Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ISSN 2302-0180 pp. 106- 115 12 Pages PEMBATALAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH MESKIPUN TELAH MEMILIKI AKTA JUAL BELI TANAH DARI PPAT OLEH PENGADILAN NEGERI (Studi Penelitian Putusan di Pengadilan Negeri Bireuen Nomor: 11 / Pdt.G / 2008 / PN-BIR, tanggal 23 Februari 2009) Budi Sunanda1, Amiruddin A. Wahab2, Muzakkir Abubakar2 1) Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Abstract: This research looks at the cancellation of the purchase agreement even though it had a deed of land sale and purchase of PPAT by the Court through the process of filing a lawsuit, which would bring certain legal consequences to the parties which is joined to the land purchase agreement. Land purchase agreement set forth in the Deed of Sale and Purchase of land issued by PPAT is a proof of the legal actions that give rise to the civil rights of a person or corporation on the ground. So the court based on the authority available to him, should have strong legal grounds to cancel the contract of sale of land that has had PPAT deed. To that end, the purpose of this study was to determine the authority of the district court stated that the Deed of Sale issued by PPAT flawed or not legally enforceable, and to determine the factors that led to the cancellation of the deed binding sale and purchase of land, and to investigate the protective law for good faith purchasers in the implementation of the land purchase agreement. The research is a descriptive analysis illustrating the application of the rule of law in society, and analyze data obtained in a systematic, factual and accurate and thorough regarding the cancellation deed of sale and purchase agreements made by PPAT. So the focus of this research is focused on documentary research using empirical juridical approach, in the sense that this kind of research is a normative legal research, the research literature with the approach of the legislation primarily to examine the rules relating to cancellation of contract of sale of land that had been no sale deed of land from PPAT by the Court. Keywords: Land of sale and purchase and Made by PPAT Abstrak: Penelitian ini mengkaji mengenai pembatalan perjanjian jual beli tanah meskipun telah memiliki akta jual beli tanah dari PPAT oleh Pengadilan melalui proses pengajuan gugatan, yang tentunya akan membawa konsekuensi yuridis tertentu kepada pihak-pihak yang mengikatkan dirinya dalam perjanjian jual beli tanah tersebut. Perjanjian jual beli tanah yang dituangkan dalam Akta Jual Beli tanah yang dikeluarkan oleh PPAT merupakan tanda bukti atas perbuatan hukum yang menimbulkan hak keperdataan kepada seseorang atau badan hukum atas tanah. Pengadilan berdasarkan kewenangan yang ada padanya, haruslah mempunyai alasan hukum yang kuat untuk dapat membatalkan perjanjian jual beli tanah yang telah mempunyai akta PPAT. Jadi berdasarkan kewenangannya Pengadilan Negeri semestinya hanya membatalkan isi perjanjiannya saja, namun terhadap akta yang telah dibuat oleh PPAT, maka pembatalannya dalam bentuk pernyataan (declaratoir) dalam putusan Pengadilan Negeri yang menyatakan akta PPAT tersebut tidak berkekuatan hukum.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kewenangan dari Pengadilan Negeri yang menyatakan Akta Jual Beli yang dikeluarkan oleh PPAT cacat hukum atau tidak berkekuatan hukum. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembatalan akta perjanjian jual beli tanah serta untuk mengetahui perlindungan hukum bagi pembeli yang beritikad baik dalam pelaksanaan perjanjian jual beli tanah. Kata Kunci: Jual beli tanah dan Akta PPAT Volume 2, No. 1, Agustus 2013 - 106 Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala e) PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 37 ayat (1) Peraturan Pembatalan oleh pihak yang diberi kewenangan khusus berdasarkan undang- Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang undang. Pendaftaran Tanah dapat diketahui bahwa untuk Apabila perjanjian batal demi hukum, peralihan hak atas tanah diperlukan suatu akta artinya dari semula tidak pernah dilahirkan otentik yang dibuat oleh seorang pejabat umum suatu perjanjian, dan dengan demikian tidak yang disebut dengan Pejabat Pembuat Akta pernah ada suatu perikatan. Sedangkan arti dari Tanah (PPAT) yang diangkat oleh pemerintah. perjanjian yang dapat dibatalkan dimaksudkan Namun terhadap ketentuan dalam pasal 37 ayat apabila perjanjian tersebut tidak memenuhi (1) unsur tersebut tidak mengenyampingkan subjektif untuk sahnya perjanjian ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam hukum sebagaimana diatur dalam pasal 1320 KUH adat. Dengan demikian peralihan hak atas tanah Perdata, yaitu kesepakatan pada pihak dan tidak dapat dilakukan kecakapan begitu saja tanpa memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. para pihak untuk melakukan perbuatan hukum. Berangkat dari uraian di atas, ada satu sengketa tanah yang terjadi di Kabupaten Dalam Perjanjian Bireuen yang diperiksa dan diadili pada tingkat Indonesia menurut KUH Perdata, terdapat pertama oleh Pengadilan Negeri Bireuen, dan beberapa alasan untuk membatalkan perjanjian. terhadap sengketa tanah ini Pengadilan Negeri Alasan itu dapat dikelompokkan ke dalam lima Bireuen kategori sebagai berikut: tanggal 23 Februari 2009, Nomor 11 / Pdt.G / a) Tidak konteks Hukum terpenuhinya c) d) putusan pada 2008 / PN-BIR, dalam putusan tingkat pertama ditetapkan oleh undang-undang untuk jenis oleh Pengadilan Negeri Bireuen tersebut telah perjanjian membatalkan Akta jual beli tanah yang telah yang berakibat perjanjian batal demi hukum; b) menjatuhkan yang formil, persyaratan telah Tidak terpenuhinya syarat terjadi, di mana dalam salah satu amar sahnya putusannya dinyatakan bahwa Membatalkan perjanjian, yang berakibat: jual-beli 1) Perjanjian batal demi hukum, atau Tergugat II sekaligus Akta Jual-beli No. 2) Perjanjian dapat dibatalkan; 172/KJ/2007, tanggal 5 November 2007. Hal ini Terpenuhinya syarat batal pada jenis berkonsekuensi yuridis bahwa perbuatan hukum perjanjian bersyarat; atas jual beli tanah yang tertuang dalam akta Pembatalan oleh pihak ketiga atas dasar jual beli tersebut dianggap tidak pernah ada action paulina; karena cacat hukum. antara para Tergugat KAJIAN KEPUSTAKAAN 107 - Volume 2, No. 1, Agustus 2013 I dengan Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana disaksikan oleh Kepala Desa, karena Kepala seseorang berjanji kepada orang lain atau Desa dianggap orang yang mengetahui hukum dimana dua orang itu saling ber janji untuk dan kehadirannya mewakili warga masyarakat melaksanakan sesuatu hal. Berdasarkan definisi desa tersebut. Sekarang sifat terang berarti jual tersebut, maka dapat terlihat bahwa timbul beli itu dilakukan menurut peraturan tertulis yang hubungan antara dua orang tersebut yang berlaku. dinamakan perikatan. Namun demikian, akta jual beli tanah Hukum