Analisis Pengaruh Earnings Management Dan Kinerja Operasional

advertisement
Analisis Pengaruh Earnings Management Dan Kinerja Operasional
Perusahaaan Terhadap Return Saham Setelah Pengumuman Tax Amnesty
Oleh :
Arifiansyah Saputra, S.T., M.M.
STKIP PGRI Ngawi
ABSTRAK
Informasi laba yang terkandung dalam laporan keuangan sebuah perusahaan
memiliki arti
yang sangat penting bagi investor. Asimetri informasi antara
manajemen sebagai pihak yang menerbitkan informasi dengan pihak-pihak
pemakai laporan keuangan dapat mendorong manajemen untuk melakukan praktik
earnings management. Earnings management yang dilakukan biasanya bertujuan
untuk meningkatkan penjualan saham. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pola earnings management, perubahan abnormal return, dan apakah terdapat
pengaruh yang signifikan earnings management terhadap kinerja operasional
perusahaan setelah pengumuman tax amnesty oleh pemerintah Indonesia (dalam
hal ini Menteri Keuangan).
Pengujian dilakukan terhadap Perusahaan Manufaktur Go Public yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling. Earnings management diukur dengan menggunakan
discretionary accruals sebagai indikatornya. Pengujian pengaruh antara earnings
management dengan kinerja operasional perusahaan dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi sederhana dengan tingkat signifikansi 5%. Metode
analisis menggunakan independen t-test. Independen-test digunakan sesudah data
diuji normalitasya dengan uji kolmogorov smirnov dengan program SPSS 17.0.
Hasil dari uji t-indepeden menunjukkan bahwa return saham pengaruh negatif
terhadap kinerja operasional perusahaan setelah pengumuman tax amnesty.
Kata Kunci: Earnings management, Return On Asset (ROA), abnormal return
akuntansi dengan tujuan untuk memberikan
PENDAHULUAN
Manipulasi
yang
dikenal
dengan
management
management)
laba
yang
tersebut informasi yang menyesatkan para pengguna
earnings laporan keuangan untuk kepentingan
(earnings manajer (Meutia, 2004).
Menjelang
penawaran
didefinisikan
saham
sebagai usaha pihak manajer yang perusahaan bisa melakukan manipulasi laba
disengaja
untuk
memanipulasi yang bersifat menaikkan laba pada saat
dilakukan
laporan keuangan dalam batasan penawaran saham. Hal ini
perusahaan
mendapatkan
yang dibolehkan oleh prinsip-prinsip agar
Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225
1
tanggapan
positif
dari
calon
Gumanti (2001) yang menemukan bahwa
investor. Sehingga banyak investor
adanya abnormal discretionary accrual
yang tertarik untuk membeli saham
pada dua tahun sebelum IPO.. Earnings
perusahaan. Hal ini sesuai dengan
management biasanya akan diikuti dengan
penelitian
Dalam
penurunan kinerja (underperform mance)
penelitian tersebut ditemukan bahwa
setelah periode penawaran karena adanya
rata-rata
negatif abnormal return.
Amin (2007).
perusahaan
yang
melakukan IPO di Bursa Efek
Penelitian
Indonesia dari tahun 1990 hingga earnings
2000
terindikasi
management
lebih
mengenai
terfokus
melakukan mengenai penyebab dan dampak earning
earnings management. Perusahaan management
tersebut
terdahulu
terhadap
harga
saham
melakukan
earnings perusahaan. Seperti penelitian Gumanti
pada
periode (2001) yang lebih berfokus pada kinerja
management
menjelang
IPO.
management
sangat
tiga
Earnings saham setelah IPO dan kemungkinan
merugikan penyebabnya.
investor,
walaupun
tidak
earning
management
Penelitian
mengenai
selalu earnings management pada BUMN belum
dikaitkan banyak dikemukakan. Penelitian mengenai
dengan tindakan negatif. Earnings BUMN juga penting karena biasanya
yang
management
menaikkan
laba
penawaran
saham
bersifat BUMN menguasai sektor-sektor penting
pada
saat dalam
Ditambah
lagi
membuat himbauan Menteri BUMN agar semua
ekspektasi investor terlalu tinggi.
Earnings
perekonomian.
management
BUMN dapat go public.
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
dapat dilakukan dengan memain Mediastuty dan Machfoedz (2003) dengan
kan discretionary accrual. Caranya obyek penelitian yaitu perusahaan yang go
dengan mengakui biaya sekarang public yang bukan termasuk kelompok
sebagai biaya masa depan dan atau perbankan dan asuransi dengan periode
mengakui pendapatan masa depan penelitian tahun 1995–2000.
sebagai pendapatan sekarang. Hal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tersebut sesuai dengan penelitian kepemilikan manajerial dan kepemilikan
Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225
2
institusional berhubung an negative terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
terhadap
earnings
management. 2014 - 2016.
Sedangkan ukuran dewan direksi KAJIAN
TEORI
DAN
berpengaruh positif dengan earnings PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Penelitian
yang Kajian Teori
dilakukan oleh Sylvia dan Utama Arbitrage Pricing Theory
management.
