program studi pendidikan guru sekolah dasar fakultas

advertisement
ARTIKEL ILMIAH
HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IVB
SDN No.80/I MUARA BULIAN
Oleh:
ELSA SYOFIANI AGUSTIN
NIM. A1D109047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JUNI, 2014
Elsa Syofiani Agustin, FKIP S1 PGSD UNJA
Page 1
HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IVB
SDN No.80/I MUARA BULIAN
Oleh:
Elsa Syofiani Agustin
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Jambi
ABSTRAK
Kata Kunci : Hubungan, Interaksi Sosial, Hasil Belajar Matematika Siswa
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antar dua individu atau lebih dimana
kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan
individu yang lain, demikian pula sebaliknya individu lain kelakuannya juga
mempengaruhi kelakuan individu lainnya. Interaksi sosial dapat ditunjukkan dengan
dua proses yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif. Proses asosiatif terdiri dari kerja
sama, akomodasi, asimilasi sedangkan proses disosiatif terdiri dari persaingan,
pertentangan, kontravensi. Dengan adanya proses tersebut akan mempengaruhi hasil
belajar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang
signifikan antara interaksi sosial (X) dengan hasil belajar matematika siswa kelas IVB
SDN No.80/I Muara Bulian (Y) dan disamping itu untuk melihat tingkat interaksi sosial
yang dimiliki siswa kelas IVB SDN No.80/I Muara Bulian.
Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif jenis korelasional dengan populasi penelitian siswa kelas IVB SDN No.80/I
Muara Bulian T.A 2013/2014.
Dari hasil analisa data untuk tingkat interaksi sosial siswa kelas IVB SDN No.80/I
Muara Bulian diperoleh 18 orang atau 72% yang berada dalam kategori sangat tinggi, 7
orang atau 28% yang berada dalam kategori tinggi. Dari hasil uji regresi linear
diperoleh persamaan regresi yaitu ̂ = 36,17 +0,35X. selain itu, untuk pengujian
hipotesis diperoleh nilai
2,485 dan
1,708 sehingga diperoleh
sehingga dapat disimpulkan bahwa
ditolak dan
diterima. Hal ini
berarti terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dengan hasil belajar
matematika siswa kelas IVB SDN No.80/I Muara Bulian. Setelah melakukan pengujian
hipotesis, diperoleh besarnya koefisien determinasi sebesar 21,16% yang berarti bahwa
interaksi sosial berpengaruh sebesar 21,16% terhadap hasil belajar matematika siswa.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa baik menggunakan angket
hasil analisis regresi sederhana yang dilakukan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara interaksi social dengan hasil belajar matematika siswa kelas IVB SDN
N0.80/I Muara Bulian.
Elsa Syofiani Agustin, FKIP S1 PGSD UNJA
Page 2
I.
PENDAHULUAN
Sampai saat ini dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar banyak hal
yang menjadi permasalahan baik berkaitan dengan guru maupun dengan peserta didik.
Banyak faktor yang mempengaruhi individu, baik yang bersumber dari dalam dirinya
(faktor internal) ataupun yang berasal dari luar dirinya (faktor eksternal) (Nana Syaodih,
2011:44).
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam individu siswa meliputi
kesehatan, inteligensi, minat, bakat, motif, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal
adalah faktor yang berasal dari luar siswa atau lingkungan yang meliputi faktor
keluarga, metode mengajar guru, disiplin sekolah, interaksi guru dengan siswa, interaksi
siswa dengan siswa, teman bergaul, dan lain-lain. Salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor sosial yaitu pada interaksi sosial
siswa dilingkungan sekolah. Secara pengertian umum, interaksi sosial berlangsung
antara satu individu dengan individu yang lain, individu dengan suatu kelompok, serta
interaksi sosial antar kelompok sosial. Interaksi sosial siswa di sekolah meliputi
interaksi siswa dengan guru, dan interaksi siswa dengan siswa.
