PENDIDIKAN MUSIK DI KELUARGA DENGAN MUSIKALITAS

advertisement
Christy: Pendidikan Musik di Keluarga dengan Musikalitas dalam Bernyanyi (2016)
PENDIDIKAN MUSIK DI KELUARGA DENGAN MUSIKALITAS
DALAM BERNYANYI
Alfina Christy 1 , Suharto 2 ,
Pendidikan Seni Musik, Universitas Negeri Semarang
Email: [email protected]
Abstrak: Pendidikan musik di keluarga bertujuan untuk melatih, membiasakan
dan mengasah rasa musikal anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif korelasional. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa
angket dan tes. Analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan. Penelitian ini dilakukan terhadap 20 siswa kelas VIII di SMP
Negeri 3 Purwodadi. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara
pendidikan musik di keluarga dengan musikalitas dalam bernyanyi siswa kelas VIII di
SMP Negeri 3 Purwodadi dengan diperoleh hasil koefisien rxy yaitu 0,978 dan
r tabel
yaitu 0,468. Dengan taraf signifikasi 5%, sehingga nilai r hitung > rtabel. Dan dukungan
simultan dari pendidikan musik di keluarga terhadap musikalitas dalam bernyanyi
sebesar 97,8 % . Pendidikan musik di keluarga mempunyai peran yang nyata terhadap
musikalitas yang dimiliki anak, Melalui kepekaan terhadap elemen dasar musik tersebut
maka anak/siswa telah memiliki peta kognitif musik yang kompleks. Kepekaan musik
adalah sebagai dasar yang dimiliki sejak dini akan menjadi bekal bila hendak
diaplikasikan pada keterampilan musik salah satunya dalam bernyanyi.
Kata Kunci : Pendidikan Musik, Keluarga, Musikalitas, Bernyanyi, Siswa SMP
1.
2.
Mahasiswa Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Semarang Indonesia
Dosen Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Semarang Indonesia
Abstract: Music education in family is aismed to practice, accustom and sharpen
children’s musicality. The method that is used in this study is correlational quantitative.
The technique of data collecting is by questionnaire and examination. The form of the
data analysis is statistic which is aimed to examine hypothesis that have been stated.
This study is done toward 20 students of VIII in Junior High School 3 Purwodadi. The
result of this study shows that there is correlation between music education in family
and musicality in singing in grade VIII of Junior High School 3 Purwodadi with the
coefficient koefisien rxy is 0,978 and rtabel is 0,468. With the level of significance 5%, so
that rhitung > rtabel. And simultaneous support and music education in family toward
musicality in singing. Music education in family have influence toward musicality of
children is 97,8%. Through sensitivity toward base element music as stated,
children/student have complex cognitive mapping of music. The sensiivityof usic is a
basic that will become a talent if they want to use it in music skill for instance in
singing.
Keywords: Music Education, Family, Musicality, Singing, Student of Junior High
School
Christy: Pendidikan Musik di Keluarga dengan Musikalitas dalam Bernyanyi (2016)
A. PENDAHULUAN
Di kalangan beberapa masyarakat, pendidikan musik di tingkat keluarga
masih dipandang sebelah mata. Beberapa kasus nampak, ketika seorang anak
mempunyai potensi bermusik yang baik, namun keterlibatan keluarga didalamnya
masih kurang. Tidak sedikit pula kita jumpai di keluarga lebih menekankan pada
pendidikan non seni. Seperti ketrampilan berbahasa dan eksakta. Masyarakat
menganggap melakukan aktivitas bermusik adalah hal kurang penting dan hanya
membuang waktu. Sedangkan dengan bermain musik, anak dapat belajar
bagaimana menyatukan rasa hati dan visi, melatih kesabaran dan keuletan, belajar
menghargai ide atau pendapat orang lain, belajar disiplin, belajar bersosialisasi
dan banyak lagi sisi edukasi positif. Namun di lain kasus, masih ada beberapa
keluarga yang ikut terlibat dalam setiap aktivitas bermusik yang dilakukan
anaknya. Keterlibatan itu berupa dukungan-dukungan, baik berupa apresiasi
maupun fasilitas-fasilitas yang diberikan. Umumnya pendidikan seni musik hanya
kita jumpai pada lembaga-lembaga pendidikan resmi pada mata pelajaran Seni
Budaya dan Ketrampilan atau pada kursus musik. Sedangkan kita tahu bahwa
keluarga adalah lembaga terkecil dalam mendidik seorang anak dalam hal apapun,
termasuk di bidang seni. Alasan yang sering kita jumpai sehubungan dengan tidak
terlaksananya pendidikan musik di keluarga adalah menyangkut kurangnya minat
keluarga, ketersediaan media atau sarana kemusikan, terutama alat musik
disamping itu keterbatasan kemampuan keluarga baik dalam kemampuan
bermusik itu sendiri dan memotivasi anak dalam bermusik. Sehingga dengan
demikian tidak mengherankan apabila pendidikan musik di dalam keluarga masih
belum menunjukan peranan yang begitu penting.
