DISKRIMINASI ODHA DI KOTA TANJUNGPINANG Naskah Publikasi Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Sosiologi SKRIPSI CITRA MULTIKA SARI NIM : 120569201053 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017 DISKRIMINASI ODHA DI KOTA TANJUNGPINANG Citra Multika Sari Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji 2017 ABSTRAK Epidemi HIV/AIDS akan menimbulkan dampak buruk terhadap pembangunan nasional secara keseluruhan karena selain berpengaruh terhadap kesehatan juga terhadap sosio-ekonomi, politik dan pertahanan keamanan. Masalah yang dialami ODHA seperti diperlakukan berbeda, dikucilkan, diisolasi dan diberhentikan dari pekerjaannya dikarenakan penyakit HIV/AIDS yang dialaminya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui diskriminasi yang dialami ODHA di Kota Tanjungpinang. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif untuk menjelaskan fenomena diskriminasi yang dialami ODHA di Kota Tanjungpinang. Pemilihan informan dilakukan dengan cara snowball sampling dan yang menjadi informan pada penelitian ini yaitu anggota Yayasan KOMPAK dan ODHA. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian menunjukkan diskriminasi di lingkungan individual meliputi ODHA tidak mau makan, tidak mau kelayanan kesehatan atau tidak patuh minum obat, berdiam diri, menarik diri dari lingkungan, bahkan sampai ingin bunuh diri. Diskriminasi di lingkungan keluarga meliputi pengucilan, pengusiran, isolasi, perceraian, penghinaan, perbedaan perlakuan. Diskriminasi di lingkungan komunitas meliputi masyarakat menolak ODHA sehingga mengusir ODHA, mengucilkan ODHA, menggosip, takut bersentuhan dengan ODHA, takut makan bersama ODHA, membuka status ODHA. Peristiwa diskriminasi yang dilakukan masyarakat juga dialami keluarga ODHA. Diskriminasi di lingkungan kebijakan terkait dengan implementasi, kebijakan seputar isu permasalahan HIV/AIDS lebih terfokus pada permasalahan medis dan kurang memperhatikan permasalahan sosial salah satunya diskriminasi pada ODHA. Selanjutnya peran pihak Yayasan KOMPAK dalam membantu ODHA menghadapi perlakuan diskriminasi terlihat dari program-program yang telah dilakukannya seperti memberikan dukungan, sosialisasi, advokasi dan kegiatan pemberdayaan kepada ODHA. Kata Kunci : Diskriminasi, ODHA DISCRIMINATION OF PLHIV IN TANJUNGPINANG CITY Citra Multika Sari Sociology Faculty of Social & Politics University of Maritime Raja Ali Haji 2017 ABSTRACT The HIV / AIDS epidemic will have a devastating impact on national development as a whole, in addition to affecting health as well as socio-economic, political and defense security. Problems experienced by people living with HIV are treated differently, isolated, isolated and dismissed from their work because of the HIV / AIDS disease they are experiencing. This research was conducted with the aim to know the discrimination experienced by PLWHA in Tanjungpinang City. The research was conducted with descriptive qualitative approach to explain the phenomenon of discrimination experienced by PLWHA in Tanjungpinang City. The selection of informants is done by snowball sampling and the informant in this research is a member of KOMPAK Foundation and ODHA. Data collection was done by interview and documentation method. From the results of the study showed discrimination in individual environments include PLWHA do not want to eat, do not want to health service or not obedient to take medicine, silence, withdraw from environment, even to suicide. Discrimination in the family environment includes exclusion, expulsion, isolation, divorce, humiliation, different treatment. Discrimination in the community environment involves the community rejecting PLHIV so as to expel people living with HIV, isolate