OPTIMALISASI PERJANJIAN LISENSI PATEN DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NASIONAL Oleh : Thoyyibah B. ABSTRAK Perjanjian Lisensi Paten merupakan salah satu bentuk alih teknologi yang dapat dilakukan guna menutupi ketidaktersediaan teknologi yang dibutuhkan di dalam negeri. Lisensi merupakan izin yang diberikan oleh pemegang paten, baik yang bersifat eksklusif maupun non ekslusif, kepada penerima lisensi berdasarkan perjanjian tertulis untuk menggunakan Paten yang dilindungi dalam jangka waktu dan syarat tertentu. Perjanjian lisensi paten memiliki peran besar dalam memajukan perekonomian nasional. yaitu sebagai fungsi kontrol dan pengawasan pemerintah dalam bidang teknologi, pada akhirnya akan berimbas pada pelaksanaan alih teknologi. Mengingat peran perjanjian lisensi yang begitu besar, segala ikhtiar yang dimaksudkan untuk mendukung optimalisasi pelaksanaan perjanjian lisensi paten perlu diupayakan. Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan jurnal ilmiah ini yaitu: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis perlindungan hukum dalam perjanjian lisensi paten serta perannya dalam memajukan perekonomian nasional. serta 2. Untuk mengetahui dan menganalisis bentuk optimalisasi pengaturan pada perjanjian lisensi paten sehingga dapat meningkatkan perekonomian nasional. Metode yang digunakan yaitu tipe yuridis normatif, dengan pendekatan melalui perundang-undangan, yaitu Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Paten, serta pendekatan konsep-konsep hukum yang dapat mendukung optimalisasi perjanjian lisensi paten. Kata Kunci: Alih Teknologi, Paten, Perjanjian Lisensi I. PENDAHULUAN Keadaan perekonomian global negara lain. Teknologi yang dimiliki saat ini telah menjadikan teknologi tersebut dapat berupa hasil temuan sebagai melalui tolok ukur kemajuan proses penelitian dan perekonomian suatu negara. Negara pengembangan, dapat pula berupa hasil yang tidak memiliki teknologi yang pembelian dari negara lain melalui efisien, proses alih teknologi. tidak akan mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumber Perlindungan alih teknologi di daya alam serta menghasilkan produk Indonesia turut mengacu pada beberapa atau jasa yang kompetitif, sehingga peraturan nantinya akan kalah bersaing dengan intelektual, mengenai di hak kekayaan antaranya ketentuan 2 mengenai hak cipta, hak paten, hak hukum.1 Dalam hukum positif Indonesia, merek, rahasia dagang, desain industri, perlindungan hukum terhadap karya desain intelektual atau hak atas kekayaan tata letak sirkuit, serta perlindungan varietas tanaman. Selanjutnya intelektual khusus pada bidang teknologi terhadap anak diatur dalam Undang-undang Paten, bangsa yang turut berpartisipasi dalam yaitu Undang-undang Nomor 13 Tahun meningkatkan perekonomian nasional 2016. Menurut Pasal 1 Angka 1 Undang- dengan cara memberikan sumbangan undang Paten, yang dimaksud dengan penemuan Paten teknologi juga perlu adalah hak eksklusif yang diapresiasi dan diberikan perlindungan diberikan oleh Negara kepada Inventor atas pemikiran intelektualnya. Teknologi atas yang ditemukan tersebut merupakan teknologi, yang untuk selama waktu hasil pemikiran yang lahir dari kegiatan tertentu penelitian yang Invensinya tersebut atau memberikan tentunya membutuhkan waktu, tenaga persetujuannya kepada pihak lain untuk dan biaya, yang kemudian melahirkan melaksanakannya. nilai dan manfaat pengembangan dan nilai ekonomis. Sehingga bukanlah sesuatu yang berlebihan apabila terhadap hasil temuannya, inventor diberikan perlindungan hukum. Perlindungan yang