Pendidikan seni musik pada dasarnya diarahkan untuk menumbuhkan
kreatifitas anak sehingga terbentuk sikap apresiasif, kritis, dan kreatif pada diri
anak. Tidak hanya itu pembiasaan pendidikan musik di tingkat keluarga juga juga
mempunyai manfaat yang baik terhadap kecerdasan musikal anak. Dengan
membina kecerdasan musikal anak, maka keluarga telah ikut membangun
kemampuan musikal anak. Peranan keluarga di sini sangatlah penting, yaitu
keluarga harus menumbuhkan minat belajar anak dalam bermusik dan memotivasi
anak dengan menggunakan metode-metode yang berbeda pada masing-masing
keluarga. Keluarga juga harus mengetahui dan memahami keadaan anak demi
perkembangan musikalitas anak. engan demikian, pendidikan seni musik di
keluarga memiliki fungsi untuk mengembangkan sikap dan kemampuan agar anak
mampu berkreasi, peka dalam berkesenian serta berkarya lewat musik dan
berapresiasi seni.
Tiap anak kecuali yang dilahirkan cacat, semua dianugerahi Tuhan potensi
bermusik yang baik. Termasuk pada cabang seni vokal atau bernyanyi. Hanya
selanjutnya tergantung pada lingkungan hidup dimana anak itu dilahirkan dan
dibesarkan. Seorang anak yang dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan
keluarga yang kebetulan tidak suka musik. Tidak pernah memperdengarkan musik
Christy: Pendidikan Musik di Keluarga dengan Musikalitas dalam Bernyanyi (2016)
baik melalui kaset, radio maupun televisi. Biasanya anak tersebut dalam pergaulan
sehari-hari di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya digolongkan anak
yang tidak berpotensi dalam bermusik. Dan sebaliknya sebenarnya kedua anak
tersebut mempunyai potensi dalam bermusik dalam hal ini adalah bernyanyi.
Ketika kedua anak tersebut belajar bernyanyi pada seorang guru yang baik.
Kedua-duanya bisa maju. Hanya saja tingkatan musikalitas yang mereka miliki
adalah yang berbeda. Oleh karena lingkungan dimana ia dilahirkan dan dibesarkan
berbeda.
Dalam Ensiklopedia Pendidikan Indonesia menjelaskan mengenai
pendidikan, yaitu sebagai proses membimbing manusia atau anak didik dari
kegelapan, ketidaktahuan, kebodohan dan kecerdasan pengetahuan. Dalam
Undang-undang SISDIKNAS No.20 tahun 2003, pendidikan merupakan suatu
usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan
potesi yang ada di dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
kepribadian yang baik, pengendalian diri, berakhalak mulia, kecerdasan dan
keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat. Regelsky (dalam
Sumaryanto, 2003: 7) menyatakan sebagai berikut: (1) pendidikan musik adalah
usaha setengah formal untuk memudahkan pertumbuhan musik yang positif dan
luas melalui kontak dengan musik sebagai satu fenomena, (2) pendidikan musik
adalah penemuan (dalam arti kreasi) dan pembentukan dasar dari lingkungan
musik dan pendidikan dari situasi, dan dari peristiwa-peristiwa yang bertujuan
merangsang kegiatan musik yang bermanfaat, (3) pendidikan musik adalah proses
membangun berdasarkan rasa tertarik terhadap musik yang sedara alamiah
dimiliki oleh setiap anak, (4) pendidikan musik adalah kegiatan membangun
psikologik, fisiologik dan fisik dari respon alamiah manusia sebagai organisme,
menghadapi kekuatan yang ada pada musik, (5) pendidikan musik adalah
pengembangan dan penggunaan komponen sensorik siswa sepenuhnya untuk
persepsi peristiwa-peristiwa musik yang dapat dihubungkan atau relevan dengan
kehidupan mereka sekarang dan masa datang, (6) pendidikan musik diarahkan
pada pembelajaran yang musikal, tidak teoritis, agar tercapai puncak kenikamatan.
