Fresh JUICE ! Vol. 17/2011

advertisement
Vol. 17/2011
Fresh JUICE ! 1
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr
Penasihat : Herry Respatia
Pemimpin Umum : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Herry Respatia,
Yovie
Penulis :Nathasa, Lulu, Adhi,
Martina, Agatha, Fransiska, Hanz,
Franky, Yovie, Diakon Vincent
MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Jopeph, MGL, Bro Wenz MGL, Sr.
Benedicta, Fr. Mattheus, Fr David
Langganan & Marketing Iklan :
Nathasa (0361- 85 11223)
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Seluruh hasil Fresh Juice akan
disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul
Sumbangan dapat disalurkan ke :
Bank BCA
A/C No. 611 033 7785
An. Flora Ida W
Harap sms / telpon
0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by :
2
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
SAPAAN REDAKSI
Sapaan Redaksi
Hai...sahabat Fresh Juice...
Sebentar lagi kita akan menyambut
hari raya Paskah...
Hari Raya dimana Tuhan kita Yesus Kristus bangkit mengalahkan maut.
Tuhan Yesus memberikan teladan bagi
kita, untuk taat pada BapaNya dalam
penderitaan sampai wafat di kayu
salib. Suatu ketaatan yang luar biasa...
Dan Yesus menjalani itu semua tanpa
keluhan atau kemarahan.
Seringkali tanpa kita sadari dalam
penderitaan atau masalah yang kita
hadapi, berbagai macam keluhan
atau kemarahan yang terungkap,
baik itu pada pasangan hidup, anak,
orang tua, teman sekerja, teman sepelayanan, bahkan pada Tuhan. Pada
masa ini kita belajar dari Tuhan Yesus
sendiri yang setia kepada BapaNya,
karena percaya Bapa akan memberikan yang terbaik padaNya.
Bagaimana persiapan diri kita masingmasing dalam menyambut Paskah ini?
Apakah kita sudah belajar untuk setia? Apakah kita sudah percaya akan
rencanaNya yang indah dalam hidup
kita....
Semoga
Selamat memasuki hari Raya Kebangkitan Tuhan...
Salam Fresh Juice
Nathasa
Vol. 17/2011
1 April 2011 : Simpati atau Empati ?
Pekan III Prapaskah,
Nonius Alvares Pereira
Hos 14:2-10,
Mzm 81:6c-8a,8bc-9,10-11ab,14,17,
Mrk 12:28b-34
Warna Liturgi Ungu
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri….(Mrk 12 : 31)
Saat mengikuti jalan salib hari ini, peristiwa veronica mengusap wajah Yesus membuat
saya ingat akan injil hari ini. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Perintah
ini kelihatannya ringan mengasihi sesama, tetapi standarnya tinggi sekali, kita harus
mengasihi seperti layaknya diri kita ingin dikasihi.
Dalam pelajaran bible, Yonanthan belajar tentang simpati dan empati. Bedanya adalah
simpati itu NATO (no action talk only), kalau empati itu talk and action. Contohnya kalau
melihat pengemis yang di pinggir jalan, sedang kelaparan. Kalo simpati kita hanya
bilang “ahh kasihan pengemis itu kelaparan, sampai kurus kering badannya.” Empati
membuat kita melakukan lebih dari itu, kita bisa memberikan makanan dan minuman
yang memang sangat diperlukan oleh pengemis itu.
Begitu banyak wanita yang menangisi Yesus, tetapi Yesus malah meminta mereka untuk
menangisi keluarga mereka sendiri. Tetapi dengan ungkapan kasih, empati yang tulus
dari Veronika, Tuhan Yesus merasa benar-benar diberikan kekuatan dalam perjalanan
penderitaanNya. Kasih dengan perbuatan nyata dan kecil yang dilakukan Veronika,
bukan perbuatan yang besar tapi hasilnya benar-benar dirasakan bagi yang membutuhkan
Perintah Tuhan memang nyata, Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, tapi
yang pasti dengan perintah ini bukan berarti Tuhan ingin memberikan beban yang
berat pada kita. Saya saja masih kekurangan, kok disuruh membantu orang lain. Sehari
24 jam aja rasanya kurang, kalo bisa sehari 30 jam, baru kita bisa punya waktu untuk
orang lain. Mungkin begitu pikir kita.
Tetapi marilah kita menunjukkan kasih pada sesama sesuai dengan kemampuan kita.
Kalau tidak punya uang kita bisa memberikan waktu kita untuk mendengar orang yang
kesusahan. Kalau rasanya tidak ada yang bisa kita berikan, kita bisa sisakan waktu doa
kita sedikit untuk mendoakan sesama yang kesusahan. Sesuatu yang kecil kalau dilakukan dengan tulus hati, hasilnya besar diluar yang kita bayangkan.
Semoga di masa prapaskah ini, kita belajar juga dari Veronika untuk memberikan kasih
pada sesama yang membutuhkan.
Nathasa
Vol. 17/2011
Fresh JUICE ! 3
2 April 2011 : Yang Dibenarkan
Hari biasa Pekan III Prapaskah, Fransiskus dr Paola
Hos 6:1-6,
Mzm 51:3-4,18-19,20-21ab,
Luk 18:9-14
Luk 18:14
“Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain
tidak.”
Kisah dua orang yang pergi berdoa di bait Allah dalam Injil hari ini seringkali kita dengar. Seorang Farisi masuk ke bait Allah dan “berdoa” dengan memuji dirinya sendiri,
sedangkan seorang pemungut cukai takut-takut untuk melangkahkan kakinya ke tempat suci sambil membungkuk dan merasa tidak layak untuk meminta pengampunan
karena merasa diri orang yang berdosa. Di akhir kisah, penginjil Lukas mengatakan
bahwa sang pemungut cukai pulang ke rumahnya sebagai orang yang “dibenarkan
Allah”. Apa sih maksudnya dan mengapa demikian?
“Yang dibenarkan Allah” sangat bertolak belakang dengan “yang dibenarkan” menurut kacamata manusiawi. Pada umumnya orang hanya melihat apa yang kelihatan di
depan mata, tetapi kurang memperhatikan apa yang terjadi dan bergejolak di hati.
Seperti pepatah mengatakan bahwa tong kosong nyaring bunyinya atau air beriak
tanda tak dalam.
Ketika menuliskan renungan singkat ini, saya baru saja pertama kalinya mengalami
badai topan (tropical cyclone) di Darwin. Banyak pohon-pohon yang bertumbangan,
tapi yang paling banyak adalah pohon “African Mahogany”. Pohon ini kelihatan kokoh, kuat, rimbun, hijau dan banyak burung hinggap dan bersarang di atasnya. Tetapi
ternyata ketika ada badai, pohon ini yang pertama tumbang. Mengapa demikian?
Ternyata pohon ini tidak mempunyai akar yang kuat dan kokoh untuk menyangga
kerimbunan dan kelebatan daun-daun di atasnya.
Ketika melihat fenomena alam ini, aku diingatkan kembali untuk selalu mempunyai akar
yang kuat di dalam Yesus. Ketika aku mempunyai akar dan fondasi yang di dalam Yesus, segala badai topan tidak akan dapat merobohkan aku karena Tuhan Allah adalah
fondasinya, sama seperti yang diperumpamakan Yesus di Injil Matius.
Maka dari itu teman-temanku yang terkasih, alangkah bangganya ketika kita pulang
ke rumah sebagai orang yang “dibenarkan” oleh Tuhan. Doa orang yang benar, pasti
didengarkan Tuhan.
Diakon Vincent,MGL
4
Fresh JUICE !
Vol. 17/2011
3 April 2011 : “Melihat dengan mata hati”
HARI MINGGU PRAPASKAH IV
1Sam 16:1b,6-7,10-13a,
Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6,
Ef 5:8-14,
Yoh 9:1-41
Yohanes 9:1-3
Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.Murid-muridNya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau
orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga
orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
Injil hari ini mengisahkan tentang seorang yang buta sejak lahir. Kita semua pasti tidak
pernah mengalami keadaan seperti orang ini. Sebuah pertanyaan buat kita, apa kita
sungguh-sungguh menggunakan mata yang telah dikaruniakan Tuhan? Aku yakin kisah
ini mempunyai hubungan yang erat dengan pengalaman iman kita setiap hari. Hari ini
kita diajak untuk mengarahkan mata hati kita untuk merefleksikan hidup kita setiap hari.
Jikalau aku melihat dan merefleksikan perjalanan hidupku setiap hari, aku menemukan
sesuatu hal yang menarik. Banyak kali aku menyadari bahwa ternyata aku tidak tahu
apa yang sebenarnya aku perbuat. Sekalipun secara fisik aku dapat melihat dan merasakan bahwa aku melakukan sesuatu. Pengalaman ini menghantar aku untuk merefleksikan lebih mendalam tentang pengalaman hidup manusia. Manusia sering dibutakan
oleh semua keinginannya sendiri, jikalau manusia itu tidak berwaspada.
Contohnya, egoisme kita membutakan kita untuk mengetahui dan melihat kebutuhan
saudara-saudari kita yang sungguh membutuhkan bantuan kita. Keangkuhan membutakan kita dari bagaimana melihat kesalahan kita. Kecerobohan kita untuk melihat
membutakan kita dari keindahan alam sungguh menakjubkan mata hati kita. Sewaktu
aku dengan pesawat terbang dari Canberra ke Darwin di awal bulan Februari, aku
melintasi padang gurun Simpson. Pada awalnya yang terlintas di depan mataku, hanyalah abu tanah yagn berwarna merah. Namun ada sesuatu bisikan dari dalam hatiku, “Carilah keindahan dan kemasyuran Tuhan di antara abu tanah yang berwarna
merah itu.” Setelah aku sadar aku sekali lagi melemparkan pandanganku keluar lewat jendela, aku menemukan sesuatu keindahan alam yang tidak dapat diungkapkan
dan dilukiskan dengan kata-kata. Aku mengadari bahwa mata tidak dapat menbahasakan sesuatu arti yang sungguh mendalam, hanyalah sebuah hati yang mengartikan
semuanya.
Tuhan terkadang membiarkan kita untuk mengalami suatu pencobaan. Dia membiarkan kita menghadapi realitas hidup kita. Dia memberikan kesempatan untuk memilih
yang baik dari kedua pilihan-yang baik dan yang buruk. Namun kenyataannya kita
sering memilih yang buruk dari pada yang baik. Karena sering kita melihat yang buruk
itu sangat mempesonakan mata kita. Namun kalau kita sungguh berpikir dan merefleksikannya dari dalam hati ternyata hal itu buruk di mata Tuhan.
Kita diundang untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup kita dengan
mata iman dan mata hati.
Rm. Joseph,MGL
Vol. 17/2011
Fresh JUICE ! 5
4 April 2011 : Yesus sang Penyembuh
Hari biasa Pekan IV Prapaskah, Isidorus
Yes 65:17-21,
Mzm 30:2,4,5-6,11-12a,13b,
Yoh 4:43-54
Yoh 4:50
Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu ia pergi.
Bacaan suci hari ini berbicara tentang Yesus sebagai penyembuh. Bacaan injil berkisah
tentang Yesus memyembuhkan anak pegawai istana karena pegawai istana percaya
akan kuasa penyembuhan Yesus. Yesus sangat dikenal dengan melakukan penyembuhan juga mujizat lainnya, sehingga banyak orang menjadi pengikutnya.
Tetapi pada saat ini, Yesus tidak melakukan tour keliling dunia untuk melakukan mujizat di sudut sudut kota terkenal. Yang kita tahu secara pasti adalah bahwa kehadiran
Tuhan dapat ditemui melalui saudari dan saudari kita yang kita benci dan tak suka.
Dengan bantuan rahmat Tuhan, kita menerima penyembuhan dan mujizat dari dan
melalui orang lain, juga melalui sakramen sakramen suci. Seperti pemazmur kita pun
boleh bermadah atas karunia penyembuhan Tuhan, Engkau telah mengubah duka
menjadi sukacita... O Allahku kenakanlah pakaian kegembiraan padaku, biarlah aku
bemazmur bagiMu selamanya. Karena itu saudara dan saudariku, bukalah dirimu terhadap kehadiran Tuhan melalui sesama untuk mengalami penyembuhan baik secara
emosional maupun spiritual. Karena Tuhan hadir melalui mereka. Sebagai manusia
biasa, kita pun tak luput dari kesalahan dan dosa. Entah itu, marah, benci, cemburu,
dendam dll.
Karena itu, maka baiklah di masa puasa ini, kita menata kembali “manusia lama” kita
dan memohon kepada Tuhan untuk mengubah diri kita. Perubahan diri secara total
hanya bisa dilakukan dengan bantuan rahmat Tuhan. Tugas kita adalah membuka diri
apa adanya agar rahmat Tuhan bisa bekerja secara sempurna. Shalom.
Bagian mana dari diri saya saat ini yang membutuhkan penyembuhan Tuhan?
Fr. Matheus, MGL
6
Fresh JUICE !
Vol. 17/2011
5 April 2011 : Kristus adalah Air Hidup
Hari biasa Pekan IV Prapaskah, Vincensius Ferrer
Yeh 47:1-9,12,
Mzm 46:2-3,5-6,8-9,
Yoh 5:1-16
Yoh 5:8
“Kata Yesus kepadanya, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.”
Sekali lagi Yesus melakukan penyembuhan pada hari sabat. Dengan sabda-Nya yang
berkuasa, Ia menyembuhkan seorang yang telah 38 tahun menderita sakit. Ada yang
sangat menarik dari mujizat penyembuhan ini. Yang pertama adalah keinginan yang
begitu besar untuk sembuh dari si penderita, yang membuat ia bertahan menunggu
di serambi kolam Betesda hingga ada orang yang datang untuk menurunkannya ke
dalam kolam itu ketika airnya mulai goncang. Kesembuhan yang ia harapkan adalah
melalui air kolam itu. Namun yang dilakukan Yesus jauh melampaui apa yang ia bayangkan. Hanya dengan bersabda, “Bangunlah dan berjalanlah”, Yesus menyembuhkannya, lalu Yesus menegaskan apa yang harus ia lakukan dengan rahmat kesembuhan yang telah diterima. Yesus berkata, “Engkau telah sembuh, Jangan berdosa lagi,
supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk”( Yoh 5:14).
Air yang mempunyai daya penyelamatan dinubuatkan oleh Yehezkiel, seorang imam
yang dipilih Allah untuk menjadi nabi bagi umat Israel pada tahun 597 sebelum Kristus.
Air ini keluar dari Bait Allah, dari tempat kudus-Nya; air yang berasal dari Tuhan, sebagai
anugerah kebaikan-Nya. Karena itu air ini mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan
dan membawa kebaikan bagi semua yang dialirinya. Sebagai karunia Tuhan, air ini
membawa kelahiran dan pertumbuhan bagi umat yang diselamatkan karena memberi
diri disucikan oleh air ini. Karunia Tuhan ini pula yang lalu menjadikan setiap orang yang
telah diselamatkan mampu menyalurkan rahmat keselamatan bagi siapa saja yang
dengan rendah hati bersedia memberi diri disucikan oleh air ini.
Air yang terpancar, membawa penyembuhan, menghasilkan buah-buah yang matang
adalah gambaran dari kepenuhan hidup. Air ini berasal dari Tuhan, dari Kristus, sebagai
sumber. Kristus adalah Air hidup yang memuaskan dahaga, menyembuhkan (orang
yang menderita sakit 38 tahun) dan membawa sukacita. Air dalam kitab Perjanjian Baru
juga melambangkan Roh Kudus yang berdiam selalu di dalam hati kita untuk mengantar kita pada hidup yang sejati, yaitu Kristus (bdk. Yoh 7:35-39).
Daya pemulihan spiritual dari air yang ditegaskan oleh Nabi Yehezkiel dan penginjil
Yohanes mengajak kita untuk mencari Air ini pada tempat dimana Ia ingin ditemukan,
yaitu dalam sabda Allah, perjamuan Ekaristi, dan kasih persaudaraan yang dibagikan
diantara kita.
Sr. Benedicta, OSB
Vol. 17/2011
Fresh JUICE ! 7
6 April 2011 : Penghakiman Tuhan
Hari biasa Pekan IV Prapaskah
Yes 49:8-15,
Mzm 145:8-9,13cd-14,17-18,
Yoh 5:17-30
“Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriKu sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan
apa yang Aku dengar, dan penghakimanku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak
Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku….”
Di hari senin tanggal 21 Maret pagi saat baru sampai di kantor saya dikejutkan laporan
dari seorang teman yang di telepon oleh istri mantan atasan saya di kantor dulu. Teman saya berkata bahwa Ray (bukan nama sebenarnya), mantan atasan saya masuk
penjara kemarin karena menabrak orang di jalan Kunti Seminyak sampai meninggal,
dia dalam keadaan mabuk dan sekarang istrinya minta tolong untuk mencarikan pengacara. Aku tersentak kaget, lho mengapa ke kita, setelah apa yang dia lakukan.
Saya masih ingat bagaimana Ray selalu menyakiti hati saya, dia begitu marah karena posisi di dalam perusahaan diserahkan kepada saya oleh rekan kerjanya. Karena
ketahuan begitu banyak ketidak jujuran yang dia lakukan. Dengan segala cara Ray
berusaha menendang saya dari perusahaan dengan memfitnah saya ke orang-orang
dengan gencarnya. Demikian juga istrinya mereka terus memfitnah saya. Tetapi satu
hal saya hanya percaya kepada Kristus apapun yang saya alami walaupun itu sangat
berat tetapi Tuhan selalu dapat menolong salah dengan segala cara. Saya hanya bersabar, apapun yang dituduhkan ke saya semua tidak ada bukti.
Setelah kami pindah di tempat yang baru, Ray dan istrinya masih terus menteror dengan datang ke kantor sambil marah-marah dan mengatakan yang tidak benar pada
atasan saya. Kembali lagi saya yang dipakai kambing hitam. Kesabaran saya habis
dan akhirnya melawannya. Puji Tuhan seorang teman mengingatkan saya dan kembali meminta saya bersabar dan belajar mengampuni. Biarlah Tuhan sendiri yang akan
menghakiminya, karena penghakiman Tuhan adil adanya.
Pengampunan akan selalu menjadi sebuah sikap yang harus kita ambil. Meskipun pengampunan merupakan sebuah keputusan yang sulit untuk diterima logika manusia, namun dengan mengasihi dan mengampuni kita akan membuka pintu anugerah Tuhan.
Ketika kita menabur kasih dan pengampunan, maka kita juga akan menuai kasih dan
pengampunan dari Tuhan. Inilah yang membuat hidup Anda dan saya berarti.
Rina
8
Fresh JUICE !
Vol. 17/2011
7 April 2011 : Bukan hanya Pantang dan Puasa
Hari biasa Pekan IV Prapaskah, Yohanes Baptista de la Salle
Kel 32:7-14,
Mzm 106:19-20,21-22,23,
Yoh 5:31-47
Yoh 5:39-40
“Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu
mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian
tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.”
Penggalan Injil Yohanes hari ini adalah bagian kedua dari kisah Yesus yang membela
diri dari ancaman orang-orang Yahudi marah dan akan menyiksa Dia (Yoh. 5:17-18).
Kemarahan orang Yahudi ini dipicu oleh tindakan Yesus yang menyuruh seorang lumpuh untuk berjalan dan mengangkat tempat tidurnya pada Hari Sabat (Yoh. 5:8-10).
Yesus dianggap melecehkan tradisi yang telah dijaga turun temurun. Mereka berpikir,
menyembuhkan orang itu baik, tetapi lebih baik lagi kalau itu dilakukan sambil tetap
menjaga tradisi yang sudah baku. Inilah alasan yang membuat orang-orang Yahudi
gerah dengan tindakan Yesus yang sewenang-wenang; mentang-mentang bisa menyembuhkan orang lantas adat istiadat pun dilanggar seenak perut sendiri.
Sebagai anggota masyarakat dan Gereja kita tentu akrab dengan berbagai aturan.
Kalau dalam masa-masa sekarang yang paling nyata kita ikuti adalah aturan pantang dan puasa yang dikeluarkan Gereja untuk anggotanya. Sampai detik ini, Yohanes
dalam Injilnya masih juga mengingatkan kita akan makna dibalik pantang dan puasa
yang sesungguhnya, bahwa yang utama dalam pantang dan puasa adalah bukan
sekedar tidak boleh makan daging tiap rabu dan jumat, atau bukan sekedar rajin ikut
ibadat Jalan Salib, tetapi bagaimana batin kita bisa peka terhadap perintah utama
mengasihi Allah dan sesama. Jangan sampai kita hanya mengulang sejarah seperti
orang Yahudi yang tekun menjalankan aturan Sabbath sembari membiarkan si lumpuh
sakit sampai 38 tahun, bayangkan 38 tahun dibiarkan sakit sendirian tidak ada yang
memperhatikan.
Ukuran keberhasilan puasa dan pantang kita bukan hanya dilihat dari ketekunan kita
menjalankan segala ritual kegiatan rohani semata, tetapi harus juga dilengkapi dengan sejauh mana kita berkembang dalam memberikan perhatian kepada sesama
yang paling dekat dengan kita, yang tinggal satu atap rumah dengan kita, atau tetangga dan rekan kerja kita.
Fr. Wenz,MGL
Vol. 17/2011
Fresh JUICE ! 9
8 April 2011 : Yesus Tak Pernah berdusta
Hari biasa Pekan IV Prapaskah
Keb 2:1a,12-22,
Mzm 34:17-18,19-20,21,23,
Yoh 7:1-2,10,25-30
Yoh 7:28
Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan
atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal.
Sahabat-sahabatku……
Pada zaman-Nya, asal-usul Yesus menjadi perhelatan besar diantara orang-orang Yahudi dan kaum Farisi. Yang mereka tahu tentang Yesus adalah putra dari pasangan
Yoseph dan Maria. Anak dari seorang tukang kayu yang nota bene dipandang rendah
pada zaman Yesus. Mereka tidak pernah melihat kehebatan yang telah dilakukan oleh
Yesus, akan tetapi mereka hanya melihat latarbelakang keluarga-Nya yakni anak dari
seorang tukang kayu. Sehingga mereka berkata; “Bagaimanakah orang ini mempunyai
pengetahuan demikian tanpa belajar?”(7:15). Mereka tidak tahu bahwa Yesus adalah
Putra Allah dan segala pengetahuan-Nya bukan dari diri-Nya sendiri melainkan dari Dia
yang mengutus-Nya ke dunia ini. Hal ini kita lihat dari pengakuan Yesus kepada orangorang Yahudi dan Farisi: “Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang
telah mengutus Aku”(Yoh 7:7).
Sahabat-sahabatku…..
Berbahagialah kita yang pada zaman ini percaya akan kehebatan dan kebesaran
Yesus, yang walaupun kita tidak pernah menyaksikan secara langsung atraksi yang
dilakukan Yesus pada-Nya. Sebagai antek-antek Kristus, kita percaya bahwa Yesus
adalah Putra Allah yang hidup. Kuasa dan mukjizat-Nya masih sungguh Nyata sampai
dengan zaman ini. Asalkan kita percaya pada-Nya. Oleh pemazmur hari ini, kita disebut sebagai orang-orang benar karena oleh darah Yesus kita telah menjadi anak-anak
Tuhan. Maka apabila orang-orang benar itu beseru-seru, Tuhan mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakan (Mzm 34:18).
Sahabat-sahabatku...
jangan pernah berhenti untuk berharap karena Yesus tak pernah berdusta. Ia selalu
memegang janji-Nya.
Hanz
10
Fresh JUICE !
Vol. 17/2011
9 April 2011 : Emang Papa Bisa ??
Pekan IV Prapaskah
Yer 11:18-20, Mzm 7:2-3,9bc-10,11-12, Yoh 7:40-53
Yoh 7:52 Jawab mereka: “Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan
engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea.”
”Pa, Yoyo ingin belajar mewarnai,” pinta Yoyo suatu malam.
“Yoyo ingin mewarnai apa?” tanya saya penasaran.
“Papa cariin di internet ya,’ pinta Yoyo kembali.
Kamipun sama-sama search di google images untuk mencari gambar binatang.
Kami menemukan gambar yang cocok buatnya.
Sebuah Singa. Singa yang lagi mengaum. Mengaum besar sekali.
“Tapi Yoyo minta singa itu abis di print trus di gambar ulang di buku gambarnya Yoyo,”
kata Yoyo
“Ya ntar Papa gambarin kayak gini ya,” kata saya sok bisa.
“Emang papa bisa?” tanya Yoyo.
Dalam hati saya mikir, anak ini kok nggak yakin sih ama papanya.
Akhirnya dengan sok ke-bisa-an saya pun menyalin gambar itu ke buku gambar Yoyo.
Langsung pake spidol hitam lagi.
Setelah selesai Yoyo pun berkata ”Wah, bagus Pa, kirain nggak bisa.”
(Dalam hati saya mikir, udah dibantuin, ngejek lagi. Tapi setelah itu rasanya kepala saya
terasa lebih besar 30% setelah mendapat pujian dari Yoyo)
Injil hari ini berbicara mengenai keraguan orang-orang terhadap Yesus.
Yesus yang mereka tahu hanya seorang tukang kayu tapi IA bisa menyembuhkan orang
buta, menggadakan 5 roti 2 ikan, dan kuasa lainnya.
Tanpa kita sadari ternyata kita juga sering berkelakuan seperti Yoyo yang meragukan
kemampuan papanya. Dan tanpa kita sadari kita pun berlaku seperti orang-orang saat
itu yang meragukan Kuasa Yesus. Atau lebih jauh lagi, walau kita percaya Yesus Maha
Kuasa, namun kita sering bertanya “Sanggupkah engkau menyelesaikan masalahku
Tuhan?” Atau saat kita diberi tugas pelayanan kita sering berkelit “Ah aku tidak bisa, kasih
orang lain saja.” Kata-kata tersebut seakan-akan menyangsikan Kuasa Yesus.
Kuasa yang memampukan anak-anakNYA melayani DIA. Kita mungkin berkata “Ya, saya
tahu Yesus mengadakan mukjizat 2000 tahun yang lalu, tapi itu dulu. Tidak sekarang.”
Kita tidak meragukan ke-Kuasa-an Yesus tapi kita sering tak mempunyai iman akan hal
itu. Iman bahwa Yesus masih bisa tetap menyatakan kuasanya bagi kita. Bukan 2000 tahun yang lalu saja. Tapi sampai hari ini Kuasanya masih bekerja. Dalam diri kita semua.
Kalau sudah begitu, apakah masih tetap kita bertanya “Emang Papa JC bisa ?”
Percayalah dengan IMAN! Tak ada yang mustahil bagiNYA.
Dan akhirnya, saat anda bilang “Terimakasih Yesus, ternyata Engkau bisa!” Saya percaya ia nggak ge-er dan kepalanya nggak akan bertambah besar 30% (seperti papanya Yoyo)
yovie
Vol. 17/2011
Fresh JUICE ! 11
10 April 2011 : Iman yang Teguh
HARI MINGGU PRAPASKAH V
Yeh 37:12-14,
Mzm 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8,
Rm 8:8-11,
Yoh 11:1-45
Yohanes 11:6-7
Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di
tempat, di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya:
“Mari kita kembali lagi ke Yudea.”
Semua manusia di dunia ini sangat membutuhkan teman. Karena teman itu adalah
tempat kita dapat membagikan pengalaman setiap hari. Di dalam Injil kita mendengarkan kisah tentang Lazarus saudara Maria dan Martha. Ketiga bersaudara ini mempunyai suatu relasi yang sangat akrab dengan Yesus.
Suatu ketika, Lazarus mengalami sakit berat. Di dalam keadaan yang seperti ini, mereka
sangat membutuhkan kehadiran Yesus. Mereka tahu dan percaya bahwa Yesus dapat
menyembuhkan penyakit dan membangkitkan orang mati. Namun kenyataannya, Yesus tidak berada di tempat. Karena itu Maria dan Martha mengirim berita kepada Yesus.
Mereka meminta agar Yesus datang dan berada bersama mereka. Mereka juga mengharapkan agar Yesus dapat menyembuhkan Lazarus yang sakit itu.
Maria dan Marta mengirim kabar kepada Yesus, “Tuhan, dia yang Engkau kasihi itu,
sakit.” Namun ketika informasi ini sampai ke telinga Yesus, di sana Penginjil mengatakan
bahwa Yesus sengaja tinggal dua hari lagi di tempat itu. Mengapa Yesus sengaja untuk
tidak datang segera menolong sahabat karibnya yang sakit berat? Jikalau Maria dan
Marta mendengar bahwa Yesus sengaja, mereka pasti sangat kecewa.
Kesengajaan ini bukan berarti Yesus ingin membiarkan mereka sengsara seperti itu, bukan pula berarti Yesus membiarkan Lazaarus menderita dan akhirnya meninggal. Pertolongan itu selalu datang dari Tuhan tepat pada waktunya dan sesuai dengan rencana
Tuhan. Namun terkadang kita berpikir bahwa Tuhan tidak mendengarkan doa kita. Tuhan tidak ingin mencobai mereka. Yesus membiarkan mereka untuk mengalami situasi
ini. Karena Yesus sendiri mengalami situasi seperti ini, melalui Jalan Salib. Yesus juga
ingin agar mereka mengerti bahwa hubungan itu bukan suatu hubungan biasa. Namun
hubungan itu harus didasarkan atas iman yang teguh kepada kehendak Tuhan.
Setiap cobaan yang menghadang kita bukan datang dari Tuhan. Tetapi terkadang Ia
membiarkan kita untuk mengalami masa pencobaan. Seperti di dalam kisah tadi, Yesus
ingin agar kita tahu bahwa hubungan kita bukan hanya sebatas teman biasa tetapi
atas dasar iman yang teguh. Yesus membiarkan kita agar iman kita menjadi kuat dan
teguh.
Rm.Joseph,MGL
12
Fresh JUICE !
Vol. 17/2011
11 April 2011 : Apakah Anda pernah Jatuh
Pekan V Prapaskah,
Stanislaus
Dan 13:1-9,15-17,19-30,33-62,
Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6,
Yoh 8:1-11
Warna Liturgi Ungu
Yoh 8:11Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.
Beberapa tahun lalu, kami melayani di Lembaga Permasyarakatan (penjara) Kerobokan. Misa saat itu dibawakan oleh Rm. Terry Burke. Saya terkesan sekali dengan homili
yang romo bawakan. Romo memberikan kekuatan bagi para napi. Walaupun jatuh
dalam dosa jangan pernah putus asa karena kita mempunyai Tuhan yang maha pengasih yang akan mengampuni kita bila kita benar-benar bertobat. Dia akan menerima
kita kembali semerah apapun dosa yang pernah kita buat. Yang penting pada saat kita
jatuh, jangan biarkan diri kita terus tenggelam dalam kejatuhan tapi mau bangkit lagi
dan berjalan menuju satu tujuan. Yaitu hidup kekal bersama Yesus.
Iman kita sebagai seorang katolik yang mau menjadi pelayan Tuhan juga tidak akan
mulus seperti jalan tol (jalan tol aja sering macet). Iman merupakan suatu proses belajar.
Sama seperti anak kecil yang belajar berjalan pasti pernah jatuh beberapa kali.
Saya jadi ingat ketika Vina belajar berjalan. Vina tergolong agak lambat bisa berjalan.
Usia 18 bulan baru benar-benar bisa berjalan. Padahal sejak usia 11 bulan dia sudah
mulai belajar berjalan sendiri. Mungkin karena pernah jatuh dia merasa takut kalau tangannya dilepas. Jadi selama 7 bulan dia kadang berani, kadang takut untuk berjalan
sendiri.
Seperti iman kita, kadang naik kadang turun. Tapi seperti Rm. Terry bilang jangan pernah putus asa. Bangkit lagi dan terus melangkah kedepan.
Dalam pelayanan kita pasti juga menemukan hambatan-hambatan. Itu suatu proses
pendewasaan diri kita. Bila pada saat jatuh kita tidak berusaha bangun kembali, dan
terus jatuh. Maka pelayanan atau iman kita tidak akan bertumbuh.
Bagaimana bila waktu Yesus jatuh waktu memikul salib Dia tidak berusaha bangun lagi?
Semua misiNya untuk menyelamatkan umat manusia bakal gagal total.
Injil hari ini sungguh menguatkan kita bahwa Yesus yang selalu mengasihi kita dan mau
menerima kita kembali saat kita kembali kepadaNya
Apakah anda pernah jatuh?
Apakah anda pernah berbuat dosa ?
Apakah anda berusaha bangkit kembali?
Mari kita datang kembali padaNYA ...
Nathasa
Vol. 17/2011
Fresh JUICE ! 13
12 April 2011 : Salib Kristus
Hari biasa Pekan V Prapaskah
Bil 21:4-9,
Mzm 102:2-3,16-18,19-21,
Yoh 8:21-30
Yoh 8:28
“Apabila kamu telah meninggikan Anak manusia, barulah kamu tahu bahwa Akulah
Dia,…”
Walaupun perkataan Yesus sulit dipahami, tapi ada kekuatan yang keluar dari sabdaNya, karena Sabda-Nya adalah hidup. Yesus tengah mewahyukan identitas-Nya sebagai utusan Bapa. Ia adalah satu-satunya pengantara antara Bapa dan manusia. Ia
sang Mesias, Putera tunggal Allah.
Dalam kitab Bilangan, Musa merupakan pengantara umat Israel, yang menuntun mereka keluar dari perbudakan Mesir, pewarta sabda Allah kepada mereka dan selalu
menyampaikan permohonan-permohonan mereka kepada Allah. Ketika Israel menggerutu dan melawan Allah di padang gurun, Allah mengirim ular-ular tedung dan banyak diantara mereka mati karena terkena gigitannya. Menyadari dosa mereka, umat
Israel bertobat dan meminta kepada Musa untuk berdoa bagi mereka. Allah mendengarkan doa Musa. Ia menyuruh Musa membuat ular tembaga dan meletakkannya di
atas sebuah tiang. Setiap orang yang terpagut ular tedung, jika melihat ular tembaga
itu, akan tetap hidup. Ular tembaga adalah prefigurasi dari salib Kristus, Mesias terjanji.
Tetapi orang-orang Yahudi yang mendengarkan perkataan Yesus menolak-Nya, hati
mereka tertutup. Menolak Yesus berarti menolak Allah sendiri. Yesus bersabda, “Jikalau
kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu” (Yoh 8:28).
Satu-satunya jalan yang mampu membebaskan kita dari dosa adalah mengenal Yesus sebagai Mesias, Putera Allah. Mengenal Yesus berarti menerima ajaran-Nya serta
menghidupinya. Siapa saja yang mempunyai keberanian untuk meninggalkan segala
kekuatan duniawi dan bernaung di bawah salib Kristus, akan mendapat terang Kristus
untuk mengerti hakekat salib Kristus dan kekuatan untuk memikulnya. Salib Kristus membebaskan kita dari perbudakan dosa.
Sr.M.Felicita, OSB
14
Fresh JUICE !
Vol. 17/2011
13 April 2011 : Bertolak Lebih Dalam
Hari biasa Pekan V Prapaskah, Martinus I
Dan 3:14-20,24-25,28,
MT Dan 3:52,53,54,55,56,
Yoh 8:31-42
Yoh 8:31b-32
Jikalau kamu tetap dalam firmanKu,kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan
mengetahui kebenaran,dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.
Perjalanan iman bersama Tuhan sungguh perjalanan yang unik dan menarik bagi setiap pribadi.
Ada sebuah pengalaman yang unik yang Tuhan ijinkan terjadi selama 1 tahun ini. Dimana saya berhubungan dengan keluarga Perancis yang berawal dari hubungan pekerjaan. Mereka adalah customer dari tempat saya bekerja. Keluarga ini seperti keluarga
barat umumnya yang tidak pernah kegereja bahkan atheis. Awalnya saya tidak pernah
berpikir bahwa bahwa hubungan saya dengan keluarga ini sampai sejauh itu, adik
perempuannya tinggal ditempat saya selama beberapa hari karena suatu masalah.
Hari demi hari kami lalui bahkan ketika berhujan-hujan naik motor keliling mencari koskosan ke-15 tempat untuk dia. Sampai suatu ketika dia menangis memeluk saya sambil
bilang begini “Lulu, thank you so much. I wanna go to church with you before I back to
French.. Jujur aja saya malah ketawa dan saya bilang: “Why you must go to church if
you don’t like it? Singkat cerita akhirnya kami ke gereja sebelum dia balik ke Perancis.
Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus firman Tuhan pada hari ini mengenai kebenaran yang telah memerdekakan diri saya untuk berani bertolak ke tempat yang
lebih dalam masuk kedalam keluarga Prancis ini. Jujur saja awalnya saya takut luar
biasa jika masuk lebih dalam. Hal ini karena pengetahuan saya yang terbatas dalam
praktek iman yang menjadi pergumulan yang cukup berat buat saya selama 1 tahun
yang lalu. Selama 8 tahun sudah saya belajar secara teori, Tuhan membawa saya
untuk masuk dalam penerapan dalam kehidupan. Saat itu pola pikir, analisa, logika
pengalaman masa lalu yang membatasi saya untuk bertolak lebih dalam. Sampai ketika saya berserah “Terjadilah padaku menurut kehendakMu.” Saat itulah kebenaran
firman Tuhan telah memerdekakan saya dari pemahaman dan keterbatasan saya, dan
akhirnya saya mempunyai pengalaman iman yang baru bersama Dia. Dia yang paling
tahu kedalaman hati saya, Dia juga yang akan menggandeng saya menjalani sampai
selesai.Saat ini apapun yang menjadi beban hidup anda bawa kepada Tuhan karena
Dia akan memberikan kelegaan dan kemerdekaan bagi anda.
Selamat menjalani pengalaman iman yang baru bersama Dia.
Tuhan memberkati.
Lulu
Vol. 17/2011
Fresh JUICE ! 15
14 April 2011 : Kehidupan Kekal
Hari biasa Pekan V Prapaskah
Kej 17:3-9,
Mzm 105:4-5,6-7,8-9,
Yoh 8:51-59
Yoh 8:51
“Sesungguhnya barang siapa yang menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut
sampai selama-lamanya” .
Ada satu filsuf, saya lupa namanya, dia berkata demikian, “sekali seorang bayi itu lahir,
maka ia sudah cukup tua untuk mati.” Maut atau kematian memang tidak bisa diduga
datangnya, selalu tiba-tiba dan tiap orang tidak pernah siap untuk menerima berita kematian. Selalu saja menyisakan rasa sedih dan sesak di dada bagi yang ditinggalkan.
Karena itu kematian selalu tidak diharapkan dan sebisa mungkin dihindarkan, hingga
meninggalkan kesan bahwa kita takut mati. Sejatinya memang tiap orang takut mati.
Selain pantang dan puasa, tentu masa prapaskah dalam Gereja akrab dengan ibadat jalan salib yang tidak lain merupakan ibadat kenangan akan kisah sengsara dan
kematian Yesus. Ketika Kristus dibaringkan di kubur memang hidupnya sebagai seorang
pemuda Yahudi berakhir. Namun kemudian kita percaya Dia kemudian bangkit dan
menampakkan diri kepada para murid-Nya. Yesus yang sama, tetapi berbeda. Ia kelihatan seperti Yesus yang dulu mereka kenal, tetapi ada perubahan, mereka tidak
percaya, sampai-sampai Yesus harus memperkenalkan diri lagi sambil minta makanan
kesukaannya sewaktu masih hidup, ikan bakar, baru kemudian mereka percaya.
Masa parpaskah ini kiranya menjadi saat yang tepat untuk kita masing-masing merenungkan apa arti kematian kita setelah kematian Kristus. Seolah dengan kematian
dan kebangkitan-Nya Yesus berkata jangan takut. Seolah Ia mau menyatakan dengan
membuktikan sendiri bahwa kematian ternyata tidaklah menakutkan lagi. Maut bukan
lagi sesuatu yang harus ditakutkan tiap pengikut Kristus. Sebab dengan kematian-Nya,
Kristus membuktikan bahwa kematian itu hanyalah bagian dari hidup. Tiap orang yang
hidup pasti akan mati, meninggalkan jasad duniawinya untuk menerima jasad baru
yang kita sebut kebangkitan itu. Dengan kematian hanyalah peralihan dari dunia
menuju kehidupan kekal. Yesus tidak pernah berkata, “barang siapa menuruti Aku, ia
akan hidup selama-lamanya,” melainkan “siapa yang menuruti Aku, ia tidak mati.” Bukan hidup di dunia yang dijanjikan Yesus untuk kita, tetapi peneguhan bahwa memang
tidak ada yang namanya kematian, melainkan hanyalah kehidupan kekal.
Seorang imam pernah berkhotbah bahwa di dalam syahadat, kita tidak pernah percaya pada kematian, tetapi kita percaya pada kebangkitan badan dan kehidupan
kekal.
Fr. Wenz,MGL
16
Fresh JUICE !
Vol. 17/2011
15 April 2011 : Kritikan
Hari biasa Pekan V Prapaskah
Yer 20:10-13,
Mzm 18:2-3a,3bc-4,5-6,7,
Yoh 10:31-42
Yoh 10:32
Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapaku yang Kuperlihatkan kepadamu ; pekerjaan manakah diantaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku ?
Injil hari ini mengisahkan perseteruan antara Yesus dan orang-orang Yahudi. Orangorang Yahudi menganggap Yesus menghujat Allah dan menyamakan diri dengan Allah. Walau telah banyak perbuatan ajaib dan kebaikan yang dibuat oleh Yesus, mereka
tetap tak mau percaya pada Yesus, hati mereka dipenuhi amarah dan dendam, dan
tetap ingin menangkap Yesus.
Pada awal tahun 2011, para tokoh lintas agama membeberkan 18 kebohongan pemerintah, yang disertai dengan permintaan agar pemerintah memperbaiki kinerja kerjanya
dan merespon suara rakyat. Pernyataan ini menuai pro dan kontra dari berbagai pihak.
Ada yang mengapresiasi dengan positif, ada pula yang membantah dengan keras.
Bulan berikutnya, kita menyaksikan perseteruan antara sekretaris kabinet, Dipo Alam,
dengan beberapa media massa. Karena kesal dengan pemberitaan beberapa media
yang dianggap terus menerus menyudutkan pemerintah, Dipo Alam menyerukan pemboikotan kepada media dengan tidak memasang iklan lagi.
Dikritik merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan. Apalagi bila hati kita dipenuhi rasa marah, kita tak bisa melihat hal baik yang ingin disampaikan kepada kita.
Bila hati kita penuh dendam, teguran yang disampaikan bisa menambah rasa kesal
kita, terkadang membuat kita makin membenci, bahkan ingin menyingkirkan sang
pengkritik.
Hari ini kita diingatkan oleh Yesus agar mau membuka hati terhadap teguran dan kritikan. Bila ada kawan yang menegur kita, tak perlu bersikap antipati, menutup telinga
atau balik marah. Ditegur berarti ada perhatian yang tulus dari sang kawan, yang ingin
agar kita berubah ke arah yang lebih baik. Dengarkanlah dengan tenang hal apa
yang ingin disampaikan, bila ada tak disetujui bisa didiskusikan bersama. Dengan begitu, kedamaian dalam hati dan hidup sehari-hari kita pun dapat terwujud.
Agatha
Vol. 17/2011
Fresh JUICE ! 17
16 April 2011 : Lidah Punya Kuasa
Hari biasa Pekan V Prapaskah
Yeh 37:21-28,
MT Yer 31:10,11-12ab,13,
Yoh 11:45-56
Yoh 11:49
Kayafas berkata, “Kamu tidak tahu apa-apa dan kamu tidak insyaf bahwa lebih berguna bagimu jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh bangsa kita ini
binasa.”
Kayafas tidak sadar akan apa yang diucapkannya di hadapan orang-orang Yahudi.
Apa yang dikatakannya, seperti menjadi senjata makan tuan. Kayafas mengatakan
bahwa orang-orang Yahudi tidak tahu apa-apa, padahal dia sendiripun tidak tahu
apa-apa tentang “satu orang mati untuk bangsa”, yang dimaksud satu orang ini adalah
Yesus. Yesus akan mati untuk menebus seluruh bangsa, kalau Yesus tidak mati, seluruh
bangsa akan binasa karena dosa-dosa.
Kayafas tidak sadar akan sabda kenabian (prophetic word) yang dia ucapkan. Sederhananya, apa yang dia katakan menjadi kenyataan. Ada kuasa di dalam mulut dan
lidahnya, yang tidak dia sadari bahwa Roh Tuhan bekerja.
Yang menjadi penekanan pada permenungan hari ini adalah bahwa Yesus akan mati
pada saat banyak orang Yahudi yang mengharapan Dia dihukum mati karena seringkali melanggar adat istiadat Yahudi, mempunyai pengikut yang banyak, selalu bersama
dengan orang-orang berdosa seperti pezinah, pemungut cukai dan lain sebagainya.
Kayafas sendiri adalah orang Yahudi dan ia menginginkan untuk Yesus mati. Maka dari
itu, dengan tidak sadar dia mengucapkan, “Lebih baik bagimu jika satu orang mati...”
Ternyata memang benar bahwa Yesus mati untuk menebus dosa seluruh umat manusia.
Kadangkala kita sendiripun “menginginkan Yesus mati” di dalam hidup kita. Kita ingin
membuang jauh-jauh kata kata-kata Yesus, Gereja, Sakramen dan lain sebagainya ketika kita berdosa. Padahal dengan berkata demikian, sedikit demi sedikit kita menyalibkan Yesus. Dia yang menanggung beban dosa kita yang secara tidak sadar kita
lakukan. Kadang-kadang dari situlah rahmat akan datang, mata kita akan dibukakan
dan akhirnya kita diselamatkan. Cara Tuhan memang aneh dan di luar logika manusia,
tapi ampuh untuk melawan setan.
Diakon Vincent, MGL
18
Fresh JUICE !
Vol. 17/2011
17 April 2011 : Menangisi kesalahan
HARI MINGGU PALMA MENGENANGKAN SENGSARA TUHAN
Yes 50:4-7,
Mzm 22:8-9,17-18a,19-20,23-24,
Flp 2:6-11,
Mat 26:14-27:66
Matius 26:74-75
Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: “Aku tidak kenal orang itu.” Dan pada
saat itu berkokoklah ayam. Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus
kepadanya: “Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Lalu ia
pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.
Petrus adalah salah satu dari murid-murid pertama yang dipanggil. Karena loyalitasnya
kepada Yesus yagn memanggil, ia meninggalkan segala-galanya untuk mengikuti Yesus. Dia meninggalkan keluarganya, meninggalkan perkerjaannya. Dia tahu dan percaya bahwa Yesus akan menggantikan semuanya itu seratus kali lipat.
Petrus diangkat sebagai juru bicara karena jiwa kepemimpinan yang dia miliki. Dia
begitu taat kepada Yesus dan ajaranNya. Dia begitu mencintai Yesus dan setiap wejangan yang Ia berikan. Namun Yesus memberikan kesempatan untuk Petrus. Yesus membiarkan dia untuk dicobai apakah dia sungguh kuat dan teguh atau tidak. Pencobaan
yang paling berat untuk Petrus adalah sewaktu Yesus ditangkap. Pada waktu Malam
Perjamuan Terakhir, Yesus telah mengingatkannya, bahwa sebelum ayam berkokok, dia
telah menyangkal Yesus tiga kali. Petrus tahu dan sadar akan perkataan Yesus itu. Namun dia dibutakan oleh tipu muslihat setan.
Saat Yesus dihakimi, semua murid-muridNya berada disekitar tempat itu. Mereka sangat
ketakutan. Termasuk Petrus, mereka cemas kalau-kalau mereka juga akan ditangkap
dan diperlakukan seperti itu. Ketika orang-orang disekitarnya bertanya kepada Petrus,
“Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu.” Namun dengan keras Petrus mengatakan, “Aku tidak!” Setelah yang ketiga kalinya, ayam berkokok.
Mendengar ayam jantan yang berkokok, dia keluar dan menangis dengan sedihnya.
Petrus sadar bahwa dia telah menyangkal Tuhannya. Dia telah menyangkal Yesus yang
telah diperingatkan sewaktu berada bersama mereka. Namun dia tidak menyadarinya.
Sekarang ia menyadari diri bahwa dia telah berbuat salah, menyangkali Yesus Guru
dan sahabatnya. Dia menangisi kesalahannya dengan sedih. Dia mengakui kesalahannya dengan suatu ratap dan tangis yang mendalam. Dengan kesadarannya itu Yesus mengubah dirinya menjadi baru. Yesus mengubah dirinya dari Simon menjadi Petrus
yang berarti “batu penjuru.” Dan di atas batu penjuru ini Yesus mendirikan GerejaNya.
Kita sekalian telah dipanggil Yesus dengan jalan yang sama. Kita dipanggil untuk menjadi baru di dalam Yesus. Namun di dalam perjalanan itu kita sering mengikuti arah
yang lain dan bahkan menyangkal jalan yang telah Dia berikan kita. Kita juga sering
juga tidak berani mengakui Yesus di mana kita sungguh dicobai. Pada saat itulah Yesus
ingin tahu apakah kita sungguh kuat dalam iman atau tidak.
Aku yakin bahwa aku sering jatuh kedalam dosa dan bahkan kedalam dosa yang
sama. Hari ini kita diajak Yesus untuk menyadari kesalahan kita dan bahkan menangisi
kesalahan itu sungguh dari dalam hati kita. Dengan itu Yesus akan mengubah kita dan
memberikan kita hidup yang baru.
Rm.Joseph,MGL
Vol. 17/2011
Fresh JUICE ! 19
18 April 2011 : Persembahan buat Tuhan
Yes 42:1-7,
Mzm 27:1,2,3,13-14,
Yoh 12:1-11
Yoh 12: 7
“Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburanKu...”
Pada bacaan injil dikisahkan, seorang perempuan bernama Maria, mengambil resiko
untuk masuk ke dalam rumah yang dikunjungi Yesus. Dia secara ritual Yahudi adalah
wanita yang tidak besih, jijik, kotor, penuh dosa, karena pola hidupnya yang suka “jajanan malam” dengan lelaki. Maria, wanita desa itu, membiarkan dirinya untuk ditolak di
dalam komunitasnya sendiri karena niatnya untuk menyeka kaki Tuhan dengan rambut
dan narwastu di depan semua orang sebagai tanda tobat. Lalu apa reaksi Yesus?
Bagi Yesus tindakannya ini adalah sebuah tindakan cinta dan tobat. Maria menemukan “lelaki Ilahi” yang mengampuni dosa dan kesalahannya, tidak seperti lelaki yang
biasa ia jumpai sebelumnya. Pertemuannya dengan Yesus adalah pertemuan penyembuhan, pertemuan cinta dan pertemuan pengertian. Pertemuannya dengan Yesus
membawa tobat yang dalam (metanoia), membawa perubahan yang radikal. Yesus
tidak menghakimi dia, tetapi malah membiarkan dirinya untuk diurapi dan diseka oleh
perempuan pendosa. Pertemuan Maria dan Yesus dalam injil hari ini menyadarkan kita
betapa besar rahmat dan kasih Alllah bagi kita manusia. Maria, wanita desa itu, memberikan hadiah yang terindah buat Tuhan karena ia mau tampil apa adanya didepan
Tuhan. Maria mengajarkan kita apa artinya mencintai Tuhan. Apapun resikonya kita
mesti tetap mencitai Tuhan, berapa besar kesalahan yang sudah kita lakukan kita mesti
tetap mencintai Tuhan karena Dia tetap mencintai kita.
Kalau kita lihat dari kaca mata duniawi, harga minyak narwastu tak ada bandingnya
dengan darah Kristus yang dicurahkan bagi kita untuk penebusan dosa. Kita ditebus
dengan darahNya sendiri agar kita dapat dibenarkan dihadapan Allah. Karena itu
saudara dan saudariku, marilah kita mencintai Tuhan dan sesama apapun resikonya.
Karena perbuatan baik kita terhadap sesama adalah “narwastu kita” bagi Tuhan Yesus.
Apa yang akan saya persembahkan buat Tuhan di masa puasa ini?
Fr. Matheus, MGL
20
Fresh JUICE !
Vol. 17/2011
19 April 2011 : Rancangan Tuhan
Yes 49:1-6,
Mzm 71:1-2,3-4a,5-6ab,15,17,
Yoh 13:21-33,36-38
Yoh 13:31
“…Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.”
Antara pengkhianatan Yudas dan penyangkalan Petrus terdapat perbedaan yang sangat besar. Yudas tidak sampai menyesali dosanya, hatinya dipenuhi dengan kegelapan. Begitu pula pikiran dan perbuatannya. Yudas mengikuti suara setan yang adalah
suara kegelapan. Pintu hatinya tertutup pada terang cahaya Kristus dan tenggelam
dalam lumpur dosa. Sementara Petrus membiarkan dirinya ditembusi pandangan mata
Yesus, menyadari kesalahannya dan menyesalinya. Pengkhianatan Yudas berikut penyangkalan Petrus terhadap Yesus bukanlah rancangan manusia, tapi bagian dari rencana Tuhan. Karena itu Kristus dipermuliakan dan bersama dengan-Nya dipermuliakan
pula Allah Bapa.
Rancangan keselamatan Allah tidak bisa tidak melewati misteri Paskah: melalui sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus yang menebus dan menyelamatkan kita. Misi Kristus
telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya dalam kitab Perjanjian Lama; misi penting untuk
menentukan masa depan Israel dan seluruh umat manusia. Seorang hamba dipilih Tuhan untuk mengemban tugas: melaksanakan kehendak Allah. Tuhan bersabda, “Aku
akan membuat Engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan dari
pada-Ku sampai ke ujung bumi” (Yes 49:6). Dalam perikop ini Allah memperkenalkan
hamba-Nya, yang telah dipanggil sejak dari kandungan ibu-Nya, sebagai satu-satunya terang untuk mewartakan kabar gembira kepada seluruh bangsa dan pesan
keselamatan bagi umat-Nya. Melalui hamba-Nya ini semua manusia diselamatkan.
Hamba ini adalah Yesus.
Misteri Paskah adalah bagian dalam sejarah umat manusia yang dihidupi oleh Kristus
sebagai Kepala, pengikut-pengikut-Nya dan umat Kristiani. Maka, pesan nabi Yesaya
ini juga ditujukan pada semua bangsa, bahwa rancangan Tuhan berlaku universal bagi
semua umat manusia di segala masa.
Sr. Benedicta, OSB
Vol. 17/2011
Fresh JUICE ! 21
20 April 2011 : Tetap Taat Dalam Pergumulan
Yes 50:4-9a,
Mzm 69:8-10,21bcd-22,31,33-34,
Mat 26:14-25
Yesaya 50:9a
“Sesungguhnya, Tuhan Allah menolong aku;”
Hari ini, hari Rabu, sebelum masuk Kamis Putih, perayaan Tri Hari Suci mengenang sengsara Yesus. Bacaan-bacaan hari ini mengungkapkan tentang ketaatan hamba Tuhan
yang menderita; Doa dalam kesesakan oleh Daud dan tiba pada pengkhianatan Yudas terhadap Yesus hanya dengan 30 uang perak. Bacaan pendukung pun menggambarkan pergumulan nabi Yeremia, ketika ia merasa gagal mengajak umat Israel
untuk bertobat.
Saya mengenal begitu banyak orang Kristiani maupun non Kristiani yang hidup dalam
pergumulan, karena pengkhianatan orang-orang di sekitarnya; tapi mereka tetap taat
pada Tuhan, pada ajaran agama untuk memaafkan, mengampuni, berdoa dalam
kesesakan, berseru kepada Tuhan dalam doa siang dan malam dan tetap setia menjalani hidup. Mereka percaya bahwa suatu hari Tuhan pasti mendengarkan seruan mereka. Suatu hari Tuhan akan mendatangkan pertolongan-Nya dan membuka jalan bagi
permasalahan mereka.
Yesus Kristus adalah teladan Seorang Penderita yang paling tabah, paling kuat. Ia
memberi teladan bahwa dalam pergumulan dan penderitaan, seseorang hendaknya
jangan sampai kehilangan rasa kasih sayang dan perhatian kepada sesamanya; tidak
kehilangan rasa untuk menerima kebaikan dan perhatian sesama; tetap memiliki sikap
mengampuni dan percaya pada janji Allah.
Segala sesuatunya pada akhirnya menjadi baik, karena Allah memberkati pikiran
orang-orang yang tertekan sehingga mereka menjadi kreatif dan menemukan solusi
hidupnya. Itu sebabnya, seorang Santo besar kita pernah menulis, ’Jika Anda sulit untuk
mengampuni, pandanglah salib Yesus!
Narita
22
Fresh JUICE !
Vol. 17/2011
21 April 2011 : Ekaristi yang Sah
KAMIS PUTIH
Pagi- Yes 61:1-3a,6a,8b-9, Mzm 89:21-22,25,27, Why 1:5-8, Luk 4:16-21
Sore-Kel 12:1-8,11-14, Mzm 116:12-13,15-16bc,17-18, 1Kor 11:23-26, Yoh 13:1-15
Yoh 13:15
“Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu
pun wajib saling membasuh kakimu”
Apa bedanya Paskah Yahudi dan Paskah Kristus? Begitulah salah satu pertanyaan untuk
ujian mata pelajaran Liturgi yang masih aku ingat sampai sekarang, syukurlah jawabannya pun masih kuingat sampai sekarang. Paskah Yahudi adalah perjamuan yang
dibuat tiap keluarga Yahudi untuk memperingati pembebasan mereka dari Mesir. Perjamuan yang mengingatkan mereka bahwa dengan campur tangan Yahwe mereka
berhasil bebas dari perbudakan Mesir. Yesus sebagai orang Yahudi pun menjalankan
perjamuan Paskah Yahudi, bedanya ketika orang Yahudi memotong anak domba dan
mengoles darah itu pada jenang pintu, Yesus menginsistusikan diri sebagai anak domba yang darahnya tertumpah untuk kita minum demi keselamatan kita. Kalau orang yahudi memperingati Paskah sebagai tanda pembebasan dari perbudakan Mesir, maka
Paskah Kristus adalah tanda bahwa Allah menyelamatkan manusia dari perbudakan
dosa dengan mengorbankan Putera-Nya sendiri.
Selain peringatan akan Paskah Kristus, Hari Kamis Putih juga dirayakan sebagai peringatan akan Yesus yang menginsistusikan Ekaristi. Uniknya, hari ini hanya Surat Paulus kepada orang Korintus yang menceritakan bahwa Yesus mengubah Paskah Yahudi menjadi Ekaristi (1 Kor 11:24-26). Injil Yohanes tidak secara nyata menceritakan Yesus yang
mengambil roti, memecah roti dan memberikannya kepada para murid-Nya, tetapi
malah mengisahkan Yesus yang membasuh kaki murid-murid-Nya. Apa maksudnya?
Mungkinkah Yohanes tidak percaya pada Ekaristi?
Seringkali Ekaristi diartikan hanya sebagai perayaan untuk menyambut Tubuh dan
Darah Kristus. Kiranya Yohanes tidak ingin hanya melihat Ekaristi dari sudut pandang
tersebut. Ekaristi adalah perayaan korban suci, Yesus sebagai Imam, Altar sekaligus Korban yang ke dalamnya kita diundang untuk ambil bagian, memakan korban yang
sudah disucikan lalu diutus untuk melakukan pengorbanan yang sama. Membasuh kaki
adalah lambang pengobanan, lambang pelayanan. Ekaristi, menurut Yohanes, sesungguhnya adalah perutusan untuk membasuh kaki satu sama lain. Ekaristi kita menjadi
sah dan lengkap bukan hanya karena kita sudah menerima Tubuh dan Darah Kristus
lalu cepat-cepat pulang, tetapi menjadi lengkap ketika kita diutus. Diutus untuk apa?
Diutus untuk saling melayani satu sama lain. Karena itu Ekaristi kita menjadi Ekaristi yang
sah kalau kita membasuh kaki satu sama lain sesudahnya, kalau kita tambah semangat
saling melayani satu sama lain. Itulah tanda sah Ekaristi menurut Yohanes, itulah Sakramen Ekaristi.
Fr. Wenz, MGL
Vol. 17/2011
Fresh JUICE ! 23
22 April 2011 : Bersyukur dalam Penderitaan
JUMAT AGUNG
Yes 52:13-53:12,
Mzm 31:2,6,12-13,15-16,17,25,
Ibr 4:14-16, 5:7-9,
Yoh 18:1-19:42
Ibr 5:8
“Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya”
Apakah Anda salah satu dari segelintir orang “langka” yang dalam setiap doanya kepada Tuhan meminta untuk diberi penderitaan? Saya rasa tidak, karena saya pun masih
cukup waras untuk meminta hal yang baik dan memudahkan hidup saya. Tapi apa itu
berarti kita lepas dari yang namanya penderitaan?
Eits, jangan salah, yang namanya penderitaan itu bukan berarti harus sesuatu yang
kelihatan besar dan sangat menyakitkan. Bahkan mungkin Anda setiap hari sadar tidak
sadar selalu merasa menderita.
“Panasnya hari ini, coba nggak tinggal di Bali, nggak bakal deh semenderita ini dijemur
matahari”
“Besok ujian, dan sekarang aku harus belajar, menderitanya aku ini”
“Penderitaan dimulai dari jam 9 pagi sampai 12 siang, dan dilanjutkan jam 1 siang sampai jam 5 sore, pekerjaan yang melelahkan”
Dan masih banyak hal lain yang kita keluhkan setiap hari sebagai sebuah penderitaan.
Itu masih penderitaan kecil lho. Coba lihat Yesus, dikhianati muridnya sendiri, disangkal
oleh murid yang dikasihinya sampai 3 kali, nggak kenal sama kita tapi rela disiksa dan
mati di kayu salib untuk menebus dosa saya dan Anda.
Sakitkah Dia? YA! Menderitakah Dia? YA! Tapi mengeluhkah Dia? TIDAK! Bencikah Dia
dengan kita? TIDAK! Malah Dia berjanji akan selalu menyertai kita sampai akhir zaman.
Walaupun Dia adalah Tuhan Dia tetap membiarkan diriNya menderita untuk Anda karena ketaatanNya kepada Bapanya dan terlebih cintaNya pada kita.
Maka, ayo mulai sekarang, Yesus yang Anak Allah saja mau belajar taat dari penderitaanNya, masa kita tidak? Malu ah.. Tuhan tidak pernah memiliki maksud buruk terhadap
anak – anakNya, penderitaan bukanlah suatu hukuman karena dosa – dosa kita, tapi
di dalam penderitaan Tuhan ingin kita bisa tetap setia dan taat mengikutinya. Cara termudah untuk memulainya adalah dengan bersyukur setiap waktu atas apa yang terjadi
dalam hidupmu, termasuk bersyukur untuk semua hal yang membuatmu menderita,
kecewa, sedih, dan merana. Terdengar konyol ya? Lakukan saja dulu, dan rasakan nikmatnya, ketika Anda bersyukur untuk sebuah kebahagiaan dan ketika bersyukur untuk
penderitaan.
“Terimakasih Tuhan untuk cuaca yang panas hari ini, jemuranku kering semua”
“Terimakasih telah menyadarkan kewajibanku sebagai seorang pelajar, ya memang
harus belajar”
“Berjuta – juta pengangguran, Kau masih memberkatiku dengan pekerjaanku ini Tuhan,
terimakasih”
Bersyukurlah selalu dalam penderitaanMu dan taatlah selalu kepadaNya. Dijamin tidak
akan mudah, dan akan bertambah susah jika Anda hanya membaca tanpa mempraktekannya. MULAILAH SEKARANG !!!
Maia
24
Fresh JUICE !
Vol. 17/2011
23 April 2011 : Misteri Iman
SABTU SUCI
Malam- Kej 1:1-2:2, Kel 14:15-15:1, Yes 54:5-14, Rm 6:3-11,
Mzm 118:1-2,16ab-17,22-23,
Mat 28:1-10
Mat. 28:2
“Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari
langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya.”
Kuasa Tuhan memang luar biasa. Misteri kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus ditandai
dengan fenomena alam seperti gempa bumi, turunnya seorang malaikat Tuhan dan
menggulingkan batu yang menutup kubur dimana tubuh jasmani Yesus dibaringkan.
Seperti yang kita ketahui, bagaimana proses kebangkitan badan dari Yesus sendiri, tidak ada yang menjadi saksi. Tidak ada yang tahu. Yang menjadi bukti adalah adanya
“makam kosong” dimana Maria Magdalena dan para murid menyaksikan batu makam
terguling, kain kafan yang tergolek, dan tubuh Yesus tidak ada lagi di dalam kubur.
Paskah adalah puncak perayaan iman di dalam kalender liturgi umat Katolik. Pada
malam Paskah kita memperingati yang namanya “Passover”, dimana umat Israel melalui Musa, Tuhan membimbing umatNya keluar dari perbudakan Mesir menuju ke Tanah Terjanji. Di dalam Pernjanjian Baru, kisah ini sangat berkaitan erat dengan Kisah
Kebangkitan Yesus dimana Yesus bangkit dari kematian, yang secara langsung berarti
membawa semua umat manusia menuju keselamatan.
Batu kubur terguling! Inipun merupakan tanda dari iman kita. Batu yang begitu berat,
oleh kuasa Tuhan digulingkan. Dengan perayaan Paskah ini, semua umat diajak untuk “kerjasama” denga kuasa Tuhan untuk menggulingkan “batu-batu” yang mengubur
hubungan intim kita dengan Tuhan. Dengan kata lain, hidup kita menjadi baru karena
mendapat “udara segar” dari luar dan tidak pengap di dalam kubur.
Inilah misteri iman kita. Puncak iman kita adalah pada hidup, wafat dan kebangkitan
Tuhan Yesus. Kalau Tuhan saja bisa membuat “mukjizat” terbesar dalam sejarah manusia, tentu Dia akan selalu membuat mukjizat-mukjizat lain dalam kehidupan kita. Pertanyaannya, apakah kita mempunya iman akan Yesus?
Diakon Vincent, MGL
Vol. 17/2011
Fresh JUICE ! 25
24 April 2011 : Hadapi Penderitaan dengan Iman
HARI RAYA PASKAH KEBANGKITAN TUHAN
Kis 10:34a,37-43,
Mzm 118:1-2,16ab-17,22-23,
Kol 3:1-4 / 1Kor 5:6b-8,
Yoh 20:1-9
Yoh. 20:1-2
Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria
Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Ia berlarilari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata
kepada mereka: “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana
Ia diletakkan.”
Setahun yang lalu aku mendampingi sebuah keluarga yang sedang dilanda suatu
peristiwa yang sangat sulit. Ibunda dari sang istri menderita sakit kanker. Aku sering mengunjungi juga Ibundanya yang sakit itu. Keluarga ini merasa kehilangan kalau dia meninggalkan mereka saat itu. Keluarga itu juga merasakan peristiwa itu sebagai suatu beban yang sungguh berat. Mereka tidak menginginkan dia meninggal dengan segera
dan menderita seperti itu. Kadang juga mereka mengatakan bahwa kalau memang
Tuhan menginginkan dia, mereka menginginkan agar dia pergi sebelum aku pindah ke
Darwin. Dengan itu aku dapat hadir bersama mereka di saat itu.
Ibu itu telah menderita sakit sejak tiga atau empat tahun yang lalu. Dan tahun lalu
adalah waktu yang sangat kritis. Dia merasa sangat perih di tempat dimana kanker itu
tumbuh. Kadang dia menrintih kesakitan. Karena itu ia menginginkan untuk segera meninggal. Dia mengatakan kepadaku, “Joseph, tidak apa-apa, aku ingin pergi dari sini.
Aku akan bahagia kalau aku pergi seperti ini.”
Injil hari ini mengisahkan tentang kubur Yesus yang didapatinya kosong. Di sana dikatakan bahwa pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar, ketika hari masih
gelap, pergilah Maria Mgdalena ke kubur dan ia melihat bahwa batu telah diambil
dari kubur. Dan kenyataannya dia tidak menemukan Yesus yang barbaring di tempat
itu. Tuhan yang menderita dan mati tidak ada di dalam kubur itu.
Kisah ini mengatakan kepada kita bahwa di dalam kenyataan setiap hari , kita mengalami banyak sekali penderitaan. Kita sering takut untuk mengahadapi kenyataan itu.
Kita takut kalau merasakan sakit dan pedih di dalam diri kita. Dengan itu kita lari dari
kanyataan itu. Namun kenyataan semakin kita menjauhkan diri dari kenyataan itu, kita
semakin didekatkan dengan kenyataan itu.
Kita diundang oleh Yesus untuk berlari mendekatkan diri kita dengan penderitaan itu.
Seperti Maria Magdalena yang berlari mendekatkan diri untuk merasakan penderitaan
itu. Namun ternyata setelah dia mendekatkan diri dengan penderitaan itu. Dia mengalami sesuatu hidup baru. Dia mengalami suatu kebahagiaan dan kegembiraan yang
penuh di dalam kebangkitan Yesus. Setelah Ibu itu meninggal, sang istri mengatakan
kepadaku, “Dia meninggal dengan penuh suka cita. Ibuku meninggal dengan damai.
Aku dapat melihat dan merasakan ketika Ibu menutup mata. Aku melihat dia tersenyum
dan bahagia.
Rm.Joseph,MGL
26
Fresh JUICE !
Vol. 17/2011
25 April 2011 : Membalikkan Fakta
HARI SENIN DLM OKTAF PASKAH
Kis 2:14,22-32,
Mzm 16:1-2a,5,7-8,9-10,11,
Mat 28:8-15
Mat 28:10
“Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.”
Sahabat-sahabatku…
Dewasa ini, kerap kali kita jumpai dan hadapi ketidakadilan, kesenjangan social, kriminalisasi, diskriminisasi, tindakan semena-mena. Dan hampir pasti bahwa hal-hal ini menjadi konsumsi public dewasa ini. Pembalikan fakta sering terjadi. Yang benar jadi salah
dan yang salah dibenarkan. Selalu ada kata ‘hitam di atas putih’ tanpa ada pembuktian. Rupanya ini menjadi tradisi zaman yang tak lekang oleh waktu. Kelompok kecil
yang lemah menjadi kambing hitam bagi para penguasa yang berduit. Dan karena
uang dan kekuasaan, orang dibutakan mata hatinya dan karena uang dan kekuasaan
itu pula, orang membutakan mata hati orang lain. Banyak orang merintih tanpa air
mata.
Hal serupa juga dialami oleh para murid pada zaman Yesus. Para tua-tua dan imamimam kepala membalikkan fakta tentang eksistensi keilahian Yesus yang melampaui
kematian. Meraka membutakan mata hati para serdadu-serdadu yang menjaga kubur Yesus dengan membrikan sejumlah besar uang kepada mereka. Para serdadu harus membalikan fakta dan harus mengatakan kepada masyarakat bahwa ‘Yesus tidak
bangkit melainkan dicuri oleh para murid-Nya’ (Mat 28:12-13). Sungguh amat menyedihkan.
Sahabat-sahabatku…
Kita jangan pesimis dan berkecil hati dalam menghadapi tradisi zaman ini. Ini merupakan kenyataan yang harus kita hadapi menuju Galilea, tempat dimana Yesus menanti
kita. Tempat kebenaran dan kesuksesan. Yang pasti bahwa kita yang nota bene sebagai ‘putra-putri Yesus’ akan mencapai Galilea. Asalkan kita melangkah dalam kepastian dan mengikuti pola hidup Yesus, dalam arti bahwa kita harus mentaati semua
peraturan yang berlaku (baik di tempat kerja, dalam masyarakat, Gereja, maupun terhadap Negara). Tetap tekun dan konsisten dalam iman. Katakan salah bila salah dan
katakan benar bila itu benar.
Sahabat-sahabatku, pecayalah bahwa bila kita melangkah dalam kebenaran, maka
Yesus takan pernah meninggalkan kita.
Hanz
Vol. 17/2011
Fresh JUICE ! 27
26 April 2011 : Menjadi Contoh
Kis 2:36-41,
Mzm 33:4-5,18-19,20,22,
Yoh 20:11-18
“…Aku telah melihat Tuhan!”… (Yoh 20:18)
St.Yohanes penginjil mempresentasikan profil Maria Magdalena sebagai teladan iman
dan saksi kebangkitan Kristus. Kisah pertobatan Maria dari Magdala yang radikal dan
perjalanan imannya hingga menjadi misionaris pertama, yang melihat Yesus yang telah
bangkit dan mewartakannya kepada semua orang, sungguh dapat menjadi ispirasi
bagi setiap umat beriman. Segera setelah melihat Yesus, dan mendengar namanya
dipanggil oleh Yesus, Maria berlari dan memberitahukan kepada para murid ”Aku
telah melihat Tuhan.” Suatu kesaksian yang sederhana dan apa adanya tentang segala yang telah ia lihat. Berkat kesaksian Maria di Magdala, iman para murid menjadi
diteguhkan dan mereka berani mewartakan tentang warta kebangkitan Yesus kepada
semua orang.
Ketika Petrus tengah berkotbah kepada banyak orang, terang Roh Kudus mengerakkan hati mereka dan membuat mereka ‘terharu’, lalu bertanya kepada Petrus apa
yang harus mereka lakukan. Dan Petrus menjawab “Bertobatlah dan hendaklah kamu
masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan
dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kis 2:38). Pertobatan tidak
berhenti pada keputusan awal saja, tapi ditindaklanjuti dengan mendengarkan pewartaan sabda Allah dan memperoleh keteguhan iman serta penyesalan akan semua
dosa, lalu menerima karunia Roh Kudus yang menjadikan kita milik Gereja.
Meneladani Maria Magdalena yang mewartakan kebangkitan Kristus, sebagai anggota Gereja, kita yang telah menerima cahaya kebangkitan Kristus, diutus untuk bersaksi dalam hidup keseharian kita tentang kebangkitan Kristus dengan penuh kegembiraan. Jadilah contoh bagi sesama dalam menjalani hidup baru sesuai ajaran Kristus
yang bangkit.
Sr. Benedicta, OSB
28
Fresh JUICE !
Vol. 17/2011
27 April 2011 : Berjalan Bersama Yesus
HARI RABU DLM OKTAF PASKAH
Kis 3:1-10,
Mzm 105:1-2,3-4,6-7,8-9,
Luk 24:13-35
Luk 24:25
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu,
sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
Beberapa hari yang lalu saya kehilangan sebuah buku yang saya perlukan untuk pekerjaan saya. Rak dan lemari buku sudah saya bongkar berkali-kali, tetapi tetap tidak
saya temukan buku itu. Akhirnya saya menyerah, meneruskan pekerjaan tanpa data
dari buku. Beberapa saat kemudian, saat sedang enak-enaknya kerja di dpn komputer,
tiba-tiba saja saya ingat kalau buku yang saya cari sejak tadi ada di bagasi mobil. Dan
memang disanalah saya menemukannya …
Hmm..apa hubungannya kejadian itu dengan bacaan hari ini ya?? Dari peristiwa itu
saya merasa seringkali kita begitu fokus pada masalah yang kita hadapi sampai kita
tidak menyadari jawaban yang sebenarnya mudah. Kita fokus pada “bencana” kita,
sampai doa kita hanya itu-itu saja, memohon masalah segera selesai. Kita kurang menyediakan waktu untuk berdiam diri, bertanya pada Tuhan, apa yang seharusnya kita
doakan. Seperti pengemis pada bacaan pertama. Ia memohon sedekah (pemecahan masalah ekonominya-menurut dia) bukannya kesembuhan (penyelesaian masalah
menurut Tuhan). Begitu “besar”nya masalah bagi kita sehingga saat Tuhan menyediakan
jalan, kita tidak melihatnya. Terhalang oleh kekuatiran, ketakutan, dan keruwetan pikiran kita. Mari belajar dari Injil hari ini. Memang 2 murid itu tidak mengenali Yesus. Ketakutan dan kekuatiran menghalangi pandangan mereka. Kleopas dan temannya masih
shock karena mereka kehilangan pemimpin yang diharapkan membebaskan mereka,
dengan cara yang tragis. Tetapi saat Yesus makan bersama dan memecahkan roti,
mata mereka terbuka. Melalui persatuan bersama Tuhan (baca:Ekaristi), kita menerima
rahmatNya sehingga bisa mengenali Tuhan.
Kembali ke buku saya yang hilang… Ternyata dia (buku saya) selama ini ikut kemana
saja saya pergi, tanpa saya menyadarinya. Seperti Tuhan yang selalu ada dalam hati,
tetapi sering saya lupakan. Sehingga saat masalah datang, saya mencari penyelesaian di tempat yang salah (mengandalkan diri sendiri atau orang lain). Mari kita belajar
menyertakan Dia dalam tiap langkah kita hari ini..
Siska
Vol. 17/2011
Fresh JUICE ! 29
28 April 2011 : Jangan Ragu !
HARI KAMIS DLM OKTAF PASKAH
Kis 3:11-26,
Mzm 8:2a,5,6-7,8-9,
Luk 24:35-48
Luk.24:38b
”Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan dalam hati kamu”
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering berjumpa dengan hal-hal yang menakjubkan bahkan hal-hal yang sangat misteris yang bisa menggoyangkan jiwa.
Sebuah berita yang sangat mengagetkan saya, ketika beberapa tahun yang lalu,
mendengar cerita bahwa sepupu saya menjadi seorang pembunuh di Jakarta, sayapun kaget dan tidak percaya. Hal itu membuat saya kecewa, kenapa hal itu bisa terjadi; orang yang terkenal ramah dan berbudi baik ternyata berubah menjadi seorang
pembunuh, ini membuat aku terpukul. Terus aku mencoba untuk menggali tentang kebenarannya, ternyata lingkungan dapat membentuk sebuah karakter manusia, tanpa
sadar bahwa kita terbawa dalam sebuah habitat yang salah. Nah oleh karena itu kitapun harus sadar dalam pergaulan kita sehari-hari, sehingga kita dapat memilih mana
yang baik dan mana yang buruk.
Seiring dengan cerita diatas bahwa para Rasul yang menceritakan tentang Kebangkitan Yesus, timbullah keragu-raguan dan bahkan ada yang tidak percaya bahwa Yesus
yang sudah mati itu, telah bangkit kembali. Perstiwa ini membuat heboh diantara orangorang Yerusalem dan Yahudi, bahkan murid-muridNya sendiri. ”Dan sementara mereka
bercakap-cakap tentang hal-hal kebangkitan Tuhan Yesus tiba-tiba berdiri di tengahtengah mereka dan berkata kepada mereka “Damai sejahtera bagi kamu!”, mereka
terkejut dan takut dan mereka menyangka bahwa mereka melihat hantu.(Luk.24:36-37)
Lalu “Yesus berkata kepada mereka mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan dalam hati kamu”(Luk.24:38,) dan itupun tidak membuat mereka
percaya 100 persen. Akhirnya Yesus berkata kepada mereka lihatlah tanganKu dan
kakiKu, “sambil berkata Yesuspun meminta kepada para murid-muridNya untuk memberikan sepotong ikan goreng dan Yesus memngambil dan memakannya”.(Luk.24:4243). Itulah bukti betapa cintanya Allah terhadap manusia, walaupun kita penuh dengan
lumur dosa namun Ia tetap mengasihi kita dan bahkan Allah mau merendahkan diri
dan mau menyetarakan diriNya dan berubah menjadi wujud manusia yang utuh.supaya kita dapat melihat kemuliaanNya.
Dengan demikian bahwa kedua ceritra yang memiliki versi yang berbeda namun Injil
Lukas mengajak kita sekalian sebagai orang yang dibabtis dan menjadi umatNya tidak
perlu ada keragu-raguan dalam mengimaniNya, walaupun tanpa melihat. Dalam ayat
lain juga berkata bahwa,” berbahagialah orang yang tidak melihat Aku namun percaya” .maka pada masa Prapaska ini, mari kita sungguh-sungguh menyiapkan diri kita
masing-masing untuk menyonsong kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus...
Franky_Laka
30
Fresh JUICE !
Vol. 17/2011
29 April 2011 : Kepekaan
HARI JUMAT DLM OKTAF PASKAH
Kis 4:1-12,
Mzm 118:1-2,4,22-24,25-27a,
Yoh 21:1-14
Yoh 21:7
Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus : “Itu Tuhan”
Ada seorang bapak tua yang hidup di tepi sungai. Karena hujan yang turun terus
menerus, ketinggian air sungai mulai naik, lalu meluap, menyebabkan banjir. Air bahkan masuk ke dalam rumahnya. Saat air bertambah tinggi, penduduk desa mulai diungsikan. Tim SAR berusaha mengevakuasi sang bapak dengan truk, namun dengan
halus ditolak olehnya, dan berkata, “ Terima kasih, saya mau tinggal disini saja, saya sudah berdoa agar banjir segera surut”. Tim SAR pun pergi. Tak lama kemudian, air makin
bertambah tinggi, kali ini sudah mencapai setengah dinding rumah. Sang bapak tetap
bertahan, dan memilih naik ke atas lemari. Tim SAR kembali datang untuk menolong,
kali ini mereka datang dengan perahu karet, dan lagi-lagi ditolak, ia berkata, “ Saya
percaya Tuhan akan menolong saya, saya sudah berdoa, banjir pasti akan surut”. Air
makin tinggi dan mencapai atap rumah. Sang bapak bertahan di puncak atap rumah.
Tim penyelamat kali ini datang dengan helikopter untuk menjemputnya, dan ditolak
lagi, sang bapak tetap beranggapan Tuhan akan menolongnya. Tak lama seluruh desa
pun terendam banjir, sang bapak akhirnya tenggelam dan meninggal. Di akhirat, ia
dihadapkan pada Tuhan, ia mulai protes, “ Tuhan saya sudah berdoa dengan sepenuh
hati, kenapa Engkau tidak menyelamatkanku dari banjir itu?” Tuhan pun menjawab,
“ Aku sudah mendengar doamu anakKu, Aku sudah mengirimkan truk, perahu karet
dan helikopter untuk menyelamatkanmu, namun kenapa tak ada satu pun yang kau
gunakan ? “
Saat kita menghadapi berbagai persoalan dalam hidup, Tuhan tak pernah meninggalkan kita. Berbagai cara dilakukan Tuhan untuk menolong kita, yang bisa berwujud
dalam bentuk pendapat ataupun bantuan dari teman, atau orang yang berada di
dekat kita. Namun terkadang kita tak menyadarinya karena terlalu terpaku dalam masalah yang tengah dihadapi. Seperti halnya para murid yang tak menyadari kehadiran
Yesus, sampai murid yang dikasihiNya berkata pada Petrus, “ Itu Tuhan”. Mari kita memohon rahmat dari Tuhan agar memiliki kepekaan untuk mendengarkan dan merasakan
kehadiran-Nya.
Agatha
Vol. 17/2011
Fresh JUICE ! 31
30 April 2011 : Kabar Gembira
HARI SABTU DLM OKTAF PASKAH
Kis 4:13-21,
Mzm 118:1,14-15,16ab-18,19-21,
Mrk 16:9-15
Kis. 4: 20
“Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami
lihat dan yang telah kami dengar.”
Cerita dari mulut ke mulut sangat cepat beredar, apalagi ceritanya enak didengar dan
memancing orang untuk penasaran. Kalau hal yang enak diceritakan itu keburukan
orang lain, itu namanya gosip. Tapi kalau yang diceritakan itu tentang kebaikan, kabar
baik, warta gembira, itu namanya pewartaan Injil.
Setelah kebangkitan, Yesus menampakkan diri kepada para muridNya yang ragu, gelisah, tak tentu arah. Dalam penampakkanNya, Yesus meneguhkan iman para murid
supaya jangan takut dan tetap berpegang teguh padaNya. Inilah yang menjadi pegangan para murid pertama yang melihat dengan kepala sendiri dan mendengar
dengan telinga sendiri Yesus yang disalibkan, mati, bangkit dan kini hidup.
Kisah 2000 tahun yang lalu bergema dan bergaung sampai saat ini, ke pelosok dan ke
ujung dunia. Mengapa bisa demikian? Karena adanya dorongan yang kuat dari para
murid pertama, para bapa gereja, para martir, orang kudus gereja yang tidak bisa
tidak menutup mulut untuk mewartakan kabar gembira ini kepada setiap orang yang
ditemui.
Dengan bahasa sederhana, kalau kita mempunyai kabar gembira seperti lulus ujian,
diterima di tempat kerja bagus, dapat bonus dari kerjaan, melahirkan anak pertama,
sembuh dari penyakit yang berkepanjangan, dan lain sebagainya, tentu kabar ini kita
ceritakan kepada orang lain. Mengapa demikian? Selain kita berbagi kegembiraan,
kita mau supaya orang lain juga menikmati kegembiraan yang kita alami.
Dengan kata lain, seandainya kita senang dan asyik menceritakan kejelekan orang lain
plus ditambah bumbu-bumbu penyedap yang jauh dari pada keaslian dan kebenarannya, alangkah baiknya kita mengubahnya, membalikkannya dengan menceritakan
kebaikan atau kabar gembira. Tentu kabar gembira harus dialami sendiri oleh orang
yang mau menyampaikan kabar gembira tersebut, kalau tidak, akan menjadi suatu
cerita isapan jempol belaka.
Diakon Vincent,MGL
32
Fresh JUICE !
Vol. 17/2011
30 April : Santo Pius V
Paus yang kudus ini dilahirkan di Italia pada tahun
1504. Ia dibaptis dengan nama Antonius Ghislieri.
Antonius sungguh ingin menjadi seorang imam,
tetapi tampaknya angan-angannya itu tidak akan
pernah menjadi kenyataan. Orangtuanya miskin.
Mereka tidak punya cukup uang untuk menyekolahkannya. Suatu hari, dua orang imam Dominikan datang ke rumahnya dan bertemu dengan
Antonius. Para imam itu amat suka kepadanya
hingga mereka bersedia mengurus pendidikannya.
Demikianlah, pada usia empat belas tahun, Antonius bergabung dalam Ordo Dominikan. Ia memilih
nama “Mikhael”. Setelah menamatkan studinya, ia
ditahbiskan sebagai imam. Kemudian ia ditahbiskan pula sebagai uskup dan kardinal.
Dengan gagah berani ia mempertahankan ajaranajaran Gereja dari mereka yang berusaha menentangnya. Ia senantiasa hidup dengan bermatiraga.
Ketika usianya enam puluh satu tahun, ia dipilih menjadi paus. Ia memilih nama Paus
Pius V. Dulu ia seorang bocah penggembala domba yang miskin. Sekarang ia adalah
pemimpin tertinggi Gereja Katolik di seluruh dunia. Walaupun demikian, paus tetap
rendah hati dan sederhana seperti sedia kala. Ia masih mengenakan jubah Dominikannya yang putih, jubah tua yang selama ini dikenakannya. Dan tak seorang pun dapat
membujuknya untuk menggantinya.
Paus Pius V harus menghadapi banyak tantangan. Ia menimba kekuatan dari salib
Yesus. Setiap hari ia merenungkan sengsara dan wafat Kristus. Pada waktu itu, bangsa
Turki berusaha menguasai seluruh wilayah Kristen. Mereka mempunyai armada angkatan laut yang hebat di Laut Tengah. Bala tentara Kristen bertempur melawan mereka
di suatu wilayah yang disebut Lepanto, dekat Yunani. Sejak saat bala tentaranya keluar
untuk berperang, Bapa Suci terus-menerus berdoa rosario. Ia mendorong umatnya
untuk melakukan hal yang sama. Puji syukur atas bantuan Bunda Maria, bala tentara
Kristen menang mutlak atas musuhnya. Sebagai ungkapan terima kasih kepada Bunda
Maria, St. Pius V menetapkan Pesta SP Maria Ratu Rosario yang kita rayakan setiap
tanggal 7 Oktober.
Paus Pius V wafat di Roma pada tanggal 1 Mei 1572. Pestanya dirayakan pada hari ini
karena tanggal 1 Mei adalah pesta St. Yusuf Pekerja. Pius V dinyatakan kudus oleh Paus
Klemens XI pada tahun 1712.
Marilah pada hari ini kita berdoa bagi segenap uskup,
imam dan para pejabat Gereja
Vol. 17/2011
Fresh JUICE ! 33
34
Fresh JUICE !
Vol. 17/2011
Download