penerapan supervisi akademik pengawas dalam upaya

advertisement
Jurnal Pena Edukasi
Vol. IV No. 4, Juli 2017, hlm. 261 – 268
Available online at http://deacas.com/se/jurnal/index.php/JPE
ISSN 2407-0769
e-ISSN 2549-4694
PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU
MENERAPKAN MODEL STAD
Suciono
Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan, kab. Langkat
Abstract: The purpose of this school action research is to determine the extent to which
the supervisory coaching improves the ability of teachers in applying the model model
student achievement division team (STAD) in science lessons. In the research, this action
is done in three cycles, the result of the action is proven to improve the ability of the
teacher by reaching the ideal standard. From 56.78% in first cycle, it can be increased to
67.07% in second cycle, and third cycle 79.71%. The results of this action research
indicate that supervisory coaching can improve the ability of teachers in learning model
student achievement division team (STAD) science lesson SD Binaan Region sub Hinai
discrit Langkat with mastery reaches 100%.
Keywords: student teams achievement division, academic supervision
Abstrak: Tujuan dari penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana pembinaan pengawas meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan model
pembelajaran model student team achievement divition (STAD) pada pelajaran IPA.
Dalam penelitian tindakan sekolah ini dilakukan dalam 3 siklus, dari hasil tindakan yang
dilakukan terbukti dapat meningkatkan kemampuan guru dengan mencapai standar
ideal.Dari 56,78 % pada siklus I, dapat meningkat menjadi 67,07% pada siklus II, dan
siklus ke III 79,71 %. Hasil penelitian tindakan ini menunjukkan bahwa pembinaan
pengawas dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran model student team
achievement divition (STAD) pelajaran IPA SD Binaan Wilayah Kec. Hinai Kab.
Langkat dengan ketuntasan mencapai 100%.
Kata kunci: student teams achievement division, supervisi akademik
Guru yang profesional adalah
guru yang kompeten dibidangnya.
Kemampuan guru harus terasah
dengan baik agar materi yang
disampaikan mudah dicerna dan
dimengerti oleh siswanya. Kemampuan guru bukan hanya dalam tataran
desain perencanaan pembelajaran,
akan tetapi juga dalam proses dan
evaluasi pembelajaran. Dalam aspek
perencanaan misalnya, guru dituntut
untuk mampu mendesain perencanaan
yang memungkinkan secara terbuka
siswa dapat belajar sesuai dengan
minat dan bakatnya, seperti kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran, kemampuan menyusun dan
menyajikan materi atau pengalaman
261
Jurnal Pena Edukasi
Vol. IV No. 4, Juli 2017, hlm. 261 – 268
Available online at http://deacas.com/se/jurnal/index.php/JPE
belajar siswa, kemampuan untuk
merancang desian pembelajaran yang
tepat sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai, kemampuan menentukan dan
memanfaatkan media dan sumber
belajar, serta kemampuan menentukan
alat evaluasi yang tepat untuk
mengukur keberhasilan proses pembelajaran.
Kemampuan dalam proses
pembelajaran
berhubungan
erat
dengan bagaimana cara guru mengimplementasikan perencanaan pembelajaran, yang mencakup kemampuan menerapkan keterampilan dasar
mengajar dan keterampilan mengembangkan berbagai model pembelajaran
yang dianggap mutakhir. Keterampilan dasar mengajar yang harus
dimiliki oleh guru seperti yang
dikemukakan oleh Sanjaya (2011:143)
adalah seperti keterampilan bertanya,
keterampilan variasi stimulus, ketrampilan
membuka
dan
menutup
pelajaran, ketrampilan memberikan
penguatan (reinforcement) dan lain
sebagainya. Sedangkan keterampilan
mengembangkan model pembelajaran
seperti keterampilan proses, model
pembelajaran, metode klinis, dan
pendekatan pembelajaran.
Salah satu pendekatan dalam
proses pembelajaran adalah pendekatan pembelajaran model Student
Team Achievement Divition (STAD)
yang merupakan salah satu metode
atau pendekatan dalam pembelajaran
kooperatif yang sederhana dan baik
untuk guru yang baru mulai
menggunakan pendekatan kooperatif
dalam kelas, STAD juga merupakan
suatu metode pembelajaran kooperatif
yang efektif. Dengan konsep itu, hasil
pembelajaran
diharapkan
lebih
bermakna
bagi
siswa.
Proses
ISSN 2407-0769
e-ISSN 2549-4694
pembelajaran berlangsung alamiah
dalam bentuk kegiatan siswa bekerja
dan mengalami, bukan mentransfer
pengetahuan dari guru ke siswa.
Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.
Guru SD Binaan Wilayah Kec.
Hinai Kab. Langkat, dalam melaksanakan pembelajaran tidak banyak
mendapatkan hasil yang memuaskan,
dari hasil UAN rata-rata nilai yang
dicapai siswa masih jauh dari yang
diharapkan, dari 17 orang siswa,
hanya 8 orang (47,06%) yang
mencapai standar KKM dengan nilai
di atas 65, tentau hal ini sangat
memperihatikan kita, jika hal ini
dibiarkan secara terus menerus maka
capaian mutu pendidikan di SD
Binaan Wilayah Kec. Hinai Kab.
Langkat akan tetap ketinggalan
dengan sekolah lain, baik yang ada di
Wilayah Kec. Hinai Kab. Langkat,
maupun di luar Kec. Hinai.
Dari hasil pemantauan di
lapangan menunjukan bahwa mayoritas guru IPA saat ini masih
menggunakan cara-cara konvensional
dalam pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran ini dilakukan dengan
metode ceramah dan tanya jawab.
Kelebihan dan pendekatan ini adalah
dapat mengajarkan materi yang relatif
banyak dalam waktu yang singkat,
tetapi pembelajaran ini memperlakukan siswa hanya sebagai objek
sehingga siswa cenderung pasif dan
hanya menerima pengetahuan dari
gurunya saja. Pembelajaran konvensional hanya menyajikan materi IPA
secara tekstual sehingga siswa
kesulitan
menerapkannya
dalam
kehidupan sehari-hari.
Untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran IPA dibutuhkan pembe-
262
Jurnal Pena Edukasi
Vol. IV No. 4, Juli 2017, hlm. 261 – 268
Available online at http://deacas.com/se/jurnal/index.php/JPE
lajaran yang merangsang siswa untuk
melakukan pengamatan, penyelidikan
serta mengolah informasi sehingga
pada akhirnya siswa dapat memahami
konsep secara bermakna. Pembelajaran yang menekankan keaktifan
siswa dan berpusat pada siswa
merupakan salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran IPA.
ISSN 2407-0769
e-ISSN 2549-4694
HASIL DAN PEMBAHASAN
Paparan Data dan Temuan Penelitian
Perencanaan Tindakan
Penelitian ini menggunakan
pembinaan kepada guru melalui
supervisi akademik Pengawas dalam
menerapkan model STAD.
Tujuan yang diharapkan pada
pertemuan pertama dalam pembinaan
ini adalah guru dapat memahami
maksud
dan
tujuan
pengawas
melaksanakan kegiatan pembinaan
dalam rangka meningkatkan kemampuan guru menerapkan model STAD
dalam pembelajaran IPA.
Agar tercapai tujuan di atas,
peneliti yang bertindak sebagai
Pengawas melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Menyusun instrumen pembinaan
melalui binaan Pengawas.
b) Menyusun Instrumen Monitoring
c) Sosialisasi kepada guru IPA
d) Melaksanakan tindakan dalam
pembinaan
e) Melakukan refleksi
f) Menyusun strategi pembinaan
pada siklus ke dua berdasar
refleksi siklus pertama
g) Melaksanakan pembinaan pada
siklus kedua
h) Melakukan Observasi
i) Melakukan refleksi pada siklus
kedua
j) Menyusun strategi pembinaan
pada siklus ketiga berdasar
refleksi siklus kedua
k) Melaksanakan pembinaan pada
siklus ketiga
l) Melakukan Observasi
m) Melakukan refleksi pada siklus
ketiga
n) Menyusun laporan
METODE
Subjek dalam penelitian ini
adalah Guru SD Binaan Wilayah kec.
Hinai kab. Langkat yang merupakan
wilayah binaan peneliti sebagai
pengawas tahun pelajaran 2015/2016.
Dalam penelitian tindakan
sekolah ini variabel yang akan diteliti
adalah Peningkatan kemampuan guru
dalam menerapkan STAD pada
pelajaran IPA melalui Supervisi
Akademik Pengawas di SD Binaan
Wilayah kec. Hinai kab. Langkat.
Penelitian tindakan sekolah
yang dilaksanakan dalam tiga siklus
dianggap sudah berhasil apabila
terjadi peningkatan kemampuan guru
mencapai 85% guru (sekolah yang
diteliti) telah mencapai ketuntasan
dengan nilai rata rata 75. Jika
peningkatan tersebut dapat dicapai
pada tahap siklus I dan II, maka siklus
selanjutnya tidak akan dilaksanakan
karena tindakan kepengawasan yang
dilakukan sudah dinilai efektif sesuai
dengan harapan dalam manajemen
berbasis sekolah (MBS).