(2005) ditemukan bahwa variabel
Pembahasan tentang return saham
ukuran perusahaan secara konsisten dapat dikelompokan dalam dua teori yaitu
mempunyai pengaruh negatif yang Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan
signifikan
terhadap
besarnya Arbitrage Pricing Theory (APT) (Husnan,
pengelolaan laba yang dilakukan 2004).
perusahaan, artinya semakin besar
ukuran
perusahaan
Capital
Asset
Pricing
Model
maka
akan (CAPM)
menggambarkan
hubungan
semakin
rendah
kemungkinan tingkat return dan risiko secara sederhana
dilakukannya pengelolaan laba dan hanya menggunakan satu variabel
perusahaan.
(variabel beta) untuk
Dari hasil-hasil penelitian
menggambarkan
risiko.
Sedangkan
di atas diperoleh adanya perbedaan
Theory
(APT)
hasil penelitian (gap research)
variabel pengukur risiko untuk melihat
yang dilakukan oleh para peneliti.
hubungan return dan risiko atau dengan
Oleh karena itu penulis akan
kata lain APT tidak menjelaskan faktor
mengkaji ulang penelitian tersebut
apa
dengan
(Tandelilin, 2001).
cara
menggabungkan
metode analisis dan memperbarui
yang
Arbitrage
Pricing
menggunakan
banyak
mempengaruhi
pricing
Arbitrage Pricing Theory (APT) itu
periode penelitian sehinga dapat
sendiri
diketahui
earnings
menyatakan bahwa jika terdapat dua
terhadap
kinerja
kesempatan dalam melakukan investasi
perusahaan
setelah
pada suatu perusahaan (yang mempunyai
pengumuman tax amnesty pada
karakteristik identik) maka tidaklah bisa
perusahaan
dijual dengan harga yang berbeda (Ross,
management,
operasional
pengaruh
manufaktur
yang
adalah
suatu
Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225
teori
yang
3
1976
dalam
Husnan,
2004).
keuangan dan kinerja perusahaan yang
Dengan karakter dan harga yang
terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan
sama, maka investor perlu suatu
laporan
penilaian
lain
arus
kas.
Berbicara
tentang
yang
bisa
earning (laba), salah satu faktor inilah
perbedaan.
Oleh
yang bisa memberikan kesempatan kepada
saham
manajer memodifikasi laporan keuangan
merupakan pilihan yang tak jauh
untuk menghasilkan jumlah earning yang
dari hal itu.
diinginkan.
menunjukkan
karena
itu,
return
Perolehan
return
suatu
dilakukan
Earnings
oleh
management
manajer
perusahaan
perusahaan bisa dipengaruhi oleh
dengan tujuan agar mereka dikontrak
berbagai faktor, baik itu dalam
kembali untuk menjabat sebagai manajer
tataran intern industri/perusahaan
di
maupun lingkup perekonomian di
berikutnya (Lo, 2007).
dalam suatu negara. Berdasarkan hal
inilah,
sudah
menunjukkan
cukup
perusahaan
tersebut
di
periode
Untuk faktor yang kedua (kondisi
untuk ekonomi),
bahwa teori APT pemikiran
APT
menggunakan
dimana
kondisi
dasar
ekonomi
mendorong adanya pengembangan merupakan bagian dari analisis saham yang
penelitian berdasarkan variabel atau berdasarkan
analisis
teknikal,
dimana
faktor-faktor yang mempengaruhi analisis teknikal adalah analisis saham
sebuah return saham. Faktor- faktor berdasarkan pada informasi dari luar
itu
dapat
dilihat
dari
kondisi perusahaan umumnya mempertimbangkan
perusahaan dan kondisi ekonomi.
kondisi negara, seperti kondisi ekonomi,
Untuk faktor yang pertama politik, dan financial suatu negara. Analisis
(kondisi
perusahaan),
menggunakan
dasar
APT teknikal dapat diukur berdasarkan risiko
pemikiran negara yang terdiri dari 3 risiko yaitu:
dimana kondisi suatu perusahaan political risk, financial risk, dan economic
dapat
dilihat
dari
laporan risk (Claude, 1996).
keuangannya. Laporan keuangan
merupakan sumber informasi yang
Earnings Management
Earnings management merupakan hal
digunakan untuk menilai posisi
Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225
4
melibatkan
Tax amnesty atau Pengampunan
potensi pelanggaran, kejahatan, dan
Pajak akhir- akhir ini menjadi isu yang
konflik
diperhatikan
karena
dibuat
pihak
santer dibicarakan di masyarakat, baik
perusahaan
dalam
media masa ataupun media cetak. Tax
rangka menarik minat investor.
amnesty adalah suatu kesempatan waktu
Earnings management yang tinggi
yang terbatas pada kelompok pembayar
akan berhubungan erat dengan
pajak
kualitas laba yang rendah dan
sejumlah tertentu dan dalam waktu
manajer
tertentu berupa pengampunan kewajiban
yang
manajemen
melakukan
earnings
tertentu
untuk
membayar
management untuk menjamin laba
pajak (termasuk bunga dan
yang
yang berkaitan
berkualitas tinggi (Daniati
dengan
denda)
masa pajak
sebelumnya atau periode tertentu tanpa
dan Suhairi, 2006).
