Gerai Info 60 ISEF-Cover.indd

advertisement
Edisi
60
Tahun VI
2016
www.bi.go.id
SOROT
TERDEPAN
DALAM
PENGEMBANGAN
EKONOMI DAN
KEUANGAN
SYARIAH
INDONESIA SHARIA
ECONOMIC FESTIVAL 2016
POTRET
MEMBANGUN INKUBATOR
BISNIS PESANTREN
Gerai Info 60 ISEF-Cover.indd A
07/12/2016 15:46:40
DAFTAR ISI
03
PEDOMAN
04
EDITORIAL
Penanggung Jawab:
Tirta Segara
Pemimpin Redaksi:
Arbonas Hutabarat
06
SOROT
ISEF, Terdepan dalam
Pengembangan Ekonomi
dan Keuangan Syariah
Ekonomi syariah memiliki prospek yang menjanjikan
di tengah ketidakpastian global.
Redaksi Pelaksana:
Edhie Haryanto
Wahyu Indra Sukma
Ernawati Jatiningrum
Surya Nanggala
Any Ramadhaningsih
Yadi Yuhardinata
T. Rafael Lardhana
Kontributor:
Mualam Noor
Angiola Harry
Rahmat Dwi Cahyono
Yusi Rahimah
Sri Mulyani Indrawati
Yunita Resmi Sari
M. Anwar Bashori
Menteri Keuangan
Republik Indonesia
Direktur Departemen
Pengembangan UMKM
Bank Indonesia
Direktur Departemen
Ekonomi dan Keuangan
Syariah Bank Indonesia
Hal. 18
Hal. 6
Hal. 26
22
18
22
26
28
30
PERSPEKTIF
Alamat Redaksi:
Departemen Komunikasi
Bank Indonesia
Jl. M.H. Thamrin No.2
Jakarta
Telp. Contact Center
BICARA:
(021) 131
e-mail: [email protected]
website: www.bi.go.id
Upaya Memajukan Pesantren
Melalui Digitalisasi
@bank_indonesia
Pondok pesantren memilki potensi besar dalam memajukan
kehidupan bangsa. Salah satu upaya untuk memaksimalkan peran
itu ialah melalui digitalisasi.
bankindonesia
PERSPEKTIF
AKTIVITAS
ETALASE
PERISTIWA
fl ip.it/7A9uk
BankIndonesiaChannel
Redaksi menerima
kiriman naskah dan
mengedit naskah
sebelum dipublikasikan.
Naskah dikirim ke
[email protected]
APA KATA MEREKA
Gerai Info 60 ISEF-Cover.indd B
07/12/2016 15:46:46
Pedoman
Solusi
Menghadapi Krisis
Edisi 60
l
tahun 6
l
2016
P
3
Gerai Info l bank Indonesia
erekonomian global tengah menghadapi turbulensi yang berdampak
signifikan terhadap keuangan global. Sistem keuangan global
mengalami krisis yang berkepanjangan. Memasuki 2016, gejolak
ekonomi global belum juga menunjukkan tanda-tanda akan reda. Di
tengah kondisi ini, pemerintah memerlukan solusi yang mampu
menjawab dan mengatasi tantangan ekonomi global. Sistem
ekonomi dan keuangan syariah pun dilirik sebagai sistem yang dinilai mampu
menjawab tantangan ini.
Dalam rangka mendorong akselerasi ekonomi dan keuangan syariah, Bank
Indonesia (BI) menggelar “Indonesia Sharia Economic Forum (ISEF) 2016”. Forum yang
digelar untuk yang ketiga kalinya ini diharapkan dapat memfasilitasi pertukaran ilmu
dan pengalaman mengenai ekonomi dan keuangan syariah serta bisa untuk ajang
merumuskan kebijakan dan langkah dalam mendorong perkembangan ekonomi dan
keuangan syariah.
Menurut kajian BI, ada tiga sektor yang berperan penting dalam mendorong
perkembangan ekonomi dan keuangan syariah, yakni perbankan syariah, pasar modal
syariah, dan asuransi syariah. Ketiga sektor ini terbukti menunjukkan perkembangan
yang pesat dalam beberapa tahun terakhir, baik dalam hal volume usaha, produk
keuangan maupun keleluasaan jaringan dalam melayani konsumen.
Perkembangan sistem keuangan syariah saat ini didorong oleh pesatnya kemajuan
yang dicapai oleh sektor perbankan syariah. Hal itu tercermin dari dominasi perbankan
syariah di sistem keuangan syariah global. Sebagai informasi, pangsa perbankan
syariah telah mencapai 80% dari total sistem keuangan syariah.
Sektor perbankan syariah juga mampu menunjukkan ketahanan yang sangat baik
dalam menghadapi krisis keuangan global. Hal itu tercermin dari kuatnya pertumbuhan
perbankan syariah di tengah perlambatan keuangan global, dengan rata-rata
pertumbuhan mencapai 17,1% dalam rentang 2008 sampai dengan 2011. Selama
periode 2011-2014 perbankan syariah mampu tumbuh signifikan, dengan rata-rata
pertumbuhan mencapai 13,8%. Sementara pada 2014 perbankan syariah tumbuh
sebesar 10% secara tahunan jika dibandingkan dengan 2013.
Menyadari pentingnya peran dan besarnya potensi ekonomi syariah, BI
menempatkan program pembangunan ekonomi dan keuangan syariah sebagai salah
satu tujuan strategis Fungsi Strategis Bank Indonesia 2024. Langkah ini sejalan
dengan visi Indonesia menjadi pusat keuangan Islam dunia.
Salam,
Agus D. W. Martowardojo
Gubernur Bank Indonesia
GeraiInfo Syariah Isi.indd 3
12/5/16 7:45 PM
Editorial
Komitmen BI Mengembangkan
Ekonomi dan Keuangan Syariah
Tirta Segara
Kepala Departemen Komunikasi
Bank Indonesia
Gerai Info l bank Indonesia
4
Edisi 60
l
tahun 6
l
2016
GeraiInfo Syariah Isi.indd 4
BI terus melakukan inovasi dan inisiatif sebagai upaya
memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa. Salah satunya
terkait dengan sistem pembayaran.
P
erekonomian Indonesia memiliki tantangan
berupa kesenjangan dan kemiskinan. Ekonomi
syariah dinilai dapat menjadi jawaban karena
menitikberatkan pada distribusi pendapatan ke
semua segmen masyarakat serta optimalisasi
produksi. Ekonomi syariah diarahkan pada
pencapaian pertumbuhan yang tinggi dan merata, berbasis sinergi
elemen masyarakat. Dengan demikian, kesenjangan akan terkikis
dan kemiskinan berkurang.
Besarnya potensi ekonomi dan keuangan syariah telah disadari
oleh otoritas di Indonesia. Demikian pun dengan Bank Indonesia
(BI), yang meresponsnya dengan melakukan salah satu kegiatan,
yaitu “Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF)”.
Kegiatan yang telah dimulai sejak 2014 itu merupakan bentuk
keseriusan BI dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan
syariah. Penyelenggaraan ISEF 2016 dibagi menjadi dua bagian
besar, yaitu Shari’a Forum dan Shari’a Fair. Shari’a Forum diadakan
untuk mengangkat dan berdiskusi mengenai berbagai topik dan
kajian pengembangan ekonomi syariah. Sementara Shari’a Fair
dirancang untuk meningkatkan minat dan pemahaman masyarakat
mengenai ekonomi dan keuangan syariah.
Dalam penyelenggaraan ISEF kali ini juga diluncurkan tiga
inisiasi, yakni Islamic Financial Market Code of Conduct, model sukuk
linked waqaf, dan pembentukan Satuan Tugas Akselerasi Ekonomi
Syariah (Satu Akses) di Jawa Timur. Peluncuran ketiga inisiasi
tersebut dilakukan oleh BI bersama-sama dengan lembagalembaga terkait.
Peluncuran Islamic Financial Market Code of Conduct mengawali
diberlakukannya pedoman transaksi di pasar keuangan syariah
yang menunjukkan perbedaan antara transaksi di pasar keuangan
syariah dan pasar keuangan konvensional. Selanjutnya, peluncuran
model sukuk linked waqaf merupakan inovasi untuk mengoptimal­
kan pemanfaatan aset wakaf dengan sukuk. Semen­ta­ra itu,
peluncuran Satu Akses merupakan inisiasi untuk menciptakan
sinergisitas pengembangan mikro-makro ekonomi syariah. l
12/5/16 7:45 PM
penghapusan historis Bank Indonesia (BI)
Checking, karena kredit sudah saya lunasi.
Saya sangat berharap historis BI Checking
saya dihapuskan, karena semua pengajuan
kredit saya, yakni kredit tanpa agunan
(KTA), kredit pemilikan rumah (KPR),
kredit usaha rakyat (KUR), dan lainnya,
ditolak pihak bank/pemberi kredit, karena
saya mempunyai historis kolektibilitas 5.
Walupun sudah saya lunasi dari maret
2016, akan tetapi hal tersebut masih
menjadi kendala.
[email protected]
A: Yth. Saudara Kriswanto, terima kasih telah
mengirimkan email kepada Bank Indonesia
(BI). Dapat kami sampaikan bahwa BI
menyediakan Sistem Informasi Debitur
(SID)/BI Checking yang dapat
dimanfaatkan untuk melakukan
pemantauan atas status pinjaman/kredit
yang diterima oleh nasabah (Informasi
Debitur Individual - IDI), sekaligus alat
kontrol bagi nasabah terhadap kebenaran
dan keakuratan data historis/riwayat
GeraiInfo Syariah Isi.indd 5
kreditnya yang disampaikan oleh peserta
SID (bank dan non-bank) kepada BI.
Terkait kebijakan pemberian kredit
merupakan kewenangan dari masingmasing bank/lembaga non-bank yang
bersangkutan. Tidak ada larangan dari BI
kepada Perbankan untuk menolak
permohonan kredit apabila seseorang
tercantum namanya dalam IDI Historis (BI
Checking) dan pernah memiliki kredit
macet. Status IDI Historis bukan satusatunya alat pertimbangan dalam analisa
penyediaan dana oleh bank/lembaga
nonbank, karena bank/lembaga nonbank
melakukan analisa dengan
mempertimbangkan aspek-aspek lainnya.
Dalam hal Informasi “Rangkuman
Fasilitas” pada output IDI Historis, kolom
tersebut menampilkan kolektibilitas
terendah dari debitur selama masa kredit
berlangsung (tidak terbatas 24 bulan).
Apabila debitur tercatat pernah memiliki
kolektibilitas macet pada “Rangkuman
Fasilitas”, bukan berarti debitur tersebut
sedang bermasalah/mengalami
permasalahan dan hal ini sudah dipahami
oleh Perbankan.
5
Gerai Info l bank Indonesia
Q: Saya bermaksud mengajukan
Edisi 60
l
[email protected]
l
email Saudari terkait Pelaporan Utang
Luar Negeri, dapat kami sampaikan bahwa
mengacu pada SEBI 15/16/DInt tanggal 29
April 2013 menjelaskan pengertian Pelapor
Utang Luar Negeri yang selanjutnya
disebut Pelapor ULN adalah Penduduk
yang memiliki kewajiban utang luar negeri
kepada bukan Penduduk. Sehingga pihak
sebagai penjamin tidak diwajibkan
melakukan pelaporan ke Bank Indonesia
(BI).
2016
A: Yth. Saudari Linda. Sehubungan dengan
luar negeri, dan perusahaan lain (dalam
negeri ) memberikan garansi/jaminan
terhadap utang tersebut, apakah
perusahaan pemberi jaminan harus
menjadi pelapor juga ? Mohon
informasinya.
tahun 6
Q: Jika perusahaan kami mendapat utang dari
12/7/16 3:57 PM
Sorot
ISEF, Terdepan dalam
Pengembangan Ekonomi
dan Keuangan Syariah
Ekonomi syariah memiliki prospek yang menjanjikan
di tengah ketidakpastian global.