people living with HIV, gossip, fear in contact with people living with HIV, fear eating with PLWHA, open the status of PLWHA. Incidents of community discrimination are also experienced by PLHA families. Discrimination in the policy environment associated with implementation, policy around the issue of HIV / AIDS issues focused more on medical issues and less attention to social problems one of them discrimination in people living with HIV. Furthermore, the role of the Foundation KOMPAK Foundation in helping people living with HIV faces discrimination seen from the programs that have been done such as providing support, socialization, advocacy and empowerment activities to PLWHA Keywords : Discrimination, ODHA dilaksanakan oleh masyarakat, A. LATAR BELAKANG Epidemi HIV/AIDS akan dampak buruk menimbulkan terhadap pembangunan nasional secara keseluruhan karena selain berpengaruh terhadap kesehatan juga terhadap sosio-ekonomi, politik dan pertahanan keamanan (spiritia.or.id/art/bacaart.php?artn o=1056&gg=1). Kasus HIV dan AIDS merupakan dimana jumlah orang yang dilaporkan jauh lebih sedikit sebenarnya. dampak fenomena gunung es (iceberg phenomena), dibandingkan (Sujudi, 2002:16). Selain LSM dan swasta serta pemerintah dengan yang Khususnya di terhadap Indonesia, HIV/AIDS pertama kesehatan, juga akan memberikan kali ditemukan di Provinsi Bali dampak yang lebih berat lagi pada tahun 1987. Adapun di bagi yang bersangkutan maupun Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), keluarganya. menurut keterangan Sri Rupiati Dengan diskriminasi, adanya stigmatisasi selaku Kepala Bidang terhadap pengidap infeksi HIV Pengendalian maupun akan Penyehatan Lingkungan Dinkes menyebabkan kesulitan dalam Batam kasus AIDS pertama kali pekerjaan, perawatan, ditemukan pada tahun 1992, pengobatan dan kadang-kadang bertempat di Pulau Mat Belanda anak (dulu keluarganya, dikeluarkan dari sekolahnya. (Sujudi, 2002:16) Indonesia termasuk salah satu negara di Asia yang mengalami epidemi HIV/AIDS dengan prevalensi yang meningkat tajam dan belum penurunan menunjukkan meskipun upaya penanggulangan HIV/AIDS telah bernama: Kecamatan Kota Penyakit Pulau Belakang Batam. & Babi) Padang (http://sapa- ku.blogspot.co.id/2016/05/menuj u-batam-sehat-dan-tantangansebuah.html) Epidemi HIV/AIDS tidak akan berakhir tanpa upaya untuk mengakhiri stigma dan diskriminasi Tingginya diskriminasi terhadap ODHA. stigma dan terhadap ODHA politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, akan menghambat pencegahan pelaksanaan dan penanggulangan HIV/AIDS. hak asasi manusia dan kebebasan Hal ini disebabkan kuatnya nilai dasar dan keyakinan yang dianut oleh individual sebagian didalam dalam bidang politik, ekonomi, lebih hukum, sosial, budaya, dan aspek orang masyarakat. Mereka memilih untuk menahan informasi mengenai cara-cara yang benar penularan untuk HIV, mencegah serta lebih mendukung adanya peraturan dan kebijakan yang justru membuat populasi yang berisiko bahkan menjadi lebih rentan. (Aditama, 2012:1) atau dalam penggunaan kehidupan maupun baik kolektif kehidupan lainnya. Masih kuatnya stigma di masyarakat terkait dengan penyakit HIV/AIDS sebagaimana yang terjadi di Kota Tanjungpinang. Dengan adanya stigma negatif kepada masyarakat Orang HIV/AIDS Dengan (ODHA) akan Dalam UU No. 39 Tahun berdampak buruk pada penderita 1999 tentang Hak Asasi Manusia maupun orang-orang disekitarnya pasal 1 ayat 3 menjelaskan seperti keluarga, pasangan, atau diskriminasi Orang adalah setiap pembatasan, pelecehan, pengucilan yang atau yang Pengidap Hidup HIV Dengan dan AIDS langsung (OHIDHA). ataupun tak langsung didasarkan masyarakat pada pembedaan manusia atas stigma kepada ODHA akan tetapi dasar agama, suku, ras, etnik, di