Abstrak Pembelajaran bahasa di sekolah terdiri dari

advertisement
KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI ISI DONGENG KURA-KURA DAN KELINCI
PADASISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA
JARNAN
[email protected]
Abstrak
Pembelajaran bahasa di sekolah terdiri dari empat keterampilan dasar, yakni
keterampilan menulis, membaca, menyimak, dan berbicara. Keempat keterampilan tersebut
saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Sehingga harus diajarkan secara
keseluruhan. Keempat keterampilan berbahasa tersebut termuat dalam kurikulum satuan
tingkat pendidikan ( KTSP). Kemampuan menulis dapat diperoleh dengan cara menanamkan
niat untuk menulis yang berasal dari diri sendiri terlebih dahulu kemudian diikuti dengan
latihan secara terus menerus sehingga didapatkan kemampuan menulis yang baik. Adapun
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan menulis kembali isi dongeng
pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu Kabupaten Buton Utara. Yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan menulis kembali isi dongeng pada siswa
kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu Kabupaten Buton Utara.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yaitu peneliti
menyajikan kenyataan secara objektif yang berkaitan dengan kemampuan menulis kembali isi
dongeng pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu yang selanjutnya diuraikan
menggunakan angka-angka sesuai dengan prinsip statistika yang digunakan dalam penelitian
ini. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pada siswa kelas VII SMP Negeri 4
Kulisusu yang sekaligus ditetapkan sebagai sampel yaitu sebanyak 98 orang.Hasil penelitian
dan pengolahan data menunjukan bahwa dari kedua aspek yang diujikan secara individu
berada pada kategori mampu yakni pada menulis kembali isi dongeng berdasarkan urutan
peristiwa yang sudah ditentukan (83,67%), dan menulis pesan-pesan dongeng (51,02%).
Dari hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa kemampuan pada siswa Kelas VII
SMP Negeri 4 Kulisusu secara individu berada pada kategori mampu dengan presentase
kemampuan yaitu sebesar 64% sedangkan secara klasikal berada dalam kategori tidak
mampu karena kemampuan siswa secara individu yaitu sebesar 64% kurang dari kemampuan
secara klasikal yaitu sebesar 85%.
Kata Kunci : Menulis, Isi Dongeng, Unsur-Unsur Dongeng
Pendahuluan
Bahasa merupakan salah satu sarana untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan
meningkatkan pengetahuan intelektual.Dengan adanya bahasa, kita dapat menciptakan suatu
karya. Salah satu karya yang dimaksud adalah karya sastra.Pembelajaran sastra direncanakan
untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.Secara umum fungsi dan tujuan
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah sebagai sarana : (1) meningkatkan kesatuan
dan persatuan bangsa, (2) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka
pelestarian dan pengembangan budaya, (3) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam rangka meraih dan mengembengkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, (4)
menyebarluaskan pemakaian bahasa dan sastra Indonesia untuk berbagai keperluan, (5) dapat
mengembangkan penalaran, dan (6) memahami keberanekaragaman budaya Indonesia
melalui khasana kesastraan Indonesia. (Depdiknas, 2003:76).
sejalan dengan rambu-rambu pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang menjelaskan bahwa pembelajaran sastra yang dimaksud untuk meningkatkan
kemampuan menulis kembali isi dongeng . Hal ini sesuai dengan Standar Kompetensi dan
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
Kompetensi Dasar (SKKD) Kelas VII, pembelajaran dongeng diajarkan dalam satu standar
kompetensi yaitu kompetensi pada aspek menulis kembali isi dongeng yang pernah dibaca
atau didengar.
Berdasarkan uraian yang dijabarkan mengenai pembelajaran sastra, khususnya pada
kegiatan menulis kembali isi dongeng, maka hal tersebut memilki peran penting dalam upaya
meningkatkan keterampilan siswa. Pentingnya pembelajaran itu perlu diketahui siswa,
sehingga seyogyanya guru mengesampikan hal-hal yang bersifat teoritisdengan
mengutamakan latihan-latihan mandiri bagi siswa dalam menulis kembali isi dongeng.