Perjanjian di Indonesia menganut tersebut menurut hukum syarat-syarat sepanjang tidak sebagaimana yang ketentuan dari Belanda yang dapat dilihat dalam memenuhi Buku III KUH Perdata. Belanda mendasarkan disebutkan dalam pasal 1320 KUH Perdata, maka Hukum Perjanjian kedalam 3 (tiga) prinsip, terhadap akta tersebut dapat terjadi kebatalan, yaitu: yang dalam lapangan ilmu hukum perdata a) Prinsip kewajiban para pihak. dikenal ajaran mengenai kebatalan akta tersebut, b) Prinsip kebebasan berkontrak. yaitu kebatalan mutlak (absolute nietigheid) dan c) Prinsip Konsensualisme. kebatalan nisbi (relatief nietigheid). Pembedaan Menurut Maria S.W. Sumardjono, yang kedua jenis kebatalan ini terkait dengan akibat dimaksud dengan kontan/tunai dalam pengertian yang dapat muncul dari hubungan hukum yang jual beli hak atas tanah adalah penyerahan hak tercipta. oleh penjual dilakukan bersamaan dengan Pembatalan adalah pernyataan batalnya pembayaran oleh pembeli dan seketika itu juga suatu tindakan hukum atau perbuatan hukum hak sudah beralih. Harga yang dibayarkan itu atas tuntutan dari pihak-pihak yang oleh tidak harus lunas, selisih harga dianggap sebagai undang-undang dibenarkan untuk menuntut utang pembeli kepada penjual yang termasuk pembatalan tersebut. dalam lingkup hukum utang piutang. Sifat riil dengan ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 3 mengucapkan kata-kata dengan mulut saja ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun belumlah terjadi jual beli, hal ini dikuatkan 1998 dengan No. Pembuat Akta Tanah adalah akta otentik. 271/K/Sip/1956 dan No. 840/K/Sip/1971. Jual Sebagai akta otentik, terhadap akta PPAT beli dianggap telah terjadi dengan penulisan berlaku ketentuan-ketentuan tentang syarat- kontrak jual beli di muka Kepala Kampung serta syarat dan tata cara pembuatan akta otentik. penerimaan harga oleh penjual, meskipun tanah Bentuk akta otentik ditentukan oleh undang- yang undang, Putusan bersangkutan berarti bahwa Akta PPAT adalah sebagaimana yang Mahkamah masih Agung berada dalam tentang Peraturan sedangkan Jabatan pejabat yang Pejabat dapat penguasaan penjual. Sifat terang dipenuhi pada membuatnya tidak dapat dihindarkan agar umumnya pada saat dilakukannya jual beli itu berbobot yang sama harus pula ditentukan oleh Volume 2, No. 1, Agustus 2013 - 108 Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala undang-undang atau peraturan perundang- undangan setingkat dengan undang-undang. Akta tersebut membuktikan bahwa benar telah dilakukan perbuatan hukum pemindahan merupakan bentuk putusan yang bersifat declaratoir dengan putusan condemnatoir, sehingga putusan tersebut dapat dilakukan eksekusinya. hak untuk selama-lamanya dan pembayaran harganya. Karena perbuatan hukum yang METODE PENELITIAN hukum Jenis penelitian ini bersifat deskriptif tersebut analitis yang berupaya untuk mendeskripsikan membuktikan bahwa penerima hak (pembeli) atau menggambarkan penerapan suatu peraturan sudah menjadi pemegang haknya yang baru. hukum dalam kontek teori-teori hukum dan dilakukan merupakan pemindahan hak, perbuatan maka akta Pembatalan yang diputuskan oleh Hakim pelaksanaannya dalam berupaya berbentuk batal demi hukum (van rechtswege cermat, menyeluruh dan sistematis mengenai neiting) atau dapat dibatalkan (verniettigbear), putusan Pengadilan Negeri tentang pembatalan apabila suatu akta PPAT tidak memenuhi perjanjian jual beli tanah yang diikat dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh Undang- Akta Jual Beli yang dikeluarkan PPAT di undang (pasal 1320 Kitab Undang-undang wilayah hukum Pengadilan Negeri Bireuen. Hukum Perdata), yaitu apabila tidak memenuhi Lokasi syarat mengambil lokasi di Kabupaten Bireuen, (sepakat mereka yang mengikatkan dirinya, cakap untuk berbuat Penelitian ini penjelasan serta Pengadilan Negeri atas suatu akta PPAT dapat subyektif menguraikan masyarakat, dilakukan secara dengan Provinsi Aceh. sesuatu perjanjian) dan syarat objektif (suatu hal tertentu, suatu sebab yang halal. Dengan dasar pertimbangan tersebut Hakim Pengadilan HASIL PEMBAHASAN Kompetensi Peradilan Umum atau Negeri dapat membatalkan suatu akta PPAT Peradilan Negeri dalam sengketa dengan objek dalam bentuk batal demi hukum apabila tidak perjanjian jual beli tanah meskipun telah memenuhi syarat objektif atau dapat dibatalkan memiliki akta jual beli tanah dari PPAT apabila tidak memenuhi syarat subyektif. diidentifikasi berdasarkan kewenangan Dalam kasus perdata yang telah diputuskan Peradilan Umum itu sendiri. Peradilan Umum oleh Pengadilan Negeri Bireuen pada tanggal 23 berwenang mengadili perkara perdata yang Februari 2009 Nomor : 11 / Pdt.G / 2008 / PN-BIR, bersumber dari sengketa dalam bidang yang maka dalam amar putusannya yang antara lain diatur dalam hukum perdata materiil. Sengketa menyatakan membatalkan akta jual beli dan yang timbul pada perjanjian jual beli tanah memerintahkan yang meskipun telah memiliki akta jual beli tanah menguasai tanah objek perkara untuk dikembalikan dari PPAT adalah bersifat keperdataan atau ke dalam status semula tanah tersebut adalah dengan 109 - kepada pihak-pihak Volume 2, No. 1, Agustus 2013 kata lain Akta jual beli yang Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dikeluarkan PPAT dari sisi sebagai alat bukti dipulihkan sama seperti keadaan perjanjian hak milik keperdataan. Identifikasi tersebut dibuat. Namun, terhadap hal perjanjian tersebut dilakukan dalam isi gugatan Penggugat yang untuk dibatalkan dinilai oleh Hakim. pembatalan melalui Pengadilan Negeri yang maka dapat dimintakan Dalam analisis kasus perdata di Pengadilan berwenang dengan dasar tidak dipenuhinya Negeri Bireuen Nomor : 11 / Pdt.G / 2008 / PN- syarat subjektif sahnya suatu perjanjian. Para BIR, bahwa pihak yang merasa dirugikan harus mampu pertimbangan hakim dalam putusannya yang membuktikan bahwa perjanjian tersebut cacat membatalkan Akta Jual-beli No. 172/KJ/2007, hukum atau tidak sah menurut hukum. penulis berkesimpulan tanggal 5 November 2007 dengan dasar pertimbangan yang akta jual beli tanah yang dibuat oleh PPAT No. mengandung suatu kecacatan hukum adalah 172/KJ/2007, tanggal 5 November 2007 adalah akta jual beli tanah tersebut dapat dibatalkan. tanah yang masih dalam bodel warisan, maka Artinya bahwa pernyataan batalnya suatu seharusnya jual beli objek tanah tersebut tindakan hukum atas tuntutan dari pihak-pihak haruslah melibatkan seluruh ahli waris yang yang berhak atas bodel warisan tersebut, namun dibenarkan untuk menuntut pembatalan seperti dalam akta jual beli No. 172/KJ/2007, tanggal 5 itu. tercantum bahwa dalam objek Akta tanah Dengan demikian, Akibat hukum terhadap Jual beli November 2007, bahwa yang menjual objek oleh peraturan perundang-undangan Menurut peraturan perundang-undangan tanah tersebut hanyalah seorang saja dari ahli dan warisnya, yaitu Tergugat I, maka Majelis melatarbelakangi pembatalan perjanjian jual Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara beli tanah yang diikat dengan akta jual beli tersebut menyatakan bahwa jual beli tersebut yang dikeluarkan oleh PPAT adalah: cacat hukum. a. Dengan demikian, menurut Penulis bahwa literatur, Tidak bahwa faktor-faktor terpenuhinya persyaratan yang yang ditetapkan oleh undang-undang untuk jenis pertimbangan Majelis Hakim tersebut di atas perjanjian formil, yang telah tepat dan benar menerapkan hukum untuk perjanjian batal demi hukum; berakibat membatalkan akta jual beli yang dikeluarkan b. Tidak terpenuhinya syarat sah perjanjian; PPAT, yang dalam hal ini adalah Akta Jual Beli c. Terpenuhinya syarat batal pada jenis No. 172/KJ/2007, tanggal 5 November 2007. Akibat pembatalan terhadap perjanjian yang telah ketidakcakapan dibuat dan yang karena terjadi perjanjian yang bersyarat; d. Pembatalan oleh pihak ketiga atas dasar adanya action paulina; karena Sedangkan menurut Yurisprudensi kehilafan, paksaan, penipuan, membawa akibat Mahkamah Agung Republik Indonesia, bahwa bahwa semua kebendaan dan orang-orangnya faktor-faktor yang melatarbelakangi pembatalan Volume 2, No. 1, Agustus 2013 - 110 Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala perjanjian jual beli tanah yang diikat dengan a. akta jual beli yang dikeluarkan oleh PPAT dapat dikelompokkan sebagai berikut: e. Kebatalan perjanjian memenuhi syarat karena objektif tidak g. menjual; dan c. Pembeli pihak yang diperkenankan membeli tanah. sebagaimana diatur dalam pasal 1320 Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis sependapat Kebatalan perjanjian memenuhi syarat karena Hakim Pengadilan pertimbangan Negeri Majelis Bireuen atas pembatalan akta jual beli No. 172/KJ/2007, perjanjian, yaitu hal tertentu sebagaimana tanggal 5 November 2007, yang terbukti cacat diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata; hukum karena tidak melibatkan Penggugat Kebatalan perjanjian tidak sebagai salah satu ahli waris yang sah yang memenuhi syarat sahnya memiliki hak juga atas tanah objek dalam halal perjanjian jual beli tersebut, sehingga akta jual sebagaimana diatur dalam pasal 1320 beli tersebut dibatalkan dan tidak mempunyai KUH Perdata; kekuatan hukum yang mengikat. yaitu objektif tidak dengan sahnya perjanjian, h. Penjual adalah pihak yang berwenang perjanjian, yaitu kesepakatan para pihak KUH Perdata; f. pihak yang berhak menjual tanah; b. sahnya Kedudukan atau status Penjual adalah karena objektif sebab yang Kebatalan karena hak membeli kembali Suatu akta pada dasarnya memiliki ragam objek dalam perjanjian jual beli; fungsi berkenaan dengan tindakan hukum, Kebatalan perjanjian karena menggunakan antara lain, fungsi menentukan keabsahan surat kuasa mutlak; (Menurut Kebatalan dalam hal jual beli harta Koosmargono, akta dilihat dari fungsinya untuk bersama; menentukan lengkap atau sempurnanya (bukan k. Kebatalan perjanjian jual beli; sahnya) suatu perbuatan hukum), atau syarat l. Kebatalan dalam hal keadaan darurat pembentukan dan fungsi sebagai alat bukti. (noodtoestand); Dilihat dari segi fungsinya sebagai alat bukti, i. j. m. Kebatalan perjanjian mengenai hak atas Mochammad Dja’is dan RMJ akta otentik mempunyai kekuatan pembuktian tanah. sempurna (hanya satu bukti cukup sebagai dasar Namun, bila dilihat dari kewenangan pemutus perkara, akta otentik dianggap benar PPAT dalam membuat Akta Jual beli tanah, adanya dan pihak yang membantah dibebani maka faktor-faktor pembatalan perjanjian jual untuk membuktikan kebenaran