PENGGUNAAN JASA REKENING BERSAMA SEBAGAI PERANTARA DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE (PADA WWW.KASKUS.CO.ID) THE USE OF JOINT ACCOUNT SERVICE AS AN INTERMEDIARY IN E-COMMERCE TRANSACTION (IN WWW.KASKUS.CO.ID) Irsan Haerudin Akif, Ahmadi Miru, Anwar Borahima Konsentrasi Kenotariatan, Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi : Irsan Haerudin Akif, S.H. Fakultas Hukum Program Pascasarjana (S2) Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 HP: 085241902444 Email: [email protected]. Abstrak Lahirnya rekening bersama memberikan dampak yang begitu besar bagi Online Trading sehingga pembeli tidak perlu takut dan enggan mencari barang di kaskus dan penjual mudah membangun reputasinya serta memperoleh kembali kepercayaan dari pembeli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hak dan kewajiban rekening bersama sebagai perantara dalam transaksi E-commerce; dan perlindungan hukum bagi para pihak pengguna jasa rekening bersama. Penelitian ini dilakukan di Kota Makassar dengan menggunakan tipe penelitian pendekatan empiris. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan borang dokumen kemudian dianalisis secara deskriptif analisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa rekening bersama mendapatkan informasi dari penjual dan pembeli mengenai setiap kesepakatan yang dibuat antara penjual dan pembeli, selain itu juga rekening bersama menolak transaksi yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan imbalan jasa. Kewajiban rekening bersama adalah menjamin hak dan kewajiban penjual dan pembeli terpenuhi yakni pembeli akan membayar harga barang sesuai dengan perjanjian dan penjual akan memberikan barang sesuai dengan apa yang diperjanjikan; serta rekening bersama selaku penyedia jasa memberikan perlindungan kepada konsumennya hanya sebatas pembeli akan membayar harga barang dan penjual menyerahkan barang dan tidak menanggung kerugian yang timbul akibat transaksi jual beli tersebut akan tetapi rekening bersama akan memfasilitasi apabila terjadi permasalahan dan akan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut secara damai. Kesimpulannya rekening bersama berhak menerima informasi dari setiap kesepakatan dan transaksi yang dilakukan pembeli dan penjual serta menerima imbalan jasa dan menolak trasaksi yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, dan wajib menjamin hak dan kewajiban penjual dan pembeli, serta memberikan perlindungan kepada konsumennya sebatas pembeli akan membayar harga barang dan penjual menyerahkan barang. Kata Kunci : Perlindungan Hukum, E-commerce, Rekening Bersama Abstract The exitence of joint account give a great impact for online trading so buyer dont have to be afraid and reluctant to find goods in kaskus and sellers easily build their reputation and regain the trust of buyers. This study aims to determine the rights and obligations of joint account as intermediaries in e-commerce transaction, protection of law for the joint account of service users. This research was conducted in the city of makassar with the type of research by using empirical approaches. Data was collected through interviews and document accreditation were analyzed by descriptive analysis. The result showed that the join accounts to get information from the seller and buyer of any agreement between the sellers and the buyers, but also joint account declined transaction in violation of laws and regulations and obtain payment for services. The obligations of joint account is to ensure the rights and obligations of the seller and buyer that the buyer will pay the price of the goods in accordance with the agreement and the seller will give the goods in accordance with agreed upon, and then joint account as service providers to their customers povide only limited pretection the buyer will pay the price of goods and the seller delivers the goods and does not bear the loss arising from the transaction but will facilitate the joint account in case of problems and will resolve the issue peacefully. The conclusion of joint account are entitled to receive information from any agrrements and the transactions by buyer and seller