PORTOFOLIO: SEBUAH MODEL PENILAIAN DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Didi Sudrajat FKIP Universitas Kutai Kartanegara Abstract: This paper aims to give a brief description and review on literature of a portfolio as a means of classroom based assessment in implementing curriculum based competency. Several benefits can be obtained by using proper portfolio, such as to see the students’ responsibilities in learning process, to enlarge the dimension of learning, to innovate teaching and learning process, to stress on students’views in learning and to be used as paper assessesment project, product and record of performance. Therefore, the teachers are expected to design the assessment properly, though several drawbacks need to be considered to using the authentic assessment. Keywords: portfolio, assessment, competency based curriculum. PENILAIAN, proses pengajaran dan kurikulum merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan program pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum dan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Penilaian digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan, misalnya apakah proses pembelajaran sudah baik dan dapat dilanjutkan dan masih perlu perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, disamping kurikulum yang cocok dan proses pembelajaran yang bernar perlu ada sistem penilaian yang tepat dan terencana. Perubahan kurikulum dari kurikulum berbasis isi (content-based curriculum) ke kurikulum berbasis kompetensi (competency based curriculum), mengakibatkan perubahan paradigma pada proses pembelajaran dari apa yang harus diajarkan (isi) menjadi tentang apa yang harus dikuasai (kompetensi). Perubahan kurikulum tersebut tidak hanya sekedar mengakibatkan terjadinya penyesuaian substansi materi dari format kurikulum yang menekankan pada isi ke kurikulum yang menekankan pada tuntutan kompetensi, tetapi juga terjadi pergeseran paradigma dari pendekatan pendidikan yang berorientasi pada masukan (input oriented education) ke pendekatan pendidikan yang berorientasi pada hasil atau standar (outcome based education). Perubahan kurikulum tersebut membawa implikasi terhadap cara guru mengajar (proses pembelajaran). Semula guru lebih menekankan pada selesainya pokok bahasan (isi), tetapi melupakan hasil. Hal ini dapat ditunjukkan selama ini mutu pendidikan kita relatif perlu 1 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 ditingkatkan bila ditinjau dari segi hasil ujian akhir nasional yang masih relatif rendah. Dengan kurikulum 2013 yang menekankan pada kompetensi, penekanan lebih ditujukan pada proses dengan penggunaan metode yang bervariasi. Perubahan kurikulum juga membawa implikasi terjadinya perubahan penilaian. penilaian yang dimaksud adalah dari penilaian pendekatan norma ke penilaian yang menggunakan acuan kriteria dan standar, yaitu aspek yang menunjukkan seberapa kompeten peserta didik menguasai materi yang diajarkan. Oleh karena itu, dalam kurikulum 2013 dikenal beberapa istilah kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian kompetensi yang menunjukkan seberapa jauh ketercapaian perserta didik terhadap materi yang dituntut dalam kurikulum. Untuk mengetahui pencapaian tersebut, salah satu alat yang digunakan adalah penilaian berbasis kelas (classroom based assessment). Penilaian dalam proses pembelajaran antara lain kegiatan menghimpun fakta-fakta dan dokumen belajar peserta didik yang dapat dipercaya untuk melakukan perbaikan program, apabila penilaian tersebut terjadi sebagai bagian dari program pembelajaran di kelas. Oleh karena penilaian berfungsi membantu guru untuk merencanakan kurikulum dan pengajaran di dalam program belajar dan mengajar, maka penilaian membutuhkan fakta-fakta atau informasi dari setiap individu dan atau kelompok peserta didik serta guru. Guru dapat melakukan penilaian dengan cara mengumpulkan data yang diperoleh melalui