PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si ABSTRAK Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui metode yang digunakan dalam menentukan harga pokok produksi, untuk mengetahui komponen biaya yang digunakan dalam menentukan harga pokok produksi, dan untuk mengetahui cara perhitungan harga pokok produksi minyak kelapa sawit pada PT. Paya Pinang Group Tebing Tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Dokumentasi, Wawancara, dan Observasi. Pada dokumentasi, mencari data mengenai hal – hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Dokumentasi digunkan untuk mengumpulkan data berupa perhitungan harga pokok produksi minyak kelapa sawit di PT. Paya Pinang Group Tebing Tinggi. Kemudian, wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi dari fungsi – fungsi yang terkait dengan bagian perhitungan harga pokok produksi. Selanjutnya observasi digunakan untuk mendapatkan data yang belum terungkap melalui metode dokumentasi yaitu data mengenai proses produksi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapat hasil bahwa penggolongan biaya yang dilakukan PT. Paya Pinang Group telah sesuai dengan kelompok biaya yang ada, yaitu terdiri dari biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan BOP, baik untuk biaya kebun, pabrik maupun kantor. Namun dalam perhitungan harga pokok produksi, biaya kantor baik biaya tenaga kerja kantor maupun biaya overhead produksi kantor seharusnya tidak dimasukkan dalam komponen biaya produksi. Hal ini dikarenakan biaya kantor merupakan biaya non produksi yang nantinya digunakan dalam perhitungan rugi laba. Pada penentuan harga pokok produksi, perkebunan Paya Pinang Group menggunakan metode full costign dalam penentuan harga pokok produknya. Kemudian, semua biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan diperlakukan sebagai komponen biaya produksi periode tersebut baik biaya kebun, pabrik maupun kantor. Sehingga dalam perhitungan harga pokok produksinya terdapat komponen biaya non produksi. Biaya non produksi yang dicantumkan pada perhitungan merupakan suatu kebijakan perusahaan karena bertujuan untuk menutupi biaya – biaya yang dikeluarkan agar terbeban pada produk dan sebagai cadangan apabila peusahaan sewaktu – waktu mengalami kerugian. Namun hal tersebut bagi perusahaan tidak begitu berpengaruh terhadap laba yang diperoleh. Kata kunci: Harga Pokok Produksi, Full Costing. yang benar, akan mengakibatkan penetapan PENDAHULUAN Tujuan utama perusahaan harga jual yang benar pula, tidak terlalu didirikan, selain untuk memenuhi kebutuhan tinggi bahkan terlalu rendah dari harga manusia pokok, adalah suatu untuk mendapatkan sehingga nantinya mampu keuntungan yang layak. Dengan adanya menghasilkan laba sesuai dengan yang keuntungan yang layak maka dimungkinkan diharapkan . namun jika perhitungan harga suatu perusahaan dapat mempertahankan pokok produksi yang kurang tepat akan kelangsungan dapat berpengaruh terhadap harga jual, yang mengembangkan usahanya untuk lebih maju berakibat perusahaan tidak mendapatkan laba dan berkembang. Untuk itu perusahaan harus atau bahkan mengalami keurgian. Selain itu selalu berusaha menghasilkan barang dan juga dapat menyesatkan manajemen dalam jasa yang berkualitas tinggi namun harganya mengambil keputusan. hidupnya bahkan relatif rendah. Agar hal tersebut dapat tercapai maka perusahaan hendaknya menggunakan biaya yang efektif. Perusahaan Harga pokok produksi merupakan kumpulan dari biaya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku manufaktur sampai menjadi barang jadi (Sugiri, 2002). menggolongkan biaya