BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kas Kas merupakan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Kas
Kas merupakan komponen aktiva yang paling aktif dan sangat
mempengaruhi transaksi yang sedang terjadi, hal ini disebabkan setiap transaksi
memerlukan suatu dasar pengukuran yaitu kas, bahkan walaupun perkiraan kas
tidak terlibat dalam transaksi tersebut namun besarnya transaksi tersebut tetap di
ukur dengan kas. Menurut Basri (2002 : 61) “Kas dapat diartikan sebagai nilai
uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka
waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan financial yang
mempunyai sifat paling tinggi tingkat likuiditasnya”.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:2.2;3), “Kas terdiri dari saldo
kas (cash on hand), rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi
yang sifatnnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dijadikan
kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang
signifikan”.
Selanjutnya menurut Halim (1999:103) menyatakan bahwa, “Istilah kas
menunjukan uang tunai dan seluruh benda dan sumber-sumber lainnya yang
segera tersedia untuk memenuhi kewajiban, termasuk dalam pengetian benda dan
sumber-sumber lainnya antara lain simpanan dalam bentuk giro atau rekening
koran di bank dan surat-surat berharga”.
Universitas Sumatera Utara
Kas meliputi saldo uang tunai yang dimiliki perusahaan dan saldo
simpanan perusahaan di bank yang dapat diambil setiap saat yang biasa disebut
rekening giro serta elemen-eleman lain yang bisa disamakan dengan kas. Setara
kas adalah sekuritas jangka pendek yang siap diubah menjadi kas yang umumnya
mempunyai sisa maturitas sedikitnya 3 bulan pada saat perolehannya.
Di dalam neraca kas dicantumkan pada urutan pertama dari berbagai pos
yang ada yang merupakan aktiva lancar dengan pengertian bahwa kas yang
tersedia ataupun simpanan komersil yang ada di bank atau dimana saja dapat siap
dan bebas dipergunakan kapan saja tanpa ada pembatasan serta dalam waktu
singkat dapat segera diolah menjadi uang tunai. Disamping itu, syarat sesuatu
elemen dapat disamakan dengan kas adalah:
a. Dapat diterima setiap saat sebagai alat pembayaran
b. Dapat disetor sebagai rekening giro di bank setiap saat sesuai dengan
nominalnya
c. Dapat dengan bebas digunakan dan diolah menjadi uang tunai tanpa
memerlukan jangka waktu yang lama.
Dengan adannya elemen yang mensyaratkan suatu elemen yang dapat
disamakan dengan kas tersebut maka yang tergolong dalam item kas yaitu sebagai
berikut:
a. Kas pada perusahaan (cash on hand) yang terdiri dari uang tunai (kertas
dan logam), cek yang diterima tapi belum diuangkan atau disetorkan
sebagai rekening giro, serta elemen lain yang dapat dipersamakan dengan
kas misalnya money order.
Universitas Sumatera Utara
b. Kas di bank (cash in bank), yaitu semua saldo rekening giro bank yng
dimiliki oleh perusahaan dan dapat dipergunakan setiap saat sebagai alat
pembayaran dengan menggunakan cek ataupun permintaan transfer uang.
Adapun yang tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari kas adalah sebagai
berikut :
a. Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu misalnya sinking fund yaitu
dana untuk pembayaran obligasi dan redemtion fund yaitu dana untuk
tebusan saham preferent
b. Persediaan perangko
c. Cek mundur, tetap dicatat sebagai piutang sampai tanggal dimana cek
tersebut diuangkan
d. Cek kosong dari pihak ke tiga
e. Rekening giro pada bank di luar negeri yang dibatasi penggunaan (tidak
dapat segera dipergunakan)
f. Deposito berjangka (time deposit) yaitu simpanan di bank yang
pengambilanya terikat pada peraturan-peraturan serta jangka waktu
tertentu, sehingga simpanan tersebut tidak dapat diambil atau diuangkan
setiap saat sesuai dengan nilai nominalnya.
g. Piutang wesel
h. Rekening giro diblokade, simpanan giro perusahaan dapat diblokade dari
pihak yang berwenang karena alasan-alasan tertentu. Rekening giro
diblokade tidak dapat diambil atau dipakai sebagai alat pembayaran pada
Universitas Sumatera Utara
setiap saat, oleh karena itu tidak dapat dimasukan dalam elemen kas
sampai dilakukan pencabutan atas blokade tersebut.
i. Surat-surat berharga seperti saham dan obligasi
j. Cash bond, adalah merupakan bukti pengambilan uang kas yang dilakukan
oleh petugas pengesahan untuk melakukan pembayaran pada pihak luar
yang jumlahnya belum dapat dipastikan dan bukti pendukungnya baru
diperoleh setelah pembayaran dilakukan.
Dari uraian di atas sudah jelas bahwa pos-pos yang diklasifikasikan sebagai
kas meliputi mata uang logam atau kertas yang ada dalam perusahaan serta dana
dalam deposito bank yang tidak dibatasi penggunaanya yang sering kali di sebut
sebagai rekening koran bank (demand deposit) karena hal itu dapat di tarik sesuai
permintaan.
B. Pengertian Perencanaan dan pengawasan
1. Pengertian Perencanaan
Dalam setiap perusahaan perencanaan merupakan langkah awal yang
paling penting bagi setiap pelaksanaan kegiatan. Rencana merupakan gagasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Rencana
dirumuskan untuk menggambarkan apa yang ingin kita capai dan bagaimana
mencapai tujuan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Nafarin (2004:4) menyatakan bahwa “Perencanaan merupakan
tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan
yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang
diinginkan”.