Investor bersedia menyalur
takut hukuman pidana. Ini biasanya
kan dananya melalui pasar modal
berakhir ketika otoritas yang dimulai
return yang disebabkan karena
penyelidikan pajak pajak masa lalu.
perasaan aman akan berinvestasi
Dalam beberapa kasus, undang-undang
dan
amnesti
tingkat akan diperoleh dari
investasi
tersebut.
memungkinkan
investor
yang
juga
Return
membebankan hukuman yang lebih berat
untuk
pada mereka yang memenuhi syarat
membandingkan keuntungan aktual
untuk
ataupun
mengambilnya.
keuntungan
memperpanjang
yang
amnesti
tetapi
tidak
diharapkan yang disediakan oleh
Tax amnesty atau Pengampunan Pajak
berbagai investasi pada tingkat
telah terjadi di Indonesia sebanyak 2x,
pengembalian yang diinginkan. Di
yaitu ditandai dengan terbitnya Penetapan
sisi lain, return pun memiliki peran
Presiden Republik Indonesia Nomor 5
yang
dalam
Tahun 1964 dan Keputusan Presiden
suatu
Nomor 26 Tahun 1984. Saat ini, RUU
investasi (Daniati dan Suhairi,
Pengampunan Pajak di Indonesia masih
2006).
menimbulkan
Tax amnesty
masyarakat, karena masih ada yang pro
amat
menentukan
signifikan
nilai
dari
kontroversi
Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225
di
kalangan
5
ataupun
kontra
terkait kebijakan adalah kemampuan perusahaan dalam
tersebut. Pemerintah berdalih bahwa menjalankan operasionalnya Suad Husnan
Pengampunan Pajak dianggap dapat (1996). Pengukuran kinerja merupakan
meningkatkan
Pendapatan
Pajak suatu tolak ukur manajemen perusahaan
pemerintah akibat selama ini efek untuk menentukan kebijakan perusahaan
dari penyimpanan kekayaan di Luar nya, apakah kinerja perusahaan itu baik
Negeri. Akan tetapi, relitanya bahwa atau belum dapat dilihat dengan mengukur
Pengampunan
Pajak
ini
akan aspek- aspek yang ada baik dari tinjauan
menimbulkan beberapa masalah.
keuangan maupun non keuangan.
Dimulai dari pengkajian yang
Kinerja
operasi
sangat singkat yang dilakukan oleh
merupakan
DPR
digunakan oleh investor untuk menjadi
RI
satu
aspek
mengenai
RUU
Pajak,
sistem
pertimbangan
keputusan
belum
pada
perusahaan.
Pengampunan
perpajakkan
salah
perusahaan
yang
masih
suatu
yang
berinvestasi
Informasi
sesuai dan banyak yang harus
mengenai pengukuran kinerja keuangan
diperbaikki, transfaransi mengenai
dan
data perpajakkan baik yang berhak
menilai potensi sumber daya ekonomi
diampuni ataupun pembayaran pajak
yang mungkin dikendalikan dimasa yang
di Indonesia, serta sistem keadilan
akan
yang dianggap mengorbankan 98%
bermanfaat untuk memprediksi kapasitas
warga
perusahaan dalam menghasilkan sumber
negara
mengampuni
Indonesia
2%
yang
Indonesia
demi
warga
negara
berstatus
kaya.
Mengingat berbagai masalah yang
muncul, tulisan ini akan menjadi
sebuah
telaah
kritis
urgensi
pengampunan
mengenai
pajak
di
Indonesia.
Kinerja Operasi Perusahaan
Kinerja operasi perusahaan
profitabilitas
datang.
diperlukan
Informasi
untuk
kinerja
daya yang ada.
Pengembangan Hipotesis
Perumusan
hipotesis
dalam
penelitian ini dinyatakan dalam hipotesis
alternatif yang dikembangkan sebagai
berikut :
Pengaruh earnings management terhadap
return saham
Untuk
mendeteksi
Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225
ada
tidaknya
6
maka
sedang melakukan adalah dengan cara
pengukuran atas akrual adalah hal
merubah laba dengan menggunakan metode
yang penting untuk diperhatikan.
akuntansi, yang akan terjadi adalah laba
Total akrual adalah selisih antara
yang dilaporkan periode sekarang akan
laba dan arus kas yang berasal dari
lebih tinggi dibandingkan dengan laba yang
aktivitas operasi.
terjadi sebenarnya. Kerangka teori yang
earnings
management,
yang
diusulkan, apakah terjadi perbedaan kinerja
earnings
operasional perusahaan yang teridentifikasi
management adalah auditor yang
melakukan earnings management setelah
melakukan audit terhadap laporan
pengumuman tax amnesty.