263
Jurnal Pena Edukasi
Vol. IV No. 4, Juli 2017, hlm. 261 – 268
Available online at http://deacas.com/se/jurnal/index.php/JPE
ISSN 2407-0769
e-ISSN 2549-4694
Adapun data hasil penelitian pada
siklus I.
Dari siklus I dapat dijelaskan
bahwa dengan menerapkan supervisi
akademik Pengawas dalam menerapkan model STAD diperoleh nilai ratarata kinerja guru adalah 56,78 % atau
ada 3 orang guru dari 14 orang sudah
meningkat mutunya dalam proses
belajar mengajar. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pada siklus
pertama secara kelompok guru
(sekolah) belum meningkat mutunya,
karena guru yang memperoleh nilai ≥
65 hanya sebesar 31,25% lebih kecil
dari persentase ketuntasan yang
dikehendaki yaitu sebesar 85 %. Hal
ini disebabkan karena guru masih
merasa baru dan belum mengerti apa
yang dimaksudkan dan digunakan
oleh Pengawas dalam pembinaan
dengan menerapkan model STAD
pada pelajaran IPA.
Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Pelaksanaan tindakan dalam
penelitian dilakukan 3 siklus yang
terdiri dari tiga kali pertemuan.
Waktu yang digunakan setiap
kali pertemuan adalah 2 x 60 menit.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada
tanggal 25 Agustus s.d 01 September
2015 dan pertemuan kedua pada
tanggal 08 s.d 15 September 2015, dan
pertemuan ke tiga 22 s.d 29 September
2015. Penelitian tindakan sekolah ini
dilaksanakan sesuai dengan prosedur
rencana pembinaan dan skenario
pembelajaran.
Siklus I
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti
mempersiapkan perangkat pembinaan
yang terdiri dari rencana pembinaan I,
Instrumen I, Evaluasi I dan alat-alat
pembinaan yang mendukung. Selain
itu juga dipersiapkan lembar observasi
pengolaan pembelajaran.
Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar diperoleh informasi
dari hasil pengamatan sebagai berikut:
(1) Pengawas kurang baik dalam
memotivasi guru dan dalam
menyampaikan tujuan pembinaan.
(2) Pengawas kurang baik dalam
pengelolaan waktu
(3) Guru kurang begitu antusias
selama pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan kegiatan pembinaan pada siklus I ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu adanya
revisi untuk dilakukan pada siklus
berikutnya.
(1) Pengawas perlu lebih terampil
dalam memotivasi guru dan lebih
jelas dalam menyampaikan tujuan
pembinaan. Di mana guru diajak
untuk terlibat langsung dalam
Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembinaan untuk siklus I dilaksanakan pada
tanggal 25 Agustus s.d 01 September
2015 di SD Binaan Wilayah Kec.
Hinai Kab. Langkat tahun pelajaran
2015/2016 dengan jumlah guru 14
orang. Dalam hal ini peneliti bertindak
sebagai Pengawas. Adapun proses
pembinaan mengacu pada rencana
pelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan
belajar mengajar. Pada akhir proses
pembinaan, guru diberi tes formatif I
dengan tujuan untuk mengetahui
tingkat kemampuan guru dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan.
264
Jurnal Pena Edukasi
Vol. IV No. 4, Juli 2017, hlm. 261 – 268
Available online at http://deacas.com/se/jurnal/index.php/JPE
setiap kegiatan yang akan
dilakukan.
(2) Pengawas perlu mendistribusikan
waktu secara baik dengan
menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi
catatan.
(3) Pengawas harus lebih terampil
dan bersemangat dalam memotivasi guru sehingga guru bisa
lebih antusias.
ISSN 2407-0769
e-ISSN 2549-4694
guru adalah 67,07 % dan ketuntasan
pembinaan mencapai 56,78 % atau
ada 9 orang guru dari 14 orang guru
sudah meningkat kemampuannya
dalam proses belajar mengajar. Hasil
ini menunjukkan bahwa pada siklus II
ini ketuntasan belajar secara klasikal
telah mengalami peningkatan sedikit
lebih baik dari siklus I. Adanya
peningkatan mutu guru ini karena
setelah Pengawas menginformasikan
bahwa setiap akhir pembinaan akan
selalu diadakan tes sehingga pada
pertemuan berikutnya guru lebih
termotivasi meningkatkan mutunya
dalam proses pembelajaran. Selain itu
guru juga sudah mulai mengerti apa
yang dimaksudkan dan dinginkan
Pengawas dengan menerapkan pembinaan melalui model pembelajaran
STAD.
