“ ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3 : 30) EDISI Juli 2015 Saudara saudari seiman yang terkasih, Sebentar lagi masa jabatan pengurus KKI 2012 – 2015 akan berakhir dan akan dilakukan pemilihan ketua KKI yang baru. Panitia pemilihan telah berhasil menjaring dua calon ketua KKI, Sdr Matheus Huang dan Sdr Tjandra Munanto yang akan dipilih bulan depan. Data dari kedua calon tersebut maupun proses pemilihannya bisa dilihat dalam bagian berikut warta KKI ini. Kepengurusan KKI-Melbourne merupakan kelanjutan dari usaha perlayanan dari umat yang jauh dari tujuan komersial, sehingga bagi banyak orang hal ini tidaklah begitu menarik. Memang betul, jauh lebih banyak sisi idealnya dan banyak pengorbanan baik waktu dan fisik yang akan diberikan pengurus tanpa pamrih. Karenanya wajar kalau kita bersyukur bahwa masih ada orang yang terpanggil untuk melayani KKI. KKI didirikan waktu umat Katolik sedang mengalami banyak percobaan. Misalnya saja, banyak umat yang ‘dirayu’ untuk mengikuti kebaktian dari gereja-gereja non-Katolik. “Rayuan” yang dilancarkan antara lain dengan mengatakan, gereja kita ‘sama’ dengan gereja Katolik lho! (Kalau kenyataannya tidak sama, itu urusan nanti-lah. Hal inilah, yang menggelitik pelopor pendiri KKI untuk menghadapi rayuan diatas). Juga dijanjikan, perlayanan yang akan diberikan lebih baik dari gereja Katolik. Memang sedih melihat umat yang tergoda dan bergabung dengan mereka. Kesedihan ini memberikan semangat kepada umat Katolik untuk bersatu, bergabung dan mendapat sokongan dari KeUskupan Agung Melbourne - KAM . Semangat ini menjadi lem perekat dari KKI Melbourne untuk bersatu sejak pendirian KKI sampai saat ini. Pengurus KKI yang sekarang dan sebelumnya, telah berhasil mempertahankan semangat itu dan KAM pun dengan setia mendampingi KKI. Redaksi sengaja menyinggung pengalaman historis KKI diawal pendiriannya, agar calon ketua maupun umat pemilih mengerti mengapa dulu KKI didirikan. Karenanya, ideal sekali kalau ketua KKI yang baru akan meneruskan tradisi ini, menumbuhkan semangat persatuan dibawah bimbingan KAM. Kontinuitas atau kesinambungan ini harus tetap dijaga, malahan terus ditingkatkan. Redaksi ingin mengajak seluruh umat atau anggauta KKI berpartisipasi dan berdoa untuk pemilihan ini. Berbeda dengan pemilihan partai politik atau pemerintahan, rasanya tidak perlulah terjadi kampanye yang berlebihan dalam pemilihan ini; gerilya politik, gossip yang saling menjatuhkan lawan ataupun pengerahan masa juga tidak perlu, malahan tidak sehat. Mari kita sukseskan pemilihan ketua KKI periode 2015 – 2018 ini dengan penuh tanggung jawab. Seperti biasanya dalam mengisi kolom siraman rohani, redaksi mengutib kembali dari renungan romo Waris OCarm, ‘ngopi bareng romo waris’. Romo Waris ini mantan Chaplain KKI dan beliau sangat membantu dalam menyumbang bahan untuk kolom siraman rohani. Kali ini redaksi mengutib ‘ Peace be with you’. Tulisannya sederhana dan formatnyapun diberikan dalam bentuk tanya jawab, sehingga mudah dimengerti. Redaksi optimis dan berharap umat akan memperoleh kepuasan rohani setelah membaca renungan beliau, yang sederhana tetapi menarik. MISA KKI Minggu, 2 Agustus 2015 St Martin de Porres 25 Bellin Street Laverton VIC Pukul: 11.30 Minggu, 9 Agustus 2015 St. Joseph Church 95 Stokes Street Port Melbourne VIC Pukul: 11.00 Minggu, 16 Agustus 2015 St Francis’ Church 326 Lonsdale St Melbourne VIC Pukul: 14:30 Minggu, 23 Agustus 2015 St. Paschal 98-100 Albion Rd Box Hill VIC Pukul: 11.00 MISA MUDIKA Sabtu pertama Monastry Hall St. Francis Church 326 Lonsdale Street Melbourne VIC Pukul: 12.00 PDKKI Setiap Sabtu St. Augustine’s City Church 631 Bourke Street Melbourne VIC Pukul: 18.00 Benjamin Sugija juga menurunkan sebuah artikel yang agak kontroversial, tentang kematian atau kehidupan yang berikutnya. Bahan ini kontroversial karena tidak disertai bukti-bukti nyata dan tidak pernah ada seorangpun yang telah meninggal dan bercerita bagaimana kehidupan after life itu. Tujuan dari artikelnya, dia mencoba melihat kematian itu sebagai sesuatu yang alami dan positif ; tidak perlu ditakuti apalagi diratapi terus menerus. Semoga teman teman dapat menikmati edisi ini dan selamat membaca. 