Simulasi Maximum Power Point Tracking (MPPT) Panel Surya Menggunakan Perturb and Observe Sebagai Kontrol Buck-Boost Converter SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKING (MPPT) PANEL SURYA MENGGUNAKAN PERTURB AND OBSERVE SEBAGAI KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER Mochamad Firman Salam S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail: [email protected] Subuh Isnur Haryudo S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail: [email protected] Abstrak Energi surya merupakan salah satu sumber energi alternatif yang tidak bersifat polutif, tidak dapat habis, dan dapat dikonversi menjadi energi listrik. Media yang digunakan untuk mengkonversi pancaran radiasi tersebut adalah sebuah bahan semikonduktor yang biasa disebut sel surya atau solar cell. Pemanfaatan energi surya dapat merusak beban jika digunakan tanpa kontroler karena daya yang dihasilkan sel surya tergantung pada nilai suhu dan radiasi matahari. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah merancang sebuah sistem MPPT panel surya yang mampu untuk mengisi baterai. Hasil simulasi menunjukkan kinerja MPPT Perturb and Observe yang mampu mencapai nilai yang diinginkan yaitu rata-rata tegangan 14.726 V dengan error 1.88% ,arus 4.573 A dengan error 1.77%, dan daya 67.356 W dengan error 3.84%. Kata Kunci : Sel surya, MPPT, Perturb and Observe, Buck-boost Converter Abstract Solar energy is one alternative energy source that is not polluting, can’t be exhausted, and can be converted into electrical energy. Media used to convert the radiation beam is a semiconductor material commonly called solar cells. Solar power utilization can damaging the load if without controller because solar cell power depending on temperature and irradiance . Therefore of this research is to design MPPT solar panel system which capable for charging battery. The results shows the MPPT perturb and observe performance which capable to set point that is voltage average 14.726 V with error 1.8%, current average 4.573 A with error 1.77%, and power average 67.356 W with error 3.84%. Keyword: Solar cell, MPPT, Perturb and Observe, Buck-boost Converter radiasi matahari yang rendah. Radiasi matahari yang diterima panel surya tergantung cuaca dan posisi matahari terhadap panel surya, sehingga untuk dapat menggunakan energi pada malam hari diperlukan media penyimpanan untuk menyimpan energi matahari. Salah satu media penyimpanan yang digunakan adalah Accu atau baterai. (Harmini dan Titik Nurhayati, 2009). Sistem Maximum Power Point Tracking (MPPT) dengan bantuan buck-boost converter digunakan untuk mengatur besar kecilnya tegangan keluaran pada panel surya, agar dapat memaksa panel surya memperoleh daya maksimum pada berbagai tingkat radiasi matahari dan suhu. Dengan menganalisa masukan sumber hasil konversi panel surya dengan memanfaatkan kemampuan kapasitas puncak dari karakteristik panel, diharapkan efisiensi daya keluaran ke beban dapat maksimum (Atar Fuady, 2012). Menurut Rusminto Tjatur Widodo (2010) terdapat beberapa algoritma MPPT yang telah ditemukan dan ditulis pada jurnal ilmiah internasional seperti Perturb and Observe, Incremental Conductance, Dynamic Approach, Temperature Methods, dll. Semua algoritma tersebut berbeda-beda dalam beberapa aspek termasuk kesederhanaan, kecepatan, implementasi hardware, PENDAHULUAN Sinar matahari merupakan sumber energi terbarukan yang sangat efektif dan ramah lingkungan karena tidak menimbulkan polusi. Sinar matahari yang sampai kepermukaan bumi dapat diubah menjadi energi listrik menggunakan sel surya atau photovoltaic array (PV) (Harmini dan Titik Nurhayati, 2009). Menurut Danang Susilo (2010), energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima oleh permukaan bumi sebesar 69% dari total energi sinar matahari. Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3x 10 joule per tahun, energi ini setara dengan 2x 10 Watt. Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0,1% saja permukaan bumi dengan panel surya yang memiliki efisiensi 10% sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini. Permasalahan yang ditimbulkan pada penggunaan PV (Photovoltaic) adalah daya keluaran PV yang seringkali tidak mencapai maksimal dari daya yang sebenarnya dikeluarkan oleh PV terutama pada kondisi 57 Jurnal Teknik Elektro. Volume 06. Nomor 01 Tahun 2017, 57-64 sensor yang dibutuhkan, biaya, efektifitas, dan parameter yang dibutuhkan. Pada Penelitian ini akan menganalisis MPPT dengan menggunakan algoritma Perturb and Observe untuk memaksimalkan daya tanpa melakukan melakukan proses tracking atau perputaran secara mekanik terhadap panel surya. Tujuan penggunaan buck-boost converter untuk menaikkan dan menurunkan tegangan kerja PV agar sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan. KAJIAN PUSTAKA Sel Surya Sel surya merupakan elemen aktif struktur dioda yang terbuat dari semikonduktor atau polimer dan berfungsi untuk mengkonversi cahaya matahari menjadi energi listrik. Konversi energi ini dihasilkan dari radiasi cahaya pada sel surya, dan hal ini diketahui sebagai efek photovoltaic. Ketika cahaya mengenai sel surya, energi photon yang lebih besar dari energi band-gap akan mengeksitasi elektron valensi, sehingga pasangan electron-hole akan tergenerasi yang kemudian pasangan electron-hole ini akan menimbulkan medan listrik. (Montario C. B., 2010) Keterangan: I : Arus yang lewat pada p-n junction (A) I0 : Arus saturasi p-n junction (A) q : Muatan elektron 1,602 x 10 C V : Tegangan pada p-n junction (V) K : Konstanta Boltzman 1,38 x 10 J/K T : Temperatur (Kelvin) Imp : Arus pada titik maksimum (A) Vmp : Tegangan pada titik maksimum (V) Exp : Bilangan euler (2,71828) Iph : Arus yang dihasilkan oleh sinar matahari (A) Rs : Hambatan seri (Ω) a : Suhu pada tegangan (°C) Dari Persamaan 2, dapat digambarkan rangkaian pengganti sel surya seperti ditunjukkan pada gambar 2. Gambar 2: Rangkaian pengganti panel surya Keluaran dari sel photovoltaic sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, yaitu radiasi matahari dan suhu sel. Dari persamaan (2), arus yang dibangkitkan oleh photon, Iph, berhubungan dengan radiasi matahari ( ), sebagai berikut: Gambar 1: Proses Perubahan Energi matahari menjadi energi listrik Menurut Budi Yuwono (2005) secara sederhana sel surya terdiri dari persambungan bahan semikonduktor bertipe p dan n (p-n junction semiconductor) yang jika terkena sinar matahari maka akan terjadi aliran elektron, aliran elektron inilah yang disebut sebagai aliran arus listrik. Proses pengubahan energi matahari menjadi energi listrik ditunjukkan gambar 1. Persamaan eksponensial untuk memodelkan sel