bantahannya). beli tanah meskipun telah memiliki Akta Jual Dalam hal pembuatan akta jual beli tanah Beli Tanah dari PPAT harus memperhatikan dengan konstruksi pembuatan akta jual belinya, hal-hal: sebagai berikut: 111 - Volume 2, No. 1, Agustus 2013 Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala a. Akta jual beli telah ditandatangani tetapi Selanjutnya, akibat hukum dari ketujuh harga pembelian belum dibayar lunas oleh konsruksi pembuatan akta jual tersebut di atas pembeli serta Pajak Penghasilan Atas adalah: Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas - Tanah Dan/Atau Bangunan (Peraturan menjadi akta di bawah tangan karena tidak Pemerintah 2008 memenuhi persyaratan yang ditentukan Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan oleh undang-undang dan atau peraturan- Pemerintah peraturan lain; Nomor Nomor 71 48 Tahun Tahun 1994 Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan b. d. f. g. Berdasarkan Pasal 28 ayat (2) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor Atas Tanah Dan/Atau Bangunan) dan 1 pajak atau Bea Perolehan Hak Atas Tanah Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor dan berdasarkan 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan Jabatan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 Pejabat Pembuat Akta Tanah, bahwa tentang BPHTB juga belum dibayar. PPAT dapat diberhentikan dengan tidak Penandatanganan akta jual beli oleh para hormat dari jabatannya. Bangunan (BPHTB) - Tahun 2006 Tentang Ketentuan Menurut Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang yang menandatangani akta jual beli (titipan Nomor 20 Tahun 2000 Tentang Perubahan akta). Atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun Penandatanganan akta jual beli oleh 1997 Tentang Bea Perolehan Hak Atas penjual dan pembeli tidak dilakukan dalam Tanah, bahwa PPAT yang membuat waktu yang bersamaan di hadapan PPAT. aktanya dikenakan sanksi administratif dan Akta jual beli telah ditandatangani tapi denda untuk setiap pelanggaran. sertipikat belum diperiksa kesesuaiannya e. - Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak pihak dilakukan tidak dihadapan PPAT c. Akta terdegradasi kekuatan pembuktiannya - Para pihak atau pihak dapat ketiga yang dengan buku tanah di kantor pertanahan. berkepentingan Pembuatan akta jual beli dilakukan di luar keadaan ini, misalkan pihak ketiga tersebut daerah kerja PPAT dan tanpa dihadiri oleh akan mengajukan gugatan akan tetapi saksi-saksi. terbentur oleh adanya akta otentik yang Akta ditandatangani di luar kantor PPAT memiliki dan tanpa dihadiri oleh saksi-saksi. sempurna (hanya satu bukti cukup sebagai Nilai harga transaksi yang dimuat dalam dasar pemutus perkara). Hal ini sesuai akta jual beli berbeda dengan nilai dengan bunyi Pasal 1870 KUH Perdata transaksi yang sebenarnya. yang menegaskan bahwa “Bagi para pihak kekuatan memanfaatkan pembuktian yang yang berkepentingan beserta para ahli warisnya ataupun bagi orang-orang yang Volume 2, No. 1, Agustus 2013 - 112 Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala mendapatkan hak dari mereka, suatu akta pidana penipuan berdasarkan ketentuan pasal otentik memberikan suatu bukti yang 378 Kitab Undang-undang Hukum Pidana sempurna tentang apa yang termuat di (KUHP), di mana dasar dan alasan pengajuan dalamnya”. laporan Dengan adanya celah bahwa akta otentik bermaksud menguntungkan dirinya sendiri tersebut dapat didegradasikan menjadi akta di dengan cara menipu pembeli