7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kebijakan Dividen 1. Pengertian Kebijakan Dividen Menurut Martono dan Agus (2007:253), kebijakan deviden merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Menurut Suad (2006), kebijakan dividen kebijakan dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang menjadi hak dari para pemegang saham yang pada dasarmya laba tersebut dapat dibagikan sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali oleh perusahaan. Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dimasa yang akan datang. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan jumlah laba http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan.Rasio ini menunjukan presentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa perusahaan berupa dividen kas. Apabila laba perusahaan yang ditahan dalam jumlah besar, berarti laba yang akan dibayarkan sebagai dividen menjadi lebih kecil. Dengan demikian aspek penting dari kebijakan dividen adalah menentukan alokasi laba yang sesuai diantara pembayaran laba sebagai deviden dengan laba yang ditahan diperusahaan (Martono dan Harjito Agus,(2005). 2. Teori Kebijakan Dividen Ada beberapa teori mengenai kebijakan dividen. Jenis kebijakan dividen menurut Eugene Brighman & Joel F. Houston (2006): a. Dividen Irrelevance Theory Teori ini di kemukakan oleh Merton H. Miller dan Franco Modigliane yang berpendapat bahwa nilai perusahaan hanya ditentukan kemampuan dasar untuk menentukan laba serta resiko bisnisnya. Dengan kata lain, MM berpendapat bahwa nilai perusahaan akan tergantung pada laba yang di hasilkan oleh aktivanya-aktivanya, bukan pada bagaimana laba tersebut akan dibagi antara dividen dan laba ditahan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 b. Bird in The Hand Theory Menurut MM teori ini menyatakan bahwa nilai sebuah perusahaan akan dapat dimaksimalkan dengan menentukan rasio pembagian dividen yang tinggi. c. Tax Preference Theory Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin akan menyukai pembayaran dividen yang rendah ketimbang menerima pembayaran yang tinggi: 1) Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga saham,dan akibatnya keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya tinggi. 2) Pajak atas keuntungan tidak akan dibayarkan sampai saham tersebut dijual. 3) Jika sebuah saham dimiliki oleh seorang sampai ia meninggal dunia,keuntungan modal saham tersebut tidak akan dikenakan pajak sama sekali, ahli waris yg menerima saham itudapat menggunakan nilai saham pada hari kematian sebagi dasar biaya mereka,dengan demikian mereka terhindar dari pajak keuntungan modal. Karena adanya keuntungan pajak ini, para investor mungkin lebih suka menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian, para investor http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang mambagikan deviden rendah dari pada untuk perusahaan sejennis yang menbagikan deviden tinggi. 3. Faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen Kebijakan dividen merupakan keputusan yang diambil perusahaan dan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap harga saham perusahaan di pasar modal, sehingga kebijakan dividen merupakan sebagian dari keputusan membagikan dividen sebagai realisasi dan harapan akan hasil yang didambakan oleh seorang investor dalam menginvestasikan dananya untuk membeli saham itu. Dalam menentukan kebijakan dividen yang sesuai terdapat beberapa factor yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan antara lain: a. Kesempatan Investasi Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang bisa dibagikan akan semakin sedikit. b. Profitabilitas dan Likuiditas Aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Sebaliknya jika aliran kas tidak baik, alasan lain adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang mempunyai kas yang berkelebihan seringkali menjadi target dalam akuisisi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 c. Akses ke Pasar Keuangan Jika perusahaan mempunyai akses ke pasar keuangan yang baik, perusahaan bisa membayar dividen lebih tinggi. B. Dividen 1. Pengertian Dividen Definisi dividen menurut Tjiptono dan Hendry (2006) adalah “pembagian laba bersih perusahaan yang diditribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan rapat umum pemegang saham”. Definisi dividen menurut Weston dan Copeland dalam bukunya Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010) Dividen adalah keuangan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang diberikan kepada pemehang saham. Besarnya dividen yang diberikan di tentukan dalam rapat pemegang saham dan dinyatakan dalam suatu jumlah atau persentase (%) tertentu atas nilai nominal saham bukan atas nilai pasarnya. Istilah dividen biasanya dipahami sebagai distribusi kas oleh perseroan kepada pemegang