Jurnal e-DuMath Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 1-16 PEMBENTUKAN PENGETAHUAN LINGKARAN MELALUI PEMBELAJARAN ASIMILASI DAN AKOMODASI TEORI KONSTRUKTIVISME PIAGET Tri Yuni Hendrowati Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Pringsewu email: [email protected] Abstract Teachers are still considered the only centers of learning in mathematics, in the sense that only teachers in the delivery of materials that play an active role in the classroom, so that the learning process becomes ineffective. It can be to affect the low students’ result. Efforts are being made to overcome this is to involve students actively and creatively in the process of formation of knowledge. The Piaget’s theory of constructivism assimilation and accommodation is a learning that allows students to be active and critical in the process of learning and allow students to construct their own knowledge based on experience and knowledge they have. The population was all of the students in eight grade of SMP 25 Bandar Lampung in the academic year of 2013-2014. The samples of the research were taken by using the cluster random sampling technique. To obtain data through the students’ result in the form of an essay test consists of 5 items, then the data were analyzed using t-test. Based on hypothesis test, it can be included that, there is influence the Piaget’s theory of constructivism assimilation and accommodation to the improvement of knowledge formation about circle. Keywords: The Learning Assimilation and Accomodation, The Piaget’s Theory of Constructivism, The Knowledge Formation About Circle Banyak hal yang berperan atas rendahnya 1. PENDAHULUAN Cerminan peningkatan kualitas hasil belajar siswa ini. Fenomena pendidikan nampak pada hasil belajar kegiatan siswa. Kualitas pendidikan khususnya didominasi pada mata pelajaran matematika saat ini pengetahuan sebagai perangkat fakta- masih menjadi masalah di setiap lembaga fakta yang harus dihafal dan terfokusnya pendidikan. Sebagian besar siswa masih pembelajaran hanya pada guru sebagai beranggapan sumber bahwa matematika belajar mengajar masih oleh pandangan bahwa pengetahuan, serta ceramah merupakan mata pelajaran yang sulit, menjadi pilihan utama strategi belajar terlihat dari hasil belajar matematika ditengarai menjadi pencetus sulitnya siswa yang pada umumnya masih rendah ketercapaian baik ditingkat SD, SMP, maupun SMA. optimal. pembelajaran Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung secara 1 Jurnal e-DuMath Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 1-16 dan “pengetahuan dibentuk oleh individu, menggunakan strategi pembelajaran akan sebab individu melakukan interaksi terus- berdampak pada sulitnya peserta didik menerus dengan lingkungan”. Tugas guru menguasai tidak Kurang tepat konsep memilih matematika. Jika lagi sekedar mentransfer penguasaan matematika terhambat akan pengetahuan berpengaruh terhadap pembentukan dimilikinya kepada siswa tetapi guru pengetahuan konsep matematika harus melibatkan siswa secara aktif dan selanjutnya, karena matematika kritis untuk memperoleh pengetahuan. merupakan ilmu terstruktur. Hal tersebut pengetahuan Pembelajaran pada hakekatnya sesuai dengan yang dinyatakan oleh adalah Herman Hudoyo (2001:93) bahwa ”… di membelajarkan siswa. Ini berarti bahwa dalam matematika bila konsep A dan proses pembelajaran adalah membuat dan Konsep B mendasri konsep C, maka menjadikan siswa dalam kondisi belajar. konsep C tidak mungkin dapat dipelajari Pada sebelum konsep A dan B dipelajari menunjukkan terlebih dahulu. Demikian pula konsep D dipakai guru di kelas masih bersifat baru dapat dipelajari bila konsep C sudah pengajaran dan belum membelajarkan dipahami demikian seterusnya ...”. Selain siswa. Sehingga berdampak pada masih memilih rendahnya dan menggunakan strategi kegiatan yang guru kenyataannya fakta bahwa kualitas yang empiris strategi yang pendidikan pembelajaran yang tepat, guru juga harus tercermin mampu Kondisi ini pun terjadi di SMP Negeri 25 mengaktifkan siswa dan pembelajaran. pada hasil yang belajar siswa. Bandar Lampung, yang dalam proses Hal ini sejalan dengan apa yang pembelajarannya guru diungkapkan Baharuddin dan Esa Nur menggunakan Wahyuni yang konvensional yang belum mengungkapkan bahwa “apa pun yang mengaktifkan siswa, sehingga dipelajari hanya berdiam diri yaitu mendengar, (2007:16) siswa, dialah yang harus model masih mampu melihat, siswalah yang harus bertindak aktif”. mengerjakan