Vol. 17/2011 Fresh JUICE ! 1 Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasihat : Herry Respatia Pemimpin Umum : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Herry Respatia, Yovie Penulis :Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Diakon Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Jopeph, MGL, Bro Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Fr David Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. Fresh JUICE ! managed by : 2 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com SAPAAN REDAKSI Sapaan Redaksi Hai...sahabat Fresh Juice... Sebentar lagi kita akan menyambut hari raya Paskah... Hari Raya dimana Tuhan kita Yesus Kristus bangkit mengalahkan maut. Tuhan Yesus memberikan teladan bagi kita, untuk taat pada BapaNya dalam penderitaan sampai wafat di kayu salib. Suatu ketaatan yang luar biasa... Dan Yesus menjalani itu semua tanpa keluhan atau kemarahan. Seringkali tanpa kita sadari dalam penderitaan atau masalah yang kita hadapi, berbagai macam keluhan atau kemarahan yang terungkap, baik itu pada pasangan hidup, anak, orang tua, teman sekerja, teman sepelayanan, bahkan pada Tuhan. Pada masa ini kita belajar dari Tuhan Yesus sendiri yang setia kepada BapaNya, karena percaya Bapa akan memberikan yang terbaik padaNya. Bagaimana persiapan diri kita masingmasing dalam menyambut Paskah ini? Apakah kita sudah belajar untuk setia? Apakah kita sudah percaya akan rencanaNya yang indah dalam hidup kita.... Semoga Selamat memasuki hari Raya Kebangkitan Tuhan... Salam Fresh Juice Nathasa Vol. 17/2011 1 April 2011 : Simpati atau Empati ? Pekan III Prapaskah, Nonius Alvares Pereira Hos 14:2-10, Mzm 81:6c-8a,8bc-9,10-11ab,14,17, Mrk 12:28b-34 Warna Liturgi Ungu Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri….(Mrk 12 : 31) Saat mengikuti jalan salib hari ini, peristiwa veronica mengusap wajah Yesus membuat saya ingat akan injil hari ini. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Perintah ini kelihatannya ringan mengasihi sesama, tetapi standarnya tinggi sekali, kita harus mengasihi seperti layaknya diri kita ingin dikasihi. Dalam pelajaran bible, Yonanthan belajar tentang simpati dan empati. Bedanya adalah simpati itu NATO (no action talk only), kalau empati itu talk and action. Contohnya kalau melihat pengemis yang di pinggir jalan, sedang kelaparan. Kalo simpati kita hanya bilang “ahh kasihan pengemis itu kelaparan, sampai kurus kering badannya.” Empati membuat kita melakukan lebih dari itu, kita bisa memberikan makanan dan minuman yang memang sangat diperlukan oleh pengemis itu. Begitu banyak wanita yang menangisi Yesus, tetapi Yesus malah meminta mereka untuk menangisi keluarga mereka sendiri. Tetapi dengan ungkapan kasih, empati yang tulus dari Veronika, Tuhan Yesus merasa benar-benar diberikan kekuatan dalam perjalanan penderitaanNya. Kasih dengan perbuatan nyata dan kecil yang dilakukan Veronika, bukan perbuatan yang besar tapi hasilnya benar-benar dirasakan bagi yang membutuhkan Perintah Tuhan memang nyata, Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, tapi yang pasti dengan perintah ini bukan berarti Tuhan ingin memberikan beban yang berat pada kita. Saya saja masih kekurangan, kok disuruh membantu orang lain. Sehari 24 jam aja rasanya kurang, kalo bisa sehari 30 jam, baru kita bisa punya waktu untuk orang lain. Mungkin begitu pikir kita. Tetapi marilah kita menunjukkan kasih pada sesama sesuai dengan kemampuan kita. Kalau tidak punya uang kita bisa memberikan waktu kita untuk mendengar orang yang kesusahan. Kalau rasanya tidak ada yang bisa kita berikan, kita bisa sisakan waktu doa kita sedikit untuk mendoakan sesama yang kesusahan. Sesuatu yang kecil kalau dilakukan dengan tulus hati, hasilnya besar diluar yang kita bayangkan. Semoga di masa prapaskah ini, kita belajar juga dari Veronika untuk memberikan kasih pada sesama yang membutuhkan. Nathasa Vol. 17/2011 Fresh JUICE ! 3 2 April 2011 : Yang Dibenarkan Hari biasa Pekan III Prapaskah, Fransiskus dr Paola Hos 6:1-6, Mzm 51:3-4,18-19,20-21ab, Luk 18:9-14 Luk 18:14 “Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain tidak.” Kisah dua orang yang pergi berdoa di bait Allah dalam Injil hari ini seringkali kita dengar. Seorang Farisi masuk ke bait Allah dan “berdoa” dengan memuji dirinya sendiri, sedangkan seorang pemungut cukai takut-takut untuk melangkahkan kakinya ke tempat suci sambil membungkuk dan merasa tidak layak untuk meminta pengampunan karena merasa diri orang yang berdosa. Di akhir kisah, penginjil Lukas mengatakan bahwa sang pemungut cukai pulang ke rumahnya sebagai orang yang “dibenarkan Allah”. Apa sih maksudnya dan mengapa demikian? “Yang dibenarkan Allah” sangat bertolak belakang dengan “yang dibenarkan” menurut kacamata manusiawi. Pada umumnya orang hanya melihat apa yang kelihatan di depan mata, tetapi kurang memperhatikan apa yang terjadi dan bergejolak di hati. Seperti pepatah mengatakan bahwa tong kosong nyaring bunyinya atau air beriak tanda tak dalam. Ketika menuliskan renungan singkat ini, saya baru saja pertama kalinya mengalami badai topan (tropical cyclone) di Darwin. Banyak pohon-pohon yang bertumbangan, tapi yang paling banyak adalah pohon “African Mahogany”. Pohon ini kelihatan kokoh, kuat, rimbun, hijau dan banyak burung hinggap dan bersarang di atasnya. Tetapi ternyata ketika ada badai, pohon ini yang pertama tumbang. Mengapa demikian? Ternyata pohon ini tidak mempunyai akar yang kuat dan kokoh untuk menyangga kerimbunan dan kelebatan daun-daun di atasnya. Ketika melihat fenomena alam ini, aku diingatkan kembali untuk selalu mempunyai akar yang kuat di dalam Yesus. Ketika aku mempunyai akar dan fondasi yang di dalam Yesus, segala badai topan tidak akan dapat merobohkan aku karena Tuhan Allah adalah fondasinya, sama seperti yang diperumpamakan Yesus di Injil Matius. Maka dari itu teman-temanku yang terkasih, alangkah bangganya ketika kita pulang ke rumah sebagai orang yang “dibenarkan” oleh Tuhan. Doa orang yang benar, pasti didengarkan Tuhan. Diakon Vincent,MGL 4 Fresh JUICE ! Vol. 17/2011 3 April 2011 : “Melihat dengan mata hati” HARI MINGGU PRAPASKAH IV 1Sam 16:1b,6-7,10-13a, Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6, Ef 5:8-14, Yoh 9:1-41 Yohanes 9:1-3 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.Murid-muridNya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Injil hari ini mengisahkan tentang seorang yang buta sejak lahir. Kita semua pasti tidak pernah mengalami keadaan seperti orang ini. Sebuah pertanyaan buat kita, apa kita sungguh-sungguh menggunakan mata yang telah dikaruniakan Tuhan? Aku yakin kisah ini mempunyai hubungan yang erat dengan pengalaman iman kita setiap hari. Hari ini kita diajak untuk mengarahkan mata hati kita untuk merefleksikan hidup kita setiap hari. Jikalau aku melihat dan merefleksikan perjalanan hidupku setiap hari, aku menemukan sesuatu hal yang menarik. Banyak kali aku menyadari bahwa ternyata aku tidak tahu apa yang sebenarnya aku perbuat. Sekalipun secara fisik aku dapat melihat dan merasakan bahwa aku melakukan sesuatu. Pengalaman ini menghantar aku untuk merefleksikan lebih mendalam tentang pengalaman hidup manusia. Manusia sering dibutakan oleh semua keinginannya sendiri, jikalau manusia itu tidak berwaspada. Contohnya, egoisme kita membutakan kita untuk mengetahui dan melihat kebutuhan saudara-saudari kita yang sungguh membutuhkan bantuan kita. Keangkuhan membutakan kita dari bagaimana melihat kesalahan kita. Kecerobohan kita untuk melihat membutakan kita dari keindahan alam sungguh menakjubkan mata hati kita. Sewaktu aku dengan pesawat terbang dari Canberra ke Darwin di awal bulan Februari, aku melintasi padang gurun Simpson. Pada awalnya yang terlintas di depan mataku, hanyalah abu tanah yagn berwarna merah. Namun ada sesuatu bisikan dari dalam hatiku, “Carilah keindahan dan kemasyuran Tuhan di antara abu tanah yang berwarna merah itu.” Setelah aku sadar aku sekali lagi melemparkan pandanganku keluar lewat jendela, aku menemukan sesuatu keindahan alam yang tidak dapat diungkapkan dan dilukiskan dengan kata-kata. Aku mengadari bahwa mata tidak dapat menbahasakan sesuatu arti yang sungguh mendalam, hanyalah sebuah hati yang mengartikan semuanya. Tuhan terkadang membiarkan kita untuk mengalami suatu pencobaan. Dia membiarkan kita menghadapi realitas hidup kita. Dia memberikan kesempatan untuk memilih yang baik dari kedua pilihan-yang baik dan yang buruk. Namun kenyataannya kita sering memilih yang buruk dari pada yang baik. Karena sering kita melihat yang buruk itu sangat mempesonakan mata kita. Namun kalau kita sungguh berpikir dan merefleksikannya dari dalam hati ternyata hal itu buruk di mata Tuhan. Kita diundang untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup kita dengan mata iman dan mata hati. Rm. Joseph,MGL Vol. 17/2011 Fresh JUICE ! 