ANALISIS RESPON PERUBAHAN TARIF PAJAK PENGHASILAN SESUAI UU No. 36 TAHUN 2008 TERHADAP MANAJEMEN LABA SEBAGAI MOTIVASI PENGHEMATAN PPh BADAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) Annisa Fitri Hadi1, Mukhlizul Hamdi2, Herawati3 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Email : [email protected] Abstract The main goal of this research is to test company’s response in the progress and after the changing of tax income based on “UU No. 36 Tahun 2008”. Besided, this research is also to analyze the incentive tax influence and the incentive non tax that is consist of earning pressure, debt level, and company measurement about the earnings management that is done by company. The population in this research is real estate and the property company that is registered in Indonesia of Stock exchange Effect (BEI) in 2009-2012. The sample is chosen use sampling purposive method. The numbers of sample in this research is 34 companies. The data is got from Indonesian Stock Exchange in 2009-2012, www.idx.co.id. The hypothesis is tasted use the different test of t-test and double regression analysis. The different of t-test and double regression analysis is done use SPSS 16.0 program. This research shows that there is no the differences in the progress and after changing of income tax rate. Besides, the variables of incentive tax and company measurement do not influence the earnings management significantly. While, earning pressure influences the earnings management significantly. Keywords : earnings management, incentive tax, non incentive tax. salah Pendahuluan Pajak merupakan kontribusi wajib yang bersifat memaksa dan harus dibayarkan oleh Wajib Pajak kepada Negara yang digunakan untuk membiayai pembangunan negara. Proporsi dari sektor perpajakan yaitu lebih dari 50% dari penerimaan APBN. Oleh karena itu, untuk memperkecil pembebanan pajak penghasilan maka pajak akan menjadi satu untuk dengan istilah earnings management. Praktik cenderung yakni manipulasi dilakukan berkisar laba oleh hingga yang perusahaan 14%, mereka melakukan praktik manipulasi tersebut dengan cara yang tidak illegal. Perusahaan menggunakan strategi akuntansi yang kreatif untuk meyakinkan pemilik saham Akuntansi, Program S1, Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta Padang Tetap, Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta Padang 3 Dosen Tetap, Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta Padang 2 Dosen perusahaan mengurangi laba bersih yang dikenal _________________________________________________________________________________________ 1 Mahasiswa alasan jika mereka berhasil mencatatkan kontribusinya terhadap keuntungan yang lebih sehat dibandingkan ekonomi dengan kondisi keuangan perusahaan yang pemberian insentif pajak bagi pengusaha. sebenarnya. Namun, ada sejumlah perilaku Karena jika ada yang minta instrumen memanipulasi fiskal laporan keuangan dengan pertumbuhan kepada memperlonggar pemerintah sebaiknya perusahaan tersebut yang mungkin saja insentif tersebut jangan terlalu diobral oleh memang melanggar standar akuntansi, tapi pemerintah mereka melakukannya masih dalam ruang terhadap lingkup aturan akuntansi yang berlaku. perusahaan.