tugas sehingga siswa belum Piaget mendapat Syaiful mengungkapkan Sagala, 2003:26) (dalam menghafal, siswa belajar, bukan orang lain. Untuk itu, juga menyalin, pembelajaran kesempatan dan untuk bahwa Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 2 Jurnal e-DuMath Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 1-16 mengembangkan potensi mereka secara optimal. teori konstruktivisme Piaget merupakan Pada akhirnya menjadikan siswa pasif, Pembelajaran yang didasarkan pada malas belajar, yang menekankan proses keaktifan siswa. Hal ini sejalan dengan membosankan. apa yang diungkapkan Slavin (dalam Keberhasilan proses kegiatan belajar Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, mengajar pada pembelajaran matematika 2007:116) bahwa “dalam proses belajar dapat diukur dari keberhasilan siswa yang dan pembelajaran siswa harus terlibat mengikuti pembelajaran aktif dan siswa menjadi pusat kegiatan tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat belajar dan pembelajaran di kelas”. dari tingkat pemahaman dan penguasaan Dalam materi. pengetahuan tumbuh dan berkembang pembelajaran menjadi kegiatan Semakin dan pembelajaran tinggi tingkat pandangan konstruktivisme, penguasaan siswa terhadap materi yang melalui diajarkan, maka semakin tinggi pula berkembang semakin dalam dan kuat tingkat apabila keberhasilan yang dicapai. Namun dalam kenyataannya hasil belajar yang oleh berbagai macam Piaget (dalam Trianto, 2009:29) Berdasarkan masalah tersebut, perlu pembelajaran diuji Pemahaman pengalaman baru. matematika siswa masih rendah. diselidiki pengalaman. dapat yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan memanipulasi mendorong siswa untuk aktif dan guru penting yang dapat menciptakan susana belajar perkembangan. Hal ini sejalan dengan yang pendapat Syaiful Sagala (2003:26) yang mampu mengaktifkan siswa, bagi lingkungan terjadinya sehingga hasil belajar siswa lebih baik. mengemukakan Salah satu alternatif strategi pembelajaran individu tumbuh dan berkembang melalui yang interaksi diduga dapat memperbaiki bahwa perubahan dengan “intelegensi lingkunganya”. pembentukan pengetahuan yang pada Selanjutnya Piaget (dalam Hergenhahn akhirnya dan Olson, 2008: 325) menyatakan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa adalah asimilasi bahwa “melalui interaksi dan akomodasi teori konstruktivisme lingkungan, struktur kognif akan berubah Piaget. dan memperkembangkan dengan pengalaman terus-menerus”. Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 3 Jurnal e-DuMath Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 1-16 Suatu komponen terpenting dalam teori perkembangan tiba, ada proses yang terjadi dalam proses intektual Piaget pembetukan partisipasi siswa. perkembangan dan pertumbuhan kognitif Artinya bagaimana siswa mempelajari anak. Hal ini sesuai dengan apa yang sesuatu sekaligus mengalami sesuatu diungkapkan yang Sagala, adalah melibatkan dipelajari tersebut melalui pengetahuan Piaget 2003:24) (dalam yang dalam Syaiful menyatakan lingkungan. Pengetahuan bukan semata- bahwa “ada dua proses yang terjadi mata berarti memindahkan secara verbal, dalam perkembangan dan pertumbuhan melainkan harus dikonstruksi dan bahkan kognitif anak yaitu: direkonstruksi oleh murid. Piaget (1) proses “assimilation”, dalam menyatakan bahwa anak-anak yang ingin proses mengetahui mencocokkan informasi yang baru itu dan mengkonstruksi ini menyesuaikan pengetahuan tentang objek di dunia, dengan mereka melakukan mengubahnya bila perlu. (2) proses tindakan tentang objek yang diketahuinya “accomodation” yaitu anak menyusun dan itu dan membangun kembali atau mengubah berdasarkan pemahaman mereka. Karena apa yang diketahui sebelumnya sehingga pengertian mereka terhadap objek itu informasi yang baru itu dapat disesuaikan dapat mengatur realitas dan tindakan dengan lebih baik”. mengalami dan mengkonstruksi objek apa yang atau diketahui dan mereka. Dalam arti kata, bahwa dalam pengetahuan ini bukan sifat-sifat objeknya yang diambil, malainkan sifatsifat objeknya terhadap tindakan terhadap objek tersebut. Piaget menekankan bahwa dalam proses belajar penekanan terbesar adalah lebih kepada siswa. Siswa harus aktif, dalam pengertian bahwa murid bukanlah suatu bejana yang harus diisi penuh dengan fakta. Dalam proses pembetukan pengetahuan ini tidak muncul secara tiba- Teori Baharuddin Piaget dan (2007:118¬-119) yang dikemukakan Esa Nur menyatakan Wayuni bahwa ”pada saat manusia belajar telah terjadi dua proses dalam dirinya, yaitu proses organisasi informasi dan proses adaptasi. Proses organisasi adalah proses ketika manusia menghubungkan informasi yang diterimanya dengan struktur struktur pengetahuan yang sudah disimpan atau sudah ada sebelumnya dalam otak. Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 4 Jurnal e-DuMath Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 1-16 Sedangkan proses adaptasi adalah proses demikian, yang kognitif yang selalu berkembang dan berisi dua kegiatan yaitu skemata menggabungkan atau mengintregasikan berubah. pengetahuan yang diterima manusia dan adanya mengubah struktur pengetahuan yang asimilasi dan akomodasi”. dimiliki dengan struktur pengetahuan baru, sehingga yang perubahan Teori struktur menyebabkan tersebut Piaget adalah seringkali disebut terjadi konstruktivisme personal karena lebih keseimbangan. Dalam proses adaptasi, menekankan keaktifan pribadi seseorang Piaget mengemukakan empat dasar yaitu dalam skemata, pengetahuannya. Teori konstruktivisme asimilasi, akan Proses adalah akomodasi, dan mengkonstruksikan keseimbangan. Skemata adalah struktur menjelaskan mental seseorang dimana manusia selalu seseorang adalah bentukan (konstruksi) berusaha menyesuaikan diri dengan orang itu sendiri. Pengetahuan seseorang cenderung tentang suatu benda, bukanlah tiruan mengorganisasikan tingkah laku dan benda, melainkan konstruksi pemikiran pikirannya. seseorang akan benda tersebut. Tanpa lingkunganya. Hal itu Manusia pengetahuan struktur keaktifan seseorang keaktifan seseorang psikologis yang berbeda bentuknya pada dalam mencerna dan membentuknya, setiap fase atau tingkatan perkembangan seseorang tingkah pengetahuan. Oleh karena itu Piaget laku mengakibatkan bahwa dan kegiatan berfikir tidak akan manusia. Dengan demikian pikiran harus menyatakan memiliki suatu struktur skema yang pengetahuan tidak dapat ditransfer dari berfungsi melakukan adaptasi dengan otak guru yang dianggap tahu bila murid lingkungan itu secara intlektual. Piaget tidak mengatakan sendiri. bahwa skemata orang dewasa berkembang mulai dari skemata anak melalui proses adapatasi sampai secara mempunyai mengolah Menurut dibentuk ekstrim bahwa dan membentukya Piaget, pengetahuan melalui dua proses yaitu pada penataan dan organisasi. Makin asimilasi dan akomodasi terhadap skema mampu pengetahuan sesorang membedakan satu seseorang. Asimilasi stimulus dengan stimulus lainnya, makin kognitif terjadi melalui peristiwa yang banyak skemata yang dimilkinya. Dengan sama. Dalam hal ini ada penyesuaian diri Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 5 Jurnal e-DuMath Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 1-16 dengan keadaan lingkungannya. Sedangkan akomodasi bahwa terjadi jika menekankan satu proses individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan pada diri dengan lingkungan baru pengertian subjeknya agar ia dapat menyesuaikan orang itu berkembang. Seseorang tidak terhadap objek yang ada diluar dirinya. hanya memperoses satu stimulus saja, Supaya proses pembentukan pengetahuan melainkan memproses banyak stimulus. itu berkembang, maka pengalaman sangat Secara menentukan. Menurut Trianto (2009: menghasilkan perubahan skemata, tetapi 114) struktur asimilasi mempengaruhi pertumbuhan pengetahuan baru dibuat atau dibangun skemata. Pertumbuhan skemata yang atas dasar pengetahuan yang sudah ada”. dimaksudkan adalah abtraksi mental Syaiful seseorang yang mengerti sesuatu ”asimilasi perubahan salah adalah Sagala mengemukakan (2003: konsepnya 24) tentang teoritis, asimilasi digunakan atau tidak untuk memecahkan asimilasi yaitu ”proses menyesuaikan masalah. Siswa harus mengisi atribut atau mencocokkan informasi yang baru skematanya dengan informasi yang benar itu dengan apa yang telah ia ketahui”. Hal agar membentuk kerangka berpikir yang ini sejalan dengan apa yang dikemukakan benar. Kerangka pemikiran inilah yang Riyanto (2008: 123) bahwa ”asimilasi akan membentuk pengetahuan struktural adalah penyatuan seseorang. Dengan demikian asimilasi persepsi, adalah proses kognitif dimana seseorang konsep dan pengalaman baru kedalam mengintegrasikan persepsi, konsep atau yang sudah ada dalam benak anak”. pengalaman baru kedalam skema atau proses (pengintegrasian) Asimilasi informasi, adalah suatu kognitif, dengan asimilasi proses seseorang pola yang sudah ada dalam pikirannya. Trianto (2009:114) dalam bukunya mengintegrasikan bahan-bahan persepsi yang atau stimulus ke dalam