Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 2, Mei 2015 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 2, Mei 2015 ISSN 2442-9775 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN BANTUAN MEDIA Sudiharto SMA Negeri 1 Gebog Kudus, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui layanan penguasaan konten dengan bantuan media. Subyek penelitian berjumlah 23 siswa kelas XII Bahasa dengan metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, wawancara, dan observasi dengan teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif, yaitu membandingkan motivasi belajar siswa antara kondisi awal dengan siklus I dengan siklus II, serta membandingkan antara motivasi belajar siswa pada saat awal kegiatan dengan siklus II. Hasil penelitian pelaksanaan layanan penguasaan konten dengan bantuan media dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. © 2015 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan & Konseling Kata Kunci: Kemandirian Belajar; Layanan Bimbingan Kelompok; Motivasi Belajar; Penguasaan Konten PENDAHULUAN Peserta didik sebagai individu yang sedang tumbuh dan berkembang tentu mengalami berbaga Tujuan pendidikan dapat dicapai melalui tiga macam jalur pendidikan yaitu pendidikan formal, informal, dan nonformal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Sedangkan pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Melalui tiga macam pendidikan tersebut di atas, diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat dicapai sehingga akan tercipta sumber daya manusia yang benar-benar berkualitas. Salah satu yang menunjang tercapainya tujuan adalah terciptanya pembelajaran yang efektif, efisien serta menyenangkan bagi siswa, sehingga pembelajaran yang di berikan akan menjadi bermakna bagi siswa. Namun, jika peserta didik memiliki minat yang rendah terhadap proses pembelajaran, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan maksimal. Oleh karena itu di perlukan motivasi yang kuat bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran. Dalam proses belajar, motivasi seseorang tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi juga ditunjukkan melalui intensitas unjuk kerja dalam melakukan suatu tugas. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab besar terhadap keberhasilan belajar anak didiknya. Keberhasilan belajar bukan hanya ditandai dengan penguasaan materi belajar belaka, melainkan lebih dari itu diharapkan terwujudnya manusia yang memiliki 63 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 2, Mei 2015 kemampuan untuk mengembangkan keterampilan dan sikap. Untuk mewujudkan hal itu tentunya diperlukan adanya suatu motivasi belajar dalam diri siswa. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa adanya motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi instrinsik yang sangat penting dalam dalam aktivitas belajar. Namun, seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi instrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar. Menurut Djamarah (2002) motivasi adalah suatu pendorong yang rnengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka mencapai tujuan. Tapi Pada kenyataannya yang terjadi di SMA 1 Gebok Kudus, khususnya pada kelas XII Bahasa masih banyak terdapat siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Seperti tidak membuat catatan atau ringkasan, malas dalam mengerjakan tugas, mengobrol ketika pembelajaran, kurang memiliki minat dalam belajar, belum bisa mandiri dalam belajar, belum bisa mengatur waktu pada jam kosong, dan siswa kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Peranan guru pembimbing sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan konseling agar anak mengetahui akan kewajibannya sebagai anggota sekolah yang wajib menaati seluruh aturan yang ada di sekolah. Oleh karena itu persoalan rendahnya motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran pada kelas XII Bahasa merupakan persoalan penting dan perlu diberikan alternatif pemecahannya. Berdasarkan kolaborasi dengan guru pembimbing rendahnya motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran akan dapat teratasi melalui berbagai macam layanan bimbingan dan konseling, salah satunya adalah layanan Penguasaan konten. Cara ini dipandang tepat karena melalui penguasaan konten ini siswa memperoleh pemahaman tentang konten (tentang nilai, aturan, konsep, sikap, persepsi, afeksi, dan tindakan). Sehingga dapat digunakan sebagai wawasan dan pemahaman akan moral dan konten yang disampaikan oleh peneliti. Menurut Prayitno (2012) layanan penguasaaan konten merupakan layanan bantuan kepada