Karakteristik dan perkembangan tanah pada lahan

advertisement
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Terdapat 11 profil tanah yang diamati dari lahan reklamasi berumur 0, 5, 9, 13
tahun dan lahan hutan. Pada lahan reklamasi berumur 0 tahun dan lahan hutan, masingmasing hanya dibuat satu profil pengamatan karena dianggap homogen. Pada lahan
reklamasi berumur 5, 9, dan 13 tahun, masing-masing dibuat 3 profil pengamatan yang
terbagi di lereng bagian atas, tengah, dan bawah. Gambar dari seluruh profil tanah yang
diamati disajikan dalam Gambar 3, sedangkan gambar
masing-masing profil disajikan pada lampiran 1.
5.1
Perkembangan Morfologi Tanah
Setiap profil pada gambar 3 memiliki sifat morfologi yang berbeda-beda sekalipun
terdapat pada lahan reklamasi dengan umur reklamasi yang sama. Hal ini menunjukkan
bahwa campuran tanah pucuk yang digunakan untuk reklamasi berbeda-beda antara
lahan reklamasi yang satu dengan lainnya. Selain itu, dijumpai heterogenitas penyebaran
campuran tanah pucuk yang digunakan untuk proses reklamasi pada lahan reklamasi
dengan umur yang sama.
Morfologi tanah dapat diartikan sebagai susunan dan sifat-sifat lapisan yang
ditunjukkan oleh warna, tekstur, struktur, konsistensi, dan porositas pada setiap lapisan
dalam profil tanah. Sifat-sifat morfologi tanah merupakan hasil dari proses genesis yang
terjadi dalam tanah, sebagian hasil proses geologik atau proses lainnya.
Peningkatan umur reklamasi menyebabkan adanya perubahan warna tanah
terutama pada lapisan atas yang tampak lebih gelap karena penambahan bahan organik
pada lapisan tersebut oleh vegetasi yang tumbuh di atasnya (Lampiran 1). Profil tanah
pada lahan reklamasi berumur 0 tahun terdiri dari campuran overburden dan topsoil
yang masih sulit dibedakan warna maupun batas antar lapisan tanahnya. Vegetasi yang
tumbuh pada umur reklamasi 0 tahun adalah Humalantus, Macaranga tricocarpa dan
Scloria corporescan yang baru ditanam. Hal ini menyebabkan perkembangan warna
tanah belum terlihat karena penambahan bahan organik dari vegetasi di atasnya belum
berpengaruh terhadap profil tersebut, sehingga bahan tanah asal yang digunakan masih
mempengaruhi sifat morfologi tanah. Seiring dengan meningkatnya umur reklamasi
terjadi perkembangan warna tanah terutama pada lapisan atas yang terlihat lebih gelap
dari lapisan di bawahnya. Perkembangan warna tanah ini sangat jelas terlihat pada
profil tanah berumur 0 tahun ke profil tanah berumur 5 tahun. Perkembangan warna
tanah selain lapisan atas tanah juga terjadi tetapi tidak sejelas lapisan atas karena
pengaruh bahan organik hanya pada lapisan tanah bagian atas.
Batas antar lapisan tanah yang mengalami perkembangan dengan meningkatnya
umur reklamasi terutama batas lapisan atas dengan lapisan yang berada tepat di
bawahnya. Hal ini disebabkan salah satunya oleh perkembangan warna tanah. Adanya
perkembangan warna tanah menyebabkan batas lapisan tanah yang ada semakin mudah
terlihat. Semakin lama umur reklamasinya maka semakin terlihat jelas batas antar
lapisan pada setiap profilnya terutama pada lapisan atas. Peningkatan umur reklamasi
belum menunjukkan adanya perkembangan struktur tanah, sedangkan pada hutan asli
didominasi oleh struktur remah. Hal ini sejalan dengan data sekunder PT. KPC bahwa
struktur tanah pada lapisan atas (0-20 cm) umumnya bervariasi dari tipe remah hingga
gumpal setengah bersudut/sab dengan ukuran kecil sampai besar.
