pengaruh inflasi, pengangguran dan jumlah beredar terhadap

advertisement
Page |1
PENGARUH INFLASI, PENGANGGURAN DAN JUMLAH BEREDAR
TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO DI INDONESIA
Rydo Eka Saputra, Evi Susanti Tasri1, Nurul Huda1
Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta
Email : [email protected], [email protected], [email protected]
Abstract
Bruto Domestic Product or commonly described as Gross Domestic Product is amount
of product that contains goods and services that produce by units of production in a country’s
border (domestic) for a year. The point of this research are to review how the variable of
inflation, unemployment and money to Bruto Domestic Product in Indonesia since 19902014.
This research was given by using Error Correction Model (uji akar unit, uji derajat
integrasi, uji kointegrasi), Classic Assumption test (normality test, autocorrelation test,
heteroscedasticity test and multicollinearity test), statistic test (R2 test, t-test, F-test). The
result of this research show that inflation and unemployment had positive correlation and did
not influence toward Bruto Domestic Product, jumlah uang beredar had negative correlation
dan influence toward bruto domestic product in Indonesia short time. While the long-term
unemployment has a negative relationship, money supply has a positive relationship and
effect on the Gross Domestic Product, while inflation has a negative relationship and do not
affect the Gross Domestic Product.
Keywords : HDI, Goverment Expenditure on Education and Health, RGDP.
(a)besarnya kemampuan sektor informal
PENDAHULUAN
Produk Domestik Bruto
merupakan
jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam
batas wilayah suatu negara selama satu
tahun.
Menurut Manning (1984: 1-28), kadar
pengangguran rendah ini disebabkan karena:
menyerap, bahkan menarik sejumlah besar
penganggur, (b)tingkat investasi pemerintah
yang tinggi dalam projek pembangunan dan
prasarana
sosial,
dan
(c)pertumbuhan
sektor pertanian yang tinggi dan adanya
peluang pekerjaan baru di luar bidang usaha
tani di pedesaan
Page |2
Pertumbuhan jumlah uang beredar yang
tinggi
secara
menghasilkan
berkelanjutan
inflasi
yang
tinggi
2. Apakah pengangguran berpengaruh
akan
signifikan
dan
Indonesia?
pertumbuhan jumlah uang beredar yang
3. Apakah
terhadap
jumlah
rendah. pada gilirannya akan mengakibatkan
berpengaruh
laju inflasi rendah. Selanjutnya pernyataan
PDB di Indonesia?
PDB
uang
signifikan
di
beredar
terhadap
bahwa inflasi merupakan fenomena moneter
Berdasarkan perumusan masalah yang
mengandung arti bahwa laju inflasi yang
dikemukakan diatas maka hipotesis pada
tinggi tidak akan berlangsung terus apabila
penelitian ini adalah sebagai berikut :
tidak disertai dengan laju pertumbuhan uang
1. Diduga adanya hubungan positif dan
beredar yang tinggi (Dornbusch dan Fischer,
berpengaruh signifikan antara inflasi
1997:589).
terhadap PDB di Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, maka
diperlukan
berpengaruh
signifikan
mengetahui apakah inflasi, pengangguran
pengangguran
terhadap
dan jumlah uang beredar dapat berpengaruh
Indonesia.
terhadap
suatu
penelitian
pertumbuhan
ekonomi
untuk
2. Diduga adanya hubungan positif dan
antara
PDB
di
di
3. Diduga adanya hubungan positif dan
Indonesia. Oleh karena itu lah penelitian
berpengaruh signifikan antara jumlah
mengambil judul“ PENGARUH INFLASI,
uang beredar terhadap PDB di
PENGANGGURAN
Indonesia.
DAN
JUMLAH
UANG
BEREDAR
TERHADAP
TINJAUAN PUSTAKA
PRODUK
DOMESTIK
BRUTO
Produk Domestik Bruto
DI
INDONESIA” .
Ukuran yang biasa digunakan dalam
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka perumusan masalah pada penelitian ini
adalah :
1. Apakah
signifikan
Indonesia?
inflasi
terhadap
berpengaruh
PDB
di
mengukur
pertumbuhan
ekonomi
suatu
negara adalah dengan Produk Domesik
Bruto (PDB) dengan konsep pendapatan
nasional. PDB biasa diartikan sebagai nilai
keseluruhan semua barang dan jasa yang
diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam
jangka waktu tertentu (biasanya per tahun).
