“THE GREEN HEALTHY HOUSE WITH ONLINE BUSINESS MODEL” Jerry Susanto Kartadjaja, Theresa Aninditha Krisan, Victor Jansen Adetya Mirino, dan Tritjondro Baskoro Laporan Teknis Jakarta, 14 Mei 2015 Disetujui : Ir. Tritjondro Baskoro, MSM. ABSTRAK THE GREEN HEALTHY HOUSE WITH ONLINE BUSINESS MODEL (xv + 126 halaman: 37 gambar, 6 grafik, 2 tabel) Tesis ini merupakan jenis tesis business model creation. Latar belakang penelitian ini adalah industri kuliner yang terus mengalami pertumbuhan yang signifikan berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Hal ini menunjukkan bahwa subsektor industri kreatif, yakni kuliner di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Makanan sehat merupakan salah satu bagian dari kuliner. Dengan mengkonsumsi makanan sehat yang memiliki kandungan gizi yang seimbang, maka kesehatan tubuh akan terjamin dan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dihasilkan. Keterbatasan waktu yang menjadi masalah utama di perkotaan menyebabkan pertumbuhan usaha katering berikut jasa delivery service mampu berkembang pesat, tidak hanya untuk kalangan profesional atau pekerja, namun juga untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi anak sekolah. Perkembangan teknologi dan pertumbuhan pengguna smartphone turut membantu pertumbuhan usaha katering. Dengan teknologi yang ada, maka smartphone dapat digunakan untuk melakukan pemesanan hingga pembayaran katering. Kata Kunci : Kuliner, Katering, Delivery Service, Teknologi. Latar Belakang Indonesia terkenal dengan variasi kuliner yang ada. Budaya kuliner Indonesia bervariasi tergantung dari letak wilayah. Saat ini berbagai jenis kuliner Indonesia dapat ditemukan pada satu tempat penjualan makanan. Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia merupakan salah satu daerah dimana hampir semua kebudayaan dan kuliner nusantara dapat ditemukan. Misalnya nasi padang yang merupakan makanan yang berasal dari Padang (Sumatera Barat) yang hampir dapat ditemukan di setiap sudut kota Jakarta. Restoran sebagai salah satu tempat dimana hidangan kuliner disediakan tidak hanya menyediakan kuliner, namun telah berkembang dengan menyediakan ruang yang nyaman bagi konsumen untuk bersosialisasi dan berkumpul dengan komunitasnya. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 2014 mengindikasikan pertumbuhan yang luar biasa subur bagi industri kuliner untuk tahun 2008-2011. Jumlah usaha makanan atau restoran terus mengalami peningkatan seperti yang tercantum pada Grafik 1 Perkembangan Usaha Restoran/Rumah Makan Berskala Menengah dan Besar Tahun 2008 - 2011. Perkembangan Usaha Restoran Tahun 2008 - 2011 3000 2500 2000 Perkembangan Usaha Restoran 2008 - 2011 1500 1000 500 0 2008 2009 2010 2011 Grafik 1 Perkembangan Usaha Restoran / Rumah Makan Berskala Menengah dan Besar Tahun 2008 - 2011 (sumber : Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2014) Industri kreatif dapat dikelompokkan menjadi 15 subsektor. Menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia dalam buku Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif 2025, ke-15 subsektor industri kreatif Indonesia antara lain (1) periklanan (advertising); (2) arsitektur; (3) pasar barang seni; (4) kerajinan (craft); (5) desain; (6) fesyen (Fashion); (7) video, film, dan fotografi; (8) permainan interaktif (game); (9) musik; (10) seni pertunjukan (showbiz); (11) penerbitan dan percetakan; (12) layanan komputer dan piranti lunak (software); (13) televisi dan radio (broadcasting); (14) riset dan pengembangan (research & development); (15) kuliner. Kuliner merupakan kegiatan kreatif yang terbaru dan direncanakan akan masuk ke sektor industri kreatif dengan melakukan sebuah studi terhadap pemetaan produk makanan olahan khas Indonesia yang dapat meningkatkan daya saing di pasar ritel dan pasar internasional. Pada saat industri kuliner dinyatakan sebagai salah satu subsektor industri kreatif di Indonesia, pada saat itu juga pemerintah menyadari bahwa ternyata industri kuliner memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan, mengingat keberagaman suku bangsa di Indonesia yang ikut turut memberikan keanekaragaman kuliner di dalamnya. Pada Grafik 2 Usaha Makanan atau Restoran Skala Menengah dan Besar Menurut Provinsi Tahun 2011 menunjukkan jumlah restoran dan usaha makanan yang tersebar berdasarkan daerah masing – masing. Grafik 1.2 Usaha Makanan atau Restoran Skala Menengah dan Besar Tahun 2011 (sumber : Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2014) Berdasarkan grafik 2, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan jumlah restoran dan usaha makanan seperti di daerah Sumatera Utara, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Bali memiliki industri kuliner yang berkembang lebih baik dibandingkan wilayah lain. Dari data yang ada, pertumbuhan kuliner terbesar berada di wilayah DKI Jakarta. Industri kuliner yang berada di DKI Jakarta mencapai ribuan dibandingkan dengan daerah lain. Wilayah yang memiliki industri kuliner yang banyak ini dikarenakan jumlah penduduk yang tinggal di wilayah DKI Jakarta memiliki populasi penduduk yang padat. Berdasarkan data dari sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik provinsi DKI Jakarta pada tahun 2010 mencapai 9.604.329 jiwa. Berdasarkan jumlah penduduk yang banyak tersebut, maka industri kuliner di wilayah DKI Jakarta dapat berkembang lebih cepat dibandingkan daerah – daerah lain. Terlepas dari wilayah yang telah disebutkan, industri kuliner di wilayah lain juga mengalami pertumbuhan, namun pertumbuhan jumlah