Pengamatan tekstur di lapang menunjukkan bahwa tekstur tanah pada umur
reklamasi 0 tahun lebih banyak mengandung liat dibandingkan reklamasi 5, 9, dan 13
tahun. Secara keseluruhan tekstur tanah lahan reklamasi didominasi oleh debu dan liat
sedangkan tekstur tanah lahan hutan didominasi pasir. Adanya pencampuran tanah
dengan overburden yang digunakan sebagai bahan tanah untuk reklamasi menyebabkan
tekstur tanah lahan reklamasi berbeda dengan tekstur lahan aslinya.
Secara keseluruhan lahan reklamasi bekas tambang batubara yang berumur 0, 5, 9,
13 tahun dan hutan asli memiliki tingkat konsistensi lekat dan agak plastis Hal ini
dikarenakan tekstur tanah yang hampir keseluruhan didominasi oleh bahan debu dan
liat, kecuali di hutan asli.
5.2
Sifat Fisik Tanah
Hasil analisis terhadap sifat-sifat fisik tanah disajikan pada Lampiran 2 Setiap
parameter diamati pada kedalaman yang berbeda-beda. Bobot isi tanah diamati pada
lapisan tanah bagian atas (0-20 cm) dan dibagi menjadi 4 kedalaman sesuai dengan
ukuran ring sampel yaitu pada kedalaman 0-5 cm, 5-10 cm, 10-15 cm, dan 15-20 cm.
Permeabilitas tanah diamati pada tanah bagian atas (0-20 cm) tetapi hanya pada
kedalaman 5-10 cm dan 15-20 cm. Stabilitas agregat dilakukan dengan mengambil
contoh tanah agregat utuh pada kedalaman 0-20 cm. Tekstur tanah diamati sesuai
dengan kedalaman lapisan-lapisan tanah yang ditemui pada penampang tanah.
Sifat fisik lahan reklamasi dan lahan hutan sangat berbeda (Lampiran 2). Bobot
isi tanah pada lapisan atas (0-5 cm) pada umumnya lebih rendah dibandingkan dengan
lapisan bawahnya, kecuali pada lahan reklamasi 0 tahun yang lapisan atasnya memiliki
nilai lebih tinggi dibandingkan lapisan bawahnya. Hal ini dikarenakan adanya proses
pemadatan tanah pada lapisan atas sebagai akibat dari penggunaan alat berat untuk
reklamasi lahan. Bobot isi tanah lapisan atas pada lahan reklamasi berumur 5, 9, 13
tahun, dan lahan hutan lebih rendah dibandingkan lapisan bawahnya dikarenakan
adanya vegetasi penutup di permukaan tanah yang menyumbang bahan organik pada
lapisan tanah paling atas melalui serasah yang dihasilkan dan akar-akar tanaman yang
mati.
Adanya bahan organik ini mendukung kegiatan organisme tanah yang akan
meningkatkan pori-pori tanah, sehingga bobot isi lapisan atas lebih rendah. Tanah hutan
memiliki bobot isi yang tinggi pada seluruh lapisan yang diamati karena tekstur
tanahnya didominasi pasir. Secara umum tanah-tanah bertekstur halus mempunyai bobot
isi lebih rendah daripada tanah bertekstur kasar (Soepardi, 1983). Jika dilihat dari
peningkatan
umur
reklamasi, bobot
isi
tanah
pada lahan-lahan reklamasi
menunjukkan nilai yang bervariasi. Tidak ada penurunan bobot isi tanah karena
peningkatan umur reklamasi. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan umur reklamasi
sampai tahun ke-13 belum mempengaruhi perkembangan bobot isi tanah secara
signifikan.
