BAB I - AKBP

advertisement
Analisis Tingkat Likuiditas...(Yulistia)
Jurnal KBP
Volume 2 - No. 1, Maret 2014
ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS SAHAM PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIK DI INDONESIA
Yulistia
STIE “KBP" Padang
([email protected])
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine whether fundamental factors and
technical factors have a significant effect on the liquidity of shares in manufacturing
companies going public in Indonesia during the period of 4 years (2006-2009). To
analyze the data used descriptive statistics, correlation analysis, and multiple
regression analysis.
The results of the regression using the significant level a = 5% and the results
of this study demonstrate that the partial value of Return on Equity (ROE) has a
significant effect on the liquidity of the stock with sig below 0.05 is 0.047. While total
assets (TA) have a significant effect on the liquidity of the stock with sig below 0.05 is
0.000. Debt to Equity Ratio (DER) has no significant effect on the level of liquidity of
stocks with sig is above 0.05 is 0.055, and Price Earning Ratio (PER) did not
significantly influence the level of liquidity of stocks with sig is above 0.05 namely
0.071. From this study it can be concluded that simultaneous independent variables
significantly influence the dependent variable with a value of 0.000 is sig is under o,
05
Keywords: company performance, company size
PENDAHULUAN
Kegiatan pasar modal adalah
untuk mempertemukan pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang
mempunyai kelebihan dana. Saham
adalah merupakan salah satu sekuritas
yang diperdagangkan di pasar modal.
Saham merupakan salah satu jenis
instrumen keuangan yang diperdagangkan di bursa efek. Pembelian saham
merupakan salah satu alternatif yang
menarik bagi investor di pasar modal.
Hal ini disebabkan karena secara
umum, ada tiga bentuk return yang
diharapkan investor ketika akan
memutuskan untuk membeli saham.
Pertama
adalah
deviden
yang
merupakan bagian keuntungan yang
dibagikan
manajemen
kepada
pemegang saham. Kedua adalah selisih
kenaikan harga waktu menjual dengan
harga waktu membeli atau yang lebih
dikenal dengan capital gain. Ketiga
adalah bonus yang berupa right dan
sebagainya. Saham juga dikenal
sebagai investasi jangka panjang yang
menjanjikan keuntungan yang tinggi
sekaligus beresiko tinggi. Peluang
besar untuk mem-peroleh keuntungan
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189
berjalan seiring dengan resiko untuk
menderita kerugian seandainya terjadi
kesalahan dalam estimase terhadap
kondisi di masa yang akan datang.
Namun saham dengan analisa
fundamental atau kinerja yang baik saja
kurang memberi ketenangan kepada
pemodal individu. Karena pada saat
uang tunai dibutuhkan, saham-saham
yang dimiliki tersebut belum tentu
dapat segera dijual. Oleh karena itu,
saham yang lebih menarik bagi para
investor adalah saham yang memiliki
prestasi keuangan yang baik dan juga
memiliki likuiditas yang tinggi.
Likuiditas saham secara umum dapat
diartikan sebagai kemampuan suatu
aktiva atau instrument keuangan untuk
diubah bentuknya menjadi kas atau
setara kas melalui mekanisme pasar
modal.
Tingkat
likuiditas
saham
dipengaruhi oleh keputusan investor
untuk melakukan transaksi saham.
Dimana likuiditas saham tercermin dari
banyaknya transaksi perhari. Artinya,
semakin
sering
suatu
saham
ditransaksikan menunjuk-kan tingkat
mobilitas yang tinggi atau semakin
mudah
saham
tersebut
diperdagangkan.
Saham
yang
likuiditasnya tinggi biasanya adalah
saham yang termasuk kedalam kategori
saham blue chips yaitu saham yang
berpotensi memberikan gain yang
tinggi dalam jangka waktu yang lama.
Sehingga dapat dikatakan fluktuasi
harga saham berpengaruh terhadap
likuiditas saham. Selain itu, saham
yang likuid diduga juga dipengaruhi
oleh kinerja perusahaan, ukuran
perusahaan, PBV, PER, EPS, tingkat
kepemilikan publik dan jumlah lembar
saham tercatat.
Seorang investor memerlukan
keputusan yang teliti untuk melakukan
transaksi saham. Keputusan dalam hal
investasi saham meliputi keputusan
untuk membeli, menjual dan menahan
saham. Keputusan tersebut dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya faktor
fundamental, faktor teknis ,faktor
sentimen pasar. Faktor fundamental
mengacu kepada informasi tentang
kinerja perusahaan, resiko perusahaan,
ukuran perusahaan, dan prospek
perusahan. Faktor teknis
TINJAUAN TEORITIS DAN
HIPOTESIS
Jenis-Jenis Investasi
Aset Rill dan Aset Finansial
Investasi dalam arti luas terdiri
dari dua bagian utama, yaitu : investasi
dalam bentuk aktiva rill (real assets)
dan investasi dalam bentuk surat-surat
berharga atau sekuritas (marketable
securities atau financial assets). Aktiva
riil adalah aktiva yang berujud seperti
emas, perak, intan, barang-barang seni,
dan real estate. Sedangkan aktiva
finansial adalah surat-surat berharga
yang pada dasarnya merupakan klaim
atas aktiva riil yang dikuasai oleh suatu
entitas.
