Analisis Pengaruh Earnings Management Dan Kinerja Operasional Perusahaaan Terhadap Return Saham Setelah Pengumuman Tax Amnesty Oleh : Arifiansyah Saputra, S.T., M.M. STKIP PGRI Ngawi ABSTRAK Informasi laba yang terkandung dalam laporan keuangan sebuah perusahaan memiliki arti yang sangat penting bagi investor. Asimetri informasi antara manajemen sebagai pihak yang menerbitkan informasi dengan pihak-pihak pemakai laporan keuangan dapat mendorong manajemen untuk melakukan praktik earnings management. Earnings management yang dilakukan biasanya bertujuan untuk meningkatkan penjualan saham. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola earnings management, perubahan abnormal return, dan apakah terdapat pengaruh yang signifikan earnings management terhadap kinerja operasional perusahaan setelah pengumuman tax amnesty oleh pemerintah Indonesia (dalam hal ini Menteri Keuangan). Pengujian dilakukan terhadap Perusahaan Manufaktur Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Earnings management diukur dengan menggunakan discretionary accruals sebagai indikatornya. Pengujian pengaruh antara earnings management dengan kinerja operasional perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisis regresi sederhana dengan tingkat signifikansi 5%. Metode analisis menggunakan independen t-test. Independen-test digunakan sesudah data diuji normalitasya dengan uji kolmogorov smirnov dengan program SPSS 17.0. Hasil dari uji t-indepeden menunjukkan bahwa return saham pengaruh negatif terhadap kinerja operasional perusahaan setelah pengumuman tax amnesty. Kata Kunci: Earnings management, Return On Asset (ROA), abnormal return akuntansi dengan tujuan untuk memberikan PENDAHULUAN Manipulasi yang dikenal dengan management management) laba yang tersebut informasi yang menyesatkan para pengguna earnings laporan keuangan untuk kepentingan (earnings manajer (Meutia, 2004). Menjelang penawaran didefinisikan saham sebagai usaha pihak manajer yang perusahaan bisa melakukan manipulasi laba disengaja untuk memanipulasi yang bersifat menaikkan laba pada saat dilakukan laporan keuangan dalam batasan penawaran saham. Hal ini perusahaan mendapatkan yang dibolehkan oleh prinsip-prinsip agar Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 1 tanggapan positif dari calon Gumanti (2001) yang menemukan bahwa investor. Sehingga banyak investor adanya abnormal discretionary accrual yang tertarik untuk membeli saham pada dua tahun sebelum IPO.. Earnings perusahaan. Hal ini sesuai dengan management biasanya akan diikuti dengan penelitian Dalam penurunan kinerja (underperform mance) penelitian tersebut ditemukan bahwa setelah periode penawaran karena adanya rata-rata negatif abnormal return. Amin (2007). perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Penelitian Indonesia dari tahun 1990 hingga earnings 2000 terindikasi management lebih mengenai terfokus melakukan mengenai penyebab dan dampak earning earnings management. Perusahaan management tersebut terdahulu terhadap harga saham melakukan earnings perusahaan. Seperti penelitian Gumanti pada periode (2001) yang lebih berfokus pada kinerja management menjelang IPO. management sangat tiga Earnings saham setelah IPO dan kemungkinan merugikan penyebabnya. investor, walaupun tidak earning management Penelitian mengenai selalu earnings management pada BUMN belum dikaitkan banyak dikemukakan. Penelitian mengenai dengan tindakan negatif. Earnings BUMN juga penting karena biasanya yang management menaikkan laba penawaran saham bersifat BUMN menguasai sektor-sektor penting pada saat dalam Ditambah lagi membuat himbauan Menteri BUMN agar semua ekspektasi investor terlalu tinggi. Earnings perekonomian. management BUMN dapat go public. Penelitian yang dilakukan oleh dapat dilakukan dengan memain Mediastuty dan Machfoedz (2003) dengan kan discretionary accrual. Caranya obyek penelitian yaitu perusahaan yang go dengan mengakui biaya sekarang public yang bukan termasuk kelompok sebagai biaya masa depan dan atau perbankan dan asuransi dengan periode mengakui pendapatan masa depan penelitian tahun 1995–2000. sebagai pendapatan sekarang. Hal Hasil penelitian menunjukkan bahwa tersebut sesuai dengan penelitian kepemilikan manajerial dan kepemilikan Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 2 institusional berhubung an negative terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari terhadap earnings management. 