ANALISIS RESPON PERUBAHAN TARIF PAJAK PENGHASILAN

advertisement
ANALISIS RESPON PERUBAHAN TARIF PAJAK PENGHASILAN
SESUAI UU No. 36 TAHUN 2008 TERHADAP MANAJEMEN LABA SEBAGAI
MOTIVASI PENGHEMATAN PPh BADAN
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)
Annisa Fitri Hadi1, Mukhlizul Hamdi2, Herawati3
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta
Email : [email protected]
Abstract
The main goal of this research is to test company’s response in the progress and after
the changing of tax income based on “UU No. 36 Tahun 2008”. Besided, this research is also
to analyze the incentive tax influence and the incentive non tax that is consist of earning
pressure, debt level, and company measurement about the earnings management that is done
by company. The population in this research is real estate and the property company that is
registered in Indonesia of Stock exchange Effect (BEI) in 2009-2012. The sample is chosen
use sampling purposive method. The numbers of sample in this research is 34 companies. The
data is got from Indonesian Stock Exchange in 2009-2012, www.idx.co.id.
The hypothesis is tasted use the different test of t-test and double regression analysis.
The different of t-test and double regression analysis is done use SPSS 16.0 program. This
research shows that there is no the differences in the progress and after changing of income
tax rate. Besides, the variables of incentive tax and company measurement do not influence
the earnings management significantly. While, earning pressure influences the earnings
management significantly.
Keywords : earnings management, incentive tax, non incentive tax.
salah
Pendahuluan
Pajak merupakan kontribusi wajib
yang
bersifat
memaksa
dan
harus
dibayarkan oleh Wajib Pajak kepada
Negara yang digunakan untuk membiayai
pembangunan negara. Proporsi dari sektor
perpajakan yaitu lebih dari 50% dari
penerimaan APBN. Oleh karena itu, untuk
memperkecil
pembebanan
pajak
penghasilan maka pajak akan menjadi
satu
untuk
dengan istilah earnings management.
Praktik
cenderung
yakni
manipulasi
dilakukan
berkisar
laba
oleh
hingga
yang
perusahaan
14%,
mereka
melakukan praktik manipulasi tersebut
dengan cara yang tidak illegal. Perusahaan
menggunakan
strategi
akuntansi
yang
kreatif untuk meyakinkan pemilik saham
Akuntansi, Program S1, Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta Padang
Tetap, Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta Padang
3 Dosen Tetap, Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta Padang
2 Dosen
perusahaan
mengurangi laba bersih yang dikenal
_________________________________________________________________________________________
1 Mahasiswa
alasan
jika
mereka
berhasil
mencatatkan
kontribusinya
terhadap
keuntungan yang lebih sehat dibandingkan
ekonomi
dengan kondisi keuangan perusahaan yang
pemberian insentif pajak bagi pengusaha.
sebenarnya. Namun, ada sejumlah perilaku
Karena jika ada yang minta instrumen
memanipulasi
fiskal
laporan
keuangan
dengan
pertumbuhan
kepada
memperlonggar
pemerintah
sebaiknya
perusahaan tersebut yang mungkin saja
insentif tersebut jangan terlalu diobral oleh
memang melanggar standar akuntansi, tapi
pemerintah
mereka melakukannya masih dalam ruang
terhadap
lingkup aturan akuntansi yang berlaku.
perusahaan.(http;//www.republikaonline.co
(http://www.radioaustralia.net.au/).
m/).
Pada tahun 2008, dilakukan perubahan
karena
akan
pengahupusan
Berdasarkan
pajak
pembahasan
menguji
di
atas,
maka
yaitu dengan diterbitkan UU Nomor 36
perusahaan akan melakukan manajemen
tahun 2008. Undang- undang tersebut
laba pada saat sebelum dan setelah
memberikan insentif dan kemudahan untuk
perubahan tarif pajak dan apakah praktik
wajib pajak. dimana tarif pajak badan
manajemen laba tersebut dimotifasi oleh
mengalami penurunan dari tarif progresif
insentif pajak dan insentif non-pajak.
