Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN WUS

advertisement
Artikel Skripsi
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN WUS TENTANG KANKER
SERVIKS DENGAN MOTIVASI MELAKUKAN PEMERIKSAAN
IVA DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN SAMBIREJO
KABUPATEN SRAGEN
Disusun oleh :
ROWI OLSALIN. M
NIM. 030215A066
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2017
HALAMAN PERSETUJUAN
Artikel berjudul :
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN WUS TENTANG KANKER
SERVIKS DENGAN MOTIVASI MELAKUKAN PEMERIKSAAN
IVA DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN SAMBIREJO
KABUPATEN SRAGEN
Disusun oleh :
Rowi Olsalin Mutmainah
030215A066
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan telah
Diperkenankan untuk dipublikasikan.
Ungaran,
Februari 2017
Pembimbing Utama
Masruroh, S.SiT., M.Kes
NIDN. 0612038001
Hubungan Antara Pengetahuan WUS Tentang Kanker Servik Dengan
Motivasi Melakukan Pemeriksaan IVA Di Desa Sambirejo
Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen
Rowi Olsalin Mutmainah*) Masruroh **) Gipta Galih Widodo***)
*) Mahasiswa Program Studi DIV Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo
**) Dosen Program Studi DIV Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo
***) Dosen Program Studi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
Email : [email protected]
Abstrak
Latar Belakang : Data di Puskesmas Sambirejo Kabupaten Sragen didapatkan
data pada tahun 2015 target WUS yang diperiksa IVA 1,66% dari 10% target 1
tahun namun cakupannya baru mencapai 0,5 %, sedangkan pada tahun 2016 pada
bulan Januari hingga bulan Juli terdapat 3,19 % WUS yang telah melakukan
pemeriksaan IVA dari target 11,69 % ( 20 % target 1 tahun ) yang ditentukan.
Angka kejadian kanker servik di Puskesmas Sambirejo tahun 2015 didapatkan 2
kasus. IVA dan Pap smear digunakan untuk mendeteksi kanker serviks yang di
sebabkan oleh Human Papiloma Virus atau HPV. Tujuan : penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan WUS tentang kanker
servik dengan motivasi melakukan pemeriksaan IVA di Desa Sambirejo
Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen.
Metode : Desain penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita pasangan usia subur di Desa
Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen sebanyak 1344 WPUS.
Sampel penelitian 93 responden. Metode pengambilan sampel proportionate
random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner dengan uji analisis
menggunakan uji chi square.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pengetahuan WUS tentang
kanker servik adalah cukup sebanyak 51 responden (54,8%). Sebagian besar
motivasi WUS melakukan pemeriksaan IVA adalah tinggi sebanyak 55 responden
(59,1%). Ada hubungan antara pengetahuan WUS tentang kanker servik dengan
motivasi melakukan pemeriksaan IVA di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo
Kabupaten Sragen (p=0,000).
Kesimpulan : Saran bagi responden diharapkan melakukan deteksi dini kanker
servik dengan melakukan pemeriksan IVA secara teratur sehingga dapat
mendeteksi resiko terjadinya kanker servik secara dini
Kata kunci: Pengetahuan, Motivasi Pemeriksaan IVA.
Kepustakaan: 35 pustaka (2008 – 2012)
Abstrak
Backroud : Data in Puskesmas Sambirejo Sragen obtained data on 2015 WUS
targets were examined IVA 1.66% of the target of 10% coverage in the first year
reached 0.5%, whereas in 2016 January to July there were 3.19% WUS who has
checked IVA of the target 11 , 69% (20% target of 1 year) were determined. The
incidence of cervical cancer in Puskesmas Sambirejo 2015 obtained two cases.
VIA and Pap smear is used to detect cervical cancer are caused by the Human
Papilloma Virus or HPV. The purpose : of this study was to determine the
relationship between WUS knowledge about cervical cancer with the motivation
to conduct examination in the village Sambirejo IVA Sambirejo District of
Sragen.
Correlational research design withapproach. cross sectional The population in this
study were all women of childbearing age couple in the village Sambirejo
Sambirejo District of Sragen as WPUS 1344. The research sample 93
respondents. The sampling method proportionate random sampling. The research
instrument was a questionnaire with the test analysis usingtest. chi square
Result : The results showed that most of WUS knowledge about cervical cancer is
pretty much as 51 respondents (54.8%). Much of the motivation WUS
examination IVA is higher by 55 respondents (59.1%). There is a relationship
between WUS knowledge about cervical cancer with the motivation to conduct
examination in the village Sambirejo IVA Sambirejo District of Sragen (p
=0.000).