Beberapa
berkaitan
bagian
dengan
keuangan. Kegiatan audit adalah
Berdasarkan pernyataan di atas, maka
suatu proses untuk mengurangi
hipotesis kedua yang dirumuskan dalam
ketidakselarasan informasi yang
penelitian ini adalah :
terdapat antara manager dan para
H2
pemegang
saham
dengan
:
ROA
berpengaruh
positif
return saham bagi
terhadap
menggunakan pihak luar untuk
perusahaan
memberikan pengesahan terhadap
earnings
laporan keuangan.
pengumuman tax amnesty
yang
melakukan
management
setelah
Berdasarkan pernyataan di atas,
maka
hipotesis
pertama
yang
dirumuskan dalam penelitian ini
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran teoritis dalam
penelitian ini dapat digambarkan seperti
adalah :
H1 : Earnings management
Gambar 2.1.
berpengaruh positif
terhadap return saham.
Earnings
management dengan
Kinerja Operasional Perusahaan
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Earnings management yang
dilakukan pada perusahaan yang
Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225
7
METODE PENELITIAN
secara logis investor tentunya akan
Jenis dan Sumber Data
lebih memilih membeli saham- saham
Penelitian ini menggunakan
data
sekunder
keuangan
berupa
perusahaan
perusahaan yang dianggap berpotensi
laporan
memberikan keuntungan bagi mereka
per
Desember yang tersedia di BEI
sebagai pemegang saham.
3.
Sampel adalah perusahaan-perusahaan
tahun 2014 – 2016 dan harga
yang tidak melakukan perubahan
saham penutupan bulanan. Data
nama
diperoleh dari Indonesian Capital
delisting selama periode penelitian.
dan
tidak
dalam
keadaan
Mark Directory.
Metode Pengumpulan Data
Populasi dan Sampel
Populasi
Metode
penelitian
adalah
perusahaan manufaktur go public
pengumpulan data
yang
dilakukan yaitu :
1.
Studi dokumentasi terhadap laporan
yang telah terdaftar di Bursa Efek
keuangan tahunan perusahaan yang
Indonesia pada tahun 2014 sampai
diperoleh dari ICMD.
dengan tahun 2016 serta memiliki
2.
Literatur berupa : buku, teks, artikel,
laporan keuangan yang lengkap
jurnal dan majalah, serta data tertulis
untuk
mendukung
lainnya yang berhubungan dengan
dalam
penelitian
perhitungan
ini.
Adapun
informasi yang dibutuhkan.
kriteria sample yang digunakan
Metode Analisis Data
adalah sebagai berikut:
1.
Perusahaan manufaktur yang
terdaftar
di
Bursa
Indonesia
tahun
Efek
2014-2016
Perusahaan
tersebut
Untuk
mengetahui
apakah
ada
pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen
secara kontinyu.
2.
Analisis Regresi Berganda
tidak
maka digunakan
model regresi linier
mempunyai tren laba bersih
berganda
(net income) negatif selama
method), yang dirumuskan sebagai berikut
periode
penelitian,
karena
(multiple
linier
regression
Y = α + b1.X1 + b2.X2 + e
Dimana :
Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225
8
Y = Return Saham
analisis statistik yang salah satunya dapat
α = Konstanta
dilihat melalui Kolmogorov- Smirnov test
X1 = Earnings management
(K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat
X2 = ROA
hipotesis:
= Kesalahan residual (error) Ho = Data residual terdistribusi normal
e
Uji Normalitas
Pengujian normalitas ini dapat
Ha = Data residual tidak terdistribusi
normal
dilakukan melalui analisis grafik Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas
dan analisis statistik.
Untuk mendeteksi ada
Analisis Grafik
tidaknya
Dasar pengambilan keputusan multikoliniearitas dalam model regresi
dari analisis normal probability plot dapat dilihat dari tolerance value atau
variance inflation factor (VIF). Sebagai
adalah sebagai berikut:
a.
Jika data menyebar disekitar dasar acuannya dapat disimpulkan:
garis diagonal dan mengikuti
a)
arah garis diagonal menunjukkan
< 10, maka dapat disimpulkan bahwa
pola distribusi normal, maka
tidak
model regresi memenuhi asumsi
b)
garis diagonal dan atau tidak
pola
distribusi normal, maka model
VIF
>
10,
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
ada
multikolinearitas
antar
variabel
independen dalam model regresi.
regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
antar
Jika nilai tolerance < 10 persen dan
nilai
mengikuti arah garis diagonal
menunjukkan
multikolinearitas
regresi.
Jika data menyebar jauh dari
tidak
ada
variabel independen dalam model
normalitas.
b.
Jika nilai tolerance > 10 persen dan
nilai VIF
Uji Autokorelasi
Dasar pengambilan keputusan ada
Analisis Statistik
Untuk mendeteksi normalitas
data dapat dilakukan pula melalui
tidaknya autokorelasi adalah:
1.
Bila nilai DW terletak diantara batas
atas atau upper bound (du) dan (4–du)
Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225
9
maka koefisien autokorelasi =
diestimasi
0,
heteroskedastisitas.
berarti
tidak
ada
autokorelasi.