Perubahan
ini
badan
terhadap undang-undang pajak penghasilan
menjadi tarif tunggal.
penelitian
berdampak
apakah
Teori dan Pengembangan Hipotesis
Undang-Undang
pajak
Agency Theory
tersebut akan semakin meberikan peluang
Menurut
Jensen
dan
Meckling
bagi perusahaan untuk melakukan praktik
(1976) teori keagenan adalah sebuah
manajemen laba untuk menghemat pajak
hubungan kontrak antara manajemen (agen)
penghasilan perusahaan.
dengan pemilik modal (prinsipal). Agar
Saat ini, Direktorat Jenderal (Ditjen)
Pajak diminta untuk menyeimbangkan
fungsi otoritas fiskal yang dimilikinya
dalam pemberian insentif kepada para
investor.
Melalui
keseimbangan
diharapkan
penerimaan
meningkat,
tapi
tidak
pajak
ini,
akan
hubungan kontrak tersebut berjalan dengan
lancar
maka
pemilik
menyerahkan
sepenuhnya pembuatan keputusan kepada
manajer untuk menyelaraskan kepentingan
manajer dan pemilik dalam hal konflik dan
kepentingan.
mengorbankan
2
Adanya
Manajemen Laba
Scott
(2000)
mendefinisikan
manajemen laba adalah pilihan di pilih
perubahan
tarif
dapat
membuat manajemen melakukan insentif
untuk meminimalisasi beban pajaknya.
oleh manajemen akuntansi untuk mencapai
Menurut
Slamet
dan
Wijayanti
tujuan tertentu yang akan dicapai oleh
(2012) yang menyatakan bahwa adanya
perusahaan.
perbedaan nilai discretionary accrual tidak
Ketika perubahan
Undang-Undang
terbukti
atau
tidak
dapat
diterima.
terhadap tarif baru ditetapkan, maka hal ini
Sedangkan Menurut Ferdiansyah (2011)
akan sangat dimanfaatkan oleh perusahaan
menyatakan bahwa terdapat perbedaan
untuk melakukan praktik manajemen laba.
nilai discretionary accrual sesudah dan
Walaupun sebenarnya perubahan tarif ini
sebelum diberlakukannya perubahan tarif
sudah sangat menguntungkan perusahaan,
pajak penghasilan badan.
namun
adanya
kewajiban
untuk
Dari uraian tersebut dapat ditarik
menghasilkan laba semaksimum mungkin
suatu hipotesis sebagai berikut :
membuat
H1a :
perusahaan
kesempatan
ini
memanfaatkan
dengan
memberikan
informasi perolehan laba yang palsu agar
pajak yang dibayarkan menjadi lebih kecil.
H1b :
Perubahan tarif PPh Tahun 2008
Berdasarkan
Undang-Undang
Perpajakan yaitu UU No.36 Tahun 2008
terdapat perbedaan tarif PPh Badan, yaitu
(1) 28% berlaku efektif tahun 2009 dan
Insentif Pajak
25% berlaku efektif tahun 2010 (2) Bisa
turun sebesar 5% (3) Untuk wajib pajak
berbentuk Perseroan Terbuka yang paling
sedikit 40% dari keseluruhan saham yang
disetor,
diperdagangkan
di
BEI
dan
keseluruhan saham yang disetor dan saham
Perusahaan
melakukan
manajemen laba saat perubahan
undang-undang nomor 36 tahun
2008 tentang perubahan tarif
pajak penghasilan badan
Perusahaan
melakukan
manajemen
laba
setelah
perubahan
undang-undang
nomor 36 tahun 2008 tentang
perubahan
tarif
pajak
penghasilan badan
Suandy
(2013)
mendefinisikan
insentif pajak adalah satu pemberian
fasilitas perpajakan yang diberikan kepada
investor luar negeri untuk aktifitas tertentu
atas untuk suatu wilayah tertentu. Insentif
pajak
ini
biasanya
diberikan
untuk
tersebut dimiliki paling sedikit 300 pihak.