Menurut Utomo (2006: 4) pendidikan sebagai salah satu bentuk sosialisai
dapat terjadi di dalam keluarga (informal), sekolah formal yang dimulai yang
dimulai jenjang prasekolah sampai dengan pendidikan tinggi, serta luar sekolah
(non formal) kursus-kursus. Dalam prosesnya, pelaksanaan pendidikan dalam
sebuah masyarakat sangat berhubungan dengan institusi-institusi lainnya, seperti
keluarga, agama, ekonomi, politik dan lain lain. Ada tiga hal penting yang harus
diketahui dalam aktivitas bermusik. Yang pertama adalah ekspresi, kreasi dan
apresiasi. Selama ini pendidikan musik yang diberikan hanya mengarah pada
teori-teori musik, yang jarang sekali melibatkan ketiga hal tersebut. Armstrong
(dalam Djohan. 2009: 5) mencatat bahwa dunia pendidikan masa kini sampai
pada taraf yang dianggap memprihatinkan. Hal ini terjadi tidak saja di Negaranegara berkembang tetapi juga dirasakan di negara-negara maju yang menjadi
kiblat berbagai metode pendidikan dan pengajaran. Kesempatan untuk menggali
potensi anak sebanyak-banyaknya belum sepenuhnya terwujud karena kurikulum
Christy: Pendidikan Musik di Keluarga dengan Musikalitas dalam Bernyanyi (2016)
yang ada lebih menjadikan anak terperangkap dalam kelas-kelas yang tidak
menggambarkan kemampuan anak yang sesungguhnya.
Rentfrow (dalam, Djohan 2009: 15) mengungkapkan bahwa peningkatan
kemampuan anak agar terampil dalam hubungan antar pribadi dan intra
pribadinya, yang dibutuhkan bukan hanya pendidikan musik, tetapi pendidikan
musik diperlukan untuk lebih mengasah rasa musikal mereka. Anak yang cerdas
dalam musikal cenderung cepat menghafal lagu-lagu yang bersemangat ketika
kepadanya diperkenalkan lagu. Jika disuguhkan musik, anak dengan kecedasan ini
akan terlihat menikmati, bahkan menggerak-gerakan tubuhnya sesuai irama musik
tersebut. Mereka mungkin mengetuk-mengetukan meja pada saat menulis atau
menggambar. Mereka cenderung senang bermain musik atau bermusik dengan
alat-alat yang tidak terpakai. Setiap anak pada dasarnya adalah pendengar musik
yang baik. Anak yang memiliki kecerdasan musikal suka beryanyi, bersenandung
atau bersiul. Mereka mudah mengenali suara-suara disekitarnya seperti suara
sepeda motor, burung, kucing, anjing bahkan dapat mengidentifikasi perbedaan
suara sejenis. Musikalitas merupakan kemampuan menangani bentuk-bentuk
musikal, dengan cara mempersepsi (misalnya, sebagai penikmat musik),
membedakan (misalnya, sebagai kritikus musik), mengubah (misalnya, sebagai
composer), dan mengekspresikan (misalnya, sebagai penyanyi). Kecerdasan atau
kemampuan ini meliputi kepekekaan pada irama, pola titinada atau melodi dan
warna suara suatu lagu. Orang dapat memiliki pemahaman musik figural, romal,
atau keduanya (Gagner, 1993: 3).
Peningkatan kemampuan ini diduga dapat muncul dari pembiasapembiasaan yang dilakukan di lingkungan terdekat. Seperti yang disampaikan
oleh Supratiknya (2005: 146) bahwa pada hakekatnya kemampuan musikal adalah
kemampuan individu yang banyak dipengaruhi oleh lingkungan selama awal masa
perkembangan sampai masa dewasa. Lingkungan selama masa awal
perkembangan itu sendiri berasal dari keluarga. Hasbullah (1997) menyatakan
dalam tulisannya tentang dasar-dasar ilmu pendidikan, bahwa keluarga sebagai
lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi dalam perkembangan
kepribadian anak dan mendidik anak dirumah; fungsi keluarga/orang tua dalam
mendukung pendidikan di sekolah. Kemampuan yang dimiliki anak, nantinya
akan berguna ketika mengambil keputusan dalam hal penentuan sasaran belajar,
materi, alat dan media, sumber bacaan, serta evaluasi pembelajaran baik dalam
tatanan perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran. Dalam usaha untuk
menumbuhkan kreatifitas bermusik itu sendiri, sebagai tombak awal peran
keluarga disini sangat diperlukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
pendidikan musik di keluarga dengan musikalitas dalam bernyanyi. Serta
mengetahui berapa besar kontribusi dari pengaruh pendidikan musik di keluarga
terhadap musikalitas dalam bernyanyi.
