KAJIAN ISI LAMBUNG DAN PERTUMBUHAN IKAN TAPAH (Wallago leeri) DI WAY KIRI, TULANG BAWANG BARAT, LAMPUNG (Skripsi) Oleh ACIB SAPUTRA DWI YUDA PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2016 ABSTRACT GUT CONTENT AND GROWTH ANALYSIS OF TAPAH (Wallago leeri) IN WAY KIRI TULANG BAWANG BARAT, LAMPUNG By ACIB SAPUTRA DWI YUDA Way Kiri is one of the rivers in Lampung that flows along the Tulang Bawang Barat regency. It has diversity and abundance of fish specieses, among which tapah. Types of food of tapah in Way Kiri is still unknown therefore it needs to be studied. The aims of this research was to understand the feeding habit fish, growth pattern and the relation of tapah feeding habit with environmental condition. The study was conducted in June-September 2015. The data was analyzed by using Index of Preponderance (IP), analysis of length and weight, and Principal Component Analysis (PCA) method. The result of this study showed that the tapah was carnivorous with IP range 34%-89%. tapah in Way Kiri have isometric growth scheme. Dietary habits of tapah have relationship with major food types were positively correlated to environmental factors, such as ammonia, TOM, DO, phosphate, water flow and negatively correlated such as environmental conditions like nitrate, TSS, and DO. Keyword: feeding habit, growth scheme, PCA method, tapah fish, Way Kiri ABSTRAK KAJIAN ISI LAMBUNG DAN PERTUMBUHAN IKAN TAPAH (Wallago leeri) DI WAY KIRI, TULANG BAWANG BARAT, LAMPUNG Oleh ACIB SAPUTRA DWI YUDA Way Kiri merupakan salah satu sungai yang terdapat di daerah Lampung yang mengalir sepanjang daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat. Sungai ini memiliki keragaman dan kelimpahan jenis ikan diantaranya yaitu ikan tapah. Ikan tapah di perairan Way Kiri belum diketahui jenis makanan sehingga perlu dilakukan kajian mengenai isi lambung. Penelitian kajian isi lambung ikan tapah (Wallago leeri) di Way Kiri Tulang Bawang Barat bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan ikan tapah di perairan Way Kiri, mengetahui pola pertumbuhan ikan dan mengetahui hubungan kebiasaan makan ikan tapah dengan kondisi lingkungan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-September 2015. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Index of Preponderance (IP), analisis hubungan panjang dan berat, dan metode Principal Component Analysis (PCA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ikan tapah adalah ikan karnivora dengan kisaran nilai IP 34%-89%. Ikan tapah di Way Kiri memiliki pola pertumbuhan isometrik. Hubungan kebiasaan makan ikan tapah jenis makanan utama berkorelasi positif terhdapat faktor lingkungan seperti amoniak, TOM, DO, phosphat, arus dan berkorelasi negatif terhadap faktor kondisi lingkungan seperti nitrat, TSS dan DO. Kata kunci: ikan tapah, kebiasaan makan, metode PCA, pola pertumbuhan, Way Kiri KAJIAN ISI LAMBUNG DAN PERTUMBUHAN IKAN TAPAH (Wallago leeri) DI WAY KIRI, TULANG BAWANG BARAT, LAMPUNG Oleh ACIB SAPUTRA DWI YUDA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERIKANAN Pada Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2016 RIWAYAT HIDUP Acib Saputra Dwi Yuda dilahirkan di Panjang pada tanggal 24 Oktober 1993 sebagai anak kedua dari pasangan Bapak Yunus Efendy dan Ibu Zubaedah. Penulis memulai pendidikan di SD Negeri 1 Panjang Utara dari tahun 1999 sampai 2005. Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 11 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2008, dan melanjutkan di SMA Negeri 17 Bandar Lampung hingga lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN tertulis. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan organisasi kampus, yaitu menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan Unila (HIDRILA) sebagai anggota Bidang Pengabdian Masyarakat periode 20122013 dan pada tahun 2013-2014 menjabat sebagai Ketua Umum HIDRILA serta mengikuti organisasi Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Pertanian (DPM FP) menjabat sebagai Sekretaris DPM FP periode 2014-2015. Penulis juga pernah menjadi Asisten Dosen Ikhtiologi dan Oceanografi Semester Genap tahun ajaran 2012-2013, dan Mikrobiologi Akuatik Semester Ganjil tahun ajaran 2013-2014 dan tahun Ajaran 2014-2015. Pada tahun 2014 penulis mengikuti kegiatan Praktik Umum (PU) di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi selama 30 hari dengan judul “Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus carpio)”, dan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Unila pada tahun 2015 di desa Rejo Binangun Kecamatan Simpang Pematang Kabupaten Mesuji. Pada tahun 2015 untuk mencapai gelar Sarjana Perikanan penulis melaksanakan penelitian dan menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk Skripsi dengan judul “Kajian Isi Lambung dan Pertumbuhan Ikan Tapah (Wallago leeri) dari Way Kiri, Tulang Bawang Barat”. Kupersembahkan karya ini sebagai tanda baktiku kepada kedua orang tua. “Papah dan Mamah yang tanpa henti mendo’akan, memberikan kasih sayang, nasehat, serta memberi semangat untuk bangkit ketika terjatuh Juga teruntuk Mba dan Adikku tercinta yang memberikan dukungan dan semangat”. MOTTO “Jangan pernah takut akan Bayangan.” “Man Jadda Wa Jada” “ Man Shobaro zhofiro” “Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah : 5-6) SANWACANA Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kajian Isi Lambung dan Pertumbuhan Ikan Tapah (Wallaga leeri) di Way Kiri, Tulang Bawang Barat, Lampung”. Shalawat serta salam selalu dan senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, semoga kita tercatat sebagai umatnya yang kelak mendapatkan syafaatnya di hari akhir. Amin Ya Robbal Alamiin. Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan (S.Pi) pada Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Skripsi yang dibuat oleh penulis berjudul “Kajian Isi Lambung dan Pertumbuhan Ikan Tapah (Wallaga leeri) di Way Kiri, Tulang Bawang Barat, Lampung”. Dengan segenap rasa syukur kehadirat Allah SWT yang dilandasi dengan kerendahan hati, ungkapan terimakasih yang tulus dan ikhlas penulis sampaikan kepada: 1. Keluargaku tercinta Papah dan Mamah, Ayuning Thias Eka Yuda, S.T dan Aulia Pertiwi Tri Yuda yang selalu mendo’akan, memberikan dukungan, motivasi dan kasih sayang selama ini. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3. Ibu Ir. Siti Huddaidah, M.Sc., selaku Ketua Progam Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 4. Ibu Rara Diantari, S.Pi.,M.Sc., selaku Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran dari awal hingga selesainya skripsi ini. 5. Bapak Eko Efendi, S.T., M.Si., selaku dosen Pembimbing Kedua yang telah membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi semakin baik. 6. Bapak Dr. Ir. Abdullah Aman Damai M.Si selaku dosen Pembahas yang telah memberikan saran-saran dalam penulisan skripsi ini. 7. Bapak Mehdari selaku Nelayan Way Kiri yang telah membantu penulis dalam melakasanakan penelitian lapangan. 8. Adinda Annisa Khusnul Khotimah atas doa, perhatian, semangat, dan kasih sayang mu selama ini. 9. Team Way Kiri (Dhany Darmawan, Septi Malidda E.P., Putri Priyan) yang telah menjadi teman seperjuangan dalam meraih gelar sarjana dan selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 10. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2011, terimakasih atas kebersamaan selama ini sehingga dapay melewati suka duka. 11. Sahabat-Sahabat Mira Salviani, S.Pd., Nanda Pamungkas, Ari Susanti, Dedi Andrian Tamba, Fitri Handayani, May Sari Lisnawati yang telah memberikan dukungan dan hiburan selama ini. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Bandar Lampung, Juli 2016 Penulis Acib Saputra Dwi Yuda DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i DAFTAR ISI...................