(http;//www.republikaonline.co (http://www.radioaustralia.net.au/). m/). Pada tahun 2008, dilakukan perubahan karena akan pengahupusan Berdasarkan pajak pembahasan menguji di atas, maka yaitu dengan diterbitkan UU Nomor 36 perusahaan akan melakukan manajemen tahun 2008. Undang- undang tersebut laba pada saat sebelum dan setelah memberikan insentif dan kemudahan untuk perubahan tarif pajak dan apakah praktik wajib pajak. dimana tarif pajak badan manajemen laba tersebut dimotifasi oleh mengalami penurunan dari tarif progresif insentif pajak dan insentif non-pajak. Perubahan ini badan terhadap undang-undang pajak penghasilan menjadi tarif tunggal. penelitian berdampak apakah Teori dan Pengembangan Hipotesis Undang-Undang pajak Agency Theory tersebut akan semakin meberikan peluang Menurut Jensen dan Meckling bagi perusahaan untuk melakukan praktik (1976) teori keagenan adalah sebuah manajemen laba untuk menghemat pajak hubungan kontrak antara manajemen (agen) penghasilan perusahaan. dengan pemilik modal (prinsipal). Agar Saat ini, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak diminta untuk menyeimbangkan fungsi otoritas fiskal yang dimilikinya dalam pemberian insentif kepada para investor. Melalui keseimbangan diharapkan penerimaan meningkat, tapi tidak pajak ini, akan hubungan kontrak tersebut berjalan dengan lancar maka pemilik menyerahkan sepenuhnya pembuatan keputusan kepada manajer untuk menyelaraskan kepentingan manajer dan pemilik dalam hal konflik dan kepentingan. mengorbankan 2 Adanya Manajemen Laba Scott (2000) mendefinisikan manajemen laba adalah pilihan di pilih perubahan tarif dapat membuat manajemen melakukan insentif untuk meminimalisasi beban pajaknya. oleh manajemen akuntansi untuk mencapai Menurut Slamet dan Wijayanti tujuan tertentu yang akan dicapai oleh (2012) yang menyatakan bahwa adanya perusahaan. perbedaan nilai discretionary accrual tidak Ketika perubahan Undang-Undang terbukti atau tidak dapat diterima. terhadap tarif baru ditetapkan, maka hal ini Sedangkan Menurut Ferdiansyah (2011) akan sangat dimanfaatkan oleh perusahaan menyatakan bahwa terdapat perbedaan untuk melakukan praktik manajemen laba. nilai discretionary accrual sesudah dan Walaupun sebenarnya perubahan tarif ini sebelum diberlakukannya perubahan tarif sudah sangat menguntungkan perusahaan, pajak penghasilan badan. namun adanya kewajiban untuk Dari uraian tersebut dapat ditarik menghasilkan laba semaksimum mungkin suatu hipotesis sebagai berikut : membuat H1a : perusahaan kesempatan ini memanfaatkan dengan memberikan informasi perolehan laba yang palsu agar pajak yang dibayarkan menjadi lebih kecil. H1b : Perubahan tarif PPh Tahun 2008 Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yaitu UU No.36 Tahun 2008 terdapat perbedaan tarif PPh Badan, yaitu (1) 28% berlaku efektif tahun 2009 dan Insentif Pajak 25% berlaku efektif tahun 2010 (2) Bisa turun sebesar 5% (3) Untuk wajib pajak berbentuk Perseroan Terbuka yang paling sedikit 40% dari keseluruhan saham yang disetor, diperdagangkan di BEI dan keseluruhan saham yang disetor dan saham Perusahaan melakukan manajemen laba saat perubahan undang-undang nomor 36 tahun 2008 tentang perubahan tarif pajak penghasilan badan Perusahaan melakukan manajemen laba setelah perubahan undang-undang nomor 36 tahun 2008 tentang perubahan tarif pajak penghasilan badan Suandy (2013) mendefinisikan insentif pajak adalah satu pemberian fasilitas perpajakan yang diberikan kepada investor luar negeri untuk aktifitas tertentu atas untuk suatu wilayah tertentu. Insentif pajak ini biasanya diberikan untuk tersebut dimiliki paling sedikit 300 pihak. 