Permeabilitas tanah pada lahan reklamasi mengalami peningkatan dengan
meningkatnya umur reklamasi terutama pada lapisan 5-10 cm (Tabel 3). Selain itu,
permeabilitas tanah pada lapisan 5-10 cm pada umumnya lebih tinggi dibandingkan
pada lapisan 15-20 cm. Pada lapisan 5-10 cm, permeabilitas tanah meningkat dari sangat
lambat pada lahan reklamasi berumur 0 tahun menuju agak cepat-sedang pada lahan
reklamasi berumur 13 tahun. Peningkatan umur reklamasi menyebabkan peningkatan
pertumbuhan dan jenis vegetasi yang ada, sehingga pasokan
bahan organik untuk
aktivitas organisme tanah meningkat dan aktivitas akar juga meningkat. Peningkatan
aktivitas organisme tanah dan akar tanaman menyebabkan peningkatan pori-pori tanah,
sehingga permeabilitas tanah mengalami peningkatan. Adanya aktivitas yang lebih
intensif di lapisan atas menyebabkan permeabilitas tanah pada lapisan atas (5-10 cm)
lebih tinggi dari lapisan bawahnya (15-20 cm), sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Analisis Permeabilitas dan Stabilitas Agregat Lahan Bekas Tambang
Batubara di Lokasi Studi
Tahun
Reklamasi
0
5
9
13
Hutan
Sifat Fisik yang Mengalami Perubahan
Stabilitas Agregat
Permeabilitas
(0-20 cm)
Lokasi
(Lereng)
Surya Panel 7
Kedalaman
(cm)
5-10
Nilai
(cm/jam)
0.00
Sangat Lambat
15-20
0.11
Sangat Lambat
Kriteria
Surya Panel 7
(Atas)
5-10
0.02
Sangat Lambat
15-20
0.61
Agak Lambat
Surya Panel 7
(Tengah)
5-10
11.68
Agak Cepat
15-20
0.00
Sangat Lambat
Surya Panel 7
(Bawah)
5-10
0.00
Sangat Lambat
15-20
14.25
Cepat
H East
(Atas)
5-10
1.76
Agak Lambat
15-20
0.03
Sangat Lambat
H East
(Tengah)
5-10
1.21
Agak Lambat
15-20
0.05
Sangat Lambat
H East
(Bawah)
5-10
4.68
Sedang
15-20
1.79
Agak Lambat
Gajah Hitam
(Atas)
5-10
2.12
Sedang
15-20
2.93
Sedang
Gajah Hitam
(Tengah)
5-10
6.79
Agak Cepat
15-20
0.01
Agak Lambat
Gajah Hitam
(Bawah)
5-10
3.04
Sedang
15-20
0.12
Sangat Lambat
5-10
0.35
Lambat
15-20
0.12
Sangat Lambat
Hutan
Indeks Stabilitas
Agregat
Kriteria
22.5
Tidak Stabil
42.2
Kurang Stabil
44.4
Kurang Stabil
25.9
Tidak Stabil
78.9
Stabil
48.5
Kurang Stabil
52.1
Agak Stabil
79.3
Stabil
53.7
Agak Stabil
52.0
Agak Stabil
48.8
Kurang Stabil
Indeks stabilitas agregat tanah pada lahan reklamasi mengalami peningkatan
dengan meningkatnya umur reklamasi (Tabel 3). Indeks stabilitas agregat tanah
meningkat dari tidak stabil pada lahan reklamasi berumur 0 tahun ke agak stabil-stabil
pada lahan reklamasi berumur 13 tahun. Peningkatan indeks stabilitas agregat ini
disebabkan peningkatan pertumbuhan dan jenis vegetasi seiring peningkatan umur
reklamasi, sehingga pasokan bahan organik untuk aktivitas organisme tanah meningkat.
Peningkatan aktivitas organisme tanah, terutama mikroorganisme tanah akan
menyebabkan peningkatan agen penyemen partikel tanah. Mikroorganisme tanah seperti
fungi akan mengeluarkan zat tertentu yang akan menjadi bahan perekat partikel tanah.
Peningkatan umur reklamasi juga meningkatkan luas tajuk tanaman sehingga
mengurangi luas permukaan tanah dari pukulan air hujan. Kurnia et. al. (2005)
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas agregat adalah
pengolahan, aktivitas mikrob tanah, dan lebarnya tajuk tanaman menaungi permukaan
tanah dari hujan, sehingga indeks stabilitas tanah meningkat .
Tekstur tanah pada seluruh lahan reklamasi didominasi liat dan debu. Hal ini
sangat berbeda dengan lahan hutan yang didominasi pasir yang menunjukkan adanya
perbedaan bahan yang digunakan untuk proses reklamasi. Adanya pencampuran tanah
dengan overburden yang digunakan sebagai bahan tanah untuk reklamasi menyebabkan
tekstur tanah lahan reklamasi berbeda dengan tekstur lahan aslinya.