agar mau membeli bawah tangan, sehingga pihak bersangkutan tanah yang pembayaran harga pembelian tanah tersebut. berkepentingan tersebut memiliki kemungkinan untuk memenangkan gugatannya. Dengan dinyatakanya batal demi hukum tersebut dan adalah bahwa menyerahkan uang penjual seharga Sehubungan dengan perkara perdata yang telah diputuskan oleh Pengadilan Negeri akta jual beli tanah oleh Putusan Pengadilan Bireuen Nomor : 11 / Pdt.G / 2008 / PN-BIR, sebagai akibat ditemukannya cacat hukum tanggal 23 Februari 2009, pembeli dalam hal ini dalam pembuatannya, pembeli yang beritikad Tergugat II yaitu Azhari Bin H. Asyek dapat baik dalam proses pembuatan akta jual beli mengajukan gugatan kepada para Tergugat I tanah mendapatkan selaku penjual tanah sebagaimana objek tanah perlindungan hukum oleh peraturan perundang- yang tertera di Akta Jual Beli No. 172/KJ/2007 undangan yang berlaku. tanggal tersebut Adapun terhadap bentuk pembeli berhak perlindungan yang beritikad 5 November 2007, yang telah hukum dibatalkan oleh Pengadilan Negeri Bireuen, baik berdasarkan ketentuan pasal 1244 KUH Perdata sehubungan dengan dinyatakannya batal demi hukum akta jual beli tanah oleh Putusan dan pasal 1246 KUH Perdata. Adapun alasan hukum yang dapat Pengadilan dapat ditinjau dari 2 aspek hukum, dijadikan dasar dalam pengajuan gugatan yaitu aspek hukum perdata dan aspek hukum tersebut adalah bahwa Tergugat II selaku pidana. pembeli telah menderita kerugian akibat Perlindungan hukum terhadap pembeli perbuatan para Tergugat I, dan untuk itu yang beritikad baik atas pembatalan akta jual Tergugat II berhak meminta atau menuntut beli tanah bila ditinjau dari aspek hukum kembali uang harga pembelian tanah tersebut perdata adalah dalam bentuk pengajuan gugatan yang telah Tergugat II serahkan kepada para perdata terhadap penjual yang merupakan pihak Tergugat I. serta notaris dan PPAT yang merupakan Pejabat Selain itu, Tergugat II dalam hal Umum yang terlibat dalam proses pembuatan mengajukan gugatannya, dapat pula menuntut akta jual beli tanah tersebut. Sedangkan bila kerugian kepada Tergugat III dan Tergugat IV ditinjau dari aspek hukum pidana, perlindungan karena hukun terhadap pembeli yang beritikad baik Tergugat I yang menyatakan tanah objek akta adalah dapat melaporkan adanya dugaan tindak jual beli No. 172/KJ/2007 tanggal 5 November 113 - Volume 2, No. 1, Agustus 2013 telah melegalisir pernyataan para Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2007 adalah milik para Tergugat I, padahal para dituangkan dalam akta tersebut dapat diuji Penggugat berhak juga atas tanah objek tersebut kebenaran dan keabsahannya oleh Pengadilan karena merupakan tanah warisan yang masih Negeri berdasarkan kewenangan yang ada pada dalam boedel dan belum dibagi wariskan atau Pengadilan Negeri tersebut. Putusan Pengadilan difaraidhkan, sehingga akta jual beli tersebut dalam membatalkan perjanjian jual beli yang diikat dinyatakan batal demi hukum oleh Putusan dengan akta jual beli yang dikeluarkan oleh PPAT Pengadilan Negeri Bireuen, di mana dasar adalah merupakan bentuk putusan yang bersifat pengajuan tuntutan kerugian kepada Tergugat declaratoir. Dasar pertimbangan Majelis Hakim III dan Tergugat IV tersebut adalah pasal 1365 dalam putusannya membatalkan Akta Jual Beli KUH Perdata dan 1366 KUH Perdata. No. 172/KJ/2007 tanggal 5 November 2007, Sehubungan dengan kasus yang menjadi objek analisi dalam penelitian tesis berdasarkan fakta hukum dari