PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI FUNGSI - I-RPP

advertisement
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan
Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 6, No. 3, Juli 2016
ISSN 0854-2172
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI FUNGSI ORGAN
PENCERNAAN MANUSIA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
Nur Rizqiyah
SD Negeri 07 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui apakah penerapan model pembelajaran make a
match dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami fungsi organ pencernaan
manusia, (2) mengetahui penerapan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang terselesaikan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).
Metode pengambilan data menggunakan metode tes dan non tes. Metode non tes yang digunakan
yaitu observasi, dan dokumentasi. Alat pengambilan data yang digunakan berupa soal-soal tes
dan lembar observasi. Penelitian dilakukan di SD Negeri 07 Kedungwuni, Kecamatan
Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan pada semester I Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran make a match dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami fungsi organ pencernaan manusia yang ditunjukkan dari
hasil tes evaluasi pada siklus II. Penerapan pembelajaran make a match dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran IPA yang dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa
pada saat pembelajaran berlangsung.
© 2016 Dinamika
Kata Kunci: Kemampuan; Organ Pencernaan; Make A Match,
PENDAHULUAN
Salah satu keberhasilan dalam pencapaian tujuan pendidikan diantaranya tergantung pada
kualitas pelaksanaan proses belajar mengajar. Setiap orang yang berkepentingan dengan dunia
pendidikan tentu berharap agar setiap siswa dapat mencapai hasil belajar berupa kemampuan atas
pengusaan materi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan
dalam silabus pada mata pelajaran yang diajarkannya tersebut. Namun, dalam kenyataannya tidak
semua siswa dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan (Nana Sudjana, 1998).
Untuk meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar, guru dituntut untuk memilih
dan menentukan strategi belajar mengajar agar siswa dapat mengembangkan segala kemampuan
belajarnya. Proses belajar mengajar dapat bermakna dan berdaya guna apabila guru dapat
menciptakan suasana belajar yang merangsang prestasi belajar, mendorong kemampuan untuk
memahami materi yang telah disampaikan, meningkatkan hasil-hasil yang dicapai oleh peserta
didik, dan memberikan penghargaan yang telah dicapai oleh masing-masing siswa sebagai peserta
didik dalam satu kelas belajar tersebut (Roijakers AD,1991).
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI FUNGSI ORGAN PENCERNAAN MANUSIA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
Nur Rizqiyah
7
Mengajar yang efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar
yang serasi dengan tujuan mengajar. Cara belajar mengajar yang lebih baik ialah mempergunakan
kegiatan para siswa sendiri secara efektif dalam kelas, merencanakan dan melaksanakan kegiatankegiatan sedemikian rupa secara berkelanjutan dengan mengoptimalkan kemampuan siswa dalam
berperan. Salah satunya melalui metode demonstrasi sebagai bagian dari kegiatan praktek secara
langsung bagi siswa di suatu kelas pembelajaran tersebut (W. James Popham, Eva L. Baher, 1992).
Penelitian ini saya buat berdasarkan masalah yang saya jumpai dikelas 5. Permasalahan ini
terjadi pada tahun pelajaran 2014/2015 pada kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPA di kelas
V SDN 07 Kedungwuni, dimana dari kondisi awal kegiatan belajar mengajar pada saat peneliti
memberikan pembelajaran IPA semester I tentang Fungsi Organ Pencernaan Manusia sebagian
siswa belum paham terhadap materi yang diberikan. Ketika guru bertanya apakah siswa sudah
mengerti, dari 15 siswa, yang menjawab hanya beberapa siswa lainnya hanya diam saja. Selain itu
setelah diadakan evaluasi pembelajaran, hanya 6 siswa atau 40 % saja yang mendapatkan nilai di
atas KKM (tuntas). Sedangkan sisanya 9 siswa atau 60 % mendapatkan nilai di bawah KKM (tidak
tuntas) .
Hasil refleksi diri menunjukkan bahwa rendahnya prestasi belajar tersebut diantaranya
adalah sikap pasif siswa dalam proses pembelajaran, proses pembelajaran yang monoton dan kurang
bervariasi, dominasi guru masih sangat besar sehingga siswa kurang mandiri sehingga
mempengaruhi prestasi belajar.
Fungsi organ pencernaan adalah salah satu materi mata pelajaran IPA kelas 5 SD Semester
1. Pencernaan sendiri adalah proses memperhalus makanan menjadi bentuk yang dapat diserap oleh
tubuh. Fungsi organ pencernaan utama adalah mencerna makanan untuk memberikan nutrisi bagi
tubuh. Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan alur dari jalannya proses pencernaan adalah
penguyahan, penelanan, dan pencampuran dengan enzim zat cair yang terbentang mulai dari mulut
sampai anus. Saluran pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ berturut-turut
dimulai dari mulut (cavum oris), kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus
(intestinum), usus besar (colon), dan anus.
