Analisis Tingkat Likuiditas...(Yulistia) Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014 ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIK DI INDONESIA Yulistia STIE “KBP" Padang ([email protected]) ABSTRACT The purpose of this study is to determine whether fundamental factors and technical factors have a significant effect on the liquidity of shares in manufacturing companies going public in Indonesia during the period of 4 years (2006-2009). To analyze the data used descriptive statistics, correlation analysis, and multiple regression analysis. The results of the regression using the significant level a = 5% and the results of this study demonstrate that the partial value of Return on Equity (ROE) has a significant effect on the liquidity of the stock with sig below 0.05 is 0.047. While total assets (TA) have a significant effect on the liquidity of the stock with sig below 0.05 is 0.000. Debt to Equity Ratio (DER) has no significant effect on the level of liquidity of stocks with sig is above 0.05 is 0.055, and Price Earning Ratio (PER) did not significantly influence the level of liquidity of stocks with sig is above 0.05 namely 0.071. From this study it can be concluded that simultaneous independent variables significantly influence the dependent variable with a value of 0.000 is sig is under o, 05 Keywords: company performance, company size PENDAHULUAN Kegiatan pasar modal adalah untuk mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Saham adalah merupakan salah satu sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal. Saham merupakan salah satu jenis instrumen keuangan yang diperdagangkan di bursa efek. Pembelian saham merupakan salah satu alternatif yang menarik bagi investor di pasar modal. Hal ini disebabkan karena secara umum, ada tiga bentuk return yang diharapkan investor ketika akan memutuskan untuk membeli saham. Pertama adalah deviden yang merupakan bagian keuntungan yang dibagikan manajemen kepada pemegang saham. Kedua adalah selisih kenaikan harga waktu menjual dengan harga waktu membeli atau yang lebih dikenal dengan capital gain. Ketiga adalah bonus yang berupa right dan sebagainya. Saham juga dikenal sebagai investasi jangka panjang yang menjanjikan keuntungan yang tinggi sekaligus beresiko tinggi. Peluang besar untuk mem-peroleh keuntungan Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189 berjalan seiring dengan resiko untuk menderita kerugian seandainya terjadi kesalahan dalam estimase terhadap kondisi di masa yang akan datang. Namun saham dengan analisa fundamental atau kinerja yang baik saja kurang memberi ketenangan kepada pemodal individu. Karena pada saat uang tunai dibutuhkan, saham-saham yang dimiliki tersebut belum tentu dapat segera dijual. Oleh karena itu, saham yang lebih menarik bagi para investor adalah saham yang memiliki prestasi keuangan yang baik dan juga memiliki likuiditas yang tinggi. Likuiditas saham secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan suatu aktiva atau instrument keuangan untuk diubah bentuknya menjadi kas atau setara kas melalui mekanisme pasar modal. Tingkat likuiditas saham dipengaruhi oleh keputusan investor untuk melakukan transaksi saham. Dimana likuiditas saham tercermin dari banyaknya transaksi perhari. Artinya, semakin sering suatu saham ditransaksikan menunjuk-kan tingkat mobilitas yang tinggi atau semakin mudah saham tersebut diperdagangkan. Saham yang likuiditasnya tinggi biasanya adalah saham yang termasuk kedalam kategori saham blue chips yaitu saham yang berpotensi memberikan gain yang tinggi dalam jangka waktu yang lama. Sehingga dapat dikatakan fluktuasi harga saham berpengaruh terhadap likuiditas saham. Selain itu, saham yang likuid diduga juga dipengaruhi oleh kinerja perusahaan, ukuran perusahaan, PBV, PER, EPS, tingkat kepemilikan publik dan jumlah lembar saham tercatat. Seorang investor memerlukan keputusan yang teliti untuk melakukan transaksi saham. Keputusan dalam hal investasi saham meliputi keputusan untuk membeli, menjual dan menahan saham. Keputusan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor fundamental, faktor teknis ,faktor sentimen pasar. Faktor fundamental mengacu kepada informasi tentang kinerja perusahaan, resiko perusahaan, ukuran perusahaan, dan prospek perusahan. Faktor teknis TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Jenis-Jenis Investasi Aset Rill dan Aset Finansial Investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama, yaitu : investasi dalam bentuk aktiva rill (real assets) dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (marketable securities atau financial assets). Aktiva riil adalah aktiva yang berujud seperti emas, perak, intan, barang-barang seni, dan real estate. Sedangkan aktiva finansial adalah surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang dikuasai oleh suatu entitas. Klaim tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk sertifikat atau kertas berharga yang menunjukkan kepemilikan aset keuangan tersebut seperti, deposito, saham atau obligasi. Investasi pada aset finansial yang paling banyak dilakukan adalah pada saham. Perdagangan saham dan obligasi dilakukan dipasar modal. Investasi Langsung dan Tidak Langsung Investasi langsung diartikan sebagai suatu pemilikan surat-surat berharga secara langsung dalam suatu entitas yang secara resmi telah go public dengan harapan akan mendapatkan keuntungan berupa penghasilan deviden dan capital gains. Sedangkan investai tidak langsung terjadi bilamana surat-surat berharga Analisis Tingkat Likuiditas...(Yulistia) yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi (investment company) yang berfungsi sebagai perantara. Pemilikan aktiva tidak langsung dilakukan melalui lembagalembaga keuangan terdaftar, yang bertindak sebagai perantara atau intermediary. Dalam peranannya sebagai investor tidak langsung, pedagang perantara (pialang) mendapatkan deviden dan capital gain seperti dalam investasi langsung, selain itu juga akan memperoleh penerimaan berupa capital gain atas hasil perdagangan portofolio yang dilakukan oleh perusahaan perantara tersebut. Konsep Dasar Pasar Modal Pasar modal (capital market) adalah bagian dari pasar keuangan (financial market). Pasar modal itu sendiri merupakan salah satu dari dua segmen pasar keuangan yang dibedakan atas permintaan dan penawaran. Ada dua cara untuk mengklasifikasikan pasar keuangan yaitu : Berdasarkan tipe kewajiban. Sebagai contoh pasar utang (debt market) atau pasar surat berharga (equity market). Berdasarkan klasifikasi periode waktu jatuh tempo. Sebagai contoh, pasar terhadap utang jangka panjang (short-term debts) disebut pasar uang (money market). Pasar dana untuk jangka panjang (longer maturity financial assets) disebut pasar modal. Dalam suatu negara peran pasar modal sangat penting, karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wadah yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal investor dapat menginvestasikan dananya dengan harapan mendapat keuntungan (return) sedangkan issuer dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Sedangkan pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh keuntungan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Tingkat Efisiensi Pasar Modal Untuk mengetahui informasi terhadap harga sekuritas di pasar modal dapat kita lihat dari tingkat efesiensi pasar modal. Konsep Dasar Modal saham Surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek merupakan secarik kertas sebagai bukti hak bagi investor terhadap prospek prosperti dari perusahaan dan kondisi yang memungkinkan pemegang sekuritas untuk menjalankan haknya. Surat berharga atau sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal secara teori dapat digolongkan kepada dua golongan yaitu surat berharga penyertaan atau equity dan surat berharga bersifat hutang. Untuk surat berharga yang sifatnya penyertaan equity lebih dikenal dengan saham dan untuk surat berharga yang bersifat hutang hutang yang lebih dikenal dengan fixed income diwujudkan melalui obligasi yang merupakan surat berharga berpendapat tetap. Sedangkan surat berharga lainnya seperti saham preferen, obligasi konversi, waran wright dan sekuritas turunan (derivatif) Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189 seperti opsi (call atau put) merupakan turunan dari kedua bentuk surat berharga diatas. Saham sebagai tanda surat berharga yang diperdagangkan dibursa efek Indonesia dapat didefenisikan sebagai tanda bukti kepemilikan atas perusahaan atau perseroan terbatas oleh seseorang atas badan yang diwujudkan pada selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik dari kertas tersebut merupakan pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut yang besar kepemilikannya sebesar penyertaan yang ditanamkan dalam perusahaan. Pengertian Likuiditas Saham Likuiditas saham merupakan ukuran jumlah transaksi