iii. kerangka pemikiran

advertisement
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1.
Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata ”strategos” yang
berarti kepemimpinan militer. Strategi adalah usaha untuk mencapai tujuan dengan
melihat dan memadukan lingkungan internal serta eksternal sehingga menghasilkan
rencana, keputusan dan tindakan yang tepat (Yogi et all. 2007). Definisi lain dari
strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai
(David, 2009). Dengan demikian srategi merupakan tindakan yang bersifat
incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan
sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.
Strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai
dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan
pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies) maka perdesaan
perlu mencari kompetensi inti yang di dalam bisnis yang dilakukan.
3.1.2. Lingkungan Organisasi
Lingkungan tempat organisasi dalam hal ini perdesaan, secara garis besar
dibagi dalam dua kelompok yaitu lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan
internal sifatnya berada dalam organisasi. Sedangkan lingkungan eksternal sifatnya
berada diluar organisasi. Dengan mengetahui lingkungan internal dan lingkungan
eksternal maka dapat dirumuskan bagaimana Strategi Pemberdayaan Agribisnisi
Perdesaan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perdesaan.
3.1.3. Analisis Lingkungan Perdesaan
Analisis lingkungan dalam hal ini lingkungan perdesaan bertujuan untuk
memantau lingkungan perdesaan dan juga dapat berfungsi sebagai dasar untuk
mlakukan pembenahan perdesaan secara gradual bahkan perubahan total dimasa
mendatang. Lingkungan perdesaan mencakup semua faktor yang terdiri dari
lingkungan internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi kelangsungan dalam
pencapaian tujuan perdesaan.
3.1.3.1. Kerangka
Penghidupan
Berkelanjutan
(Sustainable
Livelihoods
(sustainable
livelihoods)
merupakan
Framework)
Penghidupan
berkelanjutan
penggabungan dua kata yang menonjol dalam diskursus maupun wacana
pembangunan masyarakat masa kini. Penggabungan ke dua kata di atas menjadi
sebuah frase yang kemudian dihembuskan makna yang lebih dalam, harus juga dilihat
sebagai ‘praktek pembangunan’ dalam konteks semantik.
Sustainable Livelihoods bermakna gugatan terhadap praktek status quo dalam
analisis pembangunan desa dan kemiskinan. Secara etimologis, makna kata
’livelihood’ itu meliputi aset atau modal (alam, manusia, finansial, sosial dan fisik),
aktifitas di mana akses atas aset dimaksud dimediasi oleh kelembagaan dan relasi
sosial) yang secara bersama mendikte hasil yang diperoleh oleh individu maupun
keluarga.
Kerangka kerja sustainable livelihoods menjelaskan faktor-faktor utama yang
mempengaruhi penghidupan masyarakat serta hubungan khusus diantara faktor-faktor
tersebut. Kerangka kerja ini bisa digunakan baik untuk merencanakan kegiatan
pembangunan baru maupun untuk menilai sumbangan kegiatan-kegiatan yang sudah
dilaksanakan bagi keberlanjutan penghidupan.
3.1.3.2. Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan yang dapat dikendalikan oleh
perdesaan itu sendiri (Yogi et all. 2007) Lingkungan internal juga merupakan
lingkungan organisasi yang berada dalam organisasi tersebut dan secara normal
memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada perdesaan. Semua organisasi
mempunyai kekuatan dan kelemahan yang semua itu harus dianalisis. Keadaan
internal perdesaaan juga banyak aspeknya yang tidak mungkin dianalisis semuanya,
sehingga yang perlu dianalisis adalah aspek kunci saja.
Analisis lingkungan internal perdesaan di Desa Tangkil dan Hambalang
menggunakan pendekatan Kerangka Penghidupan Berkelanjutan yang diterjemahkan
dari bahasa Inggris Sustainable Livelihoods (SL). Kerangka SL mengungkap lima
jenis modal yang harus dimiliki sehingga seseorang atau suatu wilayah bisa terhindar
dari kemiskinan. Keluaran (Output) yang diharapakan dari kerangka SL ini adalah (1)
pendapatan masyarakat menjadi lebih baik, (2) kesejahteraan meningkat, (3)
kerentanan berkurang, (4) ketahanan pangan meningkat, dan (5) pemanfaatan sumber
daya alam yang berkelanjutan. Kelima aset modal dalam kerangka SL tersebut
mencakup hal-hal berikut yang terdapat pada Gambar 1.