restoran atau usaha makanan yang tidak secepat wilayah DKI Jakarta, namun masih berpotensi untuk dapat terus bertumbuh, yaitu wilayah Banten terutama di wilayah Serpong, Tangerang Selatan, dimana wilayah tersebut masih berpotensi untuk menjalankan usaha di bidang kuliner. Hal tersebut dapat terlihat dari beraneka ragam kuliner yang ada di wilayah Serpong, Tangerang Selatan. Menurut Prof. Hari Purnomo (2010), industri kuliner tidak terlepas dari perkembangan teknologi diantaranya teknologi pengolahan dan teknologi informasi yang telah mengubah pola makan masyarakat terutama masyarakat di kota besar. Masyarakat mulai menyadari manfaat makanan sehat, makanan yang aman untuk dikonsumsi oleh tubuh, makanan yang memenuhi gizi tubuh, dan makanan halal. Saat ini banyak makanan yang diproduksi menggunakan bahan kimia berlebih. Hal ini dapat menyebabkan berbagai penyakit jika mengkonsumsi makanan berbahan kimia berlebih dalam jangka waktu yang panjang. Berdasarkan hal tersebut, industri makanan sehat mulai digemari oleh masyarakat, terutama masyarakat yang sudah mengerti pentingnya kesehatan tubuh dan menjalankan pola makan secara teratur. Dalam perkembangan teknologi informasi, teknologi informasi berpengaruh dalam memberikan informasi mengenai jenis makanan sehat yang dibutuhkan oleh tubuh. Informasi tersebut dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Masyarakat dapat lebih memperhatikan makanan yang dapat dikonsumsi, baik untuk tubuh mereka dan untuk keluarga mereka. Demi menjaga kebugaran tubuh, seseorang tidak hanya sekedar memenuhi asupan gizi atau makanan yang seimbang tetapi juga jaminan kesehatan dari makanan itu sendiri. Makanan sehat merupakan makanan yang memiliki kandungan gizi yang seimbang dan mengandung serat yang dibutuhkan oleh tubuh serta mengandung zat – zat yang diperlukan tubuh untuk proses tumbuh kembangnya. Unsur zat gizi seperti karbohidrat, protein, mineral, vitamin, dan rendah lemak merupakan unsur zat yang harus terkandung dalam makanan sehat. Sumber daya manusia yang berkualitas dihasilkan dengan cara mengkonsumsi makanan yang bergizi dan sehat bagi tubuh. Makanan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dan sangat penting bagi kesehatan manusia, karena tubuh memperoleh asupan – asupan gizi yang dibutuhkan untuk beraktifitas seperti karbohidrat, protein, mineral, vitamin dan rendah lemak yang berasal dari makanan. Makanan sehat menurut Prasetyono (2009) adalah dengan meramu berbagai jenis makanan yang seimbang, sehingga terpenuhi seluruh kebutuhan gizi bagi tubuh dan mampu dirasakan secara fisik dan mental. Menurut Irianto (2007) dalam bukunya yang berjudul “Gizi dan Pola Hidup Sehat” mengatakan bahwa makanan sehat merupakan makanan yang higienis serta banyak mengandung gizi. Maka dapat dikatakan bahwa makanan sehat merupakan makanan yang seimbang dan higienis untuk memenuhi gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Syarat suatu makanan dikatakan makanan sehat menurut Irianto (2007) adalah sebagai berikut : a. Harus cukup mengandung kalori. b. Protein yang dikonsumsi harus mengandung ke-sepuluh asam amino utama yaitu lisin, triptofan, histidin, penilalanin, leusin, isoleusin, threonin, metionin, valin, dan arginin. c. Harus cukup mengandung vitamin. d. Harus cukup mengandung garam mineral dan air. e. Perbandingan yang baik antara sumber karbohidrat, protein, dan lemak. Selain syarat – syarat di atas, menurut Irianto, suatu makanan dikatakan makanan sehat sebaiknya juga harus : a. Mudah dicerna oleh alat pencernaan. b. Bersih, tidak mengandung bibit penyakit, karena hal ini tentu akan membahayakan kesehatan tubuh serta tidak bersifat racun bagi tubuh. c. Jumlah yang cukup dan tidak berlebihan. d. Tidak terlalu panas pada saat disantap. Makanan yang terlalu panas disajikan, mungkin sekali dapat merusak gigi dan mengunyah pun menjadi tidak sempurna. e. Bentuk makanan menarik dan rasa yang enak. Gaya hidup masyarakat perkotaan tentu saja berbeda dengan gaya hidup masyarakat di daerah pedesaan. Gaya hidup masyarakat perkotaan telah mengalami kemajuan bahkan perubahan yang cukup signifikan seiring dengan kemajuan pesat teknologi. Manusia yang menciptakan dan mengembangkan suatu teknologi dan pada akhirnya teknologi juga yang membentuk dan mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri. Di tengah aktifitas masyarakat perkotaan yang padat, banyak diantara mereka yang tidak memiliki waktu untuk menyiapkan makanan sehat untuk asupan bagi diri sendiri dan bagi anggota keluarga mereka masing – masing. Sebagian diantara mereka memilih untuk membeli makanan cepat saji untuk dapat memenuhi kebutuhan makanan mereka melalui jasa delivery service. Kehadiran delivery service dari berbagai industri kuliner memberikan keuntungan bagi masyarakat perkotaan, yaitu mempermudah masyarakat perkotaan yang tidak memiliki waktu untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka. Melalui kemajuan teknologi, masyarakat dapat melakukan pemesanan ke restoran – restoran melalui panggilan telepon. Pemesanan dilakukan dengan menggunakan panggilan telepon dan juga dapat dilakukan melaui pemesanan makanan secara online melalui media website atau aplikasi smartphone. Hal ini memberikan keuntungan efektif dan efisien dari segi waktu dan tenaga bagi orang tersebut, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan bagi diri sendiri dan bagi anggota keluarga mereka. Gaya hidup masyarakat perkotaan di Indonesia tidak hanya dipengaruhi atau berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, melainkan