Hasil penelitian diharapkan sebagai bahan refrensi untuk penelitian lebih
lanjut terkait variabel pendidikan musik dan musikalitas. Bahwa disamping
adanya hubungan antara pendidikan musik di keluarga dengan musikalitas dalam
bernyanyi, juga diperoleh kontribusi simultan dari pendidikan musik di keluarga
terhadap musikalitas dalam bernyanyi.
Christy: Pendidikan Musik di Keluarga dengan Musikalitas dalam Bernyanyi (2016)
Dengan demikian kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat
digambarkan, sebagai berikut
Pendidikan Musik di
Keluarga
hubungan
Musikalitas dalam
Bernyanyi
B. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
korelasional. Alasan digunakannya metode ini karena penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui, apakah ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y.
Metode pendekatan yang digunakan adalah psikologi dan musikologi (sejumlah
kemampuan musikal sesuai kaidah-kaidah musikologis).
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Purwodad. Populasi yang diambil
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP negeri 3 Purwodadi. Teknik
sampling yang digunakan adalah Propotional Random Sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang dihitung berdasarkan perbandingan sub dari populasi.
Adapun keseluruhannya adalah 20 siswa yang terdiri dari VIII.A = 2 siswa dari 28
siswa, kelas VIII.B = 2 siswa dari 28 siswa, kelas VIII.C = 2 siswa dari 28 siswa,
kelas VIII.D = 3 siswa dari 30 siswa, kelas VIII.E = 3 siswa dari 30 siswa, kelas
VIII.F = 2 siswa dari 28 siswa , VIII.G = 3 siswa dari 30 siswa, VIII.H = 3 siswa
dari 30 siswa. Variabel bebas dalam penelitian ini ialah pendidikan seni musik di
keluarga (X) dan variabel terikatnya adalah musikalitas dalam bernyanyi oleh
siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Purwodadi (Y). Hubungan kedua variabel
tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut :
X
r
xy
Y
Keterangan :
X : Pendidikan seni musik di keluarga
Y : Musikalitas anak dalam bernyanyi siswa kelas VIII SMP N 3 Purwodadi
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa angket dan
metode tes. Angket digunakan untuk mengukur variabel (X) dan metode tes
digunakan untuk mengukur variabel (Y). Penyusunan instrumen angket pada
variabel (Y) dilakukan dengan beberapa tahap bimbingan dengan dosen
pembimbing. Dan Penyusunan instrumen musikalitas dalam bernyanyi diawali
dengan kajian teoritik mengacu pada aspek-aspek kepekaan musikal yang telah
dikumpulkan. Pengukuran pada variabel pendidikan musik di keluarga (X)
dilakukan dengan mengelompokan lima indikator yang dituangkan dalam
pertanyaan-pertanyaan. Indikator tersebut meliputi: penerapan pendidikan musik
di keluarga, kegiatan bermusik yang dilakukan, motivasi terhadap anak, dukungan
Christy: Pendidikan Musik di Keluarga dengan Musikalitas dalam Bernyanyi (2016)
terhadap terlaksananya pendidikan musik di keluarga dan fasilitas bermusik.
Pengukuran pada variabel musikalitas dalam bernyanyi (Y) dilakukan dengan
penilaian musikal dengan berdasar pada kemamapuan persepsi terhadap gerak
ritmis nada, ingatan tonal, tempo dan birama (Dyson & Gabriel. dalam Sumayanto
2000: 4).
Skoring pada variabel X dilakukan dengan menggunakan skala likert. Dan
skor berjenjang yaitu 4, 3, 2, 1. Skoring pada variabel Y adalah dengan
menggunakan skoring pada tiap birama yang dinyanyikan. Terdapat 10 birama
dalam tiap butir soal. Setiap birama benar mendapatkan skor 1.