5 4 April 2011 : Yesus sang Penyembuh Hari biasa Pekan IV Prapaskah, Isidorus Yes 65:17-21, Mzm 30:2,4,5-6,11-12a,13b, Yoh 4:43-54 Yoh 4:50 Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu ia pergi. Bacaan suci hari ini berbicara tentang Yesus sebagai penyembuh. Bacaan injil berkisah tentang Yesus memyembuhkan anak pegawai istana karena pegawai istana percaya akan kuasa penyembuhan Yesus. Yesus sangat dikenal dengan melakukan penyembuhan juga mujizat lainnya, sehingga banyak orang menjadi pengikutnya. Tetapi pada saat ini, Yesus tidak melakukan tour keliling dunia untuk melakukan mujizat di sudut sudut kota terkenal. Yang kita tahu secara pasti adalah bahwa kehadiran Tuhan dapat ditemui melalui saudari dan saudari kita yang kita benci dan tak suka. Dengan bantuan rahmat Tuhan, kita menerima penyembuhan dan mujizat dari dan melalui orang lain, juga melalui sakramen sakramen suci. Seperti pemazmur kita pun boleh bermadah atas karunia penyembuhan Tuhan, Engkau telah mengubah duka menjadi sukacita... O Allahku kenakanlah pakaian kegembiraan padaku, biarlah aku bemazmur bagiMu selamanya. Karena itu saudara dan saudariku, bukalah dirimu terhadap kehadiran Tuhan melalui sesama untuk mengalami penyembuhan baik secara emosional maupun spiritual. Karena Tuhan hadir melalui mereka. Sebagai manusia biasa, kita pun tak luput dari kesalahan dan dosa. Entah itu, marah, benci, cemburu, dendam dll. Karena itu, maka baiklah di masa puasa ini, kita menata kembali “manusia lama” kita dan memohon kepada Tuhan untuk mengubah diri kita. Perubahan diri secara total hanya bisa dilakukan dengan bantuan rahmat Tuhan. Tugas kita adalah membuka diri apa adanya agar rahmat Tuhan bisa bekerja secara sempurna. Shalom. Bagian mana dari diri saya saat ini yang membutuhkan penyembuhan Tuhan? Fr. Matheus, MGL 6 Fresh JUICE ! Vol. 17/2011 5 April 2011 : Kristus adalah Air Hidup Hari biasa Pekan IV Prapaskah, Vincensius Ferrer Yeh 47:1-9,12, Mzm 46:2-3,5-6,8-9, Yoh 5:1-16 Yoh 5:8 “Kata Yesus kepadanya, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Sekali lagi Yesus melakukan penyembuhan pada hari sabat. Dengan sabda-Nya yang berkuasa, Ia menyembuhkan seorang yang telah 38 tahun menderita sakit. Ada yang sangat menarik dari mujizat penyembuhan ini. Yang pertama adalah keinginan yang begitu besar untuk sembuh dari si penderita, yang membuat ia bertahan menunggu di serambi kolam Betesda hingga ada orang yang datang untuk menurunkannya ke dalam kolam itu ketika airnya mulai goncang. Kesembuhan yang ia harapkan adalah melalui air kolam itu. Namun yang dilakukan Yesus jauh melampaui apa yang ia bayangkan. Hanya dengan bersabda, “Bangunlah dan berjalanlah”, Yesus menyembuhkannya, lalu Yesus menegaskan apa yang harus ia lakukan dengan rahmat kesembuhan yang telah diterima. Yesus berkata, “Engkau telah sembuh, Jangan berdosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk”( Yoh 5:14). Air yang mempunyai daya penyelamatan dinubuatkan oleh Yehezkiel, seorang imam yang dipilih Allah untuk menjadi nabi bagi umat Israel pada tahun 597 sebelum Kristus. Air ini keluar dari Bait Allah, dari tempat kudus-Nya; air yang berasal dari Tuhan, sebagai anugerah kebaikan-Nya. Karena itu air ini mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan dan membawa kebaikan bagi semua yang dialirinya. Sebagai karunia Tuhan, air ini membawa kelahiran dan pertumbuhan bagi umat yang diselamatkan karena memberi diri disucikan oleh air ini. Karunia Tuhan ini pula yang lalu menjadikan setiap orang yang telah diselamatkan mampu menyalurkan rahmat keselamatan bagi siapa saja yang dengan rendah hati bersedia memberi diri disucikan oleh air ini. Air yang terpancar, membawa penyembuhan, menghasilkan buah-buah yang matang adalah gambaran dari kepenuhan hidup. Air ini berasal dari Tuhan, dari Kristus, sebagai sumber. Kristus adalah Air hidup yang memuaskan dahaga, menyembuhkan (orang yang menderita sakit 38 tahun) dan membawa sukacita. Air dalam kitab Perjanjian Baru juga melambangkan Roh Kudus yang berdiam selalu di dalam hati kita untuk mengantar kita pada hidup yang sejati, yaitu Kristus (bdk. Yoh 7:35-39). Daya pemulihan spiritual dari air yang ditegaskan oleh Nabi Yehezkiel dan penginjil Yohanes mengajak kita untuk mencari Air ini pada tempat dimana Ia ingin ditemukan, yaitu dalam sabda Allah, perjamuan Ekaristi, dan kasih persaudaraan yang dibagikan diantara kita. Sr. Benedicta, OSB Vol. 17/2011 Fresh JUICE ! 7 6 April 2011 : Penghakiman Tuhan Hari biasa Pekan IV Prapaskah Yes 49:8-15, Mzm 145:8-9,13cd-14,17-18, Yoh 5:17-30 “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriKu sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakimanku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku….” Di hari senin tanggal 21 Maret pagi saat baru sampai di kantor saya dikejutkan laporan dari seorang teman yang di telepon oleh istri mantan atasan saya di kantor dulu. Teman saya berkata bahwa Ray (bukan nama sebenarnya), mantan atasan saya masuk penjara kemarin karena menabrak orang di jalan Kunti Seminyak sampai meninggal, dia dalam keadaan mabuk dan sekarang istrinya minta tolong untuk mencarikan pengacara. Aku tersentak kaget, lho mengapa ke kita, setelah apa yang dia lakukan. Saya masih ingat bagaimana Ray selalu menyakiti hati saya, dia begitu marah karena posisi di dalam perusahaan diserahkan kepada saya oleh rekan kerjanya. Karena ketahuan begitu banyak ketidak jujuran yang dia lakukan. Dengan segala cara Ray berusaha menendang saya dari perusahaan dengan memfitnah saya ke orang-orang dengan gencarnya. Demikian juga istrinya mereka terus memfitnah saya. Tetapi satu hal saya hanya percaya kepada Kristus apapun yang saya alami walaupun itu sangat berat tetapi Tuhan selalu dapat menolong salah dengan segala cara. Saya hanya bersabar, apapun yang dituduhkan ke saya semua tidak ada bukti. Setelah kami pindah di tempat yang baru, Ray dan istrinya masih terus menteror dengan datang ke kantor sambil marah-marah dan mengatakan yang tidak benar pada atasan saya. Kembali lagi saya yang dipakai kambing hitam. Kesabaran saya habis dan akhirnya melawannya. Puji Tuhan seorang teman mengingatkan saya dan kembali meminta saya bersabar dan belajar mengampuni. Biarlah Tuhan sendiri yang akan menghakiminya, karena penghakiman Tuhan adil adanya. Pengampunan akan selalu menjadi sebuah sikap yang harus kita ambil. Meskipun pengampunan merupakan sebuah keputusan yang sulit untuk diterima logika manusia, namun dengan mengasihi dan mengampuni kita akan membuka pintu anugerah Tuhan. Ketika kita menabur kasih dan pengampunan, maka kita juga akan menuai kasih dan pengampunan dari Tuhan. Inilah yang membuat hidup Anda dan saya berarti. Rina 8 Fresh JUICE ! Vol. 17/2011 7 April 2011 : Bukan hanya Pantang dan Puasa Hari biasa Pekan IV Prapaskah, Yohanes Baptista de la Salle Kel 32:7-14, Mzm 106:19-20,21-22,23, Yoh 5:31-47 Yoh 5:39-40 “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.” Penggalan Injil Yohanes hari ini adalah bagian kedua dari kisah Yesus yang membela diri dari ancaman orang-orang Yahudi marah dan akan menyiksa Dia (Yoh. 5:17-18). Kemarahan orang Yahudi ini dipicu oleh tindakan Yesus yang menyuruh seorang lumpuh untuk berjalan dan mengangkat tempat tidurnya pada Hari Sabat (Yoh. 5:8-10). Yesus dianggap melecehkan tradisi yang telah dijaga turun temurun. Mereka berpikir, menyembuhkan orang itu baik, tetapi lebih baik lagi kalau itu dilakukan sambil tetap menjaga tradisi yang sudah baku. Inilah alasan yang membuat orang-orang Yahudi gerah dengan tindakan Yesus yang sewenang-wenang; mentang-mentang bisa menyembuhkan orang lantas adat istiadat pun dilanggar seenak perut sendiri. Sebagai anggota masyarakat dan Gereja kita tentu akrab dengan berbagai aturan. Kalau dalam masa-masa sekarang yang paling nyata kita ikuti adalah aturan pantang dan puasa yang dikeluarkan Gereja untuk anggotanya. Sampai detik ini, Yohanes dalam Injilnya masih juga mengingatkan kita akan makna dibalik pantang dan puasa yang sesungguhnya, bahwa yang utama dalam pantang dan puasa adalah bukan sekedar tidak boleh makan daging tiap rabu dan jumat, atau bukan sekedar rajin ikut ibadat Jalan Salib, tetapi bagaimana batin kita bisa peka terhadap perintah utama mengasihi Allah dan sesama. Jangan sampai kita hanya mengulang sejarah seperti orang Yahudi yang tekun menjalankan aturan Sabbath sembari membiarkan si lumpuh sakit sampai 38 tahun, bayangkan 38 tahun dibiarkan sakit sendirian tidak ada yang memperhatikan. Ukuran keberhasilan puasa dan pantang kita bukan hanya dilihat dari ketekunan kita menjalankan segala ritual kegiatan rohani semata, tetapi harus juga dilengkapi dengan sejauh mana kita berkembang dalam memberikan perhatian kepada sesama yang paling dekat dengan kita, yang tinggal satu atap rumah dengan kita, atau tetangga dan rekan kerja kita. Fr. Wenz,MGL Vol. 17/2011 Fresh JUICE ! 9 8 April 2011 : Yesus Tak Pernah berdusta Hari biasa Pekan IV Prapaskah Keb 2:1a,12-22, Mzm 34:17-18,19-20,21,23, Yoh 7:1-2,10,25-30 Yoh 7:28 Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Sahabat-sahabatku…… Pada zaman-Nya, asal-usul Yesus menjadi perhelatan besar diantara orang-orang Yahudi dan kaum Farisi. Yang mereka tahu tentang Yesus adalah putra dari pasangan Yoseph dan Maria. Anak dari seorang tukang kayu yang nota bene dipandang rendah pada zaman Yesus. Mereka tidak pernah melihat kehebatan yang telah dilakukan oleh Yesus, akan tetapi mereka hanya melihat latarbelakang keluarga-Nya yakni anak dari seorang tukang kayu. Sehingga mereka berkata; “Bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar?”