JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Studi Koordinasi Rele dan Busur Api pada Sistem Kelistrikan Industri Tua Thomas Lugianto Nurdin,Margo Pujiantara, I Made Yulistya Negara Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Email: [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak–Sistem pengaman tentu dibutuhkan sebuah industri untuk menjaga kontinuitas pelayanan sistem kelistrikan. Sistem kelistrikan tentunya diikuti dengan proses gangguan-gangguan yang dapat terjadi kapanpun dengan berbagai macam faktor, salah satunya short circuit. Sistem pengaman pada PT.KPI Bontang kondisi eksisting masih memerlukan perbaikan, setting time delay rele tidak sesuai dengan standar perhitungan, belum adanya studi lanjut mengenai energi busur api yang penting untuk pengaturan sistem pengaman. Pada penelitian kali ini akan dilakukan resetting perhitungan busur apimencari incident energy yang dapat digunakan untuk menentukan flash protection boundary serta pada kondisi resetting rele pengaman juga akan berpengaruh pada penurunan kategori busur api atauarc flash. Kata Kunci—flash protection boundary, incident energy,short circuit, setting time delay; I. PENDAHULUAN ISTEM kelistrikan PT.KPI Bontang disuplai dengan sebuah pembangkit dengan kapasitas daya sebesar 6MW. Keperluan daya listrik juga disuplai melaui PT.Kaltim Daya Mandiri (PT.KDM), dalam usaha meningkatkan keandalan dan kontinuitas pelayanan, PT.KDM telah melakukan perubahan sistem kelistrikan pada PT. Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Bontang. Perubahan yang terjadi adalah penyatuan atau pengintegrasian seluruh sistem pembangkit dilingkungan PT.PKT Bontang. Dengan perubahan ini diperlukan analisis lanjut untuk mengetahui kinerja sistem secara komprehensif serta analisis ulang terhadap kelistrikan PT.KPI terutama dalam hal koordinasi rele sistem pengaman dan menurunkan kategori busur api (arcflash). S II. TEORI PENUNJANG A. Hubung Singkat (Short Circuit) Gangguan hubung singkat menyebabkan timbulnya aliran arus dengan nilai yang besar menuju ketitik gangguan.Akibatnya tegangan disekitar gangguan dapat menurun secara signifikan.Aliran arus yang besar tersebut merupakan jumlah dari arus kontribusi yang berasal dari generator serta motor induksi. Gangguan hubung singkat terbagi menjadi dua yaitu simetri dan asimetri, yang termasuk dalam gangguan simetri adalah gangguan tiga fasa, sedangkan yang lain adalah termasuk dalam asimetri. Gangguan ini akan mengakibatkan arus lebih pada fasa yang terganggu dan juga akan mengakibatkan kenaikan tegangan pada fasa yang tidak terganggu. B. Rele Arus Lebih (OCR) Rele arus lebih adalah rele yang beroperasi atau mendeteksi adanya gangguan ketka arus yang mengalir melebihi batas yang diijinkan.Penggunaan rele arus lebih ini sangatah luas, tidak hanya pada sistem kelistrikan dengan skala kecil saja, tapi juga digunakan dalam skala besar. Rele arus lebih merupakan suatu jenis rele yang bekerja berdasarkan besarnya arus masukan melebihi suatu harga tertentu yang dapat diatur(setting) maka rele arus lebihakan bekerja. Dimanaarus kerja yang dinyatakan