BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan akan mengalami beberapa fase perkembangan perusahaan, yang lebih biasa disebut organizational life cycle. Organizational life cycle menggambarkan siklus waktu perusahaan/organisasi tersebut tumbuh, berkembang, stagnan dan kemudian mengalami penurunan. Setiap perusahaan memiliki daya tahan dan kemampuan adaptasi yang berbeda-beda di setiap fase perkembangannya, tergantung karakteristik organisasi, produk dan strategi yang diterapkan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Strategi yang sesuai dan dapat berdaptasi dengan kondisi lingkungan adalah suatu hal yang membuat suatu perusahaan dapat tumbuh, berkembang dan bertahan hingga puluhan tahun, sedangkan penerapan strategi yang kurang sesuai akan menyebabkan organisasi tersebut tidak dapat bertahan atau akan mengalami penurunan walau hanya dalam beberapa waktu saja. Fenomena yang menarik adalah pada saat perusahaan pada fase pertumbuhan. Pada fase tersebut, perusahaan dapat berkembang dan meraup keuntungan yang sangat besar. Permasalahan akan timbul pada saat perusahaan kian tumbuh semakin besar. Selain masalah komunikasi dan koordinasi, masalah keefektifan pengelolaan dan manajemen perusahaan tersebut akan berdampak pada bagaimana perusahaan dapat melayani dan memuaskan konsumen dengan baik. Ketidakefektifan dan ketidaefisienan pelayanan terhadap konsumen akan dapat menyebabkan peurunan tingkat kepercayaan dan kepuasan konsumen terhadap 1 perusahaan. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada penjualan maupun pemasukan perusahaan, sehingga perusahaan tentunya membutuhkan suatu strategi yang sesuai yang terus dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan untuk dapat terus tumbuh dan berkembang. Strategi yang dipilih oleh manajemen puncak mencakup strategi pemilihan bisnis, atau lini bisnis, yang akan digeluti atau ditinggalkan, penetapan garis-garis besar strategi kepada unit bisnis strategis, yang diperlukan untuk memenangkan persaingan usaha, maupun strategi fungsional maupun operasional untuk masingmasing bagian, atau divisi dalam suatu perusahaan, maupun masing-masing unit bisnis strategis. Strategi apapun yang dipilih oleh manajemen puncak tentunya harus memperhatikan faktor-faktor internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi tujuan strategis perusahaan. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah perairan yang sangat luas dengan hamparan pulau terbentang dari Sabang hingga Merauke. Dengan kondisi geografis yang demikian, transportasi air memiliki peran maupun peluang yang sangat besar kepada para investor yang ingin melakukan bisnis di bidang transportasi laut. Namun, peluang tersebut juga diimbangi dengan risiko yang cukup tinggi dalam hal operasional kapal, yaitu risiko-risiko yang dipengaruhi faktor alam seperti kedalaman laut, kondisi laut, cuaca dll yang tidak dapat dianggap sebelah mata. Oleh karena itu, untuk menjadi perusahaan pelayaran yang menguntungkan, perusahaan tersebut harus menjadi perusahaan yang efektif dan efisien dalam melaksanakan kegiatan operasional kapal. 2 Pertamina adalah Perusahaan Minyak dan Gas Bumi yang dimiliki Pemerintah Republik Indonesia yang dibentuk pada tanggal 10 Desember 1957. Lingkup usaha Pertamina meliputi sektor hulu dan sektor hilir. Sektor bisnis hulu meliputi kegiatan eksplorasi dan produksi minyak, gas bumi dan panas bumi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Bisnis di sektor hilir meliputi pengolahan minyak mentah, pemasaran dan niaga produk-produk hasil minyak dan petrokimia, dan bisnis Perkapalan terkait distribusi produk melalui jalur laut. Bisnis minyak dan gas bumi di Indonesia termasuk bisnis yang cukup kompleks, hal tersebut dikarenakan wilayah Indonesia yang berupa wilayah kepulauan sehingga distribusi melalui jalur laut merupakan faktor yang sangat penting dalam menopang bisnis Pertamina secara keseluruhan. Dalam hal pengelolaan distribusi minyak dan gas bumi melalui jalur laut, saat ini Pertamina memiliki divisi Perkapalan yang bertanggung jawab untuk mengelola distribusi minyak dan gas bumi melalui jalur laut ke seluruh wilayah Indonesia. Bisnis Perkapalan adalah bisnis sangat kompleks karena melibatkan kapal (tanker) maupun pelabuhan. Bisnis tersebut sangat dipengaruhi oleh banyaknya regulasi, baik nasional maupun Internasional. Memasuki tahun 2006, Pertamina dihadapkan dengan kondisi baru. Perubahan hukum dan regulasi di Indonesia telah membawa konskuensi yang mensyaratkan Pertamina hadir sebagai institusi bisnis murni di tengah persaingan pasar sektor hilir dalam negeri yang telah terbuka. Sejalan dengan UU Migas serta kebijakan lain terkait BUMN dan Perseroan, maka pada tahun 2006 Pemerintah Republik Indonesia memberlakukan seuatu kebijakan baru tentang pola 3 kompensasi pendistribusian BBM bersubsidi (dalam kaitan penugasan Public Service Obligation/PSO). Perubahan kebijakan tersebut adalah dari pola cost + fee menjadi berdasarakan harga keekonomian + margin. Kebijakan tersebut sangat berbeda dari kebijakan sebelumnya yang memungkinkan penggantian biaya operasi Perusahaan sepenuhnya oleh Pemerintah. Pola kebijakan tersebut merupakan peluang dan tantangan bagi Pertamina yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga Pertamina harus melaksanakan kegiatan operasi seefektif dan seefisien mungkin. Untuk merespon tantangan dan peluang tersebut, Pertamina