(7:15). Mereka tidak tahu bahwa Yesus adalah Putra Allah dan segala pengetahuan-Nya bukan dari diri-Nya sendiri melainkan dari Dia yang mengutus-Nya ke dunia ini. Hal ini kita lihat dari pengakuan Yesus kepada orangorang Yahudi dan Farisi: “Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku”(Yoh 7:7). Sahabat-sahabatku….. Berbahagialah kita yang pada zaman ini percaya akan kehebatan dan kebesaran Yesus, yang walaupun kita tidak pernah menyaksikan secara langsung atraksi yang dilakukan Yesus pada-Nya. Sebagai antek-antek Kristus, kita percaya bahwa Yesus adalah Putra Allah yang hidup. Kuasa dan mukjizat-Nya masih sungguh Nyata sampai dengan zaman ini. Asalkan kita percaya pada-Nya. Oleh pemazmur hari ini, kita disebut sebagai orang-orang benar karena oleh darah Yesus kita telah menjadi anak-anak Tuhan. Maka apabila orang-orang benar itu beseru-seru, Tuhan mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakan (Mzm 34:18). Sahabat-sahabatku... jangan pernah berhenti untuk berharap karena Yesus tak pernah berdusta. Ia selalu memegang janji-Nya. Hanz 10 Fresh JUICE ! Vol. 17/2011 9 April 2011 : Emang Papa Bisa ?? Pekan IV Prapaskah Yer 11:18-20, Mzm 7:2-3,9bc-10,11-12, Yoh 7:40-53 Yoh 7:52 Jawab mereka: “Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea.” ”Pa, Yoyo ingin belajar mewarnai,” pinta Yoyo suatu malam. “Yoyo ingin mewarnai apa?” tanya saya penasaran. “Papa cariin di internet ya,’ pinta Yoyo kembali. Kamipun sama-sama search di google images untuk mencari gambar binatang. Kami menemukan gambar yang cocok buatnya. Sebuah Singa. Singa yang lagi mengaum. Mengaum besar sekali. “Tapi Yoyo minta singa itu abis di print trus di gambar ulang di buku gambarnya Yoyo,” kata Yoyo “Ya ntar Papa gambarin kayak gini ya,” kata saya sok bisa. “Emang papa bisa?” tanya Yoyo. Dalam hati saya mikir, anak ini kok nggak yakin sih ama papanya. Akhirnya dengan sok ke-bisa-an saya pun menyalin gambar itu ke buku gambar Yoyo. Langsung pake spidol hitam lagi. Setelah selesai Yoyo pun berkata ”Wah, bagus Pa, kirain nggak bisa.” (Dalam hati saya mikir, udah dibantuin, ngejek lagi. Tapi setelah itu rasanya kepala saya terasa lebih besar 30% setelah mendapat pujian dari Yoyo) Injil hari ini berbicara mengenai keraguan orang-orang terhadap Yesus. Yesus yang mereka tahu hanya seorang tukang kayu tapi IA bisa menyembuhkan orang buta, menggadakan 5 roti 2 ikan, dan kuasa lainnya. Tanpa kita sadari ternyata kita juga sering berkelakuan seperti Yoyo yang meragukan kemampuan papanya. Dan tanpa kita sadari kita pun berlaku seperti orang-orang saat itu yang meragukan Kuasa Yesus. Atau lebih jauh lagi, walau kita percaya Yesus Maha Kuasa, namun kita sering bertanya “Sanggupkah engkau menyelesaikan masalahku Tuhan?” Atau saat kita diberi tugas pelayanan kita sering berkelit “Ah aku tidak bisa, kasih orang lain saja.” Kata-kata tersebut seakan-akan menyangsikan Kuasa Yesus. Kuasa yang memampukan anak-anakNYA melayani DIA. Kita mungkin berkata “Ya, saya tahu Yesus mengadakan mukjizat 2000 tahun yang lalu, tapi itu dulu. Tidak sekarang.” Kita tidak meragukan ke-Kuasa-an Yesus tapi kita sering tak mempunyai iman akan hal itu. Iman bahwa Yesus masih bisa tetap menyatakan kuasanya bagi kita. Bukan 2000 tahun yang lalu saja. Tapi sampai hari ini Kuasanya masih bekerja. Dalam diri kita semua. Kalau sudah begitu, apakah masih tetap kita bertanya “Emang Papa JC bisa ?” Percayalah dengan IMAN! Tak ada yang mustahil bagiNYA. Dan akhirnya, saat anda bilang “Terimakasih Yesus, ternyata Engkau bisa!” Saya percaya ia nggak ge-er dan kepalanya nggak akan bertambah besar 30% (seperti papanya Yoyo) yovie Vol. 17/2011 Fresh JUICE ! 11 10 April 2011 : Iman yang Teguh HARI MINGGU PRAPASKAH V Yeh 37:12-14, Mzm 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8, Rm 8:8-11, Yoh 11:1-45 Yohanes 11:6-7 Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Mari kita kembali lagi ke Yudea.” Semua manusia di dunia ini sangat membutuhkan teman. Karena teman itu adalah tempat kita dapat membagikan pengalaman setiap hari. Di dalam Injil kita mendengarkan kisah tentang Lazarus saudara Maria dan Martha. Ketiga bersaudara ini mempunyai suatu relasi yang sangat akrab dengan Yesus. Suatu ketika, Lazarus mengalami sakit berat. Di dalam keadaan yang seperti ini, mereka sangat membutuhkan kehadiran Yesus. Mereka tahu dan percaya bahwa Yesus dapat menyembuhkan penyakit dan membangkitkan orang mati. Namun kenyataannya, Yesus tidak berada di tempat. Karena itu Maria dan Martha mengirim berita kepada Yesus. Mereka meminta agar Yesus datang dan berada bersama mereka. Mereka juga mengharapkan agar Yesus dapat menyembuhkan Lazarus yang sakit itu. Maria dan Marta mengirim kabar kepada Yesus, “Tuhan, dia yang Engkau kasihi itu, sakit.” Namun ketika informasi ini sampai ke telinga Yesus, di sana Penginjil mengatakan bahwa Yesus sengaja tinggal dua hari lagi di tempat itu. Mengapa Yesus sengaja untuk tidak datang segera menolong sahabat karibnya yang sakit berat? Jikalau Maria dan Marta mendengar bahwa Yesus sengaja, mereka pasti sangat kecewa. Kesengajaan ini bukan berarti Yesus ingin membiarkan mereka sengsara seperti itu, bukan pula berarti Yesus membiarkan Lazaarus menderita dan akhirnya meninggal. Pertolongan itu selalu datang dari Tuhan tepat pada waktunya dan sesuai dengan rencana Tuhan. Namun terkadang kita berpikir bahwa Tuhan tidak mendengarkan doa kita. Tuhan tidak ingin mencobai mereka. Yesus membiarkan mereka untuk mengalami situasi ini. Karena Yesus sendiri mengalami situasi seperti ini, melalui Jalan Salib. Yesus juga ingin agar mereka mengerti bahwa hubungan itu bukan suatu hubungan biasa. Namun hubungan itu harus didasarkan atas iman yang teguh kepada kehendak Tuhan. Setiap cobaan yang menghadang kita bukan datang dari Tuhan. Tetapi terkadang Ia membiarkan kita untuk mengalami masa pencobaan. Seperti di dalam kisah tadi, Yesus ingin agar kita tahu bahwa hubungan kita bukan hanya sebatas teman biasa tetapi atas dasar iman yang teguh. Yesus membiarkan kita agar iman kita menjadi kuat dan teguh. Rm.Joseph,MGL 12 Fresh JUICE ! Vol. 17/2011 11 April 2011 : Apakah Anda pernah Jatuh Pekan V Prapaskah, Stanislaus Dan 13:1-9,15-17,19-30,33-62, Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6, Yoh 8:1-11 Warna Liturgi Ungu Yoh 8:11Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang. Beberapa tahun lalu, kami melayani di Lembaga Permasyarakatan (penjara) Kerobokan. Misa saat itu dibawakan oleh Rm. Terry Burke. Saya terkesan sekali dengan homili yang romo bawakan. Romo memberikan kekuatan bagi para napi. Walaupun jatuh dalam dosa jangan pernah putus asa karena kita mempunyai Tuhan yang maha pengasih yang akan mengampuni kita bila kita benar-benar bertobat. Dia akan menerima kita kembali semerah apapun dosa yang pernah kita buat. Yang penting pada saat kita jatuh, jangan biarkan diri kita terus tenggelam dalam kejatuhan tapi mau bangkit lagi dan berjalan menuju satu tujuan. Yaitu hidup kekal bersama Yesus. Iman kita sebagai seorang katolik yang mau menjadi pelayan Tuhan juga tidak akan mulus seperti jalan tol (jalan tol aja sering macet). Iman merupakan suatu proses belajar. Sama seperti anak kecil yang belajar berjalan pasti pernah jatuh beberapa kali. Saya jadi ingat ketika Vina belajar berjalan. Vina tergolong agak lambat bisa berjalan. Usia 18 bulan baru benar-benar bisa berjalan. Padahal sejak usia 11 bulan dia sudah mulai belajar berjalan sendiri. Mungkin karena pernah jatuh dia merasa takut kalau tangannya dilepas. Jadi selama 7 bulan dia kadang berani, kadang takut untuk berjalan sendiri. Seperti iman kita, kadang naik kadang turun. Tapi seperti Rm. Terry bilang jangan pernah putus asa. Bangkit lagi dan terus melangkah kedepan. Dalam pelayanan kita pasti juga menemukan hambatan-hambatan. Itu suatu proses pendewasaan diri kita. Bila pada saat jatuh kita tidak berusaha bangun kembali, dan terus jatuh. Maka pelayanan atau iman kita tidak akan bertumbuh. Bagaimana bila waktu Yesus jatuh waktu memikul salib Dia tidak berusaha bangun lagi? Semua misiNya untuk menyelamatkan umat manusia bakal gagal total. Injil hari ini sungguh menguatkan kita bahwa Yesus yang selalu mengasihi kita dan mau menerima kita kembali saat kita kembali kepadaNya Apakah anda pernah jatuh? Apakah anda pernah berbuat dosa ? Apakah anda berusaha bangkit kembali? Mari kita datang kembali padaNYA ... Nathasa Vol. 17/2011 Fresh JUICE ! 