BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

advertisement
38
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deksriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data dari
masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel independen
maupun variabel dependen yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, nilai ratarata (mean), dan standar deviasi.
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum Maximum
Sebelum Stock Split
36
.000001
Sesudah Stock Split
36
.000005
Valid N (listwise)
36
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21
Mean
.094418 .01135106
.089279 .00564290
Std.
Deviation
.021576733
.015145777
Pada Tabel 4.1 diatas menunjukkan jumlah data (N) yang dianalisis sebanyak
36. Dapat diketahui bahwa nilai volume perdagangan saham minimum sebelum stock
split adalah 0,000001. Sedangkan nilai volume perdagangan saham maximum
sebelum stock split adalah 0,094418. Rata-rata variabel nilai volume perdagangan
saham sebelum stock split adalah 0,01135106 dengan standar deviasi 0,021576733.
39
Nilai minimum volume perdagangan saham sesudah stock split adalah
0,000005. Sedangkan nilai volume perdagangan saham maximumnya sebesar
0,089279. Rata-rata variabel volume perdagangan saham sesudah stock split adalah
0,00564290 dengan standar deviasi sebesar 0,015145777.
Pada hasil statistik deskriptif terlihat bahwa nilai minimum volume
perdagangan sesudah stock split lebih besar dibandingkan dengan nilai minimum
volume perdagangan saham sebelum stock split. Sedangkan pada nilai maksimum,
volume perdagangan saham sebelum stock split lebih besar dibandingkan dengan
nilai maksimum volume perdagangan saham sesudah stock split. Hasil yang sama
juga terlihat pada rata-rata volume perdagangan saham, dimana rata-rata volume
perdagangan saham sebelum stock split lebih besar dibandingkan dengan rata-rata
volume perdagangan saham sesudah stock split.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data mempunyai distribusi
normal atau tidak. Uji ini dilakukan melalui Kolmogorov Smirnov, dengan kriteria
sebagai berikut :
 Signifikansi > 0,05, maka data berdistribusi normal
 Signifikansi < 0,05, maka data tidak berdistribusi dengan normal
40
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Pada Perusahaan Besar
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SEBELUM
STOCK
SPLIT
N
Normal Parametersa,,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21
4
.00152741
.001817557
.267
.267
-.201
.533
.939
SESUDAH
STOCK
SPLIT
4
.00074662
.000977105
.322
.322
-.225
.644
.801
Tabel 4.2 diatas memperlihatkan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,939
dan 0,801 yang berarti lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data pada perusahaan besar berdistribusi normal. Maka untuk menguji
hipotesis serta mengetahui ada atau tidaknya perbedaan volume perdagangan saham
sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan besar dapat digunakan uji Paired
Sample T-test. Karena salah syarat untuk menggunakan Paired Sample T-test data
harus diwajibkan berdistribusi dengan normal, apabila data tidak berdistribusi dengan
normal maka tidak dapat menggunakan uji tersebut untuk menguji hipotesis.
41
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Pada Perusahaan kecil
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SEBELUM
STOCK
SPLIT
N
Normal Parametersa,,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21
32
.01307310
.022501966
.281
.267
-.281
1.588
.013
SESUDAH
STOCK
SPLIT
32
.00640158
.015944196
.344
.338
-.344
1.947
.001
Dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,013 dan 0,001 yang
berarti lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada
perusahaan kecil data tidak berdistribusi normal. Paired Sample T-test tidak dapat
digunakan untuk menguji hipotesis pada perusahaan kecil, oleh karena itu uji yang
dapat digunakan adalah Wilcoxon Signed Rank test. Karena Wilcoxon Signed Rank
test tidak mewajibkan data berdistribusi normal, maka uji ini dapat digunakan untuk
menguji hipotesis.
3. Uji Hipotesis
a. Paired sample t-test
Paired Sample T-test digunakan untuk mengetahui apakah stock split
berpengaruh terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan besar.
42
Tabel 4.4
Statistik Sampel Berpasangan
Paired Samples Statistics
Mean
N
Pair SEBELUM STOCK SPLIT
.00152741 4
1 SESUDAH STOCK SPLIT
.00074662 4
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
.001817557 .000908778
.000977105 .000488553
Untuk data sebelum stock split, jumlah data 4, rata-rata volume
perdagangan saham 0,00152741, standar deviasi 0,001817557 , dan standar
error mean 0,000908778. Sementara itu, untuk data setelah stock split, jumlah
data 4, rata-rata volume perdagangan saham 0,00074662, standar deviasi
.000977105, dan standar error mean 0,000488553.