diberikan tersebut dapat menjadi pemacu semangat bagi inventor untuk terus melakukan inovasi baru terhadap hasil temuannya sehingga pada akhirnya terjadi peningkatan kemampuan bangsa dalam menguasai teknologi itu sendiri. Setiap karya intelektual patut hasil Invensinya di melaksanakan Selanjutnya definisi bidang sendiri paten menurut Slamet Dirham yaitu: Paten pada dasarnya merupakan suatu dokumen yang dikeluarkan atas permintaan paten dari penemu oleh negara melalui Kantor Paten yang memuat uraian tentang penemuan serta mempunyai kekuatan hukum serta perlindungan hukum atas penemuannya yang dimintakan paten tersebut.2 Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa paten merupakan suatu hak khusus atau hak diakui, dihargai dan dilindungi baik secara moral dan etika maupun secara 1 Henry Soelistyo, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, Cet. 1, Raja Grafindo Persada, Jakarta 2011, hal. 2 2 Ibid. Hal.34 3 eksklusif yang diberikan oleh pemerintah kepada penemu atau inventor dilindungi dalam jangka waktu dan syarat tertentu. dalam bentuk dokumen mengenai hasil Dari pengertian lisensi menurut penemuannya pada bidang teknologi undang-undang tersebut di atas dapat untuk atau dikemukakan bahwa lisensi merupakan memberikan persetujuan kepada pihak bentuk izin untuk mengalihan hak lain Paten eksklusif dari pemberi lisensi kepada diberikan untuk melindungi invensi pada penerima lisensi. Selanjutnya pengalihan bidang teknologi dalam jangka waktu hak tersebut dilakukan dengan suatu yang agar perjanjian, yaitu perjanjian lisensi paten. pemegang paten mendapatkan manfaat Pengertian perjanjian lisensi menurut ekonomi yang layak atas invensinya. Gunawan Widjaja adalah: melaksanakan untuk sendiri melaksanakannya. terbatas dengan tujuan Suatu bentuk pemberian izin untuk memanfaatkan suatu Hak atas Kekayaan Intelektual, yang dapat diberikan oleh pemberi lisensi kepada penerima lisensi, agar penerima lisensi dapat melakukan suatu bentuk kegiatan usaha, baik dalam bentuk teknologi atau pengetahuan (know how) yang dapat dipergunakan untuk memproduksi, menghasilkan, menjual ataupun memasarkan barang (berwujud) tertentu, maupun yang akan dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan jasa tertentu, dengan mempergunakan Hak atas Kekayaan Intelektual yang dilisensikan tersebut. Untuk keperluan tersebut penerima lisensi diwajibkan untuk memberikan kontra prestasi dalam bentuk pembayaran royalty yang dikenal juga dengan license fee. 3 Dikatakan sebagai hak eksklusif karena hak tersebut hanya diberikan kepada inventor dengan mengecualikan pihak lain menggunakan dan melaksanakan invensi tersebut. Selanjutnya dalam Undang- undang Paten Nomor 13 Tahun 2016 juga diatur mengenai peralihan hak-hak dari teknologi yang telah didaftarkan patennya melalui perjanjian lisensi. Perjanjian lisensi langsung merupakan cara paling efektif dalam mengadakan alih teknologi. Dalam Pasal 1 Angka 11 Undang-undang Paten disebutkan bahwa, lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang paten, baik yang bersifat eksklusif maupun non ekslusif, kepada penerima lisensi berdasarkan perjanjian tertulis untuk menggunakan Paten yang 3 Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis: Lisensi, Cet. 2, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hal. 10-11 4 Perjanjian lisensi merupakan perekonomian nasional. Yaitu sebagai wadah sekaligus dokumen yang di fungsi dalamnya terdapat hak dan kewajiban pemerintah dalam bidang teknologi, para pihak, yaitu pihak pemberi dan pada akhirnya akan berimbas pada penerima lisensi