BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi jurnalis di era globalisasi teknologi informasi memiliki peran penting bagi masyarakat. Peran jurnalis melalui lembaga pers dianggap sebagai penyempurna demokrasi yang ditempatkan sebagai pilar keempaat setelah lembaga legislatif, ekskutif dan yudikatif pemerintah. Menurut Tjahjo Kumolo, Menteri Dalam Negeri Indonesia saat ini, Walaupun berada di luar sistem politik formal, keberadaan pers memiliki posisi strategis dalam informasi massa, pendidikan kepada publik sekaligus menjadi alat kontrol sosial. Karenanya, kebebasan pers menjadi salah satu tolok ukur kualitas demokrasi di sebuah negara. Dalam iklim kebebasan pers, dapat dikatakan bahwa pers bahkan mempunyai peran lebih kuat dari ketiga pilar demokrasi lain yang berpotensi melakukan abuse of power. Informasi bervisi masa depan, baik dalam hal ekonomi maupun bidang lainya yang disampaikan kepada masyarakat akan sempurna apabila jurnalis berupaya menggali informasi secara mendalam. Pemilihan topik, narasumber, dan penggunaan bahasa merupakan instrumen penting guna mengukur keberpihakan seorang jurnalis terhadap publik. (Ishak, 2014 : 51). Oleh karena itu bagaimana seorang jurnalis dalam memaknai peran dan menjalankan tugasnya perlu dilakukan secara tepat. Seorang jurnalis sejatinya mampu mengikuti perkembangan informasi dan menentukan narasumber yang berkompeten. Tidak semua narasumberdapat member keterangan terhadap segala hal yang berkembang sesuai dengan situasi tertentu. Disinilah peran jurnalis diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan mengedepankan intelektual dan akal yang diaplikasikan dalam praktik jurnalistiknya. Menurut Lih dalam bukunya The Elements of Journalism, Jurnalisme bukan sekedar pekerjaan, tetapi sebuah jalan hidup dimana orang dituntut untuk selalu mencari gagasan baru – It’s not just a job, it’s a way of life and you are always on the look-out for a new idea. Semua yang terlibat dalam kegiatan jurnalisme 1 2 mempunyai kewajiban yang lebih besar kepada pembaca dibandingkan kepada pasar. Oleh karena itu peran yang dimainkan oleh seorang jurnalis memiliki tanggung jawab sosial yang sangat besar. Abad ke-21 membawa perubahan yang besar dalam jurnalisme. Menurut Luwi Ishwara Wartawan Senior Kompas, dalam bukunya Jurnalisme Dasar; untuk bertahan hidup, orang-orang yang bergerak dibidang pemberitaan, mulai merumuskan kembali keempat elemen pemberitaan, yaitu wartawan, pesan, media, dan audience. Audience bukan lagi sekedar pemirsa, pembaca, atau pengguna, audience kini dapat menjadi produsen sebuah berita (Ishwara, 201: 11). Salah satu perubahan yang terjadi adalah munculnya media massa jenis baru seperti portal media online dan sejenisnya yang merupakan produk baru dari kemajuan teknologi informasi. Perubahan ini memunculkan berbagai dampak dalam industri media massa. Keberadaan media konvensional seperti surat kabar pun dianggap akan mengalami penurunan jumlah konsumen. Namun, menurut Tom Rosenstiel dalam Editor & Publisher mengatakan kemajuan teknologi ini bukan ancaman bagi jenis media massa yang telah ada sebelumnya seperti media konvensional surat kabar. Ia mengatakan hal ini justru merupakan suatu kesempatan dimana garis-garis antara berita, hiburan, iklan, propaganda, dan lain-lainya menjadi kabur. Oleh karena itu, sampai saat ini surat kabar masih dianggap sebagai media yang memiliki tingkat akurasi dan sumber yang lebih jelas (Ishwara, 2011: 10). Hikmat Kusumaningrat dalam bukunya Jurnalistik Teori & Praktik mengatakan, dalam organisasi surat kabar dimana pun sebelum seorang wartawan diturunkan ke lapangan, ia harus lebih dulu mendengarkan dari redakturnya apa-apa yang dihasilkan rapat redaksi di pagi hari seputar berita-berita yang perlu diliput. Rapat redaksi ini dilakukan dengan tujuan menentukan berita-berita apa saja yang akan mengisi halaman-halaman surat kabar mereka esok hari (Kusumaningrat, 2012: 72). Jawa Pos salah satu harian dengan oplah terbesar di Indonesia tercatat sebagai memiliki reputasi baik sebagai salah satu harian surat kabar Indonesia dengan markas besarnya di Surabaya. Tidak hanya menjadi surat kabar yang paling laris di Surabaya, Jawa Pos mampu memberi pengaruh yang besar bagi pembacanya atas informasi yang dituliskan dalam rubrik-rubrik harian tersebut. Hal ini dibuktikan dengan respon masyarakat Surabaya yang tidak hanya menjadikan Jawa Pos sebagai surat kabar nomor satu yang paling banyak dibaca berdasarkan survey AC Nielsen. 