5.3
Sifat Kimia Tanah
Hasil analisis kimia tanah disajikan pada Lampiran 3. Karakteristik kimia tanah
yang diamati adalah pH, C-organik, N-total, S-total, P-Total, P-tersedia, kapasitas tukar
kation (KTK), kation-kation dapat dipertukarkan (Ca, Mg, Na dan K), kejenuhan basa
(% KB), dan exchangeable acidity (Al dan H).
Pada Lampiran 3 dapat dilihat bahwa pengukuran pH tanah lahan bekas tambang
di laboratorium 3.4 - 5.8. Nilai pH pada lahan reklamasi bervariasi dan tidak
menunjukkan adanya pola perubahan akibat adanya peningkatan umur reklamasi.
Namun, terlihat bahwa pada seluruh lahan reklamasi maupun lahan hutan nilai pH
tertinggi dijumpai pada lapisan tanah teratas, kemudian bervariasi menurut kedalaman
tanah kecuali pada lahan reklamasi berumur 0 tahun yang masih dipengaruhi bahan
tanah yang digunakan untuk reklamasi. Nilai pH yang tinggi di permukaan tanah
disebabkan pelapukan yang lebih intensif pada lapisan ini, sehingga pelepasan basa-basa
lebih besar dari lapisan bawahnya. Berdasarkan nilai pH, sebagian besar lahan reklamasi
bekas tambang batubara dikategorikan tanah sangat masam karena memiliki pH < 4.5
(hanya beberapa dengan pH 4.8, 5.1, dan 5.8).
Tabel 4.
Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah di Lahan Reklamasi Bekas Tambang
Batubara pada Berbagai Umur Reklamasi Lahan
Sifat Kimia yang Mengalami Perubahan
Umur
Reklamasi
(tahun)
Lokasi
(Lereng)
0
Surya Panel 7 (Mulai
Reklamasi)
5
Surya Panel 7 (Atas)
5
Surya Panel 7 (Tengah)
5
Surya Panel 7 (Bawah)
9
H East
(Atas)
9
H East
(Tengah)
9
H East
(Bawah)
13
Gajah Hitam
(Atas)
13
Gajah Hitam
(Tengah)
13
Gajah Hitam
(Bawah)
Hutan
Hutan
Kedalaman
(cm)
0 – 15
16 – 45
0 – 12
13– 26
27 – 42
43- 50
0–7
8– 20
21 – 30
31 – 50
0–5
6– 25
26 – 45
0–5
6– 32
33– 40
41 – 50
0–8
9 – 27
28 – 50
0–5
6 – 15
16 – 25
26 – 50
0–4
5– 26
27 – 50
0-9
10-29
30- 50
0-6
7-23
24- 50
0 - 15
16 - 50
Corg
N NH4OAc pH 7.0
N
total
Ca
…….%........
3.03
0.08
3.51
0.08
4.23
0.14
1.44
0.07
1.36
0.06
1.52
0.06
6.54
0.16
2.15
0.07
5.03
0.08
1.76
0.06
8.54
0.16
2.39
0.08
2
0.06
4.87
0.13
1.52
0.05
1.60
0.05
2.15
0.06
6.54
0.16
1.36
0.07
1.28
0.08
2.23
0.11
0.72
0.04
1.20
0.04
3.51
0.14
1.44
0.5
1.36
0.06
1.52
0.5
3.83
0.19
2.23
0.08
2.55
0.07
2.87
0.15
1.44
0.5
0.88
0.03
2.31
0.10
0.96
0.03
1.09
2.47
2.3
1.5
1.5
1.48
2.83
1.79
2.34
2.24
2.32
1.70
1.50
2.04
0.25
0.30
0.31
2.57
1.81
0.99
1.50
0.49
1.50
0.95
0.48
0.33
0.29
1.60
0.68
0.56
1.10
0.52
0.4
1.91
0.40
Mg
K
Na
……me/100g…….