juga adanya budaya dari negara lain yang masuk dan berinteraksi dengan budaya lokal. Gaya hidup seperti mengunjungi kafe – kafe atau resto – resto, pada dasarnya menjadi semacam tren semenjak Indonesia mengalami krisis moneter pada pertengahan tahun 1998 – 2003. Menurut Lim Lan Yuan, et al (1999) berdasarkan jurnalnya yang berjudul Urban Quality of Life : Critical Issues and Options dari School of Building and Real Estate, National University of Singapore mengungkapkan bahwa kehidupan masyarakat kota – kota besar, masyarakat perkotaan cenderung memiliki tuntutan kualitas hidup yang lebih tinggi. Tidak hanya menyangkut ketersediaan sarana – sarana umum perkotaan, tetapi masyarakat perkotaan cenderung menuntut adanya keamanan, kenyamanan, serta kualitas hidup yang lebih baik di kawasan perkotaan. Menurut salah satu tokoh filsafat post-modernis terkemuka, Jean Baudrillard dalam bukunya Simulacra and Simulation (1981), mengatakan bahwa memasuki era informasi yang dikenal sebagai era post-modernis, generasi muda yang dikenal sebagai “generasi Y” mempunyai kecenderungan pola hidup yang konsumtif. Jika disamakan dengan keadaan masyarakat Indonesia pada saat ini, maka dapat dikatakan bahwa apa yang dikatakan oleh Jean Baudrillard adalah benar adanya. Hal ini dapat dilihat dari pola masyarakat perkotaan di Indonesia khususnya di DKI Jakarta yang memiliki budaya belanja sangat tinggi bila dibandingkan dengan masyakarat perkotaan di beberapa daerah lain. Gaya hidup metropolitan menurut Ir. Udijianto Pawitro, MSP., IAP., IAI., melalui jurnalnya yang berjudul Trend Kawasan Perkotaan – Industri Properti dan Gaya Hidup Metropolitan, mengatakan bahwa pada dasarnya gaya hidup metropolitan dimotori oleh kelompok masyarakat menengah atau masyarakat atas dimana mereka sudah bekerja (sebagai profesional) dan dibayar dengan pendapatan yang lebih, mereka menginginkan “sedikit” menikmati hidup. Uang yang mereka dapatkan dari penghasilan, mereka gunakan selain untuk memenuhi kebutuhan dasar tetapi juga sudah sampai pada taraf mengkonsumsi kebutuhan tingkat tersier. Gaya hidup metropolitan kemudian berkembang menjadi tren atau icon bagi kalangan profesional muda yang mendiami kawasan perkotaan. Gaya hidup metropolitan yang berkembang di Indonesia pada dasarnya mengalami pertumbuhan mengikuti tren di kawasan perkotaan. Gaya hidup di kawasan metropolitan ini mendorong berbagai jenis sarana untuk tumbuh subur juga seperti kafe – kafe, resto – resto, mall, fitness centre and spa, dan hotel. Perkembangan tren yang telah disebutkan, membuat perkembangan bisnis makanan dan minuman di Indonesia berkembang secara pesat. Menurut data yang berasal dari gabungan pengusaha makanan dan minuman seluruh Indonesia (Gapmmi) memproyeksikan pertumbuhan industri makanan di tahun 2014 mencapai 6 %, dengan data nilai investasi pada industri makanan di tahun 2014 mencapai Rp 45 triliun. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa masih terbuka peluang untuk membuat suatu bisnis di industri kuliner khususnya industri kuliner makanan sehat untuk masyarakat di perkotaan dengan tingkat mobilitas tinggi. BUSINESS MODEL CANVAS Dalam melakukan suatu pengembangan produk, salah satu kunci kesuksesan yaitu tahap implementasi yang bertujuan agar produk yang diciptakan atau yang dikembangkan dapat diterima oleh konsumen. Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, p.14), bisnis model mendeskripsikan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi diciptakan dan ditangkap nilainya. Bisnis model kanvas yang telah dibuat dapat dianalisa kembali berdasarkan pola model bisnisnya. Pola model bisnis dapat memberikan dampak yang besar untuk strategi yang akan digunakan selanjutnya. Tahap implementasi inovasi produk dilakukan dengan pendekatan 9 building blocks yang diciptakan oleh Alexander Osterwalder, yang disebut dengan Business Model Generation. Berikut Business Model Canvas yang disajikan pada gambar 1. Catering Bank Delivery Service Marketing Packaging Supplier Web Hosting Easiness Experience QC Checking Healthy Food Supply Bahan Makanan Certified Customer Service Orang tua Murid Sekolah di Serpong, Tangerang Karyawan Sekolah di Serpong, Tangerang Nutritionist Sekolah Marketing Karyawan disekitar Serpong, Tangerang Kantor QC Fixed Cost Chef Variable Cost Sales Gambar 1 Business Model Canvas The Green Healthy House Customer Segment The Green Healthy House memilih niche market, yaitu para orang tua yang menyekolahkan anak mereka di sekolah swasta dengan biaya sekolah untuk anak mereka diatas Rp 1.000.000,00 per bulan. Selain orang tua murid, kami juga menargetkan para karyawan sekolah dan karyawan perkantoran untuk berlangganan kepada kami. Untuk cakupan wilayah yang kami jangkau adalah Tangerang Selatan dengan batasan kecamatan Serpong dan Serpong Utara. Pemilihan target market tersebut dikarenakan banyak orang tua murid dan karyawan yang tidak memiliki waktu untuk menyiapkan bekal makanan sendiri dan ingin mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi bagi tubuh. Jumlah sekolah yang berada di kawasan tersebut mencapai 175 sekolah yang melingkupi Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan (data diambil dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). Untuk target segmentasi market yang dituju adalah sekolah swasta yang biaya sekolah nya lebih tinggi. Sekolah swasta yang terdapat di daerah Tangerang Selatan berjumlah 73 sekolah. Hal ini menjadi acuan bagi kami untuk menjalankan bisnis di wilayah tersebut. Gambar 2 Wilayah