1 Peace be with you! Oleh : Romo Waris OCarm Setelah bangkit dari kubur, Yesus memiliki satu kata favourite. Yaitu “damai” / “peace”. Biasanya kata damai itu dirangkai dalam sapaan, “damai bersamamu” / “peace be with you”. Kata damai sangat sering kita dengar, apalagi kalau kita rajin ikut perayaan Ekaristi. Imam selalu mengulang-ulang perkataan Yesus, “damai-Ku kuberikan kepadamu, damai-Ku kutinggalkan bagimu.” Damai itu bukan hanya diucapkan, tetapi juga diberikan dan ditinggalkan. Ada satu pertanyaan, mengapa Yesus baru memberikan damai itu setelah Dia bangkit? Mengapa tidak sebelum Dia bangkit? Jawabannya sederhana. Ketika Yesus masih ada, para murid tidak memerlukan damai yang lain, karena Yesus-lah damai itu. Damai yg diberikan oleh Yesus ini, bagi kita sekarang bisa menjadi satu obat atau antivirus bagi penyakit dunia modern. Apa saja penyakit dunia modern itu? Ada banyak. Tetapi kita bisa menyebut beberapa, misalnya: stress, takut, depresi, benci, dll. Damai yg diberikan oleh Yesus ini bisa menjadi antivirus bagi berbagai penyakit di atas. Harus kita pahami bahwa DAMAI yg diberikan oleh Yesus itu berkaitan dengan: damai bagi akal budi kita/ pemikiran, damai bagi hati kita dan damai bagi jiwa kita. Damai bagi akal budi kita itu seperti Ini: Kalau kita memandang luka-luka pada tubuh Yesus, pada lambung, tangan, kaki, dan lainnya, kita akan memahami bahwa pengampunan dari Allah itu kekal adanya. Luka yang masih nampak meski Yesus sudah mulai adalah sebuah tanda bahwa kita semua sudah diampuni. Damai bagi hati kita itu seperti ini : Kalau kita memandang lubang paku pada tangan dan kaki Yesus, kita akan merasakan bahwa CINTA Yesus pada kita adalah sebuah cinta tak bersyarat. Damai bagi jiwa kita itu seperti ini : Yesus Kristus tetap hidup. Dan DIA meraja selamanya. Sedangkan kita diundang untuk ikut dalam kerajaan-Nya yang kekal itu. PERTANYAAN: Kalau damai yang diberikan oleh Yesus adalah seumpama obat / antidote bagi penyakit modern seperti kekhawatiran, depresi, stress, iri, benci, dll; mengapa kita masih mengalaminya? Karena ada penghalang di antara kita dan Yesus. Penghalang yang membuat damai itu tidak benar2 bisa masuk ke dalam diri kita. Penghalang itu tercipta karena kebiasaan buruk kita. Mari kita lihat kebiasaan kita. Kebanyakan dari kita memiliki account media sosial, FB, Twitter, Path, Blog, Instagram, dll. Di sana kita biasa menulis atau memposting apa saja. Kalau kita telaah dengan seksama, 90%postingan adalah keluhan, curhat dari hati yang galau atau komplain akan sesuatu. Kerap juga berupa pengadilan, penghakiman, dan kritik tajam terhadap seseorang atau kelompok. Kebiasaan ini lama2 membuat kita berat untuk bisa menerima orang lain apa adanya. Karena kita merasa selalu benar. Maka perintah Yesus, cintailah sesamamu, sungguh amat berat untuk dilaksanakan. Yang mudah adalah, hakimilah sesamamu, makilah sesamamu, hujatlah sesamamu, dll. TETAPI, panggilan kita adalah mencintai sesama. Bagimana ini bisa dilakukan? 2 1). Berlatih memaafkan. Dalam berelasi, akan selalu ada salah paham, ketidakcocokan, dll. Meminta maaf itu gampang, yang berat adalah memaafkan. Karena berat, maka perlu latihan. Latihan tidak menyimpan dendam, latihan menerima apa adanya. Latihan menerima kekurangan,mdan bersama-sama melangkah ke depan. 