3
pembangunan
ekonomi
suatu
Negara
khususnya di Negara berkembang.
(2014)
Menurut Wijaya dan Martani (2011)
meyatakan insentif pajak tidak berpengauh
signifikan
terhadap
manajemen
Menurut Widiyawanti dan Muid
menemukan
bahwa
pressure berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba.
laba.
Dari uraian tersebut dapat ditarik
Slamet dan Wijayanti (2012) menyatakan
suatu hipotesis sebagai berikut :
insentif
H3
pajak
berpengaruh
signifikan
earnings
terhadap manajemen laba.
: Earnings Pressure berpengaruh
terhadap Manajemen Laba.
Dari uraian tersebut dapat ditarik
suatu hipotesis sebagai berikut :
H2
Tingkat Utang Perusahaan
Tingkat utang adalah suatu kegiatan
: Insentif pajak berpengaruh
yang dilakukan perusahaan yang timbul
terhadap manajemen laba.
akibat transaksi pada masa lalu dan
penyelesaiannya mengakibatkan arus kas
Insentif Non Pajak
Insentif non pajak dapat berupa
keluar yang harus dibayar pada masa yang
fasilitas yang diberikan selain dari pajak.
akan datang. Utang berbanding terbalik
Dalam melakukan insentif nonpajak, setiap
dengan laba, jika utang yang dimiliki
perusahaan
perusahaan semakin besar maka laba yang
memiliki caranya masing-
masing.
dimiliki perusahaan akan semakin kecil
Insentif non pajak pada penelitian ini
akibat penambahan beban bunga.
adalah sebagai berikut (Yin dan Cheng,
Menurut
2004) :
Slamet
dan
Wijayanti
(2012) menyatakan bahwa tingkat utang
Earnings pressure
tidak berpengaruh signifikan terhadap
Earning
pressure
merupakan
manajemen laba. Menurut Ristiyanti dan
tindakan yang dilakukan oleh perusahaan
Syafrudin (2012) menyakan bahwa tingkat
guna menurunkan labanya. Jika laba pada
utang berpengaruh signifikan terhadap
tahun berjalan telah sama dengan tahun
manajemen laba.
lalu, atau melebihi laba tahun lalu, maka
perusahaan
akan
melakukan
Dari uraian tersebut dapat ditarik
income
smoothing, karena para investor menyukai
suatu hipotesis sebagai berikut :
laba perusahaan yang relatif stabil (Wijaya
H4
dan Martani, 2011).
: Tingkat Utang berpengaruh
terhadap Manajemen Laba.
4
diperoleh 34 perusahaan yang sesuai
Ukuran Perusahaan
Ukuran
perusahaan
pengklasifikasikan
adalah
mengenai
besar
kecilnya suatu perusahaan. Semakin besar
dengan kriteria. Jenis data yang digunakan
adalah data sekunder.
Manajemen laba dalam penelitian ini
ukuran perusahaan biasanya laba yang
menggunakan
dihasilkan juga akan semakin besar maka
accrual. Model yang digunakan salah
pajak
oleh
satunya adalah model modified Jones.
perusahaan juga akan semakin besar.
Model ini diukur dengan menggunakan
Maka, perusahaan-perusahaan besar akan
rumus :
cenderung
TAit
= NDAit + DAit
NDAit = β0(1/ Ait-1) +β1 {(ΔREVitΔRECit) / Ait-1)} + β2(PPEit /Ait-1)
DAit = TAit / Ait-1 - [β0 (1/Ait-1) +
β1{(ΔREVit-ΔRECit )/Ait-1)} +
β2(PPEit /Ait-1) ]
yang
harus
dibayarkan
menggeser
pembayaran
pajak
labanya
yang
agar
dimiliki
perusahaan menjadi lebih kecil.