and receive the payment for services and refuse the transaction that contrary to laws and regulations, and should ensure the rights and obligations of the seller and buyer, and to provide the protection to consumers as the buyer will pay the price of goods and the seller delivers the goods. Keywords: protection of law, e-commerce, joint account PENDAHULUAN Dalam praktik perdagangan, penjual menyatakan dengan tegas bahwa benda yang dijual itu adalah miliknya yang sah yang dapat diketahui oleh pembeli yang beriktikad baik. Jika ternyata bahwa benda yang dijual itu bukan milik penjual, jual beli itu batal. Jika benda itu diambil oleh pemiliknya yang sah, pembeli berhak memperoleh ganti kerugian atas harga yang telah dibayarnya itu, namun, jika pembeli mengetahui bahwa benda yang dibelinya itu bukan milik penjual (iktikad jahat), pembeli tidak berhak memperoleh ganti kerugian (Muhammad, 2010). Saat ini, dengan makin pesatnya kemajuan teknologi informasi, orang dapat melakukan transaksi-transaksi perdagangan tanpa kehadiran para pihak, seperti transaksi perdagangan dilakukan dengan online trading. Transaksi elektronik yang memanfaatkan teknologi komunikasi seperti internet terbukti menimbulkan masalah terkait dengan perlindungan hak dan kewajiban konsumen, salah satu persoalan yang dirasakan paling sering muncul adalah tindakan curang dan penipuan. Indikasi-indikasi tersebut memperlihatkan bahwa perdagangan secara elektronik memberikan peluang dan berbagai kemudahan di satu sisi, ternyata di sisi lain memberikan dampak negatif (Sjahputra, 2010). Ketika transaksi online di forum jual beli kaskus makin ramai, ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi ini dengan melakukan penipuan-penipuan. Oleh karena banyaknya penipuan tentu dampaknya sangat berpengaruh terhadap reputasi penjual di Kaskus menjadi hancur. Pembeli takut dan enggan mencari barang di Kaskus. Akhirnya, para penjual di forum jual beli Kaskus membuat solusi untuk menarik kembali kepercayaan pembeli yaitu dengan penggunaan pihak ketiga yang diistilahkan “Rekening Bersama” (Rekber) sebagai perantara antara pembeli dan penjual. Hasilnya sangat efektif, pembeli mulai berdatangan dan aktivitas jual-beli di Kaskus pun marak kembali. Risiko penipuan juga dapat diturunkan, karena pembeli kerap menginginkan penggunaan jasa Rekening Bersama pada transaksinya dengan penjual (Rekber, 2012). Rekening Bersama mempermudah penjual untuk membangun reputasinya, karena penjual baru di dunia online kerap mendapatkan kesulitan untuk menjual barangnya disebabkan kurang percayanya pembeli. Prosedurnya pun sederhana, walau memakan waktu sedikit lebih banyak dari pada transaksi konvensional, pembeli tidak perlu khawatir ketika mengirim uang. Sebab dengan menggunakan Rekening Bersama hak dan kewajiban pembeli dan penjual dijamin oleh rekening bersama (Rekber, 2012). Transaksi online dengan menggunakan Rekening Bersama antara penjual, pembeli dan Rekening Bersama tidak saling kenal dan tidak ketemu secara langsung karena prosesnya dilangsungkan dalam dunia maya, selain itu masalah lain dari jasa Rekening Bersama adalah perlindungan hukum bagi para pihak penggunanya. Hal ini disebabkan karena Kaskus tidak terafiliasi langsung dengan jasa Rekening Bersama sehingga Kaskus tidak bertanggung jawab terhadap segala akibat yang timbul dari penggunaan jasa Rekening Bersama. Rekening Bersama merupakan usaha personal yang hanya menggunakan kaskus sebagai media dalam menjalankan usaha. Saat ini jumlah penyedia jasa Rekening Bersama berkembang sangat pesat karena setiap member Kaskus dapat mengajukan diri menjadi penyedia jasa Rekening Bersama, meskipun pengguna cenderung akan memilih Rekening Bersama yang telah terpercaya dan memiliki reputasi baik (recommended seller) yang dapat dilihat dari testimoni/komentar para pengguna sebelumnya. Dengan demikian tujuan jurnal ini adalah untuk mengetahui hak dan kewajiban rekening bersama sebagai perantara dalam transaksi Ecommerce dan untuk mengetahui perlindungan hukum para pihak pengguna jasa rekening bersama. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Makassar. Penentuan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan bahwa banyaknya pengguna jasa rekening bersama, adanya penyedia jasa rekening bersama yang berdomsili di kota ini dan mudahnya mengakses internet di kota ini, sehingga mempermudah penulis dalam mecari data-data yang berhubungan dengan penelitian ini. Tipe Penelitian Metode pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode pendekatan empiris. Pendekatan empiris adalah pendekatan yang dilakukan penekanan pada kajian ilmu hukum, perlindungan hukum dan menelaah kaidah-kaidah hukum yang berlaku sehubungan dengan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan di lokasi penelitian, mengenai Penggunaan Jasa Rekening Bersama Sebagai Perantara Dalam Transaksi E-Commerce (pada www.kaskus.co.id.). Populasi dan Sampel populasi dalam penelitian ini adalah para pengguna jasa rekening bersama dan penyedia jasa rekening bersama pada www.kaskus.co.id. Sampel penelitian ini adalah pengguna jasa rekening bersama dan penyedia jasa rekening bersama dalam forum jual beli www.kaskus.co.id. Penarikan sampel menggunakan purposive sampling (sampel terwakili). Adapun sampel yang dipilih yaitu 3 (tiga) penjual, 3 (tiga) pembeli dan 2 (dua) penyedia jasa rekening bersama dengan pertimbangan masing-masing pihak ini merupakan pihak yang terlibat langsung dalam transaksi jual beli ini. Teknik Pengumpulan Data Teknik kepustakaan, pengumpulan yaitu data pengumpulan dalam penelitian ini menggunakan Metode data melalui bahan-bahan tertulis, laporan-laporan penelitian, yang relevan dengan masalah penelitian ini; Metode lapangan, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui penelitian secara langsung di lokasi penelitian dengan menggunakan beberapa teknik yaitu sebagai berikut: Borang Dokumen, yaitu pengumpulan data melalui buku-buku literatur, dokumen-dokumen atau tulisan para ahli, media elektronik, peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan yang relevan dengan permasalahan yang dibahas dan wawancara secara langsung dengan nara sumber, yakni: para pengguna jasa Rekening Bersama dan penyedia jasa rekening bersama pada www. kaskus.co.id. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung di lokasi penelitian dengan mengadakan pengamatan dan wawancara langsung dengan pengguna jasa rekening bersama dan penyedia jasa rekening bersama serta data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bahan tertulis berupa data yang berkaitan dengan masalah yang penulis kaji. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Deskriptif analisis adalah data yang diperoleh dari penelitian lapangan diuji kebenarannya kemudian dihubungkan dan dianalisis secara kualitatif dengan data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan, sehingga dapat membahas permasalahan secara menyeluruh dan objektif. HASIL Hak dan kewajiban Jasa Rekening Bersama sebagai perantara dalam transaksi Ecommerce Transaksi dengan menggunakan rekening bersama pada forum jual beli kaskus melibatkan setidaknya empat pihak yaitu pembeli (buyer), penjual (seller), rekening bersama dan kaskus. Namun dari keempat pihak tersebut, pihak-pihak yang terlibat secara langsung adalah pembeli (buyer), penjual (seller) dan rekening bersama. Kaskus sendiri tidak terlibat secara langsung dalam transaksi yang dilakukan antara pembeli, penjual dan rekening bersama. oleh sebab itu segala akibat yang timbul dari penggunaan rekening bersama, kaskus tidak bertanggung jawan karena kaskus tidak terafiliasi dengan rekening bersama sebab rekening bersama merupakan usaha personal yang hanya menggunakan kaskus sebagai media dalam menjalankan usaha. Akan tetapi transaksi dengan rekening bersama akan menimbulkan hubungan hukum bagi penjual (seller) dengan pembeli (buyer), penjual (seller) dengan rekening bersama, dan pembeli (buyer) dengan rekening bersama. Hak Ketikan penjual dan pembeli sepakat untuk menggunakan jasa rekening bersama, maka pihak jasa rekening bersama berhak mendapatkan biaya (fee) atas jasa yang mereka berikan kepada pengguna jasa rekening bersama. biaya (fee) ditanggung berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli, akan tetapi pada umumnya yang menanggung biaya (fee) jasa rekening bersama