Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN WUS TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN MOTIVASI MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN Disusun oleh : ROWI OLSALIN. M NIM. 030215A066 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN 2017 HALAMAN PERSETUJUAN Artikel berjudul : HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN WUS TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN MOTIVASI MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN Disusun oleh : Rowi Olsalin Mutmainah 030215A066 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan telah Diperkenankan untuk dipublikasikan. Ungaran, Februari 2017 Pembimbing Utama Masruroh, S.SiT., M.Kes NIDN. 0612038001 Hubungan Antara Pengetahuan WUS Tentang Kanker Servik Dengan Motivasi Melakukan Pemeriksaan IVA Di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen Rowi Olsalin Mutmainah*) Masruroh **) Gipta Galih Widodo***) *) Mahasiswa Program Studi DIV Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo **) Dosen Program Studi DIV Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo ***) Dosen Program Studi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo Email : [email protected] Abstrak Latar Belakang : Data di Puskesmas Sambirejo Kabupaten Sragen didapatkan data pada tahun 2015 target WUS yang diperiksa IVA 1,66% dari 10% target 1 tahun namun cakupannya baru mencapai 0,5 %, sedangkan pada tahun 2016 pada bulan Januari hingga bulan Juli terdapat 3,19 % WUS yang telah melakukan pemeriksaan IVA dari target 11,69 % ( 20 % target 1 tahun ) yang ditentukan. Angka kejadian kanker servik di Puskesmas Sambirejo tahun 2015 didapatkan 2 kasus. IVA dan Pap smear digunakan untuk mendeteksi kanker serviks yang di sebabkan oleh Human Papiloma Virus atau HPV. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan WUS tentang kanker servik dengan motivasi melakukan pemeriksaan IVA di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Metode : Desain penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita pasangan usia subur di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen sebanyak 1344 WPUS. Sampel penelitian 93 responden. Metode pengambilan sampel proportionate random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner dengan uji analisis menggunakan uji chi square. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pengetahuan WUS tentang kanker servik adalah cukup sebanyak 51 responden (54,8%). Sebagian besar motivasi WUS melakukan pemeriksaan IVA adalah tinggi sebanyak 55 responden (59,1%). Ada hubungan antara pengetahuan WUS tentang kanker servik dengan motivasi melakukan pemeriksaan IVA di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen (p=0,000). Kesimpulan : Saran bagi responden diharapkan melakukan deteksi dini kanker servik dengan melakukan pemeriksan IVA secara teratur sehingga dapat mendeteksi resiko terjadinya kanker servik secara dini Kata kunci: Pengetahuan, Motivasi Pemeriksaan IVA. Kepustakaan: 35 pustaka (2008 – 2012) Abstrak Backroud : Data in Puskesmas Sambirejo Sragen obtained data on 2015 WUS targets were examined IVA 1.66% of the target of 10% coverage in the first year reached 0.5%, whereas in 2016 January to July there were 3.19% WUS who has checked IVA of the target 11 , 69% (20% target of 1 year) were determined. The incidence of cervical cancer in Puskesmas Sambirejo 2015 obtained two cases. VIA and Pap smear is used to detect cervical cancer are caused by the Human Papilloma Virus or HPV. The purpose : of this study was to determine the relationship between WUS knowledge about cervical cancer with the motivation to conduct examination in the village Sambirejo IVA Sambirejo District of Sragen. Correlational research design withapproach. cross sectional The population in this study were all women of childbearing age couple in the village Sambirejo Sambirejo District of Sragen as WPUS 1344. The research sample 93 respondents. The sampling method proportionate random sampling. The research instrument was a