photovoltaic diturunkan dari hukum fisika untuk p-n junction (persamaan 1) dan secara umum diterima sebagai representasi karakteristik sel surya ditunjukkan oleh persamaan 2. (Habbati Bellia, dkk, 2014) I = I0(exp = ∗ ∗ ℎ− − 1) [exp ∗ − 1] ℎ =λ∗( λ= , + ∗∆ ) (3) (4) Keterangan: Isc,ref : Short-circuit current (A) : Nilai koefisien arus (%/°C) ∆T : Tc-Tcref (Kelvin) Tc : Suhu yang diterima sel surya (Kelvin) Tcref : Suhu sel surya pada Standar Test Condition (STC)= 25+ 273=298 K λ : Radiasi Matahari (W/m²) G : Nilai Radiasi matahari yang masuk (W/m²) Gref : Nilai radiasi matahari pada Standar Test Condition (STC)= 1000 W/m² Berdasarkan persamaan 2, dapat dilihat pada saat suhu konstan, arus yang dibangkitkan oleh photon secara langsung proporsional terhadap radiasi matahari. Suhu sel dapat mempengaruhi arus hubung singkat, Isc, seperti diberikan oleh persamaan 3 dan mengubah arus saturasi dioda dalam sel photovoltaic seperti diberikan oleh persamaan 5. Simulasi Maximum Power Point Tracking (MPPT) Panel Surya Menggunakan Perturb and Observe Sebagai Kontrol Buck-Boost Converter = , ∗ ∗ exp[ ∗ ∗ ∗ − ] Pada gambar 3 di sebelah kiri dari MPP perubahan daya (5) terhadap perubahan tegangan Keterangan: Io : Arus jenuh dioda (A) Io,ref : Arus reverse saturation (A) Eg : Band-gap energy pada semikonduktor, 1.12 eV A :Faktor ideal dioda 1,3. untuk polycrystaline. Voc : Tegangan sirkuit terbuka (V) Berdasarkan persamaan persamaan 5 sangat jelas arus saturasi dari dioda sel surya bergantung pada suhu, arus saturasi meningkat seiring peningkatan suhu sel. Io,ref adalah arus reverse saturation, Eg adalah band gap energy dari semikonduktor. Arus reverse saturation dapat diperoleh melalui persamaan berikut: , = = ∗ ∗ ∗ , ∗ exp sebelah kanan, > 0, sementara di < 0,. Jika tegangan kerja panel surya diganggu (perturbed) dan berada pada > 0, hal tersebut diketahui bahwa penggangguan (perturbation) dilakukan untuk memindahkan tegangan kerja panel surya maju ke arah MPP. Jika < 0, kemudian perubahan titik kerja mengarahkan panel surya jauh dari MPP, maka algoritma P&O membalik arah penggangguan. (Rusminto Tjatur Widodo, 2010). Buck-boost Converter Buck-boost converter sebagai salah satu regulator mode pensaklaran menghasilkan tegangan keluaran yang lebih kecil atau lebih besar dibanding tegangan masukannya. Selama mode 1, MOSFET di-on-kan dan diode Dm mendapat bias mundur arus input, yang bertambah mengalir melalui induktor L dan MOSFET. Selama mode 2, MOSFET di-off-kan. Dan arus mengalir melalui induktor L, diteruskan ke C, Dm dan ke beban. Energi yang tersimpan di dalam induktor L akan ditransfer ke beban. Dan arus induktor akan berkurang sampai MOSFET di-on-kan lagi pada siklus berikutnya. Achmad Komarudin, 2007). (6) (7) Maximum Power Point Tracking (MPPT) MPPT merupakan sistem elektronik yang dioperasikan pada sebuah panel surya sehingga panel surya bisa menghasilkan daya maksimum. (Beng Tito, 2012). Cara kerja dari MPPT ini adalah dengan mengubah titik operasi atau titik kerja pada kurva karakteristik P-V dari panel surya sehingga sistem DCDC converter dapat memaksa panel surya untuk membangkitkan daya maksimum sesuai kemampuan panel surya pada setiap perubahan level intensitas penyinaran matahari. (Atar Fuady, 2012) Perturb and Observe Metode Perturb and Observe terdiri dari 2 