BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu komoditi buah yang penting di Indonesia. Menurut Anonim1 (2012) produksi tomat menempati urutan ke 5 dari produksi sayuran dan buah-buahan semusim di Indonesia dengan total produksi 893.504 ton. Namun demikian produksi tomat di Indonesia masih tergolong rendah yaitu 6,3 ton/ha jika dibandingkan dengan negara-negara Taiwan, Saudi Arabia dan India yang berturutturut 21 ton/ha, 13,4 ton/ha dan 9,5 ton/ha (Kartapradja dan Djuariah, 1992). Rendahnya produksi tomat di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor seperti varietas, kultur teknis, dan adanya hama. Tomat digemari oleh masyarakat Indonesia baik sebagai komoditas hortikultura, produk kesehatan, maupun produk kecantikan. Tomat sebagai komoditi hortikultura berperanan sebagai pangan sumber vitamin dan mineral. Vitamin yang ada terdiri atas vitamin C, vitamin B, vitamin E dan provitamin A (karoten), sedangkan mineral yang ada mencakup Ca, Mg, P, K, Na, Fe, sulfur dan klorin (Rahmat, 1994). Selain vitamin dan mineral, tomat juga mengandung pigmen pemberi warna merah yang terdeteksi didominasi oleh likopen (Wenli et al., 2001). Levy et al. (1995) menyebutkan bahwa likopen mampu menghambat pertumbuhan kanker. Serangga adalah salah satu kelompok (klas) dalam Filum Arthropoda yang jumlahnya mendominasi filum tersebut. Menurut Ross et al. (1982) jumlah spesies serangga 11 kali lebih banyak daripada jumlah spesies arthropoda lain. Sebanyak 1.413.000 spesies serangga telah berhasil diidentifikasi dan lebih dari 7.000 spesies baru ditemukan hampir setiap tahun (Siregar, 2009). Lahan pertanian tidak bisa lepas dari adanya serangga. Di lahan pertanian serangga dapat berperan sebagai herbivora, predator, dekomposer, penyerbuk, parasit, dan parasitoid. Di lahan pertanian tomat serangga dapat berperan sebagai hama, salah satunya adalah Thrips sp. (Fajarwati, et al., 2009). Di tanaman tomat, selain sebagai hama serangga juga dapat berperan membantu penyerbukan bunga (polinasi). Di 1 Eropa, bumble bee (Hymenoptera) merupakan penyerbuk potensial tanaman tomat karena mampu menggetarkan kerucut benangsari (King & Buchmann 1996). Penyerbukan tanaman tomat oleh bumble bees menghasilkan bobot buah, diameter dan jumlah biji yang lebih besar dibandingkan bila tanpa bumble bee (Dogterom et al., 1998). Salah satu penelitian yang telah dilakukan di lahan pertanian tomat yaitu penelitian mengenai keanekaragaman serangga pada bunga tomat di lahan pertanian organik Cisarua, Bogor yang dilakukan oleh Fajarwati et al. tahun 2009. Pada penelitian tersebut didapatkan empat spesies yang dominan mengunjungi bunga tomat, yaitu Thrips sp. (Thysanoptera), Hylaeus sp. (Hymenoptera), Aphis fabae (Homoptera), dan Macrolophus sp. (Hemiptera). Penelitian yang dilakukan oleh Fajarwati et al. pada tahun 2009 ini hanya terbatas pada saat tanaman berbunga dan belum mengkaji yang lebih mendalam yaitu keanekaragaman serangga pengunjung tanaman tomat pada masa tanam sebelum dan setelah berbunga. Oleh karena itu untuk melengkapi dan memperbaharui penelitian tersebut perlu dilakukan penelitian untuk megetahui keanekaragaman serangga pengunjung tanaman tomat pada masa tanam sebelum berbunga, saat berbunga, dan setelah berbunga. Penelitian ini berjudul “Keanekaragaman Jenis Serangga Pengunjung Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum L) Pada Masa Tanam Sebelum, Saat, dan Setelah Berbunga di Lahan Pertanian Ngemplak, Sleman, Yogyakarta” dilakukan untuk mengetahui dan mengkaji keragaman jenis serangga pengunjung tanaman tomat pada masa tanam sebelum, saat, dan setelah berbunga di lahan pertanian Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Pada penelitian ini diamati dan dikaji keanekaragaman serangga pengunjung tanaman tomat pada masa tanam sebelum berbunga, saat berbunga, dan setelah berbunga dengan tujuan untuk membandingkan jenis-jenis serangga yang didapatkan pada 3 periode yaitu dalam masa pertumbuhan (sebelum berbunga), masa pembungaan, dan masa pembuahan (setelah berbunga) untuk selanjutnya dianalisis potensi peranan serangganya pada masing-masing periode masa tersebut. Penelitian ini dilakukan di lahan pertanian tomat Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta, karena Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah penghasil buah tomat di Yogyakarta. Pada tahun 2011 2 produksi tomat di Kabupaten Sleman mencapai 599,4 ton dan pada tahun 2012 produksi tomat mencapai 343,0 ton (Saripudin, 2012). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka timbul permasalahan yaitu : 1. Jenis-jenis serangga apakah yang menjadi pengunjung tanaman tomat pada masa tanam sebelum, saat, dan setelah berbunga di lahan pertanian Ngemplak, Sleman, Yogyakarta ? 2. Bagaimanakah keanekaragaman serangga pada masa tanam sebelum, saat, dan setelah berbunga di lahan pertanian Ngemplak, Sleman, Yogyakarta 3. Bagaimanakah potensi peran serangga pengunjung tanaman tomat pada masa tanam sebelum, saat, dan setelah berbunga di lahan pertanian Ngemplak, Sleman, Yogyakarta ? C. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi jenis serangga pengunjung tanaman tomat pada masa tanam sebelum berbunga, saat berbunga, dan setelah berbunga di lahan pertanian Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, 2. Membandingkan keanekaragaman serangga pengunjung tanaman tomat pada masa tanam sebelum berbunga, saat berbunga, dan setelah berbunga di lahan pertanian Ngemplak, Sleman, Yogyakarta dengan mengkaji indeks keanekaragaman Shannon – Wiener, 3. Mengetahui potensi peran serangga pengunjung tanaman tomat pada masa tanam sebelum berbunga, saat berbunga, dan setelah berbunga di lahan pertanian Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. 3 D. Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Memberi informasi tentang keanekaragaman jenis serangga pengunjung tanaman tomat pada masa tanam sebelum, saat, dan setelah berbunga di lahan pertanian Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. 2. Sebagai database yang mendukung penelitian tentang keanekaragaman dan potensi peran serangga pengunjung tanaman tomat pada pada masa tanam sebelum, saat, dan setelah berbunga. 3. Sebagai data pendukung untuk program pelestarian serangga yang mempunyai peranan penting dan juga sebagai bahan informasi penting pada program pengendalian hayati serangga hama pada lahan pertanian tomat. 4