29 KONSERVASI MUSUH ALAMI SEBAGAI

advertisement
KONSERVASI MUSUH ALAMI SEBAGAI PENGENDALI HAYATI HAMA
DENGAN PENGELOLAAN EKOSISTEM SAWAH
KONSERVASI MUSUH ALAMI SEBAGAI PENGENDALI HAYATI HAMA
DENGAN
PENGELOLAAN
SAWAH
Victoria
Henuhili*
danEKOSISTEM
TienAminatun
Aminatun
Victoria
Henuhili dan
Tien
Fakultas Matematika
dan Ilmu
Pengetahuan
Victoria
Henuhili*
danAlam
TienUniversitas
AminatunNegeri Yogyakarta
Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta
Fakultas Matematika dan*e-mail:
Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
e-mail:
[email protected]
Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta
*e-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian
Abstrak ini dilakukan untuk mengetahui kaitan antara konservasi musuh alami dengan
pengelolaan suatu ekosistem sawah sebagai pengendali hayati hama. Penelitian dilakukan
Penelitian
ini dilakukan
untuk yang
mengetahui
kaitan
antara
konservasi
musuh alami dengan
pada dua lokasi
petak sawah
dikelola
dengan
sistem
surjan (multicropping),
dan
pengelolaan
suatu
ekosistem
sawah
sebagai
pengendali
hayati
hama.
Penelitian
yang dikelola dengan sistem bukan surjan (monocropping). Pada sawah
surjan dilakukan
alur yang
pada dua(bagian
lokasi bawah)
petak sawah
yangpadi,
dikelola
dengan bagian
sistem alur
surjanyang
(multicropping),
dan
rendah
ditanami
sedangkan
tinggi (guludan)
yang
dikelola
dengan
sistem
bukan
surjan
(monocropping).
Pada
sawah
surjan
alur
yang
ditanami palawija. Dengan demikian, ekosistem sawah surjan memiliki lingkungan
rendah
bawah)
ditanami ekosistem
padi, sedangkan
bagian
alur yang
pertanian(bagian
yang khas.
Pengelolaan
sawah yang
dilakukan
olehtinggi
petani(guludan)
berbeda,
ditanami
palawija.
Dengan
demikian,
ekosistem
sawah
surjan
memiliki
lingkungan
karena disini hanya ditanam padi saja. Data yang diambil adalah jenis-jenis
serangga
pertanian
yangdan
khas.
Pengelolaan
sawah
yang dilakukan
oleh petani
berbeda,
musuh alami
serangga
hama ekosistem
utama yang
ditemukan.
Hasil penelitian
adalah:
(1)
karena
disini
hanya
ditanam
padi
saja.
Data
yang
diambil
adalah
jenis-jenis
serangga
jenis-jenis musuh alami yang ditemukan pada ekosistem sawah surjan lebih melimpah
musuh
dan serangga
hama utama
yang ditemukan.
Hasil penelitian
adalah:
(1)
daripadaalami
ekosistem
sawah nonsurjan
(lembaran);
(2) sistem pengelolaan
ekosistem
sawah
jenis-jenis
musuhdapat
alamimengkonservasi
yang ditemukanmusuh
pada ekosistem
sawah
surjan
lebihpola
melimpah
yang cenderung
alami adalah
sistem
tanam
tanam
daripada
ekosistem
sawah
nonsurjan
(lembaran);
(2)
sistem
pengelolaan
ekosistem
sawah
campuran yang dilakukan pada sawah surjan (multicropping).
yang cenderung dapat mengkonservasi musuh alami adalah sistem tanam pola tanam
Kata kunci:
konservasi
alami,surjan
pengendali
hayati hama, pengelolaan ekosistem
campuran
yang
dilakukanmusuh
pada sawah
(multicropping).
sawah
Kata kunci: konservasi musuh alami, pengendali hayati hama, pengelolaan ekosistem
sawah
Abstract
This research aims were to collect the diversity of natural enemies lived in rice
Abstract
agroecosystem and to observe which management system of rice agroecosystem can
This research
were to collect
the kinds
diversity
of agroecosystem
natural enemies
lived inin rice
conserve
naturalaims
enemies.There
were two
of rice
observed
this
agroecosystem
and
to
observe
which
management
system
of
rice
agroecosystem
can
research, multicropping system (surjan system) and monocropping system (non surjan
conserve
natural
enemies.There
two
kindsaquatic
of ricelower
agroecosystem
observed
in and
this
system). There
were
two parts ofwere
surjan
fields,
part planted
with rice
research,
multicropping
system
(surjan
system)
and
monocropping
system
(non
surjan
terrestrial higher part planted with vegetables. The surjan fields were different from non
system).
There
were
twoplanted
parts of
surjan
aquatic
lower
part
planted
withpart,
rice that
and
surjan fields
that
were
with
rice fields,
only. Non
surjan
fields
were
had one
terrestrial
higher
part
planted
with
vegetables.
The
surjan
fields
were
different
from
non
was aquatic part. Natural enemies collecting of surjan fields and non surjan fields was
surjan
fields
that
were
planted
with
rice
only.
Non
surjan
fields
were
had
one
part,
that
done to get conclusion that which system conserved natural enemies more. This researh
was
Natural
enemies
collecting
andthan
non non
surjan
fields
was
resultsaquatic
were :part.
(1) Surjan
fields
had more
kinds of
of surjan
naturalfields
enemies
surjan
fields;
done
to
get
conclusion
that
which
system
conserved
natural
enemies
more.
This
researh
(2) The management system of rice agroecosystem that conserved natural enemies more
results
were : (1) Surjan
had more
was multicropping
systemfields
in surjan
fields.kinds of natural enemies than non surjan fields;
(2) The management system of rice agroecosystem that conserved natural enemies more
Keywords:
naturalsystem
enemies
conservation,
biological control, management of rice
was multicropping
in surjan
fields.
agroecosystem
Keywords: natural enemies conservation, biological control, management of rice
agroecosystem
PENDAHULUAN
Lingkungan
PENDAHULUAN
(budaya),
hidup
merupakan
sedangkan
bagian
sistem
(budaya), darisedangkan
ekosistem
adalah
lingkungan adalah
yang
ekosistem
kesatuanLingkungan
utuh menyeluruh
yang merupakan
terdiri atas
hidup
merupakan
tatanan
unsurlingkungan
lingkungan hidup
bagian dari
sistem
yang
komponen
abiotikyang
danterdiri
kultural
kesatuan utuhbiotik,
menyeluruh
atas
yang
merupakan
kesatuan
utuh menyeluruh
merupakan
tatanan
unsur lingkungan
hidup
komponen biotik, abiotik dan kultural
29
yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh
29
29
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013
dan saling mempengaruhi dalam mem-
dengan memakan atau memangsa binatang
bentuk
keseimbangan,
dan
dan saling
mempengaruhistabilitas,
dalam mem-
lainnya,
sedang parasitoid
adalah serangga
dengan memakan
atau memangsa
binatang
produktivitas
lingkungan hidup
(Tandjung,
bentuk keseimbangan,
stabilitas,
dan
yang
pada
fase parasitoid
pradewasanya
lainnya,
sedang
adalahmemarasit
serangga
2003).
Sawahlingkungan
merupakan
suatu
contoh
produktivitas
hidup
(Tandjung,
serangga
Arthropoda
lain
yang padaatau
fasebinatang
pradewasanya
memarasit
ekosistem,
yaitu merupakan
suatu agroekosistem
peng2003). Sawah
suatu contoh
(Untung,
Dapat diketahui
serangga 2006).
atau binatang
Arthropodabahwa
lain
hasil
padi. yaitu
Untung
(2006)
mendefinisikan
ekosistem,
suatu
agroekosistem
peng-
musuh
yang
berupa
predatorbahwa
dan
(Untung,alami
2006).
Dapat
diketahui
agroekosistem
adalah
bentuk
ekosistem
hasil padi. Untung
(2006)
mendefinisikan
parasitoid
berperan
mengendalimusuh alami
yang membantu
berupa predator
dan
binaan
manusiaadalah
yang bentuk
ditujukan
untuk
agroekosistem
ekosistem
kan
populasi
yang
parasitoid
berperanserangga
membantuhama
mengendali-
memperoleh
produksi
binaan manusia
yang pertanian
ditujukan dengan
untuk
menyerang
tanaman
padi. Dengan
lain,
kan populasi
serangga
hamakata yang
kualitas
dan kuantitas
memperoleh
produksi tertentu.
pertanian Sebagai
dengan
musuh
alami
berperan
pentingkatadalam
menyerang
tanaman
padi. Dengan
lain,
suatu
ekosistem,
maka sawah
tersusun
atas
kualitas
dan kuantitas
tertentu.
Sebagai
pengendalian
(biological
musuh alami hayati
berperan
pentingcontrol),
dalam
komponen
biotik maka
dan abiotik
yang saling
suatu ekosistem,
sawah tersusun
atas
yaitu
penggunaan
musuh
alami, baik
yang
pengendalian
hayati
(biological
control),
berinteraksi
satu dan
samaabiotik
lain. yang
Komponen
komponen biotik
saling
diintroduksikan
dimanipulasi
yaitu penggunaanatau
musuh
alami, baik untuk
yang
abiotik
meliputi
tanah
berinteraksi
satuunsur
samaudara
lain.(iklim),
Komponen
mengendalikan
serangga
hama (Smith
diintroduksikan atau
dimanipulasi
untuk
dan
air. meliputi
Komponen
biotik
terdiri
atas unsur
abiotik
unsur
udara
(iklim),
tanah
dalam
Johnson, 1987).
mengendalikan
serangga
tanaman
maupun binatang.