Sedangkan Handoko (2003:77-78) mendefinisikan “Perencanaan adalah
pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus
dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa ”.
Berdasarkan pengertian mengenai perencanaan tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa perencanaan berarti menentukan sebelumnya kegiatan yang
mungkin dapat dilakukan dan bagaimana cara melakukannya serta penentuan atau
memutuskan apa yang harus diakukan, kapan melakukannya, bagaimana dan siapa
yang akan melakukannya agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.
Handoko (2003:79) menjelaskan bahwa terdapat empat tahap dasar dalam
menyusun perencanaan, yaitu :
a. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan, perencanaan dimulai dengan
keputusan- keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau
kelompok kerja. Tanpa perumusan tujuan yang jelas organisasi akan
menggunakan sumberdaya – sumberdaya secara tidak efektif.
b. Merumuskan keadaan saat ini, pemahaman akan posisi perusahaan
sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau sumberdaya yang tersedia
untuk pencapaian tujuan adalah sangat penting karena tujuan dan rencana
menyangkut masa yang akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan
saat ini dianalisa maka rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan
rencana kegiatan lebih lanjut.
c. Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan, segala kekuatan
dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasi untuk
mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu
perlu diketahui faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang dapat
membantu organisasi dalam mencapai tujuanya atau yang mungkin
menimbulkan masalah
Universitas Sumatera Utara
d. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian
tujuan, tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembagan
berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatifalternatif tersebut dalam pemilihan alternatif terbaik diantara berbagai
alternatif yang ada.
Dengan adanya suatu perencanaan, maka suatu organisasi atau perusahaan
mempunyai pedoman yang digunakan untuk mencapai tujuannya, selain itu
perencanaan juga dapat memberikan keuntungan-keuntungan diantarannya adalah
sebagai berikut :
a. Mengantisipasi persoalan-persoalan yang mungkin akan muncul dan
mencoba mengidentifikasi kesempatan-kesempatan yang potensial
b. Dapat mengkoordinasi kegiatan-kegiatan
c. Memberikan suatu bantuan pengendalian dan pengawasan yang lebih ketat
d. Memberikan standar-standar
Selain memberikan keuntungan, perencanaan juga mempunyai kelemahankelemahan yang terkadang sulit untuk dihindari oleh perusahaan, yaitu sebagai
berikut :
a. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada
kontribusi nyata
b. Perencanaan cenderung menunda kegiatan
c. Perencanan terkadang membatasi manajemen untuk berinisiatif dan
berinovasi
d. Biasanya ada rencana-rencana yang diikuti dengan cara-cara yang tidak
konsisten.
Universitas Sumatera Utara
Meskipun perencaaan mempunyai kelemahan-kelemahan, namun manfaat
yang didapat dengan adanya perencanaan jauh lebih banyak, oleh karena itu
perencanaan tidak hanya seharusnya dilakukan tetapi harus dilakukan oleh setiap
perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.
2. Pengertian Pengawasan
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang terakhir setelah fungsi
merencanakan, mengorganisasikan, menyusun tenaga kerja dan memberikan
perintah, namun pengawasan juga merupakan unsur yang sangat penting.
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha
menyelamatkan jalannya perusahaan ke arah tujuannya sesuai dengan yang telah
direncanakan.
Menurut Handoko (2003:26) “Pengawasan adalah penetapan standar,
pengukuran pelaksanaan, dan pengambilan tindakan korektif ”.
Pengertian tersebut kemudian diperjelas oleh Mocler dalam Handoko
(2003:26 ), yaitu:
“Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematis untuk menetapkan
standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencaan, merancang sistem
informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar
yang ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpanganpenyimpangan, serta mengambil tindakan korektif yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber-sumber daya telah dipergunakan dengan
cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan
perusahaan”.
Dari definisi tersebut menjelaskan bahwa pengawasan pada dasarnya
mencakup empat unsur utama, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Penetapan standar pelaksanaan
Tahap pertama dalam pengawasan adalah penetapan standar pelaksanaan.
Standar mengandung arti sebagai satuan pengukuran yang dapat digunakan
sebagai ”patokan” untuk penilaian hasil-hasil. Setiap standar yang diterapkan
dalam suatu organisasi harus ditetapkan secara akurat dan diterima oleh semua
mereka yang bersangkutan.
b. Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan
Penetapan stadar akan sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur
pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu tahap kedua dalam pengawasan
adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat.
c. Pengukuran pelaksanaan nyata
Pengukuran pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang
dan terus- menerus. Ada beberapa cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan
yaitu dengan pengamatan laporan-laporan lisan dan tulisan, serta metode-metode
otomatis dan pengujian.
d. Membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan
Tahap kritis dari proses pengawasan adalah membandingkan pelaksanaan
nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan,
walaupun tahap ini nampaknya paling mudah dilakukan tetapi kompleksitas dapat
terjadi pada saat menginterpretasikan adanya penyimpangan. Penyimpanganpenyimpangan tersebut harus dianalisa untuk menentukan mengapa standar tidak
dapat dicapai.
Universitas Sumatera Utara
e. Pengambilan tindakan korektif yang diperlukan bila pelaksanaan
menyimpang dari standar yang telah ditetapkan.
Bila hasil analisa menunjukan adanya tindakan koreksi, maka tindakan
tersebut harus diambil. Tindakan koreksi ini dapat diambil misalnya dengan
mengubah standar, pelaksanaan diperbaiki atau keduanya dilakukan secara
bersamaan.
