PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PONOROGO JAWA TIMUR KOTA PONOROGO ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Ponorogo sebagai ibukota Kabupaten Ponorogo yang terletak di bagian Barat Daya Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur mempunyai keuntungan lokasi yang strategis, yaitu terletak di sebagai pusat kegiatan regional Madiun - Pacitan - Trenggalek Wonogiri (Jawa Tengah) dan Magetan. Dengan demikian kota Ponorogo mempunyai peranan yang sangat penting baik sebagai pusat koleksi maupun sebagai pusat distribusi bagi wilayah hinterlandnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa kecenderungan perkembangan Kota Ponorogo berlangsung dengan ekspansive (horisontal) dengan pola campuran antara pola pertumbuhan rural (tumbuhnya kampung-kampung yang yang bersifat enclave) dan pola pertumbuhan urban yang dicirikan dengan perkembangan permukiman antara pola linier dan menyebar (dispersed). Orientasi Wilayah Secara geografis Kota Ponorogo terletak pada 111°17’-111°52’ Bujur Timur dan 7°49’-8°20’ Lintang Selatan dengan wilayah seluas 5.119,905 Ha. Kota Ponorogo termasuk ke dalam iklim tropis dan mempunyai curah hujan tertinggi pada bulan Januari-April yaitu sebesar 227-370 mm/det, dan tingkat curah hujan terkecil terjadi pad bulan Oktober-Desember yaitu 51-70 mm/det. Suhu rata-rata di kota Ponorogo berkisar antara 28-34° C. Berdasarkan Perda Kabupaten Ponorogo No. 2 Th.1988 tentang Penetapan Batas Wilayah Kota di Kabupaten Ponorogo, Kota Ponorogo terdiri dari 36 Desa/Kelurahan, termasuk dalam wilayah 4 kecamatan yaitu: • Kecamatan Ponorogo : 19 Kelurahan • Kecamatan Siman : 9 Kelurahan/Desa • Kecamatan Babadan : 6 Kelurahan/Desa • Kecamatan Jenangan : 2 Kelurahan Secara administratif, Kota Ponorogo dibatasi oleh : • Batas wilayah utara : Kecamatan Ponorogo dan Kecamatan Babadan serta batas administratif Desa Polorejo dan Desa Babadan • Batas wilyah timur : Desa Setono dan Pialangan serta Mrican, Kelurahan Patihan Kidul dan Ronosentana, Desa Manuk dan Tranjang, Desa Brahu dan Kepuhrubuh. • Batas wilayah selatan : Desa Brahu dan Kepuhrubuh dan jalan desa di Desa Beton Kecamatan Siman. • Batas wilayah barat : Sungai Sekayu dan batas administratif Kecamatan Ponorogo dan Sukorejo Kota Ponorogo berada pada ketinggian antara 100-199 meter diatas permukaan air laut dengan kondisi lahan yang hampir 90% landai atau datar. Dengan kemiringan rata-rata dibawah 10% maka dapat dikatakan bahwa Kota Ponorogo tidak mempunyai kendala untuk berkembang secara ekspansive terutama bila ditinjau dari segi topografi. Di Kota Ponorogo terdapat beberapa sungai utama yang mengalir dan memperngaruhi sistem tata air dan secara tidak langsung mempengaruhi pola perkembangan kota tersebut yaitu Sungai Cokromenggalan, Sungai Mangkungan, Sungai Bibis, Sungai Gendol, Sungai Keyang, Sungai Genting, Sungai Sungkur dan Sungai Sekayu. Luas Kota Ponorogo 5.119.905 ha secara umum masih didominasi oeh areal persawahan (lebih dari 50% dari luas total Kota Ponorogo). Peruntukan dominan kedua setelah sawah adalah untuk perumahan dan pekarangan, serta ladang dan tegal. KEPENDUDUKAN Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan data dari RUTRK Ponorogo 1997/1998-2007/2008 jumlah penduduk kota Ponorogo tahun 1996 sebesar 123.013 jiwa, rata-rata prosentase pertumbuhan penduduk di kota ini eber 0,66% pertahun. No . Tabel 1. JUMLAH PENDUDUK KOTA PONOROGO Jumlah