ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) DARI BUAH-BUAHAN DI RIAU Nuria Puspita Sari1, B. Leni F.2 dan Rodesia M. Roza2 1 Mahasiswa Program Studi SI Biologi, FMIPA UR 2 Dosen Jurusan Biologi FMIPA-UR Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia [email protected] ABSTRACT Riau is one of provinces that has abundance natural resources, especially fruit. However, this fruit usually have not been used optimumly, so we must find an alternative way in consuming fruit beside freshly consumption. Fruit is a good media for the growth of several microorganisms, that are resistant to organic acids contained in fruit, such as Lactic Acid Bacteria (LAB). The purpose of this study was to isolate LAB from the fruit of Riau. The initial growth of LAB was performed by enrichment method by fermenting 10 g mesocarp of fruit on MRS broth media pH (5.5) at 30oC for two days. The LAB was isolated using selective media, Trypton Glucose Yeast Extract (TGE) agar + 1% CaCO3 by standard procedure for isolation and characterization of LAB. In this study, 29 isolates were obtained where the highest number of isolates were obtained from Anona muricata (7 isolates) and the lowest from Salaca sp. (two isolates). Based on the biochemical and physiological character analysis, four genuses of LAB isolates were identified as follow Lactobacillus, Pediococcus, Leuconostoc, and Lactococcus. The total population of LAB on MRS agar with pH 6.0 from fruit samples ranged from 1.90 × 103 to 1.59 x 104 CFU / g of sample, with the highest LAB population found in Ananas sativus (1.59 x 104 CFU / g of fruit sample) and the lowest in Musa paradisiaca Sapientum (1.90 × 103). Key words : Lactid acid bacteria (LAB), Fruit of RIAU, Isolation and Characterization ABSTRAK Riau merupakan salah satu Provinsi dengan kekayaan alam yang berlimpah, khususnya buah-buahan. Akan tetapi, buah-buahan tersebut belum dimanfaatkan secara optimum, sehingga perlu dicari alternatif pemanfaatannya selain dimakan dalam keadaan segar. Buah-buahan merupakan medium tumbuh yang baik bagi mikroorganisme tertentu yang tahan terhadap asam organik yang terkandung di dalamnya seperti Bakteri Asam Laktat (BAL).Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi BAL dari buah-buahan di Riau. Pertumbuhan awal BAL dilakukan dengan metode pengayaan, di mana 10 g sampel daging 1 buah difermentasikan di medium MRS broth pH (5,5) pada suhu 30oC selama 2 hari. Isolasi BAL dilakukan dengan metode tuang menggunakan TGE agar + CaCO3 1% melalui prosedur standar isolasi dan karakterisasi BAL. Sebanyak 29 isolat berhasil diisolasi, isolat terbanyak diperoleh dari buah Sirsak (7 isolat) dan yang terendah pada buah Salak (2 isolat). Berdasarkan karakter fisiologi dan biokimia isolat BAL yang diperoleh didapatkan 4 genus BAL yaitu Lactobacillus, Pediococcus, Leuconostoc dan Lactococcus. Jumlah dan total populasi BAL sampel buah pada MRS agar pH (6,0) berkisar antara 1,90 x 103 hingga 1,59 × 104 CFU/g sampel, di mana total populasi BAL tertinggi terdapat pada Nanas Madu yaitu 1,59 × 104 CFU/g sampel dan terendah pada Pisang Barangan yaitu 1,90 × 103 CFU/g sampel daging buah. Kata Kunci : Bakteri Asam Laktat, Buah-buahan Riau, Isolasi dan Karakterisasi PENDAHULUAN Kekayaan sumber daya alam Riau sangat berlimpah dengan berbagai macam jenis tanaman dan buah-buahan. Beberapa buah-buahan Riau yaitu buah rambai, plasan, kalimunting, jambu nasi-nasi, jambu bol, jambu keling, macang, rambutan nona, durian daun, palam, ghidan dan lain-lain. Buah-buahan segar merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki sifat mudah rusak dan tidak memiliki umur simpan yang lama. Penyebab utama kerusakan buah segar adalah adanya berbagai mikroorganisme pembusuk penyebab kerusakan (Wahyu, 2012). Kerusakan buah pasca panen berpotensi menyebabkan keracunan apabila dikonsumsi dan menyebabkan kerugian berupa materi bagi para petani buah sebab buah yang rusak tidak dapat di pasarkan (Syamsir, 2010). Buah-buahan merupakan sumber bakteri terutama karena kandungan karbohidrat sederhana dan asam organiknya yang tinggi yang dapat digunakan sebagai substrat pertumbuhan bakteri. Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan salah satu bakteri yang tahan terhadap asam organik yang terkandung di dalam buah. BAL memiliki habitat dan lingkungan hidup yang luas, secara alamiah sering di temukan pada susu, daging segar, buah-buahan, sayur-sayuran, makanan hasil fermentasi, perairan, tanah, lumpur, batuan, feses ayam dan di dalam tubuh manusia (di usus, aliran darah, paru-paru, mulut dan vagina) (Djaafar et al., 1996; Hardiningsih et al., 2006). Bakteri ini memiliki banyak manfaat yaitu sebagai probiotik, meningkatkan nilai organoleptik makanan dan minuman, biopreservatif (pengawet alami) bahan pangan dan produk olahannya dengan memproduksi senyawa antibakteri seperti asam organik, hidrogen peroksida (H2O2), diasetil, bakteriosin dan lainlain (Messens dan de Vugst, 2002). Penelitian mengenai BAL yang bersumber dari buah-buahan pernah dilakukan oleh Widyastuti et al., (1998), yang mengisolasi BAL pada buah-buahan tropis di Bogor, BAL dari berbagai buah masak di Sleman, Yogyakarta (Sarkono et al., 2006), BAL dari fermentasi markisa kuning (Nurisva, 2013), BAL dari buah sirsak dan mangga matang (Fitriyani, 2010) dan BAL dari buah tomat (Hadiwiyoto et al., 2005). Namun demikian, penelitian ini belum pernah dilakukan pada buah-buah di Riau. Pada penelitian ini BAL diisolasi dari beberapa jenis buah Riau yaitu sirsak, manggis, jambu nasi-nasi, salak, pisang 2 barangan dan nanas madu. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan isolat BAL dari beberapa buah-buahan di Riau dan untuk mengetahui karakter dari isolat-isolat BAL yang diduga memiliki berbagai potensi. METODE PENELITIAN Bahan Kimia dan Peralatan Penelitian ini berlangsung di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau pada bulan Oktober 2012 sampai Oktober 2013. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri, tabung reaksi, pipet tetes, pipet volume, pipet mikro (Lab Mate), lumpang, erlenmeyer, jarum ose, bunsen, aluminium foil, kertas label, kapas, kain kasa, kompor gas (Rinai), vortex (Fisions 4518 Whirlimixer), mikroskop (Olympus CX-41), autoklaf (Winconsin 6955), colony counter (Stuart Scientific Colony Counter), dryglaski, tabung durham, gelas ukur, gelas objek, gelas penutup, beaker glass, refrigerator (LG), oven (Memmer, USA), microwave, timbangan digital, kamera digital (canon), spryer, plastik. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel buah sirsak, manggis, pisang, salak, jambu nasi-nasi, dan nanas madu; Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB), pepton, yeast extract, beef extract, MgSO4, K2HPO4, di-amonium hydrogen sitrat, tween 80, natrium asaetat, MnSO4, trypton, arginin, agar batang, akuades, kristal violet, iodin, alkohol 70 %, alkohol 96%, safranin, phenol red, glukosa, KI, HgCl2, KOH, larutan H2O2 (hidrogen peroksida 3 %), CaCO3 , KCL, KH2PO4, Na2HPO4, NaCl, asam sitrat dan NaOH. Perolehan Sampel Sampel buah nanas, sirsak, manggis dan pisang barangan diperoleh dari pasar buah Arengka, sedangkan sampel buah jambu nasi-nasi diperoleh dari pekarangan Rumah Sakit Jiwa Tampan, Panam