adalah pembeli. Pihak jasa rekening bersama akan menahan dana pembayaran yang dikirim oleh pembeli. Dana pembayaran akan diteruskan ke penjual apabila barang yang dikirim penjual sudah sesuai dengan apa yang diperjanjikan dan pembeli mengkonfirmasi “OK” kepada pihak rekening bersama agar dana diteruskan ke pihak penjual. Apabila barang tidak sesuai dengan apa yang diperjanjikan maka pihak jasa rekening bersama akan menahan dana pembayaran tersebut, dana tersebut akan dikembalikan kepembeli (refund) apabila barang yang telah dikirim penjual kepada pembeli dikirim kembali kepenjual dan penjual mengkonfirmasi bahwa barang kepada pihak jasa rekening bersama bahwa barang telah diterima. Pihak jasa rekening bersama berhak menerima informasi dari penjual dan pembeli, serta pembeli dan penjual berkewajiban memberikan informasi yang benar kepada pihak jasa rekening bersama. Apabila sesuai perjanjian maka pembeli akan menginformasikan kepada rekening bersama agar dana pembayaran diteruskan kepenjual. jasa rekening bersama menerima semua jenis transaksi kecuali transaksi yang dilarang oleh peraturan perundangundangan, kesusilaan dan ketertiban umum. Selain itu juga jasa rekening bersama menolak transaksi yang menggunakan mata uang asing dan rekening bank yang tidak terdaftar di bank indonesia (BI). Kewajiban Jasa rekening bersama akan meyimpan uang pembayaran sampai ada persetujuan dari pembeli agar barang diteruskan kepada penjual dengan syarat bahwa barang sesuai dengan apa yang diperjanjikan antara penjual dan pembeli, apabila barang tidak sesuai dengan apa yang diperjanjikan maka pembeli berhak meminta kembali dana pembayaran yang telah dikirim kepada jasa rekening bersama dengan syarat bahwa barang yang dikirim penjual kepada pembeli telah dikirim kembali kepada penjual dengan menunjukkan nomor resi pengiriman. Rekening bersama akan menginformasikan kepada penjual bahwa dana pembayaran yang dikirim pembeli telah diterima oleh pihak jasa rekening bersama, setelah itu pembeli wajib mengirimkan barang kepada pembeli dengan memberikan bukti nomor resi pengiriman barang dan foto struk resi pengiriman kepada pihak jasa rekening bersama. Dana pembayaran yang dikirim oleh pembeli kepada jasa rekening bersama akan diteruskan kepada penjual dengan ketentuan bahwa penjual telah memenuhi kewajibannya kepada pembeli sesuai dengan apa yang mereka perjanjikan dan atas persetujuan pembeli Perlindungan Para Pihak Pengguna Jasa Rekening Bersama Perlindungan para pihak pengguna jasa rekening bersama sebagai perantara dalam transaksi online, dilaksanakan dan diselenggarakan berdasarkan nilai manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan, dan keselamatan konsumen serta kepastian yang relevan dengan pembangunan nasional. manfaat yang diperoleh penjual dari rekening bersama yaitu (1) Hakhak penjual akan terpenuhi dan kewajiban pembeli akan dilaksanakan; (2) Penjual tidak mesti takut akan pemutusan perjanjian secara sepihak yang dilakukan oleh pembeli; (3) Penjual tidak sulit untuk meraih kepercayaan pembeli khususnya penjual baru. Manfaat yang dirasakan oleh penjual turut dirasakan oleh pembeli, adapun manfaat yang diperoleh pembeli dari rekening bersama, yaitu (1) Hak pembeli akan terpenuhi dan kewajiban penjual akan dilaksanakan; (2) Pembeli tidak mesti takut lagi apabila barang tidak sesuai dengan pesanan atau yang ditawarkan oleh penjual; (3) Pembeli tidak sulit mencari kepercayaan penjual bahwa pembeli benar-benar ingin membeli barang yang ditawarkan penjual. Terwujudnya hak dan kewajiban penjual maupun pembeli secara maksimal dalam perdagangan dunia maya terkadang dirasakan sulit untuk diwujudkan, ini diakibatkan sering terjadinya wanprestasi yang dilakukan oleh satu pihak baik itu penjual maupun pembeli. Oleh karena itu lahirnya rekening bersama sebagai perantara dalam transaksi jual beli dalam dunia maya (e-commerce) sangat berperan penting dalam memaksimalkan peran para pihak untuk memperoleh hak dan melaksanakan kewajibannya secara adil sesuai dengan apa yang para pihak sepakati. Untuk memaksimalkan terwujudnya hak dan kewajiban pengguna jasa rekening bersama, para pihak yang terlibat dalam