penggunaan jasa rekening bersama sebagai

advertisement
PENGGUNAAN JASA REKENING BERSAMA SEBAGAI PERANTARA
DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE (PADA WWW.KASKUS.CO.ID)
THE USE OF JOINT ACCOUNT SERVICE AS AN INTERMEDIARY
IN E-COMMERCE TRANSACTION (IN WWW.KASKUS.CO.ID)
Irsan Haerudin Akif, Ahmadi Miru, Anwar Borahima
Konsentrasi Kenotariatan, Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi :
Irsan Haerudin Akif, S.H.
Fakultas Hukum
Program Pascasarjana (S2)
Universitas Hasanuddin
Makassar, 90245
HP: 085241902444
Email: [email protected].
Abstrak
Lahirnya rekening bersama memberikan dampak yang begitu besar bagi Online Trading sehingga pembeli tidak
perlu takut dan enggan mencari barang di kaskus dan penjual mudah membangun reputasinya serta memperoleh
kembali kepercayaan dari pembeli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hak dan kewajiban rekening
bersama sebagai perantara dalam transaksi E-commerce; dan perlindungan hukum bagi para pihak pengguna jasa
rekening bersama. Penelitian ini dilakukan di Kota Makassar dengan menggunakan tipe penelitian pendekatan
empiris. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan borang dokumen kemudian dianalisis secara
deskriptif analisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa rekening bersama mendapatkan informasi dari penjual
dan pembeli mengenai setiap kesepakatan yang dibuat antara penjual dan pembeli, selain itu juga rekening
bersama menolak transaksi yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan imbalan
jasa. Kewajiban rekening bersama adalah menjamin hak dan kewajiban penjual dan pembeli terpenuhi yakni
pembeli akan membayar harga barang sesuai dengan perjanjian dan penjual akan memberikan barang sesuai
dengan apa yang diperjanjikan; serta rekening bersama selaku penyedia jasa memberikan perlindungan kepada
konsumennya hanya sebatas pembeli akan membayar harga barang dan penjual menyerahkan barang dan tidak
menanggung kerugian yang timbul akibat transaksi jual beli tersebut akan tetapi rekening bersama akan
memfasilitasi apabila terjadi permasalahan dan akan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut secara
damai. Kesimpulannya rekening bersama berhak menerima informasi dari setiap kesepakatan dan transaksi yang
dilakukan pembeli dan penjual serta menerima imbalan jasa dan menolak trasaksi yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan, dan wajib menjamin hak dan kewajiban penjual dan pembeli, serta memberikan
perlindungan kepada konsumennya sebatas pembeli akan membayar harga barang dan penjual menyerahkan
barang.
Kata Kunci : Perlindungan Hukum, E-commerce, Rekening Bersama
Abstract
The exitence of joint account give a great impact for online trading so buyer dont have to be afraid and reluctant
to find goods in kaskus and sellers easily build their reputation and regain the trust of buyers. This study aims to
determine the rights and obligations of joint account as intermediaries in e-commerce transaction, protection of
law for the joint account of service users. This research was conducted in the city of makassar with the type of
research by using empirical approaches. Data was collected through interviews and document accreditation
were analyzed by descriptive analysis. The result showed that the join accounts to get information from the seller
and buyer of any agreement between the sellers and the buyers, but also joint account declined transaction in
violation of laws and regulations and obtain payment for services. The obligations of joint account is to ensure
the rights and obligations of the seller and buyer that the buyer will pay the price of the goods in accordance
with the agreement and the seller will give the goods in accordance with agreed upon, and then joint account as
service providers to their customers povide only limited pretection the buyer will pay the price of goods and the
seller delivers the goods and does not bear the loss arising from the transaction but will facilitate the joint
account in case of problems and will resolve the issue peacefully. The conclusion of joint account are entitled to
receive information from any agrrements and the transactions by buyer and seller and receive the payment for
services and refuse the transaction that contrary to laws and regulations, and should ensure the rights and
obligations of the seller and buyer, and to provide the protection to consumers as the buyer will pay the price of
goods and the seller delivers the goods.