pertemuan, observasi, portofolio, proyek, produk, ujian serta data hasil interview dan survei. Penilaian yang tepat bagi peserta didik tidak hanya menunjukkan penilaian perilaku peserta yang lengkap, tetapi juga perilaku peserta didik yang hidup dan nyata yang sesuai dengan harapan orang tua. Kriteria perilaku yang signifikan dalam menulis bisa dipakai “locus of control" misalnya pada waktu peserta didik istirahat, penentuan topik, lokasi waktu, langkah, ujian, kegiatan portofolio, produk, project dan kondisi lain yang menghasilkan sebuah tulisan. Paling tidak terdapat tiga sikap yang dapat digunakan dalam penilaian, yaitu rasa percaya, lebih tertarik dan keyakinan bahwa proses pembelajaran akan sukses. Selain itu, pengaruh sikap mental guru akan melahirkan kerangka kerja responsif dalam mengajar. Penilaian portofolio merupakan salah satu jenis penilaian yang digunakan dalam penilaian berbasis kelas dan memiliki makna optimal dalam melihat ketercapaian kompetensi belajar peserta didik. Penilaian portofolio merupakan penilaian terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Penilaian portofolio merupakan penilaian proses pembelajaran dan evaluasi kompetensi siswa sebagai implementasi dari kurikulum berbasis kompetensi. OBJEK PENILAIAN PORTOFOLIO Dalam proses pembelajaran dan evaluasi khususnya gambaran yang dapat mengungkapkan sejuta kata. Gambar, kumpulan gambar, album, video, tape dan draft merupakan dokumen yang dimiliki peserta didik sebagai bahan mendasar untuk 2 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 penilaian otentik (authentic assessment) yang selanjutnya disebut objek penilaian portofolio. Menurut Barton dan Collins (1997) semua penilaian portofolio dibedakan menjadi empat macam: (1) Hasil karya peserta didik (artifacts), yaitu hasil karyapeserta didik yang dihasilkan di kelas, (2) Reproduksi (reproduction), yaitu hasil karya peserta didik yang dihasilkan di luar kelas, (3) Pengesahan (attestation), yaitu pernyataan atau hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru atau pihak lainnya tentang peserta didik, (4) Produksi (production), yaitu hasil karya peserta didik yang dipersiapkan khusus untuk portofolio. Melalui objek portofolio, peserta didik dapat mendemonstrasikan sesuatu kepada orang sebagai manifestasi yang mereka miliki tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai tujuan pembelajaran (Cole, Ryan dan Kick, 1995). Secara umum portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai oleh seseorang, kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan atau sejenisnya yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan mengevaluasi perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah diietapkan. Sedangkan secara khusus, portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan hasil belajar atau karya peserta didik yang menunjukkan usaha, perkembangan, prestasi belajar peserta didik dari waktu ke waktu, dan dari suitu mata pelajaran ke pelajaran yang lain. Portofolio juga sangat berguna sebagai alat meningkatkan kualitas pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk lebih berpartisipasi dalam proses pembelajaran. FUNGSI DAN TUJUAN PENILAIAN PORTOFOLIO Portofolio tidak hanya merupakan tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik, tetapi merupakan sumber informasi untuk guru dan peserta didik. Portofolio berfungsi untuk mengetahui perkembangan pengetahuan peserta didik dan kemampuan dalam mata pelajaran tertentu, serta pertumbuhan kemampuan peserta didik. Portofolio dapat memberikan bahan tindak lanjut dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan peserta didik sehingga guru dan peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuannya. Portofolio dapat pula berfungsi sebagai alat untuk: (1) melihat perkembangan tanggung jawab peserta didik dalam belajar, (2) perluasan dimensi belajar, (3) pembaharuan kimbali proses belajar mengajar, (4) penekanan pada pengembangan pandangan