william james - Afid Burhanuddin

advertisement
WILLIAM JAMES; TOKOH FILASAFAT ABAD MODERN
PRAGMATISME DAN PSIKOLOGI AGAMA
Nurul Rohana
Manusia diciptakan sebagai makhluk tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan
makhluk yang lainnya.Diberikan akal untuk berfikir dimana manusia harus bisa malakukan
tindakan dijalan kebenaran.Bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain.Manusia
diberikan kesadaran agar manusia mengerti arti kehidupan yang sebenarnya. Bahwa manusia
tercipta memiliki kesempatan untuk menjalani sesuatu yang pantas dan sebaik-baiknya untuk
dilakukan.
Manusia erat hubunganya dengan Tuhan. Hubungan manusia dengan Tuhan inilah yang
menjadikan agama menjadi landasan hidup manusia di dunia. Agama memberikan jalan yang
lurus pada kehidupan yang lebih baik dan mengatur tatanan kehidupan antara manusia dengan
Tuhan. Untuk itu keberadaan tuhan dan agama manusia harus diyakini dan dipercayai oleh
manusia.
Mempelajari tentang tindakan dan kepercayaan tuhan tidak lepas dari Teologi (Filsafat
Pragmatisme dan Psikologi Agama). Tindakan manusia yang akan membuktikan keyakinan
terhadap tuhan merupakan suatu kebenaran. keyakinan terhadap tuhan dan agama sangat
diperlukan. dengan keyakinan tersebut manusia akan memiliki keterangan dalam menghadapi
kehidupannya. Maka dengan ketenangan manusia akan bisa melakukan tindakan-tindakan yang
berguna dengan cara yang benar sehingga terarah pada suatu kesuksesan dalam bertindak.
William James adalah tokoh yang patut dicontoh dalam dunia psikologi . dia dikenal
sebagai ahli filsafat pragmatisme dalam dunia psikologi,William James banyak berpengaruh
pada psikologi dan dunia pendidikan. William James menentang pandangan sebelum dia,bahwa
kesadaran tidak mewujudkan kesatuan lahiryah. Ia justru menyatakan bahwa kesadaran adalah
suatu fungsi yang bersumber dari pengalamam murni. Pengalamam murni adalah perubahanperubahan yang terus dari kehidupan manusia dan akan memjadi bahan refleksi manusia pada
masa depan. Menurut James kebenaran selalu dapat diubah dan direvisi oleh pengalaman.
BIOGRAFI TOKOH
Biografi James
William James lahir pada tanggal 11 januari 1842 di New York city. Ayahnya, seorang
kaya raya yang mandiri, adalah seorang penulis masalah-masalah teologis. Masa pendidikan
awal James terkadang terganggu, ia mendapatkan keuntungan dari pengalaman yang luas dan
bervariasi, ia dapat belajar bahasa perancis dan jerman. Pada tahun 1864, ia sangat tertarik
1
pada seni, tetapi sains menang dan ia masuk Harvard Medical Scool dengan mendapatkan
gelar M.D pada tahun 1869. Pada tahun 1872 ia menjadi seorang guru psikologi di Harvard.
Dorongan dan pluralism dari komunitas akademik ini terbukti menjadi latar belakang dari
James. Disamping itu menaruh perhatian pada struktur tubuh,ia terpukau dengan persoalan
struktur pikiran dan emosi manusia dan berbagai variasi pengalaman manusia. Ia juga
disulitkan dengan masalah yang berkenaan dengan perdebatan antara kebebasan dan
determinisme, kemungkinan kebenaran pasti dan realitas Tuhan.
Pada tahun 1875, ia mengajar kursus psikologi, dan ia mulai memberikan kursus filsafat
di Harvard, tentang esai-esai yang mengenai perdebatan determinisme-kebebasan, sifat
rasionalisme dan kesesuaian antara sains dan agama pada tahun 1880-an.James mengajar di
Universitas Havard untuk bidang anatomi, fisiologi, psikologi dan filsafat, hingga tahun 1907.