untuk melaksanakan pelaksanaan alih teknologi. Mengingat suatu invensi. Perjanjian invensi harus peran perjanjian lisensi yang begitu dibuat secara tertulis dan ditandatangani besar, segala ikhtiar yang dimaksudkan oleh kedua pihak dan memuat informasi untuk mengenai: pelaksanaan perjanjian lisensi paten 1. Tanggal, bulan dan tahun tempat dibuatnya perjanjian lisensi; 2. Nama dan alamat lengkap serta tanda tangan para pihak yang mengadakan perjanjian lisensi 3. Objek perjanjian lisensi 4. Jangka waktu perjanjian lisensi 5. Dapat atau tidaknya jangka waktu perjanjian lisensi diperpanjang 6. Pelaksanaan lisensi untuk seluruh atau sebagian dari hak eksklusif 7. Jumlah royalty dan pembayarannya 8. Dapat atau tidaknya penerima lisensi memberikan lisensi lebih lanjut kepada pihak ketiga 9. Batas wilayah berlakunya perjanjian lisensi, apabila diperjanjikan; 10. Dapat atau tidaknya pemberi lisensi melaksanakan sendiri karya yang dilisensikan.4 besar dalam memajukan dan pengawasan mendukung optimalisasi perlu diupayakan. Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menawarkan beberapa upaya yang dapat dilakukan agar tercipta optimalisasi lisensi pelaksanaan paten perjanjian sebagaimana yang diharapkan. Sehingga kemudian penulis tertarik untuk sebuah membuatnya karya ilmiah dalam berjudul “Optimalisasi Perjanjian Lisensi Paten Dalam Meningkatkan Perekonomian Nasional”. II. Perlindungan Hukum Perjanjian Lisensi Paten Serta Perannya Dalam Memajukan Perekonomian Nasional Perjanjian lisensi paten memiliki peran kontrol Perlindungan hukum terhadap perjanjian lisensi paten dalam karya tulis ini dimaksudkan sebagai adanya 4 Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Pedoman Pelaksanaan Ketentuan Pasal 50 Huruf B tentang Pengecualian Penerapan UU No. 5 Tahun 1999 terhadap Perjanjian yang Berkaitan dengan Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2009, hal. 8 pengakuan secara hukum terhadap perjanjian lisensi paten sekaligus jaminan bahwa perjanjian tersebut dapat 5 dilaksanakan. Perjanjian lisensi yang Undang-undang diakui antaranya: secara hukum dan keberlakuannya dijamin oleh hukum, menunjukkan bahwa terhadap perjanjian lisensi tersebut berarti ada perlindungan hukumnya. Oleh sebab itu, uraian perlindungan hukum terhadap perjanjian lisensi paten bagaimana berikut ini menelaah sesungguhnya 1. 2. 3. 4. Hukum Perdata, di Sepakat bagi pihak-pihak yang membuat perjanjian Cakap hukum Adanya suatu hal yang diperjanjikan Objek yang diperjanjikan tersebut mengandung kausa yang halal. perjanjian Keempat syarat sah perjanjian lisensi paten diakui secara hukum dan tersebut di atas mutlak untuk dipenuhi. dijamin keberlakuannya. Uraian tentang Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat perjanjian lisensi paten yang diakui perjanjian tersebut diuraikan oleh Abdul secara hukum merupakan uraian tentang Kadir Muhammad sebagai berikut: apa syarat-syarat yang harus dipenuhi sehingga perjanjian lisensi paten akan menjadi sah secara hukum. Bentuk perlindungan hukum dalam perjanjian lisensi paten berikut ini ditelaah dari Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata) dan UU No. 13 Tahun 2016 tentang Paten. KUHPerdata sebagai kodifikasi aturan pada bidang keperdataan, telah mengatur mengenai perjanjian yang seperti apa yang akan mendapatkan perlindungan hukum. Suatu perjanjian akan diakui kedudukannya secara hukum dijamin keberlakuannya perjanjian tersebut telah dan apabila memenuhi empat syarat sah perjanjian sebagaimana yang termuat dalam Pasal 1320 Kitab Syarat pertama dan kedua Pasal 1320 