Kenyataannya dapat dilihat dari hasil belajar siswa kelas IVB SD Negeri 80/I
Muara Bulian yang belum mencapai batas tuntas yang telah ditentukan . Secara garis
besar kemampuan siswa dalam berinteraksi sosial dapat dikategorikan ke dalam dua
kelompok, yaitu siswa yang dapat dikategorikan sebagai siswa yang bisa berinteraksi
sosial dengan baik atau pandai bergaul dan sebaliknya yaitu siswa yang mengalami
kesulitan bergaul atau individu yang tidak bisa berinteraksi sosial dengan baik. Siswa
yang bisa berinteraksi sosial dengan baik biasanya dapat mengatasi berbagai persoalan
di dalam pergaulan. Mereka tidak mengalami kesulitan untuk menjalani hubungan
dengan teman baru, berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, terlibat dalam
pembicaraan yang menyenangkan, dan dapat mengakhiri pembicaraan tanpa
mengecewakan atau menyakiti orang lain. Dalam pertemuan formal, mereka dapat
mengemukakan pendapat, memberi penghargaan atau dukungan terhadap pendapat
orang lain, dan mereka dapat juga mengemukakan kritik tanpa menyakiti orang lain.
Sebaliknya, siswa yang tidak bisa berinteraksi sosial dengan baik merasa kesulitan
untuk memulai berbicara, terutama dengan orang-orang yang belum dikenal, mereka
merasa canggung dan tidak dapat terlibat dalam pembicaraan yang menyenangkan.
Dalam hubungan formal, mereka kurang atau bahkan tidak berani mengemukakan
pendapat, pujian, keluhan dan sebagainya.
Interaksi sosial siswa yang baik akan menciptakan hubungan yang harmonis.
Bentuk-bentuk interaksi sosial yang baik dapat dilihat dengan adanya suatu kerjasama,
saling menghormati dan saling menghargai. Kerjasama semakin tercipta tatkala
ditemukan suatu permasalahan dalam proses pembelajaran disekolah. Siswa akan
dengan senang hati saling berdiskusi dan saling membantu dalam memecahkan
masalah kesulitan belajar yang dihadapinya. Interaksi sosial yang baik diantara siswa
juga dapat menciptakan sikap saling menghargai dan terciptanya suasana yang nyaman
dalam belajar serta akan mendorong siswa untuk berprestasi di lingkungan sekolah.
Sebaliknya interaksi sosial siswa yang tidak baik, ditandai dengan hubungan
antar siswa diliputi rasa kebencian, dan kurangnya kerjasama diantara siswa. Bentukbentuk interaksi sosial yang tidak baik dapat kita lihat dimana siswa saling membenci,
saling menjatuhkan, dan terbentuknya kelompok teman sebaya dimana masing-masing
kelompok saling menyerang atau saling menjatuhkan sehingga akan menciptakan
hubungan yang kurang harmonis diantara siswa. Interaksi sosial yang tidak baik di
lingkungan sekolah juga akan menciptakan suasana belajar yang kurang nyaman atau
Elsa Syofiani Agustin, FKIP S1 PGSD UNJA
Page 3
kondusif. Hal semacam ini akan menghambat kemajuan siswa dalam proses
pembelajaran karena kurangnya kerjasama, komunikasi, dan siswa kurang menghargai
siswa yang lain sehingga sering menimbulkan suasana belajar yang selalu gaduh,
tegang, sering ribut, timbulnya pertengkaran, perkelahian, dan sebagainya, lingkungan
seperti ini akan menyebabkan siswa terganggu dalam proses pembelajaran yang pada
akhirnya akan mempengaruhi hasil belajarnya dalam pembelajaran.
Hasil belajar merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui
seberapa jauh penguasaan siswa terhadap materi yang sudah diajarkan. Melalui hasil
belajar siswa, seorang guru dapat melihat berhasil atau tidaknya kegiatan belajar
mengajar yang telah dilakukannya. “Hasil belajar merupakan perubahan prilaku siswa
akibat belajar” (Purwanto, 2009:34). “Hasil belajar dapat berupa perubahan dalam
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, tergantung tujuan pengajarannya”
(Purwanto, 2009:44). Hasil belajar diperoleh dari kegiatan belajar yang bisa membawa
siswa menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, hasil belajar menjadi
pusat perhatian bagi guru dan harus ditingkatkan untuk merubah keadaan suatu bangsa.
Setelah diteliti terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar
siswa, salah satu faktor penyebabnya yaitu kurangnya interaksi sosial pada siswa serta
ketidaktertarikan siswa terhadap pelajaran matematika karena dianggap sebagai
pelajaran yang sulit sehingga kecendrungan kelas menjadi tegang.
Dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran matematika berbagai upaya
dilakukan yaitu dengan melakukan diskusi di dalam pembelajaran karena dengan siswa
berdiskusi maka hasil belajar siswa akan meningkat. Belajar merupakan aktivitas dari
individu yang menjalani pendidikan dan pengajaran yang keberhasilannya banyak
dipengaruhi oleh interaksi sosial dalam kelas baik hubungan siswa dengan siswa
maupun siswa dengan guru sangatlah penting untuk memotivasi siswa dalam
meningkatkan aktivitas belajar sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai.
Kebutuhan ingin diperhatikan oleh teman atau orang-orang disekeliling kita
akan berpengaruh apabila suasana kelompok atau kelas menuju pergaulan yang baik.
Menonjolnya seorang siswa dalam kelompok pada diri anggota yang lainnya dan ini
akan berpengaruh terhadap suasana kelompok. Siswa yang memiliki hasil tinggai
dimungkinkan sombong, sebaliknya siswa yang mendapat hasil yang rendah merasa
kurang senang karena diperlukan sebagai orang yang tidak punya kemampuan. Tetapi
juga dimungkinkan siswa hasil baik akan disenangi teman-temannya karena dianggap
pintar, sehingga banyak yang ingin selalu mendekatinya. Pada umumnya terjadi
hubungan sosial yang baik yakni apabila siswa dapat diterima dikelompoknya dan
disenangi teman-temannya ia akan merasa lebih aman, tenang sekaligus memberikan
dukungan dalam meningkatkan hasil belajarnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan
judul “Hubungan Interaksi Sosial Dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
IVB SDN No.80/I Muara Bulian”.
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya,
yaitu hasil dan belajar. “Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan
akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input
secara fungsional” (Purwanto, 2009:44). Hasil belajar merupakan perubahan prilaku
Elsa Syofiani Agustin, FKIP S1 PGSD UNJA
Page 4
siswa akibat belajar. “Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa
yang mengikuti proses belajar mengajar” (Purwanto, 2009:46).
Menurut Sudjana (2009:22) mengemukakan “hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya”.
Selanjutnya Munawar (2009) berpendapat “Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir
dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang dan akan tersimpan
dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya, karena hasil
belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil
yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku
kerja yang lebih baik.”.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan hasil yang didapat oleh seseorang siswa setelah mengikuti pembelajaran
sesuai kemampuan yang dimiliki siswa.
2. Pengertian Interaksi Sosial
Menurut H.Booner (Setiadi,M Elly dkk, 2010:85) “Interaksi sosial adalah
hubungan antara satu individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu
memengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau
sebaliknya”. Menurut Gillin dan Gillin (Setiadi, M Elly dkk, 2010:85) “interaksi sosial
adalah hubungan antara orang-orang secara individual, antara kelompok orang,dan
orang perorangan dengan kelompoknya”. “Interaksi sosial merupakan hubungan timbal
balik antara individu yang satu dengan individu yang lain, individu satu dapat
mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, individu dngan kelompok,atau
dengan kelompok-kelompok” (Walgito, 2003:65). Menurut Abu Ahmadi (2004:100)
mengatakan bahwa “interaksi sosial adalah pengaruh timbal balik antara individu
dengan golongan didalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang
dihadapinya dan didalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya”.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial
adalah suatu hubungan antar dua individu atau lebih dimana kelakuan individu yang
satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain,
demikian pula sebaliknya individu lain kelakuannya juga mempengaruhi kelakuan
individu lainnya.
III. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011: 14) “metode penelitan kuantitatif digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kualitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi, yang mana peneliti ingin
mencari apakah terdapat hubungan interaksi sosial dengan hasil belajar dengan
berdasarkan keterhubungan antara variabel X dan variabel Y.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV B Sekolah Dasar Negeri 80/I Muara
Bulian yang berjumlah 25 orang, 8 laki-laki 17 perempuan.
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti yang
dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil menggunakan teknik tertentu
(Ali, 1985:54 dalam Taniredja, 2011:34). Sampel penelitian adalah bagian dari populasi
yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
Elsa Syofiani Agustin, FKIP S1 PGSD UNJA
Page 5
Ridwan (2011:253) yang mengatakan “apabila subyek penelitian kurang dari
100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% 25% atau lebih. Sehingga subyek ini adalah seluruh siswa kelas IV B SD Negeri 80/I
Muara Bulian yang berjumlah 25 orang.