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 2 1.3 Kerangka Pikir ......................................................................................... 3 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 4 II. METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat ................................................................................ 5 2.2 Alat dan Bahan....................................................................................... 7 2.3 Prosedur Penelitian ................................................................................ 7 2.3.1 Penelitian Lapangan ..................................................................... 7 2.3.2 Penelitian Laboratorium ............................................................... 8 2.4 Analisa Data .......................................................................................... 9 2.4.1 Persentase Frekuensi Kejadian ..................................................... 9 2.4.2 Kebiasaan Makan ......................................................................... 9 2.4.3 Hubungan Panjang dan Berat ....................................................... 10 2.4.4 Faktor Kondisi .............................................................................. 11 2.4.5 Korelasi Kebiasaan Makan dan Lingkungan ................................ 12 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Kondisi Umum Way Kiri ...................................................................... 13 3.2 Kebiasaan Makan .................................................................................. 14 3.3 Hubungan Panjang Berat Ikan Tapah ................................................... 19 3.4 Faktor Kondisi ....................................................................................... 22 3.5 Hubungan Kondisi Lingkungan dengan Kebiasaan Makan ................... 23 ii IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 30 4.2 Saran ..................................................................................................... 30 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iii DAFTAR TABEL No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tabel Halaman Index of Preponderance (IP) (%) stasiun 1.................................................. 15 Index of Preponderance (IP) (%) stasiun 2 ................................................. 15 Index of Preponderance (IP) (%) stasiun 3 ................................................. 15 Hubungan panjang berat ikan Tapah ........................................................... 21 Faktor kondisi ikan Tapah ........................................................................... 22 Faktor yang dominan terhadap kebiasaan makan hasil analisis dengan PCA ......................................................................... 24 7. Hasil korelasi matrik hubungan kualitas air dengan kebiasaan makan........ 26 . iv DAFTAR GAMBAR No 1. 2. 3. 4. 5. Gambar Halaman Kerangka pikir ............................................................................................. 4 Peta lokasi pengambilan sampel ................................................................. 6 Alat tangkap sampel ikan tapah .................................................................. 8 Sampel ikan tapah ....................................................................................... 14 Jenis makanan terdapat pada lambung ikan (a) Ikan, (b) Detritus Potongan Kayu ........................................................................ 18 6. Usus ikan tapah ........................................................................................... 19 7. Hubungan panjang berat tubuh ikan Tapah di Stasiun1 (a), Stasiun 2 (b), Stasiun 3 (c) . ......................................................................... 20 8. Korelasi lingkungan dengan kebiasaan makan hasil analisis PCA di stasiun 1 (a), stasiun (b), stasiun 3 (c) ................................................... 