Ia meninggal pada 26 Agustus 1910 pada usia 68 tahun di Tamwort,New Hampsire, Amerika
Serikat.
Pemikiran William James
James percaya bahwa psikologi dan filsafat erat terkait melalui cara berikut yaitu
keduanya perlu menekankan deskripsi tentang pengalaman manusia dan juga tujuan
menemukan penjelasan kausal. Setelah menerbitkan The Principles of Psychology, James
mempersembahkan dirinya lebih lanjut di dalam penjelajahan filosofis. Namun , ini tidak
berati bahwa ia memutuskan diri dari perhatian awalnya pada psikologis dan fisiologi. Dalam
kenyataannya , karya filosofisnya dapat dipandang mengambil beberapa cabang sentral dari
penekanan awalnya pada satu ide bahwa kesadaran manusia adalah sebuah kekuatan aktif,
selektif, bertujuan, yang dengannya manusia membentuk sebuah lingkungan yang religious dan
lunak menjadi pola-pola yang bermakna. Dari fondasi ini, tulisan-tulisan lima belas tahun
terakhir dari hidup James berpusat pada:
1.
Arti penting pilihan dalam menentukan kepercayaan kita
2.
Penilaian tentang hidup religious manusia
3.
Hakikat makna dan kebenaran
4.
Perkembangan sebuah metafisika pluralistic (yakni sebuah pandangan yang
menekankan otonomi dan independensi hal-hal individual di alam semesta, hubungan dan
ketergantungannya satu sama lain).
Ia juga meletakkan prinsip ini kedalam praktek dan menunjukkan lima karakteristik
dasar kesadaran dan pikiran kita yaitu:
1.
Pikiran bersifat personal,pengalaman diatur,keduanya memiliki seseorang.
2.
Pikiran dan pengalaman berada di dalam perubahan yang konstan. Tidak ada dua
pengalaman yang pernah identik,”sebuah keadaan yang telah berlaku tidak akan pernah
kembali dan identik dengan apa yang sebelumnya “. James tidak mengingkari bahwa
mengalami obyek yang sama sekali, tapi pengalaman kita tentang sebuah obyek
memiliki sifat yang berbeda pada kesempatan-kesempatan yang berbeda.
3.
Ada keberlanjutan dan juga perubahan di dalam pikiran dan pengalaman.
4.
Pikiran bersifat kognitif, dan pikiran berkenaan dengan sesuatu selain dirinya sendiri.
5.
Kesadaran bersifat selektif, kesadaran berkonsentrasi pada beberapa hal dan
mengingkari beberapa hal yang lain.
Pemikiran James Terhadap Karya-karyanya
“The Will to Believe” adalah sikap yang dianut James dalam esainya. Di dalam esai
ini, ia menegaskan bahwa ada waktu-waktu ketika kita dihadapkan pada situasi dimana kita
harus membuat keputusan tanpa memiliki semua bukti yang mungkin kita kuasai. Kehidupan
2
tidak selalu memberi kita kemewahan menunggu hingga kita mendapatkan data yang
meyakinkan, yang mendukung jalan tindakan yang benar. Tujuan James adalah
menggambarkan beberapa karakteristik dasar situasi semacam itu, dan untuk mempertahankan
pandangan bahwa arah tindakan rasional di lingkungan ini tidaklah berarti melarikan diri dari
realitas dengan mengklaim perlunya keharusan menunggu bukti yang lebih obyektif sebelum
memutuskan apa yang harus dilakukan.
The Varieties of Religious Experiences memuat usaha besar James untuk menilai arti
agama dalam kehidupan manusia. Seperti Nietzche, James menilai agama dari segi
kontribusinya pada keutamaan manusia,tetapi kesimpulan yang diambil James berbeda dari
para filosof Jerman pada masanya. Perbedaan ini sebagian besar dikarenakan fakta bahwa ideal
James lebi demokratis dibandingkan ideal Nietzche. James memuji nilai individu-individu yang
istemewa, tetapi ia memberi penekanan yang lebih jelas dan lebih kuat pada arti penting dan
integritas setiap kehidupan manusia, perlunya manusia bekerja bersama guna menghasilkan
yang terbaik dan kebutuhan untuk menetapkan sebuah lingkungan dimana kebebasan personal
dan kesatuan social saling melengkapi satu sama lain.