Dengan
kata
dan air. Komponen
biotik terdiri
atas unsur
Setiap jenis
dalam Johnson,
1987). hama secara alami
lain,
sawah
merupakan
(tempat
tanaman
maupun
binatang.habitat
Dengan
kata
dikendalikan
musuh alami
Setiap oleh
jeniskompleks
hama secara
hidup)
bagi berbagai
jenishabitat
binatang
dan
lain, sawah
merupakan
(tempat
yang
meliputiolehpredator,
dan
dikendalikan
kompleksparasitoid
musuh alami
tumbuhan
yang
membentuk
hidup) bagi
berbagai
jenis keanekaragambinatang dan
patogen
hama. Dibandingkan
dengan pengyang meliputi
predator, parasitoid
dan
an
hayati pada
sawah.
tumbuhan
yangekosistem
membentuk
keanekaragam-
gunaan
penggunaan dengan
musuh pengalami
patogen pestisida,
hama. Dibandingkan
Avertebrata
terestrial
an hayati
pada ekosistem
sawah.utama pada
bersifat
alami, efektif,
murah,musuh
dan alami
tidak
gunaan pestisida,
penggunaan
ekosistem
sawah adalah
Arthropoda,
teruAvertebrata
terestrial
utama pada
menimbulkan
negatif dan
terhadap
bersifat alami, dampak
efektif, murah,
tidak
tama
terdiri
dari adalah
serangga
dan laba-laba
ekosistem
sawah
Arthropoda,
teru-
kesehatan
dan lingkungan
hidup (Untung,
menimbulkan
dampak negatif
terhadap
yang
menghuni dan
vegetasi
dan
tama secara
terdiri luas
dari serangga
laba-laba
2006).
Oleh
itu, upaya
kesehatan
dankarena
lingkungan
hidupkonservasi
(Untung,
permukaan
Arthropoda
terestrial
yang secara tanah.
luas menghuni
vegetasi
dan
(pelestarian)
musuh
2006). Oleh harus
karena dilakukan
itu, upayaagar
konservasi
tersebut
dibedakan
menjadi
hama
permukaandapat
tanah.
Arthropoda
terestrial
alami
dapat berperan
secara optimal
dalam
(pelestarian)
harus dilakukan
agar musuh
padi,
musuh
yang terbagi
tersebut
dapatalami
dibedakan
menjadimenjadi
hama
pengendalian
hayati hama.
alami dapat berperan
secara optimal dalam
predator
dan alami
parasitoid,
padi, musuh
yang serta
terbagiorganisme
menjadi
Konservasi
pengendalian
hayatimusuh
hama. alami sangat ber-
netral
(bukan
dan bukan
musuh
alami)
predator
dan hama
parasitoid,
serta
organisme
kaitan erat
denganmusuh
cara pengelolaan
Konservasi
alami sangatlahan
ber-
(Bambaradeniya
and
netral (bukan hama
danAmerasinghe,
bukan musuh 2004).
alami)
pertanian
atau modifikasi
kaitan erat(agroekosistem)
dengan cara pengelolaan
lahan
Predator
adalah binatang
yang hidup 2004).
bebas
(Bambaradeniya
and Amerasinghe,
faktor
ligkungan.
Apabilaatau
musuh
alami
pertanian
(agroekosistem)
modifikasi
Predator adalah binatang yang hidup bebas
faktor ligkungan. Apabila musuh alami
30
30
hama
(Smith
Konservasi Musuh Alami (Victoria Henuhili dkk)
Konservasi Musuh Alami (Victoria Henuhili dkk)
mampu berperan sebagai pemangsa secara
faatan sumberdaya hayati dan ekosistem
optimal
sejak awal,
makapemangsa
populasi secara
hama
mampu berperan
sebagai
secara
dan seimbang.
faatan serasi
sumberdaya
hayati dan ekosistem
dapat
equilibrium
optimalberada
sejak pada
awal, tingkatan
maka populasi
hama
Keanekaragaman
secara serasi
dan seimbang.hayati ekosistem
position
atau fluktuasi
populasiequilibrium
hama dan
dapat berada
pada tingkatan
sawah (agribiodiversitas)
diversitas
Keanekaragaman meliputi
hayati ekosistem
musuh
menjadi populasi
seimbang hama
sehingga
position alami
atau fluktuasi
dan
jenis
yang dibudidayakan,
diversawahtanaman
(agribiodiversitas)
meliputi diversitas
tidak
terjadi
ledakan
hama (O’Neil,
et
musuhakan
alami
menjadi
seimbang
sehingga
sitas
spesies liar
berpengaruhdiverdan
jenis tanaman
yangyang
dibudidayakan,
al.
dalam
et al., 2003).
tidak
akanMaredia,
terjadi ledakan
hama (O’Neil, et
dipengaruhi
pertanian/agrisitas spesies oleh
liar kegiatan
yang berpengaruh
dan
Musuh
alami
merupakan
al. dalam
Maredia,
et al.,
2003). komponen
kultur,
dan oleh
diversitas
yang
dipengaruhi
kegiatanekosistem
pertanian/agri-
penyusun
keanekaragaman
hayatikomponen
di lahan
Musuh
alami merupakan
dibentuk
populasi ekosistem
spesies
kultur, danolehdiversitas
pertanian
yang merupakanhayati
bagian
dari
penyusun keanekaragaman
di lahan
berhubungan
dengan
tipe penggunaan
dibentuk oleh
populasi
spesies lahan
yang
agroekosistem
berinteraksi
pertanian yang yang
merupakan
bagiandengan
dari
yang
berbedadengan
(dari habitat
lahan pertanian
berhubungan
tipe penggunaan
lahan
komponen-komponen
penyusundengan
agroagroekosistem yang lain
berinteraksi
intensif
sampai
pertanian
alami).
yang berbeda
(darilahan
habitat
lahan pertanian
ekosistem,
sehingga lain
upaya
konservasi
komponen-komponen
penyusun
agro-
Diversitas
spesieslahan
liar pertanian
berperan penting
intensif sampai
alami).
musuh
alami sehingga
akan berdampak
tanaman
ekosistem,
upayapada
konservasi
dalam
banyak
hal. Beberapa
menggunakan
Diversitas
spesies
liar berperan
penting
budidaya,
gulma,
maupun
komponen
musuh alami
akan hama
berdampak
pada
tanaman
sawah
sebagai hal.
habitat
(dari yang
sebagian
dalam banyak
Beberapa
menggunakan
abiotik
lainnya,
akhirnya
akan
budidaya,
gulma,yang
hamapada
maupun
komponen
sampai
yang tergantung
sawah sebagai
habitat (daripada
yangekosistem
sebagian
berdampak
pada produksi
pertanian.
abiotik lainnya,
yang pada
akhirnyaMusuh
akan
sawah
total) ataupada
menggunakan
sampai secara
yang tergantung
ekosistem
alami
merupakan
sumberdaya
alam Musuh
hayati
berdampak
pada produksi
pertanian.
habitat
tetapitotal)
dipengaruhi
oleh aktivitas
sawah lain
secara
atau menggunakan
dalam
ekosistem pertanian
(agroekosistem).
alami merupakan
sumberdaya
alam hayati
pertanian.
yang berperan
sebagai
habitat lain Ada
tetapijuga
dipengaruhi
oleh aktivitas
Sumberdaya
alampertanian
hayati adalah
unsur-unsur
dalam ekosistem
(agroekosistem).
gulma
dan Ada
spesies
merupakan
pertanian.
jugahama
yang yang
berperan
sebagai
hayati
di alam,
ekosistem
sumSumberdaya
alamsedangkan
hayati adalah
unsur-unsur
pendatang
yang yang
asli merupakan
ekosistem
gulma dan maupun
spesies hama
berdaya
adalah sistem
hubungan
hayati di hayati
alam, sedangkan
ekosistem
sum-
sawah
mempengaruhi
pendatangtersebut,
maupun yang
yang asli
ekosistem
timbal
antara
unsur sistem
dalam alam,
baik
berdayabalik
hayati
adalah
hubungan
produksi
pertanian yang
(produksi
padi) dan
sawah tersebut,
mempengaruhi
hayati
maupun
non
hayati
timbal balik
antara
unsur
dalamyang
alam,saling
baik
agroekosistem
(Bambaradeniya
Ameraproduksi pertanian
(produksi and
padi)
dan
tergantung
dan berpengaruh
hayati maupun
non hayatimempengaruhi.
yang saling
singhe,
2004). (Bambaradeniya
Gulma adalah tanaman
liar
agroekosistem
and Amera-
Dalam
UUdan
RI berpengaruh
Tahun 1990mempengaruhi.
tentang Kontergantung
yang
dibudidayakan
yangtanaman
kehadiransinghe,tidak
2004).