kedalam tiga biaya Dalam pengumpulan biaya produksi yaitu utama yaitu biaya produksi, biaya pemasaran, produksi atas dasar pesanan dan produksi biaya massa. administrasi dan umum. Dari Perusahaan yang berproduksi penggolongan biaya tersebut dapat diketahui berdasarkan pesannan, mengumpulkan harga bahwa produksi pokok produksinya dengan menggunakan merupakan salah satu hal yang penting dalam metode harga pokok pesanan. Dalam metode upaya merealisasi tujuan perusahaan. Dalam ini biaya produksi tiap – tiap pesanan harus pembuatan produk, biaya dikelompokkam dipisahkan secara massa atau terus – menerus menjadi dua yaitu biaya produksi dan biaya mengumpulkan harga pokok produksinya non Biaya dengan menggunakan metode harga pokok produksi ini akan membentuk harga pokok proses. Dalam metode ini semua biaya produksi yang digunakan untuk menghitung produksi dikumpulkan pada setiap akhir harga pokok produk jadi, sedangkan biaya periode dan jumlah produk yang dihasilkan non produksi akan ditambahkan pada harga dalam periode tersebut juga dihitung. perhitungan produksi biaya (Mulyadi, 2000). pokok produksi untuk menghitung total harga Seperti halnya yang dialami oleh PT. pokok produk. Informasi dan pengumpulan Paya Pinang Group Tebing Tinggi yang biaya produksi yang tepat akan sangat menghasilkan menentukan pokok perkebunan, Adapun produk yang dihasilkan produksi yang tepat pula. Demikian juga oleh perusahaan misalnya kelapa sawit. dengan perhitungan harga pokok produksi Proses produksi dilakukan secara massa atau perhitungan harga produk hasil – hasil terus – menerus melalui beberapa 2. Bagaimanakah cara perhitungan harga departemen produksi. PT. Paya Pinang pokok produksi minyak kelapa sawit Group Tebing Tinggi didalam menentukan pada PT. Paya Pinang Group Tebing harga pokok produk minyak kelapa sawit, Tinggi? semua biaya yang terjadi pada setiap akhir 3. Komponen biaya bulan dikumpulkan dan dibebankan pada digunakan dalam produk yang dihasilkan pada bulan tersebut. pokok produksi kelapa sawit pada PT. Namun dalam pengumpulan biaya yang Paya Pinang Group Tebing Tinggi? apa saja yang menentukan harga terjadi, belum diadakan penggolongan biaya – biaya itu dengan jelas, terutama untuk biaya non produksi sehingga terdapat unsur biaya non produksi yang dimasukan dalam TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui yang menentukan harga elemen harga pokok produksi. Bagi PT. Paya digunakan Pinang Group Tebing Tinggi semua biaya pokok produksi minyak kelapa sawit yang terjadi pada periode tersebut. Hal ini pada PT. Paya Pinang Group Tebing akan mengakibatkan ketidaktepatan dalam Tinggi. perhitungan harga pokok produksi dan biaya dalam metode b. Untuk mengetahui komponen biaya yang produksi yang sesungguhnya terjadi karena digunakan adanya unsur biaya yang seharusnya tidak pokok produksi minyak kelapa sawit dimasukan dalam perhitungan harga poko pada PT. Paya Pinang Group Tebing produksi. Kondisi tersebut akan berpengaruh Tinggi. terhadap penetapan harga jual dan laba yang akan diperoleh menentukan mengetahui cara harga perhitungan Untuk harga pokok produksi minyak kelapa menanggulangi ketidaktepatan harga pokok sawit pada PT. Paya Pinang Group produksi Tebing Tinggi. maka perusahaan. c. Untuk dalam harus diusahakan penggolongan biaya – biaya sesuai dengan fungsi pokok perusahaan. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah pada penelitian ini pokok produksi menurut Mulyadi (2000) merupakan pengorbanan adalah: sumber ekonomi dalam pengolahan bahan 1. Metode apakah yang digunakan dalam baku menjadi produk. Sedangkan menurut menentukan harga pokok produksi Sadono Sukirno (1994) harga pokok produksi minyak kelapa sawit pada PT. Paya adalah semua pengeluaran yang dilakukan Pinang Group Tebing Tinggi? perusahaan untuk memperoleh faktor – faktor produksi dan bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang – barang yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. 4. Untuk menentukan laba atau rugi periodik. 5. Menilai dan menentukan harga pokok Dari pendapat – pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk memproduksi persediaan. 6. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan bisnis. suatu produk. C. Biaya 1. Pengertian Biaya Senada dengan Horngren, Daljono B. Tujuan dan Manfaat Penentuan Harga Pokok Produksi (2004) mendefinisikan biaya sebagai suatu Tujuan utama dari penentuan harga pengorbanan sumber ekonomu yang diukur pokok berdasarkan Adikoesoemah (1982) dalam satuan uang, untuk mendapatkan adalah sebagai dasar untuk menetapkan harga barang atau jasa yang diharapkan akan di memberikan keuntungan atau manfaat pada pasar penjualan, untuk menetapkan pendapatan yang diperoleh pada penukaran, saat ini atau masa yang akan datang. serta sebagai alat untuk menilai efisiensi dari proses produksi. mendefinisikan Mulyadi informasi dihitung harga untuk Sedangkan (2000) pokok jangka menyebutkan produksi waktu Mulyadi biaya (2000), sebagai suatu pengorbanan sumber ekonomi yang diukur yang dalam satu satuan uang yang terjadi atau tertentu kemungkinan akan terjadi untuk mencapai 1) tujuan tertentu. Dari pendapat – pendapat Menentukan harga jual produk; 2) Memantau tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa realisasi biaya produksi; 3) Menghitung laba biaya merupakan suatu pengorbanan sumber atau rugi periodik ; 4) Menentukan harga daya ekonomi untuk mencapai tujuan tertentu pokok persediaan produk jadi dan produk yang bermanfaat pada saat ini atau masa dalam proses yang disajikan dalam neraca. yang akan datang. Biaya – biaya dari suatu bermanfaat bagi manajemen untuk: Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan pengorbanan dibentuk nilai banyaknya produksi yaitu: diperlukan untuk memproduksi barang – jual 3. Sebagai alalt untuk memantau realisasi biaya produksi. yang barang. 2. Penggolongan biaya 2. Sebagai alat untuk menilai efisiensi proses produksi. produksi dari dan manfaat dalam penentuan harga pokok 1. Sebagai dasar dalam penetapan harga kapasitas oleh Mulyadi (2000), menggolongkan biaya menurut obyek pengeluaran, fungsi pokok perusahaan, hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, perilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume dibedakan menjadi dua yaitu biaya pabrikasi kegiatan, serta atas dasar jangka waktu (product cost) dan biaya komersial. manfaatnya. Biaya pabrikasi (product cost) sering Biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan kelompok dikelompokan yaitu: 1) menjadi Biaya tiga Produksi, disebut sebagai biaya produksi atau biaya pabrik, terdiri dari: 1. Biaya bahan merupakan biaya – biaya yang terjadi untuk Biaya mengolah bahan baku menjadi produk jadi besarnya siap untuk dijual. Biaya ini dibagi mnejadi dalam bahan yang digunakan untuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan proses biaya overhead pabrik; 2) Biaya pemasaran, dibedakan menjadi: a). Biaya Bahan merupakan biaya – biaya yang terjadi untuk baku (direct material),dan b). Biaya melaksanakan kegiatan pemasaran produk; 3) bahan penolong (indirect material) Biaya administrasi dan umum, merupakan bahan adalah upah yang produksi. nilai atau terkandung Biaya baha 2. Biaya