peserta didik dalam belajar. Portofolio digunakan sebagai alat pengajaran dan juga sebagai alat penilaian. Penilaian portofolio mengharuskan peserta didik untuk mengkoleksi dan mengajukan hasil kerja mereka. Dalam hal ini penilaian portofolio dapat dianggap sebagai salah satu alat pengajaran yang merupakan komponen kurikulum. Portofolio juga dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk penilaian otentik (authentic assessment). Sebagai pendekatan yang baru diperkenalkan, dibeberapa negara menunjukkan bahwa banyak guru mengalami kesulitan untuk memahami portofolio yang dapat berfungsi sebagai alat untuk pengajaran dan penilaian. Hal ini disebabkan oleh adanya kebiasaan guru yang senantiasa memberikan tes dalam penilaian yang pada akhirnya akan sangat berpengaruh terhadap penilaian portofolio. Selain itu hal yang paling berpengaruh terhadap penggunaan penilaian portofolio adalah adanya kebiasaan guru dalam menggunatan tes sebagai alat penilaian telah mendarah daging. Sehingga sangat sulit untuk tidak 3 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 memikirkan tentang peringkat, skor, dan presentile yang harus diberikan kepada peserta didik. Hal semacam ini yang mungkin harus dijauhkan dari pemikiran guru. Penggunaan penilaian performansi (performance assessment) dapat diumpamakan seperti seorang guru sedang menggunakan kaca pembesar melihat peserta didik. Guru akan melihat secara jelas, tetapi guru tidak menggagunya. Melalui latihan yang terus menerus, penggunaan penilaian portofolio akan terasa mudah dilakukan. Dalam penilaian portofolio peserta didik memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk menilai diri sendiri dari waktu ke waktu. Pengorganisasian dalam penilaian portofolio adalah hal yang sangat penting. Terdapat beberapa cara portofolio, tetapi semuanya mengandung hal yang paling penting dari suatu tugas (task), yaitu pengumpulan (storing), pemilihan (sorting) dan penetapan(dating). Pada waktu kita menerapkan penilaian portofolio hendaknya diperhatikan beberapa hal berikut : 1) Memperlihatkan perkembangan pemahaman peserta didik periode tertentu (misalnya portofolio meliputi pengkopian catatan, kerangka awal, draft kasar, kritik struktur, dan finalisasi tulisan); 2) Menunjukkan suatu pemahaman dari banyak konsep dan topik yang diberikan (misalnya portofolio meliputi beberapa tulisan pendek, uraian singkat); 3) Mendemonstrasikan perbedaan bakat (misalnya portofolio meliputi hasil ilustrasi kemampuan menulis, serta kombinasi cetak dan bukan cetak); 4) Mendemonstrasikan kemampuan untuk menunjukkan pekerjaan yang asli (misalnya portofolio meliputi hasil produksi artistik/estetik seperti sajak, musik, gambar, rencana pelajaran, videotape); 5) Mendemonstrasikan kegiatan selama periode waktu tertentu dan merangkum arti dari kegiatan tersebut (misalnya portofolio meliputi hasil kegiatan selama internsip atau, proyek riset dengan menyesuaikan kategori yang ada, catatan harian, dan jurnal); 6) Mendemonstrasikan kemampuan, menampilkan dalam suatu variasi konteks tempat tertentu; 7) Mendemonstrasikan kemampuan untuk mengintegrasikan teori dan praktek; 8) Merefleksikan nilai-nilai individu, pandangan dunia baru, atau orientasi filosofi. Jika mengamati praktek penerapan portofolio seperti yang banyak digunakan di beberapa negara seperti Amerika Serikat atau Australia, terdapat portofolio yang digunakan oleh guru secara informal untuk memantau perkembangan peserta didik. Ada portofolio yang digunakan untuk memberikan informasi ke orang tua dan ada pula portofolio yang digunakan oleh peserta didik untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan mereka sendiri. Ada portofolio yang digunakan untuk menentukan nilai peserta didik pada tahun akhir sekolah dan ada pula portofolio yang digunakan untuk menentukan persyaratan mereka untuk mengikuti suatu mata pelajaran. Penilaian portofolio bertujuan sebagai alat evaluasi formatif maupun sumatif. Portofolio sebagai alat evaluasi formatif digunakan untuk memantau kemajuan peserta didik dari hari ke hari dan untuk mendorong peserta didik dalam merefleksikan pembelajaran mereka sendiri. Portofolio seperti ini difokuskan pada proses perkembangan peserta didik dan digunakan untuk tujuan evaluasi formatif dan diagnostik. 