Gulma adalah
liar
servasi
Sumberdaya
Hayati Kondan
Dalam UU
RI Tahun Alam
1990 tentang
nya
menggangguyang
tanaman
budiyang dianggap
tidak dibudidayakan
kehadiran-
Ekosistem,
dijelaskan Alam
bahwa Hayati
konservasi
servasi Sumberdaya
dan
daya
karena adanya
persaingan
(kompetisi)
nya dianggap
mengganggu
tanaman
budi-
sumberdaya
hayati bahwa
dan ekosistem
berEkosistem, alam
dijelaskan
konservasi
dengan
tanaman
daya karena
adanya budidaya
persaingan (Moenandir,
(kompetisi)
azaskan
pelestarian
kemampuan
dan peman
sumberdaya
alam hayati
dan ekosistem
ber-
1993),
adalah
binatangdengan sedangkan
tanaman hama
budidaya
(Moenandir,
azaskan pelestarian kemampuan dan peman
1993), sedangkan hama adalah binatang-
yang
31
31
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013
binatang yang kehadirannya merugikan
berpengaruh terhadap ketahanannya ter-
tanaman
dibudidayakan merugikan
(Untung,
binatang yang kehadirannya
hadap
hama (Wiyono,
berpengaruh
terhadap2007).
ketahanannya ter-
2006).
siklus tanam padi
sawah
tanamanDalam
yangsatudibudidayakan
(Untung,
Contoh
yang lain
adalah kondisi hihadap hama
(Wiyono,
2007).
mengalami
fasesatu
akuatik
2006). Dalam
siklus (saat
tanampenggenangpadi sawah
drologi Contoh
sawah.yang
Ketepatan
waktu
penglain adalah
kondisi
hi-
an)
dan fasefase
terestrial
mengalami
akuatik (saat
(saat pengeringan),
penggenang-
genangan
sawahKetepatan
dapat mengendalikan
drologi sawah.
waktu peng-
maka
di
an) danAvertebrata
fase terestrialyang
(saat ditemukan
pengeringan),
perkembangan
jenis serangga
hama tertentu
genangan sawah
dapat mengendalikan
ekosistem
sawah punyang
meliputi
Avertebrata
maka Avertebrata
ditemukan
di
maupun
jenis gulma
tertentu. Tindal
(2004)
perkembangan
jenis serangga
hama tertentu
akuatik
maupun
Dengan
demikian
ekosistem
sawahterestrial.
pun meliputi
Avertebrata
mempublikasikan
maupun jenis gulma bahwa
tertentu. penggenangan
Tindal (2004)
dapat
bahwa musuh
alami
yang
akuatikdiketahui
maupun terestrial.
Dengan
demikian
sawah
yang dilakukan
lebih awal
(pada saat
mempublikasikan
bahwa
penggenangan
berupa
predator bahwa
dan parasitoid
berperan
dapat diketahui
musuh alami
yang
tanaman
padi
tahap 2 lebih
atau awal
3 daun)
sawah yang
dilakukan
(padadapat
saat
membantu
mengendalikan
populasiberperan
serangberupa predator
dan parasitoid
mengendalikan
pertumbuhan
rice
tanaman padi tahap
2 atau 3gulma
daun)reddapat
ga
hama yang
menyerang tanaman
membantu
mengendalikan
populasipadi.
serang-
(Oryza
sativa L),
tetapi juga gulma
dapat memacu
mengendalikan
pertumbuhan
red rice
berbagai
ga hamaKeberadaan
yang menyerang
tanamankomponen
padi.
perkembangan
serangga
hama
ricememacu
water
(Oryza sativa L),
tetapi juga
dapat
biotik Keberadaan
di atas dapat
berpengaruh
dan
berbagai
komponen
weevil
(Lissorhoptus
oryzophilus
Kuschel),
perkembangan
serangga
hama rice
water
dipengaruhi
oleh tanaman
padi. Selain dan
itu,
biotik di atas
dapat berpengaruh
karena
hamaoryzophilus
ini akan lebih
mudah
weevil serangga
(Lissorhoptus
Kuschel),
komponen
juga berpengaruh
dipengaruhi abiotik
oleh tanaman
padi. Selain teritu,
meletakkan
telurnya
pada
daun
karena serangga
hama ini
akanpelepah
lebih mudah
hadap
keragaman
sawah termasuk
komponen
abiotikhayati
juga diberpengaruh
ter-
tanaman
padi telurnya
yang tergenangi.
meletakkan
pada pelepah daun
terhadap
tanamanhayati
padi.diSebagai
contoh,
hadap keragaman
sawah termasuk
agribiodiversitas di atas,
tanamanDari
padiuraian
yang tergenangi.
perkembangbiakan
sawah dipengaterhadap tanaman hama
padi. diSebagai
contoh,
jelas bahwa
terdapat
organisme yang
berDari uraian
agribiodiversitas
di atas,
ruhi
oleh faktor-faktor
iklim,
baik langsung
perkembangbiakan
hama
di sawah
dipenga-
peran
positifterdapat
terhadap
tanaman
jelas bahwa
organisme
yang yang
ber-
maupun
tidak langsung.
Temperatur,
ruhi oleh faktor-faktor
iklim, baik
langsung
dibudidayakan
ada
peran positif (produksi
terhadappertanian),
tanamandanyang
kelembaban
udaralangsung.
dan fotoperiodisitas
maupun tidak
Temperatur,
yang
berperan(produksi
negatif pertanian),
terhadap tanaman
dibudidayakan
dan ada
berpengaruh
siklus hidup,
kelembaban langsung
udara terhadap
dan fotoperiodisitas
yang berperan
dibudidayakan.
Musuh tanaman
alami
negatif terhadap
lama
hidup,langsung
serta kemampuan
diapause
berpengaruh
terhadap siklus
hidup,
(predator,
parasitoid dan Musuh
patogen) alami
dapat
yang
dibudidayakan.
serangga.
Faktor
iklimkemampuan
juga berpengaruh
terlama hidup,
serta
diapause
berperan
yaitu dan
dalam
pengendalian
(predator, positif,
parasitoid
patogen)
dapat
hadap
vigor
daniklim
fisiologis
tanaman padi,
serangga.
Faktor
juga berpengaruh
ter-
organisme
pengganggu
yang berupa
hama
berperan positif,
yaitu dalam
pengendalian
yang
ketahanan
hadap akhirnya
vigor danmempengaruhi
fisiologis tanaman
padi,
dan
gulma.
Oleh karena
itu, upaya
organisme
pengganggu
yang berupa
hama
tanaman
terhadapmempengaruhi
serangga hama. Selain
itu,
yang akhirnya
ketahanan
konservasi
harusitu,dilakukan
dan gulma.(pelestarian)
Oleh karena
upaya
temperatur
juga serangga
berpengaruh
terhadap
tanaman terhadap
hama. Selain
itu,
agar
musuh (pelestarian)
alami dapat harus
berperan
secara
konservasi
dilakukan
sintesis
senyawa
sekunderterhadap
seperti
temperatur
jugametabolit
berpengaruh
optimal
dalamalami
pengendalian
hayati secara
hama
agar musuh
dapat berperan
alkaloid senyawa
dan flavonoid
yangsekunder
pada akhirnya
sintesis
metabolit
seperti
maupun
optimal gulma.
dalam pengendalian hayati hama
alkaloid dan flavonoid yang pada akhirnya
maupun gulma.
32
32
Konservasi Musuh Alami (Victoria Henuhili dkk)
Konservasi Musuh Alami (Victoria Henuhili dkk)
Barbosa (1998) menegaskan bahwa
setiap petak lahan dengan luas plot 1x1 m2.
diperlukan
pengetahuan
tentang biologi,
Barbosa
(1998) menegaskan
bahwa
Penempatan
plot dengan
pada tiap
setiap petak lahan
luas petak
plot 1x1lahan
m2.
perilaku
danpengetahuan
ekologi dari hama
danbiologi,
musuh
diperlukan
tentang
dilakukan
secara
Penempatan
plotreguler.
pada tiap petak lahan
alami
dalam
konservasi
perilaku
dan menerapkan
ekologi daristrategi
hama dan
musuh
Sebelum
dilakukan
secarapenelitian
reguler. dilakukan survai
musuh
alami.menerapkan
Untuk mengembangkan
konalami dalam
strategi konservasi
pendahuluan
untuk
melihat dilakukan
kondisi lapangan
Sebelum
penelitian
survai
servasi
dan peningkatan
musuh alami yang
musuh alami.
Untuk mengembangkan
kon-
dan
mengetahui
hama utama
di
pendahuluan
untukserangga
melihat kondisi
lapangan
efektif
diperlukan
pemahaman
tentang
servasi dan
peningkatan
musuh alami
yang
lokasi
yang akan serangga
ditentukanhama
sebagai
lokasi
dan mengetahui
utama
di
faktor-faktor
yang berpengaruh
efektif diperlukan
pemahaman terhadap
tentang
penelitian.
dilakukan
1
lokasi yang Penelitian
akan ditentukan
sebagaipada
lokasi
populasi
musuh
dan kemampuan
faktor-faktor
yangalami
berpengaruh
terhadap
musim
tanam
padi, dengan
pengambilan
penelitian.
Penelitian
dilakukan
pada 1
musuh
untuk alami
mengendalikan
hama.
populasialami
musuh
dan kemampuan
data
dilakukan
pada akhir
musim
musimyang
tanam
padi, dengan
pengambilan
musuh alami untuk mengendalikan hama.
tanam
padi. dilakukan
Data yang diambil
adalahmusim
jenisdata yang
pada akhir
METODE PENELITIAN
jenis
musuh
alami dan
serangga
tanamserangga
padi. Data
yang diambil
adalah
jenis-
LokasiPENELITIAN
penelitian meliputi 2 lokasi
METODE
hama
utama yang
ditemukan.