2014 - 2016. Sedangkan ukuran dewan direksi KAJIAN TEORI DAN berpengaruh positif dengan earnings PENGEMBANGAN HIPOTESIS Penelitian yang Kajian Teori dilakukan oleh Sylvia dan Utama Arbitrage Pricing Theory management. (2005) ditemukan bahwa variabel Pembahasan tentang return saham ukuran perusahaan secara konsisten dapat dikelompokan dalam dua teori yaitu mempunyai pengaruh negatif yang Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan signifikan terhadap besarnya Arbitrage Pricing Theory (APT) (Husnan, pengelolaan laba yang dilakukan 2004). perusahaan, artinya semakin besar ukuran perusahaan Capital Asset Pricing Model maka akan (CAPM) menggambarkan hubungan semakin rendah kemungkinan tingkat return dan risiko secara sederhana dilakukannya pengelolaan laba dan hanya menggunakan satu variabel perusahaan. (variabel beta) untuk Dari hasil-hasil penelitian menggambarkan risiko. Sedangkan di atas diperoleh adanya perbedaan Theory (APT) hasil penelitian (gap research) variabel pengukur risiko untuk melihat yang dilakukan oleh para peneliti. hubungan return dan risiko atau dengan Oleh karena itu penulis akan kata lain APT tidak menjelaskan faktor mengkaji ulang penelitian tersebut apa dengan (Tandelilin, 2001). cara menggabungkan metode analisis dan memperbarui yang Arbitrage Pricing menggunakan banyak mempengaruhi pricing Arbitrage Pricing Theory (APT) itu periode penelitian sehinga dapat sendiri diketahui earnings menyatakan bahwa jika terdapat dua terhadap kinerja kesempatan dalam melakukan investasi perusahaan setelah pada suatu perusahaan (yang mempunyai pengumuman tax amnesty pada karakteristik identik) maka tidaklah bisa perusahaan dijual dengan harga yang berbeda (Ross, management, operasional pengaruh manufaktur yang adalah suatu Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 teori yang 3 1976 dalam Husnan, 2004). keuangan dan kinerja perusahaan yang Dengan karakter dan harga yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan sama, maka investor perlu suatu laporan penilaian lain arus kas. Berbicara tentang yang bisa earning (laba), salah satu faktor inilah perbedaan. Oleh yang bisa memberikan kesempatan kepada saham manajer memodifikasi laporan keuangan merupakan pilihan yang tak jauh untuk menghasilkan jumlah earning yang dari hal itu. diinginkan. menunjukkan karena itu, return Perolehan return suatu dilakukan Earnings oleh management manajer perusahaan perusahaan bisa dipengaruhi oleh dengan tujuan agar mereka dikontrak berbagai faktor, baik itu dalam kembali untuk menjabat sebagai manajer tataran intern industri/perusahaan di maupun lingkup perekonomian di berikutnya (Lo, 2007). dalam suatu negara. Berdasarkan hal inilah, sudah menunjukkan cukup perusahaan tersebut di periode Untuk faktor yang kedua (kondisi untuk ekonomi), bahwa teori APT pemikiran APT menggunakan dimana kondisi dasar ekonomi mendorong adanya pengembangan merupakan bagian dari analisis saham yang penelitian berdasarkan variabel atau berdasarkan analisis teknikal, dimana faktor-faktor yang mempengaruhi analisis teknikal adalah analisis saham sebuah return saham. Faktor- faktor berdasarkan pada informasi dari luar itu dapat dilihat dari kondisi perusahaan umumnya mempertimbangkan perusahaan dan kondisi ekonomi. kondisi negara, seperti kondisi ekonomi, Untuk faktor yang pertama politik, dan financial suatu negara. Analisis (kondisi perusahaan), menggunakan dasar APT teknikal dapat diukur berdasarkan risiko pemikiran negara yang terdiri dari 3 risiko yaitu: dimana kondisi suatu perusahaan political risk, financial risk, dan economic dapat dilihat dari laporan risk (Claude, 1996). keuangannya. Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang Earnings Management Earnings management merupakan hal digunakan untuk menilai posisi Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 4 melibatkan Tax amnesty atau Pengampunan potensi pelanggaran, kejahatan, dan Pajak akhir- akhir ini menjadi isu yang konflik diperhatikan karena dibuat pihak santer dibicarakan di masyarakat, baik perusahaan dalam media masa ataupun media cetak. Tax rangka menarik minat investor. amnesty adalah suatu kesempatan waktu Earnings management yang tinggi yang terbatas pada kelompok pembayar akan berhubungan erat dengan pajak kualitas laba yang rendah dan sejumlah tertentu dan dalam waktu manajer tertentu berupa pengampunan kewajiban yang manajemen melakukan earnings tertentu untuk membayar management untuk menjamin laba pajak (termasuk bunga dan yang yang berkaitan berkualitas tinggi (Daniati dengan denda) masa pajak sebelumnya atau periode tertentu tanpa dan Suhairi, 2006). Investor bersedia menyalur takut hukuman pidana. Ini biasanya kan dananya melalui pasar modal berakhir ketika otoritas yang dimulai return yang disebabkan karena penyelidikan pajak pajak masa lalu. perasaan aman akan berinvestasi Dalam beberapa kasus, undang-undang dan amnesti tingkat akan diperoleh dari investasi tersebut. memungkinkan investor yang juga Return membebankan hukuman yang lebih berat untuk pada mereka yang memenuhi syarat membandingkan keuntungan aktual untuk ataupun mengambilnya. keuntungan memperpanjang yang amnesti tetapi tidak diharapkan yang disediakan oleh Tax amnesty atau Pengampunan Pajak berbagai investasi pada tingkat telah terjadi di Indonesia sebanyak 2x, pengembalian yang diinginkan. Di yaitu ditandai dengan terbitnya Penetapan sisi lain, return pun memiliki peran Presiden Republik Indonesia Nomor 5 yang dalam Tahun 1964 dan Keputusan Presiden suatu Nomor 26 Tahun 1984. Saat ini, RUU investasi (Daniati dan Suhairi, Pengampunan Pajak di Indonesia masih 2006). menimbulkan Tax amnesty masyarakat, karena masih ada yang pro amat menentukan signifikan nilai dari kontroversi Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 di kalangan 5 ataupun kontra terkait kebijakan adalah kemampuan perusahaan dalam tersebut. Pemerintah berdalih bahwa menjalankan operasionalnya Suad Husnan Pengampunan Pajak dianggap dapat (1996). Pengukuran kinerja merupakan meningkatkan Pendapatan Pajak suatu tolak ukur manajemen perusahaan pemerintah akibat selama ini efek untuk menentukan kebijakan perusahaan dari penyimpanan kekayaan di Luar nya, apakah kinerja perusahaan itu baik Negeri. Akan tetapi, relitanya bahwa atau belum dapat dilihat dengan mengukur Pengampunan Pajak ini akan aspek- aspek yang ada baik dari tinjauan menimbulkan beberapa masalah. keuangan maupun non keuangan. Dimulai dari pengkajian yang Kinerja operasi sangat singkat yang dilakukan oleh merupakan DPR digunakan oleh investor untuk menjadi RI satu aspek mengenai RUU Pajak, sistem pertimbangan keputusan belum pada perusahaan. Pengampunan perpajakkan salah perusahaan yang masih suatu yang berinvestasi Informasi sesuai dan banyak yang harus mengenai pengukuran kinerja keuangan diperbaikki, transfaransi mengenai dan data perpajakkan baik yang berhak menilai potensi sumber daya ekonomi diampuni ataupun pembayaran pajak yang mungkin dikendalikan dimasa yang di Indonesia, serta sistem keadilan akan yang dianggap mengorbankan 98% bermanfaat untuk memprediksi kapasitas warga perusahaan dalam menghasilkan sumber negara mengampuni Indonesia 2% yang Indonesia demi warga negara berstatus kaya. Mengingat berbagai masalah yang muncul, tulisan ini akan menjadi sebuah telaah kritis urgensi pengampunan mengenai pajak di Indonesia. Kinerja Operasi Perusahaan Kinerja operasi perusahaan profitabilitas datang. diperlukan Informasi untuk kinerja daya yang ada. Pengembangan Hipotesis Perumusan hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan dalam hipotesis alternatif yang dikembangkan sebagai berikut : Pengaruh earnings management terhadap return saham Untuk mendeteksi Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 ada tidaknya 6 maka sedang melakukan adalah dengan cara pengukuran atas akrual adalah hal merubah laba dengan menggunakan metode yang penting untuk diperhatikan. akuntansi, yang akan terjadi adalah laba Total akrual adalah selisih antara yang dilaporkan periode