3.20
0.41
1.08
7.50
2.17
4.41
5.96
0.73
0.9
5.12
1.66
1.03
5.15
0.39
0.63
4.9
1.97
1.19
6.66
1.34
0.89
6.83
0.48
0.61
9.16
2.42
1.19
7.33
1.78
0.68
6.10
0.59
0.44
8.00
2.04
1.07
6.28
1.01
0.8
3.35
0.81
0.41
1.45
0.67
0.82
1.83
1.53
0.81
2.00
0.31
0.21
5.07
0.5
0.3
2.95
0.38
0.25
2.5
0.35
0.21
3.27
0.46
0.28
1.50
0.32
0.22
2.73
0.29
0.2
2.45
0.27
0.19
1.45
0.27
0.21
1.20
0.25
0.21
1.80
0.23
0.21
2.10
0.38
0.30
1.15
0.24
0.20
1.13
0.32
0.27
1.78
0.27
0.26
1.02
0.28
0.28
0.63
0.14
0.18
2.40
0.28
0.23
0.57
0.14
0.16
KTK
KB
(%)
9.90
8.13
13.79
10.61
12.02
12.02
11.67
8.84
9.19
11.67
8.84
13.44
11.32
10.61
10.61
11.67
12.38
10.25
11.32
11.67
9.55
7.07
9.9
7.78
10.61
10.25
10.96
14.50
10.61
13.08
11.32
12.02
8.13
10.25
7.78
58
>100
72
88
64
79
100
>100
>100
>100
>100
95
85
62
31
38
23
82
48
31
57
36
48
50
23
20
23
30
21
17
30
17
17
47
16
Kandungan C-organik pada seluruh lahan reklamasi dan lahan hutan tergolong
bervariasi dari sangat rendah sampai sangat tinggi (0.72 – 8.54 %), tetapi pada
umumnya kandungan C-organik lapisan atas tinggi dibandingkan lapisan di bawahnya,
kecuali pada lahan reklamasi berumur 0 tahun (Tabel 4). Pada lahan reklamasi berumur
5 sampai 13 tahun dan lahan hutan kandungan C-organik lapisan atas dipengaruhi oleh
vegetasi yang tumbuh di atasnya, sehingga kandungan lapisan ini lebih tinggi
dibandingkan lapisan di bawahnya. Vegetasi yang ada akan menghasilkan bahan
organik yang akan bercampur dengan tanah pada lapisan atas. Kandungan C-organik
pada tanah lapisan bawah lapisan atas bervariasi dan masih dipengaruhi bahan tanah
yang digunakan untuk proses reklamasi. Pada lahan reklamasi berumur 0 tahun
kandungan C-organik masih dipengaruhi oleh bahan tanah yang digunakan untuk proses
reklamasi. Peningkatan umur reklamasi hanya berpengaruh terhadap kandungan Corganik tanah lapisan atas.
Kandungan N-total pada tanah lapisan atas lebih tinggi dibandingkan dengan
lapisan di bawahnya sebagaimana terlihat pada lahan reklamasi berumur 9-13 tahun dan
lahan hutan. Selain itu, kandungan N-total pada seluruh lahan reklamasi hampir sama,
kecuali pada lahan reklamasi berumur 0 tahun dan lebih tinggi dari lahan hutan. Hal ini
disebabkan karena
kandungan N-total dipengaruhi kandungan C-organik dimana
kandungan C-organik yang lebih tinggi di lapisan atas dan kandungan C-organik lahan
reklamasi lebih tinggi dari lahan hutan.
Kandungan S total pada seluruh lahan reklamasi menunjukkan nilai yang sama
berkisar 0.001-0.002 % walaupun ada beberapa lapisan tanah yang melebihi dari nilai
tersebut. Kandungan S total lahan reklamasi ini tidak jauh berbeda dengan lahan hutan.
Hal ini menunjukkan bahwa tanah pucuk yang digunakan tidak mengandung bahanbahan sulfidik. Selain itu, penyusunan batuan PAF (Potencial Acid Forming) yang
digunakan pada saat reklamasi tertata dengan baik sehingga tidak mencemari tanah
yang ada diatasnya.
Kandungan P total pada lahan reklamasi bervariasi antara 40.5-418 ppm, tetapi
lebih besar dari lahan hutan. Kandungan P tersedia cenderung menurun dengan
meningkatnya umur reklamasi dan kandungan P tersedia pada lapisan atas cenderung
lebih rendah dibandingkan lapisan di bawahnya. Adanya bahan organik yang lebih
tinggi pada lapisan atas yang berfungsi sebagai agen pengkhelat fosfat membuat
kandungan P-tersedia lebih rendah pada tanah lapisan teratas.
