PENGGUNAAN TEGANGAN DAN ARUS KERJA RELE IMPEDANSI UNTUK MEMPREDIKSI LOKASI GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA SALURAN TRANSMISI GANDA (Alimuddin Sa’ban Miru) PENGGUNAAN TEGANGAN DAN ARUS KERJA RELE IMPEDANSI UNTUK MEMPREDIKSI LOKASI GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA SALURAN TRANSMISI GANDA Alimuddin Sa’ban Miru Jurusan Pend. Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar ABSTRAK Penentuan lokasi gangguan pada saluran trasmisi berdasarkan kerja rele jarak yang mengukur impedansi sepanjang saluran transmisi ganda yang mengalami gangguan. Perhitungan yang dilakukan melalui perkiraan lokasi gangguan dengan memanfaatkan tegangan dan arus hasil pengukuran rele impedansi yang dipasangkan di kedua terminal. Untuk mendapatkan perkiraan jarak gangguan yang diteliti melalui perkiraan lokasi gangguan hubung singkat pada saluran transmisi ganda dilakukan berdasarkan rele impedansi digital. Dalam pembahasan ini, tegangan dan arus diperkirakan melalui simulasi hubung singkat. Kata kunci : Arus kerja rele impedansi, Gangguan hubung singkat. A. Pendahuluan L X Untuk mengurangi kerusakan pada peralatan terdapat dua alternatif perencanaan, yakni : pertama sistem dapat direncanakan sedemikian rupa sehingga gangguan tidak terjadi, dan kedua gangguan masih mungkin terjadi serta untuk itu dilakukan langkah-langkah untuk melokalisir gangguan sehingga kerusakan yang akan terjadi dapat diminimalkan. Oleh sebab itu perlu adanya sistem proteksi yang dapat mengatasi akibat dari gangguan hubung singkat. Khususnya suatu sistem proteksi yang dapat mengamanankan saluran transmisi serta dapat mendeteksi lokasi gangguan. Pada umumnya proteksi saluran transmisi tenaga listrik kebanyakan menggunakan sistem proteksi dengan rele jarak, salah satu jenisnya adalah rele impedansi. Dengan memanfaatkan hasil pengukuran rele impedansi digital, yang terdiri dari tegangan dan arus yang dirasakan rele terhadap titik gangguan. Iyx PMT G1 CT Rx PT IxF Zxy Y G2 IyF F m Ry RF VF Vx Vy Gambar-1. Diagram satu garis dari suatu sistem saluran ganda. Bila terjadi gangguan di titik F seperti yang digambarkan pada gambar-1, maka tegangantegangan dan arus yang dihasilkan pada saluran sbb : V1F = V1X - mI1XF Z1XY - R1F I1F (1) V2F = V2X - mI 2XF Z1XY - R 2F I 2F (2) VOF = VOX - mI OXF Z OXY - R OF I OF (3) B. Gangguan Hubung Singkat Pada Saluran Transmisi Sebagian besar gangguan yang terjadi pada sistem adalah gangguan tidak simetris, sehingga dengan terjadinya gangguan tidak simetris, akan timbul arus yang tidak seimbang pada sistem tersebut. Dengan menggunakan metoda komponen-komponen simetris, dapat dianalisa dan ditentukan besar arus dan tegangan pada semua bagian dari sistem tenaga setelah terjadi gangguan. Diagram satu garis dari suatu sistem tenaga untuk saluran ganda seperti diperlihatkan pada gambar-1 dibawah ini. Ixy v 1x I1XF F mZ1XY I1F R1F v 1F Gambar-2. Rangkaian ekivalen urutan positif . v2x I2XF F mZ1XY I2F R2F v2F Gambar-3. Rangkaian ekivalen urutan negatif. PENGGUNAAN TEGANGAN DAN ARUS KERJA RELE IMPEDANSI UNTUK MEMPREDIKSI LOKASI GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA SALURAN TRANSMISI GANDA (Alimuddin Sa’ban Miru) v0x I0XF F mZ0XY I0F R0F v0F k2 = V2X ΔV2X kL = Z1XY I1XY ΔV1X (18) Gambar-4. Rangkaian ekivalen urutan nol. (19) Akibat adanya gangguan, maka perubahanperubahan arus pada saluran sbb : 1. Gangguan Satu Fasa ke Tanah. ΔI1XF = I1XF - I1XY (4) Z1XF = ΔI2XF = I2XF - I2XY @ I2XF (5) (6) Dengan menggunakan DI dari persamaan di atas ke dalam persamaan-persamaan (1), (2), dan (3) di peroleh : Z1YF = (21) dimana : V1F = V1X - m(ΔI1XF + I1XY ) Z1XY - R1F I1F K= (7) V2F = V2X - m(ΔI 2XF ) Z1XY - R 2F I 2F (8) VOF = VOX - m(ΔI OXF ) Z OXY - R OF I OF urutan pada Z 0 - Z1 3Z1 (22) Jarak gangguan dari bus X dan bus Y yaitu LX dan LY dapat diestimasikan sbb : é ImZ1XF ù LX = L ê ú ë ImZ1 û bus X ΔV1X = ΔI1XF Z1XY (23) (10) ΔV2X = ΔI 2XF Z1XY é ImZ1YF ù LY = L ê ú ë ImZ1 û (11) ΔVOX = ΔI OXF Z OXY (12) Persamaan-persamaan (7), (8), dan (9) dapat diekspresikan dalam suku jatuh tegangan ( D ) : V1F = ΔV1X [k 1 - m(1 + k L )] - R 1F I1F (13) V2F = ΔV2X (k 2 - m) - R 2F I 2F (24) 2. Gangguan Dua Fasa. Bila gangguan terjadi pada fasa B dan C, maka impedansi urutan positif masing-masing bus sbb : (14) VOF = ΔVOF (k O - m) - R OF I OF (15) kO = VOX ΔVOX (16) V k 1 = 1X ΔV1X Z1XF = VBX - VCX I BXF + I CXF Z1YF = VBY - VCY I BYF + I CYF (25) dimana : (17) I AYF VAY + 3K I 0YF (20) ΔI OXF = I OXF - I OXY @ I OXF (9) Bila jatuh tegangan didefinisikan I AXF VAX + 3K I 0XF (26) Jarak gangguan dari bus X dan bus Y yaitu LX dan LY dapat diestimasikan sbb : PENGGUNAAN TEGANGAN DAN ARUS KERJA RELE IMPEDANSI UNTUK MEMPREDIKSI LOKASI GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA SALURAN TRANSMISI GANDA (Alimuddin Sa’ban Miru) é ImZ1XF ù LX = L ê ú ë ImZ1 û (27) é ImZ1YF ù LY = L ê ú ë ImZ1 û (30) dimana : V1F , V2F , VOF V1X , V2 X , VOX = Tegangan-tegangan urutan positif, negatif dan nol pada titik F. = Tegangan-tegangan urutan I1XF , I 2 XF , I OXF positif, negatif dan nol pada bus X. = Arus-arus gangguan urutan I1XY , I 2 XY , I OXY positif, negatif dan nol dari bus X ke titik gangguan F. = Arus-arus gangguan urutan I1F , I 2F , I OF positif, negatif dan nol dari bus X ke bus Y. = Arus-arus gangguan urutan Z1XY , Z OXY positif, negatif dan nol dititik gangguan F. = Impedansi-impedansi Pengujian perkiraan lokasi gangguan dilakukan dengan menggunakan program komputer, program hubung singkat untuk menghitung tegangan dan arus serta memperkirakan besar impedansi dari lokasi rele terhadap lokasi gangguan. Data tersebut akan dipakai sebagai input ke program perhitungan lokasi gangguan. Dari data sistem, dimana bus 2 dan bus 3 dipilih sebagai objek,. Bus 2 dianggap sebagai bus X dan bus 3 dianggap sebagai bus Y seperti pada gambar-1 diatas. Tahanan tanah (RG) dibuat tetap sebesar 5 ohm, untuk tahanan gangguan (RF) kita asumsikan sebesar 12 ohm, panjang saluran dari bus x ke bus y diasumsikan sepanjang 150 Km. Jarak gangguan dari bus x ketitik F diasumsikan sepanjang 45 Km. Dari hasil perkiraan lokasi gangguan, dimana jarak gangguan dari bus x ketitik F adalah 49,467 Km dan dari bus y ketitik F adalah 70,533 Km untuk gangguan KT. Jarak gangguan dari bus x ketitik F adalah 46,954 Km dan dari bus y ketitik F adalah 73,046 Km untuk gangguan KK. Data sistem terdiri dari data saluran, data pembangkit, dan data beban. Tabel 1. Harga-harga dasar pada sistem pengujian Arus(A) Teganga (kV) Daya (MVA) Impedansi (ohm) 1154700 500 1000 250 Reaktansi dari reaktor X = 0,4 pu Harga dasar 1000 MVA, 500 kV Tabel 2. Data Saluran Transmisi No. Impedansi Seri (pu) Saluran Urutan Positif urutan R 1F , R 2 F , R OF positif dan nol dari saluran antara bus X dan bus Y. = Tahanan gangguan Urutan Nol dan Negatif 1 0,00208 + j 0,0327 0,02908 + j 0,09489 2 0,01454 + j 0,21186 0,20356 + j 0,66424 3 0,00727 + j 0,10593 0,10178 + j 0,33212 urutan positif, negatif dan nol. No. I OXY Y. m = Arus urutan nol dari bus X ke bus Admitansi Shunt (pu) Saluran Urutan Positif Urutan Nol dan Negatif = lokasi gangguan (F) C. SIMULASI DAN HASIL PERHITUNGAN Untuk menentukan perkiraan lokasi gangguan dengan cara simulasi yang diuji pada sistem yang diperoleh dari IEEE standard, untuk saluran tunggal dan saluran ganda. Sistem ini terdiri dari dua buah pembangkit yang terhubung secara interkoneksi melalui 4 buah bus (terminal). 1 0,0+ j 1,19355 0,0 + j 0,93581 2 0,0 + j 0,17051 0,0 + j 0,13369 3 0,0+ j 0,34101 0,0 + j 0,26738 Tabel 3. Data Sumber No. Unit Impedansi Kapasitas PENGGUNAAN TEGANGAN DAN ARUS KERJA RELE IMPEDANSI UNTUK MEMPREDIKSI LOKASI GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA SALURAN TRANSMISI GANDA (Alimuddin Sa’ban Miru) MVA Urutan Positif (pu) G1 25000 0,00027 + j 0,0160 G2 1000 0,00800 + j 0,4000 No. Unit Kapasitas Impedansi MVA Urutan Negatif (pu) G1 25000 0,00027 + j 0,0140 G2 1000 0,00800 + j 0,3000 No. Unit Kapasitas Impedansi MVA Urutan Nol (pu) G1 25000 0,0040 + j 0,0040 G2 1000 0,0076 + j 0,1000 Tabel 4. Data Beban Bus MVA Impedansi (pu) 1 16000 0,00352 + j 0, 00170 2 5000 0,04000 + j 0,00000 3 1000 0,78513 + j 0,25805 Berdasarkan hasil perhitungan perkiraan lokasi gangguan hubung singkat KT dan KK untuk saluran ganda dengan mengasumsikan tahanan tanah sebesar 5 ohm dan tahanan gangguan sebesar 12 ohm dapat dilihat pada tabel hasil perkiraan lokasi gangguan pada saluran transmisi dibawah ini. D. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penulisan ini, dapat diambil beberapa kesimpulan : v Perkiraan lokasi gangguan berdasarkan tegangan dan arus kerja rele impedansi dapat memberikan hasil perhitungan yang cukup teliti, dengan tingkat kesalahan yang relatif kecil. v Metode ini dapat digunakan untuk mengestimasi penentuan lokasi gangguan dari semua jenis gangguan hubung singkat. v Perlu memperhitungkan arus kapasitansi saluran, karena mempengaruhi perkiraan lokasi gangguan hubung singkat DAFTAR PUSTAKA Leif Eriksson, Murari Mohan Saha, and G.D. Rockefeller, An Accurate Fault LocatorWith Compensation For Apparent Reactance In The Fault Resistance Resulting From Remote-End Infeed, IEEE Transactions on Power Apparatus and System, Vol. PAS-104, No. 2, February 1985. T. Takagi, Y. Yamakhoshi, M. Yamaura, R. Kondow, and T. Matsushima, Development Of A New Type Fault Locator Using The One Terminal Voltage and Current Data, IEEE Transactions on Power Apparatus and System, Vol. PAS-101, No. 8, August 1982. Warrington, A.R. Van C., Protective Relays Their Theory and Practice, Vol. I, London, 1976. Warrington, A.R. Van C., Protective Relays Their Theory and Practice, Vol. II, London, 1994. Zoro, R., Protective Devices and System, ITB, 1987.