Pekanbaru. Sampel buah salak diperoleh dari desa Rambah Muda, Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Total Populasi Bakteri Asam Laktat Metode Total Plate Count (TPC) digunakan untuk menghitung total populasi BAL pada medium MRS Agar (Fardiaz, 1992). Sebanyak 1 g sampel buah yang telah dihancurkan dimasukkan ke dalam 9 ml PBS, lalu dikocok sehingga terbentuk suspensi (pengenceran 10-1). Pengenceran dilanjutkan hingga seri pengenceran 10-2. Dipipet sebanyak 1 ml dari pengenceran 10-2, disebarkan di atas medium MRS agar yang telah memadat dalam cawan petri dan diratakan menggunakan dryglaski (spread plate). Inkubasi dilakukan pada suhu ruang selama 24 jam dengan posisi cawan perti terbalik. Isolasi dan Purifikasi Bakteri Asam Laktat Pertumbuhan awal BAL dari buah-buahan Riau dilakukan melalui tahap pengkayaan (enrichment). Sebanyak 10 g sampel daging buah tanpa penghancuran dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml yang berisi medium MRS broth pH (5,5), lalu di shaker pada suhu ruang selama 2 hari. 3 Isolasi BAL dilakukan dengan metode pour plate. Di pipet hasil fermentasi buah sebanyak 1 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml PBS (pengenceran 10-1). Pengenceran dilanjutkan hingga seri pengenceran 10-7, kemudian dari setiap seri pengenceran 10-5, 10-6 dan 10-7 diambil sebanyak 1 ml sampel dan dituang ke dalam cawan petri dan ditambahkankan medium TGE agar + CaCO3 1%. Inkubasi dilakukan pada suhu ruang selama 2-3 hari sampai terbentuk zona bening di sekekitar koloni bakteri. Masingmasing koloni yang kenampakan morfologi dan zona bening yang terbentuk berbeda diisolasi dan selanjutnya dilakukan pemurnian (Sarkono et al., 2006). Koloni BAL dimurnikan pada medium MRS agar dengan metode streak kuadran sampai didapatkan koloni yang terpisah (Djaafar et al., 1996). Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Pengamatan Makroskopis dan Mikroskopis Isolat bakteri hasil isolasi dipilih untuk diamati morfologi koloni dan selnya. Pengamatan morfologi koloni meliputi bentuk koloni, warna koloni, tepi koloni dan elevasi. Pengamatan bentuk sel dilakukan pada saat pengamatan uji motilitas dan pewarnaan di bawah mikroskop. Uji Motilitas Isolat BAL umur 24 jam diambil sebanyak 1 ose dan dioleskan pada kaca objek yang telah diberi satu tetes akuades steril. Pergerakkan bakteri dilihat di bawah mikroskop, apabila ada pergerakkan bakteri berarti bakteri tersebut motil (Barrow et al., 1993). Pewarnaan gram Uji pewarnaan gram dilakukan dengan mengikuti prosedur kerja Hadioetomo (1993). Preparat olesan diperiksa di bawah mikroskop, jika berwarna ungu atau biru berarti bakteri gram positif sedangkan berwarna merah muda merupakan bakteri gram negatif. Fisiologi dan Biokimia Pertumbuhan pada 6,5 % NaCl Diambil kultur bakteri yang berumur 24 jam menggunakan ose dan dimasukkan ke dalam medium NB + 6,5 % NaCl. Pengamatan dilakukan setelah 7 hari, apabila medium menjadi lebih keruh dibandingkan dengan kontrol, maka menunjukkan hasil yang positif (Kirg, 1984). Uji Katalase Kultur bakteri yang berumur 24 jam dioleskan ke permukaan kaca objek dan teteskan larutan hidrogen peroksida 3 %. Uji positif ditandai dengan terbentuknya gelembung oksigen (Hadioetomo, 1993). Uji Produksi Amonia Diinokulasikan kultur bakteri berumur 24 jam pada medium arginin broth. Pengamatan dilakukan setelah terbentuk kekeruhan pada medium arginin broth. Diambil 1 4 ml inokulum BAL dan tambahkan 1 ml reagen nessler, jika medium berubah warna dari kuning menjadi cokelat dibandingkan dengan kontrol, maka positif menghasilkan amonia (Kirg, 1984). Uji Fermentasi Glukosa Diinokulasikan kultur bakteri yang berumur 24 jam ke dalam tiap-tiap tabung reaksi yang berisi medium untuk uji fermentasi glukosa dan diinkubasi selama 48 jam. Reaksi positif ditunjukkan dengan perubahan warna medium menjadi warna kuning dan atau terbentuk gas pada tabung durham (Kirg, 1984). HASIL DAN PEMBAHASAN Total Populasi Bakteri Asam Laktat Jumlah dan total populasi BAL dari buah-buahan Riau pada medium MRS Agar pH (6,0) berkisar antara 1,90 × 103 hingga 1,59 × 104 CFU/g sampel buah. Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa jumlah dan total BAL tertinggi terdapat pada sampel buah nanas madu yaitu 1,59 x 104 CFU/g sampel dan terendah pada sampel buah pisang barangan yaitu 1,90 x 103 CFU/g sampel daging buah. Pertumbuhan BAL dari buah dipengaruhi oleh medium tempat tumbuhnya seperti pH dan kandungan nutrisinya; faktor fisik dari buah yang digunakan sebagai sampel, adaptasi BAL indigenus serta jumlah awal BAL yang secara alami terdapat pada sampel buah. Gambar 1. Grafik Total Populasi Bakteri Asam Laktat pada medium MRS Agar. Bakteri asam laktat merupakan bakteri yang memanfaatkan glukosa yang tersedia dalam substrat atau media pertumbuhannya. BAL dapat tumbuh sampai jumlah maksimum di dalam medium pertumbuhan bergantung pada kandungan nutrisi yang tersedia yang dapat langsung digunakan untuk pertumbuhannya. Perbedaan jumlah dan total populasi BAL disebabkan oleh perbedaan jumlah BAL indigenus masing-masing buah dan perbedaan kemampuan adaptasi masing-masing isolat terhadap medium pertumbuhan yang 5 digunakan. Buah-buahan mengandung nutrisi dan memiliki pH yang berbeda-beda, hal tersebut akan menyebabkan BAL indigenus dari sampel buah harus beradaptasi terlebih dahulu ketika ditumbuhkan dalam medium buatan. Hanya yang mampu beradaptasi yang akan tumbuh sehingga proses adaptasi ini menyebabkan penurunan jumlah koloni apabila pH dan nutrisi medium yang digunakan berbeda dibanding dengan sampel buah yang digunakan. Isolasi Selektif dan Purifikasi Bakteri Asam Laktat Berdasarkan pengukuran pH medium diakhir fermentasi diketahui bahwa terjadi penurunan pH dari pH awal (pH 5,5) menjadi pH 4,5 untuk jambu nasi-nasi, manggis, nanas madu, salak dan sirsak, sedangkan pada pisang barangan menjadi pH 4,0 (Tabel 1). Penurunan pH medium ini diakibatkan adanya konversi karbohidrat menjadi asam organik (asam laktat dan asam asetat) pada proses fermentasi (Vyust dan Vadamme, 1994). Penurunan pH menyebakan kematian bagi bakteri yang tidak tahan asam. Akan tetapi, pH yang asam tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan beberapa jenis BAL karena bakteri ini mempunyai mekanisme homeostatis intrinsik sehingga mampu melakukan metabolisme pada kondisi pH rendah atau keasaman yang tinggi dalam batas tertentu ( Cotter dan Hill, 2003). Tabel 1. Penurunan pH Medium Akhir Fermentasi pada MRS broth pH (5,5) dan Jumlah Isolat Bakteri Asam Laktat yang Dipilih Berdasarkan Kenampakan Morfologi Koloni dan Zona Bening yang Terbentuk pada Medium TGE Agar + CaCO3 1 % 1 Jambu Nasi-nasi pH Medium Akhir Fermentasi 4,5 2 3 4 5 6 Manggis Nanas Madu Salak Sirsak Pisang Barangan 4,5 4,5 4,5 4,5 4,0 No Sampel Jumlah Jumlah BAL yang Dipilih 6 isolat 4 isolat 5 isolat 2 isolat 7 isolat 5 isolat 29 isolat Isolasi BAL menggunakan medium TGE agar + CaCO3 1% merupakan proses seleksi awal BAL yang berpotensi menghasilkan senyawa antibakteri. Zona bening ini terbentuk karena BAL akan menghasilkan asam laktat dari proses fermentasi karbohidrat yang akan bereaksi dengan CaCO3 yang tidak larut dalam medium membentuk Ca-laktat yang larut. Hal ini mengindikasiikan bahwa BAL yang tumbuh pada medium tersebut menghasilkan senyawa antibakteri. Gambar 2 menyajikan terbentuknya zona bening disekitar koloni BAL yang ditumbuhkan pada medium TGE + CaCO3 1%. 