Page |3
Jumlah Uang Beredar
Rumus penghitungan pertumbuhan ekonomi
Menurut Mankiw (2003:73), uang
adalah sebagai berikut :
adalah persedian asset yang dapat dengan
g={(PDBs-PDBk)/PDBk}x100% ….(2.3)
segera
penjelasan :
teransaksi.
g
= Tingkat prtumbuhan ekonomi
digunakan
untuk
melakukan
Jumlah uang beredar mempunyai
PDBs= PDB rill tahun sekarang
peranan
PDBk= PDB rill tahun kemarin
ekonomi di suatu negara. Seperti yang
Inflasi
dikemukakan kelompok monetaris, bahwa
Inflasi adalah kenaikan harga-harga
yang
penting
dalam
kegiatan
jumlah uang beredar berperan penting dalam
secara umum dan terus menerus (Boediono
mempengaruhi
kegiatan
1999). Sedangkan menurut Nopirin (1985)
berasal
sektor
inflasi adalah proses kenaikan harga barang-
1996:207).
barang
METODOLOGI PENELITIAN
umum
secara
terus
menerus.
Kenaikan harga-harga tersebut terjadi secara
dari
ekonomi
moneter
yang
(Arief,
Jenis dan sumber data
tidak bersamaan, yang penting terdapat
Jenis data yang digunakan dalam
kenaikan harga umum barang secara terus
penelitian ini adalah data sekunder dengan
menerus selama satu periode tertentu, yang
runtun waktu (time series) dimulai dari
berarti bahawa harga-harga berbagai macam
tahun 1990-2014.
Data sekunder ini bersumber dari
barang itu tidak naik dengan persentase yang
sama.
lembaga atau institusi seperti, Badan Pusat
Pengangguran
Statistik, Bank Indonesia, dan International
Menurut N. Gregory Mankiw (2006),
Financial Statistic. Selain itu juga diperoleh
Kekakuan harga adalah gagalnya upah
dari berbagai referensi, literature, dan jurnal
melakukan penyesuaian sampai penawaran
yang berkaitan dengan penelitian ini.
tenaga kerja sama dengan permintaan.
Pengangguran
pengangguran
struktural
yang
merupakan
disebabkan
karena
kekakuan upah dan penjatahan pekerjaan.
-
Inflasi (X1). Data tingkat inflasi
bidang perekonomian di Indoensia
dari
tahun
diperoleh
1990-2014
dari
dalam persen.
BPS,
yang
dinyatakan
Page |4
-
Pengangguran (X2). Data tingkat
Pengangguran
di
Indonesia
dari
tahun 1990-2014 yang diperolah
Hipotesis
Uji Akar Unit (Unit Root Test)
Uji
BPS, yang dinyatakan dalam juta
-
akar unit
digunakan untuk
orang.
mengetahui apakah data runtun waktu yang
Jumlah Uang Beredar (X3). Data
digunakan stasioner atau tidak. Uji tersebut
tingkat jumlah uang beredar M2 di
dimaksudkan
indonesia dari tahun 1990-2014 yang
koefisien tertentu dari model autoregresif
diperoleh dari BPS, yang dinyatakan
yang ditaksir mempunyai nilai satu atau
dalam milliaran rupiah.
tidak (Thomas, 1997:416).
Metode Analisis
untuk
mengamati
apakah
Uji Derajat Integrasi
Langkah-langkah
yang
perlu
dilakukan dalam penyusunan penurunan
Setelah dilakukan uji akar unit (unit
pendekatan error correction model, yang
roottest), maka dapat dilanjutkan dengan uji
pertama
spesifikasikan
derajat integrasi jika uji akar unit ternyata
hubungan yang di inginkan antara variabel
data yang digunakan tidak stasioner. Pada
terikat dengan variabel bebas, dalam bentuk
uji derajat integrasi seluruh variabel akan di-
persamaan sebagai berikut :
difference pada derajat tertentu hingga
dengan
meng
LPDBt = β0 + β1LINFt + β2LPNt + β3M2t
Dimana :
seluruh variabel dikatakan stasioner pada
derajat yang sama.