Klaim
tersebut
biasanya
dinyatakan dalam bentuk sertifikat atau
kertas berharga yang menunjukkan
kepemilikan aset keuangan tersebut
seperti, deposito, saham atau obligasi.
Investasi pada aset finansial yang
paling banyak dilakukan adalah pada
saham. Perdagangan saham dan
obligasi dilakukan dipasar modal.
Investasi Langsung dan Tidak
Langsung
Investasi langsung diartikan
sebagai suatu pemilikan surat-surat
berharga secara langsung dalam suatu
entitas yang secara resmi telah go
public
dengan
harapan
akan
mendapatkan
keuntungan
berupa
penghasilan deviden dan capital gains.
Sedangkan investai tidak langsung
terjadi bilamana surat-surat berharga
Analisis Tingkat Likuiditas...(Yulistia)
yang dimiliki diperdagangkan kembali
oleh perusahaan investasi (investment
company) yang berfungsi sebagai
perantara. Pemilikan aktiva tidak
langsung dilakukan melalui lembagalembaga keuangan terdaftar, yang
bertindak sebagai perantara atau
intermediary.
Dalam
peranannya
sebagai investor tidak langsung,
pedagang
perantara
(pialang)
mendapatkan deviden dan capital gain
seperti dalam investasi langsung, selain
itu juga akan memperoleh penerimaan
berupa capital gain atas hasil
perdagangan portofolio yang dilakukan
oleh perusahaan perantara tersebut.
Konsep Dasar Pasar Modal
Pasar modal (capital market)
adalah bagian dari pasar keuangan
(financial market). Pasar modal itu
sendiri merupakan salah satu dari dua
segmen
pasar
keuangan
yang
dibedakan atas permintaan dan
penawaran. Ada dua cara untuk
mengklasifikasikan pasar keuangan
yaitu :
 Berdasarkan tipe kewajiban. Sebagai
contoh pasar utang (debt market)
atau pasar surat berharga (equity
market).
 Berdasarkan klasifikasi periode
waktu jatuh tempo. Sebagai contoh,
pasar terhadap utang jangka panjang
(short-term debts) disebut pasar
uang (money market). Pasar dana
untuk jangka panjang (longer
maturity financial assets) disebut
pasar modal.
Dalam suatu negara peran pasar
modal sangat penting, karena pasar
modal menjalankan dua fungsi
sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan
fungsi
keuangan.
Pasar
modal
dikatakan memiliki fungsi ekonomi
karena pasar modal menyediakan
fasilitas
atau
wadah
yang
mempertemukan dua kepentingan yaitu
pihak yang kelebihan dana (investor)
dan pihak yang memerlukan dana
(issuer). Dengan adanya pasar modal
investor
dapat
menginvestasikan
dananya dengan harapan mendapat
keuntungan (return) sedangkan issuer
dapat memanfaatkan dana tersebut
untuk kepentingan investasi tanpa
menunggu tersedianya dana dari
operasi perusahaan. Sedangkan pasar
modal dikatakan memiliki fungsi
keuangan,
karena
pasar
modal
memberikan
kemungkinan
dan
kesempatan memperoleh keuntungan
(return) bagi pemilik dana, sesuai
dengan karakteristik investasi yang
dipilih.
Tingkat Efisiensi Pasar Modal
Untuk mengetahui informasi
terhadap harga sekuritas di pasar modal
dapat kita lihat dari tingkat efesiensi
pasar modal.
Konsep Dasar Modal saham
Surat
berharga
yang
diperdagangkan
di
bursa
efek
merupakan secarik kertas sebagai bukti
hak bagi investor terhadap prospek
prosperti dari perusahaan dan kondisi
yang
memungkinkan
pemegang
sekuritas untuk menjalankan haknya.
Surat berharga atau sekuritas yang
diperdagangkan di pasar modal secara
teori dapat digolongkan kepada dua
golongan
yaitu
surat
berharga
penyertaan atau equity dan surat
berharga bersifat hutang. Untuk surat
berharga yang sifatnya penyertaan
equity lebih dikenal dengan saham dan
untuk surat berharga yang bersifat
hutang hutang yang lebih dikenal
dengan fixed income diwujudkan
melalui obligasi yang merupakan surat
berharga berpendapat tetap. Sedangkan
surat berharga lainnya seperti saham
preferen, obligasi konversi, waran
wright dan sekuritas turunan (derivatif)
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189
seperti opsi (call atau put) merupakan
turunan dari kedua bentuk surat
berharga diatas.
Saham sebagai tanda surat
berharga yang diperdagangkan dibursa
efek Indonesia dapat didefenisikan
sebagai tanda bukti kepemilikan atas
perusahaan atau perseroan terbatas oleh
seseorang atas badan yang diwujudkan
pada selembar kertas yang menyatakan
bahwa pemilik dari kertas tersebut
merupakan pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat berharga tersebut
yang besar kepemilikannya sebesar
penyertaan yang ditanamkan dalam
perusahaan.