24 v I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Way Kiri merupakan sungai yang berada di wilayah Tulang Bawang Barat. Sungai ini mengalir sepanjang aliran Kecamatan Pagar Dewa, Tulang Bawang Tengah, Tulang Bawang Udik dan Kecamatan Tumijajar sebagai pemisah wilayah di Tulang Bawang Barat (Kelompok Kerja PPSP Tulang Bawang Barat, 2014). Aliran sungai yang mengalir sepanjang aliran merupakan salah satu sumber utama penghasil ikan air tawar bagi penduduk di Kabupaten Tulang Bawang Barat dan daerah lain yang berdekatan dengan daerah Tulang Bawang Barat. Dari semua jenis ikan air tawar yang dihasilkan di perairan Way Kiri terdapat beberapa jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis penting seperti ikan baung, ikan selais dan ikan tapah. Ikan tapah adalah salah satu famili dari Siluridae, yang memiliki nilai ekonomis tinggi karena mempunyai nilai gizi cukup tinggi (Nathasya, 2013). Ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi menjadi target tangkapan nelayan dibandingkan dengan yang kurang bernilai ekonomis. Menurut nelayan sekitar, populasi ikan tapah di Way Kiri dahulu sangat banyak, namun seiring berjalannya waktu ikan ini populasinya semakin menurun. Hal ini dapat terjadi karena habitat ikan tapah mulai rusak karena berbagai kegiatan seperti perkebunan, tempat pemancingan dan penangkapan ikan secara terus menerus. Penangkapan ikan yang dilakukan secara terus menerus akan menggangu kelestariannya yang suatu waktu akan dapat menyebabkan kelangkaan jenis ikan tapah. Untuk menjaga kelestarian ikan dan pengelolaan sumber daya perairan secara optimal diperlukan suatu kajian aspek biologi berupa kajian isi lambung dan hubungan panjang berat ikan yang berada di perairan Way Kiri. Kajian isi lambung merupakan suatu kajian hubungan antara komposisi makanan alami dalam lambung dan habitatnya (Dolgov, 2005). Penelitian mengenai kajian isi lambung ikan tapah sudah dilakukan. Menurut penelitian Sumiarsih (2009) dan Sari (2013) jenis makanan yang terdapat pada lambung ikan tapah adalah ikan, sehingga ikan tapah tergolong ikan karnivora. Hasil penelitian Alawi et al. (1992), terdapat 4 kategori organisme yang ditemui dalam lambung ikan baung, yaitu insekta air, ikan, udang, dan detritus. Kajian isi lambung ikan Sidat yang tergolong karnivora terdapat jenis makanan berupa ikan, crustacea, kepiting, insekta dan serasah tumbuhan (Muryanto dan Sumarno, 2013). Analisis panjang berat ikan dilakukan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan. Penelitian Ridwan (2010), pola pertumbuhan ikan tapah jantan dan betina di sungai Kampar Riau bersifat allometrik negatif (b<3) dimana pertambahan panjang lebih cepat dibandingkan pertambahan berat tubuh. Beberapa penelitian terhadap pola pertumbuhan ikan dari kelompok catfish telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara berat tubuh dengan panjang total pada ikan Clarias agboyiensis jantan dan betina di rawa banjiran Sungai Anambra. Venty (2000) melakukan penelitian pada ikan ingir-ingir (Mystus nigriceps) yang berasal dari PLTA Koto Panjang memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif. Penelitian Azwar Said (2007) menunjukkan bahwa ikan Serandang berasal dari Daerah Aliran Sungai Musi memiliki pola pertumbuhan isometrik dimana pertambahan panjang tubuh ikan sama dengan pertambahan berat tubuh ikan. Untuk usaha pelestarian ikan tapah di perairan Way Kiri, diperlukan informasi aspek biologi (kebiasaan makan ikan dan hubungan panjang berat). Belum adanya data hasil penelitian tentang kajian isi lambung dan pertumbuhan ikan Tapah dari Way Kiri, Tulang Bawang Barat maka perlu dilakukannya penelitian tentang kajian isi lambung pertumbuhan ikan tapah dari Way Kiri, Tulang Bawang Barat. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui kebiasaan makan ikan tapah (Wallago leeri) di perairan Way Kiri. 2. Untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan tapah. 