13 12 April 2011 : Salib Kristus Hari biasa Pekan V Prapaskah Bil 21:4-9, Mzm 102:2-3,16-18,19-21, Yoh 8:21-30 Yoh 8:28 “Apabila kamu telah meninggikan Anak manusia, barulah kamu tahu bahwa Akulah Dia,…” Walaupun perkataan Yesus sulit dipahami, tapi ada kekuatan yang keluar dari sabdaNya, karena Sabda-Nya adalah hidup. Yesus tengah mewahyukan identitas-Nya sebagai utusan Bapa. Ia adalah satu-satunya pengantara antara Bapa dan manusia. Ia sang Mesias, Putera tunggal Allah. Dalam kitab Bilangan, Musa merupakan pengantara umat Israel, yang menuntun mereka keluar dari perbudakan Mesir, pewarta sabda Allah kepada mereka dan selalu menyampaikan permohonan-permohonan mereka kepada Allah. Ketika Israel menggerutu dan melawan Allah di padang gurun, Allah mengirim ular-ular tedung dan banyak diantara mereka mati karena terkena gigitannya. Menyadari dosa mereka, umat Israel bertobat dan meminta kepada Musa untuk berdoa bagi mereka. Allah mendengarkan doa Musa. Ia menyuruh Musa membuat ular tembaga dan meletakkannya di atas sebuah tiang. Setiap orang yang terpagut ular tedung, jika melihat ular tembaga itu, akan tetap hidup. Ular tembaga adalah prefigurasi dari salib Kristus, Mesias terjanji. Tetapi orang-orang Yahudi yang mendengarkan perkataan Yesus menolak-Nya, hati mereka tertutup. Menolak Yesus berarti menolak Allah sendiri. Yesus bersabda, “Jikalau kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu” (Yoh 8:28). Satu-satunya jalan yang mampu membebaskan kita dari dosa adalah mengenal Yesus sebagai Mesias, Putera Allah. Mengenal Yesus berarti menerima ajaran-Nya serta menghidupinya. Siapa saja yang mempunyai keberanian untuk meninggalkan segala kekuatan duniawi dan bernaung di bawah salib Kristus, akan mendapat terang Kristus untuk mengerti hakekat salib Kristus dan kekuatan untuk memikulnya. Salib Kristus membebaskan kita dari perbudakan dosa. Sr.M.Felicita, OSB 14 Fresh JUICE ! Vol. 17/2011 13 April 2011 : Bertolak Lebih Dalam Hari biasa Pekan V Prapaskah, Martinus I Dan 3:14-20,24-25,28, MT Dan 3:52,53,54,55,56, Yoh 8:31-42 Yoh 8:31b-32 Jikalau kamu tetap dalam firmanKu,kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran,dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu. Perjalanan iman bersama Tuhan sungguh perjalanan yang unik dan menarik bagi setiap pribadi. Ada sebuah pengalaman yang unik yang Tuhan ijinkan terjadi selama 1 tahun ini. Dimana saya berhubungan dengan keluarga Perancis yang berawal dari hubungan pekerjaan. Mereka adalah customer dari tempat saya bekerja. Keluarga ini seperti keluarga barat umumnya yang tidak pernah kegereja bahkan atheis. Awalnya saya tidak pernah berpikir bahwa bahwa hubungan saya dengan keluarga ini sampai sejauh itu, adik perempuannya tinggal ditempat saya selama beberapa hari karena suatu masalah. Hari demi hari kami lalui bahkan ketika berhujan-hujan naik motor keliling mencari koskosan ke-15 tempat untuk dia. Sampai suatu ketika dia menangis memeluk saya sambil bilang begini “Lulu, thank you so much. I wanna go to church with you before I back to French.. Jujur aja saya malah ketawa dan saya bilang: “Why you must go to church if you don’t like it? Singkat cerita akhirnya kami ke gereja sebelum dia balik ke Perancis. Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus firman Tuhan pada hari ini mengenai kebenaran yang telah memerdekakan diri saya untuk berani bertolak ke tempat yang lebih dalam masuk kedalam keluarga Prancis ini. Jujur saja awalnya saya takut luar biasa jika masuk lebih dalam. Hal ini karena pengetahuan saya yang terbatas dalam praktek iman yang menjadi pergumulan yang cukup berat buat saya selama 1 tahun yang lalu. Selama 8 tahun sudah saya belajar secara teori, Tuhan membawa saya untuk masuk dalam penerapan dalam kehidupan. Saat itu pola pikir, analisa, logika pengalaman masa lalu yang membatasi saya untuk bertolak lebih dalam. Sampai ketika saya berserah “Terjadilah padaku menurut kehendakMu.” Saat itulah kebenaran firman Tuhan telah memerdekakan saya dari pemahaman dan keterbatasan saya, dan akhirnya saya mempunyai pengalaman iman yang baru bersama Dia. Dia yang paling tahu kedalaman hati saya, Dia juga yang akan menggandeng saya menjalani sampai selesai.Saat ini apapun yang menjadi beban hidup anda bawa kepada Tuhan karena Dia akan memberikan kelegaan dan kemerdekaan bagi anda. Selamat menjalani pengalaman iman yang baru bersama Dia. Tuhan memberkati. Lulu Vol. 17/2011 Fresh JUICE ! 15 14 April 2011 : Kehidupan Kekal Hari biasa Pekan V Prapaskah Kej 17:3-9, Mzm 105:4-5,6-7,8-9, Yoh 8:51-59 Yoh 8:51 “Sesungguhnya barang siapa yang menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya” . Ada satu filsuf, saya lupa namanya, dia berkata demikian, “sekali seorang bayi itu lahir, maka ia sudah cukup tua untuk mati.” Maut atau kematian memang tidak bisa diduga datangnya, selalu tiba-tiba dan tiap orang tidak pernah siap untuk menerima berita kematian. Selalu saja menyisakan rasa sedih dan sesak di dada bagi yang ditinggalkan. Karena itu kematian selalu tidak diharapkan dan sebisa mungkin dihindarkan, hingga meninggalkan kesan bahwa kita takut mati. Sejatinya memang tiap orang takut mati. Selain pantang dan puasa, tentu masa prapaskah dalam Gereja akrab dengan ibadat jalan salib yang tidak lain merupakan ibadat kenangan akan kisah sengsara dan kematian Yesus. Ketika Kristus dibaringkan di kubur memang hidupnya sebagai seorang pemuda Yahudi berakhir. Namun kemudian kita percaya Dia kemudian bangkit dan menampakkan diri kepada para murid-Nya. Yesus yang sama, tetapi berbeda. Ia kelihatan seperti Yesus yang dulu mereka kenal, tetapi ada perubahan, mereka tidak percaya, sampai-sampai Yesus harus memperkenalkan diri lagi sambil minta makanan kesukaannya sewaktu masih hidup, ikan bakar, baru kemudian mereka percaya. Masa parpaskah ini kiranya menjadi saat yang tepat untuk kita masing-masing merenungkan apa arti kematian kita setelah kematian Kristus. Seolah dengan kematian dan kebangkitan-Nya Yesus berkata jangan takut. Seolah Ia mau menyatakan dengan membuktikan sendiri bahwa kematian ternyata tidaklah menakutkan lagi. Maut bukan lagi sesuatu yang harus ditakutkan tiap pengikut Kristus. Sebab dengan kematian-Nya, Kristus membuktikan bahwa kematian itu hanyalah bagian dari hidup. Tiap orang yang hidup pasti akan mati, meninggalkan jasad duniawinya untuk menerima jasad baru yang kita sebut kebangkitan itu. Dengan kematian hanyalah peralihan dari dunia menuju kehidupan kekal. Yesus tidak pernah berkata, “barang siapa menuruti Aku, ia akan hidup selama-lamanya,” melainkan “siapa yang menuruti Aku, ia tidak mati.” Bukan hidup di dunia yang dijanjikan Yesus untuk kita, tetapi peneguhan bahwa memang tidak ada yang namanya kematian, melainkan hanyalah kehidupan kekal. Seorang imam pernah berkhotbah bahwa di dalam syahadat, kita tidak pernah percaya pada kematian, tetapi kita percaya pada kebangkitan badan dan kehidupan kekal. Fr. Wenz,MGL 16 Fresh JUICE ! Vol. 17/2011 15 April 2011 : Kritikan Hari biasa Pekan V Prapaskah Yer 20:10-13, Mzm 18:2-3a,3bc-4,5-6,7, Yoh 10:31-42 Yoh 10:32 Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapaku yang Kuperlihatkan kepadamu ; pekerjaan manakah diantaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku ? Injil hari ini mengisahkan perseteruan antara Yesus dan orang-orang Yahudi. Orangorang Yahudi menganggap Yesus menghujat Allah dan menyamakan diri dengan Allah. Walau telah banyak perbuatan ajaib dan kebaikan yang dibuat oleh Yesus, mereka tetap tak mau percaya pada Yesus, hati mereka dipenuhi amarah dan dendam, dan tetap ingin menangkap Yesus. Pada awal tahun 2011, para tokoh lintas agama membeberkan 18 kebohongan pemerintah, yang disertai dengan permintaan agar pemerintah memperbaiki kinerja kerjanya dan merespon suara rakyat. Pernyataan ini menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Ada yang mengapresiasi dengan positif, ada pula yang membantah dengan keras. Bulan berikutnya, kita menyaksikan perseteruan antara sekretaris kabinet, Dipo Alam, dengan beberapa media massa. Karena kesal dengan pemberitaan beberapa media yang dianggap terus menerus menyudutkan pemerintah, Dipo Alam menyerukan pemboikotan kepada media dengan tidak memasang iklan lagi. Dikritik merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan. Apalagi bila hati kita dipenuhi rasa marah, kita tak bisa melihat hal baik yang ingin disampaikan kepada kita. Bila hati kita penuh dendam, teguran yang disampaikan bisa menambah rasa kesal kita, terkadang membuat kita makin membenci, bahkan ingin menyingkirkan sang pengkritik. Hari ini kita diingatkan oleh Yesus agar mau membuka hati terhadap teguran dan kritikan. Bila ada kawan yang menegur kita, tak perlu bersikap antipati, menutup telinga atau balik marah. Ditegur berarti ada perhatian yang tulus dari sang kawan, yang ingin agar kita berubah ke arah yang lebih baik. Dengarkanlah dengan tenang hal apa yang ingin disampaikan, bila ada tak disetujui bisa didiskusikan bersama. Dengan begitu, kedamaian dalam hati dan hidup sehari-hari kita pun dapat terwujud. Agatha Vol. 17/2011 Fresh JUICE ! 