Pengertian Likuiditas Saham
Likuiditas saham merupakan
ukuran jumlah transaksi saham di pasar
modal dalam periode tertentu. Semakin
tinggi frekuensi transaksi maka
semakin tinggi likuiditas saham, ini
berarti saham tersebut semakin
diminati oleh para investor dan hal
tersebut akan tingkat harga saham yang
bersangkutan. Pada kenyataannya tidak
semua saham mudah ditransaksikan
atau dengan kata lain mengalami
kesulitan likuiditas. Saham yang tidak
likuid dapat dikenakan deslisting atau
dikeluarkan dari Bursa Efek. Suatu
saham dikatakan likuid bila saham
tersebut mudah untuk ditukarkan atau
dijadikan uang. Saham yang tidak
likuid akan menyebabkan kehilangan
kesempatan
untuk
mendapat
keuntungan (gain). Jadi semakin likuid
suatu saham berarti jumlah atau
frekuensi transaksi semakin tinggi. Hal
tersebut juga menunjukkan minat
investor untuk memiliki saham tersebut
juga tinggi. Minat yang tinggi
dimungkinkan karena saham yang
ROE =
likuiditasnya
tinggi
memberikan
kemungkinan yang lebih tinggi untuk
mendapatkan return dibandingkan
saham yang likuiditasnya rendah
sehingga tingkat likuiditas saham
biasanya akan mempengaruhi harga
saham yang bersangkutan.
Pengaruh
Variabel
Independen
Terhadap Likuiditas Saham
Kinerja Perusahaan
Rentabilitas modal sendiri dalam
hal ini adalah pengembalian atas
ekuitas saham biasa digunakan untuk
mengukur tingkat laba yang dihasilkan
dari investasi pemegang saham.
Investor memandang bahwa ROE
merupakan indikator profitabilitas yang
penting, karena ROE merupakan
indikator untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam rangka melakukan
tugasnya
yakni
menghasilkan
keuntungan yang maksimal bagi para
pemilik modal.
Banyak hal yang mempengaruhi
ROE berfluktuasi yaitu karena berbagai
faktor yang terjadi, baik itu dalam
perusahaan sendiri ataupun karena
faktor dari luar perusahaan.
Faktor
yang
mempengaruhi
tingkat ROE salah satunya adalah
tingkat hutang perusahaan. Tingkat
hutang perusahaan yang tinggi maka
rasio pengembalian akan tinggi pula.
Ini
dikarenakan
kemampuan
perusahaan
untuk
memberikan
keuntungan yang besar kepada para
pemegang saham. Karena alas an dana
yang tersedia cukup besar yaitu dana
dari pinjaman pihak luar, maka
perusahaan
mampu
memberikan
keuntungan yang tinggi bagi para
pemegang
saham.
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan berkaitan
dengan
harga
saham
yang
mencerminkan nilai perusahaan (Value
of firm). Membeli sejumlah lembar
saham diartikan sama dengan hak
untuk mengklaim sebagian dari aktiva
dan prospek perusahaan. Dalam
penelitian ini total aktiva akan
diguakan untuk mengukur ukuran
perusahan dan diduga berpengaruh
positif terhadap likuiditas saham.
Resiko Perusahaan
Faktor fundamental lainnya yang
juga dipertimbangkan oleh investor
adalah untuk tingkat resiko perusahaan
emiten. Dalam analisa keuangan
,tingkat resiko biasanya diukur dengan
rasio Solvabilitas.
Faktor Teknis
Merupakan salah satu analisis
yang digunakan oleh investor untuk
menentukan nilai suatu saham. Rasio
ini diperoleh dengan membandingkan
harga saham pada waktu tertentu
dengan pandapatan perlembar saham
pada suatu periode tertentu. Rasio ini
digunakan secara luas oleh pelaku
pasar modal untuk menilai harga suatu
saham.
Pada
prinsipnya
PER
memberikan indikasi mengenai jangka
waktu pengembaliaan dana pada
tingkat
saham
dan
keuntungan
perusahaan pada periode tertentu. Ratio
ini mengambarkan kesediaan investor
untuk
membayar
setiap
rupiah
perolehan laba perusahaan. Dengan
demikian, dari segi keuntungan
perusahaan PER yang terlalu tinggi
mencerminkan nilai saham yang terlalu
tinggi
dibandingkan
dengan
kemampuaan
perusahaan
dalam
membandingkan
deviden
pada
pemegang saham. PER merupakan alat
analisis untuk menentukan nilai suatu
saham akan mempengaruhi likuiditas
saham itu sediri. Dengan menggunakan
PER investor dapat menentukan apakah
suatu saham dinilai terlalu tinggi (over
value) atau terlalu rendah (under
value). Kecendrungan menjual saham
apabila suatu saham dinilai terlalu
tinggi,
sebaliknya
kecendrungan
membeli saham terjadi apabila saham
dinilai terlalu rendah. Menurut Rusdin
(2006 : hal 145) untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh per terhadap
likuiditas
saham
yaitu
dengan
menggunakan
formula
:
PER = Harga Saham
Earning Per Share
Hipotesis
Faktor
kinerja
perusahaan,
ukuran perusahaan, resiko perusahaan
(DER), dan faktor teknis (PER)
berpengaruh terhadap likuiditas saham
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi
Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur yang
tergabung kedalam LQ45.