Pengamatan
jenis serangga
musuh
alami dan
serangga
dengan
perbedaan
pola tanam,
yang
Lokasi
penelitian
meliputiyaitu
2 lokasi
serangga
dilakukan
secara insitu.
Serangga
hama utama
yang ditemukan.
Pengamatan
satu
menerapkan
dengan
perbedaan pola
pola tanam
tanam,monokultur/
yaitu yang
yang
diamati
terbatas
untukinsitu.
serangga
yang
serangga
dilakukan
secara
Serangga
monocropping
(hanya
padi), dan
satu menerapkan
pola tanaman
tanam monokultur/
aktif
siang
hari saja.
dan
yang pada
diamati
terbatas
untukPengamatan
serangga yang
lokasi
yang lain
menerapkan
monocropping
(hanya
tanaman pola
padi),tanam
dan
identifikasi
dilakukan
baikPengamatan
untuk stadium
aktif pada siang
hari saja.
dan
polikultur/multicropping
(campuran
padi
lokasi yang lain menerapkan
pola tanam
larva
(ulat) dilakukan
maupun imago
(serangga
deidentifikasi
baik untuk
stadium
dan
tanaman palawija). Lokasi
penelitian
polikultur/multicropping
(campuran
padi
wasa).
Identifikasi
spesies
larva (ulat)
maupunsampai
imago tingkat
(serangga
de-
adalah
di daerah
pesisirLokasi
Kulonpenelitian
Progo,
dan tanaman
palawija).
dilakukan
di Laboratorium
Entomologi
wasa). Identifikasi
sampai tingkat
spesies
Yogyakarta
karena pesisir
pada lokasi
adalah di daerah
Kulon tersebut
Progo,
Dasar
Fakultas
UGM.Entomologi
Jumlah indilakukan
di Pertanian
Laboratorium
terdapat
petani
yang menerapkan
Yogyakarta
karena
pada lokasipengelolatersebut
dividu
setiap plot
dihitung
untuk
Dasar serangga
Fakultas di
Pertanian
UGM.
Jumlah
in-
an
ekosistem
dengan sistem
surjan
terdapat
petanisawah
yang menerapkan
pengelola-
mengetahui
komposisi
dandihitung
densitasnya.
dividu serangga
di setiap plot
untuk
yang
multicropping,
menerapan ekosistem
sawahmaupun
dengan yang
sistem
surjan
Karena
sawah
surjan mempunyai
pola
mengetahui
komposisi
dan densitasnya.
kan
tanam secara
monokultur.
yangsistem
multicropping,
maupun
yang menerap-
tanam
maka jenis-jenis
Karena yang
sawahpolikultur,
surjan mempunyai
pola
Objektanam
penelitian
adalah 2 petak
kan sistem
secara ini
monokultur.
palawija
yang polikultur,
ditanam di maka
guludan
dicatat.
tanam yang
jenis-jenis
sawahObjek
yang penelitian
dikelola dengan
sistem2 surjan
ini adalah
petak
Analisis
data dilakukan
deskriptif,
palawija yang
ditanam disecara
guludan
dicatat.
(multicropping),
dan dengan
2 petak sistem
sawah surjan
yang
sawah yang dikelola
yaitu
membandingkan
densitas
Analisisdengan
data dilakukan
secara deskriptif,
dikelola
dengan sistem
(multicropping),
dan 2bukan
petaksurjan
sawah(monoyang
(populasi)
musuhmembandingkan
alami pada keduadensitas
sistem
yaitu dengan
cropping).
Masing-masing
±
dikelola dengan
sistem bukanpetak
surjanseluas
(mono-
pertanian
nonsurjan).
(populasi)(surjan
musuhdan
alami
pada kedua sistem
plot sebanyak
plot di
500
m2. Membuat
cropping).
Masing-masing
petak 5seluas
±
pertanian (surjan dan nonsurjan).
500 m2. Membuat plot sebanyak 5 plot di
33
33
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sawah surjan disebut demikian
yang telah dilakukan di
HASILPenelitian
DAN PEMBAHASAN
karena morfologi
dari lahan
sawahdemikian
ini jika
Sawah surjan
disebut
daerah Penelitian
pesisir Kulon
tepatnya di
yang Progo,
telah dilakukan
dilihat
dari atasdari
tampak
bergaris-garis
karena morfologi
lahan sawah
ini jika
Desa
Panjatan,
KabudaerahPleret,
pesisirKecamatan
Kulon Progo,
tepatnya
di
seperti
biasa dipakai
orang
dilihat baju
darisurjan
atas yang
tampak
bergaris-garis
paten
Kulon Kecamatan
Progo dilakukan
padaKabudua
Desa Pleret,
Panjatan,
Jawa
dulu.yang
Tampak
bergaris-garis
sepertitempo
baju surjan
biasa dipakai
orang
macam
ekosistem
yang pada
berbeda,
paten Kulon
Progosawah
dilakukan
dua
karena
terdiridulu.
atas Tampak
alur-alurbergaris-garis
tinggi dan
Jawa tempo
yaitu
ekosistem
sawah
surjanyang
dan ekosistem
macam
ekosistem
sawah
berbeda,
rendah.
(bagian
bawah)
karena Alur
terdiriyang
atasrendah
alur-alur
tinggi
dan
sawah
nonsurjansawah
(lembaran).
Pengamatan
yaitu ekosistem
surjan dan
ekosistem
ditanami
padi,yang
sedangkan
yang
rendah. Alur
rendahbagian
(bagianalur
bawah)
tentang
cara pengelolaan
lahanPengamatan
dan jenissawah nonsurjan
(lembaran).
tinggi
(guludan)
ditanami palawija.
Dengan
ditanami
padi, sedangkan
bagian alur
yang
jenis
musuh alami
tentangserangga
cara pengelolaan
lahanpada
dan kedua
jenis-
demikian,
ekosistem
sawahpalawija.
surjan memiliki
tinggi (guludan)
ditanami
Dengan
ekosistem
sawah musuh
tersebutalami
menghasilkan
data
jenis serangga
pada kedua
lingkungan
pertanian sawah
yang khas.
demikian, ekosistem
surjanMorfologi
memiliki
yang
berbeda.
ekosistem
sawah tersebut menghasilkan data
sawah
surjanpertanian
yang demikian
itu kemungkinlingkungan
yang khas.
Morfologi
Sawah surjan adalah salah satu
yang berbeda.
an
berpengaruh
terhadap
komposisi
serangsawah
surjan yang
demikian
itu kemungkin-
bentuk Sawah
ekosistem
sawah.
Sistem
surjan
adalah
salah surjan
satu
ga
yang menyusun
sawah,
an berpengaruh
terhadapkomunitas
komposisi serang-
dilakukan
oleh petanisawah.
di pesisir
Kulon surjan
Progo
bentuk ekosistem
Sistem
termasuk
seranggakomunitas
yang merupakan
ga yang juga
menyusun
sawah,
sebagai
adaptasi
terhadap
dilakukanbentuk
oleh petani
di pesisir
Kulonkondisi
Progo
musuh
alami
hama
( predator
dan
termasuk
jugaserangga
serangga
yang
merupakan
geografis
wilayahadaptasi
yang bertopografi
rendah
sebagai bentuk
terhadap kondisi
parasitoid).
musuh alami serangga hama ( predator dan
dan
mudahwilayah
tergenang
Kabupaten rendah
Kulon
geografis
yangair.
bertopografi
Dari hasil penelitian, pengelolaan
parasitoid).
Progo
mempunyai
pesisir Kulon
yang
dan mudah
tergenangwilayah
air. Kabupaten
ekosistem
sawah
dilakukanpengelolaan
oleh petani
Dari
hasilyang
penelitian,
secara
geomorfologis
merupakan
Progo mempunyai
wilayah
pesisir satuan
yang
berbeda
dan oleh
nonsurjan.
ekosistemantara
sawahsawah
yang surjan
dilakukan
petani
dataran
yangmerupakan
terbentuk sebagai
secara fluviomarin
geomorfologis
satuan
Perbedaan
ini terletak
berbeda antara
sawah pada
surjancara
danpengolahan
nonsurjan.
hasil
kerjasama
aktivitas
yang
dataran
fluviomarin
yang sedimentasi,
terbentuk sebagai
tanah
dan inipola
tanam,
cara
Perbedaan
terletak
pada sedangkan
cara pengolahan
dimanfaatkan
pertanian
lahan basah
hasil kerjasamauntuk
aktivitas
sedimentasi,
yang
pengendalian
organisme
tanah dan pola
tanam,pengganggu
sedangkan(hama
cara
(sawah).
Mengingat
lahan
ini secara
dimanfaatkan
untuk satuan
pertanian
lahan
basah
dan
gulma) relatif
sama yaitu
dengan adanya
pengendalian
organisme
pengganggu
(hama
genesis
laguna
yanglahan
dulunya
ter(sawah). bekas
Mengingat
satuan
ini secara
aplikasi
insektisida
dan herbisida.
