69 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

advertisement
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat
dijelaskan mengenai variabel-variabel yang terdapat dalam model yang digunakan
dalam penelitian ini. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu
SPSS versi 14.0 dan Microsoft Excel 2010 untuk mempercepat perolehan data
hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Tabel deskriptif
menunjukkan semua variabel yang digunakan dalam model analisis regresi
berganda, yaitu variabel struktur modal (Y) sebagai variabel dependen, variabel
profitabilitas (X1), struktur aktiva (X2) dan likuiditas (X3) sebagai variabel
independen. Penjelasan dari masing-masing variabel adalah:
Tabel 4.1
Rata-rata Variabel Struktur Modal (Y)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Rata-rata
0,73
0,49
0,10
0,9
Sumber: Data yang diolah
69
70
Grafik Grafik 4.1
Struktur Modal
Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan grafik diatas rata-rata struktur modal perusahan makanan dan
minuman mengalami fluktuasi dari tahun 2011 sebesar 73%, pada tahun 2012
turun menjadi 49%, pada tahun 2013 kembali mengalami penurunan sehingga
menjadi 10%, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 9%,
Struktur modal tersebut dipengaruhi dengan variabel independen yaitu variabel
profitabilitas, struktur aktiva dan likuiditas. Perusahaan dengan tingkat hutang
yang tinggi dapat disebabkan oleh pengaruh tinggi rendahnya profitabilitas,
struktur aktiva dan tingkat likuiditas.
71
Tabel 4.2
Rata-rata Variabel Profitabilitas (X1)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Rata-rata
0,20
0,44
0,31
0,19
Sumber: Data yang diolah
Gambar Grafik 4.2
Profitabilitas
Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan grafik diatas rata-rata profitabilitas perusahan makanan dan
minuman mengalami fluktuasi dari tahun 2011 sebesar 20%, pada tahun 2012
mengalami peningkatan menjadi 44%, pada tahun 2013 kembali mengalami
penurunan sehingga menjadi 31%, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan
menjadi 19%.
72
Pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 24% yaitu menjadi 44%
yang merupakan tingkat keuntungan tertinggi.Hal ini dikarenakan tingkat
perekonomianyang mulai stabil yang menyebabkan para konsumen meningkatkan
konsumsi mereka.
Tabel 4.3
Rata-rata Variabel Struktur Aktiva (X2)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Rata-rata
0,32
0,75
0,104
0,72
Sumber: Data yang diolah
Gambar Grafik 4.3
Struktur Aktiva
Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan grafik diatas rata-rata struktur aktiva perusahan makanan dan
minuman mengalami fluktuasi dari tahun 2011 sebesar 32%, pada tahun 2012
mengalami peningkatan menjadi 75%, pada tahun 2013 kembali mengalami
73
peningkatan sehingga menjadi 104%, ini artinya pada tahun 2013 perusahaan
makanan dan minuman memiliki peningkatan aset yang cukup tinggi, hal ini
disebabkan
karena
adanya
peningkatan
pertumbuhan
perusahaan
yang
menyebabkan perusahaan meningkatkan aset mereka, dengan semakin besar
aktiva tetap yang digunakan maka perusahaan dapat menjamin aktiva tetapnya
untuk mendapatkan pinjaman. Sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan
sehingga menjadi 72%
Tabel 4.4
Rata-rata Variabel Likuiditas (X3)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Rata-rata
1,72
1,73
1,46
1,28
Sumber: Data yang diolah
Gambar Grafik 4.4
Likuiditas
Sumber: Data yang diolah
74
Berdasarkan grafik diatas rata-rata tingkat likuiditas yang tertinggi pada
tahun 2012 perusahan sebesar 1,74%kali dalam membayar kewajiban jangka
pendek ataupun hutang yang segera jatuh tempo dan yang terendah terjadi pada
tahun sebelumnya sebesar1,72%. Berdasarkan rasio likuiditas tersebut hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan sangat menjaga tingkat likuiditasnya, hal
tersebut berkaitan dengan kegiatan produksi yang berlangsung terus-menerus
sehingga diharuskan menjaga kestabilan hutang jangka pendek yang biasanya
berkaitan dengan pembelian bahan baku produk yang biasanya jangka waktunya
kurang dari satu tahun.
