Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI MOTOR

advertisement
Makalah Seminar Kerja Praktek
SISTEM PROTEKSI MOTOR 056K102M DENGAN GE MULTILIN 369 MOTOR
MANAGEMENT RELAY PADA AREA UTILITIES PT. PERTAMINA (PERSERO)
RU IV CILACAP
Masyhur Rosyada (21060110130080) , Dr.Ir. Djoko Windarto,MT (196405261989031002)
Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro , Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang
Email : [email protected]
Abstrak
Minyak bumi merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat menghasilkan
energi, baik untuk bahan bakar maupun pembangkit tenaga listrik. Minyak bumi merupakan
sumber daya alam yang penting. PT. PERTAMINA (PERSERO) merupakan suatu
perusahaan yang bertugas mengelola minyak bumi di Indonesia, baik dalam hal eksplorasi
minyak mentah maupun pengolahan minyak dan gas.
Pemenuhan kebutuhan BBM merupakan tugas yang berat karena peningkatan
kapasitas pengolahan minyak yang dimiliki PT. PERTAMINA (PERSERO) tidak sejalan
dengan lonjakan konsumsi BBM yang dibutuhkan masyarakat.
Kendala yang biasanya dihadapi adalah masalah sistem terhadap gangguan. Oleh
karena itu diperlukan suatu proteksi agar sistem aman terhadap gangguan sehingga alat-alat
listrik tetap bekerja dengan baik serta hasil pengolahan minyak dan gas di PT. PERTAMINA
dapat maksimal. Pada makalah kerja praktek ini akan dibahas mengenai sistem proteksi
pada motor 056K102M dengan menggunakan sistem proteksi GE MULTILIN 369 pada area
Utilities PT.PERTAMINA (PERSERO) RU IV Cilacap. Proteksi yang digunakan yaitu
proteksi overload, phase unbalance, acceleration time, mechanical jam, dan ground fault.
Kata kunci : sistem proteksi, motor 056K102M, GE MULTILIN 369, overload, phase
unbalance, acceleration time, mechanical jam, dan ground fault
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
PT. PERTAMINA (PERSERO)
merupakan suatu perusahaan yang
bertugas mengelola minyak bumi di
Indonesia, baik dalam hal eksplorasi
minyak mentah maupun pengolahan
minyak dan gas.
Dalam mengemban tugas tersebut,
PT.
PERTAMINA
(PERSERO)
mengoperasikan beberapa Kilang minyak
dalam negeri, antara lain RU I Pangkalan
Brandan, RU II Dumai, RU III Plaju, RU
IV Cilacap, RU V Balikpapan, RU VI
Balongan, dan RU VII Kasim.
Sasaran utama pengadaan dan
penyaluran BBM dalam menunjang
pembangunan nasional adalah tersedianya
BBM dalam jumlah yang cukup dengan
kualitas yang memenuhi spesifikasi, suplai
yang berkesinambungan, terjamin, dan
ekonomis. Pemenuhan kebutuhan BBM
merupakan tugas yang berat karena
peningkatan kapasitas pengolahan minyak
yang
dimiliki
PT.
PERTAMINA
(PERSERO) tidak sejalan dengan lonjakan
1
konsumsi
BBM
yang
dibutuhkan
masyarakat.
Kendala yang biasanya dihadapi
adalah masalah sistem terhadap gangguan.
Oleh karena itu diperlukan suatu proteksi
agar sistem aman terhadap gangguan
sehingga alat-alat listrik tetap bekerja
dengan baik serta hasil pengolahan minyak
dan gas di PT. PERTAMINA dapat
maksimal. Pada makalah kerja praktek ini
akan dibahas mengenai sistem proteksi
pada
motor
056K102M
dengan
menggunakan
sistem
proteksi
GE
MULTILIN 369 pada area Utilities
PT.PERTAMINA (PERSERO) RU IV
Cilacap.
1.2 Tujuan
Tujuan
kerja
praktek
di
PT
PERTAMINA (PERSERO) adalah:


Untuk
memperdalam
ilmu
pengetahuan di luar perkuliahan
khusunya
mengenai
sistem
proteksi.
Menerapkan teori yang telah
didapat diperkuliahan dengan
kondisi dilapangan.
1.3 Batasan Masalah
Dalam makalah kerja praktek ini,
pembahasan masalah akan dibatasi pada
sistem proteksi dengan menggunakan GE
Multilin 369 pada motor 056K102M.
