Page |1 PENGARUH INFLASI, PENGANGGURAN DAN JUMLAH BEREDAR TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO DI INDONESIA Rydo Eka Saputra, Evi Susanti Tasri1, Nurul Huda1 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Email : [email protected], [email protected], [email protected] Abstract Bruto Domestic Product or commonly described as Gross Domestic Product is amount of product that contains goods and services that produce by units of production in a country’s border (domestic) for a year. The point of this research are to review how the variable of inflation, unemployment and money to Bruto Domestic Product in Indonesia since 19902014. This research was given by using Error Correction Model (uji akar unit, uji derajat integrasi, uji kointegrasi), Classic Assumption test (normality test, autocorrelation test, heteroscedasticity test and multicollinearity test), statistic test (R2 test, t-test, F-test). The result of this research show that inflation and unemployment had positive correlation and did not influence toward Bruto Domestic Product, jumlah uang beredar had negative correlation dan influence toward bruto domestic product in Indonesia short time. While the long-term unemployment has a negative relationship, money supply has a positive relationship and effect on the Gross Domestic Product, while inflation has a negative relationship and do not affect the Gross Domestic Product. Keywords : HDI, Goverment Expenditure on Education and Health, RGDP. (a)besarnya kemampuan sektor informal PENDAHULUAN Produk Domestik Bruto merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara selama satu tahun. Menurut Manning (1984: 1-28), kadar pengangguran rendah ini disebabkan karena: menyerap, bahkan menarik sejumlah besar penganggur, (b)tingkat investasi pemerintah yang tinggi dalam projek pembangunan dan prasarana sosial, dan (c)pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi dan adanya peluang pekerjaan baru di luar bidang usaha tani di pedesaan Page |2 Pertumbuhan jumlah uang beredar yang tinggi secara menghasilkan berkelanjutan inflasi yang tinggi 2. Apakah pengangguran berpengaruh akan signifikan dan Indonesia? pertumbuhan jumlah uang beredar yang 3. Apakah terhadap jumlah rendah. pada gilirannya akan mengakibatkan berpengaruh laju inflasi rendah. Selanjutnya pernyataan PDB di Indonesia? PDB uang signifikan di beredar terhadap bahwa inflasi merupakan fenomena moneter Berdasarkan perumusan masalah yang mengandung arti bahwa laju inflasi yang dikemukakan diatas maka hipotesis pada tinggi tidak akan berlangsung terus apabila penelitian ini adalah sebagai berikut : tidak disertai dengan laju pertumbuhan uang 1. Diduga adanya hubungan positif dan beredar yang tinggi (Dornbusch dan Fischer, berpengaruh signifikan antara inflasi 1997:589). terhadap PDB di Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan berpengaruh signifikan mengetahui apakah inflasi, pengangguran pengangguran terhadap dan jumlah uang beredar dapat berpengaruh Indonesia. terhadap suatu penelitian pertumbuhan ekonomi untuk 2. Diduga adanya hubungan positif dan antara PDB di di 3. Diduga adanya hubungan positif dan Indonesia. Oleh karena itu lah penelitian berpengaruh signifikan antara jumlah mengambil judul“ PENGARUH INFLASI, uang beredar terhadap PDB di PENGANGGURAN Indonesia. DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINJAUAN PUSTAKA PRODUK DOMESTIK BRUTO Produk Domestik Bruto DI INDONESIA” . Ukuran yang biasa digunakan dalam Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Apakah signifikan Indonesia? inflasi terhadap berpengaruh PDB di mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah dengan Produk Domesik Bruto (PDB) dengan konsep pendapatan nasional. PDB biasa diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). Page |3 Jumlah Uang Beredar Rumus penghitungan pertumbuhan ekonomi Menurut Mankiw (2003:73), uang adalah sebagai berikut : adalah persedian asset yang dapat dengan g={(PDBs-PDBk)/PDBk}x100% ….(2.3) segera penjelasan : teransaksi. g = Tingkat prtumbuhan ekonomi digunakan untuk melakukan Jumlah uang beredar mempunyai PDBs= PDB rill tahun sekarang peranan PDBk= PDB rill tahun kemarin ekonomi di suatu negara. Seperti yang Inflasi dikemukakan kelompok monetaris, bahwa Inflasi adalah kenaikan harga-harga yang penting dalam kegiatan jumlah uang beredar berperan penting dalam secara umum dan terus menerus (Boediono mempengaruhi kegiatan 1999). Sedangkan menurut Nopirin (1985) berasal sektor inflasi adalah proses kenaikan harga barang- 1996:207). barang METODOLOGI PENELITIAN umum secara terus menerus. Kenaikan harga-harga tersebut terjadi secara dari ekonomi moneter yang (Arief, Jenis dan sumber data tidak bersamaan, yang penting terdapat Jenis data yang digunakan dalam kenaikan harga umum barang secara terus penelitian ini adalah data sekunder dengan menerus selama satu periode tertentu, yang runtun waktu (time series) dimulai dari berarti bahawa harga-harga berbagai macam tahun 1990-2014. Data sekunder ini bersumber dari barang itu tidak naik dengan persentase yang sama. lembaga atau institusi seperti, Badan Pusat Pengangguran Statistik, Bank Indonesia, dan International Menurut N. Gregory Mankiw (2006), Financial Statistic. Selain itu juga diperoleh Kekakuan harga adalah gagalnya upah dari berbagai referensi, literature, dan jurnal melakukan penyesuaian sampai penawaran yang berkaitan dengan penelitian ini. tenaga kerja sama dengan permintaan. Pengangguran pengangguran struktural yang merupakan disebabkan karena kekakuan upah dan penjatahan pekerjaan. - Inflasi (X1). Data tingkat inflasi bidang perekonomian di Indoensia dari tahun diperoleh 1990-2014 dari dalam persen. BPS, yang dinyatakan Page |4 - Pengangguran (X2). Data tingkat Pengangguran di Indonesia dari tahun 1990-2014 yang diperolah Hipotesis Uji Akar Unit (Unit Root Test) Uji BPS, yang dinyatakan dalam juta - akar unit digunakan untuk orang. mengetahui apakah data runtun waktu yang Jumlah Uang Beredar (X3). Data digunakan stasioner atau tidak. Uji tersebut tingkat jumlah uang beredar M2 di dimaksudkan indonesia dari tahun 1990-2014 yang koefisien tertentu dari model autoregresif diperoleh dari BPS, yang dinyatakan yang ditaksir mempunyai nilai satu atau dalam milliaran rupiah. tidak (Thomas, 1997:416). Metode Analisis untuk mengamati apakah Uji Derajat Integrasi Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penyusunan penurunan Setelah dilakukan uji akar unit (unit pendekatan error correction model, yang roottest), maka dapat dilanjutkan dengan uji pertama spesifikasikan derajat integrasi jika uji akar unit ternyata hubungan yang di inginkan antara variabel data yang digunakan tidak stasioner. Pada terikat dengan variabel bebas, dalam bentuk uji derajat integrasi seluruh variabel akan di- persamaan sebagai berikut : difference pada derajat tertentu hingga dengan meng LPDBt = β0 + β1LINFt + β2LPNt + β3M2t Dimana : seluruh variabel dikatakan stasioner pada derajat yang sama. Uji Kointegrasi PDBt= Pendapatan Domestik Bruto ( Miliar Rupiah ) INFt = Inflasi (%) PNt = Pengangguran ( Juta Orang ) M2t = Jumlah Uang Beredar M2 ( Miliar Rupiah ) Uji kointegrasi merupakan kelanjutan dari uji akar-akar unit dan uji derajat integrasi. Uji kointegrasi dimaksudkan untuk menguji apakah residul yang dihasilkan stasioner atau tidak (Engle dan Granger, 1987). Untuk dapat melakukan uji kointegrasi harus diyakini lebih dahulu bahwa variabel-variabel yang diamati Page |5 mempunyai derajat integrasi yang sama atau Uji Normalitas tidak. Apabila suatu variabel atau lebih mempunyai derajat integrasi yang berbeda, misalkan X= I (1) dan Y= I (2), maka kedua variabel tersebut tidak dapat berkointegrasi (Engle dan Granger, 1987 dan Pindyck & Rubinfeld, 1991). Uji yang jangka panjang dapat diatasi dengan cara proporsi disequilibrium pada suatu periode dikoreksi pada periode selanjut nya sehingga dengan hal ini tidak ada informasi yang dihilangkan (Gudjarati, 2012:459). penelitian yang menggunakan regresi, terdapat beberapa asumsi dasar yang menghasilkan hasil regresi bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Error). Jika asumsi tersebut telah terpenuhi dalam sebuah penelitian maka hasil yang diperoleh dalam penelitian itu akan lebih lebih mempunyai distribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi (independen). antar Pada multikolinieritas variabel penelitian dilakukan bebas ini uji dengan menggunakan Matrix Correlation. Uji Heteroskedastisitas Uji Asumsi Klasik dan digunakan Uji Multikolinieritas pengujian antara jangka pendek dengan akurat untuk menguji apakah dalam model regresi, data Masalah perbedaan konsistensi hasil sebuah bertujuan mendekati normal. Error Correction Model (ECM) Dalam normalitas mendekati kenyataan (Hasan 2002:280). dengan Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Dalam penelitian heteroskedastisitas ini dilakukan pengujian dengan menggunakan Uji White. Uji Autokorelasi Pada penelitian ini pengujian autokorelasi dilakukan dengan Uji Durbin Watson (DW). Diasumsikan H0 adalah tidak terjadi autokorelasi dan Ha adalah terjadinya Page |6 autokorelasi. Jika nilai DW terletak antara pengangguran yang stasioner pada tingkat DU dan 4 – DU atau DU ≤ DW ≤ 4 – DU, level, sedangkan variabel lain tidak stasioner berarti bebas dari autokorelasi. Jika nilai pada tingkat level. Hal ini dapat dibuktikan DW lebih kecil dari DL atau DW lebih besar dengan nilai Augmented Dickey Fuller lebih dari 4 – DL berarti terdapat autokorelasi. kecil dari Critical Value 5 % kecuali untuk variabel inflasi (ADF Test < CV 5 %). Uji Statistik Sehingga Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi (R2) sumbangan atau kontribusi yang dijelaskan variabel bebas harus dilanjutkan dengan Uji Derajat Integrasi agar data yang digunakan untuk melihat seberapa besar oleh pengujian terhadap variabel digunakan secara keseluruhan stasioner. Uji Derajat Integrasi Hasil ini dapat dilihat dari nilai Augmented Dickey Fuller Test lebih besar dari pada Critical Value 5 % (ADF Test > terikatnya. CV 5 %) untuk variabel LPDB, LINFLASI, Uji F ( F test ) LPN, LM2. Lain halnya dengan variabel Uji F digunakan untuk melihat apakah seluruh variabel bebas dalam penelitian apakah secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel terikat nya. LPDB dan LPN yang nilai Augmented Dickey Fuller Test lebih kecil dari Critical Value 5 % (ADF Test < CV 5%). Untuk itu Uji Derajat Integrasi hasil dilanjutkan pada tingkat second difference. Uji t ( t test ) dapat dilihat bahwa secara Uji t digunakan bertujuan untuk keseluruhan variabel yang digunakan dalam melihat tingkat signifikan dari masing- penelitian ini sudah stasioner pada tingkat masing variabel bebas terhadap variabel second difference. Hal ini dapat dibuktikan terikat. dengan nilai Augmented Dickey Fuller Test lebih besar dari pada Critical Value 5 % HASIL DAN PEMBAHASAN (ADF Test > CV 5%). Dengan hal ini Uji Stasioner Data Berdasarkan hasil uji stasioner ditemukan bahwa hanya variabel inflasi dan penelitian Kointegrasi. bisa dilanjutkan pada Uji Page |7 Uji Kointegrasi Analisis Hasil Estimasi Jangka Panjang Hasil uji Kointegrasi menunjukkan bahwa nilai Trace Statistic lebih besar dari pada Critical Value 5% yaitu 64,56785 > 1.Nilai Konstanta A.Dalam Jangka Pendek 47,85613 begitu juga dengan nilai Max- Dari hasil persamaan ECM, diperoleh Eigen Statistic lebih besar dari pada Critical nilai konstanta dalam jangka pendek Value 5 % yaitu 30,08207 > 27,58434. sebesar -1.212466 artinya jika variabel Dengan hal ini dapat disimpulkan bahwa bebas Inflasi (X1), Pengangguran (X2), terdapat hubungan jangka panjang dalam Jumlah uang beredar (X3), bernilai nol model persamaan penelitian ini. persen maka Produk Domestik Bruto meningkat sebesar 1.212466 Analisis Hasil Estimasi Jangka Pendek Nilai koefisien regresi dari ECT B.Dalam Jangka Panjang (Error Correction Term) sebesar -0.137088 Dari hasil estimasi jangka panjang di atas, yang tidak lain dapat menunjukkan speed of diperoleh nilai konstanta dalam jangka adjustment Produk Domesti Bruto menuju panjang sebesar 985911.2 artinya jika keseimbangan sebesar -0.137088 atau dapat variabel bebas Inflasi (X1), Pengangguran diartikan % (X2), Jumlah Uang Beredar (X3) bernilai ketidaksesuaian antara Produk Domestik nol persen maka Produk Domestik Bruto Bruto aktual dengan Produk Domestik Bruto akan meningkat sebesar 985911.2. bahwa sebanyak 13,7088 yang diinginkan akan di eliminasi dalam suatu periode. Selain itu, nilai p-value dari 1.Pengaruh Inflasi terhadap Produk Domestik Bruto ECT adalah 0,0260 ini menunjukkan bahwa ECT signifikan pada alpha 5 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model persamaan Error Correction Model (ECM) valid dan sah untuk dilakukan. A.Dalam Jangka Pendek Berdasarkan hasil persamaan ECM, nilai koefisien variabel inflasi dalam jangka pendek yaitu 0.019841 dan dapat dilihat bahwa variabel inflasi dalam jangka pendek memiliki nilai probability > alpha Page |8 5 % yaitu 0.4718 > 0,05. Maka keputusannya adalah H0 diterima dan Ha ditolak artinya variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia dalam jangka pendek. terhadap Produk Domestik Bruto dalam jangka pendek. B.Dalam Jangka Panjang Berdasarkan panjang, B.Dalam Jangka Panjang hasil nilai estimasi koefisien jangka variabel Pengangguran dalam jangka panjang Nilai koefisien variabel inflasi dalam yaitu -111260.4 dan dapat dilihat bahwa jangka panjang yaitu -6861.334 dan dapat variabel Pengangguran memiliki nilai dilihat bahwa variabel inflasi dalam probability > alpha 5 % yaitu 0,0004 < jangka panjang memiliki nilai probability 0,05. Maka keputusannya adalah H0 > alpha 5 % yaitu 0,1581 > 0,05. Maka ditolak dan Ha diterima artinya variabel keputusannya adalah H0 diterima dan Ha Pengangguran dalam jangka panjang ditolak artinya variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap Produk Domestik berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto. Bruto dalam jangka panjang. 2.Pengangguran terhadap 3.Jumlah Uang Beredar terhadap Produk Produk Domestik Bruto Domestik Bruto A.Dalam Jangka Pendek A.Dalam Jangka Pendek Berdasarkan hasil persamaan ECM, nilai Berdasarkan hasil persamaan ECM, nilai koefisien variabel Jumlah Uang Beredar koefisien variabel Pengangguran dalam dalam jangka pendek yaitu -0,694247 dan jangka pendek yaitu 0,093061 dan dapat dapat dilihat bahwa variabel Jumlah Uang dilihat bahwa variabel Pengangguran Beredar dalam jangka pendek memiliki dalam jangka pendek memiliki nilai nilai probability < alpha 5 % yaitu 0,0066 probability > alpha 5 % yaitu 0,4370 > < 0,05. Maka keputusan H0 ditolak dan Ha 0,05. Maka keputusannya adalah H0 diterima artinya variabel Jumlah Uang diterima dan Ha ditolak artinya variabel Beredar berpengaruh terhadap Produk Pengangguran Domestik Bruto tidak berpengaruh Page |9 variabel bebas B.Dalam Jangka Panjang Berdasarkan hasil estimasi jangka panjang, nilai koefisien dari variabel Jumlah Uang Beredar dalam jangka panjang yaitu 2474.261 dan dapat dilihat bahwa variabel Jumlah Uang Beredar memiliki probability < alpha 5 % yaitu 0,000 > 0,05. Maka keputusannya H0 ditolak dan Ha diterima artinya variabel Jumlah Uang Beredar dalam jangka panjang berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto. yang digunakan dalam penelitian ini telah terbebas dari masalah multikolinieritas. Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas dengan Uji White, dapat dilihat bahwa nilai probability Obs*Rsquared adalah sebesar 0.1198 dan ini akan dibandingkan dengan alpha 5 % jadi 0.1198 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini telah terbebas dari masalah Heteroskedastisitas. Uji Asumsi Klasik Uji Autokorelasi Uji Normalitas Nilai probability sebesar 0,274364 Dalam penelitian ini jumlah data dan akan dibandingkan dengan alpha 5%. yang digunakan sebanyak 25 tahun (n = 25), Jadi, 0,27 > 0,05 maka dengan ini H0 ditolak dan jumlah variabel bebas yang digunakan dan Ha diterima. Jadi, dapat disimpulkan adalah 3 (k = 3). Maka didapatlah nilai dL = bahwa 1,1228 dan dU = 1,6540. Serta nilai Durbin- data yang digunakan dalam Watson test yang diperoleh adalah sebesar penelitian berdistribusi normal. 0,435238. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Uji Multikolinieritas nilai Durbin-Watson berada pada kuadran Dari hasil Uji Multikolinieritas nilai dU ≤ DW ≤ 4 – dL yaitu 1,6540 ≤ 0,435238 koefisien korelasi (r) lebih kecil dari 0,85 ≤ 1,1228 yang menunjukkan nilai Durbin- (Koefisien Korelasi < 0,85) sedangkan Rule Watson berada pada daerah tidak terjadi of masalah Autokorelasi. Dengan demikian, penelitian multikolinieritas terjadi apabila koefisien ini telah terbebas dari masalah Autokorelasi. Thumbs mengatakan antara variabel bebas kecil dari 0,85. Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa seluruh P a g e | 10 Uji Statistik artinya pengangguran Uji Koefisien Determinasi (R2) terhadap PDB di Indonesia. berpengaruh Nilai koefisien determinasi yang 3.Berdasarkan hasil regresi dengan Eviews, diperoleh sebesar 0.987362. hasil tersebut Jumlah Uang Beredar mempunyai nilai menunjukkan bahwa variabel Inflasi (X1), probability < alpha 5% yaitu 0,0000 < Pengangguran (X2), Jumlah Uang Beredar 0,005. Maka H0 ditolak dan Ha diterima (X3) mampu memberikan sumbangan atau artinya M2 berpengaruh terhadap PDB di kontribusi Indonesia. terhadap variabel terikatnya Produk Domestik Bruto (Y) sebesar 98,73 persen sedangkan sisanya 2,27 persen dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam model penelitian ini. Uji F Dari hasil uji F dapat disimpulkan bahwa nilai probability sebesar 0.000000 akan dibandingkan dengan alpha 5 %. Ini Uji t-statistik berarti keputusan yang dapat diambil adalah 1.Berdasarkan hasil regresi dengan Eviews, H0 ditolak dan Ha diterima jadi dapat inflasi mempunyai nilai probability < disimpulkan alpha 5% yaitu 0,1581 < 0,05. Maka H0 variabel bebas Inflasi (X1), Pengangguran diterima dan Ha ditolak artinya inflasi (X2), Jumlah Uang Beredar (X3) mampu mempunyai pengaruh negatif dan tidak mempengaruhi terhadap variabel terikatnya signifikan terhadap PDB di Indonesia. Produk Domestik Bruto di Indonesia. Biasanya inflasi berpengaruh signifikan terhadap PDB di Indonesia. Kerena, apabila inflasi naik maka akan mengakibatkan penurunan produksi yang pada akhirnya menurunkan angka 2.Berdasarkan hasil regresi dengan Eviews, mempunyai secara keseluruhan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil estimasi persamaan Error Correction Model (ECM) dengan pembahasan hasil dari beberapa uji maka pertumbuhan ekonomi di Indonesia pengangguran bahwa nilai probability > alpha 5% yaitu 0,0004 > 0,05. Maka H0 ditolak dan Ha diterima dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa variabel inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Produk Domestik P a g e | 11 Bruto baik dalam jangka pendek maupun bisa dalam jangka panjang. menjelaskan hubungan antar variabel 2. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa variabel Pengangguran tidak berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto dalam jangka pendek, namun dalam jangka pengaruh yang panjang memiliki signifikan terhadap 3. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa valid keseimbangan dan jangka bisa pendek hingga menuju keseimbangan jangka panjangnya. Saran Beberapa saran yang Bank Indonesia ditujukan selaku yang mengatur kebijakan moneter di Indonesia, Beredar serta saran bagi insan akademisi dan para dalam peneliti selanjutnya yang ingin meniliti di jangka pendek maupun dalam jangka bidang yang sama agar dapat memberikan panjang. hasil yang lebih baik lagi agar bisa berguna variabel Jumlah berpengaruh 4. Hasil Uang signifikan dari Uji baik Kointegrasi telah nantinya : hubungan 1. Setelah melakukan beberapa tahapan jangka panjang terhadap variabel yang analisis dalam penelitian ini dan digunakan dalam penelitian ini. beberapa kesimpulan diatas maka menunjukkan 5. Hasil bahwa estimasi ada persamaan Correction Model (ECM) digunakan dalam penelitian menunjukkan digunakan bahwa dalam Error beberapa saran yang diberikan ialah yang bahwa pemerintah seharusnya lebih ini data yang penelitian sudah bisa memperhatikoan perekonomian Misalnya di apabila kondisi Indonesia. jumlah uang stasioner yang ditunjukkan melalui Uji beredar yang tinggi maka pemerintah Akar-Akar harus Unit serta Uji Derajat Integrasi. 6. dari kepada Produk Domestik Bruto di Indonesia. dikatakan mempertimbangkan/ menurunkan suku subunga sehingga Nilai dari Error Correction Term para pengusaha dapat memperluas (ECT) yang sudah signifikan, sehingga lahan hal ini dapat menunjukkan bahwa mengurangi angka pengangguran. pendekatan Error Correction Model Selain itu apabila jumlah uang usahanya dan dapat P a g e | 12 beredar tinggi maka tingkat inflasi juga akan tinggi. Jadi apabila inflasi naik dibawah produsen juga 10% maka akan para mengalami keuntungan yang besar dan juga tidak merugikan para konsumen. Sebaliknya apabila inflasi naik diatas 10% maka produsen akan merugi dikarenakan tingginya harga kebutuhan pokok yang mengakibatkan daya masyarakat akan mengakibatkan susah jual beli berkurang pengusaha mengembangkan akan lahan usahanya yang pada akhirnya akan meningkatkan angka pengangguran. PDB selama ini selalu meningkat, namun harus bisa lebih ditingkatkan lagi agar tercapainya kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. 2. Bagi insan akademisi dan para peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang lebih banyak serta data yang digunakan secara kuartalan, sehingga hasil yang diperoleh pun lebih akurat dan dapat menjelaskan secara nyata dari pengaruh Produk Domestik Bruto di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Adwin S. Atmadja :Sumber sumber Inflasi indonesia Penyebab Dan pengendaliannya Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No. 1, Mei 1999 Universitas Kristen Petra Anton Hermanto Gunawan. 1991. Anggaran Pemerintah dan Inflasi. Jakarta: Gramedia Arief, Sritua. (1996). Teori Ekonomi Mikro dan Makro Lanjutan. Erlangga, Jakarta Arsyad, Lincolin, Pembangunan, 1999, Ekonomi Edisi keempat, Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta. BankIndonesia(2013):http://www.bi.go.id/w eb/id/moneter/Transmisi+Kebijakan moneter. Boediono, (1982). Ekonomi Makro Edisi 4. Yogyakarta: BPFE Boediono. (1982). Teori Moneter. BPFE UGM, Yogyakarta. P a g e | 13 Boediono .(1996), Pengantar Teori Ekonomi Economics: Mc. Graw-Hill Book Company. “Tarikan Permintaan dan Dorongan Penawaran”, bulletin ekonomi dan Perbankan Gujarati, Damodar., 2012. Dasar – Dasar Ekonometrika. Edisi 5. Salemba Empat: Jakarta Boediono. 2012. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE. Statistik. Bumi Aksara: Jakarta Engle, Robert F dan Granger (1987)., Cointegration and Error Correction : Representation, Estimation, and Testing. Econometrica, 55, Hal. 251-276. Dernburg, Thomas F. Hasan, Iqbal., 2002. Pokok – Pokok Materi 1994. Insukindro., 1989. Dynamic Specification Applicable to Monetary Sector the (A Indonesian Review : Ekonomi dan Keuangan Indonesia). Makro 37 pp. 115-126. Ekonomi: Teori, Analisis dan Kebijakan. Ed. 7.Erlangga :Jakarta Hyman, David, (2005). Public Finance: A Djojohadikusumo, S. 1994. Perkembangan Contemporary Application of Theory Pemikiran Ekonomi Dasar Teori to Policy,8th Edition. South Western: Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Thomson Pembangunan. Jakarta. LP3ES Iskandar Putong dan ND. Andjaswati, Dornbusch, R dan Stanley Fisher. (1997). ”Pengantar Ekonomi Makro” Macroeconomics. Terjemahan Julius Penerbit Mitra Wacana Media, Ed. 1, A, Mulyadi, Erlangga, Jakarta. 2008. Dornbusch, Rudiger, dan Fischer, Stanley. 1998. Macroeconomics : Fourth Edition. Singapore Publications :McGraw-Hill Iswardono SP. 1993. Ekonomi Uang dan Bank. Yogyakarta: BPFE P a g e | 14 Kneller, Richard, Michael Bleaney, and belas. Terjemahan oleh Norman Gemmell (1999). “Fiscal Policy Sumiharti. Jakarta: Erlangga Yati and Growth: Evidence from OECD Countries”.Journal of Public Economics Setyadharma. Andrian., 2010, Uji Asumsi Klasik dengan SPSS 16.0, Fakultas Ekonomi Mankiw, N. Gregory. 2006. Pengantar ekonomi makro. Edisi Universitas Negeri Semarang, Semarang. ketiga. Jakarta. Salemba empat. ”Sejarah _______, Bank Indonesia”, Periode IV : 1983-1997 Mankiw, Gregory, N. (2003). Teori Makro Ekonomi. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1959-1966 Unit Manning (1984: 1-28) Khusus Museum Bank Indonesia: Sejarah Bank Indonesia Nanga, Muana, 2005, Makro Ekonomi, Teori Masalah dan Kebijakan, Edisi Ke dua, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sofilda, Eleonora. (2006). “Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Pengeluaran Nopirin, 1992;25 ,1986;56 Ekonomi Moneter, Buku I, Edisi keempat ,Bp Fakultas Ekonomi, Yogyakarta. Nopirin, 2000, Ekonomi Moneter, Buku II Pemerintah, terhadap dan Nilai Inflasi Pendekatan di Error Tukar Indonesia: Correction Model”, Jurnal Media Ekonomi Vol. 2 No.1, Edisi Ke I, Cetakan Kesepuluh. Simanjuntak, Payaman J. 1998. Pengantar BPFE: Yogyakarta. ekonomi Samuelson, P A & Nordhaus, W D. 1996. Makroekonomi. Edisi Ke empat sumber daya manusia. Jakarta: Lembaga penerbit fakultas ekonomi. UI. P a g e | 15 Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi Addison Modern. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. England. Sukirno, Sadono, 2006. Pengantar Makro Ekonomi, Raja Grafindo Persada, Jakarta Wesley-Longman Yuliadi, Immanudin., 2007. Analisis Nilai Tukar Rupiah dan Implikasinya pada Perekonomian Suliyanto., 2011, Ekonometrika terapan : (ECM). Andi. Yogyakarta. Universitas Yogyakarta. Keynesian Paradigm Hold in the Case of Malaysia”, Thammasat Review, University of Malaya Todaro, Michael P. 1994. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga. Todaro, 2000, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga (Edisi Ketujuh), Erlangga, Jakarta. Todaro, Michael P. and Smith, Stephen C (2003). Economic Development. UK: Pearson Education Limited Thomas, R.L., (1997). Modern Econometrics : An Introduction. Indonesia : Pendekatan Error Correction Model Teori dan Aplikasi dengan SPSS, Tan (2003). “Does Wagner’s Law or the : Fakultas Ekonomi Muhammadiyah