kelompok, komunitas sosial, kelamin, golongan, status ekonomi, bahasa, status jenis keyakinan yang dan hanya memberikan lingkungan memberikan kepada Tidak keluarga, institusi stigma penderita juga negatif HIV/AIDS sehingga menimbulkan perlakuan yang tidak wajar kepada ODHA. Pada umumnya masyarakat cenderung menghindari atau B. PERUMUSAN MASALAH Dari latar belakang tersebut dapat disimpulkan masalah perumusan yaitu: “Bagaimana menjauhi kontak sosial kepada Diskriminasi ODHA Di Kota ODHA karena takut terjangkit Tanjungpinang”. penyakit HIV/AIDS. Selain itu masyarakat menganggap bahwa penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit yang berbahaya, tidak dapat disembuhkan dan biasanya disebabkan karena menyimpang. perilaku Dengan adanya stigma tersebut membuat ODHA teralienasi dari lingkungannya, ia merasa tertekan dan depresi. ODHA sulit untuk berinteraksi sosial kepada masyarakat karena ia senantiasa reaksi dan khawatir akan penerimaan masyarakat atas dirinya bahkan takut untuk menyatakan bahwa dirinya sakit dan perlu pertolongan. ODHA sering kali harus menutupi status HIVnya jika ingin aman karena adanya resiko diskriminasi yang dapat dialaminya. C. TUJUAN DAN KEGUNAAN 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui diskriminasi yang ODHA di dialami Kota Tanjungpinang. 2. Kegunaan Penelitian a. Secara Praktis Dilihat dari kegunaan penelitian secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta membantu dapat sebagai bahan informasi yang berkaitan dengan diskriminasi yang dialami ODHA di Tanjungpinang. Kota b. Secara Teoritis Penelitian 2. Lokasi Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi maupun acuan informasi dalam penelitian-penelitian berikutnya dengan permasalahan penelitian yang sama serta menjadi referensi pustaka pemenuhan bagi kebutuhan penelitian lanjutan. di Yayasan 1. Jenis Penelitian KOMPAK Tanjungpinang Kota Provinsi Kepulauan Riau yang merupakan tempat ODHA mendapatkan dukungan dan dampingan dalam merawat ODHA penyakit sangat karena HIV/AIDS. sulit mereka ditemui biasanya menutupi status HIV/AIDS yang dimilikinya. D. METODE PENELITIAN memilih Alasan Yayasan peneliti KOMPAK dikarnakan agar lebih mudah Penelitian ini menggunakan metode Penelitian ini akan dilakukan kualitatif. Menurut menemui ODHA di tersebut dengan yayasan mengangkat Bodgan dan Taylor (Silalahi, judul “Diskriminasi ODHA di 2012:28) Kota Tanjungpinang”. metode kualitatif suatu prosedur merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata 3. Populasi dan Sampel Dalam penelitian kualitatif tertulis atau lisan dari orang- tidak orang dan perilaku yang diamati. karena Tipe deskriptif berangkat dari kasus tertentu bertujuan untuk menggambarkan yang ada pada situasi sosial secara suatu tertentu dan hasil kajiannya tidak individu, keadaan, gejala, atau akan diberlakukan ke populasi, kelompok tetapi ditransferkan ke tempat penelitian tepat masyarakat. sifat-sifat tertentu dalam menggunakan penelitian populasi, kualitatif lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang terjadi (Silalahi, 2012:289). dipelajari. Sampel dalam Data yang akan diperoleh penelitian kualitatif bukan adalah data yang berkaitan dinamakan responden, tetapi tentang masalah utama yaitu narasumber atau sebagai diskriminasi yang partisipan, informan, masyarakat ODHA di dalam Tanjungpinang. penelitian (Sugiyono, 2006:243). sampel yang selanjutnya disebut informan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampling. tipe snowball Informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah ketua Yayasan KOMPAK, anggota KDS Yayasan KOMPAK, dan ODHA dibawah naungan Yayasan KOMPAK. Informan ODHA pada penelitian ini tidak menggunakan nama asli melainkan menggunakan nama samaran dikarenakan penelitian ini sifatnya sensitif. Sub- antara lain: diskriminasi ODHA bagaimana yang di dialami lingkungan individual, lingkungan keluarga, lingkungan komunitas, lingkungan kebijakan dan peran pihak yayasan dalam ODHA membantu menghadapi perlakuan diskriminasi. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh sumber-sumber peneliti yang telah ada atau data yang a. Data Primer diambil melalui keterangan Data primer adalah data dikumpulkan dari permasalahan tersebut dari 4. Jenis Data yang Kota permasalahan yang didapat Pengambilan dan pemilihan sebagai dialami dari situasi aktual ketika peristiwa atau informasi yang diinginkan serta diperlukan untuk memperjelas data atau permasalahan yang akan diteliti (Silalahi, 2012:291). instrumen Data wawancara sekunder penelitian melalui ini dalam diperoleh dokumen-dokumen seperti jumlah kasus yaitu pedoman (Iskandar, 2008:217). Wawancara dalam penelitian ini dengan dilakukan menggunakan HIV/AIDS di Indonesia yang pedoman bersumber Ditjen Pedoman wawancara tersebut PP&PL, Kemenkes RI tahun berisi pertanyaan-pertanyaan 2014, yang akan diajukan kepada dari jumlah kasus wawancara. HIV/AIDS di Provinsi Kepri, para jumlah kasus HIV/AIDS di mendapatkan Kota mendalam Tanjungpinang bersumber dari yang Komisi Penanggulangan Provinsi tahun AIDS Kepulauan 2015 dampingan Yayasan dan ODHA KOMPAK berbentuk mengenai permasalahan utama penelitian yaitu diskriminasi ODHA data Tanjungpinang. di Kota tabel untuk jawaban Riau Tanjungpinang tahun 2016 dalam informan di Kota b. Dokumentasi Teknik Ini, merupakan penelahaan terhadap ataupun grafik yang berisikan referensi-referensi angka-angka dan dokumen- berhubungan dengan fokus dokumen penunjang lainnya. permasalahan 5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data yang dimaksud adalah dokumen dokumen resmi, referensi- referensi, foto-foto, Interview atau wawancara merupakan penelitian, dokumen-dokumen pribadi, a. Interview yang rekaman kaset. Data ini dapat teknik berfungsi bagi peneliti untuk pengumpulan data kualitatif menguji, menafsirkan bahkan dengan unuk meramalkan jawaban menggunakan dari fokus permasalahan penelitian 2008:219). yang sama juga diutarakan oleh Doi (1992:74) Dokumentasi dalam Renata (2011) mengenai telaah ini dari adalah dokumen resmi dari Yayasan KOMPAK yang (Iskandar, penulis penelitian Hal Tanjungpinang sebagai referensi, foto, serta jurnal-jurnal penelitian terdahulu. jenis-jenis diskriminasi yang ada di Jepang yaitu sebagai berikut: “Diskriminasi memiliki bentuk bermacam-macam. Diskriminasi ras (Ainu, orang Korea, orang asing), diskriminasi desa (orangorang yang tinggal di daerah E. KERANGKA TEORI buraku), diskriminasi orang yang 1. Jenis-jenis Diskriminasi lemah (orang yang sudah tua, Fulthoni, et.al (2009:9) memaparkan jenis-jenis diskriminasi yang sering terjadi, yaitu sebagai berikut: berdasarkan ras dan agama/keyakinan. b. Diskriminasi jenis kelamin berdasarkan dan geder (peran sosial karena jenis kelamin). c. Diskriminasi terhadap penyandang cacat. d. Diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS. e. Diskriminasi sosial. 2. Tipe-tipe Diskriminasi Menurut Pettigrew dalam Liriweri (2005:221), ada dua tipe a. Diskriminasi suku/etnis, penyandang cacat). karena kasta diskriminasi yaitu: a. Diskriminasi Langsung Tindakan membatasi suatu wilayah tertentu, seperti pemukiman, jenis pekerjaan, fasilitas umum dan semacamnya dan juga terjadi manakala keputusan pengambilan diarahkan oleh prasangka-prasangka terhadap kelompok tertentu. b. Diskriminasi Tidak Langsung Diskrminasi tidak langsung langsung, sedangkan diskriminasi dilaksanakan institusi merupakan diskriminasi melalui penciptaan kebijakan- kebijakan yang menghalangi ras/etnik tertentu