Menurut
Slamet
dan
Wijayanti
(2012) menyatakan ukuran perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba. Ristiyanti dan Syafrudin
(2012) yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan
berpengaruh
signifikan
terhadap manajemen laba.
Dari uraian tersebut dapat ditarik
:
Ukuran
berpengaruh
Manajemen Laba.
discretionary
Keterangan :
TAit = total accruals
NIit = net income
CFOit = operating cash flow
DAit = discretionary accruals
Ait-1 = total aktiva
ΔREVit = perubahan pendapatan
ΔRECit = perubahan piutang
PPEit = nilai aktiva tetap (gross)
Insentif pajak dalam penelitian ini
suatu hipotesis sebagai berikut :
H5
proksi
Perusahaan
terhadap
diproksikan dengan perencanaan pajak dan
diberi simbol TAXPLAN dan diukur
dengan menggunakan rumus :
2009
Metodologi
TAXPLAN = Σ (26.5% .PTI – CTE)
Populasi penelitian ini adalah seluruh
2012
Perusahaan Real Estate dan Properti yang
TAit
Perolehan tarif 26,5% yaitu diperoleh
sahamnya telah terdaftar di BEI pada
dari rata-rata tarif pajak tahun 2009 dan
periode 2009-2012. Pemilihan sampel
tahun 2010 yaitu sebesar (25% + 28%) / 2
menggunakan metode purposive sampling
(Slamet dan Wijayanti, 2012).
Setelah
data
dikelompokkan
maka
5
Keterangan :
TAXPLAN = Perencanaan pajak
PTI
=Pendapatan Sebelum Kena Pajak
CTE = Beban Pajak Kini
TAit
= Total Asset tahun amatan
EPRESSit
DEBTit
SIZEit
α
β1-β4
e
=earning pressure
=tingkat hutang perusahaan
=ukuran perusahaan
=konstanta
=koefisien variabel penjelas
= error
Earnings pressure adalah sebuah
Sebelum
tindakan yang bersifat menurunkan laba
sehingga pajak yang akan dibayarkan
menjadi kecil (Yin dan Cheng, 2004).
𝑬𝑷 =
𝑳𝑨𝑩𝑨 𝑻𝑨𝑯𝑼𝑵 𝑩𝑬𝑹𝑱𝑨𝑳𝑨𝑵−𝑳𝑨𝑩𝑨 𝑻𝑨𝑯𝑼𝑵 𝑳𝑨𝑳𝑼
𝑻𝑶𝑻𝑨𝑳 𝑨𝑺𝑺𝑬𝑻 𝑷𝑨𝑫𝑨 𝑨𝑾𝑨𝑳 𝑻𝑨𝑯𝑼𝑵
DEBT melambangkan
tingkat
dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang
rumus
(Subagyo
dan
Oktavia, 2010) :
DEBT =
atas
𝑻𝑶𝑻𝑨𝑳 𝑨𝑺𝑬𝑻 𝑨𝑾𝑨𝑳 𝑻𝑨𝑯𝑼𝑵
SIZE melambangkan besar kecilnya
perusahaan
yang
uji
Hasil dan Pembahasan
Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji asumsi
klasik (uji normalitas, uji multikolonieritas,
𝑹𝑨𝑺𝑰𝑶 𝑲𝑬𝑾𝑨𝑱𝑰𝑩𝑨𝑵 𝑱𝑨𝑵𝑮𝑲𝑨 𝑷𝑨𝑵𝑱𝑨𝑵𝑮
suatu
normalitas,
dan uji autokorelasi.
uji
heteroskedastisitas,
autokorelasi),
ukuran
uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas
utang suatu perusahaan dan diukur dengan
menggunakan
perhitungan
analisis regresi linier berganda terlebih
terdiri
Rumus yang digunakan :
melakukan
perusahaan.
dirumuskan
Ukuran
sebagai
berikut (Watts dan Zimmerman , 2003):
SIZE = logaritma natural(total aset)
uji
beda
dan
uji
t-Test,
uji
Determinasi (R2), uji Simultan (Uji F), dan
uji Parsial (uji t). Dalam pengujian
hipotesis penulis menggunakan uji beda tTest dan analisis regresi linier berganda.