Conclusion : Advice for responden expected early detection of cervical cancer by
doing regular IVA examination in order to detect the risk of cervical cancer at an
early stage
Keywords : Awareness, Motivation Examination IVA.
Bibliography: 35 references (2008-2012)
PENDAHULUAN
Kanker serviks adalah kanker yang terdapat pada serviks atau leher rahim,
yaitu area bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina
(Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan
problem kesehatan yang sangat serius karena jumlah penderitanya meningkat
sekitar 20% per tahun. Kanker payudara merupakan jenis kanker kedua di
Indonesia yang menyerang kaum wanita setelah kanker serviks (mulut rahim).
Dengan kata lain, kanker serviks adalah urutan pertama terbanyak yang
menyerang kaum wanita di Indonesia (Azamris, 2006).
Kanker serviks merupakan penyebab kematian perempuan yang kedua di
Indonesia. (WHO 2010). Angka mortalitas yang diakibatkan kanker serviks juga
tinggi, yakni diperkirakan 66.000 tiap tahunnya menurut WHO (2010). Setiap
tahun di indonesia terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks dan sekitar
8000 kasus diantaranya berakhir dengan kematian. Setiap harinya diperkirakan
menjadi 41 kasus baru kanker serviks dan 20 perempuan meninggal dunia karena
penyakit tersebut. Pada tahun 2009, kasus baru kanker serviks berjumlah 2429
atau sekitar 25,91% dari seluruh kanker yang ditemukan di Indonesia. Dengan
angka kejadian ini kanker serviks menduduki urutan kedua setelah kanker
payudara (Wijaya 2010).
Keterlambatan ditemukan kasus kanker serviks atau leher rahim disebabkan
karena rendahnya cakupan deteksi dini atau screening, kunci keberhasilan
program pengendalian kanker serviks tersebut adalah penapisan (screening) yang
diikuti dengan pengobatan yang adekuat. Salah satu skrining kanker serviks yang
cukup popular saat ini adalah metode IVA dan Pap smear. IVA dan Pap smear
digunakan untuk mendeteksi kanker serviks yang di sebabkan oleh Human
Papiloma Virus atau HPV (Rasjidi, 2010).
Dengan terdeteksinya kanker serviks secara dini dengan melakukan
pemeriksaan Pap smear ataupun IVA maka akan memperoleh terapi penyelamat
jiwa lebih awal namun jika tidak melakukan deteksi dini maka kondisi akan
semakin parah dan sulit untuk disembuhkan bahkan diantaranya berakhir dengan
kematian. Meskipun Pap smear tidak mencegah kanker serviks, namun
pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya perubahan–perubahan yang bersifat
prakanker. Apabila kelainan yang muncul langsung diterapi maka kanker biasanya
tidak akan berkembang. Sehingga dengan melakukan suatu Pap smear dan
berbagai terapi lanjutan yang anda perlukan, sebenarnya itu merupakan tindakan
pencegahan terhadap kanker serviks (Saraswati, 2010).
Upaya-upaya yang dilakukan berupa tes Pap smear dan Inspeksi visual
dengan asam asetat untuk menemukan lesi prakanker atau skrining sayangnya
masih belum optimal. Sebelum tahun 1930 kanker serviks merupakan penyebab
utama kematian skrining tes Pap smear. Namun, sayangnya hingga saat ini
program skrining ini belum memasyarakat sehingga angka kejadian kanker
serviks masih tetap tinggi (Rasjidi, 2008).
Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat test (IVA), merupakan
metode screening yang lebih praktis, murah, dan memungkinkan dilakukan di
Indonesia. Dan pencegahan penyakit dengan metode deteksi ini merupakan
bentuk dari sebuah praktik kesehatan atau tindakan hidup sehat. Alasan seorang
wanita tidak menjalani deteksi dini kanker serviks yaitu karena ketidaktahuan,
rasa malu, rasa takut dan faktor biaya. Hal ini umumnya disebabkan oleh
rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan penduduk Indonesia, khususnya
kaum wanita. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (Maharsie & Indarwati, 2012).
Studi pendahuluan dilakukan di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo
Kabupaten Sragen jumlah 1344 Wanita Pasangan Usia Subur (WPUS).