Perbedaan
dan gulma)
relatif sama
yaitu dengan
adanya
genang
sepanjang
tahun,
drainase
genesis bekas
laguna
yangmaka
dulunya
ter-
dan
persamaan
caradan
pengelolaan
ekosistem
aplikasi
insektisida
herbisida. Perbedaan
permukaannya
buruk.tahun,
Karena
topografinya
genang sepanjang
maka
drainase
sawah
antara sawah
surjan dan ekosistem
nonsurjan
dan persamaan
cara pengelolaan
yang
rendah danburuk.
lebih mudah
air,
permukaannya
Karenatergenang
topografinya
dapat
pada surjan
Tabel dan
1. Perbedaan
sawah dilihat
antara sawah
nonsurjan
maka
sistem dan
surjan
diterapkan
sebagai pola
yang rendah
lebih
mudah tergenang
air,
pengolahan
pola 1.
tanam
antara
dapat dilihattanah
padadanTabel
Perbedaan
tanam
sepanjang
(Marwasto
dan
maka sistem
surjan tahun
diterapkan
sebagai pola
sawah
surjantanah
dan sawah
nonsurjan
pengolahan
dan pola
tanam(lembarantara
Priyono,
2007).
tanam sepanjang
tahun (Marwasto dan
an)
dimungkinkan
juga(lembardapat
sawahtersebut
surjan dan
sawah nonsurjan
Priyono, 2007).
an) tersebut dimungkinkan juga dapat
34
34
Konservasi Musuh Alami (Victoria Henuhili dkk)
Konservasi Musuh Alami (Victoria Henuhili dkk)
Tabel 1. Perbedaan dan Persamaan Cara Pengelolaan Ekosistem Sawah antara Sawah
Surjan dan Sawah Nonsurjan (Lembaran)
Tabel 1. Perbedaan dan Persamaan Cara Pengelolaan Ekosistem Sawah antara Sawah
Sawah Nonsurjan
Surjan dan Sawah Nonsurjan
(Lembaran)
Sawah
Surjan
(Lembaran)
Sawah Nonsurjan
Pengolahan tanah
Pembuatan alur
(bagian
yang
Tidak ada bagian yang
Sawah
Surjan
(Lembaran)
direndahkan) dan guludan (bagian
ditinggikan (tidak ada
Pengolahan tanah
Pembuatan alur (bagian yang
Tidak ada bagian yang
yang ditinggikan).
alur dan guludan, semua
direndahkan) dan guludan (bagian
ditinggikan (tidak ada
rata)
yang ditinggikan).
alur dan guludan, semua
Pola Tanam
Multicropping (campuran): bagian
Monokultur padi
rata)
alur ditanami padi, bagian guludan
Pola Tanam
Multicropping (campuran): bagian
Monokultur padi
ditanami campuran palawija. Pada
alur ditanami padi, bagian guludan
guludan petak 1: kacang tanah,
ditanami campuran palawija. Pada
jagung, cabai, bayam, rumput
guludan petak 1: kacang tanah,
kalanjana, singkong. Pada guludan
jagung, cabai, bayam, rumput
petak 2: kacang tanah, jagung, ubi
kalanjana, singkong. Pada guludan
jalar, kacang panjang, cabai (ada
petak 2: kacang tanah, jagung, ubi
pohon pisang dan pepaya masingjalar, kacang panjang, cabai (ada
masing 1 pohon)
pohon pisang dan pepaya masingPengendalian
Aplikasi insektisida (matador) pada
Sama dengan sawah
masing 1 pohon)
serangga hama
saat padi siap berbiji (sekitar umur 2
surjan
Pengendalian
Aplikasi insektisida (matador) pada
Sama dengan sawah
bulan)
serangga hama
saat padi siap berbiji (sekitar umur 2
surjan
Sama dengan sawah
Pengendalian
- Penyiangan I: 2 minggu setelah
bulan)
surjan
gulma
tanam dengan cara digaruk
Sama dengan sawah
Pengendalian
- Penyiangan I: 2 minggu setelah
manual
surjan
gulma
tanam dengan cara digaruk
- Penyiangan II: saat tanaman padi
manual
umur 25-35 hari
- Penyiangan II: saat tanaman padi
- Aplikasi herbisida (rambason):
umur 25-35 hari
saat tanaman padi umur 2 minggu
- Aplikasi herbisida (rambason):
Sama dengan sawah
Pemupukan
- Pupuk dasar: TS dan Urea
saat tanaman padi umur 2 minggu
surjan
sebelum tanam
Sama dengan sawah
Pemupukan
- Pupuk dasar: TS dan Urea
- Pemupukan I: setelah penyiangan
surjan
sebelum tanam
I (15 hst) dengan pupuk Ponska
- Pemupukan I: setelah penyiangan
dan ZA
I (15 hst) dengan pupuk Ponska
- Pemupukan II: 30-35 hst dengan
dan ZA
pupuk Ponska dan ZA
- Pemupukan II: 30-35 hst dengan
pupuk Ponska dan ZA
mempengaruhi komposisi serangga yang
penelitian adalah hama penggerek batang
menyusun komunitas
sawah
surjan yang
dan
mempengaruhi
komposisi
serangga
padi dan kutu
musuh
penelitian
adalahAphid,
hama sedangkan
penggerek batang
nonsurjan, termasuk
jugasawah
musuhsurjan
alami bagi
menyusun
komunitas
dan
alami dan
yangkutu
dominan
dari familia
padi
Aphid,adalah
sedangkan
musuh
serangga hama
(predator
parasitoid).
nonsurjan,
termasuk
jugadan
musuh
alami bagi
Coccinellidae.
Hasil penelitian
menunjukalami
yang dominan
adalah dari
familia
Dari
hasil
observasi
serangga
hama
(predator
danpendahuluan
parasitoid). dan
kan ada perbedaan
jenis
Coccinellidae.
Hasil komposisi
penelitian jenismenunjuk-
wawancara
petani, pendahuluan
diketahui bahwa
Dari dengan
hasil observasi
dan
serangga
musuh alami
antara sawah
kan
ada perbedaan
komposisi
jenis-surjan
jenis
serangga hama
yang
dominan
di bahwa
lokasi
wawancara
dengan
petani,
diketahui
dan sawahmusuh
nonsurjan
Penentuan
serangga
alami(Tabel
antara 2).
sawah
surjan
serangga hama yang dominan di lokasi
dan sawah nonsurjan (Tabel 2). Penentuan
35
35
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013
Tabel 2. Musuh Alami dan Rerata Densitasnya pada Ekosistem Sawah Surjan dan Nonsurjan
Rerata
Sawah
disebut
demikian
Tabel 2. DAN
Musuh
Alami dan Rerata DensitasnyaRerata
pada Ekosistem
Sawahsurjan
Surjan dan
Nonsurjan
HASIL
PEMBAHASAN
Densitas pd
pd
Rerata dari lahan sawah ini jika
yang telahFamilia
dilakukan Densitas
di
karena
morfologi
No Penelitian
Musuh Alami
Sawah
NonKeterangan
Rerata
Sawah Surjan Densitas pd
surjanatas tampak bergaris-garis
daerah pesisir Kulon Progo, tepatnya Densitas
di(per mdilihat
dari
2 pd
) Sawah
NonKeterangan
No
Musuh Alami
Familia
2
Sawah Surjan (per m )
surjan
Desa Pleret, Kecamatan Panjatan, Kabuseperti
baju
surjan yang biasa dipakai orang
2
1 Andralus sp.
Pentatomidae
0,1m )
Predator, pada palawija
(per
(per m2)
2 Agriocnemis
Coenagrioni0,1 dulu. Capung
jarum,
paten
Kulon Progo dilakukan
pada dua - Jawa tempo
Tampak
bergaris-garis
1 Andralus sp.
Pentatomidae
0,1
Predator, pada palawija
dae
Predator, pada padi
femina
macam
ekosistem sawahCoenagrioniyang berbeda, - karena terdiri
alur-alur
2 Agriocnemis
0,1 atasCapung
jarum,tinggi dan
3 Anisoptera sp.
Tettigoniidae
0,3
0,2
Predator, pada padi
dae
Predator, pada padi
femina
4 ekosistem
Tachinidae
0,2 yang Parasitoid,
pada bawah)
Argyrophilax
yaitu
sawah surjan
dan ekosistem 1 rendah. Alur
rendah (bagian
3 Anisoptera sp.
Tettigoniidae
0,3
0,2
Predator, pada padi
palawija dan padi
nigrotibialis
sawah
nonsurjan (lembaran).
Pengamatan 1 ditanami padi,
bagian
4 Argyrophilax
Tachinidae
0,2 sedangkan
Parasitoid,
padaalur yang
5 Coccinela spp.
Coccinellidae
0,1
Predator, terutama
palawija dan padi
nigrotibialis
wereng,palawija.
pada padiDengan
coklat)
tentang(warna
cara pengelolaan
lahan dan jenistinggi (guludan) ditanami
5 Coccinela spp.
Coccinellidae
0,1
Predator, terutama
6 Coccinella spp.
Coccinellidae
0,5
Predator, terutama
jenis serangga
musuh alami pada kedua
demikian, ekosistemwereng,
sawah pada
surjan
memiliki
padi
(warna coklat)
wereng, pada padi
(warna hitam)
6 Coccinella spp.
Coccinellidae
0,5
Predator, terutama
7 Coccinella
spp. menghasilkan
Coccinellidae data - lingkungan0,1
Predator,
terutama
ekosistem
sawah tersebut
pertanian
yang khas.
Morfologi
wereng, pada padi
(warna hitam)
(warna kuning)
wereng, pada padi
yang
kemungkin7 berbeda.