Berdasarkan latar belakang diuraikan sebelumnya , maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan menulis kembali isi dongeng Kura-Kura dan
Kelinci pada siswakelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu Kabupaten Buton Utara?
Kajian Teori
Konsep Sastra
Sastra adalah sebuah karya seni yang bermediakan bahasa, maka aspek bahasa
memegang peran penting di dalamnya. Sastra tidak lain adalah suatu bentuk permainan
bahasa. Berhadapan dengan sastra hampir selalu dapat diartikan sebagai berhadapan dengan
kata-kata, dengan bahasa. Sastra diyakini mampu dipergunakan sebagai salah sarana untuk
menanam, memupuk, mengembangkan, dan bahkan melestarika nilai-nilai yang diyakini baik
dan berharga oleh keluarga, masyarakat dan bangsa (Nurgiyantoro, 2005: 35-42).
Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra adalah institusi sosial
yang memakai medium bahasa. Sastra menyajikan “kehidupan” dan “kehidupan” sebagian
besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun karya sastra juga meniru alam dan dunia
subjektif manusia (Warren dan wellek, 1993: 3-109).
Nilai Sastra Bagi Anak-Anak
Pertama-tama dan paling utama ialah bahwa sastra memberi kesenangan,
kegembiraan, dan kenikmatan kepada anak-anak. Kedua, sastra dapat mengembangkan
imajinasi anak-anak dengan membantu mereka mempertimbangkan dan memikirkan alam,
insani, pengalaman, atau gagasan dengan/dalam berbagai cara. Ketiga, sastra dapat
memberikan pengalaman-pengalaman aneh yang seolah-olah dialami sendiri oleh sang anak.
Keempat, sastra dapat mengembangkan wawasan sang anak menjadi perilaku insani. Kelima,
sastra dapat menyajikan serta memperkenalkan kesemestaan pengalaman atau universalia
pengalaman kepada anak. Keenam, sastra nerupakan sumber utama bagi penerusan atau
penyebaran warisan sastra kita dari satu generasi ke generasi berikutnya (Cahyani, dkk.,
2011: 25-27).
Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan
eksprensif (Tarigan, 1986: 3-4). Dalam kehidupan modern ini jelas bahwa kemampuan
menulis sangan dibutuhkan oleh pesertadidik. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila kita
katakana bahwa kemampuan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau
peserta yang terpelajar.
MenurutDalman, (2013: 1) menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau yang terkandung dalam suatu tulisan.
Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati
pemakainya.
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
Menurut Suparno dan Yunus (dalam Dalman, 2012: 4) menulis merupakan suatu
kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat
atau medianya. Selanjutnya, Tarigan (1986: 21) mengemukakan bahwa menulis ialah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis
tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.
Berdasarkan pendapat para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
proses penyampaian pikiran, angan-angan, perasaan dalam bentuk lambang/ tanda/tulisan
yang bermakna. Dalam kegiatan menulis terdapat suatu kegiatan merangkai, menyusun,
melukiskan, suatu lambang/tanda/ tulisan berupa kumpulan huruf yang membentuk kata,
kumpulan kalimat yang membentuk paragraf, dan kumpulan paragraf yang membentuk
wacana, karangan yang utuh dan bermakna.
Pengertian Dongeng
Dongeng merupakan salah satu cerita rakyat (folktale) yang cukup ragam cakupanya.
Bahkan untuk memudahkan penyebutan, semua cerita lama disebut sebagai
dongeng.Dongeng juga merupakan suatu bentuk cerita rakyat yang bersifat universal yang
dapat ditemukan di berbagai pelosok masyarkat dunia. Kemunculan dongeng yang sebagai
bagian dari cerita rakyat, selain berfungsi untuk memberikan hiburan, juga sebagai sarana
untuk mewariskan nilai-nilai yang di yakini kebenaranya oleh masyarakat pada waktu itu.