tenaga kerja biaya – biaya untuk koordinasi kegiatan Biaya tenaga kerja merupakan gaji produksi dan pemasaran produk. atau upah karyawan bagian produksi. Dalam hubungannya dengan suatu Biaya ini dibedakan menjadi: a). yang dibiayai, biaya dapat dikelompokan Biaya tenaga kerja langsung, dan b). menjadi dua golongan yaitu: 1) Biaya Biaya tenaga kerja tidak langsung, langsung (direct cost), adalah biaya yang yaitu terjadi yang penyebab satu – satunya adalah langsung merupakan gaji atau upah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya tenaga kerja bagian produksi yang produksi langsung terdiri dari biaya bahan terlibat secara langsung dalam proses baku dan biaya tenaga kerja langsung; 2) pengerjaan bahan menjadi produk Biaya tidak langsung (indrect cost), adalah jadi. biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan biaya tenaga kerja tidak 3. Biaya overhead pabrik oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak Biaya overhead pabrik (factory langsung dalam hubungannya dengan produk overhead) adalah biaya yang timbul disebut dengan istilah biaya pabrik tidak dalam proses produksi selain yang langsung atau biaya overhead pabrik (factory termasuk dalam biaya bahan baku dan overhead cost). biaya tenaga kerja langsung, seperti Daljono (2004), mengklasifikasikan biaya pemakaian supllies pabrik, berdasarkan dengan biaya pemakaian minyak pelumas, produk, waktu pengakuan, volume produksi biaya penyusutan bagian produksi, dan sebagainya. Klasifikasi biaya menurut biaya pemeliharaan atau perawatan hubungannya bagian produksi, biaya listrik bagian biaya hubungannya dengan produk, dapat produksi, bagian Keluar Pertama (LIFO). Dalam metode ini, produksi, biaya pengawasan, dan harga pokok persatuan bahan baku yang sebagainya. terakhir masuk dalam persediaan gudang, Berdasarkan biaya asuransi penjelasan dapat dipakai untuk menentukan harga pokok disimpulkan bahwa banyak hal yang harus bahan baku pertama kali dipakai dalam diperhitungkan proses produksi; 4)Metode Rata – Rata Bergerak produksi, baik perusahaan kecil maupun (Moving Average Method). Dalam metode perusahaan ini, dalam besar diatas, sebuah memiliki perhitungan persediaan bahan baku yang ada digudang dihitung harga pokok rata – ratanya dalam sebuah proses produksi. dengan cara membagi total harga pokok D. Elemen Biaya Produksi dalam Penentuan Harga Pokok Produksi dengan jumlah satuannya; 5) Metode Biaya Standar. Dalam metode ini, bahan baku yang Dalam penelitian ini penggolongan biaya dibeli dicatat dalam kartu persediaan sebesar yang digunakan adalah penggolongan biaya harga standar, yaitu harga taksiran yang berdasarkan dalam mencerminkan harga yang diharapkan akan perusahaan, sehingga biaya produksi yang terjadi dimasa yang akan datang; 6) Metode dikeluarkan meliputi: Rata – Rata harga pokok bahan baku pada fungsi pokoknya 1. Biaya bahan baku. akhir bulan. Dalam metode ini, pada tiap Biaya bahan baku adalah harga perolehan akhir bulan dilakukan perhitungan harga dari bahan baku yang dipakai didalam pokok rata – rata per satuan tiap jenis pengolahan 1999). persediaan bahan baku yang ada digudang. Sedangkan menurut Mulyadi (2000), metode Kemudian Soemita (1982), mengemukakan yang digunakan untuk menentukan harga bahwa dalam penetapan pemakaian bahan pokok bahan baku yang dipakai dalam baku terdapat dua metode yaitu penetapan produksi Identifikasi langsung dilakukan dengan jalan : mencatat Khusus (Specific Identification Method). terus – menerus banyaknya bahan – bahan Dalam metode ini, setiap jenis bahan baku yang masuk dalam proses produksi kemudian