Kitab Undang-undang Hukum Perdata disebut syarat subjektif, karena melekat pada diri orang yang menjadi subjek perjanjian. Jika syarat ini tidak dipenuhi, perjanjian dapat dibatalkan. Tetapi jika tidak dimintakan pembatalan kepada Hakim, perjanjian itu tetap mengikat pihak-pihak, walaupun diancam pembatalan sebelum lampau waktu lima tahun (Pasal 1454 Kitab Undang-undang Hukum Perdata). Syarat ketiga dan keempat Pasal 1320 Kitab Undang-undang Hukum Perdata disebut syarat objektif, karena mengenai sesuatu yang menjadi objek perjanjian. Jika syarat ini tidak dipenuhi, perjanjian batal. Kebatalan ini dapat diketahui apabila perjanjian tidak mencapai tujuan karena salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya. Kemudian diperkarakan ke muka hakim, dan hakim menyatakan 6 perjanjian batal karena tidak memenuhi syarat objektif.5 keberlakuannya Apabila empat syarat sahnya syarat sah suatu perjanjian. apabila perjanjian tersebut telah memenuhi empat unsur perjanjian tersebut telah terpenuhi, maka Selain hal-hal yang telah diatur berdasarkan Pasal 1338 Kitab Undang- dalam Kitab Undang-undang Hukum undang Perdata, Hukum Perdata, perjanjian untuk memperoleh tersebut menjadi undang-undang bagi perlindungan hukum, suatu perjanjian para pihak yang membuatnya. Ketentuan lisensi paten juga harus memenuhi syarat ini juga dikenal sebagai asas Pacta Sunt formil dan substansial sebagaimana telah Servanda yang artinya suatu perjanjian diatur dalam Pasal 69 sampai dengan mengikat Pasal 73 Undang-undang Paten. Syarat bagi para pihak yang membuatnya. formil dari perjanjian lisensi paten diatur Perjanjian lisensi paten tidak diatur secara khusus Undang-undang dalam Hukum dalam Pasal 72, dimana perjanjian Kitab lisensi harus dicatat, diumumkan serta Perdata dikenakan biaya ke Kantor Direktoran sehingga perlindungan hukum yang Jenderal Hak Kekayaan Intelektual di lebih khusus pada suatu perjanjian Kemententerian lisensi memang tidak terlihat. Meski Selanjutnya syarat substansial perjanjian demikian, sebagai aturan dasar pada lisensi diatur dalam Pasal 71, di mana bidang keperdataan, perjanjian lisensi paten dilarang memuat Kitab Undang- Hukum ketentuan telah perekonomian Indonesia atau memuat perlindungan dasar-dasar hukum pada suatu pembatasan dapat HAM. undang Hukum Perdata sesungguhnya meletakkan yang dan yang merugikan menghambat perjanjian, termasuk perjanjian lisensi kemampuan bangsa Indonesia dalam paten. Dasar-dasar perlindungan hukum menguasai tersebut teknologi. adalah termasuk setiap perjanjian perjanjian, lisensi, akan dan Ketentuan mengembangkan mengenai syarat mendapatkan perlindungan hukum substansial tersebut sebenarnya masih dalam diakui dijamin memerlukan penjelasan lebih lanjut, 5 artian dan Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hal. 233 yaitu penjelasan mengenai ketentuan yang seperti apa yang dapat merugikan 7 perekonomian Indonesia atau memuat teknologi tersebut tetaplah pihak luar. pembatasan kemampuan teknologi. Jika Dalam misalnya dalam perjanjian lisensi paten sesungguhnya tidak terjadi. Padahal, terdapat klausula yang menyebutkan dalam “kapasitas produksi dibatasi”, “produksi disebutkan oleh M. Zulfa Aulia, yang sebagai implementasi pelaksanaan paten dikehendaki bukan saja perpindahan hanya boleh dikerjakan oleh tenaga kerja teknologi, asing”, distribusi produk pada daerah- kemampuan daerah tertentu saja”, maka bisa diduga menerapkan, dan mengembangkannya).6 klausula yang demikian mengandung resiko merugikan perekonomian hal ini alih alih teknologi, melainkan sebagaimana juga teknologis