Semua fungsi manajemen terdahulu tidak akan efektif tanpa adanya fungsi
pengawasan (controlling) atau sekarang banyak dipergunakan dengan istilah
pengendalian. Pengawasan (controlling) merupakan penemuan dan penerapan
cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rancana telah dilaksanakan sesuai
dengan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat bernilai positif dan dapat pula bernilai
negatif. Pengawasan positif mencoba untuk mengetahui apakah tujuan organisasi
dicapai secara efektif dan efisien, sedangkan pengawasan negatif mencoba
menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan tidak terulang kembali.
C.
Perencanaan Kas
Salah satu tanggungjawab yang penting manajemen adalah menyediakan
kas yang cukup untuk kegiatan perusahan secara efisien dalam periode akuntansi
tertentu. Menyediakan kas yang cukup berarti bahwa perusahan tidak mengalami
kekurangan kas yang mengganggu likuiditas perusahaan dan juga jangan sampai
perusahaan mengalami kelebihan kas yang mengakibatkan penggunaan kas tidak
efisien karena ada kas yang menganggur.
Universitas Sumatera Utara
Pentingnya penyediaan kas yang cukup mengharuskan pihak manajemen
merencanakan dengan seksama terhadap kas perusahaan, yaitu menaksir atau
memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas yang diharapkan untuk periode
yang akan datang. Perencanaan kas harus ditetapkan sesuai dengan kebutuhan
uang tunai dalam perusahaan. Adapun perencanaan kas perusahaan dituangkan
dalam bentuk anggaran kas (cash budged).
Sebelum memasuki pengertian mengenai anggaran kas, sebaiknya harus
dipahami mengenai pengertian anggaran. Munandar (2001:1) memberikan
pengertian bahwa “Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis,
yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam kesatuan
moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang”
Menurut Nafarin (2004:12), definisi anggaran adalah sebagai berikut :
Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun
berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran merupakan rencana
tertulis mengenai kegiatan suatu organisasai yang dinyatakan secara
kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka
waktu tertentu.
Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa suatu anggaran (budget)
mempunyai unsur rencana, meliputi kegiatan suatu perusahaan dan dinyatakan
dalam satuan moneter atau secara kuantitatif serta mempunyai jangka waktu
tertentu yang akan datang.
Keberhasilan
anggaran
mensyaratkan
adanya
ketentuan-ketentuan
mengenai sifat yang seharusnya dimiliki suatu anggaran, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Fleksibel
Anggaran yang dijalankan dengan fleksibel memberikan keleluasaan yang
lebih besar kepada semua tingkat manajemen, ini dimungkinkan jika semua
tingkat manajemen dilibatkan dalam proses pembuatan keputusan pada saat
rencana dibuat.
2. Realistis
Anggaran yang realistis adalah anggaran yang tidak terlalu tinggi (optimis)
ataupun terlalu rendah (pesimis). Anggaran yang terlalu tinggi akan berdampak
pada sulitnya pencapaian target, karena target tidak sesuai dengan keadaan yang
sesungguhnya. Sebaliknya, anggaran yang terlalu rendah tidak akan mampu untuk
merefleksikan kedinamisan dan tidak menumbuhkan motivasi karyawan.
3. Terus-menerus
Program anggaran harus dimonitor secara terus-menerus untuk mengevaluasi
keberhasilan perusahaan mencapai sasaran, tujuan, kebijakan, dan standar yang
telah ditetapkan. Dengan demikian jika terjadi penyimpangan dapat segera
diantisipasi sedini mungkin. Disini diperlukan laporan yang akurat dan tepat
waktu untuk membuat laporan realisasi anggaran yang sesungguhnya.
Anggaran merupakan alat bagi manajemen dalam mencapai tujuannya yang
mempunyai kegunaan sebagai berikut :
a. Sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta memberikan targettarget yang harus dicapai untuk kegiatan-kegiatan perusahaan yang
akan datang
Universitas Sumatera Utara
b. Sebagai alat pengkoordinasi kerja agar semua bagian yang terdapat
dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerjasama dengan
baik untuk menuju kesasaran yang telah ditetapkan, dengan demikian
kelancaran jalanya perusahaan akan terjamin.
c. Sebagai alat pengawasan kerja yang berarti melakukan evaluasi
(menilai) atas palaksanaan pekerjaan dengan cara membandingkan
realisasi denagn anggaran dan melakkan tindakan perbaikan apakah
terjadi penyimpangan yang merugikan.
Menurut Adisaputro (2004:53) selain mempunyai kegunaan yang bermanfaaat
bagi perusahaan anggaran juga mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu sebagai
berikut :
a. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi maka terlaksananya
dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan dari
estimasi tersebut.
b. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut akan
berhasil jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
c. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk
membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya bukan
menggantikannya.
d. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang
diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu mempunyai
sifat yang fleksibel.
Adapun karakteristik penyusunan suatu anggaran adalah sebagai berikut :
a. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan
b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun
c. Anggaran berisikan suatu komitmen atau kesanggupan manajemen ynag
berarti bahwa para manajer sutuju menerima tanggungjawab untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran
Universitas Sumatera Utara
d. Usulan anggaran direview dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih
tinggi dari penyusun anggaran
e. Secara berkala kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran dan kemudian jika terjadi selisih maka selisih tersebut dianalisis
dan dijelaskan.
Anggaran dalam organisasi terdiri dari anggaran jangka pendek dan
anggaran jangka panjang. Menurut bidangnya anggaran terdiri dari anggaran
operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional
menunjukan barang
dan jasa yang diperkirakan akan dikonsumsi untuk organisasi dalam periode
anggaran, biasanya dinyatakan dalam ukuran kuantitatif fisik dan anggaran
operasional juga merupakan dasar dalam penyusunan angggaran laba rugi yang
terdiri dari anggaran penjualan, anggaran biaya dan anggaran laporan laba rugi.