questionnaire with the test analysis usingtest. chi square Result : The results showed that most of WUS knowledge about cervical cancer is pretty much as 51 respondents (54.8%). Much of the motivation WUS examination IVA is higher by 55 respondents (59.1%). There is a relationship between WUS knowledge about cervical cancer with the motivation to conduct examination in the village Sambirejo IVA Sambirejo District of Sragen (p =0.000). Conclusion : Advice for responden expected early detection of cervical cancer by doing regular IVA examination in order to detect the risk of cervical cancer at an early stage Keywords : Awareness, Motivation Examination IVA. Bibliography: 35 references (2008-2012) PENDAHULUAN Kanker serviks adalah kanker yang terdapat pada serviks atau leher rahim, yaitu area bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan problem kesehatan yang sangat serius karena jumlah penderitanya meningkat sekitar 20% per tahun. Kanker payudara merupakan jenis kanker kedua di Indonesia yang menyerang kaum wanita setelah kanker serviks (mulut rahim). Dengan kata lain, kanker serviks adalah urutan pertama terbanyak yang menyerang kaum wanita di Indonesia (Azamris, 2006). Kanker serviks merupakan penyebab kematian perempuan yang kedua di Indonesia. (WHO 2010). Angka mortalitas yang diakibatkan kanker serviks juga tinggi, yakni diperkirakan 66.000 tiap tahunnya menurut WHO (2010). Setiap tahun di indonesia terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks dan sekitar 8000 kasus diantaranya berakhir dengan kematian. Setiap harinya diperkirakan menjadi 41 kasus baru kanker serviks dan 20 perempuan meninggal dunia karena penyakit tersebut. Pada tahun 2009, kasus baru kanker serviks berjumlah 2429 atau sekitar 25,91% dari seluruh kanker yang ditemukan di Indonesia. Dengan angka kejadian ini kanker serviks menduduki urutan kedua setelah kanker payudara (Wijaya 2010). Keterlambatan ditemukan kasus kanker serviks atau leher rahim disebabkan karena rendahnya cakupan deteksi dini atau screening, kunci keberhasilan program pengendalian kanker serviks tersebut adalah penapisan (screening) yang diikuti dengan pengobatan yang adekuat. Salah satu skrining kanker serviks yang cukup popular saat ini adalah metode IVA dan Pap smear. IVA dan Pap smear digunakan untuk mendeteksi kanker serviks yang di sebabkan oleh Human Papiloma Virus atau HPV (Rasjidi, 2010). Dengan terdeteksinya kanker serviks secara dini dengan melakukan pemeriksaan Pap smear ataupun IVA maka akan memperoleh terapi penyelamat jiwa lebih awal namun jika tidak melakukan deteksi dini maka kondisi akan semakin parah dan sulit untuk disembuhkan bahkan diantaranya berakhir dengan kematian. Meskipun Pap smear tidak mencegah kanker serviks, namun pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya perubahan–perubahan yang bersifat prakanker. Apabila kelainan yang muncul langsung diterapi maka kanker biasanya tidak akan berkembang. Sehingga dengan melakukan suatu Pap smear dan berbagai terapi lanjutan yang anda perlukan, sebenarnya itu merupakan tindakan pencegahan terhadap kanker serviks (Saraswati, 2010). Upaya-upaya yang dilakukan berupa tes Pap smear dan Inspeksi visual dengan asam asetat untuk menemukan lesi prakanker atau skrining sayangnya masih belum optimal. Sebelum tahun 1930 kanker serviks merupakan penyebab utama kematian skrining tes Pap smear. Namun, sayangnya hingga saat ini program skrining ini belum memasyarakat sehingga angka kejadian kanker serviks masih tetap tinggi (Rasjidi, 2008). Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat test (IVA), merupakan metode screening yang lebih praktis, murah, dan memungkinkan dilakukan di Indonesia. Dan pencegahan penyakit dengan metode deteksi ini merupakan bentuk dari sebuah praktik kesehatan atau tindakan hidup sehat. Alasan seorang wanita tidak menjalani deteksi dini kanker serviks yaitu karena ketidaktahuan, rasa malu, rasa takut dan faktor biaya. Hal ini umumnya disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan penduduk Indonesia, khususnya kaum wanita. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Maharsie & Indarwati, 2012). Studi pendahuluan dilakukan di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen jumlah 1344 Wanita Pasangan Usia Subur (WPUS). Wawancara pada pada 10 ibu-ibu berusia 35-50 tahun di Sambirejo, sebanyak 6 ibu pernah mendengar mengenai penyakit kanker serviks dan 4 ibu mengatakan tidak pernah mendengar mengenai penyakit kanker serviks, sebanyak 2 ibu dari 10 ibu mengatakan mengetahui tentang pemeriksaan IVA dan 8 ibu mengatakan tidak mengetahui mengenai pemeriksaan IVA dari 10 ibu tersebut semuanya mengatakan belum pernah melakukan pemeriksaan IVA, 2 ibu mengatakan termotivasi melakukan pemeriksaan IVA atau menginginkan pemeriksaan IVA namun tidak dalam waktu yang segera dan 8 ibu mengatakan tidak motivasi melakukan pemeriksaan IVA karena takut terhadap hasil yang akan diterimanya nanti serta ketakutan terhadap alat-alat yang akan digunakan saat melakukan pemeriksaan IVA. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara pengetahuan WUS tentang kanker servik dengan motivasi melakukan pemeriksaan IVA di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode korelasional menggunakan pendekatan Cross Sectional untuk mencari hubungan antara pengetahuan WUS tentang kanker serviks dengan motivasi melakukakan pemeriksaan IVA. Penelitian ini dilakukan di Desa Sambirejo kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen, Tanggal 12 - 18 Januari 2017. Dengan populasi WPUS sebanyak 1344 dan sampel sebanyak 93 responden. Dalam penelitian ini penelitian menggumpulkan kuesioner untuk mengumpulkan data dari WPUS menggunakan pertanyaan untuk pengetahuan menggunakan 1 untuk Ya dan 0 untuk Tidak, sedangkan pada pertanyaan motivasi menggunakan pertanyaan 1 untuk benar dan 0 untuk salah. Teknik anlisis menggunakan analisis univariat dan bivariat. HASIL PENELITIAN Analisa Univariat 1. Pengetahuan WUS tentang kanker servik di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen Pengetahuan Kurang Cukup Baik Total Frekuensi Persentase (%) 8 8,6 51 54,8 34 36,6 93 100,0 Tabel 1 Pengetahuan WUS tentang kanker serviks Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar mempunyai pendidikan cukup sebesar 51 responden (54,8%) 2. Motivasi melakukan pemeriksaan IVA di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Motivasi Frekuensi Persentase (%) Rendah 38 40,9 Tinggi 55 59,1 Total 93 100,0 Tabel 2 Motvais melakukan pemeriksaan IVA Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar memiliki motivasi untuk melakukan pemeriksaan IVA dengan frekuensi sebanyak 55 responden (59,1%). Analisa Bivariat 1. Hubungan antara pengetahuan WUS tentang kanker serviks dengan motivasi melakukan pemeriksaan IVA di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen Pengetahuan Motivasi Total P value Rendah Tinggi f % f % f % Kurang 8 100,0 0 0,0 8 100,0 0,000 Cukup 25 49,0 26 51,0 51 100,0 Baik 5 14,7 29 20,1 34 100,0 Total 38 40,9 55 59,1 93 100,0 Tabel 3 Hubungan antara pengetahuan WUS tentang kanker serviks dengan motivasi melakukan pemeriksaan IVA Dari tabel diatas menunjukkan bahwa motivasi rendah lebih banyak terjadi pada responden yang pengetahuannya cukup sebanyak 25 responden (49,0%) dan paling sedikit pada responden yang pengetahuannya baik sebanyak 5 responden (14,7%). Hasil uji chi square didapatkan nilai p 0,000 < =0,05 sehingga ada hubungan antara pengetahuan WUS tentang kanker servik dengan motivasi melakukan pemeriksaan IVA di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. PEMBAHASAN Analisa Univariat 1. Pengetahuan WUS tentang kanker servik di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan WUS tentang kanker servik adalah pengetahuan yang cukup sebanyak 51 responden (54,8%). Pengetahuan WUS cukup disebabkan responden mendapatkan informasi Pengetahuan seseorang jika mendapatkan informasi akan bertambah dan menjadi cukup atau baik. Pengetahuan cukup dan baik dapat disebabkan responden telah mendapatkan informasi dari berbagai sumber seperti media massa, internet dan tenaga kesehatan sehingga pengetahuannya bertambah. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan akan tersedia bermacam macam media masa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Hasil pengetahuan didapatkan ada yang baik sebanyak 34 responden (36,6%). Pengetahuan baik yang didapatkan responden 93,5% menjawab benar soal no 20 yaitu setia kepada pasangan dan tidak melakukan hubungan seksual secara dini dan penggunaan kondom mampu mencegah kanker servik. Pengetahuan ini baik disebabkan responden mendapatkan informasi tentang pencegahan kanker servik. 2. Motivasi melakukan pemeriksaan IVA di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar motivasi WUS melakukan pemeriksaan IVA adalah motivasi tinggi sebanyak 55 responden (59,1%). Motivasi tinggi yang dipunyai responden disebabkan responden mengetahui manfaat pemeriksaan IVA sebagai pendeteksi adanya kanker serviks. Selain itu dorongan dari sekitar dapat pula menjadi penyebabnya. Motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari memiliki harapan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, dan memiliki keyakinan yang tinggi bahwa penderita akan menyelesaikan pengobatannya tepat pada waktu yang telah ditentukan. Menutur Elliot et al (2000) dan Sue Howard (1999) dalam Widayatun (2009), motivasi seseorang dapat timbul dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri, intrinsik dan dari lingkungan, ekstrinsik. Motivasi tinggi paling banyak 96,8% mengatakan responden berusaha mencari informasi pencegahan kanker servik tentang IVA. Walgito (2004), mendefinisikan motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Menurut Sunaryo, (2008) motif merupakan suatu pengerak, keinginan, rangsangan Motif atau motivasi berasal dari kata latin “ Moreve” yang berarti dorongan dalam diri manusia untuk bertindak atau berprilaku pengertian motivasi tidak terlepas dari kebutuhan. Kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri manusia yang perlu di tanggapi atau di respon (Notoatmojo , 2010) Hasil penelitian masih ada responden yang motivasinya rendah sebanyak 38 responden (40,9%). Rendahnya motivasi dapat dilihat dari 30,1% suami tidak menyediakan akomodasi bagi WUS untuk memeriksakan IVA. Motivasi menurut Stoner dan freman adalah karakteristik psikologi manusia yang memberikan kontribusihasrat, pembangkit tenaga dan dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan mereka, berbuat sesuatu secara singkat dalam diri individu yang menyadari atau menentukan prilaku indivadu . kata lain Motif adalah energi dasar yang terdapat dalam diri individu dan menentukan individu dan menentukaan prilaku dan memberi tujuan dan arah kepada prilaku manusia.Motivasi adalah suatu usaha yang di sadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia bergerak hatinya untuk bertindak melakukan suatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Motivasi intrinsik bermakna sebagai keinginan dari diri-sendiri untuk bertindak tanpa adanya ransanga dari luar (Elliot, 2000). Analisa Bivariat 1. Hubungan antara pengetahuan WUS tentang kanker servik dengan motivasi melakukan pemeriksaan IVA di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan WUS tentang kanker servik dengan motivasi melakukan pemeriksaan IVA di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Hal ini dapat dilihat dari motivasi rendah lebih banyak terjadi pada responden yang pengetahuannya cukup sebanyak 25 responden (49,0%) dan paling sedikit pada responden yang pengetahuannya baik sebanyak 5 responden (14,7%). Menurut Handoko (1998) dan Widayatun (2008), ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri manusia, biasanya timbul dari poerilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga menjadi puas. Faktor internal meliputi faktor fisik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi fisik misal status kesehatan pasien. Fisik yang kurang sehat dan cacat yang tidak dapat disembuhkan berbahaya bagi penyesuaian pribadi dan sosial. Faktor proses mental dimana motivasi merupakan suatu