Dalam rangka meningkatkan keabsahan data dilakukan uji validitas dan
reliabilitas instumen. Sebelum dilakukan uji validitas dan reliabilitas dilaksanakan
uji coba insrumen terlebih dahulu. Untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel digunakan Korelasi Pearson (Pearson Product Moment Correlation).
Besarnya korelasi adalah 0 s/d 1.Korelasi bernilai positif (searah) yang artinya
jika variabel pertama besar, maka variabel kedua semakin besar. Sedangkan
korelasi bernilai negatif (berlawanan arah) yang artinya jika variabel pertama
besar, maka variabel kedua semakin mengecil (Jonathan Sarwono, 2006).
Sehubungan dengan itu teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah: analisis deskriptif persentasi, uji prasyarat yang meliputi uji normalitas, uji
analisis data yang meliputi uji korelasi dan uji determinasi.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
SMP Negeri 3 Purwodadi
Purwodadi adalah ibu kota Kabupaten Grobogan sekaligus nama sebuah
kecamatan di Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah bagian timur. Terletak
di jalur lalu lintas alternativ dari Semarang – Surabaya dan menjadi kota
penghubung atau kota transit dari kota-kota di Pantura Timur (yaitu Kudus,
Jepara, Pati, Rembang dan Blora) menuju ke kota Surakarta. Kota Purwodadi
secara topografi berbentuk lembah yang diapit oleh dua pegunungan kapur utara
di bagian utara, yang dibatasi oleh Sungai Lusi di sisi timur dan utara kota, yang
selanjutnya bergabung dengan sungai serang mengalir ke Laut Jawa.
SMP Negeri 3 Purwodadi berada di Jalan Gajah Mada No.20, Kecamatan
Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Berdasarkan hasil surve lapangan, SMP Negeri
3 Purwodadi mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap dan letaknya
strategis. Sarana transportasi yang lancar sehingga mudah dijangkau oleh
siapapun. Sejak tanggal 19 Juli 2005 melalui SK Pendidikan Lanjutan Pertama
Direktorat Jenderal Pendidikan Nasional No : 960 / C3 / Kp / 2005, SMP Negeri 3
adalah ditetapkan sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN). Terakreditasi oleh
Badan Akreditasi Sekolah dengan keputusan No: 002 / BASDA / 38.41 / 2006
tanggal 4 Januari 2006 Peringkat A dengan nilai 85, 35. Pada mata pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan, khusus seni musik diajarkan pada kelas VIII dan seni
rupa pada kelas VII dan IX. Khusus di bidang seni, SMP Negeri 3 Purwodadi
mengadakan kegiatan ekstrakurikuler seperti marching band, band, paduan suara,
dan melukis. Ekstrakukuler dilaksanakan pada hari-hari tertentu setelah jam
pelajaran usai. penulis tertarik dengan latar belakang budaya di SMP N 3
Purwodadi, apresiasi yang cukup tinggi yang diberikan sekolah terhadap
Christy: Pendidikan Musik di Keluarga dengan Musikalitas dalam Bernyanyi (2016)
kemampuan berkesenian siswa, lokasi yang strategis, potensi bermusik yang
dimiliki siswa-siswi SMP Negeri 3 Purwodadi. Demikian peneliti menjadi tertarik
untuk menjadi SMP Negeri 3 Purwodadi sebagai objek penelitian.
Deskripsi Data
Deskripsi prosentase pada variabel pendidikan musik di keluarga diperoleh
data sebagai berikut:
1) Deskripsi hasil angket pada variabel pendidikan musik di
keluarga (X)
Gb.1 Diagram Pendidikan Musik di Keluarga
Pada gambar diatas diperoleh informasi sebagian besar siswa kelas VIII di
SMP Negeri 3 Purwodadi yang termasuk dalam sampel penelitian atas
terealisasinya pendidikan musik di keluarga dengan kriteria sangat tinggi
sebanyak (45%), tinggi sebanyak (20%), selanjutnya sedang sebanyak (15%) dan
kurang sebanyak (20%).
2) Deskripsi hasil tes musikalitas dalam bernyanyi (Y)
Menyanyikan Irama
Gb.2 Diagram Musikalitas dalam Bernyanyi (Menyanyikan
Irama)
Christy: Pendidikan Musik di Keluarga dengan Musikalitas dalam Bernyanyi (2016)
Pada gambar diatas diperoleh sebagian siswa kelas 8 SMP Negeri 3
Purwodadi yang termasuk dalam sampel penelitian mendapat nilai menyanyikan
irama dengan kriteria sangat baik (30%), kriteria baik (25%). Selanjutnya yang
mendapat nilai dengan kriteria sedang sebanyak (30%) dan dengan kriteria kurang
sebanyak (15%).