Sampel
Sedangkan sample size (ukuran
sampel)
adalah
sebanyak
17
perusahaan, karena dari 17 perusahaan
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189
yang tergabung ternyata yang layak
diteliti hanya 11 peruahaan saja.
Metode sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
porposive
sampling.
Dimana
pengambilan sampling ditentukan
dengan keinginan kriteria sesuai
dengan kebutuhan penelitian ini yaitu
perusahaan yang menjadi sampel harus
aktif
menerbitkan
dan
mempublikasikan laporan keuangan
selama
tahun
2006-2009.
Nama – nama perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam LQ45
No
Nama Perusahaan
Kode Perusahaan
1
Timah Tbk
CODE
2
Aneka Tambang Tbk
ANTM
3
ATPK Resources Tbk
ATPK
4
Bumi Resources Tbk
BUMI
5
Exploitasi Energi Indonesia Tbk
CNKO
6
Citatah Industri Marmer Tbk
CTTH
7
Energi Mega Persada Tbk
ENRG
8
International Nikel Indonesia Tbk
INCO
9
Medco Energi International Tbk
MEDC
10 Perusahaan Gas Negara Tbk
PGAS
11 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
PTBA
Devenisi
Dan
Operasionalisasi
variabel
Variabel independent
Variabel
independent
dalam
penelitiah ini adalah :
 Kinerja Perusahaan
Jika jumlah laba bersih yang
didapat
perusahaan
tinggi
sementara jumlah total modal
sendiri perusahaan rendah maka
tingkat ROE akan tinggi.
Return on Equity (ROE) dapat
dihitung dengan menggunakan
rumus :
ROE =
Yang dijadikan indikator untuk ROE
dalam penelitian ini adalah jumlah
laba bersih setelah pajak dan jumlah
total modal sendiri, dari tahun 2006
 Ukuran Perusahaan
Ukuran
perusahaan
dalam
penelitian ini yang dijadikan
indikator adalah besarnya total
penjualan bersih selama satu
tahun
pada
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di
LQ 45 tahun 2006 – 2009,
 Resiko Perusahaan
Pada penelitian ini Truelly
(2003) menyimpulkan bahwa
sampai dengan tahun 2009, dimana
data diambil per perusahaan dalam
setiap tahun.
resiko
perusahaan
tidak
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap likuiditas
saham. Oleh karena itu penulis
akan melakukan penelitian
kembali dengan memperbesar
jumlah tahun yang akan diteliti.
Sedangkan Novyanto (2006)
dalam
penelitiannya
menyimpulkan bahwa resiko
perusahaan
mempunyai
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189
pengeruh
yang
signifikan
terhadap likuiditas saham. Debt
to Equity Ratio (DER) sebagai
alat ukur perusahaan dimana
rasio yang membandingkan
total kewajiban dengan total
ekuitas.
Menurut
Rusdin
(2006:hal 143) formula DER
yaitu :
DER = Total Kewajiban
Total Ekuitas
Yang dijadikan indikator untuk
DER dalam penelitian ini
adalah jumlah leverage atau
jumlah hutang dari tahun 2006
sampai dengan tahun 2009,
dimana data diambil per
perusahaan dalam setiap tahun.
 Faktor Teknis
Price Earning Ratio (PER )
merupakan komponen kedua
PER =
Yang dijadikan Indikator untuk PER
dalam penelitian ini adalah rata – rata
per lembar saham dari tahun 2006
sampai dengan tahun 2009, dimana
data diambil per perusahaan dalam
setiap tahun atau per tahun.
Variabel Dependent
Variabel
dependent
adalah
variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independent.dalam penelitian ini yang
menjadi variabel dependentnya adalah
likuiditas saham. Pengertian likuiditas
saham menurut rusdin (2006 :62)
adalah
kelancaran,
menunjukkan
tingkat kemudahan dalam mencairkan
modal (Principal) investasi. Yang
dijadikan indikator untuk likuiditas
saham Blue Chip adalah frekuensi
transaksi saham Blue Chip selama satu
tahun dalam periode 2006 – 2009 yang
setelah EPS yang harus
diperhatikan dalam analisis
perusahaan. Disamping itu PER
juga merupakan ukuran harga
relatif dari sebuah saham
perusahaan.
Price to Earning Ratio dapat
dihitung dengan menggunakan
rumus :
Harga Pasar Saham Biasa
Laba Per Lembar Saham
ada pada perusahaan manufaktur yang
tergabung dalam LQ45 dengan satuan
frekuensi per tahun.
Teknik Pengumpulan Data
Data
ini
diperoleh
dari
www.idx.com, Pojok BEI yang ada di
Unand, dan media informasi lainnya.
Teknik Analisa Data
Untuk menganalisa data dan
pengujian hipotesis, penelitian ini akan
menggunakan
Analisa
Regresi
Berganda. Penelitian ini terdapat
variabel yang mana kinerja perusahaan,
ukuran perusahaan, resiko perusahaan,
faktor teknis (PER) berlaku sebagai
variabel
independent,
sedangkan
likuiditas saham sebagai variabel
dependent.