2. DASAR TEORI
2.1 sistem Proteksi Tenaga Listrik
Sistem proteksi tenaga listrik
adalah sistem pengaman pada peralatanperalatan yang terpasang pada sistem
tenaga listrik, seperti motor, trafo,
generator, dll terhadap kondisi abnormal
operasi sistem tenaga listrik tersebut.
Sistem proteksi yang baik dapat
mencegah / mengurangi timbulnya
gangguan. Misalnya proteksi arus lebih
pada motor listrik dapat mencegah
terjadinya gangguan arus berlebih pada
motor listrik tersebut yang dapat
menyebabkan kerusakan pada motor
listrik. Jika bagian yang terganggu
diisolasi secara cepat , maka kerusakan
yang diakibatkannya dapat diminimalisir.
Selain itu , bagian yang terganggu dapat
diperbaiki secepat mungkin sehingga
fungsi motor listrik tersebut dapat
dilanjutkan tanpa penundaan waktu yang
lama.
2.2 Syarat Rele Proteksi
Syarat – syarat yang harus dipenuhi
oleh rele agar dikatakan bekerja dengan
baik dan benar adalah :
a. Cepat Bereaksi
Rele harus cepat bekerja bila
sistem mengalami gangguan atau
bekerja abnormal. Kecepatan bereaksi
pada rele adalah saat rele mulai
merasakan adanya gangguan sampai
dengan pelaksanaan pelepasan Circuit
Breaker, karena perintah dari rele
tersebut. Waktu bereaksi tersebut
harus diusahakan secepat mungkin
hingga dapat menghindari kerusakan
pada peralatan listrik, serta membatasi
daerah yang mengalami gangguan.
b. Selektifitas dan Diskriminatif
Selektifitas yaitu kemampuan
rele proteksi untuk mengadakan
pengamanan terhadap wilayah yang
diproteksi atau zona proteksi. Di luar
zona tersebut rele tidak boleh bekerja.
Hal ini menyangkut koordinasi
pengaman
dari
sistem
secara
keseluruhan.
Dengan
demikian
2
tindakannya akan tepat dan gangguan
dapat dieliminir sekecil mungkin.
Diskriminatif
yaitu
kemampuan rele membedakan antara
gangguan sebenarnya dengan keadaan
normal yang terkadang menyerupai
gangguan. Misalnya arus full load.
c. Sensitif / Peka
Rele harus bekerja dengan
kepekaan yang tinggi, artinya cukup
sensitif terhadap gangguan yang
berada pada daerah perlindungannya.
d. Andal / reliability
Keandalan
rele
dihitung
dengan jumlah kerja rele terhadap
jumlah gangguan yang terjadi.
Keandalan rele cukup baik jika
mempunyai nilai 90% sampai 99%.
Keandalan erat kaitannya dengan
kemampuan rele proteksi berhasil
bekerja terhadap gangguan yang
terjadi. Permasalahan yang sering
muncul adalah keusangan atau outage
yang menyebabkan rele dalam
keadaan mal operation.
e. Kecepatan operasi
Semakin lama arus gangguan
yang mengalir, maka semakin besar
kemungkinan
kerusakan
pada
peralatan.
Waktu
pembebasan
gangguan yang tipikal dalam sistemsistem tegangan tinggi adalah 80 –
140 ms, sehingga memerlukan rele
dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Kecepatan
operasi
melibatkan
kecepatan operasi rele dan kecepatan
CB untuk open, sehingga terkadang
terjadi kelambatan operasi. Manfaat
kecepatan operasi adalah dapat
mengurangi kerusakan yang lebih
parah pada motor.
f. Pertimbangan ekonomi
Karena mempunyai peranan
yang sangat vital, maka sistem
proteksi yang digunakan harus
mempunyai kehandalan yang tinggi.
Untuk memnuhi hal tersebut, maka
biaya yang dikeluarkan cukup mahal
untuk membuat sistem proteksi.
Karena apabila mengalami kerusakan
dapat berakibat kerugian yang tidak
sebanding dengan biaya proteksinya.