Uji Kointegrasi
PDBt= Pendapatan Domestik Bruto ( Miliar
Rupiah )
INFt = Inflasi (%)
PNt = Pengangguran ( Juta Orang )
M2t = Jumlah Uang Beredar M2 ( Miliar
Rupiah )
Uji
kointegrasi
merupakan
kelanjutan dari uji akar-akar unit dan uji
derajat
integrasi.
Uji
kointegrasi
dimaksudkan untuk menguji apakah residul
yang dihasilkan stasioner atau tidak (Engle
dan Granger, 1987). Untuk dapat melakukan
uji kointegrasi harus diyakini lebih dahulu
bahwa
variabel-variabel
yang
diamati
Page |5
mempunyai derajat integrasi yang sama atau
Uji Normalitas
tidak. Apabila suatu variabel atau lebih
mempunyai derajat integrasi yang berbeda,
misalkan X= I (1) dan Y= I (2), maka kedua
variabel tersebut tidak dapat berkointegrasi
(Engle dan Granger, 1987 dan Pindyck &
Rubinfeld, 1991).
Uji
yang
jangka panjang dapat diatasi dengan cara
proporsi disequilibrium pada suatu periode
dikoreksi pada periode selanjut nya sehingga
dengan hal ini tidak ada informasi yang
dihilangkan (Gudjarati, 2012:459).
penelitian
yang
menggunakan regresi, terdapat beberapa
asumsi dasar yang menghasilkan hasil
regresi bersifat BLUE (Best Linier Unbiased
Error). Jika asumsi tersebut telah terpenuhi
dalam sebuah penelitian maka hasil yang
diperoleh dalam penelitian itu akan lebih
lebih
mempunyai
distribusi
normal atau tidak. Data yang baik adalah
yang
memiliki
distribusi
normal
atau
Uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan
adanya
korelasi
(independen).
antar
Pada
multikolinieritas
variabel
penelitian
dilakukan
bebas
ini
uji
dengan
menggunakan Matrix Correlation.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Asumsi Klasik
dan
digunakan
Uji Multikolinieritas
pengujian antara jangka pendek dengan
akurat
untuk
menguji apakah dalam model regresi, data
Masalah perbedaan konsistensi hasil
sebuah
bertujuan
mendekati normal.
Error Correction Model (ECM)
Dalam
normalitas
mendekati
kenyataan (Hasan 2002:280).
dengan
Uji
Heteroskedastisitas
bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual
suatu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Dalam
penelitian
heteroskedastisitas
ini
dilakukan
pengujian
dengan
menggunakan Uji White.
Uji Autokorelasi
Pada
penelitian
ini
pengujian
autokorelasi dilakukan dengan Uji Durbin
Watson (DW). Diasumsikan H0 adalah tidak
terjadi autokorelasi dan Ha adalah terjadinya
Page |6
autokorelasi. Jika nilai DW terletak antara
pengangguran yang stasioner pada tingkat
DU dan 4 – DU atau DU ≤ DW ≤ 4 – DU,
level, sedangkan variabel lain tidak stasioner
berarti bebas dari autokorelasi. Jika nilai
pada tingkat level. Hal ini dapat dibuktikan
DW lebih kecil dari DL atau DW lebih besar
dengan nilai Augmented Dickey Fuller lebih
dari 4 – DL berarti terdapat autokorelasi.
kecil dari Critical Value 5 % kecuali untuk
variabel inflasi (ADF Test < CV 5 %).
Uji Statistik
Sehingga
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji
koefisien
determinasi
(R2)
sumbangan atau kontribusi yang dijelaskan
variabel
bebas
harus
dilanjutkan
dengan Uji Derajat Integrasi agar data yang
digunakan untuk melihat seberapa besar
oleh
pengujian
terhadap
variabel
digunakan secara keseluruhan stasioner.
Uji Derajat Integrasi
Hasil ini dapat dilihat dari nilai
Augmented Dickey Fuller Test lebih besar
dari pada Critical Value 5 % (ADF Test >
terikatnya.