4 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 Penilaian portofolio ditujukan juga untuk penilaian sumatif pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran. Hasil penilaian portofolio sebagai alat sumatif ini dapat digunakan untuk mengisi rapor peserta didik, yang menunjukkan prestasi peserta didik dalam mata pelajaran lertentu. Selain itu, tujuan penilaian dengan menggunakan portofolio adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen secara akurat. Rapor merupakan bentuk laporan prestasi peserta didik dalam belajar dalam kurun waktu tertentu. Portofolio merupakan laporan dari rapor, sehingga rapor tetap harus dibuat. Apapun tujuannya, semua portofolio berisi eviden sebagai bukti yang dapat digunakan untuk menyimpulkan tingkat pencapaian peserta didik pada kompetensi dasar dan indikator dalam bidang pelajaran tertentu. Oleh karena itu bukti-bukti evidence yang dikumpulkan itu harus releven dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki peserta didik sesuai dengan tuntutan kompetensi inti, standar kompetensi, dan indikator yang terdapat dalam kurikulum. Tujuan portofolio ditetapkan tentang apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan menggunakan penilaian portofolio tersebut. Fakta yang paling penting dalam portofolio adalah digunakannya penilaian tertulis (paper and pen assessment project, product ) dan catatan kemampuan (record of performance). Portofolio dalam penilaian di kelas dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan yaitu: 1) Menghargai perkembangan peserta didik; 2) Mendokumentasi proses pembelajaran yang berlangsung; 3) Memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik; 4) Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi; 5) Meningkatkan efektivitas proses pengajaran; 6) Bertukar informasi dengan orang tua/wali peserta didik dan guru lain; 7) Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada peserta didik; 8) Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri; 9) Membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan; BAGIAN-BAGIAN PORTOFOLIO Portofolio umumnya terdiri dari beberapa bagian, antara lain daftar isi dokumen, isi dokumen, bendel dokumen, batasan dokumen catatan guru dan orang tua. 1. Daftar Isi Dokumen Pada halaman di depan bendel portofolio tertulis nama peserta didik yang bersangkutan, daftar dokumen yang ada di dalamnya seperti terlihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Portofolio Peserta Didik Tanggal Janis Evidence Keterangan 1 Agustus 2016 Ringkasan satu bab dari buku Membuat Ringkasan Salah Asuhan 10 Agustus 2016 Menggambar Pemandangan Mewarnai Dan seterusnya Dan seterusnya Dan seterusnya 5 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 2) Isi Dokumen Isi portofolio yang terkadang dinamakan sebagai evidence dapat berupa kumpulan tugas peserta didik (foto, video, audio, penilaian tertulis, penugasan, hasil karya praktek, catatan disket atau fotocopy) selama waktu tertentu selama semester atau satu tahun yang dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian kinerja yang objektif yang menunjukkan apa yang dapat dilakukan seseorang dalam lingkungan dan suasana kerja yang alamiah, bukan dalam lingkungan atau suasana kerja yang dibuat-buat. Evidence menjadi ukuran seberapa baik tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik telah dilaksanakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar yang terdapat dalam kurikulum. Sumber data dai portofolio dapat berupa orang tua, tenaga kependidikan atau masyarakat yang mengetahui program pendidikan. 