skemata yang ada Inovatif atau tingkah laku yang ada. Proses ”akomodasi adalah struktur pengetahuan asimilasi ini berjalan terus. Asimilasi yang sudah ada dimodifikasi untuk tidak menampung akan menyebabkan berjudul ”Model Progresif” Pembelajaran mengemukakan dengan hadirnya perubahan/pergantian skemata melainkan pengalaman baru”. Pendapat tersebut perkembangan skemata. Asimilasi adalah juga sejalan dengan pendapat Riyanto Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 6 Jurnal e-DuMath Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 1-16 (2008:123) yang mengemukakan bahwa menjadi penyebab terjadinya adaptasi ”akomodasi adalah penyesuaian atau intlektual dan perkembangan struktur penyusunan kembali skema kedalam intlektual. Pada kesempatan lain Syaiful situasi lain Sagala (2003:24) menyatakan akomodasi akomodasi adalah proses pengintegrasian adalah anak menyusun dan membangun stimulus baru ke dalam skema yang telah kembali atau mengubah apa yang telah terbentuk secara tidak langsung/proses diketahui sebelumnya sehingga informasi perubahan yang baru itu dapat disesuaikan dengan baru”. Dengan respon kata individu terhadap stimulus lingkungan. lebih baik. Akomodasi menurut Piaget, Menurut Baharuddin dan Esa Nur akomodasi adalah hasil yang diciptakan oleh Wayuni (2007:120-121) mengemukakan ditambahkan bahwa akomodasi adalah suatu proses lingkungan, struktur kognitif yang berlangsung sesuai sesuai dengan apa yang diketahui dan dengan pengalaman baru. Proses kognitif difikirkan. Asimilasi maupun akomodasi tersebut kedua-duanya menghasilkan terbentuknya dan dari pengamatan yang tidak sama-sama dibutuhkan, skemata baru dan berubahnya skemata dalam lama. akomodasi seimbang. Melalui kedua proses ini menyababkan terjadinya perubahan atau manusia menjadi tidak tergantung pada pengembangan skemata. Sebelum terjadi pengamatan dan lebih bergantung pada akomodasi, berpikir. Pada hakikatnya ketika anak menerima simulus yang baru, struktur mentalnya menjadi tidak terjadinya stabil. proses Bersamaan akomodasi, prakteknya keduanya tidak Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan tersebut dapat maka disimpulkan bahwa teori konstruktivisme struktur mental tersebut menjadi stabil Piaget adalah pengetahuan seseorang lagi. Begitulah proses asimilasi dan adalah akomodasi terjadi terus menerus dan Pengetahuan tumbuh dan berkembang menjadikan melalui skemata manusia bentukan orang pengalaman. itu sendiri. Pemahaman berkembang bersama dengan waktu dan berkembang semakin dalam dan kuat betambahnya pengalaman. Dengan kata apabila selalu diuji oleh berbagai macam lain asimilasi bersama dengan akomodasi pengalaman baru. Guru tidak begitu saja secara memberikan pengetahuan kepada siswa, terkordinasi dan terintegrasi Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 7 Jurnal e-DuMath Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 1-16 tetapi siswalah aktif bagi terjadinya perubahan perkembangan membangun pengetahuan dalam pikiran (Trianto, 2009:29). Pembelajaran dalam mereka membangun konteks asimilasi dan akomodasi teori pengetahuan inilah nantinya akan melalui konstruktivisme Piaget merupakan hasil proses asimilasi dan akomodasi teori dari usaha murid itu sendiri dan guru konstruktivisme Piaget terhadap skema tidak boleh belajar untuk murid. sendiri. yang harus Dalam pengetahuan seseorang Keterkaitan Proses asimilasi dan akomodasi teori Asimilasi dan konstruktivisme Piaget pada materi Akomodasi Teori Konstruktivisme Piaget lingkaran kita bisa melihat ketika anak dengan materi Lingkaran. Dasar dari diberikan kesempatan belajar menurut Piaget (dalam Riyanto, luasnya untuk 2008:122) adalah “aktivitas anak bila ia memanipulasi, berinteraksi dengan lingkungan sosial bertanya, dan mencari jawaban sendiri dan lingkungan fisiknya”. Selanjutnya terhadap berbagai Piaget (dalam Syaiful Sagala, 2003:26) muncul. Siswa menyatakan “pengetahuan menemukan dibentuk oleh individu, sebab individu menentukan melakukan keliling dan luas lingkaran melalui bahwa interaksi terus-menerus dengan lingkungan”. percobaan yang seluas- untuk mencari, melakukan percobaan, pertanyaan secara sendiri nilai phi, aktif yang untuk bagiamana menghitung dengan interaksi Hal ini sejalan dengan apa yang lingkunganya. Sebagai contoh sederhana diungkapkan Piaget (dalam Dimyati dan proses asimilasi dan akomodasi adalah Mudjiono, “dalam perkalian dapat diasimilasikan sebagai oleh penjumlahan berulang. Selanjutnya, akan belajar 2006:13) pengetahuan