Siklus II
Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti
mempersiapkan perangkat pembinaan
yang terdiri dari rencana pembinaan 2,
soal tes formatif II dan alat-alat
pembinaan yang mendukung.
Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembinaan untuk siklus II dilaksanakan
pada tanggal 08 s.d 15 September
2015 di SD Binaan Wilayah kec.
Hinai kab. Langkat tahun pelajaran
2015-2016. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai Pengawas. Adapun
proses pembinaan mengacu pada
rencana pembinaan dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga
kesalahan atau kekurangan pada siklus
I tidak terulang lagi pada siklus II.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar.
Pada akhir proses pembinaan,
guru diberi tes formatif II dengan
tujuan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan guru dalam proses
pembinaan yang telah dilakukan.
Instrumen yang digunakan adalah tes
formatif II.
Dari siklus II diperoleh nilai
rata-rata peningkatan kemampuan
Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan
pembinaan diperoleh informasi dari
hasil pengamatan sebagai berikut:
(1) Memotivasi guru
(2) Membimbing guru merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep
(3) Pengelolaan waktu
Revisi Pelaksanaaan
Pelaksanaan kegiatan pembinaan pada siklus II ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan. Maka perlu
adanya revisi untuk dilaksanakan pada
siklus III antara lain:
(1) Pengawas dalam memotivasi guru
hendaknya dapat membuat guru
lebih termotivasi selama proses
belajar mengajar dan pembinaan
berlangsung.
(2) Pengawas harus lebih dekat
dengan guru sehingga tidak ada
perasaan takut dalam diri guru
265
Jurnal Pena Edukasi
Vol. IV No. 4, Juli 2017, hlm. 261 – 268
Available online at http://deacas.com/se/jurnal/index.php/JPE
baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.
(3) Pengawas harus lebih sabar dalam
membina
guru
merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
(4) Pengawas harus mendistribusikan
waktu secara baik sehingga
kegiatan pembelajaran dan pembinaan dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan.
(5) Pengawas sebaiknya menambah
lebih banyak contoh soal dan
memberi soal-soal latihan pembinaan
pada
guru
untuk
dipedomani pada setiap kegiatan
pembinaan berlangsung.
ISSN 2407-0769
e-ISSN 2549-4694
tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan guru dalam meningkatkan mutunya dalam pembelajaran
yang telah dilakukan. Instrumen yang
digunakan adalah tes formatif III.
Berdasarkan data diperoleh
nilai rata-rata tes formatif sebesar
79,71 % dan dari 14 orang guru yang
telah meningkatkan kemampuannya
secara keseluruhan. Maka secara
kelompok peningkatan kemampuan
guru telah tercapai sebesar 100%
(termasuk kategori tuntas). Hasil pada
siklus III ini mengalami peningkatan
lebih baik dari siklus II. Adanya
peningkatan hasil pembinaan pada
siklus III ini dipengaruhi oleh adanya
peningkatan kemampuan pengawas
dalam melakukan pembinaan melalui
pembelajaran model STAD sehingga
guru menjadi lebih terbiasa dengan
pembinaan seperti ini sehingga guru
lebih mudah dalam memahami
pembinaan yang telah diberikan oleh
pengawas (peneliti). Di samping itu
ketuntasan ini juga dipengaruhi oleh
kerja sama dari guru yang telah
menguasai proses pembelajaran untuk
membimbing guru yang belum
menguasainya melalui pembinaan oleh
Pengawas.
Siklus III
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti
mempersiapkan perangkat pembinaan
yang terdiri dari rencana pembinaan 3,
soal tes formatif 3 dan alat-alat
pembinaan yang mendukung.
Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan pelatihan
dan pembinaan untuk siklus III
dilaksanakan pada tanggal 22 s.d 29
September 2015 di SD Binaan
Wilayah Kec. Hinai Kab. Langkat
tahun pelajaran 2015/2016 dengan
jumlah 14 orang guru. Dalam hal ini
peneliti bertindak sebagai Pengawas.
Adapun proses belajar mengajar dan
pembinaan mengacu pada rencana
pembinaan dengan memperhatikan
revisi pada siklus II, sehingga
kesalahan atau kekurangan pada siklus
II tidak terulang lagi pada siklus III.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar.
Pada akhir proses pembinaan
guru diberi tes formatif III dengan
Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa
yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik
dalam proses pembinaan. Dari datadata yang telah diperoleh dapat
duraikan sebagai berikut:
(1) Selama
proses
pembinaan
Pengawas telah melaksanakan
semua pembinaan dengan baik.
