BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, dalam Bahasa Inggris Indonesia Stock Exchange (IDX)) adalah sebuah pasar saham yang merupakan hasil penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES), di mana Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta. Perusahaan hasil penggabungan usaha ini memulai operasinya pada 1 Desember 2007. Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur Utama Erry Firmansyah, mantan direktur utama BEJ. Mantan Direktur Utama BES Guntur Pasaribu menjabat sebagai Direktur Perdagangan Fixed Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan. Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI mempunyai tujuh macam indeks saham: 1. IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi Indeks. 2. Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam setiap sektor. 3. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi. 4. Indeks Individual, yang merupakan Indeks untuk masing-masing saham didasarkan harga dasar. 5. Jakarta Islamic Index, merupakan Indeks perdagangan saham syariah. 6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, indeks yang didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan. 47 48 7. Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham pilihan harian Kompas. 4.2 Profil Perusahaan Consumer Goods di BEI 4.2.1 Perusahaan Makanan dan Minuman a. PT. Ades Waters Indonesia, Tbk PT Ades Waters Indonesia Tbk (“Perseroan”), perusahaan yang berdomisili di Indonesia dengan kantor pusat di Perkantoran Hijau Arkadia, Jl. TB. Simatupang Kav. 88, Jakarta didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia di tahun 1985. Nama Perseroan telah diubah beberapa kali; terakhir di tahun 2004, ketika nama Perseroan diubah menjadi PT Ades Waters Indonesia Tbk. Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir di bulan Maret 2006 untuk mengubah status Perseroan menjadi Penanaman Modal Asing dan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 13 April 2006. Sesuai pasal 2 Anggaran Dasarnya, Perseroan dapat bergerak di beberapa bidang usaha. Di tahun 2007 dan 2006, Perseroan bergerak di bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam kemasan. Produksi secara komersial dimulai pada tahun 1986. Pabrik berlokasi di Jawa Barat dan Jawa Timur Sesuai dengan surat Ketua Bapepam No.S-774/PM/1994 tanggal 2 Mei 1994 mengenai “Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran”, Perseroan telah melakukan penawaran umum kepada masyarakat melalui p 1990asar modal sejumlah 15.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham. Perseroan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 14 Juni 1994. b. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka UndangUndang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-Undang No. 12 tahun 1976 berdasarkan akta No. 143 tanggal 26 Januari 1990 dari Winanto Wiryomartani, SH, 49 Notris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-1827.HT.01.01.Th 91 tanggal 31 Mei 1991 serta diumumkan dlam Berita Negar Republik Indonesia No. 65, Tambahan No. 2504 tanggal 13 Agustus 1991. Anggaran Dasr Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 24 tanggal 27 Mei 2004 dari Saal Bumela, SH, Notaris di Jakarta, antara lain mengenai perubahan susunan pengurus. Akta perubahan ini telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal 18 Juni 2004 denagn No.C-UM.02.01.7020. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha bidang perdagangan, perindustrian, peternakan, perkebunan, pertanian, perikanan dan jasa. Pada saat ini produk Perusahaan terutama adalah usaha industri mie dan perdagangan mie, khusunya mie kering dan mie basah (dry noodle dan instant noodle). Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990. Hasil produksi perusahaan dipasarkan di dalam negeri. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Wisma Alun Graha, Jl. Prof. Dr. Soepomo No. 233 Jakarta. c. PT. Aqua Golden Mississippi Indonesia, Tbk PT Aqua Golden Mississippi Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta notaris Tan Thong Kie, SH No. 24 tanggal 23 Pebruari 1973. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/213/22 tanggal 19 Juni 1973 serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 84 tanggal 19 Oktober 1973. Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan akta notaris Lindasari Bachroem, SH No. 25 tanggal 12 Mei 1997 dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan Undang – Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No.C2-4579.HT.01.04.TH.97 tanggal 3 Juni 1997 serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 84 tanggal 21 Oktober 1997. Perusahaan bergerak dalam 50 industri pengolahan dan pembotolan air minum dalam kemasan. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Jalan Pulo Lentut No. 3, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta. Pabrik Perusahaan berlokasi di Bekasi, Citeureup dan Mekarsari, Jawa Barat. Induk Perusahaan adalah PT Tirta Investama dan induk utama Perusahaan adalah Groupe Danone, sebuah Perusahaan yang berdiri dan berkedudukan di Perancis. d. PT. Cahaya Kalbar, Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk (“Perusahaan”) dahulu bernama CV Tjahaja Kalbar, didirikan di Pontianak berdasarkan Akta No. 1 tanggal 3 Februari 1968 yang dibuat di hadapan Mochamad Damiri, Notaris di Pontianak. Badan hukum Perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan tanggal 9 Desember 1980 No. 49 yang dibuat di hadapan Mochamad Damiri, Notaris di Pontianak. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan yang tertuang dalam akta Tommy Tjoa Keng Liet, S.H. dan Mochamad Damiri, keduanya Notaris di Pontianak. Akta-akta tersebut telah mendapat persetujuan dan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-1390.HT.01.01.TH.88. tanggal 17 Februari 1988. Akta-akta tersebut telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Pontianak No. 19/PT.Pendaf/95 tanggal 31 Juli 1995, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 27 Oktober 1995 No. 86, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 8884. e. PT. Davomas Abadi, Tbk PT Davomas Abadi (perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No.6 ahun 1968 jo. UU No. 12 tahun 1970. kegiatan usaha perusahaan adalah industri pengolahan biji cokelat menjadi bubuk kakao (cocoa powder) dan 51 lemak kakao (cocoa butter). Perusahaan berkedudukan di Jakrta dan pabriknya berlokasi di Tangerang, Jawa Barat. Perusahaan memulai kegiatan komersial pada tahun 1991. f. PT. Delta Djakarta, Tbk Pabrik “Anker Bir” didirikan pada tahun 1932 dengan nama Archipel Brouwerij. Dalam perkembangannya, kepemilikan dari pabrik ini telah mengalami beberapa kali perubahan sehingga berbentuk PT Delta Djakarta pada tahun 1970. PT Delta Djakarta Tbk (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 11 tahun 1970 berdasarkan akta No. 35 tanggal 15 Juni 1970 dari Abdul Latief, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. J.A.5/75/9 tanggal 26 April 1971. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 4 tanggal 4 Mei 2006 dari P. Sutrisno A. Tampubolon, SH., M.Kn., notaris publik di Jakarta, mengenai perubahan susunan dan anggota dewan komisaris dan direksi Perusahaan. Perusahaan dan pabriknya berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur – Jawa Barat. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasarPerusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan yaitu terutama untuk memproduksi dan menjual bir pilsener dan bir hitam dengan merek “Anker”, “Carlsberg”, “San Miguel”, “Kuda Putih” dan “San Mig Light”. Perusahaan juga memproduksi dan menjualproduk minuman non-alkohol dengan merek “Sodaku” dan “Soda Ice”. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan diluar negeri. Perusahaan mulai beroperasi sejak tahun 1933. Jumlah karyawan Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 masing-masing 529 orang dan 507 orang. g. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Perusahaan yang menjual produk seperti indomie, sarimi, supermie, dan lain-lain yang mengendalikan 90% pangsa pasar mie di Indonesia. Perusahaan juga menghasilkan 52 bumbu indofood dan saus piring lombok. Produk lain mencakup chiki, chitato, cheetos, jetz, makanan bayi, kopi tugu lawak dan cafela. Perusahaan memiliki 12 cabang perusahaan yang terdiri dari : PT. Ciptakemas Abadi, PT. Gizindo Primanusantara, PT. Intipangan Prima Sejati, PT. Intranusa Cipta, PT. Tristara Mkmur, PT. Indosentra Pelangi dimana kepemilikan sebesar 70%, PT. Arthanugraha Mandiri dimana jumlah kepemilikan 50%, PT. Suryapangan Indonesia, PT. Cemako Mandiri dan PT. Putri Usahatama. h. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk Perseroan didirikan pada tanggal 3 Juni 1929 berdasarkan Akta Notais No. 8 dari Tjeerd Dijkstra, Notaris di Medan dengan nama N. V. Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen. Perseroan berdomisili di Indonesia dengan kantor pusat berlokasi di Ratu Plaza Building lantai 24, Jl. Jendral Sudirman kav. 9, Jakarta 10270, dan pabrik berlokasi di Jl. Daan Mogot KM. 19, tangerang 15112 dan Jl. Raya Mojosari – Pacet KM. 50, Sampang Agung, Jawa Timur. Perseroan memulai operasi komersial pada tahun 1929. Sesuai dengan Anggaran Dasar , Perseroan beroperasi dalam industri bir dan minuman lainnya. Untuk mencapai tujuan usahanya, perseroan dapat melkukn aktivitasaktivitas sebagai berikut : 1. Produksi bir dan minuman lainnya dan produk-produk yang relevan. 2. Pemasaran produk-produk tersebut diatas, pada pasar lokal dan internasional. 3. Impor atas bahan-bahan promosi yang relevn dengan produk-produk diatas. i. PT. Mayora Indah, Tbk PT Mayora Indah Tbk (perusahaan) didirikn dengan akta No. 204 tanggal 17 Februari 1977 dari Notaris Poppy Savitri Parmanto SH,sebagai pengganti dari Notaris Ridwan Suselo SH. Perusahaan berdomisili di Tangerang dan Bekasi. Kantor Pusat perusahaan beralamat di Gedung Mayora Jl. Tomang Raya No. 21-23, Jakarta. Kegiatan perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agen / perwakilan. Saat ini perusahaan menjalankan bidang usaha industri makanan, 53 kembang gula dan biskuit. Perusahaan muli beroperasi secara komersial pada bulam Mei 1978. j. PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk PT Prasidha Aneka Niaga Tbk Didirikan dengan nama PT Aneka Bumi Asih. Berdasarkan Akta Notaris Paul Tamara, No. 7 tanggal 16 April 1974. Perusahaan berdomisili di Jl. Ki Kemas Ridho, Kertpati Palembang dan bergerak di bidang industri pertanian, perdagangan, pemborongan, pengangkutan, percetakan, jasa dan real estate. Perusahaan saat ini bergerak dalam bidang pengolahan hsil bumi. Perusahaan memulai kegiatan komersilnya pada tahun 1974. k. PT. Sekar Laut, Tbk PT Sekar Tbk didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 120 tanggal 12 Juli 1976 oleh Soejipto, SH di Surabaya. Perusahaan ini bergerak dalm bidang industri pembuatan kerupuk, saos tomat, sambal dan bumbu masak serta menjual produknya di dalam maupun luar negeri. Perusahaan beroperasi secara komersial pada tahun 1976. Pabriknya berlokasi di jalan Jenggolo II / 17 Sidoarjo, Jawa Timur. Kantor pusat perusahaan di Jalan Raya Darmo No. 23-25, Surabaya, Jawa Timur. l. PT. Siantar Top, Tbk PT Siantar top Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta No. 45 tanggal 12 Mei 1987 dari Ny. Endang Widjajanti, S.H., Notaris di Sidoarjo dan akta perubahannya No. 64 tanggal 24 Maret 1988 dari Notris yang sama. Akta pendirian dan perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C25873.HT.01.01.Th.88 tanggal 11 Juli 1988 serta diumumkn dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 104 tanggal 28 Desember 1993, Tambahan No. 6226. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 31 tanggal 6 Agustus 2001 dari Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H., notaris di Surabaya, mengenai perubahan nilai nominal saham dari Rp 500 per saham menjdi Rp 100 per saham. Akta 54 perubahn ini telah memperoleh pengesahan dari Menteri kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surt Keputusannya No. C 09574.HT.01.04.Th.2001 tanggal 1 Oktober 2001. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perushaan terutama bergerak dalam bidang industri makanan ringan, yaitu mie (snack noodle), kerupuk (crackers) dan kembang gula (candy). Perusahaan berdomisili di Sidoarjo, Jawa Timur dengan pabrik berlokasi di Sidoarjo (Jawa Timur), Medan (Sumatera Utara), dan Bekasi (Jawa Barat). Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jl. Tambak Sawah No. 21-23 Waru, Sidoarjo. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 1989. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri, khusunya Asia. m. PT. Ultrajaya Milk, Tbk PT Ultrajaya Milk Industry & trading Company Tbk, selanjutnya disebut ”Perseroan”, didirikan dengan Akta No. 8 tanggl 2 November 1971 jo Akta Perubahan No. 71 tanggal 29 Desember 1971 yang dibuat di hadapan Komar Andasasmita, S.H., notaris di Bandung. Aktaakta tersebut telah mendapat persetujuan menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusan No. Y.A.5/34/21 tanggal 20 Januari 1973, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 34 tanggal 27 April 1973, Tambahan No. 313. Perseroan memiliki kantor pusat dan pabrik yang berlokasi di Jl. Raya Cimareme 131 Padalarang Kabupaten Bandung 40552. Perseroan bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman, khususnya minuman aseptic yang dikemas dalam kemasan karton yang diolah dengan teknologi UHT (Ultra High temperature) seperti minuman susu, minuman sari buah, minuman tradisional dan minuman kesehatan. Perseroan juga memproduksi rupa-rupa mentega, teh celup, konsentrat buah-buahan tropis, susu bubuk dan susu kental manis. Perseroan melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan multi nasional seperti dengan Nestle, Morinaga dan lain-lain. Perseroan memasarkan hasil produksinya ke toko- 55 toko, P&D, supermarket, grosir, hotel, institusi, bakeri dan konsumen lain yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan melakukan ekspor ke beberapa negara. 4.2.2 a. Perusahaan Rokok PT. BAT Indonesia, Tbk PT. BAT Indonesia Tbk (“perseroan”) didirikan dalam kerangka Undang-Undang No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing yang dibuat di hadapan Notaris Kartini Muljadi, S.H., berdasarkan Akta Pendirian No. 199 tanggal 23 September 1979. Akta perdirian tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/421/20 tanggal 13 Oktober 1979 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 92 tanggal 16 November 1979. Anggaran Dasar perseroan telah beberapa kali diubah. Perubahan terakhir berdasarkan Akta Notaris Singgih Susilo, S.H., No. 9 dan tanggal 6 Agustus 2002 berkaitan dengan perluasan bidang usaha serta jumlah dan susunan dewan komisaris. Akta Notaris No.9 tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. C-15697 HT.01.04.TH.2002 tanggal 20 Agustus 2002. Akta Notaris No. 10 telah diserahkan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 3 September 2002 dan telah didaftarkan dalm Daftar Perusahaan di Departemen Perindustrian dan Perdagangan pada tnggl 23 September 2002. Perseroan bergerak di bidang industri, pemasaran dan penjualan cerutu, rokok dan produk-produk lain yang dibuat dengan atau dari tembakau, ekspor, impor dan distribusi. Perseroan memulai kegiatan pada tanggal 7 Agustus 1917 dengan nama N.V. Indo-Egyptian Cigarette Company. Pabrik dan kantor pusat Perseroan masing-masing berlokasi di Cirebon dan Jakarta. b. PT Bentoel Internasional Investama, Tbk PT. Bentoel Internasional Investama Tbk. (Perusahaan), didirikan berdasarkan akta No. 247 tanggal 11 April 1987 dari Mishardi Wilamarta, S.H., notaris di Jakarta. Akta 56 pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. 90 tanggal 10 November 1989 dengan Surat Keputusan No. C2-1219.HT.01.01.Th 89 tanggal 4 Februari 1989 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 10 November 1989 Tambahan No. 2990/1989. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan . Perubahan terakhir pada tahun 2001 berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan No. 102 tanggal 30 Mei 2001 dari Eliwaty Tjitra, S.H.,notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui peningkatan modal dasar perusahaan. Akta perubahan tersebut telh mendapat persetujuan dari Menteri Hukuk dan Perundang-undangn Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C01751.HT.01.04.TH.2001 tanggal 8 Juni 2001 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 91 tanggal 13 November 2001 tambahan No. 7129/2001. Perusahaan berdomisili di Jakarta, dan kantor pusat beralamat di menara Rajawali Lantai 23, Jl. Mega Kuningan Lot # 5.1 Jakarta 12590. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan perusahaan antara lain adalah menjalnkan usaha dalam bidang perdagangan umum, industri, pembangunan, kehutanan dan jasa. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1980, yang pada saat itu bergerak dalm industri rotan. Saat ini perusahaan bertindak sebagi induk perusahaan (holding company). Jumlah karyawan perusahaan sebnyak 15 karyawan per 31 Desember 2003 dan 16 karyawan per 31 Desember 2002. c. PT HM Sampoerna, Tbk Sejarah PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (PT. HM Sampoerna) dimulai pada tahun 1933 oleh Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina. Ia mulai membuat dan menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek dan rokok putih secara komersial. 57 Rokok kretek tumbuh popular dengan pesat. Pada awal 1930-an. Liem Seeng Tee mengganti nama keluarg dan perusahaannya menjadi Sampoerna. Setelah usahanya berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks gedung yang sudah terbengkalai di Surabaya. Bangunan tersebut kemudian dienovasi, dan dikenal sebagai Taman Sampoerna yang masih memproduksi SKT PT. HM Sampoerna. Pada masa perang Dunia II dan penjajahan Jepang, Liem Seeng Tee ditahan dan usahanya ditutup oleh penjajah. Setelah perang berakhir, ia dibebaskan dan memulai ushanya kembali. Namun pada tahun 1959, tiga tahun setelh Liem Seeng Tee wafat dan setelah perang kemerdekaan berakhir pada akhir 1950-an, perusahaan Liem Seeng Tee kembali terancam bangkrut. Pada tahun tersebut, Aga Sampoerna (putera kedua Liem Seeng Tee) ditunjuk untuk menjalankan perusahaan Sampoerna dan berhasil membangunnya kembali. Putera kedua Aga, yaitu Putera Sampoerna, mengambil alih kemudi PT. HM Sampoerna pada tahun 1978. Di bawah kendalinya, PT. HM Sampoerna berkembang menjadi perseroan publik dengan struktur perseroan modern dan memulai masa investasi dan ekspansi. Dalam proses, PT. HM Sampoerna memperkuat posisinya sebagai salah satu produsen rokok kretek terkemuka Indonesia. Pada bulan Mei 2005, PT Philip Moris Indonesia (anak perusahaan Philip Morris International Inc.), PT. HM Sampoerna telah berhasil memanfaatkan sinergi yang dihasilkan dari akuisisi secara efektif, dan pada saat bersamaan juga tetap menjaga budaya, tradisi dan warisan Indonesia. Hingga tahun 2006, PT. HM Sampoerna juga telah menjalin kerjasama dengan 34 mitra Produksi Sigaret (MPS) yng memproduksi sigaret kretek tangan, di berbagai wilayah di Pulau Jawa. Ke-34 MPS tersebut mempekerjakan lebih dari 55.000 karyawan. 58 d. PT Gudang Garam, Tbk Perseroan, yang semula bernama PT. Perusahaan Rokok Tjap “Gudang Garam” Kediri (PT. Gudang Garam), didirikan dengan akte Suroso,SH, wakil notaris sementara di Kediri, tanggal 30 Juni 1971 No. 10, diubah dengan akte notaries yang sama tanggal 13 Oktober 1971 No. 13 ; akte-akte ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. J. A.5/197/7 tanggal 17 November 1971, didaftarkan di Pengadilan Negeri Kediri dengan No. 13/1971 dan No. 32/1971 tanggal 26 November 1971, dan diumumkan dalam tambahan No. 586 pada Berita Negara No. 104 tanggal 28 Desember 1971. Anggaran Dasar Perseron telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dilakukan dengan akte Wachid hasyim SH, notaris di Surabaya, tanggal 19 Juni 1979 no. 58, yang antara lain merubah nama Perseroan menjadi PT Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam Tbk ( disingkat PT Gudang Garam Tbk.); akte ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. C2.1873HT.01.04.Th.98 tanggal 19 Maret 1998, didaftarkan dengan No. TDP 13111300014 pada kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Kediri, agenda No. 17/BH.13.11/VI/1998 pad tanggal 4 Juni 1998, dan diumumkan dalam Tambahan No. 426 pada Berita Negara No. 62 tanggal 4 Agustus 1998. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, perseroan di bidang industri rokok dan yang terkait dengan industri rokok. Perseroan merupakan kelanjutan dari perusahaan perorangan yang didirikan tahun 1958. Pada tahun 1969 berubah status menjadi Firma dan pada tahun 1971 menjai Perseroan Terbatas. Operasi komersial dimulai tahun 1958. Perseroan berdomisili di Indonesia dengan Kantor Pusat di Jl. Semampir II/I, Kediri, Jawa Timur, Kantor Perwakilan Jakarta di Jl. Jendral A. Yani 79, dan Kantor Perwakilan Surabaya di Jl. Pengenal 7-15, Surabaya, Jawa Timur. 4.2.3 a. Perusahaan Farmasi PT. Darya-Varia Laboratoria, Tbk 59 PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undangundang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 berdasarkan akta notaris No. 5 tanggal 5 Februari 1976 dari notaris Abdul Latief, S.H. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/288/11 tanggal 28 Mei 1976 dan diumumkan dalam Tambahan No. 712 pada Berita Negara No. 92 tanggal 18 November 1977. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali diubah, antara lain mengenai perubahan nama Perusahaan menjadi PT Darya-Varia Laboratoria Tbk dan perubahan anggaran dasar Perusahaan dalam rangka Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dilakukan dengan akta notaris No. 107 tanggal 18 Juni 1997 dari notaris Benny Kristianto, S.H. Perubahan anggaran dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-6441.HT.01.04.TH.97 tanggal 9 Juli 1997 dan diumumkan dalam Tambahan No. 4747 pada Berita Negara No. 81 tanggal 10 Oktober 1997. Perubahan sehubungan dengan peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp100.000.000.000 (Rupiah penuh) menjadi Rp280.000.000.000 (Rupiah penuh) dilakukan dengan akta notaris No. 68 tanggal 15 Juni 1998 dari notaris Benny Kristianto, S.H. Perubahan ini telah disetujui Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-6421.HT.01.04.TH.98 tanggal 15 Juni 1998 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 6400 pada Berita Negara No. 92 tanggal 16 November 1998. b. PT. Indofarma (Persero), Tbk PT. Indonesia Farma Tbk, disingkat dengan PT. Indofarma (Persero) Tbk dan selanjutnya disebut “Perusahaan” didirikan berdasarkan akta No. 1 tanggal 2 Januari 1996 dan diubah dengan akta No. 134 tanggal 26 Januari 1996 keduanya dari Notaris Sutjipto, SH. Akta pendirian ini telah disahkan dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C2-2122.HT.01.01.TH.96 tanggal 13 Pebruari 1996 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 43 tanggal 28 Mei 1996, Tambahan No. 4886. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 13 tanggal 20 Pebruari 60 2001 dari Notaris Imas Fatimah, SH mengenai peningkatan modal dasar. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Azazi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-1382. HT.01.04.Th 2001 tanggal 23 Pebruari 2001. Pada awalnya, Perusahaan merupakan sebuah pabrik obat yang didirikan pada tahun 1918 dengan nama Pabrik Obat Manggarai. Pada tahun 1950, Pabrik Obat Manggarai ini diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dan dikelola oleh Departemen Kesehatan. Pada tahun 1979, nama pabrik obat ini diubah menjadi Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan. Kemudian, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) No. 20 tahun 1981, Pemerintah menetapkan Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan menjadi Perusahaan Umum Indonesia Farma (Perum Indofarma). Selanjutnya pada tahun 1996, status badan hukum Perum Indofarma diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) berdasarkan PP No. 34 tahun 1995. Pada 2001, Perusahaan menjadi perusahaan terbuka. c. PT. Kimia Farma (Persero), Tbk PT Kimia Farma (Persero) Tbk selanjutnya disebut “Perusahaan” didirikan berdasarkan akta No. 18 tanggal 16 Agustus 1971 dan diubah dengan akta perubahan No. 18 tanggal 11 Oktober 1971 keduanya dari Notaris Soelaeman Ardjasasmita, di Jakarta. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/184/21 tanggal 14 Oktober 1971, yang didaftarkan pada buku registrasi No. 2888 dan No. 2889 tanggal 20 Oktober 1971 di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 9 Nopember 1971 dan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 508. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan tentang modal disetor terakhir dengan akta No..45 tanggal 24 Oktober 2001 dari Imas Fatimah, SH, notaris di Jakarta,. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak 61 Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-12746HT.01.04.TH.2001 tanggal 8 Nopember 2001. Pada tahun 2007, Anggaran Dasar mengalami perubahan dengan akta No. 29 tanggal 24 Juli 2007 dari Imas Fatimah, SH, notaris di Jakarta, mengenai perubahan Pasal 11, Pasal 12, Pasal 14, dan Pasal 15. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. W7-HT.01.04-11423 tanggal 1 Agustus 2007. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan memiliki unit produksi yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Semarang, Watudakon (Mojokerto) dan Tanjung Morawa - Medan. Perusahaan juga memiliki satu unit distribusi yang berlokasi di Jakarta. Pada tahun 2003, Perusahaan membentuk 2 (dua) Anak Perusahaan yaitu PT KFTD dan PT Kimia Farma Apotek yang sebelumnya masing-masing merupakan unit usaha Pedagang Besar Farmasi dan Apotek. d. PT. Merck, Tbk Didirikan pada tahun 1970, PT Merck Tbk menjadi perusahaan publik pada tahun 1981, dan merupakan salah satu perusahaan pertama yang terdaftar di Bursa Saham Indonesia. Sebagian besar saham dimiliki oleh Grup Merck yang berkantor pusat di Jerman dan merupakan perusahaan farmasi dan kimia tertua di dunia. Perusahaan berkedudukan di Indonesia dan berlokasi di Jl. T.B. Simatupang No. 8, Pasar Rebo, Jakarta Timur, didirikan dalam rangka penanaman modal asing berdasarkan Undang-Undang No. 1 tahun 1967 jo. Undang-Undang No. 11 tahun 1970, dengan akte notaris Eliza Pondaag SH tanggal 14 Oktober 1970 No. 29. Akte ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. J.A.5/173/6 tanggal 28 Desember 1970, dan diumumkan dalam Tambahan No. 202 pada Berita Negara No. 34 Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akte notaris Aulia Taufani SH, pengganti Sutjipto SH tanggal 4 Juni 2002 No.)1 mengenai perubahan nama Perseroan dari PT Merck Indonesia 62 Tbk menjadi PT Merck Tbk. Akte ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan No. C-11973 HT.01.04.TH.2002 tanggal 2 Juli. e. PT. Kalbe Farma, Tbk PT kalbe Farma didirikan di negara Republik Indonesia didirikan dalam rangka Undang-Undang No. 6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Asing yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta notaris Raden Imam Soesetyo Prawirokoesoemo No. 3 pada tanggal 10 September 1966. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. JA 5/72/23 tanggal 12 September 1967 dan diumumkan dalam Tambahan No 234 Berita negra Republik Indonesia No. 102 pada tanggal 22 Desember 1967. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris DR. Irawan Soerodjo, S.H.,Msi., no. 74 tanggal 29 November 2005 mengenai peningkatan modal. Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dimana kantor pusat berada di gedung KALBE, Jl. Let. Jend. Soeprapto kav.4, Cempaka Putih, Jakarta 10510 sedangkan fasilitas pabrikny berlokasi di kawasan industri Delta Silicon, Jl. M.H. Thamrim, blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. f. PT. Pyridam Farma, Tbk PT Pyridam Farma Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris Tan Thong Kie No. 31 tanggal 27 November 1976. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. YA 5/118/3 tanggal 17 Maret 1977, serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 102 Tambahan No. 801 tanggal 23 Desember 1977. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta Notaris Tse Min Suhardi, SH, notaris pengganti Rachmat Santoso, SH, No. 267 tanggal 23 Desember 2000 mengenai peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan, perubahan nilai nominal saham dan perubahan nama Perusahaan. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia 63 Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-00321 HT.01.04.TH 2001 tanggal 25 April 2001, dan telah diumumkan dalam lembaran Berita Negara No. 87 Tambahan No 6728 tanggal 30 Oktober 2001. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan meliputi industri obat-obatan, plastik, alat-alat kesehatan, dan industri kimia lainnya, serta melakukan perdagangan, termasuk impor, ekspor dan antar pulau, dan bertindak selaku agen, grosir, distributor dan penyalur dari segala macam barang. Kegiatan usaha Perusahaan saat ini meliputi produksi dan pengembangan obat-obatan (farmasi) serta perdagangan alatalat kesehatan. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan pabriknya berlokasi di Desa Cibodas, Puncak, Jawa Barat. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Jalan Kemandoran VIII No. 16, Jakarta. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1977. Pabrik Perusahaan yang berlokasi di Desa Cibodas, Puncak, Jawa Barat, mulai dibangun pada tahun 1995 dan mulai beroperasi pada bulan April 2001. g. PT. Schering Plough Indonesia, Tbk PT. Schering-Plough Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang- Undang No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 11 tahun 1970 berdasarkan akta No. 17 tanggal 7 Maret 1972 dari Djojo Muljadi, S.H. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. Y.A.5/72/5, tanggal 26 Oktober 1972 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 2 tanggal 5 Januari 1973, Tambahan No. 13. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 61 tanggal 21 Juni 2001 dari Singgih Susilo, S.H., diantaranya mengenai hak memesan efek terlebih dahulu, penawaran terbatas, obligasi konversi, waran dan lainlain. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C-05108.HT.01.04 Th.2001 tanggal 7 Agustrus 64 2001 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 402 tanggal 19 Oktober 2001, Tambahan No 84. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Mayapada Tower, Lt. 10 Jl. Jendral Sudirman Kav.28, Jakarta, dan pabrik berlokasi di Pandaan, Jawa Timur h. PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia, Tbk PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk (”Perusahaan”) didirikan dengan nama PT Squibb Indonesia Tbk berdasarkan Undang-Undang Penanaman Modal asing No. 1 tahun 1967 dan Akta Notris Abdul latief, S.H. No.24 tanggal 8 Juli 1970. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A. 5/27/12 tanggal 20 Februari 1971 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 23 tanggal 19 Maret 1971. Jumlah rata-rata karyawan perusahaan adalah 270 orang untuk tahun 2007 dan 280 orang untuk thun 2006.. Sesuai dengan pasal 2 dari anggaran dasar perusahaan, rung lingkup kegiatan Perusahaan adalah memproduksi dan menjual produk farmasi dan kesehatan. Perusahaan memuli kegiatan komersial pada tahun 1972. i. PT. Tempo Scan Pasific, Tbk PT Tempo Scan Pacific Tbk (Perusahaan) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 20 Mei 1970, dengan nama PT Scanchemie dalam rangka Penanaman Modal Dalm Negeri No. 6 Tahun 1968, yang diubah dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1968, yang diubah dengn Undang-Undang No. 12 Tahun 1970, berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 37. Akta pendirian ini disahkn oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No J.A.5/27/4 tanggal 13 Februari 1971, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 25, Tambahan No. 148 tanggal 26 Maret 1971. Ruang lingkup kegiatan perusahaan bergerak dalam bidang usaha farmasi dan memuli kegiatan komersialnya sejak tahun 1970. Kantor pusat Perusahaan di Gedung Bin 65 Mulia II, lantai 5, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 11, Jakarta 12950, sedangkan lokasi pabriknya terletak di Cikarang-Jawa Barat. 4.2.4 a. Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga PT. Unilever Indonesia, Tbk PT Unilever Indonesia Tbk (“Perseroan”) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dengan akta No. 23 Mr. A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia, disetujui oleh Gouverneur Generaal van Nederlandsch-Indie dengan surat No.14 tanggal 16 Desember 1933, didaftarkan di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. Nama Perseroan diubah menjadi “PT Unilever Indonesia” dengan akta No. 171 tanggal 22 Juli 1980 dari notaris Ny. Kartini Muljadi SH. Selanjutnya perubahan nama Perseroan menjadi “PT Unilever Indonesia Tbk”, dilakukan dengan akta No. 92 tanggal 30 Juni 1997 dari notaris Tn. Mudofir Hadi SH. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. C2-1.049HT.01.04 TH.98 tanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 39 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 2620. Pada tanggal 16 November 1981 Perseroan mendapat izin Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No.SI-009/PM/E/1981 untuk menawarkan 15% sahamnya di Bursa Efek di Indonesia. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 13 Juni 2000, para pemegang saham menyetujui untuk melakukan pemecahan saham (stock split) dengan merubah nilai nominal saham dari Rp 1.000 (nilai penuh) menjadi Rp 100 (nilai penuh) per lembar saham. Perubahan ini diaktakan dengan akta notaris Singgih Susilo SH No. 19 tanggal 4 Agustus 2000 dan disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dalam surat keputusan No. C-18481 HT.01.04-TH.2000. 66 Kegiatan usaha Perseroan meliputi bidang pembuatan, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi sabun, deterjen, margarin, dan makanan berinti susu, es krim, minuman dengan bahan pokok teh dan produk – produk kosmetik. b. PT. Mandom Indonesia, Tbk PT Mandom Indonesia Tbk didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 1 tahun 1967 jo. Undang-Undang No. 11 tahun 1970, berdasarkan akta No. 14 tanggal 5 November 1969 dari Abdul Latief, S.H., notaris di Jakarta. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan pabrik berlokasi di Jakarta dan Kawasan Industri MM2100, Cibitung, Jawa Barat. Kantor pusat Perusahaan terletak di Jl. Yos Sudarso By Pass, Jakarta. Ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama meliputi produksi dan perdagangan kosmetika, wangi-wangian, bahan pembersih dan kemasan plastik. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada bulan April 1971. Pabrik yang berlokasi di Cibitung mulai beroperasi secara komersial pada 4 Januari 2001. c. PT. Mustika Ratu, Tbk PT Mustika Ratu Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 14 Maret 1978 berdasarkan akta No. 35 Notaris G.H.S. Loemban Tobing, S.H. Akta pendirian ini disahkan oleh Departemen Kehakiman dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/188/15 tanggal 22 Desember 1978 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 8, Tambahan No. 45 tanggal 25 Januari 1980. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Aulia Taufani, S.H. No. 84 tanggal 20 Juni 2002, antara lain mengenai kenaikan jumlah modal dasar serta modal ditempatkan dan disetor penuh dan perubahan nilai nominal saham. Perubahan tersebut telah dilaporkan kepada Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal18 Juli 2002. Sesuai dengan pasal 2 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi pabrikasi, perdagangan dan distribusi jamu dan kosmetik tradisional serta minuman sehat, dan industri 67 dalam arti luas. Perusahaan berdomisili di Jalan Gatot Subroto, Jakarta dan pabrik berlokasi di Jalan Raya Bogor KM. 26,4 Ciracas, Jakarta Timur. Perusahaan memulai kegiatan komersial pada tahun 1978. 4.2.5 a. Profil Perusahaan Peralatan Rumah Tangga PT. Kedaung Indah Can, Tbk P.T. Kedaung Indah Can Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo Undang-Undang No. 12 tahun 1970, berdasarkan akta notaris No. 37 tanggal 11 Januari 1974 dari Julian Nimrod Siregar Gelar Mangaradja Namora, SH., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. Y.A.5/239/18 tanggal 24 Juli 1975 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 27 tanggal 2 April 1976, Tambahan No. 237. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 119 tanggal 30 Mei 1998 dari Wachid Hasyim, SH., notaris di Surabaya, mengenai penyesuaian anggaran dasar Perusahaan dengan ketentuan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep. 13/PM/1997. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C218824.HT.01- 04.TH’98 tanggal 9 Oktober 1998 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.15 tanggal 19 Pebruari 1999, Tambahan No. 60. Perusahaan berdomisili di Jalan Rungkut Raya No. 15 - 17, Surabaya dengan pabrik berlokasi di tempat yang sama. b. PT. Kedaung Setia Industrial, Tbk PT. Kedaung Indah Can Tbk. (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo Undang-Undang No. 12 tahun 1970, berdasarkan akta notaris No. 37 tanggal 11 Januari 1974 dari Julian Nimrod Siregar Gelar Mangaradja Namora, SH., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri 68 Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat keputusan No. Y.A.5/239/18, tanggal 24 Juli 1975 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 27 tanggal 2 April 1976, Tambahan No. 237. Perusahaan berdomisili di Jalan Rungkut Raya No.15-17, Surabaya dengan pabrik berlokasi di tempat yang sama. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang industri barang-barang enamel dan pembuatan kaleng untuk industri lain. Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata 1.261 karyawan tahun 2007 dan 1.288 karyawan tahun 2006. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang industri barang-barang enamel dan pembuatan kaleng untuk industri lain. Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata 1.261 karyawan tahun 2007 dan 1.288 karyawan tahun 2006. c. PT. Langgeng Makmur Industri, Tbk PT Langgeng Makmur Industri Tbk (”Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undang- Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo Undang-Undang No. 12 tahun 1970, berdasarkan akta notaris Kho Boen Tian, S.H., No. 40 tanggal 30 November 1972 yang kemudian diubah dengan akta dari notaris yang sama No. 3 tanggal 7 Januari 1976 mengenai perubahan nama perusahaan dari PT Langgeng Jaya Plastic Industry Ltd. Menjadi PT Langgeng Makmur Plastic Industry Ltd. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1976. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang industri perabotan rumah tngga yang terbuat dari plastik dan aluminium, alat masak anti lengket, karung plastik, pipa Polyvinyl Chloride (PVC) serta produk-produk lain yang terkait dengan bidang tersebut. Perusahaan berkedudukan di Jalan Letjen Sutoyo No. 256, Sidoarjo, Jawa Timur dan mempunyai tiga pabrik yang berlokasi di Waru, Sidoarjo, Jawa Timur; Trosobo, Jawa Timur dan Tangerang, Jawa Barat. 69 4.3 Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z 4.3.1 Industri Rokok a. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT BAT Indonesia, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT BAT Indonesia, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT BAT Indonesia, Tbk N ilai Z Z score 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 5.97 4.24 4.88 1.86 2003 2004 2005 2006 1.75 2007 Batas Atas = 2,6 Batas Atas = 1,1 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.1 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT BAT Indonesia, Tbk cenderung mengalami penurunan. Kenaikan hanya terjadi pada tahun 2005 dimana nilai Z menjadi 4,88 dibandingkan tahun sebelumnya 2004 dengan nilai Z 4,24. Nilai Z pada tahun 2003 adalah 5,97. Penurunan yang signifikan terjadi pada tahun 2006 yaitu nilai Z mencapai angka 1,86 dan berada pada Grey Area, sedangkan pada tahun 2007 nilai Z kembali mengalami turun menjadi 1,75 dan berada pada posisi Grey Area. Dengan demikian perusahaan pada periode penelitian 2003 sampai dengan 2007 masih berada pada posisi yang cukup aman tetapi apabila manajemen tidak memperhatikan kinerjanya maka sangat dimungkinkan perusahaan akan berada posisi yang tidak sehat. 70 b. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Bentoel International Inv, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Bentoel International Inv, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Bentoel International Inv, Tbk 6.00 5.23 Nilai Z 5.00 5.18 4.27 4.00 3.00 5.03 3.38 Z Score Batas Atas= 2,6 Batas Bawah = 1,1 2.00 1.00 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.2 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT. Bentoel International Inv, Tbk mengalami kenaikan. Tahun 2003 nilai Z nya adalah 3.38. Kemudian pada tahun 2004 naik menjadi 4.27, demikian pula untuk tahun 2005 mengalami peningkatan menjadi 5.23. Pada tahun 2006, sedikit mengalami penurunan menjadi 5.03 dan pada tahun 2007 kembali meningkat menjadi 5.18 dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan demikian perusahaan dalam periode lima (5) tahun berada dalam posisi keuangan yang sehat. c. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT HM Sampoerna, Tbk. Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT HM Sampoerna, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: 71 Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT HM Sampoerna, Tbk Nilai Z 14.00 12.00 12.51 11.41 10.00 8.00 10.81 10.00 Z s core 8.37 6.00 4.00 2.00 0.00 2003 2004 2005 2006 Batas Atas = 2,6 Batas Atas = 1,1 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.3 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT HM Sampoerna, Tbk cenderung fluktuatif tetapi jauh dari Grey Area. Pada tahun 2003 nilai Z menunjukkan angka 11.41, kemudian pada tahun 2004 turun menjadi 10.00. Di tahun 2005 sedikit meningkat menjadi 10.81 dan pada tahun 2006 kembali mengalami kenaikkan menjadi 12.51. Pada tahun 2007 mengalami penurunan yang cukup signifikan dengan nilai Z 8.37. Diharapkan manajemen dapat memperbaiki kinerja perusahaan agar tidak kembali mengalami penurunan di masa yang akan datang. d. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Gudang Garam, Tbk. Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Gudang Garam, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z PT Gudang Garam, Tbk 10.00 9.41 Nilai Z 8.00 7.60 Z Score 7.05 6.00 6.81 6.43 4.00 2.00 0.00 2003 2004 2005 2006 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.4 2007 Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 72 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Gudang Garam, Tbk terus mengalami penurunan, dimana pada tahun 2003 nilai Z score mencapai angka 9.41. Pada tahun 2004 turun menjadi 7.60, demikian pula pada tahun 2005 kembali turun menjadi 7.05. Untuk tahun 2006 nilai Z menunjukkan angka 6.81 dan tahun 2007 turun lagi menjadi 6.43. Tampaknya dalam 5 tahun belakangan ini perusahaan belum mampu memperbaiki kinerja keuangannya walaupun masih jauh dari Grey Area tetapi penurunan ini tetap harus diperhatikan. Industri Makanan dan Minuman a. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Ades Waters Indonesia, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Ades Waters Indonesia, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z pad PT Ades Waters Indonesia, Tbk 5.00 3.70 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 -5.00 Nilai Z 4.3.2 -10.00 -12.13 -15.00 Batas Atas = 2,6 -13.49 -16.63 -19.15 -20.00 Z s core Batas Bawah = 1,1 -25.00 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.5 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Ades Waters Indonesia, Tbk mengalami penurunan yang cukup signifikan, dimana tahun 2003 nilai Z adalah 3.70 yang masih berada dalam batas sehat 73 dan kemudian pada tahun 2004 menjadi -12.13 yang berarti masuk dalam batas yang tidak sehat. Pada tahun 2005 masih mengalami penurunan menjadi -13.49, dan tahun 2006 jg turun menjadi -19.15. Pada tahun 2007 naik menjadi -16.63, tetapi angka tersebut masih berada dalam batas tidak sehat. Diharapkan perusahaan dapat terus mempertahankan peningkatan kinerja keuangannya di tahun berikutnya. b. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 3.00 2.50 2.00 Z s core Nilai Z 1.50 1.00 0.50 0.33 0.00 -0.50 -1.00 2003 2004 -0.74 2005 2006 -0.71 2007 -0.58 Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 -1.18 -1.50 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.6 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk dari tahun 2003-2007 kondisi kesehatan perusahaan berada dalam batas yang tidak sehat. Dimana pada tahun 2003 nilai Z adalah -0.74, kemudian tahun 2004 ada sedikit kenaikan menjadi -0.71, akan tetapi tahun 2005 kembali menurun menjadi -1.18. Pada tahun 2006 nilai Z naik menjadi -0.58, begitu juga tahun 2007 naik menjadi 0.33. Bila perusahaan dapat 74 terus mempertahankan kinerjanya seperti didua tahun terakhir, maka pada tahun berikutnya perusahaan dapat keluar dari batas bawah dari nilai Z. c. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Aqua Golden Mississippi, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Aqua Golden Mississippi, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Aqua Golden Mississippi, Tbk 12.00 10.53 Nilai Z 10.00 8.00 7.47 7.93 10.74 8.70 Z score Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 6.00 4.00 2.00 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.7 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Aqua Golden Mississippi, Tbk berada dalam batas sehat dan cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2003 nilai Z adalah 7.47, kemudian tahun 2004 naik menjadi 7.93 dan tahun 2005 juga naik menjadi 8.70. Pada tahun 2006 mengalami kenaikan yang paling tinggi yaitu menjadi 10.53, dan sedikit kenaikan pada tahun 2007 menjadi 10.74. Dengan demikian posisi tingkat kesehatan keuangan perusahaan selama lima tahun berjalan berada dalam kondisi yang sehat. 75 d. Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Cahaya Kalbar, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Cahaya Kalbar, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Nilai Z Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Cahaya Kalbar, Tbk 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 5.01 2.63 0.89 1.42 Z-score 2.08 Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.8 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Cahaya Kalbar, Tbk mengalami penurunan dan kenaikan yang cukup signifikan. Dimana pada tahun 2003 nilai Z adalah 2.63, tahun 2004 turun menjadi 0.89 yang merupakan batas tidak sehat, tahun 2005 naik menjadi 1.42 dalam grey area, tahun 2006 kenaikannya cukup signifikan yaitu menjadi 5.01 dalam batas sehat, dan pada tahun 2007 turun kembali menjadi 2.08 yang termasuk dalam grey area. Perusahaan diharapkan untuk berhati-hati karena berada dalam grey area dan berusaha meningkatkan kembali kenerjanya. e. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Davomas Abadi, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Davomas Abadi, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: 76 Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Davomas Abadi, Tbk 5.00 Nilai Z 4.00 4.24 4.04 4.23 Z s core 3.32 3.00 Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 2.49 2.00 1.00 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.9 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Davomas Abadi, Tbk dari tahun 2003 ke tahun 2004 terjadi penurunan yang cukup signifikan, dimana dari nilai 4.04 menjadi 2.49 yang merupakan grey area dalam nilai Z. Tahun 2005 nilai Z naik menjadi 3.32 dan kembali pada batas sehat, begitu juga pada tahun 2006 masih naik menjadi 4.24. Pada tahun 2007 terjadi sedikit penurunan menjadi 4.23. Diharapkan perusahaan tetap memperhatikan kinerja keuangannya agar tidak terjadi penurunan yang signifikan lagi seperti pada tahun 2004. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Delta Djakarta, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Delta Djakarta, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Delta Djakarta, Tbk 12.00 9.91 10.00 Nilai Z f. 8.00 10.19 8.69 8.53 8.77 Z s core Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 6.00 4.00 2.00 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.10 77 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Delta Djakarta, Tbk berada dalam kondisi keuangan yang sehat. Pada tahun 2003 nilai Z adalah 8.69, tahun 2004 naik menjadi 9.91, dan tahun 2005 naik menjadi 10.19. Tetapi pada tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 8.53 dan tahun 2007 kembali naik menjadi 8.77. Dengan demikian tingkat kesehatan keuangan perusahaan selama lima tahun berada dalam batas yang sehat. g. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Indofood Sukses Makmur, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Nilai Z Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 3.05 2.75 2.81 3.13 Z s core 2.16 2003 2004 2005 2006 Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.11 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk mengalami penurunan pada tahun terakhir dari hasil analisis. Pada tahun 2003 nilai Z adalah 3.05 kemudian pada tahun 2004 turun menjadi 2.75. Tahun 2005 naik menjadi 2.81 dan tahun 2006 juga naik menjadi 3.13. Tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 2.16 yang berada dalam grey area. Diharapkan manajemen perusahaan dapat memperbaiki kinerja 78 keuangannya meskipun belum masuk dalam batas tidak sehat dan diusahakan juga agar kembali pada batas sehat. h. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Multi Bintang Indonesia, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Multi Bintang Indonesia, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Multi Bintang Indonesia, Tbk 8.00 7.00 7.18 6.10 Nilai Z 6.00 5.00 Z s core 4.70 4.00 3.21 3.00 2.26 2.00 Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 1.00 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.12 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Multi Bintang Indonesia, Tbk mengalami penurunan yang terus menerus selama lima tahun penelitian. Pada tahun 2003 nilai Z adalah 7.18, tahun 2004 menjadi 6.10, tahun 2005 menjadi 4.70, tahun 2006 menjadi 3.21, dan tahun 2007 menjadi 2.26 yang merupakan grey area. Dilihat dari kondisi keuangan yang terus menerus menurun, perusahaan diharapkan untuk segera memperbaiki kinerjanya agar terhindar dari batas keuangan yang tidak sehat. i. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Mayora Indah, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Mayora Indah, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: 79 Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Mayora Indah, Tbk 7.00 6.00 6.53 6.22 Nilai Z 6.02 Z s core 5.00 4.69 4.00 Batas Atas = 2,6 3.84 3.00 Batas Bawah = 1,1 2.00 1.00 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.13 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Mayora Indah, Tbk cukup fluktuatif dan berada dalam batas sehat. Dimana pada tahun 2003 nilai Z adalah 6.22 kemudian tahun 2004 turun menjadi 3.84. Tahun 2005 naik menjadi 4.69 dan tahun 2006 kembali naik menjadi 6.53. Tahun 2007 turun menjadi 6.02. Dengan demikian selama lima tahun tersebut perusahaan berada dalam batas keuangan yang sehat. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Prasidha Aneka Niaga Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Prasidha Aneka Niaga, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Prasidha Aneka Niaga, Tbk 5.00 0.00 Z s core 2003 Nilai Z j. 2004 2005 -4.80 -5.00 2006 2007 -4.60 -10.00 -15.00 -16.83 -15.09 -20.00 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.14 -5.14 Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 80 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Prasidha Aneka Niaga, Tbk berada dalam batas keuangan yang tidak sehat. Pada tahun 2003 nilai z adalah -16.83, tahun 2004 naik menjadi -15.09, tahun 2005 terjadi kenaikan yang cukup signifikan yaitu menjadi -4.00, tahun 2006 naik lagi menjadi -4.60, dan tahun 2007 menurun menjadi -5.14. Dapat dilihat tiga tahun terakhir kondisi keuangan lebih baik dari dua tahun pertama akan tetapi masih berada dalam batas yang tidak sehat. Diharapkan perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan sehingga di tahun mendatang dapat terhindar dari batas tidak sehat. k. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Sekar Laut, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Sekar Laut, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai pada PT Sekar Laut, Tbk 5.00 Nilai Z -5.00 1.83 0.36 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 -6.06 Z s core -10.00 Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 -15.00 -20.00 -25.00 -18.93 -24.13 -30.00 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.15 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Sekar Laut, Tbk mengalami peningkatan di tahun-tahun terakhir walaupun masih belum masuk kedalam batas sehat. Pada tahun 2003 nilai Z adalah -18.93, tahun 2004 turun menjadi -24.13, tahun 2005 naik menjadi 0.36, tahun 2006 turun lagi menjadi -6.06 dan tahun 2007 naik lagi menjadi 1.83 dalam grey area. 81 Perusahaan diharapkan agar dapat mempertahankan peningkatan kinerjanya agar di tahun mendatang tingkat kesehatan keuangan perusahaan dapat masuk kedalam batas sehat. l. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Siantar Top, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Siantar Top, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Siantar Top, Tbk 7.00 6.04 6.00 5.00 Nilai Z 5.00 4.00 6.06 Z s core 4.63 Batas Atas = 2,6 3.79 3.00 Batas Bawah = 1,1 2.00 1.00 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.16 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Siantar Top, Tbk berada dalam batas yang sehat. Pada tahun 2003 nilai Z adalah 3.79, tahun 2004 naik menjadi 5.00, tahun 2005 turun menjadi 4.63, tahun 2006 naik menjadi 6.04 dan tahun 2007 naik sedikit menjadi 6.06. Dengan demikian perusahaan berada dalam tingkat kesehatan keuangan yang cukup bagus dan rata-rata terjadi kenaikan dalam lima tahun tersebut. m. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Ultrajaya Milk Industry, Tbk 82 Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Ultrajaya Milk Industry, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Ultrajaya Milk Industry, Tbk 7.00 6.05 6.00 Nilai Z 5.00 Z s core 4.72 4.00 3.92 3.35 3.00 2.00 1.89 Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 1.00 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.17 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Ultrajaya Milk Industry, Tbk cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2003 nilai Z adalah 1.89 yang merupakan grey area, tahun 2004 naik menjadi 4.72 yang berada dalam batas sehat, tahun 2005 turun menjadi 3.35, tahun 2006 naik menjadi 3.92, dan pada tahun 2007 naik lagi menjadi 6.05. Pada tahun 2007 perusahaan mencapai nilai Z yang paling tinggi, diharapkan perusahaan dapat mempertahankan kinerjanya di tahun mendatang. 4.3.3 Industri Farmasi a. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Darya-Varia Laboratoria, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Darya-Varia Laboratoria, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: 83 Grafik Perkembangan Nilai Z PT Darya-Varia Laboratoria, Tbk 16.00 14.92 14.00 Z s core Nilai Z 12.00 11.19 10.00 8.00 7.71 7.64 Batas Atas = 2,6 7.58 6.00 Batas Bawah = 1,1 4.00 2.00 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.18 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Darya-Varia Laboratoria, Tbk pada dua tahun pertama cenderung konstan dan dua tahun berikutnya mengenai kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2003 nilai Z adalah 7.71, tahun 2004 turun sedikit menjadi 7.64, tahun 2005 turun sedikit lagi menjadi 7.54, tahun 2006 mengalami kenaikan yang cukup tinggi menjadi 11.19, dan begitu juga tahun 2007 naik menjadi 14.92. Dengan demikian kondisi keuangan perusahaan berada dalam kondisi yang sangat sehat. b. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Indofarma (Persero) Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Indofarma (Persero), Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Nilai Z Grafik Perkembagan Nilai Z pada PT Indofarma (Persero),TBK 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 3.19 2.74 Z s core 2.45 2.16 0.13 2003 2004 2005 2006 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.19 2007 Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 84 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Indofarma (Persero), Tbk mengalami kenaikan yang cukup signifikan di tahun pertama. Yaitu pada tahun 2003 nilai Z adalah 0.13 yang berada pada batas tidak sehat, tetapi di tahun 2004 nilainya naik cukup tinggi menjadi 3.19 yang langsung masuk pada posisi batas sehat. Tahun 2005 turun menjadi 2.74, tahun 2006 turun menjadi 2.45 dimana masuk dalam grey area dan tahun 2007 turun lagi menjadi 2.16. Dengan posisi terakhir di grey area perusahaan perlu meningkatkan kinerja perusahaannya lagi karena dikhawatirkan nilai Z akan turun lagi di tahun mendatang bila masih tidak terjadi perubahan. c. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Kimia Farma (Persero), Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Kimia Farma (Persero), Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Nilai Z Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Kimia Farma (Persero), Tbk 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 6.39 6.91 5.66 5.47 4.07 2003 2004 Z s core Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.20 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Kimia Farma (Persero), Tbk cukup bagus dan tidak mengalami penurunan yang 85 cukup signifikan. Pada tahun 2003 nilai Z adalah 4.07, tahun 2004 naik menjadi 6.39, tahun 2005 turun menjadi 5.66, tahun 2006 turun lagi menjadi 5.47 dan pada tahun 2007 naik menjadi 6.91. Dengan demikian perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang sehat, dan terus menjaga konsistensi kinerjanya. d. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Merck, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Merck, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Merck, Tbk 40.00 35.00 33.62 Nilai Z 30.00 29.29 25.00 20.00 15.00 Z s core 23.46 16.80 Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 19.13 10.00 5.00 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.21 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Merck, Tbk cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2003 nilai Z adalah 16.80, tahun 2004 naik menjadi 19.13, tahun 2005 naik menjadi 23.46, tahun 2006 naik menjadi 29.29, dan pada tahun 2007 naik lagi menjadi 33.62. Denga demikian dapat dilihat bahwa kondisi keuangan dalam lima tahun tersebut berada dalam kondisi yang sehat dan mengalami peningkatan ditiap tahunnya. e. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Kalbe Farma, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Kalbe Farma, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: 86 Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Kalbe Farma, Tbk 25.00 Nilai Z 20.00 18.73 19.30 15.00 Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 12.75 10.00 8.46 7.42 Z score 5.00 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.22 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Kalbe Farma, Tbk terus mengalami kenaikan di setiap tahunnya. Pada tahun 2003 nilai Z adalah 7.42, tahun 2004 naik menjadi 8.46, tahun 2005 naik menjadi 12.75, tahun 2006 naik menjadi 18.73, dan pada tahun 2007 naik lagi menjadi 19.30. Dapat dilihat bahwa kondisi keuangan perusahaan selama lima tahun cukup sehat. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Pyridam Farma, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Pyridam Farma, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Pyridam Farma, Tbk Nilai Z f. 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 6.74 Z score 5.02 2.89 2003 2004 2005 2.74 2006 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.23 2.94 2007 Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 87 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Pyridam Farma, Tbk cenderung menurun tetapi belum sampai pada grey area. Pada tahun 2003 nilai Z adalah 6.74, tahun 2004 turun menjadi 5.02, tahun 2.80 turun menjadi 2.80, tahun 2006 turun lagi menjadi 2.74, dan pada tahun 2007 mengalami sedikit kenaikan menjadi 2.94. Meskipun belum masuk dalam grey area dan di tahun terakhir mengalami sedikit kenaikan, perusahaan juga perlu berhati-hati untuk mempertahankan kinerja perusahaannya agar tetap berada dalam batas sehat. g. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Schering Plough Indonesia, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Schering Plough Indonesia, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Schering Plough Indonesia, Tbk 3.00 2.00 Z s core Nilai Z 1.00 0.00 2003-0.62 2004 -1.00 2005 -1.02 2006 2007-0.49 -1.31 -2.00 -2.00 Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 -3.00 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.24 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Schering Plough Indonesia, Tbk selama lima tahun berada dalam batas yang tidak sehat. Pada tahun 2003 nilai Z adalah -0.62, tahun 2004 turun menjadi 1.02, tahun 2005 turun menjadi -1.31, tahun 2006 turun lagi menjadi -2.00, dan 88 pada tahun 2007 mengalami kenaikan yang cukup signifikan menjadi -0.49. Perusahaan diharapkan untuk meningkatkan kinerja perusahaannya agar dapat keluar dari batas yang tidak sehat. h. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Bristol-Myers Squibb Indonesia, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Bristol-Myers Squibb Indonesia, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT BristolMyers Squibb Indonesia, Tbk 20.00 15.84 Nilai Z 15.00 Z Score 12.63 5.00 Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 9.93 10.00 5.90 6.29 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.25 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Bristol-Myers Squibb Indonesia, Tbk terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2003 nilai Z adalah 5.90, tahun 2004 naik menjadi 6.20, tahun 2005 naik menjadi 9.93, tahun 2006 naik menjadi 12.63, dan pada tahun 2007 kembali naik menjadi 15.84. Dengan demikian kondisi keuangan perusahaan dalam lima tahun tersebut berada dalam kondisi yang sehat dan mengalami kenaikan di tiap tahunnya. i. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Tempo Scan Pasific, Tbk 89 Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Tempo Scan Pasific, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Tempo Scan Pasific, Tbk 9.00 8.00 7.85 7.89 7.00 6.76 7.15 6.86 Z score Nilai Z 6.00 Batas Atas = 2, 6 5.00 4.00 Batas Bawah = 1,1 3.00 2.00 1.00 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.26 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Tempo Scan Pasific, Tbk cenderung stabil dan tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan. Pada tahun 2003 nilai Z adalah 7.05, tahun 2004 naik menjadi 7.89, tahun 2005 turun menjadi 6.76, tahun 2006 naik menjadi 7.15, dan pada tahun 2007 turun menjadi 6.86. Dengan demikian tingkat kesehatan keuangan perusahaan cukup stabil walaupun sedikit mengalami penurunan. 4.3.4 Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga a. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Unilever Indonesia, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Unilever Indonesia, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: 90 Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Unilever Indonesia, Tbk 35.00 30.00 29.30 26.76 Nilai Z 25.00 Z score 29.21 26.62 25.74 Batas Atas = 2,6 20.00 15.00 10.00 Batas Bawah = 1,1 5.00 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.27 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Unilever Indonesia, Tbk cenderung stabil. Pada tahun 2003 nilai Z adalah 29.30, tahun 2004 turun menjadi 26.76, tahun 2005 turun menjadi 26.62, tahun 2006 naik menjadi 29.21, dan pada tahun 2007 turun menjadi 25.74. Berdasarkan grafik diatas maka dapat diketahui bahwa tingkat kesehatan keuangan perusahaan berada dalam posisi yang cukup bagus dan jauh dari grey area. b. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Mandom Indonesia, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Mandom Indonesia, Tbk 40.00 37.90 35.00 Z s core Nilai Z 30.00 26.88 25.00 Batas Atas = 2,6 20.00 15.00 14.69 14.78 13.71 Batas Bawah = 1,1 10.00 5.00 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.28 91 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Mandom Indonesia, Tbk pada dua tahun pertama cukup stabil dan pada dua tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2003 nilai Z adalah 14.80, tahun 2004 turun sedikit menjadi 14.78, tahun 2005 turun lagi menjadi 13.71. Pada tahun 2006 terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu menjadi 26.88, dan begitu juga pada tahun 2007 naik menjadi 37.90. Dengan demikian dalam lima tahun tersebut perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang sehat, terutama pada dua tahun terakhir. c. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Mustika Ratu, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Mustika Ratu, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Mustika Ratu, Tbk 12.00 Nilai Z 10.00 11.36 10.19 9.56 9.70 9.20 8.00 Z s core 6.00 Batas Atas = 2,6 4.00 Batas Bawah = 1,1 2.00 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.29 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Mustika Ratu, Tbk cenderung fluktuatif dan berada dalam batas sehat. Pada tahun 2003 nilai Z adalah 10.19, tahun 2004 turun menjadi 9.56, tahun 2005 turun lagi menjadi 9.20, kemudian pada tahun 2006 naik menjadi 11.36, dan pada tahun 2007 turun kembali menjadi 9.70. Dengan demikian dapat dilihat 92 bahwa kondisi kesehatan keuangan perusahaan dalam lima tahun tersebut berada dalam batas yang sehat. Industri Peralatan Rumah Tangga a. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Kedaung Indah Can, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Kedaung Indah Can, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Kedaung Indah Can, Tbk 4.00 3.50 3.36 3.00 Nilai Z 4.3.5 2.50 2.00 1.50 Z s core 1.71 Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 1.00 0.62 0.50 0.57 0.00 -0.50 2003 2004 2005 2006 2007 -0.64 -1.00 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.30 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Kedaung Indah Can, Tbk mengalami penurunan pada tiga tahun pertama dan mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun terakhir. Pada tahun 2003 nilai Z adalah 1.71 yang berada dalam grey area, tahun 2004 turun menjadi 0.62 berada dalam batas tidak sehat, tahun 2005 turun menjadi 0.57, tahun 2006 turun lagi menjadi -0.64, dan pada tahun 2007 mengalami kenaikan yang signifikan menjadi 3.36 dimana masuk pada batas sehat. Perusahaan diharapkan untuk mempertahan kinerjanya agar tidak turun pada batas tidak sehat lagi. 93 b. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Setia Industrial, Tbk Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Setia Industrial, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan PT Kedaung Setia Industrial, Tbk 3.00 2.50 Z s core 2.00 1.55 Nilai Z 1.50 1.00 0.50 0.15 0.00 -0.50 2003 -1.00 -1.50 2004 2005 -0.82 -1.31 2006 2007 Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 -1.07 -2.00 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.31 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Setia Industrial, Tbk cenderung mengalami kenaikan walaupun kenaikan tertinggi pada tahun terakhir masih berada dalam grey area. Pada tahun 2003 nilai Z adalah -1.31, tahun 2004 naik menjadi -0.82, tahun 2005 turun menjadi 1.07, tahun 2006 naik menjadi 0.15, dan pada tahun 2007 naik lagi menjadi 1.55 dalam grey area. Dengan demikian kinerja dua tahun terakhir perusahaan mengalami kenaikan yang cukup signifikan sehingga dapat mengghindari batas tidak sehat dan berada dalam grey area. Diharapkan perusahaan dapat mempertahankan terus kinerjanya agar dapat masuk ke batas sehat yang. c. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai Z PT Langgeng Makmur Industri, Tbk 94 Perkembangan tingkat kesehatan keuangan PT Langgeng Makmur Industri, Tbk selama periode penelitian yaitu tahun 2003-2007 dapat terlihat pada grafik sebagai berikut: Grafik Perkembangan Nilai Z pada PT Langgeng Makmur Industri, Tbk 4.00 2.00 1.48 2.24 1.89 Z s core Nilai Z 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 -2.00 -4.00 Batas Atas = 2,6 Batas Bawah = 1,1 -5.19 -6.00 -6.66 -8.00 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.32 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa perkembangan tingkat kesehatan PT Langgeng Makmur Industri, Tbk cenderung mengalami kenaikan walaupun pada tahun terakhir terjadi sedikit penurunan. Pada tahun 2003 nilai Z adalah -6.66, tahun 2004 naik menjadi -5.19, tahun 2005 naik menjadi 1.48 yang termasuk dalam grey area, tahun 2006 naik menjadi 2.24, dan pada tahun 2007 turun kembali menjadi 1.89. Dengan demikian kondisi keuangan perusahaan pada tiga tahun terakhir penelitian berada dalam grey area, perusahaan diharapkan untuk berhati-hati dan kedepannya dapat meningkatkan kinerjanya. 95 Perkembangan Nilai Tambah Ekuitas Pasar Ditinjau dari Price to Book 4.4 Value (PBV) Perkembangan tingkat price to book value (PBV) mencerminkan perolehan nilai tambah ekuitas pasar , nilai tambah ekuitas dari emiten (perusahaan) selama periode penelitian 1999-2006 memberikan penjelasan bahwa apabila perusahaan mempunyai nilai tambah ekuitas pasar per satu rupiah > 1 maka terdapat nilai tambah yang positif (nilai pasar > nilai buku). Apabila perusahaan mempunyai nilai tambah ekuitas pasar per satu rupiah < 1, maka terdapat nilai tambah ekuitas yang negatif (nilai pasar < nilai buku). Apabila perusahaan mempunyai nilai tambah ekuitas pasr per satu rupiah = 1, maka tidak terdapat nilai tambah ekuitas pasar (nilai pasar = nilai buku). 4.4.1 Industri Makanan dan Minuman a. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Ades Waters Indonesia, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT Ades Waters Indonesia, Tbk 25.00 20.00 19.49 18.49 Nilai PBV Nilai 15.00 PBV = 1 10.00 MVA 5.00 (5.00) 1 1 0.86 -0.14 2003 2004 1.71 1 1 0.71 (0.77) -1.77 (2.83) 2005-3.83 2006 2007 1 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.33. 96 Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Ades Waters Indonesia, Tbk cenderung berfluktuatif. Tahun 2003 nilai PBV nya 0,86 dan mengalami kenaikan yang tajam pada tahun 2004 menjadi 19,49. Kondisi sebaliknya terjadi pada tahun 2005 dimana nilai PBV mengalami penurunan yang tajam yaitu menjadi -2,83. Tahun 2006 naik menjadi -0,77 tetapi masih mempunyai nilai tambah yang negatif. Baru pada tahun 2007 PBV naik menjadi 1,71 dan nilai tambahnya menjadi positif. b. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Nilai 5.00 4.00 3.91 3.00 2.91 2.47 2.00 1.47 1 1.00 2.31 2.36 1.31 1 1.36 1 1.65 1 0.65 1 Nilai PBV PBV = 1 MVA 0.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.34. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk cenderung berfluktuatif dan memiliki nilai tambah ekuitas pasar tiap tahunnya. Dapat dilihat dari nilai PBV tahun 2003 adalah 2,47. Tahun 2004 turun sedikit menjadi 2,34. Tahun 2005 naik menjadi 2.36 dan tahun 2006 turun menjadi 1,65. Pada tahun 2007 terjadi kenaikan yang cukup tajam menjadi 3.91. c. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Aqua Golden Mississippi Indonesia, Tbk 97 Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Nilai Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT Aqua Golden Mississippi Indonesia, Tbk 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 2.32 1.78 1.32 1 2003 1 0.78 2004 3.24 3.26 2.05 2.24 2.26 1.05 1 1 1 Nilai PBV PBV = 1 MVA 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.35. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Aqua Golden Mississippi Indonesia, Tbk cenderung berfluktuatif dan memiliki nilai tambah ekuitas pasar yang positif. Dapat dilihat pada tahun nilai PBV nya adalah 2,32. Pada tahun 2004 turun menjadi 1,78. Terjadi kenaikan pada tahun 2005 dan 2006 menjadi 2,05 dan 3,24. Tahun 2007 terjadi sedikit kenaikan lagi menjadi 3,26. d. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Cahaya Kalbar, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai pada PT Cahaya Kalbar, Tbk 1.50 Nilai 1.00 0.50 0.00 -0.50 1 1 1 1.00 1 0.90 1 0.91 Nilai PBV 0.29 0.44 0.00 -0.10 -0.09 2003 2004 2005 2006 2007 -0.56 -0.71 -1.00 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.36. PBV = 1 MVA 98 Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Cahaya Kalbar, Tbk cenderung mengalami kenaikan dan hanya sekali mengalami penurunan. Akan tetapi memiliki nilai tambah ekuitas pasar yang cenderung negatif. Pada tahun 2003 PBV nya adalah 0,29. Tahun 2004 dan 2005 naik menjadi 0,44 dan 1,00. Tahun 2006 turun menjadi 0,90. Dan tahun 2007 ada sedikit kenaikan menjadi 0,91. e. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Davomas Abadi, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai pada PT Davomas Abadi, Tbk Nilai 4.00 3.00 3.09 2.00 2.09 1.00 0.00 -1.00 1 0.74 1 0.80 1 1 2.87 1.87 1 Nilai PBV PBV =1 MVA 0.25 -0.20 -0.26 2003 2004 2005-0.75 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.37. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Davomas Abadi, Tbk cenderung berfluktuatif, yang pada akhir tahunnya memberikan nilai tambah ekuitas pasar yang positif dimana diawal tahun penelitian memiliki nilai yang negatif. Tahun 2003 dan 2004 nilai PBV nya 0,74 dan 0,80. Tahun 2005 turun menjadi 0,25. Tahun 2006 terjadi peningkatan yang cukup tajam menjadi 3,09 sehingga memberikan nilai tambah yang posotif. Tahun 2007 turun sedikit menjadi 2,87. f. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Delta Djakarta, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : 99 Grafik Perkembangan Nilai pada PT Delta Djakarta, Tbk 2.00 Nilai 1.50 1.42 1.00 1 0.50 0.43 1 0.66 1 1 0.83 Nili PBV PBV = 1 0.42 0.00 -0.50 1 0.70 MVA -0.17 2006 2007-0.30 2003 2004-0.342005 -0.57 -1.00 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.38. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Delta Djakarta, Tbk cenderung berfluktuatif dan hanya sekali saja memberikan nilai tambah yang positif. Dapat dilihat pada tahun 2003 nilai PBV nya adalah 0,43. Tahun 2004 dan 2005 naik menjadi 0,66 dan 1,42 sehinnga meberikan nilai tambah yang positif pada tahun 2005. Tahun 2006 dan 2007 mengalami penurun menjadi 0,83 dan 0,70. g. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Indofood Sukses Makmur, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Nilai Grafik Perkembangan Nilai pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 3.41 2.59 1.85 1.78 1 0.85 1 0.78 2003 2004 2.41 1.99 PBV = 1 1.59 1 0.99 2005 1 2006 1 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.39. Nilai PBV MVA 100 Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk cenderung mengalami kenaikan dan tentunya diikuti nilai tambah yang positif. Pada tahun 2003 nilai PBV adalah 1,85 dan tahun 2004 turun sedikit menjadi 1,78. Tahun 2005-2007 nilai PBV nya terus meningkat tiap tahunnya berturut-turut adalah 1,00, 2,59, dan 3,41. Dengan begitu meningkatkan nilai tambah ekuitas pasarnya jg. h. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Multi Bintang Indonesia, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Nilai Grafik Perkembangan Nilai pada PT Multi Bintang Indonesia, Tbk 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 2.51 1.51 1 2003 3.39 2.39 1 4.62 3.62 5.75 4.75 Nilai PBV PBV = 1 MVA 1 2004 5.84 4.84 2005 1 2006 1 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.40. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Multi Bintang Indonesia, Tbk cenderung mengalami kenaikan dan memiliki nilai tambah yang positif tiap tahunnya. Tahun 2003 PBV nya adalah 2,51. Tahun 2004 dan 2005 naik menjadi 3,39 dan 4,62. Tahun 2006 PBV nya 6,84 dan tahun 2007 turun sedikit menjadi 5,75. i. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Mayora Indah, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : 101 Grafik Perkembangan Nilai pada PT Mayora Indah, Tbk 1.50 1.28 N ilai 1.00 1 0.82 1.06 1 1 1 1 0.70 0.69 0.50 0.28 0.00 0.06 -0.18 2003 2004 2005 2006 -0.30 Nilai PBV PBV = 1 MV A 2007 -0.31 -0.50 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.41. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Mayora Indah, Tbk cenderung berfluktuatif. Tahun 2003 nilai PBV nya 0,82 yang memberikan nilai tambah yang negatif. Tahun 2004 naik menjadi 1,06 sehingga menjadikan nilai tambah yang positif. Tahun 2005 turun lagi menjadi 0,70 dan terjadi kenaikan yang cukup tinggi di tahun 2006 menjadi 1,28 sehingga menjadikan nilai tambahny positif. Akan tetapi, terjadi penurunan yang cukup tajam jg pada tahun 2007 menjadi 0,69 sehingga menyebabkan nilai tambah kembali negtif. j. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Prasidha Aneka Niaga, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai pada PT Prasidha Aneka Niaga, Tbk 50.00 40.70 39.70 40.00 N ilai 30.00 Nilai PBV PBV = 1 20.00 12.15 11.15 10.00 0.00 -10.00 1 1 -0.40 -1.40 2003 2004 1 0.97 1 -0.03 2005 2006 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.42. MV A 1.72 1 0.72 2007 102 Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Prasidha Aneka Niaga, Tbk cenderung berfluktuatif dan memiliki nilai tambah yang positif di empat (4) tahun terakhir penelitian. Nilai PBV tahun 2003 adalah -0,40 dan mengalami kenaikan yang cukup tajam pada tahun 2004 menjadi 40,70. Akan tetapi terjdi penurunan yang cukup tajam juga pada tahun 2005 menjadi 0,97. Tahun 2006 PBV naik menjadi 12,15. Pada tahun 2007 PBV turun kembali menjadi 1,72. k. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Sekar Laut, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT Sekar Laut, Tbk 16.00 14.00 13.38 12.38 12.00 N ilai 10.00 8.36 7.36 8.00 6.00 0.00 -2.00 PBV = 1 MV A 4.00 2.00 Nilai PBV 1 1 1 0.09 -0.08 -0.91 -1.08 2003 2004 2005 1 2006 1 0.64 -0.36 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.43. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Sekar Laut, Tbk mengalami kenaikan dan penurunan yang cukup tinggi di tengah-tengah tahun penelitian. Dapt kita lihat nilai PBV tahun 2003 adalah -0,08 dan tahun 2004 adalah 0,09. Tetapi tahun 2005 nilai PBV nya naik menjadi 13,38. Tahun 2006 dan 2007 nilai PBV nya turun cukup signifikan yaitu menjadi 8,36 dan 0,64. l. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Siantar Top, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : 103 Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT Siantar Top, Tbk 1.50 1 0.78 Nilai 1.00 1 0.74 1 1 0.80 0.60 0.50 1 0.53 Nilai PBV PBV = 1 0.00 -0.50 -0.20 2003-0.222004-0.262005-0.402006 2007 -0.47 MVA -1.00 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.44. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Siant Top, Tbk cenderung berfluktuatif dan memiliki nilai tambah yang negatif karena nilai PBV nya rata dibawah satu (1). Tahun 2003 nilai PBV adalah 0,78. Terjadi penurunn di tahun 2004 dan tahun 2005 yaitu menjadi 0,74 dan 0,60. Tahun 2006 PBV naik menjadi 0,80 da tahun 2007 turun kembali menjadi 0,53. m. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Ultrajaya Milk, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT Ultrajaya Milk, Tbk 3.00 2.54 Nilai 2.50 Nilai PBV 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 1.52 1.30 1 0.52 0.30 2003 1.10 1 1 1.54 1.54 PBV = 1 1 0.54 1 MVA 0.10 2004 2005 2006 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.45. 2007 104 Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Ultrajaya Milk, Tbk cenderung berfluktuatif dan memiliki nilai tambah yang positif. Tahun 2003 nilai PBV adalah 1,30 dan tahun 2004 nilai PBV nya naik menjadi 1,52. Nilai PBV turun di tahun 2005 menjadi 1,10. Terjadi kenaikan pada tahun 2006 dan 2007 yaitu PBV nya naik menjadi 1,54 dan 2,54. 4.4.2 Industri Rokok a. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT BAT Indonesia, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Nilai Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT BAT Indonesia, Tbk 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 -0.50 2.39 1.39 1 2003 2.14 1.71 1.14 1 2004 1 0.71 2005 1.49 1 0.49 2006 Nilai PBV 1 0.66 PBV= 1 MVA -0.34 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.46. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT BAT Indonesia, Tbk cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2003 nilai PBV adalah 2,39 kemudian mengalami penurunan pada tahun 2004 menjadi 2,14. Begitu jg pada tahun 2005 turun menjadi 1,71 dan tahun 2006 PBV nya 1,40. Kondisi terparah terjadi pada tahun 2007 dimana nilai PBV nya 0,66 sehingga nilai tambahnya menjadi negatif. b. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Bentoel Internasional Investama, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : 105 Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT Bentoel International Investama, Tbk 2.50 2.14 2.00 1.75 Nilai 1.50 1.14 1.00 0.50 0.00 -0.50 0.82 0.70 0.57 0.75 Nilai PBV PBV = 1 MVA -0.18 -0.30 -0.432004 2003 2005 2006 2007 -1.00 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.47. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Bentoel International, Tbk tiap tahunnya mengalami kenaikan dan tentu saja diikuti dengan kenaikan nilai tambahnya juga. Bisa kita lihat pada tahun 2003 nilai PBV nya adalah 0,57. Pada tahun 2004 dan 2005 naik menjadi 0,70 dan 0,82. Akan tetapi nilai tambah ekuitas pasarnya masih negatif. Perubahan terjadi pada tahun 2006 dimana PBV naik menjadi 1,75 sehingga memberikan nilai tambah yang positif. Begitu juga tahun 2007 PBV naik menjadi 2,14. c. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT HM Sampoerna, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT HM Sampoerna, Tbk 10.00 8.03 7.03 N ilai 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 3.87 2.87 9.29 8.29 Nilai PBV 5.38 4.38 5.19 4.19 PBV = 1 MVA 1 1 2003 2004 1 1 2005 2006 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.48. 1 2007 106 Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT HM Sampoerna, Tbk cenderung berfluktuatif dan memiliki nilai tambah yang positif setiap tahunnya. Tahun 2003 PBV nya adalah 3,87. Nilai PBV naik terus di tiga (3) tahun berturut-turut yaitu tahun 2004 PBV nya 5,19, tahun 2005 PBV nya 8,03, dan tahun 2006 PBV nya 9,29. Tapi pada tahun 2007 PBV mengalami penurunan yang cukup tajam dimana PBV nya turun menjadi 5,38. Walupun demikian masih memberikan nilai tambah yang positif. d. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Gudang Garam, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT Gudang Garam, Tbk 3.00 2.50 2.39 N ilai 2.00 2.14 1.71 1.50 1.39 1 1.00 1.14 1 0.50 1 0.71 Nilai PBV 1.49 1 0.49 1 0.66 PBV= 1 MVA 0.00 -0.50 2003 2004 2005 2006 -0.34 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.49. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Gudang Garam, Tbk cenderung mengalami penurunan ditiap tahunnya. Tahun 2003-2006 nilai PBV nya masih memberikan nilai tambah yang positif walaupun mengalami penurunan. Dimana nilai PBV 2003 adalah 2,39, tahun 2004 adalah 2,14, tahun 2005 adalah 1,71 dan tahun 2006 adalah 1,40. Kondisi terburuk terjadi pada tahun 2007 dimana nilai PBV turun menjadi 0,66 sehingga menyebabkan nilai tambah yang negatif. 4.4.3 Industri Farmasi a. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Darya-Varia Laboratoria, Tbk 107 Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT DaryaVaria Laboratoria, Tbk 2.50 2.05 Nilai 2.00 1.50 1.59 1.00 1 0.59 0.50 1.23 1 0.23 2003 2004 Nilai PBV PBV=1 1.08 1 1.05 1 0.08 2005 2006 1.09 1 MVA 0.09 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.50. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Darya-Varia Laboratoria, Tbk cenderung berfluktuatif dan memiliki nilai tambah yang positif. Tahun 2003 PBV nya 1,59. Mengalami penurunan di tahun 2004 dan tahun 2005 yaitu PBV menjadi 1,23 dan 1,08. Tahun 2006 PBV naik menjadi 2,05 dan tahun berikutnya tahun 2007 turun lagi menjadi 1,09. b. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Indofarma (Persero), Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT Indofarma (Persero), Tbk Nilai 2.50 2.00 1.50 2.02 2.06 1.00 0.50 1.02 1 1.06 1 (0.50) 1.34 1 0.34 2003 2004 2005 2006 (1.00) Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.51. 1.10 1 Nilai PBV 1 0.53 0.10 2007 (0.47) PBV=1 MVA 108 Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Indofarma, Tbk cenderung mengalami penurunan. Tahun 2003 nilai PBV adalah 2,02 dan tahun 2004 naik menjadi 2,06. Di tiga tahun selanjutnya nilai PBV nya terus mengalami penurunan dimana tahun 2005 turun menjadi 1,34, tahun 2006 turun menjadi 1,10 dan tahun 2007 turun menjadi 0,53 sehingga memberikan nilai tambah yang negatif. c. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Kimia Farma (Persero), Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT Kimia Farma (Persero), Tbk Nilai 2.00 1.50 1.55 1.00 1 0.50 0.55 1.40 1 (0.50) 1.05 1 (0.05) 2006 0.05 0.40 2003 1 0.95 2004 2005 2007 1 Nilai PBV 0.45 PBV=1 MVA (0.55) (1.00) Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.52. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Kimia Farma, Tbk cenderung mengalami penurunan. Tahun 2003 nilai PBV adalah 1,55 kemudian dua tahun berikutnya turun menjdi 1,40 dan 0,95. Tahun 2006 terjadi sedikit kenaikan menjadi 1,05 dan tahun 2007 turun kembali menjadi 0,45 sehingga memberikan nilai tambah yang negatif. d. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Merck, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : 109 Grafik Pe rke mbangan Nilai PBV pada PT M e rck, Tbk 3.50 3.00 2.84 2.50 Nilai 2.00 1.84 1.50 1.00 1 1 1 1 1 0.14 0.08 0.12 0.11 0.50 (0.50) 2003 (1.00) Nilai PBV PBV=1 MVA 2004 2005 2006 2007 (0.86) (0.88) (0.89) (0.92) (1.50) Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.53. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Merck, Tbk cenderung berfluktuatif di empt (4) tahun pertama penelitian dan mengalami kenaikan pada tahun terakhirnya. Tahun 2003 nilai PBV adalah 0,14, tahun 2004 turun menjadi 0,08, tahun 2005 naik menjadi 0,12 dan tahun 2006 turun menjadi 0,11. Kondisi yang berbeda terjadi pada tahun 2007 dimana PBV nya mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu menjadi 2,84 sehingga memberikan nilai tambah yang positif. e. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Kalbe Farma, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT Kalbe Farma, Tbk Nilai 6.00 5.00 4.90 4.00 3.90 3.00 3.66 2.66 4.21 4.04 3.21 3.78 3.04 2.78 1 1 1 2.00 Nilai PBV PBV=1 MVA 1.00 1 1 2003 2004 2005 2006 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.54. 2007 110 Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Kalbe Farma, Tbk cenderung berfluktuatif dan memiliki nilai tambah yang positif di tiap tahunnya. Tahun 2003 nilai PBV nya adalah 4,90 dan turun menjadi 3,66 di tahun 2004. Tahun 2005 PBV ny naik menjadi 4,21. Tahun 2006 dan 2007 mengalami penurunan menjadi 4,04 dan 3,78. f. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Pyridam Farma, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Pe rke mbangan Nilai PBV pada PT Pyridam Farma, Tbk 1.20 1.00 1 0.80 1 1 1 0.38 0.41 0.42 0.71 0.60 Nilai 1 0.52 0.40 0.20 PBV=1 (0.20) Nilai PBV MVA 2003 (0.40) 2004 (0.29) (0.60) 2005 2006 (0.48) (0.62) 2007 (0.59) (0.58) (0.80) Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.55. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Pyridam Farma, Tbk cenderung berfluktuatif dan memiliki nilai tambah yang negatif di tiap tahunnya. Tahun 2003 nilai PBV nya adalah 0,71 kemudian di tahun 2004 dan 2005 mengalami penurunan menjadi 0,52 dan 0,38. Tahun 2006 dan 2007 mengalami kenaikan menjadikan nilai PBV nya menjadi 0,41 dan 0,42. g. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Schering Plough Indonesia, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : 111 Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT Schering Plough Indonesia, Tbk 50.00 40.00 38.14 37.14 Nilai 30.00 21.76 20.76 20.00 Nilai PBV PBV=1 10.00 5.48 4.48 1 (10.00) 20.71 19.71 2003 1 2004 1 2005 1 2006 (20.00) 1 MVA 2007 (22.28) (23.28) (30.00) Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.56. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Schering Plough Indonesia, Tbk cenderung berfluktuatif. Tahun 2003 nilai PBV nya adalah 5,48. Tahun 2004 dan 2005 PBV nya naik menjadi 21,76 dan 38,14. Pada tahun 2006 terjadi penurunan yang cukup tajam yaitu nilai PBV nya menjadi 22,28 sehingga menjadikan nilai tambah negatif. Kondisi sebaliknya terjadi pada tahun 2007 dimana PBV nya naik cukup tajam yaitu menjadi 20,71 dan menjadikan nilai tambahnya kembali positif. h. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Bristol-Myers Squibb Indonesia, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Gra fik Pe rke mba nga n Nila i PBV pa da PT Bristol-Ma ye rs Squibb Indone sia , Tbk 1.50 1.36 1.00 1 1 1 N ila i 1 Nilai PBV 0.50 0.09 2003 2004 0.27 (0.91) 0.40 (0.01) 2006 2007 2005 (0.50) (1.00) 1 0.99 (0.73) (0.60) (1.50) Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.57. 0.36 PBV =1 MV A 112 Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Bristol-Meyers Squibb Indonesia, Tbk cenderung naik dimana nilai tambah yang positif hanya dimiliki pada tahun 2007. Tahun 2003 nilai PBV nya adalah 0,09 dan tahun 2004 naik menjadi 0,27. Begitu juga pada tahun 2005 dan 2006 PBV naik menjadi 0,40 dan 0,99. Kenaikan pada tun 2007 menjadikan nilai tambah yang positif dengan nilai PBV 1,36. i. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Tempo Scan Pasific, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT Tempo Scan Pasific, Tbk 1.50 Nilai 1.00 1 1 1 1 1 0.87 Nilai PBV 0.50 0.17 0.20 2003 2004 0.14 2005 PBV=1 0.21 2006 2007 (0.13) MVA (0.50) (0.83) (1.00) (0.80) (0.86) (0.79) Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.58. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Tempo Scan Pasific, Tbk cenderung berfluktuatif dan memiliki nilai yang negatif di tiap tahunnya. Tahun 2003 nilai PBV nya adalah 0,17. Tahun 2004 naik menjadi 0,20 dan turun di tahun 2005 menjadi 0,14. Naik lagi pada tahun 2006 menjadi 0,21. Tahun 2007 mengalami kenaikan yang paling tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya yaitu menjadi 0,87 tetapi masih miliki nilai tambah yang negatif. 