transaksi harus mematuhi ketentuan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak rekening bersama. Tercapainya rasa adil diukur berdasarkan terpenuhinya dan terlaksanakannya hak dan kewajiban para pihak sesuai dengan apa yang diperjanjiakan sejak awal. Keseimbangan dimaksud untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen dan pelaku usaha dalam setiap transaksi sehingga tercipta transaksi yang aman dan nyaman. Keseimbangan perlindungan terhadap konsumen dan pelaku usaha tidak lepas dari hubungan-hubungan yang terjadi antara para pihak. Untuk menjamin keamanan konsumen yakni penjual dan pembeli pihak rekening bersama memberikan prosedur dan ketentuan tentang penggunaan jasa rekening bersama serta memperlihatkan testimoni dan bukti-bukti transaksi terdahulu agar pihak penjual dan pembeli percaya akan keamanan penggunaan jasa rekening bersama. Untuk meyelenggarakan perlindungan terhadap konsumen maka pihak rekening bersama harus patuh dan taat terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa hak rekening bersama adalah mendapatkan informasi dari penjual dan pembeli mengenai setiap kesepakatan yang dibuat antara penjual dan pembeli, selain itu juga rekening bersama berhak menolak transaksi yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan berhak mendapatkan imbalan jasa dan Kewajiban rekening bersama sebagai perantara adalah menjamin hak dan kewajiban penjual dan pembeli terpenuhi yakni pembeli akan membayar harga barang sesuai dengan perjanjian dan penjual akan memberikan barang sesuai dengan apa yang diperjanjikan. Rekening bersama selaku penyedia jasa memberikan perlindungan kepada konsumennya yakni penjual dan pembeli, hanya sebatas pembeli akan membayar harga barang dan penjual menyerahkan barang dan tidak menanggung kerugian yang timbul akibat transaksi jual beli tersebut akan tetapi rekening bersama akan memfasilitasi apabila terjadi permasalahan dan akan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut secara damai. Undang-undang menetapkan beberapa persyaratan yang harus terpenuhi agar tujuan dari perjanjian tercapai. Sesuai dengan tradisi, suatu perjanjian dapat dievaluasi berdasarkan kriterium syarat untuk terbentuknya atau syarat sahnya suatu perjanjian dan mengenai isi suatu perjanjian. Adapun unsur dari perjanjian terdiri atas unsur essentialia, unsur naturalia, dan unsur accidentalia (Satrio, 1992). Kesepakatan dalam perjanjian, pada dasarnya merupakan perwujudan dari kehendak dua pihak atau lebih dalam perjanjian tersebut, mengenai hal-hal yeng mereka kehendaki untuk dilaksanakan, mengenai cara melaksankannya, mengenai saat pelaksanaannya dan mengenai pihak yang berkewajiban untuk melaksanakan hal-hal yang disepakati tersebut. Apabila pihak lawan dari pihak yang melakukan penawaran tidak menyetujui penawaran yang disampaikan tersebut, maka ia dapat mengajukan penawaran balik, yang memuat ketentuanketantuan yang dianggap dapat dipenuhi, atau yang sesuai dengan kehendaknya yang dapat dilaksanakan. Dipenuhi atau diterima olehnya. Dalam hal yang demikian maka kesepakatan belum tercapai. Keadaan tawar menawar ini akan terus berlanjut sehingga pada akhirnya kedua belah pihak mencapai kesepakatan mengenai hal-hal yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh para pihak dalam perjanjian tersebut (Subekti, 2005). Sebelum tercapai kesepakatan para pihak, pada umumnya diantara para pihak akan terlebih dahulu dilakukan pembicaraan atau yang umumnya dinamakan negosiasi. Dalam negosiasi tersebut salah satu atau lebih pihak dalam perjanjian tersebut akan menyampaikan terlebih dahulu suatu bentuk pernyataan mengenai hal-hal yang dikehendaki oleh pihak tersebut dengan segala macam persyaratan yang mungkin dan diperkenankan oleh hukum untuk disepakati oleh para pihak, persyaratan yang disampaikan tersebut dikenal dengan nama penawaran. Jadi penawaran itu berisi kehendak dari salah satu pihak atau lebih dalam perjanjian yang disampaikan oleh lawan pihaknya untuk memperoleh kesepakatan dari lawan pihaknya tersebut yang kemudian akan terwujud sebagai perjanjian mengikat kedua belah pihak (Sjaifuracchman, 2011). Dari mana dapat diketahui atau