Model pembelajaran yang peneliti gunakan adalah metode make a match. Teknik mencari
pasangan (make-A Match) menurut Loma Curan (1994) adalah suatu cara untuk memberi
kesempatan pada siswa untuk mencari pasangannya sesuai dengan topik yang digunakan saat itu
dengan langkah - langkah sebagai berikut: guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa
konsep atau topik yang cocok untuk sesi review. Satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu
jawaban, setiap siswa mendapat satu kartu, setiap siswa memikirkan jawaban dari kartu yang
dipegangnya, setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya,
dan setiap siswa dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin siswa
mempresentasikan hasil jawabannya.
Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikaji
adalah: (1) apakah penerapan metode pembelajaran make a match dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam memahami fungsi organ pencernaan manusia? (2) apakah penerapan metode
pembelajaran make a match dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA? Tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk: (1) mengetahui apakah penerapan metode pembelajaran make a match
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami fungsi organ pencernaan manusia, (2)
mengetahui apakah penerapan metode pembelajaran make a match dapat meningkatkan aktivitas
siswa dalam pembelajaran IPA.
8
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 6, No. 3, Juli 2016
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Tindakan Kelas. Prosedur Penelitian
Tindakan menurut Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat 4
tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4)
Refleksi.
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 07 Kedungwuni, Kecamatan Kedungwuni,
Kabupaten Pekalongan. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 07 Kedungwuni.
Penelitian dilakukan di semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Metode pengumpulan data yang
digunakan meliputi: metode tes, observasi, dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Teknik
kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil tes tertulis siswa pada pra siklus, siklus I, dan
siklus II. Sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil observasi aktivitas
belajar siswa, dan kinerja guru pada masing-masing siklus. Data hasil tes dan hasil observasi
tersebut dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil tes dan hasil observasi pra siklus,
siklus I, dan siklus II.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti dan observer mengaitkan rencana yang akan dibuat
dengan masalah yang ditemukan pada saat observasi langsung (kondisi awal) yaitu aktivitas siswa
pada saat pembelajaran dan kemampuan siswa dalam memahami materi masih rendah. Peneliti dan
observer selanjutnya merancang pelaksanaan untuk pemecahan masalah dalam kegiatan
pembelajaran IPA. Berikut adalah rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus I: 1)
peneliti menganalisis kurikulum untuk mengetahui KD yang akan disampaikan kepada siswa
dengan menggunakan metode make a match; 2) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dengan metode make a match; 3) membuat kartu/ media belajar yang akan digunakan pada
pembelajaran make a match; 4) membuat instrumen yang akan digunakan; 5) menyusun alat evaluasi
siklus I.
2.
Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran siklus I menggunakan langkah -langkah : 1) guru
membuka pelajaran : menyampaikan tujuan pembelajaran; 2) guru menyiapkan beberapa kartu yang
berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review. Satu bagian kartu soal dan bagian
lainnya kartu jawaban; 3) setiap siswa mendapat satu kartu; 4) setiap siswa memikirkan jawaban
dari kartu yang dipegangnya; 5) setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya; 6) setiap siswa dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin; 7)
siswa mempresentasikan hasil jawabannya.
3.
Observasi
Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar
siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, mulai dari kegiatan awal/ pembukaan, kegiatan
inti sampai dengan kegiatan penutup.
Hasil pengamatan proses pembelajaran aktifitas belajar siswa cukup baik. Siswa belum
mempunyai pengalaman dalam mengikuti model pembelajaran make a match. Dalam kegiatan
mencari kartu pasangan, kebanykan siswa masih ribut sehingga keadaan kelas kurang terkontrol.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI FUNGSI ORGAN PENCERNAAN MANUSIA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
Nur Rizqiyah
9
Peneliti juga belum memberikan waktu maksimal untuk kegiatan mencari kartu pasangan sehingga
waktu belajar mengajar terbuang untuk kegiatan mencari kartu pasangan.
4.
Refleksi
Tahap refleksi yaitu menganalisis hasil tes dan hasil pengamatan, serta megevaluasi
kegiatan pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Refleksi dilakukan untuk mengetahui
kekurangan atau kendala pada siklus I, sehingga dapat diperoleh kesimpulan tentang bagian yang
perlu diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Peneliti dan observer melakukan
refleksi dengan mengevaluasi proses pembelajaran IPA yang telah dilakukan untuk mengetahui
peningkatan pemahaman siswa.