CV 5 %) untuk variabel LPDB, LINFLASI,
Uji F ( F test )
LPN, LM2. Lain halnya dengan variabel
Uji F digunakan untuk melihat
apakah
seluruh
variabel
bebas
dalam
penelitian apakah secara bersama-sama
dapat mempengaruhi variabel terikat nya.
LPDB dan LPN yang nilai Augmented
Dickey Fuller Test lebih kecil dari Critical
Value 5 % (ADF Test < CV 5%). Untuk itu
Uji Derajat Integrasi hasil dilanjutkan pada
tingkat second difference.
Uji t ( t test )
dapat
dilihat
bahwa
secara
Uji t digunakan bertujuan untuk
keseluruhan variabel yang digunakan dalam
melihat tingkat signifikan dari masing-
penelitian ini sudah stasioner pada tingkat
masing variabel bebas terhadap variabel
second difference. Hal ini dapat dibuktikan
terikat.
dengan nilai Augmented Dickey Fuller Test
lebih besar dari pada Critical Value 5 %
HASIL DAN PEMBAHASAN
(ADF Test > CV 5%). Dengan hal ini
Uji Stasioner Data
Berdasarkan
hasil
uji
stasioner
ditemukan bahwa hanya variabel inflasi dan
penelitian
Kointegrasi.
bisa
dilanjutkan
pada
Uji
Page |7
Uji Kointegrasi
Analisis Hasil Estimasi Jangka Panjang
Hasil uji Kointegrasi menunjukkan
bahwa nilai Trace Statistic lebih besar dari
pada Critical Value 5% yaitu 64,56785 >
1.Nilai Konstanta
A.Dalam Jangka Pendek
47,85613 begitu juga dengan nilai Max-
Dari hasil persamaan ECM, diperoleh
Eigen Statistic lebih besar dari pada Critical
nilai konstanta dalam jangka pendek
Value 5 % yaitu 30,08207 > 27,58434.
sebesar -1.212466 artinya jika variabel
Dengan hal ini dapat disimpulkan bahwa
bebas Inflasi (X1), Pengangguran (X2),
terdapat hubungan jangka panjang dalam
Jumlah uang beredar (X3), bernilai nol
model persamaan penelitian ini.
persen maka Produk Domestik Bruto
meningkat sebesar 1.212466
Analisis Hasil Estimasi Jangka Pendek
Nilai koefisien regresi dari ECT
B.Dalam Jangka Panjang
(Error Correction Term) sebesar -0.137088
Dari hasil estimasi jangka panjang di atas,
yang tidak lain dapat menunjukkan speed of
diperoleh nilai konstanta dalam jangka
adjustment Produk Domesti Bruto menuju
panjang sebesar 985911.2 artinya jika
keseimbangan sebesar -0.137088 atau dapat
variabel bebas Inflasi (X1), Pengangguran
diartikan
%
(X2), Jumlah Uang Beredar (X3) bernilai
ketidaksesuaian antara Produk Domestik
nol persen maka Produk Domestik Bruto
Bruto aktual dengan Produk Domestik Bruto
akan meningkat sebesar 985911.2.
bahwa
sebanyak
13,7088
yang diinginkan akan di eliminasi dalam
suatu periode. Selain itu, nilai p-value dari
1.Pengaruh
Inflasi
terhadap
Produk
Domestik Bruto
ECT adalah 0,0260 ini menunjukkan bahwa
ECT signifikan pada alpha 5 %. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa model persamaan
Error Correction Model (ECM) valid dan
sah untuk dilakukan.
A.Dalam Jangka Pendek
Berdasarkan hasil persamaan ECM, nilai
koefisien variabel inflasi dalam jangka
pendek yaitu 0.019841 dan dapat dilihat
bahwa variabel inflasi dalam jangka
pendek memiliki nilai probability > alpha
Page |8
5 %
yaitu 0.4718
> 0,05. Maka
keputusannya adalah H0 diterima dan Ha
ditolak artinya variabel inflasi tidak
berpengaruh terhadap Produk Domestik
Bruto Indonesia dalam jangka pendek.
terhadap Produk Domestik Bruto dalam
jangka pendek.