3) Bendel Dokumen Kumpulan semua dokumen peserta didik baik evidence, worksheet, maupun lembaran-lembaran informasi dan lembar kerja yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran dimasukkan ke dalam bendel dokumen portofolio. Dokumen-dokumen tersebut ditempatkan dalam satu map atau folder. 4) CatatanGuru dan Orang Tua Pada setiap dokumen yang relevan baik yang berupa lembar kerja, evidence maupun kumpulan evidence yang dipelajari peserta didik terutama tugas dan guru harus memberikan catatan atau komentar dan tanggapan orang tua. Catatan guru dan orang tua dapat langsung dituliskan pada dokumen yang ada, atau ditulis secara terpisah pada kertas kecil yang ditempelkan atau disatukan pada dokumen. BENTUK PORTOFOLIO Sekalipun banyak sekali variasi bentuk portofolio yang digunakan menurut Cole, Ryan dan Kick (1997) pada hakekanya terdapat dua bentuk portofolio, yaitu portofolio proses dan portofolio produk. Portofolio proses adalah portofolio yang menekankan pada bagaimana peserta didik belajar, berkreasi, termasuk dari mulai draff awal itu terjadi dan tentunya sepanjang peserta didik dinilai. Hal yang dinilai mencakup kemampuan awal, di tengah atau di akhir suatu pekerjaan yang dilakukan peserta didik. Sebaliknya portofolio produk hanya menekankan pada penguasaan (materi) dari tugas yang di tuntut dari suatu standar kompetensi, kompetensi dasar dan sekumpulan indikator pencapaian hasil belajar dan hanya menekankan pada evidence yang cukup baik tanpa memperhatikan bagaimana dan kapan' evidence' tersebut diperoleh. Kedua bentuk pendekatan portofolio tersebut biasanya digunakan disemua tingkatan. Namun demikian pendekatan proses masih lebih banyak digunakan ditingkat dasar. Hal ini terjadi karena pada tingkat-tingkat dasar guru lebih cenderung untuk melihat perkembangan peserta didik dan perkembangan khusus yang perlu dikembangkan. Sebaliknya pendekatan produk lebih umum digunakan pada tingkat pendidikan menengah. Hal ini terjadi karena dua faktor. Pertama, peserta didik yang berada pada pendidikan menengah lebih mementingkan hasil ketimbang proses. Kedua, peserta didik pada tingkatan pendidikan menengah memiliki kemampuan berfikir yang lebih untuk memilih 6 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 pekerjaan terbaik mereka, disamping rasa kepedulian mereka terhadap tugas dan fungsi sebagai siswa/ peserta didik. IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO Guru dewasa ini mulai beralih ke pendekatan penilaian yang lain, yang antara lain tes penampilan (performance test) dan penilaian portofolio (portfolio assessment). Di beberapa tempat bahkan guru sudah berusaha untuk membuat penilaian mereka benarbenar otentik (authentic assessment) untuk peserta didik mereka. Dengan kata lain, guru sedang mencari jalan yang paling baik untuk peserta didik mereka yang sedapat mungkin benar-benar dapat menggambarkan keadaan peserta didik yang sebenarnya. Penilaian portofolio merupakan penilaian authentik yang melibatkan peserta didik secara realitas dalam menilai prestasi mereka sendiri. Penilaian portofolio merupakan satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan peserta didik (student achivement) melalui evaluasi umpan balik dan penilaian sendiri (self assessment). Penilaian portofolio dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik dan guru untuk menelaah bagaimana pekerjaan yang terutama pekerjaan yang baru yang sedang atau telah dilaksanakan. Hal yang menarik dalam penilaian portofolio adalah : (1) Adanya kerjasama antara peserta didik, maupun antara peserta didik dengan guru; (2) Peserta didik dapat memperbaiki dan menyempurnakan evidence mereka; (3) Peserta didik dan guru berkonsentrasi pada karya individual atau karya kelompok; (4) Peserta didik memahami dan menggunakan standar, yaitu kompetensi dasar dan indikator yang terdapat dalam kurikulum untuk menilai evidence mereka baik perorangan maupun kelompok; (5) Peserta didik memiliki kebanggaan dapat mempublikasikan