5 2 5 2 8 3 0. 5 5 5 0. 3 2 val id v al id v al id v al id 0.2 56 0. 2 4 0. 1 9 2 0. 2 5 6 1 3 6 2 0 2 0 0. 3 21 0.5 25 0.4 75 30 7 0.5 60 0.3 2 16 5 20 20 0.5 50 1 2 3 2 0 2 0 0. 4 8 2 2 0 2 0 0. 3 10 13 15 28 21 31 15 19 30 18 30 19 17 24 10 10 20 16 17 k= 30 0.2 50 0.3 25 0.3 75 0.7 00 0.5 25 0.7 75 0.3 75 0.47 5 0.7 50 0.45 0 0.7 50 0.4 75 0.4 25 0.6 00 0.25 0 0.2 50 0.5 00 0.4 00 0.42 5 Spq 5.644375 0.7 50 0.6 75 0.6 25 0.3 00 0.4 75 0.2 25 0.6 25 0.52 5 0.2 50 0.55 0 0.2 50 0.5 25 0.5 75 0.4 00 0.75 0 0.7 50 0.5 00 0.6 00 0.57 5 S2 = 30.30705 1 16 1 19 9 22 6 36 3 30 9 40 4 22 3 266 39 6 234 39 9 29 3 27 5 28 7 170 18 3 28 3 23 6 221 r11 = 0.842 0.4 65 0.4 57 0.4 76 0.3 48 0.5 78 0.4 46 0.4 48 0.39 8 0.4 70 0.21 2 0.5 02 0.6 47 0.7 04 0.0 53 0.56 0 0.6 98 0.4 46 0.4 54 0.20 2 M 11.7 0.3 2 0.3 2 0.3 2 0.3 2 0.3 2 0.3 2 0.3 2 0.32 0.3 2 0.32 0.3 2 0.3 2 0.3 2 0.3 2 0.32 0.3 2 0.3 2 0.3 2 0.32 val id val id Va lid val id val id val id val id vali d val id TID AK val id val id val id TI D A K vali d val id val id val id TID AK 0.1 92 0.2 25 0.2 4 0.2 15 0.2 56 0.1 79 0.2 4 0.25 6 0.1 92 0.25 4 0.1 92 0.2 56 0.2 51 0.2 46 0.19 2 0.1 92 0.2 56 0.2 46 0.25 1 9 9 11 17 16 19 12 14 18 12 19 15 14 12 9 9 14 11 10 1 4 4 11 5 12 3 5 12 6 11 4 3 12 1 1 6 5 7 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 0.4 00 0.2 50 0.3 50 0.3 00 0.5 50 0.3 50 0.4 50 0.45 0 0.3 00 0.30 0 0.4 00 0.5 50 0.5 50 0.0 00 0.40 0 0.4 00 0.4 00 0.3 00 0.15 0 22 208 Kriteria TINGKAT KESUKARAN BA + BB N IK Kriteria KRITERIA SOAL 0 0 C 2 0 4 0 0. 5 0 0 S e d a n g D ip a k ai 5 0 B 2 1 4 0 0. 5 2 5 S e d a n g D ip a k ai B 21 40 0.5 25 Se da ng Di pa kai 5 0 B 1 5 4 0 0. 3 7 5 S e d a n g D ip a k ai 0 0 C 1 0 4 0 0. 2 5 0 S u k ar D ip a k ai 5 0 C 1 9 4 0 0. 4 7 5 S e d a n g D ip a k ai C C C C B C B B C C C B B J C C C C J 10 13 15 28 21 31 15 19 30 18 30 19 17 24 10 10 20 16 17 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 0.2 50 0.3 25 0.3 75 0.7 00 0.5 25 0.7 75 0.3 75 0.47 5 0.7 50 0.45 0 0.7 50 0.4 75 0.4 25 0.6 00 0.25 0 0.2 50 0.5 00 0.4 00 0.42 5 Su kar Se da ng Se da ng Se da ng Se da ng M ud ah Se da ng Sed ang M ud ah Sed ang M ud ah Se da ng Se da ng Se da ng Suk ar Su kar Se da ng Se da ng Sed ang Di pa kai Di pa kai Di pa kai Di pa kai Di pa kai Di pa kai Di pa kai Dip akai Di pa kai Dib uan g Di pa kai Di pa kai Di pa kai Di bu an g Dip akai Di pa kai Di pa kai Di pa kai Dib uan g 207 Lampiran 36 DOKUMENTASI PENELITIAN Gambar Peneliti Menjelaskan Proses Pembelajaran yang Akan Digunakan (Dok. Probadi) Gambar Suasana Guru Menerangkan Meteri (Dok. Pribadi) 208 Gambar Suasana Tahab Berfikir (Think) (Dok.Pribadi) Gambar Suasana Tahab Berpasangan (pair) (Dok. Pribadi) 209 Gambar Suasana Siswa Sedang Diskusi Berpasangan (Pair) (Dok.Pribadi) Gambar Salah Satu Pasangan Siswa yang Sedang Berdiskusi (Dok. Peneliti) 210 Gambar Salah Satu Siswa Sedang Presentasi tahab (share) (Dok. Peneliti) Gambar Foto Bersama Peneliti dan Siswa di Kelas (Dok. Peneliti)