Maka bentuk umum Regresi Linear
Berganda sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Analisis Tingkat Likuiditas...(Yulistia)
Dimana :
Y
: Likuiditas Saham
a
: Konstan
bj
: Koefisien masing-masing variabel independen (j = 1,2,3,4,5)
x1
: ROE
x2
: Ukuran Perusahaan
x3
: DER
x4
: PER
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data
Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang tergabung dalam
LQ45. Dan pada pengolahan data
melalui
pemanfaatan
Statistical
Package for Scince (SPSS) versi 16.0
for windows dapat diperoleh hasil
perhitungan statistik deskriptif seperti
yang terdapat pada tabel 4.1 d bawah
ini.
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Mean
Std. Deviation
N
LS
279429.2273
379941.55853
44
ROE
38.2670
97.30891
44
TA 12449987.8182 14354270.15981 44
DER
.1855
8.27293
44
PER
43.6336
105.66973
44
Sumber : Hasil pengolahan Data
Pada tabel diatas dapat dilihat
nilai rata – rata (mean), tingkat
penyimpangan data (standar deviasi)
serta jumlah total populasi untuk setiap
variabel penelitian. Nilai rata – rata
(mean) diperoleh dari jumlah data
penelitian keseluruhan dibagi dengan
jumlah sampel. Pada tabel 4.1 dapat
dilihat nilai rata – rata untuk variabel
dependent yang berupa likuiditas
saham adalah 279429,2273 dengan
standar deviasi sebesar 379941,55853.
Untuk variabel independent
ROE diperoleh nilai rata – rata sebesar
38,2670 dengan standar deviasi
97,30891, TA diperoleh nilai rata – rata
sebesar 12449987,8182 dengan standar
deviasi adalah 14354270,15981, DER
nilai rata – rata sebesar 0,1855 dengan
standar deviasi adalah 8,27293
sedangkan PER diperoleh nilai rata –
rata sebesar 43,6336 dengan standar
deviasi adalah 105,66973. Hasil
deskriptif statistik pada tabel 4.1 diatas
merupakan hasil estimasi dari 44 data
yang diinputkan pada masing – masing
variabel penelitian yang digunakan.
Hasil Analisis Data
Pengujian Multikolineritas
Variabel
yang
menyebabkan
multikolineritas dapat dilihat dari nilai
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189
tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau
nilai VIF (Variance Inflation Factor)
yang
lebih
besar
dari
10.
Tabel 4.2
Collinearity Statistics
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance
VIF
ROE
.118
8.473
TA
.688
1.454
DER
.115
8.715
PER
.946
Sumber : Hasil Pengolahan Data
1.058
1
Dari tabel 4.2 di atas
memperlihatkan bahwa model regresi
diatas tidak terjadi multikolineritas
karena mempunyai tolerance > 0,1 dan
VIF < 10.
Variabel
yang
menyebabkan
multikolineritas dapat dilihat dari nilai
tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau
nilai VIF (Variance Inflation Factor)
yang lebih besar dari 10.
Dari hasil perhitungan dengan
menggunakan program komputer SPSS
dapat disimpulkan tidak terdapat
gangguan autokorelasi pada penelitian
ini. Nilai Durbin – Watson dalam
pengujian ini berkisar kurang dari 1,52
berarti ada autokorelasi yaitu sebesar
1,294.
Pengujian Hipotesis
Uji Regresi
Analisis regresi berguna untuk
memprediksi seberapa jauh pengaruh
satu atau beberapa variabel bebas
(independen)
terhadap
variabel
bergantung (dependen).
Adapun hasil perhitungan regresi untuk
model diatas ditunjukkan pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Regresi
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model
1 (Constant)
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
54079.875
55664.850
.972 .337
-2105.645
1026.807
-.539 -2.051 .047
.025
.003
.929 8.528 .000
DER
-24202.938
12249.403
-.527 -1.976 .055
PER
98.085
334.068
ROE
TA
a. Dependent Variable: LS
Sumber : Hasil pengolahan Data
.027
.294 .771
Analisis Tingkat Likuiditas...(Yulistia)
Berdasarkan hasil pengujian regresi
tersebut diperoleh hasil persamaan
regresi sebagai berikut;
Y = 54079.875 + -2105.645 + 0.025 + 24202.938 + 98.085
Artinya :
1. Angka
54079.875
merupakan
konstanta menyatakan bahwa jika
variable independent (X1, X2, X3,
X4) bernilai nol, maka tingkat
likuiditas saham yang akan
diperoleh perusahaan sebesar dari
54079.875 kali
2. Koefisien Regresi (b)
a. Return on Equity (X1) = 2105.645 Angka ini berarti
setiap terjadi peningkatan ROE
sebesar satu persen akan
mengurangi likuiditas sebesar
2105.645 kali dengan asumsi
variabel independent lain adalah
konstan
Uji Statistik
Pengujian ini untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas (independent)
secara individu (uji t) terhadap variabel
independent, uji koefisien regresi
b. Total Asset (X2) = 0.025
Angka ini berarti setiap kali
peningkatan TA sebesar satu
rupiah akan meningkatkan
likuiditas sebesar 0.025 kali
dengan
asumsi
variabel
independent lain adalah konstan
c. Debt to Equity Ratio (X3) = 24202.938 Angka ini berarti
setiap kali peningkatan DER
sebesar
satu
kali
akan
mengurangi likuiditas sebesar
24202.938 kali dengan asumsi
variabel
independent lain
adalah konstan
d. Price Earning Ratio (X4) =
98.085 Angka ini berarti setiap
kali peningkatan PER sebesar
satu kali akan meningkatkan
likuiditas sebesar 98.085 kali
dengan
asumsi
variabel
independent lain adalah konstan
secara bersama – sama (uji F) dan uji
koefisien determinasi (uji R2).