Jangkauan Target Market The Green Healthy House Sebagaimana target market yang sudah kami tentukan bagi para orang tua murid, orang tua dalam hal ini ikut berperan dalam pemilihan produk makanan yang akan dikonsumsi oleh putra – putri mereka. Orang tua murid yang masih memiliki anak di bangku sekolah dasar, berperan membantu dalam memilih produk makanan yang ingin dikonsumsi oleh anak mereka karena pemesanan makanan melalui website dan mobile web. Bagi para murid sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, para karyawan sekolah, dan karyawan perkantoran sudah dapat menentukan sendiri kebutuhan makanan yang diinginkan dan mereka dapat memilih sendiri berdasarkan makanan yang mereka suka. Value Proposition The Green Healthy House memberikan nilai keuntungan, antara lain : 1. Easiness The Green Healthy House menyediakan sistem pemesanan secara online melalui website dan mobile web yang mudah dipahami oleh penggunanya. Bagi orang tua murid dan murid dapat melakukan pembayaran secara langsung dengan menggunakan pembayaran transfer bank atau etransaction. 2. Experience The Green Healthy House menawarkan produk dengan menggunakan media website dan mobile web yang menarik untuk melakukan pemesanan dan pembayaran produk. Dengan menggunakan website dan mobile web, dapat memberikan pengalaman bagi para murid dengan menggunakan media digital sebagi wadah untuk melakukan transaksi dan membiasakan mereka untuk melakukan pembelanjaan via website (e-commerce) yang sedang berkembang pada masa saat ini. The Green Healthy House menawarkan sesuatu yang baru dalam industri katering makanan dengan menyediakan menu katering yang dapat dipilih setiap hari atau secara mingguan sesuai dengan keinginan dari pelanggan. 3. Healthy Food The Green Healthy House menawarkan produk makanan sehat yang dikhususkan untuk murid sekolah tingkat SD hingga SMA yang akan terjamin kualitasnya dan sesuai dengan standar gizi yang disarankan oleh ahli gizi dan bersertifikat higienis dan halal. Kualitas yang terjamin tidak hanya terdapat pada makanan saja, melainkan juga pada bagian packaging dan juga pembungkus makanannya sehingga makanan yang ditawarkan terhindar dari ancaman zat – zat berbahaya. 4. Bersertifikasi Dalam menjaga kualitas makanan dari The Green Healthy House, kami juga bekerja sama dengan beberapa lembaga resmi untuk melakukan pengawasan dari makanan yang kami buat. Lembaga resmi tersebut akan melakukan survei secara berkala kepada jasa katering The Green Healthy House. Lembaga resmi yang bekerja sama dengan kami adalah lembaga yang mengeluarkan Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi melalui perizinan BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) dan Sertifikasi Halal yang berasal dari MUI di daerah Tangerang Selatan. Customer Relationship Untuk terus menjaga hubungan baik dengan para pelanggan, maka The Green Healthy House menyediakan fasilitas berupa call center untuk memfasilitasi pembelian, informasi hingga keluhan pelanggan. Selain itu, The Green Healthy House membuka forum pada dunia maya melalui jaringan sosial, antara lain Facebook, Twitter, dan Path untuk informasi terkait produk dan promo. Pembukaan sosial chatting berupa LINE, Whatsapp, dan BBM untuk berkomunikasi juga kami sediakan selain melalui call center. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tetap dekat dengan konsumen untuk menjamin loyalitas dari konsumen itu sendiri. Channel Channel dari The Green Healthy House yaitu sekolah – sekolah swasta dan kantor – kantor yang telah bekerja sama dengan kami. Untuk produk yang dipesan akan diantar langsung ke tempat pembeli. Revenue Stream Perusahaan kami akan mendapatkan pendapatan melalui penjualan produk berupa makanan sehat yang akan ditawarkan kepada para pembeli. Pembeli dalam hal ini adalah orang tua murid, murid, karyawan sekolah, dan karyawan perkantoran di daerah Serpong, Tangerang Selatan. Key Resources Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, p. 35), key resources dibagi menjadi 4 yakni physical, intellectual, human, dan financial. Key resources yang digunakan oleh The Green Healthy House, yaitu : 1. Physical Merupakan sejumlah asset fisik yang dimiliki oleh The Green Healthy House antara lain kendaraan operasional delivery service, peralatan memasak, peralatan katering, hot & cool bag untuk delivery service, dan server untuk data pelanggan. 2. Intellectual Intellectual yang dimiliki oleh The Green Healthy House berupa resep. Dengan adanya masukan dari pelanggan, juga akan menambah resep – resep baru yang digunakan untuk menambah menu baru. 3. Human Human pada The Green Healthy House antara lain pegawai yang terdiri dari : chef/koki, pengemudi, QC staf, nutritionist, staf operasional, staf keuangan, dan staf pemasaran untuk mempromosikan produk yang ditawarkan. Khusus untuk chef, akan mendapatkan perhatian khusus. Hal ini dikarenakan chef merupakan jantung dari bisnis kuliner. Oleh karena itu, untuk menjamin loyalitas seorang chef, maka bisnis kami menawarkan bentuk kerja sama berupa penanaman modal saham bersama para owner. Hubungan timbal balik owner dengan chef berupa pembagian dividen sesuai dengan porsi saham yang dimiliki. Nutritionist bekerja sama dengan jasa katering kami dalam membuat menu makanan sehat yang sesuai dengan standar kebutuhan gizi tubuh manusia. Selain itu, jasa katering kami akan memberikan seminar dan konsultasi gratis di sekolah – sekolah dan perkantoran yang telah bekerja sama dengan kami yang diadakan setiap 3 bulan sekali. Tujuan diadakannya seminar dan konsultasi yaitu menarik minat masyarakat yang belum berlangganan jasa katering kami. Quality Control staf akan membantu dalam aktifitas katering kami dalam hal pengecekan makanan sehingga sesuai dengan prosedur sehingga tetap terjaga kualitasnya. 