Gerai Info l bank Indonesia
6
D
Edisi 60
l
tahun 6
l
2016
alam beberapa tahun
terakhir ini perekonomian
global terus dibayangi
ketidakpastian dan masih
berlanjut hingga saat ini. Di
tengah ketidakpastian
tersebut, ekonomi syariah
memiliki prospek yang menjanjikan. Ke depan,
diharapkan ekonomi dan keuangan syariah bisa
mendorong pertumbuhan perekonomian nasional
yang berkesinambungan dengan berbagai
kebijakan dan strategi.
Di tengah kondisi keuangan global yang
masih penuh dengan ketidakpastian, ekonomi
syariah nasional setidaknya mengirimkan sinyal
positif—industri keuangan syariah sendiri saat ini
tengah dalam tahap konsolidasi. Berdasarkan
hasil laporan Thompson Reuters, “State of The
Global Islamic Economy 2014-2015”, Indonesia
secara keseluruhan berada di urutan ke-10.
Menilik hasil laporan tersebut, sektor keuangan
syariah nasional memiliki potensi pembiayaan
syariah senilai Rp527,8 triliun seiring dengan
terdepannya posisi Indonesia pada beberapa
industri syariah, seperti fesyen Islami, travel
Islami, dan media.
Indonesia memiliki potensi yang besar untuk
pengembangan ekonomi dan keuangan syariah
ke depan. Hal itu bila melihat sumber daya alam
dan populasi muslim yang besar yang didukung
sumber daya manusia yang andal, kualitas riset
yang unggul, pengembangan kerangka regulasi,
serta pemanfaatan teknologi digital. Belum lagi
GeraiInfo Syariah Isi.indd 6
potensi dana zakat dan aset wakaf yang besar
untuk pengembangan Islamic social finance
dengan potensi dana zakat sebesar Rp217 triliun
(data Badan Amil Zakat Nasional) dan aset wakaf
sebesar Rp414 triliun (data Kementerian Agama).
Melihat potensi yang dimiliki Indonesia dan
seiring dengan kondisi perkembangan ekonomi
syariah yang prospektif tersebut, untuk ketiga
kalinya, Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan
serangkaian kegiatan “Indonesia Sharia Economic
Festival (ISEF)” di Surabaya. ISEF merupakan
salah satu event tahunan ekonomi dan keuangan
syariah terbesar dan terdepan di Indonesia yang
mengintegrasikan pengembangan sektor
keuangan syariah dengan perekonomian sektor
riil.
Penyelenggaraan ISEF kali ini berlangsung
pada 25-30 Oktober 2016 dengan mengangkat
tema “Leading Roles in The Development of
Islamic Economics and Finance to Achieve
Prosperity of The Nation”, menyambung tema
ISEF pada tahun sebelumnya yang memiliki spirit
penguatan ekonomi dan keuangan syariah untuk
kesejahteraan bangsa. Tema tersebut sejalan
dengan peta jalan (roadmap) pengembangan
ekonomi dan keuangan syariah BI untuk mendu­
kung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan
kesejahteraan masyarakat. Seluruh kegiatan ISEF
2016 dirangkai secara tematik dengan tagline
“The Beauty of Muamalah”, untuk bahumembahu dalam pengembangan ekonomi dan
keuangan syariah di Indonesia.
Secara garis besar, ISEF 2016 terbagi menjadi
12/5/16 7:45 PM
Sorot
diresmikan pula
Satuan Tugas
Akselerasi Ekonomi
ISEF
2014
Syariah (SATU AKSES)
yang diinisiasikan oleh
Memberdayakan
Kantor Perwakilan BI
Ekonomi dan
Jatim, peluncuran
Keuangan Islam untuk
ISEF
Kesejahteraan Bangsa. 2015
buku Dinamika Produk
dan Akad Keuangan
Forum Syariah
Upacara
Syariah, forum diskusi
Mengintegrasikan
Sharia Fair
Memimpin Peran
Pembukaan
Komersial Islam
Finance,
Food,
dalam Pembangunan
“Pemberdayaan
Harmoni dalam
dan Keuangan
Ekonomi dan
Fashion,
Kebangkitan
Ekonomi Pesantren”,
ISEF
Sosial untuk
Keuangan Islam
Fantrepreneur,
Menuju
untuk Mencapai 2016
dan seminar penda­
Memperkuat
Fundutainment
Kemandirian
Kemakmuran Bangsa.
Stabilitas Sistem
Negeri
laman pasar keuangan
Keuangan
syariah. Selain itu,
terdapat high level
discussion (HLD) calon
dewan pengarah KNKS yang dilakukan secara
tiga kegiatan utama, yaitu opening ceremony,
terbatas sebagai bentuk sinergi antar­lembaga
Shari’a Forum, dan Shari’a Fair. Kegiatan opening
pemerintah untuk menyusun rekomendasi arah
ceremony pada tahun ini secara simbolis
kebijakan dan program strategis pembangunan
menggaungkan deklarasi nasional akselerasi
nasional di sektor keuangan syariah.
peran ekonomi dan keuangan syariah yang
Sementara itu, kegiatan Shari’a Fair, yang
selaras dengan inisiasi pembentukan Komite
dibuka untuk umum, dirancang untuk meningkat­
Nasional Keuangan Syariah (KNKS) serta
kan minat dan pemahaman masyarakat mengenai
dilandaskan pada tema “Harmoni dalam
ekonomi dan keuangan syariah. Shari’a Fair tahun
Kebangkitan menuju Kemandirian Bangsa”.
ini mengangkat tema “Mendorong Pengembangan
Kegiatan Shari’a Forum diadakan sebagai
UMKM Industri Kreatif dan Ketahanan Pangan
forum bertukar pikiran mengenai berbagai topik
Berbasis Syariah”; dengan konsep 5F (finance,
dan kajian pengembangan ekonomi syariah.
food, fashion, funtrepreneur, dan fundutainment),
Berbagai kegiatan utama diselenggarakan, di
dengan kegiatan pameran produk UMKM industri
antaranya seminar internasional dengan Journal
kreatif dan ketahanan pangan syariah, yang
of Islamic Monetary Economics and Finance (JIMF)
ditampilkan dalam 156 booth.
Call for Papers. Acara diramaikan dengan 96 call
Seluruh rangkaian kegiatan ISEF telah me­
for paper dari 13 negara, antara lain Britania
narik minat masyarakat yang tinggi. Karena itu,
Raya, Jepang, Malaysia, Amerika Serikat, Nigeria,
ISEF diharapkan dapat mendukung pengem­bang­
Pakistan, Filipina, dan Rusia. Selanjutnya,
an ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air
dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi
Tujuan ISEF
nasional yang berkualitas. BI meyakini kegiatan
ISEF ini menjadi momentum untuk akselerasi
1. Menjadi ikon untuk pengembangan
pengembangan ekonomi dan keuangan syariah
ekonomi Syariah nasional.
nasional yang akan ditindaklanjuti pada ISEF
2. Menandakan peran aktif sebagai
tahun depan. l
pusat pengembangan ekonomi
syariah nasional dan internasional.
3. Integrasi sektor riil dan sektor
keuangan secara seimbang.
4. Membahas isu-isu strategis ekonomi
dan keuangan syariah dalam shari’ah
Economic forum.
GeraiInfo Syariah Isi.indd 7
Edisi 60
l
tahun 6
l
2016
Memimpin Inisiatif
Nasional dan Internasional
7
Gerai Info l bank Indonesia
Membangun pondasi
Nasional dan Kerjasama
Internasional tentang
Ekonomi Islam dan
Keuangan.
Oleh:
Muhammad Anwar Bashori
Direktur Departemen Ekonomi
dan Keuangan Syariah Bank Indonesia
12/5/16 7:45 PM
Sorot
Gerai Info l bank Indonesia
Potensi besar Sukuk
Linked Wakaf
Wakaf berpotensi sebagai pendorong ekonomi bangsa.
8
Edisi 60
l
tahun 6
l
2016
D
engan mayoritas penduduk
beragama Islam, Indonesia
memiliki potensi wakaf yang
sangat besar. Jika dikelola
dengan baik, potensi wakaf
bisa mendorong kemajuan
ekonomi bangsa. Salah
satunya melalui penerbitan sukuk linked waqaf.
Dalam serangkaian Indonesia Shari’a Economic
Festival (ISEF) yang telah dilakukan sejak 2014,
Bank Indonesia (BI) telah menginisiasi model
sukuk linked waqaf. Hal itu didasari oleh besarnya
potensi tanah wakaf di Indonesia yang belum
dipergunakan secara maksimal. Misalnya saja,
tanah-tanah wakaf umumnya hanya digunakan
untuk pembangunan masjid, kuburan, pesantren,
atau panti asuhan. Sejatinya, potensi yang ada
Oleh:
Rifki Ismail
Departemen Ekonomi
dan Keuangan Bank Indonesia
GeraiInfo Syariah Isi.indd 8
dapat lebih dimaksimalkan untuk meningkatkan
kesejahteraan umat dan mendorong kemajuan
ekonomi dengan menggunakan sukuk (obligasi
berbasis syariah) sebagai instrumen pendanaan
(funding).
Berdasarkan data Badan Wakaf Indonesia
(BWI), potensi tanah wakaf di Indonesia mencapai
414 hektare (ha) yang tersebar di 400.000 titik
tanah wakaf. Jika diuangkan atau dinominalkan,
potensi tanah wakaf tersebut ada sekitar Rp416
triliun.
Tentu saja, pengelolaan ataupun pemanfaatan
yang belum maksimal terkait erat dengan
pengelola wakaf tersebut atau nadzir. Kelemahan
nadzir atau pengelola aset wakaf antara lain
adalah ketidakmampuannya untuk menghimpun
dana bagi pembangunan infrastruktur di atas
tanah wakaf. Melihat kondisi tersebut, BI, BWI,
dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
menginisiasi model sukuk linked waqaf.
Secara sederhana, pemikiran sukuk linked
waqaf adalah penggunaan aset atau tanah wakaf
sebagai underlying asset untuk mendapatkan
12/5/16 7:45 PM
Sorot
2
Kerja sama antara nadzir
sebagai pengelola aset wakaf
dengan BUMN sebagai penerbit
sukuk untuk menyewakan aset
wakaf pada periode tertentu
kepada BUMN.
pendanaan melalui penerbitan sukuk. Dana yang
didapatkan dari penerbitan sukuk linked waqaf
diperuntukkan bagi pembangunan tanah wakaf
dengan proyek yang produktif. Kemudian,
pendapatan yang diperoleh dari proyek tersebut
dapat digunakan untuk membayar sewa dan
cicilan pokok sukuk kepada investor.
Sebagai inisiator, BI mempunyai kepentingan
untuk terus mengembangkan instrumen sukuk
sebagai upaya mendukung pendalaman pasar
keuangan syariah. Nah, salah satu instrumen
yang digunakan dalam mengembangkan pasar
keuangan syariah adalah sukuk, termasuk inisiatif
me-link-kan sukuk dengan aset wakaf sebagai
underlying penerbitannya. Sehubungan dengan
itu, BI melakukan pembahasan secara intensif
dengan BWI dan Kemenkeu dalam beberapa
tahun terakhir.
Inisiasi juga dilakukan dalam rangka eksplorasi
konsep pembangunan sistem keuangan syariah
secara lintas negara (cross border) dan
pengembangan sektor wakaf secara progresif.
Secara ekonomi, pengembangan aset wakaf
GeraiInfo Syariah Isi.indd 9
6
l
1
l
5
Hasil sewa
tersebut
dibagikan ke
nadzir dan
investor
Sukuk.
2016
4
tahun 6
3
Apabila pembangunan
sudah selesai aset
tersebut kemudian
disewakan kepada
pihak ketiga.
Di akhir periode aset
wakaf kembali menjadi
aset kelolaan nadzir.
Edisi 60
BUMN
menerbitkan
Sukuk dan
menawarkan
ke investor.
Dana yang dihimpun
digunakan untuk
pembangunan
infrastruktur di atas
tanah wakaf oleh
kontraktor.