berhubungan untuk secara bebas dengan kelompok ras/etnik lainnya yang mana aturan dan tidak 3. Bentuk-bentuk Diskriminasi Bentuk diskriminasi menurut Newman mengandung bias 2009:88) tidak berupa: yang tampak dan mengakibatkan kerugian sistematis komunitas atau bagi kelompok masyarakat tertentu. Diskriminasi dalam diskriminasi Diskriminasi terjadi biasanya individu bentuk Mikarso, diskriminasi 1. Diskriminasi verbal (Verbal exspression) diskriminasi yang dijalankan dengan cara kata. 2. Penghindaran (avoidance), dan diskriminasi yang dijalankan institusi. dengan cara menghindari atau individu diskriminasi (dalam menghina atau dengan kata- yang masyarakat (Liliweri, 2005:222). prosedur yang mereka jalani diskriminasi langsung adalah menjauhi seseorang atau tindakan seorang pelaku yang kelompok masyarakat yang berprasangka. tidak disukai. Diskriminasi institusi merupakan diskriminasi 3. Pengeluaran (exclusion), yang tidak ada hubungannya diskriminasi ini dijalankan dengan dengan prasangka individu cara tidak melainkan dampak kebijaksanaan memasukkan seseorang atau atau praktik berbagai institusi kelompok dalam tertentu dalam kelompoknya. masyarakat (Sunarto, 2004:161). Diskriminasi individu merupakan diskriminasi masyarakat 4. Diskriminasi fisik (physical abuse), diskriminasi yang dijalankan dengan cara maka mereka mencoba menyakiti, memukul atau dengan menyerang. merendahkan orang atau kumpulan lain. 5. Diskriminasi lewat pembasmian (extinction), Ditimbulkan perlakuan diskriminasi adanya sejarah pada masa dengan cara membasmi atau melakukan pembunuhan besar-besaran. d. Sejarah karena lalu. e. Persaingan dan eksploitas Masyarakat kini adalah lebih 4. Sebab-sebab Diskriminasi Yahya (2006:248-249) dalam Renata (2011), mengemukakan sebab-sebab diskriminasi, yaitu : a. Mekanisme pertahanan psikologi (projection) materialistik dan hidup dalam persaingan. Individu atau kumpulan bersaing diantara mereka untuk kekayaan, mendapatkan kemewahan dan kekuasaan. f. Corak sosialisasi Seseorang memindahkan Diskriminasi juga adalah kepada orang lain ciri-ciri fenomena yang dipelajari yang tidak disukai tentang dan diturunkan dari satu dirinya kepada orang lain. generasi kepada generasi b. Kekecewaan Setengah yang lain melalui proses orang yang sosialisasi. kecewa akan meletakkan terbentuk kekecewaan pandangan mereka kepada „kambing hitam‟. c. Mengalami rasa tidak Seterusnya suatu stereotip tentang peranan sebuah bangsa dengan yang lain selamat dan rendah diri dalam masyarakat, yaitu Mereka berkenaan yang merasa dengan terancam dan rendah diri kelakuan, cara kehidupan untuk menenangkan diri dan sebagainya. Melalui pandangan stereotip ini, untuk berbagi kanak-kanak belajar dengan orang luar. Selanjtnya menghakimi seseorang kemarahan, perasaannya kemarahan yang atau sesuatu ide. Sikap dialami ODHA ditandai dengan prejudis juga dipelajari adanya keinginan untuk mati, melalui proses yang sama. atau menyakiti dirinya. F. PEMBAHASAN Bentuk diskriminasi ODHA 1. Diskriminasi di Lingkungan Individual Bentuk-bentuk terhadap dirinya berupa penghindaran tindakan (avoidance) dilakukan oleh informan Wawa ODHA mendiskriminasi dirinya dan sendiri berupa mengurung diri setelah penghindaran dan penyangkalan mengetahui dirinya terinfeksi pada HIV. Kemudian bentuk yaitu awal dimana didiagnosa ODHA HIV, mengalami Sin D diskriminasi yang fisik sempat (physical kebingungan, terkejut (shock), abuse) seperti yang dilakukan kecemasan dan oleh Wawa dan Sin D, informan mengenai diagnosa penyangkalan tersebut. ini menghakimi diri dengan cara ODHA merasa terkejut, karena tidak mau makan, tidak mau diagnosa yang diberikan dokter berobat atau minum obat. merupakan hal yang tidak pernah disangka sebelumnya. Selanjutnya bentuk