3 Kepercayaan masyarakat pada Jawa Pos pun terasa saat pemimpin Jawa Pos Dahlan Ishkan dijadikan tersangka kasus korupsi, ratusan massa di Surabaya turun ke jalan berdemo membela Raja Jawa Pos tersebut. Peristiwa ini memnunjukkan bahwa Jawa Pos memiliki kekuatan dalam mempengaruhi kepercayaan para pembacanya. Disaat terpaan digitalisasi media yang berkembang sangat pesat, pada desember 2012 Jawa Pos memperluas sirkulasinya ke wilayah Jakarta dan mendirikan kantor bertempat di Gedung Graha Pena Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Meskipun telah memiliki nama besar di Surabaya, bukan hal yang mudah bagi Jawa Pos dalam menghadapi pasar pasar Jakarta. Jawa Pos adalah pemain baru yang memiliki banyak pesaing hebat baik dari media surat kabar maupun jenis media pemberitaan lainya. Dalam strategi pemasaranya di wilayah Jakarta, Jawa Pos menambahkan rubrik Metropolitan. Rubrik Metropolitan merupakan rubrik khusus yang menyajikan berita yang khusus ditujukan bagi pembaca wilayah Jakarta. Rubrik ini memiliki orientasi berita yang berkaitan dengan kota Jakarta. Sebagai rubrik khusus bagi pembaca di Jakarta, rubrik ini menjadi salah satu rubrik yang berpengaruh dalam memikat pembeli di pasar Jakarta. Peran jurnalis rubrik ini pun menjadi bagian yang penting dalam menentukan isi berita rubrik Metropolitan Jawa Pos. Dalam menentukan isi berita jurnalis Jawa Pos dituntut untuk dapat menyajikan berita yang mempunyai kekhususan bagi kebutuhan, minat, dan kedekatan dengan pembaca kota Jakarta. Selain melaporkan sebuah berita, jurnalis Jawa Pos mempunyai kewajiban peran yang tidak kalah penting dari bagian lainya didalam redaksi. Proses pencarian berita, penentuan isi berita pada awalnya berada pada tangan jurnalis, bukan redaktur maupun tingkatan atas setelahnya. Untuk itu bagaimana pemahaman jurnalis mengenai sebuah informasi dan prinsip jurnalisme yang benar menjadi faktor yang sangat menentukan dalam pemuatan hasil berita dalam sebuah rubrik. Hal ini menarik minat penulis untuk melakukan penelitian mengenai peran jurnalis Jawa Pos dalam menentukan isi berita. Untuk melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian studi kasus mendalam. Pemilihan metode di nilai dapat menjawab pertanyaan ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’ terhadap sesuatu yang diteliti. Melalui pertanyaan penelitian yang demikian, substansi mendasar yang terkandung di dalam kasus yang diteliti dapat digali dengan mendalam (Yusuf, 2014: 340). Dari penelitian ini 4 diharapkan dapat diketahui bagaimana sesungguhnya para jurnalis tersebut menjalankan perannya terutama ketika menentukan isi dari berita. 1.2 Fokus Penelitian Fokus dari penelitian skripsi ini akan menganalisa bagaimana Peran Jurnalis Rubrik Metropolitan Jawa Pos dalam menentukan isi berita. 1.3 Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan dalam penelitian ini adalah: 1. Apa saja tugas jurnalis rubrik Metropolitan Jawa Pos ? 2. Bagaimana cara jurnalis Metropolitan dalam mendapatkan, mengolah, dan menuliskan informasi berita ? 3. Bagaimana proses redaksional rubrik Metropolitan dalam menentukan isi berita ? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui tugas jurnalis rubrik Metropolitan Jawa Pos 2. Mengetahui cara jurnalis dalam mencari, mengolah, dan menentukan isi berita yang ditulis dalam rubrik Metropolitan Jawa Pos. 3. Mengetahui proses redaksional rubrik Metropolitan dalam menentukan isi berita. Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mahasiswa agar mendapatkan gambaran mengenai peran jurnalis dalam sebuah media berita. 5 2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan acuan bagi jurnalis dalam menjalankan perannya dalam menentukan isi berita. 3. Manfaat untuk Masyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan masyarakat mengenai peran jurnalis dalam sebuah media. 1.5 Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penulisan ditulis sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini, penulis menggunakan tentang pokok permasalahan yang akan diteliti agar pembaca dapat memperoleh gambaran mengenai permasalahan yang akan dibahas oleh penulis. Bab ini dibagi atas beberapa sub bab, antara lain; latar belakang, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan membahas tentang penelitian sebelumnya yang berasal dari 2 (dua) jurnal internasional dan 3 (tiga) jurnal lokal untuk mendukung penelitian, serta kerangka berfikir yang menjelaskan landasan konseptual yang berisikan tentang konsep-konsep yang akan dipakai untuk menjelaskan peran jurnalis dalam proses menentukan isi berita dalam sebuah media khususnya suatu rubrik. BAB III METODELOGI PENELTIAN Dalam bab ini, penulis akan mengangkat data tentang perusahaan, dan mengenai metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan teknik wawancaea mendalam (In-depth Interview),observasi dan studi dokumen. Dalam bab ini juga dijelaskan teknik pengumpulan data, analisis data, dan teknik keabsahan data. 6 BAB IV HASIL PENELITIAN Bab ini berisi pembahasan dari batasan masalah yang dikaji pada penelitian secara mendalam. Bab ini berisi gambaran perusahan, hasil wawancara dan observasi. BAB V PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang dapat diberikan penulis berkaitan dengan hasil penelitian yang didapat.