Otang Kurniaman dan Lazim N., Implementasi Kurikulum 2013

advertisement
Otang Kurniaman dan Lazim N., Implementasi Kurikulum 2013 …
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS II SD NEGERI 079 PEKAN BARU
Otang Kurniaman1 dan Lazim N2
Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat penerapan kurikulum 2013 dalam pembelajaran di kelas II
SD Negeri 079 Pekanbaru khususnya keberhasilan penerapan kurikulum 2013 dalam pembelajaran di
kelas II SD Negeri 079 Pekanbaru pada tema 4 sub tema 4 pembelajaran ke-2. Subjek penelitian ini
satu orang guru dan 32 siswa, dengan menggunakan istrumen penelitian berupa lembar observasi dan
tes dalam mengukur pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 dan hasil belajar siswa. Penelitian
yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penilaian hasil belajar siswa berupa penilaian sikap
percaya diri, teliti, dan santun dengan presentase tertinggi dengan kategori mulai terlihat sedangkan
pada kategori membudaya belum terlihat. Penilaian pengetahuan yang paling menonjol adalah nilai
baik dengan persentase 46,88%, dalam pembelajaran ini penilaian keterampilan terbagi dua yaitu
keterampilan menceritakan dengan kategori tertinggi cukup dengan persentase 87,5% dan volume
suara dengan kategori tertinggi baik dengan persentase 71,88%, sedangkan keterampilan membaca
cerita narasi dengan persentase tertinggi baik persentase 81,25%. Implementasi kurikulum 2013 di
kelas II SDNegeri 079 Pekanbaru belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Apalagi pada
penilaian, gurumasih kewalahan dalam melaksanakan, dan juga masih ada penilaian yang belum
terlaksana dengan baik, karena dalam kurikulum 2013 menuntut sikap yang menjadi prioritas pertama
untuk dikembangkan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan kurikulum 2013 masih
memerlukan peninjauan ulang kembali supaya tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal.
Kata Kunci: Kurikulum 2013, Pembelajaran, Sekolah Dasar
Abstract
The purpose of this research is to look at the implementation of the curriculum learning in 2013 in
class II SD Negeri 079 Pekanbaru in particular the success of the implementation of the curriculum
learning in 2013 in class II SD Negeri 079 Pekanbaru on theme 4 sub theme 4-2nd learning. The
subject of this research one teachers and 32 students, using the istrumen research in the form of
sheets of observation and tests in measuring the implementation of the learning curriculum and
student learning outcomes 2013. The research is qualitative, descriptive. Assessment of student
learning outcomes in the form of an assessment of the attitude of the confident, meticulous, and polite
with the highest percentage by categories began to appear while in category party is yet to be seen.
The most notable knowledge assessment is good value with 46.88%, in the percentage of learning this
skill assessment is divided into two categories with the highest skills tell enough with 87.5%
percentage and volume with the highest good by category percentage of 71.88%, while reading
narrative skills with the highest percentage of good percentage of 81.25%. Implementation of
curriculum in the 2013 class II SD Negeri 079 Soweto has not shown satisfactory results. Especially
on assessment, gurumasih overwhelmed in performing, and also still no assessment has not been done
well, because in 2013 demanding curriculum attitude became the first priority to be developed. Thus
it can be concluded that the application of curriculum 2013 still require review back so that the
purpose of education can be achieved optimally.
Keywords: 2013 Curriculum, Learning, Elementary School
1
2
Otang Kurniaman, PGSD FKIP Universitas Riau. E-mail: [email protected]
Lazim N., PGSD FKIP Universitas Riau.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|185
Otang Kurniaman dan Lazim N., Implementasi Kurikulum 2013 …
Sehubungan dengan itu, supaya penerapan
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah proses seseorang
Kurikulum 2013 dapat berjalan dengan baik
mengembangkan kemampuan, sikap, tingkah
maka
laku, dan potensi-potensi yang dimilikinya.
penguatan pada guru maupun calon guru yang
Secara
akan mengajar di sekolah dasar tentang
umum
pendidikan
berusaha
sangat
perlu
pengembangan
mengembangkan potensi individu agar mampu
Kurikulum
berdiri sendiri. Berdasarkan UU No.20 Tahun
professional dengan tugas utamanya yaitu
2003 tujuan pendidikan nasional adalah untuk
mendidik, mengajar, membimbing, melatih dan
mencerdaskan
melalui
mengevaluasi perserta didiknya. Sedangkan
pengembangan potensi peserta didik agar
calon guru adalah calon tenaga pendidik yang
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
akan mengajar di sekolah dasar. Baik guru
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
maupun calon guru harus bisa memahami
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dengan baik cara pelaksanaan pembelajaran di
dan menjadi warga negara yang demokratis
sekolah dasar agar pada saat mengajar materi
serta bertanggung jawab. Mulai tahun pelajaran
yang diajarkan dapat diserap dengan baik oleh
2013/2014, pemerintah telah memberlakukan
siswa.
kurikulum
baru
profesionalisme dari tenaga pendidik agar
Kurikulum
2013.
kehidupan
yang
bangsa
disebut
Penerapan
dengan
Kurikulum
tersebut diatur dalam Permendikbud Nomor 81
A Tahun 2013.
tujuan
2013.Guru
Untuk
itu
pendidikan
adalah
dan
sangat
dapat
pendidik
diperlukan
tercapai
secara
optimum.