B. Analisis Data
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, maka berikut didalam tabel
4.5 akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan didalam penelitian
ini meliputi: jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum,
nilai minimum serta standar deviasi bagi masing-masing variabel.
Tabel 4.5
Deskripsi Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N
Ln_DER
32
Ln_ROA
32
Ln_SA
32
Ln_LK
32
Valid N (listwise) 32
Minimum
-3,20
-4,19
-1,77
-6,53
Maximum
6,13
4,98
6,01
1,05
Mean
-,0004
,6924
,4891
-,8314
Std. Deviation
2,59217
3,28429
3,01213
2,87107
Sumber: data sekunder yang diolah
Tabel 4.5 di atas menunjukan data dalam penelitian ini berjumlah 32
data. Di dalam penelitian ini terdapat 3 variabel independen dan 1 variabel
dependen. Variabel independen pertama yaitu Profitabilitas dengan nilai
75
tertinggi (Maximum) 4,98% yaitu PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk. Pada tahun
2012 dan nilai terendah (Minimum)-4,19% yaitu PT. Tri Banyan TirtaTbk.
Pada tahun 2011, sedangkan rata-rata (Mean)Profitabilitas pada tahun 20112014 adalah sebesar 0,6984%.
Struktur aktiva dengan nilai tertinggi 6,01% yaitu PT. Tri Banyan Tirta
Tbk. Pada tahun 2014, dan nilai terendah -1,77%yaitu PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. Pada tahun 2011, sedangkan rata-rata periode 2011-2014
yaitu 0,4891%.
Likuiditas dengan nilai tertinggi 1,05% yaitu PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. Pada tahun 2011, dan nilai terendah -6,53% yaitu PT. Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk, Pada tahun 2014, sedangkan rata-rata periode 20112014 yaitu -0,8314%.
Sedangkan Struktur Modal nilai tertinggi ditunjukan oleh PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk. Sebesar 6,13% pada tahun 2011 dan nilai terendah sebesar
-3,20% ditunjukan oleh PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Pada tahun 2012,
sedangkan rata-rata struktur modal yaitu -0,0004%.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji
normalitas ini digunakan analisis grafik dan uji Kolomogorov-Smirnov
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak.
76
1) Analisa grafik dengan Normal Probability Plot (Normal P-P Plot).
Uji normalitas data dengan menggunakan SPSS 14.0 menghasilkan grafik
sebagai berikut:
Gambar 4.5
Normal Probability Plot (Data Asli)
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: struktur modal
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan gambar grafik normal Probability Plots tersebut titiktitik menyebar menjauh dari garis diagonal. Oleh karena itu hasil ini
menunjukan bahwa data menyalahi distribusi normal atau tidak normal.
Berdasarkan hasil tersebut maka uji normalitas dilakukan transformasi
ke bentuk logaritma natural untuk masing-masing variabel baik variabel
dependen maupun variabel independen. Hasil setelah ditransformasi
ditunjukan pada gambar 4.6 sebagai berikut :
77
Gambar 4.6
Normal Probability Plot (Data Setelah Transformasi Ln)
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Ln_DER
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Sumber : Data sekunder yang diolah
Setelah dilakukan transformasi ke bentuk logaritma natural maka
diketahui hasil olah data diatas, dapat dilihat bahwa titik-titik yang
menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah
dengan garis diagonal, hal ini menandakan bahwa model asumsi regresi
memenuhi asumsi normalitas dan model regresi layak dipakai untuk
menganalisis pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.