6 Karakter Bakteri Asam Laktat Karakter Morfologi Koloni dan Sel Berdasarkan pengamatan morfologi koloni BAL diketahui bahwa seluruh isolat yang diperoleh memiliki bentuk koloni bulat, warna koloni krem atau putih susu, tepian licin, elevasi convex. Hasil pengamatan mikroskopis terlihat semua isolat bereaksi positif terhadap pewarnaan gram dengan bentuk sel bulat atau batang dan tidak motil. Gambar 2. Koloni yang membentuk Zona Bening pada Medium TGE + CaCO3 1 % yang Diinkubasi selama 2 Hari. Pada pengamatan motilitas terlihat sel bakteri membentuk rantai pendek atau rantai panjang. Menurut Holt et al., (1994), ciri-ciri Lactobacillus adalah bentuk selnya batang, biasanya membentuk rantai panjang tetapi terkadang berbentuk bulat, umumnya dalam rantai-rantai pendek; elevasinya Convex, sedikit transparan dan tidak berpigmen, biasanya tidak bergerak, serta gram positif. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis sehingga pada saat bakteri mengalami dehidrasi dengan pemberian alkohol 96% poriporinya akan menciut yang akhirnya menyebabkan warna utama (kristal violet) tidak bisa keluar (Gambar 3 ). Analisis Fisisologi dan Biokimia Analisis Fisiologi yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji pertumbuhan pada 6,5 % NaCl. Diperoleh 7 isolat yang bereaksi positif dengan perubahan medium menjadi keruh dibandingkan dengan kontrol dan 22 isolat bereaksi negatif pada uji pertumbuhan 6,5% NaCl (Tabel 2). Analisis biokimia yang dilakukan pada 29 isolat BAL meliputi uji katalase, uji produksi amonia dari arginin dan uji fermentasi glukosa. Hasil uji katalase semua isolat BAL bereaksi negatif terhadap katalase karena tidak menghasilkan gelembung udara di sekitar koloni bakteri ketika diteteskan larutan H2O2 3%. Uji katalase digunakan untuk 7 mengetahui kepekaan BAL terhadap enzim katalase. Katalase adalah enzim yang dapat mengkatalisasi penguraian hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air dan oksigen (Lay, 1994). (a) (b) Gambar 3. Pengamatan Sel Bakteri Asam Laktat pada Pewarnaan Gram dengan Perbesaran 1000× Menggunakan Mikroskop Olympus CX41 (a) Sel berbentuk batang pada sampel buah manggis (b) Sel berbentuk bulat pada sampel buah jambu nasinasi. Hasil uji peroduksi amonia isolat BAL pada medium yang mengandung arginin diperoleh sebanyak 22 isolat yang bereaksi positif dan 7 isolat yang bereaksi negatif (Tabel 2). Uji produksi amonia merupakan karakter penting dalam penentuan genus dalam kelompok BAL. Pada umumnya, tidak semua BAL mampu memproduksi amonia dari arginin (Gambar 4). Lactobacillus jhonsonii, L. Casei, L. delbrueckii and L. plantarum merupakan BAL yang tidak mampu menghasilkan amonia dari arginin (Hammes dan Vogel, 1995; Edwards et al., 1993; Liu et al., 1995). Beberapa jenis BAL yang mampu memproduksi amonia dari arginin yaitu, Enterococcus cecorum, Enterococcus columbae, Enterococcus avium, Lactobacillus rhamnosus dan Lactobacillus farciminis (Widyastuti, 1999; Kandler dan Weiss, 1986; Tanasupawat et al., 1998). a c b Gambar 4. Pengamatan Uji Produksi Amonia Isolat Bakteri Asam Laktat pada Medium yang Mengandung Arginin (a) Kontrol, (b) Reaksi negatif dan (c) Reaksi positif. 