3 pembangunan ekonomi suatu Negara khususnya di Negara berkembang. (2014) Menurut Wijaya dan Martani (2011) meyatakan insentif pajak tidak berpengauh signifikan terhadap manajemen Menurut Widiyawanti dan Muid menemukan bahwa pressure berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. laba. Dari uraian tersebut dapat ditarik Slamet dan Wijayanti (2012) menyatakan suatu hipotesis sebagai berikut : insentif H3 pajak berpengaruh signifikan earnings terhadap manajemen laba. : Earnings Pressure berpengaruh terhadap Manajemen Laba. Dari uraian tersebut dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut : H2 Tingkat Utang Perusahaan Tingkat utang adalah suatu kegiatan : Insentif pajak berpengaruh yang dilakukan perusahaan yang timbul terhadap manajemen laba. akibat transaksi pada masa lalu dan penyelesaiannya mengakibatkan arus kas Insentif Non Pajak Insentif non pajak dapat berupa keluar yang harus dibayar pada masa yang fasilitas yang diberikan selain dari pajak. akan datang. Utang berbanding terbalik Dalam melakukan insentif nonpajak, setiap dengan laba, jika utang yang dimiliki perusahaan perusahaan semakin besar maka laba yang memiliki caranya masing- masing. dimiliki perusahaan akan semakin kecil Insentif non pajak pada penelitian ini akibat penambahan beban bunga. adalah sebagai berikut (Yin dan Cheng, Menurut 2004) : Slamet dan Wijayanti (2012) menyatakan bahwa tingkat utang Earnings pressure tidak berpengaruh signifikan terhadap Earning pressure merupakan manajemen laba. Menurut Ristiyanti dan tindakan yang dilakukan oleh perusahaan Syafrudin (2012) menyakan bahwa tingkat guna menurunkan labanya. Jika laba pada utang berpengaruh signifikan terhadap tahun berjalan telah sama dengan tahun manajemen laba. lalu, atau melebihi laba tahun lalu, maka perusahaan akan melakukan Dari uraian tersebut dapat ditarik income smoothing, karena para investor menyukai suatu hipotesis sebagai berikut : laba perusahaan yang relatif stabil (Wijaya H4 dan Martani, 2011). : Tingkat Utang berpengaruh terhadap Manajemen Laba. 4 diperoleh 34 perusahaan yang sesuai Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan pengklasifikasikan adalah mengenai besar kecilnya suatu perusahaan. Semakin besar dengan kriteria. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Manajemen laba dalam penelitian ini ukuran perusahaan biasanya laba yang menggunakan dihasilkan juga akan semakin besar maka accrual. Model yang digunakan salah pajak oleh satunya adalah model modified Jones. perusahaan juga akan semakin besar. Model ini diukur dengan menggunakan Maka, perusahaan-perusahaan besar akan rumus : cenderung TAit = NDAit + DAit NDAit = β0(1/ Ait-1) +β1 {(ΔREVitΔRECit) / Ait-1)} + β2(PPEit /Ait-1) DAit = TAit / Ait-1 - [β0 (1/Ait-1) + β1{(ΔREVit-ΔRECit )/Ait-1)} + β2(PPEit /Ait-1) ] yang harus dibayarkan menggeser pembayaran pajak labanya yang agar dimiliki perusahaan menjadi lebih kecil. Menurut Slamet dan Wijayanti (2012) menyatakan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Ristiyanti dan Syafrudin (2012) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Dari uraian tersebut dapat ditarik : Ukuran berpengaruh Manajemen Laba. discretionary Keterangan : TAit = total accruals NIit = net income CFOit = operating cash flow DAit = discretionary accruals Ait-1 = total aktiva ΔREVit = perubahan pendapatan ΔRECit = perubahan piutang PPEit = nilai aktiva tetap (gross) Insentif pajak dalam penelitian ini suatu hipotesis sebagai berikut : H5 proksi Perusahaan terhadap diproksikan dengan perencanaan pajak dan diberi simbol TAXPLAN dan diukur dengan menggunakan rumus : 2009 Metodologi TAXPLAN = Σ (26.5% .PTI – CTE) Populasi penelitian ini adalah seluruh 2012 Perusahaan Real Estate dan Properti yang TAit Perolehan tarif 26,5% yaitu diperoleh sahamnya telah