3. Mengetahui hubungan kebiasaan makan ikan tapah dengan kondisi kualitas air. 2 1.3 Kerangka Pikir Way Kiri merupakan salah satu sungai yang terdapat di daerah Lampung yang mengalir sepanjang daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat. Sungai ini memiliki keragaman dan kelimpahan jenis ikan. Salah satu dari keragaman jenis ikan di perairan Way Kiri adalah ikan tapah. Ikan tapah di perairan Way Kiri belum diketahui jenis makanan dan bentuk pola pertumbuhan ikan. Hal ini perlu dilakukan kajian mengenai isi lambung, pola pertumbuhan ikan dan kondisi lingkungan tempat hidup ikan tapah di Perairan Way Kiri. Kajian isi lambung dilakukan untuk mengetahui makanan alami dan kebiasaan makan ikan. Kajian isi lambung dilakukan dengan melakukan pembedahan isi lambung ikan untuk mengetahui yang dimakan oleh ikan, sedangkan pola pertumbuhan dengan melakukan pengukuran panjang dan berat tubuh ikan. Perlunya mengungkap informasi mengenai kebiasaan makan ikan tapah, pola pertumbuhan dan kualitas air di lingkungannya yang merupakan parameter dalam pengamatan ini merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan data dasar untuk domestikasi atau kegiatan budidaya. 3 Gambar 1. Kerangka Pikir 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah dapat memberikan informasi berupa kebiasaan makan dan pertumbuhan ikan tapah (Wallago leeri) yang berasal dari Way Kiri, Tulang Bawang Barat sebagai langkah awal upaya domestikasi ikan tapah. 4 II. METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai dari bulan Juni sampai September. Pengambilan sampel ikan tapah (Wallago leeri) dilakukan di Way Kiri, Tulang Bawang Barat dan pengamatan isi lambung ikan tapah dilakukan di Laboratorium Budidaya Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Peta pengambilan sampel ikan dapat dilihat pada gambar 2, pengambilan sampel ikan di lakukan dengan 3 titik pengambilan sampel yang berbeda yaitu: 1. Stasiun I berada pada hilir Way Kiri (04o26’35,433”LS 105o06’49,296”BT). 2. Stasiun II di sekitar wilayah perkebunan rakyat (04o26’43,691”LS 105o05’58,621”BT). 3. Stasiun III berada di sekitar wilayah panaragan (hulu) (04027’08,593”LS 105o05’05,804”BT). Gambar 2. Peta lokasi pengambilan sampel 6 2.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat bedah, mikroskop, penggaris dengan ketelitian 1 mm, timbangan digital dengan ketelitian 1 gram, kertas label, sedwick rafter, bubu dengan kerapatan 1 cm, panjang bubu 3 m, diameter 130 cm dan lebar 416 cm, pipet tetes, cawan petri, nampan, botol film, alat pengukur kualitas air, cool box, GPS (global positioning system), alat tulis untuk mencatat hasil penelitian. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan tapah (Wallago leeri), aquades dan larutan formalin untuk mengawetkan lambung ikan tapah. 2.3 Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu penelitian lapangan yang dilaksanakan di Way Kiri Tulang Bawang Barat dan penelitian yang dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. 2.3.1 Penelitian Lapangan Penelitian yang dilakukan di lapangan meliputi: 1. Titik koordinat pada stasiun pengamatan ditentukan dengan menggunakan GPS (global positioning system). 2. Ikan sampel ditangkap dengan menggunakan bubu dengan kerapatan 1 cm, panjang 3 m, diameter 130 cm dan lebar 416 cm. Bubu di letakan pada titik pengambilan sampel yang telah ditentukan selama 24 jam. Alat tangkap bubu dapat dilihat pada gambar 3. 7 Gambar 3. Alat tangkap sampel ikan tapah 3. Kualitas air diukur secara langsung pada titik pengambilan sampel meliputi faktor fisika (suhu, dan kecerahan), faktor kimia (DO dan pH), dan kecepatan arus. Kualitas air yang di analisa di laboratorium meliputi faktor kimia (nitrat, amonia, nitrat, nitrit, fospat, TOM, dan TSS). 4. Sampel ikan dimasukan kedalam cool box yang berisikan bongkahan es, untuk dilakukan pengamatan di laboratorium. 