alat bukti yang ini, diperiksa di persidangan bahwa objek jual beli Tergugat II selaku pembeli dapat melaporkan tersebut adalah merupakan boedel warisan yang adanya dugaan tindak pidana penipuan yang belum dibagi-wariskan atau di-faraidh-kan, di dilakukan oleh para Tergugat I selaku penjual mana para Penggugat adalah merupakan ahli kepada berdasarkan waris dari harta warisan tersebut, sehingga para ketentuan pasal 378 Kitap Undang-undang Penggugat berhak juga atas objek tanah Hukum Pidana (KUHP), di mana dasar dan tersebut. penyidik kepolisian alasan pengajuan laporan bahwa para Tergugat Faktor-faktor yang melatarbelakangi I bermaksud menguntungkan dirinya sendiri pembatalan perjanjian jual beli tanah dapat dengan cara menipu Tergugat II agar mau dilihat menurut peraturan perundang-undangan membeli tanah objek dalam Akta Jual Beli No. dan 172/KJ/2007 tanggal 5 November 2007, dan Mahkamah Agung Republik Indonesia, dan menyerahkan uang seharga pembayaran harga dapat dilihat dari kewenangan PPAT dalam pembelian tanah tersebut. membuat Akta Jual beli tanah. literatur, , menurut Yurisprudensi Perlindungan hukum terhadap pembeli yang beritikad baik atas pembatalan akta jual KESIMPULAN Berdasarkan uraian di atas, dapat beli tanah bila ditinjau dari aspek hukum disimpulkan bahwa dalam hal yang dituntut perdata adalah dalam bentuk pengajuan gugatan adalah Akta Jual Beli yang dikeluarkan oleh perdata terhadap penjual yang merupakan pihak Pejabat Umum yang dalam kasus ini adalah serta notaris dan PPAT yang merupakan Pejabat akta yang dikeluarkan oleh PPAT, maka penulis Umum yang terlibat dalam proses pembuatan berkesimpulan pula bahwa akta jual beli adalah akta jual beli tanah tersebut. Sedangkan bila bentuk perjanjian pengikatan atas perbuatan ditinjau dari aspek hukum pidana, perlindungan hukum jual beli, di mana perjanjian yang hukun terhadap pembeli yang beritikad baik Volume 2, No. 1, Agustus 2013 - 114 Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala adalah dapat melaporkan adanya dugaan tindak pidana penipuan berdasarkan ketentuan pasal 378 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), di mana dasar dan alasan pengajuan laporan tersebut adalah bahwa penjual bermaksud menguntungkan dirinya sendiri dengan cara menipu pembeli agar mau membeli tanah dan menyerahkan uang seharga pembayaran harga pembelian tanah tersebut. DAFTAR KEPUSTAKAAN Adrian, S., 2008. Peralihan Hak Atas Tanah Dan Pendaftarannya. Jakarta: Sinar Grafika. Boedi, H., 1997. Perkembangan Hukum Tanah Adat Melakui Yurisprudensi. (Ceramah, disampaikan pada Simposium Undang‐Undang Pokok Agraria dan 115 - Volume 2, No. 1, Agustus 2013 Kedudukan Tanah‐Tanah Adat Dewasa Ini, Banjarmasin, 7 Oktober 1977). Dhaniswara, K. H., 2009. Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta: Pusat Pengembangan Hukum dan Bisnis Indonesia. Elly, E., dan Herlien Budiono, 2010. Penjelasan Hukum Tentang Kebatalan Perjanjian, Nasional Legal Reform Program. Jakarta. Hasan, B., dan Sarjita, 2005. Pembatalan dan Kebatalan Hak Atas Tanah. Yogyakarta: Tugujogia Pustaka. Herlien, B., 2007. Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. ______________, 2007. Asas Keseimbangan Bagi Hukum Perjanjian Indonesia Hukum Perjanjian Berlandaskan Asas‐Asas Wigati Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Maria, S.W.S., 2007. Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi Dan Implementasi, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.