Gb.3 Diagram Musikalitas dalam Bernyanyi (Menyanyikan
Melodi)
Pada tabel diatas diperoleh sebagian siswa kelas 8 SMP Negeri 3 Purwodadi
yang termasuk dalam sampel penelitian mendapat nilai menyanyikan melodi
dengan kriteria sangat baik (15%), kriteria baik (60%). Selanjutnya yang
mendapat nilai dengan kriteria sedang sebanyak (10%) dan dengan kriteria kurang
sebanyak (15%).
Analisis Data
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistic
one sample Kolmogrov-Smirnov Test. Uji asumsi normalitas data: data dependen
(y) diuji normalitas dengan bantuan software SPSS.
Hasilnya menunjukan bahwa data yang dikumpulkan berdistribusi normal.
Dengan nilai sig(0, 200) > α (0,05)
sehingga kriteria pengujian H0 yang
berbunyi, H0 (data berdistribusi normal) diterima apabila nilai sig > α.
Tabel 1. Uji Normalitas
Analisis yang selanjutnya adalah dengan menguji koefisien korelasi.
Analisis dengan menggunakan SPSS menunjukan bahwa, dengan n = 20 maka
Christy: Pendidikan Musik di Keluarga dengan Musikalitas dalam Bernyanyi (2016)
nilai dk = (n – 2) = (20 – 2) = 18 dan taraf signifikan sebesar 5%, didapatkan nilai
rtabel = 0,468 dan rhitung 0,978. Karena nilai rhitung (0,978) >rtabel (0,468), maka
dinyatakan adanya hubungan antara kedua variabel.
Tabel 2. Uji Korelasi
Dengan melihat nilai korelasi X dan Y pada tabel output correlations r =
0,978 = 97,8%, hal ini menunjukkan nilai yang cukup besar dekat dengan 100%.
Jadi hubungan antara pendidikan musik di keluarga dengan musikalitas dalam
bernyanyi kelas VIII di SMP Negeri 3 Purwodadi sangat kuat.
Selanjutnya adalah menganalis kontribusi atau dukungan dari variabel X
terhadap variabel Y. Analisis ini menggunakan uji determinasi dengan
mengkuadratkan nilai r. Berdasarkan perhitungan diperoleh r = 0,978 sehingga
r 2 = 97,8. Dengan demikian musikalitas dalam bernyanyi dipengaruhi oleh
pendidikan musik di keluarga sebesar 97,8 %. Hal tersebut mengandung arti
bahwa musikalitas anak dalam bernyanyi sebagian besar merupakan kontribusi
atau sumbangan dari faktor pendidikan musik di keluarga. Sisanya 2,2%
dipengaruhi oleh factor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
Penelitian ini terlihat bahwa ada hubungan antara pendidikan musik di
keluarga (X) dengan musikalitas dalam musikalitas dalam bernyanyi (Y)
R xy
diperoleh koefisien korelasi atau harga
sebesar 0, 978. Keberartian dari
koefisien korelasi tersebut dapat diuji dengan menggunakan uji r . Pada α = 5%
r tabel
dengan n = 20 diperoleh
= 0,468. Dan dukungan simultan dari
pendidikan musik di keluarga terhadap musikalitas dalam bernyanyi sebesar
97,8%.