yang dipisahkan menghitung secara berkala persediaan bahan penyimpanannya dan diberi tanda pada harga – bahan, sehingga dengan memperhatikan pokok per satuan berapa bahan baku tersebut bahan – bahan untuk tiap periode. Sedangkan dibeli; 2) Methode Masuk Pertama Keluar dalam penetapan tidak langsung didasarkan Pertama (FIFO). Dalam metode ini, harga pada barang – barang yang sudah selesai. ada produk yaitu: 1) digudang (Supriyono, Metode harus pokok persatuan bahan baku yang pertama 2. Biaya tenaga kerja masuk dalam gudang digunakan untuk Menurut Horngren (1992), biaya tenaga kerja menentukan harga bahan baku yang pertama untuk fungsi produksi dibagi kedalam dua kali dipakai; 3) Metode Masuk Terakhir bagian yaitu: a). Biaya Tenaga kerja langsung, yaitu biaya tenaga kerja langsung dibagi dengan taksiran atau target yaitu upah semua tenaga kerja yang dapat produksi untuk periode tersebut. didefinisikan secara ekonomis terhadap produksi barang jadi, dan b). Biaya tenaga E. Sistem Harga Pokok Produksi kerja tidak langsung, yaitu biaya produksi Supriyono (1999) menyebutkan sistem harga tidak langsung adalah mencakup semua upah pokok produksi dibagi menjadi dua macam tenaga kerja pabrik yang secara tidak yaitu: langsung berhubungan dengan pengerjaan 1. Sistem produk. harga pokok produksi sesungguhnya. Sistem harga pokok 3. Biaya produksi tidak langsung produksi sesungguhnya adalah sistem Biaya produksi tidak langsung atau dikenal pembebanan harga pokok produksi dengan istilah biaya overhead pabrik adalah kepada produk atas pesanan yang biaya – biaya yang timbul dalam proses dihasilkan sesuai dengan haga pokok pengolahan, yang tidak dapat digolongkan atau dalam biya bahan baku dan biaya tenaga dinikmati. Pada sistem ini harga kerja langsung (Sugiri,2002). Biaya overhead pokok produksi, pesanan, atau jasa pabrik dibebankan keharga pokok produksi baru dilakukan dengan cara (Daljono, 2004): periode a. Actual Costing. Pembebanan BOP menurut actual coasting yaitu biaya dapat yang sesungguhnya dihitung setelah pada biaya akhir yang sesungguhnya dikumpulkan. 2. Sistem harga pokok produksi membebankan seluruh BOP yang ditentukan dimuka. Sistem harga terjadi pada suatu periode, keseluruh pokok produk yang diproduksi pada periode dimuka adalah sistem pembebanan tersebut. Namun, penggunaan actual harga pokok produksi atau pesanan costing pada metode harga pokok yang dihasilkan sebesar harga pokok pesanan mengalami kesulitan. Hal ini yang ditentukan dimuka sebelum dikarenakan tidak semua BOP dapat suatu produk atau pesanan mulai segera diketahui dan perhitungkan. dikerjakan. produksi yang ditentukan b. Normal Costing. Pembebanan BOP menurut normal costing yaitu F. Metode Penentuan Harga Pokok membebankan BOP yang ditentukan Produksi dengan cara taksiran, yaitu dengan Menurut Mulyadi (2000) metode penentuan membuat harga tarif yang ditentukan poko produksi adalah cara dimuka. Penentuan besarnya tarif memperhitungkan unsur – usnur biaya dilakukan dengan memperhitungkan kedalam harga pokok produksi. Dalam taksiran BOP untuk satu periode memperhitungkan unsur biaya ini, terdapat 2 overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, pendekatan yaitu: biaya administrasi dan umum tetap). 