2.3.2 Penelitian Laboratorium Penelitian yang dilakukan di laboratorium meliputi: 1. Ikan tapah diukur panjang total dari mulut sampai ujung sirip ekor dengan alat penggaris. 2. Ikan ditimbang untuk mengetahui berat tubuhnya. 3. Sampel ikan tapah dibedah bagian abdominal mulai dari anus ke arah vertebrata hingga ke tulang operkulum. 4. Usus ikan tapah diukur panjangnya, kemudian diawetkan dengan menggunakan formalin 4%. 5. Pengamatan isi lambung dan usus dilakukan mengeluarkan isinya dan diamati dibawah mikroskop. 6. Dari hasil pengamatan dicatat jenis dan jumlah persentase volume isi lambung. 8 2.4 Analisa Data 2.4.1 Persentase Frekuensi Kejadian Frekuensi kejadian merupakan persentase jumlah banyaknya lambung yang berisi makanan sejenis dari total jumlah lambung yang berisi makanan. Frekuensi kejadian dihitung menggunakan persamaan (Effendie, 2002), yaitu: x100% .................................................. (1) Oi = dimana: Oi : Persentase frekuensi kejadian Ni : Jumlah lambung yang berisi makanan ke-1 I : Jumlah lambung yang berisi makanan 2.4.2 Kebiasaan Makan Kebiasaan makan ikan ditentukan berdasarkan Index of Preponderance atau Indeks Bagian Terbesar (Natarajan dan Jhingran, 1961). Index of Preponderance dihitung menggunakan metode frekuensi kejadian dan volumetrik, dengan persamaan: IP = ∑( ) % ........................................ (2) dimana: IP : Index of Preponderance Vi : Persentase volume satu macam makanan Oi : Persentase frekuensi kejadian satu macam makanan ∑(Vi x Oi) : Jumlah Vi x Oi dari semua macam makanan 9 2.4.3 Hubungan Panjang dan Berat Hubungan panjang dan berat ikan ditentukan dari hubungan panjang dan berat. Hubungan panjang dan berat dihitung dari persamaan (Effendie, 1997) : b W = aL ............................................................... (3) dimana: W : berat tubuh ikan (gram) L : Panjang tubuh ikan (mm) a dan b : Konstanta Untuk menentukan perhitungan, persamaan (3) ditransformasi menjadi bentuk persamaan linier dengan menggunakan transformasi logaritma, yaitu: Log W = Log a + b Log L ................................. (4) Y = a+ bX .......................................................... (5) Nilai a dan b dari persamaan (5) ditentukan dengan persamaan: Log a = ∑ ∑( ∑( Log b = ) ∑ ∑ ) ∑ (∑ ( ∑ ................... (6) ) ) .................................... (7) Pengujian nilai b=3 atau b ≠3 dilakukan uji-t dengan persamaan: thitung = dimana: b1 : nilai b (dari persamaan (7)) b0 :3 δb1 : simpangan koefisien b δ ...................................................(8) nilai δb1 dicari dengan persamaan: δb= δ ......................................................... (9) Menurut Nurdin dkk (2012), pengujian nilai b=3 atau b ≠3 dilakukan uji-t (uji parsial) dengan hipotesis: 10 H0:b=3, hubungan panjang dengan berat adalah isometrik (pertambahan panjang tubuh sama dengan pertambahan berat tubuh) H1:b≠3, hubungan panjang dengan berat adalah allometrik, dimana allometrik positif jika b>3 (pertambahan berat lebih cepat daripada pertambahan panjang) dan allometrik negatif b<3 (pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan berat). Perbandingan nilai thitung dengan ttabel dilakukan pada selang kepercayaan 95%. Kaidah keputusan yang diambil adalah: Jika thitung > ttabel : tolak hipotesis nol (H0) Jika thitung < ttabel : terima hipotesis nol (H0) 2.4.4 Faktor Kondisi Faktor kondisi (Kn) ditentukan untuk mengetahui sifat hubungan panjang berat. Effendi (1997) menjelaskan bahwa jika sifat hubungan panjang berat adalah isometrik, yang dinyatakan dengan nila b=3 maka digunakan persamaan (10). Jika hubungan hubungan panjang berat bersifat alometrik, yang dinyatakan dengan nilai b≠3 maka dihitung dengan persamaan (11), yaitu: Kn = ......................................................... (10) Kn = ............................................................ (11) dimana: Kn : Faktor kondisi W : Berat rata-rata tubuh ikan dalam satu kelas (gram) L : Panjang total tubuh ikan dalam satu kelas (mm) a dan b : Konstanta 11 2.4.5 Korelasi Kebiasaan Makan dan Lingkungan Hubungan kebiasaan makan dan faktor lingkungan dianalisis dengan komponen utama principal component analysis (PCA). Menurut Tabachnick (2001) PCA merupakan metode statistika yang diaplikasikan untuk menentukan variabel dalam kumpulan variabel yang saling berhubungan dengan variabel lainnya. Langkah-langkah PCA meliputi: seleksi dan pengukuran variabel, persiapan matriks korelasi, ekstrasi faktor dari matrik korelasi, rotasi faktor dan interpretasi hasil. 12 IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian kajian isi lambung dan pertumbuhan ikan tapah (Wallago leeri) dari Way Kiri Tulang Bawang Barat adalah: 1. Ikan tapah di Way Kiri jenis makanan utamanya adalah ikan, sehingga ikan tapah tergolong ikan karnivora. 2. Pola pertumbuhan ikan tapah di Way Kiri adalah isometrik. 3. Kebiasaan makan ikan tapah jenis makanan utama berkorelasi positif terhadap faktor kondisi lingkungan seperti phospat, amoniak, TOM, DO dan arus dan berkorelasi negatif terhadap faktor kondisi lingkungan seperti nitrat, TSS dan DO. 4.2. Saran Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah perlu dilakukannya penelitian ini dengan frekuensi pengambilan selama 1 tahun untuk mendapatkan data yang lebih akurat sehingga dapat memastikan bahwa ikan tapah merupakan ikan tergolong ikan karnivora dan diharapkan adanya penelitian lanjutan tentang domestikasi ikan tapah. DAFTAR PUSTAKA Alawi, H., M. Ahmad, Rusliadi dan Pardinan. 1992. Some Biological Aspect of Macrones Catfish (Macrones nemurus) from Kampar River. Dalam : Terubuk 18 (52) : 33 – 47. Angelier, E. (2003). Ecology of Streamsand Rivers. Science Publishers, Inc., Enfield & Plymouth. Binder, T.R., S.J. Cooke, S.G. Hinch. 2011. The Biology of Fish Migration. In: Farrell A.P., (ed.), Encyclopedia of Fish Physiology: From Genome to Environment, volume 3, pp. 1921–1927. Academic Press, San Diego. Boyd, C.E. 1982. Water Quality in Warm Water Fish Fond, Auburn University Agricultural Experimenta. Auburn Alabama. Cech, T.V. 2005. Prinicples of Water Resources : History, Develpoment,Management, and Policy. Ed ke-2. Hoboken: John Wiley & sons. Dolgov, A.V. 2005. Feeding and food Comsumption by The Barents Sea Skate. J. of Nortwest Atlantic Fish. Sci. 35 (34): 17-21. Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Bogor: Yayasan Pustaka Nusatama. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. 258 pp. Enchina, L. and Granado-Lorencio C. 1997. Seasonal Changes in Condition, Nutrition, Gonad Maturation and Energy Content in Barbel, Barbus sclateri, Inhabiting a Fluctuating River. Environmental Biology of Fishes 50: 75-84 Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Kanisius. 190 pp. Febrianti, A., T. Efrizal, dan A. Zulfikar. 2013. Kajian Kondisi Ikan Selar (Selaroides leptolepis) berdasarkan Hubungan Panjang Berat dan Faktor Kondisi di Laut Natuna yang Didaratkan di Tempat Pendaratan Ikan Pelantar KUD Tanjungpinang. Jurnal Universitas Maritim Raja Ali Haji. 1: 1 – 8. Febrianto, S. 2007. Aspek Biologi Ikan Lidah Pasir (Cynoglossus lingua Hamilton-Buchanan 1822) di Perairan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik Jawa Timur. Skripsi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Huda, T. 2009. Hubungan Antara Total Suspended Solid Dengan Turbidity Dan Dissolved Oxygen. Online : http : //thorik.staff.uii.ac.id/2009/08/23/ hubungan-antara-total-suspendedsolid-dengan-turbidity-dan-dissolvedoxygen/. Diakses pada tanggal 28 Januari 2016 Kelompok Kerja Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman Tulang Bawang Barat. 2014. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang Barat. http ://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanitasi/pokja/bp/kab.tulan gbawangbarat/. Diunduh pada tanggal 4 Febuari 2016 King, M. 1995. Fisheries biology; assessment & management. Fishing News Books in UK. 341 pp. Kottelat, M.A.J, Whitten S.N, Sari K dan Wirjoatmojo. 