James membahas konsep pragmatis tentang kebenaran dalam bukunya Pragmatism.
Didalam The Meaning of Truth ia menjelaskan bahwa sekurang-kurangnya ada delapan hal
yang disalah pahami orang tentang ajarannya. Suatu kritik misalnya mengatakan bahwa
pragmatism hanya menerangkan bagaimana kebenaran datang tidak menjelaskan apa kebenaran
itu sesunguhnya.
Essay in Radical Empirism a Pluralistic Universe adalah sebuah karangan James dan
Karyanya yang berjudul Some Problem of Philosophy, membicarakan pertumbuhan
pandangannya tentang pragmatism didalam metafisika dan epistemology. Pragmatism, menurut
pendapatnya, memberikan suatu jalan untuk membicarakan filsafat dengan melalui pemecahan
melalui pengalaman indera. Akan tetapi, ini ternyata tidak mencukupi untuk James karena ia
menyadari bahwa pragmatism juga mampu menghubungkan satu dengan yang lainnya.
Jawaban yang harus diberikan ialah mengenai pandangan yang pasti tentang alam
semesta.pandangan ini adalah suatu metafisisika.
Pemikiran James adalah empirisme yang radikal atau empirisis yang pragmatis’
kepribadiannya dan pandangannya tentang manusia memerlukan suatu filsafat yang dapat
berlaku adil pada perasaan keagamaan, morsl dan kepentingan manusia terdalam. Ia
memerlukan suatu filsafat yang pantas, yang dapat menghadapi kenyataan dengan terus terang.
Ia mencurigai setiap system filsafat yang murni intelektual atau yang mengaku benar secara
absolute. Filsafat yang tidak selesai serta tidak absolute, itulah filsafat yang diakuinya, tetapi
filsafat itu harus menyertai kehidupan manusia dan masa depannya. Filsafat harus membantu
manusia menyelesaikan masalah yang dihadapinya, memberikan kepada manusia harapan yang
optimis dalam kehidupan yang vital. Pragmatism James bersifat voluntaristis, penekanannya
pada pentingnya factor usaha dan kesukarelaan dalam keputusan dan memperjelas sesuatu.
Tentang Etikanya
Kaum pragmatis berpendapat bahwayang baik adalah yang dapat dilaksanakan dan
dipraktekkan, mendatangkan yang positif dan kemajuan hidup. Karena itu, baik atau buruknya
perilaku dan cara hidup dinilai ats pratisnya, akibat tampaknya, dampak positifnya, manfaatnya
bagi orang yang bersangkutan.
3
PENUTUP
Bahwa dalam pemikiran James William ada beberapa pemikiran atau karya-karya yang
disitu menguraikan berbagai pendapatnya satu per satu tentang karya-karya tersebut. Yaitu:
The Will to Believe, disini James bertujuan hanya untuk menggambarkan beberapa
karakteristik dan mepertahankan pandangan bahwa arah tindakan yang rasional.
The Varieties of Religious Experience, James memuat tentang nilai arti agama dalam
kehidupan manusia.
Pragmatism, James menjelaskan tentang kebenaran datang, tetapi tidak menjelaskan
apa kebenaran yang sesungguhnya.
Essay in Radical Empirism A Pluralistic Universe, disini menjelaskan tentang
pragmatism didalam metafisika dan epistemology.
James membicarakan tentang manusia memerlukan suatu filsafat yang dapat berlaku
adil pada agama dan moral.
DAFTAR PUSTAKA
http://makalah-ibnu.blogspot.com/2009/12/pragmatisme-william-james.html
*)
Penyusun
Nama
Mata Kuliah
Dosen
Prodi
: Nurul Rohana
: Filsafat Ilmu
: Afid Burhanuddin, M.Pd.
: Pendidikan Bahasa Inggris, STKIP PGRI Pacitan.
4
Download