tahap, perturb yaitu mengubah dan observation yaitu menghitung perubahan daya akibat aksi perturb sebelumnya. Jika perubahan daya positif maka perturb selanjutnya akan tetap pada arah yang sama, sedangkan jika perubahan daya negatif maka perturb akan dibalik. (S. Sumathi, 2015). Gambar 4: Rangkaian buck-boost converter Untuk menentukan nilai komponen rangkaian buckboost converter menggunakan persamaan berikut: Menentukan duty cycle = _ (8) _ = _ (9) Menetukan nilai induktor = ( _ ∗ ) ∗ (10) Menentukan nilai kapasitor Gambar 3: Posisi = yang berbeda pada kurva daya panel surya 59 ∗∆ ∗ (11) Jurnal Teknik Elektro. Volume 06. Nomor 01 Tahun 2017, 57-64 Pemodelan Converter Keterangan: L :Nilai induktor (H) R : Nilai resistor (Ω) F :Frekuensi switching (Hz) D_min : Duty cycle minimal D_max : Duty cycle maksimal Vin_min : Tegangan input minimal (V) Vin_max : Tegangan input maksimal(V) Vout : Tegangan output converter (V) C : Nilai kapasitor(F) ∆Vo : Nilai ripple tegangan (%) Rangkaian buck-boost converter ini terdiri dari 1 MOSFET, 1 induktor, 1 kapasitor, 1 pembangkit sinyal pulsa, 1 dioda, dan 1 resistor. Blok (+) dan (-) disambung dengan sisi (+) dan (-) panel surya. Blok (d) menerima masukan nilai duty cycle dari MPPT. METODE PENELITIAN Parameter Panel Surya Pada penelitian ini menggunakan 1 modul panel surya. Panel surya yang dipakai adalah Mitsubishi 185Wp. Panel surya yang dipakai memiliki spesifikasi sebagai berikut: Tabel 1. Spesifikasi Panel Surya No. Parameter Nilai 1 Jumlah sel seri 50 2 Jumlah sel paralel 1 4 Daya Maksimum 185 Wp 5 Arus Maksimum 7.58 A 6 Tegangan Maksimum 24.4 V 7 Short-circuit Current 8.13 A 8 Voltage-open Circuit 30.6 V 9 NOCT ±50 °C Pemodelan Plant Panel Surya Gambar 6: Pemodelan Converter Pemodelan MPPT Perturb and Observe Pada dasarnya MPPT bekerja untuk memaksimalkan daya yang dihasilkan panel surya dengan referensi berdasarkan pada nilai tegangan yang dihasilkan panel surya. Diagram alir MPPT jenis perturb and observe ditunjukkan pada gambar 7. Gambar 7: Diagram alir perturb and observe Untuk membuat plant panel surya pada MATLAB maka mendesain blok Simulink dari persamaan 1-7. Dari persamaan tersebut maka didapatkan model panel surya seperti gambar 5. Gambar 8: Pemodelan MPPT Pembacaan blok MPPT pada gambar 8 dimulai dari kiri, Iin dan Vin adalah Arus dan tegangan masukan dari panel surya. Blok zero-order hold digunakan untuk mempercepat MPPT mencapai titik Gambar 5: Plant Panel Surya = 0. Blok memory digunakan untuk menyimpan nilai sebelumnya. Simulasi Maximum Power Point Tracking (MPPT) Panel Surya Menggunakan Perturb and Observe Sebagai Kontrol Buck-Boost Converter Blok sign dibuat untuk menentukan nilai duty cycle yang dikeluarkan MPPT. Melihat cara kerja blok sign hanya ada 3 nilai yang dikeluarkan, yaitu -1, 0, dan 1. Jika -1 atau 0 maka duty cycle yang dikeluarkan nilai terendah, jika blok sign mengeluarkan nilai 1 maka duty cycle yang dikeluarkan nilai tertinggi. Nilai -1 yang dikeluarkan blok sign ketika nilai tegangan panel surya dV>0, nilai 0 ketika dV=0, dan nilai 1 ketika dV<0. dV yang dimaksud adalah nilai tegangan maksimum panel surya yang tercantum pada tabel 1. Blok relay digunakan untuk menyimpan nilai duty cycle yang didapatkan dari persamaan buck-boost converter. perubahan suhu diberi input nilai 1000 W/m² dengan suhu 