Anggaran keuangan memuat perincian jumlah uang yang akan dikeluarkan
organisasi dalam periode yang sama dan menjelaskan dari mana uang tersebut
akan didapat. Anggaran keuangan merupakan dasar dalam penyusunan anggaran
neraca yang terdiri dari anggaran kas, anggaran piutang, anggaran persediaan,
anggaran utang dan anggaran neraca.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran kas merupakan
bagian dari anggaran keuangan. Anggaran kas merupakan suatu komponen
anggaran yang mempengaruhi suatu perusahaan dalam mencapai tingkatan laba
yang direncanakan karena anggaran kas meramalkan arus kas masuk sebagai
penerimaan dan keluar sebagai pengeluaran dalam suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
1. Pengertian Anggaran Kas
Anggaran kas merupakan peramalan detail mengenai arus kas masuk dan
keluar untuk periode tertentu di masa yang akan datang, periode tersebut bisa
berupa bulanan, tahunan, atau periode yang lebih lama lagi. Anggaran kas tersebut
bisa bermanfaat untuk melihat kapan perusahaan membutuhkan kas dan kapan
mempunyai kelebihan kas.
Menurut Basri (2002:65) “Anggaran kas merupakan perkiraan atau
estimasi terhadap posisi kas pada suatu saat tertentu dalam satu periode tertentu
yang akan datang ”.
Sedangkan Munandar (2001:311) memberikan pengertian bahwa ”Budget
kas adalah badget yang merencanakan secara lebih terperinci terhadap jumlah kas
beserta perubahan-perubahan dari waktu ke waktu selama periode yang ada, baik
perubahan yang berupa penerimaan kas maupun perubahan yang berupa
pengeluaran kas ”.
Dari pengertian tersebut dapatlah diketahui bahwa anggaran kas mancakup
dua sektor, yaitu :
1. Sektor penerimaan kas, yang pada umumnya berasal dari :
a.
Penjualan tuani atas barang dagang
b.
Penagihan piutang
c.
Penjualan aktiva tetap
d.
Penerimaan lain-lain (non operating), misalnya penghasilan
bunga, penghasilan sewa, penghasilan deviden, dan sebagainya
Universitas Sumatera Utara
2. Sektor pengeluaran kas, yang pada umumnya berupa pengeluaran untuk
biaya-biaya, baik biaya-biaya utama (operating) maupun biaya-biaya
bukan utama (non-operating), seperti :
a.
Pembelian tunai barang dagang
b.
Pembayaran utang
c.
Pembayaran upah tenaga kerja langsung
d.
Pembayaran biaya administrasi
e.
Pembayaran biaya penjualan
f.
Pembelian aktiva tetap
g.
Pembayaran lain-lain, seperti pembayaran bunga, pembayaran
sewa
Menurut Shim (2001:61), anggaran kas biasanya terdiri dari empat bagian
utama :
1. Bagian penerimaan (receipts section), yaitu saldo kas awal, penagihan
kas dari pelanggan dan penerimaan lainnya
2. Bagian pengeluaran, yang terdiri dari semua pembayaran kas yang
dikeluarkan sesuai tujuan
3. Bagian surplus atau defisit kas yang hanya menunjukan perbedaan
antara penerimaan dan pengeluaran kas
4. Bagian pembiayaan yang memberikan catatan rinci mengenai
pinjaman dan pelunasan yang diperkirakan terjadi selama periode
penganggaran
Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan mengenai empat bagian dari
anggaran kas tersebut :
Universitas Sumatera Utara
a. Bagian penerimaan
Bagian penerimaan terdiri dari seluruh arus kas masuk (cash in flow)
kecuali pendanaan yang diperkirakan selama periode anggaran. Biasanya sumber
utama penerimaan kas adalah dari penjualan.
b. Bagian pengeluaran
Bagian pengeluaran terdiri dari arus kas keluar (cash out flow) yang
direncanakan selama periode anggaran. Pembayaran tersebut biasannya meliputi
pembayaran untuk pembelian bahan mentah atau barang dagang, pembayaran
untuk tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Disamping itu,
Pengeluaran kas lain seperti pembelian peralatan, pembayaran deviden, dan
penarikan kas oleh pemilik juga termasuk dalam bagian ini.
c. Bagian surplus atau defisit
Bagian kelebihan dan kekurangan kas merupakan hasil pengurangan
bagian penerimaan dengan pengeluaran yang dihitung sebagai berikut :
Saldo awal..........................................................................Rp.
1.500
Penerimaan..........................................................................Rp.
12.250
Total kas tersedia sebelum pendanaan ....................Rp.
13.750
Pengeluaran .........................................................................Rp.
( 5.000)
Surplus/defisit kas ...............................................................Rp.
8.750
Jika terjadi kekurangan kas dalam suatu periode anggaran perusahaan yang
bersangkutan perlu meminjam dana, sedangkan jika dalam suatu periode anggaran
mengalami kelebihan kas maka perusahaan dapat menambah investasinya.
Universitas Sumatera Utara
d. Bagian pendanaan
Bagian pendanaan menunjukan perinciaan proyeksi pinjaman dan
pelunasanya selama periode anggaran.