17 16 April 2011 : Lidah Punya Kuasa Hari biasa Pekan V Prapaskah Yeh 37:21-28, MT Yer 31:10,11-12ab,13, Yoh 11:45-56 Yoh 11:49 Kayafas berkata, “Kamu tidak tahu apa-apa dan kamu tidak insyaf bahwa lebih berguna bagimu jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh bangsa kita ini binasa.” Kayafas tidak sadar akan apa yang diucapkannya di hadapan orang-orang Yahudi. Apa yang dikatakannya, seperti menjadi senjata makan tuan. Kayafas mengatakan bahwa orang-orang Yahudi tidak tahu apa-apa, padahal dia sendiripun tidak tahu apa-apa tentang “satu orang mati untuk bangsa”, yang dimaksud satu orang ini adalah Yesus. Yesus akan mati untuk menebus seluruh bangsa, kalau Yesus tidak mati, seluruh bangsa akan binasa karena dosa-dosa. Kayafas tidak sadar akan sabda kenabian (prophetic word) yang dia ucapkan. Sederhananya, apa yang dia katakan menjadi kenyataan. Ada kuasa di dalam mulut dan lidahnya, yang tidak dia sadari bahwa Roh Tuhan bekerja. Yang menjadi penekanan pada permenungan hari ini adalah bahwa Yesus akan mati pada saat banyak orang Yahudi yang mengharapan Dia dihukum mati karena seringkali melanggar adat istiadat Yahudi, mempunyai pengikut yang banyak, selalu bersama dengan orang-orang berdosa seperti pezinah, pemungut cukai dan lain sebagainya. Kayafas sendiri adalah orang Yahudi dan ia menginginkan untuk Yesus mati. Maka dari itu, dengan tidak sadar dia mengucapkan, “Lebih baik bagimu jika satu orang mati...” Ternyata memang benar bahwa Yesus mati untuk menebus dosa seluruh umat manusia. Kadangkala kita sendiripun “menginginkan Yesus mati” di dalam hidup kita. Kita ingin membuang jauh-jauh kata kata-kata Yesus, Gereja, Sakramen dan lain sebagainya ketika kita berdosa. Padahal dengan berkata demikian, sedikit demi sedikit kita menyalibkan Yesus. Dia yang menanggung beban dosa kita yang secara tidak sadar kita lakukan. Kadang-kadang dari situlah rahmat akan datang, mata kita akan dibukakan dan akhirnya kita diselamatkan. Cara Tuhan memang aneh dan di luar logika manusia, tapi ampuh untuk melawan setan. Diakon Vincent, MGL 18 Fresh JUICE ! Vol. 17/2011 17 April 2011 : Menangisi kesalahan HARI MINGGU PALMA MENGENANGKAN SENGSARA TUHAN Yes 50:4-7, Mzm 22:8-9,17-18a,19-20,23-24, Flp 2:6-11, Mat 26:14-27:66 Matius 26:74-75 Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: “Aku tidak kenal orang itu.” Dan pada saat itu berkokoklah ayam. Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: “Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. Petrus adalah salah satu dari murid-murid pertama yang dipanggil. Karena loyalitasnya kepada Yesus yagn memanggil, ia meninggalkan segala-galanya untuk mengikuti Yesus. Dia meninggalkan keluarganya, meninggalkan perkerjaannya. Dia tahu dan percaya bahwa Yesus akan menggantikan semuanya itu seratus kali lipat. Petrus diangkat sebagai juru bicara karena jiwa kepemimpinan yang dia miliki. Dia begitu taat kepada Yesus dan ajaranNya. Dia begitu mencintai Yesus dan setiap wejangan yang Ia berikan. Namun Yesus memberikan kesempatan untuk Petrus. Yesus membiarkan dia untuk dicobai apakah dia sungguh kuat dan teguh atau tidak. Pencobaan yang paling berat untuk Petrus adalah sewaktu Yesus ditangkap. Pada waktu Malam Perjamuan Terakhir, Yesus telah mengingatkannya, bahwa sebelum ayam berkokok, dia telah menyangkal Yesus tiga kali. Petrus tahu dan sadar akan perkataan Yesus itu. Namun dia dibutakan oleh tipu muslihat setan. Saat Yesus dihakimi, semua murid-muridNya berada disekitar tempat itu. Mereka sangat ketakutan. Termasuk Petrus, mereka cemas kalau-kalau mereka juga akan ditangkap dan diperlakukan seperti itu. Ketika orang-orang disekitarnya bertanya kepada Petrus, “Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu.” Namun dengan keras Petrus mengatakan, “Aku tidak!” Setelah yang ketiga kalinya, ayam berkokok. Mendengar ayam jantan yang berkokok, dia keluar dan menangis dengan sedihnya. Petrus sadar bahwa dia telah menyangkal Tuhannya. Dia telah menyangkal Yesus yang telah diperingatkan sewaktu berada bersama mereka. Namun dia tidak menyadarinya. Sekarang ia menyadari diri bahwa dia telah berbuat salah, menyangkali Yesus Guru dan sahabatnya. Dia menangisi kesalahannya dengan sedih. Dia mengakui kesalahannya dengan suatu ratap dan tangis yang mendalam. Dengan kesadarannya itu Yesus mengubah dirinya menjadi baru. Yesus mengubah dirinya dari Simon menjadi Petrus yang berarti “batu penjuru.” Dan di atas batu penjuru ini Yesus mendirikan GerejaNya. Kita sekalian telah dipanggil Yesus dengan jalan yang sama. Kita dipanggil untuk menjadi baru di dalam Yesus. Namun di dalam perjalanan itu kita sering mengikuti arah yang lain dan bahkan menyangkal jalan yang telah Dia berikan kita. Kita juga sering juga tidak berani mengakui Yesus di mana kita sungguh dicobai. Pada saat itulah Yesus ingin tahu apakah kita sungguh kuat dalam iman atau tidak. Aku yakin bahwa aku sering jatuh kedalam dosa dan bahkan kedalam dosa yang sama. Hari ini kita diajak Yesus untuk menyadari kesalahan kita dan bahkan menangisi kesalahan itu sungguh dari dalam hati kita. Dengan itu Yesus akan mengubah kita dan memberikan kita hidup yang baru. Rm.Joseph,MGL Vol. 17/2011 Fresh JUICE ! 19 18 April 2011 : Persembahan buat Tuhan Yes 42:1-7, Mzm 27:1,2,3,13-14, Yoh 12:1-11 Yoh 12: 7 “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburanKu...” Pada bacaan injil dikisahkan, seorang perempuan bernama Maria, mengambil resiko untuk masuk ke dalam rumah yang dikunjungi Yesus. Dia secara ritual Yahudi adalah wanita yang tidak besih, jijik, kotor, penuh dosa, karena pola hidupnya yang suka “jajanan malam” dengan lelaki. Maria, wanita desa itu, membiarkan dirinya untuk ditolak di dalam komunitasnya sendiri karena niatnya untuk menyeka kaki Tuhan dengan rambut dan narwastu di depan semua orang sebagai tanda tobat. Lalu apa reaksi Yesus? Bagi Yesus tindakannya ini adalah sebuah tindakan cinta dan tobat. Maria menemukan “lelaki Ilahi” yang mengampuni dosa dan kesalahannya, tidak seperti lelaki yang biasa ia jumpai sebelumnya. Pertemuannya dengan Yesus adalah pertemuan penyembuhan, pertemuan cinta dan pertemuan pengertian. Pertemuannya dengan Yesus membawa tobat yang dalam (metanoia), membawa perubahan yang radikal. Yesus tidak menghakimi dia, tetapi malah membiarkan dirinya untuk diurapi dan diseka oleh perempuan pendosa. Pertemuan Maria dan Yesus dalam injil hari ini menyadarkan kita betapa besar rahmat dan kasih Alllah bagi kita manusia. Maria, wanita desa itu, memberikan hadiah yang terindah buat Tuhan karena ia mau tampil apa adanya didepan Tuhan. Maria mengajarkan kita apa artinya mencintai Tuhan. Apapun resikonya kita mesti tetap mencitai Tuhan, berapa besar kesalahan yang sudah kita lakukan kita mesti tetap mencintai Tuhan karena Dia tetap mencintai kita. Kalau kita lihat dari kaca mata duniawi, harga minyak narwastu tak ada bandingnya dengan darah Kristus yang dicurahkan bagi kita untuk penebusan dosa. Kita ditebus dengan darahNya sendiri agar kita dapat dibenarkan dihadapan Allah. Karena itu saudara dan saudariku, marilah kita mencintai Tuhan dan sesama apapun resikonya. Karena perbuatan baik kita terhadap sesama adalah “narwastu kita” bagi Tuhan Yesus. Apa yang akan saya persembahkan buat Tuhan di masa puasa ini? Fr. Matheus, MGL 20 Fresh JUICE ! Vol. 17/2011 19 April 2011 : Rancangan Tuhan Yes 49:1-6, Mzm 71:1-2,3-4a,5-6ab,15,17, Yoh 13:21-33,36-38 Yoh 13:31 “…Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.” Antara pengkhianatan Yudas dan penyangkalan Petrus terdapat perbedaan yang sangat besar. Yudas tidak sampai menyesali dosanya, hatinya dipenuhi dengan kegelapan. Begitu pula pikiran dan perbuatannya. Yudas mengikuti suara setan yang adalah suara kegelapan. Pintu hatinya tertutup pada terang cahaya Kristus dan tenggelam dalam lumpur dosa. Sementara Petrus membiarkan dirinya ditembusi pandangan mata Yesus, menyadari kesalahannya dan menyesalinya. Pengkhianatan Yudas berikut penyangkalan Petrus terhadap Yesus bukanlah rancangan manusia, tapi bagian dari rencana Tuhan. Karena itu Kristus dipermuliakan dan bersama dengan-Nya dipermuliakan pula Allah Bapa. Rancangan keselamatan Allah tidak bisa tidak melewati misteri Paskah: melalui sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus yang menebus dan menyelamatkan kita. Misi Kristus telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya dalam kitab Perjanjian Lama; misi penting untuk menentukan masa depan Israel dan seluruh umat manusia. Seorang hamba dipilih Tuhan untuk mengemban tugas: melaksanakan kehendak Allah. Tuhan bersabda, “Aku akan membuat Engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan dari pada-Ku sampai ke ujung bumi” (Yes 49:6). Dalam perikop ini Allah memperkenalkan hamba-Nya, yang telah dipanggil sejak dari kandungan ibu-Nya, sebagai satu-satunya terang untuk mewartakan kabar gembira kepada seluruh bangsa dan pesan keselamatan bagi umat-Nya. Melalui hamba-Nya ini semua manusia diselamatkan. Hamba ini adalah Yesus. Misteri Paskah adalah bagian dalam sejarah umat manusia yang dihidupi oleh Kristus sebagai Kepala, pengikut-pengikut-Nya dan umat Kristiani. Maka, pesan nabi Yesaya ini juga ditujukan pada semua bangsa, bahwa rancangan Tuhan berlaku universal bagi semua umat manusia di segala masa. Sr. Benedicta, OSB Vol. 17/2011 Fresh JUICE ! 