proses yang tidak terjadi begitu saja, tapi ada kebutuhan yang mendasari munculnya motivasi tersebut. Pasien dengan fungsi mental yang normal akan menyebabkan bias yang positif terhadap diri. Seperti halnya adanya kemampuan untuk mengontrol kejadian-kejadian dalam hidup yang harus dihadapi, keadaan pemikiran dan pandangan hidup yang positif dari diri pasien dalam reaksi terhadap perawatan akan meningkatkan penerimaan diri serta keyakinan diri sehingga mampu mengatasi kecemasan dan selalu berpikir optimis untuk kesembuhannya. Faktor herediter dimana manusia diciptakan dengan berbagai macam tipe kepribadian yang secara herediter dibawa sejak lahir. Ada tipe kepribadian tertentu yang mudah termotivasi atau sebaliknya. Orang yang mudah sekali tergerak perasaannya, setiap kejadian menimbulkan reaksi perasaan padanya. Sebaliknya ada yang hanya bereaksi apabila menghadapi kejadia-kejadian yang memang sungguh penting. Keinginan dalam diri sendiri misalnya keinginan untuk lepas dari keadaan sakit yang mengganggu aktivitasnya sehari-hari, masih ingin menikmati prestasi yang masih dipuncak karir, merasa belum sepenuhnya nebgembangkan potensiotensi yang dimiliki.Kematangan usia akan mempengaruhi pada proses berfikir dan pengambilan keputusan dalam melakukan pengobatan yang menunjang kesembuhan pasien. Motivasi juga dipengaruhi faktor eksternal yaitu berasal dari luar diri seseorang yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan. Faktor eksternal ini meluputi lingkungan adalah suatu yang berada disekitar pasien baik fisik, psikologis, maupun sosial (Notoatmodjo, 2010). Lingkungan sangat berpengaruh terhadap motivasi pasien kusta untuk melakukan pengobatan. Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga yang lain, teman, waktu dan uang merupakan faktor – faktor penting dalam kepatuhan terhadap program medis (Niven, 2009). PENUTUP Kesimpulan Sebagian besar pengetahuan WUS tentang kanker servik adalah cukup sebanyak 51 responden (54,8%). Sebagian besar motivasi WUS melakukan pemeriksaan IVA adalah tinggi sebanyak 55 responden (59,1%). Ada hubungan antara pengetahuan WUS tentang kanker servik dengan motivasi melakukan pemeriksaan IVA di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen (p=0,000) Saran Bagi Responden Responden diharapkan melakukan deteksi dini kanker servik dengan melakukan pemeriksan IVA secara teratur sehingga dapat mendeteksi resiko terjadinya kanker servik secara dini Bagi Bidan Bidan diharapkan melakukan penyuluhan dan memotivasi ibu untuk rutin melakukan pemeriksaan IVA agar meningkatkan kesehatan reproduksi ibu dan menjalankan program terkait. Bagi Puskesmas Puskesmas diharapkan lebih fokus dalam menjalankan program dengan promosi yang lebih bagus agar masyarakat tertarik melakukan pemeriksaan IVA. Bagi Peneliti Lain Peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor lain yang berhubungan dengan perilaku IVA seperti pendidikan, paritas, pekerjaan dan sumber informasi. DAFTAR PUSTAKA 1. Wijaya. 2010. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Serviks.Yogyakarta: Niaga Swadaya. 2. WHO, 2010. Comprehensive Cervical Cancer Control AGuide to Essential Practice. World Health Organization, Geneva 3. Rasjidi, I. Irwanto, Y. Sulistyanto, H., 2008. Modalitas Deteksi Dini Kanker Serviks. Jakarta : Sagung Seto. Dalam: Rasjidi, I., 2008. Manual Prakanker Serviks, Ed. 1. Jakarta : Sagung Seto. 4. Azamris, 2006. Analisis Faktor Resiko pada Pasien Kanker Payudaradi RS Dr. M Djamil Padang.Dalam: Cermin Dunia Kedokteran No. 152 Available from: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/17152/AnalisaPasienKanker.pdf/AnalisaPasienKan.[Accessed 10 Oktober 2016] 5. Saraswati, 2010. Pengaruh Promosi kesehatan Terhadap Pengetahuan dan Partisipasi Wanita dalam Deteksi Dini Kanker Serviks.Tesis, Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Notoatmodjo, S. 2012. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 7. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 8. Nursalam, S. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.