menurut gulungan sekunder dari transformator arus (CT). C. Dasar Penyetelan Arus Lebih[7] Pada dasarnya rele arus lebih berfungsi sebagai pengaman gangguan hubung singkat, tetapi dalam beberapa hal dapat berfungsi sebagai pengaman beban berlebih. Berikut adalah beberapa dasar setting rele overcurrent : 1. Langkah awal mencari arus nominal (In): ππππππ In = √3 × ππππ 2. Kemudian arus yang mengalir sekunder CT : πΎπΎπΎπΎπΎπΎ Is = × πΌπΌπΌπΌ πΎπΎπΎπΎ Kfk = 1.2; (setting inverse) 1.1; (setting definite) Kd = 1.0; (setting inverse) = 0.7-0.9 (setting definite) Tap = Is × 1 πΆπΆπΆπΆ 3. Menemukan time multiplier setting dengan selisih waktu (βt) adalah 0.1-0.9 detik : M= πΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌ πΌπΌπΌπΌ βt ×( 5.4 −1 ) 4. Kemudian langkah terakhir adalah tieme delay setting rele : ts = 0.14 ISC min 0,02 × ππ 10 οΏ½ οΏ½ −1 Is (π π π π π π π π π π π π π π π π ππππππππππππππ π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘ ππππππππππ) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 ts = 13.5 ISC min × ππ 10 οΏ½ οΏ½ −1 Is (π£π£π£π£π£π£π£π£ ππππππππππππππ π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘ ππππππππππ) 80 ts = ISC min 2 ts = ISC min × ππ 10 × ππ 10 οΏ½ −1 οΏ½ Is (ππππππππππππππππππ ππππππππππππππ π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘ ππππππππππ) 54 οΏ½ οΏ½ −1 Is (ππππππππ ππππππππππππππ π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘ ππππππππππ) ππ 10 (ππππππππππππππππ π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘ ππππππππππ) ts = 2 × D. Busur Api (arcflash) Arc flashadalah peristiwa yangmuncul diakibatkan dari adanya arcing-fault. Arcing-fault sendiri dapat didefiniskan sebagai busur api yang diakibatkan oleh arus gangguan atau dengan kata lain terjadi kontak langsung dengan konduktor (arcing-fault current). Arus tersebut menciptakan sebuah plasma busur listrik dan melepaskan sejumlah energi yang berbahaya. Busur api listrik merupakan bagian dari arus listrik yang besar melalui udara yang terionisasi. Arc-flash diakibatkan dari arcing-fault diantara fase bus-bar atau dengan netral (ground).Selama arc-fault terjadi, udara merupakan konduktor dan biasanya muncul pada tegangan lebih dari 120 volt.Besar arcing-fault current biasanya lebih rendah dari besar arus bolted-fault dan di bawah rating circuit breaker. E. Metode Perhitungan Arc Flash Dengan Menggunakan Standart IEEE 1584-2002[2] Untuk dapat melakukan perhitungan arc flash menggunakan standart IEEE 1584-2002 hal yang pertama harus dilakukan adalah mencari nilai bolted fault current yang didapat dari short circuit 3 fasa. Setelah itu dilakukan perhitungan arcing current dengan rumus sebagai berikut : Untuk level tegangan sama dengan 1000 Volt atau lebih kecil : lgπΌπΌππ = K + 0.662 lg πΌπΌππππ + 0.0966 V + 0.000526 G + 0.5588 V (lg πΌπΌππππ ) – 0.00304 G (lg πΌπΌππππ )(1) Untuk tegangan lebih dari 1000 Volt menggunakan rumus : lgIa = 0.00402 + 0.983 lg Ibf(2) kemudian rumus dari arcing current adalah : Ia = 10lg Ia(3) dimana : lg = log 10 lgI a = arus arcing (kA) K = -0.153 untuk konfigurasi terbuka dan -0.097 untuk