Kelurahan/Desa Luas (Ha) Penduduk 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. Kertosari Cekok Patihan Wetan Kadipaten Japan Gupolo Beton Sekaran Brahu Manuk Siman Patihan Kidul Tahuk Ronowijayan Mangunkusuman Surodikarman Tamanarum Paju Nologaten Bangunsari Brotonegaran Kepatihan Banyudono Jingglong Cokromenggalan 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. Mangkujayan Kauman Tambakbayan Tonatan Pakunden Pinggirsari Beduri Purbosuman Keniten Setono Singosaren Jumlah • • • 169.970 159.005 215.015 386.075 237.985 125.975 177.000 160.062 160.986 104.000 114.000 100.000 139.000 132.987 106.015 109.100 9.065 105.800 71.490 73.433 150.985 117.050 89.851 54.725 107.905 274.697 58.275 73.582 117.660 75.120 7.030 128.848 319.682 277.387 159.090 227.960 5.119..905 4.686 2.987 3.853 6.151 2.602 2.003 2.379 1.762 1.767 1.761 2.521 2.315 2.196 2.574 2.896 4.155 1.721 2.855 5.083 5.589 4.033 3.804 5.802 1.439 3.546 9.161 2.523 2.924 3.951 3.433 1.475 1.886 4.958 5.693 2.454 3.965 123.013 Tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun Tingkat kepadatan penduduk rata-rata (jiwa/km2) Jumlah KK Rata-rata Pertumbuhan 0.76 0.91 0.43 0.47 0.61 1.39 0.84 0.45 0.77 1.13 0.4 0.26 1.58 2.68 0.31 0.39 0.91 0.28 0.45 0.49 0.61 0.64 0.21 1.33 0.35 0.26 0.59 0.32 1.24 3.79 0.60 0.44 1.00 1.07 0.76 0.41 0.68 : 0,47% : 3.665 : 27.905 Sebaran dan Kepadatan Penduduk Dengan luas wilayah kota 5.119,905 Ha dan luas ternagun seluas 1.739,707 ha, maka rata-rata kepadatan penduduk kotor di Kota Ponorogo 24 jiwa/Ha dan kepadatan penduduk bersih adalah 71 jiwa/Ha. . Tabel 2. KEPADATAN PENDUDUK KOTA PONOROGO Jumlah No. Kelurahan/Desa Luas (Ha) Kepadatan per km² Penduduk 1. Kertosari 169.970 4.686 830 2. Cekok 159.005 2.987 1.030 3. Patihan Wetan 215.015 3.853 1.060 4. Kadipaten 386.075 6.151 580 5. Japan 237.985 2.602 520 6. Gupolo 125.975 2.003 660 7. Beton 177.000 2.379 300 8. Sekaran 160.062 1.762 320 9. Brahu 160.986 1.767 320 10. Manuk 104.000 1.761 420 11. Siman 114.000 2.521 700 12. Patihan Kidul 100.000 2.315 510 13. Tahuk 139.000 2.196 250 14. Ronowijayan 132.987 2.574 450 15. Mangunkusuman 106.015 2.896 280 16. Surodikarman 109.100 4.155 2.600 17. Tamanarum 9.065 1.721 2.480 18. Paju 105.800 2.855 530 19. Nologaten 71.490 5.083 1.120 20. Bangunsari 73.433 5.589 1.380 21. Brotonegaran 150.985 4.033 5.200 22. Kepatihan 117.050 3.804 3.040 23. Banyudono 89.851 5.802 1.350 24. Jingglong 54.725 1.439 670 25. Cokromenggalan 107.905 3.546 760 26. Mangkujayan 274.697 9.161 900 27. Kauman 58.275 2.523 1.750 28. Tambakbayan 73.582 2.924 1.360 29. Tonatan 117.660 3.951 560 30. Pakunden 75.120 3.433 930 31. Pinggirsari 7.030 1.475 850 32. Beduri 128.848 1.886 510 33. Purbosuman 319.682 4.958 950 34. Keniten 277.387 5.693 730 35. Setono 159.090 2.454 550 36. Singosaren 227.960 3.965 1.420 Jumlah 5.119..905 123.013 37.870 Tenaga Kerja Sektor andalan/potensi daerah adalah perdagangan dan pertanian. Mata pencaharian di Kota Ponorogo sebagian besar : • Pegawai Negeri/TNI : 16.732 (jiwa) • Pegawai Perusahaan Swasta : 17.471 (jiwa) • Pedagang/Pengusaha : 28.355 (jiwa) • Petani/Peternak : 27.755 (jiwa) • Lainnya : 81.409 (jiwa) (penggalian, listrik, konstruksi, angkutan, pensiunan) EKONOMI Kondisi Perekonomian Daerah Kota Ponorogo telah mempunyai fasilitas perdagangan yang lengkap, fasilitas tersebut berupa pasar dan pertokoan yang terkonsentrasi di pusat kota. Khususnya Pasar Kota