2). Berlatih membantu sesama. Ada banyak orang yang membutuhkan bantuan. Ada banyak ragam bantuan; ada yang butuh barang, ada yang butuh maaf, ada yang butuh peneguhan, ada yang butuh didengarkan, dll. Kita bisa berlatih dari hal yang paling kecil. Latihan ini akan membawa kita mampu mencintai sesama. Latihan ini akan membuat penghalang antara Damai yang ditawarkan dengan Allah dan diri kita makin tipis. Jika damai itu telah tinggal dalam diri kita, kita akan mampu juga menjadi damai bagi sesama. Tuhan memberkati. Hong Kong 19/04/2015 Profil Calon-Calon Ketua KKI 2015 – 2018 dan Proses Pemilihan Ketua KKI (dikutib dari pengumuman KPU Ketua KKI) 1. Matheus Huang Seperti yang sudah diumumkan melalu email sebelumnya, Matheus Tjong Sin Huang sudah terlibat aktif di KKI Melbourne sejak tahun 2008, baik sebagai koordinator wilayah St. Yohanes, juga sebagai bendahara KKI dalam tiga periode kepengurusan inti KKI Melbourne. Selama menjabat kepengurusan tersebut, ia merasa sudah menerima banyak manfaat dari komunitas KKI. Oleh sebab itu, ia ingin berbagi dengan sesama anggota komunitas (KKI). Menurutnya, sungguh ideal jika setiap orang Katolik juga memiliki keluarga di gerejanya. Gereja sebagai persekutuan umat beriman akan sangat bermanfaat untuk pengembangan iman setiap pengikut Kristus. Ia menuliskan bahwa sebagai pengikut Kristus, kita diajarkan bahwa “Kamu adalah pengikutKu kalau kamu saling mengasihi” dan dalam kebersamaan kita adalah satu tubuh yaitu tubuh Kristus. Lebih lanjut, ia yakin bahwa apabila setiap anggota keluarga Gereja mengkontribusikan sesuatu kelebihannya kepada sesamanya dalam komunitas, maka seluruh komunitas akan tumbuh bersama dalam cinta kasih. 2. Tjandra Munanto Tjandra Munanto telah beberapa kali aktif dalam KKI, di antaranya pada tahun 2002 sebagai ketua panitia hari ulang tahun KKI, juga muali tahun 2013, sebagai seksi dana Komunitas Tritunggal Mahakudus distrik Melbourne. Dalam pencalonannya ini, ia mempunya visi misi, ”Menumbuhkan love and belonging dari setiap anggota sebagai sebuah Keluarga umat Allah yang beriman kepada Kristus” KKI saat ini memasuki usia yang ke 28, dan di dalamnya mencakup umat dari segenap wilayah dan kategorial yang terdiri dari umur yang muda sapai yang berusia seniot. KKI, layaknya sebuah keluarga, di dalamnya ada anak-anak balita (AIKA), anak2 remaja (Mudika, PDKKI) dan juga ada orang tua (Bible sharing SVD, kelompok doa Rosario, KTM) dan juga saudara-saudara yang tercakup dalam wilayah-wilayah yang tersebar di seluruh Melbourne. Melalui pencalonan diri ini, ia berharap ke depannya menjadikan KKI menjadi wadah bagi seluruh kelompok itu dan juga menjembatani antar generasi sehingga setiap anggota merasakan KKI seperti sebuah keluarga. 3 Sehubungan dengan proses pemilihan umum ketua KKI periode 2015-2018, kami dari KPU mengumumkan hal-hal di bawah ini. 1. KPU akan memperkenalkan kedua kandidat di setiap misa hari minggu KKI di bulan Juli 2015. Selanjutnya, para kandidat ataupun perwakilannya akan diberikan waktu singkat untuk memperkenalkan diri mereka, beserta motivasi dan rencana program kerja mereka ke depannya. Jadwal misa-misa KKI tersebut adalah sebagai berikut:vasi - Minggu pertama – Gereja St. Martin de Porres, Laverton, 5/7/2015, yang baru saja kita lewati - MInggu kedua – Gereja St. Joseph, Port Melbourne, 12/7/2015, mulai jam 11.00 - Minggu ketiga – Gereja St. Francis, Melbourne, 19/7/2015, mulai jam 14.30 - Minggu keempat – Chapel St. Paschal, Box Hill, 26/7/2015, mulai jam 11.00 2. Pelaksanaan pemilihan hanya akan berlangsung sekali saja, bertempat di Chapel St. Paschal, Box Hill, 23/8/2015. Poin ini merupakan ralat dari proses pengumuman kami sebelumnya, tertanggal 27 Mei 2015 yang menyatakan bahwa pemilihan akan diadakan di setiap misa hari minggu KKI di bulan Agustus 2015. Poin ini menyesuaikan dengan charter KKI yang sekarang dan sudah dikonsultasikan dengan keuskupan Melbourne. Hal-hal teknis tentang proses pemilihan pada hari H nanti, akan dijelaskan pada email-email kami selanjutnya. 