Dongeng dan berbagai cerita rakyat yang lain dipandang sebagai sarana ampuh untuk
mewariskan nilai-nilai, dan untuk masyarakat lama itu dapat dipandang sebagai satu-satunya
cara. (Nurgiyantoro, 2005: 198-200).
Dongeng merupakan salah satu bentuk karya sastra yang isinya cerita khayalan.
Dongeng biasanya mengandung pesan moral yang tinggi dan bisa dijadikan pedoman hidup
bagi kita. Pesan biasanya terungkap melalui karakter atau watak para tokohnya (Suharma
dkk, 2010:42).
Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi, misalnya kejadiankejadian aneh di zaman dahulu. Dongeng
berfungsi untuk menyampaiakn ajaran
moral(mendidik) dan juga menghibur. Dongeng termasuk cerita tradisional. Cerita tradisional
adalah cerita yang disampaikan secara turun temurun. Suatu cerita tradisional dapat di sebar
luas ke berbagai tempat. Kemudian, cerita itu kadang-kadang, dongeng disuatu wilayah
mirip atau sama dengan dongeng di wilayah lain. misalnya cerita semacam Cinderella juga
ada di Indonesia, misalnya, dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih, Si Melati dan Si
Kumbang, dan Ande-AndeLumut. Kejadian-kejadian dalam dongeng hampir impian semua
orang termasuk anak-anak. cerita dongeng hampir ada di seluruh penjuru dunia dengan
berbagai macam jenis dongeng, yaitu :
1.Dongeng Binatang atau fabel
Fabel adalah dongeng binatang yang mengandung pendidikan tentang perbuatan baik
dan buruk. Dalam fabel tokohnya adalah binatang. Hal itu menggambarkan watak dan budi
pekerti manusia. Dongeng kacil dan buaya, ruban dan kelinci, kura-kura dan kelinci, dan
kucing bersepatu bot merupakan contoh dongeng binatang. Biasanya, mereka digambarkan
sebagai hewan yang cerdik, licik, dan jenaka.
2. Dongeng Biasa
Dongeng biasa adalah cerita tentang tokoh yang mengalami suka duka. Cerita
dongeng biasa dapat kita temui dalam cerita bawang merah dan bawang putih. Dongeng itu
bercerita tentang penderitaaan bawang putih karena penderitaan ibu tiri dan saudara tirinya.
3. Dongeng lelucon
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
Dongeng lelucon berisi cerita lucu tentang tokoh tertentu. Beberapa contoh dongeng ini,
yaitu cerita si kabayan dari jawa barat, lebai malang, pak pandir, pak belalang, lucai dari
melayu, pan balangtamak dari bali, dan singa rewa dari kaliamantan tengah ( Agus Trianto,
2007:46-48).
Unsur-Unsur Dongeng
Dongeng juga merupakan bagian dari karya sastra yang berbentuk prosa sehingga
dongeng juga mempunyai unsur intrinsik. Unsur-unsur tersebut yaitu tema, alur, latar,
tokoh/penokohan, dan amanat.
(1) Tema
Tema adalah pokok pikiran yang dicetuskan pengarang menjadi jiwa dan dasar cerita
(Suprapto, dalam Cahyani, dkk, 2011: 101).
(2) Alur
Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga
menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam sebuah cerita ( Aminudin,
dalam Cahyani, dkk. 2011: 102).
(3) Latar
Latar atau setting diartikan sebagai keterangan temapat, waktu, dan lingkungan sosial
tempat terjadinya suatu peristiwa. Hal ini berdasarkan pada pendapat Nurgiyantoro (dalam
Cahyani,dkk, 2011: 102) bahwa latar atau setting yang disebut juga landas tumpuh mengacu
pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan.
(4) Tokoh/Penokohan
Tokoh menurut Nurgiyantoro (dalam,Cahyani, dkk. 2011: 102) adalah pelaku
sekaligus penderita kejadian dan penentu perkembangan cerita baik itu dalam cara berpikir,
bersikap, berperasaan, berperilaku, dan bertindak secara verbal maupun nonverbal.