4.4.4 Industri Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga a. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Unilever Indonesia, Tbk 113 Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT Unilever Indonesia, Tbk 25.00 21.26 20.26 Nilai 20.00 15.00 13.20 12.20 10.00 19.13 18.13 15.01 14.01 Nilai PBV PBV=1 10.96 9.96 MVA 5.00 1 1 2003 2004 0.00 1 1 1 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.59. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Unilever Indonesia, Tbk cenderung berfluktuatif dan memiliki nilai tambah yang positif. Tahun 2003 nilai PBV nya adalah 13,20. Tahun 2004 nilai PBV nya turun menjadi 10,96. Pada tahun 2005 dan 2006 naik menjadi 15,01 dan 21,26. Tahun 2007 kembali turun menjadi 19,13. b. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Mandom Indonesia, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT Mandom Indonesia, Tbk 2.50 2.07 Nilai 2.00 1.53 1.50 1.00 1.04 1 1 0.53 0.50 0.00 1.41 1.35 1 1.07 1 1 0.41 0.35 0.04 2003 2004 2005 2006 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.60. 2007 Nilai PBV PBV=1 MVA 114 Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Mandom Indonesia, Tbk cenderung berfluktuatif dan memiliki nilai tambah ekuitas pasar yang positif. Tahun 2003 mempunyai nilai tambah pasar sebesar 0,04 dan tahun 2004 naik menjadi 0,53. Tahun 2005 nilai tambahnya turun menjadi 0,35 dan naik kembali pada tahun 2006 menjadi 1,07. Tahun 2007 nilai pasarnya kembali turun menjadi 0,41 denga kondisi nilai PBV yang sebesar 1,41. c. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Mustika Ratu, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT Mustika Ratu, Tbk 1.50 Nilai 1.00 1 0.80 1 0.71 0.50 1 1 0.45 0.52 1 Nilai PBV 0.22 0.00 -0.50 -0.20 -0.29 2005 2003 2004 2006 2007 -0.48 -0.55 -0.78 PBV=1 MVA -1.00 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.61. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Mustika Ratu, Tbk cenderung mengalami penurunan dan memiliki nilai tambah yang negatif. Tahun 2003 nilai PBV nya adalah 0,80. Tahun 2004 dan 2005 nilai PBV nya turun menjadi 0,71 dan 0,45. Tahun 2006 naik menjadi 0,52 dan tun 2007 nilai PBV nya turun lagi menjadi 0,22. 4.4.5 Industri Peralatan Rumah Tangga a. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Kedaung Indah Can, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : 115 Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT Kedaung Indah Can, Tbk 1.50 1.00 1 1 1 1 Nilai PBV 0.50 Nilai 1 0.35 0.29 0.25 0.25 0.22 (0.50) PBV=1 MVA 2003 2004 (0.75) 2005 (0.71) 2006 (0.65) 2007 (0.75) (0.78) (1.00) Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.62. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Kadaung Indah Can, Tbk cenderung berfluktuatif dan memiliki nilai tambah yang negatif. Tahun 2003 nilai PBV nya adalah 0,25. Dua tahun berikutnya nilai PBV naik menjadi 0,29 dan 0,35. Kondisi sebaliknya terjadi pada dua tahun berikutnya lagi yaitu tahun 2006 dan 2007 dimana nilai PBV nya turun menjadi 0,25 dan 0,22. b. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Kedaung Setia Industrial, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT Kedaung Setia Industrial, Tbk 1.50 Nilai 1.00 0.50 1 0.50 1 1 0.48 (1.00) 1 Nilai PBV 0.30 (0.50) 1 0.27 0.14 PBV=1 MVA 2003 2004 2005 2006 2007 (0.50) (0.52) (0.70) (0.73) (0.86) Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.63. 116 Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Kadaung Setia Industrial, Tbk cenderung mengalami penurunan dan memiliki nilai tambah yang negaatif di tiap tahunnya. Tahun 2003 nilai PBV nya adalah 0,50 dan terus mengalami penurunan di tiap tun berikutnya. Dimana tahun 2004 PBV nya 0,48, tahun 2005 PBV nya 0,30, tahun 2006 PBV nya 0,27 dan tahun 2007 PBV nya adalah 0,14. c. Grafik Hasil Analisis Perkembangan Nilai PBV PT Langgeng Makmur Industri, Tbk Hasil analisis perkembangan nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV dapat terlihat pada grafik sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai PBV pada PT Langgeng Makmur Industri, Tbk 12.00 10.47 9.47 10.00 Nilai 8.00 Nilai PBV 6.00 PBV=1 4.00 2.00 (2.00) MVA 1.75 10.75 2003 1 2004 1 10.45 1 0.42 0.18 (0.55) (0.58) (0.82) 2005 2006 2007 Tahun Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 4.64. Dari grafik diatas dapat terlihat jelas bahwa nilai PBV pada PT Langgeng Makmur Industri, Tbk cenderung berfluktuatif dimana terjadi kenaikan dan penurunan yang cukup tajam pada tahun 2004 dan 2005. Nilai PBV tahun 2003 adalah 1,75 dan kenaikan yang cukup tajam pada tahun 2004 yaitu menjadi 10,47. Penurunan yng cukup tajam juga terjadi pada tahun 2005 dimana nilai PBV nya turun menjadi 0,42 sehingga menyebabkan nilai tambah yang negatif. Tahun 2006 dan 2007 nilai PBV nya menjadi 0,45 dan 0,18 dan masih tetap berada dalam nilai tambah yang negatif. 117 Uji Normalitas Data dan Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: PBV 1.0 0.8 Expected Cum Prob 4.5 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Sumber : Lampiran 6 Gambar 4.65 Dari gambar p-plot di atas dapat diketahui bahwa data terlihat menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Artinya data pada penelitian ini berdistribusi normal. 2. Uji Multikoliearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Dasar pengmbilan keputusannya adalah:” nilai VIF ( Variance Inflaction Factor ) lebih besar dari 10 ( VIF > 10) Coefficients(a) 118 Tabel 4.1. Nilai Tolerance dan VIF Collinearity Model Statistics Tolerance 1 VIF (Constant) NWC/TA X1 0,258 3,869 RE/TA X2 0,469 2,134 EBIT/TA X3 0,253 3,954 MVE/TL X4 0,806 1,241 Sumber : Lampiran 5 Dari tabel di atas dilihat dari nilai VIF setiap variabel < 10, artinya setiap variabel pada penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinearitas. Jika ditinjau dari nilai tolerance, besarnya nilai TOL setiap variabel mendekati 1, artinya juga tidak terdapat gejala multikolinearitas. 3. Uji Heterosekedastisitas Scatterplot Dependent Variable: PBV Regression Standardized Residual 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -2 0 2 4 Regression Standardized Predicted Value Sumber : Lampiran 6 Gambar 4.66 6 119 Dari gambar scatterplot di atas terlihat jelas bahwa juga tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya juga menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti juga tidak terjadi heterosekedastisitas pada model regresi berganda. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Dasar pengambilan keputusan: a. Angka D – W di bawah – 2 ada autokorelasi positif. b. Angka D – W di antara – 2 sampai + 2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D – W di atas + 2 berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.2 Nilai Durbin Watson DurbinModel Watson 1 0,955 Sumber : Lampiran 5 Dari tabel di atas dapat diketahui nilai D – W pada model regresi berganda nilai D – W sebesar 0,955. Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi berganda pada penelitian ini tidak terjadi masalah autokorelasi karena nilai D – W di antara – 2 sampai + 2. 4.6 Pengaruh Z-Score terhadap Price to Book Value (PBV) Untuk mengetahui pengaruh tingkat kesehatan keuangan perusahaan yang dicerminkan oleh nilai Z Altman terhadap nilai tambah ekuitas pasar yang dicerminkan oleh 120 PBV, digunakan analisis regresi linier sederhana yang diolah dengan menggunakan SPSS 12.0. Tabel 4.3 Hasil Analisis Regresi Sederhana Y a bx PBV 0,911 0.56 Z-score Sig 0,000 0,000 t hit 8,796 5,389 F hit 29,046 R Square 0,177 Sumber : Lampiran 5 Dari tabel di atas, dapat dibentuk persamaan regresi sederhana sebagai berikut: PBV = 0,911 + 0,56 Z SCORE 1. a = 0,911, artinya apabila tidak ada pengaruh variabel Z Score ( Z = 0 ), maka besarnya PBV adalah 0,911 satuan. 2. b = 0,56 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 satuan Z score, maka PBV sebesar 0,56 satuan. Jadi, terdapat pengaruh yang positif antara Z- Score terhdap PBV. 3. Uji Hipotesis Dari persamaan di atas, dapat diketahui bahwa nilai t hit sebesar 8,796 dan pada kolom sig. terlihat nilai 0,000 < α (0,05), artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat kesehatan keuangan perusahaan terhadap nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV. 4. R square = 0,177, artinya 17,7% PBV dipengaruhi oleh Z score, sedangkan sisanya 82,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar Z score. 121 Pengaruh Variabel-Variabel Z-Score terhadap Price to Book Value (PBV) 4.7 Untuk mengetahui pengaruh kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh variabelvariabel Z Score terhadap nilai tambah ekuitas pasar yang dicerminkan oleh PBV digunakan analisis regresi linier berganda yang diolah dengan menggunakan SPSS 12.0. Tabel 4.4 Hasil Analisis Regresi Berganda Y a b1X1 PBV 1,378 Sig 0,000 0,000 0,211 0,000 0,020 t hit 9,966 -4,021 1,258 4,435 2,358 F hit 10,578 Sig (0,000) R 0,239 -1,639 b2X2 NWC TA 0,209 b3X3 RE TA 2,934 b4X4 EBIT TA 0,059 MVE TL Square Sumber : Lampiran 6 Dari tabel di atas dapat dibentuk model persamaan regresi berganda sebagai berikut: PBV = 1,378 – 1,639NWC/TA + 0,209RE/TA +2,934EBIT/TA + 0,059MVE/TL 1. Nilai konstanta (a) sebesar 1,378, artinya apabila variabel X1, X2, X3, dan X4 tidak ada pengaruh atau besarnya nol (0), maka nilai PBV sebesar 1,378 satuan. 2. Pengaruh NWC/TA (X1) terhadap PBV a. Koefisien regresi NWC/TA besarnya -1,639, artinya apabila NWC/TA naik 1 satuan, maka akan menyebabkan penurunan PBV sebesar -1,639. Jadi, terdapat pengaruh yang negatif antara NWC/TA terhadap PBV.Hal ini disebabkan ketidakefektifan manajemen dalam menggunakan dana perusahaan atau adanya dana yang menganggur (idle fund) yang bisa menaikkan laba perusahaan. Jika laba meningkat, maka demand terhadap saham perusahaan juga meningkat dan 122 tentunya harga saham akan naik. Jika harga saham naik, tentunya PBV naik, dengan asumsi book value tetap. b. Uji t ( Uji Hipotesis Parsial ) Dari persamaan di atas, dapat diketahui bahwa nilai sig variabel NWC/TA (X1) besarnya 0,000> α (0,05), artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara NWC/TA terhadap PBV. Jadi hipotesis alternatif (Ha) pada penelitian ini diterima. 3. Pengaruh RE/TA (X2) terhadap PBV a. Koefisien regresi RE/TA besarnya 0,209, artinya apabila RE/TA naik 1 satuan maka akan menyebabkan kenaikan PBV sebesar 0,209. Jadi terdapat hubungan yang positif antara PBV terhadap RE/TA. Hal ini menunjukkan laba ditahan semakin meningkat. Jika perusahaan terus menaikkan laba ditahan maka akan lebih banyak tambahan modal dan prospek pasar terhadap perusahaan akan tinggi sehingga permintaan terhadap saham ↑, seiring dengan itu harga saham pun akan ↑ dan tentunya PBV ↑ dengan asumsi nilai buku tetap. Uji t ( Uji Hipotesis Parsial ) Dari persamaan di atas, dapat diketahui bahwa nilai sig variabel RE/TA (X2) besarnya 0,211 > α (0,05), artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara RE/TA terhadap PBV. Jadi hipotesis alternatif (Ha) pada penelitian ini ditolak. 4. Pengaruh EBIT/TA (X3) terhadap PBV a. Koefisien regresi EBIT/TA besarnya 2,934, artinya apabila variabel EBIT/TA naik 1 satuan, maka akan menyebabkan penurunan PBV sebesar 2,934. Jadi, terdapat hubungan yang positif antara EBIT/TA terhadap PBV. Hal ini disebabkan karena kemungkinan rasio ini sangat mempengaruhi investor dalam 123 memutuskan investasinya, karena laba operasi yang tinggi biasanya menggambarkan kinerja perusahaan yang baik. (lihat lampiran 9) b. Uji t ( Uji Hipotesis Parsial ) Dari persamaan di atas, dapat diketahui bahwa nilai sig variabel EBIT/TA besarnya 0,000 > α (0,05), artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara EBIT/TA terhadap PBV. Jadi hipotesis alternatif (Ha) pada penelitian ini diterima. 5. Pengaruh MVE/TL (X4) terhadap PBV a. Koefisien regresi variabel MVE/TL besarnya 0,059, artinya apabila variabel MVE/TL naik 1 satuan, maka akan menyebabkan kenaikan PBV sebesar 0,059. Jadi, terdapat hubungan yang positif antara Z-Score terhadap PBV. Hal ini disebabkan karena kemampuan perusahaan dalam membayar atau melunasi kewajibannya dengan modal perusahaan. b. Uji t ( Uji Hipotesis Parsial) Dari persamaan di atas, dapat diketahui bahwa besarnya nilai sig variabel MVE/TL yaitu 0,020, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara MVE/TL terhadap PBV. Jadi, hipotesis alternatif (Ha) pada penelitian ini diterima. 6. Uji F ( Uji Hipotesis Simultan) Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa besarnya nilai sig yaitu 0,000< α (0,05), artinya secara bersama-sama variabel NWC/TA (X1), RE/TA (X2), EBIT/TA (X3), dan MVE/TL (X4) berpengaruh signifikan terhadap PBV. Jadi, hipotesis alternatif pada penelitian ini diterima. 7. Uji Determinasi Dari tabel di atas, dapat diketahui nilai Adjusted R Square untuk uji determinasi yaitu sebesar 0,239, artinya bahwa 23,9% PBV dipengaruhi oleh variabel NWC/TA, RE/TA, EBIT/TA, dan MVE/TL, sedangkan sisanya 76,1% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain di luar variabel penelitian.