Pembahasan
Hasil dari deskripsi persentase, pada variabel X frekuensi terbesar
ditunjukan pada kriteria sangat tinggi. Hal ini menunjukan bahwa responden yang
dipilih dalam penelitian ini, sebagian besar keterlibatan keluarga dalam
pendidikan musik adalah sangat tinggi. Hasil deskripsi persentasi pada variabel Y
yang berupa tes praktek, pada kategori tes menyanyikan irama, frekuensi terbesar
ditunjukan pada kriteria sangat baik dan sedang. Dan katagori tes menyanyikan
melodi, frekuensi terbesar ditunjukan pada kriteria baik. Terdapat korelasi yang
kuat antara grafik pada variabel X dan grafik pada variabel Y. Keberartian bahwa
pendidikan musik di keluarga berkorelasi kuat terhadap musikalitas dalam
Christy: Pendidikan Musik di Keluarga dengan Musikalitas dalam Bernyanyi (2016)
bernyanyi dilihat dari hasil pengukuran persentasi sangat nyata. Berikutnya adalah
dari hasil analisis korelasi antara Pendidikan Musik di Keluarga (X) dengan
Musikalitas dalam bernyanyi (Y) siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Purwodadi
R xy
diperoleh koefisien korelasi atau harga
sebesar 0, 978. Keberartian dari
koefisien korelasi tersebut dapat diuji dengan menggunakan uji r . Pada α = 5%
r
r
r
dengan n = 20 diperoleh 屨 abel = 0,468. Karena hitung > tabel , maka dapat
dijelaskan bahwa koefisien korelasi tersebut signifikan, sehingga H0 yang
berbunyi “Tidak ada hubungan antara pendidikan musik di keluarga dengan
musikalitas anak dalam bernyanyi siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Purwodadi”
ditolak dan menerima H1 yang berbunyi “Ada Hubungan antara pendidikan musik
di keluarga dengan musikalitas anak dalam bernyanyi siswa kelas VIII di SMP
Negeri 3 Purwodadi”. Dan hasil perhitungan analisis korelasi determinasi
2
diperoleh r
= 0,978. Dengan demikian musikalitas dalam bernyanyi
dipengaruhi oleh pendidikan musik di keluarga sebesar 97,8 % sisanya 2,2 %
dipengaruhi oleh faktor lain.
Berdasarkan hasil pengolahan data mentah dari jawaban tes dan angket yang
telah dijawab oleh 20 responden, maka penulis dalam membahas penelitian ini
sudah sesuai dengan permasalahan yang penulis ajukan, sehingga dapat diketahui
hubungan antara pendidikan musik di keluarga dengan musikalitas anak dalam
bernyanyi siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Purwodadi.
Seperti yang disampaikan oleh Supratiknya (2005: 146) bahwa pada
hakekatnya kemampuan musikal adalah kemampuan individu yang banyak
dipengaruhi oleh lingkungan selama awal masa perkembangan sampai masa
dewasa. Lingkungan selama masa awal perkembangan itu sendiri berasal dari
keluarga. Dari sini dapat dilihat, bahwa peran keluarga dalam aktivitas bermusik
pada anak sangat diperlukan. Walaupun pada dasarnya setiap anak memiliki
potensi untuk bermusik, namun ketika tidak ada keterlibatan langsung dari
keluarga, akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan musikal atau musikalitas
yang dimiliki oleh anak. Hal yang berkaitan erat dengan pendidikan musik di
keluarga diantaranya adalah motivasi terhadap setiap kegiatan bermusik yang
dilakukan anak, dukungan baik berupa alat musik , kursus musik, atau
memberikan wadah bagi anak untuk berktrampilan musik serta dengan
menerapkan kebiasaan-kebiasaan bermusik di rumah. Sehingga keterkaitan antara
pembiasaan pendidikan musik di tingkat keluarga terhadap musikalitas sangatlah
nyata. Karena musikalitas tersebut sangat berkaitan erat dengan kepekaan, baik
kepekaan terhadap melodi (nada) maupun kepekaan terhadap ritmis (ketukan).
Musikalitas yang dimaksud disini didasarkan pada landasan teori tentang
musik dalam pendidikan (music in education), dan bukan semata-mata pendidikan
musik (music education) seperti yang sudah dikenal selama ini, karena pendidikan
musik lebih menitik beratkan pada kemampuan anak untuk menguasai alat musik.
Kesalahan yang sering terjadi selama ini adalah menganggap bahwa pendidikan
musik berupa pengetahuan tentang notasi musik, sementara dasar-dasar musik
yang disebut musikalitas (rasa musikal) lebih banyak terabaikan.
Christy: Pendidikan Musik di Keluarga dengan Musikalitas dalam Bernyanyi (2016)
Peran musikalitas itu sendiri di dalam aktivitas bernyanyi juga sangat
diperlukan. Ketika seseorang bernyanyi dengan dasar kepekaan yang baik,
kemungkinan untuk bernyanyi out of tune dan tempo sangat minim. Sama halnya
ketika seorang anak memiliki musikalitas dalam bernyanyi yang baik, ketika ia
melakukan ketidaktepatan dalam membidik nada akan sadar dengan kesalahan
tune yang ia bunyikan. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan kepekaan mendengar
personal yang baik. Seperti yang disampaikan Dyson & Gabriel (dalam
Sumaryanto, 2000: 4) bawasannya, didalam unsur musikalitas terdapat faktor
kemampuan persepsi terhadap gerak ritmis nada, ingatan tonal, tempo dan birama.