(5) Amanat
Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra dan sekaligus pesan yang inging
disampaikan oleh pengarang kepada pembaca atau pendengar (Suprapto, dalam Cahyani,
dkk. 2011: 104).
Bahan Pembelajaran Menulis Kembali Isi Dongeng Kura-Kura dan Kelinci pada Siswa
Kelas VII di SMP Negeri 4 Kulisusu
Salah satu Standar Kompetensi (SK) menulis kembali isi dongeng adalah
mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui pantun dan dongeng. Sedangkan
Kompetensi Dasar (KD) adalah menulis kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah
dibaca atau didengar. Pengaranag dongeng memang sering kita tidak ketahui. Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dalam pembelajaran sastra yang harus
dicapai oleh siswa jenjang pendidikan SMP, Terutama Kelas VII adalah menulis kembali isi
dongeng yang pernah dibaca atau didengar. Pembelajaran materiDongeng dalam kurikulum
tingkat stuan pendidikan (KTSP) memiliki fungsi sangat baik untuk siswa yaitu mengajarkan
nila-nilai yang baik, mengembangkan daya imajinasi anak,manambah wawasan anak,
meningkatkan kreatifitas anak, mendekatkan anak-anak dengan orang tuanya, dan
menghilangkan ketegangan atau stres.
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
”KURA-KURA DAN KELINCI”
Sudah sejak dahulu kelinci dan kura-kura tak pernah bersahabat. Setiap kali bertemu,
kelinci selalu mengejek kura-kura. Padahal teman yang lain, kura-kura selalu hidup
rukun.“Hai, kura-kura, jalanmu lambat” begitu sering kelinci ucapkan kepada kura-kura.
Suatu hari, kelinci menantang kura-kura untuk berlomba lari.
“Aku akan perlihatkan kepada semua binatang bahwa aku bisa lari sambil mengintarimu,
kura-kura” kata kelinci dengan sombongnya.
“ hentikan bualan itu, kelinci! Kita buktikan dengan perbuatan. Bukan dengan ucapan!”
jawab kura-kura.
Kedua hewan itupun sepakat berlomba. Serigala akan menjadi wasit karena dapat
menyalak dengan keras. Menyalaknya serigala bisa sebagai tanda perlombaan dimulai.
Ketika serigala menyalak, dengan sigap kelinci berlari kencang seperti angin. Sebaliknya
kura-kura melangkah kaki dengan lambat. Banyak penonton yang memberi semangat kepada
kelinci. Banyak pula penonton yang memberi semangat kepada kura-kura.
“Ayo, lari lebih kencang lagi, kelinci !” teriak pendukung kelinci.
“Ayo cepat, kura-kura !” pendukung kura-kura tak mau kalah.
Kura-kura tetap dengan langkahnya yang lambat. Ia melihat kelinci berada jauh
didepannya. Sesekali kelinci menoleh ke belakang. Ia takut jika kura-kura dapat
menyusulnya. Ternyata dia tidak melihat kura-kura.
“Ah, pasti kemenangan ada padaku. Aku lelah sekali. Sebaiknya aku tidur sebentar ! akan
kubiarkan kura-kura melewatiku. Sampai aku bangun pun kura-kura tidak akan bisa
menyusulku,” pikir kelinci sombong.
Sementara itu, kura-kura berjalan. Ia berjalan dengan semangat yang tinggi. Akhirnya,
sampai ia ditempat kelinci. Kura-kura melihat kelinci tertidur lelap. Dengan tenang, ia
melewati kelinci itu. Tiba-tiba kelinci tersentak dari tidurnya. Ia mendengar suara serigala
menyalak tiga kali. Itu pertanda perlombaan telah usai. Tanpa pikir panjang, kelinci berlari
sekencang-kencangnya. Akan tetapi, malang baginya karena kura-kura sudah sampai digaris
akhir. Bahkan, kura-kura telah mendapat sambutan hangat.