9
dengan sistematis akan mampu menimbulkan
efek menggelinding bola salju (snowball effect)
bagi pengembangan aset wakaf lainnya.
Pengembangan aset wakaf berpotensi
menyediakan berbagai fasilitas sosial bagi
kesejahteraan masyarakat, dan tentunya
mendukung program ekonomi pemerintah.
Sukuk merupakan salah satu instrumen
moneter BI yang tertuang dalam Undang-Undang
(UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Surat
Perbendaharaan Negara (SPN). Pendalaman pasar
keuangan syariah sendiri tidak hanya concern BI,
tetapi juga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai
otoritas pasar modal, termasuk pasar modal
syariah dan Kemenkeu.
Dari hasil pembahasan BI, Kemenkeu, dan
BWI, model sukuk linked waqaf ini juga telah
dikomunikasikan dengan Kementerian Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) dan beberapa
perwakilan BUMN di bidang infrastruktur. Besar
kemungkinan, BUMN dapat menjadi salah satu
kandidat penerbit sukuk linked waqaf selain
kandidat lainnya. l
Gerai Info l bank Indonesia
Model
Sukuk
linked
wakaf
12/5/16 7:45 PM
Sorot
Gerai Info l bank Indonesia
10
International Working Group
for Islamic Social Finance
Rumusan International Working Group for Islamic Social Finance diharapkan menjadi
acuan internasional bagi lembaga zakat dan wakaf secara internasional.
Edisi 60
D
l
tahun 6
l
2016
alam serangkaian kegiatan
Indonesia Shari’a Economic
Festival (ISEF), Bank
Indonesia (BI) berkolaborasi
dengan Islamic Research
Training Institute–Islamic
Development Bank (IRTI–IDB), Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS), dan Badan Wakaf Indonesia
(BWI) melakukan pertemuan international
working group untuk merumuskan standar wakaf
internasional serta pedoman teknis good amil
governance dan manajemen risiko terkait dengan
zakat. Anggota forum internasional ini terdiri
atas BI, IDB, BAZNAS, BWI serta otoritas zakat
dan wakaf internasional.
Saat ini islamic social finance menjadi topik
yang hangat di industri keuangan syariah karena
potensi zakat dan wakaf yang besar untuk
kemaslahatan umat. Pusat Kajian Strategis
BAZNAS mencatat, saat ini potensi
pengumpulan dana zakat secara global telah
mencapai sekitar Rp780 triliun.
Oleh:
Jhordy Kashoogie Nazar
Departemen Kebijakan Ekonomi
dan Keuangan Syariah Bank
Indonesia
GeraiInfo Syariah Isi.indd 10
Potensi wakaf di Indonesia juga besar, saat ini
mencapai sekitar Rp416 triliun dengan tanah
wakaf seluas 414 hektare (ha) di semua penjuru
Indonesia. Untuk itu, diperlukan adanya kerangka
peraturan dalam meningkatkan peran zakat,
wakaf, maupun lembaga sosial agar dapat
berkontribusi aktif dalam mendorong
perekonomian nasional.
BI sebagai inisiator dalam pengembangan
ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia telah
meluncurkan standar internasional Zakat Core
Principles (ZCP) dalam World Humanitarian
Summit pada forum tingkat tinggi United Nations
(UN) di Istanbul, Turki, pada 24 Mei 2016.
Peluncuran ZCP tersebut didukung penuh oleh
negara anggota International Working Group of
Zakat Core Principles (IWG–ZCP) yang terdiri atas
Indonesia, Malaysia, Turki, Saudi Arabia, Bosnia,
Afrika Selatan, India, Pakistan, dan Sudan.
Proses perumusan ZCP sebelumnya telah
diinisiasikan pada ISEF pertama kali, pada 2014.
Oleh karena itu, sudah menjadi warna tersendiri
pada setiap ISEF untuk melakukan perumusan
standar internasional untuk islamic social finance.
Pada ISEF 2016 ini telah dilaksanakan kegiatan
pertemuan International Working Group of Waqf
Core Principles (IWG–WCP) kedua dan
International Working Group of Zakat Technical
Notes yang terdiri atas good amil governance dan
12/5/16 7:45 PM
Good Amil Governance
Manajemen Risiko
A. Otoritas zakat atau amil di setiap negara
(muslim mayoritas maupun minoritas)
harus memiliki mekanisme assesment dan
pengukuran risiko pengelolaan zakat,
termasuk memberikan rating atas kinerja
amil;
B. Otoritas zakat atau amil di setiap negara
(muslim mayoritas maupun minoritas)
harus memiliki mekanisme pengenaan
sanksi atas kemungkinan pelanggaran
manajemen zakat oleh amil.
A. Risiko informasi asimetris untuk
dimasukkan dalam pedoman teknis,
walaupun sebagian negara meyakini risiko
ini relatif termitigasi sebelum pemberian
atau penyaluran zakat dan adanya data
base zakat yang baik;
B. Manajemen zakat termasuk dipengaruhi
pula oleh risiko ekonomi, seperti risiko
penurunan kinerja ekonomi dan krisis
ekonomi. Sehingga, langkah antisipasi atas
risiko tersebut harus dilakukan oleh amil
dan pihak terkait.
Pertemuan pembahasan pedoman teknis
ini akan dilanjutkan pada awal 2017 untuk
improvisasi lebih lanjut berdasarkan masukan
dari pertemuan pertama. Ke depan,
diharapkan international working group for
GeraiInfo Syariah Isi.indd 11
l
tahun 6
l
Edisi 60
negara) yang mengatur dan mengelola
perwakafan.
Standar internasional wakaf ini akan dibahas
lagi pada awal 2017 dengan negara anggota
wakaf, dengan target untuk diluncurkan pada
kegiatan IDB Annual Meeting di Jeddah, pada Juni
2017.
Untuk pertemuan International Working
Group of Zakat Technical Notes yang pertama,
pertemuan ini telah dihadiri oleh Pusat Kajian
Strategis BAZNAS sebagai lead dari pertemuan
ini, IRTI–IDB, dan negara anggota, yaitu
Malaysia, yang terdiri atas Pusat Pungutan
Zakat (PPZ) dan Lembaga Zakat Selangor (LZS),
dan India. Technical notes tersebut di area good
amil governance dan manajemen risiko
merupakan turunan dari standar internasional
ZCP yang telah diluncurkan di forum tingkat
tinggi UN.
Tujuan utama perumusan good amil
governance dan manajemen risiko untuk lembaga
zakat adalah mendorong tata kelola dan prinsip
kehati-hatian lembaga zakat untuk
operasionalisasi lembaga zakat yang dapat
menjadi standar acuan dalam skala internasional.
Adapun, poin masukan pembahasan pada
pertemuan pertama adalah sebagai berikut.
11
Gerai Info l bank Indonesia
manajemen risiko.
Pertemuan IWG–WCP kedua dihadiri oleh
BWI, IRTI–IDB, dan negara anggota, yaitu Kuwait
dan Afrika Selatan, untuk membahas perubahan
draf standar internasional Waqf Core Principles
(WCP). Adapun, masukan dari anggota
pertemuan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pengaturan wakaf tunai (cash waqf)
dimasukkan ke dalam standar, walaupun
penerapannya belum merata di semua
negara.
2. Setiap otoritas wakaf (lembaga negara/
komunitas) harus memiliki ketentuan dan
batasan terhadap: (i) masa berlaku pengelola
wakaf (nadzhir) dan (ii) pengawasan atas
operasi nadzhir.
3. Adanya mekanisme pergantian pengelola
wakaf untuk keberlangsungan manajemen
aset wakaf, misalnya (i) aset wakaf
diserahkan kepada wakif (apabila wakif masih
hidup), (ii) aset wakaf diserahkan kepada ahli
waris wakaf, dan (iii) aset wakaf diambil alih
negara.
4. Adanya ketentuan bagi negara dengan
muslim minoritas agar memiliki “trust of
nadzhir” atau komunitas nadzhir yang
berfungsi selayaknya regulator (lembaga
2016
Sorot
Islamic social finance dilakukan secara
berkesinambungan untuk mendorong lembaga
zakat dan wakaf ke arah yang lebih baik demi
penguatan sektor sosial dalam sistem keuangan
syariah. l
12/5/16 7:45 PM
Sorot
BMT, Memadukan Konsep Keuangan
Sosial dan Keuangan Komersial Islam
Keuangan sosial Islam memiliki konsep meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sementara, keuangan komersial Islam mengajak masyarakat lebih produktif.
Gerai Info l bank Indonesia
12
D
Edisi 60
l
tahun 6
l
2016
alam sistem ekonomi syariah,
keuangan syariah bukan hanya
tentang keuangan komersial,
melainkan juga meliputi
keuangan sosial. Oleh karena
itu, di negara yang
mengadopsi sistem keuangan ganda, stabilitas
sistem keuangan dapat ditingkatkan dengan
mengintegrasikan keuangan komersial dan
keuangan sosial Islam. Integrasi antara sektor
sosial dan komersial tidak hanya dapat
mengurangi kemiskinan, meningkatkan
kesejahteraan sosial-ekonomi, dan meningkatkan
inklusi keuangan holistik, tetapi juga dapat
meningkatkan stabilitas sistem keuangan.
Salah satu contoh integrasi keuangan
komersial dan sosial Islam yang diterapkan di
lembaga keuangan syariah—dalam hal ini di
perbankan—adalah model perbankan tiga sektor,
yakni perbankan sukarela, perbankan nonformal,
dan perbankan korporasi. Perbankan sukarela
menggunakan model wakaf dan model Grameen
Syariah yang didukung oleh dana wakaf.
Perbankan nonformal menggunakan model
Grameen Syariah dan model individu untuk usaha
mikro. Sementara, perbankan korporasi
menyediakan produk dan layanan perbankan
biasa.
Model perbankan tiga sektor ini diterapkan
Oleh:
Ascarya
Departemen Ekonomi dan
Keuangan Syariah Bank Indonesia
GeraiInfo Syariah Isi.indd 12
oleh Sosial Islami Bank Limited (SIBL) dari
Bangladesh yang didirikan pada 1995. SIBL
mengembangkan model yang terjadi subsidi
silang dan pembiayaan berbiaya rendah untuk
usaha mikro.
Di Indonesia terdapat suatu jenis lembaga
keuangan mikro Islam, yakni Baitul Maal wa
Tamwil (BMT) yang berkembang dengan pesat.
Dalam kegiatannya, BMT mampu menjangkau
masyarakat berpendapatan rendah dan mening­
katkan kesejahteraannya. BMT menggabungkan
keuangan sosial (zakat, wakaf, infak, dan dana
amal lainnya) dan keuangan mikro) untuk
melayani anggotanya, serta UKM dan
masyarakat . BMT adalah model ideal dari
lembaga keuangan Islam dalam skala mikro-kecil.
Namun, BMT memiliki masalah struktural di
sisi pendanaan yang belum independen. Dengan
demikian, BMT merupakan lembaga yang ideal
untuk berpartisipasi dalam pengelolaan wakaf
tunai.
Tidak hanya akan mendukung BMT dalam
pendanaan, dana wakaf juga dapat menurunkan
risiko likuiditas serta mengurangi masalah
mismatch, dan dalam jangka panjang akan
meningkatkan stabilitas BMT dan ketahanan
terhadap guncangan eksternal. Di lain sisi, ang­
gota BMT dan UMK akan mendapat manfaat dari
biaya yang lebih murah dari pembiayaan mikro.
Mengingat perannya yang strategis, BMT
harus disahkan dan didorong dengan insentif dan
regulasi yang diperlukan untuk mengelola wakaf
tunai. Dengan demikian, BMT dapat meningkat­
kan kinerja keuangan sosial dan komersial serta
memberikan kontribusi untuk stabilitas sistem
keuangan. l
12/5/16 7:45 PM
Sorot
Berikut adalah BMT yang sukses beroperasi sebagai lembaga sosial
sekaligus lembaga keuangan komersial syariah.