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I ditemukan hal – hal sebagai berikut :
dalam pelaksanaan observasi lingkungan sekolah ada siswa yang malas atau tidak serius; 2) siswa
masih kurang fokus; 3) masih sering asik bermain sendiri dan ngobrol dengan teman; 4) alat peraga
atau gambar-gambar kurang jelas.
Siklus II
1. Perencanaan
Tahap pertama dalam siklus II adalah perencanaan. Peneliti menyusun rencana perbaikan
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus II, yaitu: 1) berdiskusi dengan rekan guru
(Observer); 2) menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) sesuai materi pada saat
pelaksanaan siklus II; 3) menggunakan metode ceramah, tanya jawab, pengamatan,diskusi dan
model pembelajaran aktif card sort; 4) menyusun tes.
2.
Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus II menggunakan langkah – langkah : 1) guru
membuka pelajaran : menyampaikan tujuan pembelajaran ; 2) guru menyiapkan beberapa kartu
yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review. Satu bagian kartu soal dan
bagian lainnya kartu jawaban; 3) setiap siswa mendapat satu kartu; 4) setiap siswa memikirkan
jawaban dari kartu yang dipegangnya; 5) setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu
yang cocok dengan kartunya; 6) setiap siswa dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin; 7) siswa mempresentasikan hasil jawabannya.
3.
Observasi
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus II untuk
mengetahui akibat dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil observasi pada siklus II dibandingkan
dengan hasil observasi pada siklus I apakah ada peningkatan atau tidak.
Hasil pengamatan proses pembelajaran aktifitas belajar siswa baik. Siswa sudah mempunyai
pengalaman dalam mengikuti model pembelajaran make a match. Dalam memberikan tanggapan
/contoh atas penjelasan guru dan yang mampu menjawab pertanyaan sudah ada peningkatan.
Peneliti sudah memberikan waktu untuk kegiatan mencari kartu pasangan sehingga kegiatan
pembelajaran menjadi lebih efektif.
4.
Refleksi
Setelah penulis melaksanakan proses perbaikan pembelajaran siklus II ditemukan refleksi
sebagai berikut: dengan menggunakan model pembelajaran make a match pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran meningkat, dengan menggunakan model pembelajaran aktif card sort,
prestasi belajar siswa meningkat ,berarti guru dalam proses pembelajaran siklus II telah berhasil dan
terbukti siswa telah mencapai nilai KKM.
10
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 6, No. 3, Juli 2016
Dengan demikian proses perbaikan pembelajaran penelitian ini hanya terlaksana sampai
siklus II. Dengan dilakukannya perbaikan pembelajaran maka hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Peningkatan pemahaman siswa terhadap materi dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan Hasil Tes Evaluasi Siswa
Keterangan
Kondisi Awal
Nilai Tertinggi
100
Nilai Terendah
25
Rata-rata
62,77
Siklus I
100
25
55,55
Siklus II
100
50
81,11
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Grafik Perbandingan Hasil Tes Evaluasi Siswa
Berdasarkan Tabel 1 dan Gambar 1 dapat diketahui sebelum dilakukan tindakan (kondisi
awal) nilai rata-rata kelas sebesar 62,77 setelah tindakan siklus I mengalami menurun menjadi 55,55
hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa dengan metode yang digunakan, dan mengalami
peningkatan pada tindakan siklus II menjadi 81,11.
SIMPULAN
Metode make a match dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menghitung luas
layang-layang yang dilihat dari hasil evaluasi siklus II, metode make a match juga dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa pad saat pembelajaran Matematika. Saran bagi penelitian
selanjutnya yaitu hendaknya guru selalu menggunakan metode yang bervariasi, salah satunya
menggunakan metode pembelajaran aktif card sort, meskipun metode pembelajaran sudah baik,
hendaknya guru tidak melalaikan tugasnya sebagai pembimbing, fasilitator, dan motivator agar
siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, sebaiknya guru selalau melakukan refleksi dan
melaksanakan pembelajaran di kelasnya melalui siklus penelitian tindakan kelas.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI FUNGSI ORGAN PENCERNAAN MANUSIA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
Nur Rizqiyah
11
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada Ibu Kepala Sekolah, Guru, Observer dan Siswa Kelas V SDN 07
Kedungwuni Pekalongan.
DAFTAR PUSTAKA
Nana Sudjana. 1998. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Roijakers, AD. 1991. Mengajar dengan sukses. Jakarta: Gramedia.
Suharsimi Arikunto. 2009. penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
W. James Popham, Eva L.Baher. 1992. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta
www.artikelsiana.com. Bagian-bagian organ pencernaan dan fungsinya (diakses pada tanggal: 20 April 2016)
12
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 6, No. 3, Juli 2016
Download