4. Financial Financial pada bisnis kami antara lain berupa modal sendiri, tidak tertutup adanya investor untuk pengembangan usaha ke depan serta modal pinjaman bank. Key Activities 1. Catering Bahan – bahan yang telah diperoleh, yang berupa bahan mentah diolah oleh chef dan asisten chef untuk kemudian menjadi produk makanan yang diinginkan atau telah dipesan oleh konsumen. Pada proses ini akan dilakukan pengawasan dan quality checking dari chef dan QC staf dengan tujuan untuk menjamin cita rasa dari makanan tersebut dan memproduksi makanan yang layak untuk dikonsumsi. Sebagai badan usaha, bisnis kami mengandalkan penjualan katering makanan sehat tidak hanya untuk memperoleh laba melainkan juga untuk siklus produksi. Pembayaran dapat dilakukan secara transfer via bank atau pembayaran secara tunai ke kantor The Green Healthy House di Gading Serpong, Tangerang Selatan. 2. Quality Checking Untuk menjamin bahwa produk yang ditawarkan adalah produk yang aman dikonsumsi, maka ada proses pemeriksaan kualitas produk mulai dari belanja bahan mentah dan bahan setengah matang hingga pada hasil akhir sebelum produk diserahkan kepada konsumen. Pada packaging, kami memberikan logo sertifikasi yang menunjukkan bahwa produk yang ditawarkan aman untuk dikonsumsi serta telah bersertifikasi halal. Berikut flowchart proses pembelian bahan baku hingga quality checking yang ditunjukkan pada Gambar 3 di bawah ini. Mulai Membeli Bahan Baku Makanan Bahan baku disimpan Mengecek jumlah bahan baku yang akan digunakan esok hari Ketersedi aan bahan baku Tidak Ya Tidak Bahan baku sehat Proses pemusnahan bahan baku yang sudah basi atau rusak Ya Melakukan proses pembuatan makanan Melakukan proses pengecekan standar mutu makanan Melakukan pengemasan makanan Proses distribusi ke sekolah-sekolah Pembagian makanan kepada pelanggan Selesai 3. Supply Bahan Mentah & Bahan Setengah Matang Pada industri makanan khususnya katering, produk yang dihasilkan merupakan hasil olahan dari bahan mentah dan juga beberapa diantaranya berupa bahan setengah matang. Pemilihan sumber bahan – bahan makanan tersebut menjadi perhatian utama perusahaan agar bahan yang diinginkan terjamin dan dapat diolah dengan baik. Bahan – bahan tersebut diperoleh dari pasar terdekat di daerah Tangerang Selatan sesuai dengan lokasi bisnis kami. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan beberapa distributor bahan makanan di daerah sekitar usaha untuk pemenuhan kebutuhan akan bahan baku membuat makanan. 4. Marketing Pemasaran dilakukan untuk membantu mencari pelanggan untuk membeli dan berlangganan jasa katering The Green Healthy House. Tim marketing akan melakukan promosi dengan cara melakukan pendekatan ke sekolah – sekolah dan perkantoran di wilayah Serpong, Tangerang Selatan. Produk yang ditawarkan yaitu katering berupa makanan sehat bagi pelajar, karyawan sekolah, dan karyawan perkantoran yang terjamin kualitasnya karena bersertifikat higienis dan halal. Selain itu, menu yang ditawarkan adalah menu makanan sehat yang memiliki kandungan gizi yang sesuai, dimana menu – menu yang ditawarkan berdasarkan menu yang dibuat oleh nutritionist yang bekerja sama dengan jasa katering kami. 5. Proses Delivery Sebagai usaha katering, salah satu proses yang penting adalah proses delivery. Bisnis kami menyediakan kendaraann operasional berupa mobil dan motor yang telah dilengkapi dengan tempat penyimpanan makanan untuk menjamin makanan aman ketika akan dikonsumsi pelanggan. Kami menyediakan staf operasional yang profesional yang akan menjamin makanan yang telah dipesan akan tepat waktu dan sampai ke tangan konsumen dalam kondisi baik. Key Partner 1. 2. 3. Bank The Green Healthy House bekerja sama dengan beberapa bank dimana dalam proses pembayarannya menggunakan proses e-transaction yaitu berupa transfer antar rekening. Web Hosting The Green Healthy House bekerja sama dengan penyedia jasa web hosting. Web Hosting menjamin website yang kami buat dapat dilihat oleh para pelanggan kapanpun dan dimanapun melalui media internet. Food Packaging Supplier Dalam menjalankan bisnis katering makanan, The Green Healthy House bekerja sama dengan pihak penyedia packaging makanan. Pemilihan packaging yang digunakan di The Green Healthy House dengan standar bahan dasar yang sehat untuk tubuh manusia dan memenuhi spesifikasi packaging yang diperlukan oleh kami. Cost Structure 1. Fixed Cost Biaya tetap merupakan biaya tetap yang harus dikeluarkan secara berkala setiap bulan, yaitu biaya operasional yang terdiri dari biaya gaji karyawan, biaya sewa bangunan. 