25°C-30°C. Data radiasi matahari dan suhu didapatkan dari website BMKG Perak pada Bulan Juni 2016. Gambar 10: Karakteristik I-V panel surya terhadap perubahan radiasi matahari Pemodelan Keseluruhan Sistem Dari pemodelan blok yang telah dibuat, setiap blok disusun menjadi simulasi MPPT pada rangkaian buckboost converter seperti pada gambar 9. Gambar 11: Karakteristik P-V panel surya terhadap perubahan radiasi matahari Gambar 9: Pemodelan Sistem Penuh HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan perancangan sistem yang telah dibahas pada metode penelitian, langkah selanjutnya pengambilan data yang dilakukan dengan menyimulasikan pemodelan matematika plant pada MATLAB. Data penyinaran matahari dan suhu cahaya matahari yang digunakan berdasarkan data yang diambil di website BMKG Perak pada Bulan Juni 2016. Setelah itu dianalisa untuk mencari nilai komponen yang dibutuhkan pada rangkaian buck-boost converter. Diharapkan dapat mencapai nilai yang dibutuhkan untuk charging baterai 12 V. Gambar 12: Karakterisitk I-V panel surya terhadap suhu permukaan panel Karakteristik Panel Surya Berdasarkan Perubahan Radiasi dan Suhu Matahari Gambar 13: Karakteristik P-V panel surya terhadap suhu permukaan panel Simulasi karakteristik panel surya dengan perubahan radiasi dan suhu bertujuan untuk mengetahui nilai arus, tegangan, dan daya yang dihasilkan panel surya ketika radiasi matahari bervariasi dengan suhu konstan dan sebaliknya. Untuk itu pada perubahan radiasi matahari diberi input nilai mulai 500 W/m² sampai 1100 W/m² dan input nilai suhu 25°C (sesuai STC) sedangkan pada Gambar 10 dan 11 menunjukkan hasil simulasi panel surya dengan perubahan nilai radiasi matahari. Ketika radiasi di bawah 1000 W/m² (garis merah) nilai Imp menurun sedangkan Vmp semakin naik dan ketika radiasi diatas 1000 W/m² maka nilai Vmp menurun sedangkan Imp naik, hal ini menyebabkan panel surya 61 Jurnal Teknik Elektro. Volume 06. Nomor 01 Tahun 2017, 57-64 sulit mencapai kondisi daya maksimum. Tidak stabilnya radiasi matahari ini dapat menyebabkan kerusakan pada beban yang bersumber energi panel surya secara langsung. Selanjutnya dilakukan simulasi karakteristik panel surya dengan perubahan suhu. Gambar 12 dan 13 menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu cahaya matahari maka nilai tegangan dan arus semakin menurun. Kondisi ini menyebabkan panel surya tidak bisa mencapai kondisi daya maksimumnya. Karena pada dasarnya suhu yang ideal untuk panel surya 25°C, jika terjadi kenaikan suhu maka tegangan dan arus pada panel surya menurun. Dari simulasi perubahan suhu dan perubahan radiasi dapat membuktikan bahwa standar IEC 61853 sesuai untuk panel surya Mitsubishi 185 Wp dengan fill factor 0.744. Tetapi pada kenyataannya sulit untuk mendapatkan nilai radiasi matahari dan suhu cahaya matahari pada kondisi STC. Hal ini mengakibatkan naik turunnya daya yang dihasilkan panel surya. Simulasi Panel Surya dengan Beban Pada tahap ini simulasi bertujuan untuk mendapatkan nilai arus, tegangan, daya pada kondisi terendah dan tertinggi. Nilai yang didapatkan akan dipakai untuk mencari nilai komponen induktor, kapasitor, dan duty cycle pada rangkaian buck-boost converter. Beban yang digunakan adalah resistor. Untuk mencari nilai resistor digunakan persamaan berikut: = = (12) 24.4 = 3.22 Ω 7.58 