2.3 komponen Sistem Proteksi
Komponen-komponen dari sistem
proteksi yaitu :
a) Circuit Breaker (CB)
CB merupakan komponen sistem
tenaga yang berfungsi untuk menjaga
kontinyuitas pelayanan sistem tenaga
listrik (mempertahankan kestabilan sistem)
yaitu sebagai pemutus dan penyambung
arus beban normal atau arus gangguan
hubung singkat. Waktu kerja CB harus
dirancang sedemikian rupa karena akan
berpengaruh pada perhitungan waktu
pemutusan gangguan. Waktu operasi CB
berkisar antara 0,05 – 0,25 detik,
tergangtung jenis dan rancangan CB yang
digunakan. Operasi CB harus interlock
dengan rele proteksi. ketika rele proteksi
mendeteksi adanya gangguan yang
mengharuskan
gangguan
tersebut
dihilangkan maka CB harus segera
beroperasi.
b) Rele Proteksi
Rele berfungsi untuk mengubah sinyal
dari alat pemantau dan memberikan
perintah untuk membuka rangkaian saat
terjadi gangguan
3
c) Trafo Instrumen ( CT dan PT )

Rele proteksi dalam mendeteksi
gangguan pada motor membutuhkan input
tegangan dan atau arus. Rele tidak
mungkin dihubungkan langsung pada
jaringan, karena arus dan tegangan besar.
Untuk memperoleh input arus dan
tegangan pada rele, maka perlu adanya
trafo instrumen yaitu trafo arus ( current
transformer ) dan trafo tegangan (
potensial transformer ).

d) Catu daya DC
Catu daya merupakan salah satu bagian
terpenting dari suatu sistem proteksi.
Tanpa catu daya maka komponenkomponen proteksi seperti rele, CB, alarm,
tidak akan bekerja. Catu daya harus
mempunyai sistem keandalan yang tinggi
dan harus siap kapan saja. Catu daya bantu
DC didapat dari baterai yang diisi oleh
charger.
2.4 Motor 056K102M
Motor 056K102M terletak di area
05 Utilities , PT. PERTAMINA
(PERSERO) CILACAP. Motor ini
berfungsi
sebagai
penggerak pada
kompresor, yang selanjutnya hasil dari
kompresor
tersebut
berupa
angin
bertekanan yang akan digunakan pada
valve pneumatic. Valve pneumatic tersebut
yang digunakan untuk pengaturan pada
saluran air dan minyak. Motor 056K102M
ini menggunakan sistem proteksi dengan
rele digital yaitu GE Multilin 369.
Proteksi motor 056K102M ini meliputi
overload, phase unbalance, acceleration
time, mechanical jam, dan ground fault.
Penamaan
motor
056K102M
memiliki arti :


056 : berarti unit 056 yaitu unit
sistem udara bertekanan
K : motor ini digunakan untuk
kompresor
102 : nomor identitas motor
M : penggerak kompresor berupa
motor
Nameplate
motor
056K102M
adalah
sebagai berikut :
Tabel 1. Nameplate motor 056K102M
Model
Torsi (HP)
Kecepatan rotasi (Rpm)
Tegangan (Volt)
Arus (Ampere)
Type
Frame
Ser. No
Time rating
Frekuensi (Hz)
Phase
Code
5k830955c17
250
415
3300
47
K
83095
W 8426519
Cont
50
3
F
3. GE MULTILIN 369 pada Motor
056K102M
Gambar 1. GE MULTILIN 369
4
Motor
Management
Relay
merupakan paket gabungan proteksi motor
yang dilengkapi interface yang mudah dan
memiliki akurasi tinggi karena berbasiskan
komputer. Pada PT. PERTAMINA
(PERSERO) RU IV Cilacap, digunakan
berbagai jenis Motor Management Relay,
antara lain GE MULTILIN 269, GE
MULTILIN 369.
GE MULTILIN 369 termasuk
salah satu Microprocessor Based Motor
Protection. Microprocessor Based Motor
Protection adalah suatu rele yang
merupakan paket antara software dan
hardware, bekerja sama memproteksi
motor listrik.
unbalance, acceleration time, mechanical
jam, dan ground fault.
a) Overload
Sebuah motor listrik harus
diberikan
beban
sesuai
dengan
kemampuannya. Apabila motor listrik
tersebut dibebani melebihi kapasitasnya,
maka akan timbul arus yang lebih besar
yang mengalir pada motor.
Arus
yang
besar
akan
menyebabkan motor menjadi panas. Panas
merupakan salah satu musuh utama dari
motor listrik karena dapat merusak
isolasinya. Maka dari itu dibutuhkan
sistem proteksi untuk mencegah motor
menjadi terlalu panas.