Sumber data penelititan ini adalah data primer yaitu pengumpulan data yang
dihimpun langsung oleh peneliti tersebut (Ridwan dan Sunarto, 2010 :51). Sumber data
primer diperoleh dari data yang langsung diambil dari siswa. Data sekunder diperoleh
dari informan yang mendukung penelitian misalnya guru kelas IV B SD Negeri 80/I
Muara Bulian.
Data yang ingin diambil dalam penelitian adalah data mengenai hubungan
interaksi sosial dengan hasil belajar pada mata pelajaran matematika siswa melalui
angket dan tes hasil belajar yang diolah dengan menggunakan statistik.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian yang diungkapkan adalah bagaimana tingkat interaksi social
siwa dan pengaruhnya terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IVB SDN No.80/I
Muara Bulian. Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dengan analisa pengolahan data
(lampiran 22) dari total populasi sebanyak 25 orang siswa diperoleh 18 orang siswa
(72%) yang memiliki tingkat interaksi social yang sangat tinggi, 7 orang siswa (28%)
memiliki tingkat interaksi social yang tinggi. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar siswa kelas IVB SDN No.80/I Muara Bulian telah memiliki
tingkat interaksi social sangat tinggi.
Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat juga bagaimana pendeskripsian interaksi
sosial berupa analisa dari nilai rata-rata berdasarkan indikator-indikatornya yaitu:
1. Proses Asosiatif
Proses asosiatif adalah interaksi yang mengarah kepada bentuk-bentuk asosiasi
(hubungan atau gabungan) seperti : kerja sama, akomodasi, asimilasi. Berdasarkan hasil
perhitungan (lampiran 23), didapat persentase skor angket interaksi sosial untuk tiap
indikator. Pada indikator proses asosiatif terdapat 16 item pertanyaan dengan jumlah
skor total maksimal sebesar 2000, sedangkan jumlah skor jawaban responden adalah
1622 sehingga didapat persentase indikator ini sebesar 81,10% yang termasuk dalam
kategori sangat tinggi. Hal ini berarti siswa kelas IVB SDN No.80/I Muara Bulian
memiliki proses asosiatif yang sangat tinggi.
Indikator proses asosiatif ini mencakup tiga sikap dasar yang menjadi deskriptor
yaitu:
a. Kerja sama
Kerja sama adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana orang-orang atau
kelompok-kelompok bekerja sama membantu untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Kerja sama sangat berpengaruh terhadap siswa saat melakukan aktivitas belajar
khusunya pelajaran matematika. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang
memerlukan kerja sama yang tinggi. Jika siswa tidak memiliki kerja sama apalagi dalam
memecahkan soal yang sangat sulit yang apabila diselesaikan dengan kerja sama akn
dengan mudah terselesaikan. Item soal yang ada pada deskriptorini berjumlah 6 (enam)
buah dengan skor rata-rata jawaban responden adalah 3,01 yang termasuk dalam
kategori tinggi (lampiran 24). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam belajar
matematika siswa kelas IVB SDN No.80/I Muara Bulian dapat berlangsung dengan
baik karena memiliki kerja sama yang baik.
Elsa Syofiani Agustin, FKIP S1 PGSD UNJA
Page 6
b. Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses dimana orang perorangan atau kelompokkelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, saling mengadakan
penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi sebenarnya
merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak
lawan, sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Akomodasi siswa siswa dalam
menyelesaikan soal matematika sebaiknya diperhatikan oleh guru sebab siswa terjadang
menyelesaikan soal matematika dengan cara yang tidak pernah terpikirkan oleh kita,
cara mereka menyelesaikan tersebut seringkali penuh dengan pertentangan dan
ketegangan yang akan berakhir dengan penyesuaian diri. Pada deskriptor ini terdapat 6
(enam) item soal dengan skor rata-rata jawaban responden adalh 3,09 yang berada
dalam kategori tinggi (lampiran 24). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya akomodasi siwa dalam belajar matematika siswa kelas IVB SDN
No.80/I Muara Bulian dapat beralngsung dengan baik karena siswa mampu mangatasi
soal dan menyelesaikan persoalan dalam matematika.
c. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan
atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi
kesatuan tindak, sikap dan proses mental dengan memperhatikan kepentingankepentingan dan tujuan bersama. Dengan adanya asimilasi siswa dapat berjuang untuk
mencapai tujuan yang baik untuk bersama. Pada deskriptor ini terdapat 4 (empat) item
soal dengan skor rata-rata jawaban responden adalah 3,10 yang berada dalam kategori
tinggi (lampiran 24). Dengan adanya kemampuan untuk berasimilasi pada siswa maka
dapat memberikan respon yang baik untuk kelas IVBN SDN No.80/I Muara Bulian
untuk melakukan kegiatan belajar matematika.
2. Proses Disosiatif
Proses disosiatif adalah proses sosial yang mengarah untuk kepentingan ilmu
pengetahuan. Proses disosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu persaingan,
pertentangan dan kontravensi. Banyaknya proses yang harus dimiliki siswa tersebut
dapat menimbulkan interaksi sosial pada siswa sehingga dapat menciptakan
pembelajaran matematika yang aktif.
Pada indikator proses disosiatif ini terdapat 13 (tiga belas) item soal, besarnya
persentase indikator ini adalah 81,48% yang termasuk dalam kategori sangat tinggi
dengan skor total angket pada indikator ini adalah 1625 dan skor jawaban siswa adalah
1324 (lampiran 23). Berdasarkan besar persentase yang diperoleh, maka dapat
disimpulkan bahwa proses disosiatif yang dimiliki siswa kelas IVB SDN No.80/I
Muara Bulian tergolong sangat tinggi.
Dalam indikator ini, mencakup 3 (tiga) deskriptor yaitu:
a. Persaingan
Persaingan adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana orang-orang atau
kelompok-kelompok berlomba maraih tujuan yang sama. Karena saat belajar
matematika siswa dituntut untuk berjuang untuk mendapatkan nilai yang baik.
Deskriptor ini diterangkan oleh 5 (lima) item pertanyaan dengan skor rata-rata jawaban
siswa sebesar 3,08 yang berada dalam kategori tinggi (lampiran 24). Hal ini
menunjukkan bahwa siswa kelas IVB SDN No.80/I Muara Bulian memiliki persaingan
untuk memperoleh tujuan yang baik.
Elsa Syofiani Agustin, FKIP S1 PGSD UNJA
Page 7
b. Pertentangan
Pertentangan adalah bentuk interaksi sosial yang berupa perjuangan yang
langsung dan sadar antara orang dengan orang atau kelompok dengan kelompok untuk
mencapai tujuan yang sama. Pada saat belajar matematika adanya pertentangan dalam
memecahkan soal dan memeproleh nilai yang baik. deskriptor ini diterangkan oleh 5
(lima) item pertanyaan dengan skor rata-rata jawaban siswa sebesar 3,10 yang termasuk
dalam kategori tinggi. (lampiran 24). Hal ini menujukkan bahwa siswa kelas IVB SDN
No.80/I Muara Bulian dalam penelitian ini memiliki pertentangan untuk kemajuan
siswa dalam memahami pelajaran matematika.
c. Kontravensi
Kontravensi merupakan suatu bentuk proses yang berada antara persaingan dan
pertentangan. Dalam bentuknya murni, kontravensi adalah sikap mental yang
tersembunyi terhadap orang-orag lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu
golongan tertentu. Pada proses ini siswa lebih banyak tersembunyi dalam beajar
matematika. Deskriptor ini diterangkan oleh 3 (tiga) item pertanyaan dengan skor ratarata jawaban siswa sebesar 2,94 yang berada dalam kategori tinggi (lampiran 24). Hal
ini menunjukkan bahwa proses interaksi ini banyak dimiliki siswa.