Ponorogo seperti Pasar Legi di Desa Banyudono, Pasar Pon di Desa Mangunsuman dan pasar yang ada di Desa Tonotan . Selain menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari, keberadaan pasar tersebut juga penting dalam rangka menunjang kegiatan sistem koleksi – distribusi terhadap barang-barang kebutuhan penduduk dan beberapa komoditi pertanian yang dihasilkan oleh Kota Ponorogo dan wilayah sekitarnya. Sedangkan fasilitas perdagangan yang berupa pertokoan terutama banyak terkonsentrasi di Desa Mangkujayan, Tamanarum, Tambakjayan, dan Bangunsari. Hanya saja untuk memenuhi kebutuhan akan barang-barang kebutuhan yang sifatnya tersier seperti peralatan elektronik , otomotif dan sebagainya, penduduk selain pergi ke Kota Ponorogo sendiri juga pergi ke kota besar lainnya seperti Madiun bahkan Surabaya. Keuangan Daerah Berdasarkan data yang ada, diperoleh urutan kecamatan dengan PDRB tertinggi yaitu: 1. Kecamatan Ponorogo : Rp 78.946.251.970,2. Kecamatan Babadan : Rp 61.244.743.980,3. Kecamatan Jenangan : Rp 50.167.829.760,4. Kecamatan Siman : Rp 37.556.560.940,Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa perlu adanya penyebaran kegiatan yang nantinya bisa mengangkat wilayah lain yang ada di sekitar Kota Ponorogo. PDRB di Kota Ponorogo sangat tinggi karena ditunjang adanya kegiatan industri pengolahan besar/sedang yang banyak terpusat di kecamatan Ponorogo serta sektor-sektor yang lain seperti perdagangan, hotel dan restoran serta jasa perbankan. FASILITAS UMUM DAN SOSIAL Fasilitas Pendidikan Fasilita pendidikan di kota Ponorogo yang perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut adalah SLTP, SMU dan PT. Tabel 3. FASILITAS UMUM KOTA PONOROGO No. Fasilitas Jumlah 1. Pasar 7 unit 2. Rumah Sakit 3 unit 3. SD/sederajat 62 unit 4. SLTP/sederajat 14 unit 5. SMU/sederajat 23 unit 6. Terminal darat Terminal regional 1 unit Terminal Cargo Terminal Lokal - Fasilitas Kesehatan SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN Komponen Air Bersih Tabel 4. DATA PENGELOLAAN AIR BERSIH DI KOTA PONOROGO NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Pelayanan Penduduk 1. Jumlah penduduk Jiwa 123.013 2. Jumlah pelanggan Jiwa 52.039 3. Penduduk terlayani % 42,30 II. Data Sumber 1. Nama pengelola : PDAM Kota Ponorogo 2. Sistem : BNA 3. Sistem sumber : sumur dalam 4. Kapasitas sumber Lt/dt 115 III. Data Produksi 1. Kapasitas produksi Lt/dt 121 2. Kapasitas desain Lt/dt 151,25 3. Kapasitas pasang Lt/dt 160 4. Produksi aktual m3/th IV. Data Distribusi 1. Sistem distribusi : gravitasi dan perpompaan 2. Kapasitas distribusi Lt/dt 3. Asumsi kebutuhan air Lt/org/hr 142,38 4. Ratio kebutuhan % 5. Air terjual m3/th 2.709.782 6. Air terdistribusi m3/th 3.972.419 7. Total penjualan air Rp 8. Cakupan pelayanan air % 56,00 9. Cakupan penduduk Jiwa 52.039 10. Jumlah mobil tangki Unit 2 V. Data Kebocoran 1. Kebocoran administrasi % 2. Kebocoran teknis % 31,79 Sumber : data Tabel 5. DATA KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA PONOROGO Kapasitas Produksi Kebutuhan Ideal Jumlah Penduduk Kebutuhan Selisih Eksisting Kota Sedang (jiwa) Total (lt/hr) (lt/hr) (lt/org/hr) Lt/dt Lt/hr 123.013 121 10.454.500 100 12.301.300 1.846.900 Sumber : analisis Dari data diatas, diketahui bahwa kebutuhan air bersih kota Ponorogo adalah sebesar 12.301.300 l/hr. Angka ini didapatkan dari perkalian antara jumlah penduduk kota Ponorogo (123.013 jiwa) dengan kebutuhan ideal