terdaftar di BEI pada dari rata-rata tarif pajak tahun 2009 dan periode 2009-2012. Pemilihan sampel tahun 2010 yaitu sebesar (25% + 28%) / 2 menggunakan metode purposive sampling (Slamet dan Wijayanti, 2012). Setelah data dikelompokkan maka 5 Keterangan : TAXPLAN = Perencanaan pajak PTI =Pendapatan Sebelum Kena Pajak CTE = Beban Pajak Kini TAit = Total Asset tahun amatan EPRESSit DEBTit SIZEit α β1-β4 e =earning pressure =tingkat hutang perusahaan =ukuran perusahaan =konstanta =koefisien variabel penjelas = error Earnings pressure adalah sebuah Sebelum tindakan yang bersifat menurunkan laba sehingga pajak yang akan dibayarkan menjadi kecil (Yin dan Cheng, 2004). 𝑬𝑷 = 𝑳𝑨𝑩𝑨 𝑻𝑨𝑯𝑼𝑵 𝑩𝑬𝑹𝑱𝑨𝑳𝑨𝑵−𝑳𝑨𝑩𝑨 𝑻𝑨𝑯𝑼𝑵 𝑳𝑨𝑳𝑼 𝑻𝑶𝑻𝑨𝑳 𝑨𝑺𝑺𝑬𝑻 𝑷𝑨𝑫𝑨 𝑨𝑾𝑨𝑳 𝑻𝑨𝑯𝑼𝑵 DEBT melambangkan tingkat dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang rumus (Subagyo dan Oktavia, 2010) : DEBT = atas 𝑻𝑶𝑻𝑨𝑳 𝑨𝑺𝑬𝑻 𝑨𝑾𝑨𝑳 𝑻𝑨𝑯𝑼𝑵 SIZE melambangkan besar kecilnya perusahaan yang uji Hasil dan Pembahasan Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolonieritas, 𝑹𝑨𝑺𝑰𝑶 𝑲𝑬𝑾𝑨𝑱𝑰𝑩𝑨𝑵 𝑱𝑨𝑵𝑮𝑲𝑨 𝑷𝑨𝑵𝑱𝑨𝑵𝑮 suatu normalitas, dan uji autokorelasi. uji heteroskedastisitas, autokorelasi), ukuran uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas utang suatu perusahaan dan diukur dengan menggunakan perhitungan analisis regresi linier berganda terlebih terdiri Rumus yang digunakan : melakukan perusahaan. dirumuskan Ukuran sebagai berikut (Watts dan Zimmerman , 2003): SIZE = logaritma natural(total aset) uji beda dan uji t-Test, uji Determinasi (R2), uji Simultan (Uji F), dan uji Parsial (uji t). Dalam pengujian hipotesis penulis menggunakan uji beda tTest dan analisis regresi linier berganda. Setelah melakukan uji asumsi klasik dapat disimpulkan tidak terdapat masalah Model regresi berganda yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut : DAit = α + β1TAXPLANit + β2EPRESSit + β3DEBTit + β4SIZEit + e Keterangan : asumsi klasik dalam penelitian ini. Hasil yang diperoleh dari uji beda tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara periode saat adanya perubahan tarif pajak badan tahun 2009 dengan sesudah adanya perubahan tarif pajak tahun 2010 DAit = discretionary accrual TAXPLANit = insentif pajak dengan proksi perencanaan pajak dengan nilai signifikan sebesar 0,052 pada taraf signifikan 0,05. Dan saat setelah 6 perubahan tarif pajak badan tahun 2011 R2 sebesar 0,564 atau 56,4%. dengan sesudah adanya perubahan tarif menunjukan bahwa 56,4% manajemen laba pajak tahun 2012 dengan nilai signifikan dipengaruhi oleh variabel TAXPLAN, sebesar 0,543 pada taraf signifikan 0,05. EPRESS, DEBT, dan SIZE. Sedangkan Dengan demikian hipotesis yang diajukan 43,6% manajemen laba dipengaruhi oleh bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat variabel-variabel discretionary accrual saat dan setelah merupakan diberlakukannya perubahan tarif pajak penelitian ini. Hasil pengujian hipotesis badan. Hasil pengujian hipotesis dapat dapat dilahat dari tabel 2 dibawah ini : dilihat dari tabel 1 dibawah ini : Model Tabel 1 Hasi Uji Beda t-Test Mean N t Sig (2tailed) 0,052 Pair 1 -4.45456 34 -2,013 DA 2009 – DA 2010 2.03818 Pair 2 34 0,615 0,543 DA 2011 – DA 2012 Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 16.0 lain variabel yang SIZE tidak independen Tabel 2 Hasil Uji Regresi Keterangan Koefi Prob sien TAXPLAN 0,834 0,406 EPRESS DEBT Hal ini 2,471 0,015 0,234 0,815 -0,103 0,918 pada Kesimpula n Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan R2 0,564 F – Prob 0.