Yang mana hal tersebut, erat kaitannya dengan kepekaan. Demikian bahwa
musikalitas mempunyai kontribusi positif terhadap kemampuan anak dalam
bernyanyi.
KESIMPULAN
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara pendidikan
musik di keluarga dengan musikalitas dalam bernyanyi. Besarnya koefisien
R xy
korelasi tersebut adalah
sebesar 0, 978. Keberartian dari koefisien korelasi
tersebut dapat diuji dengan menggunakan uji r . Pada α = 5% dengan n = 20
r
diperoleh tabel = 0,468. Dari sini dapat dilihat bahwa nilai rhitung (0,978) >rtabel
(0,468), maka dinyatakan adanya hubungan antara kedua variabel.
2. Terdapat kontribusi simultan dari variabel pendidikan musik di keluarga
(X) terhadap musikalitas dalam bernyanyi (Y) sebesar 97,8% dan sisanya 2,2%
merupakan faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
SARAN
Berdasarkan simpulan diatas hal-hal yang sebaiknya oleh keluarga maupun
sekolah agar pendidikan musik dapat dilaksanakan dengan maksimal karena
pendidikan musik ini adalah salah satu bentuk upaya meningkatkan musikalitas
salah satunya di bidang bernyanyi.
(1) Bagi Keluarga
Mengingat bahwa pendidikan musik di keluarga berhubungan dengan
musikalitas dalam bernyanyi oleh siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Purwodadi,
maka diharapkan adanya peran keluarga agar pendidikan musik di keluarga dapat
direalisasikan dengan baik, dan dilaksanakan secara kontinu.
(2) Bagi Sekolah
Keterbatasan peneliti yang dialami dalam penelitian ini diharapkan dapat
disempurnakan oleh pihak sekolah untuk lebih mengefektifkan kegiatan bermusik
di sekolah. Hal ini dilakakukan guna menunjang kemampuan musikal atau
kemampuan bernyanyi yang dimiliki siswa, yang sebelumnya aktivitas bermusik
tersebut sudah mereka terapkan di dalam keluarga mereka masing-masing. Serta
mengapresiasi kemampuan dan prestasi bermusik terutama dibidang bernyanyi.
DAFTAR PUSTAKA
Christy: Pendidikan Musik di Keluarga dengan Musikalitas dalam Bernyanyi (2016)
Djohan. 2009. Musical Ablity as a Mean of Development of Social Skill. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.
Hasbullah. 1997. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Penerbit: Rajawali Pers.
Supratiknya, A.2005. Psikologi Musik. Yogyakarta: Buku Baik.
Gagner, Howard. 1993. Multiple Intellegences, The Teory and Practice. New
York: Cambridge University Press.
Ambarwangi, S., & Suharto, S. 2013. PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI SEKOLAH MELALUI
PENDIDIKAN SENI TRADISI. Harmonia: Journal Of Arts Research And
Education, 13(1). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v13i1.2535
Sumaryanto. Totok. 2000. Kemampuan Musikal (Musical Ability) dan
Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar Musik. Harmonia: Journal of
Arts Research and Education.
Suharto, S. 2007. Pengembangan Materi dan Kegiatan Pembelajarannya dalam
Kurikulum KTSP bidang Musikâ€. Harmonia Vol 8 No 3. Semarang:
Sendratasik Unnes Press.
Suharto, S. 2000. Peran Seni dalam Pengoptimalan Fungsi Otak†dalam Lingua
Artistika Jurnal Bahasa dan Seni FBS Unnes No 3 Tahun XXIII
September 2000.
Sumaryanto. Totok. 2003. Pengembangan Pendidikan dan Masyarakat melalui
Pendidikan Musik di Sekolah. Harmonia: Journal of Arts Research and
Education.
Utomo. Udi. 2006. Gender dan Musik: Kajian Tentang Konstruksi Peran Lakilaki dan Perempuan dalam Proses Pendidikan Musik. Harmonia:
Journal of Arts Research and Education
Christy: Pendidikan Musik di Keluarga dengan Musikalitas dalam Bernyanyi (2016)
Download