Berdasarkan statistik diatas dapat diketahui bahwa terdapat penurunan
volume perdagangan saham sesudah dilaksanakannya stock split, dimana ratarata volume perdagangan saham sesudah stock split lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata volume perdagangan sebelum stock split. Hal
ini mengartikan bahwa terjadi penurunan likuiditas saham, dimana volume
perdagangan saham sesudah stock split lebih kecil dibandingkan dengan
volume perdagangan saham sebelum stock split. Pada periode sesudah stock
split memang terjadi adanya perdagangan saham, namun volume perdagangan
saham sesudah stock split tidak melebihi volume perdagangan saham sebelum
stock split, bahkan cenderung mengalami penurunan.
43
Tabel 4.5
Korelasi Sampel Berpasangan
Paired Samples Correlations
N
Pair 1
SEBELUM STOCK SPLIT &
SESUDAH STOCK SPLIT
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21
Correlation
4
Sig.
.955
.045
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa hubungan volume perdagangan
saham antara sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan besar sebesar
0,945 dengan signifikansi 0,045. Hal ini mengartikan bahwa terhadi hubungan
yang sangat kuat antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah
stock split.
Tabel 4.6
Hasil Uji t Sampel Berpasangan
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
t
Sebelum
.000780790 .000931047 .000465523 1.677
Pair Stock Split –
1
Sesudah
Stock Split
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21
df Sig. (2tailed)
3
.192
Dari tabel 4.6, nilai diperoleh dengan menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 % (α=0.05) dan derajat kebebasan (degree of freedom / df ) n-4= 3.
Dari tabel diatas, dapat diketahui nilai t hitung sebesar 1,667. Sedangkan, nilai
t tabel sebesar 3,182. nilai t hitung < t tabel, maka Ho1 diterima. Apabila
dilihat dari nilai probabilitasnya, terlihat bahwa nilai probabilitas sebesar
44
0,192. Dengan demikian, nilai probabilitas lebih besar dari pada taraf
signifikansi yang ditentukan (probabilitas > 0,05), maka Ho 1 diterima. Dari
hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara volume perdagangan saham sebelum stock split dengan
volume perdagangan saham sesudah stock split.
b. Wilcoxon Signed Rank test
Wilcoxon Signed Rank test digunakan untuk mengetahui pengaruh
stock split terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan kecil.
Tabel 4.7
Hasil Uji Wilcoxon
Test Statisticsb
SESUDAH STOCK SPLIT SEBELUM STOCK SPLIT
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21
-2.674a
.007
Dari output diatas dapat dilihat bahwa signifikansi (Asymp Sig) adalah
0,007. Karena signifikansi < 0,05, maka Ho2 ditolak. Jadi dapat disimpulkan
bahwa stock split berpengaruh terhadap volume perdagangan saham pada
perusahaan kecil. Atau dapat juga dikatakan bahwa ada perbedaan volume
perdagangan saham antara sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan
kecil.
45
B. Pembahasan
1. Pada Perusahaan Besar
Stock split tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan saham pada
perusahaan besar. Artinya tidak ada perbedaan antara sebelum ataupun sesudah stock
split pada volume perdagangan saham perusahaan besar. Penelitian ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Slamet Lestari dan Eko Arief Sudaryono
(2008) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada likuiditas
saham (TVA) sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan besar. Disamping itu,
penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sri Fatmawati dan
Marwan Asri (2002) dan I Gusti Ayu Mila W (2010) yang menyimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan antara volume perdagangan saham dan harga saham sebelum dan
sesudah pemecahan saham.
Dari hasil uji Paired Sample T-test terhadap rata rata volume perdagangan
saham pada periode sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada perusahaan
besar, secara statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara volume
perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split. Bahkan terjadi penurunan
volume perdagangan saham sesudah stock split, hasil tersebut terlihat pada statistik
deskriptif, dimana rata-rata volume perdagangan saham sesudah stock split lebih
rendah dibandingkan dengan rata-rata volume perdagangan saham sebelum stock
split. Hasil ini bertolak dari trading range theory yang menyatakan bahwa peristiwa
stock split akan menyebabkan meningkatnya volume perdagangan atau meningkatnya
likuiditas akibat harga yang lebih menarik bagi investor.