individu (sendiri-sendiri maupun kelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Kemampuan atau kompetensi yang dipelajari itu merupakan satu unit konten yang di dalamnya terkandung fakta dan data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap, dan tindakan yang terkait di dalamnya. Layanan penguasaan konten membantu individu menguasai aspek-aspek konten tersebut secara tersinergikan. Dengan penguasaan konten, individu diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Dalam hal ini guru pembimbing akan menggunakan layanan penguasaan konten berbantuan media untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. Rumusan penelitian ini yaitu apakah motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan layanan penguasaan konten dengan menggunakan bantuan media? Sedangkan tujuan 64 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 2, Mei 2015 dalam penelitian ini mengetahui motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan layanan penguasaan konten dengan menggunakan bantuan media. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling. Sukiman (2011) menyatakan bahwa” siklus PTK dan terlebih PTK BK paling sedikit dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus diawali dengan merencanakan tindakan, menerapkan tindakan, mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observasi) dan refleksi”. Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2014 bertempat di SMA 1 Gebog Kudus dengan subjek penelitian yaitu 23 siswa kelas XII Bahasa. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, wawancara, dan observasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif, sebab membandingkan motivasi belajar siswa antara kondisi awal dengan siklus I dengan siklus II, serta membandingkan antara motivasi belajar siswa pada saat awal kegiatan dengan siklus II. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan survei awal tanggal 27 agustus 2014 diperoleh hasil bahwa hampir rata-rata siswa kelas XII Bahasa siswa memiliki motivasi belajar yang rendah, sehingga peneliti menjadikan seluruh siswa kelas XII Bahasa yang berjumlah 23 siswa tersebut sebagai subyek penelitian. Adapun data hasil observasi pada 23 siswa sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Observasi Motivasi Belajar (Kondisi Awal) Aspek Motivasi Belajar Masuk sekolah tepat Membuat catatan atau ringkasan Tekun mengerjakan tugas Fokus dalam belajar Tidak ngobrol Memiliki minat belajar yang baik Bekerja mandiri dalam belajar Mampu mengatur belajar pada jam kosong Bertanya jika belum jelas Menjawab pertanyaan guru Jumlah Skor 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 Siklus I 1. Perencanaan Tindakan Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menyusun rencana tindakan bimbingan dan konseling yang akan digunakan dalam penelitian. Adapaun perencanaan tindakan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan sebagai berikut: a) Membuat rencana bimbingan berupa satuan layanan bimbingan dan konseling. b) Menyiapkan materi. c) Menggunakan LCD untuk menampilkan Power Point. c) Menyiapkan pedoman observasi untuk peneliti dan siswa. d) Menyiapkan pedoman wawancara untuk guru pembimbing. 65 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 2, Mei 2015 2. Pelaksanaan Tindakan Pertama-tama peneliti mengucapkan salam, mengabsen siswa, bertanya kepada siswa mengenai kesiapannya mengikuti layanan penguasaan konten yang diberikan, kemudian peneliti menggunakan alat bantu LCD untuk menampilkan PPT dalam menjelaskan materi yang diberikan. Kondisi kelas masih kurang kondusif, siswa berbicara sendiri, ada beberapa siswa yang kurang memperatikan materi yang diberikan oleh peneliti dan terlihat bermain sendiri. Dalam memberikan penjelasan materi kepada siswa, peneliti memberikan kesempatan bagi siswa yang belum memahami materi untuk bertanya. Selain ceramah peneliti juga melakukan kegiatan Tanya jawab dengan siswa yang tujuannya untuk melakukan evaluasi hasil pemahaman siswa berupa motivasi-motivasi yang diharapkan mampu untuk menumbuhkan minat mereka dalam belajar, selanjutnya kegiatan layanan diakhir dengan do’a. Pada pertemuan ketiga ini kondisi siswa ada sedikit peningkatan terbukti hasil yang diperoleh siswa dalam kategori cukup, dimana para siswa sudah mulai memahami tentang materi yang disampaikan. Kegiatan kolaborator yaitu menilai efektivitas dan keberhasilan peneliti. Dimana kolaborator mengamati peneliti dalam layanan penguasaan konten. Sedangkan kegiatan siswa terbagi menjadi tiga tahap yaitu pembukaan, penjelasan materi dan penutup. 