Menurut Adisaputro (2007:298), terdapat beberapa tujuan dilakukannya
penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut :
a. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu, yaitu dengan
memperbandingkan aliran kas masuk dengan aliran kas keluar, sehingga
saldo kas pada akhir suatu periode akan sama dengan saldo kas awal
ditambah penerimaan-penerimaan kas pada suatu periode dan dikurangi
pengeluaran-pengeluaran kas pada waktu yang sama
b. Memperkirakan kemungkinan defisit/surplus, defisit terjadi bilamana
pemasukan ditambah saldo awal ternyata lebih kecil dari kebutuhan
pengeluaran yang harus dibayar. Sebaliknya, surplus akan terjadi bilamana
pemasukan melebihi pengeluaran, sehingga jumlah saldo kas akhir periode
mengalami peningkatan. Terhadap kemungkinan defisit inilah perusahaan
perlu lebih waspada
c. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek/panjang, dengan
adanya kemungkinan terjadinya defisit kas, perusahaan perlu mencari dana
tambahan dari sumber yang paling menguntungkan. Sebaliknya dengan
adanya surplus yang diketahui lama sebelumnya dapat dipersiapkan
pemilihan alternatif penggunaan yang paling menguntungkan
d. Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit, besar kecilnya kas yang
tersedia mencerminkan kemampuan perusahaan membelanjai modal
kerjannya. Kemempuan pembelanjaan modal kerja ini pada giliranya juga
merupakan dasar bagi perusahaan untuk menggunakan kebijakan kredit
sebagai upaya peningkatan volume penjualan
e. Sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan, sesuatu jenis biaya
yang sudah dianggarkan perlu diatur penggunaannya lewat mekanisme
otorisasi pengeluaran kas. Dengan demikian plafon anggaran tidak akan
terlampaui dan sekaligus disesuaikan dengan keadaan likuiditas
perusahaan
f. Dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran anggaran, anggaran kas
yang sudah ada berfungsi sebagai dasar penilaian terhadap realisasi
pengeluaran kas yang sebenarnya. Dengan demikian variance dalam arus
kas keluar dapat diketahui yang menjadi penyebabnya.
Universitas Sumatera Utara
Jika kita mengganggap suatu anggaran itu sudah benar dan akurat maka
prinsipnya harus mengusahakan agar realisasi harus sama dengan anggaran yang
telah dibuat, artinya penyimpangan diusahakan nol atau sekecil mungkin. Namun
dalam prakteknya
jarang terjadi suatu anggaran yang sama persis dengan
realisasinya, hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti disebabkan oleh
kesalahan anggaran, kesalahan akuntansi dalam pengklasifikasian atau pencatatan
akuntansi dan bisa juga karena kesalahan dalam operasi perusahaan. Jika terjadi
penyimpangan, yang dikehendaki dari penyimpangan tersebut pada umumnya
pasti menginginkan atas penyimpangan yang menguntungkan (favorable) dan
bukan penyimpangan atau selisih yang merugikan (Un favorable)
2. Metode Penyusunan Anggaran Kas
Menurut Welsch (2002:378), terdapat dua pendekatan utama yang
dipergunakan dalam penyusunan anggaran kas, yaitu sebagai berikut :
a. Pendekatan penerimaan dan pengeluaran kas (Metode langsung )
b. Pendekatan akuntansi keuangan (Metode tidak langsung)
a. Pendekatan Penerimaan dan Pengeluaran Kas (Metode langsung)
Metode pendekatan penerimaan dan pengeluaran kas didasarkan pada
analisis peningkatan dan pengurangan secara rinci atas rekening kas yang
dianggarkan yang akan mencerminkan semua arus kas masuk dan keluar. Metode
ini pada dasarnya sangat mudah dibuat dan sangat sesuai jika disertai dengan
rencana laba yang lebih rinci. Selain itu, metode ini juga sering digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
anggaran kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana tahunan dan metode ini
tidak sesuai jika digunakan untuk rencana laba jangka panjang.
Angka-angka dalam anggaran kas diperoleh dengan melihat angka-angka
yang ada pada anggaran penjualan, anggaran biaya, anggaran pengeluaran dan
anggaran untuk barang modal. Pendapatan dari penjualan tunai pada periode yang
akan datang bersumber dari penjualan tunai dan dari penerimaan atas penagihan
piutang dengan adanya penjualan kredit. Taksiran atas jumlah penerimaan piutang
tersebut ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan dalam memberikan
jangka waktu pembayaran dari penjualan kredit pada pelanggan.
Sebagai illustrasi yang lebih jelasnya berikut ini disertakan contoh
anggaran kas yang dibuat oleh “SUPERIOR COMPANY ”, yaitu :
Tabel 2.1
Superior Company
Anggaran Kas Final
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 19X1
Keterangan
Bulan
Januari Februari
Saldo awal
kas
54.000
Penerimaan
Kas
Total
Kuartal
Maret
163.374 116.518
II
III
IV
76.739
300.711
298.617
505.997
534.004 667.003 1.635.202
1.198.794
169.006
559.997
697.378 783.521 1.711.941 14.999.505 1.990.623
Pengeluaran 396.623 580.890 706.782 1.411.230
Kas
Saldo Akhir 163.374
116.518 76.739
300.711
Kas
Sumber : Welsch, anggaran, 2000, hal 389
1.200.888 1.364.107
298.617
626.516
Universitas Sumatera Utara
Dari contoh tersebut, anggaran kas yang dibuat oleh Superior Company
adalah anggaran kas jangka pendek dimana taksiran atas angka-angka penerimaan
kas yaitu dengan melihat data awal dari anggaran penjualan dan rencana
penagihan atas piutang perusahaan. Rencana pengeluaran kas diperoleh dengan
melihat taksiran atas biaya-biaya yang akan dikeluarkan seperti untuk pembayaran
atas pembelian persediaan barang dagang, pembayaran tenaga kerja, pembayaran
utang, pembayaran administrasi, pembayaran biaya penjualan dan pembayaran
lain-lain.