Coccinella spp.
Coccinellidae
- sawah surjan
0,1 yang demikian
Predator, itu
terutama
8 Coccinella
Coccinellidae
0,3
2
Predator, terutama
(warna kuning)
wereng, pada padi
wereng,
pada padiserangdan
tranversalis
Sawah surjan adalah salah satu
an berpengaruh terhadap
komposisi
8 Coccinella
Coccinellidae
0,3
2
Predator, terutama
palawija
bentuk tranversalis
ekosistem sawah. Sistem surjan
ga yang menyusun
komunitas
wereng,
pada padisawah,
dan
9 Cyclosa sp.
Araneidae
0,2
0,1
Laba-laba kuning,
palawija
predator,
padamerupakan
padi
dilakukan oleh petani di pesisir Kulon Progo
termasuk juga serangga
yang
9 Cyclosa sp.
Araneidae
0,2
0,1
Laba-laba kuning,
10 Dasymutilla sp.
Mutillidae
2,8
0,1
Predator, pada palawija
sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi
musuh alami serangga
hamapada
( predator
predator,
padi dan
dan padi
10 Dasymutilla sp.
Mutillidae
2,8
0,1
Predator, pada palawija
Arctiidae rendah - parasitoid).0,1
Parasitoid, pada padi
11 Eressa
geografis
wilayah yang bertopografi
dan padi
angustipenna
dan11mudah
tergenang air. Arctiidae
Kabupaten Kulon Dari
penelitian,pada
pengelolaan
0,1 hasil Parasitoid,
padi
Eressa
12 Harmonia
Coccinellidae
0,7
Predator, pada palawija
angustipenna
dandilakukan
padi
Progo octomaculata
mempunyai wilayah pesisir yang
ekosistem sawah yang
oleh petani
12 Harmonia
Coccinellidae
0,7
Predator, pada palawija
13 Harmonia spp.
Coccinellidae
0,1
Kumbang kecil hitam,
secara octomaculata
geomorfologis merupakan satuan
berbeda antara sawah
dansurjan
padi dan nonsurjan.
Predator, pada padi
13 Harmonia spp.
Coccinellidae
0,1
Kumbang kecil hitam,
14 Harmonia
spp.yang Coccinellidae
- terletak
Kumbang
kecil
orange,
dataran
fluviomarin
terbentuk sebagai 0,1 Perbedaan ini
pada cara
pengolahan
Predator, pada padi
predator, pada padi
hasil
sedimentasi,
sedangkan
cara
14 kerjasama
Harmoniaaktivitas
spp.
Coccinellidaeyang 0,1 tanah dan - pola tanam,
Kumbang
kecil orange,
15 Mantis religiosa Mantidae
0,1
Belalang sembah,
predator, pada padi
predator,
pada padi(hama
dimanfaatkan untuk pertanian lahan basah
pengendalian organisme
pengganggu
15 Mantis religiosa Mantidae
0,1
Belalang sembah,
16 Ophionea sp.
Carabidae
0,2
Predator wereng batang
(sawah). Mengingat satuan lahan ini secara
dan gulma) relatif sama
yaitupada
dengan
predator,
padiadanya
coklat, pada padi
16 Ophionea sp.
Carabidae
0,2
Predator wereng batang
17 Paederus
sp.
Staphylinidae
10,3
Predator
wereng
batang
genesis
bekas laguna
yang
dulunya ter- - aplikasi insektisida
dan herbisida.
Perbedaan
coklat, pada padi
coklat, pada padi
genang
sepanjang
maka drainase - dan persamaan
pengelolaan
ekosistem
17 Paederus
sp. tahun,Staphylinidae
10,3 caraPredator
wereng
batang
18 Sympetrum spp. Libellulidae
0,1
Capung hijau, predator,
coklat, pada padi
(warna hijau)
pada
padi dan nonsurjan
permukaannya
buruk. Karena topografinya
sawah antara sawah
surjan
18 Sympetrum spp. Libellulidae
0,1
Capung hijau, predator,
19 Sympetrum spp. Libellulidae
0,1
Capung hijau besar,
yang rendah
lebih mudah tergenang air,
dapat dilihat padapada
Tabel
(warnadan
hijau)
padi 1. Perbedaan
(besar, hijau)
predator, pada padi
19 Sympetrum spp. Libellulidae
0,1
Capung hijau besar,
20 sistem
Sympetrum
Libellulidae
merah,
maka
surjanspp.
diterapkan
sebagai pola 0,5 pengolahan- tanah Capung
dan pola
tanam antara
(besar, hijau)
predator, pada padi
(warna merah)
predator, pada padi
tanam
sepanjang spp.
tahun Libellulidae
(Marwasto dan 0,5 sawah surjan
nonsurjan
20 Sympetrum
- dan sawah
Capung
merah, (lembar21 Telenomus
Scelionidae
0,2
Parasitoid, pada padi
(warna merah)
predator, pada padi
spodopterae
Priyono,
2007).
an) tersebut dimungkinkan juga dapat
21 Telenomus
Scelionidae
0,2
Parasitoid, pada padi
spodopterae
36
34
36
Konservasi Musuh Alami (Victoria Henuhili dkk)
jenis-jenis serangga yang ditemukan ter-
mangsa. Menurut Laba (2001), berdasarkan
masuk1.jenis
musuh dan
alami
ataukah
herbivora
kemampuan
memangsa,
siklus
hidup, laju
Tabel
Perbedaan
Persamaan
Cara Pengelolaan
Ekosistem
Sawah
antara
Sawah
jenis-jenis
serangga
yang
ditemukan
termangsa.
Menurut
Laba
(2001),
berdasarkan
Surjan dan Sawah Nonsurjan (Lembaran)
(hama) jenis
berdasarkan
padaataukah
telaah herbivora
referensi
pertumbuhan,memangsa,
populasi dan
umur
serangga
masuk
musuh alami
kemampuan
siklus
hidup,
laju
Sawah Nonsurjan
yang didapatkan,
dewasa, makapopulasi
suatu predator
meSawah Surjanpertumbuhan,
(hama)
berdasarkanjadi
padatidak
telaahmengamati
referensi
dan umurdapat
serangga
(Lembaran)
perilakunya
secara
penganurunkan maka
populasi
serangga
yang
didapatkan,
jadi Pembuatan
tidakkarena
mengamati
dewasa,
suatusuatu
predator
dapat hama
mePengolahan
tanahlangsung,
alur
(bagian yang
Tidak
ada
bagian
yang
direndahkan) dan guludan (bagian
ditinggikan (tidak ada
matan perilaku
untuk
satu jenis
secara signifikan.
perilakunya
secara
langsung,
karenaserangga
penganurunkan
populasi suatu serangga hama
yang ditinggikan).
alur dan guludan, semua
saja
memerlukan
penelitian
tersendiri
yang
Kemampuan
matan perilaku untuk satu jenis serangga
secara signifikan.
rata) musuh-musuh alami seMonokultur padi
Pola Tanam
Multicropping (campuran): bagian
sangat
intensif danpenelitian
memerlukan
waktu yang
benarnya
mampu mengendalikan
saja
memerlukan
tersendiri
Kemampuan
musuh-musuhlebih
alamidari
sealur ditanami padi, bagian guludan
relatif lama.
99%Pada
serangga
agarmengendalikan
tetap berada pada
jumlah
ditanamiwaktu
campuran
sangat
intensif dan memerlukan
yang palawija.
benarnya
mampu
lebih
dari
guludan petak 1: kacang tanah,
Musuh alami yang dimaksud di sini
yang serangga
tidak merugikan,
sehingga
Pengendalirelatif lama.
99%
agar tetap
berada pada
jumlah
jagung, cabai, bayam, rumput
adalah Musuh
jenis-jenis
serangga
(termasuk
anguludan
Hama
Terpadu (PHT)
secara
sengaja
kalanjana,
singkong.
alami
yang
dimaksud
dilabasini Pada
yang
tidak merugikan,
sehingga
Pengendalipetak 2: kacang tanah, jagung, ubi
laba yang
ditemukan)
yang bersifat
mendayagunakan
dan(PHT)
memperkuat
adalah
jenis-jenis
serangga (termasuk
labaan
Hama Terpadu
secara peranan
sengaja
jalar, kacang panjang, cabai (ada
karnivora
memangsa
serangga
lainpepayamendayagunakan
musuh
pengendali peranan
ledakan
pohon
pisang
dan
masing-alami sebagai
laba
yangyangditemukan)
yang
bersifat
dan memperkuat
masing 1 pohon)
(terutama memangsa
serangga
hama yang
populasialami
serangga
(Marwoto,
dkk., 1991).
karnivora
yang memangsa
serangga
lain
musuh
sebagai
pengendali
ledakan
Sama dengan sawah
Pengendalian
Aplikasi insektisida (matador) pada
bersifat
herbivora)
dan
yang (sekitar
Hasil
Marheni
(2004),
surjan
serangga
hama
saatserangga
padihama
siap berbiji
umur
2 penelitian
(terutama
memangsa
serangga
populasi
serangga
(Marwoto,
dkk., 1991).
bulan)
(serangga
yang padayang
fase
dalam Hasil
beberapa
pengamatan
di lapangan,
bersifat parasitoid
herbivora)
dan serangga
penelitian
Marheni
(2004),
Pengendalian
Sama dengan sawah
- Penyiangan I: 2 minggu setelah
pradewasanya
memarasit
lain,
wereng beberapa
batang surjan
coklat
mempunyai
banyak
gulma
tanam
dengan
bersifat
parasitoid
(serangga serangga
yang pada
fasecara digaruk
dalam
pengamatan
di lapangan,
manual
terutama serangga
herbivora/hama).
sini
musuh alami
alam,mempunyai
mencapai banyak
19-22
pradewasanya
memarasit
seranggaDi lain,
wereng
batang dicoklat
- Penyiangan II: saat tanaman padi
jelas bahwa
musuhherbivora/hama).
alami berpotensi
dalam
familia predator
8-10 familia
parasitoid.
umur 25-35
hari
terutama
serangga
Di
sini
musuh
alami didanalam,
mencapai
19-22
- Aplikasi herbisida (rambason):
mengendalikan
serangga
hama. Menurut
Predator-predator
ini 8-10
cocokfamilia
terhadap
serangjelas
bahwa musuh
alami berpotensi
dalam
familia
predator dan
parasitoid.
saat tanaman padi umur 2 minggu
O’Neil,
et al. dalam
Maredia,
et al.Menurut
(2003),
ga hama tanaman
padi,
bergerak
aktifseranguntuk
mengendalikan
serangga
Predator-predator
ini
cocok
terhadap
Pemupukan
- hama.