1). Uji T
a. Analisis pengaruh Return on
Equity (ROE) terhadap tingkat
likuiditas saham
Tabel 4.5
Hasil Statistik Variabel ROE
r
Sig
r2
Koefisien Regresi t Hitung
-0.312 0.047 -0.097344
-2105.666
-2.051
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Untuk
mengetahui
besar
persentase variasi dalam variabel
independent yang dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel dependent. Maka
dicari nilai R2 perlu juga diketahui
koefisien parsialnya untuk mengetahui
sumbangan masing-masing variabel
independent
terhadap
variabel
dependent. Dengan mengkuadratkan
koefisien korelasi parsial maka
koefisien determinasi parsial variabel
dapat diketahui.
Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat bahwa koefisien regresi untuk
ROE adalah positif sebesar -2105.666.
hal ini juga berarti untuk setiap
kenaikan 1 Rp maka akan berdampak
terhadap lemahnya likuiditas saham
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189
sebesar -2105.666 dan sebaliknya
dengan asumsi variabel lain konstan.
Dari uji t hitung yang dilakukan
diperoleh nilai sebesar -2.051 dengan
nilai sig sebesar 0.047. nilai signifikan
0.047 tersebut berada di bawah nilai
alpha yaitu 0.05 dengan demikian Ha
diterima dan Ho ditolak. ROE
mempengaruhi likuiditas saham sebesar
b. Analisis pengaruh Total Asset (TA)
terhadap tingkat likuiditas saham
0.047. sedangkan koefisien determinasi
parsial
(r2)
sebesar
-0.097344,
mengindikasikan dari seluruh variabel
independent, ROE mempengaruhi
tingkat likuiditas saham sebesar 9.73%.
dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa ROE memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat likuiditas
saham.
Tabel 4.6
Hasil Statistik Variabel TA
r
Sig
r2
Koefisien Regresi t Hitung
0.807 0.000 0.651249
0.025
8.528
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
bahwa koefisien regresi untuk TA
adalah positif sebesar 0.025. hal ini
juga berarti untuk setiap kenaikan 1 Rp
maka akan berdampak terhadap
kenaikan tingkat likuiditas saham
sebesar 0.025 dan sebaliknya dengan
asumsi variabel lain konstan.
Dari uji t hitung yang dilakukan
diperoleh nilai sebesar 8.528 dengan
nilai sig sebesar 0.000 nilai signifikan
0.000 tersebut berada di bawah nilai
c. Analisis pengaruh Debt to Equity
Ratio (DER) terhadap tingkat
likuiditas saham
alpha yaitu 0.05 dengan demikian Ha
diterima dan Ho ditolak. TA
mempengaruhi likuiditas saham sebesar
0.000 sedangkan koefisien determinasi
parsial
(r2)
sebesar
0.651249,
mengindikasikan dari seluruh variabel
independent,
TA
mempengaruhi
tingkat likuiditas saham sebesar 6.51%.
dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa TA memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat likuiditas
saham.
Tabel 4.7
Hasil Statistik Variabel DER
r
Sig
r2
Koefisien Regresi t Hitung
-0.302 0.055 -0.091204
-24203.150
-1.976
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat bahwa koefisien regresi untuk
DER adalah negatif sebesar -24203.150
hal ini juga berarti untuk setiap
kenaikan 1 Rp maka akan berdampak
terhadap lemahnya likuiditas saham
sebesar -24203.150 dan sebaliknya
dengan asumsi variabel lain konstan.
Dari uji t hitung yang dilakukan
diperoleh nilai sebesar -1.976 dengan
nilai sig sebesar 0.055. nilai signifikan
0.055 tersebut berada di atas nilai alpha
yaitu 0.05 dengan
demikian Ho diterima dan Ha ditolak.
DER tidak berpengaruh terhadap
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189
likuiditas saham
sebesar 0.055
sedangkan koefisien determinasi parsial
(r2)
sebesar
-0.091204
mengindikasikan dari seluruh variabel
independent, DER mempengaruhi
d. Analisis pengaruh Price Earning
Ratio (PER) terhadap tingkat
likuidits
saham
tingkat likuiditas saham sebesar 9.12%.
dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa DER tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap tingkat
likuiditas saham.
Tabel 4.8
Hasil Statistik Variabel PER
r
Sig
r2
Koefisien Regresi t hitung
0.047 0.771 0.002209
98.080
0.294
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat bahwa koefisien regresi untuk
PER adalah positif sebesar 98.080. hal
ini juga berarti untuk setiap kenaikan 1
Rp maka akan berdampak terhadap
kenaikan tingkat likuiditas saham
sebesar 98.080 dan sebaliknya dengan
asumsi variabel lain konstan.