BMT ITQAN
Total asetnya
hingga Septem­
ber 2016
mencapai Rp35
miliar. Saat ini BMT ITQAN telah memiliki 8
cabang dan 12.000 anggota. Dalam pengopera­
sian­nya, BMT ITQAN mengimplementasikan
model Grameen Syariah secara komersial.
Dana wakaf uang tidak langsung yang
dihimpunnya disimpan di BT ITQAN dan
digunakan untuk mendanai micro financing
dengan rata-rata pembiayaan mencapai Rp2 juta
GeraiInfo Syariah Isi.indd 13
2016
l
tahun 6
l
BMT L-RISMA
Total asetnya per September 2016 telah
mencapai Rp100 miliar. Saat ini BMT L-RISMA
telah memiliki 21 cabang dan 16.000 anggota.
Hingga 2014, total dana wakaf uang tidak
langsung yang dihimpunnya telah mencapai Rp28
juta. Pada 2015 jumlahnya melonjak menjadi
Rp277 juta. Dan, pada September 2016 totalnya
mencapai Rp345 juta. BMT L-RISMA juga
mengumpulkan wakaf uang yang diinvestasikan
ke sektor riil dalam bentuk kebun singkong dan
kebun karet. Produk wakaf uangnya disebut Si
Abad Keong (Simpanan Abadi Kebun Keong) dan
Si Abad Kekar (Simpanan Abadi Kebun Karet),
yang totalnya mencapai Rp1,5 miliar.
Dana wakaf uang tidak langsung ditempatkan
di investasi jangka pendek (3, 6, dan 12 bulan)
dan dana wakaf uang kebun singkong dan karet
ditempatkan sebagai penyertaan wakaf (waqaf
equity). Imbal hasil bulanan dan tahunannya
digunakan untuk mendanai program-program
sosial Baitul Maal.
BMT L-RISMA memiliki beberapa progam
sosial, di antaranya tiga tahapan financing, yakni
Sahabat Ikhtiar Mandiri dengan pembiayaan
sebesar Rp100-Rp500.000, Sahabat Mudharabah
Kebaikan dengan pembiayaan berkisar antara
Rp600.000-Rp1,5 juta, dan Mentas Unggul
dengan pembiayaan berkisar antara Rp1,6 jutaRp2,5 juta.
Edisi 60
Total aset pada 2015
sebesar Rp69 miliar.
Hingga September 2016,
asetnya telah mencapai
Rp76 miliar. BMT ini kini telah memiliki 12 cabang
dan 32.632 anggota.
BMT Bina Ihsanul Fikri melakukan kegiatan
penghimpunan dana wakaf. Dana tersebut
kemudian disimpan di divisi Baitul Tamwil BIF
dan digunakan untuk micro financing.
Pembiayaan mikro yang diberikan biasanya
mencapai Rp2,5 juta per orang. Pinjaman
tersebut diberikan kepada mereka yang telah
lulus dari pembiayaan qardh, yang kini jumlahnya
telah mencapai 78 anggota.
Hingga 2014, BMT Bina Ihsanul Fikri telah
menghimpun dana wakaf uang tidak langsung
sebesar Rp19 juta. Pada 2015 angkanya
meningkat menjadi Rp94 juta. Kemudian, pada
September 2016 angkanya mencapai Rp155 juta.
Dana wakaf uang langsung juga dikumpulkan dan
digunakan untuk pembangunan rumah yatim.
Total dana tersebut hingga kini mencapai
Rp287,5 juta.
Dana wakaf yang dihimpun ditempatkan
sebagai penyertaan (waqaf equity), yang imbal
hasilnya digunakan untuk membantu biaya
operasional rumah yatim.
per orang, dengan maksimum pembiayaan Rp10
juta. Total dana wakaf uang tidak langsung yang
dihimpun sampai dengan 2014 telah mencapai
Rp51 juta. Pada 2015 jumlahnya meningkat
menjadi Rp110 juta, dan per September 2016
telah mencapai Rp260 juta.
Dana wakaf uang tidak langsung ini kemudian
ditempatkan sebagai penyertaan (waqaf equity),
dan imbal hasil bulanannya digunakan untuk
membiayai program sosial Baitul Maal.
13
Gerai Info l bank Indonesia
BMT Bina Ihsanul
Fikri Yogyakarta
12/5/16 7:45 PM
Sorot
Mengulik Standardisasi
Kurikulum Syariah
Belum adanya standardisasi kurikulum syariah di perguruan tinggi di Indonesia
mendorong BI memfasilitasi perancangan standardisasi kurikulum syariah.
Gerai Info l bank Indonesia
14
Edisi 60
I
l
tahun 6
l
2016
ndustri syariah membutuh­
kan ketersediaan tenaga
kerja atau sumber daya
manusia (SDM) yang
mumpuni. Sayangnya,
kebutuhan akan besarnya
SDM ini masih sulit dipenuhi lantaran minimnya
SDM yang memiliki kompetensi dan qualified di
bidang keuangan syariah. Padahal, tren
perkembangan dan potensi pasar syariah cukup
besar.
Bank Indonesia (BI) mencatat, aset perbankan
syariah, yang terdiri atas bank umum syariah
(BUS) dan unit usaha syariah (UUS), hingga
Agustus 2016 tumbuh 11,29% menjadi Rp305,29
triliun dari Rp274,31 triliun pada Agustus 2015.
Jumlah bank syariah sendiri telah mencapai 34
bank, yang terdiri atas 12 BUS dan 22 UUS.
Kelangkaan SDM di industri syariah yang
turut ditopang oleh minimnya sejumlah
Oleh.
Dadang Muljawan
Departemen Ekonomi dan
Keuangan Syariah Bank Indonesia
GeraiInfo Syariah Isi.indd 14
perguruan tinggi di Indonesia melahirkan lulusan
syariah dengan kompetensi yang andal. Salah
satu kesulitan yang kini masih menjadi pekerjaan
rumah perguruan tinggi adalah belum
terstandardisasinya kurikulum syariah di
perguruan tinggi.
Dalam rangka standardisasi kurikulum syariah
di perguruan tinggi, pada rangkaian perhelatan
Indonesia Sharia Economic Forum (ISEF) di
Surabaya, awal November lalu, BI turut memfasi­
li­tasi penyusunan standardisasi kurikulum syariah
di perguruan tinggi di Indonesia melalui workshop.
Workshop tersebut dihadiri sekitar 23 dosen dari
sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.
Dalam workshop tersebut dibahas mengenai
peningkatan mutu lulusan perguruan tinggi di
bidang keuangan syariah, penyelarasan
kompetensi yang dibutuhkan industri melalui
penetapan keterampilan di bidang ekonomi, dan
keuangan syariah di perguruan tinggi
berlandaskan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun
2012 mengenai Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI).
Penyusunan KKNI didasarkan pada beberapa
hal, di antaranya memerhatikan relevansi lulusan
dan tantangan serta persaingan global.
Targetnya adalah menjawab tantangan mengenai
kecukupan kompetensi yang dimiliki lulusan
perguruan tinggi di Indonesia.
12/5/16 7:45 PM
GeraiInfo Syariah Isi.indd 15
Edisi 60
15
Gerai Info l bank Indonesia
Kementerian Riset Teknologi (Ristek) dan
Perguruan Tinggi menyebutkan, saat ini ada lima
top subjek dalam kurikulum abad ke-21. Yakni,
global awareness atau kepedulian terhadap
fenomena global, business dan entrepreneur
literacy, civic literacy, health, dan enviromental
literacy. Hal-hal tersebut harus masuk dalam
kurikulum pendidikan tinggi, termasuk kurikulum
syariah. Namun, titik krusial dalam menyusun
kurikulum adalah pada saat merumuskan capaian
pembelajaran dalam Standar Nasional Pendidikan.
Saat ini Indonesia sudah memiliki time line
pengembangan KKNI yang juga dapat diterapkan
di bidang syariah. Tahun ini tujuan
pengembangan KKNI adalah penyetaraan antara
kualifikasi lulusan dengan kualifikasi KKNI.
Berdasarkan urgensi KKNI, BI sebagai inisiator
meyakini pentingnya standardisasi kurikulum
pembelajaran ekonomi dan keuangan syariah di
lembaga pendidikan, mulai dari tingkat dasar
sampai dengan perguruan
tinggi. Dalam konteks
tersebut, BI memiliki pilar
pengembangan ekonomi dan
keuangan syariah di
Indonesia. Salah satunya,
pilar sumber daya insani
(SDI). Untuk pengembangan
pilar SDI, BI memiliki strategi
peningkatan kompetensi
para pelaku industri keuangan syariah dan
regulator.
Dengan strategi pengembangan SDI, BI
sebagai inisiator mengusulkan bahwa setidaknya
ada sembilan kompetensi yang harus dimiliki
lulusan dengan kompetensi syariah. Yakni, akhlak
dan sharia compliance principles, konsep good
governance, analisis nilai (value analysis), risk
management, insentif berbasis kontrak, value
added chains, pricing theory, teknologi informasi,
dan pemasaran.
Menurut BI, tantangan yang dihadapi per­
guruan tinggi saat ini adalah merancang desain
kurikulum yang berjalan. Namun, ini bukanlah
pekerjaan mudah. Sebab, user atau bisnis
bergerak lebih cepat. Yang terjadi saat ini adalah
perguruan tinggi selalu berusaha memenuhi user,
tetapi permintaan terus bergerak. Artinya,
perguruan tinggi harus bisa menangkap
perkembangan bisnis saat ini dan ke depan. l
l
tahun 6
l
2016
Sorot
12/5/16 7:45 PM
POTRET
POTR
R ET
E
GERAI INFO z BANK INDONES
SIA
A
Membangun
Inkubator Bisnis
Pesantren
Program inkubator
ink
bisnis merupakan wadah
memba
untuk membangun
dan mendorong kemajuan
ekonomi pondok pesantren.
16
EDISI 60
z
TAHUN 6
z
2016
apasitas ekonomi pondok
pesantren yang sangat besar—
mulai dari kepemilikan tanah
yang luas dan produktif,
perkembangan teknologi, hingga
banyaknya jumlah santri—bisa menjadi pendorong
kemajuan ekonomi masyarakat sekitarnya,
bahkan perekonomian bangsa. Dengan potensi
tersebut, pondok pesantren juga bisa menjadi
stimulan bagi pengembangan dan kemajuan
perekonomian dan keuangan syariah.
Untuk merealisasikan hal tersebut,
dibutuhkan wadah dan fasilitator pengembangan
pondok pesantren. Karena itu, Kantor Perwakilan
Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Timur
(Jatim) menginisiasi suatu wadah dan fasilitator
untuk mengakselerasi pengembangan ekonomi
pondok pesantren. Pada 11 Oktober 2016, program
Inkubator Bisnis Pesantren Berbasis Syariah yang
bertempat di Pondok Pesantren Sunan Drajat dilaunching dan diikuti oleh 17 pondok pesantren
se-Jatim.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Benny
Siswanto, Kepala KPw BI Jatim; K.H. Abdul
K
Gerai Info ISEF-Isi.indd 16
Ghofur, pemimpin Pondok Pesantren Sunan
Drajat; K.H. Salahuddin Wahid, pemimpin Pondok
Pesantren Tebuireng; dan K.H. Hasib Wahab
Hasbullah, pemimpin Pondok Pesantren Bahrul
Ulum. Penandatanganan kesepakatan program
Inkubator Bisnis Pesantren Berbasis Syariah
disaksikan oleh Wakil Gubernur Jatim, Saifullah
Yusuf dan Wakil Bupati Lamongan, Hj. Kartika
Hidayati.
Kesepakatan itu meliputi beberapa hal.
Pertama, memperkuat koordinasi, komunikasi,
dan sinergitas dalam melaksanakan program
Inkubator Bisnis Pesantren Berbasis Syariah.
Kedua, mendukung adanya peningkatan
kesadaran, pengetahuan, dan motivasi para
santri, alumni, dan masyarakat, baik yang berada
di lingkungan pondok pesantren maupun
masyarakat umum, dalam berwirausaha. Ketiga,
membangun dan memperkuat basis, jaringan, dan
keterkaitan bisnis antarpesantren, terutama yang
berada di Jatim, serta memberikan kontribusi
terhadap penciptaan wirausaha dari kalangan
alumni santri dan masyarakat yang berada di
lingkungan pondok pesantren. Keempat,
05/12/2016 19:20:11
POTRET
ED IS I 60
z
TAH UN 6
z
2016
secara optimal dan sukses sehingga bisa
direplikasi oleh pondok pesantren lainnya.