1993. Ikan Air Tawar di Perairan Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK) Limited bekerjasama dengan Proyek EMDi. Kantor Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup RI. Jakarta. Krismono. 2010. Hubungan Antara Kualitas Air dengan Klorofil-A dan Pengaruhnya Terhadap Populasi Ikan di Perairan Danau Limboto. Limnotek 17 (2) : 171-180. Laleye, P, Chikou A, P. Gnohossou, P. Vandewalle , Philippart J.C, and Teugels G. 2006. Studies on The Biology of Two Species of Catfish Synodontis schall and Synodontis nigrita. (Ostariophysi: Mochokidae) from teh Oueme River, Benin, Belgium. Journal of Zoology 136 (2) : 193-201 Mulfizar, Z.A. Muchlisin, dan I. Dewiyanti. 2012. Hubungan Panjang Berat dan Faktor Kondisi Tiga Jenis Ikan yang Tertangkap di Perairan Kuala Gigieng, Aceh Besar, Provinsi Aceh. Depik. 1 (1) : 1-9. Muryanto, Tri dan D. Sumarno. 2013. Teknik Pengamatan Isi Lambung Ikan Sidat (Anguilla marmorata) Tangkapan di DAS Poso, Sulawesi Tengah. BTL. Vol 11. No. 2 : 51-56. Natarajan, A.V. and Jhingran, A.G. 1961. Index of Preponderance- A Method of Grading The Food Elements in The Stomach Analysis of Fishes. Indian J. Fish. 8 (1): 54-59. Nathasya, N. 2013. Morfometrik Ikan Tapah (Wallago leeri Bleeker, 1851) Dari Sungai Siak dan Sungai Kandis Provinsi Riau. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Vol I : 1-12. Neff, B.D., and Cargnelli L.M. 2004. Relationships Between Condition Factors, Parasite Load and Paternity in Bluegill Sunfish, Lepomis macrochirus. Environmental Biology of Fishes 71: 297-304 Nikolsky, G.V. 1963. The Ecology of Fishes. Academic Press. London. 313 pp. Nurdin. E., A.A. Taurusman, dan R. Yusfiandayani. 2012. Struktur Ukuran, Hubungan Panjang Berat dan Faktor Kondisi Ikan Tuna di Perairan Prigi, Jawa Timur. Widya Riset Perikanan Tangkap BAWAL, 4 (2) : 67-73. Perdana, S.J. 2015. Kajian Isi Lambung dan Pertumbuhan Ikan Tembakang (Helostoma temminclii) di Rawa Bawang Latak. Skripsi. Bandar Lampung : Universitas Lampung. Putra, R.M.; C. P. Pulungan, Windarty dan D. Efizon. 2008. Bahan Ajar Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Ratna, S. 2011. Kualitas Air Sungai Cisadane, Jawa Barat-Banten. Universitas Pasca Sarjana IPB. Jurnal Ilmiah Sains. 11 (2). 1-6. Ridwan, M.P. 2010. Morfologi dan Pola Pertumbuhan Ikan Tapah (Wallago leerii) dari Sungai Kampar, Riau. Universitas Riau. Jurnal Ilmu Perairan. 8 (2) : 1-13. Said, A. 2007. Penelitian Beberapa Aspek Biologi Ikan Serandang (Channa pleurophthalmus) di DAS Musi, Sumatera Selatan. Venus. 14 (1) : 15-23. Sari, S.K. 2013. Analisis Isi Lambung Ikan Tapah (Wallago leeri) Di Perairan Sungai Siak dan Sungai Kandis Desa Karya Indah Kecamatan Tapung. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Vol 1 : 1-8. Simanjuntak, C.P.H. 2007. Reproduksi Ikan Selais (Ompok hyphophthalmus Blkr.) Berkaitan dengan Perubahan Hidromorfologi Perairan di rawa Banjiran Sungai Kampar Kiri. Tesis. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Sjafei, D.S., Rahardjo M. F., R. Affandi, dan Sulistiono. 1989. Ikhtiologi. Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan. Fakultas Perikanan. IPB. Bogor Sumiarsih, E. 2009. Identifikasi dan Analisis Isi Lambung Ikan-Ikan yang Tertangkap di Sekitar Karamba di Waduk Koto Panjang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 1-12. Sutapa, I.D.A. 2000. Uji Korelasi Pengaruh Limbah Tapioka terhadap Kualitas Air Sumur. Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan dan Lingkungan. 2 (1) : 47-65 Tabachnick B 7 Fidell L.S. 2001. Using Multivariate Statistics, 4rd ed. Boston : Allyn & Bacon. Tontowi, Y. dan Sofia. 2002. Pemantauan Kualitas Air yang Baik dan Efisien, Kasus Studi Sungai Citarum. Bul PUSAIR 11 (37) : 21-33. Welcomme, R.L. 1985. River fisheries. FAO fish. Tech. Hal. 262:330.