Setelah melakukan uji asumsi klasik
dapat disimpulkan tidak terdapat masalah
Model regresi berganda yang akan
dikembangkan adalah sebagai berikut :
DAit = α + β1TAXPLANit + β2EPRESSit
+ β3DEBTit + β4SIZEit + e
Keterangan :
asumsi klasik dalam penelitian ini.
Hasil yang diperoleh dari uji beda
tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara periode saat adanya perubahan tarif
pajak badan tahun 2009 dengan sesudah
adanya perubahan tarif pajak tahun 2010
DAit
= discretionary accrual
TAXPLANit
= insentif pajak dengan
proksi perencanaan pajak
dengan nilai signifikan sebesar 0,052 pada
taraf signifikan 0,05. Dan saat setelah
6
perubahan tarif pajak badan tahun 2011
R2 sebesar 0,564 atau 56,4%.
dengan sesudah adanya perubahan tarif
menunjukan bahwa 56,4% manajemen laba
pajak tahun 2012 dengan nilai signifikan
dipengaruhi oleh variabel TAXPLAN,
sebesar 0,543 pada taraf signifikan 0,05.
EPRESS, DEBT, dan SIZE. Sedangkan
Dengan demikian hipotesis yang diajukan
43,6% manajemen laba dipengaruhi oleh
bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat
variabel-variabel
discretionary accrual saat dan setelah
merupakan
diberlakukannya perubahan tarif pajak
penelitian ini. Hasil pengujian hipotesis
badan. Hasil pengujian hipotesis dapat
dapat dilahat dari tabel 2 dibawah ini :
dilihat dari tabel 1 dibawah ini :
Model
Tabel 1
Hasi Uji Beda t-Test
Mean
N
t
Sig (2tailed)
0,052
Pair 1 -4.45456 34 -2,013
DA
2009
– DA
2010
2.03818
Pair 2
34 0,615
0,543
DA
2011
– DA
2012
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan
SPSS 16.0
lain
variabel
yang
SIZE
tidak
independen
Tabel 2
Hasil Uji Regresi
Keterangan Koefi Prob
sien
TAXPLAN
0,834 0,406
EPRESS
DEBT
Hal ini
2,471
0,015
0,234
0,815
-0,103
0,918
pada
Kesimpula
n
Tidak
Signifikan
Signifikan
Tidak
Signifikan
Tidak
Signifikan
R2
0,564
F – Prob
0.000
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan
SPSS 16.0
Berdasarkan
hasil
pengujian
Dari hasil uji statistik F diperoleh
hipotesis pada tabel 2, variabel insentif
nilai F – Prob sebesar 0,000. Hasil uji
pajak memiliki koefisien regresi bertanda
statistik F dengan nilai probability sebesar
positif sebesar 0,834 dan nilai signifikan
0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 dengan ini
0,406 dengan tingkat kesalahan 0,05 atau
dapat menjelaskan bahwa keseluruhan
(0,406 > 0,05) maka hipotesis pertama
model regresi sudah layak atau fit untuk
ditolak
melihat
berpengaruh
pengaruh
variabel
indepeden
yaitu
insentif
signifikan
pajak
tidak
terhadap
terhadap variabel dependen. Berdasarkan
manajemen laba. Hal ini perusahaaan yang
olah data yang dilakukan untuk koefisisen
tidak memiliki perencanaan pajak baik
determinasi (R2), dapat dilihat bahwa nilai
tidak akan mendapat keuntungan dan tidak
7
tidak
dapat
meminimalisasikan
pembayaran pajak.