saham di pasar modal dalam periode tertentu. Semakin tinggi frekuensi transaksi maka semakin tinggi likuiditas saham, ini berarti saham tersebut semakin diminati oleh para investor dan hal tersebut akan tingkat harga saham yang bersangkutan. Pada kenyataannya tidak semua saham mudah ditransaksikan atau dengan kata lain mengalami kesulitan likuiditas. Saham yang tidak likuid dapat dikenakan deslisting atau dikeluarkan dari Bursa Efek. Suatu saham dikatakan likuid bila saham tersebut mudah untuk ditukarkan atau dijadikan uang. Saham yang tidak likuid akan menyebabkan kehilangan kesempatan untuk mendapat keuntungan (gain). Jadi semakin likuid suatu saham berarti jumlah atau frekuensi transaksi semakin tinggi. Hal tersebut juga menunjukkan minat investor untuk memiliki saham tersebut juga tinggi. Minat yang tinggi dimungkinkan karena saham yang ROE = likuiditasnya tinggi memberikan kemungkinan yang lebih tinggi untuk mendapatkan return dibandingkan saham yang likuiditasnya rendah sehingga tingkat likuiditas saham biasanya akan mempengaruhi harga saham yang bersangkutan. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Likuiditas Saham Kinerja Perusahaan Rentabilitas modal sendiri dalam hal ini adalah pengembalian atas ekuitas saham biasa digunakan untuk mengukur tingkat laba yang dihasilkan dari investasi pemegang saham. Investor memandang bahwa ROE merupakan indikator profitabilitas yang penting, karena ROE merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam rangka melakukan tugasnya yakni menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para pemilik modal. Banyak hal yang mempengaruhi ROE berfluktuasi yaitu karena berbagai faktor yang terjadi, baik itu dalam perusahaan sendiri ataupun karena faktor dari luar perusahaan. Faktor yang mempengaruhi tingkat ROE salah satunya adalah tingkat hutang perusahaan. Tingkat hutang perusahaan yang tinggi maka rasio pengembalian akan tinggi pula. Ini dikarenakan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan yang besar kepada para pemegang saham. Karena alas an dana yang tersedia cukup besar yaitu dana dari pinjaman pihak luar, maka perusahaan mampu memberikan keuntungan yang tinggi bagi para pemegang saham. Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan berkaitan dengan harga saham yang mencerminkan nilai perusahaan (Value of firm). Membeli sejumlah lembar saham diartikan sama dengan hak untuk mengklaim sebagian dari aktiva dan prospek perusahaan. Dalam penelitian ini total aktiva akan diguakan untuk mengukur ukuran perusahan dan diduga berpengaruh positif terhadap likuiditas saham. Resiko Perusahaan Faktor fundamental lainnya yang juga dipertimbangkan oleh investor adalah untuk tingkat resiko perusahaan emiten. Dalam analisa keuangan ,tingkat resiko biasanya diukur dengan rasio Solvabilitas. Faktor Teknis Merupakan salah satu analisis yang digunakan oleh investor untuk menentukan nilai suatu saham. Rasio ini diperoleh dengan membandingkan harga saham pada waktu tertentu dengan pandapatan perlembar saham pada suatu periode tertentu. Rasio ini digunakan secara luas oleh pelaku pasar modal untuk menilai harga suatu saham. Pada prinsipnya PER memberikan indikasi mengenai jangka waktu pengembaliaan dana pada tingkat saham dan keuntungan perusahaan pada periode tertentu. Ratio ini mengambarkan kesediaan investor untuk membayar setiap rupiah perolehan laba perusahaan. Dengan demikian, dari segi keuntungan perusahaan PER yang terlalu tinggi mencerminkan nilai saham yang terlalu tinggi dibandingkan dengan kemampuaan perusahaan dalam membandingkan deviden pada pemegang saham. PER merupakan alat analisis untuk menentukan nilai suatu saham akan mempengaruhi likuiditas saham itu sediri. Dengan menggunakan PER investor dapat menentukan apakah suatu saham dinilai terlalu tinggi (over value) atau terlalu rendah (under value). Kecendrungan menjual saham apabila suatu saham dinilai terlalu tinggi, sebaliknya kecendrungan membeli saham terjadi apabila saham dinilai terlalu rendah. Menurut Rusdin (2006 : hal 145) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh per terhadap likuiditas saham yaitu dengan menggunakan formula : PER = Harga Saham Earning Per Share Hipotesis Faktor kinerja perusahaan, ukuran perusahaan, resiko perusahaan (DER), dan faktor teknis (PER) berpengaruh terhadap likuiditas saham METODOLOGI PENELITIAN Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tergabung kedalam LQ45. Sampel Sedangkan sample size (ukuran sampel) adalah sebanyak 17 perusahaan, karena dari 17 perusahaan Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189 yang tergabung ternyata yang layak diteliti hanya 11 peruahaan saja. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode porposive sampling. Dimana pengambilan sampling ditentukan dengan keinginan kriteria sesuai dengan kebutuhan penelitian ini yaitu perusahaan yang menjadi sampel harus aktif menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan selama tahun 2006-2009. Nama – nama perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam LQ45 No Nama Perusahaan Kode Perusahaan 1 Timah Tbk CODE 2 Aneka Tambang Tbk ANTM 3 ATPK Resources Tbk ATPK 4 Bumi Resources Tbk BUMI 5 Exploitasi Energi Indonesia Tbk CNKO 6 Citatah Industri Marmer Tbk CTTH 7 Energi Mega Persada Tbk ENRG 8 International Nikel Indonesia Tbk INCO 9 Medco Energi International Tbk MEDC 10 Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS 11 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA Devenisi Dan Operasionalisasi variabel Variabel independent Variabel independent dalam penelitiah ini adalah : Kinerja Perusahaan Jika jumlah laba bersih yang didapat perusahaan tinggi sementara jumlah total modal sendiri perusahaan rendah maka tingkat ROE akan tinggi. Return on Equity (ROE) dapat dihitung dengan menggunakan rumus : ROE = Yang dijadikan indikator untuk ROE dalam penelitian ini adalah jumlah laba bersih setelah pajak dan jumlah total modal sendiri, dari tahun 2006 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dalam penelitian ini yang dijadikan indikator adalah besarnya total penjualan bersih selama satu tahun pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di LQ 45 tahun 2006 – 2009, Resiko Perusahaan Pada penelitian ini Truelly (2003) menyimpulkan bahwa sampai dengan tahun 2009, dimana data diambil per perusahaan dalam setiap tahun. resiko perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas saham. Oleh karena itu penulis akan melakukan penelitian kembali dengan memperbesar jumlah tahun yang akan diteliti. Sedangkan Novyanto (2006) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa resiko perusahaan mempunyai Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189 pengeruh yang signifikan terhadap likuiditas saham. Debt to Equity Ratio (DER) sebagai alat ukur perusahaan dimana rasio yang membandingkan total kewajiban dengan total ekuitas. Menurut Rusdin (2006:hal 143) formula DER yaitu : DER = Total Kewajiban Total Ekuitas Yang dijadikan indikator untuk DER dalam penelitian ini adalah jumlah leverage atau jumlah hutang dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009, dimana data diambil per perusahaan dalam setiap tahun. Faktor Teknis Price Earning Ratio (PER ) merupakan komponen kedua PER = Yang dijadikan Indikator untuk PER dalam penelitian ini adalah rata – rata per lembar saham dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009, dimana data diambil per perusahaan dalam setiap tahun atau per tahun. Variabel Dependent Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent.dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependentnya adalah likuiditas saham. Pengertian likuiditas saham menurut rusdin (2006 :62) adalah kelancaran, menunjukkan tingkat kemudahan dalam mencairkan modal (Principal) investasi. Yang dijadikan indikator untuk likuiditas saham Blue Chip adalah frekuensi transaksi saham Blue Chip selama satu tahun dalam periode 2006 – 2009 yang setelah EPS yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Disamping itu PER juga merupakan ukuran harga relatif dari sebuah saham perusahaan. Price to Earning Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Harga Pasar Saham Biasa Laba Per Lembar Saham ada pada perusahaan manufaktur yang tergabung dalam LQ45 dengan satuan frekuensi per tahun. Teknik Pengumpulan Data Data ini diperoleh dari www.idx.com, Pojok BEI yang ada di Unand, dan media informasi lainnya. Teknik Analisa Data Untuk menganalisa data dan pengujian hipotesis, penelitian ini akan menggunakan Analisa Regresi Berganda. Penelitian ini terdapat variabel yang mana kinerja perusahaan, ukuran perusahaan, resiko perusahaan, faktor teknis (PER) berlaku sebagai variabel independent, sedangkan likuiditas saham sebagai variabel dependent. Maka bentuk umum Regresi Linear Berganda sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 Analisis Tingkat Likuiditas...