Secara umum nilai KTK tanah pada seluruh lahan reklamasi dan lahan hutan
tergolong rendah (5-16 me/100g) dengan nilai bervariasi antara 7.07-14.50 me/100g.
Hal ini disebabkan karena bahan tanah yang digunakan untuk proses reklamasi
bercampur dengan batuan (overburden).
Kation basa dapat dipertukarkan didominasi oleh kation Mg2+. Kandungan kation
Ca2+ dan Mg2+ tertinggi terdapat pada lapisan teratas, kemudian bervariasi menurut
kedalaman tanah kecuali pada lahan reklamasi berumur 0 tahun (Tabel 4). Mineralmineral yang merupakan sumber kation Ca2+ dan Mg2+ sangat mudah terlapuk dan pada
lapisan teratas ini pelapukan sangat intensif, sehingga pelepasan kation Ca2+ dan Mg2+
lebih intensif di bandingkan lapisan di bawahnya. Intensifnya pelepasan kation-kation
ini menyebabkan kandungan kedua kation tersebut lebih tinggi pada lapisan atas. Pada
lahan reklamasi berumur 0 tahun kandungan kation Ca2+ dan Mg2+ masih dipengaruhi
bahan tanah yang digunakan pada proses reklamasi. Kandungan kation K+ dan Na+
bervariasi pada setiap kedalaman yang diamati, baik pada seluruh lahan reklamasi dan
lahan hutan. Kandungan kedua kation ini masih dipengaruhi bahan tanah yang
digunakan untuk proses reklamasi.
Nilai pH yang rendah, baik pada lahan reklamasi maupun lahan hutan, sejalan
dengan Al-dd yang tinggi. Kejenuhan basa bervariasi dari sangat rendah (< 20 %)
sampai sangat tinggi (> 70 %) dengan nilai berkisar 16 - >100 %.
5.4
Sifat Biologi Tanah
Sifat biologi tanah yang diamati pada penelitian ini adalah kepadatan dan
keragaman populasi fauna tanah, total fungi dan mikrob, dan respirasi tanah. Hasil
analisis kepadatan dan keragaman populasi fauna tanah disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 menunjukkan bahwa fauna tanah yang umum ditemukan adalah
Hymenoptera, Symphyla, Acari, Collembola (Entymobrydae dan Isotomidae), Isoptera,
Aranae, Coleoptera, Diplopoda, dan Pseudoscorpion. Penampakan beberapa jenis fauna
tanah yang dijumpai di lokasi studi disajikan pada Gambar 4. Populasi fauna tanah pada
lahan reklamasi bekas tambang batubara menunjukkan kepadatan tertinggi terdapat pada
lahan reklamasi berumur 5 tahun di lereng atas sebesar 1.791 individu/m2, sedangkan
kepadatan terendah terdapat pada lahan reklamasi berumur 9 tahun dan lahan hutan
sebesar 50 individu/m2 dikarenakan hanya terdapat satu jenis fauna tanah. Faktor
lingkungan biotik dan abiotik sangat mempengaruhi kehidupan fauna di dalam tanah.
Faktor biotik adalah adanya organisme lain yang berada dalam habitat yang sama, yaitu
mikroflora, tumbuhan dan fauna lainnya (Suin, 2006). Faktor abiotik adalah pH tanah,
suhu tanah, aerasi, dan kadar air tersedia.
Tabel 5.