2.
Bila nilai DW lebih rendah
daripada batas bawah atau
lower
bound
(dl)
maka
koefisien autokorelasi > 0,
berarti ada autokorelasi positif.
3.
Bila nilai DW lebih besar dari
(4-dl)
maka
koefisien
autokorelasi < 0, berarti ada
autokorelasi negatif.
4.
tidak
terdapat
Pengujian Hipotesis
Secara statistik, setidaknya ini dapat
diukur dari nilai statistik t, nilai statistik F,
dan nilai koefisien determinansi (R2).
Perhitungan statistik disebut signifikan
secara statistik, apabila uji nilai statistiknya
berada dalam daerah
kritis
(daerah
dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut
tidak signifikan bila uji nilai statistiknya
berada dalam daerah dimana Ho diterima.
Bila nilai DW terletak antara
du dan dl atau DW terletak
antara (4-du) dan (4-dl), maka
hasilnya
tidak
dapat
disimpulkan.
Uji t
Langkah–langkah pengujian yang
dilakukan adalah sebagai berikut (Gujarati,
1999):
a. Merumuskan hipotesis (Ha)
Uji Heteroskedastisitas
Dasar pengambilan keputusan
uji heteroskedastisitas melalui uji
Glejser dilakukan sebagai berikut:
a)
Apabila
yang
signifikan
independen
antara
terhadap
variabel
variabel
dependen secara parsial.
koefisien
parameter b. Menentukan tingkat signifikansi (α)
beta dari persamaan regresi
sebesar 0,05
signifikan statistik, yang berarti c. Membandingkan thitung dengan ttabel,.
data empiris yang diestimasi
Jika thitung lebih besar dari ttabel maka
terdapat heteroskedastisitas.
b)
Ha diterima: berarti terdapat pengaruh
Ha diterima.
Apabila probabilitas nilai test d. Berdasarkan probabilitas Ha akan
tidak signifikan statistik, maka
diterima jika nilai probabilitasnya
berarti data empiris yang
kurang dari 0,05 (α)
Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225
10
e. Menentukan variabel independen
Koefisien
(R2)
determinasi
mana yang mempunyai pengaruh digunakan untuk mengukur seberapa jauh
paling dominan terhadap variabel kemampuan model dalam menerangkan
dependen Hubungan ini dapat variasi variabel dependen. Koefisien
dilihat dari koefisien regresinya.
determinasi dapat dicari dengan rumus
(Gujarati, 1999):
Uji F
Langkah–langkah
yang
dilakukan adalah (Gujarati, 1999):
1)
Merumuskan Hipotesis (Ha)
Definisi Operasionalisasi Variabel
Pengaruh
Ha diterima: berarti terdapat
pengaruh
antara
terhadap
yang
signifikan
variabel
independen
variabel
dependen
terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang go public di Bursa Efek
Indonesia, dimana variabel penelitian
Menentukan tingkat
a.
b.
(α=0,05)
Membandingkan Fhitung
dengan Ftabel
Variabel
bebas
:
earnings
management, return on assets (ROA)
signifikansi yaitu sebesar 0.05
3)
management
terdiri dari :
secara simultan.
2)
earnings
Variabel terikat : return saham
Definisi operasional masing-masing
variabel
penelitian
dapat
dijelaskan
sebagaimenggunakan
berikut :
dengan
nilai probabilitas, Ha akan diterima jika proba
5) Menentukan nilai koefisien 1. Variabel Earnings Management
Earnings management diukur dengan
determinasi, dimana koefisien
ini menunjukkan seberapa menggunakan discretionary accrual yang
4)
Berdasarkan
besar
variabel
probabilitas
independen
diukur
menggunakan
oleh
model
Friedlan
yang
pada model yang digunakan
dikembangkan
(1994).
mampu menjelaskan variabel
Secara umum penelitian tentang earnings
dependennya.
management menggunakan pengukuran
berbasis akrual dalam mendeteksi ada
Uji R2
tidaknya manipulasi.
Salah satu kelebihan dalam pendekatan
Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225
11
total
akrual
adalah
perusahaan i pada periode t
pendekatan
tersebut berpotensi untuk
dapat
mengungkapkan cara- cara untuk
menurunkan atau mena ikkan laba,
b.
Total accruals yang diestimasi dengan
persamaan regresi OLS (Ordinary Least
Square) adalah :
karena cara-cara tersebut kurang
mendapat perhatian untuk diketahui
pihak
luar. Menurut Gumanti
Dimana,
(2001), total akrual terdiri dari
TACt = total accruals dalam
komponen discretionary accrual dan
periode t
non
discretionary
Discretionary
accrual.
adalah
accrual
TAt-1 = total asset periode t-1
∆SALt = perubahan pendapatan atau
penjualan bersih (Profit After
komponen akrual yang berada dalam
kebijakan
manajemen.
Tax) dalam periode t
Artinya,
manajer memberikan intervensinya
PPEt = Non-Current Assets /
property, plan, and equipment
dalam proses pelaporan keuangan.
