INTISARI PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN Enny Eryana Dewi1; Riza Alfian2; Rachmawati3 Diabetes melitus merupakan sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.Pravelensi diabetes melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta jiwa dan diperkirakan akan meningkat mencapai 552 juta jiwa pada tahun 2030.Ketidakpatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat antidiabetes merupakan faktor utama yang dapat menyebabkan tingginya kadar gula darah, sehingga perlu dilakukan intervensi untuk mencapai hasil terapi yang diharapkan.Pemberian intervensi layanan pesan singkat pengingat pada pasien diabetes melitus diharapkan dapat mengubah kepatuhan minum obat pasien untuk mencapai kadar gula darah yang normal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh layanan pesan singkat pengingat terhadap kepatuhan minum obat pasien diabetes melitus rawat jalan di RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan kuasi-eksperimentaldengan pengambilan data pasien secara prospektif selama periode bulan Mei – Juni 2014. Subyek penelitian adalah pasien diabetes melitus rawat jalan di RSUD Ulin Banjarmasin yang telah menerima antidiabetik oral. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi sejumlah 39. Kriteria eksklusi adalah pasien dengan kondisi hamil, buta dan tuli. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dan pengisian lembar perhitungan pil. Data kadar gula darah diambil dari catatan medis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberianintervensi layanan pesan singkat pengingat berpengaruh terhadap perubahan kepatuhan pasien (p<0,05). Kadar gula darah pada subyek penelitian mengalami penurunan yaitu gula darah puasadengan hasil statistik p=0,022 dan kadar gula darah 2 jam post prandial p=0,000. Hasil korelasi menunjukkan bahwa kepatuhan pasien memiliki hubungan terhadap penurunan kadar gula darah puasa (p=0,050; r=0,316) dan kadar gula darah 2 jam post prandial(p=0,010; r=0,410). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian layanan pesan singkat pengingat pada pasien diabetes melitus dapat mengubah kepatuhan pasien dalam minum obat. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan kadar gula darah pasien (p<0,05). Kata kunci: Diabetes melitus, layanan pesan singkat pengingat, kepatuhan,kadar gula darah. ABSTRACT EFFECTS OF SHORT MESSAGE SERVICE REMINDER OF COMPLIANCE WITH DRINKING DRUG DIABETES MELITUS PATIENTS OUTPATIENT DI HOSPITAL ULIN BANJARMASIN Enny Eryana Dewi1; Riza Alfian2; Rachmawati3 Diabetes mellitus is a group of metabolic diseases with characteristic hyperglycemia that occurs due to abnormal insulin secretion, insulin action or both. Data from a global study showed that people with diabetes in 2011 has reached 366 million people and is expected to reach 552 million people by 2030. Adherence in patients taking antidiabetic drugs are the main factors that can cause high blood glucose levels, so it is necessary to intervence to achieve the expected therapeutic result. The provision of short message service reminder intervention in patients with diabetes mellitus is expected to change the medication adherence of patients to achieve normal blood glucose levels.This study was conducted to determine the effect of a short message service reminder on medication adherence of patients with ambulatory diabetes patient in Ulin Banjarmasin Hospital. This study was conducted with a quasi-experimental design to take patient data prospectively during the period from May to June, 2014. Subjects were ambulatory diabetes patients in Ulin Banjarmasin Hospital who had received oral antidiabetic. Subject who met the inclusion criteria number 39. Exclusion criteria were patients with pregnant condition, blin and deaf. Data was collected by conducting interviews and pill counting filling sheet. Data of blood glucose levels taken from medical records. The result showed that giving of a short message service reminder intervention effective on changes in patient adherence (p<0,05). Blood glucose levels in the study subjects decreased fasting blood glucose with statistical result p=0,022 and blood glucose 2 hours post prandial p=0,000. The result showed that the correlation of patient adherence has been associated with a decrease in fasting blood glucose levels (p=0,050; r=0,316) and blood glucose 2 hours post prandial levels (p=0,010; r=0,040).Based on these result it can be concluded that the giving of short message service reminder in patients with diabetes mellitus may alter patient adherence in taking medication. This is indicated by a decrease in blood glucose level of patients (p<0,05). Keywords: Diabetes Mellitus, short message service reminder, adherence, blood glucose levels. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan kumpulan gejala metabolik yang timbul pada diri seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan glukosa darah akibat rusaknya sekresi insulin atau resistensi terhadap insulin atau keduanya (Scarano et al., 2006). Prevalensi kejadian DM di dunia pada seluruh kelompok usia sebanyak 2,8% pada tahun 2000 dan diperkirakan meningkat 4,4% di tahun 2030 dengan jumlah penderita yang meningkat dari 171 juta jiwa pada tahun 2000 dan diperkirakan mencapai angka 366 juta jiwa di tahun 2003 (Chek, 2004). Di Asia Tenggara, prevalensi DM dari tahun 2000-2030 diperkirakan meningkat sampai 161% dengan rincian 22,3 juta jiwa pada tahun 2000 dan diperkirakan 58,1 juta jiwa di tahun 2030 (Hossain, 2007). Di Indonesia, jumlah penyandang DM semakin tahun juga semakin menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi. Pada tahun 2000, jumlah penyandang DM di Indonesia sebanyak 8,4 juta jiwa dan diperkirakan akan mencapai angka 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 nanti (Chek, 2004; For, 2008). Hal tersebut mengakibatkan Indonesia berada di peringkat keempat jumlah penderita DM terbanyak di dunia setelah India, China dan Amerika Serikat (Chek, 2004; For, 2008). Keberhasilan suatu pengobatan tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas pelayanan kesehatan, sikap dan keterampilan petugasnya, sikap dan pola hidup pasien beserta keluarganya, tetapi dipengaruhi juga oleh kepatuhan pasien terhadap pengobatannya (Hussar, 1995). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan pasien pada pengobatan penyakit yang bersifat kronis pada umumnya rendah. Penelitian yang melibatkan pasien berobat jalan menunjukkan bahwa lebih dari 70% pasien tidak minum obat sesuai dengan dosis yang seharusnya (Basuki, 2009). Menurut laporan WHO pada tahun 2003, kepatuhan rata-rata pasien pada terapi jangka panjang terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 50%, sedangkan di negara berkembang, jumlah tersebut bahkan lebih rendah (Asti, 2006). Ketidakpahaman pasien terhadap terapi yang sedang dijalaninya akan meningkatkan ketidakpatuhan pasien dalam mengkonsumsi obatnya. Faktor tersebut akibat dari kurangnya informasi dan komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien. Informasi yang kurang mengenai hal-hal di atas, pasien akan melakukan selfregulation terhadap terapi obat yang diterimanya (Anonim, 2007). Fenerty et al (2012) merekomendasikan penggunaan teknologi baru untuk membantu peningkatan kesehatan. Short Message Service (SMS) telah digunakan untuk transaksi bisnis, komunikasi pribadi, serta periklanan. Potensi penggunaan teknologi SMS yang dikembangkan pada mobile phone dapat digunakan untuk mempengaruhi kualitas kesehatan di negara-negara berkembang. SMS yang murah dalam komunikasi dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada pemilik mobile phone. Kelebihan SMS ini adalah biaya yang relatif ringan dan apoteker dapat mengirimkan pesan pada banyak pasien sekaligus walaupun tersebar di beberapa daerah yang berbeda (Eleches et al., 2011). Selain itu, hampir setiap orang di Indonesia memiliki mobile phone yang di dalamnya terdapat layanan SMS, ditambah lagi beberapa operator yang menawarkan bonus SMS setelah mengirimkan SMS dalam jumlah tertentu. Pada kondisi sekarang ini, masih belum ada standar yang baku untuk menilai kepatuhan dalam penggunaan obat anti diabetes. Berbagai macam metode yang biasa digunakan dalam menilai kepatuhan dalam penggunaan obat diantaranya adalah metode penentuan kadar obat di dalam tubuh, dengan menggunakan kuesioner, dan menghitung kesesuaian jumlah obat yang digunakan dengan jumlah obat yang diresepkan (hitung pil). Semua metode untuk mengukur kepatuhan mempunyai kelebihan dan kelamahan (Shelly et al., 2005). Penilaian kepatuhan penggunaan obat dengan metode hitung pil adalah metode yang paling umum dan praktis untuk digunakan. Metode hitung pil juga paling efisien dalam hal efektifitas biaya (Hadi & Gooran, 2005). Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian layanan pesan singkat pengingat terhadap kepatuhan minum obat pasien diabetes melitus rawat jalan di RSUD Ulin Banjarmasin.