melakukan program Transformasi pada semua lini agar setiap lini mencari cara/metoda agar dapat lebih efisien untuk dapat memenuhi ekspektasi stakeholders. Seluruh direktorat hingga unit operasi perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas bumi ini menjadi obyek perubahan menuju visi perusahaan berkelas dunia. Namun, perubahan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Menurut penelitian, 70% dari percobaan perubahaan perusahaan atau organisasi mengalami kegagalan (Cracking the Code of Change, Harvard Business Review, May-June 2000). Perubahan visi Pertamina secara korporasi dari perusahaan migas menjadi perusahaan energi kelas dunia memberikan motivasi baru bagi seluruh unit untuk memberikan effort maksimal dalam pencapaian visi tersebut. Pada tahun 2010, Perkapalan semakin dihadapkan pada kondisi bisnis yang cukup kompleks serta persaingan yang semakin ketat. Jumlah kapal milik 4 Pertamina saat ini berjumlah 25% (50 kapal) dari seluruh kapal tanker yang dioperasikan dalam kegiatan migas Pertamina, jumlah tersebut dirasakan sangat minim jika dibandingkan dengan Berlian Laju Tanker yang memiliki lebih dari 70 kapal atau dibandingkan dengan Petronas yang juga memiliki lebih dari 75 kapal. Dari total pengangkutan migas di Indonesia, 48 % angkutan ditangani oleh Pertamina Perkapalan, sedangkan 52% angkutan ditangani oleh Perusahaan lain. Perkapalan telah menetapkan visi baru yang disesuaikan dengan visi Pertamina secara korporasi yaitu menjadi world class shipping company. Rencana jangka panjang dan road map Perkapalan telah disusun. Pada tahun 2016, Perkapalan diharapkan dapat mencapai visi tersebut dan dapat diperhitungkan dalam jajaran perusahaan shipping dunia. Oleh karena itu, Perkapalan terus mencari alternatif-alternatif strategi yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan dalam mewujudkan visi tersebut. Kondisi dan latar belakang itulah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian ini. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah strategi yang dijalani Perkapalan saat ini masih cukup efektif dan efisien dalam menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan ? 5 2. Apakah alternatif strategi yang harus dilakukan Perkapalan Pertamina dalam menyikapi tantangan bisnis maupun mempercepat pencapaian visi menjadi world class shipping company? 1.3 Tujuan Penelitian Berkaitan dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan evaluasi strategi yang dilakukan Perkapalan – PT. Pertamina (Persero) terkait dengan kondisi struktur organisasi saat ini. 2. Melakukan analisis atas alternatif strategi terbaik bagi perusahaan dalam menghadapi tantangan dan peluang bisnis di tahun-tahun yang akan datang. 3. Memberikan usulan bagi perusahaan, bila dipandang perlu, alternatif strategi yang mungkin dilakukan untuk memberikan nilai tambah bagi perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan bagi Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada serta analisis maupun usulan yang bermanfaat bagi PT. Pertamina (Persero) dalam meningkatkan nilai tambah bagi Perusahaan. Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keilmuan penulis di bidang manajemen strategi 6 1.5 Batasan Masalah Penelitian, analisis dan pemecahan masalah akan dibatasi pada kondisi dan asumsi sebagai berikut : Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian dibatasi pada masalah evaluasi strategi dengan kondisi dan struktur organisasi Perkapalan Pertamina terkait dengan struktur organisasi Pertamina Korporat. Tesis ini tidak membahas struktur organisasi lain yang tidak terkait dengan bisnis jasa angkutan laut PT. Pertamina (Persero). Lokasi Penelitian Aktivitas penelitian dilakukan di kantor Perkapalan – PT. Pertamina (Persero) Jakarta. Cakupan Analisis Analisis dilakukan dengan cara membandingkan strategi saat ini dengan usulan yang akan dilakukan. Usulan akan dibuat dengan mempertimbangkan sumber daya, maupun faktor internal dan eksternal yang berpengaruh kepada Perkapalan Pertamina. Data Penelitian Data penelitian terbatas pada data operasional perusahaan tertentu yang berhubungan dengan analisis strategi selama tahun 2011-2012. 7 1.6 Organisasi Penulisan Tesis ini secara keseluruhan terdiri atas lima bab sebagai berikut : Bab I – Pendahuluan Bab ini membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metoda penelitian serta alat analisis yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti yaitu evaluasi strategi Perusahaan dalam upaya meningkatkan competitive advantage Perkapalan – PT. Pertamina (Persero). Bab II – Tinjauan Pustaka Bab ini membahas landasan teori yang digunakan untuk melakukan analisis strategi Perusahaan sebagai upaya meningkatkan competitive advantage Perkapalan – PT. Pertamina (Persero). Bab III – Metoda Penelitian dan Profil Perusahaan Bab ini membahas profil perusahaan, gambaran pasar dan industri terkait serta kinerja operasional tertentu Perusahaan yang berhubungan dengan analisis strategi PT. Pertamina (Persero) dalam upaya meningkatkan competitive advantage unit Perkapalan. 8 Bab IV – Analisis dan Pembahasan Bab ini memamparkan pembahasan dan analisis hasil penelitian dibandingkan dengan landasan teori yang diuraikan pada Bab II. Bab V – Kesimpulan dan Saran Bab ini memamparkan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran/rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan alat analisis yang digunakan. 9