isolasi, hal ini terkait adanya kecemasan akan stigma dan masyarakat Stigma diskriminasi terhadap yang ODHA. melekat pada HIV/AIDS juga membuat ODHA menarik diri karena ODHA merasa tidak memiliki tempat Penyebabnya tindakan diskriminasi yang dilakukan oleh informan ODHA dirinya termasuk corak sosialisasi. terhadap diskriminasi Penyakit HIV/AIDS masih memiliki citra yang menakutkan masyarakat dikalangan khususnya pada ODHA sendiri dengan demikian ODHA turut serta mestigma dirinya sehingga tindakan-tindakan muncul yang dapat merugikan dirinya. di Lingkungan Keluarga dan yang minim terutama di keluarga ODHA. Jika informasi HIV/AIDS di keluarga 2. Diskriminasi Stigma pengetahuan minim akan menimbulkan stigma dan cenderung mendiskriminasi ODHA. Kasus diskriminasi yang diskriminasi biasanya dialami ODHA dilingkungan keluarga khususnya dilingkungan keluarganya setelah di Kota Tanjungpinang masih mengetahui status HIVnya yaitu terjadi hingga saat ini namun pengucilan, pengusiran, isolasi, sudah dan perceraian, kearah perbedaan mulai mengalami yang lebih terjadi berkurang perubahan baik. Perubahan seiring dengan penghinaan, perlakuan seperti pemisahan tempat makan dan sebagainya. bertambahnya pengetahuan dan sosialisasi yang diterima oleh keluarga ODHA. Namun masih sedikit sekali ODHA yang 3. Diskriminasi Lingkungan Komunitas Diskriminasi langsung atau membuka statusnya khususnya disebut kepada individu keluarganya diskriminasi di sehingga di juga diskriminasi yang dilakukan lingkungan masyarakat terjadi pada informan keluarga juga jarang dialami Tuka dan Wawa, ini dilihat dari ODHA. kasus pengusiran yang dilakukan Pada umumnya bagi ODHA yang telah membuka status kepada keluarganya, ada ODHA yang masih mengalami diskriminasi dan sebaliknya ada juga yang tidak. Diskriminasi terjadi dikarenakan informasi dan masyarakat HIV/AIDS Masyarakat karena yang penyakit dideritainya. menolak ODHA untuk tinggal disekitar mereka, selain diusir ODHA juga digosipi oleh masyarakat. Padahal ODHA sendiri tidak pernah membuka statusnya dan mengakui penyakit HIV/AIDSnya pada masyarakat Selain itu lembaga KPA juga namun menganggkat masyarakat menduga-duga hanya saja dan sosial yang dihadapi ODHA dan menyebar kabar tersebut. Tidak mencari hanya melakukan ODHA saja yang permasalahan solusi dengan advokasi dan diperlakukan tidak adil akan kerjasama kepada pihak-pihak tetapi terkait. keluarga ODHA juga dijauhi oleh masyarakat seperti yang terjadi pada informan Tuka. 4. Diskriminasi di pemerintah kebijakan terkait dengan diskriminasi yang dialami ODHA kurang mendapatkan perhatian yang serius. kebijakan Implementasi seputar isu permasalahan HIV/AIDS lebih terfokus medis pada permasalahan dan memperhatikan kurang permasalahan sosial salah satunya diskriminasi pada ODHA. Program-program terkait dengan ODHA khususnya diskriminasi di implementasi kebijakan di institusi kesehatan telah menunjukkan perubahan. Lingkungan Kebijakan Implementasi Sedangkan KPA Provinsi dan Kota Tanjungpinang dilakukan dengan mengakomodir ODHA dengan bantuan secara moril, memberikan penyuluhan dan kegiatan-kegiatan lainnya. berbagai Khususnya diskriminasi di lingkungan institusi kesehatan mengalami perubahan program-program kepada sudah pemerintah tenaga Pemerintah dengan kesehatan. memberikan penyuluhan kepada tenaga kesehatan guna untuk meningkatkan pelayanan kepada ODHA. Implementasi kebijakan pada LSM yang berkaitan dengan Penanggulangan HIV/AIDS terdiri dari berbagai LSM seperti KBBI, masyarakat peduli AIDS, POKJA, SADAR, Bentan Serumpun dan lain-lain namun LSM tersebut belum berjalan efektif dikarenakan minimnya dana yang ada pada LSM tersebut. Selain itu pihak yayasan bahu membahu dalam mencari 5. Peran Pihak Yayasan KOMPAK Peran