2. Variable Cost Biaya variabel merupakan biaya tidak tetap yang harus dikeluarkan oleh The Green Healthy House. Biaya variabel terdiri dari biaya produksi yang harus dikeluarkan setiap bulan, biaya pemasaran, dan biaya maintenance. Maintenance atau pemeliharaan dibutuhkan untuk pemeliharaan, perawatan, dan perbaikan aplikasi berdasarkan kebutuhan konsumen. Selain itu, biaya promosi juga dibutuhkan secara berkala untuk mempromosikan dan memperkenalkan produk dan jasa yang ditawarkan. TOWS Analysis Threats Ancaman dalam bisnis yang dijalankan oleh The Green Healthy House adalah banyak pesaing yang bermain dalam industri kuliner yang berada di kawasan Serpong, Tangerang. The Green Healthy House menawarkan jasa katering makanan sehat yang bersertifikat higienis dan halal dengan melakukan pendekatan secara langsung untuk menawarkan produk makanan sehat kami ke sekolah – sekolah dan perkantoran di area Serpong, Tangerang. Kami juga memberikan seminar kesehatan secara gratis bagi sekolah – sekolah dan perkantoran yang telah bekerja sama dengan jasa katering kami, dimana seminar kesehatan akan diadakan setiap 3 bulan sekali oleh seorang nutritionist. Adanya seminar dan konsultasi gratis dapat memberikan kesempatan bagi bisnis kami untuk dapat menarik minat konsumen yang belum berlangganan jasa katering kami. Opportunity Dalam pembuatan bisnis katering The Green Healthy House ini ada beberapa peluang yang kami lihat, yaitu adalah perkembangan industri kuliner yang semakin tahun semakin meningkat pertumbuhannya. Pertumbuhan jumlah populasi yang berada di kawasan Serpong yang terus meningkat setiap tahun. Melihat hal tersebut, membuat industri kuliner di daerah tersebut menjadi pasar yang potensial untuk membuka usaha dalam bidang kuliner. Selain perkembangan jumlah penduduk di kawasan tersebut yang tergolong cepat, kesadaran masyarakat akan makanan sehat juga ikut meningkat. Masyarakat sudah lebih peduli mengenai makanan yang mereka makan, sebagian dari mereka sudah mulai memilih makanan yang sehat untuk mereka makan. Salah satu artikel Koran dari Bisnis Indonesia Weekend di bulan Januari 2015 menyebutkan bahwa bisnis makanan sehat mulai menjadi tren di masyarakat saat ini. Weakness Kelemahan dari bisnis yang kami buat adalah pembeli hanya bergantung dari tiga macam target market, yaitu pelajar, karyawan sekolah, dan karyawan perkantoran yang sudah bekerja sama dengan pihak The Green Healthy House. Kesulitan dalam mencari pelanggan dari pihak sekolah dan para pegawai kantoran yang bekerja sama dengan pihak kami menjadikan kendala yang sulit di awal berjalannya bisnis kami. Selain itu dalam segi pengiriman barang, The Green Healthy House membutuhkan kendaraan untuk mengantar makanan kepada para pelanggan. Biaya yang dikeluarkan cukup besar karena membutuhkan armada operasional yang tidak sedikit untuk memastikan makanan dapat sampai kepada pelanggan dengan tepat waktu. Penggunaan operasional pemesanan yang menggunakan fasilitas web base yang membutuhkan sosialisasi kepada pada para pelanggan mengenai tata cara pemesanan yang berlaku serta ketentuan yang ada pada The Green Healthy House. Strength Dalam pembuatan bisnis The Green Healthy House, kami memiliki kekuatan dalam hal healthy food atau makanan sehat yang dihadirkan bagi para pelanggan, memberikan kebebasan kepada pelanggan untuk dapat memilih menu katering yang diinginkan selama satu minggu atau selama sebulan ke depan sesuai dengan selera mereka yang tertera pada pilihan menu di website The Green Healthy House. MARKETING MIX ANALYSIS Seorang marketer bernama E. Jerome McCarthy mengklasifikasikan berbagai macam aktifitas marketing ke dalam marketing mix tool dimana aktifitas marketing tersebut terbagi menjadi 4 macam yang disebut dengan the four Ps of marketing (Kotler, 2012). The four Ps of marketing tersebut antara lain : place, product, promotion, dan price. Place Bisnis katering kami berlokasi di wilayah Serpong, Tangerang Selatan. Untuk penempatan pembuatan katering berlokasi di Gading Serpong yang berada di Jalan Kelapa Puan Raya. Lokasi yang kami pilih di sana dikarenakan memiliki letak yang strategis dengan biaya sewa yaitu Rp 50.000.000,00/tahun. Penempatan produk berdasarkan dari segmen target yang telah ditentukan. Aktifitas pemasaran yang berhubungan dengan place, antara lain : channels atau penyalur produk, cakupan area penjualan produk, lokasi penjualan, inventory (persediaan), dan alat pengangkut produk. Jasa katering kami menyediakan tempat dengan menyewa tempat di sekolah – sekolah yang akan digunakan sebagai tempat mengambil pesanan makanan dan tidak digunakan sebagai tempat untuk membeli atau memesan makanan. Sedangkan untuk area perkantoran, kami hanya mengantarkan makanan secara langsung ke kantor – kantor. Pembelian dan pemesanan makanan sehat hanya dapat dilakukan melalui media aplikasi pada telepon selular (mobile web) atau website dengan pembayaran yang dilakukan melalui transfer bank atau e-transaction. Product Aktifitas pemasaran yang berhubungan dengan produk, antara lain : keanekaragaman produk yang ditawarkan, kualitas produk, desain produk, fitur produk, nama merk, kemasan produk, ukuran produk, servis, garansi produk, dan keuntungan dari penjualan produk. Produk yang kami tawarkan mengedepankan standar gizi yang terjamin dan sesuai asupan gizi yang dibutuhkan bagi tubuh, dimana menu makanan sehat yang kami tawarkan berdasarkan menu yang dibuat oleh nutritionist. Setiap porsi makanan yang kami sediakan terdiri dari nasi, sayur, dan lauk – pauk. The Green Healthy House menggunakan bahan plastik dalam mengemas produk yang memang diperuntukkan untuk makanan. Contoh produk makanan sehat yang telah dikemas dan menu paket makanan sehat yang kami tawarkan dapat dilihat pada lampiran. Kami memberikan seminar tentang kesehatan dengan mendatangkan seorang nutritionist bagi sekolah dan perkantoran yang telah menjadi mitra bisnis kami, yang akan diadakan setiap 3 bulan sekali. Pemesanan produk dilakukan sehari sebelum produk diantarkan atau dapat dilakukan pemesanan makanan secara mingguan. Sistem pembayaran produk kami yaitu dengan cara berlangganan mingguan atau bulanan. Pemesanan dilakukan dengan menggunakan telepon selular (mobile web) atau melalui website The Green Healthy