Bertitik tolak dari latar belakang yang
Walaupun
pemerintah
telah
penulis jabarkan di atas, maka rumusan
memberlakukan kurikulum 2013 bagi setiap
masalah yang penulis kemukakan adalah
jenjang pendidikan untuk sementara waktu,
“Bagaimana penerapan kurikulum 2013 dalam
namun belum semua pihak yang mampu
pembelajaran di kelas II SD Negeri 079
memahami kurikulum ini secara mendalam.
Pekanbaru
Jenjang pendidikan sekolah dasar merupakan
pembelajaran ke-2?”
pada
tema
4
sub
tema
4
salah satu jenjang pendidikan yang masih
Sesuai dengan permasalahan di atas,
belum terlalu paham dengan pelaksanaan
maka tujuan yang hendak dicapai dalam
kurikulum 2013. Terbukti bahwa banyak dari
penelitian ini yaitu untuk melihat penerapan
pihak guru maupun siswa sekolah yang
kurikulum 2013 dalam pembelajaran di kelas
mengeluh terhadap pelaksanaan kurikulum
II SD Negeri 079 Pekanbaru khususnya
2013 ini walaupun sudah ada pelatihan dan
keberhasilan penerapan kurikulum 2013 dalam
petunjuk pelaksanaan yang diberikan.
pembelajaran di kelas II SD Negeri 079
Bertitik tolak dari pemaparan di atas,
Pekanbaru
pada
tema
4
sub
tema
4
dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013
pembelajaran ke-2. Adapun manfaat dalam
masih
penelitian ini adalah:
belum
ISSN 2355-0066
terlaksana
secara
optimal.
Jurnal Tunas Bangsa|186
Otang Kurniaman dan Lazim N., Implementasi Kurikulum 2013 …
a. Manfaat
Teoritis,memberikansumbangan
finish. Seiring waktu berjalan, istilah ini
pemikiran bagi keilmuan yang terkait
kemudian
denganimplementasi Kurikulum 2013.
meluas merambah kedunia pendidikan (Imas
b. Manfaat Praktis, secara praktis penelitian
untuk:menambah
belajar
siswa
pelaksanaan
dalam
pengalaman
penerapan
kurikulum
dan
2013,
perkembangan
dan
Kurniasih, 2014).
ini diharapkan akan bermanfaat bagi:(1)
siswa
mengalami
Menurut kemdikbud (dalam Purnomo,
2016) kurikulum tahun 2013 adalah rancangan
bangunan pembelajaran yang didesain untuk
mengembangkan
potensi
peserta
didik,
meningkatkan kemampuan siswa dalam
bertujuan untuk mewujudkan generasi bangsa
menguasai materi belajar, meningkatkan
indonesia
motivasi dan kreativitas siswa dalam
berbudaya, berkarakter, beriman, dan bertakwa
pembelajaran, meningkatkan kemampuan
kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
siswa dalam mengembangkan ide pada
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi
saat belajar; (2) guru untuk:meningkatkan
warga
kinerja guru dalam penerapan kurikulum
bertanggung
2013, dapat dijadikan sebagai bahan
dikembangkan secara elektrik. Kurikulum 2013
pertimbangan
menerapkan
diberi nama kurikulum berbasis kompetensi
kurikulum 2013; (3) bagi kepala sekolah
dan karakter. Kurikulum 2013 mendefinisikan
dan
lebih
standar kompetensi lulusan (SKL) sesuai
memperhatikan penerapanKurikulum 2013
dengan yang seharusnya, yakni sebagai kriteria
di sekolah dasar.
mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
dalam
ketua
yayasan
agar
yang
jawab.
sikap,
beradab,
demokratis,
Kurikulum
pengetahuan
dan
2013
dan
keterampilan. Acuan dan prinsip penyusunan
bahasa Indonesia. Istilah ini baru masuk dan
kurikulum 2013 mengacu pada pasal 36
dikenal dalam dunia pendidikan Indonesia pada
Undang-Undang No.20 tahun 2003, yang
tahun 1968, yaitu sejak lahirnya kurikulum
menyatakan bahwa penyusunan kurikulum
1968
kurikulum
harus memperhatikan peningkatan iman dan
sebelumnya, yaitu rencana pembelajaran 1950.
takwa, peningkatan akhlak mulia, peningkatan
Ketika itu istilah yang digunakan dalam dunia
potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik,
pendidikan
pembelajaran,
keragaman potensi daerah dan lingkungan,
bukan kurikulum. Istilah kurikulum itu sendiri
tuntutan pembangunan daerah dan nasional,
terambil dari bahasa Yunani, yaitu curriculum.
tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu
Pada masa Yunani dulu, istilah ini pada
pengetahuan, teknologi, dan seni, agama,
awalnya digunakan untuk dunia olah raga, yaitu
dinamika perkembangan global, dan persatuan
berupa jarak yang harus ditempuh oleh seorang
nasional dan nilai-nilai kebangsaan (Ridwan
pelari, mulai dari garis start sampai dengan
Abdullah Sani, 2014).
menggantikan
adalah
ISSN 2355-0066
bukanlah
bermartabat,
asli
untuk
“kurikulum”
negara
mencakup
TINJAUAN PUSATAKA
Istilah
yang
rencana
Jurnal Tunas Bangsa|187
Otang Kurniaman dan Lazim N., Implementasi Kurikulum 2013 …
Kurikulum 2013 merupakan serentetan
mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum
mencakup
yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis
keterampilan. Acuan dan prinsip penyusunan
kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum
kurikulum 2013 mengacu pada pasal 36
2006 (KTSP) (Imas Kurniasih, 2014).
Undang-undang No. 20 tahun 2003, yang
Pelaksanaan
pembelajaran
sikap,
pengetahuan
dan
berbasis
menyatakan bahwa penyusunan kurikulum
kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik
harus memperhatikan peningkatan iman dan
dimana dalam proses pembelajaran dikelas
takwa, peningkatan akhlak mulia; peningkatan
dilakukan dengan tahapan-tahapan 5M, yaitu:
potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik,
mengamati, menanya, mengumpulkan data atau
keragaman potensi daerah dan lingkungan,
eksperimen,
dan
tuntutan pembangunan daerah dan nasional,
mengkomunikasikannya yang dapat dilakukan
tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu
secara lisan maupun tulisan dalam bentuk
pengetahuan, teknologi, dan seni, agama,
laporan
dinamika perkembangan global, dan persatuan
mengasosiasikan
kegiatan
pratikum
data
(Permendikbud
Nomor 81 A).
Kurikulum
nasional dan nilai-nilai kebangsaan (Ridwan
2013
mendefinisikan
Abdullah Sani, 2014).Kategori hasil belajar
standar kompetensi lulusan (SKL) sesuai
yang harus dicapai oleh siswa, yaitu sebagai
dengan yang seharusnya, yakni sebagai kriteria
berikut:
Tabel1. Kategori Hasil Belajar
Dimensi
Sikap Spiritual
Sikap Sosial
Pengetahuan
Keterampilan
Deskripsi
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis serta
bertanggung jawab.
Berilmu
Cakap dan kreatif
Standar kompetensi lulusan (SKL) yang
ditetapkan dalam kurikulum 2013 untuk semua
jenjang
pendidikan,
secara
ringkas
dideskripsikan sebagai berikut:
Tabel 2. Standar Kompetensi Lulus
Domain
Keterampilan
SD
SMP
SMA/K
Menerima + menjalankan + menghargai + menghayati + mangamalkan.
Pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta
dunia dan peradabannya.
Mengetahui + memahami + menerapkan + menganalisis + mengevaluasi +
menciptakan
Pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
berwawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban
Mengamati + menanya + mencoba + manalar + menyaji + mencipta
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|188
Sikap
Pengetahuan
Otang Kurniaman dan Lazim N., Implementasi Kurikulum 2013 …
Pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret
Proses pembelajaran yang dilakukan
seharusnya
dilengkapi
dengan
aktivitas
Subjek Penelitian ini adalah satu orang
guru
yang
mengajar
dengan
mengamati, menanya, mengolah, menyajikan,
mengimplementasikan kurikulum 2013 dan
menyimpulkan,
jumlah
dan
mencipta.
Aktivitas
siswa
32
orang,
menggunakan
teknik
mengamati dan bertanya dapat dilakukan
pengumpulan
dikelas, sekolah, atau di luar sekolah sehingga
observasi dan tes. Tes dalam penelitian ini
kegiatan belajar tidak hanya terjadi di ruang
untuk mengukur kemampuan siswa dalam
kelas, tetapi juga dilingkungan sekolah dan
keberhasilan belajar.
masyarakat. Oleh sebab itu, guru perlu
data
dengan
lembar
Analisis data dalam penelitian ini
bertindak sebagai fasilitator dan motivator
dilakukan
belajar, dan bukan sebagai satu-satunya sumber
berlangsung sampai pada saat pengumpulan
belajar.