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 16.0 Berdasarkan hasil pengujian Dari hasil uji statistik F diperoleh hipotesis pada tabel 2, variabel insentif nilai F – Prob sebesar 0,000. Hasil uji pajak memiliki koefisien regresi bertanda statistik F dengan nilai probability sebesar positif sebesar 0,834 dan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 dengan ini 0,406 dengan tingkat kesalahan 0,05 atau dapat menjelaskan bahwa keseluruhan (0,406 > 0,05) maka hipotesis pertama model regresi sudah layak atau fit untuk ditolak melihat berpengaruh pengaruh variabel indepeden yaitu insentif signifikan pajak tidak terhadap terhadap variabel dependen. Berdasarkan manajemen laba. Hal ini perusahaaan yang olah data yang dilakukan untuk koefisisen tidak memiliki perencanaan pajak baik determinasi (R2), dapat dilihat bahwa nilai tidak akan mendapat keuntungan dan tidak 7 tidak dapat meminimalisasikan pembayaran pajak. Berdasarkan signifikan 0,918 dengan tingkat kesalahan hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.10, variabel earnings pressure memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 2,471 dan nilai signifikan 0,015 dengan tingkat kesalahan 0,05 atau (0,015< 0,05) maka hipotesis kedua diterima yaitu earnings pressure berpengaruh bertanda negatif sebesar -0,103 dan nilai signifikan terhadap 0,05 atau (0,918 > 0,05) maka hipotesis keempat ditolak yaitu ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa seberapapun besar atau kecilnya ukuran perusahaan tidak mempengaruhi manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri. manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan melakukan respon earnings atas tertarik untuk pressure sebagai perubahan tarif pajak penghasilan agar pajak yang dibayarkan oleh perusahaan menjadi lebih kecil. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.10, variabel tingkat utang memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,234 dan nilai signifikan 0,815 dengan tingkat kesalahan 0,05 atau (0,815> 0,05) maka hipotesis ketiga ditolak yaitu tingkat utang tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan tidak dipengaruhi oleh berapapun tingkat utang yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.10, variabel ukuran perusahaan memiliki koefisien regresi Kesimpulan Berdasarkan kepada analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Tidak terdapat discretionary perbedaan accrual pada nilai saat perubahan tarif pajak (tahun 2009 dan tahun 2010) dan setelah perubahan tarif pajak (tahun 2011 dan 2012) yang menunjukkan bahwa perusahaan terbukti melakukan manajemen laba. Yang berarti perubahan tarif pajak tersebut direspon oleh perusahaan dengan melakukan manajemen laba. 2. Insenif pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sehingga hipotesis kedua (H2) pada penelitian ini ditolak 3. Earnings pressure berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, 8 sehingga hipotesis ketiga (H3) pada penelitian ini diterima. 4. Tingkat utang 1. Penelitian selanjutnya meneliti dari sektor tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sehingga hipotesis keempat (H4) dalam penelitian ini ditolak. perusahaan perusahaan lain manufaktur, seperti jasa, dan lainnya. 2. Untuk penelitian selanjutnya dapat menambah variabel independen seperti 5. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, psehingga hipotesis kelima (H5) dalam penelitian ini ditolak. profitabilitas, kepemilikan manajerial, dan sebagiannya. 