1. Full costing. Full costing merupakan metode penentuan produksi yang harga pokok memperhitungkan METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian semua unsur biaya produksi kedalam Penelitian dilakukan di PT. Paya Pinang harga pokok produksi. Harga pokok Group Tebing Tinggi. produksi menurut metode full costing sebagai berikut: Metode Pengumpulan Data 2. Variabel costing. Variabel costing Pengumpulan data pada penelitian ini adalah merupakan metode penentuan harga dengan pokok observasi. produksi memperhitungkan yang biaya hanya wawancara, yang berperilaku variabel ke dalam HASIL DAN PEMBAHASAN harga pokok produksi. Harga pokok A. Penggolongan Biaya Produksi costing terdiri dari dan produksi produksi menurut metode variabel produk dokumentasi, unsur biaya Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan PT. Perkebunan Paya Pinang produksi berikut ini: Group, Biaya bahan baku dilakukan PT. Perkebunan Paya Pinang xxx Group telah sesuai dengan kelompok biaya biaya tenaga kerja langsung yang ada, yaitu terdiri dari biaya bahan, biaya xxx tenaga kerja, dan BOP, baik untuk biaya biaya overhead pabrik variabel kebun, pabrik, maupun kantor. Namun dalam xxx + perhitungan harga pokok produksi, biaya Harga Pokok Produksi kantor baik biaya tenaga kerja, kantor, Xxx maupun biaya overhead produksi kantor Dengan demikian total harga pokok seharusnya tidak komponen biaya dihitung dengan menggunakan maka penggolonan biaya yang dimasukkan produksi. dalam Hal ini pendekatan variabel costing terdiri dari unsur dikarenakan biaya kantor merupakan biaya harga pokok produksi variabel (biaya bahan non produksi yang nantinya digunakan dalam baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya perhitungan rugi laba. overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya B. Penentuan Harga Pokok Produksi Perkebunan Paya Pinang Group menggunakan metode full costing dalam penentuan harga pokok produknya. Hal ini telah dilakukan dengan benar oleh fungsi akuntansi dan telah sesuai dengan teori yang ada, dimana harga pokok produksi dihitung dengan menjumlahkan seluruh biaya produksi yang terjadi, terdiri dari biaya bahan, biaya upah dan biaya overhead produksi. Semakin tinggi jumlah produksi yang dihasilkan mengakibatkan biaya yang dikeluarkan semakin besar dan harga pokok produksinya semakin tinggi. Tinggi rendahnya harga pokok produksi secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap laba perusahaan. C. Perhitungan Harga Pokok Produksi PT. Perkebunan Paya Pinang Group dalam menghitung harga pokok produksi, semua biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan diperlakukan sebagai komponen biaya produks periode tersebut baik biaya kebun, pabrik maupun Laporan Biaya Produksi pada Bulan Oktober 2010 Keterangan Jumlah BIAYA BAHAN Kebun : Biaya bahan pemeliharaan Biaya angkut TBS Sub jumlah Pabrik : Biaya pengolahan Jumlah Biaya Bahan BIAYA TENAGA KERJA Kebun : Upah pemeliharaan Upah angkut TBS Sub jumlah Pabrik : Upah Pengolahan Jumlah Biaya Tenaga Kerja BIAYA OVERHEAD PRODUKSI Pabrik pemeliharaan Pabrik Pengolahan Pabrik Adm & Umum Biaya penyusutan Jumlah BOP Jumlah Biaya Produksi Rp. Rp. Rp. 16.000.000 15.000.000 31.000.000 Rp. Rp. 142.000.000 173.000.000 Rp. Rp. Rp. 22.000.000 51.000.000 73.000.000 Rp. Rp. 26.600.000 99.600.000 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 30.000.000 52.700.000 9.100.000 2.000.000 93.800.000 388.400.000 Minyak kelapa sawit diproduksi bulan ini (kg) = 63.032 Harga pokok Produksi/kg bulan ini = Rp. 5.812 kantor. Sehingga dalam perhitungan harga pokok Dari perhitungan harga pokok produksinya terdapat komponen biaya non produksi diatas, diperoleh harga pokok produksi. Padahal dalam teori dipaparkan produksi teh sebesar Rp. 5.812, sedangkan bahwa biaya non produksi tidak dimasukan harga pokok produksi dihitung PT. Paya dalam perhitungan harga pokok produksi Pinang Group sebesar Rp. 7.650. Sehingga melainkan dimasukan dalam