Langkah atau program ini merupakan upaya
nyata BI untuk menciptakan pengembangan
ekonomi dan keuangan syariah yang menyentuh
sektor riil dan keuangan secara seimbang. Di
samping itu, program tersebut dapat
menciptakan ribuan santri yang berjiwa
entrepreneur (Santripreneur), dan untuk ke depan
17
GERAI INFO z BANK INDONESIA
mengembangkan rekomendasi kebijakan strategis
yang dapat mendukung terakselerasinya
pengembangan kewirausahaan di pondok
pesantren.
Inkubator bisnis merupakan tempat yang
secara khusus ditujukan untuk mendukung
kelahiran hingga pengembangan bisnis baru
melalui serangkaian bimbingan, pelatihan,
jaringan profesional, dan bantuan dalam
mengelola sekaligus memfasilitasi
perolehan sumber keuangan.
Program inkubator bisnis merupakan salah satu upaya nyata yang
dilakukan BI untuk merealisasikan
potensi bisnis pesantren sehingga
implementasi ekonomi syariah
dapat diterapkan masyarakat Jatim.
Secara tematik, yang dirancang
dalam program tersebut ialah
keuangan mikro syariah, agrobisnis,
dan perdagangan/jasa. Ketiga tema
tersebut diharapkan bisa menjadi
perwujudan dari potensi yang
dimiliki oleh pondok pesantren.
Inkubator bisnis merupakan tempat yang secara khusus
ditujukan untuk mendukung kelahiran hingga pengembangan
bisnis baru melalui serangkaian bimbingan, pelatihan,
jaringan profesional, dan bantuan dalam mengelola sekaligus
memfasilitasi perolehan sumber keuangan.
Program inkubator bisnis ini akan berlangsung
selama tiga tahun, yang dilaksanakan bersama
dengan tim pendamping yang berasal dari
Universitas Airlangga (Unair) dan Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Merujuk hasil kajian yang dilakukan BI, dari 17
pondok pesantren mitra strategis pengembangan
ekonomi syariah, 6 diantaranya (35,29%) dinilai
sudah memiliki bisnis yang baik dengan aset yang
besar. Karena itu, dalam launching inkubator
bisnis terdapat tiga pondok pesantren yang
menjadi pilot project, yaitu Pondok Pesantren
Bahrul Ulum dengan tema “Keuangan Mikro
Syariah”, Pondok Pesantren Sunan Drajat dengan
tema “Agrobisnis”, dan Pondok Pesantren Tebu
Ireng dengan tema “Perdagangan/Jasa”.
Program inkubator bisnis ini bisa berjalan
Gerai Info ISEF-Isi.indd 17
dapat mengembalikan peran pesantren sebagai
lembaga pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Dengan keberhasilan program inkubator bisnis
ini, diharapkan pondok pesantren bisa lebih
mandiri secara ekonomi serta lebih berkembang
lagi potensi ekonominya, baik para santri, alumni,
masyarakat sekitar, maupun unit-unit usaha yang
dimiliki pondok pesantren. Kemajuan tersebut
diharapkan bisa mendorong perekonomian
regional Jatim dan pada akhirnya dapat
mendorong perekonomian nasional.
Keberhasilan program ini bisa menjadi role
model bagi pengembangan ekonomi pondok
pesantren pada masa mendatang. Jumlah pondok
pesantren yang sangat banyak di negeri ini tentu
saja akan menjadi pendorong perekonomian yang
optimal. z
05/12/2016 19:20:14
PERSPEKTIF
Yunita Resmi Sari
Direktur Departemen
Pengembangan UMKM
Bank Indonesia
GERAI INFO z BANK INDONESIA
18
EDISI 60
z
TAHUN 6
z
2016
Gerai Info ISEF-Isi.indd 18
Peta Pengembangan
Industri Kreatif di Indonesia
Industri kreatif bisa menjadi salah satu penopang
perekonomian Indonesia bila dilakukan pemetaan potensi
dan tantangan yang ada serta strategi pengembangannya.
ari perkembangan industri
kreatif di Indonesia, Bank
Indonesia (BI) bekerja sama
dengan World Bank
memetakan sektor yang
potensial dan daerah mana saja yang
memiliki potensi tinggi. Berdasarkan data
yang dikumpulkan BI, sejak 2010 industri
kreatif mencatatkan pertumbuhan yang
positif. Hal itu terlihat dari peringkat
kontribusi sektor ekonomi kreatif pada
produk domestik bruto (PDB) nasional.
Industri tersebut menempati tujuh dari
10 sektor ekonomi dengan persentase
mencapai 7% pada 2013. Ekonomi kreatif
juga menyerap 10,53 juta tenaga kerja
dengan jumlah usaha 5,42 juta unit usaha.
Untuk industri kreatif skala menengah di
sektor industri kerajinan, berdasarkan
pemetaan, Sumatra Barat paling menonjol.
Daerah ini memiliki nilai tambah yang paling
tinggi dan pertumbuhan nilai yang makin
tinggi. Sementara, untuk industri kreatif
skala mikro dan kecil, ada Yogyakarta
dengan nilai tambah yang makin besar dan
pertumbuhan nilai yang makin tinggi.
BI juga melakukan pemetaan untuk
industri kreatif bidang desain dan fashion.
Dari hasil pemetaan, Kepulauan Riau (Kepri)
dan Kalimantan Timur ternyata memiliki
potensi yang sangat besar. Khusus di Kepri,
adanya dorongan dari pemerintah daerah
D
(pemda) setempat berupa pembinaan yang
begitu masif membuat potensi bidang
desain dan fashion di sana makin maju.
PEMBIAYAAN
Setelah didorong serta dilakukan
pembinaan dan pengembangan yang
integratif oleh semua pemangku kebijakan di
Indonesia, selanjutnya harus ada suatu
skema pembiayaan yang tepat bagi industri
kreatif. Karena, BI menemukan adanya
permasalahan pembiayaan bagi industri
kreatif. Ada tiga kesulitan utama dalam hal
kerangka pembiayaan, yakni akses pada
pembiayaan, akses pasar, dan keterampilan
sumber daya manusia (SDM).
Sejauh ini sebagian besar pengembangan
usaha masih menggunakan dana atau modal
pribadi pelaku usaha. Penggunaan dana
pribadi masih menjadi sumber utama.
Sedangkan, untuk program pembiayaan,
masih memerlukan dan bergantung pada
dana hibah. Dari sisi pelaku usaha, juga ada
tiga risiko, yakni risiko pasar, risiko keuangan,
dan risiko operasional.
Berdasarkan hasil pemetaan tersebut, BI
pun melakukan konfirmasi terhadap lembaga
keuangan atau perbankan. Mereka
memandang, manajemen dan kontrol
perusahaan dari para pelaku di sektor ini
masih lemah. Ada keraguan dari sisi kualitas
SDM, skala produksi, dan kualitas kreasi,
05/12/2016 19:20:16
PERSPEKTIF
Gerai Info ISEF-Isi.indd 19
z
TAHUN 6
z
Selain My Creative Ventures, terdapat
MaGIC sebagai pusat one-stop shop bagi para
calon pengusaha. MaGIC menyediakan
permodalan perbankan atau modal ventura,
penyediaan inkubator, pendaftaran hak
intelektual properti, pelatihan, dan
mentoring. Ada juga 1MET yang
memperkenalkan konsep-konsep utama
kewirausahaan dan penciptaan usaha untuk
membangun dan menginspirasi calon
pengusaha. Program ini dilakukan Malaysia
untuk memacu pertumbuhan industri
kreatifnya.
Di Indonesia, lembaga sejenis adalah
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Bekraf
merupakan lembaga pemerintah
nonkementerian yang bertanggung jawab
membantu Presiden Republik Indonesia (RI)
dalam merumuskan, menetapkan,
mengoordinasikan, dan menyinkronkan
kebijakan ekonomi kreatif.
Bidang yang ditangani Bekraf adalah
aplikasi dan game developer, arsitektur,
desain interior, desain komunikasi visual,
desain produk, fashion, film animasi dan
video, fotografi, kriya, kuliner, musik,
penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni
rupa, serta televisi dan radio. Pada intinya,
pengembangan yang dilakukan harus
berkolaborasi dan bersinergi. Namun,
motornya tetap dari pemerintah. z
EDISI 60
Strategi pengembangan industri kreatif
dan penyediaan pembiayaan dapat
dikelompokkan dalam beberapa tahap.
Dimulai dari saat awal, ketika usaha baru
berdiri atau start up, biasanya lewat modal
sendiri. Kemudian, satu-tiga tahun
setelahnya, mulai perlu pendampingan
dengan target pasar lokal.
Ketika sudah tiga-lima tahun, maka
sudah layak untuk pembiayaan micro crowd
funding, tetapi memerlukan akses
pemasaran nasional maupun internasional.
Begitu pelaku usaha sudah mulai bankable
dan memenuhi kriteria, maka sudah bisa
mendapatkan kredit dari bank komersial.
Kesimpulannya, masing-masing usaha
kreatif sesuai dengan tahapannya memiliki
atau membutuhkan karakteristik
pembiayaan tersendiri.
Di negara lain, misalnya Inggris,
pengembangan industri kreatif ditandai
dengan adanya inisiatif pembiayaan yang
diberikan oleh pemerintah sekaligus
memberikan akses pemasaran bekerja sama
dengan mitra jasa keuangan. Sementara, di
Malaysia, ada My Creative Ventures, sebuah
lembaga yang didirikan untuk memacu
pertumbuhan industri kreatif melalui
pendanaan strategis dan inovatif dalam
bentuk saham atau surat utang.
19
GERAI INFO z BANK INDONESIA
STRATEGI
2016
serta belum ada kepastian terkait dengan
pendapatan usaha, yang menggambarkan
pesimisme dalam hal kemampuan pembayaran cicilan pinjaman. Alhasil, lembaga
keuangan dan perbankan menjadi segan.
Alternatif pembiayaan pun melirik
crowd funding, seiring dengan tren yang
ada (di luar pembiayaan dari lembaga
keuangan atau perbankan). Crowd funding
merupakan peer to peer landing dari
sekumpulan orang yang kelebihan (surplus)
dana, kemudian dipinjamkan kepada
kelompok orang yang membutuhkan dana
dengan memanfaatkan teknologi internet.
Ada tiga jenis crowd funding, yaitu reward
base crowd funding, equity base crowd
funding, dan deep base crowd funding.
05/12/2016 19:20:16
PERSPEKTIF
Pungky P. Wibowo
Direktur Departemen
Kebijakan dan Pengawasan
Sistem Pembayaran
Bank Indonesia
GERAI INFO z BANK INDONESIA
20
Upaya Memajukan Pesantren
Melalui Digitalisasi
Pondok pesantren memilki potensi besar dalam memajukan
kehidupan bangsa. Salah satu upaya untuk memaksimalkan
peran itu ialah melalui digitalisasi.
EDISI 60
z
TAHUN 6
z
2016
engan populasi penduduk
muslim di Indonesia mencapai
87%, yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia, kehadiran
pondok pesantren senantiasa
dekat dengan kehidupan masyarakat dan
menjadi panutan di lingkungannya. Namun,
sayang, sebagian besar pesantren belum
didukung dengan penetrasi perbankan syariah
dalam memfasilitasi transaksi keuangan
masyarakat. Masih rendahnya pangsa perbankan
syariah di Indonesia ditengarai karena hal ini.
Bank Indonesia (BI) meyakini, masih banyak
penduduk muslim di Indonesia yang belum tersentuh bank (unbanked). Di lain sisi, kebutuhan
transaksi keuangan ritel di kalangan masyarakat
muslim makin meningkat, khususnya untuk
aktivitas pembayaran yang masih didominasi
dengan transaksi tunai. Mencermati berbagai
faktor tersebut, BI memandang perlu pengembangan layanan nontunai sebagai bagian dari
upaya perluasan akses keuangan di kalangan
umat Islam.
Dalam kerangka kebijakan keuangan inklusif
sendiri, BI telah menyusun strategi Islamic
Financial Inclusion (IFI), sebagai bagian dari grand
design perluasan akses keuangan. IFI dapat
berperan sebagai sarana perluasan ekosistem
Layanan Keuangan Digital (LKD), melalui peranan
sektor informal, seperti Islamic center, jaringan
masjid, serta pondok pesantren, termasuk unit-
D
Gerai Info ISEF-Isi.indd 20
unit usaha yang dimiliki oleh pesantren. Sektor
informal tersebut mempunyai peran besar dalam
menciptakan ketertarikan masyarakat terhadap
layanan nontunai yang tersedia, dan perlahan
mulai mengenal untuk kemudian mencoba
bertransaksi dengan layanan tersebut.
Kemauan masyarakat untuk membuka diri
dan mencoba bertransaksi keuangan diharapkan
dapat menjadi entry point yang strategis untuk
melakukan edukasi keuangan, khususnya terkait
dengan transaksi nontunai yang mengarah ke
ekonomi berbasis teknologi/digital. Ke depan,
masyarakat diharapkan tidak hanya mahir
bertransaksi keuangan, tapi juga memiliki
pengelolaan keuangan yang andal.
Untuk mendukung transaksi keuangan
syariah dalam pengembangan konsep nontunai,
BI memfokuskan pada tiga aspek utama.
Pertama, pengembangan instrumen/layanan
nontunai dilakukan dengan mengacu pada prinsip
syariah dan sesuai dengan karakteristik masyarakat muslim. Kedua, pengembangan dilakukan
dengan berbasis pada inovasi sebagai motor
(innovative driven). Ketiga, dukungan ekosistem
e-payment merupakan faktor penting untuk
menjaga keberlangsungan layanan nontunai
karena dapat membuat transaksi keuangan
menjadi lebih mudah diakses dan efisien.
Melalui ketiga aspek tersebut, diharapkan
layanan nontunai mampu memfasilitasi transaksi
keuangan di pesantren agar makin efisien, tapi
05/12/2016 19:20:17
Gerai Info ISEF-Isi.indd 21
z
TAHUN 6
z
EDISI 60
pesantren karena akses keuangan sudah mudah
dijangkau oleh masyarakat sekitar.
Selain itu, kemudahan pembayaran zakat,
infaq, dan sedekah telah dikembangkan dan
diharapkan ke depan penyaluran zakat dapat
dilakukan secara nontunai sehingga Islamic
financial inclusion dapat tercipta dari peran aktif
pesantren. Pengembangan bisnis juga dapat
dilakukan melalui peran penyaluran bantuan
sosial yang ke depan akan didorong untuk
dilaksanakan secara nontunai.
BI mengapresiasi komitmen dan peran aktif
pondok pesantren dan perusahaan telekomunikasi yang terlibat dalam kegiatan ini sehingga
konsep model bisnis dapat teruji dengan baik.
Hasil implementasi yang cukup positif terlihat
dari meningkatnya transaksi nontunai serta
perluasan transaksi nontunai atau pengembangan ekosistem yang dapat difasilitasi. Pondok
pesantren dan perusahaan telekomunikasi yang
melakukan uji coba selama ini yaitu Pondok
Pesantren Daarut Tauhid dan Al Mawadah.
Sedangkan perusahaan telekomunikasinya yaitu
Indosat, XL Axiata, dan Telkomsel.
BI percaya tiap-tiap pesantren memiliki nilai
keunikan masing-masing dan menjadi tantangan
bersama untuk mampu memberikan model bisnis
yang sesuai dengan kebutuhan pesantren. Hadirnya layanan keuangan di pesantren akan mampu
mempertegas peran sentral pesantren sebagai
layaknya mercusuar yang memberikan tuntunan
bagi masyarakat di sekitarnya untuk memperoleh akses layanan keuangan. Sementara,
perbankan syariah diharapkan mampu berperan
aktif seiring dengan telah diterbitkannya
peraturan terbaru mengenai LKD yang berusaha
memperluas hadirnya penyelenggara LKD.
Selanjutnya, dukungan dari seluruh pihak juga
diperlukan dalam rangka menyukseskan upaya
implementasi layanan nontunai terhadap
transaksi ritel syariah. Melalui komunikasi yang
baik, koordinasi yang intensif, serta kolaborasi
sinergis antara BI, pemerintah, otoritas terkait,
lembaga amil zakat, pondok pesantren, dan
pelaku industri sistem pembayaran, diyakini
awareness dan kesediaan masyarakat untuk
menggunakan layanan nontunai yang sesuai
dengan prinsip syariah dalam aktivitas ekonomi
sehari-hari di pesantren akan meningkat.z
21
GERAI INFO z BANK INDONESIA
tetap sesuai dengan prinsip syariah. Penyediaan
layanan nontunai di lingkungan pesantren akan
mendorong peningkatkan pemahaman dan
pengalaman masyarakat dalam bertransaksi
nontunai.
Sebagai salah satu wujud nyata, BI telah
melakukan uji coba digitalisasi layanan keuangan
di pondok pesantren, yang merupakan kolaborasi
antara pondok pesantren dan perusahaan
telekomunikasi. Uji coba ini merupakan upaya
mengimplementasikan model bisnis yang tengah
dikembangkan BI sebagai bagian dari strategi
pengembangan IFI.
Penerapan LKD di pesantren diharapkan
mampu mendorong aktivitas ekonomi yang
sebelumnya didominasi dengan transaksi tunai
beralih menjadi nontunai. Tingginya dominasi
transaksi tunai juga mengindikasikan masih
banyaknya masyarakat unbanked yang
berinteraksi dengan pondok pesantren. Aktivitas
pembayaran merupakan kegiatan yang tidak
terpisahkan dalam kegiatan sehari-hari di
pesantren. Interaksi yang terjadi di pesantren
dengan berbagai elemen masyarakat merupakan
peluang pembukaan akses, terutama bagi
masyarakat unbanked melalui hadirnya layanan
pembayaran nontunai.
Dalam uji coba tersebut, kehadiran agen LKD
mampu memberikan pengalaman bagi para
santri, karyawan pesantren, orang tua murid,
serta masyarakat sekitar, terkait dengan
kemudahan layanan pembayaran yang aman,
nyaman, dan efisien. Pembayaran gaji karyawan
yang sebelumnya diterima tunai diujicobakan
melalui pembukaan rekening karyawan. Layanan
pembayaran dari rekening ini mempermudah
transaksi pembelian kebutuhan dasar yang juga
terjadi di lingkungan pesantren. Orang tua murid
juga diberikan kemudahan untuk melakukan
transfer uang sekolah.
Bagi pesantren, kehadiran layanan keuangan
ini meningkatkan efisiensi dan efektivitas
aktivitas transaksi pembayaran. Kiriman uang
sekolah dapat diterima lebih cepat dan
diadministrasikan dengan lebih baik, fitur
pembatasan transaksi bagi santri juga membantu pesantren memantau agar santri tidak
menjadi konsumtif. Di lain sisi, hal ini juga
mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi di
2016
PERSPEKTIF
05/12/2016 19:20:18
AKTIVITAS
Dinamika Produk dan
Akad Keuangan Syariah
di Indonesia
GERAI INFO z BANK INDONESIA
22
Keuangan syariah di Tanah Air terus berkembang,
baik ragam produk, akad, maupun pelakunya. Agar
terus berkembang, dibutuhkan suatu panduan
untuk pengembangan.
P
EDISI 60
z
TAHUN 6
z
2016
erjalanan industri keuangan
syariah di Indonesia diwarnai
oleh beragam dinamika sejak
kelahirannya pada akhir abad
ke-20. Berbagai lembaga
keuangan syariah telah bermunculan, seperti
perbankan, asuransi, pasar modal, pegadaian,
serta lembaga keuangan mikro, koperasi, dan
Baitul Maal wa Tamwil. Perkembangan lembaga
syariah yang cukup signifikan dari tahun ke tahun
membuktikan bahwa minat masyarakat terhadap
keuangan syariah makin tinggi dan meluas.
Sejalan dengan dinamika yang ada, produk
keuangan syariah yang awalnya sangat sederhana
kini menjadi makin kompleks. Berbeda dengan
sistem keuangan konvensional, dalam sistem
keuangan syariah setiap produk yang dikeluarkan
selalu terikat pada akad-akad yang mendasarinya,
sebagai landasan filosofis produk keuangan
syariah. Akad syariah pun terus mengalami
dinamika untuk mengikuti perkembangan pasar.
Namun demikian, industri keuangan syariah di
Indonesia masih menghadapi tantangan. Pangsa
keuangan syariah terhadap keuangan nasional
maupun perekonomian masih sangat kecil. Di lain
sisi, ekonomi dan keuangan syariah dianggap
dapat menjadi alternatif bagi pengembangan
sistem ekonomi yang lebih aplikatif dan
berkesinambungan. Karena itu, akselerasi
pengembangan ekonomi syariah menjadi makin
penting.
Gerai Info ISEF-Isi.indd 22
Untuk kepentingan kemajuan tersebut, Bank
Indonesia (BI) telah meluncurkan Buku “Dinamika
Produk dan Akad Keuangan Syariah di Indonesia”.
Ada dua perspektif yang melandasi penerbitan
buku tersebut.
Satu, perspektif reflektif. Buku tersebut
merupakan proses berpikir kritis dan kreatif atas
suatu perjalanan teori serta praktik produk dan
akad keuangan syariah di Indonesia. Suatu proses
bagaimana keuangan syariah yang secara formal
diperkenalkan pada 1990 bisa tumbuh dan
berkembang di negara dengan jumlah penduduk
terbesar di dunia. Serta, bagaimana pilihan
pendekatan pengaturan dan pengembangan
keuangan syariah dilakukan dengan tetap
mengedepankan purity di tengah keinginan segera
membesarkan pangsa keuangan syariah telah
mewarnai setiap pemilihan akad yang dapat
diterima.
Hal itu menunjukkan komitmen BI bersama
stakeholders terkait dalam mewujudkan Indonesia
sebagai poros pengembangan ekonomi syariah
internasional, melalui berbagai inovasi produk
keuangan syariah sesuai dengan akad yang telah
dipastikan kesyariahannya. Sebelumnya BI juga
sudah beberapa kali mengeluarkan buku terkait
dengan ekonomi dan keuangan syariah. Di
antaranya, pada 2011 BI menerbitkan buku
“Ekonomi Islam”, kemudian menerbitkan buku
“Perjalanan Perbankan Syariah di Indonesia”.
Dua, perspektif ke depan. Buku tersebut
05/12/2016 19:20:18
Gerai Info ISEF-Isi.indd 23
z
TAHUN 6
z
EDISI 60
suatu upaya membentuk knowledge management
di bidang keuangan syariah.
Setidaknya, terdapat dua hal bagaimana
knowledge management mendukung inovasi di
bidang keuangan syariah. Satu, knowledge
management mengurangi potensi terjadinya
reinventing the weel. Dua, knowledge management
perlu ketika banyak terjadi knowledge walkout.
Penting untuk kita sadari bahwa keuangan
syariah di Indonesia masih berada pada tahap
awal. Pangsa keuangan syariah yang masih
rendah terhadap total aset perbankan
mengindikasikan belum banyak sumber daya
insani (SDI) terbaik di bidang keuangan yang
tertarik untuk masuk.
Penguatan knowledge management dalam
bentuk penulisan buku tersebut memungkinkan
pelaku maupun pengambil kebijakan di industri
keuangan syariah untuk berbagi pengalaman
dalam membangun atau mengimplementasikan
suatu produk keuangan syariah. Jadi, meskipun
SDI keluar dari ekosistem keuangan syariah,
knowledge-nya tetap tersimpan dan dapat
didayagunakan.