data selesai dilakukan.Menurut Miles dan
METODE PENELITIAN
Hubberman
Penelitian
deskriptif
yang
digunakan
kualitatif.Metodologi
adalah
aktivitas
pada
saat
pengumpulan
(1984)
dalam
mengatakan
analisis
data
data
bahwa
kualitatif
kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
secara terus menerus.Aktivitas dalam analisis
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
data dalam penelitian ini mencakup tiga hal:
lisan atau dari bentuk tindakan kebijakan (Lexy
1. Reduksi Data
J. Moeleong, 2002).
Data yang diperoleh dari lapangan
Penelitian kualitatif itu berakar pada
jumlahnya cukup banyak. Sehingga perlu
latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan
dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data
manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan
berarti merangkum, memilih hal-hal yang
metode kualitatif, mengadakan analisis data
pokok,
secara
sasaran
penting, serta dicari tema dan polanya. Dengan
penelitiannya pada usaha menemukan teori
demikian data yang telah direduksi akan
dari-dasar,
induktif,
mengarahkan
bersifat
mementingkan
proses
memfokuskan
pada
hal-hal
yang
deskriptif,
lebih
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
dari
hasil,
mempermudah
pada
peneliti
untuk
melakukan
membatasi studi dengan fokus, memiliki
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya
seperangkat
memeriksa
apabila diperlukan. Pada tahap ini peneliti
penelitiannya
melakukan observasi kemudian memilih hal-
keabsahan
kriteria
data,
untuk
rancangan
bersifat sementara, dan hasil penelitiannya
hal penting yang akan dianalisis.
disepakati oleh kedua belah pihak: peneliti dan
2. Display Data (Penyajian data)
subjek penelitian.
Setelah data direduksi, maka langkah
selanjutnya
ISSN 2355-0066
mendisplaydata.Penelitian
pada
Jurnal Tunas Bangsa|189
Otang Kurniaman dan Lazim N., Implementasi Kurikulum 2013 …
data kualitatif cenderung disajikan dalam
pelajaran yang di padukan (TEMATIK) yaitu
bentuk teks narasi. Hal ini dilakukan untuk
bahasa Indonesia, matematika,PJOK,
memudahkan pemahaman peneliti tentang apa
PPKN dibantu dengan media gambar dan
yang
benda kongkrit berupa peluit dan uang pecahan
terjadi
selanjutnya.
dan
melaksanakan
Pada
mengumpulkan
data
kerja
tahap
ini
peneliti
berupa
dokumentasi,
dan
sampai Rp 20.000,00.
Penulis
mengajar
dengan teori dasar.
kurikulum 2013 yang terdiri dari beberapa
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
kegiatan
ini
dimaksudkan
untuk
kelas
dengan
observasi
melakukan analisis dokumentasi tersebut sesuai
Kegiatan
di
melaksanakan
diantaranya
menanya,
menerapkan
yaitu
mencoba,
mengamati,
mengasosiasikan,
mencari makna data yang dikumpulkan dengan
mengkomunikasikan atau yang biasanya sering
mencari
disingkat dengan kegiatan 5M. Kegiatan 5M
hubungan,
perbedaan.Penarikan
dengan
jalan
persamaan,
kesimpulan
membandingkan
atau
dilakukan
kesesuaian
tersebut
merupakan
langkah-langkah
dari
pendekatan saintifik, dimana langkah tersebut
pernyataan dari subjek penelitian dengan
tercantum
pada
rencana
pelaksanaan
makna yang terkandung dengan konsep-konsep
pembelajaran yang penulisbuat dan penulis
dasar dalam penelitian tersebut. Verifikasi
gunakan sebagai acuan mengajar di SD Negeri
dimaksudkan agar penilaian tentang kesesuaian
079 pekanbaru pada kelas II B.
data dengan maksud yang terkandung dalam
Setelah kegiatan awal pembelajaran,
konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut
penulis langsung mulai kegiatan inti dengan
lebih tepat dan obyektif. Pada tahap ini data
beberapa tahap sesuai sintaks pada model
yang sudah diperoleh dianalisis sesuai dengan
pembelajaran
teori,
kegiatan sebagai berikut:
kemudian
menarik
kesimpulan
projekbased
learningdengan
berdasarkan analisis.
Tahap 1 MengorientasikanPeserta Didik
HASIL PENELITIAN
terhadap Masalah
1. Implementasi Kurikulum 2013
Kegiatan penelitian ini dilakukan pada
a. Pada awal pembelajaran, siswa diajak
mengamati
gambar
bermain
yang penulis laksanakan pada 18 November
(ketikamengamati gambar, siswa diarahkan
2014 yang dilakukan saat jam pelajaran
menemukanmakna yang terkandung dalam
dimulai hingga jam pelajaran berakhir, untuk
gambar
kelas II B jam pelajaran dimulai yaitu pukul
kehidupan sehari-hari) dipandu dengan
11.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.30
menggunakan pertanyaan, misalnya: (a)
WIB. Materi pemebelajarannya yaitu Tema 4
Apa yang dapat kamu amati dari gambar?;
“Aku dan Sekolahku”, subtema 4“Prestasi
(b)
Sekolahku”, pembelajaran ke-2dengan 4 mata
berdasarkan gambar yang kamu amati?
dan
Sikap
teliti
kegiatan
SD Negeri 079 Pekanbaru. Kegiatan praktik
ISSN 2355-0066
dengan
tentang
(mengamati).