Wawancara pada pada 10 ibu-ibu berusia 35-50 tahun di Sambirejo, sebanyak 6
ibu pernah mendengar mengenai penyakit kanker serviks dan 4 ibu mengatakan
tidak pernah mendengar mengenai penyakit kanker serviks, sebanyak 2 ibu dari
10 ibu mengatakan mengetahui tentang pemeriksaan IVA dan 8 ibu mengatakan
tidak mengetahui mengenai pemeriksaan IVA dari 10 ibu tersebut semuanya
mengatakan belum pernah melakukan pemeriksaan IVA, 2 ibu mengatakan
termotivasi melakukan pemeriksaan IVA atau menginginkan pemeriksaan IVA
namun tidak dalam waktu yang segera dan 8 ibu mengatakan tidak motivasi
melakukan pemeriksaan IVA karena takut terhadap hasil yang akan diterimanya
nanti serta ketakutan terhadap alat-alat yang akan digunakan saat melakukan
pemeriksaan IVA.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti
hubungan antara pengetahuan WUS tentang kanker servik dengan motivasi
melakukan pemeriksaan IVA di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten
Sragen.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode korelasional
menggunakan pendekatan Cross Sectional untuk mencari hubungan antara
pengetahuan WUS tentang kanker serviks dengan motivasi melakukakan
pemeriksaan IVA.
Penelitian ini dilakukan di Desa Sambirejo kecamatan Sambirejo Kabupaten
Sragen, Tanggal 12 - 18 Januari 2017. Dengan populasi WPUS sebanyak 1344
dan sampel sebanyak 93 responden.
Dalam penelitian ini penelitian menggumpulkan kuesioner untuk
mengumpulkan data dari WPUS menggunakan pertanyaan untuk pengetahuan
menggunakan 1 untuk Ya dan 0 untuk Tidak, sedangkan pada pertanyaan motivasi
menggunakan pertanyaan 1 untuk benar dan 0 untuk salah. Teknik anlisis
menggunakan analisis univariat dan bivariat.
HASIL PENELITIAN
Analisa Univariat
1. Pengetahuan WUS tentang kanker servik di Desa Sambirejo Kecamatan
Sambirejo Kabupaten Sragen
Pengetahuan
Kurang
Cukup
Baik
Total
Frekuensi
Persentase (%)
8
8,6
51
54,8
34
36,6
93
100,0
Tabel 1
Pengetahuan WUS tentang kanker serviks
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar mempunyai pendidikan
cukup sebesar 51 responden (54,8%)
2. Motivasi melakukan pemeriksaan IVA di Desa Sambirejo Kecamatan
Sambirejo Kabupaten Sragen.
Motivasi
Frekuensi
Persentase (%)
Rendah
38
40,9
Tinggi
55
59,1
Total
93
100,0
Tabel 2
Motvais melakukan pemeriksaan IVA
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar memiliki motivasi untuk
melakukan pemeriksaan IVA dengan frekuensi sebanyak 55 responden (59,1%).
Analisa Bivariat
1. Hubungan antara pengetahuan WUS tentang kanker serviks dengan motivasi
melakukan pemeriksaan IVA di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo
Kabupaten Sragen
Pengetahuan
Motivasi
Total
P value
Rendah
Tinggi
f
%
f
%
f
%
Kurang
8
100,0
0
0,0
8
100,0
0,000
Cukup
25
49,0
26
51,0
51
100,0
Baik
5
14,7
29
20,1
34
100,0
Total
38
40,9
55
59,1
93
100,0
Tabel 3
Hubungan antara pengetahuan WUS tentang kanker serviks dengan motivasi
melakukan pemeriksaan IVA
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa motivasi rendah lebih banyak
terjadi pada responden yang pengetahuannya cukup sebanyak 25 responden
(49,0%) dan paling sedikit pada responden yang pengetahuannya baik sebanyak 5
responden (14,7%). Hasil uji chi square didapatkan nilai p 0,000 <  =0,05
sehingga ada hubungan antara pengetahuan WUS tentang kanker servik dengan
motivasi melakukan pemeriksaan IVA di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo
Kabupaten Sragen.
PEMBAHASAN
Analisa Univariat
1. Pengetahuan WUS tentang kanker servik di Desa Sambirejo Kecamatan
Sambirejo Kabupaten Sragen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan WUS
tentang kanker servik adalah pengetahuan yang cukup sebanyak 51 responden
(54,8%). Pengetahuan WUS cukup disebabkan responden mendapatkan
informasi Pengetahuan seseorang jika mendapatkan informasi akan bertambah
dan menjadi cukup atau baik. Pengetahuan cukup dan baik dapat disebabkan
responden telah mendapatkan informasi dari berbagai sumber seperti media
massa, internet dan tenaga kesehatan sehingga pengetahuannya bertambah.