dapat disimpulkan bahwa hukum perjanjian yang diatur dalam KUHPerdata menganut asas konsensual? Subekti menyatakan bahwa asas tersebut dapat disimpulkan dari Pasal 1320 KUHPerdata yang mengatur tentang unsur-unsur dan syarat-syarat perjanjian sah. Salah satu diantaranya adalah “persetujuan kehendak” atau “kata sepakat” antara pihak-pihak, dalam hal ini penjual dan pembeli tanpa diperlukan formalitas apa pun, seperti tulisan ataupun pemberian panjar. Sejak tercapai kata sepakat, maka perjanjian jual beli itu sah dan mengikat kedua belah pihak untuk memenuhinya (Subekti, 1995). Perjanjian jual beli dikatakan pada umumnya merupakan perjanian konsensual karena ada juga perjanjian jual beli yang termasuk perjanjian formal, yaitu yang mengharuskan dibuat dalam bentuk tertulis yang berupa akta autentik, yakni jual beli barangbarang yang tidak bergerak. Kesepkatan dalam perjanjian jual beli pada umumnya melahirkan jual beli tersebut, juga dikecualikan apabila barang yang diperjualbelikan adalah barang yang biasa dicoba dulu pada saat pembelian, karena apabila menjadi objek perjanjian jual beli tersebut adalah harga yang harus dicoba dulu untuk mengetahui apakah barang tersebut baik atau sesuai keinginan pembeli, perjanjian tersebut selalu dianggap dibuat dengan syarat tangguh, artinya perjanjian tersebut hanya mengikat apabila barang yang menjadi objek perjanjian adalah baik (setelah dicoba) (Miru, 2010). Hubungan hukum yang terjadi dalam jual beli secara online melalui rekening bersama akan melibatkan tiga pihak yaitu pihak penjual, pembeli dan rekening bersama. Yang mana hubungan hukum tersebut berupa perjanjian yang menimbulkan akibat hukum yaitu hak dan kewajiban para pihak. dimana hak dan kewajiban tersebut dilindungi oleh Undangundang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK). Pada dasarnya hak konsumen tertuang dalam Pasal 4 Undang-undang Perlindungan Konsumen (UUPK), yaitu sebagai berikut: (1) Hak atas keamanan dan keselamatan; (2) Hak atas informasi; (3) Hak untuk memilih; (4) Hak untuk didengar; (5) Hak untuk memperoleh kebutuhan hidup; (6) Hak atas ganti kerugian; (7) Hak untuk memperolah pendidikan konsumen; (8) Hak atas lingkungan yang bersih dan sehat; (9) Hak untuk mendapatkan nilai barang sesuai dengan nilai tukar yang diberikannya; (10) Hak untuk mendapat upaya penyelesaian hukum yang patut. (Miru dkk, 2011). Bagaimanapun rumusan hak-hak konsumen, tetapi secara garis besar dapat dibagi dalam tiga prinsip, yaitu (1) Hak yang dimaksud untuk mencegah konsumen dari kerugian, baik kerugian personal, maupun kerugian harta kekayaan; (2) Hak untuk memperoleh barang dengan harga yang wajar; (3) Hak untuk memperoleh penyelesaian yang patut terhadap permasalahan yang dihadapi (Miru, 2011). Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses produksi barang dan jasa ternyata belum diikuti dengan kemajuan perangkat hukum yang ada. Contohnya, sebagai konsekuensi perdagangan bebas, dalam praktik bisnis dikenal distance selling dan mail order marketing. Dalam praktik semacam ini, konsumen cukup memanfaatkan teknologi komunikasi, seperti televisi atau telepon, bahkan juga internet dalam melakukan transaksi barang atau jasa yang diinginkan. Persoalan akan muncul dalam hal produk barang atau jasa yang dikirimkan/diberikan tidak sesuai dengan deskripsi yang diberikan (Shofie, 2009). Jika dikaitkan antara hak-hak konsumen yang terdapat dalam undang-undang perlindungan konsumen dengan hak-hak konsumen pada transaksi e-commerce, maka hakhak konsumen sangat riskan sekali untuk dilanggar. Adapun hak-hak konsumen yang tergolong riskan untuk dilanggar adalah (1) Tidak adanya jaminan keselamatan dan keamanan dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Hal ini dikarenakan para konsumen tidak dapat langsung mengidentifikasi, melihat atau menyentuh barang yang akan dipesan lewat internet, sebagaimana yang biasa terjadi dalam transaksi tatap muka di pasar; (2) Tidak ada kepastian apakah konsumen telah memperoleh informasi yang dibuutuhkannya dalam bertransaksi, sebab informasi yang tersedia dibuat secara sepihak olah penjual atau produsen, tanpa ada kemungkinan konsumen melakukan verifikasi; (3) Tak terlindunginya hak-hak konsumen untuk mengeluh atau mengadu atau memperoleh kompensasi. Hal ini karena transaksi lewat internet, dilakukan tanpa tatap muka, maka ini membuka peluang tidak teridentifikasinya si produsen atau penjual barang/jasa tersebut. Bisa saja produsen hanya mencantumkan alamat di surat elektronik yang tidak terjangkau dunia nyata. Akibatnya, bila terjadi keluhan maka konsumen akan kesulitan menyampaikan keluhannya. Selain itu dapat juga keluhan konsumen tidak ditanggapi, sebab sulitnya menuntut produsen di dunia virtual; (4) Dalam transaksi pembayaran lewat e-commerce, biasanya konsumen harus terlebih dahulu membayar penuh, barulah pesanannya diproses oleh produsen atau penjual. hal ini jelas berisiko tinggi bagi konsumen sebab membuka peluang terlambatnya barang yang dipesan, atau isi dan mutunya tidak sesuai dengan pesanan atau sama sekali tidak sampai ketangan konsumen (Makarim, 2004). Untuk memahami suatu konsep tanggung jawab dijalankan oleh para pelaku usaha dalam permasalahan yang dihadapi konsumen, maka menurut Edmon Makarim tanggung jawab tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu (1) Tanggung jawab atas informasi; (2) Tanggung jawab atas produk; (3) Tanggung jawab atas keamanan (Makarim, 2004). KESIMPULAN DAN SARAN Rekening bersama sebagai perantara penjual dan pembeli mempunyai hak mendapatkan informasi dari penjual dan pembeli mengenai setiap kesepakatan yang dibuat antara penjual dan pembeli, selain itu juga rekening bersama berhak menolak transaksi yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan berhak mendapatkan imbalan jasa. Kewajiban rekening bersama sebagai perantara adalah menjamin hak dan kewajiban penjual dan pembeli terpenuhi yakni pembeli akan membayar harga barang sesuai dengan perjanjian dan penjual akan memberikan barang sesuai dengan apa yang diperjanjikan. Rekening bersama selaku penyedia jasa memberikan perlindungan kepada konsumennya yakni penjual dan pembeli, hanya sebatas pembeli akan membayar harga barang dan penjual menyerahkan barang dan tidak menanggung kerugian yang timbul akibat transaksi jual beli tersebut akan tetapi rekening bersama akan memfasilitasi apabila terjadi permasalahan dan akan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut secara damai. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan seharusnya membuat regulasi tentang perantara dalam transaksi e-commerce sebab lahirnya rekening bersama sebagai perantara dalam transaksi e-commerce dapat memecahkan permasalahan yang selama ini dihadapi dunia jual beli online yang kerap menghantui para penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi jual beli dalam dunia maya. Bagi pemilik jasa rekening bersama seharusnya usaha yang dijalankan ini harus dibuat dalam bentuk badan usaha yang berbadan hukum atau minimal mempunyai akta pendirian usaha serta mencantumkan alamat yang jelas pada halaman agar apabila pihak rekening bersama melakukan wanprestasi, maka para pihak yang dirugikan dapat meminta pertanggung jawaban secara jelas. DAFTAR PUSTAKA Muhammad, Abdulkadir (2010). Hukum Perdata Indonesia. Bandung; Citra Aditya Bakti. Miru, Ahmadi (2010), Hukum kontrak dan Perancangan Kontrak. Jakarta; RajaGrafindo Persada. (2011), Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Di Indonesia. Jakarta; RajaGrafindo Persada. dan Sutarman Yodo, (2011), Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta; RajaGrafindo Persada. Makarim, Edmon (2004), Kompilasi Hukum Telematika. Jakarta; RajaGrafindo Persada. Rekber (2012), Wadah diskusi pengetahuan tentang rekening bersama (www.google.com), Diakses pada tanggal 10 Juni 2012. Satrio, J. (1992), Hukum Perajnjian. Bandung; Citra Aditya Bakti. Shofie, Yusuf (2009), Perlindungan Konsumen Dan Instrumen-Instrumen Hukumnya, Cetakan Ke-3. Bandung; Citra Aditya bakti. Sjahputra, Imam (2010) Perlindungan Konsumen dalam Transaksi elektronik. Bandung; Alumni Sjaifuracchman, (2011), Aspek Pertanggungjawaban Notaris dalam Pembuatan Akta. Bandung; mandar maju. Subekti (2005), Hukum Perjanjian, Cetakan duapuluhsatu. Jakarta; intermasa. (1995), Aneka Perjanjian. Bandung; Citra Aditya Bakti.