Hal utama yang perlu diatur dalam
pengaturan rele overload adalah nilai
kurva overload standar dan tingkat arus
full load berapa yang digunakan. Kurva
standar overload adalah gabungan dari 15
kurva yang menunjujukan waktu operasi
rele untuk arus full load tertentu.
Gambar 2. Diagram Skematik Instalasi GE
MULTILIN 369 pada Motor 056K102M
Pada motor 056K102M hanya
menggunakan terminal nomor 92, 94, 95,
97, 98, 100, 104, 101. Hal ini dikarenakan
elemen proteksi yang dimanfaatkan untuk
motor ini hanyalah proteksi overload,
phase unbalance, acceleration time,
mechanical jam, dan ground fault.
Terminal 101 dan 104 digunakan untuk
menerima hasil pembacaan CT dari
masing-masing fasa motor.
3.1 Proteksi dengan GE MULTILIN 369
Untuk motor 056K102M proteksi
GE MULTILIN 369 yang digunakan
adalah
proteksi
overload,
phase
Gambar 3 Kurva Standar Overload
5
Kurva di atas dibuat dari rumus :
T= 0,02530337
nomor kurva x 2,2116623
x arus full load −1 2 + 0,05054758 𝑥 ( arus full load −1 )
T : waktu operasi rele ( sekon )
b) Phase Unbalance
Gangguan ini terjadi saat arus di
ketiga fasa IA, IB, dan IC pada motor
tidaklah seimbang. Arus yang mengalir
pun menjadi tidak seimbang. Hal ini dapat
menyebabkan motor menjadi panas,
putarannya terbalik dan bahkan motor
mati.
c) Phase Unbalance
Saat dalam proses starting motor,
motor akan menarik arus yang tinggi
hingga motor tersebut sudah berjalan
dalam kondisi normal. Apabila starting
berlangsung terlalu lama atau berulang dan
motor belum mau start juga, akan
menyebabkan motor menjadi panas. Untuk
itu dibutuhkan proteksi yang dapat
memutus hubungan saat proses starting
dianggap terlalu lama. Itulah fungsi dari
rele acceleration time ini.
d) Mechanical Jam
Saat sedang beroperasi, motor tibatiba terhambat secara mekanis. Hal yang
dapat menyebabkan mechanical jam
adalah :
 Pelumasan pada motor tidak sempurna.
 Pemeliharaan motor listrik kurang baik.
 Pemasangan instalasi tidak teliti dan
kurang cermat.
 Pemakaian bagian perlengkapan motor
tidak sesuai.
 Pembebanan mekanis yang digerakkan
lebih besar dari kemampuan motor.
Bila hal tersebut terjadi, motor
akan menarik arus yang sangat besar saat
berusaha berputar secara normal kembali.
Arus yang besar menyebabkan motor akan
menjadi panas.
e) Ground Fault
Suatu kondisi dimana salah satu
kawat fasa motor terhubung langsung
dengan ground. Hal ini umumnya terjadi
karena tembusnya isolasi antara kawat fasa
dan ground.
Untuk mencegah ground fault GE
MULTILIN 369 akan mendeteksi arus
yang mengalir antara kawat fasa dan
ground dengan menggunakan CT. Untuk
mengoperasikannya kita perlu mengatur
arus maksimum yang mengalir ke ground
dan waktu delay operasi rele. Waktu delay
operasi rele ground fault biasanya diatur
menjadi nol detik agar rele langsung
memutus
hubungan
seketika,
dan
mencegah gangguan ini merusak sistem di
atasnya.
3.2 Nilai Setpoints GE MULTILIN 369
pada Motor 056K102M
Berikut adalah nilai-nilai setpoints
yang digunakan untuk motor 056K102M.