Sedangkan
non-
accrual adalah komponen
akrual
dihitung
total
dengan
Modified
Non akrual diskresioner
Models
Dimana,
∆RECt =
(Mediastuty dan Machfoedz, 2003) :
a.
= koefisien regresi
akrual
menggunakan
Jones’
α1, α2, α3
c.
diluar kebijakan manajemen.
Diskresioner
(PP&E) periode t
discretionary
Total accruals sesungguhnya
perubahan
piutang bersih
dalam periode t
α1, α2, α3 = fitted coefficient yang
TAC = NIit - CFit
diperoleh dari hasil regresi pada
Dimana :
perhitungan total akrual.
NIit = laba bersih (net income/
profit after tax) perusahaan i
d.
Diskresioner Total Akrual
pada periode t
CFit = arus kas operasi (cash
Flow
of
Dimana,
operation)
Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225
12
DTACt = diskresioner total
dijabarkan sebagai berikut:
akrual tahun t
ARit = Rit – ERit
TACt = total akrual tahun t
Keterangan:
NDTACt = non akrual
ARit : Abnormal return untuk saham i
diskresioner pada tahun t
2. Variabel Return Saham
a.
pada hari t Rit
: Return saham
(actual return) i pada hari t ERit :
Return Total
Return yang diekspektasi untuk saham
Return merupakan hasil yang
I pada hari t
diperoleh
dari
investasi.
Setelah
dilakukan
perhitungan
(Hartono, 2000) atau tingkat
terhadap abnormal return maka dilakukan
keuntungan yang dinikmati oleh
perhitungan cumulative abnormal return
pemodal atas suatu investasi
(CAR) persamaanya adalah:
yang
dilakukannnya.
Dalam
penelitian ini akan menggunakan
rumus
return
saham
secara
umum yang mempertimbangkan
capital gain adalah :
Rit = (Pit – Pit-1) / Pit-1
CARit=Σ((1+ Rit/ 1 + Rmt-1))
Return indeks pasar pada periode
estimasi
ke-t
yang
dihitung
persamaan sebagai berikut:
Rmt : (IHGS-IHSGt-1) / IHSGt-1
Keterangan:
Keterangan :
Rmt
Rit = Return saham masing-
IHSG : Indeks harga saham
: Return pasar harian harian ke-t
gabungan pada tanggal t
masing perusahaan
Pit = Harga saham i pada hari ke-t.
Pit-1 = Harga saham i pada hari ket-1
b.
Return Abnormal
Perhitungan abnormal return
diperoleh dari selisih antara return
untuk saham i pada hari t dengan
yang diharapkan. Secara matematis
perhitungan abnormal return dapat
dengan
IHSGt-1 : Indeks harga saham gabungan
pada hari t-1
Pada metode adjusted market, retun
pasar diproksikan sebagai retun ekspektasi
pasar. Metode ini tidak menggunakan
waktu
estimasi,
yang
dipergunakan
hanyalah periode evening window.
3. Variabel Kinerja Operasi
Kinerja operasi pada penelitian ini
Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225
13
diukur dengan metode pendekatan
suatu metode pengambilan sampel non
return on asset seperti yang telah
probabilitas yang mengambil obyek diri
dilakukan oleh Saiful (2002) dengan
dengan
persamaan:
manufaktur di BEI yang memiliki return
kriteria
yaitu
perusahaan
saham yang optimal secara berturut-turut
ROAit =LBSEit/TAit-1
Keterangan:
dari tahun 2014 - 2016.
ROAit : Merupakan Return On
Asset perusahaan i pada
tahun t
Hasil Penelitian
Statistik Deskriptif
LBSEit : Laba bersih perusahaan i
pada tahun t
TAit-1 : Total aktiva perusahaan
i pada periode t-1
Tabel 1 Statistik Deskriptif
Untuk mengetahui apakah
kinerja
operasi
mengalami
perusahaan
perusahaan
perbedaan
yang
pada
melak
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat
disimpulkan bahwa :
1.
ukan
melakukan
management.
pengujian
dengan
0,026055. Dari data ini menunjukkan
diadakan
hubungan
perubahan dengan return on asset
(∆ROA)
dengan
Sampel penelitian sebanyak 80
perusahaan dengan menggunakan
metode purposive sampling yaitu
keuntungan atas
penjualan
lembar
tiap
saham
keadaan positif walaupun keuntungan
discretionary accrual (DA).
Data Penelitian
bahwa rata-rata
perusahaan manufaktur berada pada
variabel
ANALISIS DAN HASIL
PEMBAHASAN
pada
2014 – 2016 yang diteliti sebesar
earnings
Perlu
saham
return
perusahaan manufaktur di BEI tahun
earnings management dengan yang
tidak
Rata-rata
yang didapat investor tidak terlalu
besar.
2.
Rata-rata earnings management yang
diproksi
dengan
diskresioner
total
akrual pada perusahaan manufaktur di
BEI tahun 2014 – 2016 yang diteliti
sebesar
0,158054.
Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225
Dari
data
ini
14
menunjukkan
bahwa
perusahaan
rata-rata berikut:
manufaktur
yang
terdapat pada sampel penelitian
terindikasi melakukan praktek
earnings management.
3.
ROA setelah pengumuman tax
amnesty tahun 2016 yang diteliti
sebesar
angka
-0,000056
minimum
dengan
sebesar
-
0,0007 dan angka maksimum
Tabel 2
Hasil Uji Kolmogorov Smirnov
Angka Z hitung Kolmogorov
sebesar 0,0006. Dari data ini
Smirnov <
menunjukkan
sehingga tergolong data yang
bahwa
dengan
margin antara nilai positif dan
negatif,
kinerja
perusahaan
rentan
berdistribusi data normal.
operasional
memang
untuk
Walaupun
Z tabel (1,96)
sangat
berubah.
tren
saat
ini
mengalami penurunan, tak bisa
Gambar 1
Gambar 2 Grafik
kinerja Uji Normalitas Plot Uji Normalitas
Dari grafik di atas tampak bahwa
operasional perusahaan yang
melemah
menjelang titik- titik menyebar di sekitar garis
dipungkiri
bahwa
pengumuman tax amnesty ikut diagonal, sehingga tergolong berdistribusi
mempengaruhi hasil penelitian. normal.
Uji Multikolinearitas
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Berdasarkan pengujian dengan
menggunakan
Smirnov
uji
diperoleh
Kolmogorov
output
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinearitas
yang
dapat dilihat pada tabel sebagai
Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225
15
regresi.
Uji Autokorelasi
Tabel 4 Hasil Uji Korelasi
Melihat
korelasi
antara
variabel independen tampak bahwa
hanya variabel earnings (earnings
management)
yang
Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi
Berdasarkan pengujian asumsi klasik
mempunyai pada asumsi autokorelasi dengan SPSS
korelasi tinggi terhadap variabel didapatkan output durbin Watson test
ROA sebesar 0.068 atau 6,8 %. Oleh sebesar 1,802 (n = 400: k= 3; du = 1,799;
karena
itu
korelasi
ini
masih 4-du = 2,201).
dibawah 95%, maka dapt dikatakan
Hal ini berarti model regresi di atas
tidak terjadi multikolinearitas yang tidak terdapat masalah autokorelasi, karena
serius.
angka dw test berada diantara du tabel dan
Hasil
perhitungan
nilai (4-du tabel), oleh karena itu model regresi
tolerance juga menunjukkan tidak ini dinyatakan layak untuk dipakai.
ada
variabel
independen
yang
Uji Heteroskedastisitas
memiliki nilai tolerance kurang dari
0.10 yang berarti tidak ada korelasi
antar variabel independen
yang
nilainya lebih dari 95%.
Hasil
Inflation
perhitungan
Factor
Variance
(VIF)
juga
Gambar 3
menunjukkan hal yang sama, yakni
Uji Heteroskedastisitas
Melihat grafik (lihat lampiran) terlihat
tidak ada satu variabel independen
tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
yang memiliki nilai VIF lebih dari
menyebar di atas dan di bawah angka 0
10. Jadi dapat disimpulkan bahwa,
pada sumbu Y, maka tidak terjadi
tidak ada multikolinearitas antar
heteroskedastisitas.
variabel independen dalam model
Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225
16
Uji Hipotesis
Perhitungan
signifikan terhadap penentu return saham.
statistik
disebut
signifikan secara statistik, apabila
uji nilai statistiknya berada dalam
daerah kritis (daerah dimana Ho
Ini
mengindikasikan
perusahaan
dalam
bahwa
hal
tindakan
penggunaan
earnings management tidak memiliki
pengaruh yang signifikan pada kenaikan
ditolak). Sebaliknya, disebut tidak
return saham perusahaan. Hasil ini
signifikan bila uji nilai statistiknya memiliki dua makna sekaligus, yakni
berada dalam daerah dimana Ho tidak selaras dengan hasil penelitian
diterima.
Ardiati (2005) yang menyatakan earnings
management berpengaruh positif terhadp
Uji t
return namun selaras dengan penelitian
Berdasarkan uji pengaruh antara
Andromeda (2008).
earnings management (X1), ROA
(X2)
terhadap
(Y)
Return
Hipotesis 2 tidak dapat diterima.
didapatkan persama an regresi
linier berganda sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Y = 0,18 - 0,04X1 - 26,069X2
Dari persamaan tersebut dapat
diartikan bahwa:
Nilai thitung koefisien regresi ROA
b2
yakni
-26,069
signifikansinya
berpengaruh
terhadap
0.001,
negatif
return
dengan
tigkat
artinya
dan
saham.
ROA
signifikan
Hal
ini
menunjukkan bahwa pengumuman tax
Hipotesis 1 tidak dapat diterima.
amnesty
menurunkan
return
saham
perusahaan manufaktur. Dengan demikian
Nilai
t-hitung
koefisien
ROA setelah pengumuman tax amnesty
regresi earnings management b1
berpengaruh
sebesar
saham perusahaan manufaktur.