House. Pembayaran dilakukan dengan pembayaran transfer ke beberapa rekening The Green Healthy House, dimana kami bekerja sama dengan beberapa bank, antara lain : Bank BCA, Bank Mandiri, dan Bank BRI. Produk makanan akan diantarkan oleh staf operasional kami ke sekolah – sekolah dan perkantoran dengan tepat waktu dan sesuai dengan pesanan setiap konsumen. Kami menyediakan 3 menu makanan sehat yang berbeda setiap hari dan konsumen dapat memilih salah satu dari ketiga menu yang ditawarkan. Setiap konsumen akan menerima pesanan yang sesuai dengan yang telah mereka pesan sehari sebelumnya atau pesan menu untuk 1 minggu. Agar produk yang diterima sesuai dengan nama konsumen, maka kami memberikan label nama pada kemasan luar produk makanan. Makanan yang sudah diolah dan tersisa akan diberikan ke pegawai kami untuk makan siang pegawai kami sehingga kami tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk makan siang pegawai kami. Berikut website The Green Healthy House untuk proses pemilihan dan pemesanan menu makanan yang ditunjukkan pada gambar 4. Gambar 4 Website The Green Healthy House Berikut proses pemesanan produk yang ditunjukkan pada gambar 5. Ordering Food Process Flowchart. Order Online Order Hotline Order Verifikasi Data Belum Terdaftar LogIn Sign-Up Transfer / Terdaftar E-transaction Pilih Menu & Options Pilih Menu & Options Validasi Data Pembayaran Debit Card Verifikasi Pembayaran Konfirmasi kepada Pelanggan Input Database Selesai Gambar 5 Ordering Food Process Flowchart Promotion Promosi merupakan akititas yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menggabungkan suatu produk dengan tujuan mempengaruhi target customer untuk membeli produk tersebut. Aktifitas pemasaran yang berhubungan dengan promotion, yaitu : promosi penjualan, public relations, dan pemasaran produk secara langsung (direct marketing). Promosi penjualan dilakukan dengan mengadakan seminar dengan mendatangkan nutritionist setiap 3 bulan sekali. Siswa – siswi sekolah dan karyawan yang belum berlangganan katering kami dapat mengikuti kegiatan seminar kesehatan dengan nutritionist secara gratis. Hal tersebut merupakan strategi bisnis kami untuk melakukan promosi yang berkaitan dengan katering makanan sehat kami. Seorang nutritionist yang bekerja sama dengan kami akan datang ke dua tempat dalam satu hari kerjanya. Aktifitas pemasaran yang berhubungan dengan public relation dan direct marketing dilakukan oleh tim marketing. Tim marketing melakukan pendekatan ke sekolah – sekolah dan perkantoran di area Tangerang Selatan dengan cakupan wilayah Kecamatan Serpong dan Serpong Utara untuk menawarkan jasa katering makanan sehat dari jasa katering The Green Healthy House. Dalam membuka bisnis katering, The Green Healthy House selaku pelaku bisnis baru dalam industri kuliner melakukan promosi untuk menarik minat masyarakat supaya berlangganan jasa katering kami. Promosi yang dilakukan oleh kami ialah dengan melakukan penyebaran brosur – brosur di area perkantoran yang berada di kawasan area jangkauan kami di Tangerang Selatan. Sistem pembayaran jasa katering kami terdiri dari 2 cara, yaitu pembayaran katering mingguan dan pembayaran secara bulanan. Pemberian potongan harga sebesar 5% dari harga total pembelian makanan selama 1 bulan akan diberikan bagi konsumen kami yang berlangganan jasa katering bulanan. Dalam proses berlangganan, kami menawarkan diskon khusus bagi para pelajar dan para karyawan yang berlangganan bulanan dan memberikan penawaran khusus bagi konsumen yang salah mendapatkan produk yang telah mereka pesan sebelumnya. Kami juga membuat website yang menarik untuk pemesanan produk, memberikan informasi – informasi makanan sehat yang bermanfaat bagi konsumen, harga, informasi kontak, lokasi, daftar menu makanan yang beragam dan selalu terus berinovasi, dan kami menyediakan layanan bagi pelanggan yang ingin memberikan saran, kritik melalui telepon dan beberapa media sosial seperti Facebook, Path, dan Twitter. Price Price atau harga merupakan jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk dapat membeli produk. Aktifitas pemasaran yang berhubungan dengan price, yaitu : harga produk yang ditawarkan, penawaran diskon produk, dan periode pembayaran. Kami menerapkan strategi skimming pricing, dimana menjual produk dengan harga lebih tinggi daripada harga kantin yang berada di area sekolah dan perkantoran yang telah kami survei. Harga makanan yang dijual di kantin sekolah dan kantor berkisar antara Rp 5.000,00 – Rp 15.000,00. Hal tersebut dikarenakan jasa katering kami menawarkan produk berupa makanan sehat yang berkualitas dan terjamin kesehatannya dan bersertifikat higienis dan halal. Harga yang kami tawarkan adalah Rp 20.000,00 untuk pelajar dan karyawan kantor. Harga yang kami tetapkan berdasarkan data kuesioner rata – rata biaya makan siang yang dikeluarkan oleh siswa dan karyawan di daerah Serpong, Tangerang. Biaya Modal Awal “The Green Healthy House” Dalam Rupiah KESIMPULAN Bisnis kuliner merupakan bisnis yang banyak diminati di kota – kota besar, terutama kota yang sedang berkembang seperti di area Serpong, Tangerang. Berbagai jenis makanan dihadirkan di beberapa tempat di wilayah Serpong. Hadirnya bisnis kuliner di wilayah Serpong ini, juga memberikan pengaruh positif bagi masyarakat sekitar, diantaranya yaitu memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. The Green Healthy House merupakan sebuah perusahaan katering yang bergerak di industri makanan sehat bagi para pelajar, karyawan sekolah, dan karyawan perkantoran yang tidak