78
2). Uji Kolmogorov-Smirnov
Tabel 4.6
Uji Normalitas (Uji Kolmogorov-Smirnov)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz
ed Residual
32
,0000000
1,91199897
,151
,151
-,138
,854
,459
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil tabel 4.6tersebut, nilai Kolmogorov – Smirnov
sebesar 0,854 dengan signifikan 0,459. Data signifikan tersebut menunjukan
lebih besar dari 0,05% yang menyatakan bahwa residual terdistribusi secara
normal atau dengan kata lain regresi dengan variabel dependen struktur
modal memenuhi uji normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk memperoleh korelasi yang
sebenarnya, yang tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang
mungkin saja berpengaruh. Istilah dikontrol menunjukkan pada pengertian
ditiadakannya pengaruhnya terhadap variabel-variabel yang dikorelasikan.
79
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistiks
Model
1
Tolerance
VIF
(Constant)
Ln_ROA
.702
1.424
Ln_SA
.357
2,800
Ln_Lk
.387
2,583
a. Dependent Variabel:Ln_DER
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa nilai Tolerance semua
variabel independen lebih besar dari 0,10, nilai VIF semua variabel
independent lebih kecil dari 10,00. Maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi linier berganda tidak terdapat multikoliniearitas antara variabel
terikat dengan variabel bebas sehingga dapat digunakan dalam penelitian.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui memiliki tidaknya
penyimpangan terhadap salah satu asumsi klasik yang mensyaratkan
homokedastisitas. Jika memiliki pola tertentu seperti titik-titik
yang
memiliki membentuk pola yang teratur, maka mengindentifikasi telah
terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak memiliki pola yang jelas serta titiktitik yang menyebar di atas dan di bawah angka nol memiliki sumbu Y,
maka tidak terjadi hetersokedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi
memiliki atau tidaknya heteroskedastisitas itu dengan melihat grafik Scatter
Plot seperti pada gambar 4.7 di bawah ini:
80
Gambar 4.7
Scatter Plot (Data Asli)
Scatterplot
Regression Standardized Predicted
Value
Dependent Variable: struktur modal
2
1
0
-1
-2
-2
-1
0
1
2
3
4
Regression Standardized Residual
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan gambar 4.7 scatter plot tersebut titik-titik membentuk
pola menyempit di sekitar angka nol, sehingga dengan demikian hasil ini
menunjukan telah terjadi heteroskedastisitas.
81
Gambar 4.8
Scatter Plot (Data Setelah Transformasi Ln)
Scatterplot
Dependent Variable: Ln_DER
Regression Standardized Predicted
Value
4
3
2
1
0
-1
-2
-2.5
0.0
2.5
Regression Standardized Residual
Sumber : Data sekunder yang diolah
Setelah dilakukan transformasi ke bentuk logaritma natural maka
diketahui bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol atau
tidak membentuk pola yang jelas. Oleh karena itu hasil ini menunjukan
bahwa data telah terjadi homoskedastisitas atau dengan kata lain tidak
terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear memiliki korelasi antara kesalahan pengganggu pmemiliki periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan memiliki problem autokorelasi. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk itu mendeteksi
82
gejala autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Sebagai berikut
tabel 4.8 dibawah ini:
Tabel 4.8
Uji Durbin-Watson
Hipotesis nol
Memiliki autokorelasi positif
Tdk memiliki autokorelasi positif
Memiliki korelasi negatif
Tdk memiliki korelasi negatif
Tdk memiliki autokorelasi,
Positif atau negatif
Keputusan
Tolak
No desicison
Tolak
No decision
Tdk ditolak
Jika
0 < d < dl
dl ≤ d ≤ du
4 – dl < d < 4
4 – du ≤ d ≤ - dl
du < d < 4 - du
Hasil regresi dengan level of signifikans0,05% (α = 0,05%) dengan
jumlah variabel bebas (k = 3) dan banyaknya data (n = 32) diperoleh nilai
D-W dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
a
1
.675
.456
.398
a. Predictors: (Constant), Ln_Lk, Ln_ROA, Ln_SA
b. Dependent Variabel: Ln_DER
2,01182
1,629
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa hasil uji Durbin-Watson
sebesar 1,629 sedangkan dalam tabel DW dengan jumlah observasi (n) = 33
dan jumlah variabel independen (k) = 3 dengan tingkat signifikan 0,05%
didapat dL = 1,309 dan dU = 1,573. Sehingga nilai 4 – dL = 4 –
1,309=2,691 dan 4 – dU = 4 –1,573= 2,427 Maka dapat disimpulkan bahwa
model persamaan regresi tidak mengandung masalah autokorelasi karena
83
nilai DW sebesar 1,629ini berada diantara 1,595 dan 3,00. Hal ini dapat
dilihat pada gambar 4.9 sebagai berikut :
Gambar 4.9
Hasil Uji Durbin Watson
Tidak Memiliki
Autokorelasi
1,629
Memiliki
Memiliki
Autokorelasi –
Autokorelasi +
1,309
1,573
3
2,427
2,691
Sumber: Data yang diolah
e. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh variabel profitabilitas, struktur aktiva dan likuiditas
terhadap struktur modal.
