1 BULETIN AKUNTANSI STAF BAPEPAM dan LK

advertisement
Buletin Akuntansi Staf No. 8
BULETIN AKUNTANSI STAF BAPEPAM dan LK
BAS No. 8 : PEMBERIAN TANTIEM DAN BONUS SERTA TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN.
Ikhtisar: Interpretasi dalam Buletin Akuntansi Staf ini menyajikan pandangan staf mengenai
perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas pemberian tantiem dan bonus serta tanggung
jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) dalam Laporan Keuangan
Emiten dan Perusahaan Publik.
Tanggal Release : (berdasarkan tanggal penerbitan)
Penjelasan Lebih Lanjut: Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan (62 21) 3857901; Biro
Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa (62 21) 3857822; Biro Penilaian Keuangan
Perusahaan Sektor Riil (62 21) 3857823; Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum (62
21) 3857902, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK),
Jl. Lapangan Banteng Timur No. 1-4, Jakarta 10710.
Info Tambahan: Pernyataan dalam Buletin Akuntansi Staf bukan merupakan peraturan atau
interpretasi yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK atau mendapat persetujuan resmi dari
Bapepam dan LK. Pernyataan tersebut merupakan interpretasi dan praktik yang diikuti oleh
staf di Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa, Biro Penilaian Keuangan Perusahaan
Sektor Riil, dan Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan dalam melaksanakan tugasnya.
BULETIN AKUNTANSI STAF NO. 8
Buletin Akuntansi Staf ini merupakan pedoman atas implementasi PSAK No. 24 tentang
“Imbalan Kerja” dan ISAK No. 3 tentang “Perlakuan Akuntansi atas Pemberian Sumbangan
atau Bantuan” yang terkait dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas pemberian
tantiem dan bonus serta tanggung jawab sosial perusahaan, termasuk diantaranya pelaksanaan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Konsekuensi penyajian dan pengungkapan pada laporan keuangan dari pembebanan
pemberian tantiem dan bonus serta tanggung jawab sosial perusahaan akan diuraikan lebih
lanjut. Kejelasan mengenai hal tersebut diharapkan akan meningkatkan keandalan dan daya
banding laporan keuangan Emiten dan Perusahaan Publik.
Fakta:
1. PT A Tbk memperlakukan pemberian tantiem dan bonus serta tanggung jawab sosial
perusahaan sebagai pengurang dari saldo laba. Pengungkapan yang dilakukan PT A pada
catatan atas laporan keuangan tahun 2007 (dengan perbandingan tahun 2006) adalah
sebagai berikut:
Distribusi laba bersih
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham tahunan yang diadakan tanggal 28 Mei 2007 dan
tanggal 29 Mei 2006 pemegang saham menyetujui distribusi laba bersih tahun 2006 dan
2005 sebagai berikut:
Dividen
Tantiem dan bonus
Dana Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (PKBL)
1
2006
2005
(Dalam Jutaan Rupiah)
1.000
500
500
350
700
500
2.200
1.350
Buletin Akuntansi Staf No. 8
Dividen yang berasal dari laba bersih tahun 2006 dan 2005 dibayarkan kepada pemegang
saham masing-masing pada tanggal 29 Juni 2007 dan 25 Juni 2006.
Berdasarkan keputusan RUPS tahun buku 2006 yang dilaksanakan pada tanggal 29 Mei
2007 diputuskan untuk membagikan tantiem dan bonus kepada komisaris dan direksi
sebesar Rp. 500 juta serta alokasi dana untuk program tanggung jawab sosial perusahaan
(termasuk PKBL) yang berasal dari laba bersih tahun buku 2006 sebesar Rp. 700 juta.
Tantiem dan bonus serta dana untuk program tanggung jawab sosial Perusahaan
dibayarkan pada tanggal 29 Juni 2007.
Sedangkan pada RUPS tahun buku 2005 yang dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2006
diputuskan untuk membagikan tantiem dan bonus kepada komisaris dan direksi sebesar
Rp. 350 juta serta alokasi dana untuk program tanggung jawab sosial perusahaan
(termasuk PKBL) yang berasal dari laba bersih tahun buku 2005 sebesar Rp. 500 juta,
yang dibayarkan pada tanggal 25 Juni 2006.