Keywords: protection of law, e-commerce, joint account
PENDAHULUAN
Dalam praktik perdagangan, penjual menyatakan dengan tegas bahwa benda yang
dijual itu adalah miliknya yang sah yang dapat diketahui oleh pembeli yang beriktikad baik.
Jika ternyata bahwa benda yang dijual itu bukan milik penjual, jual beli itu batal. Jika benda
itu diambil oleh pemiliknya yang sah, pembeli berhak memperoleh ganti kerugian atas harga
yang telah dibayarnya itu, namun, jika pembeli mengetahui bahwa benda yang dibelinya itu
bukan milik penjual (iktikad jahat), pembeli tidak berhak memperoleh ganti kerugian
(Muhammad, 2010).
Saat ini, dengan makin pesatnya kemajuan teknologi informasi, orang dapat
melakukan transaksi-transaksi perdagangan tanpa kehadiran para pihak, seperti transaksi
perdagangan dilakukan dengan online trading. Transaksi elektronik yang memanfaatkan
teknologi komunikasi seperti internet terbukti menimbulkan masalah terkait dengan
perlindungan hak dan kewajiban konsumen, salah satu persoalan yang dirasakan paling sering
muncul adalah tindakan curang dan penipuan. Indikasi-indikasi tersebut memperlihatkan
bahwa perdagangan secara elektronik memberikan peluang dan berbagai kemudahan di satu
sisi, ternyata di sisi lain memberikan dampak negatif (Sjahputra, 2010).
Ketika transaksi online di forum jual beli kaskus makin ramai, ada pihak-pihak yang
memanfaatkan situasi ini dengan melakukan penipuan-penipuan. Oleh karena banyaknya
penipuan tentu dampaknya sangat berpengaruh terhadap reputasi penjual di Kaskus menjadi
hancur. Pembeli takut dan enggan mencari barang di Kaskus. Akhirnya, para penjual di forum
jual beli Kaskus membuat solusi untuk menarik kembali kepercayaan pembeli yaitu dengan
penggunaan pihak ketiga yang diistilahkan “Rekening Bersama” (Rekber) sebagai perantara
antara pembeli dan penjual. Hasilnya sangat efektif, pembeli mulai berdatangan dan aktivitas
jual-beli di Kaskus pun marak kembali. Risiko penipuan juga dapat diturunkan, karena
pembeli kerap menginginkan penggunaan jasa Rekening Bersama pada transaksinya dengan
penjual (Rekber, 2012).
Rekening Bersama mempermudah penjual untuk membangun reputasinya, karena
penjual baru di dunia online kerap mendapatkan kesulitan untuk menjual barangnya
disebabkan kurang percayanya pembeli. Prosedurnya pun sederhana, walau memakan waktu
sedikit lebih banyak dari pada transaksi konvensional, pembeli tidak perlu khawatir ketika
mengirim uang. Sebab dengan menggunakan Rekening Bersama hak dan kewajiban pembeli
dan penjual dijamin oleh rekening bersama (Rekber, 2012).
Transaksi online dengan menggunakan Rekening Bersama antara penjual, pembeli dan
Rekening Bersama tidak saling kenal dan tidak ketemu secara langsung karena prosesnya
dilangsungkan dalam dunia maya, selain itu masalah lain dari jasa Rekening Bersama adalah
perlindungan hukum bagi para pihak penggunanya. Hal ini disebabkan karena Kaskus tidak
terafiliasi langsung dengan jasa Rekening Bersama sehingga Kaskus tidak bertanggung jawab
terhadap segala akibat yang timbul dari penggunaan jasa Rekening Bersama. Rekening
Bersama merupakan usaha personal yang hanya menggunakan kaskus sebagai media dalam
menjalankan usaha. Saat ini jumlah penyedia jasa Rekening Bersama berkembang sangat
pesat karena setiap member Kaskus dapat mengajukan diri menjadi penyedia jasa Rekening
Bersama, meskipun pengguna cenderung akan memilih Rekening Bersama yang telah
terpercaya dan memiliki reputasi baik (recommended seller) yang dapat dilihat dari
testimoni/komentar para pengguna sebelumnya. Dengan demikian tujuan jurnal ini adalah
untuk mengetahui hak dan kewajiban rekening bersama sebagai perantara dalam transaksi Ecommerce dan untuk mengetahui perlindungan hukum para pihak pengguna jasa rekening
bersama.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Makassar. Penentuan lokasi penelitian ini
dengan pertimbangan bahwa banyaknya pengguna jasa rekening bersama, adanya penyedia
jasa rekening bersama yang berdomsili di kota ini dan mudahnya mengakses internet di kota
ini, sehingga mempermudah penulis dalam mecari data-data yang berhubungan dengan
penelitian ini.