Tabel 4.10
Hasil Perhitungan Regresi
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
B
1
(Constant)
Ln_ROA
Ln_SA
Ln_Lk
-,549
,370
-,552
-,676
Standardized
Coefficients
Std. Error
Beta
,375
,131
,201
,202
t
,469
-,642
-,749
Sig.
-1,463
2,821
-2,752
-3,341
,155
,009
,010
,002
a Dependent Variable: Ln_DER
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat disusun persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
DER=a-0,549+ ROA 0,370 + Sa -0,552+ Lk -0,676
84
Persamaan tersebut di atas setelah ditransformasikan ke logartima
naturalmempunyai makna sebagai berikut:
1) Koefisien konstanta sebesar -0,549dan bertanda negatif, hal ini berarti
jikaprofitabilitas, struktur aktiva dan likuiditasnilainya tetap, maka struktur
modal akan mempunyai nilai sebesar -0,549
2) Koefisien regresi profitabilitas sebesar 0,370 dan bertanda positif, hal ini
berarti setiap kenaikkan satu persen profitabilitas dengan asumsi variabel
independen lainnya tetap, maka struktur modalnya akan mengalami
kenaikan sebesar 0,370
3) Koefisien regresi struktur aktiva sebesar -0,552 dan bertanda negatif, hal ini
berarti setiap kenaikkan satu persen struktur aktiva dengan asumsi variabel
independen lainnya tetap,maka struktur modalnya akan mengalami
penurunan sebesar -0,552.
4) Koefisien regresi likuiditas sebesar -0,676 dan bertanda negatif, hal ini
berarti setiap kenaikkan satu persen likuiditas dengan asumsi variabel
independen lainnya tetap, maka struktur modalnya akan mengalami
penurunan sebesar -0,676.
3. Uji Signifikansi
a. Uji Statistik t (parsial)
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui dari ketiga variabel
independen terhadap variabel dependensemuanya memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel struktur modal yaitu dengan nilai signifikan
0,009, 0,010 dan 0,002 lebih besar dari tingkatan signifikan sebesar 0,05%.
85
Pengujian Hipotesis(Ha1)
H01
:Tidak memiliki pengaruh antara profitabilitas terhadap struktur modal
Ha1
:Memiliki pengaruh antara profitabilitas terhadap struktur modal
Berdasarkan tabel
4.10
dapat
diketahui
bahwa profitabilitas
menghasilkan nilai t-hitung sebesar 2,821 dengan nilai signifikan sebesar
0,009 yang mana signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05%. Hal ini berarti
bahwa H01 ditolak sedangkan Ha1 diterima. Dari hasil uji t tersebut dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas (ROA)mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap struktur modal (DER) memiliki taraf signifikan dibawah0,05%.