menghubungkannyadengan
apa
yang
dapat
diambil
Jurnal Tunas Bangsa|190
Otang Kurniaman dan Lazim N., Implementasi Kurikulum 2013 …
1)
2)
Siswa diajak mengajukan pertanyaan
1)
berdasarkan gambar (menanya).
lari,
Siswa saling menukarkan pertanyaan
informasi).
dengan
teman
di
sampingnya
dan
2)
diamati
(mengasosia-
bersatu
lisan dengan percaya diri (mengomuni-
Hasil Karya
1)
Siswa diarahkan untuk menghubungkan
Siswa yang lain menanggapi jawaban
kemenangan dalam perlombaan dengan
teman yang ditampilkan (menanya).
penggunaan
uang,
Siswa dibagi menjadi 2 kelompok sama
Siswa
mengamati
3)
Siswa
menghitung
sekelompok
melaksanakan
(mengasosiasikan).
berjalan
berupa
daftar
harga
sekelompok barang (mengamati).
Siswa mendengarkan aba-aba dalam
gerakan
yaitu
penerimaan hadiah (mengasosiasikan).
2)
dan
4)
jumlah
barang
yang
harga
diamati
Siswa mengerjakan latihan pemecahan
Siswa berjalan mengubah arah sesuai
masalah tentang menghitung jumlah
isyarat (mengumpulkan informasi).
harga
Siswa berlari mengubah arah sesuai
(mengasosiasikan).
isyarat (mengumpulkan informasi).
5)
Siswa
berlomba
dalam
5)
kelompok
berjalan
melingkari
barang
Siswa memeriksa kebenaran pemecahan
tentang
jumlah
harga
sekelompok barang (mengasosiasikan).
Siswa menceritakan kegiatan bermain
tentang
sekelompok
masalah
(mengumpulkan informai).
6)
guru
Siswa membaca teks tentang prestasi
olahragaku (mengamati).
7)
(mengkomunikasikan).
8)
hidup
Tahap 4 Mengembangkan dan Menyajikan
4)
7)
yaitu
Siswa menyampaikan jawaban secara
berlari sesuai isyarat (mengamati).
6)
aktivitas
(mengasosiasikan).
banyak (mengasosiasikan).
3)
menghubungkan
Pancasila
yang
untuk Belajar
2)
(mengumpulkan
gambar
Tahap 2 Mengorganisasi Peserta Didik
1)
Siswa
lompat
bermain yang dilakukan dengan nilai
kasikan).
4)
dan
menjawab pertanyaan teman berdasarkan
sikan).
3)
Siswa melakukan kombinasi gerak jalan,
Bertanya jawab tentang teks yang telah
Siswa mengamati gambar berjalan dan
dibaca (menanya). Ketika membaca
berlari searah jarum jam dengan arah
lancar,
jarum jam (mengamati).
membaca
Siswa mengamati gambar berjalan dan
intonasi yang tepat serta memperhatikan
berlari berlawanan arah (mengamati).
tanda baca.
Tahap
3
Membimbing
Individual Maupun Kelompok
ISSN 2355-0066
Penyelidikan
8)
siswa
diberikan
lancar
dengan
bimbingan
lafal
dan
Siswa menceritakan prestasi yang pernah
diraihnya (mengkomunikasikan). Ketika
Jurnal Tunas Bangsa|191
Otang Kurniaman dan Lazim N., Implementasi Kurikulum 2013 …
bercerita,
siswa
dibimbing
agar
2)
menggunakan bahasa yang santun.
memberi bintang prestasi pada siswa
sesuai dengan tingkat kinerjanya .
Tahap 5 Menganalisis dan Mengevaluasi
Proses Pemecahan Masalah
1)
2)
Siswa memperhatikan gambar kegiatan
5)
6)
Guru melakukan evaluasi pembelajaran.
4)
Guru memberikan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pemberian tugas di rumah
sekolah (mengamati).
(mencari
Siswa bermain peran tentang hidup
permainan).
5)
Siswa yang lain memberikan tanggapan
terhadap
4)
3)
hidup bersatu dalam berbagai kegiatan di
bersatu (mengumpulkan informasi).
3)
Guru memberikan penghargaan dengan
penampilan
temannya
lagu
untuk
dijadikan
Doa akhir pelajaran.
Setelah
melakukan
kegiatan
pembelajaran di kelas II SD Negeri 079
(mengasosiasikan).
Pekanbaru, penulis melihat bahwa pendekatan
Bertanya jawab tentang materi yang
saintifik dalam pembelajaran sudah mulai
belum dipahami (menanya).
terlihat, siswa cukup aktif dan suasana belajar
Guru memberikan penghargaan dan
cukup kondusif. Akan tetapi untuk evaluasi
penguatan
belajar
proses pembelajaran masih banyak yang perlu
siswa, misalnya dengan memberikan
diperbaiki dan ditingkatkan lagi, misalnya
penghargaan secara verbal.
profesionalisme guru, media yang digunakan
Siswa
dan lain sebagainya.
terhadap
prestasi
diajak
menyimpulkan
pembelajaran dengan bahasa sendiri
2. Hasil Belajar
Hasil belajar ini merupakan data yang
(mengkomunikasikan).
Setelah kegiatan inti dilaksanakan,
diperoleh dengan cara memberikan tes berupa
penulis melanjutkan kegiatan pembelajaran
evaluasi dalam kegiatan pembelajaran yang
dengan kegiatan pentup dengan rangkaian
terdapat pada buku siswa. Penilaian dalam
kegiatan sebagai berikut:
kurikulum 2013 bukan hanya pada hasil belajar
1)
Guru
melakukan
refleksi
kegiatan
yang berbentuk angka tetapi penilaian ini
dengan meminta siswa mengungkapkan
terdiri dari penilaian sikap, pengetahuan, dan
perasaan dan pendapatnya.
keterampilan.Terlihat pada tabel 3 di bawah
ini.
Tabel 3. Penilaian Sikap
Sikap
Keterangan
SM / 4
MB / 3
MT / 2
BT / 1
ISSN 2355-0066
Percaya Diri
Jumlah
Persentase
Siswa
0
0%
2
6,25%
19
59,375%
11
34,375%
Teliti
Jumlah
Siswa
0
2
12
18
Persentase
0%
6,25%
37,5%
56,25%
Santun
Jumlah
Persentase
Siswa
0
0%
6
18,75%
26
81,25%
0
0%
Jurnal Tunas Bangsa|192
Otang Kurniaman dan Lazim N., Implementasi Kurikulum 2013 …
Pada penilaian sikapdi atas, dapat
santunnya sudah membudaya ada 0 orang
dililhat bahwa: (1) siswa yang memiliki sikap
dengan persentase 0%, mulai berkembang ada
percaya diri yang sudah membudaya masih
6 orang dengan persentase 18,75%, mulai
belum nampak dengan persentase 0%, mulai
terlihat ada 26 orang dengan persentase
berkembang
dengan
81,25% , dan belum terlihat ada 0 orang
persentase 6,25%, mulai terlihat terdapat 19
dengan persentase 0%. 4) Catatan dengan 1
orang dengan persentase 59,375%, dan belum
orang tidak hadir pada saat pelaksanaan
terlihat terdapat 11 orang dengan persentase
pembelajaran.
terdapat
2
orang
34,375%; (2) siswa yang memiliki sikap
Jadi kesimpulannya, sikap percaya diri
telitinya sudah membudaya ada 0 orang dengan
siswa secara umum sudah mulai terlihat,
persentase 0%, mulai berkembang ada 2 orang
namun siswa masih belum teliti, dan sikap
dengan persentase 6,25%, mulai terlihat ada 12
santunnya juga sudah mulai terlihat, sedangkan
orang dengan persentase 37,5% , dan belum
pada hasil belajar pengetahuan siswa akan
terlihat ada 18 orang dengan persentase
terlihat pada tabel 4.
56,25%; (3) siswa yang memiliki sikap
Tabel 4. Penilaian Pengetahuan
No
1.
2.
3.
4.
Nilai
Jumlah Siswa
Persentase
Baik Sekali / A
14
43,75%
Baik / B
15
46,88%
Cukup / C
1
3,13%
Perlu Bimbingan / D
2
6,25%
Rata-rata Hasil Belajar Pengetahuan Siswa = 80
Pada penilaian pengetahuan di atas,
rata hasil belajar pengetahuan siswa kelas II B
dapat dililhat bahwa : (1) siswa yang mendapat
pada pembelajaran ke 2, sub tema 4, tema 4
nilai baik sekali/ A ada 14 orang dengan
adalah 80; dan(6) Catatan dengan 1 orang tidak
persentase 43,75%; (2) siswa yang mendapat
hadir pada saat pelaksanaan pembelajaran.
nilai baik/ B ada 15 orang dengan persentase
Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara
46,88%; (3) siswa yang mendapat nilai cukup/
umum kemampuan siswa dalam pemecahan
C ada 1 orang dengan persentase 3,13%; (4)
masalah yang berkaitan dengan uang tergolong
siswa yang mendapat nilai perlu bimbingan/ D
baik. Untuk penilaian keterampilan siswa akan
ada 2 orang dengan persentase 6,25%; (5) rata-
terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.KeterampilanMenceritakan Aktivitas Bermain
Kriteria
Keterangan
Baik Sekali/ 4
Baik/ 3
ISSN 2355-0066
Kemampuan Bercerita
Jumlah Siswa
Persentase
4
12,5%
0
0%
Volume Suara
Jumlah Siswa
Persentase
8
25%
23
71,88%
Jurnal Tunas Bangsa|193
Otang Kurniaman dan Lazim N., Implementasi Kurikulum 2013 …
Cukup/ 2
Perlu Bimbingan/ 1
Pada
28
0
penilaian
87,5%
0%
1
0
3,125%
0%
keterampilan
yang baik sekali adalah sebanyak 8 orang
menceritakan aktivitas bermain di atas, dapat
dengan persentase 25%, siswa yang memiliki
dililhat bahwa: (1) Siswa yang memiliki
volume suara baik adalah sebanyak 23 orang
kemampuan
dengan
bercerita
baik sekali
adalah
persentase
71,88%,
siswa
yang
sebanyak 4 orang dengan persentase 12,5%,
memiliki volume suara cukup adalah sebanyak
siswa yang memiliki kemampuan bercerita
1 orang dengan persentase 3,125%, siswa yang
baik
dengan
memiliki volume suara yang perlu bimbingan
memiliki
adalah tidak ada dengan persentase 0%. 3)
kemampuan bercerita cukup adalah sebanyak
Catatan dengan 1 orang tidak hadir pada saat
28 orang dengan persentase 87,5%, siswa yang
pelaksanaan
memiliki
disimpulkan
adalah
persentase
sebanyak
0%,
0
siswa
kemampuan
orang
yang
bercerita
perlu
pembelajaran.Jadi,
bahwa
kemampuan
dapat
bercerita
bimbingan adalah tidak adadengan persentase
siswa secara umum tergolong cukup, dan
0%; (2) Siswa yang memiliki volume suara
volume suaranya tergolong baik.
Tabel 6. Keterampilan Membaca Cerita Narasi
Kemampuan Membaca Teks
Kriteria
Keterangan
Pemahaman Isi Teks
Jumlah Siswa
Persentase
Jumlah Siswa
Persentase
Baik Sekali/ 4
4
12,5%
0
0%
Baik/ 3
26
81,25%
32
100%
Cukup/ 2
2
6,25%
0
0%
Perlu Bimbingan/ 1
0
0%
0
0%
Pada penilaian keterampilan membaca
bimbinganadalah tidak adadengan persentase
cerita narasi di atas, dapat dililhat bahwa: (1)
0%; (2) Siswa yang memiliki kemampuan
Siswa yang memiliki kemampuan membaca
memahami isi teks denganbaik sekali adalah
cerita narasi yang baik sekali adalah sebanyak
tidak adadengan persentase 0%, Siswa yang
4 orang dengan persentase 12,5%, siswa yang
memiliki kemampuan memahami isi teks
memiliki kemampuan membaca cerita narasi
dengan baikadalah sebanyak 32 orang dengan
yang tergolong baikadalah sebanyak 26 orang
persentase 100%, dan siswa yang memiliki
dengan
yang
kemampuan memahami isi teks dengan cukup
memiliki kemampuan membaca cerita narasi
dan perlu bimbinganadalah tidak adadengan
yang tergolong cukupadalah sebanyak 2 orang
persentase 0%.
persentase
81,25%,siswa
dengan persentase 6,25%,siswa yang memiliki
kemampuan membaca cerita narasi yang perlu
ISSN 2355-0066
Jadi,
dapat
disimpulkan
dari
keterampilan membaca cerita narasi bahwa
Jurnal Tunas Bangsa|194
Otang Kurniaman dan Lazim N., Implementasi Kurikulum 2013 …
siswa pada umumnya memiliki kemampuan
penulis seperti kehabisa kata- kata
membaca yang baik, dan bisa memahami isi
dalam penyampaian pelajaran.
teks dengan baik.
f) Guru tidak dapat dapat melaksanakan
PEMBAHASAN
pembelajaran berdasarkan RPP yang
1. Kendala
telah dibuat, sehingga ada beberapa
Pembelajaran yang penulis lakukan
berlangsung
menyenangkan
dan
indikator pembelajaran tidak tercapai.
tanpa
hambatan yang begitu berarti.Kendala yang
2) Kendala
Siswa
dalam
Proses
guru hadapi pada saat pertama kali mengajar di
Pembelajaran
kelas II B SD Negeri
079 Pekanbaru yang
a) Adanya siswa yang memilih milih
dilakukan pada 18 November 2014 dengan
pelajaran, sehingga pada saat pelajaran
“Aku dan Sekolahku”, subtema
yang kurang disukainya siswa kurang
tema 4
4“Prestasi Sekolahku”,
pembelajaran ke-
2dengan 4 mata pelajaran yang di padukan
(TEMATIK)
yaitu
bahasa
Indonesia,
tertarik untuk belajar.
b) Terdapat beberapa siswa yang melucu
dalam pembelajaran, sehingga sedikit
matematika,PJOK, dan PPKN adalah sebagai
mengganggu
berikut :
lain dalam proses pembelajaran.
1) Kendala
Guru
dalam
Proses
a) Kemampuan
guru
dalam
memanajemen kelas masih kurang,
sehingga peserta didik menjadi kurang
terkontrol.
c) Siswa terlihat lambat dalam memahami
menyampaikan materi ajar.
d) Terdapat beberapa siswa yang kurang
aktif dalam proses pembelajaran.