Setelah itu, untuk analisa hubungan interaksi sosial terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas IVB SDN No.80/I Muara Bulian diperoleh persamaan regresi
(lampiran 28) yaitu ̂ 36,17 + 0,35X. Hal tersebut memberikan arti bahwa hubungan
fungsional dari interaksi sosial (X) terhadap hasil belajar matematika siswa (Y) adalah
positif yang dapat dilihat dari nilai koefisien arah regresi 0,35.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis (lampiran32) didapat bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara interaksi sosial terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas IVB SDN No.80/I Muara Bulian. Untuk mengetahui besar hubungan
interaksi sosial dengan hasil belajar matematika siswa kelas IVB SDN No.80/I Muara
Bulian dilakukan perhitungan koefisien determinasi. Dari perhitungan koefisien
determinasi (lampiran 33) diperoleh besarnya koefisien determinasi adalah 21,16% yang
berarti bahwa interaksi sosial berpengaruh sebesar 21,16% terhadap hasil belajar
matematika siswa. Sedangkan 78,84% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang juga
dapat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Pengaruh interaksi social terhadap
hasil belajar matematika siswa menempati kategori cukup, hal ini sejalan dengan yang
dikatakan Nana Syaodih (2011:44), bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi
hasil belajar yaitu faktor internal, dan faktor eksternal. Interaksi sosial termasuk salah
satu bagian dari faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi social dengan hasil belajar
matematika siswa kelas IVB SDN No.80/I Muara Bulian. Berdasarkan dari data yang
diperoleh diketahui bahwa interaksi sosial adalah sangat tinggi dengan skor rata-rata
88,32 dan hasil belajar siswa kelas IVB SDN No.80/I Muara Bulian dalam mata
pelajaran Matematika digolongkan pada kategori sedang dengan jumlah nilai 67,08
sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi social dengan hasil belajar
matematika siswa kelas IVB SDN No.80/I Muara Bulian dengan
pada taraf signifikan.
Elsa Syofiani Agustin, FKIP S1 PGSD UNJA
Page 8
2. Saran
Setelah diketahui bahwa interaksi social terhadap hasil belajar matematika siswa
maka peneliti menyarankan :
a. Agar setiap siswa hendaknya lebih melihat kemampuan yang dimilikinya sebagai
hal yang positif dan dapat menerapkan kemampuannya dalam pembelajaran
matematika. Sebab untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar matematika
diperlukan keuletan, ketekunan, dan intensitas yang tinggi baik pada pemahaman
maupun pemecahan persoalannya.
b. Pihak-pihak yang berkaitan dengan pendidikan. Khususnya guru dan sekolah agar
dapat melihat berbagai macam kemampuan sebagai tantangan untuk memperbaiki
diri sebagai bekal untuk keberhasilan siswa di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Rhineka Cipta
Arikunto, S.2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara
Azis, Abdul. 2010. Problematika Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. (online).
http:azisgr.blogspot.com/problematika-pembelajaran-matematika-sd.html. Diakses
tanggal 18 April 2012
Budi. Diakses, tanggal 20 Desember 2009. Transformasi Data Skala Ordinal ke Skala Interval
dengan Menggunakan Minitab. http://www.sabda.org
Setiadi, M Elly dkk. 2009. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Prenada Media
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Hawari, Dadang. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Maryati dan Suryawati, 2003. Interaksi sosial: defenisi, bentuk, syrat terjadinya interaksi.
(http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/interaksi-sosial-definisibentukciri.html diakses05 juli 2010)
Munawar, Indra. 2009. Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi). Indra munawar
Blogspot. http: //indramunawar. blogspot. com/2009/06/hasil-belajarpengertian-dan-definisi. html (diakses 2 September 2010).
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Pustaka Belajar
Riduwan. 2008. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta
Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta
Riduwan dan Sunarto. 2011. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial,
Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Elsa Syofiani Agustin, FKIP S1 PGSD UNJA
Page 9
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru).
Jakarta:Rajawali Pers.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta : PT. Raja Grafindo
Slameto.
2003.
Belajar
dan
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhinya.
http://harminingsih.blogspot.com/2008/08/faktor-faktor-yang mempengaruhi
- hasil.html. Diakses 7 Mei 2013.
Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Sukmadinata Nana Syaodih. 2011. Landasan Psikologi Sosial Proses Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Supranto, J. 2008. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Taniredja dan Mustafidah. 2011. Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta
TIM Penyusun. 2011. Panduan Penulisan Skripsi Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas
Jambi . Jambi: Universitas Jambi.
Walgito, B. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset
Elsa Syofiani Agustin, FKIP S1 PGSD UNJA
Page 10
Download