Pengujian Hipotesis Kedua (Ha2)
H02
:Tidak memiliki pengaruh antara struktur aktiva terhadap struktur
modal
Ha2
:Memiliki pengaruh antara struktur aktiva terhadap struktur modal
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa struktur aktiva
menghasilkan nilai t-hitung sebesar -2,752 dengan nilai signifikan sebesar
0,010 yang mana signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05%. Hal ini berarti
bahwa H02 ditolak sedangkan Ha2 diterima. Dari hasil uji-t tersebut dapat
disimpulkan bahwa struktur aktivamempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap struktur modal (DER) memiliki taraf signifikan dibawah0,05%.
Pengujian Hipotesis Ketiga (Ha3)
H03
: Tidak memiliki pengaruh antara likuiditas terhadap struktur Modal
Ha3
: Memiliki pengaruh antara likuiditas terhadap struktur Modal
86
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa likuiditas menghasilkan
nilai t-hitung sebesar -3,341 dengan nilai signifikan sebesar 0,002 yang mana
signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05%. Hal ini berarti bahwa H03 ditolak
sedangkan Ha3 diterima. Dari hasil uji-t tersebut dapat disimpulkan bahwa
likuiditasmempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal
(DER) memiliki taraf signifikandibawah0,05%.
b. Uji Statistik F (simultan)
Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui variabel independen
terhadap variabel dependennya secara bersama-sama (simultan). Hasil uji
statistik F akan ditunjukan dalam tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11
Hasil Regresi Uji-F
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
94,972
113,328
208,300
df
3
28
31
Mean Square
31,657
4,047
F
7,822
Sig.
,001a
a. Predictors: (Constant), Ln_LK, Ln_ROA, Ln_SA
b. Dependent Variable: Ln_DER
Sumber : Data sekunder yang diolah
H04
: Tidak memiliki pengaruh antara profitabilitas, struktur aktiva dan
likuiditas terhadap struktur modal.
Ha4
: Memiliki pengaruh antara profitabilitas, struktur aktiva dan likuiditas
terhadap struktur modal.
Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji-F sebesar 7,822dengan signifikan 0,001
dibawah0,05% maka dapat disimpulkan bahwa H04ditolak dan Ha4diterima.
87
Hal ini menunjukan secara simultan variabel independen yang terdiri dari
profitabilitas, struktur aktiva dan likuiditas secara bersama-sama mempunyai
pengaruh terhadap struktur modal (DER) artinya besar kecilnya semua
variabel independen tersebut secara simultan mempengaruhi DER periode
mendatang.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Output
SPSS
untuk
pengujian
Koefisien
Determinasi
(R2)ditampilkan pada tabel 4.12 sebagai berikut
Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1
.675
.456
.398
a. Predictors: (Constant), Ln_Lk,Ln_ROA,Ln_SA
2,01182
Sumber : Data sekunder yang diolah
Dilihat dari hasil nilai Adjusted R2 sebesar 0,398atau 39,8% hal ini
berarti struktur modal dapat dijelaskan oleh profitabilitas, struktur aktiva
dan likuiditas, sedangkan sisanya sebesar 61,1% dapat dijelaskan oleh
variabel-variabel lain diluar model yang tidak dimasukkan ke dalam
penelitian ini misalnya stabilitas penjualan, leverage operasi, sikap
manajemen, tingkat pertumbuhan perusahaan dan pajak.
88
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan pembahasan mengenai hasil
analisis yang telah dilakukan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa semua
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini terlihat
dalam analisis di bawah ini :
1. Analisis pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal secara parsial
Dari hasil analisis di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa
profitabilitas (ROA) menghasilkan nilai t-hitung sebesar 2,821 dengan nilai
signifikan sebesar 0,009 yang mana signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05%.