individu. Sebab bahwa dibentuk individu melakukan terus-menerus dengan intelektual Lingkungan tersebut intelektualnya tidak hanya terkait dengan mengalami perubahan. Dengan adanya penjumlahan saja, akan tetapi sudah interaksi dengan lingkungan maka fungsi berubah dengan penjumlahan berulang intelek semakin berkembang”. Piaget yang yakin perkalian, interaksi lingkungan. bahwa pengalaman-pengalamn terjadi perubahan dapat pada siswa. disebut proses kemampuan Kemampuan juga dengan pembentukan fisik dan manipulasi lingkungan penting Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 8 Jurnal e-DuMath Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 1-16 pengetahuan ini yang disebut dengan akomodasi. penekanan melainkan anak didorong Langkah-langkah Asimilasi pengetahuan dan di dalam kelas tidak ada dan Penerapan Akomodasi Teori menemukan melalui sendiri interaksi pengetahuan spontan itu dengan Konstruktivisme Piaget. Menurut Slavin lingkungannya. Oleh karena itu, guru (dalam Riyanto, 2008:128) implikasi dituntut untuk mempersiapkan beraneka teori Piaget dalam pengajaran sejalan ragam kegiatan yang memungkinkan dengan di anak melakukan kegiatan secara langsung sekolah, yaitu: (a) memusatkan perhatian dengan dunia fisik; (c) memaklumi kepada berpikir atau proses mental anak, adanya perbedaan individual dalam hal dan tidak sekedar kepada hasilnya. Di kemajuaan perkembangan. Teori Piaget samping itu kebenaran jawaban siswa, mengasumsikan bahwa seluruh siswa guru harus memahami proses yang tumbuh melewati urutan perkembangan digunakan anak sehingga pada jawaban yang sama, namun pertumbuhan itu tersebut (sementara itu, teori belajar berlangsung perilaku hanya memusatkan perhatian berbeda. Oleh karena itu, guru harus kepada hasil, kebenaran jawaban atau melakukan upaya khusus untuk mengatur perilaku siswa yang dapat diamati). kegiatan kelas. pelaksnaan pembelajaran Pengalaman-pengalaman belajar siswa yang sesuai dikembangkan pada kecepatan Keterkaitan Asimilasi yang dan dengan Akomodasi Teori Konstruktivisme Piaget yang dengan hasil belajar. Suatu komponen mutakhir, dan hanya apabila guru penuh terpenting dalam teori perkembangan perhatian terhadap intektual digunakan siswa kesimpulan tertentu, memperhatikan tahap kognitif metode untuk barulah yang Piaget adalah melibatkan sampai partisipasi siswa. Artinya bagaimana dapat siswa mempelajari sesuatu sekaligus dikatakan guru berada dalam posisi mengalami memberikan yang tersebut melalui lingkungan. Pengetahuan dimaksudkan; (b) mengutamakan peran bukan semata-mata berarti memindahkan siswa dalam berinisiatif sendiri dan secara keterlibatan kegiatan dikonstruksi dan bahkan direkonstruksi pembelajaran, menurut Piaget, penyajian oleh murid. kelompok umur tertentu tidak pengalaman aktif dalam sesuatu verbal, Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung yang melainkan dipelajari harus 9 Jurnal e-DuMath Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 1-16 dapat diajarkan materi pelajaran yang Wahyuni lebih tinggi dari pada kemampuan umur bahwa anak itu sendiri. seseorang Dikemukakannya (2007:17) “faktor mengungkapkan internal meliputi dalam diri faktor fisiologis dan psikologis pula, bahwa (kesehatan berhasil apabila (inteligensi siswa, motivasi, minat, sikap, disesuaikan dengan tahap perkembangan bakat) sedangkan faktor eksternal diluar kognitif peserta didik. Peserta didik diri seseorang meliputi faktor lingkungan hendaknya sosial dan non sosial”. belajar akan lebih diberi kesempatan untuk jasmani) melakukan eksperimen dengan obyek Agar dalam proses belajar siswa fisik, yang ditunjang oleh interaksi mendapatkan pencapaian hasil belajar dengan teman sebaya dan dibantu oleh yang diharapkan, guru harus mampu pertanyaan dari guru. Guru hendaknya memilih banyak memberikan rangsangan kepada pembelajaran yang tepat dalam arah peserta didik agar mau berinteraksi memperkembangkan dengan lingkungan secara aktif, mencari kognitif atau intelgensi siswa. Asimilasi dan dan akomodasi teori konstruktivisme menemukan berbagai hal dari lingkungan. Dalam dan menggunakan strategi kemampuan Piaget salah satu strategi yang dapat kegiatan belajar Piaget diterapkan dalam pelaksanaan (dalam Riyanto, 2008: 122) menjelaskan pembelajaran. “bahwa dasar dari belajar adalah aktivitas didasarkan pada teori konstruktivisme anak dengan Piaget merupakan pembelajaran yang lingkungan menekankan keaktifan siswa melalui fisiknya. Akibatnya lingkungan sosialnya interaksi