(Yulistia) Dimana : Y : Likuiditas Saham a : Konstan bj : Koefisien masing-masing variabel independen (j = 1,2,3,4,5) x1 : ROE x2 : Ukuran Perusahaan x3 : DER x4 : PER HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tergabung dalam LQ45. Dan pada pengolahan data melalui pemanfaatan Statistical Package for Scince (SPSS) versi 16.0 for windows dapat diperoleh hasil perhitungan statistik deskriptif seperti yang terdapat pada tabel 4.1 d bawah ini. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N LS 279429.2273 379941.55853 44 ROE 38.2670 97.30891 44 TA 12449987.8182 14354270.15981 44 DER .1855 8.27293 44 PER 43.6336 105.66973 44 Sumber : Hasil pengolahan Data Pada tabel diatas dapat dilihat nilai rata – rata (mean), tingkat penyimpangan data (standar deviasi) serta jumlah total populasi untuk setiap variabel penelitian. Nilai rata – rata (mean) diperoleh dari jumlah data penelitian keseluruhan dibagi dengan jumlah sampel. Pada tabel 4.1 dapat dilihat nilai rata – rata untuk variabel dependent yang berupa likuiditas saham adalah 279429,2273 dengan standar deviasi sebesar 379941,55853. Untuk variabel independent ROE diperoleh nilai rata – rata sebesar 38,2670 dengan standar deviasi 97,30891, TA diperoleh nilai rata – rata sebesar 12449987,8182 dengan standar deviasi adalah 14354270,15981, DER nilai rata – rata sebesar 0,1855 dengan standar deviasi adalah 8,27293 sedangkan PER diperoleh nilai rata – rata sebesar 43,6336 dengan standar deviasi adalah 105,66973. Hasil deskriptif statistik pada tabel 4.1 diatas merupakan hasil estimasi dari 44 data yang diinputkan pada masing – masing variabel penelitian yang digunakan. Hasil Analisis Data Pengujian Multikolineritas Variabel yang menyebabkan multikolineritas dapat dilihat dari nilai Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189 tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang lebih besar dari 10. Tabel 4.2 Collinearity Statistics Coefficientsa Collinearity Statistics Model Tolerance VIF ROE .118 8.473 TA .688 1.454 DER .115 8.715 PER .946 Sumber : Hasil Pengolahan Data 1.058 1 Dari tabel 4.2 di atas memperlihatkan bahwa model regresi diatas tidak terjadi multikolineritas karena mempunyai tolerance > 0,1 dan VIF < 10. Variabel yang menyebabkan multikolineritas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang lebih besar dari 10. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program komputer SPSS dapat disimpulkan tidak terdapat gangguan autokorelasi pada penelitian ini. Nilai Durbin – Watson dalam pengujian ini berkisar kurang dari 1,52 berarti ada autokorelasi yaitu sebesar 1,294. Pengujian Hipotesis Uji Regresi Analisis regresi berguna untuk memprediksi seberapa jauh pengaruh satu atau beberapa variabel bebas (independen) terhadap variabel bergantung (dependen). Adapun hasil perhitungan regresi untuk model diatas ditunjukkan pada tabel dibawah ini : Tabel 4.4 Hasil Pengujian Regresi Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model 1 (Constant) B Std. Error Beta t Sig. 54079.875 55664.850 .972 .337 -2105.645 1026.807 -.539 -2.051 .047 .025 .003 .929 8.528 .000 DER -24202.938 12249.403 -.527 -1.976 .055 PER 98.085 334.068 ROE TA a. Dependent Variable: LS Sumber : Hasil pengolahan Data .027 .294 .771 Analisis Tingkat Likuiditas...(Yulistia) Berdasarkan hasil pengujian regresi tersebut diperoleh hasil persamaan regresi sebagai berikut; Y = 54079.875 + -2105.645 + 0.025 + 24202.938 + 98.085 Artinya : 1. Angka 54079.875 merupakan konstanta menyatakan bahwa jika variable independent (X1, X2, X3, X4) bernilai nol, maka tingkat likuiditas saham yang akan diperoleh perusahaan sebesar dari 54079.875 kali 2. Koefisien Regresi (b) a. Return on Equity (X1) = 2105.645 Angka ini berarti setiap terjadi peningkatan ROE sebesar satu persen akan mengurangi likuiditas sebesar 2105.645 kali dengan asumsi variabel independent lain adalah konstan Uji Statistik Pengujian ini untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independent) secara individu (uji t) terhadap variabel independent, uji koefisien regresi b. Total Asset (X2) = 0.025 Angka ini berarti setiap kali peningkatan TA sebesar satu rupiah akan meningkatkan likuiditas sebesar 0.025 kali dengan asumsi variabel independent lain adalah konstan c. Debt to Equity Ratio (X3) = 24202.938 Angka ini berarti setiap kali peningkatan DER sebesar satu kali akan mengurangi likuiditas sebesar 24202.938 kali dengan asumsi variabel independent lain adalah konstan d. Price Earning Ratio (X4) = 98.085 Angka ini berarti setiap kali peningkatan PER sebesar satu kali akan meningkatkan likuiditas sebesar 98.085 kali dengan asumsi variabel independent lain adalah konstan secara bersama – sama (uji F) dan uji koefisien determinasi (uji R2). 