Editorial STAPHYLOCOCCUS AUREUS PENGANCAM KULIT Kulit dan jaringan lunak merupakan sasaran pertama mikroorganisme, dapat diderita oleh siapa saja dengan derajat ringan hingga berat dan dapat dihadapi oleh setiap dokter di dalam tugasnya. Sebetulnya kulit merupakan tempat berlabuh berbagai mikroorganisme; sebagai contoh: stafilokokus, korinebakteria, propionibakteria maupun ragi dengan jumlah ratusan hingga ribuan. Negara Indonesia beriklim tropis dengan kelembaban dan kehangatan kulit di daerah lipatan menjadi area yang nyaman dan aman bagi koloni, bahkan mikroba patogen; apalagi bila disertai trauma, maka kulitpun menjadi pintu masuk infeksi bermacam mikroorganisme Jumlah pasien dengan infeksi Staphylococcus aureus dan methisilin resistance Staphylococcus aureus (MRSA) menurut catatan Dryden MS pada tahun 2000, meningkat kurang lebih 5% dibandingkan tahun 1997. 1 Diperkirakan 65% Staphylococcus aureus yang menginfeksi kulit memproduksi Panton-Valentine leucocidin (PVL), toksin ini diidentifikasi oleh Panton dan Valentin pada tahun 1932.2 Staphylococcus aureus penghasil PVL merupakan galur baru stafilokokus yang bersifat sensitif maupun resisten terhadap metisilin. Jumlah mikroorganisme ini belum terlalu banyak, diperkirakan hanya 2% dari isolat infeksi klinis, namun dampaknya dapat meluas. PVL sangat erat hubungannya dengan virulensi, penularan galur stafilokokus termasuk MRSA di komunitas umum ( Community acquired /CA MRSA). Pada tahun 2010 Royal college of Nursing mencatat jumlah pasien dengan infeksi Staphylococcus aureus penghasil PVL (SA PVL) meningkat 10 kali lipat dibandingkan tahun 2005. Infeksi kulit yang terjadi bervariasi dari jenis superfisial misalnya: folikulitis, furunkulosis, karbunkel, abses; moderat misalnya selulitis, juga dapat berupa infeksi dalam misalnya necrotising faciitis, purpura fulminan. Toksin PVL bersifat mendestruksi leukosit dan nekrosis jaringan sehingga gambar klinis yang paling sering adalah furunkel dan abses dengan atau tanpa selulitis, seringkali diduga sebagai gigitan serangga oleh pasien maupun dokter.3 Penularan dapat terjadi dengan mudah melalui kontak langsung pada lingkungan yang sama misalnya asrama, sekolah, klinik, penitipan anak, panti maupun penjara. Kontak tersebut juga tidak jarang mengenai sebuah keluarga yang terinfeksi SA PVL dengan manifestasi klinis beragam pioderma. Hospitalized associated MRSA (HA MRSA) juga mempunyai kemampuan memproduksi PVL, bakteri dapat mewabah di rumah sakit, perpindahan agen mikroba ini melalui kontak langsung dengan peralatan maupun pekerja lingkungan rumah sakit.4,7 Sifat resistensi MRSA dikode oleh gen mec yang berlokasi di kaset kromosom bakteri Stafilokokus (Staphylococcus cassette chromosome/SSCmec) yang ditemukan oleh Katayama pada tahun 2000 dan Deresinski tahun 2005. Telah diketahui galur dengan gen mecA I,II,III dan VII sebagai penyebab infeksi SA MRSA rumah sakit dan gen mecA IV, V,VI,VII SA MRSA populasi umum. Gen ini menentukan virulensi dan pola resistensi antibiotik yang berperan dalam penatalaksanaan klinis. Gen PVL pada infeksi stafilokokus di komunitas lebih sering dan mudah ditemukan dibandingkan dengan rumah sakit. Infeksi berulang dan resistensi terhadap berbagai antibiotik menjadi perhatian para peneliti masa kini. Penatalaksanaan tidak saja kepada pasien tetapi juga perhatian terhadap komunitas dan perkakas sekitarnya, melakukan dekolonisasi serta peningkatan kebersihan lingkungan merupakan cara yang penting dilakukan.5,6,7 Tjut Nurul Alam Jacoeb Departemen IK Kulit dan Kelamin FK Universitas Indonesia/ RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta 52 MDVI DAFTAR PUSTAKA 1. Dryden MS. J Antimicrob Chemother. 2010; 65: 1135-44 2. Mims C, Playfair J, Roitt I, dkk. Med Microbiol. Mosby Int Ltd, London. ISBN 0 7234 2781 X 3. Panton-Valentine leucocidin (PVL) RCN guidance for health professionasl. Published by the Royal College of Nursing, 20 Cavendish Square, London, W1G 0RN © 2011 Royal College of Nursing. 4. Wu T. Clinical Aspects and Treatment of CA-MRSA Infections. Hongkong Medical Dairy. 2007;12:14-6 53 Vol. 41 No. 1 Tahun 2014; 1 - 2 5. Wu T. Clinical Aspects and Treatment of CA-MRSA Infections. Hongkong Medical Dairy. 2007;12:14-6 6. Adler A et al. Panton-Valentine Leukocidin-producing Staphylococcus aureus. Emerg Infect Dis. Nov 2006; 12(11): 1789-1790. 7. Társis Brust1, Thaina Miranda da Costa2, José Carlos Amorim1, Marise Dutra Asensi3,Octavio Fernandes1, Fábio Aguiar-Alves2,4Hospital-associated methicillin-resistant Staphylococcus aureus carrying the PVLgene outbreak in a Public Hospital in Rio de Janeiro, Brazil. Brazilian Journal of Microbiology 44, 3, 865-868 (2013)