B.Dalam Jangka Panjang
Berdasarkan
panjang,
B.Dalam Jangka Panjang
hasil
nilai
estimasi
koefisien
jangka
variabel
Pengangguran dalam jangka panjang
Nilai koefisien variabel inflasi dalam
yaitu -111260.4 dan dapat dilihat bahwa
jangka panjang yaitu -6861.334 dan dapat
variabel Pengangguran memiliki nilai
dilihat bahwa variabel inflasi dalam
probability > alpha 5 % yaitu 0,0004 <
jangka panjang memiliki nilai probability
0,05. Maka keputusannya adalah H0
> alpha 5 % yaitu 0,1581 > 0,05. Maka
ditolak dan Ha diterima artinya variabel
keputusannya adalah H0 diterima dan Ha
Pengangguran dalam jangka panjang
ditolak artinya variabel inflasi tidak
berpengaruh terhadap Produk Domestik
berpengaruh terhadap Produk Domestik
Bruto.
Bruto dalam jangka panjang.
2.Pengangguran
terhadap
3.Jumlah Uang Beredar terhadap Produk
Produk
Domestik Bruto
Domestik Bruto
A.Dalam Jangka Pendek
A.Dalam Jangka Pendek
Berdasarkan hasil persamaan ECM, nilai
Berdasarkan hasil persamaan ECM, nilai
koefisien variabel Jumlah Uang Beredar
koefisien variabel Pengangguran dalam
dalam jangka pendek yaitu -0,694247 dan
jangka pendek yaitu 0,093061 dan dapat
dapat dilihat bahwa variabel Jumlah Uang
dilihat bahwa variabel Pengangguran
Beredar dalam jangka pendek memiliki
dalam jangka pendek memiliki nilai
nilai probability < alpha 5 % yaitu 0,0066
probability > alpha 5 % yaitu 0,4370 >
< 0,05. Maka keputusan H0 ditolak dan Ha
0,05. Maka keputusannya adalah H0
diterima artinya variabel Jumlah Uang
diterima dan Ha ditolak artinya variabel
Beredar berpengaruh terhadap Produk
Pengangguran
Domestik Bruto
tidak
berpengaruh
Page |9
variabel bebas
B.Dalam Jangka Panjang
Berdasarkan
hasil
estimasi
jangka
panjang, nilai koefisien dari variabel
Jumlah Uang Beredar dalam jangka
panjang yaitu 2474.261 dan dapat dilihat
bahwa variabel Jumlah Uang Beredar
memiliki probability < alpha 5 % yaitu
0,000 > 0,05. Maka keputusannya H0
ditolak dan Ha diterima artinya variabel
Jumlah Uang Beredar dalam jangka
panjang berpengaruh terhadap Produk
Domestik Bruto.
yang digunakan dalam
penelitian ini telah terbebas dari masalah
multikolinieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan
hasil
uji
heteroskedastisitas dengan Uji White, dapat
dilihat bahwa nilai probability Obs*Rsquared adalah sebesar 0.1198 dan ini akan
dibandingkan dengan alpha 5 % jadi 0.1198
> 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dalam penelitian ini telah terbebas dari
masalah Heteroskedastisitas.
Uji Asumsi Klasik
Uji Autokorelasi
Uji Normalitas
Nilai probability sebesar 0,274364
Dalam penelitian ini jumlah data
dan akan dibandingkan dengan alpha 5%.
yang digunakan sebanyak 25 tahun (n = 25),
Jadi, 0,27 > 0,05 maka dengan ini H0 ditolak
dan jumlah variabel bebas yang digunakan
dan Ha diterima. Jadi, dapat disimpulkan
adalah 3 (k = 3). Maka didapatlah nilai dL =
bahwa
1,1228 dan dU = 1,6540. Serta nilai Durbin-
data
yang
digunakan
dalam
Watson test yang diperoleh adalah sebesar
penelitian berdistribusi normal.
0,435238. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
Uji Multikolinieritas
nilai Durbin-Watson berada pada kuadran
Dari hasil Uji Multikolinieritas nilai
dU ≤ DW ≤ 4 – dL yaitu 1,6540 ≤ 0,435238
koefisien korelasi (r) lebih kecil dari 0,85
≤ 1,1228 yang menunjukkan nilai Durbin-
(Koefisien Korelasi < 0,85) sedangkan Rule
Watson berada pada daerah tidak terjadi
of
masalah
Autokorelasi. Dengan demikian, penelitian
multikolinieritas terjadi apabila koefisien
ini telah terbebas dari masalah Autokorelasi.