konfigurasi box = bolted fault current pada gangguan tiga fase lgI bf (symmetrical RMS) (kA) V = tegangan sistem (kV) G = jarak antar konduktor (mm) 2 Setelah nilai arcing current diketahui maka nilai dari incident energy dapat dihitung. Pada langkah awal digunakan log 10 normalized, berikut adalah rumus yang digunakan : lgE n = K1 + K2 + 1.081 lg I a + 0.0011 G(4) dimana : = incident energy (J/cm2) normalized untuk waktu En dan jarak K1 = –0.792 untuk konfigurasi terbuka (no enclosure) dan –0.555 untuk konfigurasi box (enclosed equipment) K2 = 0 untuk sistem ungrounded and high-resistance grounded –0.113 untuk sistem grounded G = jarak antar konduktor (mm) En Selanjutnya dapat diketahui nilai E n adalah : = 10lgEn(5) Setelah didapatkan nilai E n maka dapat dihitung incident energy dalam kondisi normalized dengan menggunakan rumus berikut : π‘π‘ 610 π₯π₯ E = 4.184 πΆπΆππ πΈπΈππ οΏ½ οΏ½ οΏ½ π₯π₯ οΏ½(6) π·π· 0.2 dimana : E = incident energy (J/cm2) C f = faktor pengali 1.0 untuk tegangan diatas 1kV, dan 1.5 untuk tegangan dibawah 1kV E n = incident energy normalized t = waktu arcing (detik) D = jarak dari kemungkinan titik arcing ke orang (mm) x = jarak exponent Tabel 1. Tabel Data Eksponen Jarak Level Tegangan (kV) Jenis Peralatan Open air Jarak Antar Konduktor (mm) Jarak x Faktor 10–40 2 Switchgear 32 1.473 MCC and panels 25 1.641 Cable 13 2 Open air 102 2 Switchgear 13–102 0.973 Cable 13 2 Open air 13–153 2 Switchgear 153 0.973 Cable 13 2 0.208 – 1 >1–5 >5 – 15 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 3 Untuk perhitungan flash protection boundary menggunakan Standar IEEE 1584-2002 dapat dilakukan dengan rumus berikut : π‘π‘ D B =οΏ½4.184 πΆπΆππ πΈπΈππ οΏ½ οΏ½ οΏ½ 0.2 610 π₯π₯ πΈπΈπ΅π΅ 1 π₯π₯ οΏ½οΏ½ (8) dimana: D B = jarak batas dari titik arcing (mm) C f = faktor pengali : 1.0 untuk tegangan diatas 1kV, dan 1.5 untuk tegangandibawah 1kV E n = incident energy normalized E B = incident energy in J/cm2 at the boundary distance t = waktu arcing (detik) x = jarak exponent I bf = bolted fault current START Pengumpulan Data dan Literatur Pemodelan Single Line Diagram Sistem pada Software ETAP Gambar 2. Simulasi Pemodelan Sistem Kelistrikan Analisis Loadflow IV. PENGUJIAN DAN ANALISA Simulasi dan Analisis Hubung Singkat Simulasi Setting Koordinasi Sistem Proteksi Resetting Rele Setting Koordinasi Aman? Tidak Ya Pembuatan Laporan STOP Pada paper ini digunakan evaluasi pada tipikal 1 sebagai contoh. Berikut adalah koordinasi sistem pengaman kelistrikan pada kondisi awal : 1. Pada gambar 4.1 merupakan simulasi TCC tipikal 1. Sistem tipikal 1 ini meliputi generator utama SG KDM-1 menuju bus KDM_1 yang ter-interkoneksi dengan power grid kemudian terubung dengan kabel 133-1 menuju bus HSG1-KPI. Gambar 1. Flowchart Pengerjaan Tugas Akhir III. PEMODELANSISTEM Penelitian ini dilakukan menggunakan software etap7. Langkah awal untuk pemodelan adalah menyamakan desain rating peralatan pengaman dengan keadaan rating sebenarnya, kemudian untuk setiap bus perlu dikoreksi dalamload flow. Selanjutnya langkah yang paling utama adalah short circuit sistem guna mengetahui