21 20 April 2011 : Tetap Taat Dalam Pergumulan Yes 50:4-9a, Mzm 69:8-10,21bcd-22,31,33-34, Mat 26:14-25 Yesaya 50:9a “Sesungguhnya, Tuhan Allah menolong aku;” Hari ini, hari Rabu, sebelum masuk Kamis Putih, perayaan Tri Hari Suci mengenang sengsara Yesus. Bacaan-bacaan hari ini mengungkapkan tentang ketaatan hamba Tuhan yang menderita; Doa dalam kesesakan oleh Daud dan tiba pada pengkhianatan Yudas terhadap Yesus hanya dengan 30 uang perak. Bacaan pendukung pun menggambarkan pergumulan nabi Yeremia, ketika ia merasa gagal mengajak umat Israel untuk bertobat. Saya mengenal begitu banyak orang Kristiani maupun non Kristiani yang hidup dalam pergumulan, karena pengkhianatan orang-orang di sekitarnya; tapi mereka tetap taat pada Tuhan, pada ajaran agama untuk memaafkan, mengampuni, berdoa dalam kesesakan, berseru kepada Tuhan dalam doa siang dan malam dan tetap setia menjalani hidup. Mereka percaya bahwa suatu hari Tuhan pasti mendengarkan seruan mereka. Suatu hari Tuhan akan mendatangkan pertolongan-Nya dan membuka jalan bagi permasalahan mereka. Yesus Kristus adalah teladan Seorang Penderita yang paling tabah, paling kuat. Ia memberi teladan bahwa dalam pergumulan dan penderitaan, seseorang hendaknya jangan sampai kehilangan rasa kasih sayang dan perhatian kepada sesamanya; tidak kehilangan rasa untuk menerima kebaikan dan perhatian sesama; tetap memiliki sikap mengampuni dan percaya pada janji Allah. Segala sesuatunya pada akhirnya menjadi baik, karena Allah memberkati pikiran orang-orang yang tertekan sehingga mereka menjadi kreatif dan menemukan solusi hidupnya. Itu sebabnya, seorang Santo besar kita pernah menulis, ’Jika Anda sulit untuk mengampuni, pandanglah salib Yesus! Narita 22 Fresh JUICE ! Vol. 17/2011 21 April 2011 : Ekaristi yang Sah KAMIS PUTIH Pagi- Yes 61:1-3a,6a,8b-9, Mzm 89:21-22,25,27, Why 1:5-8, Luk 4:16-21 Sore-Kel 12:1-8,11-14, Mzm 116:12-13,15-16bc,17-18, 1Kor 11:23-26, Yoh 13:1-15 Yoh 13:15 “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu” Apa bedanya Paskah Yahudi dan Paskah Kristus? Begitulah salah satu pertanyaan untuk ujian mata pelajaran Liturgi yang masih aku ingat sampai sekarang, syukurlah jawabannya pun masih kuingat sampai sekarang. Paskah Yahudi adalah perjamuan yang dibuat tiap keluarga Yahudi untuk memperingati pembebasan mereka dari Mesir. Perjamuan yang mengingatkan mereka bahwa dengan campur tangan Yahwe mereka berhasil bebas dari perbudakan Mesir. Yesus sebagai orang Yahudi pun menjalankan perjamuan Paskah Yahudi, bedanya ketika orang Yahudi memotong anak domba dan mengoles darah itu pada jenang pintu, Yesus menginsistusikan diri sebagai anak domba yang darahnya tertumpah untuk kita minum demi keselamatan kita. Kalau orang yahudi memperingati Paskah sebagai tanda pembebasan dari perbudakan Mesir, maka Paskah Kristus adalah tanda bahwa Allah menyelamatkan manusia dari perbudakan dosa dengan mengorbankan Putera-Nya sendiri. Selain peringatan akan Paskah Kristus, Hari Kamis Putih juga dirayakan sebagai peringatan akan Yesus yang menginsistusikan Ekaristi. Uniknya, hari ini hanya Surat Paulus kepada orang Korintus yang menceritakan bahwa Yesus mengubah Paskah Yahudi menjadi Ekaristi (1 Kor 11:24-26). Injil Yohanes tidak secara nyata menceritakan Yesus yang mengambil roti, memecah roti dan memberikannya kepada para murid-Nya, tetapi malah mengisahkan Yesus yang membasuh kaki murid-murid-Nya. Apa maksudnya? Mungkinkah Yohanes tidak percaya pada Ekaristi? Seringkali Ekaristi diartikan hanya sebagai perayaan untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus. Kiranya Yohanes tidak ingin hanya melihat Ekaristi dari sudut pandang tersebut. Ekaristi adalah perayaan korban suci, Yesus sebagai Imam, Altar sekaligus Korban yang ke dalamnya kita diundang untuk ambil bagian, memakan korban yang sudah disucikan lalu diutus untuk melakukan pengorbanan yang sama. Membasuh kaki adalah lambang pengobanan, lambang pelayanan. Ekaristi, menurut Yohanes, sesungguhnya adalah perutusan untuk membasuh kaki satu sama lain. Ekaristi kita menjadi sah dan lengkap bukan hanya karena kita sudah menerima Tubuh dan Darah Kristus lalu cepat-cepat pulang, tetapi menjadi lengkap ketika kita diutus. Diutus untuk apa? Diutus untuk saling melayani satu sama lain. Karena itu Ekaristi kita menjadi Ekaristi yang sah kalau kita membasuh kaki satu sama lain sesudahnya, kalau kita tambah semangat saling melayani satu sama lain. Itulah tanda sah Ekaristi menurut Yohanes, itulah Sakramen Ekaristi. Fr. Wenz, MGL Vol. 17/2011 Fresh JUICE ! 23 22 April 2011 : Bersyukur dalam Penderitaan JUMAT AGUNG Yes 52:13-53:12, Mzm 31:2,6,12-13,15-16,17,25, Ibr 4:14-16, 5:7-9, Yoh 18:1-19:42 Ibr 5:8 “Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya” Apakah Anda salah satu dari segelintir orang “langka” yang dalam setiap doanya kepada Tuhan meminta untuk diberi penderitaan? Saya rasa tidak, karena saya pun masih cukup waras untuk meminta hal yang baik dan memudahkan hidup saya. Tapi apa itu berarti kita lepas dari yang namanya penderitaan? Eits, jangan salah, yang namanya penderitaan itu bukan berarti harus sesuatu yang kelihatan besar dan sangat menyakitkan. Bahkan mungkin Anda setiap hari sadar tidak sadar selalu merasa menderita. “Panasnya hari ini, coba nggak tinggal di Bali, nggak bakal deh semenderita ini dijemur matahari” “Besok ujian, dan sekarang aku harus belajar, menderitanya aku ini” “Penderitaan dimulai dari jam 9 pagi sampai 12 siang, dan dilanjutkan jam 1 siang sampai jam 5 sore, pekerjaan yang melelahkan” Dan masih banyak hal lain yang kita keluhkan setiap hari sebagai sebuah penderitaan. Itu masih penderitaan kecil lho. Coba lihat Yesus, dikhianati muridnya sendiri, disangkal oleh murid yang dikasihinya sampai 3 kali, nggak kenal sama kita tapi rela disiksa dan mati di kayu salib untuk menebus dosa saya dan Anda. Sakitkah Dia? YA! Menderitakah Dia? YA! Tapi mengeluhkah Dia? TIDAK! Bencikah Dia dengan kita? TIDAK! Malah Dia berjanji akan selalu menyertai kita sampai akhir zaman. Walaupun Dia adalah Tuhan Dia tetap membiarkan diriNya menderita untuk Anda karena ketaatanNya kepada Bapanya dan terlebih cintaNya pada kita. Maka, ayo mulai sekarang, Yesus yang Anak Allah saja mau belajar taat dari penderitaanNya, masa kita tidak? Malu ah.. Tuhan tidak pernah memiliki maksud buruk terhadap anak – anakNya, penderitaan bukanlah suatu hukuman karena dosa – dosa kita, tapi di dalam penderitaan Tuhan ingin kita bisa tetap setia dan taat mengikutinya. Cara termudah untuk memulainya adalah dengan bersyukur setiap waktu atas apa yang terjadi dalam hidupmu, termasuk bersyukur untuk semua hal yang membuatmu menderita, kecewa, sedih, dan merana. Terdengar konyol ya? Lakukan saja dulu, dan rasakan nikmatnya, ketika Anda bersyukur untuk sebuah kebahagiaan dan ketika bersyukur untuk penderitaan. “Terimakasih Tuhan untuk cuaca yang panas hari ini, jemuranku kering semua” “Terimakasih telah menyadarkan kewajibanku sebagai seorang pelajar, ya memang harus belajar” “Berjuta – juta pengangguran, Kau masih memberkatiku dengan pekerjaanku ini Tuhan, terimakasih” Bersyukurlah selalu dalam penderitaanMu dan taatlah selalu kepadaNya. Dijamin tidak akan mudah, dan akan bertambah susah jika Anda hanya membaca tanpa mempraktekannya. MULAILAH SEKARANG !!! Maia 24 Fresh JUICE ! Vol. 17/2011 23 April 2011 : Misteri Iman SABTU SUCI Malam- Kej 1:1-2:2, Kel 14:15-15:1, Yes 54:5-14, Rm 6:3-11, Mzm 118:1-2,16ab-17,22-23, Mat 28:1-10 Mat. 28:2 “Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya.” Kuasa Tuhan memang luar biasa. Misteri kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus ditandai dengan fenomena alam seperti gempa bumi, turunnya seorang malaikat Tuhan dan menggulingkan batu yang menutup kubur dimana tubuh jasmani Yesus dibaringkan. Seperti yang kita ketahui, bagaimana proses kebangkitan badan dari Yesus sendiri, tidak ada yang menjadi saksi. Tidak ada yang tahu. Yang menjadi bukti adalah adanya “makam kosong” dimana Maria Magdalena dan para murid menyaksikan batu makam terguling, kain kafan yang tergolek, dan tubuh Yesus tidak ada lagi di dalam kubur. Paskah adalah puncak perayaan iman di dalam kalender liturgi umat Katolik. Pada malam Paskah kita memperingati yang namanya “Passover”, dimana umat Israel melalui Musa, Tuhan membimbing umatNya keluar dari perbudakan Mesir menuju ke Tanah Terjanji. Di dalam Pernjanjian Baru, kisah ini sangat berkaitan erat dengan Kisah Kebangkitan Yesus dimana Yesus bangkit dari kematian, yang secara langsung berarti membawa semua umat manusia menuju keselamatan. Batu kubur terguling! Inipun merupakan tanda dari iman kita. Batu yang begitu berat, oleh kuasa Tuhan digulingkan. Dengan perayaan Paskah ini, semua umat diajak untuk “kerjasama” denga kuasa Tuhan untuk menggulingkan “batu-batu” yang mengubur hubungan intim kita dengan Tuhan. Dengan kata lain, hidup kita menjadi baru karena mendapat “udara segar” dari luar dan tidak pengap di dalam kubur. Inilah misteri iman kita. Puncak iman kita adalah pada hidup, wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus. Kalau Tuhan saja bisa membuat “mukjizat” terbesar dalam sejarah manusia, tentu Dia akan selalu membuat mukjizat-mukjizat lain dalam kehidupan kita. Pertanyaannya, apakah kita mempunya iman akan Yesus? Diakon Vincent, MGL Vol. 17/2011 Fresh JUICE ! 