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan
akan tersedia bermacam macam media masa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.
Hasil pengetahuan didapatkan ada yang baik sebanyak 34 responden
(36,6%). Pengetahuan baik yang didapatkan responden 93,5% menjawab
benar soal no 20 yaitu setia kepada pasangan dan tidak melakukan hubungan
seksual secara dini dan penggunaan kondom mampu mencegah kanker servik.
Pengetahuan ini baik disebabkan responden mendapatkan informasi tentang
pencegahan kanker servik.
2. Motivasi melakukan pemeriksaan IVA di Desa Sambirejo Kecamatan
Sambirejo Kabupaten Sragen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar motivasi WUS
melakukan pemeriksaan IVA adalah motivasi tinggi sebanyak 55 responden
(59,1%). Motivasi tinggi yang dipunyai responden disebabkan responden
mengetahui manfaat pemeriksaan IVA sebagai pendeteksi adanya kanker
serviks. Selain itu dorongan dari sekitar dapat pula menjadi penyebabnya.
Motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang dalam kegiatan-kegiatan
sehari-hari memiliki harapan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi,
dan memiliki keyakinan yang tinggi bahwa penderita akan menyelesaikan
pengobatannya tepat pada waktu yang telah ditentukan. Menutur Elliot et al
(2000) dan Sue Howard (1999) dalam Widayatun (2009), motivasi seseorang
dapat timbul dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri, intrinsik dan
dari lingkungan, ekstrinsik.
Motivasi tinggi paling banyak 96,8% mengatakan responden berusaha
mencari informasi pencegahan kanker servik tentang IVA. Walgito (2004),
mendefinisikan motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau
organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Menurut Sunaryo, (2008)
motif merupakan suatu pengerak, keinginan, rangsangan Motif atau motivasi
berasal dari kata latin “ Moreve” yang berarti dorongan dalam diri manusia
untuk bertindak atau berprilaku pengertian motivasi tidak terlepas dari
kebutuhan. Kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri manusia yang perlu di
tanggapi atau di respon (Notoatmojo , 2010)
Hasil penelitian masih ada responden yang motivasinya rendah sebanyak
38 responden (40,9%). Rendahnya motivasi dapat dilihat dari 30,1% suami
tidak menyediakan akomodasi bagi WUS untuk memeriksakan IVA. Motivasi
menurut Stoner dan freman adalah karakteristik psikologi manusia yang
memberikan kontribusihasrat, pembangkit tenaga dan dorongan dalam diri
manusia yang menyebabkan mereka, berbuat sesuatu secara singkat dalam diri
individu yang menyadari atau menentukan prilaku indivadu . kata lain Motif
adalah energi dasar yang terdapat dalam diri individu dan menentukan
individu dan menentukaan prilaku dan memberi tujuan dan arah kepada
prilaku manusia.Motivasi adalah suatu usaha yang di sadari untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia bergerak hatinya untuk
bertindak melakukan suatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Motivasi intrinsik bermakna sebagai keinginan dari diri-sendiri untuk
bertindak tanpa adanya ransanga dari luar (Elliot, 2000).
Analisa Bivariat
1. Hubungan antara pengetahuan WUS tentang kanker servik dengan
motivasi melakukan pemeriksaan IVA di Desa Sambirejo Kecamatan
Sambirejo Kabupaten Sragen.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan
WUS tentang kanker servik dengan motivasi melakukan pemeriksaan IVA
di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Hal ini dapat
dilihat dari motivasi rendah lebih banyak terjadi pada responden yang
pengetahuannya cukup sebanyak 25 responden (49,0%) dan paling sedikit
pada responden yang pengetahuannya baik sebanyak 5 responden (14,7%).
Menurut Handoko (1998) dan Widayatun (2008), ada dua faktor
yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri manusia, biasanya
timbul dari poerilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga menjadi
puas. Faktor internal meliputi faktor fisik adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan kondisi fisik misal status kesehatan pasien. Fisik yang
kurang sehat dan cacat yang tidak dapat disembuhkan berbahaya bagi
penyesuaian pribadi dan sosial. Faktor proses mental dimana motivasi
merupakan suatu proses yang tidak terjadi begitu saja, tapi ada kebutuhan
yang mendasari munculnya motivasi tersebut. Pasien dengan fungsi
mental yang normal akan menyebabkan bias yang positif terhadap diri.