perhitungan dapat diketahui selisih kedua harga pokok rugi laba. produksi tersebut sebesar Rp. 1838. Selisih Berikut disajikan perhitungan harga ini cukup signifikan karena nantinya akan pokok produksi yang sesungguhnya, dimana berpengaruh terhadap keputusan manajemen biaya non produksi tidak termasuk dalam sehubungan dengan penetapan harga jual dan perhitungan harga pokok produksi, yaitu pengendalian biaya dalam rangka mendorong sebagai berikut: efisiensi produksi. Harga pokok produksi yang dihitung PT. Paya Pinang Group dimana biaya non produksi dicantumkan pada perhitungan merupakan suatu kebijakan perusahaan karena bertujuan untuk menutupi produksi yang terjadi dalam periode biaya – biaya yang dikeluarkan agar terbeban tertentu. pada produk dan sebagai cadangan apabila 3. Harga pokok produksi yang dihitung perusahaan sewaktu – waktu mengalami PT. Paya Pinang Group dimana biaya kerugian. bagi non produksi dimasukan ke dalam berpengaruh perhitungan dengan harga pokok Namun perusahaan hal tidak tersebut begitu terhadap laba yang diperoleh. Oleh karena itu produksi alangkah baiknya jika didalam perhitungan unsur harga pokok produksi dipisahkan antara menghasilkan biaya cukup produksi dengan tujuan untuk yang tidak memasukan biaya non produksi, selisih signifikan biaya yang akan menanggulangi adanya perhitungan ganda berpengaruh dalam laporan rugi laba. Selain itu dapat harga jual. Hal tersebut merupakan digunakan dalam suatu kebijakan perusahaan dengan analisis biaya dan pengambilan keputusan tujuan untuk menutupi biaya yang manajemen. dikeluarkan dan sebagai cadangan sebagai kepentingan terhadap yang penetapan jika perusahaan mengalami keurgian. PENUTUP Kesimpulan Saran Dari hasil penelitian dan analisis dapat disimpulkan bahwa: 1. PT. Paya menentukan harga pokok produksiny adapat Pinang Group dalam menentukan harga pokok produksi, semua Agar PT. Paya Pinang Group dalam biaya yang dikeluarkan lebih tepat dan lebih teliti maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Perusahaan hendaknya diperlakukan sebagai biaya pabrik menggolongkan maupun biaya kantor. Penggolongan antara biaya produksi dan biaya non biaya sesuai produksi. Hal ini dilakukan untuk dengan teori yang ada yaitu terdiri menghindari pemasukan elemen – dari biaya bahan, biaya tenaga kerja elemen biaya bukan produksi ke dan biaya overhead produksi. dalam biaya produksi. produksinya telah 2. PT. Paya Pinang Group menggunakan metode full costing didalam 2. Perusahaan biaya dalam dipisahkan hendaknya dapat menentukan harga pokok produksi penentuan harga pokok produksinya. yang Hal ini sesuai dengan teori, dimana melakukan kegiatan produksi secara harga lebih optimal, sehingga harga jual pokok produksi dihitung dengan menjumlahkan seluruh biaya yang lebih dicapai ekonomis perusahaan dengan bisa bersaing dengan produk sejenis dipasasran. Mulyadi, 3. Sebisa mungkin hendaknya PT. Paya Pinang Group mempu menekan biaya produksi DAFTAR PUSTAKA sehingga biaya yang dikeluarkan tidak selalu meningkat jumlahnya. 4. Perusahaan meningkatkan kualitas Biaya. Supriyono, RA. 1999. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE Daljono. 2004. Akuntansi Biaya Penentuan Pokok dan Pengendalian. terus Semarang : BP Universitas Diponegoro produk Adikkoesoemah, Soemita. R. 1982. Biaya minyak kelapa sawit agar dapat menghasilkan produk yang selalu diminati dan dicari konsumen. Akuntansi Yogyakarta : Aditya Media Harga hendaknya 2000. dan Harga Pokok. Bandung : Tarsito Horngren T Charles. Foster, George, 1992. Akuntansi Biaya dengan Pendekatan Manajerial. Jakarta : Erlangga