Pupuk
dasar:
TS dan Urea
Sama
dengan
sawah
sebelum tanam
surjan
apabila etmusuh
alami
mampu
menggigit
dan padi,
mengunyah
O’Neil,
al. dalam
Maredia,
et al.berperan
(2003),
ga
hama tanaman
bergerakmangsanya.
aktif untuk
- Pemupukan I: setelah penyiangan
sebagai musuh
pemangsaalami
secara
sejak pupuk
Hasil
pengamatan
menunjukkan
bahwa
apabila
mampu
berperan
menggigit
dan mengunyah
mangsanya.
Ioptimal
(15 hst)
dengan
Ponska
dan ZA
awal, maka
populasisecara
hama optimal
dapat berada
penggunaan
beberapamenunjukkan
jenis predator
pesebagai
pemangsa
sejak
Hasil
pengamatan
bahwa
- Pemupukan II: 30-35 hst dengan
pada tingkatan
equilibrium
position
ataudan ZApenggunaan
mangsa wereng
batang jenis
coklat predator
dapat meneawal,
maka populasi
hamapupuk
dapatPonska
berada
beberapa
pefluktuasi
populasiequilibrium
hama dan position
musuh alami
pada
tingkatan
atau
mempengaruhi
komposisi
serangga
yang
menjadi populasi
seimbanghama
sehingga
tidak alami
akan
fluktuasi
dan musuh
menyusun
komunitas
sawah surjan dan
terjadi ledakan
hama. sehingga
menjadi
seimbang
tidak akan
nonsurjan, termasuk
juga musuh
bagi
umumnya
bersifatalami
polyphaterjadiPredator
ledakan hama.
serangga
hama
(predator
dan parasitoid).
gous, Predator
yaitu
dapat
memangsa
lebih polyphadari satu
umumnya
bersifat
Dari
hasil
observasi
pendahuluan
dan
mangsa
dandapat
tidak
tergantung
gous,
yaitu
memangsa
lebihpada
dari satu
wawancara dengan petani, diketahui bahwa
mangsa dan tidak tergantung pada satu
serangga hama yang dominan di lokasi
kan populasi
coklatmenedan
mangsa
werengwereng
batang batang
coklat dapat
penelitian
adalah
hama
penggerek
batang
intensitas
serangan
terhadap
kan
populasi
wereng
batangtanaman
coklat padi.
dan
padi
dan kutu
Aphid, berfluktuasi,
sedangkan musuh
Kemampuan
memangsa
intensitas
serangan
terhadap tanamanantara
padi.
alami
yang dominan
adalah dari
familia
lain dipengaruhi
oleh kepadatan
mangsanya,
Kemampuan
memangsa
berfluktuasi,
antara
Coccinellidae.
Hasilbanyak
penelitian
menunjuksemakin
bertambah
populasi
mangsa
lain
dipengaruhi
oleh kepadatan
mangsanya,
kan
perbedaan komposisi
jenis- jenis
makaada
pemangsaan
banyak.
semakin
bertambahbertambah
banyak populasi
mangsa
serangga musuh alami antara sawah surjan
maka pemangsaan bertambah banyak.
dan sawah nonsurjan (Tabel 2). Penentuan
37
35
37
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013
Adanya perbedaan ekosistem sawah, yaitu
Dasymutilla sp) yang ditemukan baik di
sawah
dan ekosistem
nonsurjansawah,
(lembaran)
Adanya surjan
perbedaan
yaitu
bagian
alur yang
ditanami
padi maupun
Dasymutilla
sp) yang
ditemukan
baik di
menyebabkan
komposisi
musuh
sawah surjan perbedaan
dan nonsurjan
(lembaran)
bagian alur
guludan
ditanami
palawija,
yang yang
ditanami
padi maupun
di
alami
yang ditemukan
padakomposisi
kedua ekosistem
menyebabkan
perbedaan
musuh
sedangkan
sisanyayang
hanya
ditemukan
pada
bagian guludan
ditanami
palawija,
tersebut.
surjan
memalami yangEkosistem
ditemukan sawah
pada kedua
ekosistem
bagian
yangsisanya
ditanamihanya
padi saja.
sedangkan
ditemukan pada
punyai
subsistem
tersebut.2 subsistem,
Ekosistemyaitu
sawah
surjanguludan
mem-
Jenis-jenis
musuh
alami yang dibagian yang
ditanami
padi saja.
yang
palawija
subsistem
alur
punyaiditanami
2 subsistem,
yaitudan
subsistem
guludan
temukanJenis-jenis
baik padamusuh
sawah alami
surjanyang
maupun
di-
yang ditanami
ditanamipalawija
padi. dan
Kedua
subsistem
subsistem
alur
sawah
sp.,
temukannonsurjan
baik padaadalah
sawah Anisoptera
surjan maupun
tersebut
merupakan
satu Kedua
kesatuansubsistem
sebagai
yang ditanami
padi.
Argyrophilax
nigrotibialis,
sawah
nonsurjan
adalah Coccinella
Anisoptera transp.,
ekosistem
sawah surjan.
Tabel sebagai
2 dapat
tersebut merupakan
satuPada
kesatuan
versalis,
Cyclosa
sp.,dan Coccinella
Dasymutillatransp.
Argyrophilax
nigrotibialis,
dilihat
bahwa
pada
sawahPada
surjan
ditemukan
ekosistem
sawah
surjan.
Tabel
2 dapat
Pada
sawah
surjan,
musuh
alami yang
versalis,
Cyclosa
sp.,dan
Dasymutilla
sp.
15
jenisbahwa
musuh
alami
(13 surjan
jenis predator,
dilihat
pada
sawah
ditemukan2
ditemukan
dengan
densitas
tertinggi
Pada sawah
surjan,
musuh
alami adalah
yang
jenis
parasitoid),
sedangkan
sawah2
15 jenis
musuh alami
(13 jenispada
predator,
Dasymutilla
sp. (Famili:
yang
ditemukan dengan
densitasMutillidae)
tertinggi adalah
nonsurjan
hanya ditemukan
jenis musuh
jenis parasitoid),
sedangkan11 pada
sawah
merupakan
sedangkan
pada sawah
Dasymutillapredator,
sp. (Famili:
Mutillidae)
yang
alami
(9 jenis
predator,
2 jenis
parasitoid).
nonsurjan
hanya
ditemukan
11 jenis
musuh
nonsurjan
musuh alami
yangpada
dominan
merupakan predator,
sedangkan
sawah
Hal
dimungkinkan
jenis-jenis
alamiini
(9 jenis
predator, 2karena
jenis parasitoid).
adalah
Paederus
(Famili:yang
Staphylinidae)
nonsurjan
musuhsp. alami
dominan
tanaman,
yang merupakan
dan
Hal ini dimungkinkan
karenahabitat
jenis-jenis
yang
predator
batang
adalahmerupakan
Paederus sp.
(Famili:wereng
Staphylinidae)
sumber
serangga habitat
hama yang
tanaman,pakan
yang bagi
merupakan
dan
coklat.
Familia Coccinellidae
merupakan
yang merupakan
predator wereng
batang
merupakan
mangsa
musuh hama
alami, yang
sumber pakan
bagibagi
serangga
musuh
yang
dominan terdapat
pada
coklat. alami
Familia
Coccinellidae
merupakan
terdapat
pada
sawah
banyak
merupakan
mangsa
bagisurjan
musuhlebih
alami,
yang
sawah
nonsurjan.
Familia
ini
musuh surjan
alami maupun
yang dominan
terdapat
pada
(karena
daripada
sawah
nonterdapat multicropping)
pada sawah surjan
lebih
banyak
merupakan
pemangsa
yang Familia
bersifat
sawah surjan maupun
nonsurjan.
ini
surjan.