25 24 April 2011 : Hadapi Penderitaan dengan Iman HARI RAYA PASKAH KEBANGKITAN TUHAN Kis 10:34a,37-43, Mzm 118:1-2,16ab-17,22-23, Kol 3:1-4 / 1Kor 5:6b-8, Yoh 20:1-9 Yoh. 20:1-2 Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Ia berlarilari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Setahun yang lalu aku mendampingi sebuah keluarga yang sedang dilanda suatu peristiwa yang sangat sulit. Ibunda dari sang istri menderita sakit kanker. Aku sering mengunjungi juga Ibundanya yang sakit itu. Keluarga ini merasa kehilangan kalau dia meninggalkan mereka saat itu. Keluarga itu juga merasakan peristiwa itu sebagai suatu beban yang sungguh berat. Mereka tidak menginginkan dia meninggal dengan segera dan menderita seperti itu. Kadang juga mereka mengatakan bahwa kalau memang Tuhan menginginkan dia, mereka menginginkan agar dia pergi sebelum aku pindah ke Darwin. Dengan itu aku dapat hadir bersama mereka di saat itu. Ibu itu telah menderita sakit sejak tiga atau empat tahun yang lalu. Dan tahun lalu adalah waktu yang sangat kritis. Dia merasa sangat perih di tempat dimana kanker itu tumbuh. Kadang dia menrintih kesakitan. Karena itu ia menginginkan untuk segera meninggal. Dia mengatakan kepadaku, “Joseph, tidak apa-apa, aku ingin pergi dari sini. Aku akan bahagia kalau aku pergi seperti ini.” Injil hari ini mengisahkan tentang kubur Yesus yang didapatinya kosong. Di sana dikatakan bahwa pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar, ketika hari masih gelap, pergilah Maria Mgdalena ke kubur dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Dan kenyataannya dia tidak menemukan Yesus yang barbaring di tempat itu. Tuhan yang menderita dan mati tidak ada di dalam kubur itu. Kisah ini mengatakan kepada kita bahwa di dalam kenyataan setiap hari , kita mengalami banyak sekali penderitaan. Kita sering takut untuk mengahadapi kenyataan itu. Kita takut kalau merasakan sakit dan pedih di dalam diri kita. Dengan itu kita lari dari kanyataan itu. Namun kenyataan semakin kita menjauhkan diri dari kenyataan itu, kita semakin didekatkan dengan kenyataan itu. Kita diundang oleh Yesus untuk berlari mendekatkan diri kita dengan penderitaan itu. Seperti Maria Magdalena yang berlari mendekatkan diri untuk merasakan penderitaan itu. Namun ternyata setelah dia mendekatkan diri dengan penderitaan itu. Dia mengalami sesuatu hidup baru. Dia mengalami suatu kebahagiaan dan kegembiraan yang penuh di dalam kebangkitan Yesus. Setelah Ibu itu meninggal, sang istri mengatakan kepadaku, “Dia meninggal dengan penuh suka cita. Ibuku meninggal dengan damai. Aku dapat melihat dan merasakan ketika Ibu menutup mata. Aku melihat dia tersenyum dan bahagia. Rm.Joseph,MGL 26 Fresh JUICE ! Vol. 17/2011 25 April 2011 : Membalikkan Fakta HARI SENIN DLM OKTAF PASKAH Kis 2:14,22-32, Mzm 16:1-2a,5,7-8,9-10,11, Mat 28:8-15 Mat 28:10 “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.” Sahabat-sahabatku… Dewasa ini, kerap kali kita jumpai dan hadapi ketidakadilan, kesenjangan social, kriminalisasi, diskriminisasi, tindakan semena-mena. Dan hampir pasti bahwa hal-hal ini menjadi konsumsi public dewasa ini. Pembalikan fakta sering terjadi. Yang benar jadi salah dan yang salah dibenarkan. Selalu ada kata ‘hitam di atas putih’ tanpa ada pembuktian. Rupanya ini menjadi tradisi zaman yang tak lekang oleh waktu. Kelompok kecil yang lemah menjadi kambing hitam bagi para penguasa yang berduit. Dan karena uang dan kekuasaan, orang dibutakan mata hatinya dan karena uang dan kekuasaan itu pula, orang membutakan mata hati orang lain. Banyak orang merintih tanpa air mata. Hal serupa juga dialami oleh para murid pada zaman Yesus. Para tua-tua dan imamimam kepala membalikkan fakta tentang eksistensi keilahian Yesus yang melampaui kematian. Meraka membutakan mata hati para serdadu-serdadu yang menjaga kubur Yesus dengan membrikan sejumlah besar uang kepada mereka. Para serdadu harus membalikan fakta dan harus mengatakan kepada masyarakat bahwa ‘Yesus tidak bangkit melainkan dicuri oleh para murid-Nya’ (Mat 28:12-13). Sungguh amat menyedihkan. Sahabat-sahabatku… Kita jangan pesimis dan berkecil hati dalam menghadapi tradisi zaman ini. Ini merupakan kenyataan yang harus kita hadapi menuju Galilea, tempat dimana Yesus menanti kita. Tempat kebenaran dan kesuksesan. Yang pasti bahwa kita yang nota bene sebagai ‘putra-putri Yesus’ akan mencapai Galilea. Asalkan kita melangkah dalam kepastian dan mengikuti pola hidup Yesus, dalam arti bahwa kita harus mentaati semua peraturan yang berlaku (baik di tempat kerja, dalam masyarakat, Gereja, maupun terhadap Negara). Tetap tekun dan konsisten dalam iman. Katakan salah bila salah dan katakan benar bila itu benar. Sahabat-sahabatku, pecayalah bahwa bila kita melangkah dalam kebenaran, maka Yesus takan pernah meninggalkan kita. Hanz Vol. 17/2011 Fresh JUICE ! 27 26 April 2011 : Menjadi Contoh Kis 2:36-41, Mzm 33:4-5,18-19,20,22, Yoh 20:11-18 “…Aku telah melihat Tuhan!”… (Yoh 20:18) St.Yohanes penginjil mempresentasikan profil Maria Magdalena sebagai teladan iman dan saksi kebangkitan Kristus. Kisah pertobatan Maria dari Magdala yang radikal dan perjalanan imannya hingga menjadi misionaris pertama, yang melihat Yesus yang telah bangkit dan mewartakannya kepada semua orang, sungguh dapat menjadi ispirasi bagi setiap umat beriman. Segera setelah melihat Yesus, dan mendengar namanya dipanggil oleh Yesus, Maria berlari dan memberitahukan kepada para murid ”Aku telah melihat Tuhan.” Suatu kesaksian yang sederhana dan apa adanya tentang segala yang telah ia lihat. Berkat kesaksian Maria di Magdala, iman para murid menjadi diteguhkan dan mereka berani mewartakan tentang warta kebangkitan Yesus kepada semua orang. Ketika Petrus tengah berkotbah kepada banyak orang, terang Roh Kudus mengerakkan hati mereka dan membuat mereka ‘terharu’, lalu bertanya kepada Petrus apa yang harus mereka lakukan. Dan Petrus menjawab “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kis 2:38). Pertobatan tidak berhenti pada keputusan awal saja, tapi ditindaklanjuti dengan mendengarkan pewartaan sabda Allah dan memperoleh keteguhan iman serta penyesalan akan semua dosa, lalu menerima karunia Roh Kudus yang menjadikan kita milik Gereja. Meneladani Maria Magdalena yang mewartakan kebangkitan Kristus, sebagai anggota Gereja, kita yang telah menerima cahaya kebangkitan Kristus, diutus untuk bersaksi dalam hidup keseharian kita tentang kebangkitan Kristus dengan penuh kegembiraan. Jadilah contoh bagi sesama dalam menjalani hidup baru sesuai ajaran Kristus yang bangkit. Sr. Benedicta, OSB 28 Fresh JUICE ! Vol. 17/2011 27 April 2011 : Berjalan Bersama Yesus HARI RABU DLM OKTAF PASKAH Kis 3:1-10, Mzm 105:1-2,3-4,6-7,8-9, Luk 24:13-35 Luk 24:25 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Beberapa hari yang lalu saya kehilangan sebuah buku yang saya perlukan untuk pekerjaan saya. Rak dan lemari buku sudah saya bongkar berkali-kali, tetapi tetap tidak saya temukan buku itu. Akhirnya saya menyerah, meneruskan pekerjaan tanpa data dari buku. Beberapa saat kemudian, saat sedang enak-enaknya kerja di dpn komputer, tiba-tiba saja saya ingat kalau buku yang saya cari sejak tadi ada di bagasi mobil. Dan memang disanalah saya menemukannya … Hmm..apa hubungannya kejadian itu dengan bacaan hari ini ya?? Dari peristiwa itu saya merasa seringkali kita begitu fokus pada masalah yang kita hadapi sampai kita tidak menyadari jawaban yang sebenarnya mudah. Kita fokus pada “bencana” kita, sampai doa kita hanya itu-itu saja, memohon masalah segera selesai. Kita kurang menyediakan waktu untuk berdiam diri, bertanya pada Tuhan, apa yang seharusnya kita doakan. Seperti pengemis pada bacaan pertama. Ia memohon sedekah (pemecahan masalah ekonominya-menurut dia) bukannya kesembuhan (penyelesaian masalah menurut Tuhan). Begitu “besar”nya masalah bagi kita sehingga saat Tuhan menyediakan jalan, kita tidak melihatnya. Terhalang oleh kekuatiran, ketakutan, dan keruwetan pikiran kita. Mari belajar dari Injil hari ini. Memang 2 murid itu tidak mengenali Yesus. Ketakutan dan kekuatiran menghalangi pandangan mereka. Kleopas dan temannya masih shock karena mereka kehilangan pemimpin yang diharapkan membebaskan mereka, dengan cara yang tragis. Tetapi saat Yesus makan bersama dan memecahkan roti, mata mereka terbuka. Melalui persatuan bersama Tuhan (baca:Ekaristi), kita menerima rahmatNya sehingga bisa mengenali Tuhan. Kembali ke buku saya yang hilang… Ternyata dia (buku saya) selama ini ikut kemana saja saya pergi, tanpa saya menyadarinya. Seperti Tuhan yang selalu ada dalam hati, tetapi sering saya lupakan. Sehingga saat masalah datang, saya mencari penyelesaian di tempat yang salah (mengandalkan diri sendiri atau orang lain). Mari kita belajar menyertakan Dia dalam tiap langkah kita hari ini.. Siska Vol. 17/2011 Fresh JUICE ! 