8 Sebanyak 26 isolat yang bereaksi positif dan bersifat homofermentatif pada uji fermentasi glukosa (Tabel 2). Tiga isolat BAL lainnya bersifat heterofermentatif karena menghasilkan gelembung udara yaitu isolat PSG1, PSG4 dan SRK3. Berdasarkan tipe fermentasinya, BAL terbagi menjadi homofermentatif dan heterofermentatif. Kelompok homofermentatif menghasilkan asam laktat sebagai produk utama dari fermentasi gula, sedangkan kelompok heterofermentetif menghasilkan asam laktat dan senyawa lain yaitu CO2, etanol, asetaldehid, diasetil dan bakteriosin (Fardiaz, 1992). Identifikasi Genus Bakteri Asam Laktat Semua isolat BAL memiliki karakter yang sama yaitu bentuk koloni bulat, warna koloni krem atau putih susu, tepian koloni licin, elevasi convexs, bentuk sel bulat atau batang, gram (+), katalase (-) dan nonmotil. Berdasarkan karakter fisiologi dan biokimia dari 29 isolat yang dipilih, BAL dapat dikelompokkan ke dalam 4 genus yaitu Lactobacillus, Pediococcus, Lactococcus, dan Leuconostoc (Tabel 2). Lactobacillus membutuhkan nutrisi yang kompleks untuk pertumbuhanya dan tumbuh baik pada suhu 30oC – 40oC (Rahayu et al., 2004; Holt et al., 1994 ). Tabel 2. Karakter Genus dari Isolat Bakteri Asam Laktat No Genus Bakteri Asam Laktat Fermentasi Glukosa 1 Lactobacillus I Homofermentatif 2 Lactobacillus II Homofermentatif 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Lactobacillus III Lactobacillus IV Lactobacillus Pediococcus I Pediococcus II Pediococcus III Leuconostoc I Leuconostoc II Lactococcus Homofermentatif Homofermentatif Heterofermentatif Homofermentatif Homofermentatif Homofermentatif Heterofermentatif Heterofermentatif Homofermentatif 6,5% Produksi Kode Isolat NaCl Amonia dari Arginin + JN1, JN2, JN6, MGS1, NNS3, SRK1, SRK2, SRK5, SRK7 MGS2, NNS1, SLK2, SRK4 + JN4 + + PSG2, PSG3 + SRK3 MGS3, NNS2 + + JN3, MGS4, PSG5 + JN5 PSG4 + PSG1 + NNS4, NNS5, SLK1 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa jumlah dan total populasi BAL dari buah-buahan Riau tertinggi terdapat pada sampel buah nanas madu 9 (1,59 x 104 CFU/g sampel buah) dan terendah pada sampel pisang barangan (1,90 x 103). Hasil isolasi dipilih sebanyak 29 isolat Bakteri Asam Laktat (BAL) berdasarkan kenampakan morfologi dan zona bening yang terbentuk, dimana semua isolat BAL yang diperoleh memiliki bentuk koloni bulat, warna koloni krem atau putih susu, tepian koloni licin, elevasi convexs, bentuk sel bulat atau batang, gram positif, katalase negatif dan nonmotil. Identifikasi genus berdasarkan fermentasi glukosa, pertumbuhan pada NaCl 6,5 % dan uji produksi amonia diperoleh 4 genus BAL yaitu genus Lactobacillus, Lactococcus, Leuconostoc, dan Pediococus. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. rer.nat. Delita Zul, M.Si dan ibu Dra Atria Martina, M.Si yang telah memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan penulisan karya ilmiah ini. DAFTAR PUSTAKA . Barrow, G. I., and R. K. A. Fetham. 1993. Cowan And Steel’s Manual for the Identification of Medical Bacteria. Cambrige university press, New York Cotter PD, Hill C. 2003. Surviving the acid test. Responses DF gram positive bacteria to low pH. Microbial Molecular Biology. Rev 67 (3): 429-453. Djaafar, T.F., E.S. Rahayu, D. Wibowo & S. Sudarmadji. 1996. Antimicrobial Substance Produce by Lactobacillus sp. TGR-2 Isolate from Growol. Indonesian Food and Nutrition progres. Food and Nutrition Devoelopment and Research Center. Gadjah Mada University, Yogyakarta. Edwards, C.G., Powers, J.R., Jensen, K.A., Weller, K.M. and Peterson, J.C. 1993. Lactobacillus spp. from Washington State wines : isolation and characterization. Journal of Food Science. Rev 58, 453-458. Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Fardiaz, S., Betty S. R. At. 1997. Isolasi dan Seleksi Bakteri Asam Laktat yang Bersifat Antimikroba dari Sauerkraut. Teknologi dan Industri Pangan IPB: Bogor. Fitriyani, Ida. 2010. Isolasi, Karakterisasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat (BAL) dari Buah Matang (Abstrak Skripsi Tesis). UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. http://digilib.uin-suska.ac.id (1568). Hammes WP and Vogel RF. 1995. The Genus Lactobacillus. In: Wood, Blackie, Holzafel, W.H. (Eds.), The Genera of Lactid Acid Bacteria. Blackie Academic Press Professional, London. Pp. 18-124. Hadioetomo, R.S. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Gramedia, Jakarta. Hadioetomo. 1993. Mikrobiologi Pangan dalam Praktek Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Gramedia: Jakarta Hardiningsih, R., Rostanti N. R. N., dan Titin Y. 2006. Isolasi dan Uji Resistensi Beberapa Isolat Lactobacillus pada pH Rendah. Biodiversitas. Vol 7 (1): 15-17. ISSN : 1412033x 10 Holt, J.G., N.R. Krieg, P.H.T. Sneath, J.T. Staley and S.T. Williams. 1994. Bergey’s Manual of Determinative Bactereriology. 9th Edition. Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia. Kandler, O. & Weiss, N. 1986. Regular, nonsporing gram-positive rods. In Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology, vol. 2, pp. 1208-1234. Edited by J. G. Holt, P. H. A. Sneath, N. S. Mair & M. E. Sharpe Baltimore: Williams & Wilkins. Kirg I. 1984. Testing Methods in Food Microbiology. Elsevier. Amsterdam oxford, new York. Lay, BW. 1994. Analisis Mikrobia di Laboratorium. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Liu, S.Q., Davis, C.R. and Brooks, J.D. 1995. Growth and metabolism of selected lactid acid bacteria in synthetic wine. American Journal of Enology and Viticulture. 46: 166-174. Messens, W. and De Vugst, L. 2002. Inhibitory Substances Produced by Lactobacilli Isolated from Sourdoughs- a Review. International Journal of Food Microbiology, 72 : 31-43 Rahayu, E.S., A.K. Wardani & S. Margino. 2004. Screening of Bacterioci Producer Lactid Acid Bacteria from Meat and its Products. Agritech. Te of the University of Cambridge, New York, USA. Pp.587. Volume 24(2) : 74-81 Sarkono, Langkah, S., & E.S. Rahayu. 2006. Isolasi, Seleksi, Karakterisasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat Penghasil bakteriosin dari Berbagai Buah Masak. Sains dan Sibernatika. Program Studi Biologi Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Volume 19(2):223-242 Syamsir, E. 2010. Keamanan Mikrobiologis Buah dan Sayur. http://ilmupangan.blogspot.com. [20 November 2013]. Tanasupawat, S., Okada, S. & Komagata, K. 1998. Lactic acid bacteria found in fermented fish in Thailand. Journal Gen Application Microbiology 44, 193±200. Dalam jurnal Tanasupawat, S., Shida, O., Okada, S. & Komagata, K. 2000. Lactobacillus acidipiscis sp. nov. and Weissella thailandensis sp. nov., isolated from fermented fish in Thailand. International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology. Printed in Great Britain. 50, 1479–1485 Vuyst, L. D. and E. J. Vandamme. 1994. Bacteriocins of Lactic acid Bacteria. Microbiology, Genetic and Application. Blakie Academic and Profesional, London. Dalam jurnal Mahiseta, T. Syahniar. 2009. Produksi dan Karakterisasi Bakteriosin Asal Lactococcus plantarum IA5 serta Aktivitas Antimikrobanya Terhadap Bakteri Patogen. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan ITB, Bogor. Wahyu, N. 2012. Peranan Bakteri Asam Laktat Terhadap Buah dan sayuran. http://apriliana.wahyu.blogspot.com. [20 November 2013]. Widyastuti, Y. dan Sofarianawati, E. 1999. Karakter Bakteri Asam Laktat Enterococcus sp. yang Diisolasi dari Saluran Pencernaan Ternak. Jurnal Mikrobiologi Indonesia, Vol (4) 2 :50-53 (ISSN 0853-358x). Puslitbang Bioteknologi-LIPI Cibonang, Bogor. 11