solusi dan mengatasi perlakuan diskriminasi yang terjadi pada ODHA. Pihak yayasan juga pihak yayasan dalam membantu masyarakat terkait dengan isu-isu ODHA menghadapi perlakuan atau permasalahan HIV/AIDS diskriminasi sangat besar. Pihak dengan bekerjasama kepada KPA yayasan memberikan dukungan Provinsi dan Tanjungpinang. KOMPAK sosialisasi agar ODHA memberikan sosialisai maupun kepada KPA kota Selanjutnya memiliki semangat hidup yang dengan adanya program-program tinggi sehingga ODHA tidak seperti mendiskriminasi dirinya. Pihak pendidikan yayasan melakukan pendekatan kewirausahaan kepada keluarga ODHA bagi kegiatan lainnya bertujuan untuk ODHA yang bersedia membuka meningkatkan semangat hidup statusnya bagi ODHA dan memberdayakan kepada keluarga dengan tujuan agar keluarga mau mensuport ODHA dan tidak mendiskriminasi ODHA. Selanjutnya dengan adanya KDS berupaya untuk membantu mengakses ODHA CLOSE MEETING, sebaya, dan kegiatan- ODHA. G. KESIMPULAN 1. Diskriminasi di Lingkungan Individual layanan Pada saat ODHA mengetahui kesehatan, memberikan wadah dirinya terdiagnosis HIV/AIDS yang nyaman bagi ODHA untuk hampir semua ODHA mengalami berkonsultasi. Peran KDS juga terkejut (shock), sangat ketakutan, kecemasan, penting menginformasikan untuk depresi, stress, kepada gundah, putus asa dan tidak ODHA hal-hal yang berkaitan percaya diri. Dengan demikian dengan penggobatan HIV/AIDS. ODHA cenderung mendiskriminasi dirinya. dikarenakan stigma masyarakat khususnya di Tanjungpinang ini 2. Diskriminasi di Lingkungan Keluarga yang buruk terkait penyakit HIV/AIDS. Walaupun masyarakat Stigma dan diskriminasi dengan sudah diberikan sosialisasi tetapi masih tetap saja dilingkungan keluarga khususnya masyarakat di Kota Tanjungpinang masih ODHA. mendiskriminasi terjadi hingga saat ini namun sudah mulai mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Perubahan terjadi dengan 4. Diskriminasi di Lingkungan Kebijakan Implementasi kebijakan bertambahnya pengetahuan dan pemerintah sosialisasi yang diterima oleh diskriminasi yang dialami ODHA keluarga ODHA. Bagi ODHA kurang mendapatkan perhatian yang telah membuka statusnya yang kepada keluarganya ada keluarga kebijakan yang permasalahan HIV/AIDS lebih bisa menerima mensuport ODHA dan namun terkait serius. terfokus pada medis yang memperhatikan mendiskriminasi ODHA. isu permasalahan dan kurang permasalahan sosial salah satunya diskriminasi 3. Diskriminasi di Lingkungan Komunitas belum pada ODHA. 5. Peran Yayasan KOMPAK Diskriminasi di lingkungan komunitas Implementasi seputar sebaliknya ada juga keluarga masih dengan mengalami Peran KOMPAK pihak yayasan dalam membantu perubahan kearah yang lebih ODHA menghadapi perlakuan baik, di masyarakat masih sangat diskriminasi sangat besar. Pihak besar potensi diskriminasi yang yayasan meningkatkan dukungan dapat dialami ODHA hal ini dari berbagai pihak agar ODHA memiliki semangat hidup dan Penanggulangan AIDS Dan memberikan sosialisasi kepada Pemberdayaan Masyarakat keluarga dan masyarakat dengan Dalam tujuan mengurangi stigma dan HIV Dan AIDS di Daerah, diskriminasi. Pihak yayasan bahu Jakarta. membahu dalam mencari solusi dan mengatasi perlakuan Data Kasus HIV dan AIDS di Indonesia. diskriminasi yang terjadi pada ODHA. Selanjutnya Jakarta. adanya program-program seperti sebaya, kewirausahaan kegiatan-kegiatan dan lainnya 2014. Kementrian Kesehatan RI, dengan CLOSE MEETING, pendidikan Penanggulangan Data Kasus HIV Kepulauan Komisi dan AIDS Riau. 2015. Penanggulangan bertujuan untuk meningkatkan AIDS Provinsi Kepri 2015, semangat hidup bagi ODHA dan Tanjungpinang. memberdayakan ODHA. Data Kasus HIV dan AIDS Kota Tanjungpinang. H. DAFTAR PUSTAKA Aditama, Y Tjandra. 