A) Overload
Tabel 2 Setpoints Overload
Curve Style
Curve Number
Overload Pickup
Level
Standard
5
1.10 x FLA
B)Phase Unbalance
Tabel 3 Setpoints Phase Unbalance
Unbalance Alarm
Events
Current Unbalance
Trip
ON
Latched
6
Unbalance Trip
Level
Unbalance Trip
Delay
10%
5s
C)Acceleration Time
Tabel 4 Setpoints Acceleration Time
Acceleration Trip
Assign Trip Reles
Acceleration Time
From Start
Latched
Trip
10.0 s
Gambar 4 Pengujian GE MULTILIN 369
Menggunakan FREJA 300
D)Mechanical Jam
Tabel 5 Setpoints Mechanical Jam
Mechanical Jam
Trip
Assign Trip Relays
Mechanical Jam
Trip Level
Mechanical Jam
Trip Delay
Latched
Trip
1.50 x FLA
1.0 s
Gambar 5 Pengujian Ground GE
MULTILIN 369 Menggunakan FREJA
300
E)Ground Fault
Tabel 6 Setpoints Ground Fault
Ground Fault Trip
Assign Ground
Fault Relays
Ground Fault Trip
Level
Ground Fault Trip
Delay
Latched
Trip
1.00 x CT
0.00 s
3.3 Pengujian GE MULTILIN 369 pada
056K102M
Berikut rangkaian pengujian GE
MULTILIN 369 dengan menggunakan
Freja 300.
A)Pengujian Rele Overload
Untuk menguji rele overload dapat
mengikuti tahapan berikut:
1. Hubungkan GE MULTILIN 369
dengan FREJA 300 (gb.4)
2. Injeksikan arus tiga fasa sebesar 200%
arus full load ke GE MULTILIN 369
3. Catat waktu yang dibutuhkan GE
MULTILIN 369 untuk trip
CT yang digunakan memiliki ratio
75/5, sementara arus full load motor
adalah 47 A. Karena itu, arus full load
yang dirasakan GE MULTILIN 369 adalah
3,13 A.
Hasil pengujian ini dapat dilihat
pada tabel berikut:
7
Tabel 7 Hasil Pengujian Rele Overload
200% FLA
Test Current
Setting
Current Injection A : 6,26 ; B : 6,26 ;
C : 6,26
(A)
Std :
Act :
Operating Time
145 s
155,5 s
TRIP
Indication
Pada pengujian rele overload ini,
diinjeksikan arus tiga fasa sebesar 2 x FLA
yaitu 8A untuk masing-masing fasa.
Dibutuhkan waktu selama 155,5 sekon
untuk trip. Tabel di atas menunjukkan
perbedaan antara hasil pengujian dengan
nilai setpoints di bagian waktu operasi
rele.
B)Pengujian Rele Phase Unbalance
Untuk
menguji
rele
phase
unbalance dapat mengikuti tahapan
berikut:
1. Hubungkan GE MULTILIN 369
dengan FREJA 300 (gb. 4 )
2. Injeksikan arus tiga fasa sebesar
100% arus full load ke GE
MULTILIN 369
3. Turunkan nilai arus salah satu fasa,
sehingga
persen
ketidakseimbangannya
menjadi
melebihi 10%
4. Catat waktu yang dibutuhkan GE
MULTILIN 369 untuk trip
Tabel 8 Hasil Pengujian Rele Phase
Unbalance
Test Current
Setting
Current Injection
(A)
Operating Time
Indication
10% Unbalance
A : 2,55 ; B :3,13 ;
C : 3,13
Std : 5 s
Act :
4,87 s
TRIP
Pada
pengujian
rele
phase
unbalance dengan menginjeksikan arus
sebesar 1 x FLA dan menurunkan nilai
arus salah satu fasa sehingga persen
keseimbangannya menjadi 10% maka
dibutuhkan waktu 4,87 sekon untuk rele
trip. Tabel di atas menunjukkan sedikit
sekali perbedaan antara hasil pengujian
dengan nilai setpoints pada bagian waktu
operasi rele. Perbedaan yang terjadi 0,13
sekon.
C)Pengujian Rele Acceleration Time
Untuk menguji rele acceleration
time dapat mengikuti tahapan berikut:
1. Hubungkan GE MULTILIN 369
dengan FREJA 300 (gb. 4 )
2. Injeksikan arus tiga fasa sebesar
120% ke GE MULTILIN 369
3. Catat waktu yang dibutuhkan GE
MULTILIN 369 untuk trip
Tabel 9 Hasil Pengujian Rele Acceleration
Time
110% FLA
Test Current
Setting
Current Injection A : 6,2 ; B : 6,2 ; C :
6,2
(A)
Std :
Act :
Operating Time
10 s
10,04 s
TRIP
Indication
Pada pengujian rele acceleration
time dengan menginjeksikan arus sebesar
1,2 x FLA maka dibutuhkan waktu 10,04
sekon untuk rele trip. Berdasarkan tabel di
atas perbedaan antara hasil pengujian
dengan nilai setpoints di bagian waktu
operasi rele hanya 0,04 sekon dari waktu
setpoint 10 sekon.