MODAL MATA
PENCAHARIAN
Permintaan Efektif
Pasar / Non-Pasar
Fisik,
Sosial,
SDA, SDM,
Keuangan
Strategi Mata Pencaharian
Aktivitas
Keluaran
Mata
Pencaharian
Keluaran
Lembaga dan Kebijakan
KONTEKS
KERENTANAN
KEJUTAN, TREN
MUSIMAN
Pasar
Hak Akses Daya
Pelayanan
Gambar 1. Kerangka Penghidupan Berkelanjutan
Sumber: www.dfid.gov.uk
1. Sumber Daya Manusia (Human Asset)
Sumber Daya manusia atau (human asset) mencakup keterampilan,
pengetahuan, kemampuan untuk bekerja keras, serta kesehatan jasmani yang
seluruhnya memungkinkan untuk menerapkan berbagai macam strategi mata
pencaharian untuk mencapai sasaran kehidupannya. Modal manusia merupakan jenis
modal yang paling terpengaruh oleh kebijakandan program pemerintah. investasi
sumber daya manusia melalui pendidikan, pelatihan, dan pelayanan kesehatan. Jika
investasi tidak pernahdilakukan atau investasi tidak tepat, akan menimbulkan masalah
serius.
Pendidikan selain berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, juga berfungsi untuk menyiapkan masyarakat desa dalam menghadapi
perubahan yang akan terjadi sebagai konsekuensi dari adanya pembangunan di desa
tersebut. Hal ini sangatlah penting, mengingat adanya pembangunan akan berpotensi
atau dapat menyebabkan terjadinya perombakan sosial-kultural dalam masyarakat.
Jika masyarakat tidak siap, pembangunan justru dapat menyebabkan terjadinya proses
yang tidak terkendali, misalnya semakin merebaknya budaya konsumtif di
masyarakat. Peningkatan SDM petani dan pertanian sangat erat kaitannya dengan
upaya pemberdayaan masyarakat perdesaan (community empowerment).
2. Keuangan (Financial Asset)
Kondisi keuangan merupakan suatu ukuran yang sering kali dipertimbangkan
dalam menentukan posisi persaingan sebuah usaha dan sebagai daya tarik investor
secara keseluruhan. Penetapan kekuatan dan kelemahan finansial sebuah organisasi
penting sekali untuk memformulasikan strategi secara efektif. Keuangan perdesaan
berfungsi sebagai penyediaan sejumlah layanan keuangan seperti tabungan, kredit
pinjaman, pembayaran-pembayaran dan asuransi- kepada perorangan, rumah tangga
dan badan usaha, baik pertanian maupun non-pertanian, di daerah perdesaan, dan
secara berkelanjutan. Keuangan perdesaan tidak hanya diperuntukkan bagi kaum
miskin. Layanan ini lebih ditawarkan kepada semua orang di semua tingkat
pendapatan.
Berbagai organisasi telah bekerja di daerah perdesaan untuk mengurangi
kemiskinan dan menyediakan akses atas berbagai bentuk layanan keuangan. Banyak
tantangan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga keuangan perdesaan yang muncul
dari kegiatan pinjaman untuk kegiatan berbasis pertanian. Tantangan-tantangan yang
spesifik pada sektor ini mencakup: biaya transaksi yang tinggi baik untuk peminjam
maupun pemberi pinjaman, berbagai musim yang berpotensi mempengaruhi nasabah
maupun lembaga, kurangnya informasi yang terpercaya tentang para peminjam.
3. Infrastruktur Perdesaan (Phisycal Asset)
Modal fisik, meliputi infrastruktur dasar seperti jalan raya dan transportasi,
pasar/tempat berjualan, bangunan irigasi, perumahan, dan sebagainya. Untuk daerah
pertanian, prasarana irigasi menjadi hal yang sangat penting karena mampu
meningkatkan hasil pertanian mereka. Masyarakat miskin menjadi sangat rentan bila
kondisi prasarana fisik mereka menurun karena mereka tidak memiliki pilihan untuk
beralih ketempat lain atau membeli kebutuhan dasar dari sumber-sumber alternatif
4. Sumber Daya Alam (Natural Asset)
Modal alam yakni sumber daya alam yang ada di sekitar masyarakat dan
berguna bagi kehidupan, seperti lahan pertanian, hutan, kualitas air tanah, hasil
tambang, pantai dan sungai, dan sumber daya lainnya yang disediakan oleh alam.