Tipe Penelitian
Metode pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode pendekatan
empiris. Pendekatan empiris adalah pendekatan yang dilakukan penekanan pada kajian ilmu
hukum, perlindungan hukum dan menelaah kaidah-kaidah hukum yang berlaku sehubungan
dengan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan di lokasi penelitian, mengenai
Penggunaan Jasa Rekening Bersama Sebagai Perantara Dalam Transaksi E-Commerce (pada
www.kaskus.co.id.).
Populasi dan Sampel
populasi dalam penelitian ini adalah para pengguna jasa rekening bersama dan
penyedia jasa rekening bersama pada www.kaskus.co.id. Sampel
penelitian
ini adalah
pengguna jasa rekening bersama dan penyedia jasa rekening bersama dalam forum jual beli
www.kaskus.co.id. Penarikan sampel menggunakan purposive sampling (sampel terwakili).
Adapun sampel yang dipilih yaitu 3 (tiga) penjual, 3 (tiga) pembeli dan 2 (dua) penyedia jasa
rekening bersama dengan pertimbangan masing-masing pihak ini merupakan pihak yang
terlibat langsung dalam transaksi jual beli ini.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
kepustakaan,
pengumpulan
yaitu
data
pengumpulan
dalam
penelitian
ini
menggunakan Metode
data melalui bahan-bahan tertulis, laporan-laporan
penelitian, yang relevan dengan masalah penelitian ini; Metode lapangan, yaitu pengumpulan
data yang dilakukan melalui penelitian secara langsung di lokasi penelitian dengan
menggunakan beberapa teknik yaitu sebagai berikut: Borang Dokumen, yaitu pengumpulan
data melalui buku-buku literatur, dokumen-dokumen atau tulisan para ahli, media elektronik,
peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan yang relevan dengan permasalahan yang
dibahas dan wawancara secara langsung dengan nara sumber, yakni: para pengguna jasa
Rekening Bersama dan penyedia jasa rekening bersama pada www. kaskus.co.id.
Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu
data yang diperoleh secara langsung di lokasi penelitian dengan mengadakan pengamatan dan
wawancara langsung dengan pengguna jasa rekening bersama dan penyedia jasa rekening
bersama serta data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bahan tertulis berupa data yang
berkaitan dengan masalah yang penulis kaji.
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Deskriptif analisis adalah
data yang diperoleh dari penelitian lapangan diuji kebenarannya kemudian dihubungkan dan
dianalisis secara kualitatif dengan data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan, sehingga
dapat membahas permasalahan secara menyeluruh dan objektif.
HASIL
Hak dan kewajiban Jasa Rekening Bersama sebagai perantara dalam transaksi Ecommerce
Transaksi dengan menggunakan rekening bersama pada forum jual beli kaskus
melibatkan setidaknya empat pihak yaitu pembeli (buyer), penjual (seller), rekening bersama
dan kaskus. Namun dari keempat pihak tersebut, pihak-pihak yang terlibat secara langsung
adalah pembeli (buyer), penjual (seller) dan rekening bersama. Kaskus sendiri tidak terlibat
secara langsung dalam transaksi yang dilakukan antara pembeli, penjual dan rekening
bersama. oleh sebab itu segala akibat yang timbul dari penggunaan rekening bersama, kaskus
tidak bertanggung jawan karena kaskus tidak terafiliasi dengan rekening bersama sebab
rekening bersama merupakan usaha personal yang hanya menggunakan kaskus sebagai media
dalam menjalankan usaha. Akan tetapi transaksi dengan rekening bersama akan menimbulkan
hubungan hukum bagi penjual (seller) dengan pembeli (buyer), penjual (seller) dengan
rekening bersama, dan pembeli (buyer) dengan rekening bersama.