3. KKI baru saja mengedarkan daftar terbaru anggota KKI per wilayah / kategorial kepada setiap koordinator wilayah/kategorial dan link ke online form untuk memasukkan data anggota yang belum terdaftar. Daftar anggota KKI per wilayah telah dikirim kepada umat melalui mailing list Wilayah. KPU menghimbau agar umat mengecek terlebih dahulu apakah nama anda sudah masuk ke dalam daftar anggota KKI. Dan bila belum terdaftar, dapat mendaftar sendiri secara online. Bila ada pertanyaan mengenai proses pendaftaran dapat menghubungi koordinator wilayah atau tim Infokom KKI lewat email [email protected] Proses pendaftaran akan ditutup tanggal 30 Juli 2015. KPU akan menggunakan database umat KKI per tanggal 30 Juli 2015 sebagai acuan untuk menetapkan daftar pemilih yang berhak memilih Ketua KKI periode 2015-2018. Demikian pengumuman dari kami. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, bisa dialamatkan juga ke email [email protected]. Kami akan berusaha sebaiknya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masuk. Sangat dimohon untuk tidak membalas melalui email mailing list. 4 ESCHATOLOGY ? Sesudah kematian Oleh : Ben Sugija Biasanya orang tidak mau berbicara soal kematian. Kematian dianggap sebagai hal yang negatip, sedih, kehilangan. Untuk orang-orang yang masih relatif muda, hal kematian memang bukanlah bahan yang menarik. Biasanya komentarnya berbunyi, belum jadi persoalan kita deh, itu urusan oom-oom dan tante-tante, oma-oma dan opa-opa. Kepada yang mulai uzur, berita kematian sering menjadi wake-up call. Sudah sampai ke generasi kita nich. Misalnya saja, saya simak dengan diri saya sendiri. Banyak yang saya ketahui meninggal di tahun 2014. Mulai dari kakak kandung, sepupu, teman-teman di universitas, sampai teman kerja maupun waktu bermigrasi ke Australia. Kakak saya mengalami sakit yang terminal, kangker, waktu saya kunjungi di Jakarta. Saat berpisah, saya menyadari bahwa kehidupan itu jauh diluar kendali kita, vulnerable. Saya pasrah dan siap menghadapi kondisi yang terburuk. Tetapi waktu diberitahu almarhumah meninggal, saya sedang berkerja di kantor. Syok, marah dan protes kepada Dia yang di atas. Waktu pulang ke rumah saya mengendarai mobil dengan sangat hati-hati sekali, menyadari kondisi mental. Beberapa hari berikutnya, baru dapat rela menerima kematiannya sebagai hal yang tidak dapat ditolak. Dalam proses penciptaan, harus ada yang lahir dan ada yang meninggal. Saya juga teringat waktu belajar pelajaran agama, mengenai eschatology. Dulu, hal itu tidak terkesan sama sekali, seperti telah disinggung diatas; bukan urusan kita lah! Setelah saya baca lagi bahan kuliahnya dulu, ternyata gereja melihat kematian sebagai sesuatu yang positif. Kalau kita melayat di Australia, sering kita membaca slogan ‘Celebrate life’. Begitupun kalau kita baca iklan jasa pemakaman, istilah Celebrate Life diulang kembali. Bukankah kematian itu membuat kita kehilangan almarhum? Kok dalam saat berduka cita atau berkabung, malahan diajak ‘merayakan hidup’ ; rasanya kurang tepat. Saya sampai-sampai bertanya kepada pastor paroki. Jawabannya adalah sebagai berikut; Kita bukannya bergembira dengan meninggalnya almarhum, tetapi mengingat ‘legacy-nya’, juga apa yang telah dilakukan oleh almarhum kepada diri kita masing-masing. Walaupun sulit menerimanya, kita mengantarkan perjalanan almarhum kepada ‘after life’, kehidupan bersama Tuhan. Dalam artikel ini saya ingin mengemukakan beberapa hal yang merupakan renungan atau interpretasi mengenai kematian. Secara jujur memang saya sendiri belum pernah mengalami kematian itu, tetapi bahan ini merupakan koleksi waktu belajar, membaca artikel atau buku tentang kematian. Iman