air bersih untuk kota sedang (100 l/org/hr). Dan dari angka kebutuhan tersebut, yang bisa dilayani oleh PDAM Kota Ponorogo baru 10.454.500 l/hr. Jadi, kebutuhan air bersih yang masih harus dilayani di Kota Ponorogo ini sebesar 1.846.900 l/hr atau 21,38 l/det. Dan hal ini berarti diperlukan peningkatan sarana yang dapat digunakan untuk mengangkut air bersih sebesar 21,38 l/det. Tabel 6. DATA PELAYANAN AIR BERSIH DI KOTA PONOROGO NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Pelayanan Penduduk 1. Jumlah penduduk Jiwa 123.013 2. Jumlah pelanggan Jiwa 3. Penduduk terlayani % II. Data Tarif 1. Rumah tangga 2. Niaga 3. Industri 4. Instansi 5. Sosial Tarif rata-rata III. Data Konsumen 1. Jumlah sambungan rumah 2. Jumlah sambungan rumah tangga 3. Jumlah sambungan niaga 4. Jumlah sambungan industri 5. Jumlah sambungan sosial 6. Jumlah sambungan instansi 7. Terminal air 8. Hidran umum 9. Kran umum 10. Konsumsi rumah tangga 11. Konsumsi non rumah tangga 12. Jumlah jiwa/sambungan rumah 13. Jumlah jiwa/hidran umum 14. Tingkat pelayanan umum IV. Data Administrasi 1. Keuangan 2. Efisiensi penagihan 3. Jumlah pegawai 4. SLA 5. RPD 6. Jangka waktu pinjaman SLA 7. Jangka waktu pinjaman RPD Rp Rp Rp Rp Rp Rp 675,786,- Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Jiwa Jiwa Jiwa/SR Jiwa/unit % 6.945 6.663 30 Rp % Orang Rp Rp Tahun Tahun 188 61 1.296.660 89.940 6 55 Sumber: Revisi RUTRK/RDTRK Ponorogo 1997/1998 Komponen Drainase Komponen drainase di Kota Ponorogo dikelola oleh Sub. Dinas Cipta Karya Kab. Ponorogo. Seperti umumnya kota-kota kecil yang masih dominan tercampur dengan saluran drainase (kecuali saluran tepi jalan). Secara garis besar saluran drainase di Kota Ponorogo terdiri atas sungai (saluran akhir), saluran primer, saluran sekunder dan saluran tersier. Saluran drainase yang berupa kali adalah sebagai berikut : - Kali Jorohan (sebelah utara) yang membentang dari Barat – Timur, dan - Kali Jenes (sebelah selatan) yang membentang dari Barat – Timur. Sedangkan kondisi selokan yang ada di Kota Ponorogo yang dapa tdiuraikan adalah sebagai berikut : - Selokan pengairan dari Dam Cokromenggalan - Selokan pembagian air dari DamJembangan panjang 6.500 meter. - Selokan pembagian air dari Dam Tambak kemangi (Sumber ngempak) panjang 6.000 meter. - Selokan kering panjang 25.500 meter. Maka saluran drainase di wilayah Kota ponorogo hampir seluruhnya berupa saluran terbuka dan hanya sebagian kecil berupa saluran tertutup yaitu di pusat kota. Komponen Persampahan Fasilitas persampahan yang tersedia di Kota Ponorogo yaitu berupa bak-bak sampah keluarga, transfer depo sebanyak 9 unit, tempat pembuangan sampah akhir (TPA) di Desa Mrican Kecamatan Pulung, serta adanya sarana penunjang yang lain yaitu unit mobil persampahan dan gerobak pengangkutan sampah. Kegiatan yang dilakukan adalah adanya station transfer berupa TPS/kontainer yang menampung sampah dari sampah rumah tangga selanjutnya diangkut ke TPA. Tahap pembuangan akhir dapat dilakukan dengan sistem controlled landfill, yaitu sampah diletakkan pada lokasi yang tidak mengganggu kegiatan lain disekitarnya, untuk itu lokasi TPA Kota Ponorogo diluar kota. Tabel 7. DATA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA PONOROGO NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Data Pengumpulan Sampah 1. Nama pengelola : DKP Kabupaten Ponorogo 2. Sistem : integrated system 3. Jumlah penduduk Jiwa 123.013 4. Asumsi