Akhirnya dengan sedih bercampur malu, kelinci menghampiri kura-kura. Ia meminta
maaf kepada kura-kura. Ia mengucapkan selamat pada kura-kura. Kelinci berjanji tidak akan
sombong lagi.
Metode dan Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu
menggambarkan secara objektif hasil yang diperoleh siswa dalam menulis kembali isi
dongeng dengan menggunakan angka-angka sesuai dengan prinsip statistic yang digunakan
dalam penelitian ini. Penelitian ini tergolong penelitian lapangan. Peneliti langsung ke lokasi
penelitian untuk mengumpulkan data sesuai dengan masalah penelitian.
Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi Penelitian
populasi penelitian ini adalah seluruh pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu
tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 98 siswa.
Sampel Penelitian
sampel penelitian ini adalah hasil menulis pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu
tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 98 siswa.
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
Instrument Penelitian
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui tes uraian yang
terdiri dari dua soal yaitu (1) berdasarkan hasil bacaan anda,tulislah dongeng berdasarkan
urutan peristiwa yang sudah ditentukan (2) tulislah pesan-pesan yang terdapat dalam dongeng
tersebut ( dongeng kura-kura daan kelinci ) dengan waktu 4x40 menit.
Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
Jadi teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui tes.Tes adalah
serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan
pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Riduwan,2010:30-31). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian. Tes ini
dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. siswa mempersiapkan alat-alat yang dapat mendukung kegiatan menulis kembali isi
dongeng
2. guru atau peneliti memberikan dongeng sebagai bahan bacaan
3. siswa diberi kesempatan untuk membaca dongeng tersebut
4. guru atau peneliti memberikan soal pada siswa
5. siswa diberi waktu untuk menjawab soal tersebut
6. setelah waktu yang diberikan selesai, lembar kerja siswa dikumpulkan dan selanjutnya
peneliti melakukan koreksi hasil tulis siswa.
Teknik Penilaian
Teknik yang digunakan dalam penilaian kemampuan menulis kembali isi dongeng
adalah dengan skor. Skor yang digunakkan adalah 1-2 sangat buruk, 3-5 kurang baik, dan
skor 6-7 baik dan 8 sangat baik. Untuk menulis kembali isi dongeng siswa menggunakan
teknik analitik yaitu diarahakan pada penulisan kembali isi dongeng oleh siswa yang
meliputi, menulis dongeng berdasarkan urutan peristiwa yang sudah ditentukan, dan menulis
pesn-pesan yang terdapat dalam dongeng.
Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif, dalam pendeskripsian dilakukan teknik
presentase. analisis deskriptif dimaksud untuk menggambarkan hasil penelitian berdasarkan
kenyataan objektif yang diperoleh dikelas berupa tes uraian yang terdiri atas dua nomor yaitu
(1) menulis dongeng berdasarkan urutan peristiwa yang sudah ditentukan, (2) menentukan
pesan-pesan dongeng. Siswa dikatakan mampu secara individu jika siswa memperoleh nilai
atau mencapai kemampuan minimal 65%, sedangkan tuntas belajar secara klasikal apabila
siswa yang mencapai kemampuan 65% mencapai 85% dari keseluruhan populasi.