Meskipun ada beberapa aspek
yang belum sempurna, tetapi
persentase pelaksanaannya untuk
266
Jurnal Pena Edukasi
Vol. IV No. 4, Juli 2017, hlm. 261 – 268
Available online at http://deacas.com/se/jurnal/index.php/JPE
masing-masing aspek cukup
besar.
(2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa guru aktif
selama proses belajar berlangsung.
(3) Kekurangan pada siklus-siklus
sebelumnya sudah mengalami
perbaikan
dan
peningkatan
sehingga menjadi lebih baik.
(4) Hasil pembinaan melalui pembinaan Pengawas pada siklus III
mencapai ketuntasan.
b.
c.
Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah
menerapkan pembelajaran model
STAD melalui supervisi akademik
Pengawas dengan baik dan dilihat dari
aktivitas guru serta hasil pembinaan
guru pelaksanaan proses pembinaan
sudah berjalan dengan baik. Maka
tidak diperlukan revisi terlalu banyak,
tetapi yang perlu diperhatikan untuk
tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa
yang telah ada dengan tujuan agar
pada pelaksanaan proses belajar
mengajar selanjutnya pembinaan yang
dilakukan Pengawas dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses
belajar mengajar dalam menerapkan
model
STAD
sehingga
tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
d.
ISSN 2407-0769
e-ISSN 2549-4694
guru belum antusias, dan belum
memahami apa yang dimaksudkan oleh Pengawas;
Model pembinaan pengawas
melalui
supervisi
akademik,
dalam hal peningkatan kemampuan guru menggunakan model
pembelajaran STAD pada mata
pelajaran IPA belum tampak,
sehingga hasil yang dicapai tidak
tuntas.
Mungkin karena proses pembinaan yang dilakukan Pengawas
melalui melalui supervisi akademik dalam menerapkan model
STAD yang baru mereka laksanakan sehingga guru merasa kaku
dalam menerapkannya.
Akan tetapi setelah dijelaskan,
mereka bisa mengerti dan
buktinya pada pertemuan kedua
dan ketiga proses pembinaan
Pengawas berjalan baik, semua
guru aktif dan lebih-lebih setelah
ada rubrik penilaian proses,
seluruh guru meningkat mutunya
dalam proses belajar mengajar.
SIMPULAN
Dari hasil kegiatan pembinaan
yang telah dilakukan selama tiga
siklus, dan berdasarkan seluruh
pembahasan serta analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Pembinaan Pengawas dalam
meningkatkan kemampuan guru
menerapkan model STAD memiliki dampak positif dalam
meningkatkan kemampuan guru
guru dalam proses belajar
mengajar di SD Binaan Wilayah
kec. Hinai kab. Langkat tahun
Refleksi dan Temuan
Berdasarkan
pelaksanaan
tindakan maka hasil observasi nilai,
hasil dapat dikatakan sebagai berikut :
a. Pertemuan pertama kegiatan
pembinaan
yang
dilakukan
Pengawas
melalui
supervisi
akademik dalam penerapan model
STAD belum berhasil karena
dalam pembinaan masih terlihat
267
Jurnal Pena Edukasi
Vol. IV No. 4, Juli 2017, hlm. 261 – 268
Available online at http://deacas.com/se/jurnal/index.php/JPE
2.
pelajaran 2015/2016 yang ditandai dengan peningkatan kemampuan guru dalam setiap siklus,
yaitu siklus I (56,78%), siklus II
(67,07%), dan siklus III (79,71%).
Pembinaan Pengawas dalam
meningkatkan kemampuan guru
mempunyai pengaruh positif,
3.
ISSN 2407-0769
e-ISSN 2549-4694
yaitu dapat meningkatkan kinerja
guru.
Pembinaan Pengawas melalui
pembinaan kepada guru dalam
menerapkan model STAD efektif
untuk meningkatkan mutu guru,
sehingga mereka merasa siap
untuk melaksanakan pembinaan
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
S.
2006.
Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung:
Yrama Widia.
Dimyati dan Mudjiono. 2008. Strategi
Belajar Mengajar. Bandung:
Remajasa
Rosdakarya.
Bandung.
Haryanto.
2006.
Pendidikan
Kewarganegaraan
Untuk
Kelas SD. Jakarta: Erlangga.
Supridjono,
A. 2007.
Strategi
Pembelajaran. Jakarta: Cipta
Pustaka Raya.
Suryosubroto B. 2009. Proses Belajar
Mengajar di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta.
Trianto. 2010. Strategi Pembelajaran
Umum.
Bandung:
Yrama
Widya.
Winataputra, S. 2007. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Universitas
Terbuka.
268
Download