1). Uji T a. Analisis pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap tingkat likuiditas saham Tabel 4.5 Hasil Statistik Variabel ROE r Sig r2 Koefisien Regresi t Hitung -0.312 0.047 -0.097344 -2105.666 -2.051 Sumber : Hasil Pengolahan Data Untuk mengetahui besar persentase variasi dalam variabel independent yang dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel dependent. Maka dicari nilai R2 perlu juga diketahui koefisien parsialnya untuk mengetahui sumbangan masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent. Dengan mengkuadratkan koefisien korelasi parsial maka koefisien determinasi parsial variabel dapat diketahui. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa koefisien regresi untuk ROE adalah positif sebesar -2105.666. hal ini juga berarti untuk setiap kenaikan 1 Rp maka akan berdampak terhadap lemahnya likuiditas saham Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189 sebesar -2105.666 dan sebaliknya dengan asumsi variabel lain konstan. Dari uji t hitung yang dilakukan diperoleh nilai sebesar -2.051 dengan nilai sig sebesar 0.047. nilai signifikan 0.047 tersebut berada di bawah nilai alpha yaitu 0.05 dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak. ROE mempengaruhi likuiditas saham sebesar b. Analisis pengaruh Total Asset (TA) terhadap tingkat likuiditas saham 0.047. sedangkan koefisien determinasi parsial (r2) sebesar -0.097344, mengindikasikan dari seluruh variabel independent, ROE mempengaruhi tingkat likuiditas saham sebesar 9.73%. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ROE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat likuiditas saham. Tabel 4.6 Hasil Statistik Variabel TA r Sig r2 Koefisien Regresi t Hitung 0.807 0.000 0.651249 0.025 8.528 Sumber : Hasil Pengolahan Data Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa koefisien regresi untuk TA adalah positif sebesar 0.025. hal ini juga berarti untuk setiap kenaikan 1 Rp maka akan berdampak terhadap kenaikan tingkat likuiditas saham sebesar 0.025 dan sebaliknya dengan asumsi variabel lain konstan. Dari uji t hitung yang dilakukan diperoleh nilai sebesar 8.528 dengan nilai sig sebesar 0.000 nilai signifikan 0.000 tersebut berada di bawah nilai c. Analisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap tingkat likuiditas saham alpha yaitu 0.05 dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak. TA mempengaruhi likuiditas saham sebesar 0.000 sedangkan koefisien determinasi parsial (r2) sebesar 0.651249, mengindikasikan dari seluruh variabel independent, TA mempengaruhi tingkat likuiditas saham sebesar 6.51%. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa TA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat likuiditas saham. Tabel 4.7 Hasil Statistik Variabel DER r Sig r2 Koefisien Regresi t Hitung -0.302 0.055 -0.091204 -24203.150 -1.976 Sumber : Hasil Pengolahan Data Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa koefisien regresi untuk DER adalah negatif sebesar -24203.150 hal ini juga berarti untuk setiap kenaikan 1 Rp maka akan berdampak terhadap lemahnya likuiditas saham sebesar -24203.150 dan sebaliknya dengan asumsi variabel lain konstan. Dari uji t hitung yang dilakukan diperoleh nilai sebesar -1.976 dengan nilai sig sebesar 0.055. nilai signifikan 0.055 tersebut berada di atas nilai alpha yaitu 0.05 dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. DER tidak berpengaruh terhadap Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189 likuiditas saham sebesar 0.055 sedangkan koefisien determinasi parsial (r2) sebesar -0.091204 mengindikasikan dari seluruh variabel independent, DER mempengaruhi d. Analisis pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap tingkat likuidits saham tingkat likuiditas saham sebesar 9.12%. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa DER tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat likuiditas saham. Tabel 4.8 Hasil Statistik Variabel PER r Sig r2 Koefisien Regresi t hitung 0.047 0.771 0.002209 98.080 0.294 Sumber : Hasil Pengolahan Data Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa koefisien regresi untuk PER adalah positif sebesar 98.080. hal ini juga berarti untuk setiap kenaikan 1 Rp maka akan berdampak terhadap kenaikan tingkat likuiditas saham sebesar 98.080 dan sebaliknya dengan asumsi variabel lain konstan. Dari uji t hitung yang dilakukan diperoleh nilai sebesar 0.294 dengan nilai sig sebesar 0.771. Nilai signifikan 0.771 tersebut berada di atas nilai alpha yaitu 0.05 dengan demikian Ho 2). Uji R2 Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh dari semua variabel independent terhadap variabel dependent dan berapa besar pengaruh yang disebabkan oleh variabel lain yang tidak ikut diteliti dalam penelitian ini. Pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent dapat diterima dan Ha ditolak. PER tidak berpengaruh terhadap tingkat likuiditas saham sebesar 0.771. sedangkan koefisien determinasi parsial (r2) sebesar 0.002209, mengindikasikan dari seluruh variabel independent PER mempengaruhi tingkat likuiditas saham sebesar 0.22%. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PER tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat likuiditas saham. dilihat dari nilai R Square yang menunjukkan angka 0,682 yang berarti secara bersama – sama (simultan) variabel independent tersebut mempengaruhi variabel dependent hanya sebesar 68% sedangkan sisanya sebesar 32% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak teridentifikasi dalam model penelitian ini. Tabel 4.9 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate .826a .682 .649 225094.137 a. Predictors: (Constant), PER, DER, TA, ROE Sumber : Hasil Pengolahan Data 1 Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189 3) . Uji F Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel independent secara bersama-sama mempunyai signifikan dependent. pengaruh yang terhadap variabel Tabel 4.10 ANOVAb Model Sum of Squares 1 Regression 4231262823003.377 df Mean Square F Sig. 4 1057815705750.844 20.878 .000a Residual 1976027456782.351 39 Total 6207290279785.728 43 50667370686.727 a. Predictors: (Constant), PER, DER, TA, ROE b. Dependent Variable: LS Sumber : Hasil Pengolahan Data Berdasarkan tabel hasil uji f (uji anova) di atas dapat dilihat bahwa nilai F hitung dalam penelitian ini adalah sebesar 20,878 dengan nilai sig sebesar 0,000. Nilai signifikasi sebesar 0,000 berada dibawah nilai alpha yaitu 0.05. hal ini mengindikasikan bahwa secara bersama – sama variabel independent memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent (likuiditas SIMPULAN DAN IMPLIKASI Hasil penelitian ini dapatdisimpulkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil uji t, pengujian hipotesa kedua dengan variabel independent yaitu kinerja perusahaan (ROE) diperoleh nilai 0,047 lebih kecil dari nilai alpha 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan (ROE) berpengaruh signifikan terhadap tingkat likuiditas saham, ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak. 2. Berdasarkan hasil uji t, pengujian hipotesa kedua dengan variabel independent yaitu ukuran perusahaan (TA) diperoleh nilai saham) dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel independent memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent (likuiditas saham). 0,000, lebih kecil dari nilai alpha 0.05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ukuran Perusahaan (TA) berpengaruh signifikan terhadap tingkat likuiditas saham, ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak. 3. Berdasarkan hasil uji t, pengujian hipotesa kedua dengan variabel independent yaitu resiko perusahaan (DER) diperoleh nilai 0,055 lebih kecil dari nilai alpha 0.05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa resiko perusahaan (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat likuiditas saham, ini berarti Ho terima Ha ditolak. Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189 4. Berdasarkan hasil uji t, pengujian hipotesa kedua dengan variabel independent yaitu faktor teknis (PER) diperoleh nilai 0,771 lebih kecil dari nilai alpha 0.05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor teknis (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat likuiditas saham, ini berarti Ho terima Ha ditolak. 