Keterangan: R : Nilai hambatan (Ω) V : Nilai tegangan (V) I : Nilai arus (A) Jadi, nilai resistor yang digunakan untuk simulasi ini adalah 3.22 Ω. Melihat data BMKG Perak maka didapatkan kondisi tertinggi pada saat radiasi matahari mencapai nilai 1100 W/m² dengan suhu 25°C. Penentuan nilai ini berdasarkan simulasi sebelumnya. Ketika nilai radiasi mencapai 1100 W/m² maka nilai dayanya sangat tinggi, bahkan melebihi toleransi yang diizinkan yaitu ±3%. Sedangkan kondisi terendah pada saat radiasi 500 W/m² dengan suhu 30°C. Dari simulasi ini didapatkan tegangan terendah 13.09 V dan tegangan tertinggi 25.53 V. Nilai ini yang digunakan untuk menghitung nilai komponen pada converter, karena pada persamaan 8 dan 9 dibutuhkan nilai tegangan minimum dan maksimum. Tegangan pada simulasi kondisi STC tidak digunakan karena nilainya masih mendekati nilai tegangan maksimum yang didapatkan. Tabel 2. Data simulasi panel surya dengan beban Radiasi Suhu Arus Tegangan Matahari Ket. (°C) (A) (V) (W/m²) 500 30 4.604 13.09 Min. 1000 25 7.607 24.49 STC 1100 25 7.93 25.53 Max Simulasi Panel Surya dengan MPPT Pada tahap ini simulasi bertujuan untuk mencoba kinerja sistem MPPT pada panel surya. MPPT perturb and observe ini telah didesain sesuai diagram alirnya. Nilai tegangan maksimum dan minimum yang didapatkan pada simulasi panel surya dengan beban dimasukkan pada persamaan 8-11 dan diperoleh nilai yang tertera pada tabel 3. Nilai pada tabel 3 dimasukkan pada blok rangkaian converter. Tabel 3. Nilai komponen untuk converter No. Parameter Nilai 1 Resistor 3.22 2 Kapasitor 1200 3 Induktor 34.962 4 Duty cycle min. 0.53 5 Duty cycle max. 0.58 6 Frekuensi Switching 10000 7 Ripple tegangan 0.8 Satuan Ω μ μ Hz % Gambar 14 menunjukkan daya yang dihasilkan oleh sistem MPPT pada kondisi STC. Daya yang dihasilkan 71.8 W dengan error daya 2.5%. Daya mencapai steady state pada waktu 32 detik. Gambar 14: Daya sistem MPPT kondisi STC Gambar 15 merupakan daya keluaran converter kondisi terendah. Daya yang dihasilkan converter 60.19W dengan error daya cukup tinggi yaitu 14%. Seharusnya daya yang dikeluarkan 70 W. Gambar 16 menunjukkan grafik keluaran daya converter ketika kondisi tertinggi. Daya keluaran converter mendekati setpoint yaitu 70.55 W dengan Simulasi Maximum Power Point Tracking (MPPT) Panel Surya Menggunakan Perturb and Observe Sebagai Kontrol Buck-Boost Converter error 0.78 %, karena daya yang dikeluarkan seharusnya 70 W. kondisi terendah dan 70.55 W dengan error 0.78% pada kondisi tertinggi. Untuk hasil daya kondisi terendah masih bisa digunakan untuk mengisi baterai, hanya saja membutuhkan waktu yang cukup lama. Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan simpulan diatas adalah menggunakan MPPT dengan metode kontroler kecerdasan buatan agar hasilnya lebih baik. Dengan menggunakan converter yang satu jenis kerja, seperti buck converter atau boost converter untuk mengurangi rugi daya pada converter. Gambar 15: Daya converter kondisi terendah DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2016. Suhu Sinar Matahari Bulan Juni 2016. http://www.cuacaperak.info/index.php?option =com_content&view=article&id=60&Itemid= 58. 18 Agustus 2016 Anonim. Tanpa Tahun. UD5 series PV-UD185MF5 185. Data Sheet. USA: Mitsubishi Electric. Buchmann, Isidor. 