Thumbs
mengatakan
antara variabel bebas kecil dari 0,85. Maka
dengan ini dapat disimpulkan bahwa seluruh
P a g e | 10
Uji Statistik
artinya
pengangguran
Uji Koefisien Determinasi (R2)
terhadap PDB di Indonesia.
berpengaruh
Nilai koefisien determinasi yang
3.Berdasarkan hasil regresi dengan Eviews,
diperoleh sebesar 0.987362. hasil tersebut
Jumlah Uang Beredar mempunyai nilai
menunjukkan bahwa variabel Inflasi (X1),
probability < alpha 5% yaitu 0,0000 <
Pengangguran (X2), Jumlah Uang Beredar
0,005. Maka H0 ditolak dan Ha diterima
(X3) mampu memberikan sumbangan atau
artinya M2 berpengaruh terhadap PDB di
kontribusi
Indonesia.
terhadap
variabel
terikatnya
Produk Domestik Bruto (Y) sebesar 98,73
persen sedangkan sisanya 2,27 persen
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
dijelaskan dalam model penelitian ini.
Uji F
Dari hasil uji F dapat disimpulkan
bahwa nilai probability sebesar 0.000000
akan dibandingkan dengan alpha 5 %. Ini
Uji t-statistik
berarti keputusan yang dapat diambil adalah
1.Berdasarkan hasil regresi dengan Eviews,
H0 ditolak dan Ha diterima jadi dapat
inflasi mempunyai nilai probability <
disimpulkan
alpha 5% yaitu 0,1581 < 0,05. Maka H0
variabel bebas Inflasi (X1), Pengangguran
diterima dan Ha ditolak artinya inflasi
(X2), Jumlah Uang Beredar (X3) mampu
mempunyai pengaruh negatif dan tidak
mempengaruhi terhadap variabel terikatnya
signifikan terhadap PDB di Indonesia.
Produk Domestik Bruto di Indonesia.
Biasanya inflasi berpengaruh signifikan
terhadap PDB di Indonesia. Kerena,
apabila
inflasi
naik
maka
akan
mengakibatkan penurunan produksi yang
pada
akhirnya
menurunkan
angka
2.Berdasarkan hasil regresi dengan Eviews,
mempunyai
secara
keseluruhan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil estimasi persamaan
Error Correction Model (ECM) dengan
pembahasan hasil dari beberapa uji maka
pertumbuhan ekonomi di Indonesia
pengangguran
bahwa
nilai
probability > alpha 5% yaitu 0,0004 >
0,05. Maka H0 ditolak dan Ha diterima
dalam penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa
variabel
inflasi
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap Produk Domestik
P a g e | 11
Bruto baik dalam jangka pendek maupun
bisa
dalam jangka panjang.
menjelaskan hubungan antar variabel
2. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa
variabel
Pengangguran
tidak
berpengaruh terhadap Produk Domestik
Bruto dalam jangka pendek, namun
dalam
jangka
pengaruh
yang
panjang
memiliki
signifikan
terhadap
3. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa
valid
keseimbangan
dan
jangka
bisa
pendek
hingga menuju keseimbangan jangka
panjangnya.
Saran
Beberapa
saran
yang
Bank
Indonesia
ditujukan
selaku
yang
mengatur kebijakan moneter di Indonesia,
Beredar
serta saran bagi insan akademisi dan para
dalam
peneliti selanjutnya yang ingin meniliti di
jangka pendek maupun dalam jangka
bidang yang sama agar dapat memberikan
panjang.
hasil yang lebih baik lagi agar bisa berguna
variabel
Jumlah
berpengaruh
4. Hasil
Uang
signifikan
dari
Uji
baik
Kointegrasi
telah
nantinya :
hubungan
1. Setelah melakukan beberapa tahapan
jangka panjang terhadap variabel yang
analisis dalam penelitian ini dan
digunakan dalam penelitian ini.
beberapa kesimpulan diatas maka
menunjukkan
5. Hasil
bahwa
estimasi
ada
persamaan
Correction
Model
(ECM)
digunakan
dalam
penelitian
menunjukkan
digunakan
bahwa
dalam
Error
beberapa saran yang diberikan ialah
yang
bahwa pemerintah seharusnya lebih
ini
data
yang
penelitian
sudah
bisa
memperhatikoan
perekonomian
Misalnya
di
apabila
kondisi
Indonesia.
jumlah
uang
stasioner yang ditunjukkan melalui Uji
beredar yang tinggi maka pemerintah
Akar-Akar
harus
Unit
serta
Uji
Derajat
Integrasi.
6.
dari
kepada
Produk Domestik Bruto di Indonesia.
dikatakan
mempertimbangkan/
menurunkan suku subunga sehingga
Nilai dari Error Correction Term
para pengusaha dapat memperluas
(ECT) yang sudah signifikan, sehingga
lahan
hal ini dapat menunjukkan bahwa
mengurangi angka pengangguran.
pendekatan Error Correction Model
Selain itu apabila jumlah uang
usahanya
dan
dapat
P a g e | 12
beredar tinggi maka tingkat inflasi
juga akan tinggi. Jadi apabila inflasi
naik
dibawah
produsen
juga
10%
maka
akan
para
mengalami
keuntungan yang besar dan juga
tidak merugikan para konsumen.
Sebaliknya apabila inflasi naik diatas
10% maka produsen akan merugi
dikarenakan
tingginya
harga
kebutuhan
pokok
yang
mengakibatkan
daya
masyarakat
akan
mengakibatkan
susah
jual
beli
berkurang
pengusaha
mengembangkan
akan
lahan
usahanya yang pada akhirnya akan
meningkatkan angka pengangguran.
PDB selama ini selalu meningkat,
namun harus bisa lebih ditingkatkan
lagi agar tercapainya kesejahteraan
masyarakat yang lebih baik.
2. Bagi insan akademisi dan para
peneliti
selanjutnya
dapat
menambahkan variabel lain yang
lebih
banyak
serta
data
yang
digunakan secara kuartalan, sehingga
hasil yang diperoleh pun lebih akurat
dan dapat menjelaskan secara nyata
dari pengaruh Produk Domestik
Bruto di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Adwin
S.
Atmadja
:Sumber
sumber
Inflasi
indonesia
Penyebab Dan
pengendaliannya Jurnal Akuntansi
dan Keuangan Vol. 1, No. 1, Mei
1999 Universitas Kristen Petra
Anton Hermanto Gunawan. 1991. Anggaran
Pemerintah dan Inflasi. Jakarta:
Gramedia
Arief, Sritua. (1996). Teori Ekonomi Mikro
dan Makro Lanjutan. Erlangga, Jakarta
Arsyad,
Lincolin,
Pembangunan,
1999,
Ekonomi
Edisi
keempat,
Bagian Penerbitan STIE YKPN,
Yogyakarta.
BankIndonesia(2013):http://www.bi.go.id/w
eb/id/moneter/Transmisi+Kebijakan
moneter.
Boediono, (1982). Ekonomi Makro Edisi 4.
Yogyakarta: BPFE
Boediono. (1982). Teori Moneter. BPFE
UGM, Yogyakarta.
P a g e | 13
Boediono .(1996), Pengantar Teori Ekonomi
Economics: Mc. Graw-Hill Book Company.
“Tarikan Permintaan dan Dorongan
Penawaran”, bulletin ekonomi dan
Perbankan
Gujarati, Damodar., 2012. Dasar – Dasar
Ekonometrika. Edisi 5. Salemba
Empat: Jakarta
Boediono.
2012.
Teori
Pertumbuhan
Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.
Statistik. Bumi Aksara: Jakarta
Engle, Robert F dan Granger (1987)., Cointegration and Error Correction :
Representation, Estimation, and Testing.
Econometrica, 55, Hal. 251-276.
Dernburg,
Thomas
F.
Hasan, Iqbal., 2002. Pokok – Pokok Materi
1994.
Insukindro., 1989. Dynamic Specification
Applicable
to
Monetary
Sector
the
(A
Indonesian
Review
:
Ekonomi dan Keuangan Indonesia).
Makro
37 pp. 115-126.