Harapannya, buku ini dapat memompa
semangat untuk mengembangkan industri
keuangan syariah menjadi industri yang lebih
sehat dan kuat serta memberikan inspirasi bagi
siapa saja untuk ikut berkontribusi dalam
pengembangan industri perbankan syariah di
Tanah Air. Juga, makin memperkaya pemahaman
tentang produk dan akad keuangan syariah. z
23
GERAI INFO z BANK INDONESIA
merupakan panduan untuk
pengembangan keuangan
syariah ke depan, khususnya
produk dan akad keuangan
syariah. Kekhususan prinsip
syariah menuntut produk
dan akad keuangan syariah
harus memiliki linked dengan
aktivitas sektor riil. Di sinilah
dibutuhkan pemahaman
tidak semata model bisnis,
tapi juga aspek fiqh
muamalah.
Selain itu, secara materi
penulisan, buku tersebut
menggambarkan dinamika
produk dan akad yang
digunakan oleh industri
keuangan syariah pada semua sektor dengan
beragam jenisnya, dari periode awal munculnya
industri ini sampai dengan saat ini. Dinamika
tersebut dipaparkan secara lengkap dimulai
dengan analisis sebab akibat; landasan hukum,
baik berupa ketentuan dari regulator maupun
fatwa dari otoritas fatwa; dan latar belakang
penerapannya.
Melalui paparan yang komprehensif tersebut,
pembaca akan memahami lebih dalam
pertimbangan-pertimbangan yang diambil dalam
penerapan produk dan akad. Jika ada produk dan
akad yang dinilai belum ideal, akan dapat
diidentifikasi latar belakangnya dan faktor apa
saja yang memengaruhi hal tersebut.
Dengan demikian, semua pihak yang
membaca tidak hanya memahami dan
memaklumi aplikasinya, tetapi juga diharapkan
mampu mengidentifikasi upaya-upaya apa lagi
yang perlu dilakukan dalam mewujudkan praktik
keuangan syariah yang lebih ideal. Selain itu,
mampu memberikan kontribusi yang maksimal
dalam kemanfaatannya bagi masyarakat dan bagi
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Sementara itu, dalam perspektif knowledge
management, penulisan buku “Dinamika Produk
dan Akad Keuangan Syariah di Indonesia” ini
makin menegaskan tradisi penerbitan buku
literatur ekonomi dan keuangan syariah BI dalam
mempercepat inovasi di bidang keuangan syariah.
Penerbitan buku ini bukan hanya sekadar sebuah
output. Penerbitan buku ini merupakan awal dari
2016
AKTIVITAS
05/12/2016 19:20:18
AKTIVITAS
Sharia Fair 2016, Mendorong Animo
dan Membangun Kesadaran
NFO z BANK INDONESIA
24
Penyelenggaraan Shari’a Fair diharapkan bisa membangun animo dan kesadaran masyarakat
dan segenap stakeholders terkait dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.
EDISI 60
z
TAHUN 6
z
2016
Indonesia Shari’a Economic
Festival (ISEF) 2016”
merupakan kegiatan tahunan
dan merupakan yang ketiga
sejak pertama kali
diselenggarakan pada 2014.
ISEF 2016 mengambil tema “Leading Roles in The
Development of Isalamic Economics and Finance
to Achieve Prosperity of The Nation”, merupakan
kelanjutan dari tema ISEF 2015, yaitu
“Empowering Islamic Economic and Finance for
The Prosperity of The Nations”.
ISEF 2016 berlangsung dari 25 Oktober
sampai dengan 30 Oktober 2016. Kegiatan ini
merupakan salah satu kegiatan ekonomi dan
keuangan syariah yang menyatukan pengembangan keuangan syariah dan kegiatan ekonomi
di sektor riil. Kegiatan ISEF 2016 ini menjadi
sarana untuk mendukung pengembangan dan
akselerasi ekonomi syariah, meningkatkan akses
keuangan masyarakat dan UMKM terhadap
layanan lembaga keuangan syariah, serta
mendukung pengembangan kemandirian pondok
pesantren melalui peningkatan edukasi dan
kewirausahaan berbasis syariah.
Secara garis besar, ISEF 2016 terbagi menjadi
dua kegiatan, yaitu Shari’a Forum dan Shari’a Fair.
”
Gerai Info ISEF-Isi.indd 24
Sharia Fair 2016 dibuka bersamaan dalam
rangkaian opening ceremony ISEF 2016 oleh
Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus D.W.
Martowardojo bersama dengan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin
Nasution, pada 27 Oktober 2016, dan berlangsung
sampai dengan 30 Oktober 2016.
Penyelenggaraan Shari’a Fair merupakan hasil
koordinasi dan kerja sama antara Departemen
Pengembangan UMKM (DPUM) dan Departemen
Regional II, Departemen Ekonomi Syariah dan
KPw BI Provinsi Jawa Timur, dalam rangka
mengintegrasikan pengembangan sektor riil dan
sektor keuangan dengan konsep 5F, yaitu finance,
fashion, food, fundutainment, dan funtrepreneur.
Shari’a Fair didukung pula oleh stakeholders
eksternal, yaitu kementerian dan lembaga
terkait, seperti Kementerian Agama, Kementerian
Perindustrian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
Badan Ekonomi Kreatif, Lembaga Amil Zakat,
LPPOM MUI, pondok pesantren, perbankan,
pelaku e-commerce, IAEI, HIPSI, Kadin, pelaku
usaha, serta didukung oleh partisipasi dari seluruh
KPw DN. Selain itu, beberapa satuan kerja di
kantor pusat BI, seperti DKSP, DKOM, DEKS,
DPKL, DPU, DRK, dan BINS.
Kegiatan Shari’a Fair 2016 menjadi sarana
05/12/2016 19:20:20
Gerai Info ISEF-Isi.indd 25
z
TAHUN 6
z
EDISI 60
Selama kegiatan Shari’a Fair juga dilangsungkan berbagai acara hiburan. Acara yang dimaksud
di antaranya penampilan kesenian islami
Nusantara (Tari Sufi, Tari Saman, Tari Nur Ilahi),
penampilan dari pondok pesantren di Jawa Timur
(Ponpes Sunan Drajat, Ponpes Qomarudin Gresik,
Ponpes Bahrul Ulum, Ponpes An Nur Malang,
Ponpes Miftachussunah, dan Ponpes Alfitrah
Surabaya), dan penampilan Kitakustic Band.
Selain itu, dilaksanakan sharing “Kisah Sukses
Ayam Bakar Mas Mono”, tausiyah dengan topik
“Kiprah Wanita Pengusaha dalam Perspektif
Islam” oleh Oki Setiana Dewi, dan workshop “Bijak
Kelola Keuangan Keluarga dan Inspirasi Usaha
Kreatif” dengan narasumber dari Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) dan Kilimata (Jewelry
& Craft), “Tutorial Make Over ala Hijabers” dengan
menghadirkan narasumber Dyan Nugra (make up
artis) dan Nurulita Berlianti (hijabers). Selain itu,
ada berbagai jenis lomba, antara lain Stand up
Comedy “Guyonan Ala Santri” dengan
menghadirkan Dzawin Nur Ikhram (stand up
comedy nasional), “Pemilihan Duta Ekonomi
Syariah” kerja sama antara KPw BI Provinsi Jatim
dan BMPD Provinsi Jatim serta “Pemilihan Stan
Terbaik dan Penjaga Stan Terbaik”.
Selama empat hari pameran, Shari’a Fair telah
berhasil menarik 11.582 orang pengunjung,
dengan total nilai transaksi untuk stan UMKM
mencapai Rp1.140.958.000. Stan perbankan dan
asuransi berhasil menghimpun lebih dari 220
nasabah dengan nilai transaksi lebih kurang
Rp1.238.995.000, dengan rincian sebagai berikut:
25
GERAI INFO z BANK INDONESIA
promosi dan mendekatkan produk dan jasa usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM) industri
kreatif dan pangan berbasis syariah kepada
masyarakat, memperkenalkan produk-produk
keuangan syariah, serta menyediakan sarana
pertemuan antara pelaku UMKM industri kreatif
dan ketahanan pangan berbasis syariah dengan
calon investor/lembaga keuangan dan potensial
buyer. Selain itu, menyediakan sarana edukasi
bagi masyarakat dan memberikan hiburan religi
kepada masyarakat.
Kegiatan Shari’a Fair diharapkan dapat
membantu meningkatkan kesadaran serta
komitmen masyarakat dan stakeholders dalam
mendukung pengembangan dan akselerasi
ekonomi syariah. Ditambah lagi, memperluas
keuangan inklusif dalam rangka mendorong akses
keuangan masyarakat dan UMKM terhadap
layanan lembaga keuangan syariah. Dalam
kegiatan ini juga diperkenalkan pengembangan
sektor keuangan sosial secara islami (islamic
social finance) meliputi zakat dan wakaf.
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi pameran
produk ekonomi kreatif dan keuangan syariah,
talkshow, pelatihan, dan edukasi produk ekonomi
& keuangan syariah, performance/hiburan serta
edukasi dan promosi. Kegiatan pameran diikuti
oleh 156 stan dengan 161 pengisi stan, terdiri atas
8 stan dari satuan kerja di kantor pusat BI, 18
stan dari lembaga keuangan syariah, 43 stan
UMKM binaan kantor perwakilan BI, 4 stan
UMKM binaan Pemprov Jatim dan Pemkot
Surabaya, 10 stan dari kementerian/lembaga
terkait, 17 stan dari pondok pesantren peserta
Deklarasi Surabaya, 47 stan UMKM kreatif, 4 stan
UMKM di bidang usaha wisata syariah, dan 10
stan kuliner.
Kegiatan talkshow dalam Shari’a Fair telah
mampu menarik animo peserta karena dihadiri
oleh pakar di bidangnya. Topik talkshow yang
diangkat antara lain “Kedahsyatan Zakat dan
Wakaf untuk Kesejahteraan Masyarakat” yang
menghadirkan narasumber dari beberapa lembaga
amil zakat dan Dompet Dhuafa, lalu “Menakar
Masa Depan Industri Makanan Halal Indonesia”
dengan narasumber antara lain dari Kementerian
Perindustrian dan World Halal Food Council serta
“Indonesia Menuju Kiblat Fashion Muslim Dunia”
dengan narasumber anggota DPR RI, Bekraf, dan
pelaku usaha industri fesyen muslim.
2016
AKTIVITAS
Rincian Jumlah Pengunjung
dan Nilai Transaksi
No
Jenis
1
2
3
Tabungan
Pengajuan Pembiayaan
Asuransi
Total
No
1
2
3
4
Tanggal
27 Oktober 2016
28 Oktober 2016
29 Oktober 2016
30 Oktober 2016
Total
Jumlah
Nasabah
Nominal
(Rp)
199
12
9
220
1.106.495.000
127.000.000
5.500.000
1.238.995.000
Jumlah
Pengunjung
Transaksi (Rp)
2.185
2.880
3.017
3.500
11.582
235.915.900
237.277.000
292.765.100
375.000.000
1.140.958.000
05/12/2016 19:20:22
ETALASE
Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan
Republik Indonesia
Kontribusi Keuangan Syariah
dalam Mencapai SDGs
Pengentasan kemiskinan menjadi program global. PBB
pun mencanangkannya ke dalam program Sustainable
Development Goals (SDGs).
GERAI INFO z BANK INDONESIA
26
EDISI 60
z
TAHUN 6
z
2016
ustainable Development Goals
(SDGs) yang dilansir Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) pada 21
Oktober 2015, yang merupakan
lanjutan dari Millennium
Development Goals (MDGs), memiliki 17 sasaran,
di antaranya pengentasan kemiskinan. Deklarasi
SDGs maupun MDGs ini dilatarbelakangi oleh
tingkat kemiskinan penduduk dunia yang sangat
tinggi. Harapannya, jumlah kemiskinan bisa
berkurang signifikan hingga 2030 mendatang.