46
Pada umumnya perusahaan besar memiliki harga saham yang tinggi sehingga
ada kalanya investor tidak mampu membeli saham tersebut, sehingga ketika sebuah
perusahaan melakukan stock split dan mengumumkan berita tersebut terdapat banyak
investor yang tertarik dan memburu saham karena harganya menjadi lebih murah dari
harga awal. Namun ada juga investor yang tidak tertarik pada saham yang harganya
tinggi karena suatu hal, misalkan fundamental perusahaan yang kurang baik,
manajemen perusahaan yang buruk, sahamnya tidak likuid, dan faktor-faktor lainnya.
Penelitian ini mengindikasikan bahwa pada dasarnya tidak semua investor
tertarik pada saham yang harganya tinggi sehingga tidak langsung bereaksi ketika
perusahaan melakukan stock split. Atau dengan kata lain, penelitian ini menunjukkan
bahwa peristiwa stock split tidak mengakibatkan volume perdagangan berubah secara
signifikan sesudah pengumuman stock split pada perusahaan besar. Hal tersebut
terjadi karena informasi yang dimiliki investor tidak hanya dari pengumuman stock
split saja, melainkan informasi-informasi lainnya yang menjadi pertimbangan bagi
investor untuk membeli saham. Investor yang pintar adalah selalu menganalisis tiap
corporate action atau informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan. Mereka
biasanya mencari apa penyebab perusahaan melakukan suatu aksi sehingga ketika
perusahaan mengumumkan berita tersebut investor tidak dengan segera membeli atau
bereaksi dengan cepat.
47
2. Pada Perusahaan Kecil
Hasil penelitian pada perusahaan kecil menunjukkan bahwa stock split
berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Penelitian ini juga mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Dr. Josiah Omollo Aduda dan Chemarun Caroline
S.C, (2010), yang menyatakan bahwa ada peningkatan aktivitas perdagangan setelah
stock split dibandingkan dengan sebelum stock split. Dari hasil uji Wilcoxon Signed
Rank test terhadap volume perdagangan saham pada periode sebelum dan sesudah
pengumuman stock split pada perusahaan kecil, secara statistik menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock
split. Pada periode sesudah stock split terdapat kenaikan kegiatan perdagangan saham
dibandingkan sebelum pengumuman stock split yang mengartikan bahwa stock split
pada perusahaan kecil dapat meningkatkan volume perdagangan saham atau
menjadikan saham lebih likuid.
Hasil ini berbanding lurus dengan trading range theory yang menyatakan
bahwa peristiwa stock split akan menyebabkan meningkatnya volume perdagangan
atau meningkatnya likuiditas akibat harga yang lebih menarik bagi investor.
Memang ada beberapa perusahaan yang mengalami penurunan volume perdagangan
saham, tetapi pada penelitian ini lebih didominasi oleh perusahaan yang mengalami
peningkatan volume perdagangan saham. Sehingga secara keseluruhan pengumuman
stock split dapat mempengaruhi volume perdagangan saham. Pengumuman stock split
mengartikan bahwa manajemen perusahaan dalam keadaan optimis akan laba masa
depan yang tinggi karena pada dasarnya pihak manajemen tidak akan memecah
48
sahamnya jika harganya diperkirakan akan turun, artinya manajemen yakin bahwa
harga sahamnya akan mengalami kenaikan.
Tujuan perusahaan melakukan stock split adalah untuk menambah jumlah
saham yang beredar, meningkatkan likuiditas saham di pasar, serta membuat harga
menjadi lebih rendah dari sebelumnya namun bukan berarti perusahaan menurunkan
harga sahamnya. Salah satu harapan perusahaan memecahkan sahamnya adalah untuk
memudahkan investor yang semula tidak dapat menjangkau harga sahamnya menjadi
lebih mudah untuk menjangkaunya. Dengan adanya stock split investor dapat dengan
mudah membelinya karena harga menjadi lebih murah dari harga sebelumnya.
Biasanya perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang
dalam kondisi sangat bagus dan mendapatkan keuntungan terus menerus. Hal itu
menyebabkan saham tersebut akan semakin menarik investor untuk membelinya
dengan harga yang rendah sehingga volume perdagangan akan meningkat karena
sahamnya aktif diperdagangkan dan bukan hal yang mustahil jika setelah stock split
harga saham justru akan naik tajam. Penelitian ini membuktikan bahwa stock split
mempengaruhi aktivitas volume perdagangan saham. Hal ini terlihat pada adanya
perbedaan volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah perusahaan
melakukan stock split.
Download