Saldo akhir kas pada akhir suatu periode (bulanan, triwulan atau tahunan)
akan sama dengan saldo kas awal ditambah seluruh penerimaan dikurangi seluruh
pengeluaran atau pembayaran yang terjadi pada periode yang bersangkutan.
Bilamana penerimanan melebihi pengeluaranya maka saldo kas akhir akan
meningkat. Sebaliknya bila pengeluarannya melebihi penerimaan maka saldo kas
akhir menurun bahkan bisa terjadi saldo defisit kas.
Karena anggaran kas seperti yang diuraikan di atas disusun dengan
memperkirakan seluruh penerimaan dan seluruh pengeluaran yang terjadi pada
suatu periode tertentu, maka metode anggaran kas seperti ini disebut metode
penerimaan dan pengeluaran kas. Pendekatan metode penerimaan dan
pengeluaran kas mengharuskan adanya penghapusan atas pengeluaran ataupun
penerimaan bukan kas, seperti penyusutan dari anggaran biaya.
b. Pendekatan Akuntansi Keuangan ( Metode tidak langsung )
Titik tolak pada metode pendekatan ini adalah laba bersih yang
direncanakan yang terlibat pada ikhtisar laba-rugi yang dianggarkan. Pendekatan
Universitas Sumatera Utara
akuntansi keuangan ini digunakan oleh sebahagian perusahaan untuk anggaran kas
tahunan, tetapi yang lebih seringnya perusahaan menggunakan
pendekatan
metode keuangan ini untuk anggaran kas jangka panjang karena pendekatan ini
memerlukan lebih sedikit rincian dan cocok untuk perencanaan jangka panjang.
Pada dasarnya, metode pendekatan ini mengembangkan arus kas dimulai
dari laba bersih, penyesuaian laba bersih; dibuat untuk item non kas yang
mempengaruhi laba bersih yang dibuat berdasarkan dasar acrual, pada dasarnya
laba bersih diubah dari basis acrual menjadi basis kas misalnya arus kas dari
aktivitas operasi.
Untuk lebih
jelasnya berikut akan digambarkan contoh anggaran kas
dengan pendekatan akuntansi keuangan yang dibuat oleh “SUPERIOR
COMPANY”, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2
Superior Companay
Anggaran Kas
Untuk Periode Tahun 19X1
Keterangan
Saldo awal(000)
Penerimaan Kas :
Laba bersih yang
direncanakan
Penyesuaian :
Ditambah
Penyusutan dan amortisasi
Dikurang :
Kenaikan modal kerja
selain kas
Laba bersih menurut kas
Sumber kas lainnya :
Penjualan modal saham
Pinjaman jangka pendek
Penjualan aktiva tetap
Total penerimaan kas
Pengeluaran Kas :
Kebutuhan untuk sinking
Fund
Pembayaran deviden
Pembayaran utang jangka
panjang
Penambahan aktiva tetap
Total pengeluaran
Saldo kas akhir
Tahun
Berjalan
19X1
160
Proyeksi Ke Masa
datang
19X2
19X3
19X4
400
70
(10)
460
100
80
30
670
20
40
550
150
(760)
70
Sumber : Welsch, anggaran, 2000, hal 392
Pendekatan akuntansi keuangan berdasarkan suatu anggapan bahwa
seluruh transaksi yang terjadi adalah transaksi kas. Analisis terhadap arus kas
dimulai dengan mengembangkan arus kas yang dimulai dengan laba bersih yang
dibuat dengan disesuaikan dari dasar akrual menjadi dasar kas, dan pengeluaran
serta penerimaan yang tidak berkaitan langsung dengan iktisar laba rugi di
Universitas Sumatera Utara
tunjukan secara terpisah. Dari contoh di atas nampaklah bahwa pendekatan
dengan akuntansi keuangan menunjukan rincian yang lebih sedikit dan rencana
yang lebih luas yang menggambarkan proyeksi arus kas yang dibuat untuk periode
jangka panjang.
Anggaran kas jangka panjang merupakan anggaran yang meliputi jangka
waktu lima sampai sepuluh tahun. Kegunaan dari anggaran kas jangka panjang
biasannya untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menambah dana dari
sumber-sumber intern dan sekaligus memperkirakan saldo kas pada akhir setiap
tahun
anggaran.
Anggaran
kas
jangka
panjang
disusun
dengan
cara
membandingkan neraca yang disusun antara dua periode anggaran dan
perhitungan rugi laba perusahaan yang terjadi selama periode antara kedua neraca
tersebut.
Agar anggaran yang dibuat oleh perusahaan dapat berjalan dengan efektif,
maka taksiran-taksiran yang termuat di dalamnya harus cukup akurat sehingga
tidak jauh berbeda dengan realisasinya. Untuk bisa melakukan panaksiran yang
akurat tersebut diperlukan analisis terhadap data, informasi, dan pengalamanpengalaman terdahulu yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
di dalam menyusun anggaran kas.