2. Solusi
b) Gurukurang
beberapa
yang
kata-kata yang penulis gunakan dalam
Pembelajaran
memotivasi
teman-temannya
berkompeten
siswa,
siswa
dalam
Agar ketercapaian kompetensi yang
ada
diinginkan tercapai secara maksimal sangat
kemauan
diperlukan kemampuan guru/ maupun calon
sehingga
yang
belajarnya rendah.
guru untuk dapat memanejemen kelas dengan
c) Guru masih kesulitan menerapkan
baik dan memahami kurikulum 2013 secara
pendekatan scientifikdalam kegiatan
mendalam, karena apabila guru sudah mampu
belajar mengajar
memanajemen kelas dengan baik, maka proses
d) Guru
kurang
mampu
dalam
belajar mengajar akan berjalan dengan lancar.
memaksimalkan pembelajaran dalam
Sehingga tuntutan kompetensi dasar dan
alokasi waktu yang sudah ditentukan.
indikator dapat tercapai secara maksimal.
e) Guru kurang mampu menyusun kata
Selain itu sikap profesinalisme guru juga harus
yang tepat yang digunakan dalam
menyampaikan
ISSN 2355-0066
pelajaran,
ditingkatkan.
sehingga
Jurnal Tunas Bangsa|195
Otang Kurniaman dan Lazim N., Implementasi Kurikulum 2013 …
Kurikulum merupakan salah satu aspek
yang sangat mempengaruhi pendidikan
di
guru
dan
profesionalisme
guru
dalam
mengajar.Karena pada implementasi kurikulum
Indonesia. Di indonesiailmu pengetahuan dan
2013
teknologi
berkembang
pemisahan pada mata pelajaran walaupun
mengikuti perkembangan yang terjadi secara
sudah menggunakan tema. Pada kurikulum
global. Untuk menyesuaikan dengan perubahan
2013 dalam proses perolehan pengetahuan dan
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
keterampilan sikap diintegrasikan sehingga
teknologi (IPTEK) maka kurikulum juga ikut
seluruh mata pelajaran diorientasikan memiliki
serta berkembang sesuai dengan kebutuhan dan
kontribusi terhadap pembentukan sikap, tidak
perkembangan
IPTEK untuk menciptakan
berhenti pada pengetahuan tetapi berlanjut
kader-
bangsa
sampai pada keterampilan dan pembentukan
sudah
kader
semakin
yang
handal
dan
berkompeten di masa depan. Kurikulum yang
saat
ini
digunakan
di
Indonesia
saja
memberlakukan
Implementasi kurikulum 2013 di kelas
II
SDNegeri
079
Pekanbaru
belum
ini
mempunyai
menunjukkan hasil yang memuaskan. Apalagi
dengan
kurikulum-
pada penilaian, penulismasih kewalahan dalam
dalam
melaksanakan, dan juga masih ada penilaian
kurikulum 2013 siswa dituntut aktif atau yang
yang belum terlaksana dengan baik, karena
biasa disebut dengan student center, yang
dalam kurikulum 2013 menunut sikap yang
menggunakan
menjadi
beberapa
perbedaan
kurikulum
scientific
2013
masih
sikap.
adalah
kurikulum 2013.
Kurikulum
guru
sebelumnya.Karena
pendekatan
scientific
approach.Sehingga
atau
siswa dalam
prioritas
pertama
dikembangkan.Sehingga
dapat
untuk
disimpulkan
kurikulum 2013 lebih aktif, dan membuat
bahwa penerapan kurikulum 2013 masih
siswa
memerlukan peninjauan ulang kembali supaya
berpikir
seperti
seorang
ilmuan
kecil.Lain halnya dengan guru, pada kurikulum
tujuan
2013 guru tidak terlalu diberatkan dengan
optimal.
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
pendidikan
dapat
tercapai
secara
2. Saran
(RPP) karena dapat saja mengikuti langkah-
Berdasarkan paparan di atas, maka
langkah pembelajaran yang telah tersedia pada
penulis
buku guru, namun guru dituntut kreatif dan
antaranya sangat diperlukan pelatihan bagi
inovatif dalam pelaksanaannya.
guru maupun calon guru yang akan mengajar
PENUTUP
di kelas mengenai kurikulum 2013. Selain itu
beberapa
saran
di
pada saat mengajar profesionalismean guru
1. Kesimpulan
Berdasarkan
mempunyai
dari
juga perlu ditingkatkan. Dengan demikian
analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan
penerapan kurikulum 2013 akan terlaksana
bahwa implementasi kurikulum 2013 masih
dengan baik sehingga tujuan dan sasaran
membutuhkan peningkatan pemahaman pada
pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
ISSN 2355-0066
penelitian
dan
Jurnal Tunas Bangsa|196
Otang Kurniaman dan Lazim N., Implementasi Kurikulum 2013 …
DAFTAR PUSATAKA
Imas Kurniasih. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Kata Pena: Yogyakarta.
Purnomo.Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar.PGSD FIP
Universitas Negeri Semarang. (online). http:// download.portalgaruda.org/article. (diakses 5
Januari 2016).
Lexy J. Moleong 2012.Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya: Bandung
Miles, Mathew B. Michael Huberman. 1984. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New
Methods. London: Sage Publication, Inc.
Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media.
------------------.
2009. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|197
Download