Tidak bisa dimungkiri bahwa sumber daya alam rentan terhadap perusakan. Tanah
pertanian yang diusahakan secara intensif dan terus-menerus selama berpuluh-puluh
tahun akan mengalamipenurunan kesuburan. Masyarakat di perdesaan juga
menyadari bahwa penurunan kualitas dan jumlah sumber daya alam, seperti hutan
dan laut terjadi karena eksploitasi alam yang terus-menerus.
5. Modal Sosial (Social Asset)
Modal sosial seperti; peraturan yang ada di masyarakat setempat,
kelembagaan sosial, kepercayaan diri, potensi konflik dan lain sebagainya.
Rendahnya modal sosial menyebabkan rentannya kaum miskin melakukan urbanisasi
ke daerah perkotaan.
3.1.3.3. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan para
perencana strategi untuk memantau faktor lingkungan eksternal dalam menentukan
peluang dan ancaman terhadap perdesaan. Dengan demikian perdesaan dapat
memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan dapat menangani
ancaman dari luar.
Tujuan analisis lingkungan eksternal adalah untuk mengembangkan daftar
peluang yang dapat dimanfaatkan dan daftar ancaman yang harus dihindari
perdesaan. Faktor eksternal perdesaan merupakan faktor – faktor lingkungan di luar
perdesaan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi semua
tindakan masyarakat perdesaan atau semua pihak yang berkepentingan dalam
pengambilan keputusan. Lingkungan eksternal perdesaan terdiri atas faktor ekonomi,
sosial budaya, demografi dan lingkungan, politik dan kebijakan pemerintah, serta
teknologi.
1. Ekonomi
Keadaan ekonomi suatu daerah akan mempengaruhi kemampuan ekonomi
masyarakat perdesaan. Faktor ekonomi mengacu pada sifat, cara dan arah dari
perekonomian dimana suatu perdesaan akan atau sedang berkompetisi.
2. Politik dan Kebijakan Pemerintah
Arah dan stabilitas dari faktor politik merupakan pertimbangan utama dalam
memformulasikan strategi pengembangan perdesaan. Kendala-kendala politik
diberlakukan terhadap perdesaan melalui kebijakan pemerintah, program-program
pemerintah baik secara nasoanal maupun kedaerahan, keputusan perdagangan yang
wajar, program perpajakan, perundangan gaji minimum, kebijakan polusi dan
penetapan harga, batasan administratif serta banyak tindakan lain yang bertujuan
untuk melindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan.
Kebijakan pemerintah dalam hubungannya dengan perdesaan dapat berubah sewaktuwaktu sehingga tindakan pemerintah dapat mempengaruhi pilihan strategi usaha.
3. Teknologi
Untuk meningkatkan inovasi maka harus disadari akan perubahan teknologi
yang dapat mempengaruhi kegiatan perekonomian di perdesaan. Perkembangan
teknologi mendorong pada perkembangan teknik produksi suatu produk, terutama
produk pertanian. Teknik budidaya merupakan bagian dari kegiatan agribisnis yang
harus berorientasi pada pasar. Artinya teknik budidaya dilakukan berdasarkan pada
kualitas yang diinginkan oleh pihak konsumen sehingga produk tersebut dapat
dipasarkan dengan baik. Sehingga teknik budidaya harus mempunyai daya saing dan
teknologi yang unggul.
4. Demografi
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika
kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi
penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran,
kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat
secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti
pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.
5. Sosial, Budaya, dan Lingkungan
Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi suatu perdesaan mencakup
keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup dari orang-orang di
lingkungan sekitar perdesaan. Faktor-faktor ini biasanya dikembangkan dari kondisi
kultural, ekologis, pendidikan dan kondisi etnis. Seandainya faktor sosial berubah
maka permintaan untuk berbagai produk dan aktivitas juga turut mengalami
perubahan. Para pelaku ekonomi perdesaan juga harus dapat memperhatikan tentang
hal-hal yang menyangkut faktor demografi diantaranya adalah ukuran populasi,
distribusi geografi, pencampuran etnis serta distribusi pendapatan. Melihat
dinamisnya perubahan yang global mengikuti trend, bukan hanya secara domestik.