dengan lingkungannya. Suatu berada di antara anak dengan lingkungan komponen fisiknya. yang perkembangan intektual Piaget adalah dimaksudkan adalah interaksi antara melibatkan partisipasi siswa. Artinya individu dan dunia luar sebagai sumber bagaimana siswa mempelajari sesuatu pengetahuan baru”. Piaget menjelaskan sekaligus bahwa dalam proses belajar harus terjadi dipelajari tersebut melalui lingkungan. keseimbangan antara faktor internal dan Pengetahuan bukan semata-mata berarti faktor eksternal. Baharudin dan Esa Nur memindahkan secara verbal, melainkan bila lingkungan ia berinteraksi sosial dan Lingkungan fisik Pembelajaran terpenting mengalami Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 10 dalam sesuatu yang teori yang Jurnal e-DuMath Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 1-16 harus dikonstruksi dan bahkan dan Olson, 2008: 325) menyatakan direkonstruksi oleh murid. Hal ini senada bahwa dengan apa yang dikemukakan Slavin lingkungan, (dalam berubah Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2007:116) yang menyatakan “melalui interaksi struktur dan dengan kognitif akan memperkembangkan pengalaman terus-menerus”. “dalam proses belajar dan pembelajaran Piaget menjelaskan bahwa struktur siswa harus terlibat aktif dan siswa kognitif yang dimiliki seseorang terjadi menjad karena proses adaptasi. Adaptasi adalah pusat kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas”. Siswa harus proses diberikan seluas- merespon lingkungan melalui dua proses luasnya untuk mencari, memanipulasi, yang tidak dipisahkan, yaitu asimilasi dan melakukan percobaan, bertanya, dan akomodasi. mencari terhadap berusaha memahami hal yang baru berbagai pertanyaan yang muncul untuk dengan mengaplikasikan skema yang ada, memperoleh pengetahuan. sedangkan kesempatan jawaban yang sendiri Dalam pandangan konstruktivisme, penyesuaian skemata Melalui asimilasi akomodasi seseorang harus dalam kita terjadi ketika merubah pola pengetahuan tumbuh dan berkembang berpikirnya untuk merespon terhadap melalui situasi yang baru. Seseorang melakukan pengalaman. Pemahaman berkembang semakin dalam dan kuat adaptasi apabila kompleks diuji oleh berbagai macam dalam ini situasi dengan yang makin menggunakan pengalaman baru. Piaget (dalam Trianto, skema yang masih bisa dianggap layak 2009:29) yakin bahwa pengalaman- (asimilasi) atau dan memanipulasi perubahan dan pengalaman fisik lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Piaget dengan melakukan menambahkan pada skemanya sesuatu yang baru karena memang diperlukan (akomodasi). Dalam proses adaptasi terhadap (dalam Syaiful Sagala, 2003: 26) yang lingkungan, individu berusaha untuk mengemukakan “intelegensi mencapai struktur mental atau skemata individu tumbuh dan berkembang melalui yang stabil. Stabil dalam artian adanya bahwa lingkunganya”. keseimbangan antara proses asimilasi dan Selanjutnya Piaget (dalam Hergenhahn proses akomodasi. Seandainya hanya interaksi dengan Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 11 Jurnal e-DuMath Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 1-16 terjadi asimilasi secara kontinu, maka 2. METODE PENELITIAN individu hanya akan memiliki beberapa Variabel dalam penelitian ini adalah skemata umum dan ia tidak mampu hasil belajar siswa setelah diberikan melihat perbedaan antara berbagai hal. pembelajaran. Sebaliknya, jika hanya akomodasi saja dimaksud dalam penelitian ini adalah yang maka tingkat pencapaian belajar siswa yang individu akan hanya memiliki skemata diukur pada ranah kognitifnya yang yang kecil-kecil saja dan individu tidak diperoleh dari skor melalui tes hasil memiliki skemata yang umum. belajar terjadi secara kontinu, Individu tersebut tidak akan bisa Hasil setelah pembelajaran belajar yang mengikuti pada materi proses lingkaran melihat persamaan-persamaan di antara dalam menghitung keliling dan luas berbagai lingkaran. hal. Itulah sebabnya, ada di antara asimilasi dan Model pembelajaran yang digunakan akomodasi yang oleh Jean Piaget disebut adalah asimilasi dan akomodasi teori dengan konstruktivisme keserasian keseimbangan (equilibrium). Piaget, Dengan adanya keseimbangan ini, maka adalah efisiensi interaksi anak yang sedang proses asimilasi dan akomodasi terhadap berkembang dengan lingkungnya dapat skemata pengetahuan seseorang. Supaya tercapai dan terjamin. Dalam artian, proses pembentukan pengetahuan itu terjadi keseimbangan antara faktor-faktor berkembang, internal menentukan. Semakin dan faktor-faktor eksternal. pengetahuan maksudnya dibentuk dalam pengalaman sangat banyak orang Dengan kata lain melalui pembelajaran mempunyai asimilasi persoalan, lingkungan atau objek yang dan akomodasi konstruktivisme Piaget teori akan mampu dihadapi pengalaman ia mengaktifkan siswa dalam pembelajaran mengembangkan sehingga pengetahuannya. dapat meningkatkan pemahaman materi dan akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. mengenai akan semakin pemikiran dan Sebelumnya siswa terlebih dahulu diberi tes (pre test) untuk mendapatkan hasil tes kemampuan awal yang nantinya dibandingkan dengan tes hasil belajar setelah proses pembelajaran. Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 12 Jenis Jurnal e-DuMath Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 1-16 instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes essay yang bertujuan untuk validitas soal digunakan validitas isi. data Untuk menjamin validitas isi dengan kemampuan awal dan hasil belajar siswa. menysusun kisi-kisi sehingga masing- Untuk keperluan tersebut dilakukan tes masing awal dan tes akhir yang dilaksanakan proporsional. Selanjutnya soal tersebut sebelum dan sesudah pembelajaran. Tes dikonsultasikan kepada ahli. Sedangkan awal untuk yang pembelajaran untuk memperoleh yang hendak diukur. Untuk mengetahui dilaksanakan berlangsung mengetahui sebelum digunakan kemampuan awal bahasan menilai (empiris) tersusun validitas secara butir dilakukan soal dengan mengkorelasikan skor butir soal tersebut siswa sebelum diberikan pembelajaran. dengan Sedangkan tes akhir digunakan untuk Koefisien korelasi dihitung dengan rumus mengetahui hasil belajar siswa yang Korelasi Product Moment dari Pearson. dilaksanakan sesudah pembelajaran skor Uji total reliabilitas melalui asimilasi dan akomodasi teori mengetahui konstruktivisme Piaget. ketepatan yang dilakukan tingkat tes yang diperoleh. untuk keajegan atau digunakan. Tes Soal pada tes awal berbentuk essay dikatakan reliabel yaitu jika soal tes dengan jumlah soal 5 soal dan tes akhir tersebut memberikan hasil yang relatif berbentuk essay dengan jumlah soal 5. sama (konsisten) jika soal tes tersebut Tes awal dan tes akhir memiliki kisi–kisi diberikan sama dengan skor untuk masing-masing meskipun soal tersebut diberikan kepada butir tes tergantung pada banyaknya orang, waktu dan tempat yang berbeda. langkah penyelesaian dari soal tersebut. Untuk Sebelum instrumen ini digunakan maka digunakan rumus Alpha. Rumus Alpha diteliti dulu kualitasnya melalui uji coba digunakan karena soal yang diberikan yang dilakukan terhadap 10 responden berupa dalam satu populasi tetapi diluar sampel. penelitian ini adalah siswa kelas VIII Kualitas SMP Negeri 25 Bandar Lampung yang instrumen ditunjukan oleh pada subjek mengetahui tes uraian. 246 yang sama reliabilitas Populasi siswa yang tes dalam kesahihan (validitas) dan keterandalan berjumlah terbagi (reliabilitas) dalam mengungkapkan apa kedalam 9 kelas. Penentuan sampel dilakukan dengan memilih satu kelas Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 13 Jurnal e-DuMath Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 1-16 secara random dari ini dilaksanakan pembelajaran, siswa diberi dikarenakan sembilan kelas yang ada tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswanya memiliki kemampuan yang siswa diperoleh rata-rata sebesar 67,02. relatif sama. Hal ini dapat dilihat dari Berdasarkan analisis data yang dilakukan rata-rata nilai ujian semester 1 untuk yaitu dengan menggunakan uji-t (t-tes), mata Karena diperoleh t_hitung sebesar 5,9. Kemudian sampel berbentuk kelas maka untuk dikonsultasikan dengan t_tabel dengan dk keperluan penelitian diambil satu kelas = 39-1 = 38, dengan taraf signifikansi 1% sebagai sehingga pelajaran 9 kelas, matematika. sampel penelitian dengan diperoleh menggunakan teknik Cluster Random (interpolasi). Sedangkan Sampling. signifikansi 5 t_tabel=2,4458 untuk % taraf diperoleh Pengujian hipotesis dalam penelitian t_tabel=1,6686 (interpolasi). Berdasarkan ini, menggunakan statisitik parametris kreteria uji untuk taraf signifikansi 1 % karena data yang akan diuji berbentuk ternyata ratio maka setiap data pada setiap >2,4458). variabel harus terlebih dahulu diuji signifikasi 5 % normalitasnya. yang t_tabel (5,9 >1,6686). Dapat disimpulkan digunakan dengan uji Chi Kuadrat. bahwa target t yang diperoleh untuk taraf Pengujian signifikansi 1 % maupun 5 % terdapat Uji normalitas pebedaan nilai