Rumus yang digunakan untuk presentase kemampuan individual adalah :
∑𝑓𝑓𝑓𝑓
𝐩𝐩 =
𝑋𝑋 100%
𝑛𝑛
Keterangan:
P
= kemampuans
∑fx
= jumlah skor yang diperoleh
N
= jumlah skor maksimal
( Supriadi, 1991:286)
Rumus yang digunakan untuk menentukan presentase kemampuan secara klasikal
adalah:
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
𝑲𝑲𝑲𝑲 =
𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋 π’šπ’šπ’šπ’šπ’šπ’šπ’šπ’š 𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔 π’Šπ’Šπ’Šπ’Šπ’Šπ’Šπ’Šπ’Šπ’Šπ’Šπ’Šπ’Šπ’Šπ’Šπ’Šπ’Šπ’Šπ’Šπ’Šπ’Š π’Žπ’Žπ’Žπ’Žπ’Žπ’Žπ’Žπ’Žπ’Žπ’Žπ’Žπ’Žπ’Žπ’Žπ’Žπ’Žπ’Žπ’Žπ’Žπ’Ž 𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑 ≥ πŸ”πŸ”πŸ”πŸ”%
𝑿𝑿 𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏%
𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋
Hasil Penelitian
Penyajian hasil penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah
menyajikan keseluruhan data dalam menulis kembali isi dongeng, dan tahap kedua adalah
penyajian data pada setiap komponen isi dongeng diantaranya, (1) kemampuan menulis
kembali isi dongeng berdasarkan urutan peristiwa, (2) menuliskan pesan-pesan yang terdapat
dalam dongeng tersebut.
Penutup
Simpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan di atas diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran materiDongeng dalam kurikulum tingkat stuan pendidikan (KTSP) memiliki
fungsi sangat baik untuk siswa yaitu mengajarkan nila-nilai yang baik, mengembangkan
daya imajinasi anak,manambah wawasan anak, meningkatkan kreatifitas anak,
mendekatkan anak-anak dengan orang tuanya, dan menghilangkan ketegangan atau stres.
2. Kemampuan menulis kembali isi dongeng pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu
secara individu berada pada kategori mampu, dan secara klasikal berada pada kategori
tidak mampu karena siswa yang mencapai kemampuan 65% sebesar 64% kurang dari
kemampuan secara klasikal yaitu 85%..
3. Tingkat kemampuan pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu dalam menulis kembali
isi dongeng berdasarkan urutan peristiwa adalah sebesar 83,67% dan menentukan pesanpesan dalam dongeng sebesar 51,02%.
Saran
1.
Diharapkan guru Bahasa dan Sastra Indonesia dapat memberikan perhatin khusus
(pengayaan) kepada siswa yang belum memiliki kemampuan menulis kembali isi
dongeng, dan melakukan berbagai tindakan praktis yang dapat merangsang para siswa
agar tertarik untuk membaca karya sastra.
2. Diharapkan teks dongeng yang disajikan sebagai bahan ajar dipilih dan disesuaikan
dengan keadaan dan tingkat pemahaman siswa.
3. Bagi para peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian yang relevan dengan hasil
penelitian ini diharapkan mengkaji lebih mendalam lagi mengenai kemampuan menulis
kembali isi dongeng agar di peroleh hasil yang akurat dan lebih baik.
Daftar Pustaka
Agus, Trianto. 2007. Pasti Bisa Pembehasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia. Esis.
Jakarta
Alwasilah dan Aziez, 1996. Pengajaran Bahasa Komunikatif. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Cahyani, Isah, dkk. 2011. Menulis Proposal Penelitian. Cv. Bintang Warli Artika. Bandung.
Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran BahasadanSastra Indonesia Sekolah
Menengah Pertama Dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Pusat Kurikulum,
Balitbang.
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
Dalman, 2012. Keterampilan Menulis. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Dalman, 2013. Menulis Karya Ilmiah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Mukhtar dan Widodo, 2000. Konstruksi Ke Arah Penelitian Deskriptif. Avyrouz.Yogyakarta.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Riduwan, 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Supriadi, 1991. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Suharma, dkk. 2010. Bahasa Dan Sastra Indonesia. Yudhistira. Bogor.
Sunendra Dadang, Iskandrawassid, 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung. Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Sartini, Sukarsono. 1990. Bahasa Indonesia Untuk SMA I; Bidang Membaca, Kosa Kata,
Menulis, Pragmatik. Yogyakarta: Kanisius
Suhardono, Edi, 2001. Refleksi Metodologi Riset Panorama Survey. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa.
Bandung.
Warren dan Wellek, 1993. Teori Kesusastraan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
Download