5. Berdasarkan tabel hasil uji f (uji anova) di atas dapat dilihat bahwa nilai F hitung dalam penelitian ini adalah sebesar 20,878 dengan nilai sig sebesar 0,000, Nilai signifikasi sebesar 0,000 berada dibawah nilai alpha yaitu 0.05. hal ini mengindikasikan bahwa secara bersama – sama variabel independent memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent (likuiditas saham) ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak Implikasi 1. Bagi penilitian selanjutnya perlu menambah sampel penelitian dan memperpanjang periode penelitian. DAFTAR PUSTAKA Ardi, fitra. (2002). Pengaruh Terhadap ukuran Perusahaan Likuiditas Saham Perusahaan Publik, Skripsi fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universiatas Andalas, Padang Asmara, Ferdy. (2001). Analisa Likuiditas dan Profitabilitas Industries dan Interest – Sensitive Industries Sebelum dan Saat Krisis Moneter, Skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta, Padang Esy (2000). Faktor – faktor yang Mempengaruhi Likuiditas 2. 3. 4. Bagi investor juga harus memperhatikan faktor lain, misalnya beta, ukuran perusahaan rasio harga buku dan harga pasar, pola musiman, retriksi pinjaman, periode kenaikan dan kemunduran pasar maupun kondisi sosial, politik, dan ekonomi serta pajak dan BI rate. Bagi perusahaan hendaknya selalu meningkatkan kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan faktor fundamental seperti ROE, TA, DER maupun faktor teknis (PER) yang mempengaruhi tingkat likuiditas saham pada perusahaan manufaktur yang go publik di BI rate. Bagi pelaku pasar modal semakin likuid saham suatu perusahaan maka semakin baik perekonomian suatu Negara. dalam melakukan investisasi mempertimbangkan faktorfaktor yang mempengaruhi pasar modal baik yang bersifat teknikal maupun fundamental. Saham Perusahaan Go Publik di Indonesia, Skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Andalas, Padang Hartono, Jogiyanto. (2005). Pasar Efisien Secara Keputusan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Institut for Economic and Financial Research, (2004). Indonesian Capital Market Directory Edisi 2004. Jakarta Stock Exchange, Jakarta Institut for Economic and Financial Research, (2008). Indonesian Capital Market Directory Edisi 2008. Jakarta Stock Exchange, Jakarta Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014:172-189 Jonathan, Sarwono. (2009). Panduan lengkap untuk belajar komputasi statistic menggunakan SPSS 16, Penerbit CV. Andi Offset, Yogyakarta Jusda, Usfianti. (2001). Fluktuasi Harga Saham Dalam Kaitan dengan Agio & PER, Skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Andalas, Padang Koetin, E, A. (2004). Suatu Pedoman Investasi Dalam Efek Indonesia, Finansial Market, Projek – USAID Kuncoro, M. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi, Bagaimana Meneliti & Menulis Tesis. Erlangga, Jakarta Tingkat Novyanto. (2006). Pengaruh Kepemilikan Publik Terhadap Likuiditas Saham di Bursa Efek. Skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Andalas, Padang Rusdin. (2006), Pasar Modal, Teori Masalah dan Kebijakan Dalam Praktik. Alfabeta, Bandung Rosantina, Silvia. (2001). Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tingkat Likuiditas Saham Pada PT. Terbuka Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta, Padang Sari, Yulia. (2000). Pengaruh Likuiditas Saham Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Go Publik Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Andalas, Padang Sunariyah. (2006). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, UPP STIM YKPN, Yogyakarta Algifari. (2000). “Analisis Regresi Teori, kasus, dan Solusi”. BPFE : Yogyakarta Idris. (2007). Aplikasi SPSS Dalam Analisis Data Kuantitatif. Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang, Padang Pratisto, Arif. (2004). Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Elek Media Komputindo. Jakarta Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business. Salemba Empat. Jakarta Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny. (2007). Mengukur Rasio Keuangan. Salemba Empat. Jakarta Irawaty, Susan. (2006). Rate of Return on net Worth. Salemba Empat. Jakarta Sartono, Agus. (2001). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE Sujianto. (2001). Jurnal Ekonomi dan Manajemen. Jakarta Truelly. (2003). Pengaruh Debt to Equity Ratio. Sebagai Alat Ukur Perusahaan di Bursa Efek Jakarta Hendry dan Tjiptono. (2001). Pengaruh Price Earning Ratio, yang Terdapat di Bursa Efek Jakarta Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. BPFE. Yogyakarta Undang – undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 UUPM No. 8 Tahun 1995 Bab I, Pasal 13, Butir 3 www.idx.co.id www.geogle.com