-0,04
dengan
tigkat
negatif
terhadap
return
signifikansinya 0.639 (lebih besar
dari α = 0.05), dimana hal itu bisa
diartikan secara parsial variabel
earnings
management
tidak
mempunyai pengaruh dan tidak
Uji R2
Hasil uji koefisien determinasi dari
pengolahan
SPSS dapat dilihat
tabel
di atas yang terlihat nilai
4.5
Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225
pada
17
koefisien determinasi (Adjusted R
Simpulan
sebesar
Berdasarkan hasil analisis yang telah
0,021). Hal ini berarti bahwa
dilakukan terhadap hasil penelitian yang
Square
varians
tabel
tersebut
saham
return
dapat
telah
diperoleh,
maka
dapat
ditarik
dijelaskan oleh variabel earnings
beberapa kesimpulan:
management (DTAC), nilai tukar
1. Tidak berpengaruh signifikan pada
rupiah dan tingkat suku bunga
kenaikan return saham perusahaan.
sebesar 2,1% dalam menerangkan
2. Nilai ROA setelah pengumuman tax
return saham. Sedangkan sisanya
amnesty
yaitu sebesar 100% - 2,1%= 97,9%
signifikan terhadap return saham. Hal
dijelaskan oleh variabel lain selain
ini
variabel yang diteliti.
pemerintah dengan
berpengaruh
menunjukkan
negatif
bahwa
dan
stimulus
diumumkan nya
tax amnesty akan menurunkan return
Uji F
saham
perusahaan
manufaktur.
Dengan demikian ROA berpengaruh
negatif
terhadap
return
saham
perusahaan manufaktur.
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 6 Anova
Tabel
diatas
menunjukkan
Fhitung adalah 3,837 dengan tingkat
signifikansi
sebesar
0,010.
Sedangkan Ftabel (α = 0.05) ialah
10.13. Oleh karena Fhitung < Ftabel
(3,144 < 10.13) maka
pengaruh
variabel independen seperti earnings
management dan ROA berpengaruh
secara
saham.
parsial
Amin, A. 2007. Pendeteksian Earnings
Manajemen,
Underpricing
dan
Pengukuran Kinerja Perusahaan yang
Melakukan Kebijakan Initial Public
Offering (IPO) di Indonesia. Jurnal
Simposium Nasional Akuntansi X
Unhas
– Makassar.
terhadap
BEI. 2006. Panduan Pemodal. PT. Bursa
Efek Indonesia.
return Claude. .1996, Political Risk, Economic
Risk, and Financial Risk. Financial
Analysis Journal, Vol. 1, hal.29-45.
Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225
18
Daniati,
N.,
Suhairi.
2006.
Pengaruh
Kandungan
Informasi Komponen Laporan
Arus Kas, Laba Kotor dan Size
Perusahaan terhadap Expectes
Return Saham (Survey Pada
Industri
Tekstil
dan
Automotive yang Terdaftar di
BEJ).
Jurnal
Simposium
Nasional Akuntansi IX Padang.
Friedlan, J. 1994. Accounting
Choices by Issuer of Initial
Public
Offerings.
Contemporary
Accounting
Research. Vol.11, hal. 1-31.
Gumanti, T.A. 2001. Earnings
Management : Suatu Telaah
Pustaka. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Vol. 2, hal. 104115.
Gujarati, D. 1999. Ekonomitrika
Dasar. Terjemahan Sumarno
Zain. Jakarta : Erlangga.
Husnan, S. 2004. Dasar-dasar
Teori Portofolio dan Analisis
Sekuritas. Yogyakarta: UPP
AMP YPKN.
Mekanisme Corporate Governance dan
Indikasi Manajemen Laba. Jurnal
Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya.
Meutia, I. 2004. Pengaruh Independensi
Auditor Terhadap Manajemen Laba
untuk KAP Big 5 dan Non Big 5.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.
Saiful. 2002. ”Hubungan Manajemen
Laba (Earning Management) dengan
Kinerja Operasi dan Return Saham di
Sekitar IPO” . Simposium Nasional
Akuntansi 5.Hal 149-160.
Sylvia V.S., Utama, S. 2005. Pengaruh
Kepemilikan Ukuran Perusahaan dan
Praktek
Corporate
Governance
terhadap Pengelolaan Laba (Earning
Management). Jurnal Simposium
Nasional Akuntansi VIII - Solo.
Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi
Manajemen Portfolio. Yogyakarta:
BPFE.
Weston., Copeland. 1995. Manajemen
Keuangan. Jakarta : Bina Rupa Aksara
Jogiyanto, Hartono. 2000. Teori
Portofolio
dan
Analisis
Investasi,
Edisi
Kedua.
Yogyakarta: BPFE.
Lo, K. 2007. Earning Management
and Earning Quality. Journal of
Accounting and Economics,
Vol.1, hal.1-8.
Mediastuty P.P., Machfoedz, M.
2003.
Analisis
Hubungan
Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225
19
Download