Menurut
Gitosudarmo
(2002:62),
faktor-faktor
yang
harus
dipertimbangkan dalam menyusun anggaran kas terdiri dari :
a
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas
1. Budget penjualan
2. Keadaan dan posisi pesaing
3. Syarat pembayaran tunai dan kredit
4. Kebijaksanaan dalam penagihan piutang
5. Budget perubahan aktiva tetap
Universitas Sumatera Utara
6. Rencana penerimaan non opersional
7. Kebijaksanaan penjualan surat-surat berharga
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas
1. Budget biaya bahan baku
2. Budget biaya tenaga kerja langsung
3. Budget overhead
4. Budget biaya administrasi dan biaya penjualan
5. Budget penambahan aktiva tetap
6. Budget pengeluaran non operating
3. Langkah - Langkah Penyusunan Anggaran Kas
Penyusunan anggaran kas adalah cara yang paling efektif untuk
merencanakan dan mengendalikan arus kas (aliran kas masuk dan keluar), taksiran
atas kebutuhan kas dan pengawasan kelebihan kas secara efektif. Dalam
penyusunan anggaran kas akan melalui langkah-langkah yang harus dilakukan
antara lain:
a. Menyusun estimasi atau perkiraan penerimaan kas baik dari
kegiatan
operasional
perusahaan
maupun
non
operasional
perusahaan
b. Menghitung selisih antara perkiraan penerimaan kas dan perkiraan
pengeluaran kas dan diketahui adanya saldo kas atau defisit atau
kekurangan kas pada suatu saat tertentu dalam satu periode yang
akan datang.
c. Apabila terjadi saldo kas yang berlebihan kemudian direncanakan
untuk investasi atau kegiatan yang lain untuk menghindari
terjadinya kas yang menganggur.
d. Apabila terjadi defisit atau kekurangan kas maka akan diperkirakan
besarnya kebutuhan dana yang akan dipenuhi dari kredit pada
Universitas Sumatera Utara
lembaga-lembaga di luar perusahaan dan perkiraan pembayaran
kembali kredit pinjamannya.
e. Menyusun kembali perkiraan keseluruhan penerimaan dan
pengeluaran kas setelah adanya transaksi finansial baik penanaman
investasi maupun perencanaan kredit dari pihak lain.
D.
Pengawasan Kas
Dalam melakukan pengawasan terhadap kas, maka harus terlebih dahulu
diketahui sifat-sifat khusus dari pada kas. Kas merupakan jenis aktiva yang sangat
mudah untuk diselewengkan karena bentuknya yang kecil dan sangat mudah
untuk di pindahtangankan, sehingga perlunnya pengawasan yang ketat agar tidak
terjadi penyelewengan atau penyalahgunaan atas kas.
Sistem pengendalian dan pengawasan terhadap kas sangat penting karena
adannya konsekuensi yang mungkin terjadi. Seringkali manajemen membuat
keputusan atau mengubah kebijakan yang ada sebagai posisi kas yang dinaikan,
misalnya suatu perubahan yang tidak diperkirakan dalam suatu operasi dapat
menyebabkan kekurangan kas.
Suatu keadaan yang ideal mengenai kas adalah adannya pengaturan
terhadap arus kas masuk maupun arus kas keluar dan arus kas masuk dapat
menutup segala aliran kas keluar tanpa ada yang tersisa. Apabila terjadi surplus
maka harus segera digunakan untuk investasi sehingga dapat menimbulkan arus
kas masuk yang lebih besar dikemudian hari. Dengan demikian, pengawasan dan
pengamanan terhadap arus kas akan sangat penting terutama untuk menjaga
Universitas Sumatera Utara
terjadinya kebocoran-kebocoran terhadap aliran kas. Kebocoran atas aliran kas
masuk dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu :
a. Kurang pengamanan
Hasil penjualan tidak seluruhnya tercatat atau sengaja tidak dicatat
merupakan peristiwa yang seringkali terjadi dalam suetu perusahaan, hal ini
berarti tidak seluruh uang dimasukan dalam kas perusahaan. Oleh karena itu
haruslah diusahakan perbaikan sistem pengawasan dan pengamanan terhadap kas.
b. Kurangnya pengaturan pelayanan
Kondisi perusahaan yang sangat sibuk dan pelanggan yang antri terlalu
lama untuk menunggu pelayanan sering kali terjadi dalam suatu perusahaan. Hal
ini dapat menyebabkan ketidaksabaran pelanggan dan akhirnya akan pindah ke
perusahaan lain. Oleh karena itu pengaturan terhadap pelayanan kepada pelanggan
harus diperhatikan untuk menjamin timbulnya aliran kas masuk yang besar dan
berkelanjutan
c. Kesalahan pekerjaan
Semakin sibuknya seorang pekerja dalam menghadapi pekerjaannya dapat
menimbulkan kesalahan, misalnya kesalahan hitung dalam penerimaan kas dari
pelanggan, sehingga dapat menimbulkan hilangnya kas masuk bagi perusahaan.
Disamping kebocoran dalam aliran kas masuk maka kebocoran bisa saja
terjadi pada arus kas keluar yang berupa diperbesarnya laporan kas keluar dari
pengeluaran yang sebenarnya. Oleh karena itu perlu diciptakan sistem dan
prosedur yang dapat menjaga pengamanan terhadap kebocoran kas.
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya suatu perusahaan melakukan pengawasan terhadap
anggaran perusahaan dengan membuat laporan realisasi dari anggaran yang telah
dibuat. Selain itu, manajer juga memerlukan analisis yang lebih tajam mengenai
penyimpangan (variance) antara anggaran dengan laporan realisasinya yaitu
dengan menggunakan analisis varians atau selisih.