Apabila teknologi syarat meliputi (menyerap, formil dan substansial dari perjanjian lisensi ini Indonesia dan menghambat kemampuan dipenuhi, teknologi kapasitas perlindungan hukum, antara lain dalam produksi dibatasi, maka konsekuensinya bentuk diakui oleh pemerintah dan akan adalah produk yang dihasilkan akan mempunyai terbatas pihak ketiga. Sebaliknya, ketika syarat- bangsa. Jika kuantitasnya, masyarakat selaku sehingga konsumen maka akan akibat mendapatkan hukum terhadap akan syarat tersebut tidak terpenuhi, maka kesulitan dalam mendapatkan produk perjanjian lisensi tidak diakui oleh tersebut, kalaupun bisa mendapatkannya, pemerintah dan mengundang resiko kemungkinan diperoleh dari luar, atau untuk tidak mengikat pihak ketiga. dalam hal ini pemberi lisensi. Jadi, Memasuki era globalisasi, lisensi dalam kaitan hanya dijadikan teknologi memiliki peran yang lebih sebagai syarat untuk mengimpor saja, besar dalam menilai tingkat kemajuan karena kegiatan importasi merupakan suatu bagian dari hak eksklusif dalam paten. teknologi Demikian pula, jika ada klausula yang ukurnya. Setiap negara berlomba-lomba menyebutkan boleh menciptakan teknologi baru agar dapat dikerjakan oleh tenaga asing, maka bersaing dengan negara lain. Program konsekuensinya penelitian dan pengembangan juga terus produksi jelas: hanya kemampuan teknologis bangsa tidak akan berubah, disebabkan yang mengendalikan 6 bangsa dimana dijadikan penguasaan sebagai tolok M. Zulfa Aulia, Iklim Alih Teknologi di Indonesia: Tinjauan dari Aspek Hukum, Jurnal hukum Respublika, Vol. 10 No. 2, 2007. 8 dilakukan. Untuk melakukan penelitian secara efektif di Indonesia. Hal ini dan pengembangan tersebut, negara dikarenakan belum adanya peraturan harus menyiapkan dana yang tidak pemerintah yang sedikit. Sehingga dipilihlah alternatif mengenai pencatatatan lain yang lebih menguntungkan, yaitu tersebut sebagaimana diamanatkan oleh alih teknologi. Pasal 73 Undang-undang Paten. Selanjutnya invensinya seorang terhadap pada bidang inventor hasil teknologi, berhak untuk khusus mengatur perjanjian Terdapat beberapa faktor lain yang berperan peningkatan penting perekonomian dalam nasional. mendaftarkan paten atas invensinya. Faktor pertama yang harus diperhatikan Pendaftaran tersebut digunakan sebagai adalah dasar berupa manusia yang ada di dalam negeri. pengakuan secara hukum atas suatu Editorial The Washington Post edisi 28 invensi serta jaminan atas keberlakuan April 2001 menyebutkan : if there is one invensinya. pihak lesson in the past half century of perjanjian economic development, it is that natural lisensi tersebut dapat dijadikan sebagai resourches do not power economies, sarana memastikan human resources do. Terjemahan bebas teknologi apa yang telah tersedia di dari kutipan tersebut yaitu: Jika ada dalam negeri serta teknologi yang masih pelajaran selama setengah abad yang lalu dibutuhkan di Indonesia. mengenai perlindungan Selain pemerintah, hukum itu bagi pendaftaran kontrol untuk pengembangan sumber perkembangan daya ekonomi Pencatatan pendaftaran perjanjian adalah bahwa sumber daya alam tidak lisensi paten sebagaimana diuraikan di menggerakkan ekonomi; sumber daya atas pada manusia yang melakukannya. 