Hak
Ketikan penjual dan pembeli sepakat untuk menggunakan jasa rekening bersama,
maka pihak jasa rekening bersama berhak mendapatkan biaya (fee) atas jasa yang mereka
berikan kepada pengguna jasa rekening bersama. biaya (fee) ditanggung berdasarkan
kesepakatan antara penjual dan pembeli, akan tetapi pada umumnya yang menanggung biaya
(fee) jasa rekening bersama adalah pembeli. Pihak jasa rekening bersama akan menahan dana
pembayaran yang dikirim oleh pembeli. Dana pembayaran akan diteruskan ke penjual apabila
barang yang dikirim penjual sudah sesuai dengan apa yang diperjanjikan dan pembeli
mengkonfirmasi “OK” kepada pihak rekening bersama agar dana diteruskan ke pihak penjual.
Apabila barang tidak sesuai dengan apa yang diperjanjikan maka pihak jasa rekening bersama
akan menahan dana pembayaran tersebut, dana tersebut akan dikembalikan kepembeli
(refund) apabila barang yang telah dikirim penjual kepada pembeli dikirim kembali kepenjual
dan penjual mengkonfirmasi bahwa barang kepada pihak jasa rekening bersama bahwa barang
telah diterima. Pihak jasa rekening bersama berhak menerima informasi dari penjual dan
pembeli, serta pembeli dan penjual berkewajiban memberikan informasi yang benar kepada
pihak jasa rekening bersama. Apabila sesuai perjanjian maka pembeli akan menginformasikan
kepada rekening bersama agar dana pembayaran diteruskan kepenjual. jasa rekening bersama
menerima semua jenis transaksi kecuali transaksi yang dilarang oleh peraturan perundangundangan, kesusilaan dan ketertiban umum. Selain itu juga jasa rekening bersama menolak
transaksi yang menggunakan mata uang asing dan rekening bank yang tidak terdaftar di bank
indonesia (BI).
Kewajiban
Jasa rekening bersama akan meyimpan uang pembayaran sampai ada persetujuan
dari pembeli agar barang diteruskan kepada penjual dengan syarat bahwa barang sesuai
dengan apa yang diperjanjikan antara penjual dan pembeli, apabila barang tidak sesuai dengan
apa yang diperjanjikan maka pembeli berhak meminta kembali dana pembayaran yang telah
dikirim kepada jasa rekening bersama dengan syarat bahwa barang yang dikirim penjual
kepada pembeli telah dikirim kembali kepada penjual dengan menunjukkan nomor resi
pengiriman. Rekening bersama akan menginformasikan kepada penjual bahwa dana
pembayaran yang dikirim pembeli telah diterima oleh pihak jasa rekening bersama, setelah itu
pembeli wajib mengirimkan barang kepada pembeli dengan memberikan bukti nomor resi
pengiriman barang dan foto struk resi pengiriman kepada pihak jasa rekening bersama. Dana
pembayaran yang dikirim oleh pembeli kepada jasa rekening bersama akan diteruskan kepada
penjual dengan ketentuan bahwa penjual telah memenuhi kewajibannya kepada pembeli
sesuai dengan apa yang mereka perjanjikan dan atas persetujuan pembeli
Perlindungan Para Pihak Pengguna Jasa Rekening Bersama
Perlindungan para pihak pengguna jasa rekening bersama sebagai perantara dalam
transaksi online, dilaksanakan dan diselenggarakan berdasarkan nilai manfaat, keadilan,
keseimbangan, keamanan, dan keselamatan konsumen serta kepastian yang relevan dengan
pembangunan nasional. manfaat yang diperoleh penjual dari rekening bersama yaitu (1) Hakhak penjual akan terpenuhi dan kewajiban pembeli akan dilaksanakan; (2) Penjual tidak mesti
takut akan pemutusan perjanjian secara sepihak yang dilakukan oleh pembeli; (3) Penjual
tidak sulit untuk meraih kepercayaan pembeli khususnya penjual baru. Manfaat yang
dirasakan oleh penjual turut dirasakan oleh pembeli, adapun manfaat yang diperoleh pembeli
dari rekening bersama, yaitu (1) Hak pembeli akan terpenuhi dan kewajiban penjual akan
dilaksanakan; (2) Pembeli tidak mesti takut lagi apabila barang tidak sesuai dengan pesanan
atau yang ditawarkan oleh penjual; (3) Pembeli tidak sulit mencari kepercayaan penjual
bahwa pembeli benar-benar ingin membeli barang yang ditawarkan penjual.