3. Pengembangan penelitian selanjutntnya sebaiknya memperluas sampel penelitian, tidak hanya 34 perusahaan. Keterbatasan Penelitian dan Saran Secara umum keterbatasan yang dialami peneliti selama melakukan penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan real estate dan properti sebagai objek penelitian. 2. Pada penelitian ini independen yang variabel dependen variabel mempengaruhi hanya menggunakan variabel perubahan tarif pajak, insentif pajak, insentif non pajak (earnings pressure, tingkat utang, dan ukuran perusahaan) 3. Dalam penlitian ini hanya menggunakan sampel 34 perusahaan. Dari keterbatasan penelitian diatas, maka untuk disarankan agar : penelitian selanjutnya Daftar Pustaka Ferdiansyah. 2011. Manajemen Laba Sebagai Respon Atas Perubahan tarif Pajak Penghasilan Badan (Studi Pada Perusahaan Sektor Otomotif dan Allied Product yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Sains Manajemen dan Akuntansi. Vol. III No. 1/Mei/2011. Guenter, D. A. 1994. Earnings Management in Response to Corporate Tax Rate Changes: Evidence from the 1986 Tax Reform Act. The Accounting Review, 69 (1), pp: 230-243. Jensen, Meckling. 1976. Tax Planning: Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif Meminimalkan Pajak. Journal of Financial Economics. Vol 3:305-360. Ma’aruf, M. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta. Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. McGrath, Pat. 2014. Bos Narsis Cenderung Manipulasi Laporan Laba Perusahaan. http://www.radioaustralia.net.au/In donesian/2014-12-17/bos9 narsiscenderung-manipulasilaporan-laba-perusahaan/1400081, diakses 29 September 2015. Ristiyanti, Anik Wahyu, dan Muchamad Syafrudin. 2012. Manajemen Laba Sebagai Respon Atas Perubahan Tarif Pajak penghasilan Badan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI. Diponegoro Journal of Accounting. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012:1-15. Scoot,R. William. 2000. Financial Accounting Theory. Second Edition, Prentice Hall Canada Iinc., Scarborought, Ontario, Canada. Slamet, Abdul, dan Provita Wijayanti. 2012. Respon Perubahan Tarif Pajak Penghasilan, Insentif dan Non-Insentif Pajak Terhadap Manajemen Laba. CBAM-FE UNISSULA. Volume 1, Nomor 1, Desember 2012. Subagyo, dan Oktavia. 2010. Manajemen Laba Sebagai respon Atas Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Badan di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. --------------. 2015. Undang-Undang Pajak Lengkap Tahun 2015. Jakarta. Mitra Wacana Media. Watts, R.L. dan Zimmerman, J.L.1986. Positive Accounting Theory. Englewood Cliffs, New Jersey 07632: Printice-Hall International Inc. Widyawanti, Endin Dwi, Woro. dan Dul Muid. 2014. Analisis Pengaruh Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Sesuai UU No. 36 Tahun 2008 Terhadap Praktik Earnings Management Sebagai Motivasi Penghematan PPh Badan. Diponegoro Journal of Accounting. Volume 3, Nomor 3 Tahun 2014. Wijaya, Maxson dan Dwi Martani. 2011. Praktik Manajemen Laba Perusahaan Dalam Menanggapi Penurunan Tarif Pajak Sesuai UU No. 36 Tahun 2008. Simposium Nasional Akuntansi XIV. Aceh. Yin, Jennifer. Dan Agnes Cheng. 2004. Earnings Management of Profit Firms and Loss Firms in Response to Tax Rate Reductions. Review of Accounting and Finance Volume 3:67-92. Yuliani. 2013. Pengaruh Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Badan Menurut UU No. 36 Tahun 2008, Insentif Pajak dan Non Pajak terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. www.idx.co.id Zuraya, Nidia. 2014. Insentif Pajak Jangan Diobral. http://www.republikaonline.co.id/b erita/koran/financial/14/12/02/nfxy 1r6-insentif-pajak-jangan-diobral, diakses 29 September 2015. 10