7 Kutipan perekonomian bangsa, yaitu sebagai tersebut sangat tepat untuk dijadikan kontrol dan pengawasan pemerintah gambaran terhadap seberapa banyak pengalihan perekonomian nasionalnya. Kekayaan teknologi yang telah dilakukan di dalam alam yang melimpah ruah di sepanjang negeri. pelosok negeri tidak dijadikan tolok ukur dapat berdampak Namun prosedur pencatatan paten pada prakteknya, perjanjian lisensi sampai saat ini belum berjalan 7 bagi Indonesia mengenai Balian Zahab, Implementasi Mengenai Hukum Alih Teknologi,Universitas Negeri Bangka Belitung, 2009, ubb.ac.id/menulengkap.php 9 kemampuan memajukan suatu bangsa perekonomiannya dalam III. tanpa Perjanjian Lisensi Paten didukung oleh kemampuan sumber daya manusia dalam mengolahnya. Pengembangan sumber daya manusia yang dapat dilakukan tersebut dapat berupa pelatihan-pelatihan keahlian pada bidang teknologi, mengenai serta sosialisasi perubahan kondisi perekonomian dunia dan dampaknya pada perekonomian nasional secara berkala. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah dengan penyelarasan pembangunan di daerah-daerah, termasuk ke daerah yang sulit dijangkau serta kawasan perbatasan. Pembenahan pola pikir masyarakat di daerah tersebut penting dilakukan sehingga akan terjadi peningkatan kuantitas sumber daya Optimalisasi Segala upaya mengoptimalisasikan perjanjian Pelaksanaan lisensi untuk pelaksanaan paten perlu dilaksanakan. Hal ini sebagaimana yang telah diuraikan di atas, dikarenakan perjanjian lisensi paten memegang peran yang penting dalam rangka memajukan perekonomian nasional, yaitu sebagai fungsi kontrol dan fungsi pengawasan bagi pemerintah dalam bidang teknologi, sehingga kemudian memungkinkan terselenggaranya alih teknologi. Uraian berikut ini akan memaparkan langkahlangkah apa yang dapat dilakukan untuk mengoptimalisasikan pelaksanaan perjanjian lisensi paten, yaitu: 1. Pendaftaran perjanjian manusia berkualitas dan akan berdampak dengan pada kemajuan perekonomian nasional. Based Registration System (IBRS) Faktor penting lainnya adalah menggunakan lisensi Maksudnya adalah Internet dengan ketersediaan modal yang cukup, baik melakukan perombakan mekanisme dari dalam negeri maupun dari luar pendaftaran perjanjian lisensi paten negeri guna pembangunan infrastruktur dari yang sebelumnya menggunakan yang dapat menunjang terlaksananya sistem manual dengan mendaftarkan inovasi dari teknologi yang telah ada. langsung pada Kantor Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual di Kementerian Hukum dan Ham menjadi menggunakan sistem 10 berbasis elektronik (Online system). invensi Sistem ini bukan mustahil untuk Sehingga pelaksaan dalam bentuk dilakukan, elektronik ini sangat ideal bagi mengingat saat ini hampir seluruh sektor pelayanan publik menggunakan 8 elektronik. sistem Keunggulan dari yang telah terdaftar. pendaftaran perjanjian lisensi paten. 2. Perubahan sistem pada perjanjian lisensi paten penggunaan sistem ini terletak pada Perubahan nilai praktis yang akan menghemat dimaksudkan waktu, sistem yang telah ada pengaturannya tenaga dibandingkan dan dengan biaya sistem manual. namun sistem untuk belum dilaksanakan, Berbeda dengan perlindungan memerlukan pendaftaran paten proses yang pemeriksaan nilai kebaruan pada suatu invensi yang didaftarkan, sistem disini merombak efektif sehingga untuk nantinya akan terwujud optimalisasi pada pelaksanaan perjanjian lisensi paten. Perubahan sistem ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) Dengan membuat aturan pendaftaran pada perjanjian lisensi khusus mengenai paten pelaksanaan perjanjian cenderung administratif. lebih bersifat Artinya pada lisensi paten, pendaftaran perjanjian lisensi paten, mengenai hal pendaftaran perjanjian lisensi yang merupakan perlu sesuatu dilaporkan yang tata termasuk cara sudah paten. Aturan tersebut dapat memiliki data pendukung lainnya, berupa undang-undang baru seperti identitas para pihak yang khusus mengenai perjanjian dapat dibuktikan dengan kartu tanda lisensi paten, atau aturan penduduk, atau mengenai invensi terkait lainnya di bawah yang dilisensikan merupakan hasil undang-undang. 