2. PT B memperlakukan pemberian tantiem dan bonus serta pengeluaran dana dalam rangka
pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai beban pada periode berjalan.
Pengungkapan yang dilakukan PT B pada catatan atas laporan keuangan tahun 2007
(dengan perbandingan tahun 2006) adalah sebagai berikut:
Beban usaha & beban lainnya
2007
2006
(Dalam Jutaan Rupiah)
Beban Umum dan Administrasi
Beban Gaji dan Tunjangan
Sewa dan penyusutan
Promosi
Utilitas, perbaikan dan pemeliharaan
Tanggung jawab sosial perusahaan
Jamuan, representasi dan direksi
Perlengkapan kantor
Asuransi
Bahan bakar dan transportasi
3.225
500
300
80
500
20
40
250
50
3.070
400
250
60
300
10
30
200
30
Jumlah beban Umum dan Administrasi
4.965
4.350
Rincian beban gaji dan tunjangan adalah sebagai berikut:
2007
2006
(Dalam Jutaan Rupiah)
Beban Gaji dan Tunjangan
Gaji, upah, pensiun dan tunjangan pajak
Pendidikan dan pelatihan
Beban kompensasi atas opsi saham
Bonus Karyawan & lainnya
Penyisihan cadangan tantiem dan bonus
2.500
250
100
25
350
2.400
200
150
20
300
Jumlah Beban Gaji dan Tunjangan
3.225
3.070
Perusahaan membentuk penyisihan cadangan tantiem dan bonus untuk pembayaran
tantiem kepada komisaris dan direksi untuk tahun buku 2007 sebesar Rp. 350 juta yang
dihitung berdasarkan ketentuan internal Perusahaan yang dilakukan pada akhir tahun 2007
2
Buletin Akuntansi Staf No. 8
dan pembayarannya akan dilakukan setelah mendapat persetujuan RUPS yang dilakukan
pada tahun 2008.
Pada tahun 2006 Perusahaan membentuk penyisihan cadangan tantiem dan bonus untuk
pembayaran tantiem kepada komisaris dan bonus kepada direksi sebesar Rp. 300 juta yang
dilakukan pada akhir tahun 2006. Perusahaan telah melakukan pembayaran sebesar
penyisihan cadangan tersebut setelah mendapat persetujuan RUPS pada tanggal 10 Juni
2007.
Pertanyaan:
1. Apakah pemberian tantiem dan bonus diperlakukan sebagai beban atau pengurang
saldo laba dan bagaimana penyajian serta pengungkapannya pada laporan keuangan?
2. Apakah pengeluaran dana dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan (termasuk PKBL) diperlakukan sebagai beban atau pengurang saldo laba
dan bagaimana penyajian serta pengungkapannya pada laporan keuangan?
Jawaban:
1. Perlakuan akuntansi atas pemberian tantiem dan bonus perlu mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
1) PSAK No. 24 tentang Imbalan Kerja.
Berdasarkan paragraf 18 dinyatakan bahwa:
“Perusahaan harus mengakui prakiran biaya atas pembayaran bagi laba dan bonus
... jika, dan hanya jika:
(a) perusahaan mempunyai kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif atas
pembayaran beban tersebut sebagai akibat dari peristiwa masa lalu; dan
(b) kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal.
....”
Dan pada paragraf 21 dinyatakan:
“Perusahaan dapat mengestimasi secara andal jumlah kewajiban hukum atau
kewajiban konstruktif dalam program bagi laba atau bonus jika, dan hanya jika:
(a) bentuk formal program tersebut memuat suatu rumus untuk menentukan jumlah
imbalan;
(b) perusahaan menentukan jumlah yang harus dibayar sebelum laporan keuangan
diselesaikan; atau
(c) praktek masa lalu memberikan bukti jelas mengenai jumlah kewajiban konstruktif
perusahaan”
Disamping itu, pada paragraf 22 dinyatakan bahwa:
“Kewajiban yang timbul dalam program bagi laba dan bonus merupakan akibat dari
jasa pekerja dan bukan transaksi dengan pemilik perusahaan. Oleh karena itu,
perusahaan mengakui bagi laba dan bonus ini sebagai beban tahun berjalan dan
bukan sebagai distribusi laba bersih.”