Hal ini dapatdaripada
dijelaskan
(karena multicropping)
sawahsecara
non-
polifagus,
berdasar referensi
merupakantetapi
pemangsa
yang mangsa
bersifat
teoritis
bervariasinya
surjan. bahwa
Hal inidengan
dapat lebih
dijelaskan
secara
utamanya
wereng.
polifagus, adalah
tetapi hama
berdasar
referensi mangsa
jenis
pemangsanya
pun akan
teoritismangsa
bahwamaka
dengan
lebih bervariasinya
Berdasar
2 maka dapat dibuat
utamanya
adalah Tabel
hama wereng.
lebih
pula.pemangsanya pun akan
jenis bervariasi
mangsa maka
pernyataan
bahwa
surjan
Berdasar
Tabelsawah
2 makasistem
dapat dibuat
Dari 15pula.
jenis musuh alami yang
lebih bervariasi
dengan
tanamsawah
campuran
pernyataanpolabahwa
sistem (multisurjan
ditemukan
ekosistem
Dari pada
15 jenis
musuhsawah
alami surjan
yang
cropping)
lebih tanam
banyak campuran
ditemukan (multijenisdengan pola
tersebut,
merupakan
ditemukan1 jenis
pada (Andralus
ekosistemsp.)
sawah
surjan
jenis
musuhlebih
alami
denganditemukan
rerata densitas
cropping)
banyak
jenis-
jenis
yang
hanya(Andralus
ditemukan
bagian
tersebut,
1 jenis
sp.)pada
merupakan
setiap
jenisnya
0,1-2,8
m2,
jenis musuh
alamiantara
dengan
rerata per
densitas
guludan
yanghanya
ditanami
palawija,pada
dan 4bagian
jenis
jenis yang
ditemukan
sehinggajenisnya
pengelolaan
setiap
antara ekosistem
0,1-2,8 persawah
m2,
(Coccinella
tranversalis,
Harmonia
guludan yang
ditanami palawija,
danoctoma4 jenis
surjan
cenderungekosistem
mengkonservasi
sehinggalebih
pengelolaan
sawah
culata,
Argyrophilax
dan
(Coccinella
tranversalis, nigrotibialis,
Harmonia octoma-
musuh
alami cenderung
daripada pengelolaan
ekosurjan lebih
mengkonservasi
culata,
38
musuh alami daripada pengelolaan eko-
38
Argyrophilax
nigrotibialis,
dan
Konservasi Musuh Alami (Victoria Henuhili dkk)
Konservasi Musuh Alami (Victoria Henuhili dkk)
sistem sawah nonsurjan (lembaran). Musuh
alami
sumberdaya
alam Musuh
hayati
sistem merupakan
sawah nonsurjan
(lembaran).
yang
penting
untuk dikonservasi
alami sangat
merupakan
sumberdaya
alam hayati
(dilestarikan),
mengingat
perannya
dalam
yang sangat penting
untuk
dikonservasi
pengendalian
hama perannya
pada ekosistem
(dilestarikan), hayati
mengingat
dalam
sawah
seperti hayati
yang telah
dengan
pengendalian
hamadijelaskan
pada ekosistem
beberapa
referensi
atas. dijelaskan dengan
sawah seperti
yangditelah
beberapa referensi di atas.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan
KESIMPULAN
dapat disimpulkan
bahwa sistem
pengelolaan
Dari hasil penelitian
dan pembahasan
ekosistem
sawah bahwa
yang sistem
cenderung
dapat
dapat disimpulkan
pengelolaan
mengkonservasi
adalah sistem
ekosistem sawahmusuh
yangalami
cenderung
dapat
tanam
multicropping
(pola
tanam
campuran)
mengkonservasi
musuh
alami
adalah
sistem
yang
pada(pola
sawah
surjan
dimana
tanamdilakukan
multicropping
tanam
campuran)
jenis-jenis
musuh
alami
yang
ditemukan
yang dilakukan
pada
sawah
surjan
dimana
pada
ekosistem
ini lebih
jenis-jenis
musuh sawah
alami surjan
yang ditemukan
melimpah
daripadasawah
ekosistem
nonpada ekosistem
surjansawah
ini lebih
surjan
(lembaran).
melimpah
daripada ekosistem sawah nonsurjan (lembaran).
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR
Barbosa, P.PUSTAKA
1998. Conservation biological
control. Toronto: Academic Press.
Barbosa, P. 1998. Conservation biological
control. Toronto:
Academic
Press.
Bambaradeniya,
C.N.B
and Amerasinghe,
F.P. 2004. Biodiversity associated with
Bambaradeniya, C.N.B and Amerasinghe,
the rice field agro-ecosystem in Asian
F.P. 2004. Biodiversity associated with
countries: A brief review. Working
the rice field agro-ecosystem in Asian
Paper 63. Colombo, Sri Lanka: Intercountries: A brief review. Working
national Water Management Institute.
Paper 63. Colombo, Sri Lanka: International
Water
Management
Johnson,
M.W.
1987.
BiologicalInstitute.
control of
pests. Hand Out Compilation of 1987
Johnson, M.W. 1987. Biological control of
Spring Season Course. Honolulu
pests. Hand Out Compilation of 1987
Hawai: Department of Entomology
Spring Season Course. Honolulu
University of Hawai at Manoa.
Hawai: Department of Entomology
University of Hawai at Manoa.
Laba, I.W. 2001. Keanekaragaman hayati
arthropoda dan peranan musuh alami
Laba, I.W. 2001. Keanekaragaman hayati
hama utama padi pada ekosistem
arthropoda dan peranan musuh alami
sawah. http://tumoutou.net/ 3_sem1_
hama utama padi pada ekosistem
012/i_w_ laba.htm. Diakses Tanggal 15
sawah. http://tumoutou.net/ 3_sem1_
Mei 2008.
012/i_w_ laba.htm. Diakses Tanggal 15
Mei 2008.
Maredia,
K.M., Dakouo, D., and MotaSanchez, D. 2003. Integrated pest
Maredia, K.M., Dakouo, D., and Motamanagement in the global area. USA:
Sanchez, D. 2003. Integrated pest
CABI Publishing.
management in the global area. USA:
CABI2004.
Publishing.
Marheni.
Kemampuan beberapa pre-
dator pada pengendalian wereng batang
Marheni. 2004. Kemampuan beberapa precoklat (Nilaparvata lugens Stal.). Jurnal
dator pada pengendalian wereng batang
Natur Indonesia. www.unri.ac.id/ jurnal/
coklat (Nilaparvata lugens Stal.). Jurnal
jurnal_natur/vol6(2)/Mar. Diakses TangNatur Indonesia. www.unri.ac.id/ jurnal/
gal 15 Mei 2008.
jurnal_natur/vol6(2)/Mar. Diakses Tanggal
15 Mei
Marwasta,
D. 2008.
dan Priyono, K.D. 2007.
Analisis karakteristik desa-desa pesisir
Marwasta, D. dan Priyono, K.D. 2007.
di Kabupaten Kulon Progo. Forum
Analisis karakteristik desa-desa pesisir
Geografi, Vol 21 No. 1, Juli 2007: 57di Kabupaten Kulon Progo. Forum
68.
Geografi, Vol 21 No. 1, Juli 2007: 5768. Wahyuni, E., dan Neering, K.E.
Marwoto,
1991. Pengelolaan pestisida dalam peMarwoto, Wahyuni, E., dan Neering, K.E.
ngendalian hama kedelai secara ter1991. Pengelolaan pestisida dalam pepadu. Malang: Departemen Pertanian.
ngendalian hama kedelai secara terpadu. Malang:
Departemen
Pertanian.
Moenandir,
J. 1993.
Persaingan
tanaman
budidaya dengan gulma (Ilmu GulmaMoenandir, J. 1993. Persaingan tanaman
Buku III). Jakarta: PT Raja Grafindo
budidaya dengan gulma (Ilmu GulmaPersada.
Buku III). Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.S.D. 2003. Ilmu lingkungan.
Tandjung,
Yogyakarta: Laboratorium Ekologi FaTandjung, S.D. 2003. Ilmu lingkungan.
kultas Biologi Universitas Gadjah
Yogyakarta: Laboratorium Ekologi FaMada.
kultas Biologi Universitas Gadjah
Mada.
Tindal,
K.V. 2004. Investigation of insect-
weed
interaction
in
the
rice
Tindal, K.V. 2004. Investigation of insectagroecosystem. Unpublish report. The
weed
interaction
in
the
rice
Department of Entomology. Louisiana
agroecosystem. Unpublish report. The
State University.
Department of Entomology. Louisiana
State University.
Undang-undang
Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistem5 Tahun 1990 tentang Konservasi
39
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistem39
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013
nya. Jakarta: Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan.
nya. Jakarta: Badan Pengendalian
Dampak
Lingkungan.
Untung,
K. 2006.
Pengantar pengelolaan
hama terpadu. Edisi ke dua. Yogyakarta:
Untung, K. 2006. Pengantar pengelolaan
Gadjah Mada University Press.
hama terpadu. Edisi ke dua. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
40
40
Wiyono, S. 2007. Perubahan iklim dan
ledakan hama dan penyakit tanaman.
Wiyono, S. 2007. Perubahan iklim dan
Makalah Seminar Keanekaragaman
ledakan hama dan penyakit tanaman.
Hayati di Tengah Tantangan Masa
Makalah Seminar Keanekaragaman
Depan Indonesia, diselenggarakan oleh
Hayati di Tengah Tantangan Masa
KEHATI, Jakarta, 28 Juni 2007.
Depan Indonesia, diselenggarakan oleh
KEHATI, Jakarta, 28 Juni 2007.
Download