Dari uji t hitung yang dilakukan
diperoleh nilai sebesar 0.294 dengan
nilai sig sebesar 0.771. Nilai signifikan
0.771 tersebut berada di atas nilai alpha
yaitu 0.05 dengan demikian Ho
2). Uji R2
Pengujian ini dimaksudkan
untuk mengetahui seberapa besarnya
pengaruh
dari
semua
variabel
independent
terhadap
variabel
dependent dan berapa besar pengaruh
yang disebabkan oleh variabel lain
yang tidak ikut diteliti dalam penelitian
ini.
Pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependent dapat
diterima dan Ha ditolak. PER tidak
berpengaruh terhadap tingkat likuiditas
saham sebesar 0.771.
sedangkan koefisien determinasi parsial
(r2)
sebesar
0.002209,
mengindikasikan dari seluruh variabel
independent
PER
mempengaruhi
tingkat likuiditas saham sebesar 0.22%.
dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa PER tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap tingkat
likuiditas saham.
dilihat dari nilai R Square yang
menunjukkan angka 0,682 yang berarti
secara bersama – sama (simultan)
variabel
independent
tersebut
mempengaruhi variabel dependent
hanya sebesar 68% sedangkan sisanya
sebesar 32% dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak teridentifikasi dalam
model penelitian ini.
Tabel 4.9
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
.826a .682
.649
225094.137
a. Predictors: (Constant), PER, DER, TA, ROE
Sumber : Hasil Pengolahan Data
1
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189
3) . Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk
menguji
apakah
variabel
independent secara bersama-sama
mempunyai
signifikan
dependent.
pengaruh
yang
terhadap
variabel
Tabel 4.10
ANOVAb
Model
Sum of Squares
1 Regression
4231262823003.377
df
Mean Square
F
Sig.
4 1057815705750.844 20.878 .000a
Residual
1976027456782.351 39
Total
6207290279785.728 43
50667370686.727
a. Predictors: (Constant), PER, DER, TA, ROE
b. Dependent Variable: LS
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel hasil uji f (uji
anova) di atas dapat dilihat bahwa nilai
F hitung dalam penelitian ini adalah
sebesar 20,878 dengan nilai sig sebesar
0,000.
Nilai signifikasi sebesar 0,000
berada dibawah nilai alpha yaitu 0.05.
hal ini mengindikasikan bahwa secara
bersama – sama variabel independent
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependent (likuiditas
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
Hasil
penelitian
ini
dapatdisimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil uji t, pengujian
hipotesa kedua dengan variabel
independent
yaitu
kinerja
perusahaan (ROE) diperoleh nilai
0,047 lebih kecil dari nilai alpha
0,05 dengan demikian dapat
disimpulkan
bahwa
kinerja
perusahaan (ROE) berpengaruh
signifikan terhadap tingkat likuiditas
saham, ini berarti Ha diterima dan
Ho ditolak.
2. Berdasarkan hasil uji t, pengujian
hipotesa kedua dengan variabel
independent
yaitu
ukuran
perusahaan (TA) diperoleh nilai
saham) dengan tingkat kepercayaan
95%.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa secara simultan
variabel
independent
memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependent (likuiditas saham).
0,000, lebih kecil dari nilai alpha
0.05 dengan demikian dapat
disimpulkan
bahwa
Ukuran
Perusahaan
(TA)
berpengaruh
signifikan terhadap tingkat likuiditas
saham, ini berarti Ha diterima dan
Ho ditolak.
3. Berdasarkan hasil uji t, pengujian
hipotesa kedua dengan variabel
independent yaitu resiko perusahaan
(DER) diperoleh nilai 0,055 lebih
kecil dari nilai alpha 0.05 dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
resiko perusahaan (DER) tidak
berpengaruh signifikan terhadap
tingkat likuiditas saham, ini berarti
Ho terima Ha ditolak.
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189
4. Berdasarkan hasil uji t, pengujian
hipotesa kedua dengan variabel
independent yaitu faktor teknis
(PER) diperoleh nilai 0,771 lebih
kecil dari nilai alpha 0.05 dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
faktor
teknis
(PER)
tidak
berpengaruh signifikan terhadap
tingkat likuiditas saham, ini berarti
Ho terima Ha ditolak.
5. Berdasarkan tabel hasil uji f (uji
anova) di atas dapat dilihat bahwa
nilai F hitung dalam penelitian ini
adalah sebesar 20,878 dengan nilai
sig sebesar 0,000, Nilai signifikasi
sebesar 0,000 berada dibawah nilai
alpha
yaitu
0.05.
hal
ini
mengindikasikan bahwa secara
bersama
–
sama
variabel
independent memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel
dependent (likuiditas saham) ini
berarti Ha diterima dan Ho ditolak
Implikasi
1. Bagi penilitian selanjutnya perlu
menambah sampel penelitian dan
memperpanjang periode penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Ardi, fitra. (2002). Pengaruh Terhadap
ukuran Perusahaan Likuiditas
Saham Perusahaan Publik,
Skripsi fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi,
Universiatas Andalas, Padang
Asmara, Ferdy. (2001). Analisa
Likuiditas dan Profitabilitas
Industries dan Interest –
Sensitive Industries Sebelum
dan Saat Krisis Moneter,
Skripsi Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi,
Universitas Bung Hatta,
Padang
Esy (2000). Faktor – faktor yang
Mempengaruhi Likuiditas
2.