Berdasarkan
signifikan 0,918 dengan tingkat kesalahan
hasil
pengujian
hipotesis pada tabel 4.10, variabel earnings
pressure
memiliki
koefisien
regresi
bertanda positif sebesar 2,471 dan nilai
signifikan 0,015 dengan tingkat kesalahan
0,05 atau (0,015< 0,05) maka hipotesis
kedua diterima yaitu earnings pressure
berpengaruh
bertanda negatif sebesar -0,103 dan nilai
signifikan
terhadap
0,05 atau (0,918 > 0,05) maka hipotesis
keempat ditolak yaitu ukuran perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba. Hal ini menunjukkan
bahwa seberapapun besar atau kecilnya
ukuran perusahaan tidak mempengaruhi
manajemen laba yang dilakukan oleh
perusahaan itu sendiri.
manajemen laba. Hal ini menunjukkan
bahwa
perusahaan
melakukan
respon
earnings
atas
tertarik
untuk
pressure
sebagai
perubahan
tarif
pajak
penghasilan agar pajak yang dibayarkan
oleh perusahaan menjadi lebih kecil.
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis pada tabel 4.10, variabel tingkat
utang memiliki koefisien regresi bertanda
positif sebesar 0,234 dan nilai signifikan
0,815 dengan tingkat kesalahan 0,05 atau
(0,815> 0,05) maka hipotesis ketiga ditolak
yaitu tingkat utang tidak berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba. Hal
ini menunjukkan bahwa manajemen laba
yang dilakukan oleh perusahaan tidak
dipengaruhi oleh berapapun tingkat utang
yang dimiliki oleh perusahaan.
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis pada tabel 4.10, variabel ukuran
perusahaan memiliki koefisien regresi
Kesimpulan
Berdasarkan kepada analisis dan
pembahasan hasil pengujian hipotesis yang
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Tidak
terdapat
discretionary
perbedaan
accrual
pada
nilai
saat
perubahan tarif pajak (tahun 2009 dan
tahun 2010) dan setelah perubahan tarif
pajak (tahun 2011 dan 2012) yang
menunjukkan
bahwa
perusahaan
terbukti melakukan manajemen laba.
Yang berarti perubahan tarif pajak
tersebut
direspon
oleh
perusahaan
dengan melakukan manajemen laba.
2. Insenif
pajak
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba,
sehingga hipotesis kedua (H2) pada
penelitian ini ditolak
3. Earnings
pressure
berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba,
8
sehingga hipotesis ketiga (H3) pada
penelitian ini diterima.
4. Tingkat
utang
1. Penelitian selanjutnya meneliti dari
sektor
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba,
sehingga hipotesis keempat (H4) dalam
penelitian ini ditolak.
perusahaan
perusahaan
lain
manufaktur,
seperti
jasa,
dan
lainnya.
2. Untuk penelitian selanjutnya dapat
menambah variabel independen seperti
5. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba,
psehingga hipotesis kelima (H5) dalam
penelitian ini ditolak.
profitabilitas, kepemilikan manajerial,
dan sebagiannya.
3. Pengembangan
penelitian
selanjutntnya sebaiknya memperluas
sampel penelitian, tidak hanya 34
perusahaan.
Keterbatasan Penelitian dan Saran
Secara umum keterbatasan yang
dialami
peneliti
selama
melakukan
penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini hanya menggunakan
perusahaan real estate dan properti
sebagai objek penelitian.
2. Pada
penelitian
ini
independen
yang
variabel
dependen
variabel
mempengaruhi
hanya
menggunakan variabel perubahan tarif
pajak, insentif pajak, insentif non
pajak
(earnings
pressure,
tingkat
utang, dan ukuran perusahaan)
3. Dalam
penlitian
ini
hanya
menggunakan sampel 34 perusahaan.
Dari keterbatasan penelitian diatas,
maka
untuk
disarankan agar :
penelitian
selanjutnya
Daftar Pustaka
Ferdiansyah. 2011. Manajemen Laba
Sebagai Respon Atas Perubahan
tarif Pajak Penghasilan Badan
(Studi Pada Perusahaan Sektor
Otomotif dan Allied Product yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Jurnal Sains Manajemen dan
Akuntansi. Vol. III No. 1/Mei/2011.