hanya t_hitung > Sedangkan yang t_tabel (5,9 untuk taraf diperoleh t_hitung > dilakukan terhadap rerata kedua nilai pengaruh signifikan. saja, dan untuk keperluan pengujian t_hitung > t_tabel, sehingga tolak H0 digunakan tehnik statistik Uji-t dengan atau tidak ada pengaruh yang signifikan langkah-langkah analisis data eksperimen asimilasi dengan model pre-tes posttest design. konstruktivisme Piaget terhadap hasil dan Karena akomodasi teori belajar dan terima Ha atau ada pengaruh 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum siswa mengikuti pembelajaran siswa diberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan awal. Dari tes awal tersebut diperoleh rata-rata sebesar 60,87. Setelah selesai yang signifikan asimilasi dan akomodasi teori konstruktivisme Piaget terhadap hasil belajar. Dalam asimilasi pembelajaran dan konstruktivisme penerapan akomodasi Piaget Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 14 teori menekankan Jurnal e-DuMath Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 1-16 keaktifan siswa untuk melakukan proses hanya mengandalkan pengetahuan yang adaptasi terhadap lingkungannya. Siswa diberikan oleh guru dan guru harus diberikan seluas- melibatkan siswa secara aktif dan kritis luasnya untuk mencari, memanipulasi, untuk memperoleh pengetahuan. Menurut melakukan percobaan, bertanya, dan Baharudin dan Esa (2007:116) guru tidak mencari jawaban akan berbagai pertanyaan kesempatan yang sendiri terhadap yang muncul sehingga terjadi proses adaptasi tersebut. Dalam proses adaptasi mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkontruksi pengetahuan dibenak terhadap mereka sendiri. Dengan pengetahuan lingkungan siswa diharapkan mencapai yang dibentuk sendiri oleh siswa maka skemata yang stabil. Stabil dalam artian pengetahuan tersebut akan lebih bertahan adanya proses lama dalam benak siswa. Sebagaimana asimilasi dan proses akomodasi untuk yang diungkapkan Pieget (dalam Wina memperoleh Melalui Sanjaya, 2006 : 122), ”... pengetahuan asimilasi kita berusaha memahami hal yang dikonstruksi oleh anak sebagai yang mengaplikasikan subjek, maka akan menjadi pengetahuan skema yang ada, sedangkan akomodasi yang bermakna, sedangkan pengetahuan terjadi ketika seseorang harus merubah yang hanya diperoleh melalui proses pola pemberitahuan keseimbangan baru antara pengetahuan. dengan berpikirnya untuk merespon tersebut hanya untuk terhadap situasi yang baru. Seseorang diingat sementara setelah itu dilupakan”. melakukan adaptasi dalam situasi yang Pengetahuan yang melekat kuat dalam makin dengan benak siswa akan mampu membantu menggunakan skema yang masih bisa pada saat dibutuhkan sehingga hasil dianggap layak (asimilasi) atau dengan belajar siswa dapat meningkat. kompleks ini melakukan perubahan dan menambahkan Dengan kata lain melalui asimilasi pada skemanya sesuatu yang baru karena dan akomodasi teori konstruktivisme memang diperlukan (akomodasi). Piaget akan mampu mengaktifkan siswa Untuk memperoleh hasil belajar melakukan interaksi dengan lingkungan yang lebih baik seorang siswa dituntut sehingga untuk memecahkan mampu mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, siswa tidak memudahkan masalah siswa untuk dan dapat meningkatkan motivasi siswa terhadap Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 15 Jurnal e-DuMath Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 1-16 pembelajaran dan pemahaman siswa terhadap materi. Dengan meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi maka hasil belajar siswa akan menjadi lebih 4. KESIMPULAN analisis Syaiful Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana. baik. Berdasarkan Riyanto. 2008. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana. data yang dilakukan yaitu dengan menggunakan uji-t (t-tes), diperoleh adanya upaya perbaikan pembentukan lingkaran dengan pengetahuan menggunakan pembelajaran asimilasi dan akomodasi teori konstruktivisme Piaget. Hal ini ditunjukkan oleh adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari 60,87 menjadi 67,02. 5. DAFTAR PUSTAKA Baharudin, Esa Nurwahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media Group. Dimyati, Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Asdi Mahastya. Herman Hudoyo. 2001. Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaanya di Depan Kelas. Surabaya : Usaha Nasional. Hergenhahn, Matthew H. Olson. 2008. Theories Of Learning. Jakarta : Kencana. Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 16