Kepadatan dan Keragaman Populasi Fauna Tanah pada Lahan Reklamasi
pada Berbagai Umur Reklamasi Lahan
Umur
Reklamasi
Lokasi
(Lereng)
0
Surya
Panel 7
(Baru
Reklamasi)
5
Surya
Panael 7
(Atas)
Taksa Fauna
Kepadatan
(ind/m2)*
Coleoptera
49.76
0.8689
Hymenoptera
49.76
0.8689
Isoptera
Aranae
Coleoptera
Symphyla
Hymenoptera
Isoptera
Hymenoptera
Aranae
Symphyla
Isoptera
Aranae
Isotomidae
Coleoptera
Acari
1343.52
49.76
298.56
49.76
49.76
49.76
199.04
149.28
49.76
447.84
49.76
149.28
49.76
49.76
16.2
0.5724
26.067
0.48
0.5
0.6
2
17.172
0.08
5.4
0.5724
0.0132
0.8689
0.0045
5
Surya
Panael 7
(Tengah)
5
Surya
Panael 7
(Bawah)
9
H East
(Atas)
Entomobrydae
49.76
9
H East
(Tengah)
Isoptera
Hymenoptera
Acari
Isotomidae
99.52
248.8
99.52
49.76
9
H East
(Bawah)
Hymenoptera
13
Gajah
Hitam
(Atas)
13
Gajah
Hitam
(Tengah)
13
Gajah
Hitam
(Bawah)
Hutan asli
Hutan asli
Hutan asli
*Ind: individu
Hutan asli
Biomassa
(mg)
Shannon’s
diversity index
Biomassa
H’
(mg)
Kepadatan
Total
(ind/m2)*
Biomassa
Total
(mg)
100
1.37
0.69
1791
20.36
1.32
0.66
2.5
448
4.93
1.21
1.01
746
6.86
0.0088
50
0.01
1.2
2.5
0.009
0.0044
0
0
498
3.71
49.76
2.5
50
2.50
0
0
Hymenoptera
Entomobrydae
Acari
Isoptera
Coleoptera
696.64
348.32
49.76
49.76
49.76
7
5.88
0.0045
0.6
0.8689
1194
14.35
Isotomidae
447.84
7.56
864
4.45
1.34
Coleoptera
Acari
Hymenoptera
Symphyla
Isotomidae
Isoptera
Entomobrydae
Pseudoscorpion
Isoptera
Entomobrydae
99.52
49.76
149.28
199.04
99.52
99.52
99.52
49.76
49.76
49.76
17.378
0.0045
1.5
0.32
0.0088
1.2
1.68
0.1587
0.6
0.0084
796
5.31
1.99
199
2.45
1.04
50
0.01
0
0
Hymenoptera
Aranae
Symphyla
Collembola
Pseudoscorpion
Gambar 4. Beberapa Jenis Fauna Tanah pada Lahan Bekas Tambang
Lahan reklamasi bekas tambang batubara PT. KPC memiliki kisaran nilai pH
relatif masam, sehingga jumlah fauna yang ditemukan juga sedikit. Kebanyakan fauna
tanah termasuk kedalam kelompok mesophiles yang hidup pada suhu 100 – 400 oC.
Jenis mikroarthopoda seperti Acari dan Collembola pada suhu tinggi akan bergerak
lebih dalam pada lapisan tanah karena lebih menyukai tempat yang lembab. Lahan
reklamasi berumur 5 tahun di lereng atas memiliki kadar air lebih tinggi (Tabel 6)
memiliki keanekaragaman fauna lebih banyak jika dibandingkan dengan profil lainnya
dengan kepadatan 1.791 individu/m2. Keragaman fauna tanah juga dipengaruhi oleh
jenis makanan yang terdapat di habitatnya. Hasil analisis fauna tanah menunjukkan
tidak ditemukannya cacing tanah walaupun tingkat dekomposisi bahan organik rendah
(C/N rasio rendah). Hal ini menunjukkan tanah reklamasi bekas tambang kurang subur.
Keragaman fauna tanah dihitung berdasarkan rumus Shannon’s diversity index
(H’). Keragaman fauna tanah dapat dihitung berdasarkan kepadatan populasi maupun
biomassa fauna tanah (Widyastuti, 2004). Tabel 6 menunjukkan profil lahan reklamasi
berumur 5 tahun di lereng atas memiliki keragaman populasi dan biomassa tertinggi
dibandingkan profil lainnya, yaitu kepadatan sebesar 1.32 individu/m2 dan biomassa
sebesar 2.5 mg.