sahamnya. Dividen dinyatakan sebagai jumlah spesifik per lembar saham biasa. Dividen kas adalah pembagian laba oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya. Jumlah yang diterima sepadan dengan banyaknya jumlah lembar saham yang dimilikinya. Biasanya terdapat kondisi yang patut oleh perusahaan untuk membayar dividen kas, yaitu saldo laba yang mencukupi, kas yang memadai, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 dan tindakan formal oleh dewan direksi. Jumlah saldo yang besar tidak harus berarti bahwa perusahaan mampu mambayar dividen. Dana kas perlu pula tersedia dengan jumlah memadai yang melebihi kebutuhan-kebutuhan operasi normal.Dewan direksi tidak wajib mengumumkan dividen setiap tahun, bahkan walaupun terdapat saldo kas yang cukup besar untuk membagikan dividen. Kurangnya dana ataupun posisi kas yang sangat ketat dapat memaksa direksi perusahaan untuk mengurangi atau bahkan meniadakan pembayaran dividen. Keputusan distribusi itu mestilah dipikirkan secara masak-masak karena dividen sering menjadi elemen kunci dalam imbalan yang diharapkan oleh para pemodal dari saham yang dimilikinya. Harga pasar saham kerap jatuh secara dramatis pada saat deklarasi dividen ternyata lebih kecil daripada yang diprediksi sebelumnya.Sebagian besar perusahaan mencoba mempertahankan catatan pembayaran dividen yang stabil dalam upaya membuat saham mereka kelihatan memikat bagi para pemodal. Dividen dapat dibayarkan sekali setahun atau setiap semesteran. 2. Jenis-jenis Dividen Bentuk bentuk dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham menurut Sugiono (2009) sebagai berikut: a. Dividen tunai(cash dividen) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 Dividen tunai adalah suatu bentuk pembagian dividen kepada para pemgang saham dalam betuk kas (tunai). Pembagian dividen tunai bisa dilakukan secara berkala seperti per semester, per tahun, per kuartal. b. Dividen properti (property dividen) Dividen properti adalah hutang dividen yang ditukar atau ditransfer dalam bentuk aktiva perusahaan selain kas. Dividen propeti dapat berupa barang dagang,real estat,atau investasi atau bentuk lainnya dirancang oleh dewan direksi. c. Dividen skrip (skrip dividen) Hutang dividen dalam bentuk skrip berarti perusahaan tidak membayar dividen tetapi memilih membayarnya pada suatu tanggal dimasa depan. Skrip dividen hanya merupakan bektuk khusus dari wesel bayar. d. Dividen Likuiditas Dividen yang tidak didasarkan pada laba di tahan yang mengisaratkan bahwa dividen ini merupakan pengembalian dari investai pemegang saham dan bukan bagin dari laba. e. Dividen Saham ( stock dividen ) Dividen saham adalah dividen yang dibagikan dalam bentuk saham baru perusahaan yang bersangkutan. Pembagian dividen saham biasanya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 berasal dari kapitalisasi laba. Pembagian di tentukan dengan rasio tertentu terhadap jumlah yang dimilikinya oleh investor. 3. Prosedur Pembayaran Dividen Berdasarkan prosedur, urutan pembayaran dividen (Sugiono, 2009) adalah sebagai berikut: a. Tanggal Pengumuman ( Declaration - date ) Declaration-date adalah tangal yang ditentukan untuk saatnya dewan direksi mengumumkan dividen. Dengan ditentukannya tanggal tersebut, perusahaan mempunyai kewajiban untuk melakukan pembayaran. b. Tanggal Pencatatan Pemagang Saham (Holder Of Record date) Recording Date adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya pemegang saham berhak mendapatkan dividen. c. Tanggal Pemisahan Dividen (Ex Dividen Dat) Ex dividen date adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya dividen lepas dari pemegang saham. Keterlambatan pemberitahuan kepada perusahaan tentang suatu transaksi jual beli akan menjadi maslah dalam menentukan hak penerima dividen. Untuk menghindari konflik,badan keagenan telah menetapkan suatu perjanjian yang akan menyatakan bahwa hak untuk memperoleh dividen akan menetapkan pada saham sampai 4 hari sebelum tanggal pencatatan pemegang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 saham. Pada hari ke 4 tanggal pencatatan hak dividen tidak lagi melekat pada saham. d. Tanggal Pembayaran ( Payment Date ) Payment date adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya perusahaan membayar dividen .Pada umumnya dividen dibayarkan secara tunai termasuk untuk saham preferen yang dinyatakan sebagai persentase dari nilai buku. e. Cum dividen cum dividen adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya perdagangan terakhir yang masih dimiliki kesempatan mendapatkan dividen,biasanya berlaku untuk perusahaan yang sudah masuk bursa ( go public ). C. Dividen Payout Ratio 1. Pengertian Dividen Payout Ratio Definisi Dividend Payout Ratio menurut Riyanto (2001) adalah persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai cash dividend” Definisi dividend