evidence mdreka. Berkaitan dengan fungsi dan tujuan penilaian portofolio dapat disimpulkan bahwa portofolio dapat digunakan sebagai alat pengajaran dan juga sebagai alat penilaian. Portofolio tidak hanya digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik tetapi juga merupakan sumber informasi bagi guru dan peserta didik. Portofolio berfungsi untuk mengetahui perkembangan pengetahuan peserta didik dan kemampuan dalam pelajaran tertentu. Portofolio dapat memberikan bahan tindak lanjut dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan peserta didik sehingga guru dan peserta didik berkesempatan untuk menggembangkan kemampuannya. Portofolio juga dapat berfungsi untuk : l) Melihat perkembangan tanggung jawab peserta didik dalam belajar; 2) Perluasan dimensi belajar; 3) Pembaharuan kembali proses belajar mengajar dan 4) Penekanan pada pengembangan pandangan peserta didik dalam belajar. Selanjutnya, berkenaan dengan tujuan penilaian portofolio di kelas secara umum adalah sebagai berikut: 1) Menghargai perkembangan yang dialami peserta didik; 2) Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung; 3) Memberikan perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik; 4) Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimen; 5) Meningkatkan aktivitas proses pengajaran; 6) Bertukar informasi dengan orang tua siswa dan guru lain; 7) Membina dan mempercepat pertumbuhan kosep diri positif pada peserta didik; 8) Meningkatkan kemampuan refleksi diri; 9) Membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan. Berkenaan dengan prinsip penilaian, portofolio mempunyai beberapa perbedaan dengan penilaian lainnya, keterlibatan peserta didik dalam penilaian portofolio merupakan 7 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 suatu karya yang harus dikerjakan. Adapun prinsip penilaian portofolio yang dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian antara lain: saling percaya, kerahasiaan bersama, milik bersama, kepuasan, kesesuaian, proses dan hasil. Dan selanjutnya, Barton dan Collins (1997) menyebutkan karakteristik esensial dalam pengembangan berbagai bentuk portofolio, yaitu multi sumber, authentic, dinamis, eksplisit, integrasi, kepemilikan, beragam tujuan. PENUTUP Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan terdahulu maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Portofolio berfungsi sebagai alat pengajaran dan alat penilaian, sebagai alat pengajaran portofolio merupakan komponen kurikulum dan sebagai alat penilaian, portofolio merupakan penilaian otentik (authentic assessment). 2) Portofolio mempunyai tujuan memberikan penilaian formatif dan sumatif. Sebagai alat penilaian formatif digunakan untuk memantau kemajuan peserta didik dari hari ke hari. Sedangkan sebagai alat penilaian sumatif, dapat digunakan untuk mengisi angka raport mata pelajaran tertentu. 3) Portofolio sebagai alat penilaian mempunyai prinsip-prinsip: saling percaya, kerahasiaan bersama, kepuasan, keserasian dan tujuan proses dan hasil. 4) Penilaian portofolio mempunyai karakteristik: multisumber, otentik, dinamis, eksplisit, integrasi, kepemilikan dan beragam tujuan. DAFTAR RUJUKAN Barton, J. Dan Collin, A. 1997. Portfolio Assessment: A Handbook For Education. Mento Park, CA: Addision Wesley Publishing, Co. Budiharso, Teguh. 2005. Evaluasi Berbasis Kelas dalam Pembelajaran Bahasa Kedua. Jakarta: Lekdis. Cole, D.J., Ryan, C.W., dan Kick, F. 1997. Portfolio Across the Curriculum Beyond. Thousand Oaks: Corwin Press. George, P.S. 1995. What is Portfolio Assessment Really and How I can Use it in My classroom? Gainesville, F.L. Teacher Education Resources. Shaklee, B.D. and Barbour, N.E. 1997. Designing and Using Portfolio. Boston: Allyn and Bacon, Inc. Taylo, Maurice. 1994. Literacy Portfolio Assessment. Ottawa: University of Ottawa Press. 8 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 9 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2