Tabel 6. Total Mikrob dan Fungi, dan Respirasi Tanah pada Lahan Reklamasi pada
Berbagai Umur Reklamasi Lahan
Kadar Air
(%)
Lokasi
0-20
20-40
cm
cm
19.30
Total Mikrob
Total Fungi
Respirasi Tanah
(106 spk/ g BKM
(104 spkl/g BKM
Jumlah CO2
tanah)
(mg CO2/l)
tanah)
0-20 cm
20-40 cm
0-20 cm
20-40 cm 0-20 cm
20-40 cm
25.14
0.58
3.51
0.18
0.40
3
3.51
30.65
29.35
2.91
1.05
0.14
0.03
6.64
4.33
25.29
22.65
2.15
0.95
1.25
0.20
4.59
4.67
29.41
27.43
0.73
1.13
0.58
1.29
4.93
3.34
26.21
25.83
1.10
0.68
1.69
1.61
4.76
4.42
0 tahun :
Surya Panel 7
5 tahun :
Surya Panel 7
(lereng atas)
Surya Panel 7
(lereng tengah)
Surya Panel 7
(lereng bawah)
9 tahun :
H East (lereng atas)
H East (lereng tengah)
27.83
30.98
0.59
0.49
1.11
0.65
5.87
6.47
H East (lereng bawah)
19.72
23.32
0.80
0.23
3.60
1.04
5.06
5.23
27.94
24.70
1.27
0.47
1.53
0.81
6.9
6.47
27.88
28.56
1.29
0.30
0.76
0.23
6.46
6.47
28.97
30.07
0.94
1.11
2.34
1.68
5.87
4.71
25.14
19.47
0.92
1.23
11.45
4.59
5.23
6.64
13 tahun :
Gajah Hitan
(lereng atas)
Gajah Hitan
(lereng tengah)
Gajah Hitan
(lereng bawah)
Hutan Asli
Populasi total mikrob dan fungi, dan respirasi tanah pada lahan reklamasi bekas
tambang batubara disajikan pada Tabel 6. Lapisan atas (0-20 cm) memiliki populasi
mikrob dan fungi lebih tinggi dibandingkan lapisan bawahnya (20-40 cm). Hal ini
dikarenakan lapisan tanah bagian atas lebih lembab dibandingkan lapisan bawahnya jika
dilihat dari kadar air tanahnya. Lapisan bawah (umur reklamasi 0 tahun) memiliki
populasi lebih tinggi dibandingkan lapisan atasnya, karena kadar air tanah lapisan atas
lebih rendah dibandingkan kadar air lapisan bawah yaitu akibat dari minimnya vegetasi
penutup lahan sehingga menyebabkan suhu tanah menjadi lebih panas dibandingkan
lapisan bawahnya.
Populasi mikrob tertinggi terdapat pada umur reklamasi 0 tahun kedalaman
lapisan tanah 20-40 cm. Hal ini dikarenakan pada umur reklamasi 0 tahun mikrob tanah
yang ikut terbawa saat tanah (top soil) dijadikan bahan urugan masih memiliki cadangan
makanan. Bila dibandingkan dengan umur reklamasi 0 tahun, umur reklamasi 5, 9, dan
13 tahun memiliki populasi mikrob yang rendah karena adanya adaptasi lingkungan
baru. Jumlah populasi yang terhitung merupakan jumlah total mikrob yang mampu
bertahan pada lahan reklamasi setelah beradaptasi dengan indigeneous microbe yang
terdapat pada lahan tambang. Populasi total fungi tertinggi terdapat pada profil hutan
asli sebesar 1.145x 105 SPK/g BKM. Hal ini terjadi karena fungi memerlukan fase
adaptasi lebih lama dibandingkan mikrob terhadap lingkungan barunya
Respirasi tanah pada lahan reklamasi bekas tambang batubara (Tabel 6) pada
umumnya lapisan atas (0-20 cm) memiliki jumlah CO2 yang lebih tinggi dibandingkan
lapisan bawahnya (20-40 cm). Hal ini dikarenakan lapisan tanah bagian atas lebih
banyak mengandung bahan organik yang dapat meningkatkan jumlah mikrob dalam
tanah. Tetapi pada tanah umur reklamasi 0 tahun lapisan bawah (20-40 cm) jumlah CO2
yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan lapisan atas (0-20 cm). Hal ini disebabkan
karena terjadi pencampuran antara top soil dengan overbuden yang diduga lapisan
overbuden bagian bawah menjadi berada di bagian atas, sehingga kandungan bahan
organik di lapisan bawah lebih tinggi daripada lapisan atas, dimana jumlah mikrob tanah
lebih banyak pada lapisan bawah.
Download