D)Pengujian Rele Mechaniacal Jam
Untuk menguji rele mechanical
jam dapat mengikuti tahapan berikut:
8
1. Hubungkan GE MULTILIN 369
dengan FREJA 300 (gb. 4 )
2. Injeksikan arus tiga fasa sebesar
100% FLA lalu dinaikkan hingga
150% FLA
3. Catat waktu yang dibutuhkan GE
MULTILIN 369 untuk trip.
Tabel 10 Hasil Pengujian Rele Mechanical
Jam
150% FLA
Test Current
Setting
3,13 – 4,7
Current Injection
(A)
Std : 1.0
Act :
Operating Time
s
1,03 s
TRIP
Indication
Pada pengujian rele mechanical
jam ini diinjeksikan arus sebesar 1 x FLA
kemudian dinaikkan hingga 1,5 x FLA,
maka waktu rele untuk trip adalah 1,03
sekon atau hanya berbeda 0,03 sekon dari
waktu settingnya yaitu 1 sekon.
E)Pengujian Rele Ground Fault
Untuk menguji rele Ground fault
dapat mengikuti tahapan berikut:
1. Hubungkan GE MULTILIN 369
dengan FREJA 300 (gb. 5)
2. Injeksikan arus satu fasa sebesar
100% setting CT
3. Catat waktu yang dibutuhkan GE
MULTILIN 369 untuk trip
Act :
0,042 s
TRIP
Indication
Pada pengujian rele ground fault
ini diinjeksikan arus 6A dan rele trip pada
0,042 sekon. Jadi rele ground fault ini
berfungsi dengan sangat baik.
Operating Time
Std : 0 s
4.PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Motor 056K102M merupakan motor
kompresor
sebagai
pengatur
pneumatic valve.
2. GE MULTILIN 369 termasuk salah
satu Microprocessor Based Motor
Protection atau termasuk rele digital.
3. Motor 056K102M menggunakan GE
MULTILIN 369 untuk sistem
proteksinya.
4. Rele proteksi yang digunakan GE
MULTILIN 369 untuk proteksi motor
056K102M adalah rele overload,
phase unbalance, acceleration time,
mechanical jam, dan ground fault.
4.2 Saran
Untuk
menghindari
masalahmasalah kerusakan sistem proteksi dan
menjaga keandalan dari fungsi sistem
proteksi maka seharusnya pemeliharaan
dan pengujian dilakukan secara berkala
terhadap semua komponen dari sistem
proteksi.
Tabel 11 Hasil Pengujian Rele Ground
Fault
Test Current
Setting (A)
Current Injection
(A)
1.0 x CT (5)
6
9
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Anonim.2009.369
Motor
Management Relay Instruction
Manual.Ontario: General Electric
[2]. D.
Stevenson
William.1983.Analisa
Sistem
Tenaga
Listrik.
Bandung
:
PT.Gelora Aksara Pramata
[3]. Mason C Russel. The Art and
Science of Protective Relaying :
General Electric
[4]. http://www.en.wikipedia.org/wiki/
digital_protective_relay
[5]. http://www.blogs.itb.ac.id/elw2244
k0112211041arigustian/2013/04/25
/mesin-alternating-current-ac/
[6]. http://www.bankindonk.blogspot.c
om/2013/04/makalah-relayproteksi.html
[7]. http://www.sinelectronic.blogspot.c
om/2012/01/macam-macamkompresor-pembangkit-udara.html
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr.Ir. Djoko Windarto,MT
NIP.196405261989031002
BIODATA
Masyhur Rosyada
NIM:21060110130080
Lahir
di
Cilacap
tanggal 1 Februari
1992.
Riwayat
pendidikan SD Negeri
04 Mertasinga Cilacap,
SMP Negeri 5 Cilacap,
SMA Negeri 1 Cilacap. Pada tahun 2010
penulis melanjutkan studi di Jurusan
Teknik Elektro Universitas Diponegoro
Semarang, konsentrasi Ketenagaan dan
saat ini masih menempuh pendidikan
Strata 1 (S-1).
10
Download