jumlah arus yang mengalir saat gangguan terjadi. Masing-masing bus tidak akan memiliki karakter jumlah arus yang sama tergantung dengan besar tegangan serta beban yang ditanggung. Besar nilai arus yang terjadi saat gangguan terjadi berguna untuk langkah perhitungan selanjutnya. Untuk setting proteksi yang digunakan adalah saat ISCmax atau arus terbesar saat gangguan ½ cycle atau bernilai 0.1 detik dan ISCmin yaitu arus terkecil gangguan saat gangguan sudah mengalami steady state 30 cycle. Nilai arus terbesar saat gangguan adalah untuk setting proteksi kondisi highset dan nilai arus terkecil saat gangguan adalah untuk setting lowset. Setiap rele atau peralatan bantu pengaman sistem tenaga listrik memiliki karakter jenis perhitungan yang berbeda bergantung dari jenis dan desain manufaktur peralatan. Berikut pemodelan sistem pengaman PT.KPI Bontang setelah mengalami penambahan beberapa peralatan : Gambar 3. Kurva TCC tipikal 1 kondisi awal Peralatan pengaman sistem berupa rele dan high voltage circuit breaker (HVCB) dengan rating 11kV. Pada generator SG KDM-1 rele HVCB 1H1 dibantu dengan rele 11 overcurrent untuk perlindungan utama saat gangguan short circuitterjadi dan peralatan dibawahnya tidak mampu JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 menangani arus gangguan short circuit. Untuk power grid peralatan pengaman berupa HVCB 160 dan rele 10 overcurrent sebagai pelindung utama. Pada bus HSG1_KPI terdapat kabel 133-1 yang diapit dengan rele 103 dan 36 untuk mengamankan dari gangguan short circuit. Pada kurva TCC tipikal 1 terdapat empat poin yang dilingkari berwarna merah, analisanya yaitu : 1. Setting pick uprele 103 teralu jauh dari kurva arus nominal generator, ini artinya jika terdapat gangguan maka rele akan terlalu cepat menrigger CB untuk open. 2. Setting instantaneousrele 36 terlalu lama 0.7detik dan setting pick up yang terlalu kecil sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan dalam mengantisipasi ganggguan sangat besar dan jika ditinjau dari arcflash maka akan menghasilkan energi arcing yang besar. 3. Karakteristik rele 103 tidak terdapat setting instantaneous sehingga untuk setting high voltage terlalu besar dan jika terjadi gangguan maka rele 11 pada generator akan ikut terpicu. 4. Setting time delay instantaneousrele 10 terlalu cepat 0.05 detik yang tidak sesuai dengan standar IEC SITA-10PU. 4 = 0.7 × = 8.53 17.9 ππππ −1 2676 .8 5.4 Maka setting waktu untuk rele adalah : t(s) = = 80 ISC min 2 οΏ½ −1 Is οΏ½ 80 14.13 2 οΏ½ −1 2676 .8 οΏ½ × × ππ 10 8.53 10 = 2.54 detik. Sistem proteksi pada tipikal 1 merupakan bagian yang memiliki rating tegangan yang besar. Rele 11 sebagai back up untuk generator SG KDM-1 dan rele 10 untuk melindungi transformator dari power grid memiliki time delay 0.6 detik. Sedangkan rele 103 memiiki karakteristik yang berbeda karena tidak memiliki sifat instantaneousmaka diganti menggunakan rele dari mitsubishi.Setting waktu delay rele 103 dan rele 36 disamakan 0.45 detik karena masih dalam satu line tegangan 11kV. Kemudian dilakukan perhitungan manual sesuai manufaktur rele yang digunakan, terdapat pergantian beberapa rele salah satunya rele 11 yang awalnya menggunakan produk dari SEG extremely inverse diganti menjadi Mitsubishi extremely inverse, dengan perhitungannya sebagai berikut : RELE 11 Manufacture Model Curve Type CT Ratio Isc min Time Delay Arus Nominal : In = SettingArus : ππππππ √3×ππππ Is = = I set : Mitsubishi : CFP-1 : Extremely Inverse 11 : 2000/5 : 17.9 kA : 0.7 detik πΎπΎπΎπΎπΎπΎ πΎπΎπΎπΎ 1.2 1 = 34ππππ √3×11×0.8 = 2230.6 A × πΌπΌπΌπΌ × 2230.6 = 2676.8 A = πΌπΌπΌπΌ × 1 πΆπΆπΆπΆ = 2676.8 × = 6.69 A 5 2000 Setting TMS (time multiplier setting) rele jika dipilih βt= 0.7 detik M= βt × πΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌ πΌπΌπΌπΌ 5.4 −1 Gambar 4. Kurva TCC Tipikal 1 etelah Resetting Proses analisa arcflash yang nantinya bertujuan untuk membandingkan data hasil running simulasi dengan teori perhitungan manual berdasarkan standart IEEE 1584-2002. Beberapa parameter yang dibutuhkan untuk perhitungan manual adalah bolted fault current (Ibf), incident energy, dan protection boundary. Langkah awal untuk menampilkan arcflash tentu data setting proteksi harus sudah benar.Arcflash akan terjadi setelah settingbus (fault) kemudian running short circuit ½ JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 5 cycle guna mengetahui arus terbesar yang terjadi pada saat terjadi gangguan yang melewati bus yang telah kita tentukan. Berikut adalah data hasil running arcflash dari masingmasing bus pada saat short circuit secara keseluruhan dari sistem : Bus Tabel 2. Data Arcflash sistem pada bus kondisi awal HSG1_K MCC1 KDM_1 MSG 1 PI A MCC1 B Tegangan (kV) 11 11 6.9 0.525 0.525 Ia (kA) 34.25 24.62 16.46 25.57 27.36 Ibf (kA) 36.07 25.78 17.11 43.5 47.36 Incident Energy (Cal/cm2) 56.18 11.08 7.86 3.756 1.972 Kemudian langkah kedua adalah perhitungan incident energy : lgπΈπΈππ = K1 + K2 + 1.081 lg πΌπΌππ + 0.0011 G lgπΈπΈππ = (-0.555) - 0 + 1.081 × log 34.25+ 0.0011× (153) lgπΈπΈππ = -1.27229989 πΈπΈππ = 10lg −1.27229989 πΈπΈππ = 18.71974334 J/ππππ2 π‘π‘ 156.24 29.47 10.35 3.006 2.030 Kategori Max Exceed 3 2 1 1 Setelah dilakukan resetting pada koordinasi sistem pengaman terdapat perubahan nilai arc flash yang dihasilkan yang bisa dilihat pada tabel berikut : Tabel 3. Data Arcflash sistem pada bus setelah Resetting HSG1_KP MCC1 KDM_1 MSG 1 I A 11 11 6.9 0.525 0.525 Ia (kA) 34.25 24.62 16.46 25.58 27.37 Ibf (kA) 36.07 25.78 17.11 43.52 47.01 Incident Energy (Cal/cm2) 48.68 11.44 6.92 1.861 1.972 Protection Boundary (ft) 134.85 30.44 9.08 1.960 2.030 Kategori Max Exceed 3 2 1 1 ) 0.771 2 E = 203.6368349 J/ππππ E = 203.6368349J/ππππ2 x 0.24 cal E = 48.87 cal/ππππ2 Langkah boundary : terakhir adalah π‘π‘ π·π·π΅π΅ = [4.184 πΆπΆππ πΈπΈππ οΏ½ οΏ½ οΏ½ 0.2 610 π₯π₯ πΈπΈπ©π© 0,2 )( 610 0.973 (36×2.54×10)0.973 menghitung 0.771 0.2 οΏ½οΏ½ ) protection 1 οΏ½]π₯π₯ π·π·π΅π΅ = [4.184 × 1 × 18.71974334 οΏ½ 610 0.973 5 1 οΏ½]0.973 1 π·π·π΅π΅ = [78.323440613 × 3.885 × 102.6020233]0.973 π·π·π΅π΅ = 41.27583356 m × 3.28ππππ π·π·π΅π΅ = 135.38 ππππ Setelah menganalisa koordinasi proteksi rele pada sistem maka tujuan penelitian ini juga mengharapkan nilai incident