memiliki waktu untuk membawa bekal makanan dan peduli akan kesehatan. Bisnis kami menawarkan berbagai jenis makanan khas Indonesia yang terjamin rasa dan kualitasnya dengan menawarkan produk makanan sehat bersertifikat higienis dan halal. Kami menawarkan produk makanan sehat dalam bentuk menu paket dengan memilih salah satu menu dari ketiga menu yang kami tawarkan setiap harinya. Konsumen dapat melakukan pemesanan makanan secara mingguan atau bulanan melalui website dan mobile web yang telah kami buat. Harga yang kami tawarkan untuk setiap paket yaitu Rp 20.000,00 bagi pelajar dan karyawan. Harga yang kami tawarkan merupakan harga di atas kompetitor dikarenakan kami menjamin kualitas makanan yang baik. Bahan baku makanan juga kami pilih secara langsung ke pemasok bahan makanan terbaik dengan kualitas baik pula. Menu makanan yang kami tawarkan telah dibuat oleh seorang nutritionist sehingga kadar gizi yang dibutuhkan telah dihitung dan disesuaikan dengan nilai kandungan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Strategi bisnis yang kami lakukan dalam menghadapi persaingan di bidang industri sejenis yaitu mempromosikan produk melalui pendekatan secara langsung. Tim marketing akan datang ke sekolah – sekolah dan perkantoran untuk mempromosikan katering kami dengan memberikan jaminan kualitas produk kami yaitu makanan sehat bersertifikat. Berdasarkan perhitungan dan analisa finansial dengan perhitungan Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Return on Assets (ROA), dan Return On Equity (ROE) yang mana telah kami lakukan, rencana bisnis katering The Green Healthy House memberikan keuntungan sehingga usaha katering The Green Healthy House layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Dari hasil perhitungan menggunakan metode Payback Period, mendapatkan hasil 3 tahun, dengan nilai NPV menunjukkan angka sebesar Rp 2.231.521.133, IRR sebesar 52%. ROA menunjukkan tren pertumbuhan yang positif, yang berarti tingkat produktivitas pengelolaan asset dalam memperoleh keuntungan semakin baik dan ROE yang juga menunjukkan tren positif yang berarti tingkat keuntungan yang diperoleh dari penggunaan modal sendiri pada bisnis jasa katering The Green Healthy House terus bertumbuh. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penanaman investasi di bidang usaha katering ini layak untuk dijalankan dan dikembangkan. The Green Healthy House akan melakukan pengembangan usaha dengan cara menambah variasi menu makanan, menambah fasilitas, menambah jumlah pegawai, bekerja sama dengan bisnis Event Organizer, dan memperluas target market sehingga dapat meningkatkan profit bagi bisnis katering The Green Healthy House. Daftar Pustaka Ahdiartie, O. P. (2012). Perancangan Identitas Visual Catlya Catering. Jakarta : Universitas Bina Nusantara. Dongkoo Yun, Sean & Roberta MacDonald. (2011). Understanding Culinary Tourist: Segmentations Based on Past Culinary Experiences and Attitudes Toward Food – Related Behaviour. University of Massachusetts. Drewnowski, Adam. (2005). Concept of a Nutritious Food: Toward a Nutrient Density Score 1’2’3. The American Journal of Clinical Nutrition. Etzel, M. J. Walker, B. J., Stanton, W. (1997). Marketing. Edisi ke-11. USA: McGraw-Hill, Inc. Fandeli, Chafid. (1995). Dasar – dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Ishak, Albertus. (2008). Usulan Desain Organisasi Dan Strategi Pemasaran Jasa Boga. Bandung : Universitas Kristen Maranatha. Khan, Tahsina. (2013). STP Strategy for New Product Launch a Work in Progress. International Journal of Business and Management Invention, 2(3), 56-65. Kotler, Philip & Gary Armstrong. (2008). Principles Of Marketing. 12th Edition. USA: Prentice Hall. Kotler, Philip. (2012). Marketing Management. USA: Prentice Hall. Landon, Kenneth C. & Carol Guercio Traver. (2008). E-Commerce Business Technology Society. Fourth Edition. USA: Pearson International Edition. Megginson, C. & Leon, Byrd. (2004). Small Business Management: An Entrepreneur’s Guide Book. Fourth Edition. USA: MCGraw-Hill, Inc. Nasoetion, Amini & Hadi Riyadi. (1995). Gizi Terapan. Jakarta: Depdikbud. Osterwalder, Alexander & Pigneur, Yves. (2010). Business Model Generation. New Jersey: John Wiley & Sons Inc. Plant, Robert. (2000). E-Commerce Formulation of Strategy. First Edition. USA: Prentice Hall PTR. Prasetyono, DS. (2009). Mengenal Menu Sehat Ibu Hamil. Jogjakarta: Diva Press. Raharjo, R., Surjani, R. M., Rinawiyanti, E.D. (2013). Pengembangan Merek dan Pengkajian Strategi Pemasaran di Depot Rasa Suka Kediri. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(1). Sari, P. W. (2011). Strategi Pemasaran Untuk Catering Baru. Bandung : Universitas Kristen Maranatha. Stonehouse, George & Snowdown, Brian. (2007). Competitive Advantage Revisited: Michael Porter on Strategy and Competitiveness. Sage: Journal of Management Inquiry, 16(3), 256-273. doi: 10.1177/1056492607306333. Sukma, A. P. (2012). Kesadaran Kesehatan dan Gaya Hidup Sehat dengan Sikap Konsumen Pada Makanan Organik. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri UIN Sunan Kalijaga. Suryanto. (2011). Peranan Pola Hidup Sehat Terhadap Kebugaran Jasmani. Jurnal Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK-UNY. Swastha, Basu D. H. (2010). Manajemen Penjualan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit BPFE. Thompson, Peteraf, Gamble & Strickland. (2014). Crafting and Executing Strategy. Nineteenth Edition. USA: McGraw-Hill, Inc. Tjiptono, Fandy. (2001). Strategi Pemasaran. Edisi I. Yogyakarta: Andi Offset.