3
Buletin Akuntansi Staf No. 8
2) UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Dalam hal Perseroan membagikan tantiem untuk anggota direksi dan komisaris serta
pembagian bonus kepada karyawan, wajib memperhatikan pasal 71 ayat (1) sebagai
berikut:
“Penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah penyisihan untuk cadangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (1) diputuskan oleh RUPS.”
Penjelasan atas pasal 71 ayat (1) adalah:
“Keputusan RUPS pada ayat ini harus memperhatikan kepentingan Perseroan dan
kewajaran.
Berdasarkan keputusan RUPS tersebut dapat ditetapkan sebagian atau seluruh laba
bersih digunakan untuk pembagian dividen kepada pemegang saham, cadangan,
dan/atau pembagian lain seperti tansiem (tantieme) untuk anggota Direksi dan
Komisaris, serta bonus untuk karyawan.
Pemberian tansiem dan bonus dikaitkan dengan kinerja Perseroan telah dianggarkan
dan diperhitungkan sebagai biaya.”
Kesimpulan
Dengan memperhatikan ketentuan pada paragraf 18, 21 dan 22 PSAK 24, serta pasal 71
ayat (1) UU No. 40 tentang Perseroan Terbatas beserta penjelasannya, dapat disimpulkan
bahwa Emiten dan Perusahaan Publik harus mengakui biaya tantiem dan bonus sebagai
beban pada tahun berjalan dimana kewajiban konstruktif tersebut telah timbul dan dapat
diestimasi secara andal.
Dengan demikian, PT A seharusnya memperlakukan pemberian tantiem dan bonus sebagai
beban pada tahun berjalan dan bukan sebagai distribusi laba bersih. Pembebanan tersebut
disajikan pada laporan laba rugi dan diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan
sebagaimana yang dilakukan oleh PT B.
2. Tidak ada ketentuan yang secara spesifik mengatur perlakuan akuntansi atas pengeluaran
dana dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (termasuk PKBL).
Akan tetapi alokasi dana tersebut dapat dianalogikan dengan pemberian sumbangan.
Perlakuan akuntansi atas pengeluaran dana dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab
sosial perusahaan yang diperlakukan sebagaimana sumbangan perlu mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
1) ISAK No. 03: Interpretasi Tentang Perlakuan Akuntansi atas Pemberian Sumbangan atau
Bantuan.
Pada paragraf 1 dinyatakan bahwa:
“Sumbangan atau bantuan diakui sebagai beban dalam penetapan laba rugi bersih
periode berjalan, kecuali apabila pemberian sumbangan atau bantuan tersebut
berkaitan dengan perolehan suatu aktiva”.
Disamping itu, pada paragraf 3 dinyatakan juga:
“Pemberian suatu sumbangan atau bantuan diakui pada saat terjadinya dengan
menggunakan dasar akrual. Saat terjadinya pemberian suatu sumbangan atau
bantuan adalah pada saat kondisi tertentu yang disyaratkan untuk pemberian
sumbangan atau bantuan telah terpenuhi, atau bila kegiatan atau transaksi tertentu
yang mendasarinya telah dilakukan, atau pada saat dijanjikan atau dibayar…”
4
Buletin Akuntansi Staf No. 8
2) UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Pada pasal 74 ayat (1) dan (2) dinyatakan:
“(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan.
(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai
biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan
kepatutan dan kewajaran.”
Kesimpulan
Dengan memperhatikan ketentuan ISAK 03 dan pasal 74 ayat (1) dan (2) UU No. 40
tentang Perseroan Terbatas dapat disimpulkan bahwa Emiten dan Perusahaan Publik harus
mengakui pengeluaran dana dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan
sebagai beban dalam periode berjalan yaitu pada saat terjadinya dan bukan sebagai distribusi
laba bersih.
Dengan demikian, PT A seharusnya memperlakukan pengeluaran dana dalam rangka
pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai beban pada tahun berjalan, yaitu
pada tahun 2006 dan 2005, meskipun persetujuan RUPS diberikan pada tahun 2007 dan
2006. Pembebanan tersebut disajikan pada laporan laba rugi serta diungkapkan pada catatan
atas laporan keuangan sebagaimana yang dilakukan oleh PT B.
5
Download