Guenter,
D.
A.
1994.
Earnings
Management in Response to
Corporate Tax Rate Changes:
Evidence from the 1986 Tax
Reform Act. The Accounting
Review, 69 (1), pp: 230-243.
Jensen, Meckling. 1976. Tax Planning:
Sebuah
Pengantar
Sebagai
Alternatif Meminimalkan Pajak.
Journal of Financial Economics.
Vol 3:305-360.
Ma’aruf, M. 2006. Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Manajemen
Laba Pada Perusahaan Go Public di
Bursa Efek Jakarta. Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta.
McGrath, Pat. 2014. Bos Narsis Cenderung
Manipulasi
Laporan
Laba
Perusahaan.
http://www.radioaustralia.net.au/In
donesian/2014-12-17/bos9
narsiscenderung-manipulasilaporan-laba-perusahaan/1400081,
diakses 29 September 2015.
Ristiyanti, Anik Wahyu, dan Muchamad
Syafrudin. 2012. Manajemen Laba
Sebagai Respon Atas Perubahan
Tarif Pajak penghasilan Badan
Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar Di BEI. Diponegoro
Journal of Accounting. Volume 1,
Nomor 2, Tahun 2012:1-15.
Scoot,R. William. 2000. Financial
Accounting
Theory.
Second
Edition, Prentice Hall Canada Iinc.,
Scarborought, Ontario, Canada.
Slamet, Abdul, dan Provita Wijayanti.
2012. Respon Perubahan Tarif
Pajak Penghasilan, Insentif dan
Non-Insentif
Pajak
Terhadap
Manajemen
Laba.
CBAM-FE
UNISSULA. Volume 1, Nomor 1,
Desember 2012.
Subagyo, dan Oktavia. 2010. Manajemen
Laba
Sebagai
respon
Atas
Perubahan Tarif Pajak Penghasilan
Badan di Indonesia. Simposium
Nasional
Akuntansi
XIII.
Purwokerto.
--------------. 2015. Undang-Undang Pajak
Lengkap Tahun 2015. Jakarta.
Mitra Wacana Media.
Watts, R.L. dan Zimmerman, J.L.1986.
Positive
Accounting
Theory.
Englewood Cliffs, New Jersey
07632: Printice-Hall International
Inc.
Widyawanti, Endin Dwi, Woro. dan Dul
Muid. 2014. Analisis Pengaruh
Perubahan Tarif Pajak Penghasilan
Sesuai UU No. 36 Tahun 2008
Terhadap
Praktik
Earnings
Management Sebagai Motivasi
Penghematan
PPh
Badan.
Diponegoro Journal of Accounting.
Volume 3, Nomor 3 Tahun 2014.
Wijaya, Maxson dan Dwi Martani. 2011.
Praktik
Manajemen
Laba
Perusahaan Dalam Menanggapi
Penurunan Tarif Pajak Sesuai UU
No. 36 Tahun 2008. Simposium
Nasional Akuntansi XIV. Aceh.
Yin, Jennifer. Dan Agnes Cheng. 2004.
Earnings Management of Profit
Firms and Loss Firms in Response
to Tax Rate Reductions. Review of
Accounting and Finance Volume
3:67-92.
Yuliani. 2013. Pengaruh Penurunan Tarif
Pajak Penghasilan Badan Menurut
UU No. 36 Tahun 2008, Insentif
Pajak dan Non Pajak terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan
Manufaktur di Indonesia. Skripsi.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Universitas Diponegoro.
www.idx.co.id
Zuraya, Nidia. 2014. Insentif Pajak Jangan
Diobral.
http://www.republikaonline.co.id/b
erita/koran/financial/14/12/02/nfxy
1r6-insentif-pajak-jangan-diobral,
diakses 29 September 2015.
10
Download