2016. Absorbent Glass Mat (AGM).http://batteryuniversity.com/learn/artic le/absorbent_glass_mat_agm. 15 September 2016 Chandra Buwono, Montario. 2010. Rancang Bangun Sistem Pengendali Pengisian Arus Sel Surya dengan Rekonfigurasi Seri-paralel. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia Effendy, Machmud. 2013. Rancang Bangun Maximum Power Point Tracking (Mppt) Solar Sel Untuk Aplikasi Pada Sistem Grid Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTAg). Jurnal GAMMA, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Fuady, Atar. 2012. Rancang Bangun Maximum Power Point Tracker (MPPT) Pada Panel Surya Dengan Menggunakan Metode Fuzzy. Jurnal POMITS. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Habbati Bellia dkk. 2014. A Detailed Modeling of Photovoltaic Module Using Matlab. Jurnal NRIAG. Algeria: Universite Bechar Harmini dan Titik Nurhayati. 2009. Implementasi MPPT (Maximum Power Point Tracker) Pada Sistem Photovoltaic. Jurnal USM. Semarang: Universitas Semarang. Komarudin, Achmad. 2014. Desain Dan Analisis Proporsional Kontrol Buck-Boost Converter Pada Sistem Photovoltaik. Jurnal ELTEK. Malang: Politeknik Negeri Malang. Sumathi, S. 2015. Solar PV and Wind Energy Conversion Systems. Buku. Geneva: Springer Internasional Publishing Switzerland. Gambar 16: Daya converter kondisi tertinggi Secara keseluruhan sistem MPPT mampu menghasilkan daya dengan range yang telah ditentukan. Tetapi perlu diketahui, kemampuan untuk mengatur daya tergantung pada radiasi matahari, ketika nilainya sangat rendah maka sistem MPPT kesulitan untuk mencapai nilai yang diinginkan. PENUTUP Simpulan Dari hasil simulasi MPPT pada panel surya menggunakan metode perturb and observe (P&O) sebagai kontrol pada rangkaian buck-boost converter untuk pengisian baterai dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik kurva I-V dan P-V adalah nonlinier. Karena ketika arus naik, maka tegangan turun dan sebaliknya. Ketika disimulasikan dengan perubahan radiasi matahari dan suhu, nilai daya yang dihasilkan berubah. Ketika radiasi matahari turun dan suhu tinggi nilai dayanya semakin rendah, ketika nilai radiasi matahari tinggi dan suhu rendah dayanya semakin tinggi. Dari Simulasi sistem MPPT kondisi STC didapatkan nilai daya 71.8 W dengan rata-rata error 2.5%. Nilai yang dihasilkan pada kondisi STC ini dapat digunakan untuk mengisi baterai karena nilai error tegangan kecil. Dari Simulasi sistem MPPT kondisi radiasi matahari dan suhu cahaya matahari bervariasi didapatkan nilai daya 60.19 W dengan error 14% pada 63 Jurnal Teknik Elektro. Volume 06. Nomor 01 Tahun 2017, 57-64 Susilo, Danang. 2010. Peningkatan Daya Keluaran Sel Surya Dengan Penjejak Matahari dan Pemantulan Cahaya Matahari Sebagai Sumber Daya Pendukung Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sub Judul: Penjejak Matahari Berbasis Sensor Cahaya Dan Waktu. Jurnal POMITS. Surabaya: Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Skripsi. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Program Sarjana Strata Satu (S-1) Universitas Negeri Surabaya. Tito, Beng. 2012. Metode MPPT Baru Untuk Sel Surya Berdasarkan Pengendali PI. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia. Tjatur Widodo, Rusminto. 2010. Maximum Point Tracker Sel Surya Menggunakan Algoritma Perturb and Observe. Jurnal POMITS. Surabaya: Politeknik Elektronika Negeri Surabaya