2) Dengan membentuk lembaga 8 Kementerian Komunikasi dan Informatika, http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3 899/Siaran+Pers+Tentang+Uji+Publik+Pendaftar an+Penyelenggara+Sistem+Elektronik+/0/siaran _pers#.VWb0ZlJN200, Diakses pada 27 Mei 2015 khusus yang fungsi utamanya adalah sebagai dewan pengawas 11 pelaksanaan perjanjian dalam lisensi Lembaga mengembangkan paten. menguasai dan teknologi. khusus ini dapat diisi oleh Perjanjian lisensi paten yang pegawai Kantor memenuhi syarat-syarat tersebut, Hak selain dikaui secara hukum, juga pada Direktoran Jenderal Kekayaan Intelektual, akademisi serta praktisi konsultan paten. dijamin keberlakuannya, sebagaimana asas hukum pacta sunt servanda. 2. Perjanjian IV. Simpulan lisensi paten Berdasarkan hasil pembahasan memegang peran yang penting tersebut di atas, maka simpulan karya dalam memajukan perekonomian ilmiah ini adalah: negara, yaitu sebagai kontrol dan 1. Perlindungan hukum dalam pengawasan pemerintah terhadap perjanjian lisensi paten diberikan pengalihan teknologi di dalam dalam bentuk adanya pengakuan negeri. Alih teknologi sendiri dan jaminan keberlakuan secara menjadi penting dalam rangka hukum terhadap perjanjian lisensi untuk mengembangkan industri, paten. Perjanjian lisensi paten yang dalam perkembangannya akan diakui secara hukum, dalam menjadi bagian penting dalam artian kemajuan perekonomian suatu dianggap sah, apabila memenuhi syarat-syarat tertentu. Selain syarat sahnya perjanjian, sebagaimana 3. Optimalisasi pada pelaksanaan dalam perjanjian lisensi paten dapat KUHPerdata, perjanjian lisensi dilaksanakan dengan melakukan paten upaya-upaya berupa perubahan juga diatur bangsa. harus memenuhi syarat dalam UU Paten, yaitu mekanisme larangan memuat klausula yang perjanjian menggunakan sistem dapat merugikan perekonomian elektoronik, serta Indonesia memuat perubahan sistem pembatasan yang menghambat pelaksaaan perjanjian kemampuan paten, yaitu berupa pembuatan atau bangsa Indonesia pendaftaran dengan pada lisensi 12 aturan khusus mengenai yang berfungsi sebagai tim perjanjian lisensi paten, serta pengawas pelaksanaan perjanjian pembentukan lisensi lembaga khusus paten. DAFTAR PUSTAKA Widjaja, G., 2003, Seri Hukum Bisnis: Lisensi, Cetakan Kedua, Jakarta; Raja Grafindo Persada, Halaman 10 dan 11 Muhammad, Abdul K., 2000, Hukum Perdata Indonesia, Bandung; Citra Adityabakti, Halaman 233 Zahab, B., 2009, Implementasi Mengenai Hukum Alih Teknologi,Universitas Negeri Bangka Belitung, ubb.ac.id/menulengkap.php, Diakses pada 12 Mei 2015 Aulia, M.Zulfa, Iklim Alih Teknologi di Indonesia: Tinjauan dari Aspek Hukum, Jurnal hukum Republika, Vol. 10 No. 2, 2007 Komisi Pengawas Persaingan Usaha, 2009, Pedoman Pelaksanaan Ketentuan Pasal 50 Huruf B tentang Pengecualian Penerapan UU No. 5 Tahun 1999 terhadap Perjanjian yang Berkaitan dengan Hak Atas Kekayaan Intelektual. Diakses Pada 18 Mei 205 Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Siaran Pers Tentang Uji Publik Pendaftaran Penyelenggara Sistem Elektronik, http://kominfo.go.id/index.php/ content/detail/3899/Siaran+Pers+Tentang+Uji+Publik+Pendaftaran+Pe nyelenggara+Sistem+Elektronik+/0/siaran_pers#.VWb0ZlJN200, Diakses pada 27 Mei 2015 Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten, Lembaran Negara Tahun 2016 Nomor 176. Republik Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata..