“THE GREEN HEALTHY HOUSE WITH ONLINE BUSINESS MODEL

advertisement
“THE GREEN HEALTHY HOUSE WITH ONLINE
BUSINESS MODEL”
Jerry Susanto Kartadjaja, Theresa Aninditha Krisan, Victor Jansen
Adetya Mirino, dan Tritjondro Baskoro
Laporan Teknis
Jakarta, 14 Mei 2015
Disetujui :
Ir. Tritjondro Baskoro, MSM.
ABSTRAK
THE GREEN HEALTHY HOUSE WITH ONLINE
BUSINESS MODEL
(xv + 126 halaman: 37 gambar, 6 grafik, 2 tabel)
Tesis ini merupakan jenis tesis business model creation. Latar belakang
penelitian ini adalah industri kuliner yang terus mengalami pertumbuhan yang
signifikan berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Hal
ini menunjukkan bahwa subsektor industri kreatif, yakni kuliner di Indonesia
memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Makanan sehat merupakan
salah satu bagian dari kuliner. Dengan mengkonsumsi makanan sehat yang memiliki
kandungan gizi yang seimbang, maka kesehatan tubuh akan terjamin dan sumber
daya manusia yang berkualitas dapat dihasilkan. Keterbatasan waktu yang menjadi
masalah utama di perkotaan menyebabkan pertumbuhan usaha katering berikut jasa
delivery service mampu berkembang pesat, tidak hanya untuk kalangan profesional
atau pekerja, namun juga untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi anak sekolah.
Perkembangan teknologi dan pertumbuhan pengguna smartphone turut membantu
pertumbuhan usaha katering. Dengan teknologi yang ada, maka smartphone dapat
digunakan untuk melakukan pemesanan hingga pembayaran katering.
Kata Kunci : Kuliner, Katering, Delivery Service, Teknologi.
Latar Belakang
Indonesia terkenal dengan variasi kuliner yang ada. Budaya kuliner Indonesia
bervariasi tergantung dari letak wilayah. Saat ini berbagai jenis kuliner Indonesia
dapat ditemukan pada satu tempat penjualan makanan. Jakarta sebagai ibu kota
negara Indonesia merupakan salah satu daerah dimana hampir semua kebudayaan dan
kuliner nusantara dapat ditemukan. Misalnya nasi padang yang merupakan makanan
yang berasal dari Padang (Sumatera Barat) yang hampir dapat ditemukan di setiap
sudut kota Jakarta.
Restoran sebagai salah satu tempat dimana hidangan kuliner disediakan tidak
hanya menyediakan kuliner, namun telah berkembang dengan menyediakan ruang
yang nyaman bagi konsumen untuk bersosialisasi dan berkumpul dengan
komunitasnya. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 2014
mengindikasikan pertumbuhan yang luar biasa subur bagi industri kuliner untuk
tahun 2008-2011. Jumlah usaha makanan atau restoran terus mengalami peningkatan
seperti yang tercantum pada Grafik 1 Perkembangan Usaha Restoran/Rumah Makan
Berskala Menengah dan Besar Tahun 2008 - 2011.
Perkembangan Usaha Restoran
Tahun 2008 - 2011
3000
2500
2000
Perkembangan Usaha
Restoran 2008 - 2011
1500
1000
500
0
2008
2009
2010
2011
Grafik 1 Perkembangan Usaha Restoran / Rumah Makan Berskala Menengah dan
Besar Tahun 2008 - 2011 (sumber : Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,
2014)
Industri kreatif dapat dikelompokkan menjadi 15 subsektor. Menurut
Departemen Perdagangan Republik Indonesia dalam buku Pengembangan Industri
Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif 2025, ke-15 subsektor industri kreatif
Indonesia antara lain (1) periklanan (advertising); (2) arsitektur; (3) pasar barang
seni; (4) kerajinan (craft); (5) desain; (6) fesyen (Fashion); (7) video, film, dan
fotografi; (8) permainan interaktif (game); (9) musik; (10) seni pertunjukan
(showbiz); (11) penerbitan dan percetakan; (12) layanan komputer dan piranti lunak
(software); (13) televisi dan radio (broadcasting); (14) riset dan pengembangan
(research & development); (15) kuliner. Kuliner merupakan kegiatan kreatif yang
terbaru dan direncanakan akan masuk ke sektor industri kreatif dengan melakukan
sebuah studi terhadap pemetaan produk makanan olahan khas Indonesia yang dapat
meningkatkan daya saing di pasar ritel dan pasar internasional. Pada saat industri
kuliner dinyatakan sebagai salah satu subsektor industri kreatif di Indonesia, pada
saat itu juga pemerintah menyadari bahwa ternyata industri kuliner memiliki potensi
yang sangat besar untuk dikembangkan, mengingat keberagaman suku bangsa di
Indonesia yang ikut turut memberikan keanekaragaman kuliner di dalamnya. Pada
Grafik 2 Usaha Makanan atau Restoran Skala Menengah dan Besar Menurut Provinsi
Tahun 2011 menunjukkan jumlah restoran dan usaha makanan yang tersebar
berdasarkan daerah masing – masing.
Grafik 1.2 Usaha Makanan atau Restoran Skala Menengah dan Besar
Tahun 2011 (sumber : Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2014)
Berdasarkan grafik 2, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan jumlah restoran
dan usaha makanan seperti di daerah Sumatera Utara, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat,
Jawa Timur, Banten, dan Bali memiliki industri kuliner yang berkembang lebih baik
dibandingkan wilayah lain. Dari data yang ada, pertumbuhan kuliner terbesar berada
di wilayah DKI Jakarta. Industri kuliner yang berada di DKI Jakarta mencapai ribuan
dibandingkan dengan daerah lain. Wilayah yang memiliki industri kuliner yang
banyak ini dikarenakan jumlah penduduk yang tinggal di wilayah DKI Jakarta
memiliki populasi penduduk yang padat. Berdasarkan data dari sensus penduduk
yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik provinsi DKI Jakarta pada tahun 2010
mencapai 9.604.329 jiwa. Berdasarkan jumlah penduduk yang banyak tersebut, maka
industri kuliner di wilayah DKI Jakarta dapat berkembang lebih cepat dibandingkan
daerah – daerah lain.
Terlepas dari wilayah yang telah disebutkan, industri kuliner di wilayah lain
juga mengalami pertumbuhan, namun pertumbuhan jumlah restoran atau usaha
makanan yang tidak secepat wilayah DKI Jakarta, namun masih berpotensi untuk
dapat terus bertumbuh, yaitu wilayah Banten terutama di wilayah Serpong,
Tangerang Selatan, dimana wilayah tersebut masih berpotensi untuk menjalankan
usaha di bidang kuliner. Hal tersebut dapat terlihat dari beraneka ragam kuliner yang
ada di wilayah Serpong, Tangerang Selatan.
Menurut Prof. Hari Purnomo (2010), industri kuliner tidak terlepas dari
perkembangan teknologi diantaranya teknologi pengolahan dan teknologi informasi
yang telah mengubah pola makan masyarakat terutama masyarakat di kota besar.
Masyarakat mulai menyadari manfaat makanan sehat, makanan yang aman untuk
dikonsumsi oleh tubuh, makanan yang memenuhi gizi tubuh, dan makanan halal. Saat
ini banyak makanan yang diproduksi menggunakan bahan kimia berlebih. Hal ini
dapat menyebabkan berbagai penyakit jika mengkonsumsi makanan berbahan kimia
berlebih dalam jangka waktu yang panjang. Berdasarkan hal tersebut, industri
makanan sehat mulai digemari oleh masyarakat, terutama masyarakat yang sudah
mengerti pentingnya kesehatan tubuh dan menjalankan pola makan secara teratur.
Dalam perkembangan teknologi informasi, teknologi informasi berpengaruh dalam
memberikan informasi mengenai jenis makanan sehat yang dibutuhkan oleh tubuh.
Informasi tersebut dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Masyarakat dapat
lebih memperhatikan makanan yang dapat dikonsumsi, baik untuk tubuh mereka dan
untuk keluarga mereka.
Demi menjaga kebugaran tubuh, seseorang tidak hanya sekedar memenuhi
asupan gizi atau makanan yang seimbang tetapi juga jaminan kesehatan dari makanan
itu sendiri. Makanan sehat merupakan makanan yang memiliki kandungan gizi yang
seimbang dan mengandung serat yang dibutuhkan oleh tubuh serta mengandung zat –
zat yang diperlukan tubuh untuk proses tumbuh kembangnya. Unsur zat gizi seperti
karbohidrat, protein, mineral, vitamin, dan rendah lemak merupakan unsur zat yang
harus terkandung dalam makanan sehat.
Sumber daya manusia yang berkualitas dihasilkan dengan cara mengkonsumsi
makanan yang bergizi dan sehat bagi tubuh. Makanan merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dan sangat penting bagi kesehatan manusia, karena tubuh
memperoleh asupan – asupan gizi yang dibutuhkan untuk beraktifitas seperti
karbohidrat, protein, mineral, vitamin dan rendah lemak yang berasal dari makanan.
Makanan sehat menurut Prasetyono (2009) adalah dengan meramu berbagai
jenis makanan yang seimbang, sehingga terpenuhi seluruh kebutuhan gizi bagi tubuh
dan mampu dirasakan secara fisik dan mental. Menurut Irianto (2007) dalam bukunya
yang berjudul “Gizi dan Pola Hidup Sehat” mengatakan bahwa makanan sehat
merupakan makanan yang higienis serta banyak mengandung gizi. Maka dapat
dikatakan bahwa makanan sehat merupakan makanan yang seimbang dan higienis
untuk memenuhi gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia.
Syarat suatu makanan dikatakan makanan sehat menurut Irianto (2007) adalah
sebagai berikut :
a. Harus cukup mengandung kalori.
b. Protein yang dikonsumsi harus mengandung ke-sepuluh asam amino utama yaitu
lisin, triptofan, histidin, penilalanin, leusin, isoleusin, threonin, metionin, valin,
dan arginin.
c. Harus cukup mengandung vitamin.
d. Harus cukup mengandung garam mineral dan air.
e. Perbandingan yang baik antara sumber karbohidrat, protein, dan lemak.
Selain syarat – syarat di atas, menurut Irianto, suatu makanan dikatakan
makanan sehat sebaiknya juga harus :
a. Mudah dicerna oleh alat pencernaan.
b. Bersih, tidak mengandung bibit penyakit, karena hal ini tentu akan
membahayakan kesehatan tubuh serta tidak bersifat racun bagi tubuh.
c. Jumlah yang cukup dan tidak berlebihan.
d. Tidak terlalu panas pada saat disantap. Makanan yang terlalu panas disajikan,
mungkin sekali dapat merusak gigi dan mengunyah pun menjadi tidak sempurna.
e. Bentuk makanan menarik dan rasa yang enak.
Gaya hidup masyarakat perkotaan tentu saja berbeda dengan gaya hidup
masyarakat di daerah pedesaan. Gaya hidup masyarakat perkotaan telah mengalami
kemajuan bahkan perubahan yang cukup signifikan seiring dengan kemajuan pesat
teknologi. Manusia yang menciptakan dan mengembangkan suatu teknologi dan pada
akhirnya teknologi juga yang membentuk dan mempengaruhi kehidupan manusia itu
sendiri.
Di tengah aktifitas masyarakat perkotaan yang padat, banyak diantara mereka
yang tidak memiliki waktu untuk menyiapkan makanan sehat untuk asupan bagi diri
sendiri dan bagi anggota keluarga mereka masing – masing. Sebagian diantara
mereka memilih untuk membeli makanan cepat saji untuk dapat memenuhi
kebutuhan makanan mereka melalui jasa delivery service.
Kehadiran delivery service dari berbagai industri kuliner memberikan
keuntungan bagi masyarakat perkotaan, yaitu mempermudah masyarakat perkotaan
yang tidak memiliki waktu untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka. Melalui
kemajuan teknologi, masyarakat dapat melakukan pemesanan ke restoran – restoran
melalui panggilan telepon. Pemesanan dilakukan dengan menggunakan panggilan
telepon dan juga dapat dilakukan melaui pemesanan makanan secara online melalui
media website atau aplikasi smartphone. Hal ini memberikan keuntungan efektif dan
efisien dari segi waktu dan tenaga bagi orang tersebut, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan pangan bagi diri sendiri dan bagi anggota keluarga mereka.
Gaya hidup masyarakat perkotaan di Indonesia tidak hanya dipengaruhi atau
berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, melainkan juga adanya budaya
dari negara lain yang masuk dan berinteraksi dengan budaya lokal. Gaya hidup
seperti mengunjungi kafe – kafe atau resto – resto, pada dasarnya menjadi semacam
tren semenjak Indonesia mengalami krisis moneter pada pertengahan tahun 1998 –
2003.
Menurut Lim Lan Yuan, et al (1999) berdasarkan jurnalnya yang berjudul
Urban Quality of Life : Critical Issues and Options dari School of Building and Real
Estate, National University of Singapore mengungkapkan bahwa kehidupan
masyarakat kota – kota besar, masyarakat perkotaan cenderung memiliki tuntutan
kualitas hidup yang lebih tinggi. Tidak hanya menyangkut ketersediaan sarana –
sarana umum perkotaan, tetapi masyarakat perkotaan cenderung menuntut adanya
keamanan, kenyamanan, serta kualitas hidup yang lebih baik di kawasan perkotaan.
Menurut salah satu tokoh filsafat post-modernis terkemuka, Jean Baudrillard
dalam bukunya Simulacra and Simulation (1981), mengatakan bahwa memasuki era
informasi yang dikenal sebagai era post-modernis, generasi muda yang dikenal
sebagai “generasi Y” mempunyai kecenderungan pola hidup yang konsumtif. Jika
disamakan dengan keadaan masyarakat Indonesia pada saat ini, maka dapat dikatakan
bahwa apa yang dikatakan oleh Jean Baudrillard adalah benar adanya. Hal ini dapat
dilihat dari pola masyarakat perkotaan di Indonesia khususnya di DKI Jakarta yang
memiliki budaya belanja sangat tinggi bila dibandingkan dengan masyakarat
perkotaan di beberapa daerah lain.
Gaya hidup metropolitan menurut Ir. Udijianto Pawitro, MSP., IAP., IAI.,
melalui jurnalnya yang berjudul Trend Kawasan Perkotaan – Industri Properti dan
Gaya Hidup Metropolitan, mengatakan bahwa pada dasarnya gaya hidup
metropolitan dimotori oleh kelompok masyarakat menengah atau masyarakat atas
dimana mereka sudah bekerja (sebagai profesional) dan dibayar dengan pendapatan
yang lebih, mereka menginginkan “sedikit” menikmati hidup. Uang yang mereka
dapatkan dari penghasilan, mereka gunakan selain untuk memenuhi kebutuhan dasar
tetapi juga sudah sampai pada taraf mengkonsumsi kebutuhan tingkat tersier. Gaya
hidup metropolitan kemudian berkembang menjadi tren atau icon bagi kalangan
profesional muda yang mendiami kawasan perkotaan.
Gaya hidup metropolitan yang berkembang di Indonesia pada dasarnya
mengalami pertumbuhan mengikuti tren di kawasan perkotaan. Gaya hidup di
kawasan metropolitan ini mendorong berbagai jenis sarana untuk tumbuh subur juga
seperti kafe – kafe, resto – resto, mall, fitness centre and spa, dan hotel.
Perkembangan tren yang telah disebutkan, membuat perkembangan bisnis
makanan dan minuman di Indonesia berkembang secara pesat. Menurut data yang
berasal dari gabungan pengusaha makanan dan minuman seluruh Indonesia
(Gapmmi) memproyeksikan pertumbuhan industri makanan di tahun 2014 mencapai
6 %, dengan data nilai investasi pada industri makanan di tahun 2014 mencapai Rp
45 triliun. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa masih terbuka peluang
untuk membuat suatu bisnis di industri kuliner khususnya industri kuliner makanan
sehat untuk masyarakat di perkotaan dengan tingkat mobilitas tinggi.
BUSINESS MODEL CANVAS
Dalam melakukan suatu pengembangan produk, salah satu kunci kesuksesan
yaitu tahap implementasi yang bertujuan agar produk yang diciptakan atau yang
dikembangkan dapat diterima oleh konsumen. Menurut Osterwalder & Pigneur
(2010, p.14), bisnis model mendeskripsikan dasar pemikiran tentang bagaimana
organisasi diciptakan dan ditangkap nilainya. Bisnis model kanvas yang telah dibuat
dapat dianalisa kembali berdasarkan pola model bisnisnya. Pola model bisnis dapat
memberikan dampak yang besar untuk strategi yang akan digunakan selanjutnya.
Tahap implementasi inovasi produk dilakukan dengan pendekatan 9 building blocks
yang diciptakan oleh Alexander Osterwalder, yang disebut dengan Business Model
Generation.
Berikut Business Model Canvas yang disajikan pada gambar 1.
Catering
Bank
Delivery Service
Marketing
Packaging
Supplier
Web Hosting
Easiness
Experience
QC Checking
Healthy Food
Supply Bahan
Makanan
Certified
Customer
Service
Orang tua
Murid
Sekolah di
Serpong,
Tangerang
Karyawan
Sekolah di
Serpong,
Tangerang
Nutritionist
Sekolah
Marketing
Karyawan
disekitar
Serpong,
Tangerang
Kantor
QC
Fixed Cost
Chef
Variable Cost
Sales
Gambar 1 Business Model Canvas The Green Healthy House
Customer Segment
The Green Healthy House memilih niche market, yaitu para orang tua yang
menyekolahkan anak mereka di sekolah swasta dengan biaya sekolah untuk anak
mereka diatas Rp 1.000.000,00 per bulan. Selain orang tua murid, kami juga
menargetkan para karyawan sekolah dan karyawan perkantoran untuk berlangganan
kepada kami. Untuk cakupan wilayah yang kami jangkau adalah Tangerang Selatan
dengan batasan kecamatan Serpong dan Serpong Utara. Pemilihan target market
tersebut dikarenakan banyak orang tua murid dan karyawan yang tidak memiliki
waktu untuk menyiapkan bekal makanan sendiri dan ingin mengkonsumsi makanan
sehat dan bergizi bagi tubuh. Jumlah sekolah yang berada di kawasan tersebut
mencapai 175 sekolah yang melingkupi Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,
Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan (data diambil dari
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). Untuk target segmentasi market yang
dituju adalah sekolah swasta yang biaya sekolah nya lebih tinggi. Sekolah swasta
yang terdapat di daerah Tangerang Selatan berjumlah 73 sekolah. Hal ini menjadi
acuan bagi kami untuk menjalankan bisnis di wilayah tersebut.
Gambar 2 Wilayah Jangkauan Target Market The Green Healthy House
Sebagaimana target market yang sudah kami tentukan bagi para orang tua
murid, orang tua dalam hal ini ikut berperan dalam pemilihan produk makanan yang
akan dikonsumsi oleh putra – putri mereka. Orang tua murid yang masih memiliki
anak di bangku sekolah dasar, berperan membantu dalam memilih produk makanan
yang ingin dikonsumsi oleh anak mereka karena pemesanan makanan melalui website
dan mobile web. Bagi para murid sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas,
para karyawan sekolah, dan karyawan perkantoran sudah dapat menentukan sendiri
kebutuhan makanan yang diinginkan dan mereka dapat memilih sendiri berdasarkan
makanan yang mereka suka.
Value Proposition
The Green Healthy House memberikan nilai keuntungan, antara lain :
1. Easiness
The Green Healthy House menyediakan sistem pemesanan secara
online melalui website dan mobile web yang mudah dipahami oleh
penggunanya. Bagi orang tua murid dan murid dapat melakukan pembayaran
secara langsung dengan menggunakan pembayaran transfer bank atau etransaction.
2. Experience
The Green Healthy House menawarkan produk dengan menggunakan
media website dan mobile web yang menarik untuk melakukan pemesanan
dan pembayaran produk. Dengan menggunakan website dan mobile web,
dapat memberikan pengalaman bagi para murid dengan menggunakan media
digital sebagi wadah untuk melakukan transaksi dan membiasakan mereka
untuk melakukan pembelanjaan via website (e-commerce) yang sedang
berkembang pada masa saat ini. The Green Healthy House menawarkan
sesuatu yang baru dalam industri katering makanan dengan menyediakan
menu katering yang dapat dipilih setiap hari atau secara mingguan sesuai
dengan keinginan dari pelanggan.
3. Healthy Food
The Green Healthy House menawarkan produk makanan sehat yang
dikhususkan untuk murid sekolah tingkat SD hingga SMA yang akan terjamin
kualitasnya dan sesuai dengan standar gizi yang disarankan oleh ahli gizi dan
bersertifikat higienis dan halal. Kualitas yang terjamin tidak hanya terdapat
pada makanan saja, melainkan juga pada bagian packaging dan juga
pembungkus makanannya sehingga makanan yang ditawarkan terhindar dari
ancaman zat – zat berbahaya.
4. Bersertifikasi
Dalam menjaga kualitas makanan dari The Green Healthy House,
kami juga bekerja sama dengan beberapa lembaga resmi untuk melakukan
pengawasan dari makanan yang kami buat. Lembaga resmi tersebut akan
melakukan survei secara berkala kepada jasa katering The Green Healthy
House. Lembaga resmi yang bekerja sama dengan kami adalah lembaga yang
mengeluarkan Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi melalui perizinan BPOM
(Badan Pengawasan Obat dan Makanan) dan Sertifikasi Halal yang berasal
dari MUI di daerah Tangerang Selatan.
Customer Relationship
Untuk terus menjaga hubungan baik dengan para pelanggan, maka The Green
Healthy House menyediakan fasilitas berupa call center untuk memfasilitasi
pembelian, informasi hingga keluhan pelanggan. Selain itu, The Green Healthy
House membuka forum pada dunia maya melalui jaringan sosial, antara lain
Facebook, Twitter, dan Path untuk informasi terkait produk dan promo. Pembukaan
sosial chatting berupa LINE, Whatsapp, dan BBM untuk berkomunikasi juga kami
sediakan selain melalui call center. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tetap dekat
dengan konsumen untuk menjamin loyalitas dari konsumen itu sendiri.
Channel
Channel dari The Green Healthy House yaitu sekolah – sekolah swasta dan
kantor – kantor yang telah bekerja sama dengan kami. Untuk produk yang dipesan
akan diantar langsung ke tempat pembeli.
Revenue Stream
Perusahaan kami akan mendapatkan pendapatan melalui penjualan produk
berupa makanan sehat yang akan ditawarkan kepada para pembeli. Pembeli dalam hal
ini adalah orang tua murid, murid, karyawan sekolah, dan karyawan perkantoran di
daerah Serpong, Tangerang Selatan.
Key Resources
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, p. 35), key resources dibagi menjadi 4
yakni physical, intellectual, human, dan financial. Key resources yang digunakan
oleh The Green Healthy House, yaitu :
1. Physical
Merupakan sejumlah asset fisik yang dimiliki oleh The Green Healthy
House antara lain kendaraan operasional delivery service, peralatan memasak,
peralatan katering, hot & cool bag untuk delivery service, dan server untuk
data pelanggan.
2. Intellectual
Intellectual yang dimiliki oleh The Green Healthy House berupa resep.
Dengan adanya masukan dari pelanggan, juga akan menambah resep – resep
baru yang digunakan untuk menambah menu baru.
3. Human
Human pada The Green Healthy House antara lain pegawai yang
terdiri dari : chef/koki, pengemudi, QC staf, nutritionist, staf operasional, staf
keuangan, dan staf pemasaran untuk mempromosikan produk yang
ditawarkan. Khusus untuk chef, akan mendapatkan perhatian khusus. Hal ini
dikarenakan chef merupakan jantung dari bisnis kuliner. Oleh karena itu,
untuk menjamin loyalitas seorang chef, maka bisnis kami menawarkan bentuk
kerja sama berupa penanaman modal saham bersama para owner. Hubungan
timbal balik owner dengan chef berupa pembagian dividen sesuai dengan
porsi saham yang dimiliki.
Nutritionist bekerja sama dengan jasa katering kami dalam membuat
menu makanan sehat yang sesuai dengan standar kebutuhan gizi tubuh
manusia. Selain itu, jasa katering kami akan memberikan seminar dan
konsultasi gratis di sekolah – sekolah dan perkantoran yang telah bekerja
sama dengan kami yang diadakan setiap 3 bulan sekali. Tujuan diadakannya
seminar dan konsultasi yaitu menarik minat masyarakat yang belum
berlangganan jasa katering kami.
Quality Control staf akan membantu dalam aktifitas katering kami
dalam hal pengecekan makanan sehingga sesuai dengan prosedur sehingga
tetap terjaga kualitasnya.
4. Financial
Financial pada bisnis kami antara lain berupa modal sendiri, tidak
tertutup adanya investor untuk pengembangan usaha ke depan serta modal
pinjaman bank.
Key Activities
1. Catering
Bahan – bahan yang telah diperoleh, yang berupa bahan mentah diolah
oleh chef dan asisten chef untuk kemudian menjadi produk makanan yang
diinginkan atau telah dipesan oleh konsumen. Pada proses ini akan dilakukan
pengawasan dan quality checking dari chef dan QC staf dengan tujuan untuk
menjamin cita rasa dari makanan tersebut dan memproduksi makanan yang
layak untuk dikonsumsi.
Sebagai badan usaha, bisnis kami mengandalkan penjualan katering
makanan sehat tidak hanya untuk memperoleh laba melainkan juga untuk
siklus produksi. Pembayaran dapat dilakukan secara transfer via bank atau
pembayaran secara tunai ke kantor The Green Healthy House di Gading
Serpong, Tangerang Selatan.
2. Quality Checking
Untuk menjamin bahwa produk yang ditawarkan adalah produk yang
aman dikonsumsi, maka ada proses pemeriksaan kualitas produk mulai dari
belanja bahan mentah dan bahan setengah matang hingga pada hasil akhir
sebelum produk diserahkan kepada konsumen. Pada packaging, kami
memberikan logo sertifikasi yang menunjukkan bahwa produk yang
ditawarkan aman untuk dikonsumsi serta telah bersertifikasi halal.
Berikut flowchart proses pembelian bahan baku hingga quality
checking yang ditunjukkan pada Gambar 3 di bawah ini.
Mulai
Membeli Bahan
Baku Makanan
Bahan baku
disimpan
Mengecek jumlah bahan
baku yang akan digunakan
esok hari
Ketersedi
aan
bahan
baku
Tidak
Ya
Tidak
Bahan
baku
sehat
Proses pemusnahan bahan
baku yang sudah basi atau
rusak
Ya
Melakukan proses
pembuatan makanan
Melakukan proses pengecekan standar
mutu makanan
Melakukan
pengemasan makanan
Proses distribusi ke
sekolah-sekolah
Pembagian makanan
kepada pelanggan
Selesai
3. Supply Bahan Mentah & Bahan Setengah Matang
Pada industri makanan khususnya katering, produk yang dihasilkan
merupakan hasil olahan dari bahan mentah dan juga beberapa diantaranya
berupa bahan setengah matang. Pemilihan sumber bahan – bahan makanan
tersebut menjadi perhatian utama perusahaan agar bahan yang diinginkan
terjamin dan dapat diolah dengan baik. Bahan – bahan tersebut diperoleh dari
pasar terdekat di daerah Tangerang Selatan sesuai dengan lokasi bisnis kami.
Selain itu, kami juga bekerja sama dengan beberapa distributor bahan
makanan di daerah sekitar usaha untuk pemenuhan kebutuhan akan bahan
baku membuat makanan.
4. Marketing
Pemasaran dilakukan untuk membantu mencari pelanggan untuk
membeli dan berlangganan jasa katering The Green Healthy House. Tim
marketing akan melakukan promosi dengan cara melakukan pendekatan ke
sekolah – sekolah dan perkantoran di wilayah Serpong, Tangerang Selatan.
Produk yang ditawarkan yaitu katering berupa makanan sehat bagi pelajar,
karyawan sekolah, dan karyawan perkantoran yang terjamin kualitasnya
karena bersertifikat higienis dan halal. Selain itu, menu yang ditawarkan
adalah menu makanan sehat yang memiliki kandungan gizi yang sesuai,
dimana menu – menu yang ditawarkan berdasarkan menu yang dibuat oleh
nutritionist yang bekerja sama dengan jasa katering kami.
5. Proses Delivery
Sebagai usaha katering, salah satu proses yang penting adalah proses
delivery. Bisnis kami menyediakan kendaraann operasional berupa mobil dan
motor yang telah dilengkapi dengan tempat penyimpanan makanan untuk
menjamin makanan aman ketika akan dikonsumsi pelanggan. Kami
menyediakan staf operasional yang profesional yang akan menjamin makanan
yang telah dipesan akan tepat waktu dan sampai ke tangan konsumen dalam
kondisi baik.
Key Partner
1.
2.
3.
Bank
The Green Healthy House bekerja sama dengan beberapa bank
dimana dalam proses pembayarannya menggunakan proses e-transaction
yaitu berupa transfer antar rekening.
Web Hosting
The Green Healthy House bekerja sama dengan penyedia jasa web
hosting. Web Hosting menjamin website yang kami buat dapat dilihat oleh
para pelanggan kapanpun dan dimanapun melalui media internet.
Food Packaging Supplier
Dalam menjalankan bisnis katering makanan, The Green Healthy
House bekerja sama dengan pihak penyedia packaging makanan. Pemilihan
packaging yang digunakan di The Green Healthy House dengan standar bahan
dasar yang sehat untuk tubuh manusia dan memenuhi spesifikasi packaging
yang diperlukan oleh kami.
Cost Structure
1. Fixed Cost
Biaya tetap merupakan biaya tetap yang harus dikeluarkan secara
berkala setiap bulan, yaitu biaya operasional yang terdiri dari biaya gaji
karyawan, biaya sewa bangunan.
2. Variable Cost
Biaya variabel merupakan biaya tidak tetap yang harus dikeluarkan
oleh The Green Healthy House. Biaya variabel terdiri dari biaya produksi
yang harus dikeluarkan setiap bulan, biaya pemasaran, dan biaya
maintenance. Maintenance atau pemeliharaan dibutuhkan untuk
pemeliharaan, perawatan, dan perbaikan aplikasi berdasarkan kebutuhan
konsumen. Selain itu, biaya promosi juga dibutuhkan secara berkala untuk
mempromosikan dan memperkenalkan produk dan jasa yang ditawarkan.
TOWS Analysis
 Threats
Ancaman dalam bisnis yang dijalankan oleh The Green Healthy House
adalah banyak pesaing yang bermain dalam industri kuliner yang berada di
kawasan Serpong, Tangerang. The Green Healthy House menawarkan jasa
katering makanan sehat yang bersertifikat higienis dan halal dengan
melakukan pendekatan secara langsung untuk menawarkan produk makanan
sehat kami ke sekolah – sekolah dan perkantoran di area Serpong, Tangerang.
Kami juga memberikan seminar kesehatan secara gratis bagi sekolah –
sekolah dan perkantoran yang telah bekerja sama dengan jasa katering kami,
dimana seminar kesehatan akan diadakan setiap 3 bulan sekali oleh seorang
nutritionist. Adanya seminar dan konsultasi gratis dapat memberikan
kesempatan bagi bisnis kami untuk dapat menarik minat konsumen yang
belum berlangganan jasa katering kami.
 Opportunity
Dalam pembuatan bisnis katering The Green Healthy House ini ada
beberapa peluang yang kami lihat, yaitu adalah perkembangan industri kuliner
yang semakin tahun semakin meningkat pertumbuhannya. Pertumbuhan
jumlah populasi yang berada di kawasan Serpong yang terus meningkat setiap
tahun. Melihat hal tersebut, membuat industri kuliner di daerah tersebut
menjadi pasar yang potensial untuk membuka usaha dalam bidang kuliner.
Selain perkembangan jumlah penduduk di kawasan tersebut yang tergolong
cepat, kesadaran masyarakat akan makanan sehat juga ikut meningkat.
Masyarakat sudah lebih peduli mengenai makanan yang mereka makan,
sebagian dari mereka sudah mulai memilih makanan yang sehat untuk mereka
makan. Salah satu artikel Koran dari Bisnis Indonesia Weekend di bulan
Januari 2015 menyebutkan bahwa bisnis makanan sehat mulai menjadi tren di
masyarakat saat ini.
 Weakness
Kelemahan dari bisnis yang kami buat adalah pembeli hanya
bergantung dari tiga macam target market, yaitu pelajar, karyawan sekolah,
dan karyawan perkantoran yang sudah bekerja sama dengan pihak The Green
Healthy House. Kesulitan dalam mencari pelanggan dari pihak sekolah dan
para pegawai kantoran yang bekerja sama dengan pihak kami menjadikan
kendala yang sulit di awal berjalannya bisnis kami.
Selain itu dalam segi pengiriman barang, The Green Healthy House
membutuhkan kendaraan untuk mengantar makanan kepada para pelanggan.
Biaya yang dikeluarkan cukup besar karena membutuhkan armada
operasional yang tidak sedikit untuk memastikan makanan dapat sampai
kepada pelanggan dengan tepat waktu.
Penggunaan operasional pemesanan yang menggunakan fasilitas web
base yang membutuhkan sosialisasi kepada pada para pelanggan mengenai
tata cara pemesanan yang berlaku serta ketentuan yang ada pada The Green
Healthy House.
 Strength
Dalam pembuatan bisnis The Green Healthy House, kami memiliki
kekuatan dalam hal healthy food atau makanan sehat yang dihadirkan bagi
para pelanggan, memberikan kebebasan kepada pelanggan untuk dapat
memilih menu katering yang diinginkan selama satu minggu atau selama
sebulan ke depan sesuai dengan selera mereka yang tertera pada pilihan menu
di website The Green Healthy House.
MARKETING MIX ANALYSIS
Seorang marketer bernama E. Jerome McCarthy mengklasifikasikan berbagai
macam aktifitas marketing ke dalam marketing mix tool dimana aktifitas marketing
tersebut terbagi menjadi 4 macam yang disebut dengan the four Ps of marketing
(Kotler, 2012). The four Ps of marketing tersebut antara lain : place, product,
promotion, dan price.
 Place
Bisnis katering kami berlokasi di wilayah Serpong, Tangerang Selatan.
Untuk penempatan pembuatan katering berlokasi di Gading Serpong yang
berada di Jalan Kelapa Puan Raya. Lokasi yang kami pilih di sana
dikarenakan memiliki letak yang strategis dengan biaya sewa yaitu Rp
50.000.000,00/tahun.
Penempatan produk berdasarkan dari segmen target yang telah
ditentukan. Aktifitas pemasaran yang berhubungan dengan place, antara
lain : channels atau penyalur produk, cakupan area penjualan produk,
lokasi penjualan, inventory (persediaan), dan alat pengangkut produk.
Jasa katering kami menyediakan tempat dengan menyewa tempat di
sekolah – sekolah yang akan digunakan sebagai tempat mengambil
pesanan makanan dan tidak digunakan sebagai tempat untuk membeli atau
memesan makanan. Sedangkan untuk area perkantoran, kami hanya
mengantarkan makanan secara langsung ke kantor – kantor. Pembelian
dan pemesanan makanan sehat hanya dapat dilakukan melalui media
aplikasi pada telepon selular (mobile web) atau website dengan
pembayaran yang dilakukan melalui transfer bank atau e-transaction.
 Product
Aktifitas pemasaran yang berhubungan dengan produk, antara lain :
keanekaragaman produk yang ditawarkan, kualitas produk, desain produk,
fitur produk, nama merk, kemasan produk, ukuran produk, servis, garansi
produk, dan keuntungan dari penjualan produk.
Produk yang kami tawarkan mengedepankan standar gizi yang
terjamin dan sesuai asupan gizi yang dibutuhkan bagi tubuh, dimana menu
makanan sehat yang kami tawarkan berdasarkan menu yang dibuat oleh
nutritionist. Setiap porsi makanan yang kami sediakan terdiri dari nasi,
sayur, dan lauk – pauk. The Green Healthy House menggunakan bahan
plastik dalam mengemas produk yang memang diperuntukkan untuk
makanan. Contoh produk makanan sehat yang telah dikemas dan menu
paket makanan sehat yang kami tawarkan dapat dilihat pada lampiran.
Kami memberikan seminar tentang kesehatan dengan mendatangkan
seorang nutritionist bagi sekolah dan perkantoran yang telah menjadi
mitra bisnis kami, yang akan diadakan setiap 3 bulan sekali. Pemesanan
produk dilakukan sehari sebelum produk diantarkan atau dapat dilakukan
pemesanan makanan secara mingguan.
Sistem pembayaran produk kami yaitu dengan cara berlangganan
mingguan atau bulanan. Pemesanan dilakukan dengan menggunakan
telepon selular (mobile web) atau melalui website The Green Healthy
House. Pembayaran dilakukan dengan pembayaran transfer ke beberapa
rekening The Green Healthy House, dimana kami bekerja sama dengan
beberapa bank, antara lain : Bank BCA, Bank Mandiri, dan Bank BRI.
Produk makanan akan diantarkan oleh staf operasional kami ke
sekolah – sekolah dan perkantoran dengan tepat waktu dan sesuai dengan
pesanan setiap konsumen. Kami menyediakan 3 menu makanan sehat
yang berbeda setiap hari dan konsumen dapat memilih salah satu dari
ketiga menu yang ditawarkan. Setiap konsumen akan menerima pesanan
yang sesuai dengan yang telah mereka pesan sehari sebelumnya atau
pesan menu untuk 1 minggu. Agar produk yang diterima sesuai dengan
nama konsumen, maka kami memberikan label nama pada kemasan luar
produk makanan. Makanan yang sudah diolah dan tersisa akan diberikan
ke pegawai kami untuk makan siang pegawai kami sehingga kami tidak
perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk makan siang pegawai kami.
Berikut website The Green Healthy House untuk proses pemilihan dan
pemesanan menu makanan yang ditunjukkan pada gambar 4.
Gambar 4 Website The Green Healthy House
Berikut proses pemesanan produk yang ditunjukkan pada gambar 5.
Ordering Food Process Flowchart.
Order
Online Order
Hotline Order
Verifikasi Data
Belum Terdaftar
LogIn
Sign-Up
Transfer /
Terdaftar
E-transaction
Pilih Menu & Options
Pilih Menu & Options
Validasi Data
Pembayaran
Debit Card
Verifikasi Pembayaran
Konfirmasi kepada Pelanggan
Input Database
Selesai
Gambar 5 Ordering Food Process Flowchart
 Promotion
Promosi merupakan akititas yang dilakukan oleh suatu perusahaan
untuk menggabungkan suatu produk dengan tujuan mempengaruhi target
customer untuk membeli produk tersebut. Aktifitas pemasaran yang
berhubungan dengan promotion, yaitu : promosi penjualan, public
relations, dan pemasaran produk secara langsung (direct marketing).
Promosi penjualan dilakukan dengan mengadakan seminar dengan
mendatangkan nutritionist setiap 3 bulan sekali. Siswa – siswi sekolah
dan karyawan yang belum berlangganan katering kami dapat mengikuti
kegiatan seminar kesehatan dengan nutritionist secara gratis. Hal tersebut
merupakan strategi bisnis kami untuk melakukan promosi yang berkaitan
dengan katering makanan sehat kami. Seorang nutritionist yang bekerja
sama dengan kami akan datang ke dua tempat dalam satu hari kerjanya.
Aktifitas pemasaran yang berhubungan dengan public relation dan
direct marketing dilakukan oleh tim marketing. Tim marketing melakukan
pendekatan ke sekolah – sekolah dan perkantoran di area Tangerang
Selatan dengan cakupan wilayah Kecamatan Serpong dan Serpong Utara
untuk menawarkan jasa katering makanan sehat dari jasa katering The
Green Healthy House.
Dalam membuka bisnis katering, The Green Healthy House selaku
pelaku bisnis baru dalam industri kuliner melakukan promosi untuk
menarik minat masyarakat supaya berlangganan jasa katering kami.
Promosi yang dilakukan oleh kami ialah dengan melakukan penyebaran
brosur – brosur di area perkantoran yang berada di kawasan area
jangkauan kami di Tangerang Selatan. Sistem pembayaran jasa katering
kami terdiri dari 2 cara, yaitu pembayaran katering mingguan dan
pembayaran secara bulanan. Pemberian potongan harga sebesar 5% dari
harga total pembelian makanan selama 1 bulan akan diberikan bagi
konsumen kami yang berlangganan jasa katering bulanan.
Dalam proses berlangganan, kami menawarkan diskon khusus bagi
para pelajar dan para karyawan yang berlangganan bulanan dan
memberikan penawaran khusus bagi konsumen yang salah mendapatkan
produk yang telah mereka pesan sebelumnya.
Kami juga membuat website yang menarik untuk pemesanan produk,
memberikan informasi – informasi makanan sehat yang bermanfaat bagi
konsumen, harga, informasi kontak, lokasi, daftar menu makanan yang
beragam dan selalu terus berinovasi, dan kami menyediakan layanan bagi
pelanggan yang ingin memberikan saran, kritik melalui telepon dan
beberapa media sosial seperti Facebook, Path, dan Twitter.
 Price
Price atau harga merupakan jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh
konsumen untuk dapat membeli produk. Aktifitas pemasaran yang
berhubungan dengan price, yaitu : harga produk yang ditawarkan,
penawaran diskon produk, dan periode pembayaran.
Kami menerapkan strategi skimming pricing, dimana menjual produk
dengan harga lebih tinggi daripada harga kantin yang berada di area
sekolah dan perkantoran yang telah kami survei. Harga makanan yang
dijual di kantin sekolah dan kantor berkisar antara Rp 5.000,00 – Rp
15.000,00. Hal tersebut dikarenakan jasa katering kami menawarkan
produk berupa makanan sehat yang berkualitas dan terjamin kesehatannya
dan bersertifikat higienis dan halal. Harga yang kami tawarkan adalah Rp
20.000,00 untuk pelajar dan karyawan kantor. Harga yang kami tetapkan
berdasarkan data kuesioner rata – rata biaya makan siang yang
dikeluarkan oleh siswa dan karyawan di daerah Serpong, Tangerang.
Biaya Modal Awal “The Green Healthy House”
Dalam Rupiah
KESIMPULAN
Bisnis kuliner merupakan bisnis yang banyak diminati di kota – kota besar, terutama
kota yang sedang berkembang seperti di area Serpong, Tangerang. Berbagai jenis
makanan dihadirkan di beberapa tempat di wilayah Serpong. Hadirnya bisnis kuliner
di wilayah Serpong ini, juga memberikan pengaruh positif bagi masyarakat sekitar,
diantaranya yaitu memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
The Green Healthy House merupakan sebuah perusahaan katering yang
bergerak di industri makanan sehat bagi para pelajar, karyawan sekolah, dan
karyawan perkantoran yang tidak memiliki waktu untuk membawa bekal makanan
dan peduli akan kesehatan. Bisnis kami menawarkan berbagai jenis makanan khas
Indonesia yang terjamin rasa dan kualitasnya dengan menawarkan produk makanan
sehat bersertifikat higienis dan halal. Kami menawarkan produk makanan sehat dalam
bentuk menu paket dengan memilih salah satu menu dari ketiga menu yang kami
tawarkan setiap harinya. Konsumen dapat melakukan pemesanan makanan secara
mingguan atau bulanan melalui website dan mobile web yang telah kami buat. Harga
yang kami tawarkan untuk setiap paket yaitu Rp 20.000,00 bagi pelajar dan
karyawan. Harga yang kami tawarkan merupakan harga di atas kompetitor
dikarenakan kami menjamin kualitas makanan yang baik. Bahan baku makanan juga
kami pilih secara langsung ke pemasok bahan makanan terbaik dengan kualitas baik
pula. Menu makanan yang kami tawarkan telah dibuat oleh seorang nutritionist
sehingga kadar gizi yang dibutuhkan telah dihitung dan disesuaikan dengan nilai
kandungan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Strategi bisnis yang kami lakukan dalam menghadapi persaingan di bidang
industri sejenis yaitu mempromosikan produk melalui pendekatan secara langsung.
Tim marketing akan datang ke sekolah – sekolah dan perkantoran untuk
mempromosikan katering kami dengan memberikan jaminan kualitas produk kami
yaitu makanan sehat bersertifikat.
Berdasarkan perhitungan dan analisa finansial dengan perhitungan Payback
Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Return on
Assets (ROA), dan Return On Equity (ROE) yang mana telah kami lakukan, rencana
bisnis katering The Green Healthy House memberikan keuntungan sehingga usaha
katering The Green Healthy House layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Dari
hasil perhitungan menggunakan metode Payback Period, mendapatkan hasil 3 tahun,
dengan nilai NPV menunjukkan angka sebesar Rp 2.231.521.133, IRR sebesar 52%.
ROA menunjukkan tren pertumbuhan yang positif, yang berarti tingkat produktivitas
pengelolaan asset dalam memperoleh keuntungan semakin baik dan ROE yang juga
menunjukkan tren positif yang berarti tingkat keuntungan yang diperoleh dari
penggunaan modal sendiri pada bisnis jasa katering The Green Healthy House terus
bertumbuh. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penanaman investasi di bidang
usaha katering ini layak untuk dijalankan dan dikembangkan.
The Green Healthy House akan melakukan pengembangan usaha dengan cara
menambah variasi menu makanan, menambah fasilitas, menambah jumlah pegawai,
bekerja sama dengan bisnis Event Organizer, dan memperluas target market sehingga
dapat meningkatkan profit bagi bisnis katering The Green Healthy House.
Daftar Pustaka
Ahdiartie, O. P. (2012). Perancangan Identitas Visual Catlya Catering. Jakarta :
Universitas Bina Nusantara.
Dongkoo Yun, Sean & Roberta MacDonald. (2011). Understanding Culinary
Tourist: Segmentations Based on Past Culinary Experiences and Attitudes
Toward Food – Related Behaviour. University of Massachusetts.
Drewnowski, Adam. (2005). Concept of a Nutritious Food: Toward a Nutrient
Density Score 1’2’3. The American Journal of Clinical Nutrition.
Etzel, M. J. Walker, B. J., Stanton, W. (1997). Marketing. Edisi ke-11. USA:
McGraw-Hill, Inc.
Fandeli, Chafid. (1995). Dasar – dasar Manajemen Kepariwisataan Alam.
Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Ishak, Albertus. (2008). Usulan Desain Organisasi Dan Strategi Pemasaran Jasa
Boga. Bandung : Universitas Kristen Maranatha.
Khan, Tahsina. (2013). STP Strategy for New Product Launch a Work in Progress.
International Journal of Business and Management Invention, 2(3), 56-65.
Kotler, Philip & Gary Armstrong. (2008). Principles Of Marketing. 12th Edition.
USA: Prentice Hall.
Kotler, Philip. (2012). Marketing Management. USA: Prentice Hall.
Landon, Kenneth C. & Carol Guercio Traver. (2008). E-Commerce Business
Technology Society. Fourth Edition. USA: Pearson International Edition.
Megginson, C. & Leon, Byrd. (2004). Small Business Management: An
Entrepreneur’s Guide Book. Fourth Edition. USA: MCGraw-Hill, Inc.
Nasoetion, Amini & Hadi Riyadi. (1995). Gizi Terapan. Jakarta: Depdikbud.
Osterwalder, Alexander & Pigneur, Yves. (2010). Business Model Generation. New
Jersey: John Wiley & Sons Inc.
Plant, Robert. (2000). E-Commerce Formulation of Strategy. First Edition. USA:
Prentice Hall PTR.
Prasetyono, DS. (2009). Mengenal Menu Sehat Ibu Hamil. Jogjakarta: Diva Press.
Raharjo, R., Surjani, R. M., Rinawiyanti, E.D. (2013). Pengembangan Merek dan
Pengkajian Strategi Pemasaran di Depot Rasa Suka Kediri. Calyptra: Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(1).
Sari, P. W. (2011). Strategi Pemasaran Untuk Catering Baru. Bandung : Universitas
Kristen Maranatha.
Stonehouse, George & Snowdown, Brian. (2007). Competitive Advantage Revisited:
Michael Porter on Strategy and Competitiveness. Sage: Journal of
Management Inquiry, 16(3), 256-273. doi: 10.1177/1056492607306333.
Sukma, A. P. (2012). Kesadaran Kesehatan dan Gaya Hidup Sehat dengan Sikap
Konsumen Pada Makanan Organik. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri UIN
Sunan Kalijaga.
Suryanto. (2011). Peranan Pola Hidup Sehat Terhadap Kebugaran Jasmani. Jurnal
Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK-UNY.
Swastha, Basu D. H. (2010). Manajemen Penjualan. Edisi Pertama. Yogyakarta:
Penerbit BPFE.
Thompson, Peteraf, Gamble & Strickland. (2014). Crafting and Executing Strategy.
Nineteenth Edition. USA: McGraw-Hill, Inc.
Tjiptono, Fandy. (2001). Strategi Pemasaran. Edisi I. Yogyakarta: Andi Offset.
Download