Seperti halnya adanya kemampuan untuk mengontrol kejadian-kejadian
dalam hidup yang harus dihadapi, keadaan pemikiran dan pandangan
hidup yang positif dari diri pasien dalam reaksi terhadap perawatan akan
meningkatkan penerimaan diri serta keyakinan diri sehingga mampu
mengatasi kecemasan dan selalu berpikir optimis untuk kesembuhannya.
Faktor herediter dimana manusia diciptakan dengan berbagai
macam tipe kepribadian yang secara herediter dibawa sejak lahir. Ada tipe
kepribadian tertentu yang mudah termotivasi atau sebaliknya. Orang yang
mudah sekali tergerak perasaannya, setiap kejadian menimbulkan reaksi
perasaan padanya. Sebaliknya ada yang hanya bereaksi apabila
menghadapi kejadia-kejadian yang memang sungguh penting. Keinginan
dalam diri sendiri misalnya keinginan untuk lepas dari keadaan sakit yang
mengganggu aktivitasnya sehari-hari, masih ingin menikmati prestasi yang
masih dipuncak karir, merasa belum sepenuhnya nebgembangkan potensiotensi yang dimiliki.Kematangan usia akan mempengaruhi pada proses
berfikir dan pengambilan keputusan dalam melakukan pengobatan yang
menunjang kesembuhan pasien.
Motivasi juga dipengaruhi faktor eksternal yaitu berasal dari luar
diri seseorang yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan.
Faktor eksternal ini meluputi lingkungan adalah suatu yang berada
disekitar pasien baik fisik, psikologis, maupun sosial (Notoatmodjo, 2010).
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap motivasi pasien kusta untuk
melakukan pengobatan. Dukungan sosial dalam bentuk dukungan
emosional dari anggota keluarga yang lain, teman, waktu dan uang
merupakan faktor – faktor penting dalam kepatuhan terhadap program
medis (Niven, 2009).
PENUTUP
Kesimpulan
Sebagian besar pengetahuan WUS tentang kanker servik adalah cukup
sebanyak 51 responden (54,8%).
Sebagian besar motivasi WUS melakukan pemeriksaan IVA adalah tinggi
sebanyak 55 responden (59,1%).
Ada hubungan antara pengetahuan WUS tentang kanker servik dengan motivasi
melakukan pemeriksaan IVA di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten
Sragen (p=0,000)
Saran
Bagi Responden
Responden diharapkan melakukan deteksi dini kanker servik dengan
melakukan pemeriksan IVA secara teratur sehingga dapat mendeteksi resiko
terjadinya kanker servik secara dini
Bagi Bidan
Bidan diharapkan melakukan penyuluhan dan memotivasi ibu untuk rutin
melakukan pemeriksaan IVA agar meningkatkan kesehatan reproduksi ibu dan
menjalankan program terkait.
Bagi Puskesmas
Puskesmas diharapkan lebih fokus dalam menjalankan program dengan
promosi yang lebih bagus agar masyarakat tertarik melakukan pemeriksaan IVA.
Bagi Peneliti Lain
Peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor lain yang berhubungan dengan
perilaku IVA seperti pendidikan, paritas, pekerjaan dan sumber informasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wijaya. 2010. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Serviks.Yogyakarta:
Niaga Swadaya.
2. WHO, 2010. Comprehensive Cervical Cancer Control AGuide to Essential
Practice. World Health Organization, Geneva
3. Rasjidi, I. Irwanto, Y. Sulistyanto, H., 2008. Modalitas Deteksi Dini Kanker
Serviks. Jakarta : Sagung Seto. Dalam: Rasjidi, I., 2008. Manual Prakanker
Serviks, Ed. 1. Jakarta : Sagung Seto.
4. Azamris, 2006. Analisis Faktor Resiko pada Pasien Kanker Payudaradi RS
Dr. M Djamil Padang.Dalam: Cermin Dunia Kedokteran No. 152 Available
from:
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/17152/AnalisaPasienKanker.pdf/AnalisaPasienKan.[Accessed 10 Oktober 2016]
5. Saraswati, 2010. Pengaruh Promosi kesehatan Terhadap Pengetahuan dan
Partisipasi Wanita dalam Deteksi Dini Kanker Serviks.Tesis, Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Notoatmodjo, S. 2012. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
7. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
8. Nursalam, S. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Download