sekarang akan laba dan arus kas yang berasal dari lebih tinggi dibandingkan dengan laba yang aktivitas operasi. terjadi sebenarnya. Kerangka teori yang earnings management, yang diusulkan, apakah terjadi perbedaan kinerja earnings operasional perusahaan yang teridentifikasi management adalah auditor yang melakukan earnings management setelah melakukan audit terhadap laporan pengumuman tax amnesty. Beberapa berkaitan bagian dengan keuangan. Kegiatan audit adalah Berdasarkan pernyataan di atas, maka suatu proses untuk mengurangi hipotesis kedua yang dirumuskan dalam ketidakselarasan informasi yang penelitian ini adalah : terdapat antara manager dan para H2 pemegang saham dengan : ROA berpengaruh positif return saham bagi terhadap menggunakan pihak luar untuk perusahaan memberikan pengesahan terhadap earnings laporan keuangan. pengumuman tax amnesty yang melakukan management setelah Berdasarkan pernyataan di atas, maka hipotesis pertama yang dirumuskan dalam penelitian ini KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti adalah : H1 : Earnings management Gambar 2.1. berpengaruh positif terhadap return saham. Earnings management dengan Kinerja Operasional Perusahaan Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Earnings management yang dilakukan pada perusahaan yang Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 7 METODE PENELITIAN secara logis investor tentunya akan Jenis dan Sumber Data lebih memilih membeli saham- saham Penelitian ini menggunakan data sekunder keuangan berupa perusahaan perusahaan yang dianggap berpotensi laporan memberikan keuntungan bagi mereka per Desember yang tersedia di BEI sebagai pemegang saham. 3. Sampel adalah perusahaan-perusahaan tahun 2014 – 2016 dan harga yang tidak melakukan perubahan saham penutupan bulanan. Data nama diperoleh dari Indonesian Capital delisting selama periode penelitian. dan tidak dalam keadaan Mark Directory. Metode Pengumpulan Data Populasi dan Sampel Populasi Metode penelitian adalah perusahaan manufaktur go public pengumpulan data yang dilakukan yaitu : 1. Studi dokumentasi terhadap laporan yang telah terdaftar di Bursa Efek keuangan tahunan perusahaan yang Indonesia pada tahun 2014 sampai diperoleh dari ICMD. dengan tahun 2016 serta memiliki 2. Literatur berupa : buku, teks, artikel, laporan keuangan yang lengkap jurnal dan majalah, serta data tertulis untuk mendukung lainnya yang berhubungan dengan dalam penelitian perhitungan ini. Adapun informasi yang dibutuhkan. kriteria sample yang digunakan Metode Analisis Data adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Indonesia tahun Efek 2014-2016 Perusahaan tersebut Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara kontinyu. 2. Analisis Regresi Berganda tidak maka digunakan model regresi linier mempunyai tren laba bersih berganda (net income) negatif selama method), yang dirumuskan sebagai berikut periode penelitian, karena (multiple linier regression Y = α + b1.X1 + b2.X2 + e Dimana : Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 8 Y = Return Saham analisis statistik yang salah satunya dapat α = Konstanta dilihat melalui Kolmogorov- Smirnov test X1 = Earnings management (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat X2 = ROA hipotesis: = Kesalahan residual (error) Ho = Data residual terdistribusi normal e Uji Normalitas Pengujian normalitas ini dapat Ha = Data residual tidak terdistribusi normal dilakukan melalui analisis grafik Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas dan analisis statistik. Untuk mendeteksi ada Analisis Grafik tidaknya Dasar pengambilan keputusan multikoliniearitas dalam model regresi dari analisis normal probability plot dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Sebagai adalah sebagai berikut: a. Jika data menyebar disekitar dasar acuannya dapat disimpulkan: garis diagonal dan mengikuti a) arah garis diagonal menunjukkan < 10, maka dapat disimpulkan bahwa pola distribusi normal, maka tidak model regresi memenuhi asumsi b) garis diagonal dan atau tidak pola distribusi normal, maka model VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. antar Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai mengikuti arah garis diagonal menunjukkan multikolinearitas regresi. Jika data menyebar jauh dari tidak ada variabel independen dalam model normalitas. b. Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF Uji Autokorelasi Dasar pengambilan keputusan ada Analisis Statistik Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui tidaknya autokorelasi adalah: 1. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4–du) Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 9 maka koefisien autokorelasi = diestimasi 0, heteroskedastisitas. berarti tidak ada autokorelasi. 2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl) maka koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif. 4. tidak terdapat Pengujian Hipotesis Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistik F, dan nilai koefisien determinansi (R2). Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik, apabila uji nilai statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Uji t Langkah–langkah pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut (Gujarati, 1999): a. Merumuskan hipotesis (Ha) Uji Heteroskedastisitas Dasar pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas melalui uji Glejser dilakukan sebagai berikut: a) Apabila yang signifikan independen antara terhadap variabel variabel dependen secara parsial. koefisien parameter b. Menentukan tingkat signifikansi (α) beta dari persamaan regresi sebesar 0,05 signifikan statistik, yang berarti c. Membandingkan thitung dengan ttabel,. data empiris yang diestimasi Jika thitung lebih besar dari ttabel maka terdapat heteroskedastisitas. b) Ha diterima: berarti terdapat pengaruh Ha diterima. Apabila probabilitas nilai test d. Berdasarkan probabilitas Ha akan tidak signifikan statistik, maka diterima jika nilai probabilitasnya berarti data empiris yang kurang dari 0,05 (α) Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 10 e. Menentukan variabel independen Koefisien (R2) determinasi mana yang mempunyai pengaruh digunakan untuk mengukur seberapa jauh paling dominan terhadap variabel kemampuan model dalam menerangkan dependen Hubungan ini dapat variasi variabel dependen. Koefisien dilihat dari koefisien regresinya. determinasi dapat dicari dengan rumus (Gujarati, 1999): Uji F Langkah–langkah yang dilakukan adalah (Gujarati, 1999): 1) Merumuskan Hipotesis (Ha) Definisi Operasionalisasi Variabel Pengaruh Ha diterima: berarti terdapat pengaruh antara terhadap yang signifikan variabel independen variabel dependen terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia, dimana variabel penelitian Menentukan tingkat a. b. (α=0,05) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel Variabel bebas : earnings management, return on assets (ROA) signifikansi yaitu sebesar 0.05 3) management terdiri dari : secara simultan. 2) earnings Variabel terikat : return saham Definisi operasional masing-masing variabel penelitian dapat dijelaskan sebagaimenggunakan berikut : dengan nilai probabilitas, Ha akan diterima jika proba 5) Menentukan nilai koefisien 1. Variabel Earnings Management Earnings management diukur dengan determinasi, dimana koefisien ini menunjukkan seberapa menggunakan discretionary accrual yang 4) Berdasarkan besar variabel probabilitas independen diukur menggunakan oleh model Friedlan yang pada model yang digunakan dikembangkan (1994). mampu menjelaskan variabel Secara umum penelitian tentang earnings dependennya. management menggunakan pengukuran berbasis akrual dalam mendeteksi ada Uji R2 tidaknya manipulasi. Salah satu kelebihan dalam pendekatan Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 11 total akrual adalah perusahaan i pada periode t pendekatan tersebut berpotensi untuk dapat mengungkapkan cara- cara untuk menurunkan atau mena ikkan laba, b. Total accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS (Ordinary Least Square) adalah : karena cara-cara tersebut kurang mendapat perhatian untuk diketahui pihak luar. Menurut Gumanti Dimana, (2001), total akrual terdiri dari TACt = total accruals dalam komponen discretionary accrual dan periode t non discretionary Discretionary accrual. adalah