3.2.
Kerangka Pemikiran Operasional
Proses penentuan Strategi Pemberdayaan Agribisnisi Perdesaan diawali
dengan melihat program serta visi misi dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga visi
misi di kedua desa. Lalu penelitian ini dilakukan dengan melihat gambaran umum
perekonomian,
permasalahannya
karakteristik
di
Desa
masyarakat
Tangkil
dan
serta
kegiatan
Hambalang,
agribisnis
Kemudian
dan
peneliti
mengidentifikasi potensi di kedua desa. Setelah itu mengidentifikasikan faktor-faktor
eksternal dan internal yang mempengaruhi perkembangan agribisnis di Desa Tangkil
dan Hambalang. Pada tahap ini dilakukan analisis faktor internal dan eksternal agar
dapat menggali potensi sektor pertanian, untuk meningkatkan kinerja dan daya
saingnya. Analisis lingkungan internal di kedua desa berguna untuk mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dalam sektor agribisnis. Sedangkan analisis
eksternalnya berguna untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi
oleh kedua desa.
Pengidentifikasian ini menggunakana pendekatan Kerangka Penghidupan
Berkelanjutan (Sustainable Livelihoods (SL) Framework) dilanjutkan dengan
memilih faktor strategis bagi Desa Tangkil dan Hambalang didalam bentuk matriks
IFE (Internal Factor Evaluation) yang sebelumnya dilakukan analisis S-W (StrengthWeakness) dan EFE (External Factor Evaluation) yang sebelumnya dilakukan
analisis O-T (Opportunity-Threat). Pengidentifikasian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah kekuatan yang dimiliki lebih besar dari kelemahan atau sebaliknya dan
apakah potensi perdesaan terutama sektor agribisnis yang dimiliki oleh kedua desa
mampu memanfaatkan peluang untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Lalu
dari hasil matriks IFE dan EFE dilakukan penentuan alternatif
strategi dengan
analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Penentuan alternatif
strategi ini terdiri dari empat alternatif strategi yaitu strategi penyesuaian kekuatan
dan peluang, strategi penyesuaian kelemahan dan peluang, strategi penyesuaian
kekuatan dan ancaman, serta strategi penyesuaian kelemahan dan ancaman. Keempat
alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks akan dipilih strategi yang terbaik untuk
dapat diterapkan dalam pemberdayaan ekonomi perdesaan dengan analisis yang lebih
objektif dengan intuisi yang baik dalam matriks QSPM (Quantitative Strategic
Planning Matrix) dengan alat analisis ini nantinya dapat diketahui prioritas strategi
yang akan diterapkan di kedua desa tersebut dilihat dari nilai/skor totalnya (Weighted
Actractiveness Score/WAS).
Hasil matriks QSPM di Desa Tangkil dan Hambalang akan diperlihatkan dari
perolehan skor. Skor yang tertinggi menunjukkan bahwa altermatif strategi tersebut
penting sebagai prioritas utama untuk diterapkan dan perolehan skor terendah
menunjukkan bahwa alternatif strategi tersebut merupakan prioritas terakhir yang
dipilih untuk dilaksanakan oleh sektor pemberdayaan ekonomi di kedua desa.
Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Program serta visi misi dari tingkat kabupaten,
kecamatan dan visi misi di kedua desa
Pengumpulan data mengenai kegiatan
perekonomian dan permasalahannya di Desa
Tangkil dan Hambalang
Identifikasi potensi dan model pemberdayaan
agribisnis di kedua desa
Analisis Lingkungan
Perdesaan
Faktor Internal
dengan Matriks IFE/
Analisis S-W
Pendekatan Sustainable
Livelihoods (SL) Framework
Faktor Eksternal
dengan Matriks EFE/
Analisis O-T
Formulasi Strategi
Matriks
SWOT
Pemilihan Strategi Terbaik
Untuk Pemberdayaan
Agribisnis Perdesaan
Matriks
QSPM
Rekomendasi Strategi
Pemberdayaan Agribisnis
Perdesaan
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian
Download