3. Observasi Observer melakukan pengamatan terhadap siswa maupun peneliti dalam melaksanakan layanan penguasaan konten untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 4. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I menunjukkan bahwa kesiapan dan keseriusan siswa dalam mengikuti kegiatan layanan sudah cukup baik, siswa cukup mampu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan peneliti mengenai materi namun sebagian masih ada beberapa siswa yang kurang aktif berpartisipasi dalam kegiatan layanan. Pada siklus I pemahaman siswa akan hak dan kewajiban, disiplin belajar, serta cara mengatur waktu belajar yang efektif dan efisien, namun siswa masih belum mengaplikasikan pada dirinya. a. Kelemahan peneliti Peneliti kurang mempersiapkan materi secara matang, sehingga dalam menyampaikan materi peneliti sedikit canggung dan kurang percaya diri. b. Kelemahan siswa Kurangnya persiapan dan keseriusan siswa dalam mengikuti kegiatan layanan, sehingga terlihat masih ada beberapa siswa yang merasa sedikit bosan dan kurang memperhatikan/merespon materi yang disampaikan oleh peneliti. c. Rencana perbaikan Agar tindakan pada siklus II dapat berhasil maksimal maka peneliti akan mencoba untuk lebih mempersiapkan materi secara matang, agar peneliti lebih percaya diri dan tidak canggung, kemudian untuk menghindarkan kejenuhan maka peneliti akan memberikan metode yang lebih variatif agar siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan layanan Siklus II 1. Perencanaan Tindakan Rencana tindakan siklus II sama dengan rencana tindakan siklus I yaitu dengan menggunakan layanan penguasaan konten dengan materi yang berbeda dari siklus I dan dalam materi tersebut ditampilkan video tentang motivasi pembelajaran dan tetep menggunakan PPT, diharapkan dengan penggunaan metode pemutaran video siswa tidak akan jenuh dalam mendengarkan dan memperhatikan peneliti dalam menyampaikan materi. Serta ada beberapa tindakan yang perlu ditingkatkan diantaranya peningkatan peneliti dalam upaya memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan layanan, serta peneliti berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I. 66 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 2, Mei 2015 2. Pelaksanaan Tindakan Pertama-tama peneliti mengucapkan salam, mengabsen siswa, bertanya kepada siswa mengenai kesiapannya mengikuti layanan penguasaan konten yang diberikan, kemudian peneliti menggunakan alat bantu LCD untuk menampilkan PPT dan video dalam menjelaskan materi yang diberikan. Kondisi siswa lebih antusias dan aktif jika dibandingkan pada siklus I, para siswa lebih memperhatikan penjelasan materi yang diberikan peneliti. Dalam memberikan penjelasan materi kepada siswa, peneliti memberikan kesempatan bagi siswa yang belum memahami materi untuk bertanya. Selain ceramah peneliti juga melakukan kegiatan Tanya jawab dengan siswa yang tujuannya untuk melakukan evaluasi hasil pemahaman siswa berupa motivasi-motivasi yang diharapkan mampu untuk menumbuhkan minat mereka dalam belajar, selanjutnya kegiatan layanan diakhir dengan do’a. 3. Observasi Observer melakukan pengamatan terhadap siswa maupun peneliti dalam melaksanakan layanan penguasaan konten untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 4. Refleksi Dari hasil pengamatan pelaksanaan siklus II menunjukkan bahwa siswa sudah menunjukkan motivasi dan semangat belajarnya serta peneliti sudah mampu mengelola dan mengatasi kelemahannya. Adapun perbandingan hasil pelaksanaan layanan penguasaan konten pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Rata-rata Motivasi Belajar (Siklus I dan Siklus II) Siklus I Rata-rata Kriteria 29,2% Cukup Siklus II Rata-rata Kriteria 40,4% Baik Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: Gambar 1. Hasil Rata-rata Motivasi Belajar (Siklus I dan Siklus II) 67 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 2, Mei 2015 SIMPULAN Layanan penguasaan konten dengan bantuan media dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dapat dilihat hasil pengamatan pada pelaksanaan siklus I skor rata-rata siswa yang diperoleh 29,20% dan pada pelaksanaan siklus II skor rata-rata yang diperoleh yaitu 40,40%. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kami ucapkan kepada Guru, Karyawan dan Siswa kelas XII Bahasa SMA 1 Gebog Kudus. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Peneitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: Universitas Negeri Padang Sugiyono, 2009, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta Sukiman. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru Pembimbing. Yogyakarta: Paramitra Publishing 68