3.
4.
Bagi
investor
juga
harus
memperhatikan
faktor
lain,
misalnya beta, ukuran perusahaan
rasio harga buku dan harga pasar,
pola musiman, retriksi pinjaman,
periode kenaikan dan kemunduran
pasar maupun kondisi sosial,
politik, dan ekonomi serta pajak
dan BI rate.
Bagi perusahaan hendaknya selalu
meningkatkan kinerja perusahaan
dengan mempertimbangkan faktor
fundamental seperti ROE, TA,
DER maupun faktor teknis (PER)
yang
mempengaruhi
tingkat
likuiditas saham pada perusahaan
manufaktur yang go publik di BI
rate.
Bagi pelaku pasar modal
semakin likuid saham suatu
perusahaan maka semakin baik
perekonomian suatu Negara.
dalam melakukan investisasi
mempertimbangkan
faktorfaktor yang mempengaruhi
pasar modal baik yang bersifat
teknikal maupun fundamental.
Saham Perusahaan Go Publik
di Indonesia, Skripsi Fakultas
Ekonomi Jurusan Akuntansi,
Universitas Andalas, Padang
Hartono, Jogiyanto. (2005). Pasar
Efisien Secara Keputusan, PT.
Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Institut for Economic and Financial
Research, (2004). Indonesian
Capital Market Directory
Edisi 2004. Jakarta Stock
Exchange, Jakarta
Institut for Economic and Financial
Research, (2008). Indonesian
Capital Market Directory
Edisi 2008. Jakarta Stock
Exchange, Jakarta
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189
Jonathan, Sarwono. (2009). Panduan
lengkap untuk belajar
komputasi statistic
menggunakan SPSS 16,
Penerbit CV. Andi Offset,
Yogyakarta
Jusda, Usfianti. (2001). Fluktuasi
Harga Saham Dalam Kaitan
dengan Agio & PER, Skripsi
Fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi, Universitas
Andalas, Padang
Koetin, E, A. (2004). Suatu Pedoman
Investasi Dalam Efek
Indonesia, Finansial Market,
Projek – USAID
Kuncoro, M. (2003). Metode Riset
Untuk Bisnis & Ekonomi,
Bagaimana Meneliti &
Menulis Tesis. Erlangga,
Jakarta
Tingkat Novyanto. (2006). Pengaruh
Kepemilikan Publik Terhadap
Likuiditas Saham di Bursa
Efek. Skripsi Fakultas
Ekonomi Jurusan Akuntansi,
Universitas Andalas, Padang
Rusdin. (2006), Pasar Modal, Teori
Masalah dan Kebijakan
Dalam Praktik. Alfabeta,
Bandung
Rosantina, Silvia. (2001). Faktor –
faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Likuiditas Saham
Pada PT. Terbuka Indonesia.
Skripsi Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi,
Universitas Bung Hatta,
Padang
Sari, Yulia. (2000). Pengaruh
Likuiditas Saham Terhadap
Perubahan Harga Saham Pada
Perusahaan Go Publik
Indonesia. Skripsi Fakultas
Ekonomi Jurusan Akuntansi,
Universitas Andalas, Padang
Sunariyah. (2006). Pengantar
Pengetahuan Pasar Modal,
UPP STIM YKPN,
Yogyakarta
Algifari. (2000). “Analisis Regresi
Teori, kasus, dan Solusi”.
BPFE : Yogyakarta
Idris. (2007). Aplikasi SPSS Dalam
Analisis Data Kuantitatif.
Fakultas Ekonomi, Universitas
Negeri Padang, Padang
Pratisto, Arif. (2004). Cara Mudah
Mengatasi Masalah Statistik
dan Rancangan Percobaan
dengan SPSS 12. Elek Media
Komputindo. Jakarta
Sekaran, Uma. (2006). Research
Methods For Business.
Salemba Empat. Jakarta
Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny.
(2007). Mengukur Rasio
Keuangan. Salemba Empat.
Jakarta
Irawaty, Susan. (2006). Rate of Return
on net Worth. Salemba Empat.
Jakarta
Sartono, Agus. (2001). Teori Portofolio
dan Analisis Investasi.
Yogyakarta : BPFE
Sujianto. (2001). Jurnal Ekonomi dan
Manajemen. Jakarta
Truelly. (2003). Pengaruh Debt to
Equity Ratio. Sebagai Alat
Ukur Perusahaan di Bursa
Efek Jakarta
Hendry dan Tjiptono. (2001).
Pengaruh Price Earning
Ratio, yang Terdapat di Bursa
Efek Jakarta
Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis
Investasi dan Manajemen
Portofolio. BPFE. Yogyakarta
Undang – undang Pasar Modal No. 8
Tahun 1995
UUPM No. 8 Tahun 1995 Bab I, Pasal
13, Butir 3
www.idx.co.id
www.geogle.com
Download