accrual TAt-1 = total asset periode t-1 ∆SALt = perubahan pendapatan atau penjualan bersih (Profit After komponen akrual yang berada dalam kebijakan manajemen. Tax) dalam periode t Artinya, manajer memberikan intervensinya PPEt = Non-Current Assets / property, plan, and equipment dalam proses pelaporan keuangan. Sedangkan non- accrual adalah komponen akrual dihitung total dengan Modified Non akrual diskresioner Models Dimana, ∆RECt = (Mediastuty dan Machfoedz, 2003) : a. = koefisien regresi akrual menggunakan Jones’ α1, α2, α3 c. diluar kebijakan manajemen. Diskresioner (PP&E) periode t discretionary Total accruals sesungguhnya perubahan piutang bersih dalam periode t α1, α2, α3 = fitted coefficient yang TAC = NIit - CFit diperoleh dari hasil regresi pada Dimana : perhitungan total akrual. NIit = laba bersih (net income/ profit after tax) perusahaan i d. Diskresioner Total Akrual pada periode t CFit = arus kas operasi (cash Flow of Dimana, operation) Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 12 DTACt = diskresioner total dijabarkan sebagai berikut: akrual tahun t ARit = Rit – ERit TACt = total akrual tahun t Keterangan: NDTACt = non akrual ARit : Abnormal return untuk saham i diskresioner pada tahun t 2. Variabel Return Saham a. pada hari t Rit : Return saham (actual return) i pada hari t ERit : Return Total Return yang diekspektasi untuk saham Return merupakan hasil yang I pada hari t diperoleh dari investasi. Setelah dilakukan perhitungan (Hartono, 2000) atau tingkat terhadap abnormal return maka dilakukan keuntungan yang dinikmati oleh perhitungan cumulative abnormal return pemodal atas suatu investasi (CAR) persamaanya adalah: yang dilakukannnya. Dalam penelitian ini akan menggunakan rumus return saham secara umum yang mempertimbangkan capital gain adalah : Rit = (Pit – Pit-1) / Pit-1 CARit=Σ((1+ Rit/ 1 + Rmt-1)) Return indeks pasar pada periode estimasi ke-t yang dihitung persamaan sebagai berikut: Rmt : (IHGS-IHSGt-1) / IHSGt-1 Keterangan: Keterangan : Rmt Rit = Return saham masing- IHSG : Indeks harga saham : Return pasar harian harian ke-t gabungan pada tanggal t masing perusahaan Pit = Harga saham i pada hari ke-t. Pit-1 = Harga saham i pada hari ket-1 b. Return Abnormal Perhitungan abnormal return diperoleh dari selisih antara return untuk saham i pada hari t dengan yang diharapkan. Secara matematis perhitungan abnormal return dapat dengan IHSGt-1 : Indeks harga saham gabungan pada hari t-1 Pada metode adjusted market, retun pasar diproksikan sebagai retun ekspektasi pasar. Metode ini tidak menggunakan waktu estimasi, yang dipergunakan hanyalah periode evening window. 3. Variabel Kinerja Operasi Kinerja operasi pada penelitian ini Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 13 diukur dengan metode pendekatan suatu metode pengambilan sampel non return on asset seperti yang telah probabilitas yang mengambil obyek diri dilakukan oleh Saiful (2002) dengan dengan persamaan: manufaktur di BEI yang memiliki return kriteria yaitu perusahaan saham yang optimal secara berturut-turut ROAit =LBSEit/TAit-1 Keterangan: dari tahun 2014 - 2016. ROAit : Merupakan Return On Asset perusahaan i pada tahun t Hasil Penelitian Statistik Deskriptif LBSEit : Laba bersih perusahaan i pada tahun t TAit-1 : Total aktiva perusahaan i pada periode t-1 Tabel 1 Statistik Deskriptif Untuk mengetahui apakah kinerja operasi mengalami perusahaan perusahaan perbedaan yang pada melak Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. ukan melakukan management. pengujian dengan 0,026055. Dari data ini menunjukkan diadakan hubungan perubahan dengan return on asset (∆ROA) dengan Sampel penelitian sebanyak 80 perusahaan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu keuntungan atas penjualan lembar tiap saham keadaan positif walaupun keuntungan discretionary accrual (DA). Data Penelitian bahwa rata-rata perusahaan manufaktur berada pada variabel ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN pada 2014 – 2016 yang diteliti sebesar earnings Perlu saham return perusahaan manufaktur di BEI tahun earnings management dengan yang tidak Rata-rata yang didapat investor tidak terlalu besar. 