kristiani menetapkan, bahwa kematian di dunia bukanlah akhir sebuah perjalanan hidup. Sebuah kehidupan yang baru dengan dimensi, mutu atau mode yang lebih tinggi dan indah merupakan kelanjutan dari kehidupan di dunia; sebuah transformasi. Kehidupan rohani yang berikutnya inilah yang menjadi tujuan kita masing-masing. Kehidupan yang diberkati dan penuh dengan rachmat Tuhan merupakan kehidupan ideal yang abadi. Janji kehidupan yang berikut, disertai kebangkitan merupakan kemenangan atas kematian ini, telah ditunjukan dan dibuktikan oleh Jesus sendiri. Hal ini merupakan kor atau inti iman kristiani kita, iman dengan harapan. Kematian dan kebangkitan Jesus lain dengan kebangkitan Lazarus, saudara Maria dan Martha. Kebangkitan Lazarus bukanlah kebangkitan yang abadi ataupun dimensi yang lebih tinggi. Kehidupan Lazarus setelah dibangkitkan Jesus, merupakan kehidupan biasa saja, mortal. Didalam buku katekismus disinggung bahwa dalam kehidupan yang berikut, kebutuhan maupun kendala didalam kehidupan normal di dunia ini tidak diperlukan lagi. Lewat injil juga disinggung pentingnya kematian. Kehidupan dunia itu diperumpamakan sebagai biji yang harus jatuh ketanah, supaya bisa tumbuh menjadi tanaman atau pohon yang menghasilkan bunga yang indah ataupun buah yang baik. Jadi, transformasi kehidupan dunia menjadi kehidupan rohani merupakan hal yang alami dan bukanlah sebagai hukuman dari Tuhan yang menakutkan. Sangat mungkin walaupun sukar, karena alasan inilah, banyak orang yang melihat kematian tidaklah perlu diratapi lagi, tetapi sesuatu yang perlu “di celebrate” dan kadang-kadang orang membuat atau membacakan eulogy yang humoris mengenai almarhum. 5 St Paulus juga menerangkan panjang lebar mengenai hal kematian, kebangkitan dan kehidupan yang berikutnya, lewat surat-suratnya kepada umat di Korintus. Kepada pembaca yang ingin mengetahuinya, silahkan merujuk atau membaca 1Kor:15 Salah satu syahadat para rasul yang kita imani, mengatakan, .... aku percaya persekutuan para kudus ..., Syahadat ini memberikan suatu penghiburan kepada yang ditinggalkan, karena Tuhan masih membiarkan hubungan kita dengan yang meninggal tetap eksis, walaupun bukan dalam hubungan badaniah lagi. Perpisahan secara fisik, bukanlah berarti tidak ada atau perlunya hubungan lagi antara yang meninggal dengan yang ditinggalkan. Kita masih tetap dapat berhubungan dalam bentuk doa mohon belas kasihan Tuhan. Banyak orang membuat peringatan meninggalnya seseorang dalam waktu seminggu, 40 hari, setahun, 3 tahun dst. Apa latar belakangnya? Saya sendiri tidak tahu dan apa alasan dari peringatan ini. Apakah merupakan tradisi, iman Kristiani? Mungkin juga ini merupakan warisan dari tradisi dan budaya lokal. Gereja di Australia-pun terus berkembang. Sebagai informasi misalnya saja, istilah requiem mass telah diganti menjadi funeral mass (misa pemakaman). Memang alasan di belakang perubahan istilah ini masih belum begitu jelas. Saya pernah melayat waktu ibu seorang teman yang meninggal. Waktu melayat sebuah lagu, “beyond the rainbow’s end” dari Daniel O’Donnell didengarkan. Liriknya sangat indah dan simaklah pesan pencipta lagu seolah-olah dia meninggal dengan pesan berikut, .... I am happy in this place that I ‘ve come to, .. now all your thoughts of me let them be joyful. Of things we ‘ve done and happy times we ‘ve shared. So, do not be sad dear ones, because I have left you. Please laugh and talk of me as if I am there ....... Sebagai kesimpulan, kita tidak mungkin mengerti tentang kematian; Kematian adalah “ a mistery or unknown” yang sering diiringi ketakutan. Karena hal ini tak dapat dielaki, cara yang terbaik adalah hadapi semuanya dengan “trust in God and let her go”. Karenanya, marilah kita melihat kematian itu sebagai hal yang alami dan positif, seperti sebuah kelahiran. 6