Dari hasil uji-t tersebut dapat disimpulkan bahwa ROA mempunyai pengaruh
terhadap DER memiliki taraf signifikan dibawah0,05%. Hal ini sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh L. V. L. N. Sarma, Sarada Lellapalli dan
Ramana V. Lellapalli (2010) diketahui bahwa profitabilitas tidak memiliki
pengaruh terhadap struktur modal, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Yuanxin Liu dan Xiangbo Ning (2009), Christina dan Johan Halim (2008) dan
Murdika Alamsyah Hasan (2010) diketahui bahwa terdapat pengaruh negatif
antara profitabilitas terhadap struktur modal.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yaitu Pecking Order Theory yang
menyimpulkan bahwa apabila dana internal telah memenuhi kebutuhan
sebagian besar dana maka perusahaan dapat menekan hutang ke tingkat yang
lebih rendah. Ini berarti dana internal telah mampu merupakan pilihan utama
dalam memenuhi sumber pembiayaan. Dalam kaitannya dengan variabel
profitabilitas, profitabilitas memiliki pengaruh terhadap struktur modal yang
89
artinya bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi
akan mengurangi ketergantungan modal dari pihak luar, karena tingkat
keuntungan yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk memperoleh
sebagian besar pendanaannya yang dihasilkan secara internal yang berupa laba
ditahan sebelum perusahaan menggunakan sumber dana eksternal seperti
hutang. Hal tersebut dapat disebabkan karena dengan semakin tingginya laba
yang diperoleh perusahaan akan semakin banyak dana yang akan diperoleh
sebagai sumber dana sehingga penggunaan hutang akan semakin sedikit,
sehingga berpengaruh terhadap penentuan komposisi struktur modalnya.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ROAmempunyai pengaruh
terhadap DER, Hal ini dapat disebabkan oleh tingkat pertumbuhan ROAdari
masing-masing perusahaan. Dengan melihat data ROA masing-masing
perusahaan terdapat beberapa perusahaan dengan pertumbuhan ROA yang
mengalami
kenaikan
serta
penurunan
pada
tahun
2011-2014
sepertiALTO,dimana perusahaan yang mengalami kenaikan dari tahun 20112014 seperti AISA, CEKA, INDF, MYOR, ULTJ serta memiliki pula
perusahaan yang masih utuh tidak mengalami kenaikan juga tidak mengalami
penurunan dari tahun 2011-2014 seperti ADES, ICBP.Memiliki perbedaan
hasil dalam penelitian ini juga menunjukan terjadinya kecenderungan informasi
asimetri antara manajemen dan pihak luar perusahaan.
2. Analisis pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal secara parsial
Dari hasil analisis di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa struktur
aktiva
menghasilkan
nilai
t-hitung
sebesar
-2,752
dengan
nilai
90
signifikansebesar 0,010 yang mana signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05%.
Dari hasil uji-t tersebut dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva mempunyai
pengaruh terhadap DER memiliki taraf signifikan dibawah0,05%. Hal ini sama
dengan penelitian yang dilakukan oleh Faruk Hossain dan Ayub Ali (2012)
menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal,
namun pada penelitian yang dilakukan oleh Ali Kesuma (2009) dan Bram
Hadianto dan Christian Tayana (2010) mengatakan bahwa struktur aktiva
berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Hasil penelitian initidak sesuai dengan Trade off Theory,tetapi
mendukung Pecking Order Theory. Permasalahan utama teori Pecking Order
terletak pada informasi yang tidak sistematik dan struktur aktiva merupakan
variabel yang menentukan besar kecilnya masalah ini. Ketika perusahaan
memiliki proporsi aktiva berwujud yang lebih besar, penilaian asetnya menjadi
lebih mudah sehingga permasalahan asimetri informasi menjadi lebih rendah.
Dengan demikian, perusahaan akan mengurangi penggunaan hutangnya ketika
proporsi aktiva berwujud meningkat. Ini artinya bahwa manajemen
menggunakan posisi aset tetap sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan
hutang. Hal ini terkait dengan kecenderungan bahwa manajemen akan berhatihati dalam menggunakan dan membuat kebijakan hutang baru, agar kewajiban
perusahaan akan semakin kecil. Semakin tinggi struktur aktiva (semakin besar
jumlah aktiva tetap) maka penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi yang
akan sehingga penggunaan modal asing akan semakin sedikit atau struktur
modalnya semakin rendah.