2. Rata-rata earnings management yang diproksi dengan diskresioner total akrual pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2014 – 2016 yang diteliti sebesar 0,158054. Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 Dari data ini 14 menunjukkan bahwa perusahaan rata-rata berikut: manufaktur yang terdapat pada sampel penelitian terindikasi melakukan praktek earnings management. 3. ROA setelah pengumuman tax amnesty tahun 2016 yang diteliti sebesar angka -0,000056 minimum dengan sebesar - 0,0007 dan angka maksimum Tabel 2 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov Angka Z hitung Kolmogorov sebesar 0,0006. Dari data ini Smirnov < menunjukkan sehingga tergolong data yang bahwa dengan margin antara nilai positif dan negatif, kinerja perusahaan rentan berdistribusi data normal. operasional memang untuk Walaupun Z tabel (1,96) sangat berubah. tren saat ini mengalami penurunan, tak bisa Gambar 1 Gambar 2 Grafik kinerja Uji Normalitas Plot Uji Normalitas Dari grafik di atas tampak bahwa operasional perusahaan yang melemah menjelang titik- titik menyebar di sekitar garis dipungkiri bahwa pengumuman tax amnesty ikut diagonal, sehingga tergolong berdistribusi mempengaruhi hasil penelitian. normal. Uji Multikolinearitas Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Berdasarkan pengujian dengan menggunakan Smirnov uji diperoleh Kolmogorov output Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas yang dapat dilihat pada tabel sebagai Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 15 regresi. Uji Autokorelasi Tabel 4 Hasil Uji Korelasi Melihat korelasi antara variabel independen tampak bahwa hanya variabel earnings (earnings management) yang Tabel 5 Hasil Uji Autokorelasi Berdasarkan pengujian asumsi klasik mempunyai pada asumsi autokorelasi dengan SPSS korelasi tinggi terhadap variabel didapatkan output durbin Watson test ROA sebesar 0.068 atau 6,8 %. Oleh sebesar 1,802 (n = 400: k= 3; du = 1,799; karena itu korelasi ini masih 4-du = 2,201). dibawah 95%, maka dapt dikatakan Hal ini berarti model regresi di atas tidak terjadi multikolinearitas yang tidak terdapat masalah autokorelasi, karena serius. angka dw test berada diantara du tabel dan Hasil perhitungan nilai (4-du tabel), oleh karena itu model regresi tolerance juga menunjukkan tidak ini dinyatakan layak untuk dipakai. ada variabel independen yang Uji Heteroskedastisitas memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil Inflation perhitungan Factor Variance (VIF) juga Gambar 3 menunjukkan hal yang sama, yakni Uji Heteroskedastisitas Melihat grafik (lihat lampiran) terlihat tidak ada satu variabel independen tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang memiliki nilai VIF lebih dari menyebar di atas dan di bawah angka 0 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa, pada sumbu Y, maka tidak terjadi tidak ada multikolinearitas antar heteroskedastisitas. variabel independen dalam model Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 16 Uji Hipotesis Perhitungan signifikan terhadap penentu return saham. statistik disebut signifikan secara statistik, apabila uji nilai statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho Ini mengindikasikan perusahaan dalam bahwa hal tindakan penggunaan earnings management tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada kenaikan ditolak). Sebaliknya, disebut tidak return saham perusahaan. Hasil ini signifikan bila uji nilai statistiknya memiliki dua makna sekaligus, yakni berada dalam daerah dimana Ho tidak selaras dengan hasil penelitian diterima. Ardiati (2005) yang menyatakan earnings management berpengaruh positif terhadp Uji t return namun selaras dengan penelitian Berdasarkan uji pengaruh antara Andromeda (2008). earnings management (X1), ROA (X2) terhadap (Y) Return Hipotesis 2 tidak dapat diterima. didapatkan persama an regresi linier berganda sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + e Y = 0,18 - 0,04X1 - 26,069X2 Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa: Nilai thitung koefisien regresi ROA b2 yakni -26,069 signifikansinya berpengaruh terhadap 0.001, negatif