Terwujudnya hak dan kewajiban penjual maupun pembeli secara maksimal dalam
perdagangan dunia maya terkadang dirasakan sulit untuk diwujudkan, ini diakibatkan sering
terjadinya wanprestasi yang dilakukan oleh satu pihak baik itu penjual maupun pembeli. Oleh
karena itu lahirnya rekening bersama sebagai perantara dalam transaksi jual beli dalam dunia
maya (e-commerce) sangat berperan penting dalam memaksimalkan peran para pihak untuk
memperoleh hak dan melaksanakan kewajibannya secara adil sesuai dengan apa yang para
pihak sepakati. Untuk memaksimalkan terwujudnya hak dan kewajiban pengguna jasa
rekening bersama, para pihak yang terlibat dalam transaksi harus mematuhi ketentuan serta
prosedur yang ditetapkan oleh pihak rekening bersama. Tercapainya rasa adil diukur
berdasarkan terpenuhinya dan terlaksanakannya hak dan kewajiban para pihak sesuai dengan
apa yang diperjanjiakan sejak awal.
Keseimbangan dimaksud untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan
konsumen dan pelaku usaha dalam setiap transaksi sehingga tercipta transaksi yang aman dan
nyaman. Keseimbangan perlindungan terhadap konsumen dan pelaku usaha tidak lepas dari
hubungan-hubungan yang terjadi antara para pihak. Untuk menjamin keamanan konsumen
yakni penjual dan pembeli pihak rekening bersama memberikan prosedur dan ketentuan
tentang penggunaan jasa rekening bersama serta memperlihatkan testimoni dan bukti-bukti
transaksi terdahulu agar pihak penjual dan pembeli percaya akan keamanan penggunaan jasa
rekening bersama. Untuk meyelenggarakan perlindungan terhadap konsumen maka pihak
rekening bersama harus patuh dan taat terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa hak rekening bersama adalah mendapatkan
informasi dari penjual dan pembeli mengenai setiap kesepakatan yang dibuat antara penjual
dan pembeli, selain itu juga rekening bersama berhak menolak transaksi yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan dan berhak mendapatkan imbalan jasa dan Kewajiban
rekening bersama sebagai perantara adalah menjamin hak dan kewajiban penjual dan pembeli
terpenuhi yakni pembeli akan membayar harga barang sesuai dengan perjanjian dan penjual
akan memberikan barang sesuai dengan apa yang diperjanjikan. Rekening bersama selaku
penyedia jasa memberikan perlindungan kepada konsumennya yakni penjual dan pembeli,
hanya sebatas pembeli akan membayar harga barang dan penjual menyerahkan barang dan
tidak menanggung kerugian yang timbul akibat transaksi jual beli tersebut akan tetapi
rekening bersama akan memfasilitasi apabila terjadi permasalahan dan akan membantu
menyelesaikan permasalahan tersebut secara damai.
Undang-undang menetapkan beberapa persyaratan yang harus terpenuhi agar tujuan
dari perjanjian tercapai. Sesuai dengan tradisi, suatu perjanjian dapat dievaluasi berdasarkan
kriterium syarat untuk terbentuknya atau syarat sahnya suatu perjanjian dan mengenai isi
suatu perjanjian. Adapun unsur dari perjanjian terdiri atas unsur essentialia, unsur naturalia,
dan unsur accidentalia (Satrio, 1992).
Kesepakatan dalam perjanjian, pada dasarnya merupakan perwujudan dari kehendak
dua pihak atau lebih dalam perjanjian tersebut, mengenai hal-hal yeng mereka kehendaki
untuk dilaksanakan, mengenai cara melaksankannya, mengenai saat pelaksanaannya dan
mengenai pihak yang berkewajiban untuk melaksanakan hal-hal yang disepakati tersebut.
Apabila pihak lawan dari pihak yang melakukan penawaran tidak menyetujui penawaran yang
disampaikan tersebut, maka ia dapat mengajukan penawaran balik, yang memuat ketentuanketantuan yang dianggap dapat dipenuhi, atau yang sesuai dengan kehendaknya yang dapat
dilaksanakan. Dipenuhi atau diterima olehnya. Dalam hal yang demikian maka kesepakatan
belum tercapai. Keadaan tawar menawar ini akan terus berlanjut sehingga pada akhirnya
kedua belah pihak mencapai kesepakatan mengenai hal-hal yang harus dipenuhi dan
dilaksanakan oleh para pihak dalam perjanjian tersebut (Subekti, 2005).
Sebelum tercapai kesepakatan para pihak, pada umumnya diantara para pihak akan
terlebih dahulu dilakukan pembicaraan atau yang umumnya dinamakan negosiasi. Dalam
negosiasi tersebut salah satu atau lebih pihak dalam perjanjian tersebut akan menyampaikan
terlebih dahulu suatu bentuk pernyataan mengenai hal-hal yang dikehendaki oleh pihak
tersebut dengan segala macam persyaratan yang mungkin dan diperkenankan oleh hukum
untuk disepakati oleh para pihak, persyaratan yang disampaikan tersebut dikenal dengan nama
penawaran. Jadi penawaran itu berisi kehendak dari salah satu pihak atau lebih dalam
perjanjian yang disampaikan oleh lawan pihaknya untuk memperoleh kesepakatan dari lawan
pihaknya tersebut yang kemudian akan terwujud sebagai perjanjian mengikat kedua belah
pihak (Sjaifuracchman, 2011).
Dari mana dapat diketahui atau dapat disimpulkan bahwa hukum perjanjian yang
diatur dalam KUHPerdata menganut asas konsensual? Subekti menyatakan bahwa asas
tersebut dapat disimpulkan dari Pasal 1320 KUHPerdata yang mengatur tentang unsur-unsur
dan syarat-syarat perjanjian sah. Salah satu diantaranya adalah “persetujuan kehendak” atau
“kata sepakat” antara pihak-pihak, dalam hal ini penjual dan pembeli tanpa diperlukan
formalitas apa pun, seperti tulisan ataupun pemberian panjar. Sejak tercapai kata sepakat,
maka perjanjian jual beli itu sah dan mengikat kedua belah pihak untuk memenuhinya
(Subekti, 1995).
Perjanjian jual beli dikatakan pada umumnya merupakan perjanian konsensual
karena ada juga perjanjian jual beli yang termasuk perjanjian formal, yaitu yang
mengharuskan dibuat dalam bentuk tertulis yang berupa akta autentik, yakni jual beli barangbarang yang tidak bergerak. Kesepkatan dalam perjanjian jual beli pada umumnya melahirkan
jual beli tersebut, juga dikecualikan apabila barang yang diperjualbelikan adalah barang yang
biasa dicoba dulu pada saat pembelian, karena apabila menjadi objek perjanjian jual beli
tersebut adalah harga yang harus dicoba dulu untuk mengetahui apakah barang tersebut baik
atau sesuai keinginan pembeli, perjanjian tersebut selalu dianggap dibuat dengan syarat
tangguh, artinya perjanjian tersebut hanya mengikat apabila barang yang menjadi objek
perjanjian adalah baik (setelah dicoba) (Miru, 2010).
Hubungan hukum yang terjadi dalam jual beli secara online melalui rekening
bersama akan melibatkan tiga pihak yaitu pihak penjual, pembeli dan rekening bersama. Yang
mana hubungan hukum tersebut berupa perjanjian yang menimbulkan akibat hukum yaitu hak
dan kewajiban para pihak. dimana hak dan kewajiban tersebut dilindungi oleh Undangundang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK). Pada dasarnya hak
konsumen tertuang dalam Pasal 4 Undang-undang Perlindungan Konsumen (UUPK), yaitu
sebagai berikut: (1) Hak atas keamanan dan keselamatan; (2) Hak atas informasi; (3) Hak
untuk memilih; (4) Hak untuk didengar; (5) Hak untuk memperoleh kebutuhan hidup; (6) Hak
atas ganti kerugian; (7) Hak untuk memperolah pendidikan konsumen; (8) Hak atas
lingkungan yang bersih dan sehat; (9) Hak untuk mendapatkan nilai barang sesuai dengan
nilai tukar yang diberikannya; (10) Hak untuk mendapat upaya penyelesaian hukum yang
patut. (Miru dkk, 2011).
Bagaimanapun rumusan hak-hak konsumen, tetapi secara garis besar dapat dibagi
dalam tiga prinsip, yaitu (1) Hak yang dimaksud untuk mencegah konsumen dari kerugian,
baik kerugian personal, maupun kerugian harta kekayaan; (2) Hak untuk memperoleh barang
dengan harga yang wajar; (3) Hak untuk memperoleh penyelesaian yang patut terhadap
permasalahan yang dihadapi (Miru, 2011).
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses produksi barang dan jasa
ternyata belum diikuti dengan kemajuan perangkat hukum yang ada. Contohnya, sebagai
konsekuensi perdagangan bebas, dalam praktik bisnis dikenal distance selling dan mail order
marketing. Dalam praktik semacam ini, konsumen cukup memanfaatkan teknologi
komunikasi, seperti televisi atau telepon, bahkan juga internet dalam melakukan transaksi
barang atau jasa yang diinginkan. Persoalan akan muncul dalam hal produk barang atau jasa
yang dikirimkan/diberikan tidak sesuai dengan deskripsi yang diberikan (Shofie, 2009).
Jika dikaitkan antara hak-hak konsumen yang terdapat dalam undang-undang
perlindungan konsumen dengan hak-hak konsumen pada transaksi e-commerce, maka hakhak konsumen sangat riskan sekali untuk dilanggar. Adapun hak-hak konsumen yang
tergolong riskan untuk dilanggar adalah (1) Tidak adanya jaminan keselamatan dan keamanan
dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Hal ini dikarenakan para konsumen tidak dapat
langsung mengidentifikasi, melihat atau menyentuh barang yang akan dipesan lewat internet,
sebagaimana yang biasa terjadi dalam transaksi tatap muka di pasar; (2) Tidak ada kepastian
apakah konsumen telah memperoleh informasi yang dibuutuhkannya dalam bertransaksi,
sebab informasi yang tersedia dibuat secara sepihak olah penjual atau produsen, tanpa ada
kemungkinan konsumen melakukan verifikasi; (3) Tak terlindunginya hak-hak konsumen
untuk mengeluh atau mengadu atau memperoleh kompensasi. Hal ini karena transaksi lewat
internet, dilakukan tanpa tatap muka, maka ini membuka peluang tidak teridentifikasinya si
produsen atau penjual barang/jasa tersebut. Bisa saja produsen hanya mencantumkan alamat
di surat elektronik yang tidak terjangkau dunia nyata. Akibatnya, bila terjadi keluhan maka
konsumen akan kesulitan menyampaikan keluhannya. Selain itu dapat juga keluhan
konsumen tidak ditanggapi, sebab sulitnya menuntut produsen di dunia virtual; (4) Dalam
transaksi pembayaran lewat e-commerce, biasanya konsumen harus terlebih dahulu membayar
penuh, barulah pesanannya diproses oleh produsen atau penjual. hal ini jelas berisiko tinggi
bagi konsumen sebab membuka peluang terlambatnya barang yang dipesan, atau isi dan
mutunya tidak sesuai dengan pesanan atau sama sekali tidak sampai ketangan konsumen
(Makarim, 2004).
Untuk memahami suatu konsep tanggung jawab dijalankan oleh para pelaku usaha
dalam permasalahan yang dihadapi konsumen, maka menurut Edmon Makarim tanggung
jawab tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu (1) Tanggung jawab atas informasi; (2)
Tanggung jawab atas produk; (3) Tanggung jawab atas keamanan (Makarim, 2004).
KESIMPULAN DAN SARAN
Rekening bersama sebagai perantara penjual dan pembeli mempunyai hak
mendapatkan informasi dari penjual dan pembeli mengenai setiap kesepakatan yang dibuat
antara penjual dan pembeli, selain itu juga rekening bersama berhak menolak transaksi yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan berhak mendapatkan imbalan jasa.
Kewajiban rekening bersama sebagai perantara adalah menjamin hak dan kewajiban penjual
dan pembeli terpenuhi yakni pembeli akan membayar harga barang sesuai dengan perjanjian
dan penjual akan memberikan barang sesuai dengan apa yang diperjanjikan. Rekening
bersama selaku penyedia jasa memberikan perlindungan kepada konsumennya yakni penjual
dan pembeli, hanya sebatas pembeli akan membayar harga barang dan penjual menyerahkan
barang dan tidak menanggung kerugian yang timbul akibat transaksi jual beli tersebut akan
tetapi rekening bersama akan memfasilitasi apabila terjadi permasalahan dan akan membantu
menyelesaikan permasalahan tersebut secara damai.
Pemerintah sebagai pembuat kebijakan seharusnya membuat regulasi tentang
perantara dalam transaksi e-commerce sebab lahirnya rekening bersama sebagai perantara
dalam transaksi e-commerce dapat memecahkan permasalahan yang selama ini dihadapi dunia
jual beli online yang kerap menghantui para penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi
jual beli dalam dunia maya. Bagi pemilik jasa rekening bersama seharusnya usaha yang
dijalankan ini harus dibuat dalam bentuk badan usaha yang berbadan hukum atau minimal
mempunyai akta pendirian usaha serta mencantumkan alamat yang jelas pada halaman agar
apabila pihak rekening bersama melakukan wanprestasi, maka para pihak yang dirugikan
dapat meminta pertanggung jawaban secara jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, Abdulkadir (2010). Hukum Perdata Indonesia. Bandung; Citra Aditya Bakti.
Miru, Ahmadi (2010), Hukum kontrak dan Perancangan Kontrak. Jakarta; RajaGrafindo
Persada.
(2011), Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Di Indonesia.
Jakarta; RajaGrafindo Persada.
dan Sutarman Yodo, (2011), Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta;
RajaGrafindo Persada.
Makarim, Edmon (2004), Kompilasi Hukum Telematika. Jakarta; RajaGrafindo Persada.
Rekber (2012), Wadah diskusi pengetahuan tentang rekening bersama (www.google.com),
Diakses pada tanggal 10 Juni 2012.
Satrio, J. (1992), Hukum Perajnjian. Bandung; Citra Aditya Bakti.
Shofie, Yusuf (2009), Perlindungan Konsumen Dan Instrumen-Instrumen Hukumnya,
Cetakan Ke-3. Bandung; Citra Aditya bakti.
Sjahputra, Imam (2010) Perlindungan Konsumen dalam Transaksi elektronik. Bandung;
Alumni
Sjaifuracchman, (2011), Aspek Pertanggungjawaban Notaris dalam Pembuatan Akta.
Bandung; mandar maju.
Subekti (2005), Hukum Perjanjian, Cetakan duapuluhsatu. Jakarta; intermasa.
(1995), Aneka Perjanjian. Bandung; Citra Aditya Bakti.
Download