payout ratio Menurut Suad (2001) adalah perusahaan hanya dapat membagikan dividen semakin besar jika perusahaan mampu menghasilkan laba yang semakin besar, jika laba yang dihasilkan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 besarnya tetap , perusahaan tidak bisa membagikan dviden yang makin besar karena hal ini berarti perusahaan akan membagikan modal sendiri. Dividend Payout Ratio (DPR) dapat di ukur sebagai dividen yang dibayarakan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum. Perusahaan yang mempunyai resiko tinggi cendrung untuk membayar dividen payout ratio lebih kecil supaya nanti tidak memotong dividen jika laba yang di peroleh turun. Untuk perusahaan yang beresiko tinggi profitabilitas untuk mengalami laba yang menurun adalah tinggi. 2. Faktor - faktor yang mempengaruhi Dividen Payout Ratio Menurut Sutrisno (2011), ada beberapa faktor yang cukup dikatakan mempengaruhi Dividen Payout Ratio (DPR) faktor tersebut antara lain: a. Cash Position Posisi kas suatu perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan, sebelum membuat keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar, sehingga semakin kuat posisi kas perusahaan, berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 b. Growth Potential Semakin tinggi tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, akan semakin besar tingkat kebutuhan dana untuk membiayai ekspansi. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, akan semakin memungkinkan perusahaan menahan keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai dividen. Oleh karenanya potensi pertumbuhan perusahaan menjadi faktor penting yang menentukan kebijakan dividen. c. Firm Size Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses kepasar modal. Karena kemudahan akses kepasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. d. Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 e. Profitability Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. f. Holding Holding merupakan banyaknya pihak dari para pemegang saham dalam satu periode, untuk pihak luar (kepemilikan saham yang di go publikkan) dihitung menjadi satu pihak, sedangkan untuk pihak dalam perusahaan dihitung dengan pihak kepemilikannya berdasarkan banyaknya orang atau institusi. Holding merupakan variabel untuk menguji pertimbangan manajemen atas peranan dividend dalam menurunkan masalah agensi berdasarkan besarnya penyebaran kepemilikan saham. D. Earning Per Share 1. Pengertian Earning Per Share (EPS) Menurut Tjiptono dan Darmaji, (2006:26) Earning PerShare (EPS) “merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya”.Laba merupakan alat ukur utama kesuksesan suatu perusahaan, karena itu para pemodal seringkali memusatkan perhatian pada besarnya earning per share (EPS) dalam melakukan analisis saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Menurut Eduardus Tandelilin (2010:374) EPS merupakan perbandingan antar laba bersih setelah bunga dan pajak dengan jumlah saham yang beredar. Earning Per Share atau laba per lembar saham dapat dihitung dengan rumus: Menurut IAI (2007:56), ”EPS adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode pelaporan.” Maka dapat disimpulkan bahwa EPS adalah alat manajemen yang digunakan untuk mengukur besarnya bagian keuntungan yang didapat bagi pemegang saham. E. Harga Saham 1. Saham a. Pengertian Saham Saham (stocks) adalah surat tanda bukti kepemilikan bagian modal suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau sering disebut shares merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Selanjutnya saham dapat dibedakan menjadi saham biasa (common stock) dan saham preferen (preffered stock)(Jogiyanto, 2002). Perbedaan kedua jenis saham ini antara lain adalah sebagai berikut: 1) Saham Biasa (common stocks) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 Pemegang saham ini adalah pemilik perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak yaitu: a) Hak Kontrol Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Hal ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham. b) Hak menerima Pembagian Keuntungan Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi sebagian laba akanditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earning) merupakan sumber dana intern perusahaan sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan kepada pemilik saham dalam bentuk dividen. c) Hak Preemtive Hak preemtive (preetive right) merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham yang beredar akanlebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah. 2) Saham Preferen (preffered stocks) Saham preferen mempunyai gabungan antara obligasi dan saham biasa.Seperti obligasi, saham preferen yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi. Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak atas pembayaran lebih dahulu jika terjadi likuidasi. Bebarapa karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut: a) Preferen terhadap dividen 1. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa. 2. Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan, dan dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya. b) Preferen pada waktu likuidasi Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi likuidasi. Besarnya hak atas aktiva adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayarkan jika bersifat kumulatif. 2. Pengertian Harga Saham Harga saham merupakan harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatar belkangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan, untuk itu investor memerlukan informaasi yang berkaitan dengan pembentukan harga saham tersebut dalam pengambilan keputusan untuk menjual atau membeli suatu saham. Harga saham menurut Nanang (2013) merupakan harga jual beli yang sedang berlaku di pasar efek yang ditentukan oleh kekuatan pasar dalam arti tergantung pada kekuatan permintaan (penawaran) dan penawaran (permintaan jual). Harga pasar saham juga menunjukkan nilai dari http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 perusahaan itu sendiri. Semakin tinggi niali dari harga pasar saham suatu perusahaan, maka investor akan tertarik untuk menjual sahamnya. Harga saham menurut Martono dan Harjito (2005:235) adalah nilai per lembar saham merupakan harga yang berlaku sekarang dimana saham diperdagangkan. 3. Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Menurut Brigham dan Houston (2006) ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham,yaitu : a. Laba per Saham Semakin tinggi laba perlembar saham yang diberikan perusahaan maka para investor akan semakin percaya bahwa perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Akibatnya akan terjadi investai yang lebih besar yang meningkatkan harga saham perusahaan. b. Tingkat suku bunga 1) Tingkat bunga memberikan pengaruh terhadap persaingan antara saham dan obligasi dipasar modal, dimana bila tingkat suku bunga naik para investor akan menerima hasil yang lebih besar dari obligasi daripada saham,yang akan menyebabkan harga saham turun dan sebaliknya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 2) Tingkat suku bunga mempengaruhi laba perusahaan, hal tersebut karena: a) Bunga adalah biaya, semakin tinggi tingkat suku bunga semakin rendah laba perusahaan. b) Suku bunga memengaruhikegiatan ekonomi maka akan mempengaruhi laba perusahaan c. Dividen tunai yang dibagikan Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham maka pembagian dividen yang meningkat dan besar merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah dividen tunai yang semakin besar dapat menarik investor sehingga harga saham meningkat. d. Jumlah laba yang diperoleh perusahaan Investor dalam melakukan investasi terhadap suatu perusahaan, hal utama yang menjadi bahan pertimbangan adalah profit yang dihasilkan. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi harga saham. e. Risiko dan Pengembalian Tingginya perencanaan terhadap laba akan menyebabkan tingginya risiko yang akan dihadapi, semakin tinggi risiko guna mencapai laba http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 yang tinggi maka akan semakin tinggi tingkat pengembalian saham yang diterima maka hal ini akan berpengaruh terhadap harga saham. F. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2011) mengenai pengaruh earning per share (EPS) dan dividen payout ratio (DPR) terhadap perubahan harga saham dalam kaitannya menentukan investasi dimasa yang akan datang. Data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan perbankan tahun 2005 hingga tahun 2009 dan harga saham tahun 2005-2009 dengan kriteria pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh EPS dan DPR terhadap Harga saham maka dapat disimpulkan hanya EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2009) Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor dividen payout ratio dan earning per share terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEI. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan manufaktur yang go publik tahun 2008 untuk laporan keuangan tahun 2005, 2006 dan 2007. Sampel penelitian ini yang digunakan sebesar 23 perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI. Dengan kriteria pengambilan sampel dengan purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh DPR dan EPS terhadap Harga saham maka dapat disimpulkan bahwa DPR tidak berpengaruh terhadap harga saham. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 Penelitian yang dilakukan oleh Setiyo (2011) bertujuan mengetahui pengaruh earning per share (EPS), debt to equity ratio (DER) dan dividen payout ratio (DPR) terhadap harga saham pada industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Populasinya adalah industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dengan kriteria pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh harga EPS, DER, dan DPR terhadap harga saham maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan EPS, DER, dan DPR berpengaruh terhadap harga saham pada industri barang konsumsi. Penelitian yang dilakukan oleh Febri (2012) bertujuan untuk melihat pengaruh antara dividen payout ratio (DPR) dan earning per share (EPS) terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2009 dengan kriteria pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa variabel Dividen Payout Ratio dan Earning Per Share berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Gede (2009) bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan utama perusahaan (Price Book Value, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share , Deviden Payout Ratio dan Return On Assets) secara parsial dan simultan terhadap harga saham pada perusahaan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 makanan dan minuman. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003-2007 dengan kriteria pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa variabel Price Book Value, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share , Deviden Payout Ratio dan Return On Assets berpengaruh terhadap harga saham. Tabel 2.1 Penelitian terdahulu NO 1 2 3 4 NAMA PENELITI Ratu Febrinati Komala Dewi ( 2011 ) JUDUL PENELITIAN Pengaruh, EPS dan DPR Terhadap Harga Saham pada perusahaan perbankan di bursa Efek Indonesia periode 2005-2009 Yunika Kurnia Pengaruh DPR, EPS Sari terhadap Harga (2009) Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sulardi Setiyo pengaruh EPS,DER dan DPR terhadap ( 2011 ) harga saham Studi Kasus pada Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2006 - 2009. Febri Pengaruh DPR dan Rahmadsyah EPS terhadap harga VARIABEL Independen: EPS, DPR Dependen : Harga Saham Independen: DPR, EPS Dependen : Harga Saham Independen EPS, DER, dan DPR Dependen : HargaSaham Independen: DPR dan EPS http://digilib.mercubuana.ac.id/ HASIL PENELITIAN Hanya Variabel EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Bahwa DPR tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan EPS, DER, dan DPR berpengaruh terhadap harga saham pada industri barang konsumsi. Secara simultan DPR dan EPS 28 Harahap ( 2012 ) 5 Gede Priana Dwipratama (2009 ) saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2007-2009 Pengaruh PBV, DER, EPS, DPR dan ROA terhadap harga saham (Studi Empiris pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI) Dependen : Harga saham Independen: PBV, DER, EPS, DPR dan ROA HargaSaham Dependen: berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan PBV, DER, EPS, DPR dan ROA berpengaruh terhadap harga saham. Sumber : Dari beberapa jurnal G. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Kerangka pemikiran merupakan sintetis dari tinjauan teori dan tinjauan penelitian terdahulu serta alasan alasan logis. Berdasarkan landasan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu diatas, kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut. Tabel 2.2 Kerangka Konseptual DPR (Deviden Payout Ratio) EPS H1 H2 (Earning Per Share) http://digilib.mercubuana.ac.id/ Harga Saham 29 a. Pengaruh DPR ( Deviden Payout Ratio ) Terhadap Harga Saham. Riyanto mengemukakan DPR (Deviden Payout Ratio) adalah persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai cash dividend. Semakin besar dividen per lembar yang diberikan akan semakin menarik minat para investor untuk membeli saham tersebut dan harga saham pun akan naik meningkat. Dan apabila perusahaan membagikan dividen per lembar sahamnya rendah maka, minat para investor akan berkurang dan harga sahamnya akan menurun.Sehingga didapat dugakan sementara, sebagai berikut: Ha1: DPR (Deviden Payout Ratio) berpengaruh positif terhadap harga saham. b. Pengaruh EPS (Earning Per Share) Terhadap Harga Saham. IAI mengemukakan Earning Per Share (EPS) adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode pelaporan.”Maka dapat disimpulkan bahwa EPS adalah alat manajemen yang digunakan untuk mengukur besarnya bagian keuntungan yang didapat bagi pemegang saham. Tjiptono dan darmaji mengemukakan Earning PerShare (EPS) “merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya”. Laba http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 merupakan alat ukur utama kesuksesan suatu perusahaan, karena itu para pemodal seringkali memusatkan perhatian pada besarnya earning per share (EPS) dalam melakukan analisis saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Sehingga didapat dugaan sementara sebagai berikut: Ha2: Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap harga saham. http://digilib.mercubuana.ac.id/