Lalu, mengapa ini dikaitkan dengan ekonomi
dan keuangan syariah? Berdasarkan data,
penduduk miskin itu mayoritas berada di negaranegara berpenduduk muslim, seperti Mali, Nigeria,
dan Senegal, yang berada di kawasan Afrika. Nah,
berbagai kegiatan pengembangan dan kemajuan
ekonomi dan keuangan syariah ini diharapkan bisa
berkontribusi terhadap pengentasan kemiskinan
di dunia.
Bagaimana dengan ekonomi dan keuangan
syariah di Indonesia? Saat ini jumlah aset
keuangan syariah Indonesia masih belum besar,
masih kalah jika dibandingkan dengan Malaysia.
Padahal, mayoritas penduduk Indonesia
beragama Islam. Walaupun penduduk muslimnya
besar, aset keuangan syariah Indonesia masih
US$40 miliar, bandingkan dengan Malaysia yang
sebesar US$415 miliar dan Iran yang sebesar
US$345 miliar.
Kendati demikian, keuangan syariah bisa
berkontribusi untuk mendorong perekonomian
Indonesia. Terlebih dalam satu dekade terakhir
S
Gerai Info ISEF-Isi.indd 26
perkembangan industri syariah di Indonesia
sangat pesat. Hingga Mei 2016, aset keuangan
syariah, yang terdiri atas perbankan syariah,
pasar modal syariah, dan IKNB syariah telah mencapai Rp3.952,1 triliun, dengan rincian perbankan
syariah Rp297,9 triliun, IKNB syariah Rp74,8
triliun, dan pasar modal syariah Rp3.579,4 triliun.
Selain itu, peranan keuangan syariah dalam
berbagai sektor ekonomi terus meningkat, antara
lain melalui pendanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN), proyek-proyek swasta,
dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Keuangan syariah juga telah hadir menjadi sarana
bagi perencanaan keuangan, investasi, dan
perlindungan risiko keuangan bagi masyarakat di
Tanah Air.
Peranan keuangan syariah yang terus meningkat juga terlihat dari peningkatan rasio aset
keuangan syariah terhadap gross domestic
product (GDP). Total aset keuangan syariah jika
dibandingkan dengan GDP Indonesia juga terus
meningkat dari tahun ke tahun. Jika pada 2011
total aset keuangan syariah hanya mencapai
30,4% dari GDP, pada 2015 meningkat menjadi
40,3%.
Sejatinya, peran ekonomi dan keuangan
syariah untuk mendorong kemajuan ekonomi dan
pengentasan kemiskinan bisa lebih dimaksimalkan. Hal itu mengingat mayoritas masyarakat
Indonesia adalah muslim.
Misalnya saja, tingkat likuid (cair) yang kurang
dari perdagangan obligasi syariah (sukuk).
Padahal, saat ini total sukuk yang dikeluarkan
05/12/2016 20:30:54
ETALASE
oleh pemerintah sudah mencapai 26% dari total
utang negara.
Selain itu, untuk mendorong ekonomi dan
keuangan syariah di Tanah Air harus digiatkan
sosialisasi atau pengenalan instrumen keuangan
di pesantren-pesantren dan sekolah madrasah.
Yang juga penting ialah upaya memaksimalkan
fungsi dan manfaat zakat maupun wakaf dan
instrumen-instrumen syariah lainnya.
Melalui langkah dan dorongan tersebut,
diharapkan perkembangan ekonomi dan keuangan
syariah bisa lebih pesat lagi ke depannya. Perekonomian Indonesia pun diharapkan bisa terus
meningkat dan bisa mengurangi kemiskinan. z
17 SASARAN SDGs
4
• Tujuan keempat (10 target), yakni
menjamin pendidikan yang inklusif dan
berkeadilan serta mendorong kesempatan
belajar seumur hidup bagi semua orang.
5
• Tujuan kelima (9 target), yakni menjamin
kesetaraan gender serta memberdayakan
seluruh wanita dan perempuan.
6
7
• Tujuan keenam (8 target), yakni menjamin
ketersediaan dan pengelolaan air serta
sanitasi yang berkelanjutan bagi semua
orang.
• Tujuan ketujuh (5 target), yakni menjamin
akses energi yang terjangkau, terjamin,
berkelanjutan, dan modern bagi semua
orang.
• Tujuan kedelapan (12 target), yakni
mendorong pertumbuhan ekonomi yang
terus-menerus, inklusif, dan berkelanjutan,
serta kesempatan kerja penuh dan
produktif dan pekerjaan yang layak bagi
semua orang.
8
9
• Tujuan kesembilan (8 target), yakni
membangun infrastruktur yang
berketahanan, mendorong industrialisasi
yang inklusif, dan berkelanjutan serta
membina inovasi.
Gerai Info ISEF-Isi.indd 27
• Tujuan kedua belas (11 target), yakni
menjamin pola produksi dan konsumsi yang
berkelanjutan.
• Tujuan ketiga belas (5 target), yakni
mengambil tindakan mendesak untuk
memerangi perubahan iklim dan
dampaknya.
2016
z
TAHUN 6
3
• Tujuan ketiga (13 target), yakni menjamin
kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala
usia.
• Tujuan kesebelas (10 target), yakni
menjadikan kota dan permukiman manusia
inklusif, aman, berketahanan, dan
berkelanjutan.
z
2
• Tujuan kedua (8 target), yakni mengakhiri
kelaparan, mencapai ketahanan pangan
dan meningkatkan gizi, serta mendorong
pertanian yang berkelanjutan.
10
0
1
11
12
2
1
13
14
EDISI 60
1
• Tujuan kesepuluh (10 target), yakni
mengurangi kesenjangan di dalam dan
antarnegara.
27
• Tujuan keempat belas (10 target), yakni
melestarikan dan menggunakan samudra,
lautan, serta sumber daya laut secara
berkelanjutan untuk pembangunan
berkelanjutan.
• Tujuan kelima belas (12 target), yakni
melindungi, memperbarui, serta mendorong
penggunaan ekosistem daratan yang
berkelanjutan, mengelola hutan secara
berkelanjutan, memerangi penggurunan,
menghentikan dan memulihkan degradasi
tanah, serta menghentikan kerugian
keanekaragaman hayati.
GERAI INFO z BANK INDONESIA
• Tujuan pertama (7 target), yakni
mengakhiri segala bentuk kemiskinan di
mana pun.
15
• Tujuan keenam belas (12 target), yakni
mendorong masyarakat yang damai dan
inklusif untuk pembangunan berkelanjutan,
menyediakan akses keadilan bagi semua
orang, serta membangun institusi yang
efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh
tingkatan.
16
17
• Tujuan ketujuh belas (19 target), yakni
memperkuat cara-cara implementasi dan
merevitalisasi kemitraan global untuk
pembangunan berkelanjutan.
05/12/2016 19:20:23
PERISTIWA
Launching Model
Wakaf Linked
Sukuk dan Seminar
Pendalaman Pasar
Keuangan Syariah
GERAI INFO z BANK INDONESIA
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W.
Martowardojo memberikan keterangan
kepada wartawan terkait ISEF 2016
28
EDISI 60
z
TAHUN 6
z
2016
Menteri Keuangan RI
Sri Mulyani Indrawati
memberikan Public
Lecture
Bincang Nasional Membangun Kemandirian Ekonomi Pesantren
Gerai Info ISEF-Isi.indd 28
05/12/2016 19:20:23
PERISTIWA
EDISI 60
z
TAHUN 6
z
2016
Pembukaan acara ISEF 2016 oleh Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution,
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, Kepala Bappenas Bambang P.S.
Brodjonegoro, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, dan pejabat lainnya.
Pemilihan Duta Ekonomi Syariah
GERAI INFO z BANK INDONESIA
29
Sambutan Wakil Gubernur
Jawa Timur Saifullah Yusuf.
Talkshow Industri Kreatif di Sharia Fair 2016
Gerai Info ISEF-Isi.indd 29
05/12/2016 19:20:26
APA KATA MEREKA
Oki Setiana Dewi
Artis/Pengusaha
GERAI INFO z BANK INDONESIA
30
EDISI 60
z
TAHUN 6
z
2016
Gerai Info ISEF-Isi.indd 30
Perempuan Bisa
Menjadi Pengusaha
empat yang terbaik bagi
perempuan adalah
rumahnya. Meski begitu,
seorang perempuan bisa
berbisnis untuk menghasilkan pendapatan sendiri, tidak hanya mengandalkan pemberian dari suami. Dengan
menjadi pebisnis ataupun pengusaha, setiap
perempuan bisa lebih bersedekah dan
memajukan kehidupan ekonomi masyarakat
sekitarnya.
Di lingkup yang lebih besar, perempuan
juga memiliki kesempatan membuka
lapangan usaha atau pekerjaan bagi orang
lain, jika usaha yang dilakoninya terus
membesar. Memiliki penghasilan secara
mandiri juga merupakan ”bantalan” atau
persiapan bagi perempuan sejak dini, apabila
suaminya berhenti bekerja atau meninggal
dunia. Sebab, setiap orang tidak akan tahu
seperti apa kehidupannya pada masa depan
dan risiko apa yang akan dihadapi.
Dalam perspektif Islam pun tidak ada
yang melarang jika seorang istri atau
perempuan berbisnis atau menjadi
pengusaha. Istri Nabi Muhammad adalah
teladan mengenai pengusaha perempuan.
Siti Khadijah adalah seorang pengusaha
yang sukses bahkan bisa membantu
perjuangan Nabi Muhammad di dalam Islam
melalui harta yang dimilikinya.
Kendati demikian, apa pun yang akan
dilakukan istri harus seizin suami, sesuai
dengan landasan ajaran Islam. Jika istri
sudah meminta izin untuk menjalankan
bisnis ataupun membuka usaha, kemudian
T
suaminya mengizinkan, tentu akan lebih
mantap dan mudah untuk menjalankannya.
Lantas, mengapa harus berwirausaha?
Seorang perempuan jika terjun berwirausaha, selain ada peluang untuk menambah
atau menciptakan lapangan pekerjaan baru
bagi orang lain, juga bisa mengatur waktu
secara mandiri. Hal tersebut merupakan
sebagian manfaat jika seorang perempuan
mampu berwirausaha.
Sejatinya banyak yang dicontohkan
dalam sejarah Islam mengapa perempuan
harus berwirausaha atau menjadi saudagar.
Banyak sahabat Nabi yang kaya raya melalui
jalan berwirausaha. Melalui kekayaan yang
dimiliki, mereka bisa memberi derma dan
membantu perjuangan Islam.
Karena itu, mulailah dari sekarang
berwirausaha. Selama ada niat dan memiliki
pengetahuan yang mumpuni dalam bidang
usaha yang akan dijalani, tentu akan selalu
ada jalan. Jangan menunggu terpepet untuk
berwirausaha.
Seperti yang dilakukan Oki Setiana Dewi,
yang menggeluti bisnis fesyen dengan
merek OSD. Oki lahir di Batam, Kepulauan
Riau, 13 Januari 1989 (27 tahun), dari pasangan berdarah Jawa-Palembang, Suliyanto
dan Yunifah Lismawati. Sejak usia 16 tahun,
Oki telah merantau ke Jawa dan menetap di
Depok. Alumni SMA Negeri 1 Depok ini
kemudian kuliah di Universitas Indonesia
jurusan Sastra Belanda pada 2007 dan lulus
pada 2012. Oki sempat bermain di beberapa
film televisi (FTV) sebelum akhirnya memutuskan untuk berjilbab pada 2005. z
05/12/2016 19:20:29
@bank_indonesia
flip.it/7A9uk
bankindonesia
BankIndonesiaChannel
VISITOR CENTER
Jl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta Pusat 10350
email:
twitter:
flipboard:
flickr:
youtube:
[email protected]
@bank_indonesia
flip.it/7A9uk
bankindonesia
BankIndonesiaChannel
Gerai Info 60 ISEF-Cover.indd C
07/12/2016 15:46:48
GERAI INFO DIGITAL
SEGERA
DOWNLOAD
APLIKASINYA
GRATIS!
Gerai Info 60 ISEF-Cover.indd D
07/12/2016 15:46:50
Download