energy arcing pada masing-masing bus akan menurun. Tentunya hal yang mempengaruhi adalah arus gangguan saat terjadi short circuit kemudian waktu untuk rele memicu CB untuk open. Terjadi perubahan yang signifikan pada energi arcflash setelah resetting.Pada bus KDM_1 yang semula 56.18 cal/cm2 telah berubah menjadi 48.68 cal/cm2. Berikut adalah perhitungan incident energy dan flash protection boundary berdasarkan standart IEEE 1584-2002 : BUS KDM_1 π·π· π₯π₯ E = 4.184 ×1 × 18.71974334 ( MCC1 B Tegangan (kV) 610 π₯π₯ E = 4.184 πΆπΆππ πΈπΈππ ( )( 0,2 Protection Boundary (ft) Bus Langkah awal adalah dengan memabandingkan perhitungan nilai Ia dari nilai Ibf data simulasi: lgπΌπΌππ = 0.00402 + 0.983 lg πΌπΌππππ lgπΌπΌππ = 0.00402 + 0.983 lg 36.07 lgπΌπΌππ = 1.53469 πΌπΌππ = 10lg 1.53469 πΌπΌππ = 34.25 kA V. KESIMPULAN 1. Pada koordinasi sistem pengaman kondisi existing masih terdapat kesalahan setting pada Low Set dan High set rele JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 2. 3. 4. terutama pada pick up rele yang terlalu jauh berada disebelah kiri kurva dari FLA. Setelah terjadi perubahan koordinasi rele perbedaan kurva plot TCC terdapat pada berkurangnya nilai incident energy arcflashpada bus meskipun kategori pada main bus 11kV masih tinggi yaitu kategori >4 (Max) hal ini disebabkan ratingtegangan yang besar dan time delay yang cukup lama 0.6 detik sehingga energy yang dihasilkan juga besar namun masih aman untuk diterapkan. Data hasil analisa perhitungan manual setting time delay rele dengan simulasi pada Etap7 beberapa tidak sama hanya saja perbedaan tidak cukup jauh karena data simulasi manufaktur pada Etap7 memiliki standar yang berbeda. Pada koordinasi sistem pengaman existingjika ditinjau dari bahaya arc flash maka didapat incident energy terbesar yang terjadi pada bus KDM_1 dengan nilai 56.18cal/cm2. Kemudian setelah dilakukan resetting nilai incident energy turun menjadi 34.725 cal/cm2. Hal ini dikarenakan koordinasi yang tepat dapat mengurangi nilai arc clearing time. . DAFTAR PUSTAKA [1]. [2]. [3]. [4]. [5]. [6]. [7]. [8]. [9]. Peter E. Sutherland, Fellow.: “Arc-Flash and Coordination Study Conflict in an Older Industrial Plant”. IEEE Ind.Appl.Mag.vol 45, no.2,pp. 569-574,March/April.2009 IEEE Std 1584-2002. “IEE Guide For Performing Arc Flash Hazard Calculations.” M. Hodder, W. Vilncheck, F. Croyle, and D. McCue, “Practical arcflash reduction,” IEEE Ind. Appl. Mag.,vol. 12, no.3,pp.2229,May/Jun.2006. Gary Zahalka, P.E. and Hugh Hoagland, “Arc Flash Hazard Assessment Requirements”, IEEE Transaction, Paper no 07 C5, 1 4244-1 002-99/07, 2007. Agung, Tjok. “Evaluasi Pengaman Kelistrikan Pada PT. Citic Seram Energy Ltd. Dengan Mempertimbangkan Arcflash.” Jurusan Teknik Elektro, Surabaya, 2013. www.gecalsthomgpc.co.uk/download/R8054J.pdf www.mitsubishielektrik.com/produk/protection/relay/melpro-d.pdf Ibnu Pratama, Bagus. “Pengaturan Ulang Rele Arus Lebih Sebagai Pengaman Utama Compressor pada Feeder 2FPT. Ajinomoto Mojokerto”, UIN, 2010. Penangsang, Ontoseno, “Diktat Kuliah Analisis Sistem Tenaga Jilid 2”, Teknik Elektro ITS, Surabaya, Bab 1, 2006. 6