29 28 April 2011 : Jangan Ragu ! HARI KAMIS DLM OKTAF PASKAH Kis 3:11-26, Mzm 8:2a,5,6-7,8-9, Luk 24:35-48 Luk.24:38b ”Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan dalam hati kamu” Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering berjumpa dengan hal-hal yang menakjubkan bahkan hal-hal yang sangat misteris yang bisa menggoyangkan jiwa. Sebuah berita yang sangat mengagetkan saya, ketika beberapa tahun yang lalu, mendengar cerita bahwa sepupu saya menjadi seorang pembunuh di Jakarta, sayapun kaget dan tidak percaya. Hal itu membuat saya kecewa, kenapa hal itu bisa terjadi; orang yang terkenal ramah dan berbudi baik ternyata berubah menjadi seorang pembunuh, ini membuat aku terpukul. Terus aku mencoba untuk menggali tentang kebenarannya, ternyata lingkungan dapat membentuk sebuah karakter manusia, tanpa sadar bahwa kita terbawa dalam sebuah habitat yang salah. Nah oleh karena itu kitapun harus sadar dalam pergaulan kita sehari-hari, sehingga kita dapat memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Seiring dengan cerita diatas bahwa para Rasul yang menceritakan tentang Kebangkitan Yesus, timbullah keragu-raguan dan bahkan ada yang tidak percaya bahwa Yesus yang sudah mati itu, telah bangkit kembali. Perstiwa ini membuat heboh diantara orangorang Yerusalem dan Yahudi, bahkan murid-muridNya sendiri. ”Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal kebangkitan Tuhan Yesus tiba-tiba berdiri di tengahtengah mereka dan berkata kepada mereka “Damai sejahtera bagi kamu!”, mereka terkejut dan takut dan mereka menyangka bahwa mereka melihat hantu.(Luk.24:36-37) Lalu “Yesus berkata kepada mereka mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan dalam hati kamu”(Luk.24:38,) dan itupun tidak membuat mereka percaya 100 persen. Akhirnya Yesus berkata kepada mereka lihatlah tanganKu dan kakiKu, “sambil berkata Yesuspun meminta kepada para murid-muridNya untuk memberikan sepotong ikan goreng dan Yesus memngambil dan memakannya”.(Luk.24:4243). Itulah bukti betapa cintanya Allah terhadap manusia, walaupun kita penuh dengan lumur dosa namun Ia tetap mengasihi kita dan bahkan Allah mau merendahkan diri dan mau menyetarakan diriNya dan berubah menjadi wujud manusia yang utuh.supaya kita dapat melihat kemuliaanNya. Dengan demikian bahwa kedua ceritra yang memiliki versi yang berbeda namun Injil Lukas mengajak kita sekalian sebagai orang yang dibabtis dan menjadi umatNya tidak perlu ada keragu-raguan dalam mengimaniNya, walaupun tanpa melihat. Dalam ayat lain juga berkata bahwa,” berbahagialah orang yang tidak melihat Aku namun percaya” .maka pada masa Prapaska ini, mari kita sungguh-sungguh menyiapkan diri kita masing-masing untuk menyonsong kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus... Franky_Laka 30 Fresh JUICE ! Vol. 17/2011 29 April 2011 : Kepekaan HARI JUMAT DLM OKTAF PASKAH Kis 4:1-12, Mzm 118:1-2,4,22-24,25-27a, Yoh 21:1-14 Yoh 21:7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus : “Itu Tuhan” Ada seorang bapak tua yang hidup di tepi sungai. Karena hujan yang turun terus menerus, ketinggian air sungai mulai naik, lalu meluap, menyebabkan banjir. Air bahkan masuk ke dalam rumahnya. Saat air bertambah tinggi, penduduk desa mulai diungsikan. Tim SAR berusaha mengevakuasi sang bapak dengan truk, namun dengan halus ditolak olehnya, dan berkata, “ Terima kasih, saya mau tinggal disini saja, saya sudah berdoa agar banjir segera surut”. Tim SAR pun pergi. Tak lama kemudian, air makin bertambah tinggi, kali ini sudah mencapai setengah dinding rumah. Sang bapak tetap bertahan, dan memilih naik ke atas lemari. Tim SAR kembali datang untuk menolong, kali ini mereka datang dengan perahu karet, dan lagi-lagi ditolak, ia berkata, “ Saya percaya Tuhan akan menolong saya, saya sudah berdoa, banjir pasti akan surut”. Air makin tinggi dan mencapai atap rumah. Sang bapak bertahan di puncak atap rumah. Tim penyelamat kali ini datang dengan helikopter untuk menjemputnya, dan ditolak lagi, sang bapak tetap beranggapan Tuhan akan menolongnya. Tak lama seluruh desa pun terendam banjir, sang bapak akhirnya tenggelam dan meninggal. Di akhirat, ia dihadapkan pada Tuhan, ia mulai protes, “ Tuhan saya sudah berdoa dengan sepenuh hati, kenapa Engkau tidak menyelamatkanku dari banjir itu?” Tuhan pun menjawab, “ Aku sudah mendengar doamu anakKu, Aku sudah mengirimkan truk, perahu karet dan helikopter untuk menyelamatkanmu, namun kenapa tak ada satu pun yang kau gunakan ? “ Saat kita menghadapi berbagai persoalan dalam hidup, Tuhan tak pernah meninggalkan kita. Berbagai cara dilakukan Tuhan untuk menolong kita, yang bisa berwujud dalam bentuk pendapat ataupun bantuan dari teman, atau orang yang berada di dekat kita. Namun terkadang kita tak menyadarinya karena terlalu terpaku dalam masalah yang tengah dihadapi. Seperti halnya para murid yang tak menyadari kehadiran Yesus, sampai murid yang dikasihiNya berkata pada Petrus, “ Itu Tuhan”. Mari kita memohon rahmat dari Tuhan agar memiliki kepekaan untuk mendengarkan dan merasakan kehadiran-Nya. Agatha Vol. 17/2011 Fresh JUICE ! 31 30 April 2011 : Kabar Gembira HARI SABTU DLM OKTAF PASKAH Kis 4:13-21, Mzm 118:1,14-15,16ab-18,19-21, Mrk 16:9-15 Kis. 4: 20 “Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.” Cerita dari mulut ke mulut sangat cepat beredar, apalagi ceritanya enak didengar dan memancing orang untuk penasaran. Kalau hal yang enak diceritakan itu keburukan orang lain, itu namanya gosip. Tapi kalau yang diceritakan itu tentang kebaikan, kabar baik, warta gembira, itu namanya pewartaan Injil. Setelah kebangkitan, Yesus menampakkan diri kepada para muridNya yang ragu, gelisah, tak tentu arah. Dalam penampakkanNya, Yesus meneguhkan iman para murid supaya jangan takut dan tetap berpegang teguh padaNya. Inilah yang menjadi pegangan para murid pertama yang melihat dengan kepala sendiri dan mendengar dengan telinga sendiri Yesus yang disalibkan, mati, bangkit dan kini hidup. Kisah 2000 tahun yang lalu bergema dan bergaung sampai saat ini, ke pelosok dan ke ujung dunia. Mengapa bisa demikian? Karena adanya dorongan yang kuat dari para murid pertama, para bapa gereja, para martir, orang kudus gereja yang tidak bisa tidak menutup mulut untuk mewartakan kabar gembira ini kepada setiap orang yang ditemui. Dengan bahasa sederhana, kalau kita mempunyai kabar gembira seperti lulus ujian, diterima di tempat kerja bagus, dapat bonus dari kerjaan, melahirkan anak pertama, sembuh dari penyakit yang berkepanjangan, dan lain sebagainya, tentu kabar ini kita ceritakan kepada orang lain. Mengapa demikian? Selain kita berbagi kegembiraan, kita mau supaya orang lain juga menikmati kegembiraan yang kita alami. Dengan kata lain, seandainya kita senang dan asyik menceritakan kejelekan orang lain plus ditambah bumbu-bumbu penyedap yang jauh dari pada keaslian dan kebenarannya, alangkah baiknya kita mengubahnya, membalikkannya dengan menceritakan kebaikan atau kabar gembira. Tentu kabar gembira harus dialami sendiri oleh orang yang mau menyampaikan kabar gembira tersebut, kalau tidak, akan menjadi suatu cerita isapan jempol belaka. Diakon Vincent,MGL 32 Fresh JUICE ! Vol. 17/2011 30 April : Santo Pius V Paus yang kudus ini dilahirkan di Italia pada tahun 1504. Ia dibaptis dengan nama Antonius Ghislieri. Antonius sungguh ingin menjadi seorang imam, tetapi tampaknya angan-angannya itu tidak akan pernah menjadi kenyataan. Orangtuanya miskin. Mereka tidak punya cukup uang untuk menyekolahkannya. Suatu hari, dua orang imam Dominikan datang ke rumahnya dan bertemu dengan Antonius. Para imam itu amat suka kepadanya hingga mereka bersedia mengurus pendidikannya. Demikianlah, pada usia empat belas tahun, Antonius bergabung dalam Ordo Dominikan. Ia memilih nama “Mikhael”. Setelah menamatkan studinya, ia ditahbiskan sebagai imam. Kemudian ia ditahbiskan pula sebagai uskup dan kardinal. Dengan gagah berani ia mempertahankan ajaranajaran Gereja dari mereka yang berusaha menentangnya. Ia senantiasa hidup dengan bermatiraga. Ketika usianya enam puluh satu tahun, ia dipilih menjadi paus. Ia memilih nama Paus Pius V. Dulu ia seorang bocah penggembala domba yang miskin. Sekarang ia adalah pemimpin tertinggi Gereja Katolik di seluruh dunia. Walaupun demikian, paus tetap rendah hati dan sederhana seperti sedia kala. Ia masih mengenakan jubah Dominikannya yang putih, jubah tua yang selama ini dikenakannya. Dan tak seorang pun dapat membujuknya untuk menggantinya. Paus Pius V harus menghadapi banyak tantangan. Ia menimba kekuatan dari salib Yesus. Setiap hari ia merenungkan sengsara dan wafat Kristus. Pada waktu itu, bangsa Turki berusaha menguasai seluruh wilayah Kristen. Mereka mempunyai armada angkatan laut yang hebat di Laut Tengah. Bala tentara Kristen bertempur melawan mereka di suatu wilayah yang disebut Lepanto, dekat Yunani. Sejak saat bala tentaranya keluar untuk berperang, Bapa Suci terus-menerus berdoa rosario. Ia mendorong umatnya untuk melakukan hal yang sama. Puji syukur atas bantuan Bunda Maria, bala tentara Kristen menang mutlak atas musuhnya. Sebagai ungkapan terima kasih kepada Bunda Maria, St. Pius V menetapkan Pesta SP Maria Ratu Rosario yang kita rayakan setiap tanggal 7 Oktober. Paus Pius V wafat di Roma pada tanggal 1 Mei 1572. Pestanya dirayakan pada hari ini karena tanggal 1 Mei adalah pesta St. Yusuf Pekerja. Pius V dinyatakan kudus oleh Paus Klemens XI pada tahun 1712. Marilah pada hari ini kita berdoa bagi segenap uskup, imam dan para pejabat Gereja Vol. 17/2011 Fresh JUICE ! 33 34 Fresh JUICE ! Vol. 17/2011