91
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa struktur aktiva memiliki
pengaruh terhadap DER, hal itu menunjukan bahwa kemampuan perusahaan
kurang maksimal dalam menggunakan total asset untuk menghasilkan laba. Hal
ini dapat disebabkan oleh tingkat pertumbuhan struktur aktiva dari masingmasing perusahaan Dengan melihat data struktur aktiva masing-masing
perusahaan terdapat beberapa perusahaan dengan pertumbuhan struktur aktiva
yang mengalami kenaikan serta penurunan pada tahun 2011-2014 seperti
AISA,CEKA, ULTJ dimana perusahaan yang mengalami kenaikan dari tahun
2011-2014 sepertiALTO serta memiliki pula perusahaan yang masih utuh tidak
mengalami kenaikan juga tidak mengalami penurunan dari tahun 2011-2014
seperti ADES, ICBP, INDF, MYOR.Memiliki perbedaan hasil dalam
penelitian ini juga menunjukan terjadinya kecenderungan informasi asimetri
antara manajemen dan pihak luar perusahaan.
3. Analisis pengaruh likuiditas terhadap struktur modal secara parsial
Dari hasil analisis di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa likuiditas
menghasilkan nilai t-hitung sebesar -3,341 dengan nilai signifikan sebesar
0,002 yang mana signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05%. Dari hasil uji-t
tersebut dapat disimpulkan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh terhadap
DER memiliki taraf signifikansi dibawah0,05%. Hal ini sama dengan
penelitian yang dilakukan olehSeftiane dan Ratih Handayani (2011)
menunjukkan bahwa likuiditas tidak mempengaruhi struktur modal, namun
pada penelitian yang dilakukan Faruk Hossain dan Ayub Ali (2012) bahwa
likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal.
92
Hal ini sejalan dengan teoriPecking Order Theory. Bahwa perusahaan
yang memiliki tingkat profitabilitas dan likuiditas yang tinggi justru tingkat
hutangnya rendah, sehingga perusahaan tidak menggunakan pembiayaan dari
hutang. Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki sumber dana internal yang
melimpah, sehingga perusahaan lebih cenderung menggunakan dana
internalnya
terlebih
dahulu
untuk
membiayai
investasinya
sebelum
menggunakan pembiayaan eksternal melalui hutang.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh
terhadap DER. Hal ini dapat disebabkan oleh tingkat pertumbuhan likuiditas
dari masing-masing perusahaan. Dengan melihat data likuiditas masing-masing
perusahaan terdapat beberapa perusahaan dengan pertumbuhan likuiditas yang
mengalami kenaikan serta penurunan pada tahun 2011-2014 seperti
AISAdimana perusahaan yang mengalami kenaikan dari tahun 2011-2015
seperti ALTO serta memiliki pula perusahaan yang masih utuh tidak
mengalami kenaikan juga tidak mengalami penurunan dari tahun 2011-2014
sepertiADES, CEKA, ICBP, INDF, MYOR, ULTJ.Memiliki perbedaan hasil
dalam penelitian ini juga menunjukan terjadinya kecenderungan informasi
asimetri antara manajemen dan pihak luar perusahaan.
4. Analisis pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, dan likuiditas terhadap struktur
modal secara simultan
Dari hasil uji-F diketahui bahwa secara simultan variabel independen
yang terdiri dari profitabilitas, struktur aktiva dan likuiditas samasamaberpengaruh terhadap struktur modal dengan nilai F-hitung 7,822 dengan
93
signifikansi 0,001 dibawah0,05% artinya besar kecilnya semua variabel
independen tersebut secara simultan bersama-sama mempunyai pengaruh
terhadap struktur modal pada periode yang akan datang. Hasil ini sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh L. V. L. N. Sarma, Sarada Lellapalli, Ramana
V. Lellapalli Yuanxin Liu, Xiangbo Ning, Christina dan Johan Hali, Murdika
Alamsyah Hasan, Faruk Hossain, Ayub Ali, Ali Kesuma, Bram Hadianto,
Christian Tayana dan Seftiane dan Ratih Handayani.
Download