Menurut Skousen (2004:499), karakteristik dasar dari sistem pengawasan
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dapat dikurangi dengan melakukan
hal-hal sebagai berikut :
a. Tanggungjawab yang diperankan secara khusus untuk menangani
tanda terima kas
b. Pemisahan penanganan dan pencatatan tanda terima kas
c. Penyimpanan harta semua kas yang diterima
d. Sistem voucher untuk pengendalian pembayaran kas
e. Audit internal dalam jangka waktu yang tidak tertentu
f. Catatan ganda untuk kas yaitu di bank dan di pembukuan
perusahaan, kemudian melakukan rekonsiliasi yang dilakukan oleh
seseorang di luar fungsi akuntansi
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan karakteristik dasar dari sistem
pengawasan kas tersebut di atas, adalah sebagai berikut:
a. Tanggungjawab yang diperankan secara khusus untuk menangani tanda terima
kas
Prinsip fundamental dalam pengendalian dan pengawasan kas adalah
adanya tenggungjawab yang ditetapkan secara khusus pada seseorang. Dalam
urusan kas prinsip ini merupakan suatu hal yang sangat vital, jika lebih dari satu
orang yang harus campur tangan dalam dana kas yang sama pada saat yang
berbeda. Pada setiap peralihan tanggungjawab harus dibuat suatu rekonsiliasi kas
Universitas Sumatera Utara
yang ada dalam perusahaan. Dengan demikian adanya kekurangan atau transaksi
yang dipertantanyakan akan dapat diidentifikasi dengan mudah.
b. Pemisahan penanganan dan pencatatan tanda terima kas
Sistem pengawasan yang baik biasanya mensyaratkan agar kas hasil
penjualan dan kas yang diterima dari pelanggan dapat disimpan dan diterima
kemudian didepositokan secara langsung oleh pegawai keuangan ataupun kasir.
Sedangkan pencatatan-pencatatan yang berkaitan dengan transaksi ini, dan juga
catatan yang berkaitan dengan pendepositoan ke bank dilaksanakan secara
langsung oleh bagian akuntansi. Kemudian juga disyaratkan agar perbandingan
antara deposito bank denagn catatan pembukuan dapat dilakukan secara teratur
oleh pihak ke tiga yang tidak terlibat dalam fungsi pengelolaan kas ataupun
pencatatan kas.
c. Penyimpanan harta semua kas yang diterima
Penyimpanan setiap hari atas seluruh kas yang diterima akan mencegah
terjadinya penumpukan jumlah kas disetiap
bagian-bagian kantor dan
penggunaanya diluar tujuan perusahaan. Karena pegawai ataupun karyawan akan
sedikit peluangnya untuk meminjam dengan cara cash bond, baik penyelewengan
kas ataupun resiko pencurian kas akan dapat dihindarkan. Bank melindungi dana
perusahaan dan mengeluarkannya hanya dengan persetujuan dari perusahaan. Bila
mana penerimaan-penerimaan seluruhnya disetorkan setiap hari, maka catatan
deposito bank harus sesuai dengan catatan penerimaan kas si penyetor. Catatan
ganda seperti ini merupakan suatu cek otomatis atas penerimaan-penerimaan kas.
Universitas Sumatera Utara
d. Sistem voucher untuk pengendalian pembayaran kas
Penggunaan sistem voucher untuk mengendalikan pembayaran kas (secara
tunai) merupakan ciri yang amat diperlukan dalam pengendalian dan pengawasan
kas. Voucher-voucher yang mengotorisasi pengeluaran kas dalam cek dapat
dibuat pada saat barang dan jasa diterima. Ayat-ayat pembukuan dalam register
voucher mengenai pengeluaran atau pembayaran dibuat oleh bagian akuntansi.
Berdasarkan pemberitahuan pengeluaran cek tersebut bagian akuntansi membuat
catatan yang diperlukan atas pembayaran. Fungsi penerimaan dan pengeluaran
diperlakukan sebagai dua sistem yang terpisah. Dalam masing-masing fungsi
tersebut aktivitas pengelolaan dan pencatatan dilaksanakan oleh pihak-pihak yang
berbeda.
e. Audit internal dalam jangka waktu yang tidak tertentu
Pemeriksaan internal dalam interval waktu yang tidak teratur dan tidak
diberitahukan sebelumnya merupakan suatu bagian dari sistem pengendalian kas.
Seorang anggota staf pemeriksa internal melakukan verifikasi atas catatan-catatan
dan cek-cek pada aktivitas para karyawan yang mengelola kas untuk memastikan
bahwa ketentuan sistem telah dilaksanakan. Pada umumnya ini perlu dilaksanakan
khususnya untuk pengawasan atas kas kecil dan dana kas lainnya, dimana
perusahaan tersebut melakukan pengelolaan kas yang tergabung dengan
pencatatannya.
Universitas Sumatera Utara
f. Catatan ganda untuk kas yaitu di bank dan di pembukuan perusahaan, kemudian
melakukan rekonsiliasi yang dilakukan oleh seseorang di luar fungsi akuntansi.
Jika seluruh penerimaan kas yang diterima setiap hari didepositokan ke
bank, maka catatan bank mengenai deposito tersebut akan sesuai dengan catatan
penerimaan yang ada di kas penyetor. Dengan demikian, terdapat dua iktisar kas
lengkap yaitu satu dalam perkiraan kas dan yang lainya pada rekening koran bank
bulanan. Selain dari manfaat yang ditarik dari kebiasaan-kebiasaan yang
terorganisasi dan konsisten yang diterapkan pada penerimaan dan pengeluaran
kas, terdapat suatu catatan duplikat mengenai kas yang dibuat oleh pihak luar
perusahaan yang dapat digunakan sebagai alat pengecek kecermatan catatan yang
dilaksanakan perusahaan.
Apabila perusahaan dapat menerapkan pengendalian atau pengawasan
yang efektif, maka perusahaan tersebut akan dapat mengurangi terjadinnya
pencurian dan kerugian terhadap kesalahan yang tidak disengaja dalam akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
Download