2012. Pedoman Penghapusan Stigma dan Diskriminasi, Jenderal Direktur PP dan PL Kementerian Kesehatan RI. Alo, Liliweri. 2005. Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat, Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Kepri 2015, Tanjungpinang. Djoerban, Z. 1999. Membidik AIDS, Ikhtisar dan Memahami ODHA. Departemen Dalam Negeri RI. 2007. Pedoman Umum Pembentukan Komisi HIV Yogyakarta: Galang Press. Dunn, W William. 2000. Analisis Kebijakan. Yogyakarta: LKiS 2015. Jakarta: PT. Bumi Aksara Fulthoni, et,al. 2009. Buku Saku Kebebasan Beragama, Jakarta: Legal The Indonesian Resource Sujudi, Center di Wirawan. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Sawitri, 2002. Pengangan Kantitatif, & Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Buku HIV/AIDS. Sujatmoko, Stephanus Agung. 2015. Denpasar: Yayasan Kerti Sehat dan Sukses dengan Praja. HIV-AIDS. Pemerkosaan, Jakarta: Raja Gafindo. Iskandar. Undang-undang No. 39 Tahun 1999 Metodologi Publik, Teori dan Proses . Penelitian Pendidikan dan Jakarta: Gaung Persada Press. Jiraphongsa, Jakarta: PT. Buku KITA. Yanri, Zulmiar. 2005. Pedoman Bersama ILO/WHO Tentang Li, Li., Lee, S.J., Thammawijaya, P., C. & Pelayanan Kesehatan dan HIV/AIDS. Rotheram-Borus, M.J. 2009. Pengawasan Stigma, Social Support, and Kerja, Jakarta. Depression Among People Living with HIV in Thailand Ulber. PT Winarno, Budi. 2007. Kebijakan 2008. Sosial, Jakarta: Gramedia Hutapea. R; 2004. AIDS & PMS dan Silalahi, Jakarta. Indonesia. Terapi Alternatif. Jakarta: Sumantera, Indonesia, Mentri Kesehatan Republik Green, C.W & Setyowati, H. 2004. Yayasan Spritia 2002. Penanggulangan HIV/AIDS (IRLC). Gunung, Achmad. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Direktor Kesehatan Skripsi & Jurnal Ahwan, Zainul. 2011. Stigma Dan Diskriminasi HIV & AIDS pada Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) Di Masyarakat Basis Anggota Nahdlatul Ulama Bangil. (NU) Universitas Pusat Penelitian Yudharta Pasuruan, Jawa Kependudukan-LIPL Timur. Volume. VI, No. 2, 2011. Demartoto, Argyo. 2006. ODHA, Masalah Sosial Dan Pemecahannya. Sosiologi Jurnal Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Dengan HIV/AIDS Dibawah Naungan Lembaga Advokasi Dan Rehabilitas Sosial Mardhatillah. 2015. Pengetahuan Hubungan dan Sikap Siswa Tentang HIV dan AIDS dengan Terhadap Stigma Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di Duriah. 2014. Interaksi Sosial Orang Kota SMAN 5 Makassar. Universitas Hasanuddin Makassar. Nurhayati, Eka, dkk. 2012. Stigma Samarinda. dan Diskriminasi Terhadap Jurnal Sosiologi Universitas ODHA di Kota Bandung. Mulawarman Universitas Padjadjaran Volume 2, Nomor 2, 2014: 1-11. Gaghenggang, Agyta. Renata, Kresentia. 2011. Analisis 2013. Diskriminasi Terhadap Diskriminasi Terhadap Kaum Burakumin Dalam Penderita HIV/AIDS Novel Misaki dan Novel Menurut Hak Asasi Manusia. Lex et Societatis, Vol. I/No. 5/September/2013 Latifa, Penderita HIV & AIDS. Ade, dkk. Hakai. BINUS. Sidebang, Purnama. Karakteristik HIV/AIDS Penderita Puskesmas Peran Tanjung Morawa Agustus Masyarakat Madani Dalam 2006 – Mei 2010. Skripsi Mengurangi Fakultas Diskriminasi 2011. di 2010. Stigma dan Terhadap Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Siregar A. Fazidah. 2004. Pengenalan dan Pencegahan AIDS, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Artikel Internet http://www.depkes.go.id/resources/d ownload/pusdatin/infodatin/ Infodatin%20AIDS.pdf (diakses: 04/Febuari/2016 20:21) http://www.slideshare.net/irenesusilo 18/juknis-hiv-pedomanstigma-diskriminasi (diakses: 06/Febuari/2016 14:10) http://sapaku.blogspot.co.id/2016/05/ menuju-batam-sehat-dantantangan-sebuah.html (diakses 24/Febuari/2016 16:05) spiritia.or.id/art/bacaart.php?artno=1 056&gg=1 (diakses 24/Febuari/2016 17:31)