produksi sampah Lt/org/hr 369.039 m3/hr 369,04 5. Jumlah sampah m3/hr 360 6. Jumlah pelayanan m3/hr 312,30 7. Cakupan layanan geografis Ha 2.764,7487 8. Cakupan layanan penduduk Jiwa 66.427,02 9. Ilegal dumping : sedang II. Data TPA 1. Jumlah pelayanan TPA m3/hr 312,30 2. Nama TPA :TPA Desa Mrican 3. Status TPA :4. Luas TPA Ha 5. Kapasitas m3 6. Umur Tahun 7. Sistem :8. Jarak ke permukiman Km 9. Incenerator Unit 10. Nama pengelola : III. Data Peralatan TPA 1. Bulldozer Unit 2. Back hoe Unit 3. Loader Unit 4. Shovel Unit 5. Water tank Unit Sumber: Revisi RUTRK/RDTRK Ponorogo 1997/1998 Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka kebutuhan komponen persampahan Kota Ponorogo disajikan dalam tabel berikut. Tabel 8. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA PONOROGO Jumlah Penduduk (jiwa) Timbulan Sampah Kota Sedang (lt/org/hr) Perkiraan Timbulan Sampah Total (m3//hr) Produksi aktual sampah (m3//hr) Sampah yang Terangkut (m3/hr) Selisih (m3/hr) 123.013 3 369,04 360 312,30 47,70 56,74* *) Selisih antara perkiraan timbulan sampah dan sampah terangkut. Sumber: Analisis Dengan melihat jumlah produksi aktual sampah yang dihasilkan, 360 m3/hr, dan sampah yang terangkut hanya sebesar 312,30 m3/hr, maka masih terdapat 47,70 m³/hr yang belum terlayani. Namun, untuk antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang, dengan memperhitungkan asumsi sampah yang dihasilkan per orang per hari sebesar 3 lt/org/hari dan jumlah penduduk sebesar 123.013 jiwa, maka besarnya sampah yang masih harus diangkut adalah sebesar 56,74 m³/hr. Tabel 9. DATA PENGANGKUTAN DAN PEMBIAYAAN SAMPAH DI KOTA PONOROGO NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Data Transportasi Persampahan 1. Jumlah pelayanan terangkut m3/hr 312,30 2. Jumlah kendaraan Truk Unit Arm roll Unit Compactor Unit Pick up Unit 3. Jumlah peralatan Gerobak Unit Container Unit 4. Transfer depo Unit 9 5. Jumlah TPS Unit 14 II. Data Pembiayaan 1. Retribusi Rp 2. Biaya pembuangan Rp 3. Biaya pengangkutan Rp 4. Biaya pengumpulan Rp 5. Biaya satuan Rp 6. Biaya operasional dan pemeliharaan Rp Sumber: Revisi RUTRK/RDTRK Ponorogo 1997/1998 Komponen Jaringan Jalan Pola jaringan jalan di Kota Ponorogo berbentuk radial dan sebagian lagi berpola grid. Hal ini sangat menguntungkan bila dikaitkan dengan sistem pertumbuhan kota yang cepat dan merata. Jaringan jalan yang melalui Kota Ponorogo terdiri atas jalan propinsi, jalan kabupaten, dan jalan-jalan perkotaan. Jalan propinsi di Kota Ponorogo dengan Kota Madiun di sebelah utara dan menghubungkan Kota Ponorogo dengan Kota Pacitan dan Treggalek. Gbr. Trotoar di Ponorogo yang tidak lagi berpihak kepada para pejalan kaki Berdasarkan data yang ada, panjang keseluruhan dengan fungsi sekunder maupun primer (berdasarkankan RUTR Kota Ponorogo, tidak termasuk jalan lokasi sekunder dan lingkungan) adalah 73.737 m. Tabel 12. KARAKTERISTIK JALAN DI KOTA PONOROGO No Uraian Satuan Besaran I. Jenis Permukaan 1 Jalan Aspal Km 2 Jalan Kerikil Km 3 Jalan Tanah Km Panjang Jalan Total Km 906,77 II. Fungsi 1 Jalan Arteri Km 2 Jalan Kolektor Km 3 Jalan Lokal Km III. Kewenangan 1 Jalan Nasional Km 8 2 Jalan Propinsi Km 75,61 3 Jalan Lokal IV. Kondisi 1 Jalan Nasional Baik Sedang Rusak 2 Jalan Propinsi Baik Sedang Rusak 3 Jalan Lokal Baik Sedang Rusak Km 823,16 Km Km Km 2,87 5,13 - Km Km Km 22,25 45,53 7,83 Km Km Km 244,25 240,25 338,66 Sumber: Revisi RUTRK/RDTRK Ponorogo 1997/1998