return dengan tigkat artinya dan saham. ROA signifikan Hal ini menunjukkan bahwa pengumuman tax Hipotesis 1 tidak dapat diterima. amnesty menurunkan return saham perusahaan manufaktur. Dengan demikian Nilai t-hitung koefisien ROA setelah pengumuman tax amnesty regresi earnings management b1 berpengaruh sebesar saham perusahaan manufaktur. -0,04 dengan tigkat negatif terhadap return signifikansinya 0.639 (lebih besar dari α = 0.05), dimana hal itu bisa diartikan secara parsial variabel earnings management tidak mempunyai pengaruh dan tidak Uji R2 Hasil uji koefisien determinasi dari pengolahan SPSS dapat dilihat tabel di atas yang terlihat nilai 4.5 Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 pada 17 koefisien determinasi (Adjusted R Simpulan sebesar Berdasarkan hasil analisis yang telah 0,021). Hal ini berarti bahwa dilakukan terhadap hasil penelitian yang Square varians tabel tersebut saham return dapat telah diperoleh, maka dapat ditarik dijelaskan oleh variabel earnings beberapa kesimpulan: management (DTAC), nilai tukar 1. Tidak berpengaruh signifikan pada rupiah dan tingkat suku bunga kenaikan return saham perusahaan. sebesar 2,1% dalam menerangkan 2. Nilai ROA setelah pengumuman tax return saham. Sedangkan sisanya amnesty yaitu sebesar 100% - 2,1%= 97,9% signifikan terhadap return saham. Hal dijelaskan oleh variabel lain selain ini variabel yang diteliti. pemerintah dengan berpengaruh menunjukkan negatif bahwa dan stimulus diumumkan nya tax amnesty akan menurunkan return Uji F saham perusahaan manufaktur. Dengan demikian ROA berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaan manufaktur. DAFTAR PUSTAKA Tabel 6 Anova Tabel diatas menunjukkan Fhitung adalah 3,837 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,010. Sedangkan Ftabel (α = 0.05) ialah 10.13. Oleh karena Fhitung < Ftabel (3,144 < 10.13) maka pengaruh variabel independen seperti earnings management dan ROA berpengaruh secara saham. parsial Amin, A. 2007. Pendeteksian Earnings Manajemen, Underpricing dan Pengukuran Kinerja Perusahaan yang Melakukan Kebijakan Initial Public Offering (IPO) di Indonesia. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi X Unhas – Makassar. terhadap BEI. 2006. Panduan Pemodal. PT. Bursa Efek Indonesia. return Claude. .1996, Political Risk, Economic Risk, and Financial Risk. Financial Analysis Journal, Vol. 1, hal.29-45. Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 18 Daniati, N., Suhairi. 2006. Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor dan Size Perusahaan terhadap Expectes Return Saham (Survey Pada Industri Tekstil dan Automotive yang Terdaftar di BEJ). Jurnal Simposium Nasional Akuntansi IX Padang. Friedlan, J. 1994. Accounting Choices by Issuer of Initial Public Offerings. Contemporary Accounting Research. Vol.11, hal. 1-31. Gumanti, T.A. 2001. Earnings Management : Suatu Telaah Pustaka. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 2, hal. 104115. Gujarati, D. 1999. Ekonomitrika Dasar. Terjemahan Sumarno Zain. Jakarta : Erlangga. Husnan, S. 2004. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YPKN. Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya. Meutia, I. 2004. Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Manajemen Laba untuk KAP Big 5 dan Non Big 5. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Saiful. 2002. ”Hubungan Manajemen Laba (Earning Management) dengan Kinerja Operasi dan Return Saham di Sekitar IPO” . Simposium Nasional Akuntansi 5.Hal 149-160. Sylvia V.S., Utama, S. 2005. Pengaruh Kepemilikan Ukuran Perusahaan dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earning Management). Jurnal Simposium Nasional Akuntansi VIII - Solo. Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi Manajemen Portfolio. Yogyakarta: BPFE. Weston., Copeland. 1995. Manajemen Keuangan. Jakarta : Bina Rupa Aksara Jogiyanto, Hartono. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE. Lo, K. 2007. Earning Management and Earning Quality. Journal of Accounting and Economics, Vol.1, hal.1-8. Mediastuty P.P., Machfoedz, M. 2003. Analisis Hubungan Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 19