Ekonomi: Teori, Analisis dan Kebijakan. Ed.
7.Erlangga :Jakarta
Hyman, David, (2005). Public Finance: A
Djojohadikusumo, S. 1994. Perkembangan
Contemporary Application of Theory
Pemikiran Ekonomi Dasar Teori
to Policy,8th Edition. South Western:
Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi
Thomson
Pembangunan. Jakarta. LP3ES
Iskandar Putong dan ND. Andjaswati,
Dornbusch, R dan Stanley Fisher. (1997).
”Pengantar
Ekonomi
Makro”
Macroeconomics. Terjemahan Julius
Penerbit Mitra Wacana Media, Ed. 1,
A, Mulyadi, Erlangga, Jakarta.
2008.
Dornbusch, Rudiger, dan Fischer, Stanley.
1998. Macroeconomics : Fourth
Edition.
Singapore
Publications
:McGraw-Hill
Iswardono SP. 1993. Ekonomi Uang dan
Bank. Yogyakarta: BPFE
P a g e | 14
Kneller, Richard, Michael Bleaney, and
belas.
Terjemahan
oleh
Norman Gemmell (1999). “Fiscal Policy
Sumiharti. Jakarta: Erlangga
Yati
and
Growth:
Evidence
from
OECD
Countries”.Journal of Public Economics
Setyadharma. Andrian., 2010, Uji Asumsi
Klasik dengan SPSS 16.0, Fakultas
Ekonomi
Mankiw, N. Gregory. 2006. Pengantar
ekonomi
makro.
Edisi
Universitas
Negeri
Semarang, Semarang.
ketiga.
Jakarta. Salemba empat.
”Sejarah
_______,
Bank
Indonesia”,
Periode IV : 1983-1997
Mankiw, Gregory, N. (2003). Teori Makro
Ekonomi. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
SEJARAH
BANK
INDONESIA
:
MONETER Periode 1959-1966 Unit
Manning (1984: 1-28)
Khusus Museum Bank Indonesia:
Sejarah Bank Indonesia
Nanga, Muana, 2005, Makro Ekonomi,
Teori Masalah dan Kebijakan, Edisi Ke dua,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sofilda,
Eleonora.
(2006).
“Pengaruh
Jumlah Uang Beredar, Pengeluaran
Nopirin,
1992;25
,1986;56
Ekonomi
Moneter, Buku I, Edisi keempat ,Bp
Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Nopirin, 2000, Ekonomi Moneter, Buku II
Pemerintah,
terhadap
dan
Nilai
Inflasi
Pendekatan
di
Error
Tukar
Indonesia:
Correction
Model”, Jurnal Media Ekonomi Vol.
2 No.1,
Edisi Ke I, Cetakan Kesepuluh.
Simanjuntak, Payaman J. 1998. Pengantar
BPFE: Yogyakarta.
ekonomi
Samuelson, P A & Nordhaus, W D. 1996.
Makroekonomi.
Edisi
Ke
empat
sumber
daya
manusia.
Jakarta: Lembaga penerbit fakultas
ekonomi. UI.
P a g e | 15
Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi
Addison
Modern. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
England.
Sukirno, Sadono, 2006. Pengantar Makro
Ekonomi, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Wesley-Longman
Yuliadi, Immanudin., 2007. Analisis Nilai
Tukar Rupiah dan Implikasinya pada
Perekonomian
Suliyanto., 2011, Ekonometrika terapan :
(ECM).
Andi. Yogyakarta.
Universitas
Yogyakarta.
Keynesian Paradigm Hold in the
Case of Malaysia”, Thammasat
Review, University of Malaya
Todaro, Michael P. 1994. Pembangunan
Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Todaro, 2000, Pembangunan Ekonomi di
Dunia
Ketiga
(Edisi
Ketujuh),
Erlangga, Jakarta.
Todaro, Michael P. and Smith, Stephen C
(2003).
Economic
Development.
UK: Pearson Education Limited
Thomas,
R.L.,
(1997).
Modern
Econometrics : An Introduction.
Indonesia
:
Pendekatan Error Correction Model
Teori dan Aplikasi dengan SPSS,
Tan (2003). “Does Wagner’s Law or the
:
Fakultas
Ekonomi
Muhammadiyah
Download